Anda di halaman 1dari 18

TUGAS MERINGKAS PAPER

MATA KULIAH FISIKA II


APLIKASI TEKNIK NUKLIR
DALAM BIDANG KESEHATAN MASA KINI

DOSEN PENGASUH : Dra. Eko Tri Sulistyani, M.Sc.

Disusun oleh :
Nama : Ahmad Sodikin
NIM :21/479113/TP/13217

PROGAM SARJANA
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Pada dunia ruang lingkup kedokteran, ada beberapa cabang ilmu yang
digunakan untuk metode pengobatan atau terapi, salah satu cabang ilmu tersebut
yaitu cabang ilmu kedokteran nuklir. Ilmu kedokteran nuklir adalah ilmu yang
mempelajari terkait dengan proses fisiologi dan biokimia yang terjadi dalam
organ tubuh manusia menggunakan alat berupa sinar radioaktif yang berasal dari
disintegrasi inti radionuklida buatan. Radiasi yang digunakan dalam ilmu
kedokteran tersebut juga disebut sebagai radiasi dari sumber terbuka. Sedangkan
untuk radisasi dari sumber tertutup biasanya digunakan dalam bidang radiologi.
Dalam bidang kedokteran nuklir terdapat beberapa aplikasi pengobatan
yang digunakan, diantarannya yaitu, studi in vivo, yaitu prosedur diagnostik
klinik dengan memberikan radiofarmaka kedalam tubuh pasien untuk
mempelajari morfologi dan fungsi organ atau sistem tubuh. Kemudian ada studi
in vitro, yaitu sebuah metode penggunaan teknologi nuklir untuk menganalisis
spesimen yang berasal dari tubuh pasien seperti darah, urin, dan fases. Lalu yang
terakhir ada terapi radionuklida, merupakan terapi radiasi internal yang
menggunakan sinar dan teknologi nuklir. Radiasi yang digunakan dalam
kedokteran nuklir yaitu (sinar gamma dan beta) kedua jenis sinar ini berasal dari
disintegrasi inti atom, sedangkan sinar X yang digunakan dalam radiologi berasal
dari kulit elektron ekstranuklir. Adapun pada pencitraan kedokteran nuklir
merupakan proses refleksi dari perubahan radiokimia- fisiologi yang terjadi pada
suatu organ.
Secara teoritis hampir semua organ manusia dapat dievaluasi dengan
teknik ilmu kedokteran nuklir jika digunakan radiofarmaka yang spesifik dan alat
deteksi yang sesuai. Ilmu Teknik kedokteran nuklir juga dapat diterapkan pada
bidang kardiologi, onkologi, tiroidologi, neurosains, dan pulmonology, serta
untuk penelitian biomedik.
Dalam bidang onkologi 99mTc sestamibi selain digunakan untuk studi
perfusi miokard , telah dikembangakan pula untuk studi ekspresi pompa p-
glikoprotein pada sel-sel tumor tertentu, yang berkaitan terhadap respons sel-sel
ganas terhadap kemoterapi. Aplikasi terkait ilmu bidang nuklir juga dapat
diterapkan untuk meneliti keampuhan bahan-bahan inhibitor kompetitif terhadap
p-glikoprotein contohnya derivat suklosporin PSC. Pencitraan PET dengan
radiofarmaka 18F-estradiol digunakan untuk mendeteksi reseptor esterogen pada
kanker payudara, sehingga mampu memprediksi keberhasilan pengobatan
dengan obat penghambat reseptor esterogen, seperti tamoxifen.
Aplikasi klinik kedokteran nuklir juga dapat diterapkan pada studi perfusi
dan metabolisme miokard . Sidik perfusi dengan 201TI atau radiofarmaka lain
seperti 99mTc-sestamibi, 99mTc-tetrofosmin, dan 99mTc Teboroksim, digunakan
untuk menilai perfusi dan viabilitas miokard penderita jantung koroner. Selain itu
aplikasi terkait nuklir di bidang ilmu kedokteran juga dapat menerapkan 131I -
MIBG untuk penciptaan reseptor adrenergik jantung, untuk menilai viabilitas
miokardmiokard, pencitraan PET dengan 18F-FDG merupakan gold standar. Di
masa yang akan datang aplikasi dari PET akan digunakan untuk menentukan
apakah arteriografi memang dibutuhkan dan apakah suatu lesi memerlukan
revaskularisasi (Masjhur, 2005).
Penerapan ilmu nuklir juga telah merambah pada dunia kedokteran di
bidang molekuler .beranjak dari ilmu kedokteran molekuler maka diagnosis ,
terapi dan pemantauan penyakit akan berdasarkan molekuler. Studi-studi
kedokteran nuklir mampu memberikan sumbangan terkait dengan informasi dan
proses pengambilan keputusan klinik ataupun dalam memprediksi hasil
intervensi yang akan dilakukan.

OPINI : Ilmu terkait dengan nuklir ternyata memiliki sangat banyak peran
bagi dunia kedokteran, terutama dalam ruang lingkup kedokteran nuklir, Mulai
dari PET yang digunakan untuk mengevaluasi plak arteri koroner yang tidak
stabil hingga farmakokinetik obat-obatan pada kasus lesi otak, perubahan tingkah
laku, dan kasus psikiatri.
PROBLEM :Ternyata disamping banyaknya dampak positif dari pengobatan dan
terapi dengan teknologi nuklir, ada pula dampak negatif yang ditimbulkan,
diantaranya yaitu, nyeri pada leher, bengkak pada leher, mual, bengkak pada
kelenjar ludah, perubahan fungsi indra perasa, dan mulut kering. Dampak tersbut
umumnya terjadi setelah seseorang melakukan terapi berbasiskan radioterapi
nuklir.
SOLUSI : untuk mengurangi dampak negatif dari radioterapi nuklir,
sebaiknya seseorang yang akan melaukan terapi, dipersiapkan terlebih dahulu
kondisi kesehatan tubuhnya yaitu dengan menjaga kebersihan gigi dan mulut,
tidak makan dan minum terlalu panas dan dingin, menghindari kulit berkeringat,
hindari terkenna sinar matahari langsung, asupan gizi yang cukup, menjaga tubuh
agar tetap dalam keadaan fit dan bugar. Selain itu proses terapi sebaiknya
dilakukan secara perlahan dengan memulai intensitas radiasi terendah terlebih
dahulu.
Daftar pustaka
Masjhur, J. S. (2005). Aplikasi Teknik Nuklir dalam Bidang Kesehatan
Masa Kini. Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia (Indonesian Journal of
Nuclear Science and Technology), 1(2), 13.
Candra A, 2012. 5 Cara Cegah Efek Samping Radioterapi. Diunduh 20
Mei 2022
https://amp.kompas.com/lifestyle/read/2012/06/19/17023460/~News%20&%20
Features~Health%20Concerns?page=all#page2
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai