Anda di halaman 1dari 119

PENGARUH RETURN OF ASSET (ROA), DANA PIHAK KETIGA (DPK),

INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP MARGIN


PRODUK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK MUAMALAT
INDONESIA

SKRIPSI

Oleh :

ZAHARATUL JANNAH

NIM : 11180850000027

PROGRAM STUDI PERBANKAN

SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN

BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2022 M/1443 H
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

PENGARUH RETURN OF ASSET (ROA), DANA PIHAK KETIGA (DPK),


INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP MARGIN
PRODUK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK MUAMALAT
INDONESIA

Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Disusun Oleh :

ZAHARATUL JANNAH
NIM 11180850000027

Di Bawah Bimbingan

Ay Maryani.,S.E.,M.Si
NIDN. 2019057902

PROGRAM STUDI PERBANKAN

SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN

BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2022 M/1443H
ii
iii
iv
PENGARUH RETURN OF ASSET (ROA), DANA PIHAK KETIGA (DPK),
INFLASI DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP MARGIN
PRODUK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA BANK MUAMALAT
INDONESIA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh vaiabel, Return Of Asset (ROA),
Dana Pihak Ketiga (DPK), Inflasi dan Tingkat Suku Bunga terhadap Margin pembiayaan
murabahah pada bank Muamalat Indonesia. Jangka waktu penelitian yang digunakan dari
tahun 2018-2022. Data yang diperoleh dari data sekunder yakni laporan keuangan bank
Muamalat serta data inflasi dan tingkat suku bunga dari Bank Indonesia. Jenis data dalam
penelitian ini adalah time series Metode analisis yang digunakan adalah regresi linear
berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel ROA tidak berpengaruh secara
parsial dengan nilai -4,700 < 1,676, DPK berpengaruh secara parsial dengan nilai 4,312 >
1,676, Inflasi berpengaruh secara parsial dengan nilai 1,735 > 1,676 dan Tingkat Suku
Bunga tidak berpengaruh secara parsial dengan nilai -2,228 < 1,676 dan secara simultan
variabel ROA, DPK, inflasi dan tingkat suku bunga secara bersama berpengaruh terhadap
margin pembiayaan murabahah.
Kata Kunci : ROA, DPK, Inflasi, Tingkat suku bunga dan Margin Pembiayaan
Murabahah

v
INFLUENCERETURN OF ASSET (ROA), THIRD PARTY FUNDS (DPK),
INFLATION AND INTEREST RATES ON MARGINS OF
MURABAHAH FINANCING PRODUCTS AT BANK MUAMALAT
INDONESIA

ABSTRACT

This study aims to determine the effect of variables,Return Of Asset (ROA), Third
Party Funds (DPK), Inflation and Interest Rates on Margins for murabahah financing at
bank Muamalat Indonesia. The research period used is from 2018-2022. Data obtained
from secondary data, namely the financial statements of bank Muamalat as well as data on
inflation and interest rates from Bank Indonesia. The type of data in this study istime series
The analytical method used is multiple linear regression. The results of this study indicate
that the ROA variable has no partial effect with a value of -4.700 < 1.676, DPK has a
partial effect with a value of 4.312 > 1.676, Inflation has a partial effect with a value of
1.735 > 1.676 and the interest rate has no partial effect with a value of -2.228 < 1.676 and
simultaneously the variables ROA, DPK, inflation and interest rates together affect the
margin of murabaha financing.

Keywords : ROA, DPK, Inflation, Interest rates and Murabahah Financing Margin

vi
KATA PENGANTAR

Alhamdulilah hirabil alamin, puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. karena
atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Return Of Asset (ROA), Dana Pihak Ketiga (DPK), Inflasi Dan Tingkat
Suku Bunga Terhadap Penetapan Margin Produk Pembiayaan Murabahah Pada
Bank Muamalat Indonesia”. Selain itu juga tidak lupa penulis sampaikan shalawat serta
salam kepada junjungan baginda Rasulullah Muhammad SAW. Semoga kelak kita
mendapatkan sa’faatnya. Penulisan skripsi ini guna memenuhi salah satu syarat utuk
menyelesaikan program Studi Strata Satu (S1) Jurusan Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Tanpa penulis lupakan bahwa keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini
adalah atas berkat bimbingan, dukungan, doa, dan saran-saran dari berbagai pihak. Tanpa
partisipasi mereka, upaya penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tentu akan terasa lebih
sulit terwujud. Oleh karena itu, penulis secara khusus menyampaikan terima kasih yang
tidak terhingga kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, Lc., M.A., Rektor Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Amilin, M.Si.,Ak.,CA., QIA.,BKP.,CRMP. Dekan Fakultas Ekonomi
dan Bisnis , beserta keseluruhan jajarannya.
3. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, S.E.,MBA dan Ibu Dr. Yuke Rahmawati, M.A selaku
Ketua dan Sekretaris Program Studi Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Bapak Irhamsyah., M.A sebagai Dosen Penasihat Akademik Penulis yang telah
bersedia memberikan arahan, menuntun dan memperhatikan peneliti dalam proses
perkuliahan dari awal hingga akhir.

vii
5. Bu Ay Maryani., S.E., M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah bersedia dalam
memberikan saran, nasihat, serta masukan dan meluangkan waktu serta semangat
kepada peneliti selama proses bimbingan.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang tidak bisa disebutkan satu per satu
tanpa menghilangkan rasa hormatku, yang telah membagi ilmu bermanfaat dan
berbagai arahan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan di Fakultas Syariah dan
Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
7. Kedua Orangtua, Ayah ( Sanusi Saputra ) dan Ibu ( Fatmadewita ) yang selalu menjadi
penyemangat penulis dalam melakukan penulisan ini dari awal hingga akhir, selalu
memberikan yang terbaik buat anak-anaknya, selalu berjuang agar anak-anaknya bisa
melanjutkan pendidikan hingga jenjang ini dan selalu memberikan nasehat kepada
penulis dalam proses penulisan skripsi ini.
8. Nenek penulis yang sangat penulis sayangi, uwak (Almh Syamsyidar) selalu
mengajarkan hal yang baik kepada penulis, selalu menasihati penulis agar selalu
menjadi orang yang baik, orang yang jujur dan taat kepada-Nya. Semoga uwak
ditempatkan di tempat terbaik di sisi-Nya. Dan mohon maaf karena tidak bisa
menepati janji untuk melihat penulis wisuda sampai beliau wafat.
9. Keluarga penulis, Bang wil, Kak desy, Bang Ib, Kak Raudah, Ipau, Ipit, Farhan dan
Bocil gemoy Arkana yang giginya baru numbuh 14, yang selalu menanyakan tentang
kapan wisuda, ayok kita jalan-jalan, dan selalu jadi penyemangat dalam penulis
melakukan penelitian ini.
10. Muhammad Irfan, seseorang yang selalu menemani penulis dari awal hingga akhir
penulisan skripsi ini, selalu menjadi tempat untuk penulis berkeluh kesah dan selalu
menemani dan menyemangati penulis di semua keadaan penulis. Terimakasih telah
menjadi seseorang yang nyaman untuk penulis.
11. Teman seperjuangan yang selalu membersamai penulis dari awal kuliah hingga akhir
kuliah, yang selalu memotivasi setiap harinya, Dedet Nahdatul Huriyah, Nadia
Oktarianti, Amelia Rizka Putri, dan Muhammad Rijalul Humam semoga selalu
dibersamai dengan hal-hal baik.

viii
12. Teman-teman penulis yang selalu menemani penulis dikala senang dan susah
(sepertinya banyak susahnya), Reivani Elhan Akyar, Afif Ihsan, dan Indah Permata
Sari. Semangat terus dalam apapun itu kegiatannya, semoga dimudahkan segala
urusannya.
13. Teman-teman Kos an CEE, Fikrani, Febrianti, Talita, Aurel, dan Sasa yang ketika
penulis datang singgah ke kos an disambut dengan sapaan hangat “Selamat Pagi”.
14. Teman-teman semasa sekolah dulu yang masih berkabar hingga sekarang, Ranisa
Rahma Sari, Asri Ulfia, Novira Rahmagita, dan Ines Anita Azzahra.
15. Teman-teman Perbankan Syariah 2018.

Ciputat, Oktober 2021

Penulis

ix
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI..............................................................................................ii


LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI iii
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI iv
ABSTRAK..........................................................................................................................................v
ABSTRACT......................................................................................................................................vi
KATA PENGANTAR.....................................................................................................................vii
DAFTAR ISI......................................................................................................................................x
DAFTAR TABEL............................................................................................................................xii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................................................xiii
BAB I..................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN..............................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
D. Rumusan Masalah...............................................................................................................12
E. Tujuan Penelitian................................................................................................................12
F. Manfaat Penelitian..............................................................................................................13
BAB II...............................................................................................................................................14
KAJIAN TEORI..............................................................................................................................14
A. Landasan Teori....................................................................................................................14
1. Kinerja Keuangan Bank Syariah.......................................................................................14
2. Pembiayaan........................................................................................................................16
3. Margin Pembiayaan Murabahah........................................................................................28
4. Faktor Eksternal dan Internal Perbankan..........................................................................33
B. Penelitian Terdahulu...........................................................................................................49
C. Kerangka Pemikiran...........................................................................................................55
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis.......................................................................57
1. Pengaruh Return of asset (ROA) terhadap penetapan margin murabahah........................57
2. Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap penetapan margin murabahah..............................57
3. Pengaruh Inflasi terhadap penetapan margin murabahah..................................................58
4. Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap penetapan margin murabahah..........................59

x
5. Pengaruh Return of asset (ROA), Dana Pihak Ketiga (DPK), Inflasi dan Tingkat Suku
Bunga terhadap penetapan margin pada pembiayaan murabahah.............................................60
BAB III.............................................................................................................................................62
METODE PENELITIAN................................................................................................................62
A. Jenis Penelitian....................................................................................................................62
B. Data dan Sumber Data........................................................................................................62
C. Metode Pengumpulan Data................................................................................................62
D. Metode Analisis Data..........................................................................................................63
1. Analisis Regresi Linear Berganda.....................................................................................63
2. Uji Asumsi Klasik.............................................................................................................64
3. Uji Hipotesis......................................................................................................................71
E. Defenisi Operasional Variabel............................................................................................73
1. Variabel Terikat (Dependent Variable).............................................................................73
2. Variabel Bebas (Independent Variabel)............................................................................73
BAB IV.............................................................................................................................................77
HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................................................................77
A. Gambaran Umum Objek Penelitian..................................................................................77
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan......................................................................................81
1. Pengujian Asumsi Klasik..................................................................................................81
2. Analisis Model Regresi Linear Berganda..........................................................................85
3. Pengujian Hipotesis...........................................................................................................86
BAB V...............................................................................................................................................95
PENUTUP........................................................................................................................................95
A. Kesimpulan..........................................................................................................................95
B. Saran.....................................................................................................................................96
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................................97
LAMPIRAN...................................................................................................................................100

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Persentase Margin Murabahah 5

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 46

Tabel 3.1 Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi 65


Tabel 3.2 Defenisi Operasional Variabel 70
Tabel 4.1 Data Pengukuran Variabel pada Bank 74
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas 77
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinearitas 78
Tabel 4.4 Hasil Uji Autokorelasi 80
Tabel 4.5 Hasil Analisis Model Regresi Berganda 80
Tabel 4.6 Hasil Uji-F 82
Tabel 4.7 Hasil Uji t 83
Tabel 4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi 88

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Grafik P-Plot 76


Gambar 4.2 Grafik Scatterplot 79

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah agama yang lengkap dan praktis, mengajarkan segala yang

baik dan bermanfaat untuk manusia. Islam memberikan pedoman yang dinamis dan

sederhana untuk semua aspek kehidupan manusia, serta mampu menghindari dan

menanggapi berbagai jenis masalah dan tantangan di setiap zaman. Islam

merupakan agama yang diperuntukkan bagi seluruh umat manusia yang berada di

muka bumi. Ajaran Islam tidak hanya diperuntukkan bagi umat Islam saja akan

tetapi juga untuk semua umat manusia, baik umat Islam maupun umat agama lain.

Islam mengajarkan kepada manusia untuk menjaga dan melindungi alam

sekitarnya. Islam tidak membeda-bedakan dalam urusan muamalah, akan tetapi

dalam urusan ibadah sangat jelas, Islam tidak mencampuri agama lain.

Aktivitas atau transaksi keuangan dapat dipandang sebagai wahana bagi

masyarakat modern untuk taat kepada ajaran Al-Qur’an. Islam mempunyai hukum

sendiri untuk memenuhi kebutuhan tersebut, yaitu melalui akad-akad atau

transaksi-transaksi, sebagai metode pemenuhan kebutuhan pemodalan dalam bisnis,

dan transaksi-transaksi jual beli untuk memenuhi kebutuhan hidup. Transaksi-

transaksi ini nantinya dapat diterapkan di antara individu muslim atau antara

individu muslim dan lembaga keuangan yang berbasis syariah.

1
Pada kenyataanya berbicara tentang ekonomi serta usaha yang berbasis

syariah mampu bertahan terhadap terjangan krisis ekonomi. Hal ini, terbukti

dengan kelompok-kelompok kecil yang mampu bertahan bahkan bangkit meraih

kesuksesan. Perkembangan bisnis syariah di Indonesia cukup menjanjikan, hal ini

dibuktikan dengan besarnya jumlah penduduk muslim di Indonesia yang sangat

besar. Turut menjadi pendorong pertumbuhan bisnis syariah. Misalnya kenaikan

aset perbankan syariah.

Lembaga keuangan adalah badan usaha yang kekayaannya terutama dalam

bentuk aset keuangan atau tagihan dibandingkan dengan aset non-finansial atau aset

riil. Lembaga keuangan memberikan pembiayaan/kredit kepada nasabah dan

menanamkan dananya dalam surat surat berharga. Di samping itu, lembaga

keuangan juga menawarkan berbagai jasa keuangan antara lain menawarkan

berbagai jenis skema tabungan, proteksi asuransi, program pension, penyediaan

sistem pembayaran dan mekanisme transfer dana.(Siamat, 2004)

Sedangkat menurut (Kasmir, 2009), Lembaga keuangan itu sendiri adalah

setiap perusahaan yang bergerak di bidang keuangan, menghimpun dana,

menyalurkan dana atau kedua-duanya. Artinya kegiatan yang dilakukan oleh

lembaga keuangan selalu berkaitan dengan bidang keuangan, apakah kegiatannya

hanya menghimpun dana atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya

menghimpun dan menyalurkan dana.

Perkembangan perbankan syariah yang demikian cepat tentu saja sangat

membutuhkan peningkatan sumber daya manusia yang memadai dan mempuyai

kompetensi dalam bidang perbankan syariah. Agar perkembangan tersebut dapat

2
dilakukan secara efektif dan optimal maka sumber daya manusia terutama para

petugas bidang pemasaran yang merupakan pelaku paling depan dalam operasional

bank syariah harus memahami dengan benar konsep perbankan syariah.(Wiroso,

2005)

Pembiayaan murabahah adalah “akad jual beli barang dengan menyatakan

harga asal dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli

dimana pembayaran dapat dilakukan secara tunai atau tangguh (kredit). Akad

murabahah berbeda dari transaksi jual beli barang dagang pada umumnya,

terutama terkait dengan penentuan harga kesepakatan”.

Menurut Perwaatmadja sebagaimana dikutip oleh Adi Nugroho, banyak

masyarakat yang berfikiran bahwa pembiayaan murabahah mirip dengan sistem

pinjaman kredit bank konvensional yang menghitung bunganya secara flat

rate/fixed. Di sisi lain masih banyak bank syariah yang memasukan unsur bonus

giro, bagi hasil tabungan dan deposito sebagai cost of fund dalam menetapkan

margin sehingga jatuhnya lebih tinggi atau sama dengan bunga pinjaman

konvensional(Nugroho, 2008).

Akad murabahah merupakan akad yang paling dominan disalurkan oleh

bank syariah dibanding dengan akad pembiayaan lainnya. Dari sejak awal tahun

1984, di Pakistan, pembiayaan murabahah bisa mencapai sekitar delapan puluh

tujuh persen (87%) dari keseluruhan pembiayaan dalam investasi deposito profit

and loss sharing (Lubis, 2015). Banyak bank syariah begitu atraktif menawarkan

produk pembiayaan komersial lewat pola jual beli (murabahah), salah satunya

adalah Bank Muamalat Indonesia. Dengan skema murabahah, Bank membiayai

3
kebutuhan nasabah dalam hal pengadaan barang konsumsi seperti rumah,

kendaraan atau barang produktif. Dari penyaluran dana tersebut, bank memperoleh

pendapatan berupa margin. Margin yang dimaksud di sini merupakan tingkat

keuntungan yang diharapkan oleh bank syariah yang dinyatakan dalam bentuk

nominal atau persentase tertentu (OJK:2016). Skim murabahah merupakan produk

penyaluran dana yang digemari Bank Muamalat Indonesia, karena murabahah

merupakan investasi jangka pendek yang karakternya profitable, mudah diterapkan,

serta risk-factor yang ringan untuk diperhitungkan. Bukan hanya bank ini saja,

masyarakat pun masih lebih akrab dengan murabahah dibandingkan dengan skim

lainnya (Hamsyi, 2017).

Dominannya transaksi murabahah akan membuat semua pihak gembira jika

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dan prinsip-prinsip syariah yang berlaku. Di

sisi lain, dominannya transaksi tersebut ternyata membawa implikasi yang sangat

signifikan yaitu timbulnya berbagai persepsi yang masih belum tepat dari

masyarakat yang belum paham sepenuhnya mengenai perbankan syariah,

diantaranya mengenai keuntungan (margin) yang diambil oleh bank syariah.

Penentuan margin di bank syariah merupakan bagian dari proses bisnis, mengingat

dalam praktiknya bank syariah dilarang keras memungut bunga bank(Yunita Sri

Rejeki, 2013). Namun, anggapan masyarakat pada umumnya adalah bahwa

meminjam uang di bank syariah tidak akan dibebani bunga, dalam arti bank syariah

tidak mengambil keuntungan dari penyaluran dana. Akibatnya ketika mengetahui

bahwa bank syariah mengambil keuntungan, masih banyak orang yang

4
kebingungan, seperti apa keuntungan yang diambil bank syariah itu. Jika bank

syariah mengambil keuntungan nantinya sama saja dengan bunga(Hamsyi, 2017).

Melalui pembiayaan pada akad murabahah bank akan mendapatkan

keuntungan yang dinamakan margin. Menurut Asiyah (2015:155) mengatakan

bahwa dalam menetapkan margin tidak luput dari harga yang telah ditetapkan

ketika pembiayaan dilakukan. Penentuan harga merupakan hal yang penting dalam

pemasaran, dari harga dapat menetukan laku atau tidaknya produk yang ditawarkan

oleh lemabaga keuangan. Pada akad murabahah untuk penetapan harga jual dan

margin harus transparan antara pihak penjual dan pembeli dan dengan persyaratan

saling setuju antara kedua belah pihak.

Tabel 1.1
Persentase Margin
Murabahah
Persentase Margin Persentase Margin
Tahun Kuarter Bank Muamalat Bank BRI Syariah
1 52,51% 34,09%
2 51,17% 36,06%
2018
3 49,87% 35,50%
4 49,07% 37,48%
1 47,67% 38,45%
2 49,24% 38,53%
2019
3 50,59% 40,23%
4 50,72% 43,00%
1 50,22% 43,22%
2 49,82% 39,10%
2020
3 50,08% 37,62%
4 49,45% 37,29%
1 51,21% 35,50%
2 51,65% 34,20%
2021
3 51,91% 33,98%
4 52,28% 34,51%
2022 1 52,53% 33,91%

5
2 54,55% 35,71%
Sumber : Laporan Keuangan Bank

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa margin yang diberikan oleh

bank Muamalat Indonesia lebih tinggi dari pada bank syariah lainnya hal ini

membuat bank akan berlomba-lomba untuk memberikan margin yang ideal untuk

menarik nasabah. Sebab hingga saat ini penetapan margin masih mengacu suku

bunga serta inflasi, hal tersebut sudah menjadi tolak ukur perbankan syariah

(Muhammad, 2011:140).

Menurut Abdullah Saed dalam Pistol, dkk (2012) yang beranggapan bahwa

penentuan tingkat keuntungan dalam pembiayaan murabahah didasarkan pada tarif

yang berlaku pada bank konvensional. Dari hal ini perlu adanya penelitian

mengenai faktor yang mendasari penetapan margin. Menurut Siamat (2005:278)

menyatakan ada dua faktor keputusan pada manajemen di perbankan yakni faktor

internal dan eksternal. Faktor internal erat kaitannya dengan pengambilan

keputusan dan strategi operasional yang digunakan oleh bank. Sedangkan faktor

eksternal yakni faktor yang terjadi di luar perusahaan seperti, kebijakan moneter,

inflasi, tingkat suku bunga dan lain sebagainya.

Dalam penelitian ini ada berbagai faktor untuk diteliti, lebih spesifiknya

yakni faktor internal serta eksternal yang menentukan besar kecilnya margin

murabahah yang diberikan bank syariah kepada nasabah. Yang mana dalam

internal meliputi faktor return of asset (ROA) dan jumlah dana pihak ketiga (DPK).

Sedangkan dari faktor eksternalnya yakni tingkat suku bunga dan inflasi.

6
Faktor pertama yakni berupa tingkat return of asset (ROA) pada Bank

Umum Syari’ah. Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yang tercantum dalam

surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, ROA

merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap rata-rata total asset. ROA

digunakan unntuk mengukur keuntungan setelah dikurangi bunga dan pajak atas

total aktiva.

Semakin baik pengembalian total aktiva atau inventasi maka hal itu

menunjukkan bahwa kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba baik, serta

semakin tinggi pengembalian maka perusahaaan tersebut semakin efektif dalam

pengelolahan dana perusahaan(Astuti, 2004).

Rasio ROA merupakan cerminan dari laba yang dihasilkan dari

pembiayaan, yang mana hingga saat ini masih di dominasi oleh pembiayaan

murabahah. Sehingga keuntungan rata-rata bank berasal dari margin pembiayaan

murabahah. Dari hal tersebut dapat diketahui bahwa semakin besar ROA maka

semakin besar pula margin yang dihasilkan. Hal tersebut terbukti dari penelitian

Purwaningsih (2010) yang menyatakan bahwa ROA secara signifikan

mempengaruhi margin murabahah. Serta penelitian Nurdany (2012) yang

menyatakan bahwa besar kecilnya margin murabahah dipengaruhi oleh ROA yang

ada dalam perbankan tersebut, sebab ROA yang baik akan menyebabkan

masyarakat lebih percaya serta keinginan untuk bertransaksi dalam bank tersebut

semakin meningkat.

Kemudian faktor lainnya adalah tingkat dana pihak ketiga merupakan

supplay bank syariah sehingga bank syariah mampu mendistribusikan pembiayaan

7
jual beli selanjutnya kepada nasabah. Asset yang besar dalam bank memudahkan

bank untuk me-manage harga, dalam hal ini bank tidak hanya sebagai penerima

tetapi bank sebagai daya tawar harga dibandingkan bank-bank lain (Asiyah, 2015:

155-164).

Data statistik perbankan syariah mencatat terjadinya peningkatan aset pada

akhir tahun lalu menjadi Rp441,78 triliun, tumbuh dari Rp316,69 triliun di tahun

2018. Pertumbuhan Perbankan Syariah juga bisa dilihat dari perolehan dana pihak

ketiga dimana pada desember 2018 mencapai Rp114,22 triliun, tumbuh menjadi

Rp171,57 triliun di tahun 2021.

Dalam penelitian Rahma (2016) yang menyatakan bahwa DPK berpengaruh

terhadap penetapan margin murabahah. Friscaoktasari(2019) mengatakan dana

pihak ketiga berpengaruh terhadap penetapan margin murabahah. Sedangkan

penelitian Rahayu (2018) menyatakan bahwa DPK tidak berpengaruh terhadap

penetapan margin murabahah.

Faktor eksternal dalam penelitian ini yakni Tingkat suku bunga atau interest

rate merupakan rasio pengembalian sejumlah investasi sebagai bentuk imbalan

yang diberikan kepada investor. Besarnya tingkat suku bunga bervariatif sesuai

dengan kemampuan debitur dalam memberikan tingkat pengembalian kepada

kreditur. Tingkat suku bunga tersebut dapat menjadi salah satu pedoman investor

dalam pengambilan keputusan investasi pada pasar modal. Sebagai wahana

alternatif investasi, pasar modal menawarkan suatu tingkat pengembalian (return)

pada tingkat resiko tertentu. Dengan membandingkan tingkat keuntungan dan

resiko pada pasar modal dengan tingkat suku bunga yang ditawarkan sektor

8
keuangan, investor dapat memutuskan bentuk investasi yang mampu menghasilkan

keuntungan yang optimal. Tingkat suku bunga sektor keuangan yang lazim

digunakan sebagai panduan investor disebut juga tingkat suku bunga bebas resiko

(risk free), yaitu meliputi tingkat suku bunga bank sentral dan tingkat suku bunga

deposito. Di Indonesia tingkat suku bunga Bank sentral di proxykan pada tingkat

suku bunga Sertifikat Bank Indonesia atau SBI (Husnan, 2005b).

Selain itu juga, suku bunga yang tinggi tentunya akan berdampak pada

alokasi dana investasi para investor. Investasi produk bank seperti deposito atau

tabungan jelas lebih kecil resikonya dibandingkan investasi dalam bentuk saham.

Sehingga investor akan menjual sahamnya dan kemudian akan menyimpan

dananya di bank. Penjualan saham yang serentak akan berdampak pada penurunan

harga secara signifikan(A. Arifin, 2004)

Dalam penelitian Musaroh(2020) mengatakan bahwa tingkat suku bunga

tidak berpengaruh terhadap penetapan margin murabahah. Sedangkan penelitian

Kenda(2013) mengatakan bahwa tingkat suku bunga berpengaruh terhadap margin

murabahah.

Faktor eksternal lainnya yaitu inflasi, (Boediono, 2001) mendefinisikan

inflasi secara singkat yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara

umum dan terus-menerus. Kenaikan dari satu atau dua barang saja tidak disebut

inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau mengakibatkan

kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain. Syarat adanya

kecenderungan menaik yang terus-menerus juga perlu diingat. Kenaikan harga-

9
harga karena misalnya, musiman, menjelang hari-hari besar, atau yang terjadi

sekali saja (dan tidak mempunyai pengaruh lanjutan) tidak disebut inflasi.

Inflasi merupakan suatu variabel makroekonomi yang dapat sekaligus

menguntungkan dan merugikan suatu perusahaan. Menurut Samuelson dan

Nordhaus (2001) pada dasarnya inflasi yang tinggi tidak disukai oleh para pelaku

pasar modal karena akan meningkatkan biaya produksi. Kenaikan biaya produksi

perusahaan menyebabkan kenaikan harga barang-barang dalam negeri sehingga

berdampak pada kinerja perusahaan dan hal ini dapat terlihat dari harga sahamnya.

Sesangkan pada bank syariah yang menggunakan keuntungan margin yakni pada

akad murabahah, yang mana dalam akad ini adanya harga yang harus dijual. Jika

harga komoditi yang tinggi maka harga jual bank jug akan tinggi, dan margin yang

ditetapkan juga akan besar. Sehingga dari hal tersebut ketika menghadapi ekonomi

global yang mana dapat menyebabkan inflasi maka bank syariah akan tetap

bertahan, sama halnya seperti yang terjadi pada tahun 1998.

DPK Bank Muamalat dari tahun 2013-2016 merupakan nilai tertinggi

setelah Bank Rakyat Syariah Indonesia. Dimana diketahui bahwa DPK merupakan

salah satu faktor yang mempengaruhi nilai margin (Rahma (2016) dan

Friscaoktasari(2019) juga mengatakan DPK berpengaruh terhadap penetapan

margin murabahah. Berdasarkan hasil penelusuran peneliti terhadap penelitiaan

terdahulu, diketahui bahwa belum adanya peneliti yang melakukan analisis

terhadap faktor-faktor penetapan margin khususnya di Bank Muamalat.

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas Dalam hal ini Penulis

bermaksud untuk mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Return Of Asset

10
(ROA), Dana Pihak Ketiga (DPK), Inflasi Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap

Margin Produk Pembiayaan Murabahah Pada Bank Muamalat Indonesia”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan fenomena tersebut, upaya untuk mengoptimalkan pendapatan

margin murabahah di Bank Syariah terus dilakukan, namun beberapa masalah

harus diselesaikan, diantaranya :

1. Masyarakat masih berfikiran bahwa pembiayaan murabahah mirip dengan

sistem pinjaman kredit bank konvensional (Nugroho, 2008).

2. Setiap tahunnya margin yang diberikan oleh bank umum syariah tidak

menentu(Muhammad, 2011:140).

3. Bank Syariah sering memasukan unsur bonus giro, bagi hasil tabungan dan

deposito sebagai cost of fund dalam menetapkan margin sehingga jatuhnya

lebih tinggi atau sama dengan bunga pinjaman konvensional(Nugroho, 2008).

C. Pembatasan Penelitian

Berdasarkan masalah yang sudah didefenisikan pada sub bab sebelumnya,

maka terdapat batasan dalam penelitian, yakni :

1. Penelitian yang dilakukan hanya pada pruduk yang menggunakan akad

murabahah.

2. Penelitian yang dilakukan menggunakan data pada tahun 2018- 2022.

3. Penilitian yang dilakukan hanya pada penentuan faktor penentu margin

murabahah

11
4. Penelitian yang dilakukan hanya menggunakan faktor internal, return of asset

(ROA) dan DPK (Dana pihak ketiga), kemudian faktor eksternal, Tingkat suku

bunga dan Inlasi.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan dan supaya

penelitian ini mengarah kepada persoalan yang dituju, maka penulis mencakup

rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah secara parsial return of asset (ROA), dana pihak ketiga (DPK), inflasi

dan tingkat suku bunga berpengaruh terhadap margin pada pembiayaan

murabahah di Bank Muamalat Indonesia ?

2. Apakah secara simultan return of asset (ROA), dana pihak ketiga (DPK),

inflasi dan tingkat suku bunga berpengaruh terhadap margin pada pembiayaan

murabahah di Bank Muamalat Indonesia ?

3. Variabel apakah yang paling berpengaruh terhadap margin murabahah di Bank

Muamalat Indoesia?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui secara parsial pengaruh dari return of asset (ROA) dana

pihak ketiga (DPK), inflasi dan tingkat suku bunga terhadap penetapan margin

pada pembiayaan murabahah di Bank Muamalat Indonesia.

12
2. Untuk mengetahui secara simultan pengaruh dari return of asset (ROA) dana

pihak ketiga (DPK), inflasi dan tingkat suku bunga terhadap penetapan margin

pada pembiayaan murabahah di Bank Muamalat Indonesia secara simultan.

3. Untuk mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap margin

murabahah di Bank Muamalat Indoesia.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak terkait.

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut :

1. Bagi Peneliti

HasiI peneIitian ini diharapkan dapat mengantarkan peneIiti untuk

memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ekonomi (S.E) pada

program study SI Perbankan Syariah serta memberikan pengetahuan yang

Iebih kepada peneIiti tentang apa yang dituIisnya.

2. Bagi Mahasiswa

HasiI dari peneIitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan

tambahan wawasan serta pengetahuan yang teIah mereka peroleh dari bangku

perkuIiahan, terutama yang berkaitan dengan penetapan margin pada

pembiayaan murabahah.

3. Bagi Perusahaan

PeneIitian ini diharapkan dapat bermanfaat daIam bahan masukan dan

pertimbangan daIam menentukan Iangkah yang tepat dalam mengembangkan

margin keuntungan murabahah yang nantinya akan semakin diminati oIeh para

nasabah

13
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Kinerja Keuangan Bank Syariah

Kinerja keuangan adalah gambaran kondisi keuangan perusahaan yang

dianalisis dengan meng-gunakan alat-alat analisis keuangan sehingga dapat

diketahui kekurangan dan prestasi yang dicapai perusahaan dalam satu periode

tertentu. Kinerja keuangan melihat pada laporan keuangan perusahaan, informasi

dalam laporan keuangan sangat penting untuk dapat mengetahui posisi keuangan

perusahaan (Hanafi, Mamduh M: Halim, 2018).

Kinerja keuangan menurut (Farhami, 2012) adalah suatu analisis yang

dilakukan untuk melihat sejauh mana perusahaan telah melaksanakan dengan

menggunaan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Ada lima

tahapan dalam menganalisis kinerja keuangan suatu perusahaan secara umum,

yaitu :

a. Melakukan review terhadap laporan keuangan

Review disini diajukan dengan tujuan agar laporan keuangan yang sudah

dibuat tersebut sesuai dengan penerapan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam

dunia akuntansi, sehingga dengan demikian hasil laporan keuangan dapat

dipertanggungjawabkan.

b. Melakukan perhitungan

14
Penerapan metode perhitungan disini adalah disesuaikan dengan kondisi

permasalahan yang sedang dilakukan sehingga hasil perhitungan tersebut akan

diberikan suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang diinginkan.

c. Melakukan perbandingan terhadap hasil perhitungan yang diperoleh

Dari hasil perhitungan yang sudah diperoleh tersebut, kemudian dilakukan

perbandingan dengan hasil hitungan dari berbagai perusahaan lainnya. Metode

yang paling umum digunakan untuk melakukan perbandingan ini ada dua, yaitu :

a) Time series analysis

b) Cross sectional approas

Dari penggunaan kedua metode ini diharapkan dapat dibuat sesuai

kesimpulan yang menyatakan posisi tersebut berada dalam kondisi sangat baik,

baik sedang atau normal, tidak baik dan sangat tidak baik.

d. Melakukan penafsiran terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan

Pada tahap ini analisis melihat kinerja keuangan perusahaan adalah setelah

dilakukan tiga tahapan tersebut, selanjutnya dilakukan penasiran untuk melihat

masalah-masalah yang dialami perusahaan.

e. Mencari dan meberikan pemecahan masalah terhadap permasalahan yang

ditemukan

Pada tahap terakhir, setelah ditemukan berbagai permasalahan yang dihadapi

maka dicarikan solusi guna memberikan suatu input agar apa yang menjadi

kendala bisa diatasi.

15
2. Pembiayaan

a. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan secara luas berarti financing atau pembelanjaan, yaitu

pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah

direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun dijalankan oleh orang lain.

Dalam arti sempit, pembiayaan dipakai untuk mendefinisikan pendanaan

yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank syariah kepada

nasabah(Muhammad, 2002).

Menurut UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah

diubah menjadi UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan dalam pasal 1

nomor 12:

“Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah adalah penyedian uang atau

tagihan yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau

kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang

dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka

waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil” dan nomor 13: “prinsip

syariah adalah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dengan

pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha, atau

kegiatan lainnya yang dinyatakan dengan syariah, antara lain pembiayaan

berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip

penyertaaan modal (musyarakah), prinsip jual beli barang dengan

memperoleh keuntungan (murabahah) atau pembiayaan brang modal

berdasarkan prinsip sewa murni tanpa pilihan (ijarah), atau dengan adanya

16
pilihan pemindahan kepemilikan barang yang disewa dari pihak bank oleh

pihak lain.”

Sedangkan pembiayaan menurut pasal 1 angka 25 Undang-Undang

Perbankan Syariah adalah penyediaan dana atau tagihan yang dipersamakan

dengan itu berupa:

1) Transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah

2) Transaksi sewa menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam

bentuk ijarah muntahiyah bit tamlik

3) Transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah, salam dan isthisna

4) Transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh

5) Transaksi sewa menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi multi

jasa.

Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara bank syariah dan/atau

UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai dan/ atau diberi

fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu

tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan atau bagi hasil (Trisadini P.

Usanti, 2013)

b. Landasan Hukum

Diantara dalil yang memperbolehkan pembiayaan murabahah adalah


sebagai berikut :
...‫ض َ ي فَ ض ِ ل ٱ َ ل ِّل‬ ‫ض ٱ َۡۡل ۡر‬ ‫و َءا خ ُرو‬
‫ۡبتَ غُو َ ن من‬ ‫ي‬ ‫ِربُو‬ ‫َن َ ي‬
‫َن‬
Artinya: “... dan orang-orang yang berjalan di muka bumi mencari
sebagian karunia Allah ...” (QS. Muzammil: 20).
17
Ayat tersebut menjelaskan bahwa sebagai mahluk yang hidup di dunia, maka

senantiasa mencari rizki (karunia Allah) dengan bermuamalah, salah satunya

dengan pembiayaan murabahah.

c. Tujuan Pembiayaan

Secara umum tujuan pembiayaan dibedakan menjadi dua kelompok

yaitu: tujuan pembiayaan untuk tingkat makro, dan tujuan pembiayaan untuk

tingkat mikro. Secara makro dijelaskan bahwa pembiayaan bertujuan:

1) Peningkatan eknomi umat Artinya: masyarakat yang tidak dapat akses

secara ekonomi, dengan adanya pembiayaan mereka dapat melakukan

akses ekonomi.

2) Tersedianya dana bagi peningkatan usaha Artinya: untuk pengembangan

usaha membutuhkan dana tambahan. Dana tambahan ini dapat diperoleh

melalui aktivitas pembiayaaan. Pihak yang surplus dana menyalurkan

kepada pihakyang kekurangan dana, sehingga dapat digulirkan

3) Meningkatkan produktivitas Artinya: adanya pembiayaan memberikan

peluang bagi masyarakat agar mampu meningkatkan daya produksinya.

4) Membuka lapangan kerja baru Artinya: dengan dibukanya sector-sektor

usaha melalui penmbahan dana pembiayaan, maka sector usaha tersebut

akan menyerap tenaga kerja.

5) Terjadinya distribusi pendapatan Artinya: masyarakat usaha produktif

mampu melakuakan aktivitas kerja, berarti mereka akan memperoleh

pendapatan dari hasil usahanya(Binti, 2015)

18
Secara mikro, pembiayaan diberikan dengan tujuan:

1) Dalam upaya memaksimalkan laba

Artinya setiap usaha yang dibuka memiliki tujuan tertinggi, yaitu

menghasilkan laba usaha. Setiap pengusaha berkeinginan untuk

memperoleh laba maksimal. Dalam usaha mewujudkan usaha tersebut,

maka mereka perludukungan dana yang cukup.

2) Upaya meminimalkan resiko

Artinya usaha yang dilakukan bisa menghasilkan laba yang maksimal,

maka salah satu unsurnya ialah dengan cara meminimalkan resiko yang

mungkin timbul. Resiko kekurangan modal usaha dapat diperoleh dengan

cara pembiayaan.

3) Pendayagunaan sumber ekonomi

Artinya sumber daya ekonomi dapat dikembangkan dengan melakukan

mixing antara sumber daya alam dengan sumber daya manusianya ada,

namun sumber daya modalnya tidak ada, maka dapat dipastikan

diperlukan penambahan modal yaitu dengan cara pembiayaan.

4) Penyaluran kelebihan dana

Artinya dalam kehidupan masyarakat ini ada pihak yang memiliki

kelebihan sementara dan ada piak yang kekurangan. Dalam kaitannya

dengan masalah dana, maka mekanisme pembiayaan dapat menjadi

sarana penghubung dalam penyeimbangan dan penyaluran kelebihan

dana dari

19
pihak yang kelebihan (surplus) kepada pihak yang kekurangan (deficit)

dana.

5) Menghindari terjadinya dana menganggur

Dana yang masuk melalui berbagai rekening pada passive bank syariah,

harus segera disalurkan dalam bentuk aktiva produktif. Sehingga terjadi

keseimbangan antara dana yang masuk dan dana keluar(Sumar’in, 2012)

Tujuan pembiyaan yang lain terdiri dari dua fungsi yang saling berkaitan

dengan pembiayaan:

1) Profitability yaitu tujuan untuk memperoleh hasil dari pembiayaan berupa

keuntungan yang diraih dari bagi hasil yang diperoleh dari usaha yang

dikelola bersama nasabah

2) Safety yaitu keamanan dari prestasi atau fasilitas yang diberikan harus

benar-benar terjamin sehingga tujuan profitability dapat benar-benar

tercapai tanpa hambatan yang berarti.(Binti, 2015)

Secara khusus, bank juga mempunyai tujuan tertentu dalam proses

pembiayaan. Tujun pembiayaan yang dilakukan oleh bank adalah untuk

memenuhi kebutuhan stakeholder, yaitu:

1) Pemilik Dana (Shohibul Maal)

Pemilik dana mengharapkan akan mendapatkan penghasilan atas dana

yang ditanamkan pada bank

2) Pegawai Bank

20
Pegawai berharap memperoleh kesejahteraa atas pekerjaan dari bank yang

dikelola

3) Masyarakat

a) Pemilik dana Masyarakat pemilik dana mengharapkan memperoleh

bagi hasil atas dan yang ditanamkan.

b) Debitur yang bersangkutan Dalam menjalankan usahanya, debitur

terbantu denga adanya pembiayaan. Debitur juga terbantu untuk

pengadaan barang yang diinginkannya.

c) Masyarakat konsumsi Masyaraat konsumen akan memeperoleh brang

yang mereka inginkan.

4) Pemerintah

Dengan adnya pembiayaan, pemerintah terbantu dalam pembiayaan

pembangunan. Disamping itu, Negara juga akan memperoleh pajak

penghasila atas keuntungan yang diperoleh bank.

5) Bank

Bank dapat meneruskan dan mengembangkan usahanya agar tetap

bertahan dan semakin meluas jaringan usahanya, sehingga semakin

banyak usahanya dan semakin banyak masyarakat yang dapat

dilayaninya.

d. Fungsi Pembiayaan

Selain memiliki tujuan secara makro dan mikro, pembiayaan yang

diseleggarakan oleh Bank Syariah memiliki beberapa fungsi sebagai berikut

(Ridwan, 2007) :

21
1) Meningkatkan daya guna uang

Para nasabah yang menyimpan dananya di bank dalam bentuk giro,

tabungan dan deposito, uang tersebut dalam persentase tertentu

ditingkatkan kegunaannya oleh bank dalam bentuk pembiayaan yang

disalurkan kepada para pengusaha.

2) Meningkatkan daya guna

Produsen yang memperoleh bantuan pembiayaan dari bank, dapat

menggunakan dana tersebut untuk mengubah bahan mentah menjadi

bahan jadi.

3) Meningkatkan peredaran uang

Pembiayaan yang disalurkan melalui rekeningrekening Koran pengusaha

akan menciptakan pertambahan peredaran uang giral dan sejenisnya

seperti cek, bilyet giro, wesel dan lain-lain. Menimbulkan kegairahan

berusaha.

4) Stabilitas ekonomi

5) Sebagai jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional

6) Sebagai alat hubungan ekonomi internasional.

e. Unsur-unsur pembiayaan

Adapun unsur-unsur yang terkandung dalam pembiayaan adalah sebagai

berikut (Kasmir, 2012) :

1) Kepercayaan

Yaitu suatu keyakinan pemberian pembiayaan, bahwa pembiayaan

yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar

22
diterima kembali di masa tertentu di masa datang. Kepercayaan ini

diberikan oleh bank karena sebelum dana dikucurkan, sudah dilakukan

penelitian dan penyelidikan yang mendalam tentang nasabah.

2) Kesepakatan

Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-

masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masing-masing.

Kesepakatan penyaluran pembiayaan dituangkan dalam akad pembiayaan

yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, yaitu pihak bank dan pihak

nasabah.

3) Jangka Waktu

Setiap pembiayaan mempunyai jangka waktu tertentu, jangka waktu

ini mencakup waktu pemberian pembiayaan yang telah disepakati.

Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada pembiayaan yang tidak

memiliki jangka waktu.

4) Risiko

Faktor resiko kerugian dapat disebabkan karena dua hal, yaitu risiko

kerugian yang disebabkan karena nasabah sengaja tidak mau membayar

kreditnya padahal 25 mampu dan resiko kerugian yang disebabkan karena

nasabah tidak sengaja, yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana

alam.

5) Balas jasa

Akibat dari fasilitas kredit yang diberikan bank tentu mengharapkan

suatu keuntungan dalam jumlah tertentu. Keuntungan atas pemberian

23
kredit tersebut disebut dengan bunga bagi bank prinsip konvensional,

sedangkan pada bank syariah disebut dengan bagi hasil.

f. Jenis-jenis pembiayaan.

Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu:

1) Pembiayaan produktif, yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik

usaha produksi, perdagangan maupun investasi. Menurut keperluannya,

pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua yaitu:

a) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi

kebutuhan peningkatan produksi serta untuk keperluan perdagangan.

b) Pembiayaan investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-

barang modal (capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat

kaitannya dengan itu.

2) Pembiayaan konsumtif, yaitu pembiayaan yang digunakan untuk

memenuhi kebutuhan konsumsi, yang akan habis digunakan untuk

memenuhi kebutuhan.

Menurut tujuan penggunaannya, pembiayaan syariah dibagi kedalam 3

kategori:

1) Pembiayaan dengan prinsip bagi hasil (mudhrabah, musyarakah)

2) Pembiayaan dengan prinsip jual beli (murabahah, salam dan istishna)

3) Pembiayaan dengan prinsip sewa (ijarah dan ijarah muntahiyah bit tamlik)

4) Pembiayaan atas dasar Qardh.

24
Pembiayaan dengan prinsip jual beli ditujukan untuk memiliki barang,

sedangkan yang menggunakan prinsip sewa ditujukan untuk mendapatkan

jasa. Prinsip bagi hasil digunakan untuk usaha kerjasama yang ditujukan guna

mendapatkan barang dan jasa sekaligus. Sedangkan pembiayaan dengan akad

elengkap ditujukan untuk memperlancar pembiayaan dengan menggunakan

tiga prinsip diatas.

g. Prinsip-prinsip pembiayaan

Dalam melakukan penilaian permohonan pembiayaan bank syariah harus

memperhatikan beberapa prinsip utama yang berkaitan dengan kondisi secara

keseluruhan calon 27 nasabah. Di dunia perbankan syariah prinsip penilaian

dikenal dengan 5 C, yaitu:

1) Character artinya sifat atau karakter nasabah pengambil pinjaman.

2) Capacity artinya kemampuan nasabah untuk menjalankan usaha dan

mengembalikan pinjaman yang diambil

3) Capital artinya besarnya modal yang diperlukan peminjam

4) Collateral artinya jaminan yang telah dimiliki yang diberikan peminjam

kepada bank

5) Conditional artinya keadaan usaha atau nasabah prospek atau tidak.

Prinsip 5C tersebut terkadang ditambahkan dengan prinsip 1C, yaitu

Constraint artinya hambatan-hambatan yang mungki mengganggu proses

usaha (Muhammad, 2002). Dalam memberikan pembiayaan bank juga

harusmenggunakan prinsip 3R, yaitu:

25
1) Return

Return yang dihasilkan oleh calon debitur dalam hal ini ketika kredit

telah dimanfaatkan dan dapat diantisipasi oleh calon kreditur. Artinya

perolehan tersebut mencakupi untuk membayar kembali pembiayaan.

2) Repayment

Kemampuan membayar dan pihak debitur tentu saja juga

dipertimbangkan. Dan apakah kemampuan bayar tersebut sesuaia dengan

schedule pembayaran kembali dan kredit yang akan diberikan itu.

3) Risk Bearing Ability (Kemampuan menanggung resiko)

Dalam hal ini yang perlu diperhatikan juga adalah sejauh mana

terdapatnya kemampuan debitur untuk menanggung risiko. Misalnya

dalam terjadi hal-hal diluar antisipasi kedua belah pihak (Sumar’in,

2012).

Prinsip lain yang digunakan dalam analisis pembiayaan yang

berhubungan dengan kondisis debitur yang harus diperhatikan oleh bank

meliputi:

1) Prinsip matching: yaitu harus match antara pinjaman dengan asset

perseroan. Jangan sekali-kali memberikan suatu pinjaman berjangka

waktu pendek untuk kepentingan pembiyaan investasi yang berjangka

panjang. Karena hal tersebut akan menimbulkan terjadinya mismatch.

2) Prinsip kesamaan valuta: maksudnya adalah penggunaan dana yang

didapatkan dan suatu kredit yang sedapat-dapatnya harus dilakukan

26
untuk membiayai atau investasi dalam mata uang yang sama. Sehingga

resiko gejolak mata uang dapat dihindari.

3) Prinsip perbandingan antara pinjaman dan modal, dimana harus ada

hubungan yang prudent antara jumlah pinjaman dengan besarnya modal.

4) Prinsip perbandingan antara pinjaman dan asset, alternatif lain untuk

menekan resiko da suatu pinjaman adalah degan memperbandingkan

antara besarnya pinjaman asset, yang juga dikenal dengan gearing ratio.

h. Tahapan-tahapan pembiayaan

Setiap pembiayaan yang akan disalurkan kepada nasabah oleh bank

syariah tidak akan lepas dari tahapan-tahapan. Ada 4 tahapan sebagai berikut:

1) Tahap analisis pembiayaan, yaitu tahap sebelum pemberian pembiayaan

diputuskan oleh bank syariah, yaitu tahap bank mempertimbangkan

permohonan pembiayaan oleh calon nasabah penerima fasilitas.

2) Tahap dokumentasi pembiayaan, yaitu tahap setelah pembiayaan

diputuskan pemberiannya oleh bank syariah dan kemudian penuangan

keputusan kedalam perjanjian pembiayaan serta dilaksanakannya

pengikatan agunan untuk pembiayaan yang diberikan

3) Tahap pengawasan dan pengamanan pembiayaan, yaitu tahap setelah

perjanjian pembiayaan ditandatangani oleh kedua belah pihak dan

dokumentasi pengikatan agunan pembiayaan telah selesai dibuat serta

selama pembiayaan itu digunakan oleh nasabah penerima fasilitas sampai

jangka waktu pembiayaan belum berakhir

27
4) Tahap penyelamatan dan penagihan pembiayaan, yaitu tahap setelah

pembiayaan menjadi pembiayaan yang bermasalah (Trisadini P. Usanti,

2013).

Oleh karena itu, bank syariah harus menghindari hal-hal sebagai berikut

(Z. Arifin, 2002):

1) Usaha yang tidak sesuai dengan prinsip syariah

2) Usaha yang bersifat spekulatif (maisir) dan mengandung ketidakpastin

yang tinggi

3) Usaha yang tidak mempunyai informasi keuangan yang memadai

4) Bidang usaha yang memerlukan keahlian khusus sedang aparat bank

tidak mempunyai keahlian atau menguasai bidang usaha tersebut

5) Pengusaha yang bermasalah.

3. Margin Pembiayaan Murabahah

Pengertian margin berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat

Bahasa (2008), “Margin adalah laba kotor atau tingkat selisih antara biaya

produksi dan harga jual dipasar” Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan

bahwa margin adalah tingkat selisih atau kenaikan nilai dari aset yang mengalami

peningkatan nilai dari biaya produksi dan harga jual.

Dalam menetapkan margin yang berdampak pada keuntungan bank erat

kaitannya dengan harga yang terbentuk dalam pembiayaan yang dilakukan.

(Aisyah, 2015). Adapun faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam

28
penetapan margin dan bagi hasil di bank syariah, (Muhammad, 2014: 316-318)

antara lain :

a. Komposisi pendanaan, Bagi bank syariah sebagian besar pendanaan nya

berasal dari dana giro dan tabungan, yang notabene nisbah nasabah tidak

setinggi pada deposan, maka penentuan keuntungan (margin atau bagi hasil

pada bank) akan lebih kompetitif jika dibandingkan dengan suatu bank yang

bagian pendanaan terbesar nya berasal dari deposito

b. Tingkat persaingan jika tingkat kompetisi ketat, pada saat keuntungan pada

bank tipis sedangkan tingkat pada persaingan masih longgar bank dapat

mengambil keuntungan yang lebih tinggi.

c. Resiko pembiayaan untuk pembiayaan pada sektor yang beresiko tinggi,

pada hal ini bank dapat mengambil keuntungan yang lebih tinggi daripada

yang beresiko sedang apalagi resiko yang kecil.

d. Jenis nasabah yang dimaksudkan adalah nasabah prima dan nasabah biaa,

bagi nasabah prima yang usaha nya besar serta kuat maka bank cukup

mengambil keuntungan yang tipis, sedangkan untuk pembiayaan yang

diambil dar nasabah biasa bisa diambil dengan keuntungan yang lebih

tinggi.

e. Kondisi perekonomian, kondisi siklus ekonomi meliputi: revival,

boom/peak-puncak, resesi dan depresi. Jika perekonomian berada pada dua

kondisi pertama dimana usaha nya berjalan lancar maka bank dapat

mengambil keputusan untuk mengambil keuntungan yang lebih longgar.

29
Namun pada kondisi lainnya selain dua kondisi pertama bank juga tidak

ingin merugi dan mengambil keuntungan yang tipis.

f. Tingkat keuntungan yang diharapkan bank secara kondisional, hal ini juga

terkait dengan masalah keadaan perekonomian pada umumnya dan juga

resiko atas suatu sektor pembiayaan atau pembiayaan pada debitur yang

dimaksud. Namun demikian apapun kondisinya serta siapapun debiturnya

bank dalam praktek operasionalnya tentunya setiap tahun nya tekah

menetapkan berapa besar keuntungan yang dianggarkan. Anggaran

keuntungan inilah yang nantinya akan mempengaruhi berapa besar bank

akan menentukan margin ataupun nisbah bagi hasil untuk bank(Asiyah,

2015)

Dalam menetapkan margin menurut Karim (2014) dalam

mempertimbangkan beberapa hal diantaranya :

a. Direct Competitor’s Market Rate (DCMR)

Direct Competitor’s Market Rate (DCMR) merupakan tingkat margin

keuntungan rata-rata bank syariah yang ditetapkan pada rapat ALCO (Asset

Liability Commite) sebagai kelompok kompetitor langsung terdekat.

b. Indirect Competitor’s Market Rate (ICMR)

Indirect Competitor’s Market Rate (ICMR) merupakan tingkat rata-rata suku

bunga bank konvensional yang dalam rapat ALCO kompetitor tidak langsung

terdekat.

c. Expectedd Competitive Return For Investor (ECRI)

30
Expectedd Competitive Return For Investor (ECRI) merupakan target bagi

hasil yang diharapkan yang mana dapat memberikan keuntungan pada DPK.

d. Acquiring Cost

Acquiring Cost merupakan beban yang langsung dikeluarkan untuk

memperlancar perolehan DPK.

e. Overhead Cost

Overhead Cost merupakan beban yang tidak langsung dikeluarkan untuk

memperlancar perolehan DPK.

f. Keuntungan yang diinginkan

Target keuntungan yang melihat dari inflasi yang ada, premi, suku bunga, dan

cadangan piutang.

Metode penentuan margin menurut Muhammad (2011) adalah sebagai berikut :

a. Mark-up pricing

Mark-up pricing adalah penentuan tingkat harga dengan me-markup biaya

produksi komoditas yang bersangkutan.

b. Target-return pricing

Target-return pricing adalah harga jual produk yang bertujuan mendapatkan

tingkat return atas besarnya modal yang diinvestasikan dalam bahasan

keuangan dikenal dengan return on investment, dalam hal ini perusahaan akan

menentukan berapa biaya return yang akan diharapkan atas modal yang

diinvestasikan.

c. Received-velue pricing

31
Received-velue pricing adalah penentuan harga dengan tidak menggunakan

variabel harga sebagai harga jual yang didasarkan pada harga produk pesaing

dimana perusahaan melakukan penambahan atau perbaikan untuk

meningkatkan kepuasan pembeli.

d. Value pricing

Value pricing adalah kebijakan harga yang kompetitif atas barang yang

berkualitas tinggi. Dengan ungkapan ono rogo ono rupo, artinya barang yang

baik pasti harganya mahal. Cara yang dilakukan Rasulullah ini dapat dipakai

sebagai salah satu metode bank syariat/BMT dalam menentukan harga jual

produk murabahah..

Persyaratan Perhitungan Margin

Margin keuntungan dihitung apabila komponen-komponen dibawah ini


tersedia yaitu:

a. Jenis perhitungan margin keuntungan

b. Plafon pembiayaan sesuai jenis

c. Jangka waktu pembiayaan

d. Tingkat margin keuntungan pembiayaan

e. Pola tagihan atau jatuh tempo tagihan (baik harga pokok maupun margin

keuntungan)

Tanggal jatuh tempo tagihan adalah tanggal yang tidak masuk dalam

perhitungan hari margin keuntungan.(Nashikah, 2001)

32
4. Faktor Eksternal dan Internal Perbankan
a. Faktor Eksternal Perbankan
Kondisi Perbankan dipengaruhi oleh beberapa faktor eksternal diantaranya
yaitu :
1) Inflasi
Inflasi dapat diartikan dengan naiknya harga barang dan jasa sebagai

akibat jumlah uang (permintaan) yang lebih banyak dibandingkan jumlah

barang atau jasa yang tersedia (penawaran), sebagai akibat dari inflasi

adalah turunnya nilai uang. Menurut (Boediono, 2001) mendefenisikan

inflasi secara singkat yaitu kecenderungan dari harga-harga untuk menaik

secara umum dan terus-mmenerus. Kenaikan dari satu atau dua barang saja

tidak disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas kepada (atau

mengakibatkan kenaikan) sebagian besar dari harga barang-barang lain.

Syarat adanya kecenderungan menaik yang terus-menerus juga perlu

diingat. Kenaikan harga-harga karena misalnya, musiman, menjelang hari-

hari besar, atau yang terjadi sekali saja (dan tidak mempunyai pengaruh

lanjutan) tidak disebut inflasi.

Inflasi merupakan suatu variabel makroekonomi yang dapat

sekaligus menguntungkan dan merugikan suatu perusahaan. Menurut

Samuelson dan Nordhaus (2001) pada dasarnya inflasi yang tinggi tidak

disukai oleh para pelaku pasar modal karena akan meningkatkan biaya

produksi. Kenaikan biaya produksi perusahaan menyebabkan kenaikan

harga barang-barang dalam negeri sehingga berdampak pada kinerja

perusahaan dan hal ini dapat terlihat dari harga sahamnya.

33
Inflasi besar-besaran di beberapa negara pada waktu lalu

menyebabkan krisis ekonomi hebat pada perekonomian dunia. Mulai dari

krisis ekonomi negara Meksiko di Amerika Latin yang dikenal dengan

istilah Tequila Effect dan krisis ekonomi di Thailand yang dikenal sebagai

Contagion Effect (Singh, 1998).

Inflasi atau kenaikan harga dapat diukur dengan menggunakan

indeks harga. Beberapa indeks harga yang sering digunakan untuk

mengukur inlasi adalah :

a) Indeks biaya hidup (consumer price indeks) yaitu mengukur biaya atau

pengeluaran untuk membeli sejumlah barang dan jasa yang dibeli oleh

rumah tangga untuk keperluan hidup.

b) Indeks harga perdagangan besar (wholesale price indeks) yaitu menitik

beratkan pada sejumlah barang pada tingkat perdagangan berat seperti

harga barang mentah, bahan baku atau setengah jadi.

c) PDB atau GNP deflator yaitu jenis barang yang mencakup dalam

perhitungan PDB. Dimana perhitungannya diperoleh dari membagi

GNP nominal (atas harga berlaku) dengan nilai GNP riil (atas dasar

harga konstan).

2) Gross Domestic Product (GDP)

Menurut Mankiw(2006), Gross Domestic Product adalah nilai pasar

dari semua barang dan jasa akhir(final) yang diproduksi dalam sebuah

negara pada satu periode. Komponen yang ada dalam GDP yaitu

pendapatan, pengeluaran/investasi, pengeluaran pemerintah dan selisih

34
ekspor-impor (Y=C+I+G+NX). GDP merupakan salah satu indikator

penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu Negara dalam suatu

periode tertentu, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga

konstan. GDP atas dasar harga berlaku menggambarkan nilai tambah

barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga pada tahun berjalan,

sedang GDB atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang

dan jasa tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada

satu tahun tertentu sebagai dasar tahun dasar. GDP menurut harga berlaku

digunakan untuk mengetahui kemampuan sumber daya ekonomi,

pergeseran, dan struktur ekonomi suatu Negara. Sementara itu, GDP

konstan digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi secara riil

dari tahun ke tahun atau pertumbuhan ekonomi yang tidak dipengaruhi

oleh faktor harga.

Sementara itu, menurut Bramantyo (2006) GDP berdasarkan

penggunaan dikelompokan dalam 6 komponen yaitu :

a) Pengeluaran Komsumsi Rumah Tangga, mencakup semua pengeluaran

untuk komsumsi barang dan jasa dikurangi dengan penjualan neto

barang bekas dan sisa yang dilakukan rumah tangga selama setahun.

b) Pengeluaran Konsumsi Pemerintah, mencakup pengeluaran untuk

belanja pegawai, penyusutan dan belanja barang, baik pemerintah pusat

dan daerah, tidak termasuk penerimaan dari produksi barang dan jasa

yang dihasilkan. Data yang dipakai adalah realisasi APBN.

35
c) Pembentukan Modal Tetap Dosmetik Bruto, mencakup pembuatan dan

pembelian barang-barang modal baru dari dalam negeri dan barang

modal bekas atau dari luara negeri. Metode yang dipakai adalah

pendekatan arus barang.

d) Perubahan Inventori. Perubahan stok dihitung dari GDP hasil

penjumlahan nilai tambah bruto sektoral dikurangi komponen

perrmintaan akhir lainnya.

e) Ekspor Barang dan Jasa. Ekspor barang dinilai menurut harga free on

board (FOB).

f) Impor Barang dan Jasa. Imopor barang dinilai menurut cost insurance

freight (CIF).

3) Nilai Tukar/Kurs

Menurut Sukirno (2011), Kurs valuta asing atau kurs mata uang

asing menunjukkan harga atau nilai mata uang sesuatu negara dinyatakan

dalam nilai mata uang negara lain. Nilai tukar mata uang asing terhadap

mata uang Indonesia menggambarkan kestabilan ekonomi di negara

indonesia. Penguatan nilai tukar rupiah, semakin kuat rupiah semakin

bagus perekonomian nasional di negara ini.

Perubahan kurs mata uang juga akan sangat berpengaruh pada

kelancaran usaha nasabah. Jika nilai rupiah jatuh dibandingkan dengan

valuta asing dan jika usaha tersebut dijalankan menggunakan bahan impor,

maka akan memukul usaha nasabah dan dapat meningkatkan rasio

pembiayaan bermasalah (Mutamimah, 2012).

36
Kurs valuta asing diklasifikasikan kedalam kurs jual, kurs beli, dan

kurs tengah. Selisih dari penjualan dan pembelian merupakan pendapatan

bagi valuta asing sedangkan bila ditinjau dari waktu yang dibutuhkan

dalam menyerahkan valuta asing setelah transaksi kurs dapat

diklasifikasikan dalam kurs spot dan kurs berjalan (forward exchange).

Untuk melihat pengertian dari kurs jual dan kurs beli maka lihatlah dari

sudut pandang bank. Kurs jual adalah harga yang ditetapkan saat bank

menjual mata uang asing (masyarakat membeli mata uang asing). Begitu

pula sebaliknya dengan kurs beli, kurs beli adalah harga yang ditetapkan

saat bank membeli uang asing (masyarakat menjual uang asing). Menurut

Tabrizi (2014), Kurs tengah adalah nilai rata-rata dari jual kurs jual dan

kurs beli. Kurs tengah lebih bersifat netral karena merupakan rata-rata dari

kurs jual dan kurs beli.

4) Tingkat Suku Bunga (Interest Rate)

Tingkat suku bunga atau interest rate merupakan rasio

pengembalian sejumlah investasi sebagai bentuk imbalan yang diberikan

kepada investor. Besarnya tingkat suku bunga bervariatif sesuai dengan

kemampuan debitur dalam memberikan tingkat pengembalian kepada

kreditur. Tingkat suku bunga tersebut dapat menjadi salah satu pedoman

investor dalam pengambilan keputusan investasi pada pasar modal.

Sebagai wahana alternatif investasi, pasar modal menawarkan suatu

tingkat pengembalian (return) pada tingkat resiko tertentu. Dengan

membandingkan tingkat keuntungan dan resiko pada pasar modal dengan

37
tingkat suku bunga yang ditawarkan sektor keuangan, investor dapat

memutuskan bentuk investasi yang mampu menghasilkan keuntungan

yang optimal. Tingkat suku bunga sektor keuangan yang lazim digunakan

sebagai panduan investor disebut juga tingkat suku bunga bebas resiko

(risk free), yaitu meliputi tingkat suku bunga bank sentral dan tingkat suku

bunga deposito. Di Indonesia tingkat suku bunga Bank sentral di proxykan

pada tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia atau SBI (Husnan,

2005a)

Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berdasarkan Surat Edaran Bank

Indonesia No.8/13/DPM tentang Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia

melalui Lelang adalah surat berharga dalam mata uang Rupiah yang

diterbitkan oleh Bank Indoenesia (BI) sebagai pengakuan utang berjangka

waktu pendek. Tujuan dari penerbitan SBI adalah untuk menjaga stabilitas

moneter, yaitu BI berkewajiban memelihara kestabilan nilai rupiah.

Dengan suatu paradigma yang dianut yaitu, jumlah uang primer (uang

kartal + uang giral di BI) yang berlebihan dapat mengurangi kestabilan

nilai Rupiah. SBI diterbitkan dan dijual oleh BI untuk mengelola

kelebihan uang primer tersebut. Selain itu juga, suku bunga yang tinggi

tentunya akan berdampak pada alokasi dana investasi para investor.

Investasi produk bank seperti deposito atau tabungan jelas lebih kecil

resikonya dibandingkan investasi dalam bentuk saham. Sehingga investor

akan menjual sahamnya dan kemudian akan menyimpan dananya di bank.

38
Penjualan saham yang serentak akan berdampak pada penurunan harga

secara signifikan (A. Arifin, 2004).

5) Pengangguran

Pengangguran atau unemployement, tidak berkaitan dengan mereka

yang tidak bekerja, tetapi tidak atau belum menemukan pekerjaan. Jadi,

tenaga pengangguran adalah mereka yang ingin bekerja, sedang berusaha

mendapatkan pekerjaan tetapi belum berhasil mendapatkannya

(Bramantyo, 2006).

Menurut Sadako Sukirno (2011), dalam membedakan jenis-jenis

pengangguran, terdapat dua cara untuk menggolongkannya yaitu

berdasarkan sumber/penyebab yang mewujudkan pengangguran tersebut

dan berdasarkan ciri pengangguran yang wujud. Berikut jenis

pengangguran berdasarkan penyebabnya yaitu :

a) Pengangguran normal atau friksional

b) Pengangguran siklikal

c) Pengangguran struktural

d) Pengangguran teknologi

Berdasarkan kepada ciri pengangguran yang berlaku,

pengangguran dapat pula digolongkan sebagai berikut :

a) Pengangguran terbuka

b) Pengangguran tersembunyi

c) Pengangguran bermusim

39
d) Setengah memanggur

Faktor eksternal dalam penelitian ini yakni Tingkat suku bunga dan Inflasi,

Besarnya tingkat suku bunga bervariatif sesuai dengan kemampuan debitur

dalam memberikan tingkat pengembalian kepada kreditur. Tingkat suku

bunga tersebut dapat menjadi salah satu pedoman investor dalam

pengambilan keputusan investasi pada pasar modal. merupakan suatu variabel

makroekonomi yang dapat sekaligus menguntungkan dan merugikan suatu

perusahaan. Menurut Samuelson dan Nordhaus (2001) pada dasarnya inflasi

yang tinggi tidak disukai oleh para pelaku pasar modal karena akan

meningkatkan biaya produksi.

b. Faktor Internal Perbankan

Perbankan juga dipengaruhi oleh faktor internal, yakni :

1) Capital Adequacy Ratio (CAR)

Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah rasio kecukupan modal yang

berfungsi menampung risiko kerugian yang kemungkinan dihadapi oleh

bank. Semakin tinggi CAR maka semakin baik kemampuan bank tersebut

untuk menanggung risiko dari setiap kredit/aktiva produktif yang beresiko.

Jika nila CAR tinggi maka bank tersebut mampu membiayai kegiatan

operasional dan memberikan kontribusi yang cukup bagi profitabilitas.

Menurut Tarmizi Ahmad & Wilyanto Kartiko Kusuno (2003:62)

menerangkan Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio

permodalan yang menunjukan kemampuan bank dalam menyediakan

dana untuk

40
keperluan pengembangan usaha dan menampung kemungkinan resiko

kerugian yang diakibatkan dalam opersional bank. Rasio ini

memperlihatkan seberapa besar jumlah aktiva yang mengandung risiko

(kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain) yang dibiayai

dari modal sendiri dan dana dari sumber-sumber diluar bank. Semakin

tinggi nilai rasio CAR maka semakin baik kemampuan permodalan suatu

bank.Peraturan Bank Indonesia Nomor 10/15/PBI/2008.nilai CAR

minimal adalah 8%. Bank yang dianggap sehat adalah bank yang memiliki

Capital Adequacy Ratio (CAR) di atas 8%, sehingga semakin tinggi CAR

mengindikasikan semakin baik tingkat kesehatan bank. Analisis digunakan

untuk:

a) Ukuran kemampuan bank tersebut untuk menyerap kerugian –

kerugian yang tidak dapat dihindarkan,

b) Sumber dana yang diperlukan untuk membiayai kegiatan usahanya

sampai batas tertentu, karena sumber dana dapat juga berasal dari

hutang penjualan aset yang tidak terpakai dan lain – lain,

c) Alat pengukuran besar kecilnya kekayaan bank tersebut yang dimiliki

oleh para pemegang sahamnya, dan

d) Dengan modal yang mencukupi, memungkinkan manajemen bank

yang bersangkutan untuk bekerja dengan efisiensi yang tinggi, seperti

yang dikehendali oleh pemilik modal pada bank tersebut.

Secara matematis CAR dapat dirumuskan sebagai berikut :

41
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐵𝑎𝑛𝑘 (𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 i𝑛𝑡i + 𝑚𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑝𝑒𝑙𝑒𝑛𝑔𝑘𝑎𝑝
𝐶𝐴𝑅 = 𝑥 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑇𝑀𝑅

2) Return Of Asset (ROA)

Return Of Asset (ROA) merupakan suatu pengukuran kemampuan

manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara halus. Jika ROA

suatu bank semakin besar, maka semakin besar pula tingkat keuntungan

yang dicapai bank tersebut dan semakin baik posisi bank tersebut dari segi

pengamanan aset yang diperhitungkan.

Menurut Kasmir (2010), Return Of Asset (ROA) merupakan rasio

profitabilitas untuk mengukur kemampuan manajemen dalam

menghasilkan pendapatan dari pengelolaan aset. Rasio profitabilitas

menggambarkan seberapa efektif perusahaan beroperasi sehingga

memberikan keuntungan bagi perusahaan dari penjualan dan pendapatan

investasi. ROA digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

memanfaatkan aset perusahaan untuk memperoleh laba dengan rata-rata

aset yang dimiliki perusahaan.

Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia, maka standar ROA yang

baik adalah sekitar 1,5%. Perhitungan ROA terdiri dari :

a) Menghitung Earning Before Tax (EBT) laba perusahaan (bank)

sebelum dikurangi pajak.

b) Menghitung keseluruhan aktiva yang dimiliki oleh bank yang terdiri

dari aktiva lancar dan aktiva tetap.

Secara matematis ROA dapat dirumuskan sebagai berikut :

42
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎j𝑎𝑘
𝑅𝑂𝐴 = 𝑥 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑂𝐴

3) Financing Deposit Ratio (FDR)

Rasio Financing Deposit Ratio (FDR) yaitu jumlah pendanaan yang

dikeluarkan oleh bank syariah untuk mendukung investasi yang telah

direncanakan selama waktu tertentu dari hasil penghimpunan dana pihak

ketiga (Harjanti & Mahmudah, 2016).

Financing Deposit Ratio (FDR) dapat mempengaruhi tingkat

profitabilitas Bank Syariah (Sumarlin, 2016). Dalam Surat Edaran Bank

Indonesia Nomor 26/5/BPPP tanggal 2 Mei 1993, besarnya FDR ini

ditetapkan oleh Bank Indonesia tidak boleh melebihi 110%. Semakin

tinggi FDR maka semakin tinggi dana yang disalurkan ke dana pihak

ketiga. Dengan dana pihak ketiga yang disalurkan maka pendapatan atau

profitabilitas semakin meningkat (Sumarlin, 2016).

Secara matematis FDR dapat dirumuskan sebagai berikut :

𝑃𝑒𝑚𝑏i𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛
𝐹𝐷𝑅 = 𝑥 100%
𝐷𝑎𝑛𝑎 𝑝iℎ𝑎𝑘 𝑘𝑒𝑡i𝑔𝑎

4) BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional)

Rasio BOPO (Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional)

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan

kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Kegiatan utama

bank adalah sebagai perantara, yaitu penghimpun dan penyalur dana

kepada pihak ke tiga, maka biaya dan pendapatan operasional bank

43
didominasi oleh biaya bunga dan hasil bunga. Apabila ada peningkatan

biaya operasional maka akan berdampak pada turunya laba sebelum pajak

yang akhirnya akan menurunkan profitabilitas (ROA) pada bank yang

bersangkutan (Dendawijaya, 2003).

Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yang tercantum dalam Surat

Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001,

BOPO merupakan rasio antara biaya operasional terhadap pendapatan

operasional dengan rumus matematis sebagai berikut :

𝐵i𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠i𝑜𝑛𝑎𝑙
𝐵𝑂𝑃𝑂 = 𝑥100%
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠i𝑜𝑛𝑎𝑙
Semakin kecil rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional (BOPO) menandakan bahwa semakin efisien pula biaya

operasional yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan (Dendawijaya,

2003).

5) DPK (Dana Pihak Ketiga)

Dana pihak ketiga adalah dana yang diperoleh dari masyarakat baik

perorangan maupun badan usaha yang diperoleh bank dengan

menggunakan berbagai instrument produk simpanan yang dimiliki oleh

bank (Mahmudah, Nur dan Harjanti, 2016). Menurut Peraturan Bank

Indonesia No. 10/19/PBI/2008 Dana Pihak Ketiga adalah kewajiban bank

kepada penduduk dalam rupiah dan valuta asing. Umumnya dana yang

dihimpun oleh perbankan dari masyarakat akan digunakan untuk

pendanaan aktivitas sektor riil melalui penyaluran kredit.

44
Sedangkan menurut Susan, (2014) dana pihak ketiga adalah

simpanan dana dari nasabah kepada pihak Bank yang terdiri dari giro,

tabungan, dan simpanan berjangka (deposito). Adapun menurut Delsy,

(2014) Dana Pihak Ketiga adalah dana yang dihimpun dari masyarakat

berupa tabungan, deposito dan giro. Dana yang dihimpun dari masyarakat

digunakan oleh bank untuk melakukan ekspansi kredit maupun investasi.

DPK merupakan hal yang penting bagi bank karena dengan semakin besar

dana yang dihimpun maka dapat memperbesar profitabilitas bank melalui

selisih bunga kredit dan bunga simpanan.

Menurut Arthesa (2006) terdapat 3 macam sumber dana langsung

dari masyarakat yaitu: rekening tabungan (saving deposit), rekening

simpanan berjangka (time deposit), dan rekening giro (demand deposit).

Selain itu terdapat pula sumber dana lain yang bersifat tidak langsung atau

berupa pengendapan dana bank yang didapatkan melalui pemberian jasa

bank (fee based income).

a) Tabungan

Tabungan adalah jenis simpanan yang penarikannya dapat dilakukan

melalui syarat – syarat tertentu, serta dapat dilakukan setiap saat

melalui kantor bank, Automatic Teller Machine (ATM), dan kartu

debet.

b) Simpanan berjangka

Simpanan berjangka atau dikenal dengan deposito merupakan

simpanan masyarakat dimana penarikan dana tersebut hanya dapat

45
dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan tanggal yang telah

disepakati nasabah dengan pihak bank.

Simpananan berjangka dibagi menjadi deposito berjangka dan

sertifikat deposito. Deposito berjangka merupakan simpanan atas

nama. Dengan demikian simpanan ini hanya dapat dicairkan oleh

pemilik deposito atau yang namanya tercantum dalam deposito

tersebut.

Sertifikat deposito adalah simpanan berjangka atas pembawa atau

atas unjuk dimana bukti simpanan ini dapat diperjualbelikan atau

dipindah tangankan ke pihak ketiga. Selain kedua jenis simpanan

tersebut, dikenal pula deposit on call (DOC) yaitu berupa simpanan

yang tetap berada di bank selama nasabah tidak membutuhkannya.

c) Rekening giro

Rekening giro adalah jenis simpanan nasabah yang penarikannya

dapat dilakukan setiap sat dengan menggunakan cek untuk penarikan

tunai atau bilyet untuk pemindahbukuan antar rekening.

Pembagian jenis simpanan kedalam beberapa jenis dimaksudkan

agar para penyimpan mempunyai pilihan sesuai dengan tujuan masing

– masing. Tiap pilihan mempunyai pertimbangan tertentu dan adanya

suatu pengharapan yang ingin diperolehnya. Pengharapan yang ingin

diperoleh dapat berupa keuntungan dari bunga dan kemudahan atau

keamanan uangnya (Kasmir, 2004).

46
Menurut Selamet Riyadi (2004) berdasarkan dari segi mata uangnya

DPK dibagi menjadi:

a) Sumber dana pihak ketiga rupiah

Dana pihak ketiga rupiah adalah kewajiban – kewajiban bank yang

tercatat dalam rupiah kepada pihak ketiga bukan bank, baik kepada

penduduk maupun bukan penduduk. Komponen DPK ini terdiri dari

tabungan, giro, simpanan berjangka (deposito dan sertifikat deposito)

dan kewajiban – kewajiban lainnya yang terdiri dari kewajiban segera

yang dapat dibayar, surat – surat berharga yang diterbitkan, pinjaman

yang diterima, setoran jaminan, dan lainnya.

b) Sumber dana pihak ketiga asing

Dana pihak ketiga dalam valuta asing adalah kewajiban bank yang

tercatat dalam valuta asing kepada dana pihak ketiga baik penduduk

maupun bukan penduduk termasuk pada Bank Indonesia atau bank

lain (pinjaman melalui pasar uang). DPK valuta asing terdiri atas giro,

call money, Deposit On Call (DOC), deposito berjangka, margin

deposit, setoran jaminan, pinjaman yang diterima dan kewajiban

lainnya dalam valuta asing.

Sedangkan bila ditinjau dari segi biaya yang harus dibayar oleh bank,

sumber dana dapat dikelompokan menjadi sumber dana berbiaya dan

sumber dana tidak berbiaya:

a) Sumber dana berbiaya

47
Sumber daya berbiaya pada umumnya adalah dana – dana yang

berasal dari masyarakat, baik dana pihak ketiga maupun daa pihak

kedua (tidak termasuk penerbit saham). Sumber dana berbiaya terdiri

atas: giro, tabungan, simpanan berjangka, atau kewajiban lainnya.

b) Sumber dana tidak berbiaya

Hampir sebagian besar dana bank memiliki beban biaya yang harus

ditanggung oleh bank terutama dana yang berasal dari dana pihak

pertama dan dana pihak ketiga sehingga dapat dikatakan tidak ada

dana tanpa biaya bagi suatu bank. Namun beberapa jenis dana ada

yang tidak mengandung unsur biaya seperti: agio saham, laba tahun

berjalan, laba yang ditahan, cadangan umum, dan lainnya. Semakin

besar dana tidak berbiaya ini maka akan semakin mempertinggi

Return Of Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) bagi suatu

bank.

Faktor internal yang peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah ROA

dimana dalam penelitian terdahulu Nurdany (2012) yang menyatakan bahwa

besar kecilnya margin murabahah dipengaruhi oleh ROA yang ada dalam

perbankan tersebut, sebab ROA yang baik akan menyebabkan masyarakat

lebih percaya serta keinginan untuk bertransaksi dalam bank tersebut semakin

meningkat. Dan DPK merupakan cerminan dari laba yang dihasilkan dari

pembiayaan, yang mana hingga saat ini masih di dominasi oleh pembiayaan

murabahah. Sehingga keuntungan rata-rata bank berasal dari margin

pembiayaan murabahah.

48
B. Penelitian Terdahulu

Table 2.1
Penelitian terdahulu

No Judul Penulis Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan


(tahun)

1. Faktor-Faktor Yusro a. Target laba, biaya overhead a. Variabel a. Objek

Yang Rahma dan pembiayaan tidak dependen penelitian

Mempengaruhi (2016) berpengaruh terhadap dan b. Tempat dan

Margin penentuan margin murabahah independen waktu

Murabahah Bank b. Bagi hasil dana pihak ketiga (DPK) penelitian

Syariah Di berpengaruh terhadap b. Metode

Indonesia penentuan margin murabahah analisis

c. Target laba, biaya overhead, c. Pengumpul

pembaiayaan, dan bagi hasil an data

dana pihak ketiga

berpengaruh secara simultan

terhadap penentuan margin

murabahah

2. Analisis Faktor Fithria a. Biaya operasional a. Metode a. Variabel

Yang Aisyah berpengaruh secara analisis independen

Mempengaruhi Rahmawati signifikan terhadap profit data dan

Penetapan Margin (2015) margin pembiayaan b. Pengumpul dependen

Pada Pembiayaan murabahah an data b. Objek

49
Murabahah Di b. Cost of fund tidak penelitian

Bmt Se- berpengaruh secara c. Tempat dan

Kabupaten Jepara signifikan terhadap profit waktu

margin pembiayaan penelitian

murabahah

c. Risk of cost berpengaruh

secara signifikan terhadap

profit margin pembiayaan

murabahah

d. Profit target tidak

berpengaruh secara

signifikan terhadap profit

margin pembiayaan

murabahah

e. Variabel rata-rata marjin

pasar berpengaruh secara

signifikan terhadap profit

margin pembiayaan

murabahah

3. Faktor-Faktor Kenda a. Variabel FDR (X1 ), a.Metode a. Objek

Yang Satya BOPO (X2 ), Inflasi (X3 ) analisis penelitian

Mempengaruhi (2013) dan tingkat suku bunga data b. Tempat

50
Penetapan Margin (X4 )secara simultan b. Pengu dan waktu

Murabahah berpengaruh signifikan mpulan penelitian

Pembiayaan terhadap margin data

Konsumtif Di murabahah Bankaltim c.Variabel

Bank Kaltim Syariah (Y). indenpende

Syariah b. Variabel yang paling n ( Inflasi

dominan dalam penelitian dan Tingkat

ini adalah inflasi (X3 suku bunga

)kerena beta Inflasi (X3 ) > )

dari nilai beta FDR (X1 ), d. Varia

BOPO (X2 ), dan tingkat bel

suku bunga (X4 ) dependen

4. Analisis Faktor- Frisca a. Hasil uji F menunjukkan a. Metode a. Objek

Faktor Yang Oktari ( bahwa bahwa secara analisis penelitian

Mempengaruhi 2019) slimutan variabel Biaya data b. Tempat dan

Penetapan Margin Ovrhead, Bagi hasil b. Pengumpul waktu

Murabahah Pada DPK, dan Volume an data penelitian

Pembiayaan Pembiayaan Murabahah c. Variabel

Kepemilikan berpengaruh signifikan dependen

Rumah terhadap penetapan dan

Margin Murabahah indenpeden

b. Secara parsial (DPK)

51
menunjukkan bahwa

variabel Biaya Overhead,

dan Bagi hasil DPK

berpengaruh signifikan

positif terhadap penetapan

margin murabahah,

sedangkan variabel volume

pembiayaan berpengaruh

signifikan negatif terhadap

penetapan margin

murabahah.

5. Analisis Faktor- Alfi Fadlil Overhead Cost dan Dana pihak a. Metode a. Objek

Faktor Yang (2019) ketiga berpengaruh signifikan analisis penelitian

Mempengaruhi terhadap margin murabahah data b. Tempat dan

Penetapan Margin b. Pengumpul waktu

Murabahah Pada an data penelitian

Produk c. Variabel

Pembiayaan dependen

Kepemilikan dan

Sepeda Motor Di indenpeden

Bprs Al-Salaam (DPK)

2015-2017

52
6. Analisis Yudhistira a. Faktor utama yang a. Variabel a. Teknik

Penetapan Margin Rangga mempengaruhi dalam dependen pengumpul

Atas Produk Febra mengambil pembiayaan an data

Pembiayaan (2018) murabahah di BMT b. Metode

Murabahah Assyafi’iyah Karang analisis

Terhadap Anyar adalah tingkat data

Keputusan margin yang rendah, c. Variabel

Nasabah proses yang cepat, indenpende

pelayanan yang n

memuaskan. d. Objek

b. BMT Assyafi’iyah KC penelitian

Karang Anyar memberikan e. Waktu dan

dua pilihan cara untuk tempat

melunasi pembiayaan, yang penelitian

pertama dengan cara

angsuran sebesar 2,5% dan

jatuh tempo sebesar 4%.


7. Pengaruh Dana Puput DPK, ROA, Biaya Operasional a. Variabel a. Metode

Pihak Ketiga, Puspita dan Inflasi tidak berpengaruh dependen analisis

Biaya Rahayu secara signifikan terhadap dan data

Operasional, (2018) penetapan margin murabahah indenpend b. Objek

Return Of Asset en penelitian

(Roa) Dan Inflasi b. Metode c. Tempat dan

53
Terhadap pengumpu waktu

Penetapan Margin lan data penelitian

Pembiayaan

Murabahah

8. The Moderating Yuniorita a. kualiti aset dan pendapatan a. metode a. objek

Role Of indah mempengaruhi secara analisis penelitian

Corporate Social handayani signifikan kepada margin data b. variabel

Responbility In (2020) bank b. metode indenpende

Determining b. pengurusan dan kecairan pengumpul n

Islamic Bank tidak mempengaruhi kepada an data

Margin margin bank c. variabel

dependen

9. The Determinants M musaroh, a. Secara parsial biaya a. Metode a. Objek

Of Murabaha Naning operasional analisis penelitian

Margin Income In margasari, berpengaruh positif dan data b. Waktu

Islamic Banking Nindya signifikan terhadap b. Metode dan

Companies In nuriswati, pendapatan marjin pengumpu tempat

Indonesia Mahendra murabahah, lan data penelitian

ryansa b. dana pihak ketiga c. Variabel

gallen berpengaruh negatif dependen

gagah dan signifikan terhadap dan

(2020) pendapatan margin indenpend

murabahah,

54
c. volume pembiayaan en

murabahah

berpengaruh positif dan

signifikan terhadap

margin murabahah,

d. sedangkan suku bunga

dan inflasi Bank Indonesia

tidak mempengaruhi

pendapatan margin

Murabahah.

C. Kerangka Pemikiran
Menurut Polancik (2009) kerangka berfikir diartikan sebagai diagram yang
berperan sebagai alur logika sistematika tema yang akan ditulis. Polancik
menempatkan hal ini untuk kepentingan penelitian. Dimana kerangka berpikir
tersebut dibuat berdasarkan pertanyaan penelitian. pertanyaan itulah yang
menggambarkan himpunan, konsep atau mempresentasikan hubungan antara
beberapa konsep. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi penetapan margin pada produk pembiayaan murabahah di Bank
Syariah Indonesia.

55
Kerangka Berpikir

Pengaruh Return Of Asset (ROA), Dana Pihak Ketiga (DPK), Inflasi Dan Tingkat
Suku Bunga Terhadap Margin Produk Pembiayaan Murabahah Pada Bank
Muamalat Indonesia

Mode Kerangka Berfikir

ROA DPK Inflasi Tingkat suku bunga

nb
Margin Murabahah

Analisis Regresi
Linear Berganda

Uji Asumsi Klasik


1. Uji Normalitas
2. Uji Heteroskedastisitas
3. Uji Multikoliniearitas
4. Uji Autokorelasi

Uji Hipotesis
1. Uji F
2. Uji t
3. Uji Koefisien Determinasi

Kesimpulan

56
D. Keterkaitan Antar Variabel dan Hipotesis

1. Pengaruh Return of asset (ROA) terhadap penetapan margin murabahah.

Menurut Zainul Arifin (2000:59) terdapat dua rasio yang biasanya dipakai

untuk mengukur kinerja bank. Salah satunya yaitu rasio ROA. ROA adalah

perbandingan antara pendapatan bersih dengan rata-rata aktiva. Keuntungan bagi

para pemilik bank merupakan hasil dari tingkat keuntungan dan tingkat laverage

yang dapat dipakai. Menurut Purwaningsih (2010) mengatakan bahwa ROA

merupakan variabel yang memiliki pengaruh dominan terhadap margin

pembiayaan murabahah sebab setiap penambahan 1% dari ROA akan diikuti

dengan kenaikan margin pembiayaan murabahah. Berdasarkan penjelasan diatas

maka hipotetis 1 dapat dirumuskan :

Ho1 : Variabel Return of asset (ROA) (X1) tidak berpengaruh signifikan

terhadap penetapan margin (Y)

Ha1 : Variabel Return of asset (ROA) (X1) berpengaruh signifikan terhadap

penetapan margin (Y)

2. Pengaruh Dana Pihak Ketiga terhadap penetapan margin murabahah.

Dana pihak ketiga merupakan supplay bank syariah sehingga bank syariah

mampu mendistribusikan pembiayaan jual beli selanjutnya kepada nasabah. Aset

yang besar dalam bank memudahkan bank untuk me-manage harga, dalam hal ini

bank tidak hanya sebagai penerima harga tetapi bank sebagai daya tawar harga

dibandingkan bank-bank lain (Asiyah, 2015 : 155-164).

57
Dana pihak ketiga berpengaruh terhadap pendapatan margin murabahah.

Pentingnya dana pihak ketiga karena Bank merupakan pelayanan masyarakat dan

wadah perantara keuangan masyarakat, sehingga bank harus selalu berada di

tengah masyarakat agar arus uang dari masyarakat yang kelebihan dana dapat

ditampung dan disalurkan pada masyarakat yang kekurangan Frisca Oktari

(2019). Berdasarkan penjelasan diatas maka hipotesis 2 dapat dirumuskan, sebagai

berikut :

Ho2 : Variabel Dana Pihak Ketiga (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap

penetapan margin (Y)

Ha2 : Variabel Dana Pihak Ketiga (X2) berpengaruh signifikan terhadap

penetapan margin (Y)

3. Pengaruh Inflasi terhadap penetapan margin murabahah.

Menurut Karim (2014:135) mengatakan bahwa secara umum inflasi merupakan

kenaikan tingkat harga dari barang/komoditas dan jasa selama suatu priode waktu

tertentu. Inflasi dapat dianggap suatu fenomena moneter karena terjadi penurunan

nilai unit perhitungan moneter terhadap suatu komoditas. Menurut Puput Puspita

Rahayu (2018) menyatakan bahwa inflasi regional tidak memiliki pengaruh

terhadap penetapan margin murabahah, sehingga sebesar apapun tingkat inflasi

yang terjadi tidak akan berdampak terhadap membesar ataupun mengecilnya

penetapan margin murabahah.

Penelitian tersebut tidak sejalan dengan teori Karim (2014:28) yang

mengatakan bahwa profit target mempertimbangkan tingkat inflasi, suku bunga

58
pasar, premi risiko dan cadangan piutang tertagih, sehingga dalam hal ini inflasi

memiliki pengaruh dalam menentukan profit target. Berdasarkan penjelasan

diatas, maka hipotesis 3 dapat dirumuskan, sebagai berikut :

Ho3 : Variabel Inflasi (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap penentapan

margin (Y)

Ha3 : Variabel Inflasi (X3) berpengaruh signifikan terhadap penentapan margin

(Y)

4. Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap penetapan margin murabahah.

Tingkat suku bunga atau interest rate merupakan rasio pengembalian sejumlah

investasi sebagai bentuk imbalan yang diberikan kepada investor. Besarnya

tingkat suku bunga bervariatif sesuai dengan kemampuan debitur dalam

memberikan tingkat pengembalian kepada kreditur. Tingkat suku bunga tersebut

dapat menjadi salah satu pedoman investor dalam pengambilan keputusan

investasi pada pasar modal. Sebagai wahana alternatif investasi, pasar modal

menawarkan suatu tingkat pengembalian (return) pada tingkat resiko tertentu.

Dengan membandingkan tingkat keuntungan dan resiko pada pasar modal dengan

tingkat suku bunga yang ditawarkan sektor keuangan, investor dapat memutuskan

bentuk investasi yang mampu menghasilkan keuntungan yang optimal. (Husnan,

2005a). Menurut Kenda Satya (2013) menyatakan bahwa tingkat suku bunga

berpengaruh secara simultan terhadap penetapan margin murabahah, sehingga

sebesar apapun tingkat suku bunga yang terjadi itu akan berdampak terhadap

penetapan margin murabahah. Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis 4

dapat dirumuskan sebagai berikut :

59
Ho4 : Variabel Tingkat suku bunga (X4) tidak berpengaruh signifikan terhadap

penentapan margin (Y)

Ha4 : Variabel Tingkat suku bunga (X4) berpengaruh signifikan terhadap

penentapan margin (Y)

5. Pengaruh Return of asset (ROA), Dana Pihak Ketiga (DPK), Inflasi dan Tingkat

Suku Bunga terhadap penetapan margin pada pembiayaan murabahah.

Menurut Siamat (2005:278) menyatakan bahwa ada dua faktor yang dapat

berpengaruh dalam keputusan manajemen perbankan yakni faktor internal dan

eksternal. Faktor internal kaitannya dengan pengambilan kebijakan dan strategi

operasional bank. Sementara faktor eksternal yakni faktor yang berasal dari luar

perusahaan, meliputi kebijakan moneter, fluktasi nilai tukar, tingkat inflasi,

vilatilitas tingkat bunga dan inovasi instrumen keuangan. Dalam hal ini ROA dan

Dana pihak ketiga merupakan faktor internal sedangkan Inflasi dan tingkat suku

bunga adalah faktor eksternal.

Dalam penelitian kali ini adanya hubungan secara bersama anatara ROA,

dana pihak ketiga, inflasi dan tingkat suku bunga terhadap margin. Sesuai dengan

penelitian Nurdany (2012) mengatakan ROA memiliki pengaruh terhadap

penetapan margin. Pada penelitian Alfi Fadlil (2019) yang menyatakan Dana

pihak ketiga memiliki pengaruh terhadap penetapan margin didukung oleh

penelitian Kenda Satya (2013) mengatakan bahwa inflasi dan tingkat suku bunga

berpengaruh. Sehingga dari bukti tersebut dapat diketahui bahwa secara bersama-

sama dapat mempengaruhi penetapan margin. Dari hal itu dapat ditarik hipotesis

sebagai berikut :

60
Ho5 : Variabel Return of asset (ROA) (X1) , Dana Pihak Ketiga (DPK)

(X2), Inflasi (X3) dan Tingkat Suku Bunga (X4) tidak bepengaruh secara simultan

terhadap penetapan margin (Y).

Ha5 : Variabel Return of asset (ROA) (X1) , Dana Pihak Ketiga (DPK)

(X2), Inflasi (X3) dan Tingkat Suku Bunga (X4) bepengaruh secara simultan

terhadap penetapan margin (Y).

61
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, metode kuantitatif adalah

suatu penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori melalui pengukuran

variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data dengan

prosedur statistik. Berdasarkan penjelasan dari kedudukan variabelnya maka

penelitian ini bersifat asosiatif kausal, yaitu penelitian yang mencari hubungan

(pengaruh) sebab akibat, yaitu variabel indenpenden/variabel yang memengaruhi (X)

terhadap variabel dependen/variabel yang dipengaruhi (Y) (Sugiono, 2013)

B. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder, Data sekunder

dalam penelitian ini berupa laporan keuangan Bank Muamalat Indonesia selama tahun

2018-2022. Sedangkan jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time

series dalam bentuk bulanan dengan jumlah 54 data. (Arifianto, 2012).

C. Metode Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan metode dokumentasi

yaitu pengumpulan data pengambilan data yang diperoleh melalui website Bank

Muamalat sendiri berupa dokumen-dokumen dengan membaca, mempelajari,

mengklasifikasikan, dan menggunakan data sekunder berupa laporan keuangan

perusahaan yang sesuai dengan masalah yang dieteliti.

62
D. Metode Analisis Data

1. Analisis Regresi Linear Berganda

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini analisis regresi linear

berganda. Menurut sarwono dan Suhat (2010) Analisis regresi linear berganda yaitu

suatu analisis yang digunakan secara bersamaan untuk meneliti pengaruh dua

variabel atau lebih terhadap satu variabel yang tergantung dengan skala interval.

Prinsip – prinsip yang mendasari regresi linier berganda tidak berbeda dengan

regresi linier sederhana. Akan tetapi dalam regresi linier berganda akan dijumpai

beberapa permasalahan seperti multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan

autokorelasi (Nachrowi, Djalal Nachrowi , dan Hardius, 2008)

Bentuk umum persamaan regresi linier berganda yang digunakan adalah sebagai

berikut:

Y = a + β₁X₁ + β₂X₂ + β₃X₃ +

β₄X₄ +℮ Keterangan:

Y = Margin Murabahah

β₁ - β₄ = koefisien regresi masing-masing variabel

bebas X1 = Return On Asset

X2 = Dana Pihak Ketiga

X3 = Tingkat Suku Bunga

X4 = Inflasi

63
℮ = Error Term (variabel Pengganggu)

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik atau uji asumsi ordinary least square (OLS) dilakukan untuk

mengetahui ada tidaknya bisa pada hasil penelitian. Untuk memenuhi syarat asumsi

klasik dalam sebuah penelitian, perlu dilakukan beberapa pengujian sebagai

berikut:

a. Uji Normalitas

Uji normalitas adalah untuk menguji apakah residual model regresi

berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan normal jika nilai

residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata - ratanya.

Tidak terpenuhinya normalitas pada umumnya disebabkan karena distribusi

data yang dianalisis tidak normal, karena terdapat nilai ekstrem pada data yang

diambil. Nilai ektrem ini dapat terjadi karena adanya kesalahan dalam

pengambilan sampel, bahkan karena kesalahan dalam melakukan input data

atau memang karena karakteristik data tersebut jauh dari rata - rata. Dengan

kata lain, data tersebut memang benar - benar berbeda dibanding yang lain

(Suliyanto, 2011).

Untuk melakukan uji normalitas dapat dilakukan melalui analisis grafik

ataupun melakukan berdasarkan metode statistik menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov (K-S).

1) Analisis grafik Untuk menguji normalitas data dapat dilihat melalui

ataupun penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik P-Plot

64
(normal probability plot) ataupun bentuk kurva lonceng pada grafik

Histogram. Adapun dasar daripengambilan keputusan dalam uji

normalitas adalah sebagai berikut:

a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal P-Plot dan mengikuti

arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi

normalitas.

b) Jika bentuk kurva pada Histogram berbentuk gambar lonceng (bell

shaped curve) yang kedua sisinya melebar sampai tak terhingga

dan seimbang, maka nilai residual terstandarisasi berdistribusi

normal.

2) Uji Kolmogorov-Smirnov

Uji statistik yang dipakai untuk menguji normalitas data adalah uji

Kolmogorov-Smirnov. Uji Kolmogorov-Smirnov (K-S) adalah uji

statistik non-parametrik yang menggunakan fungsi distribusi kumulatif

(Suliyanto, 2011).

Melalui pengujian ini, model regresi dapat memenuhi sumsi

normalitas apabila nilai K-S > α. Sedangkan apabila nilai K-S < α maka

asumsi normalitas tidak dapat terpenuhi. α yang digunakan dalam

penelitian ini sebesar 5% (0,05). Sehingga untuk memenuhi asumsi

normalitas nilai K-S harus lebih besar dari α=0,05.

Untuk langkah-langkah dalam menentukan uji normalitas dengan

metode Kolmogorov-Smirnov :

a) Susun hipotesis

65
b) Susun frekuensi-frekuensi dari tiap nilai teramati, berurutan dari

nilai terkecil sampai nilai terbesar. Kemudian susun frekuensi

kumulatif dari nilai-nilai teramati.

c) Konversikan frekuensi kumulatif itu kedalam probabilitas, yaitu ke

dalam fungsi distribusi frekuensi kumulatif [𝑆(𝑥)]. Distribusi

frekuensi teramati harus merupakan hasil pengukuran variable

paling sedikit dalam skala ordinal (tidak dalam skala nominal)

d) Hitung nilai z untuk masing-masing nilai teramati di atas dengan

rumus 𝑧 = (𝑥𝐼 − 𝑥 / , dengan mengacu kepada tabel distribusi

normal baku, carilah peluang (luas area) kumulatif untuk setiap

nilai teramati. Hasilnya ialah sebagai 𝐹𝑡(𝑥i).

e) Susun 𝐹𝑠(𝑥) berdampingan dengan 𝐹𝑡(𝑥). Hitung selisih nilai

absolut antara 𝑆(𝑥) dan 𝐹𝑡 (𝑥) pada masing-masing nilai teramati.

f) Statistik uji Kolmogorov-Smirnov ialah selisih absolut terbesar

𝐹𝑠(𝑥i) dan 𝐹𝑡(𝑥i) yang juga disebut deviasi maksimum D.

Dengan mengacu pada distribusi pencuplikan bisa diketahui apakah

perbedaan sebesar itu (yaitu nilai D maksimum teramati) terjadi hanya

karena kebetulan. Dengan mengacu pada tabel D, dilihat berapa

peluang (dua sisi) kejadian untuk menemukan nilai-nilai teramati

sebesar D, bila 𝐻0 benar. Jika peluang itu sama atau lebih kecil dari

nilai tabel Kolmogorov-smirnov, maka 𝐻0 ditolak.(Fuadi, 2021)

66
b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

yang terbentuk ada korelasi yang tinggi atau sempurna diantara variabel bebas

atau tidak. Jika dalam model regresi yang terbentuk terdapat korelasi yang

tinggi atau sempurna diantara variabel bebas maka model tersebut dinyatakan

mengandung gejala multikolinier (Suliyanto, 2011).

Beberapa penyebab timbulnya gejala multikolinieritas pada model regresi

adalah sebagai berikut:

1) Kebanyakan variabel ekonomi berubah sepanjang waktu. Besar –

besaran ekonomi dipengaruhi oleh faktor – faktor yang sama sehingga

jika suatu faktor mempengaruhi variabel terikat maka seluruh variabel

cenderung berubah dalam satu arah,

2) Adanya penggunaan nilai lag (lagged value) dari variabel – variabel

bebas tertentu dalam model regresi,

3) Metode pengumpulan data yang dipakai (the data collection method

employed),

4) Adanya kendala dalam model atau populasi yang menjadi sampel

(consrtaint on the model or in the population being sampled),

5) Adanya kesalahan spesifikasi model (specification model). Hal ini dapat

terjadi karena peniliti memasukan variable penjelas yang seharusnya

dikeluarkan dari model empiris atau dapat juga karena peneliti

mengeluarkan variabel penjelas yang seharusnya dimasukan dalam

model empiris,

67
6) Adanya model yang berlebihan (an overdetermined model). Hal ini

terjadi ketika model empiris (variabel penjelas) yang digunakan

melebihi data (observasi).

Untuk mendeteksi multikolinearitas menggunakan metode VIF (Variance

Inflation Factor), dapat dirumuskan :

1
𝑉𝐼𝐹 =
(1 − R 2)
j

Keterangan :

VIF = Variance Inflation Factor

R 2j = koefisien determinasi antara Xj dengan variabel bebas lainnya pada

persamaan dugaan(Ahmaddien, 2019).

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas adalah untuk mengetahui apakah residual memilki

ragam yang homogen (konstan) atau tidak. Pengujian asumsi heteroskedastisitas

diharapkan tidak terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas. Model regresi yang

baik adalah yang homokedastisitas dan tidak terjadi heterokedastisitas (Ekanda,

2015).

Berikut ini beberapa contoh penyebab perubahan nilai varian yang

berpengaruh pada homoskedastisitas residualnya:

1) Adanya pengaruh dari kurva pengalaman (learning curve)

68
Dengan semakin meningkatnya pengalaman maka akan semakin

menurun tingkat kesalahannya. Akibatnya, nilai varian makin lama semakin

menurun.

2) Adanya peningkatan perekonomian

Dengan semakin meningkatnya perekonomian maka semakin beragam

tingkatan pendapatan sehingga alternatif pengeluaran juga akan semakin

besar. Hal ini akan meningkatkan varian.

3) Adanya peningkatan teknik pengambilan data

Jika teknik pengumpulan data semakin membaik, nilai varian cenderung

mengecil. Misalnya bank yang menggunakan peralatan Electronic Data

Processing (EDP) akan membuat kesalahan yang relatif kecil dalam laporan

dibandingkan dengan bank yang tidak mempunyai peralatan tersebut.

Pengujian heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan korelasi

Spearmen, dengan langkah yang harus dilakukan dengan menguji ada tidaknya

masalah heteroskedastisitas dalam hasil regresi dengan menggunakan korelasi

Spearmen adalah dengan formula sebagai berikut :

𝑟𝑠 √𝑛 − 2
𝑡=
√1 − (𝑟𝑠)

Keterangan :

rs = korelasi rank spearman

n = jumlah sampel(Siegel, 1997).

69
d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah untuk mengetahui apakah observasi dari residual

saling berkorelasi atau tidak. Pengujian asumsi autokorelasi diharapkan

obeservasi residual tidak saling berkorelasi. Autokorelasi muncul karena

observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lain. Jika ada

masalah autokorelasi, maka model regresi yang seharusnya signifikan menjadi

tidak layak untuk dipakai (Santoso, 2000).

Autokorelasi dalam penelitian ini menggunakan uji statistik Durbin Watson.

Singgih (2000), bila angka D-W diantara -2 sampai +2, berarti tidak terjadi

autokorelasi. Menurut (Ghozali, 2006), untuk mendeteksi ada atau tidaknya

autokorelasi bias menggunakan Uji Durbin Watson (DW test).

Tabel 3.1

Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi

Hipotesis Nol Keputusan Jika

Tidak ada Tolak 0 < d < dl


autokorelasi positif
Tidak ada No Decision dl = d = du
autokorelasi positif
Tidak ada Tolak 4 – dl < d < 4
autokorelasi negative
Tidak ada No Decision 4 – du = d = 4 – dl
autokorelasi negative
Tidak ada Tidak Ditolak du < d < 4 - du
autokorelasi positif
dan negative
Sumber : Ghozali, 2006

70
3. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis adalah pengujian yang didasarkan pada bukti sampel yang

dipakai untuk menentukan apakah hipotesis suatu pernyataan yang wajar dan oleh

karenanya tidak ditolak, atau hipotesis tersebut tidak wajar dan oleh karena itu di

tolak. Uji hipotesis ini berguna untuk memeriksa atau menguji, apakah koefisien

regresi yang didapat signifikan atau berbeda secara nyata. Adapun metode analisis

yang digunakan sebagai berikut:

a. Uji F

Uji F bertujuan untuk menunjukan apakah semua variabel indenpenden

yang dimasukan ke dalam model secara simultan atau bersama-sama

mempunyai pengaruh terhadap varibel dependen. Apabila tingkat signifikansi

< α (0,05), maka semua variabel indenpenden secara simultan berpangaruh

terhadap variabel dependen. Dan apabila tingkat signifikansi > α (0,05), maka

semua variabel indenpenden secara simultan tidak berpangaruh terhadap

variabel dependen.

Menurut Sugiyono dalam (Ahmaddien, 2019), rumus untuk Uji F :

𝑅2
𝐹= 𝑘
(1 − 𝑅2)(𝑛 − 𝑘 − 1)

Keterengan :

R = koefisien korelasi ganda

k = jumlah variabel independen

n = jumlah anggota sampel

71
Jika fhitung < ftabel maka Ha diterima (Ho ditolak) dan jika fhitung > ftabel maka Ha

ditolak (Ho diterima).

Uji F juga dapat dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

1) Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima yaitu variabel-variabel bebas secara

simultan tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

2) Jika Fhitung > Ftabel, maka Ha ditolak yaitu variabel-variabel bebas secara

simultan berpengaruh terhadap variabel terikat.

b. Uji t

Uji t adalah pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah koefisien

regresi signifikan atau tidak, t dihitung digunakan untuk menguji pengaruh

secara persial (per variabel) terhadap variabel terikatnya, apakah variabel

tersebut memiliki pengaruh yang berarti terhadap variabel terikatnya atau tidak

(Suliyanto, 2011).

c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tujuan pengujian ini adalah untuk menguji tingkat keeratan atau keterikatan

antar variabel independen yang bisa dilihat dari besarnya nilai koefisien

determinanan determinasi (adjusted R-squre). Nilai koefisien determinasi

adalah antara nol dan satu (Ghozali, 2006). 𝑅2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen

amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variasi variabel dependen (Ghozali, 2006). Secara umum, koefisien determinasi

72
untuk data runtun waktu (time series) biasanya mempunyai nilai koefisien

determinasi nilai yang tinggi.

Adapun rumus Koefisien determinasi sebagai berikut :

𝐾𝑃 = 𝑟2𝑥 100%

Keterangan :

KP = nilai koefisien determinasi

r2 = nilai koefisien korelasi(Ahmaddien, 2019)

E. Defenisi Operasional Variabel

Operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :

1. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat atau variabel Y adalah variabel yang dipengaruhi oleh

variabel bebas. Pada penelitian ini menggunakan persentase margin murabahah

sebagai variabel dependent. Margin murabahah merupakan margin yang diakui

pada saat terjadinya akad. Dalam menentukan persentase margin sebagai

berikut:

Margin dalam persentase

= 𝐶𝑜𝑠𝑡 𝑅𝑒𝑐𝑜𝑣𝑒𝑟𝑦 + Keuntungan X 100% Harga Beli Bank

2. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas atau variabel X adalah variabel yang diduga secara bebas

berpengaruh terhadap variabel terikat, yaitu faktor-faktor yang diduga

mempengaruhi penetapan margin murabahah, diantaranya :

a. ROA (Return On Asset)

73
Return On Asset (ROA) merupakan suatu pengukuran kemampuan

manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara halus. Jika ROA

suatu bank semakin besar, maka semakin besar pula tingkat keuntungan

yang dicapai bank tersebut dan semakin baik posisi bank tersebut dari segi

pengamanan aset yang diperhitungkan. Berikut rumusnya :

𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 𝑝𝑎j𝑎𝑘


𝑅𝑂𝐴 = 𝑥 100%
𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑒𝑡 𝑅𝑂𝐴

b. DPK (Dana Pihak Ketiga)

Dana pihak ketiga adalah dana yang diperoleh dari masyarakat baik

perorangan maupun badan usaha yang diperoleh bank dengan menggunakan

berbagai instrument produk simpanan yang dimiliki oleh bank (Mahmudah,

Nur dan Harjanti, 2016). Menurut Peraturan Bank Indonesia No.

10/19/PBI/2008 Dana Pihak Ketiga adalah kewajiban bank kepada

penduduk dalam rupiah dan valuta asing. Umumnya dana yang dihimpun

oleh perbankan dari masyarakat akan digunakan untuk pendanaan aktivitas

sektor riil melalui penyaluran kredit. Menurut (Muhammad, 2015), berikut

ini adalah cara untuk mengetahui total DPK pada Bank Syari’ah :

Dana Pihak Ketiga = Tabungan Wadi’ah + Tabungan Mudharabah + Giro

Wadi’ah + Deposito Mudharabah

c. Tingkat Suku Bunga

Tingkat suku bunga atau interest rate merupakan rasio

pengembalian sejumlah investasi sebagai bentuk imbalan yang diberikan

kepada investor. Besarnya tingkat suku bunga bervariatif sesuai dengan

74
kemampuan debitur dalam memberikan tingkat pengembalian kepada

kreditur. Tingkat suku bunga tersebut dapat menjadi salah satu pedoman

investor dalam pengambilan keputusan investasi pada pasar modal. Sebagai

wahana alternatif investasi, pasar modal menawarkan suatu tingkat

pengembalian (return) pada tingkat resiko tertentu. Dengan

membandingkan tingkat keuntungan dan resiko pada pasar modal dengan

tingkat suku bunga yang ditawarkan sektor keuangan, investor dapat

memutuskan bentuk investasi yang mampu menghasilkan keuntungan yang

optimal. Tingkat suku bunga sektor keuangan yang lazim digunakan sebagai

panduan investor disebut juga tingkat suku bunga bebas resiko (risk free),

yaitu meliputi tingkat suku bunga bank sentral dan tingkat suku bunga

deposito. Di Indonesia tingkat suku bunga Bank sentral di proxykan pada

tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia atau SBI (Husnan, 2005)

d. Inflasi

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan

terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan

oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat,

berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan

spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidak lancaran distribusi

barang. Inflasi dalam penelitian ini diukur dalam satuan persentase (%).

75
Tabel 3.2
Defenisi Operasional Variabel
No Variabel Pengukuran Skala
1 Return of asset ROA = Laba sebelum pajak Rasio
(ROA) (X1) X 100%
total asset ROA

2 Dana pihak ketiga Dana Pihak Ketiga = Tabungan Rasio


(DPK) (X2) Wadi’ah + Tabungan Mudharabah +
Giro Wadi’ah + Deposito Mudharabah

3 Inflasi (X3) Diukur dalam satuan persentase % tiap Rasio


bulannya
4 Tingkat suku Rata-rata tingkat suku bunga SBI = Rasio
bunga (X4) Jumlah tingkat suku bunga periode
harian selama 1 bulan dibagi dengan
jumlah periode waktu selama 1 bulan
5 Margin Margin dalam persentase = ( cost Rasio
Murabahah (Y) recovery + keuntungan ) X 100%
Harga Beli

76
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Perseroan merupakan bank pertama di Indonesia yang menggunakan konsep

perbankan secara Syariah. Perseroan didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 1

tanggal 1 November 1991 Masehi atau 24 Rabiul Akhir 1412 Hijriah, dibuat dihadapan

Yudo Paripurno, SH, Notaris, di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah memperoleh

pengesahan Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-

2413.HT.01.01 tahun 1992 tanggal 21 Maret 1992 dan telah didaftarkan pada kantor

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 30 Maret 1992 di bawah No. 970/1992

serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 34 tanggal 28 April

1992 tambahan No. 1919A. Anggaran Dasar Bank telah beberapa kali mengalami

perubahan sebagaimana terakhir perubahan Anggaran Dasar yang dirumuskan pada

Akta No. 18 tanggal 28 Januari 2022 dibuat di hadapan Notaris Ashoya Ratam, S.H.

M.Kn, dan pemberitahuan atas perubahan anggaran dasarnya telah diterima dan dicatat

oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai suratnya

tertanggal 31 Januari 2022 No. AHU-AH.01.03-0070769 serta diumumkan dalam Berita

Negara Republik Indonesia No. 10 tanggal 3 Februari 2022 Tambahan Berita Negara

Republik Indonesia No. 004853. BMI didirikan atas gagasan dari Majelis Ulama

Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) dan pengusaha

muslim yang kemudian mendapat dukungan dari Pemerintah Republik Indonesia.

Perseroan telah memperoleh izin untuk beroperasi sebagai bank umum berdasarkan

77
Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 430/KMK.013/1992

tentang Pemberian Izin Usaha Perseroan di Jakarta tanggal 24 April 1992, sebagaimana

diubah dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. 131/KMK.017/1995 tentang

Perubahan Keputusan Menteri Keuangan No. 430/KMK.013/1992 tentang Pemberian

Izin Usaha Perseroan tanggal 30 Maret 1995 yang dalam keputusannya memberikan

izin kepada Perseroan untuk dapat melakukan usaha sebagai bank umum berdasarkan

prinsip syariah.

Bank Muamalat merupakan perusahaan publik yang sahamnya tidak tercatat di

Bursa Efek Indonesia (BEI) dan secara resmi beroperasi sebagai Bank Devisa sejak

tanggal 27 Oktober 1994 berdasarkan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia No.

27/76/KEP/DIR tentang Penunjukan PT Bank Muamalat Indonesia Menjadi Bank

Devisa tanggal 27 Oktober 1994. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No.

S-79/MK.03/1995 tanggal 6 Februari 1995, Perseroan secara resmi ditunjuk sebagai

Bank Devisa Persepsi Kas Negara.

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. S-9383/MK.5/2006 tanggal 28

Desember 2006, Perseroan memperoleh status Bank Persepsi yang mengizinkan

Perseroan untuk menerima setoran-setoran pajak. Kemudian pada tanggal 25 Juli 2013,

Perseroan telah menjadi peserta program penjaminan Lembaga Penjamin Simpanan

sebagaimana tercantum dalam Surat Lembaga Penjamin Simpanan No.

S.617/DPMR/VII/2013 perihal Kepesertaan Lembaga Penjamin Simpanan. Perseroan

lalu ditetapkan sebagai Bank Penerima Setoran Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji

berdasarkan Surat Keputusan Badan Pengelola Keuangan Haji No. 4/BPKH.00/2018

tanggal 28 Februari 2018.

78
BMI terus berinovasi dengan mengeluarkan produk-produk keuangan syariah

seperti Sukuk Subordinasi Mudharabah, Asuransi Syariah (Asuransi Takaful), Dana

Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat (DPLK Muamalat) dan multifinance syariah

(Al-Ijarah Indonesia Finance) yang seluruhnya menjadi terobosan baru di Indonesia.

Selain itu, produk Shar-e yang diluncurkan pada 2004 merupakan tabungan instan

pertama di Indonesia.

Dalam penelitian ini data yang digunakan merupakan data yang berasal dari laporan

keuangan kuartir annual report perbankan syariah serta laporan Bank Indonesia yang

diolah dengan menggunakan software SPSS 25. Objek yang digunakan dalam penelitian

kali ini adalah bank Muamalat periode 2013-2022. Berdasarkan informasi dari sampel

maka dilakukan pengukuran profitabilitas, Return of asset (ROA), Dana pihak ketiga,

inflasi, tingkat suku bunga dan margin bank muamalat Indonesia. Hasil tersebut dapat

dilihat dari tabel berikut :

Tabel 4.1
Data Pengukuran Variabel Pada Bank

VARIABEL
TINGKAT
TAHUN BULAN DPK (dalam
MARGIN (%) ROA(%) INFLASI (%) SUKU BUNGA
jutaan)
(%)
1 52,51 0,15 39.976.426 3,61 6,5
2 52,51 0,15 39.976.426 3,61 6,5
3 52,51 0,15 39.976.426 3,61 6,5
4 51,17 0,11 38.395.611 3,61 6,5
5 51,17 0,11 38.395.611 3,61 6,5
2018 6 51,17 0,11 38.395.611 3,61 6,5
7 49,87 0,11 38.251.176 3,61 6,5
8 49,87 0,11 38.251.176 3,61 6,5
9 49,87 0,11 38.251.176 3,61 6,5
10 49,07 0,15 37.763.085 3,13 6,5

79
11 49,07 0,15 37.763.085 3,13 6,5
12 49,07 0,15 37.763.085 3,13 6,5
1 47,67 0,49 38.543.389 3,13 6,5
2 47,67 0,49 38.543.389 3,13 6,5
3 47,67 0,49 38.543.389 3,13 6,5
4 49,24 0,35 37.610.771 3,13 6,5
5 49,24 0,35 37.610.771 3,13 6,5
6 49,24 0,35 37.610.771 3,13 6,5
2019 7 50,59 0,08 38.053.876 3,13 6,5
8 50,59 0,08 38.053.876 3,13 6,5
9 50,59 0,08 38.053.876 3,13 6,5
10 50,72 0,02 40.503.874 2,72 8,6
11 50,72 0,02 40.503.874 2,72 8,6
12 50,72 0,02 40.503.874 2,72 8,6
1 50,22 0,02 39.219.896 2,72 8,6
2 50,22 0,02 39.219.896 2,72 8,6
3 50,22 0,02 39.219.896 2,72 8,6
4 49,82 0,02 38.857.522 2,72 8,6
5 49,82 0,02 38.857.522 2,72 8,6
6 49,82 0,02 38.857.522 2,72 8,6
2020 7 50,08 0,05 38.046.443 2,72 8,6
8 50,08 0,05 38.046.443 2,72 8,6
9 50,08 0,05 38.046.443 2,72 8,6
10 49,45 0,03 38.703.061 1,68 10
11 49,45 0,03 38.703.061 1,68 10
12 49,45 0,03 38.703.061 1,68 10
1 51,21 0,03 40.669.742 1,68 10
2 51,21 0,03 40.669.742 1,68 10
3 51,21 0,03 40.669.742 1,68 10
4 51,65 0,03 41.386.596 1,68 10
5 51,65 0,03 41.386.596 1,68 10
6 51,65 0,03 41.386.596 1,68 10
2021 7 51,91 0,03 41.956.272 1,68 10
8 51,91 0,03 41.956.272 1,68 10
9 51,91 0,03 41.956.272 1,68 10
10 52,28 0,02 43.794.433 1,87 2,7
11 52,28 0,02 43.794.433 1,87 2,7
12 52,28 0,02 43.794.433 1,87 2,7
1 52,53 0,02 43.240.665 1,87 2,7
2022 2 52,53 0,02 43.240.665 1,87 2,7
3 52,53 0,02 43.240.665 1,87 2,7

80
4 54,55 0,02 41.824.273 1,87 2,7
5 54,55 0,02 41.824.273 1,87 2,7
6 54,55 0,02 41.824.273 1,87 2,7
Sumber : Data diolah peneliti, 2022

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Pengujian Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Dalam penelitian ini pengujian normalitas data dilakukan menggunakan metode

grafis berdasarkan Histogram dan P-Plot serta uji statistik yang dilakukan dengan

uji Kolmogrov-Smirnov (K-S) yang berdasarkan analisis non-parametric test K-S

pada software SPSS.

1) Analisis Grafik

Gambar 4.1
Grafik P-Plot

Sumber : output SPSS 25

81
Dari gambar grafik normal probability plot (P-Plot) diatas dapat dilihat

bahwa titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal sehingga dapat

disimpulkan melalui analisis grafik P-Plot bahwa nilai residual yang telah

terstandarisasi memiliki distibusi normal, dengan kata lain memenuhi asumsi

normalitas.

2) Uji Kolmogrov-Smirnov

Selain menggunakan analisis grafik, dalam penelitian ini juga dilakukan

metode statistik untuk menguji asumsi normalitas yang menggunakan uji

Kolmogorov-Smirnov (K-S). Hal ini bertujuan untuk menghindari penilaian

subjektif dalam menguji normalitas data dalam penelitian.

Tabel 4.2
Hasil Uji
Normalitas
Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 54
Normal Parameters a,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,83630630
Most Extreme Differences Absolute ,183
Positive ,183
Negative -,127
Test Statistic ,183
Asymp. Sig. (2-tailed) ,358c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

82
Berdasarkan hasil metode uji K-S diatas diketahui nilai Monte Carlo Sig. (2-

tailed) sebsesar 0,358 dan lebih besar dari padda 0,05. Hal ini berarti bahwa data

memiliki distribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Pada uji multikolineritas diharapkan dapat dilakukan dengan melihat nilai

korelasi antar variabel bebas. Pengujian asumsi multikolinieritas dilakukan

dengan melihat Variance Inflation Factor (VIF) dan Tolerance. Jika nilai VIF <

10 dan nilai Tolerance > 0,100 maka model dinyatakan tidak ada gejala

multikolinear. Berikut ini adalaah pengujian multikolinearitas :

Tabel 4.3

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Collinearity Statistics
Toleranc
Model Sig. e VIF
1 (Constant) ,000
ROA(X1) ,000 ,677 1,478
DPK(X2) ,000 ,285 3,508
INFLASI(X3) ,131 ,346 2,894
TINGKAT SUKU ,031 ,573 1,745
BUNGA(X4)
a. Dependent Variable: MARGIN(Y)

Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa nilai VIF lebih kecil dari 10 dan

nilai Tolerance besar dari 0,100. Dengan demikian model regresi yang terbentuk

tidak mengandung gejala multikolinear.

c. Uji Heteroskedastisitas

83
Gambar 4.2
Grafik Scatterplot

Berdasarkan grafik scatterplot dapat terlihat bahwa titik menyebar pada

nilai 0 sumbu horizontal (regression standardized predicted value) dan pada

nilai 0 sumbu vertical (regression studentized residual) serta menyebar secara

acak dan tidak membentuk pola tertentu. Dari hasil analisis grafik scatterplot

dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Sebelum melakukan analisis regresi berganda, dalam model regresi tidak

boleh terjadi masalah autokorelasi. Oleh karena itu dalam penelitian ini

dilakukan uji autokorelasi menggunakan metode uji Durbin-Watson (D-W).

Berikut ini adalah hasil uji autokorelasi :

Tabel 4.4
Hasil Uji
Autokorelasi Durbin-
Watson

84
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
a
1 ,849 ,720 ,698 ,86977 ,464
a. Predictors: (Constant), TINGKAT SUKU BUNGA(X4), INFLASI(X3),
DPK(X2), ROA(X1)
b. Dependent Variable: MARGIN(Y)
Sumber : output SPSS 25

Dari tabel diatas dapat dilihat nilai D-W hitung sebesar 0,464 yang berada

diantara -2 dan +2, maka dapat disimpulkan data dalam penelitian ini tidak

terdapat masalah autokorelasi.

2. Analisis Model Regresi Linear Berganda

Tabel 4.5
Hasil Analisis Model Regresi Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 31,023 5,584
ROA -5,417 1,153 -,431
DPK 5,078E-7 ,000 ,610
Inflasi ,432 ,281 ,197
Tingkat Suku -,145 ,065 -,222
Bunga
a. Dependent Variable: Margin
Sumber : output SPSS 25

Dari tabel hasil output analisis model regresi berganda diatas dapat dijelaskan

hubungan antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat sebagai

berikut :

85
MARGIN = 31,0023 – 5,417 ROA + 5,078 DPK + 0,432 INFLASI –
0,145 TINGKAT SUKU BUNGA +5,584
Dari model regresi linear berganda diatas diperoleh hasil konstanta sebesar

31,023 berarti jika variabel ROA, DPK, Inlasi dan Tingkat Suku Bunga

diasumsikan 0 maka Margin akan sebesar 31,023%. Sementara koefisien regresi

pada variabel ROA sebesar -5,417 berarti jika ROA naik setiap 1% maka akan

terjadi penurunan margin sebesar 5,417% jika variabel lain bersifat konstan.

Koefisien regresi pada variabel DPK sebesar 5,078 berarti jika DPK naik setiap 1

juta rupiah maka akan terjadi peningkatan margin sebesar 5,078% jika variabel lain

bersifat konstan.

Koefisien regresi pada variabel Inflasi sebesar 0,432 berarti jika Inflasi naik

setiap 1% maka akan terjadi peningkatan margin sebesar 0,432% jika variabel lain

bersifat konstan. Sementara koefisien regresi pada variabel Tingkat suku bunga

sebesar -0,145 berarti jika Tingkat suku bunga naik setiap 1% maka akan terjadi

penurunan margin sebesar 0,145% jika variabel lain bersifat konstan.

3. Pengujian Hipotesis

a. Uji F

Uji F bertujuan untuk menunjukan apakah semua variabel indenpenden

yang dimasukan ke dalam model secara simultan atau bersama-sama

mempunyai pengaruh terhadap varibel dependen. Hasil uji f dapat diketahui

dengan membandingkan antara nilai Fhitung dengan nilai Ftabel ataupun dengan

melihat tingkat signifikansi pada tabel ANOVA.

86
Untuk mengetahui nilai Ftabel dilihat berdasarkan nilai derajat bebas (degree

of freedom) df1 = (k-1), df2 = (n-k) pada tabel F dengan α = 5%. Pada penelitian

ini menggunakan variabel (k) sebanyak 4 buah dan jumlah data obeservasi (n)

sebanyak 38 buah sehingga didapat nilai FTabel sebagai berikut :

Ftabel = { α; df1 = (k-1), df2 = (n-k)}

={5%; df1 = (4-1), df2 = (54-4)}

= 0,05; 3, 50

=2,79

Melalui software SPSSS 25 didapat hasil Fhitung sebagai berikut :

Tabel 4.6
Hasil Uji-F
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regressi 95,546 4 23,887 31,575 ,000b
on
Residual 37,069 49 ,757
Total 132,615 53
a. Dependent Variable: MARGIN(Y)
b. Predictors: (Constant), TINGKAT SUKU BUNGA(X4),
INFLASI(X3), DPK(X2), ROA(X1)

Berdasarkan tabel ANOVA diatas nilai Fhitung adalah 31,575 sedangkan nilai

Ftabel yang telah diketahui sebelumnya sebesar 2,79. Karena nilai F hitung > Ftabel

maka Ha5 diterima dengan kata lain variabel-variabel bebas secara simultan

berpengaruh terhadap variabel terikat.

87
b. Uji t (parsial)

Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

indenpenden terhadap variabel dependen dengan melihat nilai probabilitasya.

Berikut tabel hasil uji t :

Tabel 4.7

Hasil Uji t

Coefficientsa
Standardi
zed
Unstandardized Coefficie
Coefficients nts
Std.
Model B Error Beta t Sig.
bm1 (Constant) 31,023 5,584 5,556 ,000
ROA(X1) -5,417 1,153 -,431 -4,700 ,131
DPK(X2) 5,078E-7 ,000 ,610 4,312 ,000
INFLASI(X3) ,432 ,281 ,197 1,735 ,000
TINGKAT SUKU -,145 ,065 -,222 -2,228 ,031
BUNGA(X4)
a. Dependent Variable: MARGIN(Y)
Ttabel = { (α/2) ; (n-k-1)}

={(0,05/2); (54-4-1)}

=0,025 ; 49

=1,676

Pada tabel diatas diketahui bahwa nilai t hitung variabel ROA sebesar -

4,700 < Ttabel = 1,676, DPK sebesar 4,312 > 1,676, Inflasi sebesar 1,735 > 1,676

dan tingkat suku bunga sebesar -2,228 < 1,676.

88
c. Uji Koefisien Determinasi (R2)

Hasil perhitungan koefisien determinasi tersebut dapat dilihat berikut ini :

Tabel 4.8

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
a
1 ,849 ,720 ,698 ,86977 ,464
a. Predictors: (Constant), TINGKAT SUKU BUNGA(X4), INFLASI(X3),
DPK(X2), ROA(X1)
b. Dependent Variable: MARGIN(Y)

Pada tabel diatas Model Summary diatas diketahui nilai koefisien

determinasi sebesar 0,720 sehingga dapat disimpulkan bahwa besarnya pengaruh

variable Margin yang dapat diterangkan oleh model persamaan ini sebesar 72%

dan sisanya sebesar 28% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti

sehingga tidak dimasukkan kedalam model regresi seperti faktor ekonomi secara

makro atau mikro.

Jika semakin banyak regressor (variabel bebas) yang sering dinotasikan

dengan X yang signifikan, maka goodness of fit (R2 ) cenderung tinggi karena

semakin banyak variabel bebas yang dapat menjelaskan variabel terikat

(Nachrowi, 2008:122).

C. PEMBAHASAN

Pembahasan mengenai hasil pengujian hipotesis akan dijelaskan sebagai berikut:

1) Pengaruh Return On Asset (ROA) terhadap Margin

89
Berdasarkan tabel Coefficients variabel ROA memiliki hubungan negatif

terhadap variabel terikat. Nilai t hitung variabel ROA yang dihasilkan pada tabel

Coefficients sebesar -4,700 sedangkan nilai ttabel yang telah diketahui

sebelumnya sebesar 1,676. Karena nilai t hitung < ttabel maka variabel ROA secara

parsial tidak berpengaruh terhadap margin.

Hal ini diperkuat dengan melihat nilai Sig. pada tabel Coefficients dimana

variabel ROA tidak signifikan pada α= 5% sehingga dapat disimpulkan tidak

terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel ROA terhadap variabel

terikat. Hasil tersebut tidak sesuai dengan hipotesis pertama Ha1 yang

menyatakan bahwa Return On Asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap penetapan margin.

Penelitian ini mengungkapkan bahwa ROA yang ada pada bank Muamalat

berbeda tergantung seberapa besar tingkat pengembalian dari pembiayaan yang

disalurkan, serta seberapa banyak aset yang dimiliki oleh bank Muamalat.

Ketika aset yang dimiliki rendah sudah dipastikan pembiayaan yang disalurkan

juga rendah begitu pula dengan tingkat laba yang dihasilkan. Oleh karena itu

ROA tidak memiliki pengaruh dan tidak signifikan terhadap margin

pembiayaan murabahah.

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya Puput Puspita

Rahayu (2018) yang meneliti Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Biaya Operasional,

Return Of Asset (ROA) Dan Inflasi Terhadap Penetapan Margin Pembiayaan

Murabahah yang menyatakan bahwa variabel ROA tidak memiliki pengaruh

terhadap penetapan margin. Dan juga sejalan dengan penelitian Wahyudi

90
(2017) yang menyatakan ROA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

margin murabahahah hal ini dikarenakan ROA dari bank syariah yang menjadi

sampel secara rata-rata dikatakan kurang sehat karena menunjukkan angka

dibawah 0,99% dan cenderung menurun setiap tahunnya. Namun penelitian

tersebut tidak sejalan dengan penelitian Purwwaningsih (2010) yang

menyatakan bahwa ROA secara signifikan mempengaruhi margin murabahah.

2) Pengaruh Dana Pihak Ketiga (DPK) terhadap Margin

Berdasarkan tabel Coefficients variabel DPK memiliki hubungan negatif

terhadap variabel terikat. Nilai thitung variabel DPK yang dihasilkan pada tabel

Coefficients sebesar 4,312 sedangkan nilai ttabel yang telah diketahui

sebelumnya sebesar 1,676. Karena nilai t hitung > ttabel maka variabel DPK secara

parsial berpengaruh terhadap margin.

Hal ini diperkuat dengan melihat nilai Sig. pada tabel Coefficients dimana

variabel DPK signifikan pada α= 5% sehingga dapat disimpulkan terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel DPK terhadap variabel terikat. Hasil

tersebut sesuai dengan hipotesis kedua Ha2 yang menyatakan bahwa Dana

Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penetapan

margin.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Fadlil(2019) yang

mengatakan bahwa Dana Pihak Ketiga berpengaruh signifikan terhadap margin

murabahah dan juga penelitian Oktari(2019) yang juga mengatakan DPK

berpengaruh positif dan signifikan terhadap penetapan margin murabahah.

Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Puspita(2019) yang

91
mengatakan bahwa DPK tidak berpengaruh secara signifikan terhadap

penetapan margin murabahah dan juga penelitian Musaroh(2020) menyatakan

Dana Pihak Ketiga berpengaruh negatif terhadap pendapatan margin

murabahah.

3) Pengaruh Inflasi terhadap Margin

Berdasarkan tabel Coefficients variabel Inflasi memiliki hubungan negatif

terhadap variabel terikat. Nilai t hitung variabel Inflasi yang dihasilkan pada tabel

Coefficients sebesar 1,735 sedangkan nilai ttabel yang telah diketahui

sebelumnya sebesar 1,676. Karena nilai thitung > ttabel maka variabel Inflasi secara

parsial berpengaruh terhadap margin.

Hal ini diperkuat dengan melihat nilai Sig. pada tabel Coefficients dimana

variabel Inflasi signifikan pada α= 5% sehingga dapat disimpulkan terdapat

pengaruh yang signifikan antara variabel Inflasi terhadap variabel terikat. Hasil

tersebut sesuai dengan hipotesis ketiga H a3 yang menyatakan bahwa Inflasi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap penetapan margin.

Penelitian ini mengungkapkan bahwa ketika terjadi inflasi maka bank

Muamalat akan meningkatkan harga jualnya pada pembiayaan, hal tersebut

dilakukan agar ketika terjadi krisis ekonomi yang tinggi bank Muamalat dapat

meminimalisir kerugian, sehingga tidak terjadi kebangkrutan. Hal itulah yang

menyebabkan berpengaruhnya variabel inflasi terhadap margin pembiayaan

murabahah.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian penelitian Satya(2013) yang

mengatakan bahwa inflasi secara simultan berpengaruh signifikan terhadap

92
margin murabahah Bank Kaltim Syariah. Akan tetapi penelitian ini berbanding

terbalik dengan penelitian musaroh(2020) mengatakan Inflasi tidak

mempengaruhi pendapatan margin murabahah, dan juga penelitian

Puspita(2018) mengatakan bahwa inflasi tidak berpengaruh terhadap penetapan

margin murabahah.

4) Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhaap Margin

Berdasarkan tabel Coefficients variabel Tingkat suku bunga memiliki

hubungan negatif terhadap variabel terikat. Nilai t hitung variabel Tingkat suku

bunga yang dihasilkan pada tabel Coefficients sebesar -2,228 sedangkan nilai

ttabel yang telah diketahui sebelumnya sebesar 1,676. Karena nilai thitung < ttabel

maka variabel Tingkat suku bunga secara parsial tidak berpengaruh terhadap

margin.

Hal ini diperkuat dengan melihat nilai Sig. pada tabel Coefficients dimana

variabel tingkat suku bunga tidak signifikan pada α= 5% sehingga dapat

disimpulkan tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel Tingkat

suku bunga terhadap variabel terikat. Hasil tersebut tidak sesuai dengan

hipotesis keempat Ha4 yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga

berpengaruh positif dan signifikan terhadap penetapan margin.

Hal ini mengindekasikan bahwa hubungan antara tingkat suku bunga dan

margin murabahah sangat lemah ketika pembiayaan murabahah, ketika suku

bunga meningkat sementara pembiayaan murabahah tidak berubah maka

margin murabahah pada bank Muamalat akan meningkat.

93
Penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya yakni penelitian

Musaroh(2020) yang mengatakan bahwa Tingkat suku bunga tidak

berpengaruh terhadap pendapatan margin murabahah, dan juga penelitian fifi

hakimi(2016) yang mengatakan variabel Tingkat suku bunga tidak berpengaruh

signifikan terhadap penetapan margin murabahah. Akan tetapi penelitian ini

bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh Satya(2013) yang

mengatakan bahwa tingkat suku bunnga berpengaruh signifikan terhadap

margin murabahah (Studi kasus Bank Kaltim Syariah).

94
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil analisis model regresi linear berganda mengenai pengaruh

variabel indenpenden terhadap variabel dependen pada bank Muamalat tahun 2013

hingga 2022, maka hasil penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Diketahui secara parsial bahwa variabel :

a. Return of asset (ROA) tidak mempengaruhi secara parsial terhadap margin

murabahah karena nilai signifikasi sebesar -4,700 < ttabel = 1,676.

b. Dana Pihak Ketiga (DPK) mempengaruhi secara parsial terhadap margin

murabahah karena nilai sigfinikasi sebesar 4,312 > ttabel = 1,676.

c. Inflasi mempengaruhi secara parsial terhadap margin murabahah karena nilai

sigfinikasi sebesar 1,735 > ttabel = 1,676.

d. Tingkat Suku Bunga tidak mempengaruhi secara parsial terhadap margin

murabahah karena nilai signifikasi sebesar -2,228 < ttabel = 1,676,

2. Bahwa secara simultan variabel Return of asset (ROA), Dana pihak ketiga

(DPK), Inflasi dan Tingkat suku bunga secara bersama-sama memiliki pengaruh

yang signifikan terhadap margin pembiayaan murabahah karena nilai Fhitung 31,575

> nilai Ftabel sebesar 2,79.

95
3. Variabel yang paling dominan mempengaruhi margin murabahahah di Bank

Muamalat Indonesia adalah Dana Pihak Ketiga karena setiap kenaikan 1 juta

rupiah maka akan meningkatkan margin sebesar 5,078%.

B. Saran

Berdasarkan analisis penelitia diatas, penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Untuk peneliti berikutnya, penelitian ini hanya menggunakan 4 variabel

indenpenden jadi diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat menambah

variabel-variabel lain baik dari faktor internal (CAR, FDR, BOPO) maupun faktor

eksternal (nilai kurs, GDP, pengangguran) yang mungkin dapat mempengaruhi

besar kecilnya margin murabahah.

2. Untuk bank Muamalat harus lebiih mengkaji lagi dalam sistem perhitungan margin

murabahah ke depan agar tidak melihat tingkat bunga konvensional sehingga dapat

bersaing dan juga dapat meningkatkan pelayanan produk simpanan, atau

memberikan hadiah khusus kepada nasabah yang menyimpan dananya di bank

dalam jumlah besar agar bank dapat memperoleh keuntungan maksimal

3. Bagi masyarakat penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk memilih bank

Muamalat yang memiliki margin rendah, sehingga masyarakat mampu

menjalankan kewajiban sebagai nasabah.

96
DAFTAR PUSTAKA

Ahmaddien, I. (2019). Stastika Terapan dengan Sistem SPSS (E. Warsidi (ed.); I). ITB

Press.

Aisyah, E. N. (2015). Statistik Inferensial Parametrik Contoh Penelitian Untuk Riset

keuangan Strategik dengan alat analisis SPSS 21.0. Universitas Negeri Malang.

Arifianto, M. D. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Erlangga.

Arifin, A. (2004). Membaca Saham. UPP AMP YKPN.

Arifin, Z. (2002). Dasar-Dasar Manajemen Bank Syariah. Pustaka alvabet.

Asiyah, B. N. (2015). Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Kalimedia.

Astuti, D. (2004). Manajemen Keuangan Perusahaan. Ghalia Indonesia.

Binti, N. aisiyah. (2015). Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Kalimedia.

Boediono. (2001). Ekonomi Moneter. BPFE.

Ekanda, M. (2015). Ekonometrika dasar. Edisi Pertama. Mitra Wacana Nedia.

Farhami, I. (2012). Analisis Kinerja Keuangan. Alfabeta.

https://doi.org/10.29264/jkin.v14i1.2444

Fuadi, A. (2021). Statistika Terapan (Paryono (ed.)). Tahta Media Group.

Ghozali, I. (2012). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS 19. Badan

Penerbit Universitas Diponegoro.

97
Hamsyi, N. F. (2017). pada PT . Bank Syariah X Cabang Pontianak. 6(3), 175–186.

Hanafi, Mamduh M: Halim, A. (2018). Analisis Laporan Keuangan. UPP STIM YKPN, V.

Husnan, S. (2005a). Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas (keempat). UPP

AMP YKPN.

Husnan, S. (2005b). Dasar-Dasar Teori Portofolio Dan Analisis Sekuritas Edisi Keempat.

UPP AMP YKPN.

Kasmir. (2009). Bank dan Lembaga Keuangan (revisi). Raja Grafindo.

Kasmir. (2012). Manajemen Perbankan. Rajawali Press.

Lubis, A. (2015). Aplikasi Mudharabah dalam Perbankan Syariah. FITRAH: Jurnal Kajian

Ilmu-Ilmu Keislaman, 02(2), 1–9. jurnal.iain-

padangsidimpuan.ac.id/index.php/F/article/view/531/485

Mahmudah, Nur dan Harjanti, R. S. (2016). Analisi Capital Adequacy Ratio (CAR),

Financing to Deposit Ratio (FDR), Non Performing Financing (NPF) dan Dana Pihak

Ketiga terhadap tingkat profitabilitas Bank Umum Syariah periode 2011-2013.

SENIT.

Muhammad. (n.d.). Sistem dan Prosedur Operasional Bank Syari’ah.

Muhammad. (2002). Manajemen Bank Syariah. UPP AMP YKPN.

Muhammad. (2015). Manajemen Dana Bank Syariah. Raja Grafindo persada.

Nachrowi, Djalal Nachrowi , dan Hardius, U. (2008). Penggunaan Teknik Ekonometri. PT.

98
Raja Grafindo.

Nashikah, L. (2001). Mekanisme Penetapan Margin Keuntungan Dalam Pembiayaan

Murabahah Pada BMT Sahara Tulungagung dan BMT Harapan Umat Tulungagung.

Nugroho, A. (2008). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Margin Pembiayaan Murabahah

(Studi Kasus pada PT Bank Muamalat Indonesia). Universitas Indonesia.

Ridwan, M. (2007). Konstruksi Bank Syariah. Pustaka SM.

Santoso. (2000). Buku Latihan Statistik Prametrik. PT. Elex MediaKomputindo.

Siamat, D. (2004). Manajemen lembaga keuangan. LPFE UI.

Siegel, S. (1997). Statistik Nonparametrik untuk Ilmu – Ilmu Sosial. PT gramedia pustaka

utama.

Singh, K. (1998). Memahami Globalisasi Keuangan (Panduan Untuk Memperkuat

Rakyat). Yakoma-PGI.

Sugiono. (2013). Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta.

Suliyanto. (2011). Ekonometrika Terapan Teori dan Aplikasi dengan SPSS. Cv.andi offset.

Sumar’in. (2012). Konsep Kelembagaan Bank Syariah. Graha Ilmu.

Trisadini P. Usanti, A. S. (2013). Transaksi Bank Syariah,. bumi aksara.

Wiroso. (2005). Jual Beli Murabahah. UII Pers.

Yunita Sri Rejeki, F. (2013). Akad Pembiayaan Murabahah Dan Praktiknya Pada Pt Bank

Syariah Mandiri Cabang Manado. Lex Privatum, 1(2), 145899.

99
LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Mentah

VARIABEL
TINGKAT
TAHUN BULAN DPK (dalam
MARGIN (%) ROA(%) INFLASI (%) SUKU BUNGA
jutaan)
(%)
1 52,51 0,15 39.976.426 3,61 6,5
2 52,51 0,15 39.976.426 3,61 6,5
3 52,51 0,15 39.976.426 3,61 6,5
4 51,17 0,11 38.395.611 3,61 6,5
5 51,17 0,11 38.395.611 3,61 6,5
6 51,17 0,11 38.395.611 3,61 6,5
2018 7 49,87 0,11 38.251.176 3,61 6,5
8 49,87 0,11 38.251.176 3,61 6,5
9 49,87 0,11 38.251.176 3,61 6,5
10 49,07 0,15 37.763.085 3,13 6,5
11 49,07 0,15 37.763.085 3,13 6,5
12 49,07 0,15 37.763.085 3,13 6,5
1 47,67 0,49 38.543.389 3,13 6,5
2 47,67 0,49 38.543.389 3,13 6,5
3 47,67 0,49 38.543.389 3,13 6,5
4 49,24 0,35 37.610.771 3,13 6,5
5 49,24 0,35 37.610.771 3,13 6,5
6 49,24 0,35 37.610.771 3,13 6,5
2019 7 50,59 0,08 38.053.876 3,13 6,5
8 50,59 0,08 38.053.876 3,13 6,5
9 50,59 0,08 38.053.876 3,13 6,5
10 50,72 0,02 40.503.874 2,72 8,6
11 50,72 0,02 40.503.874 2,72 8,6
12 50,72 0,02 40.503.874 2,72 8,6
1 50,22 0,02 39.219.896 2,72 8,6
2 50,22 0,02 39.219.896 2,72 8,6
2020 3 50,22 0,02 39.219.896 2,72 8,6
4 49,82 0,02 38.857.522 2,72 8,6
5 49,82 0,02 38.857.522 2,72 8,6

10
6 49,82 0,02 38.857.522 2,72 8,6
7 50,08 0,05 38.046.443 2,72 8,6
8 50,08 0,05 38.046.443 2,72 8,6
9 50,08 0,05 38.046.443 2,72 8,6
10 49,45 0,03 38.703.061 1,68 10
11 49,45 0,03 38.703.061 1,68 10
12 49,45 0,03 38.703.061 1,68 10
1 51,21 0,03 40.669.742 1,68 10
2 51,21 0,03 40.669.742 1,68 10
3 51,21 0,03 40.669.742 1,68 10
4 51,65 0,03 41.386.596 1,68 10
5 51,65 0,03 41.386.596 1,68 10
6 51,65 0,03 41.386.596 1,68 10
2021 7 51,91 0,03 41.956.272 1,68 10
8 51,91 0,03 41.956.272 1,68 10
9 51,91 0,03 41.956.272 1,68 10
10 52,28 0,02 43.794.433 1,87 2,7
11 52,28 0,02 43.794.433 1,87 2,7
12 52,28 0,02 43.794.433 1,87 2,7
1 52,53 0,02 43.240.665 1,87 2,7
2 52,53 0,02 43.240.665 1,87 2,7
3 52,53 0,02 43.240.665 1,87 2,7
2022
4 54,55 0,02 41.824.273 1,87 2,7
5 54,55 0,02 41.824.273 1,87 2,7
6 54,55 0,02 41.824.273 1,87 2,7

10
Lampiran 2 Analisis Data

Grafik P-Plot

Hasil Uji Kolmogrov-Smirnov


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 54
Normal Parameters a,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,83630630
Most Extreme Differences Absolute ,183
Positive ,183
Negative -,127
Test Statistic ,183
Asymp. Sig. (2-tailed) ,358c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

10
Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Collinearity Statistics
Toleranc
Model Sig. e VIF
1 (Constant) ,000
ROA(X1) ,000 ,677 1,478
DPK(X2) ,000 ,285 3,508
INFLASI(X3) ,131 ,346 2,894
TINGKAT SUKU ,031 ,573 1,745
BUNGA(X4)
a. Dependent Variable: MARGIN(Y)

Grafik Scatterplot

Hasil Uji
Autokorelasi Durbin-
Watson
Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 ,849a ,720 ,698 ,86977 ,464
a. Predictors: (Constant), TINGKAT SUKU BUNGA(X4), INFLASI(X3),
DPK(X2), ROA(X1)
b. Dependent Variable: MARGIN(Y)

10
Hasil Analisis Model Regresi Berganda
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta
1 (Constant) 31,023 5,584
ROA -5,417 1,153 -,431
DPK 5,078E-7 ,000 ,610
Inflasi ,432 ,281 ,197
Tingkat Suku -,145 ,065 -,222
Bunga
a. Dependent Variable: Margin

Hasil Uji-F
ANOVAa
Sum of Mean
Model Squares Df Square F Sig.
1 Regressi 95,546 4 23,887 31,575 ,000b
on
Residual 37,069 49 ,757
Total 132,615 53
a. Dependent Variable: MARGIN(Y)
b. Predictors: (Constant), TINGKAT SUKU BUNGA(X4),
INFLASI(X3), DPK(X2), ROA(X1)

Hasil Uji t

Coefficientsa
Standardi
zed
Unstandardized Coefficie
Coefficients nts
Std.
Model B Error Beta t Sig.
bm1 (Constant) 31,023 5,584 5,556 ,000
ROA(X1) -5,417 1,153 -,431 -4,700 ,131

10
DPK(X2) 5,078E-7 ,000 ,610 4,312 ,000
INFLASI(X3) ,432 ,281 ,197 1,735 ,000
TINGKAT SUKU -,145 ,065 -,222 -2,228 ,031
BUNGA(X4)
a. Dependent Variable: MARGIN(Y)

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of Durbin-
Model R R Square Square the Estimate Watson
1 ,849a ,720 ,698 ,86977 ,464
a. Predictors: (Constant), TINGKAT SUKU BUNGA(X4), INFLASI(X3),
DPK(X2), ROA(X1)
b. Dependent Variable: MARGIN(Y)

10

Anda mungkin juga menyukai