Anda di halaman 1dari 16

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/316472798

ANALISIS PENGARUH , TINGKAT PENDAPATAN PERKAPITA, INFLASI,, SUKU


BUNGA, DAN HARGA EMAS TERHADAP DANA PIHAK KETIGA, PADA BANK
PEMBANGUNAN DAERAH

Article · December 2015

CITATION READS

1 5,901

1 author:

Dodi Dermawan
Universitas Maritim Raja Ali Haji
6 PUBLICATIONS 6 CITATIONS

SEE PROFILE

All content following this page was uploaded by Dodi Dermawan on 26 April 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Jurnal
Ekonomi Maritim
Indonesia
Vol.6, No.2, Desember 2015 ISSN 2087-8222

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

PENGARUH PERILAKU BELAJAR, KECERDASAN EMOSIONAL, KECERDASAN


INTELEKTUAL, DAN KECERDASAN SPIRITUAL TERHADAP TINGKAT PEMAHAMAN
AKUNTANSI PADA MAHASISWA JURUSAN AKUNTANSI UMRAH
Onah dan Myrna Sofia Hal.1-12

PENGARUH VARIABEL MONITORING DAN INCENTIVE TERHADAP KINERJA


PERUSAHAAN MENGGUNAKAN STRUCTURAL EQUATION MODELING-LISREL
Firmansyah Kusasi dan Desi Rahmatina Hal.13-24

PENGARUH PAJAK REKLAME, PAJAK HOTEL, DAN PAJAK PENERANGAN JALAN


TERHADAP PENDAPATAN ASLI DAERAH KOTA TANJUNGPINANG PERIODE 2012-2014
Fatahurrazak Hal.25-34

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANGGARAN BELANJA DAERAH


TERHADAP KINERJA KEUANGAN DAERAH KOTA DAN KABUPATEN DI PROVINSI
KEPULAUAN RIAU
Tumpal Manik Hal.35-48

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN


Uliya Hasanah dan Rahmat Hidayat Hal.49-60

ANALISIS PENGARUH , TINGKAT PENDAPATAN PERKAPITA, INFLASI, SUKU


BUNGA, DAN HARGA EMAS TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA BANK
PEMBANGUNAN DAERAH
Dodi Dermawan. Hal.61-72

ANALISIS PENENTUAN INTERMEDIASI PERBANKAN TERHADAP LAPANGAN USAHA


Winata Wira Hal.73-82

POTENSI KOMPONEN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM)DAN INDEKS


PEMBERDAYAAN GENDER (IDG) KABUPATEN ANAMBAS
Marlia Saridewi Hal.83-93

TEMA Vol. 6, No.2, Desember 2015

RANAH EKONOMI MARITIM XI


SUSUNAN DEWAN REDAKSI
JURNAL EKONOMI MARITIM INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

Penasihat: Prof. Dr. Ir. R. Chairul Saleh, MSc

Penanggung Jawab: Drs. Henry Eryanto MM.

Editor in Chief
Akhirman, S.Sos., MM.

Sekretaris
Lia Suprihartini, SE., MM.

Redaktur
Dra. Marlia Saridewi, MMHj.

Penyunting
Tumpal Manik, MSi
Hj. Iranita, SE., MSi
Inge Lengga Sari Munthe, SE., MSi., Ak.
Ir. Firmansyah Kusasi, MM.
Prima Aprilyani Rambe, SE., MSc.
Dodi Dermawan, SE. MEc.

Desain Grafis
Gatot Muhidin, S.Ap.

Mitra Bestari
Prof. Iwan Trijuwono, SE, M.Ec, PhD.(Univ. Brawijaya)
Dr. Syaiful (Univ. Bengkulu)
Dr. Zulkifli Oesman, MSc .(Univ. Teknologi Malaysia)

Alamat Redaksi:
Bagian Sirkulasi Jurnal Ekonomi Maritim Indonesia
Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji
Jl. Politeknik Senggarang Telp (0771) 7004643
email: jemi_umrah@yahoo.com
KATA PENGANTAR
Editor In Chief

Assalamu'alaikum wr., wb.

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas


limpahan karunia dan hidayah-Nya maka kita semua masih
dapat mendharma bhaktikan kepada Universitas Maritim Raja
Ali Haji tercinta melalui penelitian sivitas akademika,
yang dipublikasikan dalam Jurnal Ekonomi Maritim Indonesia
(JEMI).

Editor In Chief JEMI menyampaikan terima kasih atas doa dan


kesabaran seluruh sivitas akademika Fakultas Ekonomi UMRAH
dalam menanti terbitnya JEMI volume keenam nomor satu ini.
Penantian dan keraguan ini menjadi tantangan dan semangat
yang berarti bagi Kami untuk bekerja ekstra dengan
keterbatasan yang ada, tetap penuh semangat dan pengabdian
dengan bangga menyajikan JEMI volume keempat nomor dua,
dengan tema: “RANAH EKONOMI MARITIM XI”.

JEMI merupakan jurnal tematik semesteran, yang akan terbit


pada bulan Juni dan Desember tiap tahunnya.

Dengan terbit secara teratur, JEMI nantinya akan dapat


memperluas wawasan, dan menambah pengetahuan para pembaca
yang budiman. Akhir kata, kami ucapkan selamat membaca.

Wassalamualaikum wr., wb.

Tanjungpinang, Desember 2015

Editor In Chief

Lia Suprihartini, SE., MM.


JEMI, Vol.6, No.2, Desember 2015

ANALISIS PENGARUH , TINGKAT PENDAPATAN PERKAPITA, INFLASI,


SUKU BUNGA, DAN HARGA EMAS TERHADAP DANA PIHAK KETIGA
PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH

Dodi Dermawan
(Universitas Maritim Raja Ali Haji)

Abstrak

Performance bank yang semakin baik tidak terlepas dari pemodalan


bank yang terus meningkat, salah satunya adalah Dana Pihak Ketiga
(DPK). Yaitu dana yang berasal dari masyarakat berupa tabungan,
giro dan deposito. Masyarakat menyimpan dananya selain untuk
jaminan keamanan dana adalah untuk memperoleh pendapatan, yaitu
melalui suku bunga. Dengan demikian besar kecilnya suku bunga
simpanan yang ditentukan oleh bank pemerintah turut mempengaruhi
terhadap jumlah penghimpunan dana oleh bank dari masyarakat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa
saja yang menyebabkan peningkatan dana pihak ketiga suatu bank.
Berdasarkan analisis yang dilakukan maka dapat diambil kesimpulan:
1.Perkembangan dana pihak ketiga (DPK) dari tahun 2000-2008
mengalami trend peningkatan dari tahun ketahun. 2.Pertumbuhan PDB
perkapita yang terus meningkat tidak memberikan efek yang besar
dalam peningkatan jumlah dana pihak ketiga di bank pemerintahan
daerah. 3.Perkembangan suku bunga di Indonesia memberikan pengaruh
positif terhadap pertumbuhan dana pihak ketiga pada Bank
Pembangunan Daerah, 4.Perkembangan inflasi di Indonesia tidak
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap perkembangan jumlah
DPK di Bank Pemerintah, dan 5.Peningkatan harga emas dunia juga
memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan dana pihak
ketiga di BPD.

Kata Kunci: pinjaman komersial, asset, indeks harga produsen,


kredit beresiko, suku bunga pinjaman

PENDAHULUAN

Perekonomian Indonesia yang relative stabil dan tidak begitu


terpengaruh dengan krisis yang melanda Amerika Serikat dan eropa
pada tahun 2008 memberikan efek positif terhadap peningkatan
pertumbuhan ekonomi nasional baik disektor keuangan maupun di
sector rill. Seiring dengan hal ini memberikan kesan yang positif
terhadap peningkatan system perbankan diindonesia, dari tahun
ketahun sejak krisis moneter tahun 1997-1998 peningkatan laba di
perusahaan-perusahan perbankan di Indonesia terus mengalami
peningkatan.

61
ANALISIS PENGARUH , TINGKAT PENDAPATAN PERKAPITA, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN HARGA
EMAS TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH

Performance bank yang semakin baik tidak terlepas dari


pemodalan bank yang terus meningkat, salah satunya adalah Dana
Pihak Ketiga (DPK). Yaitu dana yang berasal dari masyarakat berupa
tabungan, giro dan deposito. Masyarakat menyimpan dananya selain
untuk jaminan keamanan dana adalah untuk memperoleh pendapatan,
yaitu melalui suku bunga. Dengan demikian besar kecilnya suku
bunga simpanan yang ditentukan oleh bank pemerintah turut
mempengaruhi terhadap jumlah penghimpunan dana oleh bank dari
masyarakat.

Menurut Lukman Dendawijaya (2005) dana - dana yang dihimpun


dari masyarakat dapat mencapai 80% - 90% dari seluruh dana yang
dikelola oleh bank dan kegiatan perkreditan mencapai 70% - 80%
dari total aktiva bank. Dana - dana yang dihimpun dari masyarakat
(Dana Pihak Ketiga) merupakan sumber dana terbesar yang paling
diandalkan oleh bank (Dendawijaya, 2005). Kegiatan bank setelah
menghimpun dana dari masyarakat luas adalah menyalurkan kembali
dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya, dalam bentuk
pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit (Kasmir, 2008).

Dari uraian diatas dapat kita katakan begitu pentingnya dana


pihak ketiga bagi suatu bank untuk meningkatkan modal dalam
penyaluran kredit yang merupakan pendapatan bagi suatu bank. Untuk
mengetahui faktor-faktor apa saja yang menyebabkan peningkatan
dana pihak ketiga suatu bank maka penulis ingin mengkaji hal
tersebut dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh , tingkat
pendapatan perkapita, Tingkat inflasi, Tingkat suku bunga dan
harga emas Terhadap Dana Pihak Ketiga Pada bank pembangungan
daerah”.

Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah pada faktor-


faktor yang mempengaruhi dana pihak ketiga pada bank pembangunan
daerah. Faktor-faktor yang akan dianalisis diantaranya, tingkat
pendapatan perkapita, tingkat inflasi, tingkat suku bunga dan

Dari uraian rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini


adalah untuk mengetahui gelagat masyarakat dalam melakukan
penyimpanan dananya ke bank pembangunan daerah dan
mengidentifikasikan faktor-faktor yang signifikan mempengaruhi
minat masyarakat dalam investasi terhadap perbankan.

LANDASAN TEORI

Menurut Undang – undang no.7 tahun 1992 tentang perbankan


sebagaimana telah diubah menjadi undang – undang no. 10 tahun 1998
pasal 1 angka 2, pengertian bank adalah sebagai berikut :
Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk kredit atau bentuk – bentuk lainnya dalam rangka
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

62
JEMI, Vol.6, No.2, Desember 2015

Sebagai lembaga intermediasi, bank konvensional menerima


simpanan dari nasabah dan meminjamkannya kepada nasabah lain yang
membutuhkan dana, dan untuk simpanan para nasabahnya bank
memberikan bunga sebagai imbalan. Demikian pula dengan pemberian
pinjaman. Bank akan memberikan bunga kepada para debitur sebagai
biaya peminjaman.

Kebutuhan dana suatu bank berasal dari dua sumber , yaitu


dana sendiri dan dana asing. 1. Dana sendiri (dana intern), yaitu
dana yang bersumber dari dalam bank, seperti setoran
modal/penjualan saham, pemupukan cadangan, laba yng ditahan, dan
lain-lain, dana ini sifatnya tetap. 2. Dana asing (dana ekstern),
yaitu dana yang bersumber dari pihak ketiga seperti deposito,
giro, call money, dan lain-lain. Dana ini sifatnya sementara atau
harus dikembalikan. Semakin banyak dana yang dimiliki suatu bank,
semakin besar peluang bagi bank tersebut untuk melakukan kegiatan-
kegiatannya dalam mencapai tujuannya.

Apabila perbankan ingin meningkatkan simpanan masyarakat,


ceteris paribus, suku bunga akan dinaikkan sedemikian sehingga
minat menabung akan lebih besar. Sementara itu disisi penyaluran
dana, interaksi tersebut akan berpengaruh pada perkembangan kredit
perbankan kepada masyarakat. Jika perbankan ingin meningkatkan
ekspansi kreditnya, ceteris paribus, suku bunga kredit akan turun
sedemikian sehingga minat untuk meminjam oleh masyarakat meningkat
(Pohan, 2008).

Pengertian Bank Pembangunan Daerah (BPD)

Bank Pemerintah Daerah Adalah bank-bank yang sahamnya dimiliki


oleh Pemerintah Daerah. Bank milik Pemerintah Daerah yang umum
dikenal adalah Bank Pembangunan Daerah (BPD), yang didirikan
berdasarkan UU Nomor 13 Tahun 1962. Masing-masing Pemerintah
Daerah telah memiliki BPD sendiri. Di samping itu beberapa
Pemerintah Daerah memiliki Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Dalam UU
Nomor 13 tahun 1962 Bank Bank Pembangunan Daerah bertempat
kedudukan di Ibukota Daerah-daerah Swatantra Tingkat I.

Dana pihak ketiga

Dana Pihak Ketiga (DPK) adalah dana yang dipercayakan oleh


masyarakat kepada bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana
dalam bentuk giro, tabungan, simpanan berjangka dan sertifikat
deposito dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.
(aldrin wibowo: 2009). menurut BI Dana Pihak Ketiga Bank, untuk
selanjutnya disebut DPK, adalah kewajiban Bank kepada penduduk dan
bukan penduduk dalam rupiah dan valuta asing.

63
ANALISIS PENGARUH , TINGKAT PENDAPATAN PERKAPITA, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN HARGA
EMAS TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH

Pendapatan perkapita

Salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di


suatu negara dalam suatu periode tertentu adalah data Produk
Domestik Bruto (PDB), baik atas dasar harga berlaku maupun atas
dasar harga konstan. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai
tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara
tertentu, atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang
dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedangkan PDB
atas dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa
tersebut yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu
tahun tertentu sebagai dasar. Menurut Pendekatan Pendapatan, PDB
merupakan jumlah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor
produksi yang ikut serta dalam proses produksi di suatu negara
dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Balas jasa
faktor produksi yang dimaksud adalah upah dan gaji, sewa tanah,
bunga modal dan keuntungan; semuanya sebelum dipotong pajak
penghasilan dan pajak langsung lainnya. Dalam definisi ini, PDB
mencakup juga penyusutan dan pajak tidak langsung neto (pajak tak
langsung dikurangi subsidi). PDB per kapita atas dasar harga
berlaku menunjukkan nilai PDB per kepala atau per satu orang
penduduk.

Inflasi

Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum


dan terus menerus. dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses
menurunnya nilai mata uang secara terus menerus. Inflasi adalah
proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi rendahnya tingkat harga
artinya tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukkan
inflasi ( Maksum, 2004) .

A.P. Lehner berpendapat bahwa inflasi adalah keadaan terjadi


kelebihan permintaan (Excess Demand) terhadap barang-barang dalam
perekonomian secara keseluruhan (Anton H Gunawan, 1991). Sementara
itu Ackley mendefinisikan inflasi sebagai suatu kenaikan harga
yang terus-menerus dari barang dan jasa secara umum. Menurut
Boediono (1995) inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga
untuk naik secara umum dan terus menerus.

Suku bunga

Menurut Nopirin (1996) suku bunga adalah biaya yang harus dibayar
oleh peminjam atas pinjaman yang diterima dan merupakan imbalan
bagi pemberi pinjaman atas investasinya. Suku bunga mempengaruhi
keputusan individu terhadap pilihan membelanjakan uang lebih
banyak atau menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan. Suku bunga

64
JEMI, Vol.6, No.2, Desember 2015

juga merupakan sebuah harga yang menghubungkan masa kini dengan


masa depan, sebagaimana harga lainnya maka tingkat bunga
ditentukan oleh interaksi permintaan dan penawaran (Suhaedi,
2000).

Harga emas

Emas merupakan barang yang sangat berharga. Biasanya, masyarakat


menyimpan emas dan menggunakannya sebagai aset investasi, karena
dengan menyimpan emas sama halnya dengan menginventasikan jangka
panjang dan melindungi asset yang dimiliki. Emas merupakan
subtitusi bagi masyarakat dengan tabungan di bank, ketika harga
emas turun banyak masyarakat melakukan pembelian emas dan menjual
ketika harga menjadi lebih tinggi, hal ini merupakan alternative
bagi masyarakat untuk menyimpan uangnya dalam bentuk barang yang
likuid.

KAJIAN TERKAIT

Penelitian yang dilakukan oleh Bhisma herlambang (2004) yaitu


meneliti perkembangan jumlah tabungan dibank –bank umum di kota
medan dengan metode OLS dari beberapa variable diantaranya
pendapatan dan inflasi, hasil penelitian menunjukkan variabel
tingkat pendapatan perkapita mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap perkembangan jumlah tabungan masyarakat signifikan pada
derajat 5 persen, sementara inflasi tidak signifikan mempegaruhi
jumlah tabungan masyarakat.

Penelitian yang dilakukan oleh Dimas (2010) dengan metode


OLS, faktor-faktor yang mempengaruhi penghimpunan tabungan pada
bank umum nasional menemukan bahwa variable pendapatan dan tingkat
likuiditas bank mempengaruhi secara signifikan terhadap
penghipunan tabungan, sementara tingkat inflasi dan tingkat suku
bunga tidak secara signifikan mempengaruhi penghimpunan tabungan
pada bank umum nasional.

Kajian yang dilakukan Jhon Polman (2008) dalam analisis


faktor-faktor yang mempengaruhi tabungan dan investasi swasta di
indonesia, mendapati faktor pendapatan nasional disposibel riil,
tingkat suku bunga deposito riil dan tingkat inflasi secara
signifikan pada level 5 % mempengaruhi tabungan swasta dindonesia.
Kajian ini menggunakan metode Error Correction Model (ECM).

METODE PENELITIAN

Subyek penelitian, yaitu semua individu yang hendak dikenai


generalisasi dari sampel-sampel yang diambil dalam suatu

65
ANALISIS PENGARUH , TINGKAT PENDAPATAN PERKAPITA, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN HARGA
EMAS TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH

penelitian. Dari batasan di atas maka populasi penelitian adalah


semua data tentang Dana Pihak Ketiga (DPK) pada Bank Pembangunan
daerah.

Menurut Sugiyono (2008), Variabel penelitian adalah segala


sesuatau yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya, maka variabel dalam
penelitian ini empat variable yang digunakan yaitu Produk
Domestik Bruto perkapita, Tingkat suku bunga Deposito 3 bulan,
Tingkat inflasi Indonesia, dan harga emas dunia dari tahun 2000-
2010.

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan studi


dokumentasi. Studi dokumentasi adalah pengumpulan data yang
dilakukan dengan kategori dan klasifikasi bahan - bahan tertulis
yang berhubungan dengan masalah penelitian. Dalam hal ini data di
ambil berdasarkan laman web resmi dari bank Indonesia, badan pusat
statistic dan beberapa laman web yang terkait.

Dalam penelitian ini menggunakan model Regresi Linier


Berganda, melalui metode ini peneliti berusaha menemukan bentuk
atau pola hubungan antara variable dependen dengan lebih dari satu
variabel independent.
Model yang digunakan

Dimana:
Y = Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Pembangunan Daerah.
= Pendapatan Domestik Bruto (PDB) perkapita harga berlaku.
= Tingkat suku bunga deposito
= Tingkat Inflasi Indonesia
= Harga emas dunia.

Dalam melaksanakan analisis regresi linier berganda perlu


dilakukan terlebih dahulu pengujian 4 asumsi klasik yang dianggap
penting, yaitu data yang digunakan adalah terdistribusi normal,
tidak terdapat multikoloniaritas antar variabel bebas, tidak
terjadi autokorelasi, dan tidak terjadi heterokedastisitas.

Uji Kenormalan Data

Analisis ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,


variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi
normal atau mendekati normal. Untuk mengujinya dapat dilakukan

66
JEMI, Vol.6, No.2, Desember 2015

dengan menggunakan analisis grafik plot, jika data menyebar di


sekitar garis diagonal menunjukkan model regresi memenuhi asumsi
normalitas.

Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah kondisi adanya hubungan linear antar


variable independen. Kondisi ini ditandai dengan nilai R2 tinggi
tetapi variable independen banyak yang tidak signifikan. Jika
terdapat multikolineritas sempurna akan berakibat estimator masih
bersifat BLUE, tetapi memiliki varian dan kovarian yang besar
sehingga sulit dipakai sebagai alat estimasi. Untuk mengetahui ada
atau tidaknya multikolinearitas di dalam model regresi dengan
menganalisis pendekatan korelasi parsial.

Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas biasa ditemukan pada data Cross-sectional


yaitu pengamatan yang dilakukan pada individu yang berbeda pada
saat yang sama. Uji heterokedastisitas dapat dilakukan dengan
beberapa metode yaitu : metode grafik, uji park , uji glejser, uji
korelasi spearman, uji goldfield, uji BPG, dan uji white.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode uji white dengan
program EVIWS. Uji white menggunakan residual kuadrat sebagai
variable dependen, dan variable independennya terdiri atas
variable independen yang sudah ada, ditambah dengan kuadrat
variable ditambah lagi dengan perkalian dua variable independen.

Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi adalah menguji hubungan yang terkait di antara


variabel-variabel yang ada di dalam model. Untuk mengetahui ada
tidaknya autokorelasi dapat dilakukan dengan metode uji lagrange
multiplier ( LM Test).

PEMBAHASAN

Hasil keputusan regresi

Dari model yang telah dibahas sebelumnya dapat kita analisis


dengan metode least square
Dengan keputusan sebagai berikut:

Dari hasil keputusan diatas dapat kita ketahui nilai = 0,99


atau 99%, artinya hubungan antara variable dependen dapat
diterangkan dengan variable independen sebesar 99 % dan 1 %

67
ANALISIS PENGARUH , TINGKAT PENDAPATAN PERKAPITA, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN HARGA
EMAS TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH

diterangkan oleh faktor-faktor lain yang tidak ada di dalam model.


Dari 4 variabel yang ada hanya 3 variable yang signifikan yaitu
variable PDB, BUNGA, EMAS signifikan pada level 5 %, satu variable
tidak signifikan yaitu variable inflasi. Uji serentak ( F stat)
memperlihatkan probabilitynya signifikan pada level 1 %artinya 4
variable yang ada di dalam model mempunyai pengaruh yang
signifikan terhadap perubahan DPK.

Uji normalitas

Hasil uji Normalitas pada Bank Pembangungan Daerah seluruh


Indonesia. Berikut akan ditampilkan histogram dan beberapa
ringkasan data:

6
Series: Residuals
Sample 2000 2010
5 Observations 11

4 Mean 2.94E-11
Median -429.6107
Maximum 12174.09
3
Minimum -7551.044
Std. Dev. 5228.483
2 Skewness 0.905554
Kurtosis 3.934236
1
Jarque-Bera 1.903417
Probability 0.386081
0
-10000 -5000 0 5000 10000 15000

Dari ringkasan data diatas dapat kita ketahui nilai Jarque- Bera
1.9034 lebih kecil dibandingkan dengan nilai X2 tabel yaitu 7,81
artinya data berdistribusi normal dengan kemungkinannya
(Probability) melebihi nilai terobservasi di bawah hipotesis nol.
Nilai probabilitas yang kecil cenderung mengarahkan pada penolakan
hipotesis nol distribusi normal (wing wahyu, 2007). Pada angka
diatas nilai probability 0,386 lebih besar daripada 5 % , artinya
kita tidak dapat menolak Ho bahwa data berdistribusi normal.

Uji Multikolineariti

Tahapan pengujian melalui program EVIEWS untuk mengetahui apakah


model memiliki masalah multikolineariti maka dilakukan dengan
pendekatan korelasi parsial dengan persamaan sebagai berikut:

1.
Nilai = 0,99 disebut
2.

68
JEMI, Vol.6, No.2, Desember 2015

Nilai = 0,467 disebut


3.
Nilai = 0,601 disebut
4.
Nilai = 0,51 disebut
5.
Nilai = 0,38 disebut

Nilai = 0,38 disebut


Bila nilai > dari , , , maka model tidak ditemukan
masalah multikolinieritas. Dari persamaan diatas dapat dilihat:
0,99 > 0,467, 0,601, 0,501, 0,38, Maka dikatakan model diatas
tidak ada masalah multikolinearitas.

Uji heterokedasitas

Untuk menguji apakah model memiliki masalah heterokedasitas maka


akan dilakukan uji white. Hasil keputusan dari uji white dapat
kita lihat pada table dibawah ini:

White Heteroskedasticity Test:


F-statistic 0.77160 Probabil 0.6745
4 ity 78
Obs*R-squared 8.30815 Probabil 0.4039
5 ity 62

Berdasarkan table output diatas tampak bahwa nilai Obs* R-Squared


hasil estimasi dari uji white no cross terms adalah 8, 30815 ,
dan nilai tabel dengan derajat kepercayaan adalah
sebesar 9,48773. Karena nilai hitung lebih kecil dari nilai
tabel yaitu 8,308 < 9,4877 maka dapat disimpulkan model tidak
memiliki masalah heterokedasitas.

Uji autokorelasi

Untuk melihat model apakah memiliki masalah autokorelasi maka


dapat dilihat pada tabel LM test dibawah ini:

69
ANALISIS PENGARUH , TINGKAT PENDAPATAN PERKAPITA, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN HARGA
EMAS TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM


Test:
F-statistic 1.27140 Probabil 0.3737
1 ity 60
Obs*R-squared 4.27505 Probabil 0.1179
3 ity 46

Hasil perhitungan yang didapat nilai Obs* R Squared adalah 4, 27,


nilai ini jauh lebih besar daripada yang mengindikasikan
bahwa data tidak mengandung masalah autokorelasi.
Bila nilai Probability > berarti tidak ada autokorelasi
atau bila nilai Probability < berarti tidak ada
autokorelasi ( Wing wahyu 2007).

Interprestasi hasil regresi.

Berdasarkan analisis dan pembahasan output regresi dengan program


EVIEWS di atas maka terlihat bahwa dari empat variabel
independent yang digunakan dapat di jelaskan sebagai berikut :
Tingkat PDB perkapita mempunyai pengaruh signifikan terhadap Dana
Pihak Ketiga di Bank Pembangunan Daerah pada periode 2000 –
2010. Variabel bebas PDB perkapita memiliki pengaruh yang kecil
terhadap Dana Pihak Ketiga. Kenaikan sebesar 1 % PDB akan
meningkatkan Dana pihak ketiga sebesar milyar atau 2, 97
juta rupiah. Untuk variable inflasi tidak memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap perhimpunan dana pihak ketiga, artinya
kenaikan dan penurunan inflasi tidak menjadi dasar bagi masyarakat
untuk menghimpun dananya kepada bank pembangunan daerah. Sementara
variable emas memberikan pengaruh positif dan signifikan pada
level 5 %, kenaikan harga emas dunia sebesar 1 % akan meningkatkan
penghimpunan dana pihak ketiga sebesar 160,3 milyar rupiah. Emas
yang merupakan subtitusi bagi masyarakat dalam menyimpan
kekayaannya dan seharusnya memiliki hubungan yang negative dengan
dana pihak ketiga ternyata memiliki kesan positif, hal ini dapat
kita simpulkan bahwa masyarakat tidak menganggap emas memiliki
fungsi yang sama dengan tabungan hal ini karna walaupun emas
bersifat likuid tetapi masyarakat masih menganggap emas adalah
suatu komiditi dan masyarakat hanya membeli sebagai perhiasan yang
bisa di jual pada saat dibutuhkan.

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh penulis maka dapat


diambil kesimpulan:

70
JEMI, Vol.6, No.2, Desember 2015

1. Perkembangan dana pihak ketiga (DPK) dari tahun 2000-2008


mengalami trend peningkatan dari tahun ketahun. Hal ini
sejalan dengan membaiknya pertumbuhan ekonomi Indonesia serta
meningkatnya pendapatan masyarakat. Membaiknya kinerja
perbankan dalam hal pelayanan dan berbagai inovasi produk-
produk yang lebih menarik bagi masyarakat.
2. Pertumbuhan PDB perkapita yang terus meningkat tidak
memberikan efek yang besar dalam peningkatan jumlah dana pihak
ketiga di bank pemerintahan daerah. Hal ini disebabkan karena
dari segi preferensi keinginan nasabah untuk menempatkan dana
pada bank pembangunan daerah masih lebih rendah dibandingkan
dengan bank lain.
3. Perkembangan suku bunga di Indonesia memberikan pengaruh
positif terhadap pertumbuhan dana pihak ketiga pada Bank
Pembangunan Daerah, hal ini sesuai dengan teori ekonomi
makro. Kenaikan suku bunga akan memberikan stimulus bagi
nasabah/ masyarakat untuk menyimpan dananya di Bank.
4. Perkembangan inflasi di Indonesia tidak memberikan pengaruh
yang signifikan terhadap perkembangan jumlah DPK di Bank
Pemerintah Daerah karena perkembangan inflasi fluktuatif dan
bersifat sementara atau musiman sehingga masyarakat tidak
menganggap inflasi sebagai alasan untuk menyimpan dananya di
Bank.
5. Peningkatan harga emas dunia juga memberikan pengaruh positif
terhadap perkembangan dana pihak ketiga di BPD hal ini karena
keberadaan emas dan DPK dapat didefinisikan sebagai satu opsi
investasi yang saling menggantikan (subtitusi) maka ketika
harga emas naik maka dapat di prediksi jumlah DPK yang
dikumpul juga akan meningkat karena masyarakat akan
mengabaikan opsi untuk investasi pada emas.

71
ANALISIS PENGARUH , TINGKAT PENDAPATAN PERKAPITA, INFLASI, SUKU BUNGA, DAN HARGA
EMAS TERHADAP DANA PIHAK KETIGA PADA BANK PEMBANGUNAN DAERAH

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, Undang-Undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan


sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 10 tahun
1998.

Anonim, UU Nomor 13 tahun 1962 Tentang Bank Bank Pembangunan


Daerah

Aldrin Wibowo dan Susi Suhendra. 2008. artikel: Analisis Pengaruh


Nilai Kurs, Tingkat Inflasi , dan Tingkat Suku bunga Terhadap
Dana Pihak Ketiga Pada Bank Devisa Di Indonesia. Universitas
Gunadarma.

Boediono, 1995, Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi No.5: Ekonomi


Moneter. BPFE, Yogyakarta
Dendawijaya, Lukman. 2005. Manajemen Perbankan. Jakarta : Penerbit
Ghalia Indonesia

Dimas Allan Yolanda. Skripsi. 2010. Faktor-faktor yang mempegaruhi


Penghimpunan Tabungan Pada Bank Umum Nasional Di Indonesia.
Universitas Pebangunan Nasional.

Gujarati, D., 1995, Basic Econometric 3rd edition, Singapore:


McGraw-Hill Book Co.

Gunawan, Anton H., 1991. Anggaran Pemerintah dan Inflasi di


Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Kasmir. 2008. Bank & Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada

Maksum dan N.I Earlyanti. 2005. Ekonomi SMA / MA Kelas XI. Jilid
2. piranti Darma Kolakatama, Jakarta.

Nopirin, 1996, Ekonomi Moneter, Buku I dan II BPFE - UGM.


Yogyakarta.

Suhaedi, 2000. Suku Bunga Sebagai Salah Satu Indikator Ekspektasi


Inflasi, Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan, Vol.2 No.4
Bank Indonesia, Jakarta.

72

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai