Anda di halaman 1dari 164

PENGARUH PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TERHADAP

KUALITAS PENDIDIKAN DI SMK SATRIA JAKARTA


BARAT

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah
Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh

Dwi Febryyani Alfiningsih

11140182000061

MANAJEMEN PENDIDIKAN

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2018
ABSTRAK
Dwi Febryyani Alfiningsih (NIM 11140182000061). Pengaruh Pembiayaan
Pendidikan Terhadap Kualitas Pendidikan di SMK SATRIA Jakarta Barat.
Skripsi Program Strata Satu (S-1) Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta. 2018.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pembiayaan pendidikan


terhadap kualitas pendidikan dan seberapa besar pengaruh pembiayaan pendidikan
terhadap kualitas pendidikan di SMK SATRIA Jakarta Barat. Metode penelitian
yang digunakan yaitu bersifat kuantitatif dengan pendekatan analisis regresi linear
sederhana. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru di SMK SATRIA
Jakarta Barat yang berjumlah 70 orang. Sampel dalam penelitian ini sebesar 58
orang dengan menggunakan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu
yang dikembangkan dari Isaac dan Michael. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara
pembiayaan pendidikan terhadap kualitas pendidikan di SMK SATRIA Jakarta
Barat. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai bahwa thitung (6,719) > ttabel
(2,003) sedangkan hasil pengujian menggunakan regresi linear sederhana
diperoleh bahwa Y = 39,064 + 0,726X, karena nilai koefisien regresi bernilai
positif (+), sehingga dapat dikatakan bahwa pembiayaan pendidikan berpengaruh
positif terhadap kualitas pendidikan. Diperoleh nilai R Square sebesar 0,446 yang
artinya 44,6% kualitas pendidikan di SMK SATRIA Jakarta Barat dipengaruhi
oleh pembiayaan pendidikan, dan sebesar 55,4% dipengaruhi oleh faktor lain
seperti sarana dan prasarana serta kualitas tenaga pendidik.
Dengan demikian terdapat pengaruh yang kuat antara pembiayaan
pendidikan terhadap kualitas pendidikan di SMK SATRIA Jakarta Barat dan
pembiayaan pendidikan memberikan kontribusi yang signifikan dalam
meningkatkan kualitas pendidikan di SMK SATRIA Jakarta Barat.
Kata Kunci: Pembiayaan Pendidikan, Kualitas Pendidikan

i
ABSTRACT
Dwi Febryyani Alfiningsih (NIM 11140182000061). Effect of Education
Financing on Quality of Education at SMK SATRIA West Jakarta. Department
of Education Management, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, Syarif
Hidayatullah State Islamic University, Jakarta. 2018.
This research is to examine the effect of education financing on the quality
of education and how much influence education financing has on the quality of
education at SMK SATRIA West Jakarta. The research method used is
quantitative with a simple linear regression analysis approach. The population in
this study were all 70 teachers at SMK SATRIA West Jakarta. The sample in this
study was 58 people using a table determining the number of samples from a
particular population developed from Isaac and Michael. Data collection
techniques in this study used a questionnaire.
The results of the study show that there is an influence between the
financing of education on the quality of education at SATRIA Vocational School
in West Jakarta. This is evidenced by the acquisition of the value of thitung
(6,719)> t table (2,003) while the test results using simple linear regression
indicate that Y = 39,064 + 0,726X, because the regression coefficient is positive
(+), so it can be said that education financing has a positive effect on education
quality. The value of R Square is 0.446, which means that 44.6% of the quality of
education at SMK SATRIA West Jakarta is influenced by education financing, and
55.4% is influenced by other factors such as facilities and infrastructure and the
quality of educators.
Thus there is an influence between the financing of education on the
quality of education at SMK SATRIA West Jakarta and the financing of education
contribute significantly to improving the quality of education at SMK SATRIA
West Jakarta.
Keyword: Financing of Education, Quality of Education

ii
KATA PENGANTAR

Bismillaahirrohmaanirrohiym

Puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah
menganugerahkan kebahagiaan, rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Shalawat serta
salam tak lupa tercurahakan kepada junjangan alam yaitu Nabi Muhammad SAW,
beserta keluarga dan sahabatnya yang telah mengantarkan umatnya dari jaman
kegelapan hingga jaman yang terang benderang seperti sekarang ini.

Alhamdulillaahirobbil’aalamiyn, atas izin Allah SWT penulis dapat


menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Pembiayaan Pendidikan Terhadap
Kualitas Pendidikan di SMK SATRIA Jakarta” yang disusun untuk memenuhi
salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada jurusan
Manajemen Pendidikan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. Dengan selesainya penulisan skripsi ini, memberikan
banyak pelajaran hidup yang berarti bagi penulis berupa perjuangan yang penuh
dengan kerja keras, kesabaran, dan doa.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menyadari bahwa keberhasilan


bukanlah semata-mata diperoleh dari hasil usaha sendiri melainkan dalam
penyusunan skripsi ini banyak mendapatkan motivasi, bantuan, arahan dan
bimbingan yang tak ternilai harganya dari pihak-pihak terdekat. Oleh karena itu,
dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih
kepada:

1. Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A, selaku Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Hasyim Asy’ari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

iii
4. Dra. Salman Tumanggor, M.Pd selaku Dosen Penasehat Akademik yang telah
memberikan bimbingan selama penulis kuliah di Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Tri Harjawati, M.Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi I yang telah
memberikan motivasi, arahan, bimbingan, dan bantuannya dengan penuh
kesabaran dan ketulusan hatinya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
6. Dra. Nurdelima Waruwu, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi II yang
telah memberikan motivasi, arahan, bimbingan, dan bantuannya dengan penuh
kesabaran dan ketulusan hatinya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
dengan baik.
7. Seluruh Dosen Manajemen Pendidikan yang telah memberikan ilmu dan
pengetahuan selama perkuliahan hingga akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik.
8. Pimpinan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Perpustakaan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, serta perpustakaan lainnya yang telah
membantu penulis dalam menyediakan referensi guna terselesaikannya skripsi
ini.
9. R. Erwin Nur Bhakti, ST, MM selaku Kepala SMK SATRIA, Apdaniel
Alamsyah, S.Kom selaku Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Hj. Ratna
Sari, BSe selaku Kepala Tata Usaha, para guru, staff dan karyawan, serta
siswa-siswi di SMK SATRIA Jakarta yang telah membantu penulis dalam
mengerjakan skripsi hingga terselesaikan dengan baik.
10. Ayahanda Nirkam dan Ibunda Jaitun Alfiah yang selalu mendoakan, serta
memberikan dukungan, bimbingan, arahan dan segala dukungan lainnya baik
dari segi moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
ini dengan baik.
11. Sahabat Sweet Family Ever, Alm. Annisa Hardianti, Hilda Farhana, Imelda
Julia, Indri Rahmawati, Istihani Arofah, Linda Ayu Novitasari dan Sulistriani
Sari yang selalu menemani serta memberikan motivasi, semangat, dan
bantuannya selama perkuliahan hingga terselesaikannya skripsi dengan baik.

iv
12. Teman-teman seperjuangan Jurusan Manajemen Pendidikan 2014 yang telah
memberikan bantuan dan dukungannya kepada penulis.
13. Sahabat baik penulis, An-Nisa Irdliinilla dan Siti Amalia yang telah
mendoakan serta memberikan dukungan sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
14. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis mengucapkan
terima kasih atas bantuan dan dukungannya dalam penyusunan skripsi ini.

Hanya harapan dan doa yang dapat penulis panjatkan, semoga segala
kebaikan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal ibadah dengan pahala
yang berlipat ganda dan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT.
Aamiin.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan masih minimnya ilmu yang dimiliki
penulis oleh karena itu kritik dan saran sangat penulis harapkan. Namun, penulis
berharap semoga skripsi ini bisa memberikan manfaat yang besar bagi siapa saja
yang membaca serta berkeinginan untuk mengeksplornya lebih lanjut. Akhir kata,
penulis mengucapkn maaf apabila dalam penyajian skripsi ini terdapat kesalahan
dan kekurangan.

Jakarta, 7 November 2018

Penulis

Dwi Febryyani Alfiningsih


11140182000061

v
DAFTAR ISI

ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR ..............................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................1


A. Latar Belakang .......................................................................................1
B. Identifikasi Masalah ...............................................................................7
C. Pembatasan Masalah ..............................................................................7
D. Rumusan Masalah ..................................................................................7
E. Tujuan Penelitian ...................................................................................8
F. Manfaat Penelitian .................................................................................8

BAB II KAJIAN TEORI ......................................................................................9


A. Deskripsi Teoritik ..................................................................................9
1. Pembiayaan Pendidikan.....................................................................9
a. Pengertian Pembiayaan ...............................................................9
b. Pengertian Pendidikan ...............................................................10
c. Pengertian Pembiayaan Pendidikan ..........................................11
d. Jenis-Jenis Pembiayaan Pendidikan ..........................................13
e. Sumber-Sumber Pembiayaan Pendidikan .................................16
2. Kualitas/ Mutu Pendidikan ..............................................................19
a. Pengertian Kualitas/ Mutu .........................................................19
b. Pengertian Kualitas/ Mutu Pendidikan ......................................21
c. Standar Mutu Pendidikan ..........................................................22
d. Ciri-Ciri Sekolah Berkualitas ....................................................24
e. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kualitas Pendidikan ............27

vi
B. Hasil Penelitian yang Relevan .............................................................31
C. Kerangka Berpikir ................................................................................38
D. Hipotesis Penelitian .............................................................................40

BAB III METODOLOGI PENELITIAN .........................................................41


A. Tempat dan Waktu Penelitian ..............................................................41
B. Variabel Penelitian ...............................................................................41
C. Metode Penelitian ................................................................................42
D. Populasi dan Sampel ............................................................................42
1. Populasi ...........................................................................................42
2. Sampel .............................................................................................43
3. Teknik Pengambilan Sampel ...........................................................44
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................44
1. Kuesioner (Angket) .........................................................................44
2. Interview atau Wawancara ..............................................................46
3. Studi Dokumen ................................................................................47
F. Instrumen Pengumpulan Data ..............................................................47
1. Variabel Pembiayaan Pendidikan (Variabel X) ..............................47
2. Variabel Kualitas Pendidikan (Variabel Y) .....................................48
G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ...................................50
1. Pengujian Validitas Instrumen ........................................................50
2. Pengujian Reliabilitas Instrumen .....................................................54
H. Teknik Pengolahan Data ......................................................................57
I. Uji Asumsi Dasar .................................................................................58
1. Uji Normalitas .................................................................................58
2. Uji Linearitas ...................................................................................59
3. Uji Heteroskedastisitas ....................................................................60
J. Teknik Analisis Data ............................................................................61
1. Regresi Linear Sederhana ................................................................61
K. Hipotesis Statistik ................................................................................63
1. Uji Parsial (Uji t) .............................................................................63
2. Uji Koefisien Determinasi ...............................................................63

vii
BAB IV HASIL PENELITIAN ..........................................................................65
A. Gambaran Umum SMK SATRIA Jakarta Barat ..................................65
1. Profil Sekolah ..................................................................................65
2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah ........................................................65
3. Sarana dan Prasarana Sekolah .........................................................66
4. Kegiatan Ekstrakurikuler Sekolah ...................................................67
5. Personil Sekolah ..............................................................................67
B. Deskripsi Data ......................................................................................72
1. Deskripsi Data Variabel X dan Hasil Analisisnya ..........................72
2. Deskripsi Data Variabel Y dan Hasil Analisisnya ..........................76
C. Uji Prasyarat .........................................................................................81
1. Uji Normalitas .................................................................................81
2. Uji Linearitas ...................................................................................83
3. Uji Heteroskedastisitas ....................................................................84
D. Hasil Pengujian Statistik ......................................................................85
1. Uji Regresi Linear ...........................................................................85
2. Hasil Uji Hipotesis ..........................................................................87
3. Koefisien Determinasi .....................................................................88
E. Interpretasi Data ...................................................................................89
F. Pembahasan Hasil Penelitian ...............................................................92
G. Keterbatasan Penelitian ........................................................................94

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ............................................95


A. Simpulan ..............................................................................................95
B. Implikasi ..............................................................................................96
C. Saran ....................................................................................................96

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................98


LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................100

viii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hasil Penelitian yang Relevan ...............................................................34


Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian ...............................................................41
Tabel 3.2 Bobot Nilai pada Skala Likert ................................................................45
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Hasil Angket .............................................................46
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Variabel Pembiayaan Pendidikan ..........................48
Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen Variabel Kualitas Pendidikan ................................49
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel X dan Variabel Y .....................................52
Tabel 3.7 Menentukan Tingkat Keandalan Instrumen Ukuran dari Cronbach ......56
Tabel 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Pembiayaan Pendidikan) ................56
Tabel 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y (Kualitas Pendidikan) ......................57
Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana SMK SATRIA Jakarta Barat .............................66
Tabel 4.2 Kepala Sekolah SMK SATRIA Jakarta Barat ......................................67
Tabel 4.3 Keadaan Tenaga Kependidikan SMK SATRIA Jakarta Barat .............69
Tabel 4.4 Data Variabel X (Pembiayaan Pendidikan) ...........................................72
Tabel 4.5 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Pembiayaan Pendidikan...............75
Tabel 4.6 Data Variabel Y (Kualitas Pendidikan) .................................................77
Tabel 4.7 Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas Pendidikan ....................80
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov...........................................81
Tabel 4.9 Hasil Uji Linearitas ................................................................................83
Tabel 4.10 Metode Uji Regresi Linear Sederhana .................................................85
Tabel 4.11 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Sederhana.......................................86
Tabel 4.12 Hasil R Square .....................................................................................89

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Sumber-Sumber Dana Untuk Pendidikan .........................................18


Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir ...................................................................39
Gambar 4.1 Tenaga Pendidik SMK SATRIA Jakarta Barat .................................68
Gambar 4.2 Peserta Didik SMK SATRIA Jakarta Barat .......................................71
Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Pembiayaan Pendidikan ....................................76
Gambar 4.4 Distribusi Frekuensi Kualitas Pendidikan ..........................................80
Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas ..........................................................................82
Gambar 4.6 Diagram Uji Heteroskedastisitas ........................................................84

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi SMK SATRIA Jakarta Barat ............................101


Lampiran 2 Keadaan Tenaga Pendidik SMK SATRIA Jakarta Barat .................102
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Variabel X ........................................................106
Lampiran 4 Angket Uji Coba Variabel X ............................................................107
Lampiran 5 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Angket Variabel X..............................112
Lampiran 6 Kisi-Kisi Instrumen Variabel Y .......................................................113
Lampiran 7 Angket Uji Coba Variabel Y ............................................................114
Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Uji Coba Angket Variabel Y .............................119
Lampiran 9 Kisi-kisi Angket Instrumen Penelitian Variabel X ..........................120
Lampiran 10 Instrumen Angket Penelitian Variabel X .......................................121
Lampiran 11 Rekapitulasi Hasil Angket Variabel X ...........................................124
Lampiran 12 Kisi-Kisi Angket Instrumen Penelitian Variabel X .......................125
Lampiran 13 Instrumen Angket Penelitian Variabel Y .......................................126
Lampiran 14 Rekapitulasi Hasil Angket Variabel Y ...........................................129
Lampiran 15 Hasil Uji Deskriptif .......................................................................130
Lampiran 16 Tabel Penentuan Jumlah Sampel dari Isaac dan Michael .............131
Lampiran 17 Tabel Nilai-Nilai r Product Moment ..............................................132
Lampiran 18 Tabel Distribusi F ..........................................................................133
Lampiran 19 Tabel Distribusi Uji T ....................................................................134
Lampiran 20 Surat Permohonan Bimbingan Skripsi ..........................................135
Lampiran 21 Surat Permohonan Izin Penelitian .................................................136
Lampiran 22 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian .............................137
Lampiran 23 Tabel Uji Referensi ........................................................................138

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembiayaan pendidikan (financing of education) merupakan salah satu
isu penting dalam pembangunan pendidikan di hampir semua negara di dunia.
Negara-negara berkembang umumnya membelanjakan dananya untuk
pendidikan relatif lebih rendah dibanding negara-negara maju. Rendahnya
pembiayaan pendidikan di negara berkembang tersebut sudah menjadi wacana
public (public discourse) yang setiap saat selalu ingin dicarikan jalan keluar,
namun karena rumitnya dan kompleksnya masalah menjadikan upaya
penyelesaian masalah tidak bisa tuntas.
Sistem pendidikan formal di negara maju seperti negara Belanda
terdiri dari tiga tingkat: pendidikan dasar, pendidikan menegah pertama dan
kejuruan, dan menengah atas umum, akademi-akademi kejuruan dan
universitas. Level ini didahului dengan pendidikan prasekolah atau Taman
Kanak-kanak (TK).1 Pendidikan formal di Belanda dibiayai oleh Kementerian
Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan kecuali pendidikan pertanian yang dibiayai
oleh Kementerian Pertanian dan Perikanan. Dana ini bersumber dari
penghasilan pajak dan dalam jumlah yang sangat terbatas, dari sekolah, kursus
dan uang sekolah. Lembaga pendidikan tinggi dapat mengumpulkan uang dari
pengajaran dan penelitian atas dasar kontrak. Pendidikan yang tidak didanai
oleh pemerintah juga merupakan sektor yang cukup besar, yang dananya
seluruhnya dibayar oleh peserta pendidikan atau orang tua. Dana pemerintah
dialokasikan untuk pendidikan sesuai persyaratan tertentu. Peraturan yang
terpisah mengatur pendanaan untuk staf, untuk investasi, untuk biaya
operasional. Aspek-aspek pendanaan pendidikan mencakup jumlah murid
pada sekolah tertentu, lamanya waktu pendidikan, besarnya kelas (jumlah

1
Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, (Bandung: Lubuk Agung,
2000), hal. 78

1
2

murid per kelas), dan skala gaji guru-guru. Buktinya dari dana yang tersedia
pada Kementerian Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan tahun 1992, 21%
dialokasikan bagi pendidikan dasar; 5% untuk pendidikan khusus; 20% untuk
pendidikan menengah umum, pendidikan prauniversitas, dan untuk
pendidikan menengah kejuruan pertama; 9% untuk kejuruan lain-lain dan
pendidikan orang dewasa; 24% untuk pendidikan tinggi, untuk pengembangan
ilmu pengetahuan dan penelitian; 18% untuk beasiswa dan 3,4% untuk
pendidikan guru, biaya struktur pendukung pendidikan, inspektorat, dan
pengeluaran umum.2
Sedangkan di negara berkembang seperti Malaysia memiliki keinginan
kuat untuk menjadikan pendidikannya itu go internasional sebagai buktinya
hal itu dituangkan dalam rumusan misi utama Kementerian Pelajaran
Malaysia, yang berbunyi, “Mewujudkan sistem pendidikan bertaraf dunia bagi
merealisasikan potensi sepenuhnya setiap individu, di samping memenuhi
aspirasi masyarakat Malaysia.” Implementasi standar mutu pendidikan di
Malaysia mengalami banyak perbaikan sehingga lebih jelas arah kebijakan
mutu pendidikannya dan relatif stabil daripada negara Indonesia yang sering
mengalami perubahan kebijakan mutu pendidikannya. Pendidikan di Malaysia
mengalami berbagai kemajuan dan perubahan bagi merealisasikan matlamat
kerajaan menjadikan pendidikan di Malaysia bertaraf dunia. Wajib belajar di
Malaysia dicanangkan dan dilaksanakan mulai tahun 2003. Pendidikan wajib
adalah satu peraturan yang mewajibkan setiap orang tua yang mempunyai
anak berumur 6 tahun mendaftarkannya di sekolah rendah. Mengenai biaya
pendidikan dasar orang tua siswa hanya diminta membayar iuran sekolah pada
awal tahun pelajaran baru. Besarnya iuran yang dipungut oleh pihak sekolah
sekitar antara RM 50 sampai RM 75 (Rp 125.000- Rp 187.500) pertahun tiap
siswa. Iuran tersebut dirinci untuk pembayaran asuransi, biaya ujian tengah
semester, ujian semesteran, iuran khusus, biaya LKS, praktek komputer, kartu

2
Agustiar Syah Nur, Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara, (Bandung: Lubuk Agung,
2000), hal. 84
3

ujian, file data siswa dan rapor, untuk pembangunan dan renovasi gedung
sepenuhnya menjadi tanggungjawab pemerintah.3
Sedangkan anggaran pendidikan di Indonesia sampai tahun 2010-an
termasuk yang paling kecil di antara negara-negara Asia Tenggara dan Timur,
memperlihatkan bahwa pembangunan pendidikan lebih dianggap sebagai
sektor pelayanan umum dan belum dianggap sebagai investasi produktif.
Rendahnya biaya pendidikan tersebut semakin tampak nyata dari laporan
Human Development oleh UNDP yang dikeluarkan setiap tahun. Laporan
UNDP tahun 2001 berkaitan dengan proporsi alokasi belanja pendidikan
terhadap GNP di Indonesia tahun 1995-1997 dilaporkan masih sangat rendah,
atau 1,4% dari total GNP. Sementara negara-negara tetangga mengalokasikan
dana pendidikan lebih tinggi. Antara lain Malaysia (4,9%), Thailand (4,8%),
Philipina (3,4%), Srilanka (3,4%), India (3,2%), dan Vietnam (3%).
Sementara proporsi alokasi biaya pendidikan terhadap APBN sebesar 7,9%,
sedangkan negara lain seperti Thailand (20,1%), Iran (17,8%), Philipina
(15,7%), Malaysia (15,4%), Cina (12,2%), India (11,6%), dan Srilanka
(8,9%). Untuk konteks Indonesia, rendahnya anggaran pada tingkat nasional
secara langsung dapat memengaruhi rendahnya anggaran pendidikan di
tingkat daerah. Mengingat sebagian sumber biaya pendidikan di daerah
berasal dari pusat.4
Pembiayaan pendidikan dijadikan sebagai modal utama untuk
membangun sebuah karakter sekolah, dari isi sampai perangkat sekolah,
melalui pembiayaan pendidikan dapat meningkatkan kualitas pendidikan.
Biaya pendidikan yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan tidak
akan tampak hasilnya secara nyata dalam waktu relatif singkat. Oleh karena
itu, uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, masyarakat maupun orang tua
(keluarga) untuk menghasilkan pendidikan bagi anaknya harus dipandang

3
Abdul Hamid, Analisis Standar Mutu Pendidikan Indonesia dan Malaysia,
https://mastertarbiyah1982.wordpress.com/2013/05/14/analisis-standar-mutu-pendidikan-
indonesia-dan-malaysia/, Di akses pada tanggal 6 Februari 2018 pukul 15.40
4
Hasbullah, Kebijakan Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2015), hal. 23
4

sebagai investasi. Biaya yang dikeluarkan di bidang pendidikan sebagai


bentuk investasi pada periode tertentu, pada masa yang akan datang harus
dapat menghasilkan keuntungan (benefit) atau manfaat, baik dalam bentuk
uang (financial) maupun non finansial. Tingkat pengeluaran biaya pendidikan
merupakan indikator upaya keuangan negara untuk investasi dan SDM
(human capital) dan menunjukkan skala prioritas di antara sector-sektor dalam
pengalokasian keuangan negara. Kebijakan pemerintah Indonesia sejak 2009
telah memenuhi biaya pendidikan mencapai 20% dari APBN dan APBD
menunjukkan keseriusan pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber
daya masyarakat melalui jalur pendidikan. 5
Pada dasarnya kualitas pendidikan adalah karakteristik yang harus
melekat pada sistem pendidikan itu sendiri, kemampuan meningkatkan mutu
harus dimiliki oleh sekolah sebagai suatu sistem yang otonom tanpa
tergantung pada atau dikendalikan oleh pihak luar, termasuk pemerintah.
Peningkatan mutu erat kaitannya dengan kreativitas pengelola satuan
pendidikan dan guru dalam pengembangan kemampuan belajar siswa.
Kementerian pendidikan dan kebudayaan di Indonesia beserta jajarannya telah
berusaha mewujudkan peningkatan mutu sekolah dari tahun ke tahun melalui
aneka kebijakan strategis. Mulai dari kebijakan yang menyangkut kurikulum
tingkat satuan pendidikan, akreditasi sekolah, penyediaan anggaran BOS,
akses buku murah melalui website, pengembangan kultur sekolah, perbaikan
manajemen berbasis sekolah, ujian akhir nasional, sampai pada peningkatan
mutu guru melalui peningkatan kualifikasi akademik dan sertifikasi. Dari
sekian banyak kebijakan strategis yang telah dilakukan pemerintah dalam
rangka peningkatan mutu pendidikan, ternyata belum memberikan dampak
perbaikan yang berarti. Potret pendidikan di Indonesia masih menunjukkan
mutu yang belum menggembirakan. Hasil survey lembaga internasional
menunjukkan potret buram mutu pendidikan Indonesia. Hasil survey tersebut
secara komparatif menunjukkan kualitas pendidikan di Indonesia berada pada

5
Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2016), hal. 8
5

urutan lebih rendah dibanding mutu pendidikan negara lain di kawasan


regional maupun internasional.6
Berdasarkan hasil wawancara penulis pada hari Rabu tanggal 17
Januari 2018 pukul 08.00 WIB yang bertempat di SMK SATRIA Jakarta
Barat diperoleh informasi dari Apdaniel Alamsyah selaku wakil kepala
sekolah bidang kesiswaan, menuturkan bahwa sumber keuangan sekolah
berasal dari dana BOS dan swadaya orang tua seperti dari PPDB (Penerimaan
Peserta Didik Baru) dan SPP (Sumbangan Pembinaan Pendidikan), setiap
tingkatan kelas diterapkan SPP yang berbeda-beda dan menyesuaikan dengan
kejuruan peserta didik. Namun, dana BOS yang diperoleh SMK SATRIA
Jakarta Barat seringkali mengalami keterlambatan pencairannya sehingga
pihak sekolah mengalami kesulitan dalam menutupi kekurangan dana yang
diperlukan untuk kegiatan operasional sekolah. Selain itu, keterlambatan para
orang tua siswa dalam membayar SPP juga sering terjadi di sekolah, pihak
sekolah sudah memberikan batas waktu jatuh tempo setiap tanggal 10 untuk
orangtua siswa membayar SPP, apabila melewati batas waktu jatuh tempo
maka sekolah memberikan surat peringatan, namun kebanyakan orangtua
peserta didik berasal dari golongan masyarakat menengah ke bawah sehingga
mengalami kesulitan untuk membayar SPP setiap bulannya yang tergolong
mahal. Oleh karena itu, pihak sekolah memberikan beasiswa bagi peserta
didik yang tidak mampu dan berprestasi. Sumber keuangan sekolah tidak
hanya digunakan untuk memberikan beasiswa bagi peserta didik yang tidak
mampu dan berprestasi tetapi juga digunakan untuk sarana prasarana sekolah
dan gaji tenaga pendidik. Tetapi berdasarkan hasil wawancara dari Bapak
Apdaniel, terdapat ruang praktek kejuruan yang peralatannya tidak memadai
seperti misalnya ruang praktek jurusan multimedia dan jurusan akuntansi
dijadikan satu ruang praktek, padahal untuk jumlah siswa yang banyak
membutuhkan ruang praktek yang tidak sedikit sehingga tidak membatasi

6
Hasbullah, Kebijakan Pendidikan, (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2015), hal. 19
6

waktu belajar praktek siswa untuk bergantian dengan jurusan lainnya sehingga
dapat berdampak pada kualitas pendidikan di SMK SATRIA Jakarta Barat.
Dalam kesempatan terpisah, diperoleh informasi dari siswa kelas X
(sepuluh) jurusan administrasi perkantoran yang bernama Ine pada hari selasa
tanggal 20 Februari 2018 pukul 20.00 WIB menuturkan bahwa biaya awal
masuk SMK SATRIA berjumlah RP 2.000.000 dan SPP Rp 340.000 /bulan.
Biaya awal masuk sekolah tersebut sudah disertai dengan buku-buku mata
pelajaran kelas X (sepuluh), seragam sekolah, kegiatan-kegiatan Hari Besar
Islam serta fasilitas sarana prasarana belajar mengajar. Namun pada
kenyataannya, buku mata pelajaran siswa yang seharusnya diberikan di awal
kegiatan belajar mengajar mengalami keterlambatan sampai 6 bulan sehingga
berdampak pada proses belajar mengajar, akibat tidak adanya buku sebagai
sumber belajar siswa di sekolah maupun di rumah dapat mempengaruhi
kualitas pendidikan di SMK SATRIA Jakarta Barat. Selain itu, menurut Ine
cara mengajar guru di kelas hanya memberikan tugas kepada siswanya atau
membuat catatan berdasarkan mata pelajaran pada hari tersebut. Kemudian,
sarana dan prasarana di sekolah menurut Ine pun masih tergolong tidak
lengkap, seperti halnya di kelas terdapat 36 siswa tetapi hanya ada satu buah
kipas angin sehingga saat proses belajar mengajar berlangsung siswa tidak
dapat berkonsentrasi akibat cuaca yang panas. Tidak adanya infocus dan layar
proyektor di kelas juga berpengaruh pada kualitas belajar siswa yang
berdampak pada tidak optimalnya guru dalam menyampaikan pelajaran di
kelas. Selain itu terdapat 10 ruang laboratorium komputer, sayangnya dari 10
ruang laboratorium komputer hanya tiga ruang laboratorium yang dapat
digunakan untuk praktek dan tidak mencukupi untuk 50 kelas sehingga untuk
belajar praktek di ruang laboratorium harus bergantian setiap minggunya
dengan jurusan lain agar dapat menempati ruang laboratorium tersebut. Hal ini
tentu saja dapat berdampak pada kualitas pendidikan di SMK SATRIA Jakarta
Barat karena sekolah menengah kejuruan menuntut siswa agar memiliki
keterampilan sehingga akan lebih baik apabila teori diimbangi dengan praktek.
7

Masalah-masalah yang telah dipaparkan sangat mendorong penulis


untuk melakukan penelitian yang berfokus pada pembiayaan pendidikan dan
kualitas pendidikan dengan judul “Pengaruh Pembiayaan Pendidikan
terhadap Kualitas Pendidikan di SMK SATRIA Jakarta Barat”

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan masalah pada latar belakang yang telah dijelaskan,
terdapat beberapa masalah penelitian yang dapat diidentifikasi sebagai berikut:

1. Dana BOS di SMK SATRIA Jakarta Barat sering mengalami


keterlambatan.
2. Keterlambatan para orang tua siswa dalam membayar SPP.
3. Keterlambatan buku pelajaran.
4. Sarana dan prasarana yang masih kurang dioptimalkan.
5. Kualitas pendidikan di SMK SATRIA Jakarta Barat yang masih rendah.

C. Pembatasan Masalah
Memperhatikan indentifikasi masalah diatas, penulis memfokuskan dan
membatasi masalah pada dana BOS di SMK SATRIA Jakarta Barat sering
mengalami keterlambatan, keterlambatan orang tua siswa dalam membayar SPP,
dan kualitas pendidikan di SMK SATRIA Jakarta Barat yang masih rendah.

D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalahnya
yaitu:
1. Apakah terdapat pengaruh pembiayaan pendidikan terhadap kualitas
pendidikan di SMK SATRIA Jakarta Barat?
2. Berapa besar pengaruh pembiayaan pendidikan terhadap kualitas
pendidikan di SMK SATRIA Jakarta Barat?
8

E. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui pengaruh pembiayaan pendidikan terhadap kualitas
pendidikan di SMK SATRIA Jakarta Barat.
2. Mengetahui seberapa besar pengaruh pembiayaan pendidikan terhadap
kualitas pendidikan di SMK SATRIA Jakarta Barat.

F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi
kontribusi teoritis dan kontribusi praktis. Berdasarkan identifikasi,
pembatasan, dan perumusan masalah maka ada beberapa menfaat dari
penelitian, yaitu:
1. Secara Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan bisa mengembangkan kajian ilmu
pendidikan mengenai pembiayaan pendidikan dan kualitas pendidikan.
2. Secara Praktis
a. Bagi Peneliti
Melalui penelitian ini, penulis dapat mengetahui pengaruh
pembiayaan pendidikan terhadap kualitas pendidikan di SMK
SATRIA Jakarta Barat. Selain itu dapat meningkatkan pengetahuan
serta wawasan penulis dalam bidang pendidikan serta menumbuhkan
sikap tanggap terhadap gejala-gejala yang terjadi seperti di organisasi
tersebut.
b. Bagi SMK SATRIA
Hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai bahan arahan atau
kontribusi yang berarti bagi sekolah khususnya Kepala Sekolah SMK
SATRIA Jakarta Barat.
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik
1. Pembiayaan Pendidikan
a. Pengertian Pembiayaan
Dalam penyelenggaraan pendidikan, pembiayaan pendidikan
memiliki peranan yang sangat menentukan. Biaya merupakan suatu
keharusan karena tanpa biaya proses pendidikan tidak akan berjalan
lancar, hampir tidak ada upaya pendidikan yang dapat mengabaikan
peranan biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa pembiayaaan
pendidikan proses pendidikan terutama di sekolah tidak akan berjalan.
Dalam KKBI pembiayaan adalah segala sesuatu yang
berhubungan dengan biaya. Konsep biaya dalam KBBI ialah uang
yang dikeluarkan untuk mengadakan (mendirikan, melakukan, dan
sebagainya) sesuatu; ongkos; belanja; pengeluaran.1
Sementara itu, Mulyadi mengemukakan bahwa dalam arti luas,
biaya merupakan pengorbanan sumber ekonomi yang diukur dalam
satuan uang, yang telah terjadi atau yang kemungkinan akan terjadi
untuk tujuan tertentu. Dalam arti sempit, biaya dapat dimaknai sebagai
pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva.2
Sedangkan menurut Mulyono dalam buku konsep pembiayaan
pendidikan, biaya merupakan suatu unsur yang menentukan dalam
mekanisme penganggaran.3 Dalam setiap upaya pencapaian tujuan,
biaya memiliki peranan yang sangat menentukan. Penentuan biaya

1
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/biaya, diakses pada 27 Juni 2018 pkl. 20:49
2
Ferdi W. P, Pembiayaan Pendidikan: Suatu Kajian Teoritis. (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan,
Vol. 3, Nomor 4, Desember 2013), hal. 568
3
Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hal. 81

9
10

akan memengaruhi tingkat efisiensi dan efektivitas kegiatan dalam


suatu organisasi yang akan mencapai suatu tujuan tertentu. Kegiatan
yang dilaksanakan dengan biaya yang rendah dan hasilnya mempunyai
kualitas yang baik dapat dikatakan kegiatan tersebut dilaksanakan
secara efektif dan efisien.
Atas dasar beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan
bahwa biaya merupakan uang yang dikeluarkan untuk mengadakan
sesuatu, mendirikan, melakukan dan lain sebagainya untuk
memperoleh atau menghasilkan sesuatu dari tujuan yang telah
ditentukan.

b. Pengertian Pendidikan
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20
Tahun 2003, Bab I, Pasal 1 ayat (1) menyatakan bahwa pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.4
Kemudian menurut Moh. Said, pendidikan adalah suatu proses
untuk mendewasakan manusia.5 Dengan kata lain, pendidikan
merupakan suatu upaya secara sengaja dan terarah untuk
memanusiakan manusia. Melalui pendidikan manusia dapat tumbuh
dan berkembang secara wajar dan sempurna sehingga ia dapat
melaksanakan tugas sebagai manusia serta memelihara sekelilingnya
secara baik dan bermanfaat. Konsep ini memberi makna bahwa
pendidikan harus dilakukan dengam cara yang manusia, sehingga

4
Diding Nurdin, Pengelolaan Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2015), hal. 10
5
Diding Nurdin, Ibid, hal. 11
11

menjadi manusia. Artinya sangat tidak baik kalau dilakukan dengan


cara-cara binatang atau tidak manusia, logikanya bagaimana mungkin
seorang manusia dididik dengan cara binatang menjadi manusia,
tentunya harus dilakukan dengan cara yang manusia, sehingga seorang
pendidik harus memiliki keyakinan yang benar dalam mendidiknya.
Karena pada dasarnya manusia membutuhkan pendidikan, berpotensi
untuk dididik dan sebagai pendidik.
Dalam Dictionary of Education, pendidikan merupakan: (1)
proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan
bentuk-bentuk tingkah laku lainnya dalam masyarakat dimana dia
hidup, (2) proses sosial dimana orang dihadapkan pada pengaruh
lingkungan yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari
sekolah), sehingga mereka dapat memperoleh dan mengalami
perkembangan kemampuan sosial dan kemampuan individual yang
optimum.6
Dari pendapat di atas, dapat disimpulkan pendidikan
merupakan usaha sadar dan terencana dari suatu lembaga pendidikan
terhadap peserta didik, yang dapat memperoleh kematangan jiwa
(afektif), selain mendapatkan ilmu pengetahuan (kognitif), serta
memiliki modal untuk memasuki lingkungan hidupnya kelak (life skill
dan psikomotorik).

c. Pengertian Pembiayaan Pendidikan


Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20
tahun 2003 pasal 46 ayat (1) menyatakan bahwa pembiayaan
pendidikan merupakan hubungan saling keterkaitan yang di dalamnya
terdapat komponen-komponen yang bersifat mikro dan makro pada
satuan pendidikan yang bertujuan pada peningkatan potensi SDM yang
berkualitas, penyediaan komponen-komponen sumber-sumber
6
Udin Syaefudin Sa’ud, Perencanaan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal.
6
12

pembiayaan pendidikan, penetapan sistem dan mekanisme


pengalokasian dana, pengefektifan dan pengefisiensian penggunaan
dana, akuntabilitas (dapat dipertanggungjawabkan) dari aspek
keberhasilan dan mudah terukur pada setiap satuan pendidikan, dan
meminimalisir terjadinya permasalahan-permasalahan yang terkait
dengan penggunaan pembiayaan pendidikan.7
Sementara menutur Bray mengungkapkan bahwa pembiayaan
pendidikan menyangkut sumber-sumber biaya baik dari pemerintah
maupun dari masyarakat, dan alokasi belanja untuk proses pengajaran,
termasuk pengeluaran sekolah untuk gaji dan berbagai pelayanan di
setiap jenis sekolah.8 Dengan kata lain, pembiayaan pendidikan
menyangkut sumber-sumber dan alokasi dana untuk penyelenggaraan
pendidikan.
Pengertian lain dari pembiayaan pendidikan adalah
sebagaimana yang diutarakan Nanang Fattah bahwa pembiayaan
pendidikan merupakan jumlah uang yang dihasilkan dan dibelanjakan
untuk berbagai keperluan penyelenggaraan pendidikan yang mencakup
gaji guru, peningkatan profesional guru, pengadaan sarana ruang
belajar, perbaikan ruang, pengadaan peralatan, pengadaan alat-alat dan
buku pelajaran, alat tulis kantor (ATK), kegiatan ekstrakurikuler,
kegiatan pengelolaan pendidikan, dan supervisi pendidikan.9
Berdasarkan beberapa pendapat di atas menjelaskan bahwa
pembiayaan pendidikan merupakan salah satu komponen masukan
yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan (khususnya di
sekolah). Dalam setiap upaya pencapaian tujuan pendidikan, biaya
pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan. Hampir
tidak ada upaya yang mengabaikan peranan biaya, sehingga dapat

7
Ferdi W. P, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 19 Nomor 4, Desember 2013, hal. 566
8
Nurochim, Administrasi Pendidikan, (Bekasi: Gramata Publishing, 2016), hal. 255
9
Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2010), hal. 78
13

dikatakan bahwa tanpa biaya, proses pendidikan tidak berjalan, maka


dapat disimpulkan bahwa pembiayaan pendidikan adalah suatu analisa
tentang sumber-sumber dan penggunaan biaya yang diperuntukkan
bagi pengelolaan pendidikan secara efisien guna mencapai tujuan.

d. Jenis-Jenis Pembiayaan Pendidikan


Konsep penting dalam pembiayaan pendidikan adalah masalah
biaya (cost) pendidikan yang sangat diperlukan dalam
penyelenggaraan pendidikan. Biaya pada lembaga pendidikan
meliputi:
1) Direct cost dan indirect cost. Direct cost (biaya langsung) yaitu
biaya yang langsung berproses dalam produksi pendidikan di mana
biaya pendidikan ini secara langsung dapat meningkatkan mutu
pendidikan. Biaya langsung akan berpengaruh terhadap output
pendidikan. Biaya langsung ini meliputi gaji guru dan personil
lainnya, fasilitas kegiatan belajar mengajar, alat laboratorium, buku
pelajaran, dan buku perpustakaan. Sedangkan Indirect cost (biaya
tidak langsung) meliputi biaya hidup, transportasi, dan biaya-biaya
lainnya.
2) Social cost dan private cost. Social cost dapat dikatakan sebagai
biaya publik, yaitu sejumlah biaya sekolah yang harus dibayar oleh
masyarakat. Sedangkan private cost adalah biaya yang dikeluarkan
oleh keluarga untuk membiayai sekolah anaknya, dan termasuk di
dalamnya forgone opportunities (biaya kesempatan yang hilang).10
Sedangkan dalam teori dan praktik pembiayaan pendidikan,
baik pada tataran makro maupun mikro, dikenal beberapa jenis-jenis
biaya pendidikan. Pertama, biaya langsung (direct cost) dan biaya
tidak langsung (indirect cost). Biaya langsung adalah segala
pengeluaran yang secara langsung menunjang penyelenggaraan

10
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Revika Aditama, 2010), hal. 261
14

pendidikan. Biaya tidak langsung adalah pengeluaran yang tidak


secara langsung menunjang proses pendidikan tetapi memungkinkan
proses pendidikan tersebut terjadi di sekolah, misalnya biaya hidup,
biaya transportasi ke sekolah, biaya jajan, dan harga kesempatan
(opportunity cost).
Kedua, biaya pribadi (private cost) dan biaya sosial (social
cost). Biaya pribadi adalah pengeluaran keluarga untuk pendidikan
atau dikenal juga pengeluaran rumah tangga (household expenditure).
Biaya sosial adalah biaya yang dikeluarkan oleh masyarakat untuk
pendidikan, baik melalui sekolah maupun melalui pajak yang
dihimpun oleh pemerintah kemudian digunakan untuk membiayai
pendidikan. Biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah pada dasarnya
termasuk biaya sosial. Ketiga, biaya dalam bentuk uang (monetary
cost) dan bukan uang (non-monetary cost).11 Biaya dalam bentuk uang
(monetary cost) adalah semua bentuk pengeluaran dalam bentuk uang,
baik langsung maupun tidak langsung yang dikeluarkan untuk kegiatan
pendidikan. Biaya dalam bentuk bukan uang (non-monetary cost)
adalah semua bentuk pengeluaran yang tidak dalam bentuk uang,
meskipun dapat dinilai ke dalam bentuk uang, baik langsung maupun
tidak langsung yang dikeluarkan untuk kegiatan pendidikan, misalnya
pikiran, waktu, tenaga, dan lain-lain.12
Sementara itu, Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008
Pasal 3 Ayat 1, menjelaskan jenis-jenis biaya pendidikan meliputi:
1) Biaya satuan pendidikan, di antaranya: (a) Biaya investasi, yang
terdiri atas biaya investasi lahan pendidikan dan biaya investasi
selain lahan pendidikan; (b) Biaya operasi, yang terdiri atas biaya
personalia dan biaya nonpersonalia; (c) Bantuan biaya pendidikan;
dan (4) Beasiswa (PP No. 40 Tahun 2008 Pasal 3 Ayat 2).
2) Biaya penyelenggaraan dana atau pengelolaan pendidikan,
meliputi: (a) Biaya investasi, yang terdiri atas biaya investasi lahan

11
Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004), hal. 4
12
Ferdi W. P, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Vol. 19 Nomor 4, Desember 2013, hal. 570
15

pendidikan dan biaya investasi selain lahan pendidikan; (b) Biaya


operasi, yang terdiri atas biaya personalia dan nonpersonalia (PP
No. 40 Tahun 2008 Pasal 3 Ayat 3).
3) Biaya pribadi peserta didik, meliputi: (a) Biaya personalia satuan
pendidikan, yang terdiri atas gaji pokok bagi pegawai pada satuan
pendidikan, tunjangan yang melekat pada gaji bagi pegawai pada
satuan pendidikan, tunjangan struktural bagi pejabat struktural
pada satuan pendidikan, tunjangan fungsional bagi pejabat
fungsional di luar guru dan dosen, tunjangan fungsional atau
subsidi tunjangan fungsional bagi guru dan dosen, tunjangan
profesi bagi guru dan dosen, tunjangan khusus bagi guru dan
dosen, maslahat tambahan bagi guru dan dosen, dan tunjangan
kehormatan bagi dosen yang memiliki jabatan profesor atau guru
besar; (b) Biaya personalia penyelenggaraan dan atau pengelolaan
pendidikan, yang terdiri atas gaji pokok, tunjangan yang melekat
pada gaji, tunjangan struktural bagi pejabat struktural, dan
tunjangan fungsional bagi pejabat fungsional (PP No. 40 Tahun
2008 Pasal 3 Ayat 4).13
Berdasarkan uraian jenis-jenis biaya pendidikan dijelaskan
bahwa biaya pendidikan memiliki pengertian luas. Hampir segala
pengeluaran yang bersangkutan dengan penyelenggaraan pendidikan
dianggap sebagai biaya. Oleh karena itu, pembiayaan menjadi masalah
sentral dalam pengelolaan penyelenggaraan pendidikan yang harus
disikapi dan dicarikan berbagai alternatif solusinya. Ketidakmampuan
lembaga penyelenggara pendidikan untuk menyediakan pendanaan
pendidikan akan menghambat proses operasionalisasi penyelenggaraan
pendidikan itu sendiri sehingga diperlukan kebijaksanaan dalam
melakukan klasifikasi biaya pendidikan untuk mencapai tujuan yang
dituju semua pihak yaitu kesuksesan pelaksanaan pendidikan.
Dengan demikian dapat penulis simpulkan bahwa jenis-jenis
pembiayaan pendidikan meliputi direct cost dan indirect cost. Direct
cost yaitu biaya langsung yang meliputi gaji guru dan personil lainnya,
fasilitas kegiatan belajar mengajar, alat laboratorium, buku pelajaran,
dan buku perpustakaan. Sedangkan indirect cost yaitu biaya tidak

13
Nurochim, Administrasi Pendidikan, (Bekasi: Gramata Publishing, 2016), hal. 257
16

langsung yang meliputi biaya hidup, biaya transportasi ke sekolah,


biaya jajan, dan harga kesempatan (opportunity cost).

e. Sumber-Sumber Pembiayaan Pendidikan


Sumber pembiayaan pendidikan berasal dari pemerintah, orang
tua dana tau masyarakat (Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional,
2003). Hakikat sumber pembiayaan mencerminkan bahwa pembiayaan
pendidikan merupakan tanggung jawab bersama. Oleh karena itu,
peran serta orang tua, masyarakat dan pemerintah sangat diperlukan
dalam menunjang proses pendidikan.
Menurut Umberto Sihombing dan Indardjo, sumber
pembiayaan pendidikan itu tidak bisa dipisahkan dari tiga faktor yang
saling berkaitan yaitu peran orang tua, masyarakat dan pemerintah.
sebagaimana dijelaskan di bawah ini:
1) Peran orang tua
Peran orang tua siswa sebagai sumber pembiayaan
pendidikan cukup potensial di luar pemerintah. orang tua siswa
pada umumnya tidak keberatan menyediakan sebagian biaya
penyelenggaraan pendidikan dengan harapan bahwa anaknya akan
memperoleh pelayanan pendidikan yang layak dengan kualitas
baik. Sikap orang tua siswa yang demikian dapat membantu
pemerintah dalam pembiayaan pendidikan, mengingat pemerintah
memiliki banyak keterbatasan dalam hal pembiayaan pendidikan.
2) Peran masyarakat
Peran serta masyarakat yaitu ikut memelihara,
menumbuhkan, meningkatkan dan mengembangkan pendidikan
nasional. Bentuk peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan
pendidikan dapat dikategorikan antara lain (a) penyelenggaraan:
pendirian dan pengelolaan satuan pendidikan pada jalur sekolah
(pendidikan formal), jalur pendidikan luar sekolah (pendidikan
non-formal) dan jalur keluarga (informal), pada semua jenis
17

sekolah kecuali sekolah kedinasan; (b) ketenagaan bantuan tenaga


kependidikan dan tenaga pendidik dan bimbingan, bantuan tenaga
ahli dalam pengelolaan; (c) pengadaan: pembangunan gedung,
ruang kelas, bahan-bahan bacaan dan bahan praktik; (d) pengadaan
bantuan dana dalam bentuk sumbangan, pinjaman, beasiswa; (e)
praktik: pemberian kesempatan kepada para peserta didik untuk
praktik kerja, magang, dana tau latihan kerja; (f) bantuan teknis:
pemberian pemikiran dan pertimbangan berkenaan dengan
penentuan kebijaksanaan dana tau penyelenggaraan pendidikan,
pemberian bantuan dan kerja sama dalam kegiatan penelitian dan
pengembangan.
3) Peran pemerintah
Amanat rakyat yang dituangkan dalam Undang-Undang
Dasar 1945 menekankan bahwa pemerintah bertanggung jawab
atas pendidikan bangsa, dalam hal ini Departemen Pendidikan
Nasional. Dalam mengemban tugas ini, pemerintah menyusun satu
sistem pendidikan, yang menjadi acuan bagi setiap pengemban dan
pelaksana pendidikan. Dalam amandemen UUD 1945, kemudian
didukung dengan UUSPN No. 20 Tahun 2003 pasal 49 ayat 1
dengan tegas dikatakan bahwa dana pendidikan selain gaji
pendidik dan biaya pendidikan kedinasan dialokasikan minimal
20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada
sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD).14

Dilihat dari tingkat makro (nasional), sumber-sumber biaya


pendidikan berasal dari:
1) Pendapatan negara dari sektor pajak (yang beragam jenisnya)
2) Pendapatan dari sektor non-pajak, misalnya dari pemanfaatan
sumber daya alam dan produksi nasional lainnya yang lazim
dikategorikan ke dalam “gas” dan “non-migas”

14
M. Zainuddin, Reformasi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2008), hal. 109
18

3) Keuntungan dari ekspor barang dan jasa


4) Usaha-usaha negara lainnya, termasuk dari divestasi saham pada
perusahaan negara (BUMN)
5) Bantuan dalam bentuk hibah (grant) dan pinjaman luar negeri
(loan) baik dari lembaga-lembaga keuangan internasional (seperti
Bank Dunia, ADB, IMF, IDB, JICA) maupun pemerintah, baik
melalui kerjasama multilateral maupun bilateral.15
Kemudian sebagaimana yang dirumuskan oleh Nanang Fattah
sumber-sumber keuangan sekolah juga dapat bersumber dari orang
tua, pemerintah pusat, pemerintah daerah, swasta, dunia usaha, dan
alumni. Sumber-sumber dana untuk sekolah tersebut dapat
digambarkan sebagai berikut.16

Dunia
usaha/
industri
Orang
Swasta
tua

Sumber
Alumni Dana
& Sekolah Pemerinta
Lain- h Pusat
lain

Pemerintah Kelompok
Daerah Masyarakat

Gambar 2.1
Sumber-Sumber Dana Untuk Pendidikan

Dengan demikian dapat disimpulkan, sumber pembiayaan


pendidikan pada suatu sekolah secara garis besar dapat dikelompokkan

15
Dedi Supriadi, Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004), hal. 5
16
Nanang Fattah, Manajemen Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2017)
hal. 47
19

atas tiga sumber, yaitu (1) pemerintah, baik pemerintah pusat, daerah
maupun kedua-duanya yang bersifat umum atau khusus dan
diperuntukkan bagi kepentingan pendidikan; (2) orang tua atau peserta
didik; (3) masyarakat, baik mengikat maupun tidak mengikat.
Keterbatasan kemampuan pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan
dana pendidikan dan tanggung jawab atas pemenuhan kebutuhan dana
pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah,
orang tua, dan masyarakat.

2. Kualitas/ Mutu Pendidikan


a. Pengertian Kualitas/ Mutu
Kualitas merupakan gambaran dan karakteristik menyeluruh
dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuan dalam
memuaskan kebutuhan yang ditetapkan. Dalam pendidikan kualitas
mencakup input, proses, dan output pendidikan. Semakin tinggi tingkat
kesiapan input maka semakin berkualitas input pendidikan tersebut,
bila input sekolah (pendidik, peserta didik, kurikulum, uang, peralatan)
dilakukan secara harmonis dan mampu menciptakan pembelajaran
yang efektif maka proses sekolah dikatakan memiliki kualitas yang
tinggi sehingga output sekolah khususnya peserta didik mencapai nilai
akademik dan non akademik yang tinggi.
Definisi kualitas menurut Crosby adalah conformance to
requirement, yaitu sesuai dengan yang disyaratkan atau distandarkan.
Suatu produk memiliki kualitas apabila sesuai dengan standar kualitas
yang telah ditentukan.17 Crosby lebih berfokus pada persyaratan yang
wajib dipenuhi oleh suatu produk agar memiliki kualitas yang baik.
Meleset sedikit saja dari persyaratannya, maka semua produk atau jasa
dikatakan tidak berkualitas. Persyaratan itu dapat berubah sesuai

17
Nur Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2005), hal. 2
20

dengan keinginan pelanggan, kebutuhan organisasi, pemasok dan


sumber pemerintah, teknologi, serta pasar atau persaingan.
Kemudian menurut Juran, kualitas adalah kesesuaian untuk
penggunaan (fitness for use), ini berarti bahwa suatu produk atau jasa
hendaknya sesuai dengan apa yang diperlukan atau diharapkan oleh
pelanggan.18 Konsep Juran lebih berfokus pada aspek kesesuaian
antara tujuan dan manfaat, apabila suatu produk atau jasa dapat
menyesuaikan tujuan dan manfaat yang diharapkan pelanggan maka
produk atau jasa tersebut dapat dikatakan berkualitas karena dapat
memberikan kepuasan serta sesuai dengan apa yang diharapkan
pelanggan atas suatu produk atau jasa.
Garvin dan Davis juga menyatakan, bahwa kualitas adalah
suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, manusia/
tenaga kerja, proses dan tugas, serta lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan pelanggan atau konsumen.19 Konsep kualitas
menurut Garvin dan Davis yaitu bahwa kualitas harus bersifat
menyeluruh, baik produk maupun prosesnya. Konsumen memiliki
selera atau harapan pada suatu produk selalu berubah-ubah, oleh
karena itu kualitas produk atau jasa harus berubah atau disesuaikan
dengan harapan konsumen. Dengan berubahnya kualitas produk atau
jasa tersebut, diperlukan peningkatan keterampilan tenaga kerja, serta
perubahan proses produksi dan tugas agar produk dapat memenuhi
atau melebihi harapan konsumen.
Berdasarkan pendapat para ahli konsep kualitas dapat diartikan
sebagai segala sesuatu yang memengaruhi kepuasan pelanggan
terhadap kebutuhannya. Selera konsumen terhadap produk atau jasa
selalu berubah dan cenderung meningkat. Hal ini tentu mempengaruhi
ekspektasi konsumen terhadap produk atau jasa yang menjadi

18
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), hal. 226
19
Nur Nasution, Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2005), hal. 3
21

kebutuhannya yaitu kualitas yang baik, sehingga kualitas sering


diartikan sebagai kepuasaan pelanggan. Dengan demikian maka dapat
disimpulkan bahwa kualitas adalah suatu keadaan untuk menilai
tingkat baik buruknya sesuatu yang berhubungan dengan produk, jasa,
manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi bahkan melebihi
harapan.

b. Pengertian Kualitas/ Mutu Pendidikan


Diungkapkan oleh Stanley J. Spanbauer (1992: 49) “Quality
improvement in education should not be viewed as a “quick fix
process”. It is a long term effort which require organizational change
and restructuring”.20 Artinya peningkatan kualitas dalam pendidikan
tidak boleh dipandang sebagai “proses perbaikan cepat” karena ini
merupakan upaya jangka panjang yang memerlukan perubahan dan
restrukturisasi organisasi. Ini berarti bahwa banyak aspek yang
berkaitan dengan kualitas pendidikan, dan suatu pandangan
komprehensif mengenai kualitas pendidikan merupakan hal yang
penting dalam memetakan kondisi pendidikan secara utuh, meskipun
dalam tataran praktis, titik tekan dalam melihat kualitas bisa berbeda-
beda sesuai dengan maksud dan tujuan suatu kajian atau tinjauan.
L.C. Solmon dalam tulisannya yang berjudul The Quality of
Education menyatakan bahwa untuk memahami kualitas pendidikan
dari sudut pandang ekonomi diperlukan pertimbangan tentang
bagaimana kualitas itu diukur. Dalam hubungan ini terdapat beberapa
sudut pandang dalam mengukur kualitas pendidikan, yaitu:
1) Pandangan yang menggunakan pengukuran pada hasil pendidikan
(sekolah atau college)
2) Pandangan yang melihat pada proses pendidikan

20
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), hal. 231
22

3) Pendekatan teori ekonomi yang menekankan pada akibat positif


pada siswa atau pada penerima manfaat pendidikan lainnya yang
diberikan oleh institusi dan atau program pendidikan.21
Adapun jika dilihat dari sudut pandang korelasi mutu dengan
pendidikan, mutu dapat diartikan, sebagaimana pengertian yang
dikemukakan oleh Dzaujak Ahmad bahwa mutu pendidikan adalah
kemampuan sekolah dalam pengelolaan secara operasional dan efisien
terhadap komponen-komponen yang berkaitan dengan sekolah
sehingga menghasilkan nilai tambah terhadap komponen tersebut
menurut norma/standar yang berlaku.22
Dengan demikian pengertian kualitas pendidikan bersifat
dinamis yang artinya dapat ditelaah dari berbagai sudut pandang.
Pengertian kualitas pendidikan biasanya diukur dari sisi pelanggannya
baik pelanggan internal (seperti kepala sekolah, guru, dan staf
pendidikan) atau pelanggan eksternal (yaitu peserta didik, orang tua,
masyarakat, dan pemerintah). Selain itu, kualitas dalam konteks
pendidikan menurut penulis mengacu pada hasil atau prestasi yang
dicapai oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu, maka dapat
disimpulkan kualitas pendidikan merupakan kemampuan sistem
pendidikan baik dari segi pengelolaan maupun dari segi proses
pendidikan, yang diarahkan secara efektif untuk meningkatkan nilai
tambah dan faktor-faktor input agar menghasilkan output yang
setinggi-tingginya.

c. Standar Mutu Pendidikan


Di dalam PP No. 19 tahun 2005 disebutkan bahwa pendidikan
di Indonesia menggunakan delapan standar yang menjadi acuan dalam
membangun dan meningkatkan kualitas pendidikan. Standar Nasional

21
Uhar Suharsaputra, Ibid, hal. 230
22
Sri Minarti, Manajemen Sekolah, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), hal. 328
23

Pendidikan merupakan kriteria minimal tentang sistem pendidikan di


seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, ada
delapan standar yang menjadi kriteria minimal tersebut yaitu:

1) Standar isi,
2) Standar proses,
3) Standar kompetensi lulusan,
4) Standar pendidik dan tenaga kependidikan,
5) Standar sarana dan prasarana,
6) Standar pengelolaan,
7) Standar pembiayaan,
8) Standar penilaian pendidikan.

Standar Nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu


pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa
dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat (PP
19/2005 Pasal 4).23
Pemerintah selalu berupaya untuk meningkatkan kualitas
pendidikan melalui berbagai kebijakan, diantaranya adalah
menetapkan standar nasional yang dituangkan dalam PP Nomor 19
tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Dengan adanya
standar nasional tersebut, maka arah peningkatan kualitas pendidikan
Indonesia menjadi lebih jelas. Bila setiap satuan pendidikan telah dapat
mencapai atau melebihi standar nasional pendidikan tersebut, maka
kualitas satuan pendidikan tersebut dapat dinyatakan tinggi/baik. Di
dalam Standar Nasional Pendidikan, berbagai kebijakan yang
mendorong peningkatan kualitas pendidikan telah ditetapkan dan harus
diimplementasikan, dengan harapan kualitas pendidikan dapat
berangsur-angsur meningkat pada tingkat yang tinggi.

23
Sri Minarti, Ibid, hal. 232
24

d. Ciri-Ciri Sekolah Berkualitas


Dimensi-dimensi keunggulan sebagai ciri sekolah unggul,
adalah sebagai berikut:
1) Masukan (input) yaitu siswa diseleksi secara ketat dengan
menggunakan kreiteria tertentu dan prosedur yang dapat
dipertanggungjawabkan. Kriteria yang dimaksud adalah:
a) Prestasi belajar superior dengan indikator angka rapor, Nilai
Ebtanas Murni (NEM), dan hasil tes prestasi akademik;
b) Skor psikotes yang meliputi inteligensi dan kreativitas;
c) Tes fisik, jika diperlukan.
2) Sarana dan prasarana yang menunjang untuk memenuhi kebutuhan
belajar siswa serta menyalurkan minat dan bakatnya, baik dalam
kegiatan kurikuler maupun ekstra kurikuler.
3) Lingkungan belajar yang kondusif untuk berkembangnya potensi
keunggulan menjadi keunggulan yang nyata baik lingkungan fisik
maupun sosial-psikologis.
4) Guru dan tenaga kependidikan yang menangani harus unggul baik
dari segi penguasaan materi pelajaran, metode mengajar, maupun
komitmen dalam melaksanakan tugas. Untuk itu perlu disediakan
intensif tambahan bagi guru berupa ruang maupun fasilitas lainnya
seperti perumahan.
5) Kurikulumnya diperkaya dengan pengembangan secara maksimal
sesuai dengan tuntutan belajar peserta didik yang memiliki
kecepatan belajar serta motivasi belajat yang lebih tinggi dibanding
dengan siswa seusianya.
6) Kurun waktu belajar lebih lama dibandingkan sekolah lain. Karena
itu perlu ada asrama untuk memaksimalkan pembinaan dan
menampung para siswa dari berbagai lokasi. Di kompleks asrama
perlu ada sarana yang bisa menyalurkan minat dan bakat siswa
seperti perpustakaan, alat-alat olah raga, kesenian dan lain-lain
yang diperlukan.
25

7) Proses belajar mengajar harus berkualitas dan hasilnya dapat di


pertanggungjawabkan (accountable) baik kepada siswa, lembaga,
maupun masyarakat.
8) Sekolah unggul tidak hanya memberikan manfaat kepada peserta
didik di sekolah tersebut, tetapi harus memiliki resonansi sosial
kepada lingkungan sekitarnya.
9) Nilai lebih sekolah unggul terletak pada perlakuan tambahan di
luar kurikulum nasional melalui pengembangan kurikulum,
program pengayaan dan perluasan, pengajaran remidial, pelayanan
bimbingan dan konseling yang berkualitas, pembinaan kreativitas
dan disiplin.24
Adapun pendapat para ahli yang lain seperti yang dituturkan
oleh Edward Sallis, pendidikan yang bermutu dapat diidentifikasi
melalui ciri-ciri berikut:

1) Berfokus pada pelanggan, baik pelanggan internal maupun


eksternal.
2) Berfokus pada upaya untuk mencegah masalah yang muncul,
dengan komitmen untuk bekerja secara benar dari awal.
3) Memiliki investasi pada sumber daya manusianya, sehingga
terhindar dari berbagai “kerusakan psikologis” yang sulit
memperbaikinya.
4) Memiliki strategi untuk mencapai kualitas, baik di tingkat
pimpinan, tenaga akademik, maupun tenaga administrative.
5) mengelola atau memperlakukan keluhan sebagai umpan balik
untuk mencapai kualitas dan memposisikan kesalahan sebagai
instrument untuk berbuat benar pada masa berikutnya.

24
Mustaqim, Sekolah/ Madrasah Berkualitas dan Berkarakter, (Jurnal Nadwa, Volume 6 Nomor
1, Mei 2012), hal. 143
26

6) Memiliki kebijakan dalam perencanaan untuk mencapai kualitas,


baik untuk jangka pendek, jangka menengah maupun jangka
panjang.
7) Memiliki proses perbaikan dengan melibatkan semua orang sesuai
dengan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya.
8) Mendorong orang dipandang memiliki kreativitas, mampu
menciptakan kualitas dan merangsang yang lainnya agar dapat
bekerja secara berkualitas.
9) Memperjelas peran dan tanggung jawab setiap orang, termasuk
kejelasan arah kerja secara vertical dan horizontal.
10) Memiliki strategi dan kriteria evaluasi yang jelas.
11) Menempatkan kualitas yang telah dicapai sebagai jalan untuk
memperbaiki kualitas layanan lebih lanjut.
12) Memandang kualitas sebagai bagian integral dari budaya kerja.
13) Menempatkan peningkatan kualitas secara terus menerus sebagai
suatu keharusan.25

Sedangkan menurut Departemen Pendidikan Nasional


(Depdiknas) yang dikutip oleh Tobroni, sekolah dikatakan baik apabila
memiliki delapan ciri-ciri sebagai berikut:

1) Siswa yang masuk terseleksi dengan ketat dan dapat


dipertanggungjawabkan berdasarkan prestasi akademik, psikotes
dan tes fisik.
2) Sarana dan prasarana pendidikan terpenuhi dan kondusif bagi
proses pembelajaran.
3) Iklim dan suasana mendukung untuk kegiatan belajar.
4) Guru dan tenaga kependidikan memiliki profesionalisme yang
tinggi dan tingkat kesejahteraan yang memadai.

25
Jamiludin Usman, Urgensi Manajemen Pembiayaan dalam Peningkatan Mutu Pendidikan
Madrasah, (Tadris Volume 11 Nomor 2 Desember 2016), hal. 239
27

5) Melakukan improvisasi kurikulum sehingga memenuhi kebutuhan


siswa yang pada umumnya memiliki motivasi belajar yang tinggi
dibandingkan dengan siswa seusianya.
6) Jam belajar siswa umumnya lebih lama karena tuntutan kurikulum
dan kebutuhan belajar siswa.
7) Proses pembelajaran lebih berkualitas dan dapat
dipertanggungjawabkan kepada siswa maupun wali siswa.
8) Sekolah unggul bermanfaat bagi lingkungannya.26

Sekolah berkualitas merupakan lembaga pendidikan yang lahir


dari sebuah keinginan untuk memiliki sekolah yang mampu berprestasi
di tingkat nasional dan dunia dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi oleh ditunjang oleh akhlakul karimah. Dengan demikian
sekolah yang berkualitas dikembangkan untuk mencapai keistimewaan
dalam keluaran pendidikannya. Untuk mencapai keistimewaan
tersebut, maka masukan, proses pendidikan, guru dan tenaga
kependidikan, manajemen, layanan pendidikan, serta sarana
penunjangnya harus diarahkan untuk menunjang tercapainya tujuan
tersebut.

e. Faktor-faktor yang Memengaruhi Kualitas/ Mutu Pendidikan


Menurut Choirul Fuad Yusuf yang dikutip dalam artikel
dengan judul Mengharapkan Sekolah Makin Bermutu, faktor
kebermutuan pendidikan dapat dilihat dari:
1) Aspek pelayanan penyelenggaraan pendidikannya (dimensi
proses).
2) Ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana.
3) Kuantitas dan kualitas tenaga kependidikan.

26
Asmuni, Konsep Mutu dan Total Quality Manajement (TQM) Dalam Dunia Pendidikan, (Ta’dib
Volume 18 Nomor 01 Juni 2013), hal. 25
28

4) Prestasi akademik siswa.


5) Kepuasan dan kepercayaan orang tua pada sistem pendidikan.
6) Kemampuan kompetensi lulusannya dalam kehidupan.27

Sedangkan menurut Jamiludin Usman dalam jurnalnya yang


berjudul “Urgensi Manajemen Pembiayaan dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan Madrasah”, pelaksanaan pendidikan dari suatu lembaga
pendidikan tidak lepas dari lima faktor pendidikan, dimana faktor yang
satu dengan lainnya saling melengkapi atau saling menunjang untuk
menentukan berhasil tidaknya lembaga itu dalam melaksanakan
pendidikan sekaligus upaya peningkatannya. Adapun kelima faktor
yang dimaksud adalah:
1) Tujuan
Mutu suatu lembaga pendidikan yang berjalan tanpa
berpegang pada tujuan akan sulit mencapai apa yang diharapkan.
Untuk meningkatkan mutu pendidikan, sekolah harus berpegang
pada tujuan sehingga mampu menghasilkan output yang
berkualitas. Tujuan merupakan faktor utama yang harus dijadikan
pedoman dalam melaksanakan pendidikan nasional, intruksional
maupun tujuan yang lebih sempit.
2) Guru (pendidik)
Guru merupakan faktor penentu dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan, sebab gurulah yang merupakan penggerak utama
dalam melaksanakan kegiatan.
3) Siswa
Anak didik atau siswa merupakan obyek dari pendidikan,
sehingga mutu pendidikan yang akan dicapai tidak akan lepas

27
Choirul Fuad Yusuf, Budaya Sekolah & Mutu Pendidikan, (Jakarta: Pena Citasatria, 2008), hal.
21

Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Revika Aditama, 2010), hal. 261
29

dengan ketergantungan terhadap kondisi fisik tingkah laku dan


minat serta bakat dari anak didik.
4) Alat
Alat pendidikan adalah segala usaha atau tindakan dengan
sengaja digunakan untuk mencapai tujuan pendidikan. Sesuatu
yang dapat memenuhi pencapaian tujuan pendidikan dikategorikan
sebagai alat pendidikan yaitu sarana, prasarana dan kurikulum.
5) Mengadakan kerjasama dengan masyarakat dan pemerintah
Kemajuan pendidikan adalah sedikit banyak dipengaruhi
oleh masyarakat termasuk orang tua siswa, sebab tanpa adanya
bantuan dan kesadaran dari masyarakat sulitlah kiranya
peningkatan mutu pendidikan itu akan terwujud. Sekolah dan
masyarakat merupakan dua kelompok yang tidak dapat dipisahkan
antara satu dengan lainnya. Mengingat hubungan antara sekolah
dan masyarakat, di sekolah dibentuklah suatu organisasi BP3
(Badan Pembantu Penyelenggaraan Pendidikan). Hal ini dilakukan
dengan jalan mengadakan secara langsung dari orang tua siswa dan
tokoh masyarakat, guna untuk menyelesaikan masalah pendidikan
(termasuk masalah siswa) dalam upaya meningkatkan mutu
pendidikan, khususnya bagi anak-anak mereka dengan sekolah
pada umumnya bagi lembaga pendidikan. Dengan itu masyarakat
akan bisa memberikan pemikiran yang bersifat materi ata biaya
penyelenggaraan pendidikan maupun bimbingan belajar bagi siswa
untuk membantu penyelenggaraan pendidikan.28

Kemudian menurut Arif Rachman mengatakan bahwa ada 4


faktor yang dapat memengaruhi mutu pembelajaran dan berlanjut pada
mutu pendidikan di sekolah, yaitu:

28
Jamiludin Usman, Urgensi Manajemen Pembiayaan dalam Peningkatan Mutu Pendidikan
Madrasah, (Tadris Volume 11 Nomor 2 Desember 2016), hal. 241
30

1) Peningkatan mutu, yaitu sekolah harus memenuhi dan


menyesuaikan tuntutan dan harapan undang-undang pendidikan,
visi, misi, dan tuntutan zaman kearah perbaikan/ peningkatan mutu
pendidikan.
2) Aspek peningkatan mutu, meliputi lingkungan belajar yang
menyenangkan, partisipasi aktif siswa, guru, orang tua, dan semua
pemangku pendidikan serta manajemen yang memiliki standar
sekolah.
3) Faktor utama peningkatan mutu sekolah, meliputi pendidik dan
tenaga kependidikan yang profesional, sarana prasarana, partisipasi
siswa dan orang tua siswa kepada program sekolah, dan adanya
pengawasan.
4) Program penunjang perbaikan mutu, meliputi ekstrakurikuler dan
keadaan keuangan yang realistis serta sumber yang terpercaya.29

Mutu pendidikan tidak bisa terlepas dari salah satu faktor yang
mempengaruhinya yaitu pendanaan yang besar sehingga dapat
mempengaruhi faktor lainnya terutama yaitu faktor utama peningkatan
mutu. Sarana dan prasarana pendidikan (gedung, perpustakaan dsb.)
yang memadai, kualitas guru, dan tersedianya laboratorium sekolah
dan fasilitas lainnya sangat berpengaruh bagi penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu. Dengan demikian penulis menyimpulkan
bahwa faktor pendidikan dilihat dari:

1) Aspek pelayanan penyelenggaraan pendidikannya (dimensi


proses).
2) Ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana.
3) Kuantitas dan kualitas tenaga kependidikan.
4) Prestasi siswa.
5) Kepuasan dan kepercayaan orang tua pada sistem pendidikan.

29
Moh. Saifulloh dkk, Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah, (Jurnal Sosial
Humaniora, Volume 5 Nomor 2, November 2012), hal. 209
31

6) Kemampuan kompetensi lulusannya dalam kehidupan.

B. Hasil Penelitian yang Relevan


Pada dasarnya penelitian terkait permasalahan pengaruh pembiayaan
pendidikan terhadap kualitas pendidikan sudah pernah diteliti oleh peneliti
sebelumnya. Berikut ini adalah penelitian-penelitian yang pernah dilakukan
sebelumnya terkait dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian
ini.
Manoto Togatorop melakukan penelitian pada tahun 2017 dengan
judul Pengaruh Biaya Pendidikan terhadap Mutu Sekolah SMA Swasta di
Kabupaten Tangerang. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh
langsung biaya pendidikan terhadap mutu sekolah SMA swasta di Kabupaten
Tangerang. Penelitian ini menggunakan metode survey dengan pendekatan
teknik analisis jalur. Populasi terjangkau penelitian ini sejumlah 75 kepala
sekolah. Sampel penelitian sebanyak 63 orang. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa korelasi antara biaya pendidikan dengan mutu sekolah sebesar 0,491
dan hasil perhitungan diperoleh thitung 4,40 > ttabel 2,20, maka koefisien korelasi
sangat signifikan. Dengan demikian terdapat pengaruh yang positif antara
variabel biaya pendidikan terhadap mutu sekolah SMA Swasta di Kabupaten
Tangerang. Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dengan
penelitian yang akan penulis lakukan, persamaannya terletak pada judul
penelitian dan perbedaannya terletak pada objek tempat penelitian dan penulis
tidak menggunakan Uji-Liliefors.
Selanjutnya Dedy Achmad Kurniady melakukan penelitian dengan
judul Manajemen Pembiayaan Pendidian terhadap Mutu Sekolah Menengah
Kejuruan di Kota Bandung. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
apakah terdapat pengaruh antara manajemen pembiayaan pendidikan terhadap
mutu sekolah menengah kejuruan di kota Bandung. Populasi dalam penelitian
ini adalah Kepala Sekolah SMK di Kota Bandung sebanyak 134 orang.
Kemudian diambil sampel dengan menggunakan teknik Probability Sampling
32

melalui Simple Random Sampling dengan hasil sebanyak 32 responden.


Berdasarkan perhitungan SPSS diketahui thitung 6,525 sedangkan ttabel adalah
1,697. Dengan demikian menunjukkan thitung lebih besar dari ttabel (6,525 >
1,697). Artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara manajemen
pembiayaan pendidikan dengan mutu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di
Kota Bandung. Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian ini
dengan penelitian yang akan penulis lakukan, persamaannya terletak pada
judul dan perbedaanya terletak pada objek penelitian serta di penelitian
penulis tidak meneliti tentang manajemen dari pembiayaan pendidikan di
sekolah tersebut.
Penelitiannya selanjutnya adalah Hernanda Dwi Putra pada tahun 2017
yang berjudul Pengaruh Pembiayaan Pendidikan dan Penggunaan Internet
dalam Pembelajaran Terhadap Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam pada
Peserta Didik di SMP Al Kautsar Bandar Lampung. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh pembiayaan pendidikan dan penggunaan
internet dalam pembelajaran terhadap hasil belajar pendidikan agama Islam
pada peserta didik di SMP Al Kautsar Bandar Lampung. Teknik pengambilan
sampel menggunakan tabel penentuan jumlah sampel dari jumlah populasi
yang dikembangkan oleh Issac dan Michael diperoleh jumlah sampel 170
responden dari jumlah populasi 307 peserta didik kelas VIII SMP Al-Kautsar
Bandar Lampung TA 2016/2017. Dari hasil analisis korelasi ganda didapatkan
bahwa pembiayaan pendidikan dan penggunaan internet dalam pembelajaran
sama-sama mempengaruhi hasil belajar pendidikan agama Islam dengan nilai
r = 0,403 thitung = 12,58 pada taraf signifikansi 5% nilai p = 0,000 dengan
tingkat keeratan “sedang”. Terdapat persamaan dan perbedaan antara
penelitian ini dengan penelitian yang akan penulis lakukan, persamaannya
adalah menggunakan metode kuantitatif dan salah satu variabel X nya
membahas tentang pembiayaan pendidikan dan perbedaannya terletak pada
variabel Y dan objek penelitian.
Penelitian selanjutnya adalah Windi Apriliani pada tahun 2017 yang
berjudul Pengaruh Manajemen Pembiayaan Pendidikan terhadap
33

Peningkatan Mutu Lulusan Kelas IX di SMP Islam Raudlatul Hikmah


Pamulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
antara manajemen pembiayaan pendidikan terhadap peningkatan mutu lulusan
kelas IX di SMP Islam Raudlatul Hikmah Pamulang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai thitung > ttabel yaitu 3,779 > 2,119, yang artinya H0
ditolak maka terdapat pengaruh antara manajemen pembiayaan pendidikan
terhadap peningkatan mutu lulusan kelas IX di SMP Islam Raudlatul Hikmah
Pamulang. Serta nilai R Square sebesar 0,472 yang artinya sebesar 47,2%
mutu lulusan SMP Islam Raudlatul Hikmah Pamulang dipengaruhi oleh
manajemen pembiayaannya, dan sebesar 52,8% dipengaruhi oleh faktor lain.
Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian
yang akan penulis lakukan, persamaannya terletak pada variabel X yaitu
pembiayaan pendidikan dan perbedaannya terletak pada variabel Y dan objek
penelitiannya.
Selanjutnya Yudhitia melakukan penelitian skripsi pada tahun 2014
yang berjudul Pengaruh Pembiayaan Pendidikan Sekolah terhadap
Kompetensi Siswa kelas XII pada Kelompok Mata Pelajaran Produktif
Program Keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik (TITL) di SMK 1 Sedayu.
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XII program keahlian
Teknik Instalasi Tenaga Listrik SMK 1 Sedayu. Penentuan jumlah sampel
menggunakan rumus Slovin. Sampel pada penelitian ini adalah siswa kelas XII
program keahlian Teknik Instalasi Tenaga Listrik yang berjumlah 83
responden. Hasil penelitiannya adalah terdapat pengaruh pembiayaan
pendidikan sekolah terhadap kompetensi siswa kela XII pada kelompok mata
pelajaran produktif program keahlian teknik instalasi tenaga listrik (TITL) di
SMK 1 Sedayu. Hal tersebut dapat terlihat dari nilai Fhitung = 8,545 lebih besar
dari Ftabel = 3,96 (Fhitung > Ftabel), diperoleh persamaan Y = 0,777 + 0,008X dan
nilai koefisien determinasi sebesar 0,095 artinya variabel pembiayaan
pendidikan sekolah mempengaruhi variabel kompetensi siswa sebesar 9,5%.
Terdapat persamaan dan perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh
Yudhitia dengan penelitian yang akan penulis lakukan. Persamaannya terletak
34

pada variabel X yaitu pembiayaan pendidikan dan perbedaannya adalah


terletak pada variabel Y dan objek penelitiannya.
Di bawah ini adalah tabel dari penjabaran penelitian-penelitian yang
telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, yaitu sebagai berikut.

Tabel 2.1 Hasil Penelitian yang Relevan


No Penelitian Judul Metode Penelitian Hasil
(Tahun) Penelitian Persamaan Perbedaan Penelitian
1 Manoto Pengaruh Variabel Objek Terdapat
Togatorop Pembiayaan independen penelitian pengaruh yang
(2017) Pendidikan dan dependen yang positif antara
terhadap memiliki dilakukan variabel biaya
Mutu kesamaan, oleh peneliti pendidikan
Sekolah yaitu: di Kabupaten terhadap mutu
SMA Swasta Variabel Tangerang sekolah SMA
di Kabupaten independen: sedangkan Swasta di
Tangerang. Pembiayaan objek Kabupaten
pendidikan penelitian Tangerang
Variabel yang
dependen: dilakukan
Kualitas penulis di
pendidikan. SMK
SATRIA
Metode yang Jakarta Barat.
digunakan
35

adalah Peneliti
metode menggunakan
kuantitatif. Uji-Liliefors.
2 Dedy Pengaruh Variabel Objek Terdapat
Achmad Manajemen independen penelitian pengaruh yang
Kurniady Pendidikan yang yang signifikan
(2017) terhadap digunakan dilakukan antara
Mutu adalah oleh peneliti manajemen
Sekolah pembiayaan di Kota pembiayaan
Menengah pendidikan Bandung pendidikan
Kejuruan di dan variabel sedangkan dengan mutu
Kota dependen penulis Sekolah
Bandung adalah mutu dilakukan di Menengah
pendidikan. SMK Kejuruan
SATRIA (SMK) di
Metode Jakarta Barat. Kota Bandung
penelitian
menggunakan
metode
kuantitatif.
3 Hernanda Pengaruh Salah satu Variabel Pembiayaan
Dwi Putra Pembiayaan variabel dependen pendidikan
(2017) Pendidikan independen yang dan
dan yang digunakan penggunaan
Penggunaan digunakan adalah hasil internet dalam
Internet adalah belajar pembelajaran
dalam pembiayaan pendidikan sama-sama
Pembelajaran pendidikan. agama Islam. mempengaruhi
Terhadap hasil belajar
Hasil Belajar Metode Objek Pendidikan
36

Pendidikan penelitian penelitian Agama Islam


Agama Islam menggunakan dilakukan di
pada Peserta metode SMP Al
Didik di kuantitatif. Kautsar
SMP Al Bandar
Kautsar Lampung.
Bandar
Lampung.
37

4 Windi Pengaruh Variabel Variabel Terdapat


Aprilianti manajemen independen dependen pengaruh
(2017) pembiayaan yang yang antara
pendidikan digunakan digunakan manajemen
terhadap adalah adalah pembiayaan
peningkatan pembiayaan peningkatan pendidikan
mutu lulusan pendidikan. mutu lulusan. terhadap
kelas IX di peningkatan
SMP Islam Metode yang Objek mutu lulusan
Raudlatul digunakan penelitian kelas IX di
Hikmah adalah dilakukan di SMP Islam
Pamulang. metode tingkat satuan Raudlatul
kuantitatif. pendidikan Hikmah
sekolah Pamulang
menengan
pertama
(SMP).
5 Yudithia Pengaruh Variabel Objek Terdapat
(2014) pembiayaan independen penelitian pengaruh
pendidikan yang dilakukan di pembiayaan
sekolah digunakan tingkat satuan pendidikan
terhadap adalah pendidikan sekolah
kompetensi pembiayaan pondok terhadap
siswa kelas pendidikan. pesantren. kompetensi
XII pada siswa kela XII
kelompok Metode pada
mata penelitian kelompok
pelajaran menggunakan mata pelajaran
produktif metode produktif
program kuantitatif. program
keahlian keahlian
38

teknik Tingkat teknik


instalasi satuan instalasi
tenaga listrik pendidikan tenaga listrik
(TITK) di yang diteliti (TITL) di
SMK 1 adalah SMK 1
Sedayu. tingkat satuan Sedayu
pendidikan
kejuruan
(SMK)

C. Kerangka Berpikir
Kualitas dari pendidikan dapat dilihat dari beberapa faktor, diantaranya
adalah faktor pembiayaan. Biaya pendidikan sangat penting dalam
pelaksanaan pendidikan, untuk mencapai kualitas pendidikan yang baik, biaya
pendidikan harus dikelola dengan optimal.
Pembiayaan pendidikan merupakan salah satu faktor yang menentukan
bagi terselenggaranya pendidikan/pembelajaran dalam suatu organisasi
pendidikan seperti sekolah. Biaya yang dikeluarkan oleh pemerintah,
masyarakat, dan pihak lain yang terkait akan menentukan besaran dana yang
dikeluarkan untuk tercapainya tujuan pendidikan. Pada pembiayaan
pendidikan terdapat jenis-jenis pembiayaan pendidikan meliputi direct cost,
indirect cost, social cost, dan private cost. namun pada penelitian ini peneliti
membatasi pembahasannya hanya pada direct cost dan indirect cost.
Direct cost terdiri dari beberapa indikator, yaitu gaji guru dan personil
lainnya, fasilitas kegiatan belajar mengajar, alat laboratorium, buku pelajaran,
dan buku perpustakaan. Sedangkan indirect cost terdiri dari beberapa indikator
juga yaitu biaya hidup, biaya transportasi, biaya jajan, dan harga kesempatan
(opportunity cost).
Pada kualitas pendidikan didalamnya terdapat faktor-faktor yang
mempengaruhi mutu pendidikan yaitu aspek pelayanan penyelenggaraan
pendidikan (dimensi proses), ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana,
39

kuantitas dan kualitas tenaga kependidikan, prestasi siswa, kepuasan dan


kepercayaan orang tua pada sistem pendidikan dan kemampuan kompetensi
lulusannya dalam kehidupan.
Untuk melihat kaitannya, dapat disusun suatu kerangka berfikir
keterkaitan pengaruh pembiayaan pendidikan terhadap kualitas pendidikan,
kerangka berfikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.

Variabel X Variabel Y
Pembiayaan Pendidikan Kualitas Pendidikan
1. Biaya Langsung 1. Aspek pelayanan
2. Biaya Tidak penyelenggaraan pendidikan
Langsung (dimensi proses)
2. Ketersediaan fasilitas sarana
dan prasarana
3. Kuantitas dan kualitas tenaga
kependidikan
4. Prestasi siswa
5. Kepuasan dan kepercayaan
orang tua pada sistem
pendidikan
6. Kemampuan kompetensi
lulusannya dalam kehidupan

Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir


40

D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berfikir di atas, maka
hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

H0 : Tidak terdapat pengaruh pembiayaan pendidikan terhadap kualitas


pendidikan di SMK SATRIA Jakarta Barat.

H1 : Terdapat pengaruh pembiayaan pendidikan terhadap kualitas pendidikan


di SMK SATRIA Jakarta Barat.
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat atau lokasi penelitian dilaksanakan di SMK SATRIA, yang
beralamat di Jl. Raya Srengseng No. 26 A Kembangan, Jakarta Barat 11630

Waktu penelitian dilaksanakan dalam waktu enam bulan, yaitu dengan


rincian sebagai berikut:

Tabel 3.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian

No. Kegiatan Juni Juli Agst Sept Okt Nov

1 Revisi Proposal Skripsi


Penyusunan Instrumen
2
Penelitian
3 Uji Coba Instrumen Penelitian
4 Pengambilan Data Populasi
5 Pengolahan Data Populasi
6 Penyusunan Bab IV dan Bab V
7 Kelengkapan Laporan
8 Sidang Munaqosah
9 Revisi Skripsi

B. Variabel Penelitian
Variabel adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian
1
suatu penelitian. Variabel penelitian pada dasarnya merupakan segala
sesuatu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

1
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
hal. 161

41
42

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Penelitian ini


memiliki dua variabel, yakni variabel X adalah pembiayaan pendidikan
sebagai variabel independen atau variabel bebas yaitu faktor, hal, atau unsur
yang dianggap dapat menentukan variabel lain. Dan variabel Y adalah kualitas
pendidikan sebagai variabel dependen atau variabel terikat yaitu faktor-faktor
yang diobservasi dan diukur untuk menentukan adanya pengaruh dari variabel
bebas.

C. Metode Penelitian
Metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan untuk
mendapatkan data yang objektif, valid, dan reliabel sehingga dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah dalam bidang
tertentu.2
Penelitian ini menggunakan metode penelitian korelasional, yaitu suatu
penelitian untuk mengetahui hubungan dan tingkat hubungan antara dua
variabel atau lebih. Metode pengumpulan data ini menggunakan field reseach
yaitu penelitian yang turun langsung ke lapangan dengan menggunakan
metode survei. Metode survei merupakan metode pengumpulan data primer
yang menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis. Oleh karena itu, metode
survei merupakan metode pengumpulan data primer berdasarkan komunikasi
antara peneliti dengan responden yang menyatakan opini, sikap, pengalaman
atau karakteristik subjek penelitian secara individual atau secara kelompok. 3

D. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas:
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

2
Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2011), hal. 97
3
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi &
Manajemen, Edisi Pertama, (Yogyakarta: PT. BPFE Yogyakarta, 1999), hal. 152
43

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik


4
kesimpulannya. Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan
benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada
pada obyek atau subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh
karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu. Dalam
penelitian ini populasinya adalah seluruh guru di SMK SATRIA yang
berjumlah 70 orang.

2. Sampel
Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri-ciri atau
keadaan tertentu yang akan diteliti.5 Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
Teknik sampling atau teknik pengambilan sampel menggunakan
Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Dalam menggunakan teknik Probability
Sampling, peneliti memilih jenis teknik Simple Random Sampling dengan
menggunakan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu yang
dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan 1%, 5%,
dan 10%.
Populasi yang terdapat dalam penelitian ini berjumlah 70 guru dan
tingkat kesalahan yang ditetapkan adalah 5%, maka besarnya sampel pada
penelitian ini adalah 58 guru.

4
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal.
80
5
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung:
Alfabeta, 2012), hal. 56
44

3. Teknik Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
Simple Random Sampling termasuk ke dalam kelompok Probability
Sampling. Menurut Sugiyono, Simple Random Sampling dikatakan simple
(sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. 6

E. Teknik Pengumpulan Data


Metode pengumpulan data ialah teknik atau cara-cara yang dapat
digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Metode (cara atau teknik)
menunjuk suatu kata yang abstrak dan tidak diwujudkan dalam benda tetapi
hanya dapat dilihatkan penggunaannya melalui: angket, wawancara,
pengamatan, ujian (tes), dokumentasi dan lainnya.7 Pada penelitian ini, teknik
pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah:
1. Kuesioner (Angket)
Kuesioner disebut juga angket atau daftar pertanyaan, merupakan
salah satu alat pengumpulan data. Kuesioner adalah teknik pengumpulan
data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.8
Pada penelitian ini, skala pengukuran angket menggunakan Skala
Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial.
Dalam penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh

6
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal.
82
7
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung:
Alfabeta, 2012), hal. 69
8
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal.
142
45

peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. 9 Dengan


menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi dimensi, dimensi dijabarkan menjadi sub variabel kemudian sub
variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-indikator yang akan diukur.
Akhirnya indikator-indikator yang terukur ini dapat dijadikan titik tolak
untuk membuat item instrumen yang berupa pertanyaan atau pernyataan
yang perlu dijawab oleh responden. Setiap jawaban dihubungkan dengan
bentuk pernyataan atau dukungan sikap yang diungkapkan dengan kata-
kata sebagai berikut:

Tabel 3.2 Bobot Nilai pada Skala Likert

Positif Bobot Nilai


Sangat Setuju (SS) 4
Setuju (S) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Data yang didapat kemudian dihitung dan diberikan skor.


Kemudian langkah selanjutnya adalah menghitung persentase skor
jawaban dari setiap item atau butir soal dengan rumus sebagai berikut.

Sesuai dengan jumlah butir soal yang valid, maka skor ideal untuk
variabel X (pembiayaan pendidikan) dalam presentase diberi bobot 92, dan
untuk variabel Y (kualitas pendidikan) diberi bobot 112. Untuk
mengetahui pembiayaan pendidikan dan kualitas pendidikan yang diukur,
maka penilaian hasil angket dikelompokkan seperti tabel di bawah ini.

9
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung:
Alfabeta, 2012), hal. 87
46

Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Hasil Angket

Presentase Jawaban Kriteria Hasil Penilaian


81 – 100 Sangat Tinggi
61 – 80 Tinggi
41 – 60 Cukup
21 – 40 Kurang
00 – 20 Buruk

2. Interview atau Wawancara


Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang
harus diteliti, dan juga apabila ingin mengetahui hal-hal dari reponden
yang lebih mendalam. Pada penelitian ini, peneliti melakukan wawancara
tidak terstruktur. Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang
bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.10
Wawancara tersebut akan dilakukan kepada bendahara Yayasan
SMK SATRIA dan pegawai tata usaha untuk mengetahui lebih dalam
mengenai pembiayaan pendidikan di sekolah, serta wawancara juga
dilakukan kepada wakil kepala sekolah bidang kesiswaan dan beberapa
peserta didik untuk mengetahui secara mendalam tentang kualitas
pendidikan di sekolah. Wawancara dalam penelitian ini hanya sebagai
teknik pelengkap untuk memperoleh informasi saat studi pendahuluan.

10
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal.
140
47

3. Studi Dokumen
Studi dokumen adalah teknik yang digunakan untuk mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda dan sebagainya.11
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik studi dokumen untuk
mengumpulkan data jumlah guru, biodata guru, jumlah murid dan profil
sekolah.

F. Instrumen Pengumpulan Data


1. Variabel Pembiayaan Pendidikan (Variabel X)
a. Definisi Konseptual Pembiayaan Pendidikan
Pembiayaan pendidikan adalah suatu analisa tentang sumber-
sumber dan penggunaan biaya yang diperuntukkan bagi pengelolaan
pendidikan secara efisien guna mencapai tujuan.
b. Definisi Operasional Pembiayaan Pendidikan
Pembiayaan pendidikan dalam penelitian ini menjelaskan
bahwa pembiayaan pendidikan merupakan salah satu komponen
masukan yang sangat penting dalam penyelenggaraan pendidikan
(khususnya di sekolah). Dalam setiap upaya pencapaian tujuan
pendidikan, biaya pendidikan mempunyai peranan yang sangat
menentukan. Hampir tidak ada upaya yang mengabaikan peranan
biaya, sehingga dapat dikatakan bahwa tanpa biaya, proses pendidikan
tidak berjalan. Dengan demikian pembiayaan pendidikan dapat diukur
melalui jenis-jenis pembiayaan pendidikan yang meliputi direct cost
dan indirect cost. Direct cost yaitu biaya langsung yang meliputi gaji
guru dan personil lainnya, fasilitas kegiatan belajar mengajar, alat
laboratorium, buku pelajaran, dan buku perpustakaan. Sedangkan
indirect cost yaitu biaya tidak langsung yang meliputi biaya hidup,

11
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2010), hal. 161
48

biaya transportasi ke sekolah, biaya jajan, dan harga kesempatan


(opportunity cost).

c. Kisi-kisi Instrumen

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen

Variabel Pembiayaan Pendidikan

Variabel Instrumen
Dimensi Indikator
Penelitian (Nomor Butir)
1. Gaji guru dan 1, 2, 3, 4, 5, 6
personil lainnya
2. Fasilitas kegiatan 7, 8, 9, 10, 11, 12
Biaya belajar mengajar
Langsung 3. Alat laboratorium 13, 14, 15, 16, 17
4. Buku pelajaran 18, 19, 20, 21, 22

Pembiayaan 5. Buku 23, 24, 25, 26, 27

Pendidikan perpustakaan
1. Biaya hidup 28, 29, 30, 31, 32

2. Biaya 33, 34, 35, 36, 37


Biaya Tidak trasnportasi
Langsung 3. Biaya jajan 38, 39, 40, 41
4. Harga 42, 43, 44, 45
kesempatan
Jumlah 45 butir soal

2. Variabel Kualitas Pendidikan (Variabel Y)


a. Definisi Konseptual Kualitas Pendidikan
Kualitas pendidikan merupakan kemampuan sistem pendidikan
baik dari segi pengelolaan maupun dari segi proses pendidikan, yang
49

diarahkan secara efektif untuk meningkatkan nilai tambah dan faktor-


faktor input agar menghasilkan output yang setinggi-tingginya.
b. Definisi Operasional Kualitas Pendidikan
Pengertian kualitas pendidikan bersifat dinamis yang artinya
dapat ditelaah dari berbagai sudut pandang. Pengertian kualitas
pendidikan biasanya diukur dari sisi pelanggannya baik pelanggan
internal (seperti kepala sekolah, guru, dan staf pendidikan) atau
pelanggan eksternal (yaitu peserta didik, orang tua, masyarakat, dan
pemerintah). Adapun indikator dalam kualitas pendidikan meliputi
aspek pelayanan penyelenggaraan pendidikannya (dimensi proses),
ketersediaan fasilitas sarana dan prasarana, kuantitas dan kualitas
tenaga kependidikan, prestasi siswa, kepuasan dan kepercayaan orang
tua pada sistem pendidikan, dan kemampuan kompetensi lulusannya
dalam kehidupan.

c. Kisi-kisi Instrumen

Tabel 3.5 Kisi-kisi Instrumen

Variabel Kualitas Pendidikan

Variabel Instrumen
Dimensi Indikator
Penelitian (Nomor Butir)
1. Pelayanan 1, 2, 3, 4, 5, 6,
penyelenggaraan 7, 8, 9

Faktor Mutu pendidikan

Pendidikan (dimensi proses)


Kualitas
(Choirul 2. Ketersediaan 10, 11, 12, 13,
Pendidikan
Fuad Yusuf, fasilitas sarana dan 14, 15, 16, 17,
2008) prasarana 18
3. Kuantitas dan 19, 20, 21, 22,
kualitas tenaga 23, 24, 25, 26,
50

kependidikan 27, 28
29, 30, 31, 32,
4. Prestasi siswa
33, 34
5. Kepuasan dan 35, 36, 37, 38,
kepercayaan orang 39, 40
tua pada sistem
pendidikan
6. Kemampuan 41, 42, 43, 44,
kompetensi 45
lulusannya dalam
kehidupan
Jumlah 45 butir soal

G. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian


Instrumen penelitian merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk
memperoleh, mengolah, dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh
dari responden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama.
Untuk dapat dikatakan instrumen penelitian yang baik harus memenuhi
kriteria yaitu validitas dan reliabilitas.
1. Pengujian Validitas Instrumen
Dalam mengukur validitas dan reliabilitas, bahwa alat ukur atau
instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah alat ukur
yang telah melalui uji validitas dan uji reliabilitas data.12
Arikunto menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan
suatu alat ukur.13 Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah alat

12
A. Aziz Alimul Hidayat, Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data, (Jakarta:
Salemba Medika, 2014), hal. 96
13
Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung:
Alfabeta, 2012), hal. 97
51

ukur yang telah disusun dapat digunakan untuk mengukur apa yang
hendak diukur secara tepat. Validitas suatu instrumen akan
menggambarkan tingkat kemampuan alat ukur yang digunakan untuk
mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok pengukuran.14
Validitas berhubungan juga dengan kenyataan (actually) dan tujuan dari
pengukuran, pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan
nyata dan benar. Alat ukur yang tidak valid adalah yang memberikan hasil
ukuran menyimpang dari tujannya, penyimpangan pengukuran ini disebut
dengan kesalahan (error) atau varian.15
Tipe validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah
validitas konstrak (susunan), yang ditetapkan menurut analisis rasional
terhadap isi tes atau angket yang penilaiannya didasarkan pada
pertimbangan subjektif individual dengan mempertimbangkan baik teori
maupun instrumen pengukur itu sendiri.16
Setelah data didapat dan ditabulasikan, dalam melakukan analisis
tingkat validitas instrumen penelitian atau alat pengukur data yang
digunakan adalah teknik korelasi product moment dari Pearson. Adapun
rumus korelasi product moment yang digunakan dapat dinyatakan sebagai
berikut:

( )( )
√,* ( ) +* ( ) +-

Penjelasan:
rxy = Koefisien korelasi Pearson (yaitu koefisien validitas yang akan
dihitung)

14
Gunawan Sudarmanto, Statistik Terapan Berbasis Komputer dengan Program IBM SPSS
Statistic 19, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), hal. 56
15
Jogiyanto, Metodologi Penelitian Sistem Informasi, (Yogyakarta: ANDI, 2008), hal. 164
16
Gunawan Sudarmanto, Statistik Terapan Berbasis Komputer dengan Program IBM SPSS
Statistic 19, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), hal. 57
52

X = Skor tiap responden untuk setiap item pertanyaan atau pernyataan


Y = Skor tiap responden dari seluruh item pertanyaan atau pernyataan
ƩX = Jumlah skor dalam distribusi X (jumlah skor seluruh item
pertanyaan atau pernyataan untuk X)
ƩY = Jumlah skor dalam distribusi Y (jumlah skor seluruh item
pertanyaan atau pernyataan untuk Y)
2
ƩX = Jumlah kuadrat masing-masing skor X
ƩY2 = Jumlah kuadrat masing-masing skor Y
N = Jumlah subjek
Uji validitas dilakukan setiap butir soal. Hasilnya dibandingkan
dengan r tabel | df = n – k dengan tingkat kesalahan 5%. Jika r hitung > r
tabel, maka butir soal dikatakan valid. Sebaliknya jika r tabel > r hitung
maka butir tersebut dinyatakan tidak valid dan tidak dapat digunakan
untuk menjaring data.17
Uji coba instrumen untuk variabel X (pembiayaan pendidikan) dan
variabel Y (kualitas pendidikan) dilakukan oleh 15 orang responden.
Dengan taraf signifikansi 0,05 dan derajat kebebasan (dk = n – 2) maka
diperoleh nilai rtabel sebesar 0,514. Berdasarkan uji coba instrumen yang
dilakukan peneliti, diperoleh nilai validitas (r hitung) sebagai berikut:

Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Variabel X dan Variabel Y

No Nilai Validitas Keterangan Nilai Validitas Keterangan


Variabel X Variabel Y
1 0,335 Tidak Valid 0,357 Tidak Valid
2 0,765 Valid 0,771 Valid
3 0,791 Valid 0,757 Valid
4 0,798 Valid 0,697 Valid
5 0,073 Tidak Valid 0,263 Tidak Valid
6 -0,036 Tidak Valid 0,59 Valid

17
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hal. 195
53

7 0,819 Valid 0,7 Valid


8 0,318 Tidak Valid 0,557 Valid
9 0,672 Valid 0,478 Tidak Valid
10 0,415 Tidak Valid 0,548 Valid
11 0,849 Valid 0,753 Valid
12 0,262 Tidak Valid 0,83 Valid
13 0,335 Tidak Valid 0,695 Valid
14 -0,235 Tidak Valid 0,087 Tidak Valid
15 0,645 Valid 0,216 Tidak Valid
16 0,860 Valid 0,667 Valid
17 0,648 Valid 0,778 Valid
18 0,176 Tidak Valid 0,423 Tidak Valid
19 -0,123 Tidak Valid 0,563 Valid
20 0,482 Tidak Valid 0,732 Valid
21 0,636 Valid 0,694 Valid
22 0,563 Valid 0,743 Valid
23 0,592 Valid 0,68 Valid
24 0,827 Valid 0,234 Tidak Valid
25 0,665 Valid 0,17 Tidak Valid
26 -0,334 Tidak Valid 0,433 Tidak Valid
27 0,231 Tidak Valid 0,507 Tidak Valid
28 0,365 Tidak Valid 0,934 Valid
29 -0,401 Tidak Valid 0,597 Valid
30 0,713 Valid 0,662 Valid
31 0,678 Valid 0,52 Valid
32 -0,148 Tidak Valid 0,27 Tidak Valid
33 0,706 Valid 0,014 Tidak Valid
34 0,375 Tidak Valid 0,653 Valid
35 0,666 Valid 0,793 Valid
36 0,187 Tidak Valid 0,68 Valid
54

37 0,684 Valid 0,507 Tidak Valid


38 0,773 Valid 0,507 Tidak Valid
39 0,533 Valid 0,056 Tidak Valid
40 0,351 Tidak Valid 0,709 Valid
41 0,164 Tidak Valid 0,224 Tidak Valid
42 0,428 Tidak Valid 0,234 Tidak Valid
43 0,711 Valid 0,753 Valid
44 0,807 Valid 0,83 Valid
45 0,488 Tidak Valid 0,662 Valid
Sumber: Data diolah

Dari hasil di atas, untuk variabel X diperoleh 23 butir soal yang


valid dan 22 butir soal yang tidak valid. Pada variabel Y diperoleh 28 butir
soal yang valid dan 17 butir soal yang tidak valid. Seluruh butir soal tidak
valid tidak akan digunakan pada penelitian, sedangkan seluruh butir soal
valid akan digunakan untuk penelitian yang dianggap mewakili data yang
dibutuhkan oleh peneliti. Maka dari itu seluruhnya berjumlah 51 butir soal.

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen


Reliabilitas instrumen menggambarkan pada kemantapan dan
keajegan alat ukur yang digunakan. Suatu alat ukur dikatakan memiliki
reliabilitas atau keajegan yang tinggi atau dapat dipercaya, apabila alat
ukur tersebut stabil (ajeg) sehingga dapat diandalkan (dependability) dan
dapat digunakan untuk meramalkan (predictability).18 Dengan demikian
reliabilitas merupakan suatu pengukur untuk menunjukkan stabilitas dan
konsistensi dari suatu instrumen yang mengukur suatu konsep.
Reliabilitas berhubungan dengan akurasi (accurately), konsistensi,
dan dapat dipercaya. Artinya, hasil pengukurannya tidak berubah-ubah
walaupun instrumen ukuran tersebut digunakan berulang kali tetap akan

18
Gunawan Sudarmanto, Statistik Terapan Berbasis Komputer dengan Program IBM SPSS
Statistic 19, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), hal. 81
55

memberikan hasil yang relatif sama. Suatu instrumen ukuran dianggap


reliabel atau andal jika hasil pengukuran berulang kali dari satu gejala
yang diukur dengan instrumen ukuran itu tidak berubah dalam kondisi
yang konstan. Suatu ukuran yang akurat adalah ukuran yang cocok dengan
objek yang diukur.19
Uji reliabilitas instrumen penelitian ini akan menggunakan
reliability analysis dengan metode Alpha Cronbach yaitu metode dengan
menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:

( )( )

Penjelasan:
= Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach
k = Jumlah item pertanyaan
= Jumlah varians skor item
= Varians total

Tingkat keandalan instrumen ukuran dari hasil uji dengan


menggunakan metode Cronbach ditentukan oleh koefisien reliabilitas
(yang ditunjukkan oleh besarnya koefisien korelasi) dengan nilai
bervariasi dari 0 hingga 1. Jika hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai
Cronbach’s Alpha > 0,7 maka instrumen ukuran tersebut mengindikasikan
satisfactory internal consistency reliability sehingga layak digunakan
sebagai instrumen ukuran untuk penelitian. Tetapi jika < 0,6 maka
instrumen ukuran tersebut mengindikasikan unsatisfactory internal
consistency reliability sehingga tidak layak digunakan sebagai instrumen

19
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial Kuantitatif, (Bandung: Refika Aditama, 2015), hal. 463
56

ukuran untuk penelitian.20 Ada pula yang memaknakannya sebagai


berikut:

Tabel 3.7

Pedoman Menentukan Tingkat Keandalan Instrumen Ukuran dari


Cronbach

Hasil uji Alpha Cronbach Derajat Keandalan

< 0,5 Rendah

0,5 – 0,7 Sedang

0,7 – 0,9 Tinggi

> 0,9 Sangat Tinggi

Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas dengan menggunakan SPSS


versi 23 pada variabel X (Pembiayaan Pendidikan) yaitu:

Tabel 3.8

Hasil Uji Reliabilitas Variabel X (Pembiayaan Pendidikan)

Sumber: Hasil olah data penelitian

Dapat diketahui bahwa hasil Cronbach’s Alpha adalah 0,910 maka


dapat disimpulkan bahwa data reliabel. Karena hasil Cronbach’s Alpha di
atas menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha 0,910 > 0,7 sehingga
dapat disimpulkan butir-butir instrumen untuk variabel X (Pembiayaan
Pendidikan) dikatakan reliabel dengan tingkat reliabilitas sangat tinggi.

20
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial Kuantitatif, (Bandung: Refika Aditama, 2015), hal. 471
57

Berikut ini adalah hasil uji reliabilitas pada variabel Y (Kualitas


Pendidikan), yaitu:

Tabel 3.9

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Y (Kualitas Pendidikan)

Sumber: Hasil olah data penelitian

Dapat diketahui bahwa hasil Cronbach’s Alpha adalah 0,903 maka


dapat disimpulkan bahwa data reliabel. Karena hasil Cronbach’s Alpha di
atas menunjukkan bahwa nilai Cronbach’s Alpha 0,903 > 0,7 sehingga
dapat disimpulkan butir-butir instrumen untuk variabel Y (Kualitas
Pendidikan) dikatakan reliabel dengan tingkat reliabilitas sangat tinggi.

H. Teknik Pengolahan Data


Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data
dilaksanakan. Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data secara umum
dilaksanakan dengan melalui beberapa tahap, yaitu:
1. Editing adalah proses pengecekan atau memeriksa data yang telah berhasil
dikumpulkan dari lapangan, karena ada kemungkinan data yang telah
dimasukan tidak memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan, tujuan dilakukan
editing untuk mengoreksi kesalahan-kesalahan dan kekurangan data yang
terdapat pada catatan di lapangan.21
2. Pengkodean adalah kegiatan setelah tahap editing selesai, kegunaannya
untuk memberikan identitas pada data yang telah di edit sehingga data
tersebut memiliki arti tertentu saat di analisis. Coding merupakan suatu
21
Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Dengan Perbandingan Perhitungan
Manual dan SPSS, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2014), hal. 86
58

proses penyusunan secara sistematis data mentah (yang ada dalam angket)
ke dalam bentuk yang mudah dibaca.22
3. Tabulasi merupakan kegiatan terakhir dari pengolahan data. Tabulasi
adalah proses penempatan data ke dalam tabel-tabel tertentu dan mengatur
angka-angka serta menghitungnya.23 Tabel-tabel yang dibuat harus mampu
meringkas dan memudahkan dalam proses analisis data.

I. Uji Asumsi Dasar


Uji asumsi dasar digunakan untuk mengetahui pola dan varian serta
kelinearitasan dari suatu populasi (data). Apakah populasi atau data
berdistribusi normal atau tidak, atau juga uji dapat digunakan untuk
mengetahui apakah populasi mempunyai beberapa varian yang sama, serta
untuk menguji kelinearitasan data.
1. Uji Normalitas
Menurut Sudarmanto, persyaratan yang diperlukan dalam
penggunaan statistik parametrik selain data yang diperoleh harus berskala
interval, maka diperlukan persyaratan lain yaitu berupa uji normalitas.24
Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah dalam model regresi
variabel terikat dan variabel bebas mempunyai distribusi normal atau
tidak. Karena model regresi yang baik adalah model regresi yang
berdistribusi normal.
Dalam penelitian ini menggunakan perhitungan dengan aplikasi
SPSS versi 23. Pengujian uji normalitas ini menggunakan tabel Tests of
Normality dengan uji Kolmogorov-Smirnov dan Normal P-P Plot of
Regression Standardized Residual untuk mengetahui apakah distribusi

22
Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Jannah, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Rajawali
Pers, 2011), hal. 171
23
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Kencana, 2009), hal. 168
24
Gunawan Sudarmanto, Statistik Terapan Berbasis Komputer dengan Program IBM SPSS
Statistic 19, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), hal. 104
59

data pada tiap-tiap variabel normal atau tidak dengan menggunakan


kriteria pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut:
a. Tests of Normality dengan uji Kolmogorov-Smirnov
1) Jika data pada variabel X dan variabel Y lebih dari 0,05 maka data
dinyatakan berdistribusi normal
2) Jika data pada variabel X dan variabel Y kurang dari 0,05 maka
data dinyatakan tidak berdistribusi normal25
b. Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual
1) Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti
arah diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi
normalitas26

2. Uji Linearitas
Uji linearitas yaitu suatu analisis guna menguji atau mengetahui
apakah hubungan antar satu variabel dengan variabel lainnya memiliki
kecenderungan mengikuti garis lurus (linear) atau tidak. Apabila hubungan
tersebut memiliki kecenderungan mengikuti garis lurus, maka adanya
peningkatan atau penurunan kuantitas pada satu variabel, akan diikuti
secara linear oleh peningkatan atau penurunan pada variabel lainnya. 27 Uji
ini berkaitan dengan penggunaan regresi linear. Dasar pengambilan
keputusan uji linearitas dapat dilakukan dengan du acara yakni:
a. Berdasarkan nilai signifikansi
1) Jika nilai signifikansi > 0,05 maka terdapat hubungan linear antara
variabel X dengan variabel Y.

25
Duwi Priyatno, Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS, (Yogyakarta: Gava
Media, 2013), hal. 58
26
Duwi Priyatno, Ibid, hal. 59
27
Gunawan Sudarmanto, Statistik Terapan Berbasis Komputer dengan Program IBM SPSS
Statistic 19, (Jakarta: Mitra Wacana Media, 2013), hal. 193
60

2) Jika nilai signifikansi < 0,05 maka tidak terdapat hubungan linear
antara variabel X dengan variabel Y.
b. Berdasarkan nilai F
1) Jika Fhitung < Ftabel maka terdapat hubungan linear antara variabel X
dengan variabel Y.
2) Jika Fhitung > Ftabel maka tidak terdapat hubungan linear antara
variabel X dengan variabel Y.28

3. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas adalah keadaan dimana terjadinya
ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang
baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskedastisitas.
Heteroskedastisitas menyebabkan penaksir atau estimator menjadi tidak
efisien dan nilai koefisien determinasi akan menjadi sangat tinggi.
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dengan melihat pola titik-titik pada Scatterplot regresi
pada program aplikasi SPSS versi 23. Jika titik-titik menyebar dengan pola
yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi masalah heteroskedastisitas.29
Dasar pengambilan keputusan dalam uji heteroskedastisitas dengan
menggunakan grafik Scatterplot pada program aplikasi SPSS versi 23,
yaitu:
a. Jika terdapat pola tertentu pada grafik Scatterplot SPSS, seperti titik-
titik yang membentuk pola teratur (bergelombang, menyebar kemudian
menyempit), maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi
heteroskedastisitas.

28
Sahid Raharjo, Cara Melakukan Uji Linearitas dengan Program SPSS,
https://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-heteroskedastisitas-dengan-program-spss.html diakses
pada tanggal 18 Juli 2018 pukul 00.46 WIB
29
Duwi Priyatno, Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS, (Yogyakarta: Gava
Media, 2013), hal. 60
61

b. Sebaliknya, jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar,
maka indikasinya adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.30

J. Teknik Analisis Data


Teknik analisis data merupakan suatu metode atau cara untuk
mengolah sebuah data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut
menjadi mudah untuk dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan solusi
permasalahan dalam sebuah penelitian. Dalam penelitian ini, data yang
terkumpul selanjutnya akan diuji dan dianalisis dengan program Statistical
Product and Service Solutions (SPSS) versi 23. Adapun teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Regresi Linear Sederhana


Analisis regresi merupakan sarana yang dipergunakan untuk
hubungan fungsional antara variabel-variabel yang dinyatakan dalam
bentuk persamaan matematik dan garis. Persamaan matematik dan garis
yang didapat disebut dengan persamaan regresi yang dapat berbentuk garis
lurus (linear) atau tidak lurus (non-linear). Hubungan fungsional terdiri
dari dua jenis variabel yaitu variabel bebas atau variabel prediktor
(dependent) umumnya dinyatakan dengan X dan variabel terikat atau
variabel respon (independent) dinyatakan dengan Y.31
Kegunaan regresi dalam penelitian ini adalah untuk meramalkan
atau memprediksi variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui.
Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan
fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variabel bebas (X)
terhadap variabel terikat (Y). karena ada perbedaan yang mendasar dari

30
Sahid Raharjo, Cara Melakukan Uji Linearitas dengan Program SPSS,
https://www.konsistensi.com/2015/01/uji-heteroskedastisitas-dengan-grafik.html diakses pada
tanggal 18 Juli 2018 pukul 01.14 WIB
31
Budi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: Refika Aditama, 2010), hal.
125
62

analisis korelasi dan analisis regresi. Pasa dasarnya analisis regresi dan
analisis korelasi keduanya punya hubungan yang sangat kuat dan
mempunyai keeratan. Setiap analisis regresi otomatis ada analisis
korelasinya, tetapi sebaliknya analisis korelasi belum tentu diuji regresi
atau diteruskan dengan analisis regresi.32
Persamaan regresi linear sederhana dirumuskan sebagai berikut:

Dimana:
Ŷ = (dibaca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan
X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk
diprediksikan
a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0
b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan
nilai peningkatan (+) atau nilai (-) variabel Y

Dari persamaan di atas perlu dicari koefisien-koefisien regresi a


dan b dengan formula:
( )
( )

( )
( )

Jika yang dihitung koefisien b, maka koefisien a dapat dicari


dengan formula:

32
Riduwan dan Akdon, Rumus dan Data dalam Analisis Statistika, (Bandung: Alfabeta, 2007),
hal. 133
63

Konstanta a adalah titik potong (intercept), yaitu pertemuan garis


ordinat dengan sumbu Y pada X, jika X sama dengan nol (0), maka a +
b(0).
Konstanta b adalah kemiringan garis lurus (slope). Angka b yang semakin
besar maka semakin miring garis lurus dan sebaliknya. Besarnya konstanta
b akan menunjukkan dua hal, yaitu arah hubungan positif atau negatif dan
perubahan Y yang terjadi karena perubahan pada variabel X.33

K. Hipotesis Statistik
Alat uji yang digunakan untuk menguji hipotesis penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode regresi linear sederhana. Untuk membenarkan
uji hipotesis, maka peneliti menggunakan uji statistik terhadap data-data yang
diperoleh, yaitu:
1. Uji Parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen
secara parsial terhadap variabel dependen, apakah pengaruhnya signifikan
atau tidak.34 Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut:
a. t hitung ≤ t tabel maka H0 diterima
b. t hitung > t tabel maka H0 ditolak35

2. Uji Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi adalah satu ukuran dari proporsi dari
variansi dalam satu variabel dependen yang dihitung melalui variabel
independen.36 Koefisien Determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui
seberapa besar persentase sumbangan pengaruh variabel independen
33
Budi Susetyo, Statistika untuk Analisis Data Penelitian, (Bandung: Refika Aditama, 2010), hal.
128
34
Duwi Priyatno, Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS, (Yogyakarta: Gava
Media, 2013), hal. 50
35
Duwi Priyatno, Ibid, hal. 51
36
Ulber Silalahi, Metode Penelitian Sosial Kuantitatif, (Bandung: Refika Aditama, 2015), hal. 593
64

secara serentak terhadap variabel dependen.37 Nilai koefisien determinasi


adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan
variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen
amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan
koefisien determinasi adalah terhadap jumlah variabel independen, maka
R2 pasti meningkat, tidak perlu apakah variabel tersebut berpengaruh
terhadap variabel dependen.
Oleh karena itu pada penelitian ini menggunakan nilai R Square
(Adjusted R2) karena disesuaikan dengan jumlah variabel yang digunakan
dalam penelitian. Nilai Adjusted R2 dapat naik atau turun apabila satu
variabel independen ditambahkan ke dalam model

37
Duwi Priyatno, Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS, (Yogyakarta: Gava
Media, 2013), hal. 56
BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum SMK SATRIA Jakarta Barat


1. Profil Sekolah
Sekolah SMK SATRIA Jakarta Barat terletak ditepi Jl. Raya
Srengseng No. 26 A, Kelurahan Srengseng, Kecamatan Kembangan,
Kotamadya Jakarta Barat. SMK SATRIA Jakarta Barat dibangun pada
tahun 1956 dan status kepemilikan milik Yayasan Tarbiyatul Islamiyah
Al-Alawiyah di singkat menjadi Yayasan “AL-ALAWIYAH”. SMK
SATRIA Jakarta Barat memiliki luas tanah sekitar 2000 m2.

2. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah


a. Visi
Visi SMK SATRIA Jakarta Barat yaitu:
Terwujudnya generasi taqwa, cerdas, terampil, dan berwawasan
lingkungan.

b. Misi
Adapun yang menjadi misi dari SMK SATRIA Jakarta Barat yaitu:
1) Membangun lembaga-lembaga pendidikan yang memiliki kualitas
ilmu pengetahuan dan teknologi berlandaskan iman dan taqwa.
2) Menumbuhkan peserta didik yang berkompeten dan berakhlak
mulia melalui penghayatan terhadap ajaran agama dan budaya
bangsa.
3) Meningkatkan semangat generasi unggul dan bernalar sehat serta
kemauan ingin maju pada peserta didik, guru, dan karyawan.

65
66

4) Menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dalam upaya


meningkatkan mutu pembelajaran.
5) Membangun pengembangan teknologi informasi dan komunikasi
dalam proses pembelajaran dan administrasi sekolah.

c. Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari SMK SATRIA Jakarta Barat yaitu:
1) Menghasilkan lembaga yang profesional, bertanggung jawab, dan
amanah.
2) Menghasilkan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi
handal dan berkarakter.
3) Menghasilkan generasi penerus bangsa yang mencintai agama,
tanah air, dan orang tua.

3. Sarana dan Prasarana Sekolah

Tabel 4.1

Sarana dan Prasarana SMK SATRIA Jakarta Barat

No Sarana dan Prasarana Jumlah Keadaan


1 Ruang Belajar 26 Baik
2 Ruang Perpustakaan 1 Baik
3 Ruang Kepala Sekolah 1 Baik
4 Ruang Guru 2 Baik
5 Ruang Tata Usaha 1 Baik
6 Ruang Bimbingan Konseling 1 Baik
7 Ruang OSIS 1 Baik
8 Musholah 1 Baik
9 Ruang Laboratorium 7 Baik
10 Pos Satpam 1 Baik
11 Wc Guru 4 Baik
67

12 Wc Siswa 4 Baik
13 Wc Siswi 4 Baik
14 Kantin 1 Baik
15 Lapangan Olah Raga 1 Baik
16 Tempat Parkir Kendaraan 1 Baik

4. Kegiatan Ekstrakurikuler Sekolah


Kegiatan ekstrakurikuler yang menjadi rutinitas siswa/siswi SMK
SATRIA Jakarta Barat yaitu:

a. Bola Basket
b. Bola Volly
c. English Club
d. Futsal
e. Marawis
f. Paskibra
g. Pramuka
h. Sepak Bola
i. Taekwondo

5. Personil Sekolah
a. Kepala Sekolah
SMK SATRIA Jakarta Barat mengalami beberapa kali
pergantian kepala sekolah, sebagai berikut:

Tabel 4.2

Kepala Sekolah SMK SATRIA Jakarta Barat

No. Tahun Nama Kepala Sekolah


1 1987 – 2001 Drs. Sugandi dilanjutkan oleh Drs. H. Endy
2 2001 – 2004 Drs. M. Gunawan
68

3 2004 – 2007 Drs. H. Matali


4 2007 – 2010 H. Moh. Sholeh, MM
5 2010 – 2013 Mahfudz, M.Pd
6 2013 – 2016 Drs. H. Nurhadi, MM
7 2016 – R. Erwin Nur Bhakti, ST, MM
sekarang

b. Tenaga Pendidik

Tenaga pendidik di SMK SATRIA Jakarta Barat pada tahun


pelajaran 2017/2018.

Tenaga Pendidik SMK SATRIA Jakarta


Barat
Tahun Pelajaran 2017/2018
35
30
25
20
15
10
5
0
SMA D3 S1 S2

Laki-laki Perempuan

Sumber : SMK SATRIA Jakarta Barat

Gambar 4.1: Tenaga Pendidik SMK SATRIA Jakarta Barat


Tahun Pelajaran 2017/2018

Berdasarkan gambar di atas, tenaga pendidik di SMK SATRIA


Jakarta Barat pada tahun pelajaran 2017/2018 terdapat tenaga pendidik
dengan tingkat pendidikan SMA sebanyak 1 pegawai perempuan,
tenaga pendidik dengan tingkat pendidikan D3 sebanyak 2 pegawai
laki-laki dan 2 pegawai perempuan, tenaga pendidik dengan tingkat
69

pendidikan Strata Satu (S1) sebanyak 33 pegawai laki-laki dan 24


pegawai perempuan, dan tenaga pendidik dengan tingkat pendidikan
Strata Dua (S2) sebanyak 7 pegawai lak-laki dan 1 pegawai
perempuan. Dengan demikian, jumlah keseluruhan tenaga pendidik di
SMK SATRIA Jakarta Barat pada tahun pelajaran 2017/2018 adalah
70 orang.

c. Tenaga Kependidikan
Gambaran umum tenaga pendidik kependidikan SMK SATRIA
Jakarta Barat yaitu sebagai berikut:

Keterangan

PTT : Pembantu Tidak Tetap


KT : Karyawan Tetap

Tabel 4.3

Keadaan Tenaga Kependidikan

SMK SATRIA Jakarta Barat

Tahun Pelajaran 2017/ 2018

L Bidang Lama
Nama Guru/ Mulai
No / Keahlian/ Pendidikan Status Beker-
Karyawan Tugas
P Jurusan ja
R. Erwin Nur Bhakti, Kepala S2 Manajemen
1 L 1997 Kepsek 20
ST, MM Sekolah SDM
2 Santoso, Drs, M.Pd L Keuangan S1 Manajemen 1993 PTT 24
S1 Bahasa
3 Adjie Gunawan, SE L Ekonomi 1996 PTT 21
Inggris
4 Romli, S.Pd L Kewirausahaan S1 1997 PTT 20
5 Siti Suproh, Hj. S.Pd P PDU Bendahara 1993 KT 24
6 Nahrawi, BA L PAI Pengutip SPP 1986 KT 31
Diana Jayanti, Hj.
7 P Sekretaris Pengutip SPP 2000 KT 17
S.Pd
70

Komputerisasi
8 Sumadi Santoso, S.Pdi L PAI 2000 KT 17
Siang
Administrasi
9 Tarmidji L IPS 2001 KT 16
Kesiswaan
Komputerisasi
10 Subur, SE L Akuntansi 2003 KT 14
Pagi
11 Lutfiyah P PGTK Pengutip SPP 2003 KT 14
12 Silviah Fitriani, SE P Akuntansi Adm. SPP 2005 KT 12
Adm.
13 Tuti Alawiyah, SE P Ekonomi 2007 KT 10
Kepegawaian
Pengutip SPP/
14 Ahmad Faisal L AP 2006 KT 11
Kepegawaian
15 Sanwani L Mesin Perpustakaan 1995 KT 22
Adm.
16 Khusnul Latifah P IPS 2008 KT 9
Perpustakaan
17 Sarnubi L IPS Keamanan 1998 KT 19
18 Wardi L Tata Niaga Keamanan 1998 KT 19
19 Danat, H. L Pesuruh 1986 KT 31
20 Sarmija L Pesuruh 1996 KT 21
21 Muchlisin L Pesuruh 2003 KT 14
22 Useli L Pesuruh 2001 KT 16
23 Jamilah P Pesuruh 2008 KT 9
24 Taufik L Pesuruh 2009 KT 8
Sumber: SMK SATRIA Jakarta
71

d. Peserta Didik
Jumlah peserta didik SMK SATRIA Jakarta Barat pada tahun
pelajaran 2017/2018 :

Peserta Didik SMK SATRIA Jakarta Barat


Tahun Pelajaran 2017/2018
150

100

50

0
Kelas X Kelas XI Kelas XII

Akuntansi Administrasi Perkantoran Pemasaran

Sumber : SMK SATRIA Jakarta Barat

Gambar 4.2: Peserta Didik SMK SATRIA Jakarta Barat


Tahun Pelajaran 2017/2018

Berdasarkan gambar di atas, peserta didik di SMK SATRIA


Jakarta Barat pada tahun pelajaran 2017/2018 dengan jumlah peserta
didik di kelas X sebanyak 320 siswa yang terdiri dari 80 siswa dari
jurusan akuntansi, 120 siswa dari jurusan administrasi perkantoran,
dan 120 siswa dari jurusan pemasaran, kemudian di kelas XI jumlah
peserta didik sebanyak 314 siswa yang terdiri dari 78 siswa dari
jurusan akuntansi, 120 siswa dari jurusan administrasi perkantoran,
dan 116 siswa dari jurusan pemasaran, dan jumlah peserta didik di
kelas XII sebanyak 314 siswa yang terdiri dari 78 siswa dari jurusan
akuntansi, 120 siswa dari jurusan administrasi perkantoran, dan 116
siswa dari jurusan pemasaran. Dengan demikian, jumlah seluruh
peserta didik SMK SATRIA Jakarta Barat tahun pelajaran 2017/2018
sebanyak 948 peserta didik.
72

B. Deskripsi Data
Penelitian yang dilakukan di SMK SATRIA Jakarta Barat
menggunakan teknik pengumpulan dan pengolahan data pembiayaan
pendidikan dan kualitas pendidikan yakni melalui angket. Dalam hal ini,
peneliti menggunakan kuesioner yang terdiri dari 23 butir soal untuk variabel
X (pembiayaan pendidikan) dan 28 butir soal untuk variabel Y (kualitas
pendidikan) dengan 4 alternatif pilihan jawaban yaitu: (1) SS (Sangat Setuju);
(2) S (Setuju); (3) TS (Tidak Setuju); dan (4) STS (Sangat Tidak Setuju).

Berikut ini akan dideskripsikan secara rinci mengenai hasil


perhitungan statistik dengan menggunakan uji regresi linear sederhana dengan
menggunakan SPSS versi 23.

1. Deskripsi Data Variabel X dan Hasil Analisisnya


a. Data Variabel X (Pembiayaan Pendidikan)
Data pembiayaan pendidikan diperoleh dari hasil angket.
Sampel diambil sebanyak 58 responden yang terdiri dari guru-guru di
SMK SATRIA Jakarta Barat. Dari jumlah sampel itu, peneliti
kemudian mengumpulkan data dan melakukan pengelompokkan data
tentang pembiayaan pendidikan. Data pembiayaan pendidikan dapat
dilihat secara rinci pada tabel berikut ini.

Tabel 4.4 Data Variabel X (Pembiayaan Pendidikan)

No Responden Pembiayaan
Pendidikan
1 Responden 1 67
2 Responden 2 70
3 Responden 3 82
4 Responden 4 60
5 Responden 5 83
6 Responden 6 81
7 Responden 7 84
73

8 Responden 8 85
9 Responden 9 72
10 Responden 10 78
11 Responden 11 79
12 Responden 12 68
13 Responden 13 72
14 Responden 14 83
15 Responden 15 56
16 Responden 16 83
17 Responden 17 83
18 Responden 18 68
19 Responden 19 77
20 Responden 20 59
21 Responden 21 62
22 Responden 22 75
23 Responden 23 71
24 Responden 24 63
25 Responden 25 61
26 Responden 26 64
27 Responden 27 65
28 Responden 28 61
29 Responden 29 66
30 Responden 30 63
31 Responden 31 84
32 Responden 32 81
33 Responden 33 54
34 Responden 34 56
35 Responden 35 67
36 Responden 36 65
37 Responden 37 69
74

38 Responden 38 58
39 Responden 39 59
40 Responden 40 57
41 Responden 41 57
42 Responden 42 74
43 Responden 43 77
44 Responden 44 85
45 Responden 45 89
46 Responden 46 78
47 Responden 47 75
48 Responden 48 76
49 Responden 49 78
50 Responden 50 82
51 Responden 51 60
52 Responden 52 76
53 Responden 53 59
54 Responden 54 75
55 Responden 55 74
56 Responden 56 73
57 Responden 57 49
58 Responden 58 76
Ʃ = 4104

b. Hasil Analisis Variabel X (Pembiayaan Pendidikan)


1) Rentang Nilai (r)
r = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
= 89 – 49
= 40
2) Jumlah Kelas (k)
k = 1 + 3,3 log n
75

= 1 + 3,3 log 58
= 1 + 3,3 • 1,76
= 6,82 ≈ 7
3) Panjang Interval (i)
i = Jumlah Rentang (r) : Jumlah Kelas (k)
= 40 : 7
= 5,71 ≈ 6
4) Tabel Distribusi Frekuensi Variabel X (Pembiayaan Pendidikan)

Tabel 4.5

Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Pembiayaan Pendidikan

Kelas Interval Fi Xi FiXi


49 – 54 2 51,5 103
55 – 60 10 57,5 575
61 – 66 9 63,5 571,5
67 – 72 9 69,5 625,5
73 – 78 14 75,5 1057
79 – 84 11 81,5 896,5
85 – 90 3 87,5 262,5
Ʃ 58 4091

Berdasarkan data distribusi frekuensi di atas dapat


digambarkan distribusi frekuensi pembiayaan pendidikan sebagai
berikut:
76

Pembiayaan Pendidikan
16
14
12
10
Frekuensi
8
6
4
2
0
49 - 54 55 - 60 61 - 66 67 - 72 73 - 78 79 - 84 85 - 90
Interval

Sumber: Hasil olah data perhitungan tabel distribusi frekuensi

Gambar 4.3 Distribusi Frekuensi Pembiayaan Pendidikan

5) Mean (Rata-rata)

Mean =

Mean =

Mean = 70,53

Dari hasil pembiayaan pendidikan pada guru-guru di SMK


SATRIA Jakarta Barat diperoleh nilai rata-rata sebesar 70,53. Dari
hasil nilai rata-rata pembiayaan pendidikan tersebut, kemudian
nilai yang diperoleh dikonversi dengan skala penilaian rentang 61
– 80. Rentang nilai ini menunjukkan bahwa pembiayaan
pendidikan di SMK SATRIA Jakarta Barat diinterpretasikan
tinggi.

2. Deskripsi Data Variabel Y dan Hasil Analisisnya


a. Data Variabel Y (Kualitas Pendidikan)
77

Data kualitas pendidikan diperoleh dari hasil angket. Sampel


diambil dari 58 responden yang terdiri dari guru-guru di SMK
SATRIA Jakarta Barat. Dari jumlah sampel itu, peneliti kemudian
mengumpulkan data dan melakukan pengelompokkan data tentang
kualitas pendidikan. Data penelitian kualitas pendidikan dapat dilihat
secara rinci pada tabel berikut ini.

Tabel 4.6 Data Variabel Y (Kualitas Pendidikan)

No Responden Pembiayaan
Pendidikan
1 Responden 1 71
2 Responden 2 86
3 Responden 3 94
4 Responden 4 83
5 Responden 5 108
6 Responden 6 91
7 Responden 7 100
8 Responden 8 106
9 Responden 9 99
10 Responden 10 100
11 Responden 11 97
12 Responden 12 78
13 Responden 13 95
14 Responden 14 99
15 Responden 15 79
16 Responden 16 96
17 Responden 17 97
18 Responden 18 88
19 Responden 19 90
20 Responden 20 73
78

21 Responden 21 80
22 Responden 22 104
23 Responden 23 98
24 Responden 24 75
25 Responden 25 72
26 Responden 26 85
27 Responden 27 86
28 Responden 28 83
29 Responden 29 86
30 Responden 30 78
31 Responden 31 82
32 Responden 32 77
33 Responden 33 81
34 Responden 34 79
35 Responden 35 87
36 Responden 36 86
37 Responden 37 88
38 Responden 38 84
39 Responden 39 80
40 Responden 40 76
41 Responden 41 83
42 Responden 42 103
43 Responden 43 110
44 Responden 44 106
45 Responden 45 110
46 Responden 46 109
47 Responden 47 95
48 Responden 48 95
49 Responden 49 76
50 Responden 50 102
79

51 Responden 51 91
52 Responden 52 101
53 Responden 53 81
54 Responden 54 98
55 Responden 55 102
56 Responden 56 95
57 Responden 57 94
58 Responden 58 97
Ʃ = 5245

b. Hasil Analisis Variabel Y (Kualitas Pendidikan)


1) Rentang Nilai (r)
r = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah
= 110 – 71
= 39
2) Jumlah Kelas (k)
k = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 58
= 1 + 3,3 • 1,76
= 6,82 ≈ 7
3) Panjang Interval (i)
i = Jumlah Rentang (r) : Jumlah Kelas (k)
= 39 : 7
= 5,57 ≈ 6

4) Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Y (Kualitas Pendidikan)


80

Tabel 4.7

Tabel Distribusi Frekuensi Variabel Kualitas Pendidikan

Kelas Interval Fi Xi FiXi


71 – 76 6 73,5 441
77 – 82 10 79,5 795
83 – 88 12 85,5 1026
89 – 94 5 91,5 457,5
95 – 100 14 97,5 1365
101 – 106 7 103,5 724,5
107 – 112 4 109,5 438
Ʃ 58 5247

Berdasarkan data distribusi frekuensi di atas dapat


digambarkan distribusi frekuensi kualitas pendidikan sebagai
berikut:

Kualitas Pendidikan
16
14
12
Frekuensi

10
8
6
4
2
0
71 - 76 77 - 82 83 - 88 89 - 94 95 - 100 101 - 106 107 - 112
Interval

Sumber: Hasil olah data perhitungan tabel distribusi frekuensi

Gambar 4.4 Distribusi Frekuensi Kualitas Pendidikan

5) Mean (Rata-rata)

Mean =
81

Mean =

Mean = 90,46

Dari hasil penilaian kualitas pendidikan di SMK SATRIA


Jakarta Barat diperoleh nilai rata-rata sebesar 90,46. Dari hasil nilai
rata-rata kualitas pendidikan tersebut, kemudian nilai yang
diperoleh dikonversi dengan skala penilaian rentang 81 – 100.
Rentang ini menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di SMK
SATRIA Jakarta Barat diinterpretasikan sangat tinggi.

D. Uji Prasyarat
1. Uji Normalitas
Uji Normalitas Residual digunakan untuk menguji apakah nilai
residual yang dihasilkan dari regresi terdistribusi secara normal atau tidak.
Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual yang
terdistribusi secara normal. Metode yang digunakan adalah metode grafik,
yaitu dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik
Normal P-P Plot of Regresstion Standardized. Sebagai dasar pengambilan
keputusannya, jika titik-titik menyebar sekitar garis mengikuti garis
diagonal, maka nilai residual tersebut adalah normal. Berikut ini adalah
hasil pengujian normalitas data dengan uji Kolmogorov-Smirnov dengan
menggunakan SPSS versi 23 seperti tabel berikut ini

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov

Sumber: Hasil olah data penelitian


82

Hipotesis:
Ho : data berasal dari distribusi yang normal
H1 : data berasal dari distribusi yang tidak normal

Dari hasil uji normalitas menggunakan Kolmogorov-Smirnov di


atas maka dapat ditarik kesimpulan, data pada variabel X (pembiayaan
pendidikan) dan variabel Y (kualitas pendidikan) memiliki nilai
signifikansi Kolmogorov-Smirnov masing-masing sebesar 0,200. Karena
nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 maka data
berdistribusi normal. Dari hasil analisis juga terlihat nilai statistik untuk
Kolmogorov-Smirnov variabel X (pembiayaan pendidikan) sebesar 0,097
> 0,05 dan variabel Y (kualitas pendidikan) memperoleh nilai sebesar
0,096 > 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi
normal.
Sedangkan hasil pengujiam dengan menggunakan grafik Normal
P-P Plot of Regression Standardized Residual pada SPSS versi 23, yaitu:

Gambar 4.5 Hasil Uji Normalitas


83

Dari hasil diagram di atas, tergambar jelas bahwa titik-titik yang


menyebar mengikuti mengikuti garis diagonal. Maka dari itu, dapat
ditarik kesimpulan bahwa data berdistribusi normal.

2. Uji Linearitas
Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah dua variabel
mempunyai hubungan yang linear atau tidak.

Tabel 4.9 Hasil Uji Linearitas

Sumber: Hasil olah data penelitian

Berdasarkan hasil output di atas, maka dasar pengambilan


keputusannya adalah:
a. Berdasarkan nilai signifikansi
Diperoleh nilai signifikansi = 0,369. Yang artinya 0,369 > 0,05 maka
terdapat hubungan linear antara variabel X (Pembiayaan Pendidikan)
dan variabel Y (Kualitas Pendidikan).
b. Berdasarkan nilai F
Diperoleh nilai Fhitung = 1,141 sedangkan Ftabel dicari berdasarkan hasil
output di atas yaitu :
df 1 = k – 1 = 2 – 1 = 1
df 2 = n – k = 58 – 2 = 56
Maka diperoleh nilai df 1 = 1 dan df 2 = 56, kemudian cari pada tabel
distribusi F 0,05 maka ditemukan nilai Ftabel = 4.01 yang artinya Fhitung
(1,141) < Ftabel (4,01) maka terdapat hubungan linear antara variabel X
(Pembiayaan Pendidikan) dan variabel Y (Kualitas Pendidikan).
84

3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas adalah pengujian varian residual yang tidak
sama pada semua pengamatan di dalam model regresi. Regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi Heteroskedastisitas. Berikut dilakukan Uji
Heteroskedastisitas dengan grafik, yaitu dengan melihat pola titik-titik
pada grafik regresi.
Dasar kriteria dalam pengambilan keputusan pengujian ini yaitu:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk suatu
pola tertentu yang teratur, maka terjadi Heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di
bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

Gambar 4.6 Diagram Uji Heteroskedastisitas


85

Dari output hasil SPSS versi 23, diketahui bahwa titik-titik tidak
membentuk pola yang jelas, dan titik-titik menyebar di atas sumbu X dan
Y, maka tidak terjadi Heteroskedastisitas.

E. Hasil Pengujian Statistik


1. Uji Regresi Linear
Uji regresi linear dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS
versi 23. Dengan hasil sebagai berikut.

Tabel 4.10 Metode Uji Regresi Linear Sederhana

Sumber: Hasil olah data penelitian

Dari output di atas dapat dilihat bahwa variabel independen yang


dimasukan ke dalam model adalah variabel pembiayaan pendidikan dan
variabel dependennya adalah kualitas pendidikan. Sedangkan metode
regresi menggunakan Enter.
Persamaan regresi linear sederhana dirumuskan sebagai berikut:

Dimana:
Ŷ = (dibaca Y topi) subjek variabel terikat yang diproyeksikan
X = Variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu untuk
diprediksikan
a = Nilai konstanta harga Y jika X = 0
86

b = Nilai arah sebagai penentu ramalan (prediksi) yang menunjukkan


nilai peningkatan (+) atau nilai (-) variabel Y

Tabel 4.11 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Sederhana

Sumber: Hasil olah data penelitian

Pengujian regresi linear dapat dilihat dari hasil oiutput Coefficients.


Nilai-nilai output kemudian dimasukkan kedalam persamaan regresi
sebagai berikut:

Ŷ = 39,064 + 0,726X

Arti dari angka-angka tersebut antara lain:


1) Nilai konstanta (a) adalah 39,064 ini dapat diartikan jika pembiayaan
pendidikannya adalah 39,064 maka kualitas pendidikan bernilai
39,064.
2) Nilai koefisien regresi variabel harga (b) bernilai positif yaitu 0,726
maka dapat diartikan bahwa setiap peningkatan pembiayaan
pendidikan sebesar 0,726 maka kualitas pendidikan juga meningkat
sebesar 0,726.

Kemudian, penjelasan kolom dari tabel di atas yaitu:


1) Unstandarized Coefficent adalah nilai koefisien yang tidak
terstandarisasi atau tidak ada patokan. Nilai ini menggunakan satuan
yang digunakan pada data variabel dependen. Koefisien B terdiri dari
nilai konstan (harga Y jika X = 0) dan koefisien regresi (nilai yang
87

menunjukkan peringkat atau penurunan variabel Y yang didasarkan


pada variabel X). nilai-nilai inilah yang masuk dalam persamaan
regresi linear.
2) Standard Error adalah nilai maksimum kesalahan yang dapat terjadi
dalam memperkirakan rata-rata populasi berdasarkan sampel.
3) Standard Coefficient (nilai koefisien yang telah terstandarisasi), nilai
koefisien Beta semakin mendekati 0 maka hubungan antara variabel X
dengan Y tidak kuat. Sedangkan hasil nilai Beta yang didapatkan
adalah sebesar 0,668, maka hal ini berarti terjadi hubungan yang cukup
erat karena mendekati 1.
4) T hitung adalah pengujian signifikansi untuk mengetahui pengaruh
variabel X terhadap Y, apakah berpengaruh signifikan atau tidak. Uji t
membandingkan antara Thitung dengan Ttabel.
5) Signifikansi adalah besarnya probabilitas untuk memperoleh
persalahan dalam mengambil keputusan.

2. Hasil Uji Hipotesis


a. Uji T
Uji T pada kasus ini digunakan untuk mengetahui apakah
pembiayaan pendidikan berpengaruh secara signifikan atau tidak
terhadap kualitas pendidikan. Pengujian menggunakan tingkat
signifikansi 0,05 dan 2 sisi. Hasil uji T bisa dilihat dari output
Coefficients (Tabel 4.11). Langkah-langkah pengujian sebagai berikut:
1) Perumusan Hipotesis
H0: Pembiayaan pendidikan tidak berpengaruh terhadap kualitas
pendidikan
H1: Pembiayaan pendidikan berpengaruh terhadap kualitas
pendidikan
2) Penentuan Thitung
88

Dari output didapat nilai Thitung (equal variance assumed)


yang dilihat pada kolom ke 5 (Tabel 4.11) adalah 6,719 dengan
signifikansi 0,000.
3) Penentuan Ttabel
Ttabel dapat dilihat pada tabel statistik dengan nilai signifikansi 0,05
: 2 = 0,025 (uji 2 sisi) dengan derajat kebebasan (df = n – 2) yaitu
df = 58 – 2 = 56, hasil diperoleh untuk Ttabel sebesar 2,003
4) Kriteria Pengujian
a) Jika Thitung < Ttabel maka H0 diterima.
b) Jika Thitung > Ttabel maka H0 ditolak.
Berdasarkan Signifikansi
a) Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima.
b) Jika signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak.

5) Membuat Kesimpulan
Nilai Thitung > Ttabel (6,719 > 2,003) dan signifikansi (0,000 < 0,05)
maka H0 ditolak. Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh
antara pembiayaan pendidikan terhadap kualitas pendidikan.

3. Koefisien Determinasi
Untuk mengetahui besarnya pengaruh pembiayaan pendidikan (X)
terhadap kualitas pendidikan (Y) dalam analisis regresi linear sederhana,
bisa dilihat pada nilai R Square atau R2 yang terdapat pada output SPSS
versi 23 yaitu:
89

Tabel 4.12 Hasil R Square

Sumber: Hasil olah data penelitian

Hasil dari tabel di atas, pada bagian ini ditampilkan nilai R = 0,668
dan koefisien determinasi (R Square) sebesar 0,446. Nilai ini
menunjukkan pengertian bahwa kualitas pendidikan (Y) dipengaruhi
sebesar 44,6% sedangkan 55,4% dipengaruhi oleh variabel lain seperti
sarana prasarana dan kualitas para tenaga pendidik.

F. Interpretasi Data
Berdasarkan hasil analisis statistik yang telah dilakukan terhadap
kedua variabel, variabel pembiayaan pendidikan memperoleh skor tertinggi
89, skor terendah 49 dan rata-rata 70,53. Jika dikonversikan dengan skala
penilaian rentang 61 – 80, maka nilai rata-rata variabel pembiayaan
pendidikan berada pada kategori tinggi.
Sementara hasil analisis statistik untuk variabel kualitas pendidikan
diperoleh skor tertinggi 110, skor terendah 71 dan nilai rata-rata 90,46. Jika
dikonversikan dengan skala penilaian rentang 81 – 100, maka nilai rata-rata
variabel kualitas pendidikan berada pada kategori sangat tinggi.
Berdasarkan hasil uji asumsi klasik yang telah dilakukan terhadap
kedua variabel dengan melalui empat uji yaitu untuk hasil uji normalitas
dengan melihat penyebaran data pada sumber diagonal pada grafik Normal P-
P Plot of Regression Standardized Residual (Gambar 4.5) dan uji One Sample
Kolmogorov-Smirnov (Tabel 4.8) disimpulkan bahwa data pada variabel X
(Pembiayaan Pendidikan) dan variabel Y (Kualitas Pendidikan) memiliki nilai
90

signifikansi 0,200, karena signifikansi lebih dari 0,05 maka data tersebut
dinyatakan berdistribusi normal. Dari hasil analisis juga terlihat nilai statistik
untuk Kolmogorov-Smirnov variabel X (pembiayaan pendidikan) sebesar
0,097 > 0,05 dan variabel Y (kualitas pendidikan) memperoleh nilai sebesar
0,096 > 0,05 maka data tersebut dinyatakan berdistribusi normal. Sedangkan
dari hasil uji normalitas menggunakan grafik Normal P-P Plot of Regression
Standardized Residual (Gambar 4.5) dapat disimpulkan bahwa grafik tersebut
menghasilkan data y menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah
garis diagonal, maka data tersebut berdistribusi normal.
Kemudian hasil uji linearitas bisa dilihat pada hasil SPSS versi 23
yaitu ANOVA Tabel (Tabel 4.9) sehingga dapat disimpulkan bahwa
berdasarkan nilai signifikansi, diperoleh nilai signifikansi = 0,369. Yang
artinya 0,369 > 0,05 maka terdapat hubungan linear antara variabel X
(Pembiayaan Pendidikan) dan variabel Y (Kualitas Pendidikan). Sedangkan,
berdasarkan nilai F diperoleh nilai Fhitung = 1,141 kemudian nilai Ftabel dicari
berdasarkan hasil output SPSS yaitu df 1.56 kemudian cari pada tabel
distribusi F 0,05 maka ditemukan nilai Ftabel = 4,01. Yang artinya Fhitung
(1,141) < Ftabel (4,01) maka terdapat hubungan linear antara variabel X
(Pembiayaan Pendidikan) dan variabel Y (Kualitas Pendidikan).
Untuk hasil uji heteroskedastisitas bisa dilihat pada output diagram
Scatterplot (Gambar 4.6), terlihat bahwa titik-titik menyebar dan tidak
membentuk pola tertentu yang jelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
terjadi masalah heteroskedastisitas. Setelah empat uji asumsi klasik dilakukan
maka syarat kelayakan untuk menggunakan uji regresi linear sederhana sudah
terpenuhi.
Hasil pengujian statistik melalui uji regresi linear sederhana dapat
dilihat hasilnya pada (Tabel 4.11) yaitu a = angka konstan dari
Unstandardized Coefficients nilainya sebesar 39,064 dan b = angka koefisien
regresi nilainya sebesar 0,726. Angka ini mengandung arti bahwa setiap
penambahan 1% tingkat Pembiayaan Pendidikan (X), maka Kualitas
Pendidikan (Y) akan meningkat sebesar 0,726. Karena nilai koefisien regresi
91

bernilai positif (+), maka dengan demikian dapat dikatakan bahwa


Pembiayaan Pendidikan (X) berpengaruh positif terhadap Kualitas Pendidikan
(Y) sehingga persamaan regresinya adalah Ŷ = 39,064 + 0,726X.
Berdasarkan hasil besarnya persamaan Ŷ, maka untuk mengetahui
apakah terdapat pengaruh atau tidak antara variabel Y (Pembiayaan
Pendidikan) dan variabel Y (Kualitas Pendidikan), maka perlu dilakukan Uji T
yaitu dengan melakukan perbandingan antara Thitung dengan Ttabel. Namun,
sebelum dilakukan perbandingan, terlebih dahulu dicari derajat kebebasan
atau df (degree of freedom), yaitu : df = n – k = 58 – 2 = 56. Diketahui nilai df
adalah 56, maka dicari pada tabel statistik pada signifikansi 0,05 : 2 = 0,025
(uji 2 sisi), maka di dapat nilai Ttabel sebesar 2,003. Sedangkan, nilai Thitung
didapatkan dari hasil output SPSS versi 23 pada tabel 4.11 sebesar 6,719.
Berdasarkan kriteria pengambilan keputusan, maka jika Thitung < Ttabel
maka H0 diterima dan jika Thitung > Ttabel maka H0 ditolak. Sesuai dengan hasil
yang telah didapatkan maka hasilnya Thitung (6,719) > Ttabel (2,003) maka H0
ditolak. Berdasarkan hasil tersebut berarti terdapat pengaruh antara
pembiayaan pendidikan terhadap kualitas pendidikan di SMK SATRIA
Jakarta Barat.
Kemudian untuk melihat hasil persentase besarnya pengaruh variabel
X (Pembiayaan Pendidikan) dengan variabel Y (Kualitas Pendidikan) yaitu
dengan menggunakan koefisien determinasi atau R Square. Nilai koefisien
determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R Square yang mendekati nol
berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan
untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Dari hasil yang didapat pada tabel 4.12 Diperoleh nilai R Square
sebesar 0,446 dan apabila dipersentasekan hasilnya adalah 44,6%. Hal ini
menunjukkan pengertian bahwa variabel Y (Kualitas Pendidikan) dipengaruhi
sebesar 44,6% oleh variabel X (Pembiayaan Pendidikan) sedangkan sisanya
92

sebesar 55,4% dipengaruhi oleh variabel lain seperti sarana dan prasarana
pendidikan serta kualitas para tenaga pendidik.

G. Pembahasan Hasil Penelitian


Hasil dari penelitian menyebutkan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dari pembiayaan pendidikan terhadap kualitas pendidikan di SMK
SATRIA Jakarta Barat.
Hal tersebut dapat dilihat pada pengujian statistik (uji T), hasil nilai
Thitung sebesar 6,719 dan Ttabel sebesar 2,003 dengan nilai signifikansi sebesar
0,000. Dengan kriteria pengujian jika Thitung > Ttabel dan jika Signifikansi <
0,05 maka H0 ditolak. Sehingga hasilnya yaitu terdapat pengaruh yang
signifikan antara pembiayaan pendidikan terhadap kualitas pendidikan di
SMK SATRIA Jakarta Barat.
Kemudian pada pengujian statistik melalui uji regresi linear sederhana
yaitu a = angka konstan dari Unstandardized Coefficients nilainya sebesar
39,064 dan b = angka koefisien regresi nilainya sebesar 0,726. Angka ini
mengandung arti bahwa setiap penambahan 1% tingkat Pembiayaan
Pendidikan (X), maka Kualitas Pendidikan (Y) akan meningkat sebesar 0,726.
Serta nilai R Square sebesar 0,446 yang artinya sebesar 44,6% kualitas
pendidikan SMK SATRIA Jakarta Barat dipengaruhi oleh pembiayaan
pendidikannya, dan sebesar 55,4% dipengaruhi faktor lain seperti sarana dan
prasarana pendidikan serta kualitas para tenaga pendidik.
Wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMK SATRIA pun
menyatakan bahwa memang terdapat pengaruh pembiayaan pendidikan
terhadap kualitas pendidikan, semakin baik pembiayaan pendidikannya maka
semakin besar pula peningkatan kualitas pendidikannya. Hal ini juga bisa
dilihat pada ketersediaan sarana dan prasarana sebagai pendukung kegiatan
belajar mengajar yang berasal dari pembiayaan pendidikan serta kuantitas
tenaga pendidik dan kependidikan yang cukup memadai di SMK SATRIA
Jakarta Barat. Selain itu SMK SATRIA Jakarta Barat merupakan lembaga
93

pendidikan dibawah naungan Yayasan Tarbiyah Islamiyah Al Alawiyah


sehingga memiliki sumber pembiayaan pendidikan yang tercukupi.
Uhar Suharsaputra berpendapat, bahwa pembiayaan pendidikan
meliputi direct cost dan indirect cost. Direct cost yaitu biaya langsung yang
meliputi gaji guru dan personil lainnya, fasilitas kegiatan belajar mengajar,
alat laboratorium, buku pelajaran, dan buku perpustakaan. Sedangkan indirect
cost yaitu biaya tidak langsung yang meliputi biaya hidup, biaya transportasi
ke sekolah, biaya jajan, dan harga kesempatan (opportunity cost).1
Sedangkan untuk kualitas pendidikan, merujuk pada Choirul Fuad
Yusuf yang dikutip dalam artikel dengan judul Mengharapkan Sekolah Makin
Bermutu, faktor kebermutuan pendidikan dapat dilihat dari aspek pelayanan
penyelenggaraan pendidikannya (dimensi proses), ketersediaan fasilitas sarana
dan prasarana, kuantitas dan kualitas tenaga kependidikan, prestasi akademik
siswa, kepuasan dan kepercayaan orang tua pada sistem pendidikan serta
kemampuan kompetensi lulusannya dalam kehidupan.2
Dengan demikian biaya dan kualitas pendidikan merupakan variabel
yang mempunyai keterkaitan secara langsung dalam menjalankan proses
pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan belajar pesera didik di jenjang
sekolah menengah kejuruan, sehingga biaya pendidikan memberikan pengaruh
yang positif melalui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan
Dalam menunjang kualitas pendidikan di SMK, pembiayaan
pendidikan diharapkan mampu memenuhi kebutuhan pendidikan sehingga
menunjang peningkatan kualitas di sekolah tersebut. Berdasarkan penelitian di
SMK SATRIA Jakarta Barat, sumber pembiayaan dari orang tua dan dana
BOS, hal tersebut membuktikan bahwa untuk menyelenggarakan pendidikan
diperlukan peran serta pembiayaan pendidikan dengan demikian akan mampu
meningkatkan kualitas pendidikan di SMK SATRIA Jakarta Barat.

1
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan, (Bandung: Revika Aditama, 2010), hal. 261
2
Choirul Fuad Yusuf, Budaya Sekolah & Mutu Pendidikan, (Jakarta: Pena Citasatria, 2008), hal.
21
94

Secara umum, hasil penelitian ini serupa dengan hasil penelitian


Manoto Togatorop pada tahun 2017 bahwa terdapat pengaruh pembiayaan
pendidikan terhadap mutu pendidikan dan hasil analisis yang diperoleh
menggunakan koefisien korelasi antar variabel dengan menggunakan Rumus
Product Moment bahwa korelasi antara biaya pendidikan dengan mutu
sekolah sebesar 0,491. Dengan demikian terdapat pengaruh yang positif antara
variabel pembiayaan pendidikan terhadap mutu pendidikan.

H. Keterbatasan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti merasa memiliki
keterbatasan pada hal-hal sebagai berikut.
1. Sulitnya medapat izin dari berbagai sekolah sebelum SMK SATRIA
Jakarta Barat yang menerima peneliti dalam melakukan penelitian dengan
tema Pembiayaan Pendidikan.
2. Data atau informasi yang didapatkan peneliti tidak sepenuhnya diberikan
oleh pihak sekolah karena memang data pembiayaan sekolah bersifat
rahasia.
3. Penyusunan instrumen dan penyebaran angket menguras waktu yang
cukup lama karena banyaknya kegiatan yang dilakukan oleh guru-guru
setiap harinya.
4. Peneliti hanya menggunakan angket dan wawancara tidak terstruktur
untuk mendapatkan informasi yang diperlukan dari sekolah sehingga
dirasakan kurang mendalam.
BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya tentang pengaruh pembiayaan pendidikan terhadap kualitas
pendidikan di SMK SATRIA Jakarta Barat, maka dapat diambil kesimpul
yaitu sebagai berikut:
1. Hasil uji t diketahui bahwa nilai thitung > ttabel yaitu 6,719 > 2,003 yang
artinya H0 ditolak maka terdapat pengaruh antara pembiayaan pendidikan
terhadap kualitas pendidikan di SMK SATRIA Jakarta Barat. Serta nilai R
Square yang mendekati 1 (satu) yaitu 0,446 dan apabila dipersentasekan
hasilnya adalah 44,6% sehingga 44,6% kualitas pendidikan di SMK
SATRIA Jakarta Barat dipengaruhi oleh pembiayaan pendidikan, dan
sebesar 55,4% dipengaruhi oleh faktor lain seperti sarana dan prasarana
serta kualitas tenaga pendidik.
2. Hasil uji regresi linear sederhana, a = angka konstan nilainya sebesar
39,064 dan b = angka koefisien regresi nilainya sebesar 0,726. Angka ini
mengandung arti bahwa setiap penambahan 1% tingkat pembiayaan
pendidikan (X), maka kualitas pendidikan (Y) akan meningkat sebesar
0,726. Karena nilai koefisien regresi bernilai positif (+), maka dengan
demikian dapat dikatakan bahwa pembiayaan pendidikan berpengaruh
terhadap kualitas pendidikan sehingga persamaan regresinya adalah Y =
39,064 + 0,726 X.

95
96

B. Implikasi
Beberapa implikasi yang perlu mendapat perhatian yaitu:
1. Implikasi Teoritis
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pembiayaan pendidikan
berpengaruh secara signifikan terhadap kualitas pendidikan. Hasil
penelitian menunjukkan variabel pembiayaan pendidikan memiliki
pengaruh yang kuat terhadap kualitas, apabila pembiayaan pendidikan
tidak digunakan sesuai dengan tahapan dan prosedur yang ada maka
kepala sekolah tidak akan mengerti dalam menggunakan pembiayaan
pendidikan sehingga akan berdampak pula terhadap kualitas pendidikan.

2. Implikasi Praktis
a. Pembiayaan Pendidikan
Implikasi penelitian ini untuk pembiayaan pendidikan adalah jika
kepala sekolah tidak mampu mengolah pembiayaan pendidikan maka
tujuan sekolah tidak akan tercapai karena pembiayaan di sekolah tidak
dapat terealisasi secara maksimal dan akan berdampak terhadap
pencapaian visi misi sekolah terkait peningkatan kualitas pendidikan.
b. Kualitas Pendidikan
Implikasi penelitian ini untuk kualitas pendidikan adalah adanya
keterkaitan antara kualitas pendidikan dengan pembiayaan pendidikan
dengan mempertimbangan kebutuhan peserta didik dan tenaga
pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan sehingga mampu
mencapai peningkatan kualitas pendidikan.

C. Saran
Penelitian ini dimasa yang akan datang diharapkan dapat menyajikan
hasil penelitian yang lebih berkualitas lagi dengan adanya beberapa masukan
mengenai beberapa hal diantaranya:
97

1. Saran untuk Kepala Sekolah


a. Perbanyak program ilmiah melalui seminar, diklat, dan pelatihan-
pelatihan untuk guru dalam meningkatkan kualitas pendidikan.
b. Lebih transparan dalam membahas tentang pembiayaan pendidikan
kepada guru agar guru-guru dapat membantu kepala sekolah untuk
mengatur pembiayaan pendidikan di sekolah.
2. Saran untuk Guru
a. Mengikuti program pendidikan dan pelatihan bagi guru guna
meningkatkan kualitas pendidikan kedepannya.
b. Ikut serta membantu kepala sekolah maupun bendahara sekolah untuk
mengatur pembiayaan pendidikan di sekolah.
3. Saran untuk Peneliti Lain
a. Mengurus surat izin untuk penelitian jauh sebelum penelitian di
lapangan dimulai, karena meneliti tentang pembiayaan pendidikan bisa
dikatakan cukup sulit dikarenakan urusan pembiayaan pendidikan
adalah urusan yang krusial.
b. Harus siap menerima resiko apabila tidak mendapatkan data
pembiayaan yang telah ditargetkan karena data-data tentang
pembiayaan sangat rahasia.
c. Melakukan penelitian secara teliti dan sesuai teknis, karena
penyusunan butir instrumen dalam penelitian kuantitatif cukup lama.
d. Diharapkan menambahkan variabel dependen pengaruh pembiayaan
pendidikan dengan variabel lain yang lebih berpengaruh terhadap
kualitas pendidikan seperti pengaruh sarana dan prasarana pendidikan
atau kualitas tenaga pendidik.
98

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.


Jakarta: Rineka Cipta.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
https://kbbi.kemdikbud.go.id/. Diakses 10 Juli 2018.
Fattah, Nanang. 2017. Manajemen Pembiayaan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Hamid, Abdul. 2013. Analisi Standar Mutu Pendidikan Indonesia dan Malaysia.
https://mastertarbiyah1982.wordpress.com/2013/05/14/analisis-standar-
mutu-pendidikan-indonesia-dan-malaysia/. Diakses 6 Februari 2018.
Hasbullah. 2015. Kebijakan Pendidikan. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Hidayat, A. Aziz Alimul. 2014. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis
Data. Jakarta: Salemba Medika.
Jogiyanto. 2008. Metodologi Penelitian Sistem Informasi. Yogyakarta: ANDI.

Minarti, Sri. 2011. Manajemen Sekolah. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Mulyono. 2010. Konsep Pembiayaan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Mulyono. 2016. Konsep Pembiayaan Pendidikan. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.

Mustaqim. 2012. Sekolah/ Madrasah Berkualitas dan Berkarakter. Jurnal Nadwa,


Volume 6 Nomor 1.

Nasution, Nur. 2005. Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management).


Bogor: Ghalia Indonesia.
Nur, Agustiar Syah. 2000. Perbandingan Sistem Pendidikan 15 Negara. Bandung:
Lubuk Agung.
Nurdin, Diding. 2015. Pengelolaan Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.

Nurochim. 2016. Administrasi Pendidikan. Bekasi: Gramata Publishing.

P, Ferdi W. 2013. “Pembiayaan Pendidikan: Suatu Kajian Teoritis”. Jurnal


Pendidikan dan Kebudayaan, Volume 19, Nomor 4.
99

P, Ferdi W. 2013. “Pembiayaan Pendidikan: Suatu Kajian Teoritis”. Jurnal


Pendidikan dan Kebudayaan, Volume 3, Nomor 4.
Priyatno, Duwi. 2013. Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS.
Yogyakarta: Gava Media.
Raharjo, Sahid. 2014. Cara Melakukan Uji Linearitas dengan Program SPSS.
https://www.spssindonesia.com/2014/02/uji-heteroskedastisitas-dengan-
program-spss.html. Diakses 18 Juli 2018.
Riduwan, dan Akdon. 2007. Rumus dan Data dalam Analisis Statistika. Bandung:
Alfabeta.
Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Sa’ud, Udin Syaefudin. 2005. Perencanaan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Saifulloh, Mohammad. 2012. Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah.
Jurnal Sosial Humaniora, Volume 5 Nomor 2.
Silalahi, Ulber. 2015. Metode Penelitian Sosial Kuantitatif. Bandung: Refika
Aditama.
Siregar, Syofian. 2013. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sudarmanto, Gunawan. 2013. Statistik Terapan Berbasis Komputer dengan
Program IBM SPSS Statistic 19. Jakarta: Mitra Wacana Media.
Sudijono, Anas. 2014. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.
Suharsaputra, Uhar. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Revika Aditama.

Supriadi, Dedi. 2004. Satuan Biaya Pendidikan Dasar dan Menengah. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Susetyo, Budi. 2010. Statistika untuk Analisis Data Penelitian. Bandung: Refika
Aditama.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Usman, Jamiludin. 2016. Urgensi Manajemen Pembiayaan dalam Peningkatan
Mutu Pendidikan Madrasah. Tadris Volume 11 Nomor 2.
Yusuf, Choirul Fuad. 2008. Budaya Sekolah & Mutu Pendidikan. Jakarta: Pena
Citasatria.
100

Zainuddin, Muhammad. 2008. Reformasi Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka


Pelajar.

LAMPIRAN-LAMPIRAN
101

Lampiran 1

Struktur Organisasi SMK SATRIA Jakarta Barat


102

Lampiran 2

Keadaan Tenaga Pendidik SMK SATRIA Jakarta Barat

Keadaan Tenaga Pendidik

SMK SATRIA Jakarta Barat

Tahun Pelajaran 2017/ 2018

L Bidang Lama
Nama Guru/ Mulai
No / Keahlian/ Pendidikan Status Beker-
Karyawan Tugas
P Jurusan ja
Bahasa S2 Manajemen
1 Zaini, Dr., M.Pd L 1986 GT 31
Indonesia SDM
Moh. Syamsudar, Pelayanan S2 Manajemen
2 L 1994 GT 23
H.SE Prima Pendidikan
S2 Teknologi
3 A.H. Munada, H. S.Pd L Kewirausahaan 1989 GT 28
Pembelajar
4 Ramdani, S,Pd L KKPI S1 Ekonomi 1993 GB 24
S1 Pendidikan
5 Mahfud Fauzi, Drs L PDU 1999 GB 18
Komputer
S1 Bahasa
6 Matali HR, Drs. MM L BK/BP 1987 GT 30
Inggris
Manajemen S2 Manajemen
7 Sihono, Dr. MM L 1987 GT 30
SDM SDM
Agama/ S2 Manajemen
8 Fatimah, Dra P 1987 GT 30
Bahasa Arab SDM
Administrasi S1 Pendidikan
9 Asyik Sudyana, Drs L 1988 GTT 29
Pendidikan Agama
Ekonomi
10 Sudianto, Drs L S1 1990 GT 27
Perusahaan
11 Sakuri, BA L Olah Raga S1 Penjaskes 1990 GTT 27
12 Sriwahyuni, S.Pd P Steno/BP S1 1993 GB 24
S1
Bhs. Indonesia/
13 Ida Nurkamaliya, S,Pd P Administrasi 1995 GT 22
Komunikasi
Perkantoran
S1 Bhs.
14 Abdurohman, Drs L Bhs. Indonesia 1995 GT 22
Indonesia
Surat keluar & S1 Bhs.
15 A. Sanusi, Drs. MM L 1995 GT 22
Surat masuk Indonesia
103

16 Muhsani, BSc L Bhs. Inggris S2 1996 GTT 21


R. Dewi Ratna Yulia,
17 P Manajemen S1 Ekonomi 1996 GB 21
SE
18 Hanafi, BA L Agama S1 Ekonomi 1997 GT 20
D3 Pendidikan
19 Tina Sumartina, S.Pd P IPS 1997 GT 20
Agama
Agama/
20 Hukman Fatir, S.Ag L S1 IPS 1997 GTT 21
Bahasa Arab
S1 Peradilan
21 Mahfud, S.Pd L Bahasa Inggris 1997 GB 20
Agama
Yasan Hendrawan, Manajemen S1 Pendidikan
22 L 1997 GB 20
Drs. MM SDM Inggris
23 Kasman Urip, Drs L Agama S2 1998 GT 19
S1 Pendidikan
24 Banari, Drs L IPA/ MTK 1998 GB 19
Agama
25 Abdillah, BA L Olah Raga S1 Matematika 1999 GT 18
Perjalanan
26 Khomariah, Hj. S.Pd P D3 Penjualan 1999 GTT 18
Dinas
Peralatan
27 Mursidi, Drs L S1 1999 GTT 18
Kantor
28 Tanto Sugianto, S.Ag L Ekonomi S1 1999 GTT 18
Taufik Hidayat, S.Pd. Bahasa S1 Pendidikan
29 L 1999 GTT 18
MM Indonesia Agama
Bahasa S1 Bahasa
30 Ali A. Rahman, H. Drs L 1999 GTT 18
Indonesia Indonesia
S1 Bahasa
31 Suliwinarni, S.Pd P PDU 1999 GTT 18
Indonesia
S1
Ekonomi/
32 Djamila, S.Ag P Administrasi 2000 GTT 17
Kewirausahaan
Perkantoran
Bahasa S1 Pendidikan
33 Saiful Anwar, S.Pd L 2000 GTT 17
Indonesia Agama
S1 Bahasa
34 Feni Nurfitriani, SE P Akuntansi 2000 GTT 17
Indonesia
Manajemen
35 Sarjianto, Drs., MM. L S1 Ekonomi 2000 GB 17
Keuangan
36 Suryo, S.Ag L Agama S2 Keuangan 2001 GTT 16
Bahasa S1 Pendidikan
37 Farida R, Dra P 2001 GTT 16
Indonesia Agama
38 Hairudin, S.Pd L IPA/MTK S1 Bahasa 2001 GB 16
104

Indonesia
39 Hefri Dahlan, Drs L Olah Raga S1 Matematika 2001 GB 16
40 Suryani, S.Kom P KKPI S1 Penjaskes 2001 GTT 16
S1 Pendidikan
41 Dian Windiarti, S.Pd P Bahasa Inggris 2001 GTT 16
Komputer
S1 Bahasa
42 Istifaiyah, S.Ag P Bahasa Arab 2001 GTT 16
Inggris
S1
43 Zakiyah, Dra P PPKn Perbandingan 2001 GB 16
Agama
S1 Sosiologi
44 Ahmad Fauji, BSc L Bahasa Inggris 2001 GTT 16
Pendidikan
D3 Bahasa
45 Jarim Arsyad, SE L Manajemen 2001 GTT 16
Inggris
46 Maisyaroh, S.Pd P PDU S1 Ekonomi 2001 GTT 16
47 Sri Budiyatni, S.Pd P Bhs. Inggris S1 2002 GB 15
S1 Bahasa
48 Tahrif Isnaini, S.Ag L Agama 2002 GTT 15
Inggris
Bahasa S1 Pendidikan
49 Diah Rahmadani, S.Pd P 2003 GTT 14
Indonesia Agama
S1 Bahasa
50 Sri Atiyah, S.Pd P BP/BK 2003 GTT 14
Indonesia
Wuri Sati Lestarim,
51 P Kewirausahaan S1 2003 GTT 14
S.Pd
52 Dwi Rahayu, S.Pd P Matematika S1 2004 GTT 13
S1 Pendidikan
53 Yatni Oktavia, S.Pd P Ekonomi 2004 GTT 13
Matematika
54 Hasan, Drs L Matematika S1 2004 GTT 13
Umar Abdul Ajis, S1 Pendidikan
55 L PPKN 2005 GTT 12
S.Pd Matematika
Akuntansi/
56 Ummi Kalsum, S.Pd P S1 IPS 2005 GTT 12
Matematika
57 Yayat Suryatna, S.Pd L Olah Raga S1 Akuntansi 2005 GTT 12
Mazda, Eko Sri
58 L Akuntansi S1 Penjaskes 2006 GTT 11
Tjahjono, S.Pd
Bahasa
59 Zakariah, S.Pd P Indonesia/ S1 Akuntansi 2006 GTT 11
PKN
Bhs. Inggris/ S1 Pendidikan
60 Zakiyah Ulfa, S.Pd P 2006 GTT 11
Seni Budaya Agama
105

61 Ani Zabaidah, S.Pdi P PPKn S1 Bhs. Inggris 2006 GTT 11


S1 Pendidikan
62 Asmiyanti, S.Kom P KKPI 2006 GTT 11
Agama
63 Liniah, S.Pd P Matematika S1 Matematika 2007 GTT 10
64 Sunarsih, S.Pd P Seni Budaya S1 Matematika 2007 GTT 10
Apdaniel Alamsyah,
65 L Komunikasi S1 Komunikasi 2008 GTT 9
S.Kom
66 Sugeng Ryanto L Bhs. Inggris D3 2008 GTT 9
67 Neneng Hasanah, S.Pd P Matematika SMA 2008 GTT 9
Manajemen S1 Pendidikan
68 Khairudin, SE L 2008 GTT 9
Keuangan Matematika
69 Dailani, S.Kom L Matematika S1 Ekonomi 2008 GTT 9
Manajemen S1 Teknik
70 Meirina P 2008 GTT 9
Keuangan Informatika

Keterangan
GT : Guru Tetap
GB : Guru Bantu
GTT : Guru Tidak Tetap
106

Lampiran 3

Kisi-kisi Uji Instrumen Variabel Pembiayaan Pendidikan

Variabel Instrumen
Dimensi Indikator
Penelitian (Nomor Butir)
1. Gaji guru dan 1, 2, 3, 4, 5, 6
personil lainnya
2. Fasilitas kegiatan 7, 8, 9, 10, 11, 12
Biaya belajar mengajar
Langsung 3. Alat laboratorium 13, 14, 15, 16, 17
4. Buku pelajaran 18, 19, 20, 21, 22

Pembiayaan 5. Buku 23, 24, 25, 26, 27

Pendidikan perpustakaan
1. Biaya hidup 28, 29, 30, 31, 32

2. Biaya 33, 34, 35, 36, 37


Biaya Tidak trasnportasi
Langsung 3. Biaya jajan 38, 39, 40, 41
4. Harga 42, 43, 44, 45
kesempatan
107

Lampiran 4

Angket Uji Coba Variabel Pembiayaan Pendidikan

KUESIONER INSTRUMEN PENELITIAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

1. Identitas Reponden
Jenis Kelamin : L/P
Umur : tahun
Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3
Jabatan :

2. Petunjuk Pengisian
a. Bacalah dengan seksama setiap pernyataan di bawah ini.
b. Berilah tanda √ (ceklis) pada salah satu pilihan jawaban sesuai dengan apa
yang Bapak/ Ibu alami.
c. Tidak ada jawaban yang bernilai benar atau salah tetapi merupakan
pendapat atau kondisi yang Bapak/ Ibu rasakan.

3. Keterangan
SS : Sangat Setuju
ST : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

Pilihan Jawaban
No. Pernyataan
SS ST TS STS
Saya menerima gaji sesuai dengan
1.
ketentuan.
Gaji yang diberikan sesuai dengan UMR
2.
DKI Jakarta.
3. Gaji yang diberikan kepada guru dan
108

personil lainnya tepat pada waktunya.


Penetapan gaji sesuai dengan jabatan yang
4.
dimiliki oleh guru dan personil lainnya.
Gaji yang saya terima berpengaruh terhadap
5.
semangat kerja dalam mengajar.
Gaji yang diberikan meningkat setiap
6.
periodenya.
Gedung sekolah memiliki kondisi yang baik
7.
sehingga proses mengajar berjalan lancar.
Tersedianya alat bantu mengajar untuk
8.
mencapai tujuan pembelajaran.
Sarana dan prasarana ditambah setiap
9.
tahunnya.
Fasilitas kegiatan belajar mengajar yang
10. digunakan oleh guru sangat penting dalam
mencapai tujuan pendidikan.
Fasilitas kegiatan belajar selalu
11. dikembangkan mengajar untuk menunjang
proses belajar mengajar.
Kepala sekolah bertanggung jawab atas
12. pengadaan sarana dan prasarana pendidikan
yang diperlukan.
13. Tersedianya fasilitas alat laboratorium.
Alat laboratorium ditambah sesuai
14.
kebutuhan setiap tahunnya.
15. Alat laboratorium dalam keadaaan baik.
Alat laboratorium selalu dikembangkan
16.
untuk kegiatan praktikum.
Pengadaan alat laboratorium menyesuaikan
17.
masukan dari para guru dengan melihat
109

beban pembelajaran yang ditempuh.


Kepala sekolah melakukan perencanaan
18. terhadap buku pelajaran sesuai dengan
kurikulum yang berlaku.
Kepala sekolah melakukan pengadaan
19. terhadap buku pelajaran sesuai kurikulum
yang berlaku.
Buku pelajaran ditambah setiap
20.
semesternya.
Setiap siswa mendapatkan buku pelajaran
21.
sesuai kebutuhan.
Dengan adanya dana BOS, merasa terbantu
22. dalam melakukan pengadaan buku
pelajaran.
Kepala sekolah melakukan pengadaan
23.
terhadap buku perpustakaan.
Buku perpustakaan di tambah setiap
24.
tahunnya.
Buku perpustakaan dalam keadaan baik
25.
sehingga bisa digunakan.
Koleksi buku perpustakaan selalu di tambah
26.
dengan referensi yang relevan.
Saya merasa terbantu dengan adanya buku
27. perpustakaan sebagai referensi tambahan
dalam mengajar.
Gaji yang saya diterima dapat mencukupi
28.
biaya hidup sehari-hari.
Gaji guru disesuaikan dengan biaya
29.
hidupnya.
30. Saya selalu di bantu dalam mengatasi biaya
110

hidup.
Tunjangan yang diberikan mencukupi
31.
untuk biaya hidup.
Dengan biaya hidup yang cukup
32. memberikan rasa semangat untuk mencapai
tujuan pendidikan.
Kepala sekolah memfasilitasi transportasi
33.
kepada seluruh guru.
34. Saya mendapatkan tunjangan transportasi.
Saya merasa terbantu dengan adanya
35.
tunjangan transportasi.
Tunjangan transportasi diberikan kepada
36. seluruh guru sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Saya menjadi semangat dengan adanya
37.
tunjangan transportasi.
Kepala sekolah memberikan reward bagi
38. guru yang bersedia membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar.
Kepala sekolah memberikan reward kepada
39.
guru yang berprestasi.
Kepala sekolah selalu menyediakan reward
40.
agar dapat memotivasi guru.
Kepala sekolah memberikan reward kepada
41.
guru yang disiplin.
Kepala sekolah memberikan pelatihan
42.
kepada guru-guru.
Kepala sekolah memberikan pengangkatan
43. jabatan sebagai guru tetap berdasarkan
prestasi kerja.
111

Kepala sekolah memberikan Diklat kepada


44.
para tenaga kependidikan.
Kepala sekolah memberikan pendidikan
45.
lanjutan bagi guru.
112

Lampiran 5

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Angket Variabel Pembiayaan Pendidikan


113

Lampiran 6

Kisi-Kisi Instrumen Variabel Kualitas Pendidikan

Variabel Instrumen
Dimensi Indikator
Penelitian (Nomor Butir)
1. Pelayanan 1, 2, 3, 4, 5, 6,
penyelenggaraan 7, 8, 9
pendidikan
(dimensi proses)

2. Ketersediaan 10, 11, 12, 13,


fasilitas sarana dan 14, 15, 16, 17,
prasarana 18
3. Kuantitas dan 19, 20, 21, 22,
Faktor Mutu kualitas tenaga 23, 24, 25, 26,
Kualitas Pendidikan kependidikan 27, 28
Pendidikan (Iik Nurul 29, 30, 31, 32,
4. Prestasi siswa
Paik, 2004) 33, 34
5. Kepuasan dan 35, 36, 37, 38,
kepercayaan orang 39, 40
tua pada sistem
pendidikan
6. Kemampuan 41, 42, 43, 44,
kompetensi 45
lulusannya dalam
kehidupan
114

Lampiran 7

Angket Uji Coba Variabel Kualitas Pendidikan

KUESIONER INSTRUMEN PENELITIAN KUALITAS PENDIDIKAN

1. Identitas Reponden
Jenis Kelamin : L/P
Umur : tahun
Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3
Jabatan :

2. Petunjuk Pengisian
a. Bacalah dengan seksama setiap pernyataan di bawah ini.
b. Berilah tanda √ (ceklis) pada salah satu pilihan jawaban sesuai dengan apa
yang Bapak/ Ibu alami.
c. Tidak ada jawaban yang bernilai benar atau salah tetapi merupakan
pendapat atau kondisi yang Bapak/ Ibu rasakan.

3. Keterangan
SS : Sangat Setuju
ST : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

Pilihan Jawaban
No. Pernyataan
SS ST TS STS
Saya menyampaikan materi pelajaran
1.
sesuai dengan RPP.
Saya menyertakan ilustrasi dalam
2.
menjelaskan pelajaran kepada siswa.
115

Saya menggunakan metode mengajar yang


3.
bervariasi sesuai dengan materi pelajaran.
Saya memiliki keterampilan mengajar yang
4.
baik.
Saya memilih media pembelajaran yang
5.
sesuai dengan siswa.
Saya menguasai mata pelajaran yang
6.
diajarkan.
Saya melibatkan peserta didik secara aktif
7.
dalam proses pembelajaran.
Saya melibatkan peserta didik dalam
8.
menentukan tujuan pembelajaran.
Saya memberikan contoh teladan dalam
9. menegakkan aturan disiplin dalam
pembelajaran.
Kondisi gedung yang digunakan dalam
10.
keadaan baik.
Sekolah memiliki lapangan sebagai sarana
11.
olahraga yang memadai.
Perpustakaan sekolah membantu siswa
12. dalam mendapatkan pengetahuan
tambahan.
Laboratorium sekolah dalam keadaan dapat
13.
digunakan.
Ruang guru yang digunakan dalam keadaan
14.
baik.
Kelas yang digunakan menggunakan
15. infocus dan layar proyektor sebagai media
belajar.
16. Sekolah memiliki sarana untuk mendukung
116

kegiatan ekstrakurikuler siswa.


Sekolah memiliki alat peraga sebagai
17. pendukung kegiatan belajar mengajar bagi
guru.
Kelas yang digunakan dalam kondisi baik
18.
untuk digunakan oleh siswa.
Jumlah tenaga pendidik di sekolah sudah
19.
mencukupi.
Jumlah tenaga kependidikan di sekolah
20.
sudah mencukupi.
Sekolah memiliki staff tata usaha yang
21.
berperilaku terpuji.
Sekolah memiliki tenaga kependidikan
22.
yang berkompeten.
Saya mengikuti diklat untuk meningkatkan
23.
kualitas yang saya miliki.
Saya mempunyai kemampuan dalam
24.
menguasai mata pelajaran yang diajarkan.
Saya memahami hal-hal yang bersifat
25.
filosofis tentang pembelajaran.
Saya memahami hal-hal yang bersifat
26.
konseptual tentang pembelajaran.
Kemampuan profesional guru sangat
27.
mempengaruhi proses belajar mengajar.
Kemampuan profesional tenaga
28. kependidikan sangat mempengaruhi
manajemen sekolah.
Kepala sekolah memberikan beasiswa
29.
terhadap siswa yang berprestasi.
30. Kepala sekolah membantu siswa dalam
117

mengembangkan bakatnya dibidang non


akademik.
Kepala sekolah memberikan dukungan
31. kepada siswa dalam mengikuti berbagai
perlombaan.
Saya memberikan bimbingan ektra kepada
32.
siswa yang membutuhkan.
Saya dapat menciptakan keakraban dengan
33. siswa sehingga pelajaran mudah diterima
oleh siswa.
Saya mampu menggunakan metode belajar
34. yang tepat sehingga siswa dapat menguasai
pelajaran yang disampaikan.
Fasilitas yang ada di sekolah sesuai dengan
35.
yang diharapkan orang tua siswa.
Kepala sekolah melibatkan orang tua dalam
36.
mendukung kegiatan belajar mengajar.
Sekolah memiliki citra yang baik di mata
37.
masyarakat.
Saya selalu membantu orang tua siswa
38.
dalam menghadapi kesulitan belajar siswa.
Saya dan orang tua siswa selalu bekerja
39. sama dalam meningkatkan motivasi kepada
siswa.
Kepala sekolah menjamin keamanan
40. lingkungan bagi siswa sehingga membuat
orang tua merasa aman.
Kepala sekolah selalu melakukan kerjasama
41. kepada instansi pemerintah untuk
lulusannya.
118

Kepala sekolah selalu melakukan kerjasama


42.
kepada perguruan tinggi untuk lulusannya.
Saya membantu siswa dalam memberikan
43.
keterampilan tambahan.
Kepala sekolah membantu siswa dalam
44.
membuka usaha.
Kepala sekolah membantu siswa dalam
45. menyalurkan kemampuan yang dimiliki
sesuai bidangnya.
119

Lampiran 8

Rekapitulasi Hasil Uji Coba Angket Kualitas Pendidikan


120

Lampiran 9

Kisi-kisi Angket Instrumen Penelitian Variabel Pembiayaan Pendidikan

Variabel Instrumen
Dimensi Indikator
Penelitian (Nomor Butir)
1. Gaji guru dan 1, 2, 3
personil lainnya
2. Fasilitas kegiatan 4, 5, 6
Biaya belajar mengajar
Langsung 3. Alat laboratorium 7, 8, 9
4. Buku pelajaran 10, 11

Pembiayaan 5. Buku 12, 13, 14

Pendidikan perpustakaan
1. Biaya hidup 15, 16

2. Biaya 17, 18, 19


Biaya Tidak trasnportasi
Langsung 3. Biaya jajan 20, 21
4. Harga 22, 23
kesempatan
121

Lampiran 10

Instrumen Angket Penelitian Variabel Pembiayaan Pendidikan

KUESIONER INSTRUMEN PENELITIAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

1. Identitas Reponden
Jenis Kelamin : L/P
Umur : tahun
Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3
Jabatan :

2. Petunjuk Pengisian
a. Bacalah dengan seksama setiap pernyataan di bawah ini.
b. Berilah tanda √ (ceklis) pada salah satu pilihan jawaban sesuai dengan apa
yang Bapak/ Ibu alami.
c. Tidak ada jawaban yang bernilai benar atau salah tetapi merupakan
pendapat atau kondisi yang Bapak/ Ibu rasakan.

3. Keterangan
SS : Sangat Setuju
ST : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

Pilihan Jawaban
No. Pernyataan
SS ST TS STS
Gaji yang diberikan sesuai dengan UMR
1.
DKI Jakarta.
Gaji yang diberikan kepada guru dan
2.
personil lainnya tepat pada waktunya.
3. Penetapan gaji sesuai dengan jabatan yang
122

dimiliki oleh guru dan personil lainnya.


Gedung sekolah memiliki kondisi yang baik
4.
sehingga proses mengajar berjalan lancar.
Sekolah menambah sarana dan prasarana
5.
setiap tahunnya.
Sekolah selalu mengembangkan fasilitas
6. kegiatan belajar mengajar untuk menunjang
proses belajar mengajar.
7. Alat laboratorium dalam keadaaan baik.
Sekolah selalu mengembangkan alat
8.
laboratorium untuk kegiatan praktikum.
Sekolah melakukan pengadaan alat
laboratorium sesuai masukan dari para guru
9.
dengan melihat beban pembelajaran yang
ditempuh.
Setiap siswa mendapatkan buku pelajaran
10.
sesuai kebutuhan.
Dengan adanya dana BOS, sekolah merasa
11. terbantu dalam melakukan pengadaan buku
pelajaran.
Sekolah selalu melakukan pengadaan
12.
terhadap buku perpustakaan.
Sekolah selalu menambah buku
13.
perpustakaan setiap tahunnya.
Sekolah selalu melakukan perawatan
14. terhadap buku perpustakaan sehingga buku
dalam keadaan bisa digunakan.
Sekolah membantu guru dalam mengatasi
15.
biaya hidup.
16. Tunjangan yang diberikan sekolah
123

mencukupi untuk biaya hidup.


Sekolah memfasilitasi transportasi kepada
17.
seluruh guru.
Guru merasa terbantu dengan adanya
18.
tunjangan transportasi.
Guru menjadi semangat dengan adanya
19.
tunjangan transportasi.
Sekolah memberikan reward bagi guru
20. yang bersedia membantu siswa yang
mengalami kesulitan belajar.
Sekolah memberikan reward kepada guru
21.
yang berprestasi.
Sekolah memberikan pengangkatan jabatan
22. sebagai guru tetap berdasarkan prestasi
kerja.
Sekolah memberikan Diklat kepada para
23.
tenaga kependidikan.
124

Lampiran 11

Rekapitulasi Hasil Angket Variabel Pembiayaan Pendidikan


125

Lampiran 12

Kisi-Kisi Angket Instrumen Penelitian Variabel Kualitas Pendidikan

Variabel Instrumen
Dimensi Indikator
Penelitian (Nomor Butir)
1. Pelayanan 1, 2, 3, 4, 5, 6
penyelenggaraan
pendidikan
(dimensi proses)

2. Ketersediaan 7, 8, 9, 10, 11,


fasilitas sarana dan 12
prasarana
3. Kuantitas dan 13, 14, 15, 16,
Faktor Mutu
kualitas tenaga 17, 18
Kualitas Pendidikan
kependidikan
Pendidikan (Iik Nurul
4. Prestasi siswa 19, 20, 21, 22
Paik, 2004)
5. Kepuasan dan 23, 24, 25, 26
kepercayaan orang
tua pada sistem
pendidikan
6. Kemampuan 26, 27, 28
kompetensi
lulusannya dalam
kehidupan
126

Lampiran 13

Instrumen Angket Penelitian Variabel Kualitas Pendidikan

KUESIONER INSTRUMEN PENELITIAN KUALITAS PENDIDIKAN

1. Identitas Reponden
Jenis Kelamin : L/P
Umur : tahun
Pendidikan Terakhir : D3 S1 S2 S3
Jabatan :

2. Petunjuk Pengisian
a. Bacalah dengan seksama setiap pernyataan di bawah ini.
b. Berilah tanda √ (ceklis) pada salah satu pilihan jawaban sesuai dengan apa
yang Bapak/ Ibu alami.
c. Tidak ada jawaban yang bernilai benar atau salah tetapi merupakan
pendapat atau kondisi yang Bapak/ Ibu rasakan.

3. Keterangan
SS : Sangat Setuju
ST : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

Pilihan Jawaban
No. Pernyataan
SS ST TS STS
Saya menyertakan ilustrasi dalam
1.
menjelaskan pelajaran kepada siswa.
Saya menggunakan metode mengajar yang
2.
bervariasi sesuai dengan materi pelajaran.
127

Saya memiliki keterampilan mengajar yang


3.
baik.
Saya menguasai mata pelajaran yang
4.
diajarkan.
Saya melibatkan peserta didik secara aktif
5.
dalam proses pembelajaran.
Saya melibatkan peserta didik dalam
6.
menentukan tujuan pembelajaran.
Kondisi gedung yang digunakan dalam
7.
keadaan baik.
Sekolah memiliki lapangan sebagai sarana
8.
olahraga yang memadai.
Perpustakaan sekolah membantu siswa
9. dalam mendapatkan pengetahuan
tambahan.
Laboratorium sekolah dalam keadaan dapat
10.
digunakan.
Sekolah memiliki sarana untuk mendukung
11.
kegiatan ekstrakurikuler siswa.
Sekolah menyediakan alat peraga sebagai
12. pendukung kegiatan belajar mengajar bagi
guru.
Jumlah tenaga pendidik di sekolah sudah
13.
mencukupi.
Jumlah tenaga kependidikan di sekolah
14.
sudah mencukupi.
Sekolah memiliki staff tata usaha yang
15.
berperilaku terpuji.
Sekolah memiliki tenaga kependidikan
16.
yang berkompeten.
128

Guru mengikuti diklat untuk meningkatkan


17.
kualitasnya.
Kemampuan profesional tenaga
18. kependidikan sangat mempengaruhi
manajemen sekolah.
Sekolah memberikan beasiswa terhadap
19.
siswa yang berprestasi.
Sekolah membantu siswa dalam
20. mengembangkan bakatnya dibidang non
akademik.
Sekolah membantu siswa untuk mengikuti
21.
perlombaan yang sedang diadakan.
Guru mampu menggunakan metode belajar
22. yang tepat sehingga siswa dapat menguasai
pelajaran yang disampaikan.
Fasilitas yang diberikan sekolah sesuai
23.
dengan yang diharapkan orang tua siswa.
Sekolah melibatkan orang tua dalam
24.
mendukung kegiatan belajar mengajar.
Sekolah menjamin keamanan lingkungan
25. bagi siswa sehingga membuat orang tua
merasa aman.
Guru membantu siswa dalam memberikan
26.
keterampilan tambahan.
Sekolah membantu siswa dalam membuka
27.
usaha.
Sekolah membantu siswa dalam
28. menyalurkan kemampuan yang dimiliki
sesuai bidangnya.
129

Lampiran 14

Rekapitulasi Hasil Angket Variabel Kualitas Pendidikan


130

Lampiran 15

Hasil Uji Deskriptif


131

Lampiran 16

Tabel Penentuan Jumlah Sampel dari Isaac dan Michael


132

Lampiran 17

Tabel Nilai-Nilai r Product Moment


133

Lampiran 18

Tabel Distribusi F
134

Lampiran 19

Tabel Distribusi Uji T


135

Lampiran 20

Surat Permohonan Bimbingan Skripsi


136

Lampiran 21

Surat Permohonan Izin Penelitian


137

Lampiran 22

Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian


138

Lampiran 23

Tabel Uji Referensi


139
140
141
142
143
144
145
146
147

BIODATA PENULIS

Nama saya Dwi Febryyani Alfiningsih,


saya lahir di Jakarta pada tanggal 08
Februari 1997. Saya adalah anak kedua
dari pasangan Ayahanda Nirkam dan
Ibunda Jaitun Alfiah. Saat ini saya tinggal
di Jl. H. Marzuki Rt.006/03 No. 6A
Kecamatan Kebon Jeruk Kelurahan
Kebon Jeruk Jakarta Barat. Saya telah menempuh pendidikan di SDN 06 Kebon
Jeruk tahun 2003 – 2008, SMPN 229 Jakarta tahun 2008 – 2011, SMK SATRIA
Srengseng Jakarta Barat jurusan Akuntansi tahun 2011 – 2014, dan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta 2014 – 2018 Jurusan Manajemen Pendidikan. Organisasi
yang pernah saya ikuti selama perkuliahan adalah HMJ Manajemen Pendidikan
dan Pojok Seni Tarbiyah (POSTAR). Alamat email saya,
dwifebryyanialfiningsih@gmail.com.

Anda mungkin juga menyukai