Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Putra Indonesia “YPTK”
Padang
untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi
Diajukan oleh :
RAJEB RINALDO YUSUF
15101155310452
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK” PADANG
2019
LEMBAR PERNYATAAN
Menyatakan bahwa :
1. Sesungguhnya skripsi yang saya susun ini merupakan hasil karya tulis
saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu dalam skripsi yang saya
peroleh dari hasil karya tulis orang lain, telah saya tuliskan sumbernya
dengan jelas, sesuai dengan kaidah penulisan ilmiah.
2. Jika dalam pembuatan skripsi baik pembuatan program / alat maupun
skripsi secara keseluruhan ternyata terbukti dibuatkan oleh orang lain,
maka saya bersedia menerima sanksi yang diberikan akademis berupa
pembatalan skripsi dan mengulang penelitian serta mengajukan judul baru.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya tanpa ada
paksaan dari pihak manapun.
i
ii
PENGARUH MANAJEMEN LABA DAN KINERJA KEUANGAN
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Periode 2014 – 2017)
1. ( )
2. ( )
iii
PENGARUH MANAJEMEN LABA DAN KINERJA KEUANGAN
TERHADAP NILAI PERUSAHAAN
(Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia (BEI) Periode 2014 – 2017)
Dr. ELFISWANDI, S.E, M.M, Ak, C.A RONNI ANDRI WIJAYA, S.E, M.M
NIDN : 1019046601 NIDN : 1011038501
iv
ABSTRAK
v
ABSTRACT
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Berkat
kasih serta karunia-Nya dengan membukakan hati dan pikiran penulis sehingga
penyusunan seminar rancangan skripsi ini dapat di selesaikan dengan baik atas
Periode 2014-2017)”
dan dorongan dari berbagai pihak tentu tidak akan dapat menyelesaikan seminar
rancangan skripsi ini. Untuk itu melalui tulisan ini penulis ingin menyampaikan
2. Bapak Prof Dr.H. Sarjon Defit, S.Kom, M.Sc, Rektor Universitas Putra
3. Bapak Dr. H. Elfiswandi, S.E, M.M, Ak, C.A, Dekan Fakultas Ekonomi
4. Ibu Fitri Yeni, S.E, M.M, Ketua Program Studi Manajemen Fakultas
vii
5. Bapak Ronni Andri Wijaya, S.E, M.M selaku pembimbing 2 yang telah
skripsi ini baik isi maupun pembahasannya masih jauh dari kesempurnaan, untuk
itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang
hati
dapat bermanfaat bagi para pembaca. Semoga Tuhan Yang Maha Esa
Padang,.…Januari 2019
Penulis
viii
DAFTAR ISI
halaman
LEMBAR PERNYATAAN i
LEMBAR PERSETUJUAN ii
ABSTRAK v
DAFTAR ISI ix
BAB I PENDAHULUAN 1
ix
2.1.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Manajemen
Laba 16
2.1.2 Kinerja Keuangan 17
2.1.2.1 Pengertian Kinerja Keuangan 17
2.1.2.2 Tujuan Penilaian Kinerja Keuangan
Perusahaan 18
2.1.2.3 Laporan Keuangan 19
2.1.2.4 Jenis-Jenis Laporan Keuangan 21
2.1.2.5 Analisis Rasio Keuangan 22
2.1.2.6 Jenis-Jenis Rasio Keuangan 23
2.1.3 Nilai Perusahaan 24
2.1.3.1 Pengertian Nilai Perusahaan 24
2.1.3.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai
Perusahaan 25
2.1.3.3 Tujuan Memaksimumkan Nilai Perusahaan 26
2.1.3.4 Metode Pengukuran Nilai Perusahaan 26
2.2 Tinjauan Penelitian Terdahulu 29
2.3 Kerangka Pikir 39
2.4 Hipotesa 39
x
3.7 Teknik Pengolahan Data 50
3.8 Metode Analisis Data 51
3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif 51
3.8.2 Pengujian Asumsi Klasik 51
3.8.2.1 Uji Normalitas 52
3.8.2.2 Uji Heteroskedastisitas 52
3.8.2.3 Uji Multikolonieritas 52
2.8.3 Model Estimasi Regresi Data Panel 53
2.8.3.1 Uji Chow 53
2.8.3.2 Uji Hausman 54
3.8.4 Analisis Regresi Berganda 54
3.8.5 Uji Hipotesis 55
3.8.5.1 Uji Secara Parsial (Uji-t) 55
3.8.5.2 Uji Secara Simultan (Uji-F) 56
3.8.6 Pengujian Koefisien Determinasi (R2) 57
xi
4.2.5 Uji Hipotesis 72
4.2.5.1 Uji Signifikansi Parsial (Uji Statistik-t) 72
4.2.5.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik-F) 74
4.2.6 Koefisien Determinasi (Adjusted R2) 75
4.2.7 Pembahasan Hasil Penelitian 76
4.2.7.1 Pengaruh Manajemen Laba dengan Rasio
Descretinary Accrual (DA) Terhadap Nilai
Perusahaan 76
4.2.7.2 Pengaruh Kinerja Keuangan dengan Rasio
Return On Assets (ROA) Terhadap Nilai
Perusahaan 77
4.2.7.3 Pengaruh Kinerja Keuangan dengan Rasio
Return On Equity (ROE) Terhadap Nilai
Perusahaan 79
4.2.7.4 Pengaruh Manajemen Laba dan Kinerja
Keuangan dengan Rasio Return On Assets
(ROA) dan Return On Equity (ROE) Terhadap
Nilai Perusahaan 80
BAB V PENUTUPAN 82
5.1 Kesimpulan 82
5.2 Keterbatasan Penelitian 83
5.3 Saran 83
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
halaman
xiii
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia 63
Gambar 4.2 Hasil Histogram Uji Normalitas 66
xiv
BAB I
PENDAHULUAN
harga saham yang secara global sangat berpengaruh dalam negara indonesia.
Dalam pasar modal, para investor mudah mendapat informasi yang ada di
indonesia dan diperlukan adanya laporan keuangan perusahaan yang terdapat pada
sumber informasi penting yang digunakan oleh investor dalam menilai kinerja
dapat dijadikan dasar untuk menilai kembali investasi yang dilakukan oleh para
investor terhadap perusahaan, atau untuk menilai seberapa besar laba bersih yang
diperoleh dari setiap penjualan saham para investor. Manajemen laba adalah
maupun perusahaan.
1
2
para manajer yang menjalankan suatu perusahan dengan tujuan membuat suatu
perencanaan bonus yang lebih efektif. Oleh karena itu, suatu perusahaan
untuk mengahasilkan laporan informatif bagi para investor yang akan menanam
saham mereka dalam perusahaan. Dalam penelitian saat ini nilai perusahaan
manufaktur, maka dari itu perputaran aset, tingkat kekuatan laba serta profit
rasio keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan yaitu Return On Asset
(ROA) dan Return On Equity (ROE) sebagai alat untuk mengukur kemampuan
kerugian agar mencapai informasi laba tertentu yang diinginkan, tanpa melanggar
menaikkan laba untuk mencapai target laba tertentu dan juga dalam bentuk
mendatang.
3
manajemen (agent) dan pemilik (principal) yang timbul karena setiap pihak
yang merupakan produk akuntansi dapat diangap memiliki jumlah yang relatif
dicapai atas berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Dapat dijelaskan bahwa
kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana
4
Semakin banyak investor yang membeli saham perusahaan maka harga saham
tersebut akan meningkat kemudian nilai perusahaan akan naik. Naik turunnya
harga saham suatu perusahaan menentukan nilai perusahaan di mata para investor
Nilai perusahaan merupakan salah satu tolak ukur bagi investor dan
operasi perusahaan berjalan dengan baik, maka nilai perusahaan akan meningkat
5
banyak dilakukan, antara lain manajemen laba serta kinerja keuangan suatu
harga saham maka akan memberikan dampak positif bagi nilai perusahaan yang
harga saham. Kinerja suatu perusahaan dapat dilihat di laporan keuangan yang
laba berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Berbeda
dengan hasil yang dilakukan oleh Lestari, N., & Ningrum, S. A. (2018),
tehadap nilai perusahaan dan penelitian yang dilakukan oleh Tjandrakirana DP,
H., & Monika, M. (2014), menunjukkan bahwa kinerja keuangan dengan rasio
dengan rasio ROE berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Berbeda dengan hasil
bahwa semakin tinggi kinerja keuangan perusahaan, maka semakin baik nilai
perusahaan. Berbeda pula hasil yang dilakukan oleh Putri, A. O., & Suwitho.
2017.
4. Kebutuhan akan informasi laba dan ketetapan informasi laba yang perlu
syarat.
kerugian.
mengalami kerugian.
10. Nilai perusahaan yang rendah dapat disebabkan oleh tata kelola
(laba).
11. Nilai perusahaan yang rendah dapat disebabkan oleh kinerja keuangan
keuangan (yaitu pada ratio ROA dan ROE) dan nilai perusahaan.
adalah :
Indonesia (BEI) ?
Indonesia (BEI) ?
Indonesia (BEI) ?
Indonesia (BEI).
Indonesia (BEI).
Indonesia (BEI).
manfaat dan kegunaan bagi peneliti dan akademis, investor serta perusahaan,
antara lain :
2. Bagi Investor
3. Bagi Perusahaan
manufaktur.
BAB II
LANDASAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN
HIPOTESA
kerugian agar mencapai informasi laba tertentu yang diinginkan, tanpa melanggar
menaikkan laba untuk mencapai target laba tertentu dan juga dalam bentuk
mendatang.
mengatur laba sesuai dengan yang dikehendaki oleh pihak tertentu atau terutama
11
12
manajemen laba merupakan suatu tindakan yang dilakukan manajer dengan cara
memanipulasi data atau informasi akuntansi agar jumlah laba yang tercatat dalam
asimetri informasi yang pada awalnya didasarkan karena conflict of interest antara
13
agent dan parsial. Agent adalah manajemen perusahaan (internal) dan parsial
adalah komisaris perusahaan (eksternal). Pihak parsial disini adalah tidak hanya
1. Meningkatkan Laba
2. Big Bath
3. Perataan Laba
Dari kutipan diatas dapat dijelaskan tiga teknik manajemen laba adalah sebagai
berikut:
1. Meningkatkan Laba
periode.
2. Big Bath
mungkin pada satu periode. Periode yang dipilih biasanya periode dengan
kinerja yang buruk (seringkali pada masa resesi dimana perusahaan lain
juga melaporkan laba yang buruk) atau peristiwa saat terjadi satu kejadian
3. Perataan Laba
alasan yang dapat memicu manajer melakukan manajemen laba. Ketiga motivasi
1. Insentif Perjanjian
3. Insentif Lain
Dari kutipan diatas dapat dijelaskan ketiga motivasi manajemen laba sebagai
berikut:
1. Insentif Perjanjian
laba. Perjanjian bonus biasanya memiliki batas atas dan bawah, artinya
15
manajer tidak mendapat bonus lebih tinggi dari batas atas. Hal ini berarti
berdasarkan tingkat laba yang belum diubah terkait dengan batas atas dan
bawah ini. Jika laba yang belum diubah berada diantara batas atas dan
lebih tinggi dari batas atas atau lebih rendah dari batas bawah, manajer
3. Insentif Lain
asing.
1. Pemindahan Laba
laba rugi. Bentuk umum dari manajemen laba melalui klasifikasi adalah
memindahkan beban di bawah garis, atau melaporkan beban pada pos luar
biasa dan tidak berulang, sehingga tidak dianggap penting oleh analis.
antara prinsipal (pemilik perusahaan) dengan agen (pengelola perusahaan). Hal ini
mengenai
terjadi karena pengelola (manajer) mempunyai informasi perusahaan yang
utilitasnya.
1. Risiko Bisnis
2. Kepemilikan Manajerial
3. Kepemilikan Institusional
4. Ukuran Bank
5. CAR
1. Kepemilikan Institusional
2. Dewan Komisaris
4. Komite Audit
5. Leverage
hasil yang telah dicapai berkat berbagai aktivitas yang telah dilakukan. Kinerja
keuangan merupakan suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana
18
yang telah dicapai oleh manajemen perusahaan secara efektif selama periode
Kinerja merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan
dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Selain itu tujuan pokok
perilaku dapat berupa kebijakan manajemen atau rencana formal yang dituangkan
dalam anggaran.
panjang.
periode tertentu.
1. Neraca
5. Laporan kas
20
maupun pada periode tertentu. Berikut ini beberapa tujuan pembuatan atau
suatu periode.
dari data masa lalu dan masa yang sudah lewat dari masa sekarang.
21
Menurut Kasmir (2012:9), secara umum ada lima jenis laporan keuangan
dimaksudkan adalah posisi jumlah dan jenis aktiva (harta) dan passiva
Dalam laporan laba rugi ini tergambar jumlah pendapatan dan sumber-
Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan jenis
modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga menjelaskan
perusahaan.
Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk
dan kas keluar di perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau
pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar merupakan biaya-
biaya yang telah dikeluarkan perusahaan. Baik arus kas masuk maupun
membagi suatu angka dengan angka lainnya. Perbandingan dapat dilakukan antara
Perbedaannya terutama terletak pada jenis rasio yang digunakan untuk menilai
suatu rasio yang jumlahnya lebih banyak. Hal ini wajar saja karena komponen
neraca dan laporan laba rugi yang dimiliki bank berbeda dengan laporan neraca
dengan nama rasio modal kerja merupakan rasio yang digunakan untuk
menggunakan aktiva yang dimilikinya. Atau dapat pula dikatakan rasio ini
ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan pendapatan
perusahaan.
merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan
tesebut dijual. Semakin tinggi nilai perusahaan semakin besar kemakmuran yang
sekarang atau present value semua keuntungan pemegang saham akan meningkat
yang sudah go public tercermin dalam harga pasar saham perusahaan sedangkan
perusahaan akan dijual (total aktiva dan prospek perusahaan, risiko usaha,
adalah persepsi investor terhadap perusahaan yang sering dikaitkan dengan harga
saham, seperti yang dikemukakan oleh Husnan, S., & Pudjiastuti, E. (2012:6),
akan diterima oleh pemilik perusahaan. Bagi perusahaan yang menerbitkan saham
nilai perusahaan.
1. Struktur modal
2. Profitabilitas
3. Risiko perusahaan
1. Return On Asset
2. Return On Equity
3. Risiko perusahaan
dari semua keuntungan yang akan diterima oleh pemegang saham dimasa
sosial.
sebagai berikut:
27
Rumus:
Keterangan:
Rasio ini diperoleh dari harga saham bisa dibagi dengan laba per
saham (Earning Per Share) sehingga semakin tinggi rasio ini akan
Adapun rumusnya:
Rumus:
Keterangan:
MPS : Market price per share atau harga saham per saham
saham suatu perusahaan. Semakin tinggi rasio ini berarti pasar semakin
Rumus:
Keterangan:
MPS : Market price per share atau harga pasar per saham
BVS : Book value per share atau nilai buku per saham
Rumus:
seberapa jauh suatu perusahaan mempu menciptakan nilai perusahaan yang relatif
terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Semakin tinggi rasio price book
harga pasar suatu saham terhadap nilai bukunya memberikan indikasi pandangan
investor atas perusahaan. Perusahaan di pandang baik oleh investor yang artinya
perusahaan dengan laba dan arus kas yang aman serta terus mengalami perubahan,
29
dijual dengan rasio nilai buku yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan dengan
terhadap nilai perusahaan dengan diperoleh nilai thitung = 0,576 pada sig
0,566 0,05.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Dewi, T., Pratomo, D., & Dilla, V. J.
6. Penelitian yang dilakukan oleh Putri, A. O., & Suwitho. (2015), yang
sebesar 0,000 (lebih kecil dari 0,05) dengan koefisien regresi yang bernilai
8. Penelitian yang dilakukan oleh DP, H. R., & Monika, M. (2014), berjudul
berpengaruh terhadap nilai perusahaan, ROA memiliki nilai Sig. 0,354 >
terhadap nilai perusahaan, ROE memiliki nilai Sig. 0,005 < 0,05.
9. Penelitian yang dilakukan oleh NA, Chasmi., & M, Fadaee. (2016), yang
kegagalan perusahaan.
10. Penelitian yang dilakukan oleh Liu, Z. J., & Wang, Y. S. (2017), yang
11. Penelitian yang dilakukan oleh Mostafa, W. (2017), yang berjudul “The
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
0,005 dengan
tingkat signifikansi
0,878 yang
menunjukkan
berada diatas 0,05.
0,081.
yang tinggi
perusahaan.
Manajemen Laba
(DA) X1 H1 e
Kinerja Keuangan
(ROE) X3 H3
H4
2.4 Hipotesa
masalah diatas, maka dapat dibuat suatu hipotesis atau dugaan sementara yang
Indonesia (BEI).
40
Indonesia (BEI).
H4 : Diduga manajemen laba, ROA dan ROE berpengaruh positif terhadap nilai
Indonesia (BEI).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan manufaktur yang diambil sebagai objek
penelitian adalah perusahaan yang terdaftar selama 2014, 2015, 2016, 2017.
jangka waktu tertentu terhadap suatu fenomena yang memerlukan jawaban dan
penjelasan. Salah satu hal penting yang harus dipertimbangkan dalam melakukan
penelitian adalah merumuskan desain penelitian agar tujuan dapat tercapai dengan
mempengaruhi antara dua variabel atau lebih, maka penelitian ini menggunakan
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah riset kausal. Menurut
Sugiyono (2012:37), yaitu hubungan yang bersifat sebab akibat. Tujuan utama
dari riset kausal ini adalah untuk mendapatkan bukti hubungan sebab akibat,
sehingga dapat diketahui mana yang menjadi variabel yang mempengaruhi dan
41
42
Sesuai dengan judul yang diusulkan pengaruh manajeman laba dan kinerja
Bursa Efek Indonesia (BEI). Variabel kinerja keuangan menggunakan ratio ROA
dan ROE.
secara positif maupun negatif serta sifatnya dapat bediri sendiri. Dalam
b. Variabel X2 ROA
c. Variable X3 ROE
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang
sifatnya tidak dapat berdiri sendiri serta menjadi perhatian utama peneliti.
1. Manajemen Laba
sama dengan tingkat akrual yang nondiscretionary pada periode t-1. Jadi
selisih total akrual antara periode t dan t-1 merupakan tingkat akrual
Keterangan:
besar kontribusi aktiva dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain,
rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih
yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aktiva.
Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap ekuitas (Fahmi,
Rumus : x 100%
lain,rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih
yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas.
Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap ekuitas (Fahmi,
Rumus : x 100%
4. Nilai Perusahaan
sebagai berikut:
Rumus:
berikut :
Tabel 3.1
Definisi Operasional Variabel
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sedangkan data yang
46
digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini adalah data Bursa Efek Indonesia
(BEI) manajemen laba, kinerja keuangan dengan menggunakan ratio ROA dan
mendapatkan hasil yang lebih akurat sesuai dengan keadaan sekarang ini.
Pemilihan data bulanan adalah untuk menghindari bias yang terjadi akibat
3.5.1 Populasi
karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
manufaktur yang go public dan aktif di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama
periode 2014-2017.
3.5.2 Sampel
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Data yang
berikut :
secara bertururt-turut dan dalam mata uang rupiah dari periode 2014-2017.
penelitian ini adalah sebanyak 100 perusahaan yang terangkum dalam tabel
sebagai berikut :
Tabel 3.2
Penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari
pihak lain atau tidak langsung dari sumber (perusahaan), berupa publikasi dengan
50
perusahaan sampel pada tahun 2014-2017 yang berasal dari ICMD (Indonesian
5. Penelitian Lapangan
6. Penelitian Kepustakaan
pernah dilakukan oleh orang lain serta mencari berbagai artikel yang telah
pernal dilakukan oleh orang lain serta mencari berbagai artikel yang dapat
7. Browsing Internet
sampel. Dengan teknik ini penulis mengumpulkan data laporan perusahaan dari
51
tahun 2014 sampai 2017 dan melakukan perhitungan terhadap manajemen laba
(DA), kinerja keuangan dengan menggunakan ratio ROA dan ROE. Selain itu
penelitian ini yaitu analisis statistik deskriptif, pengujian asumsi klasik, analisis
gambaran umum dari semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini, dengan
cara melihat tabel statistik deskriptif yang menunjukkan hasil pengukuran mean,
nilai minimal dan maksimal, serta standar deviasi semua variabel tersebut.
dan memenuhi asumsi klasik. Menurut Imam Ghozali (2011) mengatakan uji
asumsi klasik tersebut terdiri dari uji normalitas, uji multikoloniaritas, uji
sebagai berikut :
52
apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distibusi
normal, bila asumsi ini di langgar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk
jumlah sampel kecil”. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah modal
regresi berdistibusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model
regresi yang memiliki distribusi normal. Uji normalitas dapat dilakukan dengan
data tidak berdistribusi normal, dan jika nilai signifikansi di atas 5% (0,05) maka
menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain”. Model regresi yang baik, yaitu jika tidak tejadi
SRESID), karena skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini
apakah dalam sebuah model regresi linier antara sebuah variabel independen
53
dengan variabel dependen”. Seharusnya ada hubungan yang bersifat garis lurus
dengan aah garis ke kanan atas atau ke kanan bawah, antara kedua variabel
tersebut. Jika hubungan tidak linier, dalam arti keduannya mempunyai hubungan
yang hiperbola atau membentuk kurva atau bentuk non linier lainnya, maka model
regresi tentu akan bias saat melakukan prediksi terhadap variabel dependen
data. Pengujian dilakukan dengan asumsi hubungan kedua variabel bersifat linier
Uji chow dilakukan untuk menguji antara model common effect dan fixed
effect. Untuk melakukan uji chow, data diregresikan dengan menggunakan model
common effect dan fixed effect terelebih dahulu, kemudian dibuat hipotesis untuk
a. Jika nilai probability Chi-Square > 0,05 artinya H0 ditolak, maka model
b. Jika nilai probability Chi-Square < 0,05 artinya H1 diterima, maka model
a. Jika nilai probability Chi-square > 0,05 artinya H0 ditolak, maka model
b. Jika nilai probability Chi-square < 0,05 artinya H1 diterima, maka model
antara satu depedenden variabel dengan dua atau lebih independent variabel. Data
Keteangan :
Y = Nilai Perusahaan
α = Konstanta
β1,β2,β3 = Koefisien Regresi
X1 = Manajemen Laba
X2 = ROA
X3 = ROE
berikut :
perusahaan (Y).
perusahaan (Y)
(Y).
perusahaan (Y)
(Y).
56
Rumus :
Keterangan :
R2 = koefisien determinasi
n = jumlah observasi
Rumus : KD = r2 x 100%
Keterangan :
KD = Koefisien determinasi
r = Koefisien korelasi
atau turunnya) variabel dependen adalah sesuai nilai KD itu sendiri dan
Bursa efek indonesia adalah salah satu bursa saham yang dapat
upaya mengembangkan pemodal lokal yang besar dan solid untuk menciptakan
pasar modal indonesia yang stabil. Sejarah bursa efek indonesia sendiri atau yang
awalnya bernama bursa efek jakarta yang menjadi cikal bakal terbentuk bursa efek
indonesia berawal pada abad ke-19 yaitu pada tanggal 14 desember 1912, yang
Bursa efek batavia sempat ditutup selama periode perang dunia pertama
dan kembali dibuka pada tahun 1925. Selain bursa efek batavia, pemerintah
kolonal juga mengoperasikan bursa efek paralel di daerah surabaya dan juga
penjajahan yang dilakukan oleh negara jepang. Pada tahu 1952, bertpata tujuh
oleh perusahaan- perusahaan belanda sebelum perang dunia. kegiatan bursa saham
58
59
terjadi pad tahun 1977 dan di resmikan dengan ditandatangani langsung oleh
badan pelaksana pasar modal (BAPEPAM), institusi baru ini dibawah departemen
dan mencapai puncaknya pada tahun 1990 seiring dengan perkembangan pasar
finansial dan sektor swasta. Pada tanggal 13 juli 1992, bursa saham berubah nama
Tahun 1995 Bursa Efek Jakarta (BEJ) memasuki babaka baru tercatat pada
dengan frekuensi yang lebih besar dan lebih menjamin kegiatan psara yang fair
dan transparant di bandingkan dengan sistem yang manual. Pada tahun 2007
Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta digabungkan menjadi Bursa Efek
Tabel 4.1
Sejarah Singkat Perkembangan Bursa Efek Indonesia
Tanggal Keterangan
Desember 1912 Bursa Efek Pertama Indonesia di bentuk di
Batavia oleh pemerintahan Hindia Belanda
60
pasar modal
02 Juni 1988 Bursa Paralel Indonesia (BPI)mulai beroperasi dan
dikelolah persatuan perdagangan uang dan efek
2. Market Oriented
3. Company Tranformation
4. Institutional Building
Organisasi juga dapat di artikan sebagai sitem interaksi individu untuk mencapai
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
Sumber : www.Idx.co.id
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa data panel
yakni gabungan antara data runtut waktu (time series) dan data silang (cross
section). Data runtut waktu (time series) untuk periode tahun 2014 – 2017. Data
64
laporan keuangan.
Dibawah ini adalah deskripsi data yang digunakan dalam penelitian ini
Tabel 4.2
Hasil Deskriptif Statistik Data Penelitian
a. PBV
dapat dilihat bahwa nilai terbesar adalah 4,412071 dan nilai terkecil adalah
1,139157.
b. DA
dapat dilihat bahwa nilai terbesar adalah 0,370000 dan nilai terkecil
deviasi 0,102425.
65
c. ROA
dapat dilihat bahwa nilai terbesar adalah 32,98000 dan nilai terkecil adalah
7,425103.
d. ROE
dapat dilihat bahwa nilai terbesar adalah 135,8500 dan nilai terkecil adalah
17,80806.
Uji normalitas pada model regresi digunakan untuk menguji apakah nilai
residual terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
yang memiliki nilai residual yang terdistribusi secara normal. Terdapat dua cara
untuk melihat apakah data terdistribusi normal atau tidak. Pertama, jika nilai
Jarque-Bera < 2, maka data sudah terdistribusi normal. Kedua, jika probabilitas >
nilai signifikansi 0,05 maka data sudah terdistribusi normal. Berikut uji normalitas
pengaruh manajemen laba (DA) dan kinerja keuangan dengan rasio ROA dan
Gambar 4.2
Hasil Histogram Uji Normalitas
60
Series: Standardized Residuals
Sample 2014 2017
50
Observations 387
40 Mean -5.51e-17
Median 0.007325
Maximum 2.398335
30
Minimum -2.568771
Std. Dev. 0.858489
20 Skewness 0.109591
Kurtosis 3.049951
10
Jarque-Bera 0.814895
Probability 0.665346
0
-2 -1 0 1 2
sebesar 0.6655346 lebih besar dari 0.05, dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa data dari variabel dalam penelitian ini telah terdistribusi normal.
sempurna atau mendekati antar variabel independen dalam model regresi. Suatu
modal regresi dikatakan mengalami Multikolonieritas jika ada fungsi liner yang
sempurna pada beberapa atau semua variabel independen dalam fungsi linear.
Cara untuk mengtahui ada atau tidaknya gejala multikolineritas antara lain
dengan melihat nilai hubungan antar variabel independen. Apabila nilai hubungan
antar variabel lebih kecil dari 0,08 maka dinyatakan tidak terjadi multikolineritas.
67
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolineritas
DA ROA ROE
hubungan variabel bebas dengan nilai lebih dari 0,80. data dikatakan
lebih dari 0,80. sehingga dapat disimpulkan bahwa data variabel dalam penelitian
dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Ada beberapa cara
untuk menguji apakah model regresi yang kita pakai lolos heteroskedastisitas.
pakai ini menggunakan Uji Glejser yakni meregresikan nilai mutlaknya dengan
signifikan secara statistik pada derajat 5% maka hipotesis nol diterima, yang
Tabel 4.4
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: Glejser
dari 0,05. dimana nilai probabilitas DA sebesar 0,9127 lebih besar dari 0,05, ROA
sebesar 0,0636 lebih besar dari 0,05 dan ROE sebesar 0,2465 lebih besar dari 0,05
Uji chow dilakukan untuk menguji antara model common effect dan fixed
effect. Untuk melakukan uji chow, data diregresikan dengan menggunakan model
common effect dan fixed effect terelebih dahulu, kemudian dibuat hipotesis untuk
a. Jika nilai probability Chi-Square > 0,05 artinya H0 ditolak, maka model
b. Jika nilai probability Chi-Square < 0,05 artinya H1 diterima, maka model
Tabel 4.5
Hasil Uji Chow
Redundant Fixed Effects Tests
Equation: Untitled
Test cross-section fixed effects
adalah 0,0000 lebih kecil dari 0,05 maka dapat disimpulkan H0 ditolak dan model
c. Jika nilai probability Chi-square > 0,05 artinya H0 ditolak, maka model
d. Jika nilai probability Chi-square < 0,05 artinya H1 diterima, maka model
Tabel 4.6
Hasil Uji Hausman
Correlated Random Effects - Hausman Test
Equation: Untitled
Test cross-section random effects
Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
adalah 0,0000 lebih kecil dari 0,05 maka dapat di simpulkan Ha diterima dan
metode Random Effects sebagai metode analisis data panel pada penelitian ini
sebelumnya di uji melalui uji chow dan uji hausman terlebih dahulu, sehingga
akhirnya metode Random Effect yang paling tepat untuk menguji data panel pada
penelitian ini.
71
Tabel 4.7
Hasil Uji Regresi Data Panel dengan Metode Fixed Effects
tetap.
nilainya tetap.
tetap.
ketentuan :
Tabel 4.8
Hasil Uji t-Statistic
Sumber : B
Output Eviews 9
Laba (DA) dan Kinerja Keuangan dengan rasio (ROA) dan (ROE) dapat diuji
sebagai berikut :
manajemen laba (DA) memiliki nilai keofisien sebesar -0,431. Dan nilai
73
probability sebesar 0,316 lebih besar dari 0,05 atau (0,316 > 0,05). Karena
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013 – 2017. Sehingga H0 diterima dan
dengan rasio ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini
keofisien sebesar 0,046. Dan nilai probability sebesar 0,000 lebih kecil
dari 0,05 atau (0,000 < 0,05). Karena nilai probability kecil dari taraf
(BEI) tahun 2013 – 2017. Sehingga H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti
Nilai Perusahaan”.
sebesar 0,025. Dan nilai probability sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05
atau (0,000 < 0,05). Karena nilai probability kecil dari taraf signifikansi
Nilai Perusahaan”.
Tabel 4.9
Hasil Uji F-statistik
probability sebesar 0,000 dengan tingkat kesalahan yang digunakan sebesar 0,05.
sebesar 0,0000 < 0,05 maka keputusannya adalah bahwa Manajemen Laba (DA),
dan Kinerja Keuangan dengan rasio (ROA) dan (ROE) berpengaruh signifikan
yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014 – 2017.
75
Tabel 4.10
Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian
Tabel 4.11
R-squared 0.432059
Adjusted R-squared 0.427611
(DA), dan Kinerja Keuangan dengan rasio (ROA) dan (ROE) mampu
sebesar 43,21% dan sisa dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak
berpengaruh negatif terhadap nilai perusahaan. Hal ini karena variabel manajemen
laba (DA) memiliki nilai keofisien sebesar -0,431. Dan nilai probability sebesar
0,316 lebih besar dari 0,05 atau (0,316 > 0,05). Karena nilai probability besar dari
(DA) secara parsial tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2013 – 2017.
77
(PBV), meningkatnya manajemen laba maka tidak akan diikuti dengan kenaikan
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Dan sama hasil dengan penelitian
ROA berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini karena variabel
kinerja keuangan dengan rasio ROA memiliki nilai keofisien sebesar 0,046. Dan
nilai probability sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 atau (0,000 < 0,05). Karena
nilai probability kecil dari taraf signifikansi 5% maka dapat disimpulkan bahwa
variabel kinerja keuangan dengan rasio ROA secara parsial berpengaruh terhadap
78
nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2013 – 2017. Sehingga H0 ditolak dan Ha diterima yang
Nilai Perusahaan”.
terhadap nilai perusahaan (PBV). Semakin tinggi hasil pengembalian atas ekuitas,
berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah
pengembalian atas ekuitas, berarti semakin rendah pula jumlah laba bersih yang
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam ekuitas.Dapat ditarik
tersebut.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh
signifikan tehadap nilai perusahaan. Berbeda dengan hasil yang dilakukan oleh
DP, H. R., & Monika, M. (2014), menunjukkan bahwa kinerja keuangan dengan
ROE berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. Hal ini karena variabel
kinerja keuangan dengan rasio ROE memiliki nilai keofisien sebesar 0,025. Dan
nilai probability sebesar 0,000 lebih kecil dari 0,05 atau (0,000 < 0,05). Karena
nilai probability kecil dari taraf signifikansi 5% maka dapat disimpulkan bahwa
variabel kinerja keuangan dengan rasio ROE secara parsial berpengaruh terhadap
nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek
Indonesia (BEI) tahun 2013 – 2017. Sehingga H0 ditolak dan Ha diterima yang
Nilai Perusahaan”.
berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah
pengembalian atas ekuitas, berarti semakin rendah pula jumlah laba bersih yang
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam ekuitas.Dapat ditarik
tersebut.
80
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Menurut
DP, H. R., & Monika, M. (2014), menunjukkan bahwa kinerja keuangan dengan
dilakukan oleh Putri, A. O., & Suwitho. (2015), menunjukkan bahwa kinerja
Perusahaan
probability sebesar 0,000 dengan tingkat kesalahan yang digunakan sebesar 0,05.
sebesar 0,0000 < 0,05 maka keputusannya adalah bahwa Manajemen Laba (DA),
dan Kinerja Keuangan dengan rasio (ROA) dan (ROE) berpengaruh signifikan
yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2014 – 2017.
Hasil ini konsisten dengan uraian teori dan hipotesis yang diajukan
sebelumnya, dimana meningkatnya manajemen laba (DA) maka tidak akan diikuti
melakukan manajemen laba ataupun tidak melakukan manajemen laba tidak akan
kinerja keuangan dengan rasio ROA dan ROE, semakin tinggi hasil pengembalian
atas assets dan ekuitas, berarti semakin tinggi pula jumlah laba bersih yang
dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam assets dan ekuitas.
81
Sebaliknya, semakin rendah hasil pengembalian atas assets dan ekuitas, berarti
semakin rendah pula jumlah laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana
terhadap nilai perusahaan. Penelitian yang dilakukan oleh Heder, & Prayadi, M.
penelitian yang dilakukan oleh DP, H. R., & Monika, M. (2014), menunjukkan
bahwa kinerja keuangan dengan rasio ROA tidak berpengaruh terhadap nilai
nilai perusahaan.
BAB V
PENUTUPAN
5.1 Kesimpulan
dengan rasio return on assets dan return on equity. Penelitian ini dilakukan
pada tahun 2014-2017, yang melibatkan 100 perusahaan yang menjadi sampel
dalam penelitian ini, dengan jumlah data dalam 4 tahun berjumlah 400 data.
82
83
Sesuai dengan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan penelitian ini
1. periode waktu dalam penelitian ini hanya selama 4 tahun, dengan sampel
penelitian yang masil terbatas, yang berjumlah 100 sampel yang menjadi
objek penelitian.
return on equity.
manufaktur.
5.3 Saran
1. Bagi Perusahaan
diinginkan.
return on equity.
DAFTAR PUSTAKA
Budisantoso, T., & Nuritomo. (2014). Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
Jakarta: Salemba Empat.
Dewi, T., Pratomo, D., & Dilla, V. J. (2016). Pengaruh Manajemen Laba
Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kualitas Audit sebagai Variabel
Pemoderasi (Studi Kasus Pada Perusahaan Pertambangan yang Tercatat di
Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2011). e-Proceeding of Management .
DP, H. R., & Monika, M. (2014). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya.
Kasmir. (2012). Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Kieso, D., Weygandt, J., & Warfield, T. (2011). Intermediate Accounting Volume
I IFRS Edition. United States of America: Wiley.
Lestari, N., & Ningrum, S. A. (2018). Pengaruh Manajemen Laba dan Tax
Avoidance terhadap Nilai Perusahaan dengan Kualitas Audit sebagai
Variabel Moderasi. Journal of Applied Accounting and Taxation, 99-109.
Martani, D., & dkk. (2012). Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis Psak Buku
I. Jakarta: Salemba Empat.
NA, Chasmi., & M, Fadaee. (2016). Impact of Financial Performance and Growth
Opportunities on Success or Failure of Companies: Evidence from Tehran
Stock Exchange. Journal of Accounting & Marketing.
Putri, A. O., & Suwitho. (2015). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan Dengan Pengungkapan CSR Sebagai Variabel Pemoderasi.
Jurnal Ilmu dan Riset Manajemen, 4.
Repi, S., Murni, S., & Adare, D. (2016). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai
Perusahaan Sub Sektor Perbankan Pada BEI dalam Menghadapi MEA.
Jurnal EMBA.
Santoso, S. (2012). Panduan Lengkap SPSS Versi 2.0. Jakarta: PT. Elex Media
Komputindo.
Sari, N. K., & Astuti, D. D. (2015). Faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba
Pada Sektor Perbankan Indonesia. Journal of Business and Banking.
Sudana, I. M., W, A., & Ayu, P. (2011). Corporate Governance dan Pengukuran
Corporate Sosial Responsibility Pada Perusahaan Go-Public di Bursa Efek
Indonesia. Jurnal Manajemen dan Terapan.
Switli, S., & Decky. (2016). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan
Sub Sektor Perbankan. Jurnal EMBA.
Wijaya, A., & Linawati, N. (2015). Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai
Perusahaan. FINESTA, 46.
LAMPIRAN
40 Mean -5.51e-17
Median 0.007325
Maximum 2.398335
30
Minimum -2.568771
Std. Dev. 0.858489
20 Skewness 0.109591
Kurtosis 3.049951
10
Jarque-Bera 0.814895
Probability 0.665346
0
-2 -1 0 1 2
Hasil Uji Multikolineritas
DA ROA ROE
Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
H
Hasil Uji Regresi Data Panel dengan Metode Fixed Effects
R-squared 0.432059
Adjusted R-squared 0.427611