Anda di halaman 1dari 167

PENGARUH CAR, NPF, FDR DAN BOPO TERHADAP PROFITABILITAS

(ROA DAN ROE) PADA BANK UMUM SYARIAH

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Disusun oleh :

Fajar Adiputra
NIM : 11140810000114

JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/2017 M
PENGARUH CAR, NPF, FDR, DAN BOPO TERHADAP ROFITABILITAS
(ROA DAN ROE) PADA BANK UMUM SYARIAH

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

v
DATA RIWAYAT HIDUP
(Curriculum Vitae)

Data Pribadi

Nama : Fajar Adiputra


Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 04 September 1995
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Belum Menikah
Agama : Islam
Alamat : Jl. Sukarela II No 23 RT 04 RW 06 Kreo Selatan Larangan
Tangerang Banten 151506
No. Telp : 085890084359
E-mail : adiputrafajar04@gmail.com

Pendidikan Formal

2001-2007 : SDN Kreo 01 Tangerang


2007-2010 : SMP Negeri 101 Jakarta
2010-2013 : SMA Negeri 32 Jakarta
2013-2015 : Program Profesional Teknologi Informasi Perbankan Syariah
CEP-CCIT Fakultas Teknik Universitas Indonesia
2014-2017 : Program Sarjana (S1) Jurusan Manajemen Informasi
Perbankan Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Sarif Hidayatullah Jakarta

Pengalaman Organisasi
1. Sekretaris Koordinator Departemen Kemahasiswaan HMJ Manajemen UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Periode 2015 – 2016.
2. Sekretaris Koordinator Departemen Aksi dan Advokasi PMII Komisariat Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Cabang Ciputat Periode 2016-2017.
3. Sekretaris Koordinator Departemen Aksi dan Kenegaraan DEMA Fakultas
Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Periode 2017-2018

vi
THE EFFECT OF CAR, NPF, FDR AND BOPO ON PROFITABILITY (ROA
AND ROE) ON SHARIA BANKS IN INDONESIA

ABSTRACT

This study aims to analyze the effect of CAR, NPF, FDR and BOPO on
Profitability proxied by ROA and ROE at Sharia Commercial Bank. This research
uses purposive sampling based on bank whose establishment resulted from
conventional commercial bank conversion consisting of Bank Syariah Mandiri, Bank
Mega Syariah, Bank BRI Syariah, Bank Syariah Bukopin, Bank Panin Dubai Syariah,
Bank Victoria Syariah, Bank BCA Syariah and Bank Maybank Syariah in 2012-2016,
with the number of research samples is 40 financial statements.
Based on the results of panel data regression from the research shows that
simultaneously the dependent variable (ROA and ROE) can be explained by
independent variables consisting of CAR, NPF, FDR, and BOPO. Partially CAR
variable has no significant effect on ROA and has a negative and significant effect on
ROE. The NPF variable has a negative and significant effect on ROA but has no
significant effect on ROE. The FDR variable has no significant effect on the ROA and
ROE. The BOPO variable has a negative and significant effect on ROA and ROE.

Keywords: CAR, NPF, FDR, BOPO, ROA, ROE

vii
PENGARUH CAR, NPF, FDR DAN BOPO TERHADAP PROFITABILITAS
(ROA DAN ROE) PADA BANK UMUM SYARIAH DI INDONESIA

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh CAR, NPF, FDR dan
BOPO terhadap Profitabilitas yang diproksikan oleh ROA dan ROE pada Bank
Umum Syariah. Penelitian ini menggunakan purposive sampling berdasarkan bank
yang pendiriannya hasil dari konversi Bank Umum Konvensional yaitu terdiri dari
Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah, Bank BRI Syariah, Bank Syariah
Bukopin, Bank Panin Dubai Syariah, Bank Victoria Syariah, Bank BCA Syariah dan
Bank Maybank Syariah pada tahun 2012-2016, dengan jumlah sampel penelitian
adalah 40 laporan keuangan.
Berdasarkan hasil regresi data panel dari penelitian menunjukan bahwa secara
simultan variabel dependen (ROA dan ROE) dapat dijelaskan oleh variabel
independen yang terdiri dari CAR, NPF, FDR, dan BOPO. Secara parsial variabel
CAR tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA dan berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap ROE. Variabel NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
ROA tetapi tidak berpengaruh signifikan terhadap ROE. Variabel FDR tidak
berpengaruh signifikan terhadap ROA dan ROE. Variabel BOPO berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap ROA dan ROE.

Kata Kunci: CAR, NPF, FDR, BOPO, ROA, ROE

viii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Robbil „Alamin, segala puji dan syukur yang hanya milij
Allah SQT yang telah melimpahkan segala rahmat dan kasih saying-Nya kepada kita
semua karena hanya dengan ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh CAR, NPF, FDR, dan BOPO Terhadap Profitabilitas (ROA
dan ROE) pada Bank Umum Syariah” ini. Tak lupa Shalawat dan salam semoga
selalu tercurahkan kepada junjungan Nabi Besar kita Muhammad SAW beserta
keluarga dan para sahabatnya. Skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu
syarat menempuh ujian Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen,
Konsentrasi Manajemen Informasi Perbankan Syariah (MIPS), Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universtas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak luput dari
berbagai masalah dan menyadari sepenuhnya bahwa keberhasilan yang diperoleh
bukanlah semata-mata hasil usaha penulis sendiri, melainkan berkat do‟a, bantuan,
dorongan, bimbingan dan pengarahan yang tidak ternilai harganya dari pihak lain,
yakni ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada:
1. Orang tua penulis, Bapak Nanang Lasmana dan Bu Lily Herlia yang selalu
mendo‟akan dan memberikan dukungan moril maupun materil. Terima kasih atas
semuanya pak, mah.
2. Saudara kandung penulis, Adit dan Reza yang selalu memberikan pengalaman
dan pelajaran tentang arti kehidupan untuk penulis.
3. Bapak Dr. Indoyama Nasaruddin, SE., MAB selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktu atas ilmu, saran, arahan, nasehat yang sahat berharga
selama penyusunan skripsi ini.
4. Bapak Dr. Arief Mufraini, Lc., M.Si selaku Dekan FEB.
5. Bapak Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA., QIA., BKP selaku Wakil Dekan I Bid.
Akademik.

ix
6. Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag., M.H selaku Wakil Dekan II Bid.
Administrasi Umum.
7. Bapak Dr Desmadi Saharuddin, M.A selaku Wakil Dekan III Bid.
Kemahasiswaan.
8. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen sekaligus
selaku Pembimbing Akademik
9. Ibu Ella Patriana, MM selaku Sekretaris Jurusan Manajemen.
10. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan bantuan kepada penulis
selama menempuh masa studi.
11. Teman-teman seperjuangan selama di CCIT FTUI dan MIPS. Terima kasih atas
segala bantuannya serta memberikan motivasi selama masa perkuliahan.
12. Sahabat-sahabat yang sudah penulis anggap sebagai keluarga. Thoyo, Rizqybea,
Tias, Dayat, Zulfikar, Satria dan Ismu Adam.
13. Teman dan Sahabat yang tidak bisa di sebutkan satu persatu dalam penulisan ini
tapi mampu memberikan pengalaman, pelajaran, kebahagiaann yang begitu
berharga sehingga membuat penulis menjadi semangat untuk tetap melanjutkan
skripsi ini sampai selesai.
14. Kelompok KKN 108 Keibr, terima kasih atas pengalaman dan kerjasamnya
selama satu bulan KKN.
15. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, tetapi mampu
memberikan semangat moril untuk melanjutkan penulisan skripsi ini sampai
selesai.
Penulis menyadari bahwa hasil penelitian ini masih memiliki banyak
kekurangan. Dengan segenap kerendahan hati penulis mengharapkan saran, arahan
maupun kritikan yang konstruktif demi penyempurnaan hasil penelitian ini. Akhirnya
hanya kepada Allah semua ini penulis serahkan karena hanya ridha-Nya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini. Semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak khususnya bagi penulis sendiri.

x
Jakarta, 21 November 2017

Fajar Adiputra

xi
DAFTAR ISI

PENGARUH CAR, NPF, FDR, DAN BOPO TERHADAP ROFITABILITAS (ROA DAN ROE)
PADA BANK UMUM SYARIAH ........................................................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................................................ iii

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................................................... iv

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ......................................................... v

DATA RIWAYAT HIDUP ............................................................................................................ vi

ABSTRACT .................................................................................................................................... vii

ABSTRAK ................................................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ................................................................................................................................. xii

DAFTAR TABEL ........................................................................................................................ xvi

DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................. xviii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................................ xix

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah........................................................................................................ 1


B. Perumusan Masalah ............................................................................................................ 13
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................................................... 14
BAB II LANDASAN TEORI ....................................................................................................... 16

A. Tinjauan Literatur ............................................................................................................... 16


1. Kinerja Keuangan....................................................................................................... 16
a. Pengertian Kinerja Keuangan ............................................................................. 16

b. Pengukuran Kinerja Keuangan ........................................................................... 17

c. Analisis Kinerja Keuangan ................................................................................. 19

xii
2. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank ............................................................................ 20
3. Profitabilitas ............................................................................................................... 32
4. Return on Assets (ROA) ............................................................................................. 34
5. Return on Equity (ROE) ............................................................................................. 35
6. Capital Adequacy Ratio (CAR) ................................................................................. 36
7. Non Performing Financing (NPF) ............................................................................. 37
8. Financing to Deposit Ratio (FDR) ............................................................................. 38
9. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) ................................. 39
B. Keterkaitan Antar Variabel Independen dengan Variabel Dependen ................................. 40
1. Hubungan CAR dengan Profitabilitas ........................................................................ 40
2. Hubungan NPF dengan Profitabilitas......................................................................... 41
3. Hubungan FDR dengan Profitabilitas ........................................................................ 42
4. Hubungan BOPO dengan Profitabilitas ..................................................................... 42
C. Penelitian Terdahulu ........................................................................................................... 43
D. Kerangka Berpikir ............................................................................................................... 50
E. Hipotesis ............................................................................................................................. 52
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................................................... 55

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................................................... 55


B. Metode Penentuan Sampel .................................................................................................. 56
C. Metode Pengumpulan Data ................................................................................................. 57
D. Metode Analisis Data .......................................................................................................... 58
1. Statistik Deskriptif ..................................................................................................... 58
2. Analisis Regresi Data Panel ....................................................................................... 58
3. Uji Asumsi Klasik ...................................................................................................... 63
a. Uji Normalitas .................................................................................................... 63

b. Uji Multikolinearitas .......................................................................................... 64

c. Uji Heterokedastisitas......................................................................................... 66

d. Uji Autokorelasi ................................................................................................. 66

4. Pengujian Hipotesis.................................................................................................... 67

xiii
E. Operasional Variabel........................................................................................................... 70
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ................................................................................ 73

A. Gambaran Umum Objek Penelitian .................................................................................... 73


1. PT Bank Syariah Mandiri........................................................................................... 73
2. PT Bank Mega Syariah .............................................................................................. 76
3. PT Bank BRISyariah .................................................................................................. 80
4. PT Bank Syariah Bukopin.......................................................................................... 82
5. PT Panin Dubai Syariah ............................................................................................. 85
6. PT Victoria Syariah .................................................................................................... 88
7. PT BCA Syariah......................................................................................................... 91
8. PT Maybank Syariah .................................................................................................. 93
B. Analisis Hasil dan Pembahasan .......................................................................................... 95
1. Statistik Deskriptif ..................................................................................................... 95
2. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel ................................................................ 100
a. Hasil Uji Chow ................................................................................................. 100

b. Uji Hausman ..................................................................................................... 106

c. Uji Lagrange Multiplier (LM) Test .................................................................. 107

3. Hasil Uji Asumsi Klasik........................................................................................... 108


a. Uji Normalitas .................................................................................................. 108

b. Uji Multikolinearitas ........................................................................................ 110

c. Uji Heterokedastisitas....................................................................................... 110

d. Uji Autokorelasi ............................................................................................... 113

4. Uji Signifikasi .......................................................................................................... 115


a. Uji Pengaruh Parsial (Uji t) .............................................................................. 117

b. Uji Pengaruh Simultan (Uji F) ......................................................................... 121

c. Koefisien Determinasi (Uji R2) ........................................................................ 122

5. Interpretasi ............................................................................................................... 122


a. Return on Asset (ROA) .................................................................................... 123

xiv
1) Pengaruh CAR terhadap ROA .................................................................. 123

2) Pengaruh NPF terhadap ROA ................................................................... 123

3) Pengaruh FDR terhadap ROA ................................................................... 124

4) Pengaruh BOPO terhadap ROA ................................................................ 125

b. Return on Equity (ROE) ................................................................................... 125

1) Pengaruh CAR terhadap ROE ................................................................... 125

2) Pengaruh NPF terhadap ROE.................................................................... 126

3) Pengaruh FDR terhadap ROE ................................................................... 127

4) Pengaruh BOPO terhadap ROE ................................................................ 127

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...................................................................................... 129

A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 129


B. Saran ................................................................................................................................. 131
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 133

xv
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Rasio Keuangan BUS dan UUS ...................................................................................... 7


Tabel 2.1 Kriteria Kesehatan ROA................................................................................................ 35
Tabel 2.2 Kriteria Kesehatan ROE ................................................................................................ 36
Tabel 2.3 Kriteria Kesehatan CAR ................................................................................................ 37
Tabel 2.4 Kriteria Kesehatan NPF................................................................................................. 38
Tabel 2.5 Kriteria Kesehatan FDR ................................................................................................ 39
Tabel 2.6 Kriteria Kesehatan BOPO ............................................................................................. 40
Tabel 2.7 Penelitian Terdahulu...................................................................................................... 43
Tabel 3.1 Metode Pengambilan Sampel Penelitian ....................................................................... 56
Tabel 3.2 Daftar Bank Umum Syariah Sampel Penelitian Periode 2012-2016 ............................. 57
Tabel 3.3 Operasional Variabel ..................................................................................................... 71
Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel ROA ................................................................. 96
Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel ROE.................................................................. 96
Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel CAR ................................................................. 97
Tabel 4.4 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel NPF .................................................................. 98
Tabel 4.5 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel FDR .................................................................. 99
Tabel 4.6 Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel BOPO ............................................................... 99
Tabel 4.7 Hasil Uji Chow ROA .................................................................................................. 100
Tabel 4.8 Hasil Regresi Data Panel dengan Common Effect Model (ROA) .............................. 101
Tabel 4.9 Hasil Regresi Data Panel dengan Fixed Effect Model (ROA) .................................... 102
Tabel 4.10 Hasil Uji Chow ROE ................................................................................................. 103
Tabel 4.11 Hasil Regresi Data Panel dengan Common Effect Model (ROE) ............................. 104
Tabel 4.12 Hasil Regresi Data Panel dengan Common Effect Model (ROE) ............................. 104
Tabel 4.13 Hasil Uji Hausman ROE ........................................................................................... 106
Tabel 4.14 Uji Multikolinearitas ................................................................................................. 110
Tabel 4.15 Uji Heterokedastisitas ROA ...................................................................................... 111
Tabel 4.16 Uji Heterokedastisitas ROE....................................................................................... 112

xvi
Tabel 4.17 Uji Autokorelasi ROA ............................................................................................... 113
Tabel 4.18 Uji Autokorelasi ROE ............................................................................................... 114
Tabel 4.19 Uji Signifikansi Common Effect Model ROA .......................................................... 115
Tabel 4.20 Uji Signifikansi Common Effect Model ROE........................................................... 116

xvii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ..................................................................................................... 51


Gambar 4.1 Uji Normalitas ROA ................................................................................................ 109
Gambar 4.2 Uji Normalitas ROE ................................................................................................ 109

xviii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 ................................................................................................................................. 137


Lampiran 2 ................................................................................................................................. 138

xix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

disetujuinya undang-undang No. 10 Tahun 1998. Dalam undang-undang tersebut

diatur dengan rinci landasan hukum serta jenis-jenis usaha yang dapat

dioperasikan dan diimplementasikan oleh bank syariah. Undang-undang tersebut

juga memberikan arahan bagi bank-bank konvensional untuk membuka cabang

syariah atau bankan mengkonversi diri secara total menjadi bank syariah.

Peluang tersebut ternyata disambut antusias oleh masyarakat perbankan.

Sejumlah bank mulai memberikan pelatihan dalam bidang perbankan syariah

bagi para stafnya. Sebagian bank tersebut ingin menjajaki untuk membuka divisi

atau cabang syariah dalam institusinya (Antonio, 2001:26).

Saat ini sedikitnya 13 Bank Umum Syariah (BUS) yang sudah

beroperasi, 8 BUS diantaranya adalah hasil konversi Bank Umum Konvensional

(BUK), 2 BUS hasil Spin-Off UUS, 2 BUS kombinasi konversi bank

konvensional dan spin-off UUS, sedang 1 BUS hasil pendirian dari awal.

Dalam peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 64/POJK.03/2016

tentang perubahan kegiatan usaha bank konvensional menjadi bank syariah

mengatakan bahwa peran (share) perbankan syariah dalam sistem perbankan

nasional perlu ditingkatkan antara lain dengan meningkatkan jumlah jaringan

1
kantor melalui pembentukan bank syariah baru atau membuka peluang yang

lebih besar untuk pelaksanaan perubahan kegiatan usaha (konversi) bank

konvensional menjadi bank syariah. Upaya peningkatan jaringan kantor

perbankan syariah tersebut juga dimaksudkan untuk mengakomodasi tuntutan

masyarakat yang semakin besar terhadap keberadaan perbankan syariah serta

minat para investor untuk masuk dalam industri perbankan syariah.

Dengan diberlakukan Undang-Undang Nomor 21 tahun 2008 tentang

Perbankan Syariah, terdapat beberapa perubahan ketentuan yang terkait dengan

kelembagaan, kepengurusan dan kegiatan usaha bank syariah, termasuk

ketentuan tentang perubahan kegiatan usaha (konversi) bank konvensional

menjadi bank syariah. Pelaksanaan perubahan kegiatan usaha (konversi) bank

konvensional menjadi bank syariah harus tetap memperhatikan azas perbankan

yang sehat dan prinsip kehati-hatian sehingga dapat tercipta perbankan syariah

yang kuat dan konsisten dalam menerapkan Prinsip Syariah.

Menurut Statistik Bank Indonesia, perkembangan dan pertumbuhan

perbankan syariah di Indonesia setiap tahunnya cukup memuaskan, yaitu tumbuh

40-45 persen per tahun. Hal ini tercermin dari pertumbuhan aset, peningkatan

pembiayaan, dan jaringan kantor yang semakin meluas menjangkau seluruh

provinsi di Indonesia. Sampai dengan tahun 2017, sudah ada 13 Bank Umum

Syariah (BUS), 21 Unit Usaha Syariah (UUS), dan 164 BPRS, dengan jaringan

717 kantor cabang, 1.342 kantor cabang pembantu dan 429 kantor kas yang

tersebar di seluruh Indonesia.

2
Semakin besar pertumbuhan perbankan syariah, maka akan semakin

banyak masyarakat yang terlayani. Meluasnya jangkauan perbankan syariah

menunjukkan peran perbankan syariah makin besar untuk pembangunan ekonomi

rakyat di negeri ini. Maka perbankan syariah harus tampil sebagai garda terdepan

atau lokomotif untuk terwujudnya pembangunan ekonomi rakyat di negri ini.

Namun dalam pengembangannya, perbankan syariah menghadapi sejumlah

tantangan yang harus dihadapai dengan berbagai macam langkah strategis.

Tantangan perbankan syariah yang pertama, adalah memperhatikan

kualitas aset. Semua bank di Indonesia, baik konvensional maupun syariah

dilanda pelambatan pertumbuhan penyaluran kredit dan diiringi pula oleh

peningkatan rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL untuk bank

konvensinal dan NPF untuk perbankan syariah). Oleh sebab itu, bank syariah

harus tetap mewaspadai tren peningkatan pembiayaan bermasalah di tahun depan

yang mempengaruhi kualitas aset.

Sedangkan tantangan yang kedua, yakni memperkuat permodalan dan

skala usaha bank syariah. Permodalan bank syariah perlu diperkuat secara

signifikan agar memiliki skala usaha yang memadai untuk melakukan ekspansi.

Untuk mewujudkan itu, OJK telah mendorong komitmen Bank Induk

Konvensional untuk mengoptimalkan perannya dan meningkatkan komitmennya

untuk mengembangkan layanan perbankan syariah hingga mencapai share

minimal di atas 10% asset BUK induk.

3
Oleh sebab itu, diharapkan perekonomian nasional di tahun 2017 akan

semakin pulih terutama dengan banyaknya proyek-proyek infrastruktur dan

semakin baiknya pemerintahan pusat dan daerah dalam penyerapan anggaran.

Beberapa regulasi dari Bank Indonesia terkait dengan pengelolaan

manajemen perbankan dan fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) terkait dengan

fatwa-fatwa pada produk dana telah bermunculan guna mengatur kebijakan

dalam pengelolaan manajemen perbankan syariah. Seperti peraturan Bank

Indonesia Nomor 15/12/PBI/2013 Tentang Kewajiban Penyediaan Modal

Minimum Bank Umum, Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/15/PBI/2012

Tentang Penilaian Kualitas Aset Bank Umum, Surat Edaran No. 13/10/DPbS

Jakarta, 13 April 2011 Periahl: Penilaian Kualitas Aktiva Oleh Bank Umum

Syariah dan Unit Usaha Syariah, Surat Edaran No. 15/44/DPbs Jakarta, 22

Oktober 2013 Perihal: Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek Syariah Bagi Bank

Umum Syariah, Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/23/PBI/2011 Tentang

Penerapan Manajemen Resiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha

Syariah, Peraturan Bank Indonesia Nomor 14/22/PBI/2012 Tentang Pemberian

Kredit atau Pembiayaan Oleh Bank Umum dan Bantuan Teknis Dalam Rangka

Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Peraturan Bank Indonesia

Nomor 9/1/PBI/2007 Tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum

Berdasarkan Prinsip Syariah Peraturan Bank Indonesia.

Tingkat kesehatan bank didefinisikan sebagai hasil penilaian kualitatif

atas berbagai aspek yang berpengaruh terhadap kondisi kinerja suatu Bank atau

4
Unit Usaha Syariah (UUS) melalui: (1) penilaian kuantitatif dan penilaian

kualitaitif terhadap faktor-faktor permodalan, kualitas aset, rentabilitas

(earnings), likuiditas, sensitivitas pada rasio pasar; dan (2) penilaian kualitatif

terhadap pasar manajemen. Penilaian kuantitatif adalah penilaian terhadap posisi,

perkembangan maupun proyeksi rasio-rasio keuangan Bank atau UUS. Penilaian

kualitatif adalah penilaian terhadap faktor-faktor yang mendukung hasil penilaian

kuantitatif, penerapan manajemen resiko, dan kepatuhan Bank atau UUS (Hasan,

2009:152).

Kinerja keuangan suatu bank juga mencerminkan tingkat kesehatan

bank tersebut. Dalam Surat Edaran BI No. 6/23/DPNP tahun 2004 disebutkan

penilaian tingkat kesehatan bank mencakup terhadap faktor-faktor CAMELS

(Capital, Asset Quality, Management, Earnings, Liquidity, Sensitivity to Market

Risk). Pesatnya perkembangan perbankan nasional membuat Bank Indonesia

kembali mengubah cara penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan Surat

Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011. Bank

diwajibkan melakukan penilaian sendiri (self assessment) secara berkala terhadap

tingkat kesehatannya dan mengambil langkah-langkah perbaikan secara efektif

dengan menggunakan penilaian terhadap faktor meliputi risk profile (profil

risiko), good corporate governance, earnings (rentabilitas), dan capitals

(permodalan) yang disingkat dengan istilah RGEC. Metode RGEC inilah yang

digunakan bank saat ini untuk melakukan penilaian terhadap tingkat kesehatan

bank karena merupakan penyempurnaan dari metode-metode sebelumnya

5
Penilaian Risk Profile meliputi 8 (delapan) risiko yaitu, risiko kredit,

pasar, likuiditas, operasional, hukum, stratejik, kepatuhan dan reputasi. Penelitian

ini mengukur risiko kredit menggunakan rasio Non Performing Financing (NPF)

dan rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) untuk mengukur risiko likuiditas.

Penilaian faktor GCG merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen

Bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Prinsip-prinsip GCG dan fokus

penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip GCG berpedoman pada ketentuan

Bank Indonesia mengenai Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum dengan

memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha Bank.

Earning merupakan hal yang penting dalam suatu bank karena merupakan

salah satu parameter dalam penilaian tingkat kesehatan bank terkait dengan

kemampuan bank dalam memperoleh keuntungan. Penilaian faktor rentabilitas

dapat dihitung menggunakan 2 rumus yaitu Return on Asset (ROA), Return on

Equity (ROE) dan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO).

Capital merupakan salah satu faktor yang penting bagi sebuah bank

karena jika sebuah bank memiliki faktor permodalan yang baik maka tentu saja

bank juga akan semakin lancar dalam menjalankan kegiatan operasionalnya

dalam mencapai tujuan bank itu sendiri. Faktor permodalan dapat diukur dengan

menggunakan rumus Capital Adequacy Ratio (CAR).

Profitabilitas dapat dikatakan sebagai salah satu indikator yang paling

baik untuk mengukur kinerja suatu perusahaan. Karena kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba dapat dijadikan tolak ukur seberapa baik kinerja

6
perusahaan tersebut. Semakin tingginya profitabilitas maka semakin baik pula

kinerja keuangan perusahaan tersebut.

Rasio yang biasa digunakan dalam mengukur tingkat profitabilitas suatu

perusahaan adalah Return on Equity (ROE) dan Return on Asset (ROA) untuk

industri perbankan, ROE mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilih

perusahaan. Sedangkan ROA mengukur kemampuan perusahaan untuk

memperoleh earning dalam operasi perusahaan. Penelitian ini menggunakan

keduanya dalam mengukur profitabilitas bank umum syariah.

Tabel 1.1
Rasio Keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah
Tahun ROA (%) ROE (%) CAR (%) NPF (%) FDR (%) BOPO (%)
Des 2011 1,79 19,41 16,63 2,52 88,94 78,41
Des 2012 2,14 35,59 14,13 2,22 100,00 74,97
Des 2013 2,00 32,15 14,42 2,62 100,32 78,21
Des 2014 0,41 13,82 16,10 4,95 86,66 96,97
Des 2015 0,49 12,17 15,02 4,84 88,03 97,01
Des 2016 0,63 12,66 15,95 4,42 85,99 96,23
Sumber: Data Statistik Perbankan Syariah

Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur efektivitas manajemen

secara keseluruhan yang ditujukan oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang

diperoleh dalam hubungannya dengan penjualan maupun investasi Irham Fahmi

(2014:81). Hanafi (2016:42) mengatakan rasio ini mengukur kemampuan

perusahaan menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan,

asset, dan modal saham tertentu. Ada tiga rasio yang sering digunakan, yaitu

Profit Margin, Return on Asset (ROA), dan Return on Equity (ROE). Semakin

7
baik rasio profitabilitas maka semakin baik menggambarkan kemampuan

tingginya perolehan keuntungan perusahaan.

Return On Assets (ROA) atau sering diterjemahkan sebagai rentabilitas

ekonomi mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu.

Rasio ini dalam mengukur laba perusahaan menggunakan total aset yang telah

disesuaikan dengan biaya-biaya yang mendanai aset tersebut. Melihat data olahan

Bank Indonesia bahwa ROA pada tahun 2016 mengalami kenaikan perolehan

laba perusahaan dibandingkan tahun 2014 dan 2015, tetapi pada tahun 2016, laba

perbankan syariah masih di bawah realisasi tahun 2013 yang mencapai 2%. Hal

ini menjadi fenomena yang menarik untuk diteliti karena terdapat faktor yang

dapat mempengaruhi penurunan laba perbankan syariah tersebut. Salah satu

faktor yang melatarbelakangi penurunan laba tersebut adalah biaya pencadangan

yang naik dan pendapatan operasional yang tidak tumbuh signifikan.

Return on Equity (ROE) bertujuan untuk mengukur kemampuan modal

disetor bank dalam menghasilkan laba. Semakin besar rasio ini menunjukkan

kemampuan modal disetor bank dalam menghasilkan laba bagi pemegang saham

semakin besar. Berdasarkan hasil olahan Bank Indonesia, tingkat ROE terendah

sebesar 3,22 pada tahun 2011 dan naik secara signifikan pada tahun 2012

sebesar 35,59.

Penilaian permodalan (capital) berfungsi untuk mengukur kemampuan

bank dalam menyerap kerugian-kerugian yang tidak dapat dihindari lagi serta

dapat digunakan untuk mengukur besar-kecilnya kekayaan bank tersebut atau

8
kekayaan yang dimiliki oleh para pemegang sahamnya (ihsan, 2015:87).

Besarnya permodalan dipengaruhi atas kemampuan dan kepatuhan suatu bank

KPMM (Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum) yang saat ini berlaku 8%.

Pemenuhan KPMM sebesar 8% diberikan “Cukup Sehat” dan pemenuhan

KPMM kurang dari 8% sampai dengan 7,9% diberi predikat “Kurang Sehat”

(Muhamad, 2014:268). Dilihat dari data olahan Bank Indonesia, perbankan

syariah secara keseluruhan sudah memenuhi KPMM dan mendapatkan kategori

sehat. Mellihat nilai CAR pada Data Olahan Bank Indonesia menunjukan nilai

CAR sebesar 15,95 dan mendapat kriteria “Sangat Sehat” berdasarkan Surat

Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP Tahun 2004 dengan kriteria CAR >=

12% tetapi dengan tingginya nilai CAR menunjukan bahwa terdapat idle money.

Hal ini menjadi fenomena yang menarik untuk diteliti dengan melihat rendahnya

nilai ROA.

Non Performing Financing (NPF) atau pembiayaan bermasalah menjadi

indikator penting dalam penilaian kinerja lembaga keuangan karena hal ini terkait

dengan resiko pengembalian dana yang disalurkan melalui pembiayaan

(Widiyanto dkk, 2016:32). Tingginya NPF menunjukan tingkat pembayaran

kembali rendah yang dimungkinkan karena rendahnya tingkat keberhasilan

pembiayaan. Berdasarkan potret data olahan Bank Indonesia, NPF menunjukan

lonjakan yang tinggi pada tahun 2014 dan cenderung membaik hingga tahun

2016 walaupun masih mendekati batas maksimum sebesar 5%. Hal ini tentu

9
masih menjadi perhatian bagi pelaku bank syariah dalam menjaga kualitas

pembiayaannya.

Financing to Deposit Ratio (FDR) analog dengan Loan to Deposit Ratio

(LDR) pada bank konvensional, merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kemabli penarikan

dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan

sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi FDR maka laba bank semakin

meningkat (Dendawijaya, 2009:43). Berdasarkan data olahan Bank Indonesia

yang menunjukan tingkat rasio FDR pada tahun 2016 sebesar 85,99% yang

masuk kategori “Sehat” menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP

Tahun 2004.

BOPO merupakan perbandingan antara total biaya operasional dan total

pendapatan operasonal. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efesiensi

dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Efesiensi operasi

dilakukan oleh bank dalam rangka mengetahui apakah bank dalam operasinya

yang berhubungan dengan usaha pokok bank dilakukan dengan benar sesuai

dengan yang diharapkan oleh pihak manajemen serta dugunakan untuk

menunjukan apakah bank telah menggunakan semua faktor produksinya dengan

tepat guna dan hasil guna (Dendawijaya, 2009:45). Berdasarkan data olahan

Bank Indonesia yang menunjukan bahwa rasio BOPO mulai dari tahun 2014

sampai tahun 2016 berada di tingkat yang besar apabila dibandingkan dengan

tahun 2011 sampai tahun 2013. Lonjakan yang besar itu mengartikan bahwa

10
perbankan syariah tidak dapat menekan biaya operasionalnya yang

mengakibatkan laba yang diperoleh bank kecil.

Berdasarkan analisa dari statistik perbankan syariah diatas juga dapat

disimpulkan bahwa bank syariah akan menghadapi masalah yang akan dihadapi,

yaitu berupa kepercayaan masyarakat dalam melakukan investasi karena ketika

hasil dari rasio keuangan menunjukan turunnya kinerja bank maka akan menurun

pula minat investor untuk mananamkan dananya di bank syariah tersebut.

Ningsukma Hakiim dan Haqiqi Rafsanjani (2016) dimana hasil dari

penelitiannya menyebutkan bahwa CAR, FDR, dan BOPO terhadap ROA yang

merupakan indikator kesehatan Bank untuk mengukur profitabilitasnya memiliki

hubungan yang tinggi. CAR secara parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas. FDR secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan

terhadap profitabilitas. Berbeda lagi dengan BOPO yang secara parsial

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA.

Apriani Simatupang dan Denis Franzlay (2016) menunjukkan variabel

CAR, FDR, dan BOPO berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas Bank

Umum Syariah, sedangkan variabel NPF tidak berpengaruh signifikan terhadap

profitabilitas Bank Umum Syariah. Nilai R² sebesar 0,504332 menunjukkan

CAR, FDR, BOPO, dan NPF mampu menjelaskan mempengaruhi profitabilitas

sebesar 50,43% dan sisanya 49,57% dipengaruhi variabel lain di luar model

penelitian ini.

11
Lemiyana dan Erdah Litriani (2016) menunjukan bahwa secara parsial

variabel Non Performing Financing (NPF) dan Financing to Deposit Ratio

(FDR), tidak ada pengaruh terhadap Return On Asset (ROA). Sedangkan variabel

Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) berpengaruh

negatif terhadap Return On Asset (ROA). Capital Adequacy Ratio (CAR) tidak

terdapat pengaruh negatif signifikan antara CAR terhadap ROA. Dan variabel

Inflasi dan Nilai tukar juga tidak mempunyai pengaruh terhadap Return On Asset

(ROA).

Sofyan Febby Henny Saputri dan Hening Widi Oetomo (2016)

menunjukan bahwa secara parsial variabel CAR berpengaruh positif signifikan

terhadap ROE, BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap ROE, NPL

berpengaruh negatif signifikan terhadap ROE, LDR berpengaruh positif terhadap

ROE pada Bank Devisa yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Serta BOPO

memiliki pengaruh yang dominan terhadap ROE.

Shinta Amalina Hazrati Havidz dan Chandra Setiawan (2015) Financing

to Deposit Ratio (FDR), Debt to Total Assets Ratio, Capital Adequacy Ratio

(CAR), Size dan Operational Efficiency Ratio (OER) berpengaruh signifikan

secara simultan terhadap ROA. Secara parsial, FDR, DTAR, dan CAR

berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA, sedangkan ukuran dan OER

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Ukuran adalah koefisien

tertinggi di antara variabel penentu, sementara FDR adalah koefisien terlemah

yang mempengaruhi ROA di bank syariah di Indonesia.

12
Farrashita Aulia dan Prasetiono (2016) menunjukan bahwa secara

parsial variabel CAR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROE, BOPO

berpengaruh negatif signifikan terhadap ROE, NPF berpengaruh positif

signifikan terhadap ROE, FDR berpengaruh negative signifikan terhadap ROE

pada Bank Umum Syariah di Indonesia.

Didin Ambris Diknawati (2014) menunjukan variabel CAR berpengaruh

positif signifikan terhadap ROA, NPF berpengaruh positif signifikan terhadap

ROA, FDR berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA, dan BOPO

berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.

Dari fenomena tersebut, dapat ditarik simpulan bahwa tidak setiap

kejadian empiris sesuai dengan teori yang ada. Hal ini diperkuat dengan adanya

Research Gap dalam penelitian-penelitian terdahulu. Berbagai penelitian diatas

menunjukkan adanya pengaruh yang berbeda dari variabel yang dipandang

berpengaruh terhadap Return on Asset (ROA) dan Return on Equity (ROE).

Berdasarkan latar belakang masalah dan research gap pada penelitian

sebelumnya maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul

“Pengaruh CAR, NPF, FDR dan BOPO Terhadap Profitabilitas (ROA dan

ROE) Bank Umum Syariah”.

B. Perumusan Masalah

Dilihat dari latar belakang di atas, maka perumusan masalah tulisan ini

adalah sebagai berikut :

13
1. Apakah CAR, NPF, FDR, dan BOPO berpengaruh terhadap profitablitas

(ROA) bank umum syariah?

2. Apakah CAR, NPF, FDR, dan BOPO berpengaruh terhadap profitablitas

(ROE) bank umum syariah?

3. Apakah CAR, NPF, FDR dan BOPO berpengaruh secara simultan terhadap

profitabilitas (ROA) bank umum syariah?

4. Apakah CAR, NPF, FDR dan BOPO berpengaruh secara simultan terhadap

profitabilitas (ROE) bank umum syariah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka penelitian ini

bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui apakah CAR, NPF, FDR, dan BOPO berpengaruh

terhadap profitablitas (ROA) bank umum syariah

2. Untuk mengetahui apakah CAR, NPF, FDR, dan BOPO berpengaruh

terhadap profitablitas (ROE) bank umum syariah

3. Untuk mengetahui apakah CAR, NPF, FDR dan BOPO berpengaruh secara

simultan terhadap profitabilitas (ROA) bank umum syariah

4. Untuk mengetahui apakah CAR, NPF, FDR dan BOPO berpengaruh secara

simultan terhadap profitabilitas (ROE) bank umum syariah

Adapun manfaat yang bisa didapat dari penelitian ini yaitu :

1. Bagi Penulis

14
Menambah wawasan bagi penulis mengenai perbankan syariah dan

pengetahuan mengenai profitabilitas pada industry perbankan syariah

2. Bagi Stakeholder Perbankan

Dapat memberikan masukan kepada kalangan perbankan dan dapat dijadikan

bahan evaluasi dalam meningkatkan kinerjanya.

3. Bagi Kalangan Akademisi

Sebagai bahan dokumentasi untuk melengkapi sarana yang dibutuhkan

dalam penyediaan bahan studi dan sebagai bahan komparasi bagi pihak-

pihak yang mungkin membutuhkan

15
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Literatur

1. Kinerja Keuangan

a. Pengertian Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk

melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan

menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.

Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan

suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan,

sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan keuangan

suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode

tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara

optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan (Fahmi, 2011:2).

Menurut Jumingan (2006:239) kinerja keuangan adalah gambaran

kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik menyangkut

aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur

dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan profitabilitas

Sutrisno (2009:53) menyatakan bahwa kinerja keuangan

perusahaan merupakan prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu

16
periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan

tersebut.

Berdasarkan apa yang dinyatakan diatas, kinerja keuangan

merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan

yang dianalisis dengan indikator kecukupan modal, likuiditas, dan

profitabilitas yang dapat melihat prestasi yang dicapai perusahaan dalam

suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan

tersebut.

b. Pengukuran Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan perusahaan berkaitan erat dengan pengukuran

dan penilaian kinerja. Pengukuran kinerja (performing measurement)

adalah kualifikasi dan efisiensi serta efektivitas perusahaan dalam

pengoperasian bisnis selama periode akuntansi. Adapun penilaian kinerja

menurut Srimindarti (2006:34) adalah penentuan efektivitas operasional,

organisasi, dan karyawan berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang

telah ditetapkan sebelumnya secara periodik.

Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan

perbaikan di atas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan

perusahaan lain. Analisis kinerja keuangan merupakan proses pengkajian

secara kritis terhadap review data, menghitung, mengukur,

17
menginterprestasi, dan memberi solusi terhadap keuangan perusahaan

pada suatu periode tertentu.

Menurut Munawir (2012:31) menyatakan bahwa tujuan dari

pengukuran kinerja keuangan perusahaan adalah:

1) Mengetahui tingkat likuiditas, Likuiditas menunjukkan kemampuan

suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus

segera diselesaikan pada saat ditagih.

2) Mengetahui tingkat solvabilitas. Solvabilitas menunjukkan

kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya

apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek

maupun jangka panjang.

3) Mengetahui tingkat rentabilitas. Rentabilitas atau yang sering disebut

dengan profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba selama periode tertentu.

4) Mengetahui tingkat stabilitas. Stabilitas menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur

dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar

hutang-hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-hutangnya

tepat pada waktunya.

18
c. Analisis Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan dapat dinilai dengan beberapa alat analisis.

Berdasarkan tekniknya, analisis keuangan dapat dibedakan menjadi

(Jumingan, 2006:242):

1) Analisis Perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik analisis

dengan cara membandingkan laporan keuangan dua periode atau lebih

dengan menunjukkan perubahan, baik dalam jumlah (absolut) maupun

dalam persentase (relatif).

2) Analisis Tren (tendensi posisi), merupakan teknik analisis untuk

mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah menunjukkan kenaikan

atau penurunan

3) Analisis Persentase per-Komponen (common size), merupakan teknik

analisis untuk mengetahui persentase investasi pada masing-masing

aktiva terhadap keseluruhan atau total aktiva maupun utang.

4) Analisis Sumber dan Penggunaan Modal Kerja, merupakan teknik

analisis untuk mengetahui besarnya sumber dan penggunaan modal

kerja melalui dua periode waktu yang dibandingkan

5) Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik analisis

untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab terjadinya perubahan pada

suatu periode waktu tertentu

19
6) Analisis Rasio Keuangan, merupakan teknik analisis keuangan untuk

mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam neraca maupun

laporan laba rugi baik secara individu maupun secara simultan

7) Analisis Perubahan Laba Kotor, merupakan teknik analisis untuk

mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya perubahan laba

8) Analisis Break Even, merupakan teknik analisis untuk mengetahui

tingkat penjualan yang harus dicapai agar perusahaan tidak mengalami

kerugian.

2. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992

tentang Perbankan disebutkan bahwa bank wajib memelihara tingkat

kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset,

kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang

berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan kegiatan usaha sesuai

dengan prinsip kehati-hatian. Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang

tentang Perbankan tersebut, Bank Indonesia sebagai otoritas yang bertugas

dalam mengatur dan mengawasi bank mengeluarkan Peraturan Bank

Indonesia dalam PBI No. 6/10/PBI/2004 tentang Sistem Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Umum yang telah diperbaharui dalam Surat Edaran Bank

Indonesia No. 13/1/PBI/2011 Ketentuan umum Penilaian Tingkat Kesehatan

Bank Umum. Metode atau cara penilaian tingkat kesehatan dengan

20
menggunakan pendekatan risiko (Risk-based Bank Rating) baik secara

individual maupun secara konsolidasi.

Manajemen Bank perlu memperhatikan prinsip-prinsip umum berikut

ini sebagai landasan menilai Tingkat Kesehatan Bank yang terdapat pada

Surat Edaran Nomor 13/24/DPNP/2011

a. Berorientasi Risiko

Penilaian tingkat kesehatan didasarkan pada Risiko-Risiko Bank dan

dampak yang ditimbulkan pada kinerja Bank secara keseluruhan. Hal ini

dilakukan dengan cara mengidentifikasi faktor internal maupun eksternal

yang dapat meningkatkan Risiko atau mempengaruhi kinerja keuangan

Bank pada saat ini dan di masa yang akan datang. Dengan demikian, Bank

diharapkan mampu mendeteksi secara lebih dini akar permasalahan Bank

serta mengambil langkah-langkah pencegahan dan perbaikan secara efektif

dan efisien.

b. Proporsionalitas

Penggunaan parameter/indikator dalam tiap faktor penilaian Tingkat

Kesehatan Bank dilakukan dengan memperhatikan karakteristik dan

kompleksitas usaha Bank. Parameter/indikator penilaian Tingkat

Kesehatan Bank dalam Surat Edaran ini merupakan standar minimum

yang wajib digunakan dalam menilai Tingkat Kesehatan Bank. Namun

demikian, Bank dapat menggunakan parameter/indikator tambahan yang

sesuai dengan karakteristik dan kompleksitas usahanya dalam menilai

21
Tingkat Kesehatan Bank sehingga dapat mencerminkan kondisi Bank

dengan lebih baik.

c. Materialitas dan Signifikasi

Bank perlu memperhatikan materialitas atau signifikansi faktor penilaian

Tingkat Kesehatan Bank yaitu Profil Risiko, GCG, Rentabilitas, dan

Permodalan serta signifikansi parameter/ indikator penilaian pada masing-

masing faktor dalam menyimpulkan hasil penilaian dan menetapkan

peringkat faktor. Penentuan materialitas dan signifikansi tersebut

didasarkan pada analisis yang didukung oleh data dan informasi yang

memadai mengenai Risiko dan kinerja keuangan Bank.

d. Komprehensif dan Terstruktur

Proses penilaian dilakukan secara menyeluruh dan sistematis serta

difokuskan pada permasalahan utama Bank. Analisis dilakukan secara

terintegrasi, yaitu dengan mempertimbangkan keterkaitan antar Risiko dan

antar faktor penilaian Tingkat Kesehatan Bank serta perusahaan anak yang

wajib dikonsolidasikan. Analisis harus didukung oleh fakta-fakta pokok

dan rasio-rasio yang relevan untuk menunjukkan tingkat, trend, dan

tingkat permasalahan yang dihadapi oleh Bank

Dalam Surat Edaran Bank Indonesia Pasal 6 13/1/PBI/2011 dan di

dalam peraturan OJK Pasal 1 ayat (6) dan Pasal 6 ayat (1) Nomor

8/POJK.03/2014 dijelaskan mengenai mekanisme penilaian tingkat kesehatan

bank secara individual. Bank wajib melakukan penilaian tingkat kesehatan

22
bank secara individual dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk-based

Bank Rating) atau biasa disebut dengan metode RGEC. Cakupan penilaian

RGEC adalah sebagai berikut :

a. Profil risiko (Risk profile)

Penilaian faktor Profil Risiko merupakan penilaian terhadap

Risiko inheren dan kualitas penerapan Manajemen Risiko dalam aktivitas

operasional Bank. Risiko yang wajib dinilai terdiri atas 8 (delapan) jenis

Risiko yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Operasional, Risiko

Likuiditas, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, dan Risiko

Reputasi.

Dalam menilai Profil Risiko, Bank wajib pula memperhatikan

cakupan penerapan Manajemen Risiko sebagaimana diatur dalam

ketentuan Bank Indonesia mengenai Penerapan Manajemen Risiko bagi

Bank Umum.

1) Penilaian Risiko Inheren

Penilaian Risiko inheren merupakan penilaian atas Risiko

yang melekat pada kegiatan bisnis Bank, baik yang dapat

dikuantifikasikan maupun yang tidak, yang berpotensi mempengaruhi

posisi keuangan Bank. Karakteristik Risiko inheren Bank ditentukan

oleh faktor internal maupun eksternal, antara lain strategi bisnis,

karakteristik bisnis, kompleksitas produk dan aktivitas Bank, industri

dimana Bank melakukan kegiatan usaha, serta kondisi makro

23
ekonomi. Penilaian atas Risiko inheren dilakukan dengan

memperhatikan parameter/indikator yang bersifat kuantitatif maupun

kualitatif. Penetapan tingkat Risiko inheren atas masing-masing jenis

Risiko mengacu pada prinsip-prinsip umum penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Umum. Penetapan tingkat Risiko inheren untuk

masing-masing jenis Risiko dikategorikan ke dalam peringkat 1

(low), peringkat 2 (low to moderate), peringkat 3 (moderate),

peringkat 4 (moderate to high), dan peringkat 5 (high).

Berikut ini adalah beberapa parameter/indikator minimum

yang wajib dijadikan acuan oleh Bank dalam menilai Risiko inheren.

Bank dapat menambah parameter/indikator lain yang relevan dengan

karakteristik dan kompleksitas usaha Bank dengan memperhatikan

prinsip proporsionalitas.

a) Risiko Kredit

Risiko Kredit adalah Risiko akibat kegagalan debitur

dan/atau pihak lain dalam memenuhi kewajiban kepada Bank.

Risiko kredit pada umumnya terdapat pada seluruh aktivitas Bank

yang kinerjanya bergantung pada kinerja pihak lawan

(counterparty), penerbit (issuer), atau kinerja peminjam dana

(borrower). Risiko Kredit juga dapat diakibatkan oleh

terkonsentrasinya penyediaan dana pada debitur, wilayah

geografis, produk, jenis pembiayaan, atau lapangan usaha

24
tertentu. Risiko ini lazim disebut Risiko Konsentrasi Kredit dan

wajib diperhitungkan pula dalam penilaian Risiko inheren.

b) Risiko Pasar

Risiko Pasar adalah Risiko pada posisi neraca dan rekening

administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan dari

kondisi pasar, termasuk Risiko perubahan harga option. Risiko

Pasar meliputi antara lain Risiko suku bunga, Risiko nilai tukar,

Risiko ekuitas, dan Risiko komoditas. Risiko suku bunga dapat

berasal baik dari posisi trading book maupun posisi banking

book.

c) Risiko Likuiditas

Risiko Likuiditas adalah Risiko akibat ketidakmampuan

Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari sumber

pendanaan arus kas, dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi

yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi

keuangan Bank. Risiko ini disebut juga Risiko likuiditas

pendanaan (funding liquidity risk).

Risiko Likuiditas juga dapat disebabkan oleh ketidakmampuan

Bank melikuidasi aset tanpa terkena diskon yang material karena

tidak adanya pasar aktif atau adanya gangguan pasar (market

disruption) yang parah. Risiko ini disebut sebagai Risiko

likuiditas pasar (market liquidity risk).

25
d) Risiko Operasional

Risiko Operasional adalah Risiko akibat ketidakcukupan

dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,

kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal yang

mempengaruhi operasional Bank. Sumber Risiko Operasional

dapat disebabkan antara lain oleh sumber daya manusia, proses,

sistem, dan kejadian eksternal.

e) Risiko Hukum

Risiko Hukum adalah Risiko yang timbul akibat tuntutan

hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Risiko ini juga dapat

timbul antara lain karena ketiadaan peraturan perundang-

undangan yang mendasari atau kelemahan perikatan, seperti tidak

dipenuhinya syarat sahnya kontrak atau agunan yang tidak

memadai.

f) Risiko Stratejik

Risiko Stratejik adalah Risiko akibat ketidaktepatan Bank

dalam mengambil keputusan dan/atau pelaksanaan suatu

keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi

perubahan lingkungan bisnis. Sumber Risiko Stratejik antara lain

ditimbulkan dari kelemahan dalam proses formulasi strategi dan

ketidaktepatan dalam perumusan strategi, ketidaktepatan dalam

26
implementasi strategi, dan kegagalan mengantisipasi perubahan

lingkungan bisnis.

g) Risiko Kepatuhan

Risiko Kepatuhan adalah Risiko yang timbul akibat Bank

tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan

perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Sumber Risiko

Kepatuhan antara lain timbul karena kurangnya pemahaman atau

kesadaran hukum terhadap ketentuan maupun standar bisnis yang

berlaku umum.

h) Risiko Reputasi

Risiko Reputasi adalah Risiko akibat menurunnya tingkat

kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif

terhadap Bank. Salah satu pendekatan yang digunakan dalam

mengkategorikan sumber Risiko Reputasi bersifat tidak langsung

(below the line) dan bersifat langsung (above the line).

2) Penilaian Kualitas Penerapan Manajemen Risiko

Penilaian kualitas penerapan Manajemen Risiko

mencerminkan penilaian terhadap kecukupan sistem pengendalian

Risiko yang mencakup seluruh pilar penerapan Manajemen Risiko

sebagaimana diatur dalam ketentuan Bank Indonesia mengenai

penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Penilaian kualitas

penerapan Manajemen Risiko bertujuan untuk mengevaluasi

27
efektivitas penerapan Manajemen Risiko Bank sesuai prinsip-prinsip

yang diatur dalam ketentuan Bank Indonesia

a) Tata Kelola Risiko

b) Kerangka Manajemen Risiko

c) Kecukupan Sistem Pengendalian Risiko

3) Penetapan Tingkat Risiko

4) Penetapan Peringkat Faktor Profil Risiko

a) Penetapan tingkat risiko dari masing-masing risiko

b) Penetapan tingkat risiko inheren komposit dan tingkat kualitas

penerapan manajemen risiko komposit, dengan memperhatikan

signifikansi masing-masing risiko terhadap Profil Risiko secara

keseluruhan

c) Penetapan peringkat faktor Profil Risiko terdiri dari 5 (lima)

peringkat yaitu Peringkat 1, Peringkat 2, Peringkat 3, Peringkat 4,

dan Peringkat 5. Urutan peringkat faktor Profil Risiko yang lebih

kecil mencerminkan semakin rendahnya Risiko yang dihadapi

Bank.

b. Good Corporate Governance (GCG)

1) Penilaian faktor GCG merupakan penialain terhadap kualitas

manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Prinsip-

prinsip GCG dan fokus penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip

28
GCG berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia mengenai

Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum dengan memperhatikan

karakteristik dan kompleksitas usaha Bank.

2) Penetapan peringkat faktor GCG dilakukan berdasarkan analisis atas:

(i) pelaksanaan prinsip-prinsip GCG Bank sebagaimana dimaksud

pada angka 1); (ii) kecukupan tata kelola (governance) atas struktur,

proses, dan hasil penerapan GCG pada Bank; dan (iii) informasi lain

yang terkait dengan GCG Bank yang didasarkan pada data dan

informasi yang relevan.

3) Peringkat faktor GCG dikategorikan dalam 5 (lima) peringkat yaitu

Peringkat 1, Peringkat 2, Peringkat 3, Peringkat 4, dan Peringkat 5.

Urutan peringkat faktor GCG yang lebih kecil mencerminkan

penerapan GCG yang lebih baik.

c. Rentabilitas (earnings)

1) Penilaian faktor Rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja

Rentabilitas, sumber-sumber Rentabilitas, kesinambungan

(sustainability) Rentabilitas, dan manajemen Rentabilitas. Penilaian

dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat, trend, struktur,

stabilitas Rentabilitas Bank, dan perbandingan kinerja Bank dengan

kinerja peer group¸ baik melalui analisis aspek kuantitatif maupun

kualitatif.

29
2) Penetapan peringkat faktor Rentabilitas dilakukan berdasarkan

analisis yang komprehensif dan terstruktur terhadap

parameter/indikator Rentabilitas sebagaimana dimaksud pada angka

1) dengan memperhatikan signifikansi masing-masing

parameter/indikator serta mempertimbangkan permasalahan lain yang

mempengaruhi Rentabilitas Bank.

3) Penetapan faktor Rentabilitas dikategorikan dalam 5 (lima) peringkat

yakni Peringkat 1, Peringkat 2, Peringkat 3, Peringkat 4, dan

Peringkat 5. Urutan peringkat faktor Rentabilitas yang lebih kecil

mencerminkan kondisi Rentabilitas Bank yang lebih baik.

d. Permodalan (capital)

1) Penilaian atas faktor Permodalan meliputi evaluasi terhadap

kecukupan Permodalan dan kecukupan pengelolaan Permodalan.

Dalam melakukan perhitungan Permodalan, Bank wajib mengacu

pada ketentuan Bank Indonesia yang mengatur mengenai Kewajiban

Penyediaan Modal Minimum bagi Bank Umum. Selain itu, dalam

melakukan penilaian kecukupan Permodalan, Bank juga harus

mengaitkan kecukupan modal dengan Profil Risiko Bank. Semakin

tinggi Risiko Bank, semakin besar modal yang harus disediakan untuk

mengantisipasi Risiko tersebut.

2) Dalam melakukan penilaian, Bank perlu mempertimbangkan tingkat,

trend, struktur, dan stabilitas Permodalan dengan memperhatikan

30
kinerja peer group serta kecukupan manajemen Permodalan Bank.

Penilaian dilakukan dengan menggunakan parameter/indikator

kuantitatif maupun kualitatif. Dalam menentukan peer group, Bank

perlu memperhatikan skala bisnis, karakteristik, dan/atau

kompleksitas usaha Bank serta ketersediaan data dan informasi yang

dimiliki.

3) Parameter/indicator dalam menilai permodalan meliputi:

a) Kecukupan modal Bank

Penilaian kecukupan modal Bank perlu dilakukan secara

komprehensif, minimal mencakup:

 Tingkat, trend, dan komposisi modal Bank;

 Rasio KPMM dengan memperhitungkan Risiko Kredit, Risiko

Pasar, dan Risiko Operasional; dan

 Kecukupan modal Bank dikaitkan dengan Profil Risiko.

b) Pengelolaan Permodalan Bank

Analisis terhadap pengelolaan Permodalan Bank meliputi

manajemen Permodalan dan kemampuan akses Permodalan.

Bank dalam menilai faktor Permodalan menggunakan

parameter/indikator dengan berpedoman pada Lampiran 4.

4) Faktor Permodalan ditetapkan berdasarkan analisis yang

komprehensif dan terstruktur terhadap parameter/indikator

31
Permodalan sebagaimana dimaksud pada angka 3) dengan

memperhatikan signifikansi masing-masing parameter/indikator serta

mempertimbangkan permasalahan lain yang mempengaruhi

Permodalan Bank.

5) Penetapan faktor Permodalan dikategorikan dalam 5 (lima) peringkat

yakni Peringkat 1, Peringkat 2, Peringkat 3, Peringkat 4, dan

Peringkat 5. Urutan peringkat faktor Permodalan yang lebih kecil

mencerminkan kondisi pemodalan Bank yang lebih baik

3. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan, dalam hal ini

perusahaan perbankan, untuk menghasilkan laba. Profitabilitas biasanya

diukur menggunakan rasio perbandingan. Menurut Hery (2015:192) Rasio

profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya. Van

Horne dan Wachowicz (2012:180) mengemukakan rasio profitabilitas terdiri

atas dua jenis rasio yang menunjukan profitabilitas dalam kaitannya dengan

penjualan dan rasio yang menunjukan profitabilitas dalam kaitannya dengan

investasi. Profitabilitas dalam kaitannya dengan penjualan adalah margin

laba bruto dan margin laba neto. Profitabilitas dalam hubungannya dengan

investasi terdiri atas imbal hasil atas investasi (return on investment) atau

32
imbal hasil atas aset (return on asset) dan imbal hasil atas ekuitas (return on

equity).

Rasio profitabilitas dikenal juga sebagai rasio rentabilitas. Disamping

bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba selama periode tertentu, rasio ini juga bertujuan untuk mengukur tingkat

efektifitas manajemen dalam menjalankan operasional perusahaan.

Dalam praktiknya, ada banyak manfaat yang dapat diperoleh dari

rasio profitabilitas, baik bagi pihak perusahaan, manajemen perusahaan,

maupun para pemangku kepentingan lainnya yang terkait dengan perusahaan.

Berikut adalah tujuan dan manfaat rasio secara keseluruhan. (Hery,

2015:192):

a. Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba

selama periode tertentu

b. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun

sekarang

c. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu

d. Untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan

dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total asset

e. Untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan

dari setiap rupiah dana yang tertanam dala total ekuitas

f. Untuk mengukur marjin laba kotor atas penjualan bersih

g. Untuk mengukur marjin laba operasional atas penjualan bersih

33
h. Untuk mengukur marjin laba bersih atas penjualan bersih.

Pencapaian laba merupakan indikator yang dominan karena hasil

akhir kinerja operasi usaha selalu mengarah pada laba sebelum pajak. Karena

laba sebelum pajak merupakan nilai rupiah dan masing-masing perusahaan

berbeda dalam jumlah modal maka besar laba sebelum pajak tidak bisa

menunjukkan kinerja laba sehingga perlu dipakai indikator lain, dalam

penelitian ini digunakan return on asset (ROA).

4. Return on Assets (ROA)

Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank

dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar

ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank

tersebut dari segi penggunaan asset.

Return on Asset (ROA) dipilih sebagai indikator pengukur kinerja

keuangan perbankan karena Return on Asset (ROA) digunakan untuk

mengukur efektifitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan dengan

memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai

berikut.

Dalam rangka mengukur tingkat kesehatan bank, terdapat perbedaan

kecil antara perhitungan ROA berdasarkan teoritis dan cara perhitungan

34
berdasarkan ketentuan Bank Indonesia. Secara teroritis, laba yang

perhitungkan adalah laba setelah pajak, sedangkan dalam pengukuran oleh

Bank Indonesia laba yang diperhitungkan adalah laba sebelum pajak. Bank

Indonesia dalam mengukur tingkat ROA berdasarkan kriteria penilaian

berikut.

Tabel 2.1
Kriteria Kesehatan ROA
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat ROA > 1,5%
2 Sehat 1,25% < ROA ≤ 1,5%
3 Cukup Sehat 0,5% < ROA ≤ 1,25%
4 Kurang Sehat 0% < ROA≤ 0,5%
5 Tidak Sehat ROA ≤ 0%
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/24/DPbs 2007

5. Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) merupakan salah satu instrument analisis

rasio keuangan yang dipergunakan untuk mengukur efisiensi kinerja

perusahaan dan tingkat profitabilitas suatu perusahaan. Secara sistematis

Return on Equity (ROE) dapat dirumuskan sebagai berikut:

Semakin tinggi ROE menunjukkan kemampuan perusahaan

menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan tingkat keuntungan yang

tinggi bagi para pemegang saham atau investor. Besarnya laba yang

dihasilkan oleh perusahaan sangat berpengaruh terhadap besar kecilnya

35
Return on Equity (ROE) pada suatu perusahaan. Semakin tinggi ROE (Return

on Equity) maka semakin tinggi pula laba yang akan diperoleh oleh

perusahaan dan resiko bermasalah semakin kecil. Bank Indonesia dalam

mengukur tingkat ROE berdasarkan kriteria penilaian berikut.

Tabel 2.2
Kriteria Kesehatan ROE
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat ROE > 15%
2 Sehat 12,5% < ROE ≤ 15%
3 Cukup Sehat 5% < ROE ≤ 12,5%
4 Kurang Sehat 0% < ROE ≤ 5%
5 Tidak Sehat ROE ≤ 0%
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/24/DPbs 2007

6. Capital Adequacy Ratio (CAR)

CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva

bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan

pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank, disamping

memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana

masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Dengan kata ain, capital

adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal

yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau

menghasilkan risiko, misalkan pembiayaan yang diberikan. Rasio ini dapat

dirumuskan sebagai berikut.

36
CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk

menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank

yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko.

Berdasarkan ketentuan yang dibuat Bank Indonesia dalam rangka tata

cara penilaian tingkat kesehatan bank, berikut kriteria penilaian peringkat

kewajiban penyediaan modal minimum.

Tabel 2.3
Kriteria Kesehatan CAR
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat CAR ≥ 12%
2 Sehat 9% ≤ CAR < 12%
3 Cukup Sehat 8% ≤ CAR < 9%
4 Kurang Sehat 6% < CAR < 8%
5 Tidak Sehat CAR ≤ 6%
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/24/DPbs 2007

7. Non Performing Financing (NPF)

Non Performing Financing (NPF) yang analog dengan Non

Performing Loan (NPL) merefleksikan besarnya risiko kredit yang dihadapi

bank, semakin kecil Non Performing Loan (NPL), maka semakin kecil pula

resiko kredit yang ditanggung pihak bank.

Dengan demikian apabila suatu bank mempunyai Non Performing

Loan (NPL) yang tinggi, menunjukkan bahwa bank tersebut tidak profesional

37
dalam pengelolaan kreditnya, sekaligus memberikan indikasi bahwa tingkat

resiko atas pemberian kredit pada bank tersebut cukup tinggi searah dengan

tingginya NPL yang dihadapi bank

Tabel 2.4
Kriteria Kesehatan NPF
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat NPF < 2%
2 Sehat 2% ≤ NPF < 5%
3 Cukup Sehat 5% ≤ NPF < 8%
4 Kurang Sehat 8% ≤ NPF < 12%
5 Tidak Sehat NPF ≥ 12%
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/24/DPbs 2007

8. Financing to Deposit Ratio (FDR)

Financing to Deposit Ratio yang analog dengan Loan to Deposit Ratio

pada bank konvensional adalah perbandingan antara pembiayaan yang

diberikan oleh bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil dikerahkan oleh

bank. Rasio ini dipergunakan untuk mengukur sampai sejauh mana dana

pinjaman yang bersumber dari dana pihak ketiga. Tinggi rendahnya rasio ini

menunjukkan tingkat likuiditas bank tersebut. Sehingga semakin tinggi angka

FDR suatu bank, berarti digambarkan sebagai bank yang kurang likuid

dibanding dengan bank yang mempunyai angka rasio lebih kecil.

(Muhammad, 2005). Sebaliknya semakin rendah FDR menunjukkan

kurangnya efektifitas bank dalam menyalurkan kredit.

38
Jika rasio FDR bank berada pada standar yang ditetapkan oleh Bank

Indonesia, maka laba yang diperoleh oleh bank tersebut akan meningkat

(dengan asumsi bank tersebut mampu menyalurkan kreditnya dengan efektif).

Dengan meningkatnya laba, maka Return on Asset (ROA) juga akan

meningkat, karena laba merupakan komponen yang membentuk Return on

Asset (ROA).

Tabel 2.5
Kriteria Kesehatan FDR
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat FDR ≤ 75%
2 Sehat 75% < FDR≤ 85%
3 Cukup Sehat 85% < FDR≤ 100%
4 Kurang Sehat 100% < FDR≤ 120%
5 Tidak Sehat FDR > 120%
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP Tahun 2004

9. Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)

BOPO adalah perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan

operasional. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan

kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Mengingat kegiatan

utama bank pada prinsipnya adalah bertindak sebagai perantara, yaitu

menghimpun dan menyalurkan dana, maka biaya dan pendapatan operasional

39
bank didominasi oleh biaya operasional bank itu sendiri seperti biaya akad.

Kriteria penilaian peringkat BOPO adalah:

Tabel 2.6
Kriteria Kesehatan BOPO
Peringkat Keterangan Kriteria
1 Sangat Sehat BOPO ≤ 83%
2 Sehat 83% < BOPO ≤ 85%
3 Cukup Sehat 85% < BOPO ≤ 87%
4 Kurang Sehat 87% < BOPO ≤ 89%
5 Tidak Sehat BOPO > 89%
Sumber: Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 9/24/DPbs 2007

B. Keterkaitan Antar Variabel Independen dengan Variabel Dependen

1. Hubungan CAR dengan Profitabilitas

CAR merupakan rasio yang memperlihatkan seberapa besar jumlah

seluruh aktiva bank yang mengandung unsur risiko (kredit, penyertaan, surat

berharga, tagihan pada bank lain) yang ikut dibiayai dari modal sendiri bank,

disamping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber diluar bank

Dendawijaya (2009:121). Jika nilai CAR tinggi yaitu sesuai dengan

ketentuan BI sebesar 8% berarti bank tersebut dapat leluasa menempatkan

dananya kedalam aktivitas investasi yang menguntungkan, keadaan yang

menguntungkan tersebut akan memberikan kontribusi bank dalam

peningkatan profitabilitas

Ningsukma Hakiim dan Haqiqi Rafsanjani (2016) mengatakan CAR

tidak berpengaruh terhadap ROA disebabkan karena bank-bank yang

40
beroperasi tidak mengoptimalkan modal yang ada, hal ini terjadi karena

peraturan Bank Indonesia yang mensyaratkan CAR minimal 8%

mengakibatkan bank-bank selalu berusaha menjaga agar CAR yang

dimilikinya selalu berusaha menjaga agar CAR yang dimilikinya sesuai

ketentuan.

2. Hubungan NPF dengan Profitabilitas

Resiko pembiayaan yang diterima bank merupakan salah satu resiko

usaha bank, yang diakibatkan dari tidak dilunasinya kembali pinjaman yang

diberikan atau investasi yang sedang dilakukan oleh pihak bank

(Muhammad, 2005:359). Dendawijaya (2009:82) mengemukakan dampak

dari keberadaan Non Performing Financing (NPF) yang tidak wajar salah

satunya adalah hilangnya kesempatan memperoleh income (pendapatan) dari

kredit yang diberikan, sehingga mengurangi perolehan laba dan berpengaruh

buruk bagi profitabilitas. Jadi semakin rendah NPF maka profitabilitas

semakin meningkat karena semakin kecil resiko kredit yang ditanggung oleh

bank. Sebaliknya, semakin tinggi NPF maka profitabilitas akan semakin

rendah karena hilangnya kesempatan bank dalam memperoleh laba.

Sholihah dan Sriyana (2014) menyimpulkan bahwa NPF

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA Bank Syariah yang

mengartikan bahwa apabila NPF turun maka ROA yang akan diperolah bank

syariah akan meningkat.

41
3. Hubungan FDR dengan Profitabilitas

Financing to deposit ratio (FDR) adalah rasio antara seluruh jumlah

kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank

(Dendawijaya, 2009). Rasio ini menggambarkan kemampuan bank dalam

membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan

mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin

besar pembiayaan maka pendapatan yang diperoleh juga akan naik, karena

pendapatan naik secara otomatis laba juga akan mengalami kenaikan. Tetapi

apabila rasio FDR rendah maka berarti pendapatan yang diperoleh bank juga

rendah.

Rafelia dan Ardiyanto (2013) menunjukan bahwa FDR berpengaruh

positif dan signifikan terhadap ROE. Nilai positif yang ditunjukan FDR

memberi pengertian bahwa semakin besar FDR makan akan menunjukan

semakin efisien bank dalam menjalankan aktifitas usahanya, sehingga hal ini

akan meningkatkan ROE bank.

4. Hubungan BOPO dengan Profitabilitas

Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) merupakan

perbandingan antara biaya operasional dengan pendapatan operasional dalam

mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank melakukan kegiatan

operasionalnya. Rasio BOPO ini mengukur kemampuan pendapatan

operasional dalam menutup biaya operasional, dari nilai BOPO ini dapat

dilihat kondisi kinerja bank yang bersangkutan. Semakin kecil rasio BOPO

42
berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank yang

bersangkutan yang artinya akan meningkatkan profitabilitas suatu bank.

Sebaliknya apabila rasio BOPO semakin besar maka semakin tidak

efisiennya biaya operasional yang dikeluarkan oleh bank yang bersangkutan

yang artinya akan menurunkan profitabilitas suatu bank.

Ningsukma Hakiim dan Haqiqi Rafsanjani (2016) mengatakan

bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Nilai

negatif yang ditunjukan BOPO menunjukan bahwa semakin kecil BOPO

menunjukan semakin efisien bank daam menjalankan aktifitas usahanya.

C. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.7
Penelitian Terdahulu
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Kesimpulan
1 Ningsukma Hakiim Pengaruh Internal Variabel X : Dari hasil pengamatan
dan Capital Adequency Capital Adequacy dan
Haqiqi Rafsanjani Ratio (CAR), Ratio (CAR), analisis data yang telah
(2016) Financing To Deposit Likuiditas (FDR), dilakukan, kesimpulan
Ratio (FDR), dan Efisiensi pada penelitian ini
Biaya Operasional Operasional adalah CAR, FDR, dan
Per Pendapatan (BOPO) BOPO
Operasional (BOPO) terhadap ROA yang
dalam Peningkatan Variabel Y : merupakan indikator
Profitabilitas Industri Profitabilitas kesehatan Bank untuk
Bank Syariah di (ROA) mengukur
Indonesia profitabilitasnya
memiliki hubungan
yang tinggi. CAR
secara parsial tidak
berpengaruh signifikan
terhadap
profitabilitas. Variabel

43
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Kesimpulan
FDR secara parsial
berpengaruh negatif
dan tidak signifikan
terhadap
profitabilitas. Berbeda
lagi dengan BOPO
yang secara parsial
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap ROA

2 Farashita Aulia dan Pengaruh CAR, FDR, Variabel X: Hasil penelitian


Prasetiono NPF, dan BOPO CAR, FDR, NPF, menunjukkan bahwa
(2016) Terhadap BOPO CAR dan BOPO
Profitabilitas (Return memilikin pengaruh
on Equity) Variabel Y: negatif dan signifikan
ROE terhadap ROE. FDR
memiliki pengaruh
negatif terhadap ROE,
tapi ternyata tidak
secara signifikan
mempengaruhi ROE.
Sementara itu, NPF
memiliki pengaruh
positif dan signifikan
terhadap ROE
3 Apriani Simatupang Capital Adequacy Variabel X : Hasil penelitian
dan Denis Franzlay Ratio(CAR), Non Capital Adequacy menunjukkan variabel
(2016) Performing Financing Ratio (CAR), CAR, FDR, dan BOPO
(NPF), Efisiensi Financing to berpengaruh signifikan
Operasional (BOPO) Deposit Ratio terhadap profitabilitas
dan Financing to (FDR), Efisiensi Bank Umum Syariah,
Deposit Ratio (FDR) Operasional sedangkan variabel
Terhadap (BOPO), dan Non NPF tidak berpengaruh
Profitabilitas Bank Performing signifikan terhadap
Umum Syariah di Financing (NPF) profitabilitas Bank
Indonesia Umum Syariah. Nilai
Variabel Y : R² sebesar 0,504332
Profitabilitas menunjukkan CAR,
FDR, BOPO, dan NPF
mampu menjelaskan

44
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Kesimpulan
mempengaruhi
profitabilitas sebesar
50,43% dan sisanya
49,57% dipengaruhi
variabel lain di luar
model penelitian ini

4 Sofyan Febby Henny Pengaruh CAR, Variabel X: Hasil pengujian dari


Saputri dan Hening BOPO, NPL, dan CAR, BOPO, penelitian menunjukkan
Widi Oetomo FDR Terhadap ROE NPL, dan FDR variabel CAR
(2016) Pada Bank Devisa berpengaruh positif
Variabel Y: signifikan terhadap
ROE ROE, BOPO
berpengaruh negatif
signifikan terhadap
ROE, NPL berpengaruh
negatif signifikan
terhadap ROE, LDR
berpengaruh positif
terhadap ROE pada
Bank Devisa yang
terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Serta BOPO
memiliki pengaruh
yang dominan terhadap
ROE.
5 Lemiyana dan Erdah Pengaruh NPF, FDR, Variabel X : Variabel Non
Litriani BOPO Terhadap NPF, FDR, BOPO Performing Financing
(2016) Return On Asset (NPF) dan Financing to
(ROA) Pada Bank Variabel Y: Deposit Ratio (FDR),
Umum Syariah Return On Asset tidak ada pengaruh
(ROA) terhadap Return On
Asset (ROA).
Sedangkan variabel
Biaya Operasional
terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO)
berpengaruh negatif
terhadap Return On
Asset (ROA).

45
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Kesimpulan
6 Shinta Amalina The Determinants Of Variabel X : The findings reveal that
Hazrati Havidz dan Roa (Return On Financing to Financing to Deposit
Chandra Setiawan Assets) Of Full- Deposit Ratio, Ratio (FDR), Debt to
(2015) Fledged Debt to Total Total Assets
Islamic Banks In Assets Ratio, Ratio, Capital
Indonesia Capital Adequacy Ratio (CAR),
Adequacy Ratio, Size and Operational
Size, Operational Efficiency Ratio (OER)
Efficiency Ratio have
significant effect
Variabel Y : simultaneously towards
Return On Asset ROA. Partially, FDR,
DTAR, and CAR have
positive effect and
significant towards
ROA, while size and
OER have negative
effect and
significant towards
ROA.Size is the highest
coefficient among the
determinant variables,
while FDR is the
weakest coefficient that
effect ROA in the full-
fledged Islamic banks
in
Indonesia

7 Okky Paulin dan Determinants Of Variabel X : The result indicated


Sudarso Kaderi Islamic Bank’s NPF (Non‐ that NPF, BOPO, NIM,
Wiryono Profitability In Performing FDR, PPAP
(2015) Indonesia Financing), Compliance, NPA, EA,
For 2009 – 2013 BOPO and LIQD give
(Operational significant effect
Efficiency), NIM simultaneously to ROA
(Net Interest as profitability ratio of
Margin), FDR Islamic
(Financing to banks in Indonesia.
Deposit Ratio), Then partially, NIM
PPAP (Allowance and PPAP Compliance

46
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Kesimpulan
for Earning Asset give significant positive
Possible Losses) effect to ROA, whereas
Compliance, NPA BOPO has negatively
(Non‐ significant influence to
Performing Asset), ROA. And other ratios,
EA (Equity to which are NPF, FDR,
Total Asset), and NPA, EA, and LIQD,
LIQD (Liquid have no significant
Asset to Total effect on profitability of
Deposit) Islamic banks in
Indonesia. Based on R‐
Variabel Y : square value, the effect
Profitability of
(ROA) those independent
variables to ROA is
91.7%, so 8.3% residue
is influenced by other
variables outside this
research. Based on that
result, Islamic banks in
Indonesia should
increase the assets
quality (PPAP
Compliance),
profit sharing income
(NIM), and operational
efficiency (BOPO)

8 Khoirunissa Factors Influencing Variabel X : the results of this study,


Firdhausy Habibie The Profitability Of CAR, FDR, NPF, it was determined that,
dan Waseso Segoro PT. Bank Syariah Inflation, and BI- partially, only CAR,
(2014) Mandiri Rates FDR, NPF, and
In 2009 - 2013 Inflation
Variabel Y : significantly influenced
ROA ROA. BI Rate was not a
significant influence to
ROA. The hypothesis
test also showed that,
simultaneously, the
independent variables
significantly influenced

47
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Kesimpulan
the dependent variable
(ROA). The
independent
variable which was the
most dominant in
influencing profitability
(ROA) was the CAR by
-4,036, because this
negative
ratio indicates the
failing ability of the
bank to maintain its
capital funds to
overcome risk-weighted
assets.

9 Didin Ambris Analisis Pengaruh Variabel X : Hasil penelitian


Diknawati CAR, NPF, FDR, Dan CAR, NPF, FDR, menunjukkan bahwa
(2014) BOPO Terhadap dan BOPO CAR (X1) signifikan
Profitabilitas Bank mempengaruhi
Umum Syariah Variabel Y : profitabilitas ROA (Y)
Profitabilitas Bank Syariah karena
jumlahnya mencapai
3,235 dengan tingkat
signifikan 0,003. NPF
(X2) berpengaruh
signifikan terhadap
profitabilitas ROA (Y)
Bank Syariah
karena t hitung 2,636
dengan tingkat
signifikan 0,013. FDR
(X3) berpengaruh
signifikan terhadap
Profitabilitas ROA (Y)
Bank Syariah karena
angka t hitung adalah -
2,578 dengan tingkat
signifikansi
0,016. BOPO (X4)
berpengaruh signifikan

48
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Kesimpulan
terhadap profitabilitas
ROA (Y) Bank Syariah
karena
t hitung adalah -5.292
dengan tingkat
signifikansi 0,000.

10 Nikmatus Sholihah Profitabilitas Bank Variabel X : Hasil penelitian


dan Jaka Sriyana Syariah pada Kondisi CAR, BOPO, menunjukan bahwa
(2014) Biaya Operasional NPF, FDR, dan CAR dan FDR tidak
Tinggi NIM berpengaruh secara
signifikan terhadap
Variabel Y : ROA sedangkan Beban
ROA Operasional terhadap
Pendapatan
Operasional, NPF dan
NIM
berpengaruh secara
signifikan terhadap
ROA pada bank syariah

11 Rida Hermina dan Analisis Pengaruh Variabel X: Hasil penelitian


Edy Suprianto CAR, NPL, LDR, dan CAR, NPL, LDR, menunjukan bahwa
(2014) BOPO Terhadap BOPO variabel independen
Profitabilitas (ROE) yang mempengaruhi
pada Bank Umum Variabel Y: profitabilitas (ROE)
Syariah ROE adalah BOPO
sedangkan CAR, LDR,
NPL tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas
(ROE)

12 Thyas Rafelia dan Pengaruh CAR, FDR, Variabel X: Hasil penelitian ini
Moh Didik Ardiyanto NPF, dan BOPO CAR, FDR, NPF menunjukkan CAR,
(2013) Terhadap ROE Bank BOPO FDR, NPF, dan OEOI
Syariah Mandiri berpengaruh terhadap
Variabel Y: ROE. Ada dua variabel
ROE yang signifikan efek
positif pada ROE, FDR
dan NPF. Variabel
lainnya memiliki

49
No. Peneliti (Tahun) Judul Penelitian Variabel Kesimpulan
pengaruh negatif yang
signifikan OEOI,
sedangkan CAR negatif
namun tidak
berpengaruh signifikan
terhadap ROE.

13 Ishmah Wati Analisis Pengaruh Variabel X: Hasil penelitian


(2012) Efisiensi Operasional CAR, NPF, FDR, menunjukkan bahwa
Terhadap Kinerja BOPO CAR dan BOPO
Profitabilitas pada memiliki negatif dan
Sektor Perbankan Variabel Y: berpengaruh signifikan
Syariah ROA, ROE terhadap ROE. FDR
memiliki pengaruh
negatif terhadap ROE,
tapi ternyata tidak
secara signifikan
mempengaruhi ROE.
Sementara itu, NPF
memiliki pengaruh
positif dan signifikan
terhadap ROE

D. Kerangka Berpikir

Kerangka pemikiran adalah narasi (uraian) atau pernyataan (proposisi)

tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau

dirumuskan. Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran dalam sebuah penelitian

kuantitatif, sangat menentukan kejelasan dan validitas proses penelitian secara

keseluruhan (Muhidin, 2011). Melalui uraian dalam kerangka berpikir, peneliti

dapat menjelaskan secara komprehensif variabel-varibel apa saja yang diteliti dan

dari teori apa variabel-variabel itu diturunkan, serta mengapa variabel-variabel itu

saja yang diteliti.

50
Bank Umum Syariah

Profitabilitas

ROA (Y1) ROE (Y2)

Tingkat Kesehatan Bank Syariah Menggunakan Pendekatan RBBR

CAR (X1) NPF (X2) BOPO (X3) FDR (X4)

Uji Regresi Data Panel

ROA (Y1) ROE (Y2)


Pemilihan Model Terbaik Pemilhan Model Terbaik

Uji Asumsi Klasik

Normalitas Multikolinieritas Heteroskedastisitas Autokorelasi

Uji Hipotesis

Uji F Uji t Uji R2

Kesimpulan

Saran

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

51
E. Hipotesis

Hipotesis bisa didefinisikan sebagai hubungan yang diperkirakan secara

logis di antara dua atau lebih variabel yang diungkapkan dalam bentuk

pernyataan yang dapat diuji. Hubungan tersebut diperkirakan berdasarkan

jaringan asosiasi yang ditetakan dalam kerangka teori yang dirumuskan untuk

studi penelitian. Dengan menguji hipotesis dan menegaskan perkiraan hubungan,

diharapkan bahwa solusi dapat ditemukan untuk mengatasi masalah yang

dihadapi.

Hipotesis nol (hipotesis nihil atau null hypotheses) adalah proporsi yang

menyatakan hubungan definitif dan tepat di antara dua variabel. Yaitu, hipotesis

ini menyatakan bahwa korelasi populasi antara dua variabel adalah sama dengan

nol atau bahwa perbedaan dalam mean dua kelompok dalam populasi adalah

sama dengan nol. Secara umum, pernyataan nol diungkapkan sebagai tidak ada

hubungan (signifikan) antara dua variabel atau tidak ada perbedaan (siginfikan)

antara dua kelompok. Hipotesis alternatif, yang merupakan kebalikan dari

hipotesis nol, adalah pernyataan yang mengungkapkan hubungan antara dua

variabel atau menunjukan perbedaan antara kelompok.

Berikut adalah hipotesis pada penelitian ini:

1. H0:βi = 0 :Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing

(NPF), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan

Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh terhadap

Return On Asset (ROA)

52
Ha:βi ≠ 0 :Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing

(NPF), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan

Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap Return

On Asset (ROA)

2. H0:βi = 0 :Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing

(NPF), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan

Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh terhadap

Return on Equity (ROE)

Ha:βi ≠ 0 :Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing

(NPF), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO), dan

Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh terhadap Return

on Equity (ROE)

3. H0:βi = 0 :Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing

(NPF), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO),

Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh secara

simultan terhadap Return On Asset (ROA)

Ha:βi ≠ 0 :Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing

(NPF), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO),

Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh secara simultan

terhadap Return On Asset (ROA)

53
4. H0:βi = 0 :Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing

(NPF), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO),

Financing to Deposit Ratio (FDR) tidak berpengaruh secara

simultan terhadap Return on Equity (ROE)

Ha:βi ≠ 0 :Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing

(NPF), Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO),

Financing to Deposit Ratio (FDR) berpengaruh secara simultan

terhadap Return on Equity (ROE)

54
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini fokus pada variabel-variabel independen

yaitu non performing financing (NPF), capital adequacy ratio (CAR), financing

to deposit ratio (FDR) dan biaya operasional terhadap pendapatan operasional

(BOPO). Sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah return on

asset (ROA) dan return on equity (ROE).

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan data

sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan yang telah dipublikasikan bank di

website. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian kuantitatif

asosiatif, yaitu penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua

variabel atau lebih, Sugiyono (2013:57). Hubungan yang digunakan dalam

penelitian ini adalah hubungan kausal. Hubungan kasual adalah hubungan yang

bersifat sebab akibat, yang terdiri dari variabel independen (variabel yang

mempengaruhi) dan dependen (variabel yang dipengaruhi) menurut Sugiyono

(2013: 59). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh dari

variabel CAR, NPF, FDR, dan BOPO terhadap variabel ROA dan ROE pada

Bank Umum Syariah.

55
B. Metode Penentuan Sampel

Sampel penelitian diambil secara purposive sampling yaitu teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Noor, 2011:155). Perusahaan

perbankan yang menjadi sampel disini mampu memberikan informasi yang

dibutuhkan bagi penelitian ini. Adapun pertimbangan yang dimaksud adalah

sebagai berikut:

1. Bank umum syariah yang telah berdiri kurang lebih 5 tahun

2. Bank umum syariah yang berdiri dari konversi bank umum

konvensional

3. Bank umum syariah laporan keuangannya sudah teraudit BI

Tabel 3.1
Metode Pengambilan Sampel Penelitian
No Keterangan Jumlah
1 Bank Umum Syariah yang 13
terdaftar di BI
2 Bank Umum Syariah yang berdiri 11
kurang lebih 5 Tahun
3 Bank Umum Syariah yang bukan (3)
merupakan konversi dari Bank
Umum Konvensional
4 a. Bank Umum Syariah yang 8
berdiri kurang lebih 5
Tahun
b. Bank Umum Syariah yang
merupakan konversi dari
Bank Umum
Konvensional
c. Laporan bank umum
syariah terlah teraudit oleh
BI
5 Total Sampel Akhir 8

56
No Keterangan Jumlah
6 Data yang di observasi (8×5) 40
Sumber: Data diolah

Berdasarkan metode Purposive Sampling tersebut, tercatat ada delapan

sampel yang digunakan dalam penelitian ini. Bank Umum Syariah yang

dijadikan sampel dalam penelitian ini tercatat pada tabel berikut :

Tabel 3.2
Daftar Bank Umum Syariah Sampel Penelitian Periode 2012-2016
No Nama Bank
1 PT. Bank Syariah Mandiri
2 PT. Bank Mega Syariah Indonesia
3 PT. Bank BRISyariah
4 PT. Bank Syariah Bukopin
5 PT. Bank Panin Dubai Syariah, Tbk
6 PT. Bank Victoria Syariah
7 PT. BCA Syariah
8 PT. Maybank Syariah Indonesia
Sumber: Data diolah

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan penelitian ini, data yang dipergunakan adalah data

sekunder yang berupa rasio keuangan masing-masing perusahaan perbankan di

Indonesia.

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

diperoleh dari Laporan Keuangan Tahunan yang diterbitkan oleh Bank Umum

Syariah dalam website resmi Bank Indonesia dan website resmi masing-masing

bank.

57
D. Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

melakukan analisis kuantitatif yang dinyatakan dengan angka-angka yang dalam

perhitungannya menggunakan metode statistik yang dibantu dengan program

pengolah data statistik yang dikenal dengan Eviews. Metode-metode yang

digunakan yaitu analisis statistik deskriptif, uji regresi data panel, uji asumsi

klasik, uji signifikansi simultan (uji statitik F), koefisien determinasi R2, uji

signifikansi parameter individual (uji statistik t).

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data

yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum,

minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (Ghozali, 2016:19).

2. Analisis Regresi Data Panel

Menurut Gujarati dalam Suliyanto (2011), Regresi panel data adalah

Data yang dikumpulkan dari beberapa obyek dengan beberapa waktu. Nama

lain dari penel data adalah pool data, kombinasi data time series dan cross

section, mikropanel data, longlitudinal data, analisis even history dan

analysis cohort. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa regresi panel

data atau pool data adalah regresi yang merupakan kombinasi dari data time

series dan cross section. Panel data memiliki beberapa kelebihian dibanding

dengan alat uji lainnnya yaitu panel data memeiliki tingkat heterogenitas

58
yang lebih tunggi, panel data mampu memberikan data yang lebih informatif,

lebih bervariasi, serta memiliki tingkat kolinearitas yang rendah, mampu

mempelajari model perilaku yang lebih kompleks.

Metode estimasi model regresi dengan menggunakan data panel dapat

dilakukan melalui tiga pendekatan antara lain (Jonni J Manurung, dkk, 2010:

214):

a. Metode Common Effect atau Pooled Least Square (PLS)

Pooled Least Square Model merupakan metode estimasi model regresi

atau panel yang paling sederhana dengan asumsi intercept dan koefisien

slope yang konstan antar waktu dan cross section (common effect). Dalam

pendekatan ini tidak memperhatikan dimensi individu maupun waktu.

Diasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan sama dalam berbagai

kurun waktu.

b. Metode Fixed Effect Model (FEM)

Teknik model Fixed Effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan

menggunakan variabel dummy unuk menangkap adanya perbedaan

intersep. Model fixed effect juga disebut covariance model dan variabel

independennya disebut covariate.

c. Metode Random Effect Model (REM)

Penggunaan model random effect relatif mahal terhadap derajat bebas jika

data cross-section terbatas. Pengetahuan yang terbatas terhadap makna

59
variabel boneka (dummy) mendorong penggunaan Error Component

Model (ECM) atau Random Effects Model (REM).

Untuk memilih model mana yang paling tepat digunakan untuk

pengolahan data panel, maka terdapat beberapa pengujian yang dapat

dilakukan, antara lain:

a. Uji Chow

Uji Chow adalah teknik uji yang digunakan untuk

membandingkan apakah model yang digunakan Pooled Least Square

Model atau Fixed Effect Model. Uji ini juga untuk menguji stabilitas

parameter jika data yang digunakan adalah data uraian waktu (Prapto

Yuwono, 2005: 115). Dalam pengujian ini dilakukan dengan hipotesis

sebagai berikut:

H0 = Pooled Least Square Model (PLSM)

Ha = Fixed Effect Model (FEM)

Dasar penolakan terhadap hipotesis di atas adalah dengan

membandingkan perhitungan Fhitung dengan Ftabel atau membandingkan

nilai probabilitasnya dengan α = 5% (0.05). Perbandingan dipakai apabila

Fhitung lebih besar (>) dari Ftabel atau nilai probabilitas lebih kecil dari 0.05,

maka H0 ditolak yang berarti model yang lebih tepat digunakan adalah

Fixed Effect Model. Begitupun sebaliknya, jika Fhitung lebih kecil (<) dari

Ftabel atau nilai probabilitas lebih besar dari 0.05, maka H0 diterima dan

60
model yang lebih tepat digunakan adalah Common Effect Model

(Gujarati, N. Damodor dan Dawn C. Porter, 2009: 598).

Perhitungan Fhitung untuk Uji Chow dapat dilakukan dengan rumus:

Keterangan:

RRSS = Restricted Residual Sum Square (merupakan Sum of Square

Residual yang diperoleh dari estimasi data panel dengan model Pool

Least square/Common Effect (Common Intercept).

URSS = Unrestricted Residual Sum Square (merupakan Sum of Square

Residual yang diperoleh dari estimasi data panel dengan metode Fixed

Effect

N = Jumlah Data Cross Section

T = Jumlah Data Time Series

K = Jumlah Variabel (Bebas dan Terikat)

Sedangkan Ftabel didapat dari:

Ftabel {α: df (N-1), (NT-N-K) }

b. Uji Hausman

Hausman test adalah pengujian statistik untuk memilih apakah

model fixed effect atau random effect lebih tepat digunakan dalam regresi

data panel. Uji ini bertujuan untuk melihat apakah terdapat efek random

61
di dalam panel data (Dedi Rosadi, 2012: 274). Pengujian dilakukan

dengan hipotesis berikut:

H0: Random Effect Model

Ha: Fixed Effect Model

Jika chi-square hitung > chisquare tabel berarti H0 ditolak, artinya

model yang digunakan adalah fixed effect model. Jika chi-square hitung <

chi-square tabel berarti H1 ditolak, artinya model yang digunakan adalah

random effect model (Gujarati, N. Damodor dan Dawn C. Porter, 2009:

605).

Dasar penolakan dalam hipotesis diatas juga bisa dengan

memperhatikan nilai probabilitas (Prob) Cross-section random. Jika

nilainya lebih dari 0,05 maka H0 diterima atau dengan kata lain model

yang terpilih adalah Random Effect, tetapi jika nilai (Prob) Cross-section

random kurang dari 0,05 maka H0 ditolak maka dengan kata lain model

yang terpilih adalah Fixed Effect.

c. Uji Lagrange Multiplier (LM) Test

Uji LM Test dilakukan untuk membandingkan atau memilih

model mana yang terbaik antara Common Effect dan Random Effect.

Pengujian dilakukan dengan hipotesis berikut:

H0: Common Effect Model

Ha: Random Effect Model

62
Dasar pengambilan keputusan pada model ini dilakukan dengan

cara membandingkan LM hitung dengan nilai chi squared table dengan

derajat kebebasan (degree of freedom) sebanyak jumlah variabel

independen (bebas) dan alpha atau tingkat signifikansi sebesar 5%.

Apabila LM hitung > chi squared tabel maka model yang terpilih adalah

Random Effect, dan sebaliknya apabila nilai LM hitung < chi squared

tabel maka model yang terpilih adalah Common Effect.

Rumus untuk mennghitung LM hitung:

∑ ∑
[ ]
∑ ∑


[ ]

n = Jumlah perusahaan

T = Jumlah periode

∑ = Jumlah rata-rata kuadrat residual

∑ = Jumlah residual kuadrat

3. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.

Seperti diketahui bahwa uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual

63
mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka uji statistik

menjadi tidak valid untuk jumlah sample kecil (Ghozali, 2016:154).

Salah satu metode yang digunakan untuk mendeteksi masalah

normalitas yaitu menggunakan uji Jarque-Bera. Hipotesis nol uji ini

menyatakan bahwa residual didistribusikan secara normal. Jika nilai

statistik JB ini tidak signifikan atau nilai probabilitas dari statistik JB

lebih besar dari tingkat signifikansi α = 5% maka kita menerima hipotesis

nol bahwa residual mempunyai distribusi normal (Widarjono, 2010:113).

b. Uji Multikolinearitas

Uji mulltikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).

Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara

variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka

variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah

variabel independen yang nilai korelasi antar sesame variabel independen

sama dengan nol (Ghozali, 2016:103).

Ada beberapa metode untuk mendeteksi ada tidaknya masalah

multikolinearitas dalam suatu model regresi (Widarjono, 2010:76):

1) Korelasi Parsial Antar Variabel Independen

Multikolinearitas bisa di deteksi dengan melihat korelasi linear antara

variabel independen di dalam regresi. Sebagai aturan main yang kasar

64
(rile of thumb), jika koefisien korelasi cukup tinggi yaitu di atas 0.85

maka kita duga ada multikolinearitas dalam model. Sebaliknya jika

koefisien korelasi kurang dari 0.85 maka kita duga model tidak

mengandung unsur multikolinearitas.

2) Regresi Auxiliary

Multikolinearitas bisa terjadi karena satu atau lebih variabel

independen merupakan kombinasi linear dengan variabel-variabel

independen lain. Jika hal itu terjadi maka deteksi masalah

multikolinearitas dilakukan dengan melakukan regresi setiap variabel

independen dengan sisa variabel-variabel independen lain.

3) Metode Deteksi Klien

Selain melakukan regresi auxiliary dengan mendapatkan koefisien

determinasinya. Klien menyarankan untuk mendeteksi masalah

multikolinearitas dengan hanya membandingkan koefisien

determinasi auxiliary dengan koefisien determinasi.

4) Variance Inflation Factor dan Tolerance

Rule of thumb variance inflation factor (VIF) yaitu jika VIF melebihi

angka 10 maka bisa disimpulkan ada multikolinearitas. Jika nilai

tolerance semakin mendekati angka 0 maka diduga ada

multikolinearitas dan sebaliknnya apabila nilai tolerance mendekati

angka 1 maka diduga tidak ada multikolinearitas.

65
c. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan

jika berbeda atau disebut heterokedastisitas. model regresi yang baik

adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.

Kebanyakan data crossection mengandung situasi heterokedastisitas

karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran

(Ghozali, 2016:134).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas pada

penelitian ini menggunakan Uji White, dengan membandingkan nilai

prob. Obs*R-squared dengan nilai α = (5%). Apabila nilai prob. Obs*R-

squared > 5% maka data tidak mengandung heterokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka

dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena

observasi yang berurutan panjang waktu berkaitan satu sama lainnya.

66
Pada data crossection, masalah autokorelasi relatif jarang terjadi

karena “gangguan” pada observasi yang berbeda berasal dari individu,

kelompok yang berbeda. Model regresi yang baik adalah regresi yang

bebas dari autokorelasi (Ghozali, 2016:107).

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu

model regresi dilakukan pengujian dengan menggunakan Uji Breusch-

Godfrey Serial Lagrange Multiplier (LM) test, yaitu dengan

membandingkan nilai prob. Obs*R-squared dengan nilai α (5%). Jika

prob. Obs*R-squared lebih besar (>) dari nilai α (5%), maka tidak terjadi

autokorelasi dan jika prob. Obs* R-squared lebih kecil (<) dari nilai α

(5%), maka terjadi autokorelasi.

4. Pengujian Hipotesis

Untuk melakukan pengujian terhadap hipotesis-hipotesis yang

diajukan, perlu digunakan analisi regresi melalui uji t maupun uji f. Tujuan

digunakan analisis regresi adalah untuk mengetahui pengaruh variabel-

variabel independen terhadap variabel dependen, baik secara parsial maupun

secara simultan, serta mengetahui besarnya dominasi variabel-variabel

independen terhadap variabel dependen. Metode pengujian terhadap hipotesa

yang diajukan dilakukan dengan pengujian secara parsial dan pengujian

secara simultan.

67
a. Uji Statistik t

Uji statistik t menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel

independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

independen (Ghozali, 2006). Oleh karena itu uji t ini digunakan untuk

menguji hipotesis Ha1, Ha2, Ha3 dan Ha4. Langkah–langkah pengujian yang

dilakukan adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan hipotesis (Ha)

Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel independen terhadap variabel dependen (kinerja perbankan)

secara parsial.

2) Menentukan tingkat signifikansi (α) sebesar 0.05

3) Membandingkan thitung dengan ttabel, Jika thitung lebih besar dari ttabel

maka Ha diterima. Berarti bahwa variabel independen secara individu

berpengaruh terhadap variabel dependen. Ttabel diperoleh dengan df; α

(n-k) dimana α adalah tingkat signifikasi yang digunakan sebesar 5%,

n adalah jumlah pengamatan sebesar 40 dan k adalah jumlah variabel

independen.

4) Berdasarkan probabilitas

Ha akan diterima apabila nilai probabilitasnya kurang dari 0.05

(α)

68
Menentukan variabel independen mana yang mempunyai pengaruh paling

dominan terhadap variabel dependen. Hubungan ini dapat dilihat dari

koefisien regresinya.

b. Uji Statistik F

Uji F digunakan untuk menguji signifikansi pengaruh CAR

(Capital Adequacy Ratio), NPF (Non Performing Financing ), FDR

(Financing to Deposit Ratio), dan BOPO (Biaya Operasional terhadap

Pendapatan Operasional) terhadap Return on Asset (ROA) dan Return on

Equity (ROE) secara simultan. Langkah–langkah yang dilakukan adalah :

1) Merumuskan Hipotesis (Ha)

Ha diterima: berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan.

2) Menentukan tingkat signifikasi yaitu sebesar 0.05 (α = 0.05)

3) Membandingkan Fhitung dengan Ftabel

Nilai Fhitung dapat dicari dengan rumus :

Dimana:

R2 = Koefisien Determinasi

k = Banyaknya koefisien regresi

N = Banyaknya Observasi

69
a. Bila Fhitung < Ftabel, variabel independen secara bersama-sama

tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

b. Bila Fhitung > Ftabel, variabel independen secara bersama-sama

berpengaruh terhadap variabel dependen.

4) Berdasarkan Probabilitas

Dengan menggunakan nilai probabilitas, Ha akan diterima

jika probabilitas kurang dari 0.05.

c. Koefisien Determinasi (Uji R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa

jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.

Koefisien determinasi dapat dicari dengan rumus :

Koefisien determinasi (R2) dinyatakan dalam persentase yang nilainya

berkisar antara 0 < R2 < 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan

variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel

dependen amat terbatas (Ghozali, 2006). Nilai yang mendekati 1 (satu)

berarti variabel–variabel independen memberikan hampir semua

informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

E. Operasional Variabel
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua

jenis variabel yaitu:

70
1. Variabel dependen (Variabel Y) yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh

variabel independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah aspek

profitabilitas yang diukur dengan ROA dan ROE.

2. Variabel independen (variabel X) yaitu variabel yang menjadi sebab

terjadinya atau terpengaruhinya variabel dependen. Variabel independen

dalam penelitian ini adalah: NPF, CAR, FDR, dan BOPO.

Definisi operasional dari masing-masing variabel akan dijelaskan sebagai

berikut:

Tabel 3.3
Operasional Variabel

No Variabel Defisini Petunjuk Variabel Jenis Data Referensi


1 ROA kemampuan manajemen Rasio PBI
bank dalam (2012)
menghasilkan laba dari
pengelolaan aset yang
dimiliki
2 ROE kemampuan bank dalam Rasio Kasmir
mengelola modal yang (2003:280)
ada untuk mendapatkan
laba bersih
3 CAR rasio kinerja bank untuk Rasio Ningsukma
mengukur kecukupan Hakiim
modal yang dimiliki (2016)
bank untuk menunjang
aktiva yang mengandung
atau menghasilkan risiko
4 NPF perbandingan antara Rasio Nikmatus
total pembiayaan Sholihah
bermasalah dengan total (2014)
pembiayaan yang
diberikan kepada debitur
5 FDR perbandingan antara Rasio Nikmatus
pembiayaan yang Sholihah
diberikan oleh bank (2014)

71
No Variabel Defisini Petunjuk Variabel Jenis Data Referensi
dengan dana pihak
ketiga yang berhasil
dikerahkan oleh bank
6 BOPO perbandingan antara Rasio Ningsukma
total biaya operasi Hakiim
dengan total pendapatan (2016)
operasi dalam mengukur
tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan
operasinya

72
BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. PT Bank Syariah Mandiri

a. Sejarah singkat PT Bank Syariah Mandiri

Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan

hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998.

Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang

disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik

nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang sangat hebat

terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak terkecuali dunia

usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan nasional yang

didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami krisis luar biasa.

Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan merestrukturisasi dan

merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang

dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang

Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB

berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger

dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.

73
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan

(merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank

Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri

(Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan tersebut

juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk.

sebagai pemilik mayoritas baru BSB.

Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri

melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan

Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan

perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon

atas diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank

umum untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).

Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa

pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk

melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional

menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan

Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga

kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank yang

beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank Syariah

Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto, SH, No. 23

tanggal 8 September 1999. Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank

umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK

74
Gubernur BI No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya,

melalui Surat Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No.

1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank

Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut, PT

Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin tanggal

25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.

PT Bank Syariah Mandiri hadir, tampil dan tumbuh sebagai bank

yang mampu memadukan idealisme usaha dengan nilai-nilai rohani, yang

melandasi kegiatan operasionalnya. Harmoni antara idealisme usaha dan

nilai-nilai rohani inilah yang menjadi salah satu keunggulan Bank Syariah

Mandiri dalam kiprahnya di perbankan Indonesia. BSM hadir untuk

bersama membangun Indonesia menuju Indonesia yang lebih baik.

b. Visi dan Misi PT Bank Mandiri Syariah

1) Visi

“Bank Syariah Terdepan dan Modern”

a) Untuk Nasabah

BSM merupakan bank pilihan yang memberikan manfaat,

menenteramkan dan memakmurkan.

b) Untuk Pegawai

BSM merupakan bank yang menyediakan kesempatan untuk

beramanah sekaligus berkarir profesional.

c) Untuk Investor

75
Institusi keuangan syariah Indonesia yang terpercaya yang terus

memberikan value berkesinambungan.

2) Misi

a) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan di atas rata-rata

industri yang berkesinambungan.

b) Meningkatkan kualitas produk dan layanan berbasis teknologi

yang melampaui harapan nasabah.

c) Mengutamakan penghimpunan dana murah dan penyaluran

pembiayaan pada segmen ritel.

d) Mengembangkan bisnis atas dasar nilai-nilai syariah universal.

e) Mengembangkan manajemen talenta dan lingkungan kerja yang

sehat.

f) Meningkatkan kepedulian terhadap masyarakat dan lingkung

2. PT Bank Mega Syariah

a. Sejarah Singkat PT Bank Mega Syariah

Berawal dari PT Bank Umum Tugu (Bank Tugu). Bank umum

yang didirikan pada 14 Juli 1990 melalui Keputusan Menteri Keuangan

RI No.1046/KMK/013/1990 tersebut, diakuisisi CT Corpora (d/h Para

Group) melalui Mega Corpora (d/h PT Para Global Investindo) dan PT

Para Rekan Investama pada 2001. Sejak awal, para pemegang saham

memang ingin mengonversi bank umum konvensional itu menjadi bank

76
umum syariah. Keinginan tersebut terlaksana ketika Bank Indonesia

mengizinkan Bank Tugu dikonversi menjadi bank syariah melalui

Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia No.6/10/KEP.DpG/2004

menjadi PT Bank Syariah Mega Indonesia (BSMI) pada 27 Juli 2004,

sesuai dengan Keputusan Deputi Gubernur Bank Indonesia

No.6/11/KEP.DpG/2004. Pengonversian tersebut dicatat dalam sejarah

perbankan Indonesia sebagai upaya pertama pengonversian bank umum

konvensional menjadi bank umum syariah.

Pada 25 Agustus 2004, BSMI resmi beroperasi. Hampir tiga

tahun kemudian, pada 7 November 2007, pemegang saham memutuskan

perubahan bentuk logo BSMI ke bentuk logo bank umum konvensional

yang menjadi sister company-nya, yakni PT Bank Mega, Tbk., tetapi

berbeda warna. Sejak 2 November 2010 sampai dengan sekarang, melalui

Keputusan Gubernur Bank Indonesia No.12/75/KEP.GBI/DpG/2010, PT.

Bank Syariah Mega Indonesia berganti nama menjadi PT Bank Mega

Syariah.

Untuk mewujudkan visi "Tumbuh dan Sejahtera Bersama

Bangsa", CT Corpora sebagai pemegang saham mayoritas memiliki

komitmen dan tanggung jawab penuh untuk menjadikan Bank Mega

Syariah sebagai bank umum syariah terbaik di industri perbankan syariah

nasional. Komitmen tersebut dibuktikan dengan terus memperkuat modal

bank. Dengan demikian, Bank Mega Syariah akan mampu memberikan

77
pelayanan terbaik dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dan

kompetitif di industri perbankan nasional. Misalnya, pada 2010, sejalan

dengan perkembangan bisnis, melalui rapat umum pemegang saham

(RUPS), pemegang saham meningkatkan modal dasar dari Rp400 miliar

menjadi Rp1,2 triliun dan modal disetor bertambah dari Rp150,060 miliar

menjadi Rp318,864 miliar. Saat ini, modal disetor telah mencapai

Rp787,204 miliar.

Di sisi lain, pemegang saham bersama seluruh jajaran

manajemen Bank Mega Syariah senantiasa bekerja keras, memegang

teguh prinsip kehati-hatian, serta menjunjung tinggi asas keterbukaan dan

profesionalisme dalam melakukan kegiatan usahanya. Beragam produk

juga terus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta

didukung infrastrukur layanan perbankan yang semakin lengkap dan luas,

termasuk dukungan sejumlah kantor cabang di seluruh Indonesia.

Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sekaligus

mengukuhkan semboyan "Untuk Kita Semua", pada 2008, Bank Mega

Syariah mulai memasuki pasar perbankan mikro dan gadai. Strategi

tersebut ditempuh karena ingin berperan lebih besar dalam peningkatan

perekonomian umat yang mayoritas memang berbisnis di sektor usaha

mikro dan kecil.

Sejak 16 Oktober 2008, Bank Mega Syariah telah menjadi bank

devisa. Dengan status tersebut, bank ini dapat melakukan transaksi devisa

78
dan terlibat dalam perdagangan internasional. Artinya, status itu juga

telah memperluas jangkauan bisnis bank ini, sehingga tidak hanya

menjangkau ranah domestik, tetapi juga ranah internasional. Strategi

peluasan pasar dan status bank devisa itu akhirnya semakin memantapkan

posisi Bank Mega Syariah sebagai salah satu bank umum syariah terbaik

di Indonesia.

Selain itu, pada 8 April 2009, Bank Mega Syariah memperoleh

izin dari Departemen Agama Republik Indonesia (Depag RI) sebagai

bank penerima setoran biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPS BPIH).

Dengan demikian, bank ini menjadi bank umum kedelapan sebagai BPS

BPIH yang tersambung secara online dengan Sistem Komputerisasi Haji

Terpadu (Siskohat) Depag RI. Izin itu tentu menjadi landasan baru bagi

Bank Mega Syariah untuk semakin melengkapi kebutuhan perbankan

syariah umat Indonesia.

b. Visi dan Misi PT Bank Mega Syariah

1) Visi

“Tumbuh dan Sejahtera Bersama Bangsa”

2) Misi

a) Bertekad mengembangkan perekonomian syariah melalui sinergi

dengan semua pemangku kepentingan

b) Menebarkan nilai-nilai kebaikan yang islami dan manfaat

bersama sebagai wujud komitmen dalam berkarya dan beramal

79
c) Senantiasa meningkatkan kecakapan diri dan berinovasi

mengembangkan produk serta layanan terbaik yang sesuai

dengan kebutuhan masyarakat.

3. PT Bank BRISyariah

a. Sejarah PT Bank BRISyariah

Berawal dari akuisisi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.,

terhadap Bank Jasa Arta pada 19 Desember 2007 dan setelah

mendapatkan izin dari Bank Indonesia pada 16 Oktober 2008 melalui

suratnya o.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17 November

2008 PT. Bank BRISyariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT. Bank

BRISyariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara

konvensional, kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan berdasarkan

prinsip syariah Islam.

Dua tahun lebih PT. Bank BRISyariah hadir mempersembahkan

sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai

kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih

bermakna. Melayani nasabah dengan pelayanan prima (service

excellence) dan menawarkan beragam produk yang sesuai harapan

nasabah dengan prinsip syariah.

Kehadiran PT. Bank BRISyariah di tengah-tengah industri

perbankan nasional dipertegas oleh makna pendar cahaya yang mengikuti

80
logo perusahaan. Logo ini menggambarkan keinginan dan tuntutan

masyarakat terhadap sebuah bank modern sekelas PT. Bank BRISyariah

yang mampu melayani masyarakat dalam kehidupan modern. Kombinasi

warna yang digunakan merupakan turunan dari warna biru dan putih

sebagai benang merah dengan brand PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero), Tbk.,

Aktivitas PT. Bank BRISyariah semakin kokoh setelah pada 19

Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT.

Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., untuk melebur ke dalam PT.

Bank BRISyariah (proses spin off-) yang berlaku efektif pada tanggal 1

Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir

selaku Direktur Utama PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dan

Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT. Bank BRISyariah.

Saat ini PT. Bank BRISyariah menjadi bank syariah ketiga

terbesar berdasarkan aset. PT. Bank BRISyariah tumbuh dengan pesat

baik dari sisi aset, jumlah pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga.

Dengan berfokus pada segmen menengah bawah, PT. Bank BRISyariah

menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai

ragam produk dan layanan perbankan.

Sesuai dengan visinya, saat ini PT. Bank BRISyariah merintis

sinergi dengan PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk., dengan

memanfaatkan jaringan kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero), Tbk.,

81
sebagai Kantor Layanan Syariah dalam mengembangkan bisnis yang

berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat dan kegiatan

konsumer berdasarkan prinsip Syariah.

b. Visi dan Misi PT Bank BRISyariah

1) Visi

“Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan -

finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah

untuk kehidupan lebih bermakna.”

2) Misi

a) Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam

kebutuhan fi¬nansial nasabah.

b) Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika

sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.

c) Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan

pun dan dimana pun.

d) Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas

hidup dan menghadirkan ketenteraman pikiran.

4. PT Bank Syariah Bukopin

a. Sejarah Singkat PT Bank Syariah Bukopin

PT Bank Syariah Bukopin (selanjutnya disebut Perseroan)

sebagai bank yang beroperasi dengan prinsip syariah yang bermula

82
masuknya konsorsium PT Bank Bukopin, Tbk diakuisisinya PT Bank

Persyarikatan Indonesia (sebuah bank konvensional) oleh PT Bank

Bukopin, Tbk., proses akuisisi tersebut berlangsung secara bertahap sejak

2005 hingga 2008, dimana PT Bank Persyarikatan Indonesia yang

sebelumnya bernama PT Bank Swansarindo Internasional didirikan di

Samarinda, Kalimantan Timur berdasarkan Akta Nomor 102 tanggal 29

Juli 1990 merupakan bank umum yang memperolah Surat Keputusan

Menteri Keuangan nomor 1.659/ KMK.013/1990 tanggal 31 Desember

1990 tentang Pemberian Izin Peleburan Usaha 2 (dua) Bank Pasar dan

Peningkatan Status Menjadi Bank Umum dengan nama PT Bank

Swansarindo Internasional yang memperoleh kegiatan operasi

berdasarkan surat Bank Indonesia (BI) nomor 24/1/UPBD/PBD2/Smr

tanggal 1 Mei 1991 tentang Pemberian Izin Usaha Bank Umum dan

Pemindahan Kantor Bank.

Pada tahun 2001 sampai akhir 2002 proses akuisisi oleh

Organisasi Muhammadiyah dan sekaligus perubahan nama PT Bank

Swansarindo Internasional menjadi PT Bank Persyarikatan Indonesia

yang memperoleh persetujuan dari (BI) nomor 5/4/KEP. DGS/2003

tanggal 24 Januari 2003 yang dituangkan ke dalam akta nomor 109

Tanggal 31 Januari 2003. Dalam perkembangannya kemudian PT Bank

Persyarikatan Indonesia melalui tambahan modal dan asistensi oleh PT

Bank Bukopin, Tbk., maka pada tahun 2008 setelah memperolah izin

83
kegiatan usaha bank umum yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah

melalui Surat Keputusan Gubernur Bank Indonesia nomor

10/69/KEP.GBI/DpG/2008 tanggal 27 Oktober 2008 tentang Pemberian

Izin Perubahan Kegiatan Usaha Bank Konvensional Menjadi Bank

Syariah, dan Perubahan Nama PT Bank Persyarikatan Indonesia Menjadi

PT Bank Syariah Bukopin dimana secara resmi mulai efektif beroperasi

tanggal 9 Desember 2008, kegiatan operasional Perseroan secara resmi

dibuka oleh Bapak M. Jusuf Kalla, Wakil Presiden Republik Indonesia

periode 2004 -2009. Sampai dengan akhir Desember 2014 Perseroan

memiliki jaringan kantor yaitu 1 (satu) Kantor Pusat dan Operasional, 11

(sebelas) Kantor Cabang, 7 (tujuh) Kantor Cabang Pembantu, 4 (empat)

Kantor Kas, 1 (satu) unit mobil kas keliling, dan 76 (tujuh puluh enam)

Kantor Layanan Syariah, serta 27 (dua puluh tujuh) mesin ATM BSB

dengan jaringan Prima dan ATM Bank Bukopin.

b. Visi dan Misi PT Bank Syariah Bukopin

1) Visi

“Menjadi Bank Syariah Pilihan dengan Pelayanan Terbaik”

2) Misi

a) Memberikan pelayanan terbaik pada nasabah

b) Membentuk sumber daya insani yang profesional dan amanah

c) Memfokuskan pengembangan usaha pada sektor UMKM (Usaha

Mikro Kecil & Menengah)

84
d) Meningkatkan nilai tambah kepada stakeholder

5. PT Panin Dubai Syariah

a. Sejarah Singkat PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk

Panin Dubai Syariah Bank didirikan berdasarkan Akta Perseroan

Terbatas No. 12 tanggal 8 Januari 1972, yang dibuat oleh Moeslim

Dalidd, Notaris di Malang dengan nama PT Bank Pasar Bersaudara Djaja.

Panin Dubai Syariah Bank telah beberapa kali melakukan perubahan

nama, berturut-turut menjadi PT Bank Bersaudara Djaja, berdasarkan

Akta Berita Acara Rapat No. 25 tanggal 8 Januari 1990, yang dibuat oleh

Indrawati Setiabudhi, S.H., Notaris di Malang. Kemudian menjadi PT

Bank Harfa berdasarkan Akta Berita Acara No. 27 tanggal 27 Maret 1997

yang dibuat oleh Alfian Yahya, S.H., Notaris di Surabaya. Kemudian

menjadi PT Bank Panin Syariah sehubungan bank perubahan kegiatan

usaha dari semula menjalankan kegiatan usaha perbankan konvensional

menjadi kegiatan usaha perbankan syariah dengan prinsip bagi hasil

berdasarkan syariat Islam, berdasarkan Akta Berita Acara RUPS Luar

Biasa No. 1 tanggal 3 Agustus 2009, yang dibuat oleh Drs. Bambang

Tedjo Anggono Budi, S,H., M.Kn., pengganti dari Sutjipto, S.H., Notaris

di Jakarta.

Selanjutnya, nama Panin Dubai Syariah Bank diubah kembali

menjadi PT Bank Panin Syariah Tbk, sehubungan dengan perubahan

85
status Panin Dubai Syariah Bank dari semula perseroan tertutup menjadi

perseroan terbuka, berdasarkan Akta Berita Acara RUPS Luar Biasa No.

71 tanggal 19 Juni 2013 yang dibuat oleh Fathiah Helmi, S.H., Notaris di

Jakarta. Pada 2016, nama Panin Dubai Syariah Bank berubah menjadi PT

Bank Panin Dubai Syariah Tbk sehubungan dengan masuknya Dubai

Islamic Bank PJSC sebagai salah satu Pemegang Saham Pengendali bank,

berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan RUPS Luar Biasa No. 54 tanggal

19 April 2016, yang dibuat oleh Fathiah Helmi, Notaris di Jakarta, yang

berlaku efektif sejak 11 Mei 2016 sesuai Surat Keputusan Menteri Hukum

dan Hak Asasi Manusia RI No.AHU-0008935.AH.01.02.TAHUN 2016

tanggal 11 Mei 2016. Penetapan penggunaan izin usaha dengan nama

baru PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk telah diterima dari Otoritas Jasa

Keuangan (“OJK”), sesuai salinan Keputusan Dewan Komisioner OJK

No. Kep- 29/D.03/2016 tanggal 26 Juli 2016. Sejak mengawali

keberadaan di industri perbankan syariah di Indonesia, Panin Dubai

Syariah Bank secara konsisten menunjukkan kinerja dan pertumbuhan

usaha yang baik. Panin Dubai Syariah Bank berhasil mengembangkan

aset dengan pesat berkat kepercayaan nasabah yang menggunakan

berbagai produk pembiayaan dan menyimpan dananya.

Dukungan penuh dari perusahaan induk PT Bank Panin Tbk

(“PaninBank”) sebagai salah satu bank swasta terbesar di antara 10

(sepuluh) bank swasta terbesar lainnya di Indonesia, serta Dubai Islamic

86
Bank PJSC yang merupakan salah satu bank Islam terbesar di dunia, telah

membantu tumbuh kembang Panin Dubai Syariah Bank. Panin Dubai

Syariah Bank terus berkomitmen untuk membangun kepercayaan nasabah

dan masyarakat melalui pelayanan dan penawaran produk yang sesuai

dengan prinsip-prinsip syariah serta memenuhi kebutuhan nasabah.

b. Visi dan Misi PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk

1) Visi

“Menjadi Bank Retail yang amanah, bertanggung jawab dan

membawa berkah bagi masyarakat”

2) Misi

a) Mewujudkan layanan keuangan syariah secara profesional,

amanah dan bertanggung jawab.

b) Memberikan produk dan layanan dengan standar terbaik sesuai

kebutuhan nasabah.

c) Menjalin hubungan muamalah yang saling menguntungkan dan

professional dengan seluruh stakeholder.

d) Menumbuhkan dan menjaga pertumbuhan usaha perbankan

syariah yang sehat.

87
6. PT Victoria Syariah
a. Sejarah Singkat PT Bank Victoria Syariah

PT. Bank Victoria Syariah didirikan untuk pertaman kalinya

dengan nama PT Bank Swaguna berdasarkan Akta Nomor 9 tanggal 15

April 1966. Akta tersebut kemudian diubah dengan Akta Perubahan

Angggaran Dasar Nomor 4 tanggal 5 September 1967 yang telah

memperoleh pengesahan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

(d/h Menteri Kehakiman) berdasarkan Surat Keputusan Nomor: JA.5/79/5

tanggal 7 November 1967 dan telah didaftarkan pada Daftar Perusahaan

di Kantor Panitera Pengadilan Negeri I di Cirebon masing-masing di

bawah Nomor 1/1968 dan Nomor 2/1968 pada tanggal 10 Januari 1968,

serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia Nomor

42 tanggal 24 Mei 1968. Tambahan Nomor 62.

Selanjutnya, PT Bank Swaguna diubah namanya menjadi PT

Bank Victoria Syariah sesuai dengan Akta Pernyataan Keputusan

Pemegang Saham Nomor 5 tanggal 6 Agustus 2009 yang dibuat

dihadapan Erni Rohainin SH, MBA, Notaris Daerah Khusus Ibukota

Jakarta yang berkedudukan di Jakarta Selatan. Perubahan tersebut telah

mendapat persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

berdasarkan Surat Keputusan Nomor : AHU-02731.AH.01.02 tahun 2010

tanggal 19 Januari 2010, Serta telah diumumkan dalam Berita Negara

88
Republik Indonesia Nomor 83 tanggal 15 Oktober 2010. Tambahan

Nomor 31425.

Terakhir, Anggaran Dasar PT Bank Victoria Syariah diubah

degan Akta Nomor 45 tanggal 30 Maret 2010 yang dibuat dihadapan

Sugih Haryati, SH, MKn sebagai pengganti dari Notaris Erni Rohaini,

SH, MBA, Notaris Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang berkedudukan di

Jakarta Selatan. Perubahan Anggaran Dasar tersebut ditujukan untuk

merubah pasal 10 ayat 3. Perubahan tersebut telah diterima dan di catat

dalam database Sisminbakum Departemen Hukum dan Hak Asasi

Manusia berdasarkan Surat Nomor: AHU-AH.01.10-16130 tanggal 29

Juni 2010.

Perubahan kegiatan usaha Bank Victoria Syariah dari Bank

Umum Konvensional menjadi Bank Umum Syariah telah mendapatkan

izin dari Bank Indonesia berdasarkan Keutusan Gubernur Bank Indonesia

Nomor: 12/8/KEP.GBI/DpG/2010 tertanggal 10 Februari 2010. Bank

Victoria Syariah mulai beroperasi dengan prinsip syariah sejak tanggal 1

April 2010. Adapun kepemilikan saham Bank Victoria pada Bank

Victoria Syariah adalah sebesar 99.99%

Dukungan penuh dari perusahaan induk PT Bank Victoria

International Tbk telah membantu tumbuh kembang Bank Victoria

Syariah yang selalu terus berkomitmen untuk membangun kepercayaan

89
nasabah dan masyarakat melalui pelayanan dan penawaran produk yang

sesuai dengan prinsip-prinsip syariah serta memenuhi kebutuhan nasabah.

b. Visi dan Misi PT Bank Victoria Syariah

1) Visi

“Menjadi Bank Syariah Nasional yang tumbuh dan berkembang

secara sehat dan amanah”

2) Misi

a) Customer

Bank Victoria Syariah senantiasa berupaya memenuhi dan

memberi layanan yang terbaik kepada para nasabah, kebutuhan

nasabah dan berkomitmen untuk membina hubungan yang baik

dengan nasabah.

b) People

Bank Victoria Syariah berkomitmen, mengembangkan SUmber

Daya Insani yang profesional, berprinsip, dan berdedikasi untuk

memberikan layanan yang terbaik serta memenuhi kebutuhan

Nasabah.

c) Operation

Menjalankan operasional perbankan syariah dengan menerapkan

prinsip kehati-hatian secara efisien dan berkesinambungan.

d) Risk Management

90
Melakukan pengelolaan resiko dan keuangan secara prudent

serta konsisten dan senantiasa menerapkan prinsip-prinsip Good

Corporate Governance.

7. PT BCA Syariah

a. Sejarah Singkat PT Bank BCA Syariah

Perkembangan perbankan syariah yang tumbuh cukup pesat

dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan minat masyarakat mengenai

ekonomi syariah semakin bertambah. Untuk memenuhi kebutuhan

nasabah akan layanan syariah, maka berdasarkan akta Akuisisi No. 72

tanggal 12 Juni 2009 yang dibuat dihadapan Notaris Dr. Irawan Soerodjo,

S.H., Msi, .PT.Bank Central Asia, Tbk (BCA) mengakuisisi PT Bank

Utama Internasional Bank (Bank UIB) yang nantinya menjadi PT. Bank

BCA Syariah.

Selanjutnya berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan di Luar

Rapat Perseroan Terbatas PT Bank UIB No. 49 yang dibuat dihadapan

Notaris Pudji Rezeki Irawati, S.H., tanggal 16 Desember 2009, tentang

perubahan kegiatan usaha dan perubahan nama dari PT Bank UIB

menjadi PT Bank BCA Syariah. Akta perubahan tersebut telah disahkan

oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusannya

No. AHU-01929. AH.01.02 tanggal 14 Januari 2010. Pada tanggal yang

sama telah dilakukan penjualan 1 lembar saham ke BCA Finance,

91
sehingga kepemilikan saham sebesar 99,9997% dimiliki oleh PT Bank

Central Asia Tbk, dan 0,0003% dimiliki oleh PT BCA Finance.

Perubahan kegiatan usaha Bank dari bank konvensional menjadi

bank umum syariah dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui

Keputusan Gubernur BI No. 12/13/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 2 Maret

2010. Dengan memperoleh izin tersebut, pada tanggal 5 April 2010, BCA

Syariah resmi beroperasi sebagai bank umum syariah

b. Visi dan Misi PT Bank BCA Syariah

1) Visi

“Menjadi Bank Syariah Andalan dan Pilihan Masyarakat”

2) Misi

a) Mengembangkan SDM dan infrastruktur yang handal sebagai

penyedia jasa keuangan syariah dalam rangka memahami

kebutuhan dan memberikan layanan yang lebih baik bagi

nasabah.

b) Membangun institusi keuangan syariah yang unggul di bidang

penyelesaian pembayaran, penghimpunan dana dan pembiayaan

bagi nasabah bisnis dan perseorangan.

92
8. PT Maybank Syariah

a. Sejarah Singkat PT Bank Maybank Syariah

Sejarah PT Bank Maybank Syariah Indonesia (“Maybank

Syariah” atau “Bank”) bermula dengan didirikannya PT Maybank Nusa

International pada tanggal 16 September 1994 sebagai bank joint venture

antara Malayan Banking (Maybank) Berhad dengan Bank Nusa Nasional.

Pada 14 November 2000, PT Maybank Nusa International berganti nama

menjadi PT Bank Maybank Indocorp dengan kepemilikan saham Bank

Nusa Nasional diambil alih oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia

qq PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero). PT Bank Maybank Indocorp

menawarkan beragam jasa perbankan konvensional, termasuk

pembiayaan skala besar untuk nasabah korporasi serta komersial. Pada 23

September 2010, PT Bank Maybank Indocorp berubah menjadi bank

syariah komersial, dan berganti nama menjadi PT Bank Maybank Syariah

Indonesia (Maybank Syariah) berdasarkan Surat Keputusan Gubernur

Bank Indonesia No. 12/60/KEP.GBI/DpG/2010 tanggal 23 September

2010 tentang Pemberian izin Perubahan Kegiatan Usaha dari Bank Umum

Konvensional menjadi Bank Umum Syariah PT Bank Maybank Syariah

Indonesia. Setelah mendapat persetujuan Bank Indonesia, Maybank

Syariah memulai kegiatan usaha sebagai bank syariah pada tanggal 1

Oktober 2010. Sejak memulai kegiatan usaha sebagai bank syariah,

Maybank Syariah telah mengembangkan berbagai layanan dan solusi

93
inovatif untuk memenuhi kebutuhan para nasabah sekaligus meraih

peluang di pasar keuangan regional yang terus berkembang. Maybank

Syariah bertekad untuk menjadi perusahaan terkemuka dan terpilih di

khasanah keuangan syariah di Indonesia dan regional. Fokus strategi

bisnis Maybank Syariah meliputi corporate banking serta jasa konsultasi

keuangan. Dalam pembiayaan, Maybank Syariah memprioritaskan

pembiayaan bilateral, sindikasi dan club deal untuk perusahaan lokal dan

multinasional, khususnya dari Indonesia dan Malaysia. Di sektor treasuri,

Maybank Syariah menitikberatkan pada kegiatan pasar uang dan

perdagangan valuta asing, mulai dari layanan transaksi di front office

hingga penyelesaian transaksi (backroom settlement) dan layanan

pendukungnya

Berdasarkan akta Notaris Aliya S. Azhar S.H., M.H., M.Kn., No.

27 tanggal 19 Desember 2011, Rapat Pemegang Saham Bank

memutuskan untuk menjual 30.000 lembar saham Bank yang dimiliki

oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia qq PT Perusahaan Pengelola

Aset (Persero) kepada Malayan Banking Berhad dan Maybank telah

melakukan penjualan 9.451 saham Bank kepada PT Prosperindo. Pada 31

Desember 2016, pemegang saham Bank terdiri dari Malayan Banking

Berhad (99%) dan PT Prosperindo (1%). Maybank Syariah terus

melakukan penguatan sistem IT guna mendukung kegiatan operasional

serta pengembangan produk dan layanan baru. Saat ini, Bank tengah

94
melakukan berbagai persiapan menuju proses streamlining dalam rangka

memperkuat sinergi dengan grup perusahaan.

b. Visi dan Misi PT Bank Maybank Syariah

1) Visi

“Menjadi lembaga keuangan syariah yang terpervaya di Indonesia”

2) Misi

a) Membangun hubungan berkesinambungan melalui penciptaan

nilai bagi seluruh pemangku kepentingan

b) Menjadi bank yang kuat dalam mendukung transaksi lintas

Negara di Asia Tenggara

c) Menjadi partner keuangan strategis bagi pengembangan industri

di Indonesia

B. Analisis Hasil dan Pembahasan

1. Statistik Deskriptif

Sebelum melakukan pengujian pengaruh variabel bebas terhadap

variabel terikat, terlebih dahulu akan ditinjau mengenai deskripsi variabel

penelitian dengan analisis statistik deskriptif. Statistik deskriptif memberikan

gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean),

standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan

skewness.

95
Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel ROA

ROA

Mean -0.069750
Median 0.680000
Maximum 3.130000
Minimum -22.44000
Std. Dev. 4.215239
Skewness -4.255070
Kurtosis 21.97778

Variabel dependen ROA memiliki nilai minimum sebesar -22.44

diperoleh dari Maybank Syariah pada tahun 2015, hal ini berarti bank

belum maksimal dalam menghasilkan laba sehingga mengalami kerugian

karena nilai ROA negatif. Sedangkan untuk nilai maksimumnya adalah

sebesar 3,13 diperoleh dari Maybank Syariah pada tahun 2012, hal ini

berarti bank sangat maksimal dalam menghasilkan laba sehingga

mendapatkan keuntungan. Nilai rata-rata dari ROA adalah sebesar -0,069.

Hal ini menunjukkan rasio ROA belum sesuai dengan ketentuan OJK

yaitu 0,5% s/d 1,25 dengan kriteria “cukup sehat”. Dengan nilai rata-rata -

0,069 maka dengan ketentuan OJK mendapatkan kriteria “tidak sehat”.

Tabel 4.2
Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel ROE

ROE

Mean 3.061500
Median 4.255000
Maximum 29.79000
Minimum -39.01000
Std. Dev. 11.30157
Skewness -1.502078
Kurtosis 7.819144

96
Variabel dependen ROE memiliki nilai minimum sebesar -39.01

diperoleh dari Maybank Syariah pada tahun 2015, hal ini berarti bank

belum maksimal dalam menghasilkan laba yang akan dibagikan kepada

para pemegang saham, sehingga mengalami kerugian karena nilai ROE

negatif. Sedangkan untuk nilai maksimumnya adalah sebesar 29,79

diperoleh dari Bank Mega Syariah pada tahun 2012, hal ini berarti bank

sangat maksimal dalam menghasilkan laba sehingga mendapatkan

keuntungan dan mensejahterakan para pemegang saham. Nilai rata-rata

dari ROE adalah sebesar 3,0615. Hal ini menunjukkan rasio ROE

menunjukan kriteria “kurang sehat” dengan ketentuan OJK yaitu 0% s/d

5%.

Tabel 4.3
Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel CAR

CAR

Mean 23.41125
Median 18.57000
Maximum 63.89000
Minimum 11.10000
Std. Dev. 13.64432
Skewness 1.628907
Kurtosis 4.794991

Variabel independen CAR memiliki nilai minimum sebesar 11,1

diperoleh dari Bank Syariah Bukopin pada tahun 2013, hal ini berarti

modal bank sudah baik untuk menunjang aktiva yang mengandung atau

97
menghasilkan resiko. Sedangkan untuk nilai maksimumnya adalah sebesar

63.89 diperoleh dari Maybank Syariah pada tahun 2012, hal ini berarti

modal bank sudah optimal dalam menunjang aktiva yang mengandung

atau menghasilkan resiko. Nilai rata-rata dari CAR adalah sebesar 23,41.

Hal ini menunjukkan rasio CAR sudah sesuai dengan ketentuan OJK yaitu

di atas 8% bahkan diatas kriteria “sangat sehat” sebesar 12%.

Tabel 4.4
Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel NPF

NPF

Mean 4.400250
Median 3.230000
Maximum 30.99000
Minimum 0.120000
Std. Dev. 6.169758
Skewness 3.310271
Kurtosis 13.61822

Variabel independen NPF memiliki nilai minimum sebesar 0,12

diperoleh dari BCA Syariah pada tahun 2013, hal ini berarti bank dapat

meminimalisir pembiayaan bermasalah yang terjadi. Sedangkan untuk

nilai maksimumnya adalah sebesar 30,99 diperoleh dari Maybank Syariah

pada tahun 2016, hal ini berarti pembiayaan bermasalah yang terjadi

sangat tinggi. Nilai rata-rata dari NPF adalah sebesar 4,399. Hal ini

menunjukkan rasio NPF sudah sesuai dengan ketentuan OJK yaitu 2% s/d

5% dengan kriteria “sehat”.

98
Tabel 4.5
Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel FDR

FDR

Mean 100.3055
Median 93.01000
Maximum 192.9300
Minimum 73.77000
Std. Dev. 25.10883
Skewness 2.204067
Kurtosis 7.313366

Variabel independen FDR memiliki nilai minimum 73.77

diperoleh dari Bank Victoria Syariah pada tahun 2012, hal ini

menunjukan tingkat likuiditas bank yang baik karena bank akan mampu

memenuhi kewajibannya kepada dana pihak ketiga. Sedangkan untuk

nilai maksimumnya sebesar 192,93 diperoleh dari Bank Maybank Syariah

pada tahun 2012, hal ini menunjukan tingkat likuiditas bank yang tidak

sehat. Nilai rata-rata FDR sebesar 100,30. Hal ini menunjukkan rasio

FDR mendapat kriteria “kurang sehat” dengan ketentuan OJK yaitu 100%

s/d 120%, jauh di atas ketentuan OJK 75% s/d 85% dengan kriteria

“sehat”.

Tabel 4.6
Hasil Uji Statistik Deskriptif Variabel BOPO

BOPO

Mean 94.48325
Median 91.85500
Maximum 192.6000
Minimum 50.76000
Std. Dev. 25.53904

99
Skewness 1.850878
Kurtosis 7.877778

Variabel independen BOPO memiliki nilai minimum sebesar

50,76 diperoleh dari Bank Panin Syariah pada tahun 2012, hal ini berarti

bank telah efisien dalam menekan beban operasional dan meningkatkan

pendapatan operasionalnya. Sedangkan untuk nilai maksimumnya adalah

sebesar 192,6 diperoleh dari Bank Maybank Syariah pada tahun 2015, hal

ini berarti bank belum efisien dalam menekan beban operasional dan

meningkatkan pendapatan operasionalnya. Nilai rata-rata dari BOPO

adalah sebesar 94,48. Hal ini menunjukkan rasio BOPO tidak sesuai

ketentuan OJK karena di atas 89% dengan kriteria “tidak sehat”.

2. Uji Pemilihan Model Regresi Data Panel

a. Hasil Uji Chow

1) Variabel dependen ROA

Untuk mengetahui model panel yang akan digunakan,

maka akan dilakukan perbandingan antara Fhitung dan Ftabel.

Tabel 4.7
Hasil Uji Chow ROA
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 1.685208 (7,28) 0.1534


Cross-section Chi-square 14.062934 7 0.0501

100
Cross-section fixed effects test equation:
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 11/12/17 Time: 12:46
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

CAR 0.004339 0.034470 0.125884 0.9005


NPF -0.204249 0.098994 -2.063235 0.0466
FDR -0.035642 0.019598 -1.818687 0.0775
BOPO -0.097618 0.022421 -4.353865 0.0001
C 13.52567 2.608460 5.185310 0.0000

R-squared 0.843905 Mean dependent var -0.069750


Adjusted R-squared 0.826066 S.D. dependent var 4.215239
S.E. of regression 1.757983 Akaike info criterion 4.082680
Sum squared resid 108.1677 Schwarz criterion 4.293790
Log likelihood -76.65360 Hannan-Quinn criter. 4.159011
F-statistic 47.30568 Durbin-Watson stat 2.028554
Prob(F-statistic) 0.000000

Untuk menghitung kita lihat hasil Common Effect dan Fixed

Effect dibawah ini:

Tabel 4.8
Hasil Regresi Data Panel dengan Common Effect Model (ROA)
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 11/12/17 Time: 12:48
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

CAR 0.004339 0.034470 0.125884 0.9005


NPF -0.204249 0.098994 -2.063235 0.0466
FDR -0.035642 0.019598 -1.818687 0.0775
BOPO -0.097618 0.022421 -4.353865 0.0001
C 13.52567 2.608460 5.185310 0.0000

101
R-squared 0.843905 Mean dependent var -0.069750
Adjusted R-squared 0.826066 S.D. dependent var 4.215239
S.E. of regression 1.757983 Akaike info criterion 4.082680
Sum squared resid 108.1677 Schwarz criterion 4.293790
Log likelihood -76.65360 Hannan-Quinn criter. 4.159011
F-statistic 47.30568 Durbin-Watson stat 2.028554
Prob(F-statistic) 0.000000

Tabel 4.9
Hasil Regresi Data Panel dengan Fixed Effect Model (ROA)
Dependent Variable: ROA
Method: Panel Least Squares
Date: 11/12/17 Time: 12:49
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

CAR 0.056491 0.071770 0.787115 0.4378


NPF -0.252360 0.112682 -2.239564 0.0332
FDR -0.053511 0.028444 -1.881274 0.0704
BOPO -0.096734 0.027248 -3.550138 0.0014
C 14.22523 4.439158 3.204488 0.0034

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.890175 Mean dependent var -0.069750


Adjusted R-squared 0.847029 S.D. dependent var 4.215239
S.E. of regression 1.648643 Akaike info criterion 4.081107
Sum squared resid 76.10463 Schwarz criterion 4.587771
Log likelihood -69.62213 Hannan-Quinn criter. 4.264300
F-statistic 20.63187 Durbin-Watson stat 2.314241
Prob(F-statistic) 0.000000

( )

102
Diperoleh Fhitung untuk uji Chow adalah 1,625 dengan Ftabel

2,373208 yang berarti nilai Fhitung lebih kecil dari nilai Ftabel, maka

Common Effect Model lebih tepat digunakan daripada Fixed Effect

Model.

Karena dari hasil uji chow menunjukan bahwa Common Effect

Model lebih tepat digunakan daripada Fixed Effect Model maka tidak

diperlukan lagi pengujian Hausman Test

2) Variabel dependen ROE

Tabel 4.10
Hasil Uji Chow ROE
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 3.090265 (7,28) 0.0152


Cross-section Chi-square 22.897134 7 0.0018

Cross-section fixed effects test equation:


Dependent Variable: ROE
Method: Panel Least Squares
Date: 11/12/17 Time: 12:58
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

CAR -0.258362 0.095214 -2.713482 0.0103


NPF 0.014289 0.273447 0.052256 0.9586
FDR -0.027873 0.054134 -0.514896 0.6099
BOPO -0.377629 0.061932 -6.097456 0.0000
C 47.52257 7.205212 6.595582 0.0000

R-squared 0.834316 Mean dependent var 3.061500


Adjusted R-squared 0.815381 S.D. dependent var 11.30157

103
S.E. of regression 4.855985 Akaike info criterion 6.114769
Sum squared resid 825.3205 Schwarz criterion 6.325879
Log likelihood -117.2954 Hannan-Quinn criter. 6.191100
F-statistic 44.06140 Durbin-Watson stat 1.088560
Prob(F-statistic) 0.000000

Hasil uji Chow untuk variabel ROE juga dapat dilakukan

dengan membandingkan perbandingan Fhitung dengan Ftabel. Untuk

menghitung kita lihat hasil Common Effect Model dan Fixed Effect

Model dibawah ini:

Tabel 4.11
Hasil Regresi Data Panel dengan Common Effect (ROE)
Dependent Variable: ROE
Method: Panel Least Squares
Date: 11/12/17 Time: 12:56
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

CAR -0.258362 0.095214 -2.713482 0.0103


NPF 0.014289 0.273447 0.052256 0.9586
FDR -0.027873 0.054134 -0.514896 0.6099
BOPO -0.377629 0.061932 -6.097456 0.0000
C 47.52257 7.205212 6.595582 0.0000

R-squared 0.834316 Mean dependent var 3.061500


Adjusted R-squared 0.815381 S.D. dependent var 11.30157
S.E. of regression 4.855985 Akaike info criterion 6.114769
Sum squared resid 825.3205 Schwarz criterion 6.325879
Log likelihood -117.2954 Hannan-Quinn criter. 6.191100
F-statistic 44.06140 Durbin-Watson stat 1.088560
Prob(F-statistic) 0.000000

Tabel 4.12
Hasil Regresi Data Panel dengan Fixed Effect
Dependent Variable: ROE

104
Method: Panel Least Squares
Date: 11/12/17 Time: 12:57
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

CAR -0.339929 0.177520 -1.914878 0.0658


NPF -0.239850 0.278715 -0.860555 0.3968
FDR -0.105868 0.070355 -1.504776 0.1436
BOPO -0.350906 0.067397 -5.206581 0.0000
C 55.84866 10.98007 5.086366 0.0000

Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.906529 Mean dependent var 3.061500


Adjusted R-squared 0.869808 S.D. dependent var 11.30157
S.E. of regression 4.077848 Akaike info criterion 5.892341
Sum squared resid 465.6077 Schwarz criterion 6.399005
Log likelihood -105.8468 Hannan-Quinn criter. 6.075535
F-statistic 24.68704 Durbin-Watson stat 1.716735
Prob(F-statistic) 0.000000

( )

Diperoleh Fhitung untuk uji Chow adalah 2,97989 dengan Ftabel

2,373208 yang berarti nilai Fhitung lebih besar dari nilai Ftabel, maka

Fixed Effect Model lebih tepat digunakan daripada Common Effect

Model.

105
b. Uji Hausman
Karena hasil dari uji chow dependent varieble ROA menunjukan

bahwa Common Effect Model lebih baik digunakan dibandingkan dengan

Fixed Effect Model maka penulis hanya melakukan uji hausman pada

dependent variable ROE.

Tabel 4.13
Hasil Uji Hausman ROE
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 1.895362 4 0.7550

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

CAR -0.340117 -0.236698 0.017013 0.4278


NPF -0.239562 -0.148873 0.008216 0.3171
FDR -0.105883 -0.055512 0.001675 0.2185
BOPO -0.350986 -0.348844 0.000721 0.9364

Cross-section random effects test equation:


Dependent Variable: ROE
Method: Panel Least Squares
Date: 11/13/17 Time: 23:36
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 55.86121 10.98167 5.086770 0.0000


CAR -0.340117 0.177542 -1.915703 0.0657
NPF -0.239562 0.278704 -0.859558 0.3973
FDR -0.105883 0.070353 -1.505025 0.1435
BOPO -0.350986 0.067399 -5.207612 0.0000

106
Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.906531 Mean dependent var 3.061500


Adjusted R-squared 0.869811 S.D. dependent var 11.30157
S.E. of regression 4.077803 Akaike info criterion 5.892319
Sum squared resid 465.5973 Schwarz criterion 6.398983
Log likelihood -105.8464 Hannan-Quinn criter. 6.075512
F-statistic 24.68765 Durbin-Watson stat 1.717046
Prob(F-statistic) 0.000000

Dari hasil olahan di atas dapat dilihat pada tabel probabilitas uji

hausman yang mana nilainya adalah Prob. Cross-section random 0.755

(>0.05), dan dapat dilihat juga pada chi-square hitung yang mana nilainya

adalah 1.895362, sedangkan nilai chi-square tabel adalah 9.487729

didapat pada tingkat signifikansi (α) sebesar 5% dan degree of freedom

(df) sebesar jumlah variabel independen, yang artinya chi-square hitung <

chi-square tabel maka dapat bahwa Random Effect Model lebih baik

digunakan daripada Fixed Effect Model (H0 diterima dan Ha ditolak),

sehingga Uji LM akan dilakukan untuk menguji mana yang lebih baik

antara Common Effect Model dengan Random Effect Model.

c. Uji Lagrange Multiplier (LM) Test

Karena hasil dari uji hauman dependent varieble ROE

menunjukan bahwa Random Effect Model lebih baik digunakan

dibandingkan dengan Fixed Effect Model maka penulis akan melakukan

uji LM pada dependent variable ROE.

107
[ ]

Diperoleh LM hitung adalah 2.63658, sedangkan chi-square tabel

sebesar 9.487729 didapat pada tingkat signifikansi (α) sebesar 5% dan

degree of freedom (df) sebesar jumlah variabel independen yang artinya

nilai LM hitung lebih kecil dari nilai chi-square tabel, maka Common

Effect Model lebih tepat digunakan daripada Random Effect Model.

3. Hasil Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu

atau residual memiliki distribusi normal atau tidak, salah satu metode

yang digunakan untuk mendeteksi masalah normalitas yaitu

menggunakan uji Jarque-Bera. Hipotesis nol uji ini menyatakan bahwa

residual didistribusikan secara normal. Jika nilai statistik JB ini tidak

signifikan atau nilai probabilitas dari statistik JB lebih besar dari tingkat

signifikansi α = 5% maka kita menerima hipotesis nol bahwa residual

mempunyai distribusi normal (Widarjono, 2010:113). Adapun uji

normalitas untuk penelitian ini dapat dilihat pada gambar 4.1 untuk

variabel dependen ROA dan gambar 4.2 untuk variabel dependen ROE.

108
16
Series: Standardized Residuals
14 Sample 2012 2016
Observations 40
12
Mean -2.14e-15
10
Median 0.051742
Maximum 3.167045
8
Minimum -6.021413
6 Std. Dev. 1.665450
Skewness -1.196923
4 Kurtosis 6.357156

2 Jarque-Bera 28.33499
Probability 0.000001
0
-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

Gambar 4.1 Uji Normalitas ROA

Pada gambar 4.1 terlihat bahwa uji normalitas dengan nilai

probabilitas = 0.0000 < 0.05, sehingga hipotesis nol ditolak yang berarti

data residual berdistribusi tidak normal


20
Series: Standardized Residuals
Sample 2012 2016
16 Observations 40

Mean -6.00e-15
12 Median -0.866357
Maximum 17.34487
Minimum -11.03865
8 Std. Dev. 4.600099
Skewness 1.171519
Kurtosis 7.358637
4
Jarque-Bera 40.81258
Probability 0.000000
0
-10 -5 0 5 10 15

Gambar 4.2 Uji Normalitas ROE


Pada gambar 4.2 terlihat bahwa uji normalitas dengan nilai

probabilitas = 0.0000 < 0.05, sehingga hipotesis nol ditolak yang berarti

data residual berdistribusi tidak normal

109
b. Uji Multikolinearitas

Salah satu metode untuk mendeteksi ada tidaknya

multikolinearitas yaitu dengan melihat korelasi liniear antara variabel

independen di dalam regresi. Jika koefisien 0,85 maka kita duga ada

multikolinearitas dalam model. Sebailknya jika koefisien korelasi kurang

dari 0,85 (Widarjono, 2010:77) maka kita duga model tidak mengandung

unsur multikolinearitas.

Tabel 4.14
Uji Multikolinearitas
CAR NPF FDR BOPO

CAR 1.000000 0.244434 0.789758 -0.042733


NPF 0.244434 1.000000 0.222744 0.829217
FDR 0.789758 0.386987 1.000000 0.092169
BOPO -0.042733 0.829217 0.092169 1.000000

Pada tabel 4.14 terlihat bahwa hasil perhitungan nilai korelasi

menunjukan semua variabel berasa dibawah 0,85 yang berarti tidak terjadi

multikolinearitas antar variabel independen.

c. Uji Heterokedastisitas

Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dalam penelitian

salah satunya adalah menggunakan prosedur statistik dengan uji white.

Uji white menggunakan residual kuadrat sebagai variabel independen, dan

variabel independennya terdiri atas variabel independen yang sudah ada

ditambah dengan kuadrat variabel independen (Winarno, 2015).

110
Tabel 4.15
Uji Heterokedastisitas ROA
Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 143.8331 Prob. F(14,25) 0.0000


Obs*R-squared 39.50948 Prob. Chi-Square(14) 0.0003
Scaled explained SS 81.02496 Prob. Chi-Square(14) 0.0000

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 21:40
Sample: 1 40
Included observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -89.97382 28.97833 -3.104865 0.0047


CAR 1.364062 0.470437 2.899566 0.0077
CAR^2 -0.006794 0.002381 -2.853796 0.0086
CAR*NPF -0.011154 0.012095 -0.922211 0.3652
CAR*FDR -0.000453 0.002852 -0.158757 0.8751
CAR*BOPO -0.010522 0.003899 -2.698458 0.0123
NPF -7.241670 1.899374 -3.812661 0.0008
NPF^2 -0.061332 0.031929 -1.920863 0.0662
NPF*FDR 0.078220 0.017613 4.441060 0.0002
NPF*BOPO 0.009709 0.012507 0.776282 0.4449
FDR 1.455723 0.402065 3.620614 0.0013
FDR^2 -0.003956 0.001262 -3.133879 0.0044
FDR*BOPO -0.010325 0.003078 -3.354279 0.0025
BOPO 0.482545 0.352484 1.368982 0.1832
BOPO^2 0.003284 0.000863 3.802771 0.0008

R-squared 0.987737 Mean dependent var 2.704378


Adjusted R-squared 0.980870 S.D. dependent var 6.339145
S.E. of regression 0.876779 Akaike info criterion 2.854874
Sum squared resid 19.21855 Schwarz criterion 3.488203
Log likelihood -42.09747 Hannan-Quinn criter. 3.083866
F-statistic 143.8331 Durbin-Watson stat 1.525675
Prob(F-statistic) 0.000000

Pada tabel 4.15 terlihat bahwa nilai Obs*R-quared pada hasil di

atas adalah 39.50948 dan nilai probabilitasnya adalah 0.0003 (lebih kecil

111
dari α = 5%) maka dapat disimpulkan data tersebut bersifat

heterokedastisitas.

Tabel 4.16
Uji Heterokedastisitas ROE
Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.906233 Prob. F(14,25) 0.5636


Obs*R-squared 13.46584 Prob. Chi-Square(14) 0.4902
Scaled explained SS 32.77793 Prob. Chi-Square(14) 0.0031

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 21:37
Sample: 1 40
Included observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2248.333 1771.486 1.269179 0.2161


CAR -18.11393 28.75846 -0.629864 0.5345
CAR^2 0.003191 0.145545 0.021922 0.9827
CAR*NPF -0.713223 0.739360 -0.964648 0.3440
CAR*FDR 0.050254 0.174334 0.288260 0.7755
CAR*BOPO 0.151364 0.238360 0.635023 0.5312
NPF 150.2520 116.1114 1.294033 0.2075
NPF^2 2.817567 1.951877 1.443517 0.1613
NPF*FDR -0.697779 1.076707 -0.648068 0.5228
NPF*BOPO -0.944140 0.764547 -1.234902 0.2283
FDR -14.39502 24.57882 -0.585668 0.5633
FDR^2 0.021336 0.077161 0.276508 0.7844
FDR*BOPO 0.131058 0.188164 0.696507 0.4925
BOPO -32.81843 21.54786 -1.523048 0.1403
BOPO^2 0.096888 0.052784 1.835552 0.0783

R-squared 0.336646 Mean dependent var 20.63199


Adjusted R-squared -0.034832 S.D. dependent var 52.68897
S.E. of regression 53.59875 Akaike info criterion 11.08093
Sum squared resid 71820.66 Schwarz criterion 11.71425
Log likelihood -206.6185 Hannan-Quinn criter. 11.30992
F-statistic 0.906233 Durbin-Watson stat 1.443781
Prob(F-statistic) 0.563604

112
Pada tabel 4.16 terlihat bahwa nilai Obs*R-quared pada hasil di

atas adalah 13.46584 dan nilai probabilitasnya adalah 0.4902 (lebih besar

dari α = 5%), maka dapat disimpulkan data tersebut tidak bersifat

heterokedastisitas.

d. Uji Autokorelasi

Untuk mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi dalam suatu

model regresi dilakukan pengujian dengan menggunakan Uji Breusch-

Godfrey Serial Lagrange Multiplier (LM) test, yaitu dengan

membandingkan nilai prob. Obs*R-squared dengan nilai α (5%). Jika

prob. Obs*R-squared lebih besar (>) dari nilai α (5%), maka tidak terjadi

autokorelasi dan jika prob. Obs* R-squared lebih kecil (<) dari nilai α

(5%), maka terjadi autokorelasi.

Tabel 4.17
Uji Autokorelasi ROA
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.531952 Prob. F(2,33) 0.5924


Obs*R-squared 1.249305 Prob. Chi-Square(2) 0.5354

Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 21:43
Sample: 1 40
Included observations: 40
Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

CAR -0.005791 0.036863 -0.157087 0.8761


NPF -0.027674 0.107200 -0.258158 0.7979

113
FDR 0.003852 0.021488 0.179275 0.8588
BOPO 0.001663 0.023526 0.070697 0.9441
C -0.313046 2.819219 -0.111040 0.9123
RESID(-1) -0.096491 0.199450 -0.483785 0.6317
RESID(-2) 0.229613 0.235242 0.976073 0.3361

R-squared 0.031233 Mean dependent var -4.77E-16


Adjusted R-squared -0.144907 S.D. dependent var 1.665449
S.E. of regression 1.782036 Akaike info criterion 4.151018
Sum squared resid 104.7965 Schwarz criterion 4.446572
Log likelihood -76.02036 Hannan-Quinn criter. 4.257881
F-statistic 0.177317 Durbin-Watson stat 1.848811
Prob(F-statistic) 0.981132

Pada tabel 4.17 terlihat bahwa nilai Obs*R-squared pada hasil di

atas adalah 1.249305 dan nilai probabilitasnya adalah 0.5354 (lebih besar

dari α = 5%) maka dapat disimpulkan data tersebut tidak terjadi

autokorelasi.

Tabel 4.18
Uji Autokorelasi ROE
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 1.376758 Prob. F(2,33) 0.2665


Obs*R-squared 3.080555 Prob. Chi-Square(2) 0.2143

Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 21:45
Sample: 1 40
Included observations: 40
Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

CAR 0.034023 0.097843 0.347736 0.7302


NPF -0.096758 0.277619 -0.348530 0.7297
FDR -0.012377 0.055213 -0.224174 0.8240
BOPO 0.022819 0.063590 0.358850 0.7220
C -1.263322 7.342785 -0.172049 0.8644
RESID(-1) 0.289273 0.181648 1.592493 0.1208
RESID(-2) 0.009589 0.183066 0.052380 0.9585

114
R-squared 0.077014 Mean dependent var -2.50E-15
Adjusted R-squared -0.090802 S.D. dependent var 4.600110
S.E. of regression 4.804422 Akaike info criterion 6.134579
Sum squared resid 761.7215 Schwarz criterion 6.430133
Log likelihood -115.6916 Hannan-Quinn criter. 6.241442
F-statistic 0.458919 Durbin-Watson stat 1.895597
Prob(F-statistic) 0.833400

Pada tabel 4.18 terlihat bahwa nilai Obs*R-quared pada hasil di

atas adalah 3.080555 dan nilai probabilitasnya adalah 0.2143 (lebih besar

dari α = 5%) maka dapat disimpulkan data tersebut tidak terjadi

autokorelasi.

4. Uji Signifikasi

Berdasarkan uji yang dilakukan yaitu uji chow pada dua variabel

dependen ROA dan ROE, model estimasi data panel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah Common Effect Model untuk variabel dependen ROA dan

ROE.

Tabel 4.19
Uji Signifikansi Common Effect Model ROA

Dependent Variable: ROA


Method: Panel Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 23:11
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

CAR 0.004321 0.034470 0.125360 0.9010


NPF -0.204185 0.098996 -2.062552 0.0466

115
FDR -0.035640 0.019598 -1.818524 0.0776
BOPO -0.097631 0.022421 -4.354411 0.0001
C 13.52694 2.608494 5.185726 0.0000

R-squared 0.843894 Mean dependent var -0.069750


Adjusted R-squared 0.826054 S.D. dependent var 4.215239
S.E. of regression 1.758045 Akaike info criterion 4.082750
Sum squared resid 108.1753 Schwarz criterion 4.293860
Log likelihood -76.65501 Hannan-Quinn criter. 4.159081
F-statistic 47.30173 Durbin-Watson stat 2.028683
Prob(F-statistic) 0.000000

Tabel 4.20
Uji Signifikansi Common Effect Model ROE

Dependent Variable: ROE


Method: Panel Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 23:12
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

CAR -0.258385 0.095208 -2.713909 0.0102


NPF 0.014229 0.273436 0.052038 0.9588
FDR -0.027863 0.054131 -0.514722 0.6100
BOPO -0.377620 0.061929 -6.097606 0.0000
C 47.52156 7.204857 6.595766 0.0000

R-squared 0.834325 Mean dependent var 3.061500


Adjusted R-squared 0.815391 S.D. dependent var 11.30157
S.E. of regression 4.855852 Akaike info criterion 6.114715
Sum squared resid 825.2756 Schwarz criterion 6.325825
Log likelihood -117.2943 Hannan-Quinn criter. 6.191046
F-statistic 44.06428 Durbin-Watson stat 1.088455
Prob(F-statistic) 0.000000

Model tersebut dapat dijelaskan melalui persamaan sebagai berikut:

ROA = 13.5269432975 - 0.204186191439*NPF - 0.0976311460477*BOPO

ROE = 47.5214598702 - 0.258384978581*CAR - 0.377620026685*BOPO

116
Dimana:

ROA : Return on Asset

ROE : Return on Equity

CAR : Capital Adequacy Ratio

NPF : Non Performing Financing

BOPO : Biaya Operasional Pendapatan Operasional

a. Uji Pengaruh Parsial (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk menguji apakah variabel

independen (Capital Adequecy Ratio. Non Performing Financing,

Financing to Deposit Ratio, dan Biaya Operasional Pendapatan

Operasional) berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen ROA

(Return on Asset) dan ROE (Return on Equity), yaitu dengan

membandingkan masing-masing nilai probabilitas dengan tingkat

signifikansi α = 5%. Nilai thitung digunakan untuk menguji apakah variabel

tersebut signifikasi terhadap variabel variabel tergantung atau tidak. Suatu

variabel akan memiliki pengaruh yang berarti jika nilai thitung > ttabel

(Suliyanto, 2011:62). Nilai ttabel = 5% ; df = (40-4) adalah sebesar

2.028094.

Berdasarkan hasil dari tabel 4.19 menunjukkan bahwa CAR

tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Dapat dilihat dari t statistik

sebesar 0.125360 yang artinya nilai thitung (0.125360) < nilai ttabel

117
(2.028094). Dilihat juga dari tingkat probabilitas sebesar 0.9010,

menunjukkan bahwa nilai probabablitas CAR > dari nilai α = 5%, maka

H0 diterima dan Ha ditolak. CAR memiliki nilai koefisien sebesar

0.004321.

Berdasarkan hasil dari tabel 4.19 menunjukkan bahwa NPF

berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA. Dapat dilihat dari t statistik

sebesar -2.062552 yang artinya nilai thitung (2.062552) > nilai ttabel

(2.028094). Dilihat juga dari tingkat probabilitas sebesar 0.0466,

menunjukkan bahwa nilai probabablitas NPF < dari nilai α = 5%, maka

H0 ditolak dan Ha diterima. NPF memiliki nilai koefisien sebesar -

0.204185. Hal ini menunjukkan jika NPF mengalami penurunan 1 satuan,

maka akan menurunkan ROA sebesar -0.204185satuan, dengan catatan

variabel lain dianggap konstan.

Berdasarkan hasil dari tabel 4.19 menunjukkan bahwa FDR tidak

berpengaruh terhadap ROA. Dapat dilihat dari t statistik sebesar –

1.818524 yang artinya nilai thitung (1.818524) < nilai ttabel (2.028094).

Dilihat juga dari tingkat probabilitas sebesar 0.0776, menunjukkan bahwa

nilai probabilitas FDR > dari nilai α = 5%, maka H0 diterima dan Ha

ditolak. FDR memiliki nilai koefisien sebesar -0.035640.

Berdasarkan hasil dari tabel 4.19 menunjukkan bahwa BOPO

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Dapat dilihat dari t

statistik sebesar –4.354411 yang artinya nilai thitung (4.354411) > nilai ttabel

118
(2.028094). Dilihat juga dari tingkat probabilitas sebesar 0.0001,

menunjukkan bahwa nilai probabablitas BOPO < dari nilai α = 5%, maka

H0 ditolak dan Ha diterima. BOPO memiliki nilai koefisien sebesar -

0.097631. Hal ini menunjukkan jika BOPO mengalami penurunan 1

satuan, maka akan menurunkan ROA sebesar -0.097631satuan, dengan

catatan variabel lain dianggap konstan.

Dari keempat variabel independen di atas, terdapat dua variabel

yang tidak berpengaruh terhadap ROA yaitu CAR dan FDR. Terdapat dua

variabel yang berpengaruh negatif terhadap ROA yaitu NPF dan BOPO.

Dapat dilihat bahwa variabel yang paling dominan mempengaruhi ROA,

yaitu NPF karena mempunyai nilai koefisien paling tinggi sebesar -

0.204185.

Berdasarkan hasil dari tabel 4.20 menunjukkan bahwa CAR

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROE. Dapat dilihat dari t

statistik sebesar -2.713909 yang artinya nilai thitung (2.713909) > nilai ttabel

(2.028094). Dilihat juga dari tingkat probabilitas sebesar 0.0102,

menunjukkan bahwa nilai probabilitas CAR < dari nilai α = 5%, maka H0

ditolak dan Ha diterima. CAR memiliki nilai koefisien sebesar -0.258385.

Hal ini menunjukkan jika CAR mengalami penurunan 1 satuan, maka

akan menurunkan ROE sebesar -0.258385 satuan, dengan catatan variabel

lain dianggap konstan.

119
Berdasarkan hasil dari tabel 4.20 menunjukkan bahwa NPF tidak

berpengaruh terhadap ROE. Dapat dilihat dari t statistik sebesar

0.0523038 yang artinya nilai thitung (0.0523038) < nilai ttabel (2.028094).

Dilihat juga dari tingkat probabilitas sebesar 0.9588, menunjukkan bahwa

nilai probabablitas NPF > dari nilai α = 5%, maka H0 ditolak dan Ha

diterima. NPF memiliki nilai koefisien sebesar 0.014229.

Berdasarkan hasil dari tabel 4.20 menunjukkan bahwa FDR tidak

berpengaruh terhadap ROE. Dapat dilihat dari t statistik sebesar -

0.514722 yang artinya nilai thitung (0.514722) < nilai ttabel (2.028094).

Dilihat juga dari tingkat probabilitas sebesar 0.6100, menunjukkan bahwa

nilai probabilitas FDR > dari nilai α = 5%, maka H0 diterima dan Ha

ditolak. FDR memiliki nilai koefisien sebesar -0.027863.

Berdasarkan hasil dari tabel 4.20 menunjukkan bahwa BOPO

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROE. Dapat dilihat dari t

statistik sebesar -6.097606 yang artinya nilai thitung (6.097606) > nilai ttabel

(2.028094). Dilihat juga dari tingkat probabilitas sebesar 0.0000,

menunjukkan bahwa nilai probabablitas BOPO < dari nilai α = 5%, maka

H0 ditolak dan Ha diterima. BOPO memiliki nilai koefisien sebesar -

0.377620. Hal ini menunjukkan jika BOPO mengalami penurunan 1

satuan, maka akan menurunkan ROE sebesar -0.377620 satuan, dengan

catatan variabel lain dianggap konstan.

120
Dari keempat variabel independen di atas, terdapat dua variabel

yang tidak berpengaruh terhadap ROE yaitu NPF dan FDR. Terdapat dua

variabel yang berpengaruh negatif terhadap ROE yaitu CAR dan BOPO.

b. Uji Pengaruh Simultan (Uji F)

Dalam menyimpulkan apakah model masuk dalam kategori

cocok (fit) atau tidak, kita harus membandingkan nilai Fhitung dengan nilai

Ftabel dengan derajat bebas : df α, (K-1), (N-K). Ftabel = 5% ; df = (4), (40)

adalah 2.605975

Untuk melihat hasil Uji F untuk variabel dependen ROA dapat

dilihat dari tabel 4.19 bahwa nilai Fhitung atau F-statistic adalah 47.30173.

Dengan Ftabel senilai 2.6059 yang berarti nilai Fhitung > Ftabel (47.30173>

2.6059) atau Maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hasil menunjukkan bahwa

variabel independen (CAR, NPF, FDR dan BOPO) secara bersama-sama

(simultan) berpengaruh positif terhadap variabel dependen (ROA).

Untuk melihat hasil Uji F untuk variabel dependen ROE dapat

dilihat dari tabel 4.20 bahwa nilai Fhitung atau F-statistic adalah 44.06428.

Dengan Ftabel senilai 2.6059 yang berarti nilai Fhitung > Ftabel (44.06428 >

2.6059) atau nilai probabilitas F-statistic lebih kecil dari tingkat

signifikansi α = 5% (0.00000 < 0.05). Maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Hasil menunjukkan bahwa variabel independen (CAR, NPF, FDR dan

121
BOPO) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif terhadap

variabel dependen (ROE).

c. Koefisien Determinasi (Uji R2)

Untuk melihat hasil uji R2 untuk variabel dependen ROA dapat

dilihat dari tabel 4.19 yang menunjukkan nilai R Square pada model

regresi adalah 0.843894 yang menunjukkan kemampuan variabel

independen (CAR, NPF, FDR dan BOPO) dalam menjelaskan variabel

dependen adalah sebesar 84.3894%, sedangkan sisanya sebesar 15.6106%

di jelaskan variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

Untuk melihat hasil uji R2 untuk variabel dependen ROE dapat

dilihat dari tabel 4.20 yang menunjukkan nilai R Square pada model

regresi adalah 0.834325 yang menunjukkan kemampuan variabel

independen (CAR, NPF, FDR dan BOPO) dalam menjelaskan variabel

dependen adalah sebesar 83.4325%, sedangkan sisanya sebesar 16.5675%

di jelaskan variabel lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.

5. Interpretasi

Berdasarkan penelitian di atas maka penulis dapat

menginterpretasikan variabel independen terhadap variabel dependen,

terutama yang memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.

122
a. Return on Asset (ROA)

1) Pengaruh CAR terhadap ROA

Berdasarkan pada tabel 4.14 di atas, variabel CAR memiliki

nilai koefisien 0.00431 dan nilai probabilitas 0.9010 > 0.05. Maka

dapat disimpulkan bahwa variabel CAR tidak berpengaruh terhadap

ROA Bank Umum Syariah. Semakin tinggi CAR suatu bank syariah,

tidak menjadi tolok ukur bank untuk memperoleh ROA yang tinggi.

Tidak berpengaruhnya CAR karena peraturan Bank Indonesia yang

mensyaratkan CAR minimal 8% yang mengakibatkan bank-bank

selalu berusaha menjaga agar CAR yang dimilikinya sesuai dengan

ketentuan.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan

oleh Hakiim dan Rafsanjani (2016) menyimpulkan bahwa CAR tidak

berpengaruh terhadap ROA Bank Syariah.

2) Pengaruh NPF terhadap ROA

Berdasarkan pada tabel 4.14 di atas, variabel NPF memiliki

nilai koefisien -0.204185 dan nilai probabilitas 0.0466 < 0.05. Maka

dapat disimpulkan bahwa variabel NPF berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap ROA Bank Umum Syariah. Sehingga dapat

diartikan bahwa semakin rendah NPF maka ROA semakin meningkat

karena semakin kecil resiko kredit yang ditanggung oleh bank.

123
Sebaliknya, semakin tinggi NPF maka ROA akan semakin rendah

karena proses pembiayaan yang kurang cermat yang menyebabkan

munculnya resiko usaha yang dibiayai dan hilangya kesempatan bank

dalam memperoleh laba.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang

dilakukan oleh Sholihah dan Sriyana (2014) menyimpulkan bahwa

NPF berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA Bank Syariah.

3) Pengaruh FDR terhadap ROA

Berdasarkan pada tabel 4.14 di atas, variabel FDR memiliki

nilai koefisien -0.035640 dan nilai probabilitas 0.0776 > 0.05. Maka

dapat disimpulkan bahwa variabel FDR tidak berpengaruh terhadap

ROA Bank Umum Syariah. Hal ini menunjukan nilai FDR yang tinggi

tidak mempengaruhi perolehan pendapatan atau earning Bank Umum

Syariah karena tingginya nilai FDR menyebabkan resiko dalam

penyaluran pembiayaan akan tinggi pula yang akan mengurangi ROA

pada Bank Umum Syariah.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang

dilakukan oleh Hakiim dan Rafsanjani (2016) dan Lemiyana dan

Litriabi (2016) yang menyimpulkan bahwa FDR tidak berpengaruh

terhadap ROA Bank Umum Syariah.

124
4) Pengaruh BOPO terhadap ROA

Berdasarkan pada tabel 4.14 di atas, variabel BOPO memiliki

nilai koefisien -0.097631 dan nilai probabilitas 0.0001 < 0.05. Maka

dapat disimpulkan bahwa variabel BOPO berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap ROA Bank Umum Syariah. Sehingga dapat

diartikan bahwa semakin turun BOPO berarti semakin efisien biaya

operasional yang mengakibatkan meningkatnya ROA yang dihasilkan

Bank Umum Syariah. Sebaliknya apabila rasio BOPO semakin besar

maka semakin tidak efisen biaya operasional yang mengakibatkan

menurunnya ROA yang dihasilkan Bank Umum Syariah. Hal ini

menunjukan bahwa BOPO memang berpengaruh negatif terhadap

ROA.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang

dilakukan oleh Sholihah dan Sriyana (2014), Diknawati (2014),

Havidz dan Setiawan (2015), Paulin dan Wiryono (2015), Hakiim dan

Rafsanjani (2016) dan Lemiyana dan Litriabi (2016) menyimpulkan

bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA Bank

umum Syariah.

b. Return on Equity (ROE)

1) Pengaruh CAR terhadap ROE

Berdasarkan pada tabel 4.15 di atas, variabel CAR memiliki

nilai koefisien -0.258385 dan nilai probabilitas 0.0102 < 0.05. Maka

125
dapat disimpulkan bahwa variabel CAR berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap ROE Bank Umum Syariah. Sehingga dapat

diartikan bahwa semakin turun CAR mengakibatkan semakin tinggi

ROE yang dihasilkan Bank Umum Syariah. dengan kata lain nilai

CAR yang terlalu tinggi bisa mengakibatkan dana yang menganggur

(idle fund) sehingga kesempatan dalam memperoleh ROE akan

menurun.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang

dilakukan oleh Aulia dan Prasetiono (2015) menyimpulkan bahwa

CAR berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROE Bank Umum

Syariah.

2) Pengaruh NPF terhadap ROE

Berdasarkan pada tabel 4.15 di atas, variabel NPF memiliki

nilai koefisien 0.014229 dan nilai probabilitas 0.9588 > 0.05. Maka

dapat disimpulkan bahwa variabel NPF tidak berpengaruh terhadap

ROE Bank Umum Syariah. Hal ini bertentangan dengan teori yang

mengatakan bahwa semakin rendah NPF maka profitabilitas semakin

meningkat karena semakin kecil resiko kredit yang ditanggung oleh

bank. Sebaliknya, semakin tinggi NPF maka profitabilitas akan

semakin rendah karena hilangnya kesempatan bank dalam memperoleh

laba.

126
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang

dilakukan oleh Wati (2012), Hermina dan Suprianto (2014)

menyimpulkan bahwa NPF tidak berpengaruh terhadap ROE Bank

Umum Syariah.

3) Pengaruh FDR terhadap ROE

Berdasarkan pada tabel 4.15 di atas, variabel FDR memiliki

nilai koefisien -0.027863 dan nilai probabilitas 0.6100 > 0.05. Maka

dapat disimpulkan bahwa variabel FDR tidak berpengaruh terhadap

ROE Bank Umum Syariah. Hal ini menunjukan nilai seberapa besar

nilai FDR tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam perolehan

pendapatan atau earning Bank Umum Syariah karena tingginya nilai

FDR menyebabkan resiko dalam penyaluran pembiayaan akan tinggi

pula yang akan mengurangi ROE pada Bank Umum Syariah..

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang

dilakukan oleh Wati (2012), Hermina dan Suprianto (2014)

menyimpulkan bahwa FDR tidak berpengaruh terhadap ROE Bank

Umum Syariah.

4) Pengaruh BOPO terhadap ROE

Berdasarkan pada tabel 4.15 di atas, variabel BOPO memiliki

nilai koefisien -0.377620 dan nilai probabilitas 0.0000 < 0.05. Maka

dapat disimpulkan bahwa variabel BOPO berpengaruh negatif dan

127
signifikan terhadap ROE Bank Umum Syariah. Sehingga dapat

diartikan bahwa semakin turun BOPO berarti semakin efisien biaya

operasional yang mengakibatkan meningkatnya ROE yang dihasilkan

Bank Umum Syariah. Sebaliknya apabila rasio BOPO semakin besar

maka semakin tidak efisen biaya operasional yang mengakibatkan

menurunnya ROE yang dihasilkan Bank Umum Syariah. Hal ini

menunjukan bahwa BOPO memang berpengaruh negatif terhadap

ROE.

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang

dilakukan oleh Rafelia dan Ardiyanto (2013) Aulia dan Prasetiono

(2015) dan Saputri dan Oetomo (2016) menyimpulkan bahwa BOPO

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROE Bank Umum

Syariah.

128
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil analisis pembahasan yang telah dilakukan, maka

dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil Penelitian dengan variabel dependen ROA

a. Hasil uji t Parsial

1) Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki nilai probabilitas

0.9010 > 0.05 dan nilai koefisien 0.004321 , maka CAR tidak

berpengaruh terhadap ROA Bank Umum Syariah

2) Variabel Non Performing Financing (NPF) memiliki nilai

probabilitas 0.0466 < 0.05 dan nilai koefisien -0.204185 , maka NPF

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA Bank Umum

Syariah

3) Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) memiliki nilai

probabilitas 0.0776 > 0.05 dan nilai koefisien -0.035640 , maka FDR

tidak berpengaruh terhadap ROA Bank Umum Syariah

4) Variabel Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) memiliki nilai probabilitas 0.0001 < 0.05 dan nilai koefisien

-0.097631, maka BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

ROA Bank Umum Syariah

129
b. Hasil Uji F

Berdasarkan uji regresi data panel pada uji hipotesis (Uji F) ditemukan

bahwa secara simultan variabel CAR, NPF, FDR, BOPO memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap ROA dengan nilai Fhitung > Ftabel

(47.30173 > 2.6059).

2. Hasil Penelitian dengan variabel dependen ROE

a. Hasil Uji t Parsial

1) Variabel Capital Adequacy Ratio (CAR) memiliki nilai probabilitas

0.0102 < 0.05 dan nilai koefisien -0.258385 , maka CAR

berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROE Bank Umum

Syariah

2) Variabel Non Performing Financing (NPF) memiliki nilai

probabilitas 0.9588 > 0.05 dan nilai koefisien 0.014229, maka NPF

tidak berpengaruh terhadap ROE Bank Umum Syariah

3) Variabel Financing to Deposit Ratio (FDR) memiliki nilai

probabilitas 0.6100 > 0.05 dan nilai koefisien -0.027863 , maka FDR

tidak berpengaruh terhadap ROE Bank Umum Syariah

4) Variabel Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional

(BOPO) memiliki nilai probabilitas 0.0000 < 0.05 dan nilai koefisien

-0.277620, maka BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap

ROE Bank Umum Syariah

130
b. Hasil Uji F

Berdasarkan uji regresi data panel pada uji hipotesis (Uji F) ditemukan

bahwa secara simultan variabel CAR, NPF, FDR, BOPO memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap ROE dengan nilai Fhitung > Ftabel

(44.06428 > 2.6059).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah diatas, maka penulis mencoba

mengungkapkan saran yang mungkin bermanfaat diantaranya:

1. Bagi stakeholder bank syariah, khususnya bank Maybank Syariah harus

memperhatikan manajemen banknya, pada laporan keuangannya khususnya

tahun 2015 dan 2016 rasio keuangannya sangat tidak sehat. Hal ini

berdampak pada laporan hasil keseluruhan bank umum syariah dalam

perolehan tingkat kesehatan bank.

2. Bagi kalangan akademisi, indikator penelitian dapat diganti dengan proksi

yang lain ataupun ditambah dengan variabel lain yang mempengaruhi ROA

dan ROE pada bank umum syariah. Penelitian ini juga dapat dikembangkan

dengan memperluas model penelitian sebelumnya. Menggunakan metode

dan alat uji yang lebih lengkap dan akurat sehingga diperoleh kesimpulan

yang lebih valid. Memperluas penelitian dengan cara memperpanjang

periode penelitian dengan menambahkan tahun penelitian, memperbanyak

131
sampel untuk penelitian yang akan dating, juga mengubah sampel penelitian

menggunakan sampel pada Unit Usaha Syariah di Indonesia.

132
DAFTAR PUSTAKA

Antonio, Muhammad Syafii. “Bank Syariah : Dari Teori ke Praktik”. Jakarta: Gema
Insani. 2001.

Aulia, Farashita & Prasetiono. “Pengaruh CAR, FDR, NPF, dan BOPO Terhadap
Profitabilitas (Return on Equity)”. Diponegoro Journal Of Management Vol. 5,
No. 1. 2016.

Dedi Rosadi. “Ekonometrika & Analisis Runtun Waktu Terapan dengan Eviews”.
Yogyakarta: ANDI OFFSET. 2012.

Dendawijaya, Lukman. “Manajemen Perbankan”. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2009.

Diknawati, Didin Ambris. “Analisis Pengaruh CAR, NPF, FDR, Dan BOPO
Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah”. Jurnal Ilmiah STIE Perbanas
Surabaya. 2014.

Fahmi, Irham. “Analisis Laporan Keuangan”. Bandung: Alfabeta. 2011

Fahmi, Irham. “Manajemen Keuangan dan Pasar Modal”. Jakarta: Mitra Wacana
Media. 2014.

Fahmi, Irham. “Manajemen Perbankan: Konvensional dan Syariah”. Jakarta: Mitra


Wacana Media. 2015.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS”. Semarang:


Badan Penerbit Universitas Diponegoro. 2006.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19 Edisi
5”. Semarang: Badan Penerbit University Diponogoro. 2011.

Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivariate”. Semarang: Badan Penerbit


Universitas Diponogoro. 2016.

Gujarati, N. Damodor dan Dawn C. Porter. “Dasar-dasar Ekonometrika”. Edisi Ke-


5. Jakarta: Salemba Empat. 2009.

Habibie, Khoirunissa Firdhausy & Segoro, Waseso. “Factors Influencing The


Profitability Of PT. Bank Syariah MandiriIn 2009 - 2013”. International
Conference on Entrepreneurship and Business Management. 2014.

133
Hakiim, Ningsukma & Rafsanjani, Haqiqi. “Pengaruh Internal Capital Adequency
Ratio (CAR), Financing To Deposit Ratio (FDR), dan Biaya Operasional Per
Pendapatan Operasional (BOPO) dalam Peningkatan Profitabilitas Industri
Bank Syariah di Indonesia”. Jurnal Aplikasi Manajemen (JAM) Vol. 14. No.1,
2016

Hanafi, Mamduh M. “Manajemen Keuangan”. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta. 2016.

Hasan, Zubairi. “Undang-Undang Perbankan Syariah Titik Temu Hukum Islam dan
Hukum Nasional”. Jakarta: Rajawal Press. 2009.

Havidz, Shinta Amalina Hazrati & Setiawan, Chandra. “The Determinants Of ROA
(Return On Assets) Of Full-Fledged Islamic Banks In Indonesia”. Jurnal MIX,
Vol. 5, No. 1, 2015.

Hermansyah. “Hukum Perbankan Nasional Indonesia”. Jakarta: Kencana Prenada


Media Group. 2011.

Hermina, Rida & Suprianto, Edy. “Analisis Pengaruh CAR, NPL, LDR, dan BOPO
Terhadap Profitabilitas (ROE) pada Bank Umum Syariah”. Jurnal Akuntansi
Indonesia, Vol. 3 No. 2. 2014.

Hery. “Analisis Kinerja Manajemen”. Jakarta: PT Grasindo. 2015.

Horne, James C. Van dan John M Wachowicz, Jr. “Prinsip-prinsip Manajemen


Keuangan (Edisi 13 )”. Jakarta: Salemba 4. 2012

Ihsan, Dwi Nur‟aini. “Manajemen Treasury Bank Syariah”. Jakarta: UIN PRESS.
2015.

Jonni J Manurung, dkk. “Ekonometrika Teori dan Aplikasi”. Jakarta: PT Elex


Media Komputindo. 2010.

Jumingan. “Analisis Laporan Keuangan”. Jakarta: PT Bumi Aksara. 2006.

Kasmir. “Pengantar Manajemen Keuangan”. Jakarta: Kencana. 2010.

Lemiyana & Litriani, Erdah. “Pengaruh NPF, FDR, BOPO Terhadap Return On
Asset (ROA) Pada Bank Umum Syariah”. I-Economic Vol. 2, No. 1, 2016

Muhamad. “Manajemen Dana Bank Syariah”. Jakarta: Rajawali Pers. 2014.

134
Munawir. “Analisis Informasi Keuangan”. Yogyakarta: Liberty. 2012.

Paulin, Okky & Wiryono, Sudarso Kaderi. “Determinants Of Islamic Bank’s


Profitability In Indonesia For 2009 – 2013”. Journal Of Business and
Management, Vol. 4, No. 1. 2015.

Prapto Yuwono. “Pengantar Ekonometri”. Yogyakarta: ANDI OFFSET. 2005.

Rafaela, Thyas & Ardiyanto, Moh. Didik. “Pengaruh CAR, FDR, NPF, dan BOPO
Terhadap ROE Bank Syariah Mandiri”. Diponegoro Journal Of Accounting
Vol. 1 No. 1. 2013.

Riyadi, Slamet. “Banking Assets And Liability Management”. Jakarta: Lembaga


Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2006.

Saputri, Sofyan Febby Henny & Oetomo, Hening Widi. “Pengaruh CAR, BOPO,
NPL, dan FDR Terhadap ROE Pada Bank Devisa”. Jurnal Ilmu dan Riset
Manajemen: Vol 5, No. 5. 2016.
Sholihah, Nikmatus & Sriyana, Jaka. “Profitabilitas Bank Syariah pada Kondisi
Biaya Operasional Tinggi”. Jurnal Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.
2014.
Simatupang, Apriani & Franzlay, Denis. “Capital Adequacy Ratio(CAR), Non
Performing Financing (NPF), Efisiensi Operasional (BOPO) dan Financing to
Deposit Ratio (FDR) Terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di
Indonesia”. Jurnal Administrasi Kantor Vol. 4, No. 2. 2016.

Srimindarti, C. “Balanced Scorecard Sebagai Alternatif untuk Mengukur Kinerja”.


Semarang: STIE Stikubank. 2006

Sudarsono, Heri. “Bank dan Lembaga Keuangan Syariah”. Yogyakarta: Ekonisia.


2008.

Suliyanto. “Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS”. Yogyakarta:


ANDI Yogyakarta. 2011.

Sugiyono. “Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan


R&D”. Bandung: Alfabeta. 2013

Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP perihal “Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum”. Jakarta, 25 Oktober 2011

Susilo Sri Y., Triandoro, Sigit, Totok Budi Santoso A. ”Bank dan Lembaga
Keuangan”. Jakarta : Salemba Empat. 2011.

135
Sutrisno. “Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi”. Yogyakarta: Ekonisia.
2009.

Tim Penyusun Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Kelembagaan. “Penilaian


Tingkat Kesehatan Bank”. Jakarta. 2012.

Wati, Ishmah. “Analisis Pengaruh Efisiensi Operasional Terhadap Kinerja


Profitabilitas pada Sektor Perbankan Syariah”. Skripsi. Universitas Indonesia.
2012

Widarjono, Agus. “Ekonometrika Pengantar dan Aplikasi”. Yogyakarta: Ekonisia


Fakultas Ekonomi UII Yogyakarta. 2009.

Winarno, Wing Wahyu. “Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews, Edisi
Ketiga”. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. 2011.

Wiroso. “Produk Perbankan Syariah Dilengkapi UU Perbankan Syariah dan


Kodefikasi Produk Bank Indonesia”. Jakarta: LPFE Usakti. 2009.

www.bi.go.id

www.infobanknews.com

www.syariahmandiri.co.id

www.megasyariah.co.id

www.brisyariah.co.id

www.bcasyariah.co.id

www.paninbanksyariah.co.id

www.maybanksyariah.co.id

www.bankvictoriasyariah.co.id

www.syariahbukopin.co.id

136
LAMPIRAN

Lampiran 1

BUS ROE ROA NPF FDR CAR BOPO


BSM 2012 19.28 2.02 2.67 94.4 13.82 73
BSM 2013 13.39 1.38 4.11 89.37 14.1 84.03
BSM 2014 1.46 0.16 6.23 82.13 14.76 100.6
BSM 2015 5.16 0.53 4.79 82.25 12.85 94.78
BSM 2016 5.08 0.55 4.59 79.46 14.01 94.12
BMS 2012 29.79 3.02 2.27 87.41 13.51 77.28
BMS 2013 19.42 2.19 2.62 92.88 12.99 86.09
BMS 2014 2.21 0.33 3.43 92.77 18.82 97.61
BMS 2015 1.54 0.3 3.93 96.71 18.74 99.51
BMS 2016 10.41 2.4 3.22 94.8 23.53 88.16
BRIS 2012 9.54 0.1 2.54 95.43 11.35 86.63
BRIS 2013 7.63 1.06 3.49 102.7 14.49 95.24
BRIS 2014 0.16 0.05 3.59 93.89 12.89 99.14
BRIS 2015 5.24 0.7 3.95 84.79 13.94 93.17
BRIS 2016 6.78 0.86 3.24 96.37 20.63 91.33
BSB 2012 6.33 0.67 3.76 91.44 12.78 91.59
BSB 2013 6.68 0.63 3.61 99.65 11.1 92.29
BSB 2014 1.73 0.25 3.25 92.17 15.85 96.73
BSB 2015 4.39 0.7 2.51 91.17 16.31 91.99
BSB 2016 4.09 0.68 3.5 88.26 16.99 91.76
BPDS 2012 8.2 0.23 0.15 123.12 32.2 50.76
BPDS 2013 4.27 0.72 0.66 89.57 20.83 81.31
BPDS 2014 7.27 1.54 0.41 93.14 25.69 68.47
BPDS 2015 4.63 1.06 3.14 98.77 20.3 89.29
BPDS 2016 1.64 0.32 1.63 97.26 19.93 96.17
BVS 2012 6.66 1.11 1.67 73.77 28.08 87.9
BVS 2013 2.6 0.37 3.14 84.66 18.4 91.95
BVS 2014 -10.4 -1.73 5.43 95.11 15.27 143.31
BVS 2015 -14.75 -2.31 14.07 95.28 14.59 119.19
BVS 2016 -9.5 -1.71 7.15 100.66 15.98 131.34
BCAS 2012 2.75 0.68 0.13 79.2 31.47 90.87
BCAS 2013 4.05 0.81 0.12 82.55 22.35 86.91
BCAS 2014 2.07 0.58 0.12 90.35 29.57 88.11

137
BUS ROE ROA NPF FDR CAR BOPO
BCAS 2015 2.23 0.73 1.19 91.41 32.66 92.48
BCAS 2016 3.35 0.99 1.4 90.12 36.78 92.18
MBS 2012 4.24 2.72 1.69 192.93 63.89 53.77
MBS 2013 4.17 2.57 1.72 147.03 59.41 67.79
MBS 2014 5.33 3.13 3.38 157.77 52.13 69.6
MBS 2015 -39.01 -22.44 26.52 165.34 38.4 192.6
MBS 2016 -27.65 -10.74 30.99 136.13 55.06 160.28

Lampiran 2

Statistik Deskripstif

ROA ROE NPF FDR CAR BOPO


Mean -0.069750 3.061500 4.399750 100.3056 23.41075 94.48325
Median 0.680000 4.255000 3.230000 93.01000 18.56500 91.85500
Maximum 3.130000 29.79000 30.99000 192.9300 63.89000 192.6000
Minimum -22.44000 -39.01000 0.120000 73.77000 11.10000 50.76000
Std. Dev. 4.215239 11.30157 6.169793 25.10877 13.64448 25.53904
Skewness -4.255070 -1.502078 3.310463 2.204079 1.628946 1.850878
Kurtosis 21.97778 7.819144 13.61899 7.313403 4.795013 7.877778

Jarque-Bera 720.9644 53.74850 260.9993 63.39550 23.05988 62.49287


Probability 0.000000 0.000000 0.000000 0.000000 0.000010 0.000000

Sum -2.790000 122.4600 175.9900 4012.223 936.4300 3779.330


Sum Sq. Dev. 692.9613 4981.295 1484.587 24587.55 7260.705 25437.46

Observations 40 40 40 40 40 40

Uji Chow ROA

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 1.685208 (7,28) 0.1534


Cross-section Chi-square 14.062934 7 0.0501

Cross-section fixed effects test equation:


Dependent Variable: ROA

138
Method: Panel Least Squares
Date: 11/12/17 Time: 12:46
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

CAR 0.004339 0.034470 0.125884 0.9005


NPF -0.204249 0.098994 -2.063235 0.0466
FDR -0.035642 0.019598 -1.818687 0.0775
BOPO -0.097618 0.022421 -4.353865 0.0001
C 13.52567 2.608460 5.185310 0.0000

R-squared 0.843905 Mean dependent var -0.069750


Adjusted R-squared 0.826066 S.D. dependent var 4.215239
S.E. of regression 1.757983 Akaike info criterion 4.082680
Sum squared resid 108.1677 Schwarz criterion 4.293790
Log likelihood -76.65360 Hannan-Quinn criter. 4.159011
F-statistic 47.30568 Durbin-Watson stat 2.028554
Prob(F-statistic) 0.000000

Uji Chow ROE

Redundant Fixed Effects Tests


Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects

Effects Test Statistic d.f. Prob.

Cross-section F 3.090265 (7,28) 0.0152


Cross-section Chi-square 22.897134 7 0.0018

Cross-section fixed effects test equation:


Dependent Variable: ROE
Method: Panel Least Squares
Date: 11/12/17 Time: 12:58
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

CAR -0.258362 0.095214 -2.713482 0.0103


NPF 0.014289 0.273447 0.052256 0.9586
FDR -0.027873 0.054134 -0.514896 0.6099

139
BOPO -0.377629 0.061932 -6.097456 0.0000
C 47.52257 7.205212 6.595582 0.0000

R-squared 0.834316 Mean dependent var 3.061500


Adjusted R-squared 0.815381 S.D. dependent var 11.30157
S.E. of regression 4.855985 Akaike info criterion 6.114769
Sum squared resid 825.3205 Schwarz criterion 6.325879
Log likelihood -117.2954 Hannan-Quinn criter. 6.191100
F-statistic 44.06140 Durbin-Watson stat 1.088560
Prob(F-statistic) 0.000000

Uji Hausman ROE

Correlated Random Effects - Hausman Test


Equation: Untitled
Test cross-section random effects

Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.

Cross-section random 1.895362 4 0.7550

Cross-section random effects test comparisons:

Variable Fixed Random Var(Diff.) Prob.

CAR -0.340117 -0.236698 0.017013 0.4278


NPF -0.239562 -0.148873 0.008216 0.3171
FDR -0.105883 -0.055512 0.001675 0.2185
BOPO -0.350986 -0.348844 0.000721 0.9364

Cross-section random effects test equation:


Dependent Variable: ROE
Method: Panel Least Squares
Date: 11/13/17 Time: 23:36
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 55.86121 10.98167 5.086770 0.0000


CAR -0.340117 0.177542 -1.915703 0.0657
NPF -0.239562 0.278704 -0.859558 0.3973
FDR -0.105883 0.070353 -1.505025 0.1435
BOPO -0.350986 0.067399 -5.207612 0.0000

140
Effects Specification

Cross-section fixed (dummy variables)

R-squared 0.906531 Mean dependent var 3.061500


Adjusted R-squared 0.869811 S.D. dependent var 11.30157
S.E. of regression 4.077803 Akaike info criterion 5.892319
Sum squared resid 465.5973 Schwarz criterion 6.398983
Log likelihood -105.8464 Hannan-Quinn criter. 6.075512
F-statistic 24.68765 Durbin-Watson stat 1.717046
Prob(F-statistic) 0.000000

141
UJI Lagrange Multiplier (LM) Test (ROE)

Residual
Periode
BSM Mega BRIS Bukopin Panin Victoria BCAS Maybank
2012 5.86853 17.3506 0.33645 -0.84467 -7.4001 0.52753 -1.47183 1.29547
2013 3.8277 10.2866 2.71824 -0.21471 -5.15068 -3.58752 -3.52685 2.51231
2014 -2.25184 -1.41027 -4.24417 -2.96035 -5.31853 1.50928 -2.94689 3.42389
2015 -1.24211 -1.14325 -1.4498 -2.01067 -1.25244 -10.1201 -0.31291 2.607
2016 -1.46243 4.68943 1.56897 -2.24411 -2.23859 -1.03418 1.63729 5.67969
Rata2 0.94797 5.954622 -0.214062 -1.654902 -4.272068 -2.540998 -1.324238 3.103672
Rata2 Kuadrat 0.898647 35.45752316 0.04582254 2.73870063 18.250565 6.456670836 1.753606281 9.632779884
Jumlah Rata2 Kuadrat 9.404289431

Residual Kuadrat
Periode
BSM Mega BRIS Bukopin Panin Victoria BCAS Maybank
2012 34.43964 301.0433204 0.113198603 0.713467409 54.76148001 0.278287901 2.166283549 1.678242521
2013 14.65129 105.8141396 7.388828698 0.046100384 26.52950446 12.87029975 12.43867092 6.311701536
2014 5.070783 1.988861473 18.01297899 8.763672123 28.28676136 2.277926118 8.684160672 11.72302273
2015 1.542837 1.307020563 2.10192004 4.042793849 1.568605954 102.416424 0.097912668 6.796449
2016 2.138702 21.99075372 2.461666861 5.036029692 5.011285188 1.069528272 2.680718544 32.2588785
Jumlah 57.84325 432.1440957 30.07859319 18.60206346 116.157637 118.9124661 26.06774636 58.76829429
Jumlah Residual Kuadrat 858.5741498

142
Common Effect Model (ROA)

Dependent Variable: ROA


Method: Panel Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 23:11
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

CAR 0.004321 0.034470 0.125360 0.9010


NPF -0.204185 0.098996 -2.062552 0.0466
FDR -0.035640 0.019598 -1.818524 0.0776
BOPO -0.097631 0.022421 -4.354411 0.0001
C 13.52694 2.608494 5.185726 0.0000

R-squared 0.843894 Mean dependent var -0.069750


Adjusted R-squared 0.826054 S.D. dependent var 4.215239
S.E. of regression 1.758045 Akaike info criterion 4.082750
Sum squared resid 108.1753 Schwarz criterion 4.293860
Log likelihood -76.65501 Hannan-Quinn criter. 4.159081
F-statistic 47.30173 Durbin-Watson stat 2.028683
Prob(F-statistic) 0.000000

Common Effect Model (ROE)

Dependent Variable: ROE


Method: Panel Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 23:12
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 8
Total panel (balanced) observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

CAR -0.258385 0.095208 -2.713909 0.0102


NPF 0.014229 0.273436 0.052038 0.9588
FDR -0.027863 0.054131 -0.514722 0.6100
BOPO -0.377620 0.061929 -6.097606 0.0000
C 47.52156 7.204857 6.595766 0.0000

R-squared 0.834325 Mean dependent var 3.061500


Adjusted R-squared 0.815391 S.D. dependent var 11.30157
S.E. of regression 4.855852 Akaike info criterion 6.114715
Sum squared resid 825.2756 Schwarz criterion 6.325825

143
Log likelihood -117.2943 Hannan-Quinn criter. 6.191046
F-statistic 44.06428 Durbin-Watson stat 1.088455
Prob(F-statistic) 0.000000

Uji Normalitas ROA

16
Series: Standardized Residuals
14 Sample 2012 2016
Observations 40
12
Mean -2.14e-15
10
Median 0.051742
Maximum 3.167045
8
Minimum -6.021413
6 Std. Dev. 1.665450
Skewness -1.196923
4 Kurtosis 6.357156

2 Jarque-Bera 28.33499
Probability 0.000001
0
-7 -6 -5 -4 -3 -2 -1 0 1 2 3 4

Uji Normalitas ROE

20
Series: Standardized Residuals
Sample 2012 2016
16 Observations 40

Mean -6.00e-15
12 Median -0.866357
Maximum 17.34487
Minimum -11.03865
8 Std. Dev. 4.600099
Skewness 1.171519
Kurtosis 7.358637
4
Jarque-Bera 40.81258
Probability 0.000000
0
-10 -5 0 5 10 15

144
Uji Multikolinearitas

CAR NPF FDR BOPO

CAR 1.000000 0.244434 0.789758 -0.042733


NPF 0.244434 1.000000 0.222744 0.829217
FDR 0.789758 0.386987 1.000000 0.092169
BOPO -0.042733 0.829217 0.092169 1.000000

Uji Heterokedastisitas ROA

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 143.8331 Prob. F(14,25) 0.0000


Obs*R-squared 39.50948 Prob. Chi-Square(14) 0.0003
Scaled explained SS 81.02496 Prob. Chi-Square(14) 0.0000

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 21:40
Sample: 1 40
Included observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -89.97382 28.97833 -3.104865 0.0047


CAR 1.364062 0.470437 2.899566 0.0077
CAR^2 -0.006794 0.002381 -2.853796 0.0086
CAR*NPF -0.011154 0.012095 -0.922211 0.3652
CAR*FDR -0.000453 0.002852 -0.158757 0.8751
CAR*BOPO -0.010522 0.003899 -2.698458 0.0123
NPF -7.241670 1.899374 -3.812661 0.0008
NPF^2 -0.061332 0.031929 -1.920863 0.0662
NPF*FDR 0.078220 0.017613 4.441060 0.0002
NPF*BOPO 0.009709 0.012507 0.776282 0.4449
FDR 1.455723 0.402065 3.620614 0.0013
FDR^2 -0.003956 0.001262 -3.133879 0.0044
FDR*BOPO -0.010325 0.003078 -3.354279 0.0025
BOPO 0.482545 0.352484 1.368982 0.1832
BOPO^2 0.003284 0.000863 3.802771 0.0008

R-squared 0.987737 Mean dependent var 2.704378

145
Adjusted R-squared 0.980870 S.D. dependent var 6.339145
S.E. of regression 0.876779 Akaike info criterion 2.854874
Sum squared resid 19.21855 Schwarz criterion 3.488203
Log likelihood -42.09747 Hannan-Quinn criter. 3.083866
F-statistic 143.8331 Durbin-Watson stat 1.525675
Prob(F-statistic) 0.000000

Uji Heterokedastisitas ROE

Heteroskedasticity Test: White

F-statistic 0.906233 Prob. F(14,25) 0.5636


Obs*R-squared 13.46584 Prob. Chi-Square(14) 0.4902
Scaled explained SS 32.77793 Prob. Chi-Square(14) 0.0031

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 21:37
Sample: 1 40
Included observations: 40

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2248.333 1771.486 1.269179 0.2161


CAR -18.11393 28.75846 -0.629864 0.5345
CAR^2 0.003191 0.145545 0.021922 0.9827
CAR*NPF -0.713223 0.739360 -0.964648 0.3440
CAR*FDR 0.050254 0.174334 0.288260 0.7755
CAR*BOPO 0.151364 0.238360 0.635023 0.5312
NPF 150.2520 116.1114 1.294033 0.2075
NPF^2 2.817567 1.951877 1.443517 0.1613
NPF*FDR -0.697779 1.076707 -0.648068 0.5228
NPF*BOPO -0.944140 0.764547 -1.234902 0.2283
FDR -14.39502 24.57882 -0.585668 0.5633
FDR^2 0.021336 0.077161 0.276508 0.7844
FDR*BOPO 0.131058 0.188164 0.696507 0.4925
BOPO -32.81843 21.54786 -1.523048 0.1403
BOPO^2 0.096888 0.052784 1.835552 0.0783

R-squared 0.336646 Mean dependent var 20.63199


Adjusted R-squared -0.034832 S.D. dependent var 52.68897
S.E. of regression 53.59875 Akaike info criterion 11.08093
Sum squared resid 71820.66 Schwarz criterion 11.71425
Log likelihood -206.6185 Hannan-Quinn criter. 11.30992
F-statistic 0.906233 Durbin-Watson stat 1.443781
Prob(F-statistic) 0.563604

146
Uji Autokorealasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.531952 Prob. F(2,33) 0.5924


Obs*R-squared 1.249305 Prob. Chi-Square(2) 0.5354

Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 21:43
Sample: 1 40
Included observations: 40
Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

CAR -0.005791 0.036863 -0.157087 0.8761


NPF -0.027674 0.107200 -0.258158 0.7979
FDR 0.003852 0.021488 0.179275 0.8588
BOPO 0.001663 0.023526 0.070697 0.9441
C -0.313046 2.819219 -0.111040 0.9123
RESID(-1) -0.096491 0.199450 -0.483785 0.6317
RESID(-2) 0.229613 0.235242 0.976073 0.3361

R-squared 0.031233 Mean dependent var -4.77E-16


Adjusted R-squared -0.144907 S.D. dependent var 1.665449
S.E. of regression 1.782036 Akaike info criterion 4.151018
Sum squared resid 104.7965 Schwarz criterion 4.446572
Log likelihood -76.02036 Hannan-Quinn criter. 4.257881
F-statistic 0.177317 Durbin-Watson stat 1.848811
Prob(F-statistic) 0.981132

Uji Autokorelasi ROE

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 1.376758 Prob. F(2,33) 0.2665


Obs*R-squared 3.080555 Prob. Chi-Square(2) 0.2143

Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 11/14/17 Time: 21:45
Sample: 1 40
Included observations: 40

147
Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

CAR 0.034023 0.097843 0.347736 0.7302


NPF -0.096758 0.277619 -0.348530 0.7297
FDR -0.012377 0.055213 -0.224174 0.8240
BOPO 0.022819 0.063590 0.358850 0.7220
C -1.263322 7.342785 -0.172049 0.8644
RESID(-1) 0.289273 0.181648 1.592493 0.1208
RESID(-2) 0.009589 0.183066 0.052380 0.9585

R-squared 0.077014 Mean dependent var -2.50E-15


Adjusted R-squared -0.090802 S.D. dependent var 4.600110
S.E. of regression 4.804422 Akaike info criterion 6.134579
Sum squared resid 761.7215 Schwarz criterion 6.430133
Log likelihood -115.6916 Hannan-Quinn criter. 6.241442
F-statistic 0.458919 Durbin-Watson stat 1.895597
Prob(F-statistic) 0.833400

148

Anda mungkin juga menyukai