Anda di halaman 1dari 81

ANALISIS KINERJA KEUANGAN MENGGUNAKAN RASIO

KEUANGAN PADA PT PEGADAIAN PERIODE 2017 – 2019

PENULISAN ILMIAH

Diajukan guna melengkapi syarat – syarat untuk mencapai

Gelar setara Sarjana Muda Program Studi Akuntansi jenjang Strata Satu

Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

Nama : Rafida Ramadhanty


NPM : 25218767
Jurusan : Akuntansi
Pembimbing : Dr. Sigit Sukmono, SE., MMSI

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GUNADARMA
TANGERANG
2021

i
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Rafida Ramadhanty

NPM : 25218767

Program Studi : Akuntansi

Fakultas : Ekonomi

Judul PI : ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN

MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN PADA PT.

PEGADAIAN (PERSERO) PERIODE 2017 - 2019.

Dengan ini menyatakan bahwa hasil Penulisan Ilmiah yang telah saya buat
ini merupakan hasil karya sendiri dan benar keasliannya. Apabila tenyata di
kemudian hari Penulisan Ilmiah ini merupakan hasil plagiat atau penjiplakan
terhadap karya orang lain, maka saya bersedia mempertanggungjawabkan
sekaligus bersedia menerima sanksi berdasarkan aturan tata tertib di Universitas
Gundarma.

Demikian, penjelasan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tidak
dipaksakan.

Penulis

(Rafida Ramadhanty)

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Judul PI : ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN

MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN PADA PT.

PEGADAIAN (PERSERO) PERIODE 2017 - 2019

Nama : Rafida Ramadhanty

NPM : 25218767

Fakultas/Jurusan : Ekonomi / Akuntansi

Jenjang Studi : S1 – Akuntansi

Tanggal Sidang : 06 Februari 2023

Tanggal Lulus : 06 Februari 2023

Menyetujui

Pembimbing Kasubag. Sidang PI

(Dr. Sigit Sukmono, SE., MMSI ) (Dr. Titi Nugraheni, SE.,MM)

Mengetahui

Ketua Program Studi Akuntansi

iii
iv

(Dr. Imam Subaweh, SE., MM.,Ak., CA)


ABSTRAKSI

Rafida Ramadhanty, 25218767


ANALISIS KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO
KEUANNGAN PADA PT, PEGADAIAN (PERSERO) PERIODE 2017 -2019
Penulisan Ilmiah, Fakultas Ekonomi 2021
Kata Kunci: Analisis, Kinerja, Keuangan, Rasio, Pegadaian
(xi + 61 + Lampiran)
Tujuan dari penelitian ilmiah ini adalah untuk melihat kinerja keuangan dan
tingkat kesehatan berdasarkan KEPMEN BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002
pada PT Pegadaian (Persero) periode 2017 – 2019 dengan memakai rasio
keuangan.
Data penelitian yang didapat berasal dari laporan keuangan perusahaan yaitu
berupa laporan neraca dan laporan laba rugi pada periode 2017 – 2019. Teknik
analisis yang dipakai adalah rasio profitabilitas (return on equity dan return of
investment), rasio likuiditas (rasio kas dan rasio lancar), rasio aktivitas (collection
period, perputaran persediaan dan total asset turnover) dan rasio solvabilitas (rasio
total modal sendiri terhadap total aktiva) dan penilaian tingkat kesehatan.
Hasil dari penelitian kinerja keuangan rasio profitabilitas yaitu return of equity
memperlihatkan kinerja keuangan yang sehat dengan skor penilaian 18,
sedangkan return of investment memperlihatkan kinerja keuangan yang kurang
sehat dengan skor penilaian 5. Kinerja keuangan rasio likuiditas yaitu rasio kas
memperlihatkan kinerja keuangan tidak sehat dengan skor penilaian 0,
sedangakan rasio lancar memperlihatkan kinerja keuangan yang sangat sehat
dengan skor penilaian 5. Kinerja keuangan rasio aktivitas yaitu collection period
memperlihatkan kinerja keuangan yang tidak sehat dengan skor penilaian 1,2
sedangkan perputaran persediaan memperlihatkan kinerja keuangan yang sangat
sehat dengan skor penilaian 5 dan total asset turnover memperlihatkan kinerja
keuangan yang sehat dengan skor penilaian 4,5 dan rasio profitablitas yaitu total
modal sendiri terhadap total aktiva memperlihatkan kinerja keuangan yang sangat
sehat dengan skor penilaian 10. Penilaian kinerja keuangan PT Pegadaian
(Persero) berasaskan analisis rasio keuangan KEPMEN BUMN Nomer KEP-
100/MBU/2002 dalam aspek keuangan pada tahun 2017 -2019 memiliki total skor
48,7 dari total yang seharusnya adalah 70 dan termasuk dalam kategori A (Sehat)
Daftar Pustaka (2001 – 2017)

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat karunia
dan hidayahNya sehingga penelitian ilmiah ini yang berjudul “ANALISIS
KINERJA KEUANGAN DENGAN MENGGUNAKAN RASIO KEUANGAN
PADA PT PEGADAIAN (PERSERO) 2017 -2019” dapat terselesaikan. Shalawat
serta salam semoga selalu tercurah kepada teladan terbaik Rasulullah Saw, beserta
keluarga, sahabat, dan orang – orang yang mengikuti beliau hingga hari akhir.

Penulisan illmiah ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat – syarat untuk


mencapai gelar setara Sarjana Muda Jurusan Akuntansi jenjang Strata Satu
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma. Terselesaikannya penelitian ilmiah ini
tidak lepas dari bantuan dan bimbingan berbagai pihak, sudah sepatutnya dalam
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr E. S. Margianti, SE, MM., selaku Rektor Universitas Gunadarma.

2. Toto Sugiharto, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas


Gunadarma.

3. Dr Imam Subaweh, SE, MM, Ak, CA., selaku Ketua Program Studi Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma.

4. Dr. Titi Nugraheni, SE., MM selaku Koordinator PI Fakultas Ekonomi


Universitas Gunadarma.

5. Dr Sigit Sukmono, SE., MM. selaku Dosen Pembimbinfg yang telah


meluangkan waktu dalam Penulisan Ilmiah serta dukungan, motivasi, dan
pengarahan dalam penyusunan Penulisan Ilmiah ini.

6. Seluruh dosen pengajar Program Studi Akuntansi Universitas Gunadarma yanh


telah memberikan ilmu pengertahuan kepada penulis selama mengikuti
perkuliahan.

vi
7. Orang tua dan saudara – saudaraku yang telah memberi bantuan moril dan
materil serta Doanya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan
lancar.

8. Teman-teman 3EB21 yang tidak bisa disebutkan satu – persatu, yang telah
banyak memberi motivasi, saran dan masukan kepada penulis dalam penelitian
yang dilakukan.

Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan mereka dan selalu mendapatkan
rahmat dan hidayah-Nya. Aamiin.

Penulis menyadari denagn sepenuhnya bahwa penulisan ilmiah ini masih


jauh dari sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekuragan di dalamnya.
Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan harapan penulis
semoga penulisan ilmiah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan
bermanfaat bagi mahasiswa pada umumnya.

Tangerang. 24 Juni 2021

Penulis

Rafida Ramadhanty

vii
DAFTAR ISI
Halaman

Halaman Judul …………………………....……………………………………….i

Lembar Pernyataan ……………………………………………………………….ii

Lembar Pengesahan ……………………………………………………………...iii

Abstraksi …………………………………………………………………………iv

Kata Pengantar …………………………...………………………………….……v

Daftar Isi ………………………………………………………………………...vii

Daftar Tabel ………………………………….…………………………………..ix

Daftar Gambar ……………………………….……………………………….......x

Daftar Lampiran ……………………………………………………………….... xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian …..….…………………………….......1


1.2 Rumusan Masalah ………….….…………………………………3
1.3 Batasan Masalah …………….…………………………………...4
1.4 Tujuan Penelitian …………….………………………………......4
1.5 Manfaat Penelitian ……………………………………………….5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori ………………………………………………….. 6


2.1.1 Definisi Laporan Keuangan ……………. ………………. 6
2.1.2 Tujuan Laporan Keuangan ………………………………....6
2.1.3 Unsur –Unsur Laporan Keuangan ………………………… 7
2.1.4 Pihak yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan.. 13
2.1.5 Pengertian Kinerja Keuangan ……………………………. 13
2.1.6 Analisis Rasio Keuangan ……………………………….... 14
2.1.7 Bentuk – bentuk Analisis Rasio ………………………….. 15
2.1.8 Penilaian Tingkat Kesehatan ……………………………... 20
2.2 Penelitian Terdahulu …………………………………………….26

viii
ix

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Objek Penelitian ……………………………..……………..33
3.2 Jenis dan Sumber Data …………………….…………….....33
3.3 Teknik Pengumpulan Data ……………….………………...33
3.4 Teknik Analisis …………………………..………………...34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil Pengumpulan data …………………………………..36
4.1.1 Gambaram Umum Objek Peneltian ………………....36
4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan …………………......39
4.1.3 Data Hasil Penelitian ……………………………......40
4.2 Pembahasan
4.2.1 Rasio Profitabilitas ………………………………….41
4.2.2 Rasio Likuiditas …………………………………….45
4.2.3 Rasio Aktivitas ……………………………………...49
4.2.4 Rasio Solvabilitas …………………………………...55
4.3 Hasil Penelitian …………………………………………..57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan …..………………………………………….....59
5.2 Saran ……….……………………………………………….60

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………....61


LAMPIRAN …………………………………………………………………...63
Lampiran 1 ………......……………………...………………………….64
Lampiran 2 ……………………………… ….....………………...…….67
DAFTAR TABEL
Halaman

Tabel 2.1 Daftar Indikator dan Bobot Aspek Keuangan ……………………….20

Tabel 2.2 Daftar Skor Penilian ROE …………………………………………...21

Tabel 2.3 Daftar Skor Penliaian ROI ………………………………………......22

Tabel 2.4 Daftar Skor Penilaian Rasio Kas …………………………………….22

Tabel 2.5 Daftar Skor Penilaian Rasio Lancar …………………………………23

Tabel 2.6 Daftar Skor Penilaian Collection Periods …………………………...23

Tabel 2.7 Daftar Skor Penilaian Perputaran Persediaan ……………………….24

Tabel 2.8 Daftar Skor Penilaian Perputaran Total Asset ………………………24

Tabel 2.9 Daftar Skor Total Modal Sendiri terhadap Total Aset ……………...25

Tabel 2.10 Penelitian Terdahulu ……………………………………………….26

Tabel 3.1 Variabel Operasional ………………………………………………..34

Tabel 4.1 Sturktur Organisasi Perusahaan …………………………………….39

Tabel 4.2 Elemen Rekening yang di gunakan ……………………………...... 40

Tabel 4.3 Hasil Perhitumgan Return On Equity ………………………………41

Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Retutn On Investment ……………………….......43

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Rasio Kas ……………………………………......45

Tabel 4.6 Hasil Perhitungan Rasio Lancar …………………………………….47

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Collection Periods ……………………………....49

Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Perputaran Persediaan …………………………..51

Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Perputaran Total Asset ……………………….....53

Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Rasio Kas terhadap Total Aset ……………......55

Tabel 4.11 Kinerja Keuangan Periode 2017 – 2019 ……………………….....57

x
xi

DAFTAR GAMBAR
Halaman

Gambar 1 Grafik Return On Equity ……………………………………………42

Gambar 2 Grafik Return On Investment ……………………………………….44

Gambar 3 Grafik Rasio Kas ……………………………………………………46

Gambar 4 Grafik Rasio Lancar ………………………………………………....47

Gambar 5 Grafik Collection Periods …………………………………………...50

Gambar 6 Grafik Perputaran Persediaan …………………………………….…52

Gambar 7 Grafik Perputaran Total Aset …………………………………….…54

Gambar 8 Grafik Total Modal Sendiri …………………………………………56


xii

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman

Lampiran 1 Data Laporan Posisi Keuangan PT Pegadaian (Persero) ………….64

Lampiran 2 Data Laporan Laba Rugi PT Pegadaian (Persero) ………………...67


2

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada masa ini dunia mengalami globalisasi sehingga banyak perusahaan


diminta dan dibutuhkan agar bisa berkompetisi dengan pesaing lainnya agar
mampu mempertahankan kelangsungan kehidupan perusahaannya. Tuntutan itu
dapat saja dikarenakan oleh pelanggan mereka dimana kepuasan pelanggan dan
juga pelayanan yang disediakan perusahaan merupakan hal penting yang perlu
diperhatikan oleh perusahaan. Maka dari itu sebuah perusahaan perlu menilai
perusahaan dari berbagai sisi, mulai dari keuangan perusahaan, kualitas layanan
terhadap pelanggan hingga tata dan prosedur dalam administrasi perusahaan.

Satu April tahun 2012 telah di publikasikan akta pendirian perusahaan


perseroan perusahaan (persero) PT Pegadaian yang menetapkan Jakarta sebagai
lokasinya. Sebagaimana telah diketahui Perusahaan Perseroan merupakan badan
usaha yang berada dalam naungan hukum yang dimiliki oleh beberapa orang
dalam bentuk saham dimana 51% dari kepemilikan saham dimiliki pihak negara
dan visi dan misinya adalah untuk meraih profit yang besar. Bentuk Perseroan
Terbatas (PT) merupakan jenis dari usaha yang dipunyai oleh perusahaan
perseroan.

PT Pegadaian (Persero) adalah lembaga yang bergerak dalam pelayanan


masyarakat yang bertujuan untuk memfasilitasi masyarakat untuk menerima dana
bantuan dengan segera dengan menggunakan kredit. Persero juga merupakan
sebuah lembaga yang bergerak dalam perkreditan. Tujuan PT Pegadaian bukan
saja berfokus dalam menghasilkan keuntungan, akan tetapi bertujuan sebagai
penopang rencana serta menjalankan program yang dibentuk oleh pemerintah di
dunia perekonomian dan pembangunan negara Indonesia. Penyaluran kredit
3

melalui PT Pegadaian (Persero) diharapkan dapat menambah perekonomian


masyarakat.

Pada saat ini PT Pegadaian sudah memiliki beberapa macam produk


seperti produk utama ( Gadai efek, KCA, Krasida,kreasi , investasi emas di dalam
bentuk tabungan emas, mulia, dan Konsinyasi Emas), Produk yang dimiliki oleh
PT Pegadaian juga dalam bentuk produk-produk Syariah seperti, arrum, arrum
haji, rahn dan amanah. dan produk lainnya seperti jasa taksiran,, jasa sertifikasi
logam mulia, dan jasa titipan.

Bersama pekembangannya zaman, persaingan semakin banyak untuk


menempuh kompetisi yang sulit ini, PT Pegadaian (Persero) harus mampu
menyediakan layanan atau fasilitas dengan mudah dan dapat membantu
menyalurkan kredit sehingga masyarakat akan tetap memilih pegadaian sebagai
lembaga peminjaman kredit. PT Pegadaian harus mengetahui kinerja perusahaan
yang mampu dijadikan parameter kekurangan dan kelebihan perusahaan. Karena
itu perusahaan perlu melakukan analisis kinerja keuangan agar dapat mampu
menghadapi ancaman di masa depan dan dapat mempertahankan kelebihan yang
ada, sehingga harus menyelidiki kebenaran apakah kinerja keuangan PT
Pegadaian tetap stabil dalam keadaan baik.

Dalam tulisan ini, peneliti memakai analisis rasio keuangan. Peneliti memilih
analisis dengan jenis tersebut karena analisis ini seringkali di gunakan dan cukup
sederhana untuk dianalisa. Menurut Keputusan Menteri Badan Usaha Milik
Negara Nomor KEP-100/MBU/2002 mengenai peniliaian tingkatan kesehatan
BUMN. Didapati bahwa penilaian kinerja keuangan lembaga BUMN pada bidang
finance dilaksanakan yang didasari dari beberapa ratio. Rasio itu adalah parameter
yang telah di tetapkan oleh negara untuk menaksir kinerja keuangan yang telah
dilakukan dan dijalani oleh perusahaan BUMN. Rasio yang digunakan untuk
menilai kinerja lembaga tersebut antara lain adalah sebagai berikut rasio
likuiditas, profitabilitas, aktivitas, dan solvabilitas
4

Rasio likuiditas merupakan rasio yang dapat menghasilkan data mengenai


korelasi antar kas perusahaan serta aktiva lancar dan juga hutang lancar milik
perusahaan. Selanjutnya ada, rasio likuiditas juga berfungsi untuk menghitung
kinerja dari perusahaan tersebut dalam pemenuhan kewajiban yang telah
ditetapkan di awal mengenai keuangan perusahaan. Yang ketiga rasio aktivitas
dimana rasio tersebut digunakan untuk menentukan tingkat efisiensi dari lembaga
dari kinerjanya yang memanfaatkan aset yang dimiliki. Rasio solvabilitas
digunakan untuk menentukan banyaknya dana hutang yang digunakan oleh
lembaga. Yang terakhir adalah rasio profitabilitas dimana rasio tersebut digunakan
untuk mengukur kinerja perusahaan dalam menggunakan modal untuk
menghasilkan profit.

Suatu perusahaan bisa di katakan sehat dengan cara mengukur kinerja


keuangan perusahaan, melaksanakan analisis kinerja keuangan dapat dikenali
kekurangan – kekurangan perusahaan dan nilai – nilai yang ditafsir cukup baik
dan dapat mengenali tingkat kesehatan perusahaan tersebut. Oleh karena itu
penulis mengambil penelitian dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan dengan
Menggunakan Rasio Keuangan pada PT Pegadaian (Persero) Periode 2017 -
2019”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas maka


rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana kinerja keuangan rasio likuiditas PT Pegadaian (Persero)
periode 2017 – 2019 jika diukur memakai rasio lancar dan rasio kas?
2. Bagaimana kinerja keuangan rasio profitabilitas PT Pegadaian (Persero)
periode 2017 – 2019 jika diukur dengan memakai return return on equity
ratio dan return on investment ratio?
3. Bagaimana kinerja keuangan ratio aktivitas PT Pegadaian (Persero)
periode 2017 – 2019 jika diukur memakai total aset turnover, perputaran
persediaan dan collections periods?
5

4. Bagaimana kinerja keuangan rasio solvabilitas PT Pegadaian (Persero)


periode 2017 – 2019 jika diukur dengan menggunakan rasio modal sendiri
terhadap total asset?
5. Bagaimana tingkat kesehatan PT Pegadaian periode tahun 2017 – 2019
menurut KEPMEN BUMN Nomer KEP-100/MBU/2002 dalam bidang
keuangan?

1.3 Batasan Masalah

Penulis membatasi batasan masalah yang berhubungan dengan kinerja


keuangan dengan menggunakan analisis rasio keuangan dengan mamakai analisis
rasio keuangan berupa rasio lancar, rasio kas, return on equity ratio, return on
investment ratio, total asset turnover, perputaran persediaa, collection periods dan
rasio modal sendiri terhadap total asset pada PT Pegadaian (Persero) periode 2017
– 2019?

1.4 Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan tujuan sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kinerja keuangan rasio likuiditas PT. Pegadaian


(Persero) periode 2017 – 2019 jika diukur dengan memakai rasio lancar
dan arus kas
2. Untuk mengetahui kinerja keuangan rasio profitabilitas PT Pegadaian
(Persero) periode 2017 – 2019 jika diukur dengan memakai return on
equity ratio dan return on investment ratio.
3. Untuk mengetahui kinerja keuangan rasio aktivitas PT Pegadaian (persero)
periode 2017 – 2019 jika diukur dengan memakai total asset turnover,
perputaran persediaan dan collection periods
4. Untuk mengetahui kinerja keuangan rasio solvabilitas PT Pegadaian
(Persero) periode 2017 – 2019 jika diukur dengan memakai rasio modal
sendiri terhadap total asset
6

5. Untuk mengetahui tingkat kesehatan PT Pegadaian (Persero) periode tahun


2017 – 2019 menurut KEPMEN BUMN Nomer KEP-100/MBU/2002 dalam
bidang keuangan

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi berbagai pihak di antaranya:

1. Manfaat Akademis
Adapun manfaat akademis untuk penelitian ini diharapkan dapat dipakai
sebagai referensi dalam menghadapi masalah yang sama dan juga sebagai alat
untuk pengembangan pengetahuan mengenai analisis konerja keuangan.
2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis untuk penelitian ini diharapkan mampu menjadi
sumber informasi untuk mengevaluasi kinerja keuangan dan dijadikan catatan
untuk mempertahankan atau meningkatkan perusahaan setelah melihat kinerja
keuangannya dan memperbaiki apabila ada kelemahan dan kekurangan. Selain itu,
Penulis berharap manfaat hasil penelitian dapat diterima sebagai kontribusi untuk
meningkatkan kinerja aparat melalui peningkatan gaya kepemimpinan yang
efektif.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1. Defenisi Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah sebuah ringkasan dari proses pencatatan yang


memuat ringkasan dari transaksi – transaksi keuangan yang terjadi selama setahun
belakangan terakhir. Sistematika penyusunan laporan keuangan adalah secara
periodik yang artinya penyusunan diurutkan berdasarkan urutan waktu. Periode
yang biasa digunakan dapat dalam jangka bulan ataupun tahun. (Zaki, 2004)
Laporan keuangan atau financial statements adalah hasil (produk) akhir dari
rangkaian proses pencatatan dari data transaksi bisnis. Laporan keuangan
digunakan untuk berkomunikasi perihal data keuangan meliputi aktivitas dari
perusahaan kepada pihak yang berkepentingan.(Herry, 2015)
Laporan keuangan dapat digunakan untuk mengkomunikasikan data keuangan
sebagai proses dari akuntansi.
Kesimpulan dari beberapa definisi laporan keuangan yang dijabarkan diatas
adalah laporan yang dapat mendeskripsikan dan memberikan informasi kondisi
keuangan suatu perusahaan pada kurun waktu tertentu.

2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan

Berdasarkan standar akutansi keuangan, laporan keuangan memiliki beberapa


tujuan (Ikatan Akuntan Indonesia 2002), yaitu:

1) Memberikan informasi sehubungan dengan keadaan keuangan, kinerja, serta


perubahan posisi keuangan perusahaan. Informasi ini juga dapat bermanfaat bagi
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2) Terpenuhinya kebutuhan bersama bagi sebagian pemakai berkat adanya laporan
keuangan.
8

3) Menampilkan jabaran transaksi yang telah dilakukan oleh pihak manajemen


(stewardship) atau bisa juga disebut sebagai bentuk pertanggungjawaban
manajemen terhadap hasil sumberdaya yang telah dilimpahkan kepercayaannya
kepadanya.

Pada dasarnya laporan keuangan memiliki tujuan utama untuk memberikan


sejumlah informasi mengenai keuangan yang mencakup perubahan – perubahan
yang terjadi pada unsur laporan keuangan yang diserahkan kepada pihak yang
memiliki hak untuk menilai hasil kinerja keuangan suatu perusahaan diluar pihak
manajemen perusahaan. (Fahmi, 2011)
Dalam PSAK nomor 1 tahun 2015, disebutkan bahwa laporan keuangan
bertujuan untuk memberikan informasi terkait dengan posisi dari keuangan,
kinerja keuangan, dan juga arus dari kas entitas. Laporan ini bermanfaat bagi
sebagian besar kalangan dalam pembuatan keputusan ekonomi.
Kesimpulan dari beberapa definisi mengenai tujuan dari laporan keuangan
adalah memberikan sejumlah informasi perusahaan guna memberikan pemahaman
terhadap kinerja perusahaan yang umumnya akan digunakan dalam pengambilan
keputusan dimasa yang akan datang oleh manajemen.

2.1.3. Unsur- Unsur Laporan Keuangan

Pembuatan laporan keuangan akan meliputi unsur – unsur yang akan di


gunakan, unsur – unsur tersebut yaitu:

1. Neraca

Neraca atau yang biasa disebut juga sebagai laporan posisi keuangan dari sebuah
perusahaan. Neraca juga biasa disebut dengan balance sheet merupakan laporan
yang menjabarkan sumber ekonomis suatu perusahaan meliputi aset kewajibannya
atau utang dan hak bagi pemilik dari sebuah perusahaan yang sudah ditanamkan
di dalam perusahan tdan ekuitas pemilik suatu saat tertentu (Harahap, 2009).

Neraca terbagi ke dalam beberapa bagian (Priyatno, 2011) yaitu sebagai berikut:
9

1. Aktiva (assets)
Terbagi ke dalam dua kategori:
a. Aktiva Lancar (current assets)
Aktiva lancar merupakan uang kas dan aktiva lainnya yang diharapkan untuk
dapat dicairkan dan ditukarkan menjadi uang tunai, dijual atau dikonsumsi dalam
periode yang selanjutnya (satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan
normal) (Munawir, 2002)
Akun yang termasuk ke dalam aktiva lancar meliputi:

1) Kas
Kas adalah aktiva yang dapat digunakan dalam aktivitas perusahaan. Kas
merupakan aktiva yang berbentuk uang.
2) Bank
Bank adalah aktiva yang menyimpan uang untuk digunakan dalam kegiatan
perusahaan.
3) Piutang usaha
Piutang usaha adalah tagihan yang diberikan sebuah perusahan kepada
konsumen yang menjual barang atau jasanya secara kredit.
4) Biaya dibayar di muka
Biaya yang digunakan untuk bertransaksi secara langsung disebut sebagai
biaya yang dibayar dimuka
5) Surat berharga
Surat berharga adalah surat yang memiliki nilai, sehingga surat ini dapat dijual.
6) Persediaan barang dagang
Persediaan barang dagang merupakan persediaan yang dapat digunakan
kembali.

b. Aktiva tetap (fixed assets)


Aktiva tetap merupakan sumber daya yang terdiri dari 3 karakteristik yaitu
memiliki bentuk fisik, penunjang dalam kegiatan operasional, dan tidak
digunakan untuk dijual ke konsumen (Weygandt, 2007).
10

Akun yang masuk ke dalam aktiva tetap yaitu:


1) Harga perolehan Gedung
Harga ini merupakan harga untuk semua pengeluaran yang dibutuhkan untuk
mendapatkan gedung.
2) Akumulasi depresiasi gedung
Akumulasi depresiasi gedung adalah jumlah dari penyusutan nilai gedung.
Penyusutan ini terjadi karena digunakan dalam kegiatan perusahaan.
3) Harga perolehan perlengkapan kantor
Harga perolehan perlengkapan kantor meliputi semua pengeluaran yang
digunakan untuk menunjang kelengkapan perlengkapan kantor.
4) Akumulasi depresiasi perlengkapan kantor
Berbeda dari sebelumnya, akumulasi depresiasi perlengkapan kantor meliputi
jumlah dari penyusutan nilai perlengkapan kantor untuk penggunaan operasi
perusahaan.
5) Kendaraan
Kendaraan meliputi pengeluaran untuk pembelian kendaraan.
6) Akumulasi depresi kendaraan
Akumulasi depresiasi kendaraan adalah jumlah dari penyusutan nilai kendaraan
karena penggunaannya untuk menunjang operasi perusahaan.

2. Kewajiban/ Utang

a. Kewajiban/ Utang lancar

Hutang lancar dapat dikategorikan ke dalam hutang jangka pendek merupakan


kewajiban keuangan sebuah perusahaan yang membutuhkan pelunasan atau
pembayaran. Pelunasan atau pembayaran akan dilakukan dalam jangka waktu
pendek, biasanya setahun sejak tanggal neraca. Pelunasan atau pembayaran
hutang ini dilakukan menggunakan aktiva lancar miliki perusahaan.

Berikut merupakan contoh dari utang lancar, yaitu:


a. Utang dagang
11

Utang dagang adalah utang yang berasal dari pembelian barang dagang yang
dilakukan secara kredit atau angsuran.
b. Utang gaji
Utang gaji adalah hutang yang berasal dari penundaan pembayaran gaji yang
seharusnya dilakukan oleh perusahaan kepada karyawan atau pegawai lainnya.
c. Pendapatan dibayar di muka
Pendapatan dibayar dimuka adalah pendapatan yang diterima melalui
pembayaran dari konsumen yang diterima dimuka.
d. Hutang PPN
Hutang PPN adalah hutang yang berasal dari kewajiban perusahaan untuk
membayar pajak yang terutang ke kas negara terhadap barang yang dibeli atau
dijual.

b. Kewajiban/ Utang jangka panjang

Utang jangka panjang merupakan hutang yang berasal dari keuangan yang
memiliki jangka waktu jatuh tempo pembayaran yang masih lama. Berikut
merupakan contoh utang jangka panjang (Munawir, 2014), yaitu:
a. Utang bank
Utang bank adalah hutang yang disebabkan karena suatu perusahaan meminjam
uang kepada bank sebagai modal usaha.
b. Kredit investasi
Kredit investasi adalah transaksi pembayaran yang dilakukan secara kredit
untuk kepentingan investasi.
3. Modal (equity)
Berdasarkan sumbernya, modal dibedakan menjadi 2 kategori, yaitu:
a. Modal pribadi
Modal pribadi atau modal sendiri adalah modal yang ditanam oleh pemilik
modal tersebut sebagai modal awal.
12

b. Prive
Prive adalah modal yang diambil oleh pemilik perusahaan guna memenuhi
kebutuhan pribadinya.

4. Pendapatan (revenue)
Pendapatan adalah bentuk pengasilan yang berasal dari usaha pokok dan
diterima oleh perusahaan.

5. Biaya (expense)
Biaya merupakan pengeluaran perusahaan atau pembeban aktiva untuk kegiatan
operasional.
2. Laba Rugi

Laba rugi adalah salah satu unsur dari laporan keuangan yang berisi ukuran
kinerja keuangan perusahaan antara tanggal yang tertera pada neraca. Laba rugi
dapat digunakan sebagai petunjuk mengenai kegiatan operasional perusahaan.
Laba rugi juga digunakan sebagai penyedia informasi terkait pendapatan, biaya,
laba, dan rugi perusahaan dalam satu periode tertentu. (Wild, dkk, 2007)

Ada beberapa prinsip yang ditanamkan dalam penyusunan laporan laba rugi,
meliputi:
1. Pada bagian pertama berisikan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok
perusahaan. Kemudian terdapat pula harga pokok dari barang atau jasa yang
dijual. Lalu diperolehlah laba kotor.
2. Pada bagian kedua berisi biaya – biaya operasional seperti biaya penjualan dan
biaya umum.
3. Pada bagian ketiga berisi hasil yang diperoleh dari operasi pokok yang
dilakukan perusahaan. Tertera juga biaya yang external usaha pokok perusahaan.
4. Pada bagian keempat berisi penentuan laba atau rugi. Setelah kita mengetahui
laba atau rugi, maka kita akan memperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.
13

3. Laporan arus kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang berisikan data dari arus kas masuk
dan arus kas yang keluar terutama dari suatu perusahaan dalam satu periode
tertentu (Weygandt, dkk, 2010)

Laporan arus kas dibagi ke dalam beberapa kategori, yaitu:

a. Aktivitas operasi

Aktivitas ini memberikan pengaruh dari transaksi kas yang menghasilkan beban
dan pendapatan. Kemudian, pendapatan dan beban yang diperoleh akan
dimasukan untuk menentukan laba bersih.

b. Aktivitas investasi

Aktivitas ini meliputi aktivitas yang menerima dan menjual investasi dana asset
tetap. Aktivitas ini juga meliputi peminjaman dan penagihan pinjaman.

c. Aktivitas pendanaan

Aktivitas ini merupakan aktivitas yang memperoleh kas nya dari hasil
penerbitan utang dan menerima pembayaran dari jumlah yang dipinjam serta
memperoleh kas dari pemegang saham.

4. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang menyajikan informasi


terkait dengan perubahan ekuitas perusahaan yang disusun secara sistematis.
Perubahan ekuitas perusahaan disebabkan karena operasi perusahaan dan
transaksi dengan pemilik dihitung dalam satuan periode akutansi tertentu (Sodikin
dan Riyono, 2014)

2.1.4. Pihak yang Berkepentingan Terhadap Laporan Keuangan

Ada beberapa pihak yang mempunyai kepentingan atas laporan keuangan


(Kasmir, 2015), pihak – pihak tersebut adalah:
14

a. Pemilik perusahaan

Tercermin dari kepemilikan saham yang dimilikinya.

b. Manajemen

Manajemen perusahaan memiliki kepentingan terhadap laporan keuangan. Hal ini


merupakan cerminan dari hasil kinerja mereka dalam satu periode tertentu.

c. Kreditor

Kreditor adalah pihak yang menyadari sebuah perusahaan seperti bank dan
lembaga keuangan yang lainnya.

d. Pemerintah

Pemerintah adalah pihak yang memiliki nilai penting terhadap laporan keuangan
perusahaan.

e. Investor

Investor adalah pihak yang memiliki berkehendak untuk menanamkan dana yang
dimilikinya pada suatu perusahaan.

2.1.5. Pengertian Kinerja Keuangan

Menurut Mulyadi (2010), penilaian kinerja adalah “penentuan secara periodic


efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan karyawannya
berdasarkan sasaran, standard dan criteria yang ditetapkan sebelumnya”.

Menurut Sugiarsono, J. (2010) mengatakan bahwa “kondisi baik buruknya


suatu entitas ekonomi di dasarkan pada pertumbuhan laba usahanya. Semakin
besar laba perusahaan maka semakin baik kinerja perusahaan tersebut”.

Menurut Riyanto (2008) kinerja keuangan adalah “suatu kegiatan untuk


melakukan kegiatan pelaporan keuangan menurut standar keuangan yang telah di
tetapkan”. Kinerja keuangan suatu perusahaan dapat diartikan sebagai prospek
15

atau masa depan, pertumbuhan dan potensi perkembangan yang baik bagi
perusahaan.

2.1.6. Analisis Rasio Keuangan

Menurut Hery (2016) Analisis rasio adalah “analisis yang dilakukan dengan
menghubungkan berbagai perkiraan yang ada pada laporan keuangan dalam
bentuk rasio keuangan”. Analisis rasio keuangan ini dapat mengungkapkan
hubungan yang penting antarperkiraan laporan keuangan dapat digunakan untuk
mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan.

Berdasarkan sumber data analisis, analisis rasio keuangan dapat digolongkan


menjadi 3 golongan yaitu sebagai berikut:

1) Rasio neraca (Balance Sheet Ratio) yaitu membandingkan angka - angka


keuangan yang hanya bersumber dari neraca saja.

2) Rasio laporan laba rugi (Income Statement Ratio) yaitu membandingkan


angka – angka keuangan yang hanya bersumber dari laporan rugi saja.

3) Rasio antara laporan (Inters Statement Ratio) yaitu membandingkan angka


– angka keuangan yang bersumber dari dua laporan, yaitu neraca dan laporan laba
– rugi.

Angka – angka ratio dapat digolongkan menjadi:

1. Rasio Likuiditas

2. Rasio Solvabilitas

3. Rasio Aktivitas

4. Rasio Profitabilitas

Analisis rasio keuangan mempunyai beberapa kegunaan sebagai alat analisis,


yaitu:
16

1. Rasio merupakan angka – angka atau ikhtisar statistic yang lebih mudah
dibaca dan ditafsirkan.

2. Rasio merupakan pengganti yang cukup sederhana dari informasi yang


disajikan dalam laporan keuangan yang pada sumbernya sangat rinci dan rumit.

3. Rasio mampu mengenali posisi keuangan dalam bidang industry.

4. Rasio sangat berguna dalam mengambil keputusan

5. Dengan rasio, lebih mudah untuk membandingkan suatu perusahaan


terhadap perusahaan lain atau melihat perkembangan perusahaan secara periodic
(time series).

6. Dengan rasio perusahaan dapat melakukan prediksi di masa yang akan


datang.

2.1.7. Bentuk – Bentuk Analisis Rasio

1. Rasio Likuiditas

Rasio Likuiditas merupakan rasio yang memberikan bayangan tentang


kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek. Berikut ini
rasio yang termasuk kedalam rasio likuiditas diantaranya:

a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Menurut Riyanto (2001) rasio lancar (current ratio) yaitu kemampuan


perusahaan membayar hutangnya yang harus segera dilunasi dengan aktiva lancar.
Rasio ini dapat dihitung dengan cara membandingkan antara jumlah aktiva lancar
dengan hutang lancar.

Current Ratio = Aktiva Lancar X 100%

Hutang Lancar
17

b. Rasio Cepat ( Quick Ratio )

Riyanto (2001) mengatakan quick ratio adalah kemampuan untuk


membayar hutang yang harus segera dilunasi dengan menggunakan aktiva lancar
yang lebih likuid. Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajiban – kewajiban jangka pendek dengan aset yang dimiliki
perusahaan. Rasio ini lebih tajam dari current rasio, karena hanya
membandingkan aktiva yang sangat likuid dengan hutang lancar.

Quick Ratio = Aktiva Lancar - Persediaan X 100%

Hutang Lancar

c. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio Kas (Cash Ratio) dipakai untuk mengukur kemampuan perusahaan


dalam membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan memakai aktiva
lancar yang lebih liquid.

2. Rasio Profitabilitas

Harahap (2008) menyatakan bahwa rasio ini menggambarkan kemampuan


perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada
seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan
sebagainya.Berikut ini beberapa rasio profitabilitas adalah sebagai berikut :

a. Margin Laba (Profit Margin)

Harahap (2008) menyatakan bahwa angka ini menunjukan beberapa besar


persentase bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini
semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba
cukup tinggi.

Cash Ratio = Kas + Bank X 100%

Hutang Lancar
18

b. Hasil Pengembalian Ekuitas ( Return On Equity)

Hery (2016) menyatakan bahwa return on equity merupakan rasio yang


menunjukan seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih.
Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba
bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total
ekuitas. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap ekuitas.

Return On Equity = Laba Bersih X 100%

Total Ekuitas

c. Hasil Pengembalian Investasi ( Return On Investment)

Menurut Kasmir (2010), return on investment merupakan rasio yang


mengungkapkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang dipakai dalam perusahaan.
ROI juga merupakan suatu ukuran tentang efektifitas manajemen dalam mengurus
investasinya. Hasil pengembalian investasi menunjukan produktivitas dari seluruh
dana perusahaan, baik modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil
rasio ini semakin kurang baik, demikian pula sebaliknya.

3. Rasio Aktivitas

Menurut Wiratna Sujarweni (2017) rasio aktivitas yaitu rasio yang dipakai
untuk mengukur tingkat efektifitas penggunaan aktiva atau kekayaan perusahaan,
seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai dengan hutang atau dibiayai oleh pihak
luar. Pihak luar disini bisa berupa investor maupun bank. Rasio yang termasuk ke
dalam rasio aktiviras adalah:
19

a. Total Assets Turn Over (TATO)

Menurut Kasmir (2008) total assets Turn Over (TATO) adalah rasio yang
digunakan untuk mengukur perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan
dan mengukur berapa jumlah penjualan yang di peroleh dari setiap aktiva. Rasio
ini menunjukkan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan dalam rangka
menghasilkan penjualan atau menggambarkan berapa rupiah penjualan bersih
yang dapat dihasilkan oleh setiap rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta
perusahaan. Jika perputarnnya lambat, maka ini menunjukkan aktiva yang
dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan menjual.

b. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over)

Harahap (2008) menyatakan bahwa rasio ini menunjukan seberapa cepat


perputaran persediaan dalam siklus produksi normal. Semakin besar rasio ini
semakin baik karena ditafsir bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat.

c. Perputaran Piutang ( ReceivableTurn Over )

Harahap (2008) menyatakan bahwa rasio ini menunjukkan berapa cepat


penagihan piutang. Semakin besar semakin baik karena penagihan piutang
dilakukan dengan cepat.
20

d. Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turn Over)


Harahap (2008) mengatakan bahwa rasio ini menunjukkan berapa kali
nilai aktiva berputar bila diukur dari volume penjualan. Semakin tinggi rasio ini
semakin baik. Artinya kemampuan aktiva tetap menciptakan penjualan tinggi.

e. Average Collection Period


Wiratna Sujarweni (2017) menyatakan bahwa rasio ini diperlukan untuk
mengumpulkan piutang.

Keputusan Menteri BUMN Nomor 100 (2002) mengatakan bahwa


Collection Periods dapat dirumuskan sebagai berikut:

4. Rasio Solvabilitas

Wiratna Sujarweni (2017) menyatakan bahwa rasio ini digunakan untuk


memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.
21

Seberapa efektif perusahaan memakai sumberdaya yang dipunyai, sumber daya


yang dimaksud seperti piutang dan modal maupun aktiva.

.a. Rasio Modal Sendiri terhadap Total Aktiva

Rasio ini menunjukkan besarnya modal sendiri yang digunakan untuk mendanai
seluruh aktiva perusahaan.

2.1.8. Penilaian Tingkat Kesehatan


Tabel 2.1
Daftar Indikator dan Bobot Aspek Keuangan

No Indikator Bobot
Infra Non Infra
1 Imbalan kepada pemegang 15 20
saham ( ROE )
2 Imbalan Investasi ( ROI ) 10 15
3 Rasio Kas 3 5
4 Rasio Lancar 4 5
5 Collection Periods 4 5
6 Perputaran Persediaan 4 5
7 Perputaran Total Asset 4 5
8 Rasio Modal Sendiri Terhadap 6 10
Total Aktiva
Total Bobot 50 70
Sumber : Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002

Tabel 2.2
22

Daftar Skor Penilaian ROE


ROE ( % ) Skor Kategori
Non Infra
15 < ROE 20 Sangat Sehat
13 < ROE <= 15 18
11 < ROE <= 13 16 Sehat
9 < ROE <= 11 14
7,9 < ROE <= 9 12 Cukup Sehat
6,6 < ROE <= 7,9 10 Cukup Sehat
5,3 < ROE <= 6,6 8,5
4 < ROE <= 5,3 7
2,5 < ROE <= 4 5,5 Kurang Sehat
1 < ROE <= 2,5 4
0 < ROE <= 1 2
ROE < 0 0 Tidak Sehat
Sumber : Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002

Tabel 2.3
23

Daftar Skor Penilaian ROI


ROI ( % ) Skor Kategori
Non Infra
18 < ROI 15 Sangat Sehat
15 < ROI <= 18 13,5
13 < ROI <= 15 12 Sehat
12 < ROI <= 13 10,5
10,5 < ROI <= 12 9
9 < ROI <= 10,5 7,5 Cukup Sehat
7 < ROI <= 9 6
5 < ROI <= 7 5
3 < ROI <= 5 4 Kurang Sehat
1 < ROI <= 3 3
0 < ROI <= 1 2
ROI < 0 1 Tidak Sehat
Sumber: Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP- 100/MBU/2002

Tabel 2.4
Daftar Skor Penilaian Rasio Kas (Cash Ratio)
Cash Ratio = x (%) Skor Kategori
Non Infra
X >= 35 5 Sangat Sehat
25 <= x < 35 4 Sehat
15 <= x < 25 3
10 <= x < 15 2 Kurang Sehat
5 <= x < 10 1
0 <= x < 5 0 Tidak Sehat
Sumber: Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002

Tabel 2.5
24

Daftar Skor Penilaian Rasio Lancar (Current Ratio)

Current Ratio = x (%) Skor Kategori


Non Infra
125 <= x 5 Sangat Sehat
110 <= x < 125 4 Sehat
100 <= x < 100 3
95 <= x < 100 2 Kurang Sehat
90 <= x < 95 1
X < 90 0 Tidak Sehat
Sumber: Keputusan Menteri BUMN Nomor : KEP-100/MBU/2002

Tabel 2.6
Daftar Skor Penilaian Collection Periods (CP)
CP = X Perbaikan = x Skor
(hari) (hari) Infra Non Infra
x <= 60 X > 35 4 5
60 < x <= 90 30 < x <= 35 3,5 4,5
90 < x <= 120 25 < x <= 30 3 4
120 < x <= 150 20 < x <= 25 2,5 3,5
150 < x <= 180 15 < x <= 20 2 3
180 < x <= 210 10 < x <= 15 1,6 2,4
210 < x < 240 6 < x <= 10 1,2 1,8
240 < x < 270 3 < x <= 6 0,8 1,2
270 < x < 300 1 < x <= 3 0,4 0,6
300 < x 0 < x <= 1 0 0
Sumber: Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002
25

Tabel 2.7
Daftar Skor Penilaian Perputaran Persediaan
PP = X Perbaikan = x Skor Kategori
(hari) (hari) Infra
X <= 60 35 < X 5 Sangat Sehat
60 < x <=90 30 < x <= 35 4,5 Sehat
90 < x <= 120 25 < x <= 30 4
120 < x <= 150 20 < x <= 25 3,5 Cukup Sehat
150 < x < 180 15 < x <= 20 3
180 < x <= 210 10 < x <= 15 2,4 Kurang Sehat
210 < x <= 240 6 < x <= 10 1,8
240 < x <= 270 3 < x <= 6 1,2 Tidak Sehat
270 < x <= 300 1 < x <= 3 0,6
Sumber: Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002

Tabel 2.8
Daftar Skor Penilaian Perputaran Total Asset
TATO = X Perbaikan = x Skor Kategori
(%) (%) Non Infra
120 < X 20 < x 5 Sangat Sehat
105 < x <= 120 15 < x <= 20 4,5 Sehat
90 < x <= 105 10 < x <= 15 4
75 < x <= 90 5 < x < 10 3,5 Cukup Sehat
60 < x <= 75 0 < x <= 5 3
40 < x <= 60 x <= 0 2,5 Kurang Sehat
20 < x <= 40 x<0 2
X >= 20 x<0 1,5 Tidak Sehat
Sumber: Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002
26

Tabel 2.9
Daftar Skor Penilaian Total Modal Sendiri Terhadap Total Asset
TMS terhadap TA (%) Skor Kategori
Non Infra
x<0 0 Tidak Sehat
0 <= x < 10 4 Kurang Sehat
10 <= x < 20 6
20 <= x < 30 7,25 Cukup Sehat
30 <= x < 40 10 Sangat Sehat
40 <= x < 50 9 Sehat
50 <= x < 60 8,5 Sehat
60 <= x < 70 8
70 <= x < 80 7,5 Cukup Sehat
80 <= x < 90 7
90 <= x < 100 6,5 Kurang Sehat
Sumber: Keputusan Menteri BUMN Nomor: KEP-100/MBU/2002

2.2 Penelitian Terdahulu


27

Tabel 2.10
Penelitian Terdahulu
No. Nama Judul Peneliti Variabel Hasil
Peneliti
1 Ari Ardiani Penilaian Kinerja 1. Rentabilitas Profit margin
(2008) Keuangan ekonomi Nampak jelas
Berdasarkan (ROA) terjadi
Analisis 2. Rentabilitas penurunan dari
Rentabilitas Pada Modal tahun ke tahun,
Perusahaan Sendiri tahun 2005 profit
Daerah Air (Return On margin 55, 48 %
Minum Net Worth) turun menjadi
Kabupaten 31,87 % ditahun
Jeneponto 2006. Demikian
halnya dengan
tahun 2007 dan
2008 terjadi
penurunan
dimana tahun
2007 dengan
profit margin
5,61 dan tahun
2008 18.16.
Faktor
penyebabnya
adalah karena
net operating
income terjadi
penurunan yang
signifikan.
Sementara hasil
28

perhitungan
turnover of
operating asset
nampak cukup
stabil
( peningkatan
elatif kecil)
2 Farida Analisis Laporan 1. Raio Return Dilihat dari rasio
Panagribun Keuangan on Imbalan
dan Idhar sebagai Dasar Investment investasi/ Return
Yahya ( 2007) Dalam Penilaian 2. Return on on Investment,
Kinerja Equity rasio kas, rasio
Keuangan pada 3. Rasio kas lancar, periode
PT Pelabuhan 4. Rasio penagihan,
Indonesia I lancar perputaran
Medan 5. Perputaran persediaan dan
persediaan perputaran total
6. Periode asset perusahaan
penagihan sudah pada
7. Perputaran keadaan baik.
total aktiva, Pada perputaran
dan total aktiva,
8. Rasio belum dapat
modal menghasilkan
sendiri pendaptan
maksimal untuk
setiap modal 24
kerja yang
digunakan. Pada
rasio ini
perusahaan
29

hanya
memperoleh skor
1,5 dari skor 4
yang seharusnya.
Begitu juga
dengan rasio
modal sendiri
terhadap total
aktiva dengan
bobot 4, 25 dari
skor yang
seharusnya.
Rasio ini
semakin tinggi
berarti semakin
kecil jumlah
pinjaman yang
digunakan untuk
membiayai
aktivitas.
3 Aswirah Penerapan Rasio 1. Rasio Segi rasio
( 2008 ) Aktivitas dan Perputaran aktivitas, rasio
Likuiditas Dalam piutang perputaran
Penilaian Kinerja 2. Rasio piutang dan
Keuangan PT perputaran perputaran
Pelabuhan modal kerja modal kerja
Indonesia IV ( working ( working capital
( persero) Cabang capital turn turn over)
Makassar over/) selama tiga
3. Rasio tahun yaitu 2006
perputaran – 2008 dapat
30

total aktiva dikatakan


( total asset efektif.
turn over) Sedangkan
4. Rasio dilihat dari rasio
perputaran perputaran aktiva
aktiva tetap ( Total Asset
( fixed Turn Over ) dan
assets perputaran aktiva
turnover) tetap ( fixed
5. Rasio assets turnover)
lancar untuk tahun
( current 2006 dan 2008
ratio) tidak produtif
6. Rasio kas sedangkan tahun
( cash 2007 produktif.
ratio ) dan Kinerja
7. Rasio keuangan jika
sangat dlihat dari segi
lancar rasio lancar
( quick ratio (Current Ratio)
) atau Acid dapat dikatakan
Test Ratio ) liquid. Dilihat
dari segi rasio
kas (Cash Ratio)
selama tiga
tahun kinerja
keuangan
perusahaan
tersebut kurang
baik atau
inlikuid.
31

Sedangkan dari
segi ratio sangat
lancar (Quick
Ratio atau Acid
Test Ratio)
untuk tahun
2006 likuid dan
untuk tahun
2007 dan 2008
inlikuid.
4. Ninda Riza Analisis rasio Rasio likuiditas, 1. Rasio
F.W Sutrisno keuangan untuk rasio solvabilitas Likuidita
Djaja dam menilai kinerja dan rasio s
Titin Kartini keuangan pada profitabilitas menunju
( 2019 ) primer koperasi kkan
Darma Putra bahwa
UDDHATA current
Jember Periode ratio
2015 – 2017 mengala
mi
perubaha
n secara
fluktuatif
dan
menunju
kkan
kinerja
keuangga
n yang
tidak
baik.
32

2. Rasio
Solvabilit
as
menunju
kkan
hasil
yang
kurang
baik.
Baik
dihitung
menggun
akan debt
to assets
ratio
maupun
debt to
ewuity
ratio.
3. Rasio
Profitabil
itas
meunjuk
kan
bahwa
kinerja
yang
cukup
baik
karena
mempero
33

leh SHU
yang
tidak
sebandin
g dengan
total asset
yang
dimiliki.
Sumber: Data diolah, 2021
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Dalam penulisan ilmiah ini yang menjadi objek penelitian yaitu


perusahaan PT. Pegadaian (Persero) yang beralamat di jalan kramat raya No 162,
Kenari, Senen, Jakarta Pusat, DKI Jakarta. PT Pegadaian sudah ada sejak tahun
1901. Perusahaan ini merupakan perusahaan yang bergerak dalam melakukan
perkreditan non perbankan yang melayani masyarakat guna untuk mendapatkan
dana secara cepat dengan melalui kredit. PT Pegadaian saat ini telah tersebar di
beberapa wilayah Indonesia yaitu diantaranya Medan, Pekanbaru, Palembang,
Balikpapan, Manado, Makasar, Denpasar, Jakarta I, Jakarta II, Bandung,
Semarang dan Surabaya.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data
kuantitatif yaitu data yang berupa angka – angka yang dapat dihitung dan
diperoleh dari laporan keuangan PT Pegadaian meliputi laporan neraca dan
laporan laba rugi perusahaan dalam waktu tiga tahun terakhir (2017-2019) dan
sumber data yang digunakan berupa data sekunder yang didapat dari situs
www.pegadaian.co.id.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data untuk memperoleh data serta informasi yang


diperlukan dalam penulisan ini menggunakan 2 metode, antara yaitu:

Studi Pustaka

Dalam penelitian ini, penulis mempelajari catatan kuliah, buku–buku


referensi dan penulisan ilmiah yang berkaitan dengan materi yang digunakan
dalam penelitian ini.
35

Studi Lapangan

Dalam penelitian ini, pengumpulan data dengan menggunakan data


sekunder yang diperoleh dengan cara mengunduh laporan keuangan tahunan di
situs www.pegadaian.co.id.

3.4 Teknik Analisis

Alat analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode rasio
keuangan yang terdiri dari rasio likuiditas, aktivitas, profitabilitas dan solvabilitas.
Berikut ini adalah langkah dalam menyelesaikan metode perhitungan dengan
menggunakan rasio keuangan yaitu:

Tabel 3.1
Variabel Operasionanal
No. Variabel Rumus Sumber Indikator
1 ROE Laba Bersih Laporan Rasio
X 100% Keuangan Profitabilitas
Total Ekuitas
2 ROI Laba Bersih Laporan Rasio
X 100% Keuangan Profitabilitas
Total Asset
3 Rasio Kas Kas + Bank Laporan Rasio
X 100% Keuangan Likuiditas
Hutang Lancar
4 Rasio Aktiva Lancar Laporan Rasio
Lancar X100% Keuangan Likuiditas
Hutang Lancar
5 Collection Total piutang usaha Laporan Rasio
Periods X 365 Keuangan Aktivitas
Total Pendapatan Usaha
6 Perputaran Total Persediaan Laporan Rasio
Persediaan X 365 Keuangan Aktivitas
36

Total Pendapatan Usaha


7 Perputaran Total Pendapatan Laporan Rasio
Total Asset X 100% Keuangan Aktivitas
Total Aktiva
8 Rasio Total Modal Sendiri Laporan Rasio
Modal X 100% Keuangan Solvabilitas
Sendiri Total Asset
Terhadap
Total
Aktiva
Sumber : Data diolah penulis, 2021
BAB IV

PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengumpulan Data

4.1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Sejarah Pegadaian di mulai pada saat Pemerintah Penjajahan Belanda


(VOC) mendirikan BANK VAN LEENING yaitu lembaga keuangan yang
memberikan kredit dengan sistem gadai, lembaga ini pertama kali didirikan di
Batavia pada tanggal 20 Agustus 1746.

Ketika Inggris mengambil alih kekuasaan Indonesia dari tangan Belanda


(1811-1816) Bank Van Leening milik pemerintah dibubarkan, dan masyarakat
diberi keleluasaan untuk mendirikan usaha pegadaian asal mendapat lisensi dari
Pemerintah Daerah setempat (liecentie stelsel). Namun metode tersebut
berdampak buruk, pemegang lisensi menjalankan praktek rentenir atau lintah
darat yang dirasakan kurang menguntungkan pemerintah berkuasa (Inggris). Oleh
karena itu, metode liecentie stelsel diganti menjadi pacth stelsel yaitu pendirian
pegadaian diberikan kepada umum yang mampu membayarkan pajak yang tinggi
kepada pemerintah.

Pada saat Belanda berkuasa kembali, pola atau metode pacth stelsel tetap
dipertahankan dan menimbulkan dampak yang sama dimana pemegang hak
ternyata banyak melakukan penyelewengan dalam menjalankan bisnisnya.
Selanjutnya pemerintah Hindia Belanda menerapkan apa yang disebut dengan
‘cultuur stelsel’ dimana dalam kajian tentang pegadaian, saran yang dikemukakan
adalah sebaiknya kegiatan pegadaian ditangani sendiri oleh pemerintah agar dapat
memberikan perlindungan dan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan
Staatsblad (Stbl) No. 131 tanggal 12 Maret 1901 yang mengatur bahwa usaha
38

Pegadaian merupakan monopoli Pemerintah dan tanggal 1 April 1901 didirikan


Pegadaian Negara pertama di Sukabumi (Jawa Barat), selanjutnya setiap tanggal 1
April diperingati sebagai hari ulang tahun Pegadaian.

Pada masa pendudukan Jepang, gedung Kantor Pusat Jawatan Pegadaian


yang terletak di Jalan Kramat Raya 162 dijadikan tempat tawanan perang dan
Kantor Pusat Jawatan Pegadaian dipindahkan ke Jalan Kramat Raya 132. Tidak
banyak perubahan yang terjadi pada masa pemerintahan Jepang, baik dari sisi
kebijakan maupun Struktur Organisasi Jawatan Pegadaian. Jawatan Pegadaian
dalam Bahasa Jepang disebut ‘Sitji Eigeikyuku’, Pimpinan Jawatan Pegadaian
dipegang oleh orang Jepang yang bernama Ohno-San dengan wakilnya orang
pribumi yang bernama M. Saubari.

Pada masa awal pemerintahan Republik Indonesia, Kantor Jawatan


Pegadaian sempat pindah ke Karang Anyar (Kebumen) karena situasi perang yang
kian terus memanas. Agresi militer Belanda yang kedua memaksa Kantor Jawatan
Pegadaian dipindah lagi ke Magelang. Selanjutnya, pasca perang kemerdekaan
Kantor Jawatan Pegadaian kembali lagi ke Jakarta dan Pegadaian kembali
dikelola oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dalam masa ini Pegadaian sudah
beberapa kali berubah status, yaitu sebagai Perusahaan Negara (PN) sejak 1
Januari 1961, kemudian berdasarkan PP.No.7/1969 menjadi Perusahaan Jawatan
(PERJAN), selanjutnya berdasarkan PP.No.10/1990 (yang diperbaharui dengan
PP.No.103/2000) berubah lagi menjadi Perusahaan Umum (PERUM). Kemudian
pada tahun 2011, perubahan status kembali terjadi yakni dari Perum menjadi
Perseroan yang telah ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah (PP) No. 51 tahun
2011.

Kini usia Pegadaian telah lebih dari seratus tahun, manfaat semakin
dirasakan oleh masyarakat, meskipun perusahaan membawa misi public service
obligation, ternyata perusahaan masih mampu memberikan kontribusi yang
signifikan dalam bentuk pajak dan bagi keuntungan kepada Pemerintah, disaat
39

mayoritas lembaga keuangan lainnya berada dalam situasi yang tidak


menguntungkan.

Visi dan Misi

Visi

Menjadi The Most Valuable Financial Company di Indonesia dan Sebagai Agen
Inklusi Keuangan Pilihan Utama Masyarakat

Misi

1. Memberikan manfaat dan keuntungan optimal bagi seluruh pemangku


kepentingan dengan mengembangkan bisnis inti.

2. Membangun bisnis yang lebih beragam dengan mengembangkan bisnis


baru untuk menambah proposisi nilai ke nasabah dan pemangku kepentingan.

3. Memberikan service excellence dengan fokus nasabah melalui:

1) Bisnis proses yang lebih sederhana dan digital.


2) Teknologi informasi yang handal dan mutakhir.
3) Praktek manajemen risiko yang kokoh.
4) SDM yang profesional berbudaya kinerja baik.
40

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan

Tabel 4.1
Struktur Organisasi Perusahaan
41

4.1.3 Data Hasil Penelitian

Tabel 4.2
PT Pegadaian (Persero)
Elemen Rekening yang Digunakan
31 Desember
Uraian 2020 2019 2018 2017
Kas dan Setara Kas 472.838 625.092 384.828 461.958
Pinjaman yang 54.696 50.366.150 40.856.110 36.882.053
diberikan
Piutang lainnya 68.781 28.226 15.666 14.509
Persediaan 357.048 246.304 116.061 290.173
Jumlah Asset Lancar 59.325.287 53.830.389 43.525.272 39.661.961
Jumlah Asset 71.468.960 65.324.177 52.791.188 48.687.092
Jumlah Liabilitas 38.531.629 34.976.438 24.076.012 24.118.917
Jangka Pendek
Jumlah Ekuitas 24.603.616 23.060.310 20.116.489 18.210.260
Jumlah Pendapatan 21.964.403 17.693.653 12.748.054 10.522.796
Usaha
Laba bersih Periode 3.108.078 2.775.481 2.513.538
Berjalan
(Dinyatakan dalam jutan rupiah)

Sumber: Laporan Keuangan yang di akses dari www.pegadaian.co.id

4.2 Pembahasan

Untik menilai kinerja perusahaan BUMN pada aspek keuangan


dikerjaakan dengan memperhatikan beberapa rasio. Rasio tersebut merupakan
indikator yang ditetapkan pemerintah untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan BUMN. Rasio tersebut adalah rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas
dan profitabilitas yang sesuai dengan Keputusan Menteri Badan Usaha Nomor
KEP-100/MBU/2002.
42

4.2.1 Rasio Profitabilitas

a. Return On Equity (ROE)

ROE dihitung dengan menggunakan rumus:

2.513.538
ROE Tahun 2017 = x 100 %=13 , 80 %
18.210.260

Tabel 4.3
Hasil Perhitungan Return On Equity (ROE)
Tahun Laba Bersih Total Ekuitas Return On Nilai
(1) (2) (3) Equity (5)
(4)=2:3x100%
2017 2.513.538 18.210.260 13,80% 18
2018 2.775.481 20.116.489 13,79% 18
2019 3.108.078 23.060.310 13,47% 18
Jumlah 8.397.097 61.387.059 41,07% 54
Rata-rata 2.799.032,33 20.462.353 13,69% 18
Sumber: Laporan Keuangan PT Pegadaian (Persero) Periode 2017-2019
(Data diolah)

Return On Equity (ROE)


13.90%
13.80%
13.70% ROE
13.60%
13.50%
13.40%
13.30%
2017 2018 2019

Grafik 4.1
43

Berdasarkan Tabel 4.3 dan Grafik 4.1 dapat diketahui bahwa Return On Equity
(ROE) mengalami penurunan setiap tahunnya. Sehingga dapat di gambarkan
sebagai berikut:

Pada tahun 2017 Return On Equity bernilai 13, 80% yang berarti tiap
rupiah ekuitas pemegang saham menghasilkan laba setelah pajak sebesar Rp.
0,1380. Kemudian pada tahun 2018 Return On Equity mengalami penurunan
sebesar 0, 01% menjadi 13,79% yang berarti tiap rupiah ekuitas pemegang saham
menghasilkan laba setelah pajak sebesar Rp. 0,1379. Lalu pada tahun 2019 Return
On Equity kembali mengalami penurunan sebesar 0,33% menjadi Rp.13,47%
yang berarti tiap rupiah ekuitas pemegang saham menghasilkan laba setelah pajak
sebesar Rp. 0,1347.

Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa Return On Equity


pada tahun 2017 sebesar 13,80 % kemudian terjadi penurunan pada tahun 2018
sebesar 0,01% menjadi 13,79%. Ini terjadi karena adanya kenaikan laba bersih
sebesar Rp. 2.775.481 disertai kenaikan total ekuitas sebesar Rp. 20.116.489 pada
tahun sebelumnya. Kemudian pada tahun 2019 Return On Equity juga mengalami
penurunan sebesar 0,33% menjadi 13,47%. Ini terjadi karena adanya kenaikan
laba bersih sebesar Rp.3.108.078 disertai dengan kenaikan total ekuitas menjadi
Rp. 23.060.310.

Dalam penilaian aspek keuangan standar kesehatan BUMN, Pegadaian


termasuk BUMN Non Infrastruktur, sehingga pada tahun 2017-2019 rata – rata
ROE sebesar 13,69% dengan skala penilaian bobot 13 < ROE <= 15 mempunyai
skor 18. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dengan
tingkat ROE adalah Sehat.

b. Return On Investment (ROI)

ROI dihitung dengan menggunakan rumus:


44

ROI Tahun 2017 = 2.513.538 X 100% = 5,16%

48.687.092

Tabel 4.4
Hasil Perhitungan Return On Investment (ROI)
Tahun Laba Bersih Total Asset Return On Nilai
(1) (2) (3) Investment (5)
(4)=2:3x100%
2017 2.513.538 48.687.092 5,16% 5
2018 2.775.481 52.791.188 5,25% 5
2019 3.108.078 65.324.177 4,75% 4
Jumlah 8.397.097 166.802.457 15,16% 14
Rata-rata 2.799.032 55.600.819 5,05% 5
Sumber: Laporan Keuangan PT Pegadaian (Persero) Periode 2017-2019
(Data Diolah)

Grafik 4.2
45

Berdasarkan Tabel 4.4 dan Grafik 4.2 dapat diketahui bahwa Return On
Investment (ROI) mengalami peningkatan dan penurunan. Sehingga dapat di
gambarkan sebagai berikut:

Pada tahun 2017 Return On Investment bernilai 5,16% yang berarti tiap
rupiah aktiva yang digunakan perusahaan menghasilkan laba setelah pajak sebesar
Rp. 0,0516. Kemudian pada tahun 2018 Return On Investment mengalami
kenaikan sebesar 0,09% menjadi5,25% yang berarti tiap aktiva yang digunakan
perusahaan menghasilkan laba pajak sebesar Rp. 0,0525. Lalu pada tahun 2019
Return On Investment mengalami penurunan sebesar 0,5% menjadi Rp.4,75%
yang berarti tiap aktiva yang digunakan perusahaan menghasilkan laba setelah
pajak sebesar Rp. 0,0475.

Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa Return On Invetment


pada tahun 2017 sebesar 5,16% kemudian terjadi peningkatan pada tahun 2018
sebesar 0,09% menjadi 5,25%. Ini terjadi karena adanya kenaikan laba bersih
menjadi Rp. 2.775.481 disertai kenaikan total asset menjadi Rp 52.791.188.
Kemudian pada tahun 2019 Return On Investment mengalami penurunan sebesar
0,5% menjadi 4,75%. Ini terjadi karena adanya kenaikan laba bersih menjadi Rp.
3.108.078 disertai dengan kenaikan total asset menjadi Rp. 65.324.177

Dalam penilaian aspek keuangan standar kesehatan BUMN, Pegadaian


termasuk BUMN Non Infrastruktur, sehingga pada tahun 2017-2019 rata – rata
ROI sebesar 5,05% dengan skala penilaian bobot 5 < ROI <= 7 mempunyai skor
5. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dengan tingkat
ROI adalah Kurang Sehat

4.2.2 Rasio Likuiditas

a. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas dihitung dengan menggunakan rumus :


46

Cash Ratio Tahun 2017 = 461.958 X 100% = 1,91%

24.118.917

Tabel 4.5
Hasil Perhitungan Rasio Kas (Cash Ratio)
Tahun Kas + Bank Hutang Rasio Kas Nilai
(1) (2) Lancar (4)=2:3x100% (5)
(3)
2017 461.958 24.118.917 1,91% 0
2018 384.828 24.076.012 1,60% 0
2019 625.092 34.976.438 1,78% 0
Jumlah 1.471.878 83.171.367 5,29% 0
Rata-rata 490.626 27.723.789 1,76% 0
Sumber : Laporan Keuangan PT Pegadaian (Persero) Periode 2017-2019
(Data Diolah)

Rasio Kas
2.00%
1.90%
1.80% Rasio Kas
1.70%
1.60%
1.50%
1.40%
2017 2018 2019

Grafik 4.3
47

Berdasarkan Tabel 4.5 dan Grafik 4.3 dapat diketahui bahwa Rasio Kas
mengalami penurunan dan peningkatan. Sehingga dapat di gambarkan sebagai
berikut

Pada tahun 2017 Rasio Kas bernilai 1,91% yang berarti tiap rupiah
kewajiban jangka pendek dijamin dengan kas selain setara kas sebesar
Rp.0,0191.Kemudian pada tahun 2018 Rasio Kas mengalami penurunan sebesar
0,31% menjadi 1,60% yang berarti tiap rupiah kewajiban jangka pendek dijamin
dengan kas selain setara kas sebesar Rp. 0,0160. Lalu pada tahun 2019 Rasio Kas
mengalami peningkatan sebesar 0,18% menjadi Rp.1,78% yang berarti tiap rupiah
kewajiban jangka pendek dijamin dengan kas selain setara kas sebesar Rp. 0,0178.

Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa Rasio Kas pada tahun
2017 sebesar 1,91% kemudian terjadi penurunan pada tahun 2018 sebesar 0,31%
menjadi 1,60%. Ini terjadi karena adanya penurunan kas dan bank menjadi Rp.
384.828 disertai penurunan hutang lancar menjadi Rp. 24.076.012. Kemudian
pada tahun 2019 Rasio Kas mengalami peningkatan sebesar 0,18% menjadi
1,78%. Ini terjadi karena adanya kenaikan kas dan bank menjadi Rp. 625.092
disertai dengan kenaikan hutang lancar menjadi Rp. 34.976.438

Dalam penilaian aspek keuangan standar kesehatan BUMN, Pegadaian


termasuk BUMN Non Infrastruktur, sehingga pada tahun 2017-2019 rata – rata
Rasio Kas sebesar 1,76% dengan skala penilaian bobot 0 <= x < 5 mempunyai
skor 0. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dengan
tingkat Rasio Kas adalah Tidak Sehat.

b. Rasio Lancar ( Current Ratio)


Ratio Lancar dihitung dengan menggunakan rumus:
48

Current Ratio Tahun 2017 = 39.661.961 X 100% = 164,4%

24.118.917

Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Rasio Lancar (Current Ratio)
Tahun Aktiva Lancar Hutang Rasio Lancar Nilai
(1) (2) Lancar (4)=2:3x100% (5)
(3)
2017 39.661.961 24.118.917 164,4% 5
2018 43.525.272 24.076.012 180,7% 5
2019 53.830.389 34.976.438 153,9% 5
Jumlah 137.017.622 83.171.367 499% 15
Rata-rata 45672540,67 27.723.789 166,3% 5
Sumber: Laporan Keuangan PT Pegadaian (Persero) Periode 2017-2019
(Data Diolah)

Grafik 4.4

Berdasarkan Tabel 4.6 dan Grafik 4.4 dapat diketahui bahwa Rasio Kas
mengalami penurunan dan peningkatan. Sehingga dapat di gambarkan sebagai
berikut:

Pada tahun 2017 Rasio Lancar bernilai 164,4% yang berarti tiap rupiah
kewajiban jangka pendek dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp.1,644.
Kemudian pada tahun 2018 Rasio Lancar mengalami kenaikan sebesar 16,3%
49

menjadi 180,7% yang berarti tiap rupiah kewajiban jangka pendek dijamin
dengan aktiva lancar sebesar Rp. 1,807. Lalu pada tahun 2019 Rasio Lancar
mengalami penurunan sebesar 26,8% menjadi Rp.153,9% yang berarti tiap rupiah
kewajiban jangka pendek dijamin dengan aktiva lancar sebesar Rp. 1,539.

Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa Rasio Lancar pada
tahun 2017 sebesar 164,4% kemudian terjadi peningkatan pada tahun 2018
sebesar 16,3% menjadi 180,7%. Ini terjadi karena adanya kenaikan aktiva lancar
menjadi Rp. 43.525.272 disertai penurunan hutang lancar menjadi Rp.
24.076.012. Kemudian pada tahun 2019 Rasio Lancar mengalami penurunan
sebesar 26,8% menjadi 153,9%. Ini terjadi karena adanya kenaikan aktiva lancar
menjadi Rp. 53.830.389 disertai dengan kenaikan hutang lancar menjadi Rp.
34.976.438

Dalam penilaian aspek keuangan standar kesehatan BUMN, Pegadaian


termasuk BUMN Non Infrastruktur, sehingga pada tahun 2017-2019 rata – rata
Rasio Lancar sebesar 166,3% dengan skala penilaian bobot 125 <= x mempunyai
skor 5. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan dengan
tingkat Rasio Lancar adalah Sangat Sehat.

4.2.3 Rasio Aktivitas

a. Collection Periods

Collection Periods dihitung dengan menggunakan rumus :

Collection Periods = Total Piutang Usaha X 365

Total Pendapatan Usaha


50

Collection Periods Tahun 2017 = 36.882.053 X 365 =1279,31

10.522.796

Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Collection Periods
Tahun Total Piutang Total Collection Nilai
(1) Usaha Pendapatan Periods (5)
(2) Usaha (4)=2:3x365hari
(3)
2017 36.882.053 10.522.796 1.279,31 1,2
2018 40.856.110 12.748.054 1.169,78 1,2
2019 50.366.150 17.693.653 1.038,99 1,2
Jumlah 128.104.313 10.522.796 3488,08 3,6
Rata-rata 42701437,67 3.507.598,66 1162,693 1,2
Sumber: Laporan Keuangan PT Pegadaian (Persero) Periode 2017-2019
(Data Diolah)

Grafik 4.5

Collection Periods
1,400.00
1,200.00
1,000.00
Collection Periods
800.00
600.00
400.00
200.00
0.00
2017 2018 2019

Berdasarkan Tabel 4.7 dan Grafik 4.5 dapat diketahui bahwa Collection
Periods mengalami penurunan setiap tahunnya. Sehingga dapat di gambarkan
sebagai berikut:
51

Pada tahun 2017 Collection Periods bernilai 1.279,31 hari yang berarti tiap
rupiah penjualan rata - rata beredar sebagai piutang di tangan pelanggan selama
1.279,31 hari. Kemudian pada tahun 2018 Collection Periods mengalami
penurunan sebesar 109,53 hari menjadi 1.169,78 hari yang berarti tiap rupiah
penjualan rata – rata beredar sebagai piutang di tangan pelanggan selama 1.169,78
hari. Lalu pada tahun 2019 Collection Periods mengalami penurunan sebesar
130,79 hari menjadi 1.038,99 hari yang berarti tiap rupiah penjualan yang beredar
sebagai piutang di tangan pelanggan selama 1.038,99 hari.

Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa Collection Periods


pada tahun 2017 sebesar 1.279,31 kemudian terjadi penurunan pada tahun 2018
sebesar 109,53 hari menjadi 1.169,78 hari. Ini terjadi karena adanya kenaikan
piutang usaha menjadi Rp. 40.856.110 disertai kenaikan pendapatan usaha
menjadi Rp. 12.748.054. Kemudian pada tahun 2019 Collection Periods
mengalami penurunan sebesar 130,79 hari menjadi 1.038,99 hari. Ini terjadi
karena adanya kenaikan piutang usaha menjadi Rp. 50.366.150 disertai dengan
kenaikan pendapatan usaha menjadi Rp. 17.693.653.

Dalam penilaian aspek keuangan standar kesehatan BUMN, Pegadaian


termasuk BUMN Non Infrastruktur, sehingga pada tahun 2017-2019 rata – rata
Collection Periods sebesar 1162,693 hari dengan skala penilaian bobot 240 < x
<= 270 dan perbaikan 3 < x <= 6 mempunyai skor 1,2. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kinerja keuangan perusahaan dengan tingkat Collection Periods adalah
Tidak Sehat.

b. Perputaran Persediaan

Perputaran Persediaan dihitung dengan menggunakan rumus:

Inventory Turnover = Total Persediaan X 365

Total Pendapatan Usaha


52

Inventory Turnover tahun 2017 = 290.173 X 365 = 10,06 hari

10.522.796

Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Perputaran Persediaan
Tahun Total Total Perputaran Nilai
(1) Persediaan Pendapatan Persediaan (5)
(2) Usaha (4) = 2:3 x 365
(3) hari
2017 290.173 10.522.796 10,06 5
2018 116.061 12.748.054 5,40 5
2019 246.304 17.693.653 5,08 5
Jumlah 652.538 40.964.503 20,54 15
Rata – Rata 217512,6 13654834,3 6,84 5
Sumber : Laporan Keuangan PT Pegadaian (Persero) Periode 2017-2019
(Data Diolah

Grafik 4.6

Perputaran Persediaan
12
10
8
6 Perputaran Persediaan
4
2
0
2017 2018 2019

Berdasarkan Tabel 4.8 dan Grafik 4.6 dapat diketahui bahwa Perputaran
Persediaan mengalami penurunan setiap tahunnya. Sehingga dapat di gambarkan
sebagai berikut:

Pada tahun 2017 Perputaran Persediaan bernilai 10,06 hari yang berarti
tiap rupiah persediaan rata – rata tersimpan di gudang perusahaan selama 10,06
53

hari. Kemudian pada tahun 2018 Perputaran Persediaan mengalami penurunan


sebesar 4,66 hari menjadi 5,40 hari yang berarti tiap rupiah persediaan rata – rata
tersimpan di gudang perusahaan selama 5,40 hari. Lalu pada tahun 2019
Perputaran Persediaan mengalami penurunan sebesar 0,32 hari menjadi 5,08 hari
yang berarti tiap rupiah persediaan rata – rata tersimpan di gudang perusahaan
selama 5,08 hari.

Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa Perputaran Persediaan


pada tahun 2017 sebesar 10,06 hari kemudian terjadi penurunan pada tahun 2018
sebesar 4,66 hari menjadi 5,40 hari Ini terjadi karena adanya penurunan total
persediaan menjadi Rp. 116.061 disertai kenaikan total pendapatan usaha menjadi
Rp. 12.748.054. Kemudian pada tahun 2019 Perputaran Persediaan mengalami
penurunan sebesar 0,32 hari menjadi 5,08 hari. Ini terjadi karena adanya kenaikan
total persediaan menjadi Rp. 246.304 disertai dengan kenaikan total pendapatan
usaha menjadi Rp. 17.693.653.

Dalam penilaian aspek keuangan standar kesehatan BUMN, Pegadaian


termasuk BUMN Non Infrastruktur, sehingga pada tahun 2017-2019 rata – rata
Perputaran Persediaan sebesar 6,84 hari dengan skala penilaian bobot X <= 60
dan perbaikan 35 < x mempunyai skor 5. Hal tersebut menunjukkan bahwa
kinerja keuangan perusahaan dengan tingkat Perputaran Persediaan adalah Sangat
Sehat.

c. Perputaran Total Asset (Total Asset Turnover)

Perputaran persediaan dihitung dengan menggunakan rumus:

Total Asset Turn Over = Total Pendapatan X 100%

Total Aktiva

Total Asset Turn Over Tahun 2017 = 10.522.796 X 100% = 21,61 %

48.687.094
54

Tabel 4.9
Hasil Perhitungan Perputaran Total Aset ( TATO)
Tahun Total Total Aktiva Perputaran Nilai
(1) Pendapatan (3) Total Asset (5)
Usaha (4)=2:3x100%
(2)
2017 10.522.796 48.687.094 21,61% 4,5
2018 12.748.054 52.791.188 24,14% 4,5
2019 17.693.653 65.324.177 27,08% 4,5
Jumlah 40.964.503 166.802.459 72,83% 13,5
Rata- rata 3654834,33 55600819,67 24,28% 4,5
Sumber : Laporan Keuangan PT Pegadaian (Persero) Periode 2017-2019

Perputaran Total Aset (TATO)


30.00%

25.00%

20.00%
TATO
15.00%
10.00%

5.00%

0.00%
2017 2018 2019
(Data Diolah)

Grafik 4.7

Berdasarkan Tabel 4.9 dan Grafik 4.7dapat diketahui bahwa Perputaran


Total Aset mengalami peningkatan setiap tahunnya. Sehingga dapat di gambarkan
sebagai berikut:

Pada tahun 2017 Perputaran Total Aset bernilai 21,61% yang berarti tiap
rupiah aktiva dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp. 21,61. Kemudian pada
tahun 2018 Perputaran Total Aset mengalami peningkatan sebesar 2,53% menjadi
24,14 % yang berarti tiap rupiah aktiva dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp.
24,14. Lalu pada tahun 2019 Perputaran Total Aset mengalami peningkatan
55

sebesar 2,94% menjadi 27,08% yang berarti tiap rupiah aktiva dapat
menghasilkan penjualan sebesar Rp. 27,08.

Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa Perputaran Total Aset
pada tahun 2017 sebesar 21,61% Kemudian terjadi peningkatan pada tahun 2018
sebesar 2,53 % menjadi 24,14%.Ini terjadi karena adanya kenaikan total
pendapatan usaha menjadi Rp. 12.748.054.,disertai kenaikan total aktiva menjadi
Rp. 52.791.188. Kemudian pada tahun 2019 Perputaran Total Aset mengalami
peningkatan sebesar 2,94 % menjadi 27,08%. Ini terjadi karena adanya kenaikan
total pendapatan usaha menjadi Rp. 17.693.653 disertai dengan kenaikan total
aktiva menjadi Rp. 65.324.177.

Dalam penilaian aspek keuangan standar kesehatan BUMN, Pegadaian


termasuk BUMN Non Infrastruktur, sehingga pada tahun 2017-2019 rata – rata
Perputaran Total Aset sebesar 24,28% dengan skala penilaian bobot 15 < x <= 20
dan perbaikan 15 < x <= 20 mempunyai skor 4,5. Hal tersebut menunjukkan
bahwa kinerja keuangan perusahaan dengan tingkat Perputaran Total Aset adalah
Sehat.

4.2.4 Rasio Solvabilitas

a. Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva

Total Modal Sendiri X 100%

TMS terhadap TA =

Total Asset

TMS terhadap TA Tahun 2017 = 18.210.260 X 100% = 37,40%

48.687.092

Tabel 4.10
Hasil Perhitungan Rasio TMS Terhadap TA
Tahun Total Model Total Asset TMS Nilai
56

(1) Sendiri (3) terhadap TA (5)


(2) (4) = 2:3 x
100%
2017 18.210.260 48.687.092 37,40% 10
2018 20.116.489 52.791.188 38,10% 10
2019 23.060.310 65.324.177 35,30% 10
Jumlah 61.387.059 166.802.457 110,8% 30
Rata – rata 20.462.353 55.600.819 36,93% 10
Sumber : Laporan Keuangan PT Pegadaian (Persero) Periode 2017-2019
(Data Diolah).

Grafik 4.8

Berdasarkan Tabel 4.10 dan Grafik 4.8 dapat diketahui bahwa Rasio Total
Modal Sendiri mengalami peningkatan dan penurunan. Sehingga dapat di
gambarkan sebagai berikut:

Pada tahun 2017 Total Modal Sendiri bernilai 37,40% yang berarti setiap
Rp 100 total aset yang dimiliki PT Pegadaian didanai dengan Rp 37,40 modal
sendiri yang tersedia Kemudian pada tahun 2018 Rasio Total Modal Sendiri
mengalami kenaikan sebesar 0,7% menjadi 38,10% yang berarti setiap Rp 100
total aset yang dimiliki PT Pegadaian didanai dengan Rp 38,10 modal sendiri
yang tersedia. Lalu pada tahun 2019 Rasio Total Modal Sendiri mengalami
57

penurunan sebesar 2,8% menjadi 35,30% yang berarti setiap Rp 100 total aset
yang dimiliki PT Pegadaian didanai dengan Rp 35,30 modal sendiri yang tersedia.

Dari hasil perhitungan diatas dapat diketahui bahwa Rasio Total Modal
Sendiri pada tahun 2017 sebesar 37,40% kemudian terjadi peningkatan pada
tahun 2018 sebesar 0,7% menjadi 38,10%. Ini terjadi karena adanya kenaikan
Total Modal Sendiri menjadi Rp. 20.116.489 disertai peningkatan total aset
menjadi Rp.52.791.188. Kemudian pada tahun 2019 Rasio Total Modal Sendiri
mengalami penurunan sebesar 2,8% menjadi 35,30%. Ini terjadi karena adanya
kenaikan Total Modal Sendiri menjadi Rp. 23.060.310 disertai dengan kenaikan
total aset menjadi Rp. 65.324.177.

Dalam penilaian aspek keuangan standar kesehatan BUMN, Pegadaian


termasuk BUMN Non Infrastruktur, sehingga pada tahun 2017-2019 rata – rata
Rasio Total Modal Sendiri 36,93% dengan skala penilaian bobot 30 <= x < 40
mempunyai skor 10. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja keuangan
perusahaan dengan tingkat Rasio Total Modal Sendiri adalah Sangat Sehat.

4.3 Hasil Penelitian

Tabel 4.11
Kinerja Keuangan Periode 2017-2019
No Indikator Rata – rata Skor Skor Kategori
Rasio 2017 Penilaian Maksimal
– 2019 Kep Men
1 Return On 13,69 18 20 Sehat
Equity (%)
2 Return On 5,05 5 15 Kurang
Investment (%) Sehat
3 Rasio Kas (%) 1,76 0 5 Tidak Sehat
4 Rasio Lancar 166,3 5 5 Sangat
(%) Sehat
5 Collection 1162,693 1,2 5 Tidak Sehat
Periods (hari)
6 Perputaran 6,84 5 5 Sangat
Persediaan Sehat
(hari)
7 Perputaran 24,28 4,5 5 Sehat
58

Total Aset (%)


8 Rasio Modal 36,93 10 10 Sangat
Sendiri Sehat
Terhadap Total
Aktiva (%)
Total Skor Nilai PT Pegadaian (Persero)
=48,7
Rasio Tingkat Kesehatan PT Pegadaian ( Persero ) -> Total Nilai : 70 %
= 69,5
Kategori Tingkat Kesehatan PT. Pegadaian ( Persero )
=A
Sumber: Data diolah penulis, 2021

Dari hasil perhitungan diatas rata – rata Return On Equity pada periode
2017 -2019 sebesar 13,69 % dengan skor 18 dalam kategori sehat, lalu rata – rata
Return On Investment pada periode 2017 - 2019 sebesar 5.05% dengan skor 5
dalam kategori kurang sehat, lalu rata – rata Rasio Kas pada periode 2017 – 2019
sebesar 1,76 % dengan skor 0 dalam kategori tidak sehat, rata – rata Rasio Lancar
pada periode 2017 – 2019 sebesar 166,3 % dengan skor 5 dalam kategori sangat
sehat, lalu rata – rata Collection Periods pada periode 2017 – 2019 sebesar
1162,693 hari dengan skor 1,2 dalam kategori tidak sehat, lalu rata – rata
Perputaran Persediaan pada periode 2017 – 2019 sebesar 6,84 hari dengan skor 5
dalam kategori sangat sehat, lalu rata - rata Perputaran Total Aset pada periode
2017 – 2019 sebesar 24,28 % dengan skor 4,5 dalam kategori sehat, lalu rata –
rata Rasio Modal Sendiri Terhadap Total Aktiva pada periode 2017 – 2019
sebesar 36,93 % dengan skor 10 dalam kategori sangat sehat.

Secara totalitas total skor nilai PT Pegadaian (Persero) pada tahun 2017 –
2019 yaitu sebesar 48,7 sedangkan rasio tingkat kesehatan PT Pegadaian
(Persero ) pada tahun 2017 – 2019 yaitu 69,5. Jadi kinerja keuangan PT Pegadaian
(Persero) pada tahun 2017 – 2019 berrdasarkan analisis rasio keuangan KEPMEN
BUMN Nomer KEP-100/MBU/2002 dalam aspek keuangan pada tahun 2017 –
2019 masuk dalam kategori A (Sehat)
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1 Kinerja keuangan rasio Profitabilitas berasaskan laporan keuangan periode


2017 - 2019 jika diukur memakai Return On Equity ratio memperlihatkan kinerja
yang sehat dengan rata – rata rasio sebesar 13,69% dan skor senilai 18, sedangkan
jika diukur dengan Return On Investment ratio memperlihatkan kinerja kurang
sehat dengan rata – rata rasio sebesar 5,05% dan skor senilai 5.

2. Kinerja keuangan rasio Likuiditas berasakan laporan keuangan periode


2017 – 2019 jika diukur memakai Rasio Lancar ratio memperlihatkan kinerja
yang sangat sehat dengan rata – rata ratio sebesar 166,3% dan skor senilai 5,
sedangkan jika diukur dengan Rasio kas ratio memperlihatkan kinerja yang tidak
sehat dengan rata – rata rasio sebesar 1,76% dan skor senilai 0.

3. Kinerja keuangan rasio Aktivitas berasaskan laporan keuangan periode


2017 -2019 jika diukur memakai Collection Periods ratio memperlihatkan kinerja
yang tidak sehat dengan rata – rata rasio sebesar 1162,693 hari dan skor nilai 1,2,
sedangkan jika diukur memakai Perputaran Persediaan ratio memperlihatkan
kinerja yang sangat sehat dengan rata – rata Rasio sebesar 6,84 hari dan skor nilai
5, lalu bila diukur memakai Perputaran Total Aset ratio memperlihatkan kinerja
yang sehat dengan rata – rata rasio sebesar 24,28% dan skor senilai 4,5.

4. Kinerja keuangan rasio Solvabilitas berasaskan laporan keuangan periode


2017 – 2019 jika diukur memakai rasio Total Modal Sendiri memperlihatkan
kinerja sangat sehat dengan rata - rata rasio sebesar 36,93% dan skor nilai 10.
60

5. Kinerja keuangan pada PT Pegadaian ( Persero ) berasaskan rasio


keuangan KEPMEN BUMN Nomor KEP-100/MBU/2002 dalam aspek keuangan
pada tahun 2017 – 2019 dengan total skor penilaian sebesar 48,7 dan rasio tingkat
kesehatan sebesar 69,5 termasuk dalam kategori A ( Sehat ).

5.2 Saran

1. Untuk menegakkan kinerja keuangan perusahaan perlu memperbaiki indicator


kinerja keuangan PT Pegadaian dengan meningkatkan nilai yang masih kurang
seperti Return On Investment (ROI), Rasio Kas dan Collection Periods.

2. Untuk peneliti berikutnya diharapkan untuk mampu menambah tahun dan


menambahkan Pemanfaatan rasio – rasio keuangan yang lainnya untuk mengukur
kinerja keuangan, Sehingga mampu diketahui perkembangan kinerja keuangan
baik sebelumnya maupun yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

Bambang Riyanto. 2001. Dasar – Dasar Pembelanjaan Perusahaan.


Yogyakarta : BPFE

. 2008. Dasar - Dasar Pembelanjaan Perusahaan.


Yogyakarta : Yayasan Penerbit Gajah Mada.

Baridwan , Zaki. 2004. Intermediate Accounting. Yogyakarta : BPFE

Fahmi, Irham. 2011. Analisis Laporan Akuntansi. Bandung : ALFABETA

Harahap Sofyan Syafri. 2009. Teori Kritis Laporan Keuangan. Jakarta :


Bumi Aksara.

Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Center For


Academic Publishing Services.

. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT Gramedia


Widiasarana Indonesia.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta :


Salemba Empat.

John J. Wild. dkk. 2007. Financial Statement Analysis 9th. Singapore : Mc


Graw Hill.

Kasmir. 2008. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : Rajawali Pers.

. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT Raja Grafindo


Persada.

Mulyadi. 2010. Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat dan Rekayasa.


Yogyakarta : Bagian penerbitan Sekolah Ilmu Ekonomi YPKN.

Priyatno. 2011. “Belajar Cepat Olah Data Statistik dengan SPPS”.


Yogyakarta : penerbit Andi.
62

S. Munawir. 2002. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty.

. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta : Liberty.

Sofyan Syafrie Harahap. 2008. Analisa Kasus Atas Laporan Keuangan.


Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Sugiarsono. 2010. Manajemen Keuangan. Yogyakarta : Weston.

Weygandt, Jerry J, Donal E, Kieso dan Paul D. 2010. Accounting


Principle. Jakarta : Salemba Empat.

Wiratna Sujarweni. 2017. Analisis Laporan Keuangan Teori, Aplikasi, Hasil


Analisis. Yogyakarta : Pustaka Baru Pers.

Yohana Maria Pattanggau dan Abdul Rahman Rahim. 2011. “Analisis


Kinerja Keuangan PT Pegadaian ( Persero ) dan Entitas Anak Perusahaan
Berdasarkan KEPMEN BUMN Nomor KEP.100/MBU/2002 (periode 2011 –
2015)”, Jurnal Competitiveness, Vol. 10, No. 2.

https://.www.pegadaian.co.id/ [ Diakses pada tanggal 28 Februari 2021]

https://www.bumn.go.id/ [ Diakses pada tanggal 20 Maret 2021]


LAMPIRAN
64

LAMPIRAN 1

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasi PT Pegadaian

Uraian 2020 2019 2018 2017 2016 2015


Aset
Kas dan setara 472.838 625.092 384.828 461.958 412.618 339.022
kas
Pinjaman 54.696.744 50.366.150 40.856.110 36.882.053 35.465.079 30.985.223
yang
diberikan –
bersih
Piutang lain – 68.781 28.226 15.666 14.509 21.744 14.162
lain – bersih
Persediaan 357.048 246.304 116.061 290.173 384.635 288.452
Pendapatan 2.566.129 2.066.371 1.745.823 1.633.328 1.630.726 1.431.549
yang masih
harus di
terima
Pajak dibayar 47.902 217.631 124.490 118.558 124.293 301.487
dimuka – lain-
lain
Beban dibayar 54.322 280.617 282.294 261.381 230.548 199.474
di muka
Investasi pada 690 0 0 0 7.377 20.060
entitas
asosiasi
Properti 179.937 179.375 182.867 300.201 219.955 219.955
Investasi
Aset tetap – 10.252.580 10.458.046 8.519.803 8.261.176 8.036.782 4.967.294
bersih
Aset tak 64.278 54.255 50.431 68.082 14.559 17.640
65

berwujud –
bersih
Aset pajak 1.332.387 799.348 511.299 385.768 294.559 17.640
tangguhan
Aset lain - lain 314.491 2.762 1.516 9.905 31.017 84.317
JUMLAH 71.468.960 65.324.177 52.791.188 48.687.092 46.873.892 39.157.960
ASET

Liabilitas
Utang kepada 715.010 224.050 133.052 262.461 255.480 163.545
nasabah
Utang Usaha 397.545 456.355 329.101 196.462 124.629 117.685
Utang Pajak 426.425 192.780 116.941 125.868 115.490 172.650
Liabilitas 3.400 1.607 0 0 0 117.369
pajak
tangguhan
Akrual 1.995.930 1.564.923 1.312.464 935.804 320.010 466.174
Pendapatan 65.189 59.430 66.687 92.950 76.904 65.458
diterima
dimuka
Liabilitas lain 285.025 251.444 173.683 164.464 451.694 511.657
– lain
Pinjaman 29.347.765 29.925.380 20.196.314 19.657.469 20.978.995 15.927.685
Bank
Surat berharga 10.798.792 7.347.349 9.093.407 7.633.672 6.787.393 7.952.187
yang di
terbitkan
Pinjaman dari 539.225 389.833 334.019 342.607 410.000 410.000
Pemerintah
Liabilitas 2.291.021 1.850.716 919.031 1.065.075 876.385 720.606
imbalan kerja
JUMLAH 46.865.344 42.263.867 32.674.699 30.476.832 30.396.979 26.625.016
66

LIABILITAS
Ekuitas
Modal Saham 6.250.000 6.250.000 6.250.000 6.250.000 6.250.000 252.252
Cadangan 7.810.673 7.710.135 6.071.239 6.115.829 6.160.991 3.749.889
revaluasi aset
Pengukuran (1.055.313) ( 720.780) (257.733) ( 393.894) (273.733) (179.913)
kembali
imbalan pasca
kerja
Saldo laba 9.505.528 6.398.029 5.010.489 3.502.438 1.952.320 6.597.053
yang telah
dicadamgkan
Saldo laba 2.089.583 3.420.240 3.040.316 2.734.064 2.385.602 2.113.815
yang belum
dicadangkan
23.057.624 20.114.311 18.208.437 16.475.180 12.535.095
Kepentingan 3.145 2.686 2.178 1.823 1.733 848
non -
pengendali
JUMLAH 24.603.616 23.060.310 20.116.489 18.210.260 16.476.913 12.532.944
EKUITAS
JUMLAH 71.468.960 65.324.177 52,791.188 48.687.092 46.873.892 39.157.960
LIABILITAS
DAN
EKUITAS

LAMPIRAN 2
67

Laporan Laba Rugi PT Pegadaian

Uraian 2020 2019 2018 2017 2016 2015


Pendapatan Usaha
Pendapatan 14.545.041 12.948.638 11.205.418 10.353.521 9.581.448 8.853.477
sewa modal
dan
administrasi
Pendapatan 7.122.689 4.505.422 1.349.870 0 0 0
penjualan
emas
Pendapatan 296.673 239.593 192.766 169.275 126.610 79.859
usaha lainnya
Jumlah 21.964.403 17.693.653 12.748.054 10.522.796 9.708.058 8.933.336
pendapatan
usaha
Beban Usaha
Beban harga 6.833.719 4 4.333.125 1.283.592
pokok
penjualan
emas
Beban 4.162.940 3.783.711 3.020.337 2.699.867 2.527.310 2.853.679
Pegawai
Beban Bunga 3.047.966 2.647.739 2.251.619 2.524.171 2.511.847 2.422.331
dan bagi hasil
Beban 2.871.875 2.395.865 2.208.816 1.751.439 1.376.455 882.028
administrasi
dan umum
Beban 131.260 170.286 184.702 196.893 216.963 157.643
Pemasaran
Cadangan 2.125.384 154.374 164.386 12.458 75.301 12.298
68

kerugian
penurunan
nilai
Jumlah 19.173.144 13.485.100 9.113.452 7.184.828 6.707.875 6.327.979
Beban Usaha
Laba Usaha 2.791.259 4.208.553 3.634,602 3.337.968 3.000.183 2.605.357
Pendapatan 82.031 22.439 28.570 79.485 (2.945) 39.257
lain – lain –
bersih
Laba sebelum 2.873.290 4.230.992 3.663.172 3.417.453 2.997.238 2.644.614
pajak
penghasilan
Beban pajak (846.977) (1.122.914) (887.691) (903.915) (789.986) (706.185)
penghasilan
Laba bersih 2.026.313 3.108.078 2.775.481 2.513.538 2.210.252 1.938.429
tahun berjalan
Penghasilan Kompreshenhif lain
Pos – pos
yang tidak
akan
direklasifikasi
kan ke laba
rugi :
Pengukuran (405.134) ( 617.396) 181.548 (160.215) (93.820) 198.508
kembali
imbalan pasca
kerja
Keuntungan 163.780 1.704.152 0 0 0 0
revaluasi
tanah dan
bangunan
69

Efek pajak 54.719 136.598 (45.387) 40.054 2.411.102 80.320


terkait
Penghasilan (186.635) 1.223.354 136.161 (120.161) 2.317.282 278.828
komprehenshi
f lain tahun
berjalan,
setelah pajak
Jumlah laba 1.835.812 4.33.432 2.911.642 2.393.377 4.527.534 2.217.257
komprehenshi
f tahun
berjalan
Laba tahun berjalan yang di distribusikan kepada :
Pemilik 2.021.988 3.107.499 2.775.080 2.513.418 2.210.252 1.938.429
entitas induk
Kepentingan 459 579 401 120 135 98
Non –
Pengendali
Jumlah laba – 2.022.447 3.108.078 2.775.481 2.513.538 2.210.118 1.938.429
komprehensif
yang dapat di
distribusikan
kepada :
Pemilik 1.835.353 4.330.853 2.911.241 2.393.257 4.527.640 2.217.159
entitas induk
Kepentingan 459 579 401 120 135 98
Non –
Pengendali
1.835.812 4.331.432 2.911.642 2.393.377 4.527.534 2.217.257
Laba bersih 323.518 497.200 444.013 402.147 589.283 8..824.83
per – saham 4
dasar dan
70

dilusian
(Dalam rupiah
penuh)

Anda mungkin juga menyukai