Oleh
1602114709
UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN DRAFT SKRIPSI
Konsentrasi : PEMASARAN
Menyetujui
Pembimbing 1 Pembimbing 2
Konsentrasi : Pemasaran
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah benar hasil kerja saya sendiri atau tidak plagiat, dan
saya bersedia dibatalkan gelar kesarjanaan saya apabila dikemudian hari saya terbukti
memberikan pernyataan yang tidak benar mengenai keaslian skripsi ini
Kata Kunci: Perceived Quality, Brand Satisfaction, Brand Trust, Brand Loyalty
ABSTRACT
This study aims to determine the effect of Perceived Quality, Brand Satisfaction on Brand
Trust and Brand Loyalty of IndiHome users in Pekanbaru. The population in this study includes
customers who use IndiHome services in the city of Pekanbaru, totaling 150 people.
The sample was determined by using purposive sampling method. In this study the
sample studied used a questionnaire as an instrument to prove the results of the study, for testing
the hypothesis in the study using the path analysis method (path analysis) with the help of the
SmartPLS program.
The results show that: 1) Perceived Quality has a positive and significant influence on
Brand Brand Trust, 2) Brand Satisfaction has a positive and significant impact on Brand Trust,
3) Perceived Quality has a positive and significant influence on Brand Loyalty, 4) Brand
Satisfaction has a positive and significant influence on Brand Loyalty, 5) Brand Trust has a
positive and significant influence on Brand Loyalty, 6) Perceived Quality has an indirect effect
on Brand Loyalty through Brand Trust, 7) Brand Satisfaction has an indirect effect on Brand
Loyalty through Brand Trust.
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayatnya serta kekuatan lahir dan batin kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana ekonomi pada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Riau, dengan Judul “Pengaruh Perceived Quality,
Brand Satisfaction terhadap Brand Trust dan Brand Loyalty pengguna IndiHome di
Pekanbaru”.
Dalam penulisan skirpsi ini, penulis menyadari masih terdapat kekuarangan. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kirtik dan saran yang membangun dari berbagai pihak demi perbaikan
skripsi ini.
Penulisan skripsi ini tidak bisa terlaksana tanpa sumbangan tenaga dan pikiran dari
berbagai pihak yang telah membantu. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Ekonomi Prof. Dr. Hj Sri Indarti, S.E., M.Si
2. Ketua Jurusan dan Sekretaris Jurusan Dr. Andewi Rokhmawati, S.E.,M.Si.,M.Ed dan
Bapak Rendra Wasnury, S.E.,M.IB
3. Ketua Prodi S1 Manajemen Marhadi, S.E.,M.Sc
4. Dosen Pembimbing I Dr. Gatot Wijayanto, SE.,M.Si beserta Dosen Pembimbing II
Deny Danar Rahayu, SE.,M.Si yang senantiasa sabar dalam memberikan pedoman,
saran, dan petuah selama penulis memulai hingga menyelesaikan skripsi ini.
5. Dosen Penasehat Akademik Dr. H. Edyanus Herman Halim SE.,M.S yang sedia
memberikan nasehat kepada penulis selama perkuliahan sejak semester awal hingga
sampai pada tahap ini.
6. Orang tua Tersayang, Budiman Sinaga dan Minaria Manik yang selalu memberikan
doa, semangat, serta dukungan kepada penulis sehingga menjadi sumber kekuatan
dan alasan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Saudari Penulis, Frisca Ayuni Sinaga yang selalu memberikan dukungan dan
mengingatkan Penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis, yang sudah memberikan ilmu
bermanfaat bagi penulis selama menjalani studi.
9. Sahabat SMP Penulis, Ferdi dan Jushua Marbun yang selalu aku rindukan dan
memotivasi Saya segera menyelesaikan Studi.
10. Sahabat SMA Penulis, Merry Manalu yang selalu memberikan waktunya untuk
bertukar pikiran selama Penulis menyelesaikan skripsi.
11. Teman terdekat penulis semasa kuliah, Doni Simamora, Sarul Manurung, Pande,
Felix, Riski, Nico, Steven, Yosua Manurung dan semua yang tak dapat disebutkan
satu persatu yang memberi semangat, dukungan, saran dan pendapat dalam
penyelesaian skripsi.
12. Organisasi serta teman-teman dari GMKI (Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia)
yang menjadi Wadah Pelayanan dan tempat berkembangnya penulis selama dalam
perkuliahan.
13. Komunitas serta teman-teman FGBMFI ( Full Gospel Bussiness Man ) yang menjadi
tempat Penulis Bertumbuh dalam Iman dan Mengenal lebih dalam dunia Usaha.
14. Teman-teman jurusan Manajemen angkatan 2016 dan Tim KKN Desa Gunung.
15. Semua pihak terlibat yang membantu kelancaran serta kemudahan pengerjaan skripsi
ini.
Semoga segala kebaikan, bantuan, dorongan, dan doa yang telah diberikan kepada
penulis menjadi amal baik serta mendapat ridho dari Tuhan Yang Maha Esa. Penulis
mengharapkan kritik dan saran dari pembaca jika terdapat kesalahan dan kekurangan dalam
penulisan skirpsi ini, semoga skirpsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembacanya.
Penulis,
Teknologi informasi dan komunikasi banyak mempengaruhi setiap unsur rantai nilai,
mengubah cara melaksanakan kegiatan bernilai, serta mengubah hubungan antar kegiatan
tersebut. Teknologi informasi menyebabkan komunikasi jarak jauh dapat dilakukan dengan
mudah. Internet saat ini sudah menjadi kebutuhan, tidak kecuali masyarakat Indonesia. Menurut
riset platform manajemen media sosial Hoot Suite dan agensi marketing sosial We Are Social
bertajuk "Global Digital Reports 2020" dalam (Kumparan.com), hampir 64 persen penduduk
Indonesia sudah terkoneksi dengan jaringan internet. Riset yang dirilis pada akhir Januari 2020
menyebutkan, jumlah penguna internet di Indonesia sudah mencapai 175,4 juta orang, sementara
total jumlah penduduk Indonesia sekitar 272,1 juta. Selama 2019, pengguna internet di Indonesia
yang berusia 16 hingga 64 tahun memiliki waktu rata-rata selama 7 jam 59 menit per hari
menggunakan media sosial. Angka tersebut melampaui rata-rata global yang hanya
menghabiskan waktu 6 jam 43 menit di internet per harinya. Dengan capaian tersebut, Indonesia
berada dalam daftar 10 besar Negara pengguna Internet. Bertambah padatnya jumlah penduduk
sejalan dengan meningkatnya kebutuhan masayarakat terhadap layanan internet. Hal ini menjadi
PT. Telkom Indonesia pemegang telekomunikasi paling besar yang menjangkau seluruh
wilayah Indonesia. PT.Telkom Indonesia meluncurkan sebuah teknologi internet canggih yaitu
IndiHome. Produk yang menjadi unggulan PT. Telkom Indonesia ini sendiri merupakan produk
baru yang mulai diluncurkan pada awal tahun 2015 sebagai pengganti dari Speedy, manajemen
PT. Telkom Indonesia telah menghapus Brand Speedy dan mengganti Brand baru yaitu
IndiHome.
Indonesia Digital Home (IndiHome) adalah salah satu produk layanan dari PT. Telkom
Indonesia berupa paket layanan komunikasi dan data, seperti; telepon rumah, Internet, dan
layanan televisi interaktif. Karena penawaran inilah Telkom memberi label IndiHome sebagai
tiga layanan dalam satu paket (3-in-1) karena selain internet, pelanggan juga mendapatkan
Dari Tabel diatas memperlihatkan IndiHome mampu menjadi market leader dari awal
tahun pertama berdiri hingga saat ini. Dari data diatas memperlihatkan bahwa IndiHome mampu
Meskipun Brand IndiHome mampu menjadi market leader, namun berdasarkan survey
ternyata tidak sedikit pelanggan IndiHome yang mengeluhkan kualitas layanan dan juga kualitas
produk IndiHome. Dari gambar diatas terlihat bahwa masih banyak pelanggan yang mengeluh
terhadap koneksi internet yang lambat dan mengancam untuk berhenti menggunakan layanan
Kepercayaan pelanggan terhadap merek sangatlah penting karena dengan percaya pada
suatu merek, konsumen bisa yakin dengan nilai yang diterimanya dan konsumen tersebut mau
melakukan pembelian ulang. Jika konsumen tersebut merasa sudah cocok dengan produk yang
digunakan. Maka konsumen akan mempromosikan kepada orang lain produk tersebut sangat
direkomendasikan. Lebih lanjut hal ini secara tidak langsung dapat berpengaruh kepada
perusahaan karena tanpa harus mengeluarkan biaya pemasaran merek produknya semakin
dikenal oleh masyarakat. Berdasarkan fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul Pengaruh Perceived Quality, Brand Satisfaction Terhadap Brand
Berdasarkan pemaparan latar belakang yang sudah diuraikan sebelumnya, maka rumusan
1. Apakah Perceived Quality berpengaruh terhadap Brand Trust pada pengguna IndiHome
di Pekanbaru ?
2. Apakah Brand Satisfaction berpengaruh terhadap Brand Trust pada pengguna IndiHome
di Pekanbaru ?
IndiHome di Pekanbaru ?
IndiHome di Pekanbaru ?
5. Apakah Brand Trust berpengaruh terhadap Brand Loyalty pada pengguna IndiHome di
Pekanbaru?
6. Apakah Perceived Quality berpengaruh terhadap Brand Loyalty melalui Brand Trust pada
7. Apakah Brand Satisfaction berpengaruh terhadap Brand Loyalty melalui Brand Trust
Suatu penelitian dilakukan tentunya mempunyai beberapa tujuan tertentu. Adapun yang
IndiHome di Pekanbaru
2. Untuk mengetahui pengaruh Brand Satisfaction terhadap Brand Trust pada pengguna
IndiHome di Pekanbaru
3. Untuk mengetahui pengaruh Perceived Quality terhadap Brand Loyalty pada pengguna
IndiHome di Pekanbaru
4. Untuk mengetahui pengaruh Brand Satisfaction terhadap Brand Loyalty pada pengguna
IndiHome di Pekanbaru
5. Untuk mengetahui pengaruh Brand Trust terhadap Brand Loyalty pada pengguna
IndiHome di Pekanbaru
6. Untuk mengetahui pengaruh Perceived Quality terhadap Brand Loyalty melalui Brand
7. Untuk mengetahui pengaruh Brand Satisfaction terhadap Brand Loyalty melalui Brand
1. Bagi Perusahaan
Perceived Quality, Brand Satisfaction sehingga dapat membentuk Brand Trust dan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penelitian
selanjutnya antara lain adalah untuk menelaah pengaruh brand dalam pengambilan
3. Bagi penulis
Merupakan tambahan pengetahuan dan pengalaman yang sangat berharga dari dunia
praktisi serta dapat diterapkan teori yang didapat dari bangku kuliah terutama yang
menyangkut Perceived Quality, Brand Satisfaction, Brand Trust dan Brand Loyalty.
Untuk melihat secara menyeluruh mengenai penulisan ini agar dapat dikembangkan
dengan kerangka skripsi, penulis mencoba menguraikan pokok-pokok yang ada pada masing-
masing item atau bab. Adapun sistematika penulisan yang digunakan pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini memuat; latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,
Bab ini menguraikan; pengertian secara umum tentang topik masalah, penelitian-
penelitian terdahulu, kerangka berpikir yang menjadi dasar pola berpikir dalam
Bab ini akan menguraikan metode penelitian yang meliputi; lokasi penelitian,
jenis data, sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, definisi
Bab ini membahas sejarah singkat dari IndiHome Pekanbaru dan visi dan misi.
Bab ini memuat tentang penutup yang berisi; kesimpulan yang dapat ditarik dari
TELAAH PUSTAKA
Setiap perusahaan memerlukan adanya suatu pemasaran, tanpa adanya pemasaran suatu
produk tidak akan mengalami penjualan. Karena dengan pemasaran dapat mengetahui kebutuhan
konsumen untuk menggunakan produk yang ditawarkan. Menurut Kotler (2007) pemasaran
serta kontrol program-program yang telah direncanakan dalam hubungannya dengan pertukaran-
pertukaran yang diinginkan terhadap konsumen yang dituju untuk memperoleh keuntungan
Merek merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan pemasaran karena kegiatan
memperkenalkan serta menawarkan produk dan jasa tidak terlepas dari merek yang dapat
diandalkan. Menurut Kotler dkk (2005), merek adalah suatu nama, istilah, tanda, lambang,
rancangan, atau kombinasi dari hal-hal tersebut, yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi
barang atau jasa dari seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk
pesaing.
Merek merupakan salah satu faktor penting dalam kegiatan pemasaran karena kegiatan
memperkenalkan serta menawarkan produk dan jasa tidak terlepas dari merek yang dapat
diandalkan. Hal ini berarti bahwa merek tidak berdiri sendiri, merek harus sesuai dengan
komponen proses pemasaran lainnya (Surachman, 2008). Selain itu, pengertian merek bukan
sekedar sesuatu yang dapat menampilkan nilai fungsionalnya, melainkan juga dapat memberikan
nilai tertentu dalam lubuk hati atau benak konsumen (Surachman, 2008).
Merek sendiri pada dasarnya digunakan untuk beberapa tujuan, yaitu (Tjiptono, 2008):
a) Sebagai identitas, yang bermanfaat dalam diferensiasi atau membedakan produk suatu
c) Untuk membina citra, yaitu dengan memberikan keyakinan, jaminan kualitas, serta prestise
Merek memiliki peranan yang penting dalam pemasaran. Ada perbedaan yang cukup besar
antara produk dan merek. Produk hanyalah sesuatu yang dihasilkan pabrik dan mudah ditiru,
sedangkan merek merupakan sesuatu yang dibeli konsumen dan selalu memiliki keunikan yang
sulit untuk ditiru. Dari segi manfaat, merek memiliki manfaat bagi produsen dan konsumen.
a) Sarana identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan produk bagi
b) Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik.
c) Signal tingkat kualitas bagi para pelanggan yang puas, sehingga mereka bisa dengan
Menurut Keller dalam Tjiptono (2011) mengemukakan 7 manfaat pokok merek bagi
konsumen, yaitu sebagai; identifikasi sumber produk, penetapan tanggung jawab pada
pemanufaktur atau distributor tertentu, pengurang resiko, penekan biaya pencarian (search
costs) internal dan eksternal, janji atau ikatan khusus dengan produsen, alat simbolis yang
Perceived Quality berbeda dengan tangible goods, intangible goods mempunyai sifat
insiparability yaitu pelayanan hanya dapat dikonsumsi dan diproduksi secara bersamaan, oleh
karenanya konsumen baru dapat mengevaluasi layanan setelah melakukan pembelian (Tjiptono,
2008). Zeithaml dalam Rezvani (2012) mendefinisikan perceived quality sebagai pendapat
konsumen mengenai mutu atau keunggulan produk secara menyeluruh. Jika kualitas yang
dirasakan konsumen rendah, konsumen akan lebih condong untuk berpindah pada produk atau
layanan pesaing dalam rangka meningkatkan nilai yang dirasakan (Lin dan Wang, 2005).
Durianto dan Budiman (2004) menyatakan bahwa persepsi kualitas dapat didefinisikan
sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan produk. Menurut
Simamora (2003), persepsi kualitas (perceived quality) adalah persepsi pelanggan terhadap
kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa layanan ditinjau dari fungsinya secara relatif
dengan produk-produk lain. Dengan demikian penilaian konsumen terhadap kualitas produk atau
jasa ini sangat penting, karena jika konsumen menilai kualitas dari produk atau layanan dengan
rendah, nantinya akan timbul kesenjangan antara harapan dan hasil yang dirasakan sehingga
Berikut indikator pengukuran Perceived Quality menurut Dass dan Jansson, Lin dan Wang
Perceived Quality yang tinggi dapat bermanfaat bagi merek dengan berbagai cara,
seperti; menjadi jembatan bagi brand extension, alasan bagi konsumen untuk bersedia membayar
dengan harga premium, menjadi katalisator untuk menarik minat konsumen dari produk maupun
jasa, jalan bagi diferensiasi produk atau jasa, dan akhirnya ini dapat menjadi alasan konsumen
untuk membeli produk atau jasa (Aaker, 1992). Lebih jauh, Kayaman dan Arasali (2007)
mengatakan bahwa semakin tinggi Perceived Quality dari produk atau jasa, maka konsumen
akan lebih mudah untuk bersikap loyal pada merek. Maka dari itu, Perceived Quality merupakan
kunci bagi perusahaan untuk membuat keunggulan kompetitif pada industri mereka.
Untuk memuaskan pelanggan dengan cara terbaik dianggap sebagai keunggulan kompetitif yang
kuat. Kepuasan adalah keseluruhan pengalaman konsumen dengan produk atau layanan tertentu
dan niat membeli kembali juga dipertimbangkan di dalamnya (Fornell, 1992). Hellier et. al.,
(2003) menyatakan bahwa kepuasan adalah keseluruhan tingkat kemiripan dan kesenangan
pelanggan yang dihasilkan dari pengalaman dengan produk atau layanan. Oliver (1997)
(Ganesan, 1994). Mourie (2005) menyatakan bahwa pengalaman yang memuaskan kebutuhan
atau keinginan pelanggan dapat meningkatkan kemungkinan hubungan jangka panjang. Selain
itu, semakin tinggi atau rendahnya kepuasan seorang konsumen akan tergantung pada kualitas
karakteristik merek yang ditawarkan oleh suatu perusahaan (Gerpott et. al., 2001). Seorang
pelanggan membutuhkan tingkat kepuasan yang berbeda pada tahap hubungan yang berbeda
Kepuasan merek sangat penting dalam menjaga nilai merek, yang terkait dengan
pertumbuhan perusahaan, dan mengacu pada retensi konsumen. Konsumen akan tetap setia pada
merek jika mereka puas. Kepuasan mengacu pada produk dan layanan (Oliver, 1997). Jika
produk memenuhi ekspektasi konsumen, mereka akan puas dengannya. Kepuasan merek
produk melalui atribut yang berbeda (Krystallis dan Chrysochou, 2014). Jika produk memenuhi
harapan mereka, mereka akan terpuaskan. Nam et. al., (2011) mendeskripsikan kepuasan merek
sebagai jumlah dari pengalaman sebelumnya dengan produk ini, berdasarkan pada saling
Jika ekspektasi lebih tinggi daripada persepsi, kepuasan merek akan lebih rendah dan
kumulatif melalui penilaian suatu produk atau layanan berdasarkan pembelian dan pengalaman
dengan merek. Jika merek tidak memenuhi ekspektasi konsumen, maka terdapat sikap negatif
penilaian secara keseluruhan oleh konsumen dan pengalaman mereka dengan merek tersebut
(Grisaffe dan Nguyen, 2011). Kepuasan pelanggan merupakan salah satu faktor penentu niat
memandang merek sebagai mitra yang memuaskan dalam konteks hubungan yang sedang
dengan merek (Algesheimer et. al., 2005). Kepuasan diperlukan tetapi tidak mencukupi unsur
loyalitas merek (Agustin dan Singh, 2005). Namun, loyalitas merek secara langsung dipengaruhi
oleh kepuasan merek, sedangkan kepuasan dan loyalitas bukanlah pengganti satu sama lain
Dengan demikian, kepuasan merek dapat didefinisikan sebagai hasil evaluasi subyektif
atau pribadi bahwa merek alternatif yang dipilih memenuhi atau melebihi harapan konsumen
(Bloemer dan Kasper, 1995). Oleh karena itu, kepuasan terhadap merek yang disukai merupakan
Menurut Lau dan Lee (1999) kepercayaan pelanggan pada merek (brand trust)
didefinisikan sebagai keinginan pelanggan untuk bersandar pada sebuah merek dengan risiko-
risiko yang dihadapi karena ekspektasi terhadap merek itu akan menyebabkan hasil yang positf.
Selain itu, brand trust didefinisikan oleh Chatterjee dan Chaudhuri (2005), sebagai kepercayaan
pelanggan yang dibangun dari keandalan dan integritas dari sebuah merek. Artinya bahwa untuk
memperoleh brand trust perlu adanya integritas atau juga posisi sebuah merek di dalam
masyarakat sehingga masyarakat mampu percaya dan pada akhirnya memutuskan untuk
Menurut Ballester (2004) dalam Ferrinna (2008), kepercayaan merek adalah kemampuan
merek untuk dipercaya (brand reliability) yang bersumber dari keyakinan konsumen bahwa
produk tersebut mampu memenuhi nilai yang dijanjikan. Arjun dan Morris (2001) dalam Soong
et. al., (2011) berpendapat bahwa kepercayaan merek adalah konsumen ingin percaya dengan
dirinya sendiri, dan percaya terhadap suatu produk yang tersedia. Kepercayaan dapat mengurangi
ketidakpastian konsumen, karena konsumen tidak hanya mengetahui bahwa merek tersebut
bernilai dan terpercaya, tetapi juga berpikir bahwa skenario konsumsi diandalkan, aman dan jujur
adalah link penting dari kepercayaan merek. Kepercayaan konsumen pada merek memberikan
konstribusi pada pengurangan ketidakpastian dalam pembelian konsumen dan diyakini untuk
meningkatkan loyalitas pelanggan (Gommans et. al., 2001 dalam Chung dan Tan, 2008).
McKnight et. al., (1998) dalam Chung dan Tan (2008) berpendapat bahwa bentuk-bentuk
kepercayaan karena disposisi seseorang untuk percaya, berbasis institusi seseorang terhadap
kepercayaan, dan proses kognitif untuk niat dan mempercayai dengan keyakinan.
Kepercayaan terbangun karena adanya harapan bahwa pihak lain akan bertindak sesuai
dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Ketika seseorang telah mempercayai pihak lain
maka mereka yakin bahwa harapan akan terpenuhi dan tak akan ada lagi kekecewaan (Arista,
2011). Menurut Chaudhuri dan Holbrook (2001), ada empat indikator untuk mengukur variabel
1) Kepercayaan (Trust)
Dapat diandalkan (Rely) diartikan sebagai suatu tigkatan kepercayaan terhadap suatu
3) Jujur (Honest)
Jujur (Honest) diartikan sebagai suatu tingkatan kepercayaan terhadap merek bahwa
sebuah produk atau jasa merupakan produk atau jasa (merek) yang jujur.
4) Keamanan (Safe)
Loyalitas adalah pilihan yang dilakukan konsumen untuk membeli merek tertentu
dibandingkan merek yang lain dalam kategori produk (Giddens dalam Nugroho, 2011). Menurut
Schiffman dan Kanuk dalam Rizan (2012) loyalitas merek adalah preferensi konsumen secara
konsisten untuk melakukan pembelian pada merek yang sama pada produk yang spesifik atau
kategori pelayanan tertentu. Loyalitas merek adalah sebuah komitmen yang kuat dalam
berlangganan atau membeli suatu merek secara konsisten di masa yang akan datang.
Pengelolaan dan pemanfaatan yang benar dari suatu strategi pemasaran, maka akan
membuat loyalitas merek menjadi aset strategis bagi perusahaan. Beberapa potensi yang dapat
diberikan oleh loyalitas merek kepada perusahaan menurut Durianto dalam Prabowo (2013):
upaya untuk mendapatkan pelanggan baru. Jadi, biaya pemasaran akan menjadi kecil jika
2) Meningkatkan perdagangan
membeli suatu merek tertentu, maka semakin tinggi frekuensi pembelian konsumen
Banyaknya pelanggan yang merasa puas dan suka pada merek tertentu, maka akan
menimbulkan perasaan yakin atau percaya pada calon pelanggan lain untuk
mengkonsumsi merek tertentu tersebut. Di samping itu, pelanggan yang puas umumnya
merekomendasikan merek yang pernah atau sedang dikonsumsi kepada teman atau
gerakan pesaing. Jika salah satu pesaing mengembangkan produk baru dan unggul, maka
pelanggan yang loyal akan memberikan waktu pada perusahaan untuk memperbaharui
produk yang dihasilkan dengan cara menyesuaikan atau mengadakan inovasi untuk dapat
berkut:
Penggunaan suatu merek dalam waktu yang lama akan mengarahkan pada loyalitas, karena
itu pihak perusahaan harus bertanggung jawab untuk menjaga merek tersebut. Perlu
konsumen bahkan konsumen yang paling loyal sekalipun begitu juga dengan perubahan
harganya.
Citra dari perusahaan dan merek diawali dengan kesadaran. Produk yang memiliki citra
Dalam situasi yang penuh tekanan dan permintaan pasar yang menuntut akan adanya
kemudahan, pihak perusahaan dituntut untuk menyediakan produk yang nyaman dan
mudah didapatkan.
e) Pelayanan
Dengan kualitas pelayanan yang baik yang ditawarkan oleh suatu merek dapat
Menurut Kusuma dalam Sukesi (2020) bahwa Brand Loyalty dapat diukur dengan 5
indikator, yaitu;
Suatu cara langsung untuk menetapkan loyalitas terutama untuk habitual behavior
(perilaku kebiasaan) adalah dengan memperhitungkan pola pembelian yang aktual. Berikut
a) Repurchase rate (tingkat pembelian ulang), yaitu tingkat persentase pelanggan yang
membeli merek yang sama pada kesempatan membeli jenis produk tersebut.
c) Number of brands purchase (jumlah merek yang dibeli), yaitu tingkat persentase
pelanggan dari suatu produk untuk hanya membeli satu merek, dua merek, tiga
merek, dan seterusnya. Loyalitas pelanggan sangat bervariasi di antara beberapa kelas
produk, tergantung pada jumlah merek yang bersaing dan karakteristik produk
tersebut. Data mengenai prilaku walaupun obyektif tetap saja keterbatasan dalam
terhadap suatu merek. Pada umumnya jika biaya untuk berganti merek sangat mahal,
pelanggan akan enggan untuk berganti merek sehingga laju penyusutan kelompok
merupakan indikator penting dari brand loyality. Bila ketidakpuasan pelanggan suatu
merek rendah, maka pada umumnya tidak cukup alasan bagi pelanggan untuk beralih
mengkonsumsi merek lain kecuali bila ada factor-faktor penarik yang sangat kuat. Dengan
demikian sangat perlu bagi perusahaan untuk mengeksplor informasi dari pelanggan yang
dihadapi pelanggan ataupun alasan yang terkait dengan ketergesaan mereka memindahkan
pilihannya.
dengan suatu merek membangkitkan kehangatan dalam perasaan pelanggan. Akan sangat
sulit bagi merek lain untuk dapat menarik pelanggan yang sudah mencintai merek hingga
pada tahapan ini. Pelanggan dapat saja sekedar suka pada suatu merek dengan alasan yang
tidak dapat dijelaskan sepenuhnya melalui persepsi dan kepercayaan mereka yang terkait
dengan atribut merek. Ukuran dari rasa suka tersebut dapat dicerminkan dengan kemauan
berkaitan dengan produk tersebut. Kesukaan pelanggan terhadap suatu merek akan
medorong mereka untuk membicarakan merek tersebut kepada pihak lain, baik dalam
taraf sekedar menceritakan alasan pembelian mereka pada suatu merek atau bahkan tiba
pada taraf merekondasikannya kepada orang lain untuk mengkonsumsi merek tersebut.
Indikator lain adalah sejauh mana tingkat kepentingan merek tersebut bagi seseorang
berkenaan dengan aktivitas dan kepribadian mereka, misalnya manfaat atau kelebihan
Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil
penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis baca, diantaranya adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Judul/Peneliti/ Variabel Metode
No Hasil Penelitian
Tahun Penelitian Analisis
1 Pengaruh Brand 1. Brand Path 1. Brand Awareness mempunyai
Awareness, Perceived Awareness Analysis pengaruh positif dan signifikan
Quality, dan Brand (X1) terhadap Brand Image.
Image terhadap Brand 2. Perceived 2. Brand Perceived Quality
Loyalty pada Generasi Quality mempunyai pengaruh positif
Y di Indonesia (X2) dan signifikan terhadap Brand
3. Brand Image
Fajariah (2016) Image (Y1) 3. Brand Awareness mempunyai
4. Brand pengaruh positif dan signifikan
Loyalty terhadap Brand Loyalty
(Y2) 4. Perceived Quality mempunyai
pengaruh positif dan signifikan
terhadap Brand Loyalty.
5. Brand Image mempunyai
pengaruh positif dan signifikan
terhadap Brand Loyalty.
6. Brand Image mampu
memediasi Brand Awareness
terhadap Brand Loyalty
7. Brand Image mampu
memediasi Perceived Quality
terhadap Brand Loyalty.
2 Pengaruh Perceived 1. Perceived PLS 1. Perceived Quality mempunyai
Quality terhadap Brand Quality pengaruh positif dan signifikan
Loyalty melalui (X1) terhadap Brand Image.
mediasi Brand Image 2. Brand 2. Perceived Quality mempunyai
dan Brand Trust Image pengaruh positif dan signifikan
(Z1) terhadap Brand Trust
Kurniawan (2017) 3. Brand 3. Perceived Quality mempunyai
Trust (Z2) pengaruh positif dan signifikan
4. Brand terhadap Brand Loyalty
Loyalty (Y) 4. Brand Image mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap
Brand Loyalty.
5. Brand Trust mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap
Brand Loyalty.
6. Brand Image mampu memediasi
Perceived Quality terhadap Brand
Loyalty
7. Brand Trust mampu memediasi
Perceived Quality terhadap Brand
Loyalty.
penelitian. Gambar 1 mengusulkan bahwa Brand Experience, Brand Satisfaction, dan Brand
Trust berpengaruh positif terhadap Brand Loyalty, sementara Brand Trust dapat menjadi
mediator antara Brand Experience dan Brand Satisfaction terhadap Brand Loyalty yang pada
akhirnya akan dapat diketahui variabel mana yang paling berpengaruh dominan dalam
Perceived
Quality
(X1)
Brand Trust Brand
(Y1) Loyalty (Y2)
Brand
Satisfaction
(X2)
H1 : Perceived Quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Trust pada pengguna
IndiHome di Pekanbaru
H2 : Brand Satisfaction berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Trust Pada pengguna
IndiHome di Pekanbaru
H3 : Perceived Quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty pada
H4 : Brand Satisfaction berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty pada
H5 : Brand Trust berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty pada pengguna
IndiHome di Pekanbaru
H6 : Perceived Quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty melalui
Dalam penelitian ini terdapat 4 variabel yang terdiri dari sebagai berikut;
METODE PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan di 15 kecamatan yang berada di Pekanbaru. Hal ini dilakukan
Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian
ini adalah data-data dari kuesioner yaitu berupa hasil jawaban responden atas kuesioner yang
Pekanbaru yang menjadi responden. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini berupa
studi kepustakaan baik berupa; buku, jurnal-jurnal dan dokumen lainnya yang terdapat kaitannya
dengan materi kajian, yaitu; Perceived Quality, Brand Satisfaction, Brand Trust, dan Brand
Loyalty.
Simamora (2004) mengatakan populasi merupakan seperangkat unit analisis yang berisi
informasi yang diinginkan. Populasi merupakan semua objek yang memenuhi persyaratan
kualitas dan karakteristik. Populasi penelitian ini yaitu pelanggan yang menggunakan layanan
IndiHome di Pekanbaru.
Sampel yang diusulkan Akdon (2008) adalah prosedur pengumpulan data yang mana
sekedar beberapa dari populasi yang dipilih dan dipakai untuk penentuan karakteristik yang
diperlukan.
Teknik pengambilan sampel akan menggunakan Non-Probability Sampling, yang berarti
bahwa teknik yang sampelnya tidak memiliki peluang yang sama (Sugiyono, 2016). Metode
pengambilan sampel menggunakan Purposive Sample. Purposive sampling adalah metode yang
informasi yang diperlukan. Dalam penelitian menggunakan ciri-ciri penggunaan sampel sebagai
berikut:
Penetuan jumlah sampel yang representative tergantung pada jumlah indikator dikali 5
hingga 10 (Hair et.al., 1995), menyarankan bahwa ukuran sampel minimum adalah sebanyak 5
observasi. Dalam penelitian ini, jumlah yang representatif pada penelitian ini adalah:
Menurut penentuan perhitungan diatas maka jumlah sampel adalah 150 sampel yang
Data yang digunakan adalah data primer dan pengajuan kuesioner dilakukan dengan cara
mengajukan daftar pertanyaan kepada pelanggan IndiHome Pekanbaru. Dalam penelitian ini
peneliti menggunakan metode berupa perskalaan interval sehingga skala yang digunakan adalah
skala likert. Skala likert merupakan skala dengan teknik pengukuran sikap yang paling luas
dipergunakan dalam penelitian pemasaran (Permana dan Haryanto, 2014). Skala ini dibentuk
Skor 4 = Setuju
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda dengan uji validitas,
reliabilitas, dan asumsi klasik sebagai instrument yang diuji. Tetapi dengan menggunakan
tampilan dari PLS dimana dalam pengujian instrument melalui outer model dan inner model
Berikut ini merupakan definisi operasional dari variabel yang digunakan dalam penelitian ini.
Outer model adalah model pengukuran yang hubungan antara indikator dengan
1) Convergent validity
Untuk menguji convergent validity digunakan nilai outer loading atau loading factor.
Ukuran reflektif atau kriteria dalam pengujian ini dengan korelasi > 0,7. Namun demikian untuk
penelitian tahap awal dari pengembang skala pengukuran nilai loading 0,5 sampai 0,6 dianggap
Extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk lainna dalam model. Untuk
masing-masing indikator memiliki kriteria sebesar > 0,5 agar dikatakan valid dan dikatakan
3) Composite Reliability
Composite reliability merupakan bagian yang digunakan untuk menguji nilai reliabilitas
indikator-indikator variabel. Variabel dapat dikatakan reliabel atau kredibel apabila nilai
4) Cronbach’s Alpha
Uji reliabilitas dengan composite reliability dapat diperkuat dengan menggunakan nilai
Cronbach’s Alpha. Kriteria penilaian variabel apabila nilai Cronbach’s Alpha pada masing-
Inner model (inner relation, structural model dan substantive theory) merupakan model
struktural yang menghubungkan antar variabel laten yang menggambarkan hubungan antara
variabel laten berdasarkan pada teori substantif. Model struktural dievaluasi dengan
menggunakan uji path coefficient, uji kebaikan (Goodness of Fit), dan uji hipotesis.
(R-square) digunakan untuk mengukur seberapa banyak variabel dependen dipenuhi oleh
variabel lainnya.
Chin menyebutkan hasil R² sebesar 0,67 ke atas untuk variabel laten dependen dalam
variabel dependen (yang dipengaruhi) termasuk dalam kategori baik. Sedangkan jika hasilnya
sebesar 0,3-0,6 maka termasuk kategori sedang, dan jika hasilnya sebesar 0,19-0,3 maka
Penilaian good of fit diketahui dari nilai Q-square. Nilai Q-square memiliki arti yang
sama dengan coefficient determination (R-square) pada analisis regresi. Koefisien korelasi
adalah tingkat keeratan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat yang bernilai 0-1.
Apabila (R) mendekati 1 maka dapat dikatakan bahwa memilki hubungan yang erat dan
sebaliknya. Nilai koefisien determinasi adalah diantara 0-1. Nilai yang mendekati satu berarti
Table R-square digunakan untuk melihat pengaruh variabel Perceived Quality dan Brand
Satisfaction terhadap Brand Trust dan besarnya pengaruh variabel Perceived Quality, Brand
3) Uji Hipotesis
Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan melihat t statistics dan P Values. Uji t
bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel
dinyatakan diterima apabila P Values < 0,05. Hipotesis diterima berarti variabel
dkk, 2019).
suatu kejadian yang dipengaruhi oleh lebih dari satu kejadian (variabel).
Persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Y1 = α+β1.X1+β2.X2+e
Y2 = α+β1.X1+β2.X2+ β.Y1+e
Keterangan:
Y1 = Brand Trust X1 = Perceived Quality
Y2 = Brand Loyalty X2 = Brand Satisfaction
α = Konstanta β1-β2 = Koefisien Regresi
e = Error
Pada penelitian ini ada pengaruh langsung, pengaruh tidak langsung, dan pengaruh
hubungan total karena terdapat variabel independen, variabl dependen, dan variabel mediasi.
Pada program smartPLS 3.2.6 hasil uji hipotesis dapat dilihat melalui Path Coefficients teknik
Botsrapping.
BAB IV
PT. Telkom Indonesia (persero) Tbk (Telkom) adalah satu-satunya Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang bergerak dibidang jasa layanan teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
Pemerintah Republik Indonesia sebesar 52.09%, sedangkan 47.91% sisanya dikuasai oleh publik.
Saham Telkom diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode “TLKM” dan New
Dalam perjalanan sejarahnya, Telkom telah melalui berbagai dinamika bisnis dan
melewati beberapa fase perubahan, yakni; kemunculan telepon, perubahan organisasi jawatan
yang merupakan kelahiran Telkom, tumbuhnya teknologi seluler, berkembangnya era digital,
digital.
Pada 1882, kemunculan telepon menyaingi layanan pos dan telegraf yang sebelumnya
digunakan pada 1856. Hadirnya telepon membuat masyarakat kian memilih untuk menggunakan
teknologi baru ini. Kala itu, banyak perusahaan swasta menyelenggarakan bisnis telepon.
Banyaknya pemain ini membuat industri telepon berkembang lebih cepat. Pada tahun 1892
telepon sudah digunakan secara interlokal dan tahun 1929 terkoneksi secara international.
Pada tahun 1961, status JAWATAN diubah menjadi Perusahaan Negara Pos dan
Telekomunikasi (PN Postel). Seiring perkembangan pesat layanan telepon dan telex, Pemerintah
mengeluarkan PP No.30 tanggal 6 Juli 1965 untuk memisahkan industri pos dan telekomunikasi
dalam PN Postel: PN Pos dan Giro serta PN Telekomunikasi. Terbentuknya PN Telekomunikasi
ini menjadi cikal-bakal Telkom saat ini. Sejak tahun 2016, manajemen Telkom menetapkan
internasional. Tahun 1980 seluruh saham PT Indonesian Satellite Corporation Tbk. (Indosat)
diambil alih oleh pemerintah RI menjadi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk
menyelenggarakan jasa telekomunikasi internasional, terpisah dari Perumtel. Pada tahun 1989,
ditetapkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1989 tentang Telekomunikasi, yang juga mengatur
Pada tahun 1991 Perumtel berubah bentuk menjadi Perusahaan Perseroan (Persero)
tanggal 14 November 1995 dilakukan Penawaran Umum Perdana saham Telkom. Sejak itu
saham Telkom tercatat dan diperdagangkan di Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek
Surabaya (BES) (keduanya sekarang bernama Bursa Efek Indonesia (BEI)), Bursa Saham New
York (NYSE) dan Bursa Saham London (LSE). Saham Telkom juga diperdagangkan tanpa
pencatatan di Bursa Saham Tokyo. Jumlah saham yang dilepas saat itu adalah 933 juta lembar
saham.
Sejak tahun 1989, Pemerintah Indonesia melakukan deregulasi di sektor telekomunikasi dengan
membuka kompetisi pasar bebas. Dengan demikian, Telkom tidak lagi memonopoli
telekomunikasi Indonesia.
Tahun 2001 Telkom membeli 35% saham Telkomsel dari PT Indosat sebagai bagian dari
penghapusan kepemilikan bersama dan kepemilikan silang antara Telkom dan Indosat. Sejak
bulan Agustus 2002 terjadi duopoli penyelenggaraan telekomunikasi lokal. Pada 23 Oktober
2009, Telkom meluncurkan “New Telkom” (“Telkom baru”) yang ditandai dengan penggantian
identitas perusahaan.
dua divisi. yaitu; Divisi Telkom Barat dan Divisi Telkom Timur. Divisi Telkom Barat memiliki
25 Wilayah Telkom (Witel) yang tersebar didaerah Sumatera, DKI Jakarta, Banten, dan Jawa
Barat. Sedangkan Divisi Telkom Timur memiliki 36 Wilayah Telkom (Witel) yang tersebar
didaerah; Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan, dan Kawasan Timur Indonesia. Didaerah
Sumatera terbagi atas 11 Wilayah Telkom (Witel), yaitu; Aceh, Bangka Belitung, Bengkulu,
Jambi, Lampung, Medan, Riau Daratan, Riau Kepulauan, Sumbar, Sumatera Selatan, Sumatera
Utara.
PT. Telkom Indonesia melayani jutaan pelanggan di seluruh Indonesia dengan rangkaian
lengkap layanan telekomunikasi yang mencakup sambungan telepon kabel tidak bergerak dan
telepon nirkabel tidak bergerak, komunikasi seluler, layanan jaringan dan interkoneksi serta
layanan internet dan komunikasi data. Telkom juga menyediakan berbagai layanan di bidang
informasi, media dan edutainment, termasuk cloud-based and server-based managed services,
layanan e-Payment dan IT enabler, e-Commerce dan layanan portal lainnya (www.telkom.co.id).
Sebagai perusahaan telekomunikasi, Telkom terus mengupayakan inovasi di sektor-
sektor selain telekomunikasi serta membangun sinergi diantara seluruh produk, layanan dan
solusi, dari bisnis legacy sampai New Wave Busness. Untuk meningkatkan business value, pada
a. Telecommunication
pelanggan individu sampai dengan Usaha Kecil dan Menengah (“UKM”) serta
korporasi.
b. Information
ranah New Economy Business (“NEB”). Layanan ini memiliki karakteristik sebagai
layanan terintegrasi bagi kemudahan proses kerja dan transaksi yang mencakup
Media merupakan salah satu model bisnis Telkom yang dikembangkan sebagai
bagian dari NEB. Layanan media ini menawarkan Free To Air (“FTA”) dan Pay TV
d. Edutainment
Edutainment menjadi salah satu layanan andalan dalam model bisnis NEB Telkom
layanan di antaranya Ring Back Tone (“RBT”), SMS Content, portal dan lain-lain.
e. Services
Services menjadi salah satu model bisnis Telkom yang berorientasi kepada
Telkom Indonesia mempunyai filosopi korporasi “Always The Best”. Sebuah keyakinan
dasar untuk selalu memberikan yang terbaik dalam setiap pekerjaan uang dilakukan, senantiasa
memperbaiki hal-hal yang biasa menjadi kondisi yang lebih baik, dan pada akhirnya menjadi
yang terbaik. Dengan keyakinan tersebut, Telkom Indonesia terus berupaya memberikan yang
terbaik untuk teraihnya benefit terbaik bagi seluruh pelanggan, dan memberikan kontribusi
FILOSOFI WARNA
a. Merah (Berani, Cinta, Energi, Ulet) : Mencerminkan spirit Telkom untuk selalu optimis
b. Putih (Suci, Damai, Cahaya, Bersatu) : Mencerminkan spirit Telkom untuk memberikan
Telkom menciptakan value melalui visi, misi dan sasaran sebagai berikut:
2. Misi:
terbaik.
Produk unggulan dari PT. Telkom Indonesia, adalah IndiHome Fiber. IndiHome
merupakan layanan digital yang menyediakan internet Rumah, Telepon Rumah dan TV Interaktif
(IndiHome TV) dengan beragam pilihan paket. Saat ini jaringan IndiHome sudah tersebar di
seluruh wilayah Indonesia, dan terus berinovasi untuk memenuhi kebutuhan internet yang lebih
1. Internet Fiber:
menawarkan pilihan kecepatan Internet hingga 300 Mbps. Selain cepat, internet
IndiHome lebih stabil dan tahan terhadap cuaca. Aktfitas seperti bekerja, berjalan belajar,
belanja online hingga bermain games di rumah jadi lebih praktis dan nyaman.
2. Telepon Rumah
Komunikasi telepon dengan keunggulan biaya nelpon lebih murah dan kualitas suara
yang jernih. Paket Telepon Rumah IndiHome menawarkan gratis nelpon 1000 menit lokal
Pengalaman nonton lebih seru di UseeTV, UseeTV Cable merupakan layanan IPTV
pertama di Indonesia. Selain memberikan tayangan yang berkualitas, UseeTV Cable juga
b. TV Storage
c. TV on Demand
d. Karaoke
Berikut adalah struktur organisasi PT. Telkom Indonesia Witel Riau Daratan
GM WITEL RIDAR
MANAGER MANAGER
KAKANDATEL KAKANDATEL MGR BUSINESS MGR PAY
COSTUMER COSTUMER
DUMAI INDRAGIRI SERVICE COLLECTION
CASE SERVICE
MGR LOGISTIK
MGR HR & CDC MGR FINANCE MGR WAR ROOM
&GS
Responden dalam penelitian ini merupakan pengguna IndiHome yang berada di Pekanbaru
berjumlah 150 orang. Kuesioner sebagai data primer dalam penelitian ini telah disebarkan kepada
sampel yang telah ditentukan dengan kriteria. Berikut ini akan dibahas masing-masing klasifikasi
responden tersebut.
Berdasaran kuesioner penelitian yang telah dikumpulkan dari pengguna jasa layanan
IndiHome di Pekanbaru, dapat diperoleh hasil frekuensi responden berdasarkan umur sebagai
berikut:
2021
Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa responden yang berusia 27- 36 tahun sebanyak
59 orang dengan persentase sebesar 38 persen adalah yang dominan menggunakan jasa layanan
IndiHome.
5.1.2. Jenis Kelamin
Berdasaran kuesioner penelitian yang telah dikumpulkan dari pengguna jasa layanan
IndiHome di Pekanbaru, dapat diperoleh hasil frekuensi responden berdasarkan jenis kelamin
sebagai berikut:
Berdasarkan tabel 5.2 jumlah responden pada penelitian ini berjenis kelamin laki-laki 63
orang dengan persentase 42 persen, sementara jenis kelamin perempuan berjumlah 87 orang
dengan persentase 58 persen. Hal ini mengindikasikan bahwa pelanggan yang menggunakan
5.1.3. Kecamatan
Berdasaran kuesioner penelitian yang telah dikumpulkan dari pengguna jasa layanan
sebagai berikut:
kecamatan memiliki jumlah yang sama yaitu 10 responden dengan persentase 3,6 persen. Hal ini
5.1.4. Pekerjaan
Berdasaran kuesioner penelitian yang telah dikumpulkan dari pengguna jasa layanan
IndiHome di Pekanbaru, dapat diperoleh hasil frekuensi responden berdasarkan jenis pekerjaan
sebagai berikut:
Dari analisis tabel 5.4 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden yang menggunakan
jasa layanan IndiHome pada penelitian ini didominasi oleh Wiraswasta yang ditunjukkan dengan
Berdasaran kuesioner penelitian yang telah dikumpulkan dari pengguna jasa layanan
Dari analisis tabel 5.5 di atas menunjukkan bahwa jumlah responden yang menggunakan
jasa layanan IndiHome pada penelitian ini didominasi oleh yang berpenghasilan Rp 3.000.000 –
Rp 6.000.000 ditunjukkan dengan jumlah 82 orang dengan persentases 54,7 persen dari total
responden.
Berdasaran kuesioner penelitian yang telah dikumpulkan dari pengguna jasa layanan
IndiHome di Pekanbaru, dapat diperoleh hasil frekuensi responden berdasarkan status tempat
2021
Dari analisis tabel 5.6 di atas menunjukkan bahwa status tempat tinggal responden yang
menggunakan jasa layanan IndiHome pada penelitian ini berjumlah hampir sama yaitu status
tempat tinggal kos atau kontrakan berjumlah 77 dengan persentase 51,3 persen dan status tempat
tinggal rumah pribadi berjumlah 73 dengan persentase 48,7 persen. Dari persentase tabel diatas
terlihat status tempat tinggal kos atau kontrakan sedikit lebih mendominasi.
variabel penelitian. Penelitian ini meliputi dua variabel independen, satu variabel mediasi dan
satu variabel dependen. Variabel independen dalam penelitian ini adalah Perceived Quality dan
Brand Satisfaction, Sedangkan variabel mediasi adalah Brand Trust, variabel Brand Loyalty
adalah dependen. Unit analisis penelitian ini adalah 150 ukuran sampel yang merupakan data
panel dari Pelanggan pengguna jasa layanan IndiHome. Untuk menjawab deskripsi tentang
kelas interval, dimana rumus yang digunakan menurut Sudjana (2008) adalah:
Rentang
Rentang Skala =
Banyak Kelas Interval
Dimana:
= 0.80
Keterangan:
4.20 – 5.00: Sangat Setuju
3.40 – 4.19: Setuju
2.60 – 3.39: Kurang Setuju
1.80 – 2.59: Tidak Setuju
1.00 – 1.79: Sangat Tidak Setuju
item-item pernyataan yang diajukan tersebut untuk mengukur variabel Perceived Quality.
terhadap 150 orang responden memiliki rata-rata skor 3,97. Hal ini menunjukkan Pelanggan
Brand Satisfaction diukur dari 3 item pernyataan. Berikut ini adalah hasil penelitian dari
item-item pernyataan yang diajukan tersebut untuk mengukur variabel Brand Satisfaction.
Frek
Saya sangat 20 72 54 4 - 150
3. senang dengan 3,72 Setuju
merek IndiHome Skor 100 288 162 8 - 558
terhadap 150 orang responden memiliki rata-rata skor 3,84. Data tersebut menggambarkan
Brand Trust diukur dari 4 item pernyataan. Berikut ini adalah hasil penelitian dari item-
item pernyataan yang diajukan tersebut untuk mengukur variabel Brand Trust.
Frek
Saya yakin bahwa 27 99 21 3 - 150
2. jasa layanan 4,00 Setuju
IndiHome dapat Skor 135 396 63 6 - 600
diandalkan
IndiHome selalu
Frek
jujur dalam 25 103 19 3 - 150
menyampaikan
3. informasi terkait 4,00 Setuju
produknya kepada Skor 125 412 57 6 - 600
konsumen
Frek
Saya merasa aman 21 85 40 4 - 150
4. dalam 3,82 Setuju
menggunakan Skor 105 340 120 8 - 570
IndiHome
Rata-rata Brand Trust 3,94 Setuju
Sumber : Data olahan SmartPLS 3.2.6 (2021)
terhadap 150 orang responden memiliki rata-rata skor 3,94. Data tersebut menggambarkan
Brand Loyalty diukur dari 5 item pernyataan. Berikut ini adalah hasil penelitian dari item-
item pernyataan yang diajukan tersebut untuk mengukur variabel Brand Loyalty.
pernyataan-pernyataan yang terangkum dalam indikator pada variabel Brand Loyalty masih
Uji instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan reabilitas
didistribusikan kepada 150 pelanggan indiHome di pekanbaru, untuk dianalisi validitas dan
realibilitasnya dan hasil dari analisis tersebut dipergunakan sebagai bahan acuan dalam
memperoleh data guna analisis lebih lanjut. Factor-faktor yang mempengaruhi Brand Loyalty
mencakup Perceived Quality, Brand Satisfaction, dan Brand Trust dianalisis menggunakan alat
Pada tahap awal evaluasi outer model atau model pengukuran, penulis merancang model
awal penelitian sesuai dengan model yang telah dihipotesiskan, kemudian mengolah dan
mengestimasi data primer berupa skor-skor jawaban responden dengan menggunakan aplikasi
SmartPLS 3.2.6. Langkah ini dilakukan untuk menentukan model penelitian yang baik, yang
selanjutnya akan digunakan sebagai analisis hipotesis penulis. Hasil estimasi indikator konstruk
dengan aplikasi SmartPLS pada model awal dapat dilihat pada Gambar 5.2
Dengan loading factor lebih dari 0,700. Sehingga tidak harus dilakukan drop data untuk
menghapus indikator. Model outer akhir dari penelitian ini menghasilkan variabel Perceived
Quality yang direfleksikan oleh 3 indikator, variabel Brand Satisfaction direfleksikan oleh 3
indikator, variabel Brand Trust direfleksikan oleh 4 indikator, dan Brand Loyalty direfleksikan
oleh 5 indikator.
Tahap-tahap dalam analisis SEM PLS menurut Ghozali (2014) mengevaluasi model outer
reflektif menggunakan 4 kriteria yaitu menguji validitas dan reabilitas variabel dengan melihat
Croanch’ Alpha, Composite Reability, dan Average Variance Extracted (AVE) pada masing-
1) Convergent Validity : indikator dianggap Valid apabila nilai korelasi > 0,7. Factor
loadings pada penelitian ini semua variabel indikatornya sudah memiliki nilai > 0,7.
Analisis uji validitas dilakukan untuk menguji ketepatan dan kecermatan data agar hasil
penelitian tidak mengandung bias. Pengujian validitas terbagi atas uji validitas konvergen dan uji
validitas diskriminan.
1. Validitas Konvergen
Untuk menguji validitas konvergen digunakan nilai outer loading atau loading factor.
Suatu indikator dinyatakan memenuhi validitas konvergen dalam kategori baik apabila nilai
outer loading > 0,7. Berikut adalah nilai outer loading dari masing-masing indikator pada
variabel penelitian uji validitas konvergen dilakukan dengan melihat outer loading yang dapat
Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa nilai loading factor untuk tiap indikator
konstruk cukup tinggi. Sedangkan kriteria yang biasa digunakan untuk menilai validitas konvergen
yaitu nilai loading factor harus lebih dari 0,7 untuk penelitian yang bersifat confirmatory dan nilai
loading factor antara 0,6 – 0,7 untuk penelitian yang bersifat exploratory masih dapat diterima.
Dalam penelitian ini, konstruk variabel Perceived Quality terdiri dari 3 item pertanyaan.
Berdasarkan hasil pengolahan data diatas dapat dilihat bahwa nilai loading factor memiliki nilai
>0,70, hal ini menjelaskan bahwa seluruh indikator yang ada pada konstruk variabel Perceived
Quality telah memenuhi persyaratan validitas konvergen.
Berdasarkan hasil pengolahan data diatas dapat dilihat bahwa nilai loading factor memiliki nilai >
0,70, hal ini menjelaskan bahwa seluruh indikator yang ada pada konstruk variabel Brand
Adapun konstruk variabel Brand Trust terdiri dari 4 item pertanyaan. Berdasarkan hasil
pengolahan data diatas dapat dilihat bahwa nilai loading factor memiliki nilai > 0,70, hal ini
menjelaskan bahwa seluruh indikator yang ada pada konstruk variabel brand trust telah memenuhi
Selanjutnya konstruk varibael Brand Loyalty terdiri dari 5 item pertanyaan. Berdasarkan
hasil pengolahan data diatas dapat dilihat bahwa loading factor memiliki nilai > 0,70, hal ini
menjelaskan bahwa seluruh indikator yang ada pada konstruk Brand Loyalty telah memenuhi
2. Validitas Diskriminan
Pada bagian ini akan diuraikan hasil uji discriminant validity. Uji discriminant validity
Uji discriminant validity menggunakan nilai cross loading. Suatu indikator dinyatakan
memenuhi discriminant validity apabila nilai cross loading indikator pada variabelnya adalah yang
terbesar dibandingkan pada variabel lainnya. Untuk melihat hasil uji validitas diskriminan dengan
membandingkan nilai korelasi sesama indikator. Berikut ini adalah nilai cross loading masing-
masing indikator:
diskriminan. Variabel Perceived Quality sebagai independen nilai loading 0,881, 0,915, 0,895 yang
sudah melebih > 0,70. Selain itu tabel diatas menunjukkan bahwa nilai korelasi seluruh indikator
mempunyai korelasi yang tinggi kepada Perceived Quality dibandingkan dengan variabel Brand
Satisfaction, Brand Trust dan Brand Loyalty. Hal ini menjelaskan bahwa seluruh indikator yang
loading 0,885, 0,892, 0,879 yang sudah melebih >0,70. Selain itu tabel diatas menunjukkan bahwa
nilai korelasi seluruh indikator mempunyai korelasi yang tinggi kepada Brand Satisfaction
dibandingkan dengan variabel Perceived Quality, Brand Trust dan Brand Loyalty. Hal ini
menjelaskan bahwa seluruh indikator yang ada pada indikator Brand Satisfaction memenuhi
Untuk variabel Brand Trust sebagai variabel mediasi memiliki nilai loading 0,826, 0,862,
0,804, 0,773 yang sudah melebih > 0,70. Selain itu tabel diatas menunjukkan bahwa nilai korelasi
seluruh indikator mempunyai korelasi yang tinggi kepada Brand Trust dibandingkan dengan
variabel Perceived Quality, Brand Satisfaction, dan Brand Loyalty. Hal ini menjelaskan bahwa
seluruh indikator yang ada pada indikator brand trust memenuhi persyaratan validitas
diskriminan.
Selanjutnya variabel Brand Loyalty sebagai variabel dependen memiliki nilai loading
0,812, 0,744, 0,812, 0,741, 0,773 yang sudah melebih > 0,70. Selain itu tabel diatas menunjukkan
bahwa nilai korelasi seluruh indikator mempunyai korelasi yang tinggi kepada Brand Loyalty
dibandingkan dengan variabel Perceived Quality, Brand Satisfaction, dan Brand Trust. Hal ini
menjelaskan bahwa seluruh indikator yang ada pada indikator Brand Loyalty memenuhi
Selain itu untuk uji validitas diskriminan penulis juga melihat rata-rata varian atau Average
Variance Extracted (AVE) model. Konstruk dikatakan memiliki nilai validitas yang baik, jika AVE
memiliki nilai lebih besar 0,5 (AVE > 0,5). Dari hasil estimasi SmartPLS 3.2.6 didapat kurva AVE
sebagai berikut
Hasil estimasi nilai AVE yang diperoleh untuk variabel Brand Loyalty dengan nilai 0,604,
variabel Brand Trust 0,667, Perceived Quality 0,805 dan Brand Satisfaction 0,784 sudah melebihi
nilai > 0,5 Nilai ini menunjukkan bahwa satu variabel laten telah mampu menjelaskan lebih dari
setengah varian dari indikator-indikatornya dalam rata-rata. Dengan demikian konstruk penelitian
Selain uji validitas diperlukan pula uji reliabilitas. Pengujian ini dilakukan untuk
mengevaluasi outer model dengan melihat reliabilitas konstruk variabel laten yang diukur dengan
dua kriteria, yaitu: cronbach alpha dan composite reliability. Suatu konstruk dinyatakan memenuhi
reliabilitas jika nilai cronbach alpha > 0,7 dan nilai composite reliability > 0,7, ini menunjukkan
ketepatan, keakuratan, kekonsistenan suatu alat ukur dalam melakukan suatu pengukuran
1. Composite Reliability
Composite Reliability merupakan bagian yang digunakan untuk menguji nilai reliabilitas
nilai Composite Reliability dari masing-masing variabel nilainya >0,7. Berikut ini adalah nilai
Quality > 0,7 yaitu sebesar 0,925, Brand Satisfaction > 0,7 yaitu sebesar 0,916, Brand Trust >
0,7 yaitu sebesar 0,889 dan Brand Loyalty > 0,7 yaitu sebesar 0,884. Dilihat dari nilai Composite
Reability pada masing-masing variabel yang besarnya > 0,7 menunjukkan bahwa keempat
2. Cronbach Alpha
Uji reliabilitas dengan Composite Reliability diatas dapat diperkuat dengan menggunakan
nilai Cronbach’s Alpha. Suatu variabel dapat dikatakan reliable apabila memiliki nilai
Cronbach’s Alpha > 0,7. Berikut ini adalah nilai Cronbach’s Alpha dari masing-masing variabel.
Berdasarkan tabel diatas hasil dari Cronbach’s Alpha variabel Perceived Quality > 0,7
yaitu 0,879, Brand Satisfaction > 0,7 yaitu 0,862, Brand Trust > 0,7 yaitu 0,834, dan Brand
Loyalty > 0,7 yaitu 0,836. Dengan demikian hasil ini dapat menunjukkan bahwa masing-masing
variabel penelitian telah memenuhi persyaratan nilai Cronbach’s Alpha sehingga dapat
nomologis, yang dapat dinilai melalui R-Square (R2) dari konstruk-konstruk endogen. Dengan
menilai pengaruh variabel eksogen terhadap variabel endogen. Besarnya R-square dipergunakan
untuk mengukur seberapa banyak variabel dependen dipenuhi oleh variabel lainnya. Semakin
tinggi nilai R-Square (R2) berarti model semakin baik dalam memprediksi. Hasil R² sebesar 0,67
ke atas untuk variabel laten dependen dalam model struktural mengindikasikan pengaruh
variabel indipenden terhadap variabel dependen termasuk dalam kategori baik. Sedangkan jika
hasilnya sebesar 0,33-0,67 maka termasuk dalam kategori lemah (Yuteva, 2010).
Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan smartPLS 3.2.6
Tabel R-Square digunakan untuk melihat pengaruh variabel Perceived Qualilty dan
Brand Satisfaction terhadap Brand Trust dan besarnya pengaruh variabel Perceived Quality,
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai R Square Brand Loyalty sebesar 0 ,534. Artinya
adalah sebesar 53,4% variabel Brand Loyalty dipengaruhi oleh Perceived Quality, Brand
Satisfaction dan Brand Trust dan sisanya sebesar 46,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang
Sedangkan variabel Brand Trust diperoleh nilai R Square sebesar 0,304. Artinya adalah
sebesar 30,4% variabel Brand Trust dipengaruhi oleh Perceived Quality dan Brand Satisfaction
30,4%. Dan sisanya sebesar 69,6% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti oleh
penelitian ini.
Penilaian good of fit diketahui dari Q-square. Nilai Q-square memiliki arti yang sama
dengan coefficient dtermination (R-square) pada analisis regresi, dimana semakin tinggi Q-
square, maka dapat dikatakan semakin baik. Adapun hasil perhitungan dari Q-square adalah
sebagai berikut:
menunjukkan besarnya keragaman dari data penelitian yang dapat dijelaskan oleh model
penelitian adalah sebesar 67,6%, sedangkan sisanya 32,4% dijelaskan oleh factor lain yang
berada diluar model penelitian ini. Dengan demikian, dari hasil tersebut maka model penelitian
Berdasarkan olah data yang dilakukan, hasilnya dapat digunakan untuk menjawab
hipotesis pada penelitian ini. Uji hipotesis pada penelitian ini dilakukan dengan melihat t
statistics pada P Values. Hipotesis ini dapat dapat dinyatakan diterima apabila P Values < 0,05.
Pada penelitian ini ada pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung karena terdapat variabel
independen, variabel dependen, dan variabel mediasi. Pada program smartPLS 3.2.6 hasil uji
analisis bootsraping. Melalui hasil nilai t-statistik yang diperoleh, dapat diketahui pengaruh
tingkat signifikasi antara variabel independen dan variabel dependen. Apabila nilai t-statistik >
setiap variabel <0,05 maka H0 ditolak. Pengaruh positif dapat dilihat melalui original sample.
Berdasarkan tabel 4.11 dapat diketahui bahwa nilai t-statistik dari pengaruh langsung
Perceived Quality terhadap Brand Trust lebih besar dari t-tabel (1,967) yaitu sebesar 2,789
dengan besar pengaruh sebesar 0,261 dan P Values ≤ 0,05 sebesar 0,000. Sehingga dapat
disimpulkan pengaruh dari Perceived Quality terhadap Brand Trust adalah positif dan signifikan.
Maka H1 : Perceived Quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Trust
diterima.
Nilai t-statistik dari pengaruh Brand Satisfaction terhadap Brand Trust lebih besar dari t
tabel (1.967) yaitu sebesar 4,030 dengan besar pengaruh 0,303 dan P Values ≤ 0,05 sebesar
0,000 Sehingga dapat disimpulkan pengaruh dari Brand Satisfaction terhadap Brand Trust adalah
positif dan signifikan. Maka H2: Brand Satisfaction berpengaruh positif dan signifikan
tabel (1.967) yaitu sebesar 2,789 dengan besar pengaruh 0,261 dan P Values ≤ 0,05 sebesar
0,005 Sehingga dapat disimpulkan pengaruh dari Perceived Quality terhadap Brand Loyalty
adalah positif dan signifikan. Maka H3: Perceived Quality berpengaruh positif dan signifikan
Nilai t-statistik dari pengaruh Brand Satisfaction terhadap Brand Loyalty lebih besar dari
t tabel (1.967) yaitu sebesar 3,999 dengan besar pengaruh 0,342 dan P Values ≤ 0,05 sebesar
0,000. Sehingga dapat disimpulkan pengaruh dari Perceived Quality terhadap Brand Loyalty
adalah positif dan signifikan. Maka H4: Brand Satisfaction berpengaruh positif dan
Nilai t-statistik dari pengaruh Brand trust terhadap Brand Loyalty lebih besar dari t-tabel
(1.967) yaitu sebesar 3,733 dengan besar pengaruh 0,275 dan P Values ≤ 0,05 sebesar 0,000
Sehingga dapat disimpulkan pengaruh dari Brand Satisfaction terhadap Brand Loyalty adalah
positif dan signifikan. Maka sesuai dengan H5: Brand Satisfaction berpengaruh positif dan
Pengujian pengaruh tidak tidak langsung untuk mengetahui pengaruh tidak langsung
variabel Perceived Quality terhadap Brand Loyalty melalui Brand Trust sebagai variabel mediasi
dan pengaruh tidak langsung Brand Satisfaction terhadap Brand Loyalty melalui Brand Trust
sebagai variabel mediasi. Hasil analisis dapat dilihat melalui tabel inderects effects teknik
Original T
T-tabel
Indirect Effect Sample Statistics Hasil P Values Keterangan
(Tt)
(O) (Ts)
Perceived Quality -> Brand Trust 0,003 Positif
0.086 3.002 1.967 Ts>Tt signifikan
-> Brand Loyalty
Brand Satisfaction -> Brand Trust 0,012 Positif
0.083 2.513 1,967 Ts>Tt signifikan
-> Brand Loyalty
Sumber : Data Olahan SmartPLS 3.2.6
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui nilai t-statistik pengaruh Perceived Quality
terhadap Brand Loyalty melalui Brand Trust lebih besar dari t-tabel (1,967) yaitu sebesar 3,002
dengan besar pengaruh 0,086 dan P Values ≤ 0,05 sebesar 0,003. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pengaruh Perceived Quality terhadap Brand Loyalty melaui Brand Trust adalah positif
dan signifikan. Maka H6: Perceived Quality berpengaruh tidak langsung terhadap Brand
Nilai t-statistik pengaruh Brand Satisfaction terhadap Brand Loyalty melalui Brand Trust
lebih besar dari t-tabel (0,967) yaitu sebesar 2,513 dengan besar pengaruh 0,083 dan P Values ≤
0,05 sebesar 0,012. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh Brand Satisfaction terhadap
Brand Loyalty melaui Brand Trust adalah positif dan signifikan. Maka H7: Brand Satisfaction
berpengaruh tidak langsung terhadap Brand Loyalty melalui Brand Trust sebagai
5.4 Pembahasan
Hasil penelitian ini membahas tentang hasil analisis pengaruh Perceived Quality, Brand
Satisfacion terhadap Brand Trust dan Brand Loyalty dengan Brand Trust sebagai variabel
mediasi dan studi pada pengguna indiHome di Pekanbaru. Berdasarkan karakteristik respoden,
menurut klasifikasi usia diketahui responden sebagian besar berusia antara 27-36 tahun
sebanyak 57 orang atau 38%, usia 47-46 tahun sebanyak 49 orang atau 32,7%, usia 17-26 tahun
sebanyak 38 orang atau 25,3%, usia 46 keatas sebanyak 6 orang atau 4%.
sebanyak 87 orang atau 58% dan jenis kelamin Laki-laki sebanyak 63 orang atau 42%.
didominasi oleh wiraswasta sebanyak 64 orang atau 42%, karyawan sebanyak 38 orang atau
25,3%, pegawai negeri sebanyak 27 orang atau 18%, pelajar atau mahasiswa sebanyak 21 orang
atau 14%.
Hasil dari penelitian ini berdasarkan pengujian hipotesis, hasil analisi adalah sebagai
berikut:
1. Pengaruh Perceived Quality terhadap Brand Trust pada pengguna IndiHome di Pekanbaru
Brand Trust. Sesuai dengan hasil uji hipotesis yang menunjukkan nilai t-statistik sebesar
3,028 atau >1,967 maka pengaruhnya signifikan dan nilai P Value sebesar 0,000 atau <0,05
yang berarti Perceived Quality berpengaruh positif terhadap Brand Trust. Hal ini didukung
oleh penelitian terdahulu Kurniawan (2017) yang menyatakan bahwa Perceived Quality
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Trust. Hal ini menunjukkan bahwa jika
Perceived Quality tinggi maka akan meningkatkan Brand Trust terhadap indiHome di
Pekanbaru. Dengan hasil analisa yang sudah dilakukan, maka dapat dikatakan bahwa
Perceived Quality IndiHome dapat mempengaruhi Brand Trust pada pelanggan di
Pekanbaru.
2. Pengaruh Brand Satisfaction terhadap Brand Trust pada pengguna IndiHome di Pekanbaru
Brand Trust. Sesuai dengan hasil uji hipotesis yang menunjukkan nilai t-statistik sebesar
4,030 atau >1,967 maka pengaruhnya signifikan dan nilai P Value sebesar 0,000 atau <0,05
yang berarti Brand Satisfaction berpengaruh positif terhadap Brand Trust. Hal ini didukung
oleh penelitian terdahulu Khu (2020) yang menyatakan bahwa Brand Satisfaction
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Trust. Hal ini menunjukkan bahwa jika
Brand Satisfaction tinggi maka akan meningkatkan Brand Trust terhadap indiHome di
Pekanbaru. Dengan hasil analisa yang sudah dilakukan, maka dapat dikatakan bahwa Brand
3. Pengaruh Perceived Quality terhadap Brand Loyalty pada pengguna indiHome di Pekanbaru
Brand Loyalty. Sesuai dengan hasil uji hipotesis yang menunjukkan nilai t-statistik sebesar
2,789 atau >1,967 maka pengaruhnya signifikan dan nilai P Value sebesar 0,005 atau <0,05
yang berarti Perceived Quality berpengaruh positif terhadap Brand Loyalty. Hal ini didukung
oleh penelitian terdahulu Fajariah, dkk (2016), Kurniawan (2017), dan Alhaddad (2015) yang
menyatakan bahwa Perceived Quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand
Loyalty. Hal ini menunjukkan bahwa jika Perceived Quality tinggi maka akan meningkatkan
Brand Loyalty terhadap indiHome di Pekanbaru. Dengan hasil analisa yang sudah dilakukan,
maka dapat dikatakan bahwa Perceived Quality IndiHome dapat mempengaruhi Brand
4. Pengaruh Brand Satisfaction terhadap Brand Loyalty pada pengguna indiHome di Pekanbaru
Brand Loyalty. Sesuai dengan hasil uji hipotesis yang menunjukkan nilai t-statistik sebesar
3,999 atau >1,967 maka pengaruhnya signifikan dan nilai P Value sebesar 0,000 atau <0,05
yang berarti Brand Satisfaction berpengaruh positif terhadap Brand Loyalty. Hal ini
didukung oleh penelitian terdahulu Uahin, et,al (2011), Rehman, et,al (2014), Ahmed (2018),
Khu (2020), dan Puska, et,al (2018) yang menyatakan bahwa Brand Satisfaction berpengaruh
positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty. Hal ini menunjukkan bahwa jika Brand
Satisfaction tinggi maka akan meningkatkan Brand Loyalty terhadap indiHome di Pekanbaru.
Dengan hasil analisa yang sudah dilakukan, maka dapat dikatakan bahwa Brand Satisfaction
Berbeda dengan penelitian Pratiwi, et,al (2017) yang menyatakan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara Brand Satisfaction terhadap Brand Loyalty.
Perbedaan dari hasil penelitian ini dapat menjadi acuan dalam penelitian selanjutnya untuk
5. Pengaruh Brand Trust terhadap Brand Loyalty pada pengguna indiHome di Pekanbaru
Hasil analisis menunjukkan Brand Trust memiliki pengaruh positif terhadap Brand
Loyalty. Sesuai dengan hasil uji hipotesis yang menunjukkan nilai t-statistik sebesar 3,733
atau >1,967 maka pengaruhnya signifikan dan nilai P Value sebesar 0,000 atau <0,05 yang
berarti Brand Trust berpengaruh positif terhadap Brand Loyalty. Hal ini didukung oleh
penelitian terdahulu Kurniawan (2017), Uahin, et,al (2011), Rehman, et,al (2014), Alhaddad
(2015) yang menyatakan bahwa Brand Trust berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Brand Loyalty. Hal ini menunjukkan bahwa jika Brand Trust tinggi maka akan meningkatkan
Brand Loyalty terhadap indiHome di Pekanbaru. Dengan hasil analisa yang sudah dilakukan,
maka dapat dikatakan bahwa Brand Trust IndiHome dapat mempengaruhi Brand Loyalty
Berbeda dengan penelitian Aditya (2020) yang menyatakan bahwa tidak terdapat
pengaruh yang positif antara Brand Trust terhadap Brand Loyalty. Perbedaan dari hasil
penelitian ini dapat menjadi acuan dalam penelitian selanjutnya untuk meneliti lebih jauh
6. Pengaruh Perceived Quality terhadap Brand Loyalty melalui Brand Trust pada pengguna
indiHome di Pekanbaru
Brand Loyalty melalui Brand Trust. Sesuai dengan hasil uji hipotesis yang menunjukkan
nilai t-statistik sebesar 3,002 atau >1,967 maka pengaruhnya signifikan dan nilai P Value
sebesar 0,003 atau <0,05 yang berarti Perceived Quality berpengaruh positif terhadap Brand
Loyalty melalui Brand Trust sebagai variabel mediasi. Hal ini didukung oleh penelitian
terdahulu Kurniawan (2017) yang menyatakan bahwa Perceived Quality berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Brand Loyalty melalui Brand Trust sebagai variabel mediasi.
7. Pengaruh Brand Satisfaction terhadap Brand Loyalty melalui Brand Trust pada penggunaa
indiHome di Pekanbaru
Hasil analisis menunjukkan Brand Satisfaction memiliki pengaruh positif terhadap
Brand Loyalty melalui Brand Trust. Sesuai dengan hasil uji hipotesis yang menunjukkan
nilai t-statistik sebesar 2,513 atau >1,967 maka pengaruhnya signifikan dan nilai P Value
sebesar 0,012 atau <0,05 yang berarti Brand Satisfaction berpengaruh positif dan signifikan
terhadap Brand Loyalty melalui Brand Trust sebagai variabel mediasi. Hal ini menunjukkan
bahwa Brand Trust termasuk kedalam mediasi sebagian (pastial mediation). Semakin tinggi
mediasi Brand Trust kepada suatu merek, maka semakin tinggi Brand Loyalty pelanggan
IndiHome.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Brand Trust dan Brand Loyalty pada pengguna IndiHome di Pekanbaru, maka dapat
disimpulkan,
1. Variabel Perceived Quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Trust pada
pengguna IndiHome. Berdasarkan hasil tersebut, maka semakin tinggi atau rendah
2. Variabel Brand Satisfaction berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Trust
pada pengguna IndiHome. Berdasarkan hasil tersebut, semakin tinggi atau rendah Brand
3. Variabel Perceived Quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty
pada pengguna IndiHome. Berdasarkan hasil tersebut, maka semakin tinggi atau rendah
4. Variabel Brand Satisfaction berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty
pada pengguna IndiHome. Berdasarkan hasil tersebut, maka semakin tinggi atau rendah
5. Variabel Brand Trust berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty pada
pengguna IndiHome. Berdasarkan hasil tersebut, maka semakin tinggi atau rendah Brand
6. Variabel Perceived Quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty
melalui Brand Trust sebagai mediasi pada pengguna IndiHome. Berdasarkan hasil
tersebut, maka semakin tinggi atau rendah Perceived Quality IndiHome maka akan
membentuk Brand Trust. Apabila Brand Trust ditingkatkan, maka akan menciptakan
7. Variabel Brand Satisfaction berpengaruh positif dan signifikan terhadap Brand Loyalty
melalui Brand Trust sebagai mediasi pada pengguna IndiHome. Berdasarkan hasil
tersebut, maka semakin tinggi Brand Satisfaction IndiHome maka akan membentuk
Brand Trust. Apabila Brand Trust ditingkatkan, maka akan menciptakan Brand Loyalty
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan, dan kesimpulan yang diperoleh, maka saran
1. Bagi Perusahaan
kelebihan dan kekurangan produk yang ditawarkan guna menjaga loyalitas para
kualitas jaringan yang konsisten sesuai dengan yang ditawarkan perusahaan. Hal
ini dapat mempengaruhi tingkat kepuasan merek sesuai dengan indikator dari
dengan jumlah data yang lebih banyak, sampel yang lebih bervariasi dan lebih
agar kesimpulan yang dihasilkan dapat lebih lengkap, valid dan beragam.
DAFTAR PUSTAKA