Anda di halaman 1dari 158

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS

DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN


PADA PT GARUDA INDONESIA TBK
PERIODE 2012-2021

SKRIPSI

Ditulis Oleh
NANDA FITRI AYUNING TYAS
NIM. 171010551089

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S-1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2022
ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS
DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN
PADA PT GARUDA INDONESIA TBK
PERIODE 2012-2021

SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Manajemen

Ditulis Oleh
NANDA FITRI AYUNING TYAS
NIM. 171010551089

PROGRAM STUDI MANAJEMEN S-1


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2022

i
MOTTO

“ Rasulullah bersabda: Barangsiapa menempuh jalan untuk mendapatkan ilmu,


Allah akan memudahkan baginya jalan menuju surga.”

(H.R Muslim)

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS


DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN
PADA PT GARUDA INDONESIA TBK
PERIODE 2012-2021

Oleh
NANDA FITRI AYUNING TYAS
NIM. 171010551089

Skripsi telah disetujui untuk diajukan kepada majelis penguji skripsi, Program
Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pamulang,
pada tanggal 16 November 2022

Menyetujui Mengetahui
Pembimbing Skripsi, a.n. Ketua Program Studi Manajemen
Sekretaris,

Yeti Kusmawati, S.E., M.M. Drs. Waluyo Jati, M.M.


NIDN. 0406039202 NIDN. 0421105901

iii
LEMBAR PENGESAHAN

ANALISIS RASIO LIKUIDITAS DAN PROFITABILITAS


DALAM MENILAI KINERJA KEUANGAN
PADA PT GARUDA INDONESIA TBK
PERIODE 2012-2021

Oleh
NANDA FITRI AYUNING TYAS
NIM. 171010551089

Skripsi telah dipertahankan di majelis penguji skripsi, Program Studi Manajemen,


Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pamulang
pada tanggal 00 Januari 2023 dan dinyatakan LULUS

Pembimbing Skripsi,

Yeti Kusmawati, S.E., M.M.


NIDN. 0406039202

Menyetujui
Penguji I, Penguji II,

Yulian Bayu Ganar, S.T., M.M. Widya Intan Sari, S.E., M.M
NIDN. 0429078101 NIDN. 0405119201

a.n. Ketua Program Studi Manajemen


Sekretaris,

Dr Ali Maddinsyah, S,E., M.M.


NIDN. 0417067101

iv
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :


Nama : Nanda Fitri Ayuning Tyas
NIM : 171010551089
Fakultas/Program Studi : Ekonomi dan Bisnis
Program Studi : Manajemen
Konsentrasi : Keuangan
Judul Skripsi : Analisis Rasio Likuiditas Dan Profitabilitas Dalam
Menilai Kinerja Keuangan Pada PT Garuda
Indonesia Tbk Periode 2012-2021

Dengan ini menyatakan bahwa :


1. Skripsi ini ditulis dengan penuh tanggung jawab dan benar-benar hasil
penelitian pribadi;
2. Skripsi ini bukan hasil plagiat dan atau menyalin dari skripsi orang lain;
3. Setiap kutipan, saduran dan atau pernyataan yang terdapat di dalam skripsi ini,
merupakan rujukan yang disebutkan jelas sumbernya dan dicantumkan dalam
daftar pustaka;
4. Apabila di kemudian hari, terbukti ada pelanggaran mengenai keaslian skripsi
ini maka saya siap menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, dan dapat dipertanggung
jawabkan.

Pamulang, 00 Desember 2022

Matrai

10.000

NANDA FITRI AYUNING TYAS


NIM. 171010551089

v
Foto
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Sesuai
Ijazah
Nama : Nanda Fitri Ayuning Tyas 3x4
Tempat, Tanggal, Lahir : Ponorogo, 05 Februari 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kebangsaan : WNI
Status : Mahasiswa
Alamat : Jl. Sumbawa blok c8 no 18 Villa Inti Persada
Telpon : 0857-0768-8959
Email : nandafitriayuningtyas@gmail.com
Riwayat Pendidikan : 1. SD (2010)
2. SMP (2013)
3. SMA (2016)
4. Universitas Pamulang (2022)

Demikanlah daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Pamulang, 00 Desember 2022

NANDA FITRI AYUNING TYAS


NIM. 171010551089

vi
LEMBAR PERSEMBAHAN

Bismillahirahmanirahim...

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
begitu banyak nikmat. Terutama nikmat islam, nikmat iman, dan nikmat sehat
wal’afiat. Tidak lupa sholawat serta salam saya panjatkan kepada baginda Nabi
Muhammad SAW beserta keluarganya, sahabatnya dan mudah-mudahan kita
semua umat islam dimuka bumi ini, di Akhirat kelak mendapatkan syafa’at
darinya. Aamiin. Skripsi ini saya persembahkan teruntuk:

Untuk Orang tua saya mama dan papa yang selalu mendoakan saya dalam setiap
langkah kaki saya pergi untuk belajar mencari ilmu sehingga doa mama selalu
menyertai dalam setiap langkah dalam hidup ini saya sebagai anak mengucapkan
banyak -banyak terimakasih. karena tanpa doa mama mungkin saya tidak ada
sampai di titik saat ini

Untuk adik saya yg selalu mensupport dan mendoakan saya serta canda
tawanya yang selalu menghibur sehingga saya sangat bersemangat dalam kuliah

Untuk teman saya Devi nova, Noor Ardillah, Alvira, Novita, Sin Zulekha dan
Yanti dan sahabat seperjuangan saya Dedi Setiawan dan juga untuk kekasih saya
Lea Anugrah Ramadhan yang selalu memberikan motivasi-motivasi baik saya
ucapkan terimakasih sudah menemani perjalanan saya dalam kuliah ini sehingga
saya dapat menyelesaikan pendidikan ini pada mestinya.

vii
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui rasio likuiditas dan rasio profitabilitas
PT Garuda Indonesia Tbk tahun 2012 sampai dengan 2021 serta untuk mengetahui
kinerja keuangan PT Garuda Indonesia Tbk tahun 2012 sampai dengan 2021,
berdasarkan kedua rasio tersebut. Rasio likuiditas dipergunakan untuk mengukur
sampai seberapa jauh tingkat kapabilitas perusahan dalam melunasi kewajiban
jangka pendeknya yang akan jatuh tempo, sedangkan rasio profitabilitas
dipergunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
keuntungan. Kedua rasio ini dipergunakan untuk mengukur kinerja keuangan
perusahaan sebagai objek penelitian. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Data penelitian yang
digunakan merupakan data sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang
telah dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia. Metode analisis data menggunakan
analisis rasio pada laporan neraca dan laporan laba rugi, dengan indikator yang
digunakan adalah Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR) dan Cash Ratio (CR)
untuk rasio likuiditas serta Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA) dan
Return on Equity (ROE) untuk rasio profitabilitas. Dengan alat pembanding yaitu
Rasio Standar Industri. Hasil penelitian menunjukan bahwa rasio likuiditas PT
Garuda Indonesia Tbk untuk rata-rata dari tahun 2012-2021 yaitu Current Ratio
perusahaan sebesar 53,21%. Quick Ratio perusahaan sebesar 46,97% dan Cash
Ratio perusahaan sebesar 24,67%. Dan rasio profitabilitas PT Garuda Indonesia
Tbk untuk rata-rata dari tahun 2012-2021 yaitu NPM perusahaan sebesar -49,21%,
ROA perusahaan sebesar -9,65%, dan ROA perusahaan sebesar 11,63%. Kinerja
keuangan PT Garuda Indonesia Tbk tahun 2012 s.d 2021 berdasarkan standar
industri, rasio likuiditas dan rasio profitabilitas kurang baik pada seluruh indikator.

Kata Kunci : Rasio Likuiditas, Rasio Profitabilitas dan Kinerja Keuangan.

viii
ABSTRACT

This study aims to determine the liquidity ratio and profitability ratio of PT Garuda
Indonesia Tbk in 2012 to 2021 and to determine the financial performance of PT
Garuda Indonesia Tbk in 2012 to 2021, based on these two ratios. Liquidity ratio
is used to measure the extent to which the level of capability of the company in
paying off its short-term obligations that will be due, while the profitability ratio is
used to measure the company's ability to generate profits. Both ratios are used to
measure the financial performance of the company as the object of research. The
method used in this study is a quantitative method with descriptive approach. The
research Data used are secondary data in the form of company financial statements
that have been published by the Indonesia Stock Exchange. The data analysis
method uses ratio analysis on the balance sheet and income statement, with the
indicators used are Current Ratio (CR), Quick Ratio (QR) and Cash Ratio (CR) for
liquidity ratios as well as Net Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA) and
Return on Equity (ROE) for profitability ratios. With a comparison tool that is the
industry standard ratio. The results showed that the liquidity ratio of PT Garuda
Indonesia Tbk for the average of 2012-2021 is the company's Current Ratio of
53.21%. The company's Quick Ratio of 46.97% and the company's Cash Ratio of
24.67%. And the profitability ratio of PT Garuda Indonesia Tbk for the average
from 2012-2021 is the company'S NPM of -49.21%, the company'S ROA of -9.65%,
and the company'S ROA of 11.63%. Financial performance of PT Garuda
Indonesia Tbk in 2012 s.d 2021 based on industry standards, liquidity ratios and
profitability ratios are not good in all indicators.

Keywords: Liquidity Ratio, profitability ratio and financial performance.

ix
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan kemudahan kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Rasio
Likuiditas Dan Profitabilitas Dalam Menilai Kinerja Keuangan Pada PT Garuda
Indonesia Tbk Periode 2012-2021” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang.
Penulis mempersembahkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada
pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan penyusunan Skripsi ini,
khususnya kepada :
1. Bapak Dr. (H.C.). Drs. H. Darsono Selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya yang
telah mewujudkan mimpi-mimpi anak bangsa dengan mempelopori adanya
pendidikan dengan biaya terjangkau dan berkualitas.
2. Bapak Dr. E. Nurzaman AM, M.M, M.,Si selaku Rektor Universitas Pamulang
yang telah berupaya keras menjadikan universitas pamulang semakin
berkualitas.
3. Bapak Dr. H. Endang Ruhiyat., S.E., M.M., CSRA., CMA Selaku Dekan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang.
4. Bapak Dr. Ali Maddinsyah, S.E., M.M. Selaku Ketua Program Studi
Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pamulang.
5. Ibu Yeti Kusmawati, S.E., M.M. selaku dosen pembimbing yang telah sabar
dan bijak membimbing, memberi dukungan, dan membantu penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Yulian Bayu Ganar, S.T., M.M. selaku dosen penguji 1. Dan Ibu Widya
Intan Sari, S.E., M.M. selaku dosen penguji 2 yang telah menguji penelitian
ini.
7. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi S1 Manajemen
yang telah memberikan waktu dan ilmu yang sangat bermanfaat bagi
mahasiswanya.

x
8. Bapak/Ibu jajaran staf Universitas Pamulang terkhususnya staf manajemen,
yang telah membantu memperlancar upaya saya dalam menyelesaikan studi
ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda dan pahala
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian
skripsi ini. Dalam penyusunan Laporan ini tentunya masih banyak terdapat
kekurangan, kesalahan dan kekhilafan karena keterbatasan kemampuan penulis,
untuk itu sebelumnya penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya. Penulis juga
mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi perbaikan yang bersifat
membangun atas laporan ini.
Akhirnya dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terimakasih
dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi penulis maupun kita bersama.

Pamulang, 16 November 2022


Penulis,

NANDA FITRI AYUNING TYAS


NIM. 171010551089

xi
DAFTAR ISI

Halaman
JUDUL ................................................................................................................ i
LEMBAR MOTTO............................................................................................ ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................. iii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... vi
LEMBAR PERSEMBAHAN .......................................................................... vii
ABSTRAK....................................................................................................... viii
ABSTRACT........................................................................................................ ix
KATA PENGANTAR ........................................................................................ x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian .............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................... 9
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 9
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................... 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 12
2.1 Landasan Teori............................................................................ 12
2.1.1 Manajemen ...................................................................... 12
2.1.2 Manajemen Keuangan ..................................................... 15
2.1.3 Laporan Keuangan ........................................................... 20
2.1.4 Analisis Laporan Keuangan ............................................. 25
2.1.5 Analisis Rasio Keuangan ................................................. 27
2.1.6 Kinerja Keuangan ............................................................ 40
2.2 Penelitian Terdahulu ................................................................... 43
2.3 Kerangka Berpikir ....................................................................... 50
2.4 Pengembangan Hipotesis............................................................. 51
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 53

xii
3.1 Jenis Penelitian............................................................................ 53
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................... 54
3.3 Oprasional Variabel Penelitian ..................................................... 55
3.4 Populasi dan Sampel .................................................................... 61
3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 62
3.6 Teknik Analisi Data ..................................................................... 63
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 65
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ............................................. 65
4.2 Hasil Penelitian ........................................................................... 73
4.3 Pembahsan Pennelitian ................................................................ 91
BAB V PENUTUP ......................................................................................... 103
5.1 Kesimpulan ............................................................................... 103
5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................. 104
5.3 Saran ......................................................................................... 105
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 106
LAMPIRAN-LAMPIRAN ............................................................................. 109

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Data Aset, Hutang, Modal, Pendapatan dan Laba/Rugi.........................6


Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu...............................................................................43
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian....................................................................................55
Tabel 3.2 Rasio Standar Industri.............................................................................60
Tabel 3.3 Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan Rasio..................60
Tabel 4.1 Perhitungan Current Ratio......................................................................74
Tabel 4.2 Perhitungan Quick Ratio.........................................................................77
Tabel 4.3 Perhitungan Cash Ratio...........................................................................80
Tabel 4.4 Perhitungan Net Profit Margin................................................................84
Tabel 4.5 Perhitungan Return On Assets................................................................87
Tabel 4.6 Perhitungan Return On Equity................................................................89
Tabel 4.7 Perbandingan Current Ratio dengan Rasio Standar Industri...................92
Tabel 4.8 Perbandingan Quick Ratio dengan Rasio Standar Industri......................93
Tabel 4.9 Perbandingan Cash Ratio dengan Rasio Standar Industri......................94
Tabel 4.10 Penilaian Rata-rata Rasio Likuiditas dengan Rasio Standar Industri.....95
Tabel 4.11 Perbandingan NPM dengan Rasio Standar Industri..............................97
Tabel 4.12 Perbandingan ROA dengan Rasio Standar Industri...............................98
Tabel 4.13 Perbandingan ROE dengan Rasio Standar Industri...............................99
Tabel 4.14 Penilaian Rata-rata Rasio Profitabilitas dengan Rasio Standar
Industri..............................................................................................101

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Grafik Data Aset, Hutang, Modal, Pendapatan dan Laba/Rugi..............7
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir...............................................................................51
Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. Garuda Indonsia Tbk Tbk..............................68
Gambar 4.2 Grafik Pertumbuhan Current Ratio.....................................................75
Gambar 4.3 Grafik Pertumbuhan Quick Ratio........................................................78
Gambar 4.4 Grafik Pertumbuhan Cash Ratio..........................................................81
Gambar 4.5 Grafik Pertumbuhan Net Profit Margin...............................................84
Gambar 4.6 Grafik Pertumbuhan Return On Assets...............................................87
Gambar 4.7 Grafik Pertumbuhan Return On Equity..............................................90
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Current Ratio.....................................................92
Gambar 4.9 Grafik Perbandingan Current Ratio.....................................................93
Gambar 4.10 Grafik Perbandingan Current Ratio...................................................94
Gambar 4.11 Diagram Perbandingan Rata-rata Rasio Likuiditas dengan Rasio
Standar Industri.................................................................................95
Gambar 4.12 Grafik Perbandingan NPM dengan Rasio Standar Industri...............98
Gambar 4.13 Grafik Perbandingan ROA Dengan Rasio Standar Industri...............99
Gambar 4.14 Grafik Perbandingan ROA Dengan Rasio Standar Industri.............100
Gambar 4.15 Diagram Perbandingan Rata-rata Rasio Profitabilitas dengan Rasio
Standar Industri...............................................................................100

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Perhitungan Data Rasio Likuiditas..................................................109

Lampiran 2 : Perhitungan Data Rasio Profitabilitas..............................................110

Lampiran 3 : Hasil Analisis Kinerja Keuangan Menggunakan Rasio Likuiditas..111

Lampiran 4 : Hasil Analisis Kinerja Keuangan Menggunakan Rasio

Profitabilitas....................................................................................113

Lampiran 5 : Standar Industri...............................................................................114

Lampiran 6 : Laporan Keuangan PT Garuda Indonesia Tbk Tahun 2012-2021....116

Lampiran 7 : Sertifikat..........................................................................................133

Lampiran 8 : Kartu Konsultasi..............................................................................140

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dunia saat ini sedang dilanda adanya pandemi Coronavirus Disease 2019

yang biasa disebut dengan Covid-19. Pada 30 Januari 2020, World Health

Organization (WHO) menetapkan pandemi Covid-19 sebagai Kedaruratan

Kesehatan Masyarakat yang Meresahkan Dunia atau Public Health Emergency of

International Concern (KKMMD/PHEIC). Hal tersebut terjadi karena penyebaran

Covid-19 antar negara yang cukup cepat dan jumlah pasien Covid-19 terus

mengalami peningkatan. Pada tanggal 2 Maret 2020, Presiden Indonesia

mengumumkan adanya warga Indonesia yang terkonfirmasi positif Covid-19 untuk

pertama kalinya. Oleh karena itu Pemerintah Indonesia melakukan upaya dan

menerapkan kebijakan untuk mencegah penularan Covid-19 serta menyerukan

kepada masyarakat untuk melakukan segala aktivitas dari rumah mulai dari bekerja

dari rumah, belajar dari rumah, hingga ibadah di rumah.

Namun, upaya dan kebijakan yang ditetapkan Pemerintah Indonesia terkait

penanganan Covid-19 tersebut berdampak pada aktivitas masyarakat yang berbeda

dari biasanya sehingga sebagian besar sektor usaha mengalami kendala dalam

menjalankan roda usahanya. Kebijakan-kebijakan tersebut juga menyebabkan

disrupsi pada rantai pasokan, menurunkan aktivitas produksi, menurunkan daya beli

atau konsumsi masyarakat, meningkatkan pengangguran, dan menurunkan

pertumbuhan ekonomi. Berdasarkan tinjauan big data terhadap dampak Covid-19,

1
Badan Pusat Statistik mengungkapkan bahwa Covid-19 telah berdampak pada

berbagai bidang dan sektor di Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2020)

Kondisi ini menyebabkan laju pertumbuhan ekonomi dan kinerja

perusahaan di Indonesia terganggu. Untuk mengevaluasi kinerja dan kondisi

keuangan, perusahaan dapat melakukan analisis laporan keuangan terhadap kinerja

perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dapat diukur dan dilihat berdasarkan

laporan keuangan, dengan cara menganalisis laporan keuangan. Analisis laporan

keuangan digunakan sebagai bahan informasi yang berkaitan dengan kondisi

keuangan perusahaan serta hasil-hasil yang telah dicapai dalam strategi perusahaan

yang akan ditetapkan.

Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan

perusahaan saat ini atau periode kedepannya. Maksud dan tujuan laporan keuangan

menunjukkan kondisi keuangan perusahaan (Kasmir, 2018). Tujuan laporan

keuangan adalah memberikan informasi keuangan yang mencakup perubahan dari

unsur-unsur laporan keuangan yang ditujukan kepada pihak-pihak lain yang

berkepentingan dalam menilai kinerja keuangan terhadap perusahaan di samping

pihak manajemen perusahaan (Fahmi, 2015). Untuk mengetahui apakah laporan

keuangan perusahaan dalam kondisi yang baik dapat dilakukan dengan analisis

rasio keuangan. Ada 4 jenis rasio keuangan yaitu, likuiditas, aktivitas, solvabilitas

dan profitabilitas. Diantara rasio tersebut yang berkaitan erat dengan pengukuran

langsung terhadap kinerja keuangan adalah rasio likuiditas dan rasio profitabilitas.

Menurut Kasmir (2018: 130) “Rasio likuiditas atau sering juga disebut

dengan nama rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

2
seberapa likuidnya suatu perusahaan.” Rasio likuiditas juga merupakan suatu alat

yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang

jangka pendeknya dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya, atau dengan

kata lain rasio ini dilakukan untuk mengukur tingkat likuiditas perusahaan. Adapun

pengukuran rasio likuiditas dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa rasio

keuangan diantaranya dengan menggunakan rasio lancar (current ratio), rasio cepat

(quick ratio) dan rasio kas (cash ratio)

Rasio Lancar (Current Ratio) menurut Kasmir (2018:134) adalah: “Rasio

lancar merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang segera jatuh tempo

pada saat tertagih secara keseluruhan.”

Rasio Cepat (Quick Ratio) menurut Kasmir (2018:138) adalah: “Rasio cepat

merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau

membayar kewajiban atau hutang lancar (hutang jangka panjang) dengan aktiva

lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory).”

Rasio Kas (Cash Ratio) menurut Kasmir (2018: 138) adalah: “Rasio kas

merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang

tersedia untuk membayar utang jangka pendek.”

Pengukuran tingkat keuntungan perusahaan dapat dilakukan dengan

menggunakan rasio profitabilitas. Menurut Kasmir (2018:196) “Rasio profitabilitas

yakni rasio yang menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.”

Rasio ini dapat memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu

perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh adanya laba yang dihasilkan dari penjuaan dan

3
pendapatan investasi. Rasio profitabilitas juga merupakan pengukuran yang

dilakukan untuk melihat seberapa besar kemampuan perusahaan dalam

memperoleh keuntungan atas pengelolaan baik dari aset, ekuitas maupun penjualan

yang dilakukan perusahaan. Adapun pengukuran rasio profitabilitas, salah satunya

dapat dilakukan dengan menggunakan rasio Net Profit Margin, Return On

Investment dan Return On Equity.

Menurut Kasmir (2018:201), “Net Profit Margin merupakan rasio yang

digunakan mengukur besarnya persentase laba bersih atas penjualan bersih.” Rasio

ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh oleh perusahaan pada

setiap penjualan yang dilakukan, semakin tinggi Net Profit Margin semakin baik

karena laba akan semakin besar.

Menurut Kasmir (2018: 196), “Return On Investment merupakan rasio yang

menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan.”

Return On Investment juga digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan

perusahaan dalam memperoleh keuntungan dengan menggunakan asset yang

dimiliki perusahaan.

Menurut Kasmir (2018:204), “Return On Equity adalah hasil pengembalian

ekuitas atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba bersih

sesudah pajak dengan modal sendiri.” Return On Equity juga merupakan rasio yang

digunakan untuk menunjukkan berapa persen diperolehnya laba bersih bila diukur

dari modal pemilik. Semakin besar rasio ini maka semakin baik.

Rasio likuiditas dan rasio profitabilitas merupakan hal yang penting dalam

pengukuran kinerja keuangan perusahaan, karena rasio likuiditas dilakukan untuk

4
mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang jangka

pendeknya, sedangkan rasio profitabilitas dilakukan untuk mengukur tingkat

kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan atas pengelolaan asset

yang dimiliki perusahaan, maka dari itu dua rasio ini penting dalam pengukuran

kinerja keuangan.

Menurut Jumingan (2014:239) “kinerja keuangan merupakan gambaran

kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik menyangkut aspek

penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur dengan

indikator kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas.”

Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan

individual yang dibuat secara terus menerus oleh manajemen perusahaan.Oleh

karena itu untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan, perlu dilibatkan

analisa dampak keuangan kumulatif dan ekonomi dari keputusan dan

mempertimbangkannya dengan menggunakan ukuran komparatif.

Dalam penelitian ini penulis tertarik untuk meneliti tentang perbandingan

rasio-rasio keuangan pada PT Garuda Indonesia Tbk. atau biasa dikenal dengan

Garuda Indonesia merupakan salah satu maskapai penerbangan terkemuka di

Indonesia. Maskapai penerbangan ini pertama kali mengudara pada tahun 1940-an

dalam era pendudukan Belanda. Pada saat itu maskapai masih bernama Indonesian

Airways sejak 26 Januari 1949 dengan pesawat pertama-nya yang bernama

Seulawah atau Gunung Emas. Meskipun sempat dilanda krisis keuangan pada awal

tahun 1990- an dan tahun 2000-an, PT. Garuda Indonesia Tbk. berhasil mengatasi

krisis keuangan dan pada akhirnya PT. Garuda Indonesia Tbk. menjadi sponsor

5
dalam pagelaran SEA Games 2011 yang digelar di Jakarta dan Palembang. Pada

tahun 2012, Garuda Indonesia juga menjalin kerjasama dengan salah satu klub

sepak bola Inggris, Liverpool FC sebagai Partner Resmi Liverpool FC dan Partner

Maskapai Penerbangan Global Resmi Liverpool FC. Hingga saat ini Garuda

Indonesia tetap menjadi pilihan utama konsumen Indonesia dalam penerbangan.

Tapi tidak bisa dipungkiri, imbas dari pandemi Covid-19 ternyata tidak bisa

dihindari oleh PT. Garuda Indonesia Tbk. Mulai dari pemangkasan 1.691 karyawan

(Uly, 2021), gaji karyawan yang menunggak sebesar Rp. 327,93 milliar (Sahara,

2021),sampai kerugian yang dialami pada tahun 2020 sebesar Rp. 35,58 triliun,

kerugian ini meningkat sebesar 61,74% dari kerugian PT. Garuda Indonesia Tbk.

pada tahun 2019 yang tercatat sebesar Rp. 564 miliar (Uly, 2021).

Masalah-masalah tersebut merupakan imbas yang cukup memukul PT.

Garuda Indonesia Tbk. sehingga pasti akan menyebebakan perubahan pada kinerja

keuangan PT. Garuda Indonesia Tbk. Berikut dapat dilihat dari ringkasan aset,

hutang, modal, pendapatan serta laba/rugi dalam laporan keuangan PT Garuda

Indonesia Tbk dalam 10 periode terakhir :

Tabel 1.1
Data Aset, Hutang, Modal, Pendapatan dan Laba/Rugi
PT Garuda Indonesia Tbk Periode 2012-2021
(Dalam Dolar AS)
Tahun Total Aset Total Hutang Total Modal Pendapatan Laba/Rugi
2012 2.517.997.766 1.403.037.688 1.114.960.078 3.472.468.962 110.842.573
2013 2.953.784.952 1.836.636.835 1.117.148.117 3.716.076.586 11.200.380
2014 3.113.079.315 2.233.611.724 879.467.591 3.933.530.272 -368.911.279
2015 3.310.010.986 2.359.287.801 950.723.185 3.814.989.745 77.974.161
2016 3.737.569.390 2.727.672.171 1.009.897.219 3.863.921.565 9.364.858
2017 3.763.292.093 2.825.822.893 937.469.200 4.177.325.781 -213.389.678
2018 4.155.474.803 3.515.668.247 639.806.556 4.330.441.061 -228.889.524
2019 4.455.675.774 3.735.052.883 720.622.891 4.572.638.083 6.457.765

6
Tahun Total Aset Total Hutang Total Modal Pendapatan Laba/Rugi
2020 10.789.980.407 12.733.004.654 -1.943.024.247 1.492.331.099 -2.476.633.349
2021 7.192.745.360 13.302.805.075 -6.110.059.715 1.336.678.470 -4.174.004.768
Sumber : Laporan Keuangan Tahunan PT Garuda Indonesia Tbk Periode 2012-2021

GRAFIK
Total Aset Total Hutang Total Modal Pendaptan Laba/Rugi

15,000,000,000

10,000,000,000

5,000,000,000

0
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

-5,000,000,000

-10,000,000,000
Sumber : Data diolah, 2022

Gambar 1.1
Grafik Data Aset, Hutang, Modal, Pendapatan dan Laba/Rugi
PT Garuda Indonesia Tbk Periode 2012-2021

Berdasarkan tabel 1.1 di atas dapat dilihat bahwa PT. Garuda Indonesia Tbk

selama periode tahun 2012 sampai dengan tahun 2019 tercatat mampu

menghasilhan pendapatan yang terus meningkat. Namun dibalik peningkatan

pendapatan perusahaan, PT. Garuda Indonesia Tbk mengalami ketidak stabilan

dalam mendapat laba bersih selama periode tersebut, ditambah dengan adanya

pandemi Covid-19 Laporan keuangan perusahaan semakin tidak terkontrol pada

dua tahun terkahir yaitu tahun 2020 sampai 2021. Dengan melihat kondisi keuangan

tersebut tentunya hal ini menjadi sesuatu yang harus diperhatikan bagi berbagai

pihak yang memiliki kepentingan dengan perusahaan. Terjadinya fluktuatif pada

laba bersih tersebut, tentunya hal ini erat kaitannya dengan kemampuan perusahaan

7
dalam menghasilkan laba. Selain itu, penting juga diperhatikan tentang bagaimana

perusahaan telah menjalankan aktivitas sehari-harinya, apakah perusahaan telah

mampu memanfaatkan sumber daya perusahaan secara efesien.

Terdapat banyak penelitian terdahulu mengenai perbandingan rasio rasio

yang akan digunakan dalam penelitian ini seperti, Penelitian terdahulu yang di

lakukan oleh An-nurlia Hanifah, dan Ari Nurul Fatimah (2022) tentang Analisis

Rasio Profitabilitas dan Likuiditas untuk Menilai Kinerja Keuangan. menunjukan

hasil kinerja keuangan perusahaan dinilai dari rasio profitabilitas menunjukkan

bahwa perusahaan berada dalam kondisi kurang baik, lalu jika dinilai dari rasio

likuiditas menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi baik, karna tidak

mencapai standar rata-rata industri. Sedangkan dari penelitian Markus Doddy

Simanjuntak (2021) yang meneliti tentang Analisis Rasio Profitabilitas dan

Likuiditas untuk Menilai Kinerja Keuangan, menujukan hasil bahwa kinerja

keuangan perusahaan dinilai dari rasio profitabilitas menunjukkan bahwa

perusahaan berada dalam kondisi baik, sedangkan jika dinilai dari rasio likuiditas

menunjukkan bahwa perusahaan dalam kondisi kurang baik, karna tidak mencapai

standar rata-rata industri. Hal ini menandakan bahwa terdapat research gap, karena

adanya perbedaan penelitian inilah yang melatar belakangi penulis untuk meneliti

kembali mengenai Analisis Rasio Likuiditas dan Profitabilitas untuk Menilai

Kinerja Keuangan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan dengan adanya data yang

fluktuatif dan tejadinya research gap, maka penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Analisis Rasio Likuiditas Dan Profitabilitas Dalam

8
Menilai Kinerja Keuangan Pada PT Garuda Indonesia Tbk Periode 2012-

2021”

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana tingkat rasio likuiditas PT. Garuda Indonesia Tbk pada tahun 2012

-2021?

2. Bagaimana tingkat rasio profitabilitas PT. Garuda Indonesia Tbk pada tahun

2012 -2021?

3. Bagaimana penilaian kinerja keuangan PT. Garuda Indonesia Tbk berdasarkan

rasio likuiditas dan rasio profitabilitas pada tahun 2012-2021?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan

diatas maka penelitian ini bertujuan :

1. Untuk mengetahui tingkat rasio likuiditas PT. Garuda Indonesia Tbk. pada

tahun 2012-2021.

2. Untuk mengetahui tingkat pasio profitabilitas PT. Garuda Indonesia Tbk pada

tahun 2012-2021.

3. Untuk mengetahui penilaian kinerja keuangan PT. Garuda Indonesia Tbk pada

tahun 2012 - 2021 dengan menggunakan penilaian rasio likuiditas dan rasio

profitabilitas.

9
1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan permsalahan yang telah diuraikan di atas,

penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu :

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi penulis

1) Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan secara

mendalam dibidang pengukuran kinerja keuangan perusahaan dan untuk

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Manajemen

Program Studi Manajemen S-1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Pamulang.

2) Dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman dalam studi akademik

melalui pengamatan langsung dengan menganalisa suatu laporan didunia

usaha.

b. Bagi perusahaan

1) Sebagai bahan informasi yang dapat menjelaskan mengenai analisis

kinerja keuangan dengan menggunakan rasio likuiditas dan rasio

profitabilitas.

2) Sebagai dasar pedoman pengambilan keputusan dimasa mendatang.

3) Dapat memberikan masukan bagi manajemen perusahaan perusahaan

terutama dalam bdang analisis rasio likuiditas dan rasio profitabilitas.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Universitas Pamulang

10
1) Diharapkan dapat menambah dan melengkapi perpustakaan, dari hasil

penelitian mahasiswa sebagai bahan pertimbangan bagi peneliti dengan

masalah yang sama.

2) Memberikan gambaran tentang mengenai analisis rasio likuiditas dan

rasio profitabilitas sebagai alat ukur kinerja keuangan khususnya kepada

para akademis.

3) Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dalam bidang

manajemen keuangan.

11
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Manajemen
1. Pengertian Manajemen

Manajemen mempunyai arti yang sangat luas, bila kita mengikuti

literatur manajemen, maka akan ditemukan bahwa istilah manajemen

memiliki tiga pengertian, yaitu pertama, manajemen merupakan suatu proses,

kedua, manajemen merupakan kolektivitas orang-orang yang melakukan

aktivitas manajemen dan ketiga, manajemen merupakan suatu seni dan suatu

ilmu.

Menurut Candra dan Rifa’i (2016:15) “Manajemen adalah suatu

proses pengaturan dan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki organisasi

melalui kerja sama para anggota untuk mencapai tujuan organisasi secara

efektif dan efisien. Berarti manajemen merupakan perilaku anggota dalam

suatu organisasi untuk mencapai tujuannya”.

Menurut Gulick dalam T. Hani Handoko (2014:11) “Manajemen

sebagai suatu bidang ilmu pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk

memahami dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan

dan membuat system kerja sama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan”.

Menurut Hasibuan (2016:9) “Manajemen adalah ilmu dan seni yang

berguna dalam proses pengelolaan sumber daya manusia dan sumber daya

lainnya dengan efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisasi”.

12
Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa

manajemen adalah ilmu dan seni serta proses mengelola, mengatur dan

memanfaatkan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya.

2. Fungsi Manajemen

Fungsi-fungsi manajemen adalah serangkaian kegiatan yang

dijalankan dalam manajemen berdasarkan fungsinya masing-masing dan

mengikuti satu tahapan-tahapan tertentu dalam pelaksanaannya. Menurut

Nickles dikutip dari Nashar (2013:12) Fungsi-fungsi manajemen terdiri dari

empat fungsi, yaitu:

a. Perencanaan atau Planning, yaitu proses yang menyangkut upaya yang

dilakukan untuk mengantisipasi kecenderungan di masa yang akan

datang dan penentuan strategi dan taktik yang tepat untuk mewujudkan

target dan tujuan organisasi.

b. Pengorganisasian atau Organizing, yaitu proses yang menyangkut

bagaimana strategi dan taktik yang telah dirumuskan dalam

perencanaan didesain dalam sebuah struktur organisasi yang cepat dan

tangguh, sistem dan lingkungan organisasi yang kondusif, dan bisa

memastikan bahwa semua pihak dalam organisasi bisa bekerja secara

efektif dan efisien guna pencapaian tujuan organisasi.

c. Pengimplementasian atau Directing, yaitu proses implementasi

program agar bisa dijalankan oleh seluruh pihak dalam organisasi serta

proses memotivasi agar semua pihak tersebut dapat menjalankan

13
tanggung jawabnya dengan penuh kesadaran dan produktivitas yang

tinggi.

d. Pengendalian dan Pengawasan atau Controlling, yaitu proses yang

dilakukan untuk memastikan seluruh rangkaian kegiatan yang telah

direncanakan, diorganisasikan, dan diimplementasikan bisa berjalan

sesuai dengan target yang diharapkan sekalipun berbagai perubahan

terjadi dalam lingkungan dunia bisnis yang dihadapi.

3. Unsur-unsur Manajemen

Adapun unsur-unsur manajemen yang terdiri dari 6M, yaitu:

a. Man (Manusia) yaitu sunber daya manusia yang dimiliki untuk

mencapai tujuan.

b. Money (uang) yaitu modal atau biaya-biaya yang digunakan untuk

menjalankan kegiatan usaha dalam rangka mencapai tujuan.

c. Methode yaitu strategi atau cara-cara yang digunakan dalam melakukan

kegiatan untuk mencapai tujuan.

d. Machine (mesin) yaitu akat bantu atau peralatan mekanis yang

digunakan dalam kegiatan untuk mencapai tujuan.

e. Material (bahan baku) yaitu bahan-bahan yang akan digunakan dalam

kegiatan untuk mencapai tujuan.

f. Market (pasar) yaitu konsumen yang membutuhkan atau menggunakan

produk yang dihasilkan dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan dengan

tujuan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

14
4. Dasar-dasar Manajemen

Dasar-dasar manajemen adalah sebagai berikut:

a. Adanya Kerjasama diantara sekelompok orang dalam ikatan formal.

b. Adanya tujuan dan kepentingan yang sama untuk mencapai tujuan

hendak dicapai.

c. Adanya pembagian kerja, tugas dan tanggung jawab yang sesuai

dengan tugasnya tugasnya masing-masing.

d. Adanya hubungan formal dan ikatan tata tertib yang baik.

e. Adanya sekelompok orang dan pekerjaan yang akan dikerjakan.

Adanya human organization.

2.1.2 Manajemen Keuangan


1. Pengertian Manajemen Keuangan

Pembahasan mengenai manajemen keuangan maka bisa dimulai dari

pengertian atau definisinya. Manajemen keuangan merupakan keputusan

investasi, pembiayaan, dan dividen suatu perusahaan.

Menurut Fahmi (2015:2), “Manajemen keuangan merupakan

penggabungan dari ilmu dan seni yang membalas, mengkaji dan menganalisis

tentang bagaimana seorang manajer keuangan dengan mempergunakan

seluruh sumber daya perusahaan untuk mencari dana, mengelola dana dan

membagi dana dengan tujuan mampu memberikan profit atau kemakmuran

bagi para pemegang saham dan suistainability (keberlanjutan) usaha bagi

perusahaan”.

15
Kemudian menurut Musthafa (2017:3), “Manajemen keuangan

menjelaskan tentang beberapa keputusan yang harus dilakukan, yaitu

keputusan investasi, keputusan pendanaan atau keputusan emenuhan

kebutuhan dana, dan keputusan kebijakan dividen”.

Selanjutnya menurut Husnan (2019:13) dalam bukunya yang berjudul

Manajemen Keuangan mengemukan, bahwa: “manajemen keuangan

menyangkut kegiatan perencanaan, analisis, dan pengendalian kegiatan

keuangan. Mereka yang melaksanakan kegiatan tersebut sering disebut

sebagai manajer keuangan. Banyak keputusan yang harus diambil oleh

manajer keuangan dan berbagai kegiatan yang harus dijalankan mereka.

kegiatan-kegiatan tersebut dapat dikelompokkan menjadi dua kegiatan

utama, yaitu kegiatan menggunakan dana, dan kegiatan mencari

pendanaan”.

Dari pendapat diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa manajemen

kuangan adalah segala kegiatan atau aktivitas yang dilakukan dalam

perencanaan, pengelolaan atau penegendalian keuangan, yang merupakan

tanggungjawab dari manajer keuangan. Dimana dalam hal ini peran manajer

sebagai senior sangat penting dan perlu mengevaluasi segala kegiatannya

termasuk memberikan masukan dan informasi kepada junior yang belum

terlalu menguasi dalam beberapa bidangnya, dimaksudkan agar tidak adanya

kesulitan yang menghambat jalannya pekerjaan.

16
2. Fungsi Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan dalam suatu perusahaan melaksanakan segala

aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan bagaimana memperoleh

dana, menggunakan dana dan mengelola asset untuk mencapai tujuan

perusahaan. Sehingga manajemen keuangan tentunya memiliki fungsi utama,

agar setiap kegiatan yang dilakukan oleh manajer keuangan tidak

menyimpang dari fungsinya dan dapat terarah. Menurut Harjito dan Martono

(2014:4), terdapat 3 (tiga) fungsi utama dalam manajemen keuangan, yaitu:

“Tiga fungsi utama manajemen keuangan:

a. Keputusan Investasi

Keputusan investasi adalah fungsi manajemen keuangan yang penting

dalam menunjang pengambilan keputusan untuk berinvestasi karena

menyangkut tentang memperoleh dana investasi yang efisien dan

komposisi aset yang harus dipertahankan atau dikurangi.

b. Keputusan Pendanaan

(Pembayaran Dividen)Kebijakan dividen perusahaan juga harus

dipandang sebagai integral dari keputusan pendanaan perusahaan. Pada

prinsipnya fungsi manajemen keuangan sebagai keputusan pendanaan

menyangkut tentang keputusan apakah laba yang diperoleh oleh

perusahaan harus dibagikan kepada pemegang saham atau ditahan guna

pembiayaan investasi dimasa yang akan datang.

17
c. Keputusan Manajemen Aset

Keputusan manajemen aset adalah fungsi manajemen keuangan yang

menyangkut tentang keputusan alokasi dana atau aset, komposisi

sumber dana yang harus dipertahankan dan penggunaan modal baik

yang berasal dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan yang baik

bagi perusahaan.”

Dengan kata lain, bahwa keputusan manajemen aset adalah fungsi

manajemen keuangan yang menyangkut tentang keputusan alokasi dana atau

asset, komposisi sumber dana yang harus dipertahankan dan penggunaan

modal baik yang berasal dari dalam perusahaan maupun luar perusahaan yang

baik bagi perusahaan.

3. Tujuan Manajemen Keuangan

Manajemen keuangan yang efisien membutuhkan tujuan agar dapat

digunakan sebagai standar dalam pengambilan keputusan keuangan. Menurut

Fahmi (2015:4), berperpendapat “ada 3 (tiga) tujuan manajemen keuangan

yaitu:

a. Memaksimumkan nilai perusahaan

b. Menjaga stabilitas financial dalam keadaan yang selalu terkendali.

c. Memperkecil risiko perusahaan di masa sekarang dan yang akan dating.

Dari 3 (tiga) tujuan ini yang paling utama adalah yang pertama yaitu

memaksimumkan nilai perusahaan. Pemahaman memaksimumkan nilai

perusahan adalah bagaimana pihak manajemen perusahaan mampu

18
memberikan nilai yang maksimum pada saat perusahaan tersebut masuk ke

pasar.

Kemudian menurut Jatmiko (2017:32) bahwa, “tujuan manajemen

keuangan yaitu memaksimalkan keuntungan dan memaksimalkan kekayaan.

Semetara menurut Hery (2017:5) berpendapat bahwa, “tujuan manajemen

keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan atau memaksimalkan

kemakmuran bagi para pemegang saham”.

Sedangkan menurut Musthafa (2017:5) bahwa tujuan manajemen

keuangan dibagi menjadi dua yaitu:

a. Pendekatan keuntungan dan risiko yaitu manajer keuangan harus

menciptakan keuntungan atau laba yang maksimal dengan tingkat risiko

yang minimal.

b. Pendekatan Likuiditas Profitabilitas yaitu menjaga agar selalu tersedia

uang kas untuk memenuhi kewajiban finansialnya dengan segera dan

berusaha agar memperoleh laba perusahaan, terutama untuk jangka

Panjang.

Pendapat lain dikemukakan oleh Kariyoto (2018:33) menyatakan

bahwa, “tujuan manajer keuangan untuk memaksimumkan welfare pemilik

saham dengan mengoptimalkan value sekarang atau present value semua laba

pemilik saham yang diinginkan akan didapat di masa datang”.

Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut penulis dapat menjelaskan

bahwa tujuan manajemen keuangan yang dilakukan oleh manajer keuangan

adalah untuk memaksimalkan keuntungan dan memaksimalkan kekayaan

19
dengan mengoptimalkan value sekarang atau present value sehingga dapat

memaksimumkan kesejahteraan para pemegang saham.

2.1.3 Laporan Keuangan


1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan dibuat semata untuk mengetahui kondisi finansial

perusahaan. Sehingga pihak atasan bisa mengevaluasi dengan tepat jika

kondisi keuangan usaha mengalami masalah. Maka dari itu laporan ini harus

dibuat dengan tepat dan cermat. Karena ini berupa laporan tentu ada

pertanggungjawaban yang diserahkan secara mutlak kepada operator

keuangan.

Laporan keuangan adalah informasi mengenai kondisi keuangan

perusahaan hasil dari kegiatan operasi dan arus kas selama tahun buku yang

bersangkutan dan dijadikan sebagai gambaran kinerja perusahaan, untuk

membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan

yang bersifat finansial.

Menurut Riyanto (2015:327), “Laporan Keuangan (Financial

Statement), memberikan ikhtisar mengenai keadaan finansial suatu

perusahaan, dimana laporan posisi keuangan mencerminkan nilai aktiva,

utang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan Laporan Laba-Rugi

(Income Statement) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama periode

tertentu, biasanya meliputi periode satu tahun”.

Menurut Fahmi, (2015:31), “Laporan keuangan merupakan suatu

informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan

20
lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja

keuangan perusahaan tersebut”.

Selanjutnya menurut Kasmir (2018:7), bahwa: “Laporan Keuangan

adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini

atau dalam suatu periode tertentu.

Sehingga penulis dapat menyimpulkan dari pendapat beberapa ahli

diatas, bahwa pengertian laporan keuangan adalah suatu laporan untuk

melihat kondisi atau posisi keuangan di akhir periode atau jangka waktu

tertentu dan laporan untuk mengetahui operasional perusahaan dalam satu

periode tertentu.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Melalui laporan keuangan juga akan dapat dinilai kemampuan

perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajiban-kewajibannya baik jangka

pendek maupun jangka panjang, struktur modal perusahaan, pendistribusian

pada aktivanya, efektivitas dari penggunaan aktiva, pendapatan atau hasil

usaha yang telah dicapai, beban-beban tetap yang harus dibayarkan oleh

perusahaan serta nilai-nilai buku dari setiap lembar saham perusahaan yang

bersangkutan.

Menurut Kasmir (2018:10), “beberapa tujuan dibuatnya laporan

keuangan yaitu:

a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang

dimiliki perusahaan pada saat ini.

21
b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal

yang dimilki perushaan pada saat ini.

c. Memberikan informasi tentang jumlah pendapatan uang diperoleh pada

suatu periode tertentu.

d. Memberikan informasi tentang perubahan – perubahan yang terjadi

terhadap aktiva,pasiva dan modal perusahaan.

e. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam

suatu periode”.

Jadi, dengan memperoleh laporan keuangan suatu perusahaan,akan diketahui

kondisi keuangan perusahaan secara menyeluruh. Kemudian laporan

keuangan tidak hanya sekedar cukup dibaca saja, tetapi juga harus dimengerti

dan dipahami dengan melakukan analisis keuangan melalui berbagai rasio

keuangan yang lazim dilakukan.

3. Manfaat Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk

mendapatkan informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil

yang dicapai oleh perusahan. Data keuangan tersebut akan lebih berarti jika

dibandingkan dan dianalisis lebih lanjut sehingga dapat diperoleh data yang

dapat mendukung keputusan yang diambil.

Menurut Statement of Finacial Accounting Concept No.1, “tujuan dan

manfaat laporan keuangan adalah:

22
a. Pelapor keuangan harus menyajikan informasi yang dapat membantu

investor, kreditor, dan pengguna lainnya yang potensial dalam membuat

keputusan lain yang sejenis secara rasional.

b. Pelapor keuangan harus menyajikan informasi yang dapat membantu

investor, kreditor, dan pengguna lainnya yang potensial dalam

memperkirakan jumlah waktu dan ketidak pastian penerimaan kas

dimasa yang akan datangyang berasal dari pembagian deviden ataupun

pembayaran bunga dan pendapatan dari penjualan.

c. Pelapor keuangan harus menyajikan informasi tentang sumber daya

ekonomi perusahaan. Klaim atas sumber daya kepada perusahaan atau

pemilik modal.

d. Pelapor keuangan harus menyajikan informasi tentang prestasi

perusahaan selama satu periode. Investor dan kreditor sering

menggunakan informasi masa lalu untuk membantu mekanisme prospek

perusahaan.

4. Jenis-Jenis Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah laporan yang memberikan rincian informasi

keuangan perusahaan termasuk aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan dan

beban, kontribusi pemegang saham, arus kas, dan informasi terkait lainnya

selama periode waktu tertentu.

Menurut Kasmir (2018:68), menyatakan bahwa: “laporan keuangan

yang dibuat oleh perusahaan terdiri dari beberapa jenis tergantung dari

maksud dan tujuan pembuatan laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan

23
mempunyai arti sendiri melihat dari kondisi keuangan perusahaan secara

keseluruhan”. Dalam praktiknya kita mengenal beberapa macam laporan

keuangan seperti:

a. Laporan Posisi Keuangan

Laporan Posisi keuangan adalah suatu laporan yang menunjukkan posisi

keuangan bank pada tanggal tertentu, posisi kaungan dimaksudkan

adalah posisi aktiva (harta), pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu bank.

Penyusunan komponen di dalam neraca didasarkan pada tingkat

likuiditas dan jatuh tempo.

b. Laporan Laba-Rugi (Income Statements)

Laporan laba rugi merupakan suatu laporan keuangan bank yang

menggambarkan hasil usaha bank dalam suatu periode tertentu. Dalam

laporan ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-sumber pendaptan

serta jumlah biaya dan jenis-jenis biaya yang di keluarkan.

c. Laporan Arus Kas (Cash Flow Statements)

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan semua aspek

yang berkaitan dengan kegiatan bank, baik yang berpengaruh langsung

naupun tidak langsung terhadap kas, laporan arus kas harus disusun

berdasarkan konsep kas selama periode laporan.

d. Laporan Perubahan Modal (Statement of Changes in Capital)

Laporan perubahan modal adalah laporan keuangan yang

menggambarkan jumlah modal yang dimiliki perusahaan saat ini dan

24
juga menunjukkan perubahan modal serta sebab-sebab berubahnya

modal.

e. Catatan atas Laporan Keuangan (Notes to Financial Statements)

Catatan atas laporan keuangan adalah sebuah informasi maupun catatan

tambahan yang ditambahkan untuk memberi penjelasan kepada pembaca

atas laporan keuangan.

2.1.4 Analisis Laporan Keuangan


1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Laporan Keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan

kondisi keuangan suatu perusahaan, dimana infomasi tersebut dapat dijadikan

sebagai gambaran kinerja keuangan suatu perusahaan.

Pengertian Analisis Laporan Keuangan menurut (Hutauruk, 2017)

terdiri dari dua kata yaitu Analisis dan Laporan Keuangan. Untuk

menjelaskan pengertian kata ini, maka dapat dijelaskan dari arti masing-

masing kata. Kata analisis adalah memecahkan atau menguraikan sesuatu unit

menjadi berbagai unit terkecil. Sedangkan laporan keuangan adalah neraca,

laba rugi, dan arus kas. Jika dua pengertian ini digabungkan, analisis laporan

keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit

informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan

atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data

kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui

kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses

menghasilkan keputusan yang tepat.

25
2. Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Menurut Hutauruk, (2017) “Analisis laporan keuangan yang dilakukan

dimaksudkan untuk menambah informasi yang ada dalam suatu laporan

keuangan. Secara lengkap kegunaan analisis laporan keuangan ini dapat

dikemukakan sebagai berikut:

a. Dapat menilai prestasi perusahaan

b. Dapat memproyeksi keuangan perusahaan

c. Dapat menilai kondisi keuangan masa lalu dan masa sekarang dari

aspek waktu tertentu, yaitu posisi keuangan (aset, neraca dan modal),

hasil usaha 19 perusahaan (hasil dan biaya), likuiditas, solvabilitas,

aktivitas serta rentabilitas atau profitabilitas

d. Melihat komposisi struktur keuangan (arus dana).

e. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan dengan

periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar

ideal.

f. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami

perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan

sebagainya.

g. Bisa juga memprediksi potensi apa yang mungkin dialami perusahaan

di masa yang akan datang.”

3. Jenis Analisis Laporan Keuangan

Menurut V. Wiratna Sujarweni (2017 : 39 – 45) Dalam analisis laporan

keuangan terdapat empat jenis yang digunakan sebagai berikut:

26
a. Analisis Horizontal

Analisis Horizontal adalah analisis dengan mengadakan perbandingan

laporan keuangan untuk beberapa tahun sehingga akan diketahui

perkembangannya.

b. Analisis Vertikal

Analisis Vertikal adalah laporan keuangan yang dianalisis meliputi satu

periode atau samtu waktu aja, dengan cara membandingkan antar akun

yang satu dengan satu yang lain dalam laporan keuangan tersebut

sehingga hanya akan 14 diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi

pada saat itu saja.

c. Analisis Eksternal

Analisis Eksternal dilakukan oleh pihak yang tidak dapat memperoleh

data laporan keuangan secara mendalam mengenai keuangan suatu

perusahaan.

d. Analisis Internal

Analisis Internal dapat dilakukan oleh pihak yang dapat memperoleh

data perusahaan secara mendalam mengenai keuangan suatu

perusahaan

2.1.5 Analisis Rasio Keuangan


1. Pengertian Rasio Keuangan

Salah satu cara yang dapat digunakan untuk menilai kinerja suatu

perusahaan yaitu dengan cara menganalisis dan menghitung rasio-rasio

27
keuangan perusahaan. Suatu rasio tidak memiliki arti tersendiri, melainkan

harus diperbandingkan dengan rasio yang lain agar rasio tersebut menjadi

lebih sempurna.

Menurut Kasmir (2018:104) “rasio keuangan adalah kegiatan

membandingkan angka pada laporan keuangan. Perbandingan dapat

dilakukan antara komponen dengan komponen dalam laporan keuangan, atau

antara komponen yang ada antar laporan keuangan”. Kemudian angka yang

akan dibandingkan dapat berupa angka dalam satu periode atau lebih dari

periode.

Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan

dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai

hubungan yang relevan dan signifikan (Harahap,2015:297). Dengan

demikian, analisis rasio keuangan merupakan alat analisis untuk menjelaskan

hubungan antara satu item dengan item lainnya dalam sebuah laporan

keuangan.

Berdasarkan pengertian di atas penulis dapat menyimpul bahwa rasio

keuangan merupakan alat analisis dan gambaran keuangan perusahaan untuk

menilai kinerja dan pencapaian suatu perusahaan berdasarkan perbandingan

data keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan.

2. Jenis Rasio Keuangan


a. Rasio Likuiditas
1) Pengertian Rasio Likuiditas

Menurut Harjito dan Agus Martono (2014:53), Rasio likuiditas

yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas perusahaan dan

28
aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar. Rasio likuiditas digunakan

untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-

kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi atau kewajiban

jangka pendek.

Rasio likuiditas atau sering juga disebut dengan nama rasio

modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa

likuidnya suatuperusahaan. Caranya adalah dengan membandingan

komponen yang ada di neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total

passiva lancar. Penilaian dapat dilakukan untuk beberapa periode

sehingga terlihat perkembangan likuiditas perusahaan dari waktu ke

waktu (Kasmir, 2016:130).

2) Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas

Berikut ini adalah tujuan dan manfaat yang dapat diambil dari

dari hasil perhitungan Rasio Likuiditas menurut Kasmir (2018:132)

adalah sebagai berikut :

a) Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar atau

memenuhi kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada saat

ditagih.

b) Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar semua

kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar

secara keseluruhan.

c) Untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah persediaan

yang ada dengan modal kerja perusahaan.

29
d) Untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk

membayar utang.

e) Sebagai alat perencanaan ke depan, terutama yang berkaitan

dengan perencanaan kas dan utang.

f) Untuk melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu

ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode.

3) Jenis-jenis Rasio Likuiditas

Untuk mengukur rasio likuiditas dapat digunakan beberapa jenis

rasio diantaranya menurut Kasmir (2018:133) adalah sebagai berikut :

a) Current Ratio

Menurut Kasmir (2018:134) “rasio lancar atau (current ratio)

merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh

tempo pada saat ditagih secara keseluruhan”.

Rumus:

𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓
𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓

b) Quick Ratio

Menurut Kasmir (2018:111), Quick Ratio merupakan perimbangan

antara jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan, dengan jumlah

hutang lancar. Persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan

quick rasio karena persediaan merupakan komponen aktiva lancar

yang paling kecil tinkat likuiditasnya.

30
Rumus:

𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓 − 𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒅𝒊𝒂𝒂𝒏


𝑸𝒖𝒊𝒄𝒌 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓

c) Cash Ratio

Menurut Kasmir (2018:111), rasio kas yaitu rasio yang digunakan

sebagai alat untuk mengukur seberapa besar uang kas yang

tersedian untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat

ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas

seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik

setiap saat).

Rumus:

𝑲𝒂𝒔 + 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒂𝒓𝒂 𝒌𝒂𝒔


𝑪𝒂𝒔𝒉 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓

b. Rasio Profitabilitas

1) Pengertian Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas adalah rasio atau perbandingan untuk

mengetahui kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba (profit)

dari pendapatan (earning) terkait penjualan, asset dan ekuitas

berdasarkandasar pengukuran tertentu. Jenis-jenis rasio profitabilitas

dipakai untuk mempelihatkan seberapa besar laba atau keuntungan

yang diperoleh dari kinerja suatu perusahaan yang memengaruhi

catatan atas laporan keuangan yang harus sesuai dengan Standar

Akuntansi Keuangan.

31
Menurut Mamduh M Hanafi dan Abdul Halim (2016:81) Rasio

Profitabilitas adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

menghasilkan keuntungan (profitabilitas) pada tingkat penjualan, aset,

dan modal saham yang tertentu.

2) Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas juga memiliki tujuan dan manfaat, tidak

hanya bagi pemilik usaha atau manajemen saja, tetapi juga bagi pihak

di luar perusahaan, terutama pihak yang memiliki hubungan atau

kepentingan dengan perusahaan.

Menurut Kasmir (2018:197), yang menyatakan bahwa tujuan

penggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaan maupun bagi pihak luar

perusahaan, yaitu:

a) Untuk mengukur atau menghitung laba yang diperoleh perusahaan

dalam satu periode tertentu.

b) Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan

tahun sekarang.

c) Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke waktu.

d) Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal

sendiri.

e) Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

32
3) Jenis-jenis Rasio Profitabilitas

Beberapa jenis rasio profitabilitas yang sering digunakan

untuk meninjau kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba:

a) Net Profit Margin (NPM)

Menurut Hanafi dan Halim (2016:107) net profit margin

merupakan rasio yang menghitung sejauh mana kemampuan

perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan

tertentu.

Rumus:

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
𝑵𝒆𝒕 𝑷𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 𝑴𝒂𝒓𝒈𝒊𝒏 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏

b) Return On Equity (ROE)

Menurut Kasmir (2018:204) “ROE adalah hasil pengembalian

ekuitas( Return On Equity) atau rentabilitas modal sendiri

merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan

modal sendiri”.

Rumus:

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 𝑶𝒏 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒂𝒔

c) Return On Asset (ROA)

Menurut Kasmir (2018:201) return on asset digunakan untuk

menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan

menggunakan total asset yang dimiliki.

Rumus:

33
𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 𝑶𝒏 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂

c. Rasio Solvabilitas
1) Pengertian Rasio Solvabilitas

Menurut Kasmir (2018: 112), bahwa rasio solvabilitas

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva

perusahaan dibiayai dengan utang. Artinya berapa besar beban utang

yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam

arti luas dikatakan bahwa rasio solvabilitas digunakan untuk mengukur

kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik

jangka pendek maupun jangka panjang apabila perusahaan dibubarkan

(dlikuidasi).

2) Tujuan dan Manfaat Rasio Solvabilitas

Menurut Hery (2017:192) tujuan dan manfaat rasio solvabilitas

secara keseluruhan adalah sebagai berikut :

a) Untuk mengetahui posisi total kewajiban perusahaan kepada

kreditor, khususnya jika dibandingkan dengan jumlah aset atau

modal yang dimiliki perusahaan.

b) Untuk mengetahui posisi kewajiban jangka panjang terhadap

perusahaan terhadap jumlah modal yang dimiliki perusahaan.

c) Untuk menilai kemampuan aset perusahaan dalam memenuhi

seluruh kewajiban, termasuk kewajiban yang bersifat tetap, seperti

pembayaran angsuran pokok pinjaman beserta bunganya secara

berkala.

34
d) Untuk menilai seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh

utang.

e) Untuk menilai seberapa besar aset perusahaan yang dibiayai oleh

modal.

f) Untuk menilai seberapa besar pengaruh modal terhadap

pembiayaan aset perusahaan.

g) Untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah aset yang

dijadikan sebagai jaminan utang bagi kreditor.

h) Untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah aset yang

dijadikan sebagai jaminan modal bagi pemilik atau pemegang

saham.

i) Untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal yang

dijadikan sebagai jaminan uang.

j) Untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal yang

dijadikan sebagai jaminan utang jangka panjang.

k) Untuk menilai sejauh mana atau berapa kali kemampuan

perusahaan (yang diukur dari jumlah laba sebelum bunga dan

pajak) dalam membayar bunga pinjaman.

l) Untuk menilai sejauh mana atau berapa kali kemampuan

perusahaan (yang diukur dari jumlah laba operasional) dalam

melunasi seluruh kewajiban.

35
3) Jenis-jenis Rasio Solvabilitas

Menurut Kasmir (2018:155) jenis-jenis rasio yang terdapat

dalam rasio solvabilitas adalah sebagai berikut:

a) Debt to Equity Ratio (DER)

Menurut Kasmir (2018:157) “Debt to Equity Ratio (DER) adalah

rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio

ini dicari dengan cara membandingkan antara seluruh utang,

termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas”..

Rumus:

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈
𝑫𝒆𝒃𝒕 𝒕𝒐 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒌𝒖𝒊𝒕𝒂𝒔

b) Debt to Asset Ratio (DAR)

Menurut Kasmir (2018:112) DAR merupakan rasio yang

digunakan untuk melihat seberapa besar aktiva perusahaan yang

didanai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan

berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

Rumus:

𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈
𝑫𝒆𝒃𝒕 𝒕𝒐 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂

c) Long Term Debt to Equity Ratio (LTDER)

Menurut Fahmi (2015:182) long term to debt equity ratio

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat

kewajiban jangka panjang dibandingkan dengan total modal.

Rumus:

36
𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈 𝒋𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂 𝑷𝒂𝒏𝒋𝒂𝒏𝒈
𝑳𝑻𝑫𝑬𝑹 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒌𝒖𝒊𝒕𝒂𝒔

d) Times Interest Earned (TIE)

Menurut Hery (2017:201) times interest earned ratio menunjukkan

sejauh mana atau berapa kali kemempuan perusahaan dalam

membayar bunga.

Rumus:

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑺𝒆𝒃𝒆𝒍𝒖𝒎 𝑷𝒂𝒋𝒂𝒌 𝒅𝒂𝒏 𝑩𝒖𝒏𝒈𝒂


𝑻𝑰𝑬 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑩𝒆𝒃𝒂𝒏 𝑩𝒖𝒏𝒈𝒂

d. Rasio Aktivitas

1) Pengertian Rasio Aktivitas

Menurut Weston dalam (Riyanto, 2018) “Rasio Aktivitas

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi

pemanfaatan sumber daya perusahaan”.

Menurut Harahap dalam (Ratningsih & Alawiyah, 2017) “Rasio

Aktivitas adalah rasio keuangan yang mengukur bagaimana perusahaan

secara efektif mengelola aktiva-aktivanya”.

Menurut Hery (2017:143) mengemukakan bahwa rasio aktivitas

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi atas

pemanfaatan sumber daya yang dimiliki perusahaan atau untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari.

Rasio ini dikenal juga sebagai rasio pemanfaatan aset, yaitu rasio yang

digunakan untuk menilai efektivitas dan intensitas aset perusahaan

dalam menghasilkan penjualan”.

37
Menurut Kasmir (2018:172) “Rasio aktivitas (activity ratio)

merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas

perusahaan dalam menggunakan aktiva yang dimilikinya”.

Atau dapat pula dikatakan rasio ini digunakan untuk mengukur

tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan sumber daya perusahaan.

Efisiensi yang dilakukan misalnya dibidang penjualan, sediaan,

penagihan piutang, dan efisiensi dibidang lainnya. Rasio aktivitas juga

digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam melaksanakan

aktivitas sehari-hari. Dari hasil pengukuran dengan rasio aktivitas akan

terlihat apakah perusahaan lebih efisien dan efektif dalam mengelola

aset yang dimilikinya atau mungkin justru sebaliknya”.

2) Tujuan dan Manfaat Rasio Aktivitas

Menurut Kasmir (2018:173) rasio aktivitas juga memberikan

banyak manfaat bagi kepentingan perusahaan maupun bagi pihak luar

perusahaan untuk masa sekarang maupun dimasa yang akan datang.

Berikut ini adalah beberapa tujuan yang hendak dicapai perusahaan dari

penggunaan rasio aktivitas antara lain:

a) Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode

atau berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam

satu periode.

b) Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang (days of

receivable), dimana hasil perhitungan ini menunjukan jumlah hari

(berapa hari) piutang tersebut rata- rata tidak dapat ditagih.

38
c) Untuk menghitung berapa hari rata-rata sedian tersimpan dalam

gudang.

d) Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal

kerja berputar dalam satu periode atau berapa penjualan yang dapat

dicapai oleh setiap modal kerja yang digunakan (working capital

turn over).

e) Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva

tetap berputar dalam satu periode.

f) Untuk mengukur penggunaan semua aktiva perusahaan

dibandingkan dengan penjualan.

3) Jenis-Jenis Rasio Aktivitas

Beberapa jenis rasio profitabilitas yang sering digunakan untuk

meninjau kemampuan perusahaan dalam mengukur tingkat efisiensi

nya:

a) Total Assets Turn over

Menurut Hery (2017:143), Total Asset Turnover merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang akan

dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset.

Rumus:

𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔 𝑻𝒖𝒓𝒏𝒐𝒗𝒆𝒓 = 𝒙 𝟏 𝒌𝒂𝒍𝒊
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂

b) Working Capital Turn Over

Menurut Kasmir (2018:182) perputaran modal kerja atau working

capital turn over merupakan salah satu rasio untuk mengukur atau

39
menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama periode

teretentu. Artinya seberapa banyak modal kerja berputar selama

suatu periode atau dalam suatu periode

Rumus :

𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏
𝑾𝒐𝒌𝒊𝒏𝒈 𝑪𝒂𝒑𝒊𝒕𝒂𝒍 𝑻𝒖𝒓𝒏𝒐𝒗𝒆𝒓 = 𝒙 𝟏 𝒌𝒂𝒍𝒊
𝑴𝒐𝒅𝒂𝒍 𝑲𝒆𝒓𝒋𝒂

c) Inventory Turn Over

Menurut Kasmir (2018:114) Perputaran persediaan (inventory

turnover) merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur berapa

kali dana yang ditanam dalam persediaan (inventory) ini berputar

dalam suatu periode.

Rumus :

𝑯𝒂𝒓𝒈𝒂 𝑷𝒐𝒌𝒐𝒌 𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏


𝑰𝒏𝒗𝒆𝒏𝒕𝒐𝒓𝒚 𝑻𝒖𝒓𝒏𝒐𝒗𝒆𝒓 = 𝒙 𝟏 𝒌𝒂𝒍𝒊
𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒅𝒊𝒂𝒂𝒏

2.1.6 Kinerja Keuangan


1. Pengertian Kinerja Keuangan

Untuk membuat keputusan yang rasional dalam usaha mencapai

tujuan perusahaan, manajer keuangan memiliki alat-alat analisa tertentu.

Perusahaan dan penyedia modal dari luar yaitu kreditur dan investor

menggunakan laporan keuangan. Sebagaimana kita ketahui laporan keuangan

merupakan gambaran dari keadaan finansial perusahaan dan hasil-hasil yang

dicapai selama periode tertentu, umumnya meliputi periode 1 tahun.Untuk

mengetahui secara menganalisa laporang keuangan tersebut. Maka harus

mengetahui lebih mendalam tentang bentuk laporan keuangan serta prinsip

40
penyusunan laporan keuangan sehingga dapat diperoleh gambaran tentang

bagaimana perkembangan finansial suatu keuangan perusahaan.

Menurut Jumingan (2011:239) “kinerja keuangan merupakan

gambaran kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik

menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang

biasanya diukur dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan

profitabilitas.” Sedangkan menurut Sutrisno dalam Rahardjo dan Murdani

(2016:2). “kinerja keuangan perusahaan merupakan prestasi yang dicapai

perusahaan dalam suatu periode tertentu yang mencerminkan tingkat

kesehatan perusahaan tersebut.”

Menurut Fahmi (2015:2), “kinerja keuangan adalah suatu analisis

yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah

melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan

secara baik dan benar. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran

tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang dianalisis dengan alat-alat

analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai baik buruknya keadaan

keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja dalam periode

tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan secara optimal

dalam menghadapi perubahan lingkungan.”

Kinerja perusahaan adalah suatu usaha formal yang dilaksanakan

perusahaan untuk mengevaluasi efisien dan efektivitas dari aktivitas

perusahaan yang telah dilaksanakan pada periode waktu tertentu.

41
Dari definisi kinerja keuangan yang dipaparkan dapat ditarik

kesimpulan bahwa kinerja keuangan merupakan hasil nyata yang dicapai

suatu badan usaha dalam suatu periode tertentu yang dapat dicerminkan

tingkat kesehatan keuangan badan usaha tertentu dan dipergunakan untuk

menunjukan dicapainya hasil atau keputusan positif.

2. Manfaat Kinerja Keuangan

Penilaian kinerja keuangan sangat bermanfaat bagi beberapa pihak

untuk megambil suatu keputusan yang akan dilakukan oleh perusahaan,

manajer perusahaan yang bersangkutan , kreditur , banker dan investor.

Penilaian kinerja keuangan dapat dilihat dengan keadaan perusahaan yang

dilakukan oleh pihak internal perusahaan atau eksternal perusahaan.

Pengukuran kinerja keuangan dimanfaatkan oleh manajemen untuk

hal-hal sebagai berikut:

a. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui

pemotivasian karyawan secara maksimum. Dalam mengelola

perusahaan, manajemen menetapkan sasaran yang akan dicapai dimasa

yang akan datang dan dalam proses tersebut dinamakan planning.

b. Membantu pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan

karyawan seperti promosi, transfer dan pemberhentian. Penilaian

kinerja akan menghasilkan data yang dapat dipakai sebagai dasar

pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan yang

dinilai berdasarkan kinerjanya.

42
c. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan karyawan

dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi program pelatihan

karyawan.

d. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana mereke

menilai kinerja mereka.

e. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. Hasil

pengukuran tersebut juga dapat dijadikan alat evaluasi kinerja

manajemen selama ini apakah mereka telah bekerja secara efektif atau

tidak

2.2 Penelitian Terdahulu


Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan dan

selanjutnya untuk menemukan inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya di

samping itu kajian terdahulu membantu penelitian dalam memposisikan penelitian

serta menunjukkan orsinalitas dari penelitian. Berikut tabel penelitian terdahulu:

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Metode
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
dan Sumber Penelitian
1 Ugeng Budi Analisis Rasio Kuantitatif, Hasil Penelitian
Haryoko, M. Ulul Likuiditas Dan Deskriptif menunjukan kinerja
Albab, dan Angga Rasio keuangan
Pratama (2020) Profitabilitas perusahaan di tinjau
Sebagai Alat Ukur dari rasio likuiditas
Sumber : Kinerja Keuangan memnggunkan
Jurnal Ilmiah Pada PT. Pelat rasio Current Ratio,
Feasible: Bisnis, Timah Nusantara, dan Quick Ratio
Kewirausahaan & Tbk dalam kondisi
Koperasi, kurang baik.
Vol.2.No.1 Demikian juga
Februari 2020: dengan kinerja
Hal :71-82 keungan yang di
tinjau dengan rasio

43
Nama Peneliti Metode
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
dan Sumber Penelitian
P-ISSN : 2655- profitabilitas
9811, dengan rastio net
E-ISSN : 2656- profit margin dan
1964 return on assets
menjukan kondisi
kurang baik karna
tidak mencapai nilai
rata-rata standar
industri.
2 Nina Shabrina Analisis Rasio Kuantitatif, Hasil penelitian
(2019) Profitabilitas Dan Deskriptif memperoleh rata-
Rasio Likuiditas rata nilai dari
Sumber : Untuk Menilai Profitabilitas
Jurnal Ilmiah Kinerja Keuangan dengan
Manajemen Pada PT. Astra menggunakan
Forkamma Internasional,Tbk Gross Profit Margin
Vol.2, No.3, Juli (GPM) yang
2019 dihasilkan selama 5
Hal : 62 – 75 (lima) tahun
ISSN (online) : menunjukan angka
2599-171X 12,8% dan dengan
ISSN (print) : menggunakan
2598-9545 Return on Equity
(ROE) selama 5
(lima) tahun
menunjukan angka
17,8%. Hal ini
menunjukan
Kinerja Keuangan
perusahaan dari
segi Profitabilitas
dinyatakan kurang
sehat. Kemudian
dari segi Likuiditas
dengan
menggunakan
Current Ratio (CR)
selama 5 (lima)
tahun menunjukan
angka 130% dan
dengan
menggunakan

44
Nama Peneliti Metode
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
dan Sumber Penelitian
Quick Ratio (QR)
selama 5 (lima)
tahun menunjukan
angka 107,8%. Hal
ini menunjukan
Kinerja Keuangan
perusahaan dari
segi Likuiditas
dinyatakan kurang
sehat.
3 An-nurlia Analisis Rasio Kuantitatif, Hasil penelitian
Hanifah, dan Ari Profitabilitas dan Deskriptif menunjukkan
Nurul Fatimah Likuiditas untuk kinerja keuangan
(2022) Menilai Kinerja perusahaan dinilai
Keuangan PT. dari rasio
Sumber : Siantar Top Tbk. profitabilitas
ECODUCATION Periode Tahun menunjukkan
Economics & 2016- 2020 bahwa perusahaan
Education Journal berada dalam
Vol. 4, No. 1, Thn. kondisi kurang
2022 baik, karena masih
Hal : 1-17 belum mampu
P-ISSN : 2684- untuk memperoleh
6993 keuntungan,
E-ISSN : 2656- sedangkan jika
5234 dinilai dari rasio
likuiditas
menunjukkan
bahwa perusahaan
dalam kondisi baik,
dapat dilihat bahwa
rata- rata rasio
lancar dan rasio
cepat telah
mencapai batas
standar rata-rata
industri.
4 Markus Doddy Analisis Rasio Kuantitatif, Hasil penelitian
Simanjuntak Profitabilitas Dan Deskriptif menunjukkan
(2021) Likuiditas Untuk kinerja keuangan
Menilai Kinerja perusahaan dinilai
Sumber : Keuangan dari rasio

45
Nama Peneliti Metode
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
dan Sumber Penelitian
Jurnal Ilmiah Pt. Airasia profitabilitas
Maksitek Indonesia Tbk menunjukkan
Vol. 6 No. 1 Tahun 2018 - bahwa perusahaan
Maret 2021 2019 berada dalam
Hal :39-46 kondisi baik,
ISSN. 2655-4399 sedangkan jika
dinilai dari rasio
likuiditas
menunjukkan
bahwa perusahaan
dalam kondisi
kurang baik, karna
tidak mencapai
standar rata-rata
industri.
5 Miki Indika, Analisis Rasio Kuantitatif, Hasil penelitian ini
Anggia Syafitri Likuiditas dan Deskriptif yaitu menunjukkan
(2019) Profitabilitas bahwa kinerja
Untuk Menilai keuangan
Sumber : Kinerja Keuangan perusahaan dinilai
Jurnal Kajian pada PT TASPEN dari tingkat
Akuntansi Dan (Persero) likuiditas dalam
Auditing, Vol. 14, keadaan kurang
No. 2, Okt l 2019 baik, hal ini
Hal : 75-89 dikarenakan hasil
ISSN (print) : dari rasio lancar,
1907-2473 rasio kas, dan rasio
E-ISSN 2721- perputaranpiutang
8457 berada dibawah
rata-rata industri,
dan jika ditinjau
dari rasio
profitabilitas
keadaan perusahaan
hampir mendekati
baik, dimana hasil
dari perhitungan
rasio net profit
margin, ROI, ROA,
dan laba per lembar
saham terus
mengalami

46
Nama Peneliti Metode
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
dan Sumber Penelitian
peningkatan
meskipun nilai rasio
tersebut masih
dibawah rata-rata
industri
6 Listiawati, Erni Analisis Rasio Kuantitatif, Hasil penelitian
Kurniasari (2020) Profitabilitas Dan Deskriptif pengukuran kinerja
Rasio Likuiditas keuangan PT.
Sumber : Dalam Mengukur GUDANG
Jurnal Ilmiah Kinerja Keuangan GARAM TBK.
Manajemen Pt Gudang Garam dilihat dari rasio
Bisnis, Volume 6, Tbk Periode 2014- profitabilitas dan
No. 01, Maret 2018 Di Bursa rasio likuditas, serta
2020 Efek Indonesia berdasarkan
Hal :1-12 pendapat Kasmir
periode 2014-2018
dapat dikatakan
sebagai perusahaan
yang kurang baik
karena nilai rata-
rata perhitungan
kinerja keuangan
selama lima tahun
dibawah nilai
standar ukur.
7 Achmad Azhar Analisis Rasio Kuantitatif, Hasil Penelitian ini
Cholil (2021) Likuiditas Dan Deskriptif menunjukkan
Profitabilitas bahwa dari sisi
Sumber : Untuk Menilai Rasio Likuiditas,
Jurnal Ekonomi Kinerja Keuangan kas dan bank belum
Manajemen Perusahaan PT mampu menjamin
Sistem Informasi Berlina Tbk hutang lancar saat
Volume 2, Issue 3, Tahun 2014-2019 jatuh tempo, karena
Januari 2021 asset lancar lebih
Hal : 401-413 terkonsentrasi pada
E-ISSN: 2686- piutang dan
5238, persediaan.
P-ISSN 2686- Sedangkan untuk
4916 Rasio Profitabilitas,
diketahui bahwa
rasio ini cenderung
menurun. Hal ini

47
Nama Peneliti Metode
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
dan Sumber Penelitian
berarti perusahaan
kurang baik dalam
menekan biaya,
sehingga walaupun
laba mengalami
kenaikan namun hal
ini diikuti pula
kenaikan biaya-
biaya
operasionalnya
8 Alpius Wenda dan Analisis Kuantitatif, Hasil penelitian
Norbertha Likuiditas Dan Deskriptif menunjukan bahwa
Ditilebit (2021) Profitabilitas 1). Secara umum
Untuk Menilai kinerja keuangan
Sumber : Kinerja Keuangan PT.
Jurnal Ekonomi & Pada PT. Telekomunikasi
Bisnis. Sekolah Telekomunikasi Indonesia, Tbk
Tinggi Ilmu Indonesia, Tbk berdasarkan hasil
Ekonomi Port rasio likuiditas pada
Numbay Jayapura current ratio dan
Volume 11, quick ratio
Nomor 2, Januari mengalami
2021 fluktuasi dapat
Hal : 33-42 dikatakan baik
p-ISSN : 2086- karena mampu
4515 memenuhi
e-ISSN : 2746- kewajiban jangka
1483 pendeknya
meskipun
perusahaan belum
mampu
memaksimalkan
aktiva lancarnya
dan untuk hasil
rasio profitabilitas
dapat dikatakan
baik juga karena
mampu
menghasilkan laba
meskipun adanya
penurunan pada
Profit margin dan

48
Nama Peneliti Metode
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
dan Sumber Penelitian
terjadi fluktuasi
pada Return On
Asset, dan Return
On Equity. 2).
Perkembangan
rasio likuiditas dan
profitabilitas PT.
Telekomunikasi
Indonesia, Tbk
belum begitu
efisien hal ini
dikarenakan
perkembangan di
setiap rasio
likuiditas dan
profitabilitas tidak
begitu stabil,
hasilnya ada yang
mengalami
penurunan dan juga
ada yang
mengalami
peningkatan di tiap
tahun berjalan
9 Maheni Damanik, Analisis Rasio Kuantitatif, Hasil penelitian
Wahyul (2022) Likuiditas dan Deskriptif menunjukkan
Profitabilitas bahwa hasil analisis
Sumber : untuk Menilai laporan keuangan
Jurnal Studi Kinerja menggunakan rasio
Manajemen Keuangan likuiditas yaitu
Vol. 4, No. 2, Mei Perusahaan pada Current Ratio,
2022, PT. Astra Quick Ratio dan
Hal. 36-42 International Tbk Cash Ratio dalam
e-ISSN 2685- keadaan kurang
631X baik karena
mengalami
penurunan setiap
tahunnya, walaupun
masih memiliki
kemampuan untuk
membayar hutang
lancar namun akan

49
Nama Peneliti Metode
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
dan Sumber Penelitian
membawa
pengaruh yang
kurang baik apabila
penurunan ini tidak
diatasi dengan baik.
Kinerja keuangan
ditinjau dari rasio
profitabilitas yaitu
Gross Profit
Margin, Net Profit
Margin, Return on
Assets dan Return
on Equity dalam
keadaan baik dalam
menghasilkan laba
dan mengalami
kenaikan disetiap
tahunnya
Sumber : Garuda Jurnal

2.3 Kerangka Berpikir


Kerangka berfikir merupakan model berfikir tentang bagaimana teori yang

digunakan berhubungan dengan berbagai faktor yang telah penulis identifikasikan

sebagai masalah yang penting. Kerangka berfikir ini merupakan penjelasan

sementara terhadap gejala-gejala yang menjadi objek permasalahan. Kriteria utama

agar suatu kerangka berfikir adalah alur-alur pikiran yang logis dalam membangun

suatu kerangka berfikir yang membuahkan kesimpulan yang berupa hipotesis.

Menurut Sugiono (2017:89) menjelaskan bahwa “ Krangka berfikir yang

baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan antara variabel yang akan di teliti”.

Kemudia Sugiono (2017:90) menjelaskan bahwa “seorang peneliti harus menguasai

teori teori ilmiah sebagai dasar menyusun kerangka penelitian yang membuahkan

50
hipotesis” Kerangka pemikiran dalam penelitian ini, yang merupakan ruang lingkup

dari penelitian yang penulis akan lakukan sebagi berikut:

Laporan Keuangan
PT Garuda Indonesia Tbk

Rasio Keuangan

Rasio Likuiditas Rasio Profitabilitas

1. Current Ratio 1. Net Profit Margin


2. Quick Ratio 2. Return On Assets
3. Cash Ratio 3. Return On Equity

Kinerja Keuangan
Perusahaan

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir

2.4 Pengembangan Hipotesis


Secara sederhana hipotesis diartikan sebagai sebuah kesimpulan sementara

sebuah penelitian. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Sugiyono (2017:93)

“bahwa hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian

yang didasarkan pada teori yang relevan.”

Berdasarkan pembahasan diatas, dapat ditarik kesimpulan sementara dalam

bentuk hipotesis penelitian, yaitu:

51
Ho1 : Diduga Kinerja keuangan PT Garuda Indonesia Tbk menggunakan rasio

likuiditas dengan predikat sehat.

Ha1 : Diduga Kinerja keuangan PT Garuda Indonesia Tbk menggunakan rasio

likuiditas dengan predikat tidak sehat.

Ho2 : Diduga Kinerja keuangan PT Garuda Indonesia Tbk menggunakan rasio

profitabilitas dengan predikat sehat.

Ha2 : Diduga Kinerja keuangan PT Garuda Indonesia Tbk menggunakan rasio

profitabilitas dengan predikat tidak sehat.

52
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pendekatan

deskriptif. Dimana kuantitatif adalah data penelitian berupa angka-angka dan

analisis menggunakan statistik. Menurut Indrawan & Yaniawati (2016:141)

“Penelitian kuantitatif adalah upaya peneliti untuk mengumpulkan data bersifat

angka, Data angka-angka tersebut selanjutnya diolah dengan menggunakan rumus

kerja statistic dan diturunkan dari variabel yang sudah di operasionalkan, dengan

skala ukur tertentu seperti skala nominal, ordinal, interval, dan ratio”

Adapun Pendekatan deskriptif Menurut Sugiyono (2017:59) “Penelitian

deskriptif yaitu, penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri,

baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau

menghubungkan dengan variabel yang lain.”

Pendekatan deskriptif digunakan untuk pengumpulan data dan analisis data

yang bertujuan untuk membuat deskriptif, menggambarkan dan menjelaskan serta

hubungan antara fenomena yang diselidiki. Penelitian deskriptif dalam penelitian

ini dilakukan untuk mengetahui rasio keuangan yang dinilai dari laporan keuangan

PT. Garuda Indonesia dan diukur dari sisi likuiditas dan profitabilitas perusahaan.

53
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Menurut Sugiyono (2017:13) “tempat penelitian adalah sasaran ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang sesuatu

hal yang objektif” Penelitian ini dilakukan di PT Garuda Indonesia, Tbk. atau

dikenal sebagai Garuda Indonesia adalah Maskapai Penerbangan milik Negara

di Indonesia, yang berkantor pusat di Bandar udara Internasional Soekarno–

Hatta.

Untuk memperoleh data dan informasi dalam penulisan skripsi ini,

penulis telah melakukan penelitian dengan mengunduh data berupa laporan

keuangan melalui website PT Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan

https://www.idx.co.id/.

2. Waktu Penelitian

Sebuah pengamatan atau penelitian terhadap suatu fenomena dalam

masyarakat, tentu saja membutuhkan sebuah proses yang mana memerlukan

waktu cukup lama.

Adapun, waktu penelitian yang dimulai dari pengajuan judul skripsi

sampai nanti dipublikasikannya hasil penelitin ini ke dalam bentuk hasil

penelitian (skripsi) ini memakan waktu kurang lebih 10 (sepuluh) bulan yang

dimulai dari bulan Maret 2022 dan penulis perkirakan akan selesai pada bulan

Desember 2022.

Berikut penjelasan waktu penelitiannya seperti yang terlihat pada tabel

dibawah ini:

54
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
N Jadwal Mar Apr Mei Jun Jul-Nov Des
o Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengumpul
1
an Data
Penyusunan
2
Proposal
Pendaftaran
3
Proposal
Seminar
4
proposal
Revisi
5
proposal
Pengajuan
6
Proposal
Pengajuan
7
Dospem
Proses
8
Bimbingan
Pendaftaran
9
sidang
1
Sidang
0
Sumber: Peneliti, 2022

3.3 Operasional Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:38) “variabel penelitian pada dasarnya adalah

segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya.”

Dharma dalam Martias (2017:2) “menyatakan bahwa definisi operasional

merupakan penjelasan semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam

penelitian. Definisi operasional bertujuan untuk membuat variabel menjadi lebih

konkrit dan dapat diukur. Dalam mendefinisikan suatu varaibel harus dijelaskan

tentang apa yang harus diukur, bagaimana mengukurnya, apa saja kriteria

pengukurannya, instrumen yang digunakan untuk mengukurnya dan skala

pengukurannya.”

55
Adapun operasional variabel dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Rasio Likuiditas

Menurut Kasmir (2018: 130) “Rasio likuiditas atau sering juga disebut

dengan nama rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur seberapa likuidnya suatu perusahaan.” Rasio likuiditas juga

merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar hutang jangka pendeknya dengan menggunakan

aset lancar yang dimilikinya, atau dengan kata lain rasio ini dilakukan untuk

mengukur tingkat likuiditas perusahaan. Adapun pengukuran rasio likuiditas

yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Current Ratio

Rasio Lancar (Current Ratio) menurut Kasmir (2018:134) adalah: “Rasio

lancar merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau hutang yang

segera jatuh tempo pada saat tertagih secara keseluruhan.” Berikut Rumus

untuk mencari Current Ratio :

𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓
𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓

b. Quick Ratio

Rasio Cepat (Quick Ratio) menurut Kasmir (2018:138) adalah: “Rasio

cepat merupakan rasio yang menunjukan kemampuan perusahaan dalam

memenuhi atau membayar kewajiban atau hutang lancar (hutang jangka

56
panjang) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan

(inventory).” Berikut Rumus untuk mencari Quick Ratio :

𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓 − 𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒅𝒊𝒂𝒂𝒏


𝑸𝒖𝒊𝒄𝒌 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓

c. Cash Ratio

Rasio Kas (Cash Ratio) menurut Kasmir (2018: 138) adalah: “Rasio kas

merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas

yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek.” Berikut Rumus

untuk mencari Cash Ratio :

𝑲𝒂𝒔 + 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝒔𝒆𝒕𝒂𝒓𝒂 𝒌𝒂𝒔


𝑪𝒂𝒔𝒉 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓

2. Rasio Profitabilitas

Menurut Kasmir (2018:196) “Rasio profitabilitas yakni rasio yang

menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan.” Rasio ini dapat

memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu perusahaan. Hal ini

ditunjukkan oleh adanya laba yang dihasilkan dari penjuaan dan pendapatan

investasi. Rasio profitabilitas juga merupakan pengukuran yang dilakukan

untuk melihat seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh

keuntungan atas pengelolaan baik dari aset, ekuitas maupun penjualan yang

dilakukan perusahaan. Adapun pengukuran rasio likuiditas yang digunakan

dalam penelitian ini, yaitu:

a. Net Profit Margin

Menurut Kasmir (2018:201), “Net Profit Margin merupakan rasio yang

digunakan mengukur besarnya persentase laba bersih atas penjualan

57
bersih.” Rasio ini menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh

oleh perusahaan pada setiap penjualan yang dilakukan, semakin tinggi Net

Profit Margin semakin baik karena laba akan semakin besar. Berikut

Rumus untuk mencari Net Profit Margin :

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
𝑵𝒆𝒕 𝑷𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 𝑴𝒂𝒓𝒈𝒊𝒏 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑷𝒆𝒏𝒋𝒖𝒂𝒍𝒂𝒏

b. Return On Assets

Menurut Kasmir (2018: 196), “Return On Assets merupakan rasio yang

menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam

perusahaan.” Return On Assets juga digunakan untuk mengukur seberapa

besar kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan dengan

menggunakan asset yang dimiliki perusahaan. Berikut Rumus untuk

mencari Return On Assets :

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 𝑶𝒏 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂

c. Return On Equity

Menurut Kasmir (2018:204), “Return On Equity adalah hasil

pengembalian ekuitas atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio

untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.” Return

On Equity juga merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan

berapa persen diperolehnya laba bersih bila diukur dari modal pemilik.

Semakin besar rasio ini maka semakin baik. Berikut Rumus untuk mencari

Return On Equity :

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 𝑶𝒏 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒂𝒔

58
3. Kinerja Keuangan

Menurut Fahmi (2015:2), “kinerja keuangan adalah suatu analisis yang

dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan

dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan

benar. Menurut Jumingan (2014:239) “kinerja keuangan merupakan gambaran

kondisi keuangan perusahaan pada suatu periode tertentu baik menyangkut

aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana, yang biasanya diukur

dengan indikator kecukupan modal, likuiditas dan profitabilitas.” Sedangkan

menurut Sutrisno dalam Rahardjo dan Murdani (2016:1) “kinerja keuangan

perusahaan merupakan prestasi yang dicapai perusahaan dalam suatu periode

tertentu yang mencerminkan tingkat kesehatan perusahaan tersebut.”

Yang dimaksud dengan kinerja keuangan pada penelitian ini adalah

hasil dari pencapaian perusahaan yang diukur dengan efektivitas atas aktivitas

manajemen keuangan perusahaan dan kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan keuntungan pada periode tertentu. Kinerja keuangan dalam

penelitian ini merupakan variabel terikat dimana setiap perubahan yang terjadi

pada variabel bebas yaitu rasio aktivitas dan rasio rentabilitas akan

memberikan dampak terhadap penilaian kinerja keuangan perusahaan.

Adapun tolok ukur yang dipergunakan dalam melakukan penilaian

kinerja keuangan perusahaanadalah sebagai berikut:

59
Tabel 3.2
Rasio Standar Industri
Rasio Standar Industri
Rasio Likuiditas
Current Ratio (CR) 200%
Quick Ratio (QR) 150%
Cash Ratio (CR) 50%
Rasio Profitabilitas
Net Profit Margin (NPM) 20%
Return on Assets (ROA) 30%
Return on Equity (ROE) 40%
Sumber: Kasmir (2018; 187-208)

Berdasarkan rasio standar industri di atas dapat disimpulkan dalam


tabel di bawahini :

Tabel 3.3
Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan Rasio
Sangat Kurang
Rasio Baik
baik baik
Rasio Likuiditas
Current Ratio (CR) >200% 200% <200%
Quick Ratio (QR) >150% 150% <150%
Cash Ratio (CR) >50% 50% <50%
Rasio Profitabilitas
Net Profit Margin (NPM) >20% 20% <20%
Return on Assets (ROA) >30% 30% <30%
Return on Equity (ROE) >40% 40% <40%
Sumber: Data diolah dari Buku Kasmir (2018; 187-208)

60
3.4 Populasi dan Sampel

1. Populasi

Menurut Sukmadinata (2012:250), “populasi adalah kelompok besar

dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian.” Sedangkan menurut Sugiyono

(2016:80), “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”

Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/ subyek yang

dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subyek

atau obyek itu. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah Laporan Keuangan

PT Garuda Indonesia Tbk.

2. Sampel

Menurut Sugiyono (2017:80) “sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Adapun penentuan sampel pada

penelitian ini menggunakan teknik sampling nonprobabilitas (nonprobability

sampling).” Teknik sampling nonprobabilitas menurut Sugiyono (2017:84)

“adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/

kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi

sampel.”

Salah satu metode yang digunakan dalam teknik sampling

nonprobabilitas adalah dengan menggunakan metode Purposive Sampling.

Teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling merupakan teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Sejalan dengan tujuan

61
penelitian ini adalah untuk melakukan analisis kinerja keuangan berdasarkan

rasio likuiditas dan profitabilitas pada PT Garuda Indonesia Tbk tahun 2012

sampai dengan 2021, maka peneliti menentukan sampel penelitian ini adalah

laporan neraca dan laporan laba rugi PT Garuda Indonesia Tbk tahun 2012

sampai 2021.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan pada penelitian ini berupa data sekunder. Data

sekunder adalah data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data (pihak

lain) dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data. Adapun metode

pengumpulan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Studi Pustaka

Salah satu cara yang digunakan penulis dalam mengumpulkan data

penelitian ini yaitu dengan studi pustaka. Studi pustaka merupakan metode

pengumpulan data dengan cara mengambil teori-teori yang berhubungan

dengan penelitian yang bersumber dari buku-buku, jurnal maupun referensi

lainnya yang selanjutnya dijadikan acuan dalam pelaksanaan penelitian ini.

Sumber pustaka maupun referensi lainnya penulis dapatkan dari buku baik

buku milik sendiri maupun buku perpustakaan dan referensi yang tersedia di

internet.

2. Studi Dokumenter

Menurut Sukmadinata, (2012:221). “Studi dokumenter (documentary

study) merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan

menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun

62
elektronik Data-data yang diperoleh merupakan data sekunder yang telah

dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.”

Adapun data-data yang diperlukan untuk penelitian ini diperoleh dari

dokumen laporan tahunan (annual report) PT Garuda Indonesia Tbk tahun

2012-2021. Laporan tahunan yang disajikan memuat profil perusahaan,

laporan keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi, serta data lain yang

berhubungan dengan penelitian ini dihimpun untuk kemudian dilakukan

analisis.

3.6 Teknik Analisi Data

Setelah data-data yang diperlukan dalam penelitian telah terkumpul

selanjutnya dilakukan analisis data. Kegiatan analisis data yang dilakukan

diantaranya mengelompokkan, menyajikan dan melakukan perhitungan untuk

menjawab rumusan masalah.

Dalam penelitian ini teknik analisis data yang digunakan adalah metode

analisis kuantitatif dengan pendekatan deskriptif. Dimana metode ini merupakan

metode yang digunakan penulis untuk mengumpulkan, menyusun dan menganalisa

data-data kuantitatif, yaitu data-data dalam bentuk angka atau bilangan yang

diinterpretasikan kedalam suatu tabel dan grafik, kemudian penulis menafsirkan

data tersebut sehingga dapat memberikan gambaran yang nyata mengenai keadaan

keuangan perusahaan.

Adapun metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode

analisis rasio keuangan yaitu rasio likuiditas dan rasio profitabilitas. Dengan

analisis rasio ini penulis dapat membandingkan keadaan perusahaan dari satu

63
periode ke periode lainnya dengan mengkunakan totak ukur standar industri,

sehingga dapat diketahui peningkatan atau penurunan kinerja keuangan perusahaan.

Teknik analisis deskriptif yang digunakan untuk menganalisa data yaitu dengan

cara :

1. Menghitung Rasio Likuiditas yang diukur dengan Current Ratio, Quick Ratio

dan Cash Ratio, serta Rasio Profitabilitas yang diukur dengan Net Profit

Margin, Return on Assets, dan Return on Equity.

2. Menganalisis rasio likuiditas dan rasio profitabilitas lalu membandingkan

dengan standar industri.

3. Menganalisis rasio likuiditas dan rasio profitabilitas perusahaan dalam dalam

menilai kinerja keuangan.

4. Menarik Kesimpulan.

64
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHSAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat PT Garuda Indonesia Tbk

PT. Garuda Indonesia adalah perusahaan jasa penerbangan nasional

milik negara yang melayani jalur dalam negeri dan internasional, berdiri sejak

26 Januari 1949 dengan nama Indonesia Airways. Indonesia Airways diawal

kegiatannya melayani penerbangan dari Calcuta menuju Rangoon.

Penerbangan perdana tersebut menggunakan pesawat dakota RI- 001

“Seulawah” yang dilaksanakan oleh Angkatan Udara Republik Indonesia.

Pada tanggal 31 Maret 1950, Indonesia Airways diubah namanya

menjadi Garuda Indonesia Airways dan pada waktu itu telah memiliki 20

pesawat DC-3/C47 dan 8 pesawat jenis catalina Amphibi. Selanjutnya Garuda

Indonesia Airways dalam batas kemampuannya mengembangkan rute

pelayanan dan memodernisasikan armada pesawat terbangnya. Pengembangan

dan modernisasi tersebut telah memberikan dampak pada peningkatan jumlah

penumpang dan barang yang dapat dilayani. Disamping itu, Garuda Indonesia

Airways juga terus melakukan peningkatan kualitas dan kuantitas sumber daya

manusia. Peningkatan tersebut bertujuan untuk dapat memberikan citra lebih

baik bagi Garuda Indonesia Airways, yang disesuaikan dengan tuntutan pasar.

Sejak tanggal 5 November 1985 Garuda Indonesia Airways mengganti

namanya menjadi PT. (Persero) Perusahaan Penerbangan Garuda Indonesia

disingkat menjadi PT. Garuda Indonesia dengan logo baru. Secara hukum,

65
merk perusahaan ini dikuatkan dalam akte notaris Soeleman Ardjasasmita, SH.

Pada tanggal 4 April 1989, perubahan nama dan logo perusahaan tersebut tidak

hanya mempengaruhi pelanggan dan citra baru, akan tetapi juga memberi

dampak ke dalam perusahaan, khususnya karyawan Garuda untuk mempunyai

semangat baru dalam meningkatkan pelayanan kepada pemakai jasa

transportasi udara.

Seiring dengan terpaan krisis ekonomi diakhir era 90-an, Garuda

mencoba keluar dari krisis dibawah kepemimpinan Abdulgani dengan

memiliki slogan baru “Garuda Indonesia Kini Lebih Baik”. Agar dalam

melaksanakan tugasnya terarah dan jelas untuk mencapai misi dan visi

perusahaan, maka Garuda memiliki jaringan rute penerbangan domestik dan

internasional dengan tujuan 21 kota dalam negeri dan 24 kota luar negeri

dengan perincian sebagai berikut:

Ada 21 kota tujuan dalam negri yaitu : Banda Aceh, Banjarmasin,

Balikpapan, Batam, Biak, Denpasar, Jakarta, Jayapura, Mataram, Manado,

Medan, Padang, Palembang, Pekan Baru, Pontianak, Semarang, Solo,

Surabaya, Ujung Pandang, Yogayakarta.

Lalu ada 24 kota tujuan ke luar negri yaitu : Asia (Bangkok, Hongkong,

Kuala Lumpur, Singapore, Seoul, Taipei), Eropa (Amsterdam, Frankfurt,

London), Jepang (Tokyo, Nagoya, Osaka, Fukuoka), Australia (Auckland,

Adelaide, Brisbane, Cairns, Darwin, Melbourne, Perth, Sydney), Timur

Tengah (Jeddah, Dhahran, Riyadh).

66
2. Visi dan Misi PT Garuda Indonesia Tbk

a. Visi Perusahaan

Pemantapan eksistensi PT. Garuda Indonesia menjadi perusahaan

penerbangan terdepan di Asia dengan membangun image berdasarkan

kualitas yang tinggi atas pelayanan dan reservasi serta rasionalisasi rute

network dengan tidak menerbangi lagi rute-rute yang tidak

menguntungkan serta mengevaluasi dan mengembangkan rute-rute baru

yang menguntungkan

b. Misi Perusahaan

1) Memberikan pelayanan jasa angkutan udara berkualitas dan

berorientasi kepada kepuasan pengguna jasa yang terintegrasi dengan

perdagangan, transportasi dan industri melalui pengelolaan secara

profesional.

2) Memupuk keuntungan dengan menyelenggarakan jasa usaha

pengangkutan orang dan barang dari suatu tempat ke tempat lain baik

didalam negeri maupun ke dan dari luar negeri serta kegiatan lain yang

berhubungan dengan bidang usaha pengangkutan udara.

3) Melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program pemerintah di

bidang pembangunan dan ekonomi nasional pada umumnya, khususnya

dibidang jasa pengangkutan udara dan bidang lainnya yang terkait.

67
3. Struktur Organisasi PT Garuda Indonesia Tbk

Struktur organisasi pada sebuah perusahaan dapat memberikan gambaran yang

pasti mengenai pembagian tugas, tanggung jawab, hubungan kerja dan

wewenang masing-masing bagian. Berikut Stuktur Organisasi PT Garuda

Indonesia Tbk :

STRUKTUR ORGANISASI

Sumber : https://www.garuda-indonesia.com/

Gambar 4.1
Struktur Organisasai PT Garuda Indonesia Tbk

Adapun Fungsi-fungsi organisasi di PT. Garuda Indonesia pada masing-

masing bagian adalah sebagai berikut :

68
a. Tugas dan wewenang Direktur Utama Garuda (Chief Executive Officer)

1) Tugas pokok Direksi adalah :

a) Melaksanakan kepengurusan perseroan untuk kepentingan dan

tujuan perseroan dan bertindak selaku pimpinan dalam

kepengurusan tersebut.

b) Memelihara dan mengurus kekayaan perseroan.

2) Direksi bertanggung jawab penuh dalam melakukan tugasnya untuk

kepentingan perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya.

3) Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung

jawab untuk menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan

dengan mengindahkan peraturan perundang- undangan yang berlaku.

4) Direksi berhak mewakili perseroan di dalam dan di luar pengadilan

serta melakukan segala tindakan dan perbuatan baik mengenai

kepengurusan maupun kepemilikan serta meningkatkan hubungan

perseroan dengan pihak lain.

5) Direksi berhak untuk :

a) Menetapkan kebijaksanaan dalam memimpin dan mengurus

perseroan

b) Mengatur ketentuan-ketentuan tentang kepegawaian perseroan

termasuk penetapan gaji, pensiun atau jaminan hari tua dan

penghasilan lain bagi para pegawai.

c) Mengangkat dan memberhentikan pegawai bedasarkan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

69
d) Menjalankan tindakan-tindakan lainnya baik mengenai pengurusan

maupun pemilikan sesuai dengan ketentuan- ketentuan yang diatur

dalam AD dan ditetapkan oleh RUPS.

6) Direksi berkewajiban :

a) Mengusahakan dan menjamin terlaksananya usaha dan kegiatan

perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan serta kegiatan

usahanya.

b) Menyiapkan rencana pengembangan perseroan, rencana kerja dan

anggaran tahunan perseroan, termasuk rencana-rencana lainnya

yang berhubungan dengan pelaksanaan usaha dan kegiatan

perseroan.

c) Mengadakan dan memelihara pembukuan dan administrasi

perseroan sesuai dengan kelaziman yang berlaku.

d) Menyusun system akutansi sesuai dengan Strandar Akutansi

Keuangan dan berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian intern

e) Memberikan pertanggungjawaban dan segala keterangan tentang

keadaan dan jalannya perseroan berupa laporan tahunan termasuk

perhitungan tahunan kepada RUPS.

f) Memberikan laporan berkala menurut cara-cara dan waktu sesuai

dengan ketentuan yang berlaku.

g) Menyiapkan susunan organisasi perseroan lengkap dengan

perincian tugasnya.

70
h) Menjalankan kewajiban-kewajiban lainnya sesuai dengan

ketentuan-ketentuan yang ada.

b. Direktorat Strategi dan Umum (EVP Strategy & Corp. Affairs)

Corporate Planning, Human Resources Development, Corporate

Communication dan Corporate Security adalah unit-unit yang

menjalankan fungsi strategis dan fungsi umum yang dalam kegiatannya

bertanggung jawab kepada Direktur Strategi dan Umum.

1) Corporate Secretary adalah unit yang menjalankan fungsi-fungsi legal

dan umum perusahaan yang dalam kegiatannya bertanggung jawab

kepada Direksi.

2) Corporate System Support & Development adalah unit yang

menjalankan fungsi pengembangan system perusahaan yang dalam

kegiatannya bertanggung jawab kepada Direksi.

3) Aviation Safety adalah unit yang menjalankan fungsi keselamatan

penerbangan yang dalam kegiatannya bertanggung jawab kepada

Direksi Utama

4) Internal Audit adalah unit yang menjalankan fungsi pengawasan

internal yang dalam kegiatannya bertanggung jawab kepada Direktur

Utama.

5) Perwakilan Setempat adalah unit yang menjalankan fungsi pemasaran

dan penjualan serta bertindak sebagai perwakilan perusahaan untuk

wilayah pasar yang dalam kegiatannya bertanggung jawab kepada

Direksi.

71
c. Direktorat Keuangan (EVP Finance)

Treasury Management, Financial Accounting, Manajerial Accouting &

Controlling adalah unit-unit yang menjalankan fungsi manajemen

keuangan, yang dalam kegiatannya bertanggung jawab kepada Direktur

Keuangan.

d. Direktorat Niaga (EVP Commercial)

Marketing Development, Network Management, Passenger Services,

Revenue Management, Cargo, Haji / Umroh / Workers adalah unit- unit

yang menjalankan fungsi niaga perusahaan yang berorientasi kepada

pelanggan, yang dalam kegiatannya bertanggung jawab kepada Direktur

Niaga.

e. Direktorat Teknik (EVP Engineering & Maintenance)

Line Maintenance, Engineering Material, Quality Assurance dan

Technical Cooperation & System Development adalah unit-unit yang

menjalankan fungsi perawatan armada yang memenuhi

standarinternasional, yang dalam kegiatannya bertanggung jawab kepada

Direktur Teknik.

f. Direktorat Operasi (EVP Operation)

Flight Safety, Operation Planning & Control, Flight Operations, Cabin

Services dan Operation Support & Development adalah unit- unit yang

menjalankan fungsi operasional penerbangan yang memenuhi persyaratan

keselamatan penerbangan serta kenyamanan pemakai jasa penerbangan,

yang dalam kegiatannya bertanggung jawab kepada Direktur Operasi.

72
4.2 Hasil Penelitian

1. Perhitungan Rasio Likuiditas PT Garuda Indonesia Tbk

Rasio likuiditas sering digunakan untuk mengukur seberapa likuidnya

suatu perusahaan. Caranya adalah dengan membandingan komponen yang ada

di neraca, yaitu total aktiva lancar dengan total passiva lancar. Penilaian dapat

dilakukan untuk beberapa periode sehingga terlihat perkembangan likuiditas

perusahaan dari waktu ke waktu. Dalam penelitian ini rasio likuiditas yang

digunakan meliputi Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio.

a. Current Ratio

Menurut Kasmir (2016:134) “rasio lancar atau (current ratio) merupakan

rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar

kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat

ditagih secara keseluruhan”.

Rumus:

𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓
𝑪𝒖𝒓𝒓𝒆𝒏𝒕 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓

Berikut Perhitungan Current Ratio dari tahun 2012-2021:

636.566.218
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 = 𝑥 100% = 84,40%
754.207.052

819.133.923
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 = 𝑥 100% = 83,25%
983.890.767

810.514.943
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = 𝑥 100% = 66,47%
1.219.365.356

1.007.848.005
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2015 = 𝑥 100% = 84,28%
1.195.849.121

73
1.165.133.302
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2016 = 𝑥 100% = 74,52%
1.563.576.121

986.741.627
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2017 = 𝑥 100% = 51,34%
1.921.846.147

1.079.945.126
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2018 = 𝑥 100% = 35,28%
3.061.396.001

1.133.892.533
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2019 = 𝑥 100% = 34,81%
3.257.836.267

536.547.176
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2020 = 𝑥 100% = 12,49%
4.294.797.755

305.725.029
𝐶𝑢𝑟𝑟𝑒𝑛𝑡 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2021 = 𝑥 100% = 5,30%
5.771.313.185

Tabel 4.1
Current Ratio PT Garuda Indonesia Tbk
Periode 2012-2021
No Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio
1 2012 636.566.218 754.207.052 84,40%
2 2013 819.133.923 983.890.767 83,25%
3 2014 810.514.943 1.219.365.356 66,47%
4 2015 1.007.848.005 1.195.849.121 84,28%
5 2016 1.165.133.302 1.563.576.121 74,52%
6 2017 986.741.627 1.921.846.147 51,34%
7 2018 1.079.945.126 3.061.396.001 35,28%
8 2019 1.133.892.533 3.257.836.267 34,81%
9 2020 536.547.176 4.294.797.755 12,49%
10 2021 305.725.029 5.771.313.185 5,30%
Rata-Rata 53,21%
Sumber : Data diolah, 2022

74
CURRENT RATIO
90.00% 84.40% 83.25% 84.28%

80.00% 74.52%
66.47%
70.00%
60.00% 51.34%
50.00%
35.28% 34.81%
40.00%
30.00%
20.00% 12.49%
5.30%
10.00%
0.00%
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Sumber : Data diolah, 2022


Gambar 4.2
Grafik Current Ratio PT Garuda Indonesai Tbk
Periode 2012-2021

Berdasarkan tabel 4.1 dan grafik 4.2 di atas dapat di lihat, bahwa

nilai CR (Current Ratio) tertinggi ada pada tahun 2012 yaitu 84,40%

sedangkan nilai terendah ada pada tahun 2021 yaitu 5,30% dan nilai CR

rata-rata 53,21%. Nilai CR perusahaan mengalami kenaikan dan

penurunan dalam 10 tahun terkahir. Yaitu dari 2012 nilai CR sebesar

84,40%. Pada tahun 2013 nilai CR mengalami penurunan menjadi sebesar

83,25%. Pada tahun 2014 nilai CR mengalami penurunan menjadi sebesar

66,47%. Pada tahun 2015 nilai CR mengalami kenaikan menjadi sebesar

84,28%. Pada tahun 2016 nilai CR mengalami penurunan menjadi sebesar

74,52%. Pada tahun 2017 nilai CR mengalami penurunan menjadi sebesar

51,34%. Pada tahun 2018 nilai CR mengalami penurunan menjadi sebesar

35,28%. Pada tahun 2019 nilai CR mengalami penurunan menjadi sebesar

34,81%. Pada tahun 2020 nilai CR mengalami penurunan menjadi sebesar

75
12,49%. Pada tahun 2021 nilai CR mengalami penurunan menjadi sebesar

5,30%.

Penurunan nilai CR perusahaan dari tahun ke tahun disebabkan

oleh kurang efisiensinya pengelolaan hutang lancar perusahaan. Hutang

lancar perusahaan mengalami kenaikan lebih tinggi dibandingkan dengan

kenaikan aktiva lancar perusahaan, penurunan terjadi mulai dari tahun

2013 dimana kenaikan hutang lancar pada tahun 2013 sebesar 30,45%

sedangkan kenaikan aktiva lancar hanya sebesar 28,70%. Hal tersebut

terjadi sampai beberapa tahun berikutnya. Ketidak efisienan ini lah yang

menyebabkan current ratio perusahaan menurun ada baiknya perusahaan

dapat lebih mengontrol hutang lancar pada perusahaan agar dapat

mengimbangi aktiva lancara perusahaan.

b. Quick Ratio

Menurut Kasmir (2016:111), Quick Ratio merupakan perimbangan antara

jumlah aktiva lancar dikurangi persediaan, dengan jumlah hutang lancar.

Persediaan tidak dimasukkan dalam perhitungan quick rasio karena

persediaan merupakan komponen aktiva lancar yang paling kecil tinkat

likuiditasnya.

Rumus:

𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓 − 𝑷𝒆𝒓𝒔𝒆𝒅𝒊𝒂𝒂𝒏


𝑸𝒖𝒊𝒄𝒌 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓

Berikut Perhitungan Quick Ratio dari tahun 2012-2021:

76
636.566.218 − 83.443.877
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 = 𝑥100% = 84,40%
754.207.052
819.133.923 − 90.328.457
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 = 𝑥100% = 83,25%
983.890.767

810.514.943 − 85.204.399
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = 𝑥100% = 66,47%
1.219.365.356

1.007.848.005 − 91.631.231
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2015 = 𝑥100% = 84,28%
1.195.849.121
1.165.133.302 − 108.954.457
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2016 = 𝑥100% = 74,52%
1.563.576.121

986.741.627 − 131.155.717
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2017 = 𝑥100% = 51,34%
1.921.846.147
1.079.945.126 − 148.889.021
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2018 = 𝑥100% = 35,28%
3.061.396.001

1.133.892.533 − 167.744.331
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2019 = 𝑥100% = 34,81%
3.257.836.267

536.547.176 − 105.199.006
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2020 = 𝑥100% = 12,49%
4.294.797.755
305.725.029 − 73.033.991
𝑄𝑢𝑖𝑐𝑘 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2021 = 𝑥100% = 5,30%
5.771.313.185

Tabel 4.2
Quick Ratio PT Garuda Indonesia Tbk
Periode 2012-2021
Aktiva Lancar -
No Tahun Hutang Lancar Quick Ratio
Persediaan
1 2012 553.122.341 754.207.052 73,34%
2 2013 728.805.466 983.890.767 74,07%
3 2014 725.310.544 1.219.365.356 59,48%
4 2015 916.216.774 1.195.849.121 76,62%
5 2016 1.056.178.845 1.563.576.121 67,55%
6 2017 855.585.910 1.921.846.147 44,52%
7 2018 931.056.105 3.061.396.001 30,41%
8 2019 966.148.202 3.257.836.267 29,66%
9 2020 431.348.170 4.294.797.755 10,04%
10 2021 232.691.038 5.771.313.185 4,03%
Rata-Rata 46,97%
Sumber : Data diolah, 2022

77
QUICK RATIO
90.00%
76.62%
80.00% 73.34% 74.07%
67.55%
70.00% 59.48%
60.00%
50.00% 44.52%

40.00% 30.41% 29.66%


30.00%
20.00% 10.04%
10.00% 4.03%

0.00%
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Sumber : Data diolah, 2022


Gambar 4.3
Grafik Quick Ratio PT Garuda Indonesai Tbk
Periode 2012-2021

Berdasarkan tabel 4.2 dan grafik 4.3 di atas dapat di lihat, bahwa

nilai QR (Quick Ratio) tertinggi ada pada tahun 2015 yaitu 76,62%.

sedangkan nilai terendah ada pada tahun 2021 yaitu 4,03%. dan nilai QR

rata-rata 46,97%. Nilai QR perusahaan mengalami kenaikan dan

penurunan dalam 10 tahun terkahir. Yaitu dari 2012 nilai QR sebesar

73,34%. Pada tahun 2013 nilai QR mengalami kenaikan menjadi sebesar

74,07%. Pada tahun 2014 nilai QR mengalami penurunan menjadi sebesar

59,48%. Pada tahun 2015 nilai QR mengalami kenaikan menjadi sebesar

76,62%. Pada tahun 2016 nilai QR mengalami penurunan menjadi sebesar

67,55%. Pada tahun 2017 nilai QR mengalami penurunan menjadi sebesar

44,52%. Pada tahun 2018 nilai QR mengalami penurunan menjadi sebesar

30,41%. Pada tahun 2019 nilai QR mengalami penurunan menjadi sebesar

29,66%. Pada tahun 2020 nilai QR mengalami penurunan menjadi sebesar

78
10,04%. Pada tahun 2021 nilai QR mengalami penurunan menjadi sebesar

4,03%.

Penurunan nilai Quick Ratio perusahaan dari tahun ke tahun sama

halnya dengan penurunan Current Ratio yaitu disebabkan oleh kurang

efisiensinya pengelolaan hutang lancar perusahaan. Hutang lancar

perusahaan mengalami kenaikan lebih tinggi dibandingkan dengan

kenaikan aktiva lancar yang telah dikurangi oleh persediaan perusahaan,

penurunan terjadi mulai dari tahun 2014 dimana kenaikan hutang lancar

pada tahun 2014 sebesar 23,93% sedangkan kenaikan aktiva lancar yang

telah dikurangi persediaan hanya sebesar -0,48%. Hal tersebut terjadi

sampai beberapa tahun berikutnya. Ketidak efisienan ini lah yang

menyebabkan quick ratio perusahaan menurun ada baiknya perusahaan

dapat lebih mengontrol hutang lancar pada perusahaan agar dapat

mengimbangi aktiva lancar yang telah di kurangi persediaan perusahaan.

c. Cash Ratio

Menurut Kasmir (2016:111), rasio kas yaitu rasio yang digunakan sebagai

alat untuk mengukur seberapa besar uang kas yang tersedian untuk

membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat ditunjukkan dari

tersedianya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau

tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat).

Rumus:

𝑲𝒂𝒔 𝒅𝒂𝒏 𝒔𝒆𝒕𝒂𝒓𝒂 𝒌𝒂𝒔


𝑪𝒂𝒔𝒉 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒐 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑯𝒖𝒕𝒂𝒏𝒈 𝑳𝒂𝒏𝒄𝒂𝒓

Berikut Perhitungan Quick Ratio dari tahun 2012-2021:

79
325.784.942
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 = 𝑥 100% = 43,20%
754.207.052

475.260.630
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 = 𝑥 100% = 48,30%
983.890.767

434.327.498
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = 𝑥 100% = 35,62%
1.219.365.356

519.972.655
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2015 = 𝑥 100% = 43,48%
1.195.849.121

578.702.739
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2016 = 𝑥 100% = 37,01%
1.563.576.121

306.918.945
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2017 = 𝑥 100% = 15,97%
1.921.846.147

253.074.999
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2018 = 𝑥 100% = 8,27%
3.061.396.001

299.348.853
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2019 = 𝑥 100% = 9,19%
3.257.836.267

200.979.909
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2020 = 𝑥 100% = 4,68%
4.294.797.755

54.442.439
𝐶𝑎𝑠ℎ 𝑅𝑎𝑡𝑖𝑜 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2021 = 𝑥 100% = 0,94%
5.771.313.185

Tabel 4.3
Cash Ratio PT Garuda Indonesia Tbk
Periode 2012-2021
No Tahun Kas dan Setara Kas Hutang Lancar Cash Ratio
1 2012 325.784.942 754.207.052 43,20%
2 2013 475.260.630 983.890.767 48,30%
3 2014 434.327.498 1.219.365.356 35,62%
4 2015 519.972.655 1.195.849.121 43,48%
5 2016 578.702.739 1.563.576.121 37,01%
6 2017 306.918.945 1.921.846.147 15,97%
7 2018 253.074.999 3.061.396.001 8,27%
8 2019 299.348.853 3.257.836.267 9,19%
9 2020 200.979.909 4.294.797.755 4,68%
10 2021 54.442.439 5.771.313.185 0,94%
Rata-Rata 24,67%

80
Sumber : Data diolah, 2022

CASH RATIO
60.00%
48.30%
50.00% 43.20% 43.48%
35.62% 37.01%
40.00%

30.00%

20.00% 15.97%
8.27% 9.19%
10.00% 4.68%
0.94%
0.00%
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Sumber : Data diolah, 2022


Gambar 4.4
Grafik Cash Ratio PT Garuda Indonesai Tbk
Periode 2012-2021

Berdasarkan tabel 4.3 dan grafik 4.4 di atas dapat di lihat, bahwa

nilai CR (Cash Ratio) tertinggi ada pada tahun 2013 yaitu 48,30%.

sedangkan nilai terendah ada pada tahun 2021 yaitu 0,94% dan nilai CR

rata-rata 24,67%. Nilai CR perusahaan mengalami kenaikan dan

penurunan dalam 10 tahun terkahir. Yaitu dari 2012 nilai CR sebesar

43,20%. Pada tahun 2013 nilai CR mengalami kenaikan menjadi sebesar

48,30%. Pada tahun 2014 nilai CR mengalami penurunan menjadi sebesar

35,62%. Pada tahun 2015 nilai CR mengalami kenaikan menjadi sebesar

43,48%. Pada tahun 2016 nilai CR mengalami penurunan menjadi sebesar

37,01%. Pada tahun 2017 nilai CR mengalami penurunan menjadi sebesar

15,97%. Pada tahun 2018 nilai CR mengalami penurunan menjadi sebesar

8,27%. Pada tahun 2019 nilai CR mengalami penurunan menjadi sebesar

9,19%. Pada tahun 2020 nilai CR mengalami penurunan menjadi sebesar

81
4,68%. Pada tahun 2021 nilai CR mengalami penurunan menjadi sebesar

0,94%.

Penurunan nilai Cash Ratio perusahaan dari tahun ke tahun, sama

halnya denga penurunan current ratio dan quick ratio yaitu disebabkan

oleh kurang efisiensinya pengelolaan hutang lancar perusahaan. Hutang

lancar perusahaan mengalami kenaikan lebih tinggi dibandingkan dengan

kenaikan kas dan setara kas perusahaan, penurunan terjadi mulai dari tahun

2014 dimana kenaikan hutang lancar pada tahun 2014 sebesar 23,93%

sedangkan kenaikan kas dan setara kas hanya sebesar -8,61%. Hal tersebut

terjadi sampai beberapa tahun berikutnya. Ketidak efisienan ini lah yang

menyebabkan cash ratio perusahaan menurun ada baiknya perusahaan

dapat lebih mengontrol hutang lancar pada perusahaan agar dapat

mengimbangi kas dan setara kas perusahaan.

2. Perhitungan Rasio Profitabilitas PT Garuda Indonesia Tbk

Rasio profitabilitas digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan

dalam mencari keuntungan. Rasio pofitabilitas juga digunakan untuk

mengukur tingkat efektivitas manajemen secara keseluruhan yang ditunjukan

oleh besar kecilnya tingkat keuntungan yang diperoleh dalam hubungannya

dengan penjualan maupun investasi. Semakin tinggi rasio profitabilitas

menggambarkan semakin baiknya kinerja keuangan perusahaan, begitupun

sebaliknya. Dalam penelitian ini rasio profitabilitas yang digunakan meliputi

Net Profit Margin, Return on Assets dan Return on Equity.

82
a. Net Profit Margin

Menurut Hanafi dan Halim (2016:107) net profit margin merupakan rasio

yang menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba

bersih pada tingkat penjualan tertentu.

Rumus:

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
𝑵𝒆𝒕 𝑷𝒓𝒐𝒇𝒊𝒕 𝑴𝒂𝒓𝒈𝒊𝒏 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑷𝒆𝒏𝒅𝒂𝒑𝒂𝒕𝒂𝒏

Berikut Perhitungan Net Profit Margin tahun 2012-2021:

110.842.573
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 = 𝑥 100% = 3,19%
3.472.468.962

11.200.380
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 = 𝑥 100% = 0,30%
3.716.076.586

−368.911.279
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = 𝑥 100% = −9,38%
3.933.530.272

77.974.161
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2015 = 𝑥 100% = 2,04%
3.814.989.745

9.364.858
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2016 = 𝑥 100% = 0,24%
3.863.921.565
−213.389.678
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2017 = 𝑥 100% = −5,11%
4.177.325.781

−228.889.524
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2018 = 𝑥 100% = −5,29%
4.330.441.061

6.457.765
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2019 = 𝑥 100% = 0,14%
4.572.638.083
−2.476.633.349
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2020 = 𝑥100% = −165,96%
1.492.331.099
−4.174.004.768
𝑁𝑒𝑡 𝑃𝑟𝑜𝑓𝑖𝑡 𝑀𝑎𝑟𝑔𝑖𝑛 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2021 = 𝑥100% = −312,27%
1.336.678.470

83
Tabel 4.4
Net Profit Margin PT Garuda Indonesia Tbk
Periode 2012-2021
No Tahun Laba Bersih Pendapatan Net Profit Margin
1 2012 110.842.573 3.472.468.962 3,19%
2 2013 11.200.380 3.716.076.586 0,30%
3 2014 -368.911.279 3.933.530.272 -9,38%
4 2015 77.974.161 3.814.989.745 2,04%
5 2016 9.364.858 3.863.921.565 0,24%
6 2017 -213.389.678 4.177.325.781 -5,11%
7 2018 -228.889.524 4.330.441.061 -5,29%
8 2019 6.457.765 4.572.638.083 0,14%
9 2020 -2.476.633.349 1.492.331.099 -165,96%
10 2021 -4.174.004.768 1.336.678.470 -312,27%
Rata-Rata -49,21%
Sumber : Data diolah, 2022

NET PROFIT MARGIN


50.00%
3.19% 0.30%
-9.38% 2.04% 0.24% -5.11% -5.29% 0.14%
0.00%
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
-50.00%

-100.00%
-165.96%
-150.00%

-200.00%

-250.00%
-312.27%
-300.00%

-350.00%

Sumber : Data diolah, 2022


Gambar 4.5
Grafik Net Profit Margin PT Garuda Indonesai Tbk
Periode 2012-2021

Berdasarkan tabel 4.4 dan grafik 4.5 di atas dapat di lihat, bahwa

nilai NPM (Net Profit Margin) tertinggi ada pada tahun 2012 yaitu 3,19%.

sedangkan nilai terendah ada pada tahun 2021 yaitu -312,27%. dan nilai

NPM rata-rata -49,21%. Nilai NPM perusahaan mengalami kenaikan dan

84
penurunan dalam 10 tahun terkahir. Yaitu dari 2012 nilai NPM sebesar

3,19%. Pada tahun 2013 nilai NPM mengalami penurunan menjadi sebesar

0,30%. Pada tahun 2014 nilai NPM mengalami penurunan menjadi sebesar

-9,38%. Pada tahun 2015 nilai NPM mengalami kenaikan menjadi sebesar

2,04%. Pada tahun 2016 nilai NPM mengalami penurunan menjadi sebesar

0,24%. Pada tahun 2017 nilai NPM mengalami penurunan menjadi sebesar

-5,11%. Pada tahun 2018 nilai NPM mengalami penurunan menjadi sebesar

-5,29%. Pada tahun 2019 nilai NPM mengalami kenaikan menjadi sebesar

0,14%. Pada tahun 2020 nilai NPM mengalami penurunan menjadi sebesar

-165,96%. Pada tahun 2021 nilai NPM mengalami penurunan menjadi

sebesar -312,27%.

Penurunan NPM perusahaan secara terus-menerus selama 10 tahun

terakhir, selain disebabkan oleh beban pokok penjualan yang terus

meningkat juga disebabkan kenaikan beban operasi yang terus naik secara-

menerus, yaitu beban penjualan dan distribusi, serta beban umum dan

administrasi. Lalu pada awal dan akhir periode yakni tahun 2015 dan 2019

NPM perusahaan mengalami kenaikan, Itu terjadi karena kenaikan beban

pokok penjualan pada periode tersebut yang diimbangi dengan penurunan

beban operasi, dan beban penjualan. Sehingga NPM pada periode tersebut

mengalami kenaikan.

85
b. Rerurn On Asssets

Menurut Kasmir (2016:201) return on asset digunakan untuk menunjukkan

kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan total

asset yang dimiliki.

Rumus:

𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 𝑶𝒏 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕𝒔 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒌𝒕𝒊𝒗𝒂

Berikut Perhitungan Return On Asset tahun 2012-2021 :

110.842.573
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 = 𝑥 100% = 4,40%
2.517.997.766

11.200.380
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 = 𝑥 100% = 0,38%
2.953.784.952

−368.911.279
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = 𝑥 100% = −11,85%
3.113.079.315

77.974.161
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2015 = 𝑥 100% = 2,36%
3.310.010.986

9.364.858
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2016 = 𝑥 100% = 0,25%
3.737.569.390
−213.389.678
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2017 = 𝑥 100% = −5,67%
3.763.292.093

−228.889.524
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2018 = 𝑥 100% = −5,51%
4.155.474.803

6.457.765
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2019 = 𝑥 100% = 0,14%
4.455.675.774
−2.476.633.349
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2020 = 𝑥 100% = −22,95%
10.789.980.407
−4.174.004.768
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2021 = 𝑥 100% = −58,03%
7.192.745.360

86
Tabel 4.5
Return On Assets PT Garuda Indonesia Tbk
Periode 2012-2021
No Tahun Laba Bersih Total Aktiva Return On Assets
1 2012 110.842.573 2.517.997.766 4,40%
2 2013 11.200.380 2.953.784.952 0,38%
3 2014 -368.911.279 3.113.079.315 -11,85%
4 2015 77.974.161 3.310.010.986 2,36%
5 2016 9.364.858 3.737.569.390 0,25%
6 2017 -213.389.678 3.763.292.093 -5,67%
7 2018 -228.889.524 4.155.474.803 -5,51%
8 2019 6.457.765 4.455.675.774 0,14%
9 2020 -2.476.633.349 10.789.980.407 -22,95%
10 2021 -4.174.004.768 7.192.745.360 -58,03%
Rata-Rata -9,65%
Sumber : Data diolah, 2022

RETURN ON ASSETS
10.00% 4.40% 2.36% 0.25%
0.38% 0.14%
0.00% -5.67% -5.51%
2012 2 0 1 3 -11.85%
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
-10.00%
-22.95%
-20.00%

-30.00%

-40.00%

-50.00% -58.03%
-60.00%

-70.00%

Sumber : Data diolah, 2022


Gambar 4.6
Grafik Return On Assets Margin PT Garuda Indonesai Tbk
Periode 2012-2021

Berdasarkan tabel 4.5 dan grafik 4.6 di atas dapat di lihat, bahwa

nilai ROA (Return On Assets) tertinggi ada pada tahun 2012 yaitu 4,40%.

sedangkan nilai terendah ada pada tahun 2021 yaitu -58,03%. dan nilai ROA

rata-rata -9,65%. Nilai ROA perusahaan mengalami kenaikan dan

87
penurunan dalam 10 tahun terkahir. Yaitu dari 2012 nilai ROA sebesar

4,40%. Pada tahun 2013 nilai ROA mengalami penurunan menjadi sebesar

0,38%. Pada tahun 2014 nilai ROA mengalami penurunan menjadi sebesar

-11,85%. Pada tahun 2015 nilai ROA mengalami kenaikan menjadi sebesar

2,36%. Pada tahun 2016 nilai ROA mengalami penurunan menjadi sebesar

0,25%. Pada tahun 2017 nilai ROA mengalami penurunan menjadi sebesar

-5,67%. Pada tahun 2018 nilai ROA mengalami penurunan menjadi sebesar

-5,51%. Pada tahun 2019 nilai ROA mengalami kenaikan menjadi sebesar

0,14%. Pada tahun 2020 nilai ROA mengalami penurunan menjadi sebesar

-22,95%. Pada tahun 2021 nilai ROA mengalami penurunan menjadi

sebesar -58,03%.

Adapun yang menjadi penyebab menurunnya ROA perusahaan

secara terus menerus dari tahun 2012 sampai dengan 2021 yaitu

disebabbkan oleh laba pada penjualan yang tidak stabil, kemudian disusul

oleh peningkatan pada total aktiva. Penurunan ini menandakan bahwa

perusahaan semakin tidak efektif dalam mengelola harta untuk

menghasilkan laba.

c. Return On Equity

Menurut Kasmir (2016:204) “ROE adalah hasil pengembalian ekuitas(

Return On Equity) atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk

mengukur laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri”.

Rumus:

88
𝑳𝒂𝒃𝒂 𝑩𝒆𝒓𝒔𝒊𝒉
𝑹𝒆𝒕𝒖𝒓𝒏 𝑶𝒏 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 = 𝒙 𝟏𝟎𝟎%
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒂𝒔

Berikut Perhitungan Return On Equity Tahun 2012-2021:

110.842.573
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2012 = 𝑥 100% = 9,94%
1.114.960.078

11.200.380
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2013 = 𝑥 100% = 1,00%
1.117.148.117

−368.911.279
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2014 = 𝑥 100% = −41,95%
879.467.591

77.974.161
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2015 = 𝑥 100% = 8,20%
950.723.185

9.364.858
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2016 = 𝑥 100% = 0,93%
1.009.897.219
−213.389.678
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2017 = 𝑥 100% = −22,76%
937.469.200

−228.889.524
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2018 = 𝑥 100% = −35,77%
639.806.556

6.457.765
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2019 = 𝑥 100% = 0,90%
720.622.891
−2.476.633.349
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2020 = 𝑥 100% = 127,46%
−1.943.024.247

−4.174.004.768
𝑅𝑒𝑡𝑢𝑟𝑛 𝑂𝑛 𝐸𝑞𝑢𝑖𝑡𝑦 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 2021 = 𝑥 100% = 68,31%
−6.110.059.715

Tabel 4.6
Return On Equity PT Garuda Indonesia Tbk
Periode 2012-2021
No Tahun Laba Bersih Total Ekuitas Return On Equity
1 2012 110.842.573 1.114.960.078 9,94%
2 2013 11.200.380 1.117.148.117 1,00%
3 2014 -368.911.279 879.467.591 -41,95%
4 2015 77.974.161 950.723.185 8,20%
5 2016 9.364.858 1.009.897.219 0,93%

89
No Tahun Laba Bersih Total Ekuitas Return On Equity
6 2017 -213.389.678 937.469.200 -22,76%
7 2018 -228.889.524 639.806.556 -35,77%
8 2019 6.457.765 720.622.891 0,90%
9 2020 -2.476.633.349 -1.943.024.247 127,46%
10 2021 -4.174.004.768 -6.110.059.715 68,31%
Rata-Rata 11,63%
Sumber : Data diolah, 2022

RETURN ON EQUITY
140.00% 127.46%
120.00%
100.00%
80.00% 68.31%

60.00%
40.00%
9.94% 8.20%
20.00% 1.00% 0.93% 0.90%
0.00% -22.76%
2012 2013 2014 2015 2016 2 0 1 7 -35.77%
2018 2019 2020 2021
-20.00% -41.95%
-40.00%
-60.00%

Sumber : Data diolah, 2022


Gambar 4.7
Grafik Return On Equity Margin PT Garuda Indonesai Tbk
Periode 2012-2021

Berdasarkan tabel 4.6 dan grafik 4.7 di atas dapat di lihat, bahwa

nilai ROE (Return on Equity) tertinggi ada pada tahun 2020 yaitu 127,46%

sedangkan nilai terendah ada pada tahun 2014 yaitu - -41,95%. dan nilai

ROE rata-rata 11,63%. Nilai ROE perusahaan mengalami kenaikan dan

penurunan dalam 10 tahun terkahir. Yaitu dari 2012 nilai ROE sebesar

9,94%. Pada tahun 2013 nilai ROE mengalami penurunan menjadi sebesar

1,00%. Pada tahun 2014 nilai ROE mengalami penurunan menjadi sebesar

-41,95%. Pada tahun 2015 nilai ROE mengalami kenaikan menjadi sebesar

8,20%. Pada tahun 2016 nilai ROE mengalami penurunan menjadi sebesar

90
0,93%. Pada tahun 2017 nilai ROE mengalami penurunan menjadi sebesar

-22,76%. Pada tahun 2018 nilai ROE mengalami penurunan menjadi

sebesar -35,77%. Pada tahun 2019 nilai ROE mengalami kenaikan menjadi

sebesar 0,90%. Pada tahun 2020 nilai ROE mengalami kenaikan menjadi

sebesar 127,46%. Pada tahun 2021 nilai ROE mengalami penurunan

menjadi sebesar 68,31%

Selama periode 2012 s.d 2019 diketahui ROE perusahaan

mengalami kenaikan dan penurunan secara terus menerus. Hal ini

disebabkan karena total ekuitas yang terus meningkat namun tidak

diimbangi oleh kenaikan penerimaan laba bersih. Laba bersih yang terus

menurun disebabkan oleh terus meningkatnya beban operasi perusahaan.

4.3 Pembahsan Penelitian

1. Perbandingan Hasil Analisis Rasio Likuiditas dan Rasio Profitabilitas

dalam Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Rata-rata Industri.

Dalam menganalisis kinerja keuangan dengan menggunakan analisis

rasio, data pembanding rasio keuangan sangatlah diperlukan, karena dengan

adanya data pembanding maka dapat diketahui apakah rasio keuangan

perusahaan sudah mampu mencapai target ataupun mencapai standar rasio

tertentu. Adapun pada penelitian ini, penulis membuat perbandingan hasil

perhitungan rasio keuangan perusahaan dengan rasio standar industri.

Perbandingan hasil analisis rasio likuiditas dan profitabilitas

perusahaan dengan rasio standar industri adalah sebagai berikut:

91
a. Rasio Likuiditas

1) Current Ratio (CR)

Perbandingan Current Ratio PT Garuda Indonesia Tbk dengan rasio

standar industri serta penilaiannya dapat dilihat pada tabel dan grafik di

bawah ini :

Tabel 4.7
Perbandingan CR PT Garuda Indonesia Tbk
dengan Rasio Standar Industri Tahun 2012-2021
Standar
Tahun Current Ratio Penilaian
Industri
2012 84,40% Kurang Baik
2013 83,25% Kurang Baik
2014 66,47% Kurang Baik
2015 84,28% Kurang Baik
2016 74,52% Kurang Baik
2017 51,34% 200% Kurang Baik
2018 35,28% Kurang Baik
2019 34,81% Kurang Baik
2020 12,49% Kurang Baik
2021 5,30% Kurang Baik
Rata-
53,21% Kurang Baik
Rata
Sumber : Data diolah, 2022

CURRENT RATIO
Current Ratio Standar Industri

300.00%

250.00%
200% 200% 200% 200% 200% 200% 200% 200% 200% 200%
200.00%

150.00%
84.40% 83.25% 84.28% 74.52%
100.00% 66.47%
51.34%
35.28% 34.81%
50.00% 12.49% 5.30%
0.00%
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Sumber : Data diolah, 2022

92
Gambar 4.8
Grafik Perbandingan CR PT Garuda Indonesia Tbk
dengan Rasio Standar Industri

2) Quick Ratio (QR)

Perbandingan Quick Ratio PT Garuda Indonesia Tbk dengan rasio

standar industri serta penilaiannya dapat dilihat pada tabel dan grafik di

bawah ini :

Tabel 4.8
Perbandingan QR PT Garuda Indonesia Tbk
dengan Rasio Standar Industri Tahun 2012-2021
Standar
Tahun Quick Ratio Penilaian
Industri
2012 73,34% Kurang Baik
2013 74,07% Kurang Baik
2014 59,48% Kurang Baik
2015 76,62% Kurang Baik
2016 67,55% Kurang Baik
2017 44,52% 150% Kurang Baik
2018 30,41% Kurang Baik
2019 29,66% Kurang Baik
2020 10,04% Kurang Baik
2021 4,03% Kurang Baik
Rata-
46,97% Kurang Baik
Rata
Sumber : Data diolah, 2022

QUICK RATIO
Quick Ratio Standar Industri

200.00%
150% 150% 150% 150% 150% 150% 150% 150% 150% 150%
150.00%

100.00% 73.34% 74.07% 76.62%


59.48% 67.55%
44.52%
50.00% 30.41% 29.66%
10.04% 4.03%
0.00%
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Sumber : Data diolah, 2022

93
Gambar 4.9
Grafik Perbandingan QR PT Garuda Indonesia Tbk
dengan Rasio Standar Industri

3) Cash Ratio (CR)

Perbandingan Cash Ratio PT Garuda Indonesia Tbk dengan rasio

standar industri serta penilaiannya dapat dilihat pada tabel dan grafik di

bawah ini :

Tabel 4.9
Perbandingan QR PT Garuda Indonesia Tbk
dengan Rasio Standar Industri Tahun 2012-2021
Standar
Tahun Cash Ratio Penilaian
Industri
2012 43,20% Kurang Baik
2013 48,30% Kurang Baik
2014 35,62% Kurang Baik
2015 43,48% Kurang Baik
2016 37,01% Kurang Baik
2017 15,97% 50% Kurang Baik
2018 8,27% Kurang Baik
2019 9,19% Kurang Baik
2020 4,68% Kurang Baik
2021 0,94% Kurang Baik
Rata-
24,67% Kurang Baik
Rata
Sumber : Data diolah, 2022

CASH RATIO
Cash Ratio Standar Industri

100.00%

80.00%
50% 48.30%
60.00% 43.20% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50% 50%
43.48%
35.62% 37.01%
40.00%
15.97%
20.00% 8.27% 9.19% 4.68%
0.94%
0.00%
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

Sumber : Data diolah, 2022

94
Gambar 4.10
Grafik Perbandingan CR PT Garuda Indonesia Tbk
dengan Rasio Standar Industri

Perbandingan rata-rata rasio likuiditas PT Garuda Indonesia Tbk selama

10 periode yaitu tahun 2012 s.d 2021 dengan rasio standar industri dapat

dilihat pada diagram di bawah ini:

Rata-Rata PT Garuda Indonesia Tbk Standar Industri


200%

150%
53.21%

46.97%

50%
24.67%
CURRENT RATIO QUICK RATIO CASH RATIO

Sumber : Data diolah, 2022


Gambar 4.11
Diagram Perbandingan Rata-rata Rasio Likuiditas
PT Garuda Indonesia Tbk Tahun 2012-2021
dengan Rasio Standar Industri

Sedangkan penilaian kinerja keuangan PT Garuda Indonesia Tbk

berdasarkan rata-rata rasio Likuiditas selama 10 periode adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.10
Penilaian Rata-rata Rasio Likuiditas PTGaruda Indonesia Tbk
dengan Rasio Standar Industri Tahun 2012-2021
RATA-RATA STANDAR
RASIO ANALISA
PERUSAHAAN INDUSTRI
Current Ratio 53,21% 200 % Kurang Baik
Quick Ratio 46,97 % 150 % Kurang Baik
Cash Ratio 24,67% 50 % Kurang Baik
Sumber : Data diolah, 2022.

95
Berdasarkan tabel dan grafik perbandingan di atas dapat dilihat

perbandingan rasio likuiditas PT. Garuda Indonesia Tbk dengan rasio

standar industri, dimana secara umum dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Current Ratio (CR)

Current Ratio PT Garuda Indonesia Tbk tahun 2012 s.d 2021 kurang

baik karena berturut-turut berada di bawah rasio standar industri. Nilai

rata-rata CR PT Garuda Indonesia Tbk periode 2012s.d 2021 sebesar

53,21% dikatakan kurang baik karena berada di bawah rasio standar

industri, dimana standar industri CR adalah sebesar 200%. Tingkat CR

perusahaan yang kurang baik menunjukkan bahwa perusahaan belum

optimal dalam melakukan efisiensi pada pengelolaan hutang lancar

perusahaan.

2) Quick Ratio (QR)

Quick Ratio PT Garuda Indonesia Tbk tahun 2012 s.d 2021

menunjukkan kondisi yang kurang baik karena terus menurun dari

tahun ketahun. Nilai rata-rata QR PT Garuuda Indonesia Tbk selama

10 periode sebesar 46,97% sedangkan standar industri QR sebesar

150%. Tingkat QR yang rendah menunjukkan bahwa pertumbuhan

hutang lancar lebih tinggi dibanding dengan pertumbuhan aktivanya.

3) Cash Ratio (CR)

Cash Ratio PT Garuda Indoneisa Tbk tahun 2012 s.d 2021 menunjukan

kondisi yang kurang baik dan terus menurun. Nilai rata-rata CR PT.

Garuda Indonesia Tbk selama 10 periode dikatakan kurang baik karena

96
berada dibawah rasio standar industri yaitu sebesar 24,67%, sedangkan

rasio standar industri CR sebesar 50%. Tingkat CR yang rendah

menunjukkan bahwa pertumbuhan hutang lancar lebih tinggi

dibanding dengan pertumbuhan kas dan setara kasnya.

b. Rasio Profitabilitas
1) Net Profit Margin (NPM)
Perbandingan Net Profit Margin PT Garuda Indonesia Tbk dengan

rasio standar industri serta penilaiannya dapat dilihat pada tabel dan

grafik di bawah ini:

Tabel 4.11
Perbandingan NPM PT Garuda Indonesia Tbk
dengan Rasio Standar Industri Tahun 2012-2021
Standar
Tahun Net Profit Margin Penilaian
Industri
2012 3,19% Kurang Baik
2013 0,30% Kurang Baik
2014 -9,38% Kurang Baik
2015 2,04% Kurang Baik
2016 0,24% Kurang Baik
2017 -5,11% 20% Kurang Baik
2018 -5,29% Kurang Baik
2019 0,14% Kurang Baik
2020 -165,96% Kurang Baik
2021 -312,27% Kurang Baik
Rata-
-49,21% Kurang Baik
Rata
Sumber : Data diolah, 2022

97
NET PROFIT MARGIN
Net Profit Margin Standar Industri

50.00%
0.00%
-50.00% 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021

-100.00%
-150.00%
-200.00%
-250.00%
-300.00%
-350.00%
Sumber : Data diolah, 2022

Gambar 4.12
Grafik Perbandingan NPM PT Garuda Indonesia Tbk
dengan Rasio Standar Industri

2) Return On Assets (ROA)


Perbandingan Return On Assets PT Garuda Indonesia Tbk dengan rasio

standar industri serta penilaiannya dapat dilihat pada tabel dan grafik di

bawah ini:

Tabel 4.12
Perbandingan ROA PT Garuda Indonesia Tbk
dengan Rasio Standar Industri Tahun 2012-2021
Standar
Tahun Return On Assets Penilaian
Industri
2012 4,40% Kurang Baik
2013 0,38% Kurang Baik
2014 -11,85% Kurang Baik
2015 2,36% Kurang Baik
2016 0,25% Kurang Baik
2017 -5,67% 30% Kurang Baik
2018 -5,51% Kurang Baik
2019 0,14% Kurang Baik
2020 -22,95% Kurang Baik
2021 -58,03% Kurang Baik
Rata-
-9,65% Kurang Baik
Rata
Sumber : Data diolah, 2022

98
RETURN ON ASSETS
Return On Assets Standar Industri

60.00%

40.00% 30% 30% 30% 30% 30% 30% 30% 30% 30% 30%

20.00% 4.40% 0.38% 2.36% 0.25% 0.14%


-5.67% -5.51%
0.00% -11.85%
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2 0 1 9 -22.95%
2020 2021
-20.00%

-40.00% -58.03%
-60.00%
Sumber : Data diolah, 2022
Gambar 4.13
Grafik Perbandingan ROA PT Garuda Indonesia Tbk
dengan Rasio Standar Industri

3) Return On Equity (ROE)


Perbandingan Return On Equity PT Garuda Indonesia Tbk dengan rasio

standar industri serta penilaiannya dapat dilihat pada tabel dan grafik di

bawah ini:

Tabel 4.13
Perbandingan ROE PT Garuda Indonesia Tbk
dengan Rasio Standar Industri Tahun 2012-2021
Standar
Tahun Return On Equiy Penilaian
Industri
2012 9,94% Kurang Baik
2013 1,00% Kurang Baik
2014 -41,95% Kurang Baik
2015 8,20% Kurang Baik
2016 0,93% Kurang Baik
2017 -22,76% 40% Kurang Baik
2018 -35,77% Kurang Baik
2019 0,90% Kurang Baik
2020 127,46% Baik
2021 68,31% Baik
Rata-
11,63% Kurang Baik
Rata
Sumber : Data diolah, 2022

99
RETURN ON EQUITY
Return On Equity Standar Industri

150.00% 127.46%

100.00% 68.31%
40% 40% 40% 40% 40% 40% 40% 40% 40% 40%
50.00%
9.94% 1.00% 8.20% 0.93% 0.90%
0.00% -22.76%
-41.95% -35.77%
2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021
-50.00%

-100.00%
Sumber : Data diolah, 2022
Gambar 4.14
Grafik Perbandingan ROE PT Garuda Indonesia Tbk
dengan Rasio Standar Industri

Perbandingan rata-rata rasio profitabilitas PT. Garuda Indonesia Tbk

selama 10 periode yaitu tahun 2012 s.d 2021 dengan rasio standar industri

dapat dilihat pada diagram di bawah ini:

Rata-Rata PT Garuda Indonesia Tbk Standar Industri


40%
30%
20%

11.63%

NET PROFIT MARGIN RETURN ON ASSETS RETURN ON EQUITY


-9.65%
-49.21%

Sumber: data diolah, 2022.


Gambar 4.15
Diagram Perbandingan Rata-rata Rasio Profitabilittas
PT Garuda Indonesia Tbk Tahun 2012 s.d 2021
dengan Rasio Standar Industri

100
Sedangkan penilaian kinerja keuangan PT. Garuda Indonesia Tbk

berdasarkan rata-rata rasio profitabilitas selama 10 periode adalah sebagai

berikut:

Tabel 4.14
Penilaian Rata-rata Rasio Profitabilitas PT Garuda Indonesia Tbk
dengan Rasio Standar Industri Tahun 2012-2021
RATA-RATA STANDAR
RASIO ANALISA
PERUSAHAAN INDUSTRI
Net Profit Margin -49,21 % 20 % Kurang Baik
Return on Assets -9,65 % 30 % Kurang Baik
Return on Equity 11,63 % 40 % Kurang Baik
Sumber : Data dolah, 2022

Berdasarkan tabel dan grafik perbandingan di atas dapat dilihat

perbandingan rasio profitabilitas PT Garuda Indonesia Tbk dengan rasio

standar industri, dimana secara umum dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin PT. Garuda Indonesia Tbk tahun 2012 s.d 2021

kurang baik karena berturut-turut berada di bawah rasio standar

industri. Nilai rata-rata NPM PT. Garuda Indonesia Tbk periode 2012-

2021 sebesar -49,21% dikatakan kurang baik karena berada di bawah

rasio standar industri, dimana standar industri NPM adalah sebesar

20%. Tingkat NPM perusahaan yang kurang baik menunjukkan bahwa

perusahaan belum optimal dalam melakukan efisiensi pada

pengelolaan beban operasional,sehingga penerimaan laba bersih

menjadi lebih rendah.

101
2) Return on Assets (ROA)

Return On Assets PT. Garuda Indonesia Tbk tahun 2012 s.d 2021

menunjukan kondisi yang kurang baik dan cenderung menurun. Nilai

rata-rata ROA PT. Garuda Indonesia Tbk selama 10 periode dikatakan

kurang baik karena berada dibawah rasio standar industri yaitu sebesar

-9,65% sedangkan rasio standar industri ROA sebesar 30%. Sekalipun

rata-rata perputaran total asset selama 10 periode baik, namun

tingginya beban operasional menyebabkan penerimaan laba bersih

menjadi lebih sedikit. Tingkat ROA yang rendah menunjukan bahwa

pertumbuhan asset lebih tinggi dibanding dengan pertumbuhan laba

bersih

3) Return on Equity (ROE)

Return On Equity PT. Garuda Indonesia Tbk tahun 2012 s.d 2021

menunjukkan kondisi yang kurang baik dan cenderung menurun. Nilai

rata-rata ROE PT. Garuda Indonesia Tbk selama 10 periode sebesar

11,63% sedangkan standar industri ROE sebesar 40%. Tingkat ROE

yang rendah menunjukkan bahwa pertumbuhan modal pemilik lebih

tinggi dibanding dengan pertumbuhan laba bersih.

102
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

1. Rasio Likuiditas PT. Garuda Indonesia, Tbk.

Rasio likuiditas PT. Garuda Indonesia Tbk dari tahun 2012 sampai

dengan tahun 2021 mengalami penurunan dan kenaikan tipis setiap tahunnya

pada Current Ratio, Quick Ratio dan Cash Ratio. Rata-rata Current Ratio

perusahaan dari tahun 2012-2021 diketahui sebesar 53,21%. Lalu Rata-rata

Quick Ratio perusahaan dari tahun 2012-2021 diketahui sebesar 46,97%.

Sedangkan Rata-rata Cash Ratio perusahaan dari tahun 2012-2021 diketahui

sebesar 24,67%.

2. Rasio Profitabilitas PT. Garuda Indonesia, Tbk.

Rasio Profitabilitas PT. Garuda Indonesia Tbk dari tahun 2012 sampai

dengan tahun 2021 rata-rata mengalami penurunan setiap tahun nya pada Net

Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA) dan Return on Equity (ROE).

Nilai rata-rata NPM perusahaan dari tahun 2012-2021 diketahui sebesar -

49,21%. Kemudian nilai rata-rata ROA perusahaan dari tahun 2012-2021

diketahui sebesar -9,65%. Dan nilai rata-rata ROE perusahaan dari tahun 2012-

2021 diketahui sebesar 40%.

3. Kinerja Keuangan PT. Garuda Indonesia, Tbk.

Kinerja keuangan PT. Garuda Indonesia Tbk tahun 2012 sampai

dengan tahun 2021 berdasarkan rasio likuiditas kurang baik pada rasio Current

Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio. ketiganya sama sama kurang baik. Rata-

103
rata Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio perusahaan selama 10 periode

tersebut berada di bawah rasio standar industri yaitu Current Ratio sebesar

53,21% sedangkan standar industrinya 200%. Lalu Quick Ratio sebesar

46,97% sedangkan rasio industrinya 150%. Dan Cash Ratio sebesar 24,67%

sedangkan rasio industrinya 50%.

Berdasarkan rasio profitabilitas, kinerja keuangan PT. Garuda

Indonesia, Tbk tahun 2012 sampai dengan tahun 2021 kurang baik pada Net

Profit Margin (NPM), Return on Assets (ROA), dan Return on Equity (ROE).

Nilai NPM perusahaan rata-rata -49,21% sedangkan rasio standar industri nya

20%, nilai ROA perusahaan rata-rata -9,65% sedangkan rasio standar industri

nya 30%. Dan nilai ROE perusahaan rata-rata 11,63% sedangkan rasio standar

industri nya 40%.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan

bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih

baik:

1. Objek penelitian hanya menggunakan satu perusahaan saja, ada baiknya

peneliti berikut nya dapat menambah beberapa perusahaan untuk di teliti

pada penelitian selanjutnya.

2. Periode penelitian yang dilakukan hanya sepuluh tahun, hendaknya

penelitian ulang dengan periode tahun yang lebih panjang.

3. Penelitian ini hanya menggunakan 2 variabel independen yaitu Rasio

likuiditas dan Rasio profitabilitas, Sedangkan masih banyak rasio-rasio

104
lainnya yang dapat menilaai kinerja keuangan suatu perusahaan, sehingga

penelitian ini belum mencakup keseluruhan rasio-rasio yang dapat

mengukur kinerja keuangan perusahaan.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis memberikan saran agar perusahaan

melakukan beberapahal seperti dibawah ini:

1. Perusahaan perlu meningkatkan lagi rasio likuiditas dengan mengurangi

jumlah utang jangka pendek dan memaksimalkan aktiva lancar dengan

meningkatkan pendapatan perusahaan. Karena perusahaan yang tidak memiliki

cukup dana dalam melunasi kewajibannya hampir dapat dipastikan bahwa

perusahaan tersebut tidak akan sanggup membayar apalagi melunasi seluruh

utang-utangnya kepada kreditor secara tepat waktu pada saat jatuh tempo.

2. Dalam situasi perekonomian yang kurang stabil dan penuh tantangan,

sebaiknya perusahaan selalu mempertahankan rasio profitabilitas agar tetap

memperoleh imbal hasil secara maksimal. Diharapkan perusahaan untuk lebih

melakukan efisiensi atas beban operasional maupun beban lain-lain yang

terlalu besar dan menyebabkan rendahnya laba yang dihasilkan.

3. PT. Garuda Indonesia Tbk hendaknya membuat kebijakan yang lebih tegas dan

cermat dalam menghadapi tantangan perekonomian global dan domestik yang

menyebabkan perusahaan dalam situasi yang sulit. Perusahaan perlu

mempertajam optimalisasi kinerja melalui strategi kualitas diiringi dengan

strategi efisiensi melalui penghematan biaya dan produktivitas operasional

yang intensif.

105
DAFTAR PUSTAKA

DARI BUKU :
Fahmi, I. (2015). Analisis Kinerja Keuangan. Lampulo: Alfabeta.
Hanafi, Mamduh M. dan Abdul Halim. (2012). Analisis Laporan Keuangan.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN
Handoko, T. Hani. (2014). Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
BPFE, Yogyakarta
Harahap, S. S. (2016). Analisis Kritis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Harjito, A. dan Martono. (2014). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekosnia
Hasibuan, M. S. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Hery. (2017). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Grasindo.
Husnan, S. d. (2019). Dasar-Dasa Manajemen Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM
YKPN.
Hutauruk, Martinus Robert (2017). Akuntansi Perusahaan Jasa Aplikasi Program
Zahir. Accounting Versi 6.Jakarta Barat : Indeks
Indrawan, R, Yaniawati, P. (2016). Metodologi Penelitian. Bandung: PT. Refika
Aditama
Jatmiko, D. P. (2017). Pengantar Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Diandra
Kreatif.
Jumingan. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Bumi Aksara.
Kariyoto. (2018). Manajemen Keuangan Konsep dan Implementasi. Malang: UB
press
Kasmir. (2018). Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo
Musthafa. (2017). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: CV. Andi Offset
Riyanto, B. (2015). Dasar-Dasar Pembelajaran Perusahaan. Jakarta : Salemba
Empat.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&B. Bandung:
Alfabeta.
Sujarweni, V. Wiratna. (2017). Analisis Laporan Keuangan;Teori, Aplikasi, dan
Hasil. Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Baru Press

106
Sukmadinata, N. S. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya
Sutrisno. (2016). Manajemen Keuangan, Teori, Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta:
Ekonisia.
Wijaya, C. & Rifa'i, M. (2016). Dasar-Dasar Manajemen. Medan: Perdana
Publishing
DARI JURNAL:

Achmad Azhar Cholil. (2021). Analisis Rasio Likuiditas Dan Profitabilitas Untuk
Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan PT Berlina Tbk Tahun 2014-2019.
Jurnal Ekonomi Manajemen Sistem Informasi. 401-413.
Alpius Wenda dan Norbertha Ditilebit. (2021). Analisis Likuiditas Dan
Profitabilitas Untuk Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. Telekomunikasi
Indonesia, Tbk. Jurnal Ekonomi & Bisnis. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Port Numbay Jayapura. 33-42.
An-nurlia Hanifah, dan Ari Nurul Fatimah. (2022). Analisis Rasio Profitabilitas dan
Likuiditas untuk Menilai Kinerja Keuangan PT. Siantar Top Tbk. Periode
Tahun 2016- 2020. ECODUCATION Economics & Education Journal. 1-
17.
Listiawati, Erni Kurniasari. (2020). Analisis Rasio Profitabilitas Dan Rasio
Likuiditas Dalam Mengukur Kinerja Keuangan Pt Gudang Garam Tbk
Periode 2014-2018 Di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ilmiah Manajemen
Bisnis. 1-12.
Maheni Damanik, Wahyu. (2022). Analisis Rasio Likuiditas dan Profitabilitas
untuk Menilai Kinerja Keuangan Perusahaan pada PT. Astra International
Tbk. Jurnal Studi Manajemen. 36-42.
Markus Doddy Simanjuntak. (2021). Analisis Rasio Profitabilitas Dan Likuiditas
Untuk Menilai Kinerja Keuangan PT. Airasia Indonesia Tbk Tahun 2018 –
2019. Jurnal Ilmiah Maksitek. 39-46.
Miki Indika, Anggia Syafitri. (2019). Analisis Rasio Likuiditas dan Profitabilitas
Untuk Menilai Kinerja Keuangan pada PT TASPEN (Persero). Jurnal
Kajian Akuntansi Dan Auditing. 75-89.
Nina Shabrina. (2019). Analisis Rasio Profitabilitas Dan Rasio Likuiditas Untuk
Menilai Kinerja Keuangan Pada PT. Astra Internasional,Tbk. Jurnal Ilmiah
Manajemen Forkamma. 62-75.
Ugeng Budi Haryoko, M. Ulul Albab, dan Angga Pratama. (2020). Analisis Rasio
Likuiditas Dan Rasio Profitabilitas Sebagai Alat Ukur Kinerja Keuangan

107
Pada Pt. Pelat Timah Nusantara, Tbk. Jurnal Ilmiah Feasible: Bisnis,
Kewirausahaan & Koperasi. 71-82.
DARI INTERNET :

https://www.idx.co.id

https://www.garuda-indonesia.com

https://www.bps.go.id/

108
LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 : Perhitungan Data Rasio Likuiditas

1. Current Ratio

No Tahun Aktiva Lancar Hutang Lancar Current Ratio


1 2012 636.566.218 754.207.052 84,40%
2 2013 819.133.923 983.890.767 83,25%
3 2014 810.514.943 1.219.365.356 66,47%
4 2015 1.007.848.005 1.195.849.121 84,28%
5 2016 1.165.133.302 1.563.576.121 74,52%
6 2017 986.741.627 1.921.846.147 51,34%
7 2018 1.079.945.126 3.061.396.001 35,28%
8 2019 1.133.892.533 3.257.836.267 34,81%
9 2020 536.547.176 4.294.797.755 12,49%
10 2021 305.725.029 5.771.313.185 5,30%
Rata-Rata 53,21%

2. Quick Ratio

Aktiva Lancar -
No Tahun Hutang Lancar Quick Ratio
Persediaan
1 2012 553.122.341 754.207.052 73,34%
2 2013 728.805.466 983.890.767 74,07%
3 2014 725.310.544 1.219.365.356 59,48%
4 2015 916.216.774 1.195.849.121 76,62%
5 2016 1.056.178.845 1.563.576.121 67,55%
6 2017 855.585.910 1.921.846.147 44,52%
7 2018 931.056.105 3.061.396.001 30,41%
8 2019 966.148.202 3.257.836.267 29,66%
9 2020 431.348.170 4.294.797.755 10,04%
10 2021 232.691.038 5.771.313.185 4,03%
Rata-Rata 46,97%

3. Cash Ratio

No Tahun Kas dan Setara Kas Hutang Lancar Cash Ratio


1 2012 325.784.942 754.207.052 43,20%
2 2013 475.260.630 983.890.767 48,30%
3 2014 434.327.498 1.219.365.356 35,62%

109
No Tahun Kas dan Setara Kas Hutang Lancar Cash Ratio
4 2015 519.972.655 1.195.849.121 43,48%
5 2016 578.702.739 1.563.576.121 37,01%
6 2017 306.918.945 1.921.846.147 15,97%
7 2018 253.074.999 3.061.396.001 8,27%
8 2019 299.348.853 3.257.836.267 9,19%
9 2020 200.979.909 4.294.797.755 4,68%
10 2021 54.442.439 5.771.313.185 0,94%
Rata-Rata 24,67%

Lampiran 2 : Perhitungan Data Rasio Profitabilitas

1. Net Profit Margin

No Tahun Laba Bersih Pendapatan Net Profit Margin


1 2012 110.842.573 3.472.468.962 3,19%
2 2013 11.200.380 3.716.076.586 0,30%
3 2014 -368.911.279 3.933.530.272 -9,38%
4 2015 77.974.161 3.814.989.745 2,04%
5 2016 9.364.858 3.863.921.565 0,24%
6 2017 -213.389.678 4.177.325.781 -5,11%
7 2018 -228.889.524 4.330.441.061 -5,29%
8 2019 6.457.765 4.572.638.083 0,14%
9 2020 -2.476.633.349 1.492.331.099 -165,96%
10 2021 -4.174.004.768 1.336.678.470 -312,27%
Rata-Rata -49,21%

2. Return On Assets

No Tahun Laba Bersih Total Aktiva Return On Assets


1 2012 110.842.573 2.517.997.766 4,40%
2 2013 11.200.380 2.953.784.952 0,38%
3 2014 -368.911.279 3.113.079.315 -11,85%
4 2015 77.974.161 3.310.010.986 2,36%
5 2016 9.364.858 3.737.569.390 0,25%
6 2017 -213.389.678 3.763.292.093 -5,67%
7 2018 -228.889.524 4.155.474.803 -5,51%
8 2019 6.457.765 4.455.675.774 0,14%
9 2020 -2.476.633.349 10.789.980.407 -22,95%
10 2021 -4.174.004.768 7.192.745.360 -58,03%

110
No Tahun Laba Bersih Total Aktiva Return On Assets
Rata-Rata -9,65%

3. Return On Equity

No Tahun Laba Bersih Total Ekuitas Return On Equity


1 2012 110.842.573 1.114.960.078 9,94%
2 2013 11.200.380 1.117.148.117 1,00%
3 2014 -368.911.279 879.467.591 -41,95%
4 2015 77.974.161 950.723.185 8,20%
5 2016 9.364.858 1.009.897.219 0,93%
6 2017 -213.389.678 937.469.200 -22,76%
7 2018 -228.889.524 639.806.556 -35,77%
8 2019 6.457.765 720.622.891 0,90%
9 2020 -2.476.633.349 -1.943.024.247 127,46%
10 2021 -4.174.004.768 -6.110.059.715 68,31%
Rata-Rata 11,63%

Lampiran 3 : Hasil Analisis Kinerja Keuangan Menggunakan Rasio

Likuiditas

1. Current Ratio

Standar
Tahun Current Ratio Penilaian
Industri
2012 84,40% Kurang Baik
2013 83,25% Kurang Baik
2014 66,47% Kurang Baik
2015 84,28% Kurang Baik
2016 74,52% Kurang Baik
2017 51,34% 200% Kurang Baik
2018 35,28% Kurang Baik
2019 34,81% Kurang Baik
2020 12,49% Kurang Baik
2021 5,30% Kurang Baik
Rata-
53,21% Kurang Baik
Rata

111
2. Quick Ratio

Standar
Tahun Quick Ratio Penilaian
Industri
2012 73,34% Kurang Baik
2013 74,07% Kurang Baik
2014 59,48% Kurang Baik
2015 76,62% Kurang Baik
2016 67,55% Kurang Baik
2017 44,52% 150% Kurang Baik
2018 30,41% Kurang Baik
2019 29,66% Kurang Baik
2020 10,04% Kurang Baik
2021 4,03% Kurang Baik
Rata-
46,97% Kurang Baik
Rata

3. Cash Ratio

Standar
Tahun Cash Ratio Penilaian
Industri
2012 43,20% Kurang Baik
2013 48,30% Kurang Baik
2014 35,62% Kurang Baik
2015 43,48% Kurang Baik
2016 37,01% Kurang Baik
2017 15,97% 50% Kurang Baik
2018 8,27% Kurang Baik
2019 9,19% Kurang Baik
2020 4,68% Kurang Baik
2021 0,94% Kurang Baik
Rata-
24,67% Kurang Baik
Rata

4. Hasil Analisa dengan Standar Industri

RATA-RATA STANDAR
RASIO ANALISA
PERUSAHAAN INDUSTRI
Current Ratio 53,21% 200 % Kurang Baik
Quick Ratio 46,97 % 150 % Kurang Baik
Cash Ratio 24,67% 50 % Kurang Baik

112
Lampiran 4 : Hasil Analisis Kinerja Keuangan Menggunakan Rasio

Profitabilitas

1. Net Profit Margin

Standar
Tahun Net Profit Margin Penilaian
Industri
2012 3,19% Kurang Baik
2013 0,30% Kurang Baik
2014 -9,38% Kurang Baik
2015 2,04% Kurang Baik
2016 0,24% Kurang Baik
2017 -5,11% 20% Kurang Baik
2018 -5,29% Kurang Baik
2019 0,14% Kurang Baik
2020 -165,96% Kurang Baik
2021 -312,27% Kurang Baik
Rata-
-49,21% Kurang Baik
Rata

2. Return On Assets

Standar
Tahun Return On Assets Penilaian
Industri
2012 4,40% Kurang Baik
2013 0,38% Kurang Baik
2014 -11,85% Kurang Baik
2015 2,36% Kurang Baik
2016 0,25% Kurang Baik
2017 -5,67% 30% Kurang Baik
2018 -5,51% Kurang Baik
2019 0,14% Kurang Baik
2020 -22,95% Kurang Baik
2021 -58,03% Kurang Baik
Rata-
-9,65% Kurang Baik
Rata

113
3. Return On Equity

Standar
Tahun Return On Equiy Penilaian
Industri
2012 9,94% Kurang Baik
2013 1,00% Kurang Baik
2014 -41,95% Kurang Baik
2015 8,20% Kurang Baik
2016 0,93% Kurang Baik
2017 -22,76% 40% Kurang Baik
2018 -35,77% Kurang Baik
2019 0,90% Kurang Baik
2020 127,46% Baik
2021 68,31% Baik
Rata-
11,63% Kurang Baik
Rata

4. Hasil Analisis dengan Rasio Standar Industri

RATA-RATA STANDAR
RASIO ANALISA
PERUSAHAAN INDUSTRI
Net Profit Margin -49,21 % 20 % Kurang Baik
Return on Assets -9,65 % 30 % Kurang Baik
Return on Equity 11,63 % 40 % Kurang Baik

Lampiran 5 : Standar Industri

Rasio Standar Industri


Rasio Likuiditas
Current Ratio (CR) 200%
Quick Ratio (QR) 150%
Cash Ratio (CR) 50%
Rasio Profitabilitas
Net Profit Margin (NPM) 20%
Return on Assets (ROA) 30%
Return on Equity (ROE) 40%

114
Sangat Kurang
Rasio Baik
baik baik
Rasio Likuiditas
Current Ratio (CR) >200% 200% <200%
Quick Ratio (QR) >150% 150% <150%
Cash Ratio (CR) >50% 50% <50%
Rasio Profitabilitas
Net Profit Margin (NPM) >20% 20% <20%
Return on Assets (ROA) >30% 30% <30%
Return on Equity (ROE) >40% 40% <40%

115
Lampiran 6 : Laporan Keuangan Perusahaan

116
117
118
119
120
121
122
123
124
125
126
127
128
129
130
131
132
Lampiran 7 : Sertifikat

133
134
135
136
137
138
139
140
Lampiran 8 : Kartu Konsultasi

141

Anda mungkin juga menyukai