Anda di halaman 1dari 87

PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEBIJAKAN HUTANG

DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

Skripsi
Untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh :

SRI KURNIATI

Nomor Pokok : A.2018.1.34583


Program Studi : Akuntansi

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE)


MALANGKUḈEḈWARA

MALANG

2021
PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEBIJAKAN HUTANG DAN
KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN

LEMBAR JUDUL
Skripsi
Untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

Disusun Oleh :

SRI KURNIATI
A.2018.1.34583

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI (STIE) MALANGKUḈEḈWARA

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

MALANG

2021

i
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI, KEBIJAKAN HUTANG DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN

Oleh:
SRI KURNIATI
A.2018.1.34583

Telah dipertahankan di depan dosen penguji pada tanggal: 08


Februari 2022 dan dinyatakan LULUS

Menyetujui,
Dosen Pembimbing, ttd

DR.SONHAJI, Ak., MS, CA

Mengetahui,
Ketua STIE Malangkuçeçwara,

Drs.BUNYAMIN, M.M., Ph.D

ii
LEMBAR ORSINALITAS
iii
SURAT KETERANGAN RISET

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. MAHASISWA
Nama : Sri Kurniati
Tempat Tanggal Lahir : Bangkalan, 05 Oktober 1999
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Rumah : Jl.Kenanga Rt 01/ Rw 004 Ds.Keleyan Kec.Socah,
Kab.Bangkalan
Agama : Islam
Nama Ayah : Muhammad Manian
Nama Ibu : Samuni Hj
Riwayat pendidikan :
1. Tamat Tk di TK Dharmawanita 01 Keleyan tahun 2006
2. Tamat SD di SDN Keleyan 02 tahun 2012
3. Tamat SMP di SMPN 01 Socah tahun 2015
4. Tamat SMA di SMAN 2 Bangkalan tahun 2018
5. Pendidikan Tinggi
Nama Perguruan Tinggi Tempat Semester Tahun Keterangan
STIE Malangkuçeçwara Jl.Terusan I-VII 2018 -2022 S1 AKUNTANSI
Malang Candi
Kalasan

Malang, 27 januari 2022

Sri Kurniati

v
UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala nikmat, rahmat serta hidayah-nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “PENGARUH KEPUTUSAN INVESTASI,
KEBIJAKAN HUTANG DAN KEBIJKANA DIVIDEN TERHADAP NILAI PERUSAHAAN”. Penulisan skripsi
ini sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar strata satu (S1) pada sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Malangkuçeçwara Malang.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak dapat berhasil tanpa adanya
dukungan serta bantuan dari berbagai pihak yang telah banyak membantu. Sehingga pada
kesempatan kali ini penulis menyampaikan rasa terimakasih dengan sebesar-besarnya kepada:

1. Drs.BUNYAMIN, M.M., Ph.D, selaku ketua STIE Malangkuçeçwara Malang.


2. Dra.RR. WIDANARNI PUDJIASTUTI, Ak., MSi., CA,CPA, selaku Ketua Program Studi Akuntansi
STIE Malangkuçeçwara Malang.
3. DR.SONHAJI, Ak., MS, CA, selaku dosen pembimbing penulisan skripsi yang telah meluangkan
waktu dan tenaga untuk membimbing serta memberikan arahan selama mengerjakan skripsi.
4. Drs.ALI LATING, MM, selaku dosen wali yang memberikan bimbingan dan pengarahan selama
masa perkuliahan.
5. Bapak dan Ibu dosen serta para staf STIE Malangkuçeçwara Malang yang telah memberikan
banyak ilmu yang bermanfaat selama kegiatan perkuliahan.
6. Kepada kedua orang tua saya tercinta yakni Muhammad Manian dan Hj.Samuni yang selalu
mendukung, memberikan kasih sayang, doa, nasihat, atas semua dukungan materi dan moril
sehingga saya dapat berada di titik saat ini. Saya sangat mencintainya dan berharap dapat
menjadi anak yang berbakti serta dapat membahagiakan-nya.
7. Kepada adik-adik saya yakni Rohman dan Aini yang sangat sangat saya sayangi dan kasihi.
8. Kepada teman-teman seperjuangan saya yang saya sayangi Yazid, Ella, Linda, Imamah, Vega,
Stefani, Adel, Angel, Fanesha, Pras, Imam, dan Mila yang telah mendukung, memberikan
suport, memberikan semangat dan pengalaman baru pada saat kuliah.
9. Keluarga Menwa 813 Tarantula STIE Malangkuçeçwara Malang Latsar 72 yakni Reta, Rama,
Sofi dan Sisdila yang memberikan motivasi, dukungan, serta pengalaman beroragnisasi yang
sangat berarti bagi saya.
10. Kepada semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah banyak
memberikan bantuan dan mendukung penulis dalam penulisan skripsi.

vi
Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang bapak, ibu, saudara serta teman-teman
yang telah terlibat dalam pembuatan skripsi. Semoga penulisan skripsi ini dapat memberikan
manfaat dan pengetahuan bagi pembaca.

Malang, 27 januari 2022

Sri Kurniati

vii
ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh keputusan investasi (PER), kebijakan
hutang (DER) dan kebijakan dividen (DPR) terhadap nilai perusahaan (PBV) pada perusahaan
manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2018-2020.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Populasi yang digunakan
dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2020 sebanyak 30 perusahaan. Teknik yang
digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode purposive sampling, sehingga diperoleh
sebanyak 17 perusahaan yang memenuhi kriteria, periode yang digunakan yakni 3 tahun maka
sampel pada penelitian ini adalah 51 data pengamatan. Metode yang digunakan pada
penelitian in adalah metode analisis regresi linier berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan investasi yang diproksikan dengan
Price Earning Ratio (PER), kebijakan hutang yang diproksikan dengan Debt to Equity Ratio
(DER), dan kebijakan dividen yang diproksikan dengan Devidend Payout Ratio (DPR)
berpengaruh poditif terhadap nilai perusahaan yang diproksikan dengan Price Book Value
(PBV).

Kata Kunci: Keputusan Investasi, Kebijakan Hutang, Kebijakan Dividen dan Nilai
perusahaan.

viii
ABSTRACT

The purpose of this study is to look at the Price Earning Ratio (PER), Debt Equity
Ratio (DER), and Divident Payout Ratio (DPR) on Price Book Value (PBV) in the food and
beverages sub-sector manufacturing Indonesia Stock Exchange in 2018-2020.
This research uses quantitative research. The population used in this study is the food
and beverage sub-sector manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange for
the 2018-2020 period as many as 30 companies. The method for this sampling is used
purposive sampling, in this study there are 17 companies that appropriate the criteria of the
sample, the period used is 3 years, the sample in this study is 51 observational data. The
method for this research is used multiple linear regression analysis.
The results of this analysis shows that the investment decisions wich is proxied by
Price Earning Ratio (PER), debt policy proxied by Debt to Equity Ratio (DER), and dividend
policy proxied by Dividend Payout Ratio (DPR) give a positive impact to the firm value
proxied by Price Book Value (PBV).

Keywords: The investment decision, the debt policy, the dividend policy and the firm value.

ix
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada tuhan yang maha esa, atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyajikan skripsi yang berjudul: pengaruh keputusan investasi,
kebijakan hutang dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.
Sangat disadari bahwa dengan kekurangan dan keterbatasan yang penulis miliki,
meskipun telah mengerahkan segala kemampuan untuk lebih teliti, tetapi penulis menyadari
masih banyak kekurangtepatan dalam penyajian tulisan di skripsi ini. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran yang membangun agar tulisan ini bermanfaat bagi yang membutuhkan.

Malang, 27 januari 2022

Sri Kurniati

x
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL...................................................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ...................................................................................................... ii
LEMBAR ORSINALITAS .....................................................................................................iii
SURAT KETERANGAN RISET ........................................................................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ................................................................................................. v
UCAPAN TERIMAKASIH .................................................................................................... vi
ABSTRAK ..............................................................................................................................viii
ABSTRACT .............................................................................................................................. ix
KATA PENGANTAR............................................................................................................... x
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ xi
DAFTAR TABEL .................................................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR............................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................................... xvi
BAB I .......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH........................................................................... 1
1.2 PERUMUSAN MASALAH ....................................................................................... 6
1.3 TUJUAN PENELITIAN ............................................................................................ 6
1.4 MANFAAT PENELITIAN........................................................................................ 6
1.4.1 Manfaat Praktis ..................................................................................................... 6
1.4.2 Manfaat Teoritis.................................................................................................... 7
BAB II ........................................................................................................................................ 8
TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................................................ 8
2.1 TINJAUAN TEORI ................................................................................................... 8
2.1.1 Perusahaan Manufaktur Sub Sektor Makanan dan Minuman..... Error! Bookmark
not defined.
2.1.2 Teori Keagenan (agency theory) ........................................................................... 8
2.1.3 Teori Sinyal (signally theory) ............................................................................... 8
2.1.4 Nilai Perusahaan ................................................................................................... 9
2.1.5 Kebijakan Manajemen Keuangan .......................... Error! Bookmark not defined.

xi
2.1.6 Keputusan Investasi ............................................................................................ 10
2.1.7 Kebijakan Hutang ............................................................................................... 11
2.1.8 Kebijakan Dividen .............................................................................................. 12
2.2 TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU ........................................................... 13
2.3 MODEL KONSEPTUAL PENELITIAN .............................................................. 22
2.4 PENGEMBANGAN HIPOTESIS .......................................................................... 23
2.4.1 Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan ................................. 23
2.4.2 Pengaruh Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan .................................... 24
2.4.3 Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan. .................................. 25
BAB III..................................................................................................................................... 26
METODE PENELITIAN ....................................................................................................... 26
3.1 JENIS PENELITIAN............................................................................................... 26
3.2 POPULASI DAN SAMPEL .................................................................................... 26
3.2.1 Populasi ............................................................................................................... 26
3.2.2 Sampel................................................................................................................. 26
3.3 VARIABEL, OPERASIONALISASI, DAN PENGUKURAN ............................. 28
3.3.1 Variabel Dependen.............................................................................................. 28
3.3.2 Variabel Independen ........................................................................................... 28
3.4 OBYEK DAN SUMBER DATA PENELITIAN ................................................... 29
3.5 METODE PENGUMPULAN DATA ..................................................................... 30
3.6 METODE ANALISIS .............................................................................................. 31
3.6.1 Analisis Deskriptif .............................................................................................. 31
3.6.2 Analisis Regresi Linier Berganda ....................................................................... 31
3.6.3 Uji Asumsi Klasik ............................................................................................... 31
3.6.4 Uji Kelayakan Model (Uji Goodness of Fit)....................................................... 33
BAB IV ..................................................................................................................................... 35
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................................................... 35
4.1 GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN .................................................... 35
4.2 DESKRIPSI VARIABEL PENELITIAN .............................................................. 36
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif .................................................................................. 36
4.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda ......................................................................... 37
4.2.3 Uji Asumsi Klasik ................................................................................................. 39

xii
4.3 PENGUJIAN MODEL DAN PENGUJIAN HIPOTESIS .................................... 44
4.3.1 Uji F ..................................................................................................................... 44
4.3.2 Uji Koefisiensi Determinasi (R2) .......................................................................... 44
4.3.3 Uji t ...................................................................................................................... 45
4.4 PEMBAHASAN ....................................................................................................... 47
4.4.1 Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan ................................ 47
4.4.2 Pengaruh Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan .................................... 47
4.4.3 Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan ................................... 48
BAB V ...................................................................................................................................... 50
PENUTUP................................................................................................................................ 50
5.1 KESIMPULAN ......................................................................................................... 50
5.2 KONTRIBUSI PENELITIAN ................................................................................ 50
5.3 KETERBATASAN PENELITIAN ......................................................................... 51
5.4 SARAN ...................................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 53

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Ringkasan Penelitian Terdahulu .......................................................................................... 17


Tabel 2 Kriteria Pengambilan Sampel ............................................................................................... 27
Tabel 3 Daftar Nama Perusahaan ...................................................................................................... 35
Tabel 4 Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif................................................................................... 36
Tabel 5 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda ......................................................................... 37
Tabel 6 Hasil Uji Normalitas............................................................................................................... 40
Tabel 7 Hasil Uji Multikolinieritas ..................................................................................................... 42
Tabel 8 Hasil Uji Autokerelasi ............................................................................................................ 43
Tabel 9 Hasil Uji F ............................................................................................................................... 44
Tabel 10 Hasil Uji Koefisiensi Determinasi (R2) ............................................................................... 45
Tabel 11 Hasil Uji t .............................................................................................................................. 46

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Model Konseptual Penelitian ............................................... Error! Bookmark not defined.


Gambar 2 Hasil Uji Normalitas ............................................................. Error! Bookmark not defined.
Gambar 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas .............................................. Error! Bookmark not defined.

xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Perhitungan Price Earning Ratio (PER) tahun 2018-2020 ................................................... 55
Lampiran 2 Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) tahun 2018-2020 ................................................ 59
Lampiran 3 Perhitungan Devidend Payout Ratio (DER) tahun 2018-2020 ........................................... 63
Lampiran 4 Perhitungan Price Book Value (PBV) tahun 2018-2020 ...................................................... 67

xvi
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Nilai perusahaan diartikan sebagai nilai jual dari perusahaan itu saat sedang
beroperasi. Tujuan utama perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan yang
merupakan presepsi investor terhadap nilai keberhasilan saham yang sering dikaitkan dengan
nilai perusahaan (Abdillah, 2013). Pentingnya nilai perusahaan yang tinggi karena dapat
memberikan kemakmuran kepada pemilik saham atau pemegang saham. Jika semakin tinggi
nilai perusahaan maka akan semakin tinggi pula harga saham perusahaan tersebut (Nirawati,
2003). Di pasar modal harga saham terbentuk karena adanya permintaan dan penawaran dari
investor, sehingga harga saham fair price dapat dijadikan sebagai proksi nilai perusahaan
(Hasnawati, 2005). Optimalisasi nilai perusahaan dilakukan untuk pencapaian fungsi
manajemen, dimana satu keputusan keuangan yang diambil dapat mempengaruhi keputusan
keuangan yang lainnya dan akan berdampak pada nilai perusahaan (Fama, Eugene F, 1998).
Terdapat beberapa faktor yang diprediksi dapat mempengaruhi nilai perusahaan yakni
keputusan investasi, kebijakan hutang dan kebijakan dividen.
Fenomena yang terjadi berkaitan dengan nilai perusahaan yakni adalah perusahan
Salim Group yang bergerak pada sektor barang konsumsi yang diprediksi memiliki prospek
yang bagus. Pada beberapa tahun terakhir Salim Group menambah asset melalui akuisisi
saham dan ekspansi bisnis. Pada tahun 2014 Holding usaha Salim Group yakni PT.Indofood
Sukses Makmur Tbk (INDF) menghasilkan penjualan bersih sebesar Rp 63,59 triliun
meningkat 14,3 % dibandingkan dengan tahun 2013. Mencapai laba bersih sebesar Rp 3,89
triliun meningkat sebesar 55,2% dari tahun 2013. Perusahaan dapat menjaga laba dan dapat
memberikan sinyal positif terhadap nilai perusahaannya. Menurut analisis investasi Salim
Group dan Astra sangat likuid sehingga menarik untuk melakukan investasi jangka panjang.
Di tahun 2018 Salim Group juga menggandeng Madco untuk akuisisi 60% saham Hydflux
Ltd dari Singapura. Perusahaan menggunakan pendekatan jangka panjang untuk menambah
nilai perusahaan dimata investor (Binsasi, 2018).
Fenomena lainnya yang berkaitan dengan nilai perusahaan yakni adalah kasus dari PT
Fast Food Tbk (FAST). Menjelang akhir tahun 2016 perusahaan merealisasikan pencairan

1
utang dari pasar menggunakan penerbitan obligasi. Perusahaan berencana mengelola resto
cepat saji KFC di tanah air dengan surat utang sebesar 200 Miliar. Dana tersebut digunakan
dalam pengembangan usaha dan ekspansi. Pembayaran bunga lancar selama periode 2016–
2017. Fast akhirnya memperoleh peningkatan laba bersih sebesar 55,79 % dengan pendapatan
perseroan tercatat sebesar Rp 2,31 triliun atau sebesar 11,05 % dari pada tahun sebelumnya.
Hal tersebut mendapatkan respon oleh pasar dengan meningkatnya harga saham perusahaan
dan dapat menunjukkan peningkatan pada nilai perusahaan (Prabowo, 2016).
Fama (1978) menyatakan bahwa nilai perusahaan semata–mata ditentukan oleh
keputusan investasi. Dapat diartikan bahwa keputusan investasi adalah kebijakan penting yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan memaksimalkan nilai perusahaan.
Menurut (Somantri & Sukardi, 2019) Keputusan investasi sangat dipengaruhi oleh
ketersediaan dana perusahaan dari sumber pendanaan external maupun sumber pendanaan
internal. Keputusan investasi akan berpengaruh langsung terhadap rentabilitas investasi dan
aliran kas perusahaan di masa yang akan datang. Pada keputasan pengalokasian modal
kedalam investasi harus dievaluasi dan dihubungkan dengan risiko dan hasil yang diharapkan.
Keputusan investasi adalah kebijakan dimana perusahaan menginvestasikan dana yang
dimiliki oleh perusahaan dalam bentuk aset tertentu. Kebijakan hutang merupakan hal yang
sensitif terhadap perubahan nilai perusahaan, karena dengan semakin tinggi proporsi hutang
maka, semakin tinggi harga saham. Hal ini tidak berlaku jika perusahaan menerapkan proporsi
hutang yang tinggi, tetapi manfaat yang diterima dari pengguna hutang lebih kecil dari biaya
yang ditimbulkan. Kebijakan dividen merupakan kebijakan perusahaan apakah kebijakan
dividen dibayarkan atau tidak. Dimana ketika membuat kebijakan dividen, semua orang tidak
dapat menggunakan satu ukuran, karena terdapat perbedaan prinsip pada setiap pemegang
saham. Keputusan investasi, kebijakan hutang dan kebijakan dividen sangat menarik untuk
diteliti pengaruhnya terhadap nilai perusahaan.
Keputusan investasi berhubungan langsung dengan perusahaan, dalam artian bahwa
keputusan investasi erat kaitannya dengan kegiatan investasi yang dilakuakan oleh
perusahaan. Sudana (2011) menyatakan bahwa keputusan investasi berkaitan dengan proses
pemilihan satu atau lebih alternatif investasi yang dinilai menguntungkan dari sejumlah
alternatif yang tersedia bagi perusahaan. c Dapat diartikan bahwa keputusan investasi adalah
kebijakan penting yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan perusahaan dengan

2
memaksimalkan nilai perusahaan. Menurut Somantri & Sukardi (2019) keputusan investasi
sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dana perusahaan dari sumber pendanaan eksternal
maupun sumber pendanaan internal. Keputusan investasi akan berpengaruh langsung terhadap
rentabilitas investasi dan aliran kas perusahaan di masa yang akan datang. Pada keputasan
pengalokasian modal ke dalam investasi harus dievaluasi dan dihubungkan dengan risiko dan
hasil yang diharapkan. Pengukuran keputusan investasi diukur menggunakan rasio PER (Price
Earning Ratio). PER (Price Earning Ratio) merupakan rasio yang mengukur bagaimana
investor dapat menarik prospek pertumbuhan perusahaan dimasa mendatang, harga saham
mencerminkan investor untuk bersedia membayar setiap laba yang diperoleh perusahaan
(Sudana, 2011).
Keputusan investasi yang dipilih dalam penelitian ini, karena terdapat perbedaan hasil
dalam penelitian terdahulu, antara lain yang dilakukan oleh Somantri & Sukardi (2019)
menunjukkan bahwa secara parsial keputusan investasi dan kebijakan hutang berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan. Pada penelitian lainnya juga ditemukan bahwa keputusan
investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, hal ini dikarenakan manajer mampu
mengambil keputusan investasi yang tepat untuk perusahaan yang menguntungkan dimasa
yang akan datang. Sehingga keuntungan tersebut dapat menciptakan gambaran optimalnya
kinerja yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Sebaliknya, pada penelitian Septiani & Indrasti (2021) menunjukkan bahwa keputusan
investasi tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, hal tersebut dikarenakan tingkat risiko
investasi yang akan ditanggung dimasa yang akan datang sesuai dengan besaran investasi
yang dilakukan sehingga mempengaruhi kepercayaan untuk menginvestasikan sejumlah dana
kepada perusahaan tersebut. Tidak berpengaruhnya keputusan investasi terhadap nilai
perusahaan juga dapat disebabkan karena adanya faktor ketidakpastian dimasa depan, ketidak
pastian tersebut berupa adanya perubahan teknologi, kondisi sosial ekonomi, maupun
kebijakan-kebijakan pemerintah.
Peran penting manajemen keuangan adalah meningkatkan nilai perusahaan, dimana
manajer perusahaan berkewajiban mengalokasikan modal atau dana perusahaan demi
meningkatkan kinerja perusahaan. Manajemen harus memperhatikan manfaat yang
ditimbulkan dalam pengambilan keputusan investasi apakah menggunakan pendanaan internal
atau pendanaan eksternal. Kebijakan penggunaan hutang merupakan salah satu pendanaan

3
eksternal perusahaan. Oleh karena itu, adanya signaling theory dapat memberikan sinyal
positif bagi pertumbuhan perusahaan di masa mendatang. Jadi dapat meningkatkan harga
saham yang dijadikan indikator nilai perusahaan.
Kebijakan hutang dapat dihubungkan dengan nilai perusahaan kerena kebijakan
hutang merupakan kebijakan perusahaan tentang sejauh mana perusahaan menggunakan
pendanaan yang berasal dari hutang. Semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi
harga saham perusahaan tersebut yang berdampak pada tingginya nilai perusahaan (Somantri
& Sukardi, 2019). Penggunaan hutang berpengaruh terhadap nilai perusahaan, namun
penggunaan hutang juga dapat memperburuk nilai perusahaan jika manfaat yang diperoleh
dari penggunaan hutang lebih kecil dari biaya yang ditimbulkan. Kebijakan hutang diukur
menggunakan DER (Debt to Equity Ratio), yang menunjukkan perbandingan antara
pembiayaan dan pendanaan melalui ekuitas (Brigham & Houston, 2010). Trade Off Theory
menyatakan bahwa kebijakan hutang dapat bermanfaat jika nilai perusahaan meningkat, jadi
ketika penambahan belum mencapai titik yang optimal (suatu batas optimal dari jumlah
hutang yang dapat menyebabkan nilai perusahaan tersebut maksimum). Namun, jika manfaat
hutang menjadi lebih kecil dibandingkan nilai kebangkrutan maka penambahan hutang akan
menurunkan nilai perusahaan (Prapaska, 2012).
Kebijakan hutang yang dipilih dalam penelitian ini, karena terdapat perbedaan hasil
dalam penelitian terdahulu, antara lain yang dilakukan oleh Shintia & Idayati (2020) yang
menunjukkan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Pada
penelitian lainnya juga ditemukan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif terhadap nilai
perusahaan, hal ini menunjukkan bahwa pendanaan dengan menggunakan hutang tidak akan
menimbulkan biaya saat itu juga tetapi di kemudian hari yaitu pembayaran pokok dan bunga
hutang, sehingga pendanaan hutang dianggap oleh investor sebagai langkah yang tepat. Oleh
karena itu, kebijakan hutang akan meningkatkan nilai perusahaan. Sebaliknya, pada penelitian
Saputro (2021) yang menunjukkan bahwa kebijakan hutang tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, hal ini dikarenakan dalam pasar modal Indonesia pergerakan harga saham dan
penciptaan nilai tambah perusahaan dapat dipengaruhi oleh keadaan pasar. Sehingga besar
atau kecilnya perusahaan dalam menggunakan hutang tidak diperhatikan oleh para investor
karena investor lebih cenderung memperhatikan bagaiamana manajemen perusahaan dalam

4
mengelola dana tersebut dengan efektif dan efisien pada perusahaan, sehingga menghasilkan
nilai perusahaan yang baik.
Menurut Septiani & Indrasti (2021) Dalam mengoptimalkan nilai perusahaan perlu
diperhatikan keputusan terhadap kebijakan membagikan dividen. Kebijakan dividen
merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh suatu perusahaan akan dibagikan sebagai
dividen atau akan ditahan sebagai investasi dimasa yang akan datang dengan memperhatikan
tujuan perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan. Dengan kebijakan dividen yang
tinggi dapat mensejahterakan pemiliknya dan meningkatkan nilai perusahaan. Tingkat dividen
yang dibagikan perusahaan dapat berpengaruh terhadap harga saham karena investor lebih
suka pengembalian yang berasal dari dividen dibandingkan dari capital again. Sumber dana
untuk pembiayaan pertumbuhan perusahaan berasal dari laba yang ditahan, jika semakin baik
perusahaan mengelola pendanaan yang berasal dari laba ditahan, maka semakin kuat posisi
financial perusahaan. Dividend Payout Ratio (DPR) mengutarakan tentang berapa besar porsi
dividen dari net income perusahaan. Pada penelitian ini menggunakan Dividend Payout Ratio
yang didasrakan oleh suatu pertimbanagan bahwa DPR lebih popular dalam mengukur
persentase dividen yang diberi oleh badan usaha kepada para pemegang saham atas per
lembar saham dalam periode akuntansi.
Kebijakan dividen yang dipilih dalam penelitian ini, karena terdapat perbedaan hasil
dalam penelitian terdahulu, antara lain yang dilakukan oleh Septiani & Indrasti (2021) yang
menunjukkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan yang berarti
jika dividen yang dibagikan kepada pemegang saham meningkat maka nilai perusahaan juga
akan meningkat, hal ini sesuai dengan signally theory yang menyatakan bahwa jika
pengumuman pembagian dividen yang dilakukan oleh perusahaan dapat menjadi sinyal yang
positif bagi investor karena memperoleh keuntungan. Sebaliknya, pada penelitian Somantri &
Sukardi (2019) menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan karena nilai tidak selalu diikuti dengan meningkatnya nilai perusahaan. Nilai
perusahaan hanya ditentukan oleh kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aset-aset
perusahaan atau kebijakan investasinya.
Pada penelitian ini memprediksi bahwa terdapat inkonsistensi pada hasil penelitian
terdahulu. Dan berdasarkan fenomena-fenomena diatas, peneliti termotivasi untuk melakukan
penelitian karena perusahaan yang dapat mempertahankan laba perusahaan dan meningkatkan

5
harga saham dapat merubah citra atau pun pandangan terhadap nilai perusahaan yang akan
berdampak baik pada minat para investor terhadap perusahaan. Sehingga peneliti bermaksud
untuk mengkaji ulang beberapa faktor yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan yakni
keputusan investasi, kebijakan hutang dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan.
Dengan periode pengamatan selama 3 tahun yakni 2018–2020.

1.2 PERUMUSAN MASALAH


Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah keputusan investasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
2. Apakah kebijakan hutang berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
3. Apakah kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan?

1.3 TUJUAN PENELITIAN


Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. untuk menguji keputusan investasi terhadap nilai perusahaan
2. unutk menguji kebijakan hutang terhadap nilai perusahaan
3. untuk menguji kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan

1.4 MANFAAT PENELITIAN


Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pihak–pihak yang
berkepentingan. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, yaitu:

1.4.1 Manfaat Praktis


1) Pada penelitian ini peneliti dapat mengetahui bahwa aspek apa saja yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan dengan mengukur dan mempertimbangkan kinerja
perusahaan.
2) Dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk perusahaan agar dapat
mempertimbangakan keputusan investasi, kebijakan hutang dan kebijakan dividen
dalam meningkatkan nilai perusahaan.
3) Dari penelitian ini dapat memberikan informasi tentang pengaruh keputusan
investasi, kebijakan hutang dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan

6
kepada investor untuk memperimbangkan keputusannya dalam berinvestasi pada
suatu perusahaan.

1.4.2 Manfaat Teoritis


Dari penelitian ini diharapakan pembaca dapat mengetahui pengaruh keputusan
investasi, kebijakan hutang dan kebijakan dividen terhadap nilai perusahaan, dan juga dapat
dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 TINJAUAN TEORI
2.1.1 Teori Keagenan (agency theory)
Teori keagenan (agency theory) menurut Brigham & Houston (2010) yakni
dimana pada teori ini dijadikan sebagai dasar perspektif untuk mengetahui proses
pengelolaan perusahaan dan menjelaskan tentang hubungan antara agen (manajer) dengan
pemegang saham (principal). Tugas utama agen disini adalah menjalankan operasional
dan mengatur aktivitas perusahaan agar dapat mencapai tujuan utama perusahaan yakni
nilai perusahaan.
Dengan adanya agen ini terdapat perbedaan kepentingan dengan pemegang saham,
dimana pemegang saham ini memiliki hak untuk mendapatkan dividen dalam pengelolaan
dana yang diperoleh oleh perusahaan. Sedangkan hak agen (manajer) sendiri adalah
menerima insentif sebagai balas jasa karena menjalankan tugas sesuai dengan kepentingan
perusahaan (Rachman et al., 2015). Karena perbedaan hak ini sering terjadi konflik antara
agen (manajer) dan pemegang saham, maka diperlukan adanya kontrak antara kedua
pihak.

2.1.2 Teori Sinyal (signally theory)


Teori sinyal (signally theory) merupakan suatu tindakan yang diambil oleh
manajemen perusahaan untuk memberikan petunjuk kepada para investor mengenai
prospek perusahaan kedepannya (Brigham & Houston, 2010). Sinyal ini merupakan
informasi penting bagi investor untuk mengetahui gambaran penting pada kondisi saat ini,
pada masa lalu dan pada masa mendatang. Selain informasi penyajian juga berupa
perbandingan antara kondisi perusahaan dengan perusahaan lain. Oleh sebab itu, investor
dapat mengetahui pandangan tentang prospek nilai perusahaan tersebut.
Pada teori ini perusahaan memiliki keharusan untuk memberikan informasi yang
berupa laporan keuangan kepada pihak eksternal. Pada teori ini juga dapat menyebabkan
asimetri informasi yang diterima pihak eksternal dengan manajer perusahaan berbeda,
dimana manajer perusahaan mengetahui lebih banyak tentang prospek perusahaan dimasa
mendatang dibandingkan dengan pihak eksternal. Dengan kurangnya informasi kepada

8
pihak eksternal menyebabkan pandangan buruk pada perusahaan tersebut dan
memberikan harga saham yang rendah.
Informasi yang diungkapkan adalah laporan tahunan yang berupa informasi
akuntansi berkaitan dengan laporan keuangan, pengumuman yang diungkap dapat berupa
kabar baik (good news) atau kabar buruk (bad news). Jika pengumuman yang
diungkapkan berupa kabar baik (good news), para investor akan tertarik untuk melakukan
perdagangan saham yang tentunya memiliki prospek baik dimasa mendatang. Beda halnya
jika pengumuman yang diungkapkan berupa kabar buruk (bad news), ini akan
berpengaruh pada para investor yang akan menganggap perusahaan tersebut kurang baik
dan kurang berkompeten.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan teori (signally theory) karena pada teori
ini dijelaskan tentang hubungan langsung antar investor. Teori sinyal ini membantu
manajemen perusahaan, pemilik perusahaan, para pemegang saham dan pihak eksternal
perusahaan untuk mengurangi asimetri informasi. Perusahaan juga dapat menghasilkan
laporan keuangan yang akurat, lengkap dan relevan. Sehingga perusahaan dapat
memaksimalkan nilai perusahaannya sesuai dengan kaidah tujuan keputusan keuangan.

2.1.3 Nilai Perusahaan


Nilai perusahaan diartikan sebagai nilai jual dari perusahaan itu saat sedang
beroperasi. Tujuan utama perusahaan adalah untuk memaksimalkan nilai perusahaan yang
merupakan presepsi investor terhadap nilai keberhasilan saham yang sering dikaitkan
dengan nilai perusahaan (Abdillah, 2013). Nilai perusahaan yang tinggi dapat
memberikan kemakmuran kepada pemilik saham atau pemegang saham. Jika semakin
tinggi nilai perusahaan maka akan semakin tinggi pula harga saham perusahaan tersebut
(Nirawati, 2003). Di pasar modal harga saham terbentuk karena adanya permintaan dan
penawaran dari investor, sehingga harga saham fair price dapat dijadikan sebagai proksi
nilai perusahaan (Hasnawati, 2005).
Dengan nilai perusahaan yang semakin tinggi maka semakin tinggi pula tingkat
kesejahteraan para pemegang saham. Dalam menaikkan nilai perusahaan diperlukan
manajemen yang berkompeten karena manajemen selalu berada dalam pengawasan
investor. Jika para pemegang saham tidak puas atas keputusan yang diambil oleh

9
manajemen, maka para pemegang saham akan menjual saham yang dimiliki dan membeli
saham dari perusahaan lain yang lebih menguntungkan untuk para pemegang saham ini.
Jika hal ini terjadi, maka nilai saham akan menurun.
Nilai perusahaan dapat diukur dengan rasio nilai pasar (market value ratio) yang
berhubungan dengan saham perusahaan yang termasuk dalam nilai buku perusahaan, laba
serta arus kas. Dengan Price to book Value (PBV) dapat mengukur nilai perusahaan yang
merupakan perbandingan antara nilai buku saham pada suatu perusahaan dengan nilai
saham yang dihargai pada pasar saham.

2.1.4 Keputusan Investasi


Investasi merupakan penanaman modal berupa uang atau berupa aset lainnya,
yang diharapkan dapat memberikan keuntungan nantinya. Secara umum investasi dibagi
menjadi dua yakni investasi jangka panjang dan investasi jangka pendek. Keputusan
investasi merupakan keputusan terkait dengan bagaimana perusahaan dapat
mengalokasikan dana yang berasal dari internal maupun dari eksternal perusahaan dalam
bentuk investasi. Keputusan investasi akan berpengaruh langsung terhadap rentabilitas
investasi dan aliran kas perusahaan di masa yang akan datang. Agar keputusan investasi
ini berjalan dengan baik, manager perusahaan harus bisa menentukan dengan tepat antara
return dan investasi perusahaan. Pada keputusan pengalokasian modal ke dalam usulan
investasi yang harus dievaluasi dan dihubungkan dengan risiko dan hasil yang diharapkan.
Dalam teori sinyal menyatakan bahwa keputusan investasi sangat penting bagi
perusahaan dalam mencapai keberhasilan, sehingga keputusan investasi ini dapat
memberikan sinyal positif dalam pertumbuhan perusahaan dimasa yang akan datang
(Somantri & Sukardi, 2019).
Pada penelitian ini keputusan investasi diukur dengan menggunakan Price earning
Ratio (PER). Sudana (2011:23) menyatakan bahwa Price earning Ratio (PER) dimana
rasio yang mengukur bagaimana investor dapat menilai prospek pertumbuhan perusahaan
dimasa mendatang, dan harga saham dapat mencerminkan investor agar bersedia
membayar setiap laba yang diperoleh perusahaan. Tingginya nilai Price earning Ratio
(PER) dapat menunjukkan prospek perusahaan yang baik, sehingga dapat menarik minat
para investor untuk berinvestasi.

10
Pengukuran keputusan investasi diukur menggunakan rasio PER (Price Earning
Ratio). PER (Price Earning Ratio) merupakan rasio yang mengukur bagaimana investor
dapat menarik prospek pertumbuhan perusahaan dimasa mendatang, harga saham
mencerminkan investor untuk bersedia membayar setiap laba yang diperoleh perusahaan
(Sudana, 2011).

2.1.5 Kebijakan Hutang


Modal perusahaan diperoleh dari dua sumber yakni internal dan eksternal. Hutang
merupakan sumber eksternal perusahaan untuk mendanai kegiatan operasional. Kebijakan
hutang dapat dihubungkan dengan nilai perusahaan kerena kebijakan hutang merupakan
kebijakan perusahaan tentang sejauh mana perusahaan menggunakan pendanaan yang
berasal dari hutang.
Semakin tinggi proporsi hutang maka semakin tinggi harga saham perusahaan
tersebut yang berdampak pada tingginya nilai perusahaan (Somantri & Sukardi, 2019).
Penggunaan hutang berpengaruh terhadap nilai perusahaan, namun penggunaan hutang
juga dapat memperburuk nilai perusahaan jika manfaat yang diperoleh dari penggunaan
hutang lebih kecil dari biaya yang ditimbulkan.
Kebijakan hutang memberikan manfaat yang baik bagi perusahaan berupa
penghematan pajak. Penghematan pajak berasal dari biaya bunga hutang yang akan
berdampak pada meningkatnya nilai perusahaan, sehingga hutang dapat mengurangi
pembayaran pajak perusahaan. Sesuai dengan trade off theory yang berasumsi tentang
adanya hubungan pajak, risiko kebangkrutan dan penggunaan hutang yang disebabkan
oleh keputusan struktur modal perusahaan.
Tidak sepenuhnya penggunaan hutang dapat meningkatkan nilai perusahaan tetapi
juga terdapat posisi dimana berisiko mengalami kebangkrutan pada penggunaan hutang
sehingga menyebabkan turunnya nilai perusahaan yang disebabkan oleh keputusan
struktur modal yang diambil oleh perusahaan.
Ketika perusahaan mengalami kerugian atas penggunaan hutang dapat
menyebabkan terjadinya biaya kebangkrutan (bankruptcy cost) dan biaya keagenan
(agency cost). Semakin tinggi hutang perusahaan maka menyebabkan tingginya

11
kemungkinan untuk perusahaan mengalami kebangkrutan, sehingga berdampak juga pada
tingginya beban yang harus ditanggung oleh perusahaan.
Pada penelitian ini dapat diukur dengan menggunakan Debt to Equity Ratio (DER)
yang membandingkan antar rasio dan jumlah hutang terhadap ekuitas. Jika semakin tinggi
Debt to Equity Ratio (DER) menyebabkan pula semakin besar risiko yang ditanggung
oleh perusahaan. Dengan meningkatnya hutang, pihak eksternal dapat melihat bagaimana
kemampuan perusahaan dalam membayar hutang dimasa yang akan datang.

2.1.6 Kebijakan Dividen


Dalam mengoptimalkan nilai perusahaan perlu diperhatikan keputusan terhadap
kebijakan membagikan dividen (Septiani & Indrasti, 2021). Kebijakan dividen merupakan
keputusan apakah laba yang diperoleh suatu perusahaan akan dibagikan sebagai dividen
atau akan ditahan sebagai investasi dimasa yang akan datang dengan memperhatikan
tujuan perusahaan dalam meningkatkan nilai perusahaan.
Dalam hal ini terdapat dua pihak yang berkepentingan yakni para pemegang
saham dan manajemen perusahaan. Para pemegang saham memiliki tujuan dalam
menanamkan sahamnya adalah untuk mendapatkan dividen sebanyak–banyaknya dari
perusahaan tersebut. Sedangkan manajemen perusahaan memiliki tujuan untuk
meningkatkan nilai perusahaan.
Dengan kebijakan dividen yang tinggi dapat mensejahterakan pemiliknya dan
meningkatkan nilai perusahaan. Tingkat dividen yang dibagikan perusahaan dapat
berpengaruh terhadap harga saham karena investor lebih suka pengembalian yang berasal
dari dividen dibandingkan dari capital again. Sumber dana untuk pembiayaan
pertumbuhan perusahaan berasal dari laba yang ditahan, jika semakin baik perusahaan
mengelola pendanaan yang berasal dari laba ditahan, maka semakin kuat posisi financial
perusahaan.
Berdasarkan signaling theory yang dikemukakan oleh Bhattacharya (1979)
besarnya jumlah dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham akan menentukan
harga saham yang diikuti dengan naiknya nilai perusahaan. Dengan nilai perusahaan yang
meningkat akan membawa dampak baik bagi kesejahteraan para pemegang saham.

12
Pada penelitian ini dapat diukur menggunakan rasio Dividend Payout Ratio (DPR)
yakni perbandingan antara dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada para
pemegang saham dengan laba bersih per lembar saham pada suatu perusahaan. Semakin
tinggi dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang saham, dapat
meningkatkan nilai perusahaan dan dapat menunjukkan prospsek perusahaan yang baik.

2.2 TINJAUAN PENELITIAN TERDAHULU


Dalam penelitian yang dilakukan oleh Shintia & Idayati (2020) tentang pengaruh
kebijakan dividen, kebijakan hutang dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan. Populasi
pada penelitian tersebut adalah perusahaan property dan real estate yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2015-2018. Sumber data didapat dari database Galeri
Investasi Bursa Efek Indonesia (GIBEI). Metode pengambilan sampel menggunakan
metode Purposive sampling. Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 72 observasi
pada 18 perusahaan dalam kurun waktu 4 tahun. Peneliti menggunakan teknik analisis
regresi linier berganda dengan menggunakan alat uji statistik SPSS versi 23.0. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap nilai
perusahaan, kebijakan hutang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, dan
profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Persamaan penelitian ini
dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Shintia & Idayati (2020) adalah
variabel independen yang digunakan yaitu pengaruh kebijakan dividen, kebijakan hutang
dan nilai perusahaan yang merupakan variabel dependen. Perbedaannya adalah penelitian
ini menggunakan perusahaan yang berbeda yaitu perusahaan manufaktur sub sektor
makanan dan minuman dan variabel independen lain yang berbeda.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Septiani & Indrasti (2021) tentang pengaruh
keputusan investasi, likuiditas, kebijakan dividen, dan profitabilitas terhadap nilai
perusahaan. Data yang digunakan diperoleh dari www.idx.co.id. Populasi penelitian
tersebut dilakukan pada seluruh perusahaan BUMN yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2015-2019. Metode penentuan sampel dalam penelitian tersebut
menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 20
perusahaan. Peneliti menggunakan teknik analisis regresi linier berganda dengan
menggunakan alat uji statistik SPSS versi 20. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

13
keputusan investasi dan likuiditas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, kebijakan
dividen dan profitabilitas berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Persamaan
penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Septiani & Indrasti
(2021) adalah variabel independen yang digunakan yaitu pengaruh keputusan investasi,
kebijakan dividen dan nilai perusahaan yang merupakan variabel dependen. Perbedaannya
adalah penelitian ini menggunakan perusahaan yang berbeda yaitu perusahaan manufaktur
sub sektor makanan dan minuman dan variabel independen lain yang berbeda.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Putra & Lestari (2016) tentang pengaruh
kebijakan dividen, likuiditas, dan profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap nilai
nerusahaan. Penelitian tersebut dilakukan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2010-2013. Jumlah sampel yang diambil adalah 20
perusahaan. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan
menggunakan teknik analisis regresi linier berganda yang dibantu dengan program SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan dividen, likuiditas, profitabilitas dan
ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Putra & Lestari (2016) adalah variabel independen yang digunakan yaitu pengaruh
kebijakan dividen dan nilai perusahaan yang merupakan variabel dependen. Perbedaannya
adalah penelitian ini menggunakan perusahaan yang berbeda yaitu perusahaan manufaktur
sub sektor makanan dan minuman dan variabel independen lain yang berbeda.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Somantri & Sukardi (2019) tentang
pengaruh keputusan investasi, kebijakan hutang dan kebijakan dividen terhadap nilai
perusahaan. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dan asosiatif. Populasi
dalam penelitian tersebut adalah perusahaan sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2017 yang berjumlah 43 perusahaan. Teknik
penentuan sampel yang digunakan adalah non probability sampling dengan metode
purposive sampling sehingga didapat jumlah sampel sebanyak 8 perusahaan. Analisis data
yang digunakan adalah analisis regresi data panel dengan metode fixed effect. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara parsial keputusan investasi dan kebijakan hutang
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Sedangkan kebijakan
dividen berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Persamaan penelitian ini dengan

14
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Somantri & Sukardi (2019) adalah variabel
independen yang digunakan yaitu pengaruh keputusan investasi, kebijakan hutang,
kebijakan dividen dan nilai perusahaan yang merupakan variabel dependen. Perbedaannya
adalah penelitian ini menggunakan perusahaan yang berbeda yaitu perusahaan manufaktur
sub sektor makanan.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Ludianingsih et al. (2021) tentang pengaruh
profitabilitas, likuiditas, ukuran perusahaan dan keputusan investasi terhadap nilai
perusahaan. Penelitian dilakukan terhadap Bank yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
pada tahun 2018-2020, metode pengambilan sampel menggunakan teknik purposive
sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis linier berganda dengan bantuan
program SPSS. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa profitabilitas, likuiditas dan
keputusan investasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan.
Sedangkan ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai
perusahaan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh
Ludianingsih et al. (2021) adalah variabel independen yang digunakan yaitu keputusan
investasi dan nilai perusahaan yang merupakan variabel dependen. Perbedaannya adalah
penelitian ini menggunakan perusahaan yang berbeda yaitu perusahaan manufaktur sub
sektor makanan dan minuman dan variabel independen lain yang berbeda.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Saputro (2021) tentang pengaruh keputusan
investasi (PER), kebijakan hutang (DER), dan kebijakan dividen (DPR) terhadap nilai
perusahaan (PBV), pada perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ-45 di Bursa Efek
Indonesia (BEI) periode 2017-2019. Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif.
Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode purposive sampling,
sehingga diperoleh 25 sampel perusahaan yang memenuhi kriteria, periode sampel
pengamatan yang digunakan yaitu 3 tahun maka total sampel sebanyak 75 data
pengamatan. Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis linier berganda.
Hasil analisis penelitian menunjukkan bahwa keputusan investasi yang diproksikan
dengan Price Earning Ratio (PER) dan kebijakan dividen yang diproksikan dengan
Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Sedangkan
kebijakan hutang yang diproksikan dengan Debt Equity Ratio (DER) tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang

15
dilakukan oleh Saputro (2021) adalah variabel independen yang digunakan yaitu
keputusan investasi, kebijakan hutang dan kebijakan dividen dan nilai perusahaan yang
merupakan variabel dependen. Perbedaannya adalah penelitian ini menggunakan
perusahaan yang berbeda yaitu perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman.

16
TABEL RINGKASAN

Berdasarkan paparan penelitian terdahulu dapat diringkas melalui tabel berikut ini:

Tabel 1 Ringkasan Penelitian Terdahulu


Sumber : Jurnal penelitian terdahulu

Metode
Nama Peneliti
Judul Penelitian Tujuan Penelitian Variabel Sampel Analisis / Kesimpulan Hasil
(Tahun)
Model
Shintia & Pengaruh Menguji pengaruh variabel Perusahaan purposive Hasil penelitian ini
Idayati (2020) Kebijakan Dividen, kebijakan dividen, independen property dan sampling menunjukkan bahwa
Kebijakan Hutang kebijakan hutang yaitu kebijakan real estate kebijakan dividen tidak
dan Profitabilitas dan profitabilitas dividen, yang terdaftar berpengaruh terhadap
Terhadapa Nilai terhadap nilai kebijakan di Bursa Efek nilai perusahaan,
Perusahaan perusahaan. hutang, Indonesia kebijakan hutang
profitabilitas periode 2015- berpengaruh positif
dan variabel 2018. terhadap nilai
dependen yaitu perusahaan, dan
nilai perusahaan profitabilitas
berpengaruh positif
terhadap nilai

17
perusahaan
Septiani & Pengaruh Menguji pengaruh variabel Perusahaan purposive Hasil penelitian ini
Indrasti (2021) Keputusan keputusan independen BUMN yang sampling menunjukkan bahwa
Investasi, investasi, yaitu keputusan terdaftar di keputusan investasi dan
Likuiditas, likuiditas, investasi, Bursa Efek likuiditas tidak
Kebijakan Dividen, kebijakan dividen, likuiditas, Indonesia berpengaruh terhadap
dan Profitabilitas dan profitabilitas kebijakan periode 2015- nilai perusahaan,
Terhadap Nilai terhadap nilai dividen, 2019. kebijakan dividen dan
Perusahaan perusahaan BUMN profitabilitas profitabilitas
yang terdaftar pada dan variabel berpengaruh positif
Bursa Efek dependen yaitu terhadap nilai
Indonesia periode nilai perusahaan perusahaan
2015-2019.
Putra & Lestari Pengaruh Menguji pengaruh Variabel Perusahaan purposive Hasil penelitian ini
(2016) Kebijakan dividen, kebijakan dividen, independen manufaktur sampling dan menunjukkan bahwa
Likuiditas, likuiditas, yaitu kebijakan yang terdaftar menggunakan kebijakan dividen,
Profitabilitas dan profitabilitas dan dividen, di Bursa Efek teknik likuiditas, profitabilitas
Ukuran Perusahaan ukuran perusahaan likuiditas, Indonesia analisis dan ukuran perusahaan
Terhadap Nilai yang go public. profitabilitas, periode 2010- regresi linier secara parsial
Perusahaan ukuran 2013. berganda berpengaruh positif dan

18
perusahaan dan signifikan terhadap nilai
variabel perusahaan
dependen yaitu
nilai perusahaan
Somantri & Pengaruh Untuk mengetahui variabel Perusahaan purposive Hasil penelitian
Sukardi (2019) Keputusan pengaruh secara independen sektor sampling menunjukkan bahwa
Investasi, simultan dan yaitu keputusan pertambangan secara parsial keputusan
Kebijakan Hutang parsial keputusan investasi, yang terdaftar investasi dan kebijakan
dan Kebijakan investasi, kebijakan kebijakan di Bursa Efek hutang berpengaruh
Dividen Terhadap hutang dan hutang, Indonesia positif dan signifikan
Nilai Perusahaan kebijakan dividen kebijakan periode 2013- terhadap nilai
terhadap nilai dividen dan 2017. perusahaan. Sedangkan
perusahaan pada variabel kebijakan dividen
perusahaan sektor dependen yaitu berpengaruh negatif
pertambangan yang nilai perusahaan terhadap nilai
terdaftar di Bursa perusahaan.
Efek Indonesia
periode 2013-2017.
Ludianingsih Pengaruh Untuk variabel Bank yang purposive Hasil dari penelitian
et al. (2021) Profitabilitas, menganalisis independen terdaftar di sampling, menunjukkan bahwa

19
Likuiditas, Ukuran pengaruh dari yaitu Bursa Efek teknik profitabilitas, likuiditas
Perusahaan dan profitabilitas, Profitabilitas, Indonesia analisis yang dan keputusan investasi
Keputusan Investasi Likuiditas, ukuran Likuiditas, pada tahun digunakan berpengaruh positif dan
terhadap Nilai perusahaan dan Ukuran 2018-2020 adalah signifikan terhadap nilai
Perusahaan keputusan investasi Perusahaan dan analisis linier perusahaan. Sedangkan
terhadap nilai Keputusan berganda ukuran perusahaan
perusahaan. Investasi dan berpengaruh negatif dan
variabel tidak signifikan terhadap
dependen yaitu nilai perusahaan
nilai perusahaan
Saputro (2021) Pengaruh Untuk menguji Variabel Indeks LQ-45 purposive Hasil analisis penelitian
Keputusan pengaruh independen yang terdaftar sampling menunjukkan bahwa
Investasi, keputusan investasi yaitu keputusan di Bursa Efek keputusan investasi
Kebijakan Hutang (PER), kebijakan investasi, Indonesia yang diproksikan
dan Kebijakan hutang (DER), dan kebijakan (BEI) periode dengan Price Earning
Dividen terhadap kebijakan dividen hutang dan 2017-2019 Ratio (PER) dan
Nilai Perusahaan (DPR) terhadap kebijakan kebijakan dividen yang
nilai perusahaan dividen dan diproksikan dengan
(PBV), pada variabel Dividend Payout Ratio
perusahaan yang dependen yaitu (DPR) berpengaruh

20
terdaftar dalam nilai positif terhadap nilai
indeks LQ-45 di perusahaan. perusahaan. Sedangkan
Bursa Efek kebijakan hutang yang
Indonesia (BEI) diproksikan dengan
periode 2017-2019 Debt Equity Ratio
(DER) tidak
berpengaruh terhadap
nilai perusahaan.

21
Berdasarkan penelitian sebelumnya, terdapat persamaan dan perbedaan dengan
penelitian yang dilakukan saat ini. Persamaannya terletak pada pengaruh keputusan
investasi, kebijakan hutang dan kebijakan dividen sebagai variabel independen serta nilai
perusahaan sebagai variabel dependen. Fama dan French (1998) berpendapat bahwa
optimalisasi nilai perusahaan dapat dicapai melalui pelaksanaan fungsi manajemen
keuangan, dimana satu keputusan keuangan yang diambil akan mempengaruhi keputusan
keuangan lainnya dan berdampak pada nilai perusahaan. Faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan pada penelitian ini antara lain yakni keputusan investasi,
kebijakan hutang dan kebijakan dividen. Suatu kombinasi yang optimal atas ketiganya
akan memaksimumkan nilai perusahaan yang selanjutnya akan meningkatkan
kemakmuran kekayaan pemegang saham. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
terdahulu adalah tahun perusahaan yang dijadikan sampel, dimana penelitian saat ini
menggunakan tahun terbaru yakni 2018-2020 dan penelitian ini menggunakan perusahaan
yang berbeda, yakni perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI).

2.3 MODEL KONSEPTUAL PENELITIAN


Berdasarkan tinjauan teori diatas yang berisi rangkuman teori–teori yang
digunakan untuk memecahkan permasalahan dalam penelitian ini. Faktor Independen
pada penelitian ini adalah keputusan investasi, kebijakan hutang dan kebijakan dividen.
Untuk faktor dependen pada penelitian ini adalah nilai perusahaan. Berdasarkan latar
belakang, rumusan masalah dan tinjauan teori pada penelitian ini, berikut merupakan
konseptual penelitian ini:

22
Gambar 1 Model Konseptual Penelitian
Keputusan Investasi
(X1)
H1
X1
Kebijakan Hutang Nilai Perusahaan

(X2) (Y)
H2

Kebijakan Dividen
H3
(X3)

Keterangan:
Y = Variabel Dependen Nilai Perusahaan
X1 = Variabel Independen Keputusan Investasi
X2 = Variabel Independen Kebijakan Hutang
X3 = Variabel Independen Kebijakan Dividen
H1,H2,H3 = Uji Hipotesis

2.4 PENGEMBANGAN HIPOTESIS


2.4.1 Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan
Keputusan investasi merupakan keputusan terkait dengan bagaimana perusahaan
dapat mengalokasikan dana yang berasal dari internal maupun dari eksternal perusahaan
dalam bentuk investasi. Keputusan investasi akan berpengaruh langsung terhadap
rentabilitas investasi dan aliran kas perusahaan di masa yang akan datang. Agar keputusan
investasi ini berjalan dengan baik, manajer perusahaan harus dapat menentukan dengan
tepat antara return dan investasi perusahaan. Pada keputusan pengalokasian modal ke
dalam usulan investasi yang harus dievaluasi dan dihubungkan dengan risiko dan hasil
yang diharapkan. Dalam teori sinyal (signally theory) dikemukakan oleh Modigliani dan
Miller (1958) menyatakan bahwa pengeluaran investasi memberikan sinyal positif
terhadap pertumbuhan perusahaan di masa yang akan datang, sehingga meningkatkan
harga saham sebagai indikator nilai perusahaan. Dengan dilakukannya investasi, maka

23
saham perusahaan akan lebih diminati oleh investor dan mengakibatkan harga saham akan
meningkat. Peningkatan harga saham inilah yang dijadikan indikator bahwa nilai
perusahaan juga meningkat. Pendapat tersebut juga sejalan dengan pendapat Uri Ben-Zion
(1984) yang menyatakan bahwa nilai pasar perusahaan dipengaruhi oleh kegiatan
penelitian dan pengembangan serta dipengaruhi kebijakan investasi. Beberapa penelitian
sebelumnya telah menguji keputusan investasi yang diukur dengan Price Earning Ratio
(PER) terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Somantri &
Sukardi (2019) dan Ludianingsih et al. (2021) menyatakan bahwa keputusan investasi
berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan
tentang perumusan hipotesis sebagai berikut:
H1: Keputusan Investasi berpengaruh positif terhadap Nilai Perusahaan.

2.4.2 Pengaruh Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan


Kebijakan hutang ini merupakan kebijakan pendanaan perusahaan yang berasal
dari pihak eksternal perusahaan yang dapat mempengaruhi nilai perusahaan. Penggunaan
hutang akan memberikan manfaat bagi perusahaan yaitu berupa penghematan pajak.
Namun disisi lain penggunaan hutang juga dapat meningkatkan biaya bagi perusahaan
yaitu berupa biaya kebangkrutan dan biaya keagenan apabila perusahaan tidak mampu
melunasi hutangnya Shintia & Idayati (2020). Pada penelitian ini kebijakan hutang diukur
menggunakan Debt to Equity Ratio (DER). Menurut Brigham & Houston (2010)
perusahaan yang yang tingkat hutangnya tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan
tersebut mampu untuk membayar kewajiban-kewajiban di masa yang akan datang
sehingga mengurangi ketidakpastian investor terhadap kemampuan perusahaan dalam
memberikan pengembalian atas modal yang telah disetorkan investor. Pernyataan tersebut
sejalan dengan penelitian Shintia & Idayati (2020) dan Somantri & Sukardi (2019)
menyatakan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan, hal
ini menunjukkan bahwa peningkatan penggunaan hutang dalam perusahaan akan
meningkatkan nilai perusahaan. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan tentang
perumusan hipotesis sebagai berikut:
H2: Kebijakan Hutang Berpengaruh Positif terhadap Nilai Perusahaan

24
2.4.3 Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan.
Kebijakan dividen merupakan pertimbangan pemegang saham untuk menentukan
keputusan seberapa besar pendapatan perusahaan yang akan dibagi pada para pemegang
saham dan yang akan di investasikan atau ditahan oleh perusahaan sebagai investasi
dimasa yang akan datang dengan memperhatikan tujuan perusahaan dalam meningkatkan
nilai perusahaan (Putra & Lestari, 2016). Menurut Saputro (2021) Faktor utama yang
paling penting dalam perusahaan adalah dividen karena perusahaan yang sering
membagikan dividen kepada para investor secara beturut–turut dapat meningkatkan nilai
perusahaan. Pembayaran dividen yang wajar oleh perusahaan akan mendapatkan
kepercayaan yang tinggi dari investor dan hal ini dapat membantu memelihara nilai
perusahaan (Shintia & Idayati, 2020). Dengan membayarkan dividen kepada investor
akan menaikkan nilai perusahaan karena dividen dan kenaikan nilai saham adalah hal
yang diharapkan oleh investor. Beberapa penelitian sebelumnya telah menguji kebijakan
dividen yang diukur dengan dividend payout ratio (DPR) terhadap nilai perusahaan. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Septiani & Indrasti (2021), Somantri & Sukardi (2019),
dan penelitian dari Putra & Lestari (2016) menyatakan bahwa kebijakan dividen
berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Dari uraian tersebut dapat
disimpulkan tentang perumusan hipotesis sebagai berikut:

H3: Kebijakan Dividen Berpengaruh Positif terhadap Nilai Perusahaan.

25
BAB III

METODE PENELITIAN
3.1 JENIS PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah kausal komparatif (causal comparative research)
dimana penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan sebab dan akibat
antara dua variabel atau lebih. Variabel dalam penelitian ini antara variabel
independen dan variabel dependen. Dimana keputusan investasi, kebijakan hutang
dan kebijakan dividen sebagai variabel independen, dan nilai perusahaan sebagai
variabel dependen.
Analisis data pada penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, yaitu
penelitian yang dilakukan dengan cara menganalisa data dalam bentuk angka dan
bersumber dari data sekunder. Data yang diperoleh dari penelitian ini berasal dari
berbagai sumber data yang sudah ada, yakni berasal dari laporan keuangan
perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2018-2020 yang
diperoleh dengan cara mengakses melalui www.idx.co.id.

3.2 POPULASI DAN SAMPEL

3.2.1 Populasi
Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang mengelola barang
mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi untuk menambah nilai jual
barang tersebut (Putra & Lestari, 2016). Populasi pada penelitian ini adalah
perusahaan manufaktur pada sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2018–2020 yang berjumlah 30 perusahaan
yang merupakan data terbaru per akhir tahun 2020.
3.2.2 Sampel
Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakaan teknik purposive
sampling yang merupakan teknik non random sampling dengan menggunakan
kriteria khusus dalam menetapkan sampling sehingga dapat menjawab permasalahan
yang akan diteliti pada penelitian ini. Jika populasi yang digunakan terlalu besar dari
jumlahnya, peneliti akan sulit bahkan tidak akan mungkin dapat mempelajari

26
seluruh populasi yang ada karena terbatas akan waktu, tenaga dan biaya. Sehingga
peneliti harus bisa menentukan sampel yang digunakan pada penelitian ini.
Berikut kriteria yang dapat digunakan peneliti dalam pengambilan
sampel:

1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) per tahun
2020 sub sektor makanan dan minuman.

2. Perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di


Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melaporkan laporan keuangannya secara
lengkap selama periode 2018–2020.

3. Perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang tidak


mengalami kerugian selama periode 2018–2020.

4. Ketersediaan kelengkapan data selama penelitian.

Berdasarkan kriteria diatas, dapat dibuat rincian pengambilan sampel pada


penelitian ini sebagai berikut:

Tabel 2 Kriteria Pengambilan Sampel

No Kriteria Pengambilan Sampel Jumlah


Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) per 30
1
tahun 2020 sub sektor makanan dan minuman.
Perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di 25
2 Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melaporkan laporan keuangannya secara
lengkap selama periode 2018–2020.
Perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang tidak 17
3
mengalami kerugian selama periode 2018–2020.
4 Ketersediaan kelengkapan data selama penelitian 17
Jumlah objek penelitian yang dijadikan sampel (17 x 3) 51
Total pengamatan pada periode 2018–2020 153
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI), diolah

27
3.3 VARIABEL, OPERASIONALISASI, DAN PENGUKURAN
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi fokus di dalam
sebuah penelitian. Definisi operasional variabel merupakan suatu penentuan yang
diukur dengan menentukan variabel operasional dan dapat dirumuskan, kemudian
dapat dianalisis dengan singkat dan jelas. Pada penelitian berhubungan antara dua
variabel yakni variabel independen dan variabel dependen, yang terdiri dari:

3.3.1 Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang dapat dipengaruhi oleh variabel


lainnya atau sebab timbulnya variabel terikat (independen). Variabel yang diteliti
pada penelitian ini yakni sebagai berikut:

3.3.1.1 Nilai Perusahaan


Nilai perusahaan pada penelitian ini adalah sebagai pasar karena dari nilai
perusahaan ini, perusahaan dapat mensejahterakan pemegang saham dengan
maksimum jika harga saham perusahaan meningkat (Hasnawati, 2005). Cara
memperoleh perhitungan nilai perusahaan dalam penelitian ini diproksikan pada
PBV (Price Book Value) sebagai berikut (Husnan 2002)

Harga Saham per Lembar


Price Book Value =
Nilai Buku per Lembar Saham

3.3.2 Variabel Independen


Variabel independen merupakan variabel yang dapat mempengaruhi variabel
dependen. Variabel dependen yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 3 yakni
sebagai berikut:
3.3.2.1 Keputusan Investasi
Keputusan investasi merupakan keputusan yang mengenai harapan terhadap
hasil keuntungan yang diperoleh perusahaan di masa mendatang. Keputusan pada
penelitian ini diproksikan pada Price Earning Ratio (PER). Dimana Per adalah
perbandingan harga saham dengan laba per lembar saham sebagai berikut (Wijaya &
Wibawa, 2010)

28
Harga Saham
Price Earning Ratio =
Laba per Lembar Saham

3.3.2.2 Kebijakan Hutang

Kebijakan hutang merupakan kebijakan pendanaan perusahaan, dimana


kebijakan ini diambil oleh manajemen perusahaan untuk mendapatkan sumber
pembiayaan bagi perusahaan yang digunakan untuk mendanai aktivitas operasional
perusahaan. Pada penelitian ini kebijakan hutang diukur menggunakan Debt to
Equity Ratio (DER). Dimana Debt to Equity Ratio (DER) menunjukkan
perbandingan pendanaan yang melalui hutang dengan pendanaan yang melalui
ekuitas sebagai berikut (Hasnawati, 2005)

Total Hutang
Debt to Equity Ratio =
Total Ekuitas

3.3.2.3 Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh suatu


perusahaan akan dibagikan sebagai dividen atau akan ditahan sebagai investasi
dimasa yang akan datang dengan memperhatikan tujuan perusahaan dalam
meningkatkan nilai perusahaan. Pada penelitian ini kebijakan dividen menggunakan
Dividend Payout Ratio (DPR). Dividend Payout Ratio (DPR) merupakan
perbandingan antara dividen yang dibagikan oleh perusahaan kepada para pemegang
saham dengan laba bersih per lembar saham sebagai berikut (Wijaya & Wibawa,
2010)

Total Dividen
Dividend Payout Ratio =
Laba per Lembar Saham

3.4 OBYEK DAN SUMBER DATA PENELITIAN


Obyek pada penelitian ini dilakukan pada perusahaan manufaktur sub sektor
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang
digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan

29
keuangan yang ada di Bursa Efek Indonesia yang dapat di download dari website
IDX (www.idx.co.id).

3.5 METODE PENGUMPULAN DATA


Metode pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode
dokumentasi dari data sekunder dengan mengumpulkan, mencatat dan mengelola
data yang berkaitan dengan penelitian. Teknik dokumentasi yakni dilakukan dengan
cara menggunakan jurnal-jurnal, buku-buku, serta melihat dan mengambil data-data.
Dalam pengumpulan data menggunakan beberapa tahapan, yakni yang pertama
adalah menentukan perusahaan apa yang akan digunakan untuk dijadikan obyek
penelitian. Penelitian ini menggunakan perusahaan manufaktur sub sektor makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) per akhir tahun 2020
sebagai obyek penelitian. Yang kedua yakni Perusahaan manufaktur yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang melaporkan laporan keuangannya secara
lengkap selama periode 2018–2020. Yang ketiga yakni Perusahaan manufaktur yang
tidak mengalami kerugian selama periode 2018–2020. Yang ke empat yakni
Ketersediaan kelengkapan data selama penelitian. Tahun periode yang digunakan
oleh peneliti pada penelitian ini yakni selama 3 tahun secara berturut–turut (2018-
2020). Setelah mendapatkan informasi mengenai perusahaan apa saja yang terdaftar
dalam perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman, kemudian langkah
selanjutnya peneliti melakukan sampling sesuai dengan kriteria yang ditentukan dan
telah diseleksi untuk mendapatkan jumlah sampel.
Setelah melakukan sampling, selanjutnnya peneliti mengunduh laporan
keuangan perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman melalui
www.idx.co.id. Sesuai dengan sampel dan tahun periode yang telah ditentukan.
Laporan keuangan yang telah diunduh selanjutnya dapat digunakan untuk
menghitung dan mencari informasi mengenai variabel independen yakni keputusan
investasi, kebijakan hutang dan kebijakan dividen pada masing–masing perusahaan
manufaktur sesuai dengan sampel dan tahun periode yang telah ditentukan untuk
mengetahui apakah berpengaruh atau tidak berpengaruh terhadap variabel dependen
yakni nilai perusahaan.

30
3.6 METODE ANALISIS

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah


menggunakan analisis regresi linier berganda dengan bantuan program SPSS
(Statistic Product and Service Solution). Analisis linier berganda digunakan untuk
menguji hubungan antara keputusan investasi, kebijakan hutang dan kebijakan
dividen terhadap nilai perusahaan, yang bertujuan untuk mengelola data menjadi
informasi yang nantinya akan digunakan untuk mendapatkan kesimpulan.

3.6.1 Analisis Deskriptif


Analisis deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data yang diperoleh
dan memberikan penjelasan tentang informasi karakteristik masing–masing variabel
yang diperoleh dari mean, standard deviation, nilai minimal dan nilai maksimal
(Ghozali, 2016).
3.6.2 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis linier adalah metode yang digunakan dalam mengukur atau
memprediksi variabel independen dengan variabel dependen, yang memiliki tujuan
untuk mengestimasi rata–rata populasi atau nilai rata–rata variabel dependen yang
berdasar nilai independen yang diketahui. Model persamaan yang digunakan dalam
regresi linier berganda dan akan dikembangkan sebagai berikut:
NP = α + ꞵ1PER + ꞵ2DER + ꞵ3DPR + e
Keterangan:
NP = Nilai Perusahaan (Price Book Value)
α = Konstanta
ꞵ1 ꞵ2 ꞵ3 = Koefisien Regresi
PER = Keputusan Investasi (Price Earning Ratio)
DER = Kebijakan Hutang (Debt to Equity Ratio)
DPR = Kebijakan Dividen (Dividend Payout Ratio)
e = Kesalahan

3.6.3 Uji Asumsi Klasik


3.6.3.1 Uji Normalitas

31
Uji normalitas ini digunakan untuk menguji model regresi linier variabel
terikat dan variabel bebas, apakah keduanya memiliki distribusi normal atau tidak.
Model regresi yang baik merupakan model yang memiliki distribusi data normal
atau yang mendekati normal (Ghozali, 2016). Dalam penelitian ini untuk menguji
normalitas menggunakan dua cara, yakni sebagai berikut:
1. Analisis Grafik
Analisis ini bertujuan untuk dapat mendeteksi dengan normal atau
tidak secara visual menggunakan Normal P-P Plot, dengan ketentuan bila
titik-titik masih berada di sekitar garis diagonal maka dapat dikatakan
residual menyebar secara normal.
2. Uji Kolmogorov Smirnov
Uji ini bertujuan agar dapat mendeteksi atau tidak menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Pada pengujian ini dapat dilakukan dengan
menggunakan Asymp.sig (2-tailed) 0,05. Dengan kriteria penerimaan dan
penolakan sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikan < 0,05, menunjukkan bahwa residual tidak
berdistribusi dengan normal.
2. Jika nilai signifikan > 0,05, menunjukkan bahwa residual
berdistribusi dengan normal.

3.6.3.2 Uji Multikolinieritas


Pada uji multikolinieritas ini memiliki tujuan untuk dapat menguji apakah
pada model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel independen. Model
regresi yang baik harusnya tidak memiliki korelasi antara variabel independen
(Ghozali, 2016). Untuk dapat mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas pada
model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation factor (VIF).
Dengan kriteria pada pengujian, sebagai berikut:
1. Jika nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10 maka tidak terdapat
multikolinieritas antara variabel independen.
2. Jika nilai tolerance < 0,10 dan nilai VIF >10 maka terdapat multikolinieritas
antara variabel independen.

32
3.6.3.3 Uji Heteroskedastisitas
Pada uji heteroskedastisitas ini dapat digunakan untuk pengujian apakah
pada model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lainnya. Untuk dapat mendeteksi ada atau tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat ada atau tidaknya pola tertentu
pada grafik scatter plot dengan dasar berikut:
1. Jika terdapat pola tertentu, seperti titik–titik yang membentuk pola tertentu,
maka hal tersebut mengindikasi bahwa terjadi heteroskedastisitas.
2. Jika tidak terdapat pola yang jelas dan titik–titik menyebar diatas dan
dibawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

3.6.3.4 Uji Autokorelasi


Pada uji autokorelasi ini memiliki fungsi untuk mengetahui apakah pada
suatu model regresi linier terdapat korelasi antar pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pada periode sebelumnya. Jika terjadi korelasi maka dapat dikatakan
terdapat masalah autokorelasi, model regresi yang baik ialah regresi yang bebas dari
autokerolasi. Santoso (2011) menyatakan bahwa umumnya dalam menentukan
autokorelasi dapat dilakukan dengan uji DW (Durbin-Watson) dengan kriteria
sebagai berikut:
1 Jika angka DW berada dibawah -2, menunjukkan bahwa terdapat
autokorelasi positif.
2 Jika angka DW berada diantara -2 sampai +2, menunjukkan bahwa tidak
terdapat autokorelasi.
3 Jika angka DW berada diatas +2, menunjukkan bahwa terdapat autokorelasi
negatif.

3.6.4 Uji Kelayakan Model (Uji Goodness of Fit)


3.6.4.1 Uji F
Uji statistik F bertujuan untuk menguji kelayakan model regresi linier
berganda untuk dapat melihat pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat.

33
Pada pengujian ini menggunakan significance level α = 0,05. Dengan kriteria
penerimaan dan penolakan sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikan t < 0,05 maka, model yang digunakan pada penelitian ini
dapat dikatakan layak digunakan.
2. Jika nilai signifikan t > 0,05 maka, model yang digunakan pada penelitian ini
dapat dikatakan belum layak digunakan.

3.6.4.2 Uji Koefisiensi Determinasi (R2)


Uji Koefisiensi Determinasi (R2) bertujuan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variabel dependen. Jika nilai R2 kecil atau
mendekati angka 0 dan 1, menunjukkan bahwa variabel independen dalam
menjelaskan variabel dependen terbatas. Namun, jika nilai R2 mendekati angka 1,
menunjukkan bahwa semakin besar pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen.

3.6.4.3 Uji t
Uji statistik t bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari
ukuran keputusan investasi, kebijakan hutang dan kebijakan dividen sebagai variabel
independen terhadap nilai perusahaan sebagai variabel dependen pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada pengujian ini
dilakukan dengan menggunakan significance level α = 0,05. Dengan kriteria
penerimaan dan penolakan sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikan t < 0,05 maka, variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikan t > 0,05 maka, variabel independen tidak berpengaruh
terhadap variabel dependen.

34
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1 GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN
Penelitian ini menguji bagaimana keputusan investasi, kebijakan hutang
dan kebijakan dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Pada penelitian ini
menggunakan data sekunder yakni laporan keuangan perusahaan manufaktur sub
sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2018-2020. Perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman
merupakan cabang industri manufaktur unggulan yang mempunyai peranan
penting dalam pembangunan sektor industri. Perusahaan industri makanan dan
minuman memiliki prospek usaha yang baik karena memiliki jumlah penduduk
yang besar dengan kebutuhan yang sangat besar pula, dan daya beli yang tinggi.
Berdasarkan metode yang digunakan yaitu purposive sampling sehingga diperoleh
17 perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia dari tahun 2018-2020 sebagai sampel di penelitian ini.
Berikut daftar nama perusahaan terdapat pada table 3 yakni sebagai berikut:

Tabel 3 Daftar Nama Perusahaan

No Kode Nama Perusahaan


2. ADES PT Aksha Wira International Tbk
3. BUDI PT Budi Strach & Sweetner Tbk
4. CAMP PT Campina Ice Cream Industry Tbk
5. CEKA PT Wilmar Cahaya Indonesia Tbk
6. CLEO PT Sariguna Primatirta Tbk
6. COCO PT Wahana Interfood Nusantara Tbk
7. GOOD PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk
8. HOKI PT Buyung Poetra Sembada Tbk
9. ICBP Indofood CBP Sukses Makmur Tbk
10. INDF Indofood Sukses Makmur Tbk
11. MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk

35
12. MYOR Mayora Indah Tbk
13. ROTI PT Nippon Indosari Corporindo Tbk
14. SKBM Sekar Bumi Tbk
15. SKLT Sekar Laut Tbk
16. STTP PT Siantar Top Tbk
17. ULTJ Ultra Jaya Milk Industry Tbk
Sumber: Bursa Efek Indonesia (BEI), diolah

4.2 DESKRIPSI VARIABEL PENELITIAN


4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Analisis statistik deskriptif pada penelitian ini menunjukkan Keputusan
Investasi (PER), Kebijakan Hutang (DER), Kebijakan Dividen (DPR) sebagai
Variabel Independen dan Nilai Perusahaan (PBV) sebagai variabel dependen.
Tujuan dari analisis deskriptif ini adalah untuk melihat minimum, maksimum, rata–
rata (mean) dan standar deviasi dari setiap variabel. Nilai minimum dan maksimum
digunakan untuk mengetahui jumlah paling kecil dan paling besar data tersebut. Dan
nilai rata–rata (mean) digunakan untuk melihat nilai rata–rata dari data tersebut.
Berikut pengujian data yang menunjukkan hasil analisis deskriptif:

Tabel 4 Hasil Uji Analisis Statistik Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

PER 153 3.594 75.186 21.84947 16.650770

DER 153 .130 1.766 .62820 .416898

DPR 153 .000 2.529 .34712 .427689

PBV 153 .337 28.874 3.50884 5.614873

Valid N (listwise) 153

Sumber: Output SPSS

36
Berdasarkan hasil pengamatan tabel 4 terdapat 153 sampel dari perusahaan
manufaktur sub sektor makanan dan minuman selama 3 periode yakni 2018–2020
yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Keputusan Investasi
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa keputusan investasi yang
diproksikan dengan PER selama periode 2018-2020 menunjukkan nilai
terendah (minimum) sebesar 3,594. Nilai tertinggi (maximum) sebesar
75,186. Nilai rata–rata (mean) sebesar 21,84947 dan standar deviasi sebesar
16,650770.
2. Kebijakan Hutang
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa kebijakan hutang yang diproksikan
dengan DER selama periode 2018-2020 menunjukkan nilai terendah
(minimum) sebesar 0,130. Nilai tertinggi (maximum) sebesar 1,766. Nilai
rata-rata (mean) sebesar 0,62820 dan standar deviasi sebesar 0,416898.
3. Kebijakan Dividen
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa kebijakan dividen yang diproksikan
dengan DPR selama periode 2018-2020 menunjukkan nilai terendah
(minimum) sebesar 0,000. Nilai tertinggi (maximum) sebesar 2,592. Nilai
rata–rata (mean) sebesar 0,34712 dan standar deviasi sebesar 0,427689.
4. Nilai Perusahaan
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa kebijakan hutang yang diproksikan
dengan PBV selama periode 2018-2020 menunjukkan nilai terendah
(minimum) sebesar 0,337. Nilai tertinggi (maximum) sebesar 28,874. Nilai
rata–rata (mean) sebesar 3,50884 dan standar deviasi sebesar 5,614873.

4.2.2 Analisis Regresi Linier Berganda


Tabel 5 Hasil Uji Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

37
1 (Constant) -3.205 .927 -3.458 .001

PER .115 .023 .341 4.967 .000

DER 4.888 .925 .363 5.286 .000

DPR 3.260 .901 .248 3.619 .000

a. Dependent Variable: PBV


Sumber: Output SPSS

Berdasarkan hasil analisis linier berganda pada tabel 5 menunjukkan adanya


hubungan antar variabel independen dengan variabel dependen atau tidak. Dengan
diperoleh persamaan sebagai berikut:
PBV = -3,205 + 0,115 PER + 4,888 DER + 3,260 DPR + e
Dari persamaan diatas, maka dapat dijabarkan sebagai berikut:
1. Konstanta (α), nilai konstanta (α) sebesar -3,205 berarti jika nilai pada variabel
keputusan investasi (PER), kebijakan hutang (DER) dan kebijakan dividen
(DPR) bernilai sama dengan nol, maka variabel nilai perusahaan (PBV) sebesar -
3,205.
2. Pada koefisiensi regresi keputusan investasi (PER), nilai ꞵ1 sebesar 0,115
menunjukkan bahwa keputusan investasi (PER) memiliki hubungan positif
(searah) dengan nilai perusahaan (PBV). Dengan semakin tinggi keputusan
investasi (PER) maka nilai perusahaan (PBV) akan semakin meningkat.
3. Pada koefisiensi regresi kebijakan hutang (DER), nilai ꞵ2 sebesar 4,888
menunjukkan bahwa kebijakan hutang (DER) memiliki hubungan positif
(searah) dengan nilai perusahaan (PBV). Dengan semakin tinggi kebijakan
hutang (DER) maka nilai perusahaan (PBV) akan semakin meningkat.
4. Pada koefisiensi regresi kebijakan dividen (DPR), nilai ꞵ3 sebesar 3,260
menunjukkan bahwa kebijakan dividen (DPR) memiliki hubungan positif
(searah) dengan nilai perusahaan (PBV). Dengan semakin tinggi kebijakan
dividen (DPR) maka nilai perusahaan (PBV) akan semakin meningkat.

38
4.2.3 Uji Asumsi Klasik
4.2.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk melihat apakah variabel terkait dan variabel
bebas memiliki kontribusi normal atau tidak. Model regresi dapat dikatan baik atau
normal jika nilai residual menyebar di sekitar daerah garis diagonal dan mengikuti
arah garis tersebut dan begitu sebaliknya jika data tidak baik atau tidak normal jika
tidak mengikuti arah garis diagonal. Untuk menguji uji normalitas terdapat dua cara
dalam pengujiannya yakni dengan cara menggunakan analisis grafik dan uji
Kolmogorov-Smirnov test. Berikut merupakan hasil uji normalitas dengan analisis
grafik dan Kolmogorov-Smirnov test:
1. Analisis Grafik
Pada analisis grafik bertujuan untuk dapat melihat apakah nilai residual
berdistribusi normal atau tidak dengan melihat probability plot. Pengujian
model regresi dapat memenuhi asumsi normlitas jika data normal probability
plot penyebarannya disekitar garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis
diagonal. Berikut hasil pengujian statistik data pada penelitian ini
menunjukkan normalitas:

39
Gambar 2 Hasil Uji Normalitas

Sumber: Output SPSS

Pada Gambar 2 Hasil Uji Normalitas menunjukkan bahwa uji normalitas


probability plot menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal.
Model regresi pada penelitian ini dapat dikatakan memenuhi asumsi normalitas
dan berdistribusi baik atau normal.
2. Kolmogorov-Smirnov test
Pada uji Kolmogorov-Smrinov test bertujuan untuk melihat data residual
berdistribusi normal atau tidak. Pada dasar pengambilan keputusan metode
Kolmogorov-Smirnov test yakni bila nilai signifikan > 0,05 menunjukkan bahwa
residual berdistribusi normal. Namun, bila nilai signifikan < 0,05 menunjukkan
bahwa residual tidak berdistribusi baik atau tidak normal. Berikut hasil uji
normalitas dengan menggunakan Kolmogorov-Smirnov test:

Tabel 6 Hasil Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized
Residual

N 153

40
Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation .91264358

Most Extreme Differences Absolute .047

Positive .047

Negative -.033

Kolmogorov-Smirnov Z .585

Asymp. Sig. (2-tailed) .884

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.


Sumber: Output SPSS

Berdasarkan tabel 6 menunjukkan bahwa nilai signifikan Asymp. Sig. (2-


tailed) sebesar 0,884. Dapat disimpulkan bahwa Kolmogorov-Smirnov test
memiliki tingkat signifikan yang lebih tinggi dari 0,05 yakni sebesar 0,884 >
0,05 yang dapat dikatakan bahwa data tersebut berdistribusi normal dan
memenuhi asumsi normalitas.

4.2.3.2 Uji Multikolinieritas


Hasil uji multikolinieritas pada penelitian ini pada perusahaan manufaktur
sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
periode 2018–2020. Uji multikolinieritas dilakukan untuk untuk dapat mengetahui
dalam pengujian model regresi apakah ditemukan adanya korelasi antar variabel
bebas (independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas pada
model regresi dapat dilihat dari tolerance value atau variance inflation (VIF). Pada
model regresi dapat dikatakan tidak terjadi atau bebas dari multikolinieritas jika nilai
tolerance diatas 0,10 dan nilai VIF dibawah 10. Berikut dapat dilihat uji
multikolinieritas pada tabel 8:

41
Tabel 7 Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficientsa

Collinearity Statistics

Model Tolerance VIF

1 PER .986 1.014

DER 1.000 1.000

DPR .986 1.014

a. Dependent Variable: PBV


sumber: Output SPSS

Berdasarkan hasil dari tabel 7 diketahui bahwa hasil dari perhitungan nilai
tolerance dan VIF masing–masing variabel bebas (independen). Tabel 8 diatas
menunjukkan bahwa variabel keputusan investasi (PER) memiliki nilai tolerance
sebesar 0,986 > 0,10 dengan nilai VIF sebesar 1,014 < 10. Variabel kebijakan
hutang (DER) memiliki nilai tolerance sebesar 1,000 > 0,10 dengan nilai VIF
sebesar 1,000 < 10. Dan variabel kebijakan dividen (DPR) memiliki nilai tolerance
sebesar 0,986 > 0,10 dengan nilai VIF sebesar 1,014 < 10. Dapat disimpulkan bahwa
semua variabel bebas memiliki nilai tolerance > 0,10 dan nilai VIF < 10. Dapat
disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian ini tidak terjadi atau terbebas dari
multikolinieritas antar variabel bebas (independen).

4.2.3.3 Uji Heteroskedastisitas


Pengujian heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah pada model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan
lainnya. Dengan melihat grafik scatterplot dapat diketahui adanya
heteroskedastisitas atau tidak, bila heteroskedastisitas terjadi maka akan membentuk
pola tertentu seperti titik–titik yang membentuk pola teratur (melebar,
bergelombang, dan menyempit). Jika heteroskedastisitas tidak terjadi maka akan
membentuk pola yang jelas seperti titik–titik menyebar secara baik diatas maupun
dibawah angka 0 pada sumbu Y. Berikut dapat dilihat hasil dari uji
heteroskedastisitas dibawah ini:

42
Gambar 3 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber: Output SPSS

Berdasarkan hasil uji heteroskedastisitas diatas dapat diketahui bahwa titik-


titik menyebar secara baik diatas maupun dibawah angka 0 pada sumbu Y dan tidak
membentuk pola tertentu. Dapat disimpulkan bahwa model regresi pada penelitian
ini tidak terjadi heteroskedastisitas dan model regresi memenuhi asumsi dan layak
untuk dijadikan sebagai variabel bebas dari nilai perusahaan (PBV).

4.2.3.4 Uji Autokorelasi


Pengujian autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi
terjadi korelasi antara variabel pengganggu pada periode tertentu dengan variabel
sebelumnya. Untuk menguji apakah ada atau tidaknya autokorelasi jika angka D-W
berada di antara du < dw < 4-du. Berikut hasil uji autokorelasi pada tabel 8:
Tabel 8 Hasil Uji Autokerelasi
Model Summaryb

Model Durbin-Watson

1 1.891a

a. Predictors: (Constant), DER, DPR, PER

b. Dependent Variable: PBV


Sumber: Output SPSS

Berdasarkan hasil uji autokorelasi diatas, dapat disimpulkan bahwa posisi


nilai Durbin–Watson berada di antara du sampai 4-du yakni sebesar 1,891

43
(1,7758<1,891<2,2242). Berdasarkan hasil tersebut menunjukkan bahwa model
regresi tidak terjadi autokorelasi.

4.3 PENGUJIAN MODEL DAN PENGUJIAN HIPOTESIS


4.3.1 Uji F
Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel tersebut layak atau tidak
untuk diteliti lebih lanjut. Pengujian kelayakan model bertujuan untuk mengetahui
apakah variabel bebas yang digunakan pada model penelitian memiliki pengaruh
terhadap variabel terkait. Pada model regresi dapat dikatakan layak jika nilai F >
0,05 maka model penelitian layak untuk diteliti lebih lanjut. Jika nilai F < 0,05 maka
model penelitian tidak layak untuk diteliti lebih lanjut. Berikut hasil pengujian
kelayakan model (Uji F):

Tabel 9 Hasil Uji F


ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1439.353 3 479.784 21.322 .000a

Residual 3352.721 149 22.501

Total 4792.074 152

a. Predictors: (Constant), DPR, PER, DER

b. Dependent Variable: PBV


Sumber: Output SPSS
Hasil uji F pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai F sebesar 21,322
dengan tingkat signifikan 0,000 lebih kecil dari 0,05 (α). Jadi pada model penelitian
ini dapat dikatakan layak untuk diteliti lebih lanjut.

4.3.2 Uji Koefisiensi Determinasi (R2)


Uji koefisiensi determinasi (R2) digunakan untuk mengukur seberapa besar
kemampuan variabel – variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen.
Uji nilai koefisiensi determinasi (R2) dilakukan menggunakan nilai adjusted R-
Square bertujuan untuk mengetahui besarnya indeks variabel dependen yang

44
dijelaskan oleh variabel - variabel independen dan dijelaskan oleh faktor–faktor lain
diluar model penelitian. Berikut hasil uji koefisiensi determinasi (R2):

Tabel 10 Hasil Uji Koefisiensi Determinasi (R2)


Model Summary

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate

1 .548a .300 .286 4.743573

2.4 Predictors: (Constant), DPR, PER, DER


2.5 Dependent Variabele: PBV
Sumber: Output SPSS

Berdasarkan hasil uji koefisiensi determinasi (R2) diatas dapat dilihat bahwa
nilai R-Square model sebesar 0,286 atau 28,6%. Hal ini menunjukkan bahwa
variabel independen yakni keputusan investasi (PER), kebijakan hutang (DER) dan
kebijakan dividen (DPR) dapat menjelaskan bahwa variabel dependen yakni nilai
perusahaan (PBV) sebesar 28,6% sedangkan sisanya sebesar 71,4% dipengaruhi
oleh faktor lain yang tidak di ikut sertakan dalam model.

4.3.3 Uji t
Uji t dilakukan untuk mengetahui besar pengaruh variabel–variabel
independen terhadap variabel dependen. Ketentuan uji t yakni jika nilai signifikan t
> 0,05 (signifikan t > α). Maka H0 diterima dan H1 ditolak, menunjukkan bahwa
hipotesis tersebut ditolak atau tidak berpengaruh antar variabel independen dan
variabel dependen. Bila nilai signifikan t < 0,05 (signifikan t < α). Maka H0 ditolak
dan H1 diterima, menunjukkan bahwa hipotesis tersebut diterima atau berpengaruh
antar variabel independen dan variabel dependen. Berikut hasil pengujian hipotesis
(uji t):

45
Tabel 11 Hasil Uji t
Coefficientsa

Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients

Model B Std. Error Beta t Sig.

1 (Constant) -3.205 .927 -3.458 .001

PER .115 .023 .341 4.967 .000

DER 4.888 .925 .363 5.286 .000

DPR 3.260 .901 .248 3.619 .000

a. Dependent Variable: PBV


sumber : Output SPSS

Berikut ini hasil uji t yang menunjukkan bahwa hasil pengujian pengaruh
keputusan investasi (PER), kebijakan hutang (DER), dan kebijakan dividen (DPR)
terhadap nilai perusahaan (PBV):
1. Pengaruh keputusan investasi (PER) terhadap nilai perusahaan (PBV)
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa variabel pengaruh
keputusan investasi (PER) memiliki nilai t hitung sebesar 4,967 dan nilai
signifikansi sebesar 0,000 dan nilai koefisiensi sebesar 0,115. Dari hasil
pengujian tersebut menunjukkan bahwa variabel keputusan investasi (PER)
bernilai positif dan signifikansi kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05). Maka H1
diterima, dapat artikan bahwa keputusan investasi berpengaruh positif secara
signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).
2. Pengaruh kebijakan hutang (DER) terhadap nilai perusahaan (PBV)
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa variabel pengaruh
kebijakan hutang (DER) memiliki nilai t hitung sebesar 5,286 dan nilai
signifikansi sebesar 0,000 dan nilai koefisiensi sebesar 4,888. Dari hasil
pengujian tersebut menunjukkan bahwa variabel kebijakan hutang (DER)
bernilai positif dan signifikansi kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05). Maka H2
diterima, dapat artikan bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif secara
signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).

46
3. Pengaruh kebijakan dividen (DPR) terhadap nilai perusahaan (PBV)
Berdasarkan hasil pengujian diperoleh bahwa variabel pengaruh
kebijakan dividen (DPR) memiliki nilai t hitung sebesar 3,619 dan nilai
signifikansi sebesar 0,000 dan nilai koefisiensi sebesar 3,260. Dari hasil
pengujian tersebut menunjukkan bahwa variabel kebijakan dividen (DPR)
bernilai positif dan signifikansi kurang dari 0,05 (0,000 < 0,05). Maka H3
diterima, dapat artikan bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif secara
signifikan terhadap nilai perusahaan (PBV).

4.4 PEMBAHASAN
4.4.1 Pengaruh Keputusan Investasi terhadap Nilai Perusahaan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel keputusan investasi
(PER) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) dengan nilai t hitung sebesar 4,967
dan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi 5% (0,05),
menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada variabel kebijakan hutang lebih kecil
dari 0,05 dan nilai koefisiensi sebesar 0,115. Hal ini menunjukkan bahwa nilai
keputusan investasi (PER) yang tinggi dapat membuktikan bahwa perusahaan
berada pada posisi yang sehat dan memiliki pertumbuhan yang baik. Keputusan
investasi dapat memberikan sinyal baik untuk para investor dengan harapan dapat
memberikan keuntungan di masa mendatang. Dengan keputusan investasi yang
tinggi dapat diiringi dengan meningkatnya nilai perusahaan, dimana jika nilai
perusahaan tinggi dapat menarik minat perhatian investor untuk melakukan investasi
dan juga dapat meningkatkan permintaan saham perusahaan. Penelitian ini sejalan
dengan penelitian sebelumnya yang telah dilakukan oleh Somantri & Sukardi (2019)
bahwa keputusan investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Dari hasil
pengujian tersebut menunjukkan bahwa variabel keputusan investasi (PER)
memiliki hubungan positif (searah) dengan nilai perusahaan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hipotesis pertama (H1) diterima, yakni keputusan investasi
memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

4.4.2 Pengaruh Kebijakan Hutang terhadap Nilai Perusahaan


Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel kebijakan hutang
(DER) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) dengan nilai t hitung 5,286 dan

47
nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi 5% (0,05),
menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada variabel kebijakan hutang lebih kecil
dari 0,05 dan nilai koefisiensi sebesar 4,888. Hal ini membuktikan bahwa kenaikan
tinggi rendahnya hutang yang dimiliki oleh perusahaan memiliki keterkaitan dengan
tinggi rendahnya nilai perusahaan. Penambahan hutang dapat memberi sinyal positif
karena oleh investor diartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban dimasa mendatang. Meski dapat meningkatkan resiko kebangkrutan
perusahaan, meningkatnya hutang juga dapat memberikan sinyal positif pada pasar
yang menunjukkan kekuatan manajer dalam menghasilkan keuntungan yang cukup
untuk membayar bunga ataupun kewajibannya.
Penambahan hutang juga memberikan manfaat perpajakan bagi perusahaan,
karena biaya bunga atas hutang dapat digunakan sebagai pengurangan penghasilan
kena pajak perusahaan. Jika pendanaan didanai melalui hutang, maka peningkatan
nilai perusahaan terjadi akibat efek tax deductible, yakni perusahaan yang memiliki
hutang akan membayar bunga pinjaman yang dapat mengurangi penghasilan kena
pajak, dengan begitu dapat memberikan manfaat bagi pemegang saham. Selain itu,
penggunaan dana eksternal akan menambah pendapatan perusahaan yang nantinya
akan digunakan untuk kegiatan investasi yang menguntungkan bagi perusahaan.
Penggunaan hutang juga dapat mempengaruhi harga saham perusahaan (Brigham &
Houston, 2010). Dengan semakin besar hutang akan semakin meningkatkan nilai
perusahaan. Perusahaan dengan hutang yang tinggi akan meningkatkan laba per
lembar sahamnya yang akhirnya akan meningkatkan harga saham perusahan, dengan
demikian nilai perusahaan dapat meningkat. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang telah dilakukan Shintia & Idayati (2020) dan Somantri & Sukardi
(2019) bahwa kebijakan hutang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis ke dua (H2) diterima, yakni
kebijakan hutang memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

4.4.3 Pengaruh Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan


Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa variabel kebijakan dividen
(DPR) berpengaruh terhadap nilai perusahaan (PBV) dengan nilai t hitung sebesar

48
3,619 dan nilai signifikansi sebesar 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi 5%
(0,05), menunjukkan bahwa nilai signifikansi pada variabel kebijakan hutang lebih
kecil dari 0,05 dan nilai koefisiensi sebesar 3,260. Dari hasil tersebut menunjukkan
bahwa variabel kebijakan dividen (DPR) memiliki hubungan positif (searah) dengan
nilai perusahaan. Hal ini membuktikan bahwa kebijakan dividen yang tinggi dapat
menyebabkan tingginya nilai perusahaan. Tingginya nilai dividen yang dibagikan
kepada para investor dapat memberikan sinyal positif bagi para pemegang saham,
karena jumlah nilai dividen yang dibagikan juga dapat menentukan harga saham
dimana nilai perusahaan akan naik. Dengan nilai perusahaan yang tinggi akan
membawa peningkatan dan kesejahteraan untuk para pemegang saham. Hal ini
didukung oleh adanya signally theory yang dikemukakan oleh (Bhattacharya, 1979)
. Sehingga dividen yang dibagikan dapat menarik perhatian para calon investor
untuk membeli saham perusahaan tersebut. Penelitian ini sejalan dengan penelitian
sebelumnya yang telah dilakukan Septiani & Indrasti (2021) dan Putra & Lestari
(2016) bahwa kebijakan dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis ke tiga (H3) diterima, yakni
kebijakan dividen memiliki pengaruh positif terhadap nilai perusahaan.

49
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah di lakukan, mengenai pengaruh
keputusan investasi, kebijakan hutang dan kebijakan dividen terhadap nilai
perusahaan pada perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2018–2020. Dapat diperoleh
kesimpulan dari hasil penelitian ini sebagai berikut:

1. Keputusan Investasi berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Pada


penelitian ini mengungkapkan bahwa keputusan investasi yang tinggi dapat
menunjukkan bahwa perusahaan dalam keadaan sehat dan memiliki
pertumbuhan yang baik. Dapat disimpulkan, bahwa keputusan investasi yang
tinggi dapat meningkatkan nilai perusahaan di hadapan para investor.
2. Kebijakan Hutang berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Pada hasil
penelitian ini mengungkapkan bahwa tinggi rendahnya hutang yang dimiliki
oleh perusahaan memiliki keterkaitan dengan tinggi rendahnya nilai perusahaan.
Dapat disimpulkan bahwa penambahan hutang dapat memberi sinyal positif
karena investor akan mengartikan sebagai kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban di masa mendatang dan kenaikan tingginya hutang
membuat nilai perusahaan meningkat di hadapan investor.
3. Kebijakan Dividen berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Pada hasil
penelitian ini mengungkapkan bahwa dividen yang tinggi akan menarik
perhatian para calon investor untuk memiliki saham perusahaan. Para investor
akan lebih tertarik menerima dividen yang dibagikan daripada capital gain.
Dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen yang tinggi dapat membuat nilai
perusahaan naik dan membawa kesejahteraan bagi para investor.

5.2 KONTRIBUSI PENELITIAN


Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pihak–
pihak terkait, sebagai berikut:

50
1. Bagi perusahaan, dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
pertimbangan dalam menentukan keputusan investasi, kebijakan hutang dan
kebijakan dividen untuk meningkatkan nilai perusahaan.
2. Bagi investor, dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
mengenai nilai perusahaan yang dipengaruhi oleh keputusan investasi,
kebijakan hutang dan kebijakan dividen.
3. Bagi peneliti selanjutnya, dari penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
tambahan referensi untuk menyempurnakan penelitian selanjutnya.
5.3 KETERBATASAN PENELITIAN
Pada penelitian ini memiliki keterbatasan yang dapat dijadikan sebagai
bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya untuk menghasilkan penelitian
yang lebih baik lagi. Keterbatasan tersebut yakni sebagai berikut:

1. Pada penelitian ini memiliki keterbatasan jangka waktu penelitian yang relatif
singkat yakni 3 tahun dari tahun 2018–2020.
2. Pada penelitian ini hanya menggunakan 3 variabel Independen yakni keputusan
investasi, kebijakan hutang dan kebijakan dividen dalam pengujian terhadap
pengaruh nilai perusahaan yang merupakan variabel dependen.
3. Penelitian ini masih belum dapat di jadikan dasar bagi semua perusahaan karena
penelitian ini hanya menggunakan objek perusahaan manufaktur sub sektor
makanan dan minuman.

5.4 SARAN
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan pada penelitian ini, terdapat
berbagai saran yang dapat direkomendasikan melalui penelitian ini yakni sebagai
berikut:

1. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menambahkan periode pengamatan


yang jangka waktunya lebih lama, agar penelitian dapat menggambarkan kondisi
perusahaan dalam waktu yang lebih lama.
2. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan objek perusahaan
lain selain perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti sub sektor property dan real
estate, farmasi, perbankan atau perusahaan indeks LQ-45. Agar dapat
memperoleh hasil penelitian yang lebih baik karena perusahaan indeks LQ-45

51
merupakan salah satu saham yang aktif sehingga terus-menerus dapat mengalami
perubahan harga.
3. Bagi pihak manajemen perusahaan agar senantiasa meningkatkan keuntungan
dengan cara mengelola aset yang dimiliki secara efektif agar dapat
meningkatkan laba perusahaan. Manajemen juga harus lebih memperhatikan lagi
faktor apa saja yang akan mempengaruhi nilai perusahaan, karena nilai
perusahaan mencerminkan kondisi kinerja perusahaan.

52
DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, A. (2013). analisis pengaruh kebijakan dividen, kebijakan hutang,


profitabilitas dan keputusan investasi terhadap nilai perusahaan manufaktur di
BEI periode 2009-2012. TrAC - Trends in Analytical Chemistry, 15(7), 251–
256. https://doi.org/10.1016/0165-9936(96)00040-4
Bhattacharya, S. (1979). Imperfect Information, Dividend Policy and the Bird in The
Hand Fallacy. Journal of Economics, 10(1): 259-270.
Binsasi, K. de R. (2018). Salim group gandeng Madco untuk akuisisi 60% saham
Hyflux Ltd dari Singapura. http://kontan.co.id
Brigham, E. F., & Houston, J. . (2010). Fundementals of Financial Management
Dasar - Dasar Manajemen Keuangan (Edisi 10). Salemba Empat. Jakarta.
Fama, Eugene F, K. R. F. (1998). Taxes, Financing Decision, and Firm value. In The
Journal of Finance. Vol. LIII No. 3, June, pp. 819-843.
Ghozali, I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM Spss 23.
(edisi ke l). undip.semarang.
Hasnawati, S. (2005). Dampak Set Peluang Investasi terhadap Nilai Perusahaan
Publik di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi & Auditing Indonesia 9 (2):
117-126.
Husnan, S. (2002). Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas.
Yogyakarta: UUP AMP YKPN, 15.
Kemenperin. (2015). Industri Makanan dan Minuman RI Tumbuh 8,16%.
https://kemenperin.go.id/artikel/12163/Industri-Makanan-dan-Minuman-RI-
Tumbuh-8,1
Ludianingsih, A., Wiyono, G., & Kusumawardhani, R. (2021). Reslaj : Religion
Education Social Laa Roiba Journal Manajemen Dana Pensiun Syariah
Reslaj : Religion Education Social Laa Roiba Journal. 3, 227–235.
https://doi.org/10.47476/reslaj.v4i2.558
Modigliani, F., dan M. H. M. (1958). he cost of capital, corporation finance, and
the theory of investment. American Eco- nomics Review 13 (3): 261-297.
Nirawati, L. (2003). Pengaruh Debt Equity Ratio, Current Ratio, Earning Per Share
dan Return on Assets Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Properti Yang
Go Publik di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Penelitian Ilmu Ekonomi. 3 (6).
Prabowo, D. (2016). Pengelola Gerai KFC akan di Rilis Obligasi Rp 200 M. http://
investasi.kontan.co.id.
Prapaska, J. R. (2012). Analisis Pengaruh Tingkat Profitabilitas, Keputusan
Investasi, Keputusan Pendanaan, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai
Perusahaan Manufaktur di BEI Tahun 2009-2010. Kertas Kerja. FE

53
Universitas Diponegoro, Semarang.
Prasetyo, D., Z.A, Z., & Azizah, D. F. (2014). Pengaruh Keputusan Investasi Dan
Keputusan Pendanaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan
Sektor Properti dan Real Estate yang Terdaftar di BEI Periode Tahun 2009-
2011). Ilmu Administrasi, 6–8.
Putra, A. N. D. A., & Lestari, P. V. (2016). Pengaruh Kebijakan Dividen, Likuiditas,
Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan. E-Jurnal
Manajemen Unud, 5(7), 4044–4070.
Rachman, A. N., Rahayu, S. M., & Topowijono. (2015). pengaruh good corporate
governance dan financial leverage terhadap kinerja keuangan dan nilai
perusahaan (Studi Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Indeks Sri Kehati
Selama Periode 2011-2014). Jurnal Administrasi Bisnis S1 Universitas
Brawijaya, 27(1), 86348.
Santoso, S. (2011). Mastering SPSS versi 19. PT Elex Media Komputindo.
Saputro, P. T. A. (2021). Pengaruh Keputusan Investasi, Kebijakan hutang, Dan
Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Ilmu Dan Riset
Akuntansi. https://doi.org/10.37301/jkaa.v0i0.5122
Septiani, I., & Indrasti, anita wahyu. (2021). pengaruh keputusan investasi,
likuiditas, kebijakan dividen, dan profitabilitas terhadap nilai perusahaan.
Jurnal Akuntansi Dan Keuangan, 9(2), 109–120.
Shintia, S., & Idayati, F. (2020). Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang
Dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan Manufaktur. Equity, 18(2), 181.
https://doi.org/10.34209/equ.v18i2.467
Somantri, I., & Sukardi, H. A. (2019). Pengaruh Keputusan Investasi, Kebijakan
Hutang Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan. JEMPER (Jurnal
Ekonomi Manajemen Perbankan), 1(1), 1.
https://doi.org/10.32897/jemper.v1i1.125
Sudana, I. M. (2011). Manajemen Keuangan Perusahaan Teori dan Praktek.
Jakarta. Erlangga.
Uri Ben-Zion. (1984). The R&D and investment decision and its relationship to the
firm’s market value: Some preliminary results. University of Chicago Press:
299-314.
Wijaya, L. R. ., & Wibawa, A. (2010). Pengaruh keputusan Investasi, keputusan
Pendanaan, dan Kebijakan Dividen terhadap Nilai Perusahaan. Simposium
Nasional Akuntansi 13 Purwokerto, 13-15 Oktober: 1-19.

54
LAMPIRAN

Lampiran 1 Perhitungan Price Earning Ratio (PER) tahun 2018-2020

Harga Laba Setelah Jumlah Saham


No Kode Tahun EPS PER
Saham Pajak Beredar
2018 920 52,958,000,000 589,896,800 89.78 10.25
1 ADES 2019 1,045 83,885,000,000 589,896,800 142.20 7.35
2020 1,460 135,789,000,000 589,896,800 230.19 6.34
2018 96 50,467,000,000 4,498,997,362 11.22 8.56
2 BUDI 2019 103 64,021,000,000 4,498,997,362 14.23 7.24
2020 99 67,093,000,000 4,498,997,362 14.91 6.64
2018 346 61,947,295,689 5,885,000,000 10.53 32.87
3 CAMP 2019 374 76,758,829,457 5,885,000,000 13.04 28.67
2020 302 44,045,828,312 5,885,000,000 7.48 40.35
2018 1,375 92,649,656,775 595,000,000 155.71 8.83
4 CEKA 2019 1,670 215,459,200,242 595,000,000 362.12 4.61
2020 1,785 181,812,593,992 595,000,000 305.57 5.84
2018 284 63,261,752,474 800,659,050 79.01 3.59
5 CLEO 2019 505 130,756,461,708 12,000,000,000 10.90 46.35
2020 500 132,772,234,495 12,000,000,000 11.06 45.19
2018 5,500 338,129,985,000 800,659,050 422.31 13.02
6 DLTA 2019 6,800 317,815,177,000 800,659,050 396.94 17.13
2020 4,400 123,465,762,000 800,659,050 154.21 28.53
2018 375 425,481,597,110 7,379,580,291 57.66 6.50
7 GOOD 2019 302 435,766,359,480 7,379,580,291 59.05 5.11
2020 254 245,103,761,907 7,379,580,291 33.21 7.65
2018 183 90,195,136,265 2,374,834,620 37.98 4.81
8 HOKI 2019 235 103,723,133,972 2,378,405,500 43.61 5.39
2020 251 38,038,419,405 2,419,438,170 15.72 15.98
2018 10,450 4,658,781,000,000 11,661,908,000 399.49 26.16
9 ICBP 2019 11,150 5,360,029,000,000 11,661,908,000 459.62 24.26
2020 9,575 7,418,574,000,000 11,661,908,000 636.14 15.05
2018 7,450 4,961,851,000,000 8,780,426,500 565.10 13.18
10 INDF 2019 7,925 5,902,729,000,000 8,780,426,500 672.26 11.79
2020 6,850 8,752,066,000,000 8,780,426,500 996.77 6.87
2018 16,000 1,224,807,000,000 2,107,000,000 581.30 27.52
11 MLBI 2019 15,500 1,206,059,000,000 2,107,000,000 572.41 27.08
2020 9,700 285,617,000,000 2,107,000,000 135.56 71.56
2018 2,620 1,760,434,280,304 22,358,699,725 78.74 33.28
12 MYOR
2019 2,050 2,051,404,206,764 22,358,699,725 91.75 22.34

55
2020 2,710 2,098,168,514,645 22,358,699,725 93.84 28.88
2018 1,200 127,171,436,363 6,186,488,888 20.56 58.38
13 ROTI 2019 1,300 236,518,557,420 6,186,488,888 38.23 34.00
2020 1,360 168,610,282,478 6,186,488,888 27.25 49.90
2018 695 15,954,632,472 1,726,003,217 9.24 75.19
14 SKBM 2019 410 957,169,058 1,726,003,217 0.55 739.33
2020 324 5,415,741,808 1,726,003,217 3.14 103.26
2018 1,500 31,954,131,252 690,740,500 46.26 32.42
15 SKLT 2019 1,610 44,943,627,900 690,740,500 65.07 24.74
2020 1,565 42,520,246,722 690,740,500 61.56 25.42
2018 3,750 255,088,886,019 1,310,000,000 194.72 19.26
16 STTP 2019 4,500 482,590,522,840 1,310,000,000 368.39 12.22
2020 9,500 628,628,879,549 1,310,000,000 479.87 19.80
2018 1,350 701,607,000,000 11,553,528,000 60.73 22.23
17 ULTJ 2019 1,680 1,035,865,000,000 11,553,528,000 89.66 18.74
2020 1,600 1,109,666,000,000 11,553,528,000 96.05 16.66
2018 920 52,958,000,000 589,896,800 89.78 10.25
18 ADES 2019 1,045 83,885,000,000 589,896,800 142.20 7.35
2020 1,460 135,789,000,000 589,896,800 230.19 6.34
2018 96 50,467,000,000 4,498,997,362 11.22 8.56
19 BUDI 2019 103 64,021,000,000 4,498,997,362 14.23 7.24
2020 99 67,093,000,000 4,498,997,362 14.91 6.64
2018 346 61,947,295,689 5,885,000,000 10.53 32.87
20 CAMP 2019 374 76,758,829,457 5,885,000,000 13.04 28.67
2020 302 44,045,828,312 5,885,000,000 7.48 40.35
2018 1,375 92,649,656,775 595,000,000 155.71 8.83
21 CEKA 2019 1,670 215,459,200,242 595,000,000 362.12 4.61
2020 1,785 181,812,593,992 595,000,000 305.57 5.84
2018 284 63,261,752,474 800,659,050 79.01 3.59
22 CLEO 2019 505 130,756,461,708 12,000,000,000 10.90 46.35
2020 500 132,772,234,495 12,000,000,000 11.06 45.19
2018 5,500 338,129,985,000 800,659,050 422.31 13.02
23 DLTA 2019 6,800 317,815,177,000 800,659,050 396.94 17.13
2020 4,400 123,465,762,000 800,659,050 154.21 28.53
2018 375 425,481,597,110 7,379,580,291 57.66 6.50
24 GOOD 2019 302 435,766,359,480 7,379,580,291 59.05 5.11
2020 254 245,103,761,907 7,379,580,291 33.21 7.65
2018 183 90,195,136,265 2,374,834,620 37.98 4.81
25 HOKI 2019 235 103,723,133,972 2,378,405,500 43.61 5.39
2020 251 38,038,419,405 2,419,438,170 15.72 15.98
2018 10,450 4,658,781,000,000 11,661,908,000 399.49 26.16
26 ICBP
2019 11,150 5,360,029,000,000 11,661,908,000 459.62 24.26

56
2020 9,575 7,418,574,000,000 11,661,908,000 636.14 15.05
2018 7,450 4,961,851,000,000 8,780,426,500 565.10 13.18
27 INDF 2019 7,925 5,902,729,000,000 8,780,426,500 672.26 11.79
2020 6,850 8,752,066,000,000 8,780,426,500 996.77 6.87
2018 16,000 1,224,807,000,000 2,107,000,000 581.30 27.52
28 MLBI 2019 15,500 1,206,059,000,000 2,107,000,000 572.41 27.08
2020 9,700 285,617,000,000 2,107,000,000 135.56 71.56
2018 2,620 1,760,434,280,304 22,358,699,725 78.74 33.28
29 MYOR 2019 2,050 2,051,404,206,764 22,358,699,725 91.75 22.34
2020 2,710 2,098,168,514,645 22,358,699,725 93.84 28.88
2018 1,200 127,171,436,363 6,186,488,888 20.56 58.38
30 ROTI 2019 1,300 236,518,557,420 6,186,488,888 38.23 34.00
2020 1,360 168,610,282,478 6,186,488,888 27.25 49.90
2018 695 15,954,632,472 1,726,003,217 9.24 75.19
31 SKBM 2019 410 957,169,058 1,726,003,217 0.55 739.33
2020 324 5,415,741,808 1,726,003,217 3.14 103.26
2018 1,500 31,954,131,252 690,740,500 46.26 32.42
32 SKLT 2019 1,610 44,943,627,900 690,740,500 65.07 24.74
2020 1,565 42,520,246,722 690,740,500 61.56 25.42
2018 3,750 255,088,886,019 1,310,000,000 194.72 19.26
33 STTP 2019 4,500 482,590,522,840 1,310,000,000 368.39 12.22
2020 9,500 628,628,879,549 1,310,000,000 479.87 19.80
2018 1,350 701,607,000,000 11,553,528,000 60.73 22.23
34 ULTJ 2019 1,680 1,035,865,000,000 11,553,528,000 89.66 18.74
2020 1,600 1,109,666,000,000 11,553,528,000 96.05 16.66
2018 920 52,958,000,000 589,896,800 89.78 10.25
35 ADES 2019 1,045 83,885,000,000 589,896,800 142.20 7.35
2020 1,460 135,789,000,000 589,896,800 230.19 6.34
2018 96 50,467,000,000 4,498,997,362 11.22 8.56
36 BUDI 2019 103 64,021,000,000 4,498,997,362 14.23 7.24
2020 99 67,093,000,000 4,498,997,362 14.91 6.64
2018 346 61,947,295,689 5,885,000,000 10.53 32.87
37 CAMP 2019 374 76,758,829,457 5,885,000,000 13.04 28.67
2020 302 44,045,828,312 5,885,000,000 7.48 40.35
2018 1,375 92,649,656,775 595,000,000 155.71 8.83
38 CEKA 2019 1,670 215,459,200,242 595,000,000 362.12 4.61
2020 1,785 181,812,593,992 595,000,000 305.57 5.84
2018 284 63,261,752,474 800,659,050 79.01 3.59
39 CLEO 2019 505 130,756,461,708 12,000,000,000 10.90 46.35
2020 500 132,772,234,495 12,000,000,000 11.06 45.19
2018 5,500 338,129,985,000 800,659,050 422.31 13.02
40 DLTA
2019 6,800 317,815,177,000 800,659,050 396.94 17.13

57
2020 4,400 123,465,762,000 800,659,050 154.21 28.53
2018 375 425,481,597,110 7,379,580,291 57.66 6.50
41 GOOD 2019 302 435,766,359,480 7,379,580,291 59.05 5.11
2020 254 245,103,761,907 7,379,580,291 33.21 7.65
2018 183 90,195,136,265 2,374,834,620 37.98 4.81
42 HOKI 2019 235 103,723,133,972 2,378,405,500 43.61 5.39
2020 251 38,038,419,405 2,419,438,170 15.72 15.98
2018 10,450 4,658,781,000,000 11,661,908,000 399.49 26.16
43 ICBP 2019 11,150 5,360,029,000,000 11,661,908,000 459.62 24.26
2020 9,575 7,418,574,000,000 11,661,908,000 636.14 15.05
2018 7,450 4,961,851,000,000 8,780,426,500 565.10 13.18
44 INDF 2019 7,925 5,902,729,000,000 8,780,426,500 672.26 11.79
2020 6,850 8,752,066,000,000 8,780,426,500 996.77 6.87
2018 16,000 1,224,807,000,000 2,107,000,000 581.30 27.52
45 MLBI 2019 15,500 1,206,059,000,000 2,107,000,000 572.41 27.08
2020 9,700 285,617,000,000 2,107,000,000 135.56 71.56
2018 2,620 1,760,434,280,304 22,358,699,725 78.74 33.28
46 MYOR 2019 2,050 2,051,404,206,764 22,358,699,725 91.75 22.34
2020 2,710 2,098,168,514,645 22,358,699,725 93.84 28.88
2018 1,200 127,171,436,363 6,186,488,888 20.56 58.38
47 ROTI 2019 1,300 236,518,557,420 6,186,488,888 38.23 34.00
2020 1,360 168,610,282,478 6,186,488,888 27.25 49.90
2018 695 15,954,632,472 1,726,003,217 9.24 75.19
48 SKBM 2019 410 957,169,058 1,726,003,217 0.55 739.33
2020 324 5,415,741,808 1,726,003,217 3.14 103.26
2018 1,500 31,954,131,252 690,740,500 46.26 32.42
49 SKLT 2019 1,610 44,943,627,900 690,740,500 65.07 24.74
2020 1,565 42,520,246,722 690,740,500 61.56 25.42
2018 3,750 255,088,886,019 1,310,000,000 194.72 19.26
50 STTP 2019 4,500 482,590,522,840 1,310,000,000 368.39 12.22
2020 9,500 628,628,879,549 1,310,000,000 479.87 19.80
2018 1,350 701,607,000,000 11,553,528,000 60.73 22.23
51 ULTJ 2019 1,680 1,035,865,000,000 11,553,528,000 89.66 18.74
2020 1,600 1,109,666,000,000 11,553,528,000 96.05 16.66

58
Lampiran 2 Perhitungan Debt to Equity Ratio (DER) tahun 2018-2020

No Kode Tahun Total Hutang Total Equitas DER

2018 399,361,000,000 481,914,000,000 0.83


1 ADES 2019 254,438,000,000 567,937,000,000 0.45
2020 258,283,000,000 700,508,000,000 0.37
2018 2,166,496,000,000 1,226,484,000,000 1.77
2 BUDI 2019 1,714,449,000,000 1,285,318,000,000 1.33
2020 1,640,851,000,000 1,322,156,000,000 1.24
2018 118,853,215,128 885,422,598,655 0.13
3 CAMP 2019 122,136,752,135 935,392,483,851 0.13
2020 125,161,736,940 961,711,929,701 0.13
2018 192,308,466,864 976,647,575,842 0.20
4 CEKA 2019 261,784,845,240 1,131,294,696,834 0.23
2020 305,958,833,204 1,260,714,994,864 0.24
2018 198,455,391,702 635,478,469,892 0.31
5 CLEO 2019 478,844,867,693 766,299,436,026 0.62
2020 416,194,010,942 894,746,110,680 0.47
2018 239,353,356,000 1,284,163,814,000 0.19
6 DLTA 2019 212,420,390,000 1,213,563,332,000 0.18
2020 205,681,950,000 1,019,898,963,000 0.20
2018 1,722,999,829,003 2,489,408,476,680 0.69
7 GOOD 2019 2,297,546,907,499 2,765,520,764,915 0.83
2020 3,676,532,851,880 2,894,436,789,153 1.27
2018 195,678,977,792 563,167,578,239 0.35
8 HOKI 2019 207,108,590,481 641,567,444,819 0.32
2020 244,363,297,557 662,560,916,609 0.37
2018 11,660,003,000,000 22,707,150,000,000 0.51
9 ICBP 2019 12,038,210,000,000 26,671,104,000,000 0.45
2020 53,270,272,000,000 50,318,053,000,000 1.06
2018 46,620,996,000,000 49,916,800,000,000 0.93
10 INDF 2019 41,996,071,000,000 54,202,488,000,000 0.77
2020 83,998,472,000,000 79,138,044,000,000 1.06
2018 1,721,965,000,000 1,167,536,000,000 1.47
11 MLBI 2019 1,750,943,000,000 1,146,007,000,000 1.53
2020 1,474,019,000,000 1,433,406,000,000 1.03
2018 9,049,161,944,940 24,060,802,395,725 0.38
12 MYOR 2019 9,125,978,611,155 25,026,739,472,547 0.36
2020 8,506,032,464,592 24,476,953,742,651 0.35
13 ROTI 2018 1,476,909,260,772 2,916,901,120,111 0.51

59
2019 1,589,486,465,854 3,092,597,379,097 0.51
2020 1,224,495,624,254 3,227,671,047,731 0.38
2018 730,789,419,438 1,040,576,552,571 0.70
14 SKBM 2019 784,562,971,811 1,035,820,381,000 0.76
2020 806,678,887,419 961,981,659,335 0.84
2018 408,057,718,435 339,236,007,000 1.20
15 SKLT 2019 410,463,595,860 380,381,947,966 1.08
2020 366,908,471,713 406,954,570,727 0.90
2018 984,801,863,078 1,646,387,946,952 0.60
16 STTP 2019 733,556,075,974 2,148,007,007,980 0.34
2020 775,696,860,738 2,673,298,199,144 0.29
2018 780,915,000,000 4,774,956,000,000 0.16
17 ULTJ 2019 953,283,000,000 5,655,139,000,000 0.17
2020 3,972,379,000,000 4,781,737,000,000 0.83
2018 399,361,000,000 481,914,000,000 0.83
18 ADES 2019 254,438,000,000 567,937,000,000 0.45
2020 258,283,000,000 700,508,000,000 0.37
2018 2,166,496,000,000 1,226,484,000,000 1.77
19 BUDI 2019 1,714,449,000,000 1,285,318,000,000 1.33
2020 1,640,851,000,000 1,322,156,000,000 1.24
2018 118,853,215,128 885,422,598,655 0.13
20 CAMP 2019 122,136,752,135 935,392,483,851 0.13
2020 125,161,736,940 961,711,929,701 0.13
2018 192,308,466,864 976,647,575,842 0.20
21 CEKA 2019 261,784,845,240 1,131,294,696,834 0.23
2020 305,958,833,204 1,260,714,994,864 0.24
2018 198,455,391,702 635,478,469,892 0.31
22 CLEO 2019 478,844,867,693 766,299,436,026 0.62
2020 416,194,010,942 894,746,110,680 0.47
2018 239,353,356,000 1,284,163,814,000 0.19
23 DLTA 2019 212,420,390,000 1,213,563,332,000 0.18
2020 205,681,950,000 1,019,898,963,000 0.20
2018 1,722,999,829,003 2,489,408,476,680 0.69
24 GOOD 2019 2,297,546,907,499 2,765,520,764,915 0.83
2020 3,676,532,851,880 2,894,436,789,153 1.27
2018 195,678,977,792 563,167,578,239 0.35
25 HOKI 2019 207,108,590,481 641,567,444,819 0.32
2020 244,363,297,557 662,560,916,609 0.37
2018 11,660,003,000,000 22,707,150,000,000 0.51
26 ICBP 2019 12,038,210,000,000 26,671,104,000,000 0.45
2020 53,270,272,000,000 50,318,053,000,000 1.06
27 INDF 2018 46,620,996,000,000 49,916,800,000,000 0.93

60
2019 41,996,071,000,000 54,202,488,000,000 0.77
2020 83,998,472,000,000 79,138,044,000,000 1.06
2018 1,721,965,000,000 1,167,536,000,000 1.47
28 MLBI 2019 1,750,943,000,000 1,146,007,000,000 1.53
2020 1,474,019,000,000 1,433,406,000,000 1.03
2018 9,049,161,944,940 24,060,802,395,725 0.38
29 MYOR 2019 9,125,978,611,155 25,026,739,472,547 0.36
2020 8,506,032,464,592 24,476,953,742,651 0.35
2018 1,476,909,260,772 2,916,901,120,111 0.51
30 ROTI 2019 1,589,486,465,854 3,092,597,379,097 0.51
2020 1,224,495,624,254 3,227,671,047,731 0.38
2018 730,789,419,438 1,040,576,552,571 0.70
31 SKBM 2019 784,562,971,811 1,035,820,381,000 0.76
2020 806,678,887,419 961,981,659,335 0.84
2018 408,057,718,435 339,236,007,000 1.20
32 SKLT 2019 410,463,595,860 380,381,947,966 1.08
2020 366,908,471,713 406,954,570,727 0.90
2018 984,801,863,078 1,646,387,946,952 0.60
33 STTP 2019 733,556,075,974 2,148,007,007,980 0.34
2020 775,696,860,738 2,673,298,199,144 0.29
2018 780,915,000,000 4,774,956,000,000 0.16
34 ULTJ 2019 953,283,000,000 5,655,139,000,000 0.17
2020 3,972,379,000,000 4,781,737,000,000 0.83
2018 399,361,000,000 481,914,000,000 0.83
35 ADES 2019 254,438,000,000 567,937,000,000 0.45
2020 258,283,000,000 700,508,000,000 0.37
2018 2,166,496,000,000 1,226,484,000,000 1.77
36 BUDI 2019 1,714,449,000,000 1,285,318,000,000 1.33
2020 1,640,851,000,000 1,322,156,000,000 1.24
2018 118,853,215,128 885,422,598,655 0.13
37 CAMP 2019 122,136,752,135 935,392,483,851 0.13
2020 125,161,736,940 961,711,929,701 0.13
2018 192,308,466,864 976,647,575,842 0.20
38 CEKA 2019 261,784,845,240 1,131,294,696,834 0.23
2020 305,958,833,204 1,260,714,994,864 0.24
2018 198,455,391,702 635,478,469,892 0.31
39 CLEO 2019 478,844,867,693 766,299,436,026 0.62
2020 416,194,010,942 894,746,110,680 0.47
2018 239,353,356,000 1,284,163,814,000 0.19
40 DLTA 2019 212,420,390,000 1,213,563,332,000 0.18
2020 205,681,950,000 1,019,898,963,000 0.20
41 GOOD 2018 1,722,999,829,003 2,489,408,476,680 0.69

61
2019 2,297,546,907,499 2,765,520,764,915 0.83
2020 3,676,532,851,880 2,894,436,789,153 1.27
2018 195,678,977,792 563,167,578,239 0.35
42 HOKI 2019 207,108,590,481 641,567,444,819 0.32
2020 244,363,297,557 662,560,916,609 0.37
2018 11,660,003,000,000 22,707,150,000,000 0.51
43 ICBP 2019 12,038,210,000,000 26,671,104,000,000 0.45
2020 53,270,272,000,000 50,318,053,000,000 1.06
2018 46,620,996,000,000 49,916,800,000,000 0.93
44 INDF 2019 41,996,071,000,000 54,202,488,000,000 0.77
2020 83,998,472,000,000 79,138,044,000,000 1.06
2018 1,721,965,000,000 1,167,536,000,000 1.47
45 MLBI 2019 1,750,943,000,000 1,146,007,000,000 1.53
2020 1,474,019,000,000 1,433,406,000,000 1.03
2018 9,049,161,944,940 24,060,802,395,725 0.38
46 MYOR 2019 9,125,978,611,155 25,026,739,472,547 0.36
2020 8,506,032,464,592 24,476,953,742,651 0.35
2018 1,476,909,260,772 2,916,901,120,111 0.51
47 ROTI 2019 1,589,486,465,854 3,092,597,379,097 0.51
2020 1,224,495,624,254 3,227,671,047,731 0.38
2018 730,789,419,438 1,040,576,552,571 0.70
48 SKBM 2019 784,562,971,811 1,035,820,381,000 0.76
2020 806,678,887,419 961,981,659,335 0.84
2018 408,057,718,435 339,236,007,000 1.20
49 SKLT 2019 410,463,595,860 380,381,947,966 1.08
2020 366,908,471,713 406,954,570,727 0.90
2018 984,801,863,078 1,646,387,946,952 0.60
50 STTP 2019 733,556,075,974 2,148,007,007,980 0.34
2020 775,696,860,738 2,673,298,199,144 0.29
2018 780,915,000,000 4,774,956,000,000 0.16
51 ULTJ 2019 953,283,000,000 5,655,139,000,000 0.17
2020 3,972,379,000,000 4,781,737,000,000 0.83

62
Lampiran 3 Perhitungan Devidend Payout Ratio (DER) tahun 2018-2020

No Kode Tahun Total Dividen Laba Bersih DPR

2018 0 52,958,000,000 0.00


1 ADES 2019 0 83,885,000,000 0.00
2020 0 135,789,000,000 0.00
2018 17,996,000,000 50,467,000,000 0.36
2 BUDI 2019 22,495,000,000 64,021,000,000 0.35
2020 26,994,000,000 67,093,000,000 0.40
2018 17,665,000,000 61,947,295,689 0.29
3 CAMP 2019 25,011,250,011 76,758,829,457 0.33
2020 0 44,045,828,312 0.00
2018 26,775,000,000 92,649,656,775 0.29
4 CEKA 2019 59,500,000,000 215,459,200,242 0.28
2020 59,500,000,000 181,812,593,992 0.33
2018 0 63,261,752,474 0.00
5 CLEO 2019 0 130,756,461,708 0.00
2020 0 132,772,234,495 0.00
2018 208,171,353,000 338,129,985,000 0.62
6 DLTA 2019 382,715,026,000 317,815,177,000 1.20
2020 312,257,030,000 123,465,762,000 2.53
2018 183,082,141,237 425,481,597,110 0.43
7 GOOD 2019 132,379,748,022 435,766,359,480 0.30
2020 213,786,027,326 245,103,761,907 0.87
2018 14,200,138,260 90,195,136,265 0.16
8 HOKI 2019 26,140,929,100 103,723,133,972 0.25
2020 28,635,668,400 38,038,419,405 0.75
2018 2,689,873,000,000 4,658,781,000,000 0.58
9 ICBP 2019 1,682,890,000,000 5,360,029,000,000 0.31
2020 2,915,985,000,000 7,418,574,000,000 0.39
2018 3,484,931,000,000 4,961,851,000,000 0.70
10 INDF 2019 1,974,386,000,000 5,902,729,000,000 0.33
2020 3,371,943,000,000 8,752,066,000,000 0.39
2018 1,125,410,000,000 1,224,807,000,000 0.92
11 MLBI 2019 1,228,603,000,000 1,206,059,000,000 1.02
2020 0 285,617,000,000 0.00
2018 616,550,017,575 1,760,434,280,304 0.35
12 MYOR 2019 662,654,792,025 2,051,404,206,764 0.32
2020 685,013,491,750 2,098,168,514,645 0.33
13 ROTI 2018 36,005,365,328 127,171,436,363 0.28

63
2019 59,724,779,679 236,518,557,420 0.25
2020 149,528,741,987 168,610,282,478 0.89
2018 0 15,954,632,472 0.00
14 SKBM 2019 0 957,169,058 0.00
2020 0 5,415,741,808 0.00
2018 4,351,665,150 31,954,131,252 0.14
15 SKLT 2019 5,594,998,050 44,943,627,900 0.12
2020 9,324,996,750 42,520,246,722 0.22
2018 0 255,088,886,019 0.00
16 STTP 2019 0 482,590,522,840 0.00
2020 100,005,400,000 628,628,879,549 0.16
2018 1,251,000,000 701,607,000,000 0.00
17 ULTJ 2019 150,042,000,000 1,035,865,000,000 0.14
2020 136,678,000,000 1,109,666,000,000 0.12
2018 0 52,958,000,000 0.00
18 ADES 2019 0 83,885,000,000 0.00
2020 0 135,789,000,000 0.00
2018 17,996,000,000 50,467,000,000 0.36
19 BUDI 2019 22,495,000,000 64,021,000,000 0.35
2020 26,994,000,000 67,093,000,000 0.40
2018 17,665,000,000 61,947,295,689 0.29
20 CAMP 2019 25,011,250,011 76,758,829,457 0.33
2020 0 44,045,828,312 0.00
2018 26,775,000,000 92,649,656,775 0.29
21 CEKA 2019 59,500,000,000 215,459,200,242 0.28
2020 59,500,000,000 181,812,593,992 0.33
2018 0 63,261,752,474 0.00
22 CLEO 2019 0 130,756,461,708 0.00
2020 0 132,772,234,495 0.00
2018 208,171,353,000 338,129,985,000 0.62
23 DLTA 2019 382,715,026,000 317,815,177,000 1.20
2020 312,257,030,000 123,465,762,000 2.53
2018 183,082,141,237 425,481,597,110 0.43
24 GOOD 2019 132,379,748,022 435,766,359,480 0.30
2020 213,786,027,326 245,103,761,907 0.87
2018 14,200,138,260 90,195,136,265 0.16
25 HOKI 2019 26,140,929,100 103,723,133,972 0.25
2020 28,635,668,400 38,038,419,405 0.75
2018 2,689,873,000,000 4,658,781,000,000 0.58
26 ICBP 2019 1,682,890,000,000 5,360,029,000,000 0.31
2020 2,915,985,000,000 7,418,574,000,000 0.39
27 INDF 2018 3,484,931,000,000 4,961,851,000,000 0.70

64
2019 1,974,386,000,000 5,902,729,000,000 0.33
2020 3,371,943,000,000 8,752,066,000,000 0.39
2018 1,125,410,000,000 1,224,807,000,000 0.92
28 MLBI 2019 1,228,603,000,000 1,206,059,000,000 1.02
2020 0 285,617,000,000 0.00
2018 616,550,017,575 1,760,434,280,304 0.35
29 MYOR 2019 662,654,792,025 2,051,404,206,764 0.32
2020 685,013,491,750 2,098,168,514,645 0.33
2018 36,005,365,328 127,171,436,363 0.28
30 ROTI 2019 59,724,779,679 236,518,557,420 0.25
2020 149,528,741,987 168,610,282,478 0.89
2018 0 15,954,632,472 0.00
31 SKBM 2019 0 957,169,058 0.00
2020 0 5,415,741,808 0.00
2018 4,351,665,150 31,954,131,252 0.14
32 SKLT 2019 5,594,998,050 44,943,627,900 0.12
2020 9,324,996,750 42,520,246,722 0.22
2018 0 255,088,886,019 0.00
33 STTP 2019 0 482,590,522,840 0.00
2020 100,005,400,000 628,628,879,549 0.16
2018 1,251,000,000 701,607,000,000 0.00
34 ULTJ 2019 150,042,000,000 1,035,865,000,000 0.14
2020 136,678,000,000 1,109,666,000,000 0.12
2018 0 52,958,000,000 0.00
35 ADES 2019 0 83,885,000,000 0.00
2020 0 135,789,000,000 0.00
2018 17,996,000,000 50,467,000,000 0.36
36 BUDI 2019 22,495,000,000 64,021,000,000 0.35
2020 26,994,000,000 67,093,000,000 0.40
2018 17,665,000,000 61,947,295,689 0.29
37 CAMP 2019 25,011,250,011 76,758,829,457 0.33
2020 0 44,045,828,312 0.00
2018 26,775,000,000 92,649,656,775 0.29
38 CEKA 2019 59,500,000,000 215,459,200,242 0.28
2020 59,500,000,000 181,812,593,992 0.33
2018 0 63,261,752,474 0.00
39 CLEO 2019 0 130,756,461,708 0.00
2020 0 132,772,234,495 0.00
2018 208,171,353,000 338,129,985,000 0.62
40 DLTA 2019 382,715,026,000 317,815,177,000 1.20
2020 312,257,030,000 123,465,762,000 2.53
41 GOOD 2018 183,082,141,237 425,481,597,110 0.43

65
2019 132,379,748,022 435,766,359,480 0.30
2020 213,786,027,326 245,103,761,907 0.87
2018 14,200,138,260 90,195,136,265 0.16
42 HOKI 2019 26,140,929,100 103,723,133,972 0.25
2020 28,635,668,400 38,038,419,405 0.75
2018 2,689,873,000,000 4,658,781,000,000 0.58
43 ICBP 2019 1,682,890,000,000 5,360,029,000,000 0.31
2020 2,915,985,000,000 7,418,574,000,000 0.39
2018 3,484,931,000,000 4,961,851,000,000 0.70
44 INDF 2019 1,974,386,000,000 5,902,729,000,000 0.33
2020 3,371,943,000,000 8,752,066,000,000 0.39
2018 1,125,410,000,000 1,224,807,000,000 0.92
45 MLBI 2019 1,228,603,000,000 1,206,059,000,000 1.02
2020 0 285,617,000,000 0.00
2018 616,550,017,575 1,760,434,280,304 0.35
46 MYOR 2019 662,654,792,025 2,051,404,206,764 0.32
2020 685,013,491,750 2,098,168,514,645 0.33
2018 36,005,365,328 127,171,436,363 0.28
47 ROTI 2019 59,724,779,679 236,518,557,420 0.25
2020 149,528,741,987 168,610,282,478 0.89
2018 0 15,954,632,472 0.00
48 SKBM 2019 0 957,169,058 0.00
2020 0 5,415,741,808 0.00
2018 4,351,665,150 31,954,131,252 0.14
49 SKLT 2019 5,594,998,050 44,943,627,900 0.12
2020 9,324,996,750 42,520,246,722 0.22
2018 0 255,088,886,019 0.00
50 STTP 2019 0 482,590,522,840 0.00
2020 100,005,400,000 628,628,879,549 0.16
2018 1,251,000,000 701,607,000,000 0.00
51 ULTJ 2019 150,042,000,000 1,035,865,000,000 0.14
2020 136,678,000,000 1,109,666,000,000 0.12

66
Lampiran 4 Perhitungan Price Book Value (PBV) tahun 2018-2020

Harga Jumlah Saham


No Kode Tahun Ekuitas BVS PBV
Saham Beredar
2018 920 481,914,000,000 589,896,800 816.95 1.13
1 ADES 2019 1,045 567,937,000,000 589,896,800 962.77 1.09
2020 1,460 700,508,000,000 589,896,800 1,187.51 1.23
2018 96 1,226,484,000,000 4,498,997,362 272.61 0.35
2 BUDI 2019 103 1,285,318,000,000 4,498,997,362 285.69 0.36
2020 99 1,322,156,000,000 4,498,997,362 293.88 0.34
2018 346 885,422,598,655 5,885,000,000 150.45 2.30
3 CAMP 2019 374 935,392,483,851 5,885,000,000 158.95 2.35
2020 302 961,711,929,701 5,885,000,000 163.42 1.85
2018 1,375 976,647,575,842 595,000,000 1,641.42 0.84
4 CEKA 2019 1,670 1,131,294,696,834 595,000,000 1,901.34 0.88
2020 1,785 1,260,714,994,864 595,000,000 2,118.85 0.84
2018 284 635,478,469,892 800,659,050 793.69 0.36
5 CLEO 2019 505 766,299,436,026 12,000,000,000 63.86 7.91
2020 500 894,746,110,680 12,000,000,000 74.56 6.71
2018 5,500 1,284,163,814,000 800,659,050 1,603.88 3.43
6 DLTA 2019 6,800 1,213,563,332,000 800,659,050 1,515.71 4.49
2020 4,400 1,019,898,963,000 800,659,050 1,273.82 3.45
2018 375 2,489,408,476,680 7,379,580,291 337.34 1.11
7 GOOD 2019 302 2,765,520,764,915 7,379,580,291 374.75 0.81
2020 254 2,894,436,789,153 7,379,580,291 392.22 0.65
2018 183 563,167,578,239 2,374,834,620 237.14 0.77
8 HOKI 2019 235 641,567,444,819 2,378,405,500 269.75 0.87
2020 251 662,560,916,609 2,419,438,170 273.85 0.92
2018 10,450 22,707,150,000,000 11,661,908,000 1,947.12 5.37
9 ICBP 2019 11,150 26,671,104,000,000 11,661,908,000 2,287.03 4.88
2020 9,575 50,318,053,000,000 11,661,908,000 4,314.74 2.22
2018 7,450 49,916,800,000,000 8,780,426,500 5,685.01 1.31
10 INDF 2019 7,925 54,202,488,000,000 8,780,426,500 6,173.10 1.28
2020 6,850 79,138,044,000,000 8,780,426,500 9,013.01 0.76
2018 16,000 1,167,536,000,000 2,107,000,000 554.12 28.87
11 MLBI 2019 15,500 1,146,007,000,000 2,107,000,000 543.90 28.50
2020 9,700 1,433,406,000,000 2,107,000,000 680.31 14.26
2018 2,620 24,060,802,395,725 22,358,699,725 1,076.13 2.43
12 MYOR 2019 2,050 25,026,739,472,547 22,358,699,725 1,119.33 1.83
2020 2,710 24,476,953,742,651 22,358,699,725 1,094.74 2.48
13 ROTI 2018 1,200 2,916,901,120,111 6,186,488,888 471.50 2.55

67
2019 1,300 3,092,597,379,097 6,186,488,888 499.90 2.60
2020 1,360 3,227,671,047,731 6,186,488,888 521.73 2.61
2018 695 1,040,576,552,571 1,726,003,217 602.88 1.15
14 SKBM 2019 410 1,035,820,381,000 1,726,003,217 600.13 0.68
2020 324 961,981,659,335 1,726,003,217 557.35 0.58
2018 1,500 339,236,007,000 690,740,500 491.12 3.05
15 SKLT 2019 1,610 380,381,947,966 690,740,500 550.69 2.92
2020 1,565 406,954,570,727 690,740,500 589.16 2.66
2018 3,750 1,646,387,946,952 1,310,000,000 1,256.78 2.98
16 STTP 2019 4,500 2,148,007,007,980 1,310,000,000 1,639.70 2.74
2020 9,500 2,673,298,199,144 1,310,000,000 2,040.69 4.66
2018 1,350 4,774,956,000,000 11,553,528,000 413.29 3.27
17 ULTJ 2019 1,680 5,655,139,000,000 11,553,528,000 489.47 3.43
2020 1,600 4,781,737,000,000 11,553,528,000 413.88 3.87
2018 920 481,914,000,000 589,896,800 816.95 1.13
18 ADES 2019 1,045 567,937,000,000 589,896,800 962.77 1.09
2020 1,460 700,508,000,000 589,896,800 1,187.51 1.23
2018 96 1,226,484,000,000 4,498,997,362 272.61 0.35
19 BUDI 2019 103 1,285,318,000,000 4,498,997,362 285.69 0.36
2020 99 1,322,156,000,000 4,498,997,362 293.88 0.34
2018 346 885,422,598,655 5,885,000,000 150.45 2.30
20 CAMP 2019 374 935,392,483,851 5,885,000,000 158.95 2.35
2020 302 961,711,929,701 5,885,000,000 163.42 1.85
2018 1,375 976,647,575,842 595,000,000 1,641.42 0.84
21 CEKA 2019 1,670 1,131,294,696,834 595,000,000 1,901.34 0.88
2020 1,785 1,260,714,994,864 595,000,000 2,118.85 0.84
2018 284 635,478,469,892 800,659,050 793.69 0.36
22 CLEO 2019 505 766,299,436,026 12,000,000,000 63.86 7.91
2020 500 894,746,110,680 12,000,000,000 74.56 6.71
2018 5,500 1,284,163,814,000 800,659,050 1,603.88 3.43
23 DLTA 2019 6,800 1,213,563,332,000 800,659,050 1,515.71 4.49
2020 4,400 1,019,898,963,000 800,659,050 1,273.82 3.45
2018 375 2,489,408,476,680 7,379,580,291 337.34 1.11
24 GOOD 2019 302 2,765,520,764,915 7,379,580,291 374.75 0.81
2020 254 2,894,436,789,153 7,379,580,291 392.22 0.65
2018 183 563,167,578,239 2,374,834,620 237.14 0.77
25 HOKI 2019 235 641,567,444,819 2,378,405,500 269.75 0.87
2020 251 662,560,916,609 2,419,438,170 273.85 0.92
2018 10,450 22,707,150,000,000 11,661,908,000 1,947.12 5.37
26 ICBP 2019 11,150 26,671,104,000,000 11,661,908,000 2,287.03 4.88
2020 9,575 50,318,053,000,000 11,661,908,000 4,314.74 2.22
27 INDF 2018 7,450 49,916,800,000,000 8,780,426,500 5,685.01 1.31

68
2019 7,925 54,202,488,000,000 8,780,426,500 6,173.10 1.28
2020 6,850 79,138,044,000,000 8,780,426,500 9,013.01 0.76
2018 16,000 1,167,536,000,000 2,107,000,000 554.12 28.87
28 MLBI 2019 15,500 1,146,007,000,000 2,107,000,000 543.90 28.50
2020 9,700 1,433,406,000,000 2,107,000,000 680.31 14.26
2018 2,620 24,060,802,395,725 22,358,699,725 1,076.13 2.43
29 MYOR 2019 2,050 25,026,739,472,547 22,358,699,725 1,119.33 1.83
2020 2,710 24,476,953,742,651 22,358,699,725 1,094.74 2.48
2018 1,200 2,916,901,120,111 6,186,488,888 471.50 2.55
30 ROTI 2019 1,300 3,092,597,379,097 6,186,488,888 499.90 2.60
2020 1,360 3,227,671,047,731 6,186,488,888 521.73 2.61
2018 695 1,040,576,552,571 1,726,003,217 602.88 1.15
31 SKBM 2019 410 1,035,820,381,000 1,726,003,217 600.13 0.68
2020 324 961,981,659,335 1,726,003,217 557.35 0.58
2018 1,500 339,236,007,000 690,740,500 491.12 3.05
32 SKLT 2019 1,610 380,381,947,966 690,740,500 550.69 2.92
2020 1,565 406,954,570,727 690,740,500 589.16 2.66
2018 3,750 1,646,387,946,952 1,310,000,000 1,256.78 2.98
33 STTP 2019 4,500 2,148,007,007,980 1,310,000,000 1,639.70 2.74
2020 9,500 2,673,298,199,144 1,310,000,000 2,040.69 4.66
2018 1,350 4,774,956,000,000 11,553,528,000 413.29 3.27
34 ULTJ 2019 1,680 5,655,139,000,000 11,553,528,000 489.47 3.43
2020 1,600 4,781,737,000,000 11,553,528,000 413.88 3.87
2018 920 481,914,000,000 589,896,800 816.95 1.13
35 ADES 2019 1,045 567,937,000,000 589,896,800 962.77 1.09
2020 1,460 700,508,000,000 589,896,800 1,187.51 1.23
2018 96 1,226,484,000,000 4,498,997,362 272.61 0.35
36 BUDI 2019 103 1,285,318,000,000 4,498,997,362 285.69 0.36
2020 99 1,322,156,000,000 4,498,997,362 293.88 0.34
2018 346 885,422,598,655 5,885,000,000 150.45 2.30
37 CAMP 2019 374 935,392,483,851 5,885,000,000 158.95 2.35
2020 302 961,711,929,701 5,885,000,000 163.42 1.85
2018 1,375 976,647,575,842 595,000,000 1,641.42 0.84
38 CEKA 2019 1,670 1,131,294,696,834 595,000,000 1,901.34 0.88
2020 1,785 1,260,714,994,864 595,000,000 2,118.85 0.84
2018 284 635,478,469,892 800,659,050 793.69 0.36
39 CLEO 2019 505 766,299,436,026 12,000,000,000 63.86 7.91
2020 500 894,746,110,680 12,000,000,000 74.56 6.71
2018 5,500 1,284,163,814,000 800,659,050 1,603.88 3.43
40 DLTA 2019 6,800 1,213,563,332,000 800,659,050 1,515.71 4.49
2020 4,400 1,019,898,963,000 800,659,050 1,273.82 3.45
41 GOOD 2018 375 2,489,408,476,680 7,379,580,291 337.34 1.11

69
2019 302 2,765,520,764,915 7,379,580,291 374.75 0.81
2020 254 2,894,436,789,153 7,379,580,291 392.22 0.65
2018 183 563,167,578,239 2,374,834,620 237.14 0.77
42 HOKI 2019 235 641,567,444,819 2,378,405,500 269.75 0.87
2020 251 662,560,916,609 2,419,438,170 273.85 0.92
2018 10,450 22,707,150,000,000 11,661,908,000 1,947.12 5.37
43 ICBP 2019 11,150 26,671,104,000,000 11,661,908,000 2,287.03 4.88
2020 9,575 50,318,053,000,000 11,661,908,000 4,314.74 2.22
2018 7,450 49,916,800,000,000 8,780,426,500 5,685.01 1.31
44 INDF 2019 7,925 54,202,488,000,000 8,780,426,500 6,173.10 1.28
2020 6,850 79,138,044,000,000 8,780,426,500 9,013.01 0.76
2018 16,000 1,167,536,000,000 2,107,000,000 554.12 28.87
45 MLBI 2019 15,500 1,146,007,000,000 2,107,000,000 543.90 28.50
2020 9,700 1,433,406,000,000 2,107,000,000 680.31 14.26
2018 2,620 24,060,802,395,725 22,358,699,725 1,076.13 2.43
46 MYOR 2019 2,050 25,026,739,472,547 22,358,699,725 1,119.33 1.83
2020 2,710 24,476,953,742,651 22,358,699,725 1,094.74 2.48
2018 1,200 2,916,901,120,111 6,186,488,888 471.50 2.55
47 ROTI 2019 1,300 3,092,597,379,097 6,186,488,888 499.90 2.60
2020 1,360 3,227,671,047,731 6,186,488,888 521.73 2.61
2018 695 1,040,576,552,571 1,726,003,217 602.88 1.15
48 SKBM 2019 410 1,035,820,381,000 1,726,003,217 600.13 0.68
2020 324 961,981,659,335 1,726,003,217 557.35 0.58
2018 1,500 339,236,007,000 690,740,500 491.12 3.05
49 SKLT 2019 1,610 380,381,947,966 690,740,500 550.69 2.92
2020 1,565 406,954,570,727 690,740,500 589.16 2.66
2018 3,750 1,646,387,946,952 1,310,000,000 1,256.78 2.98
50 STTP 2019 4,500 2,148,007,007,980 1,310,000,000 1,639.70 2.74
2020 9,500 2,673,298,199,144 1,310,000,000 2,040.69 4.66
2018 1,350 4,774,956,000,000 11,553,528,000 413.29 3.27
51 ULTJ 2019 1,680 5,655,139,000,000 11,553,528,000 489.47 3.43
2020 1,600 4,781,737,000,000 11,553,528,000 413.88 3.87

70

Anda mungkin juga menyukai