Anda di halaman 1dari 122

PERATAAN LABA DI INDONESIA

TAHUN 2009-2019

SKRIPSI

Oleh :
Nur Bagus Wahyu Hidayat
NIM 150810301062

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2019

0
PERATAAN LABA DI INDONESIA
TAHUN 2009-2019

SKRIPSI
Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan Program Studi Akuntansi (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Ekonomi

Oleh :
Nur Bagus Wahyu Hidayat
NIM 150810301062

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS JEMBER
2019

i
PERSEMBAHAN

Alhamdulillahi robbil alamin atas berkat rahmat Allah SWT yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang, maka selesailah tugas akhir dan tanggung jawab
sebagai mahasiswa. Saya persembahkan sebagai rasa hormat dan ungkapan
terimakasih kepada :
1. Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan penuh kesabaran;
2. Kedua orang tua saya Ibu Nuraini Husnawiyah dan Bapak Agus
Supriyanto yang selalu tulus memberikan do’a dan dukungan serta
motivasi;
3. Untuk dosen pembimbing saya Bapak Drs. Wasito, M.Si., Ak., CA., dan
Bapak Dr. Alwan Sri Kustono, M.Si., Ak., CA., yang selalu sabar
membimbing saya hingga skripsi ini dapat terselesaikan secara maksimal;
4. Para dosen yang telah memberikan ilmunya sehingga saya dapat
menyusun skripsi ini;
5. Para guru-guru saya sejak Taman Kanak-Kanak sampai dengan Sekolah
Menengah Atas;
6. Keluarga besar saya yang selama ini telah membantu, mendo’akan, dan
memberi dorongan semangatnya kepada saya;
7. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan do’a
dalam pembuatan skripsi hingga akhir;
8. Teman-teman kosan yang selalu menemani mengerjakan skripsi setiap
hari; dan
9. Dan Almamater yang selalu kubanggakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jember.
Semoga Allah SWT selalu memberikan hidayah dan rahmat-Nya kepada
semua pihak yang telah membantu dengan ikhlas dan tulus sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan secara maksimal. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan bagi pembacanya. Penulis sadar atas keterbatasan dan

ii
iii

kekurang dalam penulisan skripsi ini, maka peneliti mohon kritik dan saran untuk
kemajuan peneliti selanjutnya.
MOTTO

Keridhoan Allah itu di dalam keridhoan orang tua dan kemarahan Allah itu di
dalam kemarahan kedua orang tua.
-H.R. At-Tirmidzi-

(Allah) pencipta langit dan bumi. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia
hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.
-Q.S: Al-Baqarah : 11-

“Banyak orang yang menyerah dalam sebuah proses, tapi bukanlah aku. Banyak
orang gagal, tapi itu bukanlah aku. Karena menyerah adalah lawanku dan sukses
adalah temanku, serta tujuanku”.
-Nabi Muhammad SAW-

iv
PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Nur Bagus Wahyu Hidayat
NIM : 150810301062
Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penelitian yang berjudul
“PERATAAN LABA DI INDONESIA TAHUN 2009-2019” adalah benar-benar
hasil karya sendiri, kecuali kutipan yang sudah saya sebutkan sumbernya, belum
pernah diajukan pada institusi mana pun, dan bukan karya jiplakan. Saya
bertanggung jawab atas keabsahan dan kebenaran isinya sesuai dengan sikap
ilmiah yang harus dijunjung tinggi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya, tanpa ada tekanan dan
paksaan dari pihak mana pun serta bersedia mendapatkan sanksi akademik jika
ternyata di kemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Jember, 18 November 2019


Yang menyatakan,

Nur Bagus Wahyu Hidayat


NIM. 150810301062

v
SKRIPSI

PERATAAN LABA DI INDONESIA


TAHUN 2009-2019

Oleh :
Nur Bagus Wahyu Hidayat
NIM 150810301062

Pembimbing :
Dosen Pembimbing Utama : Drs. Wasito, M.Si., Ak., CA.
Dosen Pembimbing Anggota : Dr. Alwan Sri Kustono, M.Si., Ak., CA.

vi
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI

Judul Skripsi : PERATAAN LABA DI INDONESIA TAHUN 2009-


2019
Nama Mahasiswa : Nur Bagus Wahyu Hidayat
NIM : 150810301062
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : S1 Akuntansi
Tanggal Persetujuan : 15 November 2019

Yang menyetujui,

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Wasito, M.Si., Ak., CA. Dr. Alwan Sri Kustono, M.Si., Ak., CA.
NIP. 196001031991031001 NIP. 197204162001121001

Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Akuntansi

Dr. Agung Budi Sulistiyo, S.E., M.Si., Ak., CA.


NIP. 197809272001121002

vii
PENGESAHAN JUDUL SKRIPSI

PERATAAN LABA DI INDONESIA


TAHUN 2009-2019

Yang dipersiapkan dan disusun oleh:


Nama : Nur Bagus Wahyu Hidayat
NIM : 150810301062
Jurusan : Akuntansi
Telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal:
02 Desember 2019
Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima sebagai kelengkapan guna
memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jember.
Susunan Panitia Penguji
Ketua : Dr. Ririn Irmadariyani, M.Si., Ak., CA. ( )
NIP. 196701021992032002
Sekretaris : Dr. Yosefa Sayekti, M.Com., Ak., CA. ( )
NIP. 196408091990032001
Anggota : Andriana, S.E., M.Sc., Ak., CA. ( )
NIP. 198209292010122002
Mengetahui/Menyetujui
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jember

Dr. Muhammad Miqdad, S.E., M.M., Ak.,


CA.
NIP. 19710727 199512 1 001

viii
Nur Bagus Wahyu Hidayat

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Jember

ABSTRAK

Perataan laba (income smoothing) merupakan salah satu tindakan dari


manajemen laba (earning management) yang dilakukan oleh manajer untuk
meratakan tingkat laba agar lebih mudah mendapatkan pinjaman kreditor dan
menarik minat investor. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perataan
laba di Indonesia tahun 2009-2019 bila dilihat dari objek perataan laba, variabel,
metode, sub sektor perusahaan, mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dan
dampak terhadap perataan laba pada saham yang beredar, reaksi pasar, serta
pajak. Metode penelitian menggunakan metode kualitatif dengan data skunder
yang diperoleh dari sekumpulan jurnal yang terpublish di Google Schoolar dan
Repositori Universitas. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa praktik perataan
laba sering dilakukan pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia
(BEI) ialah sektor manufaktur, keuangan (perbankan), real estate dan properti,
serta jasa. Objek perataan laba ialah laba perusahaan dan indeks perataan laba
untuk menentukan perataan laba atau bukan perataan laba. Variabel yang umum
digunakan adalah profitabilitas, leverage terdiri dari financial leverage dan
operating leverage, devidend payout ratio, ukuran perusahaan, pertumbuhan
perusahaan, dan good corporate governance (GCG) dengan melihat struktur
kepemilikan, reputasi audit, serta dewan komisaris. Pengaruh perataan laba dapat
dilihat pada saham yang beredar, reaksi pasar, dan pajak. Metode yang digunakan
adalah indeks eckel dan indeks kustono untuk menentukan perataan atau bukan
perataan laba, sedangkan analisis data menggunakan regresi logistik, regresi linier
berganda, dan regresi linier sederhana.

Kata Kunci : Perataan Laba, Objek, Variabel, Metode, Sektor Perusahaan,


Faktor dan Dampak Perataan Laba.

ix
Nur Bagus Wahyu Hidayat

Accounting Departement, Economics and Business Faculty, Jember University

ABSTRACT

Income smoothing is one of the actions of earnings undertaken by managers


to flatten the rate of profit so that it is easier to get creditors' loans and attract
investors. This study aims to identify income smoothing in Indonesia in 2009-
2019 when viewed from the income smoothing object, variables, methods,
company sub-sectors, factors that influence and impact on income smoothing
outstanding shares, market reactions, and taxes. The research method uses
qualitative methods with secondary data obtained from a collection of journals
published in Google Schoolar and University Repositories. Research results
obtained that the practice of income smoothing is often done on companies listed
on the Indonesia Stock Exchange (IDX) are the manufacturing sector, finance
(banking), real estate and property, and services. The object of income smoothing
is company profit and income smoothing index to determine income smoothing or
not income smoothing. Variables that are commonly used are profitability,
leverage consists of financial leverage and operating leverage, dividend payout
ratio, company size, company growth, and good corporate governance (GCG) by
looking at the ownership structure, audit reputation, and the board of
commissioners. The effect of income smoothing can be seen in outstanding shares,
market reactions, and taxes. The method used is the eckel index and the kustono
index to determine income smoothing or not income smoothing, while data
analysis uses logistic regression, multiple linear regression, and simple linear
regression.

Keywords : Income Smoothing, Objects, Variables, Methods, Company Sector,


Factors That Influence and Impact On Income Smoothing

x
RINGKASAN

PERATAAN LABA DI INDONESIA TAHUN 2009-2019; Nur Bagus Wahyu


Hidayat, 150810301062; 2019: 110 Halaman; Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember.

Perataan laba adalah sebagaian usaha yang dilakukan oleh manajer untuk
menekan variasi dalam laba (Beildman, 1973 dalam Maharani, 2015). Menurut
Eckel (1981) perataan laba dibagi menjadi beberapa bagian adalah artifical
smoothing, real smoothing, dan naturallu smoothing. Motivasi manajer
melakukan perataan laba menurut Barnea, dkk (1976) dalam Stolowy dan Breton
(2000) menjelaskan bahwa manajer melakukan perataan laba untuk memperlancar
angka pendapatan serta menyampaikan ekspektasinya akan arus kas masa depan
perusahaan.

Penelitian ini untuk mengidentifikasi sejauh mana praktik perataan laba


dilakukan di Indonesia serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dan
dampak terhadap perataan laba, serta melihat objek perataan laba, variabel,
metode, sub sektor perusahaan, saham yang beredar, reaksi pasar, dan pajak yang
digunakan perusahaan dalam melakukan kegiatan perataan laba (income
smoothing). Jenis penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan data
skunder jurnal yang terpublish di Google Schoolar dan repositori universitas. Pada
penelitian ini, peneliti menggunakan model analisis data kualitatif Miles dan
Humberman (1992:20). Komponen aktivitas dalam menganalisis data ialah : (1)
reduksi data; (2) penyajian data; dan (3) verifikasi dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian diperoleh bahwa perataan laba sering terjadi dalam sektor
manufaktur, keuangan (perbankan), real estate dan properti, serta jasa. Objek
perataan laba ialah laba perusahaan dan indeks perataan laba untuk menentukan
perataan laba atau bukan perataan laba. Variabel yang sering digunakan ialah
profitabilitas, leverage, devidend payout ratio, good corporate governance,
ukuran perusahaan, dan pertumbuhan perusahaa. Metode untuk melihat
perusahaan melakukan praktik perataan laba ialah indeks eckel dan indeks
kustono. Kemudian, metode analisis data yang sering digunakan ialah regresi
logistik, regresi linier sederhana, dan regresi linier berganda. Pengaruh perataan
laba dapat dilihat pada jumlah saham yang beredar dan pajak yang ditanggung
perusahaan. Sedangkan dampak dari praktik perataan laba dapat dilihat melalui
rekasi pasar yang dihadapi prusahaan tersebut.

xi
SUMMARY

INCOME SMOOTHING IN INDONESIA, 2009-2019; Nur Bagus Wahyu


Hidayat; 2019; 110 Page; Accounting Departement, Economics and Business
Faculty, Jember University.

Income smoothing is part of the effort made by managers to suppress


variations in earnings (Beildman, 1973 in Maharani, 2015). According to Eckel
(1981) income smoothing divided into several parts is artificial smoothing, real
smoothing, and natural smoothing. Motivation managers do income smoothing
according to Barnea, et al (1976) in Stolowy and Breton (2000) explains that
managers do income smoothing to smooth income numbers and convey
expectations of the company's future cash flow.
This study is to identify the extent to which income smoothing practices are
carried out in Indonesia and to know the factors that influence and impact on
income smoothing, as well as to see the object of income smoothing, variables,
methods, company sub-sectors, shares outstanding, market reactions, and taxes
used companies in income smoothing activities. This type of research is a
qualitative method with secondary journals published in Google Schoolar and
university repositories. In this study, researchers used Miles and Humberman's
qualitative data analysis model (1992: 20). Components of activity in analyzing
data are: (1) data reduction; (2) data presentation; and (3) verification and
conclusion drawing.
The results showed that income smoothing often occurred in the
manufacturing sector, finance (banking), real estate and property, and services.
The object of income smoothing is the company's profit and income smoothing
index to determine income smoothing or not income smoothing. Variables that
are often used are profitability, leverage, dividend payout ratio, good corporate
governance, company size, and company growth. The method to see companies
doing income smoothing practices is the eckel index and the kustono index. Then,
data analysis methods that are often used are logistic regression, simple linear
regression, and multiple linear regression. The effect of income smoothing can be
seen in the number of shares outstanding and taxes borne by the company. While
the impact of income smoothing practices can be seen through the market
reaction faced by the company.

xii
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PERATAAN LABA
DI INDONESIA TAHUN 2009-2019”. Sholawat serta salam selalu kita haturkan
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Skripsi ini disusun guna
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Akuntansi di Fakultas Ekonomi dann Bisnis, Universitas Jember.

Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
peneliti menyampaikan rasa terima kasihnya kepada :

1. Allah SWT yang telah memberikan petunjuk, pengetahuan, dan kesabaran.


Terima kasih atas ridho dan kehendak-Mu lah saya dapat menyelesaikan
tugas akhir ini dengan baik;
2. Dr. Muhammad Miqdad, S.E., M.M., Ak., CA., selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember;
3. Dr. Yosefa Sayekti, M.Com., Ak., CA., selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember;
4. Dr. Agung Budi Sulistyo, S.E., M.Si., Ak., CA., selaku Ketua Program
Studi Sarjana Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Jember;
5. Dr. Yosefa Sayekti, M.Com., Ak., CA., selaku Dosen Pembimbing
Akademik yang telah bersedia meluangkann waktu untuk memberikan
bimbingan saran, kritik, dan arahan dalam masa studi dan penyelesaian
tugas akhir ini;
6. Drs. Wasito, M.Si., Ak., CA., selaku Dosen Pembimbing Utama dan Dr.
Alwan Sri Kustono, M.Si., Ak., CA., selaku Dosen Pembimbing Anggota
yang telah meluangkan waktu, pikiran, arahan dan perhatian dalam
penulisan skripsi ini.
7. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis khusunya Jurusan
Akuntansi yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat dan barokah.

xiii
8. Ibu kandungku Nuraini Husnawiyah dan Bapak kandungku Agus
Supriyanto serta keluarga besar yang selalu memberikan semangat,
nasehat,
motivasi, dan do’a yang terbaik untukku dalam proses penyelesaiain
skripsi ini;
9. Ibu Dewi Ayu Puspita yang selalu memberikan arahan, dukungan, dan
motivasi kepada saya disaat saya mulai menyerah untuk mengerjakan
skripsi ini;
10. Rosalina terima kasih yang telah mendukung, menemani, dan membantu
dalam segalah hal, serta mendo’akan yang terbaik;
11. Ibu Sri Wahyuni yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada
saya disaat saya mulai menyerah untuk mengerjakan skripsi ini;
12. Para sahabat-sahabatku Nyo Boboiboy, Iwan Jodi, Wildan Kriwil, Puspo,
Baihaki Brewok, Ijal, Andre, Yuda, Permana Boby, Zahro Fatima, Putri
Iklan, Feril Momo, Mia, dan Rara yang selalu memberi dukungan dan
mendo’akan yang terbaik;
13. Teman-teman Akuntansi angkatan 2015;
14. Keluarga para pekerja malam yang selalu menghibur dalam keadaan
jenuh;
15. Keluarga kos Brantas 108 yang selalu menghibur disaat penulis mulai
jenuh dengan segala aktivitas tugas akhir ini;
16. Keluarga KKN Kalisat dan Koncer Darul Aman; dan
17. Semua pihak yang tidak mampu saya sebutkan satu-persatu yang secara
langsung maupun tidak langsung turut membantu menyelesaikan skripsi
ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi tambahan
ilmu pengetahuan bagi yang membacanya.

xiv
xv

Jember, 18 November 2019

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................i

HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................................ii

HALAMANN MOTTO..................................................................................iii

HALAMAN PERNYATAAN........................................................................iv

HALAMAN PEMBIMBING.........................................................................v

HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................vi

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................vii

ABSTRAK.......................................................................................................viii

ABSTRACT......................................................................................................ix

RINGKASAN..................................................................................................x

SUMMARY......................................................................................................xi

PRAKATA.......................................................................................................xii

DAFTAR ISI...................................................................................................xiv

DAFTAR TABEL...........................................................................................xvii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................xviii

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xix

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1 Latar belakang.............................................................................1


1.2 Rumusan Masalah.......................................................................5
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................6

xvi
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................6
1.5 Fokus Penelitian...........................................................................6

BAB II KAJIAN TEORI................................................................................7

2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)...............................................7


2.2 Manajemen Laba (Earning Management).................................8
2.3 Perataan Laba (Income Smoothing)...........................................10
2.4 Teknik Perataan Laba.................................................................14
2.4.1 Objek Perataan Laba.............................................................14
2.4.2 Jumlah Periode Perataan Laba..............................................14
2.4.3 Variabel Perataan Laba.........................................................15
2.4.4 Dimensi Perataan Laba.........................................................15
2.4.5 Metode Perataan Laba..........................................................15
2.5 Motivasi dan Faktor Penentu Perataan Laba...........................17
2.5.1 Motivasi Melakukan Perataan Laba ....................................17
2.5.2 Faktor Penentu Melakukan Perataan Laba...........................17
2.5.3 Analisis Sektor Perataan Laba..............................................18
2.6 Penelitian Terdahulu...................................................................19

BAB III METODE PENELITIAN................................................................25

3.1 Rancangan Penelitian..................................................................25


3.2 Waktu Penelitian.........................................................................25
3.3 Jenis dan Sumber Data...............................................................25
3.4 Teknik Pengumpulan Data.........................................................25
3.5 Analisis Data................................................................................26
3.6 Tahapan Penelitian......................................................................29

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN........................................................30

4.1 Hasil..............................................................................................30
4.1.1 Analisis Perusahaan Manufaktur 2009-2019........................30

xvii
4.1.2 Analisis Perusahaan Keuangan 2009-2019...........................43

4.1.3 Analisis Perusahaan Real Estate dan Properti 2009-2019....46


4.1.4 Analisis Perusahaan Jasa 2009-2019....................................48
4.2 Pembahasan.................................................................................51
4.2.1 Objek Perataan Laba.............................................................51
4.2.2 Variabel Perataan Laba.........................................................54
4.2.3 Pengaruh Perataan Laba.......................................................58
4.2.4 Dampak Perataan Laba.........................................................59
4.2.5 Metode Perataan Laba..........................................................60
4.2.6 Sektor Perusahaan Perataan Laba.........................................65

BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN......................68

5.1 Kesimpulan...................................................................................68
5.2 Keterbatasan................................................................................70
5.3 Saran.............................................................................................70

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................71

LAMPIRAN....................................................................................................80

xviii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu.........................................................................19

Tabel 4.1 Kategori Indeks Perataan Laba.........................................................52

Tabel 4.2 Kategori Laba Perataan Laba...........................................................53

Tabel 4.3 Variabel Sektor Manufaktur.............................................................54

Tabel 4.4 Variabel Sektor Keuangan (Perbankan)...........................................55

Tabel 4.5 Variabel Sektor Real Estate dan Properti.........................................56

Tabel 4.6 Variabel Sektor Jasa.........................................................................57

Tabel 4.7 Metode Penentu Perataan Laba........................................................60

xix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Jenis Income Smoothing...............................................................12

Gambar 3.1 Komponen Analisis Data..............................................................28

Gambar 3.2 Bagan Tahapan Penelitian............................................................29

xx
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Tabel 1 Jurnal Perataan Laba......................................................79

Lampiran 2 : Tabel 1 Pemetaan Objek Perataan Laba......................................91

Lampiran 2 : Tabel 2 Pemetaan Variabel Perataan Laba..................................95

Lampiran 2 : Tabel 3 Pemetaan Metode Perataan Laba...................................101

Lampiran 2 : Tabel 4 Pemetaan Sektor Perusahaan Perataan Laba.................. 105

xix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Akuntansi merupakan sistem informasi yang menyediakan berbagai
keterangan mengenai data suatu perusahaan. Keterangan ini disediakan bagi siapa
saja yang memiliki kepentingan terhadap informasi keuangan perusahaan.
Informasi akuntansi yang lengkap memenuhi standar pengungkapan yang
memadai dalam pelaporan keuangan. Standar yang digunakan harus
mengungkapkan seluruh fakta keuangan yang penting. Oleh karena itu, harus
terdapat klasifikasi, susunan serta istilah yang sesuai dalam penyajian laporan
keuangan.
Laporan keuangan perusahaan merupakan hasil gambaran kondisi keuangan
perusahaan yang dibuat oleh manajemen. Tujuan pembuatan laporan keuangan
adalah untuk memberikan informasi kepada pihak luar mengenai keadaan
keuangan perusahaan. Sehingga sesuai dengan tujuan laporan keuangan yaitu
memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berkepentingan guna
pengambilan keputusan secara ekonomi (Sulistyanto, 2010 dalam Asfufi, 2018).
Tujuan utama perusahaan ialah untuk memperoleh laba sebesar-besarnya.
Bahkan, kini laba merupakan suatu tolak ukur dalam penilaian kinerja perusahaan.
Laba merupakan salah satu komponen dalam laporan keuangan yang dianggap
penting dalam pengambilan keputusan oleh pengguna laporan keuangan. Selain
itu, laba juga dapat difungsikan untuk memprediksi perusahaan di masa
mendatang, dan pengambilan keputusan investasi serta pemberian kredit.
Laba ialah sebagai ukuran kinerja atau sebagai dasar bagi ukuran yang lain
seperti imbal hasil investasi (return on investment) atau laba per saham (earning
per share). Unsur yang langsung berkaitan dengan pengukuran penghasilan bersih
(laba) adalah penghasilan dan beban. Pengakuan dan pengukuran penghasilan dan
beban, dan karenanya juga penghasilan bersih (laba) tergantung sebagian pada
konsep modal dan pemeliharaan modal yang digunakan perusahaan dalam
penyusunan laporan keuangan (Ikatan Akuntansi Indonesia, 2007:13). Selain itu,

1
2

Suwardjono (2005:467) laba adalah tambahan kemampuan ekonomik yang


ditandai dengan kenaikan kapital dalam suatu perioda yang berasal dari kegiatan
produktif dalam arti luas yang dapat dikonsumsi atau ditarik oleh entitas
penguasa/pemilik kapital tanpa mengurangi kemampuan ekonomik kapital mula-
mula (awal perioda).
Pentingnya informasi laba sebagai parameter dalam menilai kinerja
manajemen, sehingga timbul kecenderungan manajemen melakukan tindakan
pemilihan prosedur akuntansi yang mendukung serta menguntungkan bagi pihak
manajemen. Seiring dengan permasalahan yang dihadapi oleh investor dalam
melihat laporan keuangan yang berpusat pada laba tanpa mengetahui bagaimana
cara menghasilkan laba. Manajer memilih kebijakan akuntansi yang dapat
menaikkan laba, sehingga terlihat kinerja keuangan perusahaan baik. Manajmen
yang sadar atas kinerjanya diukur berdasarkan laba akan berusaha
mengoptimalkan kinerjanya serta mendorong untuk melakukan tindakan yang
tidak semestinya dalam penyusunan laporan keuangan, salah satunya ialah
perataan laba (income smoothing) agar laba terlihat lebih stabil, sehingga
menunjukkan kinerja yang baik.
Perataan laba (income smoothing) merupakan bentuk umum dari manajemen
laba (earning management). Pada strategi ini, manajer meningkatkan atau
menurunkan laba yang dilaporkan untuk mengurangi fluktuasinya. Perataan laba
semestinya mencakup tidak melaporkan bagian laba pada periode baik dengan
menciptakan cadangan atau “bank” laba dan kemudian melaporkan laba saat ini
pada periode buruk. Secara umum perusahaan menggunakan bentuk manajemen
laba ini (Subramanyam dan Wild, 2010:132). Beidleman, 1973 dalam Maharani
2015 menyatakan bahwa perataan laba (income smoothing) dapat diartikan
sebagai usaha yang dilakukan oleh manajemen untuk menekan variasi dalam laba.
Dalam perataan laba, manajer mempunyai waktu suatu wacana perencanaan
jangka panjang, yaitu dengan menggeser keuntungan saat ini dengan keutungan di
masa yang akan datang.
Fenomena perataan laba (income smoothing) dalam penelitian Vidianto, dkk
(2016) pada sub sektor jasa yang dilakukan di hotel X Solo. Penelitian ini
3

menjelaskan bagaimana praktik perataan laba dan dampak yang timbul dari
adanya praktik perataan laba. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan
dokumentasi terutama pada transaksi pendapatan dan pengeluaran serta catatan
akuntansi dan siklus pendapatannya. Penelitian ini menjelaskan bahwa pada tahun
2015 hotel X Solo melakukan praktik perataan laba dengan menggunakan metode
akuntansi di mana biaya manajemen hotel X Solo memecah beberapa akun dalam
satu periode ke periode selanjutnya, yang menyebabkan ketidaktepatan penyajian
laporan keuangan. Dengan adanya hal ini, manajemen kesulitan dalam
menentukan anggaran biaya selanjutnya yang berakibat pada kesalahan
pengambilan keputusan. Kebijakan yang diambil oleh manajemen ialah kebijakan
yang mementingkan untuk kepentingan pribadi.
Tindakan perataan laba (income smoothing) dapat memberikan dampak bagi
perusahaan terlebih yang berhubungan dengan laba. Laba yang dihasilkan tidak
bisa dijadikan tolak ukur serta tidak dapat memberikan informasi yang akurat.
Kualitas laba seperti ini dapat dikatakan kualitas laba yang rendah, karena laba
tidak mencerminkan angka nominal sesuai dengan ekonomi perusahaan. Sehingga
dari adanya perataan laba dapat menimbulkan asimetris informasi yang
berdampak pada investor. Menurut Zuhro 1996 dalam Putri 2008 perataan laba
(income smoothing) dilakukan guna untuk :
1. Mengurangi beban pajak.
2. Meningkatkan kepercayaan investor, karena biasanya investor
menganggap bahwa kestabilan laba akan berdampak pada kestabilan
kebijakan deviden.
3. Menjaga hubungan baik antara manajer dengan pekerja. Dalam hal ini
apabila ada kenaikan yang tajam dalam laba yang dilaporkan dapat
menimbulkan permintaan akan upah yang lebih tinggi dari para karyawan.
Perataan laba (income smoothing) dapat menyebabkan pengungkapan laba
menjadi tidak akurat, dengan ini menyebabkan investor tidak memperoleh
informasi yang akurat terkait pendapatan serta risiko yang timbul atas portofolio
yang mereka miliki. Laba yang berkualitas ialah laba yang dapat mempengaruhi
reaksi pasar. Di Indonesia telah banyak perusahaan melakukan praktik perataan
4

laba seperti perusahaan manufaktur, jasa, keuangan, maupun real estate dan
properti. Landasan teori yang mendasari terjadinya praktik perataan laba ialah
teori keagenan (agancy theory). Teori keagenan menurut Jansen dan Meckling
(1976) dalam Kustono dan Lasodo (2015) merupakan suatu hubungan agensi
sebagai suatu kontrak oleh/dari satu orang bahkan lebih (prinsipal) untuk meminta
orang lain (agen) melakukan pekerjaan sesuai dengan kepentingan prinsipal.
Pemilik (principal) memperkerjakan manajer (agent) untuk melakukan tugas demi
kepentingan pemilik (principal).
Menurut penelitian Wijaya (2009) bertujuan untuk memberikan tindakan agar
manajer memilih metode akuntansi untuk menormalkan pendapatan dalam
mencapai pendapatan yang stabil. Hasil penelitian terdapat perbedaan indeks
dalam perataan laba antara industri real estate dan properti yang beruputasi baik
dan buruk di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kustono (2009) menjelaskan bahwa
penelitian melihat hubungan perataan laba dengan faktor yang mempengaruhi
seperti ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, devidend payout ratio, dan
risiko perusahaan spesifik. Hasil penelitian yang diperoleh ialah perusahaan yang
tumbuh akan mendapatkan perhatian dari masyarakat guna untuk meminimalkan
risiko eksternal, sehingga tidak begitu mencolok perusahaan yang
pertumbuhannya tinggi akan menggunakan kontrak kompensasi dan utangnya
berdasarkan akuntansi, serta untuk mengurangi risiko fluktuasi laba yang tidak
terkendalikan di masa depan, maka perusahaan melakukan praktik perataan laba.
Kustono dan Lasodo (2015) menjelaskan bahwa penelitiaanya menguji
pengaruh risiko terhadap perataan laba kecenderungan pada bank syariah. Hasil
penelitian yang didapat dengan menggunakan metode indeks eckel dan indeks
kustono, menemukan indikasi perataan laba pada bank syariah di Indonesia. Akan
tetapi, penelitian ini tidak dapat mendukung hipotesis sebelumnya karena risiko
tidak mempengaruhi perataan laba di bank syariah. Ekawati (2018) melakukan
penelitian dengan menguji pengaruh profitabilitas, winner/loser stock, devidend
payout ratio, pajak penghasilan, dan dewan komisaris terhadap praktik perataan
laba. Hasil peneletian menunjukkan bahwa profitabilitas, winner/loser stock,
5

devidend payout ratio, pajak penghasilan, dan ukuran dewan komisaris tidak
berpengaruh dan tidak signifikan terhadap perataan laba.
Untuk menekan terjadinya perataan laba (income smoothing) di Indonesia
perlu adanya pengawasan terkait penyusunan laporan keuangan dari Kantor
Akuntan Publik (KAP). Praktik perataan laba dapat ditekan pula dengan adanya
kepemilikan saham yang dimiliki manajer. Handayani dan Pratiwi (2014) dalam
Asfufi (2018) menyatakan bahwa, dengan adanya kepemilikan saham yang
dimiliki oleh manajerial, akan lebih memberi wewenang kepada manajer untuk
mengelola laporan keuangan. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa semakin
tinggi kepemilikan saham oleh manajer dapat menurunkan praktik perataan laba.
Selain itu, praktik perataan laba memiliki dampak pada kualitas laporan
keuangan yang mempengaruhi keinformatifan laba. Agustiningsih (2009)
menyatkan bahwa faktor yang mempengaruhi kinformatifan laba adalah praktik
perataan laba. Sehingga peraktik perataan laba yang signifikan dapat
mempengaruhi keinformatifan laba di suatu perusahaan.
Beberapa fenomena tindakan praktik perataan laba yang terjadi di Indonesia
serta penelitian terdahulu, peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Perataan
Laba Di Indonesia Tahun 2009-2019” dengan alasan penelitian ini berdeda
dibandingkan penelitian sebelumnya, karena dalam penelitian ini lebih ditekankan
pada analisis jurnal praktik perataan laba untuk mengetahui sejauh mana praktik
perataan laba dilakukan di Indonesia untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi dan dampak terhadap perataan laba, serta melihat objek perataan
laba, variabel, metode, sub sektor perusahaan, saham yang beredar, reaksi pasar,
dan pajak yang digunakan perusahaan dalam melakukan kegiatan perataan laba
(income smoothing). Sedangkan penelitian ini dilakukan dengan teknik analisis
terhadap sub sektor manufaktur, keuangan (perbankan), jasa, real estate dan
properti. Alasan dalam pemilihan objek analisis dalam penelitian ini karena 4
(empat) sub sektor tersebut sering dilakukan penelitian dan dianggap sering
melakukan praktik perataan laba untuk mempengaruhi investor dalam berinvestasi
serta pemberian pinjaman dari pihak ketiga.
6

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan permasalahan latar belakang di atas, peneliti merumuskan
masalah pokok yang akan diteliti adalah bagaimana perataan laba di Indonesia
tahun 2009-2019 bila dilihat dari faktor yang mempengaruhi seperti objek
perataan laba, variabel, metode perataan laba, metode analisis data, sub sektor
perusahaan, saham yang beredar, dan pajak, serta melihat dampak praktik
perataan laba pada reaksi pasar.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian untuk mengidentifikasi bagaimana perataan laba di
Indonesia tahun 2009-2019 bila dilihat dari faktor yang mempengaruhi seperti
objek perataan laba, variabel, metode perataan laba, metode analisis data, sub
sektor perusahaan, saham yang beredar, dan pajak, serta melihat dampak praktik
perataan laba pada reaksi pasar.

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak ,
manfaat yang diharpkan dalam penelitian ini sebagai berikut.
1. Penelitian ini diharapkan untuk menambah wawasan pengetahuan dalam
praktik perataan laba khususnya pemetaan praktik perataan laba di
Indonesia.
2. Sebagai bahan pertimbangan dan masukan bagi investor yang ingin
melakukan investasi agar lebih teliti dalam melihat laba yang dihasilkan
oleh suatu perusahaan.
3. Penelitian ini diharapkan sebagai masukan dan acuan dalam penelitian
selanjutnya terkait praktik perataan laba.

1.5 Fokus Penelitian


Penelitian ini berfokus pada praktik perataan laba (income smoothing). Fokus
utama penelitian ini adalah analisis jurnal tentang praktik perataan laba di
7

Indonesia pada tahun 2009-2019 sebanyak 80 jurnal yang terdiri dari sub sektor
manufaktur, keuangan (perbankan), jasa, real estate dan properti.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Teori Keagenan (Agency Theory)

Jansen dan Meckling (1976) dalam Kustono dan Lasodo (2015)


mendefinisikan teori keagenan ialah suatu hubungan keagenan sebagai suatu
kontrak oleh/dari satu orang atau lebih (pemilik) untuk meminta orang lain (agen)
melakukan pekerjaan sesuai dengan kepentingan pemilik. Principal
memperkerjakan agent untuk melakukan tugas demi kepentingan principal. Teori
ini merupakan permintaan akan informasi keuangan yang dapat dikategorikan
untuk pengelolaan dan pengambilan keputusan. Fokus pada hubungan satu orang
dengan oran lain yaitu manajemen (agent). Pada perusahaan yang modalnya
terdiri dari saham dan obligasi, maka manajer sebagai agent dan pemegang saham
serta pemegang obligasi bertindak sebagai principal. Teori keagenan memberi
kita kerangka kerja untuk mempelajari kontrak antara principal dan agent untuk
memprediksi konsekuensi dari standar ekonomi (Godfrey, dkk, 2010:56).
Sulistiawan, dkk (2011:30-31) konsep dari teori ini, manajer secara moral
bertanggung jawab memaksimalkan kesejahteraan pemegang saham. Namun di
sisi lain, manajer juga memiliki kepentingan pribadi untuk mengoptimalkan
kesejahteraan mereka melalui pencapaian bonus yang dijanjikan oleh pemegang
saham. Perspektif hubungan keagenan merupakan dasar yang digunakan untuk
memahami hubungan antara manajer dan pemegang saham atau obligasi. Manajer
diangkat oleh pemegang saham atau obligasi maka kewajiban manajer ialah
melakukan yang terbaik untuk kepentingan para pemilik saham maupun obligasi.
Manajer dalam suatu perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak dibanding
para pemilik sekuritas, sehingga manajer lebih banyak memiliki peluang dalam
melakukan tindakan manajemen laba dan menyebabkan adanya konflik
(Marpaung dan Latrini, 2014 dalam Ekawati, 2018).

Konflik yang sering timbul dari teori ini adanya perbedaan kepentingan, yaitu
terjadi karena sifat manusiawi yang merupakan makhluk ekonomi mempunyai

8
9

sifat mementingkan kepentingan pribadi. Konflik lain yang sering terjadi antara
pemegang saham dan kreditur. Kreditur memiliki hak atas sebagaian laba dan
sebagian aset. Sedangkan pemegang saham memengang wewenang dan kendali
perusahaan yang menetukan profitabilitas dan risiko perusahaan (Harjito dan
Martono, 2014:12).

Berdasarkan permasalahan yang terjadi dalam teori keagenan berdampak


pada pemegang saham atau obligasi maupun kreditur dalam melihat kinerja
perusahaan mengakibatkan unsur akuntabilitas dan responsibilitas informasi tidak
akurat. Dengan adanya permasalahan ini manajemen lebih mudah dalam
melakukan manajemen laba khususnya tindakan perataan laba dikarenakan
kurangnya sistem dalam pengawasan. Hal ini bisa dicegah melalui adanya sistem
monitoring yang mungkin dilakukan untuk meminimalisir terjadinya masalah
agensi. Selain itu, dalam mencegah terjadinya konflik yang berakibat buruk
terhadap kinerja perusahaan maka, pemilik (principal) dan manajer (agent)
melakukan kesepakatan kontrak kerja untuk mengatur hak dan wewenang masing-
masing.

2.2 Manajemen Laba (Earning Management)


Manajemen laba (earning management) adalah suatu kemampuan di mana
manajer mampu memanipulasi menggunakan metode yang dianggap sesuai
dengan perusahaannya agar mencapai tingkat laba yang diinginkan. Menurut
Schipper (1989) dalam Subramanyam dan Wild (2010:131) manajemen laba dapat
didefinisikan sebagai “intervensi manajemen dengan sengaja dalam proses
penentuan laba, biasanya untuk memenuhi tujuan pribadi”. Manajemen laba
dapat dilakukan dengan dua cara : (1) mengubah metode akuntansi, yang
merupakan bentuk manajemen laba yang paling jelas terlihat, dan (2) mengubah
estimasi dan kebijakan akuntansi yang menentukan angka akuntansi, suatu bentuk
manajemen laba yang lebih samar (Subramanyam dan Wild, 2010:130). Menurut
Sulistyanto (2008:6) manajemen laba diartikan sebagai upaya manajer perusahaan
untuk mengintervensi atau mempengaruhi informasi-informasi dalam laporan
10

keuangan dengan tujuan untuk mengelabui stakeholder yang hendak mengetahui


kinerja dan kondisi perusahaan.
Tujuan manajemen laba (earning management) ialah untuk meningkatkan
kesejahteraan salah satu pihak terkait dengan laba yang dilaporkan untuk menarik
minat investor, serta menaikkan harga saham dan menghindari pajak yang terlalu
tinggi. Murhadi (2009) dalam Burhanuddin (2018) manajemen laba (earning
management) terjadi ketika manajer menggunakan pertimbangan dalam menyusun
laporan keuangan yang dapat membuat mislead pada pemangku kepentingan
mengenai kondisi mendasar yang ada dalam suatu perusahaan. Subramanyam dan
Wild (2010:131-132) Strategi manajemen laba dibagi menjadi tiga jenis yaitu :
1. Meningkatkan laba (increaasing income) adalah salah satu strategi
manajemen laba untuk meningkatkan laba yang dilaporkan pada periode
kini untuk membuat perusahaan dipandang lebih baik.
2. Mandi besar (big bath) adalah strategi manajemen laba dengan cara
penghapusan (write-off) sebanyak mungkin pada satu periode. Strategi ini
sering kali dilakukan setelah strategi peningkatan laba pada periode
sebelumnya.
3. Perataan laba (income smoothing) adalah strategi di mana manajer
meningkatkan atau menurunkan laba yang dilaporkan untuk mengurangi
fluktuasinya.
Sulistyanto (2008:7) menyatakan tiga model empiris manajemen laba
(earning management) yang diklasifikasikan atas dasar pengukuran yaitu :
1. Model berbasis akrual merupakan model yang menggunakan discretionary
accruals sebagai proksi manajemen laba.
2. Model yang berbasis specific accruals yaitu pendekatan yang menghitung
akrual sebagai proksi manajemen laba dengan menggunakan item laporan
keuangan tertentu dari industri tertentu pula.
3. Model distribution of earnings dikembangkan oleh Burgtahler dan Dichev,
Degeorge dan Skinner.
11

Menurut Subramanyam dan Wild (2010:132-133) motivasi melakukan


manajemen laba (earning management) terdiri dari beberapa insentif sebagai
berikut.

1. Insentif perjanjian : misalnya, perjanjian kompensasi manajer biasanya


mencakup bonus berdasarkan laba.
2. Dampak harga saham : misalnya, manajer dapat meningkatkan laba untuk
menaikkan harga saham perusahaan sementara sepanjang satu kejadian
tertentu seperti marger yang akan dilakukan atau penawaran surat
berharga, atau rencana untuk menjual saham atau melaksanakan opsi.
3. Insentif lain : misalnya, untuk ketaatan undang-undang antimonopoli dan
IRS.
Manajemen laba dilakukan untuk memenuhi target internalnya, yaitu laba dan
target penjualan, memaksa manajer untuk memperlonggar standar kredit dan pada
akhirnya dengan curang menyembunyikan retur penjualan. Padahal, target internal
ini sesungguhnya dapat dijadikan sebagai alat yang berguna dalam motivasi
manajer untuk meningkatkan usaha penjualan, mengendalikan biaya, dan
menggunakan sumber daya perusahaan secara lebih efisien. Selain target internal
ada pula target eksternal, tujuan dilakukan manajemen laba untuk pihak eksternal,
seperti investor dan kreditor. Pihak eksternal memiliki kepentingan atas kinerja
keuangan perusahaan, di mana mereka menginginkan agar perusahaan dapat terus
beroperasi dengan hasil yang baik (Hery, 2015:50-51).

2.3 Perataan Laba (Income Smoothing)


Perataan laba (income smoothing) merupakan salah satu tindakan dari
manajemen laba (earning management) yang dilakukan oleh manajer untuk
meratakan tingkat laba agar lebih mudah mendapatkan pinjaman kreditor dan
menarik minat investor. Perataan laba merupakan normalisasi laba yang dilakukan
secara sengaja untuk mencapai tren atau tingkat yang diinginkan (Belkaoui, 1993
dalam Ulfah, 2017). Menurut Hery (2015:51) manajer melakukan perataan laba
pada dasarnya ingin mendapatkan berbagai keuntungan ekonomi dan psikologis,
12

yaitu : (1) mengurangi total pajak terutang; (2) meningkatkan kepercayaan dari
manajer yang bersangkutan karena laba yang stabil akan mendukung kebijakan
deviden yang stabil pula; (3) mempertahankan hubungan antara manajer dengan
karyawan karena pelaporan laba yang meningkat tajam akan memberi
kemungkinan munculnya tuntutan kenaikan gaji dan upah karyawan; (4) siklus
peningkatan dan penurunan laba dapat ditandingkan sehingga gelombang
optimisme dan pesimisme dapat diperlunak.
Perataan laba merupakan bentuk umum manajemen laba. Dalam strategi ini,
manajer menurunkan atau menaikkan laba yang dilaporkan sehingga mengurangi
fluktuasinya. Perataan laba mencakup tidak melaporkan adanya bagian laba pada
tahun yang baik melalui pembentukan cadangan atau “bank” laba, dan kemudian
melaporkan laba ini pada tahun yang buruk. Banyak perusahaan menggunakan
bentuk manajemen laba ini (Subramanyam, 2017:117). Menurut Hery (2015:51-
52) jenis perataan laba dapat dicapai dengan dua cara, yaitu (1) real smoothing
adalah perataan laba yang dilakukan melalui transaksi keuangan sesungguhnya
dengan mempengaruhi laba melalui perubahan dengan sengaja atas kebijakan
operasi. Sedangkan, (2) artifical smooting atau sering disebut accounting
smoothing, yaitu perataan laba melalui prosedur akuntansi yang diterapkan untuk
memindahkan biaya dan/atau pendapatan dari suatu periode ke periode lainnya.
Sedangkan, menurut Eckel (1981:29) jenis perataan laba bisa digambarakan
sebagai berikut.
13

Gambar 2.1 Jenis Income Smoothing

Smooth Income Stream

Intentionaly Being Naturally Smoothing


Smoothing By Management

Artifical Smoothing Real Smoothing Proses menghasilkan


pendapatan secara
inheren, menghasilkan
pendapatan yang lancar
(Eckel, 1981:28).
Manipulasi akuntansi
Tindakan manajemen yang
dilakukan oleh manajemen
dilakukan untuk
untuk memperlancar
mengendalikan peristiwa
pendapatan (Eckel,1981:29).
ekonomi yang mendasari
(Eckel, 1981:29).
Artifical smoothing biasanya
Real smoothing diwakili
diwakili oleh keputusan
oleh keputusan bisnis
akuntansi (pemilihan metode
(pemilihan rencana
penyusutan dan pemilihan
periklanan atau proyek
untuk metode kredit pajak
R&D), (Koch, 1981:576
investasi), (Koch, 1981:576
dalam Stolowy dan Breton
dalam Stolowy dan Breton,
2000:23).
2000:23).

Sumber : Eckel (1981:29)


14

Menurut Fudenberg dan Tirole (1995) dalam Wahyuni (2015), perataan laba
adalah proses manipulasi waktu terjadinya laba atau laporan laba agar laba yang
dilaporkan kelihatan stabil. Hepworth (1953) dalam Kusuma (2004) menyatakan
bahwa investor merasa lebih nyaman jika manajemen melaporkan laba yang
stabil, karena perusahaan dengan tingkat variabilitas laba yang tinggi
dipersepsikan sebagai perusahaan yang penuh risiko. Selain itu, perusahaan yang
memiliki volatilitas laba yang tinggi diindikasikan rentan terjadi kemungkinan
kebangkrutan (Trueman dan Titman, 1988 dalam Kusuma, 2004).
Menurut Harahap (2004) dalam Ekawati (2018) upaya dalam melakukan
praktik perataan laba dilakukan dengan cara :
1. Mengatur kejadian transaksi.
2. Memilih prinsip atau periode lokasi.
3. Mengatur pergolongan antara laba operasi normal dan laba yang bukan
dari operasi normal.
Sulistiawan, dkk (2011:43) hasil riset di Indonesia menunjukkan bahwa
perataan laba (income smoothing) tidak mempengaruhi risiko atau fluktuasi harga
saham. Jadi, perusahaan-perusahaan yang melakukan perataan laba (income
smooting) tidak memiliki perbedaan fluktuasi harga saham dengan perusahaan
yang tidak melakukan perataan laba (income smoothing). Salah satu alasannya
adalah dibutuhkan kemampuan khusus dari analisis untuk mendeteksi apakah
perusahaan ini melakukan perataan laba (income smoothing) atau tidak.
Penelitian terkait perataan laba pada umumnya menggunakan pengukuran
accruals based dalam mendeteksi apakah terdapat praktik perataan laba di
dalamnya. Sulistiawan, dkk (2011:51) accruals based dibedakan menjadi dua
bagian yaitu : (1) akrual diskresioner (discretionary accruals) adalah akrual yang
dapat berubah sesuai dengan kebijakan manajemen, seperti pertimbangan tentang
penentuan umur ekonomis aset tetap atau pertimbangan pemilihan metode
depresiasi. (2) akrual non-diskresioner (non-discretionary accruals) adalah akrual
yang dapat berubah bukan karena kebijakan atau pertimbangan pihak manajemen,
seperti perubahan piutang yang besar karena adanya tambahan penjualan yang
signifikan. Sementara, akrual (accruals) adalah penjumlahan antara akrual
15

diskresioner dan akrual non-diskresioner. Akrual merupakan perbedaan laba


dengan arus kas operasi.
Albercth dan Richardson (1990) dalam Agustiningsih (2009) menyatakann
bahwa terdapat tiga pendekatan dalam studi yang berkaitan dengan perataan laba
(income smoothing), sebagai berikut.
1. Pendekatan klasik yang melibatkan pengamatan atas hubungan antara
variabel income smoothing dan pengaruh pada laba yang dilaporkan.
2. Pendekatan variabilitas laba yang membedakan perilaku income
smoothing buatan dan sesungguhnya. Jadi, dalam pendekatan ini yang
diperhatikan adalah variabilitas dari objek income smoothing.
3. Pendekatan dual economy yang membagi sistem bisnis menjadi dua yaitu
core dan peripheral.

2.4 Teknik Perataan Laba


Stolowy dan Breton (2000) teknik perataan laba yang dilakukan peneliti
mengidentifikasikan berbagai komponen, seperti objek perataan laba, jumlah
periode, variabel perataan laba, dan dimensi perataan laba serta metode yang
digunakan sebagai alat analisis dalam perataan laba.

2.4.1 Objek Perataan Laba


Belakoui (2007) dalam Ekawati (2018) objek perataan laba seharusnya
didasarkan pada indikasi keuangan yang sering digunakan, yaitu laba. indikator
tersebut meliputi (1) indikator berdasarkan laba bersih, biasanya sebelum atau
sesudah pajak, (2) indikator berdasarkan laba per saham, sebelum keuntungan dan
kerugian disesuaikan untuk pemecahan saham dan deviden.

2.4.2 Jumlah Periode Perataan laba


Copland (1968:113) dalam Stolowy dan Breton (2000) menyatakan bahwa
investigasi terkait perataan laba harus dilakukan pada periode yang cukup
panjang, dan panjang periode dapat mempengaruhi hasil penelitian.
16

2.4.3 Variabel Perataan Laba


Imhoff (1981:25) dalam Stolowy dan Breton (2009) menyatakan bahwa salah
satu metode yang lebih populer menyelidik pelaku praktik perataan laba adalah
memilih variabel-variabel kunci tertentu yang dapat diamati dan mampu
dipengaruhi melalui tindakan manajemen, serta untuk mengamati pengaruh
terhadap pendapatan.

2.4.4 Dimensi Perataan Laba


Kamin dan Ronen (1978:145) dalam Stolowy dan Breton (2000) menyatakan
bahwa dimensi perataan laba adalah metode di mana perataan laba dianggap dapat
dicapai, seperti alokasi dari waktu ke waktu atau klasifikasi.

2.4.5 Metode Perataan Laba


Copeland (1981:105) dalam Stolowy dan Breton (2000) menyatakan bahwa
metode tes empiris perataan laba (income smoothing) terdapat tiga jenis : (1)
langsung dipastikan dari manajer dengan cara wawancara, kuesioner, bahkan
observasi, (2) meminta pihak lain yang terkait seperti CPA, (3) pemeriksaan
laporan keuangan dan/atau laporan kepada instansi pemerintah untuk
memverifikasi jika pernah terjadi perataan laba. Sedangkan menurut Eckel
(1981:30) peneliti memilih metode yang kerangka kerja konseptualnya sama
misal, variabilitas laba dinormalisasi yang dihasilkan oleh model harapan tertentu
dikurangi dengan dimasukannya variabel perataan yang berpengaruh dengan
perusahaan, maka perusahaan akan memiliki penghasilan lancar. Imhoff (1981)
yang diikuti dengan Eckel (1981:30-31) mengembangkan metode untuk melihat
pengujian variabilitas pendapatan yang dibandingkan dengan variabilitas
penjualan, yang berasumsikan bahwa tingat pendapatan tergantung tingkat
penjualan.
Metode perataan laba yang banyak digunakan penelitian di Indonesia untuk
menilai perusahaan termasuk kategori perataann laba atau bukan perataan laba
ialah indeks eckel dan indeks kustono.
17

1. Indeks Eckel adalah metode yang menggunakan koefisien variasi yakni


standar deviasi labat – labat-1 serta standar deviasi Penjualant – Penjualant-1.
Jika data yang dianalisis mengandung perubahan angka yang luar biasa
(misalnya karena perubahan kondisi ekonomi) sehingga ada satu dua angka
yang mencolok, maka hal tersebut dapat mengaburkan simpulannya. Dengan
kata lain, Eckel tidak memperlihatkan seberapa tinggi derajat standar deviasi
dapat diakui sebagai laba yang diratakan. Selama hasilnya menunjukkan
CVDi<=CVDs, maka dianggap bahwa perusahaan melakukan perataan
penghasilan, tidak peduli kalau fluktuasi labanya mencapai 75 persen
(Kustono, 2010).
Rumus indeks perata penghasilan = CV ΔI
CV ΔS
CVΔX = √ S (Dx- DX)^2 : ΔX
n-1
Keterangan :
a. Δx : Perubahan Laba (I) atau Penjualan (S) antara n dengan n-1
b. ΔX : Rata-rata Δx
c. n : Banyaknya periode yang diamati
Sumber : Kustono (2015:6).

2. Indeks Kustono merupakan hasil riview dari indeks eckel yang terbukti
bahwa indeks eckel memiliki masalah saat digunakan untuk mengukur pada
jumlah perioda tahun (n) yang berbeda. Oleh sebab itu, instrumen baru yang
diperoleh dapat digunakan sebagai penentu, motivasi, dan dampak praktik
perataan laba pada suatu perusahaan (Kustono, 2011).
Rumus indeks perataan laba kustono : Lit - Lit-1
PPit = Lit-1
Pit – Pit-1
Pit-1
Keterangan :
a. PP = indeks perataan penghasilan
18

b. L = laba
c. P = penjualan
d. i = perusahaan i
e. t = tahun ke t

Sumber : Kustono (2015:6).

2.5 Motivasi dan Faktor Penentu Perataan Laba


2.5.1 Motivasi Melakukan Perataan laba
Barnea, dkk (1976) dalam Stolowy dan Breton (2000) menjelaskan bahwa
motivasi manajer melakukan praktik perataan laba untuk memperlancar angka
pendapatan serta menyampaikan ekspektasinya mereka akan arus kas masa depan
perusahaan. Menurut Hepworth (1953) dalam Stolowy dan Breton (2000) manajer
termotivasi untuk memperlancar perataan laba agar mendapatkan keuntungan
pajak, untuk meningkatkan hubungan dengan kreditor, karyawan, dan investor.
Pendapatan yang stabil dapat memberi pemilik dan kreditor lebih percaya kepada
manajer. Sedangkan menurut Bhat (1996) dalam Stolowy dan Breton (2000)
motivasi manajer melakukan tindakan perataan laba untuk mempertahankan
kompensasi yang stabil dari waktu ke waktu bagi para manjer perusahaan.

2.5.2 Faktor Penentu Melakukan Perataan Laba


Kelly (1983), Holthausen dan Leftwich (1983) dalam Stolowy dan Breton
(2000) menyatakan telah mengembangkan faktor-faktor untuk menjelaskan
prefensi akuntansi yang berbeda di seluruh perusahaan. Contohnya termasuk
pajak, biaya politik, hubungan kontraktual, dan kontrol kepemilikan. Foster
(1986) dalam Putri (2008) mengklasifikasikan unsur-unsur laporan keuangan yang
sering menjadi sasaran atau faktor dalam melakukan praktik perataan laba
(income smoothing) adalah :
1. Unsur Penjualan :
19

a. Saat pembuatan faktur, misalnya penjualan yang sebenarnya untuk periode


yang akan datang, pembuatan fakturnya dilakukan pada periode ini dan
dilaporkan sebagai penjualan periode ini.
b. Pembuatan pesanan atau penjualan fiktif.
c. Penurunan (downgrading) produk, misalnya dengan cara
mengklasifikasikan produk yang belum rusak ke dalam produk rusak dan
selanjutnya dilaporkan telah terjual dengan harga yang lebih rendah dari
harga sebenarnya.

2. Unsur Biaya :
a. Memecah-mcah faktur, misalnya faktur untuk sebuah pembelian pesanan
dipecah menjadi beberapa pembelian atau pesanan dan selanjutnya
dibuatkan beberapa faktur dengan tanggal yang berbeda kemudian
dilaporkan dalam beberapa periode akuntansi.
b. Mencatat biaya dibayar dimuka (prepayment) sebagai biaya, misalnya
melaporkan biaya advertensi dibayar dimuka untuk tahun depan sebagai
biaya advertensi tahun ini.

2.5.3 Analisis Sektor Perataan Laba


Belakoui dan Picur (1984:530) dalam Stolowy dan Breton (2000)
menjelasksan bahwa perusahaan disetiap sektor berbeda dalam menghasilkan
laba, sektor inti akan menunjukkan tingkat praktik perataan laba yang lebih
rendah daripada perusahaan sektor pinggiran karena perusahaan di sektor
pinggiran memiliki lebih banyak peluang dan kecenderungan untuk memperlancar
kedua aliran operasi mereka dan melaporkan ukuran laba dibandingkan
perusahaan sektor inti.
Sektor yang banyak digunakan dalam penelitian meliputi sektor manufaktur,
sektor keuangan yang lebih fokus di perbankan, sektor, real estate dan properti,
serta sektor jasa.
1. Sektor Manufaktur : Perusahaan industri pengolahan yang mengolah bahan
baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Perusahaan manufaktur
20

identik dengan pabrik yang mengaplikasikan mesin-mesin, peralatan, teknik


rekayasa, dan tenaga kerja (www.sahamok.com).
2. Sektor Keuangan (Perbankan) : Perusahaan yang terkait dalam sektor ini
meliputi perantara keuangan, lembaga pembiayaan, asuransi perusahaan efek,
dan perusahaan investasi (www.sahamok.com). Sedangkan menurut Undang-
undang Nomor 10 Tahun 1998 terkait perbankan, bank disebutkan sebagai
badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk
lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat (www.ojk.go.id).
3. Sektor Real Estate dan Properti : Perusahaan dalam sektor ini meliputi usaha
pembuatan, perbaikan, pembongkaran rumah, dan berbagai jenis gedung.
Real estate mencakup usaha pembelian, penjualan, persewaan, dan
pengoprasian berbagai macam bangunan tempat tinggal dan bangunan bukan
tempat tinggal (www.sahamok.com).
4. Sektor Jasa : Mencakup usaha seperti hotel, restoran, komputer dan
perangkatnya, periklanan, dan media serta percetakan industri
(www.sahamok.com). Selain itu, dalam Ekawati (2018) menjelaskan bahwa
sektor jasa banyak diminati oleh investor untuk berinvestasi.

2.6 Penelitian Terdahulu


Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama dan Tahun Judul Penelitian Desain Metode Hasil penelitian
Penelitian Penelitian Penelitian
1 Eckel (1981). The Income - - Penelitian ini
Smoothing meninjau
Hypothesis penelitian
Revisited. sebelumnya tekait
perataan laba, dan
untuk
menawarkan
kerangka
konseptual untuk
mendeteksi atau
mengidentifikasi
praktik perataan
laba perusahaan.
21

Selain itu
penelitian ini
mengusulkan cara
konseptual yang
berbeda dalam
melihat praktik
perataan laba.
Hasil temuan dari
penelitian ini
menunjukkan
bahwa
perusahaan
berperilaku
seolah-olah
mereka
memperlancar
pendapatan
meskipun tidak
ada kepastian
sepenuhnya.
2 Stolowy dan A Framework - - Makalah ini
Breton (2000). For The adalah tinjauan
Classification literatur tentang
Of Accounts manipulasi akun
Manipulations. di AS, tetapi juga
di beberapa
negara lain,
termasuk Kanada,
Inggris, dan
Prancis. Selain
itu, dalam
makalah
dijelaskan bahwa
untuk
memperlancar
pendapatan,
seorang manajer
mengambil
tindakan dengan
cara
meningkatkan
pendapatan yang
dilaporkan saat
pendapatan
rendah dan
mengambil
22

tindakan untuk
mengurangi
pendapatan yang
dilaporkan saat
pendapatan relatif
tinggi. Aspek
inilah yang
membedakan
perataan laba dari
proses terkait
yang mencoba
membesar-
besarkan
pendapatan di
semua negara.
3 Nasser dan Pengaruh X : Ukuran Indeks Hasil yang
Parulian (2006). Faktor-Faktor perusahaan, eckel untuk diperoleh
Internal profitabilitas menentukan menggunakan
Perusahaan , leverage perata dan indeks eckel
Terhadap operasi, dan bukan untuk
Income sektor perata, menentukan
Smoothing. industri sedangkan perataan laba dan
Y : Perataan analisis bukan perata ialah
laba. data regresi 22 perusahaan
logistik. melakukan
praktik perataan
laba sedangkan
25 perusahaan
bukan perataan
laba yang terdiri
dari manufaktur,
lembaga
keuangan dan
properti.
Perusahaan
manufaktur 19
meruapakan
perata, lembaga
keuangan tidak
terdapat bukti
melakukan
perataan, dan
properti 3
perusahaan yang
etrmasuk perataan
laba. Hasil regresi
23

logistik
membuktikan
bahwa
profitabilitass
memberikan hasil
yang signifikan
dan berpengaruh
terhadap perataan
laba.
4 Kustono (2011). The Theoretical - - Tujuan penelitian
Construction Of ialah meriview
Income indeks eckel
Smoothing untuk
Measurement. mendapatkan
temuan baru
sebagai alat
pengukuran
perataan laba.
Dalam penelitian
ini dijelaskan
bahwa indeks
eckel bukanlah
instrumen
reliabilitas
sebagai
pengukuran
perataan laba,
dengan masalah
tersebut peneliti
menemukan
indeks baru
dalam mengukur
perataan laba
ialah indeks
kustono terkait
penentu,
motivasi, dan
dampak praktik
perataan laba.

Dari penelitian terdahulu di atas dapat dilihat bahwasannya praktik perataan


laba disetiap negara berbeda. Untuk mengetahui perusahaan melakukan praktik
perataan laba dapat menggunakan indeks eckel. Dimana indeks eckel
memabndingkan variabilitas laba dengan variabilitas penjualan. Seiring
24

berjalannya waktu terdapat instrumen bari yaitu indeks kustono hasil temuan dari
review indeks eckel. Indeks kustono pengukurannya menggunakan laba
perusahaan di bandingkan dengan laba sebelumnya dan dibagi penjualan
perusahaan tersebut agar mendapatkan hasil yang lebih mendetail , bukan hanya
untuk menentukan praktik perataan laba, indeks kustono dapat pula untuk
penentu, motivasi, dan dampak praktik perataan laba yang dilakukan perusahaan
dalam suatu negara. Di Indonesia maupun luar negeri banyak menggunakan
indeks eckel darai pada indeks kustono. Indeks eckel yang digunakan oleh
beberapa penelitian hanya dapat menentukan perusahaan termasuk kategori perata
atau bukan perataan laba, seperti penelitian Nasser yang terbukti bahwa dari 27
perusahaan manufaktur 19 diantaranya melakukan perataan laba.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian


Rancangan penelitian atau desain penelitian yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah
penelitian yang menghasilkan prosedur analisis yang tidak menggunakan prosedur
analisis statistik atau cara kuantitatif lainnya (Moleong, 2017:6). Denzin dan
Lincoln (1987) dalam Moleong (2017:5) menyatakan bahwa penelitian kualitatif
adalah penelitian yang menggunakan latar alamiah, dengan maksud menafsirkan
fenomena yang terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai
metodologi yang ada.

3.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis jurnal akuntansi yang
bertema Perataan Laba (Income Smoothing). Waktu penelitian yang dibutuhkan
untuk mendapatkan data adalah 2 minggu. Waktu analisis data penelitian 1 bulan,
dari bulan Agustus sampai September.

3.3 Jenis dan Sumber Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data sekunder yang
diperoleh dari sekumpulan jurnal yang telah dipublish di Google Schoolar, dan
repositori universitas. Supomo dan Indriantoro (2014:147) Data sekunder adalah
data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara yang berasal
dari pengamatan orang lain. Data Sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau
laporan historis yang telah tersusun dalam arsip yang dipublikasikan dan yang
tidak dipublikasikan, bahkan penelitian yang telah dilakukan.

3.4 Teknik Pengumpulan Data


Pada penelitian ini, penulis mengambil data dan informasi yang dibutuhkan
melalui sekumpulan jurnal yang berhubungan dengan tema penelitian. Metode

25
26

yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu data sekunder yang diperoleh
melalui kejadian masa lalu, maupun pengamatan orang lain dengan bentuk
dokumen yang telah terpublish.

3.5 Analisis Data


Menurut Bogdan dan Biklen (1982) dalam Moleong (2017:248) analisis data
kualitatif adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milah data menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensistensikannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting
dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada
orang lain. Menurut Janice McDrury (Collaborative Group Analysis of Data,
1999) dalam Moleong (2017:248) tahapan data kualitatif adalah sebagai berikut.
1. Membaca/mempelajari data, menandai kata-kata kunci dan gagassan yang
ada dalam data.
2. Mempelajari kata-kata kunci itu, berupaya menemukan tema-tema yang
berasal dari kata.
3. Menuliskan ‘model’ yang ditemukan.
4. Koding yang telah dilakukan.
Menurut Miles dan Huberman (1992:19) aktivitas dalam analisis data
kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai
tuntas. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model analisis data kualitatif
Miles dan Huberman. Komponen aktivitas dalam menganalisis data yaitu :
1. Reduksi Data (Data Reduction)
Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan, penyederhanaan,
pengabstrakan, dan tranformasi kata-kata kasar yang muncul dalam catatan
lapangan penelitian orang lain. Reduksi data hasil hasil pengumpulan dokumen
dilakukan dengan cara sebagai berikut.
a. Melakukan perekapan hasil dokumen yang diperoleh dari data-data yang
didapatkan melalui Google Schoolar dan repositori universitas.
b. Melakukan pemilihan data-data yang diperlukan terkait dengan fokus
penelitian dengan cara mengelompokkan setiap sektor dan variabel.
27

c. Melakukan penyusunan hasil dokumen sesuai sektor dan variabel.


2. Penyajian Data (Data Display)
Penyajian data dilakukan setelah data selai direduksi. Menyajikan data
merupakan suatu proses penyusunan informasi yang memberi kemungkinan
adanya penarikan kesimpulan. Penyajian data dokumen yang diunduh kedalam
kelompor per sektor dan per variabel agar lebih mudah dipahami.
3. Verifikasi dan Penarikan Kesimpulan (Conclusing Drawing)
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif ialah sebuah temuan baru yang belum
ada sebelumnya. Kesimpulan ini memungkinkan akan menjawab rumusan
masalah yang telah ditetapkan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak. Alasannya
karena dalam penelitian kualitatif rumusan masalah bersifat sementara, yang
berarti dapat berkembang setelah ada penelitian tindak lanjut atau di lapangan.
Proses penarikan kesimpulan dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
menyajikan dan menganalisis jurnal perataan laba yang telah terkumpul dengan
siklus sebagai berikut.
28

Gambar 3.1 Komponen dalam analisis data

Pengumpulan Penyajian

Data Data

Reduksi
Data

Kesimpulan

Sumber : Miles dan Huberman (1992:20)


29

3.6 Tahapan Penelitian


Tahapan penelitian adalah gambaran terkait langkah kerja yang akan
dilakukan oleh penulis agar lebih terarah. Tahapan penelitian yang akan dilakukan
seperti gambar berikut ini.
Gambar 3.2 Bagan tahapan penelitian

Mulai

Perumusan Masalah

Pengumpulan Data

Analisis Data
Metode Analisis Data Miles dan Huberman 1992

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan

Selesai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Hasil analisis akan diuraikan mengenai faktor-faktor yang mendasari praktik
perataan laba (income smoothing) di Indonesia dalam perusahaan manufaktur,
jasa, keuangan, real estate dan properti, data analisi pada lampiran satu. Perataan
laba (income smoothing) merupakan kegiatan yang dilakukan manajemen untuk
mempengaruhi aliran data atau informasi. Praktik ini dianggap logis dan rasional
bagi manajer dengan menggunakan cara atau metode akuntansi tertentu. Tindakan
perataan laba mempunyai peran penting dalam mengurangi bias dari jajaran
investor untuk memperhitungkan laba dimasa lalu dan memprediksikan laba
dimasa yang akan datang. Fenomena terkait perataan laba dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti faktor keuangan dan non-keuangan.
Faktor keuangan yang sering mempengaruhi praktik perataan laba
berhubungan dengan perhitungan aliran kas untuk menghasilkan laba. Faktor
keuangan dari beberapa penelitian yang banyak digunakan seperti profitabilitas,
leverage, pajak, harga saham, dan lain-lain. Selain faktor keuangan, terdapat pula
faktor non-keuangan yang mencerminkan kegiatan perusahaan maupun
perkembangan perusahaan seperti struktur kepemilikan, status perusahaan, ukuran
perusahaan, nilai perusahaan, dan good corporate governance.
Beberapa analisis dari penelitian yang menjelaskan pengaruh faktor keuangan
dan non-keuangan terhadap perataan laba di Indonesia sebagai berikut.
4.1.1 Analisis Perusahaan Manufaktur 2009-2019
a) Determinan Perataan Laba
Kustono (2009) yang terdiri dari foktor keuangan dengan variabel kegiatan
aktivitas yang diproyeksikan menggunakan penjualan dan devidend payout ratio,
dan variabel non-keuangan menggunakan ukuran perusahaan, pertumbuhan
perusahaan serta risiko spesifik menggunakan metode analisis regresi, dengan
memperhitungkan indeks eckel dan imhoff. Sampel penelitian sebanyak 35

30
31

perusahaan yang tercatat di BEJ periode 2002-2006. Hasil yang diperoleh dari
penelitian yaitu devidend payout ratio, ukuran perusahaan, risiko spesifik dan
kegiatan aktivitas yang diproyeksikan dengan penjualan tidak berpengaruh
terhadap praktik perataan laba, sedangkan pertumbuhan perusahaan
mempengaruhi perataan laba.
Widarti (2009) melakukan penelitian dengan menguji faktor-faktor yang
mempengaruhi perataan laba di perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Sampel dalam penelitian sebanyak 49 perusahaan dari tahun 2002-2006. Variabel
dalam penelitian ialah ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, dan
varian saham. Metode analisis data menggunakan regresi logistik, sedangkan
untuk penentuan perata atau non perata menggunakan indeks eckel. Berdasarkan
hasil perhitungan indeks eckel hanya 10 perusahaan yang melakukan praktik
perataan laba. Dalam analisis regresi logistik secara parsial maupunn simultan
tidak terdapat pengaruh terhadap perataan laba.
Arfan dan Wahyuni (2010) menjelaskan pengaruh leverage, ukuran
perusahaan dan saham terhadap perataan laba dengan sampel 35 perusahaan dari
tahun 2005-2007. Metode yang digunakan yaitu regresi logistik. Hasil yang
diperoleh menjelaskan bahwasannya ukuran perushaan, saham yang beredar dan
leverage yang diproyeksikan oleh hutang (debt) mencermikan pengaruh terhadap
perataan laba.
Handayani dan Gunawan (2011) menjelaskan bahwa penelitiannya untuk
menganalisis beberapa faktor, seperti kenaikan saham atau penurunan saham,
leverage operasi, dan profitabilitas dengan menggunakan metode regersi logistik
dan memperhitungkan indeks eckel untuk menentukan perusahaan termasuk
kategori perataan laba atau non perata. Sampel yang digunakan sebanyak 65
perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu
secara parisial saham yang beredar dapat mempengaruhi perataan laba,
sedangkan secara simultan semua variabel dapat mempengaruhi perataan laba.
Dewi dan Zulaikha (2011) melakukan penelitian pengaruh ukuran
perusahaan, profitabilitas, financial leverage, dan tipe industri terhadap perataan
laba. Sampel penelitian menggunakan 75 perusahaan manufaktur yang tercatat di
32

BEI 2006-2009 dengan metode analisis regresi logistik dan indeks eckel untuk
menentukan perusahaan perata atau non-perata. Hasil analisis menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tindakan praktik
perataan laba. profitabilitas, financial leverage, dan tipe industri tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap perataan laba.
Martini dan Deny (2012) penelitian ini menguji pengaruh ukuran perusahaan,
profitabilitas, leverage keuangan, dan rasio pembayaran deviden terhadap
kecenderungan perataan laba. metode analisis yang digunakan ialah regresi
logistik biner dan indeks eckel dalam menentukan perata atau bukan perata.
Sampel penelitian perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2000-2009
dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan dan profitabilitass memiliki pengaruh terhadap kecenderungan
perataan laba. Sementara itu, leverage keuangan dan rasio pembayaran deviden
tidak mempengaruhi terhadap perataan laba.
Christina (2012) melakukan penelitian terhadap perataan laba dengan variabel
ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, dan devidend payout ratio.
Penelitian ini menggunakan sampel 60 perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI pada tahun 2008-2010 dengan analisis regresi logistik biner dan indeks eckel.
Hasil penelitian dengan menggunakan indeks eckel bahwa 23 perusahaan tidak
termasuk dalam kategori perata, sedangkan 37 termassuk dalam kategori perataan
laba. Hasil pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi logistik biner ialah
ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, dan devidend payout ratio
tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba.
Suryandani (2012) penelitian ini menjelaskan income smoothing dengan
menggunakan perhitungan indeks eckel yang dianalisis menggunakan metode
regresi logistik binar dengan faktor keuangan seperti profitabilitas, dan leverage
sedangkan faktor non keuangan ukuran perusahaan. Sampel perusahaan sebanyak
39 perusahaan dari tahun 2000-2005. Hasil yang diperoleh ialah ukuran
perusahaan yang berpengaruh positif dan signifikan. Akan tetapi profitabilitas
diproyeksikan dengan ROA dan NPM, leverage diproyeksikan DER dan TDTA
tidak memiliki pengaruh dalam praktik pertaan laba.
33

Pratama (2012) menjelaskan pengaruh faktor profitabilitas, risiko keuangan,


dan devidend payout ratio, nilai perusahaan, dan struktur kepemilikan terhadap
income smoothing. Sampel yang digunakan perusahaan manufaktur sebanyak 33
perusahaan yang tercatat di BEI periode 2006-2009. Metode yang digunakan ialah
regresi logistik. Hasil penelitian ialah struktur kepemilikan manajerial
berpengaruh positif dan signifikan terhadap perataan laba, sedangkan
profitabilitas, risiko keuangan, nilai perusahaan, kepemilikan publik, dan DPR
tidak berpengaruh signifikan terhadap perataan laba.
Hanafi dan Hastuti (2012) menjelaskan penelitiannya pengaruh nilai
perusahaan, struktur kepemilikan, reputasi auditor, status perusahaan,
profitabilitas, dan financial leverage terhadap perusahaan laba. sampel yang
digunakan sebanyak 48 perusahaan yang tercatat di BEI periode 2006-2009.
Metode yang digunakan ialah indeks eckel, discretionary accrual oleh Tucker dan
Zarowin serta analisis regresi logistik. Hasil penelitian yang digunakan dalam
penentuan faktor keuangan menggunakan indeks eckel dengan hasil risiko
keuangan memiliki efek positif terhadap perataan laba, sedangkan profitabilitas,
dan faktor keuangan lainnya tidak berpengaruh terhadap perataan laba. selain itu,
metode akrual diskresioner menunjukkan bahwa risiko keuangan dan kepemilikan
publik memiliki pengaruh positif pada praktit perataan laba.
Penelitian Pratiwi dan Mahasanti (2013) yang menjelaskan fenomena terkait
hubungan peringkat obligasi, profitabilitas, dan leverage yang diproyeksikan
dengan utang terhadap pengaruh praktik income smoothing menggunakan metode
discretionary accrual oleh Tucker dan Zarowin. Sampel penelitian 10 perusahaan
manufaktur yang tercatat di BEI 2010-2012. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
fenomena perataan laba di Indonesia cenderung kacau, ini membuktikan bahwa
investor di Indonesia cenderung selektif dalam membuat keputusan investasi.
Putra dan Rahmanti (2013) melakukan penelitian dengan variabel perataan
laba, pengembalian, dan risiko investasi menggunakan analisis indeks eckel untuk
menentukan perusahaan perata dan bukan perata. Sampel penelitian perusahaan
manufaktur tahun 2009-2011 dengan metode purposive sampling yang diperoleh
dari BEI. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan return investasi
34

antara perusahaan perata dan bukan perata laba. Namun, ada perbedaan dalam
risiko investasi antara perusahaan perata dan bukan perata laba.
Pratiwi (2013) menjaskan bahwa penelitiannya melibatkan faktor kegiatan
aktivitas yang diproyeksikan dengan penjualan, profitabilitas, dan financial
leverage serta pertumbuhan perusahaan. Sampel sebanyak 74 perusahaan yang
terdaftar di BEI 2009-2011. Metode yang digunakan dalam analisis data ialah
regresi logistik dan indeks eckel. Hasil penelitian diperoleh bahwa pertumbuhan
perusahaan, profitabilitas, financial leverage, serta aktivitas yang diproyeksikan
dengan penjualan tidak berpengaruh terhadap perataan laba.
Pamono (2013) melakukan penelitian terkait perataan laba dengan variabel
ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage yang menggunakan sampel 63
perusahaan manufaktur periode 2007-2011 yang tercatat di BEI. Alat analisis dan
metode yang digunakan ialah microsoft excel 2007 dan SPSS versi 20 ysng di
proyeksikan dengan regresi. Hasil analisis yang diperoleh dari penelitian ini
menunjukkan ukuran perusahaan, ROA, DER, dan NPM tidak berpengaruh
terhadap perataan laba.
Sherlita dan Kurniawaan (2013) melakukan penelitian yang menjelaskan
pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan financial leverage terhadap
praktik perataan laba dengan sampel 68 perusahaan dari tahun 2008-2010. Metode
analisis data dalam penelitian menggunakan regresi logistik binar. Penelitian ini
dapat disimpulakan bahwa vearibel tersebut tidak berpengaruh terhadap perataan
laba.
Penelitian Sulistyawati (2013) mengkaji terkait kebijakan deviden, reputasi
auditor, dan nilai perusahaan terhadap perataan laba selama 2009-2011 dengan
sampel 39 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Metode analisis yang
digunakan ialah regresi logistik binar. Hasil penelitian disimpulkan bahwa
kebijakan deviden, nilai perusahaan, dan reputasi auditor tidak berpengaruh
terhadap perataan laba.
Yulia (2013) meneliti terkait ukuran perusahaan, profitabilitas, saham, dan
financial leverage terhadap perataan laba. sampel penelitian 106 perusahaan
manufaktur tahun 2007-2011 dengan metode analisis regresi logistik dan indeks
35

eckel. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa (1) semakin besar ukuran
perusahaan maka perusahaan memilih melakukan praktik perataan laba. (2)
semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka perusahaan memilih
melakukan praktik perataan laba. (3) semakin tinggi tingkat financial leverage
perusahaan maka perusahaan memilih melakukan praktik perataan laba. (4)
semakin rendah nilai saham perusahaan maka perusahaan memilih untuk
melakukan praktik perataan laba.
Styaningtyas (2014) menjelaskan bahwa penelitian ini menguji leverage
operasi, profitabilitas terhadap perataan laba. sampel yang digunakan perusahaan
yang terdaftar di BEI dengan metode purposive sampling dari tahun 2010-2012.
Metode analisis data dalam peneliian ini menggunakan indeks eckel dan regresi
logistik. Hasil penelitian dijelaskan bahwa leverage operasi, dan profitabilitas
tidak berpengaruh terhadap perataan laba.
Peranasari dan Ida Bagus. D (2014) melakukan penelitian terkait penjualan,
dan risiko keuangan serta saham yang beredar terhadap perataan laba. Sampel
penelitian menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2008-2012 sebanyak 52 perusahaan. Metode analisis data dalam penelitian ini
menggunakan regresi logistik. Penelitian dapat disimpulkan risiko keuangan,
profitabilitas, dan leverage operasi berpengaruh positif terhadap perataan laba.
Styaningtyas dan Hadiprajitno (2014) melakukan penelitian dengan melihat
profitabilitas, ukuran perusahaan, operating leverage, dan sektor industri dengan
sampel 86 perusahaan manufaktur. Analisis menggunakan regresi logistik dan
indeks eckel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor industri mempengaruhi
probabilitas perataan laba. Tetapi ukuran perusahaan, operating leverage, dan
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap perataan laba.
Dewi dan Sujana (2014) mengkaji pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas,
dan industri terhadap perataan laba dengam sampel 56 perusahaan yang listing di
BEI tahun 2010-2012. Metode analisis regresi logistik, hasil penelitian yang
diperoleh ialah ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh pada praktik
perataan laba, sedangkan jenis industri tidak dapat memoderasi ukuran perusahaan
dan profitabilitas pada praktik perataan labba.
36

Fiscal dan Steviany (2015) mengkaji pengaruh ukuran perusahaan,


profitabilitas, financial leverage, dan devidend payout ratioterhadap perataan laba
dengan menggunakan 27 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI
2010-2013. Metode analisis regresi logistik biner, dan indeks eckel. Hasil yang
diperoleh dari penelitian ialah ukuran perusahaan, profitabilitas, dan financial
leverage berpengaruh positif terhadap perataan lab, sedangkan DPR tidak
berpengaruh terhadap perataan laba.
Dewandari dan Badera (2015) penelitian ini dilakukan untuk menguji
pengaruh GCG, ukuran perusahaan, dan financial leverage terhadap income
smoothing. Sampel penelitian 11 perusahaan tahun 2010-2012 menggunakan
analisis regresi logistik dan indeks eckel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
GCG dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh pada probabilitas perataan laba,
sedangkan financial leverage berpengaruh negatif dan signifikan pada probabilitas
praktik perataan laba.
Juarnita dan Sujana (2015) penelitian ini dilakukan dengan membahas metode
variabel financial leverage, dan GCG . Sampel perusahaan 96 perusahaan periode
2010-2013 yang tercatat di BEI. Metode analisi data regresi logistik, dan MRA
( oderate Regresiion Analysis). Hasil penelitian bahwa financial leverage tidak
berpengaruh terhadap income smoothing. Akan tetapi GCG yang diproyeksikan
dengan kepemilikan manajerial, kepemilikan, institusional mampu memoderasi
financial leverage pada income smoothing, sedangkan GCG diproyeksikan
dengan komisaris independen dan komite audit tida berpengaruh terhadap
financial leverage dan income smoothing.
Maharani, Bunga (2015) melakukan penelitian untuk menguji pengaruh
karakteristik perusahaan terhadap praktit perataan laba. variabel yang digunakan
untuk melakukan pengujian ialah financial leverage, dan NPM dengan sampel
penelitian sebanyak 61 perusahaan. metode analisis data menggunakan regresi
linier berganda. Hasil penelitian yang diperoleh menggunakan analisis regresi
linier berganda dapat disimpulkan secara parsial maupun simultan semua variabel
tidak berpengaruh terhadap perataan laba.
37

Handayani (2016) penelitian dilakukan dengan melihat faktor keuangan


seperti profitabilitas, dan financial leverage, sedangkan faktor non keuangan
ukuran dan pertumbuhan perusahaan terhadap perataan laba. Sampel penelitian
menggunakan 60 perusahaan dengan menggunakan metode regresi logistik binar
dan indks eckel. Hasil penelitian menunjukkan ROA dan DER yang berpengaruh
terhadap perataan laba, akan tetapi ukuran perusahaan dan pertumbuhan
perusahaan memiliki pengaruh signifikan terhadap perataann laba.
Josep dan Azizah (2016) melakukan penelitian dengan menguji ukuran
perusahaan, penjualan, ROA, dan NPM menggunakan sampel perusahaan
manufaktur sebanyak 62 perusahaan periode 2012-2014 yang tercatat di BEI.
Metode analisis data regresi linier berganda. Hasil dari analisis menunjukkan
adanya pengaruh dalam kegiatan aktivita yang diproyeksikan penjualan, ROA,
dan NPM serta ukuran perusahaan terhadap perataan laba baik secara parsial
maupun simultan.
Cahyaningsih (2016) dalam penelitiannya mengkaji terkait DPR, cash flow,
arus kas bebas, struktur aset, dan operating leverage. Penelitian ini menggunakan
23 sampel dari periode 2009-2013 dengna metode analisis regresi. Hasil
penelitian yang diperoleh untuk menindaklanjuti rumusan maalah ialah struktur
aset, profitabilitas berpengaruh positif terhadap perataan laba, serta arus kas bebas
berpengaruh negatif terhadap perataan laba. ssedangkan pembayran deviden dan
operating leverage tidak berpengaruh terhadap perataaan laba. Akan tetapi semua
variabel bila dianalisis secara simultan bisa menunjukkan 32,3% dalam
melakukan perataan laba.
Styaningrum (2016) dengan mengangkat variabel ROA, NPM, dan OPM
serta ukuran perusahaan untuk melihat pengaruh terhadap praktik perataan laba.
Sampel penelitian sebanyak 39 perusahaan periode 2011-2014. Metode aanalisis
dalam penelitian ini menggunakan indks eckel dan regresi logistik binar, Hasil
yang diperoleh financial leverage berpengaruh signifikan dan postif terhadap
perataan laba, selain itu ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap perataan laba. Sedangkan, ROA, NPM, dan OP yang diproyeksikan oleh
EPS tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap perataan laba.
38

Sitorus, dkk (2016). Melakukan penelitian dengan melihat kualitas audit,


capital turnover dan leverage terhadap income smoothing dengan analisis regresi.
Sampel penelitian sebanyak 30 perusahaan. Hasil penelitian leverage dan capital
turnover tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap perataan laba.
sedangkan variabel moderating yang diproyeksikan dengan kualitas audit hasilnya
dapat memperlemah leverage maupun capital turn over terhadap tindakan
perataan laba.
Supriyanto, dkk (2016) melakukan penelitian untuk menganalisis pengaruh
ukuran perusahaan, profitabilitas, devidend payout ratio, leverage, reputasi
auditor, dan kepemilikan institusional. Sampel yang digunakan 18 perusahaan
yang terdaftar di BEI periode 2008-2013 dengan metode aanalisis regresi logistik.
Hasil penelitian profitabilitas, DPR, dan leverage berpengaruh negatif terhadap
perataan laba. sedangkan ukuran perusahaan, reputasi auditor, dan kepemilikan
institusional tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Sedangkan variasi perataan
laba mampu dijelasskan oleh variabel bebas sebesar 37,7%.
Yanti dan Damayanthi (2016) penelitian dilakukan untuk mendapatkan bukti
empiris terkait ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial, dan reputasi auditor
terhadap perataan laba. Sampel penelitian sebanyak 21 perusahaan yang terdaftar
di BEI tahun 2011-2014. Metode analisis data menggunakan regresi logistik dan
indeks eckel. Berdasarkan uji amalisis regresi logistik ukuran perusahaan, struktur
kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap perataan laba. sedangkan reputasi
auditor berpengaruh signifikan terhadap praktik perataan laba.
Anggriani dan Mardani (2017) penelitian ini menganalisis profitabilitas, dan
risiko keuangan terhadap perataan laba, dalam penelitian ini saham merupakan
tolat ukur yang digunakan untuk menilai apakah perusahaan melakukan income
smoothing. Sampel penelitian menggunakan 9 perusahaan dari periode 2014-2016
dengan analisis regresi berganda. Penelitian ini dapat disumpalkan bahwa
perhitungan anlisis menunjukkan profitabilitas dan risiko keuangan memiliki
pengaruh dan signifikan terhadap perataan laba.
Antari, dkk (2017) menganalisis sejauh mana faktor keuangan dalam
mempengaruhi praktik perataan laba dengan melihat laporan keuangan khusunya
39

laba rugi. Variabel dalam penelitian ini profitabilitas dan cash holding, variabel
non keuangan reputasi auditor dan pinjaman emisi. Sampel yang digunakan
sebanyak 29 perusahaan dimana analisis menggunakan regresi logistik. Hasil
penelitian yang diperoleh semua faktor keuangan dan non keuangan dalam
penelitian berpengaruh dan signifikan terhadap perataan laba.
Teguh dan Hanate (2017) penelitian ini secara langsung untuk melihat
pengaruh GCG terhadap perataan laba, serta melihat pengaruh tidaknya GCG
terhadap perataan laba dengan intellectual capital disclosure sebagai variabel
mediasi. Saampel penelitian yaitu 72 perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI
dari tahun 2010-2015 menggunakan metode partial least square (PLS) dengan
program warp PLS 5.0 untuk melihat hubungan antar variabel. Dari hasil
penelitian diketahui bahwa GCG tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
income smoothing secara langsung, tetapi berpengaruh tidak langsung melalui
variabel mediasi intellectual capital disclosure.
Hastuti (2017) melakukan penelitian untuk menguji kembali faktor-faktor
yang mempengaruhi perataan laba pada perusahaan manufaktur di BEI dengan
variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, dan kepemilikan
institusional. Sampel penelitian 59 perusahaan periode 2013-2015 dengan metode
regresi logistik dan indeks eckel. Hasil penelitian multivariate menunjukkan
ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage memiliki pengaruh terhadap
praktik perataan laba. sebaliknya, kepemilikan institusional tidak memiliki
pengaruh terhadap praktik perataan laba.
Sumarna (2017) penelitian menggunakan data panel dari perusahaan
manufaktur sebanyak 16 perusahaan dengan melihat pengaruh cash holding,
devidend payout ratio, leverage, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan perusahaan
terhadap perataan laba. Metode yang digunakan indeks eckel dan regresi linier
berganda. Hasil penelitian mengidentifikasikan cash holding dan leverage
berpengaruh signifikan positif terhadap income smoothing, sedangkan ukuran
perusahaan pertumbuhan perusahaan, dan devidend payout ratio tidak
berpengaruh terhadap income smoothing.
40

Pusputasari dan Putra (2018) penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan


bukti empiris dengan melihat faktor keuangan dan non keuangan yang dinilai
memiliki pengaruh terhadap perataan laba. Penelitian ini menganalisis laporan
keuangan yang telah terdaftar di BEI periode 2013-2016 untuk menentukan
perataan laba dengan alat analisis profitabilitas menggunakan MRA. Hasil
penelitian diperoleh bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap perataan
laba. Kemudian manajerial yang diproyeksikan untuk memoderasi profitabilitas
tidak berpengaruh terhadap perataan laba, sedangkan kepemilikan institusional
memoderasi profitabilitas terhadap perataan laba.
Oktaviasari., Miqdad., dan Effendi (2018) penelitian ini dilakukan untuk
menguji pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, dan leverage terhadap
perataan laba. penelitian menggunakan data skunder dengan sampel perusahaan
manufaktur purposive sampling yang terdaftar di BEI tahun 2011-2015
menggunakan metode regresi linier berganda. Hasil ini mebuktikan bahwa
profitabilitas, ukuran perusahaan, dan leverage mampu memberikan pengaruh
untuk melakukan tindakan perataan laba. Perataan laba dilakukan untuk
menunjukkan kesetabilan laba perusahaan setiap periodenya sehingga akan
meningkatkan minat investor untuk berinvestasi.
Penelitian Riyadi (2018) dilakukan untuk melihat apakah perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI melakukan praktik perataan laba dengan
menggunakan variabel nilai perusahaan, cash holding, dan profitabilitas. Sampel
penelitian sebanyak 84 perusahaan dari tahun 20133-2015, alat analisis yang
digunakan regresi logistik. Hasil penelitian disimpulkan bahwa perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI banyak yang melakukan perataan laba. Secara
parsial cash holding, dan nilai perusahaan tidak berpengaruh terhadap perataan
laba, sedangkan profitabilitas berpengaruh terhadap perataan laba. Secara
simultan cash holdinng, nilai perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh terhadap
perataan laba.
Intan, dkk (2019) penelitian ini melihat kinerja keuangan perusahaan terhadap
praktik perataan laba. sampel penelitian ini sebanyak 47 perusahaan yang tercatat
di BEI tahun 2015-2017 dengan metode analisis regresi logistik binar. Hasil
41

penelitian disimpulkan bahwa strategi bisnis berpengaruh signifikan terhadap


perataan laba dan kepemilikan manajerial mampu memperlemah pengaruh strategi
bisnis terhadap perataan laba. Namun, kinerja keuangan sepenuhnya tidak bisa
dijadikan ukuran perusahaan dalam melakukan praktik perataan laba dan
kepemilikan manajerial tidak berpengaruh dalam memoderasi hubungan kinerja
keuangan dalam perataan laba.
Pratomo (2019) penelitiannya menjelaskan pengaruh struktur kepemilikan,
profitabilitas, dan financial leverage terhadap perataan laba dengan melihat
laporan keuangan sebagai tolak ukur dalam penilaiannya. Sampel penelitian
menggunakan 10 perusahaan manufaktur dari periode 2012-2017 yang tercatat di
BEI dengan metode analisis regresi logistik. Hasil penelitian disimpulkan
kepemilikan institusional, kepemilikan pemerintah, dan kepemilikan manajerial
dengan variabel kontrol profitabilitas dan leverage memiliki pengaruh pengaruh
yang signifikan terhadap perataan laba.
Maharani (2019) penelitian dilakukan untuk menindaklanjuti studi terdahulu
terkait faktor keuangan maupun non keuangan yang mempengaruhi praktik
perataan laba. Variabel yang digunakan dalam penelitian ialah ukuran perusahaan,
NPM, dan financial leverage. Metode analisis data menggunakan regresi linier
berganda. Hasil analisis regresi linier berganda dengan menguji secara parsial
ukurann perusahaan, dan financial leverage tidak berpengaruh terhadap peratan
laba. Namun, NPM berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Secara simultan
semua faktor keuangan dan non keuangan dalam penelitian tidak berpengaruh
terhadap praktik perataan laba.
Saputri (2019) penelitian ini menjelaskan pengaruh financial leverage, ukuran
perusahaan, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan profitabilitas.
Sampel perusahaan manufaktur dengan purposive sampling yang terdaftar di BEI
tahun 2015-2017. Metode analisis regresi logistik. Hasil peneltian financial
leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas berpengaruh terhadap perataan laba.
kepemilikan manajerial dan institusional tidak berpengaruh terhadap perataan
laba.
42

Dewi dan Suryanawa (2019) menguji leverage, bonus plan, ukuran


perusahaan, dan profitabilitas terhadap pertaan laba. Sampel penelitian
menggunakan 165 perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2013-2017 dengan
metode regresi logistik. Hasil penelitian diperoleh yaitu bonus plan berpengaruh
positif terhadap perataan laba, ukuran perusahaan berpengaruh negatif. Selain itu
leverage dan profitabilitas tidak perbengaruh terhadap perataan laba.
b) Dampak Perataan laba
Agustiningsih (2009) menjelaskan praktik perataan laba dengan
menggunakan keinformatifan laba sebagai variabel dan menggunakan sampel
perusahaan manufaktur sebanyak 65 perusahaan dari periode 2005-2007. Hasil
yang diperoleh menunjukkan bahwasannya income smoothing menjadi pengaruh
dalam keimformatifan laba di perusahaan.
Restuningdiah (2010) melakukan penelitian terkait pengaruh praktik perataan
laba terhadap reaksi pasar, dengan mekanisme GCG dan pengungkapan CSR
sebagai variabel moderator. Sampel penelitian perusahaan go public yang
terdaftar di BEI 2008-2009, dengan metode analisis persamaan regresi dan MRA
(Moderating Reggresion Analysis). Hasil penelitian menjelaskan bahwa GCG
bukan variabel moderator dalam hubungan antara perataan laba dengan reaksi
pasar. Hasil penelitian ini juga menjelaskan pengungkaapan CSR bukanlah
variabel moderator dalam hubungan antara perataan laba dengan reaksi pasar,
namun merupakan independent predictor tersendiri bagi reaksi pasar.
Alawiyah dan Solihin (2015) penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
pengaruh perataan laba terhadap reaski pasar, tolak ukur yang digunakan adalah
laba dan harga saham yang beredar. Sampel penelitian ini perusahaan manufaktur
dari tahun 2010-2014. Metode penelitian kuantitatif dengan analisis data regresi
linier sederhana. Melalui hasil analisis regresi linier sederhana diproleh bahwa
perataan laba tidak berpengaruh signifikan terhadap reaksi pasar.
Istifarda (2015) penelitian dilakukan untuk melihat dan menganalisa pengaruh
perataan laba pada reaksi pasar. Variabel penelitian yang digunakan sebagai alat
ukur ialah harga saham dan laba perusahaan dengan metode regresi linier serta
perataan laba diukur menggunakan indeks kustono dan reaksi pasar diukur
43

menggunakan CAR (Cummulative Abnormal Return). Hasil penelitian diperoleh


bahwa tindakan perataan laba berpengaruh negatif dan signifikan terhadap reaksi
pasar. Hal ini membuktikan bahwa semakin tinggi perataan laba maka, semakin
rendah reaksi pasar, dengan demikian menunjukkan investor telah merespon
secara mendetail tentang laba perusahaan.

4.1.2 Analisis Perusahaan Keuangan 2009-2019


a) Determinan Perataan Laba
Dewi dan Zulaikha (2011) melakukan penelitian pengaruh ukuran
perusahaan, profitabilitas, financial leverage, dan tipe industri terhadap perataan
laba. Sampel penelitian menggunakan 42 perusahaan keuangan yang tercatat di
BEI 2006-2009 dengan metode analisis regresi logistik dan indeks eckel untuk
menentukan perusahaan perata atau non-perata. Hasil analisis menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tindakan praktik
perataan laba. profitabilitas, financial leverage, dan tipe industri tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap perataan laba.
Bestivano (2013) melakukan penelitian pengaruh ukuran perusahaan , umur
perusahaan, profitabilitas, dan leverage terhadap perataan laba dengan
menggunakan sampel perusahaan perbankan yang listing di BEI 2008-2012.
Analisis penelitian ini menggunakan regresi logistik dan indeks eckel. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa : (1) semakin besar ukuran perusahaan maka
semakin besar pula melakukan perataan, dimana nilai signifikan 0,011<0,05, nilai
hitung yaitu 6,514>1,664 (H1 diterima). (2) semakin lama umur perusahaan maka
tidak semakin besar probabilitas untuk melakukan pertaan laba, dimana nilai
signifikan 0,036<0,05, nilai yaitu 4,379>1,664 namun memiliki arah yang negatif
(H2 ditolak). (3) semakin besar tingkat profitabilitas maka tidak semakin besar
besar probabilitas untuk melakukan perataan laba, dimana nilai signifikan
0,795>0,05, nilai yaitu 0,068<1,664 (H3 ditolak). (4) semakin besar tingkat
leverage. Maka tidak semakin besar probabilitas untuk melakukan perataan laba
dimana nilai signifikan 0,236>0,05 nilai yaitu -1,403<1,664 (H4 ditolak).
44

Kusumaningristati dan Mutasowifin (2014) penelitian ini menjelaskan


variabel ROA, DER, NIM terhadap perataan laba yang dimoderasi dengan
gender. Sampel penelitian yang digunakan sebanyak 26 perusahaan yang ercatat
di BEI periode 2008-2012. Metode analisis data yaitu menggunakan regresi linier
berganda. Hasil penelitian diperoleh secara simultan ROA, DER, NIM dengan
gender sebagai variabel pemoderator memiliki pengaruh signifikan terhadap
perataan laba. sedangkan, secara parsial ROA, DER dengan gender sebagai
variabel pemoderator memiliki pengaruh signifikan terhadap perataan laba, akan
tetapi DER tidak berpengaruh.
Maulana (2014) melakukan penelitian untuk menentukan pengaruh ukuran
perusahaan, NPM, dan financial leverage terhadap perataan laba, dengan sampel
16 perusahaan yang terdaftar di BEI tahun 2009-2013. Metode analisis dalam
penelitian ialah regresi linier berganda. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa
adanya hubungan regresional antara variabel dependen dengan variabel
independen dan memiliki nilai signifikan lebih kecil dari 0,05. Sedangkan,
variabel ukuran perusahaan, reputasi audit, kepemilikan instutusional, dan
financial leverage, tidak berpengaruh terhadap perataan laba karena memiliki nilai
signifikan lebih besar dari 0,05.
Kustono dan Lasodo (2015) penelitian ini memperhitungkan risiko terhadap
perataan laba yang menggunakan sampel perbankan sebanyak 144 bank dengan 6
bank terdaftar di BI periode 2010-2011. Metode yang digunakan ialah indeks
eckel dan indeks kustono untuk menentukan perusahaan sebagai perata atau non
perata, hasil penelitian diperoleh ialah adanya indikasi perataan laba pada bank
syariah di Indonesia. Penelitian ini tidak dapat mendukung hipotesis sebelumnya
karena risiko tidak mempengaruhi perataan laba di bank syariah.
Siagian (2015) melakukan penelitian untuk menganalisi dan mengidentifikasi
apakah ada atau tidak pengaruh dari rasio keuangan perusahaan perbankan
terhadap perataan laba. Variabel yang digunakan dalam penelitian income
smoothing, non performing loan, posisi devisa neto, liquid deposito ratio, capital
adequacy, dan ROA. Sampel penelitia 37 perusahaan yang terdaftar di BEI 2008-
2012 dengan metode pengukuran indeks eckel dan analisis regresi (uji asumsi
45

klasik). Dari hasil penelitian ditemukan bahwa variabel-variabel tersebut tidak


memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perataan laba, baik secara parsial
maupun simultan.
Rawati (2017) melakukan penelitian dengan menganalisis profitabilitas,
CAR, NPF, dan FDR terhadap praktik perataan laba. sampel bank umumm
syariah yang terdaftar di BI dari tahun 2014-2016. Metode yang digunakan regresi
logistik. Hasil penelitian menjelaskan bahwa bank umum syariah di Indonesia
melakukan tindakan manajemen laba yaitu perataan laba.
Suhaenai, dkk (2017) melakukan penelitain terhadap sektor perbankan
dengan melihat pergerakan sekuritas seperti saham yang beredar. Sampel
penelitian sebanyak 70 perusahaan perbankan swasta yang terdaftar di BEI
periode 2012-2016. Metode analisis menggunakan structural equaton modeling
dengan program WarpPLS 6.00. Hasil penelitian menunjukkan bahwa EPS
berpengaruh positif signifikan terhadap perataan laba.kemudian untuk
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional berpengaruh terhadap perataan
laba. Sedangkan PBV yang dimoderasi oleh kepemilikan institusional
berpengaruh signifikan dan full moderasi, size dimoderasi oleh kepemilikan
institusional berpengaruh signifikan dan sebagai pure moderasi serta EPS
dimoderasi oleh kepemilikan manajerial terbukti signifikan sebagai quasi
moderasi.
Ulfah (2017) melakukan penelitian di bank syariah untuk menguji apakah
bank syariah melakukan perataan laba. variabel yang diangkat dalam penelitian
ialah GCG, ROA, NPM, NPF, dan FDR. Sampel penelitian sebanyak 11
perusahaan bank umum syariah yang terdaftar di OJK tahun 2012-2016. Metode
menggunakan indeks eckel, dan analisis regresi logistik. Hasil penelitian
menjelaskan bahwa bank umum syariah melakukan praktik manajemen laba yaitu
perataan laba. GCG, ROA, dan NPM memiliki pengaruh signifikan positif
terhadap perataan laba, sedangkan NPF dan FDR tidak berpengaruh terhadap
peratan laba. akan tetapi, secara simultan semua variabel dapat mempengaruhi
praktik perataan laba di bank umum syariah.
46

Maimanah (2018) menjelaskan variabel pengembalian saham, dan leverage


terhadap income smoothing. Sampel dalam penelitian ini menggunakan 9
perusahaan yang tercatat di BEI periode 2010-2015. Metode analisis
menggunakan path coeficient, dan PLS (partial least square). Hasil penelitian
yang diperoleh ialah operating leverage berpengaruh terhadap pengembalian
saham, financial leverage berpengaruh terhadap perataan penghasilan. Akan tetapi
operating leverage tidak pengaruh terhadap perataan laba, dan financial leverage
tidak pengaruh terhadap pengembalian saham. Sedangkan operating leverage dan
financial leverage tidak berpengaruh terhadap pengembalian saham melalui
pertaan laba.
Asfufi (2018) melakukan penelitain dalam sektor perbankan dengan
menggunakan variabel adopsi IFRS terhadap perataan laba. sampel 12 perusahaan
periode 2013-2016. Metode menggunakan path analysis. Berdasarkan hasil
penelitian ditemukan bahwa menunjukkan adanya pengaruh positif terhadap
perataan laba maupaun kualitas laba.
Ernawati dan Suwartana (2018) menjelaskan bahwa penelitiannya dilakukan
untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh agency cost, dan saham terhadap
income smoothing dengan sampel sebanyak 23 perusahaan yang terdaftar di BEI
periode 2011-2016. Metode analisis dalam penelitian menggunakan regresi
logistik. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh peredaran saham dan agency
cost tidak berpengaruh terhadap praktik income smoothing.
Prakarsa dan Setiawan (2018) penelitian dilakukan untuk menguji ukuran
perusahaan, operating leverage, dan profitabilitas dengan menggunakan 18
perusahaan perbankan sebagai sampel. Metode yang digunakan ialah indeks eckel
dan regresi linier berganda. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa financial
leverage dan ukuran perusahaan memiliki pengaruh negatif terhadap perataan
laba, sedangkan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap perataan laba.

4.1.3 Analisis Perusahaan Real Estate dan Properti 2009-2019


a) Determinan Perataan Laba
47

Wijaya (2009) melakukan penelitian terkait pertaan laba yang dilakukan


manajer agar memilih metode akuntansi untuk menormalkan pendapatan agar
mencapai pendapatan yang stabil. Penelitain ini menggunakan profitabilitas,
financial leverage, ukuran perusahaan dan leverage operasi sebagai faktor
keuangan yang mempengaruhi praktik perataan laba. Sampel yang dipilih
sebanyak 156 perusahaan dari tahun 2004-2007. Metode yang digunakan regresi
berganda. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini terdapat perbedaan indeks
perataan laba antara perusahaan real estate dan properti yang bereputasi baik di
BEI.
Sendari (2009) melakukan penelitian terkait faktor-faktor yang
mempengaruhi tindakan perataan laba pada perusahaan real estate dan properti
yang terdafrtar di BEI. Sampel penelitian sebanyak 30 perusahaan dengan metode
analisis regresi logistik. Variabel yang digunakan dalam penelitian ialah ukuran
perusahaan, ROI, NPM, financial smoothing, dan kelompok usaha. Hasil
penelitian menjelaskan bahwa perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI
melakukan praktik perataan laba. Pengujian hipotesis secara parsial bahwa ukuran
perusahaan, financial leverage, dan kelompok usaha tidak berpengaruh terhadap
praktik perataan laba, akan tetapi ROI dan NPM berpengaruh signifikan terhadap
perataan laba. Pengujian secara simultan tidak membuktikan bahwa ukuran
perusahaan, ROI, NPM, financial leverage, dan kelompok usaha memilik
pengaruh terhadap praktik perataan laba.
Mulyati dan Maulana (2015) melakukan penelitian untuk mengetahui ROA,
NPM, reputasi audit, ukuran perusahaan, kepemilikan manajerial, dan financial
leverage terhadap income smoothing. Penelitian menggunakan 14 perusahan real
estate dan properti yang terdaftar di BEI tahun 2008-2013 menggunakan indeks
eckel dan persamaan regresi. Berdasarkan hasil analisis bahwa ukuran perusahaan
dan reputasi audit berpengaruh terhadap perataan laba, sedangkan ROA, NPM,
kepemilikan manajerial, dan leverage tidak berpengaruh terhadap perataan laba.
Natalie dan Astika (2016) melakukan penelitian untuk mendapatkan bukti
empiris mengenai pengaruh cash holding, bonus plan, reputasi auditor,
profitabiliytas, leverage terhadap income smoothing. Sampel penelitian
48

menggunakan 25 perusahaan yang terdaftar di BEI 2012-2014 dengan metode


analisis data regresi logistik biner dan indeks eckel untuk menentukan perata atau
bukan perata laba. Berdasarkan hasil analisis, cash holding berpengaruh positif
pada perataan laba, sedangkan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap
perataan laba. Akan tetapi reputasi auditor dan leverage tiak berpengaruh terhadap
perataan laba, namun memiliki arah yang cenderung positif.
Misral dan Delfi (2017) penelitian ini menguji pengaruh financial leverage,
devidend payyout ratio, dan kompensasi bonus dengan 21 sampel perusahaan real
estate dan properti yang terdaftar di BEI 2001-2015. Metode analisis data
menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan secara parsial
dan simultan financial leverage, devidend payout ratio dan kompensasi bonus
berpengaruh signifikan terhadap perataan laba.
b) Dampak Perataan laba
Yunita dan Diyani (2014) melakukan penelitian terkait perataan laba yang
memiliki dampak terhadap respon pasar. Faktor keuangan yang dipakai dalam
penelitian ini tingkat suku bunga BI, dan perataan laba (income smoothing).
Sampel yang digunakan perusahaan real estate dan properti sebanyak 60
perusahaan yang terdaftar di BEI 2009-2012. Metode yang digunakan analisis
regresi linier berganda. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu secara parsial
perataan laba, dan tingkat suku bunga BI berpengaruh signifikan terhadap respon
pasar. Secara simultan seluruh variabel keuangan maupun non-keuangan
berpengaruh signifikan terhadap respon pasar.
Wahyuni (2015) penelitian dilakukan untuk mengetahui perataan laba
memanipulasi pendapatan dan aktivitas nyata berpengaruh terhadap pndapatan
kegigihan. Variabel yang digunakan yaitu income smoothing, dan manajemen laba
riel. Metode yang digunakan regresi dan indeks eckel untuk menghitung
perusahaan perta laba dan non-perata. Sampel 26 perusahaan periode 2004-2008.
Hasil penelitian yang diperoleh gagal mendukung hipotesis, selanjutnya hasil
menunjukkan bahwa perataan laba melalui manipulasi pendapatn riil negatif
mempengaruhi persistensi penghasilan.
49

4.1.4 Analisis Perusahaan Jasa 2009-2019


a) Determinan Perataan Laba
Jariah (2016) melakukan penelitian pengaruh NPM, DER, DTAR, ROA,
ROE, dan ukuran perusahaan serta untuk mengetahui variabel dominan secara
signifikan dalam perataan laba. Sampel penelitian ini perusahaan manufaktur
sebanyak 34 perusahaan yang tercatat di BEI periode 2013-2014 dengan
menggunakan model analisis deskriminan skor z, dan indeks eckel sebagai
penentu perata atau non-perata. Hasil penelitian yang diperoleh dijelaskan bahwa
secara simultan maupun parsial memiliki perbedaan yang signifikan antara
perusahaan melakukan perataan laba maupun bukan perataan laba. Secara
simultan 9,24% yang dapat mempengaruhi perataan laba. Kemudian model cutt-
off point, diskriminan fungsinya untuk memprediksikan perusahaan dalam
melakukan manajemen laba.
Vidianto (2016) menjelaskan bahwa penelitian ini untuk mengetahui apakah
ada praktik perataan laba di hotel X Solo. Fokus penelitian yang dilakukan
meliputi transaksi pendapatan dan pengeluaran yang telah di catat oleh bagian
accounting, selain itu melihat siklus dokumen pencatatannya. Metode perhitungan
menggunakan indeks eckel untuk menentukan apakah perusahaan melakukan
perataan laba. Hasil penelitian menunjukkan bahwasannya hotel X Solo
melakukan praktik perataan laba pada tahun 2015 dengan menggunakan metode
akuntansi di mana biaya manajemen hotel X Solo memecah beberapa akun dalam
satu periode ke periode berikutnya yang menimbulkan ketidaktepatan dalam
penyajian laporan keuangan.
Ekawati (2018) menjelaskan bahwasa penelitian ini dilakukan untuk melihat
pengaruh profitabilitas, saham, DPR, dewan komisaris, dan pajak penghasilan
terhadap perataan laba. sampel yang digunakan ialah perusahaan jasa sebanyak 53
perusahaan dari periode 2014-2016 yang tercatat di BEI. Metode yan digunakan
regresi logistik binar. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas,
saham, DPR, ukuran dewan komisaris, dan pajak penghasilan tidak berpengaruh
terhadap praktik perataan laba.
50

Sholikhah dan Worokinasih (2018) penelitian ini untuk mengetahui,


menganalisis, dan menjelaskan adanya pengaruh yang signifikan baik secara
parsial maupun simultan. Variabel dalam penelitian yang digunakan ialah ROA,
ROE, dan NPM dengan menggunakan 56 perusahaan sebagai sampel periode
2014-2016 dengan metode regresi logistik dan indeks eckel. Hasil penelitian
secara parsial ROA berpengaruh signifikan dan positif terhadap perataan laba,
sedangkan NPM berpengaruh dan negatif terhadap perataan laba. ROE tidak
berpengaruh dan tidak signifikan terhadap perataan laba. Secara simultan semua
variabel berpengaruh terhadap perataan laba.

Berdasarkan hasil analisis 4 (empat) sub sektor perusahaan terdiri dari 80


jurnal bisa disimpulkan bahwa praktik perataan laba yang terjadi di Indonesia
lebih banyak fakto-faktor yang mempengaruhinya daripada dampak perataan laba.
Perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor ialah semua sektor, akan tetapi dampak
perataan laba hanya telihat disektor manufaktur, real estate dan properti. Dampak
yang timbul dari praktik prataan laba ialah saham, reaksi pasar, dan pajak. Akan
tetapi, dalam hasil analisis penelitian ini dampak praktik perataan laba dapat
terlihat mempengaruhi reaksi pasar. Perusahaan manufaktur banyak dilakukan
penelitian karena perusahaan ini memiliki celah yang banyak untuk melakukan
manupulasi. Banyaknya proses dalam perushaan manufaktur yang berhubungan
dengan mesin, peralatan, teknik rekayasa, dan tenaga kerja serta nantinya akan
berpengaruh terhadap unsur biaya yang dikeluarkan. Unsur biaya inilah yang
dapat menimbulkan adanya praktik perataan laba. Dalam perusahaan manufaktur
variabel yang sering digunakan untuk menguji terhadap praktik perataan laba
ialah profitabilitas, leverage, devidend payout ratio, struktur kepemilikan, good
corporate governance (GCG), ukuran perusahaan, dan pertumbuhan perusahaan.
Metode yang sering digunakan dalam analisis data ialah regresi logistik untuk
menguji hipotesis, sedangkan indeks eckel digunakan untuk menentukan
perusahaan dalam kategori perataan laba atau bukan perataan laba.
Di Indonesia metode yang digunakan untuk mengukur praktik perataan laba
ialah indeks eckel dan indeks kustono, akan tetapi hampir semua penelitian
51

menggunakan indeks eckel. Bila dilihat dalam penelitian Nasser dan Parulian
(2006) yang menggunakan Indeks Eckel (1981) sebagai penentu perata atau bukan
perata ialah perusahaan manufaktur yang sering melakukan perataan laba dari 27
sampel perusahaan manufaktur, 19 diantaranya melakukan perataan laba,
sedangkan pada lembaga keuangan tidak terbukti adanya perusahaan perata laba,
serta properti terdapat 3 perusahaan yang terbukti melakukan perataan laba. Selain
itu Kustono (2009), Kusumaningrostati dan Mutasowifin (2014), Josep, dkk
(2016), dan Ulfa (2017) menjelaskann hasil penelitian bahwa profitabilitas,
pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, dan GCG berpengaruh terhadap
praktik perataan laba di Indonesia.
Adanya praktik perataan laba oleh pihak manajemen menimbulkan image
perusahaan yang baik sehingga menarik minat investor dan kreditor. Namun
praktik ini menyebabkan perbedaan pendapat antara principal dan agent sehingga
nantinya menimbulkan konflik karena didasari sifat manusia yang merupakan
makhluk ekonomi untuk mementingkan kepentingan pribadinya. Sesuai penelitian
Wijaya (2009) perataan laba terkait erat dengan teori keagenan yang menyatakan
bahwa manajemen memiliki informasi lebih dibandingkan pemilik perusahaan,
hubungan agensi timbul apabila salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain
(agen)untuk melaksanakan tugas dan wewenang untuk membuat keputusan
kepada agen tersebut. Dengan adanya masalah ini bisa dicegah melalui
monitoring dari kantor akuntan publik, serta principal dan agent melakukan
kesepakatan kontrak kerja untuk mengatur kewajiban masing-masing pihak.

4.2 Pembahasan
Penelitian Stolowy dan Breton (2000) klasifikasi penelitian praktik perataan
laba berdasarkan objek perataan, jumlah periode, variabel perataan, dan dimensi
perataan, akan tetapi penelitian tersebut menambahkan metodologi penelitian
sebagai bahan hasil analisis pemetaan perataan laba. Pada penelitian ini penulis
mengklasifikasikan setiap jurnal berdasarkan objek perataan laba, variabel
perataan laba, metode perataan laba, dan sektor perusahaan perataan laba, data
pemetaan perataan laba dapat dilihat pada lampiran dua.
52

4.2.1 Objek Perataan Laba


Dalam praktik perataan laba, objek yang digunakan oleh beberapa peneliti
ialah menentukan indeks perataan laba (termasuk kategori perata atau bukan
perata laba), laporan keuangan (laba/rugi) dengan melihat laba bersih perusahaan,
laba kotor, dan laba operasi, hasil peneilitain dengan menggunakan objek perataan
laba sebagai berikut.
53

a. Menentukan Indeks Perataan Laba.


Tabel 4.1 Kategori Indeks Perataan
Indeks Peneliti (per tahun) Total
Ecekel. Wijaya (2009), 10 Peneliti.
Widaryati (2009),
Kustono (2009),
Kustono (2011),
Styaningtyas (2014),
Kustono dan Lasodo
(2015), Mulyati dan
Maulana (2015), Fiscal
dan Stevany (2015),
Siagan (2015), dan
Natale dan Astika
(2016).
Kustono. Kustono (2011), 4 Peneliti.
Kustono dan Sari
(2012), Kustono dan
LAsodo (2015), dan
Istifarda (2015).
Total 14 Peneliti

Dari data diatas dapat dengan melihat objek kategori perataan laba bahwa
penelitian di Indonesia cenderung menggunakan indeks eckel daripada indeks
kustono untuk mengetahui adanya praktik praktaan laba. Hasil yang diperoleh
menjelaskan bahwa penelitian di sektor manufaktur, keuangan (perbankan), real
estate dan properti, serta jasa tergolong banyak yang melakukan praktik perataan
laba.
b. Laporan Keuangan (Laba/Rugi)
Dalam laporan keuangan mencerminkan kinerja perusahaan untuk
memperoleh laba dan aliran dana dengan melihat laporan laba rugi perusahaan
yang meliputi laba bersih perusahaan setelah pajak maupun sebelum pajak, laba
kotor, dan laba operasi.
Tabel 4.2 Kategori Laba Perataan Laba
Laba Perusahaan Peneliti (per tahun) Total
Laba Kotor. Agustiningsih (2009), 7 Peneliti
Arfan dan Wahyuni
(2010), Ibrahim (2010),
54

Hanafi dan Hastuti


(2012), Sulistyawati
(2013), Pranasari dan Ida
Bagus. D (2014), dan
Intan, dkk (2019).
Laba Oprasi. Dewi dan Zulaikha 5 peneliti
(2011), Handayani dan
Gunawan (2011),
Hadiprajitno (2014),
Sumarna (2017), dan
Prakarsa dan Setiawa
(2018).
Laba Bersih Sebelum Kustono dan Lasodo 1 Peneliti
pajak. (2015).
Laba Bersih Setelah Christina (2012), R. A, 7 Peneliti
Pajak. Putra dan Rahmati
(2013), Bestivani (2013),
Fiscal dan Stevany
(2015), Hastuti (2017),
Worokinsih (2018), dan
Oktaviasari, dkk (2018).
Total 20 Peneliti

Hasil dari pemetaan diatas dapat disimpulkan bahwa secara umum objek
perataan laba ialah indeks perataan yang diukur menggunakan indeks eckel dan
sebagian menggunakan indeks kustono untuk menentukan perusahaan termasuk
dalam kategori perata atau bukan perata, sedangkan laporan keuangan bisa
menjadi sasaran utama dengan melihat laporan laba/rugi untuk mendapatkan
informasi laba yang sejalan dengan Belakoui (2007) dalam Ekawati (2018) objek
perataan laba seharusnya didasari pada indikasi keuangan yaitu laba. Indikator
tersebut meliputi (1) laba bersih, sebelum atau sesudah pajak, (2) laba per saham,
sebelum keuntungan dan kerugian disesuaikan untuk pemecahan saham dan
deviden.

4.2.2 Variabel Perataan Laba


a. Sektor Manufaktur
Tabel 4.3 Variabel Sektor Manufaktur
55

Tidak
variabel Berpengaruh Netral Total
Berpengaruh
Profitabilitas :
ROA 5 7 12
ROE
ROI 2 2
NPM 3 3 1 7
OPM 1 1
Leverage :
Debt 1 1
DER 2 2
DAR
TDTA 1 1
Financial Leverage 8 9 1 18
Operating Leverage 2 2 4
Devidend Payout Ratio 1 7 8
Cash Flow 1 1
Cash Holding 3 3
Capital Turnover 1 1
Penjualan 2 2 4
Peringkat Obligasi 1 1
Reaksi Pasar 1 2 3
Saham 3 1 4
Keinformatifan Laba 1 1
Ukuran Perusahaan 13 8 1 22
Perumbuhan
2 2 4
Perusahaan
Nilai Perusahaan 4 4
Status Perusahaan 1 1
Tipe Industri 1 1
Kompensasi Bonus 1 1
Good Corporate
7 8 1 16
Governance
Corporate Social
1 1
Responsibility
Total 124

b. Sektor Keuangan
Tabel 4.4 Variabel Sektor Keuangan (Perbankan)
56

Tidak
variabel Berpengaruh Netral Total
Berpengaruh
Profitabilitas :
ROA 2 1 3
ROE
ROI
NPM 1 1
NIM 1 1
Leverage :
Debt
DER 1 1 2
DAR
TDTA
Financial Leverage 1 2 3
Operating Leverage 1 1
Devidend Payout Ratio
Saham 1 2 3
Agency Cost 1 1
Non Performing Loan 1
Non Performing
1 1 2
Financial
Financing to Deposito
1 1 1
Ratio
Posisi Devisa Neto 1 1
Liquid Deposito Ratio 1 1
Capital Adequency
1 1 2
Ratio
Ukuran Perusahaan 2 1 1 4
Umur Perusahaan 1 1
Tpe Industri 1 1
Good Corporate
2 2
Governance
Total 30

c. Sektor Real Estate dan Properti


Tabel 4.5 Variabel Real Estate dan Properti

Tidak
variabel Berpengaruh Netral Total
Berpengaruh
Profitabilitas :
57

ROA 1 1
ROE
ROI 1 1 2
NPM 1 1 2
NIM
Leverage :
Debt
DER
DAR
TDTA
Financial Leverage 1 3 1 5
Operating Leverage 1 1
Devidend Payout Ratio 1 1
Suku Bunga BI 1 1
Reaksi Pasaar 1 1
Manajemen Laba Riel 1 1
Cash Holding 1 1
Kompensasi Bonus 1 1 2
Ukuran Perusahaan 1 2 3
Kelompok Usaha 1 1
Reputasi Auditor 1 1 2
Kepemilikan
1 1
Manajerial
Total 25

d. Sektor Jasa
Tabel 4.6 Variabel Sektor Jasa

Tidak
variabel Berpengaruh Netral Total
Berpengaruh
Profitabilitas :
ROA 2 1 3
ROE 1 1
ROI
NPM 1 1
NIM
Leverage :
Debt
DER 1 1
DAR 1 1
TDTA
58

Financial Leverage
Operating Leverage
Devidend Payout Ratio 1 1
Saham 1 1
Pajak Penghasilan 1 1
Ukuran Perusahaan 1 1
Dewan Komisaris 1 1
Total 12

Hasil dari pemetaan diatas dapat disimpulkan bahwa variabel dalam perataan
laba secara umum yang diperikirakan sangat berpengaruh ialah profitabilitas,
leverage, financial leverage, operating leverage, devidend payout ratio, struktur
kepemilikan, good corporate governance (GCG), ukuran perusahaan, dan
pertumbuhan perusahaan yang sejalan dengan penelitian Kustono (2009) bahwa
pertumbuhan perusahaan yang dapat mempengaruhi perataan laba. Suryandari
(2012) hasil penelitian yang diperoleh ialah ukuran perusahan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap perataan laba. Kusumaningrostati dan Mutasowifin (2014)
menjelaskann bahwa profitabilitas yang diukur dengan ROA dan NIM dapat
berpengaruh signifikan terhadap perataan laba di Indonesia, sedangkan leverage
yang diproyeksikan oleh DER tidak berpengaruh terhadap perataan laba.
Akan tetapi penelitian Maharani, Bunga (2015) berbeda dengan penelitian
yang lain karena hasil penelitian yang di analisis menggunakan regresi linier
berganda baik secara parsial maupun simultan dengan variabel besaran
perusahaan, profitabilitas yang diukur dengan NPM, dan leverage tidak
berpengaruh terhadap perataan laba di Indonesia. Maka, penelitian selanjutnya
disarankan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan metode analisis statistik
yang lain. Sedangkan Maimanah (2018) menjelaskan bahwa financial leverage
berpengaruh terhadap perataan laba, sedakangkan operating leverage tidak
berpengaruh terhadap perataann laba, melainkan berpengaruh terhadap
pengembalian saham.

4.2.3 Pengaruh Perataan Laba


a. Saham Yang Beredar
59

Penelitian dengan menggunakan kategori saham yang beredar ialah Kustono


(2009) melakukan penelitian dengan melihat saham yang beredar untuk
menentukan sebarapa besar pengaruh terhadap praktik perataan laba yang
nantinya akan menarik para investor untuk berinvestasi dengan alasan ingin
mensejahterakan pemegang saham. Sedari (2009) melakukan penelitian untuk
melihat pengaruh saham yang beredar terhadap praktik perataan laba dengan
variabel ukuran perusahaan, kelompok usaha, ROI, dan NPM. Hasil yang
diperoleh membuktikan bahwa perusahaan di Indonesia yang terdaftar di BEI
melakukan praktik perataan laba, dengan pengujian hipotesis bahwa ROI dan
NPM berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Widarti (2009) Saham yang
beredar dalam hasil analisis tidak dapat membuktikan terhadap perataan laba.
Arfan dan Wahyuni (2010) dalam penelitiannya saham yang beredar dapat
mencerminkan adanya tindakan perataan laba.
Shaeni, dkk (2017) hasil penelitian dengan melihat saham yang beredar ialah
memiliki pengaruh positif pada praktik perataan laba. Ernawati dan Suwartana
menjelaskan bahwa saham yang beredar tidak mempengaruhi praktik perataan
laba di sektor keuangan yang ada di Indonesia. Intan, dkk (2019) melihat saham
yang beredar untuk memperoleh bukti empiris terkait kinerja keuangan yang
bergubungan dengan pembembalian yang diukur menggunakan ROI (Return On
Invesment) terhadap praktik perataan laba. Alasan peneliti memilih saham yang
beredar karena saham dapat mempengaruhi kinerja perusahaan dengan melihat
tingkat pengembalian dan risiko yang akan di hadapi oleh investor. Penelitian ini
menggunakan variabel kinerja perusahaan, strategi bisnis dan struktur
kepemilikan, dengan hasil yang diperoleh bahwa strategi bisnis dapat
mempengaruhi praktik perataan laba, dan kepemilikan manajerial dapat
memperlemah strategi bisnis terhadap perataan laba. Namun, kinerja keuangan
dan kepemilikan manajerial tidak terbukti mempengaruhi praktik perataan laba.
b. Pajak
Dalam penelitian Ekawati (2018) dilakukan penelitian dengan melihat
pengaruh pajak penghasilan terhadap perataan laba. Objek yang digunakan ialah
laporan keuangan dengan melihat laporan laba rugi khususnya laba perusahaan.
60

Variabel yang digunakan dalam penelitian ialah profitabilitas, daham yang


beredar, dividend payout ratio, pajak penghasilan, dan dewan komisaris. Sampel
penelitian 53 prusahaan jasa dengan menggunakan metode analisis regresi logistic
binar. Hasil dari analasis diperoleh bahwa variable pajak penghasilan tidak
terbukti memiliki pengaruh terhadap praktik peratan laba di Indonesia sektor jasa,
begitu juga profitabilitas, saham yang beredar, dividend payout ratio, dan dewan
komisaris tidak mempengaruhi praktik perataan laba.

4.2.4 Dampak Perataan Laba


a. Reaksi Pasar
Penelitian dengan melihat dampak pada reaksi pasar dilakukan oleh
Restuningdiah (2010) yang menjelaskan perataan laba terhadap reaksi pasar
dipengaruhi GCG dan CSR sebagai variabel moderator. Hasil yang diperoleh
ialah GCG dan CSR bukanlah variabel pemoderator dalam hubungannya praktik
perataan laba dengan reaksi pasar, akan tetapi GCG dan CSR merupakan variabel
independen prediktor tersendiri bagi reaksi pasar. Yunita dan Diyani (2014)
meneliti terkait faktor perataan laba terhadap reaksi pasar dengan hasil perataan
laba, suku bunga, dan pertumbuhan harta berpengaruh terhadap rekasi pasar,
sedangkan pertumbuhan hutang tidak berpengaruh terhadap reaksi pasar.
Istifarda (2015) menjelaskan penelitiannya terkait dampak perataan laba
terhadap reaksi pasar dengan hasil bahwa tindakan perataan laba berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap reaksi pasar. Hal ini menunjukkan bahwa semakin
tinggi perataan laba maka semakin rendah reaksi pasar, dengan demikian investor
telah merespon secara mendetail informasi laba perusahaan. Alwiyah dan Solihin
(2015) menjelaskan bahwa dari hasil analisis regresi, memiliki dampak bahwa
prataan laba tidak berpengaruh terhadap reaksi pasar.

4.2.5 Metode Perataan Laba


a. Metode Indeks Perataan Laba
Tabel 4.7 Metode Penentu Perataan Laba
61

Jumlah
Metode
Peneliti
Indeks Eckel 33
Indeks Kustono 4
Total 37

a) Indeks Eckel
Indeks eckel banyak digunakan oleh beberapa peneliti dalam menentukan
perusahaan masuk kedalam kategori perata atau bukan perataan laba. penelitian
yang menggunakan indeks eckel salah satunya ialah Widaryanti (2009) hasil
perhitungnnya menunjukkan bahwa perataan laba dipraktikkan oleh perusahaan
manufaktur yang listing di BEI periode 2002-2006 sebanyak 10 perusahaan dari
49 sampel. Christina (2012) menggunakan sampel perusahaan manufaktur
sebanyak 60 sampel yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010, hasil perhitungan
menggunakan indeks eckel dengan sampel 60 perusahaan 37 diantaranya
termasuk dalam kategori perataan laba.

b) Indeks Kustono
Indeks kustono merupakan indeks yang dihasilkan dari mereview indeks eckel
(1981). Istifarda (2015) menjelaskan bahwa perhitungan dengan menggunakan
indeks kustono dari 56 sampel perusahaan manufaktur periode 2008-2010
terdapat 15 perusahaan yang termasuk kategori perataan laba. Kustono dan
Lasodo (2015) menjelaskan bahwa hasil yang diperoleh dengan mengunakan
indeks kustono dan menbandingkan dengan indeks eckel terdapat 35 perusahaan
perbankan umum syariah yang melakukan perataan laba dari 144 dengan melihat
laporan keuangan bulanan dari Januari 2010 hingga Desember 2011.
b. Metode Analisis Data Statistik
a) Regresi Logistik
Regresi logistik adalah salah astu alat analisis data yang digunakan penelitian
dalam metode kuantitatif yang bersifat statistik. Regresi logistik dalam penelitian
digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel
62

dependen yang dianggap memberikan hasil maksimal. Peneliti yang


menggunakan regresi logistik dari hasil analisis penulis sebanyak 37 penelitian,
Sendari (2009) menggunakan regresi logistik karena model tersebut dianggap
tepat untuk memberikan hasil terhadap variabel dependen yang bersifat dummy
dengan berskala nominal, sedangkan variabel independennya berskala nominal,
rasio, atau interval. Dengan hasil yang diperoleh secara simultan ROI, NPM,
financial leverage, kelompok usaha, dan ukuran perusahaan berpengaruh terhadap
perataan laba.
Ulfah (2017) menjelaskan bahwa penelitiannya menggunakan regresi logistik
karena variabel dependen dalam penelitiannya bersifat dummy. Sampel dalam
penelitian ini perusahaan perbankan yang memang terbukti banyak melakukan
perataan laba setelah dilakukan pengujian dengan indeks eckel, kemudian diuji
menggunakan regresi logstik yang hasilnya ROA, NPM, dan GCG berpengaruh
terhadap praktik perataan laba di sektor perbankan umum syariah di Indonesia.
Riyadi (2018) menjelaskan penelitiannya menggunakan regresi logistik dengan
sampel 84 perusahaan manufaktur yang terbukti melakukan perataan laba setelah
diukur menggunakan indeks eckel dan hasil penelitian diperoleh cash holding,
profitabilitas, dan nilai perusahaan berpengaruh terhadap praktik perataan laba di
Indonesia.
b) Regresi Linier Berganda
Regresi linier berganda adalah salah astu alat analisis data yang digunakan
penelitian dalam metode kuantitatif yang bersifat statistik. Peneliti yang
menggunakan regresi linier berganda dari hasil penulis sebanyak 11 penelitian,
ialah Maharani, Bunga (2015) dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa
besaran perusahaan, financial leverage, dan NPM secara simultan tidak
berpengaruh terhadap perataan laba, maka faktor model regresi dalam penelitian
tidak dapat digunakan untuk memprediksi adanya praktik perataan laba di
Indonesia sektor manufaktur. Akan tetapi berbeda dengan hasil penelitian
Oktaviasari, dkk (2018) yang menjelaskan bahwa profitabilitas, ukuran
perusahaan, dan leverage mampu memberikan pengaruh untuk melakukan
tindakan perataan laba di sektor manufaktur.
63

c) Regresi Linier Sederhana


Regresi linier sederhana adalah salah astu alat analisis data yang digunakan
penelitian dalam metode kuantitatif yang bersifat statistik. Penelitian yang
menggunakan linier sederhana ialah Alwiyah dan Solihin (2015) dengan hasil
bahwa perataan laba tidak berpengaruh signifikan terhadap reaksi pasar.
Sedangkan hasil yang diperoleh Istifarda (2015) berbeda dimana perataan laba
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap reaksi pasar.
d) MRA (Moderate Regression Analysis)
Penelitian Restuningdiah (2010) menggunakan MRA dikarena menguji
perataan laba terhadap reaksi passar dengan mekanisme GCG dan CSR disclosure
seabagai variabel pemoderator. Hasil penelitian diperoleh bahwa GCG dan CSR
bukan variabel pemoderator dalam praktik perataan laba terhadap reaksi pasar.
Juniarta dan Sujana (2015) melakukan penelitian terkait variabel yang
mempengaruhi perataan laba dengan menggunakan GCG sebagai variabel
pemoderator. Hasil yang diperoleh dengan menggunakan analisis MRA ialah
GCG yang diproyeksikan dengan komisaris independen dan komite audit tidak
mampu memoderasi financial leverage pada praktik perataan laba.
Puspitasari dan Putra (2018) menjelaskan penelitiannya menggunakan MRA
karena untuk mengetahui kemampuan struktur kepemilikan dalam memoderasi
profitabilitas. Hasil penelitian ialah kepemilikan manajerial untuk memoderasi
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap perataan laba, sedangkann kepemilikan
institusional mampu memoderasi profitabilitas terhadap perataan laba.
e) PLS (Partial Least Square)
PLS digunakan dalam enelitian untuk menjelaskan hubungan antar konstruk,
dan keterkaitan teori yang digunakan. Teguh dan Hanate (2017) menjelaskan dari
hasil penelitiaannya ialah GCG secara langsung tidak berpengaruh signifikan
terhadap perataan laba, akan tetapi secara tidak langsung GCG berpengaruh
terhadap perataan laba melalui variabel mediasi intellectual capital disclosure.
Maimanah (2018) menjelaskan bahwa operating leverage berpengaruh terhadap
pengembalian saham, financial leverage berpengaruh terhadap perataan laba.
Sedangkan, operating leverage tidak pengaruh terhadap perataan laba, dan
64

financial leverage tidak berpengaruh terhadap pengembalian saham. Akan tetapi,


operating leverage dan financial leverage tidak berpengaruh terhadap
pengembalian saham melalui perataan laba.
f) SEM (Sturctural Equaton Modeling)
Suhaeni, dkk (2017) hasil dari penelitiannya menjelaskan bahwa EPS
berpengaruh positif signifikan terhadap perataan laba, kepemilikan institusional,
dan kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap perataan laba. PBV yang
dimoderasi oleh kepemilikan institusional berpngeranguh signifikan serta terbukti
sebagai full moderasi, ukuran dimoderasi oleh kepemilikan institusional
berpengaruh signifikan serta terbukti sebagai pure moderasi, dan EPS dimoderasi
oleh kepemilikan manajerial terbukti signifikan sebagai quasi moderasi.
g) Path Analysis
Asfufi (2018) penelitiannya menggunakan path analysis untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan oleh peneliti. Hasil yang diperoleh ialah kualitas
audit berpengaruh positif terhadap perataan laba dan kualitas laba. Maimanah
(2018) dari hasil penelitian menunjukkan bahwa operating leverage dan financial
leverage tidak berpengaruh terhadap pengembalian saham melalui perataan laba.
h) Discretionary Accrual
Pratiwi dan Mahasanti (2013) melakukan penelitian untuk menganalisis
fenomena yang mempengaruhi praktik perataan laba. dengan metode diskresionar
akrual. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa prataan laba di Indonesia cenderung
kacau, hal ini menunjukkan investor di Indonesia selektif dalam membuat
keputusan investasi.
i) Model Analisis Isi & Deskriptif Analisis
Ibrahim (2010) melakukan penelitian menggunakan metode analisis isi dan
deskriptif untuk mendapatkan jawaban terkait implikasi praktik perataan laba pada
laporan keuangan perusahaan serta melihat kepatuhan dalam sistem ekonomi
islam. Hasil yang diperoleh dari penelitian ialah ada yang berpendapat wajar dan
yang menganggap tidak etis. Kemudian praktik perataan laba memiliki pengaruh
yang cukup besar terhadap laporan keuangan karena mempengaruhi laba yang
65

dihasilkan perusahaan. Dampak dari adanya praktik ini untuk mengelabui investor
terhadap kondisi keuangan perusahaan.
j) Model Laba Ekspektasian & Model Variabilitas
Kustono (2010) melakukan penelitian untuk mereview studi terdahulu
mengenai alat pemgukuran perataan penghasilan dengan model laba ekspektasian
dan model variabilitas untuk mendeteksi dan mengidentifikasi perilaku perataan
penghasilan. Hasil yang diperoleh ialah menjelaskan terkait model laba
ekspektasian dan model variabilitas msail memiliki berbagai kelemahan, serta
hasil analisanya dipergunakan untuk mengembangkan model pengukuran baru
yang disebut korelasi akrual akuntansi (AA).
Hasil dari pemetaan diatas dapat disimpulkan bahwa metode perataan laba
dalam menentukan perusahaan termasuk kategori perata atau non perata secara
umum menggunakan indeks eckel. Indeks eckel banyak digunakan karena
menguji pendapatan yang dihasilkan dibandingkan dengan penjualan, ini sejalan
dengan Imhoff (1977) yang diikuti oleh Eckel (1981:30-31) mengembangkan
metodologi penelitian berdasarkan pengujian variabilitas pendapatan terhadap
variabilitas penjualan. Mereka berasumsi bahwa tingkat pendapatan tergantung
pada tingkat penjualan. Gagasan dasarnya adalah bahwa perubahan dalam
penjualan dengan margin harus menciptakan efek yang relatif lebih besar terhadap
laba. Oleh karena itu, jika varian laba kurang dari varian penjualan, dapat
disimpulkan bahwa manfaatnya telah diratakan. Analisis data yang sering
digunakan dalam penelitian diatas regresi logistik dan regresi linier berganda
untuk menguji variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
Dalam penelitian Maharani, Bunga (2015) regresi linier berganda tidak dapat
digunakan untuk memprediksi adanya praktik perataan laba, karena hasil yang
diperoleh secara parsial maupun simultan dengan variabel besaran perusahaan,
financial leverage, profitabilitas yang diukur dengan NPM tidak berpengaruh
terhadap perataan laba. Ulfah (2017) motode dalam penelitian menggunakan
indeks eckel untuk menguji variabel perataan laba termasuk kategori perata atau
bukan perata dengan menghitung koefisien laba dan koefisien penjualan
digunakan data periode 2011-2016 sektor perbankan umum syariah di Indonesia.
66

Analisis data yang digunakan oleh peneliti ialah regresi logistik karena variabel
dependen dalam penelitian adalah variabel dummy. Regresi logistik adalah model
regresi yang digunakan untuk menganalisis variabel dependen dengan ukuran
biner atau dikotomi dengan kemungkinan antara 0 dan 1.

4.2.6 Sektor Perusahaan Perataan Laba


a. Sektor Manufaktur
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh terdapat 56 perusahaan yang
melakukan praktik perataan laba. Sektor manufaktur banyak dipilih oleh peneliti
untuk dijadikan bahan penelitian karena sektor ini mudah untuk diperoleh datanya
yang palin banyak terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Alwiyah dan Solihin
(2015) menjelaskan bahwa sektor manufaktur mendominasi perusahaan yang
terdaftar di BEI. Oktaviasari, dkk (2018) alasan memilih sektor ini dikarena
penelitian terdahulu banyak menggunakan sektor manufaktur serta hasil penelitian
yang diperoleh terdapat perbedaan pendapat.
67

b. Sektor Keuangan
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh terdapat 13 perusahaan yang
melakukan praktik perataan laba. Kusumaningristati dan Mutasowifin (2014)
memilih sektor keuangan dalam perusahaan perbankan yang terdaftar di (Bursa
Efek Indonesia) BEI untuk mengidentifikasi sejauh mana perbankan melakukan
praktik perataan laba, karena dalam dunia perbankan depresiasi rupiah dan
tekanan likuiditas akan memicu persaingan ketat dalam memperoleh pendanaan
yang berdampak terhadap manajemen untuk melakukan praktik perataan laba.
c. Sektor Real Estate dan Properti
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh terdapat 7 perusahaan yang
melakukan praktik perataan laba. Wijaya (2009) mengangkat sektor real estate
dan properti dengan alasan sektor ini masih memiliki potensi yang besar dalam
menarik perhatian investor untuk menanamkan modal dan memperoleh
keuntungan, Serta untuk melihat perbedaan indeks yang terdapat pada real estate
dan properti yang bereputasi baik dengan yang berupatsi buruk di (Bursa Efek
Indonesia) BEI.
d. Sektor Jasa
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh terdapat 4 perusahaan yang
melakukan praktik perataan laba. Ekawati (2018) menjelaskan dalam
penelitiaanya memilih sektor perusahaan jasa karena sektor ini sering diminati
oleh banyak investor dalam berinvestasi di (Bursa Efek Indonesia) BEI.
Hasil dari pemetaan diatas dapat disimpulkan bahwa sektor perusahaan yang
dominan digunakan oleh peneliti ialah perusahaan manufaktur. Karena perusahaan
manufaktur merupakan industri pengolahan yang mengelola bahan baku menjadi
barang jadi maupun setengah jadi, serta sektor tersebut dalam proses pekerjaannya
menggunakan peralatan, mesin, dan rancangan tenaga kerja. Perusahaan
manufaktur ialah sektor yang cukup stabil dan menjadi penopang perekonomian
di suatu negara, selain itu perusahaan manufaktur membutuhkan sumber dana
jangka panjang dalam kegiatan operasi dengan cara investasi saham dari para
investor. Pendapat ini sejalan dengan penelitian Alwiyah dan Solihin (2015) yang
mengatakan bahwa perusahaan manufaktur secara umum banyak terdaftar di BEI.
68

Akan tetapi, sektor lain seperti jasa, keuangan, real estate dan properti dianggap
sering melakukan praktik perataan laba dalam mempengaruhi minat investor
untuk berinvestasi dan mendapatkan pinajaman yang sejalan dengan penelitian
Ekawati (2018) bahwa perusahaan jasa sering diminati oleh investor untuk
berinvestasi.
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terkait praktik perataan laba di
Indonesia tahun 2009-2019 yang telah dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1. Hasil analisis berdasarkan faktor yang mempengaruhi praktik perataan
laba dan dampak praktik perataan laba yang diperoleh bahwa praktik
perataan laba sering dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) ialah sektor manufaktur, keuangan (perbankan), jasa,
real estate dan properti. Dari keempat sektor tersebut bila dilihat dari hasil
analisis dan diurutkan berdasarkan penelitian paling banyak melakukan
perataan laba yaitu (1) sektor manufaktur, (2) sektor keuangan
(perbankan), (3) sektor real estate dan properti, serta (4) sektor jasa. Selain
itu, praktik perataan laba yang terjadi di Indonesia lebih banyak
disebabakan oleh faktor-faktor kunci yang dapat diamati dan dipengaruhi
melalui tindakan manajemen daripada dampak yang ditimbulkan oleh
adanya praktik perataan laba.
2. Praktik prataan laba apabila dilihat dari objek perataan laba ialah
digunakan sebagai untuk menentukan perusahaan melakukan praktik
perataan laba atau bukan perata. Dalam praktik perataan laba, objek yang
sering digunakan ialah penentuan perataan laba dengan menggunakan
indeks eckel, di mana indeks tersebut membandingkan penjualan dengan
pendapatan yang diterima. Seiring berjalannya waktu terdapat indeks
kustono yang dihasilkan dari review indeks eckel yang sering juga
digunakan untuk menentukan perusahaan termasuk dalam kategori
perataan laba atau bukan perata. Selain itu, terdapat pula objek perataan
laba ialah laporan keuangan dengan melihat laporan laba/rugi khususnya
pada laba bersih perusahaan setelah pajak, laba kotor, dan laba operasi.

69
70

3. Dalam praktik perataan laba variabel yang digunakan sering digunakan


dalam melakukan pengukuran dan berpengaruh pada sektor manufaktur,
keuangan (perbankan), real estate dan properti, serta jasa ialah
profitabilitas, leverage terdiri dari financial leverage dan operating
leverage, devidend payout ratio, ukuran perusahaan, pertumbuhan
perusahaan, dan good corporate governance (GCG) dengan melihat
struktur kepemilikan, reputasi auditor, serta dewan komisaris.
4. Pengaruh perataan laba dapat dilihat pada saham yang beredar dan pajak.
Saham yang beredar dapat mencerminkan praktik perataan laba yang
nantinya dapat mempengaruhi minat investor dan kreditor. Pajak yang
digunakan untuk melihat pengaruh perataan laba ialah pajak penghasilan
yang tidak terbukti memiliki pengaruh pada praktik perataan laba di
Indonesia. Dampak dari adanya praktik perataan laba berhubungan dengan
reaksi pasar, karena reaksi pasar dapat diperlemah dengan adanya praktik
perataan laba. Semakin tinggi praktik perataan laba maka dampak yang
ditimbukan ialah reaksi pasar semakin rendah, hal ini membuktikan bahwa
investor telah mengetahui informasi laba yang sesungguhnya.
5. Dalam praktik perataan laba terdapat beberapa metode seperti metode
untuk menentukan kategori perata atau bukan perata dan metode analisis
data untuk mengukur sejauh mana variabel-variabel kunci mempengaruhi
praktik perataan laba. Metode perataan laba untuk menentukan perusahaan
termasuk kedalam kategori perataan laba atau bukan perata menggunakan
indeks eckel dan indeks kustono, sedangkan metode analisis data statistik
yang banyak digunakan serta dapat memberikan hasil maksimal adalah
analisis regresi logistik, regresi linier berganda, dan regresi linier
sederhana.
6. Sektor perusahaan perataan laba paling banyak terjadi disektor
manufaktur, karena sektor manufaktur merupakan sektor dengan
menggunakan teknik rekayasa, tenaga kerja, mesin bahkan peralatan untuk
memicu timbulnya praktik perataan laba yang memiliki celah dalam
melakukan manipulasi dengan memanfaatkan unsur yang dianggap
71

berpengaruh, seperti unsur biaya. Selain itu, sektor manufaktur merupakan


sektor terbesar yang paling banyak tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI)
serta sebagai penopang perekonomian suatu negara. Akan tetapi sektor
keuangan (perbankan), real estate dan properti, serta jasa juga digunakan
karena sektor tersebut juga diminati investor dalam berinvestasi serta
mendapatan pinjaman dari pihak kreditor.

5.2 Keterbatasan
Dalam proses penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin
dapat diperbaiki diantaranya ialah :
1. Penelitian ini meneliti semua sektor inti perusahaan tanpa ada kriteria
tertentu atas sektor perusahaan sebagai sampel penelitian sehingga semua
sektor perusahaan menjadi sampel penelitian. Akan tetapi, sektor yang
terdapat didalam sub manufaktur, keuangan, real estate dan properti serta
jasa tidak dibahas oleh peneliti.
2. Penelitian ini lebih banyak menggunakan jurnal kuantitatif daripada jurnal
kualitatif. Dampak yang diperoleh apabila lebih banyak menggunakan
jurnal kuantitatif ialah tidak seimbang dalam mengetahui hasil praktik
perataan laba disuatu sektor perusahaan.

5.3 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini,
maka peneliti mengajukan saran yang dapat digunakan untuk mempertimbangkan
dalam penelitian selanjutnya, ialah :
1. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melakukan penelitian dengan
memberikan kriteria atas sektor perusahaan sebagai sampel dalam
penelitian serta menambahkan sub sektor yang terdapat didalam kategori
sektor inti.
2. Bagi penelitian selanjutnya, dalam proses memperoleh data penelitian agar
seimbang menambahkan jurnal kualitatif dan kuantitatif untuk
mendapatkan hasil yang lebih seimbang.
72
Daftar Pustaka
Agustuningsih, Sri Wahyu. 2009. Pengaruh Income Smoothing Terhadap
Keinformatifan Laba. Tesis. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Alwiyah. & Solihin, Charis. 2015. Pengaruh Income Smoothing Terhadap
Earning Response Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di BEI. Jurnal
Bisnis & Akuntansi Vol. 5 No. 2. Universitas Wiraja Sumenep.
Anggriani, Mulia Fitr., Mardani, Ronny Malavia., & Salim, M. Agus. 2017.
Pengaruh Profitabilitas, Risiko Keuangan Nilai Perusahaan, dan Struktur
Kepemilikan Terhadap Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2014-2016. Jurnal Riset Manajemen. Universitas Islam Malang.
Arfan, Muhammad. & Wahyuni, Desry. 2010. Pengaruh Firm Size, Winner/Loser
Stock, Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Perataan Laba (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal
Telaah & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1. Universitas Syiah Kuala.
Asfufi, Nanang. 2018. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kualitas Audit, Adopsi
IFRS Terhadap Kualitas Laba Dengan Variabel Intervening Income
Smoothing Pada Perusahaan Perbankan Umum Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Tesis. Universitas Jember.
Bestivano, Wildham. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan,
Profitabilitas, dan Leverage Terhadap Perataan Laba Pada Perusahaan
Yang Terdaftar Di BEI (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan di BEI).
Skripsi. Universitas Negeri Padang.
Burhanuddin. 2018. Pengaruh Profitabilitas, Debt To Equity Ratio, Kepemilikan
Institusional, Dan Firm Size Terhadap Perataan Laba (Studi Pada
Perusahaann Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2014-2016). Skripsi. Universitas Lampung.
Cahyaningsih, Ria Monix Tri., Arifati, Rina., & Oemar, Abrar. 2016. Pengaruh
Struktur Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, Devidend Payout Ratio,
Free Cash Flow, Struktur Aset, dan Leverage Operasi Terhadap Praktik

73
74

Perataan Laba (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang


Konsumsi Yang Terdaftar Di BEI Tahun 2009-2013. Jurnal. Universitas
Pandanaran Semarang.
Christiana, Lusi. 2012. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan
Laba Pada Perusahaan Manufaktur Di BEI. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Akuntansi Vol. 01 No. 04. Unika Widya Mandala, Surabaya.
Dewantari, Ni Putu Santi. & Badera, I Dewa Nyoman. 2015. Good Corporate
Governance, Ukuran Perusahaan, dan Financial Leverage Sebagai Prediktor
Perataan Laba. Jurnal Akuntansi Vol. 10 No. 2. Universitas Udayana Bali.
Dewi, Made Anggi Adeliana. & Suryanawa, I Ketut. 2019. Pengaruh Leverage,
Bonus Plan, Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas pada Praktik Perataan
Laba. Jurnal Vol. 26 No. 1. Universitas Udayana Bali.
Dewi, Made Yustiara. & Sujana, I Ketut. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan
dan Profitabilitas Pada Praktik Perataan Laba Dengan Jenis Industri
Sebagai Variabel Pemoderasi Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Akuntansi
Vol. 8 No. 2. Universitas Udayana Bali.
Dewi, Ratih Kartika. & Zulaikha. 2011. Analisa Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Pada
Perusahaan Manufaktur dan Keuangan Yang Terdaftar Di BEI (2006-2009).
Jurnal. Universitas Diponegoro Semarang.
Eckel, Norm. 1981. The Income Smoothing Hypothesis Revisited. ABACUS Vol.
17 No. 1. Bowling Green State University, Ohio.
Ekawati, Dessy. 2018. Pengaruh Profitabilitas, Winner/Loser Stock, Devidend
Payout, Pajak Penghasilan, Ukuran Dewan Komisaris Terhadap Praktik
Perataan Laba. Skripsi. Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
Ernawati, Luh Komang Yurika. & Suartana, I Wayan. 2018. Pengaruh Asimetris
Informasi, Agency Cost, dan Kepemilikan Institusional Pada Income
Smoothing. Jurnal Akuntansi Vol. 24 No. 1. Universitas Udayana Bali.
Fiscal, Yunus. & Steviany, Agatha. 2015. The Effect Of Size Company,
Profitability, Financial Leverage, and Dividend Payout Ratio On Income
Smoothing In The Manufacturing Companies Listed In Indonesia Stock
75

Exchange Period 2010-2013. Jurnal Akuntansi & Keuangan Vol. 6 No. 2.


Universitas Bandar Lampung.
Godfrey, Jayne., Hodgson, Allan., Tarca, Ann., Hamilton, Jane., & Holmes, Scott.
2010. Accounting Theory. Edisi 7. Singapore : Wiley.
Hanafi, Rustam. & Hastuti, Tri. 2012. Analisis Faktor-Faktor Determinasi Income
Smoothing : Studi Pada Perusahaan Asing dan Non Asing. Jurnal Akuntansi
Indonesia Vol. 1 No. 1. UNISSULA.
Handayani, Sri. & Gunawa, Johan. 2011. Deteksi Atas Praktik Income Smoothing
Serta Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Pada Industri Barang
Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Forum Ilmiah Vol.
8 No. 2. Universita Esa Unggul Jakarta.
Handayani, Sutri. 2016. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Perataan Laba (Studi Pada Industri Sektor Pertambangan dan Perusahaan
Industri Farmasi Yang Terdaftar DI BEI). Jurnal ISSN Penelitian Ekonomi
dan Akuntansi Vol. 1 No. 3. Universitas Islam Lamongan.
Harjito, Agus. & Martono, S. U. 2011. Manajemen Keuangan. Edisi Dua.
Yogyakarta : Ekonisia.
Hery. 2015. Analisis Kinerja Manajemen. Jakarta : Grasindo.
https://books.google.co.id/books?
id=glFJDwAAQBAJ&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false
[Diakses pada 25 September 2019].
Hastuti, Rini Tri. 2017. Faktor Yang Mempengaruhi Income Smoothing Pada
Perusahaan Manufaktur Di BEI Tahun 2013-2015. Jurnal Ekonomi Vol. 22
No. 03. Universitas Terumanegara Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). 2007. Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Per 1
September 2007. Jakarta : Salemba Empat.
Idris, Ika Puspita. 2014. Perbandingan Income Smoothing Sebelum dan Sesudah
Konvergensi International Financial Reporting Standards. Skripsi.
Universitas Hasanuddin Makasar.
Indriantoro, Nur & Supomo, Bambang. 2014. Metodologi Penelitian Bisnis.
Yogyakarta “ BPFE.
76

Josep, Wilton Hendro., AR, Moch Dzulkirom., & Azizah, Devi Farah. 2016.
Pengaruh Ukuran Perusahaan, ROA, dan NPM Terhadap Perataan Laba
(Income Smoothing) (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
BEI 2012-2014). Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 33 No. 02, April.
Universitas Brawijaya.
Kusuma, Indra Wijaya. 2004. Penggunaan Akrual Untuk Perataan Laba. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi Vol. 6 No. 1, April 75-89. Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Kusumaningrostati, Alvinda & Mutasowifin, Ali. 2014. Analisis Pengaruh
Faktor-Faktor Terhadap Income Smoothing Dengan Gender Sebagai
Variabel Moderator Pada Emiten Perbankan. Jurnal Manajemen dan
Organisassi. IPB.
Kustono, Alwan Sri. 2009. Pengaruh Ukuran, Devidend Payout Ratio, Dan
Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Praktik Perataan Laba Pada
Perusahaan Manufaktur Studi Empiris Bursa Efek Jakarta 2002-2006. Jurnal
Ekonomi Bisnis No. 3.
Kustono, Alwan Sri. 2010. Kontruksi Pengukuran Perataan Penghasilan. Jurnal.
Universitas Jember.
Kustono, Alwan Sri . 2011. The Theoretical Construction Of Income Smoothing
Measurement. Jurnal. Universitas Jember.
Kustono, Alwan Sri. & Lasodo, Jehan Masagung. 2015. Pengaruh Risiko
Terhadap Kecenderungan Praktik Perataan Penghasilan Pada Bank Umum
Syariah. Jurnal. Universitas Jember.
Kustono, Alwan Sri. & Sari, Evelin Dwi Kusuma. 2012. Pengaruh Profitabilitas
dan Financial Leverage Terhadap Praktik Perataan Penghasilan pada Bank-
Bank Di Indonesia. Jurnal ISSN Vol. 2 No. 2. Universitas Jember.
Maulana, Al Adiyat. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan
Laba di Perbankan. Jurnal Akuntansi & Investasi Vol. 15 No. 2. STIE
Ahmad Dahlan Jakarta.
77

Maharani, Astrid. 2019. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan


Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan Pangan Islami Yang Listed Di
Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal. Universitas Muhammadiyah Jember.
Maharani, Bunga. 2015. Pengaruh Besaran Perusahaan, Financial Leverage,
Dan Net Profit Margin (NPM) Terhadap Praktik Perataan Laba (Income
Smoothing) Pada Perusahaan Industri Dasar Dan Kimia Di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal. Universitas Jember.
Maimahah, Tia. 2018. Pengaruh Leverage Terhadap Income Smoothing dan
Stock Return (Studi Pada Perusahaan Jasa Sektor Perbankan Yang Terdaftar
Di BEI Periode 2010-2015). Jurnal Ilmu Manajemen dan AKkuntansi Vol. 6
No. 02. Universitas Muhammadiyah Malang.
Miles, M. & Humberman, M. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : UI PRESS.
Misral. & Delfi, Adis Putri. 2017. Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan Jasa
Sektor Properti , Real Estate, dan Kontruksi Bangunan Yang Terdaftar Di
BEI. Jurnal Akuntansi & Ekonomika Vol. 7 No. 2. Universitas
Muhammadiyah Riau.
Moleong, J. Lexy. 2017. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi. PT
Bandung : Remaja Rosdakarya.
Murtini, Umi. & O. S. Aditya Denny. 2012. Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
Financial Leverage, Devidend Payout Ratio, dan Kecenderungan Perataan
Laba. Jurnal Vol. 8 No. 2. Universitas Kristen Duta Wacana.
Mulyati, Henny. & Maulana, Al Adiyat. 2015. Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Praktik Perataan Laba Pada Industri Properti Di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Liquidity Vol. 4 No. 2. STIE Ahmad Dahlan, Jakarta.
Nasser, Etty M. & Parulia, Tobia. 2006. Pengaruh Faktor-Faktor Internal
Perusahaan Terhadap Income Smoothing. Jurnal Media Riset Akuntansi,
Auditing, & Informasi. Vol. 6 No. 1. Fakutas Ekonomi Usakti.
Natalie, Nancy. & Astika, Ida Bagus Putra. 2016. Pengaruh Cash Holding, Bonus
Plan, Reputasi Auditor, Profitabilitas, dan Leverage Pada Income
Smoothing. Jurnal Akuntansi Vol. 15 No. 2. Universitas Udayana Bali.
78

Oktaviasari, Tria., Miqdad, Muhammad., & Effendi, Rochman. 2018. Pengaruh


Profitabilitas, Ukuran Perusahaan, dan Leverage Terhadap Perataan Laba
pada Perusahaan Manufaktur di BEI. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi
Vol. 5 No. 1. Universitas Jember.
Prakarsa, Rhomadon Adhitia. & Setiawan. 2018. Pengaruh Profitabilitas,
Leverage, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktik Perataan Laba (Studi
Pada Perusahaan Keuangan Sub Sektor Perbankan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2015-2017). Jurnal. Politeknik Negeri Bandung.
Pramono, Olivya. 2013. Analisis Pengaruh ROA, NPM, DER, dan Size Terhadap
Praktik Perataan Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Vol. 2 No. 2. Universitas Surabaya.
Pratomo, Dudi., Kurnia., & Ikram, Adli Dzil. 2019. The Effect Of Ownership
Structure On Income Smoothing. Jurnal Vol. 3 No. 1. Universitas Telkom.
Pratiwi, Setha Octatiasari. & Mahastanti, Linda Ariany. 2013. Fenomena
Perataan Laba Di Indonesia: Garbling VS Signalling. Jurnal Vol. 6 No. 11.
Universitas Kristen Satya Wacana.
Putri, Herikaningsi Angkasa. 2008. Analisis Pengaruh Faktor Ukuran
Perusahaan, Profitabilitas, Dan Leverage Terhadap Income Smoothing
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di BEI). Skripsi.
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
R. A. Dwi Putra. & Rahmanti, Wiwin. 2013. Return dan Risiko Saham Pada
Perusahaan Perataan Laba dan Bukan Perataan Laba. Jurnal Dinamika
Akuntansi Vol. 05 No. 01. Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Restuningdiah, Nurika. 2010. Perataan Laba Terhadap Reaksi Pasar Dengan
Mekanisme GCG dan CSR Disclosure. Jurnal Manajemen Bisnis Vol. 3 No.
3. Universitas Negeri Malang.
Riawati, Oktafina Dewi. 2017. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Praktik Income Smoothing Pada Perbankan Syari’ah Di Indonesia. Skripsi.
UIN Sunan Kalijaga.
79

Saputri, Dita Prilla. 2019. Financial Leverage, Ukuran Perusahaan, Kepemilikan


Manajerial, Kepemilikan Institusional, dan Profitablitas Terhadap Perataan
Laba pada Perusahaan Manufaktur. Jurnal. Universitas Muhammadiyah
Surakarta.
Sendari, Eni Rita. 2009. Analisis Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap
Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Pada Perusahaan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Skripsi. UIN Sultan Syarif Kasim
Riau, Pekanbaru.
Setyanigtyas, Ina. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perataan
Laba (Income Smoothing). Skripsi. Universitas Diponegoro.
Setyaningtyas, Ina. & Hadiprajitno, Basuki. 2014. Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Perataan Laba (Income Smoothing). Jurnal ISSN Akuntansi
Vol. 03 No. 02. Universitas Diponegoro.
Sholikhah, Rizky Anisatus. & Worokinasuh, Saparila. 2018. Pengaruh Return On
Asset, Return On Equity, dan Net Profit Margin Terhadap Praktik Perataan
Laba (Income Smoothing) (Studi Pada Perusahaan Sektor Jasa Infrastruktur,
Utilitas, dan Transportasi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode
2014-2016). Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 60 No. 1. Universitas Brawijaya,
Malang.
Siagan, Pariang. 2015. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Perataan
Laba Pada Perusahaan Perbankan Terbuka Di Indonesia. Jurnal Bisnis Vol.
6 No. 1. Universitas Binus, Jakarta.
Stolowy, Herve. & Breton, Gaetan. 2000. A Fremework For The Classification Of
Accounts Manipulation. HEC Accounting & Management Control Working
Paper No. 708/2000. https://papers.ssrn.com/sol3/papers.cfm?
abstract_id=263290 [Diakses pada 02 Agustus 2019].
Subramanyam, K. R. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Buku 1 Edisi 11.
Jakarta : Salemba Empat.
Subramanyam, K. R. & Wild, John. J. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Buku 1
Edisi 10. Jakarta : Salemba Empat.
80

Sulistiawan, Dedhy., Januari, Yeni., & Alvia, Liza. 2011. Creative Accounting
Mengungkap Manajemen Laba dan Skandal Akuntansi. Jakarta : Salemba
Empat.
Sulistyanto, H. Sri. 2008. Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris. Jakarta :
Grasindo. https://books.google.co.id/books?
id=j4lzrAw1TGcC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false
[Diakses pada 23 September 2019].
Sumarna. 2017. Income Smoothing Dalam Industri Manufaktur. Jurnal Riset
Ekonomi Bidang Manajemen dan Akuntansi. STIE Galileo.
Supriyanto. Raharjo, Kharis. & Andini, Rita. 2016. Analysis of Factors Affecting
The Aligment of Income Smoothing (Case Study On Automitive Companies
Listed In Indonesia Stock Exchange (IDX) Period 2008-2013. Jurnal
Akuntansi Vol. 2 No. 2. Universitas Pandanaran Semarang.
Suryati. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, dan Return On Asset Terhadap
Income Smoothing Pada Sub Sektor Perusahaan Perdagangan Besar Barang
Produksi Yang Tercatat Di BEI. Jurnal FinAcc Vol. 1 No. 4. STIE Widya
Dharma Pontianak.
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi
Ketiga. Yogyakarta : BPFE.
Teguh, Irene Melina. & Hatane, Saarce Elsye. 2017. Pengaruh Corporate
Governance Terhadap Income Smoothing Dengan Intellectual Capital
Disclosure Sebagai Variabel Mediasi Pada Perusahaan Yang Terdaftar
Dalam BEI. Jurnal Vol. 5 No. 2. Universitas Kristen Petra.
Ulfah, Indar Fauziah. 2017. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dan Good
Corporate Governance Terhadap Income Smoothing Perbankan Syariah Di
Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Periode 2012-2016).
Tesis. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Vidianto, Asep., Widarno, Bambang., & Harimutri, Fajar. 2016. Analisis
Kebijakan Akuntansi Dalam Perataan Laba (Studi Kasus DI Hotel X Solo).
Jurnal. Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi, Vol. 12 No. 3.
81

Wahyuni, Nining Ika. 2015. Pengaruh Perataan Laba Berdasarkan Manipulasi


Aktivitas Riel Terhadap Persistensi Laba (Analisis Terhadap Laporan
Keuangan Interim). Jurnal. Universitas Jember.
Widaryati. 2009. Analisis Perataan Laba dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pada Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Fokus
Ekonomi Vol. 4 No. 2. STIE Pelita Nusantara Semarang.
Wijaya, Mulyawati. 2009. Analisis Praktik Perataan Laba Pada Industri Real
Estate Dan Properti Yang Bereputasi Baik Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal
Akuntansi Kontemporer, Vol. 1 No. 2.
Yanti, Ni Putu Dian Arsita. & Damayanthi, I Gusti Ayu Eka. 2016. Pengaruh
Ukuran Perusahaan, Reputasi Auditor, dan Struktur Kepemilikan Terhadap
Praktik Perataan Laba. Jurnal Akuntansi Vol. 17 No. 2. Universitas Udayana
Bali.
Yunita. & Diyani, Lucia Ari. 2014. Pengaruh Income Smoothing, BI Rate, Asset
Growth dan Liability Growth Terhadap Earning Response. Jurnal ISSN Vol.
1 No. 1.
Yulia, Mona. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Financial
Leverage, dan Nilai Saham Terhadap Perataan Laba (Income Smoothing)
Pada Perusahaan Manufaktur, Keuangan, dan Pertambangan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI). Jurnal. Universitas Negeri Padang.
www.ojk.go.id [Diakses pada 27 Sepember 2019].
www.sahamok.com [Diakses pada 27 September 2019].
LAMPIRAN

Lampiran 1
Tabel 1
Jurnal Perataan Laba (Per Tahun)
No Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian
1 Wijaya 2009 Analisis Praktik Perataan Laba Pada
Industri Real Estate dan Properti Yang
Bereputasi Baik Di Bursa Efek
Indonesia.
2 Kustono 2009 Pengaruh Ukuran, Devidend Payout,
Risiko Spesifik, dan Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Praktik Perataan
Laba Pada Perusahaan Manufaktur
Studi Empiris Bursa Efek Jakarta 2002-
2006.
3 Agustiningsih 2009 Pengaruh Income Smoothing Terhadap
Keinformatifan Laba.
4 Widaryati 2009 Analisis Perataan Laba dan Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Pada
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek
Indonesia.
5 Sendari 2009 Analisis Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh Terhadap Praktik Perataan
Laba (Income Smoothing) Pada
Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia (BEI).
6 Ibrahim 2010 Income Smoothing dan Implikasinya
Terhadap Laporan Keuangan
Perusahaan Dalam Etika Ekonomi
Islam.
7 Arfah dan 2010 Pengaruh Firm Size, Winner/Loser
Wahyuni Stock, Dan Debt To Equity Ratio
Terhadap Perataan Laba (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia).
8 Restuningdiah 2010 Perataan Laba Terhadap Reaksi Pasar
Dengan Mekanisme GCG dan CSR
Disclosure.
9 Kustono 2010 Kontruksi Pengukuran Perataan
Penghasilan.
10 Handayani dan 2011 Deteksi Atas Praktik Income Smoothing
Gunawan Serta Faktor-Faktor Yang

82
83

Mempengaruhinya Pada Industri


Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia.
11 Kustono 2011 Perataan Penghasilan dan Akuntansi
Manajemen.
12 Kustono 2011 The Theoretical Construction Of
Income Smoothing Measurement.
13 Dewi dan 2011 Analisa Faktor-Faktor Yang
Zulaikha Mempengaruhi Praktik Perataan Laba
(Income Smoothing) Pada Perusahaan
Manufaktur dan Keuangan Yang
Terdaftar Di BEI (2006-2009).
14 Kustono dan Sari 2012 Pengaruh Profitabilitas dan Financial
Leverage Terhadap Praktik Perataan
Penghasilan pada Bank-Bank Di
Indonesia.
15 Hanafi dan Hastuti 2012 Analisis Faktor-Faktor Determinasi
Income Smoothing : Studi Pada
Perusahaan Asing dan Non Asing.
16 Suryandari 2012 Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Income Smoothing.
17 Murtini dan Deny 2012 Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,
Financial Leverage, Devidend Payout
Ratio, dan Kecenderungan Perataan
Laba.
18 Christiana 2012 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan
Manufaktur Di BEI.
19 Pratama 2012 Pengaruh Profitabilitas, Resiko
Keuangan, Nilai Perusahaan, Struktur
Kepemilikan, dan Devidend Payout
Ratio Terhadap Perataan Laba.
20 Pratiwi 2013 Pengaruh Profitabilitas, Financial
Leverage, dan Pertumbuhan Perusahaan
Terhadap Tindakan Perataan Laba.
21 Sherlita dan 2013 Analysis of Factors Affecting Income
Kurniawan Smoothing Among Listed Companies in
Indonesia.
22 Sulistyawati 2013 Pengaruh Nilai Perusahaan, Kebijakan
Deviden, dan Reputasi Auditor
Terhadap Perataan Laba.
23 Pratiwi dan 2013 Fenomena Perataan Laba Di Indonesia:
Mahasanti Garbling VS Signalling.
24 Pramono 2013 Analisis Pengaruh ROA, NPM, DER,
dan Size Terhadap Praktik Perataan
Laba (Studi Kasus Pada Perusahaan
84

Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa


Efek Indonesia Periode 2007-2011).
25 R. A, Putra dan 2013 Return dan Risiko Saham Pada
Rahmanti Perusahaan Perataan Laba dan Bukan
Perataan Laba.
26 Bestivano 2013 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur
Perusahaan, Profitabilitas, dan
Leverage Terhadap Perataan Laba Pada
Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI
(Studi Empiris pada Perusahaan
Perbankan di BEI).
27 Yulia 2013 Pengaruh Ukuran Perusahaan,
Profitabilitas, Financial Leverage, dan
Nilai Saham Terhadap Perataan Laba
(Income Smoothing) Pada Perusahaan
Manufaktur, Keuangan, dan
Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia (BEI).
28 Pranasari dan 2014 Perilaku Income Smoothing, dan Faktor-
Dharmadiksa Faktor Yang Mempengaruhinya.
29 Kusumaningristati 2014 Analisis Pengaruh Faktor-Faktor
dan Mutasowifin terhadap Income Smoothing dengan
Gender Sebagai Variabel Moderator
pada Emiten Perbankan.
30 Styaningtyas dan 2014 Analisis Faktor-Faktor Yang
Hadiprajitno Mempengaruhi Perataan Laba (Income
Smoothing).
31 Dewi dan Sujana 2014 Pengaruh Ukuran Perusahaan dan
Profitabilitas Pada Praktik Perataan
Laba Dengan Jenis Industri Sebagai
Variabel Pemoderasi Di Bursa Efek
Indonesia.
32 Styaningtyas, Ina 2014 Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Perataan Laba (Income
Smoothing).
33 Yunita dan Diyani 2014 Pengaruh Income Smoothing, BI Rate,
Asset Growth dan Liability Growth
Terhadap Earning Response.
34 Idris 2014 Perbandingan Income Smoothing
Sebelum dan Sesudah Konvergensi
International Financial Reporting
Standards.
35 Maulana 2014 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Praktik Perataan Laba di Perbankan.
36 Juniarta dan 2015 Pengaruh Financial Leverage Pada
Sujana Income Smoothing Dengan Good
85

Corporate Governance Sebagai


Variabel Pemoderasi.
37 Istifarda 2015 Pengaruh Income Smoothing (Perataan
Laba) Terhadap Earning Response
(Reaksi Pasar) Pada Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia
(BEI).
38 Wahyuni 2015 Pengaruh Perataan Laba Berdasarkan
Manipulasi Aktivitas Riel Terhadap
Persistensi Laba (Analisis Terhadap
Laporan Keuangan Interim).
39 Kustono dan 2015 Pengaruh Risiko Terhadap
Lasodo Kecenderungan Praktik Perataan
Penghasilan Pada Bank Umum Syariah.
40 Maharani 2015 Pengaruh Besaran Perusahaan,
Financial Leverage, Dan Net Profit
Margin (NPM) Terhadap Praktik
Perataan Laba (Income Smoothing)
Pada Perusahaan Industri Dasar Dan
Kimia Di Bursa Efek Indonesia.
41 Alwiyah dan 2015 Pengaruh Income Smoothing Terhadap
Solihin Earning Response Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Listing Di BEI.
42 Dewandari dan 2015 Good Corporate Governance, Ukuran
Sujana Perusahaan, dan Financial Leverage
Sebagai Prediktor Perataan Laba.
43 Mulyati dan 2015 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Maulana Praktik Perataan Laba Pada Industri
Properti Di Bursa Efek Indonesia.
44 Fiscal dan Stevany 2015 The Effect Of Size Company,
Profitability, Financial Leverage, and
Dividend Payout Ratio On Income
Smoothing In The Manufacturing
Companies Listed In Indonesia Stock
Exchange Period 2010-2013.
45 Siagian 2015 Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Perataan Laba Pada
Perusahaan Perbankan Terbuka Di
Indonesia.
46 Josep., A. R 2016 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Return
Dzulkirom., dan On Asset dan Net Profit Margin
Azizah Terhadap Perataan Laba (Income
Smoothing) (Studi pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di BEI
2012-2014).
47 Jariah 2016 Tindakan Perataan Laba Pada
86

Perusahaan Jasa di Indonesia dengan


Ukuran Perusahaan, Rasio
Profitabilitas, dan Leverage Sebagai
Variabel Pembeda.
48 Styaningrum 2016 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Praktik Perataan Laba (Income
Smoothing).
49 Sitorus., Rasinih., 2016 Pengaruh Capital Turnover dan
dan Anggi Leverage Terhadap Income Smoothing
(Perataan Laba) dengan Kualitas Audit
Sebagai Moderating (Studi pada
Perusahaan Manufaktur yang TErdaftar
di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun
2011-2014).
50 Handayani 2016 Analisis Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh Terhadap Perataan Laba
(Studi Pada Industri Sektor
Pertambangan dan Perusahaan Industri
Farmasi Yang Terdaftar DI BEI).
51 Suriyati 2016 Pengaruh Ukuran Perusahaan, dan
Return On Asset Terhadap Income
Smoothing Pada Sub Sektor Perusahaan
Perdagangan Besar Barang Produksi
Yang Tercatat Di BEI.
52 Cahyaningsih, dkk 2016 Pengaruh Struktur Kepemilikan
Manajerial, Profitabilitas, Devidend
Payout Ratio, Free Cash Flow, Struktur
Aset, dan Leverage Operasi Terhadap
Praktik Perataan Laba (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur Sektor Industri
Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di
BEI Tahun 2009-2013.
53 Vidianto, dkk 2016 Analisis Kebijakan Akuntansi Dalam
Perataan Laba (Studi Kasus di Hotel X
Solo).
54 Supriyanto, dkk 2016 Analysis of Factors Affecting The
Aligment of Income Smoothing (Case
Study On Automitive Companies Listed
In Indonesia Stock Exchange (IDX)
Period 2008-2013.
55 Yanti dan 2016 Pengaruh Ukuran Perusahaan, Reputasi
Damayanthi Auditor, dan Struktur Kepemilikan
Terhadap Praktik Perataan Laba.
56 Natalie dan Astika 2016 Pengaruh Cash Holding, Bonus Plan,
Reputasi Auditor, Profitabilitas, dan
Leverage Pada Income Smoothing.
87

57 Antari, dkk 2017 Pengaruh Faktor Keuangan dan Non


Keuangan Terhadap Perataan Laba
(Income Smoothing) Perusahaan
Manufaktur Di Bursa Efek Indonesia
(Studi Empiris pada Perusahaan
Manufaktur yang Terdaftar di Bursa
Efek Indonesia Tahun 2014-2016).
58 Suhaeni, dkk 2017 Analisis Karakteristik Keuangan
Terhadap Income Smoothing Dengan
Struktur Kepemilikan Sebagai
Pemoderasi.
59 Ulfah 2017 Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan
Good Corporate Governance Terhadap
Income Smoothing Perbankan Syariah
Di Indonesia (Studi Kasus pada Bank
Umum Syariah Periode 2012-2016).
60 Teguh dan Hanate 2017 Pengaruh Corporate Governance
Terhadap Income Smoothing Dengan
Intellectual Capital Disclosure Sebagai
Variabel Mediasi Pada Perusahaan
Yang Terdaftar Dalam BEI.
61 Rawati 2017 Analisis Pengaruh Rasio Keuangan
Terhadap Praktik Income Smoothing
Pada Perbankan Syari’ah Di Indonesia.
62 Anggriani, dkk 2017 Pengaruh Profitabilitas, Risiko
Keuangan Nilai Perusahaan, dan
Struktur Kepemilikan Terhadap Praktik
Perataan Laba (Income Smoothing)
Pada Perusahaan Manufaktur yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Tahun 2014-2016.
63 Sumarna 2017 Income Smoothing Dalam Industri
Manufaktur.
64 Misral dan Delfi 2017 Praktik Perataan Laba Pada Perusahaan
Jasa Sektor Properti , Real Estate, dan
Kontruksi Bangunan Yang Terdaftar Di
BEI.
65 Hastuti 2017 Faktor Yang Mempengaruhi Income
Smoothing Pada Perusahaan
Manufaktur Di BEI Tahun 2013-2015.
66 Puspitarani dan 2018 Pengaruh Profitabilitas pada Praktik
Putra Perataan Laba dengan Struktur
Kepemilikan sebagai Variabel
Pemoderasi.
67 Maimanah 2018 Pengaruh Leverage Terhadap Income
Smoothing dan Stock Return (Studi
88

Pada Perusahaan Jasa Sektor Perbankan


Yang Terdaftar Di BEI Periode 2010-
2015).
68 Riyadi 2018 Pengaruh Cash Holding, Profitabilitas,
dan Nilai Perusahaan Terhadap Income
Smoothing (Studi Empiris Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-
2015).
69 Arliyansah 2018 Efect of Income Smoothing on Price
Earning Ratio.
70 Ernawati dan 2018 Pengaruh Asimetris Informasi, Agency
Suwartana Cost, dan Kepemilikan Institusional
Pada Income Smoothing.
71 Asfufi 2018 Pengaruh Kepemilikan Manajerial,
Kualitas Audit, Adopsi IFRS Terhadap
Kualitas Laba Dengan Variabel
Intervening Income Smoothing Pada
Perusahaan Perbankan Umum Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia.
72 Ekawati 2018 Pengaruh Profitabilitas, Winner/Loser
Stock, Devidend Payout, Pajak
Penghasilan, Ukuran Dewan Komisaris
Terhadap Praktik Perataan Laba.
73 Oktavia, dkk 2018 Pengaruh Profitabilitas, Ukuran
Perusahaan, dan Leverage Terhadap
Perataan Laba pada Perusahaan
Manufaktur di BEI.
74 Prakarsa dan 2018 Pengaruh Profitabilitas, Leverage, dan
Setiawan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktik
Perataan Laba (Studi Pada Perusahaan
Keuangan Sub Sektor Perbankan Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia
Periode 2015-2017).
75 Sholikhah dan 2018 Pengaruh Return On Asset, Return On
Worokinasih Equity, dan Net Profit Margin Terhadap
Praktik Perataan Laba (Income
Smoothing) (Studi Pada Perusahaan
Sektor Jasa Infrastruktur, Utilitas, dan
Transportasi Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia Periode 2014-2016).
76 Intan, dkk 2019 Pengaruh Strategi Bisnis dan Kinerja
Keuangan Terhadap Income Smoothing
dengan Kepemilikan Manajerial
Sebagai Variabel Moderasi pada
Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek
89

Indonesia Tahun 2-15-2017.


77 Pratomo, dkk 2019 The Effect Of Ownership Structure On
Income Smoothing.
78 Maharani 2019 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Praktik Perataan Laba (Income
Smoothing) Pada Perusahaan Pangan
Islami Yang Listed Di Bursa Efek
Indonesia (BEI).
79 Saputri 2019 Financial Leverage, Ukuran
Perusahaan, Kepemilikan Manajerial,
Kepemilikan Institusional, dan
Profitablitas Terhadap Perataan Laba
pada Perusahaan Manufaktur.
80 Dewi dan 2019 Pengaruh Leverage, Bonus Plan,
Suryanawa Ukuran Perusahaan, dan Profitabilitas
pada Praktik Perataan Laba.
90

Lampiran 2
Tabel 1
Pemetaan Objek Perataan Laba (Per Tahun)
Authors Object of smoothing
Wijaya (2009). Indek perataan laba.
Kustono (2009). Saham, dan laba.
Agustiningsih (2009). Laba.
Widaryati (2009). Perataan laba, non-perataan laba, dan saham.
Sendari (2009). Saham yang beredar.
Kustono (2010). Penghasilan.
Ibrahim (2010) Laba rugi.
Arfan dan Wahyuni Laba rugi, dan saham yang beredar.
(2010).
Retuningdiah (2010). Laba dan peredaran saham.
Kustono (2011). Laba.
Handayani dan Gunawan Saham yang beredar, dan laba rugi.
(2011).
Kustono (2011). Teori perataan laba dan indeks perataan laba.
Dewi, dan Zulaikha Laba usaha dan laba operasi.
(2011).
Suryandari (2012). Laba.
Pratama (2012). Laba rugi.
Kustono dan Sari (2012). Indeks perataan laba
Hanafi dan Hastuti Laporan keuangan (laba rugi).
(2012).
Murtini dan Deny Saham yang beredar.
(2012).
Christiana (2012). Laba perusahaan.
Pratiwi (2013). Penghasilan.
Sherlita, dan Putri Penghasilan.
Kurniawan (2013).
Sulistyawati (2013). Laba, dan saham yang beredar.
Pratiwi dan Mahastanti Laba perusahaan, dan sekuritas perusahaan.
(2013).
Pamono (2013). Laporan keuangan (laba rugi).
R. A, Putra dan Laba perusahaan (setelah pajak maupun
Rahmanti (2013). sebelum pajak).
Bestivano (2013). Laba perusahaan.
Yulia (2013). Laba rugi dan saham yang beredar.
Peranasari, dan Ida Laba, dan saham yang beredar.
Bagus. D (2014).
Styaningtyas (2014). Laporan keuangan dan indeks perataan laba.
Yunita dan Diyani Respon pasar.
91

(2014).
Idris (2014). Laporan keuangan yang mengandung
konvergensi IFRS.
Maulana (2014). Indeks perataan laba.
Styaningtyas dan Laba rugi perusahaan.
Hadiprajitno (2014).
Dewi dan Sujana (2014). Laba rugi.
Kusumaningristati, dan Laba rugi.
Ali Mutasowifin (2014).
Juniarta, dan I Ketut saham yang beredar.
Sujana (2015).
Istifarda (2015). Reaksi pasar.
Wahyuni (2015). Penghasilan.
Kustono dan Lasodo Laba bersih.
(2015).
Maharani, Bunga (2015). Laba rugi.
Alwiyah dan Solihin Reaksi pasar.
(2015).
Dewandari dan Badera Laba rugi.
(2015).
Mulyati dan Maulana Perataan laba (peratan dan non-perata).
(2015).
Fiscal, dan Steviany Perataan laba (perata dan non-perata), laba
(2015). perusahaan (setelah pajak), pemegang saham.
Siagian (2015). Perata dan non perata.
Josep, Moch. Dzulkirom. Laba rugi.
A.R, dan Devi Farah
Azizah (2016).
Jariah (2016). Penghasilan, dan saham yang beredar.
Styaningrum (2016). Laba, dan saham yang beredar.
Sitorus, Rasingsih, dan Laba.
Anggi (2016).
Handayani (2016). Laporan keuangan (laba rugi).
Suriyati (2016). Penghasilan.
Cahyaningsih, dkk Laba perusahan.
(2016).
Vidianto, dkk (2016). Data Keuangan (Transaksi pendapatan dan
pengeluaran, dimana melihat pencatatan
transaksi dan pengeluaran, serta melihat
dokumen dalam siklus pendapatan yang
digunakan oleh pihak terkait).
Supriyanto, Raharjo, dan Pemegang saham, dan laba.
Andini (2016).
Yanti dan Damayanthi Saham yang beredar.
(2016).
92

Natalie, dan Astika Perataan laba (perata dan non-perata).


(2016).
Antari, Wahyuni, dan Laba rugi.
Herawati (2017).
Suhaeni, Djaddang, Sahamm yang beredar, dan laba.
Anwar, dan triwidatin
(2017).
Ulfah (2017). Bagi hasil, laba bersih, dan laba operasi.
Teguh dan Hatane Laba.
(2017).
Rawati (2017). Laba rugi.
Anggriani dan Mardani Laba, dan saham yang beredar.
(2017).
Sumarna (2017). Saham yang beredar, dan laba yang diperoleh
perusahaan.
Misral, dan Delfi (2017). Saham yang beredar.
Hastuti (2017). Saham yang beredar, laba perusahaan (setelah
pajak).
Puspitasari, dan Putra Laba rugi.
(2018).
Maimanah (2018). Saham yang beredar, laba bersih,, dan laba
operasi.
Riyadi (2018). Laba rugi.
Arliyansah (2018). Saham yang beredar.
Ernawati, dan Suwartana Laba rugi, dan saham yang beredar
(2018).
Asfufi (2018). Kualitas laba.
Ekawati (2018). Laporan keuangan (laba rugi).
Oktaviasarai., Miqdad, Laba perusahaan.
dan Effendi (2018).
Prakarsa dan Setiawan Laba rugi perusahaan.
(2018).
Sholikhah dan Laba bersih setelah pajak.
Worokinasih (2018).
Intan, dkk (2019). Laba rugi, dan saham yang beredar.
Pratomo, dkk (2019). Laporan keuangan.
Maharani, Astrid (2019). Laba.
Saputri (2019). Laba dan saham perusahaan yang beredar.
Dewi dan Suryanawa Laba.
(2019).

Tabel 2
Pemetaan Variabel Perataan Laba (Per Tahun)
Authors Variable (instrument) of smoothing
93

Wijaya (2009). Perataan laba, profitabilitas, ukuran


perusahaan, financial leverage, dan
leverage operasi.
Kustono (2009). Ukuran dan pertumbuhan perusahaan,
devidend payout, dan risiko spesifik.
Agustiningsih (2009). Income smoothing, dan keinformatifan
laba.
Widaryati (2009). Ukuran perusahaan, profitabilitas,
financial leverage, net profit margin, dan
varian nilai saham.
Sendari (2009). Ukuran perusahaan, ROI, NPM, financial
leverage, dan kelompok usaha.
Kustono (2010). Perataan penghasilan.
Ibrahim (2010) Income smoothing, dan implikasi dalam
etika ekonomi islam.
Arfan dan Wahyuni (2010). Ukuran perusahaan, saham, leverage.
Retuningdiah (2010). GCG dan CSR Disclosure.
Kustono (2011). Perataan penghasilan, dan akuntansi
manajemen.
Handayani dan Gunawan Perataan laba, NPM, leverage operasi,
(2011). profitabilitas, dan kenaikan
sahan/penurunan saham.
Kustono (2011). Perataan laba.
Dewi, dan Zulaikha (2011). Ukuran perusahaan, profitabilitas,
financial leverage, dan tipe industri.
Suryandari (2012). Perataan penghasilan, ukuran perusahaan,
ROA, NPM, total debt to total asset, dan
debt to equity ratio.
Pratama (2012). Profitabilitas, risiko keuangan, nilai
perusahaan, struktur kepemilikan
(kepemilikan manajerial, dan kepemilikan
publik), dan devidend payout ratio (DPR).
Kustono dan Sari (2012). Perataan laba, profitabilitas, financial
leverage, dan ukuran perusahaan.
Hanafi dan Hastuti (2012). Profitabilitas, financial leverage, nilai
perusahaan, struktur kepemilikan, reputasi
auditor, status perusahaan, dan income
smoothing.
Murtini dan Deny (2012). Ukuran perusahaan, profitabilitas,
financial leverage, dan DPR.
Christiana (2012). Ukuran perusahaan, profitabilitas,
financial leverage, dan devidend payout
ratio.
Pratiwi (2013). Profitabilitas, financial leverage, dan
pertumbuhan perusahaan.
94

Sherlita, dan Putri Ukuran perusahaan, profitabilitas,


Kurniawan (2013). financial leverage, dan net profit margin.
Sulistyawati (2013). Nilai perusahan, kebijakan deviden, dan
reputasi auditor.
Pratiwi dan Mahastanti Peringkat obligasi, leverage (debt), dan
(2013). profitabilitas (ROA).
Pamono (2013). Akuntansi manajemen, perataan laba,
profitabilitas, leverage, NPM, dan ukuran
perusahaan.
R. A, Putra dan Rahmanti Perataan laba, pengembalian, dan risiko
(2013). investasi.
Bestivano (2013). Ukuran perusahaan, umur perusahaan,
profitabilitas, dan leverage.
Yulia (2013). Ukuran perusahaan, profitabilitas, saham,
dan financial leverage.
Peranasari, dan Ida Bagus. Risiko keuangan.
D (2014).
Styaningtyas (2014). Perataan laba, sektor industri, leverage
operasi, profitabilitas.
Yunita dan Diyani (2014). Perataan laba, suku bunga BI,
pertumbuhan harta dan pertumbuhan
utang.
Idris (2014). Perataan laba, kovergensi IFRS.
Maulana (2014). NPM, perataan laba, ukuran perusahaan,
financial leverage.
Styaningtyas dan Perataan laba, DER, ROA, ukuran
Hadiprajitno (2014). perusahaan, operating leverage, dan sektor
industri.
Dewi dan Sujana (2014). Ukuran perusahaan, profitabilitas, dan
industri.
Kusumaningristati, dan Ali Income smoothing, gender, ROA, DER,
Mutasowifin (2014). dan NIM.
Juniarta, dan I Ketut Sujana Income smoothing, GCG, dan financial
(2015). leverage.
Istifarda (2015). Income smoothing, laba perusahaan, dan
harga saham.
Wahyuni (2015). Perataan laba, dan penjulan.
Kustono dan Lasodo (2015). Perataan laba.
Maharani, Bunga (2015). Ukuran perusahaan, perataan laba,
financial leverage, dan NPM.
Alwiyah dan Solihin (2015). Perataan laba, harga saham, dan laba
perusahaan.
Dewandari dan Badera GCG, UKuran perusahaan, dan financial
(2015). leverage.
Mulyati dan Maulana ROA, NPM, reputasi audit, ukuran
95

(2015). perusahaan, kepemilikan manajerial, dan


financial leverage.
Fiscal, dan Steviany (2015). Ukuran perusahaan, profitabilitass,
financial leverage, dan devidend payout
ratio.
Siagian (2015). Income smoothing, non performing loan,
posisi devisa neto, liquid deposito ratio,
capital adequacy, dan ROA.
Josep, Moch. Dzulkirom. Income smoothing, ROA, NPM, dan
A.R, dan Devi Farah Azizah ukuran perusahaan.
(2016).
Jariah (2016). Investasi, ukuran perusahaan, profit
margin (PM), DER, DTAR, ROA, dan
ROE.
Styaningrum (2016). Perataan laba, ROA, net profit margin,
operating profit margin, ukuran
perusahaan.
Sitorus, Rasingsih, dan Capital turnover, kualitas audit.
Anggi (2016).
Handayani (2016). Ukuran perusahaan, pertumbuhan
perusahaan, profitabilitas, dan financial
leverage.
Suriyati (2016). Ukuran perusahaan, perataan penghasilan,
dan profitabilitas.
Cahyaningsih, dkk (2016). DPR, cash flow, struktur aset, leverage
operasi, dan arus kas bebas.
Vidianto, dkk (2016). Perataan laba.
Supriyanto, Raharjo, dan Ukuran perusahaan, profitabilitas, DPR,
Andini (2016). NPM, leverage, reputasi auditor, dan
kepemilikan institusional.
Yanti dan Damayanthi Ukuran perusahaan, kepemilikan
(2016). manajerial, dan reputasi auditor.
Natalie, dan Astika (2016). Cash holding, bonus plan, reputasi auditor,
profitabilitas, leverage, dan income
smoothing.
Antari, Wahyuni, dan Investasi, faktor keuangan (Profitabilitas,
Herawati (2017). dan cash holding) dan non-keuangan
(kualitas auditor, dan reputasi pinjaman
emisi).
Suhaeni, Djaddang, Anwar, Investor, nilai dan ukran perusahaan,
dan triwidatin (2017). kepemilikan instutional, saham, dan
kepemilikan manajerial.
Ulfah (2017). GCG, ROA, NPM, non performing
financing (NPF), financing to deposit ratio
(FDR).
96

Teguh dan Hatane (2017). GCG, dan perataan laba.


Rawati (2017). Perataan laba, profitabilitas, CAR, NPF,
dan FDR.
Anggriani dan Mardani Perataan laba, profitabilitas, risiko
(2017). keuangan, nilai perusahaan, dan struktur
kepemilikan.
Sumarna (2017). Cash holding, devidend payout ratio,
leverage, ukuran perusahaan, dan
pertumbuhan perusahaan.
Misral, dan Delfi (2017). Financial leverage, devidend payout ratio,
dan kompensasi bonus.
Hastuti (2017). Ukuran perusahaan, profitabilitas,
financial leverage, dan kepemilikan
instutusional.
Puspitasari, dan Putra Perataan laba, struktur kepemilikan, dn
(2018). profitabilitas.
Maimanah (2018). Pengembalian saham, leverage, dan
perataan laba.
Riyadi (2018). Cash holding, profitabilitas, dan nilai
perusahaan.
Arliyansah (2018). Price Earning Ratio (PER).
Ernawati, dan Suwartana Saham, perataan
(2018). laba, agency cost, asimetri informasi,
kepemilikan institusioanl.
Asfufi (2018). Perataan laba, kepemilikan manajerial,
kualitas audit, dan adopsi IFRS.
Ekawati (2018). Profitabilitas, saham, DPR, pajak
penghasilan, dan dewan komisaris.
Oktaviasarai., Miqdad, dan Ukuran perusahaan, profitabilitas, dan
Effendi (2018). leverage.
Prakarsa dan Setiawan Ukuran perusahaan, operating leverage,
(2018). dan profitabilitas.
Sholikhah dan Worokinasih ROA, ROE, dan NPM.
(2018).
Intan, dkk (2019). Kinerja keuangan, strategi bisnis, dan
income smoothing, struktur kepemilikan.
Pratomo, dkk (2019). Struktur kepemilikan, profitabilitas, dan
financial levreage.
Maharani, Astrid (2019). Perataan laba, NPM, financial leverage,
dan ukuran perusahaan.
Saputri (2019). Financial leverage, ukuran perusahaan,
kepemilikan manajerial, kepemilikan
institusional, profitabilitas
Dewi dan Suryanawa Leverage, bonus plan, ukuran perusahaan,
(2019). dan profitabilitas.
97

Tabel 3
Pemetaan Metode Perataan Laba (Per Tahun)
Authors Methodology – Expectancy model
Wijaya (2009). Regresi berganda.
Kustono (2009). Indeks Eckel, metoda Imhoff, dan regresi.
98
Agustiningsih (2009). Regresi berganda.
Widaryati (2009). Indeks Eckel, dan regresi logistik.
Sendari (2009). Regresi logistik.
Kustono (2010). Model laba ekspektasian dan model
variabilitas.
Ibrahim (2010) Metode analisis isi dan deskriptif analisis.
Arfan dan Wahyuni Regresi logistik.
(2010).
Retuningdiah (2010). Hipotesis diuji dengan persamaan regresi
dan MRA (Moderating Regression
Analysis).
Kustono (2011). -
Handayani dan Gunawan Indeks eckel, dan regresi logistik.
(2011).
Kustono (2011). -
Dewi, dan Zulaikha Regresi logistis biner dan Indeks Eckel.
(2011).
Suryandari (2012). Indek eckel, dan
binary logistic regression.

Pratama (2012). Regresi logistik.


Kustono dan Sari (2012). Indeks kustono.
Hanafi dan Hastuti (2012). Indeks eckel, Discretionary Accrual oleh
Tucker dan Zarowin, serta regresi logistik.
Murtini dan Deny (2012). Regresi logistik biner dan Indeks Eckel.
Christiana (2012). Indeks Eckel, dan regresi logistik biner.
Pratiwi (2013). Regresi logistik, dan Indeks Eckel.
Sherlita, dan Putri Regresi logistik biner.
Kurniawan (2013).
Sulistyawati (2013). binary logistic regression.

Pratiwi dan Mahastanti Discretionary Accrual oleh Tucker dan


(2013). Zarowin.
Pamono (2013). Microsoft excel 2007 dan SPSS versi 20
yang di proksikan dengan regresi.
R. A, Putra dan Rahmanti Indek Eckel.
(2013).
Bestivano (2013). Regresi logistik dan Indeks Eckel.
Yulia (2013). Regresi logistik dan indeks eckel.
Peranasari, dan Ida Bagus. Regresi logistik.
D (2014).
Styaningtyas (2014). Indeks eckel, dan regresi logistik.
Yunita dan Diyani (2014). Regresi linier berganda.
Idris (2014). Indeks eckel, dan SPSS versi 16.
Maulana (2014). Regresi linier berganda.
Styaningtyas dan Regresi logistik dan indeks eckel.
Hadiprajitno (2014).
Dewi dan Sujana (2014). Regresi logistik.
Kusumaningristati, dan Ali Regresi linier berganda.
Mutasowifin (2014).
Juniarta, dan I Ketut Regresi logistik, dan MRA (Moderated
Sujana (2015). Regression Analysis).
Istifarda (2015). Regresi linier sederhana, perataan laba
diukur dengan Indeks Kustono, dan reaksi
pasar diukur dengan CAR (Cumulative
99

Tabel 4
Pemetaan Sektor Perusahaan Perataan Laba (Per Tahun)
Authors Perusahaan
Wijaya (2009). Real Estate dan Properti
Kustono (2009). Manufaktur
100
Agustiningsih (2009). Manufaktur
Widaryati (2009). Manufaktur
Sendari (2009). Real Estate dan Properti
Kustono (2010). -
Ibrahim (2010) -
Arfan dan Wahyuni (2010). Manufaktur
Retuningdiah (2010). Manufaktur
Kustono (2011). -
Handayani dan Gunawan Manufaktur
(2011).
Kustono (2011). -
Dewi, dan Zulaikha (2011). Manufaktur & Keuangan
Suryandari (2012). Manufaktur
Pratama (2012). Manufaktur
Kustono dan Sari (2012). Keuangan
Hanafi dan Hastuti (2012). Manufaktur
Murtini dan Deny (2012). Manufaktur
Christiana (2012). Manufaktur
Pratiwi (2013). Manufaktur
Sherlita, dan Putri Manufaktur
Kurniawan (2013).
Sulistyawati (2013). Manufaktur
Pratiwi dan Mahastanti Manufaktur
(2013).
Pamono (2013). Manufaktur
R. A, Putra dan Rahmanti Manufaktur
(2013).
Bestivano (2013). Keuangan
Yulia (2013). Manufaktur
Peranasari, dan Ida Bagus. D Manufaktur
(2014).
Styaningtyas (2014). Manufaktur
Yunita dan Diyani (2014). Real Estate dan Properti
Idris (2014). -
Maulana (2014). Keuangan
Styaningtyas dan Manufaktur
Hadiprajitno (2014).
Dewi dan Sujana (2014). Manufaktur
Kusumaningristati, dan Ali Keuangan
Mutasowifin (2014).
Juniarta, dan I Ketut Sujana Manufaktur
(2015).
Istifarda (2015). Manufaktur
Wahyuni (2015). Real Estate dan Properti
Kustono dan Lasodo (2015). Keuangan
Maharani, Bunga (2015). Manufaktur
Alwiyah dan Solihin (2015). Manufaktur
Dewandari dan Badera Manufaktur
(2015).
Mulyati dan Maulana (2015). Real Estate dan Properti
Fiscal, dan Steviany (2015). Manufaktur
Siagian (2015). Keuangan
Josep, Moch. Dzulkirom. Manufaktur
A.R, dan Devi Farah Azizah
(2016).
Jariah (2016). Jasa

Anda mungkin juga menyukai