Anda di halaman 1dari 73

SKRIPSI

ANALISIS TINGKAT LITERASI KEUANGAN SYARIAH PADA


PELAKU USAHA DI KAWASAN MASJID AGUNG AN-NUR KOTA
PEKANBARU
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Islam Riau

Disusun Oleh :
LIDYA MARNIALA ZEBUA
175210500

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2021
i

ABSTRAK
ANALISIS TINGKAT LITERASI KEUANGAN SYARIAH PADA
PELAKU USAHA DI KAWASAN MASJID AGUNG AN-NUR KOTA
PEKANBARU
Oleh
LIDYA MARNIALA ZEBUA
175210500
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat literasi keuangan
syariah pada pelaku usaha di kawasan Masjid Agung An-Nur Kota Pekanbaru
dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Penelitian ini meliputi
indikator pengetahuan keuangan dasar syariah, tabungan & pinjaman syariah,
asuransi syariah dan investasi syariah. Jenis data yang digunakan adalah data
primer dengan membagikan kuesioner kepada seluruh responden. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa tingkat literasi keuangan syariah pada pelaku usaha di
Kawasan Masjid Agung Agung An-Nur Kota Pekanbaru yang tergolong dalam
kategori rendah.
Kata Kunci : Literasi Keuangan Syariah, Pedagang, Masjid Agung An-Nur
ii

ABSTRACT
ANALYSIS OF THE LEVEL OF SHARIA FINANCIAL LITERATURE ON
BUSINESS ACTORS IN THE AREA OF THE AGUNG AN-NUR
MOSQUE, PEKANBARU CITY
By
LIDYA MARNIALA ZEBUA
175210500

The purpose of this study was to determine the level of Islamic financial
literacy in business actors in the Great Mosque of An-Nur Pekanbaru City by
using quantitative descriptive analysis techniques. This study includes indicators
of basic sharia financial knowledge, sharia savings & loans, sharia insurance and
sharia investment. The type of data used is primary data by distributing
questionnaires to all respondents. The results of this study indicate that the level
of Islamic financial literacy in business actors in the Great Mosque of An-Nur
area of Pekanbaru City is classified as low.
Keywords: Islamic Financial Literacy, Traders, Great Mosque Of An-Nur
iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Esa yang telah berkenan

memberikan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelasaikan skripsi ini yang

berjudul “ Analisis Tingkat Literasi Keuangan Syariah Pada Pelaku Usaha Di

Kawasan Masjid Agung An-Nur Kota Pekanbaru ”. Penulis menyadari, bahwa

tanpa bantuan dan partisipasi dari semua pihak, baik moril maupun material,

penulisan skripsi ini tidak mungkin dapat diselesaikan dengan baik dan benar.

Terkhusus penulis sampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang

teristimewa untuk kedua orang tua saya Bapak Adi Zaro Zebua dan Ibu Ronny br

Situmorang tercinta yang selalu memberikan doa, nasihat, semangat, dan kasih

sayang selama mengikuti pendidikan dalam menyelesaikan skripsi ini dan juga

yang selalu mendoakan ku dengan setia dalam menyelesaikan perkuliahan ini.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Syafrinaldi, S.H., M.C.L selaku Rektor Universitas Islam

Riau, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dan

menuntut ilmu di Universitas Islam Riau.

2. Bapak Firdaus AR., SE., M.Si., Ak., CA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

yang telah memberikan pelayanan dan kesempatan mengikuti program SIdi

Fakultas Ekonomi.

3. Ibu Ellyan Sastraningsih, SE., M.Si, selaku wakil dekan I Fakultas Ekonomi

universitas Islam Riau.


iv

4. Ibu Eva Sundari, SE., M.M, selaku wakil dekan II Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Riau.

5. Bapak Dr. Zulhelmy, SE., M.Si, selaku wakil dekan III Fakultas Ekonomi

Universitas Islam Riau.

6. Bapak Abd Razak Jer, SE., M.Si, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Islam Riau.

7. Bapak Azmansyah, SE., M.Econ, selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan bimbingan, arahan, motivasi, waktu dan tenaga sehingga skripsi

ini dapat diselesaikan dengan baik.

8. Bapak dan Ibu Dosen beserta Staff Fakultas EkonomiUniversitas Islam Riau,

yang telah membimbing, mengarahkan, dan membagikan ilmu

pengetahuannya dan mempermudah penulis dalam segala hal.

9. Kakakku Lista Ida Yanti Zebua, adikku Alex Kardo Zebua, Laura Kristy

Zebua, Lyora Felicia Zebua serta keluarga yang telah memberikan semangat,

dukungan doa maupun dukungan materi dalam penyelesaian perkuliahan ini.

10. Teman spesial saya yaitu Dedi Suardi Halawa yang selalu ada, memberi

semangat, membantu, berjuang bersama sampai pada tahap ini menyelesaikan

skripsi.

11. Kak Ernimawati Halawa S.Pd dan Kak Hayati Halawa S.Pd yang telah

memberi semangat, motivasi, dukungan, bantuan sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.
v

12. Teman-teman seperjuanagan angkatan 17 khususnya kelas F yang telah

memberi semangat, doa dan dukungan, sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan.

13. Teman-teman saya yakni Ester Melyana Sirait S.IP ,Sulastri Rotua, Wider

Wati Waruwu, Ratna Ahad Dina, Susi Murni Halawa, Kristina manalu S.E

14. Sahabat-sahabat saya Meisya Artika Suryanita Sagala, Eva Flora Gultom,

Lisyanti Matondang, Rudi Lahagu yang selalu memberi semangat, dukungan

serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan ini.

15. Seluruh pelaku usaha di kawasan Masjid Agung An-Nur Kota Pekanbaru yang

telah bersedia meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner yang diberikan.

16. Semua pihak yang belum dapat saya sebutkan satu persatu namanya yang

selalu memberi semangat dan motivasi kepada penulis selama perkuliahan

hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi semua pihak yang memerlukannya.

Pekanbaru, 7 Desember 2021

Penulis

Lidya Marniala Zebua


vi

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah ......................................................................... 5

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian ...................................................... 5

1.4 Sistematika Penulisan ...................................................................... 6

BAB II TELAAH PUSTAKA ........................................................................... 8

2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) ............................... 8

2.1.1 Pengertian UMKM ............................................................... 8

2.1.2 Kriteria UMKM ................................................................... 9

2.1.3 Peran UMKM ....................................................................... 10

2.2 Literasi Keuangan Syariah............................................................. 10

2.2.1 Pengertian Literasi Keuangan ............................................... 10

2.2.2 Pengertian Literasi Keuangan Syariah ................................. 11


vii

2.2.3 Tujuan Literasi Keuangan .................................................... 12

2.2.4 Manfaat Literasi Keuangan ................................................. 12

2.2.5 Tingkat Literasi Keuangan ................................................... 13

2.2.6 Prisip-Prinsip Literasi Keuangan Syariah............................. 14

2.2.7 Indikator Literasi Keuangan Syariah .................................... 15

2.3 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 19

2.4 Kerangka Pemikiran ...................................................................... 24

2.5 Hipotesis ........................................................................................ 25

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 26

3.1 Lokasi/Objek Penelitian ................................................................ 26

3.2 Operasional Variabel ..................................................................... 26

3.3 Populasi dan Sampel ...................................................................... 29

3.4 Jenis dan Sumber Data .................................................................. 29

3.5 Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 30

3.6 Teknis Analisis Data ...................................................................... 30

3.6.1 Uji Instrumen ....................................................................... 30

3.6.2 Analisis Deskriptif .............................................................. 31

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ................................ 32

4.1 Sejarah UMKM Kota Pekanbaru ................................................... 32

4.2 Sejarah Masjid Agung An-Nur Pekanbaru .................................... 34

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 38

5.1 Hasil Penelitian ............................................................................... 38

5.1.1 Karakteristik Responden........................................................ 38


viii

5.1.1.1 Jenis Kelamin ............................................................ 38

5.1.1.2 Usia ............................................................................ 39

5.1.1.3 Pendidikan ................................................................. 40

5.1.1.4 Jenis Usaha ................................................................ 41

5.1.1.5 Pendapatan ................................................................. 42

5.1.1.6 Rekening/Tabungan ................................................... 42

5.1.2 Uji Instrumen ....................................................................... 43

5.1.2.1 Uji Validitas ............................................................... 43

5.1.2.2 Uji Reliabilitas ........................................................... 44

5.1.3 Analisis Literasi Keuangan Syariah ...................................... 45

5.2 Pembahasan ..................................................................................... 52

BAB VI PENUTUP ........................................................................................... 56

6.1 Kesimpulan ..................................................................................... 56

6.2 Saran ............................................................................................... 56

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 58

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... 61


ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Jumlah Pelaku UMKM di Kawasan Masjid Agung An-Nur

Pekanbaru ...........................................................................................3

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ..........................................................................19

Tabel 3.1 Variabel Operasional .........................................................................26

Tabel 3.2 Kategori Analisis Deskriptif Presentase ............................................31

Tabel 5.1 Responden Berdasarkan Gender ........................................................38

Tabel 5.2 Responden Berdasarkan Usia.............................................................39

Tabel 5.3 Responden Berdasarkan Pendidikan ..................................................40

Tabel 5.4 Responden Berdasarkan Jenis Usaha .................................................41

Tabel 5.5 Responden Berdasarkan Pendapatan .................................................42

Tabel 5.6 Responden Berdasarkan Pengguna Jasa Lembaga Keuangan

Syariah ...............................................................................................43

Tabel 5.7 Uji Validitas ......................................................................................44

Tabel 5.8 Uji Reliabilitas ...................................................................................45

Tabel 5.9 Tingkat Literasi Keuangan SyariahSecara Keseluruhan ....................46

Tabel 5.10 Presentase Responden Berdasarkan KategoriTingkat

Literasi Keuangan Syariah ................................................................47

Tabel 5.11 Presentase Responden Yang Menjawab Pertanyaan Dengan

Benar ................................................................................................48
x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I ...........................................................................................................61

Lampiran II..........................................................................................................64

Lampiran III ........................................................................................................67

Lampiran IV ........................................................................................................72

Lampiran V .........................................................................................................73

Lampiran VI ........................................................................................................74

LampiranVII........................................................................................................75

Lampiran VII.......................................................................................................76
xi
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Di era global yang seperti ini sangat di tuntuk masyarakat dalam

berpengetahuan tentang pengelolaan uang yang tinggi karena perubahan ekonomi

berputar sangat dinamis. Masyarakat tidak bisa menghindari yang nama nya

lembaga keuangan, dalam artian kita sangat membutuhkan nya, seperti gaji lewat

rekening, menyimpan dana agar lebih aman, transfer uang untuk pembayaran

bank, dan bahkan juga ada yang untuk investasi. Para pelaku usaha pastinya juga

melakukan transaksi seperti yang lainnya, agar keuangan lebih aman dan dapat

diolah secara efisien, maka setiap individu penting untuk memahami literasi

keuangan.

Literasi keuangan atau financial literacy merupakan suatu tingkat

pengetahuan, keterampilan, keyakinan masyarakat mengenai keuangan atau

proses bagaimana seseorang mampu mengelola keuangan dan memahami produk

serta transaksinya. Literasi keuangan ini membantu memberikan pemahaman

tentang mengelola uang dan peluang bagi pelaku usaha, agar para pelaku usaha

bisa menentukan dan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan yang

sesuai kebutuhan pribadinya, dan terhindar dari aktivitas investasi pada instruen

keuangan yang tidak jelas.


2

Tingkat literasi keuangan sektor syariah masyarakat di Provinsi Riau sebesar

8,73%, tingkat literasi keuangan sektor syariah nasional sebesar 8,11% artinya

pada tingkat literasi keuangan sektor syariah masyarakat Riau lebih tinggi dari

nasional sebesar 0,62%. Tetapi jika dilakukan perbandingan antara tingkat literasi

keuangan umum dengan tingkat literasi keuangan sektor syariah pada masyarakat

provinsi Riau masih sangat rendah yaitu sebesar 20,72%.

Saat ini tingkat literasi keuangan syariah di Indonesia terhadap produk jasa

keuangan syariah menjadi faktor penting dalam mendorong literasi keuangan

syariah. Sebagaimana berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada

Agustus 2016 tingkat literasi keuangan masyarakat terhadap produk keuangan

syariah masih rendah yaitu baru sebesar 8,11%. Sedangkan Data Bank Indonesia

tahun 2015-2016, menunjukkan bahwa jumlah UMKM di Indonesia mencapai 55

juta UMKM. Para pelaku usaha masih rendah dalam memanfaatkan layanan

perbankan syariah dalam mengembangkan usaha miliknya.

Literasi keuangan syariah diharapkan dapat menjadi solusi bagi praktik-

praktik keuangan yang mengarah pada riba, maysir, dan gharar. Faktanya di

Indonesia keuangan syariah sampai sekarang ini memiliki pangsa pasar yang

rendah yang mayoritasnya muslim. Islam merupakan agama yang mengatur segala

aspek kehidupan memberikan arahan-arahan dalam memperoleh penghasilan,

mengkonsumsinya, menabung, berinvestasi, mengelola harta dan segala aspek

yang berkaitan dengan keuangan sesuai syariat Islam.


3

Salah satu dari wilayah provinsi Riau adalah kota Pekanbaru yang dijuluki

dengan kota Lancang kuning yang sering kali menjadi salah satu tujuan wisata

religi yaitu di kawasan Masjid Agung An-Nur. Masjid Agung An-Nur merupakan

masjid terbesar di kota Pekanbaru yang berdekatan dengan Rumah Sakit Umum

Daerah (RSUD) Arifin Ahmad. Di kawasan Masjid Agung An-Nur Kota

Pekanbaru terdapat banyaknya pelaku usaha yang dapat menghasilkan

keuntungan dari beberapa Usaha Mikro Kecil Menengah dalam meningkatkan

ekonominya. Area yang setiap harinya banyak pengunjung yang mampir untuk

shalat, selain itu pengunjung juga berasal dari orang-orang yang berobat kerumah

sakit, kini dimanfaatkan oleh para pelaku usaha untuk berjualan, mulai dari

jajanan kuliner, minuman, usaha pakaian, obat/kosmetik, hingga toko harian. Ada

juga pedagang kaki lima yang saat ini telah direlokasi oleh Pemerintah Kota

Pekanbaru sehingga nampak lebih rapi, tertib, dan bersih. Para pengunjung dapat

menikmati aneka jajanan yang dijual oleh para pelaku usaha tersebut.

Tabel 1.1

Jumlah Pelaku UMKM di Kawasan Masjid Agung An-Nur Pekanbaru

No Jenis Usaha Jumlah Pelaku

1. Kuliner dan Minuman 21

2. Pakaian 2

3. Toko Harian 5

4. Conter 2

Total 30

Sumber: Data Survey, 2021


4

Pada tabel di atas terdapat beberapa usaha mikro kecil di kawasan Masjid

Agung An-Nur Pekanbaru salah satu nya yaitu usaha mikro kecil seperti kuliner

dan minuman yaitu sebanyak 21 pelaku, Usaha Pakaian sebanyak 2 pelaku, Toko

Harian sebanyak 5 pelaku dan Usaha Counter yaitu sebanyak 2 pelaku. Banyak

pelaku usaha tidak mengalami perubahan usahanya yang disebabkan karena

sulitnya pelaku usaha dalam mengakses pemodalan. Tetapi para pelaku usaha

mikro kecil yang berada di Kawasan Masjid Agung An-Nur sedikit demi sedikit

memberikan pengaruh yang sangat positif yaitu merubah sdifat dan sikap pelaku

usaha mikro yang ada di kawasan Masjid An-Nur tersebut. Apalagi Masjid

Agung Annur memiliki Islamic Center yang menjadi pusat kegiatan agama Islam

masyarakat Kota Pekanbaru juga Lembaga zakat yang mengelola zakat produktif.

Sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut disebabkan pentingnya

memahami tentang permasalahan tingkat literasi keuangan syariah pada pelaku

usaha di Kawasan Masjid Agung An-Nur Kota Pekanbaru. Penelitian ini

bertujuan untuk menyadarkan masyarakat setempat akan pentingnya

meningkatkan kualitas pemahaman dan pengetahuan untuk mengelola modal yang

dimilikinya sesuai dengan syariat Islam, serta melihatkan kepada mereka agar

membuat keterampilan dan kreatif dalam mengelola keuangan sehingga produk

yang ada pada perbankan untuk ditawarkan yang dapat meningkatkan

kelangsungan dan kesejahteraan pada para pelaku usaha.

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan di atas mengenai pentingnya

pemahaman akan literasi keuangan syariah dan prilaku keuangan yang harus

dimilki oleh setiap orang khususnya para pelaku usaha, maka penulis tertarik
5

melakukan penelitian lebih lanjut yaitu tentang “ANALISIS TINGKAT

LITERASI KEUANGAN SYARIAH PADA PELAKU USAHA DI

KAWASAN MASJID AGUNG AN-NUR KOTA PEKANBARU ”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka penulis mengambil

rumusan masalah tentang “Bagaimana tingkat literasi keuangan syariah pada

pelaku usaha di kawasan Masjid Agung An-Nur Kota Pekanbaru?”

1.3 Tujuan Dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana tingkat literasi keuangan

syariah pada pelaku usaha di Kawasan Masjid Agung An-Nur Kota Pekanbaru.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Adapun Manfaat penelitian Analisis Tingkat Literasi Keuangan Syariah

Pada Pelaku Usaha Di Kawasan Masjid Agung An-Nur Kota Pekanbaru

a. Bagi Akademis

1. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

di Jurusan Manajemen SI Fakultas Ekonomi Universitas Islam Riau

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi untuk penelitian

lanjutan terutama penelitian yang berkaitan dengan Analisis Tingkat

Literasi keuangan Syariah Pada Pelaku Usaha


6

b. Bagi Pelaku Usaha

Bagi pelaku usaha di harapkan penelitian ini dapat di jadikan pedoman

atau informasi agar tetap dapat meningkatkan pengetahuan mengenai literasi

keuangan sesuai syariat islam.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi peneliti di harapkan dari hasil penelitian ini bisa memberikan

manfaat berupa tambahan pengetahuan dan informasi kepada penulis yang

berkaitan dengan masalah yang di teliti.

1.4 Sistematika Penulisan

Adanya sistematika penulisan ini yaitu untuk pembahasan skripsi secara

ringkas yang akan terbagi menjadi 6 bab yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Pada bab ini akan di uraikan Mengenai Latar belakang masalah,

Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian , manfaat Penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II :TELAAH PUSTAKA

Pada bab ini akan menguraikan teori-teori yang berkaitan dengan

literasi keuangan syariah dan pelaku usaha.


7

BAB III : METODE PENELITIAN

Pada bab ini akan diuraikan tentang lokasi penelitian, operasional

variabel, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, teknik

pengumpulan data, dan dengan teknik analisis data.

BAB IV : GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Pada bab ini akan di uraian mengenai sejarah UMKM di Pekanbaru

dan sejarah Masjid Agung An-Nur Pekanbaru.

BAB V : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan di jelaskan hasil penelitian dan pembahasan

mengenai Analisis Tingkat literasi keuangan syariah pada Pelaku

Usaha di Kawasan Masjid An-Nur Pekanbaru.

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab terakhir ini penutup dari seluruh rangkaian penulis dalam

penelitian ini, yang memuat kesimpulan atau hasil penelitian serta

saran-saran untuk perbaikan penelitian di masa yang akan datang

untuk judul penelitian yang sama.


8

BAB II

TELAAH PUSTAKA

2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

2.2.1 Pengertian UMKM

Berdasarkan pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2008, pengertian Usaha

Mikro Kecil dan Menengah adalah :

1. Usaha Mikro adalah usaha ekonomi produktif milik orang perorangan

dan/atau badan usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau

menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah

dan Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil sebagaimana

dimaksud dalam Undang-Undang ini.

3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak

perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau

Usaha Besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan

sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.

4. Dunia Usaha adalah Usaha Mikro, Usaha Kecil, Usaha Menengah yang

melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia dan berdomisili di Indonesia.


9

2.2.2 Kriteria UMKM

Kriteria UMKM berdasarkan Undang-Undang No 20 Tahun 2008 adalah :

1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut :

a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh

juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha

b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300.000.000,00 (tiga

ratus juta rupiah)

2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut :

a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta

rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300.000.000,00 (tiga ratus

juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000.000,00 (dua

milyar lima ratus juta rupiah)

3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut :

a. Memilki kekayaan bersih lebih dari Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta

rupiah sampai dengan paling banyak Rp 10.000.000.000,00 (sepuluh

milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

b. Memilki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 2.500.000.000,00 (dua

milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp

50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).


10

2.2.3 Peran UMKM

Usaha mikro kecil menengah (UMKM) memainkan peran-peran penting

didalam pembangunan 27 dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di Negara-

negara sedang berkembang (NSB), tetapi juga di Negara-negara maju (NM). Di

NM, UMKM sangat penting tidak hanya karena kelompok usaha tersebut

menyerap paling banyak tenaga kerja dibandingkan dengan usaha besar (UB). Di

NSB, khususnya Asia, Afrika, dan Amerika Latin, UMKM juga berperan sangat

penting khususnya dari perspektif kesempatan kerja dan sumber pendapatan bagi

kelompok miskin, distribusi pendapatan dan pengurangan kemiskinan. Serta

pembangunan ekonomi pedesaan (Tambunan, 2012:1). Tambunan

menambahkan, dilihat dari kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto

(PDB) dan Ekspor Non-Migas, khususnya produk-produk manufaktur, dan

inovasi serta pengembangan teknologi, peran UMKM di NSB relative rendah,

dan ini sebenarnya perbedaan yang paling mencolok dengan UMKM di NM.

2.2 Literasi Keuangan Syariah

2.2.1 Pengetian Literasi Keuangan

Literasi keuangan adalah suatu rangkaian proses atau kegiatan untuk

meningkatkan pengetahuan (Knowledge), keterampilan (skill), dan keyakinan

(confidence) konsumen maupun masyarakat agar mereka mampu mengelola

keuangan pribadi dengan lebih baik lagi.

Literasi keuangan merupakan pemahaman mengenai produk dan konsep

keuangan dengan bantuan informasi dan saran sebagai kemampuan untuk

mengidentifikasi dan memahami risiko keuangan agar membuat keputusan


11

keuangan yang tepat. Jadi literasi keuangan lebih dikenal sebagai pengetahuan

dalam pengaturan keuangan, hal ini merupakan dasar bagi setiap individu agar

terhindar dari masalah yang berhubungan dengan keuangan serta agar menjadi

hal yang sangat penting seiring berkembangnya waktu.

2.2.2 Pengertian Literasi Keuangan Syariah

Definisi untuk literasi keuangan syariah merujuk pada literasi keuangan

konvensional tetapi disesuaikan dengan sistem dan kewajiban yang harus

dipenuhi dalam keuangan islam, dan istilah lainnya adalah “literasi halal” yaitu

kemampuan untuk membedakan halal dan haram berdasarkan syariah (Salehudin,

2010:2). (Antara et al, 2016:198) mengemukakan pendapat yang sama bahwa

literasi halal sebagai kemampuan seseorang dengan menggabungkan seperangkat

pengetahuan, kesadaran dan keterampilan untuk membedakan antara halal dan

haram pada produk dan layanan berdasarkan hukum syariah.

Literasi keuangan syariah adalah kemampuan seseorang dalam

pengetahuan, keterampilan dan sikapnya dalam mengelola sumber daya

keuangan menurut ajaran agama Islam. Literasi keuangan syariah meliputi

banyak aspek dalam keuangan, diantaranya pengelolaan uang dan harta (seperti

menabung untuk hari tua dan dana darurat untuk digunakan sewaktu-waktu),

aspek perencanaan keuangan seperti dana pensiun, investasi, dan asuransi. Ada

juga aspek bantuan sosial seperti wakaf, infaq, dan shadaqah.aspek lainnya

adalah tentang zakat dan warisan.

Oleh karena itu disimpulkan bahwa literasi keuangan syariah yaitu

seorang yang mampu menggunakan pengetahuan keuangannya, keterampilan


12

keuangan dan mengevaluasi informasi yang relevan untuk mengelola sumber

daya keuangan islam dalam rangka mencapai kesejahteraan yang sesuai dengan

landasan hukum islam, yaitu Al-Qur’an dan Hadist

2.2.3 Tujuan Literasi Keuangan

Menurut peraturan Otoritas Jasa Keuangan No 76/POJK.07/2016 literasi

keuangan bertujuan untuk:

a. Meningkatkan kemampuan dalam pengambilan keputusan keuangan

b. Melakukan perubahan terhadap sikap dan perilaku individu dalam

mengelola keuangan menjadi lebih baik, sehingga mampu memilih dan

memanfaatkan lembaga, produk dan layanan jasa keuangan yang sesuai

dengan kebutuhan dan kemapuan individu dalam mencapai kesejahteraan.

2.2.4 Manfaat Literasi Keuangan

a. Bagi masyarakat literasi keuangan memberikan manfaat, antara lain:

1). Mampu memilih dan manfaatkan produk dan layanan jasa keuangan

yang sesuai kebutuhan

2). Mampu merencakan keuangan dengan lebih baik

3). Tidak berinvestasi pada instrumen keuangan yang berisiko

b. Industri Keuangan

literasi keuangan juga memberikan manfaat yang besar bagi sektor

jasa keuangan, mengingat pelaku usaha adalah pengguna produk dan jasa

keuangan. Lembaga jasa keuangan dan pelaku usaha saling membutuhkan

satu sama lain sehingga semakin tinggi tingkat literasi keuangan pelaku
13

usaha maka semakin banyak pelaku usaha yang memanfaatkan produk

dan jasa keuangan.

c. Ekonomi makro

1). Semakin banyak masyarakat yang well literate, semakin banyak

pengguna produk dan jasa keuangan sehingga pada akhirnya akan

menciptakan pemerataan kesejahteraan.

2). Semakin banyak orang yang menabung dan berinvestasi, diharapkan

sumber dana untuk pembangunan semakin meningkat.

3). Semakin banyak orang yang menfaatkan danlembaga jasa keuangan,

intermediasi disektor keuangan diharapkan semakin bear (OJK,2014)

2.2.5 Tingkat Literasi Keuangan

Menurut Chen & Volpe (1998) mengkategorikan literasi keuangan

menjadi tiga kelompok, yaitu :

1. < 60% yang berarti individu memiliki pengetahuan tentang keuangan yang

rendah. Chen & Volpe dalam penelitiannya menemukan bahwa individu

yang memiliki tingkat literasi yang rendah cenderung berpendapat negatif

tentang keuangan dan membuat keputusan yang salah.

2. 60%-79% yang berarti individu memiliki pengetahuan tentang keuangan

sedang.

3. > 80% yang menunjukkan bahwa individu memiliki pengetahuan keuangan

tinggi. Individu yang memiliki tingkat literasi keuangan yang tinggi akan

mampu membuat keputusan keuangan dalam kehidupannya dan menerima

tanggung jawab atas tindakan yang mereka lakukan. Semakin tinggi tingkat
14

literasi keuangan yang dimiliki oleh masyarakat akan semakin memudahkan

mereka dalam mengelola keuangan dalam kehidupan sehari-hari dengan

memilih produk sesuai kebutuhan dan kemampuan mereka.

2.2.6 Prinsip-Prinsip Literasi Keuangan Syariah

Selain itu juga prinsip pembangunan literasi keuangan syariah yang

dikembangkan dari cetak biru strategi nasional literasi keuangan indonesia.

Adapun prinsip-prinsip tersebut adalah sebagai berikut:

a. Universal dan inklusif; program literasi keuangan syariah harus mencakup

semua golongan masyarakat secara rahmatan lil’alamin terbuka untuk

semua agama dan golongan. Dimana program tersebut berkaitan dengan

bagaimana cara mengelola keuangan yang baik sesuai syariah yang bisa

mencakup semua golongan mulai dari golongan masyarakat muslim dan non

muslim.

b. Sistematis dan terukur; program literasi keuangan syariah harus disampaikan

secara terencana, sistematis, mudah dipahami, sederhana, dan

pencapaiannya dapat diukur. Agar program yang sudah disusun secara

terencana tersebut dapat dipahami dan dapat pencapaian yang terukur untuk

semua kalangan masyarakat.

c. Kemudahan akses (taysir); layanan dan informasi yang terkait dengan

literasi keuangan syariah tersebar luas di seluruh wilayah Indonesia dan

mudah diakses. Dengan adanya layanan yang mudah diakses tersebut

masayarakat dari kalangan mana pun dapat mengetahui informasi tentang

literasi keuangan syariah ini dengan mudah dan cepat.


15

d. Kemaslahatan; program literasi keuangan syariah harus membawa maslahah

(manfaat) yang besar bagi seluruh rakyat Indonesia. Dengan adanya prinsip

maslahat ini maka akan terciptanya bentuk manfaat literasi keuangan syariah

ini dengan baik dan bermafaat bagi semua kalangan masyarakat muslim

maupun non muslim.

e. Kolaborasi; program literasi keuangan harus melibatkan seluruh

stakeholders syariah dan pemerintah secara bersama-sama dalam

perencanaan dan implementasinya. Dengan adanya kolaborasi antara orang-

orang yang terlibat dalam program literasi keuangan dan pemerintah, maka

akan terciptanya suatu perencanaan dan implmentasi dalam program literasi

keuangan syariah.

2.2.7 Indikator Literasi Keuangan Syariah

Menurut Chen dan Volpe dalam jurnal (utama, 2017) untuk mengukur

tingkat literasi keuangan individu dapat dilihat dari 4 aspek yaitu sebagai berikut:

1. Pengetahuan Dasar Keuangan Syariah

Pengetahuan dasar keuangan syariah merupakan pemahaman yang

berkaitan dengan pengetahuan dasar keuangan pribadi atau keluarga

(Hakim, 2020). Ketika seseorang dapat mengelola keuangan pribadinya,

maka mereka akan memahami pengetahuan dasar keuangan pribadi yang

kemudian digunakan untuk mengelola dan membuat keputusan yang

efektif dan efisien dengan memperhatikan prinsip syariah.

Pada dasarnya pengetahuan keuangan dasar yang berbasis syariah

adalah salah satu bentuk pengetahuan seseorang dalam mengelola


16

keuangannya dengan memperhatikan prinsip-prinsip syariah. Dalam

pengelolaan keuangan dapat disebut juga dengan manajemen keuangan

pribadi. Manajemen keuangan pribadi merupakan salah satu cara untuk

mencapai tujuan seseorang atau keluarga melalui proses manajemen

keuangan. Sukses atau tidaknya seseorang dalam mengatur dan

mengelola keuangannya akan mempengaruhi kualitas hidup dari

seseorang tersebut secara keseluruhan. Sering kali seseorang mengalami

kesulitan dalam mengatur serta menjalankan keuangan dengan baik,

sehingga pada akhirnya akan berkutat pada masalah keuangan.

Dalam Ekonomi Islam segala bentuk kegiatan yang tidak didasarkan

pada prinsip Ekonomi Islam hanya akan mendatangkan keuntungan

sesaat dan menimbulkan banyak kerugian. Sebagai seorang muslim sudah

semestinya memiliki pengetahuan yang baik terutama dalam hal

keuangan Islam, apa saja yang dilarang dalam kegiatan ekonomi dan apa

saja yang harus dilakukan.

2. Tabungan dan Pinjaman Syariah

Tabungan merupakan simpanan yang berdasarkan akad wadi’ah

berdasarkan akad mudharabah atau akad yang tidak bertentangan dengan

prinsip syariah. Secara umum tabungan dapat diartikan sebagai

pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan melainkan disimpan guna

untuk berjaga-jaga.

Sedangkan pinjaman adalah penyediaan uang dalam rangka

memenuhi kebutuhan. Dalam lembaga keuangan syariah, pinjaman


17

disebut pembiayaan adalah kegiatan bank syariah dalam menyalurkan

dananya kepada nasabah yang membutuhkan.

3. Asuransi Syariah

Asuransi merupakan suatu alat untuk mengurangi resiko agar

kerugian yang di alami individu dapat diperkirakan dengan mudah.

Asuransi syariah diartikan sebagai pengalihan risiko maka dari itu segala

sesuatu atau segala kegiatan yang mengandung risiko bisa dikenakan

asuransi yang diasuransikan, tentunya dengan catatan bahwa ada

perusahaan yang menjual asuransi tersebut. Syariah berasal dari

ketentuan-ketentuan di dalam AlQur’an dan hadits.

Asuransi syariah memiliki karakteristik antara lain: pertama, akad

yang dilakukan adalah akad at-takafuli atau saling menanggung. Kedua,

selain tabungan peserta juga dibuatkan tabungan derma (tabaru‟). Ketiga,

merealisir prinsip bagi hasil. Jadi, setiap peserta sejak awal bermaksud

saling menolong dan melindungi satu sama lain dengan menyisihkan

dananya sebagai iuran kebajikan yang disebut tabaru‟. Jadi dalam

asuransi syariah tidak menggunakan pengalihan risiko (risk transfer)

dimana tertanggung harus membayar premi, tetapi lebih merupakan

pembagian risiko (risk sharing) dimana para peserta saling menanggung.

4. Investasi Syariah

Investasi adalah perencanaan keuangan perlu dipikirkan untuk

mengalokasikan pendapatan dengan tujuan investasi yang memperoleh

keuntungan dimasa mendatang.


18

Dalam Islam, kegiatan investasi adalah hal yang sangat dianjurkan,

meski begitu Investasi dalam islam tidak berarti setiap individu bebas

melakukan tindakan untuk memperkaya diri atau menimbun kekayaan

dengan cara tidak benar. Investasi syariah adalah keputusan yang diambil

seseorang untuk mengalokasikan sebagian pendapatannya untuk diambil

manfaatnya kemudian hari dengan menggunakan prinsip syariah.

Beberapa aspek dalam asuransi syariah yakni:

1. Aspek material atau financial artinya suatu bentuk investasi

hendaknya menghasilka manfaat financial yang kompetitif

dibandingkan dengan bentuk investasi lainnya.

2. Aspek kehalalan artinya suatu bentuk investasi hendaknya

menghailkan manfaat financial yang kompetitif dibandingkan dengan

bentuk investasi lainnya.

3. Aspek social dan lingkungan artinya suatu bentuk investasi harus

terhindar dari prosedur yang syubhat ataupun haram. Suatu bentuk

investasi yang tidak halal akan membawa pelakunya kepada

kesesatan.

4. Aspek pengharapan kepada ridha Allah SWT artinya segala bentuk

investasi syariah harus dilandaskan untuk mendapatkan ridho Allah

SWT.
19

2.3 Penelitian Terdahulu

Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang berkaitan dengan


menganalisis tingkat literasi keuangan diantaranya :

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu

Nama Metode
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian
1. Isnurhadi Determinan Kuantitatif Pengetahuan
(2013) Tingkat Literasi individu terhadap
Masyarakat muamalah di dalam
Terhadap Islam dan upaya
Perbankan promosi yang
Syariah (studi dilakukan
kasus: perbankan syariah
Masyarakat berpengaruh
Kota terhadap literasi
Palembang) masyarakat
terhadap perbankan
syariah, sedangkan
promosi oleh
pemerintah tidak
berpengaruh
(eprints.unsri.ac.id,
2013).

2. Rose Exploratory Survey rendahnya literasi


Abdullah dan Reseach Into deskriptif keuangan syariah
Ahmad Lutfi Islamic berakibat pada
Abdul Razak Financial rendahnya
20

(2015) Literacy in kesadaran untuk


Brunei membayar zakat,
Darussalam terutama zakat
maal. Rendahnya
literasi keuangan
syariah masyarakat
Brunei Darussalam
juga berdampak
pada rendahnya
akses masyarakat
pada produk-
produk keuangan
syariah, seperti
saham syariah,
obligasi syariah,
takaful dan produk-
produk keuangan
syariah lainnya.

3. Zara Fathia Tingkat Literasi Kuantitatif 40% responden


Muflihani dan Pelaku Usaha memiliki tingkat
Irfan Syauqi Mikro terhadap literasi yang
Beik (2015) Perbankan rendah, 28,57%
Syariah responden memiliki
tingkat literasi
sedang, dan
31,43% memiliki
tingkat literasi
tinggi.
21

4. Adib Agusta Analisis Deskriptif tingkat literasi


Deskriptif keuangan di Pasar
Tingkat Literasi Koga Bandar
Keuangan pada Lampung termasuk
UMKM di Pasar kategori well
Koga Bandar literate, tingkat
Lampung tahun gender dan tingkat
2016 pendidikan
menunjukkan
adanya pengaruh
dalam
meningkatkan
literasi keuangan.
5. Ahmad Analisis Tingkat Kuantitatif Tingkat literasi
Fauzul Hakim Literasi keuangan syariah
Hasibuan Keuangan pada nelayan desa
(2018) Syariah Pada Pahlawan
Nelayan Desa Kecamatan
Pahlawan Tanjung Tiram
Kecamatan Kabupaten
Tanjung Tiram Batubara dari 100
Kabupaten responden yang
Batubara diamati memilki
kategori rendah
pada sisi
pengetahuan yaitu
sebesar 57% dan
sisi kemampuan
memiliki kategori
sedang yaitu 54%.
22

7 Diana Djuwita Tingkat Literasi Deskriptif Dan Tingkat literasi


6. (2018) Keuangan Verifikatif keuangan syariah
Syariah Di di kalangan
Kalangan UMKM (pedagang)
UMKM Dan di kawasan Masjid
Dampaknya Raya At-Taqwa
Terhadap termasuk kategori
Perkembangan less literate
Usaha
7. Aspen Analisis Tingkat Kuantitatif Analisis Tinkat
Ritonga Literasi analisis Literasi Keuangan
(2020) Keuangan deskriptif Syariah yang
Syariah dan dilakukan dengan
Dampaknya empat klasifikasi
Terhadap yaitu kategori Will
Pendapatan Literate, Sufficient
Usaha Mikro di Literate, Less
Kecamatan Siak Literate dan Not
Hulu Kabupaten Literate, maka
Kampar diperoleh hasil
rata-rata tingkat
literasi keuangan
responden sebesar
2.155, sehingga
dapt disimpulkan
bahwa tingkat
literasi keuangan
responden
dikatakan berada
pada kategori
Sufficient Literate.
23

8. Mia Analisis Tingkat Pada pen


Nuhasanah Literasi elitian ini
(2021) Keuangan menggunakan 4
Syariah aspek sebagaimana
Masyarakat dilakukan oleh
Sangkanayu Chen dan Volpe,
Mbrebet pertama
Kabupaten pengetahuan dasar
Purbalingga keuangan syariah,
kedua aspek
tabungan syariah ,
ketiga aspek
asuransi syariah
dan keempat aspek
investasi syariah.
Dari ke empat
aspek tersebut
aspek tabungan
dan pinjaman
syariah yang
paling rendah
51,60% dan aspek
pengetahuan
keuangan dasar
syariah paling
tinggi 61,28%.
9. Analisis Tingkat Kuantitatif Usia, tingkat
Prihatin, J &
Literasi pendidikan, lama
Maruf, A
Keuangan Pada usaha, serta
(2019
Pelaku Usaha pendapatan
MIkro Kecil dan perbulan
24

Menengah mempengaruhi
Kerajianan tingkat literasi
Perak Kotagede keuangan pada
Yokyakarta pelaku UMKM
kerajianan perak di
Yogyakarta.
Sedangkan jenis
kelamin pelaku
usaha tidak
memilki pengarih
terhadap tingkat
literasi keuangan
pelaku UMKM.

2.4 Kerangka Pemikiran

Untuk mengukur tingkat literasi keuangan syariah peneliti menggunakan 4

indikator yaitu, pengetahuan literasi keuangan syariah secara umum, tabungan

dan pinjaman syariah, asuransi syariah serta investasi syariah. Peneliti melihat

tingkat literasi keuangan berdasarkan tiga kategori yaitu: tinggi, sedang dan

rendah. Dalam penelitian ini kerangka pemikirannya yaitu sebagai berikut:


25

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Penelitian

Literasi Keuangan Syariah

Pengetahuan Tabungan Asuransi Investasi


Dasar Syariah &Pinjaman Syariah Syariah
syariah

Tinggi Sedang Rendah

Pelaku Usaha Di
Kawasan Masjid Agung
An-Nur Pekanbaru

2.5 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian dan teori-

teori yang di gunakan maka dapat di buat hipotesis sebagai berikut :

“Di duga terdapat tingkat literasi keuangan syariah pada pelaku usaha di kawasan

Masjid Agung An-Nur Kota Pekanbaru”


26

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kawasan Masjid Agung An-Nur Kota Pekanbaru


yaitu dengan memberi koesioner pada pelaku usaha.

3.2 Operasional Variabel

Operasioanal variabel adalah upaya penelitian yang secara rinci yakni

meliputi nama variabel, dimensi, indikator, ukuran yang dipergunakan untuk

memperoleh nilai variabel penelitian, operasional variabel untuk memberikan

gambaran penelitian yang mengacu pada teori sesuai dengan judul.

Tabel 3.1

Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

Literasi keuangan  Pengetahuan 1. Pemahaman Scoring

syariah adalah Dasar Keuangan terkait riba

kemampuan Syariah 2. Penerapan

seseorang dalam prinsip syariah

pengetahuan, pada

keterampilan dan operasional

sikapnya dalam perbankan

mengelola syariah
27

sumber daya 3. Pengetahuan

keuangan tentang bagi

menurut ajaran hasil dalam

agama Islam. bank syariah

4. Prinsip bagi

hasil dalam

bank syariah

5. Manfaat

pengetahuan

keuangan dasar

syariah

 Tabungan Dan 6. Produk

Pinjaman Syariah tabungan bank

syariah

7. Akad dalam

pebiayaan

syariah

8. Pengetahuan

pembiayaan

murabahah

9. Pengetahuan

pembiayaan

mudharabah
28

10. Manfaat

tabungan

mudharabah

 Asuransi Syariah 11. Prinsip dalam

asuransi syariah

12. Perbedaan

asuransi syariah

dengan

konvensional

13. Manfaat

menggunakan

asuransi syariah

14. Produk yang

ditawarkan

asuransi syariah

15. Risiko asuransi

syariah

 Investasi Syariah 16. Produk

investasi

syariah

17. Pengetahuan

investasi jangka

panjang
29

18. Pengetahuan

reksadana

syariah

19. Pengetahuan

risiko investasi

20. Pemahaman

imbalan atas

jasa perusahaan

investasi

3.3 Populasi Dan Sampel

Populasi dalam peneltian ini adalah seluruh pelaku usaha di kawasan Masjid

Agung An-Nur Kota Pekanbaru yang berjumlah sekitar 30 responden, karena

sedikitnya jumlah populasi, maka seluruh populasi dijadikan sebagai sampel yaitu

dengan menyebarkan kuesioner terhadap seluruh sampel.

3.4 Jenis dan Sumber Data

Data dalam penelitian ini bersumber dari data primer dan data sekunder,

data primer berupa koesioner dan dilengkapi dengan wawancara yang berupa

tanggapan responden. sedangkan data sekunder jenis data yang sudah ada dan

yang akan penulis dapatkan pada pelaku usaha di kawasan Masjid An-Nur

Pekanbaru.
30

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner akan disebarkan secara ofline dengan

menyebarkan seacara langsung kepada responden. .

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Uji Instrumen Kuesioner

Instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data, agar data yang

diperoleh mempunyai tingkat akurasi dan konsisten yang tinggi, instrument

penelitian yang digunakan harus valid dan reliebel.

a. Uji Validitas

Uji validitas di gunakan untuk mengetahui apakah instrumen penelitian yang

di gunakan untuk memperoleh data tentang literasi keuangan valid di teliti atau

tidak. Suatu instrumen di katakan valid jika nilai r hitung > r tabel. Dalam uji

validitas dapat dicek melalui tingkat signifikan yaitu α 0,05 dengan demikian

kuesioner dianggap valid (Ghozali, 2006).

b. Uji Reliabilitas

Nilai reliabilitas atau r hitung dari setiap variabel yang di uji akan dapat di

lihat melalui SPSS dalam setiap pengujian variabel penelitian. Untuk mengetahui

apakah data yang di uji reliabel atau tidak maka di lakukan dengan

membandingkan nilai reliabilitas yang di tunjukan oleh nilai Cronbac’h Alpha

dengan r tabel.
31

3.6.2 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

menganalisis dan menggambarkan hasil data dari jawaban kuesioner yang telah

disebarkan kepada para pelaku usaha terhadap 20 pertanyaan. Jawaban yang benar

dihitung dan dibagi dengan seluruh pertanyaan lalu dikali dengan 100%. Setiap

pertanyaan yang dijawab benar akan mendapat skor 1 dan pertanyaan dijawab

salah akan mendapat nilai 0.

Kategori Tingkat Literasi Keuangan =

Hasil perhitungan tersebut kemudian menggunakan tolak ukur untuk

menghitung tingkat literasi keuangan menurut Chen & Volpe (Chen, 1998).

Kategori Tingkat Literasi Keuangan dibagi menjadi 3 yaitu :

Tabel 3.2

Kategori Analisis Deskriptif Presentase

Kategori Interval Data (%)

Tinggi >80%

Sedang 60%-79%

Rendah <60%
32

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

4.1 Sejarah UMKM di Kota Pekanbaru

Usaha kecil menengah saat ini memang tengah tumbuh di negara kita.

Meski usaha kecil, namun perannya sangat berarti dalam upaya turut menopang

perekonomian nasional dan menciptakan banyak lapangan kerja baru. Meski

seseorang tidak mempunyai keterampilan, mereka bebas memilih peluang bisnis

UKM apa saja yang ingin ditekunu.di luar pemodalan, untuk membangun sebuah

usaha kecil, seseorang hanya butuh tekad, niat, keseriusan dalam membangun

usaha.

Jumlah UMKM di Kota Pekanbaru menjadi jumlah terbanyak

dibandingkan dengan jumlah UMKM di Kabupaten lainnya di Riau. Data UKM

tersebut sangat berguna untuk mengelompokkan UKM sesuai bidangnya serta

mengetahui lebih datailnya pertumbuhan UKM di Kota Pekanbaru. Disamping

itu juga bisa direkomendasikan ke BUMN untuk memberikan pinjaman lunak

kepada para pengelola UKM.

Saat ini Kota Pekanbaru telah memiliki Klinik Koperasi dan Usaha

Mikro, Kecil, Menengah (UMKM). Program ini diluncurkan oleh pemerintah

Kota Pekanbaru melalui Dinas Koperasi dan UKM ini akan menyediakan

layanan pengembangan usaha cepat, mudah, dan profesional berorientasi

pemecahan masalah usaha. Klinik ini juga bertujuan mengurangi tingkat

kemiskinan dan pengangguran dengan menciptakan dan menumbuhkan

wirausaha baru serta sebagai upaya peningkatan pertumbuhan ekonomi dan


33

kesejahteraan masyarakat, dan memberikan pengembangan usaha bagi

masyarakat UMKM dan Koperasi. Dinas koperasi UMKM bertugas melakukan

pembinaan dengan mengunjungi pelaku usaha untuk melihat bagaimana kualitas

dan kemasan produk yang akan dipasarkan, serta memberikan solusi pemasaran.

a. Pengenalan Dasar UMKM di Pekanbaru

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) mempunyai peran yang strategi

dalam pembangunan ekonomi nasional, selain itu berperan dalam

pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja juga berperan dalam

pendistribusian hasil-hasil pembangunan.

b. Perkembangan UMKM di Pekanbaru

Perkembangan terhadap sektor swasta merupakan suatu hal yang tidak

perlu diragukan lagi. UKM memiliki peran penting dalam perkembangan

usaha di Kota Pekanbaru. UKM juga merupakan cikal bakal dari tumbuhnya

usaha besar. Usaha Kecil Menengah (UKM) harus terus ditingkatkan dan

aktif agar dapat bersaing dengan perusahaan besar. Satu hal yang perlu

diingat dalam pengembangan UKM adalah bahwa langkah ini tidak semata-

mata merupakan langkah yang harus diambil oleh pemerintah dan hanya

menjadi tanggung jawab pemerintah saja.

c. Peran dan Fungsi UKM Pekanbaru

 Penyediaan barang dan jasa

Penyedia barang dan jasa merupakan hal penting dalam usaha.

Dengan begitu barang yang diperlukan pembeli mudah terpenuhi. Peran dan
34

fungsi usaha kecil menengah adalah mengelola dan menyatukan berbagi jenis

produksi atau barang dan jasa yang dibutuhkan.

 Penerapan tenaga kerja

Tingginya tingkat pengangguran tidak seimbang dengan tersedianya

lapanagan pekerjaan. Demgan adanya usaha kecil dan menengah seperti ini

dapat membantu penyerapan tenaga kerja yang pengangguran. Semakin

banyak usaha kecil tersebut itu merupakan salah satu penunjang keberhasilan

usaha.

 Meningkatkan taraf hidup

Dengan adanya usaha kecil menengah dapat meningkatkan taraf

hidup pelaku usaha tersebut, apabila usaha yang dikelola berjalan dengan

lancar sehingga keuntungan yang didapat menjanjikan.

d. Kelebihan Usaha Kecil dibandingkan dengan Usaha Besar

 Inovasi

Dalam usaha kecil dan menengah banyak menggunakan strategi

tersendiri dengan membuat suatu produk yang unik, supaya dapat menarik

pelanggan menggunakan produk dari usaha kecil menengah tersebut.

Suatu produk yang akan dipasarkan harus mempunyai daya tarik tersendiri

bagi pelanggan dan dapat bersaing dengan usaha besar dengan kualitas dan

pengelolaan yang dihasilkan produk tersebut.

 Lebih fleksibel

Lebih fleksibel karena pengorganisasaiannya dan cara pengelolaan

suatu produk paling sederhana dan lebih fleksibel dalam pelaksanaannya


35

dibandingkan dengan usaha besar. Selain itu usaha kecil menengah ini pun

lebih flesibel dalam produk-produk yang cepat atau kurang laku.

 Perbankan Diwajibkan Membantu UKM

Upaya menumbuh-ratakan perekonomian di Pekanbaru sebaikanya

diarahkan penguatan manajemen UKM. Perbankan lebih suka berbisnis

dengan pengusaha besar dengan omset yang sangan besar.

4.2 Sejarah Masjid Agung An-Nur Pekanbaru

Masjid Agung An-Nur merupakan salah satu objek wisata bersejarah di

Pekanbaru. Liburan di Pekanbaru rasanya tak lengkap kalau Anda belum

mengunjungi masjid yang satu ini. Arsitektur Masjid Agung An-Nur merupakan

hasil perpaduan empat budaya, yaitu budaya Melayu, Arab, Turki, dan India.

Desainnya yang megah dan menyerupai Taj Mahal membuat masjid ini menjadi

salah satu destinasi wisata utama sekaligus kebanggaan masyarakat Pekanbaru.

Secara historis, rencana untuk mendirikan Masjid Agung An-Nur telah ada

sejak tahun 1963. Namun baru direalisasikan pada tahun 1966 ketika Kaharuddin

Nasution menjadi Gubernur Riau. Pada tanggal 27 Rajab 1388 H atau bertepatan

dengan tanggal 19 Oktober 1968 Masjid Agung An-Nur diresmikan

penggunaannya oleh Arifin Ahmad, Gubernur Riau waktu itu. Pada tahun 2000

ketika Shaleh Djasit menjadi Gubernur Riau, Masjid Agung An-Nur direnovasi

secara besar-besaran. Bila pada masa Gubernur Kaharuddin Nasution areal Masjid

An-Nur hanya seluas 4 hektar dengan daya tampung sekitar 2000 jamaah, maka

pada masa Gubenur Shaleh Djasit areal Masjid Agung An-Nur diperluas hingga

mencapai 12,6 hektar dengan daya tampung sekitar 3000 jamaah.


36

Masa pembangunannya yang cukup lama memang melewati dua masa

kepemimpinan gubernur Riau, yaitu kepemimpinan gubernur kedua, Kaharuddin

Nasution hingga gubernur ketiga, Arifin Achmad. Masjid Agung An-Nur sempat

direnovasi pada tahun 2000 bertepatan dengan masa kepemimpinan Gubernur

Riau Saleh Djasit.

Bangunan Masjid Agung An-Nur memiliki filosofi yang istimewa

pada bagian kubah dan menaranya. Empat menara pada masjid ini

menggambarkan empat sahabat Nabi Muhammad SAW, yaitu Abu Bakar

As-Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi

Thalib. Perjuangan Nabi Muhammad SAW untuk menyebarkan Islam

tentu tak lepas dari peran keempat sahabatnya. Sementara itu, lima

kubahnya melambangkan lima rukun Islam yang menjadi pedoman hidup

bagi umat beragama Islam.

Menurut sumber yang dikutip dari Wikipedia, Mesjid Agung An Nur berdiri

tanggal 27 Rajab 1388 H atau bertepatan dengan tanggal 19 Oktober 1968, Masjid

Agung An-Nur diresmikan oleh Arifin Ahmad, Gubernur Riau waktu itu dan

tahun 2000 pada masa gubernur Saleh Djasit mesjid ini direnovasi secara besar-

besaran. Masjid Agung An-Nur Riau yang kita saksikan begitu megah saat ini

bukanlah bangunan asli hasil pembangunan tahun 1966 dan diresmikan tahun

1968. Tapi merupakan bangunan hasil renovasi total dan pembangunan kembali

dari masjid Agung An-Nur yang lama. Di pergantian milenium tahun 2000 lalu,

pada saat Riau dibawah kepemimpinan gubernur Shaleh Djasit, Masjid Agung
37

An-Nur yang lama di rombak total ke bentuknya saat ini bahkan Stadion

Hangtuah ikut diratakan demi perluasan pembangunan Masjid ini.

Dari pembangunan tahun 2000 tersebut luas lahan masjid ini bertambah tiga

kali lipat dari sebelumnya yang hanya seluas 4 hektar menjadi 12.6 hektar.

Luasnya lahan masjid baru ini memberikan keleluasaan bagi penyediakan lahan

terbuka untuk publik Pekanbaru termasuk di dalamnya kawasan taman nan hijau

dan lahan parkir yang begitu luas.

Dalam sejarahnya Masjid Agung An-Nur pernah menjadi kampus bagi

Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Syarif Kasim

Pekabaru di awal pendiriannya hingga tahun 1973. IAIN Sultan Syarif Kasim kini

Menjadi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim (UIN SUSKA) Pekanbaru.
38

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Karakteristik Responden

Penelitian yang akan dilakukan tepatnya di Kawasan Masjid Agung An-

Nur Kota Pekanbaru, karena di kawasan ini banyak pelaku usaha termasuk

pedagang kaki lima sebanyak 30 pelaku usaha. Demikian penulis menyebarkan

kuesioner sebanyak populasi yang telah ditentukan. Hal ini dilakukan penyajian

data mengenai identitas responden dilakukan dengan tujuan untuk memberikan

gambaran tentang kondisi atau keadaan para responden, yang menghabiskan

waktu kurang lebih setengah bulan. Berikut gambaran responden yang terdiri dari

beberapa bagian yakni: jenis kelamin, usia, pendidikan terakhir, jenis usaha, dan

pendapatan.

5.1.1.1 Jenis Kelamin

Berikut adalah hasil dari penyebaran kuesioner yang telah diklasifikasikan

berdasarkan jenis kelamin pada tabel 5.1 dibawah ini :

Tabel 5.1

Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis kelamin Frekuensi Presentase

1. Laki-Laki 19 63,3 %
39

2. Perempuan 11 36,7 %

Jumlah 30 100 %

Sumber : Data Olahan, 2021

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa jumlah responden laki-laki lebih

banyak dibanding responden perempuan. Dimana jumlah responden laki-laki

sebanyak 19 orang (63,3%) dan perempuan 11 orang (36,7%). Dengan jumlah

para pelaku usaha sebanyak 30 0rang. Hal ini disebabkan karena kebanyakan

rata-rata para pelaku usaha UMKM di kawasan Masjid Agung An-Nur Kota

Pekanbaru lebih dominan mengutakan mata pencahrian nya kepada laki-laki dan

perempuan lebih diutamakan mengurus rumah tangga.

5.1.1.2 Usia

Berikut adalah hasil dari penyebaran kuesioner yang telah

diklasifikasikan berdasarkan usia pada tabel 5.2 dibawah ini:

Tabel 5.2

Responden Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Presentase

1. <30 10 33,3%

2. >30 20 66,7%

Jumlah 30 100%

Sumber : Data Olahan, 2021

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa pada penelitian ini maka dapat

dilihat sebagian besar para responden pelaku usaha tersebut berumur diatas 30
40

tahun yaitu sebanyak 20 orang (66,7%). Sedangkan responden yang berumur

dibawah 30 tahun sebanyak 10 orang (26,7%). Dengan jumlah seluruh pelaku

usaha 30 orang.

5.1.1.3 Pendidikan

Berikut adalah hasil dari penyebaran kuesioner yang telah diklasifikasikan

berdasarkan pendidikan pada tabel 5.3 dibawah ini:

Tabel 5.3

Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No Tingkat Pendidikan Frekuensi Presentase

1. SD 7 23,33 %

2. SMP 9 30,00 %

3. SMA 12 40,00 %

4. Perguruan Tinggi 2 6,67 %

Jumlah 30 100 %

Sumber: Data Olahan 2021

Dari tabel diatas ,maka dapat diketahui bahwa sebagian besar responden

pelaku usaha di Kawasan Masjid Agung An-Nur Kota Pekanbaru dalam penelitian

ini memiliki pendidikan terakhir SMA yaitu sberjumlah 12 responden dengan

presentase 40,00%. Untuk tingkat pendidikan SMP ada diurutan kedua yaitu

berjumlah 9 dengan presentase 30,00%. Sedangkan pada tingkat pendidikan SD

ada diurutan ketiga yaitu berjumlah 7 orang dengan presentase 23,33%. Dan yang
41

terakhir adalah ada pada pendidikan perguruan tinggi yaitu hanya berjumlah 2

orang dengan presentase 6,67%. Dengan jumlah seluruh pelaku usaha 30 orang.

Berdasarkan data tabel diatas responden yang paling banyak memiliki pendidikan

terakhir SMA.

5.1.1.4 Jenis Usaha

Berikut adalah hasil dari penyebaran kuesioner yang telah diklasifikasikan

berdasarkan jenis usaha pada tabel 5.4 dibawah ini :

Tabel 5.4

Responden Berdasarkan Jenis Usaha

No Jenis Usaha Frekuensi Presentase

1. Kuliner dan Minuman 21 70,0%

2. Conter 2 6,7 %

3. Toko Harian 5 16,6%

4. Pakaian 2 6,7%

Jumlah 30 100 %

Sumber: Data Olahan, 2021

Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa jenis usaha yang dominan yaitu

kuliner dan minuman sebanyak 20 responden (70 %), setelah itu jenis usaha toko

harian sebanyak 5 responden (16,6%) dan pakaian sebanyak 2 responden (6,7%)

serta jenis usaha conter sebanyak 2 responden (6,7%).


42

5.1.1.5 Pendapatan

Berikut adalah hasil dari penyebaran kuesioner yang telah diklasifikasikan

berdasarkan pendapatan pada tabel 5.5 bawah ini

Tabel 5.5

Responden Berdasarkan Pendapatan

No Tingkat Pendapatan Frekuensi Presentase

1. <5.000.000/bulan 14 46,7 %

2 >5.000.000/bulan 16 53,3 %

Jumlah 30 100 %

Sumber: Data Olahan, 2021

Dari data tabel diatas dapat diketahui bahwa penelitian ini dilihat dari

tingkat pendapatan maka terdiri dari 14 orang (46,7%) yang berpenghasilan

dibawah 5.000.000/bulan dan 16 orang (53,3%) yang berpenghasilan diatas

5.000.000/bulan dari 30 responden.

5.1.1.6 Rekening/Tabungan

Berikut adalah hasil dari penyebaran kuesioner yang telah diklasifikasikan

berdasarkan rekening/tabungan pada tabel 5.6 dibawah ini :


43

Tabel 5.6

Rekening/Tabungan

Rekening/Tabungan Jumlah Presentase

Bank Syariah 11 36,67%

Bank Konvensional 19 63,33%

Total 30 100%

Sumber : Data Olahan, 2021

Berdasarkan tabel diatas, bahwa pelaku usaha yang berada di Kawasan

Masjid Agung An-Nur Kota Pekanbaru lebih banyak yang menggunakan bank

konvensional dari pada menggunakan bank syariah. Dapat dilihat sebanyak

63,33% responden yang menggunakan bank konvensional. Sedangkan yang

menggunakan bank syariah 36,67%.

5.1.2 Uji Instrumen

5.1.2.1 Uji Validitas

Berikut adalah Hasil dari uji validitas dapat dilihat pada tabel 5.7 dibawah

ini :

Tabel 5.7

Hasil Uji Validitas

No Indikator rhitung rtabel keterangan

1 Pengetahuan 0,713 0,361 Valid


keuangan Dasar
Syariah
44

2 Tabungan Dan 0,869 0,361 Valid


Simpanan Syariah

3 Ansuransi 0,922 0,361 Valid


Syariah
4 Investasi Syariah 0,783 0,361 Valid

Sumber : Data Olahan, 2021

Uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 26, dengan

taraf kepercayaan 5 %. Bila r tabel < r hitung, maka instrument dapat dikatakan

valid dan sebaliknya. Untuk degree of frrdom (df) = n-2, dalam penelitian ini

jumlah sampel (n) adalah 30, maka df = 30-2 = 28 dengan alpha atau taraf

kepercayaan 5%, sehingga didapat rtabel = 0, 361.dari tabel diatas dapat diketahui

masing-masing item indikator memiliki rhitung > rtabel, maka kesimpulannya adalah

bahwa semua item pertanyaan valid.

5.1.2.2 Uji Reliabilitas

Berikut adalah Hasil dari uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel 5.8

dibawah ini :

Tabel 5.8

Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Cronbach’s Jumlah Item Keterangan

Alpha

Literasi Keuangan 0,816 5 Reliabel

Syariah
45

Dalam penelitian ini uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan

bantuan SPSS 26. Dari hasil tabel diatas dapat diketahui bahwa nolai cronbach”s

alpha literasi keuangan syariah sebesar 0,816, maka dapat disimpulkan bahwa

cronbach”s alpha 0,816 > 0,60 yaitu dinyatakan reliabel.

5.1.2 Analisis Literasi Keuangan Syariah

Analisis literasi keuangan syariah diukur berdasarkan dari pertanyaan

dalam kuesioner yang telah diisi oleh responden. Cara menghitung tingkat literasi

keuangan syariah yang dimiliki responden dapat dilakukan dengan rumus :

Kategori Tingkat literasi keuangan =

Contoh : x 100% = 65 %

Menurut Chen dan Volpe mengkategorikan literasi keuangan menjadi tiga

kelompok yaitu rendah, sedang, dan tingggi. Kelompok responden kategori

rendah adalah kelompok responden yang memperoleh score jawaban benar <

60% dari keseluruhan soal mengenai tingkat literasi keuangan syariah. Untuk

kelompok responden kategori sedang adalah kelompok responden yang

memperoleh score jawaban benar 60%-79% dari keseluruhan soal tingkat literasi

keuangan syariah. Sedangkan untuk kelompok responden kategori tinggi adalah

responden yang memperoleh score jawaban benar >80% dari keseluruhan soal

terkait tingkat literasi keuangan syariah.


46

Hasil penelitian tingkat literasi keuangan syariah pada pelaku usaha di

Kawasan Masjid Agung An-Nur Kota Pekanbaru secara keseluruhan dapat

dilihat pada tabel 5.9 dibawah ini :

Tabel 5.9

Tingkat Literasi Keuangan Syariah Secara Keseluruhan

Statistik Deskriptif Literasi Keuangan (%)

Minimum 30

Maximum 100

Mean 59,17

Standar Deviasi 19,56

Sumber : Data Olahan, 2021

Dari data diatas nilai terendah dari total responden adalah 30 %

menunjukkan bahwa dari total soal 20 pertanyaan mengenai literasi keuangan

syariah, ada yang hanya menjawab 6 pertanyaan dengan benar. Sedangkan nilai

teritnggi adalah responden yang bisa menjawab semua pertanyaan dengan benar

100 %. Rata-rata (mean) responden yang menjawab pertanyaan dengan benar

adalah 59,17 % menunjukkan bahwa para pelaku usaha di Kawasan Masjid

Agung An-Nur Kota Pekanbaru tergolong pada tingkat rendah (<60%). Dan nilai

standar deviasi dari rata-rata literasi keuangan syariah adalah sebesar 19,56 % .
47

Berikut presentase responden berdasarkan kategori tingkat literasi keuangan

syariah dapat dilihat pada tabel 5.10 dibawah ini :

Tabel 5.10

Presentase Responden Berdasarkan Kategori

Tingkat Literasi Keuangan Syariah

Kategori Jumlah Presentase

Rendah 14 46,66 %

Sedang 11 36,67 %

Tinggi 5 16,67 %

Total 30 100 %

Sumber : Data olahan, 2021

Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa dari 30 responden pelaku usaha

di Kawasan Masjid Agung An-Nur Pekanbaru, 46,66 % dari total responden

tergolong kategori rendah. Sedangkan 36,67 % dari total responden tergolong

kategori sedang dan 16,67 % dari total responden tergolong tinggi. Pada tabel

diatas adalah hasil penelitian terkait tingkat literasi keuangan syariah pelaku

usaha di Kawasan Masjid Agung An-Nur Kota Pekanbaru.

Tinggi rendahnya tingkat literasi keuangan syariah pada tabel diatas dapat

dilihat dari jumlah responden yang menjawab benar dalam setiap dimensi tingkat

literasi keuangan syariah. Ada 4 dimensi yang menentukan tinggi rendahnya

tingkat literasi keuangan seseorang yaitu dimensi pengetahuan dasar keuangan

syariah, tabungan dan pinjaman syariah, asuransi syariah serta investasi syariah.
48

Perhitungan presentase jumlah responden jawaban benar dalam setiap dimensi

dapata dihitung dengan rumus :

Tingkat literasi keuangan =

Berikut adalah jabaran terkait tingkat literasi keuangan syariah setiap

dimensi dapat dilihat pada tabel 5.11 dibawah ini:

Tabel 5.11

Presentase Responden Yang Menjawab Pertanyaan Dengan Benar

No Dimensi Pertanyaan Respond Tingkat Literasi Keuangan


en Syariah

Rendah Sedang Tinggi


(<60%) (60-79%) (>80%)

1. Pengetahua Pemahaman 25 83,33


n dasar terkait riba %
keuangan
syariah
Penerapan 21 70,00 %
prinsip syariah
pada
operasional
perbankan
syariah

Pengetahuan 27 90,00%
tentang bagi
hasil dalam
bank syariah
49

No Dimensi Pertanyaan Respond Tingkat Literasi Keuangan


en Syariah
Rendah Sedang Tinggi
(<60%) (60-79%) (>80%)
Prinsip bagi 22 73,33 %
hasil dalam
kerjasama
Manfaat 18 60,00%
pengetahuan
keuangan dasar
syariah
Rata-rata 75,33%
2. Tabungan Produk 20 66,67%
dan tabungan di
Pinjaman bank syariah
Syariah
Akad dalam 13 43,33%
pembiayaan
syariah
Pengetahuan 19 63,33%
tentang
pembiayaan
murabahah
Pengetahuan 11 36,67%
mudharabah
Manfaat 17 56,67%
tabungan
mudharabah
Rata-rata 53,3%
3. Asuransi Prinsip dalam 23 76,67%
Syariah asuransi
syariah
Perbedaan 27 90,0%
asuransi
syariah dengan
konvensional
Manfaat 20 66,67%
menggunakan
asuransi
syariah
50

No Dimensi Pertanyaan Responden Tingkat Literasi Keuangan


Syariah
Rendah Sedang Tinggi
(<60%) (60-79%) (>80%)
Produk 10 33,33%
asuransi
syariah
Risiko pada 9 30,00%
asuransi
syariah
Rata-rata 59,33%
4. Investasi Produk 12 40,00%
syariah investasi
syariah
Pengetahuan 27 90,00%
investasi
jangka
panjang
Pengetahuan 13 43,33%
tentang
reksadana
syariah
Pengetahuan 19 63,33%
risiko
investasi
Pemahaman 17 56,67%
menegani
imbalan atas
jasa
perusahaan
Rata-rata 58,66%
Sumber : Data Olahan, 2021

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa presentase responden yang menjawab

setiap butir pertanyaan dengan benar beserta dengan rata-rata nya untuk setiap

dimensi pertanyaan mengenai literasi keuangan syariah. Dalam dimensi

pengetahuan dasar keuangan syariah dapat dilihat rata-rata responden yang


51

menjawab benar 75,33 %. Responden yang paham mengenai riba yaitu 83,33 %,

70,00 % responden paham akan prinsip keuangan syariah. 90,00 % responden

yang paham mengenai bagi hasil dan kerja sama dan petugas pemantau keputusan

prinsip syariah dalam operasional perbankan syariah adalah 73,33 %. Kemudian

hanya 60,00% yang paham akan manfaat pengetahuan keuangan dasar syariah.

Untuk dimensi tabungan dan pinjaman syariah dapat dilihat rata-rata

responden yang menjawab benar 53,33 %. 66,67% dari total responden yang

paham mengenai produk tabungan dibank syariah dan 43,33 % akad dalam

pembiayaan syariah.63,33% responden yang paham akan pengetahuan

pembiayaan murabahah, dan 36,67 % responden yang paham tentang mudharabah

serta 56,67 % responden yang paham akan manfaat tabungan mudharabah.

Pada dimensi asuransi syariah diketahui rata-rata responden yang

menjawab benar yaitu 59,33 %. Responden yang paham mengenai prinsip dalam

asuransi syariah yaitu sebesar 76,67%, 90,00 % responden yang paham perbedaan

asuransi syariah dengan asuransi konvensional, 66,67 % responden yang paham

akan manfaat menggunakan asuransi syariah. Responden yang paham mengenai

produk asuransi syariah yaitu 33,33% dan risiko asuransi syariah sebesar 30,00 %.

Untuk dimensi investasi syariah rata-rata responden yang menjawab benar

yaitu 58,66 %. 40,00 % responden yang paham mengenai produk pada investasi

syariah. Masih banyak responden yang belum paham tentang reksadana syariah

yaitu hanya sebesar 43,33 % dari total responden dan 56,67 % yang paham

tentang komisi oleh perusahaan investasi atas jasa pengelolaan keuangan.


52

Responden yang paham akan risiko bersinvestasi dan investasi jangka panjang

yaitu masing-masing sebesar 63,33 % dan 90,00%.

Dari tabel diatas dapat diketahu bahwa tingkat literasi keuangan syariah

pelaku usaha yang paling rendah ialah pada dimensi tabungan dan pinjaman

syariah dengan presentase 53,33 % dan untuk tingkat literasi keuangan syariah

yang tertinggi adalah pada dimensi pengetahuan keuangan dasar syariah dengan

presentase 75,33 %.

5.2 Pembahasan

Di Kota Pekanbaru jumlah Bank Syariah sudah cukup memadai, tetapi minat

para pelaku usaha terhadap Bank Syariah sendiri masih kurang karena

pemahaman dan sosialisasi terhadap para pelaku usaha. Fenomena yang terjadi

adalah seperti yang telah di amati oleh peneliti munculnya Bank Syariah di

Pekanbaru, namun keberadaan Bank tersebut kurang menarik simpati dan empati

para pelaku usaha untuk menjadi nasabah baik syariah. Bahkan kurangnya

pengetahuan pelaku usaha mengenai perbankan syariah akan berdampak pada

kesalahan persepsi-persepsi yang belum tepat terhadap keberadaan bank syariah.

Pengetahuan nasabah mengenai bank syariah sendiri masih sangat minim,

masih ada nasabah yang belum mengetahui mengenai bank syariah yang

sebenarnya, masih ada nasabah yang menyamakan bank syariah dengan bank

konvensional. Hal ini dikarenakan adanya beberapa faktor yang membuat nasabah

belum sepenuhnya memperlakukan bank syariah secara total diantaranya; yang

pertama adalah kurang luasnya penyebaran perbankan syariah dibandingkan


53

dengan bank konvensioanl sehingga masyarakat belum secara utuh lepas dari

perbankan konvensional, yang kedua adalah masyarakat masih terbiasa dengan

bank konvensional karena bank konvensional adalah bank yang pertama kali

dikenal oleh masyarakat.

Berdasarkan hasil penelitian diatas tingkat literasi keuangan syariah para

pelaku usaha di Kawasan Masjid Agung An-Nur Kota Pekanbaru tergolong

rendah. Literasi keuangan syariah adalah kemampuan seseorang dalam

pengetahuan, keterampilan dan sikapnya dalam mengelola sumber daya keuangan

menurut ajaran agama Islam. Selain itu juga literasi keuangan syariah juga

merupakan kewajiban sebuah agama bagi setiap warga muslim karena hal tersebut

berdampak pada realisasi Al-Falah (Kesuksesan) didalam dunia maupun akhirat.

Literasi keuangan syariah menjadi sebuah kemampuan yang harus dimiliki

seseorang untuk mengelola keuangan pribadinya untuk kesejahteraan keuangan

dimasa yang akan datang. Maka dari itu sangat penting para pelaku usaha di

Kawasan Masjid Agung An-Nur Kota Pekanbaru memiliki tingkat literasi

keuangan syariah dengan baik agar dapat mengambil keputusan keuangan sesuai

kebutuhan dan kamampuannya.

Responen dalam penelitian ini adalah seluruh pelaku usaha di Kawasan

Masjid Agung An-Nur Kota pekanbaru. Responden memiliki tingkat literasi

keuangan yang rendah terkait keuangan syariah karena mereka tidak memiliki

cukup uang atas penghasilannya untuk digunakan seperti menabung atau investasi

di lembaga keuangan syariah. Fenomena yang terjadi pada pelaku usaha di


54

Kawasan Masjid Agung An-Nur Kota Pekanbaru adalah karena kurang pahamnya

para pelaku usaha terhadap keberadaan lembaga keuangan syariah.

Para pelaku usaha terkadang lebih memilih meminjam uang kepada

renternir, karena masyarakat menganggap dengan meminjam kepada renternir

lebih mudah dan praktis walaupun bunga yang dibayarkan lebih besar disbanding

di bank syariah. Sebaiknya bank syariah di kota pekanbaru lebih memberikan

informasi terkait produk yang dimiliki kepada pelaku usaha dengan menggunakan

bahasa yang mudah dipahami dan dimengerti. Informasi yang disampaikan dapat

berupa iklan, pamvlet, selebaran maupun sosialisasi produk bank syariah secara

langsung dengan tetap menerapkan protocol kesehatan yang berlaku, sehingga

para pelaku usaha yang belum paham betul mengenai bank syariah menjadi

sedikit lebih mengerti terkait produk bank syariah yang menjadikan pelaku

tertarik untuk bergabung menjadi nasabah bank syariah.

Jika para pelaku usaha belum paham mengenai literasi keuangan syariah,

sebaiknya pelaku usaha diberi pemahaman secara singkat dan jelas oleh lembaga

keuangan syariah yag terkait agar pelaku usaha dapat mengambil keputusan

keuangan yang lebih baik, sesuai dengan kebutuhannya. Serta dengan melakukan

literasi keuangan maka pelaku usaha akan memiliki kemampuan untuk dapat

memahami dan mengevaluasi informasi yang relevan dalam pengambilan

keputusan dengan memahami konsekuensi finansial yang ditimbulkan. Para

pelaku usaha sebagai konsumen maupun nasabah juga harus diberi keyakinan dan

kepercayaan bahwa lembaga keuangan syariah dalam melakukan kegiatan dan tata

kelola keuangan diawasi oleh regulator untuk melindungi kepentingan konsumen


55

maupun nasabah. Misalnya, nasabah harus diberi penjelasan tidak hanya

mengenai kemudahan dan kecepatan proses gadai, namun juga harus dijelaskan

mengenai kewajibannya untuk membayar sewa modal, biaya proses lelang serta

kemungkinan turunnya nilai barang jaminan emas pada saat dilakukan lelang.

Sehingga nasabah tidak merasa dirugikan karena kurangnya informasi pada saat

awal menjadi pengguna jasa gadai.


56

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkam bahwa tingkat literasi

keuangan syariah pada pelaku usaha di Kawasan Masjid Agung An-Nur Kota

Pekanbaru sebesar 59,17% dan tergolong kedalam kategori rendah (<60%).

Kajian ini menggunakan 4 indikator yaitu pengetahuan dasar keuangan syariah,

tabungan syariah, asuransi syariah dan investasi syariah, dengan hasil rata-rata

pada masing-masing aspek yaitu: pengetahuan dasar keuangan syariah 75,33 %,

tabungan dan pinjaman syariah 53,33 %, asuransi syariah 59,33 % dan investasi

syariah sebesar 58,66 %.

Maka dari itu tingkat literasi keuangan syariah sangat penting bagi setiap

individu, karena dengan pemahaman keuangan individu yang tinggi dapat

mengelola keuangan dengan baik dan dapat mengambil keputusan keuangan

sesuai dengan kemampuan serta keperluan hidupnya untuk memperoleh

kesejahteraan dimasa yang akan datang.

6.2 Saran

Berdasarkan hasil peneltian, maka dapat diberikan saran sebagai berikut :

1. Bagi para pelaku usaha, diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan mereka

mengenai literasi keuangan syariah dan mengaplikasikan nya dalam

kehidupan sehar-hari, dengan tujuan untuk memajukan atau meningkatkan


57

perekonomian bahkan usaha mereka memiliki pengetahuan wawasan yang

baik sesuai syariat islam.

2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah variabel lain, dan

diharapkan juga lebih membesarkan populasi setidaknya > 50 sampel

sehingga hasil penelitian lebih efektif serta juga untuk objek penelitian lebih

diperluas, sehingga objek yang diteliti mudah untuk diambil sampelnya.

3. Bagi para mahasiswa, pada umumnya khususnya mahasiswa manajemen agar

bisa menerapkan ilmu yang didapat selama diperkuliahan agar dapat

bermanfaat pada suatu hari nanti.


58

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M.A. and Chong, R. 2014. Financial Literacy: An Explanatory

Review of The Literature and Future Research. Journal of Emerging

Economies and Islami

Adetya Rachmasari. 2018. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Literasi

Keuangan Mahasiswa. Yogyakarta : Universitas Islam Indonesia

Adib Agusta. 2016. Analisis Deskriptif Tingkat Literasi Keuangan pada UMKM

di Pasar Koga Bandar Lampung. Skripsi

Akmal, Huriyatul dan Yogi Eka Saputra; Analisis Tingkat Literasi keuangan

Keuangan Mahasiswa FEBI IAIN Imam Bonjol Padang, (Jurnal

Ekonomi dan Bisnis Islam), Volume I, Nomor 2.

Anggun Melfa. 2019. Pengaruh Tingkat Literasi Keuangan Terhadap

Pengelolaan Keuangan Pada Pelaku UMKM Kecamatan Mojolaban.

Surakarta: Institut Agama Islam Negeri Surakarta

Aribawa Dwitya. 2016. Pengaruh Literasi Keuangan terhadap Kinerja dan

Keberlangsungan UMKM di Jawa Tengah. Jurnal Siasat Bisnis Vol.

20 No.1

Astri Kusumawati. 2019 . Analisis Tingkat Literasi Keuangan Syariah Pada

Pedagang Di Pasar Tradisional Cihapit Kecamatan Bandung Wetan

Kota Bandung. Bandung: Universitas Pasundan Bandung.

Aspan Ritonga. 2020. Analisis Tingkat Literasi Keuangan Syariah Dan

Dampaknya Terhadap Pendapatan Usaha Mikro Di Kecamatan Siak


59

Hulu Kabupaten Kampar. Riau : Universitas Islam Negeri Sultan

Syarif Kasim Riau.

Chen, H., and Volpe, R. P. 1998. An Analysis of Personal Financial Literacy

among College Students. Financial Services Review, 7(2), 107-128

Diana Djuwita dan Ayus Ahmad Yusuf; Tingkat Literasi Keuangan Syariah di

Kalangan UMKM dan Dampaknya Terhadap Perkembangan Usaha ,

diakses pada 3 April 2021.

Herdjiono Irine, Damanik Angela Lady. 2016. Pengaruh Financial Attitude,

Financial Knowledge, Parental Income terhadap Financial

Management Behaviour. Jurnal Manajemen Teori dan Terapan Tahun

9 No.3, Desember 2016

Isnurhadi. 2013. Determinan Tingkat Literasi Masyarakat terhadap Perbankan

Syariah (Studi Kasus: Masyarakat Kota Palembang).

eprints.unsri.ac.id. diunduh pada Senin, 18 februari 2021

Lusardi, Annamaria, and Peter, Tufano. 2009. Debt Literacy Financial

Experiences, and Overindebtedness. No. W14808. National Bureau of

Economic Research

Mega Elsya Deviana. 2019. Analisis Literasi Keuangan Syariah Terhadap

Kinerja Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Sektor Industri

Pengolahan Di Bandar Lampung. Lampung : Universitas Islam

Negeri Raden Intan Lampung.

Muflihani Fathia Zara dan Beik Syauqi Irfan. 2015. Tingkat Literasi Pelaku

Usaha Mikro terhadap Perbankan Syariah. Jurnal Iqtishodia


60

Rahim Abdul Hafidzah, Siti. Psychological Factors and Gender Influencing The

Level of Islamic Financial Literacy. Universitas Utara Malaysia

Ririn Nopiah. 2017. Analisis Tingkat Literasi Keuangan Syariah Pada Pedagang

Pasar Tradisional Di Kota Yogyakarta. Yogyakarta : Universitas

Muhammadiyah Yogyakarta.

Setiawati Rike. Literasi Keuangan Islam (Suatu telaah Literatur).

jurnalreturn.stiealkhairiyah.ac.id diunduh pada Sein, 1 Maret 2021.

Suharyadi Purwanto S. 2016. Statistik Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern.

Jakarta: Salemba Empat

Suryanto, Mas Rasmini. 2018. Analisis Literasi Keuangan dan Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhinya. Bandung: Jurnal Ilmu Politik Dan

Komunikasi

Susie Suryani, Surya Ramadhan. 2017. Analisis Literasi Keuangan Pada Pelaku

Usaha Mikro Di Pekanbaru. Pekanbaru: IPM2KPE Journal

http://bi.go.id/id/umkm/penelitian/nasional/kajian/pages/pemetaan-dan-Strategi-

Peningkatan-Daya-Saing-UMKM-dalam-Menghadapi-Masyarakat-

Ekonomi-ASEAN-(2015)-dan-Pasca-MEA-2025.aspx. Diunduh pada

Senin, 5 maret 2021

http://www.kemenperin.go.id/artikel/14200/Kontribusi-UMKM-Naik. Diunduh

pada Senin, 5 maret 2021

http://www.ojk.go.id/id/kanal/edukasi-dan-perlindungan-

konsumen/Pages/Literasi-Keuangan.aspx. diunduh pada Senin, 5 Maret

2021

Anda mungkin juga menyukai