TAHUN 2009-2019
SKRIPSI
Oleh :
Nur Bagus Wahyu Hidayat
NIM 150810301062
0
PERATAAN LABA DI INDONESIA
TAHUN 2009-2019
SKRIPSI
Diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk
menyelesaikan Program Studi Akuntansi (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Ekonomi
Oleh :
Nur Bagus Wahyu Hidayat
NIM 150810301062
i
PERSEMBAHAN
Alhamdulillahi robbil alamin atas berkat rahmat Allah SWT yang Maha
Pengasih dan Maha Penyayang, maka selesailah tugas akhir dan tanggung jawab
sebagai mahasiswa. Saya persembahkan sebagai rasa hormat dan ungkapan
terimakasih kepada :
1. Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan penuh kesabaran;
2. Kedua orang tua saya Ibu Nuraini Husnawiyah dan Bapak Agus
Supriyanto yang selalu tulus memberikan do’a dan dukungan serta
motivasi;
3. Untuk dosen pembimbing saya Bapak Drs. Wasito, M.Si., Ak., CA., dan
Bapak Dr. Alwan Sri Kustono, M.Si., Ak., CA., yang selalu sabar
membimbing saya hingga skripsi ini dapat terselesaikan secara maksimal;
4. Para dosen yang telah memberikan ilmunya sehingga saya dapat
menyusun skripsi ini;
5. Para guru-guru saya sejak Taman Kanak-Kanak sampai dengan Sekolah
Menengah Atas;
6. Keluarga besar saya yang selama ini telah membantu, mendo’akan, dan
memberi dorongan semangatnya kepada saya;
7. Sahabat-sahabat yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan do’a
dalam pembuatan skripsi hingga akhir;
8. Teman-teman kosan yang selalu menemani mengerjakan skripsi setiap
hari; dan
9. Dan Almamater yang selalu kubanggakan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Jember.
Semoga Allah SWT selalu memberikan hidayah dan rahmat-Nya kepada
semua pihak yang telah membantu dengan ikhlas dan tulus sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan secara maksimal. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan
menambah wawasan bagi pembacanya. Penulis sadar atas keterbatasan dan
ii
iii
kekurang dalam penulisan skripsi ini, maka peneliti mohon kritik dan saran untuk
kemajuan peneliti selanjutnya.
MOTTO
Keridhoan Allah itu di dalam keridhoan orang tua dan kemarahan Allah itu di
dalam kemarahan kedua orang tua.
-H.R. At-Tirmidzi-
(Allah) pencipta langit dan bumi. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia
hanya berkata kepadanya, “Jadilah!” Maka jadilah sesuatu itu.
-Q.S: Al-Baqarah : 11-
“Banyak orang yang menyerah dalam sebuah proses, tapi bukanlah aku. Banyak
orang gagal, tapi itu bukanlah aku. Karena menyerah adalah lawanku dan sukses
adalah temanku, serta tujuanku”.
-Nabi Muhammad SAW-
iv
PERNYATAAN
v
SKRIPSI
Oleh :
Nur Bagus Wahyu Hidayat
NIM 150810301062
Pembimbing :
Dosen Pembimbing Utama : Drs. Wasito, M.Si., Ak., CA.
Dosen Pembimbing Anggota : Dr. Alwan Sri Kustono, M.Si., Ak., CA.
vi
TANDA PERSETUJUAN SKRIPSI
Yang menyetujui,
Drs. Wasito, M.Si., Ak., CA. Dr. Alwan Sri Kustono, M.Si., Ak., CA.
NIP. 196001031991031001 NIP. 197204162001121001
Mengetahui,
Ketua Program Studi S1 Akuntansi
vii
PENGESAHAN JUDUL SKRIPSI
viii
Nur Bagus Wahyu Hidayat
ABSTRAK
ix
Nur Bagus Wahyu Hidayat
ABSTRACT
x
RINGKASAN
Perataan laba adalah sebagaian usaha yang dilakukan oleh manajer untuk
menekan variasi dalam laba (Beildman, 1973 dalam Maharani, 2015). Menurut
Eckel (1981) perataan laba dibagi menjadi beberapa bagian adalah artifical
smoothing, real smoothing, dan naturallu smoothing. Motivasi manajer
melakukan perataan laba menurut Barnea, dkk (1976) dalam Stolowy dan Breton
(2000) menjelaskan bahwa manajer melakukan perataan laba untuk memperlancar
angka pendapatan serta menyampaikan ekspektasinya akan arus kas masa depan
perusahaan.
Hasil penelitian diperoleh bahwa perataan laba sering terjadi dalam sektor
manufaktur, keuangan (perbankan), real estate dan properti, serta jasa. Objek
perataan laba ialah laba perusahaan dan indeks perataan laba untuk menentukan
perataan laba atau bukan perataan laba. Variabel yang sering digunakan ialah
profitabilitas, leverage, devidend payout ratio, good corporate governance,
ukuran perusahaan, dan pertumbuhan perusahaa. Metode untuk melihat
perusahaan melakukan praktik perataan laba ialah indeks eckel dan indeks
kustono. Kemudian, metode analisis data yang sering digunakan ialah regresi
logistik, regresi linier sederhana, dan regresi linier berganda. Pengaruh perataan
laba dapat dilihat pada jumlah saham yang beredar dan pajak yang ditanggung
perusahaan. Sedangkan dampak dari praktik perataan laba dapat dilihat melalui
rekasi pasar yang dihadapi prusahaan tersebut.
xi
SUMMARY
xii
PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya,
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PERATAAN LABA
DI INDONESIA TAHUN 2009-2019”. Sholawat serta salam selalu kita haturkan
kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Skripsi ini disusun guna
memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan
Akuntansi di Fakultas Ekonomi dann Bisnis, Universitas Jember.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
peneliti menyampaikan rasa terima kasihnya kepada :
xiii
8. Ibu kandungku Nuraini Husnawiyah dan Bapak kandungku Agus
Supriyanto serta keluarga besar yang selalu memberikan semangat,
nasehat,
motivasi, dan do’a yang terbaik untukku dalam proses penyelesaiain
skripsi ini;
9. Ibu Dewi Ayu Puspita yang selalu memberikan arahan, dukungan, dan
motivasi kepada saya disaat saya mulai menyerah untuk mengerjakan
skripsi ini;
10. Rosalina terima kasih yang telah mendukung, menemani, dan membantu
dalam segalah hal, serta mendo’akan yang terbaik;
11. Ibu Sri Wahyuni yang selalu memberikan semangat dan motivasi kepada
saya disaat saya mulai menyerah untuk mengerjakan skripsi ini;
12. Para sahabat-sahabatku Nyo Boboiboy, Iwan Jodi, Wildan Kriwil, Puspo,
Baihaki Brewok, Ijal, Andre, Yuda, Permana Boby, Zahro Fatima, Putri
Iklan, Feril Momo, Mia, dan Rara yang selalu memberi dukungan dan
mendo’akan yang terbaik;
13. Teman-teman Akuntansi angkatan 2015;
14. Keluarga para pekerja malam yang selalu menghibur dalam keadaan
jenuh;
15. Keluarga kos Brantas 108 yang selalu menghibur disaat penulis mulai
jenuh dengan segala aktivitas tugas akhir ini;
16. Keluarga KKN Kalisat dan Koncer Darul Aman; dan
17. Semua pihak yang tidak mampu saya sebutkan satu-persatu yang secara
langsung maupun tidak langsung turut membantu menyelesaikan skripsi
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi tambahan
ilmu pengetahuan bagi yang membacanya.
xiv
xv
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................i
HALAMAN PERSEMBAHAN.....................................................................ii
HALAMANN MOTTO..................................................................................iii
HALAMAN PERNYATAAN........................................................................iv
HALAMAN PEMBIMBING.........................................................................v
HALAMAN PERSETUJUAN.......................................................................vi
HALAMAN PENGESAHAN........................................................................vii
ABSTRAK.......................................................................................................viii
ABSTRACT......................................................................................................ix
RINGKASAN..................................................................................................x
SUMMARY......................................................................................................xi
PRAKATA.......................................................................................................xii
DAFTAR ISI...................................................................................................xiv
DAFTAR TABEL...........................................................................................xvii
DAFTAR GAMBAR......................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................xix
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
xvi
1.4 Manfaat Penelitian......................................................................6
1.5 Fokus Penelitian...........................................................................6
4.1 Hasil..............................................................................................30
4.1.1 Analisis Perusahaan Manufaktur 2009-2019........................30
xvii
4.1.2 Analisis Perusahaan Keuangan 2009-2019...........................43
5.1 Kesimpulan...................................................................................68
5.2 Keterbatasan................................................................................70
5.3 Saran.............................................................................................70
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................71
LAMPIRAN....................................................................................................80
xviii
DAFTAR TABEL
xix
DAFTAR GAMBAR
xx
DAFTAR LAMPIRAN
xix
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
menjelaskan bagaimana praktik perataan laba dan dampak yang timbul dari
adanya praktik perataan laba. Penelitian ini menggunakan metode observasi dan
dokumentasi terutama pada transaksi pendapatan dan pengeluaran serta catatan
akuntansi dan siklus pendapatannya. Penelitian ini menjelaskan bahwa pada tahun
2015 hotel X Solo melakukan praktik perataan laba dengan menggunakan metode
akuntansi di mana biaya manajemen hotel X Solo memecah beberapa akun dalam
satu periode ke periode selanjutnya, yang menyebabkan ketidaktepatan penyajian
laporan keuangan. Dengan adanya hal ini, manajemen kesulitan dalam
menentukan anggaran biaya selanjutnya yang berakibat pada kesalahan
pengambilan keputusan. Kebijakan yang diambil oleh manajemen ialah kebijakan
yang mementingkan untuk kepentingan pribadi.
Tindakan perataan laba (income smoothing) dapat memberikan dampak bagi
perusahaan terlebih yang berhubungan dengan laba. Laba yang dihasilkan tidak
bisa dijadikan tolak ukur serta tidak dapat memberikan informasi yang akurat.
Kualitas laba seperti ini dapat dikatakan kualitas laba yang rendah, karena laba
tidak mencerminkan angka nominal sesuai dengan ekonomi perusahaan. Sehingga
dari adanya perataan laba dapat menimbulkan asimetris informasi yang
berdampak pada investor. Menurut Zuhro 1996 dalam Putri 2008 perataan laba
(income smoothing) dilakukan guna untuk :
1. Mengurangi beban pajak.
2. Meningkatkan kepercayaan investor, karena biasanya investor
menganggap bahwa kestabilan laba akan berdampak pada kestabilan
kebijakan deviden.
3. Menjaga hubungan baik antara manajer dengan pekerja. Dalam hal ini
apabila ada kenaikan yang tajam dalam laba yang dilaporkan dapat
menimbulkan permintaan akan upah yang lebih tinggi dari para karyawan.
Perataan laba (income smoothing) dapat menyebabkan pengungkapan laba
menjadi tidak akurat, dengan ini menyebabkan investor tidak memperoleh
informasi yang akurat terkait pendapatan serta risiko yang timbul atas portofolio
yang mereka miliki. Laba yang berkualitas ialah laba yang dapat mempengaruhi
reaksi pasar. Di Indonesia telah banyak perusahaan melakukan praktik perataan
4
laba seperti perusahaan manufaktur, jasa, keuangan, maupun real estate dan
properti. Landasan teori yang mendasari terjadinya praktik perataan laba ialah
teori keagenan (agancy theory). Teori keagenan menurut Jansen dan Meckling
(1976) dalam Kustono dan Lasodo (2015) merupakan suatu hubungan agensi
sebagai suatu kontrak oleh/dari satu orang bahkan lebih (prinsipal) untuk meminta
orang lain (agen) melakukan pekerjaan sesuai dengan kepentingan prinsipal.
Pemilik (principal) memperkerjakan manajer (agent) untuk melakukan tugas demi
kepentingan pemilik (principal).
Menurut penelitian Wijaya (2009) bertujuan untuk memberikan tindakan agar
manajer memilih metode akuntansi untuk menormalkan pendapatan dalam
mencapai pendapatan yang stabil. Hasil penelitian terdapat perbedaan indeks
dalam perataan laba antara industri real estate dan properti yang beruputasi baik
dan buruk di Bursa Efek Indonesia (BEI). Kustono (2009) menjelaskan bahwa
penelitian melihat hubungan perataan laba dengan faktor yang mempengaruhi
seperti ukuran perusahaan, pertumbuhan perusahaan, devidend payout ratio, dan
risiko perusahaan spesifik. Hasil penelitian yang diperoleh ialah perusahaan yang
tumbuh akan mendapatkan perhatian dari masyarakat guna untuk meminimalkan
risiko eksternal, sehingga tidak begitu mencolok perusahaan yang
pertumbuhannya tinggi akan menggunakan kontrak kompensasi dan utangnya
berdasarkan akuntansi, serta untuk mengurangi risiko fluktuasi laba yang tidak
terkendalikan di masa depan, maka perusahaan melakukan praktik perataan laba.
Kustono dan Lasodo (2015) menjelaskan bahwa penelitiaanya menguji
pengaruh risiko terhadap perataan laba kecenderungan pada bank syariah. Hasil
penelitian yang didapat dengan menggunakan metode indeks eckel dan indeks
kustono, menemukan indikasi perataan laba pada bank syariah di Indonesia. Akan
tetapi, penelitian ini tidak dapat mendukung hipotesis sebelumnya karena risiko
tidak mempengaruhi perataan laba di bank syariah. Ekawati (2018) melakukan
penelitian dengan menguji pengaruh profitabilitas, winner/loser stock, devidend
payout ratio, pajak penghasilan, dan dewan komisaris terhadap praktik perataan
laba. Hasil peneletian menunjukkan bahwa profitabilitas, winner/loser stock,
5
devidend payout ratio, pajak penghasilan, dan ukuran dewan komisaris tidak
berpengaruh dan tidak signifikan terhadap perataan laba.
Untuk menekan terjadinya perataan laba (income smoothing) di Indonesia
perlu adanya pengawasan terkait penyusunan laporan keuangan dari Kantor
Akuntan Publik (KAP). Praktik perataan laba dapat ditekan pula dengan adanya
kepemilikan saham yang dimiliki manajer. Handayani dan Pratiwi (2014) dalam
Asfufi (2018) menyatakan bahwa, dengan adanya kepemilikan saham yang
dimiliki oleh manajerial, akan lebih memberi wewenang kepada manajer untuk
mengelola laporan keuangan. Jadi, dapat diambil kesimpulan bahwa semakin
tinggi kepemilikan saham oleh manajer dapat menurunkan praktik perataan laba.
Selain itu, praktik perataan laba memiliki dampak pada kualitas laporan
keuangan yang mempengaruhi keinformatifan laba. Agustiningsih (2009)
menyatkan bahwa faktor yang mempengaruhi kinformatifan laba adalah praktik
perataan laba. Sehingga peraktik perataan laba yang signifikan dapat
mempengaruhi keinformatifan laba di suatu perusahaan.
Beberapa fenomena tindakan praktik perataan laba yang terjadi di Indonesia
serta penelitian terdahulu, peneliti tertarik untuk mengangkat judul “Perataan
Laba Di Indonesia Tahun 2009-2019” dengan alasan penelitian ini berdeda
dibandingkan penelitian sebelumnya, karena dalam penelitian ini lebih ditekankan
pada analisis jurnal praktik perataan laba untuk mengetahui sejauh mana praktik
perataan laba dilakukan di Indonesia untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi dan dampak terhadap perataan laba, serta melihat objek perataan
laba, variabel, metode, sub sektor perusahaan, saham yang beredar, reaksi pasar,
dan pajak yang digunakan perusahaan dalam melakukan kegiatan perataan laba
(income smoothing). Sedangkan penelitian ini dilakukan dengan teknik analisis
terhadap sub sektor manufaktur, keuangan (perbankan), jasa, real estate dan
properti. Alasan dalam pemilihan objek analisis dalam penelitian ini karena 4
(empat) sub sektor tersebut sering dilakukan penelitian dan dianggap sering
melakukan praktik perataan laba untuk mempengaruhi investor dalam berinvestasi
serta pemberian pinjaman dari pihak ketiga.
6
Indonesia pada tahun 2009-2019 sebanyak 80 jurnal yang terdiri dari sub sektor
manufaktur, keuangan (perbankan), jasa, real estate dan properti.
BAB II
KAJIAN TEORI
Konflik yang sering timbul dari teori ini adanya perbedaan kepentingan, yaitu
terjadi karena sifat manusiawi yang merupakan makhluk ekonomi mempunyai
8
9
sifat mementingkan kepentingan pribadi. Konflik lain yang sering terjadi antara
pemegang saham dan kreditur. Kreditur memiliki hak atas sebagaian laba dan
sebagian aset. Sedangkan pemegang saham memengang wewenang dan kendali
perusahaan yang menetukan profitabilitas dan risiko perusahaan (Harjito dan
Martono, 2014:12).
yaitu : (1) mengurangi total pajak terutang; (2) meningkatkan kepercayaan dari
manajer yang bersangkutan karena laba yang stabil akan mendukung kebijakan
deviden yang stabil pula; (3) mempertahankan hubungan antara manajer dengan
karyawan karena pelaporan laba yang meningkat tajam akan memberi
kemungkinan munculnya tuntutan kenaikan gaji dan upah karyawan; (4) siklus
peningkatan dan penurunan laba dapat ditandingkan sehingga gelombang
optimisme dan pesimisme dapat diperlunak.
Perataan laba merupakan bentuk umum manajemen laba. Dalam strategi ini,
manajer menurunkan atau menaikkan laba yang dilaporkan sehingga mengurangi
fluktuasinya. Perataan laba mencakup tidak melaporkan adanya bagian laba pada
tahun yang baik melalui pembentukan cadangan atau “bank” laba, dan kemudian
melaporkan laba ini pada tahun yang buruk. Banyak perusahaan menggunakan
bentuk manajemen laba ini (Subramanyam, 2017:117). Menurut Hery (2015:51-
52) jenis perataan laba dapat dicapai dengan dua cara, yaitu (1) real smoothing
adalah perataan laba yang dilakukan melalui transaksi keuangan sesungguhnya
dengan mempengaruhi laba melalui perubahan dengan sengaja atas kebijakan
operasi. Sedangkan, (2) artifical smooting atau sering disebut accounting
smoothing, yaitu perataan laba melalui prosedur akuntansi yang diterapkan untuk
memindahkan biaya dan/atau pendapatan dari suatu periode ke periode lainnya.
Sedangkan, menurut Eckel (1981:29) jenis perataan laba bisa digambarakan
sebagai berikut.
13
Menurut Fudenberg dan Tirole (1995) dalam Wahyuni (2015), perataan laba
adalah proses manipulasi waktu terjadinya laba atau laporan laba agar laba yang
dilaporkan kelihatan stabil. Hepworth (1953) dalam Kusuma (2004) menyatakan
bahwa investor merasa lebih nyaman jika manajemen melaporkan laba yang
stabil, karena perusahaan dengan tingkat variabilitas laba yang tinggi
dipersepsikan sebagai perusahaan yang penuh risiko. Selain itu, perusahaan yang
memiliki volatilitas laba yang tinggi diindikasikan rentan terjadi kemungkinan
kebangkrutan (Trueman dan Titman, 1988 dalam Kusuma, 2004).
Menurut Harahap (2004) dalam Ekawati (2018) upaya dalam melakukan
praktik perataan laba dilakukan dengan cara :
1. Mengatur kejadian transaksi.
2. Memilih prinsip atau periode lokasi.
3. Mengatur pergolongan antara laba operasi normal dan laba yang bukan
dari operasi normal.
Sulistiawan, dkk (2011:43) hasil riset di Indonesia menunjukkan bahwa
perataan laba (income smoothing) tidak mempengaruhi risiko atau fluktuasi harga
saham. Jadi, perusahaan-perusahaan yang melakukan perataan laba (income
smooting) tidak memiliki perbedaan fluktuasi harga saham dengan perusahaan
yang tidak melakukan perataan laba (income smoothing). Salah satu alasannya
adalah dibutuhkan kemampuan khusus dari analisis untuk mendeteksi apakah
perusahaan ini melakukan perataan laba (income smoothing) atau tidak.
Penelitian terkait perataan laba pada umumnya menggunakan pengukuran
accruals based dalam mendeteksi apakah terdapat praktik perataan laba di
dalamnya. Sulistiawan, dkk (2011:51) accruals based dibedakan menjadi dua
bagian yaitu : (1) akrual diskresioner (discretionary accruals) adalah akrual yang
dapat berubah sesuai dengan kebijakan manajemen, seperti pertimbangan tentang
penentuan umur ekonomis aset tetap atau pertimbangan pemilihan metode
depresiasi. (2) akrual non-diskresioner (non-discretionary accruals) adalah akrual
yang dapat berubah bukan karena kebijakan atau pertimbangan pihak manajemen,
seperti perubahan piutang yang besar karena adanya tambahan penjualan yang
signifikan. Sementara, akrual (accruals) adalah penjumlahan antara akrual
15
2. Indeks Kustono merupakan hasil riview dari indeks eckel yang terbukti
bahwa indeks eckel memiliki masalah saat digunakan untuk mengukur pada
jumlah perioda tahun (n) yang berbeda. Oleh sebab itu, instrumen baru yang
diperoleh dapat digunakan sebagai penentu, motivasi, dan dampak praktik
perataan laba pada suatu perusahaan (Kustono, 2011).
Rumus indeks perataan laba kustono : Lit - Lit-1
PPit = Lit-1
Pit – Pit-1
Pit-1
Keterangan :
a. PP = indeks perataan penghasilan
18
b. L = laba
c. P = penjualan
d. i = perusahaan i
e. t = tahun ke t
2. Unsur Biaya :
a. Memecah-mcah faktur, misalnya faktur untuk sebuah pembelian pesanan
dipecah menjadi beberapa pembelian atau pesanan dan selanjutnya
dibuatkan beberapa faktur dengan tanggal yang berbeda kemudian
dilaporkan dalam beberapa periode akuntansi.
b. Mencatat biaya dibayar dimuka (prepayment) sebagai biaya, misalnya
melaporkan biaya advertensi dibayar dimuka untuk tahun depan sebagai
biaya advertensi tahun ini.
Selain itu
penelitian ini
mengusulkan cara
konseptual yang
berbeda dalam
melihat praktik
perataan laba.
Hasil temuan dari
penelitian ini
menunjukkan
bahwa
perusahaan
berperilaku
seolah-olah
mereka
memperlancar
pendapatan
meskipun tidak
ada kepastian
sepenuhnya.
2 Stolowy dan A Framework - - Makalah ini
Breton (2000). For The adalah tinjauan
Classification literatur tentang
Of Accounts manipulasi akun
Manipulations. di AS, tetapi juga
di beberapa
negara lain,
termasuk Kanada,
Inggris, dan
Prancis. Selain
itu, dalam
makalah
dijelaskan bahwa
untuk
memperlancar
pendapatan,
seorang manajer
mengambil
tindakan dengan
cara
meningkatkan
pendapatan yang
dilaporkan saat
pendapatan
rendah dan
mengambil
22
tindakan untuk
mengurangi
pendapatan yang
dilaporkan saat
pendapatan relatif
tinggi. Aspek
inilah yang
membedakan
perataan laba dari
proses terkait
yang mencoba
membesar-
besarkan
pendapatan di
semua negara.
3 Nasser dan Pengaruh X : Ukuran Indeks Hasil yang
Parulian (2006). Faktor-Faktor perusahaan, eckel untuk diperoleh
Internal profitabilitas menentukan menggunakan
Perusahaan , leverage perata dan indeks eckel
Terhadap operasi, dan bukan untuk
Income sektor perata, menentukan
Smoothing. industri sedangkan perataan laba dan
Y : Perataan analisis bukan perata ialah
laba. data regresi 22 perusahaan
logistik. melakukan
praktik perataan
laba sedangkan
25 perusahaan
bukan perataan
laba yang terdiri
dari manufaktur,
lembaga
keuangan dan
properti.
Perusahaan
manufaktur 19
meruapakan
perata, lembaga
keuangan tidak
terdapat bukti
melakukan
perataan, dan
properti 3
perusahaan yang
etrmasuk perataan
laba. Hasil regresi
23
logistik
membuktikan
bahwa
profitabilitass
memberikan hasil
yang signifikan
dan berpengaruh
terhadap perataan
laba.
4 Kustono (2011). The Theoretical - - Tujuan penelitian
Construction Of ialah meriview
Income indeks eckel
Smoothing untuk
Measurement. mendapatkan
temuan baru
sebagai alat
pengukuran
perataan laba.
Dalam penelitian
ini dijelaskan
bahwa indeks
eckel bukanlah
instrumen
reliabilitas
sebagai
pengukuran
perataan laba,
dengan masalah
tersebut peneliti
menemukan
indeks baru
dalam mengukur
perataan laba
ialah indeks
kustono terkait
penentu,
motivasi, dan
dampak praktik
perataan laba.
berjalannya waktu terdapat instrumen bari yaitu indeks kustono hasil temuan dari
review indeks eckel. Indeks kustono pengukurannya menggunakan laba
perusahaan di bandingkan dengan laba sebelumnya dan dibagi penjualan
perusahaan tersebut agar mendapatkan hasil yang lebih mendetail , bukan hanya
untuk menentukan praktik perataan laba, indeks kustono dapat pula untuk
penentu, motivasi, dan dampak praktik perataan laba yang dilakukan perusahaan
dalam suatu negara. Di Indonesia maupun luar negeri banyak menggunakan
indeks eckel darai pada indeks kustono. Indeks eckel yang digunakan oleh
beberapa penelitian hanya dapat menentukan perusahaan termasuk kategori perata
atau bukan perataan laba, seperti penelitian Nasser yang terbukti bahwa dari 27
perusahaan manufaktur 19 diantaranya melakukan perataan laba.
BAB III
METODE PENELITIAN
25
26
yang digunakan dalam pengumpulan data yaitu data sekunder yang diperoleh
melalui kejadian masa lalu, maupun pengamatan orang lain dengan bentuk
dokumen yang telah terpublish.
Pengumpulan Penyajian
Data Data
Reduksi
Data
Kesimpulan
Mulai
Perumusan Masalah
Pengumpulan Data
Analisis Data
Metode Analisis Data Miles dan Huberman 1992
Kesimpulan
Selesai
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Hasil analisis akan diuraikan mengenai faktor-faktor yang mendasari praktik
perataan laba (income smoothing) di Indonesia dalam perusahaan manufaktur,
jasa, keuangan, real estate dan properti, data analisi pada lampiran satu. Perataan
laba (income smoothing) merupakan kegiatan yang dilakukan manajemen untuk
mempengaruhi aliran data atau informasi. Praktik ini dianggap logis dan rasional
bagi manajer dengan menggunakan cara atau metode akuntansi tertentu. Tindakan
perataan laba mempunyai peran penting dalam mengurangi bias dari jajaran
investor untuk memperhitungkan laba dimasa lalu dan memprediksikan laba
dimasa yang akan datang. Fenomena terkait perataan laba dipengaruhi oleh
beberapa faktor, seperti faktor keuangan dan non-keuangan.
Faktor keuangan yang sering mempengaruhi praktik perataan laba
berhubungan dengan perhitungan aliran kas untuk menghasilkan laba. Faktor
keuangan dari beberapa penelitian yang banyak digunakan seperti profitabilitas,
leverage, pajak, harga saham, dan lain-lain. Selain faktor keuangan, terdapat pula
faktor non-keuangan yang mencerminkan kegiatan perusahaan maupun
perkembangan perusahaan seperti struktur kepemilikan, status perusahaan, ukuran
perusahaan, nilai perusahaan, dan good corporate governance.
Beberapa analisis dari penelitian yang menjelaskan pengaruh faktor keuangan
dan non-keuangan terhadap perataan laba di Indonesia sebagai berikut.
4.1.1 Analisis Perusahaan Manufaktur 2009-2019
a) Determinan Perataan Laba
Kustono (2009) yang terdiri dari foktor keuangan dengan variabel kegiatan
aktivitas yang diproyeksikan menggunakan penjualan dan devidend payout ratio,
dan variabel non-keuangan menggunakan ukuran perusahaan, pertumbuhan
perusahaan serta risiko spesifik menggunakan metode analisis regresi, dengan
memperhitungkan indeks eckel dan imhoff. Sampel penelitian sebanyak 35
30
31
perusahaan yang tercatat di BEJ periode 2002-2006. Hasil yang diperoleh dari
penelitian yaitu devidend payout ratio, ukuran perusahaan, risiko spesifik dan
kegiatan aktivitas yang diproyeksikan dengan penjualan tidak berpengaruh
terhadap praktik perataan laba, sedangkan pertumbuhan perusahaan
mempengaruhi perataan laba.
Widarti (2009) melakukan penelitian dengan menguji faktor-faktor yang
mempengaruhi perataan laba di perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Sampel dalam penelitian sebanyak 49 perusahaan dari tahun 2002-2006. Variabel
dalam penelitian ialah ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, dan
varian saham. Metode analisis data menggunakan regresi logistik, sedangkan
untuk penentuan perata atau non perata menggunakan indeks eckel. Berdasarkan
hasil perhitungan indeks eckel hanya 10 perusahaan yang melakukan praktik
perataan laba. Dalam analisis regresi logistik secara parsial maupunn simultan
tidak terdapat pengaruh terhadap perataan laba.
Arfan dan Wahyuni (2010) menjelaskan pengaruh leverage, ukuran
perusahaan dan saham terhadap perataan laba dengan sampel 35 perusahaan dari
tahun 2005-2007. Metode yang digunakan yaitu regresi logistik. Hasil yang
diperoleh menjelaskan bahwasannya ukuran perushaan, saham yang beredar dan
leverage yang diproyeksikan oleh hutang (debt) mencermikan pengaruh terhadap
perataan laba.
Handayani dan Gunawan (2011) menjelaskan bahwa penelitiannya untuk
menganalisis beberapa faktor, seperti kenaikan saham atau penurunan saham,
leverage operasi, dan profitabilitas dengan menggunakan metode regersi logistik
dan memperhitungkan indeks eckel untuk menentukan perusahaan termasuk
kategori perataan laba atau non perata. Sampel yang digunakan sebanyak 65
perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu
secara parisial saham yang beredar dapat mempengaruhi perataan laba,
sedangkan secara simultan semua variabel dapat mempengaruhi perataan laba.
Dewi dan Zulaikha (2011) melakukan penelitian pengaruh ukuran
perusahaan, profitabilitas, financial leverage, dan tipe industri terhadap perataan
laba. Sampel penelitian menggunakan 75 perusahaan manufaktur yang tercatat di
32
BEI 2006-2009 dengan metode analisis regresi logistik dan indeks eckel untuk
menentukan perusahaan perata atau non-perata. Hasil analisis menunjukkan
bahwa ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap tindakan praktik
perataan laba. profitabilitas, financial leverage, dan tipe industri tidak memiliki
pengaruh signifikan terhadap perataan laba.
Martini dan Deny (2012) penelitian ini menguji pengaruh ukuran perusahaan,
profitabilitas, leverage keuangan, dan rasio pembayaran deviden terhadap
kecenderungan perataan laba. metode analisis yang digunakan ialah regresi
logistik biner dan indeks eckel dalam menentukan perata atau bukan perata.
Sampel penelitian perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI tahun 2000-2009
dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ukuran
perusahaan dan profitabilitass memiliki pengaruh terhadap kecenderungan
perataan laba. Sementara itu, leverage keuangan dan rasio pembayaran deviden
tidak mempengaruhi terhadap perataan laba.
Christina (2012) melakukan penelitian terhadap perataan laba dengan variabel
ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, dan devidend payout ratio.
Penelitian ini menggunakan sampel 60 perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI pada tahun 2008-2010 dengan analisis regresi logistik biner dan indeks eckel.
Hasil penelitian dengan menggunakan indeks eckel bahwa 23 perusahaan tidak
termasuk dalam kategori perata, sedangkan 37 termassuk dalam kategori perataan
laba. Hasil pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi logistik biner ialah
ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, dan devidend payout ratio
tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba.
Suryandani (2012) penelitian ini menjelaskan income smoothing dengan
menggunakan perhitungan indeks eckel yang dianalisis menggunakan metode
regresi logistik binar dengan faktor keuangan seperti profitabilitas, dan leverage
sedangkan faktor non keuangan ukuran perusahaan. Sampel perusahaan sebanyak
39 perusahaan dari tahun 2000-2005. Hasil yang diperoleh ialah ukuran
perusahaan yang berpengaruh positif dan signifikan. Akan tetapi profitabilitas
diproyeksikan dengan ROA dan NPM, leverage diproyeksikan DER dan TDTA
tidak memiliki pengaruh dalam praktik pertaan laba.
33
antara perusahaan perata dan bukan perata laba. Namun, ada perbedaan dalam
risiko investasi antara perusahaan perata dan bukan perata laba.
Pratiwi (2013) menjaskan bahwa penelitiannya melibatkan faktor kegiatan
aktivitas yang diproyeksikan dengan penjualan, profitabilitas, dan financial
leverage serta pertumbuhan perusahaan. Sampel sebanyak 74 perusahaan yang
terdaftar di BEI 2009-2011. Metode yang digunakan dalam analisis data ialah
regresi logistik dan indeks eckel. Hasil penelitian diperoleh bahwa pertumbuhan
perusahaan, profitabilitas, financial leverage, serta aktivitas yang diproyeksikan
dengan penjualan tidak berpengaruh terhadap perataan laba.
Pamono (2013) melakukan penelitian terkait perataan laba dengan variabel
ukuran perusahaan, profitabilitas, dan leverage yang menggunakan sampel 63
perusahaan manufaktur periode 2007-2011 yang tercatat di BEI. Alat analisis dan
metode yang digunakan ialah microsoft excel 2007 dan SPSS versi 20 ysng di
proyeksikan dengan regresi. Hasil analisis yang diperoleh dari penelitian ini
menunjukkan ukuran perusahaan, ROA, DER, dan NPM tidak berpengaruh
terhadap perataan laba.
Sherlita dan Kurniawaan (2013) melakukan penelitian yang menjelaskan
pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas, dan financial leverage terhadap
praktik perataan laba dengan sampel 68 perusahaan dari tahun 2008-2010. Metode
analisis data dalam penelitian menggunakan regresi logistik binar. Penelitian ini
dapat disimpulakan bahwa vearibel tersebut tidak berpengaruh terhadap perataan
laba.
Penelitian Sulistyawati (2013) mengkaji terkait kebijakan deviden, reputasi
auditor, dan nilai perusahaan terhadap perataan laba selama 2009-2011 dengan
sampel 39 perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Metode analisis yang
digunakan ialah regresi logistik binar. Hasil penelitian disimpulkan bahwa
kebijakan deviden, nilai perusahaan, dan reputasi auditor tidak berpengaruh
terhadap perataan laba.
Yulia (2013) meneliti terkait ukuran perusahaan, profitabilitas, saham, dan
financial leverage terhadap perataan laba. sampel penelitian 106 perusahaan
manufaktur tahun 2007-2011 dengan metode analisis regresi logistik dan indeks
35
eckel. Hasil dari penelitian membuktikan bahwa (1) semakin besar ukuran
perusahaan maka perusahaan memilih melakukan praktik perataan laba. (2)
semakin tinggi tingkat profitabilitas perusahaan maka perusahaan memilih
melakukan praktik perataan laba. (3) semakin tinggi tingkat financial leverage
perusahaan maka perusahaan memilih melakukan praktik perataan laba. (4)
semakin rendah nilai saham perusahaan maka perusahaan memilih untuk
melakukan praktik perataan laba.
Styaningtyas (2014) menjelaskan bahwa penelitian ini menguji leverage
operasi, profitabilitas terhadap perataan laba. sampel yang digunakan perusahaan
yang terdaftar di BEI dengan metode purposive sampling dari tahun 2010-2012.
Metode analisis data dalam peneliian ini menggunakan indeks eckel dan regresi
logistik. Hasil penelitian dijelaskan bahwa leverage operasi, dan profitabilitas
tidak berpengaruh terhadap perataan laba.
Peranasari dan Ida Bagus. D (2014) melakukan penelitian terkait penjualan,
dan risiko keuangan serta saham yang beredar terhadap perataan laba. Sampel
penelitian menggunakan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2008-2012 sebanyak 52 perusahaan. Metode analisis data dalam penelitian ini
menggunakan regresi logistik. Penelitian dapat disimpulkan risiko keuangan,
profitabilitas, dan leverage operasi berpengaruh positif terhadap perataan laba.
Styaningtyas dan Hadiprajitno (2014) melakukan penelitian dengan melihat
profitabilitas, ukuran perusahaan, operating leverage, dan sektor industri dengan
sampel 86 perusahaan manufaktur. Analisis menggunakan regresi logistik dan
indeks eckel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sektor industri mempengaruhi
probabilitas perataan laba. Tetapi ukuran perusahaan, operating leverage, dan
profitabilitas tidak berpengaruh terhadap perataan laba.
Dewi dan Sujana (2014) mengkaji pengaruh ukuran perusahaan, profitabilitas,
dan industri terhadap perataan laba dengam sampel 56 perusahaan yang listing di
BEI tahun 2010-2012. Metode analisis regresi logistik, hasil penelitian yang
diperoleh ialah ukuran perusahaan dan profitabilitas berpengaruh pada praktik
perataan laba, sedangkan jenis industri tidak dapat memoderasi ukuran perusahaan
dan profitabilitas pada praktik perataan labba.
36
laba rugi. Variabel dalam penelitian ini profitabilitas dan cash holding, variabel
non keuangan reputasi auditor dan pinjaman emisi. Sampel yang digunakan
sebanyak 29 perusahaan dimana analisis menggunakan regresi logistik. Hasil
penelitian yang diperoleh semua faktor keuangan dan non keuangan dalam
penelitian berpengaruh dan signifikan terhadap perataan laba.
Teguh dan Hanate (2017) penelitian ini secara langsung untuk melihat
pengaruh GCG terhadap perataan laba, serta melihat pengaruh tidaknya GCG
terhadap perataan laba dengan intellectual capital disclosure sebagai variabel
mediasi. Saampel penelitian yaitu 72 perusahaan manufaktur yang tercatat di BEI
dari tahun 2010-2015 menggunakan metode partial least square (PLS) dengan
program warp PLS 5.0 untuk melihat hubungan antar variabel. Dari hasil
penelitian diketahui bahwa GCG tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
income smoothing secara langsung, tetapi berpengaruh tidak langsung melalui
variabel mediasi intellectual capital disclosure.
Hastuti (2017) melakukan penelitian untuk menguji kembali faktor-faktor
yang mempengaruhi perataan laba pada perusahaan manufaktur di BEI dengan
variabel ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage, dan kepemilikan
institusional. Sampel penelitian 59 perusahaan periode 2013-2015 dengan metode
regresi logistik dan indeks eckel. Hasil penelitian multivariate menunjukkan
ukuran perusahaan, profitabilitas, financial leverage memiliki pengaruh terhadap
praktik perataan laba. sebaliknya, kepemilikan institusional tidak memiliki
pengaruh terhadap praktik perataan laba.
Sumarna (2017) penelitian menggunakan data panel dari perusahaan
manufaktur sebanyak 16 perusahaan dengan melihat pengaruh cash holding,
devidend payout ratio, leverage, ukuran perusahaan, dan pertumbuhan perusahaan
terhadap perataan laba. Metode yang digunakan indeks eckel dan regresi linier
berganda. Hasil penelitian mengidentifikasikan cash holding dan leverage
berpengaruh signifikan positif terhadap income smoothing, sedangkan ukuran
perusahaan pertumbuhan perusahaan, dan devidend payout ratio tidak
berpengaruh terhadap income smoothing.
40
menggunakan indeks eckel. Bila dilihat dalam penelitian Nasser dan Parulian
(2006) yang menggunakan Indeks Eckel (1981) sebagai penentu perata atau bukan
perata ialah perusahaan manufaktur yang sering melakukan perataan laba dari 27
sampel perusahaan manufaktur, 19 diantaranya melakukan perataan laba,
sedangkan pada lembaga keuangan tidak terbukti adanya perusahaan perata laba,
serta properti terdapat 3 perusahaan yang terbukti melakukan perataan laba. Selain
itu Kustono (2009), Kusumaningrostati dan Mutasowifin (2014), Josep, dkk
(2016), dan Ulfa (2017) menjelaskann hasil penelitian bahwa profitabilitas,
pertumbuhan perusahaan, ukuran perusahaan, dan GCG berpengaruh terhadap
praktik perataan laba di Indonesia.
Adanya praktik perataan laba oleh pihak manajemen menimbulkan image
perusahaan yang baik sehingga menarik minat investor dan kreditor. Namun
praktik ini menyebabkan perbedaan pendapat antara principal dan agent sehingga
nantinya menimbulkan konflik karena didasari sifat manusia yang merupakan
makhluk ekonomi untuk mementingkan kepentingan pribadinya. Sesuai penelitian
Wijaya (2009) perataan laba terkait erat dengan teori keagenan yang menyatakan
bahwa manajemen memiliki informasi lebih dibandingkan pemilik perusahaan,
hubungan agensi timbul apabila salah satu pihak (prinsipal) menyewa pihak lain
(agen)untuk melaksanakan tugas dan wewenang untuk membuat keputusan
kepada agen tersebut. Dengan adanya masalah ini bisa dicegah melalui
monitoring dari kantor akuntan publik, serta principal dan agent melakukan
kesepakatan kontrak kerja untuk mengatur kewajiban masing-masing pihak.
4.2 Pembahasan
Penelitian Stolowy dan Breton (2000) klasifikasi penelitian praktik perataan
laba berdasarkan objek perataan, jumlah periode, variabel perataan, dan dimensi
perataan, akan tetapi penelitian tersebut menambahkan metodologi penelitian
sebagai bahan hasil analisis pemetaan perataan laba. Pada penelitian ini penulis
mengklasifikasikan setiap jurnal berdasarkan objek perataan laba, variabel
perataan laba, metode perataan laba, dan sektor perusahaan perataan laba, data
pemetaan perataan laba dapat dilihat pada lampiran dua.
52
Dari data diatas dapat dengan melihat objek kategori perataan laba bahwa
penelitian di Indonesia cenderung menggunakan indeks eckel daripada indeks
kustono untuk mengetahui adanya praktik praktaan laba. Hasil yang diperoleh
menjelaskan bahwa penelitian di sektor manufaktur, keuangan (perbankan), real
estate dan properti, serta jasa tergolong banyak yang melakukan praktik perataan
laba.
b. Laporan Keuangan (Laba/Rugi)
Dalam laporan keuangan mencerminkan kinerja perusahaan untuk
memperoleh laba dan aliran dana dengan melihat laporan laba rugi perusahaan
yang meliputi laba bersih perusahaan setelah pajak maupun sebelum pajak, laba
kotor, dan laba operasi.
Tabel 4.2 Kategori Laba Perataan Laba
Laba Perusahaan Peneliti (per tahun) Total
Laba Kotor. Agustiningsih (2009), 7 Peneliti
Arfan dan Wahyuni
(2010), Ibrahim (2010),
54
Hasil dari pemetaan diatas dapat disimpulkan bahwa secara umum objek
perataan laba ialah indeks perataan yang diukur menggunakan indeks eckel dan
sebagian menggunakan indeks kustono untuk menentukan perusahaan termasuk
dalam kategori perata atau bukan perata, sedangkan laporan keuangan bisa
menjadi sasaran utama dengan melihat laporan laba/rugi untuk mendapatkan
informasi laba yang sejalan dengan Belakoui (2007) dalam Ekawati (2018) objek
perataan laba seharusnya didasari pada indikasi keuangan yaitu laba. Indikator
tersebut meliputi (1) laba bersih, sebelum atau sesudah pajak, (2) laba per saham,
sebelum keuntungan dan kerugian disesuaikan untuk pemecahan saham dan
deviden.
Tidak
variabel Berpengaruh Netral Total
Berpengaruh
Profitabilitas :
ROA 5 7 12
ROE
ROI 2 2
NPM 3 3 1 7
OPM 1 1
Leverage :
Debt 1 1
DER 2 2
DAR
TDTA 1 1
Financial Leverage 8 9 1 18
Operating Leverage 2 2 4
Devidend Payout Ratio 1 7 8
Cash Flow 1 1
Cash Holding 3 3
Capital Turnover 1 1
Penjualan 2 2 4
Peringkat Obligasi 1 1
Reaksi Pasar 1 2 3
Saham 3 1 4
Keinformatifan Laba 1 1
Ukuran Perusahaan 13 8 1 22
Perumbuhan
2 2 4
Perusahaan
Nilai Perusahaan 4 4
Status Perusahaan 1 1
Tipe Industri 1 1
Kompensasi Bonus 1 1
Good Corporate
7 8 1 16
Governance
Corporate Social
1 1
Responsibility
Total 124
b. Sektor Keuangan
Tabel 4.4 Variabel Sektor Keuangan (Perbankan)
56
Tidak
variabel Berpengaruh Netral Total
Berpengaruh
Profitabilitas :
ROA 2 1 3
ROE
ROI
NPM 1 1
NIM 1 1
Leverage :
Debt
DER 1 1 2
DAR
TDTA
Financial Leverage 1 2 3
Operating Leverage 1 1
Devidend Payout Ratio
Saham 1 2 3
Agency Cost 1 1
Non Performing Loan 1
Non Performing
1 1 2
Financial
Financing to Deposito
1 1 1
Ratio
Posisi Devisa Neto 1 1
Liquid Deposito Ratio 1 1
Capital Adequency
1 1 2
Ratio
Ukuran Perusahaan 2 1 1 4
Umur Perusahaan 1 1
Tpe Industri 1 1
Good Corporate
2 2
Governance
Total 30
Tidak
variabel Berpengaruh Netral Total
Berpengaruh
Profitabilitas :
57
ROA 1 1
ROE
ROI 1 1 2
NPM 1 1 2
NIM
Leverage :
Debt
DER
DAR
TDTA
Financial Leverage 1 3 1 5
Operating Leverage 1 1
Devidend Payout Ratio 1 1
Suku Bunga BI 1 1
Reaksi Pasaar 1 1
Manajemen Laba Riel 1 1
Cash Holding 1 1
Kompensasi Bonus 1 1 2
Ukuran Perusahaan 1 2 3
Kelompok Usaha 1 1
Reputasi Auditor 1 1 2
Kepemilikan
1 1
Manajerial
Total 25
d. Sektor Jasa
Tabel 4.6 Variabel Sektor Jasa
Tidak
variabel Berpengaruh Netral Total
Berpengaruh
Profitabilitas :
ROA 2 1 3
ROE 1 1
ROI
NPM 1 1
NIM
Leverage :
Debt
DER 1 1
DAR 1 1
TDTA
58
Financial Leverage
Operating Leverage
Devidend Payout Ratio 1 1
Saham 1 1
Pajak Penghasilan 1 1
Ukuran Perusahaan 1 1
Dewan Komisaris 1 1
Total 12
Hasil dari pemetaan diatas dapat disimpulkan bahwa variabel dalam perataan
laba secara umum yang diperikirakan sangat berpengaruh ialah profitabilitas,
leverage, financial leverage, operating leverage, devidend payout ratio, struktur
kepemilikan, good corporate governance (GCG), ukuran perusahaan, dan
pertumbuhan perusahaan yang sejalan dengan penelitian Kustono (2009) bahwa
pertumbuhan perusahaan yang dapat mempengaruhi perataan laba. Suryandari
(2012) hasil penelitian yang diperoleh ialah ukuran perusahan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap perataan laba. Kusumaningrostati dan Mutasowifin (2014)
menjelaskann bahwa profitabilitas yang diukur dengan ROA dan NIM dapat
berpengaruh signifikan terhadap perataan laba di Indonesia, sedangkan leverage
yang diproyeksikan oleh DER tidak berpengaruh terhadap perataan laba.
Akan tetapi penelitian Maharani, Bunga (2015) berbeda dengan penelitian
yang lain karena hasil penelitian yang di analisis menggunakan regresi linier
berganda baik secara parsial maupun simultan dengan variabel besaran
perusahaan, profitabilitas yang diukur dengan NPM, dan leverage tidak
berpengaruh terhadap perataan laba di Indonesia. Maka, penelitian selanjutnya
disarankan untuk menguji hipotesis dengan menggunakan metode analisis statistik
yang lain. Sedangkan Maimanah (2018) menjelaskan bahwa financial leverage
berpengaruh terhadap perataan laba, sedakangkan operating leverage tidak
berpengaruh terhadap perataann laba, melainkan berpengaruh terhadap
pengembalian saham.
Jumlah
Metode
Peneliti
Indeks Eckel 33
Indeks Kustono 4
Total 37
a) Indeks Eckel
Indeks eckel banyak digunakan oleh beberapa peneliti dalam menentukan
perusahaan masuk kedalam kategori perata atau bukan perataan laba. penelitian
yang menggunakan indeks eckel salah satunya ialah Widaryanti (2009) hasil
perhitungnnya menunjukkan bahwa perataan laba dipraktikkan oleh perusahaan
manufaktur yang listing di BEI periode 2002-2006 sebanyak 10 perusahaan dari
49 sampel. Christina (2012) menggunakan sampel perusahaan manufaktur
sebanyak 60 sampel yang terdaftar di BEI tahun 2008-2010, hasil perhitungan
menggunakan indeks eckel dengan sampel 60 perusahaan 37 diantaranya
termasuk dalam kategori perataan laba.
b) Indeks Kustono
Indeks kustono merupakan indeks yang dihasilkan dari mereview indeks eckel
(1981). Istifarda (2015) menjelaskan bahwa perhitungan dengan menggunakan
indeks kustono dari 56 sampel perusahaan manufaktur periode 2008-2010
terdapat 15 perusahaan yang termasuk kategori perataan laba. Kustono dan
Lasodo (2015) menjelaskan bahwa hasil yang diperoleh dengan mengunakan
indeks kustono dan menbandingkan dengan indeks eckel terdapat 35 perusahaan
perbankan umum syariah yang melakukan perataan laba dari 144 dengan melihat
laporan keuangan bulanan dari Januari 2010 hingga Desember 2011.
b. Metode Analisis Data Statistik
a) Regresi Logistik
Regresi logistik adalah salah astu alat analisis data yang digunakan penelitian
dalam metode kuantitatif yang bersifat statistik. Regresi logistik dalam penelitian
digunakan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel
62
dihasilkan perusahaan. Dampak dari adanya praktik ini untuk mengelabui investor
terhadap kondisi keuangan perusahaan.
j) Model Laba Ekspektasian & Model Variabilitas
Kustono (2010) melakukan penelitian untuk mereview studi terdahulu
mengenai alat pemgukuran perataan penghasilan dengan model laba ekspektasian
dan model variabilitas untuk mendeteksi dan mengidentifikasi perilaku perataan
penghasilan. Hasil yang diperoleh ialah menjelaskan terkait model laba
ekspektasian dan model variabilitas msail memiliki berbagai kelemahan, serta
hasil analisanya dipergunakan untuk mengembangkan model pengukuran baru
yang disebut korelasi akrual akuntansi (AA).
Hasil dari pemetaan diatas dapat disimpulkan bahwa metode perataan laba
dalam menentukan perusahaan termasuk kategori perata atau non perata secara
umum menggunakan indeks eckel. Indeks eckel banyak digunakan karena
menguji pendapatan yang dihasilkan dibandingkan dengan penjualan, ini sejalan
dengan Imhoff (1977) yang diikuti oleh Eckel (1981:30-31) mengembangkan
metodologi penelitian berdasarkan pengujian variabilitas pendapatan terhadap
variabilitas penjualan. Mereka berasumsi bahwa tingkat pendapatan tergantung
pada tingkat penjualan. Gagasan dasarnya adalah bahwa perubahan dalam
penjualan dengan margin harus menciptakan efek yang relatif lebih besar terhadap
laba. Oleh karena itu, jika varian laba kurang dari varian penjualan, dapat
disimpulkan bahwa manfaatnya telah diratakan. Analisis data yang sering
digunakan dalam penelitian diatas regresi logistik dan regresi linier berganda
untuk menguji variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen.
Dalam penelitian Maharani, Bunga (2015) regresi linier berganda tidak dapat
digunakan untuk memprediksi adanya praktik perataan laba, karena hasil yang
diperoleh secara parsial maupun simultan dengan variabel besaran perusahaan,
financial leverage, profitabilitas yang diukur dengan NPM tidak berpengaruh
terhadap perataan laba. Ulfah (2017) motode dalam penelitian menggunakan
indeks eckel untuk menguji variabel perataan laba termasuk kategori perata atau
bukan perata dengan menghitung koefisien laba dan koefisien penjualan
digunakan data periode 2011-2016 sektor perbankan umum syariah di Indonesia.
66
Analisis data yang digunakan oleh peneliti ialah regresi logistik karena variabel
dependen dalam penelitian adalah variabel dummy. Regresi logistik adalah model
regresi yang digunakan untuk menganalisis variabel dependen dengan ukuran
biner atau dikotomi dengan kemungkinan antara 0 dan 1.
b. Sektor Keuangan
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh terdapat 13 perusahaan yang
melakukan praktik perataan laba. Kusumaningristati dan Mutasowifin (2014)
memilih sektor keuangan dalam perusahaan perbankan yang terdaftar di (Bursa
Efek Indonesia) BEI untuk mengidentifikasi sejauh mana perbankan melakukan
praktik perataan laba, karena dalam dunia perbankan depresiasi rupiah dan
tekanan likuiditas akan memicu persaingan ketat dalam memperoleh pendanaan
yang berdampak terhadap manajemen untuk melakukan praktik perataan laba.
c. Sektor Real Estate dan Properti
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh terdapat 7 perusahaan yang
melakukan praktik perataan laba. Wijaya (2009) mengangkat sektor real estate
dan properti dengan alasan sektor ini masih memiliki potensi yang besar dalam
menarik perhatian investor untuk menanamkan modal dan memperoleh
keuntungan, Serta untuk melihat perbedaan indeks yang terdapat pada real estate
dan properti yang bereputasi baik dengan yang berupatsi buruk di (Bursa Efek
Indonesia) BEI.
d. Sektor Jasa
Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh terdapat 4 perusahaan yang
melakukan praktik perataan laba. Ekawati (2018) menjelaskan dalam
penelitiaanya memilih sektor perusahaan jasa karena sektor ini sering diminati
oleh banyak investor dalam berinvestasi di (Bursa Efek Indonesia) BEI.
Hasil dari pemetaan diatas dapat disimpulkan bahwa sektor perusahaan yang
dominan digunakan oleh peneliti ialah perusahaan manufaktur. Karena perusahaan
manufaktur merupakan industri pengolahan yang mengelola bahan baku menjadi
barang jadi maupun setengah jadi, serta sektor tersebut dalam proses pekerjaannya
menggunakan peralatan, mesin, dan rancangan tenaga kerja. Perusahaan
manufaktur ialah sektor yang cukup stabil dan menjadi penopang perekonomian
di suatu negara, selain itu perusahaan manufaktur membutuhkan sumber dana
jangka panjang dalam kegiatan operasi dengan cara investasi saham dari para
investor. Pendapat ini sejalan dengan penelitian Alwiyah dan Solihin (2015) yang
mengatakan bahwa perusahaan manufaktur secara umum banyak terdaftar di BEI.
68
Akan tetapi, sektor lain seperti jasa, keuangan, real estate dan properti dianggap
sering melakukan praktik perataan laba dalam mempengaruhi minat investor
untuk berinvestasi dan mendapatkan pinajaman yang sejalan dengan penelitian
Ekawati (2018) bahwa perusahaan jasa sering diminati oleh investor untuk
berinvestasi.
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan terkait praktik perataan laba di
Indonesia tahun 2009-2019 yang telah dilakukan peneliti, maka dapat disimpulkan
sebagai berikut.
1. Hasil analisis berdasarkan faktor yang mempengaruhi praktik perataan
laba dan dampak praktik perataan laba yang diperoleh bahwa praktik
perataan laba sering dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) ialah sektor manufaktur, keuangan (perbankan), jasa,
real estate dan properti. Dari keempat sektor tersebut bila dilihat dari hasil
analisis dan diurutkan berdasarkan penelitian paling banyak melakukan
perataan laba yaitu (1) sektor manufaktur, (2) sektor keuangan
(perbankan), (3) sektor real estate dan properti, serta (4) sektor jasa. Selain
itu, praktik perataan laba yang terjadi di Indonesia lebih banyak
disebabakan oleh faktor-faktor kunci yang dapat diamati dan dipengaruhi
melalui tindakan manajemen daripada dampak yang ditimbulkan oleh
adanya praktik perataan laba.
2. Praktik prataan laba apabila dilihat dari objek perataan laba ialah
digunakan sebagai untuk menentukan perusahaan melakukan praktik
perataan laba atau bukan perata. Dalam praktik perataan laba, objek yang
sering digunakan ialah penentuan perataan laba dengan menggunakan
indeks eckel, di mana indeks tersebut membandingkan penjualan dengan
pendapatan yang diterima. Seiring berjalannya waktu terdapat indeks
kustono yang dihasilkan dari review indeks eckel yang sering juga
digunakan untuk menentukan perusahaan termasuk dalam kategori
perataan laba atau bukan perata. Selain itu, terdapat pula objek perataan
laba ialah laporan keuangan dengan melihat laporan laba/rugi khususnya
pada laba bersih perusahaan setelah pajak, laba kotor, dan laba operasi.
69
70
5.2 Keterbatasan
Dalam proses penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yang mungkin
dapat diperbaiki diantaranya ialah :
1. Penelitian ini meneliti semua sektor inti perusahaan tanpa ada kriteria
tertentu atas sektor perusahaan sebagai sampel penelitian sehingga semua
sektor perusahaan menjadi sampel penelitian. Akan tetapi, sektor yang
terdapat didalam sub manufaktur, keuangan, real estate dan properti serta
jasa tidak dibahas oleh peneliti.
2. Penelitian ini lebih banyak menggunakan jurnal kuantitatif daripada jurnal
kualitatif. Dampak yang diperoleh apabila lebih banyak menggunakan
jurnal kuantitatif ialah tidak seimbang dalam mengetahui hasil praktik
perataan laba disuatu sektor perusahaan.
5.3 Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan yang terdapat dalam penelitian ini,
maka peneliti mengajukan saran yang dapat digunakan untuk mempertimbangkan
dalam penelitian selanjutnya, ialah :
1. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan dapat melakukan penelitian dengan
memberikan kriteria atas sektor perusahaan sebagai sampel dalam
penelitian serta menambahkan sub sektor yang terdapat didalam kategori
sektor inti.
2. Bagi penelitian selanjutnya, dalam proses memperoleh data penelitian agar
seimbang menambahkan jurnal kualitatif dan kuantitatif untuk
mendapatkan hasil yang lebih seimbang.
72
Daftar Pustaka
Agustuningsih, Sri Wahyu. 2009. Pengaruh Income Smoothing Terhadap
Keinformatifan Laba. Tesis. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Alwiyah. & Solihin, Charis. 2015. Pengaruh Income Smoothing Terhadap
Earning Response Pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing Di BEI. Jurnal
Bisnis & Akuntansi Vol. 5 No. 2. Universitas Wiraja Sumenep.
Anggriani, Mulia Fitr., Mardani, Ronny Malavia., & Salim, M. Agus. 2017.
Pengaruh Profitabilitas, Risiko Keuangan Nilai Perusahaan, dan Struktur
Kepemilikan Terhadap Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) Pada
Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun
2014-2016. Jurnal Riset Manajemen. Universitas Islam Malang.
Arfan, Muhammad. & Wahyuni, Desry. 2010. Pengaruh Firm Size, Winner/Loser
Stock, Dan Debt To Equity Ratio Terhadap Perataan Laba (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia). Jurnal
Telaah & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 1. Universitas Syiah Kuala.
Asfufi, Nanang. 2018. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kualitas Audit, Adopsi
IFRS Terhadap Kualitas Laba Dengan Variabel Intervening Income
Smoothing Pada Perusahaan Perbankan Umum Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia. Tesis. Universitas Jember.
Bestivano, Wildham. 2013. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Umur Perusahaan,
Profitabilitas, dan Leverage Terhadap Perataan Laba Pada Perusahaan
Yang Terdaftar Di BEI (Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan di BEI).
Skripsi. Universitas Negeri Padang.
Burhanuddin. 2018. Pengaruh Profitabilitas, Debt To Equity Ratio, Kepemilikan
Institusional, Dan Firm Size Terhadap Perataan Laba (Studi Pada
Perusahaann Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun
2014-2016). Skripsi. Universitas Lampung.
Cahyaningsih, Ria Monix Tri., Arifati, Rina., & Oemar, Abrar. 2016. Pengaruh
Struktur Kepemilikan Manajerial, Profitabilitas, Devidend Payout Ratio,
Free Cash Flow, Struktur Aset, dan Leverage Operasi Terhadap Praktik
73
74
Josep, Wilton Hendro., AR, Moch Dzulkirom., & Azizah, Devi Farah. 2016.
Pengaruh Ukuran Perusahaan, ROA, dan NPM Terhadap Perataan Laba
(Income Smoothing) (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di
BEI 2012-2014). Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 33 No. 02, April.
Universitas Brawijaya.
Kusuma, Indra Wijaya. 2004. Penggunaan Akrual Untuk Perataan Laba. Jurnal
Bisnis dan Akuntansi Vol. 6 No. 1, April 75-89. Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.
Kusumaningrostati, Alvinda & Mutasowifin, Ali. 2014. Analisis Pengaruh
Faktor-Faktor Terhadap Income Smoothing Dengan Gender Sebagai
Variabel Moderator Pada Emiten Perbankan. Jurnal Manajemen dan
Organisassi. IPB.
Kustono, Alwan Sri. 2009. Pengaruh Ukuran, Devidend Payout Ratio, Dan
Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Praktik Perataan Laba Pada
Perusahaan Manufaktur Studi Empiris Bursa Efek Jakarta 2002-2006. Jurnal
Ekonomi Bisnis No. 3.
Kustono, Alwan Sri. 2010. Kontruksi Pengukuran Perataan Penghasilan. Jurnal.
Universitas Jember.
Kustono, Alwan Sri . 2011. The Theoretical Construction Of Income Smoothing
Measurement. Jurnal. Universitas Jember.
Kustono, Alwan Sri. & Lasodo, Jehan Masagung. 2015. Pengaruh Risiko
Terhadap Kecenderungan Praktik Perataan Penghasilan Pada Bank Umum
Syariah. Jurnal. Universitas Jember.
Kustono, Alwan Sri. & Sari, Evelin Dwi Kusuma. 2012. Pengaruh Profitabilitas
dan Financial Leverage Terhadap Praktik Perataan Penghasilan pada Bank-
Bank Di Indonesia. Jurnal ISSN Vol. 2 No. 2. Universitas Jember.
Maulana, Al Adiyat. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Praktik Perataan
Laba di Perbankan. Jurnal Akuntansi & Investasi Vol. 15 No. 2. STIE
Ahmad Dahlan Jakarta.
77
Sulistiawan, Dedhy., Januari, Yeni., & Alvia, Liza. 2011. Creative Accounting
Mengungkap Manajemen Laba dan Skandal Akuntansi. Jakarta : Salemba
Empat.
Sulistyanto, H. Sri. 2008. Manajemen Laba, Teori dan Model Empiris. Jakarta :
Grasindo. https://books.google.co.id/books?
id=j4lzrAw1TGcC&printsec=frontcover&hl=id#v=onepage&q&f=false
[Diakses pada 23 September 2019].
Sumarna. 2017. Income Smoothing Dalam Industri Manufaktur. Jurnal Riset
Ekonomi Bidang Manajemen dan Akuntansi. STIE Galileo.
Supriyanto. Raharjo, Kharis. & Andini, Rita. 2016. Analysis of Factors Affecting
The Aligment of Income Smoothing (Case Study On Automitive Companies
Listed In Indonesia Stock Exchange (IDX) Period 2008-2013. Jurnal
Akuntansi Vol. 2 No. 2. Universitas Pandanaran Semarang.
Suryati. 2016. Pengaruh Ukuran Perusahaan, dan Return On Asset Terhadap
Income Smoothing Pada Sub Sektor Perusahaan Perdagangan Besar Barang
Produksi Yang Tercatat Di BEI. Jurnal FinAcc Vol. 1 No. 4. STIE Widya
Dharma Pontianak.
Suwardjono. 2005. Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Edisi
Ketiga. Yogyakarta : BPFE.
Teguh, Irene Melina. & Hatane, Saarce Elsye. 2017. Pengaruh Corporate
Governance Terhadap Income Smoothing Dengan Intellectual Capital
Disclosure Sebagai Variabel Mediasi Pada Perusahaan Yang Terdaftar
Dalam BEI. Jurnal Vol. 5 No. 2. Universitas Kristen Petra.
Ulfah, Indar Fauziah. 2017. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Dan Good
Corporate Governance Terhadap Income Smoothing Perbankan Syariah Di
Indonesia (Studi Kasus Pada Bank Umum Syariah Periode 2012-2016).
Tesis. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Vidianto, Asep., Widarno, Bambang., & Harimutri, Fajar. 2016. Analisis
Kebijakan Akuntansi Dalam Perataan Laba (Studi Kasus DI Hotel X Solo).
Jurnal. Akuntansi dan Sistem Teknologi Informasi, Vol. 12 No. 3.
81
Lampiran 1
Tabel 1
Jurnal Perataan Laba (Per Tahun)
No Nama Peneliti Tahun Judul Penelitian
1 Wijaya 2009 Analisis Praktik Perataan Laba Pada
Industri Real Estate dan Properti Yang
Bereputasi Baik Di Bursa Efek
Indonesia.
2 Kustono 2009 Pengaruh Ukuran, Devidend Payout,
Risiko Spesifik, dan Pertumbuhan
Perusahaan Terhadap Praktik Perataan
Laba Pada Perusahaan Manufaktur
Studi Empiris Bursa Efek Jakarta 2002-
2006.
3 Agustiningsih 2009 Pengaruh Income Smoothing Terhadap
Keinformatifan Laba.
4 Widaryati 2009 Analisis Perataan Laba dan Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Pada
Perusahaan Manufaktur Di Bursa Efek
Indonesia.
5 Sendari 2009 Analisis Faktor-Faktor Yang
Berpengaruh Terhadap Praktik Perataan
Laba (Income Smoothing) Pada
Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa
Efek Indonesia (BEI).
6 Ibrahim 2010 Income Smoothing dan Implikasinya
Terhadap Laporan Keuangan
Perusahaan Dalam Etika Ekonomi
Islam.
7 Arfah dan 2010 Pengaruh Firm Size, Winner/Loser
Wahyuni Stock, Dan Debt To Equity Ratio
Terhadap Perataan Laba (Studi Pada
Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar
Di Bursa Efek Indonesia).
8 Restuningdiah 2010 Perataan Laba Terhadap Reaksi Pasar
Dengan Mekanisme GCG dan CSR
Disclosure.
9 Kustono 2010 Kontruksi Pengukuran Perataan
Penghasilan.
10 Handayani dan 2011 Deteksi Atas Praktik Income Smoothing
Gunawan Serta Faktor-Faktor Yang
82
83
Lampiran 2
Tabel 1
Pemetaan Objek Perataan Laba (Per Tahun)
Authors Object of smoothing
Wijaya (2009). Indek perataan laba.
Kustono (2009). Saham, dan laba.
Agustiningsih (2009). Laba.
Widaryati (2009). Perataan laba, non-perataan laba, dan saham.
Sendari (2009). Saham yang beredar.
Kustono (2010). Penghasilan.
Ibrahim (2010) Laba rugi.
Arfan dan Wahyuni Laba rugi, dan saham yang beredar.
(2010).
Retuningdiah (2010). Laba dan peredaran saham.
Kustono (2011). Laba.
Handayani dan Gunawan Saham yang beredar, dan laba rugi.
(2011).
Kustono (2011). Teori perataan laba dan indeks perataan laba.
Dewi, dan Zulaikha Laba usaha dan laba operasi.
(2011).
Suryandari (2012). Laba.
Pratama (2012). Laba rugi.
Kustono dan Sari (2012). Indeks perataan laba
Hanafi dan Hastuti Laporan keuangan (laba rugi).
(2012).
Murtini dan Deny Saham yang beredar.
(2012).
Christiana (2012). Laba perusahaan.
Pratiwi (2013). Penghasilan.
Sherlita, dan Putri Penghasilan.
Kurniawan (2013).
Sulistyawati (2013). Laba, dan saham yang beredar.
Pratiwi dan Mahastanti Laba perusahaan, dan sekuritas perusahaan.
(2013).
Pamono (2013). Laporan keuangan (laba rugi).
R. A, Putra dan Laba perusahaan (setelah pajak maupun
Rahmanti (2013). sebelum pajak).
Bestivano (2013). Laba perusahaan.
Yulia (2013). Laba rugi dan saham yang beredar.
Peranasari, dan Ida Laba, dan saham yang beredar.
Bagus. D (2014).
Styaningtyas (2014). Laporan keuangan dan indeks perataan laba.
Yunita dan Diyani Respon pasar.
91
(2014).
Idris (2014). Laporan keuangan yang mengandung
konvergensi IFRS.
Maulana (2014). Indeks perataan laba.
Styaningtyas dan Laba rugi perusahaan.
Hadiprajitno (2014).
Dewi dan Sujana (2014). Laba rugi.
Kusumaningristati, dan Laba rugi.
Ali Mutasowifin (2014).
Juniarta, dan I Ketut saham yang beredar.
Sujana (2015).
Istifarda (2015). Reaksi pasar.
Wahyuni (2015). Penghasilan.
Kustono dan Lasodo Laba bersih.
(2015).
Maharani, Bunga (2015). Laba rugi.
Alwiyah dan Solihin Reaksi pasar.
(2015).
Dewandari dan Badera Laba rugi.
(2015).
Mulyati dan Maulana Perataan laba (peratan dan non-perata).
(2015).
Fiscal, dan Steviany Perataan laba (perata dan non-perata), laba
(2015). perusahaan (setelah pajak), pemegang saham.
Siagian (2015). Perata dan non perata.
Josep, Moch. Dzulkirom. Laba rugi.
A.R, dan Devi Farah
Azizah (2016).
Jariah (2016). Penghasilan, dan saham yang beredar.
Styaningrum (2016). Laba, dan saham yang beredar.
Sitorus, Rasingsih, dan Laba.
Anggi (2016).
Handayani (2016). Laporan keuangan (laba rugi).
Suriyati (2016). Penghasilan.
Cahyaningsih, dkk Laba perusahan.
(2016).
Vidianto, dkk (2016). Data Keuangan (Transaksi pendapatan dan
pengeluaran, dimana melihat pencatatan
transaksi dan pengeluaran, serta melihat
dokumen dalam siklus pendapatan yang
digunakan oleh pihak terkait).
Supriyanto, Raharjo, dan Pemegang saham, dan laba.
Andini (2016).
Yanti dan Damayanthi Saham yang beredar.
(2016).
92
Tabel 2
Pemetaan Variabel Perataan Laba (Per Tahun)
Authors Variable (instrument) of smoothing
93
Tabel 3
Pemetaan Metode Perataan Laba (Per Tahun)
Authors Methodology – Expectancy model
Wijaya (2009). Regresi berganda.
Kustono (2009). Indeks Eckel, metoda Imhoff, dan regresi.
98
Agustiningsih (2009). Regresi berganda.
Widaryati (2009). Indeks Eckel, dan regresi logistik.
Sendari (2009). Regresi logistik.
Kustono (2010). Model laba ekspektasian dan model
variabilitas.
Ibrahim (2010) Metode analisis isi dan deskriptif analisis.
Arfan dan Wahyuni Regresi logistik.
(2010).
Retuningdiah (2010). Hipotesis diuji dengan persamaan regresi
dan MRA (Moderating Regression
Analysis).
Kustono (2011). -
Handayani dan Gunawan Indeks eckel, dan regresi logistik.
(2011).
Kustono (2011). -
Dewi, dan Zulaikha Regresi logistis biner dan Indeks Eckel.
(2011).
Suryandari (2012). Indek eckel, dan
binary logistic regression.
Tabel 4
Pemetaan Sektor Perusahaan Perataan Laba (Per Tahun)
Authors Perusahaan
Wijaya (2009). Real Estate dan Properti
Kustono (2009). Manufaktur
100
Agustiningsih (2009). Manufaktur
Widaryati (2009). Manufaktur
Sendari (2009). Real Estate dan Properti
Kustono (2010). -
Ibrahim (2010) -
Arfan dan Wahyuni (2010). Manufaktur
Retuningdiah (2010). Manufaktur
Kustono (2011). -
Handayani dan Gunawan Manufaktur
(2011).
Kustono (2011). -
Dewi, dan Zulaikha (2011). Manufaktur & Keuangan
Suryandari (2012). Manufaktur
Pratama (2012). Manufaktur
Kustono dan Sari (2012). Keuangan
Hanafi dan Hastuti (2012). Manufaktur
Murtini dan Deny (2012). Manufaktur
Christiana (2012). Manufaktur
Pratiwi (2013). Manufaktur
Sherlita, dan Putri Manufaktur
Kurniawan (2013).
Sulistyawati (2013). Manufaktur
Pratiwi dan Mahastanti Manufaktur
(2013).
Pamono (2013). Manufaktur
R. A, Putra dan Rahmanti Manufaktur
(2013).
Bestivano (2013). Keuangan
Yulia (2013). Manufaktur
Peranasari, dan Ida Bagus. D Manufaktur
(2014).
Styaningtyas (2014). Manufaktur
Yunita dan Diyani (2014). Real Estate dan Properti
Idris (2014). -
Maulana (2014). Keuangan
Styaningtyas dan Manufaktur
Hadiprajitno (2014).
Dewi dan Sujana (2014). Manufaktur
Kusumaningristati, dan Ali Keuangan
Mutasowifin (2014).
Juniarta, dan I Ketut Sujana Manufaktur
(2015).
Istifarda (2015). Manufaktur
Wahyuni (2015). Real Estate dan Properti
Kustono dan Lasodo (2015). Keuangan
Maharani, Bunga (2015). Manufaktur
Alwiyah dan Solihin (2015). Manufaktur
Dewandari dan Badera Manufaktur
(2015).
Mulyati dan Maulana (2015). Real Estate dan Properti
Fiscal, dan Steviany (2015). Manufaktur
Siagian (2015). Keuangan
Josep, Moch. Dzulkirom. Manufaktur
A.R, dan Devi Farah Azizah
(2016).
Jariah (2016). Jasa