PENULISAN ILMIAH
Gelar setara Sarjana Muda Program Studi Akuntansi jenjang Strata Satu
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
TANGERANG
2021
i
LEMBAR PERNYATAAN
NPM : 25218767
Fakultas : Ekonomi
Dengan ini menyatakan bahwa hasil Penulisan Ilmiah yang telah saya buat
ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila tenyata di
kemudian hari Penulisan Ilmiah ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan
terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan
sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas
Gundarma.
Demikian, penjelasan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan.
Penulis
(Rafida Ramadhanty)
ii
LEMBAR PENGESAHAN
NPM : 25218767
Menyetujui
Mengetahui
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat karunia
dan hidayahNya sehingga penelitian ilmiah ini yang berjudul “ANALISIS
KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN
PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) 2017 -2019” dapat terselesaikan. Shalawat
serta salam semoga selalu tercurah kepada teladan terbaik Rasulullah Saw, beserta
keluarga, sahabat, dan orang – orang yang mengikuti beliau hingga hari akhir.
3. Dr Imam Subaweh, SE, MM, Ak, CA., selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.
vi
7. Orang tua dan saudara – saudaraku yang telah memberi bantuan moril dan
materil serta Doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan
lancar.
8. Teman-teman 3EB21 yang tidak bisa disebutkan satu – persatu, yang telah
banyak memberi motivasi, saran dan masukan kepada penulis dalam penelitian
yang dilakukan.
Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan mereka dan selalu mendapatkan
rahmat dan hidayah-Nya. Aamiin.
Penulis
Rafida Ramadhanty
vii
DAFTAR ISI
Halaman
Abstraksi …………………………………………………………………………iv
BAB I PENDAHULUAN
viii
ix
Tabel 2.9 Daftar Skor Total Modal Sendiri terhadap Total Aset ……………...25
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Rasio Kas terhadap Total Aset ……………......55
x
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam tulisan ini, peneliti memakai analisis rasio keuangan. Peneliti memilih
analisis dengan jenis tersebut karena analisis ini seringkali di gunakan dan cukup
sederhana untuk dianalisa. Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik
Negara Nomor KEP-100/MBU/2002 mengenai peniliaian tingkatan kesehatan
BUMN. Didapati bahwa penilaian kinerja keuangan lembaga BUMN pada bidang
finance dilaksanakan yang didasari dari beberapa ratio. Rasio itu adalah parameter
yang telah di tetapkan oleh negara untuk menaksir kinerja keuangan yang telah
dilakukan dan dijalani oleh perusahaan BUMN. Rasio yang digunakan untuk
menilai kinerja lembaga tersebut antara lain adalah sebagai berikut rasio
likuiditas, profitabilitas, aktivitas, dan solvabilitas
4
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak di antaranya:
1. Manfaat Akademis
Adapun manfaat akademis untuk penelitian ini diharapkan dapat dipakai
sebagai referensi dalam menghadapi masalah yang sama dan juga sebagai alat
untuk pengembangan pengetahuan mengenai analisis konerja keuangan.
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis untuk penelitian ini diharapkan mampu menjadi
sumber informasi untuk mengevaluasi kinerja keuangan dan dijadikan catatan
untuk mempertahankan atau meningkatkan perusahaan setelah melihat kinerja
keuangannya dan memperbaiki apabila ada kelemahan dan kekurangan. Selain itu,
Penulis berharap manfaat hasil penelitian dapat diterima sebagai kontribusi untuk
meningkatkan kinerja aparat melalui peningkatan gaya kepemimpinan yang
efektif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Neraca
Neraca atau yang biasa disebut juga sebagai laporan posisi keuangan dari sebuah
perusahaan. Neraca juga biasa disebut dengan balance sheet merupakan laporan
yang menjabarkan sumber ekonomis suatu perusahaan meliputi aset kewajibannya
atau utang dan hak bagi pemilik dari sebuah perusahaan yang sudah ditanamkan
di dalam perusahan tdan ekuitas pemilik suatu saat tertentu (Harahap, 2009).
Neraca terbagi ke dalam beberapa bagian (Priyatno, 2011) yaitu sebagai berikut:
9
1. Aktiva (assets)
Terbagi ke dalam dua kategori:
a. Aktiva Lancar (current assets)
Aktiva lancar merupakan uang kas dan aktiva lainnya yang diharapkan untuk
dapat dicairkan dan ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam
periode yang selanjutnya (satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan
normal) (Munawir, 2002)
Akun yang termasuk ke dalam aktiva lancar meliputi:
1) Kas
Kas adalah aktiva yang dapat digunakan dalam aktivitas perusahaan. Kas
merupakan aktiva yang berbentuk uang.
2) Bank
Bank adalah aktiva yang menyimpan uang untuk digunakan dalam kegiatan
perusahaan.
3) Piutang usaha
Piutang usaha adalah tagihan yang diberikan sebuah perusahan kepada
konsumen yang menjual barang atau jasanya secara kredit.
4) Biaya dibayar di muka
Biaya yang digunakan untuk bertransaksi secara langsung disebut sebagai
biaya yang dibayar dimuka
5) Surat berharga
Surat berharga adalah surat yang memiliki nilai, sehingga surat ini dapat dijual.
6) Persediaan barang dagang
Persediaan barang dagang merupakan persediaan yang dapat digunakan
kembali.
2. Kewajiban/ Utang
Utang dagang adalah utang yang berasal dari pembelian barang dagang yang
dilakukan secara kredit atau angsuran.
b. Utang gaji
Utang gaji adalah hutang yang berasal dari penundaan pembayaran gaji yang
seharusnya dilakukan oleh perusahaan kepada karyawan atau pegawai lainnya.
c. Pendapatan dibayar di muka
Pendapatan dibayar dimuka adalah pendapatan yang diterima melalui
pembayaran dari konsumen yang diterima dimuka.
d. Hutang PPN
Hutang PPN adalah hutang yang berasal dari kewajiban perusahaan untuk
membayar pajak yang terutang ke kas negara terhadap barang yang dibeli atau
dijual.
Utang jangka panjang merupakan hutang yang berasal dari keuangan yang
memiliki jangka waktu jatuh tempo pembayaran yang masih lama. Berikut
merupakan contoh utang jangka panjang (Munawir, 2014), yaitu:
a. Utang bank
Utang bank adalah hutang yang disebabkan karena suatu perusahaan meminjam
uang kepada bank sebagai modal usaha.
b. Kredit investasi
Kredit investasi adalah transaksi pembayaran yang dilakukan secara kredit
untuk kepentingan investasi.
3. Modal (equity)
Berdasarkan sumbernya, modal dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu:
a. Modal pribadi
Modal pribadi atau modal sendiri adalah modal yang ditanam oleh pemilik
modal tersebut sebagai modal awal.
12
b. Prive
Prive adalah modal yang diambil oleh pemilik perusahaan guna memenuhi
kebutuhan pribadinya.
4. Pendapatan (revenue)
Pendapatan adalah bentuk pengasilan yang berasal dari usaha pokok dan
diterima oleh perusahaan.
5. Biaya (expense)
Biaya merupakan pengeluaran perusahaan atau pembeban aktiva untuk kegiatan
operasional.
2. Laba Rugi
Laba rugi adalah salah satu unsur dari laporan keuangan yang berisi ukuran
kinerja keuangan perusahaan antara tanggal yang tertera pada neraca. Laba rugi
dapat digunakan sebagai petunjuk mengenai kegiatan operasional perusahaan.
Laba rugi juga digunakan sebagai penyedia informasi terkait pendapatan, biaya,
laba, dan rugi perusahaan dalam satu periode tertentu. (Wild, dkk, 2007)
Ada beberapa prinsip yang ditanamkan dalam penyusunan laporan laba rugi,
meliputi:
1. Pada bagian pertama berisikan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok
perusahaan. Kemudian terdapat pula harga pokok dari barang atau jasa yang
dijual. Lalu diperolehlah laba kotor.
2. Pada bagian kedua berisi biaya – biaya operasional seperti biaya penjualan dan
biaya umum.
3. Pada bagian ketiga berisi hasil yang diperoleh dari operasi pokok yang
dilakukan perusahaan. Tertera juga biaya yang external usaha pokok perusahaan.
4. Pada bagian keempat berisi penentuan laba atau rugi. Setelah kita mengetahui
laba atau rugi, maka kita akan memperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.
13
Laporan arus kas merupakan laporan yang berisikan data dari arus kas masuk
dan arus kas yang keluar terutama dari suatu perusahaan dalam satu periode
tertentu (Weygandt, dkk, 2010)
a. Aktivitas operasi
Aktivitas ini memberikan pengaruh dari transaksi kas yang menghasilkan beban
dan pendapatan. Kemudian, pendapatan dan beban yang diperoleh akan
dimasukan untuk menentukan laba bersih.
b. Aktivitas investasi
Aktivitas ini meliputi aktivitas yang menerima dan menjual investasi dana asset
tetap. Aktivitas ini juga meliputi peminjaman dan penagihan pinjaman.
c. Aktivitas pendanaan
Aktivitas ini merupakan aktivitas yang memperoleh kas nya dari hasil
penerbitan utang dan menerima pembayaran dari jumlah yang dipinjam serta
memperoleh kas dari pemegang saham.
a. Pemilik perusahaan
b. Manajemen
c. Kreditor
Kreditor adalah pihak yang menyadari sebuah perusahaan seperti bank dan
lembaga keuangan yang lainnya.
d. Pemerintah
Pemerintah adalah pihak yang memiliki nilai penting terhadap laporan keuangan
perusahaan.
e. Investor
Investor adalah pihak yang memiliki berkehendak untuk menanamkan dana yang
dimilikinya pada suatu perusahaan.
atau masa depan, pertumbuhan dan potensi perkembangan yang baik bagi
perusahaan.
Menurut Hery (2016) Analisis rasio adalah “analisis yang dilakukan dengan
menghubungkan berbagai perkiraan yang ada pada laporan keuangan dalam
bentuk rasio keuangan”. Analisis rasio keuangan ini dapat mengungkapkan
hubungan yang penting antarperkiraan laporan keuangan dapat digunakan untuk
mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.
1. Rasio Likuiditas
2. Rasio Solvabilitas
3. Rasio Aktivitas
4. Rasio Profitabilitas
1. Rasio merupakan angka – angka atau ikhtisar statistic yang lebih mudah
dibaca dan ditafsirkan.
1. Rasio Likuiditas
Hutang Lancar
17
Hutang Lancar
2. Rasio Profitabilitas
Hutang Lancar
18
Total Ekuitas
3. Rasio Aktivitas
Menurut Wiratna Sujarweni (2017) rasio aktivitas yaitu rasio yang dipakai
untuk mengukur tingkat efektifitas penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan,
seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak
luar. Pihak luar disini bisa berupa investor maupun bank. Rasio yang termasuk ke
dalam rasio aktiviras adalah:
19
Menurut Kasmir (2008) total assets Turn Over (TATO) adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan
dan mengukur berapa jumlah penjualan yang di peroleh dari setiap aktiva. Rasio
ini menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka
menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih
yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta
perusahaan. Jika perputarnnya lambat, maka ini menunjukkan aktiva yang
dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan menjual.
4. Rasio Solvabilitas
Rasio ini menunjukkan besarnya modal sendiri yang digunakan untuk mendanai
seluruh aktiva perusahaan.
No Indikator Bobot
Infra Non Infra
1 Imbalan kepada pemegang 15 20
saham ( ROE )
2 Imbalan Investasi ( ROI ) 10 15
3 Rasio Kas 3 5
4 Rasio Lancar 4 5
5 Collection Periods 4 5
6 Perputaran Persediaan 4 5
7 Perputaran Total Asset 4 5
8 Rasio Modal Sendiri Terhadap 6 10
Total Aktiva
Total Bobot 50 70
Sumber : Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002
Tabel 2.2
22
Tabel 2.3
23
Tabel 2.4
Daftar Skor Penilaian Rasio Kas (Cash Ratio)
Cash Ratio = x (%) Skor Kategori
Non Infra
X >= 35 5 Sangat Sehat
25 <= x < 35 4 Sehat
15 <= x < 25 3
10 <= x < 15 2 Kurang Sehat
5 <= x < 10 1
0 <= x < 5 0 Tidak Sehat
Sumber: Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002
Tabel 2.5
24
Tabel 2.6
Daftar Skor Penilaian Collection Periods (CP)
CP = X Perbaikan = x Skor
(hari) (hari) Infra Non Infra
x <= 60 X > 35 4 5
60 < x <= 90 30 < x <= 35 3,5 4,5
90 < x <= 120 25 < x <= 30 3 4
120 < x <= 150 20 < x <= 25 2,5 3,5
150 < x <= 180 15 < x <= 20 2 3
180 < x <= 210 10 < x <= 15 1,6 2,4
210 < x < 240 6 < x <= 10 1,2 1,8
240 < x < 270 3 < x <= 6 0,8 1,2
270 < x < 300 1 < x <= 3 0,4 0,6
300 < x 0 < x <= 1 0 0
Sumber: Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002
25
Tabel 2.7
Daftar Skor Penilaian Perputaran Persediaan
PP = X Perbaikan = x Skor Kategori
(hari) (hari) Infra
X <= 60 35 < X 5 Sangat Sehat
60 < x <=90 30 < x <= 35 4,5 Sehat
90 < x <= 120 25 < x <= 30 4
120 < x <= 150 20 < x <= 25 3,5 Cukup Sehat
150 < x < 180 15 < x <= 20 3
180 < x <= 210 10 < x <= 15 2,4 Kurang Sehat
210 < x <= 240 6 < x <= 10 1,8
240 < x <= 270 3 < x <= 6 1,2 Tidak Sehat
270 < x <= 300 1 < x <= 3 0,6
Sumber: Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002
Tabel 2.8
Daftar Skor Penilaian Perputaran Total Asset
TATO = X Perbaikan = x Skor Kategori
(%) (%) Non Infra
120 < X 20 < x 5 Sangat Sehat
105 < x <= 120 15 < x <= 20 4,5 Sehat
90 < x <= 105 10 < x <= 15 4
75 < x <= 90 5 < x < 10 3,5 Cukup Sehat
60 < x <= 75 0 < x <= 5 3
40 < x <= 60 x <= 0 2,5 Kurang Sehat
20 < x <= 40 x<0 2
X >= 20 x<0 1,5 Tidak Sehat
Sumber: Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002
26
Tabel 2.9
Daftar Skor Penilaian Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset
TMS terhadap TA (%) Skor Kategori
Non Infra
x<0 0 Tidak Sehat
0 <= x < 10 4 Kurang Sehat
10 <= x < 20 6
20 <= x < 30 7,25 Cukup Sehat
30 <= x < 40 10 Sangat Sehat
40 <= x < 50 9 Sehat
50 <= x < 60 8,5 Sehat
60 <= x < 70 8
70 <= x < 80 7,5 Cukup Sehat
80 <= x < 90 7
90 <= x < 100 6,5 Kurang Sehat
Sumber: Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002
Tabel 2.10
Penelitian Terdahulu
No. Nama Judul Peneliti Variabel Hasil
Peneliti
1 Ari Ardiani Penilaian Kinerja 1. Rentabilitas Profit margin
(2008) Keuangan ekonomi Nampak jelas
Berdasarkan (ROA) terjadi
Analisis 2. Rentabilitas penurunan dari
Rentabilitas Pada Modal tahun ke tahun,
Perusahaan Sendiri tahun 2005 profit
Daerah Air (Return On margin 55, 48 %
Minum Net Worth) turun menjadi
Kabupaten 31,87 % ditahun
Jeneponto 2006. Demikian
halnya dengan
tahun 2007 dan
2008 terjadi
penurunan
dimana tahun
2007 dengan
profit margin
5,61 dan tahun
2008 18.16.
Faktor
penyebabnya
adalah karena
net operating
income terjadi
penurunan yang
signifikan.
Sementara hasil
28
perhitungan
turnover of
operating asset
nampak cukup
stabil
( peningkatan
elatif kecil)
2 Farida Analisis Laporan 1. Raio Return Dilihat dari rasio
Panagribun Keuangan on Imbalan
dan Idhar sebagai Dasar Investment investasi/ Return
Yahya ( 2007) Dalam Penilaian 2. Return on on Investment,
Kinerja Equity rasio kas, rasio
Keuangan pada 3. Rasio kas lancar, periode
PT Pelabuhan 4. Rasio penagihan,
Indonesia I lancar perputaran
Medan 5. Perputaran persediaan dan
persediaan perputaran total
6. Periode asset perusahaan
penagihan sudah pada
7. Perputaran keadaan baik.
total aktiva, Pada perputaran
dan total aktiva,
8. Rasio belum dapat
modal menghasilkan
sendiri pendaptan
maksimal untuk
setiap modal 24
kerja yang
digunakan. Pada
rasio ini
perusahaan
29
hanya
memperoleh skor
1,5 dari skor 4
yang seharusnya.
Begitu juga
dengan rasio
modal sendiri
terhadap total
aktiva dengan
bobot 4, 25 dari
skor yang
seharusnya.
Rasio ini
semakin tinggi
berarti semakin
kecil jumlah
pinjaman yang
digunakan untuk
membiayai
aktivitas.
3 Aswirah Penerapan Rasio 1. Rasio Segi rasio
( 2008 ) Aktivitas dan Perputaran aktivitas, rasio
Likuiditas Dalam piutang perputaran
Penilaian Kinerja 2. Rasio piutang dan
Keuangan PT perputaran perputaran
Pelabuhan modal kerja modal kerja
Indonesia IV ( working ( working capital
( persero) Cabang capital turn turn over)
Makassar over/) selama tiga
3. Rasio tahun yaitu 2006
perputaran – 2008 dapat
30
Sedangkan dari
segi ratio sangat
lancar (Quick
Ratio atau Acid
Test Ratio)
untuk tahun
2006 likuid dan
untuk tahun
2007 dan 2008
inlikuid.
4. Ninda Riza Analisis rasio Rasio likuiditas, 1. Rasio
F.W Sutrisno keuangan untuk rasio solvabilitas Likuidita
Djaja dam menilai kinerja dan rasio s
Titin Kartini keuangan pada profitabilitas menunju
( 2019 ) primer koperasi kkan
Darma Putra bahwa
UDDHATA current
Jember Periode ratio
2015 – 2017 mengala
mi
perubaha
n secara
fluktuatif
dan
menunju
kkan
kinerja
keuangga
n yang
tidak
baik.
32
2. Rasio
Solvabilit
as
menunju
kkan
hasil
yang
kurang
baik.
Baik
dihitung
menggun
akan debt
to assets
ratio
maupun
debt to
ewuity
ratio.
3. Rasio
Profitabil
itas
meunjuk
kan
bahwa
kinerja
yang
cukup
baik
karena
mempero
33
leh SHU
yang
tidak
sebandin
g dengan
total asset
yang
dimiliki.
Sumber: Data diolah, 2021
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data
kuantitatif yaitu data yang berupa angka – angka yang dapat dihitung dan
diperoleh dari laporan keuangan PT Pegadaian meliputi laporan neraca dan
laporan laba rugi perusahaan dalam waktu tiga tahun terakhir (2017-2019) dan
sumber data yang digunakan berupa data sekunder yang didapat dari situs
www.pegadaian.co.id.
Studi Pustaka
Studi Lapangan
Alat analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode rasio
keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, aktivitas, profitabilitas dan solvabilitas.
Berikut ini adalah langkah dalam menyelesaikan metode perhitungan dengan
menggunakan rasio keuangan yaitu:
Tabel 3.1
Variabel Operasionanal
No. Variabel Rumus Sumber Indikator
1 ROE Laba Bersih Laporan Rasio
X 100% Keuangan Profitabilitas
Total Ekuitas
2 ROI Laba Bersih Laporan Rasio
X 100% Keuangan Profitabilitas
Total Asset
3 Rasio Kas Kas + Bank Laporan Rasio
X 100% Keuangan Likuiditas
Hutang Lancar
4 Rasio Aktiva Lancar Laporan Rasio
Lancar X100% Keuangan Likuiditas
Hutang Lancar
5 Collection Total piutang usaha Laporan Rasio
Periods X 365 Keuangan Aktivitas
Total Pendapatan Usaha
6 Perputaran Total Persediaan Laporan Rasio
Persediaan X 365 Keuangan Aktivitas
36
PEMBAHASAN
Pada saat Belanda berkuasa kembali, pola atau metode pacth stelsel tetap
dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama dimana pemegang hak
ternyata banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya.
Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan apa yang disebut dengan
‘cultuur stelsel’ dimana dalam kajian tentang pegadaian, saran yang dikemukakan
adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat
memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan
Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha
38
Kini usia Pegadaian telah lebih dari seratus tahun, manfaat semakin
dirasakan oleh masyarakat, meskipun perusahaan membawa misi public service
obligation, ternyata perusahaan masih mampu memberikan kontribusi yang
signifikan dalam bentuk pajak dan bagi keuntungan kepada Pemerintah, disaat
39
Visi
Menjadi The Most Valuable Financial Company di Indonesia dan Sebagai Agen
Inklusi Keuangan Pilihan Utama Masyarakat
Misi
Tabel 4.1
Struktur Organisasi Perusahaan
41
Tabel 4.2
PT Pegadaian (Persero)
Elemen Rekening yang Digunakan
31 Desember
Uraian 2020 2019 2018 2017
Kas dan Setara Kas 472.838 625.092 384.828 461.958
Pinjaman yang 54.696 50.366.150 40.856.110 36.882.053
diberikan
Piutang lainnya 68.781 28.226 15.666 14.509
Persediaan 357.048 246.304 116.061 290.173
Jumlah Asset Lancar 59.325.287 53.830.389 43.525.272 39.661.961
Jumlah Asset 71.468.960 65.324.177 52.791.188 48.687.092
Jumlah Liabilitas 38.531.629 34.976.438 24.076.012 24.118.917
Jangka Pendek
Jumlah Ekuitas 24.603.616 23.060.310 20.116.489 18.210.260
Jumlah Pendapatan 21.964.403 17.693.653 12.748.054 10.522.796
Usaha
Laba bersih Periode 3.108.078 2.775.481 2.513.538
Berjalan
(Dinyatakan dalam jutan rupiah)
4.2 Pembahasan
2.513.538
ROE Tahun 2017 = x 100 %=13 , 80 %
18.210.260
Tabel 4.3
Hasil Perhitungan Return On Equity (ROE)
Tahun Laba Bersih Total Ekuitas Return On Nilai
(1) (2) (3) Equity (5)
(4)=2:3x100%
2017 2.513.538 18.210.260 13,80% 18
2018 2.775.481 20.116.489 13,79% 18
2019 3.108.078 23.060.310 13,47% 18
Jumlah 8.397.097 61.387.059 41,07% 54
Rata-rata 2.799.032,33 20.462.353 13,69% 18
Sumber: Laporan Keuangan PT Pegadaian (Persero) Periode 2017-2019
(Data diolah)
Grafik 4.1
43
Berdasarkan Tabel 4.3 dan Grafik 4.1 dapat diketahui bahwa Return On Equity
(ROE) mengalami penurunan setiap tahunnya. Sehingga dapat di gambarkan
sebagai berikut:
Pada tahun 2017 Return On Equity bernilai 13, 80% yang berarti tiap
rupiah ekuitas pemegang saham menghasilkan laba setelah pajak sebesar Rp.
0,1380. Kemudian pada tahun 2018 Return On Equity mengalami penurunan
sebesar 0, 01% menjadi 13,79% yang berarti tiap rupiah ekuitas pemegang saham
menghasilkan laba setelah pajak sebesar Rp. 0,1379. Lalu pada tahun 2019 Return
On Equity kembali mengalami penurunan sebesar 0,33% menjadi Rp.13,47%
yang berarti tiap rupiah ekuitas pemegang saham menghasilkan laba setelah pajak
sebesar Rp. 0,1347.
48.687.092
Tabel 4.4
Hasil Perhitungan Return On Investment (ROI)
Tahun Laba Bersih Total Asset Return On Nilai
(1) (2) (3) Investment (5)
(4)=2:3x100%
2017 2.513.538 48.687.092 5,16% 5
2018 2.775.481 52.791.188 5,25% 5
2019 3.108.078 65.324.177 4,75% 4
Jumlah 8.397.097 166.802.457 15,16% 14
Rata-rata 2.799.032 55.600.819 5,05% 5
Sumber: Laporan Keuangan PT Pegadaian (Persero) Periode 2017-2019
(Data Diolah)
Grafik 4.2
45
Berdasarkan Tabel 4.4 dan Grafik 4.2 dapat diketahui bahwa Return On
Investment (ROI) mengalami peningkatan dan penurunan. Sehingga dapat di
gambarkan sebagai berikut:
Pada tahun 2017 Return On Investment bernilai 5,16% yang berarti tiap
rupiah aktiva yang digunakan perusahaan menghasilkan laba setelah pajak sebesar
Rp. 0,0516. Kemudian pada tahun 2018 Return On Investment mengalami
kenaikan sebesar 0,09% menjadi5,25% yang berarti tiap aktiva yang digunakan
perusahaan menghasilkan laba pajak sebesar Rp. 0,0525. Lalu pada tahun 2019
Return On Investment mengalami penurunan sebesar 0,5% menjadi Rp.4,75%
yang berarti tiap aktiva yang digunakan perusahaan menghasilkan laba setelah
pajak sebesar Rp. 0,0475.
24.118.917
Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Rasio Kas (Cash Ratio)
Tahun Kas + Bank Hutang Rasio Kas Nilai
(1) (2) Lancar (4)=2:3x100% (5)
(3)
2017 461.958 24.118.917 1,91% 0
2018 384.828 24.076.012 1,60% 0
2019 625.092 34.976.438 1,78% 0
Jumlah 1.471.878 83.171.367 5,29% 0
Rata-rata 490.626 27.723.789 1,76% 0
Sumber : Laporan Keuangan PT Pegadaian (Persero) Periode 2017-2019
(Data Diolah)
Rasio Kas
2.00%
1.90%
1.80% Rasio Kas
1.70%
1.60%
1.50%
1.40%
2017 2018 2019
Grafik 4.3
47
Berdasarkan Tabel 4.5 dan Grafik 4.3 dapat diketahui bahwa Rasio Kas
mengalami penurunan dan peningkatan. Sehingga dapat di gambarkan sebagai
berikut
Pada tahun 2017 Rasio Kas bernilai 1,91% yang berarti tiap rupiah
kewajiban jangka pendek dijamin dengan kas selain setara kas sebesar
Rp.0,0191.Kemudian pada tahun 2018 Rasio Kas mengalami penurunan sebesar
0,31% menjadi 1,60% yang berarti tiap rupiah kewajiban jangka pendek dijamin
dengan kas selain setara kas sebesar Rp. 0,0160. Lalu pada tahun 2019 Rasio Kas
mengalami peningkatan sebesar 0,18% menjadi Rp.1,78% yang berarti tiap rupiah
kewajiban jangka pendek dijamin dengan kas selain setara kas sebesar Rp. 0,0178.
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa Rasio Kas pada tahun
2017 sebesar 1,91% kemudian terjadi penurunan pada tahun 2018 sebesar 0,31%
menjadi 1,60%. Ini terjadi karena adanya penurunan kas dan bank menjadi Rp.
384.828 disertai penurunan hutang lancar menjadi Rp. 24.076.012. Kemudian
pada tahun 2019 Rasio Kas mengalami peningkatan sebesar 0,18% menjadi
1,78%. Ini terjadi karena adanya kenaikan kas dan bank menjadi Rp. 625.092
disertai dengan kenaikan hutang lancar menjadi Rp. 34.976.438
24.118.917
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Rasio Lancar (Current Ratio)
Tahun Aktiva Lancar Hutang Rasio Lancar Nilai
(1) (2) Lancar (4)=2:3x100% (5)
(3)
2017 39.661.961 24.118.917 164,4% 5
2018 43.525.272 24.076.012 180,7% 5
2019 53.830.389 34.976.438 153,9% 5
Jumlah 137.017.622 83.171.367 499% 15
Rata-rata 45672540,67 27.723.789 166,3% 5
Sumber: Laporan Keuangan PT Pegadaian (Persero) Periode 2017-2019
(Data Diolah)
Grafik 4.4
Berdasarkan Tabel 4.6 dan Grafik 4.4 dapat diketahui bahwa Rasio Kas
mengalami penurunan dan peningkatan. Sehingga dapat di gambarkan sebagai
berikut:
Pada tahun 2017 Rasio Lancar bernilai 164,4% yang berarti tiap rupiah
kewajiban jangka pendek dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp.1,644.
Kemudian pada tahun 2018 Rasio Lancar mengalami kenaikan sebesar 16,3%
49
menjadi 180,7% yang berarti tiap rupiah kewajiban jangka pendek dijamin
dengan aktiva lancar sebesar Rp. 1,807. Lalu pada tahun 2019 Rasio Lancar
mengalami penurunan sebesar 26,8% menjadi Rp.153,9% yang berarti tiap rupiah
kewajiban jangka pendek dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp. 1,539.
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa Rasio Lancar pada
tahun 2017 sebesar 164,4% kemudian terjadi peningkatan pada tahun 2018
sebesar 16,3% menjadi 180,7%. Ini terjadi karena adanya kenaikan aktiva lancar
menjadi Rp. 43.525.272 disertai penurunan hutang lancar menjadi Rp.
24.076.012. Kemudian pada tahun 2019 Rasio Lancar mengalami penurunan
sebesar 26,8% menjadi 153,9%. Ini terjadi karena adanya kenaikan aktiva lancar
menjadi Rp. 53.830.389 disertai dengan kenaikan hutang lancar menjadi Rp.
34.976.438
a. Collection Periods
10.522.796
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Collection Periods
Tahun Total Piutang Total Collection Nilai
(1) Usaha Pendapatan Periods (5)
(2) Usaha (4)=2:3x365hari
(3)
2017 36.882.053 10.522.796 1.279,31 1,2
2018 40.856.110 12.748.054 1.169,78 1,2
2019 50.366.150 17.693.653 1.038,99 1,2
Jumlah 128.104.313 10.522.796 3488,08 3,6
Rata-rata 42701437,67 3.507.598,66 1162,693 1,2
Sumber: Laporan Keuangan PT Pegadaian (Persero) Periode 2017-2019
(Data Diolah)
Grafik 4.5
Collection Periods
1,400.00
1,200.00
1,000.00
Collection Periods
800.00
600.00
400.00
200.00
0.00
2017 2018 2019
Berdasarkan Tabel 4.7 dan Grafik 4.5 dapat diketahui bahwa Collection
Periods mengalami penurunan setiap tahunnya. Sehingga dapat di gambarkan
sebagai berikut:
51
Pada tahun 2017 Collection Periods bernilai 1.279,31 hari yang berarti tiap
rupiah penjualan rata - rata beredar sebagai piutang di tangan pelanggan selama
1.279,31 hari. Kemudian pada tahun 2018 Collection Periods mengalami
penurunan sebesar 109,53 hari menjadi 1.169,78 hari yang berarti tiap rupiah
penjualan rata – rata beredar sebagai piutang di tangan pelanggan selama 1.169,78
hari. Lalu pada tahun 2019 Collection Periods mengalami penurunan sebesar
130,79 hari menjadi 1.038,99 hari yang berarti tiap rupiah penjualan yang beredar
sebagai piutang di tangan pelanggan selama 1.038,99 hari.
b. Perputaran Persediaan
10.522.796
Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Perputaran Persediaan
Tahun Total Total Perputaran Nilai
(1) Persediaan Pendapatan Persediaan (5)
(2) Usaha (4) = 2:3 x 365
(3) hari
2017 290.173 10.522.796 10,06 5
2018 116.061 12.748.054 5,40 5
2019 246.304 17.693.653 5,08 5
Jumlah 652.538 40.964.503 20,54 15
Rata – Rata 217512,6 13654834,3 6,84 5
Sumber : Laporan Keuangan PT Pegadaian (Persero) Periode 2017-2019
(Data Diolah
Grafik 4.6
Perputaran Persediaan
12
10
8
6 Perputaran Persediaan
4
2
0
2017 2018 2019
Berdasarkan Tabel 4.8 dan Grafik 4.6 dapat diketahui bahwa Perputaran
Persediaan mengalami penurunan setiap tahunnya. Sehingga dapat di gambarkan
sebagai berikut:
Pada tahun 2017 Perputaran Persediaan bernilai 10,06 hari yang berarti
tiap rupiah persediaan rata – rata tersimpan di gudang perusahaan selama 10,06
53
Total Aktiva
48.687.094
54
Tabel 4.9
Hasil Perhitungan Perputaran Total Aset ( TATO)
Tahun Total Total Aktiva Perputaran Nilai
(1) Pendapatan (3) Total Asset (5)
Usaha (4)=2:3x100%
(2)
2017 10.522.796 48.687.094 21,61% 4,5
2018 12.748.054 52.791.188 24,14% 4,5
2019 17.693.653 65.324.177 27,08% 4,5
Jumlah 40.964.503 166.802.459 72,83% 13,5
Rata- rata 3654834,33 55600819,67 24,28% 4,5
Sumber : Laporan Keuangan PT Pegadaian (Persero) Periode 2017-2019
25.00%
20.00%
TATO
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
2017 2018 2019
(Data Diolah)
Grafik 4.7
Pada tahun 2017 Perputaran Total Aset bernilai 21,61% yang berarti tiap
rupiah aktiva dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp. 21,61. Kemudian pada
tahun 2018 Perputaran Total Aset mengalami peningkatan sebesar 2,53% menjadi
24,14 % yang berarti tiap rupiah aktiva dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp.
24,14. Lalu pada tahun 2019 Perputaran Total Aset mengalami peningkatan
55
sebesar 2,94% menjadi 27,08% yang berarti tiap rupiah aktiva dapat
menghasilkan penjualan sebesar Rp. 27,08.
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa Perputaran Total Aset
pada tahun 2017 sebesar 21,61% Kemudian terjadi peningkatan pada tahun 2018
sebesar 2,53 % menjadi 24,14%.Ini terjadi karena adanya kenaikan total
pendapatan usaha menjadi Rp. 12.748.054.,disertai kenaikan total aktiva menjadi
Rp. 52.791.188. Kemudian pada tahun 2019 Perputaran Total Aset mengalami
peningkatan sebesar 2,94 % menjadi 27,08%. Ini terjadi karena adanya kenaikan
total pendapatan usaha menjadi Rp. 17.693.653 disertai dengan kenaikan total
aktiva menjadi Rp. 65.324.177.
TMS terhadap TA =
Total Asset
48.687.092
Tabel 4.10
Hasil Perhitungan Rasio TMS Terhadap TA
Tahun Total Model Total Asset TMS Nilai
56
Grafik 4.8
Berdasarkan Tabel 4.10 dan Grafik 4.8 dapat diketahui bahwa Rasio Total
Modal Sendiri mengalami peningkatan dan penurunan. Sehingga dapat di
gambarkan sebagai berikut:
Pada tahun 2017 Total Modal Sendiri bernilai 37,40% yang berarti setiap
Rp 100 total aset yang dimiliki PT Pegadaian didanai dengan Rp 37,40 modal
sendiri yang tersedia Kemudian pada tahun 2018 Rasio Total Modal Sendiri
mengalami kenaikan sebesar 0,7% menjadi 38,10% yang berarti setiap Rp 100
total aset yang dimiliki PT Pegadaian didanai dengan Rp 38,10 modal sendiri
yang tersedia. Lalu pada tahun 2019 Rasio Total Modal Sendiri mengalami
57
penurunan sebesar 2,8% menjadi 35,30% yang berarti setiap Rp 100 total aset
yang dimiliki PT Pegadaian didanai dengan Rp 35,30 modal sendiri yang tersedia.
Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa Rasio Total Modal
Sendiri pada tahun 2017 sebesar 37,40% kemudian terjadi peningkatan pada
tahun 2018 sebesar 0,7% menjadi 38,10%. Ini terjadi karena adanya kenaikan
Total Modal Sendiri menjadi Rp. 20.116.489 disertai peningkatan total aset
menjadi Rp.52.791.188. Kemudian pada tahun 2019 Rasio Total Modal Sendiri
mengalami penurunan sebesar 2,8% menjadi 35,30%. Ini terjadi karena adanya
kenaikan Total Modal Sendiri menjadi Rp. 23.060.310 disertai dengan kenaikan
total aset menjadi Rp. 65.324.177.
Tabel 4.11
Kinerja Keuangan Periode 2017-2019
No Indikator Rata – rata Skor Skor Kategori
Rasio 2017 Penilaian Maksimal
– 2019 Kep Men
1 Return On 13,69 18 20 Sehat
Equity (%)
2 Return On 5,05 5 15 Kurang
Investment (%) Sehat
3 Rasio Kas (%) 1,76 0 5 Tidak Sehat
4 Rasio Lancar 166,3 5 5 Sangat
(%) Sehat
5 Collection 1162,693 1,2 5 Tidak Sehat
Periods (hari)
6 Perputaran 6,84 5 5 Sangat
Persediaan Sehat
(hari)
7 Perputaran 24,28 4,5 5 Sehat
58
Dari hasil perhitungan diatas rata – rata Return On Equity pada periode
2017 -2019 sebesar 13,69 % dengan skor 18 dalam kategori sehat, lalu rata – rata
Return On Investment pada periode 2017 - 2019 sebesar 5.05% dengan skor 5
dalam kategori kurang sehat, lalu rata – rata Rasio Kas pada periode 2017 – 2019
sebesar 1,76 % dengan skor 0 dalam kategori tidak sehat, rata – rata Rasio Lancar
pada periode 2017 – 2019 sebesar 166,3 % dengan skor 5 dalam kategori sangat
sehat, lalu rata – rata Collection Periods pada periode 2017 – 2019 sebesar
1162,693 hari dengan skor 1,2 dalam kategori tidak sehat, lalu rata – rata
Perputaran Persediaan pada periode 2017 – 2019 sebesar 6,84 hari dengan skor 5
dalam kategori sangat sehat, lalu rata - rata Perputaran Total Aset pada periode
2017 – 2019 sebesar 24,28 % dengan skor 4,5 dalam kategori sehat, lalu rata –
rata Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva pada periode 2017 – 2019
sebesar 36,93 % dengan skor 10 dalam kategori sangat sehat.
Secara totalitas total skor nilai PT Pegadaian (Persero) pada tahun 2017 –
2019 yaitu sebesar 48,7 sedangkan rasio tingkat kesehatan PT Pegadaian
(Persero ) pada tahun 2017 – 2019 yaitu 69,5. Jadi kinerja keuangan PT Pegadaian
(Persero) pada tahun 2017 – 2019 berrdasarkan analisis rasio keuangan KEPMEN
BUMN Nomer KEP-100/MBU/2002 dalam aspek keuangan pada tahun 2017 –
2019 masuk dalam kategori A (Sehat)
BAB V
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
LAMPIRAN 1
berwujud –
bersih
Aset pajak 1.332.387 799.348 511.299 385.768 294.559 17.640
tangguhan
Aset lain - lain 314.491 2.762 1.516 9.905 31.017 84.317
JUMLAH 71.468.960 65.324.177 52.791.188 48.687.092 46.873.892 39.157.960
ASET
Liabilitas
Utang kepada 715.010 224.050 133.052 262.461 255.480 163.545
nasabah
Utang Usaha 397.545 456.355 329.101 196.462 124.629 117.685
Utang Pajak 426.425 192.780 116.941 125.868 115.490 172.650
Liabilitas 3.400 1.607 0 0 0 117.369
pajak
tangguhan
Akrual 1.995.930 1.564.923 1.312.464 935.804 320.010 466.174
Pendapatan 65.189 59.430 66.687 92.950 76.904 65.458
diterima
dimuka
Liabilitas lain 285.025 251.444 173.683 164.464 451.694 511.657
– lain
Pinjaman 29.347.765 29.925.380 20.196.314 19.657.469 20.978.995 15.927.685
Bank
Surat berharga 10.798.792 7.347.349 9.093.407 7.633.672 6.787.393 7.952.187
yang di
terbitkan
Pinjaman dari 539.225 389.833 334.019 342.607 410.000 410.000
Pemerintah
Liabilitas 2.291.021 1.850.716 919.031 1.065.075 876.385 720.606
imbalan kerja
JUMLAH 46.865.344 42.263.867 32.674.699 30.476.832 30.396.979 26.625.016
66
LIABILITAS
Ekuitas
Modal Saham 6.250.000 6.250.000 6.250.000 6.250.000 6.250.000 252.252
Cadangan 7.810.673 7.710.135 6.071.239 6.115.829 6.160.991 3.749.889
revaluasi aset
Pengukuran (1.055.313) ( 720.780) (257.733) ( 393.894) (273.733) (179.913)
kembali
imbalan pasca
kerja
Saldo laba 9.505.528 6.398.029 5.010.489 3.502.438 1.952.320 6.597.053
yang telah
dicadamgkan
Saldo laba 2.089.583 3.420.240 3.040.316 2.734.064 2.385.602 2.113.815
yang belum
dicadangkan
23.057.624 20.114.311 18.208.437 16.475.180 12.535.095
Kepentingan 3.145 2.686 2.178 1.823 1.733 848
non -
pengendali
JUMLAH 24.603.616 23.060.310 20.116.489 18.210.260 16.476.913 12.532.944
EKUITAS
JUMLAH 71.468.960 65.324.177 52,791.188 48.687.092 46.873.892 39.157.960
LIABILITAS
DAN
EKUITAS
LAMPIRAN 2
67
kerugian
penurunan
nilai
Jumlah 19.173.144 13.485.100 9.113.452 7.184.828 6.707.875 6.327.979
Beban Usaha
Laba Usaha 2.791.259 4.208.553 3.634,602 3.337.968 3.000.183 2.605.357
Pendapatan 82.031 22.439 28.570 79.485 (2.945) 39.257
lain – lain –
bersih
Laba sebelum 2.873.290 4.230.992 3.663.172 3.417.453 2.997.238 2.644.614
pajak
penghasilan
Beban pajak (846.977) (1.122.914) (887.691) (903.915) (789.986) (706.185)
penghasilan
Laba bersih 2.026.313 3.108.078 2.775.481 2.513.538 2.210.252 1.938.429
tahun berjalan
Penghasilan Kompreshenhif lain
Pos – pos
yang tidak
akan
direklasifikasi
kan ke laba
rugi :
Pengukuran (405.134) ( 617.396) 181.548 (160.215) (93.820) 198.508
kembali
imbalan pasca
kerja
Keuntungan 163.780 1.704.152 0 0 0 0
revaluasi
tanah dan
bangunan
69
dilusian
(Dalam rupiah
penuh)