SKRIPSI
Disusun oleh:
ITSNA SHOFI AZKIYAH
NIM: 1113085000045
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Untuk Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
ITSNA SHOFI AZKIYAH
NIM: 1113085000045
Di Bawah Bimbingan
Pembimbing:
Hari ini Senin, 6 Maret 2017 telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa:
Hari ini Senin, 12 Juni 2017 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui
pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti
bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan
aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
i
ABSTRACT
This research aims to examine the influence of BI rate, inflation, and Rupiah
exchange rate towards Net Asset Value (NAV) of Sharia Mutual Balanced Fund from
January through December 2016. The sampling method used in this research is
purposive sampling and the selected objects are Danareksa Syariah Berimbang, SAM
Syariah Berimbang, Schroders Syariah Balanced Fund, and TRIM Syariah Berimbang.
This research used is the quantitative approach method and the analysis techniques
used is multiple linear regression. Meanwhile, the computer program used is Eviews
version 9, SPPS version 16, and Microsoft Excel 2016.
Based on the result of this research showed that BI rate, inflation, and Rupiah
exchange rate stimultaneously has significant effect to Net Asset Value (NAV) of Sharia
Mutual Balanced Fund with significance value 0,000000 < 0,05. The result of t-test
showed that BI rate has a negative significant influence by the value 0,0006 < 0,05.
Inflation has a negative significant influence by the value 0,0357 < 0,05. And Rupiah
exchange rate has a negative significant influence by the value 0,0215 < 0,05.
Keywords: BI Rate, Inflation, Rupiah Exchange Rate, Net Asset Value (NAV),
Sharia Mutual Balanced Fund, Sharia Mutual Fund
ii
ABSTRAK
Penelitian ini membuktikan adanya pengaruh Bank Indonesia (BI) Rate, Inflasi,
dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana
campuran syariah. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data bulanan dari
Januari 2014-Desember 2016. Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Reksadana syariah yang terpilih sebagai objek penelitian
adalah Danareksa Syariah Berimbang, SAM Syariah Berimbang, Schroders Syariah
Balanced Fund, dan TRIM Syariah Berimbang. Penelitian ini menggunakan
pendekatan kuantitatif dan metode analisi regresi linier berganda dengan program
komputer Eviews versi 9, SPPS versi 16, dan Microsoft Excel 2016.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Bank Indonesia (BI) Rate, Inflasi, dan
Nilai Tukar Rupiah (Kurs) secara simultan berpengaruh terhadap NAB reksadana
campuran syariah dengan nilai Prob. F-statistic sebesar 0,000000 < 0,05. Hasil
penelitian ini juga menunjukkan bahwa secara parsial Bank Indonesia (BI) Rate
berpengaruh signifikan dengan korelasi negatif terhadap NAB reksadana campuran
syariah dengan nilai Prob. thitung sebesar 0,0006 < 0,05. Inflasi berpengaruh signifikan
dengan korelasi negatif terhadap NAB reksadana campuran syariah dengan nilai Prob.
thitung sebesar 0,0357 > 0,05. Dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) berpengaruh signifikan
dengan korelasi negatif terhadap NAB reksadana campuran syariah dengan nilai Prob.
thitung sebesar 0,0215 < 0,05.
Kata kunci: Bank Indonesia (BI) Rate, Inflasi, Nilai Tukar Rupiah (Kurs), Nilai
Aktiva Bersih (NAB), Reksadana Campuran Syariah, Reksadana
Syariah
iii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini walaupun masih jauh
dari kata sempurna. Shalawat serta salam tidak lupa penulis haturkan kepada junjungan
nabi besar kita nabi Muhammad SAW yang telah membawa cahaya kehidupan bagi
umatnya.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam rangka
menyelesaikan studi jenjang Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dengan judul “Pengaruh Bank Indonesia
(BI) Rate, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Terhadap Nilai Aktiva Bersih
(NAB) Reksadana Campuran Syariah Periode 2014-2016”.
Penyusunan tugas akhir skripsi ini telah melibatkan banyak pihak yang selalu
memberikan do’a, bantuan, dan dukungannya kepada penulis. Oleh karena itu, penulis
menyampaikan ucapan terimakasih kepada:
1. Kedua orang tuaku, Ayah dan Ibu yang selalu memberikan dukungan baik moril
maupun materil, yang selalu melimpahkan cinta dan kasih sayang, serta selalu
mendoakan aku dengan penuh rasa ikhlas tanpa perlu diminta. Maaf, jikalau selama
proses pembuatan skripsi ini ada perkataan dan perbuatan aku yang menyakiti hati
Ayah dan Ibu.
2. Kakakku Adlan, dan Adik-adikku; Ica, Nadia, dan Algi yang selalu memberikan
motivasi serta do’a yang tulus selama ini.
3. Ibu Aini Masruroh, SEI., MM selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan bimbingan dengan penuh kesabaran dan pengarahan
dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Bapak Dr. M. Arief Mufraini, Lc., MA selaku Dekan FEB, Bapak Dr. Amilin
SEAK., M.Si selaku Wakil Dekan I, Bapak Dr. Ade Sofyan Mulazid, S.Ag, MH
selaku Wakil Dekan II dan Pembimbing Akademik, dan Bapak Dr. Desmadi
iv
Saharuddin, MA selaku Wakil Dekan III, yang telah memberikan jalan bagi penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Ibu Cut Erika Ananda Fatimah, SE., MBA selaku Ketua Jurusan Perbankan Syariah
dan Ibu Fitri Damayanti, SE., M. Si selaku Sekretaris Jurusan Perbankan Syariah.
6. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, terima kasih atas curahan ilmu yang
Bapak dan Ibu berikan kepada penulis.
7. Seluruh jajaran karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis, atas kerja kerasnya
melayani mahasiswa dengan baik khususnya Bu Ova, Pak Azis, Pak Ajib, Pak
Boni, dan Pak Alfred.
8. My beloved best friends; Destri Nuraini, Rehan Nurmillah, Ajeng Kurnia, Nabila
Khairunnisa, Agnes Dwi Astuti, Rizny Anindya, dan Isti Nanda Putri yang selalu
menghadirkan canda dan tawa di sela-sela pembuatan skripsi ini. Terima kasih atas
persahabatan selama hampir empat tahun ini. Banyak pelajaran hidup yang aku
dapat dari kalian. Maaf, selama proses pembuatan skripsi ini kita jarang bertemu
dan hang out but kita akan selalu dekat dalam do’a. My college’s life would be
empty without you girls!
9. Sepupu-sepupuku, Mira dan Fida yang telah menemani hari-hariku selama nge-
kost di Ciputat.
10. Rifda Kamila, Dini Rizqiyanti, dan Silvia Puji Lestari yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini (via WhatsApp hehe).
11. Teman-teman Perbankan Syariah angkatan 2013, khusunya PSY B. Terima kasih
atas dukungan dan pertemanan kita selama ini, maaf tidak disebutkan satu per satu.
12. Teman seperjuangan dalam proses pembuatan skripsi, yaitu Afif, Alif, Fia, Irsyad,
Istiqomah, Liza, Rahman, dan Tia.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
keterbatasan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan penelitian ini dilanjutkan
oleh peneliti lain di masa mendatang untuk disempurnakan atau bahkan dikembangkan
menjadi penulisan yang lebih berbobot. Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat
v
memberikan sumbangan pengetahuan dan menjadi sebuah karya yang bermanfaat bagi
pembaca.
vi
DAFTAR ISI
ABSTRACT..…….……………………………………………………………….... i
ABSTRAK..……………………………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR………...…………………………………………………... iii
DAFTAR ISI……………………………………………………………………… vi
DAFTAR TABEL...………………………………………………………………. ix
DAFTAR GAMBAR…...…………………………………………………………. x
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………. 1
B. Perumusan Masalah……………………………………………………………. 9
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian………………………………………………… 9
1. Tujuan Penelitian…………………………………………………………... 9
2. Manfaat Penelitian…………………………………………………………. 10
vii
3. Bank Indonesia (BI) Rate…………………………………………………...27
C. Inflasi…………………………………………………………………………... 28
1. Pengertian Inflasi…………………………………………………………... 28
2. Jenis-jenis dan Indikator Inflasi……………………………………………. 30
D. Nilai Tukar Rupiah (Kurs)……………………………………………………... 33
1. Pegertian Nilai Tukar Rupiah (Kurs)………………………………………. 33
2. Sistem Nilai Tukar…………………………………………………………. 36
E. Hubungan antara Variabel Independen dan Variabel Dependen………………. 37
F. Penelitian Terdahulu…………………………………………………………… 40
G. Kerangka Pemikiran Penelitian…………………………………………..……..43
viii
D. Interpretasi……………………………………………………………………... 98
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………….. 102
B. Saran………………………………………………………………………….... 103
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR GAMBAR
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara teori, investasi pada sesuatu yang lebih berisiko akan mendatangkan
return yang lebih tinggi. Pada umunya, calon investor akan menginvestasikan harta
imbal hasil (return) dan risiko (risk) semata. Akan tetapi, ada juga calon investor
yang mempertimbangkan hal-hal lain di luar itu, seperti ajaran agama yang dianut.
Bagi kaum muslim, mereka akan menolak beinvestasi pada perusahaan yang
menjalankan kegiatan investasi. Salah dua kegiatan yang dilakukan adalah dengan
aset yang tidak halal dengan mengeluarkan zakat atau pengeluaran amal lainnya.
dapat dijadikan alternatif bagi investor dalam menginvestasikan dana. Salah satu
1
produk yang diterbitkan adalah reksadana. Menurut Tandelilin dalam Jurnal (Utami
dan Dharmastuti, 2014: 98), reksadana merupakan salah satu alternatif investasi
dengan menyebar dana investasi yang dimiliki ke dalam beberapa jenis aset yang
berbeda. Hal ini sejalan dengan prinsip diversifikasi yang bertujuan meminimalkan
risiko yang mungkin timbul dan mengoptimalkan tingkat return tertentu yang
portofolio, yaitu “janganlah menaruh semua telur ke dalam satu keranjang”. Dalam
menginvestasikan semua dana yang kita miliki hanya pada satu aset saja, karena
jika aset tersebut gagal, maka semua dana yang telah kita investasikan akan
lenyap”.
dalam portofolio efek oleh Manajer Investasi. Sedangkan reksadana syariah adalah
reksadana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam
bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (shahibul maal) dan Manajer
Investasi sebagai wakil shahibul maal, maupun antara Manajer Investasi sebagai
National Commercial Bank di Saudi Arabia dengan nama Global Trade Equity
2
dengan kapitalisasi sebesar US $150 juta. Sedangkan, di Indonesia reksadana
syariah diperkenalkan pertama kali pada tahun 1997 oleh PT Dana Reksa
Index (JII). Indeks saham berbasis syariah ini mencakup seluruh emiten yang
kenyamanan dalam berinvestasi karena prinsip yang diterapkan adalah prinsip yang
sesuai dengan hukum Islam. Hal inilah yang membuat reksadana syariah berbeda
dengan reksadana konvensional dalam hal produk, jasa, dan kegiatan usaha yang
Tabel 1.1
Perkembangan Reksadana Syariah
Periode 2011 - 2016
3
Secara umum, perkembangan reksadana syariah di Indonesia mengalami
peningkatan yang cukup pesat. Dapat dilihat pada tabel di atas, jumlah reksadana
setiap tahunnya. Sampai dengan tahun 2016, terdapat 136 reksadana syariah
(9,54% dari total reksadana) yang telah ditawarkan kepada masyarakat atau
meningkat sebesar 172% jika dibandingkan dengan tahun 2011 yang hanya terdapat
Gambar 1.1
Pertumbuhan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah
Periode 2011-2016
2000
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Indonesia, berdasarkan grafik di atas, total Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana
syariah selama periode tahun 2011 hingga 2014 juga mengalami peningkatan yang
signifikan. Pada tahun 2012, total NAB reksadana syariah mencapai Rp 8.050,07
4
Miliar (3,79% dari total NAB reksadana) atau meningkat sebesar 30,87% jika
dibandingkan dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) tahun 2011 yang hanya mencapai
meningkat, namun tidak demikian dengan total NAB reksadana syariah yang hanya
mencapai Rp 11.019,43 atau menurun sebesar 1,24% dari tahun 2014 yang
yang cukup menarik bagi pengembangan Pasar Modal Indonesia. Hal ini akan
2012: 6). Salah satu variabel yang dapat dijadikan sebagai alat untuk menganalisis
Nilai Aktiva Bersih (NAB) merupakan salah satu tolok ukur dalam
memantau hasil investasi atas reksadana. NAB/Unit Penyertaan adalah harga wajar
dibagi jumlah Unit Penyertaan yang telah beredar (dimiliki investor) pada suatu
adalah lembaga keuangan yang khusus menangani dan mencatat aset-aset Manajer
Investasi untuk kemudian diumumkan ke publik melalui surat kabar setiap hari.
5
NAB dapat berfluktuasi setiap hari, tergantung dari perubahan nilai efek
terhadap nilai investasi pemegang saham per Unit Penyertaan. Sebaliknya, jika
dari faktor-faktor yang mempengaruhinya, baik itu berasal dari emiten yang
(makro ekonomi), misalnya seperti suku bunga, inflasi, dan nilai tukar rupiah.
NAB reksadana. BI rate adalah suku bunga kebijakan yang mencermikan sikap
atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh bank Indonesia dan
seseorang atau rumah tangga dalam mengkonsumsi. Suku bunga juga dapat
pada proyek baru, perluasan usaha atau menundanya. Ketika suku bunga dinaikkan,
investor cenderung lebih suka menyimpan uang mereka di bank karena akan
mendapatkan return yang tinggi. Sebaliknya, jika suku bunga diturunkan, investor
akan mengalihkan dananya pada sektor lain yang lebih menguntungkan daripada
perbankan misalnya seperti pasar modal. Dengan beralihnya investor pada pasar
modal, maka akan menaikkan pula NAB reksadana yang menjadi bagian dari pasar
modal.
6
Selain itu, Penelitian yang dilakukan oleh Maulana (2013) menyatakan
saham. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi merupakan kenaikan harga
barang dan jasa secara umum di mana barang dan jasa tersebut merupakan
kebutuhan pokok masyarakat atau turunnya daya jual mata uang suatu negara.
meningkatnya harga-harga secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari
satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi kecuali kenaikan itu meluas
Kondisi inflasi yang tinggi berdampak pada kenaikan harga barang secara
umum yang mempengaruhi biaya produksi dan harga jual barang semakin
meningkat. Harga jual yang tinggi menyebabkan menurunnya daya beli masyarakat
Di sisi lain, Penelitian yang dilakukan oleh Aurora dan Riyadi (2013)
menyatakan bahwa nilai tukar rupiah (kurs) mempengaruhi indeks LQ-45 dengan
korelasi negatif signifikan. Menurut Sukirno (2008), kurs valuta asing adalah
jumlah uang yang dibutuhkan, yaitu banyaknya rupiah yang dibutuhkan untuk
memperoleh satu unit mata uang asing. Dalam perkembangannya, sistem nilai tukar
memiliki berbagai macam bentuk, namun sistem nilai tukar mengambang (floating
7
exchange rate system) merupakan sistem nilai tukar yang paling banyak digunakan
di berbagai negara. Dalam sistem ini, nilai tukar ditetapkan berdasarkan pada
Apabila nilai tukar rupiah melemah, maka hutang yang harus dibayar perusahaan
reksadana syariah. Sebaliknya, jika nilai tukar rupiah menguat, maka akan
menurunkan biaya-biaya produksi terutama biaya impor bahan baku. Hal ini akan
Saat ini, ada banyak pilihan reksadana syariah yang ditawarkan kepada
masyarakat Indonesia. Tahun 2016 merupakan tahun yang cukup baik bagi industri
reksadana campuran yang memberikan kinerja tertinggi sebesar 9,29% di atas rata-
rata reksadana saham yang hanya memberikan kinerja 7,7%. (Hendrayana, 2017)
penelitian dengan judul “Pengaruh Bank Indonesia (BI) Rate, Inflasi, dan Nilai
8
B. Perumusan Masalah
1. Apakah BI Rate, Inflasi, dan Nilai Tukar (Kurs) secara simultan atau bersama-
Syariah?
2. Apakah BI Rate, Inflasi, dan Nilai Tukar (Kurs) secara parsial atau individu
Syariah?
1. Tujuan Penelitian
dan Nilai Tukar (Kurs) terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana
Campuran Syariah.
b. Mengetahui secara parsial atau individu pengaruh BI rate, Inflasi, dan Nilai
Syariah.
9
2. Manfaat Penelitian
maupun secara praktis. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
b. Bagi penulis, menambah wawasan penulis dalam bidang bank dan lembaga
keuangan lain, serta menerapkan ilmu yang telah didapat selama mengikuti
perkuliahan.
syariah. Penelitian ini diharapkan juga dapat menjadi bahan evaluasi bagi
10
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Reksadana Syariah
Reksadana di Inggris dikenal dengan sebutan unit trust yang berarti unit
berarti dana bersama, dan di Jepang dikenal dengan sebutan investment fund
Bahasa, reksadana tersusun dari dua konsep, yaitu reksa yang berarti jaga atau
pelihara dan konsep dana yang berarti himpunan uang. Dengan demikian secara
portofolio efek oleh Manajer Investasi”. Dan dapat ditambahkan “di mana
Bank Kustodian”.
memakai istilah “wadah” jelaslah bahwa reksadana adalah suatu bentuk hukum
yang terpisah dari perusahaan Manajer Investasi ataupun Bank Kustodian. Jadi
reksadana bukanlah suatu perusahaan efek, namum suatu wadah hukum untuk
11
menghimpun dana (Pandia, Ompusunggu, & Abror, 2009: 147-148). Selain itu,
efek. Yang dimaksud dengan portofolio efek adalah kumpulan surat berharga
seperti saham, obligasi, surat pengakuan utang, surat berharga komersial, tanda
bukti utang yang dimiliki oleh pihak penginves (Muhamad, 2016: 576).
Menurut fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) No. 20/ DSN-MUI/ IV/
dan prinsip syariat Islam, baik dalam bentuk akad, antara pemodal sebagai
pemilik harta (shahibul maal) dan Manajer Investasi sebagai wakil shahibul
maal, maupun antara Manajer Investasi sebagai shahibul maal dan pengguna
investasi.
publik.
c. Mudharabah atau qirad adalah suatu akad atau sistem di mana seseorang
bahwa keuntungan yang diperoleh dibagi antara kedua pihak, sesuai dengan
12
syarat-syarat yang disepakati oleh kedua belah pihak, sedangkan kerugian
ditanggung oleh pemilik dana sepanjang tidak ada kelalaian dari mudharib.
penitipan efek dan harta lain yang berkaitan dengan efek serta jasa lain,
Investasi dan pemodal. Dengan akad wakalah ini, pemodal memberikan mandat
instrumen keuangan yang sesuai dengan syariat Islam. (DSN, 2006: 115)
13
kemudian dikelola oleh manajer investasi. Perbedaannya terletak pada
syariah, dan investasi yang dipilih dalam portofolio harus berkategori halal.
14
2) Reksadana Kontrak Investasi Kolektif (KIK)
adalah reksadana yang tidak dapat membeli kembali dan tidak melakukan
15
3) Pemodal tidak dapat menjual kembali saham reksadana yang
4) Jual beli saham reksadana dilakukan di bursa efek dengan harga diatas
5) NAB bergantung dari nilai harga pasar, tidak harus selalu sama dengan
NAB.
adalah:
3) Harga jual beli saham reksadana berdasarkan NAB. (Rodoni, 2009: 83-
85)
16
Tabel 2.1
Perbedaan Reksadana Tertutup dengan Reksadana Terbuka
Reksadana Reksadana
Keterangan
Tertutup Terbuka
Dengan nilai
Nominal saham Tanpa nilai nominal
nominal
Harga saham
Sesuai harga pasar Sesuai NAB
diperdagangkan
Dengan premium,
Premium harga saham
diskon atau nilai Tanpa premium
terhadap NAB
premium
Ditentukan oleh
NAB awal Rp 1.000
perseroan
Ditransaksikan efek Ya Tidak
Dividen income,
Dividen, capital gain
Komponen return on capital gain
serta saham bonus
distribution, NCIN
Tidak
Mempengaruhi
mempengaruhi
Pengaruh transaksi harga saham karena
harga saham karena
dalam jumlah banyak berdasarkan demand
diperdagangkan
and supply
menurut NAB
Melalui penawaran Ditawarkan kepada
Sifat penawaran saham umum seperti right investor secara
issue terus-menerus
Frekuensi menghitung
Seminggu sekali Setiap hari
NAB
Pemegang saham
Pemegang saham
Proses pembelian dapat menjual
menjual melalui
kembali kembali kepada
bonus
perusahaan
Terjadi aliran dana
Aliran dana Tidak ada aliran dana
terus-menerus
Izin operasional Izin dari Bapepam Izin dari Bapepam
Pasar modal dan Pasar modal dan
Reinvestasi dana
pasar uang pasar uang
Modal yang disetor
Minimum 1% dari Minimum 1% dari
penuh pada saat
modal dasar modal dasar
pendirian
17
Pada dasarnya, reksadana berbentuk perseroan dapat beroperasi
ini dapat dengan mudah mempertahankan nilai awal modal karena tidak
memiliki risiko kerugian yang umumnya dapat ditimbun oleh efek saham.
Namun reksadana ini sulit untuk mendapatkan hasil yang lebih tinggi dari
kurangnya 80% dari nilai aktivanya diinvestasikan dalam efek saham dan
Karena dapat memiliki saham yang secara umum mempunyai risiko yang
lebih tinggi. Reksadana ini sangat sesuai bagi pemodal yang tidak
18
modal atau dana awal untuk mendapatkan kemungkinan memperoleh
deposito.
80% dari asetnya dalam efek ekuitas atau saham. Mengingat investasi di
dengan investasi efek hutang atau pasar uang, maka reksadana saham dalam
sedang tinggi, maka pasar modal umunya lesu dan harga saham cenderung
menurun. Sebaliknya, jika biaya dana sedang rendah, maka pasar modal
tercermin dari Nilai Aktiva Bersih (NAB). Baik tidaknya kinerja investasi
portofolio yang dikelola oleh Manajer Investasi dipengaruhi oleh kebijakan dan
19
strategi investasi yang dijalankan oleh Manajer Investasi yang bersangkutan.
NAB reksadana terbuka per saham dihitung setiap hari dan diumumkan kepada
masyarakat, sedangkan NAB reksadana tertutup dihitung cukup hanya satu kali
dalam seminggu (Nugraha, 2015: 11). Harga aset-aset pada portofolio akan
Sedangkan, NAB per unit penyertaan adalah harga wajar dari portofolio suatu
penyertaan yang telah beredar (dimiliki investor) pada saat tersebut. NAB tidak
bisa dipisahkan dari reksadana karena ini merupakan salah satu tolak ukur
dalam memantau hasil dari suatu reksadana. Rumus untuk menghitung NAB
20
4. Manfaat dan Risiko Reksadana
oleh BAPEPAM.
21
a. Risiko Perubahan Kondisi Ekonomi dan Politik; Sistem ekonomi terbuka
yang tercatat di bursa Efek Indonesia yang secara tidak langsung akan
Bersih Reksadana.
Klaim Asuransi; Dalam hal terjadinya kerusakan atau kehilangan atas surat-
surat berharga dan aset reksadana yang disimpan di Bank Kustodian, Bank
berharga tersebut.
22
B. Suku Bunga (BI Rate)
baru, perluasan usaha atau menundanya. Ketika suku bunga tinggi, masyarakat
biasanya akan lebih suka menyimpan uang mereka di bank karena akan
mendapat bunga yang tinggi. Sebaliknya, jika suku bunga rendah, masyarakat
cenderung tidak tertarik lagi untuk menyimpan uang di bank dan berinvestasi
loaned’. Artinya bunga adalah tanggungan pada pinjaman uang yang biasanya
135)
Bunga merupakan hal penting bagi suatu bank dalam penarikan dan
dihubungkan dengan tingkat suku bunganya. Bunga bagi bank bisa menjadi
biaya (cost of fund) yang harus dibayarkan kepada nasabah penabung, tetapi di
lain pihak, bunga dapat juga merupakan pendapatan bank yang diterima dari
23
Dalam kegiatan perbankan konvensional, terdapat dua macam bunga
a. Bunga Simpanan; merupakan harga beli yang harus dibayar bank kepada
peminjam (debitur) atau harga jual yang harus dibayar oleh nasabah
kepada debitur? Hal ini dapat dijelaskan menurut Teori Bunga, antara lain
a. Teori Nilai
value) lebih besar daripada nilai yang akan datang (future value)’.
Perbedaan nilai ini harus mendapat penggantian dari peminjam atau debitur.
b. Teori Pengorbanan
24
c. Teori Laba
Teori ini mengemukakan bahwa bunga ada karena adanya motif laba
yang ingin dicapai. Dalam teori ini, laba merupakan pendorong terciptanya
bunga baik bagi pengusaha maupun masyakat SSU (surplus spending unit)
2. Jenis-jenis Bunga
2) Bunga Sederhana
pinjaman dilunasi.
yang harus dibayar. Sebab jumlah pokok pinjaman dihitung selama satu
25
tahun untuk membebankan bunga. Meskipun pokok pinjaman telah
5) Compound Interest
kepada para nasabahnya pada tanggal tertentu. Pada metode ini, pokok
selanjutnya.
1) Flat Rate
26
lunas.
2) Sliding Rate
3) Floating Rate
dengan bunga yang berlaku di pasar uang sehingga bunga yang dibayar
setiap bulan sangat tergantung dari bunga pasar pada bulan tersebut.
Jumlah bunga yang dibayarkan dapat lebih tinggi atau lebih rendah atau
sama dari bulan yang bersangkutan. Hal ini juga berpengaruh terhadap
mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank
Gubernur Bank Indonesia melalui Rapat Dewan Gubernur yang diadakan setiap
27
2016: 23). Namun, pada April 2016, Bank Indonesia menetapkan 7 days
Reverse Repo Rate sebagai suku bunga kebijakan yang baru pengganti BI rate
untuk transmisi kebijakan. Perubahan suku bunga ini sudah berlaku efektif
C. Inflasi
1. Pengertian Inflasi
untuk semua barang secara terus menerus yang berlaku pada suatu
perekonomian tertentu. Kenaikan harga dari satu atau dua jenis barang tidak
Pada saat tingkat harga secara umum naik, pembeli harus mengeluarkan
lebih banyak uang untuk jumlah barang dan jasa yang sama. Jika konsumen
dengan membeli lebih sedikit yang kemudian pada akhirnya akan membatasi
beredar; aggregate demand (AD) lebih besar dari aggregate supply (AS).
28
b. Harga cenderung naik secara terus menerus. Dengan demikian, jika harga
naik hanya seketika dan kemudian turun kembali atau harga naik tidak
Penentuan parah tidaknya inflasi sangat relatif, tidak hanya dilihat dari
sudut laju inflasi saja. Pihak-pihak yang menanggung beban atau memperoleh
Nordhaus (Kuncoro, 2015: 45), inflasi dapat dikategorikan menjadi tiga, yaitu:
a. Low Inflation atau disebut juga inflasi satu digit (single digit inflation),
b. Galloping inflation atau double digit bahkan triple digit inflation yang
perhitungan. Orang harus melepaskan diri dari uang dan aset keuangan
29
c. Meningkatnya kecenderungan untuk berbelanja terutama untuk kebutuhan
consume).
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi ini dikategorikan menjadi tiga,
yaitu:
permanen.
30
bergejolak karena faktor-faktor tertentu (seperti musim panen,
pemerintah.
tersedia cukup.
2) Inflasi Dorongan Biaya (cost push inflation), yaitu karena biaya atau
berlangsung.
c. Indikator Inflasi
menunjukkan tingkat harga barang dan jasa yang harus dibeli konsumen
31
dalam satu periode tertentu. Di Indonesia, perhitungan IHK dilakukan
IHK − IHK −1
Inflasi = × 100%
IHK −1
Jika IHK melihat inflasi dari sisi konsumen, maka IHPB melihat
perhitungan IHPB:
IHPB − IHPB−1
Inflasi = × 100%
IHPB−1
atau ratus jenis barang dan jasa di beberapa puluh kota saja. Padahal,
jenis barang dan jasa yang diproduksi atau dikonsumsi dapat mencapai
perhitungan IHI:
32
IHI − IHI−1
Inflasi = × 100%
IHI−1
Kurs valuta asing atau kurs mata uang asing menunjukkan harga atau
nilai mata uang suatu negara dinyatakan dalam nilai mata uang negara lain.
Kurs valuta asing dapat juga didefinisikan sebagai jumlah uang domestik yang
mata uang ke mata uang lainnya dan digunakan dalam berbagai transaksi,
Penggunaan valuta asing atau mata uang asing sebagai alat pembayaran
yang melakukan jual beli hanya menginginkan pembayaran atas barang yang
atau mata uang negara lain yang dianggap perlu atau yang telah ditentukan
Dari beberapa banyak mata uang yang beredar di dunia, hanya terdapat
beberapa mata uang yang sering dipergunakan sebagai satuan hitung dan
33
banyak dicari dalam transaksi perdagangan dan alat pembayaran internasional.
Mata uang yang dimaksud umunya adalah mata uang yang berasal dari negara-
negara maju yang perekonomiannya kuat dan relatif stabil, dan biasanya mata
mata uang lainnya. Mata uang itu diantaranya adalah Yen-Jepang, USD-AS,
sebagainya. Mata uang yang dimaksud di atas itulah yang sering disebut
Nilai tukar suatu mata uang dapat ditentukan oleh pemerintah (otoritas
moneter) seperti pada negara-negara yang memakai sistem fixed exchange rate
nilai tukar mata uang dalam negeri disebut apresiasi atas mata uang asing.
Penurunan nilai tukar uang dalam negeri disebut depresiasi atas mata uang
nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, sedangkan revaluasi adalah
kebijakan pemerintah untuk menaikkan nilai tukar rupiah terhadap mata uang
34
Perubahan-perubahan tersebut dipengaruhi oleh: (Murni, 2016: 267-
268)
Tabel. 2.2
Faktor yang Mempengaruhi Nilai Tukar Rupiah (Kurs)
Perubahan
Faktor- faktor Perubahan yang Terjadi
Kurs
Cita rasa masyarakat • Cita rasa terhadap produk Kurs turun
domestik naik, impor turun.
Permintaan terhadap valuta
asing turun
• Cita rasa terhdapa produk luar Kurs naik
negeri naik, impor naik.
Permintaan terhadap valuta
asing bertambah
Harga barang ekspor • Harga produk domestik murah, Kurs turun
dan impor ekspor turun, supply valuta
asing bertambah
• Harga produk domestic mahal, Kurs naik
ekspor turun, supply valuta
asing berkurang
• Harga barang impor turun, Kurs naik
permintaan valuta asing
bertambah
• Harga barang impor naik, Kurs turun
permintaan valuta asing
berkurang
Terjadinya inflasi • Inflasi menyebabkan harga Kurs naik
produk dalam negeri naik,
impor meningkat, permintaan
valuta asing bertambah
• Inflasi menyebabkan harga Kurs naik
produk domestik naik, ekspor
turun, permintaan valuta asing
bertambah
Suku bunga dan • Suku bunga dan tingkat Kurs naik
tingkat pengembalian pengembalian investasi tinggi,
investasi aliran modal ke dalam negeri
meningkat. Permintaan
35
terhadap mata uang domestik
naik
• Suku bunga dan tingkat Kurs turun
pengembalian investasi rendah,
aliran modal ke luar negeri
meningkat. Permintaan
terhadap valuta asing naik
penawaran mata uang adalah Bank Sentral dari negara tersebut. Bank Sentral
dalam kesehariannya acap kali menjual dan membeli mata uang asing. Setiap
Bank Sentral dapat memilih antara dua sistem nilai tukar, yaitu: (Karim, 2015:
160)
a. Fixed Exchange Rate System, yaitu nilai tukar mata uang yang ditetapkan
pada tingkat tertentu terhadap mata uang asing oleh otoritas keuangan suatu
negara.
b. Floating Exchange Rate System, yaitu nilai tukar mata uang suatu negara
ditentukan oleh permintaan dan penawaran mata uang di pasar uang. Dalam
konsep ini, nilai tukar mata uang dibiarkan bergerak secara bebas.
permintaan dan penawaran di pasar valuta asing. Dalam sistem ini, nilai
36
mata uang suatu negara ditentukan dari permintaan dan penawaran mata
agar nilai mata uangnya tetap pada tingkat yang stabil dengan
mengintervensi di pasar devisa. Pada sistem ini, mata uang suatu negara
Sistem ini berlaku pada situasi yang menunjukkan bahwa nilai tukar
1. Bank Indonesia (BI) Rate dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana
Campuran Syariah
semua investasi beralih ke Pasar Modal. Seiring dengan itu, maka permintaan
Sebaliknya, ketika BI rate dinaikkan, investor akan menarik dananya dari Pasar
37
Hal ini membuat nilai efek dipasaran anjlok, akibatnya harga portofolio
reksadana syariah pun turun dan berimbas pada menurunnya NAB reksadana
syariah. Dengan kata lain, hubungan yang terjadi antara Bank Indonesia (BI)
rate dan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana campuran syariah adalah
yang menyatakan bahwa Bank Indonesia (BI) rate mempunyai korelasi negatif
diikuti oleh NAB reksadana syariah yang menurun. Di lain sisi, untuk
guna mengurangi jumlah uang beredar. Hal ini memungkinkan investor untuk
reksadana syariah, maka harga portofolio akan turun dan berimbas pada
menurunnya NAB reksadana syariah. Dengan kata lain, hubungan yang terjadi
antara inflasi dan Nilai Aktiva Bersih (NAB) reksadana campuran syariah
38
signifikan terhadap kinerja reksadana saham.
3. Nilai Tukar Rupiah (Kurs) dengan Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana
Campuran Syariah
(kurs). Resiko nilai tukar merupakan resiko yang timbul akibat pengaruh
perubahan nilai tukar mata uang domestik dengan nilai tukar mata uang negara
lain. Perubahan nilai tukar yang tidak diantisipasi oleh perusahaan akan
992)
Salah satu faktor yang mempengaruhi nilai mata uang suatu negara
adalah tingkat suku bunga yang mempunyai hubungan erat dengan inflasi.
Ketika inflasi tinggi, maka tingkat bunga cenderung semakin tinggi. Kebijakan
menaikkan tingkat bunga ini bertujuan untuk menekan tingkat inflasi dan
memperkuat kurs mata uang domestik. Dari sisi emiten, pada saat kurs menguat
(nilai tukar mata uang domestik lebih rendah dari nilai sebelumnya), maka akan
lebih bagi perusahaan. Hal ini dapat meningkatkan harga portofolio reksadana
syariah sehingga NAB reksadana syariah pun akan meningkat. Dengan kata
lain, hubungan yang terjadi antara Nilai Tukar Rupiah (Kurs) dan Nilai Aktiva
39
Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Aurora dan Riyadi (2013) yang
F. Penelitian Terdahulu
ruang lingkup yang sama, tetapi terdapat perbedaan pada variabel, objek, periode
Tabel 2.3
Review Penelitian Terdahulu
Metode
No Penulis Judul Kesimpulan
Analisis
1 Ainur Rachman Pengaruh Analisis • Inflasi
dan Imron Inflasi, Nilai regresi linier berpengaruh tidak
Mawardi, JESTT Tukar Rupiah, berganda signifikan
Vol. 2 No. 12, BI Rate • Nilai tukar rupiah
2015 Terhadap Net berpengaruh
Asset Value signifikan
Reksadana • BI rate
Saham Syariah berpengaruh tidak
signifikan
• Inflasi, nilai tukar
rupiah, dan BI rate
secara simultan
berpengaruh
signifikan terhadap
net asset value
reksadana saham
syariah
2 Denny Pengaruh Analisis • Inflasi
Hermawan dan Inflasi, Suku regresi berpengaruh
Ni Luh Putu Bunga, Ukuran linear negatif terhadap
40
Metode Kesimpulan
No Penulis Judul
Analisis
Wiagustini, E- Reksadana, dan berganda kinerja reksadana
Jurnal Umur saham
Manajemen Reksadana • Suku bunga
UNUD Vol. 5 Terhadap berpengaruh
No. 5, 2016 Kinerja negatif terhadap
Reksadana kinerja reksadana
saham
• Ukuran reksa dana
saham
berpengaruh
positif terhadap
kinerja reksadana
saham
• Umur reksadana
saham
berpengaruh
positif terhadap
kinerja reksadana
saham.
3 Fitria Saraswati, Analisis Analisis • SBIS tidak
Fakultas Pengaruh regresi linier berpengaruh
Ekonomi dan Sertifikat Bank berganda • Inflasi tidak
Bisnis UIN Indonesia berpengaruh
Jakarta, 2013 Syariah, • Nilai tukar rupiah
Inflasi, Nilai berpengaruh
Tukar Rupiah, negatif
dan • Jumlah uang
Jumlah Uang beredar
Beredar berpengaruh
Terhadap positif
Nilai Aktiva • SBIS, inflasi, nilai
tukar rupiah, dan
Bersih
jumlah uang
Reksadana
beredar secara
Syariah simultan
berpengaruh
terhadap NAB
reksadana syariah
4 Kasyfurrohman Pengaruh Analisis • Kurs berpengaruh
Ali dan Dr. Irfan Makroekonomi regresi linier signifikan baik
41
Metode Kesimpulan
No Penulis Judul
Analisis
Syauqi Beik, Terhadap berganda dalam jangka
Iqtishodia Jurnal Reksadana panjang maupun
Ekonomi Islam Syariah jangka pendek
Republika, 2012 • Kurs berpengaruh
signifikan baik
dalam jangka
panjang maupun
jangka pendek
dengan korelasi
positif
• Inflasi
berpengaruh
signifikan dengan
korelasi positif
• IHSG tidak
berpengaruh,
namun secara
signifikan
berpengaruh dalam
jangka panjang
dengan korelasi
negatif
• JII tidak memiliki
pengaruh
signifikan
5 Rowland Pengaruh Suku Analisis • Tingkat suku
Bismark Bunga SBI, regresi bunga SBI
Fernando Tingkat Inflasi, berganda berpengaruh
Pasaribu dan IHSG, dan signifikan
Dionysia Bursa • Inflasi tidak
Kowanda, Jurnal Asing berpengaruh
Akuntansi & Terhadap signifikan
Manajemen, Tingkat • IHSG berpengaruh
2014 Pengembalian signifikan
Reksadana • Bursa asing
Saham berpengaruh
signifikan
• Suku bunga SBI,
tingkat inflasi,
indeks harga
42
Metode Kesimpulan
No Penulis Judul
Analisis
saham gabungan
dan bursa asing
(KLSE dan HSI)
secara simultan
berpengaruh
signifikan terhadap
Tingkat
pengembalian
reksadana saham
dianalisis sesuai dengan tujuan penelitian ini, yaitu Bank Indonesia (BI) Rate,
Aktiva Bersih (NAB), di mana semakin tinggi NAB reksadana berarti semakin
metode analisis regrei linier berganda. Secara skematis dapat dibuat kerangka
43
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran
Uji Signifikansi:
- Uji Simultan
- Uji Parsial
- Koefisien Determinasi
Analisis dan
Interpretasi Data
44
BAB III
METODE PENELITIAN
Ruang lingkup penelitian ini hanya mencakup dari pengaruh BI Rate, Inflasi
dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana
Syariah Periode 2014-2016. Data yang diambil merupakan data bulanan, lebih
tepatnya per akhir bulan. Sedangkan jenis data yang penulis gunakan pada
penelitian ini adalah gabungan dari data runtun waktu (time series) dan cross
1. Populasi
anggota dari subjek yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
Reksadana Syariah yang terdaftar di OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan aktif
hingga tahun 2016. Terhitung hingga akhir tahun 2016, sudah terdapat 136
45
Tabel 3.1
Daftar Jumlah Reksadana Syariah
Per Desember 2016
tersebut.
2. Sampel
menentukan sifat, ciri, dan jawaban yang mampu mewakili suatu populasi.
kesempatan atau peluang yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Metode yang
46
Dalam penelitian ini, sampel diambil berdasarkan kriteria yang penulis
tetapkan, yaitu:
penelitian.
c. Total NAB reksadana syariah jenis campuran telah mencapai atau lebih dari
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber kedua dari
data yang dibutuhkan dan berhubungan dengan masalah yang diteliti. Data-data
a. Data Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah setiap bulan selama
b. Data BI Rate setiap bulan selama tahun 2014-2016 yang diperoleh dari
c. Data Inflasi setiap bulan selama tahun 2014-2016 yang diperoleh dari
47
d. Data Nilai Mata Uang Asing (Kurs) setiap bulan selama tahun 2014-2016
pengumpulan data yang berasal dari literature, buku, dokumen, journal, skripsi
terdahulu, dan artikel yang berkaitan dengan penelitian ini. Hal ini dilakukan
3. Internet Research
D. Metode Analisis
makna dari setiap temuan yang diperoleh berdasarkan data yang dikumpulkan itu
(Ali, 2010: 321). Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa aplikasi atau
48
software komputer yang dapat membantu penulis dalam mengolah data, yaitu
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data panel dengan metode
dilakukan pengujian asumsi klasik untuk memastikan bahwa alat uji regresi
dapat digunakan atau tidak. Bila uji asumsi klasik sudah terpenuhi, maka alat
a. Uji Normalitas
menggunakan pedoman kalua setiap variabel terdiri dari 30 data, maka data
penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal dari grafik atau melihat
49
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau grafis histogram, maka
asumsi normalitas.
statistik untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Uji
ini mengukur perbedaan antara skewness dan kurtosis data. Uji Jarque-Bera
𝑁 − 𝑘 2 (𝐾 − 3)2
𝐽𝐵 = (𝑆 + )
6 4
hitung dengan tingkat alpha 0,05 (5%). Apabila nilai Prob. J-Bhitung lebih
normal. Sebaliknya, apabila nilai prob. J-Bhitung lebih kecil dari 0,05, maka
50
b. Multikolinearitas
terjadi jika dilakukan analisis regresi linier berganda yang melibatkan lebih
dari satu variabel independen. Jika terjadi korelasi atau ada hubungan yang
output pengujian data. Apabila nilai Varianve Inflation Factor tidak lebih
tinggi dari 10 atau 5 (banyak buku yang menyaratkan tidak lebih dari 10,
tapi ada juga yang menyaratkan tidak lebih dari 5), maka dapat disimpulkan
nilai > 0,90, maka dapat dikatakan bahwa model tersebut mempunyai
51
memiliki nilai < 0,90, maka dapat disimpulkan bahwa model tersebut tidak
c. Uji Heteroskedastisitas
varian (keragaman) yang konstan/ tetap/ sama (Nursiyono & Nadeak, 2016:
95).
memiliki korelasi atau pola hubungan. Pola hubungan ini tidak hanya
sebatas hubungan linier, tetapi dimungkinkan dalam pola yang berbeda juga
(Mansuri, 2016: 41). Oleh karena itu, dibutuhkan suatu test untuk
varians tidak konstan, maka ia akan berhubungan dengan satu atau lebih
52
2) Uji Park. Uji Park dikembangkan oleh Park pada tahun 1966. Uji ini
𝑏2 𝑋2 + ⋯ + е.
3) Uji Glejser. Uji ini mirip dengan Uji Park, namun perbedaanya hanya
grafik sebar (scatter plot) dari variabel residual kuadrat dan variabel
d. Autokorelasi
residual pada satu pengamatan dan pengamatan lain pada model regresi.
Fenomena ini umum ditemukan pada regresi data yang bersifat time series,
tetapi kadang juga ditemukan pada data cross section (Ariefianto, 2012: 27).
53
Guna mememastikan model regresi linier terbebas dari autokolerasi,
Watson yang memiliki ketentuan sebagai berikut: (Basuki & Prawoto, 2016:
60)
1) Jika d lebih kecil dari dL atau lebih besar dari (4-dL), maka H0 ditolak,
3) Jika d terletak antara dL dan dU atau di antara (4-dU) dan (4-dL), maka
Multiplier) Test. Hasil uji LM Test dapat dilihat dari nilai Probabilitas Obs*
Apabila nilai Prob. Obs* R-Squared lebih besar dari tingkat α 0,05 (5%),
Squared lebih kecil dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi
masa mendatang berdasarkan data masa lalu untuk mengetahui pengaruh satu
54
atau lebih variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Perbedaan metode
regresi berganda, yaitu terletak pada jumlah variabel bebas yang digunakan
lebih dari satu yang mempengaruhi satu variabel tak bebas. (Siregar S., 2013)
dua atau lebih variabel bebas terhadap suatu variabel terikat dan memprediksi
variabel terikat dengan menggunakan dua atau lebih variabel bebas. Untuk
𝑌 = 𝑎 + 𝑏1 𝑋1 + 𝑏2 𝑋2 + 𝑏3 𝑋3 + 𝑒
Di mana:
X1 = BI Rate
X2 = Inflasi
a = Konstanta
e = Standar error
Data panel adalah data yang berdasarkan urut waktu (time series)
sekaligus cross section. Oleh karena data panel merupakan gabungan dari
data time series dan data cross section, maka data panel memberikan data
yang lebih banyak dan lebih informatif. Secara umum, model regresi data
panel dapat ditaksir melalui tiga pendekatan, yaitu Common Effect, Fixed
55
Effect, dan Random Effect. Jika ketiga pendekatan tersebut menghasilkan
model yang signifikan, maka harus dipilih model regresi terbaik dan efisien
individu selama waktu observasi. Berikut model regresi data panel pada
𝑦𝑖𝑡 = 𝛼𝑖 + 𝛽1 + 𝛽2 + 𝛽3 + 𝑒𝑖𝑡
kostan dari error term dan β, serta faktor penyebab keberagaman antar
ini sering disebut juga sebagai Least Square Dummy Variabel (LSDV).
56
Berikut model regresi data panel pada fixed effect model: (Kurniawan,
kata lain, slope memiliki nilai yang tetap, tetapi intersep bervariasi
untuk setiap individu. Berikut model regresi data panel pada random
diestimasi layak atau tidak. Layak disini maksudnya adalah model yang
57
digunakan dalam model regresi secara bersama-sama berpengaruh terhadap
variabel dependen.
statistic) pada kolom weighted statistics yang terdapat pada output model
regresi. Apabila nilai Prob. (F-statistic) lebih kecil dari tingkat kesalahan
atau error dengan nilai α 0,05, maka dapat dikatakan bahwa model regresi
besar dari tingkat kesalahan atau error dengan nilai α 0,05, maka dapat
2016: 48)
berikut:
H0 : Bank Indonesia (BI) Rate, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) secara
H1 : Bank Indonesia (BI) Rate, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) secara
b. Uji t (Parsial)
58
koefisien regresi. Menurut Suliyanto (2011: 55), Nilai thitung digunakan
Hasil uji t dapat dilihat dari nilai Prob. thitung. Apabila nilai Prob.
thitung lebih kecil dari tingkat kesalahan atau error dengan nilai α 0,05; maka
variabel terikatnya. Sedangkan, apabila nilai Prob. thitung lebih besar dari
tingkat kesalahan atau error dengan nilai α 0,05; maka dapat dikatakan
Dalam melakukan uji t, terdapat istilah one tail dan two tail. Uji
hipotesis one tail dipilih jika peneliti mempunyai dasar teori atau dugaan
yang kuat. Sebaliknya, uji hipotesis two tail dipilih jika peneliti tidak
mempunyai landasan teori atau dugaan awal yang kuat (Widarjono, 2015:
22).
berikut:
1) Hipotesis 1
59
b) H1 : BI Rate secara parsial memberikan pengaruh signifikan
2) Hipotesis 2
3) Hipotesis 3
regresi sesuai dengan data aktualnya (Widarjono, 2015: 17). Nilai koefisien
60
dependent (Widarjono, 2015: 18). Untuk mengurangi kelemahan tersebut,
maka nilai koefisien determinasi dapat naik atau turun akibat adanya
dan Adjusted R-square pada kolom weighted statistics yang terdapat pada
mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas
adalah BI Rate (X1), Inflasi (X2), dan Nilai Tukar Rupiah (X3).
a. BI Rate
oleh Dewan Gubernur setiap bulan. BI rate berlaku sejak tanggal ditetapkan
61
dengan memperhatikan efek yang ditumbulkan pada sasaran moneter yang
point. Perubahana BI rate dapat dilakukan lebih dari 25 basis point dalam
b. Inflasi
adalah IHK. Secara khusus, IHK merupakan indeks yang diperlukan untuk
barang dalam kurun waktu tertentu. Besarnya inflasi sangat tergantung pada
besarnya kenaikan harga, bobot barang dan jasa yang masuk dalam
Pni
∑ki=1
P(n−1)i P(n−1)i Qoi
IHK n = × 100
∑ki=1 Poi Qoi
Di mana:
62
𝑃(𝑛−1)𝑖 𝑄𝑜𝑖 = Nilai konsumsi jenis barang i, periode ke- (𝑛 − 1)
IHK suatu bulan dengan IHK bulan sebelumnya, kemudian dibagi dengan
Di mana:
kurs (foreign exchange rate) adalah harga mata uang suatu negara yang
relatif terhadap mata uang negara lain. Karena nilai tukar ini mencakup dua
permintaan dari kedua mata uang tersebut. Untuk mengetahui bahwa rupiah
lain, diturunkan persamaan paritas daya beli atau purchasing power parity
P=еṕ
63
Di mana:
menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini, variabel
terikat adalah Nilai Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah. Kinerja investasi
atau Net Asset Value (NAV). NAB reksadana pada suatu periode dapat dihitung
Di mana:
NAB per unit = Nilai aktiva bersih per Unit Penyertaan pada periode
tertentu
64
BAB IV
sejak Abad ke-19. Cikal bakal industri ini bisa dirunut pada tahun 1870, ketika
Perusahaan ini mirip dengan apa yang sekarang dikenal sebagai Reksadana
oleh National Commercial Bank di Saudi Arabia dengan nama Global Trade
65
dimulai pertama kali pada tahun 1959. Perkembangan unit trust di Malaysia
dengan nama Islamic Unit Trust. Reksadana syariah di Malaysia ini sudah
UU Pasar Modal pada tahun 1996, mulailah reksadana tumbuh secara aktif.
menimbulkan rasa optimis akan gairah berinventasi yang berbasis syariah pada
kalangan investor muslim. Oleh karena itu, pada tahun 1997, perusahaan
Saat ini, ada banyak pilihan reksadana syariah yang ditawarkan kepada
66
Management (DIM). Danareksa Investment Management didirikan pada
OJK pada November 2000 dengan nilai Net Asset Value (NAV) sebesar Rp
minimun 25% hingga maksimum 75% pada Efek Ekuitas, dan minimum
25% hingga maksimum 75% pada Efek Hutang dan Instrumen Pasar Uang
67
SAM Syariah Berimbang sudah mulai aktif dan terdaftar di OJK
pada Januari 2012 dengan nilai Net Asset Value (NAV) sebesar Rp
75% pada Efek Ekuitas Syariah, dan minimum 5% dan maksimum 75%
pada Efek Sukuk, serta minimum 5% dan maksimum 75% pada Instrumen
bidang jasa keuangan yang memiliki 41 kantor dan lebih dari 4100 pegawai
di seluruh dunia yang tersebar pada 27 negara di Eropa, Amerika, Asia, dan
Timur Tengah.
OJK pada April 2009. Selama tahun 2016, reksadana syariah ini mengalami
penurunan yang signifikan hingga mencapai nilai Net Asset Value (NAV)
68
dengan NAV tertinggi dari golongan reksadana syariah jenis campuran.
aset yang terdiri dari saham, pendapatan tetap, dan pasar uang melalui
pada Desember 2008 dengan nilai Net Asset Value (NAV) sebesar Rp
pada Efek Ekuitas, dan minimum 5% dan maksimum 75% pada Efek
Bersifat Hutang, serta minimun 10% dan maksimum 30% pada Efek
69
B. Deskripsi Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nilai Aktiva Bersih
(NAB) reksadana syariah jenis campuran. Adapun data reksadana syariah jenis
campuran yang menjadi objek penelitian dapat dilihat pada tabel berikut di bawah
ini:
Tabel 4.1
Daftar Reksadana Syariah Jenis Campuran
Per Desember 2016
Tanggal
No Reksadana Syariah Manajer Investasi
Efektif
PT PNM Investment
1 PNM Syariah 15/05/2000
Management
Danareksa Syariah PT Danareksa Investment
2 24/11/2000
Berimbang Management
Mandiri Syariah Investa PT Mandiri Manajemen
3 14/10/2004
Berimbang Investasi
AAA Amanah Syariah PT AAA Asset
4 17/06/2005
Fund Management
PT Trimegah Asset
5 TRIM Syariah Berimbang 26/12/2008
Management
Syariah BNP Paribas PT BNP Paribas Investment
6 09/04/2007
Pesona Amanah Partners
PT Ciptadana Asset
7 Cipta Syariah Balance 16/04/2008
Management
Schroder Syariah Balanced PT Schroder Investment
8 22/04/2009
Fund Management Indonesia
PT Samuel Aset
9 SAM Syariah Berimbang 20/01/2012
Manajemen
Panin Dana Syariah PT Panin Asset
10 16/08/2012
Berimbang Management
MNC Dana Syariah PT MNC Asset
11 13/12/2012
Kombinasi Management
Insight Syariah Berimbang PT Insight Investment
12 04/06/2013
(I-Share) Management
Arvist Balanced Amar PT Arvist Asset
13 30/09/2013
Syariah Management
70
PT Pasific Capital
14 Pacific Balance Syariah 27/11/2013
Investment
Mega Asset Madania PT Mega Asset
15 06/12/2013
Syariah Management
CIMB-Principal Balanced PT CIMB-Principal Asset
16 14/04/2014
Growth Syariah Management
PT Pratama Capital Assets
17 Pratama Syariah Imbang 24/10/2014
Management
Asia Raya Syariah Taktis
18 PT Asia Raya Kapital 25/01/2016
Berimbang
Cipta Nusantara Syariah PT Ciptadana Asset
19 04/05/2016
Berimbang Management
Sumber: www.ojk.go.id
yang memenuhi syarat untuk dijadikan sampel penelitian, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.2
Daftar Sampel Penelitian
Tanggal
No Reksadana Syariah Manajer Investasi
Efektif
Danareksa Syariah PT Danareksa Investment
1 24/11/2000
Berimbang Management
PT Samuel Aset
2 SAM Syariah Berimbang 20/01/2012
Manajemen
Schroder Syariah Balanced PT Schroder Investment
3 22/04/2009
Fund Management Indonesia
PT Trimegah Asset
4 TRIM Syariah Berimbang 26/12/2008
Management
Sumber: www.ojk.go.id
penelitian, serta memiliki total NAB mencapai atau lebih dari Rp 52.000.000.000
per Desember 2016. Selain itu, data lain yang digunakan dalam penelitian ini
71
1. Bank Indonesia Rate (BI Rate)
stance kebijakan moneter yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan diumumkan
kepada publik. Pada penelitian ini, BI rate diambil dari data BI rate bulanan
yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia. Adapun data BI rate pada setiap akhir
Tabel 4.3
Data BI Rate
Periode 2014-2016
BI Rate (%)
No. Bulan 2014 2015 2016
1 Januari 7,5 7,75 7,25
2 Februari 7,5 7,5 7
3 Maret 7,5 7,5 6,75
4 April 7,5 7,5 6,75
5 Mei 7,5 7,5 6,75
6 Juni 7,5 7,5 6,5
7 Juli 7,5 7,5 6,5
8 Agustus 7,5 7,5 5,25
9 September 7,5 7,5 5
10 Oktober 7,5 7,5 4,75
11 November 7,75 7,5 4,75
12 Desember 7,75 7,5 4,75
Rata-rata 7,54 7,52 6
Sumber: www.bi.go.id
penelitian terjadi pada November 2014–Januari 2015, yaitu sebesar 7,75% dan
4,75%. Sedangkan, rata-rata nilai BI rate tetinggi terjadi pada tahun 2014, yaitu
sebesar 7,54% dan rata-rata nilai BI rate terendah terjadi pada tahun 2016, yaitu
72
sebesar 6,00%. Grafik mengenai pertumbuhan BI rate di Indonesia dapat dilihat
Gambar 4.1
BI Rate
Periode 2014-2016
BI Rate
9
8
7
6
5 BI RATE, 4.75
4
3
2
1
0
2014 2015 2016
Dapat dilihat pada Gambar 4.1 di atas bahwa pada awal periode
Sempat meningkat hingga mencapai nilai 7,75% selama beberapa bulan, yaitu
BI rate dilakukan karena inflasi yang terkendali dan untuk mendorong kredit
73
2. Inflasi
Apabila inflasi naik, akan berdampak pada naiknya harga bahan baku yang pada
akhirnya akan menurunkan daya saing terhadap produk barang yang dihasilkan
suatu perusahaan. Selain itu, meningkatnya inflasi juga akan menaikkan biaya
berinvestasi. Adapun data Inflasi pada setiap akhir bulan selama periode 2014-
Tabel 4.4
Data Inflasi
Periode 2014-2016
Inflasi (%)
No. Bulan 2014 2015 2016
1 Januari 8,22 6,96 4,14
2 Februari 7,75 6,29 4,42
3 Maret 7,32 6,38 4,45
4 April 7,25 6,79 3,6
5 Mei 7,32 7,15 3,33
6 Juni 6,7 7,26 3,45
7 Juli 4,53 7,26 3,21
8 Agustus 3,99 7,18 2,79
9 September 4,53 6,83 3,07
10 Oktober 4,83 6,25 3,31
11 November 6,23 4,89 3,58
12 Desember 8,36 3,35 3,02
Rata-rata 6,42 7,52 3,53
Sumber: www.bi.go.id
74
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas, nilai inflasi tertinggi selama periode
penelitian terjadi pada Desember 2014, yaitu sebesar 8,36% dan nilai inflasi
terendah terjadi pada Agustus 2016, yaitu sebesar 2,79%. Sedangkan, rata-rata
nilai inflasi tetinggi terjadi pada tahun 2015, yaitu sebesar 7,52% dan rata-rata
nilai inflasi terendah terjadi pada tahun 2016, yaitu sebesar 3,53%. Grafik
berikut ini:
Gambar 4.2
Inflasi
Periode 2014-2016
Inflasi
9
8
7
6
5
4
3 INFLASI, 3.02
2
1
0
2014 2015 2016
Dapat dilihat pada Gambar 4.2 di atas bahwa selama periode penelitian,
75
Perry Warijiyo (Afriyadi, 2017), terdapat empat faktor yang menyebabkan
inflasi pada tahun 2016 rendah. Pertama, adanya koordinasi yang baik antara
ketersediaan barang. Ketiga, pengendalian yang baik dari sisi nilai tukar rupiah
Nilai tukar dapat ditafsirkan sebagai sejumlah mata uang lokal yang
dibutuhkan untuk membeli satu unit mata uang asing. Perubahan nilai tukar
perusahaan. Adapun data Nilai Tukar Rupiah (kurs) tengah terhadap 1 USD
pada setiap akhir bulan selama Periode 2014-2016 adalah sebagai berikut:
Tabel 4.5
Data Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Tengah
Periode 2014-2016
76
Berdasarkan Tabel 4.5 diatas, nilai kurs tertinggi selama periode
penelitian terjadi pada September 2015, yaitu sebesar Rp 14.657, dan nilai kurs
terendah terjadi pada Maret 2014, yaitu sebesar Rp 11.404. Sedangkan, rata-
rata nilai kurs tetinggi terjadi pada tahun 2015, yaitu sebesar Rp 13.448 dan
rata-rata nilai kurs terendah terjadi pada tahun 2014, yaitu sebesar Rp 11.884.
Gambar 4.3
Nilai Tukar Rupiah (Kurs) Tengah
Periode 2014-2016
Kurs
16000
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
2014 2015 2016
Dapat dilihat pada Gambar 4.3 di atas bahwa dari tahun ke tahun selama
77
menguat. Setelah tahun 2014, kurs cenderung mengalami peningkatan hingga
demikian, pada tahun 2016, kurs sudah mulai menguat kembali yang ditandai
dengan nilai kurs yang lebih rendah dari nilai pada periode sebelumnya.
Aktiva Bersih (NAB) Reksadana Syariah jenis campuran dalam bentuk miliar
Rate (BI Rate) dalam bentuk persentase, Inflasi dalam bentuk persentase, dan Nilai
pengujian asumsi klasik untuk memastikan bahwa alat uji regresi dapat
digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik sudah terpenuhi, maka alat uji
dalam bentuk lain yang setara agar data-data tersebut siap untuk diolah. Peneliti
78
a. Uji Normalitas
data dapat dilihat dari gambar histogram, namun seringkali polanya tidak
Prob. Jarque-Bera. Jika lebih besar dari 0,05 (5%), maka data berdistribusi
normal. Jika kurang dari 0,05 (5%), maka data tidak berdistribusi normal.
Gambar 4.4
Histogram Normality Test
20
Series: Residuals
Sample 1 144
16 Observations 144
Mean 1.46e-15
12 Median 0.002214
Maximum 0.149593
Minimum -0.108196
Std. Dev. 0.060730
8
Skewness 0.058792
Kurtosis 2.569395
4
Jarque-Bera 1.195479
Probability 0.550054
0
-0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15
Prob. Jarque-Bera sebesar 0,550 > 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa
telah terpenuhi.
79
b. Uji Multikolinieritas
antar variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
multikolinieritas:
Tabel 4.6
Variance Inflation Factors
80
Rate sebesar 2,050 < 5, Inflasi sebesar 2,114 < 5, dan Kurs sebesar 1,121
< 5. Dari ketiga variabel tersebut di atas, tidak ada nilai yang lebih besar
Tabel 4.7
Matriks Koefisien Korelasi
dengan Kurs sebesar -0,275; dan Kurs dengan Inflasi sebesar -0,322.
c. Uji Heteroskedastisitas
yang berbeda (Nursiyono dan Nadaek, 2016: 95). Sebaliknya, jika varian
variabel pada model regresi memiliki nilai yang sama disebut dengan
81
mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan melihat nilai Prob. dari Obs*
R-Squared. Jika nilai Prob. Obs* R-Squared < 5%, maka dapat disimpulkan
Tabel 4.8
Heteroskedasticity Test: White
Squared adalah 0,009 dan nilai Prob. Obs* R-Squared adalah 0,999 (lebih
besar dari 𝛼 = 5%), maka dapat disimpulkan bahwa data tersebut bersifat
d. Uji Autokolerasi
secara musiman, (2) kekeliruan memanipulasi data, (3) data runtut waktu,
82
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode LM (Lagrange
adalah dengan melihat nilai Prob. dari Obs* R-Squared. Jika nilai Prob.
Obs* R-Squared > 0,05; maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
autokolerasi pada model regresi. Berikut adalah hasil dari uji autokolerasi:
Tabel 4.9
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test
nilai sebesar 130,6434 dengan Prob. Chi-Sqare sebesar 0,00. Nilai tersebut
lebih rendah dari nilai α 0,05 (5%). Jadi, dapat disimpulkan bahwa terjadi
didapat dari hasil estimasi model regresi pada tabel di bawah ini:
Tabel 4.10
Durbin Watson Stat
83
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, diketahui bahwa nilai Durbin-
Watson stat sebesar 0,089. Selanjutnya, untuk mendapatkan nilai rho (ρ)
𝑑 0,089235
𝜌 =1− =1− = 1 − 0,0446175 = 0,9553825 ≅ 𝟎, 𝟗𝟔
2 2
Dari hasil di atas, diketahui nilai rho (ρ) sebesar 0,96. Selanjutnya,
berikut:
[Y − ρ × Y(−1)] c [X − ρ × Y(−1)] =
Tabel 4.11
Hasil Pemulihan Autokolerasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test
84
Berdasarkan tabel 4.11 di atas, terdapat perbedaan hasil sebelum dan
dilakukan pemulihan, seperti terlihat pada tabel 4.10, nilai Prob. Obs* R-
Squared sebesar 0,9031. Nilai tersebut lebih besar dari nilai α 0,05 (5%)
Model), pendekatan efek tetap (Fixed Effect Model), dan pendekatan efek acak
(Random Effect Model). Dari ketiga model tersebut akan dipilih model terbaik
section dan time series sebagai satu kesatuan tanpa melihat adanya
perbedaan waktu dan entitas (individu). Dengan kata lain, metode ini
berbagai kurun waktu. Berikut adalah hasil dari model common effect:
85
Tabel 4.12
Model Common Effect
berbeda, sedangkan slope antar sampel adalah tetap (sama). Model ini
intersep antar sampel. Berikut adalah hasil dari model fixed effect:
86
Tabel 4.13
Model Fixed Effect
Effects Specification
c. Uji Chow
Effect atau Fixed Effect yang paling tepat (terbaik) digunakan dalam
Apabila Prob. Chi-Square > 0,05, maka model terbaik adalah common
87
effect. Sebaliknya, jika Prob. Chi-Square > 0,05, maka model terbaik adalah
Tabel 4.14
Uji Chow
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, dapat dilihat bahwa nilai Prob. Chi-
Square sebesar 0,00. Di mana nilai tersebut lebih kecil dari 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa model terbaik antara common effect dan fixed
gangguan mungkin saling berhubungan antar waktu dan antar sampel. Pada
model ini, intersep dianggap sebagai variabel random dan tidak dianggap
berkolerasi sepanjang cross section dan time series. Berikut adalah hasil
88
Tabel 4.15
Model Random Effect
Effects Specification
S.D. Rho
Weighted Statistics
Unweighted Statistics
e. Uji Hausman
random effect dilakukan pengujian yang disebut dengan uji hausman. Cara
89
menentukan model terbaik antara kedua model tersebut adalah dengan
melihat nilai Prob. Chi-Square. Apabila nilai Prob. Chi-Square > 0,05 (nilai
sig.), maka model terbaik adalah random effect. Sebaliknya, jika Prob. Chi-
Square < 0,05, maka model terbaik adalah fixed effect. Berikut adalah hasil
Tabel 4.16
Uji Hausman
Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Berdasarkan tabel 4.16 di atas, dapat dilihat bahwa nilai Prob. Chi-
Square sebesar 1,00. Di mana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga
dapat disimpulkan bahwa model terbaik antara fixed effect dan random
3. Uji Signifikansi
90
dikatakan layak. Sebaliknya, apabila variabel-variabel bebas secara
model persamaan regresi dapat dikatakan tidak layak. Berikut adalah hasil
Tabel 4.17
Uji Simultan (Uji F)
Weighted Statistics
sebesar 0,000000. Di mana nilai tersebut lebih kecil dari nilai α 0,05
sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi layak. Karena Prob. (F-
statistic) < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menyatakan
91
variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut adalah hasil
Tabel 4.18
Uji Parsial (Uji t)
Prob. thitung variabel BI Rate sebesar 0,0006 yang mana lebih kecil dari
< 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menyatakan bahwa BI
jenis campuran.
92
2) Uji t Variabel Inflasi
Prob. thitung variabel Inflasi sebesar 0,0357 yang mana lebih besar dari
0,05 dengan nilai Coefficient sebesar -0,044. Karena Prob. (t-statistic) >
Prob. thitung variabel Kurs sebesar 0,0215 yang mana lebih kecil dari 0,05
0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal ini menyatakan bahwa Kurs
jenis campuran.
93
mengurangi kelemahan yang terdapat pada R-Square. Berikut adalah hasil
Tabel 4.19
Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R-Square)
Weighted Statistics
bahwa pengaruh BI Rate, Inflasi, dan Nilai Tukar (Kurs) terhadap Nilai
sepeti Jumlah Uang Beredar, Produk Domestik Bruto, Indeks Harga Saham
Model Random Effect yang terpilih menjadi model regresi data panel terbaik
94
Tabel 4.20
Model Random Effect
Effects Specification
S.D. Rho
Weighted Statistics
dan variabel independen (BI Rate, Inflasi, dan Kurs) adalah sebagai berikut:
95
a. Konstanta (C) sebesar 10,081 menunjukkan bahwa variabel independen (BI
Rate, Inflasi, dan Nilai Tukar) pada observasi ke- i dan periode ke- t adalah
b. Koefisien regresi BI Rate sebesar -0,166, hal ini menunjukkan bahwa jika
nilai BI Rate pada observari ke- i dan periode ke- t naik 1%, maka akan
c. Koefisien regresi Inflasi sebesar -0.044, hal ini menunjukkan bahwa jika
nilai Inflasi pada observari ke- i dan periode ke- t naik 1%, maka akan
d. Koefisien regresi Kurs sebesar -0,189, hal ini menunjukkan bahwa jika nilai
Kurs pada observari ke- i dan periode ke- t naik 1%, maka akan menurunkan
NAB Reksadana Campuran Syariah pada observari ke- i dan periode ke- t
sebesar 0,189.
Tabel 4.21
Cross-section Random Effect
96
Berdasarkan tabel 4.21 di atas, diperoleh persamaan model regresi
dan variabel independen (BI Rate, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah) setiap
Rate, Inflasi, dan Nilai Tukar) pada observasi ke- i dan periode ke- t adalah
Rate, Inflasi, dan Nilai Tukar) pada observasi ke- i dan periode ke- t adalah
Rate, Inflasi, dan Nilai Tukar) pada observasi ke- i dan periode ke- t adalah
97
konstan, maka dapat disimpulkan bahwa NAB Schroders Syariah Balanced
Rate, Inflasi, dan Nilai Tukar) pada observasi ke- i dan periode ke- t adalah
D. Interpretasi
Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) terhadap Nilai Aktiva Bersih (NAB)
Hal ini dibuktikkan dengan nilai Prob. (F-statistic) sebesar 0,000000. Di mana nilai
tersebut lebih kecil dari nilai α (0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa H0 ditolak
dan H1 diterima.
signifikansi lebih kecil dari nilai α, yaitu sebesar 0,0006 < 0,05 dan nilai
98
Coefficient (C) sebesar -0,166. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa H0
ditolak dan H1 diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel BI Rate secara
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori di mana saat suku bunga Bank
kepada perbankan dalam bentuk tabungan atau deposito karena memilik return
yang tinggi. Sebaliknya, jika suku bunga Bank Indonesia (BI rate) turun, maka
syariah.
terhadap nilai aktiva bersih reksadana. Akan tetapi, penelitian ini bertolak
belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu dan Kowanda (2014)
yang menyatakan bahwa tingkat suku bunga SBI berpengaruh positif dan
99
2. Pengaruh Inflasi terhadap NAB Reksadana Campuran Syariah
lebih besar dari nilai α, yaitu sebesar 0,0357 > 0,05 dan nilai Coefficient (C)
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Inflasi secara parsial atau
tinggi yang ditandai dengan kenaikan harga barang dan jasa secara terus-
tinggi.
juga ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Hermawan dan Wiagustini
100
3. Pengaruh Kurs terhadap NAB Reksadana Syariah
lebih kecil dari nilai α, yaitu sebesar 0,0215 < 0,05 dan nilai Coefficient (C)
diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel Kurs secara parsial atau individu
penelitian yang dilakukan oleh Agustina (2011), dan Saraswati (2013) yang
ditemukan pada penelitian yang dilakukan oleh Ali dan Beik (2012), serta
Rachman dan Mawardi (2015) yang menyatakan bahwa nilai tukar rupiah
(kurs) berpengaruh signifikan baik dalam jangka pendek maupun dalam jangka
101
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang telah dijelaskan pada bab
sebelumnya, dapat diambil kesimpulan, yaitu jika BI rate, inflasi, dan kurs
menurun. Sebaliknya, jika BI rate, inflasi, dan kurs mengalami penurunan nilai,
maka NAB reksadana campuran syariah akan meningkat. Hal ini dibuktikan
sama) BI Rate, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah (Kurs) memberikan pengaruh
Hal ini ditunjukkan dengan nilai Prob. (F-statistic) sebesar 0,000000 < 0,05
ditunjukkan dengan nilai Prob. thitung BI Rate sebesar 0,0006 < 0,05 dan nilai
dan H1 diterima.
102
b. Inflasi memberikan pengaruh signifikan dengan korelasi negatif terhadap
ditunjukkan dengan nilai Prob. thitung Inflasi sebesar 0,0357 < 0,05 dan nilai
dan H1 diterima.
Syariah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Prob. thitung Kurs sebesar 0,0215
< 0,05 dan nilai Coefficient sebesar -0,189. Hasil tersebut menandakan
B. Saran
2. Bagi Investor
103
syariah jenis campuran. Selain itu, variabel BI rate, inflasi dan kurs juga patut
3. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi pemicu dan acuan bagi peneliti
Investasi yang ada di Indonesia. Selain itu, hendaknya menambah rentan wartu,
104
DAFTAR PUSTAKA
Afriyadi, Ahmad Dwi. “BI Ungkap Penyebab Rendahnya Inflasi di 2016”, diakses
pada tanggal 6 Januari 2017, dari http://bisnis.liputan6.com
Agustina, Winda. “Pengaruh Fluktuasi Jumlah Uang Beredar, Nilai Tukar Rupiah dan
BI Rate Terhadap Nilai Aktiva Bersi per unit (NAB/unit) Reksadana Syariah”.
Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah, Jakarta, 2011.
Aurora, Tona, dan Riyadi, Agus. "Pengaruh Inflasi, Suku Bunga, dan Kurs Terhadap
Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia". Jurnal Dinamika Manajemen, Vol. 1
No. 3, 2013.
Basuki, Agus Tri, dan Prawoto, Nano. "Analisis Regresi Dalam Penelitan Ekonomi &
Bisnis: Dilengkapi Aplikasi SPSS & Eviews”. PT RajaGrafindo Persada,
Jakarta, 2016.
Dariyus. "Apakah Kinerja dan Risiko Persadana Syariah Lebih Baik Dibandingkan
dengan Reksadana Konvensional?". Edisi ke-VIII , Jurnal Orasi Bisnis, 2012.
105
Farid, Muhammad. "Mekanisme dan Perkembangan Reksadana Syariah". Iqtishoduna,
Vol. 4 No. 1, 2014.
Ghozali, Imam. "Analisis Multivariative Dengan Program IBM SPSS 20". Mitra
Wacana Media, Jakarta, 2012.
Hamid, Abdul. "Pasar Modal Syariah". Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Jakarta,
2009.
Hermawan, Denny, dan Wiagustini, Ni Luh Putu. "Pengaruh Inflasi, Suku Bunga,
Ukuran Reksadana, dan Umur Reksadana Terhadap Kinerja Reksadana". E-
Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5 No. 5, 2016.
Huda, Nurul, dan Nasution, Mustafa Edwin. "Investasi Pada Pasar Modal Syariah".
Kencana, Jakarta, 2014.
106
Kurniawan, Asep Egi, dkk. "Model Regresi Data Panel Berganda". Eurekamatika,
Vol. 3 No. 1, 2015.
Maulana, Akbar. "Pengaruh SBI, Jumlah Uang Beredar, Inflasi Terhadap Kinerja
Reksadana Saham di Indonesia Periode 2004-2012". Jurnal Ilmu Manajemen |
Volume 1 Nomor 3, 2013.
Muhamad. "Manajemen Keuangan Syari'ah Analisis Fiqh & Keuangan". UPP STIM
YKPN, Yogyakarta, 2016.
Nurgiyantoro, Burhan, dkk. "Statistik Terapan untuk Penelitian Ilmu Sosial". Gajah
Mada University Press, Yogyakarta, 2015.
Nurlaili, Nunuk. "Pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan dan Rate Bank Indonesia
Terhadap Nilai Aktiva Bersih Reksadana Saham". Tesis Magister Manajemen,
Universitas Terbuka, Jakarta, 2012.
Nursiyono, Joko Ade, dan Nadeak, Pray P. H. "Setetes Ilmu Regresi Linier". Media
Nusa Creative, Malang, 2016.
107
Pasaribu, Rowland Bismak Fernando, dan Kowanda, Dionysia. "Pengaruh Suku Bunga
SBI, Tingkat Inflasi, IHSG, dan Bursa Asing Terhadap Tingkat Pengembalian
Reksadana Saham". Jurnal Akuntansi & Manajemen, Vol. 25 No. 1, 2014.
Priyatno, Duwi. "Buku Saku Analisis Data SPSS". Media Kom, Yogyakarta, 2011.
Putong, Iskandar. "Economics, Edisi 5: Pengantar Mikro dan Makro". Mitra Wacana
Media, Bogor, 2013.
Rachman, Ainur, dan Mawardi, Imron. "Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, BI Rate
Terhadap Net Asset Value Reksadana Saham Syariah". JESTT, Vol. 2 No. 2,
2015.
Rodoni, Ahmad. "Investasi Syariah". Lembaga Penelitian UIN Jakarta, Jakarta, 2009.
Saraswati, Fitria. "Analisis Pengaruh Sertifikat Bank Indonesia Syariah, Inflasi, Nilai
Tukar Rupiah, dan Jumlah Uang Beredar Terhadap Nilai Aktiva Bersih
Reksadana Syariah". Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2013.
Soemitra, Andri. "Bank dan Lembaga Keuangan Syariah". Edisi Kedua, Kencana,
2016.
108
Suliyanto. "Ekonometrika Terapan: Teori & Aplikasi dengan SPSS". Andi Offset,
Yogyakarta, 2011.
Tricahyadinata, Irsan. "Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan Jakarta Interbank
Offered Rate (JIBOR); Kinerja Reksadana Campuran". INOVASI: Jurnal
Ekonomi Keuangan dan Manajemen, Volume 12, 2016.
Utami, Maria Lidwina, dan Dharmastuti, Christiana Fara. "Faktor Eksternal dan
Internal Yang Mempengaruhi Return Investasi Produk Reksadana Campuran
di Indonesia". Media Ekonomi dan Manajemen, Vol. 29 No. 2, 2014.
Widarjono, Agus. "Analisis Multivariat Terapan: Dengan Program SPSS, AMOS, dan
SMARTPLS". UPP STIM YKPN, Yogyakarta, 2015.
Winarno, Wing Wahyu. "Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews". Edisi
3. STIM YKPN Yogyakarta, Yogyakarta, 2011.
Yuniarti, Vinna Sri. "Ekonomi Makro Syariah". CV Pustaka Setia, Bandung, 2016.
Zuraya, Nidia. "BI Tetapkan Suku Bunga Acuan Baru Pengganti BI Rate", artikel
diakses pada tanggal 15 April 2016, dari www.republika.co.id
www.aria.bapepam.go.id
www.bareksa.com
www.bi.go.id
www.bps.go.id
www.kemendag.go.id
www.ojk.go.id
www.pusatdata.kontan.co.id
109
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Tanggal
No Reksadana Syariah Manajer Investasi
Efektif
PT PNM Investment
1 PNM Syariah 15/05/2000
Management
Danareksa Syariah PT Danareksa Investment
2 24/11/2000
Berimbang Management
Mandiri Syariah Investa PT Mandiri Manajemen
3 14/10/2004
Berimbang Investasi
AAA Amanah Syariah PT AAA Asset
4 17/06/2005
Fund Management
PT Trimegah Asset
5 TRIM Syariah Berimbang 26/12/2008
Management
Syariah BNP Paribas PT BNP Paribas Investment
6 09/04/2007
Pesona Amanah Partners
PT Ciptadana Asset
7 Cipta Syariah Balance 16/04/2008
Management
Schroder Syariah Balanced PT Schroder Investment
8 22/04/2009
Fund Management Indonesia
PT Samuel Aset
9 SAM Syariah Berimbang 20/01/2012
Manajemen
Panin Dana Syariah PT Panin Asset
10 16/08/2012
Berimbang Management
MNC Dana Syariah PT MNC Asset
11 13/12/2012
Kombinasi Management
Insight Syariah Berimbang PT Insight Investment
12 04/06/2013
(I-Share) Management
Arvist Balanced Amar PT Arvist Asset
13 30/09/2013
Syariah Management
PT Pasific Capital
14 Pacific Balance Syariah 27/11/2013
Investment
Mega Asset Madania PT Mega Asset
15 06/12/2013
Syariah Management
CIMB-Principal Balanced PT CIMB-Principal Asset
16 14/04/2014
Growth Syariah Management
PT Pratama Capital Assets
17 Pratama Syariah Imbang Management 24/10/2014
110
Asia Raya Syariah Taktis
18 PT Asia Raya Kapital 25/01/2016
Berimbang
Cipta Nusantara Syariah PT Ciptadana Asset
19 04/05/2016
Berimbang Management
Sumber: www.ojk.go.id
Tanggal
No Reksadana Syariah Manajer Investasi
Efektif
Danareksa Syariah PT Danareksa Investment
1 24/11/2000
Berimbang Management
PT Samuel Aset
2 SAM Syariah Berimbang 20/01/2012
Manajemen
Schroder Syariah Balanced PT Schroder Investment
3 22/04/2009
Fund Management Indonesia
PT Trimegah Asset
4 TRIM Syariah Berimbang 26/12/2008
Management
Sumber: www.ojk.go.id
1. Variabel Independen
BI Rate (%)
No. Bulan 2014 2015 2016
1 Januari 7,5 7,75 7,25
2 Februari 7,5 7,5 7
3 Maret 7,5 7,5 6,75
4 April 7,5 7,5 6,75
5 Mei 7,5 7,5 6,75
6 Juni 7,5 7,5 6,5
7 Juli 7,5 7,5 6,5
8 Agustus 7,5 7,5 5,25
9 September 7,5 7,5 5
10 Oktober 7,5 7,5 4,75
11 November 7,75 7,5 4,75
12 Desember 7,75 7,5 4,75
Rata-rata 7,54 7,52 6
Sumber: www.bi.go.id
111
b. Inflasi
Inflasi (%)
No. Bulan 2014 2015 2016
1 Januari 8,22 6,96 4,14
2 Februari 7,75 6,29 4,42
3 Maret 7,32 6,38 4,45
4 April 7,25 6,79 3,6
5 Mei 7,32 7,15 3,33
6 Juni 6,7 7,26 3,45
7 Juli 4,53 7,26 3,21
8 Agustus 3,99 7,18 2,79
9 September 4,53 6,83 3,07
10 Oktober 4,83 6,25 3,31
11 November 6,23 4,89 3,58
12 Desember 8,36 3,35 3,02
Rata-rata 6,42 7,52 3,53
Sumber: www.bi.go.id
112
2. Variabel Dependen: NAB Reksadana Campuran Syariah Sampel Penelitian
Schroder
Danareksa SAM TRIM
Syariah
Periode Syariah Syariah Syariah
Balanced
Berimbang Berimbang Berimbang
Fund
Jan-2014 5073,96 1739,67 1857,95 1978,58
Feb-2014 5190,51 1822,53 1909,82 2070,18
Mar-2014 5306,14 1912,49 1958,49 2142,52
Ap-2014 5383,73 1958,35 1971,47 2171,74
Mei-2014 5486,48 1978,5 1991,11 2204,51
Jun-2014 5495,25 1934,58 2005,45 2191,07
Jul-2014 5699,22 2010,54 2078,34 2306,6
Aug-2014 5670,85 2030,35 2084,25 2326,43
Sep-2014 5610,59 1942,49 2040,19 2310,55
Okt-2014 5597,27 1958,02 2023,49 2322,85
Nov-2014 5700,36 2043,15 2075,78 2357,02
Des-2014 5732,28 2143,24 2130,35 2413,37
Jan-2015 5732,95 2185,23 2188,59 2458,45
Feb-2015 5829,32 2244,04 2231,42 2487,51
Mar-2015 5789,16 2143,62 2234,29 2453,02
Ap-2015 5491,93 2010,42 2166,7 2334,82
Mei-2015 5694,05 2046,85 2211,72 2389,65
Jun-2015 5466,27 1926,63 2144,31 2255,92
Jul-2015 5409,51 1884,15 2135,89 2248,61
Aug-2015 5211,42 1690,52 2062,07 2119,87
Sep-2015 5023,61 1624,63 2004,17 2029,17
Okt-2015 5170,61 1745,86 2063,18 2113,65
Nov-2015 5136,35 1712,53 2062,48 2084,38
Des-2015 5268,98 1738,63 2117,45 2141,72
Jan-2016 5335,32 1753,51 2145,09 2188,66
Feb-2016 5497,56 1765,98 2216,85 2258,83
Mar-2016 5602,25 1849,49 2249,74 2299,55
Ap-2016 5646,61 1883,06 2255,4 2311,9
Mei-2016 5627,1 1853,61 2285,81 2326,07
Jun-2016 5846,13 1922,05 2367,96 2450,45
Jul-2016 6057,73 2014,4 2423,89 2526,78
Aug-2016 6208,98 2011,7 2470,08 2552,84
Sep-2016 6168,32 1939,24 2460,81 2520,31
Okt-2016 6103,38 1963,32 2471,21 2540,85
Nov-2016 5773,35 1929,42 2367,2 2425,84
Des-2016 5843,71 1920,12 2391,88 2429,98
Sumber: pusatdata.kontan.co.id
113
Lampiran 4: Uji Normalitas
20
Series: Residuals
Sample 1 144
16 Observations 144
Mean 1.46e-15
12 Median 0.002214
Maximum 0.149593
Minimum -0.108196
Std. Dev. 0.060730
8
Skewness 0.058792
Kurtosis 2.569395
4
Jarque-Bera 1.195479
Probability 0.550054
0
-0.10 -0.05 0.00 0.05 0.10 0.15
114
Lampiran 6: Uji Heteroskedastisitas
115
Lampiran 8: Model Common Effect
116
Lampiran 9: Model Fixed Effect
Effects Specification
117
Lampiran 10: Model Random Effect
Effects Specification
S.D. Rho
Weighted Statistics
Unweighted Statistics
118
Lampiran 11: Uji Chow
Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
119