Anda di halaman 1dari 93

ANALISIS PENGARUH JUMLAH KREDIT YANG DIBERIKAN DAN

LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS (Study Pada


Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Pada Periode 2013-2017)

SKRIPSI

OLEH:

RIZA RIANI

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI
SELONG
2019
ANALISIS PENGARUH JUMLAH KREDIT YANG DIBERIKAN DAN
LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS (Study Pada
Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Pada Periode 2013-2017)

SKRIPSI
Oleh:

RIZA RIANI
NPM. 51691941FE15

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat


Memperoleh Gelar Sarjana (S-1) Akuntansi

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNUNG RINJANI
SELONG
2019

i
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judul :

ANALISIS JUMLAH KREDIT YANG DIBERIKAN DAN


LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS (Study
Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Pada Periode 2013-2017)

Yang disusun oleh:


Nama : RIZA RIANI
NPM : 51691941FE15
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi

Skripsi Telah Diterima Sebagai Suatu Syarat Untuk Dapat Program


Studi Akuntansi Strata Satu (S-1) Pada Fakultas Ekonomi
Universitas Gunung Rinjani

Menyetujui,
Dosen pembimbing

Drs. H. FATHURRAHMAN, M.Si


NIDN. 0823126101

Mengetahui,
Dekan
Fakultas Ekonomi UGR

Drs. AM. MATURIDI, M.Ak.


NIDN. 08210262002

Tanggal Pengesahan : 2019

ii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi Dengan Judul :

ANALISIS JUMLAH KREDIT YANG DIBERIKAN DAN


LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS (Study
Pada Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Pada Periode 2013-2017)

Yang disusun oleh:


Nama : RIZA RIANI
NPM : 51691941FE15
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi
Telah dipertahankan di depan dewan penguji pada tanggal 04 Oktober
2019 dan dinyatakan memenuhi syarat untuk diterima.

Menyetujui,
DosenPenguji I

SIRRUL HAYATI, S.E, M.Ak


NIDN :0820078502
Dosen Penguji II Dosen Penguji III

Drs. SAHRUL IHSAN, M.Ak Drs. H. FATHURRAHMAN, M.Si


NIDN: 0812126101 NIDN. 0823126101
Mengetahui,
Dekan
Fakultas Ekonomi UGR

Drs. AM. MATURIDI, M.Ak.


NIDN. 08210262002

Tanggal Pengesahan : 2019

iii
MOTTO
Ilmu Itu Diperoleh Dari Lidah Yang Gemar Bertanya
Serta Akal Yang Suka Berpikir.
Abdullah Bin Abbas

Pendidikan Bukanlah Suatu Proses Untuk Mengisi


Wadah Yang Kosong, Akan Tetapi Pendidikan Adalah
Suatu Proses Menyalakan Api Pikiran.
W.B. Yeats

iv
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : RIZA RIANI


NPM : 51691941FE15
Program Studi : Akuntansi
Fakultas : Ekonomi
Dengan ini menyatakan bahwa Skripsi yang saya susun dengan judul:
ANALISIS JUMLAH KREDIT YANG DIBERIKAN DAN
LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS (Study Pada
Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
(BEI) Pada Periode 2013-2017).
Adalah benar-benar hasil karya sendiri dan bukan merupakan plagiat dari
Skripsi orang lain. Apabila kemudian hari pernyataan Saya tidak benar, maka
Saya bersedia menerima sanksi akademis yang berlaku (dicabut predikat
kelulusan dan gelar kesarjanaannya). Demikian pernyataan ini Saya buat dengan
sebenarnya, untuk dapat dipergunakan bilamana diperlukan.

Selong, 04 Oktober 2019


Pembuat Pernyataan,

RIZA RIANI
NPM : 51691941FE15

v
KATA PENGANTAR
Puji Syukur atas kehadiran Allah SWT atas segala rahmat, karunia dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Propoasal ini dengan judul:
“ANALISIS PENGARUH JUMLAH KREDIT YANG DIBERIKAN DAN
LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS (Studi kasus Pada
Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI Periode 2013-2017”). Skripsi ini
bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat meraih derajat serjana ekonomi
program Strata Satu (S-1) Fakultas Ekonomi Universitas Gunung Rinjani. Dalam
penyusunan skripsi ini, penulis menyadari bahawa bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak telah memperlancar penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Moch. Ali Bin Dahlan, SH, M.BA. selaku Rektor
Universitas Gunung Rinjani.
2. Bapak Drs.Am.Maturidi M.Ak. selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Gunung Rinjani.
3. Bapak Asrin, SE, M.Ak selaku Sekretaris Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Gunung Rinjani.
4. Ibu Sirrul Hayati, SE, M.Ak selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Gunung Rinjani dan selaku Dosen penguji
yang telah meluangkan waktu serta pikiran dalam menyelesaian skripsi ini.
5. Bapak Drs. H. Fathurrahman, M.Si selaku dosen pembimbing selaku
bimbingan yang telah mengarahkan, memberikan masukan, kritikan, saran
dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Drs. Sahrul Ihsan, M.Ak selaku dosen penguji II yang telah
meluangkan waktu serta pikiran dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Kepada segenap Dosen Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Gunung Rinjani yang telah memberikan pengetahuan dan
wawasan penulis selama menempuh pendidikan.
8. Kepada kedua orang tuaku yaitu bapak Yusi muksin dan Ibu Fatimah yang
tidak pernah berhenti untuk mendoakanku dalam menyelesaikan tugas
akhir kuliahku.

vi
9. Kepada saudara-saudari kandungku yang selalu memberikan motivasi dan
semangat.
10. Kepada sahabat-sahabatku yang selalu meluangkan waktu dan selalu
menemaniku.
11. Kepada saudari Susmalia yang selalu memberikan masukan dan semangat.
12. Kepada saudari Sri Budiliana yang selalu menjadi sahabat terbaik dan
selalu memberikan dukungan untukku.
13. Teman-teman Akuntansi C angkatan 2015 dan sahabat-sahabatku yang
selalu memberikan dukungan dan semangat selama menempuh studi di
kampus UGR serta sahabat lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari bahawa karya ini masih
belum sempurna, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dari
berbagai pihak sangat diharapkan. Akhirnya semoga skripsi ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya.

Selong, 04 Oktober 2019


Pembuat Pernyataan,

RIZA RIANI
NPM : 51691941FE15

vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL --------------------------------------------------------------------- i
HALAMAN PENGESAHAN ---------------------------------------------------------- ii
HALAMAN PENGESAHAN ---------------------------------------------------------- iii
KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------- iv
DAFTAR ISI ------------------------------------------------------------------------------ vi
DAFTAR GAMBAR --------------------------------------------------------------------- ix
DAFTAR TABEL ------------------------------------------------------------------------ x
ABSTRAK --------------------------------------------------------------------------------- xi
ABSTRACT -------------------------------------------------------------------------------- xii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 5
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Penelitian Terdahulu................................................................................... 8
2.2 Landasan Teori ........................................................................................... 11
2.2. 1 Teori Signalling ................................................................................. 11
2.2.2 Pengertian dan Fungsi Kredit ............................................................. 11
2.2.3 Jenis-jenis Kredit ................................................................................ 12
2.2.4 Unsur-unsur Kredit ............................................................................. 13
2.2.5 Likuiditas ............................................................................................ 14
2.2.5.1 Pengertian Likuiditas.............................................................. 13
2.2.5.2 Rasio Likuidtas ....................................................................... 15
2.2.5.3 Pengukuran Rasio Likuiditas ................................................. 15
2.2.6 Profitabilitas........................................................................................ 17
2.2.6.1 Pengertian Profitabilitas ......................................................... 17
2.2.6.2 Ratio profitabilitas .................................................................. 17
2.3 Rerangka Konseptual ................................................................................. 19
2.4 Hipotesis ..................................................................................................... 20
2.4.1 Pengaruh Jumlah Kredit Yang Diberikan Secara
Parsial Terhadap Profitabilitas ........................................................... 20
2.4.2 Pengaruh Likuiditas Secara Parsial Terhadap
Profitabilitas ....................................................................................... 21
2.4.3 Pengaruh Jumlah Kredit Yang Diberikan dan
Likuiditas Secara Simultan Terhadap Profitabilitas ........................... 22

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


3.1 Klasifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian .......................... 24
3.1.1 Klasifikasi Variabel ............................................................................ 24
3.1.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ........................................... 24
3.1.2.1 Variabel Independen ................................................................... 25
3.1.2.2 Variabel Dependen...................................................................... 26

viii
3.2 Jenis Penelitian ........................................................................................... 26
3.3 Populasi dan Sampel .................................................................................. 27
3.3.1 Populasi .............................................................................................. 27
3.3.2 Sampel ................................................................................................ 29
3.4 Jenis dan Sumber Data ............................................................................... 31
3.4.1 Jenis Data ............................................................................................ 31
3.4.2 Sumber Data ....................................................................................... 31
3.5 Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 32
3.6 Teknik Analisa Data ................................................................................... 32
3.6.1 Analisis Regresi Berganda .................................................................. 32
3.6.2 Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 33
3.6.2.1 Uji Normalitas ........................................................................ 33
3.6.2.2 Uji Multikolonieritas .............................................................. 34
3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas ........................................................... 34
3.6.2.4 Uji Autokorelasi ..................................................................... 35
3.6.3 Pengujian Hipotesis ............................................................................ 36
3.6.3.1 Pengujian Secara Parsial (Uji T) ............................................ 36
3.6.3.2 Pengujian Secara Simultan (Uji F) ........................................ 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Data Penelitian ........................................................................................... 38
4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian ................................................... 38
4.2 Deskripsi Data Penelitian ........................................................................... 52
4.3 Analisis Hasil Penelitian ............................................................................ 62
4.3.1 Analisis Linier Berganda .................................................................... 62
4.3.2 Uji Asumsi Klasik .............................................................................. 63
4.3.2.1 Uji Normalitas ............................................................................. 63
4.3.2.2 Uji Multikoloniearitas ................................................................. 64
4.3.2.3 Uji Heteroskedastisitas................................................................ 65
4.3.2.4 Uji Autokorelasi .......................................................................... 66
4.3.3 Pengujian Hipotesis ............................................................................ 66
4.3.3.1 Uji Parsial (Uji t) ......................................................................... 67
4.3.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ................................................ 70
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian...................................................................... 70

BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 74
5.2 Keterbatasan Penelitian .............................................................................. 75
5.3 Saran ........................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Rerangka Konseptual ........................................................................ 19

x
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Daftar Populasi Perusahaan Perbankan Tahun 2013-2017 ................... 27
Tabel 3.2 Kriteria Pemilihan Sampel .................................................................... 29
Tabel 3.3 Sampel Perusahaan Perbankan.............................................................. 29
Tabel 3.4 Durbin Watson ...................................................................................... 34
Tabel 4.1 Jumlah Kredit yang Diberikan 2013-2017 ............................................ 51
Tabel 4.2 Dana Pihak Ketiga 2013-2017 .............................................................. 53
Tabel 4.3 Loan to Deposit Ratio (LDR) 2013-2017 ............................................. 55
Tabel 4.4 Laba Setelah Pajak 2013-2017 .............................................................. 56
Tabel 4.5 Total Asset 2013-2017 .......................................................................... 58
Tabel 4.6 Return On Assets (ROA) 2013-2017 .................................................... 60
Tabel 4.7 Hasil Regresi Linier Berganda .............................................................. 61
Tabel 4.8 one Sampel Kolmogorov-Smirnov ........................................................ 62
Tabel 4.9 Hasil Uji Multikoloniearitas ................................................................. 63
Tabel 4.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................................. 64
Tabel 4.11 Uji Autokorelasi .................................................................................. 65
Tabel 4.12 Hasil Uji Parsial (Uji t) ....................................................................... 67
Tabel 4.13 Hasil Uji Simultan (Uji f) ................................................................... 69

xi
ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH JUMLAH KREDIT YANG DIBERIKAN DAN


LIKUIDITAS TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERUSAHAAN
PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA TAHUN 2013-2017

Penelitian ini bertujuan untuk mengatahui pengaruh jumlah kredit yang


diberikan dan likuiditas terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan yang
terdaftar di BEI tahun 2013-2017. Populasi dalam penelitian ini adalah
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2017 berjumlah 44
perusahaan. Sampel penelitian sebanyak 22 perusahaan dengan teknik Purpossive
sampling. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah
Analisis Regresi Linier Berganda dengan menggunakan SPSS versi 20. Hasil uji t
menunjukkan Jumlah Kredit yang Diberikan berpengaruh positif signifikan
terhadap profitabilitas dengan nilai t hitung 7,016>1,65922 nilai t tabel dengan
tingkat signifikan 0,00<0,05. Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung -5,868>1,65922 nilai t tabel
dengan tingkat signifikansi 0,000<0,05. Hasil uji f menunjukkan bahwa jumlah
kredit yang diberikan dan likuiditas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas
dengan nilia f hitung sebesar 35,078>3,08 nilai f tabel dan nilai signifikansi
0,000<0,05.

Kata kunci : Jumlah Kredit yang Diberikan, Likuiditas dan Profitabilitas.

xii
ABSTRACT

ANALYSIS OF THE EFFECT OF THE NUMBER OF CREDITS GIVEN


AND LIQUIDITY AGAINST PROFITABILITY IN BANKING
COMPANIES LISTED IN THE STOCK EXCHANGE
INDONESIA IN 2013-2017

This study aims to determine the effect of the number of loans and
liquidity on profitability in banking companies listed on the Stock Exchange in
2013-2017. The population in this study were banking companies listed on the
Indonesia Stock Exchange in 2013-2017 totaling 44 companies. The research
sample of 22 companies with Purpossive sampling technique. The data analysis
technique used to test the hypothesis is Multiple Linear Regression Analysis using
SPSS version 20. T test results show the amount of credit given a significant
positive effect on profitability with a t value of 7.016> 1.65922 t table value with
a significant level of 0.00 <0.05. Liquidity has a significant effect on profitability,
this is indicated by the t-value of -5.868> 1.65922 t-table value with a significance
level of 0.000 <0.05. The f test results show that the amount of credit extended
and liquidity significantly influence profitability with the value of the calculation
of 35.078> 3.08 f table value and the significance value of 0.000 <0.05.

Keywords : Amount of Credit Given, Liquidity and Profitability.

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perekonomian secara keseluruhan akan memperoleh manfaat dari

keberadaan suatu bank. Perekonomian mendapat manfaat berupa mekanisme

alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien. Ini yang dinamakan

sumber intermediasi yang dapat dikatakan bahwa bank merupakan penyalur dana

dari unit-unit ekonomi yang mempunyai kelebihan dana kepada unit-unit yang

kekurangan dana (Muchdarsyah, 2000). Falsafah yang mendasari kegiatan usaha

bank adalah kepercayaan masyarakat. Kepercayaan masyarakat dalam menyimpan

dana di bank dipengaruhi oleh informasi yang diperolehnya mengenai kualitas dan

kinerja bank yang bersangkutan dengan salah satu indikatornya adalah menilai

tingkat kesehatan bank.

Tingkat kesehatan bank adalah penilaian atas suatu kondisi laporan

keuangan bank pada periode dan saat tertentu sesuai dengan standar Bank

Indonesia. Laporan keuangan bank menunjukkan kondisi keuangan bank secara

keseluruhan. Kemudian laporan keuangan juga memberikan informasi tentang

hasil-hasil usaha yang diperoleh bank dalam suatu periode tertentu dan biaya-

biaya atau beban yang dikeluarkan untuk memperoleh hasil tersebut (Kasmir,

2002).

Menurut Kasmir (2012) Analisis laporan keuangan sangat bergantung

pada informasi yang diambil dari laporan keuangan. Laporan yang disajikan

perusahaan merupakan laporan keuangan umum, oleh sebab itu pengguna laporan

1
2

keuangan yang berbeda harus menganalisis laporan keuangan tersebut sesuai

dengan kebutuhannya. Salah satu yang dapat digunakan dalam mengukur kinerja

suatu bank adalah melalui laporan keuangan dengan melihat tingkat profitabilitas

bank tersebut. Dalam melakukan kegiatan operasionalnya, bank memiliki tujuan

utama yaitu mencapai tingkat profitabilitas yang maksimal.

Profitabilitas merupakan kemampuan bank untuk menghasilkan /

memperoleh laba secara efektif dan efisien. Profitabilitas yaitu kemampuan

perusahaan dalam mendapatkan keuntungan yang ditunjukkan oleh laba yang

dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan pendapatan investasi yang

dilakukan oleh perusahaan. Intinya adalah profitabilitas menunjukkan efisiensi

perusahaan (Kasmir, 2002).

Menurut Kasmir (2015) profitabilitas dapat memberikan ukuran tingkat

efektivitas manajemen perusahaan yang dapat ditunjukkan dari laba yang

diperoleh dari pendapatan investasi. Alat ukur yang digunakan untuk mengukur

profitabilitas adalah Return On Assetss (ROA). Return On Asseets (ROA)

memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam kegiatan

operasi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya dalam

menghasilkan keuntungan. Sehingga dalam penelitian ini ROA digunakan sebagai

ukuran kinerja perbankan.

Keuntungan yang diperoleh setiap perusahaan perbankan sebagian besar

berasal dari bunga pinjaman yang diterima setiap bank, yaitu sebagai hasil dari

diberikannya sejumlah kredit kepada para nasabahnya atau para debitur. Oleh

karena itu, kredit merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan operasional
3

setiap perusahaan perbankan. Menurut Kasmir (2002), besarnya jumlah kredit

yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank. Kredit adalah aset yang

menghasilkan pendapatan bunga, maka porsi kredit dalam aset perbankan

sangatlah dominan jumlahnya. Penghasilan bunga dari penyaluran kredit ini

merupakan pendapatan utama dari perusahaan perbankan. Semakin besar jumlah

kredit yang diberikan, maka semakin besar pula pendapatan bunga yang akan

diperoleh setiap perusahaan. Peningkatan pendapatan ini nantinya juga akan

mempengaruhi jumlah laba yang akan diperoleh perusahaan.

Dalam menilai kinerja dan kesehatan bank, juga bisa dilihat dari likuiditas

suatu bank, karena pengelolaan likuiditas sangat penting bagi kelangsungan usaha

bank. Menurut Prihadi (2013) Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam

melunasi kewajiban jangka pendek. Kewajiban jangka pendek atau utang lancar

adalah utang yang akan dilunasi dalam waktu satu tahun. Likuiditas sangat

mendasar bagi perusahaan. Dalam rutinitas sehari-hari, likuiditas antara lain akan

tercermin dalam bentuk kemampuan perusahaan dalam membayar kreditor tepat

waktu atau membayar gaji tepat waktu. Hal ini sesuai dengan penelitian yang

telah dilakukan oleh Saputra (2009) dan Risha (2013) yang menyimpulkan bahwa

likuiditas berpengaruh terhadap profitabilitas.

Pengukuran likuiditas biasanya mengaitkan kewajiban jangka pendek

dengan aset lancar yang tersedia untuk melunasinya. Lingkup pengukuran bisa

seluruh aset lancar atau sebagian aset lancar. Beberapa usulan terbaru tentang

pengukuran likuiditas, bahkan tidak menggunakan aset lancar sebagai sumbernya,

tetapi menggunakan arus kas operasi. Penggunaan arus kas operasi dianggap lebih
4

mengena, walaupun kenyataannya pengukuran dengan aset lancar masih sering

dilakukan karena lebih mudah menghitungnya (Prihadi, 2013).

Aspek likuiditas yang dijadikan patokan oleh Bank Indonesia adalah Loan

to Deposit Ratio. Menurut Kasmir (2002) Loan to Deposit Ratio merupakan rasio

untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan

jumlah dana masyarakat yang digunakan. Standar yang telah ditetapkan Bank

Indonesia untuk rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah 85% hingga 110%.

Apabila nilai rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) bank berada pada standar yang

ditetapkan oleh bank Indonesia (85%-110%), maka laba yang diperoleh oleh bank

tersebut akan meningkat (dengan asumsi bahwa bank tersebut mampu

menyalurkan kreditnya dengan efektif) maka kinerja keuangan bank tersebut juga

akan meningkat. Hal ini dikarenakan bank tersebut juga dapat memanfaatkan

dengan optimal dana pihak ketiga yang telah dihimpun menjadi kredit yang

disalurkan kepada masyarakat, yang mana hal ini memberikan kesempatan

perusahaan untuk menghasilkan laba yang tinggi, yang berasal dari bunga kredit

yang diberikan dan nantinya akan meningkatkan profitabilitas perusahaan

tersebut.

Pada penelitian-penelitian terdahulu terdapat persamaan hasil mengenai

pengaaruh variabel-variabel tersebut di atas. Saputra dan nasution (2009)

menunjukkan hasil secara simultan, jumlah kredit yang diberikan dan LDR

berpengaruh signifikan terhadap ROA. Rahayu (2012) hasil analisisnya

menunjukkan bahwa Jumlah Kredit yang Diberikan, Rasio Cepat (QR), Rasio

Kecukupan Modal (CAR) secara parsial maupun simultan berpengaruh positif dan
5

signifikan terhadap Return On Assetss (ROA). Defri (2012) hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa secara simultan CAR, LDR dan BOPO berpengaruh

signifikan terhadap variabel terikatnya. Ningrum (2013) menunjukkan hasil

jumlah kredit yang disalurkan, NPL, CAR dan LDR secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap ROA.

Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian mengenai seberapa besar pengaruh jumlah kredit yang diberikan dan

likuiditas terhadap profitabilitas perbankan dengan objek penelitian bank-bank

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2013-2017.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi

permasalahan dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah jumlah kredit yang diberikan berpengaruh secara parsial terhadap

profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI?

2. Apakah likuiditas berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas

perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI?

3. Apakah jumlah kredit yang diberikan dan likuiditas berpengaruh secara

simultan terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar di

BEI?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan penelitian ini antara lain:

1. Untuk mengetahui pengaruh jumlah kredit yang diberikan secara parsial

terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.


6

2. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas secara parsial terhadap profitabilitas

perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

3. Untuk mengetahui jumlah kredit yang diberikan dan likuiditas secara

simultan terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang di BEI.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain:

1. Manfaat Teoritis

a. Diharapkan dapat bermanfaat dalam ilmu pengetahuan dibidang

akuntansi terutama pada dunia perbankan khususnya mengenai

pengaruh jumlah kredit yang diberikan dan likuiditas terhadap

profitabilitas.

b. Dapat melengkapi bahan penelitian selanjutnya yang berguna untuk

mengembangkan ilmu.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan yang

positif bagi perkembangan perbankan, sehingga dapat dijadikan

pertimbangan dalam pengambilan keputusan serta untuk memberikan

informasi tambahan bagi pihak bank sehingga manajemen bank dapat

meningkatkan kinerjanya.

b. Bagi Universitas

Dalam penelitian ini dapat memanfaatkan untuk sumber referensi bagi

pihak yang akan membutuhkan, sebagai bahan pertimbangan bagi


7

penelitian pengaruh jumlah kredit dan likuiditas terhadap profitabilitas

pada bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2013-2017.

c. Bagi penulis

1) Untuk syarat mendapatkan gelar sarjana akuntansi.

2) Untuk menambah ilmu dan wawasan bagi penulis.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Berbagai penelitian mengenai Pemberian Kredit Dan Likuiditas Terdahap

Profitabilitas Perusahaan. Saputra dan Nasution (2009) menunjukkan hasil secara

parsial terdapat pengaruh positif dan signifikan antara jumlah kredit yang

diberikan terhadap ROA dan tidak ada pengaruh antara LDR dengan ROA. Secara

simultan, jumlah kredit yang diberikan dan LDR berpengaruh signifikan terhadap

ROA.

Rahayu (2012) pengaruh jumlah kredit yang diberikan, Likuiditas Dan

Kecukupan Permodalan Terhadap Profitabilitas Perbankan Di Bursa Efek

Indonesia, populasi penelitian ini mencakup 31 perusahaan perbankan yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia salama tahun 2008-2010. Dari 31 perusahaan

perbankan yang terdaftar, dipilih 20 perusahaan yang tercatat dalam sampel

menggunakan metode purposive sampling sebagai metode seleksi. Data yang

digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan dari masing-masing

sampel yang dipublikasikan di www.idx.co.id. Teknik analisis data yang

digunakan adalah model regresi data panel dengan melihat nilai probabilitas

signifikansinya. Hasil analisis menunjukkan bahwa Jumlah Kredit yang

Diberikan, Rasio Cepat (QR), Rasio Kecukupan Modal (CAR) secara parsial

8
9

maupun simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Assets

(ROA).

Risha (2013) Pengaruh Kredit Yang Diberikan, Likuditas dan Kecukupan

Modal Terhadap Profitabilitas, populasi penelitian ini adalah berjumlah 31

perusahaan. Dari 31 perusahaan kemudian dengan menggunakan teknik purposive

sampling maka terpilihlah 28 perusahaan sebagai sampel penelitian ini pada

periode 2008 sampai 2011. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah

metode regresi berganda. Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan kredit

yang diberikan berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA), likuiditas (LDR)

berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA) dan kecukupan

modal (CAR) tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Dan

kredit yang diberikan, likuiditas, dan kecukupan modal secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Defri (2012) Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), likuiditas dan

efisiensi operasional terhadap profitabilitas perusahaan perbankan yang terdaftar

di BEI. Sampel penelitian ini ditentukan dengan metode purposive sampling

sehingga diperoleh 57 sampel dari 19 perusahaan perbankan pada periode

pengamatan (2008-2010). Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang

diperoleh dari laporan keuangan publikasi perusahaan perbankan dalam

www.idx.co.id. Metode analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, LDR

berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA pada perusahaan


10

perbankan yang terdaftar di BEI, dan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap ROA pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Dan secara

simultan semua variabel bebas berpengaruh signifikan terhadap variabel

terikatnya.

Ningrum (2013) Pengaruh Jumlah Kredit Yang Disalurkan, Non

Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, Dan Loan to Deposit Ratio Terhadap

Return On Assetss Pada PD. BPR BKK Ungaran Tahun 2010-2012. Populasi

penelitian ini adalah Laporan Keuangan PD. BPR BKK Ungaran sejak awal

berdiri hingga saat ini. Sampel dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan PD.

BPR BKK Ungaran tahun 2010-2012. Metode analisis yang digunakan adalah

metode regresi linier berganda. Hasil penelitian diperoleh hasil jumlah kredit yang

disalurkan, Non Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, dan Loan to Deposit

Ratio secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Return On Assetss di PD.

BPR BKK Ungaran. Sedangkan secara parsial jumlah kredit yang disalurkan

berpengaruh positif signifikan terhadap Return On Assetss dengna nilai 0,034,

Non Performing Loan berpengaruh negatif secara signifikan terhadap Return On

Assetss dengan nilai 0,032, Capital Aequacy Ratio berpengaruh positif secara

signifikan terhadap Return On Assetss dengan nilai 0,047, dan Loan to Deposit

Ratio berpengaruh positif signifikan terhadap Return On Assetss dengan nilai

0,038.
11

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Teori Signalling

Menurut Jama’an (2008) Signalling Theory mengemukakan tentang

bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal kepada pengguna

laporan keuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apa yang sudah

dilakukan oleh manajemen untuk merealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapat

berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan tersebut

lebih baik dari perushaan lain. Teori sinyal menjelaskan bahwa pemberian sinyal

dilakukan oleh manajer untuk mengurangi asimetri informasi. Manajer

memberikan informasi melalui laporan keuangan bahwa mereka menerpkan

kebijakan akuntansi konservatisme yang menghasilkan laba yang lebih berkualitas

karena prinsip ini mencegah perusahaan melakukan tindakan membesar-besarkan

laba dan membantu pengguna laporan keuangan dalam menyajikan laba dan

aktiva yang tidak overstate.

2.2.2 Pengertian Dan Fungsi Kredit

Kredit adalah penyediaan uang atau yang disamakan dengan itu

berdasarkan persetujuan pinjam meminjam antara bank dengan lain pihak dalam

hal mana pihak peminjam berkewajiban melunasi hutangnya setelah jangka waktu

tertentu dengan jumlah bunga yang telah ditentukan (Suhardjono, 2003:11).

Keberadaan kredit di dalam kehidupan perekonomian memiliki fungsi

sebagai berikut (Kasmir, 2002:97)

a. Meningkatkan daya guna uang,

b. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang,


12

c. Meningkatkan daya guna barang,

d. Meningkatkan peredaan barang,

e. Salah satu alat stabilitas ekonomi,

f. Meningkatkan kegairahan berusaha

g. Meningkatkan pemerataan pendapat

h. Meningkatkan hubungan internasional.

2.2.3 Jenis-Jenis Kredit

Secara umum jenis-jenis kredit dapat dilhat dari berbagai segi (Kasmir,

2002:99) antara lain:

a) Dilihat dari segi kegunaan

1. Kredit investasi, biasanya digunakan untuk keperluan perluasan usaha

atau membangun proyek/pabrik baru atau untuk keperluan rehabilitasi,

2. Kredit modal kerja, kredit yang digunakan untuk keperluan

meningkatkan produksi dalam operasionalnya.

b) Dilihat dari tujuan kredit

1. Kredit produktif, kredit yang digunakan untuk peningkatan usaha atau

produksi atau investasi. Kredit ini diberikan untuk menghasilka barang

atau jasa,

2. Kredit konsumtif, kredit yang digunakan untuk dikonsumsi secara

pribadi. Dalam kredit ini tidak ada pertambahan barang dan jasa yang

dihasilkan, karena memang untuk digunakan atau dipakai oleh

seseorang atau badan usaha,


13

3. Kredit perdagangan, kredit ini yang digunakan untuk perdagangan,

biasanya untuk membeli barang dagangan yang pembayarannya

diharapkan dari hasil penjualan barang dagangan tersebut.

c) Dilihat dari segi jangka waktu

1. Kredit jangka pendek, merupakan kredit yang memiliki jangka waktu

kurang dari satu tahun atau paling lama satu tahun dan biasanya

digunakan untuk keperluan modal kerja

2. Kredit jangka menengah, kredit yang jangka waktu kreditnya berkisar

antara satu tahun sampai dengan tiga tahun

3. Kredit jangka panjang, kredit yang masa pengembaliannya paling

panjang. Kredit jangka panjang memilki masa pengembalian antara

tiga sampai lima tahun.

d) Dilihat dari segi jaminan

1. Kredit dengan jaminan, yaitu kredit yang diberikan dengan suatu

jaminan, jaminan tersebut dapat berbentuk barang berwujud atau tidak

berwujud,

2. Kredit tanpa jaminan, yaitu kredit yang diberikan tanpa jaminan

barang atau orang tertentu. Kredit jenis ini diberikan dengan melihat

prospek usaha dan karakter serta loyalitas atau nama baik si calon

debitur selama ini.

2.2.4 Unsur-Unsur Kredit

Di dalam suatu kredit terdapat unsur-unsur (Jusuf, 2003:6), yaitu:

 Pemberian kredit atau kreditur yaitu bank


14

 Penerima kredit yaitu debitur, penerima kredit ini bisa merupakan

perorangan atau perusahaan (badan usaha)

 Penyediaan uang atau yang dapat dipersamakan dengan itu oleh bank

 Perjanjian kredit yang merupakan aturan main dari hubungan ini

 Jangka waktu yaitu masa pengembalian kredit, dan

 Bunga atas kredit yang dinikmati pihak kreditur.

Jumlah penyaluran kredit dapat dilihat dari jumlah penyaluran kredit per

tahun pada perusahaan perbankan. Kegiatan bank dalam menyalurkan kredit dapat

dilihat dari tujuan penggunaannya yang berisi kredit investasi, modal kerja, dan

konsumtif. Jumlah dari penyaluran kredit ini disajikan dalam bentuk pinjaman

yang diberikan yang berada pada posisi aktiva pada neraca atas laporan keuangan

bank (Dahlan Siamat, 2005:165) Sehingga dari pernyataan tersebut dapat

disimpulkan bahwa jumlah penyaluran kredit diproksikan dengan:

Jumlah Kredit yang Diberikan

2.2.5 Likuiditas

2.2.5.1 Pengertian Likuiditas

Penulis mengutip pengertian likuiditas dari (Hanafi, 2003:77).

Kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi hutang lancarnya dengan

menggunakan aktiva lancaryang dimiliki perusahaan. (Kasmir, 2002) suatu bank

dapat dikatakan likuid, apabila bank yang bersangkutan dapat membayar semua

hutang-hutangnya terutama simpanan tabungan, giro dan deposito pada saat


15

ditagih dan dapat pula memenuhi semua permohonan kredit yang memang layak

untuk dibiayai.

2.2.5.2 Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

bank dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan

kata lain dapat membayar kembali pencairan dana deposannya pada saat ditagih

serta dapat mencukupi permintaan kredit yang telah diajukan. Semakin besar rasio

ini semakin likuid (Kasmir, 2005:268) rasio likuiditas adalah rasio yang

menunjukkan hubungan kas dan aktiva lancar lainnya dengan kewajiban lancar.

2.2.5.3 Pengukuran Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas juga digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan

dalam membiayai kewajiban ketika ditagih. Untuk mengukur rasio likuiditas

dapat digunakan beberapa rasio antara lain :

1. Quick Ratio

Quick Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengetahui

kemampuan bank untuk membayar kembali kewajiban kepada para

deposannya dengan cash assets yang dimilikinya. Semakin tinggi quick

rasio menunjukkan semakin tinggi likuiditas bank.

Menurut Kasmir (2012:135), rumus untuk mencari Rasio Cepat:

2. Current Ratio

Ratio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang


16

segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain

seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban

jangka pendek yang segera jatuh tempo. Ratio lancar dapat pula dikatakan

sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu

perusahaan. Penghitungan ratio lancar dilakukan dengan cara

membandingkan antara total aktiva lancar dengan total utang lancar

(Kasmir, 2014:132).

Menurut Van Horne and Watchowic (2012:206), current ratio

dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

x100%

3. Loan to Deposit Ratio (LDR)

Loan to Deposit Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk

mengetahui kemampuan bank dalam membayar kembali kewajiban kepada

para deposannya dengan menarik kembali kredit-kredit yang telah

diberikan kepada debiturnya. Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin

tinggi likuiditas bank.

Menurut Riyadi (2004:146) Loan to Deposit Ratio (LDR) dapat dihitung

dengan rumus:

x 100%

4. Cash Ratio

Cash ratio merupakan ratio yang digunakan untuk menunjukkan

kemampuan bank untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang sudah


17

jatuh tempo dengan cash asset yang dimilikinya. Semakin tinggi cash ratio

menunjukkan semakin tinggi likuiditas bank.

Menurut Kasmir (2012:136), Ratio kas dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

2.2.6 Profitabilitas

2.2.6.1 Pengertian Profitabilitas

Profitabilitas merupakan suatu hal yang mencerminkan kemampuan dari

setiap perusahaan untuk menghasilkan laba. Performa manajerial dari setiap

perusahaan akan dapat diakatakan baik panila tingkat profitabilitas perusahaan

yang dikelolanya tinggi ataupun maksimal.

2.2.6.2 Ratio Profitabilitas

Menurut Ali (2004:66), “Profitabilitas merupakan indikator dari

kemampuan bank untuk mempertahankan kecukupan modalnya. Jika profitabilitas

rendah maka bank tidak akan mampu menambah permodalannya”. Ratio

profitabilitas merupakan ratio yang digunakan untuk menilai kemampuan bank

dalam mencari keuntungan. Rasio ini juga memberi ukuran efektif bagi bank.

Untuk mengukur rasio profitabilitas dapat digunakan beberapa rasio antara lain :

1. Net Profit Margin

Net profit margin merupakan rasio yang digunakan untuk

mengetahui kemampuan bank dalam menghasilkan net income ditinjau

dari sudut operating income-nya. Semakin tinggi net profit margin

semakin besar tingkat profitabilitas yang dicapai oleh bank.


18

Menurut Agus Sartono (2011:122), secara sederhana margin laba

bersih dapat dirumuskan sebagai berikut:

2. Return On Investment

Return On Investment merupakan perbandingang antara laba bersih

setelah pajak dengan total aset. Returrn on investment merupakan rasio

yang mengukur kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam

menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aset yang tersedia

dalam perusahaan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik keadaan suatu

perusahaan.

Menurut Agus Sartono (2011:123), Return On Investment. Dapat

dihitung dengan rumus:

3. Return On Equity (ROE)

Sutrisno (2002:267), “ROE atau sering disebut Rate of Return on

Net Worth, adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntngan

dengan modal yang dimiliki sendiri, semakin besar ROE, semakin besar

pula tingkat keuntungan yang dicapai bank.

Menurut Agus Sartono (2011:124),Rasio ini dihitung dari rumus

sebagai berikut:
19

4. Return On Assets (ROA)

ROA Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

kemampuan menejemen dalam mengelola aktiva yang dimilikinya untuk

menghasilkan berbagai income. Semakin tinggi nilai ROA, maka semakin

baik kinerja bank dalam mengelola aktivanya.

Menurut Agus Sartono (2011:122) ROA dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

x 100%

2.3 Rerangka Konseptual

Jumlah kredit yang diberikan, tentunya akan menghasilkan pendapatan

bunga kredit bagi setiap perusahaan perbankan, jadi dengan kata lain apabila

jumlah kredit yang diberikan nilainya mengalami kenaikan, maka pendapatan

bunga kredit nilainya juga akan semakin besar, dan pada akhirnya profitabilitas

yang akan dicapai juga semakin besar nilainya. Likuiditas yang dalam penelitin

ini diukur dengan menggunakan Loan to Deposit Ratio, biasanya digunakan para

nasabah. Likuiditas sebagai suatu indikator untuk menilai kemampuan setiap

perusahaan perbankan dalam memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya

dengan menggunakan harta lancar yang dimiliki oleh perusahaan yang

bersangkutan, dimana dalam hal ini jika likuiditas dari suatu perusahaan

bagus/tinggi, tentunya para nasabah akan semakin percaya untuk mempergunakan

jasa-jasa di bidang keuangan yang disediakan oleh perusahaan itu sendiri,

sehingga dengan naiknya intensitas dari penggunaan jasa-jasa keuangan yang


20

disediakan oleh setiap bank inilah, tentunya akan menentukan tingkat

profitabilitas yang akan diperoleh nantinya.

Gambar 2.1

Rerangka Konseptual

Jumlah Kredit (Xı)


Hɜ Profitabilitas (Y)
Likuiditas (X₂) H₂

Keterangan :

Parsial :

Simultan :

2.4 Hipotesis

2.4.1 Pengaruh jumlah kredit yang berikan secara parsial terhadap

profitabilitas

Pemberian kredit memberikan keuntungan bagi bank, dimana semakin

besar penyaluran kredit, maka akan meningkatkan pula keuntungan (profitabilitas)

bank. Jumlah kredit yang diberikan, tentunya akan menghasilkan pendapatan

bunga kredit bagi setiap perusahaan perbankan, kemudian besarnya pendapatan

bunga kredit ini, tentunya akan mempengaruhi tingkat profitabilitas yang akan

diperoleh perusahaan nantinya.

Penelitian terdahulu yang berkaitan dengan jumlah kredit yang diberikan

yaitu Saputra dan Nasution (2009) yang menunjukkan bahwa jumlah kredit yang
21

diberikan secara parsial memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas. Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu (2012) menunjukkan bahwa

kredit yang diberikan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas. Risha (2013) menunjukkan hasil bahwa jumlah kredit yang

diberikan secara parsial berpengaruh terhadap profitabilitas. Sejalan dengan

penelitian Ningrum (2013) yang menunjukkan hasil jumlah kredit yang diberikan

secara parsial berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas. Berdasarkan

uraian tersebut maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

Hı : jumlah kredit yang diberikan berpengaruh secara parsial terhadap

profitabilitas perusahaan

2.4.2 Pengaruh likuiditas secara parsial terhadap profitabilitas

Pengelolaan likuiditas sangat penting bagi kelangsungan usaha bank. LDR

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas. Apabilai nilai

rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) bank yang berada pada standar yang

ditetapkan oleh Bank Indonesia (85%-110%), maka laba yang diperoleh oleh bank

tersebut akan meningkat (dengan asumsi bahwa bank tersebut mampu

menyalurkan kreditnya dengan efektif). Semakin tinggi rasio LDR (dengan

asumsi berada pada nilai yang ditetapkan BI), berarti bank dapat memanfaatkan

dana yang dihimpun dan menyalurkan dalam bentuk kredit dan kredit yang

disalurkan itu akan meningkatkan pendapatan bunga suatu bank, yang mana

nantinya akan meningkatkan laba. Dengan meningkatkan laba, maka Return On

Asset (ROA) juga akan meningkat, karena laba merupakan komponen yang

membentuk Return On Asset (ROA).


22

Penelitian terdahulu mengenai pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas

yaitu Risha (2013) menunjukkan hasil bahwa likuiditas (LDR) secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Penelitian yang

dilakuakan oleh Defri (2012) menunjukkan hasil bahwa Likuiditas (LDR) secara

parsial berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA). Penelitian yang

dilakukan Ningrum (2013) menunjukkan hasil bahwa secara parsial likuiditas

(LDR) berpengaruh positif signifikan terhadap profitabilitas (ROA). Berdasarkan

uraian diatas maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

H₂ : likuiditas berpengaruh secara parsial terhadap profitabilitas perusahaan.

2.4.3 Pengaruh jumlah kredit yang diberikan dan likuiditas secara simultan

terhadap profitabilitas

Pengaruh secara simultan jumlah kredit yang diberikan dan likuiditas

(LDR) terhadap profitabilitas (ROA) dapat diketahui dengan menggunakan uji

statistik yang akan dilakukan pada penelitian ini untuk melihat sejauh mana

pengaruh kedua variabel tersebut. Sesuai latar belakang penelitian, dapat disusun

suatu logika bahwa jumlah kredit yang diberikan pada perbankan yang tercatat di

BEI, berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA). Jadi jika semakin besar

jumlah penyaluran kredit, maka semakin meningkat pula keuntungan

(profitabilitas) bank. Begitu juga sebaliknya, jika penyaluran kredit semakin kecil,

maka semakin menurun pula keuntungan (profitabilitas) bank. Kemudian Loan to

Deposit Ratio (LDR) mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja perbankan

yang diproksikan dengan Return On Asset (ROA), jadi semakin tinggi rasio Loan

to Deposit Ratio (LDR), maka semakin tinggi pula Return On Asset (ROA)
23

sehinnga kinerja perbankan juga akan mengalami kenaikan. Begitupula

sebaliknya, jika LDR mengalami penurunan, maka ROA juga akan turun sehingga

kinerja perbankan yang tercatat di BEI juga turun. Berdasarkan uraian di atas

maka dapat diperoleh hipotesis yaitu:

Hɜ : jumlah kredit yang diberikan dan likuiditas berpengaruuh secara simultan

terhadap profitabilitas perusahaan.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Klasifikasi dan Definisi Operasional Variabel Penelitian

3.1.1 Klasifikasi Variabel

Variabel penelitian menurut (Sugiyono, 2017) adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan. Dalam

penelitian ini meliputi variabel dependen dan independen.

a. Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017:39) . variabel

dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas (Y).

b. Variabel Independen

Variabel independen atau bebas merupakan variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi penyebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat) (Sugiyono, 2017:39). Variabel independen yang

digunakan dalam penelitian ini adalah Kredit yang diberikan (Xı) dan

likuiditas (X₂).

3.1.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

Penelitian ini melibatkan 3 variabel yang terdiri dari 2 variabel bebas

(independen) dan 1 variabel terikat (dependen). Variabel dependen yaitu

profitabilitas dan 2 variabel independen yaitu kredit yang diberikan dan likuiditas.

24
25

3.1.2.1 Variabel Independen (X)

1. Kredit (Xı)

Kasmir (2012:81), menyatakan kredit sering diartikan memperoleh barang

dengan cicilan atau angsuran dikemudian hari atau memperoleh pinjaman

uang yang pembayarannya dilakukan di kemudian hari dengan cicilan atau

angsuran sesuai dengan perjanjian. Pandia (2012:169), menyatakan

manajemen kredit adalah kegiatan bank mengalokasikan dananya dalam

bentuk pinjaman yang diberikan atau kredit untuk memperoleh

keuntungan (profitability) dengan memperhatikan tingkat keamanannya

(safety). Kesimpulannya, kredit adalah keadaan dimana pemberi kredit dan

penerima kredit melakukan perjanjian atas suatu barang atau uang yang

pembayarannya dilakukan dimasa mendatang. Kasmir (2005:169),

menyatakan fungsi kredit adalah menyangkut kepercayaan, kesepakatan,

jangka waktu, resiko dan balas jasa. Kredit yang diberikan dilihat

berdasarkan total kredit yang diberikan dari masing-masing perushaan

perbankan yang terdaftar di bursa efek yang menjadi sampel penelitian.

Jumlah kredit (X1) dapat dilihat dari:


Jumlah Kredit yang Diberikan

2. Likuiditas (X₂)

Munawir (2010), menyatakan likuiditas adalah menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya,

termasuk bagian dari kewajiban jangka panjang. Salah satu alat ukur dari

likuiditas ini adalah dengan menggunakan Loan to Deposit Ratio (LDR).


26

Menurut Kasmir (2005) Loan to Deposit Ratio merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan

dibandingkan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan.

Sedangkan menurut BI dalam Undang-undang perbankan UU No. 10 1998

dan UU No. 3 tahun 2004, rumus untuk mencari LDR adalah :

x 100%

Dana pihak ketiga berasal dari masyarakat, dana dari masyarakat ini terdiri

dari giro, deposito, dan tabungan.

1.1.2.2 Variabel Dependen (Y)

1) Profitabilitas (Y)

Variabel terikat atau dependen merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas

(Sugiyono, 2011:61). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah Profitabilitas (Y).

Pandia (2012:64), menyatakan rasio probabilitas adalah alat ukur

yang digunakan dalam mengukur efektivitas perusahaan memperoleh laba.

Alat ukur yang digunakan dalam rasio likuiditas adalah :

x 100%

3.2 Jenis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan yang telah dijelaskan pada bab

sebelumnya, maka jenis penelitian dalam penelitian ini menggunakan penelitian

kuantitatif. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang didalamnya mengacu

pada perhitungan data penelitian yang berupa angka-angka. Dalam penelitian ini
27

tergolong penelitian kausatif (causative). Penelitian ini menguji hubungan antara

variabel independen (X) dengan variabel dependen (Y). Dimana penelitian ini

bertujuan untuk melihat seberapa besar variabel bebas mempengaruhi variabel

terikat (Sugiyono, 2011:11). Penelitian ini berusaha menjelaskan pengaruh kredit

yang diberikan (Xı) dan likuiditas (X₂) sebagai variabel independen terhadap

profitabilitas perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebagai

variabel dependen.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2007:2) “Populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari atau kemudian di tarik kesimpulannya”.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2013-2017 dan di publikasikan di website

www.idx.co.id. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 44 perusahaan.


28

Tabel 3.1 Daftar Populasi Perusahaan Perbankan Tahun 2013-2017

No KODE NAMA PERUSAHAAN Tanggal IPO


EMITEN
1 AGRO Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk 08-Agust-2003
2 AGRS PT Bank Agris Tbk 22-Des-2014
3 ARTO PT Bank Artos Indonesia Tbk 12-Jan-2016
4 BABP PT Bank MNC Internasional Tbk 15-Jul-2002
5 BACA Bank Capital Indonesia Tbk 04-Okt-2007
6 BBCA Bank Central Asia Tbk 31-Mei-2000
7 BBHI PT Bank Harda Internasional Tbk 12-Agust-2015
8 BBKP Bank Bukopin Tbk 10-Jul-2006
9 BBMD PT Bank Mestika Dharma Tbk 8-Jul-2013
10 BBNI Bank Negara Indonesia Tbk 25-Nov-1996
11 BBNP Bank Nusantara Parahyangan Tbk 10-Jan-2001
12 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk 10-Nov-2003
13 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk 17-Des-2009
14 BBYB PT Bank Yudha Bhakti Tbk 13-Jan-2015
15 BCIC PT Bank JTrust Indonesia Tbk 25-Jun-1997
16 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 06-Des-1989
17 BEKS Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk 13-Jul-2001
18 BGTG PT Bank Ganesha Tbk 12-Mei-2016
19 BINA PT Bank Ina Perdana Tbk 16-Jan-2014
20 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten 08-Jul-2010
Tbk
21 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk 12-Jul-2012
22 BKSW PT Bank QNB Indonesia Tbk 21-Nov-2002
23 BMAS PT Bank Maspion Indonesia Tbk 11-Jul-2013
24 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk 14-Jul-2003
25 BNBA Bank Bumi Arta Tbk 13-Des-2009
26 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk 29-Nov-1989
27 BNII PT Bank Maybank Indonesia Tbk 21-Nov-1989
28 BNLI Bank Permata Tbk 15-Jan-1990
29 BSIM Bank Sinarmas Tbk 13-Des-2010
30 BSWD Bank of India Indonesia Tbk 01-Mei-2002
31 BTPN Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk 12-Mar-2008
32 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk 30-Jun-1999
33 DNAR PT Bank Dinar Indonesia Tbk 11-Jul-2014
34 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk 29-August-1990
35 MAYA Bank Maypada Internasional Tbk 29-August-1997
36 MCOR PT Bank China Contruction Bank Indonesia Tbk 03-Jul-2007
37 MEGA Bank Mega Tbk 17-Apr-2000
38 NAGA PT Bank Mitriniaga 09-Jul-2013
39 NISP Bank OCBC NISP Tbk 20-Okt-1994
40 NOBU PT Bank Nationalnobu Tbk 20-Mei-2013
41 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk 29-Des-1982
42 PNBS PT Bank Panin Dubai Syariah Tbk 15-Jan-2014
43 SDRA PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk 15-Des-2006
44 BRIS PT Bank BRI Syariah Tbk 09-Mei-2018
Sumber data :http://www.idx.co.id
29

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2007:73) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Pengambilan sampel

dilakukan dengan menggunakan teknik non random sampling yaitu cara

pengambilan sampel yang tidak semua anggota populasi diiberi kesempatan untuk

dipilih menjadi sampel. Salah satu teknik pengambilan sampling yang termasuk

dalam non random sampling adalah teknik purposive sampling. Pada penelitian

ini pengambilan sampel dilakukan dengan pendekatan purposive sampling, yaitu

teknik penentuan sampel dengan kriteria atau pertimbangan tertentu. Adapun

kriteria penentuan sampel dalam penelitain ini adalah :

1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada

tahun 2013-2017.

2. Perusahaan perbankan yang menerbitkan dan mempublikasikan laporan

keuangan tahunan pada tahun 2013-2017.

3. Perusahaan perbankan yang memiiki laba positif selama masa periode

pengamatan.

Berdasarkan kriteria-kriteria diatas diperoleh sampel sebanyak 22

perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut. Kriteria pemilihan sampel

digambarkan dalam tabel berikut :


30

Tabel 3.2 Kriteria Pemilihan Sample

No Kriteria Jumlah

1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI tahun 2013- 44


2017.
2. Perusahaan perbankan yang tidak menerbitkan laporan (15)
keuangan tahunan berturut-turut dari tahun 2013-2017
3. Perusahaan perbankan yang tidak memiliki laba positif (7)
selama masa periode pengamatan
4. Total sampel 22
Sumber data :http://www.idx.co.id

Adapun nama-nama perusahaan yang memenuhi kriteria dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 3.3 Sampel Perusahaan Perbankan

No Kode Perusahaan
1 AGRO Bank Rakyat Indonsia Agroniaga Tbk
2 BACA Bank Capital Indonesia Tbk
3 BBCA Bank Central Asia Tbk
4 BBKP Bank Bukopin Tbk
5 BBNI Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
6 BBRI Bank Rakyat Indonesia(Persero) Tbk
7 BBTN Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk
8 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk
9 BJBR Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk
10 BJTM Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk
11 BMRI Bank Mandiri (Persero) Tbk
12 BNBA Bank Bumi Arta Tbk
13 BNGA Bank CIMB Niaga Tbk
14 BNII PT Bank Maybank Indonesia Tbk
15 BSIM Bank Sinar Mas Tbk
16 BTPN Bank Tabunan Pensiunan Nasional Tbk
17 BVIC Bank Victoria Internasional Tbk
18 INPC Bank Artha Graha Internasional Tbk
19 MCOR PT Bank China Contruction Bank Indonesia Tbk
20 MEGA Bank Mega Tbk
21 PNBN Bank Pan Indonesia Tbk
22 SDRA PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk
Sumber: http://www.idx.co.id
31

3.4 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

1. Data kualitatif, yaitu data yang tidak dapat diukur dalam skala numerik atau

data yang disajikan secara deskriptif atau yang berbentuk uraian Kuncoro

(2013:145).

2. Data kuantitatif, yaitu data yang disajikan dalam skala numerik (angka-

angka), namun dalam statistik semua data harus dalam bentuk angka, maka

data kualitatif umumnya dikuantitatifkan agar dapat diolah Kuncoro

(2013:145)

Data adalah segala keterangan (informasi) mengenai semua hal yang

berkaitan dengan tujuan penelitian (Idrus, 2009:61). Jenis data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah data kuantitatif berupa laporan keuangan tahunan

(Annual Report) perusahaan yang berhubungan dengan variabel penelitian yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan dipublikasikan melalui internet pada

website www.idx.co.id.

3.4.2 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

berupa laporan keuangan perusahaan selama periode 2013 sampai dengan 2017.

Data penelitian didapatkan dari situs Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id dan

company report perusahaan sampel yang didalamnya berisikan semua rasio

keuangan perusahaan 5 tahun terakhir dan perincian keuangan perusahaan.


32

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam kegiatan penelitian diperlukan beberapa cara

serta teknik pengumpulan data tertentu, sehingga proses penelitian dapat berjalan

lancar. Menurut Nazir (2014) “Pengumpulan data adalah prosedur yang sistematik

dan berstandar untuk memperoleh data yang diperlukan”.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan metode

dokumentasi. Dokumentasi menurut Sugiyono (2015) adalah suatu cara yang

digunakan untuk memperoleh data dan informasi dalam bentuk buku, arsip,

dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta keterangan yang

dapat mendukung penelitian. Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data

kemudian ditelaah.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan suatu metode yang digunakan untuk

memproses hasil penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Data yang telah

terkumpul selanjutnya dianalisis untuk dapat memberikan jawaban dari masalah

yang dibahas dalam penelitian ini. Dalam menganalisis data, peneliti

menggunakan program SPSS. Metode analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.6.1 Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda dipilih untuk digunakan pada penelitian ini

karena metode analisis regresi berganda dapat menyimpulkan secara langsung

mengenai pengaruh masing-masing variabel bebas yang digunakan secara parsial

ataupun simultan. Analisis regresi linier berganda dipilih karena untuk


33

mengetahui bagaiman pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Persamaan regresi tersebut adalah sebagai berikut :

Y = a + bıXı + b₂X₂ + e

Keterangan :

Y = Profitabilitas

Xı = Kredit yang diberikan

X₂ = Likuiditas

a = Konstanta

bı, b₂ = Koefisien regresi yang menunjukkan perubahan variabel

dependen berdasarkan pada variabel independen.

e = Tingkat kesalahan (standard error)

3.6.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk menghilangkan penyimpangan-

penyimpangan yang mungkin terjadi dalam analisis regresi sehingga hasil yang

akan diperoleh dapat lebih akurat dan mendekati atau sama dengan kenyataan. Uji

asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinealitas, uji

heteroskedastisitas, serta uji autokorelasi. (Ghozali, 2011:105)

3.6.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Model regresi yang

baik adalah data yang beristribusi normal atau mendekati normal. Analisis

statistik merupakan alat statistik yang sering digunakan untuk menguji normalitas

residual yaitu uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S). Apabila


34

nilai probabilitas signifkansinya atau lebih besar dari 5% atau 0,05 maka data

tersebut terdistribusi secara normal. Sebaliknya, jika nilai probabilitas

signifikansinya lebih kecil dari 5% atau 0,05 maka data tersebut tidak terdistribusi

secara normal. (Ghozali, 2011:163).

3.6.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Jika variabel

independen saling berkorelasi maka variabel-variabel tersebut tidak orthogonal.

Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antara sesama

variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas

salah satunya dengan menggunakan nilai tolerance dan variance inflation factor

(VIF). Apabila nilai tolerance lebih besar dari 0,01 (>0,01) dan nilai VIF lebih

kecil dari 10 (<10) maka tidak terjadi multikolinearitas. Sebaliknya, jika nilai

tolerance lebih kecil dari 0,01 (<0,01) dan nilai VIF lebih besar dari 10 (>10)

maka terjadi multikolinearitas. (Ghozali, 2011:105)

3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual atau pengamatan ke

pengamatan lain. Jika varians dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang

homoskedastisitas atau yang tidak terjadi heteroskedastisitas. Mendeteksi ada atau

tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser. Cara yang

dilakukan dengan menggunakan uji Glejser adalah meregres semua nilai absolut
35

residual terhadap variabel independen. Jika nilai signifikansi antara variabel

independen dengan nilai lebih dari 0.05 maka tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas. (Ghozali, 2011:139).

3.6.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan kesalahan

pengganggu pada periode sebelumnya. Jika ada korelasi maka dinamakan ada

problem auto-korelasi. Model regresi yang baik adalah yang bebas dari

autokorelasi. Pendeteksian ada atau tidaknya autokorelasi menggunakan uji

Durbon Watson (DW test). Uji Durbon Watson hanya digunakan untuk

autokorelasi tingkat satu (first order auto correlation) dan mensyaratkan adanya

intercept (konstanta) dalam model regresi dan tidak ada variabel lagi di antara

variabel independen. Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi

adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4 Durbin Watson

Hipotesis Nol Keputusan Jika


Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl
Tidak ada autokorelasi No Decision dl ≤ d ≤ du
Tidak ada autokorelasi negative Tolak 4 – dl < d < 4
Tidak ada autokorelasi negative No Decision 4 – du ≤ d ≤ 4 – dl
Tidak ada autokorelasi positif atau Tidak ditolak du < d < 4 – du
negative
Sumber : Ghozali (2011:111)
36

3.6.3 Pengujian Hipotesis

3.6.3.1 Pengujian Secara Parsial (uji T)

Uji statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh suatu

variabel independen secara individual dalam menerangkan variasi variabel

dependen (Ghozali, 2013). Adapun langkah-langkag pengujian t-test (parsial)

sebagai berikut:

1. Merumuskan Hipotesis

Ho : βi = 0 artinya variabel indpenden tidak berpengaruh terhadap variabel

dependen.

H1 : βi ≠ 0 artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen.

2. Menentukan tingkat signifikan α sebesar 5%

3. Kesimpulan

Ho : Diterima apabila hasil signifikan ≥ 0,05 atau t hitung ≤ t tabel

H1 : Diterima apabila signifikan < 0,05 atau t hitung > t tabel.

3.6.3.2 Pengujian Secara Simultan (Uji F)

Uji F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau

bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama

terhadap variabel dependen atau terikat (Ghozali, 2013).

1. Menentukan H0 dan H1

H0 : β1 β2 β3 = 0 artinya variabel independen tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen.
37

H1 : β1 β2 β3 ≠ 0 artinya variabel independen berpengaruh terhadap variabel

dependen.

2. Menentukan tingkat signifikan α sebesar 5%

3. Menentukan kriteria penerimaan atau penolakan Ho.

H0 : Diterima jika hasil signifikan ≥ 0,05 atau F hitung ≤ F tabel

H1 : Diterima jika hasil signifikan < 0,05 atau t hitung > t tabel.
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

4.1.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

Bursa Efek Indonesia mengklasifikasikan industri-industri perusahaan

berdasarkan sektor-sektor yang dikelolanya terdiri dari: sektor pertanian, sektor

pertambangan, sektor industri dasar kimia, sektor aneka industri, sektor industri

barang konsumsi, sektor properti, sektor infrastruktur, sektor keuangan, dan sektor

perdagangan jasa investasi.

Objek penelitian ini adalah sektor keuangan, dimana sektor keuangan

adalah bagian dari perusahaan-perusahaan yang ikut berperan aktif dalam pasar

modal karena sektor keuangan merupakan bagian yang sangat penting untuk

menunjang sektor rill dalam perekonomian Indonesia. Sektor keuangan di Bursa

Efek Indonesia terdiri dari lima subsektor yang terdiri dari lembaga pembiayaan,

perusahaan efek, perusahaan asuransi, perbankan, dll. Dalam penelitian ini sub

sektor yang dijadikan srebagai populasi adalah sektor perbankan. Sektor

perbankan merupakan sub sektor yang paling banyak diminati oleh para investor

karena return atas saham yang akan diperoleh cukup menjanjikan. Bank adalah

lembaga keuangan yang aktivitas utamanya menerima simpanan giro, deposito,

dan tabungan. Bank juga dikenal sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit)

bagi masyarakat luas. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No 10

Tahun 1998 bank adalah, badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkanya kepada masyarakat dalam bentuk

38
39

kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan tarap hidup rakyat

banyak.

Populasi perusahaan Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

tahun 2013-2017 berjumlah 44 perusahaan. Penelitian ini menggunakan metode

purpossive sampling dalam menentukan jumlah sampel. Sehingga didapatkan

jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 22 perusahaan dengan periode

penelitian 5 tahun berturut-turut. Maka 5 tahun observasi × 22 sampel = 110

observasi. Berikut gambaran umum perusahaan perbankan yang menjadi sampel

dalam penelitian ini.

1. Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (AGRO)

Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk (Bank BRI AGRO) didirikan

tanggal 27 september 1989 dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun

1990. Bank AGRO diakuisisi oleh Bank BRI pada tahun 2011 dan kemudian

ditahun 2012 nama Bank Agriniaga di ganti menjadi Bank Rakyat Indonesia

Agroniaga Tbk (Bank BRI AGRO).

2. Bank Capital Indonesia (BACA)

Bank Capital Indonesia Tbk “Bank” didirikan tanggal 20 April 1989

dengan nama PT Credit Lyonnais Indonesia dan telah beroperasi secara komersial

sejak tahun 1989. Kantor pusat Bank Capital beralamat di Sona Topas Tower

Lantai 12, Jl. Jendral Sudirman Kav.26, Jakarta Selatan. Saat ini, BACA memliki

1 Kantor pusat operasional , 2kantor cabang, 34 kantor cabang pembantu dan 18

kantor kas.
40

3. Bank Central Asia Tbk (BBCA)

PT Bank Central Asia Tbk (“Bank”) didirikan di negara Republik

Indonesia dengan Akta Notaris Raden Mas Soeprapto tanggal 10 Agustus 1955

No. 38 dengan nama “N.V. Perseroan Dagang Dan Industrie Semarang Knitting

Factory”. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan No. J.A.5/89/19

tanggal 10 Oktober 1955 dan diumumkan dalam Tambahan No. 595 pada Berita

Negara No. 62 tanggal 3 Agustus 1956. Nama Bank telah diubah beberapa

agrkali, terakhir menjadi PT Bank Central Asia berdasarkan Akta Wargio

Suhardjo, S.H., pengganti Notaris Ridwan Suselo, tanggal 21 Mei 1974 No. 144.

2. Bank Bukopin Tbk (BBKP)

PT Bank Bukopin Tbk. “Bank” didirikan di Republik lndonesia pada

tanggal 10 Juli 1970 denga nama Bank Umum Koperasi Indonesia (disingkat

Bukopin) yang disahkan sebagai badan hukum berdasarkan Surat Keputusan

Direktorat Jenderal Koperasi No. 13/Dirjen/Kop/70 dan didaftarkan dalam Daftar

Umum Direktorat Jenderal Koperasi No. 8251 pada tanggal yang sama. Bank

mulai melakukan usaha komersial sebagai bank umum koperasi di Indonesia sejak

tanggal 16 Maret 1971 dengan izin Menteri Keuangan dalam Surat Keputusan No.

Kep-078/ DDK/II/3/1971 tanggal 16 Maret 1971.

3. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI)

PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk (selanjutnya disebut “BNI” atau

“Bank”) pada awalnya didirikan di Indonesia sebagai Bank sentral dengan nama

“Bank Negara Indonesia” berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-

Undang No. 2 tahun 1946 tanggal 5 Juli 1946. Selanjutnya, berdasarkan Undang-
41

Undang No. 17 tahun 1968, BNI ditetapkan menjadi “Bank Negara Indonesia

1946”, dan statusnya menjadi Bank Umum Milik Negara. Selanjutnya, peran BNI

sebagai Bank yang diberi mandat untuk memperbaiki ekonomi rakyat dan

berpartisipasi dalam pembangunan nasional dikukuhkan oleh UU No. 17 tahun

1968 tentang Bank Negara Indonesia 1946.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 tahun 1992, tanggal 29 April

1992, telah dilakukan penyesuaian bentuk hukum BNI menjadi Perusahaan

Perseroan Terbatas (Persero). Penyesuaian bentuk hukum menjadi Persero,

dinyatakan dalam Akta No. 131, tanggal 31 Juli 1992, dibuat di hadapan Muhani

Salim, S.H., yang telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.

73 tanggal 11 September 1992 Tambahan No. 1A. Perubahan terakhir Anggaran

Dasar BNI dilakukan antara lain tentang penyusunan kembali seluruh Anggaran

Dasar sesuai dengan Akta No. 35 tanggal 17 Maret 2015 Notaris Fathiah Helmi,

S.H. telah mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia, dengan surat keputusan No. AHU-AH.01.03-0776526

tanggal 14 April 2015.

4. Bank Rakat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI)

Sejarah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (“BRI”,“Bank”, atau

“Perseroan”) dimulai sejak 16 Desember 1895 di Purwokerto, Jawa Tengah

dengan nama “Hulpen Spaarbank der Inlandsche Bestuurs Ambtenaren” yang

setelah beberapa kali mengalami perubahan nama kemudian resmi ditetapkan

menjadi Bank Rakyat Indonesia sejak 18 Desember 1968 berdasarkan UU No. 21

tahun 1968. Sejak tahun 1992, status BRI berubah menjadi Perseroan Terbatas
42

dengan 100% kepemilikan BRI ditangan pemerintah Republik Indonesia. Pada 10

November 2003, BRI melakukan Initial Public Offering (IPO) sehingga

komposisi kepemilikan saham pemerintah di BRI pada saat ini menjadi 56,75%,

sementara sisanya sebesar 43,25% dimiliki oleh pemegang saham publik.

5. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN)

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (“Bank”) didirikan sebagai bank

milik negara, semula dengan nama “Bank Tabungan Pos” berdasarkan Undang-

undang Darurat No. 9 Tahun 1950 tanggal 9 Februari 1950. Selanjutnya,

berdasarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang No. 4 tahun 1963,

nama Bank Tabungan Pos diubah menjadi “Bank Tabungan Negara”. Pada

tanggal 29 April 1989, Bank mulai beroperasi sebagai bank umum milik negara.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1992, status Bank diubah

menjadi perseroan terbatas milik negara (Persero). Akta pendirian Bank sebagai

Persero dibuat dihadapan Notaris Muhani Salim, S.H., No. 136 tanggal 31 Juli

1992 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dengan Surat Keputusan No.

C2-6587.HT.01.01. TH.1992 tanggal 12 Agustus 1992, serta diumumkan dalam

Berita Negara No. 73 tanggal 11 September 1992 Tambahan No. 6A.

Berdasarkan surat keputusan Direksi Bank Indonesia No. 27/55/KEP/DIR tanggal

23 September 1994, Bank memperoleh status sebagai bank devisa. Bank telah

mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia untuk melakukan kegiatan umum

perbankan berdasarkan prinsip syariah melalui surat No. 6/1350/DPbS tanggal

15 Desember 2004.
43

6. Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN)

Sejarah Danamon dimulai pada tahun 1956 ketika didirikan sebagai Bank

Kopra Indonesia. Di tahun 1976 nama tersebut kemudian diubah menjadi PT

Bank Danamon Indonesia. Di tahun1988, Danamon menjadi bank devisa dan

setahun kemudian mencatatkan diri sebagai perusahaan publik di Bursa Efek

Jakarta. Sebagai akibat dari krisis keuangan Asia di tahun 1998, pengelolaan

Danamon dialihkan di bawah pengawasan Badan Penyehatan Perbankan Nasional

(BPPN) sebagai BTO (BankTaken Over). Di tahun 1999, Pemerintah Indonesia

melalui BPPN, melakukan rekapitalisasi sebesar Rp 32,2 triliun dalam bentuk

obligasi pemerintah. Sebagai bagian dari program restrukturisasi, Danamon

menjalani proses merger dengan 8 bank-bank BTO (Bank Tiara, PT Bank Duta

Tbk, PT Bank Rama Tbk, PT Bank Tamara Tbk, PT Bank Nusa Nasional Tbk, PT

Bank Pos Nusantara, PT Jayabank International dan PT Bank Risjad Salim

Internasional) dan PT Bank PDFCI. Sebagai bagian dari paket merger tersebut,

Danamon menerima program rekapitalisasinya yang kedua dari Pemerintah

melalui injeksi modal sebesar Rp 28,9 triliun. Sebagai surviving entity, Danamon

bangkit menjadi salah satu bank swasta terbesar di Indonesia.

7. Bank Pembangunan Daerang Jawa Barat Dan Banten Tbk (BJBR)

Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk “Bank” didirikan

pada tanggal 08 april 1999. Bank BJB sebeumnya merupakan sebuah perusahaan

milik Belanda di Indonesia yang di nasionalisasi pada tahun 1960 yaitu N.V.

Denisn(De Eerste Nederlandsche Indische Shareholding) dan memulai kgiatan

usaha komersialnya pada tanggal 20 mei 1961.


44

8. Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (BJTM)

Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk “Bank” didirikan pada

tanggal 17 agustus 1961 dengan nama PT Bank Pembangunan Daerah Djawa

Timur dan memulai kegiatan usaha komersialnya pada tahun 1961. PT ank Jatim

menjadi Bank devisa sejak tanggal 2 agustus 1990. Pada tanggal 1 mei 1999,

dalam upayanya untuk meningkatkan profesionalitas dan indenpendensi sebagai

pelayan masyarakat di bidang jasa keuangan, Bank Jatim mengubah bentuk badan

hokum dari BUMD menjadi Perseroan Terbatas (PT).

9. Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI)

PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (selanjutnya disebut “Bank Mandiri” atau

“Bank”) didirikan pada tanggal 2 Oktober 1998 di Negara Republik Indonesia

dengan akta notaris Sutjipto, S.H., No. 10, berdasarkan Peraturan Pemerintah No.

75 Tahun 1998 tanggal 1 Oktober 1998. Akta pendirian dimaksud telah disahkan

oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.

C2-16561.HT.01.01.TH.98 tanggal 2 Oktober 1998, serta diumumkan pada

Tambahan No. 6859 dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 4

Desember 1998. Bank Mandiri didirikan melalui penggabungan usaha PT Bank

Bumi Daya (Persero) (“BBD”), PT Bank Dagang Negara (Persero) (“BDN”), PT

Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero) (“Bank Exim”) dan PT Bank

Pembangunan Indonesia (Persero) (“Bapindo”) (selanjutnya secara bersama -

sama disebut “Bank Peserta Penggabungan”). Berdasarkan Pasal 3 Anggaran

Dasar Bank Mandiri, ruang lingkup kegiatan Bank Mandiri adalah melakukan

usaha di bidang perbankan sesuai dengan ketentuan dan peraturan perundang-


45

undangan yang berlaku. Bank Mandiri mulai beroperasi pada tanggal 1 Agustus

1999

10. Bank Bumi Arta Tbk (BNBA)

P.T Bank Bumi Arta Tbk (Bank), didirikan berdasarkan akta No. 4 tanggal

3 Maret 1967 yang dibuat dihadapan Soeleman Ardjasasmita, notaries di Jakarta.

Anggaran dasar Bank telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia

melalui Surat Keputusannya No. J.A.5/25/6 tertanggal 25 April 1967 serta telah

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 41 tanggal 23 Mei 1967

Tambahan No. 87. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan RI No. Kep-

436/DJM/III.3/9/1976 tanggal 18 September 1976, Bank menggabungkan

usahanya (merger) dengan PT Bank Duta Nusantara sesuai dengan saran

pemerintah untuk memperluas jaringan operasional perbankan dan meningkatkan

struktur permodalan.

11. Bank CIMB Niaga Tbk (BNGA)

PT Bank CIMB Niaga Tbk (“Bank CIMB Niaga” atau “Bank”) didirikan

menurut hukum yang berlaku di Indonesia, berdasarkan Akta Pendirian

Perusahaan No. 90 yang dibuat di hadapan Raden Meester Soewandi, Notaris di

Jakarta tanggal 26 September 1955 dan diubah dengan akta dari notaris yang sama

No. 9 tanggal 4 November 1955. Akta-akta pendirian ini disahkan oleh Menteri

Kehakiman Republik Indonesia (sekarang Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia) dengan surat keputusan No. J.A.5/110/15 tanggal 1 Desember 1955 dan

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 71 tanggal 4 September

1956, Tambahan Berita Negara No. 729/1956.


46

12. PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII)

Bank Maybank Indonesia Tbk (dahulu Bank Internasional Indonesia Tbk/

Bank BII) “BNII” didirikan 15 Mei 1959. Kantor pusat Bank Manybank

Indonesia Tbk beralamat di Sentral Senayan III, Jl. Asia Afrika No. 08, Gelora

Bung Karno-Senayan, Jakarta 10270-Indonesia. Bank Maybank memiliki 1 kantor

pusat, 81 kantor cabang, 313 kantor cabang pembantu, 1 kantor cabang pembantu

mikro, 23 kantor fungsional mikro, 1 kantor kas, 7 kantor cabang Syariah dan 2

kantor cabang pembantu Syariah. Pada tanggal 31 Maret 1980 Bank Maybank

melakukan penggabungan usaha (merger) dengan PT Bank Tabungan Untuk

Umat 1859, Surabaya.

Pemegang pengendali utama Bank Maybank Indonesia adalah Malayan

Banking Berhad (Maybank). Mybank mengendalikan Bank Maybank Indonesia

melalui Sorak Financial Holdings Pte. Ltd dan Maybank Offshore Corporate

Service (Labuan) Sdn. Bhd. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang

lingkup kegiatan BNII adalah melakukan usaha di bidang perbankan, dan

melakukan kegiatan bank lainnya berdasarkan prinsip Syariah. Bank Maybank

mulai melakukan kegiatan berdasarkan prinsip Syariah sejak bulan Mei 2003.

13. Bank Sinar Mas Tbk (BSIM)

PT Bank Sinarmas Tbk (“Perusahaan”) didirikan pada tahun 1989 dengan

nama PT Bank Shinta Indonesia, berdasarkan Akta No. 52 tanggal 18 Agustus

1989 dari Buniarti Tjandra, S.H., notaris di Jakarta, dan telah diubah dengan Akta

No. 91 tanggal 15 September 1989 dari notaris yang sama. Akta pendirian ini

telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui


47

Surat Keputusan No. C2-9142.HT.01.01-TH.89 tanggal 27 September 1989 dan

diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 49 tanggal 21 Juni

2005, Tambahan No. 6448. Pada tanggal 26 Januari 2007, Perusahaan berganti

nama menjadi PT Bank Sinarmas. Perubahan nama tersebut telah disetujui

melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Perusahaan yang

didokumentasikan dalam Akta No. 1 tanggal 21 November 2006 dari Triphosa

Lily Ekadewi, S.H., notaris di Jakarta. Perubahan Anggaran Dasar tersebut telah

memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia dengan Surat Keputusannya No. W7-03960 HT.01.04-TH.2006 tanggal

20 Desember 2006. Perubahan nama tersebut juga telah mendapat persetujuan

dari Bank Indonesia berdasarkan Keputusan Gubernur Bank Indonesia

No.9/4/KEP.GBI/2007 tanggal 22 Januari 2007 tentang Perubahan Izin Usaha

Atas Nama PT Bank Shinta Indonesia menjadi Izin Usaha Atas Nama PT Bank

Sinarmas.

14. Bank Tabungan Pensiun Nasional Tbk (BTPN)

PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk. (”BTPN” atau “Bank”) yang

berdomisili di Jakarta didirikan berdasarkan akta notaris No. 31 tanggal 16

Februari 1985 dari Notaris Komar Andasasmita, S.H. Akta ini telah diubah

dengan akta notaris No. 12 tanggal 13 Juli 1985 dari Notaris Dedeh Ramdah

Sukarna, S.H. Anggaran Dasar telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik

Indonesia dengan surat No. C-2-4583-HT.01-01 TH.85 tanggal 25 Juli 1985, dan

diumumkan dalam Tambahan No. 1148 Berita Negara Republik Indonesia No. 76

tanggal 20 September 1985. Bank diberikan izin untuk melanjutkan usaha bank
48

sebagai kelanjutan usaha dari Perkumpulan Bank Pegawai Pensiunan Militer

(”BAPEMIL”) yang telah beroperasi secara operasional pada tanggal 16 Februari

1959. Bank memperoleh izin usaha sebagai bank umum berdasarkan keputusan

Menteri Keuangan Republik Indonesia No. Kep 955/KM.17/1993 tanggal 22

Maret 1993 dan surat Bank Indonesia No. 26/5/UPBD/PBD2/Bd tanggal 22 April

1993. Bank juga memperoleh izin untuk menjalankan Unit Usaha Syariah melalui

surat Bank Indonesia No. 10/2/DPIP/Prz/Bd tanggal 17 Januari 2008 yang telah

dipindahkan ke BTPN Syariah setelah pemisahan pada tanggal 14 Juli 2014.

15. Bank Victoria Internasional Tbk (BVIC)

PT Bank Victoria International Tbk (“Bank”) didirikan pada tanggal 28

Oktober 1992 berdasarkan Akta Notaris A. Partomuan Pohan, SH, LLM No. 71

yang selanjutnya diadakan pembetulan dengan Akta No. 30 tanggal 8 Juni 1993

dari Notaris yang sama. Akta pendirian tersebut disahkan oleh Menteri

Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan No. C2-

4903.HT.01.01.TH 93 tanggal 19 Juni 1993 dan diumumkan dalam Berita Negara

Republik Indonesia No. 39, Tambahan No. 2602 tanggal 15 Mei 1998. Anggaran

Dasar Bank telah beberapa kali mengalami perubahan, perubahan terakhir

Anggaran Dasar dengan Akta Nomor 30 tanggal 26 Juni 2015 yang dibuat

dihadapan Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta. Penerimaan dan pemberitahuan

perubahan anggaran dasarnya telah diterima dan dicatat dalam database Sistem

Administrasi Badan Hukum Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia

Republik Indonesia No. AHU-AH.01.03-0949938 tanggal 9 Juli 2015.


49

16. Bank Artha Graha Internasional Tbk (INPC)

PT Bank Artha Graha Internasional Tbk (“Bank”) semula didirikan

dengan nama PT Inter-Pacific Financial Corporation berdasarkan akta No. 12

tanggal 7 September 1973 yang dibuat di hadapan Bagijo, SH, pengganti dari

Eliza Pondaag, SH, Notaris di Jakarta. Anggaran Dasar Bank tersebut telah

disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat

Keputusan No. Y.A. 5/2/12 tanggal 3 Januari 1975 serta telah diumumkan dalam

Berita Negara Republik Indonesia No. 6 Tambahan No. 47 tanggal 21 Januari

1975.

17. PT Bank China Contruction Bank Indonesia Tbk (MCOR)

Bank China Contruction Bank Indonesia Tbk “CCB Indonesia” (dahulu

Bank Windu Kentjana Internasional Tbk) (MCOR) didirikan pada tanggal 02

April 1974 dengan nama PT Multinational Finance Corporation dan mulai

beroperasi secara komersil pada tahun 1974. Kantor pusat MCOR berlokasi do

Equity Tower Lantai 9, Sudirman Kav 52-53 Jakarta 12190-Indonesia. Bank

Windu memiliki 26 kantor cabang, 47 kantor cabang pembantu dan 38 kantor kas.

MCOR beberapa kali melakukan perubahan nama, antara lain: PT Multinational

Finance Corporatioan (1974), Bank Multicor Tbk (1993), Bank Windu Ketjana

International Tbk (2008), dan Bank China Construction Bank Indoneisa Tbk (per

29 Desember 2016).

Pada awal didirikan, Bank Windu adalah Lembaga Keuangan Bukan Bank

(LKBB) dan merupakan suatu konsorsium (joint venture) dari bank domestic

dengan bank-bank internasional yaitu Royal Bank of Scotland, BCA, LTCB


50

Japan, Jardine Fleming, Chemical Bank dan Asia Insurance. Pada tahun 1993

statusnya menjadi Bank dengan nama Bank Multicor. Kemudian pada tanggal 08

Januari 2008 terjadi merger antara Bank Multicor Tbk dengan PT Bank Windu

Ketjana menjadi Bank Windu Ketjana Internasional Tbk atau lebih dikenal

sebagai Bank Windu. Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup

kegiatan MCOR adalah menjalankan kegiatan usaha di bidang perbankan (Bank

Devisa swasta nasional).

18. Bank Mega Tbk (MEGA)

PT Bank Mega Tbk, sebagai sebuah bank besar di Indonesia, telah

menjalani sejarah panjang dalam proses perkembangan bisnisnya. Perkembangan

ini tercermin salah satunya dari perubahan nama, logo, dan kebijakan Perusahaan

dari waktu ke waktu, sebagai berikut: Tahun 1969 – Didirikan pertama kali

dengan nama PT Bank Karman, berlokasi di Surabaya. Tahun 1992 – PT Bank

Karman berganti nama menjadi PT Mega Bank, dan memindahkan kantor

pusatnya ke Jakarta. Tahun 1996 – PARA Group (PT Para Global Investindo dan

PT Para Rekan Investama) mengambil alih PT Mega Bank. Tahun 1997 – Logo

PT Mega Bank mengalami perubahan. Tahun 2000 – Nama PT Mega Bank

diganti menjadi PT Bank Mega. Pada tahun yang sama, PT Bank Mega

melakukan penawaran saham perdana. Seiring langkah strategis ini, PT Bank

Mega mengganti namanya sekali lagi, menjadi PT Bank Mega Tbk.

19. Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN)

Panin Bank merupakan salah satu bank komersial utama di Indonesia.

Didirikan pada tahun 1971 di Jakarta, PaninBank merupakan hasil merger dari 3
51

(tiga) bank: Bank Kemakmuran, Bank Industri Djaja Indonesia dan Bank Industri

& Dagang Indonesia. Setahun kemudian, pada April 1972, Panin Bank

mendapatkan persetujuan menjadi bank devisa. Pada tahun 1982, PaninBank

mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia),

sehingga merupakan bank pertama yang go public di Indonesia.

20. PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (SDRA)

Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk (sebelumnya Bank Himpunan

Saudara 1906 Tbk) didirikan 15 Juni 1972. Kantor pusat PT Bank Woori Saudara

1906 Tbk berlokasi di Gedung Bank Woori Saudara, Jl. Diponegoro No. 28,

Bandung 401115-Indonesia. Saat ini Bank Woori Saudara memiliki 22 kantor

cabang, 99 kantor cabang pembantu, 1 kantor fungsional, 20 kantor kas, dan 28

kas mobil.

Pemegang saham yang memiliki 5% atau lebih saham Bank Woori

Saudara Indonesia 1906 Tbk, yaitu Woori Bank, Korea 74,02%, Arifin Panigoro

12,46%, dan PT Medco Intidinamika 6,06%. Berdasarkan Anggaran Dasar

Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk

adalah menjalankan usaha sebagai bank umum. Bank Woori Saudara mulai

beroperasi sebagai bank umum pada bukan Juli 1993, sebagai bank umum

custodian pada tanggal 08 Oktober 2007 dan sebagai bank devisa pada tanggal 14

April 2008.
52

4.2 Deskripsi Data Penelitian

1. Perkembangan Jumlah Kredit yang Diberikan tahun 2013-2017

Proporsi kredit dapat dilihat dari jumlah penyaluran kredit pertahun pada

laporan keuangan perbankan yang disajikan dalam bentuk jumlah kredit yang

diberikan yang berada pada posisi aktiva pada bagian neraca atas laporan kuangan

bank. Berikut jumlah kredit yang diberikan disajikan dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4.1 Jumlah Kredit yang Diberikan tahun 2013-2017 (Dalam Jutaan)

No Kode 2013 2014 2015 2016 2017


1 AGRO 3.698.592 4.694.580 6.044.521 8.179.753 10.981.623
2 BACA 3.734.689 4.729.920 6.044.761 6.636.940 7.115.383
3 BBCA 306.679.132 339.859.068 378.616.292 403.391.221 454.264.956
4 BBKP 48.471.448 55.335.502 66.101.877 72.783.102 72.632.404
5 BBNI 250.637.843 277.622.281 326.105.149 393.275.392 441.313.566
6 BBRI 434.316.466 495.097.288 564.480.538 643.470.975 718.982.668
7 BBTN 92.386.308 106.271.277 127.732.158 150.221.960 181.002.783
8 BDMN 103.468.254 106.774.211 99.483.055 91.888.516 94.045.506
9 BJBR 45.308.580 49.616.998 55.561.396 63.419.185 71.035.168
10 BJTM 22.084.336 26.194.879 28.411.999 29.675.422 31.754.413
11 BMRI 467.170.449 523.101.817 586.675.437 649.322.953 712.037.865
12 BNBA 2.281.070 3.528.464 4.293.193 4.458.965 4.528.964
13 BNGA 149.691.501 169.380.619 170.732.978 173.587.691 181.405.722
14 BNII 95.469.670 98.030.670 104.201.707 109.988.691 113.813.563
15 BSIM 10.966.071 14.298.435 17.506.570 19.358.254 18.759.953
16 BTPN 46.105.437 49.494.487 54.909.356 58.171.598 59.298.564
17 BVIC 11.308.619 12.430.390 13.094.048 14.537.940 15.831.264
18 INPC 15.431.270 17.150.089 17.339.225 18.011.030 18.464.170
19 MCOR 5.483.875 6.908.478 7.260.917 8.229.739 10.109.907
20 MEGA 30.172.864 33.679.790 32.458.301 28.300.130 35.237.814
21 PNBN 104.829.874 113.936.968 120.403.114 128.109.469 131.954.374
22 SDRA 6.199.381 11.468.312 13.818.914 16.440.835 18.804.986
Sumber : Data Sekunder Diolah

Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa jumlah kredit yang diberikan

setiap perusahaan mengalami peningkatan dan penurunan. Perusahaan yang


53

memiliki jumlah kredit yang diberikan yang mengalami peningkatan dan

penurunan diantaranya BBKP pada tahun 2013 sampai 2016 mengalami

peningkatan namun mengalami penurunan di tahun 2017 dimana tahun 2016

memberikan kredit sebesar 72.783.102 dan tahun 2017 mengalami penurunan

sebesar 72.632.404. BDMN jumlah kredit yang diberikan tahun 2013 sebesar

103.468.254 pada tahun 2014 mengalami peningkatan sebesar 106.774.211 dan

terjadi penurunan tahun 2015 sebesar 99.483.055 pada tahun 2016 mengalami

penurunan lagi sebesar 91.888.516 dan mengalami peningkatan tahun 2017

sebesar 94.045.506. BSIM mengalami peningkatan pada tahun 2013 sampai 2016

namun mengalami penurunan tahun 2017 dimana tahun 2016 memberikan kredit

sebesar 19.358.254 dan tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 18.759.953.

MEGA jumlah kredit yang diberikan tahun 2013 sebesar 30.172.864 mengalami

peningkatan sebesar 33.679.790 pada tahun 2014 dan terjadi penurunan tahun

2015 sebesar 32.458.301 pada tahun 2016 juga mengalami penurunan sebesar

28.300.130 dan pada tahun 2017 mengalami peningkatan sebesar 35.237.814.

Dapat dilihat bahwa sebagian perusahaan mengalami peningkatan dalam

memberikan kredit dari tahun ke tahun (AGRO, BACA, BBCA, BBNI, BBRI,

BBTN, BJBR, BJTM, BMRI, BNBA, BNGA, BNII, BTPN, BVIC, INPC,

MCOR, PNBN dan SDRA).


54

2. Perkembangan Dana Pihak Ketiga tahun 2013-2017

Tabel 4.2 Dana Pihak Ketiga tahun 2013-2017 (Dalam Jutaan)

No Kode 2013 2014 2015 2016 2017


1 AGRO 4.214.282 6.370.833 6.865.940 9.227.492 12.452.978
2 BACA 6.173.213 8.214.049 10.819.859 12.381.463 141.156.611
3 BBCA 413.036.948 451.956.848 478.173.935 535.399.322 587.352.554
4 BBKP 57.797.608 67.397.292 78.125.484 85.917.027 90.170.805
5 BBNI 295.075.178 302.666.680 358.184.938 425.188.266 504.430.731
6 BBRI 507.972.602 630.977.238 680.160.452 756.755.912 847.249.817
7 BBTN 96.482.879 107.649.946 129.429.868 160.640.452 182.154.854
8 BDMN 110.856.360 118.920.984 116.967.559 106.612.453 106.531.331
9 BJBR 52.167.426 56.796.520 66.822.171 79.153.531 87.281.096
10 BJTM 26.302.317 30.882.106 35.117.111 34.016.842 41.294.069
11 BMRI 521.439.569 600.980.756 634.968.568 711.399.426 757.933.489
12 BNBA 3.369.619 4.451.111 5.215.815 5.696.361 5.517.514
13 BNGA 164.543.692 176.789.790 184.187.487 185.128.607 196.201.531
14 BNII 108.295.066 105.813.283 118.384.898 121.722.559 125.152.933
15 BSIM 14.075.742 17.712.428 23.471.611 25.993.225 24.705.180
16 BTPN 52.422.168 51.364.567 57.475.178 62.050.562 63.687.196
17 BVIC 16.357.773 17.245.822 18.819.416 20.856.798 23.011.854
18 INPC 17.509.014 19.729.751 21.501.868 20.979.838 22.457.964
19 MCOR 6.739.393 8.373.135 8.524.939 9.685.589 13.027.329
20 MEGA 55.821.168 18.872.620 51.444.400 51.988.996 63.285.764
21 PNBN 125.132.390 130.858.149 133.811.045 144.372.355 149.302.117
22 SDRA 7.086.381 11.440.766 14.463.056 15.687.637 18.285.065
Sumber : Data Sekunder Diolah

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilhat bahwa dana pihak ketiga setiap

perusahaan mengalami peningkatan dan penurunan. Perusahaan yang memiliki

dana pihak ketiga yang mengalami peningkatan dan penurunan diantaranya

BDMN pada tahun 2013 memiliki dana pihak ketiga sebesar 110.856.360 pada

tahun 2014 mengalami peningakatan sebesar 118.920.984, kemudian pada tahun

2015 mengalami penurunan sebesar 116.967.559 dan di tahun 2016 dan 2017

kembali mengalami penurunan yaitu sebesar 106.612.453 pada tahun 2016 dan
55

2017 sebesar 106.531.331. BJTM tahun 2013 sampai 2015 mengalami

peningkatan sampai sebesar 35.117.111. Pada tahun 2016 mengalami penurunan

sebesar 34.016.842 dan mengalami peningkatan pada tahun 2017 sebesar

41.294.069.

Perusahaan BNBA tahun 2013 sampai 2016 mengalami peningkatan

sampai sebesar 5.696.361 di tahun 2016 dan mengalami penurunan pada tahun

2017 sebesar 5.517.514. BNII tahun 2013 mempunyai dana pihak ketiga sebesar

108.295.066 pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 105.813.283 dan

mengalami peningakatan pada tahun 2015 sampai tahun 2017 sebesar

125.152.933 di tahun 2017. Perusahaan BSIM mengalami peningakatan di tahun

2013 sampai dengan 2016 sebesar 25.993.225 dan mengalami penurunan sebesar

24.705.180 pada tahun 2017.

BTPN mempunyai dana pihak ketiga tahun 2013 sebesar 52.422.168 dan

mengalami penurunan pada tahun 2014 sebesar 51.364.567 kemudian mengalami

peningakatan tahun 2015 sampai 2017 sebesar 63.687.196. INPC mengalami

peningkatan dari tahun 2013 sampai 2015 sebesar 21.501.868 dan mengalami

penurunan pada tahun 2016 sebesar 20.979.838 kemudian pada tahun 2017

mengalami peningkatan sebesar 22.457.964. MEGA tahun 2013 mempunyai dana

pihak ketiga sebesar 55.821.168 dan mengalami penurunan pada tahun 2014

sebesar 18.872.620 kemudian tahun 2015 sampai 2017 mengalami peningakatan

sebesar 63.285.764 pada tahun 2017. Perusahaan yang mengalami peningkatan

dana pihak ketiga dari tahun ketahun adalah AGRO, BACA, BBCA, BBKP,

BBNI, BBRI, BBTN, BJBR, BMRI, BNGA, BVIC, MCOR, PNBN dan SDRA.
56

3. Perhitungan Loan to Deposit Ratio tahun 2013-2017

Tabel 4.3 Loan to Deposit Ratio (LDR) perusahaan perbankan 2013-2017

No Kode 2013 2014 2015 2016 2017


1 AGRO 87,76 73,69 88,04 88,65 88,18
2 BACA 60,50 57,58 55,87 53,60 5,04
3 BBCA 74,25 75,20 79,18 75,34 77,34
4 BBKP 83,86 82,10 84,61 84,71 80,55
5 BBNI 84,94 91,73 91,04 92,49 87,49
6 BBRI 85,50 78,47 82,99 85,030 84,86
7 BBTN 95,75 98,72 98,69 93,51 99,36
8 BDMN 93,34 89,79 85,05 86,19 88,28
9 BJBR 86,85 87,36 83,15 80,12 81,39
10 BJTM 83,96 84,82 80,91 87,24 76,87
11 BMRI 89,59 87,04 92,39 91,27 93,94
12 BNBA 67,70 79,27 82,31 78,28 82,08
13 BNGA 90,97 95,81 92,70 93,77 92,46
14 BNII 88,16 92,64 88,02 90,36 90,94
15 BSIM 77,90 80,73 74,59 74,47 75,94
16 BTPN 87,95 96,36 95,54 93,75 93,11
17 BVIC 69,13 72,08 69,58 69,70 68,80
18 INPC 88,13 86,93 80,64 85,85 82,22
19 MCOR 81,37 82,51 85,17 84,97 77,61
20 MEGA 54,05 62,59 63,09 54,43 55,68
21 PNBN 83,78 87,07 89,98 88,74 88,38
22 SDRA 87,48 100,24 95,55 104,91 102,84
Sumber : Data Sekunder Diolah

Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat tingkat LDR pada tahun 2013

perusahaan yang memiliki nilai LDR tertinggi adalah BBTN sebesar 95,75.

Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai LDR terendah adalah MEGA sebesar

54,05. Pada tahun 2014 perusahaan yang memiliki nilai LDR tertinggi adalah

SDRA sebesar 100,24. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai LDR terendah

adalah BACA sebesar 57,58. Pada tahun 2015 perusahaan yang memiliki nilai
57

LDR tertinggi adalah BBTN dengan nilai sebesar 98,69, dan perusahaan yang

memiliki nilai LDR terendah adalah BACA sebesar 55,87.

Pada tahun 2016 dan 2017 perusahaan yang memiliki tingkat LDR

tertinggi adalah SDRA, dengan nilai 104,91 di tahun 2016 dan 2017 sebesar

102,84. Sedangkan perusahaan BACA memiliki nilai paling rendah pada tahun

2016 dan 2017, dengan nilai 53,60 pada tahun 2016 dan tahun 2017 sebesar 5,04.

4. Perkembangan Laba Setelah Pajak tahun 2013-2017

Tabel 4.4 Laba setelah pajak 2013-2017 (Dalam Jutaan)

No Kode 2013 2014 2015 2016 2017


1 AGRO 80.491 62.001 80.491 103.003 103.003
2 BACA 70.477 74.530 90.823 93.457 86.140
3 BBCA 14.256.239 16.511.670 18.035.768 20.632.281 23.321.150
4 BBKP 934.622 726.808 964.307 1.090.635 135.901
5 BBNI 9.057.941 10.829.379 9.140.532 11.410.196 13.770.592
6 BBRI 21.354.330 24.253.845 25.410.788 26.227.991 29.044.334
7 BBTN 1.562.161 1.115.592 1.850.907 2.618.905 3.027.466
8 BDMN 4.159.320 2.682.662 2.469.157 2.792.722 3.828.097
9 BJBR 1.376.387 1.120.035 1.380.964 1.153.225 1.211.405
10 BJTM 824.312 939.084 884.503 1.028.216 1.159.370
11 BMRI 18.829.934 20.654.783 21.152.398 14.650.163 21.443.042
12 BNBA 56.197 51.827 56.950 78.759 85.912
13 BNGA 4.296.151 2.343.840 427.885 2.081.717 2.977.738
14 BNII 1.570.316 712.328 1.143.562 1.967.276 1.860.845
15 BSIM 221.100 154.932 185.153 370.651 318.923
16 BTPN 2.131.101 1.869.031 1.752.609 1.875.846 1.421.940
17 BVIC 262.636 105.699 94.073 100.360 136.090
18 INPC 225.937 110.585 71.294 72.843 68.101
19 MCOR 78.306 52.876 67.378 22.178 49.899
20 MEGA 524.780 599.238 1.052.771 1.158.000 1.300.043
21 PNBN 2.454.475 2.582.627 1.567.845 2.518.048 2.008.437
22 SDRA 123.665 138.073 265.230 309.816 438.725
Sumber : Data Sekunder Diolah
58

Berdasarkan tabel 4.4 dapat dillihat bahwa laba setelah pajak yang dimiliki

setiap perusahaan mengalami peningkatan dan penurunan. Perusahaan yang

mengalami peningkatan diantaranya AGRO tahun 2015 sampai 2017 sebesar

80.491 pada tahun 2015 sampai tahun 2017 sebesar 103.003. perusahaan BACA

mengalami peningkatan pada tahun 2014 sebesar 74.530 sampai tahun 2016

sebesar 93.457. perusahaan BBKP mengalami peningkatan pada tahun 2015

sebesar 964.307 dan tahun 2016 sebesar 1.090.635. BBNI mengalami peningkatan

tahun 2014 sebesar 10.829.379 dan mengalami penurunan pada tahun 2015

sebesar 9.140.532, kemudian mengalami peningakatan pada tahun 2016 dan 2017

sampai sebesar 13.770.592 di tahun 2017.

Perusahaan BBTN mengalami peningkatan pada tahun 2015 sebesar

1.850.907 sampai pada tahun 2017 sebesar 3.027.466. BDMN tahun 2013

memiliki laba setelah pajak sebesar 4.159.320, pada tahun 2014 dan 2015

mengalami penurunan sebesar 2.469.157 dan mengalami peningkatan pada tahun

2016 dan 2017 sebesar 3.828.097. BJBR tahun 2013 mempunyai laba setelah

pajak sebesar 1.376.387, dan mengalami penurunan pada tahun 2014 sebesar

1.120.035, tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 1.380.964, kembali

mengalami penurunan pada tahun 2016 sebesar 1.153.225, kemudian mengalami

peningkatan kembali pada tahun 2017 sebesar 1.159.370. Perusahaan yang

mengalami peningkatan laba setelah pajak dari tahun ketahun adalah BBCA,

BBRI, MEGA dan SDRA.


59

5. Perkembangan Total Asset tahun 2013-2017

Tabel 4.5 Total Asset 2013-2017 (Dalam Jutaan)

No Kode 2013 2014 2015 2016 2017


1 AGRO 8.364.502 6.385.191 8.364.502 11.377.960 16.325.247
2 BACA 7.139.276 9.251.776 12.159.197 14.207.414 16.349.473
3 BBCA 496.304.573 552.423.892 594.372.780 676.738.753 750.319.671
4 BBKP 69.457.663 79.051.268 94.366.502 105.406.002 106.442.999
5 BBNI 386.654.815 416.573.708 508.595.288 603.031.880 709.330.084
6 BBRI 626.182.926 801.955.021 680.160.452 1.003.644.426 1.126.248.442
7 BBTN 131.169.730 144.575.961 171.807.592 214.168.479 261.365.267
8 BDMN 184.237.348 195.708.593 188.057.412 174.086.730 178.257.092
9 BJBR 70.958.233 75.836.537 88.697.430 102.318.457 114.980.168
10 BJTM 33.046.537 37.998.046 42.803.631 43.032.950 51.518.681
11 BMRI 733.099.762 855.039.673 910.063.409 1.038.706.009 1.124.700.847
12 BNBA 4.045.672 5.155.422 6.567.266 7.121.173 7.014.677
13 BNGA 218.866.409 233.162.423 238.859.252 241.571.728 266.305.445
14 BNII 140.546.751 143.318.466 157.619.013 166.678.902 173.253.491
15 BSIM 17.447.455 21.259.549 27.868.688 31.192.626 30.404.078
16 BTPN 69.664.873 75.014.737 81.039.663 91.371.387 95.489.850
17 BVIC 19.171.351 21.364.882 23.250.685 25.999.981 28.825.608
18 INPC 21.188.582 23.453.347 25.119.249 26.219.938 27.727.008
19 MCOR 7.917.214 9.769.591 10.089.121 12.257.391 15.788.738
20 MEGA 66.475.698 66.647.891 68.225.170 70.531.682 82.297.010
21 PNBN 164.055.578 172.581.667 183.120.540 199.175.053 213.541.797
22 SDRA 8.230.842 16.432.776 20.019.523 22.630.634 27.086.504
Sumber : Data Sekunder Diolah

Berdasrakan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa total asset yang dimiliki setiap

perushaan mengalami peningkatan dan penurunan. Perusahaan yang mengalami

peningkatan dan penurunan diantaranya AGRO 2013 memiliki total aset sebesar

8.364.502, pada tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 6.385.191, kemudian

mengalami peningkatan pada tahun 2015 sampai 2017 sebesar 16.325.247. BBRI

tahun 2013 memiliki total asset sebesar 626.182.926, tahun 2014 mengalami

peningakatan sebesar 801.955.021, dan mengalami penurunan pada tahun 2015


60

sebesar 680.160.452, kemudian mengalami peningkatan pada tahun 2016 dan

2017 sebesar 1.126.248.442.

Perusahaan BDMN 2013 memiliki total asset sebesar 184.237.348, tahun

2014 mengalami peningkatan sebesar 195.708.593, kemudian tahun 2015 dan

2016 mengalami penurunan sebesar 174.086.730 dan mengalami peningkatan

pada tahun 2017 sebesar 178.257.092. BNBA tahun 2013 memiliki total asset

sebesar 4.045.672, dan mengalami peningkatan dari tahun 2014 sampai 2016

sebesar 7.121.173, kemudian pada tahun 2017 mengalami penurunan sebesar

7.014.677. BSIM tahun 2013 memiliki total asset sebesar 17.447.455, mengalami

peningkatan pada tahun 2014 sampai 2016 sebesar 31.192.626, kemudian pada

tahun 2017 mengalami penurunan sebesar 30.404.078. Perusahaan yang

mengalami peningkatan total asset dari tahun ketahun adalah BACA, BBCA,

BBKP, BBNI, BBTN, BJBR, BJTM, BMRI, BNGA, BNII, BTPN, BVIC, INPC,

MCOR, MEGA, PNBN dan SDRA.


61

6. Perhitungan Return On Assets (ROA) tahun 2013-2017

Tabel 4.6 Return On Assets (ROA) perusahaan perbankan 2013-2017

No Kode 2013 2014 2015 2016 2017


1 AGRO 0,96 0,97 0,96 0,91 0,63
2 BACA 0,99 0,81 0,75 0,66 0,53
3 BBCA 2,87 2,99 3,03 3,05 3,11
4 BBKP 1,35 0,92 1,02 1,03 0,13
5 BBNI 2,34 2,60 1,80 1,89 1,94
6 BBRI 3,41 3,02 3,74 2,61 2,58
7 BBTN 1,19 0,77 1,08 1,22 1,16
8 BDMN 2,26 1,37 1,31 1,60 2,15
9 BJBR 1,94 1,48 1,56 1,13 1,05
10 BJTM 2,49 2,47 2,07 2,39 2,25
11 BMRI 2,57 2,42 2,32 1,41 1,91
12 BNBA 1,39 1,01 0,87 1,11 1,22
13 BNGA 1,96 1,01 0,18 0,86 1,12
14 BNII 1,12 0,50 0,73 1,18 1,07
15 BSIM 1,27 0,73 0,66 1,19 1,05
16 BTPN 3,06 2,49 2,16 2,05 1,49
17 BVIC 1,37 0,49 0,40 0,39 0,47
18 INPC 1,07 0,47 0,28 0,28 0,25
19 MCOR 0,99 0,54 0,67 81,04 0,82
20 MEGA 0,79 0,90 1,54 1,64 1,58
21 PNBN 1,50 1,50 0,86 1,26 67,72
22 SDRA 1,50 0,84 1,32 1,37 1,62
Sumber : Data Sekunder Diolah

Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa ROA pada tahun 2013

perusahaan yang memiliki nilai ROA tertinggi adalah BBRI sebesar 3.41.

Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai ROA terendah adalah PNBN dan

SDRA sebesar 0,50. Pada tahun 2014 perusahaan yang memiliki nilai ROA

tertinggi adalah BBRI sebesar 3,02. Sedangkan perusahaan yang memiliki nilai

ROA terendah adalah INPC sebesar 0,47. Pada tahun 2015 perusahaan yang
62

memiliki nilai ROA tertinggi adalah BBRI dengan nilai sebesar 3,74, dan

perusahaan yang memiliki nilai ROA terendah adalah BNGA sebesar 0,18.

Pada tahun 2016 perusahaan yang memiliki nilai ROA tertingga adalah

MCOR sebesar 81,04 dan perusahaan yang memiliki ROA terendah adalah INPC

sebesar 0,28. Tahun 2017 perusahaan yang memiliki nilai ROA tertingga adalah

PNBN sebesar 67,72 dan perusahaan yang memiliki nilai ROA terendah adalah

BBKP sebesar 0,13.

4.3 Analisis Hasil Penelitian

4.3.1 Analisis Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh

variabel independen yaitu Jumlah Kredit yang Diberikan dan Likuiditas (LDR)

terhadap variabel Dependen yaitu Profitabilitas (ROA). Analisis ini dilakukan

dengan aplikasi SPSS 20. Hasil analisis disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 4.7 Hasil Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 2,298 ,309 7,443 ,000
JMLH KREDIT
YG ,003 ,000 ,538 7,016 ,000
DIBERIKAN
LIKUIDITAS -,022 ,004 -,450 -5,868 ,000
a. Dependent Variable:
PROFITABILITAS
Berdasarkan tabel 4.7 maka persamaan regresinya adalah:

Profitabilitas=2,298+0,003-0,022+e
63

Berdasarkan pada hasil koefisien diatas memiliki makna sebagai berikut:

1. Nilai konstanta 2,298 artinya ketika nilai variabel independen (Jumlah Kredit

yang Diberikan dan likuiditas) dianggap konstan maka nilai profitabilitas

akan meningkat sebesar 2,298.

2. Nilai koefisien regresi variabel jumlah kredit yang diberikan sebesar 0,003

bernilai positif artinya kenaikan satu satuan jumlah kredit yang diberikan

maka akan meningkatkan profitabilitas sebesar 0,003.

3. Nilai kofisien regresi variabel likuiditas sebesar -0,022 bernilai negatif artinya

kenaikan satu satuan likuiditas maka akan mengakibatkan penurunan pada

profitabiltas sebesar 0,022.

4.3.2 Uji Asumsi Klasik

4.3.2.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas dalam penelitian ini menggunakan data nilai residual yang

diuji dengan uji Kolmogorov-Smirnov dengan tingkat signifikansi 5%. Data

dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi Kolmogorov-Smirnov > 0,05.

Tabel 4.8 One Sampel Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 110
Normal Parametersa Mean ,0000000
Std. Deviation ,84400228
Most Extreme Differences Absolute ,151
Positive ,151
Negative -,082
Kolmogorov-Smirnov Z 1,588
Asymp. Sig. (2-tailed) ,053
a. Test distribution is Normal.
Sumber : data sekunder diolah
64

Dengan melihat hasil output pada tabel 4.8 dapat diketahui nilai signifikansi

(Asymp. Sig. 2-tailed) sebesar 0,053. Karena nilai signifikansi lebih dari 0.05

(0,053>0,05). Maka nilai residual tersebut telah terdistribusi dengan normal.

4.3.2.2 Uji Multikoloniearitas

Uji multikolinearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai

tolerance dan variance inflation factor (VIF). Suatu model regresi bebas dari

multikolinearitas, jika mempunyai nilai VIF (variance inflation factor) ≤ 10 dan

tolerance ≥ 0,01. Ghozali (2011:105).

Tabel 4.9 Hasil Uji Multkoloniearitas

Coefficientsa
Standardize
Unstandardized d
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 2,298 ,309 7,443 ,000
JMLH
KREDIT
YG ,003 ,000 ,538 7,016 ,000 ,423 3,040
DIBERIKA
N
LIKUIDITA
-,022 ,004 -,450 -5,868 ,000 ,261 7,040
S
a. Dependent Variable:
PROFITABILITAS

Sumber : Data sekunder diolah

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa nilai tolerance variabel nilai

independen yaitu X1 sebesar 0,423 (0,423>0.1) dan VIF sebesar 3,040

(3,040<10), nilai tolerance variabel nilai independen yaitu X2 0,261 (0,261>0,1)

dan VIF sebesar 7,040 (7,040<10). Sehingga dapat disimpulkan bahwa semua

variabel independen (X1 dan X2) tidak terjadi multikoloniearitas.


65

4.3.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual atau pengamatan ke

pengamatan lain. Jika varians dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain

tetap, maka disebut homoskedastisitas. Mendeteksi ada atau tidaknya

heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser. Cara yang dilakukan

dengan menggunakan uji Glejser adalah meregres semua nilai absolute residual

terhadap variabel independent. Jika nilai signifikansi antara variabel independen

dengan nilai residual lebih dari 0,05 maka tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas. Ghozali (2011:139).

Tabel 4.10 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 1,241 ,165 7,511 ,000
JMLH
KREDIT YG ,000 ,000 ,100 1,069 ,287
DIBERIKAN
LIKUIDITAS -,007 ,002 -,334 -3,585 ,090
a. Dependent Variable: ABS_RES
Sumber : Data sekunder diolah

Berdasarkan tabel 4.10 di atas bahwa hasil uji heteroskedastisitas menunjukkan

nilai signiikansi masing-masing variabel independen lebih dari 0,05. Diantaranya

X1 sebesar 0,287 dan X2 sebesar 0,90. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada model regresi.


66

4.3.2.4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada

korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode tertentu dengan kesalahan

pengganggu pada periode sebelumnya (Ghozali, 2011:110).

Tabel 4.11 Uji Autokorelasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate Durbin-Watson
1 ,629a ,396 ,385 ,85185 1,842
a. Predictors: (Constant), LIKUIDITAS, JMLH KREDIT YG DIBERIKAN
b. Dependent Variable: PROFITABILITAS
Sumber : Data sekunder diolah

Berdasarkan tabel 4.11 dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson (DW)

sebesar 1.842. Berdasarkan tabel pengujian statistik DW (lampiran) dengan n=110

dan k=2 didapatkan du = 1,7262 dan dl = 1.6523 . Sehingga jika dimasukkan

dalam rumusan maka hasilnya 1.7262 < 1.842 < 4-1.7262 = 1.7262 < 1.842 <

2.2738. Hasil tersebut menunjukkan nilai DW 1.842 dalam pengujian ini lebih

besar dari batas atas (du) 1.7262 dan lebih kecil dari (4-du) 4-1.7262= 2.2738. Hal

ini menunjukkan bahwa model regresi yang diajukan tidak terjadi autokorelasi.

4.3.3 Pengujian Hipotesis

Hipotesis merupakan kesimpulan teoritis atau sementara dalam penelitian

Muhamad (2013:76). Hipotesis penelitian adalah hipotesis kerja (hipotesis

alternative Ha atau H1) yaitu hipotesis yang dirumuskan untuk menjawab

permasalahan dengan menggunakan teori-teori yang ada hubungannya (relevan)

dengan masalah penelitian dan belum berdasarkan fakta serta dukungan data yang

nyata di lapangan. Secara statistic hipotesis diartikan sebagai pernyataan

mengenai keadaan populasi (parameter) yang akan di uji kebenarannya


67

berdasarkan data yang diperoleh dari sampel penelitian. Riduwan (2014:137).

Pengujian hipotesis dalam peneletian ini menggunakan pengujian secara parsial

(uji t) .

4.3.3.1 Uji Parsial (Uji t)

Uji statistik pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu

variabel penjelas/independen secara individual dalam menerangkan variasi

variabel dependen. Ghozali (2011:98). Dalam hal ini untuk mengetahui apakah

variabel Jumlah Kredit Yang Diberikan dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas

pada Perusahaan Perbankan. Untuk menguji signifikansi koefisien regresi tersebut

digunakan t-hitung. Apabila probabilitas kesalahan dari t-hitung lebih kecil dari

tingkat signifikansi tertentu (signifikansi 5%), maka variabel independen

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk

menentukan t tabel, t tabel dicari pada signifikansi 0,05 (uji 1 sisi) dengan derajat

kebebasan df= n-k-1. Pengambilan keputusan berdasarkan signifikansi diterima

atau ditolaknya hipotesis yang dilakukan dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika signifikansi < 0,05 maka hipotesis (Ho1, Ho2) ditolak, berarti secara

parsial Jumlah Kredit yang Diberikan dan Likuiditas berpengaruh signifikan

terhadap Profitabilitas.

b. Jika signifikansi > 0,05 maka hipotesis (Ho1, Ho2) diterima, berarti secara

parsial Jumlah Kredit yang Diberikan dan Likuiditas tidak berpengaruh

signifikan terhadap Profitabilitas.

Hasil dari pengujian koefisien regresi menggunakan program SPSS 20

adalah sebagai berikut:


68

Tabel 4.12 Hasil Uji Parsial (Uji t)

Coefficientsa

Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 2,298 ,309 7,443 ,000
JMLH
KREDIT
YG ,003 ,000 ,538 7,016 ,000
DIBERIKA
N
LIKUIDIT
-,022 ,004 -,450 -5,868 ,000
AS
a. Dependent Variable:
PROFITABILITAS
Sumber : Data sekunder diolah

Untuk menentukan t tabel, t tabel dicari pada signifikansi 0.05 dan uji 1

sisi dengan derajat kebebasan df=n-k-1 yaitu 110-2-1=107 maka dapat diperoleh

nilai t tabel yaitu 1.65922.

1. Pengaruh Jumlah Kredit yang Diberikan terhadap Profitabilitas

Hoı: Jumlah kredit yang diberikan tidak berpengaruh terhadap profitabilitas

Ha₂: Jumlah kredit yang diberikan berpengaruh positif terhadap profitabilitas

a. Membandingkan t hitung dengan t tabel

Berdasarkan tabel 4.12 diatas menunjukkan nilai t hitung (7,016)

dan t tabel dicari pada tingkat signifikansi 0,05 dengan df=n-k-1 (110-2-

1=107), diperoleh t tabel sebesar (1,65922). Karena t hitung (7,016)>t

tabel (1,65922) maka Hoı ditolak dan Haı diterima.


69

b. Berdasarkan signifikansi

Berdasarkan tabel 4.12 di atas nilai signifikansi jumlah kredit yang

diberikan sebesar 0,000. Karena nilai signifikansi jumllah kredit yang

diberikan 0,000<0.05 maka Hoı ditolak dan Haı diterima. Artinya variabel

jumlah kredit yang diberikan berpengaruh dan signifikan terhadap

profitabilitas.

2. Pengaruh Likuiditas terhadap Profitabilitas

Ho₂: Likuiditas tidak berpengaruh terhadap profitabilitas

Ha₂: Likuiditas berpengaruh positif terhadap profitabilitas

a. Membandingkan t hitung dengan t tabel

Berdasarkan tabel 4.12 di atas menunjukkan nilai t hitung negatif

sebesar (-5,868) dan t tabel dicari pada tingkat signifikansi 0.05 dengan

df=n-k-1 (110-2-1=107), diperoleh t tabel sebesar (1,65922). Karena t

hitung bernilai negatif (-5,868) > t tabel (1,65922) maka Ho₂ diterima dan

Ha₂ ditolak. Hal ini berarti bahwa likuiditas tidak berpengaruh terhadap

profitabilitas pada perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI.

b. Berdasarkan signifikansi

Berdasarkan tabel 4.12 di atas nilai signifikan likuiditas sebesar

0,000. Karena nilai signifikansi likuiditas 0,000<0,05 maka Ho₂ ditolak

Ha₂ diterima. Artinya variabel likuiditas berpengaruh dan signifikan

terhadap profitabilitas.
70

4.3.3.2 Uji Signifikansi Simultas (Uji F)

Berdasarkan hasil output SPSS nampak bahwa pengaruh secara bersama-

sama variabel independen Jumlah Kredit yang Diberikan dan Likuiditas (LDR)

terhadap Profitabilitas (ROA) seperti ditunjukkan pada tabel 4.13 sebagai berikut:

ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 50,910 2 25,455 35,078 ,000a
Residual 77,645 107 ,726
Total 128,555 109
a. Predictors: (Constant), LIKUIDITAS, JMLH KREDIT YG DIBERIKAN
b. Dependent Variable: PROFITABILITAS
Sumber : Data sekunder diolah

Dari hasil perhitungan diperoleh nilai F hitung sebesar 35,078 yang lebih besar

dari F tabel sebesar 3,08, dimana cara mencari f tabel dengan n-k-1 (110-2-1=107)

yaitu 35,078>3,08 dan nilai signifikansi sebesar 0,000<0,05. Sehingga dapat

disimpulkan Ho ditolak dan Ha diterima, maka Kredit yang diberikan dan

Likuiditas secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas pada

perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Jumlah Kredit yang Diberikan terhadap Profitabilitas

Nilai koefisien regresi untuk jumlah kredit sebesar 0,003, nilai t

hitung sebesar 7,016 lebih besar dari t tabel (7,016>1.65922) dengan tingkat

signifikansi 0,05 dan nilai signifikansi jumlah kredit yang diperoleh sebesar

0,000<0,05 sehingga Hoı ditolak dan Haı diterima. Maka variabel Jumlah

Kredit yang Diberikan berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas

perusahaan perbankan. Dimana semakin tinggi jumlah kredit yang diberikan

maka semakin tinggi pula pendapatan bunga diperoleh dan keuntungan yang
71

diperoleh akan semakin besar, ini berarti semakin tinggi jumlah kredit yang

diberikan maka semakin tinggi pula laba yang dihasilkan.

Hal ini berkaitan dengan teori yang ada yang menyatakan bahwa

besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank.

Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit akan menyebabkan bank tersebut

rugi (Kasmir, 2002). Hasil pengujian menunjukkan penelitian ini sesuai

dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ningrum (2013) yang

menyatakan bahwa secara parsial jumlah kredit yang disalurkan berpengaruh

signifikan terhadap ROA. Bahwa kredit yang diberikan oleh bank kepada

nasabah dapat meningkatkan profitabilitas bank tersebut.

2. Pengaruh Likuiditas terhadap Profitabilitas

Dari hasil pengujian secara parsial diketahui bahwa LDR berpengaruh

signifikan negatif terhadap profitabilitas. Hal ini terlihat dari jumlah t hitung

sebesar (-5,868) dengan nilai signifikansi 0,000, sedangkan t tabel adalah

sebesar 1,65922 sehingga t hitung>t tabel (-5,868>1,65922) dan juga dapat

dilihat nilai koefisien regresi sebesar 0,022 dengan arah negatif. Hal ini

menunjukkan bahwa likuiditas yang diproksikan dengan LDR (X₂)

berpengaruh negatif terhadap profitbilitas. Sehingga hipotesis yang telah

dirumuskan tidak sesuai dengan hasil penelitian bahwa Ho₂ diterima dan Ha₂

ditolak. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi LDR suatu bank tidak menjadi

tolak ukur keberhasilan manajemen bank untuk memperoleh keuntungan

yang tinggi.
72

Secara teoritis, LDR adalah rasio yang mengukur perbandingan

jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank,

yang menggambarkan kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan

dana oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai

sumber likuiditas (Veithzal, 2007:724). Semakin tinggi rasionya memberikan

indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank tersebut, hal ini sebagai akibat

jumlah dana yang diperlukan unutk membiayai kredit menjadi semakin besar.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa hasil penelitian ini sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Saputra dan Nasution (2009) yang

menyatakan bahwa tidak ada pengaruh antara LDR dengan ROA.

3. Pengaruh Jumlah Kredit yang Diberikan dan Likuiditas terhadap

Profitabilitas

Dari hasil pengujian regresi secara simultan menunjukkan adanya

pengaruh signifikan variabel Jumlah Kredit yang Diberikan dan Likuiditas

terhadap Profitabilitas. Hal ini ditunjukkan oleh nilai f hitung sebesar

35,078 dengan nilai signifikan 0.000, sedangkan nilai F tabel sebesar 3,44.

Sehingga F hitung>F tabel (35,078>3,44) sehingga Ho ditolak dan Ha

diterima. Maka secara simultan jumlah kredit yang diberikan dan likuiditas

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.

Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi jumlah kredit yang

diberikan dan likuiditas secara simultan maka semakin tinggi pula

profitabilitas yang dihasilkan perusahaan perbankan tersebut. Hasil

penelitian ini sejalan dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh


73

Risha (2013) dan Ningrum (2013) yang menyatakan bahwa variabel

Jumlah Kredit yang Diberikan dan likuiditas (LDR) secara simultan

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Profitabilitas.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Penelitian ini dimaksudkan untuk menguji secara empiris pengaruh Jumlah

Kredit yang Diberikan dan Likuiditas terhadap Profitabilitas pada perusahaan

perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang mencakup 22 sampel

perusahaan.

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka berikut adalah

kesimpulan yang diberikan :

1. Jumlah Kredit yang Diberikan mempunyai pengaruh positif terhadap

profitabilitas. Hal ini ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi untuk

Jumlah Kredit yang Diberikan sebesar 0,003, nilai t hitung sebesar 7,016

lebih besar dari t tabel (7,016>1,65922) dan nilai signifikan jumlah kredit

yang diberikan diperoleh sebesar 0.000<0,05 maka Hoı ditolak dan Haı

diterima.

2. Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini

ditunjukkan dengan nilai koefisien regresi untuk likuiditas sebesar -0,022,

nilai t hitung sebesar -5,868 lebih besar dari t tabel (-5,868>1,65922) dan

nilai signifikan likuiditas diperoleh sebesar 0,000<0,05 maka Ho ditolak

dan Ha diterima.

3. Jumlah kredit yang diberikan dan likuiditas secara simultan berpengaruh

signifikan terhadap profitabilitas. Hal ini ditunjukkan dengan nilai f hitung

35,078 lebih besar dari f tabel (35,078>3,44) dan nilai signifikan jumlah

74
75

4. kredit yang diberikan dan likuiditas diperoleh sebesar 0,000<0,05 maka

Ho ditolak dan Ha diterima.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini memliki beberapa keterbatasan yang memerlukan perbaikan

pengembangan bagi penelitian selanjutnya yang sejenis. Keterbatasan-

keterbatasan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian ini hanya menggunakan dua variabel independen yaitu jumlah

kredit yang diberikan dan likuiditas yang diukur total kredit yang

diberikan perusahaan dan Loan to Deposit Ratio dalam melihat

profitabilitas yang dapat dicapai. Beberapa faktor lain yang mungkin dapat

mempengaruhi besarnya profitabilitas tidak diikutsertakan dalam

penelitian ini.

2. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 22

perusahaan pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia.

3. Periode pengamatan dalam penelitian ini dibatasi pada tahun 2013-2017

5.3 Saran

Berdasarkan keterbatasan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka saran bagi

penelitian-penelitian berikutnya adalah sebagai berikut:

1. Menambah variabel independen lain yang mungkin dapat mempengaruhi

profitabilitas yang dapat dihasilkan oleh perusahaan perbankan.


76

2. Menambah jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian baik

penambahan periode pengamatan maupun merubah teknik dalam

penentuan sampel.

3. Dapat menggunakan proksi lain untuk pengukuran variabel independen,

agar hasil yang diperoleh dapat dibandingkan hasilnya dengan penelitian

ini.
77

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Riyadi. 2004. Metodologi Penelitian Sosial dan Hukum. Jakarta : Granit.

Agus, Sartono. 2011. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Yogyakarta:


BPFE.

Ali, Masyhud.2004.Asset Liability management, Menyiasati Resiko Pasar dan


Resiko Operasional dalam perbankan.Jakarta: PT Elex Media Kompetindo
Kelompok Gramedia.

Dahlan Siamat. 2005. Manajemen Lembaga Keuangan. Penerbit Fakultas


Ekonomi Universitas Indonesia.

Defri, 2012. “Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Likuiditas dan Efisiensi
Operasional Terhadap Profitabilitas perusahaan Perbankan yang Terdaftar di
BEI”, Jurnal manajemen. Volume 1 Nomor 1 September 2012.

Ghozali, Imam, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan program SPSS 19.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
, 2013. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan program SPSS 19.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Hanafi, Mamduh M, 2003. Manajemen keuangan, BPFE Universitas Gajah Mada,


Yogyakarta.

Hendra Saputra dan Fahmi Natigor Nasution. (2009). Pengaruh Jumlah Kredit
Yang Diberikan Dan Tingkat Likuiditas Terhadap Profitabilitas Perusahaan
Perbankan. Jurnal Akuntansi Indonesia.

Jama’an. 2008. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Kualitas Kantor


Akuntan Publik Terhadap Integritas Informasi Laporan keuangan (Stud
Pada Perusahaan Publik Di BEJ). Tesis Strata-2. Program Studi Magister
Sains AkuntansI. Universitas Diponegoro, Semarang.
Jusuf, Jopie. 2003. Analisis Kredit untuk Account Officer. Edisi Satu, Gramedia:
Jakarta

Idrus, Muhammad, 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kulitatif


dan pendekatan Kuantitatif, edisi Kedua, Erlangga: Jakarta

Kasmir. 2002. Manajemen Perbankan. Edisi Revisi. PT Rajagrafindo Persada,


Jakarta.
. 2005. Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
. 2012. Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
. 2014. Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
. 2015. Manajemen Perbankan. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
78

Muchdarsyah Sinungan. 2000. Manajemen Dana Bank. Edisi Kedua, Cetakan


Keempat. Jakarta: Bumi Aksara.

Mudrajad Kuncoro. 2013. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Edisi 4.
Jakarta: Erlangga.

Munawir, S. 1997. Analisa Laporan Keuangan, Cetakan Ketujuh, Liberty,


Yogyakarta.

Ningrum, Putri Lestari Eka. 2012. Pengaruh Jumlah Kredit Yang Disalurkan, Non
Performing Loan, Capital Adequacy Ratio, dan Loan To Deposit Ratio
Terhadap Return On Asset Pada BPR BKK Anggaran Tahun 2010-2012,
Skripsi. Indonesia: Universitas Negeri Padang.

Nazir, M. 2014. Metode Penelitian.Jakarta:Ghalia Indonesia.

Pandia, Friyanto. 2012. Manajemen Dana dan kesehatan Bank. Cetakan Pertama.
Mare, Yogyakarta.

Rahayu, Meila Sukma. 2010. Pengaruh Jumah kredit yang Diberikan, Tingkat
Likuiditas, dan Kecukupan Permodalan, Skripsi, Indonesia: Universitas
Negeri Medan.

Risha, Viony Gita. 2013. Pengaruh Kredit Yang Diberikan, Likuditas dan
Kecukupan Modal Terhadap Profitabilitas, Skripsi. Indonesia: Universitas
Negeri Padang.

Sugiyono.2007. Statistik Untuk Penelitian, Bandung: Penerbit Alfabeta.


. 2011. Statistik Untuk penelitian, Bandung: Penerbit Alfabeta.
. 2015. Statistik Untuk penelitian, Bandung: Penerbit Alfabeta.
. 2017. Statistik Untuk penelitian, Bandung: Penerbit Alfabeta.

Suhardjono. 2003. Manajemen Perkreditan Usaha Kecil dan Menengah.


Yogyakarta: UPP AMP YKPN

Sutrisno. 2002. Manajemen Keuangan. Ekonesia, Yogyakarta.

Prihadi, Toto. 2013. “Analisis Rasio Keuangan”. Gramedia, Jakarta.

Van Horne, James C. Van dan John M Wachowicz Jr. 2012. Prinsip-prinsip
Manajemen Keuangan. Edisi 13. Jakarta : Salemba Empat.
79

Veithzal Rivai. (2007). Bank and Financial Institute Management. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.

www.idx.co.id

Anda mungkin juga menyukai