Anda di halaman 1dari 90

SKRIPSI

PENGARUH PERPUTARAN KAS DAN PERPUTARAN PIUTANG


TERHADAP PROFITABILITAS
PADA BANK RAKYAT INDONESIA

Diajukan Oleh :

EKA NUR RACHMAWATI


NIM : 2015030027

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GRESIK
GRESIK
2019
SKRIPSI

PENGARUH PERPUTARAN KAS DAN PERPUTARAN PIUTANG


TERHADAP PROFITABILITAS
PADA BANK RAKYAT INDONESIA

Untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

Pada Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Gresik

Diajukan Oleh :

EKA NUR RACHMAWATI

NIM : 2015030027

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS GRESIK
GRESIK
2019
SURAT PERNYATAAN ORISINILITAS SKRIPSI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Eka Nur Rachmawati
NIM : 2015030027
Fakultas : Ekonomi
Program : S-1
Program Studi : Akuntansi
Menyatakan bahwa Skripsi yang Saya buat dengan judul :
“PENGARUH PERPUTARAN KAS DAN PERPUTARAN PIUTANG
TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK RAKYAT INDONESIA ”
Adalah hasil karya sendiri dan bukan “DUPLIKASI” dari karya orang lain.
Sepengetahuan Saya didalam naskah Skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang
pernah diajukan orang lain untuk memperoleh gelar akademik disuatu perguruan
tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan
oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan
disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar bacaan.
Apabila ternyata didalam Skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur
plagiasi, Saya bersedia Skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang telah Saya
peroleh DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini Saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada
pelaksanaan dan tekanan dari pihak manapun.

Gresik, 03 Juli 2019


Yang Menyatakan

Eka Nur Rachmawati


LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH PERPUTARAN KAS DAN PERPUTARAN PIUTANG


TERHADAP PROFITABILITAS
PADA BANK RAKYAT INDONESIA

SKRIPSI
Diajukan oleh :

EKA NUR RACHMAWATI


NIM : 2015030027

Telah disetujui,
Oleh:

Dosen Pembimbing

(Petrus Supratman, S.E., M.M) Tanggal: 05 Juli 2019


NIDN: 0708028501

Ketua Program Studi Akuntansi

(Rusdiyanto, S.E., M.Ak.) Tanggal: 05 Juli 2019


NIDN: 0703027903

iii
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH PERPUTARAN KAS DAN PERPUTARAN PIUTANG


TERHADAP PROFITABILITAS
PADA BANK RAKYAT INDONESIA DI GRESIK
SKRIPSI

Diajukan Oleh :

EKA NUR RACHMAWATI

NIM : 2015030027

Dipertahankan di depan Tim Penguji


Pada Tanggal : 15 Juli 2019

Dosen Pembimbing Dosen Penguji I

(Petrus Supratman, S.E., M.M) (Rusdiyanto, S.E., M.Ak.)


NIDN: 0708028501 NIDN: 0703027903
Dosen Penguji II

(Dwi Inggarwati Rahayu, S.E., M.A.)


NIDN. 0717128706

Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi

(Dr. Drs. Sukiyat, S.H.)

iv
PENGARUH PERPUTARAN KAS DAN PERPUTARAN PIUTANG
TERHADAP PROFTABILITAS
PADA BANK RAKYAT INDONESIA

Eka Nur Rachmawati

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gresik

ABSTRAK

1. Penilitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Peputaran Kas dan


Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas pada Bank Rakyat Indonesia Periode
tahun 2016 sampai 2018.
2. Penilitian ini menggunakan metode pendekatan kuantitatif, dengan
menggunakan alat bantu statisti SPSS versi 17. Metode yang digunakan adalah
metode analisis regresi linear berganda, dengan melakukan uji asumsi klasik, uji
hipotesis dan koefisien determinasi.
3. Hasil penilitian menjelaskan bahwa a) Perpuataran Kas secara parsial
berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas. b) Perputaran piutang secara
parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas. c) Perputaran Kas dan
perputaran piutang secara simultan berpengaruh signifikan terhadap Profitabilitas

Kata Kunci : Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Profitaabilitas

v
THE EFFECT OF CASH ROUND AND RECEIVABLES ROTATION ON
PROFTABILITYIN INDONESIAN PEOPLE'S BANKS

Eka Nur Rachmawati

Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gresik

ABSTRACK

1. This study aims to determine the effect of Cash Circulation and Accounts
Receivable Turnover on Profitability at the Bank Rakyat Indonesia Period 2016 to
208.
2. This research uses a quantitative approach, using SPSS version 17 statistical
tools. The method used is the method of multiple linear regression analysis, with
perform classic assumption tests, test hypotheses and coefficient of determination.
3. The research results obtained are a) Cash Circulation partially has a significant
effect on Profitability. b) Accounts receivable turnover partially has no significant
effect on profitability. c) Cash Turnover and accounts receivable turnover
simultaneously have a significant effect on profitability

Keywords: Cash Turnover, Receivables Turnover and Profitaability

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, dan hidayah-Nya sehingga skripsi yang berjudul

“Pengaruh Perputaran Kas dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas

Pada Bank Rakyat Indonesia” dapat diselesaikan dengan baik.

Penelitian ini dimaksud untuk memenuhi salah satu persyaratan

perkuliahan untuk memperoleh gelar Sarjana S-1 Fakultas Ekonomi Jurusan

Akuntansi di Universitas Gresik. Skripsi ini disusun berdasarkan pengamatan

akan materi dari berbagai sumber-sumber ilmu pengetahuan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan

terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan

ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada

yang terhormat :

1) Prof. Dr. H. Sukiyat, S.H., M.Si, selaku Rektor di Universitas Gresik yang

telah menyediakan fasilitas kepada kami untuk mengikuti dan

menyelesaikan pendidikan di Program Studi S1 Ilmu Ekonomi.


2) Rusdiyanto, S.E., M.Ak., selaku Ketua Program Studi Akuntansi

Universitas Gresik, yang telah memberikan kesempatan, bimbingan, dan

motivasi kepada kami untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi S1

Ilmu Ekonomi.

vii
3) Petrus Suparman, S.E., M.M., selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya serta memberikan bimbingan dalam menyusun

skripsi ini.
4) Bapak dan Ibu sekaligus dosen lainnya di Universitas Gresik termasuk

Tenaga Kerja Kependidikan dan Staff Fakultas Ekonomi Akuntansi lainnya

yang telah memberikan sumbangsih saran dan masukan atas proses

penyusunan skripsi ini.


5) Bapak M. Nur Ali dan Bapak Muhromi, Ibu Suharti dan Ibu Heny

Purwaningsih dan Kakak-kakakku tercinta, serta keluarga lainnya atas

semua kasih sayang dan motivasi serta doa yang selalu dipanjatkan untuk

penulis selama ini, khususnya dalam menyelesaikan skripsi ini.


6) Teman-teman seperjuangan Nurhalimah Azis, Azmi Jadidah, Yunita Dwi

Puspitasari yang selalu mendampingi dan berjuang bersama selama proses

menempuh pendidikan di Universitas Gresik.


7) Teman-teman penyemangat yang selalu memberikan dukungan dan doanya

pada penulis.
8) Teman-teman Akuntansi angkatan 2019 yang telah memberikan dorongan

dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik dalam

mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan skripsi ini.


9) Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari skripsi ini tidak luput dari berbagai kekurangan. Penulis

mengharapkan saran dan kritik demi kesempurnaan dan perbaikan sehingga

skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi bidang pendidikan dan penerapan

dilapangan serta bisa dikembangkan lebih lanjut. Semoga amal dan segala

kebaikan berbagai pihak yang telah membantu mendapat balasan dan rahmat yang

setimpal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

viii
Gresik,05 Juli 2019

Penulis

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

HALAMAN PERNYATAAN...............................................................................ii

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iv

KATA PENGANTAR v

ABSTRAK .......................................................................................................vi

ABSTRACK .......................................................................................................ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... x

DAFTAR TABEL.............................................................................................. xiii

DAFTAR GAMBAR......................................................................................... xiv

DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xvi

BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian........................................................................................... 5

1.4 Manfaat Penelitian......................................................................................... 5

1.4.1 Manfaat Teoritis / Akademik................................................................. 6

1.4.2 Manfaat Praktis..................................................................................... 6

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 7

2.1 Landasan Teori............................................................................................... 7

x
2.1.1 Penjualan............................................................................................... 7

2.1.1.1 Pengertian Penjualan..................................................................... 7

2.1.1.2 Klasifikasi Jenis Transaksi Penjualan............................................ 8

2.1.1.3 Pertumbuhan Penjualan.................................................................9

2.1.2 Piutang................................................................................................. 10

2.1.2.1 Pengertian Piutang........................................................................ 10

2.1.2.2 Jenis-Jenis Piutang........................................................................ 11

2.1.2.3 Umur Rata-Rata Piutang...............................................................13

2.1.2.4 Pengertian Perputaran Piutang..................................................... 14

2.1.3 Arus Kas............................................................................................... 15

2.1.3.1 Pengertian Laporan Arus Kas....................................................... 15

2.1.3.2 Tujuan Laporan Arus Kas............................................................. 16

2.1.3.3 Klasifikasi Laporan Arus Kas....................................................... 18

2.1.3.4 Metode Penyusunan Arus Kas...................................................... 19

2.1.4 Likuiditas............................................................................................. 20

2.1.4.1 Pengertian Likuiditas.................................................................... 20

2.1.4.2 Rasio Likuiditas............................................................................ 21

2.1.4.3 Jenis Rasio Likuiditas................................................................... 22

2.1.4.4 Manfaat Likuiditas....................................................................... 25

2.2 Penelitian Terdahulu..................................................................................... 26

2.3 Kerangka Konseptual.................................................................................... 36

2.4 Hipotesis....................................................................................................... 36

BAB III METODE PENELITIAN......................................................................52

xi
3.1 Jenis Pendekatan Penilitian...........................................................................52

3.2 Definisi Operasional Variabel........................................................................52

3.3 Indikator Variabel Penelitian.........................................................................54

3.4 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel.....................................57

3.4.1 Populasi................................................................................................57

3.4.2 Sampel..................................................................................................57

3.4.3 Teknik Pengambilan Sampel................................................................57

3.5 Metode Pengumpulan Data...........................................................................58

3.5.1 Jenis Data.............................................................................................58

3.5.2 Sumber Data.........................................................................................58

3.6 Metode Analisis Data....................................................................................59

3.6.1 Analisis Regresi Linear Berganda........................................................59

3.6.2 Uji Asumsi Klasik................................................................................60

3.6.2.1 Uji Normalitas...............................................................................60

3.6.2.2 Uji Multikolonieritas.....................................................................61

3.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas..................................................................61

3.6.2.4 Uji Autokorelasi............................................................................62

3.6.3 Uji Hipotesis.........................................................................................63

3.6.3.1 Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji t).......................................63

3.6.3.3 Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)...................................64

3.6.4 Koefisien Determinasi (R2)..................................................................65

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN..............................................66

4.1 Gambaran Umum Perusahaan.......................................................................66

xii
4.2 Waktu Penelitian............................................................................................68

4.3 Hasil Penelitian..............................................................................................68

4.3.1 Uji Asumsi Klasik............................................................................68

4.3.1.1 Uji Normalitas...............................................................................69

4.3.1.2 Uji Multikolonieritas.....................................................................69

4.3.1.3 Uji Heteroskedasitisitas................................................................71

4.3.1.4 Uji Autokorelasi............................................................................71

4.3.3 Uji Hipotesis.........................................................................................74

4.3.3.1 Uji t (Parsial).................................................................................74

4.3.3.2 Uji F (Simultan)............................................................................75

4.3.4 Koefisien Determinasi (R2)..................................................................76

4.4 Pembahasan dan Hasil Penilitian............................................................77

4.4.1 Pengaruh Perputaran Kas Terhadap Profitablitas.......................................77

4.4.2 Pengaruh Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas................................78

4.4.3 Pengaruh Perputaran kas dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilits. .80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................81

5.1 Kesimpulan....................................................................................................81

5.2 Saran..............................................................................................................81

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................83

LAMPIRAN........................................................................................................88

xiii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu............................................................................ 27

Tabel 4.1 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test.............................................69

Tabel 4.2 Uji Multikolonieritas...........................................................................70

Tabel 4.3 Uji Hesteroskedastisitas.......................................................................71

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi...................................................................................71

Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda...............................................73

Tabel 4.6 Uji t (Parsial).......................................................................................74

Tabel 4.7 Uji F (Simultan)...................................................................................76

Tabel 4.8 Koefisien Determnasi..........................................................................77

xiv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual...................................................................... 36

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Data Penjualan, Piutang Usaha, Arus Kas Operasi, Aset Lancar, dan Liabilitas

Lancar..................................................................................................................88

Tabulasi Data Penilitian.......................................................................................90

Hasil Output SPSS...............................................................................................91

Kartu Bimbingan

Lembar Revisi

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1 Latar Belakang

Kondisi perekonomian global saat ini berada dalam kondisi menantang.

Hal terserbut dipicu oleh kebijkan moneter Amerika Serika (AS), likuiditas yang

mengetat yang dikomboinasi dengan perang dagang. Hal tersebut mengakibatkan

ketidakpastian banyak negara. Kebijakan AS berdampak pada nilai tukar banyak

negara. Dimana nilai tukar dolar AS menguat dan mem uat mata muang negara

lain termasuk indinosia melemah. Bagi negara yang dengan system ekonomi

terbuka, termasuk Indonesia ketatnya likuiditas berpengaruh pada defisit transaksi

berjalan. Untuk mengatasi masalah ini diperlukan adanya perbaikan fundamental

perekonomian, (Jakarta,CNN Indonesia 2019).

Perkembangan pertumbuhan ekonomi di Indonesia saat ini mengalami

akselerasi setelah di hadapkan pada tekanan, lantaran merosotnya harga

komoditas di tahun 2015 hingga 2016. Namun saat ini Indonesia juga di hadapkan

pada berbagai tantangan ekonomi yang terus berubah secara cepat dan perubahan

secara drastis terjadi pada neraca pembayarann di tahun 2018. Ada 4 aspek

perekonomian yang harus dikelola dalam menjaga stabilitas dan kelanjutan

kemajuan perekonomian, guna menghadapi guncangan dunia terkait stabilitas

perekonomian di Indonesia.

Empat faktor tersebut adalah yang pertama aspek di sector rill yaitu

ditunjukkannya dengan indikator pertumbuhan ekonomi atau produk domestik

1
`2

bruto yang selanjutnya disingkat menjadi PDB.Pertumbuhan ekonomi merupakan

proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan

menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Sedangkan PDB pada

dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha

dalam suatu negara tertentu.PDB atas dasar harga yang berlaku menggambarkan

nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku

setiap tahun.PDB juga merupakan alat ukur dari pertumbuhan ekonomi dimana

alat pengukur pertumbuhan ekonomi adalah PDB. PDB perkapita dan pendapatan

per jam kerja.Kesejahteraan masyarakat dari aspek ekonomi dapat diukur dengan

tingkat pendapatan nasional perkapita. Untuk dapat meningkatkan pendapatan

nasional, maka pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu target yang sangat

penting yang harus dicapai dalam proses pembangunan ekonomi.

Aspek yang ke dua adalah aspek fiscal, dimana APBN

(anggaranpendapatan dan belanja negara) meliputi penerimaan belanja negara dan

pembiyaan. APBN adalah rencana keuangan tahunan pemerintah negara Indonesia

yag di setujui oleh DPR. APBN berisi daftar sistematis dan terperinci yang

memuat rencana penerimaan dan pengeluaran negara selama satu tahun anggota.

Penerimaan APBN diperoleh dari berbagai sumber yaitu, yang pertama

penerimaan pajak yang meliputi pajak penghasilan (Pph), pajak pertambahan nilai

(Ppn) , dan pajak bumi dan bangunan ( PBB ). Yang kedua penerimaan negara

bukan pajak yang meliputi penerimaan dari sumber daya alam, setoran laba

BUMN (Badan Usaha Milik Negara), dan penerimaan bukan pajak lainnya.
`3

Aspek yang ketiga adalah aspek moneter atau disektor keuangan. Sektor

keuangan adalah seluruh perusahaan besar atau kecil, lembaga formal dan

informal di dalam perekonomian yang memberikan pelayanan keuangan kepada

konsumen, meliputi segala hal mengenai perbankan, bursa saham, asuransi, credit

unions, lembaga keuangan mikro dan pemberi pinjaman.

Perkembangan dalam rasio asset keuangan terhadap PDB menunjukkan

pendalaman keuangan. Perkembangan yang semakin kecil dalam rasio tersebut

menunjukkan semakin dangkal sector keuangan suatu negara. Sebaliknya semakin

besar rasio tersebut menunjukkan semakin dalam sector keuangan suatu negara.

Sektor yang terakhir adalah sektor neraca pembayaran. Sektor ini

merupakan keseimbangan eksternal antara perekonomian Indonesia dengan dunia.

Neraca pembayaran merupakan suatu ikhtisar yang meringkas transaksi-transaksi

antara penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain selama jangka waktu

tertentu. Transaksi ini merupakan transaksi yang menyebabkan bertambahnya

posisi cadangan devisa negara, ( Jakarta, Detikfinance 2018 ).

Perekonomian yang terjadi di Indonesia pada tahun tahun 2017 menjadi

tahun yang sangat melelahkan.Meningkatnya keteganggan social akibat pilkada,

lesunya perekenomian global yang turut berdampak pada nilai ekspor Indonesia,

hingga drama kasus korupsi e-KTP.Tidak berhenti disitu perekonomian di

Indonesia kembali dihadapkan pada tantangan yang tidak mudah. Dimana

Amerika Serikat dan berbagai negara di Eropa mulai menerapkan proteksi

ekonomi yag secara tidak langsung menganggu volume perdangangan Indonesia.

Disisi lain, berbagai komoditas perdangangan lewat kesepakatan Masyarakat


`4

Ekonomi Asean (MEA) akan semakin menembus pasar Indonesia. Kondisi ini bisa

berdampak negative apabila tidak diantisipasi dengan baik.

MEA merupakan realisasi pasar bebas di Asia Tenggara yang telah

dilakukan secara bertahap mulai KTT ASEAN di Singgapura pada tahun

1992.Tujuan dibentuknya Masyarakat Ekonomi Asean untuk meningkatkan

stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN, serta diharapkan mampu mengatasi

masalah – masalah di bidang ekonomi antar negara ASEAN.

Dengan ketidakpastian perekonomian yang terjadi saat ini juga

berpengaruh pada dunia industri. Untuk itu kementrian perindustrian sebagai

leading sector akan berkolaborasi dengan kementrian dan lembaga pemerintahan

daerah selaku pelaku industri untuk melaksanakan bersama program strategis ini

sesuai tugas dan fungsi masing- masing. Tujuannya adalah untuk kesuksesan dan

kemajuan bangsa Indonesia.Dimana ekonomi global saat ini sedang berada

dipuncak perubahan besar yang sebanding dengan munculnya revolusi industry

pertama, kedua, ketiga dan yang saat ini berlagsung adalah revolusi industri 4.0.

Revolusi industry 4.0 merupakan pertukaran data terkini dalam bidang

tekhnologi pabrik atau merupakan integrasi antara dunia internet atau online

dengan dunia usaha atau produksi disebuah industri. Artinya semua proses

produksi di topang dengan internet. Dengan adanya revolusi industri 4.0

diharapkan dapat menciptakan peluang baru bagi perekonomian di

Indonesia.Seperti yang dapat dilihat sekarang banyaknya perusahaan dan lembaga

– lembaga keuangan yang dalam operasionalnya bergantung pada tekhnologi

internet.Dampak yang bisa dirasakan langung dari revolusi industri 4.0 adalah
`5

kemudahan – kemudahan dalam bertransaksi dalam dunia perbankkan yang biasa

di sebut Internet banking atau mobile bangking.

Internet banking atau mobile banking adalah kegiatan yang melakukan

transaksi, pembayaran, dan transaksi lainnya melalui internet dengan website

milik bank yang dilengkapi system keamanan. Dengan adanya tekhnologi tersebut

masyrakat dipermudah dalam melakukan transaksi, sehingga masyarakat sudah

tidak bersusah payah untuk datang ke kantor. Akan tetapi dengan kecangihan

tekhnologi saat ini juga tidak terlepas dari dampak negative.Contohnya banyaknya

modus – modus penipuan yang mengatasnamakan suatu perusahaan dengan iming

– iming hadiah yang menarik, dengan dalih para korban diminta untuk

mentransfer sejumlah uang. Dapat disimpulkan bahwa sebagai penguna yang

memasuki dunia revolusi industri 4.0 bijaklah dalam mengunakan tekhnologi

internet.

Ketidakpastian ekonomi global juga berdampak pada dunia Perbankkan

dan lembaga – lembanga keuangan lainnya yang ada di Indonesia. Lembaga

keuagan merupakan suatu institusi atau badan usaha yang bergerak di bidang jasa

keuangan yang menghimpun asset dalam bentuk dana dari masyarakat lalu

menyalurkan dana tersebut untuk pendanaan kegiatan ekonomi dan proyek

pembangunan dengan mendapatkan keuntungan dalam bentuk bunga dengan

presentase tertentu dari dana yang di salurkan. Salah satunya adalah lembanga

keuangan perbankan. Fungsi utama lembaga keuangan adalah sebagai perantara

keuangan antara surplus unit (ultimatelenders ) dengan deficit unit ( ultimate

lenders ). Pada umumnya lembaga keuangan ini berbentuk perbankan, pialang


`6

saham, asset manajemen, modal ventura, koperasi, dana pension, asuransi, dan

yang sejalan lainnya. Berbicara mengenai lembaga keuangan ada dua bentuk dari

lembagan keuangam itu, yang pertama lembaga keuangan bank dan lembaga

keuangan bukan bank. Lembaga keuangan bank adalah suatu lembaga

intermediasi keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk

menerima simpanan uang meminjamkan uang dan menerbitkan promes atau yang

dikenal sebagai banknote. Sedangakan lembaga keuangan buka bank adalah suatu

lembaga keuangan yang memberikan berbagai jasa keuangan dan menarik dana

dari masyrakat secara tidak langsung. Lembaga keuangan non bank diantaranya

berbentuk seperti perusahaan asuransi, perusahaan leasing, perusahaan dana

pensiun, reksa dana, bursa efek, pengadaian, perusahaan modal ventura lainnya.

Sedangkan lembaga keuangan bank terdiri dari, bank sentral, bank umum, dan

bank perkreditan.

Saat ini tantangan yang terjadi terhadap perekonomian di Indonesia adalah

tantangan ekonomi dunia terhadap dunia perbankan. Hal ini dibuktikan dalam

kurun waktu 20 tahun terakhir untuk beradaptasi terhadap gejolak perekonomian

global, akan tetapi perbankan dalam negeri tetap bertahan di tengah poerubahan

harga komoditas yang cukup ekstrem, dimana kita dapat melihat 20 tahun terakhir

sejak krisis 1998 kita dihadapi dengan suku bunga yang tinggi. Dan sekarang

mulai merambat naik, disaat itulah perbankan Indonesia juga mampu berkembang

dinamis.

Fenomena yang terjadi saat ini dalam dunia perbankkan tanah air adalah

sedang dihadapkan pada kenaikan 7-Day Reverse Repo (7-DRR). Pada mei – juni,
`7

Bank Indonesia sudah menaikkan suku bunga acuan sebanyak 75 basis points.

Kenaikkan bunga acuan ini akan mempengaruhi bisnis perbankkan,7-DRR akan

berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi. Padahal pertumbuhan ekonomi sangat

berpengaruh permintaan kredit, dimana kenaikkan 7-DRR mendorong bank

menaikkan bunga deposito dan bunga kredit. Dimana kenaikkan pertumbuhan

ekonomi lemah maka permintaan kredit juga akan melemah. Kenaikan bunga

kredit juga akan membuat bank menghadapi kenaikan rasio kredit bermasalah

atau non performing loan (NPL).

Berbicara mengenai kredit yang melemah hal ini juga dapat berakibat pada

berkurangnya profitbilitas yang di dapat. Profitabilas adalah kemampuan

memperoleh laba dalam presentase yang digunakan untuk menilai sejauh mana

perusahaan mampu menghasilkan laba pada tingkat yang di dapat diterima.

Sedangkan profitabilitas bank adalah kemampuan suatu bank dalam menghasilkan

laba usaha dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk

menghasilkan laba tersebut. Hal ini dapat diartikan dimana jika sebuah bank

mempunyai profitabilitas bagus maka kelangsungan hidup bank tersebut akan

terjamin. Namun sebaliknya jika bank mempunyai profitabilitas buruk maka

kelangsungan hidup bank tidak akan bertahap lama. Dikarenakan bank tersebut

tidak mampu untuk memenuhi biaya – biaya operasional. Selain itu minimnya

tingkat profitabilitas, juga akan berdampak sulitnya bank untuk mengembangkan

usahanya. Namun untuk mendapatkan keuntungan, bank harus mengorbankan

likuiditas, sebaliknya jika bank menginginkan likuiditas maka kesempatan untuk

mendapatkan keuntungan hilang.


`8

Ada beberapa factor yang mempengaruhi profitabilitas, salah satunya

adalah perputaran kas dan perputaran piutang. Dimana Perputaran Kas menurut

Rizal Effendi (2013 : 191) mengatakan bahwa kas adalah segala sesuatu /baik

yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran.

Beberapa yang termasuk kas adalah rekening giro di bank ( cash in bank ), dan

uang kas dalam bentuk perusahaan merupakan harta yang paling lancar, sehingga

dalam neraca ditempatkan paling atas dalam kelompok paling atas.

Sedangkan Perputaran piutang Menurut Kasmir (2014:176) merupakan

rasio yang digunakan untuk mengukur berapoa lama penagihan piutang selama

satu periode atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam

satu periode. Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang di

tanam dalam piutang semakin rendah, dan tentunya kondisi ini baik bagi

perusahaan.Sedangkan menurut Soemarso S.R (2010 : 393) menyatakan bahwa

perputaran piutang adalah menujukkan berapa kali suatu perusahaan menagih

piutangnya dalam suatu periode. Perputaran piutang menunjukkan efisiensi

perusahaan dalam mengelola piutangnya. Perputaran piutang rendah menunjukkan

efisiensi penagihan makin buruk selama periode itu karena lamanya penagihan

dilakukan.

Dari hal – hal yang dijelaskan di atas adalah komponen penting dalam

sebuah perusahaan atau lembaga keuangan bank, yang salah satunya adalah Bank

Rakyat Indonesia (BRI). Dengan adanya suatu lembaga usaha seperti perbankkan

yang diharapkan mampu membantu perekonomian masyarakat Indonesia,

terutama dengan para UKM – UKM yang sedang berkembang di Indonesia


`9

dengan memberikan pinjaman berupa modal kerja dan lain sebagainya.

Diharapkan dengan adanya pemberian modal kerja mampu mendorong para UKM

untuk dapat bersaing di pasar global.

BRI merupakan salah satu bank yang berada dalam naungan pemrintah

atau bank pemerintah, yang artinya seluruh asset dan kekayaan serta hasil

keuntungannya untuk negara. Berdasarkan fungsinya Bank Rakyat Indonesia

(BRI), termasuk dalam Bank Umum, dimana bank yang secara umumnya yaitu

sebagai tempat untuk menyimpan uang dan peminjaman uang dan fungsi lainnya.

Mudahnya BRI dalam memberikan pinjaman dan rendahnya suku bunga

yang ditawarkan menjadikan para nasabah terutama para UKM terbantu. Hal ini

dapat dibuktikan dengan banyaknya nasabah yang terbantu dengan adanya

program KUR yang sedang dijalankan oleh bank BRI. Salah

Program – program yang dijalan oleh BRI sebagai bank konvensional juga

tidak lepas dari keinginan untuk mendapatkan keuntungan. Salah satunya dengan

membrikan promo – promo menarik untuk menarik para nasabahnya untuk dapat

ikut berpartisipasi dalam program tersebut. Contohnya dengan menyimpan

uangnya dalam bentuk tabungan maupun deposito yang akan menambah modal

kerja bank itu sendiri.

Dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh penelitu terdahulu dimana

modal kerja berpengaruh pada priofitabilitas, maka peneliti ingin menguji

konsistensinya bahwa modal kerja berpengaruh pada profitabilitas dengan

menggunakan obyek dan indikitor yang berbeda.


`10

Dengan uraian diatas makan peneliti tertarik untuk mengambil judul

penelitian “PENGARUH PERPUTARAN KAS DAN PERPUTARAN PIUTANG

TERHADAP PROFITABILITAS PADA BANK RAKYAT INDONESIA DI

GRESIK“.

1.1 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian yang

diajukan oleh peneliti sebagai berikut:

1. Apakah perputara kas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada

Bank Rakyat Indonesia?

2. Apakah perputaran piutang berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas

pada Bank Rakyat Indonesia?

3. Apakah perputaran kas dan perputaran piutang berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas pada Bank Rakyat Indonesia?

1.2 Tujuan Masalah

Dari uraian diatas, peneliti memiliki tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui dan menganalisi pengaruh positif dan signifikam

perputaran kas terhadap profitabilitas pada Bank Rakyat Indonesia.

2. Untuk mengetahui dan menganalisi pengaruh positif dan signifikan

perputaran piutang terhadap profitabilitas pada Bank Rakyat Indonesia.


`11

3. Untuk mengetahui da menganalisa pengaruh positifdan signifikan

perputaran kasdan perputaran piutang terhadap profitabilitas pada Bank

Rakyat Indonesia.

1.3 Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, maka penulis

berharap dari hasil penelitian ini bisa bermanfaat, baik secara teoritis maupun

praktis. Adapaun manfaat tersebut sebagai berikut :

1. Manfaat secara teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat untuk memperluas wawasan

sebagai tolak ukur kemampuan tentang pemahaman terkait akuntansi dalam

dunia perbankkan.

2. Manfaat secara praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini dapat dirasakan oleh setiap pihak yang

ikut andil, ikut membaca, apalagi bagi mereka yang mengalami hal serupa.

Dimana peneliti menguraikan beberapa pihak yang dapat merasakan dari

penelitian ini, yaitu :

(1) Bagi Perguruan Tinggi Universitas Gresik

Diharapkan hasil penelitian ini bisa bermanfaat sebagai bahan refrensi

untuk mahasiswa selanjutnya, Penelitian ini juga sebagai pemenuhan

tugas akhir mahasiswa sebagai syarat kelulusan.


`12

(2) Bagi Pihak Bank Rakyat Indonesia

Diharapkan dapat sebagai evaluasi dan gambaran mengenai pengaruh

modal kerja dan perputaran piutang terhadap profitabilitas pada Bank

Rakyat Indonesia.

(3) Bagi Penulis

Hasil penelitian ini merupakan penerapan ilmu yang diperoleh selama

kuliah dan menambah pengetahuan serta wawasan khususnya yang

berkaitan dengan akuntansi keuangan perbankkan.

(4) Bagi peneliti selajutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai refrensi dan bahan

perbandingan untuk melakukan penelitian selanjutnya.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2 Landasan Teori

2.1.1 Profitabilitas

Menurut R. Agus Sartono (2010:122) Profitablitas merupakan kemampuan

perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan penjualan. Total aktiva

mupun modal sendiri. Sedangkan menurut Kasmir (2011:196) Profitabilitas

merupakan rasio untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memperoleh

keuntungan.

Tujuan terpenting yang ingin dicapai perusahaan adalah memperoleh Laba

atau keuntungan yang maksimal. Untuk menguur tingkat keuntungan suatu

perusahaan, digunakan rasio keuntungan atau rasio profitabilitas. ssalah satu

bentuk rasio profitabilitas adaah ROA, dimana rasio ini untuk mengukur

kemamuan perusahaan dalam menghasilka laba dengan menggunakan total aktiva

yang ada dan setelah biaya – biaya modal ( biaya yang digunakan menandai aktiva

) dikeluarkan dari analisi. ROA memiliki pengaruh yang positif terhadap

profitabiltas perusahaan. Beberapa rasio profitabiltas selain ROA adalah :

2.1.1.1 Rasio Likuiditas

Merupakan rasio untuk mengukur kemapuan bank dalam memenuhi

kewajibn jangka pendeknya pada saat ditagih. Dengan kat lain dapat membayar

kmbali pencairan dana deposanya pada saat ditagih serta dapat mencakup

permintaan kredit yang telah diajukan. Semakin besar rasio ini semakin liquid.

13
`14

Ada beberapa jenis rasio untuk mengukur rasio liquiditas. Adapaun jenis –

jeni rasio likuiditas sebagai berikut :

a) Quick Ratio

Quick Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank

dalam memenuhi kewajibannya terhaap para deposan ( pemilik simpanan

giro, tabungan, dan deposito ) dengan harta yang paling likuid yang dimiliki

oleh suatu bank. Rumus untuk mencari Quick Ratio sebagai berikut:

b) Investing Policy Ratio

Investing Policy Ratio merupakan kemampuan bank dalam melunasi

kewajibannya kepada deposannya dengan cara melikuidas surat – surat

berharga yang dimilikinya. Adapaun rumus untuk mencari Investing quick

ratio sebagai berikut :

c) Bangking Ratio

Banking ratio bertujuan untuk mengukur tingkat liquiditas bank

dengan memandingkan jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah

deposit yang dimiliki. Semakin tingi rasio ini, maka tingkat llikuiditas bank

semakin rendah, karena jumlah dana yang digunakan untuk membiayai

kredit semakin kecil, demikian sebaliknya. Adapun rumkus untuk

menghitung Banking Ratio sebagai berikut :


`15

d) Aseets to Loan Ratio

Aseets to Loan Ratio merupakan rasio untuk mengukur jumlah

kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank.Semakin

tingi tingat rasio ini, menunjukkan semakin rendahnya tingkat likuiditas

bank. Adapun rumus untuk menghitung Aseets to Loan Ratio sebagai

berikut :jip

e) Invesment Portofolio Ratio

Invesment Portofolio Ratio merupakan rasio untuk mengukur tingkat

likuiditas dalam investasi pada surat – surat berharga. Untuk mengukur rasio

ini, perlu diketahui terlebih dahulu seceruties yang jatuh pada waktunya

kurang dari satu tahun, yang digunakan untuk menjamin deposito nasabah

jika masih ada.

f) Cash Ratio

Cash Ratio merupakan rasio untuk mengukur kemampuan bank

meunasi kewajiban yang harus segera dibayarkan dengan harta likuid yang

dimiliki bank tersebut. Adapun rumus untuk menghitung rasio ini sebagai

berikut :
`16

g) Loan to Deposit Ratio ( LDR )

Loan to Deposit Ratio merupakan rasio untuk mengukur komposisi

jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana masyarakat

dan modal sendiri yang digunakan. Besarnya Loan to Deposit Ratio meurut

pemerintah maksimum adalah 110%. Adapun rumus untuk menghitug rasio

adalah sebagai berikut :

2.1.1.2 Pengukuran Risiko – risiko

a) Investment Risk Ratio

Invesnt Risk Ratio merupakan rasio untuk mengukur risiko yang

terjadi dalam investasi surat – surat berharga, yaitu dengan membandingkan

harga pasar surat berharga dengan harga nominalnya. Semakin tingi rasio ini

berarti semakin besar kemamupuan bank dalam menyediakan alat – alat

likuid.

Untuk mengetahui rasio ini, harus diketahui terlebih dahulu harga

pasar dari seceruties yng di beli serta harga nominalnya. Adapun rums untuk

menghitug Invesment Risk Ratio sebagai berikut :


`17

b) Liquidity Risk

Liquidity Risk merupakan rasio untuk mengukur risiko yang akan

dihadapi bank apabila gagal untuk memenuhi kewajibannya terhadap para

deposannya dengan harta likuid yang dimilikinya. Adapun untuk meghitung

rasio ini sebagai berikut :

c) Credit Risk Ratio

Credit Risk Ratio merupakan rasio untuk mengukur risiko terhadap

kredit yang disalurkan dengn membandingkan kredit macet dengan jumla

kredit yang disalurkan. Adapun rumus untuk menghitung rasio ini sebagai

berikut :

Atau Capital Risk

Untuk perhitungan ratio ini diperlukan data tentang jumlah Bad

Debts.
`18

d) Deposit Risk Ratio

Deposit Risk Ratio ini digunakan untuk mengukur risiko kegagalan

bank membayar kembali depositnya. Adapun rumus untuk menghitung rasio

ini sebagai berikut :

2.1.1.3 Rasio Solvabilitas

Rasio ini merupakan kemampuan bank mencari sumber dana untuk

membiayai kegiatannya. Bisa juga rasio ini dikatakan sebagai alat ukur untuk

melihat kekayaan bank untuk melihat efiiensi bagi pihak manajemen bank

tersebut. Adapun jenis – jenis rasio ini sebagai berikut :

a) Primary Ratio

Merupakan rasio untuk mengukur apakah permodalan yang dimiliki

sudah memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total aset

masuk dapat ditutupi oleh capital equity. Adapun untuk menghitung rasio ini

sebagai berikut :

b) Risk Assets Ratio

Merupakan rasio untuk mengukur kemungkinan penurunan risk

aseets. Adapun rumus untuk mnghitung rasio ini sebagai berikut:

Catatan : Securities terdiri dari efek – efek dan deposito berjangka.


`19

c) Secondary Risk Ratio

Merupakan rasio untuk mengukur penurunan aset yang mempunyai

risiko lebih tinggi. Adapun untuk menghitung rasio ini sebagai berikut :

d) Capital Ratio

Merupakan rasio untuk mengukur permodalan dana cadangan

penghapusan dalam menanggung perkreditan, terutama risiko yng terjadi

karena gagal ditagih. Adapun untuk menghitung rasio ini sebagai berikut :

e) Capital Risk Sama dengan Secondary Risk

f) Capital Adequancy Ratio 1 ( CAR1 )

Untuk mencari rasio ini perlu terlebih dahulu diketahui besarnya

estimasi risiko yang akan terjadi dalam pemberian kredit yang akan terjadi

dalam perdangangan surat – surat berharga.

(a) Capital Adequancy Ratio 2 ( CAR2 )

Adapun rumus untuk menghitung rasio ini sebagai berikut:

(b) Capital Adenquancy Ratio 3 ( CAR3 )

Adapun untuk mennghitung rasio ini sebagai berikut:


`20

2.1.1.4 Rasio Rentabilitas

Rentabilas rasio sering disebut sebagai profitabiltas usaha.Rasio ini

digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang dicapai

oleh bank bersangkutan. Adapun jenis – jenis rasio ini sebagai berikut :

a) Gross Profit margin

Rasio ini untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan laba kotor dengan penjualan yang dilakukan

perusahaan.Rasio ini mengambarkan efisiensi yang dicapai bagian produksi.

Adapun rumus untuk meghitung rasio ini sebagai berikut :

b) Net Profit Margin

Net Profit Margin merupakanrasio untuk mengukur kemampuan

bank dalam menghasilkan net income dari kegiatan operasi pokoknya.

Adapun ruus untuk menghitung rasio ini sebagai berikut :

c) Return on Equity Capital ( ROE )

ROE merupakan rasio untuk mengukur kemampuan manajemen

bank dalam mengelola capital yang ada untuk mendapatkan net income.

Adapun rumus untuk menghitung rasio ini sebagai berikut :


`21

d) Return on Aseets ( ROA )

ROA merupakan rasio yang menunjukkan untuk menghitung laba

setalah dikurangi pajak. Adapun rumus untuk menghitung rasio ini sebagai

berikut :

e) Basic Earning Power

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan

laba sebelum bunga dan pajak dengan mengunakan metode total aktiva yang

dimiliki perusahaan. Adapun rumus untuk menghitung rasio ini sebagai

berikut :

2.1.2 Kas

2.1.2.1 Pengertian Kas

Kas adalah modal kerja yang sifatnya sangat likuid, semakin besar jumlah

nominal kas yang terdapat pada suatu perusahaan artinya makin tinggi tingkat

likuiditasnya. Yang termasuk dalam kas adalah seluruh alat pembayaran yang

dapat digunakan dengan segera seperti uang logam, uang kertas, dan saldo giro

rekening di bank.

Menurut Rizal Effendi (2013 : 191) mengatakan bahwa kas adalah segala

sesuatu /baik yang berbentuk uang atau bukan) yang dapat digunakan sebagai alat

pembayaran. Beberapa yang termasuk kas adalah rekening giro di bank ( cash in
`22

bank ), dan uang kas dalam bentuk perusahaan merupakan harta yang paling

lancar, sehingga dalam neraca ditempatkan paling atas dalam kelompok paling

atas.

Sedangkan menurut Munawir (2010:14) kas adalah uang tunai yang dapat

digunakan untuk membiayai operasi perusahaan. Menurut Riyanto (2011:94) kas

adaah suatu unsur modal kerja yang paling tinggi tingkat likuiditasnya.

2.1.2.2 Perputaran Kas

Perputaran kas merupakn kemampuan kas dalam menghasilkan

pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar dalam satu kali

periode tertentu. Untuk mengetahui efisiensi atau tidaknya penggunaan kas dalam

perusahaan tersebut maka perusahaan dapat membandingkan antara pendapatan /

pendapatan dengan jumlah kas rata – rata, maka akan menghasilkan tingakat

perputaran kas atau cash turnover.

Menurut Munawir (2007:240) perputaran kas yaitu untuk menjadi kas

kembali dalam jangka waktu satu tahun. Rasio ini dengan membagi antara

penjualan dengan kas. Menurut Sutrisno (2007:480) perputaran kas merupakan

berputarnya kas menjadi kas kembali dalam jangka waktu satu tahun. Rasio ini

untuk mengetahui kecepatan kas dalam periode tertentu dibandingkan dengan

tahun berikutnya apakah terjadi peningkatan perputaran kas atau sebaliknya.

Untuk menghitung perputaran kas dapat digunakan rumus sebagai

berikut :
`23

2.1.3 Piutang

2.1.3.1 Pengertian Piutang

Menurut Sri Dwi Ari Ambarwati (2010 : 155) menyatakan bahwa, piutang

adalah sejumlah saldo yang akan diterima dari pelanggan.

Menurut K.R. Subramanyam dan John J. Wild (2010 : 274)

mengemukakan bahwa piutang (receiveable) merupakan nilai jatuh tempo yang

berasal dari nilai penjualan barang atau jasa, atau dari pemberian pinjaman uang.

Piutang mencakup nilai jatuh tempo yang berasal dari aktivitas seperti sewa dan

bunga.

Rudianto (2009 : 224) menjelaskan bahwa piutang adalah klaim

perusahaan atas uang, barang, atau jasa kepada pihak lain akibat transaksi di masa

lalu.

Sedangkan definisi piutang menurut Hery (2009 : 265) adalah sejumlah

tagihan yang akan diterima oleh perusahaan dari pihak lain, baik sebagai akibat

penyerahan barang dan jasa secara kredit maupun sebagai akibat kelebihan

pembayaran kas kepada pihak lain.

Dari beberapa teori yang telah dikemukakan diatas maka peneliti dapat

menyimpulkan bahwa piutang bisa timbul tidak hanya karena penjualan secara

kredit, tetapi dapat karena hal lain, misalnya piutang kepada pegawai, piutang

karena penjualan aktiva tetap secara kredit, piutang karena adanya penjualan

saham secara kredit atau adanya uang muka untuk pembelian atau kontrak kerja

lainnya.
`24

Definisi piutang menurut Benny Alexandri (2009 : 117) adalah piutang

merupakan sejumlah uang hutang dari konsumen pada perusahaan yang membeli

barang dan jasa secara kredit kepada perusahaan.

Piutang diklasifikasikan sebagai aset lancar jika diharapkan akan

direalisasi atau ditagih dalam waktu satu tahun atau satu siklus operasi, tergantung

dari mana yang lebih panjang.

2.1.3.2 Jenis-Jenis Piutang

Carl S. Warren, James M. Reeve, Jonathan E. Duchac, Novrys

Suhardianto, Devi Sulistyo Kalajanti, Amir Abadi Jusuf, dan Chaerul D. Djakman

(2014 : 448) mengemukakan bahwa piutang digolongkan menjadi 3 kategori

antara lain sebagai berikut :

1) Piutang Usaha (Account Receiveable)

Transaksi paling umum yang menghasilkan piutang adalah penjualan barang

atau jasa secara kredit. Piutang usaha semacam ini biasanya diharapkan dapat

ditagih dalam waktu dekat, misalnya 30 atau 60 hari. Piutang ini digolongkan

sebagai aset lancar di laporan posisi keuangan.

Sedangkan menurut Slamet Sugiri (2009 : 43) piutang usaha (account

receivable) timbul akibat adanya penjualan kredit.

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa piutang usaha (accounts receivable)

adalah piutang yang timbul akibat adanya aktivitas dari penjualan barang atau

jasa secara kredit.


`25

2) Wesel Tagih (Notes Receiveable)

Wesel tagih merupakan pernyataan jumlah utang pelanggan dalam bentuk

tertulis yang formal. Wesel tagih sering kali digunakan untuk periode kredit

lebih dari 60 hari. Selama diharapkan dapat ditagih dalam waktu setahun,

wesel tagih biasanya digolongkan sebagai aset lancar di laporan posisi

keuangan.

Sedangkan menurut Slamet Sugiri (2009 : 43) piutang wesel adalah klaim

yang dibuktikan dengan instrumen kredit secara formal. Instrumen kredit ini

mensyaratkan debitur untuk membayar dimasa yang akan datang pada tanggal

yang sudah ditentukan misalnya minimal 60 hari setelah tanggal

penandatanganan wesel.

Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa wesel tagih (notes receivable) adalah

surat atau dokumen yang diterbitkan berdasarkan perjanjian atas hutang

pelanggan yang dapat dicairkan berupa uang kas berdasarkan waktu yang

telah ditentukan.

3) Piutang Lainnya (Other Receivable)

Piutang lainnya termasuk piutang bunga, piutang pajak, dan piutang

karyawan. Jika piutang tersebut diharapkan akan ditagih dalam waktu satu

tahun, maka digolongkan sebagai aset lancar. Jika diperkirakan tertagih lebih

dari setahun, maka digolongkan sebagai aset tidak lancar dan dilaporkan

dibawah pos investasi.

Sedangkan menurut Slamet Sugiri (2009 : 43) piutang lain-lain meliputi

piutang non usaha seperti pinjaman kepada pejabat perusahaan, pinjaman


`26

kepada karyawan maupun pinjaman kepada pihak lain yang tidak berkaitan

dengan usaha.

Berdasarkan teori-teori diatas maka dapat disimpulkan bahwa piutang lainnya

(other receivable) adalah piutang yang timbul diluar dari aktivitas usaha.

2.1.3.3 Umur Rata-Rata Piutang

Menurut Lukman Syamsudin (2011 : 50) umur rata-rata piutang atau

dikenal juga dengan umur rata-rata pengumpulan piutang (average collection

period) adalah merupakan suatu alat yang sangat penting di dalam menilai

kebijaksanaan penjualan kredit.

Perhitungannya dapat dilakukan sebagai berikut :

Rasio ini adalah merupakan alat yang sangat penting di dalam menilai

kebijaksanaan penjualan kredit dan pengumpulan piutang. Penting untuk

membandingkan hari rata-rata pengumpulan piutang dengan syarat pembayaran

yang telah ditetapkan perusahaan. Apabila hari rata-rata pengumpulan piutang

selalu lebih besar dari pada batas waktu pembayaran yang telah ditetapkan

tersebut, berarti cara pengumpulan piutang perusahaan tersebut kurang efisien. Ini

berarti banyak pelanggan yang tidak memenuhi syarat pembayaran yang telah

ditetapkan oleh perusahaan.

Menurut Kasmir (2012 : 178) perhitungannya dapat dilakukan

sebagai berikut :
`27

2.1.3.4 Pengertian Perputaran Piutang

Menurut Kasmir (2014:176) Perputaran Piutang merupakan rasio yang

digunakan untuk mengukur berapoa lama penagihan piutang selama satu periode

atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.

Semakin tinggi rasio menunjukkan bahwa modal kerja yang di tanam dalam

piutang semakin rendah, dan tentunya kondisi ini baik bagi perusahaan.Sedangkan

menurut Soemarso S.R (2010 : 393) menyatakan bahwa perputaran piutang adalah

menujukkan berapa kali suatu perusahaan menagih piutangnya dalam suatu

periode. Perputaran piutang menunjukkan efisiensi perusahaan dalam mengelola

piutangnya. Perputaran piutang rendah menunjukkan efisiensi penagihan makin

buruk selama periode itu karena lamanya penagihan dilakukan.

Pernyataan tersebut disajikan dalam bentuk rumus sebagai berikut :

Perputaran piutang dspst disajikan dengan perhitungan : penjualan bersih

secara kredit di bagi rata-rata piutang.

Adapun rumus Perputaran Piutang adalah :

Dapat disimpulkan bahwa, tingkat perputaran piutang dapat

digunakan sebagai gambaran kefektifan pengelolaan piutang. Semakin tinggi

tingkat perputaran piutang makan semakin baik tingkat pengelolaan piutangnya.


`28

Tringkat perputaran piutang dapat dipertinggi dengan jalan mempercepet umur

piutangnya dan memperketat kebijaksaan dalam penjulan kredit.


29

3 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu menjadi salah satu acuan penliti dalam melakukan

penelitian, sehingga peneliti dapat memperkaya teori yang digunakan dalam

mengkaji penelitian yang dilakukan. Dari penlitian terdahulu, peneliti bisa

mengangkat beberpa judul sebagai refrensi dalam melakukan penelitian. Berikut

tabel yang berisi h=penelitian terdahulu yang dijadikan peneliti sebagai bahan

refrensi:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penlitian Persamaan Perbedaan


1 Supriadi, Sapta, Pengaruh Perputaran Perputaran Kas dan Perputaran Kas dan Perputaran Piutang Variable yang Variable
W.P, Aslichah, Kas dan Perputaran Perputaran Piutang berpengaruh terhadap Rentabilitas Ekonomi. digunakan sama yaitu Indepnden yang
2018 Piutang terhadap sebagai variable dependen. perputaran kas dan digunakan
Rentabilitas Ekonomi Rentailitas Ekonomi perputaran piutang adalah
sebagai variable sebaagai variable Rentabilitas
Independen dependen Eknomi

2 I Wayan Septiam Pengaruh Tinngkat Perputaran Kas, Perputaran Kas,Perputaran Piutang dan Variable yang Variable
Aditya Pratama, I Perputaran Kas, Perputaran Piutang dan Pertumbuhan Penjualan berpengaruh terhadap digunakan sama yaitu pertumbuhan
G.A.M. Asri Piutang dan Pertumbuhan Penjualan Profitabilitas. perputaran kas dan penjulan sebagai
Dwija Putri, 2013 Pertumbuhan sebagai variable dependen. perputaran piutang variable
Penjualan Jumah Profitabilitas sebagai sebaagai variable dependen.
Nasabah Kredit pada variable Independen dependen.
Profitabilitas BPR di Variable Profitabilitas
Kota Denpasar. sebagai variable
Independen.
3 I Dewa Gede Pengaruh Tinngkat Perputaran Kas dan Perolehan kas diperoleh nilai sig sebesar 0,889 dan Variable yang
Gayatri Agung, I Perputaran Kas dan Perputaran Piutang alpha seebesar 0,05, maka diperoleh hasil nilai sig> digunakan sama yaitu
Made Bagiada, I Piutang terhadap sebagai variable dependen. alpha atau 0,889>0,05 yang artinya Ho diterima perputaran kas dan
Nyoman Sutana, Profitabilitas Koperasi Profitabilitas sebagai dan Ha ditolak, dengan kata lain bahwa tidak perputaran piutang
2018 Karyawan Garuda variable Independen terdapat pengaruh signifikan antara perputaran kas sebaagai variable
Wisnu Kencaan per dan Return On Invesment. dependen.
januari 2015 - oktober Perputara Piutang diperoleh nilai sig 0,001 dan Variable Profitabilitas
2017 alpha sebesar 0,05, maka diperoleh hasil nilai sig sebagai variable
<alpha atau 0,001 < 0,05 yang artinya Ha diterima Independen.
dan Ho ditolak. Dengan kata lain bahwa terdapat

30
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil Penlitian Persamaan Perbedaan
pengaruh yang signifikan antara perputaran piutang
dengan Return On Invesment
4 Rofi Anura Pengaruh Perputaran Profitabilitas dalam Variabel perputaran modal kerja, perputaran kas, Variabel yang Adanya
Hutami Modal Kerja, penelitian ini sebagai perputaran piutang dan perputaran persediaan digunakan sam yaitu penambahan
(2017) Perputaran KAS, variabel dependen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap pengaruh perputaran variabel yaitu
Perputaran Piutang, Perputaran kas, modal profitabilitas perusahaan (NPM) dengan tingkat modal kerja, perputaran perputaran kas
dan Perputaran kerja, perputaran piutang signifikan sebesar 0,04<0,05 piutang terhadap dan perputaran
Persediaan Terhadap dan perputaran persediaan Variable perputaran modal kerja memiliki tingkat profitabilitas persediaan yang
Profitabilitas pada masuk dalam variabel signifikan 0,072<0,10 sehingga dapat disimpulkan berpengaruh
Perusahaan Tekstil dan independen bahwa H1 diterima yang berarti perputaran modal terhadap
Garmen yang Terdaftar kerja (PMK) secara pasrsial berpengaruh signifikan profitabilitas.
di BEI tahun Periode terhadap profitabilitas perusahaan Adanya
2013-2015 penambahan
metode
penelitian, yaitu
dengan analisis
Koefisien
Determinasi
( R²)

5 Putu Yunita Febri Tingkat Perputaran Tigkat Perputaran Kas, Tingkat Perputaran kas secara parsial berpegaruh Perputaran kas sebagai Pertumbuhan
Astuti,2014 Kas, Pertumbuhan Pertumbuhan Kredit, signifikan positif terhaadap Profitabilitas. variable dependen. kredit, rasi
Penjualan Kredit, Rasio BOPO dan Pertumbuhan kredit dan pertumbuhan jumlah Profitabilitas sebagai BOPO dan
Rasio BOPO dan Pertumbuhan jumlah nasabah kredit memiliki pengaruh negative dan variable Independen. pertumbuhan
Pertumbuhan Jumlah nasabah kredit sebagai signifikan terhadap profitabilitas. Rasio BOPO penjualan
Nasabah kredit pada variable dependen. secara parsial memiliki pengaruh negative terhadap sebagai variable
Profitabilitas PT. BPR Profitabiltas sebagai profitabilitas. dependen.
Pedungan Denpasar variable Independen.

31
32

2.3 Kerangka Konseptual

Menurut sugiyono (2014:60) bahwasannya kerangka konseptual

merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan

berbagai faktor yang telah diidentifikan sebagai masalah yang penting.

Kerangka konseptual yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan

antar variabel yang akan diteliti. Secara teoritis juga memberikan penjelasan

hubungan antara variabel dependen dan independen.

Untuk dapat memahmi hubungan anatar modal kerja dan perputaran

piutang terhadap profitabilitas, maka kerangka konseptual yang digunkan di

dalam penelitian sebagai berikut :

Perputaran Kas

( X1)
Profitabilitas ( Y )

ROA
Perputaran Kas

( X1)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual


33

2.4 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2014:64), hipotesis merupakan dugaan sementara

terhadap rumusan masalah penelitianyang telah dinyatakan dalam bentuk kalimt

pertanyaan. Dikatakan sementara Karen jawaban yang diberikan berdasarkan pada

teori yang relevan.Belum didasarkan pada fakta – fakta empiris yang diperoleh

melalui pengumpulan data.

Berdasarkan rumusan masalah yag telah di kemukakan oleh peneliti,

maka hipotesis untuk menelitian ini adalah :

Ho1 : Diduga terdapat pegaruh signifikan antara perputaran kas terhadap

profitabilitas pada Bank Rakyat Indonesia.

Ho2 : Diduga terdapat pegaruh signifikan antara perputaran piutang

terhadap profitabilitas pada Bank Rakyat Indonesia.

Ho3 : Diduga terdapat pegaruh signifikan antara perputaran kas dan

perputaran piutang terhadap profitabilitas pada Bank Rakyat

Indonesia.

jadi diduga ada pengaruh signifikan antara perputaran kas dan perputaran piutang

terhadap profitabilits pada Bank Rakyat Indonesia.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Bank BRI yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia dengan mengambil data keuangan pada Bank BRI Unit Kembangan

yang tersaftar di Bursa Efek Indonesia peride 2016-2018.

3.2 Waktu Penelitian

Waktu Penelitian dilakukan bulan Februari 2019 untuk mengumpulkan

data, selanjutnya dilakukan analisis data dan penyusunan laporan keuangan.

3.3 Jenis dan Pendekatan Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

dengan pendekatan kuantitatif. Dengan mengunakan metode ini akan diketahui

hubungan signifikan antara variabel yang diteliti sehingga kesimpulan yang akan

memperjelas gambaran mengenai obyek yang di teliti.

Menurut Sugiyono (2009:14) metode deskriptif analisis adalah " statiska

yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul.

Sedangan analisi kuantitatif menurut Sugiyoni (2010:31) adalah dalam

penelitian kuantitatif analisis data mengunakan statistik. Statistik yang digunakan

dapat berupa statistik deskriptif dan dinferensiap / induktif. Statistik dinferensial

34
35

dapat berupa statistik parametris dan statistik non parametris. Peneliti

menggunakan statistik deferensial bila penelitian dilakukan pada sampel yang

dilakukan secara random. Data hasil analisis selanjutnya disajikan dan diberikan

pembahasan. Penyajian data dapat berupa tabel, tabel ditribusi frekuensi, grafik

garis, grafik batang, piechart ( diagram lingkaran ), dan pictogram. Pembahasan

hasil penelitian merupakan penjelasan yang mendalam dan interprestasi terhadap

data - data yang telah disajikan.

Dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif

merupakan metode yang bertujuan untuk menggambarkan benar tidaknya fakta -

fakta yang ada serta menjelaskan tentang hubungan antar variabel yang diselidiki

dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis dan menginterpretasi

data dalam pengujian hipotesis statistik. Dalam penelitian ini, metode diskriptif

tersebut digunakan untuk menguji modal kerja dan perputaran piutang terhadap

profitabilitas serta menguji teori dengan pengujian suatu hipotesis apakah diterima

atau ditolak.

Dengan menggunakan metode penelitian akan diketahui hubungan yang

signifikan antara variabel yang diteliti sehingga menghasilkan kesimpulan yang

akan memperjelas gambaran mengenai obyek yang di teliti.

3.4 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

Untuk penjelasan yang lebih jelas dan menghindari penafsiran yang

berbeda maka perlu dijelaskan istilah pokok yang digunakan dalam penlitian ini,

yaitu :
36

Definisi Operasional

1. Variabel Dependen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Bisajuga disebut sebagai variabel terikat dimana,variabel

terikat merupakan variabel yang dipengarhi atau yang menjadi akibat,

karena adanya variabel bebas.

Variabel dependen dalam penelitan ini adalah Profitabilitas

perbankan yang merupakan kemampuan perbankan dalam memperoleh

laba bersih atau keuntungan selama satu periode.Dalam penelitian ini

profitbiltas diukur dengan menggunakan Nett Profit Margin.

Variabel Dependen dalam penelitan ini adalah profitailitas dimana

kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungan dengan

penjualan.

2. Variabel Independen

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, predictor,

antecendent. Yang dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

bebas. Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen. Hal yang

menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah Perputaran Kas

dan Perputaran Piutang.

Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai variable –

variable yang akan diteliti dalam penelitian ini, maka secara operasional

diberi batasan sebagai berikut :


37

a. Perputaran kas merupakan kemampuan kas dalam menghasilkan

pendapatan sehingga dapat dilihat berapa kali uang kas berputar

dalam satu kali periode tertentu. Untuk mengetahui efisiensi atau

tidaknya penggunaan kas dalam perusahaan tersebut maka

perusahaan dapat membandingkan antara pendapatan / pendapatan

dengan jumlah kas rata – rata, maka akan menghasilkan tingakat

perputaran kas atau cash turnover.

b. Perputaran Piutang adalah menujukkan berapa kali suatu

perusahaan menagih piutangnya dalam suatu periode

c. Profitabilitas adalah kemampuan dalam memperoleh laba /

keuntungan selama periode tertentu dimana dalam penelitian ini

profitabilitas dihitung dengan menggunakan ROA.

3.4.2 Pengukuran Variabel

Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitia ini adalah modal :

1. Perputara Kas

2. Perputaran Piutang

3. Profitabilitas ( ROA )
38

3.5 Populasi Sampel dan Tekhnik Pengambilan Sampel

3.5.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2009:80) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa populasi adalah

objek atau subjek yang memiliki karakteristik tertentu yang telah ditetapkan untuk

diteliti dan dipelajari untuk kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu laporan keuangan pada

Bank BRI yang terdaaftar di Bursa Efek Indonesia di periode 2016-2018.

3.5.2 Sampel

Untuk membuktikan kebenaran jawaban yang masih sementara (hipotesis),

maka peneliti melakukan pengumpulan data pada objek tertentu, karena objek

dalam populasi terlalu luas, maka peneliti menggunakan sampel yang diambil dari

populasi tersebut. Sugiyono (2010:81) mengemukakan bahwa:“Sampel adalah

bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.

Berdasarkan pernyataan di atas, dapat disimpulkan bahwa sampel adalah sebagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Penentuan jumlah

sampel yang akan diolah dari jumlah populasi yang banyak, maka harus dilakukan

teknik pengambilan sampling yang tepat.

Tekhnik Pengambilan Sampel

Pengertian teknik sampling menurut Sugiyono (2010:81) yaitu:

“Merupakan teknik pengambilan sampel.” Untuk menentukan sampel yang akan


39

diteliti terdapat berbagai teknik sampling yang dapat digunakan. Teknik yang akan

digunakan oleh penulis sesuai dengan judul adalah nonprobability

sampling.Nonprofability sampling menurut Sugiyono (2010:84) yaitu: “Teknik

pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap

unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.” Jenis nonprobability

sampling yang akan digunakan oleh penulis adalah sampling purposive.

Pengertian sampling purposive menurut Sugiyono (2010:85) yaitu: “Teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.” Adapun criteria dari penentuan

sample adalah Laporan Posisi keuangan yang sudah di audit eksternal periode

2016-2018.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian tentang Pengaruh Modal kerja

dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas ada beberapa langkah, antara lain:

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Study Dokumentasi

Pengumpulan data ini adalah data sekunder berupa laporan keuangan Bank

Rakyat Indonesia periode tahun 2016-2018.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan dilakukan sebagai usaha guna memperoleh data

yang bersifat teori sebagai pembanding dengan data penelitian yang

diperoleh. Data tersebut dapat diperoleh dari literatur, catatan kuliah serta

tulisan lain yang berhubungan dengan penelitian. Dalam hal ini penulis
40

menggunakan buku yang berkaitan dengan Akuntansi Manajemen, Metode

Penelitian dan sebagainya.

3.7 Metode Analisis Data

Dalam penlitian ini metode yang digunakan untuk menganalisis data

adalah metode kuantitatif, karena data yang ada berupa angka-angka yang

digunakan untuk mengetahui apakah hipotesis diterima atau ditolak.

Dalam penelitian ini ada beberapa tahap yang harus ditempuh untuk dapat

mengetahui bagaimana pengaruh variabel Perputaran Kas dan Perputaran piutang

terhadap Profitabilitas pada Bank Rakyat Indonesia selama periode 3 tahun, yaitu

mulai tahun 2016 sampai dengan 2018.

3.7.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik penting dilakukan untuk menghasilkan estimator yang

linear tidak bias dan dapat dipercaya. Apabila ada syarat yang tidak terpenuhi,

maka analisis regresi tidak bersifat BLUE (Best Linear Unbiased Estimator). Pada

penelitian ini dilakukan lima pengujian asumsi klasik yaitu normalitas,

multikolinieritas, heteroskedastisitas, dan autokorelasi.

3.7.1.1 Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2011 : 160) uji normalitas digunakan untuk mengetahui

apakah dalam model regresi variabel residual memiliki distribusi normal. Model

regresi yang baik adalah data yang berdistribusi nomal atau mendekati normal.
41

Terdapat dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau

tidak, yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Dalam penelitian ini akan

digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan menggunakan taraf

signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih

besar dari 5% atau 0,05.

3.7.1.2 Uji Multikolonieritas

Menurut Ghozali (2011 : 105), uji multikolinearitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel independen.

Model regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi antar variabel

independen.

Menurut Latan dan Temalagi (2013 : 63) terdapat cara umum yang

digunakan oleh peneliti untuk ada atau tidaknya problem multikolinearitas pada

model regresi, yaitu dengan melihat Tolerance dan VIF (Variance Inflation

Factor). Dasar pengambilan keputusan dengan Tolerance atau Variance Inflation

Factor (VIF) adalah sebagai berikut :

1) Apabila nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10 maka tidak terdapat

multikolineritas antar variabel bebas dalam model regresi ini.

2) Apabila nilai tolerance < 0,1 dan nilai VIF > 10 maka terdapat

multikolineritas antar variabel bebas dalam model regresi ini.


42

3.7.1.3 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2011 : 139), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari

residual pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Untuk mengetahui apakah

terjadi Heteroskedastisitas atau tidak dapat dilihat melalui grafik scatterplot.

Apabila grafik menunjukkan titik-titik yang menyebar dan tidak membentuk pola

tertentu, maka tidak terdapat asumsi heterokedastisitas. Selain itu dapat dilakukan

dengan uji statistika white.

Penelitian ini dalam mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas

menggunakan uji Glejser. Uji Glejser ini mengusulkan untuk meregresi nilai

absolut residual terhadap variabel independen. Jika variabel independen memiliki

signifikansi < 0,05, maka ada indikasi terjadi heteroskedastisitas. Jika variabel

independen memiliki signifikansi > 0,05, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.7.1.4 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2011 : 110) uji autokorelasi bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan residual

pada periode t dengan kesalahan residual pada periode t-1. Model regresi yang

baik adalah yang terbebas dari autokorelasi.

Untuk mengetahui adanya indikasi autokorelasi dapat menggunakan uji

Durbin-Watson. Pada penelitian ini menggunakan Uji Durbin-Watson, yang akan

didapatkan nilai DW hitung (d) dan nilai DW tabel (dl dan du).
43

Untuk mengetahui adanya indikasi autokorelasi dapat menggunakan uji

Durbin-Watson. Menurut Sarwono (2016:160) hasil uji autokorelasi harus

memenuhi asumsi -4 ≤ DW ≤ 4. Apabila hasil uji autokorelasi tidak memenuhi

asumsi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terjadi masalah autokorelasi

dalam model regresi yang digunakan.

Uji autokorelasi juga dapat dilakukan melalui uji Run Test. Uji ini

merupakan bagian dari statistic non-parametric yang dapat digunakan untuk

menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Pengambilan

keputusan dilakukan dengan melihat nilai Asmp. Sig (2 tailed) uji Run Test.

Apabila nilai Asymp. Sig (2 tailed) lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 maka

dapat disimpulkan tidak terdapat autokorelasi.

3.7.2 Analisis Regresi Linear Berganda

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda digunakan untuk

mengetahui keakuratan hubungan antar variabel dependen yaitu perputaran kas

dan perputaran piutang.

Analisis ini menggunakan program SPSS. Teknik analisis ini biasanya

digunakan untuk penelitian yang memiliki hubungan kausal atau hubungan sebab

akibat dan bebas nilai. Adapun rumus persamaan regresi dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:


44

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Y : Variabel Dependen

X1 X2 X3 : Variabel Independen

α : Konstanta

β : Koefisien Regresi

e : Standart error

3.7.3 Uji Hipotesis

3.7.3.1 Koefisien Regresi Secara Parsial (UJI t)

Menururt Ghozali (2011 : 98), uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh

pengaruh variabel independen secara individual atau parsial dalam menerangkan

variabel dependen. Jadi, uji t digunakan untuk mengetahui signifikansi pengaruh

masing-masing variabel bebas secara individual terhadap variabel terikat.

H 0 : βi = 0

H 1 : βi ≠

Menurut Ghozali (2011 : 99), taraf signifikansi yang digunakan sebesar 5% (0.05),

maka :

1) Apabila nilai probabilitas > α (0.05), maka H0 diterima dan H 1

ditolak. Artinya variabel independen secara parsial tidak berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.

2) Apabila nilai probabilitas < α (0.05) maka H0 ditolak dan H1

diterima. Artinya variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan

terhadap variabel dependen.


45

3.7.3.2 Koefisien Regresi Secara Simultan (UJI F)

Uji F dilakukan untuk mengevaluasi seluruh variabel independen terhadap

variabel dependen. Apakah seluruh variabel independen ( Perputaran Kas dan

Perputaran Piutang ) secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap

variabel dependen ( Profitabilitas ). Tahap-tahap dalam uji F adalah sebagai

berikut :

1) Merumuskan Hipotesis

H0: β1 = β2 = … βk = 0 (tidak terdapat pengaruh secara simultan antara variabel

independen terhadap variabel dependen).

H1: β1 ≠ β2 ≠ … ≠ βk ≠ (terdapat pengaruh secara simultan antara variabel

independen terhadap variabel dependen).

2) Menentukan level ofsignificance

Setelah merumuskan hipotesis, hal yang harus dilakukan adalah menentukan

level signifikansi. Menurut Ghozali (2011 : 98), taraf signifikan yang

digunakan adalah sebesar 5% (α = 0.05), maka :

a. Apabila signifikansi < 5% maka H0 ditolak dan H1 diterima Artinya, terdapat

pengaruh secara simultan antara variabel independen terhadap variabel

dependen.

b. Apabila signifikansi > 5% maka H 0 diterima dan H1 ditolak Artinya, tidak

terdapat pengaruh secara simultan antara variabel independen terhadap

variabel dependen.
46

3.7.4 Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Ghozali (2011 : 97), Koefesien determinasi (R2) digunakan untuk

mengukur seberapa baik kemampuan variabel independen dapat menjelaskan

variabel dependen dalam penelitian ini. Besarnya nilai koefisien determinasi

adalah 0 sampai 1. Apabila hasil perhitungan R2 menunjukkan nilai mencapai

angka 1 atau mendekati 1, maka dapat dijelaskan bahwa variabel independen

dalam penelitian ini dapat menjelaskan dengan baik variabel dependen.

Sedangkan, apabila hasil perhitungan menunjukkan nilai 0 atau mendekati nilai 0,

maka variabel independen dalam penelitian ini kurang mampu menjelaskan

variabel dependennya.
BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

Pada tanggal 16 Desember 1875, Raden Wiriatmaja dan kawan-kawan

mendirikan "De Poerwokerto Hulp-en Spaarbank Der Inlandshe Hoofden" (Bank

Penolong dan Tabungan bagi Priyai Poerwokerto) dengan akta otentik dibuat oleh

E. Sienburgh Asisten Residen.

Tahun 1896 W.P.D De Wolf Van Westerrode Asisten Residen Poerwokerto

yang menggantikan E. Siendburgh bersama AL Schieff, mendirikan "De

Poerwokerto Half Spcicir- en Land Boirwcrediet Bank" sebagai kelanjutan "De

Poerwokerto Hulf-en Spaar Der Inlandesche Hoofden

Pada tahun 1898 dengan bantuan dari Pemerintan Belanda didirikan

Volksbanken atau Bank Rakyat. Daerah keijaan meliputi wilayah administrasi

Kabupaten atau Afdeling, sehingga kemudian Volksbanken disebut pula

sebagai Afdeling Bank.

Ternyata Volksbanken saat ini menjalani kesulitan, sehingga Pemerintah

Hindia Belanda turut campur tangan dalam perkreditan rakyat. Dengan

mendirikan Diens der Volksbanken (Dinas Perkreditan Rakyat) pada tahun 1904

yang membantu Volksbanken secara immaterial dengan tambahan modal

bimbingan, pembinaan dan pengawasann. Dengan demikian perkreditan rakyat

sekaj tahun 1904 menjadi Engeringzorg (tugas pemerintah).

47
48

Pada tahun 1912 Pemerintah Hindia Belanda mendirikan lembaga

berbadan hukum dengan nama Centrale Kas yang berfungsi sebagai Bank Sentral

bagi Volksbanken tidak dapat berjalan dengan baik. Untuk mengatasi kesulitan

tersebut, maka pada tahun 1934 didirikan Algemeene Volksbanken bank

(AVB) yang berstatus badan hukum Eropa. Modal pertama berasal dari Likuidasi

Centrale Kas ditambah dengan kekayaan bersih Volksbanken.

Pada zaman kedudukan Jepang AVB di Pilau Jawa diganti namanya

menjadi SyoominGinko (Bank Rakyat) berdasarkan Undang Undang Nomor 13

Oktober 1942.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI tanggal 17 Agustus 1945 dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 1946, maka ditetapkan berdirinya Bank

Rakyat Indonesia sebagai Bank Pemerintah yang semula berturut-turut bernama

Algemeene Volksbanken Bank (AVB) dan Syoomin Ginko.

Dengan Surat Keputusan Menteri Kemakmuran RIS tanggal 16 Maret

1959, Direksi Bank Rakyat Indonesia dari Negara bagian RI 1945 dipindahkan

dari Yogyakarta ke Jakarta Direksi BARRIS, akan tetapi surat keputusan tersebut

mendapat protes dari pasa Federalis sebab secara nyata kantor besar BARRIS

belum ada, sehingga Menteri Kemakmuran RIS meralatnya dengan menamakan

Direksi baru itu dengan nama Direksi A VB atau Bank Rakyat.

Meskipun pada tanggal 17 Agustus 1950 Negara RIS dengan UNDS 1959

negara RI dijadikan Negara kesatuan, akan tetapi Algemeene Volkscrediet

Bank baru dibubarkan pada tanggal 29 Agustus 1951 menjadikan Bank

Menengah.
49

Dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden yang menyatakan kembali kepada

UUD 1945 pada Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Undang (PERPU)

Nomor 41 tahun 1960 dibentuk Bank Koperasi, Tani dan Nelayan yang

disingkat BKTN. Dalam bank ini seterusnya berturut-turut dilebur dan

diintegrasikan menjadi :

1. Bank Rakyat Indonesia berdasarkan PERPPU Nomor 43 tahun 1960 tanggal 26

Oktober 1960.

2. PT. Bank Tani Nelayan berdasarkan PERPPU Nomor 43 tahun 1960 tanggal 26

Oktober 1960.

3. Nedelandsche Hendej Mij (NHM) yang dinasionalisasikan berdasarkan

Peraturan Pemerintah Nomor 44 tahun 1960 dan berdasarkan Peraturan Menteri

Keuangan Nomor 261-161/BUM II tanggal 30 November 1960 diserahkan

,kepada bank Koperasi, Tani dan Nelayan.

Namun sampai integritas ketiga Bank Pemerintah ini terlaksana, semua

Bank Umum Negara serta Bank Tabungan Pos berdasarkan PenpresNomor 8

tahun 1965 disatukan dengan Bank Indonesia, sebagai suatu langkah

kebijaksanaan Pemerintah menuju pembentukan Bank Tunggal, BKTN

diintegrasikan pula kedalam Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan

berdasarkan Penpres Nomor 42 tahun 1965 dan Nomor 7 tahun 1965.

Ketika Penpres tersebut baru berjalan satu bulan, keluarlah Penpres Nomor

17 tahun 1965 tentang pembentukan Bank Tunggal dengan nama Bank Negara

Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (ex BKTN) diintegrasikan dengan

nama Bank Negara IndonesiaUnit II.


50

Selanjutnya Bank Negara Indonesia Unit II (ex Pelabuhan Bank Rakyat

Indonesia dan Bank Tani serta Nelayan) dalam sehari-hari bekeija dengan nama

Bank Negara Indonesia Unit Eksim.

Pada akhir 1968 berdasarkan Undang Undang Pokok Perbankan dan

Undang Undang nomor 13 tahun 1968 tentang Undang Undang Bank Sentral

dikembalikan dan Bank Negara Indonesia Unit II bidang Rural/Eksim dijadikan

Bank-Bank milik Negara dengan nama :

1. Bank Rakyat Indonesia yang menampung segala hal dan kewajiban serta

kekayaan dan perlengkapan Bank Rakyat Indonesia dibidang Rural dengan

Undang Undang Nomor 21 tahun 1968.

2. Bank Ekspor-Impor yang menampung segala hak dan kewajiban serta kekayaan

dan perlengkapan Bank Rakyat Indonesia Unit II bidang Eksim dan Undang

Undang Nomor 22 tahun 1968.

Pada akhirnya Surat Keputusan Direksi BRI No.Kep.S.67-DIR/12/1982,

Direksi BRImenetapkan bahwa hari jadi Bank Rakyat Indonesia adalah tanggal 16

Desember 1985.

Berdasarkan UU No.7/1992 tentang Perbankan dan Kep. Menku

No.Kep.603/M/IV/12/1962 pada tanggal 25 Maret 1992 dan pada pasal 21 ayat

UU No.7 tahun 1992 tersebut maka suatu Bank Umum di Indonesia harus

berbentuk salah satu Badan Hukum yang ada di bawah ini :

1. Perusahaan Perseroan

2. Perusahaan Daerah

3. Koperasi
51

4. Perusahaan Terbatas

Sehubungan dengan hal itu Bank Rakyat Indonesia sebagai Bank Umum

baru menyesuaikan bentuk hukumnya menurut Undang Undang Perbankan yang

baru tersebut. Sebagai dasar peralihan bentuk badan hukum tersebut adalah

PERPPU No.31 tahun 1992 tentang penyesuaian bentuk hukum Bank Rakyat

Indonesia menjadi Perusahaan Perseorangan (PERSERO)dimana peralihan bentuk

hukum menjadi PERSERO ini tidak merubah statusnya sebagai Badan Usaha

Milik Negara.

Pelaksanaan pendirian PERSERO tersebut telah dilaksanakan dengan akte

notaries No.133 pada tanggal 31 Juli 1992 yang dibuat oleh dan

dihadapkan Muhani Salin SH. Notaris di Jakarta.

Sesuai dengan penjelasan Menteri Keuangan RI No.S/940/MK.01/1992

tertanggal 31 Juli penyesuaian berbentuk hukum tersebut tidak didahului dengan

cara pembubaran bank Rakyat Indonesia (bentuk badan sesuai hukum lama).

Selanjutnya sebutan Bank Rakyat Indonesia pun secara otomatis berubah

menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) dan ini berlaku bagi cabang-

cabang yang berdiri. Anggaran dasarnya beserta perubahan-perubahannya yang

terakhir telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia tertanggal 4

November Nomor 88 tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 11053.

Sebagai perusahaan besar yang telah go public dan memberikan jasa

komunikasi bagi masyarakan luas, Bank Rakyat Indnesia mempunyai Visi dan

Misi yang memberikan arah dan tujuan bagi kegiatan usaha untuk kelangsungan
52

hidup perusahaan. Adapun Visi dan Misi Bank Rakyat Indonesia adalah sebagai

berikut :

Dalam melaksanakan fungsinya sebagai lembaga intermediary, agar dalam

pelaksanaan kegiatan operasionalnya tercapai apa yang telah ditargetkan, berikut

ini adalah visi dan misi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk adalah :

1) Visi

Visi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Menjadi bank komersial

terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan nasabah yang ada diseluruh

indonesia agar selalu mempercayai BRI sebagai Bank terbaik di Indonesia..

2) Misi

a) Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan

pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang

peningkatan ekonomi masyarakat.

b) Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang

tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan

melaksanakan praktek good corporate governance.

c) Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak

yang berkepentingan.

4.2. Aspek Kegiatan Perusahaan

PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Unit Dipatiukur didirikan berdiri

dan mulai beroperasi pada tahun 1989.

Produk-produk perbankan yang ditawarkan antara lain :


53

1. Simpedes

Simpedes merupakan simpanan yang termasuk dalam kelompok

tabungan. Simpedes adalah simpanan masyarakat pedesaan di BRI, termasuk

dalam kelompok tabungan yang pengambilan maupun penyetorannya tidak

dibatasi dalam jumlah maupun frekuensi sepanjang

Saldo mencukupi. Simpedes mulai diperkenalkan kepada masyarakat

pada November 1984, dimaksudkan untuk menghimpun dana masyarakat guna

menunjang sumber dana Kupedes. Dengan adanya fasilitas online dan sebagian

besar BRI Unit telah terhubung dengan jaringan online,

masyarakat dapat menikmati transaksi online maupun melakukan

transaksi melalui ATM. Ketentuan saldo mengendap sebesar Rp. 50.000, bila

selama tiga bulan berturut-turut tidak ada transaksi dan rekening tersebut

kosong, rekening Simpedes akan tertutup secara otomatis.

2. Britama

Britama merupakan simpanan masyarakat dalam bentuk tabungan yang

dilayani di Kanca dan BRI Unit yang sudah online, yang pengambilan maupun

penyetorannya tidak dibatasi selama saldo masih mencukupi. Saldo mengendap

sebesar Rp. 50.000 agar tabungan tetap aktif. Tidak ada transaksi selama tiga

bulan berturut-turut dan tidak ada saldo mengendap, rekening Britama akan

tertutup secara otomatis.

3. Deposito BRI (DepoBRI)

Deposito BRI (DepoBRI) adalah simpanan berjangka yang dikeluarkan

oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yang penarikannya hanya dapat
54

dilakukan dalam jangka waktu yang telah diperjanjikan antara penyimpan

dengan bank. Tanda bukti atas simpanan deposito di BRI Unit adalah Bilyet

DepoBRI yang resmi diterbitkan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)

Tbk atas nama pemiliknya dan tidak dapat diperjualbelikan seperti halnya

sertifikat deposito maupun dipindahtangankan kepada orang lain tanpa surat

kuasa pemiliknya.

4. Kupedes

Kupedes adalah Kredit Umum Pedesaan yang diberikan oleh BRI Unit

kepada masyarakat yang bersifat individual, selektif dan berhubungan wajar

untuk mengembangkan atau meningkatkan usaha kecil yang layak. Kupedes

yang diberikan kepada masyarakat ada beberapa jenis, antara lain Kupedes

Komersil untuk pedagang atau usaha dan Kupedes Golbertap (Golongan

Masyarakat Berpenghasilan Tetap), yang termasuk dalam Golbertap menurut

Surat Edaran Kanpus BRI S.112-DIR/BUD/8/89 yaitu :

 Semua Pegawai Negeri Sipil

 Pensiunan dari Golbertap

 Pegawai tetap dari perusahaan swasta

 Pegawai BUMN

5. KUR Mikro

KUR merupakan singkatan dari Kredit Usaha Rakyat yaitu

kredit/pembiayaan kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi

(UMKM-K) dalam bentuk pemberian modal kerja dan investasi yang


55

Didukung fasilitas penjaminan untuk usaha produktif. KUR

merupakan program yang dicanangkan oleh pemerintah namun sumber

dananya sepenuhnya berasal dari dana bank. Penyaluran KUR diatur oleh

pemerintah melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 135/PMK.05/2008

tentang fasilitas Penjaminan Kredit Usaha Rakyat yang telah diubah dengan

Peraturan Menteri Keuangan No. 10/PMK.05/2009. Pemerintah memberikan

penjaminan terhadap resiko KUR sebesar 70% sementara sisanya sebesar 30%

ditanggung oleh pihak bank. Bank BRI menyediakan fasilitas penyaluran KUR

yang hanya ditujukan untuk usaha yang termasuk golongan usaha mikro,

kemudian program itu disebut KUR Mikro. Program KUR Mikro ini diberikan

dalam rangka meningkatkan

Akses UMKM dan Koperasi pada sumber pembiayaan dalam rangka

mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

6. Penerimaan Pembayaran

Disamping menyediakan jasa-jasa perbankan seperti diatas, BRI

Unit Dipatiukur juga melayani penerimaan pembayaran, seperti penerimaan

pembayaran PBB, penerimaan pembayaran pendaftaran Universitas, dan

pembayaran dari leasing.

4.3 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilakukan mulai bulan April-Juni 2019


4.5 Struktur Organisasi

56
57

Gambar 4.1
Struktur Organisasi Perusahaan

57
58

Organisasi dapat diartikan sebagai cara dimana kegiatan orang

dikoordinasikan untuk mencapai suatu tujuan. Struktur organisasi

menggambarkan tanggungjawab dan kewajiban setiap karyawan sehingga dalam

menjalankan tugas dan wewengannya dapat dilakukan sesuai dengan jabatan atau

posisinya didalam organisasi tersebut. Dengan demikian ada pemisahan tugas,

wewenang dan tanggungjawab secara jelas sehingga masing-masing karyawan

dapat menyelesaikan pekerjaan secara efisien. Pada dasarnya struktur organisasi

di Unit kerja PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk sangat sederhana, hanya

terdiri dari beberapa personel saja, yaitu terdiri dari unsur pimpinan dan petugas

pelaksana. Secara garis besar struktur organisasi PT. Bank Rakyat Indonesia

(Persero) adalah sebagai berikut :

1. Tingkat kepemilikan

Pada tingkatan ini kepemilikan PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk dimiliki oleh

pemegang saham (RUPS).

2. Tingkat Penetapan Arah Strategi dan Kebijakan perusahaan Pada tingkatan

ini terdiri dari:

a. Dewan Komisaris

b. Direksi

c. Komite Audit

d. Dewan Pengawasan Syariah

3. Tingkat Implementasi Operasi dan Manajemen Pada tingkatan ini terdiri

dari:

58
59

a. Dipimpin oleh Direktur Utama/CEO (Chief Eksekutif Officer)

b. Audit Intern

c. Divisi Sekretariat Perusahaan

Dimana CEO membawahi:

1.) COO (Chief Operating Officer) atau Direktur Bisnis Mikro dan Ritel, terdiri

dari:

Divisi Mikro

a. Desk IVP

b. Divisi Bisnis Ritel

c. Divisi Customer Banking

d. Unit Usaha Syariah

e. Kanwil

2.) COO atau Direktur Bisnis Menengah, terdiri dari:

a. Divisi Agribisnis

b. Divisi Bisnis Umum

c. Divisi Kredit Program

d. Kantor Cabang Khusus

e. Kanwil

3.) COO atau Direktur Pengendalian Kredit, terdiri dari:

a. Divisi Analisis Resiki Kredit

b. Divisi Restruk dan Penyelesaian Kredit Bermasalah

c. Divisi Administrasi Kredit

4.) COO atau Direktur Keuangan Internasional, terdiri dari:


60

a. Divide Treasury

b. Divisi Akuntansi Manajemen dan Keuangan

c. Divisi Administrasi dan Operasional

d. Unit Kerja Luar Negeri

5.) COO atau direktur Operasional, terdiri dari:

1. Divisi Operasional

2. Divisi Teknologi dan Sistem Informasi

3. Divisi Manajemen dan Sumber Daya Manusia

4. Divisi Logistik

5. Divisi Pendidikan dan Pelatihan

6.) COO atau Direktur Kepatuhan, terdiri dari:

1. Divisi Kepatuhan dan Manajemen Resiko

2. Divisi Renstra

3. Divisi Hukum

4.6 Hasil Penilitian

4.6.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk mendapatkan hasil regresi yang dapat

diestimasi dengan tepat dan tidak bias (Best Linear Unbiased Estimation). Uji

asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas,

dan uji autokerlasi. Berikut hasil uji asumsi klasik pada penelitian ini.

4.6.1.2 Uji Normalitas

Menurut Ghozali (2011 : 160) uji normalitas digunakan untuk mengetahui

apakah dalam model regresi variabel residual memiliki distribusi normal. Dalam
61

penelitian ini akan digunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov dengan

menggunakan taraf signifikansi 0,05. Data dinyatakan berdistribusi normal jika

signifikansi lebih besar dari 5% atau 0,05. Berikut ini adalah hasil pengujian

penlitan ini dengan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov (K-S) :

Tabel 4.1 Uji Normalitas

Y X1 X2

Profitasbilitas Perputaran Kas Perputaran Piutang

Test Statistic ,118 ,148 ,087

Asymp. Sig. (2-


,200 ,045 ,200
tailed)

Tabel 4.1 menunjukan bahwa pada variabel ROA (Y) dan Perputaran

Piutang (X2) didapatkan nilai p-value sebesar 0,200. Hal itu menunjukan bahwa

data variabel Y dan X2 berdistribusi normal. Namun pada data perputaran kas

(X1) nilai p-value sebesar 0,045 yang berarti data tidak berdistribusi normal.

Maka selanjutnya dilakukan transformasi data menggunakan ln, sehingga

didapatkan hasil sebagai berikut.

4.6.1.2 Uji Multikolinieritas

Menurut Ghozali (2011 : 105), uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Model

regresi yang baik seharusnya tidak terdapat korelasi antar variabel independen.
62

Menurut Latan dan Temalagi (2013 : 63) terdapat cara umum yang

digunakan oleh peneliti untuk ada atau tidaknya problem multikolinearitas pada

model regresi, yaitu dengan melihat Tolerance dan VIF (Variance Inflation

Factor). Apabila nilai tolerance > 0,1 dan nilai VIF < 10 maka tidak terdapat

multikolineritas antar variabel bebas dalam model regresi ini.

Tabel 4.2 Uji Multikolinearitas

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 (Constant)

Perputnan Kas
.591 1.692

Perputaran Piutanng
.591 1.692

Tabel diatas menunjukan bahwa nilai VIF pada variabel Perputaran Kas (X1) dan

Perputaran Piutang (X2) sebesar 1,692. Selain itu, nilai tolerance pada variabel

Perputaran Kas (X1) dan Perputaran Piutang (X2) sebesar 0,591. Nilai VIF

masing-masing variabel berada di bawah nilai 10 dan nilai tolerance berada di

atas nilai 0,1. Maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolineritas

dalam model regresi.

4.6.1.3 Uji Heterokedastisitas

Menurut Ghozali (2011 : 139), uji heteroskedastisitas bertujuan untuk

menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari
63

residual pengamatan satu ke pengamatan yang lain. Untuk mendeteksi ada

tidaknya heteroskedastisitas dalam penilitian ini menggunakan uji Glejser.

Tabel 4.3 Uji Heterokedastisitas

Model T Sig.

1 (Constant) 1.644 .110

Perputaran Kas .527 .602

Perputaran Piutang .665 .511

Tabel diatas dapat dikatakan bahwa variabel X1, X2 dengan nilai signifikansi

masing-masing secara berurutan sebesar 0,602 dan 0,511 bernilai lebih dari 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada heterokedastistias pada model atau

semua variabel X saling independen

4.6.1.4 Uji Autokorelasi

Menurut Ghozali (2011 : 110) uji autokorelasi bertujuan untuk menguji

apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan residual

pada periode t dengan kesalahan residual pada periode t-1.

Tabel 4.4 Uji Autokorelasi

Durbin-Watson

1.443
64

Tabel diatas dapat dikatakan bahwa nilai Durbin-Watson 1,443 berada

diantara nilai dL sebesar 1,3537 dan 4-dL sebesar 2,6463. Artinya model regresi

tidak terdapat autokorelasi.

4.6.2 Analisis Regresi Linear Berganda (Model Regresi)

Penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda berganda (multiple

regression method) yang mendasarkan diri pada hubungan antara dua variabel

yaitu variabel independen dan variabel dependen. Variabel independen yang

terdiri dari Pertumbuhan Penjualan, Perputaran Piutang, dan Arus Kas Operasi.

Sedangkan variabel dependen yaitu Tingkat Likuiditas. Berikut hasil analisis

regresi linier berganda pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4.5 Koefisien Regresi

Variabel Koefisien (B)

(Constant) -4646265407,426

Perputaran Kas 0,780

Perputaran Piutang 0,454

lnY = -4646265407,426 + 0,780 lnX1 + 0,454 lnX2

Persamaan regresi di atas merupakan model yang didapatkan dari data

yang telah ditransformasi lh karena pada awal pengujian asumsi normalitas, data

tidak berdistribusi normal. Persamaan dengan nilai anti-ln adalah sebagai berikut.
65

Y= 0+2,181X1+1,5745X2

Persamaan diatas menunjukan bahwa variabel perputaran kas (X1) dan

perputaran piutang (X2) berpengaruh positif terhadap ROA (Y). Apabila

perputaran kas (X1) naik sebesar satu satuan maka ROA pada perusahaan akan

meningkat sebesar 2,181 satuan secara rata-rata dengan variabel lainnya konstan.

Apabila perputaran piutang (X2) bertambah sebesar satu-satuan maka ROA pada

perusahaan akan meningkat sebesar 1,574 satuan secara rata-rata dengan variabel

lainnya konstan.

4.6.3 Uji Hipotesis

4.6.3.1 Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji T)

Menurut Ghozali (2011:98) uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa

besar pengaruh variabel independen secara individual atau parsial dalam

menerangkan variabel dependen. Taraf signifikansinya sebesar 5% (0.05). Berikut

adalah hasil uji t (parsial) pada penilitian ini :

Tabel 4.6 Uji Parsial

Model t Sig.

1 (Constant) -12.376 .000

Perputaran Kas 2.259 .031


66

Perputaran Piutang 1.447 .157

Nilai p-value pada perputaran kas sebesar 0,031 lebih kecil dari 0,05

sehingga dapat dikatakan H0 ditolak. Dapat disimpulkan bahwa perputaran kas

berpengaruh signifikan terhadap ROA.

Nilai p-value pada perputaran piutang sebesar 0,157 lebih besar dari 0,05

sehingga dapat dikatakan H0 gagal ditolak. Dapat disimpulkan bahwa perputaran

piutang tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA.

4.6.3.2 Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)

Menurut Widarjono (2015:19) uji F digunakan untuk mengevaluasi seluruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Apakah variabel independen

secara berasama-sama berpengaruh terhadap variabel dependen. Taraf

signifikansinya sebesar 5% (0.05). Berikut adalah hasil uji F (simultan) pada

penelitian ini :

Tabel 4.7 Uji Simultan

F Sig.

Regression 9.626 .001b


67

Nilai sig. sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak, jadi dapat

disimpulkan bahwa peprutaran kas dan perputaran piutang secara bersama-sama

berpengaruh signifikan terhadap ROA.

4.6.4 Koefisien Determinasi

Menurut Ghozali (2011:97) koefisien determinasi (R2) digunakan untuk

mengukur kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen

dalam penelitian ini. Berikut hasil analisis koefisien determinasi (R2) dalam

penelitian ini:

Tabel 4.8 Koefisien Determinan

R Square

.368

Koefisien determinan (R square) adalah sebesar 0,368 yang berarti ROA

(Y) dipengaruhi sebesar 36,8% oleh variabel perputaran kas (X1) dan perputaran

piutang (X2). Sisanya 63,2% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh

perputaran kas (X1) dan Perputaran Piutng (X2) terhadap profitabilitas pada Bank

Rakyat Indonesia (Y) maka peneliti menyimpulkan sebagai berikut :

1. Nilai p-value pada perputaran kas sebesar 0,031 lebih kecil dari 0,05

sehingga dapat dikatakan H0 ditolak. Secara parsial apat disimpulkan

bahwa perputaran kas berpengaruh signifikan terhadap ROA.

2. Nilai p-value pada perputaran piutang sebesar 0,157 lebih besar dari 0,05

sehingga dapat dikatakan H0 gagal ditolak. Secara parsial apat

disimpulkan bahwa perputaran piutang tidak berpengaruh signifikan

terhadap ROA.

3. Nilai sig. sebesar 0,001 lebih kecil dari 0,05 sehingga H0 ditolak, jadi

dapat disimpulkan bahwa peprutaran kas dan perputaran piutang secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap ROA.

68
69

5.2 Saran

Dari hasil penelitian ini adapun saran yang diberikan peneliti adalah

sebeagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

Diharapkan agar perusahaan mempertimbangkan lebih lanjut mengenai

penggunaan atau pemanfaatan kas perusahaan guna untuk memenuhi

kebutuhan atau kewajiban lancarnya sehingga perusahaan dapat membiayai

kegiatan operasinya.

2. Bagi penelitian selanjutnya

Pada hasil koefisien determinasi memiliki nilai yaitu 22%. Untuk itu, peneliti

selanjutnya di rekomendasikan untuk menambahkan variabel yang dapat

mempengaruhi Tingkat Likuiditas. Seperti Return On Assets (ROA), Debt to

Equity Ratio (DER) dan lainnya. Selanjutnya diharapkan untuk

menambahkan jumlah sampel yang akan dipergunakan dalam penelitian.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Syafi’i Syakur. 2009. Intermediate Accounting. Jakarta: AV Publisher.

Alexandri, Moh. Benny. 2009. Manajemen Keuangan Bisnis: Teori dan Soal.

Bandung: Penerbit Alfabeta.

Ali Kesuma. 2009. Analisis Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal serta

Pengaruhnya Terhadap Harga Saham Perusahaan Real Estate yang Go-

Public Di BEI. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan. Vol. II. No. 1/Hal

38-45.

Ambarwati, Sri Dwi Ari. 2010. Manajemen Keuangan Lanjut. Yogyakarta: Graha

Ilmu.

Anshori, Muslich & Sri Iswati. 2009. Metodologi Penelitian Kuantitatif.

Surabaya: Airlangga University Press (AUP).

Astuti, Eka. 2014. PEngaruh Perputaran Piutang dan KAs Terhadap Tingkat

Likuiditas.

Bambang, Riyanto. 2010. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edsi 4.

Yogyakarta: BPPE.

Carvalho, Luisa. Costa, Teresa. 2014. Small and Medium Enterprises (SMEs) and

Competitiveness: An Empirical Study. Vol. 2, No. 2, 88-95.Rangkuti

Freddy, 2009. Strategi Promosi Yang Kreatif, edisi pertama, cetakan

pertama. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Fred, Skousen. 2009. Akuntansi Keuangan Menengah, Edisi 16, Buku 2. Edisi

Bahasa Indonesia. Terjemahan Oleh Ali Kabar. Jakarta: Salemba Empat.

70
71

Ghozali, Imam, 2013. Aplikasi Analisis Multivariat dengan Program IBM SPSS

21. Edisi 7. Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro.

Hanafi, Mahduh dan Abdul Halim. 2012. Analisis Laporan Keuangan.

Yogyakarta: (UPP) STIM YKPN.

Handono Mardiyanto. 2009. Intisari Manajemen Keuangan: Teori, Soal dan

Jawaban. Jakarta: Grasindo.

Hani, Syafrida. 2014. Teknik Analisa Laporan Keuangan. Medan: In Media.

Harahap, Sofyan Syafri. 2010. Analisa Kritis atas Laporan Keuangan. Cet 11.

Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hery. 2009. Akuntansi Menengah. Jakarta: Bumi Aksara.

Hery. 2013. Auditing (Pemeriksaan Akuntansi I), Cetakan Pertama. Jakarta:

CAPS (Center of Academic Publishing Service).

Indrayenti, dan Siska Nantania. 2016. PEngaruh Tingkat Pertumbuhan Penjualan

dan Perputaran Piutang Terhadap Tingkat Likuiditas Pada Perusahaan

yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2014.

Indriani, Dewi dan Ilat. 2017. Pengaruh Perputaran Piutang dan Arus Kas

Terhadap Likuiditas Pada PT Astra Internasional Tbk.

Kasmir. 2012. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Latan, Hengky dan Selva Temalagi. 2013. Analisis Multivariate Teknik dan

Aplikasi Menggunakan Program IBM SPSS 20,0. Bandung: Penerbit

Alfabeta.

Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini. 2011. Sistem Informasi Akuntansi.

Yogyakarta: Graha Ilmu.


72

Manahan P. Tampubolon. 2013. “Manajemen Keuangan”. Jakarta: Mitra Wacana

Media.

Muharsyah, Rian. 2013. Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Penjualan dan perputaran

Piutang Terhadap Lukuiditas Perusahaan Otomotif yang Terdaftar di

BEI.

Mulyadi. 2013. Sistem Akuntansi. Jakarta: Salemba Empat.

Reeve, James M., Carl S. Warren, Jonathan E. Duchac, Ersa Tri Wahyuni, Gatot

Soepriyanto, Amir Abadi Jusuf dan Chaerul D. Djakman. 2012.

Pengantar Akuntansi – Adaptasi Indonesia, Buku 2. Jakarta: Salemba

Empat.

Rudianto. 2012. Pengantar Akuntansi Konsep dan Tekhnik Penyusunan Laporan

Keuangan. Jakarta: Erlangga.

Rudiyanto. 2009. Pengantar Akuntansi. Jakarta: Erlangga.

Runtulalo, Rauna dan Sri Murni. 2018. Pengaruh PErputaran Kas dan Piutang

Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Finance Institution yang Terdaftar

di BEI (Periode 2013-2017).

Samryn, L. M. 2014. Pengantar Akuntansi. Edisi IFRS. Jakarta: Rajawali Pers.

Soemarso S.R. 2010. Akuntansi: Suatu Pengantar, Cetakan Keempat. Jakarta:

Salemba Empat.

Soemarso S.R. 2010. Akuntansi: Suatu Pengantar, Cetakan Keempat. Jakarta:

Salemba Empat.
73

Stice, Earl K, James D Stice dan Fred Skousen. 2009 Akuntansi Keuangan

Menengah, Edisi 16, Buku 2. Edisi Bahasa Indonesia. Terjemah Oleh Ali

Akbar. Jakarta: PT Salemba Empat.

Subramanyam, KR dan John, J. Wild, 2010. Analisis Laporan Keuangan, Buku

Satu, Edisi Sepuluh. Jakarta: Salemba Empat.

Sugiri, Slamet. 2009. Akuntansi Pengantar 2. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Sugiyono. 2013. Metodelogi Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sujarweni, V. Wiratna. 2014. Metode Penelitian: Lengkap, Praktis, dan Mudah

Dipahami. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Astuti, Putu Yunita Febri. 2014. Tingkat Perputaran Kas, Pertumbuhan Kredit,

Rasio BOPO dan Pertumbuhan Jumlah Nasabah Kredit pada

Profitabilitas PT. BPR PEDUNGAN DENPASAR, E-Jurnal Akuntansi

Universitas Udayana 7.2 ( 2014) : 496-502

Syamsudin, Lukman. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: Rajawali

Pers.

Widarjo, Wahyu dan Setiawan, Doddy. 2009. “Pengaruh Rasio Keuangan

terhadap Kondisi Financial Distress Perusahaan Otomotif”. Jurnal

Bisnis dan Akuntansi Vol. XI No. 2, Agustus 2009, Hal 107-119.

Wulandari, Rizki Ayun dan Ari Diyani. 2017. Pengaruh Arus Kas Aktivitas

Operasi Terhadap Tingkat Likuiditas.

www.unilever.co.id

Anda mungkin juga menyukai