Anda di halaman 1dari 221

Analisis Sistem Pengendalian Internal Persediaan dan Sistem Informasi Akuntansi

Persediaan Barang Dagang PT. Mido Indonesia

Oleh
SOFIA NABILA ANWAR
NIM: 11160820000099

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2023 M/1445 H
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Analisis Sistem Pengendalian Internal dan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang
Dagang PT. Mido Indonesia

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta untuk
Memenuhi Syarat-Syarat memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak)

Oleh :

Sofia Nabila Anwar


NIM. 11160820000099

Dibawah bimbingan

Atiqah SE. M.S.Ak


NIP. 198201202009122004

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2023 M / 1445 H

i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

Hari ini Kamis Tanggal 12 Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Dua Puluh telah dilakukan Ujian
Komprehensif atas mahasiswa:

1. Nama : Sofia Nabila Anwar

2. NIM 11160820000099

3. Jurusan : Akuntansi

4. Judul Skripsi : Analisis Sistem Pengendalian Internal dan Sistem Informasi Akuntansi
Persediaan Barang Dagang PT. Mido Indonesia

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama
proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan lulus
dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 12 Agustus 2020

1. Fitri Yani Jalil, SE, M.Sc ( )


NIP. 198706042019032013 Penguji I

2. Masrul Huda, M.Si. ( )


NIP. 196305062014111001 Penguji II

ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

Hari ini 9 Mei 2023 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

1. Nama : Sofia Nabila Anwar


2. NIM 11160820000099
3. Jurusan : Akuntansi
4. Judul Skripsi : Analisis Sistem Pengendalian Internal dan Sistem Informasi Akuntansi
Persediaan Barang Dagang PT. Mido Indonesia

Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama
proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan lulus dan
skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Akuntansi pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 9 Mei 2023

1. Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak., CA. ( )


NIP. 197609242006042002 Ketua Penguji

2. Drs. Abdul Hamid Cebba, MBA., Ak, CA., CPA ( )


NIP. 196205021993031003 Penguji Ahli

3. Atiqah SE., M.S.Ak. ( )


NIP. 198005062008012016 Pembimbing I

iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Sofia Nabila Anwar


NIM 11160820000099
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Akuntansi

Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan


mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah orang lain.
3. Tidak menggunakan karya ilmiah orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau
tanpa menyebut pemilik karya.
4. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.

Jikalau dikemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya dan telah melalui
pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya
telah melanggar pernyataan diatas, maka saya siap untuk dikenai sanksi berdasarkan aturan yang
berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

Jakarta, 8 April 2023

Sofia Nabila Anwar

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi
Nama : Sofia Nabila Anwar
Tempat, Tanggal Lahir : Depok, 15 Maret 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Telaga Golf Cluster Espanola CX/11 D
Telepon : 081318234516
Email : sofianabilaanwar@gmail.com

II. Riwayat Pendidikan


SDN Duren Seribu 04 (2004-2010)
SMP Dharma Karya UT Pondok Cabe (2010-2013)
MAN 4 Jakarta (2013-2016)
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta (2016-2023)

III. Latar Belakang Keluarga


Ayah : Mantano Anwar SH.
Ibu : Ir. Rina Dianawati
Kakak : Rima Ramadhani SH. M.Kn.
Alamat Orangtua : Telaga Golf Cluster Espanola CX/11 Sawangan, Depok
Anak ke : ke-2 dari 2 bersaudara

IV. Pengalaman Organisasi


Tim Penelitian dan Pengembangan HMJ Akuntansi UIN Jakarta 2017
English Teacher di Yangchum Wittaya School, Thailand 2017
Delegasi Budaya Indonesia untuk YOUCAN Indonesia-Nepal 2018
Guide untuk AIESEC in South Tangerang 2018

v
ANALYSIS OF INTERNAL CONTROL SYSTEM AND ACCOUNTING
INFORMATION SYSTEM OF MERCHANDISE INVENTORY AT PT. MIDO
INDONESIA

By: Sofia Nabila Anwar

ABSTRACT

Garment products distributed by PT. Mido Indonesia (Mido Indonesia Limited Company)
has been managed by several departments. Because of too many types of products and mobility
out of the goods, the problems that are feared will occur are physical differences between the
existing inventory in the warehouse and the amount in the book of inventory and the loss or theft
of the stock of goods. Aftermath, an internal control system and the application of good
inventory accounting are needed to prevent irregularities in carrying out tasks. The objective of
this study was to discover and determine the effectiveness of the internal control system
merchandise inventory and accounting application at PT. Mido Indonesia. The recording method
used in the company is a perpetual recording system and the valuation method used is FIFO.
The results showed that the overall internal control system for merchandise inventory at PT.
Mido Indonesia is running effectively. The company's management has implemented the
concepts and components of the internal control system. On the other hand, several procedures
do not yet reflect the components of the internal control system according to the COSO
(Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission) theory. Internal control
environment at PT. Mido Indonesia is not yet fully effective because management has to provide
computer literacy training to employees with freelance and contract status. The risk assessment
at PT. Mido Indonesia has been running effectively because physical inventory counts have been
carried out regularly and coordinated between departments. In the control activity, the Internal
Audit Department must immediately master the Microsoft Dynamics AX inventory accounting
system so that it is not easily manipulated by certain departmental coordinators. In establishing
communication, PT. Mido Indonesia has anticipated using a data backup system utilizing
racking/console using Microsoft Excel which must be done by each division leader when
inputting goods. The sanctions system is enforced strictly based on the SOP (Standard
Operational Procedure) to monitor the performance of each department. When recording receipts
and expenditures of merchandise inventory, PT. Mido Indonesia all transaction documents have
been integrated into an accounting system that is authorized by different positions in the
Department of Finance and Controlling.
Keywords: Internal Control System, Merchandise Inventory, COSO, Accounting Information
System

vi
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL DAN SISTEM INFORMASI
AKUNTANSI PERSEDIAAN BARANG DAGANG PT. MIDO INDONESIA

Oleh: Sofia Nabila Anwar

ABSTRAK

Produk garmen yang didistribusikan oleh PT. Mido Indonesia dikelola oleh beberapa
departemen. Karena cukup banyaknya jenis produk dan mobilitas keluar masuk barang
dikhawatirkan akan terjadi yaitu perbedaan fisik antar persediaan yang ada di gudang dengan
jumlah yang dicatat di buku persediaan dan kehilangan ataupun pencurian stok barang.
Akibatnya sistem pengendalian internal dan penerapan akuntansi persediaan yang baik
diperlukan agar tidak terjadi penyelewengan dalam menjalankan tugas. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian internal persediaan barang dagang dan
penerapan akuntansinya. Metode pencatatan yang dipakai dalam perusahaan adalah sistem
pencatatan perpetual dan metode penilaian yang digunakan adalah FIFO.
Hasil penelitian menunjukan secara keseluruhan sistem pengendalian internal persediaan
barang dagang pada PT. Mido Indonesia sudah berjalan efektif. Manajemen perusahaan sudah
menerapkan konsep dan komponen-komponen sistem pengendalian internal, namun di sisi lain
terdapat beberapa prosedur yang belum mencerminkan komponen sistem pengendalian internal
menurut teori COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission).
Lingkungan pengendalian internal pada PT. Mido Indonesia belum sepenuhnya efektif karena
manajemen harus memberikan pelatihan literasi komputer terhadap karyawan berstatus freelance
dan kontrak. Penilaian risiko pada PT. Mido Indonesia sudah berjalan dengan efektif karena
stock opname telah dilakukan secara berkala dan terkoordinasi antar departemen. Dalam
komponen aktivitas pengendalian, masih belum sepenuhnya efektif karena Departemen Internal
Audit harus segera menguasai sistem akuntansi persediaan Microsoft Dynamics AX agar tidak
mudah dimanipulasi oleh koordinator departemen tertentu. Dalam menjalin komunikasi, PT.
Mido Indonesia telah mengantisipasi dengan menggunakan sistem backup data dengan cara
racking/consol menggunakan Microsoft Excel yang harus dilakukan setiap leader divisi ketika
menginput barang. Sistem sanksi diberlakukan secara ketat dengan berpedoman SOP (Standard
Operational Procedure) dalam upaya mengawasi segala kinerja setiap departemen. Ketika
mencatat penerimaan dan pengeluaran persediaan barang dagang PT. Mido Indonesia segala
dokumen transaksi telag terintegrasi ke dalam suatu sistem akuntansi yang diotorisasi oleh posisi
yang berbeda pada Departemen Finance dan Controlling.

Kata kunci: Sistem Pengendalian Internal, Persediaan Barang Dagang, COSO, Sistem Informasi
Akuntansi

vii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memudahkan
penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini yang berjudul “Analisis Sistem Pengendalian
Internal dan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang PT. Mido Indonesia”.
Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk kelulusan dan memperoleh
gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada segenap


pihak yang telah memberikan dukungan, baik berupa doa, dan dorongan selama proses
penyelesaian penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan ketulusan hati yang paling dalam
penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Allah Swt. atas segala rahmat dan karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini.

2. Segenap keluarga, terkhusus orang tua penulis Bapak Mantano Anwar SH., Ibu Ir. Rina
Dianawati, Kakak Rima Ramadhani SH., M.Kn., Keponakan Labiqa Syakira Marda, dan
Kakak Ipar Muammar yang telah memberikan doa, kasih sayang, semangat, dukungan, dan
motivasi kepada penulis.

3. Bapak Prof. Dr. Ibnu Qizam, M.Si.,AK., CA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Ibu Yessi Fitri, SE., M.Si., Ak selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

5. Ibu Fitri Damayanti, SE., M.Si selaku Sekretaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Ibu Atiqah, SE., M.S.Ak selaku Dosen Pembimbing skripsi yang telah sabar dalam
membimbing dan meluangkan waktunya untuk selalu memberikan saran dan referensi dalam
proses menyelesaikan skripsi ini.

viii
7. Seluruh Dosen Jurusan Akuntansi dan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang
sangat luas kepada penulis selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang bermanfaat dan
menjadi amal kebaikan bagi kita semua.

8. Seluruh Staf Tata Usaha serta karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah membantu penulis dalam mengurus segala
kebutuhan administrasi dan lain-lain.

9. Seluruh Staf dan Karyawan Departemen Human Capital & General Affairs, Logistik dan
Retail, Data Analyst, Internal Audit, dan Merchandise Design di PT. Mido Indonesia yang
telah mengizinkan penulis meneliti untuk mendapatkan informasi dan pengetahuan sehingga
skripsi dapat direalisasikan dari awal hingga akhir. Tidak pernah ada kata tidak tidak bagi
kalian untuk membantu penulis. Semoga menjadi ladang amal, pahala, dan rezeki bagi kalian
dan PT. Mido Indonesia.

10. Sahabat seperjuangan selama kuliah ‘NGEBLANK’ grup; Nadya, Ningrum, Shafira, dan
Damar yang telah menemani penulis dari awal kuliah serta bersama-sama dalam suka dan
duka selalu mendukung penulis dalam melakukan kegiatan apapun.

11. Sahabat Maya Ayesha Hamid S.IP dan Arina Khairunnisa B.IBM yang telah membersamai,
menolong, menyemangati, dan membantu penulis dalam proses pengerjaan skripsi dari awal
hingga akhir. Semoga menjadi ladang amal dan pahala untuk kalian.

12. Seluruh teman kelas Akuntansi C dan teman organisasi kampus yaitu AIESEC in South
Tangerang dan Himpunan Mahasiswa Jurusan Akuntansi yang telah banyak memberikan
kenangan suka dan duka dalam proses belajar di kampus tercinta.

13. Seluruh teman-teman KKN (Kuliah Kerja Nyata) ‘SALJU’ yang telah banyak memberikan
arti betap pentingnya menjalin solidaritas dan toleransi selama menjalani tugas dan
tanggungjawab yang diemban bersama.

14. Terima kasih juga kepada diri sendiri yang telah mampu melewati pengerjaan skripsi dari
awal hingga akhir, dan pada akhirnya mampu untuk menyelesaikan skripsi ini, meski harus
ditutup tepat pada akhir batas semester.

ix
15. Seluruh pihak yang terlibat dalam proses pengerjaan skripsi yang tidak bisa disebutkan satu
persatu.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kata sempurna,
dikarenakan keterbatasan pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Jakarta, 8 April 2023

Sofia Nabila Anwar

x
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................................................ i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ............................................................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ....................................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ....................................................................................................... v
ABSTRACT ................................................................................................................................... vi
ABSTRAK .................................................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. viii
DAFTAR ISI .................................................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL........................................................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................................................................. 4
C. Pembatasan Masalah ............................................................................................................ 5
D. Rumusan Masalah ................................................................................................................ 5
E. Tujuan Penelitian ................................................................................................................. 5
F. Manfaat Penelitian ............................................................................................................... 6
BAB II ............................................................................................................................................. 7
TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................................................. 7
A. Tinjauan Literatur ................................................................................................................ 7
B. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu ........................................................................................ 23
C. Kerangka Berpikir .............................................................................................................. 32
BAB III ......................................................................................................................................... 36
METODOLOGI PENELITIAN.................................................................................................... 36

xi
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ........................................................................................ 36
B. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................................ 37
C. Subjek dan Objek Penelitian .............................................................................................. 37
D. Definisi Operasional Variabel............................................................................................ 38
E. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data............................................................................. 40
F. Uji Validitas/Keabsahan Data ............................................................................................ 42
G. Teknik Analisis Data.......................................................................................................... 44
H. Instrumen Penelitian .......................................................................................................... 44
BAB IV ......................................................................................................................................... 47
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 47
A. Hasil Penelitian .................................................................................................................. 47
1. Deskripsi Data Umum .................................................................................................... 47
2. Deskripsi Data Khusus ................................................................................................... 48
B. Narasumber ........................................................................................................................ 55
C. Hasil Analisis Data ............................................................................................................ 57
1. Pendahuluan ................................................................................................................... 57
2. Penelahaan & Peninjauan Ulang .................................................................................... 58
D. Uji Rincian ......................................................................................................................... 86
1. Prosedur Penerimaan Barang ......................................................................................... 86
2. Prosedur Loading Barang Masuk ................................................................................... 88
3. Prosedur Cek Fisik Barang ............................................................................................. 88
4. Prosedur Pengeluaran Barang dari Gudang PT. Mido Indonesia ke Support Counter
(Toko/Department Store) ...................................................................................................... 89
5. Prosedur Pengeluaran Barang dari Gudang PT. Mido Indonesia ke Jual Putus (Direct
Sales) ..................................................................................................................................... 90
6. Prosedur Pengeluaran Barang dari Gudang PT. Mido Indonesia ke Toko/Departemen 90
7. Prosedur Pengeluaran Barang dari PT. Mido Indonesia ke Customer Online ............... 91
8. Prosedur Proses Perhitungan Fisik Persediaan (Stock Opname) .................................... 92
9. Prosedur Sistem Akuntansi Persediaan .......................................................................... 92
E. Pelaporan............................................................................................................................ 99
BAB V ........................................................................................................................................ 112
PENUTUP................................................................................................................................... 112

xii
A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 112
B. Saran ................................................................................................................................ 114
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................. 116
LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................................... 118

xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2. 1....................................................................................................................................... 24
Tabel 3. 1....................................................................................................................................... 39
Tabel 3. 2....................................................................................................................................... 45
Tabel 4. 1....................................................................................................................................... 56
Tabel 4. 2....................................................................................................................................... 99
Tabel 4. 3..................................................................................................................................... 107
Tabel 4. 4..................................................................................................................................... 110
Tabel 4. 5..................................................................................................................................... 110

xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 ................................................................................................................................... 35
Gambar 4. 1 ................................................................................................................................... 48
Gambar 4. 2 ................................................................................................................................... 57
Gambar 4. 3 ................................................................................................................................... 67
Gambar 4. 4 ................................................................................................................................... 87
Gambar 4. 5 ................................................................................................................................... 88
Gambar 4. 6 ................................................................................................................................... 94
Gambar 4. 7 ................................................................................................................................... 97

xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 .................................................................................................................................. 118
Lampiran 2 .................................................................................................................................. 119
Lampiran 3 .................................................................................................................................. 127
Lampiran 4 .................................................................................................................................. 131

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perusahaan yang bergerak pada bidang usaha dagang, jasa, maupun manufaktur umumnya
memiliki tujuan yang sama, yaitu memperoleh laba dengan memanfaatkan semua sumber daya
yang dimiliki seefektif mungkin. Salah satu sumber daya bagi perusahaan adalah persediaan.
Persediaan memiliki peranan penting pada suatu perusahaan, karena hampir seluruh aktivitas
perusahaan sebagian besar berhubungan dengan persediaan. Aktivitas penjualan yang
menghasilkan laba juga karena adanya persediaan yang bergerak di dalam perusahaan. Karena
secara definisi, persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang-barang milik perusahaan
dengan maksud untuk dijual atau persediaan barang-barang yang masih dalam proses/pengerjaan
produksi. Persediaan merupakan aset perusahaan yang paling mudah terjadinya risiko kerusakan
maupun pencurian. Kehilangan barang dagangan dan kesalahan pencatatan seringkali menjadi
masalah dalam hal persediaan perusahaan.

Perusahaan dagang didefinisikan sebagai organisasi yang melakukan kegiatan usaha


dengan membeli barang dari organisasi/perusahaan lain dan menjualnya kembali kepada
konsumen. Dalam menjaga persediaan barang dagangnya, pemimpin di perusahaan dagang harus
membuat sistem pengendalian internal agar tidak terjadi masalah yang tidak diinginkan di masa
yang akan datang. Sistem pengendalian internal bertujuan untuk memastikan aktivitas
perusahaan sesuai dengan peraturan, meningkatkan efektivitas, dan mencegah penyelewengan.

Sistem pengendalian internal adalah susunan kebijakan dan prosedur yang dirancang
sebagai pedoman yang layak bagi manajemen agar mengembangkan perusahaan tepat pada
tujuan dan sasaran (Kawatu, Tinangon, dan Gerungai 2020). Dengan adanya suatu pengendalian
akan menyeimbangkan barang persediaan tidak berlebih yang dapat menyebabkan pengendapan
barang di gudang dan juga menghindari kekurangan persediaan yang akan beresiko pada
turunnya permintaan pelanggan.

1
Kehadiran sistem pengendalian internal telah diresmikan oleh komite dunia yaitu melalui
organisasi COSO (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission).
Menurut COSO Framework, sistem pengendalian internal adalah sebuah proses yang
dipengaruhi oleh semua pihak internal perusahaan yang sengaja dirancang demi memberikan
mencapai tujuan yang berkaitan dengan operasi, pelaporan, dan kepatuhan internal perusahaan
(Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission and Internal 2013).
COSO Framework mengklasifikasikan pengendalian internal atas beberapa komponen;
lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi,
serta pengawasan/pemantauan sebagai indikator-indikator untuk mengevaluasi sistem
pengendalian internal perusahaan. Komponen-komponen sistem pengendalian tersebut akan
berkaitan erat dengan sistem pelaporan keuangan perusahaan, yakni sistem informasi akuntansi.

Sistem informasi akuntansi merupakan elemen yang tidak dapat dipisahkan dengan
pengendalian internal. Dengan adanya informasi akuntansi dan keuangan yang lengkap dan
baik perusahaan dapat mengklasifikasi, menganalisis, mencatat, dan pelaporkan segala transaksi
yang bergerak dalam operasi perusahaan mulai dari proses pembelian bahan baku, produksi, dan
penjualan barang (Siagian 2020).

Sistem pengendalian internal persediaan barang dagang pada PT. Indoka Sakti
Banjarmasin sebagian sudah sesuai dengan COSO Framework, namun sebagian masih harus
banyak diperbaiki. Sebagai hasilnya, dalam komponen lingkungan pengendalian, PT. Indoka
Sakti Banjarmasin masih memiliki rangkap jabatan sehingga perusahaan disarankan untuk
membentuk kembali SOP dan dalam hal pengotorisasian pada formulir perlu diperketat. Pada
bagian penilaian risiko. PT. Indoka Sakti masih belum ada pengawasan perencanaan persediaan
yang seharusnya dilakukan oleh perusahaan. Akan tetapi, pada komponen informasi dan
komunikasi PT. Indoka Sakti telah menjalankannya dengan baik, walaupun kartu stok barang
masih dipegang oleh satu orang saja. Kemudian pada komponen terakhir bagian pemantauan,
PT. Indoka Sakti selama ini tidak ada mengandalkan audit dadakan secara berkala (Amelia,
Rahman, dan Bahwiyanti 2022).

Blibli.com Cabang Karawaci menemukan penerapan sistem pengendalian internal


persediaan barang dagang mereka hanya sesuai 78,38% dengan teori komponen sistem
pengendalian internal dari COSO Framework. Sebagaimana contoh, sistem penyimpanan barang

2
dagangan mereka masih belum memiliki seorang ahli dalam menilai kualitas barang. Karena
selama ini, Blibli.com Cabang Karawaci hanya memanfaatkan tim pengawas stok, di mana di
dalamnya lebih banyak orang-orang baru yang tidak paham antara kualitas barang baik dalam
bentuk expired dan barang yang tidak tahan lama (Maireni dan Pandoyo 2021). Sehingga dalam
upaya mengatasi hal tersebut, pihak PIC (person-in-charge) Warehouse Blibli.com Cabang
Karawaci harus memberikan pengarahan kepada semua divisi pada saat briefing secara konsisten
sehingga mereka tahu tugas dan fungsi pekerjaan masing-masing agar target berlancar lancar
sesuai SOP (Standard Operating Procedure).

Sementara itu, pada sebuah minimarket BUMDES Mulia Mandiri, pengelolaan sistem
pengendalian internal persediaan barang dagang mereka masih perlu ditingkatkan, karena belum
memiliki fungsi gudang dan terdapat rangkap tugas. Akan tetapi, dalam hal praktek perhitungan
fisik persediaan sudah cukup baik, karena mereka secara rutin perhitungan fisik persediaan
(stock opname) selama satu bulan sekali, yang di mana sudah baik menurut standar akuntansi.
Dengan diadakan perhitungan rutin, maka minimarket BUMDES Mulia Mandiri dapat
meminimalisasi ketidakakuratan persediaan barang dagang mereka (Hariyanti dan Suharsono
2022).

Dari ketiga contoh kasus yang telah diuraikan di atas, sistem pengendalian internal pada
persediaan barang dagang, sebagaimana telah dirinci dalam komponen COSO Framework.
diperlukan untuk setiap perusahaan. Karena pada akhirnya, adanya pengawasan dari sistem
pengendalian internal pada persediaan pada akhirnya akan terlihat dari pelaporan akuntansi
perusahaan. Disinilah peran penting bagaimana sistem pengendalian internal dapat menjadi
pedoman yang akan mengatur segala kegiatan operasional perusahaan persediaan barang dagang.

PT. Mido Indonesia merupakan perusahaan manufaktur dan dagang yang bergerak di
bidang garmen dan bertempat di Depok, Jawa Barat yang biasa memberikan desain berbagai
macam pakaian resmi, tekstil, dan aksesoris untuk perusahaan-perusahaan baik swasta dan
negara di Indonesia. Spesialisasi mereka sebagai penyedia pakaian resmi sudah dikenal oleh
berbagai macam perusahaan seperti maskapai, perbankan, BUMN & BUMD, sekolah dan
universitas, institusi pemerintahan, MABES TNI, POLRI & POLDA, rumah sakit, hotel, restoran
dan mall, toko-toko retail, perusahaan jasa, dan berbagai macam sektor komersial lainnya.

3
Dalam memenuhi persediaan barang jadi untuk dijual, PT. Mido Indonesia mengadakan
produksi barang jadi yang akan disimpan dalam jumlah tertentu di dalam gudang. Banyaknya
aktivitas perusahaan setiap hari dalam melakukan produksi barang jadi, penerimaan barang jadi,
serta penjualan, tentu sangat memerlukan adanya pengendalian internal.

Persediaan barang yang memiliki peranan yang penting dalam PT. Mido Indonesia juga
akan riskan terjadi masalah apabila pengendalian internal tidak dikelola dengan baik. Seperti
contoh, ketidakcocokan antara pencatatan di komputer dengan stok fisik yang ada di gudang, di
mana masalah tersebut kurang menjadi perhatian bagi para pelaku operasional perusahaan
khususnya pimpinan perusahaan.

Penelitian-penelitian sebelumnya pada BUMDes Mulia Mandiri, Blibli.com Cabang


Karawaci, dan PT. Indoka Sakti Banjarmasin menitikberatkan pada bagaimana seharusnya
sistem pengendalian internal persediaan barang sesuai dengan COSO Framework. Maka pada
penelitian ini, penulis akan menggabungkan bagaimana sistem pengendalian internal persediaan
barang dan prosedur sistem informasi akuntansi persediaan yang keduanya mencerminkan
elemen-elemen dalam pengendalian internal.

Berangkat dari uraian di atas, sistem pengendalian internal barang dagang sangat penting
bagi PT. Mido Indonesia dalam mengelola persediaan barang, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul:

“Analisis Pengendalian Internal dan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang


Dagang Pada PT. Mido Indonesia”.

A. Identifikasi Masalah

Berdasarkan dari latar belakang dan fenomena yang telah dipaparkan diatas, maka penulis
mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Perusahaan barang dagang wajib untuk memperhatikan sistem pengendalian internal dan
sistem informasi akuntansi barang dagangnya.
2. Perusahaan sering menemukan ketidakcocokan antara pencatatan di komputer dengan stok
fisik yang ada di gudang.

4
3. Kurangnya kesadaran perusahaan untuk melakukan pemisahan tugas pada setiap karyawan
dalam dalam pengotorisasian yang ada di setiap departemen
4. Standar peraturan yang mengatur di dalam perusahaan seringkali terabaikan.

B. Pembatasan Masalah

Penulis akan fokus meneliti pada pihak yang menerapkan sistem pengendalian internal
terhadap persediaan dagang pada PT. Mido Indonesia atas penjualan dua merek dagang JOBB
dan Jack Nicklaus, yaitu Departemen Logistik dan Retail, Merchandise Design, FICO(
Accounting and Finance), Data Analyst, HC & GA (Human Capital and General Affairs), dan
Internal Audit yang bertempatkan pada Jl. Abdul Wahab No.38, RT.001/ RW008, Kedaung,
Kec. Sawangan, Kota Depok, Jawa Barat 16516.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah
yang akan di teliti adalah:
1. Bagaimanakah sistem pengendalian internal terhadap persediaan barang dagang yang
diterapkan pada PT. Mido Indonesia?
2. Bagaimanakah sistem informasi akuntansi terhadap persediaan barang dagang yang
diterapkan pada PT. Mido Indonesia?
3. Apakah sistem pengendalian internal terhadap persediaan di PT. Mido Indonesia telah
berjalan dengan efektif sesuai dengan komponen COSO Framework?
4. Apakah sistem informasi akuntansi terhadap persediaan barang di PT. Mido Indonesia
telah berjalan efektif?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui gambaran mengenai sistem pengendalian internal pada PT. Mido
Indonesia.
2. Untuk mengetahui gambaran mengenai sistem informasi akuntansi pada PT. Mido
Indonesia.

5
3. Untuk mengetahui efektivitas sistem pengendalian internal terhadap persediaan barang
dagang di PT. Mido Indonesia.
4. Untuk mengetahui efektivitas sistem informasi akuntansi terhadap persediaan barang dagang
di PT. Mido Indonesia.

E. Manfaat Penelitian

1. Kontribusi Praktis
a. Bagi penulis, proses penelitian ini akan menjadi sarana pengimplementasian ilmu yang
telah didapatkan selama masa perkuliahan dalam bidang dan mata kuliah sistem
pengendalian internal serta hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
pengetahuan yang menambah wawasan sehingga dapat menjadi pembanding antara
teori dengan praktek yang sesungguhnya.
b. Bagi perusahaan yang terkait, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan
untuk manajemen perusahaan terkait sehingga dapat memperbaiki sistem pengendalian
internal dan sistem informasi akuntansi persediaan barang dagang pada periode
selanjutnya.
c. Bagi universitas, hasil dari penelitian ini diharapkan sebagai koleksi referensi
kepustakaan di perpustakaan Universitas Islam Negeri Jakarta dalam bidang
pengendalian internal atas persediaan barang.
d. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumber informasi dan wawasan
tambahan mengenai pengendalian internal atas persediaan barang.
2. Kontribusi Teoretis

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangsih ilmu pengetahuan dalam


menyokong sistem pengendalian dalam ilmu akuntansi dan manajerial secara teori dan
konsep khususnya mengenai penerapan pengendalian internal atas persediaan barang
dagang.

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Literatur

1. Sistem
Sistem menurut Marshall Romney dan Paul Steinbart (2013:28) adalah dua atau lebih
komponen-komponen yang saling berhubungan dan berinteraksi untuk mencapai suatu
tujuan. Isinya sebagian besar terdiri dari subsistem yang kecil mendukung sistem yang besar
(Romney et al. 2013). Menurut Jogiyanto dalam bukunya yang berjudul “Analisis dan
Desain Sistem Informasi” mengemukakan pendapat bahwa suatu sistem dapat terbentuk bila
di dalamnya terdapat beberapa prosedur yang mengikutinya, maka sistem dan prosedur
merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Menurut Mulyadi
(2010:5) sistem adalah sekelompok unsur yang erat dan membentuk menjadi suatu jaringan
prosedur berdasarkan pola yang terpadu sehingga memiliki fungsi bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu yaitu melaksanakan kegiatan pokok perusahaan. Sedangkan yang
dimaksud prosedur oleh beliau adalah suatu urutan kegiatannya yang melibatkan suatu
departemen yang sengaja dibuat untuk menjamin penanganan seragam transaksi perusahaan
secara berulang-ulang.
Jika disimpulkan dari kedua pendapat para ahli, sistem adalah unsur-unsur yang
membentuk jaringan prosedur yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang sama
yaitu membantu dalam pelaksanaan aktivitas perusahaan.
2. Sistem Informasi Akuntansi Persediaan
Menurut Nugroho (2019:2) sistem informasi akuntansi adalah salah satu subsistem dari
sistem informasi manajemen yang berfungsi untuk mengumpulkan, mencatat, menyimpan,
dan memproses data dalam proses transaksi akuntansi secara rutin untuk menghasilkan
informasi akuntansi dan keuangan yang berguna bagi manajemen dalam pengambilan
keputusan. Sistem informasi akuntansi yang terintegrasi dengan baik akan memberikan
output laporan yang lebih berkualitas dengan konsep pelaporan yang dapat dimodifikasi
sesuai dengan kebutuhan pengguna. Hal ini akan sangat membantu pimpinan dalam

7
mengambil keputusan untuk kemajuan perusahaan (Nugroho 2019). Adapun elemen-elemen
sistem informasi akuntansi menurut Nugroho yakni:
a. Pencatatan persediaan
b. Pengadaan persediaan
c. Pengeluaran persediaan
3. Sistem Pengendalian Internal
Menurut (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission and
Internal 2013) (11:2013) pengendalian internal dalam suatu perusahaan akan dikatakan
berhasil apabila organisasi tersebut dapat mengaplikasikan dengan kriteria:
a. Memberi pengaruh pada setiap aspek organisasi, dalam arti semua orang-orang yang
bersangkutan di dalamnya,
b. Menjadikannya sebagai elemen dasar untuk meresapi misi sebuah organisasi, bukan
hanya sebagai fitur tambahan,
c. Dapat menggabungkan kualitas manajemen yang baik,
d. Bergantung pada orang di dalamnya; artinya berhasil atau gagal merupakan seberapa
tinggi perhatian yang diberikan orang pengendalian internal yang ada,
e. Efektif bila semua orang dan lingkungan sekitar bekerja sama,
f. Memberikan tingkat kenyamanan mengenai kemungkinan pencapaian tujuan organisasi;
dan,
g. Membantu organisasi mencapai misi dan tujuan utamanya.

Pengendalian internal adalah kegiatan, rencana, sikap, kebijakan dan upaya orang-orang
di dalam sebuah organisasi yang saling terintegrasi untuk bekerjasama dalam memberikan
jaminan bahwa organisasi akan mencapai tujuan dan misinya (DiNapoli 2007).

Pengendalian internal adalah proses, yang dipengaruhi oleh para direksi, manajemen,
dan karyawan lainnya dalam sebuah entitas yang dirancang untuk menyediakan jaminan
yang masuk akal mengenai pencapaian dari objektif yang berhubungan dengan efisiensi dan
efektivitas dalam operasi, andal dalam pelaporan, dan kepatuhan akan peraturan hukum
yang berlaku (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission and
Internal 2013). Operasi perusahaan yang efektif karena memiliki pencapaian tujuan/target
dalam batas waktu yang sudah ditetapkan tanpa sama sekali memperdulikan biaya yang

8
sudah dikeluarkan, sedangkan efisien adalah pencapaian target dengan menggunakan input
(biaya) yang sama untuk menghasilkan output (hasil) yang lebih besar (Kalendesang,
Lambey, dan Budiarso 2017).

Pengendalian internal merupakan kegiatan yang penting untuk dilaksanakan oleh setiap
perusahaan baik kecil maupun besar, baik kepemilikan swasta maupun Negara sekalipun
karena pengendalian internal mencoba membantu perusahaan dalam mencapai
objektif/goals yang telah dijadikan visi dan misi perusahaan sejak awal, diharapkan ketika
dalam beroperasi di dalamnya memiliki keseimbangan atas pertimbangan waktu yang
terbatas diimbangi dengan biaya yang sesuai dengan hasil yang akan didapatkan kemudian.
Fokus utama pengendalian internal tertuju untuk mengikuti misi dan tujuan awal
perusahaan, meskipun tidak dapat menjamin menjadikan sebuah perusahaan yang sukses,
tetapi setidaknya pengendalian internal yang lemah akan membawa perusahaan lupa akan
tujuan dan misinya dan akan hilang arah.

4. Komponen Pengendalian Internal


COSO mencetuskan bahwa pengendalian internal dibuat untuk memberikan keandalan
dalam laporan keuangan di suatu perusahaan agar beroperasi secara efektif dan efisiensi, dan
menjadi penegasan bagi perusahaan yang bergerak untuk mematuhi hukum yang berlaku.
Maka dari itu, COSO membuat sebuah pedoman yang sistematis sebagai pemerhati
bagaimana pengendalian internal seharusnya bekerja. Lebih spesifiknya pada pengendalian
internal, COSO membentuk lima komponen, diantaranya:
a. Lingkungan pengendalian (Control Environment)
Merupakan sikap terhadap pengendalian internal dan kesadaran akan adanya
pengendalian yang telah dibentuk dan dipelihara oleh manajemen dan karyawan suatu
organisasi. Lingkungan pengendalian memiliki pengaruh yang luas terhadap keputusan
dan aktivitas organisasi karena akan memberikan landasan bagi keseluruhan sistem
pengendalian internal. Jika pondasi ini tidak kuat, maka lingkungan pengendalian tidak
akan positif yang akan menyebabkan sistem pengendalian internal secara keseluruhan
tidak akan efektif sebagaimana mestinya pada harapan perusahaan.

9
Lingkungan pengendalian terdiri dari filosofi manajemen dan gaya
kepemimpinannya, integritas dan nilai-nilai etika, kebijakan dan praktik sumber daya
manusia, komitmen terhadap kompetensi, partisipasi dewan direksi dan audit internal,
struktur organisasi karyawan.
b. Penilaian Risiko (Risk Assessment)
Manajemen menetapkan tujuan dalam kategori yang berkaitan dengan operasi,
pelaporan, dan kepatuhan dengan kejelasan yang cukup untuk dapat mengidentifikasi
dan menganalisis risiko serta dengan pertimbangan yang sesuai dengan tujuan yang
telah dirancang oleh perusahaan (Committee of Sponsoring Organizations of the
Treadway Commission and Internal 2013). Setelah memilih atas ketetapannya,
manajemen diharuskan mempertimbangkan dampak dari kemungkinan yang akan
berubah, baik dalam lingkungan eksternal dan dalam model bisnisnya sendiri untuk
dapat membuat pengendalian internal itu menjadi efektif. Risiko harus segera dinilai
dan dikelola melalui upaya-upaya dari organisasi secara keseluruhan yang gunanya
untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan memantau peristiwa-peristiwa yang
mengancam pencapaian misi organisasi. Untuk setiap risiko yang telah diidentifikasi,
manajemen harus memutuskan apakah akan menerima risiko, mengurangi risiko ke
tingkat yang masih dapat ditoleransi, atau menghindari risiko. Penilaian risiko yang
terlalu kaku jika dilakukan pada proyek perusahaan dapat menghalangi inovasi. Jika
program manajemen risiko berdasarkan atas kepatuhan yang tradisional dapat
memperlambat inovasi (Chan et al. 2020).
c. Aktivitas Pengendalian (Acitivity Control)
Aktivitas pengendalian merupakan tindakan yang ditetapkan melalui kebijakan dan
prosedur (umumnya berupa SOP) yang membantu memastikan bahwa arahan
manajemen untuk memitigasi risiko terhadap pencapaian tujuan yang telah
dilaksanakan. Aktivitas ini bersifat preventif atau detektif yang dapat mencakup
aktivitas manual maupun otomatis seperti otorisasi dan persetujuan atas transaksi,
verifikasi, rekonsiliasi, dan tinjauan kinerja bisnis. Tujuannya dirancangnya kebijakan
dan prosedur untuk mengurangi risiko kesalahan, ketidakberesan, inefisiensi, dan
penyalahgunaan aset, yang menghasilkan penurunan kualitas akuntansi (Chan et al.
2020).

10
Aktivitas ini dilakukan di semua tingkat entitas, diimplementasikan pada berbagai
tahap dalam proses bisnis, dan di atas lingkungan yang berteknologi. Umumnya,
aktivitas pengendalian relevan dengan audit dan berkaitan dengan review terhadap
kinerja, pengolahan informasi, pengendalian fisik dan pemisahan tugas. Jika
disimpulkan pada umumnya, aktivitas pengendalian dapat dikategorikan sebagai
berikut:
1. Adanya Kebijakan dan Prosedur
2. Pengendalian Pemrosesan Informasi
a. Pengendalian aplikasi
b. Otorisasi yang tepat
c. Pemeriksaan independen
3. Pemisahan Tugas
4. Pengendalian Fisik
5. Peninjauan Ulang atas Kinerja Operasional
d. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication)
Merupakan pertukaran informasi yang dikomunikasikan antara manajemen dan
karyawan membantu mereka untuk melaksanakan tanggung jawabnya. Informasi yang
relevan, andal, lengkap dan tepat waktu tidak sekedar dalam antarinternal, komunikasi
pihak eksternal seperti dengan pelanggan, pemasok, regulator dan pihak luar lainnya
juga penting untuk mendukung pengendalian internal yang efektif. Informasi dan
komunikasi dalam internal perusahaan dapat mempromosikan manajemen, kinerja, dan
inovasi pada proyek, sedangkan dalam tata kelola eksternal, informasi dan komunikasi
memfasilitasi pemantauan dan pengawasan atas inisiasi dan adopsi inovasi.
Pertukaran informasi terkait operasional, keuangan, dan kepatuhan sangat diperlukan
untuk mengelola dan mengendalikan bisnis. Informasi yang tidak mengalir dengan baik
akan berdampak timbulnya asimetri informasi di dalam perusahaan yang merupakan
bagian penentuan kualitas tata kelola manajemen perusahaan. Dampak asimetri
informasi antara manajemen dan karyawan pada kualitas pelaporan keuangan (Chen et
al. 2018). Lingkungan informasi yang transparan dalam internal mendukung perusahaan
untuk keefektifan dalam berinovasi (Brown, Pott, dan Wömpener 2014). Dengan
adanya pengendalian dalam informasi dan komunikasi, diharapkan dapat memberi

11
jawaban dan memberikan solusi yang optimal karena komunikasi merupakan sumber
bagaimana pihak-pihak internal perusahaan mendedikasikan atas integritas bersama.
e. Pengawasan dan Pemantauan Kinerja (Supervision and Monitoring Performance)
Pengawasan dan pemantauan merupakan tinjauan aktivitas dan transaksi
organisasi untuk menilai kualitas kinerja dari waktu ke waktu dan untuk menentukan
apakah pengendalian efektif (Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway
Commission and Internal 2013). Manajemen harus memfokuskan upaya pemantauan
pada pengendalian internal dan pencapaian misi organisasi, sedangkan semua karyawan
perlu memahami misi organisasi, tujuan, tingkat toleransi risiko, dan tanggung jawab
mereka sendiri. Fungsi pengawasan untuk memastikan fungsi dari empat komponen
pengendalian internal sebelumnya berjalan dengan tepat. Pemantauan bekerja dengan
cara menilai kinerja sistem pengendalian internal melalui pengawasan berkelanjutan,
evaluasi terpisah, atau kombinasi keduanya. Metode utama pemantauan meliputi
manajemen, kegiatan pengawasan, akuntansi pertanggungjawaban, audit berkala, sistem
deteksi penipuan, dan tindakan lainnya (Chan et al. 2020). Dengan pemantauan efektif
yang tertanam dalam tata kelola perusahaan dan evaluasi kinerja, manajemen dapat
mencegah pemborosan dan inefisiensi kegiatan inovasi. Selain itu, pemantauan efektif
yang diperkuat oleh akuntansi berkualitas, perusahaan dapat memoderasi asimetri
informasi dan memperkaya lingkungan inovasi mereka.

5. Tujuan Sistem Pengendalian Internal


Menurut Di Napoli (2007:5) terdapat empat tujuan pengendalian internal yang dapat
membantu sebuah organisasi untuk mencapai misinya:
1. Mempromosikan operasi yang tertib, ekonomis, efisien dan efektif berguna untuk
menghasilkan produk dan layanan berkualitas dengan konsisten sesuai misi organisasi.
2. Menjaga sumber daya dari kerugian karena pemborosan, penyalahgunaan, kesalahan,
dan penipuan dari pihak yang tidak bertanggung jawab maupun kesalahan sistem
informasi.
3. Mempromosikan kepatuhan terhadap hukum, peraturan, kontrak menyesuaikan tempat
dimana organisasi berdiri dan arahan manajemen.

12
4. Mengembangkan dan memelihara data keuangan dan manajemen yang andal, dan
menyajikan data tersebut secara akurat dalam laporan yang tepat waktu.

Secara garis besar tujuan setiap pengendalian berguna untuk kebaikan individu dan
organisasi yang sengaja dibuat untuk sebagai pencegahan yang tidak diinginkan.

6. Unsur-Unsur Sistem Pengendalian Internal


Menurut Mulyadi (2008) yang mengacu kepada AICPA (American Institute Certified
Public Accountant) terdapat empat unsur pokok sistem pengendalian internal yang harus ada
dalam suatu organisasi yaitu:
a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab dan fungsional secara tegas.
Struktur organisasi merupakan kerangka tanggung jawab fungsional kepada unit-
unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.
Contoh pelaksanaan pemisahan tanggung jawab:
1. Dipisahkannya fungsi-fungsi operasi dan penyimpanan fungsi akuntansi
2. Suatu fungsi tidak diberi tanggung jawab penuh pada semua tahap transaksi
b. Sistem wewenang/otorisasi dan prosedur pencatatan
Pada aktivitasnya dalam organisasi terdapat pejabat yang kegiatan sehari-harinya
memiliki wewenang untuk menyetujui terjadinya transaksi. Dalam praktik nyata,
terdapat prosedur pencatatan yang didalamnya akan terdapat formulir sebagai media
untuk merekam penggunaan wewenang untuk memberikan otorisasi terlaksananya
transaksi. Penggunaan formulir ini harus diawas guna sebagai pengawasan pelaksanaan
otorisasi. Demikian pula terciptanya prosedural yang baik yang akan menghasilkan
informasi yang teliti dan dapat dipercaya mengenai kekayaan, utang, pendapatan dan
biaya di suatu organisasi.
c. Praktek yang sehat
Pembagian tanggung jawab fungsional dan sistem wewenang dan prosedur
pencatatan yang telah ditetapkan tidak akan terlaksana dengan baik jika diciptakan
hanya secara untuk menjamin praktik yang sehat. Adapun praktisnya sebagai berikut:
1. Penggunaan formulir bernomor dalam unit cetak
2. Pemeriksaan secara berkala yang bersifat mendada
3. Perputaran jabatan

13
4. Pengambilan cuti karyawan sesuai dengan catatan baik tulisan maupun sistem
5. Pembentukan unit organisasi yang bertugas untuk mengecek efektifitas unsur-unsur
sistem pengendalian internal yang lain.
d. Mutu karyawan yang sesuai dengan tanggung jawabnya.
Memiliki karyawan yang kompeten dan jujur akan mengurangi unsur
pengendalian internal sampai batas minimum. Karyawan yang jujur dan ahli pada
bidang yang sesuai dengan unit tugas yang dikerjakan dapat melaksanakan
pekerjaannya. Perihal baik atau tidaknya kualitas karyawan merupakan tanggung jawab
divisi terkait yang akan melihat secara langsung perkembangan individu.

7. Keterbatasan Sistem Pengendalian Internal


COSO menyadari bahwa ketika pengendalian internal telah menyediakan penawaran
atas penjaminan untuk perusahaan dalam misi mencapai objektivitasnya, namun tidak di
dalam suatu hal yang datang dari manusia dan dikerjakan oleh manusia itu sendiri akan
terjadi keterbatasan yang tak terhindarkan. Pengendalian internal tidak dapat mencegah
penilaian atau pengambilan keputusan tidak tepat bilamana terjadi kejadian-kejadian
eksternal yang dapat menyebabkan kegagalan perusahaan untuk mencapai pencapaian
operasionalnya. Sebaik-baiknya pengendalian internal diimplementasikan ke dalam kegiatan
operasional, tidak dapat terhindarkan apabila terdapat kesalahan sistem dan non-sistem yang
menghambat pengambilan keputusan yang mempengaruhi hasil yang diinginkan. Sebesar
yakin efektifnya sistem pengendalian internal pasti pernah melalui kegagalan. Keterbatasan
dapat disebabkan dari:
a. Ketidaksesuaian tujuan awal dengan akhir yang ditetapkan sebagai prasyarat untuk
pengendalian internal.
b. Kenyataan bahwa penilaian manusia dalam pengambilan keputusan dapat salah dan
bias.
c. Kerusakan yang dapat terjadi karena kegagalan manusia mulai dari kesalahan
sederhana.
d. Kemampuan manajemen yang mengesampingkan pengendalian internal.
e. Kemampuan manajemen, karyawan dibawahnya, dan/atau pihak lain yang
menggagalkan adanya pengendalian melalui kegiatan kolusi.

14
f. Kejadian-kejadian eksternal diluar pengendaliannya perusahaan.

Keterbatasan di atas dapat menghalangi direksi dan manajemen dalam mengambil


keputusannya akibat adanya hambatan-hambatan diatas. Dari keterbatasan yang telah
diuraikan, mulai dari keberadaan pihak manajemen yang harus berhati-hati dalam memilih,
membentuk, dan mendistribusikan pengendaliannya (Committee of Sponsoring
Organizations of the Treadway Commission and Internal 2013). Meskipun tidak selalu
menjamin kesesuaian jalur yang telah dibuat dan diimplementasikan sebaik mungkin, tidak
menutup kemungkinan adanya kesalahan yang diperbuat baik itu dari sumber daya manusia,
alam, maupun sistem. Tetapi dengan tetap konsistensi akan penggunaan eksistensi dari
sistem pengendalian internal dan kepepimpinan yang melekat untuk menerkaitkan
pengendalian internal dengan kegiatan operasional akan mengikis kemungkinan terjadinya
kefatalan yang dapat mempengaruhi secara keseluruhan operasi perusahaan.

8. Persediaan Perusahaan
Menurut Kieso (2014) persediaan adalah item-item aset yang dimiliki perusahaan untuk
dijual dalam bisnis, atau dapat disebut barang yang akan digunakan atau dikonsumsi dalam
produksi barang yang akan dijual. Persediaan adalah barang-barang yang dimiliki oleh suatu
perusahaan yang tergantung pada jenis usaha perusahaan masing-masing (Saresa, Afriani,
dan Fitriano 2021). Persediaan juga dapat disebut bagian utama dalam neraca dan seringkali
merupakan perkiraan yang nilainya cukup besar yang melibatkan modal kerja yang besar
(Seredei dan Runtu 2015). Persediaan memiliki tiap golongan yaitu;
a. Persediaan Bahan Baku (Raw Material)
b. Persediaan Dalam Proses (Work-in-Process)
c. Persediaan Barang Jadi (Finished Goods)

9. Fungsi-fungsi Persediaan
Menurut Mulyadi (2008:142) persediaan memiliki beberapa fungsi penting bagi
perusahaan agar yaitu:
a. Agar dapat memenuhi permintaan yang diantisipasi akan terjadi
b. Untuk menyeimbangkan produksi dengan distribusi

15
c. Untuk memperoleh dari keuntungan potongan kuantitas, karena dengan membeli jumlah
yang banyak pada umumnya akan terdapat diskon
d. Sebagai hedging (pengurangan resiko akibat investasi lain) dari inflasi dan perubahan
harga
e. Untuk menghindari kekurangan persediaan yang dapat terjadi karena cuaca, kekurangan
pasokan, mutu, dan kesalahan dalam pengiriman
f. Untuk menjaga kelangsungan operasi dengan cara persediaan dalam proses

10. Jenis-Jenis Persediaan


Menurut Herjanti (2008:77) persediaan dapat dikelompokkan ke dalam empat jenis,
yaitu:
a. Fluctuation Stock, persediaan yang dimaksudkan untuk menjaga terjadinya fluktuasi
permintaan yang tidak diperkirakan sebelumnya dan alasan lainnya untuk mengatasi
bila terjadi kesalahan dalam perkiraan penjualan, waktu produksi, dan pengiriman
barang.
b. Anticipation Stock, persediaan untuk menghadapi permintaan yang dapat diramalkan
pada peak season (musim permintaan tinggi) tetapi kondisinya kapasitas produksi pada
saat itu tidak mampu memenuhi permintaan. Persediaan jenis ini juga dimaksudkan
untuk menjaga kemungkinan sulitnya diperoleh bahan baku sehingga tidak
mengakibatkan terhentinya produksi.
c. Lot-size inventory, persediaan yang diadakan dalam jumlah yang lebih besar daripada
kebutuhan saat itu. Persediaan dilakukan untuk mendapatkan keuntungan dari harga
barang dari pemasok (berupa diskon) karena membeli dalam partai besar, di lain sisi
keuntungan juga didapatkan berupa penghematan biaya pengangkutan.
d. Pipeline Inventory, persediaan yang dalam proses pengiriman dari tempat asal ke tempat
dimana barang tersebut akan digunakan.

16
Dari beberapa jenis persediaan yang telah disebutkan di atas, tidak semua organisasi
mengambil semua jenis diatas, lot-size inventory dihindari oleh perusahaan dagang yang
masih berskala kecil menengah guna untuk menghindari mubazir barang yang dapat
mengurangi perolehan hasil output. Tetapi tidak menutup kemungkinan perusahaan dagang
yang menawarkan barang yang bersifat konsumsi sehari-hari masyarakat mengambil semua
jenis persediaan diatas.

11. Penggolongan Persediaan


Mulyadi (2008: 155) mengelompokkan persediaan sebagai berikut:
a. Persediaan produk jadi
b. Persediaan produk dalam proses
c. Persediaan bahan baku
d. Persediaan bahan penolong
e. Persediaan habis pakai pabrik
f. Persediaan suku cadang

Namun, dalam perusahaan dagang persediaan hanya terdiri dari satu golongan saja,
yaitu persediaan barang dagang.

12. Sistem Pencatatan Persediaan


Menurut Mulyadi (2008) metode pencatatan persediaan dibagi menjadi dua metode,
yaitu:
a. Sistem persediaan periodik/fisik (periodical physical inventory system)
Berdasarkan sistem ini persediaan ditentukan dengan melakukan menghitung fisik
terhadap persediaan. Penghitungan fisik persediaan dilakukan secara periodik. Dalam
sistem ini pencatatan terhadap mutasi persediaan tidak selalu diikuti. Oleh karena itu
prosedur penghitungan fisik persediaan pada akhir periode harus dilakukan (mandatory
procedure) untuk dapat menentukan fisik persediaan yang akan dilaporkan dalam
laporan keuangan. Hasil perhitungan fisik ini dipakai sebagai dasar penentuan nilai
persediaan. Untuk lebih jelasnya, sistem fisik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
1. Pembelian dan penjualan barang dagangan, tidak dicatat ke dalam akun
“persediaan”, sehingga akun persediaan hanya menunjukkan informasi nilai
persediaan barang dagang awal periode.

17
2. Transaksi pembelian barang dagang dicatat debit pada akun “pembelian” dan
transaksi penjualan barang dagang dicatat sebesar harga jualnya.
3. Nilai persediaan pada akhir periode diketahui setelah dilakukan pemeriksaan dan
penghitungan barang secara fisik.

13. Sistem persediaan terus – menerus (perpetual inventory system).


Pada pencatatan dengan sistem perpetual, setiap terjadi transaksi penjualan
barang, harga pokok barang yang dijual harus dihitung dan dicatat debit pada akun
“harga pokok penjualan”. Dengan demikian penerapan metode ini dilakukan pada saat
terjadi transaksi penjualan barang, bukan menghitung harga pokok barang yang masih
ada (tersisa). Metode yang dapat digunakan pada metode ini menurut Baridwan (2012)
adalah:
a. First – in, First – out (FIFO/Masuk Pertama Keluar Pertama)
Prinsip metode ini adalah “the first merchandise purchased is the first
merchandise sold”. Dengan menggunakan metode FIFO, harga pokok persediaan
akan dibebankan sesuai dengan urutan terjadinya, jadi harga pokok dari barang
yang akan pertama kali terjual diakui lebih dahulu sebagai harga pokok penjualan.
Tapi, bukan berarti unit atau barang yang pertama kali dibeli diharuskan sebagai
unit atau barang yang pertama kali dijual. Jadi, dalam metode ini bukan fokus
kepada unit fisik atau barangnya, melainkan lebih kepada harga pokoknya. Dengan
metode FIFO, yang akan menjadi nilai persediaan akhir adalah harga pokok dari
unit atau barang yang terakhir kali dibeli. Karena persediaan yang terjual terdiri dari
harga perolehan dari persediaan-persediaan yang pertama masuk, maka harga
perolehan persediaan barang dagangan yang tersisa terdiri dari harga perolehan dari
persediaan-persediaan yang terakhir masuk.
b. Last – in, First – out (LIFO)
Prinsip metode penilaian persediaan ini adalah “the last merchandise
purchased is the first merchandise sold“. Dengan menggunakan metode LIFO,
harga pokok dari barang yang terakhir dibeli adalah yang diakui pertama kali
sebagai harga pokok penjualan. Dalam hal ini, tidak berarti bahwa unit atau barang
yang terakhir kali dibeli adalah unit atau barang yang pertama kali dijual. Sama

18
seperti metode FIFO, penekanannya disini bukan kepada unit fisik atau barangnya,
melainkan lebih kepada harga pokoknya. Dengan metode LIFO, yang akan menjadi
nilai persediaan akhir adalah harga pokok dari unit atau barang yang pertama kali
dibeli. Dengan begitu maka harga perolehan persediaan yang tersisa terdiri dari
harga perolehan dari persediaan barang dagangan yang pertama masuk.
c. Average cost (Biaya Rata – Rata)
Dalam metode ini barang-barang yang dipakai untuk produksi atau dijual akan
dibebani harga pokok rata-rata. Metode ini dikembangkan untuk memberikan solusi
atas ekstremitas dari metode FIFO dan metode LIFO. Pada metode rata- rata,
penentuan harga perolehan persediaan barang dagangan tidak didasarkan pada
harga persediaan yang pertama ataupun terakhir masuk, melainkan di antara
keduanya. Dengan begitu kelebihan dan kelemahan dari metode FIFO dan metode
LIFO tereliminasi pada posisi rata-rata. Terdapat dua cara perhitungan penentuan
harga perolehan persediaan barang dagangan menurut metode rata-rata, yakni
sebagai berikut.
1. Metode Rata-rata Bergerak (Moving Average)
Metode penentuan harga perolehan ini merupakan metode rata-rata yang
diselenggarakan secara perpetual. Setiap terjadi transaksi pembelian atau
masuknya persediaan maka harus dihitung harga perolehan rata-rata yang baru.
Harga pokok penjualan merupakan hasil perkalian antara jumlah persediaan
yang terjual dengan harga perolehan rata-rata pada saat itu.
2. Metode Rata-rata Tertimbang (Weighted Average)
Metode penentuan harga perolehan persediaan barang dagang ini
merupakan metode rata-rata diselenggarakan secara physical. Harga perolehan
persediaan barang dagangan akhir dan harga pokok penjualan dihitung pada
akhir periode berdasarkan harga rata-rata persediaan barang dagangan siap
dijual (the weighted average unit cost of goods available for sale for both cost
of goods sold and ending inventory).
d. Identifikasi Khusus (Specific identifications)
Metode ini berasumsi bahwa arus barang harus sama dengan arus biaya,
sehingga setiap kelompok barang diberi identifikasi dan dibuat kartu. Dengan

19
demikian, Harga Pokok untuk setiap barang dapat diketahui, sehingga Harga Pokok
Penjualan terdiri atas Harga Pokok Barang yang dijual dan sisanya sebagai
persediaan akhir. Metode identifikasi khusus umumnya digunakan untuk
perusahaan yang mempunyai persediaan barang relatif sedikit tetapi harga per
unitnya besar. Sebagai akibat persediaan barangnya dapat diidentifikasi secara
khusus, perhitungan Harga Pokok Penjualan dan harga pokok persediaan
menggunakan arus harga pokok sebenarnya (aktual) dari persediaan (Barchelino
2016).

14. Konsep Dasar Sistem dan Prosedur Penerimaan dan Pengeluaran Persediaan Barang
a. Prosedur
Menurut Mulyadi (2016:4), prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal,
biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat
untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi
berulang-ulang. Didalam suatu sistem, biasanya terdiri dari beberapa prosedur dimana
prosedur-prosedur itu saling terkait dan saling mempengaruhi. Akibatnya jika terjadi
perubahan salah satu prosedur, maka akan mempengaruhi prosedur yang lainnya.
b. Prosedur Penerimaan Barang
Menurut Mulyadi (2008:166) tujuan adanya pada pembelian dan penerimaan
persediaan secara terprosedur, yaitu:
1. Material akan benar-benar dikontrol sehingga kerugian dari kerusakan pencurian
organisasi akan tereliminasi pada organisasi setidaknya dikurangi seminimal
mungkin,
2. Setiap material adalah penerimaan yang akan diperiksa entitas dalam hal penilaian
kualitas dan bobot sebagai bahan perbandingan yang akan diuraikan ke dalam
deskripsi taraf perusahaan.
3. Hanya persediaan yang telah diotorisasi yang akan menerima voucher pembayaran
atas penagihan.
4. Hanya persediaan dagang yang telah diotorisasi yang akan diperjualbelikan.

Untuk mencapai hal yang disebutkan di atas, maka harus diadakan pemisahan
fungsi operasi, penyimpanan dan pencatatan. Fungsi operasi sebaiknya dipegang oleh

20
bagian pembelian dan penerimaan tepat pada saat barang diterima ke dalam gudang.
Sedangkan fungsi penyimpanan dipegang oleh bagian gudang yang pada ahlinya
dalam memelihara persediaan barang dan fungsi pencatatan dipegang oleh bagian
akuntansi dan finance sehingga memungkinkan untuk menghindari pelaksanaan
transaksi yang dikerjakan oleh banyak tangan. Dengan demikian dalam penerimaan
barang akan terdapat pengecekan internal (internal check) sehingga kekayaan
perusahaan terjamin kenyamananannya dan data akuntansi terjamin ketelitian dan
keandalannya.

Sebelum barang datang dan diterima oleh gudang akan didahului transaksi atas
perjanjian antara entitas dengan produsen dan distributor. Transaksi tersebut harus
memperoleh otorisasi dari pejabat yang berwenang dalam entitas dan tidak ada
satupun material dan transaksi yang masuk tanpa izinnya. Sebagai pembuktiannya
pada umumnya terdapat bubuhan tanda tangan pada dokumen, baik dokumen sumber
maupun dokumen pendukung. Alasan yang kuat karena setiap transaksi yang terjadi
harus dicatat ke dalam catatan akuntansi berdasarkan prosedur tertentu. Dengan
demikian, harta perusahaan terjamin ketelitian dan keandalannya melalui bukti
konkrit berdasarkan otorisasi pejabat yang berwenang dan dicatat pada akuntansi
sebagaimana mestinya.

Pembagian tanggung jawab serta sistem dan prosedur pencatatan dapat terlaksana
dengan sesuai harapan apabila diciptakan cara-cara yang dapat menjamin terjadinya
praktek yang sehat. Praktek yang sehat merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
pembagian tanggung jawab serta sistem dan prosedur pencatatan dalam sistem
pengendalian internal. Tanpa adanya praktek yang sehat tidak akan ada manfaatnya
pembagian tanggung jawab dan sistem prosedur pencatatan.

Suatu hal yang paling menentukan dalam pengendalian internal adalah karyawan
yang kompeten dan dapat dipercaya. Faktor ini merupakan faktor yang mutlak dalam
sistem pengendalian internal yang baik. Akan tetapi, jika tidak diimbangi dengan
pembagian tanggung jawab serta sistem dan prosedur pencatatan, karyawan yang
kompeten dan dapat dipercaya saja pun tidak cukup, karena pada dasarnya manusia
memiliki sifat yang alami; ada saatnya malas, memiliki tujuan yang bertentangan

21
dengan perusahaan, ketidakpuasan terhadap sesama kolega, bahkan adanya masalah
pribadi yang secara sengaja maupun tidak dihadirkan dalam kegiatan
profesionalitasnya, sehingga akan menyebabkan terganggunya pelaksanaan kerjanya.

Elemen-elemen pengendalian internal pembelian dan penerimaan persediaan


terdiri dari:

a. Organisasi
b. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan
c. Praktek pada Berbagai bidang:
1. Bagian Gudang
2. Bagian Pembelian
3. Bagian Penerimaan
4. Bagian Penagihan Utang
5. Bagian Kartu Persediaan dan Kartu Biaya

15. Prosedur Pengeluaran Barang


Menurut Mulyadi (2008:170) pengendalian internal pada pengeluaran dan
pemakaian sangat diperlukan agar persediaan yang dikeluarkan dan yang dipakai benar-
benar persediaan yang diperlukan. Bagian produksi dalam melaksanakan operasinya
harus dilakukan terpisah dari bagian gudang yang fokus pada fungsi penyimpanan.
Bagian gudang juga harus dilakukan secara terpisah dan diwajibkan berkoordinasi cepat
dengan bagian akuntansi dan keuangan yang memegang fungsi pencatatan. Adanya
pemisahan fungsi tersebut memungkinkan adanya saling mengecek antar fungsi yang
satu dengan fungsi lainnya.
Sama seperti penerimaan pemakaian persediaan, pengeluaran dan pemakaian
persediaan perlu juga otorisasi dari pejabat yang berwenang dengan cara yang sama,
dokumen yang dibutuhkan oleh tanda tangan mereka. Di samping itu juga harus ada
prosedur pencatatan yang teliti dan andal yang dilakukan oleh para ahli pada bidangnya.
Selain itu diperlukan praktek yang sehat yang dilaksanakan oleh karyawan yang
kompeten dan dapat dipercaya. Tanpa elemen ini pengendalian internal tidak dapat
dilaksanakan dengan baik. Untuk mendapatkan karyawan yang kompeten dan dapat

22
dipercaya perlu dimulai sejak penerimaan karyawan dengan melakukan seleksi yang
ketat sesuai kebutuhan fungsi unit divisi untuk memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
dan alangkah lebih baiknya jika diteruskan dengan melakukan pelatihan bagi karyawan
agar dapat meningkatkan potensi dirinya.
Berikut bagian yang terlibat dalam pengendalian internal pengeluaran dan
pemakaian persediaan:
a. Bagian Produksi
b. Bagian Kartu Persediaan dan Kartu Biaya
c. Bagian Penagihan Piutang
d. Bagian Jurnal, Buku besar, dan Laporan

B. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

Adapun hasil sebelumnya dari penelitian terdahulu merupakan beberapa topik yang
berkaitan dengan penelitian ini berdasarkan jurnal-jurnal berikut.

23
Tabel 2. 1
Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

Metode
No. Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti/Tahun/Judul
Deskriptif Pada penerapan sistem pengendalian internal
Kualitatif persediaan barang dagang dikatakan masih perlu
peningkatan pengelolaan pengendalian persediaan
barang dagang karena belum adanya fungsi gudang
dan terdapat rangkap tugas.

Pada sistem otorisasi dan prosedur pencatatan mini


Tiwuk Puji Hariyanti, Ahmad 1. Sistem market belum cukup baik, disebabkan barang
Sony Suharsono (2022) Pengendalian persediaan yang keluar masuk khususnya di gudang
Internal belum ada pejabat yang diberi kewenangan untuk
1.
“Analisis Sistem Pengendalian 2. Analisis bertugas dan bertanggung jawab di bagian gudang.
Internal Persediaan Barang 3. Persediaan
Dagang” 4. Implementasi Praktek yang sehat sudah cukup baik karena
penggunaan dokumen yang memilik nomor urut
cetak secara permanen. Perhitungan fisik persediaan
yang dilakukan satu bulan sekali juga sudah baik
menurut standar akuntansi karena bisa
meminimalisasi ketidakakuratan persediaan dengan
seringnya kegiatan pengecekan persediaan barang
dagang tersebut.
Deskriptif 1. Penerapan sistem pengendalian internal
Maireni, Pandoyo (2021)
Kualitatif persediaan barang dagang pada Blibli.Com
1. Sistem
Cabang Karawaci belum terdapat pemisahan
“Evaluasi Penerapan Sistem 2. Pengendalian
2. kewenangan antara pencatatan persediaan
Pengendalian Intern Persediaan Internal
dengan pengendali internal persediaan.
Barang Dagangan Pada 3. Barang Dagang
2. Belum adanya fungsi ahli yang menangani
Blibli.com Cabang Karawaci”
pengendalian persediaan, seperti penilaian

24
Metode
No. Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti/Tahun/Judul
kualitas barang yang mendekati expired.
3. Perbaikan yang terus menerus sebagai upaya
yang dilakukan oleh perusahaan untuk
menimalisasi kesalahan yang sering terjadi.
4. Kesesuaian komponen penerapan sistem
pengendalian intern yang diterapkan pada
Blibli.Com Cabang Karawaci dengan COSO
Framework hasilnya hanya 78,38% berdasarkan
form checklist.
Deskriptif PT. Indoka Sakti Banjarmasin merupakan
Kualitatif perusahaan yang bergerak memproduksikan dan
1. Sistem, menjual p (spring bed) dan (polyure foam).
Nor Amelia, Adi Rahman, Jaya
Pengendalian
Bahwiyanti (2022)
Intern, Hasil penelitian menunjukan bahwa pada perusahaan
3. 2. Persediaan belum adanya SOP, masih terjadinya rangkap
“Analisis Sistem Pengendalian
Barang, jabatan, otorisasi pada formulir setiap kegiatan
Intern Persediaan Barang pada
3. PT. Indoka Sakti belum berjalan dengan baik, perusahan belum
PT. Indoka Sakti Banjarmasin”
Banjarmasin mengadakan pemeriksaan secara mendadak
(suprised audit), serta mutu yang tidak sesuai dengan
tanggungjawabnya.
4. Wildana, Fitri Nur Deskriptif 1. Sistem Akuntansi Dari hasil penelitian pengendalian komponen-
komponen dalam pengendalian internal yang
Utami, Erni Unggul Sedya Kualitatif Persediaan
dilakukan pada CV. Sumber Alam Sejahtera Tegal
(2017) 2. Pengendalian sudah baik tetapi masih memiliki beberapa
kelemahan.
Persediaan Barang
“Analisis Sistem Pengendalian Dagang Pertama, pemisahan tugas hanya pada fungsi
pembelian dan pengeluaran barang dagang,
Persediaan Atas Barang Dagang
sedangkan fungsi penerimaan dan
pada CV. Sumber Alam penyimpanan/bagian gudang masih merangkap

25
Metode
No. Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti/Tahun/Judul
Sejahtera Tegal” menjadi satu fungsi saja yaitu fungsi penerimaan.

Kedua, sering kali terjadi ketidakcocokan pencatatan


pada kartu stok dengan pencatatan di komputer,
dikarenakan karyawan kurang teliti dalam
melakukan pengecekan terhadap kuantitas atau
jumlah barang yang tersedia di gudang. (Wildana
dan Utami 2017).
5. Otinur, Faujan Deskriptif 1. Accounting Penerapan sistem pengendalian internal pada Toko
Campledean Manado yang menyediakan alat-alat
Pangemanan, Sifrid S. Kualitatif information
kebutuhan olahraga dapat dikatakan mendekati
Warongan, Jessy (2017) systems, dengan persyaratan yang dianut COSO. Karena
masih dalam usaha menengah kecil, dalam
2. Internal control
aktivitasnya, terdapat admin gudang yang
" Analisis Sistem Informasi systems supplies bertanggung jawab dalam pembelian stok dari
supplier dan mengelola pergerakan stok, kasir yang
Akuntansi dan Sistem
berkaitan dengan kegiatan penjualan, lalu
Pengendalian Internal pramuniaga (porter, shopkeeper) yang semua tugas
berhubungan langsung dengan owner sebagai
Persediaan Barang Pada Toko
pembuat keputusan mutakhir.
Campladean Manado"
Sistem persediaan yang digunakan yaitu FIFO utnuk
memudahkan barang yang masuk agar keluar
terlebih dahulu, meskipun keadaan barang tidak
mudah kadaluarsa dan disimpan dalam gudang yang
secara berkala di cek kondisinya. Stock opname
dilakukan secara sebulan sekali dan untuk
mengurangi adanya penyelewengan, pihak kasir
administrasi maupun pramuniaga diwajibkan
membuat laporan kegiatan kepada pemilik toko,

26
Metode
No. Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti/Tahun/Judul
kelebihannya pemilik toko memiliki coordinator
controller yang siap membantu mengontrol setiap
aktivitas toko (Otinur, Pangemanan, dan Warongan
2017).

Namun, yang harus ditingkatkan dan diwaspadai,


sistem informasi akuntansi maish digunakan secara
manual, sebaiknya seiring dengan bergeraknya maju
usaha, perusahaan perlu mengadopsi ini untuk jadi
pertimbangan ke depan.
6. Fanny Angkasa, Edison Sagala Deskriptif 1. Internal Control PT. Panca Kurnia Niaga merupakan perusahaan yang
bergerak sebagai distributor di bidang produk pupuk
dan Elidawati (2019). Kualitatif 2. Merchandise
dan agrokimia yang memiliki dua gudang sebagai
Inventory tempat penyimpanan barang. Perusahaan telah
memberikan otorisasi yang berwenang baik pada
“Analisis Pengendalian Intern
penjualan maupun penerimaan.
Persediaan Barang Dagang
Untuk menghindari resiko salah saji laporan,
pada PT. Panca Kurnia Niaga
diberlakukan pembagian laporan persediaan barang
Nusantara Medan” dagangan ke dalam 2 periode, sedangkan
pelaksanaan stock opname dilakukan selama 2 kali
dalam setahun bila tidak terdapat masalah, jika
terdapat masalah dapat diberlakukan lebih dari dua
kali.

Namun kelebihan dalam perusahaan ini telah


diberlakukan pembatasan hak akses bagi setiap
karyawan, seperti adanya PIN dengan adanya
username sebagai akses login untuk menghindari
pemalsuan data. Keamanan fisik terdapat adanya

27
Metode
No. Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti/Tahun/Judul
CCTV pada gudang penyimpanan. Dalam hal
penginputan, perusahaan melakukan sistem
penginputan persediaan barang yang terubung
dengan departemen satu dengan departemen lainnya.
Tidak lupa penginputan manual (Microsoft Excel)
diperlukan apabila pemrograman sedang bermasalah.
Adanya minimum stok dibagi rata-rata berdasarkan
jumlah penjualan dalam 3 bulan terakhir.

Dalam hal pengawasannya, dua gudang dipantau


oleh karyawan kantor dengan cara meminta laporan
harian penerimaan dan pengeluaran persediaan
barang dagangan. Dari hasilnya, perusahaan ini
sudah hampir mendekati cerminan manajemen yang
diharapkan oleh COSO, namun masih terdapat
kesalahan dalam hal penilaian resiko atas stock
opname dengan bukti masih terdapat selisih stok
yang berarti masih ada barang yang hilang, rusak
ataupun mengalami kebocoran.

Hal ini berarti masih ada karyawan yang merangkap


pekerjaan yang seharusnya dilakukan oleh satu orang
saja, kenyataannya terjadi perhitungan fisik stok
masih dilakukan oleh staf gudang dengan staf
akunting. Seharusnya perusahaan harus membuat
suatu tim baru khusus (Angkasa dan Sagala 2019).
Selain itu, program penginputan data harus
dilakukan pemeliharaan.
7. Aqil Nugroho, Muchamad Kualitatif 1. Analysis PT. Andre Laurent bergerak di dalam bidang
perdagangan bahan bangunan seperti paku, besi,

28
Metode
No. Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti/Tahun/Judul
(2019) Deskriptif 2. Implementation seng, dan lain-lain yang akan dipasok ke toko, agen,
atau pengecer bahan bangunan. Masalah yang sering
3. Accounting
dihadapi perusahaan terdapat pada pembukuannya;
“Analysis of Internal Control of Information perbedaan pada pembukuan stok secara fisik dengan
pencatatan stok program komputer.
Inventory Accounting System
Information System at PT. Andre 4. Internal Control Hasil dari penelitian adalah perusahaan masih
mengaplikasikan pencatatan persediaan secara LIFO
Laurent” 5. Inventory
yang notabene sudah jarang digunakan karena
6. Accurate seringkali ketika persediaan yang sudah lama dibeli
akan disimpan lama di gudang. Akibatnya
keseimbangan yang tidak realistis pada neraca
dengan stok fisik yang ada, dan alokasi biaya
persediaan akan dilaporkan lebih rendah dari harga
pasar untuk periode tersebut.

Metode FIFO lebih dianjurkan dalam menangani


perputaran persediaan yang terkadang belum tentu
kualitas akan sama pada saat persediaan sampai kali
pertama (Nugroho 2019). Dalam hal pengadaan
barangnya, masih ditemukan kurangnya sumber daya
manusia, yang berarti pemisahan tugas masih belum
terlalu diaplikasikan, kurangnya supervisi dan
monitor aktivitas persediaan dan dokumen yang
digunakan terlalu panjang dalam prosesnya.

Lalu dalam pengeluaran persediaan, penerbitan


dokumen penjualan tidak teratur, pengendalian dan
pengarsipan tidak lengkap dan kurang rapi sehingga
akan mempengaruhi bagian keuangan untuk

29
Metode
No. Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti/Tahun/Judul
mengontrol piutang dan pajak.

Dalam hal prosedur sistem informasi akuntansi untuk


pengeluaran barang, perlu dibuat beberapa
perubahan saat mengeluarkan dokumen karena
diketahui sistem akuntansi yang masih tradisional
digunakan, penulis merekomendasi menggunakan
sistem Accurate 5 agar user dan leader dapat dengan
mudah mengetahui detail penjualan secara detail
yang terjadi pada periode tertentu.

Terakhir, penulis menegaskan agar jajaran


manajemen atau pimpinan secara berkala melakukan
pengawasan dan pengecekan atas transaksi-transaksi
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari perusahaan.
8. Uysal, Gurhan (2012) Kualitatif 1. internal control; Gurhan Uysal mengeksplorasi sistem pengendalian
internal atas produk dari COSO untuk mencoba
Deskriptif 2. COSO;
mengargumentasikan dengan kebijakan-kebijakan
“Effect of COSO Implications on 3. HRM; manajemen sumber daya manusia. Uysal
mengutarakan dari 26 prinsip atas 5 komponen yang
Human Resource Management ” 4. employee
telah terbentuk oleh COSO, secara hampir
performance; keseluruhan membantu dalam meningkatkan
efektivitas pengendalian internal untuk pelaporan
5. firm performance
keuangan.

COSO juga dapat membantu menumbuhkan banyak


perspektif baik dari pengendalian internal maupun
eksternal dalam manajemen resiko seperti pada
urutan komponen COSO dalam materi penilaian
resiko yang berisikan analisis dari risiko yang telah

30
Metode
No. Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti/Tahun/Judul
ada dalam perusahaan, beradaptasi dengan risiko
tersebut lalu untuk segera dicari solusi yang terbaik
apakah akan merubah secara minimal, sebagian, atau
total untuk selanjutnya.

Maka dari itu, Uysal mengeksplor COSO atas dari


perspektif sumber daya manusia karena merupakan
aset yang dapat melindungi berdirinya perusahaan
tersebut dan dengan adanya manajemen sumber daya
yang baik akan meningkatkan kinerja karyawan.

Berdasarkan tabel penelitian terdahulu dapat disimpulkan bahwa meskipun dengan metode pencatatan dan penilaian persediaan
yang berbeda, pada umumnya lebih diandalkan dengan metode perpetual dan penilaian FIFO, karena barang yang tersimpan lama
seringkali sudah terakumulasi kualitasnya yang kerap memiliki trik tersendiri dalam pemeliharaan dan penyimpanan dalam gudang.
Namun yang seringkali diperhatikan dan lebih terdapat common error berada pada kegiatan kurangnya pemisahan tugas pada
karyawan terutama bila perusahaan memiliki lebih dari satu gudang.

Masalah lainnya yang sering terjadi pada kegiatan stock opname yang tidak sesuai dengan catatan manual ataupun program
sistem informasi. Oleh karena itu, penulis mencoba untuk meneliti sebagai jawaban untuk PT. Mido Indonesia dalam mengelola
persediaannya.

31
C. Kerangka Berpikir

Perseroan Terbatas Mido Indonesia merupakan perusahaan manufaktur dan dagang


yang menyediakan pakaian resmi di bawah subsidi PT. Trisula yang merupakan perusahaan
manufaktur bidang tekstil yang telah memproduksi pakaian untuk merek dagang perusahan
garmen asal Jepang, Amerika Serikat, Eropa, Australia, Malaysia, Singapura, dan Indonesia.
Dengan berbagai macam produk tekstil yang ditawarkan memberikan pertimbangan bagi PT.
Mido Indonesia untuk tetap cermat dalam memberikan perhatian lebih dalam memelihara
persediaan barang.

Jenis persediaan yang ditawarkan oleh PT. Mido Indonesia berupa golongan persediaan
barang siap pakai. Persediaan barang siap pakai seperti kebutuhan pakaian formal dan
nonformal (kasual). Dengan adanya persediaan yang beragam dalam tipe penggunaannya
memberikan tantangan bagi pihak internal perusahaan untuk memiliki perhatian lebih dalam
mengelola persediaannya.

Sistem pengendalian internal merupakan hal yang sangat diperlukan untuk perusahaan
apabila menginginkan aset lancar yang efektif. Secara umum pengendalian internal mengatur
dari berbagai sisi yang berkaitan dengan pelaku dan alat yang dipakai. Apabila diabaikan
kehadirannya, perusahaan akan kehilangan arah dalam beroperasi dan sulit untuk mencapai
misi dan objektif yang dibangun sejak awal. Sistem pengendalian internal berkiblat pada
komponen COSO yang merupakan pedoman dasar sebagai penilaian atau titik baku
operasional yang dapat dijadikan koreksi bagi perusahaan. Pengendalian internal yang
tersistematis akan memberikan kemajuan bagi perusahaan. Di dalamnya terdapat beberapa
lima komponen yang detail memperhatikan aktivitas persediaan serta personil-personil yang
bersangkutan di dalamnya.

Adanya analisis sistem pengendalian internal pada persediaan barang dagang


diharapkan dapat membantu direksi dan manajemen dalam menjaga aset lancar dari kerugian
dalam pelaksanaan efisien dan efektif memberikan pengarahan dalam tujuan menjaga
efektivitas dan efisiensi dalam menjaga aset lancar persediaan barang dari kerugian yang di
dalamnya akan banyak keterkaitan yang mengandalkan bagaimana sumber daya manusia
bekerja untuknya. Penelitian ini akan berfokus pada fungsi dari komponen sistem
pengendalian internal untuk menilai dan menganalisis komponen tersebut pada
penindaklanjutan masalah-masalah yang terdapat dalam perusahaan sehingga penelitian
diharapkan dapat memberikan kontribusi berupa rekomendasi kepada manajemen yang akan

32
menjadi bahan diskusi dengan direksi untuk perbaikan yang akan diberikan kepada
karyawan-karyawan. Ruang lingkup ini akan menitikberatkan pada aktivitas-aktivitas yang
terkait dengan persediaan; prosedur pembelian dan penerimaan barang, prosedur penjualan
dan pengeluaran barang, penyimpanan dan pemeliharaan barang dalam gudang yang akan
disangkutpautkan kembali dengan perspektif atas 5 (lima) komponen sistem pengendalian
internal.

Dalam proses menentukan apakah persediaan barang dagang telah terkendali dengan
baik secara internal, penulis akan melewati beberapa langkah dalam prosesnya, yakni:

1. Pendahuluan
Dalam proses awal ini, penulis melakukan pengamatan dan mengumpulkan
informasi dasar ke PT. Mido Indonesia untuk mengetahui sejarah, latar belakang, dan
sistem rekrut dan pembentukan strukturisasi perusahaan.
2. Telaah dan Tinjau Ulang
Setelah informasi dasar perusahaan terkumpul, penulis akan mengumpulkan
informasi mengenai aktivitas-aktivitas pergerakan persediaan barang dagang dengan
mengacu dari komponen sistem pengendalian internal dari COSO Framework. Kegiatan
di dalamnya berupa pengajuan pertanyaan yang relevan secara langsung dengan
informan. Setelah jawaban dari narasumber terkumpul secara keseluruhan, penulis akan
mendeskripsikan kegiatan nyata di dalam perusahaan atas perbandingan dengan teori
yang digunakan.
3. Uji Rinci
Data hasil observasi dan wawancara telah terkelompokkan, penulis akan uji dan
analisis keabsahan atas informasi dari pandangan-pandangan para informan. Dalam hasil
yang terkumpul, penulis dengan mengelompokkan hasil informasi dengan menjadikan 2
(dua) bagian, yaitu:
a. Kriteria yang merupakan ketentuan-ketentuan dalam bentuk standar, prosedur, dan
norma yang berjalan di dalam PT. Mido Indonesia.
b. Kondisi dari hasil pengamatan aktual penulis selama melakukan observasi terhadap
proses bisnis di PT. Mido Indonesia.

Jika keseluruhan informasi dianggap absah, penulis akan segera masuk ke dalam
tahap pemutakhiran dan penetapan akurasi data sehingga penulis dapat mendeteksi
efektivitas fungsi sistem pengendalian internal yang berjalan dalam perusahaan.

33
4. Pelaporan
Memberikan laporan tentang penemuan hasil yang signifikan pada sistem
pengendalian internal PT. Mido Indonesia dengan bahasa yang mudah dipahami disertai
dengan kesimpulan atas sistem pengendalian internal dan saran.
5. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

34
Gambar 2. 1
Skema Kerangka Pemikiran

PT. MIDO
INDONESIA

SISTEM PENGENDALIAN SISTEM INFORMASI


INTERNAL AKUNTANSI PERSEDIAAN
BARANG
1. Pendahuluan: mengumpulkan
informasi dasar perusaaan dan 1. Prosedur Pembelian dan
mengamati aktivitas terkait Penerimaan Barang
persediaan 2. Prosedur Penjualan dan
2. Telaah dan Tinjau Ulang: Pengeluaran Barang
menyusun rancangan penelitian 3. Pelaporan Sistem Informasi
dengan atas 5 komponen SPI dan Akuntansi Persediaan
Sistem Informasi Akuntansi yaitu: Barang
a. Lingkungan Pengendalian
b. Penilaian Resiko
c. Aktivitas Pengendalian
d. Informasi dan Komunikasi
e. Pemantauan dan Pengawasan
f. Sistem Informasi Akuntansi
3. Uji Rincian: rincian informasi hasil
penelitian dievaluasi berdasarkan
kriteria dan kondisi.
4. Pelaporan: hasil dari penelitian
yang telah dinilai (efektif/tidak) di
publikasi dan diberikan
rekomendasi.

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN


INTERNAL DAN SISTEM
INFORMASI AKUNTANSI PADA
PERSEDIAAN BARANG DAGANG

PENILAIAN
EFEKTIVITAS

REKOMENDASI

35
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi penelitian adalah cara untuk memecahkan masalah penelitian yang


dilakukan secara sistematis. Definisi lain mengatakan kegiatan ilmiah yang terencana,
terstruktur, sistematis dan memiliki tujuan tertentu baik praktis maupun teoritis. Dikatakan
sebagai 'kegiatan ilmiah' karena penelitian dengan aspek ilmu pengetahuan dan teori.
'Terencana' karena penelitian harus direncanakan dengan memperhatikan waktu, dana dan
aksesibilitas terhadap tempat dan data (J. R. Raco 2010). Metodologi penelitian akan
mencoba menjelaskan teknik bagaimana memberikan atas pertimbangan logika dengan teori
yang sudah dibahas pada BAB II dengan metode terpilih yang akan digunakan dalam konteks
penelitian dan menjelaskan mengapa menggunakan metode atau teknik tertentu yang dipilih,
sehingga hasil penelitiannya dapat dievaluasi baik oleh penulis sendiri dan pembimbing
penulis.

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yaitu penelitian
dengan data yang dikumpulkan dengan kata-kata dan gambar. Penelitian kualitatif
memperhatikan orang yang ada di dalam lingkungan yang relevan dan berinteraksi
secara langsung dengan mereka lalu menafsirkan pandangan-pandangan personal
mengenai lingkungan pekerjaannya. Metode pendekatan kualitatif berpegang pada
pandangan bahwa realitas sosial itu bersifat yang tak lepas dari sudut pandang, latar
belakang, definisi, dan makna yang terdapat pada diri manusia yang memandangnya
(Tjipto Subadi 2006).
Tujuan penggunaan metode kualitatif adalah mencari pengertian yang mendalam
tentang suatu gejala, fakta atau realita yang hanya dapat dipahami bila peneliti
menelusurinya secara mendalam ( J. R. Raco 2010). Pendekatan ini lebih sering disebut
pendekatan yang mengarahkan pada latar dari individu tersebut secara holistik (utuh).
Metode penelitian ini rnernberikan ruang yang sangat besar kepada partisipan. Setelah
data terkumpul, data dideskripsikan atas dari sumber hasil analisis fenomena, peristiwa,
aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individu maupun
kelompok tersebut. Gejala, fakta dan realita yang ditemukan akan didokumentasikan
dengan kata-kata yang disusun menjadi kalimat yang dipisahkan menurut kategori untuk

36
memperoleh kesimpulan. Karena penelitian deskriptif ada karena merupakan penelitian
yang mencoba menjelaskan variabel yang ada secara mandiri tanpa mencari variabel lain
sebagai perbandingan.
Metode penelitian deskriptif kualitatif hadir untuk menjelaskan fakta dan keadaan
yang ada ketika penelitian berlangsung yang dihasilkan dalam bentuk pesan
pendeskripsian yang lengkap dengan kata-kata. Jadi, dalam penelitian ini, penulis
menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk menganalisis mengenai aktivitas-
aktivitas pengendalian pada persediaan barang yang diharapkan menghasilkan penjelasan
berupa kata-kata tertulis dan lisan yang datanya didapatkan secara langsung dari orang-
orang yang bersangkutan melalui pengamatan dan pemahaman perilaku mereka.
2. Pendekatan Penelitian
Pendekatan adalah usaha dalam rangka aktivitas penelitian untuk mengadakan
hubungan dengan orang yang diteliti. Adapun pendekatan penelitian adalah penelitian
lapangan (field research) karena objek penelitiannya adalah objek yang ada di lapangan
sebagai pemberi informasi tentang kajian penelitian. Dalam melakukan pendekatan
penelitian ini peneliti harus terjun langsung ke lapangan, terlibat dengan partisipan atau
masyarakat setempat yang berarti turut merasakan apa yang rnereka rasakan dan
sekaligus juga mendapatkan gambaran yang lebih komprehensif tentang situasi setempat.
Peneliti juga harus memiliki pengetahuan tentang kondisi, situasi dan pergolakan hidup
partisipan dan masyarakat yang diteliti.
Merupakan perpaduan yang saling melengkapi antara metode penelitian kualitatif
dengan pendekatan dengan strategi penelitian lapangan karena keduanya bersama
meneliti terhadap realisasi kehidupan sosial masyarakat secara langsung (Farida
Nugrahani 2014).
B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Penelitian ini dilaksanakan di PT. Mido Indonesia yang berlokasi di Jl. Abdul Wahab
No.38, RT.1/RW.8, Kedaung - Sawangan, Depok, Jawa Barat 16516.
2. Waktu pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret 2023.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:32) subjek penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau
nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variabel tertentu yang ditetapkan

37
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Subjek adalah suatu individu atau kelompok
yang menjadi sasaran untuk diamati sebagai pemberi informasi dan data untuk penelitian.
Pada penelitian ini, penulis memusatkan pada pihak yang terkait dengan pengadaan
barang retail yang memproduksi merek dagang JOBB dan Jack Nicklaus, seperti pihak
Logistik dan Retail, Data Analyst, Human Resource Development, Finance and
Accounting, dan Merchandise Design.
2. Objek Penelitian
Objek penelitian digunakan untuk mendapatkan data sesuai tujuan dan kegunaan
tertentu. Objek yang menjadi penelitian ini mengacu pada komponen yang telah
terprogram dalam COSO Framework yang meliputi lingkungan pengendalian, penilaian
risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pemantauan dan
pengawasan.

D. Definisi Operasional Variabel

Variabel pada penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu sistem pengendalian
internal pada persediaan barang dagang. Sistem pengendalian internal merupakan alat untuk
memelihara, menganalisis, dan mengevaluasi baik sumber daya manusia maupun kekayaan
perusahaan yang di spesifikasi pada pergerakan persediaan barang. Hasil dari pengendalian
internal yang akan menjadikan pedoman bagi kebijakan dan prosedur yang sudah ada akan
tetap dipakai maupun adanya perubahan. Maka, sistem pengendalian internal bertujuan untuk
memberikan rekomendasi atas permasalahan yang ada dalam kebijakan maupun kegiatan
operasional lingkup persediaan barang. Prinsip sistem pengendalian internal menurut COSO
adalah pengendalian pada environment (lingkungan), risk assessment (penilaian resiko),
activities (aktivitas), information and communication (informasi dan komunikasi), monitoring
activities (aktivitas pengawasan).

38
Tabel 3. 1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Variabel Indikator


Pengendalian Internal pada  Lingkungan Pengendalian
umumnya dibentuk menjadi  Penilaian Resiko
sistematis dengan fokus pada  Aktivitas Pengendalian
tiga objek; operasional yang  Informasi dan Komunikasi
berkaitan dengan efektivitas  Pemantauan dan
operasional perusahaan agar Pengawasan
aset tetap terjaga dan
meminimalisasi kesalahan,
Sistem Pengendalian pelaporan sebagai keakuratan
Internal Persediaan Barang pelaporan keuangan yang
andal, dan kepatuhan yang
berkaitan dengan terhadap
hukum dan peraturan yang
menjadi subjek entitas
(Committee of Sponsoring
Organizations of the
Treadway Commission and
Internal 2013).
Sistem informasi akuntansi  Pengecekkan fisik
perusahaan dapat dinilai atas persediaan barang dagang
ukuran dari seberapa  Pencatatan persediaan
kelancaran kegiatan barang dagang
Sistem Informasi perusahaan, kendala yang  Pengeluaran Transaksi
Akuntansi dihadapi, pencantuman persediaan barang dagang
tanggal kegiatan berlangsung,  Penerimaan persediaan
proses pengklasifikasian barang dagang
barang, dan penginputan stok
barang
Sumber: COSO 2013

39
E. Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

1. Sumber Data
a. Data Primer
Data yang diperoleh didapatkan secara langsung melalui pengajuan beberapa
pertanyaan yang relevan yang didapatkan dalam kegiatan berbentuk wawancara
secara simultan. Hasil dari kuesioner dijadikan sebagai bahan untuk memverifikasi
keabsahan antara pendapat secara langsung dan tidak langsung. Selanjutnya hasil
pengumpulan dari kuesioner dan wawancara disesuaikan dan apabila terdapat
kejanggalan akan di verifikasi melalui wawancara personal pihak yang
bersangkutan.
b. Data Sekunder
Data sekunder didapatkan berupa data yang dikumpulkan seperti struktur
organisasi, flowchart, SOP, bukti penerimaan dan pengeluaran persediaan barang,
dan catatan tambahan mengenai persediaan pada PT. Mido Indonesia yang telah
diolah oleh pihak internal PT. Mido Indonesia serta diperkuat dari jurnal dan buku-
buku penelitian yang terkait.

2. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan dalam mengumpulkan data-
data. Teknik pengumpulan data yang akan digunakan oleh penulis adalah terjun langsung
ke lapangan untuk menemukan dan mengumpulkan data secara konkrit sehingga
diharapkan adanya kaitan yang akan dibahas sesuai dengan judul skripsi. Dalam
penelitian lapangan, penulis akan menggunakan beberapa metode pengumpulan data:
a. Observasi (Pengamatan)
Kegiatan observasi melibatkan kegiatan melihat, mencatat, menganalisis, dan
menginterpretasikan pembicaraan, perilaku, tindakan, peristiwa, dan interaksi
personal secara terencana (Sekaran dan Bougie 2017). Pengamatan ini dilakukan
dengan pencatatan secara sistematik segala kejadian yang ada pada objek penelitian.
Tujuan dari observasi adalah untuk mendeskripsikan lingkungan (site) yang diamati,
aktivitas-aktivitas yang berlangsung, individu individu yang terlibat dalam
lingkungan tersebut beserta aktivitas dan perilaku yang dimunculkan, serta makna
kejadian berdasarkan perspektif individu yang terlibat tersebut. Metode observasi
yang digunakan yaitu observasi partisipatif, peneliti mengumpulkan data dengan

40
berpartisipasi secara langsung dengan kehidupan sehari-hari dari perusahaan yang
diteliti pada ruang lingkup yang berkaitan dengan sistem pengendalian internal pada
PT. Mido Indonesia, yakni lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas
pengendalian, informasi dan resiko, dan pemantauan dan pengawasan.
1. Wawancara
Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan mewawancarai
responden untuk memperoleh informasi yang cukup efektif terutama selama
tahap eksploratif (Sekaran and Bougie 2017). Jenis wawancara yang akan
dilakukan secara tidak terstruktur, karena meskipun penulis sudah mencatat
beberapa unsur minimal pertanyaan yang wajib terjawab sebagai data primer,
pada awalnya akan dimulai dengan mengetahui dengan menyesuaikan beberapa
isu pendahuluan sehingga penulis dapat menentukan jawaban dari variabel yang
perlu di investigasi secara mendalam. Hal ini karena setiap perusahaan memiliki
perbedaan dari berbagai sisi; skala besarnya perusahaan, struktur susunan
karyawan yang bermacam dan bervariasi jenis, model pengendalian internal
yang dianut.
Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu dengan
mewawancarai; kepala gudang, kepala HRD/personalia, kepala keuangan, dan
para staff yang bekerja di bawahnya. Adapun kerangka dari wawancara yang
dilakukan berkaitan dengan sistem pengendalian internal pada PT. Mido
Indonesia, yakni lingkungan pengendalian, penilaian risiko, aktivitas
pengendalian, informasi dan resiko, dan pemantauan dan pengawasan.
2. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan bentuk dokumen atau catatan peristiwa yang
sudah berlalu. Dokumen dapat berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya
monumental dari seseorang. Dokumen dalam bentuk tulisan misalnya catatan
harian, sejarah kehidupan (life histories), cerita, biografi, peraturan, dan
kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup,
sketsa dan lain-lain. Dokumen yang berbentuk karya seni dapat berupa gambar,
patung, film, dan lain lain. Namun ada juga dokumen yang berupa audio dan
visual (Dr. J. R. Raco, M. E. 2010).
Jadi, dokumen yang akan dikumpulkan sebagai data adalah dokumen
resmi maupun tidak resmi/pribadi yang diharapkan saling menguatkan
keabsahan satu sama lain. Data resmi yang dimaksudkan adalah contohnya

41
peraturan kebijakan penerimaan dan pengeluaran persediaan barang, buletin,
daftar pegawai, tata tertib pegawai, SOP yang berlaku, dan lainnya. Sedangkan
data tidak resmi atau data pribadi didapatkan dari catatan kepala gudang kepada
bawahannya atau kepada bagian divisi lain.

F. Uji Validitas/Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, karena banyaknya data dalam penelitian maka kesalahan
tidak dapat dihindari, maka diperlukan uji bahwa data yang di dapat absah akan
kebenarannya dan sesuai dengan apa yang ada di lapangan maupun pencatatan data penulis.
Apabila terdapat hasil yang salah nantinya akan mempengaruhi keabsahan data, maka perlu
diperoleh melalui teknik pemeriksaan keabsahan:
1. Perpanjang Keikutsertaan
Instrumen yang penting dalam penelitian kualitatif adalah peneliti sendiri, yaitu
subjek yang mencari dan menjaring data penelitian untuk dikumpulkan lalu diolah.
Keikutsertaan peneliti memungkinkan adanya peningkatan derajat kepercayaaan data
yang dikumpulkan.
Penulis yang berlaku sebagai peneliti akan langsung terjun mengamati dan
berinteraksi dengan para karyawan PT. Mido Indonesia yang berkecimpung langsung
dengan persediaan barang melalui atas persetujuan dua organisasi; universitas dan
jurusan asal penulis dan perusahaan terkait.
2. Trianggulasi Data
Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan
sesuatu yang lain di luar data tersebut untuk keperluan pengecekan atau pembanding
terhadap data yang bersangkutan (Farida Nugrahani 2014). Singkatnya, trianggulasi data
adalah teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan data diluar data primer untuk
keperluan pengecekan sebagai pembanding data. Pada umumnya, data yang diambil
berupa beragam sumber lain yang tersedia.
Jika dirasa terdapat keganjilan atau kekurangan data yang memperlemah
keakuratannya secara logik, penulis akan menanyakan sumber dokumen pendukung
subjek tambahan seperti karyawan pendukung, contoh seperti porter honorer yang
berhadapan langsung dengan persediaan barang dagang, sopir pengiriman antar gudang,
petugas pengamanan yang biasa memperhatikan dalam pergerakan masuk dan keluarnya
barang sampai kehadiran karyawan, dan karyawan lainnya.
3. Pemeriksaan dengan Teman Sejawat Melalui Diskusi

42
Pemeriksaan sejawat melalui diskusi merupakan cara yang dapat ditempuh
dengan mengekspos hasil yang diperoleh dalam penelitian melalui diskusi analitik
dengan teman sesama penelitian, baik yang sedang melakukan atau telah melakukan
penelitian (Farida Nugrahani 2014).
Penulis akan mengadakan diskusi dengan teman sejawat sebagai jalan untuk mencari
akan pandangan yang berbeda atas informasi yang digali sehingga lebih memantapkan
untuk menaruh kesimpulan hasil penelitian.
4. Kecukupan Referensi
Kecukupan referensi merupakan alat untuk menampung dan menyesuaikan dengan
kritik tertulis untuk kepentingan evaluasi (Farida Nugrahani 2014). Fungsinya sebagai
alat dokumentasi dari bahan-bahan yang telah tercatat atau terekam yang sewaktu-waktu
dapat digunakan sebagai bukti dalam menghasilkan analisis dan penafsiran data.
Bila narasumber memperkenankan untuk diekspos, penulis akan menggunakan alat
seperti tustel, voice recorder, smartphone, kamera yang dapat dimanfaatkan untuk
membandingkan antara hasil yang diperoleh dalam penelitian dengan kritik yang telah
terkumpul.
5. Member Check/Review Informan
Member Check merupakan diskusi ulang dengan informan sebelum data disajikan.
Dengan demikian, antara peneliti sebagai instrumen penganalisis data dan informan
sebagai informan sumber data akan terjadi kesepahaman, sehingga unit-unit laporan yang
disusun telah disetujui oleh informan. Fungsi adanya member check adalah memudahkan
sebagai dasar pijakan dalam menarik kesimpulan penelitian. Jadi, fungsi ini dilakukan
bila terdapat penulis masih terdapat ragu dalam keabsahan pendapat-pendapat informan.
6. Meningkatkan Ketelitian dan Ketekunan
Ketekunan pengamat merupakan langkah dalam mendapatkan data yang sahih
dengan berusaha untuk menemukan ciri-ciri dalam situasi yang relevan dengan persoalan
yang dikaji (Farida Nugrahani 2014). Apa yang diharuskan untuk tekun dan teliti adalah
peneliti tersebut. Keabsahan hasil penelitian utamanya terletak pada pelaku peneliti.
Kepastian data, kronologis dan peristiwa dicatat dan direkam dengan baik secara
sistematis. Sebagai bentuk ketekunan dan ketelitian, penulis akan melakukan baca
referensi, buku, hasil penelitian terdahulu, dan dokumen-dokumen terkait dengan hasil
penelitian yang telah diperoleh. Dengan demikian, penulis akan lebih cermat dan
semangat agar laporan penelitian yang dihasilkan berkualitas.

43
G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data pada penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Analisis
deskriptif kualitatif adalah mengumpulkan data yang ada dan menyajikannya secara kualitatif
kemudian membandingkannya dengan teori yang sudah ada sebelumnya guna memperoleh
hasil yang dapat dijadikan kesimpulan serta saran.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan penulis untuk mengumpulkan


informasi dari informan agar dijadikan sebuah data. Pada penelitian ini, instrumen penelitian
yang digunakan adalah komponen-komponen sistem pengendalian internal yang didapatkan
dari literasi-literasi seperti jurnal penelitian buku yang dapat memberikan langkah bagaimana
pengerjaan penelitian.
Teknik dalam pengumpulan data dengan metode observasi dan wawancara dibantu
dengan pedoman yang sama, yaitu melihat kriteria dan standar yang digunakan perusahaan,
prosedur yang ada, serta efektivitas atas fungsi persediaan barang dagang di PT. Mido
Indonesia.
Berikut ini pedoman observasi dan wawancara penelitian analisis sistem pengendalian
internal persediaan barang dagang pada PT. Mido Indonesia:

44
Tabel 3. 2

Pedoman Wawancara
Variabel Aktivitas Indikator

 Falsafah dan gaya operasi


manajemen
 Integrasi dan nilai etika
 Komitmen terhadap
Control
kompetensi
Environment/Lingkungan
 Struktur organisasi
Pengendalian
 Partisipasi Dewan Direksi
dan Komite Audit
 Kebijakan dan praktik
sumber daya manusia
 Pemisahan tugas yang
memadai
 Otorisasi yang tepat setiap
Sistem Pengendalian
transaksi bisnis
Internal pada
 Desain, penggunaan
Persediaan Barang Control Activities/Aktivitas
dokumen, catatan yang
Dagang Pengendalian
memadai
 Penjagaan aset dan catatan
yang memadai
 Pemeriksaan independen
atas kinerja
 Penyimpanan, emeliharaan
mutu, dan verifikasi
persediaan barang dagang
Risk Assessment/Penilaian  Penentuan stock opname
Risiko secara berkala
 Mitigasi ancaman pesaing,
anomali permintaan pasar,
antisipasi situasi politik dan

45
ekonomi
Information and Sistem informasi dan
Communication/Informasi komunikasi
dan Komunikasi
Supervising and Intensifikasi pengawasan dari
Monitoring/Pengawasan dan manajemen
Pemantauan
 Pencatatan persediaan
Sistem Informasi Siklus Sistem Informasi  Penerimaan transaksi
persediaan barang dagang
Akuntansi Akuntansi
 Pengeluaran transaksi
persediaan barang dagang

46
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Data Umum

a. Sejarah Umum Perusahaan

PT Mido Indonesia yang berbasis di Kota Depok, Indonesia merupakan salah


satu anak perusahaan dari Trisula Corporation yaitu sebuah group perusahaan yang
bergerak di bidang pertekstilan (manufaktur tekstil). PT Mido Indonesia
memperkenalkan diri sebagai sebuah perusahaan yang khusus bergerak di bidang
pembuatan seragam perusahaan (corporate wear), serta pemegang lisensi/merk
pakaian jadi yaitu "Jack Nicklaus" dan "JOBB".

Merek JOBB memulai perjalanannya pada tahun 1994. JOBB telah


berekspansi menjadi merek fashion yang termasuk ke dalam peringkat atas saat ini.
Saat ini JOBB tersedia di 10 toko dan lebih dari 100 counter di department store
terkemuka. Dengan harga terjangkau, JOBB menawarkan nilai terbaik dari fashion
apparel. Merek Jack Nicklaus, merek yang terinspirasi dari budaya dan gaya hidup
olahraga golf. Jack Nicklaus menawarkan berbagai pakaian pria yang kasual dan
sporty seperti polo shirt, smart casual shirt, pants, bermuda, dan masih banyak lagi.

b. Visi dan Misi PT. Mido Indonesia

Saat ini Jack Nicklaus tersedia di 10 toko dan lebih dari 40 counter di
department store terkemuka.

Visi PT. Mido Indonesia


"To be the main choice for uniforms and accessories provider as well as the main
fashion/brand choice in Indonesia”. (Menjadi pilihan utama penyedia seragam dan
aksesoris serta pilihan utama fashion/brand di Indonesia)

47
Misi PT. Mido Indonesia
1. To Enhance Customer Satisfaction with High Quality Products & Services
through Strong Leadership. (Meningkatkan Kepuasan Pelanggan dengan Produk
& Layanan Berkualitas Tinggi melalui Kepemimpinan yang kuat)
2. To Empower our people through Competency Development and Being Open To
Information and Technology Developments In The Digitalization Era.
(Memberdayakan SDM melalui Pengembangan Kompetensi dan Terbuka
Terhadap Perkembangan Informasi dan Teknologi Di Era Digitalisasi)
3. To Provide our Shareholders with Profitable Growth and Trusworthy
Management.
(Memberikan Pertumbuhan yang Menguntungkan dan Manajemen yang Dapat
Dipercaya kepada Para Pemegang Saham)
4. To Contribute to society through Social Responsibility. (Berkontribusi kepada
masyarakat melalui Tanggung Jawab Sosial)

2. Deskripsi Data Khusus

a. Struktur Organisasi PT. Mido Indonesia

Gambar 4. 1

Struktur Organisasi PT. Mido Indonesia

48
b. Uraian Tugas

Gambaran uraian tugas dan tanggung jawab masing-masing departemen


adalah sebagai berikut:

1. Manajer Marketing
a. Melakukan perencanaan dan pembuatan data prospek customer dari berbagai
sumber, misalnya referensi teman, saudara, atau data customer perusahaan
yang belum terfollow-up.
b. Membuat perencanaan penawaran untuk customer dengan melakukan
validasi informasi terlebih dahulu.
c. Bekerja sama dengan bagian marketing support untuk mempersiapkan
dokumen tender proyek dan follow-up kemajuannya.
d. Membuat jadwal pertemuan baik dengan calon customer maupun dengan
customer loyal untuk berdiskusi masalah proyek seragam maupun menjalin
kekerabatan dengan tujuan membuka peluang kerja sama dan membangun
hubungan dengan calon customer.
e. Follow up desain sesuai dengan kriteria calon customer berdasarkan hasil
PPM dengan designer dan juga merchandiser.
f. Presentasi di depan calon customer bersama dengan designer.
g. Mengontrol dan mengawasi pendokumentasian semua dokumen-dokumen
untuk keperluan proses penagihan yang akan dilakukan oleh tim keuangan.
3. Supervisor Marketing Support
a. Memastikan semua surat/dokumen legal perusahaan yang ada masih berlaku.
b. Membuat dokumen/surat ijin yang diperlukan.
c. Mengontrol surat/dokumen legal perusahaan secara berkala.
d. Menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk tender dengan cepat dan tepat.
e. Memastikan segala keperluan tender terpenuhi.
f. Mengikuti proses tender dengan benar dan sesuai dengan SOP yang berlaku.
g. Melakukan komunikasi dan koordinasi dengan pihak-pihak terkait
pembuatan atau penyiapan surat/dokumen perusahaan.
h. Memastikan anggota tim mengenai dokumen-dokumen yang dibutuhkan
di proyek-proyek lain.
2. Supervisor Designer
a. Update informasi mengenai tren yang sedang berjalan/terkini (up to date).

49
b. Mencari jenis dan juga material bahan dan aksesoris yang baru
c. Membuat bank design/kumpulan desain untuk setiap kategori bisnis.
d. Membuat desain sesuai dengan kriteria customer dengan tepat waktu.
e. Menyiapkan bahan, pola, bordir, dan juga aksesoris untuk keperluan
pembuatan sampel.
f. Menurunkan order pembuatan sampel ke service line/outsource lain untuk
pembuatan sampel.
g. Mengajukan sampel yang sudah dibuat kepada customer untuk dilakukan
approval sampel.
h. Revisi sampel jika ada revisi dari customer.
i. Melakukan PP meeting/rapat koordinasi dengan MP, MD, dan juga
marketing untuk selanjutnya masuk ke proses produksi.
3. GM Operasional
a. Menekan biaya operasional perusahan seminimal mungkin dan
meningkatkan efektivitas operasional perusahaan.
b. Melakukan evaluasi penggunaan biaya operasional terhadap seluruh
departemen.
c. Memeriksa laporan harian, mingguan, dan bulanan finance, administrasi dan
operasional.
d. Membuat laporan bulanan secara keseluruhan berkaitan dengan operasional
perusahaan.
e. Mengarahkan dan mengelola tim agar target bisnis dan juga budget yang
sudah ditetapkan tercapai.
f. Memantau dan mengawasi kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan.
g. Meningkatkan efektifitas dari setiap proses operasional perusahaan.
h. Melakukan analisa proses bisnis yang berjalan secara detail dari proses
produksi hingga distribusi unit operasional perusahaan untuk melihat kinerja
dari operasional perusahaannya.
i. Membantu dalam melakukan pembaharuan SOP untuk semua kegiatan
operasional perusahaan.
j. Mengawasi tim dalam pelaksanaan target pekerjaan jangka panjang maupun
jangka pendek.
k. Memastikan strategi departemen yang dijalankan sesuai dengan strategi yang
sudah ditetapkan.

50
l. Memastikan tim bekerja sesuai dengan kebutuhan yang dibutuhkan
perusahaan.
m. Melakukan bimbingan atas pekerjaan timnya.
n. Melakukan koordinasi internal departemen dan menjaga hubungan lintas
departemen dan divisi.
o. Menjalin hubungan yang baik dengan pihak eksternal baik dengan vendor-
vendor, maupun dengan garmen.
4. Manajer IT (Information Technology)
a. Menyiapkan dan menyediakan sistem komputer (software dan hardware)
dalam lingkungan perusahaan.
b. Merancang, mengelola, mengawasi dan mengevaluasi operasional dari
system informasi (software and aplikasi) serta pendukungnya (hardware dan
infrastruktur).
c. Membuat dan/atau implementasikan kebijakan dan procedure IT termasuk
kebijakan keamanan IT dan kerahasiaannya.
d. Bekerja sama dengan IT vendor untuk merancang, membuat dan meng-
implementasikan sistem atau aplikasi yang diperlukan.
e. Menyusun rencana kerja department IT dan bertanggung jawab dengan
segala kegiatan yang berhubungan dengan IT.
f. Membuat dan mengawasi anggaran IT.
5. Manajer HC & GA (Human Capital & General Affairs)
a. Melakukan pengawasan dan pengendalian kinerja sesuai dengan target yang
sudah ditentukan.
b. Melakukan koordinasi internal departemen dan menjaga hubungan lintas
divisi agar dapat bekerjasama dalam mencapai target perusahaan yang sudah
ditetapkan.
c. Membuat usulan pengembangan tenaga kerja di departemen masing-masing
sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
d. Memberikan pelatihan kepada karyawan yang berada di bawah
kewenangannya sesuai dengan kompetensi yang mengacu pada kebutuhan
perusahaan.
e. Menyusun, menerapkan dan mengevaluasi program pelatihan karyawan
setiap karyawan yang dituangkan dalam "program pelatihan".

51
f. Memahami dan memperbarui informasi ketenagakerjaan apabila ada
perubahan aturan dan kebijakan.
g. Menyusun, mengevaluasi dan mengembangkan sistem kompetensi karyawan
untuk mencapai target tingkat kemampuan kompetensi karyawan.
h. Meninjau dan merevisi kebijakan-kebijakan dan SOP dari HR, agar dapat
diterapkan secara tepat, sesuai dengan perubahan atau peraturan yang
berlaku.
i. Melakukan peningkatan dan pengawasan budaya perusahaan agar sesuai
dengan value dan visi misi yang telah ditetapkan oleh perusahaan.
6. Manajer Finance & Accounting
a. Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengontrol arus kas perusahaan
(cashflow), terutama pengelolaan piutang dan hutang, sehingga memastikan
ketersediaan dana untuk operasional perusahaan dan kesehatan kondisi
keuangan.
b. Mengelola dan memproses data dan informasi keuangan untuk menghasilkan
laporan keuangan yang dibutuhkan perusahaan secara akurat dan tepat waktu.
c. Merencanakan dan mengkoordinasikan penyusunan anggaran perusahaan,
serta mengontrol penggunaan anggaran tersebut untuk memastikan
penggunaan dana secara efektif dan efisien dalam menunjang kegiatan
operasional perusahaan.
7. Manajer PPIC (Production, Planning and Inventory Control)
a. Melakukan perencanaan dan pengkoordinasian kebutuhan produksi sesuai
dengan permintaan marketing.
b. Memenuhi permintaan sampel produk sesuai dengan permintaan marketing
dan melakukan pemantauan dalam proses pembuatan sampel produk.
c. Membuat perencanaan sesuai dengan hasil PPM dengan marketing dengan
menyesuaikan dan memantau kondisi stok barang yang akan diproduksi
d. Mengawasi, mengontrol dan memastikan jadwal produksi sesuai dengan
waktu dan jumlah produksi yang tepat sehingga waktu pengiriman produk
pada customer dapat dilakukan secara secara optimal dan cepat.
e. Mengawasi dan mengontrol inventory dan memantau pergerakan stok
persediaan.
f. Memastikan agar ukuran standar keberhasilan proses produksi tercapai atau
melebihi target dan efektif dari segi biaya.

52
g. Melakukan analisa rutin mengenai pengadaan bahan baku, inventory, dan
juga sumber daya manusia dalam mengkoordinasikan penyesuaian yang
diperlukan dalam memenuhi permintaan dari marketing.
h. Membuat jadwal produksi dan memonitor pelaksanaan proses produksi setiap
projek dari marketing.
i. Membuat laporan pencapaian mengenai pencapaian delivery kepada direktur
sebagai review untuk setiap projek yang sudah dilakukan maupun untuk
projek yang akan berlangsung kedepannya.
j. Membuat laporan stok barang customer untuk dijadikan sebagai tolok ukur
dan review dalam pemenuhan kebutuhan/permintaan dari marketing.
k. Melakukan pembinaan berupa coaching dan mentoring kepada seluruh tim
merchandiser dan juga data control untuk peningkatan kompetensi di bagian
PPIC.
l. Mengontrol dan mengawasi pendokumentasian semua dokumen-dokumen
untuk keperluan proses penagihan yang akan dilakukan oleh tim keuangan.
8. Manajer Logistik
a. Melakukan pengontrolan inventory (stok) finished goods, agar sesuai dengan
data sistem.
b. Melakukan pengontrolan penerimaan dan pengiriman barang, agar sesuai
dengan permintaan.
c. Melakukan pengontrolan biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan operasional,
agar sesuai atau tidak melewati range dari budget yang sudah ditetapkan.
d. Melakukan pengontrolan kebersihan, agar lingkungan kerja bersih dan
nyaman.
9. Manager Creative & MD Retail
a. Melakukan perencanaan dan pengoordinasian kebutuhan produksi sesuai
dengan hasil rapat yang dilakukan dengan brand dan designer (Order To
Buy/OTB).
b. Mempersiapkan order material (sourching fabric/kain) yang akan diturunkan
ke produksi sebelum terima OTB.
c. Mencatat semua kebutuhan material yang dibutuhkan dalam proses produksi
dengan menyesuaikan harga kain atau material yang sesuai dengan budget
produksi yang sudah ditetapkan tanpa mengurangi standar produk.
d. Melakukan pengecekan PPS (Pre Production Sample).

53
e. Melakukan pengecekan hasil produksi (sampel) secara random dan rutin
untuk melihat kualitas produk, apakah sesuai atau tidak dengan kriteria yang
sudah ditentukan.
f. Melakukan koordinasi dengan pihak vendor untuk mengetahui progress
produksi.
g. Memonitoring proses produksi dengan menyesuaikan jadwal yang sudah
ditetapkan.
h. Mencari solusi jika terjadi case sepanjang proses pengembangan dan
produksi.
i. Inspeksi garmen.
j. Packing list dari garmen.
k. Pembuatan shipping mark.
l. Delivery oleh tim logistik.
10. Brand Manager
a. Melakukan evaluasi sell through/direct sales (penjualan langsung) untuk
menjaga inventory ratio yang baik.
b. Koordinasi dengan MP (Merchandiser Planner) untuk melakukan analisa
terhadap hasil dan memastikan ketersediaan persediaan yang tepat.
c. Koordinasi dengan tim operasional/SPV untuk menjalankan strategi
pemasaran agar dapat mencapai target.
d. Menganalisa laporan sales mingguan dari SPV, agar tetap dapat memonitor
hasil penjualan dan melakukan tindakan perbaikan.
e. Negosiasi dengan pihak department store untuk menentukan margin normal
dan acara.
f. Membuat dan memberikan laporan dan analisa sales mingguan dan bulanan
kepada general manager brands dan direktur marketing.
g. Menentukan pricing, promosi dan gross profit.
h. Mempersiapkan dan membuat budget tahunan untuk persetujuan manajemen.
i. Membuat OTB untuk perencanaan pembelian dan memonitor persediaan.
j. Koordinasi dengan marketing communication untuk promosi di
majalah/koran dll.
k. Koordinasi dengan merchandiser untuk menjaga kualitas produk dan on time
delivery.
l. Koordinasi dengan VM dan IW untuk menjaga kerapian display.

54
m. Mencari titik lokasi penjualan yang baru, baik shop, counter maupun bazaar.
n. Menjaga hubungan baik dengan pihak department store/mall.
o. Memonitor operasional toko agar berjalan sesuai dengan budget.
p. Melakukan kunjungan secara rutin ke counter/shop.
q. Koordinasi dengan tim, mengatur dan memonitor setiap kegiatan promosi,
agar dapat berjalan dengan optimal dan sesuai dengan budget.
11. Manager Direct Sales & Bazaar
a. Mendapatkan penjualan putus sesuai dengan target yang diberikan.
b. Memastikan setiap penjualan putus berhasil diperoleh dan diproses dengan
baik sampai barang terkirim ke customer.
c. Melakukan kunjungan secara aktif dan rutin ke customer maupun calon
customer.
d. Memastikan admin support sudah melakukan follow up order sampai
diterima oleh customer sesuai dengan pesanan.
e. Berkoordinasi dengan pihak gudang untuk mengetahui stock dan inventory
yang diperlukan untuk penjualan putus.
f. Berkoordinasi dengan pihak Finance & Accounting untuk memastikan
penagihan dijalankan sesuai jadwal.
g. Berkoordinasi dengan MP dan Operation bila ada barang yang harus diretur
dari konsinyasi.
h. Membina komunikasi yang baik dengan customer.
i. Mendapatkan tambahan calon customer.
j. Memastikan laporan penjualan putus tetap update secara berkala setiap
minggu sudah dibuat oleh admin support dan di email ke pihak yang
ditentukan

B. Narasumber

1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sejak tanggal 1 Maret 2023 sampai dengan 31 Maret
2023 di gudang dan kantor PT. Mido Indonesia.

55
a. Narasumber

Narasumber yang dipilih oleh penulis merupakan perwakilan dari jajaran staff dari
struktur organisasi yang berkaitan langsung dengan sistem pengendalian internal.
Narasumber yang diwawancarai dalam penelitian ini mencakup pada departemen logistik
retail, FICO (financial controlling), internal audit, data analyst, dan personalia.

Tabel 4. 1
Daftar Narasumber

No. Divisi Jabatan Lama Usia Jenis


bekerja Kelamin
1. Logistik dan Retail Coordinator 12 tahun 32 tahun Laki-laki
Logistics
2. Logistik dan Retail Leader Online 3 tahun 29 tahun Laki-laki
3. Logistik dan Retail Leader Offline 3 tahun 26 tahun Laki-laki
4. Logistik dan Retail Leader 3 tahun 25 tahun Laki-laki
Loading
5. Human Capital & Human 9 tahun 35 tahun Perempuan
General Affairs (HC Resources
& GA) Manager
6. Finance Controlling Supervisor 8 tahun 32 tahun Perempuan
(FICO) Accounting
and Tax
7. Data Analyst MP 2 tahun 26 tahun Laki-laki
(merchandise
planner)
8. MD (merchandise Merchandise 23 tahun 53 tahun Perempuan
designer) Assistant
Manager
9. Internal Audit & ISO Auditor 4 tahun 29 tahun Laki-laki
Project Manager Internal

56
b. Bidang Pekerjaan

Bidang pekerjaan pada narasumber secara spesifik mengarah kepada pihak yang
lebih khusus. Dalam penelitian ini, bidang pekerjaan narasumber mencakup dari
departemen logistik, keuangan, retail, data analyst, merchandise design, dan personalia
yang terdiri dari berbagai macam tugas yang lebih spesifik.

C. Hasil Analisis Data

1. Pendahuluan

PT. Mido Indonesia menampilkan barang dagang bersama dua merek dagang yaitu
Jack Nicklaus dan JOBB. Secara umum, aktivitas persediaan barang dagang di PT. Mido
seperti layaknya perusahaan dagang lainnya, yakni memesan pesanan barang kepada
merek dagang dan garmen, kemudian barang dikirim ke gudang PT. Mido Indonesia dan
department store lain.

Gambar 4. 2

Proses Bisnis Departemen Logistik

57
Dalam aktivitas internal adanya persediaan barang dagang, PT. Mido Indonesia tak
akan lepas dari koordinasi beberapa departmen, seperti logistic dan retail (gudang dan
marketing), MD (merchandise designer), MP (merchandise planner), dan keuangan
(finance). Kemudian tim internal PT. Mido Indonesia juga akan berkoordinasi dengan
beberapa garmen sebagai tempat produksi persediaan dan ekspedisi sebagai jasa
pergerakan barang yang sudah melakukan kerjasama disesuaikan dengan jenis
persediaan barang yang dibutuhkan.

Adapun dalam pemasarannya, PT. Mido Indonesia telah bekerjasama untuk


memasarkan secara online, offline, dan direct sales. Pemasaran secara online
menggunakan marketplace (e-commerce) sebagai tempat pemasarannya. Sedangkan
pemasaran offline kepada 222 toko dan department store di seluruh Indonesia.
Sementara pemasaran direct sales dilakukan kepada instansi-instansi yang sudah
menjalin kerjasama dengan PT. Mido Indonesia. Meskipun melakukan penjualan secara
langsung, PT. Mido Indonesia tidak menerima penjualan secara grosir/individu.

Dalam menjalin komunikasi antar departemen, PT. Mido Indonesia menggunakan


satuan software (perangkat lunak) yang bernama Dynamics AX sebagai manajemen
pengadaan barang, penjualan dan ritel, gudang dan transportasi. Sehingga antara
departemen logistik dengan tetap tidak akan kehilangan catatan status pergerakan barang
dagang.

Dari segi lokasi, gudang dan kantor departemen logistik PT. Mido Indonesia,
terdapat tiga lantai di mana lantai satu merupakan persediaan barang dagang untuk
penjualan offline dengan gabungan merek Jack Nicklaus dan JOBB. Sedangkan lantai
dua dan tiga merupakan penyimpanan persediaan untuk penjualan online di mana lantai
dua diperuntukkan merek Jack Nicklaus dan lantai tiga untuk merek JOBB.

2. Penelahaan & Peninjauan Ulang

a. Lingkungan Pengendalian
Lingkungan pengendalian adalah fondasi utama dari pengendalian internal
karena terdiri atas filosofi manajemen dan gaya operasi, integritas dan nilai–nilai
etika, komitmen terhadap kompetensi, partisipasi dewan direksi dan komisaris atau
komite audit, struktur organisasi, dan kebijakan dan praktik sumber daya manusia

58
(Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission and Internal
2013).

1. Filosofi dan Gaya Operasi Manajemen


Filosofi dan gaya operasi manajemen menunjukkan seperangkat keyakinan
dasar yang menjadi tolak ukur perusahaan dan karyawan dalam menetapkan
tujuan dan pelaksanaan bisnis perusahaan (Kawatu, Tinangon, dan Gerungai
2020). Falsafah dan gaya manajemen operasi adalah perangkat parameter bagi
karyawan (Anastasia dan Edy 2021). Falsafah merupakan apa yang seharusnya
dikerjakan oleh perusahaan. Sedangkan gaya operasi merupakan metode-metode
yang mencerminkan ide manajer tentang bagaimana operasi teknik-teknik yang
digunakan oleh suatu perusahaan harus dilakukan.
a. Filosofi
Filosofi yang dianut oleh PT. Mido Indonesia selalu mengutamakan
atas kinerja karyawan yang memiliki rasa ingin belajar yang tinggi, berpikir
kritis, berperilaku baik, patuh akan tata tertib yang sudah ada (SOP dan
KPI), loyal (ownership) terhadap perusahaan, dan dapat membangun
komunikasi (teamwork) sesama karyawan baik di dalam maupun di luar
departemen. Setiap karyawan mengakui bahwa karyawan yang siap dan
melaksanakan nilai-nilai dari filosofi di atas akan meningkatkan kualitas
dan keterampilan diri sehingga menjadikan mereka tetap bertahan dan dapat
mengikuti lingkungan kerja di PT. Mido Indonesia hingga saat ini.
c. Gaya Operasi Manajemen
Adapun gaya operasi manajemen yang selalu diutamakan adalah
dilandasi dengan menciptakan suasana kerja yang kekeluargaan dan
nyaman. Dalam menciptakan suasana kekeluarga tersebut, setiap
koordinator departemen membuktikannya dengan berbagai macam teknik
pendekatan agar setiap karyawan menghasilkan output yang optimal, seperti
diadakan department outing dan morning briefing. Kegiatan morning
briefing diadakan setiap satu hingga dua minggu sekali pada hari Rabu
pukul 9 sampai 10 pagi diadakan morning briefing yang di dalamnya
terdapat materi motivasi, bernyanyi hymne perusahaan, evaluasi kegiatan
dua minggu ke belakang, dan perencanaan kegiatan dua minggu ke depan.
Sehingga dengan adanya morning briefing, setiap karyawan akan

59
mempunyai motivasi untuk mencapai target tujuan dari perusahaan dan
menciptakan hubungan kerja yang baik. Selain itu, dalam proses
mewujudkan gaya operasi yang baik, setiap koordinator di setiap
departemen selalu kembali pada SOP dan apabila terdapat kesalahan yang
diperbuat oleh karyawan, setiap koordinator di setiap departemen selalu
memberikan kesempatan bagi karyawan untuk mencari jawaban terlebih
dahulu sebelum dikoreksi dengan jawaban lebih baik. Dengan hal ini
menggambarkan gaya operasi dari manajemen PT. Mido Indonesia
mengutamakan berjalannya SOP dan KPI (key performance indicators)
yang wajib diikuti dan dijalankan dalam proses bisnisnya. Department
outing merupakan kegiatan berkumpul antara karyawan departemen yang
dibuat di dalam departemen yang dilakukan di luar perusahaan. Dari
departemen logistik antara tim offline dan online terkadang mengadakan
makan bersama, sedangkan Supervisor Accounting and Tax pada
departemen FICO mengatakan bahwa departemen mereka memiliki agenda
tiga bulan sekali untuk mengadakan department outing dalam bentuk
seperti makan keluar ke rumah makan dan menginap di puncak yang
diperuntukkan untuk memperkuat komunikasi sehingga menghasilkan
teamwork yang baik ketika bekerja.
Koordinator dan supervisor di setiap departemen sudah paham terkait
dengan budaya dan gaya bekerja yang telah berjalan di setiap departemen,
sehingga mereka tahu bagaimaan menciptakan teknik-teknik yang digunakan
dalam menciptakan pendekatan dari Kawatu dan Anastasia.
Berdasarkan hasil interview dan pengamatan di PT. Mido Indonesia
menurut pendapat Kawatu et. al. PT. Mido Indonesia yang mengutamakan nilai
karyawan yang memiliki rasa ingin belajar yang tinggi, berpikir kritis,
berperilaku baik, dan dapat membangun komunikasi (teamwork) sesama
karyawan baik di dalam maupun di luar departemen dijalankan dengan adanya
SOP dan KPI secara tertulis. Sehingga juga sesuai juga dengan pendapat dari
Anastasia dan Edy, bahwa setiap manajer di departemen yang ada di PT. Mido
Indonesia sudah tahu apa yang seharusnya dikerjakan oleh karyawan.
Sedangkan dari segi gaya mengoperasikan perusahaan, berdasarkan wawancara
dan pengamatan penulis, PT. Mido Indonesia sangat berdasarkan pada SOP dan
KPI yang wajib diikuti oleh setiap departemen. Karena SOP yang wajib

60
dijalankan, setiap departemen memiliki teknik pendekatan yang beragam dari
manajer/supervisor masing-masing departemen seperti diadakan morning
briefing dan company outing agar terbentuk komunikasi yang intensif antara
karyawan sehingga dapat dengan mewujudkan salah satu misi PT. Mido
Indonesia, yakni “Memberdayakan SDM melalui Pengembangan Kompetensi dan
Terbuka Terhadap Perkembangan Informasi dan Teknologi Di Era Digitalisasi”.
Berdasarkan teori dan hasil wawancara tersebut, hal ini menunjukkan
bahwa perusahaan telah menerapkan filosofi manajemen dan gaya mengelola
operasi sesuai dengan COSO Framework, Kawatu et. al. dan Anastasia.
d. Nilai Etika dan Integritas
Nilai etika dan integritas menurut Elder et. al (2014:373) mencakup
tindakan manajemen untuk menghilangkan atau mengurangi insentif dan godaan
yang dapat mendorong karyawan untuk terlibat dalam perilaku yang tidak jujur,
ilegal atau tidak etis (Arens, Elder, dan Beasley 2014). Adapun menurut Ching
(2011:534), perusahaan harus menyusun dan menerapkan aturan perilaku yang
berisi standar etika dan pedoman perilaku bagi pegawai di lingkungan
perusahaan, memberikan keteladanan yang nyata dalam dalam bentuk tindakan
dan ucapan, menegakkan tindakan disiplin yang tepat, dan menghilangkan
peluang/godaan untuk berperilaku tidak etis (Ching 2011).
PT. Mido Indonesia telah melakukan beberapa upaya menghilangkan
insentif dan godaan karyawan untuk bertindak tidak jujur, telah dilakukan secara
fisik.
1. Setiap ruangan dalam gudang dan di sekitar sudut perusahaan digunakan
CCTV (closed-circuit television) sebagai antisipasi.
2. Body checking dilakukan oleh pihak pengamanan (security) disesuaikan
dengan jenis kelamin setelah jam kerja usai. Setiap karyawan telah
memiliki tempat duduk masing-masing untuk mengerjakan tugasnya.
3. Penggunaan software My Trisula untuk pekerja tetap/permanen/full-time
dan link Google Document untuk pekerja freelance dan kontrak sebagai
bukti eksistensi/kehadiran karyawan. Dalam hasil pengamatan penulis,
aplikasi MyTrisula dapat memantau tempat di mana karyawan login
sehingga dapat di track oleh pihak HRD cukup melalui aplikasi. Namun, hal
ini tidak selalu dapat diaplikasikan kepada karyawan-karyawan di
departemen marketing operasional yang memiliki mobilitas tinggi dalam

61
pekerjaannya. Sehingga HRD membuat sebuah group yang yang berisikan
HRD dan para karyawan departemen marketing agar mereka dapat absen
satu ahri sebelumnya untuk menginformasikan akan kemana mereka akan
pergi dan keliling toko/department store. Bahkan dari segi kejujuran, suatu
kasus pernah terjadi seorang karyawan marketing memiliki janji akan absen
dia seharusnya di Pondok Indah Mall, tetapi karyawan tersebut terdeteksi di
dalam MyTrisula di Rumah Sakit Pondok Indah, karyawan tersebut harus
berinisiatif memberikan bukti foto ke HRD. Karena sebagai
konsekuensinya, bukti absensi adalah bukti akurat yang dapat diberikan
bayaran bagi karyawan. Link Google Document diadakan atas inisiasi dari
coordinator departemen logistik, namun setelah penulis konfirmasi kembali
pihak HRD mengatakan sudah memiliki nama-nama daftar karyawan
freelance dan kontrak. Dari keduanya mengenai absensi, HRD mengatakan
bahwa konfirmasi absensi per bulan ditutup setiap tanggal 22. Jika melebihi
dari tanggal 22, merupakan konsekuensi karyawan untuk dipotong dari
jatah cuti setahun selama 12 hari. Di lain sisi dari auditor internal, beliau
mengatakan dapat mengecek hasil laporan dan dokumentasi departemen
FICO (Finance and Accounting) melalui aplikasi bernama SAP berdasarkan
bukti yang dikerjakan oleh setiap departemen.
Nilai etika dan integritas pada PT. Mido Indonesia sudah sesuai dengan
pendapat Elder et. al. yang mempersyaratkan bahwa manajemen harus memiliki
tindakan tegas bagi karyawan untuk menghilangkan atau mengurangi perilaku
tidak jujur, illegal, dan tidak etik dengan menggunakan software tapi juga
adanya kebijakan tertentu. Kemudian aturan yang telah dibuat oleh HRD kepada
karyawan setiap departemen juga dirasakan manfaatnya dalam menegakkan
kedisiplinan di dalam diri karyawan yang sesuai dengan pendapat Ching.
Sehingga secara kesimpulan, PT. Mido Indonesia telah menerapkan nilai etika
dan integritas yang sesuai menurut COSO, Elder et. al., dan Ching.
e. Komitmen terhadap Kompetensi
Dalam indikator lingkungan pengendalian ketiga, perusahaan menetapkan
kriteria tertentu dalam merekrut karyawan baru, yaitu dengan
mempertimbangkan keahlian, pendidikan, serta melihat pengalaman kerja yang
dimiliki calon pekerja (Kawatu, Tinangon, dan Gerungai 2020).

62
Dalam hasil penelitian, penulis menyimpulkan bahwa PT. Mido Indonesia
memiliki penilaian umum dan penilaian khusus dalam hal kompentensi antar
departemen.
1. Penilaian umum
Penilaian umum yang dipersyaratkan yakni setiap calon karyawan
diwajibkan memberikan seleksi administrasi berupa CV (curriculum vitae),
KTP, SIM, dan ijazah pendidikan terakhir dan tes berupa psikotes dan
wawancara. Ijazah akan disesuaikan dengan departemen, misalkan
departemen logistik memberikan persyaratkan minimal SMA/K sederajat,
sedangkan departemen yang berhubungan dengan data dan perkantoran
diberikan syarat minimal wajib menempuh pendidikan D3 dan S1.
Departemen FICO dalam kebijakannya wajib mempersyaratkan
minimal pendidikan S1, dan untuk merekrut karyawan baru menggunakan
sistem eksternal, yakni rekrutmen terbuka. Karena menurut supervisor
FICO, karyawan rekrutmen dari eksternal memiliki giat bekerja yang lebih
besar dan telah terjamin lulus tes berupa dasar akuntansi dan keuangan yang
telah diberikan oleh PT. Mido Indonesia dan Trisula. Departemen
Merchandise Design mempersyaratkan seleksi administrasi berupa ijazah
SMA/K, dua tes berupa tes gambar yang memberikan potensi kepribadian
dan kemampuan setiap kandidat dan tes interview yang berisikan
pertanyaan-pertanyaan terkait leadership skill berupa analisis untuk
negosiasi terhadap pihak eksternal dan internal. Portofolio (laman kerja)
menjadi nilai tambah dan besar kemungkinan kandidat dapat masuk ke
departemen MD.
2. Penilaian Khusus
Penilaian khusus dibedakan dalam setiap departemen, misalnya di
dalam departemen logistik merekrut karyawan dimulai sebagai status
karyawan kontrak atau/dan freelance (pekerja lepas). Kemudian apabila
kandidat lulus seleksi administrasi dan tes, kandidat yang merupakan
karyawan baru diberikan training non-formal dari karyawan yang lebih
senior. Contoh, Koordinator Logistik mewajibkan teknik ‘setiap hari adalah
belajar’. Maksudnya, setiap karyawan akan secara bertahap siap diberikan
arahan untuk memegang sesuatu. Misalnya hari ini karyawan baru yang
selama dua bulan hanya memiliki tugas mencari barang di gudang harus

63
siap apabila terdapat perintah dari koordinator untuk scan dan packing
barang. Adapun masa pakai karyawan kontrak dan freelance di departemen
logistik pada umumnya diberlakukan selama satu tahun sehingga supervisor
dapat menilai kompetensi, etos dan kinerja setiap karyawan baru.
Namun penilaian khusus juga dapat terjadi di dalam PT. Mido
Indonesia. Contoh Departemen Data Analyst yang berisikan MP
(merchandise planner) terisi karena adanya pengembangan karyawan, yaitu
mengambil dari karyawan dari departemen logistik dan retail yang memiliki
potensi lebih tidak hanya memiliki pemahaman yang dalam di dalam
departemennya saja. Pihak MP mengatakan kualifikasi karyawan rekrutmen
internal berbeda dengan hasil rekrutmen eksternal. Karyawan direkrut dari
eksternal dan langsung menempati jabatan MP hanya tahu proses bisnis di
dalam PT. Mido Indonesia secara ‘kulitnya’ saja. Sedangkan karyawan
yang berpengalaman sudah tahu lebih mendalam. Misalnya jika ada suatu
kendala seperti menemukan stok yang berbeda, mereka tahu cara
menginvestigasi masalah secara berurutan didukung dengan adanya koneksi
dari berbagai departemen yang bersangkutan.

Berdasarkan hasil wawancara penulis, pendapat Kawatu yang menafsirkan


bahwa perusahaan harus menetapkan kriteria tertentu seperti keahlian,
pendidikan, dan pengalaman calon karyawan telah dilakukan oleh PT. Mido
Indonesia yang penulis simpulkan terbagi atas penilaian umum dan khusus.
Dalam penerapannya, penilaian tersebut cukup berjalan efektif untuk PT. Mido
Indonesia. Artinya, PT. Mido Indonesia telah berupaya baik dalam mewujudkan
karyawan yang berkompetensi dan berkomitmen sesuai dengan pendapat
Kawatu et. al.

f. Partisipasi Dewan Direksi dan Komite Audit


Kemudian dalam indikator partisipasi dewan direksi dan komite audit,
Elder et. al (2014:373) mengatakan bahwa keberadaan Dewan Direksi sangat
penting bagi tata kelola perusahaan yang baik. Karena tanggung jawab utama
mereka adalah meyakinkan bahwa manajemen telah melakukan pengendalian
internal dan proses pelaporan yang tepat (Arens, Elder, dan Beasley 2014). Jadi,
dewan komisaris dan komite audit wajib ikut serta melakukan pemeriksaan pada
saat-saat tertentu terhadap jalannya kegiatan operasional kantor dengan meminta

64
laporan rutin dari pihak manajemen internal perusahaan dan mengevaluasinya
(Kawatu, Tinangon, dan Gerungai 2020).
Menurut hasil wawancara dan pengamatan penulis, BOD (Board of
Directors) wajib setidaknya 1 (satu) minggu sekali melakukan pertemuan rutin
dengan beberapa departemen dan menyesuaikan siklus departemen mana yang
berkoordinasi satu sama lain. Sebagaimana contoh hubungan BOD dengan
beberapa departemen:
1. Audit Internal
Seluruh BOD berkoordinasi dengan Internal Audit untuk
membicarakan pencapaian kinerja, perubahan-perubahan kebijakan SOP,
isu-isu yang terjadi di dalam perusahaan, dan memberikan rekomendasi
pada direksi dengan landasan syarat audit yang harus dilaksanakan.
2. Departemen FICO
Direksi Keuangan dan Internal Audit sangat intensif memeriksa kinerja
dan laporan yang ada di Departemen FICO.
3. Human Capital & General Affairs
Pertemuan Departemen HC & GA akan berkoordinasi dengan
Direksi Keuangan karena terkait dengan penggajian karyawan.
4. Logistik dan Retail
Sedangkan untuk bagian gudang, dua minggu sekali secara rutin
Direktur Operasional selalu mengontrol Departemen Logistik dan Retail
untuk meminta laporan-laporan pergerakan persediaan barang, kuantitas
barang yang sudah masuk dari garmen, dan intensitas hasil penjualan
online. Adapun tim audit rutin datang ke setiap departemen untuk meminta
sampel dokumen hardcopy berupa TO, PO, surat jalan, dan perubahan SOP.
Kemudian audit internal akan melaporkan hasil sampel tersebut dengan
seluruh direksi untuk dijadikan evaluasi.
5. Data Analyst
BOD sangat mengunjungi Departemen Data Analyst sebanyak
sebulan sekali untuk membicarakan target persentase penjualan di bulan
yang akan datang.

65
6. Merchandise Design
Direksi Marketing dan Operasional berkoordinasi dengan Departemen
Merchandise Design untuk membicarakan kualitas bahan kain, sampel
barang, dan pengiriman barang.

Pendapat Elder et. al. dan Kawatu et. al yang menyatakan bahwa Dewan
Direksi dan Internal Audit bertanggung jawab untuk meyakinkan bahwa
manajemen telah melakukan pengendalian internal dan proses pelaporan yang
tepat dengan ikutserta memeriksa terhadap jalannya kegiatan operasional dan
laporan rutin dari pihak manajemen internal perusahaan sebagai bahan evaluasi
telah dilaksanakan oleh PT. Mido Indonesia, meskipun intensitas koordinasi
antar departemen berbeda disesuaikan dengan siklus departemen mana yang
berkoordinasi satu sama lain. Namun hal itu tidak menghilangkan tanggung
jawab atas kontribusi internal audit dan direksi terhadap perusahaan karena
secara keseluruhan departemen telah jelas di bawah naungan direksi masing-
masing.

g. Struktur Organisasi
Teori yang peneliti gunakan yaitu teori pengendalian internal menurut
Elder et. al. menjelaskan bahwa struktur organisasi merupakan kerangka
pembagian tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang
dibentuk untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Fungsi
tersebut dipisahkan sesuai dengan tanggung jawab agar kegiatan yang dilakukan
dapat lebih terstruktur dan terarah. Struktur organisasi perusahaan biasanya
dituangkan dalam bentuk bagan organisasi yang secara tepat menggambarkan
hubungan kewenangan dan pelaporan (Arens, Elder, dan Beasley 2014). Agar
kegiatan operasional perusahaan dapat berjalan lancar, maka pembagian tugas
dan tanggung jawab masing-masing bagian harus ditetapkan dalam struktur
organisasi perusahaan (Kawatu, Tinangon, dan Gerungai 2020).
Dalam hasil pengamatan dan wawancara penulis, setiap departemen
pada dasarnya telah memiliki struktur organisasi yang sesuai dengan
kegiatan di dalam departemen.
1. Departemen Logistik
Berdasarkan hasil dokumentasi dan wawancara, Departemen Logistik
dan Retail sudah penuh terisi dan setiap karyawan memiliki tugas masing-

66
masing yang telah dipisahkan pada bagian-bagian tugas tertentu. Penulis
meninjau bagan struktur organisasi Departemen Logistik Retail dan
memastikan beberapa nama masih bekerja di PT. Mido Indonesia. Setelah
memverifikasi antara bagan dan keberadaan fisik karyawan, terdapat enam
karyawan yang sudah tidak bekerja di PT. Mido Indonesia dengan berbagai
alasan. Keberadaan mereka yang sudah tidak bekerja atau naik jabatan dan
sudah digantikan oleh karyawan freelance yang baru. Selain itu, terdapat
tugas dari divisi penjualan online yang masih belum tertera pada bagan
yakni admin marketplace yang menjawab pertanyaan dari customer. Secara
struktural dalam berorganisasi, PT. Mido Indonesia sudah sesuai dengan
teori karena setiap karyawan memiliki tanggung jawab masing-masing.
Akan tetapi, lebih baik bagan struktur organisasi selalu terus diperbarui
setiap ada perubahan. Selain itu, akan lebih baik jika setiap nama karyawan
sudah benar-benar memiliki rincian tanggung jawab.

Gambar 4. 3
Struktur Organisasi Departemen Logistik Retail

Sumber: PT. Mido Indonesia

Ternyata setelah ditinjau ulang dari beberapa perspektif karyawan,


Koordinator Departemen Logistik dan Retail membuat peraturan bahwa
departemen memberlakukan rolling antar tim setiap 3 (tiga) bulan sekali.

67
Peraturan ini dianggap bermanfaat agar karyawan di dalam departemen
paham dan tahu cara kerja setiap tim. Sehingga apabila ada kondisi ketika
salah satu tim sedang berhalangan hadir, tim lain dapat mengisi kekosongan
tersebut dan sudah paham cara bekerjanya.

2. HC & GA, Data Analyst, Internal Audit, Merchandise Design


Berbeda dengan Departemen Logistik dan Retail, HC & GA, Data
Analyst, Internal Audit, Merchandise Design berisikan karyawan dengan
status tetap (full-time). Jadi pergerakan tugas hanya akan terjadi apabila
seorang karyawan akan naik jabatan. Sehingga departemen-departemen ini
telah memiliki struktur organisasi yang terarah yang disesuaikan tugas atas
kebutuhan perusahaan.

PT. Mido Indonesia dalam memetakan struktur organisasi di setiap


departemen yang ada di kantor seperti Departemen HC & GA, Data Analyst,
Internal Audit, Merchandise Design sesuai dengan pendapat Elder et. al. dan
Kawatu et. al. yaitu bahwa struktur organisasi yang dipisahkan sesuai dengan
tanggung jawab yang dituangkan dalam bentuk bagan organisasi
menggambarkan hubungan kewenangan dan pelaporan. Namun, lain hal dengan
Departemen Logistik dan Retail yang masih menggunakan kebijakan rolling
antar tim sehingga struktur organisasi tidak akan secara permanen dipegang oleh
orang-orang. Jadi, PT. Mido Indonesia belum sepenuhnya efektif dalam
menerapkan struktur organisasi sebagaimana pendapat para ahli. Akibatnya,
akan mudah terjadi keluar masuk karyawan di Departemen Logistik dan Retail
akibat tekanan pekerjaan yang tinggi.

h. Kebijakan dan Praktik Sumber Daya Manusia


Menurut Elder et. al kebijakan dan praktik sumber daya manusia dan
prosedurnya berisi kebijakan pelatihan, tindakan-tindakan pendisiplinan,
evaluasi, dan program kompensasi yang memotivasi dan memberi penghargaan
atas kinerja yang istimewa (Arens, Elder, dan Beasley 2014). Perusahan wajib
memberikan program pelatihan kepada karyawan baru dengan tujuan untuk
menghasilkan tenaga kerja yang berkemampuan tinggi dalam melaksanakan
tugas yang dikerjakan, serta memberikan penghargaan (Kawatu, Tinangon, dan
Gerungai 2020).

68
Berdasarkan hasil wawancara oleh penulis, PT. Mido Indonesia telah
melaksanakan jenis kebijakan sumber daya manusia pada setiap departemen
sebagai berikut:
1. Pelatihan/Training
Training/pelatihan perkenalan dilakukan melalui kegiatan induksi
yang berisikan perkenalan tentang Trisula dan PT. Mido Indonesia dan KPI
terkait pekerjaan yang akan dilakukan. Induksi dilakukan oleh Manager
HRD.
Sedangkan training/pelatihan dalam rangka pengembangan diadakan
dengan harapan dapat meningkatkan, melatih, dan mempromosikan kualitas
kerja karyawan dalam bentuk training kepemimpinan, manajemen waktu,
pengembangan diri, pola pikir. Training ini diberikan oleh PT. Mido
Indonesia kepada setiap karyawan secara bergiliran dari Trisula yang
bernama Trisula Template. Setiap karyawan selalu diajak untuk ikut serta
training atas pertimbangan dari manajemen, dari segi analisis dan
pemecahan masalah yang sedang dihadapi setiap karyawan.
Training khusus didapatkan oleh karyawan tetap dari Manajer
Departemen. Akan tetapi, terdapat perbedaan pelatihan yang didapatkan
oleh karyawan freelance dan kontrak di Departemen Logistik dan Retail
yang tidak memiliki training tertentu dalam memgenal literasi komputer.
2. Jabatan
PT. Mido Indonesia memudahkan siapa pun untuk dapat menaiki
jabatan apabila berperilaku baik, berkinerja dengan optimal, dan mengikuti
peraturan. Jika seorang karyawan sedang ingin naik jabatan, otomatis dalam
pekerjaannya akan menggunakan sistem, sehingga karyawan tersebut
diberikan pelatihan dari Departemen Data Analyst, diajarkan mulai dari
Microsoft Excel yang merupakan software utama yang digunakan PT. Mido
Indonesia. Strategi menajemen yang digunakan perusahaan untuk
mengukur hasil kerja.
3. Penghargaan
Sistem penghargaan di PT. Mido Indonesia diberlakukan berdasarkan
BSC (balance scorecard), yakni strategi yang digunakan perusahaan untuk
mengukur hasil kerja. Namun Departemen HC & GA mengutamakan

69
sistem penghargaan atau bonus pertama kali diimplementasikan Tim
Marketing dalam bentuk komisi hasil penjualan.
4. Sistem Pengunduran Diri
Sistem pengunduran diri (resignation) di PT. Mido Indonesia
memberlakukan bagi siapapun karyawan yang ingin mengundurkan diri
wajib lapor satu bulan sebelum masa bekerja berakhir. Namun, dari
Departemen HC & GA harus terlebih dahulu meninjau apakah karyawan
yang ingin resign tersebut masih ada pekerjaan yang menjadi
kewajibannya. Jika sudah tidak ada dan didukung dengan jatah cutinya
masih ada, pihak perusahaan mempersilahkan karyawan tersebut dapat
segera resign dan gaji cuti (paid leave) masih dibayarkan meskipun sudah
resign.
Penulis menganalisis bahwa aspek lingkungan pengendalian internal yang
paling penting adalah kesejahteraan sumber daya manusia. Jika karyawan
kompeten, dapat dipercaya, dan bahagia karena diperlakukan adil, maka mereka
akan menghasilkan kinerja yang baik. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Elder
et. al. dan Kawatu et. yaitu perusahaan wajib memberikan program pelatihan,
evaluasi, dan program kompensasi yang dapat mendisiplinkan dan memotivasi
atas kinerja karyawan.
Meskipun demikian, departemen logistik dan retail tidak memiliki training
skill tertentu untuk mengembangkan karyawan yang masih freelance dan
kontrak. Hal demikian dinyatakan oleh beberapa karyawan yang membutuhkan
training, terutama training yang berkaitan dengan sistem komputer, mengingat
kemampuan literasi komputer per individu berbeda. Sedangkan departemen
FICO dan data analyst telah memiliki training tertentu berupa pelatihan
software yang akan digunakan oleh pihak brand manager atau dari manajemen
pusat Trisula. Jadi, masih terdapat ketimpangan dalam pengembangan
skill/keterampilan di antara karyawan PT. Mido Indonesia.

b. Penilaian Risiko
Semua perusahaan menghadapi risiko seperti perubahan kebutuhan pelanggan,
ancaman dari pesaing, perubahan peraturan, dan perubahan faktor ekonomi (Putri,
Dinuka, dan Kunci 2022). Menurut Ching (2011:537) penilaian internal perusahaan
harus sudah meliputi antara lain infrastruktur, kebijakan/ketentuan perusahaan,

70
sumber daya manusia, dan proses bisnis (Ching 2011). Sedangkan menurut Brenda
(2020:198) penilaian internal perusahaan dapat dinilai melalui pemeliharaan mutu
persediaan barang dagang, tingkat kejujuran karyawan, dan masa pakai barang
tersebut (Kawatu, Tinangon, dan Gerungai 2020).

Penilaian Internal

1. Penyimpanan, pemeliharaan mutu, verifikasi, dan pengiriman persediaan


barang dagang
a. Penyimpanan Persediaan Barang Dagang
PT. Mido Indonesia telah menggunakan beberapa alat sebagai
antisipasi terhadap bencana yang dapat membahayakan persediaan barang
dagang secara fisik. Alat-alat yang digunakan berupa CCTV (Closed
Circuit Television) sebanyak 4 (empat) buah yang terletak pada setiap
sudut bangunan gudang. Kemudian gudang PT. Mido Indonesia fire
extinguisher (pemadam api) yang diletakkan pada setiap sudut tengah
tangga.
b. Pemeliharaan Mutu Persediaan Barang Dagang
Dalam sistem memelihara mutu persediaan barang, PT. Mido
Indonesia meminimalisasi resiko barang tidak terjual dan mengendap, PT.
Mido Indonesia memiliki penilaian batas masa pakai barang. Bagian
departemen MD dan MP dari sejak awal telah menentukan nilai pakai
barang maksimal 720 hari. Barang dagang harus segera bergerak untuk
dijual ke bazaar atau diskon dengan tujuan menghabiskan stok barang
setelah lewat dari 720 hari. Kebijakan MP dan MD ini berlaku pada semua
penjualan, baik offline dan online kecuali direct sales.
c. Verifikasi Persediaan Barang
Segala operasi bisnis terkait barang dagang retail di PT. Mido
Indonesia pada umumnya sudah terintegrasi di dalam software Microsoft
Dynamics AX. Selain itu, Departemen Logistik dan Retail atas arahan
Koordinator Logistik telah memberlakukan backup data yang wajib
dilakukan oleh setiap Team Leader menggunakan Microsoft Excel terkait
data-data dan perputaran keluar dan masuk barang. Sehingga jika terdapat
barang yang terkena scan dua kali atau tidak terkena scan dapat mudah
terlacak. Teknik ini juga dapat digunakan untuk memverifikasi

71
ketidaksesuaian kuantitas barang yang dibawa dari garmen ke gudang atau
sebaliknya yang diakibatkan kesalahan input dari SPG dan ekspedisi.
Kemudian ketika terdapat retur antar department store, tim Merchandise
Planner mengubah TO pembalik dan pembenar.
d. Pengiriman Persediaan Barang Dagang
Dalam perihal pengiriman barang, PT. Mido Indonesia memiliki
standarisasi sendiri dalam mempelajari ekspedisi yang berdatangan
menawarkan jasanya. Selain menilai integritas ekspedisi dalam ketepatan
waktu dalam mengirimkan barang, PT. Mido Indonesia memeriksa
kondisi kualitas gudang ekspedisi. Apabila gudang ekspedisi terletak
dengan tempat tidak higienis, seperti pinggir tol dan kolong jembatan,
akan menjadi penolakan dari PT. Mido Indonesia karena kondisi gudang
akan menyangkut kualitas barang yang akan berdampak pada kepuasan
customer.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara penulis, PT. Mido


Indonesia telah menerapkan berbagai penilaian dan peraturan atas
penyimpanan, pemeliharaan mutu, verifikasi, dan pengiriman persediaan
barang dagang di mana sesuai dengan teori Ching dan Kawatu et. al.

2. Penentuan stock opname secara berkala


Stock opname dijadikan sebagai alat pembanding dan penganalisis
persediaan barang dagang. Stock opname berfungsi untuk menyesuaikan
jumlah persediaan antara persediaan fisik dengan pencatatan akuntansi
persediaan yang akan menghasilkan laporan keuangan yang akurat (Biandari
2021). Stock opname di PT. Mido Indonesia terbagi menjadi dua kategori,
yakni stock opname internal dan eksternal. Stock opname dilaksanakan oleh
beberapa departemen, di antaranya yakni:
a. Departemen Logistik dan Retail
Stock opname internal dilakukan selalu rutin dilakukan dua minggu
sekali oleh Departemen Logistik dan Retail, di mana langsung diawasi dan
diotorisasi oleh Koordinator. Sedangkan stock opname eksternal
dilakukan dalam waktu 2 (dua) kali dalam setahun yang dilakukan oleh
komite audit internal.

72
Stock opname internal yang dilakukan oleh departemen logistik dan
retail dilakukan dengan cara mencocokkan persediaan berupa nomor urut
(artikel) dalam beberapa baris dan barcode yang ada dengan software
Dynamics AX. Kegiatan ini memudahkan cek keberadaan barang secara
fisik.
b. Data Analyst
Pihak Departemen Data Analyst yang melakukan stock opname
adalah IC dan MP. Tim IC fokus untuk memberikan pembaharuan data
terkait jumlah fisik barang yang dilaporkan kepada Departemen FICO.
Pihak IC juga yang akan membantu freeze sistem data ketika sedang stock
opname, supaya data persediaan tidak terus bergerak. Sedangkan MP
bertugas untuk ikut serta menganalisis barang potensial dan non-potensial
untuk dijadikan perencanaan di bulan depan.
c. Internal Audit
Internal Audit melakukan stock opname dengan meminta sampling
dokumen yang lebih ke arah material (transaksi) kepada setiap departemen
di PT. Mido Indonesia selama 1 (satu) bulan penuh. Hal yang diperiksa
oleh Internal Audit pada dasarnya adalah mencocokkan SOP dan
kesesuaian data yang telah dirangkum oleh setiap Data Analyst dengan
barang yang ada di barcode dengan packing list dan shelving.
Internal Audit juga memberlakukan kebijakan stock opname
dadakan bisa untuk department store untuk menghilangkan ketidakjujuran
antar karyawan SPG yang saling menutupi persediaan stok di department
store mereka bertugas.
d. Finance and Accounting
FICO membantu menghitung inventory dari segi penerimaan dan
pengeluaran kas. Selain itu, FICO juga ikut serta turun ke lapangan seperti
gudang dan marketing untuk mendapatkan spesifikasi transaksi-transaksi
yang terjadi di dalam departemen.
Berdasarkan hasil wawancara kepada beberapa departemen di atas
dan pengamatan penulis, sistem stock opname persediaan barang dagang
saling terkoordinasi, bahkan keikutsertaan Departemen FICO yang sangat
besar memungkinkan untuk mengantisipasi adanya ketidaksesuaian
persediaan antara persediaan fisik dengan pencatatan akuntansi persediaan

73
sebagaimana teori dari Biandari. Akibatnya, laporan keuangan yang akan
diolah oleh Accounting sangat didukung berkat upaya tim internal
departemen FICO. Selain itu, adanya teknik stock opname dadakan sangat
efektif dalam mengantisipasi ketidaksesuaian data dengan fisik barang di
department store.

Penilaian Eksternal

Menurut Ching (2011:537) penilaian risiko eksternal perusahaan dapat dinilai antara
lain lingkungan alam, ekonomi, sosial, politik dan perkembangan teknologi informasi
(Ching 2011).

1. Mitigasi ancaman pesaing, anomali permintaan pasar, antisipasi situasi politik dan
ekonomi
Menurut Ching (2011:537) penilaian risiko perusahaan harus mempertimbangkan
beberapa ancaman dari eksternal, seperti ancaman dari pesaing, permintaan pasar
yang tidak akan bergerak stabil, situasi politik dan ekonomi yang akan bergejolak
nantinya (Ching 2011).
a. Ancaman Pesaing
Dalam hasil penelitian, PT. Mido Indonesia sudah mengetahui cara agar
barang yang akan diperjualbelikan tetap memiliki ciri unik tersendiri dengan
kualitas yang bagus. Kegiatan riset terkait produk barang sudah dilakukan oleh
pihak MP dan Marketing yang sudah bertanggung jawab untuk meneliti desain
barang kompetitor, jenis kompetitor, barang produksi kompetitor, barang yang
sedang diskon pada kompetitor sehingga menghindari kesamaan ciri barang.
Sedangkan secara penilaian kualitas merupakan tugas MD. Setelah diteliti barang
yang akan dibuat teruji orisinalitasnya, segala kegiatan dokumen yang berjalan
harus diberikan izin untuk diotorisasi dari direktur dan koordinator departemen.
Setelah gol dari direksi, pihak MP akan meminta menjahitkan barang hasil desain
garmen.
b. Permintaan Pasar
Dalam melihat kondisi permintaan pasar Departemen Data Analyst
merupakan pihak yang bertanggung jawab untuk menganalisis data penjualan per
hari yang telah diinput oleh SPG toko offline dan online. Dengan adanya harga
dan kuantitas yang terjual, Data Analyst dapat melihat sebab dan akibat naik

74
turunnya permintaan dan penjualan konsumen di department store, online, dan
direct sales pada berbagai daerah. Data analyst juga bekerja sama dengan IC
(Inventory Control) yang bertugas keliling toko (lapangan) untuk mengontrol data
transaksi-transaksi outstanding dengan toko, follow up setiap toko apabila
menemukan hal yang tidak sesuai
c. Antisipasi Situasi Politik dan Ekonomi
PT. Mido Indonesia juga pernah mengalami kondisi perubahan yang berat
akibat COVID-19, di mana tidak dapat mengandalkan penjualan offline dengan
maksimal. Dengan kondisi seperti ini, PT. Mido Indonesia juga mulai
menitikberatkan online sales dan direct sales dengan taktik Chat and Shop yang
dibentuk di dalam Grup WhatsApp. Program ini mengajak setiap karyawan
menawarkan produk secara individu dengan komisi pendapat Rp10.000 yang
akan dilaporkan ke sistem. Namun saat ini saat ini Chat and Shop sudah tidak
berjalan, lebih diperkuat di penjualan online.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara penulis kepada beberapa
departemen, PT. Mido Indonesia telah memiliki karyawan yang bertugas untuk
mempertimbangkan ancaman dari pesaing, permintaan pasar, dan situasi politik
dan ekonomi sesuai dengan pendapat Ching. Sehingga dengan adanya tugas yang
terspesifikasi dalam mengantisipasi masalah di atas, PT. Mido Indonesia berhasil
menghadapi fenomena COVID-19 dengan membuat variasi penjualan seperti
Chat and Shop dan memperkuat sistem penjualan online.

75
c. Aktivitas Pengendalian
Aktivitas pengendalian berisi prosedur dan kebijakan yang dapat membentuk
atas hasil dari respon resiko. Respon atas resiko mengintegrasi aktivitas
pengendalian atas dasar dari penilaian resiko yang ada. Aktivitas pengendalian
meyakinkan kegiatan yang diperlukan untuk dipakai pada resiko tersebut untuk
mencapai objektif perusahaan (Committee of Sponsoring Organizations of the
Treadway Commission and Internal 2013).

1. Pemisahan tugas yang memadai

Pemisahan tugas ditandai dengan adanya pembatasan dan pembedaan


tanggung jawab antara otorisasi, pencatatan, dan penyimpanan setiap
pergerakan persediaan dan transaksi. Artinya, setiap bagian wajib memiliki
tanggung jawabnya masing-masing. Tidak seorangpun diperbolehkan
mengendalikan seluruh aspek utama kejadian dan transaksi dari awal sampai
akhir proses (Arens, Elder, dan Beasley 2014). Pemisahan tanggung jawab dan
tugas kepada pegawai yang berbeda berkaitan dengan otorisasi, persetujuan,
pemrosesan dan pencatatan, pembayaran atau penerimaan dana, audit, dan
fungsi-fungsi penyimpanan dan penanganan aset (Ching 2011).

Pada setiap departemen di PT. Mido Indonesia mengupayakan segala


posisi untuk terisi dengan cepat dan urgent agar menghindari adanya rangkap
jabatan. Di departemen Logistik dan Retail secara pembagian tugas karyawan
telah dipisahkan dan tertulis di dalam SOP sesuai dengan struktur dan
kebutuhan departemen. Sebagai contoh, pihak yang mengotorisasi dan
menyetujui setiap perubahan kebijakan dan laporan keuangan dilakukan oleh
Manajer Departemen dan BOD (Board of Directors). Namun di dalam
Departemen FICO, pihak yang memproses, mencatat, membayar, dan
menerima dana dilakukan oleh finance yang dibedakan menjadi Account
Receivable dan Account Payable sekaligus Account Reporter. Hal ini tidak
sesuai dengan teori dari Ching yang mewajibkan hendaknya antara posisi
Account Reporting (Accountant) harus dilakukan oleh karyawan yang
berbeda. Jadi, hampir secara keseluruhan pemisahan tugas di PT. Mido
Indonesia telah diterapkan, tetapi masih perlu ada pemisahan antara Account
Reporting dan Account Payable.

76
2. Otorisasi yang tepat setiap transaksi bisnis

Menurut Kawatu (2020:198) otorisasi atas transaksi dilakukan dengan


pembubuhan tanda tangan oleh pihak yang berwenang pada dokumen untuk
menyetujui terjadinya aktivitas transaksi tersebut (Kawatu, Tinangon, dan
Gerungai 2020).

Transaksi atas persediaan barang dagang di PT. Mido Indonesia telah


memiliki SOP yang tersusun secara sistematis dan terkomputerisasi. Dalam
segi pelaporan dokumen PO (purchase order), surat jalan/TO (transfer order),
dan dokumentasi lainnya dilaporkan di dalam software Microsoft Dynamics
AX dan juga secara fisik kepada setiap departemen lainnya yang berhubungan
dengan pergerakan barang.

Di dalam Departemen FICO, hasil dari laporan bagan akun/COA (chart of


accounts) perlu dikoreksi oleh Manajer FICO sebelum ditandatangani lebih
lanjut oleh Direksi Keuangan. Di dalam Departemen MD, setiap adanya
pengadaan barang harus ditandatangani oleh Manajer MD, Brand Manager,
Direksi Keuangan, kemudian Direksi Marketing dan Operasional. Pihak yang
bertanggung jawab memelihara catatan keuangan perpetual (berupa SAP) dan
menyetujui segala perputaran pesanan barang dilakukan oleh Internal Audit
dan Brand Manager sebelum dilaporkan kepada BOD (Board of Directors).
Namun, Internal Audit mengakui bahwa dirinya belum belum mengecek
sistem catatan perpetual persediaan Microsoft Dynamics AX karena masih
harus mempelajarinya.

Berdasarkan teori dan hasil wawancara, PT. Mido Indonesia hampir


secara keseluruhan telah menerapkan otorisasi yang tepat terhadap transaksi
dan aktivitas sesuai dengan teori dari Kawatu et. al., namun penulis
menemukan bahwa Microsoft Dynamics AX yang merupakan arus utama
pergerakan persediaan barang untuk penjualan retail juga harus diperiksa dan
dikuasai oleh Internal Audit. Karena jika sistem AX tidak diperiksa, akan
riskan hasil laporan dimanipulasi oleh koordinator departemen tertentu.

77
3. Penyimpanan dokumen dan pencatatan yang memadai

Mendokumentasikan dan mencatat catatan setiap transaksi sangat penting


agar aset tetap diawasi dengan benar (Arens, Elder, dan Beasley 2014). Jadi,
berbagai macam dokumen dan catatan yang berkaitan dengan pemesanan dan
pengeluaran persediaan harus jelas dan tercatat dengan rapi dan memadai
(Kawatu, Tinangon, dan Gerungai 2020).

Departemen Logistik dan Retail dalam menyimpan dokumen dan


pencatatan desain dokumen dalam penyimpanan dapat terlihat dari nomor
Artikel dan barcode yang dapat diketahui dari nomor artikel, di mana kedua
brand PT. Mido Indonesia yakni Jack Nicklaus dan JOBB ditaruh di dalam box
yang berbeda. Karena setiap brand sudah memiliki nomor artikel dan barcode
yang sudah diterbitkan atas koordinasi antara MD dan garmen. Jadi, pihak
departemen logistik sebagai departemen logistik sudah menerima secara
nomor urut dalam bentuk nomor artikel dan barcode. Adapun usaha untuk
menyimpan dokumen-dokumen pancatatan seperti penjualan, faktur, PO
(purchase order), petty cash, dan kartu waktu karyawan ditempatkan sebagian
di rak bersama dengan barang dagang, dan sebagian lagi di dalam ruangan
kantor Koordinator Logistik. Resi-resi pengiriman barang disimpan yang di
dekat barang, kalau BPB (bukti penerimaan barang), PO, TO di dalam lemari
kunci. Terkecuali untuk petty cash ditempatkan di dalam brankas tahan api dan
selalu di kunci untuk menghindari risiko terjadinya pencurian

Dokumen-dokumen di Departemen FICO berupa penjualan, faktur,


pesanan pembelian, catatan anak perusahaan, jurnal penjualan, dan dokumen
dan catatan yang berkaitan dengan pemesanan dan pengeluaran persediaan
disimpan dalam 10 tahun belakangan. Sedangkan dokumen perpajakan
minimal 5 tahun disimpan rapi di dalam basement yang merupakan brankas
Departemen FICO. Pencatatan dan penyimpanan dokumen dua brand (Jack
Nicklaus dan JOBB) juga dibedakan sesuai dengan tahun. Departemen
Merchandise Design telah memiliki ordner yang dibedakan atas dua merek
JOBB dan Jack Nicklaus. Kemudian dokumen tersebut dibedakan menjadi dua

78
jenis, yakni ordner merah untuk kemeja atau atasan, dan ordner biru untuk
celana.

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara narasumber, penulis


menyimpulkan bahwa pada dasarnya pihak yang bertugas menerima dokumen
hardcopy telah menyusunnya dengan benar menggunakan lemari dan brankas
yang tertata rapi. Hal ini sesuai dengan teori dari Elder et. al. dan Kawatu et.
al. yakni berbagai macam dokumen dan catatan yang berkaitan dengan
pemesanan dan pengeluaran persediaan harus jelas dan tercatat dengan rapi
dan memadai.

4. Pengendalian fisik aset dan pencatatan

Aset amat riskan apabila tidak dilindungi secara baik. Pencatatan juga
akan tercuri, rusak, dan mudah diubah dan diduplikasi oleh pihak yang tidak
bertanggung jawab. Untuk menjaga pengendalian internal yang memadai, aset
dan pencatatan harus dilindungi (Arens, Elder, dan Beasley 2014). Untuk
perlindungan aset dan catatan maka perusahaan menyediakan gudang sebagai
tempat penyimpanan yang dilengkapi alat seperti pemadam api (fire
extinguisher) untuk menanggulangi bahaya kebakaran, alat untuk mengarsip
dokumen dan catatan seperti lemari arsip, dan karyawan yang terpercaya untuk
menjaga keamanan dokumen dan catatan perusahaan (Kawatu, Tinangon, dan
Gerungai 2020).

Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara penulis, pada dasarnya


setiap departemen menggunakan hari Jum’at sebagai hari untuk membersihkan
lingkungan kerja. Dalam Departemen Logistik dan Retail menamakan Jumsih
(Jum’at bersih) yang di mana seluruh karyawan membersihkan dokumen-
dokumen dan persediaan barang dagang di dalam gudang sehingga aset dan
catatan tidak mudah karat dan berdebu. Selain itu, di setiap sudut ruangan baik
di dalam gudang maupun kantor, penulis melihat terdapat pemadam api (fire
extinguisher). Begitupula dengan departemen lainnya seperti FICO, Internal
Audit, Merchandise Design yang melakukan demikian. Maka, teori dri Elder
et. al. dan Kawatu et. al. aset dan catatan perlu dilindungi alat antisipasi seperti
pemadam api (fire extinguisher) dan alat untuk mengarsip dokumen dan

79
catatan seperti lemari arsip, dan karyawan yang terpercaya untuk menjaga
keamanan dokumen telah dilaksanakan dengan baik oleh PT. Mido Indonesia.

5. Peninjauan ulang atas kinerja

Peninjauan ulang atas kinerja atau cek secara independen dan internal
sangat dibutuhkan sistem pengendalian internal (Arens, Elder, dan Beasley
2014). Ulasan atas kinerja keuangan dan non-keuangan perusahaan
dilaksanakan dengan membandingkan kinerja dengan tolak ukur kinerja yang
ditetapkan sebelumnya, antara lain berupa target dan pencapaian target
perusahaan (Ching 2011). Dalam hasil wawancara, PT. Mido Indonesia
memiliki target pencapaian dalam bentuk KPI (key performance indicator)
sebagai alat tolak ukur kinerja setiap departemen memiliki peninjauan dan
target yang beragam, di antaranya:

1. SOP yang segera dibenahi,


2. Keakuratan data,
3. Pengiriman barang yang tepat waktu,
4. Peningkatan rasa ownership (kepemilikan) karyawan terhadap perusahaan,
5. Peningkatan penjualan,
6. Peningkatan kualitas barang

Hampir seluruh koordinator/supervisor departemen mengatakan mulai


tahun 2023 PT. Mido Indonesia memiliki target peningkatan kinerja karyawan
untuk bersiap menghadapi barang yang keluar dan masuk gudang yang lebih
banyak daripada tahun sebelumnya. Selain itu, PT. Mido Indonesia sedang
mempersiapkan untuk mendapat sertifikasi berstandar internasional bernama
ISO 9001:2015 sebagai standar keabsahan perusahaan dalam memiliki
manajemen yang bermutu.

Dari segi tingkat kesejahteraan, hampir seluruh narasumber mengakui


sudah merasa cukup sejahtera bekerja di PT. Mido Indonesia, alasannya
karena:

1. PT. Mido Indonesia sangat terbuka untuk siapapun naik jabatan.


2. PT. Mido Indonesia sudah memberikan gaji sesuai dengan hak karyawan.
3. Adanya berbagai jaminan yang diberikan kepada karyawan.

80
4. Sistem rekrutmen karyawan telah adil dan sesuai dengan syarat yang
departemen butuhkan.
5. PT. Mido Indonesia sangat terbuka dalam menerima pendapat karyawan
sebagai alat diskusi yang nantinya akan menjadi inovasi dalam
berorganisasi.

Berdasarkan wawancara penulis, hampir keseluruhan koordinator dan


karyawan menitikberatkan bahwa peninjauan ulang harus dimulai dari sumber
daya manusia. Setelah keduanya diperbaiki dengan benar, maka akan tercipta
peraturan yang mengatur sebagai tata cara dan pedoman setiap karyawan.
Dalam kegiatan beroperasi, penulis berkesimpulan setiap koordinator
departemen banyak berkoodirnasi dengan Internal Audit yang sangat fokus
pada pembenahan SOP sehingga target yang ingin dicapai dapat tercipta
dengan mudah. Hal ini sesuai dengan teori Ching, yakni ulasan atas kinerja
keuangan dan non-keuangan perusahaan wajib dilakukan oleh perusahaan
sebagai alat tolak ukur kinerja berupa target dan pencapaian target perusahaan.

d. Informasi dan Komunikasi


Komunikasi atas informasi wajib diselenggarakan secara efektif baik di dalam
lingkungan perusahaan maupun dengan pihak luar yang terkait (Ching 2011).
Menurut COSO (2013:5) organisasi yang mendukung pengendalian internal adalah
organisasi yang memperoleh atau menghasilkan dan menggunakan informasi yang
relevan dan berkualitas. Organisasi secara internal mengkomunikasikan informasi
termasuk tujuan dan tanggungjawab untuk pengendalian internal (Committee of
Sponsoring Organizations of the Treadway Commission and Internal 2013).

Secara keseluruhan, sistem informasi dan komunikasi di PT. Mido Indonesia


menjadi tanggung jawab Departemen IT (information technology) yang bertugas
untuk mengembangkan dan memberikan informasi terkait IT kepada setiap
departemen. Karena software-software yang digunakan oleh perusahaan merupakan
aset primer yang dijadikan agar perusahaan dapat beroperasi dengan baik

Dalam berkomunikasi antara karyawan satu sama lain, PT. Mido Indonesia
menggunakan media sosial email dan WhatsApp sejak tahun 2013. Email digunakan
untuk mengirim file berukuran besar. Dengan menjadikan WhatsApp dan email

81
perusahaan membutuhkan tenaga listrik dan internet yang besar, sehingga PT. Mido
Indonesia memiliki genset sebagai antisipasi dari masalah gangguan bencana yang
akan datang.

Departemen Logistik dan Retail menggunakan teknik racking/consol atas


bantuan sistem Microsoft Excel. Sebelum ada sistem komunikasi ini, seringkali
terjadi masalah dalam hal efektivitas bekerja. Sebelum ada sistem racking/consol,
Departemen Logistik harus mencari barang secara fisik dengan ukuran dan kuantitas
sekian. Sehingga memakan waktu yang lama untuk memberikan konfirmasi kepada
MP.

Selain itu di departemen yang melakukan pengadaan barang retail tidak luput
atas tugas dari Merchandise Designer, data analyst, dan BOD/Boards of
Director/direksi. Detail Plan atau jadwal produksi menjadi acuan antara PT. Mido
Indonesia dan pihak garmen untuk melakukan proses produksi, agar waktu produksi
dan proses pengiriman tepat sesuai waktu yang telah ditentukan.

Secara keseluruhan, inovasi dan penerapan sistem informasi dan komunikasi di


dalam PT. Mido Indonesia sudah searah dengan teori yang dikemukakan oleh Ching,
yakni komunikasi atas informasi wajib diselenggarakan secara efektif baik di dalam
lingkungan perusahaan maupun dengan pihak luar yang berkaitan.

e. Pengawasan dan Pemantauan


Menurut COSO, pengawasan dilakukan agar dapat membantu direktur untuk
mengetahui ketidakefektifan pelaksanaan unsur-unsur pengendalian yang telah
dilaksanakan. Pengawasan pada dasarnya diarahkan sepenuhnya untuk menghindari
adanya kemungkinan penyelewengan atau penyimpangan atas tujuan yang akan
dicapai. Melalui pengawasan diharapkan perusahaan dapat mengetahui serta menilai
kualitas pelaksanaan pengendalian internal yang diterapkan dalam perusahaan
(Kawatu, Tinangon, dan Gerungai 2020). Agar operasional perusahaan menjadi
efektif, pengendalian internal harus dijalankan oleh staf yang independen dari
departemen operasional maupun dari departemen akuntansi untuk melaporkan
langsung pada otorisasi yang lebih tinggi dalam organisasi, apakah manajemen
puncak, atau pun pada komite audit dari dewan komisaris (Arens, Elder, dan Beasley
2014).

82
Internal Audit bertanggung jawab meninjau, memantau, dan melakukan evaluasi
hasil perubahan KPI dari Koordinator Departemen dan juga kejadian-kejadian
internal yang ada. Setelah dirasa tepat, Internal Audit akan melaporkannya kepada
pihak HRD dan BOD untuk mengevaluasi kinerja seluruh karyawan setiap enam
bulan sekali berupa BSC (balance score card) yang memacu pada KPI.

KPI berguna untuk memberikan target masing-masing departemen, sedangkan


BSC berfungsi sebagai alat untuk pemberian insentif atas hasil kinerja karyawan
setiap departemen. Pihak yang membuat KPI dibuat oleh koordinator setiap
departemen. Dengan menggunakan KPI, HRD dan Direksi dapat melihat karyawan
yang dapat dipertahankan perusahaan

Pelaporan arus kas juga sangat diperhatikan secara detil oleh Departemen FICO,
terutama dalam menyangkut jumlah omzet yang wajib dilaporkan setiap akhir bulan.
Karena laporan yang telat dilaporkan kepada BOD akan memberikan kerugian bagi
karyawan PT. Mido Indonesia, yakni pengunduran pembayaran gaji.

Menurut Kawatu et. al. dan Elder et. al. pemantauan dan pengawasan yang
efektif dapat dinilai dari kualitas pelaksanaan pengendalian internal yang diterapkan
dalam perusahaan. PT. Mido Indonesia secara pondasinya sangat erat dengan SOP
dan KPI yang digunakan sebagai alat ukur dalam menilai kinerja setiap departemen.
Kemudian PT. Mido Indonesia juga menganut sistem sanksi bersama apabila
terdapat pelaporan yang tidak tepat waktu sehingga mendorong semua pihak untuk
segera melakukannya. Maka dengan itu, pengawasan dan pemantauan tingkat
operasional di PT. Mido Indonesia telah sesuai dengan teori yang dikemukakan
Kawatu et. al. dan Elder et. al.

f. Sistem Informasi Akuntansi dan Keuangan


Menurut Nugroho (2019:76) sistem informasi akuntansi perusahaan dapat
dinilai atas ukuran dari seberapa kelancaran kegiatan perusahaan, kendala yang
dihadapi, pencantuman tanggal kegiatan berlangsung, proses pengklasifikasian
barang, dan penginputan stok barang (Nugroho 2019).

1. Pengecekan Fisik Barang Dagang


Pengecekan fisik persediaan barang dagang (stock opname) yang ada di
gudang PT. Mido Indonesia dilaksanakan setiap 2 (dua) minggu sekali untuk

83
penjualan direct sales/jual putus, dan bazaar. Sedangkan pengecekan barang
dagang yang ada di toko/shop dan counter/department store dilakukan satu
minggu sekali. Pelaksanaan pengecekan persediaan barang dagang di gudang
PT. Mido Indonesia dilakukan oleh member tim yang ada di Departemen
Logistik dan Retail, seperti tim online dan offline, Administrator, dan
Koordinator. Semua pihak di Departemen wajib ikutserta membandingkan
persediaan barang fisik dengan catatan komputerisasi Microsoft Dynamic AX
sebagai hasil persediaan hasil penjualan retail. Sedangkan pengecekan fisik
barang dagang di toko/shop dan counter/department store dilakukan oleh SPG
dan IC.

2. Pencatatan Persediaan Barang Dagang


Dalam membahas pencatatan persediaan, penulis melontarkan pertanyaan
mengenai metode pencatatan yang digunakan oleh PT. Mido Indonesia dan
menganalisis apakah metode pencatatan tersebut sesuai dengan proses bisnis dan
kondisi apa yang penulis lihat selama di Departemen Logistik dan Retail yang
mana berhubungan erat dengan persediaan barang dagang.
Dari hasil wawancara dan pengamatan, sistem informasi akuntansi
persediaan barang dagang retail di PT. Mido Indonesia terkait dengan aktivitas
pengelolaan dari beberapa pihak yang terlibat, yaitu Accounting, Account
Receivable, Account Payable, dan Accounting (Account Reporting). Sistem
informasi akuntansi persediaan barang retail di PT. Mido Indonesia dilaksanakan
secara komputerisasi yaitu menggunakan sistem Microsoft Dynamic AX.
Metode pencatatan persediaan barang dagang retail pada PT. Mido Indonesia
menggunakan metode perpetual dan menggunakan sistem FIFO (Masuk Pertama
Keluar Pertama). Setiap transaksi pembelian dan pengeluaran barang dagang dan
saldo persediaan barang dicatat ke dalam rekening yang ada pada sistem
akuntansi yang bernama sistem RCM dan Microsoft Dynamic AX sehingga
segala dokumen seperti invoice, PO, dan TO telah terintegrasi ke dalam sistem.
Di sisi lain, pencatatan keluar dan masuk barang dilakukan oleh IC
(Inventory Control) menggunakan sistem pergerakan barang keluar dan masuk
bernama Microsoft Dynamics AX. Tugas ini sebelumnya dilakukan oleh
Departemen FICO, sehingga dengan adanya IC membuat tugas Departemen
FICO menjadi lebih efektif.

84
3. Penerimaan Transaksi Persediaan Barang Dagang Retail
Aktivitas persediaan barang retail terjadi karena adanya aktivitas
penjualan atas permintaan offline maupun online. Penjualan permintaan
offline berupa penjualan dari toko/shop, counter/department store, direct
sales/jual putus, dan bazaar. Sedangkan penjualan online terjadi melalui
penjualan e-commerce. Transaksi-transaksi atas penerimaan uang masuk
dibuktikan sebagai berikut:
1. Penjualan Shop dari data hasil penjualan di sistem entri akuntansi
bernama RCM, bon penjualan yang kemudian diinput pada Microsoft
Dynamics AX, voucher, uang masuk dari data aplikasi Midtrans,
outstanding (cek), dan beban-beban yang dibayarkan oleh
garmen/supplier/vendor.
2. Penjualan Department Store dari data hasil penjualan di sistem entri
akuntansi bernama RCM, bon penjualan yang kemudian diinput pada
Microsoft Dynamics AX, invoice, faktur pajak, uang masuk dari data
aplikasi Midtrans, dan beban-beban yang dibayarkan oleh
garmen/supplier/vendor.
3. Penjualan bazaar dari data hasil penjualan di sistem entri akuntansi
bernama RCM, bon penjualan asli, uang masuk dari data aplikasi
Midtrans, invoice, dan voucher penerimaan beserta biaya yang telah
dibayarkan.
4. Penjualan online/e-commerce dari data laporan penjualan harian (dari
e-commerce yang diteruskan dari Tim Online), invoice, dan uang
masuk dari data aplikasi Midtrans.

4. Pengeluaran Transaksi Persediaan Barang Dagang Retail


Transaksi pengeluaran persediaan barang dagang berupa dokumen
penagihan yang telah di tanda tangan oleh atasan yang terkait, invoice asli, surat
jalan asli, PO, dan faktur pajak. Semua transaksi yang terjadi menggunakan
sistem Microsoft Dynamics AX.
Dalam melakukan pengadaan barang, Finance bertanggung jawab
memverifikasi data hasil penjualan dan membuat voucher utang, dan melakukan
pembayaran kepada garmen/supplier/vendor. Sedangkan Accounting

85
bertanggung jawab menginput pengeluaran transaksi atas pengadaan barang.
Pihak Accounting juga memiliki tanggung jawab melakukan pengawasan
pengarsipan, contoh menyimpan BBK (Bukti Bank Keluar) yang harus
disatukan dalam kesatuan ordner berdasarkan periode.

D. Uji Rincian

Data hasil observasi dan wawancara telah terkelompokkan, penulis akan uji dan analisis
keabsahan atas informasi dari pandangan-pandangan para informan. Dalam hasil yang sudah
terkumpul, penulis mengelompokkan hasil informasi dengan menjadikan 2 (dua) bagian,
kriteria yang merupakan ketentuan-ketentuan dalam bentuk standar, prosedur, dan norma
yang berjalan di dalam PT. Mido Indonesia. Kedua, kondisi dari hasil pengamatan aktual
penulis selama melakukan observasi.

1. Prosedur Penerimaan Barang

Prosedur penerimaan barang merupakan pedoman sistem pengadaan barang yang


diotorisasi oleh departemen logistik. Penerimaan barang di dalam PT. Mido Indonesia
terdapat dua jenis, yakni penerimaan barang di gudang PT. Mido Indonesia yang akan
digunakan sebagai penjualan online, offline, dan direct. Sedangkan penerimaan barang
jenis kedua yaitu penerimaan barang dari garmen ke toko (department store) yang telah
bekerja sama dengan PT. Mido Indonesia.
Prosedur penerimaan barang dari garmen ke gudang PT. Mido Indonesia telah
tertera dalam daftar isi SOP-LOG-RTL/01 dengan judul Penerimaan Barang (incoming).
Tabel dan penjelasan penerimaan barang dari garmen ke gudang PT. Mido Indonesia
seperti berikut:

86
Gambar 4. 4

Prosedur Penerimaan Barang

Sumber: PT. Mido Indonesia

Alur penerimaan barang dari garmen ke gudang PT. Mido Indonesia:

1. Pihak garmen mengirimkan barang jadi berupa finished goods (clothing/accessories)


ke dengan tujuan ke gudang PT. Mido Indonesia.
2. Barang sampai ke gudang menggunakan ekspedisi yang bernama SPL Cargo.
3. Departemen logistik melakukan pengecekan barang datang secara fisik sambil
menyesuaikan dengan surat jalan yang dibawa dari garmen.
4. Jika jumlah fisik barang sesuai dengan jumlah kuantitas yang ada di surat jalan, pihak
departemen logistik akan menginput status barang sudah diterima melalui software
dengan tanda ‘received by system’.
5. Apabila jumlah fisik barang tidak sesuai dengan jumlah kuantitas yang ada di surat
jalan, departemen MD menerbitkan berita acara ketidaksesuaian barang untuk
ditindaklanjuti ke pihak garmen dan departemen marketing retail menerbitkan Berita
Acara Ketidaksesuaian Barang untuk ditindaklanjuti ke toko/department store.
6. Departemen logistik menyimpan barang pada rak yang telah ditentukan sesuai karton.

87
2. Prosedur Loading Barang Masuk

Prosedur loading barang masuk ke Gudang PT. Mido Indonesia dilakukan oleh
Departemen Logistik dan Retail tim loading.

Gambar 4. 5
Prosedur Pengecekan Barang – Loading Barang

Sumber: PT. Mido Indonesia


1. Departemen logistik tim admin menerima surat jalan dari pengirim (garmen).
2. Mengecek dan menyesuaikan kuantitas barang secara fisik dalam bentuk karton
dengan surat jalan.
3. Mencatat barang masuk di registrasi barang masuk.
4. Serah terima barang dengan tim loading.

3. Prosedur Cek Fisik Barang

Prosedur cek fisik barang di Gudang PT. Mido Indonesia dilakukan oleh MP dan
Departemen Logistik dan Retail tim loading.
1. Serah terima surat jalan/TO dari petugas loading dengan status TO shipped.
2. Tim loading melakukan cek fisik dan scan di software bernama Retailware.
3. Pencocokan antara data dengan fisik barang.

88
4. Jika fisik barang sesuai dengan TO/surat jalan, barang segera diinput menggunakan
software data entri bernama RCM dan sistem pengelolaan stok barang bernama
JUBELIO dan diconsol (menginput data backup ke dalam Microsoft Excel),
ditempatkan di rak (selfing) yang sudah ditentukan, dan TO diubah dalam status
‘received’ sesuai tanggal terima.
5. Jika fisik barang tidak sesuai dengan TO dan surat jalan, tim loading menginfokan
kepada SPVMarketing (sales admin) terkait adanya selisih data atau kuantitas,
membuatkan TO pembenar + pembalik, barang diracking (memasukkan ke rak) dan
diconsol (menginput data backup ke dalam Microsoft Excel) dan barang di tempatkan
di selfing yang telah ditentukan.
6. Dokumen ditandatangani dan diserahkan ke Admin Logistik.
7. Purchase order: surat jalan/packing list dari petugas loading diserah terima ke tim
loading, menghitung isi fisik carton dan cek kuantitas serta label size, dan
mencocokkan antara data karton dengan data packing list.
8. Jika data karton dengan data packing list sesuai, barang segera diracking
(memasukkan ke rak) dan diconsol (menginput data backup ke dalam Microsoft
Excel), ditempatkan di selfing yang sudah di tentukan, PO diubah status menjadi
‘received’ sesuai tanggal diterima, dan dokument ditanda tangan lalu diserahkan ke
admin logistik.
9. Jika data karton dengan data packing list tidak sesuai, tim loading segera
menginfokan kepada MD terkait adanya selisih data atau QTY, barang diracking dan
dimasukkan ke consol, dan barang ditempatkan di selfing yang sudah ditentukan.
10. Buat BPB (bukti penerimaan barang) pada Microsoft Dynamics AX: masukkan
nomor PO dan nomor artikel barang yang akan diinput, ubah status menjadi
‘received’, dan print form BPB.
11. Pihak MP mengirimkan data alokasi barang melalui email maksimal H-3 dari jadwal
pengiriman.

4. Prosedur Pengeluaran Barang dari Gudang PT. Mido Indonesia ke Support Counter
(Toko/Department Store)

Prosedur pengeluaran barang dari Gudang PT. Mido Indonesia ke Support


Counter (Toko/Department Store) dilakukan oleh Merchandise Planner dan
Departemen Logistik dan Retail.

89
1. Pihak MP mengirimkan data alokasi barang melalui email maksimal H-3 dari jadwal
pengiriman.
2. MP memilih jalur/area yang sesuai jadwal (urgent priority).
3. Departemen logistik tim offline, online, dan loading menerima data alokasi barang (by
request) untuk diregistrasi dan pencarian barang.
4. Departemen logistik tim offline, online, dan loading menerima data request dari MP
untuk segera diracking di consol untuk mempercepat pencarian.
5. Departemen logistik tim offline, online, dan loading melakukan scan barang melalui
sistem RCM.
6. Departemen logistik tim offline, online, dan loading melakukan pengecekan fisik
barang dan disesuaikan dengan dokumen surat jalan.
7. Jika fisik barang sesuai dengan dokumen surat jalan, departemen logistik tim offline,
online, dan loading melakukan packing barang sesuai dengan dokumen surat jalan.
Jika tidak sesuai, kembali melakukan scan barang ke sistem RCM.
8. Barang siap dikirim oleh pihak ekspedisi internal PT. Mido Indonesia menggunakan
kendaraan operasional perusahaan sesuai dengan dokumen surat jalan berupa TO.

5. Prosedur Pengeluaran Barang dari Gudang PT. Mido Indonesia ke Jual Putus (Direct
Sales)

Prosedur pengeluaran barang dari Gudang PT. Mido Indonesia ke direct sales/jual
putus dilakukan oleh MP dan Departemen Logistik dan Retail.
1. Tim Inventory Control (IC) memberikan rekapan kebutuhan dan counter yang ditarik
barang nya melalui email/grup WhatsApp.
2. Departemen logistik/MP/IC mengambil barang dari counter yang di data awal.
3. Tim loading menerima data barang masuk dan rekap barang sesuai orderan.
4. Jika sudah terpenuhi, tim offline akan menginfokan kepada SPV untuk dibuatkan SO
(sales order) dan ditransaksikan di sistem Microsoft Dynamics AX.
5. Barang dipacking sesuai request customer.
6. Barang siap dikirim.

6. Prosedur Pengeluaran Barang dari Gudang PT. Mido Indonesia ke Toko/Departemen

1. Pihak MP mengirimkan request barang melalui email maksimal H-3 sebelum proses
pencarian.
2. MP memilih jalur/area yang sesuai jadwal (urgent priority).

90
3. Departemen logistik tim offline dan loading menerima data alokasi barang (by
request) untuk diregistrasi dan pencarian barang.
4. Barang dicari mengacu ke lokasi rack/selfing yang telah dipilih.
5. Barang request yang telah ditemukan segara ditarik dari selfing di kumpulkan disatu
tempat/carton.
6. Barang discan di RCM untuk memastikan barang yang diambil sesuai dengan data
yang diminta.
7. Jika sudah sesuai, segara posting di RCM (masukkan shipped date lalu klik ship
Transfer Order) dan print di AX.
8. Barang dipacking menggunakan kardus dan pasang sealed paper.
9. Dokumen TO ditanda tangan oleh coordinator logistik scan dan diberikan ke tim
loading.
10. Barang siap dikirim.
11. Loading barang keluar: menerima surat jalan/TO beserta kuantitasnya, input nomor
TO/surat jalan di Form Loading (beserta schedule delivery), loading barang untuk
kiriman ke mobil gudang.
12. Menginput resi sesuai toko dan kuantitas karton (kiriman ekspedisi), menimbang
karton yang akan di kirim, menulis resi dan tujuan di karton dengan jelas,
menanandatangani resi serta mengambil copy resi untuk di registrasi pada dokumen
loading.
13. Barang yang dikirim via gudang 1x24 jam status di Microsoft Dynamics AX harus
menjadi ‘received’.

7. Prosedur Pengeluaran Barang dari PT. Mido Indonesia ke Customer Online

Prosedur pengeluaran barnag dari PT. Mido Indonesia ke customer secara online
menjadi tanggung jawab pihak tim online dan loading.
1. Pihak marketplace terima orderan pada sistem Jubelio.
2. Tim online mengolah data orderan untuk diregistrasi dan pencarian barang.
3. Tim online mengecek fisik barang dan disesuaikan dengan data pesanan.
4. Tim online scan melalui aplikasi entri data akuntansi bernama RCM agar resi
pengiriman segera diterbitkan.
5. Tim online mempacking barang sesuai dengan data pesanan.
6. Barang dijemput dan siap dibawa oleh tim ekspedisi.

91
7. Setelah barang dikirim, Admin Gudang melakukan unggah Sales Order (SO)
marketplace ke Microsoft Dynamics AX.

8. Prosedur Proses Perhitungan Fisik Persediaan (Stock Opname)

1. Cek posisi terakhir data untuk estimasi Artikel.


2. Membentuk penanggung jawab stock opname yang terdiri dari bagian pemegang kartu
penghitung fisik, bagian penghitung, bagian input data ke dalam sistem, dan bagian
pengecek.
3. Menyiapkan Artikel (berisikan kode barang yang terbagi atas merek, warna, dan
ukuran) untuk proses stock opname.
4. Penanggung jawab pemegang kartu penghitung fisik membagikan Artikel kepada
penghitung.
5. Bagian penghitung melakukan penghitungan fisik persediaan.
6. Bagian pengecek melakukan penghitungan fisik kembali untuk memastikan
keakuratan dari data yang telah dihitung oleh bagian penghitung kemudian
menandatangani Artikel untuk memastikan bahwa barang tersebut telah dilakukan
pengecekan ulang.
7. Input dan mencocokkan hasil stock opname ke dalam sistem Microsoft Dynamics AX.
8. Cek keakuratan penulisan yaitu rak dan jumlah barang oleh Koordinator Gudang.
9. Evaluasi hasil akhir stock opname.

9. Prosedur Sistem Akuntansi Persediaan

Berikut adalah prosedur proses yang terkait dalam pengendalian persediaan barang
hasil penjualan retail yang bersumber dari Standar Operasional Prosedur:
1. Tentang Perangkat Lunak Microsoft Dynamics AX di PT. Mido Indonesia
a. Buku Besar berisikan buku besar, pajak penjualan, aset tetap engan mata uang
yang disesuaikan
b. Manajemen Bank yang berisikan transaksi penerimaan dan pengeluaran antar
vendor/supplier/garmen
c. CRM (Customer Relationship Management) berisi manajemen data pelanggan
dan vendor.
d. Piutang Usaha berisi entri pesanan, pengiriman, dan penagihan kepada pelanggan,
vendor, dan garmen.

92
e. Utang Dagang berisi pesanan pembelian, persediaan barang diterima, dan
pembayaran utang.
f. Manajemen Inventaris berisi manajemen dan penilaian kualitas persediaan barang
yang akan produksi
g. Perencanaan Produksi berisikan perencanaan pembelian dan produksi
h. Implementasi produksi berisi pelacakan produksi garmen dan bahan
i. Akuntansi: penyimpanan, pengelolaan, dan penginterpretasian data menjadi
laporan akuntansi tahunan.
j. Akun-akun lainnya: Akuntansi biaya, Balance Scorecard, manajemen pelayanan
pelanggan, manajemen biaya, dan manajemen penggajian.
2. Prosedur Pengeluaran Barang (Transaksi Masuk)
a. Penjualan Shop/Toko
 Sales Advisor menginput hasil penjualan ke sistem data entri akuntansi
bernama RCM.
 Sales Admin menerima bon penjualan asli dari Sales Advisor.
 Sales Admin mengecek bon dan posting di sistem Microsoft Dynamic AX.
Kemudian Sales Admin mengecek bon dengan uang masuk.
 Sales Admin membuat voucher penerimaan uang, outstanding, dan biaya
untuk direkap untuk satu bulan ke depan.
 Accounting menginput penerimaan dan outstanding (penerimaan yang belum
diuangkan) ke sistem Microsoft Dynamic AX.
b. Penjualan Department Store
 Sales Advisor menginput penjualan harian ke sistem data entri akuntansi
bernama RCM.
 Sales Admin input hasil penjualan harian ke sistem Microsoft Dynamics AX.
 Sales Admin dan department store menerima laporan penjualan vendor dari
department store.
 Sales Admin memverifikasi laporan hasil penjualan vendor dengan pencatatan
di sistem Microsoft Dynamics AX.
 Jika data sesuai, Sales Admin akan membuat dan mencetak invoice di sistem
Microsoft Dynamics AX. Jika data tidak sesuai, Sales Admin membuat credit
note (catatan kredit) di sistem Microsoft Dynamics AX.

93
Gambar 4. 6
Standar Ketentuan Penerbitan Invoice

Sumber: PT. Mido Indonesia

 Tax Officer meminta faktur pajak penjualan kepada Sales Admin dan di e-
faktur.
 Faktur pajak penjualan diterbitkan oleh Tax Officer.
 Sales Admin mengirim tagihan penjualan ke department store.
 Department store melakukan pembayaran ke rekening atas nama PT. Mido
Indonesia.
 Pihak Accounting menginput penerimaan penerimaan dan potongan-potongan
biaya ke sistem Microsoft Dynamics AX (incoming).
c. Penjualan Bazaar
1. Tidak dikelola oleh PT. Mido Indonesia
 Sales Advisor menginput penjualan harian ke sistem data entri akuntansi
bernama RCM.
 Karena bazaar tidak dikelola oleh PT. Mido Indonesia sendiri, Sales
Admin memosting penjualan harian ke sistem Microsoft Dynamics AX.
 Sales Admin menginput trade margin (hasil pengurangan HPP barang
tersebut dari harga penjualan) sesuai berita acara.
 Sales Admin menerima laporan penjualan dari EO (Event Organiser)
bazaar.
 Jika laporan penjualan sesuai dengan barang yang terjual, Sales Admin
membuat dan mencetak invoice di sistem Microsoft Dynamics AX. Jika

94
data tidak sesuai, Sales Admin membuat credit note di sistem Microsoft
Dynamics AX.
 Tax Officer membuat faktur pajak penjualan dan setelah terbit
mengiriman tagihan kepada EO bazaar.
 EO bazaar melakukan pembayaran ke rekening atas nama PT. Mido
Indonesia.
 Pihak Accounting menginput penerimaan penerimaan dan potongan-
potongan biaya ke sistem Microsoft Dynamics AX (incoming sales).
2. Dikelola oleh PT. Mido Indonesia
 Sales Advisor menginput penjualan harian ke sistem akuntansi bernama
RCM.
 Karena bazaar tidak dikelola oleh PT. Mido Indonesia sendiri, Sales
Admin membuat bon penjualan asli.
 Bon penjualan dicek dan diposting ke sistem Microsoft Dyamics AX.
 Sales Admin membuat voucher penerimaan uang dan biaya dan
menyerahkan ke Accounting.
 Pihak Accounting menginput penerimaan penerimaan dan potongan-
potongan biaya ke sistem Microsoft Dynamics AX (incoming sales).
d. Penjualan E-commerce
1. Menggunakan Marketplace
 Sales Admin menerima laporan penjualan harian dari tim e-commerce dan
memposting dan membuat invoice di sistem Microsoft Dynamics AX.
 Accounting mengunduh laporan hasil penjualan dari portal marketplace.
 Accounting mengecek laporan penjualan dengan uang masuk.
 Accounting membuat voucher atas penerimaan uang, outstanding, dan
biaya-biaya.
 Accounting menginput penerimaan, outstanding, dan biaya ke sistem
Microsoft Dynamics AX.
2. Tidak Menggunakan Marketplace
 Sales Admin menerima laporan penjualan harian dari staff e-commerce
dan memposting dan membuat invoice di sistem Microsoft Dynamics AX.
 Accounting mengecek uang masuk dengan data order dari software
pembayaran berbasis online bernama Midtrans.

95
 Accounting membuat voucher penerimaan uang, outstanding, dan biaya-
biaya.
 Accounting menginput penerimaan, outstanding, dan biaya ke sistem
Microsoft Dynamics AX.
e. Penjualan Direct Sales/Jual Putus
 Departemen FICO menerima surat jalan dan atau BAST (Berita Acara Serah
terima) asli dari Departemen Logistik Retail.
 Finance membuat billing dan invoice di sistem Microsoft Dynamics AX.
 Tax Officer membuat faktur pajak dan menyerahkan tagihan pembayaran ke
Customer.
 Customer melakukan pembayaran ke rekening PT. Mido Indonesia.
 Finance menginput hasil penerimaan penjualan ke Microsoft Dynamics AX.
3. Prosedur Penerimaan Barang (Transaksi Keluar)
a. Pembayaran Supplier/Vendor/Garmen
 Supplier/Vendor/Garmen menyerahkan dokumen penagihan ke Finance.
 Finance memeriksa kelengkapan dokumen penagihan.
 Jika dokumen lengkap, Finance memverifikasi data melalui fisik dokumen dan
data di Microsoft Dynamics AX. Jika dokumen tidak lengkap,
Supplier/Vendor melakukan konfirmasi ke IC, MD, dan Departemen Logistik
Retail terkait dengan kelengkapan dokumen yang ditolak oleh Finance dan
kemudian ulang dari awal.
 Kelanjutan jika dokumen lengkap, Finance membuat voucher dan melakukan
pembayaran kepada Supplier/Vendor/Garmen.

96
Gambar 4. 7
Ketentuan Pembayaran kepada Supplier/Vendor/Garmen

Sumber: PT. Mido Indonesia

 Tax Officer membuat faktur pajak dan mengunggahnya pada e-faktur.


 Acconting membuat pelaporan outgoing (pengeluaran).
b. Pembayaran Pajak
 Accounting menginput transaksi ke dalam sistem SAP.
 Tax Officer melakukan rekonsiliasi.
 Jika data sesuai, Tax Officer membuat voucher dan melampirkan kelengkapan
dokumen perpajakan yang harus dibayar. Jika data tidak sesuai, Tax Officer
segera menginformasikan kepada Accounting untuk mengecek transaksi yang
sebenarnya.
 Tax Officer menyerahkan voucher beserta dokumen perpajakan yang harus
dibayar kepada Finance.
 Finance melakukan pengecekan atas voucher dan dokumen yang diterima.
 Jika data sesuai, Finance melakukan pembayaran ke kas negara. Jika data tidak
sesuai, Finance melakukan konfirmasi atas ketidaksesuaian data kepada Tax
Officer.
 Note: Pembayaran PPH maksimal tanggal 10 setiap bulannya dan Pembayaran
PPN maksimal diakhir bulan setiap bulannya. Pelaporan Pajak PPH maksimal

97
tanggal 20 setiap bulannya dan Pelaporan Pajak PPN maksimal diakhir bulan
pada bulan selanjutnya.

4. Prosedur Pencacatan Akuntansi


 Departemen marketing melakukan proses marketing, mengumpulkan hasil
penjualan, dan menyerahkan hasil proses penerimaan pembayaran.
 Seluruh departemen mengumpulkan bukti-bukti transaksi yang bersifat non-PO.
 Departemen MD, IC, dan GA menyerahkan dokumen dan data PO.
 Departemen BOD (Board of Directors) merilis dan menyetujui PO dari
Departemen MD, IC, dan GA serta menyetujui transaksi dari seluruh departemen.
 FICO melakukan pembayaran outgoing dan melakukan closing pembukuan.

98
E. Pelaporan

Hasil penelitian menemukan bahwa sistem pengendalian internal pada PT. Mido Indonesia adalah:

Tabel 4. 2
Hasil Penelitian Sistem Pengendalian Internal PT. Mido Indonesia

Unsur Pengendalian Hasil Penelitian PT. Mido Indonesia Saran Efektivitas


Internal COSO
Lingkungan Pengendalian
Filosofi dan gaya PT. Mido Indonesia mengutamakan karyawan yang Segera memastikan SOP dan Ya
manajemen memiliki rasa ingin belajar yang tinggi, berpikir kritis, KPI pada setiap departemen
berperilaku baik, dan dapat membangun komunikasi sesama dalam waktu dekat sebelum
karyawan baik di dalam maupun di luar departemen memasuki ISO 9001:2015
dijalankan dengan adanya SOP dan KPI secara tertulis. yang fokus pada manajemen
mutu.
Nilai integritas dan Untuk mewujudkan nilai integritas dan etika yang baik 1. Seluruh karyawan perlu Ya
etika antar karyawan, PT. Mido Indonesia menggunakan alat diingatkan kembali tentang
sebagai berikut: penerapan budaya inti
1. Setiap ruangan dalam gudang dan di sekitar sudut perusahaan yang
perusahaan digunakan CCTV (closed-circuit television) digunakan sehingga
sebagai antisipasi. kedepannya lingkungan
2. Body checking dilakukan oleh pihak pengamanan pengendalian dapat
(security) disesuaikan dengan jenis kelamin setelah jam menjadi lebih baik lagi.

99
Unsur Pengendalian Hasil Penelitian PT. Mido Indonesia Saran Efektivitas
Internal COSO
kerja usai. Setiap karyawan telah memiliki tempat duduk 2. Seluruh karyawan perlu
masing-masing untuk mengerjakan tugasnya. diingatkan kembali pada
3. Penggunaan software My Trisula untuk pekerja saat melaksanakan tugas
tetap/permanen/full-time dan link Google Document dan kewajibannya agar
untuk pekerja freelance dan kontrak sebagai bukti tidak menyimpang dari
eksistensi/kehadiran karyawan. peraturan yang telah
ditetapkan oleh
perusahaan.
Komitmen terhadap 1. Sistem rekrutmen sudah tersusun rapi dengan Pelatihan hendaknya juga Tidak
kompetensi memberikan persyaratan minimum pendidikan. diberikan kepada karyawan
2. Terdapat beberapa tes yang wajib dilalui kandidat freelance dan kontrak agar
pelamar untuk bekerja di PT. Mido Indonesia. karyawan tidak merasa
3. Terdapat ketidakkonsistensian pada pelatihan yang tertekan untuk mempelajari
diberikan pada karyawan Departemen Logistik dan tugas yang masih belum
Retail sehingga diharuskan. dimengerti.
Partisipasi Dewan BOD (Board of Directors) wajib dan berkunjung setidaknya Departemen Logistik dan Ya
Direksi dan Komite 1 (satu) minggu sekali melakukan pertemuan rutin dengan Retail dan Data Analyst harus
Audit beberapa departemen dan menyesuaikan siklus departemen lebih sering berkoordinasi
mana yang berkoordinasi satu sama lain. Internal Audit dengan Internal Audit,
rutin meminta sampling kepada setiap departemen. mengingat penulis

100
Unsur Pengendalian Hasil Penelitian PT. Mido Indonesia Saran Efektivitas
Internal COSO
menemukan bahwa Internal
Audit hanya meminta sebatas
sampling saja.
Struktur organisasi 10. Struktur organisasi pada Departemen HC & GA, Data Jika Departemen Logistik dan Tidak
Analyst, Internal Audit, Merchandise Design telah Retail menggunakan sistem
dipisahkan sesuai dengan tanggung jawab yang rolling adalah hal yang
dituangkan dalam bentuk bagan organisasi. efektif agar seluruh karyawan
11. Departemen Logistik dan Retail masih menggunakan dapat mengetahui segala
kebijakan rolling antar tim sehingga struktur organisasi tugas keseluruhan, hendaknya
tidak akan secara permanen dipegang oleh orang-orang. Admin Logistik selalu
Akibatnya, akan mudah terjadi miskomunikasi antar memperbarui struktur
karyawan di Departemen Logistik dan Retail. organisasi yang fluktuatif di
dalamnya.
Kebijakan dan Jabatan dan penghargaan sangat terbuka ditawarkan PT. Memberikan pelatihan yang Tidak
praktek Sumber daya Mido Indonesia bagi karyawan yang ingin mengolah sama bagi karyawan di
manusia potensi diri. PT. Mido Indonesia juga sangat terbuka Departemen Logistik dan
apabila terdapat karyawan yang ingin mengundurkan diri Retail terkait dengan literasi
dengan syarat kewajiban telah selesai. Berbeda dengan komputer.
departemen FICO dan Data Analyst telah memiliki
pelatihan software yang diberikan oleh Brand Manager atau

101
Unsur Pengendalian Hasil Penelitian PT. Mido Indonesia Saran Efektivitas
Internal COSO
dari manajemen pusat Trisula.

Penilaian Resiko
Pemeliharaan mutu, 1. Penyimpanan barang telah menggunakan CCTV dan Perlu dibuatkan standarisasi Ya
penyimpanan, pemadam api hampir seluruh setiap sudut bangunan. tertulis dalam menilai
verifikasi, dan 2. Pemeliharaan mutu barang dinilai dari masa pakai ekspedisi barang.
pengiriman barang maksimal 720 hari. Lebih dari waktu tersebut
persediaan barang barang harus segera dijual ke bazaar atau diskon.
dagang 3. Verifikasi setiap pergerakan barang menggunakan
software yang di dalamnya berisikan status posisi barang
dan juga backup data sebagai cadangan informasi dan
antisipasi salah input.
4. Adanya standarisasi secara tidak tertulis dalam menilai
ekspedisi agar pengiriman persediaan barang dagang
selalu tepat waktu.
Penentuan stock 6. Sistem stock opname persediaan barang dagang saling Tidak terdapat panitia stock Ya
opname secara terkoordinasi antar departemen. opname yang dibentuk di
berkala 7. Terdapat stock opname mendadak pada department store Departemen Logistik dan
sebagai antisipasi ketidakjujuran karyawan. Retail pada waktu audit
8. Terdapat Inventory Control bertugas memperbarui internal sehingga penulis

102
Unsur Pengendalian Hasil Penelitian PT. Mido Indonesia Saran Efektivitas
Internal COSO
jumlah stok barang sangat membantu kinerja FICO yang menuliskan prosedur
langsung melaporkan hasil pembaruan kuantitas barang. pengecekkan barang pada
9. Terdapat koordinasi yang intensif antara Departemen pembahasan BAB IV.
Logistik dan Retail dengan Inventory Control sebagai
penanggung jawab kuantitas persediaan barang dagang.
Mitigasi ancaman 1. Departemen Data Analyst dan Marketing bertugas Perlu mempertimbangkan Ya
pesaing, anomali menganalisis ancaman dari pesaing, permintaan pasar, kembali untuk menghidupkan
permintaan pasar, dan situasi politik dan ekonomi melalui survei langsung Chat and Shop sebagai sarana
antisipasi situasi ke setiap toko dan department store pesaing dan hasil semangat karyawan dalam
politik dan ekonomi penjualan. menciptakan rasa ownership
2. PT. Mido Indonesia berhasil menghadapi fenomena dan penambahaan
COVID-19 dengan membuat variasi penjualan seperti keterampilan bernegosiasi
Chat and Shop dan memperkuat sistem penjualan online. dan berbisnis.
Aktivitas Pengendalian
Pemisahan tugas Hampir secara keseluruhan pemisahan tugas di departemen Masih perlu ada pemisahan Tidak
yang memadai PT. Mido Indonesia telah diterapkan dan memiliki tugas antara Account Reporting dan
masing-masing, tetapi masih perlu ada pemisahan antara Account Payable.
Account Reporting dan Account Payable di Departemen
FICO.
Otorisasi transaksi 1. PT. Mido Indonesia telah menerapkan otorisasi yang Internal Audit harus sesegera Tidak

103
Unsur Pengendalian Hasil Penelitian PT. Mido Indonesia Saran Efektivitas
Internal COSO
bisnis yang tepat tepat terhadap transaksi. Pihak yang berhak mungkin memeriksa dan
membubuhkan tanda tangan bukanlah pihak menguasai sistem Microsoft
sembarangan, seperti Manajer dan Direksi. Dynamics AX untuk tidak
2. Sistem Microsoft Dynamics AX yang merupakan arus mudah dimanipulasi oleh
utama pergerakan persediaan barang untuk penjualan koordinator departemen
retail belum diperiksa dan dikuasai oleh Internal Audit. tertentu.
Penyimpanan 1. Terdapat lemari dan brankas lemari dan brankas yang Departemen Logistik dan Ya
dokumen dan tertata rapi untuk menyimpan hardcopy dokumen- Retail harus menempatkan
pencatatan yang dokumen penting pemesanan dan pengeluaran peletakkan dokumen periode
memadai persediaan harus jelas dan tercatat dengan rapi dan sebelumnya di dalam kantor.
memadai. Penulis menemukan beberapa
2. Desain penyimpanan tersusun rapi berdasarkan tahun dokumen ditaruh bersama
dan jenis barang secara spesifik. dengan shelving barang.
Pengendalian fisik 1. Terdapat Jumsih (Jum’at besih) sebagai hari untuk 1. Setiap departemen Ya
aset dan pencatatan membersihkan lingkungan kerja. hendaknya harus
2. Setiap sudut ruangan baik di dalam gudang maupun konsistensi melakukan
kantor, penulis melihat terdapat pemadam api (fire Jum’at bersih dilakukan
extinguisher). meskipun sedang banyak
pemesanan barang.
2. Hendaknya pihak yang

104
Unsur Pengendalian Hasil Penelitian PT. Mido Indonesia Saran Efektivitas
Internal COSO
memiliki akses
memasukkan file-file di
Departemen Logistik dan
Retail hanya admin dan
koordinator.
Peninjauan ulang atas 1. KPI (key performance indicator) sebagai alat tolak ukur Segera mengevaluasi SOP Ya
kinerja kinerja setiap departemen memiliki peninjauan dan dan KPI.
target yang beragam.
2. Mengetahui beberapa hal yang harus dibenahi seperti:
SOP, keakuratan penginputan data, pengiriman barang
yang tepat waktu, rasa ownership (kepemilikan)
karyawan terhadap perusahaan, peningkatan penjualan,
peningkatan kualitas barang.
Informasi dan Komunikasi
Sistem informasi dan 1. Terdapat Departemen IT (information technology) yang 1. Mulai menggunakan Ya
komunikasi bertugas untuk mengembangkan software dan sarana software berbasis
memberikan informasi terkait IT kepada setiap penyimpanan otomatis
departemen. untuk menghindari
2. PT. Mido Indonesia menggunakan media sosial email bencana yang tak dapat
dan WhatsApp sebagai penyambung komunikasi antar dihindari.

105
Unsur Pengendalian Hasil Penelitian PT. Mido Indonesia Saran Efektivitas
Internal COSO
karyawan internal dan pihak luar. 2. Menggunakan aplikasi
3. PT. Mido Indonesia memiliki genset sebagai antisipasi selain dari WhatsApp yang
dari masalah gangguan yang akan datang. peruntukkannya pribadi
4. Departemen Logistik dan Retail menggunakan teknik untuk menciptakan
racking/consol atas bantuan sistem Microsoft Excel suasana kerja yang
sebagai efektivitas alam bekerja. seimbang.
5. Departemen yang melakukan pengadaan barang retail
seperti Merchandise Designer, Data Analyst, dan
BOD/Boards of Director/direksi membuat sistem Detail
Plan atau jadwal produksi yang menjadi acuan antara
PT. Mido Indonesia dan pihak garmen untuk melakukan
proses produksi.
Pengawasan dan Pemantauan
Intensifikasi 3. SOP dan KPI menjadi acuan PT. Mido Indonesia sebagai Ya
pengawasan dan alat ukur dalam menilai kinerja setiap departemen
pemantauan 4. Adanya sanksi bersama apabila terdapat pelaporan yang
tidak tepat waktu sehingga mendorong semua pihak
untuk segera melakukannya.

106
Tabel 4. 3
Hasil Penelitian Sistem Informasi Akuntansi PT. Mido Indonesia

Unsur Sistem Hasil Penelitian PT. Mido Indonesia Saran Efektivitas


Informasi
Akuntansi

Pengecekan Fisik 1. Pengecekkan fisik persediaan barang dagang di gudang Dibuatkan SOP untuk Ya
Barang Dagang PT. Mido Indonesia dilaksanakan setiap 2 (dua) minggu Departemen FICO tentang
sekali untuk penjualan direct sales/jual putus, dan bazaar. dengan stock opname barang
Sedangkan pengecekan barang dagang yang ada di yang menjadi tanggung jawab
toko/shop dan counter/department store dilakukan 1 departemen.
(satu) minggu sekali.
2. Terdapat panitia di Departemen FICO yang bertanggung
jawab pada saat membandingkan fisik persediaan barang
dengan catatan komputerisasi Microsoft Dynamics AX.
Namun belum tertulis dalam SOP mengenai tanggung
jawab ketika pengecekkan fisik barang sedang
dilaksanakan.
Pencatatan 1. Metode pencatatan persediaan barang dagang pada PT. 1. Dibuat tata cara Ya
Persediaan Barang Mido Indonesia menggunakan metode perpetual dan penggunaan sistem secara
Dagang menggunakan penilaian FIFO (Masuk Pertama Keluar tertulis yang digunakan
Pertama). oleh Departemen FICO,

107
2. Setiap transaksi pembelian dan pengeluaran barang mengingat terdapat dua
dagang dan saldo persediaan barang dicatat ke dalam jenis pencatatan antara
rekening yang ada pada sistem akuntansi yang bernama retail dan uniform yakni:
sistem RCM dan Microsoft Dynamics AX. SAP (untuk uniform), dan
3. Pemisahan tugas pihak yang mencatat pergerakan keluar Microsoft Dynamics AX,
dan masuk barang yang sebelumnya dirangkap oleh dan RCM (untuk retail).
Departemen FICO. 2. Penulis menyarankan
4. Segala dokumen-dokumen transaksi telah terintegrasi ke segera memperbarui
dalam sistem. perangkat lunak yang
digunakan saat ini yakni
Microsoft Dynamics AX
ke menggunakan
Microsoft Dynamics 365
untuk efisiensi pelaporan
keuangan dan fasilitas
yang lebih lengkap.
Penerimaan 1. Pemisahan tugas yang jelas antara Sales Advisor, Dibuatkan tata cara Ya
Transaksi Persediaan Administrasi, Accounting, dan Finance. penggunaan sistem Midtrans
Barang Dagang 2. Menggunakan beberapa sistem aplikasi yang berbeda secara tertulis
Retail untuk input hasil penjualan (RCM), input dokumen-
dokumen hasil penjualan (Microsoft Dynamics AX), dan
uang masuk (Midtrans).

108
3. Departemen FICO sudah memisahkan dokumen-
dokumen atas hasil penjualan shop/toko, bazaar, dan
online/e-commerce.
Pengeluaran 1. Pemisahan tugas yang jelas antara Sales Advisor, 1. Pemisahan tugas antara Ya
Transaksi Persediaan Administrasi, Accounting, Finance, dan Tax Officer. Account Reporting dan
Barang Dagang 2. Penetapan otoritas berdasarkan tugas dan jabatan dari Account Payable.
Retail masing-masing karyawan. Finance bertanggung jawab 2. Supervisor Departemen
memverifikasi data hasil penjualan dan membuat FICO wajib ikut serta
voucher utang, dan melakukan pembayaran kepada diberikan otorisasi ketika
garmen/supplier/vendor. Sedangkan Accounting melaporkan laporan
bertanggung jawab menginput pengeluaran transaksi atas keuangan, mengingat,
pengadaan barang dan mengawasi pengarsipan. sebagai pihak penanggung
jawab karyawan lainnya.

109
Maireni dalam mengelompokkan hasil checklist sistem pengendalian internal dan sistem informasi akuntansi atas persediaan,
mengelompokkan ke dalam empat tingkat efektivitas (Maireni and Pandoyo 2021), yakni:
Tabel 4. 4
Rekap Hasil Checklist Sistem Pengendalian Internal dan Sistem Informasi Akuntansi Atas Persediaan
Kategori Hasil Perkalian (Persentase)
Sangat tidak efektif 0 – 25 %
Tidak efektif 25 – 50 %
Efektif 50 – 75 %
Sangat efektif 75 – 100 %

Tabel 4. 5
Hasil Rekap Checklist Sistem Pengendalian Internal dan Sistem Informasi Akuntansi Atas Persediaan
Jumlah
Komponen Pengendalian Internal & Efektivitas per
No. Indikator Total Skor % Kategori
Sistem Informasi Akuntansi
Ya Tidak
1. Lingkungan Pengendalian 3 3 6 50 Efektif
2. Penilaian Risiko 3 0 3 100 Sangat efektif
3. Aktivitas Pengendalian 3 2 5 60 Efektif
4. Informasi dan Komunikasi 1 0 1 100 Sangat efektif
5. Pengawasan dan Pemantauan 1 0 1 100 Sangat efektif

110
Jumlah
Komponen Pengendalian Internal & Efektivitas per
No. Indikator Total Skor % Kategori
Sistem Informasi Akuntansi
Ya Tidak
6. Sistem Informasi Akuntansi 4 0 4 100 Sangat efektif
Total 16 4 20 85 Sangat efektif

111
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai efektivitas sistem pengendalian


internal di PT. Mido Indonesia yang telah diuraikan dalam BAB IV dapat disimpulkan
sebagai berikut:

1. Lingkungan pengendalian yang diterapkan di PT. Mido Indonesia sudah efektif dengan
dibuktikan dengan skor 50% sebanyak 3 dari 6 indikator lingkungan pengendalian dapat
memenuhi syarat lingkungan pengendalian yang menurut teori COSO, lingkungan
pengendalian didefinisikan sebagai sikap dan kesadaran terhadap pengendalian internal
dan dipelihara oleh manajemen dan karyawan. PT. Mido Indonesia dalam telah
melakukan lingkungan pengendalian, di mana perusahaan wajib mempunyai SOP
(Standar Operational Procedure) dan budaya bekerja yang wajib dilaksanakan oleh
seluruh karyawan.
2. Penilaian Risiko yang diterapkan di PT. Mido Indonesia sudah sangat efektif dengan
hasil skor 100% sebanyak 3 dari 3 indikator dapat memenuhi syarat penilaian risiko
karena menurut teori COSO, penilaian risiko adalah bagaimana cara perusahaan melihat
peristiwa-peristiwa yang dapat mempengaruhi pencapaian tahunan entitas dan
menjadikan sebuah variasi tertentu. PT. Mido Indonesia dalam penilaian resiko telah
melihat berbagai risiko dan keluh kesah yang telah terjadi pada perusahaan. PT. Mido
Indonesia telah memperhatikan ketidakefisienan pekerjaan karyawannya. Contoh
penambahan posisi Inventory Control yang dapat membuat efektif kerja departemen
lainnya. Di samping itu, PT. Mido Indonesia telah memiliki departemen yang terpisah
dalam menilai ancaman dari luar.
3. Aktivitas Pengendalian yang di terapkan di PT. Mido Indonesia sudah efektif dengan
hasil skor 60% sebanyak 3 dari 5 indikator dapat memenuhi syarat aktivitas pengendalian
karena berdasarkan teori, aktivitas pengendalian adalah aktivitas yang harus dilakukan
oleh perusahaan dalam mewujudkan pengendalian internal yang baik. Pemisahan tugas
di departemen PT. Mido Indonesia telah diterapkan dan memiliki tugas masing-masing,
tetapi masih perlu ada pemisahan antara Account Reporting dan Account Payable di
Departemen FICO. PT. Mido Indonesia tidak sembarangan memberikan kebebasan
setiap karyawan untuk membubuhkan tandatangan dalam setiap proses dokumentasi. Di
setiap departemen memiliki tempat yang aman untuk menyimpan dokumen-dokumen

112
penting dan tempat tersebut wajib dibersihkan secara berkala. Segala peraturan-peraturan
ini diatur dalam KPI (key performance indicators) yang harus dilaksanakan setiap
karyawan.
4. Informasi dan Komunikasi yang di terapkan di PT. Mido Indonesia sudah sangat efektif
dengan skor 100%, karena menurut teori dalam melaksanakan tanggung jawab
pengendalian internal informasi yang diperlukan adalah informasi yang relevan dan
berkualitas. PT. Mido Indonesia sistem WhatsApp dan email yang digunakan dalam
menyampaikan informasi dan mendapatkan timbal balik ketika pesan tersebut sudah
tersampaikan. Kemudian PT. Mido Indonesia menggunakan aplikasi MyTrisula dalam
menginformasikan kehadiran karyawan. PT. Mido Indonesia telah memiliki Departemen
IT (information technology) sebagai pengembang software dan memberikan informasi
terkait IT kepada setiap departemen. Dalam mengantisipasi kegiatannya, PT. Mido
Indonesia memiliki genset sebagai antisipasi dari masalah gangguan yang akan datang.
Departemen Logistik dan Retail di PT. Mido Indonesia menggunakan teknik
racking/consol atas bantuan sistem Microsoft Excel sebagai data backup untuk
mempermudah pekerjaan.
5. Pemantauan yang dilakukan di PT. Mido Indonesia sudah sangat efektif dengan skor
100% karena menurut teori pemantauan merupakan kegiatan evaluasi dari hasil
pengendalian internal apakah sifatnya berkelanjutan atau tidak. PT. Mido Indonesia
sepanjang tahun 2022 hingga 2023 masih melakukan pemantauan pada SOP dan KPI
yang sifatnya masih fluiditas (dapat berubah-ubah). Maka dengan itu, Departemen
Internal Audit seringkali meminta sampling secara berkala sebanyak dua kali dalam
setahun pada setiap departemen. Maka, Audit yang dilakukan di PT. Mido Indonesia
bersifat berkelanjutan untuk memastikan masing-masing dari kelima komponen
pengendalian internal masih berfungsi dan harus dijalankan dengan baik.
6. Sistem Informasi Akuntansi yang dilakukan di PT. Mido Indonesia sudah sangat efektif
dengan skor 100% karena menurut teori, sistem informasi akuntansi merupakan alat
untuk mengelola persediaan, terutama dimulai dari pembelian persediaan barang sampai
dengan persediaan tersebut keluar ke tangan konsumen atau agen lainnya. Pencatatan
persediaan telah menggunakan sistem komputerisasi yang dinamakan sistem Microsoft
Dynamics AX yang memudahkan dalam pengelolaan dan pengawasan barang dagang
retail secara otomatis dan up-to-date. Pada pelaksanaannya prosedur pencatatan
persediaan yang dilakukan oleh PT. Mido Indonesia telah berjalan secara efektif karena
antara pencatatan di komputer dengan stok fisik persediaan barang diinput data otomatis

113
di dalam sistem dan dilakukan oleh orang yang berbeda. Sehingga human error seperti
double input data, salah input data, lupa mencatat pada waktu pengeluaran bahan baku,
catatan pengeluaran barang tidak ada, pengambilan barang yang salah, dan salah
penghitungan barang dapat dihindari. Hal ini dapat mendukung metode pencatatan FIFO
yang digunakan oleh PT. Mido Indonesia sehingga tidak menghambat dalam dalam
pengambilan barang karena jumlah salah. Dalam hal penerimaan transaksi masuk dan
keluar sudah dipegang oleh beberapa posisi yang memiliki tugas tertentu seperti Sales
Advisor, Sales Admin, Finance, dan Account Reporting yang telah melakukan tugas
sesuai SOP yang berjalan sehingga rangkap jabatan tidak terlalu signifikan, meskipun
tugas Account Reporting dan Account Payable masih dilakukan oleh satu orang.
7. Kesesuaian komponen penerapan sistem pengendalian internal dan sistem informasi
akuntansi yang diterapkan pada PT. Mido Indonesia dengan COSO Framework belum
sepenuhnya sesuai yang hasilnya jika persentasekan hanya 85% berdasarkan form
checklist.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas maka penulis memberi saraan sebagai pertimbangan


dalam meningkatkan efektivitas sistem pengendalian internal dan sistem informasi akuntansi
di PT. Mido Indonesia yaitu:
1. Segera memastikan SOP dan KPI pada setiap departemen dalam waktu dekat sebelum
memasuki ISO 9001:2015 yang fokus pada manajemen mutu.
2. Perlunya diingatkan kembali ke seluruh karyawan tentang penerapan budaya inti
perusahaan yang digunakan sehingga kedepannya lingkungan pengendalian dapat
menjadi lebih baik lagi.
3. Perlunya diingatkan kembali kepada seluruh karwayan pada saat melaksanakan tugas dan
kewajibannya agar tidak menyimpang dari peraturan yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.
4. Pelatihan hendaknya juga diberikan kepada karyawan freelance dan kontrak agar
karyawan tidak merasa tertekan untuk mempelajari tugas yang masih belum dimengerti.
5. Administrasi Departemen Logistik dan Retail harus siap memperbarui struktur organisasi
yang fluktuatif di dalamnya apabila sistem rolling dianggap aktivitas yang lebih efektif
digunakan departemen dengan tujuan agar seluruh karyawan dapat mengetahui segala
tugas di dalam gudang keseluruhan.

114
6. Memberikan pelatihan yang sama bagi karyawan di Departemen Logistik dan Retail
terkait dengan literasi komputer.
7. Masih perlu ada pemisahan tugas antara Account Reporting dan Account Payable.
Sehingga tidak terjadi burnout (stres) pada karyawan yang merangkap dua tugas Account
Reporting dan Account Payable dan juga akan lebih efektif bila dikerjakan oleh orang
yang berbeda karena adanya saling mengoreksi laporan.
8. Internal Audit harus sesegera mungkin memeriksa dan menguasai sistem Microsoft
Dynamics AX untuk tidak mudah dimanipulasi oleh koordinator departemen tertentu.
9. Perlunya dilakukan penyempurnaan sistem yang dipergunakan sat ini sehingga program
perusahaan kedepannya bisa menjadi lebih baik lagi.

115
DAFTAR PUSTAKA

Amelia, Nor, Adi Rahman, and Jaya Bahwiyanti. 2022. “Analisis Sistem Pengendalian Intern
Persediaan Barang Pada PT. Indoka Sakti Banjarmasin.” Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis
313: 221–313.
Anastasia, Maria, and Muhammad Edy. 2021. “Analisis Sistem Pengendalian Intern
Persediaan Pada Koperasi Tirta Lestari Banjarbaru.” Jurnal Ilmiah Ekonomi Bisnis 1
(November): 116–135.
Angkasa, Fanny, and Edison Sagala. 2019. “Analisis Pengendalian Intern Persediaan Barang
Dagang Pada PT . Panca Kurnia Niaga Nusantara Medan.” Jurnal Bisnis Kolega 5 (1):
1–17.
Arens, Alvin A., Randal J. Elder, and Mark S. Beasley. 2014. Auditing and Assurance
Services. Edited by Donna Batista. 15th ed. Edinburgh: Pearson Education Limited.
Barchelino, Rivaldo. 2016. “Analisis Penerapan Psak No. 14 Terhadap Metode Pencatatan
Dan Penilaian Persediaan Barang Dagangan Pada Pt. Surya Wenang Indah Manado.”
Analisis Penerapan PSAK… Jurnal EMBA 837 (1): 837–846.
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/emba/article/view/11812/11405.
Biandari, Tiara Ratna. 2021. “Perancangan Sistem Pengendalian Internal Persediaan Barang
Guest Supplies Pada Department Housekeeping Di Hotel XYZ.” Competitive Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan 5 (2): 41–60.
Brown, Nerissa C, Christiane Pott, and Andreas Wömpener. 2014. “The Effect of Internal
Control and Risk Management Regulation on Earnings Quality : Evidence from
Germany.” Journal of Accounting and Public Policy 33 (1). Elsevier Inc.: 1–31.
doi:10.1016/j.jaccpubpol.2013.10.003.
Chan, Kam C, Yining Chen, Baohua Liu, and Kam C Chan. 2020. “The Linear and Non-
Linear Effects of Internal Control and Its Five Components on Corporate Innovation :
Evidence from Chinese Firms Using the COSO Framework.” European Accounting
Review. doi:10.1080/09638180.2020.1776626.
Chen, Chen, Xiumin Martin, Xin Wang, and Matthew T Billett. 2018. “Clarity Begins at
Home: Internal Information Asymmetry and External Communication Quality” 93 (1):
71–101. doi:10.2308/accr-51842.
Ching, Marie. 2011. “‘Building A Better Quality of Life.’” Today’s Construction for
Tomorrow’s Future, 532–541. doi:10.1680/tcftfas.42445.0002.
Committee of Sponsoring Organizations of the Treadway Commission, and Internal. 2013.
“Internal Control - Integrated Framework (Executive Summary).” In Coso, 1–20.
DiNapoli, Thomas P. 2007. “Standarts for Internal Control in New York State Government,”
no. October.
Dr. Farida Nugrahani, M.Hum. 2014. Metode Penelitian Kualitatif Dalam Penelitian
Pendidikan Bahasa. Surakarta.
Dr. J. R. Raco, M. E., M. Sc. 2010. Metode Penelitian Kualitatif (Jenis, Karakteristik, Dan
Keunggulannya ). Edited by Arita L. and J. B. Soedarmanta. Jakarta, Indonesia: PT
Grasindo.
Dr. Tjipto Subadi, M.Si. 2006. Metode Penelitian Kualitatif. Edited by Erlina Farida
Hidayati. Pertama. Surakarta: Muhammadiyah University Press.
Hariyanti, Tiwuk Puji, and Ahmad Sony Suharsono. 2022. “Analisis Sistem Pengendalian
Internal Persediaan Barang Dagang.” Journal of Accounting and Tax 01 (01): 1–28.
Kalendesang, Angelina Klesia, Linda Lambey, and Novi S. Budiarso. 2017. “Analisis
Efektivitas Sistem Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagang Pada Supermarket
Paragon Mart Tahuna.” Jurnal Riset Akuntansi Going Concern 12 (2): 131–139.

116
Kawatu, Brenda Meydita Lineke, Jantje J. Tinangon, and Natalia Y. T. Gerungai. 2020.
“Analisis Sistem Pengendalian Internal Persediaan Barang Dagangan Pada PT. Daya
Anugrah Mandiri Cabang Manado.” Jurnal Riset Akuntansi 15 (2): 193–203.
Maireni, and Pandoyo. 2021. “Evaluasi Penerapan Sistem Pengendalian Intern Persediaan
Barang Dagangan Pada Blibli.Com Cabang Karawaci.” Jurnal Administrasi Bisnis 1 (2):
74–80.
Nugroho, Muchamad Aqil. 2019. “Analysis of Internal Control of Inventory Accounting
Information System at PT. Andre Laurent” 1 (1): 73–86. doi:10.31933/DIJEMSS.
Otinur, Faujan, Sifrid S. Pangemanan, and Jessy Warongan. 2017. “Analisis Sistem Informasi
Akuntansi Dan Sistem Pengendalian Internal Persediaan Barang Pada Toko Campladean
Manado.” Riset Akuntansi Going Concern 12 (1): 169–179.
Putri, Dyah Kania, Vina Kholisa Dinuka, and Kata Kunci. 2022. “Pengendalian Internal
Persediaan Pada PT. Triniti Perkasa Internasional,” 13–14.
Romney, Marshall B., Paul John Steinbart, Joseph M. Mula, Ray McNamara, and Trevor
Tonkin. 2013. Accounting Information Systems. New South Wales: Pearson Australia.
Saresa, Lausa, Sulisti Afriani, and Yun Fitriano. 2021. “Analisis Sistem Pengendalian
Internal Persediaan Barang Dagang Pada Alfamart Merapi Kebun Tebeng Bengkulu.”
Jurnal Ekonomi Manajemen Akuntansi Dan Keuangan 2 (3): 272–281.
Sekaran, Uma, and Roger Bougie. 2017. Metode Penelitian Untuk Bisnis 1 (Pendekatan
Pengembangan-Keahlian). Edited by Anita Nur Hanifah, John Roy Sibarani, Cylinder,
Ferdy Firnaldy, Novietha Indra Sallama, and Dedy A. Halmi. 6th ed. Jakarta, Indonesia:
Salemba Empat.
Seredei, Srijantri, and Treesje Runtu. 2015. “Evaluasi Penerapan Pengendalian Intern Atas
Persediaan Barang Dagangan Pada PT . Suramando ( Distributor Farmasi Dan General
Supplier ) Di Manado.” Jurnal EMBA 3 (2): 385–394.
Siagian, Ade Onny. 2020. “Contribution of Inventory Accounting Systems in Improving
Inventory Internal Control.” Journal of Social Science Our Contribution, 1–6.
Wildana, Fitri Nur, and Erni Unggul Sedya Utami. 2017. “Analisis Sistem Pengendalian
Persediaan Atas Barang Dagang Pada CV. Sumber Alam Sejahtera Tegal.” Jurnal
MONEX 6 (2): 252–255.

117
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
Surat Izin Wawancara

118
Lampiran 2
Surat Kesanggupan Wawancara

SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN WAWANCARA PENELITIAN

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama lengkap : Agus Setiawan
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal, lahir : Kuningan, 16 Agustus 1991
Posisi : Koordinator Logistik
Departemen : Logistik dan Retail
Aktif bekerja : 2010 (13 tahun)
Dengan ini menyatakan sanggup menjadi responden pada penelitian berjudul “Analisis
Sistem Pengendalian Internal dan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang
PT. Mido Indonesia” yang sedang dilaksanakan oleh Saudari Sofia Nabila Anwar.
Demikian surat ini disahkan melalui tanda tangan saya dan hasil dari penelitian ini akan
saya terima dengan baik.

Depok, 2 Maret 2023


Yang menyatakan,

Agus Setiawan

119
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN WAWANCARA PENELITIAN

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama lengkap : Mohammad Agus Salim
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal, lahir : Tegal, 17 Agustus 1994
Posisi : Leader Online
Departemen : Logistik dan Retail
Mulai bekerja : 2019 (3 tahun)
Dengan ini menyatakan sanggup menjadi responden pada penelitian berjudul “Analisis
Sistem Pengendalian Internal dan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang
PT. Mido Indonesia” yang sedang dilaksanakan oleh Saudari Sofia Nabila Anwar.
Demikian surat ini disahkan melalui tanda tangan saya dan hasil dari penelitian ini akan
saya terima dengan baik.

Depok, 15 Maret 2023


Yang menyatakan,

Moh. Agus Salim

120
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN WAWANCARA PENELITIAN

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama lengkap : Wahyu Irwansyah
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal, lahir : Pandeglang, 10 Agustus 1996
Posisi : Leader Offline
Departemen : Logistik dan Retail
Mulai bekerja : 21 November 2019 (3 tahun)
Dengan ini menyatakan sanggup menjadi responden pada penelitian berjudul “Analisis
Sistem Pengendalian Internal dan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang
PT. Mido Indonesia” yang sedang dilaksanakan oleh Saudari Sofia Nabila Anwar.
Demikian surat ini disahkan melalui tanda tangan saya dan hasil dari penelitian ini akan
saya terima dengan baik.

Depok, 15 Maret 2023


Yang menyatakan,

Wahyu Irwansyah

121
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN WAWANCARA PENELITIAN

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama lengkap : Julianto
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal, lahir : Brebes, 24 Juli 1998
Posisi : Leader Loading
Departemen : Logistik dan Retail
Mulai bekerja : 2019 (3 tahun)
Dengan ini menyatakan sanggup menjadi responden pada penelitian berjudul “Analisis
Sistem Pengendalian Internal dan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang
PT. Mido Indonesia” yang sedang dilaksanakan oleh Saudari Sofia Nabila Anwar.
Demikian surat ini disahkan melalui tanda tangan saya dan hasil dari penelitian ini akan
saya terima dengan baik.

Depok, 15 Maret 2023


Yang menyatakan,

Julianto

122
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN WAWANCARA PENELITIAN

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama lengkap : Agnes Kurnianty
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal, lahir : Jakarta, 5 Agustus 1991
Posisi : Supervisor Accounting and Tax
Departemen : FICO (Finance and Accounting)
Mulai bekerja : 2014 (8 tahun)
Dengan ini menyatakan sanggup menjadi responden pada penelitian berjudul “Analisis
Sistem Pengendalian Internal dan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang
PT. Mido Indonesia” yang sedang dilaksanakan oleh Saudari Sofia Nabila Anwar.
Demikian surat ini disahkan melalui tanda tangan saya dan hasil dari penelitian ini akan
saya terima dengan baik.

Depok, 28 Maret 2023


Yang menyatakan,

Agnes Kurnianty

123
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN WAWANCARA PENELITIAN

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama lengkap : Orlando Oktavianus
Jenis kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal, lahir : Serang, 9 Oktober 1994
Posisi : Internal Auditor & ISO Project Manager
Departemen : Internal Audit
Mulai bekerja : 2018 (4 tahun)
Dengan ini menyatakan sanggup menjadi responden pada penelitian berjudul “Analisis
Sistem Pengendalian Internal dan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang
PT. Mido Indonesia” yang sedang dilaksanakan oleh Saudari Sofia Nabila Anwar.
Demikian surat ini disahkan melalui tanda tangan saya dan hasil dari penelitian ini akan
saya terima dengan baik.

Depok, 21 Maret 2023


Yang menyatakan,

Orlando Oktavianus

124
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN WAWANCARA PENELITIAN

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama lengkap : Erna Anggraeni
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal, lahir : Bandung, 27 Maret 1988
Posisi : Human Capital Assistant Manager
Departemen : HC & GA (Human Capital & General Affairs)
Aktif bekerja : 2013 (9 tahun)
Dengan ini menyatakan sanggup menjadi responden pada penelitian berjudul “Analisis Sistem
Pengendalian Internal dan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang PT. Mido
Indonesia” yang sedang dilaksanakan oleh Saudari Sofia Nabila Anwar.
Demikian surat ini disahkan melalui tanda tangan saya dan hasil dari penelitian ini akan saya
terima dengan baik.

Depok, 27 Maret 2023


Yang menyatakan,

Erna Anggraeni

125
SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN WAWANCARA PENELITIAN

Yang bertandatangan di bawah ini:


Nama lengkap : Titik Rusilah
Jenis kelamin : Perempuan
Tempat, tanggal, lahir : 1970
Posisi : Merchandise Assistant Manager
Departemen : MD (Merchandise Design)
Aktif bekerja : 1999 (23 tahun)
Dengan ini menyatakan sanggup menjadi responden pada penelitian berjudul “Analisis
Sistem Pengendalian Internal dan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang
PT. Mido Indonesia” yang sedang dilaksanakan oleh Saudari Sofia Nabila Anwar.
Demikian surat ini disahkan melalui tanda tangan saya dan hasil dari penelitian ini akan
saya terima dengan baik.

Depok, 23 Maret 2023


Yang menyatakan,

Titik Rusilah

126
Lampiran 3
Dokumentasi

Gambar 1

Gambar 2

Gambar 3

127
Gambar 4

Gambar 5

Gambar 6

128
Gambar 7

Gambar 8

Gambar 9

129
Gambar 10

Gambar 11

130
Lampiran 4
Surat Hasil Wawancara

Departemen Logistik dan Retail


Koordinator Logistik: Agus Setiawan

Komponen Indikator Pertanyaan

Lingkungan Falsafah dan Gaya Operasi 1. Apa yang Bapak utamakan dari seorang pekerja? Patuh, tertib, ulet, dan produktif.
Pengendalian 2. Apa yang membuat karyawan mengenal dan solid satu sama lain? Kami memiliki
morning briefing setiap 2 minggu sekali. Di sana kita tidak hanya meeting, tapi juga
sarana bagi karyawan buat menaikkan skill presentasi.
3. Apa materi dalam morning briefing? Materi berupa motivasi, bernyanyi hymne
perusahaan pusat (PT. Trisula), dan mengeluarkan keluh-kesah hambatan-hambatan
yang dihadapi secara individu maupun kelompok.
4. Apa teknik pendekatan Bapak kepada karyawan bawahan? Jika Mbak lihat, seringkali
dari berbagai divisi, saya selalu tanyain, meskipun saya sebenarnya sudah tahu, kan
sudah ada di sistem. Ini buat taktik pendekatan secara psikologis mereka, agar mereka
merasa diperhatikan.
5. Pernahkan terdapat karyawan yang sulit untuk terbuka untuk berkomunikasi sehingga
menghambat tujuan perusahaan? Pernah, seperti sungkan untuk mengabarkan misal dia
belum mengerti banget menggunakan suatu software atau marketplace meski sudah di
training. Karena setiap individu bersifat berbeda, ada yang introvert dan ekstrovert.
Tapi, berkat adanya morning briefing mereka jadi lebih santai karena satu per satu
karyawan saya persilahkan bersuara.

Nilai integritas dan etika 1. Bagaimana sistem absensi di PT. Mido Indonesia? Kita memakai software MyTrisula
yang sudah dibuat dari perusahaan pusat Trisula untuk track setiap karyawan kerja
penuh. Untuk karyawan freelance dan kontrak kita pakai Google Doc buat mereka isi
sebagai tanda hadir.

131
Komponen Indikator Pertanyaan

2. Apa pernah terjadi tindakan karyawan yang tidak berlaku jujur dalam menggunakan jam
bekerja? Pernah, jika kamu lihat, setiap masuk kerja beberapa karyawan harus
menyerahkan ponsel ke ruangan saya. Ini karena mereka sebelumnya banyak bermain
ponsel di sela jam bekerja.
3. Apakah ada alat tertentu yang digunakan perusahaan dalam menjaga pakaian-pakaian di
sini secara fisik dan bukti kehadiran karyawan? Setiap ruangan dalam gudang dan di
sekitar sudut sudah ada CCTV. Selain itu, setiap hari kerja usai, setiap karyawan
diberlakukan body checking yang diperiksa oleh petugas security sesama jenis kelamin.

Komitmen pada Kompetensi Apa yang menjadi landasan Bapak merekrut? Di departemen logistik meskipun
dipersyaratkan memiliki pendidikan minimal SMA, saya lebih melihat keuletan mereka.
Jadi, di departemen ini terbuka besar peluang untuk naik jabatan, asalkan ulet dan
berkompeten (dalam memegang sistem informasi).

Partisipasi dewan direksi 1. Seberapa sering direksi datang ke kantor dan departemen-departemen? Ke kantor setiap
dan komite audit hari, apabila tidak ada pertemuan di luar. Ke departemen logistik dan retail dua minggu
sekali. Untuk mengecek laporan-laporan hasil olah data.
2. Adakah tim audit internal di PT. Mido Indonesia? Ada, tim audit sendiri, dan tim IC
(inventory control) juga sendiri.

Struktur organisasi 1. Apakah nama-nama karyawan di struktur organisasi masih bekerja di PT. Mido
Indonesia? Tidak semua. Ada beberapa karyawan freelance tertera disitu. Baru-baru ini
leader loading naik seorang, namanya Zulianto. Sedangkan leader loading dipindah
menjadi leader offline. Leader online naik jabatan menjadi MP (merchandise planner).
Beberapa karyawan tidak lanjut bekerja: Lutfi (digantikan oleh Hamdi), Bayu (Aldi),
Reza (Husin), Faris (Zulianto) Fahrul (Toyib), Fitri (chat customer e-commerce). Jadi,
total karyawan freelance ada 11 orang.
2. Apakah alasan karyawan freelance tersebut tidak lanjut bekerja di PT. Mido Indonesia?

132
Komponen Indikator Pertanyaan

Mengundurkan diri dan ada yang kita tidak ingin memakai jasa karyawan tersebut.
Biasanya tidak memakai jasa mereka bukan karena dia tidak bekerja, namun lebih
kepada integrasi dia bekerja, contoh sering tidak ada kehadirannya.
3. Bagaimana sistemnya apabila ada karyawan yang ingin mengundurkan diri
(resignation)? Saya menggunakan sistem satu bulan itu untuk request HRD untuk
menggantikan posisi kosong.

Kebijakan dan praktek 1. Adakah training skill baru yang diberikan bagi karyawan freelance dan full-time di
sumber daya manusia departemen logistik dan retail? Untuk training skill yang formal tidak ada, bisa kamu
lihat, anak-anak di sini ‘on the spot’ saja saya berikan tugas baru. Misal tanda terima
yang tadinya ditulis pakai tangan yang menghasilkan baris tidak rapi, saya pelan-pelan
suruh mereka meratakannya dengan komputer menggunakan Microsoft. Pelan-pelan
saya didik seperti itu. Kalau misal ada singkatan dari Bahasa Inggris yang mereka
belum mengerti, saya tekankan untuk inisiatif searching di Google.
2. Adakah pelatihan/training bagi karyawan baru? Ada. Untuk karyawan awal baru masuk
diberikan materi seperti personal value, basic mentality. Kalau karyawan yang sedang
ingin naik jabatan yang mengharuskan pegang sistem, diberikan pelatihan dari tim data
analyst, diajarkan mulai dari Microsoft Excel.
3. Siapa yang melakukan training dan bagaimana prakteknya? Pihak manajer, direktur, dan
pihak pusat (Trisula Polygon)
4. Adakah sistem bonus bagi karyawan di departemen logistik? Sistem bonus di logistik
berupa lembur. Biasanya kalau sedang peak season, misal mau Lebaran banyak
permintaan dari toko. Saya sebagai koordinasi segera koordinasikan ke karyawan yang
lembur dan dihitung berdasarkan jam. Saya hitung sebagai bonus lembur. Hasil dari
laporan saya laporkan ke HRD.
5. Adakah evaluasi rutin? Ada, setiap dua minggu sekali, namanya morning meeting. Di
sana termasuk materi evaluasi, sekaligus mewajibkan karyawan untuk mengisi materi

133
Komponen Indikator Pertanyaan

sekaligus melatih skill presentasi mereka. Sistem pemberi materi digilir.


6. Berapa lama periode notifikasi untuk karyawan yang ingin mengundurkan diri? Satu
bulan harus mengajukan sebelum benar-benar selesai. Sistemnya tutup absen. Tutup
absen diadakan setiap tanggal 20.

Penilaian Pemeliharaan mutu, 1. Upaya apa yang dilakukan agar barang aman dalam gudang? Terdapat CCTV dalam
resiko penyimpanan, verifikasi, setiap sudut ruangan.
dan pengiriman persediaan 2. Apakah barang memiliki masa pakai? Ya, 720 hari. Ditentukan dari MP (merchandise
barang dagang planner) dan MD (merchandise designer) sejak awal pemesanan barang. Setelah lewat
dari 720 hari, barang harus segera bergerak untuk dijual ke bazar dan diskon.
3. Apakah barang di sini pernah kehilangan barang? Sejauh ini, tidak pernah. Karena
segala sesuatu pergerakan barang sudah ada sistem pengawasannya. Mulai dari fisik
maupun software Dynamics AX.
4. Bagaimana mempercayakan ekspedisi sebagai jasa pengiriman? Biasanya mereka para
ekspedisi datang ke PT. Mido Indonesia menawarkan. Biasanya kita mempelajari
mereka karena kita punya standar sendiri, seperti maksimal beberapa hari harus ada
laporan. Jika tidak ada laporan atau kalau ada laporan dan alasan barang mengendap di
gudang logistik mereka, kita jadikan bahan diskusi bersama manajemen. Kemudian kita
istirahatkan menggunakan jasa ekspedisi tersebut. Saya tidak mau ekspedisi yang
sembarangan juga gudangnya, seperti pinggir tol dan kolong jembatan, karena
menyangkut kualitas barang dan kepuasan customer.

Penentuan stock opname 1. Berapa banyak stock opname barang dilakukan? Dari pihak internal departemen logistik
secara berkala dan retail dua minggu sekali. Dari tim audit internal satu hingga dua kali dalam setahun.
2. Stock opname pihak internal, apa yang menjadi acuan Bapak untuk mencocokkan
persediaan dengan sistem yang ada? Pastinya mulai dari sistem, tapi sambil
berkoordinasi dari berbagai divisi di departemen logistics and retail. Saya juga cek

134
Komponen Indikator Pertanyaan

secara fisik melalui barcode dan dibandingkan dengan sistem. Sistem di sini namanya
artikel, di sana sudah ada nomor-nomor tertentu dalam beberapa baris yang
membedakan setiap barang, sehingga memudahkan cek barang ada secara fisik.

Mitigasi ancaman pesaing, 1. Setiap perusahaan pasti memiliki kompetitor, bagaimana cara PT. Mido Indonesia
anomali permintaan pasar, memelihara agar barang tetap berbeda dan kualitas yang bagus? Semua itu dimulai dari
antisipasi situasi politik dan pihak MD (merchandise designer) dan MP (merchandise planner) yang sudah bertugas
ekonomi untuk meneliti barang seperti apa yang ingin dibuat dam apakah barang tersebut sudah
telah lebih dahulu dibuat oleh kompetitor. Setelah diteliti barang sudah aman dan
original, semua itu harus diberikan izin untuk otorisasi dari direktur. Setelah gol dari
direksi, baru pihak MP berani request ke brand dan garmen.
2. Pernahkah sejauh ini terdapat report dari kompetitor terdapat kesamaan produk? Sejauh
ini tidak pernah. Karena melalui proses yang panjang untuk di accept tidak pernah ada
kecolongan sama barang.
3. Apakah Bapak Agus melihat kondisi permintaan pasar? Bukan saya, ada Departemen
Data Analyst yang sudah mendapat data penjualan per hari dari SPG yang diinput.
Disitu sudah keluar harga dan kuantitas yang terjual. Melalui hasil penjualan tersebut
data analyst dapat melihat naik turunnya permintaan dan penjualan konsumen di
department store, online, dan direct sales di berbagai daerah. Kemudian, tugas data
analyst itu yang menganalisis sebab naik turunnya permintaan pasar. Misalnya, di
department store SOGO Manado mengalami penurunan penjualan karena banjir.
4. Siapa saja yang berkoordinasi langsung dengan Data Analyst? Departemen inventory
control, mereka tugasnya keliling toko (lapangan) karena tugas mereka mengontrol data
yang ada di toko harus riil. Lainnya seperti transaksi-transaksi outstanding itu tugasnya.
Jadi, inventory control tugasnya follow up setiap toko. Jika dia menemukan hal yang
tidak sesuai SOP, report ke data analyst.
5. Apakah hasil report dari data analyst dan inventory control selalu dilaporkan kepada

135
Komponen Indikator Pertanyaan

pihak direksi? Pasti, bahkan dua pihak tersebut selalu mengadakan meeting kepada
setiap supervisor/koordinator setiap departemen setiap hari Senin.
6. Pernahkan permintaan turun drastis? Pernah, ketika wabah COVID-19. Itu merupakan
kondisi paling berat buat PT. Mido Indonesia. Orang tidak mungkin keluar untuk ke
toko-toko. Disitu kalau kita mengandalkan online sales dan direct sales saja tidak
menutup. Akhirnya kita punya taktik (yang dipakai hingga saat ini) yang ditawarkan
kepada karyawan untuk menawarkan keluar biar terbantu banyak. Setiap karyawan yang
berhasil menjual satu kuantitas berhak mendapatkan Rp10.000 yang akan dilaporkan ke
sistem. Artinya penjualan itu masuk ke direct sales.
7. Apakah PT. Mido Indonesia sudah siap dalam melakukan penjualan online ketika
wabah COVID-19 melanda? Sudah, butuh orang dalam mencari dan packing barang
yang ada di gudang.

Aktivitas Pemisahan tugas yang Apakah pernah mengalami tambahan posisi dalam departemen logistik dan retail baru-baru
Pengendalian memadai ini? Untuk tambahan posisi pada tahun 2023 belum ada, hanya saja mengisi posisi yang
kosong karena karyawan sebelumnya tidak lanjut. Posisi yang baru ditambah baru-baru ini
posisi chat customer e-commerce, khusus admin. Bahkan kita menggunakan input ke
marketplace menggunakan software lain berupa Jubelio.

Otorisasi transaksi bisnis 1. Apakah ada SOP setiap adanya transaksi bisnis? Ya, ada. Sudah tertera semua di SOP
yang tepat yang dibuat oleh admin logistics dan disetujui oleh saya.
2. Apakah ada persetujuan dari pihak direktur segala sesuatu dari pergerakan bisnis? Ya,
ada. Kami dari setiap departemen sudah mengontrol satu sama lain melalui software
Dynamics AX, maka dengan itu Bapak Rudolf selaku direktur dapat mengecek semua.
Termasuk juga pengesahan SOP.
3. Kepada siapa Bapak melaporkan laporan penerimaan PO (purchase order) dan TO
(transfer order)? Kepada departemen (FICO) finance and accounting langsung dari

136
Komponen Indikator Pertanyaan

software.
4. Apakah persediaan barang dagang sudah dibedakan berdasarkan nomor urut cetak?
Sudah. Terlihat dari nomor artikel dan barcode yang ada.

Penyimpanan dokumen dan 1. Bagaimana desain dokumen dalam penyimpanan barang? Dapat terlihat dari nomor
pencatatan yang memadai artikel dan barcode yang dapat diketahui dari nomor artikel.
2. Bagaimana penjelasannya? Nomor artikel dan barcode sudah diterbitkan atas koordinasi
antara MD dan garmen. Jadi, kami sebagai departemen logistik sudah menerima secara
nomor urut dalam bentuk nomor artikel dan barcode.
3. Apakah pencatatan dan penyimpanan dokumen dua brand (Jack Nicklaus dan JOBB)
disamakan? Tidak sama. Beda brand otomatis beda artikel.

Pengendalian fisik aset dan 1. Bagaimana sistem menjaga dokumen-dokumen hardware seperti PO (purchase order),
pencatatan pergerakan TO (transfer order), surat jalan, dll? Ada sebagian di rak bersama dengan barang, ada
persediaan barang dagang sebagian di dalam kantor. Resi-resi pengiriman barang disimpan yang di dekat barang,
kalau BPB (bukti penerimaan barang), PO, TO di dalam lemari kunci. Petty cash saja di
dalam brankas dan selalu di kunci.
2. Apakah memiliki brankas dan backup tertentu? Ada, untuk menyimpan petty cash.
3. Sistem apa yang digunakan untuk menjaga program dan file-file data? Untuk program
software biasanya tim IT yang memegang.
4. Pernahkah terganggu pekerjaan apabila sedang ada perbaikan? Tidak, karena biasanya
sudah diinformasikan dari departemen IT sehari sebelumnya melalui WhatsApp.
5. Seberapa sering terdapat perbaikan dari pihak departemen IT untuk menjaga software?
Jarang sekali, kalau terlalu sering nanti justru mengganggu.
6. Seberapa sering departemen logistik melakukan pembersihan dokumen-dokumen
gudang? Biasanya setiap Jum’at, namanya Jumsih (Jum’at bersih), tapi kalau kamu lihat
sekarang tidak ada, karena kita lagi peak season.

137
Komponen Indikator Pertanyaan

Peninjauan ulang atas 1. Adakah target pencapaian penjualan tahun sebelumnya sesuai dengan target yang dibuat
kinerja pada raker awal tahun? Kami tidak hanya membuat target di awal tahun saja, karena
setiap terdapat meeting antara brand (eksternal) dengan marketing, MP, MD (internal).
2. Apakah diadakan awal tahun? Ada. Tapi itu biasanya target penuh perusahaan yang tahu
pihak HRD. Kalau departemen saya beda lagi.
3. Apa target kinerja karyawan departemen logistik dan retail? Sistem KPI (key
performance indicator) , yaitu keakuratan data, on-time delivery, budget setahun sekali
dengan perbandingan tahun kemarin dari segi ekspedisi biasanya ditambahkan untuk
tahun selanjutnya untuk antisipasi kenaikan BBM dan upah.
4. Apakah target tersebut telah sesuai dengan target yang telah dibuat? Kalau di
departemen saya sudah sesuai, tapi kita lihat nanti di akhir tahun lagi. Berapa orang dan
hal apa yang membuat error KPI di atas.
5. Apa target yang Bapak taruh dalam tahun ini berkaitan dengan penjualan dan kinerja
karyawan? Masih sama dengan tahun sebelumnya.
6. Adakah karyawan yang akan diangkat jabatan dalam waktu dekat? Ada, salah satunya
yang sekarang jadi leader loading. Dia kalau kerja bagus akan diajukan ke HRD sebagai
karyawan kontrak dari freelance. Kita koordinasikan ke departemen lain yang sedang
butuh posisi. Kita memang memiliki target naik jabatan, targetnya setahun dua orang
yang naik jabatan.
7. Adakah misi dari Bapak dalam mensejahterakan dan pengembangan karir karyawan
departemen Bapak sendiri? Pasti ada, kita sering adakan company outing. Tapi sejak 3
tahun terakhir tidak ada karena pandemi. Kalau pengembangan karir pasti ada, kita lihat
kembali performa masing-masing.
8. Apakah Bapak sudah puas dengan sistem rekrutmen saat ini? Perlukah perbaikan? Puas
dan tidak puas. Puasnya kita benar-benar objektif, seperti tidak ada orang dalam.
9. Bapak bilang, gudang akan diperkecil. Apakah itu sudah masuk misi tahun ini? Iya, itu
memang misi dari manajemen. Karena untuk mengirit listrik. Biar operasional kita

138
Komponen Indikator Pertanyaan

hemat.

Informasi dan Sistem informasi dan 1. Menggunakan sistem komunikasi di PT. Mido Indonesia? Kita penuh pakai WhatsApp
Komunikasi komunikasi sejak tahun 2013, sebelumnya BBM dan sebelumnya lagi pakai telepon kantor. Kita
pakai email kalau mau kirim file ukuran besar.
2. Pernahkah listrik dan internet mati secara tiba-tiba? Mati lampu pernah secara provinsi,
kemudian kita pakai genset.
3. Adakah bukti pengeluaran barang dari gudang seperti dokumen atau memo? Ada, bisa
dilihat dari TO (surat jalan yang received sesuai tanggal terima), PO, BPB (bukti
penerimaan barang).
4. Pernahkah terjadi salah memasukkan kode barang? Tidak pernah kalau kode barang.
Tapi pernah sama TO, kita langsung buat TO baru lagi di software.
5. Pernahkah terjadi selisih stok barang? Tidak pernah kalau selisih barang. Tapi pernah
tertukar size. Kalau tertukar size kita koordinasikan kembali ke pihak MD, sehingga
MD bisa berkoordinasi dan tinjau ulang dengan pihak brand dan garmen.
6. Adakah bukti pengeluaran barang dari gudang seperti dokumen atau memo? Ada, bisa
dilihat dari surat (TO), form loading bukti dan SO (sales order). Semua bukti itu harus
siap diunggah ke Microsoft Dynamics AX.
7. Apakah pernah pengembalian barang yang disebabkan karena barang tidak sesuai
dengan PO? Pernah, biasanya kuantitasnya yang berbeda, tapi kita tinjau kembali
dengan surat jalan. Surat jalan itu perhitungan dari petugas gudang garmen, sedangkan
PO kan sudah ada di sistem. Jadi ya bisa ditinjau lagi, kesalahan dari mana sehingga PO
sama barang bisa tidak sesuai.

Pengawasan 1. Apakah Bapak terlibat dalam memantau pelaksanaan sistem pengendalian internal
dan prosedur penerimaan kas dari penjualan tunai? Iya tapi penerimaan secara global saja.
2. Jika ya, apakah Bapak rajin melakukan evaluasi berdasarkan pertimbangan dari

139
Komponen Indikator Pertanyaan

Pemantauan pemantauan tersebut? Sejauh ini yang berhak memberikan pemantauan dan
rekomendasi dari pihak FICO. Jadi dari saya sudah baik-baik saja.
3. Apakah PT. Mido Indonesia memiliki satuan pengawas internal atau seperti Kabag
Operasional? Untuk SPI operasional secara keseluruhan dilakukan oleh audit internal.
4. Apakah pernah terjadi audit dadakan? Pernah, dari audit eksternal biasanya. Paling
minus dan plus, misalnya di sini belum ada pemesanan barang tersebut, tapi di pihak
garmen dan MD sudah ada. Karena transaksi telah berjalan. Jadi, masih aman dengan
adanya audit dadakan.

140
Leader Offline: Wahyu Irwansyah

Komponen Indikator Pertanyaan

Lingkungan Falsafah dan Gaya Operasi 1. Apa yang diutamakan oleh PT. Mido Indonesia dari seorang pekerja? Yang diutamakan
Pengendalian harus bekerja sesuai SOP yang ada. Harus teliti karena di departemen ini sekalinya salah
akan memberi efek juga ke karyawan lainnya.
2. Apa yang membuat karyawan mengenal dan solid satu sama lain? Terkadang satu
departemen logistik dan retail berkumpul bermain di luar jam kerja. Terkadang kita
mengadakan acara ngeliwet. Dari acara itu kita mulai dekat.
3. Apa materi dalam morning briefing? Materinya membicarakan dua minggu yang akan
datang, dan dua minggu ke belakang sesuai evaluasi. Setelah itu kita bernyanyi Hymne
Trisula, agar kita semua terbiasa dan merasa memiliki ownership terhadap perusahaan,
terutama bagi karyawan yang baru.
4. Apa teknik pendekatan Bapak atasan kepada karyawan Bapak? Bapak atasan koordinator
tidak pernah marah apabila kita membuat kesalahan, tapi lebih ke memberikan kita
mencari jawaban terlebih dahulu, setelah itu dikoreksi sama beliau.
5. Pernahkan terdapat karyawan yang sulit untuk terbuka untuk berkomunikasi sehingga
menghambat tujuan perusahaan? Kebanyakan karyawan yang sulit untuk berkomunikasi
berstatus temporer saja. Kalau karyawan yang sudah freelance lama tidak, karena sudah
seperti keluarga sendiri dan sudah tahu karakter masing-masing.

Nilai integritas dan etika 1. Bagaimana sistem absensi di PT. Mido Indonesia? Freelance pakai link untuk absensinya.
2. Apakah ada alat tertentu yang digunakan perusahaan dalam menjaga pakaian-pakaian di
sini secara fisik dan bukti kehadiran karyawan? Selama saya bekerja di sini aman-aman
saja, karena sudah ada alat CCTV yang aktif selama 24 jam.

Komitmen pada Kompetensi Bagaimana sistem rekrutmen di pada saat Bapak masuk ke PT. mido Indonesia? Saya pada
saat itu mulai bekerja sejak PT. Mido Indonesia masih di Tangerang. Saya mendaftar dengan
membawa CV, ijazah, dan sedikit tes psikotes dari Trisula.

141
Komponen Indikator Pertanyaan

Partisipasi dewan direksi 1. Seberapa sering direksi datang ke kantor dan departemen-departemen? Sesekali, biasanya
dan komite audit nanya ke saya sedang mengerjakan proyek apa.
2. Adakah tim audit internal di PT. Mido Indonesia? Ada, tim audit berkunjung jadwalnya
setahun dua kali.

Struktur organisasi 1. Siapa yang bertugas menyiapkan orderan dari toko? Saya dan Bapak Anton kalau untuk
orderan dari toko.
2. Siapa yang bertugas menyiapkan orderan customer (direct sales)? Saya yang rekup dan
mengumpulkan terus dijadwalkan dari toko-toko dan Bapak Anton yang mempersiapkan
barangnya. Setelah itu dikirim melalui ekspedisi.
3. Apakah Bapak yang menjadi penanggung jawab barang customize? Saya hanya sebagai
mempersiapkan barang dan packing. Untuk menerima pesanan itu merupakan tugas
supervisor/marketing.
4. Siapa yang bertugas menyiapkan barang bazar? PIC bazaar merupakan pihak marketing,
jadi pihak mereka harus pesan ke MP dulu untuk diolah data, tapi bukan ke saya. Saya
sebagai eksekusi barang fisiknya atas penerimaan barang berupa TO yang sudah di create
oleh tim MP.
5. Siapa yang bertugas scan keluar dan masuk barang? Iya, Bapak Anton scan retur masuk.
Saya scan barang keluar. tapi seringkali kita dicampur saja, siapa yang sedang
menganggur.
6. Apakah Bapak yang bertugas menginfokan kepada SPV untuk membuatkan sales order dan
ditransaksikan di AX? Bukan saya, itu tim marketing/supervisor jual putus (direct sales).
7. Apakah yang menjadi alasan karyawan freelance tidak lanjut bekerja di PT. Mido
Indonesia? Mental kurang kuat. Kerja di gudang PT. Mido Indonesia harus siap secara fisik
dan mental. Di ini dua sekali jalan, jadi otak dan otot juga harus bekerja. Kalau ditanya
seperti itu, karena rata-rata tidak bisa mengikuti ritme bekerja di sini. Misal karyawan
freelance terkadang menganggap dirinya merasa hanya packing barang saja, padahal di

142
Komponen Indikator Pertanyaan

hari yang sama Bapak koordinator juga meminta untuk coba input apa yang baru saja di
packing, nah disitulah yang beberapa karyawan freelance merasa terbebani.

Kebijakan dan praktek 1. Adakah training skill baru yang diberikan bagi karyawan freelance dan full-time di
sumber daya manusia departemen logistik dan retail? Untuk training skill secara formal tidak ada, tapi secara
natural saja kalau bekerja di sini karena secara bertahap Bapak koordinator memberikan
arahan untuk memegang sesuatu. Di diri kita juga punya target per harinya. Contoh hari ini
saya harus olah data TO yang harus di cek dan proses TO yang masih dalam status ‘create’.
Itu artinya barang masih belum dicari. Kalau misal TO sudah dicari dan ditemukan
barangnya, disitu saya harus posting jadi bisa berubah status. Saya pegang TO, posting,
pesanan customer (direct sales).
2. Apakah karyawan baru diajarkan keterampilan mempacking? Atau sudah ada keterampilan
yang dipersyaratkan sebelumnya? Ya, pasti sudah menjadi tugas sehari-hari karyawan
baru.
3. Adakah pelatihan/training bagi karyawan baru? Siapa yang melakukan training dan
bagaimana prakteknya? Tidak, tapi beberapa bulan sekali terdapat program ‘branding
yourself’ yang diberi pelatihan seharian penuh. Tapi hanya beberapa orang saja yang
menjadi perwakilan.
4. Adakah sistem bonus bagi karyawan di departemen logistik? Kalau lembur di departemen
logistik ada hitungan per jam. Itu karena lembur biasanya.
5. Berapa lama periode notifikasi untuk karyawan yang ingin mengundurkan diri? Satu bulan.

Penilaian Pemeliharaan mutu, 1. Upaya apa yang dilakukan agar barang aman dalam gudang? Harus ada rasa menjaga dan
resiko penyimpanan, verifikasi, memiliki dari setiap karyawan. Dari dalam diri kita harus ada rasa sadar untuk menjaga
dan pengiriman persediaan barang di gudang.
barang dagang 2. Apakah barang memiliki masa pakai? Kalau disebut masa pakai bukan, tapi lebih ke
seasonal. Barang-barang yang lama itu tidak akan dijual secara utama, tapi lebih ke arah

143
Komponen Indikator Pertanyaan

bazaar.
3. Apakah barang di sini pernah kehilangan barang? Sejauh saya bekerja di sini belum
pernah. Karena secara tempat gudang sudah aman, karena posisi tim saya di paling bawah
(basement) gudang, jika Mbak lihat ada lift barang yang bisa menggerakkan barang yang
sedang diminta ke lantai 1 dan 2. Dengan adanya lift barang, secara fisik masih terkendali.
4. Apakah pernah terjadi kesalahan dari ekspedisi dalam mengirim barang? Pernah, misalkan
barang harus diantar ke toko A, tapi malah diantar ke toko B. Tapi itu jarang terjadi, masih
bisa kita handle dari sini melalui dokumen yang berjalan.
5. Apakah pernah barang fisik yang tidak sesuai dengan dokumen surat jalan tetap ditemukan
ketika di scan (untuk barang keluar dari gudang PT. Mido Indonesia)? Pernah. Kalau
barang dari gudang ini keluar, kasusnya misalkan kita kirim ke toko A, di surat tertulis 120,
tapi secara fisik 119. Biasanya kasus itu karena scan yang double atau terlewat menjadi
tidak di scan. Kalau kurang biasanya kita lacak diracking, apakah sudah terambil apa
belum.
6. Apakah pernah barang fisik yang tidak sesuai dengan dokumen surat jalan tetap ditemukan
ketika di scan (untuk barang masuk dari luar ke gudang PT. Mido Indonesia)? Kalau
barang dari luar kesini, biasanya karena ketinggalan atau karena TO yang salah. Biasanya
SPG salah input, ketika kita terima nggak sesuai kita biasanya disesuaikan dengan nomor
TO. Misal nomor TO 5 tapi kita terima 4. Tapi kita juga harus pastikan ke ekspedisi.
Ekspedisi menerima kuantitas berapa? Apabila kurang dan packingan rusak, itu menjadi
tanggung jawab pihak ekspedisi. Kasus tahun lalu ekspedisi pernah menanggung barang
yang karena barang hilang.
7. Apakah itu kasusnya bercampur dengan barang lain? Kalau bercampur tidak mungkin,
karena sudah ada jelas ada label milik PT. Mido Indonesia. Biasanya kesalahan yang
seringkali oleh ekspedisi karena barang rusak/robek/kotor. Kejadian itu biasanya terjadi
ketika mengirimkan barang dari gudang ke toko, kita dapat bukti dari SPG yang
memberikan foto.

144
Komponen Indikator Pertanyaan

8. Apa yang menjadi teknik departemen logistik untuk meminimalisasi barang rusak? Kita
kalau ke luar pulau harus packing dengan karton kemudian dilapisi karung lagi. Jadi tidak
akan rentan robek dan basah terkena hujan.
9. Apa yang memastikan Bapak barang rusak oleh akibat tanggung dari ekspedisi? Kita cek
dari foto yang dikirimkan oleh SPG, biasanya robek karena baretan dari kurir ekspedisi.
10. Kepada siapa Bapak melaporkan apabila ada barang cacat? Ke koordinator. Nanti
koordinator klaim ke ekspedisi.
11. Pernahkah barang yang direquest tidak ada di shelving? Pernah.
12. Jika pernah, bagaimana cara untuk track barang tersebut? Mau tidak mau harus cari. Kasus
ini masih PR menurut saya.
13. Apakah tim Bapak berkoordinasi dengan IC (inventory control)? Ya, kita berkoordinasi
untuk menyesuaikan fisik barang dengan dokumentasi sistem. Misalnya di setoran kita
terdapat baju warna merah ada, tapi putih tidak ada. Tapi secara fisik justru terbalik, merah
tidak ada dan justru putih yang ada. Di saat itu kita harus koordinasi ke IC. Setelah itu
pihak IC akan menyesuaikan secara sistem agar persediaan yang ada di mereka sesuai
dengan yang ada. Yang penting, fisik dan sistem ada penggantinya. Ketika kita
mengajukan, harus ada gantinya. Contoh kedua, misal barang yang tertukar, misalkan di
sistem ada size M, tapi secara fisik adanya XL. Kemudian ada permintaan di TO.
Akibatnya barang menjadi tidak sinkron. Jadi disitulah saya konfirmasi ke IC melalui
email, kemudian IC akan mengubah di Microsoft Excel mereka barang yang akan diganti.
14. Bagaimana Bapak memastikan surat retur masuk sesuai dengan nomor artikel? Jadi, retur
barang masuk yang di scan memang harus sesuai dengan artikel yang sudah ada di sistem.
Jika tidak sesuai dengan artikel, kita membuat TO lagi sesuai dengan fisik yang diterima.
Kemudian diubah status menjadi ‘received’, kemudian tanda tangan oleh tim offline.

Penentuan stock opname 1. Berapa banyak stock opname barang dilakukan? Setahun dua kali.
2. Stock opname pihak internal, apa yang menjadi acuan Bapak untuk mencocokkan

145
Komponen Indikator Pertanyaan

secara berkala persediaan dengan sistem yang ada? Dari tim kita mencocokkan lewat scan.

Mitigasi ancaman pesaing, 1. Setiap perusahaan pasti memiliki kompetitor, bagaimana cara PT. Mido Indonesia
anomali permintaan pasar, memelihara agar barang tetap berbeda dan kualitas yang bagus? Kita bukan di bidang
antisipasi situasi politik dan untuk melihat itu. Tapi kita juga kontribusi untuk melihat grup yang diposting oleh pihak
ekonomi marketing.
2. Apakah tim offline berkoordinasi langsung dengan data analyst? Kami berkoordinasi
dengan MP.
3. Pernahkan permintaan turun drastis? Pernah, pada waktu pandemi.
4. Apakah ada kebijakan tertentu yang memberi efek pada karyawan? Saya diliburkan selama
dua minggu, kemudian bekerja kembali sesuai jadwal yang ada dan dibayar per hari,
karena saya masih freelance. Pada tahun 2021 mulai efektif setiap hari lagi.

Aktivitas Pemisahan tugas yang 1. Apakah pernah mengalami tambahan posisi dalam departemen logistik dan retail baru-baru
Pengendalian memadai ini? Di tim offline sudah ideal dan menurut saya secara keseluruhan departemen juga sudah
cukup. Tidak perlu ditambah dan dikurangi.
2. Apakah Bapak juga membantu pekerjaan karyawan lain? Ya, terkadang saya membantu
packing tim online apabila tim offline sedang tidak ada banyak pekerjaan.

Otorisasi transaksi bisnis 1. Apakah Bapak membaca dan mengetahui SOP pada setiap adanya transaksi bisnis di PT.
yang tepat Mido Indonesia? Saya sudah membaca sejak awal masuk, SOP yang masih dari PT.
Trisula.
2. Kepada siapa Bapak melaporkan laporan TO dan surat retur yang berubah? Kepada
administrasi logistik.
3. Kapan Bapak mengantarkan bukti-bukti tersebut? Saya antarkan setiap hari. Karena jika
ditumpuk hingga seminggu akan menjadi tidak efektif dan menumpuk pekerjaan di
administrasi logistiknya. Jadi lebih baik per hari, karena langsung dikerjakan oleh beliau.

146
Komponen Indikator Pertanyaan

Penyimpanan dokumen dan Apakah di tim Bapak menyimpan dokumen-dokumen tertentu? Dokumen secara fisik tidak
pencatatan yang memadai menampung, karena semua dokumen sudah berjalan ke pihak administrasi dan marketing.
Kalaupun ada, sisa-sisa pekerjaan hasil retur barang masuk.

Pengendalian fisik aset dan Seberapa sering departemen logistik melakukan pembersihan dokumen-dokumen gudang?
pencatatan pergerakan Kalau dulu setiap minggu ada program Jumsih mulai jam 16.00. Misalkan pekerjaan
persediaan barang dagang semuanya sudah selesai jam 16.00, kita semua bersih-bersih bagian atas dan bawah. Sekarang
sedang tidak ada karena pekerjaan sedang banyak. Jadi situasional.

Peninjauan ulang atas 1. Apa target kinerja karyawan departemen logistik dan retail? Target yang koordinator
kinerja logistik harus kesadaran akan kerja, peduli apa yang kita kerjakan termasuk barang (sifat
ownership), dan pelajari apa yang telah dipegang.
2. Apakah Bapak merasa sejahtera terkait keuangan dan dan pengembangan karir karyawan
departemen Bapak sendiri? Saya pribadi sudah merasa sejahtera secara finansial bekerja di
sini dan pengembangan karir jelas besar sekali terbuka di PT. Mido Indonesia.
3. Apakah Bapak sudah puas dengan sistem rekrutmen saat ini? Perlukah perbaikan? Saya
pribadi tidak masalah. Karena terkait rekrutmen menjadi kebijakan tim HC dan user.
Adapun kinerja karyawan itu akan berjalan dengan sendirinya. Siapa pun karyawan yang
tidak berkinerja tidak baik akan sadar dan mundur dengan sendirinya.

Informasi dan Sistem informasi dan 1. Sistem apa yang digunakan tim offline agar untuk menjaga file-file data tim? Kami
Komunikasi komunikasi menggunakan racking/consol secara Excel. Dulu kami belum ada sistem racking, akhirnya
dibuat untuk mempermudah kita sebelum diinput ke AX. Misal MP membuat TO,
kemudian menyuruh kita untuk mencari barang dengan size dan kuantitas sekian, dulu kita
harus mencari semua barang secara fisik. Jadinya tidak efektif dan jarang barang yang
terpenuhi semua. Jadi kita tahu ketika ada permintaan dari MP, kita sudah tahu akan
kemana.
2. Karena Bapak berkata bahwa di departemen logistik seringkali terjadi rolling karyawan

147
Komponen Indikator Pertanyaan

demi tujuan penguatan skill masing-masing karyawan, apakah tidak terjadi miskomunikasi
dengan catatan yang ada di sistem diinput oleh karyawan sebelum dirolling? Karena
setelah di rolling kita jelaskan dahulu pekerjaan sebelumnya, kita jelaskan proyek yang
sedang berjalan, yang akan datang, dan yang sudah dikerjakan.
3. Apakah Bapak pernah menjadi bagian di online? Menjadi bagian di tim online sebagai
pemegang sistem belum, tapi hanya membantu packing untuk tim online saja.
4. Seberapa sering terdapat perbaikan dari pihak departemen IT untuk menjaga software?
Kita banyak mengandalkan tim IT untuk memberitahu jika ada masalah di komputer.
Misalnya, sistem komputer yang tidak berjalan. Itulah saatnya kita kabarkan ke tim IT.
Untuk perbaikan atau update AX biasanya dikabarkan sehari sebelumnya.
5. Menggunakan sistem komunikasi apa di PT. Mido Indonesia? Menggunakan WhatsApp.
6. Pernahkah listrik dan internet mati secara tiba-tiba? Pernah, saat itu jalur fiber optic
terputus. Waktu waktu perbaikan tidak panjang karena langsung diperbaiki. Tapi sangat
jarang terjadi.
7. Apakah mengganggu pekerjaan Bapak? Iya, mengganggu. Apalagi pekerjaan belum
disimpan.

Pengawasan Apakah pernah terjadi audit dadakan? Tidak pernah dadakan. Tapi biasanya tim audit minta
dan sampling saja, biasanya minta sampling stok data.
Pemantauan

148
Leader Online: Agus Salim

Komponen Indikator Pertanyaan

Lingkungan Falsafah dan Gaya Operasi 1. Apa yang Bapak utamakan dari seorang pekerja? Ketelitian dan rasa ingin belajar yang
kuat dari individu.
Pengendalian
2. Apa yang membuat karyawan mengenal dan solid satu sama lain? Membangun
komunikasi satu sama lain.
3. Apa materi dalam morning briefing? Morning briefing dilaksanakan setiap hari Rabu
pagi, tapi akhir-akhir ini tidak ada karena sedang banyak kerjaan yang harus dipegang.
4. Apa teknik pendekatan Bapak kepada karyawan di bawah pimpinan? Saya
mengutamakan komunikasi dengan karyawan yang saya pimpin. Dengan komunikasi jadi
mereka merasa dekat dan ingin bekerja dengan giat.
5. Pernahkan terdapat karyawan yang sulit untuk terbuka untuk berkomunikasi sehingga
menghambat tujuan perusahaan? Terkadang ada saja, biasanya karyawan baru. Saya
sendiri pernah pegang karyawan seperti ini, susah berkomunikasi. Pasti dia pekerjaannya
yang paling tidak selesai ketika ada barang yang sudah dijadwalkan, tapi kenyataannya
belum diinput.

Nilai integritas dan etika 1. Bagaimana sistem absensi di PT. Mido Indonesia? Karyawan freelance dan kontrak
menggunakan link, karena saya sudah jadi pekerja penuh, jadi pakai aplikasi.
2. Apa pernah terjadi tindakan karyawan yang tidak berlaku jujur dalam menggunakan jam
bekerja? Tidak mungkin, karena akan ketahuan. Apalagi di sini gudang kecil, pasti
mudah diketahui siapa yang tidak masuk.
3. Adakah alat tertentu yang digunakan perusahaan dalam menjaga pakaian-pakaian di sini
secara fisik dan bukti kehadiran karyawan? Ada. CCTV, satu di bawah dan satu lagi di
atas. Untuk cek badan karyawan sudah tidak ada lagi. Hal itu sudah menjadi urusan
satpam.

149
Komponen Indikator Pertanyaan

Komitmen pada Kompetensi Apa yang di tes kepada karyawan oleh HRD ketika Bapak masuk pertama kali? Mengisi
form data berupa data diri, diminta CV, ijazah, KTP, SIM. Tidak ada tes tertentu dari HRD.

Partisipasi dewan direksi 1. Seberapa sering direksi datang ke kantor dan departemen-departemen? Terkadang, jika
dan komite audit ada keperluan.
2. Apa yang dicek oleh para direksi di tim Bapak? Mereka cek tentang banyak orderan
online dan barang-barang apa saja yang sudah masuk dari garmen.
3. Apakah tim audit internal di PT. Mido Indonesia sering datang ke tim Bapak? Jarang,
setahun dua kali saja kalau waktu untuk audit.

Struktur organisasi 1. Siapa yang bertugas print orderan? Semua pihak, saling membantu.
2. Siapa yang bertugas packing pesanan? Packing dipegang oleh semua tim.
3. Siapa yang bertugas manifest barang? Manifest barang merupakan langkah memisahkan
barang yang sudah di packing, di ready to ship, untuk diteruskan ke kurir. Jadi, manifest
itu untuk mempermudah barang yang ready dan tidak. Imat yang bertugas manifest
barang. Ini juga untuk menghindari double scan barang.
4. Siapa yang bertugas melakukan RTS? Rani, tapi bisa juga bergantian, siapa pun yang
tidak ada pekerjaan.
5. Siapa yang bertugas mencari orderan? Semua tim.
6. Siapa yang bertugas menjawab pertanyaan customer di marketplace? Fitri. Semua
pegang, seperti Zalora, Blibli, Shopee, Tokopedia, dll.
7. Siapa yang bertugas kontrol kualitas? Semua pegang. Dahulukan yang tidak sibuk. Kalau
lagi banyak bareng-bareng juga.
8. Siapa yang bertugas sales order (SO) mandiri? SO mandiri dilakukan setiap setahun
sekali.
9. Siapa yang bertugas scan masuk dan keluar barang? Dengan menggunakan apa?
Pekerjaan Farhan. Pakai alat scanner (biasa digunakan di supermarket).

150
Komponen Indikator Pertanyaan

10. Apakah Bapak yang bertugas menginfokan kepada SPV untuk membuatkan sales order
dan ditransaksikan di AX? Ya, Saya.
11. Apakah nama-nama karyawan di struktur organisasi masih bekerja di PT. Mido
Indonesia? Ada yang masih, ada yang tidak.
12. Apakah alasan karyawan freelance tersebut tidak lanjut bekerja di PT. Mido Indonesia?
Biasanya terkendala fisik. Karena untuk bekerja di departemen logistik diwajibkan
mengangkat barang.

Kebijakan dan praktek 1. Apakah karyawan baru diajarkan keterampilan mempacking? Atau sudah ada
sumber daya manusia keterampilan yang dipersyaratkan sebelumnya? Ya, pasti. Tapi itu keterampilan
selanjutnya. Pertama masuk harus diajarin mencari barang (sebagai basic), kedua harus
bisa scan, setelah itu baru diajarkan packing.
2. Adakah training skill baru yang diberikan bagi karyawan freelance dan full-time di
departemen logistik dan retail? Pasti ada, tapi training tidak formal. Training berupa
diajarkan dari sesama karyawan yang sudah senior. Makanya di sini terbuka banget untuk
naik jabatan, asalkan mau diajak belajar dan serius untuk bekerja.
3. Adakah pelatihan/training bagi karyawan baru? Ada. Setiap masuk ke perusahaan
meskipun memakai fisik terlebih dahulu, perlahan-lahan kita naikkan tugasnya dengan
masuk ke sistem.
4. Siapa yang melakukan training dan bagaimana prakteknya? Tim departemen, maksudnya
sesama karyawan.
5. Adakah sistem bonus bagi karyawan di departemen logistik? Ada.
6. Adakah evaluasi rutin di tim Bapak dan departemen? Ada, dari morning briefing.
7. Berapa lama periode notifikasi untuk karyawan yang ingin mengundurkan diri? Tiga
bulan.

Penilaian Pemeliharaan mutu, 1. Upaya apa yang dilakukan agar barang aman dalam gudang? Dengan menggunakan

151
Komponen Indikator Pertanyaan

resiko penyimpanan, verifikasi, CCTV saja.


dan pengiriman persediaan 2. Apakah barang memiliki masa pakai? Masa pakai 720 hari dan setelah itu lebih dijual
barang dagang untuk bazar. Barang reject pun juga masih dijual, tapi ke karyawan.
3. Apakah gudang pernah kehilangan barang? Tidak pernah. Tidak mungkin, karena kita
semua berlaku teliti sama barang secara fisik.
4. Bagaimana mempercayakan ekspedisi sebagai jasa pengiriman? Biasanya untuk
mempercayakan ekspedisi, kita lebih dahulu follow-up ke kurir. Jika merek cepat dalam
berkomunikasi dan tanggap apabila ada komplain dari kita, dapat kita pertahankan
ekspedisi tersebut
5. Apa yang dimaksud C1+C2+RTS+Packing (punishment per orderan)? C1 artinya
mencari barang, C2 kontrol kualitas barang, kemudian ubah status di sistem menjadi RTS
(barang siap dikirim), dan packing.
6. Pernahkah barang diminta oleh customer online tidak ditemukan di selfing? Pernah.
Biasanya karena barang tersebut memang kosong stoknya. Kita tawarkan warna lain
dengan model yang sama.

Penentuan stock opname 1. Berapa banyak stock opname barang dilakukan? Setahun dua kali. Kalau online kita enam
secara berkala bulan sekali SO mandiri.
2. Stock opname pihak internal, apa yang menjadi acuan Bapak untuk mencocokkan
persediaan dengan sistem yang ada? Saya mencocokkan laporan data fisik dengan data
yang ada di AX kemudian saya salin ke Microsoft Excel untuk sebagai data backup.
Dapat diketahui dari artikel, jumlah kuantitasnya.

Mitigasi ancaman pesaing, 1. Pernahkah sejauh ini terdapat report dari kompetitor terdapat kesamaan produk? Selama
anomali permintaan pasar, ini belum pernah. Karena merek JOBB dan Jack Nicklaus sudah memiliki tim designer
antisipasi situasi politik dan sendiri.
ekonomi 2. Pernahkan permintaan turun drastis? Pernah, ketika wabah pandemi. Banyak toko-toko

152
Komponen Indikator Pertanyaan

yang tutup sehingga kita tidak dapat mengandalkan offline. Jadi kita perbanyak
penawaran dan penjualan online. Kemudian tim supervisor/marketing juga turun tangan
melihat jumlah karyawan di toko-toko.
3. Apakah terdapat PHK di PT. Mido Indonesia ketika pandemi? Tidak ada.
4. Apakah PT. Mido Indonesia sudah siap dalam melakukan penjualan online sebelum
wabah COVID-19 melanda? Sudah. Sebelum pandemi kita sudah menjalankan online.

Aktivitas Pemisahan tugas yang Apakah akan menambah posisi dalam departemen logistik dan retail baru-baru ini? Tidak
Pengendalian memadai ada, di sini jumlah karyawan sudah cukup dengan banyaknya pekerjaan yang ada.

Otorisasi transaksi bisnis 1. Apakah Bapak membaca SOP setiap adanya transaksi bisnis PT. Mido Indonesia? Ya,
yang tepat membaca.
2. Apakah ada persetujuan dari pihak direktur segala sesuatu dari pergerakan bisnis? Ya,
pasti ada.
3. Siapa saja pihak yang berhak menandatangani berita acara? Pihak yang wajib
menandatangani untuk berita acara karena tidak ada sesuai barang yaitu koordinator
logistik, IC, general manager operasional (Bapak Dwi), manager MP (Bapak Jo), dan
direksi retail (Bapak Dana).
4. Bapak sendiri apakah menandatangani proses yang ada? Tidak, saya bertugas menginput
saja. Saya tanda tangan kalau koordinator sedang cuti saja. Dokumen yang saya pernah
tanda tangani berupa pengajuan petty cash. Kemudian Saya kumpulkan ke admin logistik.

Penyimpanan dokumen dan Bagaimana tim Bapak menyimpan dokumen? Di tim kita tidak ada, karena semuanya
pencatatan yang memadai diandalkan di dalam software. Jadi, di tim saya tidak menyimpan dokumen banyak dan tidak
memerlukan brankas.

Pengendalian fisik aset dan Seberapa sering departemen logistik melakukan pembersihan dokumen-dokumen gudang?

153
Komponen Indikator Pertanyaan

pencatatan pergerakan Biasanya dilakukan setiap Jum’at, kita kumpulkan dahulu dokumen-dokumen sesuai tahun
persediaan barang dagang di dalam satu odner.

Peninjauan ulang atas 1. Apa target kinerja karyawan di tim online? Saya tidak terlalu muluk-muluk. Saya
kinerja mengutamakan kepatuhan seperti kerja sesuai SOP dan arahan atasan. Kebanyakan
karyawan masih menunda-nunda pekerjaan.
2. Apakah target tersebut telah sesuai dengan target yang telah dibuat? Selama ini masih
sesuai dengan arahan koordinator. Bapak Agus sebagai koordinator memang
menginginkan semua karyawan logistik harus bisa kerjakan semua yang berupa fisik.
3. Apakah Bapak sudah merasa sejahtera secara finansial dan pengembangan karir menjadi
karyawan PT. Mido Indonesia? Dari saya pribadi sudah, karena disamping finansial juga
sudah mendapatkan jaminan-jaminan kesehatan, ketenagakerjaan. Di sini sudah lengkap.
Dari pengembangan karir juga terbuka lebar di PT. Mido.
4. Apakah Bapak sudah puas dengan sistem rekrutmen saat ini? Perlukah perbaikan? Saya
sejauh ini puas.
5. Bapak bilang, gudang akan diperkecil. Apakah mempengaruhi tim online? Ya, habis
lebaran kemungkinan kami pindah ke gudang sebelah. Dalam hal jobdesk tim online
masih sama, hanya saja tidak berubah.

Informasi dan 1. Sistem apa yang digunakan untuk menjaga program dan file-file data? Kegiatan menjaga
Komunikasi program dan file-file data merupakan tanggung jawab IT. Biasanya jarang ada update dan
perbaikan.
2. Pernahkah terganggu pekerjaan apabila sedang ada perbaikan? Tidak. Karena kalaupun
perbaikan dilakukan pada malam hari.
3. Seberapa sering terdapat perbaikan dari pihak departemen IT untuk menjaga software?
Sangat jarang sekali.
4. Menggunakan sistem komunikasi di PT. Mido Indonesia? WhatsApp.

154
Komponen Indikator Pertanyaan

5. Pernahkah listrik dan internet mati secara tiba-tiba? Pernah, saat itu di saat hari kerja.
6. Apakah mengganggu pekerjaan? Saya merasa masih aman sih. Kalaupun yang belum
disimpan datanya ya diulang lagi.
7. Pernahkah terjadi salah memasukkan kode barang? Kalau memasukkan kode barang
sudah otomatis menolak dari sistem. Karena setiap nomor TO, PO, dan sebagainya sudah
memiliki belakang nomor kode tertentu yang sudah dipertunjukkan barang tersebut.

Pengawasan 1. Apa kebiasaan anak-anak di bawah pimpinan Bapak yang menjadi evaluasi berkali-kali?
dan 2. Apakah pernah terjadi audit dadakan? Tidak pernah. Biasanya audit dikasih tahu dahulu.
Pemantauan

155
Leader Loading: Zulianto

Komponen Indikator Pertanyaan

Lingkungan Falsafah dan Gaya Operasi 1. Apa yang diutamakan PT. Mido Indonesia dari seorang pekerja? Mau belajar dan tahan
Pengendalian banting, karena pekerjaan di gudang ini harus bergerak antara otak dan otot. Otot untuk
mencari dan mempacking, sedangkan otak juga harus siap apabila disuruh untuk
memegang komputer.
2. Apa yang membuat karyawan mengenal dan solid satu sama lain? Karena lingkup gudang
tidak terlalu besar, jadi antar karyawan mudah untuk sering berinteraksi secara santai,
seperti bercanda satu sama lain. Jadi mudah dekat dan tidak canggung.
3. Apa materi dalam morning briefing? Rencana yang akan dirancang dua minggu ke depan
dan evaluasi pekerjaan dua minggu ke belakang. Kemudian bernyanyi hymne Trisula. Di
acara ini setiap karyawan harus berdiskusi dan berani mengeluarkan keluh kesah masing-
masing. Yang membawa acara ditunjuk oleh Pak Agus koordinator.
4. Pernahkan terdapat karyawan yang sulit untuk terbuka untuk berkomunikasi sehingga
menghambat tujuan perusahaan? Pernah, tapi tidak akan bertahan lama.

Nilai integritas dan etika 1. Bagaimana sistem absensi di PT. Mido Indonesia? Sistem absen menggunakan link yang
sudah diberikan dari administrasi dan koordinator.
2. Apa pernah terjadi tindakan karyawan yang tidak berlaku jujur dalam menggunakan jam
bekerja? Sejauh ini tidak pernah.
3. Apakah ada alat tertentu yang digunakan perusahaan dalam menjaga pakaian-pakaian di
sini secara fisik dan bukti kehadiran karyawan? Menjaga barang di sini menggunakan
CCTV, sedangkan bukti kehadiran melalui absen kemudian cek pakaian di satpam.

Komitmen pada Kompetensi Apa saja yang dipersyaratkan oleh PT. Mido Indonesia pada saat Bapak melamar?
Membawa CV, ijazah, dan tes psikotes. Setelah itu masuk kerja saja.

Partisipasi dewan direksi 3. Seberapa sering direksi datang ke kantor dan departemen-departemen? Tidak terlalu

156
Komponen Indikator Pertanyaan

dan komite audit sering. Mereka cek kinerja karyawan sini.


4. Adakah tim audit internal di PT. Mido Indonesia? Ada, satu orang.

Struktur organisasi 1. Ada berapa driver internal yang bertugas? Siapa saja? Apa status kontrak kerja mereka?
Ada tiga orang driver, status mereka kontrak.
2. Ada berapa helper yang bertugas? Siapa saja? Apa status kontrak kerja mereka? Ada dua
orang untuk pengiriman ada dua orang. Status mereka karyawan kontrak.
3. Siapa yang bertugas cek keluar dan masuk barang? Saya.
4. Siapa yang bertugas menandatangani TO? Untuk TO surat jalan pengeluaran saya.
Kemudian diberikan ke administrasi logistik.
5. Apakah Bapak yang melakukan penyesuaian data karton dengan data packing list?
Semua yang ada di departemen logistik ini. Saya tidak bisa mengandalkan salah satu tim.
Siapa pun yang tidak ada kerjaan harus ikut serta membantu.
6. Apakah Bapak yang bertugas menginformasikan agar PO berubah statusnya menjadi
‘received’? Bukan saya. Tapi administrasi logistik dan leader online.
7. Siapa yang melakukan scan data (ambil data setelah mendapat TO)? Setiap area, seperti
online dan offline.
8. Siapa yang bertugas scan (posting RCM dan print AX)? Scan, posting RCM, dan print
dokumen dari AX. Siapa pun yang pegang scan, dia lah yang berhak RCM dan print.
9. Apakah Bapak yang bertugas menginfokan kepada SPV/marketing untuk membuatkan
sales order dan ditransaksikan di AX? Bukan Saya.
10. Apa alasan karyawan freelance dan kontrak tidak lanjut bekerja di PT. Mido Indonesia?
Satu karena kurang nyaman dengan lingkungan pekerjaan. Kedua, tidak kuat dengan
tekanan dari atasan. Ketiga, karena tidak berkinerja baik seperti sering tidak masuk
datang.

Kebijakan dan praktek 1. Apakah karyawan baru diajarkan keterampilan mempacking? Atau sudah ada

157
Komponen Indikator Pertanyaan

sumber daya manusia keterampilan yang dipersyaratkan sebelumnya? Tidak ada keterampilan mempacking
tidak apa-apa, karena akan di training langsung oleh karyawan yang lebih senior.
2. Adakah training skill baru yang diberikan bagi karyawan freelance dan full-time di
departemen logistik dan retail? Training skill secara formal tidak ada. Tapi langsung
ditunjuk saja disuruh mengerjakan sesuatu yang tidak digunakan.Adakah
pelatihan/training bagi karyawan baru? Ada.
3. Siapa yang melakukan training dan bagaimana prakteknya? Training pekerjaan dari
sesama karyawan yang lebih senior.
4. Adakah sistem bonus bagi karyawan di departemen logistik? Ada, dalam hitungan per
jam.
5. Berapa lama periode notifikasi untuk karyawan yang ingin mengundurkan diri? Satu
bulan.

Penilaian Pemeliharaan mutu, 1. Upaya apa yang dilakukan agar barang aman dalam gudang? Menggunakan CCTV dan
resiko penyimpanan, verifikasi, satpam.
dan pengiriman persediaan 2. Apakah barang di sini pernah kehilangan barang? Pernah, sampai saat ini saya juga masih
barang dagang penasaran kemana itu barangnya. Benar-benar tidak ada jejak. Surat barang berupa TO
dijadwalkan akan sampai ke gudang, tapi ketika tim ekspedisi sampai, barang tidak ada.
Sampai saat ini solusi belum ketemu.
3. Kenapa bisa hilang padahal ada CCTV? Di cek di CCTV sudah, tapi tidak ketemu.
4. Apakah Bapak wajib menggantinya? Dari koordinator juga tidak memberikan keputusan
seperti itu.
5. Bagaimana mempercayakan ekspedisi sebagai jasa pengiriman? Seringkali saya
berkoordinasi sama Pak Agus koordinator ketika memegang ekspedisi baru. Di saat itu
saya benar-benar memperhatikan. Awal-awal datang on time, tapi setelah beberapa
menggunakan jasanya, tidak tepat waktu ketika pertama kali. Kita utamakan ekspedisi
yang on time.

158
Komponen Indikator Pertanyaan

6. Apakah Bapak yang bertugas menginfokan kepada koordinator gudang terkait adanya
selisih data atau QTY? Bukan Saya.
7. Apakah pernah barang yang sudah dikirim via gudang 1x24 jam belum berubah status
AX harus menjadi ‘received’? Pernah, sering. Biasanya tanggung jawab saya sebagai
bidang pengiriman, tapi administrasi gudang juga tanggung jawab dari secara data.
8. Apakah estimasi datang dan keluar barang selalu tepat waktu? Ya, selalu.
9. Apa alasan yang membuat pihak garmen mengirimkan barang yang tidak sesuai? Apakah
terdapat salah input? Contoh kaya kemarin. Dari pihak garmen yang biasanya salah input.
10. Kemarin ada kasus surat jalan yang seharusnya dibawa dan diserahkan ke koordinator
justru tertinggal dan dipegang oleh SPG toko, bagaimana hasilnya, apakah sudah ketemu?
Bagaimana jika kasus seperti tadi tidak ketemu? Ada dua surat sebenarnya, satu untuk
dipegang SPG, dan satunya lagi harus menjadi pegangan loading. Seharusnya harus pihak
loading pegang, tapi tidak terbawa. Akhirnya kita minta tolong kepada SPG untuk
memberikan foto kepada kami. Kemarin Alhamdulilah ketemu suratnya.
11. Apakah pernah barang fisik yang tidak sesuai dengan dokumen surat jalan tetap
ditemukan ketika di scan? Tidak pernah, tetap selalu ada.
12. Jika pernah, bagaimana track barang atau surat tersebut? Jika pun ada, itu merupakan
pihak SPG. Dari pihak kita juga akan minta barang berdasarkan TO karena barang lebih
ataupun kurang.

Penentuan stock opname 1. Berapa banyak stock opname barang dilakukan? Dua kali dalam setahun.
secara berkala 2. Stock opname pihak internal, apa yang menjadi acuan Bapak untuk mencocokkan
persediaan dengan sistem yang ada? Melalui scan barang dengan fisik barang.
3. Apakah barang yang lebih harus disamakan dengan jenis barang yang sama (size, warna,
jenis, dll)? Iya, harus sesuai. Kalau tidak sesuai ketiga di atas, harus segera dikabarkan ke
pihak garmen. Kita akan cocokkan nomor karton dan TO kemudian dikabarkan ke
garmen bahwa ada permintaan barang demikian. Tapi kita juga mengecek dahulu lewat

159
Komponen Indikator Pertanyaan

resi. Jika ternyata di resi ada, berarti ada kesalahan dalam menempel barang.

Mitigasi ancaman pesaing, 1. Siapa saja yang berkoordinasi langsung dengan MP dan MD? Ya, sering dengan MP.
anomali permintaan pasar, Dengan MP untuk menginformasikan apabila ada TO harian, pengiriman barang,
antisipasi situasi politik dan pembukaan toko.
ekonomi 2. Pernahkan permintaan turun drastis? Pernah, pada masa pandemi.
3. Apakah PT. Mido Indonesia sudah siap dalam melakukan penjualan online ketika wabah
COVID-19 melanda? Sudah, sebelum pandemi sudah melakukan penjualan online. Tapi
tidak sebesar setelah pandemi.

Aktivitas Pemisahan tugas yang Apakah pernah mengalami tambahan posisi dalam departemen logistik dan retail baru-baru
Pengendalian memadai ini? Tidak pernah.

Otorisasi transaksi bisnis 1. Apakah Bapak sudah SOP setiap adanya transaksi bisnis? Saya belum. Langsung terjun
yang tepat ke lapangan saja.
2. Apakah ada persetujuan dari pihak direktur segala sesuatu dari pergerakan bisnis? Pasti
ada.
3. Apakah setiap ekspedisi internal berangkat harus melalui otorisasi? Ya, tentu. Harus
ditandatangani satpam depan gerbang PT. Mido.

Penyimpanan dokumen dan Apakah tim Bapak menyimpan dokumen? Tidak, karena langsung diserahkan ke
pencatatan yang memadai administrasi logistik.

Pengendalian fisik aset dan Seberapa sering departemen logistik melakukan pembersihan dokumen-dokumen gudang?
pencatatan Seminggu sekali di hari Jum’at biasanya. Sekarang dua bulan sekali, karena sedang sibuk.
Apalagi mendekati lebaran, tidak memungkinkan untuk bersih-bersih.

160
Komponen Indikator Pertanyaan

Peninjauan ulang atas 1. Target apa yang Bapak koordinator taruh dalam tahun ini baik dalam penjualan dan
kinerja kinerja karyawan? Target tahun ini meningkatkan penjagaan kualitas barang dan
ketelitian dokumentasi, karena tahun ini sudah ada misi menaikkan penjualan yang
dimana akan lebih banyak barang yang keluar masuk gudang.
2. Apakah target tersebut telah sesuai dengan target yang telah dibuat? Sejauh ini masih
sesuai dengan alurnya.
3. Apakah Bapak sudah merasa sejahtera dalam hal finansial dan pengembangan karir ketika
menjadi karyawan departemen Bapak sendiri? Dari saya sudah cukup. Karena sesuai
dengan jobdesk yang saya kerjakan.
4. Apakah Bapak sudah puas dengan sistem rekrutmen saat ini? Perlukah perbaikan? Dari
saya pribadi kurang puas. Karena belum ada training secara formal. Jadi kita sebagai
karyawan harus inisiatif sendiri untuk minta diajarkan sesama karyawan.
5. Bapak bilang, gudang akan diperkecil. Apakah itu sudah masuk misi tahun ini? Iya benar
akan pindah. Saya juga akan pindah untuk memegang loading barang retail online dan
loading.

Informasi dan 1. Sistem apa yang digunakan untuk menjaga program dan file-file data? Dari tim IT.
Komunikasi 2. Pernahkah terganggu pekerjaan apabila sedang ada perbaikan? Pernah, tapi tidak sampai
terganggu.
3. Seberapa sering terdapat perbaikan dari pihak departemen IT untuk menjaga software?
Jarang sekali. Kalau ada dikabarkan dahulu dari pihak IT.
4. Menggunakan sistem komunikasi di PT. Mido Indonesia? WhatsApp.
5. Pernahkah listrik dan internet mati secara tiba-tiba? Pernah, karena hujan besar dan tiba-
tiba mati. Pernah pekerjaan belum disimpan, tapi untung tidak mati lampu lama, jadi
masih tersimpan di autosave.
6. Adakah bukti pengeluaran barang dari gudang seperti dokumen atau memo? Surat jalan
dan resi, kemudian diinput ke dalam Excel.

161
Komponen Indikator Pertanyaan

7. Pernahkah terjadi salah memasukkan kode barang? Pernah nomor TO, barang tertinggal
juga pernah. Tapi saya infokan lagi ke pihak IC.
8. Pernahkah terjadi selisih stok barang? Pernah, contohnya seperti kemarin surat jalan
masuk ke gudang jumlahnya sekian, ternyata yang ada di catatan ada sekian.
9. Apakah pernah pengembalian barang yang disebabkan karena barang tidak sesuai dengan
PO? Pernah, pengembalian barang dari toko biasanya karena reject. Biasanya permintaan
dari customer yang melihat adanya reject.
10. Adakah bukti pengeluaran barang dari gudang seperti dokumen atau memo? Pasti ada.

Pengawasan 1. Apakah koordinator logistik sering memantau kegiatan di dalam gudang? Sering, beliau
dan biasanya memantau lewat CCTV atau tanya langsung ke pihak yang bersangkutan.
Pemantauan 2. Apakah selalu ada rapat kerja di departemen ini? Ada, tapi saya tidak ikut. Pihak yang
hadir biasanya koordinator dan leader online.
3. Apakah pernah terjadi audit dadakan? Tidak pernah.

162
Departemen Human Capital & General Affairs
Assistant Manager Human Resources Development: Erna Anggraeni

Komponen Indikator Pertanyaan

Lingkungan Falsafah dan Gaya Operasi 1. Apa yang PT. Mido Indonesia paling utamakan dari seorang pekerja? Dari pusat, Trisula
Pengendalian memiliki dasar awal dari seorang pekerja yaitu attitude. Banyak anak yang berkinerja
bagus, tapi attitudenya tidak bagus sulit untuk mengikuti lingkungan kerja.
2. Apa yang Ibu utamakan dari seorang pekerja? Kompetensi, pengalaman, minimum
pendidikan, dan attitude. Masing-masing pekerja kita sesuaikan dengan kompetensi,
berupa leadership, personal value, dan analytical thinking. Di sini pada realisasinya saya
mempertahankan karyawan yang bisa diarahkan, berpikir kritis bukan hanya mengikuti
iya atau tidak dari kata atasan. Semua itu kami koordinasikan dari koordinator tim
departemen.

Nilai integritas dan etika 1. Bagaimana sistem absensi di PT. Mido Indonesia? Sistem absensi karyawan full-time dan
kontrak menggunakan MyTrisula. Tapi kalau freelance sebenarnya di atas tangan para
koordinator departemen, tapi kami tetap memiliki nama-nama anak freelance.
2. Apakah sistem tersebut efektif? Apakah pernah terjadi tindakan karyawan yang tidak
berlaku jujur dalam menggunakan jam bekerja? Menurut saya sebagai HC sudah efektif.
Karena di sana sudah ada sistem GPS yang memantau di mana karyawan tersebut absen.
Termasuk departemen marketing retail yang hampir setiap hari berkunjung ke
departemen yang berbeda. Meskipun absen terdeteksi di tempat berbeda, namun kita tahu
karena mereka sudah absen di WhatsApp.
3. Apakah pernah mereka sebenarnya bekerja, tapi ter absen di tempat lain yang bukan
tempat mereka kunjungi? Pernah, mereka selalu dan harus konfirmasi. Karena saya
pribadi nggak selalu mengecek satu-satu. Pernah titik absen dia seharusnya di PIM, tetapi
masuk ke dalam MyTrisula di RS Pondok Indah, jadinya dia harus berinisiatif
memberikan bukti foto ke saya. Karena bukti absensi yang tepat adalah bukti yang dapat

163
Komponen Indikator Pertanyaan

diberikan bayaran.
4. Pernahkah ada kasus karyawan lupa konfirmasi absen? Di sini konfirmasi setiap tanggal
22 paling terakhir. Lebih dari itu salah mereka. Ada kasus satu karyawan lupa
memverifikasi 5 hari nya dia telah bekerja tapi beda titik, jadinya dipotong dengan jatah
cuti setahun selama 12 hari.

Komitmen pada Kompetensi 1. Apa yang menjadi landasan Ibu merekrut karyawan penuh waktu? Jadi kita ada past
recruitment dan pengembangan. Recruitment itu berasal dari permintaan user, jadi kita
rekrut sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tapi sistem perkembangan itu berasal dari
contohnya Bapak Sigit yang menjadi MP. Karena beliau memiliki potensi tertentu tidak
hanya di logistik saja. Contoh ini sangat bermanfaat ketika kita melewati efisiensi
karyawan pada masa pandemi kemarin.
2. Apakah dalam setiap posisi memiliki minimal tingkat pendidikan tertentu? Untuk
sekarang kita minimalkan D3, kecuali SPG dan admin yang tidak membutuhkan analisis
yang mendalam, jadi SMA sederajat masih dapat dipertimbangkan tergantung dilihat dari
pengalaman. Tapi kalau misalkan fresh graduates, kita minimal D3, tapi sebenarnya
sudah jarang.
3. Apakah karyawan yang akan diangkat jabatan, misal dari tim offline di departemen
logistik yang hanya memiliki ijazah SMK akan menjadi MP diwajibkan sekolah formal
kembali? Di sini kita tidak mewajibkan. Pernah ada kasus karyawan dari departemen
logistik yang bekerja dari bawah kemudian naik jabatan, beliau berhenti kuliah karena
lebih memilih bekerja. Kita tidak masalah, namun ketika beliau sudah tidak lagi bekerja
di PT. Mido Indonesia, justru dia mau tidak mau harus kuliah dari awal karena
merupakan kebijakan dari perusahaan.

Partisipasi dewan direksi 1. Apakah Ibu sering berkoordinasi direksi datang ke kantor dan departemen-departemen?
dan komite audit Saya berkoordinasi dengan direktur keuangan. Di sini kami menyesuaikan siklus

164
Komponen Indikator Pertanyaan

departemen mana yang berkoordinasi satu sama lain. Karena pekerjaan saya terkait
dengan penggajian karyawan, pasti akan berkoordinasi dengan direksi keuangan.
2. Tentang apa yang dibicarakan dengan direksi? Laporan setiap bulan selalu tentang
karyawan, atau tentang GA, atau terkadang membicarakan isu-isu yang tersebar di dalam
karyawan. Apabila terdapat isu yang benar-benar ‘panas’, kami diskusikan dan saya
biasakan kumpulkan karyawan yang di dalamnya terdapat tanya jawab.
3. Seberapa sering Ibu dan tim audit internal berkoordinasi? Hampir setiap hari.
4. Apa yang biasanya dibicarakan? Karena tim internal saat ini juga sedang mempersiapkan
ISO yang mewajibkan bisnis proses yang berisi SOP, job desk masing-masing karyawan.
Jadi tak aneh jika saya koordinasi dengan internal audit sering, karena dari pihak saya dan
internal memiliki tugas untuk melaporkan ke Trisula. Jadi dengan adanya ISO, saya
bersyukur jadi lebih tahu merancang bisnis proses di dalam PT. Mido Indonesia.
5. Sistem sangat membantu sekali. Ketika sistem berjalan menjadi lebih rapi. Tapi ketika
masuk ke dalam sistem, tapi tetap ada effort, untuk melacak karyawan yang lalu-lalu.

Struktur organisasi 1. Apakah nama-nama karyawan di struktur organisasi masih bekerja di PT. Mido Indonesia
selalu diperbarui? Selalu saya pantau melalui koordinator departemen masing-masing.
2. Apakah Mbak sendiri yang menampung keluh kesah setiap karyawan? Untuk pihak
eksternal seperti SPG ada HC sendiri, tapi untuk pihak internal ke saya. Tapi dari GA
(General Affairs) ada sendiri.
3. Apa alasan karyawan tidak lanjut bekerja di PT. Mido Indonesia? Jika kamu lihat orang-
orang yang sekarang tetap bekerja di sini, adalah orang-orang yang dapat dikembangkan
dan ingin belajar. Karena pada tahun 2020 kita jatuh, 2021 belum stabil, dan 2022 mulai
bangun kembali, disitu kita lihat kembali orang-orang untuk efektivitas. Banyak beberapa
karyawan yang masih belum terima dengan lingkungan kerja yang baru. Jadi disitulah
karyawan yang tidak lanjut karena tidak bisa menerima ritme dan lingkungan baru PT.
Mido Indonesia.

165
Komponen Indikator Pertanyaan

4. Bagaimana sistemnya apabila ada karyawan yang ingin mengundurkan diri (resignation)?
Sistem mengundurkan diri harus diajukan satu bulan sebelumnya. Namun kami tidak
hanya langsung mengiyakan, kami cek kembali apakah karyawan tersebut masih ada
utang pekerjaan yang harus diselesaikan dalam deadline tertentu dari atasan, atau sudah
merampungkan KPI bulan tersebut. Jika belum, kami tegaskan harus dikerjakan hingga
pekerjaan selesai.

Kebijakan dan praktek 1. Adakah pelatihan/training bagi karyawan baru? Ada, di sini namanya induksi. Materinya
sumber daya manusia berupa perkenalan tentang Trisula dan PT. Mido Indonesia, kemudian KPI terkait
pekerjaan yang akan dilakukan.
2. Siapa yang melakukan training dan bagaimana prakteknya? Induksi dilakukan oleh saya,
kemudian kalau training kasar ke lapangan oleh pihak kepala dan tim departemen.
3. Training skill apa yang diberikan untuk karyawan freelance dan full-time di departemen
logistik dan retail? Dari training kita ada dari Trisula, namanya Trisula Template. Setiap
karyawan kita selalu ajak untuk training atas pertimbangan dari manajemen, dari segi
analisis dan pemecahan masalah yang dia hadapi. Dalam bentuk trainingnya kita lebih
menyerahkan kepada mereka masing-masing, tergantung mau belajar apa. Karena di
Trisula sering sekali mengadakan berbagai macam soft competency training. Baru-baru
ini Dodo dan saya melakukan training dengan materi coaching.
4. Adakah sistem bonus bagi karyawan di departemen logistik? Sistem bonus di sini berupa
BSC (balance scorecard). Untuk sistem bonus berupa lembur kami tidak ada.
5. Berapa lama periode notifikasi untuk karyawan yang ingin mengundurkan diri? Satu
bulan. Ketika seorang karyawan ingin resign harus satu bulan sebelumnya. Tapi ada salah
satu kasus, misalnya perusahaan yang sudah menerima misalnya mempersyaratkan harus
siap kerja 2 minggu, dari pihak PT. Mido Indonesia langsung meninjau apakah karyawan
yang ingin resign tersebut masih ada pekerjaan yang harus di submit atau tidak. Kalau
misalkan sudah selesai dan didukung dengan jatah cutinya masih ada kami persilahkan

166
Komponen Indikator Pertanyaan

bisa segera resign. Dan cutinya masih dibayarkan mesti resign.


6. Apakah disini diberlakukan cuti melahirkan? Ada, tiga bulan.
7. Apakah Ibu yang merancang KPI (key performance indicators) setiap posisi? Pihak dari
masing-masing koordinator departemen.

Pengawasan 1. Sebagai pihak HRD, Apa yang menjadikan taraf dalam mengevaluasi kinerja karyawan?
dan Kita (saya atas diskusi dengan direksi) selalu berkoordinasi untuk mengevaluasi di
Pemantauan seluruh karyawan setiap enam bulan sekali berupa BSC (balance score card) yang
memacu pada KPI. KPI berguna untuk memberikan target masing-masing departemen,
sedangkan BSC berfungsi sebagai alat untuk pemberian insentif atas hasil kinerja
karyawan setiap departemen. Pihak yang membuat KPI dibuat oleh koordinator setiap
departemen. Dengan menggunakan KPI kita dapat melihat karyawan apakah mereka
orang-orang yang dapat kita pertahankan melalui penyesuaian dari KPI mereka sendiri.
Misal atasan aware dengan bawahan, biasanya akan mudah saya ajak bekerja sama.
2. Apakah Ibu selalu memantau kembali SOP yang baru saja diubah oleh koordinator
departemen? Tentu saja, SOP yang dibuat oleh departemen akan diselaraskan dengan KPI
yang telah dibuat oleh Trisula.
3. Jika ya, apakah Bapak/Ibu rajin melakukan evaluasi berdasarkan pertimbangan dari
pemantauan tersebut? Dari pihak internal audit yang biasanya meninjaunya.
4. Apakah Ibu sebagai HRD sudah puas dengan sistem rekrutmen di PT. Mido Indonesia?
Sebenarnya sistem rekrutmen kita tidak terlalu ideal jika dibandingkan dengan sistem
perusahaan yang sudah besar, tapi dalam lingkup PT. Mido Indonesia sudah cukup.
Meskipun kita masih belum memiliki tim rekrutmen, tapi masih bisa jalan dan tidak ada
kendala dalam taraf perusahaan saat ini.

167
Departemen Financial and Accounting (FICO)
Supervisor FICO: Agnes Kurnianty

Komponen Indikator Pertanyaan

Lingkungan Falsafah dan Gaya Operasi 1. Apa yang PT. Mido Indonesia utamakan dari seorang pekerja? Teamwork yang baik.
Pengendalian untungnya setiap bagian sudah terbagi sesuai dengan tugas masing-masing. Dengan
adanya porsi tersebut, mereka harus bisa bekerja sama untuk membantu untuk
melaporkan dan closing kepada manajer dan direksi.
2. Apakah dengan teamwork tersebut membuat karyawan mengenal dan solid satu sama
lain? Jelas pasti, dengan adanya kerja sama yang membuat kita merasa kekeluargaan.
Tidak ada musuh-musuhan, jadinya kita sama-sama nyaman.
3. Apakah pernah mengadakan departemen untuk outing (keakraban) di luar jam bekerja?
Pernah dan sering. Kita terkadang membuat acara menginap di puncak, terkadang juga
makan keluar ke mall.
4. Pernahkan terdapat karyawan yang sulit untuk terbuka untuk berkomunikasi sehingga
menghambat tujuan perusahaan? Pernah. Pada saat itu ada karyawan yang dipindah dari
departemen logistik, kebetulan dia juga memiliki ijazah S1, jadi perusahaan dimutasi
bagian ke FICO. Saat itu dia introvert sekali, susah untuk bicara, tapi secara bersamaan
pekerjaannya harus berkomunikasi karena dia memegang bagian AP (account payable
and accounting. Pekerjaan AP harus konsultasi terutama bila terdapat telepon dari
vendor untuk menanyakan selisih antara invoice dengan barang yang kita terima, disitu
saya mulai harus bergerak menolong dia.
5. Apa teknik pendekatan Bapak/Ibu kepada karyawan tersebut? Saya ajak bicara berdua
saja dari hati ke hati. Jalani saja, namanya juga bekerja. Segala pekerjaan tidak akan
membuat nyaman jika kita mau berani ambil resiko dan berubah dan mencoba perlahan.
Akhirnya dia berani untuk berkomunikasi. Kalau ada anak baru harus didekati. Karena
saya juga tidak akan menyuruh harus bisa, tapi lebih mengajak kerjasama.

168
Komponen Indikator Pertanyaan

Nilai integritas dan etika 1. Bagaimana sistem absensi di PT. Mido Indonesia? Sistem absensi melalui MyTrisula.
2. Apakah sistem tersebut efektif? Apa pernah terjadi tindakan karyawan yang tidak berlaku
jujur dalam menggunakan jam bekerja? Sangat efektif. Cukup buka aplikasi dan absen.

Komitmen pada Kompetensi 1. Apa yang menjadi pertimbangan Ibu/Bapak mengajukan seorang karyawan naik jabatan
FICO? Bertekad kuat, kerjanya benar, mudah untuk belajar, dan nurut apabila diberi
perintah. Saya mengutamakan seseorang yang memiliki tekad bekerja yang kuat.
Memang, seseorang bekerja yang dicari pasti uang, tapi uang dicari dengan adanya tekad
bekerja yang kuat. Kalau tidak bekerja keras, otomatis dia akan stuck disitu saja. Maka
dengan itu caranya adalah mengupgrade dirinya.
2. Apa yang Ibu maksud karyawan yang susah nurut? Misalnya ada karakter yang saya
pernah hadapi, saya beri rekomendasi untuk menggunakan software A saja biar terbantu,
tapi dia justru menolak untuk mencoba karena merasa sudah nyaman dengan
menggunakan teknik penginputan yang lama. Padahal ada cara yang lebih efisiensi untuk
mempercepat closing. Tapi karyawan tersebut ingin ikuti cara yang lalu.
3. Apakah rekrutmen karyawan baru berasal dari karyawan internal yang pernah bekerja di
PT. Mido Indonesia? Bisa keduanya. Karena manajer accounting and finance
memberikan kebebasan di saya untuk memilihnya.
4. Mana yang Ibu lebih suka, karyawan dari eksternal atau dari internal? Saya lebih memilih
karyawan eksternal, karena mereka biasanya lebih giat bekerja dan memang sedang
mencari pekerjaan. Dia nggak akan memilih pekerjaan.
5. Apa saja persyaratan masuk ke PT. Mido Indonesia? Langkah apa saja yang Bapak/ibu
lewati? Menurut klasifikasi pertama ijazah, kedua adalah tahu standar akuntansi
(diserahkan melalui tes tertulis).
6. Apakah di FICO memiliki persyaratan harus menempuh minimal pendidikan tertentu?
Untuk saat ini S1.

169
Komponen Indikator Pertanyaan

Partisipasi dewan direksi 1. Seberapa sering direksi datang ke kantor dan departemen FICO? Sangat sering, hampir
dan komite audit setiap hari. Manajer accounting and finance dan direktur keuangan malah tahu karakter-
karakter kita se-departemen.
2. Apa yang dicek dan dibicarakan? Karena kita semua sudah kekeluargaan, direksi
biasanya cek pekerjaan sudah sampai mana, sudah closing atau belum. Sekarang yang
lagi booming kan cuti bersama, beliau mengingatkan siapa yang mau cuti dan
menyarankan jangan sampai semuanya ikut cuti secara bersamaan.
3. Seberapa sering tim audit internal datang ke kantor dan departemen FICO? Sering sekali.
Kebetulan auditor internal berasal dari FICO juga.
4. Apa yang dicek dan dibicarakan? Berhubungan dengan audit internal dan eksternal.

Struktur organisasi 1. Apa status karyawan di departemen FICO pekerja full-time semua? Ya, semua sudah full-
time.
2. Apa saja posisi yang ada di departemen FICO? Admin, account receivable, tax, finance,
dan accounting sekaligus account payable.
3. Apakah nama-nama karyawan di struktur organisasi di departemen FICO selalu di
update? Siapa yang bertanggung jawab mengupdatenya? Kebetulan masih sama.
Departemen FICO itu turnovernya sedikit, makanya jarang sekali karyawan yang
mengundurkan diri.
4. Apa alasan karyawan di departemen FICO tidak lanjut bekerja di PT. Mido Indonesia?
Kalaupun tidak bekerja lagi karena sudah waktunya pensiun. Atau kalau perempuan
biasanya ingin fokus berkeluarga.

Kebijakan dan praktek 1. Apa sistem training ketika Bapak/Ibu naik dan masuk ke departemen FICO? Kalau sistem
sumber daya manusia training itu dari Trisula langsung. Tapi ada juga penilaian dari HC dan direktur keuangan.
2. Adakah training skill baru yang diberikan bagi karyawan di departemen FICO? Kalau
untuk anak baru belum, karena untuk mengikuti training ada kategorinya. Misalkan

170
Komponen Indikator Pertanyaan

menurut manajemen butuh, ya akan diberikan. Tapi kalau anak baru tersebut bisa
diajarkan dari kita, ya tidak perlu. Tapi ada training secara umum, seperti pengembangan
diri, pola pikir, dll.
3. Adakah sistem bonus bagi karyawan di departemen logistik? Di departemen kami
sistemnya BSC (balance score card), tergantung dari performa departemen.
4. Apakah departemen FICO sering lembur? Jarang sekali, tapi paling closing tanggal 1-5
dan Lebaran. Lembur juga tidak pernah lebih dari jam 9 malam.
5. Berapa lama periode notifikasi untuk karyawan yang ingin mengundurkan diri? 30 hari.

Penilaian Penentuan stock opname 1. Berapa banyak stock opname barang dilakukan? Dua kali setahun. Stock opname ada
resiko secara berkala audit eksternal dan internal. Kalau eksternal jalan semuanya, kegiatannya menghitung
stok dibagi per kelompok. Benar-benar spesifikasi semuanya harus di cek dan semuanya
anggota FICO harus turun ke lapangan. Tapi stock opname yang ada di retail atau
departemen store, itu merupakan tugas IC. Jadinya FICO berkoordinasi dengan IC. IC
sangat membantu dibagian inventory, jadinya kita tidak rangkap tugas. Sedangkan audit
internal lebih meminta sampling dokumen yang lebih ke arah material (transaksi). Pihak
IC juga yang akan membantu freeze data ketika sedang stock opname, supaya data
persediaan tidak terus bergerak.
2. Stock opname pihak internal, apa yang menjadi acuan Bapak/Ibu untuk mencocokkan
persediaan dengan sistem yang ada? Kalau untuk persediaan, audit internal sudah
berkoordinasi dengan koordinator gudang, sedangkan data yang kita dapatkan dari IC,
dan FICO membantu menghitung inventory dari segi penerimaan dan pengeluaran kas.

Aktivitas Pemisahan tugas yang 1. Apakah akan ada posisi tambahan posisi dalam departemen FICO dalam waktu dekat?
Pengendalian memadai Tidak ada, karena sudah cukup.
2. Apakah pekerjaan Bapak/Ibu telah efektif? Sudah cukup efektif.
3. Apakah masih memerlukan asisten? Tidak perlu lagi, sudah cukup.

171
Komponen Indikator Pertanyaan

Otorisasi transaksi bisnis 1. Apakah Ibu bertanggung jawab tanda tangan pada setiap pergerakan transaksi? Bukan
yang tepat saya yang menandatangani, tapi pihak manajer dan direksi keuangan, serta korporat jika
benar-benar diterima.
2. Apakah ada revisi yang di balikin lagi ke departemen FICO? Ada, tapi dari manajer.
Misalnya setelah report terdapat kesalahan COA (chart of accounts), biaya bulan lalu
sekarang jadi ada, karena atasan tidak pegang voucher transaksi dan jumlah penambahan
aset per bulan. Dengan adanya revisi itu merupakan tugas saya untuk mengomunikasikan.
3. Apakah ada SOP setiap adanya transaksi pengesahan pengeluaran dan penerimaan barang
dagang? Pasti ada.
4. Siapa saja yang berhak untuk mengesahkan otorisasi tersebut? Manajer dan direksi
keuangan.
5. Kepada siapa Bapak/Ibu melaporkan laporan keuangan yang telah disusun? Kepada
manajer dan direksi keuangan.

Penyimpanan dokumen dan 1. Bagaimana desain dokumen di dalam departemen FICO? Dokumen di FICO sangat
pencatatan yang memadai banyak, yang disimpan harus 10 tahun, dan dokumen tax harus minimal 5 tahun.
2. Apakah pencatatan dan penyimpanan dokumen dua brand (Jack Nicklaus dan JOBB)
disamakan? Dibedakan antara dua brand sesuai dengan tahun.

Pengendalian fisik aset dan Seberapa sering departemen FICO melakukan pembersihan dokumen-dokumen gudang? Di
pencatatan pergerakan departemen kita jarang bersih-bersih dokumen, Mbak. Tapi kita sudah menaruh dokumen
persediaan barang dagang secara berurut, jadi ketika ada audit minta vouching kita sudah siap dan tahu dimana
letaknya.

Peninjauan ulang atas 1. Adakah target pencapaian di departemen FICO untuk tahun ini? Aku lebih fokus ke
kinerja kinerja tim saya. Setiap individu punya rasa tanggung jawab atas pekerjaannya. Setiap
orang pasti berbeda, ada yang rapih ada yang tidak. Orang yang rapi maksudnya setelah
dia bekerja, dia tahu pekerjaan filing. Sedangkan ada beberapa yang tidak menyegerakan

172
Komponen Indikator Pertanyaan

filing, jadinya menumpuk dan riskan hilang dokumennya.


2. Apakah target tersebut masih berjalan dengan target yang telah dibuat? Ada yang sesuai
arah, ada yang tidak sesuai perkiraan saya.
3. Adakah misi dari Bapak/Ibu merasa sejahtera bekerja di PT. Mido Indonesia? Saya dapat
katakan Trisula Group mengutamakan kesejahteraan karyawannya. Secara gaji di
perusahaan tidak setinggi perusahaan ini, jadi menurut saya sudah cukup. Sudah sesuai
kadar pekerjaannya. Jadi kalau dari kesejahteraan sudah cukup, sesuai dengan hak dan
kewajiban mereka.
4. Apakah Bapak sudah puas dengan sistem rekrutmen saat ini? Perlukah perbaikan? Rata-
rata dari departemen saya sudah cukup puas. Karena sudah sesuai dengan klasifikasi-
klasifikasi syarat masuk ke departemen kami.

Informasi dan Sistem informasi dan 1. Bagaimana sistem menjaga dokumen-dokumen hardware? Apakah memiliki brankas dan
Komunikasi komunikasi akuntansi dan backup tertentu? Ada ruangan di basement yang menyimpan dokumen-dokumen 5 hingga
keuangan 10 tahun lalu. Jika lebih dari 10 tahun kita akan bakar.
2. Sistem apa yang digunakan untuk menjaga program dan file-file data? Ada tim IT yang
maintenance program. Kalau ada maintenance biasanya dikabarkan ke kami, kemudian
kita mematikan program-program dulu. Kalau pemeliharaan dari sisi admin, per bulan
selalu ada biasanya didorong dari sistem POS yang ada di counter ke dalam program kita,
hal ini dilakukan setiap closing.
3. Pernahkah terganggu pekerjaan apabila sedang ada perbaikan? Kalau untuk upgrade
program tidak terganggu, karena Dynamics AX langsung tersimpan secara otomatis, dan i
juga akan tersimpan.
4. Seberapa sering terdapat perbaikan dari pihak departemen IT untuk menjaga software?
Jarang sekali.
5. Kepada siapa order penjualan, perintah pengiriman, pembuatan faktur/penagihan disusun
dan dapat dilihat? Kepada manajer FICO dan direksi keuangan.

173
Komponen Indikator Pertanyaan

6. Apakah pernah pengembalian barang yang disebabkan karena barang tidak sesuai dengan
PO? Pasti pernah. Jadi MD membuat desain baju langsung ke brand, kemudian MD buka
PO dan memilih garmen. Misalkan MD ada order 1000 pcs, kemudian pihak gudang akan
mengecek melalui BPB (bukti penerimaan barang) yang diserahkan ke FICO. Setelah
datang ke FICO, garmen akan mengirim invoice ke kita. Ternyata yang datang ada 99,
tetapi tagihan garmen ada 100. Disitulah tugas AP untuk follow-up ke garmen. Kalau
kurang barang yang dikirim, kalau kelebihan kita retur atau kita tambah menjadi invoice
lagi. Kecuali kalau barang cacat tidak kita toleransi.
7. Apakah sering cacat barang? Sangat jarang.

Pengawasan 1. Apakah Bapak/Ibu terlibat dalam memantau pelaksanaan sistem pengendalian internal
dan prosedur penerimaan kas dari penjualan tunai? Ya, benar. Untuk penerimaan kas dari
Pemantauan toko online biasanya SPG yang transfer setiap hari. Misal transaksi tanggal 1, SPG akan
transfer tanggal 2 dan ada bonnya. Department store, menggunakan sistem konsinyasi.
Jadi tim admin FICO akan mencocokkan sistem POS (point of sale) dari Sales Admin
yang sudah memasukkannya ke dalam sistem, kemudian admin akan mencocokkan data
dari vendor. Kalau sudah sama akan kita buat tagihan. Kalau direct sales customer
berhubungan dengan marketing direct sales. Dibeli berapa atas pembelian kemudian
customer transfer. Kemudian pihak marketing akan memberikan bukti pengiriman ke
FICO. Kemudian direkam koran akan dispesifikasi tiga di atas. Kalau bazar diserahkan
kepada FICO, hasil penjualan dikasih keterangan.
2. Apakah pernah berjalan keempat projek di atas? Lebaran ini yang akan datang. Maka
dengan itu admin FICO tidak bisa ambil libur lebaran jika di awal bulan.
3. Jika ya, apakah Bapak/Ibu rajin melakukan evaluasi tersebut? Iya, FICO pasti sudah
harus kumpulkan data dari admin. Seperti omzet masing-masing projek berapa, terutama
dari dept. store kemudian dimasukkan ke cash flow. Kalau kita telat satu hari, misalkan
dept. store harusnya bayar sebulan, jadinya mundur dua bulan. Inilah yang menjadi

174
Komponen Indikator Pertanyaan

tantangan FICO untuk minta kepada dept. store. Resikonya nanti gajian mundur.
4. Apakah pernah terjadi audit dadakan? Tidak pernah, selalu dikabarkan.

Sistem Pencatatan persediaan 1. Metode pencatatan persediaan apa yang digunakan oleh PT. Mido Indonesia? FIFO, kita
Informasi menghitung barang yang masuk dulu.
Akuntansi 2. Mengapa memilih metode pencatatan tersebut? Karena barang yang masuk harus dihitung
dan dipergunakan dahulu, jadi lebih cepat habis.
3. Perangkat lunak akuntansi apa yang digunakan oleh PT. Mido Indonesia? Microsoft
Dynamic AX saja.
4. Siapa yang melakukan pengelolaan atas pengeluaran dan penerimaan persediaan? Pihak
yang mengelola barang masuk dan keluar dari pihak IC. FICO tahu total barang yang
masuk. Jadi kita tidak harus mengecek barang masuk keluar lagi, jadi lebih rapi.
5. Terima barang di toko pertama dari IC membuat TO, kemudian FICO kirim barang dari
gudang kita ke toko. Kemudian SPG menerima barang, dan IC menambah jumlah stok
yang baru datang di toko tersebut.

Pengadaan persediaan 1. Siapa saja pihak yang mengolah dokumen-dokumen dalam penerimaan persediaan
(transaksi keluar) barang? Pihak IC. FICO hanya mengolah pembukuan.
2. Apakah pernah terjadi perbedaan pendapat antara MP, MD, dan finance terkait dalam
membelanjakan persediaan? Pasti ada. Karena setiap brand memiliki budget, jadi brand
akan melihat lagi. FICO akan lapornya ke direkrut, sedangkan direktur sudah percaya ke
brand manager. Tapi brand juga sudah tahu estimasi itu semua karena sudah termasuk
KPI mereka.

Pengeluaran persediaan 1. Siapa pihak yang melakukan penerbitan dokumen penjualan dalam pembukuan
barang dagang (penerimaan persediaan? Pembukuan FICO, tapi untuk mutasi IC. IC dari awal sampai persediaan
transaksi) bersih merupakan tanggung jawab mereka.
2. Siapa yang melakukan pengawasan pengarsipan di bagian keuangan? Tergantung

175
Komponen Indikator Pertanyaan

tanggung jawab. Kalau pegang BBK dan outgoing dia harus filing itu. Uang keluar
sendiri, uang masuk sendiri.
3. Apakah pernah terjadi perbedaan pendapat antara MP, MD, dan finance terkait dalam
memperjualbelikan persediaan barang?
4. Apakah pernah terdapat kesalahan pencatatan sehingga menyebabkan selisih stok,
sehingga dokumen banyak koreksi ketika adanya untuk pemeriksaan dan pajak dan audit?
Kita tidak pernah, karena sudah ada di sistem yang diserahkan dari pihak gudang dan IC.
Gudang Biasanya sama apa yang diterima gudang dengan apa yang di invoice sama.
Karena sistemnya berintegrasi. Mulai dari PO, gudang input barang masuk dan
terintegrasi ke PO, jadi FICO sudah melihat hasil input gudang dan kita invoice selalu
sesuai.

176
Departemen Data Analyst
Merchandise Planner: Sigit Febrianto

Komponen Indikator Pertanyaan

Lingkungan Falsafah dan Gaya Operasi 1. Apa yang diutamakan dari seorang pekerja? Pertama, tingkat kreativitas karena di PT.
Pengendalian Mido Indonesia di departemen logistik sistemnya rolling, jadi semuanya harus bersifat
kreatif dalam mengerjakan tugas masing-masing. Kalau dia kreatif, maksudnya banyak
inisiatif, otomatis dia akan bertambah skillnya. Kedua, kedisiplinan.
2. Apa yang membuat karyawan mengenal dan solid satu sama lain? Di sini kita solid
banget. Waktu saya pertama kali masuk, lingkungan kerja memang sudah membaur dan
suka bercanda satu sama lain, sehingga semuanya terasa keluarga dan tidak canggung,
dan tidak ada senioritas. Tapi, mungkin canggung 5 sampai dua minggu saja karena
masih belum hafal dengan karyawan satu sama lain.
3. Apa materi dalam morning briefing? Morning briefing setiap hari Rabu dan Jum’at. Tapi
dikurangi menjadi hari Rabu saja. Morning briefing diperuntukkan buat membicarakan
project satu minggu kedepan dan evaluasi satu minggu kedepan juga. Di sana semua
karyawan perlu mengeluarkan keluhan-keluhan dan masukan-masukan satu sama lain.
Misal loading complaint kepada tim packing untuk mempercepat agar tim loading tidak
kirim terlalu malam. Jadi Bapak Agus Setiawan lebih menekankan semua karyawan di
departemen logistik bisa kerjain tugas semua.
4. Pernahkan terdapat karyawan yang sulit untuk terbuka untuk berkomunikasi sehingga
menghambat tujuan perusahaan? Ada. Biasanya tidak banyak. Kasusnya, dulu pernah
bawahan saya fresh graduates dan belum memiliki pengalaman satu sama lain. Misal,
kalau kerjaan kita lagi padat, seharusnya kan setiap tugas mengisi satu sama lain dan
diharuskan bergerak cepat. Sedangkan anak seperti itu tidak mensupport kita tapi tanpa
ada omongan apa (kalau dia keteteran). Apalagi, anak tersebut nggak mau bergaul, misal
kalau makan siang pulang ke rumah, bukannya gabung dengan yang lain. Tapi biasanya
anak seperti itu tidak bertahan lama dan atas kesadaran sendiri mengundurkan diri,

177
Komponen Indikator Pertanyaan

biasanya satu bulan saja bertahan.

Nilai integritas dan etika 1. Bagaimana sistem absensi di PT. Mido Indonesia? Saya dulu kontrak masih
menggunakan sistem absen jam. Kalau sekarang sudah menjadi full-time, jadi dengan
absen melalui software online, namanya MyTrisula.
2. Apa pernah terjadi tindakan karyawan yang tidak berlaku jujur dalam menggunakan jam
bekerja? Tidak pernah. Bahkan ketika masih menggunakan absen jam, dapat terlihat
kalau karyawan tersebut hadir atau tidak. Dan terlihat juga jam kerja dan tanggal
kerjanya.

Komitmen pada Kompetensi 1. Apa saja persyaratan masuk ke PT. Mido Indonesia? Langkah apa saja yang Bapak
lewati? Ijazah, wawancara, dan tes psikotes.
2. Apa minimum pendidikan untuk dapat bekerja di PT. Mido Indonesia? Kalau di
departemen logistik minimum SMA sederajat. Bahkan di departemen saya ini, data
analyst boleh minimum SMA asalkan sudah bekerja dimulai dari departemen logistik.
3. Apakah ada karyawan memiliki pendidikan Strata 1 dan masuk menjadi departemen
analyst? Ada, karyawan seperti itu juga melalui tes tambahan berupa tes studi kasus dari
HRD dan coordinator departemen data analyst, karena lebih dianggap kualifikasi dengan
ijazahnya.
4. Apakah kemampuan karyawan pendidikan Strata 1 yang tanpa pengalaman di departemen
logistik PT. Mido Indonesia dengan karyawan berpendidikan minimum SMA namun
sudah memiliki banyak pengalaman? Beda jauh sekali. Karyawan yang langsung masuk
dengan jabatan tinggi hanya tahu ‘kulitnya’ saja. Karyawan yang berpengalaman tahu
lebih dalam, misal ada satu kendala seperti menemukan stok yang berbeda, mereka tahu
cara investigasi masalah dari berbagai belah pihak. Di training sistem berupa formula
excel, pengolahan data.

178
Komponen Indikator Pertanyaan

Partisipasi dewan direksi 1. Seberapa sering direksi datang ke kantor dan departemen-departemen? Nggak terlalu
dan komite audit sering. Sebulan sekali.
2. Apa yang di cek oleh direksi? Beliau menanyakan secara garis besarnya saja. Biasanya
yang beliau tanyakan: target berapa persen penjualan di bulan ini. Atau ketika sedang ada
meeting antara brand JOBB dan GM, biasanya direksi memberi pernyataan, ‘usahakan
bulan ini tembus sekian persen, ya’. Jadi, untuk masalah kinerja karyawan tidak pernah di
cek.
3. Adakah tim audit internal di PT. Mido Indonesia? Ada, Bapak Dodo.

Struktur organisasi 1. Berapa jumlah karyawan di tim Bapak? Ada 2, saya sebagai MP junior dan Pak Endang
sebagai leader MP.
2. Apakah di departemen ini karyawan tetap semua? Ya, di data analyst karyawan tetap
semua.
3. Apakah alasan karyawan freelance tersebut tidak lanjut bekerja di PT. Mido Indonesia?
Kalau saya perhatikan, karena karyawan tersebut cuma merasa nyaman di satu divisi aja.
Misal, di logistik kan ada loading, offline, online dan semuanya harus juga dipelajari dan
memang di rolling. Biasanya karyawan tersebut gak nyaman dengan sistem rolling.
4. Bagaimana sistemnya apabila ada karyawan yang ingin mengundurkan diri (resignation)?

Kebijakan dan praktek 1. Apa yang menjadi pertimbangan atasan Bapak sebelumnya mengajukan Bapak menjadi
sumber daya manusia MP? Biasanya itu dari atas kita. Pertama dari coordinator gudang mengajukan ke GM.
Setelah didiskusikan mereka berdua, diajukan ke HRD.
2. Apa sistem training ketika Bapak naik dan masuk ke departemen ini? Kalau menjadi
leader di dalam departemen logistik tidak ada training, tapi langsung saja diberikan
perlahan. Kemudian waktu ketika saya diangkat menjadi MP, karena sistem bekerjanya
tidak hanya dari pihak internal, saya diajarkan oleh Leader MP.
3. Adakah pelatihan/training bagi karyawan baru? Kalau di departemen logistik dan retail,

179
Komponen Indikator Pertanyaan

training secara resmi tidak ada, melainkan didapatkan dari karyawan senior secara
langsung. Tapi di departemen data analyst ada, pada waktu itu saya diajarkan oleh Bapak
Endang, yang saat ini menjadi Leader MP.
4. Siapa yang melakukan training dan bagaimana prakteknya? Mereka diajarkan oleh
sesama karyawan, tapi yang lebih senior.
5. Adakah sistem bonus bagi karyawan di departemen logistik? Bonus lembur tidak ada.
Saya di MP sampai jam setengah 7, tapi waktu pandemi ada bonus berupa chat and shop,
siapapun yang berhasil menjual mendapat komisi.
6. Adakah evaluasi rutin dari atasan di departemen? Apa saja yang ditekankan? Saya
evaluasi rutin dengan Leader MP per dua bulan. Misalkan leader mengajukan pertanyaan
apakah ada kendala, disitu saya mengutarakan masalah-masalahnya. biasanya berisi
analisis manual mengenai barang mana yang laku.
7. Berapa lama periode notifikasi untuk karyawan yang ingin mengundurkan diri? Di sini
notice period yang diberikan HRD selama 1 bulan.

Penilaian Pemeliharaan mutu, 1. Apa yang menjadi penilaian departemen Bapak untuk memilih garmen sebagai tempat
resiko penyimpanan, verifikasi, produksi? Kalau untuk memilih garmen tidak hanya dari sisi kita, tapi juga dari MD. Kita
dan pengiriman persediaan lebih mempertimbangkan apakah garmen tersebut mampu memproduksi barang dan
barang dagang mampu juga mengirimkan ke toko-toko yang sudah memesan. Tapi dari sisi MD, juga
menilai dari kualitas jahitan. Disitulah kita saling diskusi dan mengambil mana yang baik.
2. Apakah barang memiliki masa pakai? Di sini namanya bukan masa pakai, tapi aging
(umur barang). Barang dari pertama kita keluarin hingga sampai 720 hari. Jika lebih dari
720 hari, tidak boleh ditaruh di toko dan gudang, tapi harus masuk ke bazar dan event.
3. Berapa sering membuka bazar dan event? Biasanya rata-rata dua bulan sekali. Tapi
tergantung mallnya sedang melalui season apa. Biasanya lama bazaar paling lama 1
bulan.
4. Apakah pernah mengirimkan email terkait pengadaan barang lebih cepat dari H-3 dari

180
Komponen Indikator Pertanyaan

jadwal pengiriman? Pernah, misal sekarang diinfokan, besok harus segera kirim. Jadi,
gudang fleksibel, terutama barang yang sudah lama di gudang. Kalau untuk urgent seperti
untuk bazar, biasanya malamnya ada info, paginya langsung dikerjakan. Karena ada
interupsi dari marketing dan brand. MP kirim email info ke coordinator dan admin
logistik.
5. Apakah pernah barang fisik yang tidak sesuai dengan dokumen surat jalan tetap
ditemukan ketika di scan? Jika pernah, bagaimana track barang atau surat tersebut? Ada,
kebanyakan retur antar toko. Jadi, dari toko A dialihkan ke toko A, sekarang SA/SPG
bisa membuat dokumen yang diotorisasi oleh MP. Jadi, MP sudah tahu nomor booking
TO, tapi ketika dikirim ke toko A, kok adanya size ini. Jadi, kalau ada kasus begini, kita
ubah TO pembalik dan pembenar.

Penentuan stock opname 1. Berapa banyak stock opname barang dilakukan? Sekali dalam setahun.
secara berkala 2. Stock opname pihak internal, apa yang menjadi acuan Bapak untuk mencocokkan
persediaan dengan sistem yang ada? Dari tim MP lebih fokus ke kategori barang: barang
yang rusak dan barang mana yang memiliki penjualan yang tinggi. Jika MP sedang tidak
ada pekerjaan, tugas kita juga melakukan visit ke toko-toko dan cek barang dengan
berkoordinasi dengan SPG. Di sana kita melihat barang mana yang potensial dan non-
potensial buat dijadikan plan bulan depan.

Mitigasi ancaman pesaing, 1. Setiap perusahaan pasti memiliki kompetitor, bagaimana cara PT. Mido Indonesia
anomali permintaan pasar, memelihara agar barang tetap berbeda dan kualitas yang bagus? Jadi kita selalu menerima
antisipasi situasi politik dan update dari pihak marketing berupa: jenis kompetitor, barang produksi kompetitor,
ekonomi kompetitor sedang diskon apa. Dari informasi ini kami departemen data analyst jadi
terpacu untuk juga membandingkan secara natural brand yang juga menghasilkan produk
yang cukup sama dengan JOBB dan Jack Nicklaus. Kalau dari kualitas dinilai dari pihak
MD.

181
Komponen Indikator Pertanyaan

2. Pernahkah sejauh ini terdapat report dari kompetitor terdapat kesamaan produk? Justru
ada brand yang meniru kita secara bahannya. Namanya bahan bisa didapatkan dimana-
mana.
3. Apakah Bapak melihat kondisi permintaan pasar? Kalau untuk ke traffic merupakan tugas
marketing. Marketing yang biasa keliling yang mengabarkan ke MP karna mereka
langsung ke lapangan ke dept. store seluruh Indonesia.
4. Pihak mana saja yang berhubungan langsung dengan departemen Bapak? IC, MD, SPG,
garmen.
5. Apakah hasil report dari data analyst dan inventory control selalu dilaporkan kepada
pihak direksi? Berupa apa? Iya, kalau dari IC menarik sales kemudian infokan melalui
email langsung ke direksi.
6. Pernahkan permintaan turun drastis? Pernah, 2 tahun awal COVID-19. Pada saat itu kerja
di rolling. Dua hari bekerja di kantor, sisanya di rumah.
7. Bagaimana taktik MP untuk tetap mempertahankan penjualan? Dulu pada saat itu ada
sistem Chat and Shop yang dibentuk dalam grup WhatsApp. Marketing menawarkan
karyawan ditawarkan untuk berjualan. Karena mall tutup semua. Di gudang hanya ada
dua orang yang masuk. Tapi saat ini Chat and Shop sudah tidak berjalan, lebih diperkuat
di penjualan online.
8. Apakah PT. Mido Indonesia sudah siap dalam melakukan penjualan online ketika wabah
COVID-19 melanda? Menurut saya sudah, karena rata-rata customer JOBB dan Jack
Nicklaus merupakan pembeli yang sudah pernah beli produk kita. Apalagi dengan kita
membuka layanan penjualan online lebih luas, customer lebih terbantu. Bahkan juga
marketing lebih terbantu lagi.
9. Sekitar usia berapa peminat JOBB dan Jack Nicklaus? Sekitar 20-50 tahun.

Aktivitas Pemisahan tugas yang Apakah pernah mengalami tambahan posisi dalam departemen data analyst baru-baru ini?
Kalau tahun ini tidak ada. Sudah efektif.

182
Komponen Indikator Pertanyaan

Pengendalian memadai

Otorisasi transaksi bisnis 1. Apakah ada SOP setiap adanya transaksi di departemen MP? Ada. MP juga membuat
yang tepat deadline tertentu kepada tim eksternal, seperti garmen. Kami kasih waktu 1 minggu dari
turunnya PO.
2. Apakah ada persetujuan dari pihak direktur segala sesuatu dari pergerakan bisnis? Pasti,
Mbak.
3. Pernahkah nomor TO tidak sesuai dengan barang? Apakah kalian harus menunggu
dibutakan kembali dari pihak departemen? Pernah, pasti. Tapi dari gudang hampir tidak
pernah salah. Lebih banyak terjadi kesalahan di toko maneuver, yang dibuat langsung
dari SPG. Karena mereka lebih mudah menghafal nama daripada artikel. Setiap SPG
belum tentu hafal semua artikel yang berisikan kode (nama brand, kategori, kode
produksi, acara, warna). Jadinya, SPG kadang suka riskan menginput.

Penyimpanan dokumen dan 1. Bagaimana desain dokumen yang dipegang oleh departemen (shipping mark, TO, PO)?
pencatatan yang memadai Kalau di MP kita tidak banyak menyimpan dokumen. Tapi lebih ke registrasi TO dalam
bentuk softcopy. Karena kita tidak punya kode counter, yang menyimpan TO yang
memiliki akses kode counter, yaitu gudang.
2. Apakah pencatatan dan penyimpanan dokumen dua brand (Jack Nicklaus dan JOBB)
disamakan? Pasti dipisah, Mbak.

Pengendalian fisik aset dan Seberapa sering departemen logistik melakukan pembersihan dokumen-dokumen gudang?
pencatatan pergerakan Setiap Jum’at ada Jumsih. Di ruang lingkup meja masing-masing saja kalau di MP harus
persediaan barang dagang membersihkan.

Peninjauan ulang atas 1. Adakah target pencapaian penjualan tahun sebelumnya sesuai dengan target yang dibuat
pada raker awal tahun? Ada. Malah tahun ini ditargetkan dua kali lipat, karena sudah

183
Komponen Indikator Pertanyaan

kinerja mulai turun pandemi. Apalagi kami juga melihat pasar belanja di Indonesia sudah mulai
dibebaskan.
2. Apakah diadakan awal tahun? Tidak hanya setiap tahun, tapi setiap awal bulan. Antara
marketing, direksi, dan owner (corporate meeting).
3. Apa target kinerja karyawan departemen data analyst? Biasanya yang di analisis:
pergerakan barang, penjualan, penempatan alokasi ke toko-toko/department store.
4. Apakah target tersebut telah sesuai dengan target yang telah dibuat? Masih sesuai
Alhamdulillah.
5. Adakah karyawan yang akan diangkat jabatan dalam waktu dekat? Tidak ada.
6. Apakah Bapak sudah merasa sejahtera dan pengembangan karir di PT. Mido? Kalau gaji
kita sudah diporsi sesuai kapasitas seperti apa, skill seperti apa. Untuk gaji menurut saya
sudah sejahtera. Untuk lingkungan juga sangat mendukung sekali di sini. Apalagi
karyawannya juga kekeluargaan sekali. Saya di departemen termasuk paling muda juga
tidak ditempatkan sebagai junior, tapi sebagai sesama karyawan.
7. Apakah Bapak sudah puas dengan sistem rekrutmen saat ini? Perlukah perbaikan? Saya
merasa puas. Karena sudah cukup adil. Kadang atasan juga aware terhadap karyawan
yang baru.

Informasi dan Sistem informasi dan 1. Bagaimana sistem menjaga dokumen-dokumen hardware seperti PO, TO, surat jalan, dll?
Komunikasi komunikasi penerimaan Kalau software kita pegang AX, Excel, RSCM (integrasi SPG dengan MP untuk
barang (transaksi keluar) membuat TO, input sales, menerima barang), dan Retailware (SO).
2. Sistem apa yang digunakan untuk menjaga program dan file-file data? Kami ada tim IT
sendiri.
3. Seberapa sering terdapat perbaikan dari pihak departemen IT untuk menjaga software?
Jarang sih kalau perbaikan.
4. Apa sistem komunikasi yang digunakan di dalam PT. Mido Indonesia? Menggunakan
WhatsApp dan email.

184
Komponen Indikator Pertanyaan

5. Apakah Bapak masih menerima pesan terkait pekerjaan di luar jam kerja? Kalau
sepanjang pekerjaan saya terima saja ya, karena merupakan tanggung jawab saja.
6. Pernahkah listrik dan internet mati secara tiba-tiba? Terganggu pekerjaan apabila sedang
ada perbaikan? Pernah, tapi karena kita sudah terbiasa pegang Excel, kita terbiasa
menyimpan setiap mengubah data.
7. Berdasarkan wawancara dengan karyawan sebelumnya, saya perhatikan PT. Mido
Indonesia menggunakan software untuk pengolahan data Microsoft Excel, Dynamics AX,
dan Retailware secara primer. Apakah efektif menggunakan software tersebut sebagai
sarana menyimpan data softcopy? Menurut saya efektif. Karena, misal saya sebagai MP
sedang berkunjung ke toko dan menampung dan mengolah data di Microsoft Excel yang
tidak mengharuskan ada internet. Kedua, rumus yang ada di Spreadsheet banyak yang
berbeda dengan formula yang ada di Excel. Namun Microsoft Excel memerlukan
pengulangan ‘save’ secara berulang dan tidak dapat diubah oleh pihak manapun apabila
Bapak sedang menampung list data dari para SPG.
8. Apakah pekerjaan berulang seperti itu efektif? Sebenarnya kalau dilihat dari sisi itu
sangat tidak efektif. Tapi, baru-baru ini saya sudah mulai perlahan menjalankan ide baru
untuk menaruh sales order di Spreadsheet. Karena tim marketing/supervisor kan juga
akan selalu butuh informasi stok, dan mereka tidak mungkin keliling ke ratusan
toko/department store untuk cek stok. Disitulah saya membuat beberapa kolom dalam
bentuk Spreadsheet berisikan data-data stok yang telah saya kumpulkan dari SPG.
Spreadsheet tersebut saya masukkan dan sharing ke semua supervisor/marketing sehingga
mereka juga dapat mengecek stok melalui handphone, dan apabila saya membuat
perubahan (biasanya 2 hari sekali), mereka juga bisa melihat ulang. Jadi, mereka bisa
melihat stok se-nasional. Dari hasil review mereka ke saya, mereka merasa terbantu
sekali dengan ide ini. Bagi saya pribadi, merasa efisien. Kalau ada yang mudah mengapa
harus menggunakan yang susah. Contoh kasus kedua, ada approve TO, dari Bapak
Endang SPG seluruh Indonesia wajib approve PO. Berarti ada ratusan toko dan ratusan

185
Komponen Indikator Pertanyaan

SPG. Saya tidak mungkin mengontak satu per satu. Jadinya saya ambil ide dengan
menggunakan Google Formulir untuk mengisi toko apa, tujuan kemana, nomor booking
apa. Jadi setelah terkumpul bisa langsung rekap ke Excel. Review dari teman-teman
SPG/SA dan supervisor sangat membantu.

Sistem informasi dan 1. Adakah bukti pengeluaran barang dari gudang seperti dokumen atau memo? Berupa PO.
komunikasi pengeluaran 2. Pernahkah terjadi miskomunikasi dengan pihak eksternal (garmen) dan logistik?
barang (transaksi masuk) Biasanya dalam hal apa? Pasti sering. Yang harus dikerjakan hari ini, tapi dikerjakan
nanti hingga menjadi lupa. Itu biasanya yang menjadi miskomunikasi.

Pengawasan 1. Apakah Bapak terlibat dalam memantau pelaksanaan sistem pengendalian internal
dan prosedur penerimaan kas dari penjualan tunai? Ya, pasti. Itu semua sudah diolah oleh
Pemantauan admin logistik yang saya terima melalui AX. Setiap hari kita pantau.
2. Apakah pernah terjadi audit dadakan? Pernah. Tapi dalam bentuk sampling saja, seperti
cek stok. Apakah artikel sizenya lengkap atau tidak.

186
Departemen Merchandise Design
Merchandise Designer: Titik

Komponen Indikator Pertanyaan

Lingkungan Falsafah dan Gaya Operasi 1. Apa yang Bapak/Ibu utamakan dari seorang pekerja? Kalau dari karyawan di departemen
Pengendalian saya utamakan ketelitian, integritas, dan komunikasi. Karena departemen ini harus
mengutamakan kualitas.
2. Apa yang membuat karyawan mengenal dan solid satu sama lain? Pekerjaan kita berupa
teamwork yang mewajibkan komunikasi.
3. Apa teknik pendekatan Bapak/Ibu kepada karyawan di bawah pimpinan Bapak/Ibu?
4. Pernahkan terdapat karyawan yang sulit untuk terbuka untuk berkomunikasi sehingga
menghambat tujuan perusahaan?

Nilai integritas dan etika 1. Bagaimana sistem absensi di PT. Mido Indonesia? Melalui Trisula, karena semua
karyawan di departemen MD pekerja full-time semua.
2. Apakah sistem tersebut efektif? Apa pernah terjadi tindakan karyawan yang tidak berlaku
jujur dalam menggunakan jam bekerja? Sangat efektif.
3. Apakah ada alat tertentu yang digunakan perusahaan dalam menjaga pakaian-pakaian di
sini secara fisik dan bukti kehadiran karyawan? Menggunakan jasa satpam saja. Karena
barang-barang di departemen MD merupakan barang sampel yang ditempatkan di dalam
kantor. Jadi ketika malam hari kantor akan aman dikunci.

Komitmen pada Kompetensi 1. Apa saja persyaratan masuk ke PT. Mido Indonesia? Langkah apa saja yang Bapak/Ibu
lewati? Dari pihak HRD ada tes gambar termasuk diberikan satu tema kemudian
bagaimana cara dia menerjemahkan arti gambarnya itu. Dari tes tersebut dapat kami lihat
kemampuan cara mengolah gambar. Lalu dari pihak kami juga melakukan interview yang
berisikan pertanyaan-pertanyaan terkait leadership skill, karena di departemen MD
tugasnya tidak hanya menggambar saja, melainkan juga analisis untuk negosiasi terhadap

187
Komponen Indikator Pertanyaan

pihak eksternal dan internal.


2. Apakah di MD memiliki persyaratan harus menempuh minimal pendidikan tertentu?
Kalau dari pihak manajemen minimal harus memegang ijazah SMK tata busana.
3. Apakah Ibu melihat portofolio hasil desain kandidat pelamar untuk menjadi pertimbangan
direkrut? Ya, hal itu menjadi nilai tambah dan besar kemungkinan kandidat dapat masuk
ke departemen MD. Tapi meskipun begitu, kita tetap memberikan tes.
4. Apakah ada kandidat karyawan yang mendaftar? Biasanya anak yang lulusan baru
memiliki idealis yang tinggi, karena secara teknis ketika mereka masih di sekolah
diajarkan bebas berekspresi. Tapi ketika masuk di perusahaan harus menggambar sesuai
dengan produk perusahaan. PT. Mido Indonesia memiliki produk berupa pakaian-pakaian
formal dan casual, jadi merupakan tugas kita untuk memberikan penjelasan dan
pengarahan kepada mereka sejak awal mereka melamar. Jika memang niat bekerja, harus
memiliki keinginan untuk mendalami apa yang telah diberikan dari perusahaan.
5. Apa yang menjadi pertimbangan Ibu/Bapak mengajukan karyawan di bawah pimpinan
naik jabatan? Peluang untuk pindah tugas besar sekali. Meskipun sekarang sangat jarang
terjadi, tapi yang menjadi pertimbangan yaitu kita melihat kemampuan dia. Apabila
karyawan tersebut misalnya memiliki kemampuan di desain grafis, akan kami ajukan
kepada divisi marketing dan HRD.

Partisipasi dewan direksi 1. Seberapa sering direksi datang ke kantor dan departemen merchandise design? Direksi
dan komite audit marketing.
2. Apa yang dibahas dan dicek oleh direksi? Biasanya yang dibahas adalah kualitas bahan
kain, sampel, delivery. Di sana kita mengupdate dan meminta arahan dari direksi
marketing, karena beliau membawahi desainer dan marketing operasional.
3. Seberapa sering internal audit datang ke kantor dan departemen merchandise design? Kita
tidak ada adit. Karena audit ke gudang, keuangan, dan marketing. Karena posisi MD
berada di tengah-tengah, belum sampai menghasilkan pelaporan hingga ke hulu. Yang

188
Komponen Indikator Pertanyaan

penting di departemen kita harus bekerja sesuai SOP saja.

Struktur organisasi 1. Apakah nama-nama karyawan di struktur organisasi masih bekerja di departemen Ibu
selalu diupdate? Ya, kalau di saya sudah tertera di dalam SOP.
2. Apakah di departemen ini karyawan tetap semua? Ya, semua karyawan tetap.
3. Apa alasan karyawan di departemen Ibu tidak lanjut bekerja di PT. Mido Indonesia?
Sejauh ini jarang sekali karyawan keluar dan masuk di departemen ini. Terakhir tahun
2020 karena pandemi COVID. Itu juga karena mengundurkan diri karena pada masa itu
departemen MD sedang dirumorkan akan dipindah ke bagian uniform. Karena masih
belum ada kejelasan, karyawan tersebut pindah.

Kebijakan dan praktek 1. Adakah pelatihan/training bagi karyawan baru di departemen merchandise design?
sumber daya manusia Training dari perusahaan ada, karena akan mendapatkan gambaran alur pekerjaan. Tapi
sepenuhnya harus sudah memiliki kemampuan dan keterampilan mendesain.
2. Siapa yang melakukan training dan bagaimana prakteknya? Training formal dari pihak
Trisula.
3. Adakah sistem bonus bagi karyawan di departemen merchandise design? Ada.
4. Bagaimana sistemnya apabila ada karyawan yang ingin mengundurkan diri (resignation)?
Berapa lama periode notifikasi untuk karyawan yang ingin mengundurkan diri?
Perusahaan memberi 1 bulan.

Penilaian Pemeliharaan mutu, 1. Bagaimana cara menjaga barang-barang sampel di sini? Bagaimana cara membedakan
resiko penyimpanan, verifikasi, tempat agar barang tidak bercampur? Masing-masing dari kita sudah hafal dan memiliki
dan pengiriman persediaan tugas masing-masing. Misalnya saya sudah memiliki tugas tahu posisi sampel jas dan
barang dagang celana. Bapak Kris memiliki tugas menjaga kemeja.
2. Apa yang menjadi landasan Ibu memilih pabrik produksi? Kualitas, time of payment, dan
harga.

189
Komponen Indikator Pertanyaan

3. Bagaimana jika kualitas yang dihasilkan garmen bagus namun harga yang dikeluarkan
harus banyak? Saat ini banyak dari garmen berasal dari Jawa Tengah. Kalau dari
penilaian MD sepanjang garmen tersebut menghasilkan kualitas jahitan yang bagus,
menyambung komunikasi yang baik akan selalu saya pertahankan.
4. Pernahkah ditolak proposal MD? Pernah. Setelah itu saya langsung cari garmen yang
lain.
5. Bagaimana mempercayakan garmen sebagai tempat produksi? Pernahkah tidak
memperpanjang? Pasti pernah. Kami biasanya membuat perjanjian kontrak untuk
menggunakan jasa mereka gelombang pertama dahulu, kemudian kami cek secara
kualitas. Apabila hasil kualitas tidak baik, kami tidak gunakan kembali jasanya. Tapi jika
kualitasnya baik, kami akan memperbarui kontrak lagi dengan garmen tersebut.
6. Apakah pernah garmen yang sudah memiliki kontrak lama dengan PT. Mido Indonesia
tapi memiliki kualitas yang menurun belakangan? Pernah, tapi jarang. Kalapun ada, kami
sosialisasikan sebagai barang reject saja. Pasti dari pihak garmen akan mengevaluasi.
7. Apa alasan yang membuat pihak garmen mengirimkan barang yang tidak sesuai? Apakah
terdapat salah input? Apa penyebab hal itu terjadi? Pernah, karena pihak garmen
terkadang membeli kain ada jumlah lebih dan kurang. Misalnya dalam 1 baju pemakaian
hanya 1,5 bahan, ternyata setelah memproduksi efisiensinya bagus, ternyata hanya dapat
menggunakan 1,3 meter. Sisa kain 0,2 meter dapat digunakan menjadi baju lagi.
8. Apakah sering terjadi? Jarang, karena pembuatan baju biasanya akurat sudah ada
ukurannya.
9. Apakah dijadikan sebagai pengembalian barang yang disebabkan karena barang tidak
sesuai dengan PO? Seringkali kami mengembalikan barang, karena PT. Mido Indonesia
dalam hal menoleransi kelebihan barang. Misal dari perjanjian maksimal kelebihan 5%,
tapi ternyata barang yang datang kelebihan 10%, jadi 5% nya kami kembalikan.
10. Dalam bentuk berita apa apabila terdapat Berita Acara ketidaksesuaian ke toko/dept.
store? Berita acara ketidaksesuaian sudah ada templatenya masing-masing, ada template

190
Komponen Indikator Pertanyaan

berupa barang tidak sesuai PO, barang reject, dll.

Penentuan stock opname 1. Berapa banyak stock opname barang dilakukan? Kalau di pihak MD berisikan barang-
secara berkala barang sampel, jadi tidak ada stock opname karena tidak menghasilkan penghasilan dari
barang-barang yang ada disini.
2. Apakah pihak MD selalu disertakan? Biasanya kami diikutsertakan scan barang ke
gudang. Tapi jarang, tergantung kebutuhan gudang.

Mitigasi ancaman pesaing, 1. Setiap perusahaan pasti memiliki kompetitor, bagaimana cara PT. Mido Indonesia
anomali permintaan pasar, memelihara agar barang tetap berbeda dan kualitas yang bagus? Untuk model sudah
antisipasi situasi politik dan mengikuti atas kualitas dari Trisula dan kita bertanggung jawab kepada brand manager
ekonomi dan direksi. Tapi disamping itu kita juga memiliki arahan dan update pasar dari
marketing. Kita juga sesekali melakukan research and development untuk keliling ke
brand yang memiliki produk yang mirip dengan produk PT. Mido Indonesia. Jadi kita
memiliki perbandingan juga memiliki gambaran nyata sehingga tidak akan menghasilkan
barang yang sama 100%.
2. Pernahkah sejauh ini terdapat report dari kompetitor terdapat kesamaan produk? Sejauh
ini tidak ada. Selalu berhasil.
3. Apakah Bapak/Ibu melihat kondisi permintaan pasar? Melalui teknik apa? Lebih ke
bagaimana kita menjaga komunikasi dengan marketing, karena pihak marketing yang
dapat data dari pergerakan pasar melalui data yang didapatkan dari toko/dept. store.
Karena misalnya keluar pulau untuk mendapatkan informasi merupakan tugas dari
supervisor marketing.
4. Apakah hasil report dari merchandise design dan inventory control selalu dilaporkan
kepada pihak direksi? Kalau dari IC kita hanya melaporkan tentang penyesuaian kuantitas
barang saja. Pihak IC biasanya bertanya dan menyesuaikan berapa kuantitas barang yang
telah kita pesan dan berapa barang yang berhasil datang.

191
Komponen Indikator Pertanyaan

5. Pernahkan permintaan turun drastis? Pada saat pandemi. Kita pada saat itu membantu
dari segi marketing, seperti mendesain gambar untuk posting sosial media.

Aktivitas Pemisahan tugas yang 1. Apakah pihak yang mendesain brand Jack Nicklaus dan JOBB adalah orang yang
Pengendalian memadai sama? Tidak, JOBB dipegang oleh Claudia, Jack Nicklaus dipegang Kris.
2. Apakah departemen data analyst akan memiliki posisi karyawan baru dalam waktu
dekat? Tidak ada.
3. Apakah jumlah karyawan di dalam departemen MD sudah efektif? Sudah cukup.
Karena pekerjaan kita saling membantu. Misal pekerjaan saya sedang banyak, bisa
saya sedikit serahkan beberapa pekerjaan di Kris.

Otorisasi transaksi bisnis 1. Apakah ada SOP tertulis di setiap adanya transaksi yang departemen Bapak/Ibu lakukan?
yang tepat Pasti ada.
2. Siapakah pihak yang bertanggung jawab dalam menandatangani setiap keberhasilan
transaksi dari garmen? Dimulai dari MD, brand manager, direksi keuangan, kemudian
direksi marketing dan operasional.

Penyimpanan dokumen dan 1. Bagaimana desain dokumen dalam penyimpanan barang di departemen merchandise
pencatatan yang memadai design? Kami sudah memiliki ordner sendiri.
2. Apakah pencatatan dan penyimpanan dokumen dua brand (Jack Nicklaus dan JOBB)
disamakan? Per ordner dibedakan atas dua brand tersebut. Kemudian dibedakan lagi
misal ordner merah untuk kemeja, ordner biru untuk celana, dll.
3. Apakah departemen data analyst memiliki brankas dan backup tertentu? Tidak, hanya di
rak saja.

Pengendalian fisik aset dan Seberapa sering departemen MD melakukan pembersihan dokumen-dokumen hardcopy?
pencatatan pergerakan Dua minggu sekali.

192
Komponen Indikator Pertanyaan

persediaan barang dagang

Peninjauan ulang atas 1. Adakah target pencapaian penjualan tahun sebelumnya sesuai dengan target yang dibuat
kinerja pada raker awal tahun? Delivery on time, barang yang kita keluarkan laku (menaikkan
penjualan), target marketing tercapai.
2. Target apa yang Ibu taruh dalam tahun ini baik dalam penjualan dan kinerja karyawan?
Kedisiplinan, teliti. Karena departemen MD merupakan pembentuk produk dari hulu.
3. Apakah target tersebut telah masih sesuai dengan target yang telah dibuat? Masih sesuai
alurnya.
4. Apakah Bapak/Ibu sudah puas dengan sistem rekrutmen saat ini? Perlukah perbaikan?
Sejauh ini sudah puas. Karena HRD juga mendengarkan dahulu dari departemen
menginginkan kandidat pelamar yang seperti apa.

Informasi dan Sistem informasi dan 1. Sistem apa yang digunakan untuk menjaga program dan file-file data di departemen data
Komunikasi komunikasi analyst? Kita membuat PO dan product master di AX. Kedua menggunakan excel sebagai
data backup. Untuk desain pakai CorelDraw, Photoshop.
2. Apakah software untuk desain sering update? Jarang.
3. Pernahkah terganggu pekerjaan apabila sedang ada perbaikan? Tidak, karena update
biasanya malam hari. Ketika pagi hari hanya digunakan.
4. Apa sistem komunikasi yang digunakan di dalam PT. Mido Indonesia? WhatsApp dan
email.
5. Apakah seringkali pihak kantor mengontak Ibu di luar jam kerja? Pernah, sering.
6. Apakah Ibu merasa terganggu? Saya berpikir kalau pekerjaan bersifat mencari informasi
yang dapat kita jawab, ya kenapa tidak? Selama mereka mengontak untuk tidak langsung
harus dikerjakan.
7. Pernahkah listrik dan internet mati secara tiba-tiba? Pernah.
8. Pernahkah terjadi miskomunikasi dengan pihak eksternal (garmen) dan merchandise

193
Komponen Indikator Pertanyaan

design? Sering.
9. Apakah Bapak/Ibu ikut serta dalam mencatat keuangan untuk disampaikan ke FICO?
Dalam bentuk apa? Tidak, kami dengan Fico hanya bertanggung jawab memberikan
fotocopy pembelian saja.

Pengawasan 1. Apakah Bapak/Ibu terlibat dalam memantau pelaksanaan sistem pengendalian internal di
dan departemen merchandise design? Ya, saya yang bertanggung jawab berjalannya
Pemantauan departemen MD.
2. Apa yang biasanya Bapak/Ibu evaluasi berdasarkan pertimbangan dari pemantauan
tersebut? Biasanya tentang hasil penjualan dalam barang jenis tertentu. Itu biasanya yang
menjadi informasi.

194
Departemen Audit Internal
Audit Internal: Orlando Oktavianus

Komponen Indikator Pertanyaan

Lingkungan Falsafah dan Gaya Operasi 1. Apa yang PT. Mido Indonesia utamakan dari seorang karyawan? Pertama, integritas.
Pengendalian Karena dengan berintegritas adanya rasa tanggung jawab dari individu karyawan. Kedua,
team work. Karena sistem di PT. Mido Indonesia dalam setiap departemen sangat mudah
membuka peluang karir sehingga setiap karyawan perlu adanya team work yang baik agar
memahami proses bisnis di dalam perusahaan. Ketiga, kejujuran. Dengan adanya
kesalahan, karyawan harus bersikap jujur dalam segala tindakannya. Perusahaan lebih
menghargai karyawan yang mengakui kesalahan daripada tidak bertindak jujur. Jika
mereka mengakui, kami dapat diskusikan bersama. Keempat, loyal terhadap perusahaan.
Dengan adanya profit yang semakin tinggi juga karena akibat dari kontribusi keloyalan
dari para karyawan.
2. Apa yang membuat karyawan mengenal dan solid satu sama lain? Solidaritas Pasti dapat,
tapi namanya manusia pasti ada kesalahan dan gengsi ya. Seringkali saya menghadapi
karyawan yang sulit untuk mengakui sesuatu. Tapi secara keseluruhan sudah solid ya per
departemen.
3. Apakah karyawan di dalam departemen Bapak dekat satu sama lain? Kebetulan saya
masih sendiri bertugas di internal audit. Tapi saya berintegrasi dengan departemen-
departemen lain. Klau karyawan di kantor saya cukup dekat karena seringkali mbertemu
untuk rapat.
4. Pernahkan terdapat karyawan yang sulit untuk terbuka untuk berkomunikasi sehingga
menghambat tujuan perusahaan?

Nilai integritas dan etika 1. Apakah karyawan di departemen Bapak semuanya menyandang status pekerja tetap? Ya,
semuanya yang bekerja di kantor pekerja full-time.
2. Bagaimana sistem absensi di PT. Mido Indonesia? Menggunakan aplikasi MyTrisula.

195
Komponen Indikator Pertanyaan

3. Apa pernah terjadi tindakan karyawan yang tidak berlaku jujur dalam menggunakan jam
bekerja? Kalau untuk hal absensi tidak bisa mereka untuk tidak jujur. Karena MyTrisula
sudah sangat efektif dalam memantau karyawan.
4. Apakah pernah Bapak bekerja work from home? Pernah, 3 hari dari rumah, 2 hari ke
kantor.
5. Jika iya, apakah berjalan efektif? Kadang efektif, kadang tidak. Tidak efektif ketika ada
melakukan audit, saya tidak bisa melihat proses dan bukti secara langsung. Karena tidak
mungkin juga sepenuhnya mengandalkan wawancara. Karena pekerjaan saya ini
membutuhkan harus berkunjung ke seluruh tempat di kantor dan gudang. Jadi, saya harus
memanfaatkan dua hari WFO (work from office).
6. Apakah Bapak bertugas untuk mengecek bukti kehadiran karyawan? Untuk saat ini tidak
sampai kesana. Itu merupakan sepenuhnya tanggung jawab HRD.
7. Apakah ada alat tertentu yang digunakan perusahaan dalam membuktikan kejujuran
karyawan? Dari segi audit internal dan FICO, terdapat sistem SAP yang menjadi alat
untuk mengontrol hasil laporan dari setiap departemen. Melalui SAP juga saya dapat
menelusuri segala bukti-bukti yang ada di dalam setiap departemen.

Komitmen pada Kompetensi 1. Kualifikasi apa yang telah Bapak lewati ketika masuk bekerja di PT. Mido Indonesia?
Pada awalnya saya melamar di posisi account receivable. Secara kualifikasi dibutuhkan
latar belakang pendidikan yang mendukung. Kebetulan saya dari manajemen keuangan.
Kedua, pengalaman atau minimal kerja setahun. Ketiga tentang pemahaman keuangan,
lulus tes tertulis yang diberikan PT. Mido Indonesia.
2. Apa saja yang di tes? Tes psikotes, akuntansi, dasar manajemen keuangan.
3. Apakah memerlukan sertifikasi dan bukti pelatihan tertentu? Itu hanya sebagai nilai
tambah, tapi tidak dipersyaratkan saja. Karena pada dasarnya akan dilihat dari hasil tes.
4. Apa minimal pendidikan departemen audit dan FICO? Minimal S1. Untuk D3, kalau
mereka mampu mengerjakan tes dengan baik boleh masuk.

196
Komponen Indikator Pertanyaan

Partisipasi dewan direksi 1. Seberapa sering direksi datang ke departemen Bapak? Wajib seminggu sekali.
dan komite audit 2. Apa yang Bapak bahas dengan direksi? Biasanya tentang masalah tertentu di setiap
departemen. Paling sering tentang penerapan SOP masing-masing departemen yang
masih kelemahan. Kami lebih fokuskan dan pantau tentang produksi uniform, tapi untuk
retail masih tergolong aman. Karena uniform bekerja sesuai dengan tender, kalau retail
sudah pasti akan dipasarkan kemana. Seringkali antara antara departemen A dan B
memiliki argumentasi terkait SOP mereka. Saya yang harus bersikap sebagai jembatan
antara keduanya.
3. Apakah Bapak langsung membuat perubahan SOP apabila terdapat argumentasi dari
kedua departemen? Tentu tidak, saya harus mendengar dari kedua sisi terlebih dahulu.
Kemudian saya cocokkan dengan titik-titik masalahnya di mana. Lalu saya koordinasikan
dengan direksi. Setelah direksi menyarankan untuk membicarakannya secara bersama,
saya panggil koordinator masing-masing departemen. Di saat pertemuan tersebut, saya
dan direksi jelaskan secara syarat dari audit seperti apa dengan disertai dampak yang akan
terjadi jika saran dari salah satu departemen dilaksanakan. Setelah itu jika kedua belah
pihak departemen sudah setuju atas saran dan hasil diskusi saya dengan direksi, kemudian
kita sahkan secara bersama. Jadi saya dan direksi tidak langsung mengambil keputusan
sepihak saja. Kemudian kita sosialisasikan kembali kepada karyawan-karyawan di bawah
pimpinan kedua departemen.
4. Apakah dalam waktu dekat akan ada SOP yang berubah? April akan ada SOP berubah di
beberapa departemen yang berkaitan dengan produksi.

Struktur organisasi 1. Bapak merupakan audit internal pertama di PT. Mido Indonesia, siapakah yang
memegang tugas dalam mengaudit perusahaan? Sebelumya dilakukan oleh Trisula
langsung. Tapi dari pihak Trisula sambil mengamati karyawan yang potensial menjadi
internal audit.
2. Bagaimana sistemnya apabila ada karyawan yang ingin mengundurkan diri (resignation)?

197
Komponen Indikator Pertanyaan

Satu bulan sebelum hari resign.


3. Mengapa karyawan di PT. Mido Indonesia memutuskan resign untuk lanjut bekerja?
Biasanya karena mendapat tawaran yang lebih tinggi dari perusahaan lain, seperti lebih
mendapat berbagai macam jaminan dan fasilitas.
4. Menurut Bapak, apakah struktur karyawan di setiap departemen PT. Mido Indonesia telah
efektif? Untuk sekarang kurang efektif. Kita pernah sempat terkena dampaknya, pasti
juga kena pengurangan karyawan. Tapi saya juga tidak menyalahkan adanya kebijakan
tersebut karena karyawan yang tidak dipulangkan karena atas beberapa pertimbangan,
apakah pekerjaan karyawan tersebut maksimal atau memang jobdesk mereka kurang
terlalu memberikan output yang signifikan untuk perusahaan. Jadi, menurut saya dari segi
profesionalitas kurang efektif. Tapi kalau dari segi sosial dan keterampilan menurut saya
efektif karena justru membuat karyawan tertantang untuk menghadapi situasi pandemi.
Tapi menurut saya overall, kurang efektif.
5. Apakah pekerjaan Bapak Menurut saya sudah cukup efektif kalau order dan lingkup
masih PT. Mido saja Tapi terkadang kalau order sedang banyak dan banyak perubahan
dari departemen, terkadang saya merasa kurang efektif.

Kebijakan dan praktek 1. Adakah training tertentu dari pihak luar ketika sudah menjadi karyawan di PT. Mido
sumber daya manusia Indonesia? Jika ada, siapa yang melakukan training dan bagaimana prakteknya? Kalau
dari Trisula, Belt, Chitose. Karena PT. Mido Indonesia anaknya dari Belt, saya pernah
diberikan pelatihan oleh Belt seperti pelatihan audit internal.
2. Adakah sistem bonus bagi karyawan di departemen Internal Audit? Tidak ada kalau di
internal audit. Tapi bonus secara BSC (Balance Scorecard) saja. Adapun lembur tidak
diperhitungkan.
3. Berapa lama periode notifikasi untuk karyawan yang ingin mengundurkan diri? Satu
bulan. Selama sebulan karyawan yang ingin resign harus bisa mencari delegasi untuk
melanjutkan pekerjaannya. Setelah mendapatkan delegasi, sampaikan kepada leader dan

198
Komponen Indikator Pertanyaan

direksi. Kemudian mengembalikan aset-aset milik perusahaan seperti laptop.

Penilaian 1. Berapa banyak stock opname barang dilakukan? Setahun dua kali.
resiko 2. Apa yang Bapak jadikan sebagai acuan untuk dalam melakukan stock opname? Saya
Penentuan stock opname
pertama kali melihat SOP departemen, dengan adanya SOP berisikan alur bisnis di
secara berkala
departemen tersebut akan saya highlight. Kemudian, saya mencocokkan data yang
departemen miliki dan saya masukkan data ke sistem untuk dicocokkan dengan data yang
diberikan oleh Data Analyst.
3. Apa saja yang biasanya menjadi koreksi Bapak terkait stock opname atau mengaudit
persediaan barang dagang? Pertama, kualitasnya. Yaitu dengan menyamakan standarisasi
(SOP) atas kualitas dengan kondisi barang secara fisik. Saya biasanya menanyakan
bagaimana hasil produksi dari garmen, ekspedisi, dan kondisi pekerjaan internal logistik.
Kedua, saya mengecek ulang kesesuaian barang, seperti kesesuaian barang yang ada di
barcode dengan packing list, dan shelving. Jangan sampai peletakkan yang tertukar antara
uniform dengan barang retail. Karena ketika saya berkunjung ke gudang logistik,
seringkali ketika di data yang saya pegang ternyata tidak ada di shelvingnya, beberapa
karyawan lupa di mana barang tersebut.
4. Apakah Bapak melaporkan terdapat karyawan yang seringkali melakukan kesalahan
tersebut? Ya, saya tandai. Jika saya berkunjung dan terulang kembali, saya beri kartu
peringatan kepada koordinatornya.
5. Apa saja yang biasanya menjadi koreksi Bapak terkait dengan dokumentasi barang secara
hardcopy? Pasti merupakan kewajiban saya untuk cek segala dokumen. Hal itu dilakukan
ketika adanya audit yang sudah saya umumkan hari sebelumnya. Ketika saya minta
sampling sesekali tidak ditemukan oleh koordinator dan tim departemen.
6. Berapa lama Bapak biasanya mengadakan audit? Sebulan penuh.
7. Berarti Bapak tidak pernah melakukan audit dadakan? Untuk audit berupa stock opname
dadakan bisa untuk retail/toko/dept. store. Tapi untuk gudang logistik di PT. Mido

199
Komponen Indikator Pertanyaan

Indonesia kita harus meminta izin kepada direksi dahulu dan para koordinator departemen
untuk mempersiapkan dokumen-dokumen terkait.
8. Mengapa audit terhadap untuk retail/toko/ dept. store dapat dilakukan secara mendadak?
Belajar dari kesalahan dahulu, seringkali terdapat koordinasi antara toko A dan B yang
menyimpang. Misalnya kita akan stock opname mendadak ke toko di Pondok Indah Mall
setelah memegang data dari data analyst. Tim audit sengaja secara mendadak stock
opname. Tapi ternyata SPG dan SA (sales admin) di Pondok Indah Mall sudah
berkoordinasi dengan SPG dan SA Gandaria City untuk saling menukar barang secara
fisik. Ketika tim audit datang kesana, barang secara fisik sesuai dengan yang ada di data.
Namun ketika audit selesai, barang yang ada di toko Pondok Indah Mall dikembalikan
lagi ke Gandaria City. Jadi audit dadakan merupakan teknik terbaik.
9. Apakah audit di gudang logistik tidak terdapat kesalahan seperti demikian di atas? Saya
biasanya lebih memfokuskan pada pembelian barang, di mana yang paling saya fokuskan
adalah PO dan TO. Apakah setiap dokumen-dokumen ada statement dan alamat yang
jelas. Kemudian saya juga koreksi dari segi keuangan juga.
10. Apa saja yang biasanya menjadi koreksi Bapak terkait dengan pengiriman barang?
Pertama, saya fokus kepada ketepatan waktu dalam mengirimkan barang ke customer.
Kedua, idealisme. Ada beberapa ekspedisi yang ingin membalikkan surat jalan ke PT.
Mido Indonesia sebelum kami gunakan jasanya kembali. Contoh, kita butuh surat jalan
sebagai bukti untuk menagih ke pembayaran customer, tapi ekspedisi ingin
mengembalikan surat jalan dengan menunggu penjemputan kembali dari Mido. Jika ingin
menerbitkan invoice, kita harus memiliki surat jalan. Jika ekspedisi menghambat,
bagaimana bisa kita membayar jasa ekspedisi tersebut? Ekspedisi seperti ini yang kita
perlu istirahatkan.
11. Apakah hasil asersi Bapak tentang golongan transaksi dan peristiwa lainnya, saldo akun,
penyajian dan pengungkapan yang diolah oleh FICO telah berdasarkan dari IFRS dan
GAAP? Iya, sudah menggunakan IFRS.

200
Komponen Indikator Pertanyaan

Mitigasi ancaman pesaing, 1. Menurut koordinator departemen logistik, PT. Mido Indonesia akan melakukan ISO
anomali permintaan pasar, manajemen mutu, apa yang auditor internal upayakan? Kalau dari saya sebagai internal
antisipasi situasi politik dan auditor, pertama harus menambah soft skill melalui belajar agar mengerti proses bisnis
ekonomi setiap setiap departemen. Sebelumnya saya hanya memegang pekerjaan uniform, tapi
sekarang saya harus lebih sering berkunjung ke retail. Karena saat ini semua yang ada di
perusahaan merupakan tanggung jawab saya. Kemudian saya juga harus membaca literasi
tentang ISO yang memiliki banyak sekali klausul. Serta saya juga masih mempelajari
tentang Data Analyst dan Marketing. Terus terang saya mengambil les malam tentang
coding agar dapat mengembangkan teknik yang digunakan oleh tim data analyst.
2. Sejak kapan ISO di PT. Mido Indonesia berjalan? Sejak tahun 2022. Dengan kita lulus
ISO dapat memperbaiki segala mutu manajemen persediaan barang kita.

Aktivitas Pemisahan tugas yang 1. Apakah pihak menerima petty cash adalah orang sama dengan menginput data entry?
Pengendalian memadai Sama.
2. Apakah pihak yang mengotorisasi pembayaran tagihan vendor juga menyetujui
pencairan dana untuk membayar tagihan? Iya, sama.
3. Apakah terdapat departemen atau divisi yang mengawasi pembuatan catatan dan
laporannya sendiri di dalam waktu yang sama? Ada, pencatatan dan laporan keuangan
dari FICO. Tapi ditandatangani oleh direktur keuangan dan operasional.
4. Siapakah pihak yang bertanggung jawab merancang dan mengendalikan program
perangkat lunak akuntansi yang berisi otorisasi penjualan dan kontrol posting? Ada tim
SAP langsung dari Trisula. Belum standby di PT. Mido Indonesia.
5. Siapakah pihak yang berkemampuan memperbarui informasi dalam file induk batas
kredit pelanggan? Dari pihak Trisula.

Otorisasi transaksi bisnis 1. Siapa pihak yang bertanggung jawab memelihara catatan perpetual dan menyetujui
yang tepat pesanan untuk menunjukkan bahwa kebijakan otorisasi telah dipenuhi? Saya sebagai

201
Komponen Indikator Pertanyaan

internal audit General Manager dan untuk memelihara catatannya dan mengotorisasinya.
2. Adakah prenumbered document (pemberian nomor sebelumnya) sebagai memfasilitasi
kontrol atas dokumen dan catatan yang hilang dan sebagai bantuan untuk menemukan
mereka ketika dibutuhkan di kemudian hari? Pasti ada. Catatan dan dokumen ada di
basement yang ada di FICO, di sana sudah ada nomor dokumen dalam 10 tahun
belakangan.
3. Apakah selama ini aman? Di sistem ada, tapi dokumen asli sudah tidak ada. Atau
fotocopy ada, tapi dokumen aslinya sudah tidak ada.
4. Apakah Bapak selalu mengecek transaksi berkala dari setiap departemen? Untuk secara
berkala sebulan sekali minta update dari departemen. Dulu tidak setiap departemen
melapor ke direksi keuangan dan operasional.
5. Apakah Bapak menerima langsung catatan pengiriman secara elektronik? Ya, saya yang
mengotorisasi SAP.
6. Apakah Microsoft Dynamics AX juga diotorisasi oleh Bapak? Belum, saya masih belajar
software itu.
7. Apakah Bapak mengecek informasi penagihan jumlah barang yang akan ditagih kepada
pelanggan disertai dengan tanggal penagihan secara berkala? Saya cek dari sistem Sap
sudah terlihat semua.
8. Apakah Bapak selalu update catatan perpetual persediaan? Tidak selalu, tapi saya masih
ada akses kesana.

Penyimpanan dokumen dan 1. Bagaimana desain dokumen dalam penyimpanan barang di departemen internal audit?
pencatatan yang memadai Apakah pencatatan dan penyimpanan dokumen dua brand (Jack Nicklaus dan JOBB)
disamakan? Saya pisahkan antara retail (Jack Nicklaus dan JOBB) dan uniform. Untuk
retail juga saya pisahkan juga antara Jack Nicklaus dan JOBB.
2. Apakah memiliki brankas dan backup tertentu? Ada, pasti.

202
Komponen Indikator Pertanyaan

Pengendalian fisik aset dan Seberapa sering departemen internal audit melakukan pembersihan dokumen-dokumen
pencatatan pergerakan gudang? Sekarang seminggu sekali, karena sudah ada di dalam KPI.
persediaan barang dagang

Peninjauan ulang atas 1. Target apa yang ingin dicapai oleh departemen internal audit? Saya ingin mencapai
kinerja sertifikasi ISO benar-benar didapatkan tahun ini, karena program tersebut merupakan
salah satu KPI saya. Cara membenahi yang pertama adalah SOP harus segera rapi dan
berjalan sebagaimana mestinya. Tapi bagaimanapun, SOP yang bagus karena didukung
dengan sumber daya manusianya juga harus mengikuti SOP. Makanya saya masih
seringkali meninjau ulang atas proses bisnis yang dijalankan setiap departemen.
2. Kapan sertifikasi ISO didapatkan? Mulai mengajukan ISO sejak tahun 2022, kemudian
untuk mendapatkan sertifikasi akhir Juni 2023.
3. Apakah target tersebut telah sesuai dengan target yang telah dibuat? Sejauh ini masih
sesuai, karena saya masih memperbaiki dan mengontrol SOP yang berjalan. Tapi dari
karyawan yang menjalankannya pelan-pelan saja. Karena kalau SOP sudah benar, tapi
kalau kesalahan berulang kali dilakukan berarti dari SDM.
4. Apakah menurut Bapak menjadi karyawan di PT. Mido Indonesia sudah sejahtera dalam
segi ekonomi dan pengembangan karir? Menurut saya masih sejahtera dan sesuai dengan
pekerjaan. Karena pekerjaan saya ini sudah cukup diringankan semenjak dibuat
departemen sendiri. Saya lebih banyak bekerja ketika masih menjadi FICO. Contoh minta
surat jalan harus saya tunggu dulu baru saya bisa mengerjakan semuanya.
5. Apakah Bapak sudah puas dengan sistem rekrutmen saat ini? Perlukah perbaikan? Saya
sudah puas dengan rekrutmen sekarang (diubah sejak pandemi) karena berbagai uji
kompetensi harus dilewati oleh kandidat pelamar.
6. Dengan teknik apa Bapak mencocokkan rincian catatan yang mendukung suatu saldo
akun yang besarnya signifikan pada buku besar akun-akun tersebut? Untuk yang sekarang

203
Komponen Indikator Pertanyaan

lebih ke bisnis proses jadi masih memperbaiki SOP di dalam perusahaan. Jadi buku besar
akun-akun belum terlalu banyak di cek, tapi tetap dibahas setiap seminggu sekali.

Informasi dan 1. Pernahkah terganggu pekerjaan apabila sedang ada perbaikan software? Terganggu
Komunikasi pernah. Apalagi saya pegang SAP. Kalau terganggu, saya cek tugas yang lain.
2. Seberapa sering terdapat perbaikan dari pihak departemen IT untuk menjaga software?
Jarang sekali. Setahun dua kali.

Pengawasan Apakah Bapak pernah melakukan terjadi audit dadakan? Untuk audit internal secara
dan keseluruhan tidak pernah. Harus berkoordinasi dengan setiap koordinator departemen dan
Pemantauan direksi.

204

Anda mungkin juga menyukai