Anda di halaman 1dari 182

PENGARUH KUALITAS PEMBIAYAAN DAN LIKUIDITAS TERHADAP

PROFITABILITAS PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK

YANG TERDAFTAR DI OJK TAHUN 2013-2020

SKRIPSI

Oleh:

Nama : Dhimas Haverda Abrialsa T.A.M


NPM : 17130210341
Program Studi : Manajemen
Bidang Konsentrasi : Manajemen Keuangan

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI


FAKULTAS EKONOMI
KEDIRI
2023
PENGARUH KUALITAS PEMBIAYAAN DAN LIKUIDITAS TERHADAP

PROFITABILITAS PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK

YANG TERDAFTAR DI OJK TAHUN 2013-2020

SKRIPSI

Disusun dan diajuakan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna


memperoleh gelar sarjana Strata 1 Program Studi Manajemen
pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri

Oleh:

Nama : Dhimas Haverda Abrialsa T.A.M.


NPM : 17130210341
Program Studi : Manajemen
Bidang Konsentrasi : Manajemen Keuangan

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI


FAKULTAS EKONOMI
KEDIRI
2023

ii
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

“Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi ini ditulis dan
disusun dengan sungguh-sungguh tanpa ada bagian yang menjiplak karya orang
lain seperti dimaksud dalam buku Pedoman Penulisan Skripsi Prodi Manajemen
& Prodi Akuntansi Universitas Islam Kadiri. Apabila dikemudian hari ditemukan
bukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima hukuman
atau sanksi yang berlaku sesuai peraturan”

Kediri, 26 Maret 2022


Peneliti

Dhimas Haverda T.A.M.


NPM. 17130210341

iii
PENGARUH KUALITAS PEMBIAYAAN DAN LIKUIDITAS TERHADAP

PROFITABILITAS PADA PT. BANK MUAMALAT INDONESIA, TBK

YANG TERDAFTAR DI OJK TAHUN 2013-2020

SKRIPSI

Disusun dan diajuakan untuk memenuhi syarat ujian akhir guna


memperoleh gelar sarjana Strata 1 Program Studi Manajemen
pada Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri

Oleh:

Nama : Dhimas Haverda Abrialsa T.A.M


NPM : 17130210341
Program Studi : Manajemen
Bidang Konsentrasi : Manajemen Keuangan

Kediri, 10 Oktober 2022


Telah disetujui dan disahkan oleh
Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Ustadus Sholihin, S.E., M.M. Trisnia Widuri, S.E, M.M.


NIP. 040.1.2003.003 NIP. 040.1.2015.045

iv
Halaman Pengesahan

Telah dipertahankan/diujikan dan disahkan untuk memenuhi syarat guna


memperoleh gelar sarjana Strata 1 Program Studi Manajemen
Fakultas Ekonomi Universitas islam kadiri

Oleh

Nama : Dhimas Haverda Abrialsa T.A.M


NPM : 17130210341
Program Studi : Manajemen
Bidang Konsentrasi : Manajemen Keuangan

Kediri, 9 Maret 2023


Disahkan oleh

Penguji I / Pembimbing Skripsi I : Ustadus Sholihin, S.E., M.M (…….…)


Penguji II / Pembimbing Skripsi II : Trisnia Widuri, S.E, M.M. (….……)
Penguji III : Ririn Wahyu Arida, S.E., M.M (…….…)

Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Kadiri – UNISKA

(Dr. Sri Luayyi, SE, M.SA)


NIK. 040.1.2007.001

v
Judul Penelitian : Pengaruh Kualitas Pembiyaan dan Likuiditas terhadap
Profitabilitas pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk
Yang terdaftar di OJK Tahun 2013-2020
Dosen Pembimbing : Ustadus Sholihin, S.E., M.M.
: Trisnia Widuri, S.E., M.M.
Nama Mahasiswa : Dhimas Haverda T.M.A.
: 17130210341

Abstraksi

Rumusan masalah dalam penelitian ini mengarah pada tujuan penelitian


yaitu untuk mencari penjelasan mengenai pengaruh kualitas pembiayaan dan
likuditas terhadap profitabilitas secara parsial dan simultan pada PT. Bank
Muamalat Indonesia, Tbk. periode 2013 – 2020. Penelitian ini menggunakan jenis
kuantitatif yang menggunakan data angka kemudian dilakukan analisis dibantu
dengan SPSS.
Data yang digunakan ialah data sekunder yang diambil dari laporan
keuangan triwulanan sejumlah 32 laporan, diambil dengan teknik purposive
sampling berupa judgement sampling. Metode penelitian penelitian menggunakan
analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian didapatkan bahwa : (1) Variabel Kualitas pembiayaan
menunjukkan adanya pengaruh namun negative signifikan secara parsial terhadap
profitabilitas. (2) Varibel Likuiditas menunjukkan adanya pengaruh dan positif
signifikan secara parsial terhadap profitabilitas. (3) Variabel Kualitas pembiayaan
dan likuiditas menunjukkan pengaruhnya secara positif dan signifikan secara
simultan terhadap profitabilitas. (4) Kekuatan informasi yang mampu dijelaskan
oleh keseluruhan variabel adalah sebesar 43,5%.

Kata Kunci : Kualitas Pembiayaan, Likuiditas, Profitabilitas.

vi
Research title: The effect of financing quality and liquidity on profitability
at PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk registered in OJK
year 2013-2020
Supervisor : Ustadus Sholihin, S.E., M.M.
: Trisnia Widuri, S.E., M.M.
Student Name : Dhimas Haverda T.M.A.
: 17130210341

Abstract

The formulation of the problem in this study leads to the purpose of


research is to seek an explanation of the influence of the quality of financing and
liquidity to profitability partially and simultaneously at PT. Bank Muamalat
Indonesia, Tbk. period 2013-2020. This study uses quantitative types that use
numerical data and then performed an analysis assisted with SPSS.
The Data used are secondary data taken from the quarterly financial
statements of 32 reports, taken by purposive sampling technique in the form of
judgment sampling. Research methods the study used multiple linear regression
analysis.
The results showed that: (1) variable quality of financing showed a
significant but negative influence partially on profitability. (2) Liquidity variance
shows a significant influence and partially positive to profitability. (3) variable
financing quality and liquidity showed its effect positively and significantly
simultaneously to profitability. (4) the power of information that can be explained
by the overall variable is equal to 43.5%.

Keywords: Financing Quality, Liquidity, Profitability.

vii
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah. Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi

sebagian syarat- syarat guna mencapai gelar Sarjana Manajemen di Universitas

Islam Kadiri Kediri.

Penulis menyadari bahwa Penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa

dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis ingin menyampaikan

ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam Penulisan

skripsi ini terutama kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Yulianto, M. Pd selaku Rektor Universitas Islam

Kadiri.

2. Ibu Dr. Sri Luayyi, S.E., MSA, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Islam

Kadiri.

3. Ibu Trisnia Widuri, S.E., MM, Wakil Dekan Fakultas Ekonomi Universitas

Islam Kadiri.

4. Bapak Erwin Syahputra, S.E., MM, selaku Ketua Program Studi

Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri.

5. Bapak Ustadus Sholihin, S.E., M.M. selaku dosen Pembimbing Skripsi I

yang telah berkenan memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap

permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.

6. Ibu Trisnia Widuri selaku dosen Pembimbing Skripsi II yang telah bersedia

membimbing dan mengarahkan Penulis selama menyusun skripsi serta


viii
solusi pada setiap permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini.

7. Bapak Kukuh Harianto, S.E., M.M. dan Ibu Ririn Wahyu Arida, S.E., M.M

selaku dosen Penguji yang telah bersedia membimbing dan mengarahkan

Penulis apabila terdapat kesalahan Penulis selama mengerjakan penulisan

skripsi ini.

8. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri

Kediri yang telah memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama

masa perkuliahan.

9. Kedua orang tua saya, bapak Joko serta Ibu Mujiati yang selalu

memberikan dukungan baik moril maupun materil serta doa yang tiada

henti-hentinya kepada Penulis.

10. Terimakasih kepada om saya Bapak Mujiyo yang telah membiayai saya

kuliah

11. Segenap keluarga dan teman yang telah menyemangati dan membantu

penyelesaian skripsi ini.

12. Faradibah yang setia menemani hingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi

ini.

13. Sahabat saya Deva yang selalu membantu serta mendukung dan

memberikan semangat setiap harinya untuk segera menyelesaikan skripsi

ini.

14. Dan seluruh pihak terkait yang tidak dapat disebutkan yang telah membantu

penulis secara langsung maupun tidak sebagai pendukung kepada penulis

sehingga dapat terselesaikan skripsi ini.

ix
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna

dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki Penulis. Oleh

karena itu, Penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan

kritik yang membangun dari berbagai pihak.

Kediri, 26 Maret 2022

Dhimas Haverda T.A.M.


NPM. 17130210341

x
DAFTAR ISI

Halaman Sampul Skripsi ........................................................................................ i


Halaman Judul Skripsi .......................................................................................... ii
Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme .............................................................. iii
Halaman Pengesahan ........................................................................................... iv
Halaman Pengesahan Ujian Skripsi ...................................................................... v
Abstrak ................................................................................................................. vi
Abstraks .............................................................................................................. vii
Kata Pengantar ................................................................................................... viii
Daftar Isi ............................................................................................................. xi
Daftar Tabel ....................................................................................................... xiv
Daftar Gambar ..................................................................................................... xv
Daftar Lampiran ................................................................................................ xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1


1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................. 1
1.2 Batasan Masalah ............................................................................. 7
1.3 Rumusan Masalah .......................................................................... 8
1.4 Tujuan Penelitian ............................................................................ 9
1.5 Manfaat Penelitian .......................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................ 11
2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................... 11
2.2 Tinjauan dan Kajian Pustaka ....................................................... 14
2.2.1 Manajemen Keuangan ..................................................... 14
2.2.2 Fungsi Manajemen Keuangan ......................................... 16
2.2.3 Perbankan ........................................................................ 17
2.2.4 Pengertian Bank Syariah.................................................. 19
2.2.5 Prinsip Bank Syariah ....................................................... 19
2.2.6 Kinerja Keuangan ............................................................ 20
2.2.7 Tujuan Perhitungan Kinerja Keuangan ........................... 22
2.2.8 Pengertian Pembiayaan .................................................... 23
2.2.8.1 Tujuan Pembiayaan ........................................... 24
2.2.8.2 Prinsip pembiayaan ........................................... 26
2.2.8.3 Jenis-jenis pembiayaan ...................................... 27
2.2.8.4 Kualitas Pembiayaan ......................................... 29
2.2.8.5 Macam-Macam Pengukuran Kualitas Pembiayaan
........................................................................... 31
xi
2.2.9 Likuiditas ......................................................................... 33
2.2.9.1 Tujuan dan Manfaat Likuiditas ......................... 34
2.2.9.2 Jenis-jenis Rasio Likuiditas ............................... 35
2.2.10 Profitabilitas..................................................................... 38
2.2.10.1 Tujuan Rasio Profitabilitas ................................ 40
2.2.10.2 Manfaat Rasio Profitabilitas .............................. 40
2.2.10.3 Jenis-jenis Rasio Profitabilitas .......................... 41
2.3 Teori Hubungan Antar Variabel .................................................. 44
2.4 Kerangka Teoritik ........................................................................ 47
2.5 Hipotesis ...................................................................................... 48
2.5.1. Ada pengaruh kualitas pembiayaan terhadap profitabilitas
Bank Muamalat Indonesia Indonesia periode 2013-2020 48
2.5.2. Ada pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas Bank
Muamalat Indonesia di Indonesia periode 2013-2020..... 49
2.5.3. Ada pengaruh kualitas pembiayaan dan likuiditas secara
simultan berpengaruh terhadap profitabilitas Bank
Muamalat Indonesia di Indonesia periode 2013-2020..... 50
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN ...................................................... 52
3.1 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................... 52
3.2 Jenis Penelitian ............................................................................ 52
3.3 Lokasi Penelitian ......................................................................... 52
3.4 Populasi dan Sampel.................................................................... 53
3.4.1 Populasi ........................................................................... 53
3.4.2 Sampel ............................................................................. 53
3.5 Teknik Pengambilan Sampel ....................................................... 54
3.6 Data dan Teknik Pengumpulannya .............................................. 54
3.6.1 Jenis dan sumber data ...................................................... 54
3.6.2 Teknik Pengumpulan Data .............................................. 55
3.7 Identifikasi Variabel .................................................................... 56
3.8 Definisi Operasional Variabel ..................................................... 56
3.9 Teknik Analisis ............................................................................ 57
3.9.1 Uji Asumsi Klasik ........................................................... 57
3.9.1.1 Uji Normalitas ................................................... 58
3.9.1.2 Uji Multikolinearitas ......................................... 58
3.9.1.3 Uji Autokorelasi ................................................ 59
xii
3.9.1.4 Uji Heterokedastisitas ........................................ 60
3.9.2 Analisis Regresi Linier Berganda .................................... 60
3.9.3 Uji Hipotesis .................................................................... 61
3.9.4.1 Uji Parsial (Uji t) ............................................... 61
3.9.4.2 Uji Simultan (Uji F)........................................... 62
3.9.4 Uji Koefisien Determinasi ............................................... 62
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 63
4.1. Hasil Penelitian ............................................................................ 63
4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan ......................................... 63
4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan ................................................ 65
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian ....................................................... 66
4.2.1. Analisis Deskriptif ........................................................... 66
4.2.1.1. Non Performing Financing (NPF) ..................... 67
4.2.1.2. Financing to Deposit Ratio (FDR) .................... 69
4.2.1.3. Return on Asset (ROA) ..................................... 71
4.2.2. Analisis Statistika ............................................................ 73
4.2.2.1. Uji Normalitas ................................................... 73
4.2.2.2. Uji Multikolinearitas ......................................... 75
4.2.2.3. Uji Autokorelasi ................................................ 75
4.2.2.4. Uji Heterokedastisitas ........................................ 76
4.2.2.5. Uji Analisis Regresi Linier Berganda................ 77
4.2.2.6. Uji t .................................................................... 78
4.2.2.7. Uji F ................................................................... 79
4.2.2.8. Koefisien Determinasi (Uji R square) ............... 80
4.2.3. Interpretasi Hasil Penelitian ............................................. 80
4.2.3.1. Pengaruh Kualitas Pembiayaan (X1) terhadap
Profitabilitas (Y) ................................................ 80
4.2.3.2. Pengaruh Likuiditas (X2) terhadap Profitabilitas
(Y)...................................................................... 81
4.2.3.3. Pengaruh Kualitas Pembiayaan (X1) dan Likuiditas
(X2) terhadap Profitabilitas (Y) ......................... 82
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 85
5.1. Kesimpulan .................................................................................. 85
5.2. Saran ............................................................................................ 86
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 87
xiii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
1.1 Kinerja Keuangan Bank Muamalat Indonesia ...................................................7
2.1 Penelitian Terdahulu ........................................................................................11
2.2 Persentase Perhitungan Pembiayaan Bermasalah ...........................................33
3.1 Definisi Operasional Variabel .........................................................................56
3.2 Kriteria Autokorelasi Durbin Watson .............................................................59
4.1 Kriteria Rasio NPF ...........................................................................................66
4.2 Kriteria Rasio FDR ..........................................................................................67
4.3 Kriteria Rasio ROA ..........................................................................................67
4.4 Non Performing Financing PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. ...................68
4.5 Financing to Deposit Ratio PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. ...................70
4.6 Return On Asset PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. ....................................72
4.7 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov.......................................................................73
4.8 Hasil Uji Multikolinearitas ..............................................................................74
4.9 Hasil Uji Durbin Watson................................................................................. 75
4.10 Hasil Uji Glesjer .............................................................................................75
4.11 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda ...................................................76
4.12 Hasil Uji t .......................................................................................................77
4.13 Hasil Uji F dan Koefisien Determinasi .........................................................78

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman
2.1 Kerangka Teoritik ......................................................................................... 48

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
Lampiran 1 Tabel Hasil Pengolahan Data ............................................................ 91
Lampiran 2 Output SPSS ...................................................................................... 97
Lampiran 3 Laporan Keuangan 2013 .................................................................... 99
Lampiran 4 Laporan Keuangan 2014 .................................................................. 107
Lampiran 5 Laporan Keuangan 2015 .................................................................. 115
Lampiran 6 Laporan Keuangan 2016 .................................................................. 124
Lampiran 7 Laporan Keuangan 2017 .................................................................. 133
Lampiran 8 Laporan Keuangan 2018 .................................................................. 141
Lampiran 9 Laporan Keuangan 2019 .................................................................. 149
Lampiran 10 Laporan Keuangan 2020 ................................................................ 157
Lampiran 11 Tabel Durbin Watson..................................................................... 165

xvi
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Krisis moneter yang terjadi tahun 1998 telah menyebabkan beberapa bank

konvensional mengalami dilikuidasi, hal tersebut terjadi karena bank tidak mampu

memenuhi kewajibannya terhadap nasabah untuk memenuhi kebijakan bunga

yang tinggi, kebijakan tersebut ditetapkan pemerintah selama krisis berlangsung,

akan tetapi kebijakan tersebut tidak berlaku bagi bank syariah. „Bank syariah tidak

memiliki kewajiban membayar bunga simpanan kepada nasabah, tetapi membayar

bagi hasil pada nasabah sesuai dengan keuntungan yang diperoleh bank dari hasil

investasi yang dilakukannya (Husnan dalam Muarif, 2021:37).‟ Kehadiran bank

berlandaskan Syariah Islam di Indonesia dapat dikatakan cenderung baru yaitu

pada awal tahun 1990an, meskipun masyarakat Indonesia mayoritas beragama

islam dan merupakan muslim terbesar di dunia. “Bank Syariah di Indonesia

dimulai dengan dibentuknya PT Bank Muamalat Indonesia (BMI) tanggal 1

November 1991 yang merupakan hasil kerja tim perbankan MUI (Kasmir,

2011:165)”. Terjadinya krisis moneter pada tahun 1998 yang berakibat buruk bagi

bank konvensional karena penggunaan sistem bunga yang masih terus dilakukan,

hal ini menyebabkan bank konvensional tidak mampu bertahan hingga akhirnya

menyebabkan beberapa bank konvensional tenggelam. „Sementara itu bank

syariah yang menggunakan prinsip-prinsip syariah mampu bertahan dan masih

tetap eksis sampai saat ini (Husnan dalam Muarif, 2021:37)‟. Bank syariah

1
2

merupakan lembaga keuangan yang usaha pokoknya menyalurkan dana dan

menghimpun dana serta memberikan jasa-jasa lain dalam lalu lintas pembayaran

yang beroperasi pada prinsip-prinsip syariah. “Terdapat banyak opini yang

mendefinisikan tentang perbankan syariah dan semua definisi tersebut mengacu

pada konsep dan isi Al-Qur‟an, Hadits, Qiyas dan Ijma’ para ulama” (Hidayat,

2020:18). Bank yang beroperasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah Islam ialah

bank yang dalam melakukan tugasnya mengikuti ketentuan-ketentuan syariah

Islam, khususnya yang menyangkut tata cara bermuamalat secara Islam. „Dalam

menjalankan kegiatan bank syariah dijauhi praktik-praktik usaha yang

dikhawatirkan mengandung unsur-unsur riba dan mendapatkan laba atau

keuntungan dengan Kaidah Islam‟ (Antonio dan Perwataatmadja dalam Yulianti

P, 2015:11).

Salah satu bank syariah di Indonesia yang saat ini terdaftar dalam Otoritas

jasa Keuangan (OJK) adalah Bank Muamalat Indonesia. Bank Muamalat

Indonesia hadir sebagai sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan

finansial berdasarkan kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk

kehidupan yang lebih bermakna. Bank Muamalat Indonesia melayani nasabah

dengan pelayanan prima dan menawarkan beraneka produk yang sesuai dengan

harapan nasabah dengan prinsip syariah tentunya. Lembaga keuangan pemberian

kredit dapat diberikan oleh siapa saja yang memiliki kemampuan untuk itu

melalui perjanjian utang piutang antara pemberi utang (kreditur) di satu pihak dan

penerima pinjaman (debitur) dilain pihak. Setelah perjanjian tersebut disepakati,

maka lahirlah kewajiban pada diri kreditur, yaitu untuk menyerahkan uang yang
3

diperjanjikan kepada debitur, dengan hak untuk menerima kembali uang itu dari

debitur pada waktunya, disertai dengan bunga yang disepakati oleh para pihak

pada saat perjanjian pemberian kredit tersebut disetujui oleh para pihak. Hak dan

kewajiban debitur adalah bertimbal balik dengan hak dan kewajiban kreditur.

Kinerja perbankan syariah di Indonesia berjalan sangat baik, seperti pada tahun

2018 bank syariah berdampak positif terhadap perkembangan perbankan di

Indonesia. Statistik perbankan syariah tahun 2018 Otoritas Jasa Keuangan

menyatakan secara nasional volume usaha perbankan syariah yang terdiri atas

total aset, total dana pihak ketiga dan total pembiayaan yang disalurkan bank

syariah meningkat. Total aset pada tahun 2018 sebesar 316 Miliyar, dan total dana

pihak ketiga pada tahun 2018 sebesar 257 Miliyar, sedangkan total pembiayaan

yang disalurkan pada tahun 2018 sebesar 202 Miliyar (www.ojk.go.id).

Kinerja perbankan syariah dapat dilihat salah satunya dari laba atau

profitabilitas yang dihasilkan. “Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total aktiva, maupun

modal sendiri. Selisih pendapatan yang dapat diperoleh bank syariah dengan

beban yang harus dibiayai (Sartono, 2010:122).” Analisis mengenai profitabilitas

sangat penting bagi kreditor dan investor. Para investor menanamkan saham pada

perusahaan untuk mendapatkan return. Semakin tinggi kemampuan perusahaan

memperoleh laba, maka semakin besar return yang didapatkan investor, sehingga

nilai perusahaan menjadi lebih baik. “Rasio profitabilitas sering disebut sebagai

rentabilitas ekonomis, yaitu ukuran kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba atas seluruh aktiva yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, yang salah satu
4

indikatornya mengunakan ROA” (Kasmir, 2014:196). ROA adalah rasio yang

mengukur seberapa efisien sebuah kinerja perusahaan dalam mengelola aset dan

menghasilkan laba. Semakin tinggi nilai ROA, dapat diartikan bahwa perusahaan

telah efisien dalam menciptakan laba dengan cara mengolah semua aset yang

dimilikinya.

Profitabilitas dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah rasio

likuiditas dan berapa besar pembiayaan yang bermasalah. “Likuiditas adalah

ukuran yang menunjukkan kemampuan bank memenuhi semua kewajiban hutang-

hutangnya jangka pendek dan dapat membayar kembali semua deposannya pada

saat jatuh tempo” (Defri, 2012:3). “Jika perusahaan dapat memenuhi

kewajibannya dan memiliki harta lancar lebih besar maka perusahaan dinilai

sebagai perusahaan yang likuid (Defri, 2012:5).” Pengelolaan likuiditas

merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kegiatan operasi bank. Sulit

pengelolaan likuiditas tersebut disebabkan dana yang dikelola bank sebagian

besar adalah dana masyarakat yang sifatnya jangka pendek dan dapat ditarik

sewaktu-waktu, oleh karena itu bank harus memperhatikan seakurat mungkin

kebutuhan likuiditas untuk jangka waktu tertentu, jika perusahaan dapat

menghasilkan likuiditas bank dengan baik, maka profitabilitas dalam perusahaan

juga akan meningkat dan menghasilkan nilai yang positif bagi bank. Pengukuran

yang digunakan untuk menganalisis rasio likuiditas adalah FDR (Financing to

deposit rasio) merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan bank dalam

menyediakan dana kepada debiturnya dengan modal yang dimiliki oleh bank

maupun dana yang dapat dikumpulkan dari masyarakat. Dalam perbankan


5

konvensional FDR disebut sebagai LDR (Loan to Deposit rasio). Selain likuiditas

faktor lain yang mempengaruhi profitabilitas adalah kecukupan modal.

Kecukupan modal adalah salah satu faktor yang berperan penting terhadap kinerja

suatu perusahaan. Jika permodalan suatu bank meningkat maka profitabilitas

perusahaan semakin tinggi dan meningkatnya modal suatu bank yang

menunjukkan semakin baik kinerja bank tersebut.

Pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam

meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam

untuk melunasi utangnya setelah jangkawaktu tertentu dengan pemberian bunga.

Pada dasarnya pemberian pembiayaan dapat diberikan oleh siapa saja yang

memiliki kemampuan untuk itu melalui perjanjian utang piutang antara pemberi

utang (kreditur) di satu pihak dan penerima pinjaman (debitur) dilain pihak.

Kualitas pembiayaan suatu perbankan dapat diketahui dari seberapa besar

pembiayaan yang disalurkan pada masyarakat dan kelancaran masyarakat dalam

melakukan mengembalikan dana yang diberikan. Salah satu masalah yang

dihadapi oleh bank syariah saat ini ialah pembiayaan bermasalah. „Pembiayaan

bermasalah adalah suatu penyaluran dana yang dilakukan oleh bank syariah

seperti nasabah yang mengambil pinjaman pada bank tidak lancar dalam

memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo (Antonio dalam Muarif, 2019:40).‟

Indikator yang digunakan bank syariah untuk melihat pembiayaan bermasalah

adalah menggunakan NPF (Non performing loan financing). NPF dijadikan

sebagai suatu indikator untuk melihat tingkat kelancaran pembiayaan.


6

Pembiayaan yang diberikan kepada para nasabah tidak akan lepas dari risiko

pembiayaan bermasalah dan pada akhirnya mempengaruhi kinerja keuangan bank

syariah. „Pembiayaan bermasalah ialah ketika pinjaman yang dilakukan oleh

nasabah mengalami kesulitan dalam pelunasan yang disebabkan oleh kesengajaan

maupun faktor lainnya di luar kemampuan dari nasabah (Riyadi dalam Muarif,

2019:40).‟ Oleh karena itu, „pembiayaan bermasalah menjadi faktor yang dapat

mempengaruhi profitabilitas dan dapat dijadikan pertimbangan tinggi rendahnya

keuntungan yang diperoleh bank (Mardiyah dalam Muarif, 2019:40).‟ Dari data

statistik perbankan syariah menunjukkan bahwa angka NPF pada Fenomena yang

diteliti pada tahun 2015, menunjukkan tingkat NPF sebesar 2,06%. Di tahun 2016,

NPF sebesar 2,65% peningkatan di tahun 2015 disebabkan kredit macet yang

semakin banyak. Tahun 2017, terlihat kemajuan pada NPF secara global yang

menurun sebesar 2,65% (tahun 2016) menjadi 1,12% (tahun 2017) artinya jumlah

kredit penunggak menurun.

Sedangkan dari FDR tahun 2015 sebesar 48,97% belum terlalu baik. Di

tahun 2016, angka FDR mengalami peningkatan dari 48,97% (tahun 2015)

menjadi 55,72% menjadi lebih baik. Tahun 2017, FDR bertambah sehat yang

ditunjukan dari presentase kenaikan menjadi 72,80% dari tahun sebelumnya, yaitu

55,72% (tahun 2016) FDR sudah mengalami peningkatan NPF atau pinjaman di

tahun 2016 mengalami kredit macet, sedangkan FDR atau Deposit ditahun 2015

belum mencapai 50%. Naik turunnya NPF dan FDR pada sebuah bank tergantung

dengan kinerja keuangan bank tersebut. Kondisi finansial perbankan yang

fluktuatif adalah karena adanya pembiayaan bermasalah yang di alami bank


7

sehingga perputaran kas di dalam bank menjadi tidak lancar. Apabila terus

berlanjut maka bank tidak bisa untuk memberikan kredit kepada nasabah lain

dalam jumlah yang besar dikarenakan pihak bank sendiri mengalami kesulitan

dalam perputaran arus kas dari kredit yang bermasalah. Keadaan seperti ini

membuat bank dalam keadaan tidak likuid. Selain bank menjadi tidak likuid,

terjadinya kredit bermasalah akan mengurangi laba dari bank tersebut. Dalam

penelitian ini perbankan syariah yang disorot peneliti adalah bank muamalat

Indonesia. Sebagai dasar untuk mengetahui kondisi keuangan persusahaan,

berikut peneliti tampilkan tabel data keuangan tahun 2015, 2016, 2017 bank

mualamat Indonesia sebagai berikut:

Tabel 1.1
Laporan Kinerja Keuangan Bank Muamalat Indonesia
Tahun 2015, 2016 dan 2017
2015 2016 2017
Ket
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
NPF 0,90 0,87 0,86 0,83 0,80 0,80 0,79 0,82 0,82 0,82 0,88 0,98
FDR 0,52 0,58 0,60 0,60 0,56 0,60 0,61 0,61 0,51 0,51 0,50 0,50
Sumber: Bank Muamalat Indonesia

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis tertarik

untuk mengkaji apakah likuiditas, dan pembiayaan bermasalah dapat

mempengaruhi profitabilitas Bank Muamalat Indonesia, maka penulis

mengangkat judul penelitian “Pengaruh kualitas Pembiayaan dan Likuiditas

terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk”

1.2 Batasan Masalah

Pembatasan masalah oleh peneliti dengan maksud agar ruang lingkup

peneliti tidak perlu luas untuk menghindari kesalahan dan menyimpang dari
8

pokok permasalahan serta tujuan yang ingin dicapai. Batasan masalah dalam

penelitian ini adalah hanya meliputi likuiditas menggunakan indikator Financing

to Deposit Ratio (FDR), pembiayaan bermasalah dengan indikator Non

performing loan financing (NPF) dan variabel Profitabilitas menggunakan

indikator Return On Assets (ROA). Sedangkan untuk data yang digunakan adalah

laporan keuangan periode tahun 2013 sampai dengan laporan akhir yang sudah

tersedia 2021 pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada pendapat para ahli yang telah dijabarkan diatas, secara

umum penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan antara rasio FDR,

NPF, dan ROA pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk yang terjadi pada periode

2013-2021. Dari latar belakang masalah yang telah dijabarkan diatas, maka

permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut :

1. Apakah kualitas pembiayaan selaku X1 berpengaruh secara parsial terhadap

profitabilitas Bank Muamalat Indonesia Indonesia periode 2013-2020 ?

2. Apakah likuiditas selaku X2 berpengaruh secara parsial terhadap

profitabilitas Bank Muamalat Indonesia di Indonesia periode 2013-2020 ?

3. Apakah kualitas pembiayaan dan likuiditas secara simultan berpengaruh

terhadap profitabilitas Bank Muamalat Indonesia di Indonesia periode 2013-

2020 ?
9

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang ada tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menjelaskan pengaruh Pembiayaan bermasalah selaku X1 secara

parsial terhadap profitabilitas Bank Muamalat Indonesia di Indonesia periode

2013- 2020

2. Untuk menjelaskan pengaruh likuiditas selaku X2 secara parsial terhadap

profitabilitas Bank Muamalat Indonesia di Indonesia periode 2013 -2020.

3. Untuk menjelaskan peangruh pembiayaan bermasalah dan likuiditas secara

simultan terhadap profitabilitas Bank Muamalat Indonesia di Indonesia

periode 2013 -2020.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian mempunyai dua hal yaitu, mengembangkan ilmu

pengetahuan secara teori dan membantu mengatasi, memecahkan, dan mencegah

masalah yang ada pada objek yang diteliti. Berikut beberapa manfaat penelitian

bagi:

1.5.1 Manfaat Operasional

Bagi penulis, penelitian ini untuk menambah wawasan serta pemahaman

mengenai kualitas kredit, likuiditas, profitabilitas. Bagi nasabah dan calon

nasabah, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan masukan dan

pertimbangan dalam menilai kinerja keuangan perusahaan sehingga membantu

dalam pengambilan keputusan. Bagi pemilik perusahaan, penelitian ini dapat


10

menjadi masukan untuk lebih mengamati perilaku manajemen dalam aktivitas

kinerja keuangan.

1.5.2 Manfaat Akademis

Bagi akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi

pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan bahan masukan juga

referensi untuk penelitian sejenis oleh peneliti selanjutnya.


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Penelitian Terdahulu

Salah satu data pendukung yang perlu dijadikan rujukan adalah penelitian

terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang sedang dibahas dalam

penelitian ini. Penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah penelitian yang

terkait dengan kualitas pembiayaan, likuiditas, dan profitabilitas yang berupa

jurnal maupun skripsi. Berikut ini beberapa penelitian yang sudah pernah

dilakukan sebelumnya yang dijelaskan dalam tabel berikut :

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Nama dan Tahun Penelitian : M Rizky Saputra (2020)

1. Judul Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) dan Non Performing


Financing (NPF) Terhadap Kinerja Keuangan Return On Assets
(ROA) Bank Syariah Mandiri Periode 2014-2018
Variabel Variabel bebas : FDR dan NPF
Penelitian Variabel terikat : ROA
Jenis Skripsi
Penelitian
Alat Uji Asumsi Klasik, Uji Regresi Linier Berganda dan Uji Hipotesis
Analisis
Hasil Hasil uji simultan menunjukkan H1 diterima sehingga variabel
Penelitian Financing to Deposit Ratio dan Non Performing Financing
berpengaruh secara bersama-sama memiliki pengaruh signifikan
terhadap Return on asset. Sedangkan secara parsial FDR dan NPF
keduanya berpengaruh signifikan terhadap ROA
Persamaan Menggunakan variabel terikat dan bebas yang sama serta teknik
penelitian yang sama.

Perbedaan Objek penelitian yang digunakan berbeda dan tahun penelitian


berbeda

Lanjutan

11
12

2. Nama dan Tahun penelitian : Nurul Altifah Dewi (2019)


Judul Analisis Pengaruh Non Performing Financing (NPF), Financing to
Deposit Ratio (FDR) dan biaya operasional pendapatan operasional
(BOPO) terhadap profitabilitas pada BNI syariah di Indonesia Periode
2015-2018.
Variabel Variabel Independen : NPF (Non Performing Financing), FDR
Penelitian (Financing to Deposit ratio), BOPO (Biaya Operasional Pendapatan
Operasional)
Variabel Dependen : ROA (Return On Asset)
Jenis Skripsi
Penelitian
Alat Analisis regresi Linier Berganda
Analisis
Hasil Secara simultan variabel NPF, FDR dan BOPO berpengaruh ROA.
Penelitian Secara parsial hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan NPF tidak
berpengaruh dan signifikan terhadap ROA. Variabel FDR berpangaruh
tidak signifikan terhadap ROA. Sedangkan BOPO secara parsial
menunjukkan pengaruh negatif signifikan terhadap ROA.
Persamaan Variabel independen dan dependen yang digunakan dalam penelitian
saat ini dan terdahulu serupa.
Perbedaan Dalam penelitian saat ini tidak menggunakan variabel BOPO.
3. Nama dan Tahun penelitian : Hafidz Muarif, Azharsyah Ibrahim, Abrar Amri (2020)
Judul Likuiditas, Kecukupan Modal, Pembiayaan Bermasalah dan
Pengaruhnya terhadap Profitabilitas Bank Umum Syariah di Indonesia
periode 2016-2018
Variabel Variabel Independen :
Penelitian  Pembiayaan bermasalah dengan indikator Non Performing
Financing (NPF),
 Likuiditas dengan indikator Financing to Deposit ratio (FDR), dan
 Kecukupan Modal dengan indikator Biaya Operasional
Pendapatan Operasional (BOPO)
Variabel Dependen : Profitabilitas dengan indikator ROA (Return On
Asset)
Jenis JIHBIZ (Global Journal of Islamic Banking and Finance), Volume 3
Penelitian No. 1, ISSN-E: 2684-8554
Alat Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis
13

Lanjutan
Hasil Secara parsial variabel likuiditas menunjukkan pengaruh negatif dan
Penelitian tidak signifikan terhadap Profitabilitas, untuk variabel Pembiayaan
bermasalah berpengaruh negatif signifikan dan untuk variabel
kecukupan modal secara parsial berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas, Sedangkan secara simultan variabel Likuiditas,
kecukupan modal, dan Pembiayaan Bermasalah memiliki pengaruh
positif terhadap profitabilitas.
Persamaan Variabel yang digunakan serupa yaitu variabel independen
menggunakan NPF dan FDR, variabel dependen menggunakan ROA
Perbedaan Dalam penelitian saat ini tidak digunakan variabel Kecukupan modal
yaitu BOPO, Objek yang diteliti dengan tahun penelitian tidak sama
4. Nama dan tahun penelitian : Nidya Aliska (2019)
Judul Analisis pengaruh Financing to Deposit ratio (FDR), Capital
Adequacy ratio (CAR) dan Non Performing Financing (NPF) terhadap
Return On Asset (ROA)
Variabel Variabel Independen : FDR, CAR dan NPF
Penelitian Variabel Dependen : ROA
Jenis Skripsi
Penelitian
Alat Analisis regresi Linier Berganda
Analisis
Hasil Menunjukkan bahwa secara parsial Variabel Financing Ratio Deposit
Penelitian Ratio (FDR) memiliki pengaruh positif terhadap Return On Asset
(ROA), Variabel CAR (Capital Adequacy ratio) dan Variabel Non
Performing Financing secara parsial berpengaruh negatif terhadap
ROA. Sedangkan variabel FDR, CAR dan NPF berpengaruh secara
simultan terhadap ROA
Persamaan Variabel independen pada penelitian terdahulu dengan penelitian saat
ini keduanya menggunakan FDR dan NPF dan variabel dependen yang
digunakan untuk penelitian saat ini dan terdahulu dengan ROA.
Perbedaan Penelitian saat ini tidak menggunakan variabel independen CAR,
objek penelitian dan tahun penelitian tidak sama.
5. Nama dan tahun penelitian : Aditya Achmad Fathony, Djodi Setiawan, Eneng
Wulansari (2021)
Judul Pengaruh Financing to Deposit ratio (FDR), dan Non Performing
Financing (NPF) terhadap Return On Asset (ROA) pada PT. BPRS
Amanah Rabbaniah periode 2015-2018
Variabel Variabel Independen : FDR dan NPF
Penelitian Variabel Dependen : ROA
Jenis Akurat (Jurnal ilmiah Akuntansi) Vol. 12, No.1, E-ISSN 2656-6648
Penelitian (62-79)
14

Lanjutan
Alat Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis
Hasil Secara bersama-sam NPF dan FDR menghasilkan pengaruhnya secara
Penelitian signifikan terhadap ROA, sedangkan secara parsial FDR tidak memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap ROA, berbeda dengan variabel NPF
yang menunjukkan hasil penelitian secara parsial berpengaruh signifikan
terhadap ROA.
Persamaan Variabel independen dan dependen yang digunakan dalam penelitian
saat ini dan terdahulu sama, menggunakan teknik analisis yang sama.
Perbedaan Objek penelitian dan tahun peneltian berbeda.
Sumber data diolah, 2022

2.2 Tinjauan dan Kajian Pustaka

2.2.1 Manajemen Keuangan

Manajemen Keuangan adalah suatu kegiatan perencanaan, penganggaran,

pemeriksaan, pengelolaan, pengendalian, pencarian dan penyimpanan dana yang

dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan.

Manajemen pada dasarnya adalah upaya untuk menggunakan sumber daya

(dalam konteks ini uang) secara efektif sehingga mencapai tujuan. Adapun

keuangan berarti segala hal yang berkaitan dengan uang. Berikut adalah definisi

menurut para ahli, S. C. Kuchal (dalam Fitri 2020:2) mengatakan, “Manajemen

keuangan berkaitan dengan pengadaan dana dan pemanfaatannya yang efektif

dalam bisnis“.

Menurut Sartono (2011:50), Istilah Manajemen keuangan dapat diartikan

sebagai “manajemen dana baik yang berkaitan dengan pengalokasian dana dalam

berbagai bentuk investasi secara efektif maupun usaha pengumpulan dana untuk

pembiyaan investasi atau pembelanjaan secara efisien”.


15

Seorang ahli dari Indonesia, berpendapat bahwa pengertian “manajemen

keuangan adalah semua aktivitas perusahaan yang berkaitan dengan upaya untuk

mendapatkan pembiayaan yang diperlukan dengan dana seminimal mungkin dan

syarat-syarat yang menguntungkan, dan usaha untuk menggunakan dana tersebut

seefisien mungkin” (Riyanto, 2001:4)

Jadi, secara kolektif, artinya adalah suatu upaya yang dilakukan untuk

merencanakan, mengatur, mengontrol, dan menyimpan dana sehingga bisa tujuan

bisa tercapai (efektif) dengan usaha seminimal mungkin (efisien).

Pelaksana dari manajemen keuangan adalah manajer keuangan. Meskipun

fungsi seorang manajer keuangan setiap organisasi belum tentu sama, namun pada

prinsipnya fungsi utama seorang manajer keuangan adalah merencanakan,

mencari, dan memanfaatkan dengan berbagai cara untuk memaksimumkan

efisiensi (daya guna) dari operasi-operasi perusahaan.

Manajemen keuangan berhubungan dengan 3 aktivitas, yaitu sebagai

berikut (Mulyanti, 2017:63) :

1. Aktivitas penggunaan dana, yaitu aktivitas untuk menginvestasikan dana pada

berbagai aktiva.

2. Aktivitas perolehan dana, yaitu aktivitas untuk mendapatkan sumber dana,

baik dari sumber dana internal maupun sumber dana eksternal perusahaan.

3. Aktivitas pengelolaan aktiva, yaitu setelah dana diperoleh dan dialokasikan

dalam bentuk aktiva, dana harus dikelola seefisien mungkin.


16

2.2.2 Fungsi Manajemen Keuangan

Dalam prakteknya manajemen keuangan adalah kegiatan pengambilan

keputusan yang harus dilakukan manajer untuk kegiatan yang berhubungan

dengan fungsi manajemen terutama manajemen keuangan. Menurut Martono dan

Harjito (2010:4) terdapat tiga fungsi utama dalam manajemen keuangan yaitu:

1. Keputusan Investasi (investasi Decision)

Keputusan investasi merupakan keputusan terhadap aktiva apa yang akan

dikelola oleh perusahaan. Keputusan investasi ini merupakan keputusan yang

paling penting diantara ketiga fungsi yang ada. Hal ini dikarenakan keputusan

investasi ini berpengaruh secara langsung terhadap rentabilitas investasi dan

aliran kas perusahaan untuk waktu yang akan datang. Rentabilitas

investasi (return on investment) merupakan kemampuan perusahaan dalam

memperoleh laba yang dihasilkan dari suatu.

2. Keputusan Pendanaan (financing Decision)

Keputusan pendanaan menitikberatkan pada dua hal. Pertama, keputusan

mengenai penetapan sumber dana yang diperlukan untuk membiayai investasi.

Sumber dana yang akan digunakan untuk membiayai investasi tersebut dapat

berupa utang jangka pendek, utang jangka panjang dan modal sendiri. Kedua,

penetapan tentang perimbangan pembelanjaan yang terbaik atau sering disebut

dengan struktur modal optimum. Karena itu perlu ditetapkan apakah

perusahaan akan menggunakan sumber dana eksternal yang berasal dari utang

dengan menertibkan saham baru sehingga beban biaya modal yang ditanggung

perusahaan akan lebih minimal.


17

3. Keputusan Pengelolaan Asset (Asset Management Decision)

Manajer keuangan bersama manajer lainnya dalam suatu perusahaan

bertanggung jawab terhadap berbagai tingkatan operasi dari asset-asset yang

ada. Pengalokasian dana yang digunakan untuk pengadaan dan pembatasan

asset menjadi tanggung jawab manajer keuangan. Tanggung jawab tersebut

menuntut manajer keuangan untuk lebih memperhatikan pengelolaan aktiva

lancar dari pada aktiva tetap.

2.2.3 Perbankan

“Perbankan adalah segala hal yang mempunyai keterkaitan dengan bank,

mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melakukan

usaha tersebut. Dalam hal ini kegiatan yang dimaksud adalah menyangkut jasa

keuangan” (Taswan, 2010:6).

Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang perbankan dicantumkan bank

adalah badan usaha yang menghimpun dana masyarakat dalam bentuk simpanan

dan menyalurkannya kembali kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau

bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkaykan taraf hidup rakyat banyak.

Bank merupakan sebuah lembaga atau perusahaan yang aktivitasnya

melakukan himpun dana berupa tabungan deposito, giro dan simpanan dari pihak

lain yang memiliki dana lebih (surplus spending unit). Dari dana tersebut

kemudian dapat disalurkan kembali kepada masryarakat yang membutuhkan dana

(deficit spending unit), dalam hal ini bank melakukan penjualan jasa keuangan

atas dana tersebut sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan

rakyat. Masyarakat yang menggunakan jasa bank hanya berdasarkan pada


18

kepercayaan, Masyarakat percaya pada bank untuk menjaga dana dengan

menyimpankan atau menyalurkan dana agar uang tersebut dapat berkembang

dimasa depan.

UU No. 10 Tahun 1998 mengatakan bank secara umum memiliki dua

jenis, yaitu:

1. Bank Umum, Yaitu bank yang melaksanakan usaha secara kovensional dan

atau berdasarkan prinsip syariah yang memiliki kegiatan memberikan jasa lalu

lintas pembayaran. Bank umum melaksanakan seluruh fungsi perbankan yang

meliputi penghimpunan dana, penempatan dana dan memperlanca lalu lintas

pembayaran giral. (Taswan, 2010:8). Pada umumnya kegiatan usaha bank

terdapat dua jenis yaitu murni dengan basis bunga, murni dengan basis syariah,

dan kombinasi antara keduanya.

2. Bank Perkreditan rakyat (BPR), adalah bank yang melaksanakan kegiatan

usahanya dapat secara konvensional ataupun dengan dasar prinsip syariah yang

dalam kegiatannya serupa dengan bank umum hanya saja tidak melakukan jasa

lalu lintas pembayaran. BPR memiliki batasan operasional dengan wilayah

tertentu misalnya kabupaten saja atau dalam lingkup kelompok tertentu, BPR

tidak mengikuti kliring atau terlibat dalam transaksi giral. Sedangkan untuk

kegiatan penghimpunan yang dilakukan sebatas tabungan dan deposito.

Dalam praktiknya, Prinsip dasar kegiatan operasi antara bank kovensional

dan bank syariah berbeda. Bank umum dalam kegiatan usahanya menerapkan

sistem bunga, berbeda dengan bank syariah yang menerapkan sistem bagi hasil.
19

2.2.4 Pengertian Bank Syariah

Penelitian ini menggunakan objek yaitu bank syariah. Bank syariah sendiri

memiliki definisi yaitu Sebuah bank yang melaksanakan kegiatannya dengan

prinsip syariah. „Prinsip syariah ialah aturan perjanjian berdasarkan hukum islam

antara bank dengan pihak lain untuk melakukan penyimpanan dana, pembiayaan

kegiatan usaha dan kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai syariah‟ Rivai (dalam

Jayusman 2014:15). Bank syariah memiliki sistem kerja yang berbeda dengan

bank konvesional. Bank syariah sebagai penyedia jasa keuangan bekerja dengan

sistem nilai islam dan etika, terutama bebas dari bunga (riba), bebas dari kegiatan

spekulatif yang nonproduktif seperti judi, bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan

mengandung keraguan (gharar), berprinsip keadilan dan memastikan perputaran

pembiayaan yang dilakukan dalam lingkarang halal yang tidak dilakukan oleh

bank konvensional

2.2.5 Prinsip Bank Syariah

Rivai dalam Jayusman (2014:15-16) menerangkan prinsip-prinsip bank

syariah dengan konsep islami sebagai berikut :

1. Prinsip keadilan, prinsip ini adalah penerapan dari imbalan atas dasar bagi

hasil dan pengambilan margin atau keuntungan dengan cara disepekati

bersama antara bank dengan nasabah

2. Prinsip kemitraan, bank menempatkan keseluruhan nasabah dengan perlakuan

yang sama meskipun berbeda fasilitas yang digunakan dalam bank tersebut

sebagai mitra usaha. Hal ini dapat dilihat dari kewajiban, hak, risiko dan
20

keuntungan yang didapatkan semua pihak yaitu berimbang atau sama rata.

Dalam hal ini bank berlaku sebagai intermediary institution melalui skim

pembiayaan yang dimilikinya.

3. Prinsip ketentraman, produk-produk bank syariah sesuai dengan prinsip dan

kaidah muamalat islam salah satunya ialah tidak memiliki unsur riba serta

penerapan zakat harta, dengan demikian nasabah akan merasakan

kenyamanan lahir dan batin.

4. Prinsip transparan atau keterbukaan, bank terbuka dan berkesinambungan

untuk laporan keuangan yang disampaikan kepada masyarakat, nasabah dapat

mengetahui tingkat keamanan dana dan kualitas manajemen operasional bank

tersebut.

5. Prinsip universalitas, bank dalam menjalankan operasionalnya tidak

membeda-bedakan suku, agama, ras, golongan agama dan golongan

kelompok tertentu dalam masyarakat dengan prinsip yaitu rakhmatan lil

alamini.

6. Kewajaran laba yang diambil.

2.2.6 Kinerja Keuangan

Menurut Siegel dan joek (dalam Kusumo 2008:111) kamus istilah

akuntansi yang dituliskan bahwa „kinerja (performance) adalah kuantifikasi dari

keefektifan dalam pengoperasian bisnis selama periode tertentu‟. Kinerja bank

pada umumnya adalah cerminan prestasi yang dicapai oleh bank dalam kegiatan

operasionalnya baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyalur dana.


21

“Penilaian kinerja keuangan dapat dilakukan antara lain dengan analisis

dan evaluasi laporan keuangan di tahun sebelumnya, saat ini dan menunjukkan

gambaran dimasa depan serta sebagai sarana dalam menetapkan strategi usaha di

waktu yang akan datang (Taswan, 2010:151)”. Menurut Subramanyam dan Wild

(2009:4) “Analisis laporan keuangan adalah aplikasi dari alat dan teknik analisis

untuk laporan yang memilki tujuan umum dan beberapa data yang berkaitan untuk

menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis.”

Alat dasar yang digunakan dalam menganalisis laporan keuangan masih menurut

Subramanyam dan Wild (2009:28-39) antara lain:

1. Analisis laporan keuangan komparatif, yaitu dengan cara menelaah

perusahaan saldo tiap-tiap akun pada neraca, laporan laba rugi, atau laporan

arus kas yang berurutan dari satu periode ke periode berikutnya.

2. Analisis laporan keuangan common size, yaitu mengukur proporsi kelompok

atau sub-kelompok yang membentuk suatu pos tertentu.

3. Analisis rasio, yang digunakan untuk mengetahui hubungan matematis antara

dua kuantitas yang diterapkan pada tiga area penting dalam analisis laporan

keuangan, antara lain (1) analisis risiko yang terdiri dari likuiditas, struktur

modal dan solvabilitas; (2) analisis profitabilitas yang terdiri dari tingkat

pengembalian atas investasi, aset dan ekuitas, kinerja operasi, dan

pemanfaatan aktiva; (3) penilaian yang digunakan untuk mengestimasi nilai

intrinsik perusahaan (saham) dengan dasar penilaiannya adalah teori nilai

sekarang (present value theory). Tujuan analisis rasio untuk menentukan


22

efisiensi kinerja dari manajer perusahaan yang diwujudkan dalam catatan

keuangan dan laporan keuangan.

4. Analisis arus kas sebagai alat untuk mengevaluasi sumber dan penggunaan

dana.

2.2.7 Tujuan Perhitungan Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan dilakukan perusahaan tentu memiliki sebuah tujuan,

beberapa tujuan dari perhitungan kinerja keuangan diantaranya adalah sebagai

berikut (Munawir, 2010:31):

1. Untuk melihat tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan dalam

memenuhi kewajiban keuangan dengan segera ketika jatuh tempo.

2. Untuk melihat tingkat profitabilitas dan rentabilitas, yaitu kemampuan

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dalam suatu periode dengan

perbandingan aset atau ekuitas yang digunakan secara produktif.

3. Untuk melihat tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam

memehuni keuangan jika perusahaan mengalami likuiditasi.

4. Untuk melihat tingkat aktivitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan dalam

menjalankan dan mempertahankan stabilitas usahanya, diukur dari

keberhasilan perusahaan membayar utang pokok dan beban bunga tepat

waktu, serta pembayaran deviden yang teratur pada investor tanpa kesulitan

atau krisis utang.

Kinerja keuangan perusahaan dapat dihitung dengan berbagai rasio dan

perhitungan lain. Dalam penelitian ini terdapat tiga rasio dan perhitungan yang

akan digunakan untuk mengukur keberhasilan perusahaan dan bagaimana


23

efektivitas dan efisiensi yang dilakukan di masa lalu. Rasio yang digunakan

adalah Profitabilitas, rasio Likuiditas dan kualitas pembiayaan. Ukuran kinerja

perusahaan bertindak sebagai indikator untuk mengkuantifikasi optimalisasi yang

diusahakan oleh manajemen perusahaan. Peneliti melakukan perhitungan untuk

melihat informasi yang manajemen sampaikan, tindakan, dan keputusan yang

dilakukan agar dapat dilihat dalam posisi yang bagaimana kinerja keuangan

perusahaan yang sedang diteliti dalam penelitian ini yaitu PT. Bank Muamalat

Indonesia.

2.2.8 Pengertian Pembiayaan

Muhammad (dalam Yahya, 2019:4) menyatakan bahwa dalam arti luas

„pembiayaan atau (financing) adalah pengeluaran dana yang digunakan untuk

mendukung investasi yang telah direncanakan sendiri maupun dijalankan dengan

orang lain‟. Dalam arti sempit, pembiayaan dipergunakan untuk mengartikan

pendanaan yang dilakukan oleh lembaga pembiayaan, seperti bank syariah pada

nasabah.

Undang-undang republik Indonesia nomor 10 tahun 1998 tentang

perubahan atas undang-undang nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan,

pembiayaan dengan prinsip syariah adalah disediakannya tagihan atau uang yang

disamakan dengan itu berdasarkan kesepakatan atau persetujuan antara bank

dengan pihak lain yang memberikan kewajiban pihak uang dibiayai untuk

melakukan pengembalian tagihan atau uang tersebut setelah jangka waktu tertentu

dengan bagi hasil atau imbalan.


24

Dijelaskan dalam undang-undang nomor 21 tahun 2008 tentang perbankan

syariah maksud dari pembiayaan adalah tersedianya tagihan atau dana yang

dipersamakan dengan itu berupa:

1. Transaksi bagi hasil berupa mudharabah dan musyarakah

2. Transaksi jual beli berupa piutang murabahan, istishna’ dan salam.

3. Transaksi sewa-menyewa berupa ijarah atau sewa beli dalam bentuk ijarah

muntahiya bittamlik

4. Transaksi sewa-menyewa jasa berupa ijarah untuk transaksi multijasa.

5. Transaksi pinjam meninjam berupa dalam bentuk piutang qardh.

“Berdasarkan kesepakatan atau persetujuan antara bank syariah dan atau

UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayain dan atau diberi

fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah jangka waktu tertentu

dengan imbalan ijarah, bagi hasil atau tanpa imbalan” (Arif, 2012:42).

2.2.8.1 Tujuan Pembiayaan

Pembiayaan dapat mempengaruhi perekonomian serta memiliki tujuan,

diantaranya menurut Rivai dan Arifin (dalam Yahya, 2019:31):

1) Untuk meningkatkan ekonomi umat, artinya adanya pembiayaan dapat

membantu masyarakat untuk memiliki kesempatan dalam akses ekonomi

sehingga meningkatkan taraf hidup ekonominya.

2) Tersedia dana untuk meningkatkan usaha, artinya dana yang diberikan oleh

bank dapat menjadi dana tambahan untuk pengembangan usaha melalui

fasiltas pembiayaan dalam bank. Pihak yang memiliki surplus dana


25

menyalurkan dananya pada pihak yang mengalami minus sehingga dana

dapat bergulir.

3) Membuka lapangan kerja baru, artinya penambahan dana pembiayaan dapat

memicu terbukanya sektor-sektor usaha sehingga dapat menyerap tenaga

kerja sehingga akan terbuka lapangan pekerjaan baru.

4) Meningkatkan produktivitas, artinya dengan adanya penambahan dana

melalui pembiayaan yang dilakukan maka ada peluang untuk usaha

masyarakat meningkatkan daya produksi. Dikarenakan adanya dana

mendorong jalannya produksi.

5) Terjadi dana yang terdistribusi, artinya masyarakat dengan usahanya dapat

berlaku produktif melakukan aktivitas usaha serta memperoleh laba, dimana

hal tersebut juga sebagai pendapatan masyarakat. Maka telah berjala

distribusi pendapatan.

Sedangkan tujuan pembiayaan menurut Kasmir (dalam Yahya, 2019:31-

32) bagi perusahaan khususnya perbankan dan perekonomian makro adalah

sebagai berikut:

1) Mendapatkan keuntungan

Tujuan utama pembiayaan adalah memperoleh laba. Hasil dari keuntungan

perbankan dengan basis syariah didapaykan dari bagi hasil yang diterima

sebagai balas jasa dan biaya administrasi.

2) Membantu usaha nasabah

Pembiayaan membantu nasabah dalam melakukan yang kekurangan dana

agar dapat mengembangkan usaha dan memperluasnya. Dalam hal ini kedua
26

belah pihak diuntungkan, baik nasabah maupun lembaga keuangan yang

membiayai.

3) Membantu pemerintah

Pemerintah mendapakan keuntungan melalui pajak yang diterima,

kesempatan kerja yang dibuka, meningkatkan jumlah barang dan jasa, dan

menghemat serta meningkatkan devisa negara.

2.2.8.2 Prinsip pembiayaan

Prinsip pembiayaan dapat dianalisis dengan 5C (Kuncoro, 2002:251-252),

yaitu sebagai berikut:

1) Character (watak)

Untuk mendapatkan gambaran akan pemohon, sikap sebelum pembiayaan

dan selama permohonan disetujui. Calon nasabah yang akan dilimpahi dana

yang mendesak pencairan dengan janji-janji memberikan hadiah seringkali

menimbulkan keraguan dalam kemungkinan melunasi atau mengembalikan

pembiayaan.

2) Capacity (kemampuan)

Untuk mengukur kemampuan mengembalikan pembiayaan dari usaha yang

diberikan biaya, mencakup aspek manajemen (kemampuan melakukan

pengelolaan usaha), aspek produksi (kemampuan memproduksi secara

berkesinambungan), aspek pemasaran (kemampuan melakukan pemasaran

hasil usaha), aspek financial (kemampuan untuk menghasilkan laba)


27

3) Capital (modal)

Untuk mengukur kemampuan pemohon dalam menyediakan dengan modal

sendiri, yang mencakup besar dan komposisi modal, perkembangan

keuntungan usaha selama tiga periode sebelumnya.

4) Condition (prospek usaha)

Untuk mengetahui prospektif atau tidaknya suatu usaha yang akan dibiayai,

yang meliputi siklus usaha mulai dari bahan baku (pemasok), pengolahan,

dan pemasaran (pembeli). Dalam pemasaran tersebut harus diperhatikan pula

kondisi persaingan dari usaha yang bersangkutan, barang substitusi yang

beredar di pasar, potensi calon pesaing, dan peraturan pemerintah.

5) Collateral (agunan)

Untuk mengetahui besarnya nilai agunan yang dapat dipergunakan sebagai

alat pengamanan bagi BMT dalam setiap pemberian pembiayaan.

Prinsip 5C yang dijelaskan diatas merupakan penilaian permohonan

pembiayaan bank syariah yang harus diperhatikan yang memiliki beberapa prinsip

utama yang berkaitan dengan kondisi keseluruhan calon nasabah yang tidak dapat

dipisahkan. Di dunia perbankan syariah prinsip 5C sudah sangat dikenal.

2.2.8.3 Jenis-jenis pembiayaan

Menurut sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua

(Yahya, 2019:34), yaitu:


28

1) Pembiayaan Produktif

Yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan produksi

dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi,

perdagangan, maupun investasi. Sedangkan menurut keperluannya,

pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua, yaitu:

(1) Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan:

(1) peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil

produksi, maupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau mutu

hasil produksi, dan (2) untuk keperluan perdagangan atau peningkatan

utility of place dari suatu barang.

(2) Pembiayaan Investasi, yaitu untuk memenuhi kebutuhan barang-barang

modal (capital goods) serta fasilitas-fasilitas yang erat kaitannya dengan

hal tersebut.

2) Pembiayaan Konsumtif

Yaitu, „pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan

konsumsi, yang akan habis digunakan memenuhi kebutuhan‟ berdasarkan

pendapat Antonio (dalam Yahya, 2019:35). Pembiayaan konsumtif adalah

pembiayaan yang diperuntukkan nasabah dengan tujuan diluar usaha dan

bersifat perorangan. Berbeda dengan pembiayaan syariah untuk modal kerja

yang bersifat produktif, pembiayaan konsumtif diperlukan oleh nasabah

untuk memenuhi kebutuhan sekunder. Adapun jenis akad yang sering

digunakan dalam produk pembiayaan konsumtif syariah ada dua yaitu akad

murabhah dan akad ijarah.


29

Sedangkan dari segi jaminan menurut Ismail (dalam Yahya 2019:35),

pembiayaan dibagi menjadi:

1) Pembiayaan dengan jaminan

Merupakan jenis pembiayaan yang didukung dengan jaminan (agunan)

yang cukup.

2) Pembiayaan dengan jaminan

Pembiayaan yang diberikan kepada nasabah tanpa didukung adanya

jaminan oleh bank syariah atas dasar kepercayaan.

2.2.8.4 Kualitas Pembiayaan

Aset bank merupakan salah satu indikator yang memberikan pengaruh

terhadap profitabilitas bank syariah. Sisi aktiva bank syariah tidak jauh berbeda

dengan bank konvensional yang terdiri dari pembiayaan, penempatan pada bank

Indonesia, penempatan bank lain dan lain-lain. Hal utama yang membedakan

perbankan syariah dengan perbankan konvensional adalah pada sistem

pembiayaan atau kredit yang diberikan. „Kredit yang disalurkan oleh bank

konvensional berbasiskan bunga, namun pembiayaan pada perbankan syariah

menerapkan prinsip bagi hasil‟ (Rivai dalam Jayusman 2007:759).

Pembiayaan yang diberikan bank syariah kepada masyarakat mendominasi

sisi aktiva bank syariah. Hal ini dikarenakan pembiayaan yang diberikan

memberikan kontribusi besar pada profitabilitas melalui pendapatan bagi hasil.

“Pembiayaan yang diberikan bisa saja bermasalah dan nasabah peminjam tidak

mampu mengembalikan dana ke bank, sehingga bank dapat mengalami kerugian”

(Taswan, 2010:310). Dengan demikian, bank menghadapi risiko pembiayaan.


30

Menurut Rose (2013:145), “Profitabilitas bank dipengaruhi oleh kualitas

pembiayaan yang dimiliki bank tersebut”.

Risiko pembiayaan bank dapat dilihat melalui kualitas pembiayaan dari

kolektibilitas pembiayaan atau dapat disebut dengan kualitas kredit bank tersebut.

Menurut Peraturan Bank Indonesia No.10/18/PBI tahun 2008 tentang

restrukturisasi pembiayaan atau dapat disebut sebagai kolektabilitas kredit bagi

bank syariah, sebagai berikut:

1) Lancar. Pembiayaan lancar yaitu pembiyaan yang perjalanannya lancar atau

memuaskan, artinya segala kewajiban (angsuran pokok dan/atau margin/bagi

hasil/fee/ujrah) diselesaikan oleh nasabah secara baik.

2) Dalam perhatian khusus. Pembiayaan dalam perhatian khusus yaitu

pembiayaan yang selama 1-2 bulan mutasinya mulai tidak lancar, nasabah

mulai menuggak.

3) Kurang lancar. Pembiayaan tidak lancar yaitu pembiayaan yang selama 3 dan

6 bulan mutasinya tidak lancar, pembayaran angsuran pokok dan/atau

margin/bagi hasil/fee/ujrah tidak baik. Usaha-usaha telah dilakukan tapi

hasilnya tetap kurang baik.

4) Diragukan. Pembiayaan diragukan yaitu pembiyaan yang telah tidak lancar

dan telah pada jatuh temponya belum dapat juga diselesaikan oleh debitur

yang bersangkutan.

5) Macet. Ketika kelanjutan dari usaha penyelesaian atau pengaktifan kembali

pembiayaan yang tidak lancar tersebut namun usaha itu tidak berhasil,

berulah pembiayaan tersebut dikategorikan kedalam pembiayaan macet.


31

Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia Nomor. 9/24/DPbs Tahun

2007 Kolektabilitas kredit merupakan penggolongan kredit berdasarkan kategori

tertentu guna memantau kelancaran pembayaran kredit (pembiayaan) oleh debitur.

Untuk menetapkan golongan kualitas pembiayaan, maka pada masing-masing

kelompok produk pembiayaan ditetapkan kriteria-kriteria tertentu.

Berdasarkan kolektibilitas tersebut, bank dapat mengetahui pembiayaan

yang mengandung risiko gagalnya nasabah dalam memenuhi kewajibannya.

Kualitas pembiayaan yang dinilai baik adalah apabila pembiayaan tersebut

terhindar dari pembiayaan bermasalah. Pembiayaan yang bermasalah memiliki

kolektibilitas kurang lancar, diragukan, dan macet. Kualitas pembiayaan memiliki

banyak sebutan dalam perbankan seperti kualitas aktiva produktif atau kualitas

kredit

2.2.8.5 Macam-Macam Pengukuran Kualitas Pembiayaan

Kualitas pembiayaan dapat diukur menggunakan rasio keuangan bank

untuk mengukur terjadinya risiko kerugian yang terkait dengan kemungkinan

kegagalan debitur dalam melunasi kewajiban utang-utangnya kepada bank.

Adapun rasio yang dimaksud adalah Non Performing Financing (NPF).

1) Non Performing Financing (NPF)

Menurut Surat Edaran Bank Indonesia Nomor.9/24/DPbs Tahun 2007

tentang Sistem Penilaian Kesehatan Bank berdasarkan prinsip syariah, Non

Performing Financing adalah pembiayaan yang terjadi ketika pihak debitur

(mudharib) karena berbagai sebab, tidak dapat memenuhi kewajiban untuk

mengembalikan dana pembiayaan (pinjaman). Menurut Wardiantika dan


32

Kusumaningtias (2014) “Non Performing Financing (NPF) adalah rasio antara

pembiayaan yang bermasalah dengan total pembiayaan yang disalurkan bank

syariah”.

Non Performing Financing (NPF) dapat dirumuskan sebagai berikut sesuai

Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP,2004:

Non Performing Finance (NPF)= ×100%

Keterangan:

NPF : Non Performing Financing, risiko kredit macet

Pembiayaan bermasalah : Nilai kredit yang bermasalah (kurang lancar, tidak

lancar, macet) pada bank

Total pembiayaan : Nilai seluruh kredit yang disalurkan bank pada

tahun bersangkutan

Dalam penelitian ini kualitas pembiayaan dihitung non performing

financing. Kualitas pembiayaan memiliki banyak sebutan dalam perbankan seperti

kualitas aktiva produktif atau kualitas kredit. Non Performing Financing (NPF)

atau disebut juga pembiayaan bermasalah adalah suatu pinjaman yang mengalami

kesulitan pelunasan akibat adanya faktor kesengajaan dan atau karena faktor

eksternal diluar kemampuan debitur yang dapat diukur dari kolektabilitas. Setiap

pembiayaan yang diberikan perbankan syariah tersebut memiliki risiko

pembiayaan. Dalam hal ini risiko pembiayaan diukur dengan rasio Non

Performing Financing (NPF).

Kualitas pembiayaan dapat disebut juga sebagai kualitas kredit. Dalam

memahami kualitas kredit sebuah lembaga keuangan menurut Surat Edaran Bank
33

Indonesia Nomor.9/24/DPbs Tahun 2007 kualitas kredit dapat dikolektabilitaskan

sehingga dapat diketahui golongan kualitas pembiayaan yang dilakukan dengan

melakukan pencocokan kriteria-kriteria yang ada.

Untuk perhitungan kualitas pembiayaan dengan menggunakan NPF

peraturan bank Indonesia nomor 9/6/PBI/2007 mengatur mengenai persentase

perhitungan kualitas aktiva produktif atau kualitas pembiayaan unutk menghitung

pembiayaan yang bermasalah sebagai berikut:

Tabel 2.2
Persentase Perhitungan Pembiayaan Bermasalah
No. Kualitas pembiayaan Persentase
1. Lancar (L) 0%
2. Dalam Perhatian Khusus (DPK) 25%
3. Kurang Lancar (KL) 50%
4. Diragukan (D) 75%
5. Macet (M) 100%
Sumber: PBI No. 9/6/PBI/2007

Pengkategorian dalam tabel diatas menggunakan kolektibilitas kredit yang

telah dijelaskan dalam sub bab sebelumnya. Rasio NPF dengan hasil yang tinggi

menunjukkan pembiayaan yang diberikan bank banyak yang mengalami

permasalahan dan menunjukkan kualitas pembiayaan bank tersebut buruk

sehingga membawa pendapatan semakin menurun. “Jika dibalik nilai rasio rendah

menggambarkan posisi kualitas pembiayaan perbankan baik dan berdampak pada

naiknya keuntungan bank tersebut” (Jayusman, 2014:34).

2.2.9 Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi

kewajiban jangka pendek yang dimilikinya pada saat jatuh tempo (Sugiyono,
34

2009:67). Pada dasarnya, tingkat likuiditas pada suatu perusahaan ditunjukkan

didalam angka-angka tertentu, seperti misalnya; angka rasio cepat, angka rasio

lancar, serta juga angka rasio kas.

Menurut Bambang Riyanto (2013:25) “Pengertian likuiditas merupakan

hal-hal yang berhubungan dengan masalah kemampuan pada suatu perusahaan

untuk bisa memenuhi kewajiban finansialnya yang harus secepatnya dilunasi”.

Secara spesifik likuiditas tersebut mencerminkan ketersedian dana yang dipunyai

perusahaan guna memenuhi seluruh hutang yang akan jatuh tempo.

Menurut Handono Mardiyanto (2009:54) “Pengertian likuiditas

merupakan suatu kemampuan perusahaan untuk dapat melunasi kewajiban (utang)

jangka pendek itu tepat pada waktunya, termasuk juga melunasi bagian utang

jangka panjang yang jatuh tempo pada tahun bersangkutan”. Utang jangka pendek

perusahaan termasuk utang usaha, pajak, dividen, dan lain sebagainya.

2.2.9.1 Tujuan dan Manfaat Likuiditas

Penggunaan rasio likuiditas memiliki tujuan dan manfaat diantaranya

sebagai berikut (Hery, 2015:177):

1) Memberikan ukuran atas kemampuan perusahaan dalam melakukan

pembayaran kewajiban dan utang yang jatuh tempo dalam waktu dekat.

2) Memberikan ukuran kemampuan perusahaan untuk melakukan pembayaran

kewajiban jangka pendek dengan memakai total aset lancar.

3) Memberikan ukuran kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban

jangka pendek dengan menggunakan aset lancar yang dimilikinya (tanpa

perhitungan persediaan barang dagang dan aset lancar lain).


35

4) Memberikan ukuran tingkat ketersediaannya uang kas perusahaan dalam

membayar utang jangka pendek.

5) Berlaku sebagai alat dalam merencanakan keuangan dimasa mendatang

terutama yang berhubungan dengan direncanakannya kas dan utang jangka

pendek.

6) Untuk melihat kondisi dan posisi likuid perusahaan sepanjang waktu sesuai

beberapa periode yang dibutuhkan dan melakukan perbandingan.

2.2.9.2 Jenis-jenis Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas dapat disebut juga sebagai short term lukuidity. Pada

umumnya likuiditas diukur dengan perbandingan antara aktiva lancar (current

Asset) dengan utang lancar (current liabilities) yang disebut dengan sebutan rasio

lancar (currect ratio). Namun, terdapat juga perusahaan yang menggunakan rasio

lain ialah sebagai alat ukur likuiditas.

Dibawah ini merupakan beberapa rasio untuk dapat mengukur likuiditas

yang umum digunakan perusahaan, diantaranya :

1) Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar merupakan tingkat kemampuan sebuah perusahaan untuk

dapat menggunakan aktiva lancar untuk membayar seluruh kewajiban atau utang

lancarnya.

Current Ratio =
36

2) Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat merupakan tingkat kemampuan sebuah perusahaan untuk

membayar utang jangka pendek dengan menggunakan aktiva lancar itu tanpa

memperhitungkan persediaan disebabkan persediaan tersebut membutuhkan

proses yang lama untuk diuangkan ketimbang asset lainnya.


Quick Ratio =

3) Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas merupakan tingkat kemampuan sebuah perusahaan untuk

melunasi utang jangka pendek dengan menggunakan dana kas, contohnya

rekening giro.

Cash Ratio =

4) Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover Ratio)

Rasio perputaran kas merupakan rasio yang menunjukkan nilai relatif

antara nilai penjualan bersih terhadap kerja bersih. Dalam hal tersebut, modal

kerja bersih ini ialah seluruh komponen aktiva lancar dikurangi total utang lancar.

Cash Turnover Ratio =

5) Rasio Modal Kerja Terhadap Total Aset (Working Capital to Total Asset

Ratio)

Rasio Modal Kerja Terhadap Total Aset (WCTA) merupakan rasio yang

dapat menilai likuiditas dari total aktiva serta juga posisi modal kerja.


WCTA =
37

6) Financing to Deposit ratio (FDR)

FDR merupakan rasio yang menghitung keseluruhan jumlah pembiayaan

yang diberikan bank dengan data yang diterima oleh bank. Rumus FDR yang

dapat digunakan adalah menurut Surat Edaran Bank Indonesia No.

6/23/DPNP,2004:

FDR =

Pengukuran likuiditas pada penelitian ini menggunakan FDR. Rasio ini

menurut Dendawijaya dalam Aliska (2019:35) mengambarkan seberapa besar

kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan

deposan dengan memanfaatkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditas.

FDR (financing to Deposit Ratio) dihitung dengan melakukan perbandingan

antara pembiayaan yang diberikan bank dengan dana pihak ketiga yang berhasil

dihimpun bank.

Muhammad dalam Aliska (2019:36) mengungkapkan bahwa „penyaluran

pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang

direncanakan dengan melihat rasio FDR‟. Taswan menjelaskan (dalam Jayusman,

2014:54) „Semakin tinggi rasio FDR memberikan indikasi bahwa bank syariah

tersebut memiliki kemampuan likuiditas yang rendah hal ini terjadi karena dana

sebagian besar digunakan untuk pembiayaan sehingga profit yang mampu

didapatkan akan menjadi semakin tinggi selain itu jika rasio semakin rendah

menunjukkan profit yang akan didapatkan menurun karena mengendapnya

sebagian besar kas bank‟. Besaran kredit atau pembiayaan semakin tinggi maka

pendapatan yang diperoleh juga akan naik.


38

Namun perlu adanya perhatian “Semakin besar penyaluran dana pada

pembiayaan daripada deposit atau simpanan masyarakat dapat menimbulkan

tanggungan konsekuensi risiko yang semakin besar oleh bank. Bila pembiayaan

yang disalurkan mengalami masalah atau gagal, bank akan kesulitan untuk

mengembalikan dana yang dititipkan oleh masyarakat (Umam, 2013:256)”.

Sehingga dalam pelaksanaannya FDR memiliki batas maksimum rasio antara

pembiayaan atau kredit dengan simpanan masyarakat agar dapat diketahui

likuiditas bank tersebut menurut surat edaran Bank Indonesia No. 26/5/BPPP

tanggal 29 Mei 1993 sebagai berikut:

“Bank Indonesia menetapkan besaran FDR tidak boleh lebih dari 110%.

Bank dapat memberikan kredit atau pembiayaan melebihi jumlah dana pihak

ketiga yang dihimpun asal tidak lebih dari 110%. Jika suatu bank melebihi batas

tersebut, maka bank dikatakan tidak menjalankan fungsi dengan baik yaitu

sebagai pihak intermediasi (perantara)”.

2.2.10 Profitabilitas

“Rasio profitabilitas adalah rasio keuangan yang digunakan oleh analis dan

investor untuk mengukur dan mengevaluasi kemampuan perusahaan untuk

menghasilkan keuntungan (laba) relatif terhadap pendapatan, aset neraca, biaya

operasi, dan ekuitas pemegang saham selama periode waktu tertentu (Mamduh

dan Halim, 2014:162)”.

Rasio ini menunjukkan seberapa baik perusahaan menggunakan asetnya

untuk menghasilkan laba dan nilai bagi pemegang saham. Rasio atau nilai yang

menunjukkan lebih tinggi biasanya dicari oleh sebagian besar perusahaan, karena
39

ini biasanya berarti bisnis berkinerja baik dengan menghasilkan pendapatan, laba,

dan arus kas. Sehingga rasio ini menunjukkan efisiensi manajemen bank dalam

pemanfaatan sumber dana bank.

Profitabilitas bank merupakan suatu kemampuan bank dalam

menghasilkan dalam suatu periode. “Bank yang sehat adalah bank yang diukur

secara profitabilitas atau rentabilitas yang terus meningkat di atas standar yang

ditetapkan (Suryani, 2011:55)”.

Menurut Riyadi (dalam Suryani, 2011:55), „rasio Profitabilitas adalah

perbandingan laba (setelah pajak) dengan modal (modal inti) atau laba (sebelum

pajak) dengan total aset yang dimiliki bank pada periode tertentu‟. Agar hasil

perhitungan rasio mendekati pada kondisi yang sebenarnya (real), maka posisi

modal atau aset dihitung secara rata-rata selama periode tersebut.

“Rentabilitas atau Profitabilitas bank adalah suatu kemampuan bank untuk

memperoleh laba yang dinyatakan dalam persentase (Hasibuan, 2009:100)”.

Menurut Dendawijaya (2005:118) “Profitabilitas atau rentabilitas bank adalah alat

untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang

dicapai oleh bank yang bersangkutan”.

Hasibuan (2007:100) menyatakan bahwa “Profitabilitas atau sering disebut

juga dengan Rentabilitas menunjukkan tidak hanya jumlah kuantitas dan trend

earning tetapi juga faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan dan kualitas

earning”. Keberhasilan bank didasarkan pada penilaian kuantitatif terhadap

rentabilitas atau profitabilitas bank yang diukur dengan dua rasio yang bobotnya

sama.
40

2.2.10.1 Tujuan Rasio Profitabilitas

Berdasarkan oleh pemaparan Kasmir (2015:197) profitabilitas memiliki

tujuan sebagai berikut:

1) Untuk mengukur dan menghitung keuntungan perusahaan yang diperoleh

dalam suatu periode tertent.

2) Dapat menunjukkan posisi laba perusahaan dalam dua tahun yaitu tahun

sebelumnya dan tahun saat ini.

3) Untuk menunjukkan nilai laba yang berkembang dari waktu ke waktu.

4) Untuk menilai seberapa besar laba bersih sesudah pajak dengan modal

sendiri.

5) Untuk menunjukkan ukuran produktivitas dana perusahaan yang

dimanfaatkan dari modal pinjaman maupu modal sendiri.

2.2.10.2 Manfaat Rasio Profitabilitas

Menurut Kasmir (2015:197) penggunaan rasio profitabilitas dapat

memberikan manfaat sebagai berikut:

1) Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh perusahaan dalam satu

periode.

2) Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan tahun sekarang.

3) Mengetahui perkembangan laba waktu ke waktu.

4) Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak denga modal sendiri.

5) Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang digunakan baik

modal pinjaman maupun modal sendiri.


41

2.2.10.3 Jenis-jenis Rasio Profitabilitas

Beberapa rasio yang dapat digunakan untuk menghitung profitabilitas

adalah sebagai berikut:

1) Marjin Laba Kotor (Gross Profit Margin)

“Marjin Laba Kotor adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui

persentase laba kotor terhadap pendapatan perusahaan” (Hery, 2016:196). Laba

kotor dipengaruhi laporan arus kas dengan mempertimbangkan biaya produksi.

Dengan rasio ini, perusahaan mengukur efisiensi perhitungan harga pokok atau

biaya produksi. Semakin besar marjin laba kotor, berarti semakin efisien

operasional perusahaan. Sebaliknya jika hasilnya semakin kecil, berarti

perusahaan kurang cakap dalam melakukan operasional. Marjin laba kotor dapat

dihitung melalui rumus:

Marjin Laba Kotor =

2) Marjin Laba Bersih (Net Profit Margin)

“Marjin Laba Bersih digunakan untuk menilai persentase laba bersih yang

didapat setelah dikurangi pajak terhadap pendapatan dari penjualan (Hery,

2016:199).” Jika hasil marjin laba bersih semakin tinggi, semakin baik pula

operasional perusahaan. Cara hitungnya digunakan rumus:

Marjin Laba Bersih =

3) Return on Equity Ratio (ROE)

“ROE adalah hasil dikembalikannya ekuitas yaitu besaran kontribusi

ekuitas untuk menciptakan pendapatan bersih (Hery, 2016:195)”. ROE penting


42

bagi investor, karena rasio ini menilai kemampuan perusahaan dalam

menghasilkan laba dari investasi yang ditanam oleh investor. Hasil dari ROE

dinyatakan dalam persentase. ROE menunjukkan seberapa sukses perusahaan

mengelola modal sehingga tingkat keuntungan diukur dari investasi. Rumusnya

dapat dihitung dengan:

ROE =

4) Return on Capital Employed (ROCE)

“ROCE merupakan rasio yang menunjukkan efisiensi dan profitabilitas

dari investasi modal perusahaan (Herlina, 2013:15)”. ROCE mengukur

keuntungan perusahaan dari modal yang dipakai dalam bentuk persentase dan

mencerminkan efisiensi serta profitabilitas modal atau investasi perusahaan.

Secara singkat rasio ini adalah indikator optimalisasi perusahaan untuk

memanfaatkan modal. Berikut ini dua rumus ROCE yang sering digunakan:

ROCE =

Atau

ROCE =

5) Return on Investment (ROI)/ Return On Asset (ROA)

ROI berguna untuk mengukur kemampuan perusahaan secara menyeluruh

dalam menghasilkan keuntungan setelah pajak bagi perusahaan terhadap jumlah

aktiva yang tersedia di perusahaan. Riyanto (2013:336) menyatakan “ROI dapat

disebut juga dengan net earning power ratio atau secara umum disebut dengan

istilah ROA”. Semakin besar nilai yang dihasilkan maka semakin efisien

optimalisasi aktiva perusahaan dalam menghasilkan keuntungan yang lebih besar


43

meski dengan aktiva yang berjumlah sama dan berlaku. Rumus ROA dihitung

dengan formulasi menurut Kasmir (2012:202) yaitu:

ROA =

6) Earning Per Share (EPS)

Dari EPS, perusahaan akan mengetahui level kemampuan lembar saham

dalam menghasilkan laba perusahaan. Manajemen perusahaan, investor, dan

masyarakat umum yang hendak membeli saham sangat memperhatikan EPS

karena menjadi parameter kesuksesan perusahaan dan keuntungan dari saham.

Rumus EPS adalah:

EPS =

Faktor penentu profitabilitas bank dibagi menjadi dua kategori utama

(Muliawati, 2015:25) dan pada “kategori pertama disebut faktor internal dan yang

kedua faktor eksternal”. Faktor penentu internal merupakan faktor-faktor yang

dikendalikan oleh manajemen. “Hal ini menunjukkan perbedaan antar bank dalam

kebijakan manajemen dan keputusan yang berkaitan dengan sumber dan

penggunaan dana, modal, likuiditas dan biaya (Almanaseer, 2014:180)”.

Bank Indonesia menilai kondisi profitabilitas perbankan di Indonesia

didasarkan pada dua indikator yaitu:

1) Return on Asset (ROA) atau tingkat pengembalian aset

2) Rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).

Rasio profitabilitas ini menggambarkan efisiensi kinerja bank yang

bersangkutan. “Return on Asset (ROA) adalah rasio yang sangat penting, karena
44

rasio ini mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset

produktif yang dananya sebagian besar berasal dari Dana Pihak Ketiga (DPK)

(Riyadi dalam Suryani 2011:)”.

Dalam penelitian ini profitabilitas diindikasikan dengan perhitungan ROA.

ROA adalah rasio yang mengukur seberapa efisien sebuah kinerja perusahaan

dalam mengelola aset dan menghasilkan laba. Rasio ini adalah alat ukur dengan

efektivitas dan efisiensi yang berguna bagi manajemen untuk melakukan evaluasi

pengelolaan aktiva perusahaan yang bersangkutan. ROA mampu menggambarkan

keuntungan dimasa mendatang dengan mengukur kemampuan produktivitas laba

perusahaan dimasa lalu.

Selain itu rasio ROA merupakan alat ukur keuntungan bersih yang

diperoleh dari penggunaan aktiva. Sehingga jika rasio ini menunjukkan nilai yang

tinggi maka menunjukkan semakin baiknya produktivitas aktiva untuk

menghasilkan netto. Jika netto yang dihasilkan tinggi maka keuntungan yang

dicapai akan meningkat maka akan menghasilkan penilaian bahwa perusahaan

pada posisi pengunaan asset yang efisien atau dalam hal ini adalah penggunaan

sumber dana dengan baik.

2.3 Teori Hubungan Antar Variabel

2.3.1 Pengaruh Kualitas Pembiayaan terhadap Profitabilitas Perusahaan

Perbankan

Kegiatan operasional utama bank yaitu pemberian kredit atau pembiayaan.

Yang mana merupakan sumber utama pendapatan bank dalam meningkatkan

profitabilitasnya. Kegiatan pemberian kredit yang dilakukan oleh bank tidak lepas
45

dari risiko kredit atau dapat disebut dengan risiko pembiayaan yang juga harus

dihadapi. Risiko pembiayaan yang terjadi membuat pendapatan bank menurun.

Pendapatan memberikan pengaruh pada keuntungan bank yang di dapatkan. Oleh

karena itu dapat membuktikan kemungkinan hipotesis yang diajukan dimana

kualitas pembiayaan mampu memberikan pengaruh pada profitabilitas suatu

perusahaan perbankan.

Berkaitan dengan pengaruh risiko kredit atau pembiayaan terhadap

profitabilitas, hasil penelitian yang dilakukan oleh Muarif et al (2020)

menunjukkan bahwa risiko kredit berpengaruh negatif signifikan terhadap

profitabilitas. Hasil penelitian yang dilakukan Aliska (2019) juga menemukan

bahwa NPF selaku indikator kualitas pembiayaan berpengaruh negatif secara

parsial terhadap profitabilitas dengan ROA sama halnya dengan penelitian Dewi

(2019). Hal ini mengindikasikan bahwa semakin besar risiko kredit atau

pembiayaan yang dimiliki perusahaan perbankan berarti terdapat banyak nasabah

yangmengalami permasalahan dalam bertanggung jawab ketika jatuh tempo,

maka semakin kecil profitabilitas yang akan diperoleh oleh perusahaan perbankan.

Sehingga hal ini akan merugikan pihak bank.

2.3.2 Pengaruh Likuiditas terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan

memenuhi kewajiban (utang) jangka pendek. Pengelolaan likuiditas merupakan

masalah yang cukup kompleks dalam kegiatan operasional bank, hal tersebut

dikarenakan dana yang dikelola oleh bank sebagian besar adalah dana dari

masyarakat atau disebut dengan dana pihak ketiga. Kemampuan bank dalam
46

mengelola likuiditasnya akan membantu perusahaan perbankan memperkirakan

kelangsungan hidup dimasa depan.

Dalam penelitian ini likuiditas dilihat melalui Financing to Deposit Ratio.

Semakin tinggi FDR, maka dapat memberikan kemungkinan laba akan mengalami

peningkatan dengan penyaluran pembiayaan yang optimal.

Hasil likuiditas terhadap profitabilitas didukung dengan penelitian Aliska

(2018) bahwa FDR dibuktikan mempengaruhi ROA dengan positif signifikan

serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputra (2020). Berdasarkan hal

tersebut maka ditemukan indikasi bahwa jika FDR sebuah perusahaan perbankan

semakin tinggi maka laba atau profitabilitas akan semakin naik karena penyaluran

pembiayaan berjalan maksimal sehingga dana yang disalurkan berhasil

memberikan pendapatan pada bank.

2.3.3 Pengaruh Kualitas Pembiayaan dan Likuiditas Terhadap

Profitabilitas Perusahaan Perbankan

Perbankan tidak jauh berbeda dengan perusahaan yang dalam menjalankan

operasional atau aktivitas usahanya juga berorientasi pada keuntungan. Bank

dapat menjalankan usahanya dengan memberikan jasa berupa melakukan

penghimpunan dan penyediaan dana untuk masyarakat. Dana yang dimiliki oleh

bank berasal dari masyarakat yang disebut sebagai dana pihak ketiga. Dana ini

didapatkan dari nasabah yang menggunakan fasilitas simpanan dan kemudian

bank menyalurkan dana tersebut dalam bentuk pembiayaan. Pembiayaan yang

disalurkan pada masyarakat diharapkan dapat berkembang sehingga dapat

memberikan keuntungan pada kedua belah pihak. Namun pembiayaan juga dapat
47

memberikan kemungkinan pembiayaan bermasalah dikarenakan nasabah tidak

dapat bertanggung jawab ketika jatuh tempo pembayaran pada bank.

Likuiditas bank dipengaruhi dari dana yang dimiliki dan dana yang

disalurkan jika dana yang disalurkan mengalami permasalahan maka kualitas

pembiayaan menunjukkan indikasi negatif menyebabkan dana yang kembali

sebagai pendapatan bank menurun dampak yang akan timbul adalah bank akan

mengalami lukuidasi yang tinggi yang kemudian mempengaruhi profitabilitas

menurun.

Hal tersebut dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan oleh Saputra

(2020) bahwa hasil penelitian menunjukkan FDR dan NPF sebagai variabel bebas

secara simultan berpengaruh terhadap ROA selaku variabel independen sama

dengan penelitian oleh Fathony et al (2021) dan Yanthiani (2019).

2.4 Kerangka Teoritik

Berdasarkan teori yang telah diterangkan dapat digambarkan kerangka

teori sebagai landasan dalam pemahaman. Adapun kerangka teoritik dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :


48

Kualitas Pembiayaan
(X1)

Profitabilitas
(Y)

Likuiditas
(X2)

Gambar 2.1
Kerangka Teoritik
Keterangan :

= Pengaruh secara parsial

= Pengaruh secara simultan

2.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan atau kesimpulan awal dan masih bersifat

sementara yang akan dibuktikan kebenarannya, setelah data lapangan (empiris)

diperoleh. Hubungan atau pengaruh antara variabel bebas (independent variable)

terhadap variabel terikat (dependent variable) akan dijelaskan dengan analisis

regresi linier berganda dimana “kualitas pembiayaan” variabel bebas (X1)

“likuiditas” variabel bebas (X2) dan “profitabilitas” sebagai variabel terikat (Y).

Adapun hipotesis penelitian yang akan di uji :

2.5.1. Ada pengaruh kualitas pembiayaan terhadap profitabilitas Bank

Muamalat Indonesia Indonesia periode 2013-2020

Pembiayaan bermasalah sering ditemui dalam aktivitas kredit sebuah

perusahaan perbankan. Pembiayaan memberikan sebagian besar pengaruh pada

pendapatan dalam kasus ini sebuah perusahaan yang baik diharuskan dapat
49

menunjukkan besaran pembiayaan yang dihitung dengan NPF (Non Performing

Financing) dalam kondisi rendah. Jika pembiayaan bermasalah dapat

dikendalikan dan dapat dikelola dengan baik maka akan mendukung kesahatan

kinerja keuangan bagi bank syariah sehingga akan membawa pengaruh pada

profitabilitas. Asumsi diatas didukurng dengan penelitian yang dilakukan oleh

Muarif et.al (2020), Aliska (2019) dan Dewi (2019) dengan menunjukkan hasil

pengaruh parsial kualitas pembiayaan yang berpengaruh negatif signifikan

terhadap profitabilitas.

Formulasi Hipotesis Pertama : Diduga Kualitas Pembiayaan berpangaruh

signifikan profitabilitas PT Bank Muamalat Indonesia periode 2013-2020

Ha : Kualitas pembiayaan berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada PT.

Bank Muamalat Indonesia periode 2013-2020

Ho : Kualitas pembiayaan tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas

pada PT. Bank Muamalat Indonesia periode 2013-2020

2.5.2. Ada pengaruh likuiditas terhadap profitabilitas Bank Muamalat

Indonesia di Indonesia periode 2013-2020

Sebuah bank memiliki tugas utama yaitu melakukan penyaluran dana pada

masyarakat dan menjaga kestabilan ekonomi masyarakat agar dapat menciptakan

pendapatan pribadi bagi keluarganya. Untuk mengetahui apakah penyaluran dana

yang dilakukan menunjukkan keberhasilan dapat diketahui melalui tingkat

likuiditas pada bank yang bersangkutan. Likuiditas dihitung melalui FDR

(Financing To Deposit Ratio) yang mengindikasikan bank syariah dalam keadaan

baik jika persentasenya tinggi. Apabila pengelolaan bank syariah dalam


50

likuiditasnya baik maka memungkinkan profitabilitas mengalami kenaikan.

Asumsi diatas didukurng dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Aliska

(2018) dan Saputra (2020) dengan hasil penelitian likuiditas memiliki pengaruh

positif terhadap profitabilitas.

Formulasi Hipotesis Kedua : Diduga Likuiditas dapat berpengaruh signifikan

profitabilitas PT. Bank Muamalat Indonesia periode 2013-2020

Ha : Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada PT. Bank

Muamalat Indonesia periode 2013-2020

Ho : Likuiditas tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada PT. Bank

Muamalat Indonesia periode 2013-2020

2.5.3. Ada pengaruh kualitas pembiayaan dan likuiditas secara simultan

berpengaruh terhadap profitabilitas Bank Muamalat Indonesia di

Indonesia periode 2013-2020

Pembiayaan bermasalah yang dikelola dengan baik dengan persentase

yang turun dengan likuiditas yang tinggi dari optimalisasi dana yang dapat

disebarkan merupakan sebuah kombinasi untuk mendorong profitabilitas bank

syariah menuju kenaikan. Dapat dijelaskan bahwa jika dalam sebuah perusahaan

perbankan dalam hal ini syariah jika hanya pembiayaan bermasalah yang

ditangani dengan baik tanpa melakukan optimalisasi dana dengan penyaluran

secara menyeluruh dan tepat maka dapat diperkirakaan dimasa depan bank syariah

tersebut tidak mampu bertahan. Hal ini karena dana pihak ketiga merupakan

pemberi kontribusi yang terbesar dalam pendapatan bank syariah. Asumsi diatas

dikuatkan dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Saputra


51

(2020), Fathony et al (2021) dan Yanthiani (2019) dengan hasil yang sesuai yaitu

pembiayaan bermasalah dan likuiditas mampu menunjukkan pengaruhnya

terhadap profitabilitas secara positif.

Formulasi Hipotesis Ketiga : Diduga Kualitas pembiayaan dan Likuiditas dapat

berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas pada PT Bank Muamalat Indonesia

secara simultan

Ha : Kualitas pembiayaan dan likuiditas berpengaruh signifikan dan simultan

terhadap profitabilitas pada PT. Bank Muamalat Indonesia periode 2013-2020.

Ho : Kualitas pembiayaan dan likuiditas tidak berpengaruh signifikan dan

simultan terhadap profitabilitas pada PT. Bank Muamalat Indonesia periode 2013-

2020
52

BAB III

METEDOLOGI PENELITIAN

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menjaga konsistensi penelitian diperlukan batasan-batasan lingkup

penelitian agar pembahasan tidak meluas dan lebih terfokus pada ruang lingkup

penelitiaan ini dibatasi pada pengaruh kualitas pembiyaan, likuiditas dan

profitabilitas pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk menggunakan laporan

kuartal atau triwulanan dari tahun 2013-2020.

3.2 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, menurut Supriyanto

(2017:8) penelitian kuantitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang sistematis

dimana data yang diperoleh berupa angka atas suatu data yang diteliti baik itu

gejala-gejala dan fenomena sosial, serta keterkaitan antara satu dengan yang lain.

3.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini menggunakan laporan keuangan perusahaan PT. Bank

Muamalat Indonesia dengan menggunakan data triwulan tahun 2013-2020 yang

diambil dari galeri bursa efek Indonesia universitas islam kadiri, jalan sersan

suharmaji no. 38 kediri, dengan melakukan pengunduhan data yang dibutuhkan di

situs bursa efek Indonesia pada website resminya www.idx.co.id dan

www.idnfinancial.co.id.
53

3.4 Populasi dan Sampel

3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2018:80), populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri atas subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi adalah gabungan dari sebuah elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau

orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat pelatihan

seorang peneliti karena itu dipandang sebagai sebuah semesta penelitian

(Ferdinand, 2014:171). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh data laporan

keuangan pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk.

3.4.2 Sampel

Sampel menurut Sugiyono (2018:81), adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, bila populasi besar dan peneliti

tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena

keterbatasan dana, tenaga dan waktu peneliti dapat menggunakan sampel yang

diambil dari populasi itu, yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan

dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi

harus betul-betul (mewakili). Sampel dalam penelitian ini adalah laporan

keuangan kuartal pada PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk periode 2013-2020.

Sehingga jumlah sampel laporan keuangan yang diteliti adalah 32 laporan

keuangan.
54

3.5 Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive. Purposive sampling

adalah salah satu jenis teknik pengambilan sampel yang biasa digunakan dalam

penelitian ilmiah. “Purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan

menentukan kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2018:84)”. Kriteria yang

digunakan dalam penelitian diambil teknik Judgement sampling menurut Ahmad

Sani Supriyanto (2013:125) teknik ini adalah “melakukan pengambilan sampel

dari anggota populasi yang sesuai dengan keinginan peneliti.” Tujuan utama dari

Judgement sampling yakni untuk menghasilkan sampel yang secara logis dapat

dianggap mewakili populasi. Hal ini menjadi alasan peneliti agar mendapatkan

sampel yang representatif sesuai dengan kriteria yang ditentukan pada laporan

keuangan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk.

3.6 Data dan Teknik Pengumpulannya

3.6.1 Jenis dan sumber data

Data untuk penelitian ini didapatkan dengan sumber data jenis sekunder.

“Data sekunder adalah sumber data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung

dari objek penelitian (Sugiyono 2017:137)”. Data sekunder umumnya didapatkan

dari website resmi, media cetak dan media-media lain dari objek yang diteliti

yang dapat dijamin kebenarannya. Data sekunder yang dibutuhkan adalah data

periodik cerminan keadaan kinerja keuangan perusahaan dalam bentuk laporan

keuangan pada periode tertentu. Data penelitian ini bersumber dari:

1. Bursa efek Indonesia, www.idnfinancial.co.id

2. Galeri Syariah bursa efek Indonesia (GISBEI) universitas islam kadiri.


55

3.6.2 Teknik Pengumpulan Data

Data adalah informasi yang diakui kebenerannya dan akan menjadi dasar

agar dapat di analisis dalam penelitian ini. Dalam pengumpulan data penelitian

dilakukan dengan cara :

1. Studi Pustaka/Literatur

Menurut Martono (2015:298), “studi pustaka (atau sering disebut juga

studi literature-literatur review) merupakan sebuah proses mencari berbagai

literatur, hasil kajian atau studi yang berhubungan dengan penelitian yang akan

dilakukan.” Ada berbagai jenis sumber pustaka (literatur) yang dapat

dimanfaatkan sebagai sumber pustaka, baik buku teks, majalah, brosur, tabloid,

dan sebagainya. Sugiyono (2017:291) menyampaikan “studi kepustakaan adalah

langkah penting setelah penulis menentukan topik yang akan diteliti, yang

kemudian dilakukan kajian teoritis dan referensi yang erat kaitannya dengan

penelitian yang sedang dilakukan.”

2. Dokumentasi

“Dokumentasi adalah salah satu cara yang digunakan untuk mendapatkan

informasi dalam bentuk buku, arsip, laporan, dokumen, tulisan, gambar dan angka

yang dapat menberikan keterangan yang dapat mendukung penelitian (Sugiyono

2017:329).” Dokumentasi dapat pula diartikan dengan teknik dalam mencari data

yang dilakukan dengan mempelajari dan menggunakan laporan dan catatan

perusahaan serta dokumen-dokumen perusahaan yang dirasa cocok dengan

penelitian.
56

3.7 Identifikasi Variabel

Menurut Sugiyono (2016:38) “variabel adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.” Dalam

penelitian ini ada dua variabel yang digunakan yaitu variabel independen dan

variabel dependen. Berikut penjelasannya:

1. Variabel Independen

“Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (Sugiyono, 2018:39)”.

Dalam penelitian ini yang termasuk variabel independen yaitu Kualitas

pembiayaan sebagai X1 yang diukur oleh NPF atau Non Performing

Financing, dan likuiditas sebagai X2 yang diukur oleh Financing Debt Ratio

atau FDR.

2. Variabel Dependen

“Variabel dependen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi

akibat karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2018:39)”. Variabel

dependen dalam penelitian ini adalah profitabilitas sebagai Y dengan

menggunakan ROA atau Return On Asset selaku indikator perhitungan.

3.8 Definisi Operasional Variabel

Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
No. Variabel Pengukuran Literatur
NPF= Surat Edaran
Kualitas
×100% Bank Indonesia
1. Pembiayaan
No.
(NPF)
6/23/DPNP,2004
57

Lanjutan
Surat Edaran
Likuiditas Bank Indonesia
2. FDR = ×100%
(FDR) No.
6/23/DPNP,2004
ROA =
Profitabilitas
3. ×100% Kasmir (2012)
(ROA)
Sumber : Data diolah peneliti, 2022, 2021

3.9 Teknik Analisis

Teknik analisis menggunakan data time series. Adapun software yang

digunakan untuk mempermudah peneliti dalam melakukan analisis dibantu oleh

Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 16.0 untuk analisis statistika.

Analisis statistika merupakan analisis yang dilakukan dengan

menggunakan teknik-teknik statistika yaitu menggunakan uji Asumsi klasik,

Analisis Regresi Linier Berganda, Uji Koefisien Determinasi, dan Uji Hipotesis.

3.9.1 Uji Asumsi Klasik

“Uji asumsi klasik memiliki tujuan untuk mendapatkan informasi

mengenai hasil persamaan pada analisis regresi linier berganda apakah telah

memenuhi asumsi teoritis (Sunyoto, 2012:79)”. Sebelum melakukan uji regresi

peneliti harus melakukan uji ini terlebih dahulu untuk mengetahui apakah dapat

dilakukan uji regresi atau tidak oleh karena itu uji asumsi klasik seringkali disebut

sebagai uji prasyarat analisis. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini menggunakan

Uji normalitas, Uji Multikolinearitas dan Uji heterokedastisitas.


58

3.9.1.1 Uji Normalitas

“Uji normalitas adalah uji untuk mengetahui apakah data variabel

dependen dan variabel independen dalam model regresi memiliki distribusi

normal (Ghozali, 2016:154)”. Uji normalitas memiliki dua jenis metode yaitu

analisis grafik dan analisis non grafik. Peneliti dalam melakukan analisis ini

menggunakan uji normalitas non grafik atau secara statistik dengan uji statistik

non parametik Kolmogorov-smirnov test. Jenis uji yang dipilih oleh peneliti ini

“berfungsi untuk menguji goodness of fit/kesesuaian yang baik dengan maksud

kesesuaian antara distribusi nilai sampel dengan distribusi nilai nilai teoritis

tertentu (normal, uniform, eksponensial atau poisson) (Setianingsih, 2020:40)”.

Uji normalitas ini dinyatakan signifikan dengan ketentuan jika hasil uji

Kolmogorov-smirnov pada Asymp.sig (2-tailed) lebih besar dari 0,05, maka

dengan demikian data memiliki distribusi normal.

3.9.1.2 Uji Multikolinearitas

“Uji Multikolinearitas adalah uji yang dilakukan untuk melihat adakah

hubungan yang signifikan antara variabel-variabel bebas yang diteliti (Ghozali

2016:103)”. Model regresi yang baik menunjukkan tidak terjadi korelasi yang

sempurna atau hampir sempurna antar variabel independen (bebas). “Variabel

yang saling berhubungan atau saling berkorelasi adalah variabel yang orthogonal,

artinya adalah variabel bebas yang antara satu dengan yang lain bernilai nol

(Aliska, 2019:81)”.

Uji multikolinearitas diuji dengan melihat nilai Tolerance dan Variance

Inflantion factor (VIF). Tolerance berlaku sebagai pengukur variasi dari variabel
59

bebas yang diteliti dimana tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lain,

sedangkan untuk nilai VIF jika menunjukkan hasil yang tinggi dengan tolerance

rendah maka terdapat tingginya kolinearitas. Kriteria untuk uji ini adalah

dinyatakan bebas multikolinearitas jika nilai VIF <10 dan Tolerance >0,10.

3.9.1.3 Uji Autokorelasi

Tujuan dari uji autokorelasi menurut Ghozali (2016:107) adalah “untuk

melakukan uji apakah dalam model regresi linier yang digunakan dalam sebuah

penelitian ditemukan korelasi antara residual atau kesalahan penganggu pada

periode t dengan residual t-1 yaitu sebelumnya.” Regresi yang dinilai baik adalah

regresi yantidak ditemukan autokorelasi dalam pengujiannya. Dalam melakukan

uji autokorelasi dapat digunakan Uji Durbin Watson (DW test). Uji Durbin

Watson dilakukan dengan menggunakan titik kritis yaitu batas bawah dengan

sebutan dl dan batas atas yang disebut dengan du, dengan demikian maka untuk

mengindentifikasikan apakah uji autokorelasi lolos atau tidak menggunakan

kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.2
Kriteria Autokorelasi Durbin-Watson
No. Jika Keterangan Keputusan
Tidak terdapat autokorelasi
1. 0 < d < dl Tolak
positif
Tidak terdapat autokorelasi
2. dl = d = du Tanpa kesimpulan
positif
Tidak terdapat autokorelasi
3. 4-dl < d < 4 Tolak
negative
Tidak terdapat autokorelasi
4. 4-du = d = 4-dl Tanpa kesimpulan
negative
Tidak ada autokorelasi,
5. du < d < 4-du Tidak ditolak
positif/negative
Sumber: Ghozali (2013, 111)
60

3.9.1.4 Uji Heterokedastisitas

“Uji heterokedastisitas merupakan uji yang digunakan untuk mengetahui

dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu

pengamatan dengan yang lainnya (Ghozali, 2016:134).” Apabila variasi residual

antar pengamat terjadi ketetapan maka disebut dengan homokedastisitas. Regresi

dengan model yang baik adalah yang terjadi homokedastisitas atau tidak terdapat

gejala heterokedastisitas. Terdapat dua jenis cara untuk melakukan uji ini yaitu uji

statistik dan uji grafik plot. Peneliti melakukan uji statistik dengan Uji glesjer.

“Uji glesjer dilakukan dengan meregresikan absolut residual yang kemudian

ditempatkan sebagai variabel terikat (dependen) sedangkan variabel bebas tetap

(Setianingrum, 2015:54).” Kriteria uji ini adalah tidak terdapat gejala

heterokedastisitas jika signifikansi berada >0,05.

3.9.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda mengacu pada tujuan dan hipotesis

penelitian maka model analisis yang digunakan adalah analisis regresi analisis

berganda. Penggunaan model analisis ini dengan alasan untuk mengetahui

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat apakah menunjukkan

pengaruh. Menurut Ghozali (2016:93), analisis ini berguna “untuk mendapatkan

nilai koefisien regresi sebagai penentu hipotesis yang telah dibuat apakah diterima

atau sebaliknya.”

Agar hasil terarah, maka peneliti menggunakan bantuan program SPSS

16.0 for windows. Sedangkan untuk rumus yang dapat digunakan dalam penelitian

ini adalah :
61

β1X1 + β2X2 + е

Keterangan :

Y = Profitabilitas

X1 = Kualitas pembiayaan

X2 = Likuiditas

α = bilangan konstanta

β = koefisien regresi.

е = standart error

3.9.3 Uji Hipotesis

Untuk mengetahui apakah suatu persamaan regresi yang dihasilkan baik

untuk mengestimasi nilai variabel dependen diperlukan pembuktian terhadap

kebenaran hipotesis. Pembuktian kebenaran hipotesis dilakukan dua cara, yaitu :

3.9.4.1 Uji Parsial (Uji t)

Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel

bebasnya secara sendiri-sendiri berpengaruh secara signifikan terhadap variabel

terikatnya. Signifikansi < 0,05 atau probabilitas kesalahan kurang dari 5% maka

membuktikan variabel bebas secara parsial berpengaruh signifikan terhadap

variabel terikatnya maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Sedangkan jika Signifikansi >0,05 atau probabilitas kesalahan lebih dari

5% maka membuktikan variabel bebas secara parsial tidak mempunyai pengaruh

signifikan terhadap variabel terikatnya maka H0 diterima dan Ha ditolak.


62

3.9.4.2 Uji Simultan (Uji F)

Uji F (Uji Simultan) Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh

bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat. Dimana Signifikansi <

0,05 maka secara bersama-sama variabel bebas dapat mempengaruhi variabel

terikatnya secara serentak sehingga Ha diterima dan H0 ditolak. Sebaliknya

apabila Signifikansi > 0,05, maka secara bersama-sama variabel bebas tidak

memiliki pengaruh terhadap variabel terikat maka Ha ditolak dan H0 diterima.

3.9.4 Uji Koefisien Determinasi

Pada model regresi sederhana ini, “koefisien determinasi merupakan uji

yang berfungsi untuk akan dilihat besarnya kontribusi untuk variabel bebas

terhadap variabel terikatnya dengan melihat besaran hasil koefisien determinasi

atau (R²) (Ghozali, 2016:98).” Jika (R²) yang diperoleh mendekati 1 (satu) maka

dapat dikatakan semakin kuat model tersebut menerangkan hubungan variabel

bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika (R²) makin mendekati 0 (nol)

maka semakin lemah pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Selain itu

hasil koefisien determinasi ini juga menunjukkan besaran persentase dari

pengaruh variabel lain yang tidak diteliti atau diluar model regresi penelitian ini.
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Perusahaan

Penelitian ini menggunakan objek penelitian salah satu perusahaan bank

syariah di Indonesia yaitu PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. BMI didirikan atas

gagasan dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ikatan Cendekiawan Muslim

Indonesia (ICMI) dan pengusaha muslim yang kemudian mendapat dukungan dari

Pemerintah Republik Indonesia, sehingga pada 1 Mei 1992 atau 27 Syawal 1412

H, Bank Muamalat Indonesia secara resmi beroperasi sebagai bank yang

menjalankan usahanya berdasarkan prinsip syariah pertama di Indonesia. Dua

tahun setelahnya, tepatnya pada pada 27 Oktober 1994, BMI memperoleh izin

sebagai Bank Devisa setelah setahun sebelumnya terdaftar sebagai perusahaan

publik yang tidak listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Selanjutnya, pada 2003, BMI dengan percaya diri melakukan Penawaran

Umum Terbatas (PUT) dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD)

sebanyak 5 (lima) kali dan menjadi lembaga perbankan pertama di Indonesia yang

mengeluarkan Sukuk Subordinasi Mudharabah. Aksi korporasi tersebut membawa

penegasan bagi posisi Bank Muamalat Indonesia di peta industri perbankan

Indonesia.

Tak sampai di situ, BMI terus berinovasi dengan mengeluarkan produk-

produk keuangan syariah seperti Asuransi Syariah (Asuransi Takaful), Dana

63
64

Pensiun Lembaga Keuangan Muamalat (DPLK Muamalat) dan multifinance

syariah (Al-Ijarah Indonesia Finance) yang seluruhnya menjadi terobosan baru di

Indonesia. Selain itu, produk Bank yaitu Shar-e yang diluncurkan pada 2004 juga

merupakan tabungan instan pertama di Indonesia. Produk Shar-e Gold Debit Visa

yang diluncurkan pada 2011 tersebut memperoleh penghargaan dari Museum

Rekor Indonesia (MURI) sebagai Kartu Debit Syariah dengan teknologi chip

pertama di Indonesia serta layanan e-channel seperti internet banking, mobile

banking, ATM, dan cash management. Seluruh produk-produk itu menjadi pionir

produk syariah di Indonesia dan menjadi tonggak sejarah penting di industri

perbankan syariah.

Seiring kapasitas Bank yang semakin besar dan diakui, BMI kian

melebarkan sayap dengan terus menambah jaringan kantor cabangnya tidak hanya

di seluruh Indonesia, akan tetapi juga di luar negeri. Pada 2009, Bank

mendapatkan izin untuk membuka kantor cabang di Kuala Lumpur, Malaysia dan

menjadi bank pertama di Indonesia serta satu-satunya yang mewujudkan ekspansi

bisnis di Malaysia. Hingga saat ini, Bank telah memiliki 240 kantor layanan

termasuk 1 (satu) kantor cabang di Malaysia. Operasional Bank juga didukung

oleh jaringan layanan yang luas berupa 568 unit ATM Muamalat yang tersebar

diseluruh Indonesia termasuk 1 unit ATM yang berada di Malaysia, dan

terhubung dengan 120.000 jaringan ATM Bersama dan 77.000 ATM Prima serta

51 unit Mobil Kas Keliling.

BMI melakukan rebranding pada logo Bank untuk semakin meningkatkan

awareness terhadap image sebagai Bank Syariah Islami, Modern dan Profesional.
65

Bank pun terus merealisasikan berbagai pencapaian serta prestasi yang diakui,

baik secara nasional maupun internasional. Kini, dalam memberikan layanan

terbaiknya, BMI beroperasi bersama beberapa entitas anaknya yaitu Al-Ijarah

Indonesia Finance (ALIF) yang memberikan layanan pembiayaan syariah, DPLK

Muamalat yang memberikan layanan dana pensiun melalui Dana Pensiun

Lembaga Keuangan, dan Baitulmaal Muamalat yang memberikan layanan untuk

menyalurkan dana Zakat, Infak dan Sedekah (ZIS).

BMI tidak pernah berhenti untuk berkembang dan terus bermetamorfosa

untuk menjadi entitas yang semakin baik dan meraih pertumbuhan jangka

panjang. Dengan strategi bisnis yang terarah, Bank Muamalat Indonesia akan

terus melaju mewujudkan visi menjadi “The Best Islamic Bank and Top 10 Bank

in Indonesia with Strong Regional Presence”.

4.1.2. Visi dan Misi Perusahaan

Visi : “Menjadi bank syariah terbaik dan termasuk dalam 10 besar bank di

Indonesia dengan eksistensi yang diakui di tingkat regional”

Misi : Membangun lembaga keuangan syariah yang unggul dan

berkesinambungan dengan penekanan pada semangat kewirausahaan

berdasarkan prinsip kehati-hatian, keunggulan sumber daya manusia

yang islami dan profesional serta orientasi investasi yang inovatif, untuk

memaksimalkan nilai kepada seluruh pemangku kepentingan.


66

4.2. Pembahasan Hasil Penelitian

4.2.1. Analisis Deskriptif

Dalam penelitian ini digunakan analisis deskriptif yang menunjukkan

analisis data dengan melakukan deskripsi atau gambaran data yang telah

dikumpulkan yaitu Laporan keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Dari

tahun 2013 hingga 2020 yang didapatkan dari laman website resmi

www.bankmuamalat.co.id. dan telah dianalisis sehingga dapat diketahui informasi

mengenai kualitas pembiayaan melalui rasio NPF (Non Performing Financing),

Iikuiditas melalui FDR (Financing to Deposit Ratio), dan Profitabilitas melalui

ROA (Return On Asset).

Untuk melakukan identifikasi rasio apakah termasuk dalam klasifikasi

baik atau tidak peneliti akan menyesuaikan dengan kriteria berdasarkan Surat

Edaran Dewan Komisioner No.2/SEDK.07/2015:

Kriteria klasifikasi penilaian NPF sebagai berikut:

Tabel 4.1
Kriteria Rasio NPF
Rank Nilai Rasio Predikat
1 NPF < 2% Sangat Baik
2 2% ≤ NPF < 5% Baik
3 5% ≤ NPF < 8% Cukup Baik
4 8% ≤ NPF < 12% Kurang
5 NPF ≥ 12% Sangat Kurang
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tahun 2011

Untuk penilaian FDR diklasifikasikan dengan kriteria sebagai berikut:


67

Tabel 4.2
Kriteria Rasio FDR
Rank Nilai Rasio Predikat
1 FDR ≤ 75% Sangat Baik
2 75% < FDR ≤ 85% Baik
3 85% < FDR ≤ 100% Cukup Baik
4 100% < FDR ≤ 120% Kurang
5 FDR > 120% Sangat Kurang
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tahun 2011

Untuk Kriteria ROA diklasifikasikan sebagai berikut:

Tabel 4.3
Kriteria penilaian ROA
Rank Nilai Rasio Predikat
1 ROA > 1,5% Sangat Baik
2 1,25% < ROA ≤ 1,5% Baik
3 0,5% < ROA ≤ 1,25% Cukup Baik
4 0% < ROA ≤ 0,5% Kurang
5 ROA ≤ 0% Sangat Kurang
Sumber : Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tahun 2011

4.2.1.1. Non Performing Financing (NPF)

Non Performing Loan Financing merupakan rasio yang menghitung besar

pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan yang dilakukan perbankan

syariah. Rasio ini akan menunjukkan risiko kerugian yang terjadi kegagalan

debitur melakukan pelunasan kewajiban yang dimilikinya. Pada PT. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk. dapat dilihat hasil NPF pada tabel berikut:
68

Tabel 4.4
Non Performing Financing PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
Laporan Triwulan Tahun 2013 – 2020

Pembiayaan Bermasalah Total Pembiayaan Hasil


No. Tahun Q
(%)
(dalam juta rupiah)
1 2013 Q1 Rp1.068.410 Rp44.674.228 2,392
2 Q2 Rp1.182.873 Rp45.606.492 2,594
3 Q3 Rp1.156.984 Rp47.919.642 2,414
4 Q4 Rp927.409 Rp53.713.373 1,727
5 2014 Q1 Rp1.630.105 Rp53.692.464 3,036
6 Q2 Rp2.093.933 Rp57.209.126 3,660
7 Q3 Rp2.998.852 Rp57.789.881 5,189
8 Q4 Rp3.975.981 Rp59.782.027 6,651
9 2015 Q1 Rp4.265.971 Rp53.538.108 7,968
10 Q2 Rp6.032.469 Rp64.267.086 9,387
11 Q3 Rp5.976.964 Rp65.355.381 9,145
12 Q4 Rp5.747.648 Rp67.296.284 8,541
13 2016 Q1 Rp6.505.155 Rp66.961.302 9,715
14 Q2 Rp5.023.590 Rp68.997.093 7,281
15 Q3 Rp4.869.274 Rp69.009.690 7,056
16 Q4 Rp4.120.569 Rp69.446.132 5,933
17 2017 Q1 Rp5.472.898 Rp75.111.045 7,286
18 Q2 Rp6.016.947 Rp75.771.755 7,941
19 Q3 Rp7.440.529 Rp77.417.734 9,611
20 Q4 Rp6.682.913 Rp76.588.778 8,726
21 2018 Q1 Rp6.843.595 Rp76.736.498 8,918
22 Q2 Rp4.524.963 Rp72.171.821 6,270
23 Q3 Rp5.617.542 Rp69.828.913 8,045
24 Q4 Rp4.061.972 Rp70.636.608 5,751
25 2019 Q1 Rp11.496.203 Rp75.306.534 15,266
26 Q2 Rp6.443.817 Rp67.476.394 9,550
27 Q3 Rp6.293.705 Rp67.587.248 9,312
28 Q4 Rp4.508.078 Rp65.011.732 6,934
29 2020 Q1 Rp6.833.236 Rp64.809.426 10,544
30 Q2 Rp6.135.608 Rp65.769.132 9,329
31 Q3 Rp5.525.376 Rp57.471.023 9,614
32 Q4 Rp4.647.224 Rp72.863.339 6,378
Sumber : Data diolah peneliti, 2022
69

Berdasar pada tabel diatas dapat diamati hasil nilai NPF tertinggi terdapat

pada laporan keuangan tahun 2019 kuartal pertama yaitu sebesar 15,26% dan

terendah pada laporan keuangan di tahun 2013 pada kuartal keempat yaitu sebesar

1,73%. Hal ini dapat dilihat klasifikasi predikat NPF pada tahun 2013 hingga

2020 untuk nilai tertinggi yang diperoleh menunjukkan nilai NPF 15,26% > 12%

berpredikat Sangat Kurang. Sedangkan untuk nilai terendah termasuk pada

predikat Sangat baik karena nilai NPF 1,73 < 2%. Maka dapat dinyatakan PT.

Bank muamalat Indonesia selama periode 2013 hingga 2020 menunjukkan

kualitas pembiayaan yang diberikan berangsur sangat fluktuatif naik turun dari

tahun ketahun mulai keadaan sangat baik hingga sangat kurang namun dari tabel

lebih menunjukkan adanya penurunan yang signifikan. Sehingga untuk periode

waktu penelitian menunjukkan kualitas pembiayaan yang buruk dikarenakan

adanya debitur yang sebagian besar tidak memiliki kualitas yang baik atau

pembiayaan didistribusikan pada nasabah yang tidak tepat sasaran.

4.2.1.2. Financing to Deposit Ratio (FDR)

Financing to Deposit Ratio adalah rasio yang menghitung total

pembiayaan yang diberikan pada masyarakat dengan total dana pihak ketiga yang

dimiliki bank. Rasio ini menunjukkan likuiditas bank dari segi dana yang ditebar

dengan dana dari masyarakat. Dalam hal ini yang diteliti adalah PT. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk. dengan hasil yang didapatkan pada tabel berikut ini:
70

Tabel 4.5
Financing to Deposit Ratio PT. Bank Muamalat Indonesia,Tbk.
Laporan Triwulan Tahun 2013 – 2020
Total Pembiayaan Total Dana Pihak Ketiga Hasil
No. Tahun Q
(dalam juta rupiah) (%)
1 2013 Q1 Rp44.674.228 Rp40.056.620 111,528
2 Q2 Rp45.606.492 Rp41.002.489 111,229
3 Q3 Rp47.919.642 Rp43.531.102 110,081
4 Q4 Rp53.713.373 Rp45.022.858 119,302
5 2014 Q1 Rp53.692.464 Rp44.580.901 120,438
6 Q2 Rp57.209.126 Rp48.823.261 117,176
7 Q3 Rp57.789.881 Rp50.268.112 114,963
8 Q4 Rp59.782.027 Rp53.496.985 111,748
9 2015 Q1 Rp53.538.108 Rp47.237.649 113,338
10 Q2 Rp64.267.086 Rp41.770.048 153,859
11 Q3 Rp65.355.381 Rp42.380.242 154,212
12 Q4 Rp67.296.284 Rp45.077.653 149,290
13 2016 Q1 Rp66.961.302 Rp40.984.915 163,380
14 Q2 Rp68.997.093 Rp39.890.896 172,965
15 Q3 Rp69.009.690 Rp41.073.732 168,014
16 Q4 Rp69.446.132 Rp41.919.920 165,664
17 2017 Q1 Rp75.111.045 Rp43.401.093 173,063
18 Q2 Rp75.771.755 Rp44.355.335 170,829
19 Q3 Rp77.417.734 Rp47.314.927 163,622
20 Q4 Rp76.588.778 Rp48.686.342 157,311
21 2018 Q1 Rp76.736.498 Rp47.160.434 162,714
22 Q2 Rp72.171.821 Rp43.726.808 165,052
23 Q3 Rp69.828.913 Rp44.314.882 157,574
24 Q4 Rp70.636.608 Rp45.635.574 154,784
25 2019 Q1 Rp75.306.534 Rp45.711.285 164,744
26 Q2 Rp67.476.394 Rp45.691.524 147,678
27 Q3 Rp67.587.248 Rp44.547.334 151,720
28 Q4 Rp65.011.732 Rp40.357.214 161,091
29 2020 Q1 Rp64.809.426 Rp40.283.882 160,882
30 Q2 Rp65.769.132 Rp38.597.650 170,397
31 Q3 Rp57.471.023 Rp38.747.467 148,322
32 Q4 Rp72.863.339 Rp41.424.250 175,895
Sumber : Data diolah peneliti, 2022
71

Pada tabel 4.5 diatas dapat diketahui bahwa nilai FDR tertinggi terdapat

pada laporan keuangan ditahun 2020 pada kuartal keempat yaitu 175,89% dan

nilai terendah terdapat pada laporan keuangan ditahun 2013 pada kuartal ketiga

yaitu sebesar 110%. Sehingga predikat untuk laporan keuangan penelitian ini dari

nilai tertinggi adalah Sangat Kurang karena nilai FDR > 120% sedangkan

terendah menunjukkan Kurang karena FDR >100% namun <120%. Maka dapat

dinyatakan bahwa FDR PT. Muamalat Indonesia Tbk. periode 2013 hingga 2020

diketahui kurang hingga sangat kurang dan sebagian besar nilai melebihi batas

maksimum dari Bank Indonesia yakni 110%, Maka Bank dinyatakan belum

mampu menjalankan fungsi intermediasi dengan baik karena penyaluran dana

lebih tinggi dibanding dengan simpanan masyarakat dan memungkinkan

timbulnya risiko kegagalan pembiayaan yang tinggi dengan demikian maka

likuiditas ditemukan dalam kondisi yang rendah.

4.2.1.3. Return on Asset (ROA)

Return On Asset merupakan rasio yang menghitung penghasilan bersih

perusahaan terhadap total asset yang dimilkinya. Rasio ini menunjukkan

kemampuan bank menghasilkan laba dari aset yang ada. Hasil pengolahan laporan

keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. tahun 2013 hingga 2020

menunjukkan hasil ROA sebagai berikut:


72

Tabel 4.6
Return On Asset PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.
Laporan Triwulan Tahun 2013 – 2020
EAT Total Aset
No. Tahun Q ROA
(dalam juta rupiah)
1 2013 Q1 Rp139.471 Rp46.471.264 0,300
2 Q2 Rp282.610 Rp47.958.958 0,589
3 Q3 Rp417.584 Rp50.754.347 0,823
4 Q4 Rp475.847 Rp54.694.021 0,870
5 2014 Q1 Rp145.989 Rp54.790.981 0,266
6 Q2 Rp214.039 Rp58.488.595 0,366
7 Q3 Rp31.444 Rp59.331.645 0,053
8 Q4 Rp57.173 Rp62.413.310 0,092
9 2015 Q1 Rp65.593 Rp56.062.164 0,117
10 Q2 Rp106.540 Rp55.859.682 0,191
11 Q3 Rp113.961 Rp56.501.886 0,195
12 Q4 Rp74.492 Rp57.172.588 0,130
13 2016 Q1 Rp25.209 Rp53.712.592 0,047
14 Q2 Rp30.514 Rp52.695.732 0,058
15 Q3 Rp37.954 Rp54.105.544 0,070
16 Q4 Rp80.511 Rp55.786.398 0,144
17 2017 Q1 Rp12.268 Rp54.827.513 0,022
18 Q2 Rp29.956 Rp58.602.532 0,051
19 Q3 Rp45.069 Rp57.711.079 0,078
20 Q4 Rp249.390 Rp61.696.920 0,404
21 2018 Q1 Rp16.606 Rp57.283.526 0,029
22 Q2 Rp103.737 Rp55.202.239 0,188
23 Q3 Rp111.792 Rp54.850.713 0,204
24 Q4 Rp46.002 Rp57.227.276 0,080
25 2019 Q1 Rp2.407 Rp55.151.654 0,004
26 Q2 Rp5.085 Rp54.572.539 0,009
27 Q3 Rp7.332 Rp53.507.715 0,014
28 Q4 Rp16.326 Rp50.555.519 0,032
29 2020 Q1 Rp2.517 Rp49.428.095 0,005
30 Q2 Rp4.945 Rp48.650.565 0,010
31 Q3 Rp7.345 Rp48.785.792 0,015
32 Q4 Rp10.020 Rp51.241.304 0,020
Sumber : Data diolah peneliti, 2022
73

Pada tabel 4.6 diatas dapat diketahui bahwa nilai ROA tertinggi adalah

pada laporan keuangan tahun 2013 pada kuartal keempat yaitu 0,870 dan terendah

pada laporan keuangan ditahun 2019 pada kuartal pertama yaitu 0,004.

Berdasarkan kualifikasi kriteria menunjukkan predikat untuk ROA tertinggi

adalah Cukup Baik sedangkan terendah menunjukkan predikat Kurang. Maka

mampu dinyatakan untuk laporan keuangan yang diteliti pada periode 2013

hingga 2020 secara keseluruhan menunjukkan probabilitas yang kurang

berdasarkan besaran pendapatan dibandingkan dengan total aset perusahaan

dengan keadaan yang fluktuatif atau mengalami kenaikan dan penurunan tiap

tahunnya.

4.2.2. Analisis Statistika

4.2.2.1. Uji Normalitas


Uji normalitas merupakan satu dari sekian uji dalam uji prasyarat atau uji

asumsi klasik dalam penelitian ini uji normalitas menggunakan uji non grafik

yaitu uji Kolmogorov smirnov untuk mengetahui data yang didistribusikan adalah

normal. Data lolos uji jika Asymp.sig (2-tailed) > 0,05.

Tabel 4.7
Hasil Uji Kolmogorov Smirnov
Variabel Asymp Sig (2-tailed) Ket
Kualitas Pembiayaan
0,781 Normal
Likuiditas
Dependen Profitabilitas
Sumber: SPSS diolah peneliti, 2022

Tabel 4.7 diatas menyajikan hasil SPSS untuk uji normalitas dengan hasil

Asymp sig. (2-tailed) adalah 0,781 > 0,05. maka menunjukkan kesesuaian kriteria

untuk uji normalitas dengan Kolmogorov-smirnov bahwa data yang


74

didistribusikan adalah normal. Dengan demikian uji prasyarat normalitas untuk

regresi yang digunakan telah lolos uji.


75

4.2.2.2. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas berfungsi untuk melihat signifikansi hubungan antara

variabel-variabel bebas yang diteliti. Regresi yang baik adalah jika tidak

ditemukan hubungan yang sempurna ataupun hampir sempurna. Hasil akan

dikatakan lolos uji jika nilai Tolerance >0,10 dan VIF (Variance Inflanation

Factor) <10.

Tabel 4.8
Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Tolerance VIF Keterangan
Kualitas Pembiayaan 0,979 1,021 Bebas Multikolinearitas
Likuiditas 0,979 1,021 Bebas Multikolinearitas
Dependen Profitabilitas
Sumber : SPSS diolah peneliti, 2022

Pada tabel 4.8 diatas dapat diketahui bahwa hasil uji multikolinearitas

menunjukkan untuk variabel Kualitas pembiayaan (X1) dan variabel Likuidtas

(X2) nilai VIF adalah sebesar 1,201 yang mana sesuai dengan kriteria yakni <10

sedangkan untuk nilai Tolerance adalah sebesar 0,979 yang juga sesuai dengan

kriteria uji yaitu >0,10. Maka dengan demikian dapat diartikan hubungan antara

variabel bebas yang diteliti bebas mulikolinearitas sehingga model regresi dapat

diteruskan untuk uji prasyarat atau asumsi klasik selanjutnya.

4.2.2.3. Uji Autokorelasi

Uji ini berfungsi untuk menguji regresi yang digunakan apakah terdapat

korelasi antar residual atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan residual

t-1. Regresi yang baik adalah yang bebas Autokorelasi. Uji autokorelasi yang

digunakan adalah Durbin Watson dan Kriteria lolos uji jika du < d < 4-du.
76

Tabel 4.9
Hasil Uji Durbin Watson
Variabel Durbin Watson Kriteria Hasil
Kualitas Pembiayaan du = 1,5736 Bebas
1,864
Likuiditas 4-du = 2,4264 Autokorelasi
Dependen Profitabilitas
Sumber : SPSS diolah peneliti, 2022

Dalam penelitian ini uji autokorelasi yang digunakan adalah durbin

Watson. Cara membaca hasil lolos untuk uji ini dibutuhkan nilai du terlebih

dahulu. Untuk data pengamat atau sampel sebanyak 32 dengan jumlah k (variabel

bebas) adalah 2 maka ditemukan nilai du sebesar 1,864 dan 4-du yaitu 2,4264.

Nilai DW dari tabel diatas ditemukan du=1,5736 < 1,860 4-du=2,4264 sehingga

memiliki arti sesuai dengan kriteria dan bebas autokorelasi.

4.2.2.4. Uji Heterokedastisitas

Uji ini digunakan untuk melihat regresi yang digunakan ditemukan

ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan dengan lainnya. Dalam

penelitian ini digunakan uji heterokedastisitas dengan uji glesjer. Agar hasil dapat

dikatakan lolos yaitu jika signifikansi >0,05.

Tabel 4.10
Hasil Uji Glesjer
Variabel Sig. Keterangan
Kualitas Pembiayaan 0,061 Lolos Heterokedastisitas
Likuiditas 0,240 Lolos Heterokedastisitas
Dependen Absolut Residual
Sumber : SPSS diolah peneliti, 2022

Berdasarkan pada tabel diatas nilai sig. uji heterokedastisitas dengan uji

glesjer diketahui variabel kualitas pembiayaan (X1) bernilai sig. 0,061 sesuai

dengan kriteria yaitu >0,05 maka dikatakan lolos uji heterokedastisitas.


77

Sedangkan untuk variabel likuiditas (X2) bernilai sig. 0,240 >0,05 adalah sesuai.

Sehingga kedua variabel bebas yang diteliti bebas heterokedastisitas serta ada

ketidaksamaan variance residual pengamat (sampel) satu sama lain.

4.2.2.5. Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis ini akan menunjukkan besar pengaruh yang menghubungkan

variabel bebas dan terikat. Analisis ini adalah inti untuk menentukan hipotesis

yang diajukan apakah diterima ataukah tidak.

Tabel 4.11
Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda
Variabel Koefisien Sig. t Ket
Kualitas Pembiayaan (X1) -0,045 0,000 Signifikan
Likuiditas (X2) 0,004 0,010 Signifikan
Profitabilitas (Y)
Konstanta (a) -0,065
Sumber : SPSS diolah peneliti, 2022

Dari tabel 4.11 yang telah disajikan kemudian akan diterapkan kedalam

persamaan regresi berikut:

Y = α + β1X1 + β2X2 + e

Y = (-0,065) – 0,045 X1 + 0,004 X2 + e

Berdasarkan dengan hasil persamaan dan penerapan model regresi linier

berganda yang telah dilakukan maka dengan demikian memiliki arti sebagai

berikut:

1. Nilai konstanta (a) adalah -0,065. Dengan demikian memiliki arti Kualitas

pembiayaan (X1) dan Likuiditas (X2) tidak berpengaruh atau diasumsikan

bernilai nol maka probabilitas (Y) senilai -0,065 atau berkurang sebesar

0,065.
78

2. Nilai koefisien regresi kualitas pembiayaan (β1X1) adalah -0,045. Dengan

demikian memiliki arti yaitu jika Kualitas pembiayaan (X1) berkembang

satu poin atau satuan dengan likuiditas diasumsikan bernilai tetap, maka

untuk Profitabilitas (Y) akan menurun senilai 0,045 satuan.

3. Nilai koefisien regresi likuiditas (β2X2) adalah 0,004. Dengan demikian

memiliki arti bahwa jika Likuiditas berkembang sebesar satu poin atau

satuan dengan Kualitas Pembiayaan bernilai tetap, maka profitabilitas (Y)

akan ikut serta naik senilai 0,004 satuan.

4. Nilai signifikan Kualitas Pembiayaan (X1) adalah 0,000 dan untuk variabel

Likuiditas (X2) adalah 0,010, keduanya berada pada angka dibawah 0,050.

Hal tersebut menandakan bahwa pengaruh kedua variabel bebas signifikan

atau benar memberikan pengaruh sesuai dengan hasil SPSS.

4.2.2.6. Uji t

Uji ini berfungsi untuk melihat variabel bebas kualitas pembiyaan dan

Likuiditas berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat probabilitas dalam

suatu penelitian secara sendiri-sendiri. Akan dikatakan berpengaruh jika nilai

signifikansi <0,05 maka H1 diterima.

Tabel 4.12
Hasil Uji t
Variabel t Hitung Sig. Ket
Kualitas
-4,200 0,000 H1 Diterima
Pembiayaan
Likuiditas 2,750 0,010 H2 Diterima
Dependen Profitabilitas
Sumber : Data diolah peneliti, 2022
79

Pada tabel 4.12 diatas menunjukkan hasil uji t SPSS bahwa variabel

kualitas pembiayaan (X1) bernilai t hitung -4,200 dan signifikan sebesar 0,000 <

0,05. Maka dapat diambil pengertian bahwa kualitas pembiayaan (X1) secara

parsial berpengaruh negatif signifikan sehingga H1 diterima namun pengaruh

yang diberikan negatif atau menurunkan nilai Profitabilitas (Y). Sedangkan untuk

variabel X2 Likuiditas nilai t hitung sebesar 2,750 dengan signifikansi adalah

0,010. Maka dapat diambil pengertian bahwa variabel X2 likuiditas secara parsial

berpengaruh signifikan dan positif sehingga H2 diterima yaitu dijelaskan bahwa

Likuiditas (X2) memberikan pengaruh menambah atau memberikan nilai positif

pada Profitabilitas (Y).

4.2.2.7. Uji F

Uji ini adalah untuk melihat variabel bebas mampu berpengaruh dan

signifikan terhadap variabel terikat secara simultan atau bersama-sama. Akan

dikatakan berpengaruh dan signifikan secara simultan adalah jika nilai

signifikansi < 0,05, maka H1 diterima.

Tabel 4.13
Hasil Uji F dan Koefisien Determinasi
Variabel F hitung Sig. Ket
Kualitas Pembiayaan
11,167 0,000 H3 Diterima
Likuiditas
Dependen Profitabilitas
R Square 0,435
Sumber : Data diolah peneliti, 2022

Berdasarkan tabel 4.13 yang disajikan dapat diamati hasil SPSS uji F

untuk kedua variabel bebas Kualitas Pembiayaan (X1) dan Likuiditas (X2)

terhadap Variabel terikat Profitabilitas (Y) menghasilkan F hitung sebesar 11,167


80

dengan signifikansi 0,000. Hal tersebut menunjukkan bahwa secara simultan atau

bersama-sama Kualitas pembiayaan (X1) dan Likuiditas (X2) terhadap

profitabilitas (Y) memberikan pengaruh dan signifikan maka H1 diterima. Dapat

diartikan kedua variabel bebas secara bersamaan mampu menunjukkan pengaruh

nilai positif atau menambah profitabilitas.

4.2.2.8. Koefisien Determinasi (Uji R square)

Uji R square atau Koefisien determinasi adalah uji untuk menunjukkan

besaran informasi yang mampu dimunculkan variabel bebas terhadap variabel

terikat. Semakin hasil uji mendekati 1 maka semakin baik atau memperlihatkan

kekuatan dalam menerangkan hubungan variabel yang diteliti.

Pada tabel 4.13 pada sub bab sebelumnya dapat diamati bahwa nilai R

square ditemukan sebesar 0,435. Dengan demikian maka diartikan bahwa adanya

pengaruh variabel Kualitas pembiyaan (X1) dan Likuiditas (X2) menjelaskan

informasi yang dibutuhkan dalam penelitian memiliki kekuatan yaitu sebesar

43,5% terhadap Profitabilitas (Y). Hal ini sekaligus menjelaskan bahwa terdapat

sisa pengaruh diluar variabel bebas yang diteliti yaitu sebesar 56,5%.

4.2.3. Interpretasi Hasil Penelitian

4.2.3.1. Pengaruh Kualitas Pembiayaan (X1) terhadap Profitabilitas (Y)

Dari keseluruhan hasil penelitian yang dilakukan telah menunjukkan

bahwa hasil analisis menerima hipotesis pertama yaitu Ada pengaruh kualitas

pembiayaan terhadap profitabilitas pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

tahun 2013 - 2020.


81

Adapun buktinya ialah dengan hasil signifikan uji t sebesar 0,000 sehingga

signifikan namun nilai koefisien regresi menunjukkan nilai negatif 0,045. Hasil

pengujian tersebut berarti membenarkan adanya pengaruh kualitas pembiayaan

terhadap profitabilitas secara parsial namun pengaruh yang ditunjukkan adalah

negatif atau mengurangi profitabilitas dalam PT. Bank Muamalat Indonesia. Hal

tersebut menunjukkan besaran kualitas pembiayaan bank pada periode 2013-2020

memiliki pengendalian yang kurang baik sehingga menghasilkan nilai yang tinggi

pada pembiayaan bermasalah yang mana menunjukkan banyaknya penunggak

pada pembiayaan yang dilakukan sehingga akan membuat profitabilitas menurun

karena nasabah mengalami kesulitan mengangsur. Hasil penelitian ini didiukung

dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yaitu oleh Muarif et.al (2020),

Aliska (2019), serta Dewi (2019) yang menunjukkan hasil yang serupa yakni

Kualitas pembiayaan berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas.

Sesuai dengan teori Taswan (2010:310) bahwa “Akan dapat memberikan kerugian

pada bank, jika pembiayaan yang diberikan pada akhirnya bermasalah dan

nasabah peminjam tidak mampu mengembalikan dana yang diberikan kepada

bank”

4.2.3.2. Pengaruh Likuiditas (X2) terhadap Profitabilitas (Y)

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis yang

dilakukan menerima hipotesis kedua yaitu ada pengaruh likuiditas terhadap

profitabilitas pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. tahun 2013-2020.

Adapun bukti analisis didapatkan hasil signifikansi uji t sebesar

0,010<0,050 sehingga signifikan dan untuk nilai koefisien regresi senilai 0,004.
82

Hasil pengujian tersebut berarti membenarkan adanya pengaruh likuiditas

terhadap profitabilitas secara parsial dengan angka yang menunjukkan positif atau

terbukti mampu menaikan profitabilitas pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk.

Dari hal tersebut besaran Likuiditas laporan keuangan bank periode 2013-2020

memiliki fluktuasi naik turun yang relatif stabil melalui besaran pembiayaan dan

simpanan masyarakat pada bank sehingga mampu mempengaruhi profitabilitas

dan membawa keuntungan pada bank. Hasil analisis tersebut didukung dengan

penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Aliska (2018) dan Saputra (2020)

dengan hasil penelitian yang menunjukkan likuiditas berpengaruh positif

signifikan terhadap profitabilitas. Selain itu dikuatkan dengan teori Lukman

Dendawijaya bahwa “Semakin tinggi FDR maka semakin tinggi dana pihak ketiga

dengan sehingga dana tersalurkan dan pendapatan bank akan mengalami

kenaikan.” Namun “likuiditas menjadi rendah karena dana sebagian besar

digunakan untuk pembiayaan” (Taswan dalam jayusman, 2014:54). Selain itu

perlu diperhatikan semakin besar rasio maka “semakin besar penyaluran dana

pada pembiayaan yang dapat menimbulkan tanggungan risiko pengembalian yang

besar” (Umam, 2013:256) sehingga menjawab pernyataan likuiditas positif

mempengaruhi profitabilitas.

4.2.3.3. Pengaruh Kualitas Pembiayaan (X1) dan Likuiditas (X2) terhadap

Profitabilitas (Y)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa

hipotesis ketiga yang diajukan diterima yaitu ada pengaruh kualitas pembiayaan
83

dan likuiditas terhadap profitabilitas pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk

tahun 2013-2020.

Dibuktikan dengan hasil analisis didapatkan hasil uji F 0,000<0,050 maka

dinyatakan signifikan dan untuk nilai F hitung sebesar 11,167. Dari hasil

pengujian tersebut telah membenarkan adanya pengaruh kualitas pembiayaan dan

likuiditas terhadap profitabilitas secara simultan dengan angka positif atau

membuktikan pengaruhnya dapat menaikkan profitabilitas pada PT. Bank

Muamalat Indonesia, Tbk. Dengan demikian dapat dijelaskan bahwa adanya

pengaruh secara bersama-sama, jika kualitas pembiayaan yang menurun dan

likuiditas yang stabil pada laporan keuangan bank periode 2013-2020 akan

membuat dana yang kembali kepada bank semakin besar karena penuggak

berkurang sehingga profitabilitas berkembang dan sebaliknya jika kualitas

pembiayaan menurun dan likuiditas menunjukkan pengelolaan yang kurang baik

juga akan membuat dana yang di berikan pada masyarakat terhambat untuk

kembali kepada bank dan akan menimbulkan kerugian. Hal tersebut sesuai dengan

hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya oleh Saputra (2020), Fathony et.al

(2021) dan Yanthiani (2019) dengan hasil penelitian yang serupa yaitu kualitas

pembiayaan dengan pembiayaan bermasalah dan likuiditas dapat memberikan

pengaruh terhadap profitabilitas. Dikuatkan kembali dengan teori dari Rose

(2013:145) yang meyampaikan “profitabilitas bank dipengaruhi oleh kualitas

pembiayaan yang dimiliki bank tersebut”, serta Muhammad dalam Aliska

(2019:36) „penyaluran pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk

mendukung investasi yang direncanakan‟ maka jika antara kualitas pembiayaan


84

dan penyalurannya yang dilihat melalui likuiditas berjalan dengan baik dengan

pengelolaan yang baik akan membawa kemajuan atau peningkatan pada

profitabilitas.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Penelitian ini menjelaskan dan mencari pembuktian pengaruh Kualitas

pembiayaan dan Likuiditas terhadap Profitabilitas pada perusahaan objek

penelitian yaitu PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. tahun periode 2013-2020

pada laporan keuangan triwulanan sebanyak 32 laporan.

Dari hasil analisis data maka dapat diambil kesimpulan seluruhnya ialah:

1. Kualitas Pembiayaan (X1) berpengaruh negatif signifikan terhadap

Profitabilitas (Y) secara parsial artinya semakin tinggi Kualitas pembiayaan

dari sisi NPF maka akan semakin mengurangi profitabilitas PT. Bank

Muamalat.

2. Likuiditas (X2) berpengaruh positif signfikan terhadap Profitabilitas (Y)

secara parsial artinya semakin tinggi likuiditas dari sisi FDR maka akan

semakin tinggi pula profitabilitas PT Bank Muamalat.

3. Kualitas pembiayaan (X1) dan Likuiditas (X2) berpengaruh positif signifikan

terhadap Profitabilitas (Y) secara simultan artinya semakin kondusif kualitas

pembiayaan dan stabilitas likuiditas PT Bank Muamalat maka akan semakin

meningkat Profitabilitas yang dimiliki.

85
5.2. Saran

Dari hasil penelitian yang sudah selesai dilakukan dan kesimpulan diatas

maka peneliti akan memberikan saran-saran terkait penelitian yang sekiranya

mampu bermanfaat sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan atau objek penelitian

Dalam penelitian yang dilakukan telah diketahui bahwa kualitas pembiayaan

dalam perusahaan cukup mengkhawatirkan maka peneliti menyarankan untuk

melakukan peningkatan seleksi yang lebih baik untuk nasabah yang

menginginkan pembiayaan agar dapat dilakukan pencegahan pembiayaan

bermasalah. Selain itu dari posisi likuiditas melalui FDR ditemukan nasabah

memiliki minat rendah untuk menggunakan fasilitas penyimpanan pada bank,

akan lebih baik jika dana pihak ketiga dapat didapatkan lebih banyak dengan

melakukan trobosan tertentu bagi nasabah yang ingin melakukan simpanan.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitian selanjutnya dapat lebih memaksimalkan lagi penelitian yang telah

dilakukan dengan objek yang sama lalu menambah jangkauan laporan

keuangan yang diteliti, menambah jumlah dan jenis variabel, menggunakan

berbagai teknik penelitian yang berbeda atau menggunakan variabel yang

serupa dengan objek penelitian yang berbeda, dengan demikian maka sisa

besaran informasi penelitian yaitu 56,6% mampu didapatkan.

86
DAFTAR PUSTAKA

Al-Arif, Nur Rianto. (2012). Dasar-Dasar Pemasaran Bank Syaria. Bandung:


Alfabeta

Aliska, N. (2019). Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio, Capital


Adequacy Ratio, Dan Non performing Financing Terhadap Return On Asset
(Studi pada PT Bank Syariah Mandiri Periode 2010-2017). Repository
Universitas Islam Negeri Ar-Raniry.

Almanasser, Mousa. (2014). The Impact of the Financial Crisis on the Islamic
Banks ProfitabilityEvidence from GCC. International Journal of Financial
Research. 5(3): 176-187.

Antonio, Muhammad syafi‟i. (2011). Bank Syariah Dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Gema Insani

Bank Indonesia, Surat Edaran No. 13/01/PBI. Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Umum.

Bank Indonesia, Surat Edaran No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011.


Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum.

Bank Indonesia, Surat Edaran No. 9/24/DPbS. Tentang sistem penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah.

Bank Indonesia, Surat Edaran Nomor 6/23/DPNP tahun 2011. Perihal Tatacara
Penilaian Kesehatan Bank Umum

Bank Indonesia. (1998). UndangUndang Nomor 10 Tahun 1998 tentang


Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.
Jakarta: Bank Indonesia

Defri. (2012). Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Likuiditas dan Efisiensi
Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di
BEI. Jurnal Manajemen, Volume 01, Nomor 01, September 2012

Dendawijaya, Lukman. (2005). Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Dewi, N. A. (2019). Analisis Pengaruh Non Performing Financing (NPF),


Financing To Deposit Ratio (FDR) dan Biaya Operasional Pendapatan
Operasional (BOPO) Terhadap Profitabilitas Pada BNI Syariah Di Indonesia
Periode 2015-2018. Repository Universitas Islam Negeri Ar-Raniry, Banda
Aceh.

87
Fathony, A. A., Setiawan, D., & Wulansari, E. (2021). Pengaruh Financing to
Deposit Ratio (FDR) dan Non Performing Financing (NPF) Terhadap Return
On Assets (ROA) Pada PT. BPRS Amanah Rabbaniah Periode 2015-2018.
Akurat (Jurnal Ilmiah Akuntansi), 12(April), 62–79.

Ferdinand, Augusty Tae. (2014). Metode Penelitian Manajamen. Semarang:


Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. (2016). Analisis Aplikasi Multivariate dengan Program IBM


SPSS 23. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro

. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM


SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hasibuan, Malayu S.P. (2001). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : PT.
Bumi Aksara

Herlina. (2013). Pengaruh Return On Capital Employed (ROCE), Return On Asset


(ROA), Dan Return On Equity (ROE) Terhadap Earnings Per Share (EPS)
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Skripsi. Medan: Universitas Sumatra Utara.

Hery. (2015). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta. PT. Grasindo.

Hidayat F. (2020). Persepsi Dan Sikap Pedagang Muslim Di Pasar Panorama


Terhadap Kebradaan Bank Syariah. Skripsi. Bengkulu: IAIN Bengkulu

Husnan, Suad. (2013). Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan


Jangka Pendek). Yogyakarta: BPFE

Jayusman, Fiati. (2014). Analisis pengaruh efisiensi operasional, likuiditas,


kualitas pembiayaan, dan ukuran bank terhadap profitabilitas bank syariah di
indonesia. STIE Indonesia Banking School Jakarta.

Kasmir. 2012. Manajemen Perbankan, cetakan 11. Jakarta: Rajawali Pers.

. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Kuchhal, S.C. 1988. Financial Management EW fact professional studies series.


Chaitanya publishing house.

Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono. (2002). Manajemen Perbankan: Teori dan


Aplikasi. Edisi Pertama. Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE.

Kusumo, Yunanto Adi, 2008. “Analisis Kinerja Keuangan Bank Syariah Mandiri
Periode 2002-2007”. Jurnal Ekonomi Islam, Vol. II, No. 1, Juli.

88
Mamduh M, Hanafi dan Halim, Abdul. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Edisi
tujuh.Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Mardiyah, A. (2015). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi likuiditas bank


umum syariah di Indonesia periode 2012-2014. Skripsi. Universitas Islam
Negeri Sunan Kalijaga

Mardiyanto, Handono (2009). Intisari Manajemen Keuangan. Jakarta: PT.


Gramedia Widiasarana Indonesia (GRASINDO).

Martono dan Harjito, Agus. 2010. Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonesia.

Martono, Nanang. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif. PT. Rajagrafindo


Persada:Jakarta.

Muarif, H., Ibrahim, A., & Amri, A. (2021). Likuiditas, Kecukupan Modal,
Pembiayaan Bermasalah Dan Pengaruhnya Terhadap Profitabilitas Bank
Umum Syariah Di Indonesia Periode 2016-2018. At-Tijaroh: Jurnal Ilmu
Manajemen Dan Bisnis Islam, 5(2), 201–215.
https://doi.org/10.24952/tijaroh.v5i2.1896.

Muhammad. Manajemen Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2002)

Muliawati, S. (2015). Faktor-Faktor Penentu Profitabilitas Bank Syariah Di


Indonesia. Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Mulyanti, D. (2017). Manajemen Keuangan Perusahaan. Jurnal Ilmiah Akuntansi,


8(1), 62–71.

Munawir. (2010). Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Taswan. 2010. Manajemen Perbankan Konsep, Teknik, dan Aplikasi, edisi 2,


Yogyakarta. UPP STIM YKPN

Riyadi, Slamet. (2006). Banking Assets and Liability Management. Edisi Ketiga.
Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Riyanto, B. (2013). Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi Keempat,


Cetakan Ketujuh. BPFE Yogyakarta, Yogyakarta

Rose, Peter S. & Hudgins, Sylvia C. 2013. Bank Management & Financial
Services, 9th edition, Mc Graw Hill

Ruslim. (2012). Analisis Pengaruh Capital Adequancy Ratio (CAR), Non


Performing Loan (NPL), dan Loan to Deposit Ratio (LDR) Terhadap Return.
Jurnal Bisnis dan Ekonomi, 15 (1).

89
Saputra, M. R. (2020). Pengaruh Financing To Deposit Ratio (FDR) Dan Non
Performing Financing (NPF) Terhadap Kinerja Keuangan Return On Assets
(ROA) Bank Syariah Mandiri Periode 2014-2018.

Sartono. (2015). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Edisi ke 4.


Yogyakarta: BPFE.

Setianingrum, W. A. (2015). Pengaruh Corporate Social Responsibility terhadap


Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Moderasi (Studi
pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2011-2013) Universitas Negeri Semarang.

Setianingsih, E. (2020). Pengaruh Faktor-Faktor Non Performing Financing Pada


Pembiayaan PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk. Tahun 2012-2018.
Repository Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Metro.

Subramanyam, K. R dan John J. Wild (2010). Analisis Laporan Keuangan. Edisi


10.Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. bandung :


Alfabeta, CV

. (2018). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: CV


Alfabeta

Suliyanto. (2011). Ekonometrika Terapan: Teori dan Aplikasi dengan SPSS.


Yogyakarta: Penerbit Andi Offset, Yogyakarta.

Sunyoto, Danang. 2012. Analisis Validitas dan Asumsi Klasik, Cetakan I,


Yogyakarta Gava Media.

Supriyanto, Achmad Sani & Maharani, Vivin. (2013). Metodologi Penelitian


Manajemen Sumberdaya Manusia. Malang: UIN-Maliki Press.

Suryani. (2012). Analisis Pengaruh Financing To Deposit Ratio ( FDR ) Terhadap


Profitabilitas Perbankan syariah Di Indonesia (Rasio Keuangan pada BUS
dan UUS Periode 2008-2010). Economica, II(2), 153–174.

Umam, Khaerul. 2013. Manajemen Perbankan Syariah. Bandung: Pustaka Setia.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang “Perbankan


Syariah” Penerbit PT Sinar Grafita, Jakarta.

Wardiantika, Lifstin dan Rohmawati Kusumaningtias. 2014. Pengaruh DPK,


CAR, NPF, dan SWBI terhadap Pembiayaan Murabahah pada Bank Umum

90
Syariah Tahun 2008-2012. Jurnal Ilmu Manajemen, Volume 2. Nomor 4,
Oktober.

Wolk, H.I., Dodd, J.L., & Rozycki, J.J. (2017). Accounting Theory. Los Angeles
:SAGE Publication, Inc.

Yahya.s, M. S. (2019). Pengaruh Non Performing Financing Terhadap


Profitabilitas BNI Syariah Di Kota Makassar. Repository IAIN Parepare.

Yathiani, L. (2019). Pengaruh Non Performing Financing ( NPF ) Dan Financing


To Deposit Ratio ( FDR ) Terhadap Return On Assets (ROA) DI PT . JABE
(Jurnal Akuntansi Bisnis Dan Ekonomi), 5(1), 1293–1304.

Yulianti P, I. (2015). Pengaruh Tingkat Risiko Pembiayaan Terhadap Tingkat


Profitabilitas Pada PT. Bank BJB Syariah. Bandung: STIE Ekuitas.

Zainudin. (2014). Manfaat Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan


Laba: Suatu Studi Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di
Bursa Efek Jakarta. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol. 02, No. 01,
Januari 2014.

91
Lampiran 1
Tabel Hasil Pengolahan Data
Perhitungan Pembiayaan Bermasalah
No. Thn Q DPK (25) KL (50) D (75) M (100) Hasil
1 2013 Q1 Rp1.682.359 Rp111.026 Rp41.162 Rp561.436 Rp1.068.410
2 Q2 Rp1.929.985 Rp219.795 Rp115.782 Rp503.643 Rp1.182.873
3 Q3 Rp1.701.626 Rp188.310 Rp156.004 Rp520.419 Rp1.156.984
4 Q4 Rp1.613.539 Rp73.360 Rp56.457 Rp445.001 Rp927.409
5 2014 Q1 Rp3.602.105 Rp300.177 Rp86.818 Rp514.377 Rp1.630.105
6 Q2 Rp3.876.630 Rp568.575 Rp274.427 Rp634.668 Rp2.093.933
7 Q3 Rp3.908.605 Rp796.232 Rp1.122.107 Rp782.004 Rp2.998.852
8 Q4 Rp6.632.237 Rp779.274 Rp436.764 Rp1.600.712 Rp3.975.981
9 2015 Q1 Rp8.190.205 Rp591.232 Rp602.829 Rp1.470.682 Rp4.265.971
10 Q2 Rp13.072.658 Rp468.833 Rp431.674 Rp2.206.132 Rp6.032.469
11 Q3 Rp12.785.015 Rp129.602 Rp337.993 Rp2.462.414 Rp5.976.964
12 Q4 Rp8.246.691 Rp390.076 Rp342.108 Rp3.234.356 Rp5.747.648
13 2016 Q1 p12.797.406 Rp537.340 Rp234.358 Rp2.861.365 Rp6.505.155
14 Q2 Rp5.232.620 Rp716.828 Rp257.046 Rp3.164.236 Rp5.023.590
15 Q3 Rp9.947.469 Rp256.979 Rp179.079 Rp2.119.608 Rp4.869.274
16 Q4 Rp7.379.156 Rp454.939 Rp278.631 Rp1.839.337 Rp4.120.569
17 2017 Q1 Rp11.639.595 Rp855.216 Rp255.183 Rp1.944.004 Rp5.472.898
18 Q2 Rp13.630.732 Rp937.249 Rp1.494.764 Rp1.019.566 Rp6.016.947
19 Q3 Rp17.164.453 Rp1.311.825 Rp646.713 Rp2.008.468 Rp7.440.529
20 Q4 Rp12.599.077 Rp471.609 Rp1.069.753 Rp2.495.024 Rp6.682.913
21 2018 Q1 Rp13.750.014 Rp741.370 Rp362.253 Rp2.763.717 Rp6.843.595
22 Q2 Rp14.051.692 Rp443.340 Rp170.396 Rp662.573 Rp4.524.963
23 Q3 Rp16.618.225 Rp729.130 Rp205.241 Rp944.490 Rp5.617.542
24 Q4 Rp7.674.471 Rp572.869 Rp122.863 Rp1.764.772 Rp4.061.972
25 2019 Q1 Rp12.915.255 Rp403.312 Rp353.630 Rp7.800.511 Rp11.496.203
26 Q2 Rp13.983.673 Rp337.149 Rp319.402 Rp2.539.773 Rp6.443.817
27 Q3 Rp11.623.071 Rp303.707 Rp660.047 Rp2.741.048 Rp6.293.705
28 Q4 Rp8.899.588 Rp628.213 Rp248.910 Rp1.782.392 Rp4.508.078
29 2020 Q1 Rp16.441.575 Rp199.657 Rp560.216 Rp2.202.852 Rp6.833.236
30 Q2 Rp14.130.909 Rp601.743 Rp305.048 Rp2.073.223 Rp6.135.608
31 Q3 Rp12.379.882 Rp160.425 Rp286.493 Rp2.135.323 Rp5.525.376
32 Q4 Rp10.421.766 Rp62.000 Rp119.376 Rp1.921.250 Rp4.647.224

92
Perhitungan Dana Pihak Ketiga
Giro Tabungan Deposito
No. Thn Q Hasil
Wadiah Investasi Wadiah Investasi Rupiah Valas
1 2013 Q1 Rp3.731.046 Rp0 Rp944.664 Rp8.458.876 Rp24.742.340 Rp2.179.694 Rp40.056.620
2 Q2 Rp4.132.651 Rp0 Rp1.219.246 Rp8.718.506 Rp24.358.701 Rp2.573.385 Rp41.002.489
3 Q3 Rp4.208.554 Rp0 Rp1.292.311 Rp10.132.123 Rp25.159.166 Rp2.738.948 Rp43.531.102
4 Q4 Rp4.831.547 Rp0 Rp1.463.546 Rp11.770.778 Rp23.926.089 Rp3.030.898 Rp45.022.858
5 2014 Q1 Rp3.484.137 Rp0 Rp1.569.437 Rp11.002.536 Rp25.658.572 Rp2.866.219 Rp44.580.901
6 Q2 Rp4.098.803 Rp0 Rp1.415.566 Rp11.552.336 Rp28.136.197 Rp3.620.359 Rp48.823.261
7 Q3 Rp3.672.977 Rp0 Rp1.499.077 Rp12.257.421 Rp29.151.910 Rp3.686.727 Rp50.268.112
8 Q4 Rp4.306.927 Rp0 Rp1.763.842 Rp14.563.282 Rp29.626.261 Rp3.236.673 Rp53.496.985
9 2015 Q1 Rp3.734.935 Rp0 Rp1.841.650 Rp12.440.836 Rp25.667.552 Rp3.552.676 Rp47.237.649
10 Q2 Rp4.188.599 Rp722.231 Rp1.594.262 Rp10.257.416 Rp25.007.540 Rp0 Rp41.770.048
11 Q3 Rp3.605.848 Rp988.852 Rp1.757.477 Rp9.993.420 Rp26.034.645 Rp0 Rp42.380.242
12 Q4 Rp3.696.160 Rp1.176.038 Rp1.955.721 Rp10.498.703 Rp27.751.031 Rp0 Rp45.077.653
13 2016 Q1 Rp2.903.179 Rp873.054 Rp2.075.112 Rp9.711.637 Rp25.421.933 Rp0 Rp40.984.915
14 Q2 Rp3.166.121 Rp738.484 Rp2.058.197 Rp9.192.076 Rp24.736.018 Rp0 Rp39.890.896
15 Q3 Rp2.893.333 Rp843.053 Rp2.125.369 Rp9.382.134 Rp25.829.843 Rp0 Rp41.073.732
16 Q4 Rp3.274.838 Rp624.880 Rp2.238.617 Rp9.700.808 Rp26.080.777 Rp0 Rp41.919.920
17 2017 Q1 Rp3.126.495 Rp865.181 Rp2.347.604 Rp9.692.881 Rp27.368.932 Rp0 Rp43.401.093
18 Q2 Rp3.094.563 Rp989.062 Rp2.302.971 Rp8.475.948 Rp29.492.791 Rp0 Rp44.355.335
19 Q3 Rp2.923.515 Rp1.287.432 Rp2.473.484 Rp9.840.091 Rp30.790.405 Rp0 Rp47.314.927
20 Q4 Rp3.621.269 Rp1.951.367 Rp2.727.999 Rp10.200.677 Rp30.185.030 Rp0 Rp48.686.342
21 2018 Q1 Rp3.996.813 Rp1.814.891 Rp2.920.301 Rp10.359.694 Rp28.068.735 Rp0 Rp47.160.434
22 Q2 Rp3.449.128 Rp1.201.593 Rp3.016.365 Rp10.147.307 Rp25.912.415 Rp0 Rp43.726.808

93
23 Q3 Rp2.720.420 Rp1.193.631 Rp3.249.306 Rp10.167.220 Rp26.984.305 Rp0 Rp44.314.882
24 Q4 Rp2.451.966 Rp1.149.014 Rp3.578.178 Rp10.622.735 Rp27.833.681 Rp0 Rp45.635.574
25 2019 Q1 Rp2.604.979 Rp1.087.266 Rp3.719.750 Rp10.530.231 Rp27.769.059 Rp0 Rp45.711.285
26 Q2 Rp2.645.520 Rp1.215.421 Rp3.942.991 Rp10.480.907 Rp27.406.685 Rp0 Rp45.691.524
27 Q3 Rp2.550.928 Rp1.037.487 Rp4.165.674 Rp10.551.922 Rp26.241.323 Rp0 Rp44.547.334
28 Q4 Rp2.531.703 Rp1.131.496 Rp4.472.054 Rp10.308.668 Rp21.913.293 Rp0 Rp40.357.214
29 2020 Q1 Rp2.951.576 Rp1.155.816 Rp4.444.077 Rp10.021.431 Rp21.710.982 Rp0 Rp40.283.882
30 Q2 Rp2.264.926 Rp1.117.344 Rp4.513.169 Rp9.759.542 Rp20.942.669 Rp0 Rp38.597.650
31 Q3 Rp2.283.152 Rp1.333.962 Rp4.473.009 Rp9.342.349 Rp21.314.995 Rp0 Rp38.747.467
32 Q4 Rp2.565.063 Rp1.540.647 Rp4.794.151 Rp9.748.459 Rp22.775.930 Rp0 Rp41.424.250

94
Perhitungan Data Non Performing Loan Financing
Laporan Keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia
Periode 2013 hingga 2020
Variabel X1 Kualitas Pembiayaan (Dalam Jutaan Rupiah)
Pembiayaan Total
No. Tahun Q NPF
Bermasalah Pembiayaan
1 2013 Q1 Rp1.068.410 Rp44.674.228 2,392
2 Q2 Rp1.182.873 Rp45.606.492 2,594
3 Q3 Rp1.156.984 Rp47.919.642 2,414
4 Q4 Rp927.409 Rp53.713.373 1,727
5 2014 Q1 Rp1.630.105 Rp53.692.464 3,036
6 Q2 Rp2.093.933 Rp57.209.126 3,660
7 Q3 Rp2.998.852 Rp57.789.881 5,189
8 Q4 Rp3.975.981 Rp59.782.027 6,651
9 2015 Q1 Rp4.265.971 Rp53.538.108 7,968
10 Q2 Rp6.032.469 Rp64.267.086 9,387
11 Q3 Rp5.976.964 Rp65.355.381 9,145
12 Q4 Rp5.747.648 Rp67.296.284 8,541
13 2016 Q1 Rp6.505.155 Rp66.961.302 9,715
14 Q2 Rp5.023.590 Rp68.997.093 7,281
15 Q3 Rp4.869.274 Rp69.009.690 7,056
16 Q4 Rp4.120.569 Rp69.446.132 5,933
17 2017 Q1 Rp5.472.898 Rp75.111.045 7,286
18 Q2 Rp6.016.947 Rp75.771.755 7,941
19 Q3 Rp7.440.529 Rp77.417.734 9,611
20 Q4 Rp6.682.913 Rp76.588.778 8,726
21 2018 Q1 Rp6.843.595 Rp76.736.498 8,918
22 Q2 Rp4.524.963 Rp72.171.821 6,270
23 Q3 Rp5.617.542 Rp69.828.913 8,045
24 Q4 Rp4.061.972 Rp70.636.608 5,751
25 2019 Q1 Rp11.496.203 Rp75.306.534 15,266
26 Q2 Rp6.443.817 Rp67.476.394 9,550
27 Q3 Rp6.293.705 Rp67.587.248 9,312
28 Q4 Rp4.508.078 Rp65.011.732 6,934
29 2020 Q1 Rp6.833.236 Rp64.809.426 10,544
30 Q2 Rp6.135.608 Rp65.769.132 9,329
31 Q3 Rp5.525.376 Rp57.471.023 9,614
32 Q4 Rp4.647.224 Rp72.863.339 6,378

95
Perhitungan Data Financing to Deposit Ratio
Laporan Keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia
Periode 2013 hingga 2020
Variabel X2 Likuiditas (dalam Jutaan Rupiah)
Total Total Dana
No. Tahun Q Hasil
Pembiayaan Pihak Ketiga
1 2013 Q1 Rp44.674.228 Rp40.056.620 111,528
2 Q2 Rp45.606.492 Rp41.002.489 111,229
3 Q3 Rp47.919.642 Rp43.531.102 110,081
4 Q4 Rp53.713.373 Rp45.022.858 119,302
5 2014 Q1 Rp53.692.464 Rp44.580.901 120,438
6 Q2 Rp57.209.126 Rp48.823.261 117,176
7 Q3 Rp57.789.881 Rp50.268.112 114,963
8 Q4 Rp59.782.027 Rp53.496.985 111,748
9 2015 Q1 Rp53.538.108 Rp47.237.649 113,338
10 Q2 Rp64.267.086 Rp41.770.048 153,859
11 Q3 Rp65.355.381 Rp42.380.242 154,212
12 Q4 Rp67.296.284 Rp45.077.653 149,290
13 2016 Q1 Rp66.961.302 Rp40.984.915 163,380
14 Q2 Rp68.997.093 Rp39.890.896 172,965
15 Q3 Rp69.009.690 Rp41.073.732 168,014
16 Q4 Rp69.446.132 Rp41.919.920 165,664
17 2017 Q1 Rp75.111.045 Rp43.401.093 173,063
18 Q2 Rp75.771.755 Rp44.355.335 170,829
19 Q3 Rp77.417.734 Rp47.314.927 163,622
20 Q4 Rp76.588.778 Rp48.686.342 157,311
21 2018 Q1 Rp76.736.498 Rp47.160.434 162,714
22 Q2 Rp72.171.821 Rp43.726.808 165,052
23 Q3 Rp69.828.913 Rp44.314.882 157,574
24 Q4 Rp70.636.608 Rp45.635.574 154,784
25 2019 Q1 Rp75.306.534 Rp45.711.285 164,744
26 Q2 Rp67.476.394 Rp45.691.524 147,678
27 Q3 Rp67.587.248 Rp44.547.334 151,720
28 Q4 Rp65.011.732 Rp40.357.214 161,091
29 2020 Q1 Rp64.809.426 Rp40.283.882 160,882
30 Q2 Rp65.769.132 Rp38.597.650 170,397
31 Q3 Rp57.471.023 Rp38.747.467 148,322
32 Q4 Rp72.863.339 Rp41.424.250 175,8953729

96
Perhitungan Data Return On Asset
Laporan Keuangan PT. Bank Muamalat Indonesia
Periode 2013 hingga 2020
Variabel (Y) Profitabilitas (dalam jutaan Rupiah)
No. Tahun Q EAT Total Aset ROA
1 2013 Q1 Rp139.471 Rp46.471.264 0,300
2 Q2 Rp282.610 Rp47.958.958 0,589
3 Q3 Rp417.584 Rp50.754.347 0,823
4 Q4 Rp475.847 Rp54.694.021 0,870
5 2014 Q1 Rp145.989 Rp54.790.981 0,266
6 Q2 Rp214.039 Rp58.488.595 0,366
7 Q3 Rp31.444 Rp59.331.645 0,053
8 Q4 Rp57.173 Rp62.413.310 0,092
9 2015 Q1 Rp65.593 Rp56.062.164 0,117
10 Q2 Rp106.540 Rp55.859.682 0,191
11 Q3 Rp113.961 Rp56.501.886 0,195
12 Q4 Rp74.492 Rp57.172.588 0,130
13 2016 Q1 Rp25.209 Rp53.712.592 0,047
14 Q2 Rp30.514 Rp52.695.732 0,058
15 Q3 Rp37.954 Rp54.105.544 0,070
16 Q4 Rp80.511 Rp55.786.398 0,144
17 2017 Q1 Rp12.268 Rp54.827.513 0,022
18 Q2 Rp29.956 Rp58.602.532 0,051
19 Q3 Rp45.069 Rp57.711.079 0,078
20 Q4 Rp249.390 Rp61.696.920 0,404
21 2018 Q1 Rp16.606 Rp57.283.526 0,029
22 Q2 Rp103.737 Rp55.202.239 0,188
23 Q3 Rp111.792 Rp54.850.713 0,204
24 Q4 Rp46.002 Rp57.227.276 0,080
25 2019 Q1 Rp2.407 Rp55.151.654 0,004
26 Q2 Rp5.085 Rp54.572.539 0,009
27 Q3 Rp7.332 Rp53.507.715 0,014
28 Q4 Rp16.326 Rp50.555.519 0,032
29 2020 Q1 Rp2.517 Rp49.428.095 0,005
30 Q2 Rp4.945 Rp48.650.565 0,010
31 Q3 Rp7.345 Rp48.785.792 0,015
32 Q4 Rp10.020 Rp51.241.304 0,020

97
Lampiran 2 Output SPSS

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 32
a
Normal Parameters Mean .0000000
Std. Deviation .16779743
Most Extreme Differences Absolute .116
Positive .116
Negative -.073
Kolmogorov-Smirnov Z .657
Asymp. Sig. (2-tailed) .781
a. Test distribution is Normal.

Uji Multikolinearitas
a
Coefficients
Collinearity Statistics
Model Tolerance VIF
1 Kualitas Pembiayaan .979 1.021
Likuiditas .979 1.021
a. Dependent Variable: Profitabilitas

Uji Autokorelasi dan Koefisien Determinasi


b
Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .660 .435 .396 .173487 1.864
a. Predictors: (Constant), Likuiditas, Kualitas Pembiayaan
b. Dependent Variable: Profitabilitas

Uji Heterokedastisitas
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) .078 .119 .654 .518
Kualitas Pembiayaan -.012 .006 -.340 -1.952 .061
Likuiditas .001 .001 .290 1.201 .240
a. Dependent Variable: Abs.Res

98
Uji Analisis Regresi Linier Berganda dan Uji t
a
Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -.065 211.391 -.308 .760
Kualitas Pembiayaan -.045 .011 -.592 -4.200 .000
Likuiditas .004 .001 .388 2.750 .010
a. Dependent Variable: Profitabilitas

Uji F
a
ANOVA
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
b
1 Regression .672 2 0.336 11.167 .000
Residual .873 29 0.030
Total 1.545 31
a. Dependent Variable: Profitabilitas
b. Predictors: (Constant), Likuiditas, Kualitas Pembiayaan

99
Lampiran 3 Laporan Keuangan 2013

100
101
102
103
104
105
106
107
Lampiran 4 Laporan Keuangan 2014

108
109
110
111
112
113
114
115
Lampiran 5 Laporan Keuangan 2015

116
117
118
119
120
121
122
123
124
Lampiran 6 Laporan Keuangan 2016

125
126
127
128
129
130
131
132
133
Lampiran 7 Laporan Keuangan 2017

134
135
136
137
138
139
140
141
Lampiran 8 Laporan Keuangan 2018

142
143
144
145
146
147
148
149
Lampiran 9 Laporan Keuangan 2019

150
151
152
153
154
155
156
157
Lampiran 10 Laporan Keuangan 2020

158
159
160
161
162
163
164
165
Lampiran 11 Tabel Durbin Watson

166

Anda mungkin juga menyukai