Anda di halaman 1dari 82

ANALISIS RASIO ARUS KAS SEBAGAI ALAT UKUR

KINERJA KEUANGAN DI RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA


SUKAPURA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk


Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Hafiza Avisiena
NIM: 11150150000117

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH


JAKARTA

2020
i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

iii
LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI

iv
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

v
ABSTRAK

Hafiza Avisiena. NIM 11150150000117. Analisis Rasio Arus Kas Sebagai Alat
Ukur Kinerja Keuangan Di Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur kinerja keuangan Rumah Sakit Islam
Jakarta Sukapura pada tahun 2014 - 2018 menggunakan analisis laporan arus kas.
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kuantitatif yaitu dengan
cara menghitung rasio arus kas operasi, rasio hutang lancar, rasio cakupan arus
dana, rasio kecukupan arus kas, rasio arus kas operasi terhadap laba bersih, rasio
peningkatan kas, dan rasio marjin kas operasi. Teknik pengambilan data
menggunakan dokumentasi berupa laporan keuangan Rumah Sakit Islam Jakarta
Sukapura dari tahun 2014 - 2018 dan wawancara untuk memperoleh informasi
terkait hasil dari rasio arus kas. Teknik analisis data menggunakan analisis rasio
arus kas dari tahun 2014 - 2018.
Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan Rumah Sakit
Islam Jakarta Sukapura dari tahun 2014 - 2018 yang sudah dihitung menggunakan
analisis rasio arus kas secara keseluruhan kurang baik. Hal ini dibuktikan melalui
hasil perhitungan rasio arus kas dimana Rasio AKO dari tahun 2015 – 2018
hasilnya di bawah 1 yakni sebesar 0,94, 0,96, 0,73, dan 0,17. Rasio CAD dari
tahun 2014 – 2018 hasilnya stabil sebesar 4,0 serta tidak ada peningkatan rasio.
Namun, pada HL pada tahun 2014 – 2018 menunjukkan hasil yang baik karena
menunjukkan nilai di atas 0,4 yaitu sebesar 0,84, 1,03, 0,81, 0,63, dan 0,24. Rasio
KAK dari tahun 2014 – 2018 hasil rasionya di bawah 1 yaitu sebesar 0,07, 0,25,
0,25, -0,07, dan 0,20. Rasio LB pada tahun 2015 – 2018 tidak menunjukkan hasil
rasio yang semakin tinggi yang mana hasilnya sebesar 3,6, 2,8 0, dan 1,1. Rasio
PK pada tahun 2016 – 2018 menunjukkan hasil yang baik karena rasionya
semakin tinggi yaitu sebesar 0,67, 0,78, dan 0,81. Selain itu, penulis buktikan
dengan salah satu hasil wawancara kepada pihak terkait bahwa Rumah Sakit
Islam Jakarta Sukapura mengalami kerugian karena BPJS melakukan pembayaran
tagihan ke instansi tidak tepat pada waktunya sehingga berpengaruh pada hasil
rasio yang dihasilkan.

Kata kunci: laporan arus kas, rasio arus kas, kinerja keuangan.

vi
ABSTRACT

Hafiza Avisiena. NIM 11150150000117. Analysis of Cash Flow Ratio as a


Financial Performance Measuring in Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura.
The Purpose of this research to measure the financial performance of
Sukapura Jakarta Islamic Hospital in 2014 - 2018 using an analysis of cash flow
statements. This research uses a quantitative descriptive analysis method by
calculating the ratio of operating cash flows, the ratio of total debt, current debt
ratio, coverage ratio of fund flows, ratio of cash flow adequacy, ratio of operating
cash flow to net income, ratio of increase in cash, and ratio of cash margin
operation. The data collection technique uses documentation in the form of
financial statements of the Jakarta Sukapura Islamic Hospital from 2014 - 2018
and interviews to obtain information related to the results of the cash flow ratio.
Data analysis techniques using the analysis of cash flow ratios from 2014 - 2018.
From this research it can be concluded that the financial performance of
Sukapura Jakarta Islamic Hospital from 2014 - 2018 which has been calculated
using an overall cash flow ratio analysis is not good. This is evidenced through
the results of the calculation of cash flow ratios where the AKO ratio from 2015
to 2018 results below 1, namely 0.94, 0.96, 0.73, and 0.17. CAD ratios from 2014
to 2018 were stable at 4.0 and there was no increase in the ratio. However, the
HL in 2014 - 2018 showed good results because it showed values above 0.4,
amounting to 0.84, 1.03, 0.81, 0.63, and 0.24. Ratio of KAK from 2014 to 2018,
the result of the ratio is below 1, that is 0.07, 0.25, 0.25, -0.07, and 0.20. LB ratio
in 2015 - 2018 does not show the results of the higher ratio which results are 3,6,
2,8 0, and 1,1. PK ratio in 2016 - 2018 shows good results because the ratio is
getting higher at 0.67, 0.78 and 0.81. In addition, the authors prove by one of the
results of interviews with related parties that the Jakarta Islamic Hospital in
Sukapura suffered losses because BPJS made bill payments to the institution in a
timely manner so that it affected the resulting ratio results.
Keyword: cash flow statement, cash flow ratio, financial performance

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahhirabbil’alamin. Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat


Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah-Nya, penulis diberikan nikmat
kesehatan dan panjang umur sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, sahabat, serta kaum muslimin dan muslimat hingga akhir zaman.

Skripsi ini penulis ajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta untuk memenuhi salah satu
syarat mencapai gelar strata satu Sarjana Pendidikan (S.Pd). Penulis menyadari
bahwa skripsi ini dapat terselesaikan atas bantuan, dukungan, do’a dari berbagai
pihak sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. oleh karena itu, penulis
ingin menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Hj. Amany Burhanudin Umar Lubis, Lc, MA selaku Rektor UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Iwan Purwanto, M.Pd., selaku Kepala Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang telah tulus dan ikhlas dalam melayani penulis
selama berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Andri Noor Andriansyah, M.Si., selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah tulus dan ikhlas dalam melayani
penulis selama berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Anissa Windarti, M.Sc., selaku Dosen Pembimbing Akademik penulis
yang telah memberikan arahan dan motivasi kepada penulis selama
berkuliah di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
6. Mochammad Noviadi Nugroho, M.Pd dan Tri Harjawati, M.Si., selaku
dosen pembimbing Skripsi I dan II yang telah memberikan ilmu, waktu,
motivasi, dan arahannya selama penulis menyusun skripsi ini.
7. Seluruh dosen jurusan pendidikan ilmu pengetahuan sosial yang
memberikan ilmu bermanfaat kepada penulis selama masa perkuliahan

viii
dari semester 1 – 8. Semoga Bapak dan Ibu diberikan keberkahan dan
pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT.
8. Seluruh civitas akademika Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta
9. Seluruh Staff dan Karyawan Fakultas yang telah melayani dalam hal
administrasi selama penulis mengurus skripsi ini.
10. Direksi Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura beserta jajarannya yang telah
memberikan izin dan memberikan data kepada penulis dalam melakukan
penelitian skripsi ini.
11. Teristimewa kepada kedua orangtuaku yang telah membesarkan, merawat,
dan mendidik penulis dengan tulus, ikhlas, dan penuh kasih sayang.
Terima kasih atas kerja keras orangtuaku agar dapat memberikan
dukungan kepada penulis berupa do’a, motivasi, moral, dan materil disaat
kesibukan kalian yang padat. Semoga Allah SWT selalu memberikan
kesehatan dan panjang umur kepada kedua orangtuaku.
12. Kakaku tersayang dan istri yang selalu memberikan do’a dan motivasi
dalam menyelsaikan skripsi ini.
13. Sahabat terbaik Hizbullah dan Faqihudin yang selalu memberikan canda
tawa, dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Semoga kalian diberikan kesehatan, dipermudahkan dalam menyelesaikan
skripsinya..
14. Teman-teman Pimpinan Komisariat ITK IMM Ciputat periode 2017 –
2018 beserta Alumni yang telah memberikan arahan, motivasi, dan
pengalaman mereka kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
15. Teman-teman Pimpinan Cabang IMM Ciputat periode 2019 – 2020 beserta
Alumni yang telah memberikan arahan, motivasi, dan pengalaman mereka
kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
16. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan
2015 FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya konsentrasi
Ekonomi yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu yang selalu

ix
kompak, penuh canda tawa, saling memberikan motivasi. Semoga
silaturahim kita dapat terus terjalin.
17. Kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) METASAGA 133 Tahun 2018
yang telah banyak motivasi kepada penulis dalam keadaan suka maupun
duka yang tidak dapat disebutkan satu persatu tanpa mengurangi rasa
persahabatan, kita tetap kompak sampai saat ini.
18. Semua pihak yang telah membantu berkontrbusi, menginspirasi, dan
memotivasi penulis yang tidak dapat disebutkan satu persatu sehingga
skripsi ini bisa terselesaikan.

Atas bantuan mereka semua yang sangat berharga, penulis memanjatkan do’a
semoga Allah SWT memberikan pahala yang berlipat sebagai amal sholeh kepada
mereka semua. Aamiin.

Jakarta, 19 Januari 2020

Hafiza Avisiena

x
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN .................................................. i


LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI .................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN UJI REFERENSI ................................................ iv
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH .................................................... v
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
ABSTRACT ........................................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................. xiii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xiv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .................................................................................. 7
C. Batasan Masalah ........................................................................................ 8
D. Rumusan Masalah ..................................................................................... 8
E. Tujuan penelitian ....................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian..................................................................................... 8
BAB II LANDASAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN
KERANGKA BERPIKIR ................................................................................ 10
A. Kajian Teori............................................................................................. 10
1. Kinerja Keuangan ................................................................................. 10
2. Analisis Rasio Keuangan ...................................................................... 13
3. Laporan Keuangan................................................................................ 16
4. Laporan Arus Kas ................................................................................. 22
B. Penelitian Yang Relevan ......................................................................... 40
C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 47
BAB III METODOLOGI PENELITIAN50
A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 50
B. Populasi dan Sampel ............................................................................... 51

xi
C. Metode Penelitian .................................................................................... 52
D. Sumber data ............................................................................................. 53
E. Instrumen Penelitian ................................................................................ 53
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 54
G. Teknik Analisis Data ............................................................................... 54
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................. 59
A. Deskripsi Objek Penelitian ................................................................... 59
1. Sejarah Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura ...................................... 59
2. Visi Misi Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura ................................... 59
3. Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura ................... 60
4. Fasilitas Pelayanan Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura ................... 61
5. Laporan Keuangan................................................................................ 62
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan ........................................................ 62
1. Rasio Arus Kas Operasi (AKO) ........................................................... 62
2. Rasio Cakupan Arus Dana (CAD) ....................................................... 67
3. Rasio Hutang Lancar ............................................................................ 69
4. Rasio Kecukupan Arus Kas .................................................................. 72
5. Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Laba Bersih ................................... 75
6. Rasio Peningkatan Kas ......................................................................... 78
C. Keterbatasan Penelitian ........................................................................ 82
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ................................... 83
A. Kesimpulan ............................................................................................ 83
B. Implikasi ................................................................................................. 83
C. Saran ....................................................................................................... 84
1. Pihak Rumah Sakit ............................................................................... 84
2. Peneliti Lain.......................................................................................... 84
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 86
LAMPIRAN

xii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Yang Relevan ....................................................................... 44


Tabel 3.2 Waktu Penelitian ................................................................................... 50
Tabel 3.3 Analisis Rasio Arus Kas ....................................................................... 56
Tabel 4.1 Rasio Arus Kas Operasi ........................................................................ 62
Tabel 4.2 Rasio Cakupan Arus Dana .................................................................... 67
Tabel 4.3 Rasio Hutang Lancar ............................................................................. 69
Tabel 4.4 Rasio Kecukupan Arus Kas .................................................................. 73
Tabel 4.5 Rasio Laba Bersih ................................................................................. 76
Tabel 4.6 Rasio Peningkatan Kas.......................................................................... 78
Tabel 4.7 Rasio Arus Kas Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura ......................... 81

xiii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 47


Gambar 3.1 Peta Lokasi ........................................................................................ 50
Gambar 4.1 Grafik Rasio Arus Kas Operasi ......................................................... 63
Gambar 4.2 Grafik Rasio Cakupan Arus Dana ..................................................... 67
Gambar 4.3 Grafik Rasio Hutang Lancar ............................................................. 70
Gambar 4.4 Grafik Rasio Kecukupan Arus Kas ................................................... 73
Gambar 4.5 Grafik Rasio Laba Bersih .................................................................. 76
Gambar 4.6 Grafik Rasio Peningkatan Kas .......................................................... 79

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Uji Referensi ...................................................................................... 90


Lampiran 2 Bagan Struktur Organisasi ................................................................ 93
Lampiran 3 Data Dokumentasi Keuangan............................................................ 94
Lampiran 4 Data Pasien ..................................................................................... 106
Lampiran 5 Instrumen Wawancara ..................................................................... 107
Lampiran 6 Transkip Wawancara Manajer Akuntansi ....................................... 110
Lampiran 7 Transkip Wawancara Direktur Keuangan ...................................... 114
Lampiran 8 Surat-surat ....................................................................................... 117
Lampiran 9 Biodata Peneliti ............................................................................... 119

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akuntansi dibutuhkan tidak hanya pada zaman globalisasi. Sejak
zaman dahulu akuntansi sangat diperlukan bagi setiap perusahaan dagang
yang dikenal sebagai seni mencatat untuk setiap transaksi ke dalam buku
besar. Seiring berjalannya waktu di era globalisasi, kini akuntansi
bertransfromasi menjadi pencatatan transaksi secara digital. Pada
umumnya setiap perusahaan atau instansi mencatat setiap transaksi secara
digital menggunakan aplikasi microsoft excel yang berperan penting dalam
menyajikan informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan. Laporan
keuangan bukan saja digunakan untuk indikator sebagai alat uji kinerja
keuangan saja, tetapi untuk menentukan kemampuan kondisi keuangan
perusahaan yang bersangkutan dengan melakukan analisis. Suatu laporan
keuangan akan bermanfaat bagi sejumlah penggunanya apabila informasi
data yang disajikan mudah dipahami, akurat, relevan, andal, dan dapat
diperbandingkan.

Laporan keuangan merupakan suatu alat untuk menilai kinerja


keuangan bagi perusahaan. Salah satu alat ukur untuk mengetahui tingkat
kinerja keuangan perusahaan adalah dengan menggunakan laporan arus
kas. Laporan arus kas merupakan bentuk laporan yang penting selain
neraca dan laporan laba rugi. Laporan arus kas merupakan laporan utama
dalam arus kas masuk dan arus keluar dari perusahaan selama satu
periode. Menurut Arfan dan Ida, Laporan arus kas adalah “salah satu
laporan keuangan dasar. Laporan ini berguna bagi manajer dalam
mengevaluasi operasi masa lalu dan dalam merencanakan aktivitas
investasi serta pembiayaan di masa depan. Laporan ini berguna bagi para
investor, kreditor, dan pihak lainnya dalam menilai potensi laba

1
2

perusahaan.”1 Laporan arus juga dapat digunakan untuk memprediksi arus


kas di masa yang akan datang. Penilaian atas keberhasilan suatu
perusahaan tidak hanya diukur dari kemampuan perusahaan itu sendiri
dalam menghasilkan laba dan kegiatan operasionalnya menghasilkan arus
kas yang positif.

Laporan arus kas merupakan salah satu bagian dari laporan keuangan
yang tidak dapat dipisahkan, maka penggunaan secara bersama-sama akan
memberikan hasil yang akurat untuk mengevaluasi seluruh sumber
penggunaan dana kas perusahaan perusahaan dalam satu periode kegiatan
perusahaan. Laporan arus kas akan memberitahukan data tentang seberapa
banyak modal yang digunakan dan seberapa banyak modal yang berhasil
dicapai dan dampak operasi serta keputusan keuangan terhadap posisi
keuangan. Menurut Arfan Ikhsan dan Ida Bagus Agung Dharmanegara:
“Data merupakan pelengkap dalam laporan keuangan yang bermanfaat
dalam mengevaluasi arus kas masa depan, tetapi banyak pernyataan bahwa
penilaian sebelumnya disebut dengan informasi berdasarkan arus dana.” 2
Laporan keuangan tersebut membantu para pemakai informasi untuk
mengevaluasi kinerja perusahaan serta membantu mengambil keputusan
yang tepat bagi kelangsungan suatu perusahaan.

Analisis kinerja keuangan menggunakan data historis yang secara


umum menggambarkan hasil laporan keuangan di masa lalu kemudian
untuk memprediksi apa yang akan terjadi pada perjalanan bisnis
perusahaan di masa yang akan datang. Analisis kinerja keuangan dengan
menggunakan rasio arus kas merupakan cara untuk menganalisis laporan
arus kas suatu perusahaan. Manajer menggunakan analisa laporan untuk
mengetahui kondisi kinerja atau keuangan perusahaan mengalami
kemajuan atau kemunduran. Jadi hasil dari rasio yang telah dilakukan

1
Arfan Ikhsan dan Ida Bagus Agung Dharmanegara, Akuntansi dan Manajemen
Keuangan Rumah Sakit Edisi Pertama, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2010), h. 70.
2
Ibid., h. 77
3

perhitungan lalu dibandingkan dengan rasio pada tahun-tahun sebelumnya


untuk mengidentifikasi kondisi keuangan.

Rumah Sakit merupakan suatu instansi yang bergerak di bidang


pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Rumah sakit ada yang di bawah
naungan pemerintah maupun milik swasta yang melayani pencegahan,
pemeliharaan, pemeriksaaan, dan penanganan kesehatan bagi setiap
anggota masyarakat. Rumah sakit bukan hanya lembaga yang bergerak di
bidang sosial saja, tetapi kehadiran rumah sakit swasta lebih mengacu
pada kegiatan industri yang bergerak pada pelayanan di bidang kesehatan
dengan melakukan pengelolaan sebagai badan usaha. Sejalan dengan itu
terjadi persaingan antara sesama rumah sakit milik pemerintah dengan
rumah sakit milik swasta, mereka masing-masing saling berlomba-lomba
dalam meningkatkan kualitasnya untuk menarik kosumen agar berkunjung
menggunakan jasanya.

Parameter yang menjadi tolak ukur untuk melihat keberhasilan rumah


sakit antara lain jumlah pasien yang berkunjung untuk berobat,
peningkatan taraf kesehatan di masyarakat dan laba yang diperoleh. Dana
yang diperoleh pada suatu rumah sakit milik pemerintah berasal dari
anggaran pemerintah dan iuran masyarakat pengguna jasa. Sedangkan
pada rumah sakit swasta yang di bawah naungan organisasi atau yayasan,
pembiayaannya berasal dari anggota yayasan dan masyarakat pengguna
jasanya secara pribadi. Saat ini, mayoritas pasien yang berobat rumah sakit
milik pemerintah maupun swasta semuanya sudah dijamin oleh BPJS
(Badan Penyelenggara Jaminan Sosial). Selain itu, bagi masyarakat yang
fakir miskin dan tidak mampu dapat berobat menggunakan layanan Kartu
Indonesia Sehat (KIS) yang merupakan bagian dari program BPJS untuk
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Kartu KIS dapat digunakan secara
fleksibel baik di klinik, puskesmas, dan rumah sakit dimanapun yang
tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Namun, disisi lain sistem layanan
BPJS masih kurang memuaskan bagi sebagian orang. Sistem rujukan BPJS
4

yang menyulitkan dan antrian yang panjang membuat pengguna BPJS


sering mengeluh akibat masalah tersebut. Belum lagi masalah dibatasinya
pemberian obat ke pasien yang tidak ditanggung oleh BPJS.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Bab I Pasal 1


ayat (6) “Badan Penyelenggara Jaminan Sosial adalah badan hukum yang
dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial di Indonesia”3
dan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Bab I Pasal 1 ayat (1) yang
berbunyi “Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang selanjutnya
disingkat BPJS adalah badan hukum yang dibentuk untuk
menyelenggarakan program jaminan sosial.”4 Dalam Undang-Undang
Nomor 40 Tahun 2004 Bab II Pasal 4 huruf (b) “Sistem jaminan sosial
berdasarkan pada prinsip nirlaba.”5 Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2011 Bab I Pasal 4 huruf (b) berbunyi “BPJS menyeleggarakan sistem
jaminan sosial nasional berdasarkan prinsip nirlaba”6

BPJS menggantikan lembaga jaminan sosial yang ada di Indonesia


yaitu PT. Askes Indonesia menjadi BPJS Kesehatan untuk lembaga
asuransi jaminan kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan menggantikan PT.
Jamsostek sebagai lembaga sosial untuk ketenagakerjaan hal ini dimuat
dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Pasal 6 yang berbunyi
“BPJS Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf a
menyelenggarakan program jaminan kesehatan. BPJS Ketenagakerjaan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (2) huruf b menyelenggarakan
program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun, dan
jaminan kematian.”7

3
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional
(www.jkn.kemkes.go.id). Diakses tanggal 28 Oktober 2019 jam 10.08 WIB
4
Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
(www.bpjs-kesehatan.go.id). Diakses tanggal 28 Oktober 2019 jam 10.15 WIB, h. 2
5
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004., Loc.it
6
Undang Nomor 24 Tahun 2011., Op.cit, h. 5
7
Ibid., h. 6
5

Pada tanggal 1 Januari 2014, BPJS Kesehatan telah resmi dibentuk


untuk menggantikan PT. Askes yang menyelenggarakan program jaminan
sosial, kemudian pada tahun berikutnya PT. Jamsostek diganti dengan
BPJS Ketenagakerjaan. Proses transformasi ini dilakukan berlangsung
secara bertahap. Terbentuknya dua jenis BPJS ini diharapkan secara
bertahap akan memperluas jaringan kepersertaan dalam program jaminan
sosial. BPJS ini mempunyai kantor pusat di Jakarta serta mempunyai
kantor di perwakilan setiap Provinsi dan di tingkat Kabupaten Kota.

Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura merupakan salah satu rumah


sakit swasta amal usaha Persyarikatan Muhammadiyah yang bergerak
dalam bidang kesehatan. Saat ini tidak hanya rumah sakit milik
pemerintah saja yang menjadi penyelenggara BPJS, tetapi pada rumah
sakit swasta seperti Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura merupakan salah
satu penyelenggara jaminan sosial BPJS Kesehatan dan BPJS
Ketenagakerjaan. Kas merupakan bagian penting dalam mejalankan
operasional Rumah Sakit. Beberapa pendapatan yang mempengaruhi arus
kas dalam operasional Rumah Sakit dapat diklasifikasikan menjadi dua
yaitu: (1) pendapatan operasional yang terdiri dari pendapatan rawat jalan,
rawat inap, penunjang medis (farmasi, laboratorium, radiologi, rehab
medik. (2) pendapatan lainnya seperti pendapatan jasa bank, pendapatan
ambulance, pendapatan sumbangan dan sewa lahan. Namun, kehadiran
BPJS di Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura ini membawa dampak yang
kurang baik pada bagi laporan kas yang menjadi penunjang kegiatan
operasional Rumah Sakit. Tercatat saldo kas awal pada tahun 2017 turun
menjadi 21,20% dibanding tahun sebelumnya. Kondisi arus kas masuk
tahun 2017 turun menjadi 8,20% dari tahun sebelumnya dan arus kas
keluar juga turun menjadi 66,26%.8 Hal ini menunjukkan bahwa Rumah
Sakit mengalami kerugian sejak diberlakukannya BPJS sebagai jaminan
kesehatan.

8
Observasi awal pada tanggal 11 Juli 2019 jam 10. 35 WIB.
6

Pembayaran BPJS yang tidak lancar dapat mengakibatkan kesulitan


dalam hal pengelolaan arus kas di Rumah Sakit. BPJS melakukan
verifikasi dalam jangka waktu 10 hari kerja. Rumah Sakit melakukan
pengajuan penagihan pembayaran ke kantor BPJS sesuai dengan hasil
verifikasi. Setelah itu dalam jangka waktu 5 hari kerja BPJS akan
melakukan pembayaran ke Rumah Sakit. Namun kenyataannya berbeda
dengan apa yang ditargetkan oleh BPJS mengenai pembayaran ke Rumah
Sakit. Berdasarkan informasi yang peneliti dapatkan dari pihak Rumah
Sakit bahwa “BPJS melakukan pembayaran tidak tepat pada waktunya.
Pembayaran dilakukan pada bulan berikutnya bahkan pernah BPJS tidak
melakukan pembayaran selama satu bulan sehingga Rumah Sakit
mengalami kesulitan kas untuk menunjang operasionalnya. Selain itu, hal
lain yang mempengaruhi penurunan kas adalah tarif BPJS lebih rendah
sekitar 20% daripada tarif rumah sakit pada umumnya.”9

Rumah sakit bisa disebut instansi yang padat karya, padat modal, dan
padat teknologi. Padat karya yaitu pelayanan di Rumah Sakit harus
memakai tenaga manusia sehingga tidak dapat diganti oleh alat apapun.
Padat modal bisa dikatakan bahwa Rumah Sakit harus mempunyai
dukungan modal yang besar terkait penyediaan alat-alat sehubungan
dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi kesehatan. Padat teknologi
artinya yaitu bahwa alat-alat kesehatan selalu mengikuti perkembangan
teknologi yang terbaru. Pemeliharaan alat medis yang harus dilakukan
menjadi kurang baik karena tidak tersedianya dana yang cukup. Selain itu
kemungkinan kesejahteraan karyawan menjadi terganggu. Kemampuan
keuangan semakin menurun berdampak pada beberapa aspek yaitu Rasio
Arus Kas Operasi, Rasio Hutang Lancar, Rasio Cakupan Arus Dana, Rasio
Kecukupan Arus Kas, Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Laba Bersih, dan
Rasio Peningkatan Kas. Dengan keterbatasan keuangan yang dimilikinya,

9
Ibid.
7

rumah sakit tidak bisa melakukan investasi dan harus mencari mitra untuk
menyediakan dana segar misalkan ke Bank atau Lembaga Keuangan.

Adanya permasalahan yang terjadi di Rumah Sakit yang diteliti oleh


penulis, maka penulis sangat tertarik untuk mengadakan penelitian tentang
“Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan di
Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
terdapat beberapa masalah yang diidentifikasikan sebagai berikut:

1. Keberhasilan Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura tidak hanya diukur


dari kemampuan menghasilkan laba, harus menghasilkan arus kas
yang positif

2. Tercatat saldo kas awal pada tahun 2017 turun menjadi 21,20%
dibanding tahun sebelumnya sehingga Rumah Sakit mengalami
kerugian sejak berlakunya BPJS.

3. Tarif BPJS yang lebih rendah sekitar 20% daripada tarif Rumah Sakit
pada umumnya sehingga arus kas masuk menjadi menurun.

4. BPJS melakukan pembayaran tagihan ke Rumah Sakit Islam Jakarta


Sukapura tidak tepat pada waktunya sehingga ke berpengaruh pada
Rasio Arus Kas Operasi, Rasio Hutang Lancar, Rasio Cakupan Arus
Dana, Rasio Kecukupan Arus Kas, Rasio Arus Kas Operasi Terhadap
Laba Bersih, dan Rasio Peningkatan Kas.

5. Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura mengalami keterbatasan kas


untuk menunjang kegiatan operasionalnya serta tidak bisa melakukan
kegiatan investasi.
8

C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dijelaskan, maka peneliti
membatasi masalah yang akan diteliti pada kinerja keuangan Rumah Sakit
Islam Jakarta Sukapura pada tahun 2014 – 2018.

Kemudian peneliti membatasi lagi secara spesifik agar berfokus pada


pengukuran kinerja keuangan menggunakan laporan arus kas yang
berpengaruh pada tingkat Rasio Arus Kas Operasi, Rasio Hutang Lancar,
Rasio Cakupan Arus Dana, Rasio Kecukupan Arus Kas, Rasio Arus Kas
Operasi Terhadap Laba Bersih, dan Rasio Peningkatan Kas di Rumah
Sakit Islam Jakarta Sukapura pada tahun 2014 – 2018.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan
batasan masalah yang telah dipaparkan, maka peneliti merumuskan
masalah sebagai berikut: “Bagaimana kinerja keuangan menggunakan
analisis rasio arus kas tahun 2014 – 2018 di Rumah Sakit Islam Jakarta
Sukapura?”

E. Tujuan penelitian
Tujuan peneliti membuat penelitian ini adalah untuk mengukur kinerja
keuangan Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura pada tahun 2014 – 2018
menggunakan analisis laporan arus kas.

F. Manfaat Penelitian
Adapun kegunaan hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat
secara teoritis maupun manfaat secara praktis. Berikut ini uraian manfaat
yang diharapkan, antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini memberikan manfaat untuk menambah wawasan


keilmuan berupa analisis rasio arus kas untuk menilai kinerja
keuangan Rumah Sakit Islam Sukapura.
9

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Instansi/Rumah Sakit

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan


masukan untuk Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura dalam
memecahkan masalah dan memperbaiki kinerja keuangan melalui
hasil analisis rasio arus kas.

b. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai


penilaian kinerja keuangan melalui analisis rasio arus kas di Rumah
Sakit Islam Jakarta Sukapura.

c. Bagi Pembaca

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai tambahan pengetahuan dan


sebagai bahan referensi untuk pihak-pihak yang ingin melakukan
penelitian selanjutnya dalam bidang yang sama yaitu analisis rasio
arus kas.
BAB II

LANDASAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN KERANGKA


BERPIKIR

A. Kajian Teori

1. Kinerja Keuangan
a) Pengertian Kinerja Keuangan

Menurut Irham Fahmi, “Kinerja keuangan adalah suatu analisis


yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah
melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan
keuangan secara baik dan benar.”1

Sedangkan menurut Sucipto dalam Thessalonica, “kinerja


keuangan adalah penentuan ukuran-ukuran tertentu yang dapat
mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam
menghasilkan laba.”2

Sedarmayanti dalam Jhoni, menyatakan bahwa “Kinerja


keuangan adalah upaya untuk memperoleh hasil melalui
operasional perusahaan yang terdiri dari berbagai kegiatan dengan
membantu pimpinan meningkatkan efektifitas kerja karyawan dan
tentunya dengan memberikan imbalan yang sesuai.” 3

Dapat dipahami bahwa kinerja keuangan adalah suatu


gambaran tentang kondisi keuangan perusahaan atau instansi
mengunakan alat berupa analisis keuangan sehingga dapat dilihat
sejauh mana baik atau buruknya kondisi keuangan perusahaan
dalam periode tertentu.
1
Irham Fahmi, Analisis Laporan Keuangan, (Bandung: Alfabeta, 2018), h. 239
2
Thessalonica S.F. Supit. dkk, “Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. Astra International,
TBK”, Jurnal Administrasi Bisnis, Vol. 4, No. 2, 2016, h. 3.
3
Jhoni Kurniawan, Skripsi: “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Food and Beverage
Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 – 2015” (Surakarta: IAIN Surakarta, 2017),
h. 12

10
11

b) Tahap Analisis Kinerja Keuangan

Irham Fahmi mengemukakan bahwa ada 5 (lima) tahap dalam


menganalisis kinerja keuangan perusahaan secara umum:

1) Melakukan review terhadap data laporan keuangan.


Review disini dilakukan dengan tujuan agar laporan
keuangan yang sudah dibuat tersebut sesuai dengan
penerapan kaidah-kaidah yang berlaku umum dalam dunia
akuntansi, sehingga dengan demikian hasil laporan keuangan
tersebut dapat dipertanggungjawabkan.
2) Melakukan perhitungan.
Penerapan metode perhitungan di sini adalah disesuaikan
dengan kondisi dan permasalahan yang sedang di lakukan
sehingga hasil dari perhitungan tersebut akan memberikan
suatu kesimpulan sesuai dengan analisis yang diinginkan.
3) Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah
diperoleh.
Dari hasil hitungan yang sudah diperoleh tersebut
kemudian di lakukan perbandingan dengan hasil hitungan
dari berbagai perusahaan lainnya.
4) Melakukan penafsiran (interpretation) terhadap
berbagai permasalahan yang ditemukan.
Pada tahap ini analisis kinerja keuangan perusahaan
adalah setelah dilakukan ketiga tahap tersebut selanjutnya
dilakukan penafsiran untuk melihat apa saja permasalahan
dan kendala-kendala yang di alami oleh perbankan tersebut.
5) Mencari dan memberikan pemecahan masalah (solution)
terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan.
Pada tahap ini setelah ditemukan berbagai permasalahan
yang dihadapi maka dicarikan solusi guna memberikan suatu
input atau masukan agar apa yang menjadi kendala dan
hambatan selama ini dapat terselesaikan.4

4
Ibid., h. 240
12

c) Pengukuran Kinerja Keuangan

Menurut Hery, Pengukuran kinerja keuangan merupakan suatu


usaha formal untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas
perusahaan dalam menghasilkan laba dan posisi kas tertentu.
Dengan pengukuran kinerja keuangan ini dapat dilihat prospek
pertumbuhan dan perkembangan keuangan perusahaan dari
mengandalkan sumber daya yang dimilikinya. 5

Perusahaan menggunakan pengukuran kinerja keuangan untuk


melakukan evaluasi serta memperbaiki kegiatan operasionalnya
agar mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Tahap analisis
kinerja keuangan yang mengkaji secara kritis mengenai review
data, penghitungan, membandingkan, penafsiran dan solusi
terhadap laporan keuangan pada suatu periode tertentu.

Penilaian kinerja keuangan dapat menggunakan beberapa alat


analisis. Menurut Jumingan, berdasarkan tekniknya, analisis
keuangan dapat dibedakan menjadi:
1) Analisis perbandingan Laporan Keuangan, merupakan teknik
analisis dengan cara membandingkan laporan keuangan dua
periode atau lebih dengan menunjukkan perubahan, baikm
dalam jumlah (absolut) maupun dalam presentase (relatif).
2) Analisis Tren (tendensi posisi), merupaan teknik analisis
untuk mengetahui tendensi keadaan keuangan apakah
menunjukkan kenaikan atau penurunan. Hal yang
membedakan anatara kedua teknik ini adalah tahun atau
periode pembanding
3) Analisis Presentase Per Komponen (common size), teknik
analisis untuk mengetahui presentase investasi pada masing-
masing aktiva terhadap total aktiva seluruhnya.
4) Analisis Sumber dan Penggunaan Modal kerja, merupakan
teknik analisis untuk mengetahui besarnya sumber dan
penggunaan modal kerja melalui dua periode waktu yang
dibandingkan.
5) Analisis Sumber dan Penggunaan Kas, merupakan teknik
analisis untuk mengetahui kondisi kas disertai sebab
terjadinya perubahan kas pada suatu periode waktu tertentu.
6) Analisis rasio keuangan, merupakan teknik analisis keuangan
untuk mengetahui hubungan di antara pos tertentu dalam

5
Hery, Analisis Kinerja Manajemen, (Jakarta: Grasindo, 2015), h. 25.
13

neraca maupun laporan laba rugi baik secara individu


maupun secara simultan.6
7) Analisis perubahan laba kotor, merupakan teknik analisis
untuk mengetahui posisi laba dan sebab-sebab terjadinya
perubahan laba. Analisis ini juga dimaksudkan untuk
mengetahui posisi laba yang dibujetkan dengan laba yang
benar-benar dapat dihasilkan.
8) Analisis Break Even ,merupakan teknik analisis untuk
mengethui tingkat penjualan yang harus dicapai agar
perusahaan tidak mengalami kerugian, tetapi pada tingkat
tersebut belum memperoleh keuntungan.

d) Ayat Tentang Kinerja

Islam sudah mengajarkan kepada umatnya bahwa kinerja yang


sudah dilakukan oleh setiap individu ataupun kelompok harus
dihargai dan harus dievaluasi. Ayat yang harus menjadi rujukan
penilaian kinerja itu adalah sebagaimana firman Allah SWT dalam
surat At-Taubah ayat 105 yang berbunyi:

Artinya: Dan, katakanlah: “Bekerjalah kamu, maka, Allah dan


Rasul-Nya, serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu
itu, dan kamu akan dikembalikan kepada Allah Yang Mengetahui
akan yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepadamu apa
yang telah kamu kerjakan”.

2. Analisis Rasio Keuangan


a) Pengertian Rasio Keuangan

Menurut Hery, “Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh


dari hasil perbandingan antara satu pos laporan keuangan dengan
pos yang lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan

6
Jumingan, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2017), h. 242.
14

signifikan.”7 Rasio keuangan merupakan suatu perhitungan rasio


dengan menggunakan data laporan keuangan sebagai alat ukur
keberhasilan kinerja keuangan perusahaan.

Menurut Mamduh dan Halim, “Analisis terhadap laporan


keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui
tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat
kesehatan suatu perusahaan.”8 Jadi, analisis laporan keuangan ini
sangat diperlukan untuk mengetahui sejauh mana perusahaan
dalam memperoleh laba serta menilai kondisi keuangan dalam
periode tertentu.

Menurut Kasmir, “Rasio keuangan merupakan kegiatan


membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan keuangan
dengan cara membagi satu angka dengan angka lainnya.”9 Jadi,
perbandingan dalam satu laporan keuangan dapat dilakukan antara
satu bagian dengan bagian yang lainnya. Angka yang dapat
dibandingkan dapat berupa angka-angka dalam satu periode
maupun beberapa periode.

Menurut Irham Fahmi “Rasio keuangan atau financial ratio ini


sangat penting gunanya untuk melakukan analisa terhadap kondisi
keuangan perusahaan. Bagi investor jangka pendek dan menengah
pada umumnya lebih banyak teratrik kepada kondisi keuangan
jangka pendek dan kemampuan perusahaan untuk membayar
dividen yang memadai.10

7
Hery, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Grasindo, 2018), h. 138
8
Mamduh dan Halim, Ananlisis Laporan keuangan, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN,
2018), h. 5
9
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta : Prenadamedia, 2016), h. 93
10
Irham Fahmi, Op.cit., h. 107
15

b) Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan sutau alat yang digunakan


perusahaan untuk menilai kinerja keuangan dengan
membandingkan masing-masing satu angka dengan angka lain
yang ada dalam setiap pos-pos keuangan.

Analisis rasio adalah analisis yang dilakukan dengan


menghubungkan berbagai perkiraan yang ada pada laporan
keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Analisis rasio keuangan
ini dapat mengungkapkan hubungan penting antarperkiraan
laporan keuangan dan dapat digunakan untuk mengevaluasi
kondisi keuangan dan kinerja keuangan.11
Analisis rasio keuangan pada umumnya digunakan oleh tiga
pemakai laporan keuangan yaitu manajer perusahaan, analisis
kredit, dan analis saham. Kegunaan analisis rasio keuangan bagi
ketiga kelompok utama tersebut adalah sebagai berikut:

1) Manajer perusahaan, menerapkan rasio untuk membantu


menganalisis, mengendalikan, dan meningkatkan kinerja
operasi serta keuangan perusahaan.
2) Analisis kredit, termasuk petugas pinjaman bank dan analis
peringkat obligasi, yang menganalisis rasio-rasio untuk
mengidentifikasi kemampuan debitor dalam membayar
utang-utangnya.
3) Analis saham, yang tertarik pada efisiensi, resiko, dan
prospek pertumbuhan perusahaan.12

Analisis rasio keuangan memiliki beberapa keunggulan


sebagai alat analisis, yaitu:

1) Rasio merupakan angka-angka atau ikhtisar statistik yang


lebih mudah dibaca dan ditafsirkan
2) Rasio merupakan pengganti yang cukup sederhana dari
informasi yang disajikan dalam laporan keuangan yang pada
dasarnya sangat rinci dan rumit
3) Rasio dapat mengidentifikasi posisi perusahaan dalam
industri
4) Rasio sangat bermanfaat dalam pengambilan keputusan

11
Hery, Op.cit,. h.139
12
Ibid., h. 140
16

5) Dengan rasio, lebih mudah untuk membandingkan suatu


perusahaan terhadap perusahaan lain atau melihat
perkembangan perusahaan secara periodik (time series)
6) Dengan rasio lebih mudah untuk melihat tren perusahaan
serta melakukan prediksi di masa yang akan datang.13

Disamping mempunyai kelebihan, Analisis rasio keuangan


memiliki memiliki beberapa kelemahan atau keterbatasan sebagai
berikut:

1) Kesulitan dalam mengidentifikasi kategori industri dari


perusahaan yang dianalisis
2) Perbedaan dalam metode akuntansi akan menghasilkan
perhitungan rasio berbeda pula
3) Rasio keuangan disusun dari data akuntansi, dimana data
tersebut dipengaruhi oleh dasar pencatatan (antara cash basis
dan accrual basis), prosedur pelaporan atau perlakuan
akuntansi, serta cara penafsiran dan pertmbangan
(judgements) yang mungkin saja berbeda.
4) Data yang digunakan untuk melakukan analisis rasio bisa saja
merupakan hasil dari sebuah manipulasi akuntansi
5) Penggunaan tahun fiskal yang berbeda juga dapat
mengasilkan perbedaan analisis
6) Pengaruh penjualan musiman dapat mengakibatkan analisis
komparatif juga akan ikut berpengaruh.
7) Kesesuaian antara besarnya hasil analisis rasio keuangan
dengan standar industri tidak menjamin bahwa perusahaan
telah menjalankan (mengelola) aktivitasnya secara normal
dan baik.14

3. Laporan Keuangan
a) Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan suatu laporan yang memuat data


keuangan dari hasil usaha suatu perusahaan dalam jangka waktu
tertentu. Menurut Kasmir, “Laporan keuangan adalah laporan yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam
suatu periode tertentu.”15 Harahap mengemukakan pengertian
laporan keuangan yaitu “Laporan keuangan menggambarkan kondisi

13
Ibid.
14
Ibid., h. 141
15
Kasmir, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2012), h. 7.
17

keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentu atau
jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yang lazim
dikenal adalah: Neraca atau Laporan Laba/Rugi, atau hasil usaha,
Laporan Arus Kas, Laporan Perubahan Posisi Keuangan.” 16
Berdasarkan dari teori tersebut dapat diketahui bahwa laporan
keuangan berisi gambaran mengenai kondisi keuangan dan hasil
keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam periode waktu
tertentu.

Munawir mengemukakan “Dalam Prinsip- prinsip Akuntansi


Indonesia (Ikatan Akuntan Indonesia, Jakarta 1974) dikatakan bahwa
laporan keuangan ialah neraca dan perhitungan rugi laba serta segala
keterangan-keterangan yang dimuat dalam lampiran-lampirannya
antara lain laporan sumber dan penggunaan dana-dana.”17

Menurut Irham Fahmi, “Laporan keuangan merupakan suatu


informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan,
dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran
kinerja keuangan perusahaan tersebut.”18

Kasmir menyatakan bahwa “Agar laporan keuangan menjadi


lebih berarti sehingga dipahami dan dimengerti oleh berbagai pihak,
perlu dilakukan analisis laporan keuangan. bagi pihak pemilik dan
manajemen tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar
dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini”.19 Adanya
laporan keuangan ini dapat diketahui posisi perusahaan pada satu
periode apakah baik atau kurang baik setelah menganalisis laporan
tersebut. Laporan keuangan inilah yang akan menjadi informasi bagi
analis untuk proses mengambil keputusan.

16
Sofyan Harahap, Analisis Kritis Laporan Keuangan, (Jakarta: Rajawali Press, 2010), h.
105
17
S. Munawir, Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat, (Yogyakarta: Liberty, 2004),
h. 6
18
Irham Fahmi, Op.cit., h. 2
19
Kasmir, Op.cit., h. 66
18

b) Tujuan Laporan Keuangan

Kasmir berpendapat bahwa “Secara umum laporan keuangan


bertujuan utnuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan,
baik pada saat tertentu maupun periode tertentu”.20 Jadi, laporan
keuangan mampu memberikan informasi keuangan baik untuk pihak
dalam dan luar yang mempunyai kepentingan bagi perusahaan.

Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi


keuangan bagi pihak yang membutuhkan untuk kepentingan
perusahaan, tetapi laporan keuangan memiliki tujuan umum dan
tujuan khusus seperti yang dikemukakan Harahap yang menyatakan
bahwa Laporan keuangan memiliki dua tujuan yaitu tujuan umum
dan tujuan khusus yaitu:

Tujuan umumnya adalah menyajikan laporan posisi keuangan,


hasil usaha, dan perubahan posisi keuangan secara wajar sesuai
prinsip akuntansi yang diterima. Sedangkan tujuan khususnya
dalah memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban,
kekayaan bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan dan
kewajiban, serta informasi lainnya yang relevan.21
Menurut Prastowo dan Juliaty, “Laporan keuangan disusun
dengan tujuan untuk menyediakan informasi yang menyangkut
posisi keuangan, kinerja dan perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam
pengambilan keputusan ekonomi.”22

Menurut Hery, “Tujuan keseluruhan dari laporan keuangan


adalah untuk memberikan informasi yang berguna bagi investor dan
kreditor dalam pengambilan keputusan investasi dan kredit.23

20
Kasmir, Op.cit., h. 10
21
Harahap ,Op.cit., h. 133
22
Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty, Analisis Laporan Keuangan, (Yogyakarta: UPP AMP
YKPN, 2002), h. 5
23
Hery, Analisis Laporan Keuangan: Pendekatan Rasio Keuangan, (Yogyakarta: CAPS
(Center Of Academic Publishing Service), 2015), h. 4
19

Dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan dapat


mengetahui kondisi perusahaannya secara luas dan menyeluruh.
Setelah itu laporan keuangan tidak hanya sebagai laporan saja yang
untuk dibaca, tetapi harus dipahami tetang posisi keuangan
perusahaan saat ini.

c) Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Dalam implementasinya, Rumah Sakit sebagai organisasi entitas


nirlaba harus dituntut untuk menyusun laporan keuangan
berdasarkan jenisnya yang sesuai dengan standar yang sudah
ditentukan, hal ini diutamakan untuk kepentingan Rumah Sakit
sendiri maupun untuk kepentingan pihak lain yang membutuhkannya

Secara umum, dalam praktiknya ada lima jenis laporan


keuangan yang biasa disusun, antara lain:

1) Neraca
2) Laporan laba rugi
3) Laporan perubahan modal
4) Laporan arus kas
5) Laporan catatan atas laporan keuangan24

Kelima jenis laporan keuangan tersebut dapat diuraikan sebagai


berikut:

a) Neraca

Menurut Kasmir, “Neraca atau laporan posisi keuangan


merupakan laporan yang menunjukkan posisi keuangan
perusahaan pada periode tertentu. Arti dari posisi keuangan

24
Kasmir., Loc.it
20

dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan


pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.”25

Menurut Hery, “Neraca (Balance Sheet) adalah sebuah


laporan yang sistematis tentang posisi aktiva, kewajiban, dan
ekuitas perusahaan per tanggal tertentu.”26

Jadi dapat disimpulkan bahwa neraca adalah daftar yang


berisi harta (aset), modal (capital), dan hutang atau kewajiban-
kewajiban kepada pihak lain (liabilities) dari suatu perusahaan
yang dibuat pada akhir periode akuntansi.

b) Laporan Laba Rugi

Menurut Hery, “Laporan laba rugi (Income Statement)


merupakan laporan yang sistematis tentang pendapatan dan
beban perusahaan untuk satu periode waktu tertentu. Laporan
laba rugi ini akhirnya memuat informasi mengenai hasil usaha
perusahaan, yaitu laba/rugi bersih, yang meruapakan hasil dari
pendapatan dikurangi beban.”27

Laporan laba rugi adalah laporan yang menggambarkan


hasil usaha suatu perusahaan dalam periode tertentu. Dalam
laporan keuangan berisi data pendapatan yang diperoleh serta
biaya yang dikeluarkan selama periode tertentu. Jika jumlah
pendapatan lebih tinggi dari jumlah biaya, maka perusahaan
dikatakan laba, sebaliknya jika perolehan jumlah pendapatan
lebih rendah dari biaya, maka perusahaan tersebut dikatakan
rugi.

25
Kasmir, Op.cit., h. 28
26
Hery, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 7
27
Ibid., h. 4
21

c) Laporan Perubahan Modal

Menurut Kasmir, “Laporan perubahan modal (ekuitas)


adalah laporan yang berisi jumlah dan jenis modal yang
dimiliki oleh suatu perusahaan pada saat ini. Laporan
perubahan modal jarang dibuat jika tidak terjadi perubahan
modal.”28 Jadi laporan ini dibuat apabila memang ada
perubahan modal. Dari laporan perubahan modal ini dapat
diketahui perkembangan modal perusahaan, harta pemilik
perusahaan pada saat ini.

d) Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang dapat


memberikan informasi tentang arus kas masuk dan keluar
selama periode tertentu. Kas masuk terdiri dari uang yang
masuk ke perusahaan, seperti hasil penjualan dan lainnya,
sedangkan kas keluar seperti pembayaran biaya operasional
perusahaan.

e) Laporan catatan atas laporan keuangan

Menurut Kasmir, “Laporan catatan atas laporan keuangan


merupakan laporan yang memberikan informasi apabila ada
laporan keuangan yang memerlukan penjelasan tertentu.”29
Laporan ini dibuat untuk kaitannya dengan laporan keuangan
yang disajikan.

Artinya terkadang ada komponen atau nilai dalam laporan


keuangan yang perlu diberi penjelasan terlebih dahulu
sehingga jelas.30 Hal ini sangat perlu dilakukan agar pihak

28
Kasmir, Op.cit., h. 29
29
Ibid., h. 30
30
Ibid.
22

yang membutuhkan laporan keuangan tidak salah paham


dalam membacanya.

4. Laporan Arus Kas


a) Pengertian Kas

Menurut Harahap, kas adalah kas yang dapat diuangkan setiap


saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar yang memenuhi
syarat:

1) Setiap saat dapat ditukar menjadi kas.


2) Tanggal jatuh temponya sangat dekat.
3) Kecil risiko perubahan nilai yang disebabkan perubahan
tingkat bunga.31

Menurut Prastowo dan Juliaty, “Kas merupakan konsep dana


yang paling berguna, karena keputusan para investor, kreditor dan
pihak lainnya terfokus pada penilaian arus kas di masa datang.”32

Menurut Irham Fahmi, “Kas adalah yang paling likuid diantara


barang lainnya, jika perusahaan sedang membutuhkan atau
memerlukan uang maka dapat langsung diambil dari kas.
Ketersediaan kas dalam jumlah yang cukup sangat diharapkan oleh
pihak manajemen perusahaan.”33

Kariyoto mengemukakan bahwa “Kas merupakan semua jenis


uang dan surat-surat berharga lainnya yang dapat diuangkan setiap
waktu, dan sebagai instrumen pertukaran yang likuid yang
digunakan sebagai ukuran dalam keuangan serta umumnya
diklasifikasikan sebagai current asset.”34

31
Harahap, Op.cit., h. 258
32
Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty, Op.cit., h. 29
33
Irham Fahmi, Op.cit., h. 31
34
Kariyoto, Analisa Laporan Keuangan, (Malang: UB Press, 2017), h. 178
23

b) Pengertian Laporan Arus Kas

Harahap mengemukakan bahwa “Laporan arus kas


memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan
pengeluaran kas dari suatu perusahaan pada suatu periode tertentu
dengan mengklasifikasikan transaksi berdasarkan pada kegiatan
operasi, investasi, dan pendanaan.”35 Karena dalam Laporan Arus
Kas akan terlihat penggunaan kas yang ada dalam perusahaan dan
juga arus kas selama beberapa periode, maka hal itu dapat
digunakan untuk menilai kemungkinan arus kas dimasa yang akan
datang dan juga untuk memprediksi perusahaan dalam
menghasilkan laba.

Menurut Rudianto, “Laporan arus kas adalah suatu laporan


tentang aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan
selama suatu periode tertentu beserta penjelasan tentang sumber-
sumber penerimaan dan pengeluaran kas tersebut.”36 Jadi laporan
ini sangat diperlukan untuk investor dan kreditor sebelum
mengambil keputusan investasi.

Kariyoto berpendapat bahwa ”Laporan Cash Flow merupakan


ringkasan transaksi keuangan yang berhubungan denga kas tanpa
mencermati hubungannya dengan penghasilan yang didapatkan
maupun biaya-biaya yang terjadi. Dengan demikian subjek dari
Laporan Cash Flow adalah penerimaan dan pengeluaran kas.”37
Laporan arus kas sangat diperlukan untuk mengetahui biaya yang
diterima ataupun biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam
periode tertentu.

35
Harahap, Op.cit., h. 257
36
Rudianto, Akuntansi Koperasi: Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan Keuangan,
(Jakarta: Erlangga, 2010), h. 136.
37
Kariyoto, Op.cit., h. 179.
24

Menurut Hery, “Laporan Arus Kas (Statement Of Cash Flows)


adalah sebuah laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan
arus kas keluar secara terperinci dari masing-masing aktivitas, yaitu
mulai dari aktivitas operasi, aktivitas investasi, sampai pada
aktivitas pendanaan/pembiayaan untuk satu periode waktu
tertentu.”38

Menurut Ridwan, “Laporan arus kas adalah ikhtisar dari


penerimaan dan pengeluaran kas untuk suatu periode atau masa
tertentu, sedangkan informasi yang disajikan dalam neraca untuk
suatu tanggal tertentu.”39

c) Tujuan Laporan Arus Kas

Rudianto berpendapat bahwa “Tujuan dibuatnya laporan arus


kas adalah untuk memberikan informasi yang relevan tentang
penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan selama suatu periode
tertentu.”40

Menurut Mamduh dan Halim, “Tujuan pokok laporan aliran


kas adalah untuk memberikan informasi mengenai penerimaan dan
pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu. Tujuan kedua
laporan aliran kas adalah untuk memberikan informasi mengenai
efek kas dari kegiatan investasi, pendanaan, dan operasi perusahaan
selama periode tertentu.”41

Menurut Prastowo dan Juliaty, “Tujuan utama laporan arus kas


adalah untuk memberikan kepada para pengguna, informasi tentang

38
Hery, Op.cit., h. 9
39
Ridwan, Pengantar Akuntansi: Teori dan Praktek Pada Perusahaan Dagang,
(Manado: STAIN Manado Press, 2014), h. 29
40
Rudianto, Op.cit., h. 137.
41
Mamduh dan Halim, Op.cit., h. 58
25

mengapa posisi kas perusahaan berubah selama periode


42
akuntansi.”

Laporan arus kas juga dapat digunakan untuk menentukan


kebijakan deviden, menilai efisiensi dan efektivitas setiap
departemen serta mengukur kinerja setiap departemen yang telah
diberikan wewenang, mengevaluasi imbas dan kebijakan pokok
investasi dan pendanaan, serta memperoleh informasi yang relevan
dalam penyusunan anggaran biaya, anggaran pendapatan maupun
anggaran laba rugi untuk menentukan prosedur dan kebijakan yang
lebih tepat sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik dengan
menjaga struktur permodalan yang sehat.

d) Kegunaan Laporan Arus Kas

Menurut Hery, “Laporan arus kas melaporkan arus kas masuk


maupun arus kas keluar perusahaan selama periode. Laporan arus
kas ini memberikan informasi yang berguna mengenai kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan kas dari aktivitas operasi,
melakukan investasi, melunasi kewajiban, dan membayar
dividen.”43 Informasi mengenai sumber penerimaan maupun
pengeluaran kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, dan
pembiayaan dalam satu periode secara ringkas tersaji dalam
laporan arus kas ini. Selain itu, laporan arus kas digunakan sebagai
alat untuk mengetahui seberapa baik atau kurang baik kinerja
perusahaan selama satu periode.

Menurut Prastowo dan Juliaty, Laporan arus kas mempunyai


kegunaan memberikan informasi untuk:
1. Mengetahui perubahan aktiva bersih, struktur keuangan dan
kemampuan mempengaruhi arus kas
2. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan
setara kas
42
Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty, Loc.it
43
Hery, Teori Akuntansi, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 231
26

3. Mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan


nilai sekarang arus kas masa depan dari berbagai perusahaan.
4. Dapat menggunakan informasi arus kas historis sebagai
indikator jumlah waktu, dan kepastian arus kas masa depan.
5. Meneliti kecermatan taksiran arus kas masa depan dan
menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas
bersih serta dampak perubahan harga.44

e) Pengklasifikasian Laporan Arus Kas

Menurut Harahap, dalam penyajiannya “Laporan Arus Kas ini


memisahkan transaksi arus kas dalam tiga kategori yaitu: kas yang
berasal dari/digunakan untuk kegiatan operasional, kas yang
berasal dari/digunakan untuk kegiatan investasi, dan kas yang
berasal dari/digunakan untuk kegiatan keuangan/pembiayaan.”45
Tiga kategori klasifikasi tersebut, dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Kegiatan Operasional

Aktivitas pendapatan utama perusahaan (principal revenue -


producing activies) dan aktivitas lain yang bukan
merupakan aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan.
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi
merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasi
perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk
melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi
perusahaan, membayar dividen dan melakukan investasi
baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari
luar.46
Menurut Hery, “Aktivitas operasi meliputi transaksi-
transaksi yang tergolong sebagai penentu besarnya laba/rugi
bersih. Penerimaan kas dari penjualan barang atau pemberian
jasa merupakan sumber arus kas masuk utama.”47 Arus kas
masuk yang dimaksud meliputi pendapatan bunga dan dividen.

44
Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty, Loc.it
45
Harahap, Op.cit., h. 258.
46
Darsono dan Ashari, Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan, (Yogyakarta:
Andi, 2005), h. 22.
47
Hery, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Grasindo, 2018), h. 88
27

Sedangkan, arus kas keluar meliputi pembayaran gaji pegawai,


beban bunga, pajak, dan sewa.

Menurut Prastowo dan Juliaty. “Aktivitas Operasi


(operating activities) adalah aktivitas penghasilan utama
pendapatan perusahaan (principal revenue produting activities)
dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi
pendanaan.”48

2) Kegiatan Investasi

Harahap berpendapat bahwa “Kegiatan investasi


merupakan arus kas masuk yang terjadi jika kas diterima dari
hasil atau pengembalian investasi yang dilakukan sebelumnya
misalnya dari hasil atau penjualan.”49 Perolehan dan pelepasan
aktiva jangka panjang baik yang berwujud maupun yang tidak
berwujud serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas,
antara lain menerima dan menagih pinjaman, utang, surat
beharga atau modal, aktiva tetap dan aktiva produktif lainnya
yang digunakan dalam proses produksi.

Menurut Darsono dan Ashari, “Aktivitas investasi adalah


perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi
lain yang tidak termasuk setara kas. Arus kas dari aktivitas
investasi mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas
sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk
menghasilkan pendapatan arus kas masa depan.”50

Menurut Sirait, “Aktivitas investasi (investing activity)


adalah segala penerimaan kas dari kegiatan investasi dan
segala penegluaran kas untuk kegiatan investasi.
Pengungkapan terpisah diperlukan karena aktivitas investasi
48
Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty, Op.cit., h. 30
49
Harahap, Op.cit., h. 260
50
Darsono dan Ashari, Op.cit., h. 23
28

mencerminkan pengeluaran yang telah terjadi untuk sumber


daya yang dimaksudkan menghasilkan pendapatan dan arus
kas masa depan.”51

Kariyoto menyatakan bahwa “Aktivitas investasi adalah


aktivitas perolehan atau release long-term assets (aktiva tidak
lancar) dan investasi yang tidak termasuk dalam pengertian
setara kas.”52 Contoh arus kas masuk dari kegiatan investasi
adalah penjualan aset tetap. Contoh arus kas keluar dari
kegiatan investasi adalah pembelian aset tetap.

Menurut Hery, “aktivitas investasi adalah membeli atau


menjual tanah, bangunan, dan peralatan. Di samping itu,
aktivitas investasi juga meliputi pembelian dan penjualan
instrumen keuangan yang bukan untuk tujuan diperdagangkan
(nontrading securities), penjualan segmen bisnis, dan
pemberian kepada entitas lain, termasuk penagihnya.”53

Menurut Prastowo dan Juliaty, “Aktivitas investasi


(investing activities) adalah aktivitas perolehan atau pelepasan
aktiva jangka panjang (aktiva tidak lancar) dan investasi yang
tidak termasuk dalam pengertian setara kas.” 54

3) Kegiatan Pembiayaan

Menurut Darsono dan Ashari, “Kas dari atau untuk


pendanaan adalah kas yang berasal dari setoran modal, hutang
jangka panjang atau bank, laba ditahan yang dikonversikan ke
dalam modal dan untuk pengembalian modal, membayar
dividen, membayar pokok hutang bank.”55 Kegiatan pendanaan

51
Pirmatua Sirait, Analisis Laporan Keuangan, (Yogyakarta: Ekuilibria, 2017), h. 106
52
Kariyoto, Op.cit, h. 184
53
Hery, Teori Akuntansi, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 231
54
Dwi Prastowo dan Rifka Juliaty, Loc.it
55
Darsono dan Ashari, Op.cit.
29

melibatkan upaya-upaya untuk memperoleh dana selaku


peminjam atau penerbit sekuritas dan membayar kembali
pinjaman atau sekuritas kepemilikan tersebut.

Menurut Sirait, “Aktivitas pendanaan (financing activity)


adalah segala penerimaan kas dari kegiatan pendanaan dan
segala pengeluaran arus kas untuk kegiatan pendanaan.
Pengungkapan terpisah diperlukan karena aktivitas ini berguna
untuk memprediksi klaim atas arus kas masa depan oleh para
penyedia modal entitas.”56

Kariyoto mengemukakan bahwa “Aktivitas pendanaan


adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam amount
dan composistion liabilities (hutang) long-term dan modal
(ekuitas) perusahaan.”57 Contoh dari arus kas masuk dari
kegiatan pendanaan yaitu penerbitan obligasi dan saham baru.
Contoh arus kas keluar dari kegiatan pendanaan yaitu
pembayaran hutang jangka panjang dan penarikan kembali
saham.

Menurut Hery, “Aktivitas pembiayaan meliputi


transaksi-transaksi yang dimana kas diperoleh atau dibayarkan
kembali ke pemilik dana (investor) dan kreditor. Salah satu
contohnya yaitu kas bersih yang diterima dari penerbitan
saham (modal) atau obligasi (surat utang).”58 Jadi, aktivitas
pembiayaan ini meliputi transaksi-transaksi yang kaitannya
dengan utang jangka panjang serta modal (ekuitas) perusahaan.

Menurut Prastowo dan Juliaty, “Aktivitas Pendanaan


(financing activities) adalah aktivitas yang mengakibatkan

56
Sirait., Op.cit, h. 107
57
Kariyoto, loc.it.
58
Hery, loc.it
30

perubahan dalam jumlah dan komposisi kewajiban (utang)


jangka panjang dan modal (ekuitas) perusahaan.

a) Metode Penyusunan Laporan Arus Kas

Menurut Harahap, untuk menyajikan Laporan Arus Kas ini dapat


digunakan dua metode yaitu, direct method dan indirect method.

1) Direct Method
Dalam metode ini, pelaporan arus kas dilakukan degan cara
melaporkan kelompok-kelompok penerimaan kas dan
pengeluaran kas dari kegiatan operasi secara lengkap (gross),
tanpa melihat laporan laba/rugi dan dilanjutkan dengan
kegiatan investasi dan pembiayaan.
2) Indirect Method
Dalam Indirect Method penyajiannya dimulai dari laba rugi
bersih dan selanjutnya disesuaikan dengan menambah atau
mengurangi perubahan dalam pos-pos yang mempengaruhi
kegiatan operasional seperti penyusutan, naik turun pos
aktiva lancar dan utang lancar.59
Menurut Rudianto, secara umum terdapat dua metode dalam
menyusun laporan arus kas:

1) Metode langsung adalah metode penyusunan laporan arus kas


dimana dirincikan arus masuk kas dari aktivitas operasi dan
arus keluar kas aktivitas operasi.
2) Metode tidak langsung adalah metode penyusunan laporan
arus kas di mana dibuat rekonsiliasi antara laba yang
dilaporkan dengan arus kas.60

b) Analisis Laporan Arus Kas

Menurut Darsono dan Ashari, Perusahaan yang mencantumkan


laporan arus kas dalam laporan keuangan tahunan membuat
penggunaan informasi laporan arus kas sebagai alat analisis
kinerja perusahaan semakin meningkat. Salah satu analisis
kinerja keuangan dengan menggunakan laporan arus kas adalah
analisis rasio laporan arus kas. Analisis laporan arus kas ini

59
Harahap, Op.cit., h. 264
60
Rudianto., Op.cit., h. 139 – 140
31

menggunakan komponen dalam laporan arus kas, komponen


neraca dan laporan laba rugi sebagai alat analisis rasio).61
Harahap berpendapat bahwa “Analisis arus kas sebenarnya
sejalan dengan penyusunan laporan arus kas atau disebut juga Cash
Flow Statement. Laporan arus kas ini dinilai banyak memberikan
informasi tentang kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba
dan kondisi likuiditas perusahaan di masa yang akan datang. 62

Sirait mengemukakan bahwa “Analisis arus kas dapat dikaji


dengan memisahkan arus kas operasi, arus kas investasi, dan arus
kas pendanaan/keuangan, namun arus kas operasi masih
mendominasi dalam analisis karena menyangkut aktivitas
pertama.”63 Jadi analisis dalam laporan arus kas menggunakan
rasio arus kas merupakan cara yang paling efektif untuk
mengetahui tingkat kesehatan kondisi keuangan perusahaan di
masa kini maupun masa depan. Dari hasil analisis terhadap laporan
arus kas dapat diketahui:

1) Kemampuan menghasilkan kas yang cukup


2) Kemampuan melunasi hutangnya
3) Kemampuan membayar dividen
4) Membedakan laba bersih dengan laba tunai
5) Kemampuan perusahaan untuk mencari pinjaman.64
c) Teknik Analisis Laporan Arus Kas

Menurut Harahap, untuk menganalisis laporan arus kas dapat


kita lihat dari dua keadaan, yaitu:

1) Menganalisis Laporan Arus Kas yang sudah dibuat


perusahaan.
2) Melakukan analisis berdasarkan informasi hanya dari laporan
Neraca dan Laba/Rugi. Dengan perkataan lain laporan arus
kasnya belum ada.65

61
Darsono dan Ashari, Op.cit., h. 91
62
Harahap, Op.cit., h. 257
63
Sirait., Op.cit, h. 111
64
Ibid.
32

Hery mengemukakan bahwa “Data laporan arus kas dapat


digunakan untuk menghitung rasio tertentu yang
menggambarkan kekuatan keuangan perusahaan.”66 Untuk
membuat Laporan Arus Kas, harus disajikan Neraca dan
Laporan Laba/Rugi. Berikut ini macam-macam rasio arus kas
yang terdiri dari:

1) Rasio Arus Kas Operasi (AKO)

Menurut Darsono dan Ashari, “Rasio arus kas operasi


menghitung kemampuan arus kas operasi dalam membayar
kewajiban lancar.”67.

Menurut Hery, “Rasio ini menunjukkan kemampuan arus


kas operasi perusahaan dalam melunasi kewajiban
lancarnya.”68 Rasio ini merupakan hasil pembagian antara
arus kas operasi dengan total kewajiban lancar.

Perusahaan yang memiliki rasio arus kas operasi terhadap


kewajiban lancar di bawah 1 berarti bahwa perusahaan
tersebut tidak mampu melunasi kewajiban lancar hanya
dengan menggunakan arus kas operasi saja.69

2) Rasio Arus Kas Terhadap Total Hutang (TH)

Menurut Darsono dan Ashari, Rasio Total Hutang yaitu


Rasio ini menunjukkan jangka waktu pembayaran hutang
oleh perusahaan dengan asumsi semua arus kas operasi
digunakan untuk membayar hutang. Rasio ini diperoleh
dari arus kas operasi dibagi dengan total hutang. Rasio ini
65
Harahap, Op.cit., h. 261
66
Hery, Analisis Laporan Keuangan: Pendekatan Rasio Keuangan, (Yogyakarta: CAPS
(Center Of Academic Publishing Service), 2015), h. 124
67
Darsono dan Ashari, Loc.it
68
Hery, Loc.it
69
Ibid.
33

untuk menganalisis dalam jangka waktu beberapa lama


perusahaan akan mampu membayar hutang dengan
menggunakan arus kas yang dihasilkan dari aktivitas
operasional perusahaan.70
Mamduh dan Halim mengemukakan bahwa “Aliran kas
ini merupakan angka yang sama dengan aliran kas pada rasio
yang digunakan untuk menganalisis risiko likuiditas jangka
pendek”.71

Hery menyatakan bahwa “Rasio arus kas operasi


terhadap total utang menunjukkan kemampuan arus kas
operasi perusahaan dalam melunasi seluruh kewajibannya,
baik kewajiban lancar maupun kewajiban jangka panjang”.72

Untuk rasio ini, angka sekitar 20% merupakan hal yang


biasa untuk perusahaan yang sehat keuangannya.73

3) Rasio Arus Kas Terhadap Pengeluaran Modal (PM)

Menurut Mamduh dan Halim, “analisis ini memberi


informasi besarnya aliran kas untuk menutup pengeluaran
modal yang diperlukan untuk investasi memelihara dan
membangun pabrik dan bangunan.”74 Kelebihan Kas tersebut
bisa digunakan untuk membayar utang dengan bunganya.
Rasio ini digunakan untuk mengukur arus kas operasi yang
sudah ada untuk pengeluaran investasi.

70
Darsono dan Ashari, Op.it., h. 93
71
Mamduh dan Halim, Op.cit., h. 211
72
Hery, Analisis Laporan Keuangan, (Jakarta: Grasindo, 2018), h. 107
73
Mamduh dan Halim, Loc.it
74
Ibid., h. 212
34

Menurut Hery “rasio ini digunakan untuk mengukur arus


kas operasi yang tersedia untuk pengeluaran investasi. Rasio
ini dihiutng sebagai hasil bagi antara kas yang dibayarkan
untuk pengeluaran modal seperti pembelian aset tetap,
akuisisi bisnis, dan aktivitas investasi lainnya.”75

Menurut Darsono dan Ashari, “Rasio ini digunakan


untuk mengukur modal tersedia untuk investasi dan
pembayaran hutang yang ada.”76

Alternatif lain bisa menggunakan rumus seperti ini :

Menurut Hery, rasio yang tinggi menunjukkan kemampuan


yang tinggi pula dari arus kas operasi perusahaan dalam
membiayai pengeluaran modal (pembelian tambahan aset
tetap, melakukan investasi, ataupun akuisisi). Rasio yang
rendah menunjukkan bahwa perusahaan harus mencari
pendanaan eksternal (melalui pinjaman dari kreditor
ataupun investor) untuk membiayai kegiatan operasional
perusahaannya.77
4) Rasio Cakupan Arus Dana (CAD)

Darsono dan Ashari menyatakan bahwa Rasio Cakupan


Arus Dana yaitu rasio ini digunakan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas guna
membayar komitmen-komitmennya (bunga, pajak dan
dividen preferen). Rasio ini diperoleh dengan laba
sebelum pajak dan bunga (EBIT) dibagi bunga,
penyesuaian pajak dan dividen preferen. Rasio yang besar
menunjukkan bahwa kemampuan yang lebih baik dari laba
sebelum pajak dalam menutup komitmen yang jatuh
tempo dalam satu tahun.78

75
Hery, Loc.it
76
Darsono dan Ashari, Op.it., h. 92
77
Hery, Loc.it
78
Darsono dan Ashari, Loc.cit.
35

5) Rasio Arus Kas Terhadap Hutang Lancar

Menurut Darsono dan Ashari, “Rasio ini mengukur


kemampuan perusahaan dalam membayar hutang lancar
berdasarkan arus kas operasi bersih.”79

Mamduh dan Halim mengemukakan bahwa “Aliran kas


operasi dilaporkan dalam laporan aliran kas (Analisis Sumber
dan Penggunaan Dana). Kas tersebut merupakan kelebihan
kas yang diperoleh dari operasi setelah semua kebutuhan
modal kerja dan pembayaran utang lancar telah dipenuhi.”80

Studi empiris di amerika serikat memperlihatkan bahwa


rasio aliran kas terhadap utang lancar untuk kondisi bisnis
yang sehat adalah sekitar 0,4 atau lebih.81

6) Rasio Kecukupan Arus Kas (KAK)

Menurut Darsono dan Ashari, rasio ini mengukur


kemampuan perusahaan dalam menyediakan kas untuk
memenuhi kewajibannya dalam jangka 5 tahun
mendatang. Rasio ini diperoleh dengan laba bersih
sebelum pajak dikurangi pembayaran pajak dan
pengeluaran modal dibagi rata-rata hutang lancar selama 5
tahun.”82

79
Darsono dan Ashari, Loc.cit.
80
Mamduh dan Halim, Op.cit., h. 204
81
Ibid.
82
Darsono dan Ashari, Op.cit., h. 93
36

Hasil rasio < 1 maka dikatakan kinerja keuangan kurang


baik, jika hasil > 1 maka dapat dikatakan baik.83

7) Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Bunga


Menurut Hery, karena pembayaran bunga harus dilakukan
dengan mengunakan kas, maka diperlukan suatu rasio
yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
membayar bunga pinjaman kepada kreditor, yang dimana
dananya bersumber dari arus kas operasi perusahaan.84

Rasio yang tinggi menunjukkan bahwa arus kas operasi


perusahaan memiliki kemampuan yang baik untuk menutup
biaya bunga sehingga kemungkinan perusahaan untuk tidak
mampu membayar bunga menjadi sangat kecil.85
8) Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Laba Bersih
Rasio arus kas operasi terhadap laba bersih menunjukkan
seberapa jauh penyesuaian dan asumsi akuntansi akrual
mempengaruhi perhitungan laba bersih.86

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa kinerja


keuangan perusahaan semakin baik, meskipun dengan jumlah
laba bersih yang kecil sebagai akibat besarnya beban non
kas.87

9) Rasio Cakupan Bunga


Rasio cakupan bunga (interest coverage ratio)
memberikan indikator likuiditas dan kemampuan
83
Ibid.,
84
Hery, op.cit, h. 106
85
Ibid.
86
Ibid.
87
Ibid, h. 108
37

perusahaan untuk membayar utang. Rasio yang rendah


menggambarkan bahwa kemampuan perusahaan dari kas
operasi untuk membayar semua kewajiban bunga sangat
rendah, dan sebaliknya rasio yang cukup tinggi
menggambarkan kemampuan membayar bunga tinggi. 88

Rasio yang rendah mengambarkan bahwa rendahnya


kemampuan perusahaan dalam membayar semua kewajiban
bunga dari kas operasi, sebaliknya rasio yang cukup tinggi
menggambarkan bahwa perusahaan mampu membayar
bunga.

10) Rasio Mutu Laba

Rasio Mutu Laba (earning quality ratio) disebut juga rasio


cakupan arus dana, yaitu rasio yang dapat menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas guna
membayar komitmennya seperti bunga, pajak, dan dividen
atau kemampuan untuk menghasilkan kas dari laba operasi
perusahaan atau berapa laba tunai di dalam laba
operasinya.89

Semakin tinggi tingkat rasio menunjukkan perusahaan


mampu melunasi komitmen yang sudah jatuh tempo.

11) Rasio Aset Modal

Menurut Sirait, “Rasio aset modal (capital asset ratio)


dapat menggambarkan kemampuan perusahaan menemukan
kebutuhan pengeluaran modal dari hasil kas pada aktivitas
operasi lebih dari aktivitas pendanaan.”90

88
Sirait, Loc.it.
89
Ibid., h. 112
90
Ibid., h. 113
38

12) Rasio Peningkatan Kas

Sirait menyatakan bahwa Rasio peningkatan kas (cash


generating power) adalah rasio yang dapat
mendemonstrasikan kemampuan perusahaan untuk
meningkakan kas dan membandingkan secara jelas operasi
dengan total arus kas masuk. Semakin tinggi tingkat rasio
menggambarkan tingkat ketergantungan perusahaan pada
pihak eksternal semakin rendah, sebaliknya semakin
rendah tingkat rasio maka tingkat ketergantungan
perusahaan pada pihak eksternal semakin tinggi. 91 Secara
rumus dapat dihitung sebagai berikut:

13) Rasio Marjin Kas Operasi

Menurut Sirait, “Rasio Marjin Kas Operasi adalah


petunjuk yang konsisten dan mendasar kinerja menghasilkan
kas. Semakin besar rasio berarti tingkatan kemampuan
perusahaan semakin baik. Sebaliknya semakin rendah rasio
menunjukkan kinerja menurun.”92

Secara formula dapat dihitung sebagai berikut:

14) Rasio Arus Kas Per Saham

Sirait berpendapat bahwa “Rasio Arus Kas Per Saham


(cash flow per share ratio) fokus pada jumlah arus kas dari
operasi tersedia untuk pemegang saham, setelah dibagikan

91
ibid.
92
Ibid., h. 114
39

untuk utang dividen atau pemegang saham preferen. Rasio ini


juga dapat melihat besarnya bunga kepada investor.”93

Secara formula dapat dihitung sebagai berikut:

15) Rasio Arus Kas Operasi Terhadap Utang

Menurut Sirait, “Rasio Arus Kas Operasi Terhadap


Utang menunjukkan kemampuan membayar kembali totah
utang dalam tahun operasi.”94 Rasio ini ini dapat dihitung
dengan nilai arus ka operasi ditambah beban bunga dan pajak
dengan kas lalu dibagi dengan rata-rata total utang, secara
formula dapat dihitung sebagai berikut:

16) Rasio Cakupan Kewajiban Lancar

Sirait mengemukakan bahwa “Rasio Cakupan Kewajiban


Lancar (current liability coverage ratio) menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban
lancarnya menggunakan kas dari aktivitas operasi. Rasio ini
juga disebut cash flow operation (CFO).”95 Rumusnya
sebagai berikut:

17) Rasio Kecukupan Arus Kas Operasi

93
Ibid.
94
Ibid., h. 115
95
Ibid., h. 116
40

Menurut Sirait, Rasio Kecukupan Arus Kas Operasi (cash


flow adequacy ratio) mengukur berapa lama pengeluaran
modal, pembayaran kembali utang, pembayaran dividen
ditanggulangi oleh arus kas operasi. Rasio ini dapat
dihitung membandingkan nilai arus operasi dibagi dengan
pengeluaran modal (capital expenditure/CAPEX)
ditambah pembayaran utang dan dividen yang
pembayarannya berasal dari arus kas operasi. Dapat
dihitung dengan formula sebagai berikut: 96

B. Penelitian Yang Relevan


Peneliti menemukan beberapa penelitian lain yang berkaitan dengan
analisis rasio arus kas sebagai alat ukur kinerja keuangan.

1. Penelitian yang tercatat dalam Jurnal Rika Henda Safitri, Asfeni


Nurullah, Burhannudin pada tahun 2017 yang berjudul Analisis
Laporan Arus Kas Sebagai Dasar Pengukuran Kinerja Keuangan
Rumah Sakit Umum Daerah (Studi Kasus pada RSUD Di Sumatera
Selatan). Hasil yang didapat dari penelitian ini sebagai berikut:
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis rasio arus kas dalam
mengelola dana di RSUD Sumatera Selatan dan untuk menganalisis
kinerja keuangan berdasarkan dari analisis rasio arus kas. Metodologi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif
dengan menggunakan analisis rasio arus kas. Data yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu data sekunder dari laporan arus kas. Rasio
yang digunakan yaitu Rasio Arus Kas Operasi (AKO), Rasio Cakupan
Arus Dana (CAD), Rasio Cakupan Kas Terhadap Bunga (CKB),
Rasio Cakupan Kas Terhadap Hutang Lancar (CKHL), Rasio
Pengeluaran Modal (PM), Rasio Total Hutang (TH), dan Rasio Arus
Kas Bersih Bebas (AKBB). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
semua data Laporan Keuangan yang diperoleh, hanya satu rumah sakit
yang memiliki komponen data sesuai kriteria yang diperlukan yaitu

96
Ibid.
41

Rumah Sakit Umum Daerah Rabain. Hasil penelitian yang diolah


menggunakan Rasio Arus Kas ini menunjukkan bahwa Rumah Sakit
Umum Daerah Sumatera Selatan tidak baik. Hal ini ditunjukkan oleh
hasil analisis Rasio Arus Kas yang rata-rata < 1 karena Laporan
Keuangan RSUD tidak menampilkan data kewajiban dan ekuitas.97
2. Penelitian yang tercatat dalam Jurnal Heiby Sanger, Jantje Tinangon,
Harijanto Sabijono pada tahun 2015 yang berjudul Analisis Informasi
Laporan Arus Kas Sebagai Alat Uku Efektivitas Kinerja Keuangan
Pada PT. Gudang Garam Tbk. Sebagai Salah Satu Perusahaan Industri
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Hasil yang didapat dari
penelitian ini sebagai berikut:
Penilaian kinerja keuangan sangat perlu dilakukan untuk mengetahui
prestasi atau keberhasilan atas berbagai aktivitas yang dilakukan
dalam mendaya gunakan sumber keuangan yang tersedia. Tujuan
dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui analisis arus kas
dalam menilai kinerja pada PT. Gudang Garam Tbk selama tahun
2011 – 2013. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif yaitu data
sekunder berupa laporan keuangan tahunan PT. Gudang Garam Tbk.
Penelitian ini menggunakan metode analisa rasio. Metode analisis
yang digunakan dengan menganalisis laporan keuangan pada tahun
(periode) tertentu, yaitu dengan membandingkan antara pos satu
dengan pos lainnya dalam laporan keuangan yang sama untuk tahun
yang sama. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah, rasio
arus kas operasi, rasio cakupan kas terhadap bunga, rasio cakupan kas
terhadap hutang lancar, rasio total hutang, rasio cakupan arus dana.
Hasil perhitungan menggunakan rasio arus kas, dapat disimpulkan
bahwa perusahaan dalam hal ini PT. Gudang Garam Tbk memiliki
kinerja yang kurang baik. Hal itu dapat dilihat dari analisis dengan
menggunakan rasio arus kas, dimana hasil semua perhitungan
97
Rika Henda Safitri, dkk, Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Dasar Pengukuran Kinerja
Keuangan Rumah Sakit Umum Daerah (Studi Kasus pada RSUD Di Sumatera Selatan), Jurnal
Akuntansi, Vol 5, 2017. No. 2.
42

mendapatkan hasil yang menurun dan tidak stabil dari tahun 2011 –
2013.98
3. Penelitian yang tercatat dalam Jurnal Nida’ Asy Syada Al Hajar, Eksa
Ridwansyah, Rusmianto pada tahun 2015 yang berjudul Analisis
Laporan Arus Kas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Rumah Sakit
XYZ. Hasil yang didapat dari penelitian tersebut yaitu:
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur dan mengetahui
perkembangan kinerja keuangan Rumah Sakit XYZ (RSUD Kota
Bandar Lampung) tahun 2016 – 2017 menggunakan rasio arus kas.
Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kuantitatif dan data
yang digunakan adalah data sekunder. Rasio yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu rasio arus kas terhadap kewajiban lancar, rasio arus
kas terhadap pengeluaran modal, rasio arus kas terhadap total hutang,
dan rasio arus kas terhadap laba bersih. Hasil analisis yang telah
dihitung menggunakan rasio arus kas, maka dapat ditarik kesimpulan
terhadap kinerja keuangan Rumah Sakit XYZ tahun 2016 – 2017
dikatakan tidak baik karena rata-rata nilai rasio pada tahun 2016
adalah – 2,92 dan pada tahun 2017 adalah – 0,54 berada dibawah
angka 1 (satu).99
4. Penelitian yang tercatat dalam Jurnal Megi Sila Jona Warongan,
Ventje Ilat, Natalia Gerungai pada tahun 2018 yang berjudul Analisis
Rasio Arus Kas Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. PLN
(Persero) Wilayah Suluttenggo. Hasil penelitian yang didapat sebagai
berikut:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menilai kinerja
keuangan berdasarkan rasio arus kas di PT. PLN (Persero)
Suluttenggo menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

98
Heiby Sanger, dkk, Analisis Informasi Laporan Arus Kas Sebagai Alat Ukur
Efektivitas Kinerja Keuangan Pada PT. Gudang Garam Tbk. Sebagai Salah Satu Perusahaan
Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia, Jurrnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Vol 15, 2015,
No. 05, h. 862
99
Nida’ Asy Syada Al Hajar, dkk, Analisis Laporan Arus Kas Untuk Menilai Kinerja
Keuangan Rumah Sakit XYZ, AL HAJAR, 2015, h. 1
43

pendekatan kuantitatif. Data sekunder dalam penelitian ini adalah


berupa data ikhtisar kebijakan akuntansi perusahaan yang
berhubungan dengan laporan arus kas. Rasio arus kas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah rasio arus kas operasi terhadap kewajiban
lancar, rasio arus kas operasi terhadap bunga, rasio arus kas operasi
terhadap pengeluaran modal, rasio arus kas operasi terhadap total
hutang, rasio arus kas operasi terhadap laba bersih. Hasil penelitian,
maka dapat diambil kesimpulan laporan arus kas PT. PLN (Persero)
selama tahun 2014, 2015, dan 2016 angka rasio yang didapatkan dari
hasil analisis secara umum cukup baik yaitu lebih dari 1 (satu),
meskipun demikian kinerja keuangan perusahaan PT. PLN (Persero)
kurang baik. Hal ini dikarenakan empat dari lima rasio arus kas yang
dinilai mengalami penurunan dari angka rasio pada tahun 2014 dan
hanya rasio arus kas terhadap bunga yang pada tahun 2016 mengalami
peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya.100
5. Penelitian yang tercatat dalam Karya Tulis Ilmiah Rina Afriani pada
tahun 2015 yang berjudul Analisis Laporan Arus Kas Untuk
Mengukur Kinerja Keuangan Pada PT. Bakrie Telkom Tbk. Tahun
2010 s.d 2014. Hasil penelitian yang didapat dari penelitian tersebut
yaitu:
Penelitian ini bertujuan untuk megetahui bagaimana analisis laporan
arus kas untuk mengukur kinerja keuangan pada PT. Bakrie Telkom
Tbk. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan
cara menghitung rasio arus kas operasi, rasio cakupan kas terhadap
hutang lancar, rasio pengeluaran modal, rasio total hutang, rasio
cakupan arus dana, rasio cakupan arus kas terhadap bunga, dan rasio
kecukupan arus kas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kinerja
keuangan PT. Bakrie Telkom Tbk. dari analisis laporan keuangan arus
kas periode 2010 – 2014 adalah kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari
100
Megi Sila Jona Warongan, dkk, Analisis Rasio Arus Kas Dalam Menilai Kinerja
Keuangan Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo, Jurnal Riset Akuntansi Going Concern
13 (2), 2018.
44

nilai rasio yang dihasilkan masing-masing rasio arus kas operasi dan
total hutangnya berada dibawah 1. Dari tahun 2010 – 2014 rata-rata
rasio yang dihasilkan cenderung rendah dan mengalami penurunan
setiap tahunnya.101

Tabel 2.1 Penelitian Yang Relevan

Nama Peneliti/
No. Judul Persamaan Perbedaan
Tahun

1. Rika Henda Analisis Laporan 1. Metode penelitian 1. Penelitian tersebut


Safitri, Asfeni Arus Kas Sebagai ini menggunakan hanya menganlisis
Nurullah, dan Dasar Pengukuran deskriptif kuantitatif dalam waktu 2 (dua)
Burhannudin. Kinerja Keuangan 2. Objek penelitian tahun yaitu dari
(2017) Rumah Sakit Umum pada Laporan Arus tahun 2015 – 2016.
Daerah (Studi Kasus Kas di Rumah Sakit. 2. Penelitian ini
pada RSUD Di 3. Rasio yang objeknya pada
Sumatera Selatan) digunakan yaitu Rumah Sakit milik
Rasio Arus Kas swasta.
Operasi, Cakupan 3. Penelitian ini tidak
Arus Dana, Hutang menggunakan rasio
Lancar. AKBB tetapi
menambahkan Rasio
Kecukupan Arus
Kas, Rasio Arus Kas
Operasi Terhadap
Laba Bersih, Rasio
Peningkatan Kas.

2. Heiby Sanger, Analisis Informasi 1. Metode penelitian 1. Penelitian tersebut


Jantje Tinangon, Laporan Arus Kas ini menggunakan hanya menganalisis

101
Fitriyati, dkk, Analisis Laporan Arus Kas Untuk Mengukur Kinerja Keuangan Pada
PT. Bakrie Telkom Tbk. Tahun 2010 s.d 2014, Karya Tulis Ilmiah Universitas Pasir Pengaraian,
2015.
45

Harijanto Sebagai Alat Ukur deskriptif kuantitatif. dalam 3 (tiga) tahun


Sabijono (2015) Efektivitas Kinerja 2. Rasio yang yaitu dari tahun
Keuangan Pada PT. digunakan yaitu 2011 – 2013.
Gudang Garam Tbk. Arus Kas Operasi, 2. Penelitian ini
Sebagai Salah Satu Hutang Lancar, dan menambahkan
Perusahaan Industri Cakupan Arus Dana. beberapa rasio yaitu:
Yang Terdaftar Di Rasio Kecukupan
Bursa Efek Arus Kas, Rasio
Indonesia Arus Kas Operasi
Terhadap Laba
Bersih, Rasio
Peningkatan Kas.

3. Nida’ Asy Analisis Laporan 1. Metode penelitian 1. Penelitian tersebut


Syada Al Hajar, Arus Kas Untuk ini menggunakan hanya menganlisis
Eksa Menilai Kinerja deskriptif kuantitatif. dalam waktu 2 (dua)
Ridwansyah, Keuangan Rumah 2. Objek penelitian tahun yaitu dari
Rusmianto Dkk. Sakit XYZ pada Laporan Arus tahun 2016 – 2017.
(2015) Kas di Rumah Sakit 2. Objek dari penelitian
3. Rasio yang ini pada rumah sakit
digunakan yaitu: milik swasta.
Laba Bersih. 3. Penelitian ini
menambahkan
beberapa rasio yaitu:
Rasio Arus Kas
Operasi, Rasio
Cakupan Arus Dana,
Rasio Kecukupan
Arus Kas, Rasio
Peningkatan Kas,
Rasio Hutang
46

Lancar.

4. Megi Sila Jona Analisis Rasio Arus 1. Metode penelitian 1. Penelitian tersebut
Warongan, Kas Dalam Menilai ini menggunakan hanya menganlisis
Ventje Ilat, Kinerja Keuangan deskriptif kuantitatif. dalam waktu 3 (tiga)
Natalia Pada PT. PLN 2. Rasio arus kas yang tahun yaitu dari
Gerungai (2018) (Persero) Wilayah digunakan dalam tahun 2014 – 2016.
Suluttenggo penelitian ini adalah 2. Objek dari penelitian
Laba Bersih. ini di Rumah Sakit
milik swasta.
3. Rasio tambahan
dalam penelitian ini
yaitu Rasio Arus
Kas Operasi, Hutang
Lancar, Cakupan
Arus Dana,
Kecukupan Arus
Kas, Penigkatan Kas

5. Rina Afriani Analisis Laporan 1. Metode penelitian 1. Objek dari penelitian


(2015) Arus Kas Untuk ini menggunakan ini di Rumah Sakit
Mengukur Kinerja deskriptif kuantitatif. milik swasta.
Keuangan Pada PT. 2. Penelitian tersebut 2. Rasio lainnya yang
Bakrie Telkom Tbk. menganalisis dalam digunakan dalam
Tahun 2010 s.d waktu 5 (lima) tahun penelitian ini yaitu
2014 yaitu dari tahun Rasio Hutang
2010 – 2014. Lancar, Laba Bersih,
3. Rasio arus kas yang Penigkatan Kas.
digunakan yaitu
Rasio Arus Kas
Operasi, Cakupan
47

Arus Dana, dan


Kecukupan Arus
Kas.

C. Kerangka Berpikir

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir


48

Berdasarkan gambar 2.1 kerangka berpikir dapat dijelaskan bahwa


penilaian kinerja keuangan berdasarkan tekniknya dapat menggunakan
beberapa analisis, salah satunya analisis rasio keuangan. Analisis rasio
keuangan adalah teknik analisis untuk mengetahui hubungan antara pos
tertentu dalam neraca dan laporan laba rugi. Laporan keuangan terdiri dari
beberapa jenis yaitu neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan modal,
laporan arus kas, dan laporan catatan atas laporan keuangan. Namun,
penelitian ini berfokus pada laporan arus kas sebagai salah satu penilaian
kinerja keuangan. Laporan arus kas sangat diperlukan bagi setiap
perusahaan atau instansi untuk mengetahui informasi laba yang dihasilkan
dan menilai ketersediaan arus kas di masa mendatang. Informasi data yang
diperoleh dalam laporan arus kas dapat dianalisis dengan cara dihitung
menggunakan rasio tertentu untuk mengetahui kekuatan keuangan
perusahaan atau instansi dalam menghasilkan kas untuk menunjang
kegiatan operasionalnya.

Analisis rasio arus kas banyak macamnya yang dikemukakan oleh


para ahli, menurut Hery yaitu rasio arus kas operasi, total hutang,
pengeluaran modal, arus kas operasi terhadap bunga, kewajiban lancar,
dan arus kas operasi terhadap laba bersih. Adapun yang dikemukakan oleh
Mamduh dan Halim yaitu rasio hutang lancar, rasio pengeluaran modal,
rasio kecukupan arus kas. Menurut Darsono dan Ashari yaitu rasio arus
kas operasi, rasio total hutang, rasio pengeluaran modal, rasio cakupan
arus dana dan rasio kecukupan arus kas. Rasio arus kas menurut Pirmatua
Sirait, yaitu rasio cakupan bunga, rasio mutu laba, rasio aset modal, rasio
peningkatan modal, rasio marjin kas operasi, rasio arus kas per saham,
rasio arus kas operasi terhadap utang, rasio cakupan kewajiban lancar, dan
rasio kecukupan arus kas operasi. Berdasarkan uraian yang peneliti
paparkan di atas, rasio yang digunakan untuk menganalisis arus kas di
Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura ada enam rasio antara lain rasio arus
kas operasi, rasio hutang lancar, rasio cakupan arus dana, rasio kecukupan
49

arus kas, rasio arus kas operasi terhadap laba bersih, dan rasio peningkatan
kas.

Hasil dari rasio arus kas operasi apabila < 1 maka dikatakan kurang
baik, tetapi hasilnya > 1 maka dikatakan baik. Rasio hutang lancar dengan
hasil rasio sekitar 0,4 atau lebih maka kondisi keuangan dalam keadaan
baik. Rasio cakupan arus dana dengan hasil rasio yang besar menunjukkan
bahwa kemampuan yang lebih baik dari laba sebelum pajak dalam
menutup komitmen yang jatuh tempo dalam satu tahun. Rasio kecukupan
arus kas dengan hasil rasio < 1 maka dikatakan kurang baik, jika hasilnya
> 1 maka dikatakan baik. Rasio arus kas operasi terhadap laba bersih
dengan hasil rasio yang semakin tinggi rasio ini menunjukkan bahwa
kinerja keuangan perusahaan semakin baik. Rasio peningkatan kas dengan
hasil rasio yang semakin tinggi tingkat rasio menggambarkan tingkat
ketergantungan perusahaan pada pihak eksternal semakin rendah,
sebaliknya semakin rendah tingkat rasio maka tingkat ketergantungan
perusahaan pada pihak eksternal semakin tinggi.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Islam Sukapura Jl.


Tipar Cakung No.5 Sukapura, Jakarta Utara. 14140.

Gambar 3.1 Peta Lokasi

2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Agustus sampai dengan
bulan September 2019 di kantor bagian Akuntansi Rumah Sakit Islam
Jakarta Sukapura. Adapun pengambilan waktu penelitian ini
didasarkan pada pertimbangan penulis untuk membagi waktu untuk
penelitian, penulisan skripsi dan bimbingan. Berikut ini disajikan
rincian kegiatannya dalam bentuk tabel:

Tabel 3.2 Waktu Penelitian

No. Kegiatan Juni Juli Agustus September Oktober

Revisi Proposal Skripsi


1. ✓
Bab I
2. Revisi Proposal Skripsi ✓ ✓

50
51

Bab II
3. Revisi Proposal Skripsi
✓ ✓
Bab III
4. Penyusunan Instrumen

Penelitian
5. Pengujian Data

penelitian
6. Analisis data penelitian ✓

7. Penyusunan Bab IV ✓

8. Revisi Bab IV ✓

9. Penyusunan Bab V ✓

10. Revisi Bab V ✓

11. Penyusunan
Kelengkapan Lampiran ✓
Penelitian
12. Membuat Daftar

Pustaka
13. Membuat Abstrak ✓

14. Revisi Abstrak ✓

15. Sidang Munaqosah ✓

B. Populasi dan Sampel


1. Populasi

Menurut Sugiyono, “Populasi adalah wilayah generalisasi yang


terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
52

kesimpulannya.”1 Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah


Laporan Keuangan Rumah Sakit Islam Sukapura pada tahun 2014 –
2018.

2. Sampel

Menurut Sugiyono, “Sampel adalah bagian jumlah dan


karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.”2 Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan arus kas Rumah
Sakit Islam Sukapura dalam 5 (lima) tahun terakhir yaitu pada tahun
2014 – 2018.

C. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode
penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono,
deskriptif adalah “metode yang berfungsi untuk mendeskripsikan atau
memberi gambaran melalui data atau sampel yang telah terkumpul
sebagaimana adanya.” 3 Metode deskriptif ini merupakan penelitian yang
digunakan untuk menggambarkan situasi yang terjadi pada masa sekarang
atau yang sedang terjadi.

Adapun penelitian kuantitatif menurut Sugiyono yaitu “metode


penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data
menggunakan instrumen penelitian, analisis data kuantitatif /statistik,
dengan tujuan menguji hipotesis yang telah ditetapkan.”4

Menurut Teguh, “Metode-metode kuantitatif untuk studi deskriptif


mencakup semua metode-metode kuantitatif yang dimuat dalam ilmu
statistika deskriptif, yaitu mulai dari metode grafik/diagram, tabel-tabel

1
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif. Cetakan ke 19, (Bandung: Alfabeta
CV, 2013), hlm. 148
2
Ibid., hlm. 149
3
Sugiyono, Op.cit., h. 29
4
Ibid., h. 8
53

distribusi, angka-angka indeks, pengukuran tendensi sentral, metode


devisiasi, metode variasi, metode korelasi, metode transformasi, metode
perhitungan pertumbuhan dan lain-lainnya.”5 Jadi penelitian yang
dilakukan adalah deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu dengan
cara memperoleh informasi dari laporan keuangan tahunan dari Rumah
Sakit Islam Jakarta Sukapura pada tahun 2014 – 2018.

D. Sumber data
Menurut Teguh dalam Metodologi Penelitian Ekonomi, “Data yang
umum kita kenal sekarang ini merupakan bentuk jamak dari datum, yang
berasal dari bahasa Latin. Data dapat diartikan sebagai fakta-fakta,
serangkaian bukti-bukti, sesuatu yang secara pasti diketahui atau
serangkaian informasi di sekitar kita.”6 Menurut Teguh, “Data adalah
serangkaian informasi, bukti-bukti, atau keteranga-keterangan atas sutau
objek yang memliki karakteristik tertentu.”7

Menurut Teguh, “Data sekunder adalah jenis data yang diperoleh dan
digali melalui hasil pengolahan pihak kedua dari hasil penelitian
lapangannya, baik berupa data kualitatif dan kuantitatif: Jenis data ini
sering disebut data eksternal.”8 Data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah data sekunder yang bersumber dari masing-masing unit kerja yang
sudah diolah dalam Laporan keuangan Rumah sakit Islam Sukapura pada
tahun 2014 – 2018.

E. Instrumen Penelitian
1. Lembar wawancara untuk Direktur Keuangan dan Manajer Akuntansi
Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura.
2. Lembar dokumentasi yang memuat data untuk melihat kelengkapan isi
dari laporan keuangan yang terdiri dari laporan laba rugi, neraca,
5
Muhammad Teguh, Metode Kuantitatif Untuk Analisis Ekonomi Dan Bisnis, (Jakarta:
RajaGrafindo Persada, 2014), hlm. 21
6
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi, (Jakarta: RajaGrafindo Persada,
2005), h. 118
7
Teguh., Op.cit., h. 11
8
Teguh. Op.cit. h. 121.
54

laporan arus kas, laporan perubahan modal, dan catatan atas laporan
keuangan.

F. Teknik Pengumpulan Data


1. Metode Dokumentasi

Pengumpulan data menggunakan teknik dokumentasi dilakukan


dengan cara mengumpulkan data yang berupa neraca, laporan
laba/rugi, laporan arus kas, catatan atas laporan keuangan, sejarah, dan
deskripsi umum Rumah Sakit Islam Sukapura yang telah
terdokumentasi dari kantor pusat.

2. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan


mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara bebas baik terstruktur
maupun tidak terstruktur dengan tujuan untuk memperoleh informasi
secara luas mengenai objek penelitian.9

Pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dilakukan


dengan cara memperoleh infomasi langsung dari sumbernya.
Wawancara dilakukan kepada Direktur Keuangan dan Manajer
Akuntansi di Rumah Sakit Islam Sukapura terkait hasil perhitungan
rasio arus kas.

G. Teknik Analisis Data


Analisis data dan informasi yang telah diperoleh maka akan
dianalisis antara kinerja keuangan yang diukur dengan menggunakan
analisis rasio arus kas dengan membandingkannya dari tahun 2014 – 2018.
Selain itu peneliti menggunakan prosedur agar mudah dalam menganalisis
rasio arus kas. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis
keuangan sebagai berikut:

9
Danang Sunyoto, Op.cit., h. 22
55

1. Mengumpulkan data laporan keuangan dan data pendukung. Rumah


Sakit Islam Jakarta Sukapura memiliki laporan arus yang akan
dianalisis dengan rumus rasio arus kas yang dimulai dari tahun 2014 –
2018.
2. Melakukan pengukuran atau perhitungan dengan rumus-rumus
tertentu, secara cermat dan teliti, sehingga hasil yang diperoleh benar-
benar tepat.10 Analisis laporan arus kas menggunakan rasio arus kas
yaitu: rasio arus kas operasi, rasio hutang lancar, rasio cakupan arus
dana, rasio kecukupan arus kas, rasio arus kas operasi terhadap laba
bersih, dan rasio peningkatan kas. Rumusnya sebagai berikut:

10
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), h. 95
Tabel 3.3 Analisis Rasio Arus Kas

Jenis Rasio
No Pengertian Rumus KriteriaPenilaian Rasio
Arus Kas
Rasio yang digunakan untuk Rasio arus kas dengan hasil <
Rasio Arus Kas menghitung arus kas operasi dalam 1dapat dikatakan kurang baik,
1.
Operasi (AKO)
memenuhi kewajiban lancarnya. apabila > 1 maka baik.
Rasio yang menggambarkan Rasio yang tinggi
perusahaan mampu membayar menunjukkan kemampuan
Rasio Cakupan komitmennya seperti bunga, pajak, yang baik dari laba sebelum
2. Arus Dana
dan dividen. pajak (EBIT) dalam menutup
(CAD)
komitmen yang sudah jatuh
tempo.
Rasio yang digunakan untuk Kondisi keuangan yang sehat
mengetahui kelebihan kas yang menunjukkan angka sekitar 0,4
Rasio Hutang diperoleh dari operasi setelah semua atau lebih
3.
Lancar (HL)
kebutuhan modal dan pembayaran
utang lancar terpenuhi.

56
Rasio ini untuk mengukur Hasil rasio < 1 maka dikatakan
Rasio kemampuan perusahaan dalam kinerja keuangan kurang baik,
4. Kecukupan Arus
menghasilkan kas selama 3 (tiga) jika hasil > 1 maka dapat
Kas (KAK)
tahun kedepan. dikatakan baik.
Rasio yang menunjukkan seberapa Semakin tinggi rasio
Rasio Arus Kas
jauh asumsi akuntansi akrual yang menunjukkan bahwa kinerja
Operasi Arus Kas Operasi
5.
Terhadap Laba mempengaruhi perhitungan laba Laba Bersih keuangan perusahaan semakin
Bersih (LB)
bersih. baik
Rasio yang menunjukkan Semakin tinggi tingkat rasio
kemampuan perusahaan untuk menunjukkan bahwa
Rasio Arus Kas Operasi
6. Peningkatan Kas meningkatkan kas dan ketergantungan perusahaan
(PK) AKO Arus Kas Investasi Arus Kas Pendanaan
memandingkannya dengan total arus pada pihak eksternal rendah
kas masuk

57
58

3. Melakukan perhitungan dengan memasukkan angka-angka ke rumus.


4. Memberikan penafsiran dari hasil perhitungan rasio arus kas tersebut.
5. Melakukan wawancara sehubungan dengan permasalahan yang
ditemukan dari hasil analisis rasio arus kas tersebut.
6. Menarik kesimpulan dari analisis rasio arus kas dan hasil wawancara
yang didapat melalui pihak instansi terkait sehubungan dengan
masalah dari hasil perhitungan rasio arus kas.
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil pembahasan yang dilakukan di Bab IV, maka
dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan Rumah Sakit Islam Jakarta
Sukapura pada tahun 2014 – 2018 menggunakan analisis rasio arus kas secara
keseluruhan kurang baik. Hal ini dibuktikan oleh masing-masing nilai rasio
yakni pada rasio AKO pada tahun 2015 – 2018 menunjukkan nilai rasio yang
kurang baik karena nilai < 1 yaitu sebesar 0,94, 0,96, 0,73, dan 0,17. Namun
pada tahun 2014, nilai rasio AKO sudah baik karena nilainya > 1 yaitu
sebesar 1,07. Rasio CAD pada tahun 2014 – 2018 menunjukkan hasil yang
kurang baik karena hasil rasio yang stabil dan tidak menunjukkan rasio yang
tinggi yaitu sebesar 4,0. Rasio HL pada tahun 2014 – 2018 menunjukkan
hasil yang baik karena nilai rasio sudah di atas 0,4 yaitu sebesar 0,84, 1,03,
0,81, 0,63, dan 0,24. Rasio KAK dari tahun 2014 – 2018 menunjukkan hasil
yang kurang baik karena nilai rasionya < 1 yaitu sebesar 0,07, 0,25, 0,25, -
0,07, dan 0,20. Rasio LB pada tahun 2015 – 2017 kurang baik karena tidak
menunjukkan hasil rasio yang tinggi yaitu sebesar 3,6, 2,8, 0, dan 1,1. Namun
pada tahun 2014 menunjukkan hasil yang baik sebesar 10,5. Rasio PK pada
tahun 2016 – 2018 menunjukkan hasil yang baik karena tingkat rasio yang
semakin tinggi yaitu sebesar 0,67, 0,78, dan 0,81.

B. Implikasi
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
evaluasi bagi pihak Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura karena hasil rasio
arus kas yang tiap tahun kedepannya semakin rendah sebelum instansi
tersebut mengalami kerugian bahkan kebangkrutan. Bagi pihak BPJS, dapat
digunakan sebagai bahan evaluasi bahwa rasio arus kas di Rumah Sakit Islam
Jakarta Sukapura yang setiap tahun hasilnya menurun serta berfluktuatif. Hal
ini dipengaruhi oleh pembayaran tagihan BPJS yang menunggak ke instansi

83
84

tersebut sehingga menumpuknya piutang yang dapat mengakibatkan


terganggunya siklus arus kas untuk operasional.

C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat diberikan untuk
penelitian berikutnya yaitu:

1. Pihak Rumah Sakit


a. Pihak terkait harus memperbaiki sistem birokrasi persuratan yang
masuk untuk penelitian agar peneliti dapat mempersingkat waktu
penelitiannya.
b. Pihak terkait harus memberikan bukti langsung pada saat wawancara
sebagai data pendukung penelitian.
c. Pihak Rumah Sakit harus mencari solusi agar bisa mencukupi arus kas
operasi yang semakin menipis karena tarif BPJS yang rendah serta
pembayaran tagihan BPJS yang menunggak.
2. Peneliti Lain
a. Pra Penelitian
1) Peneliti lain harus mengurus surat izin penelitian ke pihak
Kampus dari jauh hari agar bisa mempercepat waktu penelitian.
2) Teknik pengambilan data dengan responden agar alokasi waktu
bisa efektif dan efisien
b. Pada Saat Penelitian
1) Peneliti lain harus mencari waktu yang sinkron dengan respon
agar bisa melakukan wawancara dari jauh hari.
2) Pada saat penelitian harus diperhatikan data pendukung supaya
jangan sampai ada yang tertinggal karena informasi penting yang
diperoleh berdasarkan dokumentasi.
c. Pasca Penelitian
1) Penelitian selanjutnya diharapkan untuk meneliti lebih mendalam
tentang Analisis Z-Score pada Rumah Sakit atau perusahaan
85

lainnya untuk mengukur sejauh mana penurunan kas yang terjadi


dikaitkan dengan tingkat kebangkrutan.
2) Peneliti selanjutnya menambah indikator analisis rasio arus kas
yang lain seperti rasio pengeluaran modal, rasio arus kas operasi
terhadap bunga, rasio cakupan bunga, rasio mutu laba, rasio aset
modal, rasio arus kas persaham, rasio arus kas operasi terhadap
utang, rasio cakupan kewajiban lancar, dan rasio kecukupan arus
kas operasi terhadap kinerja keuangan.
DAFTAR PUSTAKA

Afriani, Rina. 2015. Analisis Laporan Arus Kas Untuk Mengukur Kinerja
Keuangan Pada PT. Bakrie Telkom Tbk. Tahun 2010 s.d 2014. Karya Tulis
Ilmiah Universitas Pasir Pengaraian.

Al Hajar, Nida’ Asy Syada. 2015. Analisis Laporan Arus Kas Untuk Menilai
Kinerja Keuangan Rumah Sakit XYZ. AL HAJAR.

Darsono dan Ashari. 2005. Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan.


Yogyakarta: Andi.

Fahmi, Irham. 2018. Analisis Laporan Keuangan. Bandung: Alfabeta

Hanafi , M. Mamduh dan Abdul Halim. 2018. Analisis Laporan Keuangan Edisi
Keempat Cetakan Ketiga. Yogyakarta: UPP STIM YKPN

Harahap, Sofyan. 2010. Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali


Press.

Hery. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara

Hery. 2014. Teori Akuntansi. Jakarta: Kencana

Hery. 2015. Analisis Kinerja Manajemen. Jakarta: Grasindo.

Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan: Pendekatan Rasio


Keuangan.Yogyakarta: CAPS (Center Of Academic Publishing Service).

Hery. 2018. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Grasindo

Ikhsan, Arfan dan Ida Bagus Agung Dharmanegara. 2010. Akuntansi dan
Manajemen Keuangan Rumah Sakit Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu

Jumingan. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.

Kariyoto. 2017. Analisa Laporan Keuangan. Malang: UB Press.

Kasmir. 2010. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Prenadamedia Group.

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers

86
87

Kurniawan, Jhoni. 2017. “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Food and


Beverage Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011 – 2015”.
Skripsi. Surakarta: IAIN Surakarta.

Munawir, S. 2004. Analisa Laporan Keuangan Edisi Keempat. Yogyakarta:


Liberty

Prastowo, Dwi dan Rifka Juliaty. 2002. Analisis Laporan Keuangan: Konsep Dan
Aplikasi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Ridwan. 2014. Pengantar Akuntansi: Teori dan Praktek Pada Perusahaan


Dagang. Manado: STAIN Manado Press.

Rudianto. 2010. Akuntansi Koperasi: Konsep dan Teknik Penyusunan Laporan


Keuangan. Jakarta: Erlangga

Rumah Sakit Islam Jakarta Sukapura. 2018. Tentang RSIJ Sukapura.


www.rsijsukapura.co.id. Diakses pada tanggal 2 Juli 2019 jam 21.35

Safitri, Rika Henda., dkk. 2017. Analisis Laporan Arus Kas Sebagai Dasar
Pengukuran Kinerja Keuangan Rumah Sakit Umum Daerah (Studi Kasus
pada RSUD Di Sumatera Selatan). Jurnal Akuntansi. Vol 5.

Sanger, Heiby., dkk. 2015. Analisis Informasi Laporan Arus Kas Sebagai Alat
Ukur Efektivitas Kinerja Keuangan Pada PT. Gudang Garam Tbk. Sebagai
Salah Satu Perusahaan Industri Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Jurrnal Berkala Ilmiah Efisiensi. Vol 15.

Sirait, Pirmatua. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Ekuilibria

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Cetakan ke 19.


Bandung: Alfabeta

Sunyoto, Danang. 2013. Metode Penelitian Akuntansi. Bandung: Refika Aditama

Supit, Thessalonica S.F. dkk. 2016. Analisis Kinerja Keuangan Pada PT. Astra
International, TBK. Jurnal Administrasi Bisnis. Vol. 4. No. 2.

Teguh, Muhammad. 2014 Metode Kuantitatif Untuk Analisis Ekonomi Dan


Bisnis. Jakarta: RajaGrafindo Persada

Teguh, Muhammad. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta: RajaGrafindo


Persada.
88

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional


(www.jkn.kemkes.go.id). Diakses tanggal 28 Oktober 2019 jam 10.08

Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial


(www.bpjs-kesehatan.go.id). Diakses tanggal 28 Oktober 2019 jam 10.15

Warongan, Megi Sila Jona., dkk. 2018. Analisis Rasio Arus Kas Dalam Menilai
Kinerja Keuangan Pada PT. PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo. Jurnal
Riset Akuntansi Going Concern. Vol. 13 (2): 453 – 463.
119

Lampiran 9 Biodata Peneliti

RIWAYAT HIDUP

A. Data Pribadi

1. Nama : Hafiza Avisiena

2. Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 23 Juli 1997

3. Jenis Kelamin : Laki-laki

4. Alamat Asal : Jl. Mawar Merah IV/3 No. 138. Malaka

Jaya, Duren Sawit. Jakarta Timur. 13460


5. Telepon : 089605777553

6. E-mail : hafizsiena@gmail.com

B. Riwayat Pendidikan Formal

 SDN Malaka Jaya 08 Pagi 2003 – 2009

 SMPN 213 Jakarta 2009 – 2012

 SMAN 103 Jakarta 2012 – 2015

 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Jurusan Pendidikan


IPS Fakultas Ilmu Tarbiyah & Keguruan 2015 – Sekarang
120

C. Pengalaman Organisasi

 Staff Ahli Bidang Media dan Komunikasi HMJ Pendidikan IPS periode
2016 – 2017

 Kader IMM PK. ITK Ciputat periode 2016 – 2017

 Kepala Bidang Media dan Komunikasi IMM PK. ITK Ciputat periode
2017 – 2018

 Wakil Bendahara Umum IMM Cabang Ciputat Periode 2019 – 2020

Anda mungkin juga menyukai