Anda di halaman 1dari 53

PENCAIRAN DANA PROGRAM INDONESIA PINTAR ( PIP )

PADA PT.BANK RAKYAT INDONESIA KANWIL SURABAYA

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Oleh :

Violita Adriani
NPM. 1613010087

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
2019
PENCAIRAN DANA PROGRAM INDONESIA PINTAR ( PIP ) PADA

PT.BANK RAKYAT INDONESIA KANWIL SURABAYA

Nama Mahasiswa : Violita Adriani

NPM : 1613010087

Program Studi : Ekonomi Akuntansi

Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

Telah disetujui untuk dibuat Laporan Praktek Kerja Lapangan

pada tanggal 15 April 2019

Mengetahui, Mengetahui,

KETUA PROGRAM STUDI PEMBIMBING

AKUNTANSI

Dra.Ec.Sari Andayani, M.Aks,C.M.A Dra.Ec.Sari Andayani, M.Aks,C.M.A

NIP. 196610111992032001 NIP. 196610111992032001


KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.Wr.Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayahNya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan ini. Laporan

ini merupakan salah satu syarat kelulusan mata kuliah “Praktek Kerja Lapangan”

pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional

Veteran Jawa Timur.

Laporan PKL ini disusun berdasarkan hasil kerja lapangan selama 13 hari

kerja dalam rentang waktu tanggal 15 April 2019 hingga 3 Mei 2019 di Kantor

Plaza BRI Kanwil Surabaya

Dengan segala kerendahan dan ketulusan hati, penulis menyampaikan

ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan

dorongan secara langsung maupun tidak langsung sehingga penulis dapat

menyelesaikan laporan praktek kerja lapangan ini. Ucapan terima kasih ditujukan

kepada :

1. Bapak Prof. Syamsul Huda, SE, MT selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

2. Ibu Dra. Ec. Sari Andayani, M.Aks selaku dosen Koordinator S1 Program

Studi Akuntansi Universitas Pembangunan Nasional Veteran Jawa Timur

3. Ibu Dra. Ec. Sari Andayani, M.Aks selaku dosen pembimbing untuk

menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan ini.


4. Bapak Tiyok Sapto Dwi Cahyo selaku supervisor divisi Oprasional

Jaringan dan Layanan yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan

Praktek Kerja Lapangan serta memberikan bimbingan selama kegiatan.

5. Orang tua penulis dan teman – teman penulis yang telah memberikan

dukungan dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini

Penyusunan Laporan Praktek Kerja Lapangan ini disusun dengan sebaik-

baiknya, namun masih terdapat kekurangan didalam penyusunan laporan ini.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang sifatnya membangun dari semua pihak

sangat diharapkan, tidak lupa harapan penulis semoga Laporan Praktek Kerja

Lapangan ini bermanfaat bagi pembaca serta dapat menambah ilmu dan

pengetahuan.

Wassalamualaikum. Wr.Wb

Surabaya, 21 Mei 2019

Violita Adriani
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

LEMBAR HALAMAN PERSETUJUAN

KATA PENGANTAR………………………………………….……………….i

DAFTAR

ISI……………………………………………………………………………… iv

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang……………………………………….…………………...… 1

1.2 Tujuan Dan Manfaat………………………………………………………... 3

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kartu Indonesia Pintar ( KIP )……………......……………….... 5

2.2 Pengertian Program Indonesia Pintar ( PIP )……...…………………………7

2.3 Tujuan PIP…..…………………………………….………..…….………… 8

2,4 Besaran Dana PIP Menurut Kemendikbud……...………..……………….. 8

2.5 Tahapan – Tahapan PIP…..……………………………………………….... 9

2.6 Langkah – Langkah Mencairkan Dana PIP………..….................................. 10

2.7 Landasan Hukum…………………………………………………………… 14

2.8 Pemanfaatan Dana PIP ……………………………………………………... 15

2.9 Kewajiban Peserta Didik Penerima PIP ……………………………………. 16

BAB III GAMBARAN UMUM OBYEK PKL

3.1 Sejarah Singkat PT.BRI Kanwil Surabaya………………………………… 17


3.2. Profil PT.BRI ……………………….…………………………………….. 18

3.3 Struktur Organisasi PT.BRI Kanwil Surabaya……………………………... 23

3.4 Kegiatan Usaha PT.BRI……………………………………………………. 23

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktek Kerja Lapang………………..………………………………. 28

4.2 Pembahasan ………………………………………………………………... 33

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan……………………………………..………………………….. 39

5.2 Saran……………………………………………..………………………… 39

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………..……………...vi

LAMPIRAN…………………………...……………………………………….vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sesuai dengan Undang-Undang yang ada di Indonesia tentang pentingnya

sebuah pendidikan bagi warga Negara tertera pada pasal 31 Undang-Undang

Dasar 1945 yang berisikan bahwa setiap warga Negara berhak memperoleh

dan mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib untuk membiayai.

Pentingnya sebuah pendidikan menjadi tanggung jawab pemerintah dalam

membangun pendidikan untuk warga Negara agar menjadi manusia yang

memiliki karakter serta berkehidupan sosial yang sehat. Spesifiksi singkatnya

bisa di katakana pendidikan itu adalah kunci membentuk sumber daya

manusia yang berkualitas. Pendidikan selalu berubah dan berkembang secara

progresif menjadikan pemerintah harus lebih meningkatkan kualitas dan

kuantitas pendidikan yang ada di Indonesia. Dalam hal pengajaran, fasilitas,

dan tenaga pengajarpun lebih di tingkatkan, yang berupaya untuk kemajuan

Negara. Namun pada kenyataanya masih ada persoalan-persoalan di dunia

pendidikan yang ada di Negara ini. Intruksi President Nomor 7 Tahun 2014

diantaranya mengamanatkan tentang Program Indonesia Pintar (PIP) kepada

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Untuk menyeiapkan Kartu Indonesia

Pintar (KIP) dan 2 menyalurkan dana program Indonesia Pintar (PIP) kepada

siswa yang orang tuanya tidak mamapu membiayai pendidikannya. Program

Indonesia Pintar (PIP) melaui Kartu Indonesia Pintar (KIP) merupakan


kelajutan dari program Bantuan Siswa Miskin (BSM) yang mencangkup siswa

dari jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA, dan siswa/warga

yang menempuh pendidian di Pusat Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM).

Dalam hal ini pemberian bantuan Kartu Indonesia Pintar harus di berikan

kepada siswa/ warga yang layak untuk mendapatkan bantuan tersebut. Maka

dalam hal ini permasalahan yang sering di hadapi dalam menentukan

kelayakan penerima KIP agar sesui dengan program pemerintah yang di

adakan adalah menentukan siapa yang benar layak pendapatkan KIP, agar

program yang di jalankan oleh pemerintah itu sesuai dengan sasaran dan

kriteria dalam pemberiannya. Dalam hal ini di karenakan banyaknya anak-

anak yang masih menempuh pendidikan mempunyai hak hal dalam

medapatkan dan mengikuti pendidikan. Agar dapat menjadikan mereka

sumber daya manusia yang berkualitas bagi Negara

Pemerintah membuat program ini dengan melakukan kerja sama antara

bank – bank konvensional yang ada di Indonesia, seperti Bank Rakyat

Indonesia agar masyarakat lebih mudah mengakses dan bertanya – Tanya

mengenai program yang disediakan Pemerintah melalui KIP

Oleh karena itu penulis membuat laporan PKL yang berjudul “ Pengaruh

Program Indonesia Pintar ( PIP ) Belum Cair Terhadap PT.Bank Rakyat

Indonesia Kanwil Surabaya”

1.2 Tujuan Praktek Kerja Lapangan


1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan Universitas Pembangunan Nasional ( UPN ) Jatim

mengadakan program Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) bagi para

mahasiswa adalah untuk membagi konsep, yaitu memadukan antara teori

dalam lingkup pendidikan dengan lingkup organisasi yang sebenarnya

sehingga mahasiswa mempunyai dasar pijakan untuk pengembangan

wawasan yang terkait dunia kerja

1.2.2 Tujuan Khusus

Tujuan khusus yang diperoleh dalam Praktek Kerja Lapangan ini adalah

sebagai berikut:

1. Mempelajari sistematika pip

2. Mengentri dan memfilter data pip yang belum cair

3. Melakukan pengarsipan pembukuan

1.3 Manfaat Praktik Kerja Lapangan

A. Membandingkan antara teori yang telah diajarkan selama menempuh

perkuliahan dengan praktek yang ada di lapangan. Sehingga kita dapat

mengetahui dan memprediksi bagaimana ruang lingkup dunia kerja

B. Mempraktekan secara langsung aktivitas kerja dunia perbankan sehingga

dapat meningkatkan minat dan kreatifitas mahasiswa sesuai dengan

disiplin ilmu yang dipelajari


C. Terjalin hubungan kerja sama antara UPN Jatim dengan instansi tempat

pelaksanaan kegiatan PKL, sehingga dimasa depan akan dikembangkan

kerja sama yang lebih baik

D. Dapat memberikan pengalaman kerja bagi mahasiswa

E. Melatih diri untuk dapat beradabtasi terhadap lingkungan kerja, dapat

menerima dan menyesuaikan dengan kondisi yang berbeda sehingga dapat

meningkatkan jiwa social yang tinggi


BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Kartu Indonesia Pintar ( KIP )

KIP sendiri merupakan kartu yang ditujukan bagi keluarga miskin dan

rentan miskin yang ingin menyekolahkan anaknya yang berusia 7-18 tahun secara

gratis. Mereka yang mendapat KIP ini akan diberikan dana tunai dari pemerintah

secara reguler yang tersimpan dalam fungsi kartu KIP untuk bersekolah secara

gratis tanpa biaya. Program KIP sendiri akan ditujukan pada 15,5 juta keluarga

kurang mampu di seluruh Indonesia yang memiliki anak usia sekolah 7 hingga 18

tahun baik yang telah terdaftar maupun yang belum terdaftar di sekolah maupun

madrasah. Dengan program KIP ini diharapkan angka putus sekolah bisa turun

dengan drastic.

Program ini sendiri ditujukan untuk menghilangkan hambatan ekonomi

siswa untuk bersekolah, sehingga nantinya membuat anak-anak tidak lagi terpikir

untuk berhenti sekolah. Selain menghindari anak pustus sekolah, program KIP ini

juga dibuat untuk bisa menarik kembali siswa yang telah putus sekolah agar

kembali bersekolah. Bukan hanya tentang biaya administrasi sekolah, program ini

juga bertujuan untuk membantu siswa memenuhi kebutuhan dalam kegiatan

pembelajaran. Lebih luas lagi, program dalam KIP ini juga sangat mendukung

untuk mewujudkan program Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun dan

Pendidikan Menengah Universal/Wajib Belajar 12 Tahun.

Kartu Indonesia Pintar (KIP) sendiri memiliki beberapa manfaat yaitu :


a. Kartu Indonesia Pintar (KIP) diberikan sebagai penanda dan digunakan

untuk menjamin serta memastikan seluruh anak usia sekolah (6-21 tahun)

dari keluarga pemegang KKS untuk mendapatkan manfaat Program

Indonesia Pintar bila terdaftar di Sekolah, Madrasah, Pondok Pesantren,

Kelompok Belajar (Kejar Paket A/B/C) atau Lembaga Pelatihan maupun

Kursus.

b. Untuk tahap awal di 2014, KIP telah dicetak untuk sekitar 160 ribu siswa

di sekolah umum dan juga madrasah di 19 Kabupaten/Kota. Untuk 2015,

diharapkan KIP dapat diberikan kepada 20,3 juga anak usia sekolah baik

dari keluarga penerima Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) atau memenuhi

kriteria yang ditetapkan (seperti anak dari keluarga peserta PKH).

c. KIP juga mencakup anak usia sekolah yang tidak berada di sekolah seperti

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) seperti anak-anak di

Panti Asuhan/Sosial, anak jalanan, dan pekerja anak dan difabel. KIP juga

berlaku di Pondok Pesantren, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat dan

Lembaga Kursus dan Pelatihan yang ditentukan oleh Pemerintah.

d. KIP mendorong pengikut-sertaan anak usia sekolah yang tidak lagi

terdaftar di satuan pendidikan untuk kembali bersekolah.

e. KIP menjamin keberlanjutan bantuan antar jenjang pendidikan sampai

tingkat SMA/SMK/MA.
Prioritas penerima Kartu Indonesia Pintar, yaitu:

• Penerima BSM dari pemegang KPS yang telah ditetapkan

SP2D 2014

• Anak usia sekolah ( 6 – 21 tahun ) dari keluarga pemegang

KPS/KKS yang belum ditetapkan sebagai penerima manfaat

BSM

• Anak usia sekolah ( 6 – 21 tahun ) dari keluarga peserta PKH

• Anak usia sekolah ( 6 – 21 tahun ) yang tinggal di Panti

Asuhan/Sosial

• Siswa/santri ( 6 – 21 tahun ) dari pondok pesantren yang

memiliki KPS/KKS ( khusus untuk BSM Madrasah )

• Anak usia sekolah ( 6 – 21 tahun ) yang terancam putus sekolah

karena kesulitan ekonomi dana tau korban musibah

berkepanjangan atau bencana alam melalui jalulr FUS/FUM

• Anak usia sekolah yang belum tahu atau tidak lagi bersekolah

yang datanya telah direkapitulasi pada Semester 2 ( TA )

2014/2015

2.2 Pengertian Program Indonesia Pintar ( PIP )

Program Indonesia Pintar ( PIP ) melalui KIP adalah pemberian bantuan

tunai pendidikan kepada anak usia sekolah ( 6 tahun – 21 tahun ) yang berasal dari

keluarga miskin, rentan miskin: pemilik Kartu Keluarga Sejahtera ( KKS ),

peserta Program Keluarga Harapan ( PKH ), yatim piatu, penyandang disabilitas,

korban bencana alam/musibah. PIP merupakan peyempurnaan dari program


Bantuan Siswa Miskin ( BSM ). PIP sendiri mulai didirikan pada tahun 2015

dimana sasaran utama PIP yaitu:

1. Peserta didik pemegang KIP

2. Peserta didik dari keluarga miskin atau rentan miskin dengan

pertimbangan khusus

3. Peserta didik SMK yang menempuh studi keahlian kelompok dibidang:

pertanian, perikanan, perternakan, kehutanan, pelayaran, dan kemaritiman

2.3 Tujuan PIP

Tujuan PIP (Program Indonesia Pintar) melalui KIP adalah:

a. Meningkatkan akses bagi anak usia 6 (enam) sampai dengan 21 (dua puluh

satu) tahun untuk mendapatkan layanan pendidikan sampai tamat satuan

pendidikan menengah untuk mendukung pelaksanaan Pendidikan

Menengah Universal/Rintisan Wajib Belajar 12 (dua belas) Tahun

b. Mencegah peserta didik dari kemungkinan putus sekolah (drop out) atau

tidak melanjutkan pendidikan akibat kesulitan ekonomi; dan

c. Menarik siswa putus sekolah (drop out) atau tidak melanjutkan agar

kembali mendapatkan layanan pendidikan di sekolah/Sanggar Kegiatan

Belajar (SKB)/Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM)/Lembaga

Kursus Pelatihan (LKP)/satuan pendidikan nonformal lainnya dan Balai

Latihan Kerja (BLK).

2.4 Besaran Dana PIP Menurut Kemendikbud

1) Peserta didik SD/MI//Paket A mendapatkan Rp.450.000,-/tahun

2) Peserta didik SMP/MTs/Paket B mendapatkan Rp.750.000,-/tahun


3) Peserta didik SMA/SMK/MA/Paket C mendapatkan Rp.1.000.000,-

/tahun

2.5 Tahapan – Tahapan PIP

1. Nama siswa terdaftar di dapodik untuk sekolah naungan kemendikbud

(SD/SMP/SMA/SMK) dan terdaftar di emis untuk madrasah naungan

kemenag (MI/MTs/MA)

2. Siswa dapat melapor ke kepala sekolah dengan membawa Kartu

Keluarga Sejahtera (KKS) / Kartu Perlindungan Sosial (KPS) / kartu

Program Keluarga Harapan (PKH).

3. Jika belum memliliki KPS / KKS / PKH, maka siswa bersama orang tua

minta Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) dari RT/RW dan

Desa/Kelurahan untuk melengkapi syarat pendaftaran.

4. Kepala sekolah bersama operator sekolah akan mencatat data siswa

calon penerima KIP melalui dapodik/emis untuk segera

dikirim/diusulkan ke dinas pendidikan/kementrian agama

kabupaten/kota setempat.

5. Diknas/kemenag kabupaten/kota akan mengirim daftar rekapitulasi

pengajuan calon penerima KIP ke kemendikbud/kemenag pusat.

6. Kemendikbud/kemenag akan memverifikasi data calon penerima PIP

dan akan segera mengirim KIP kepada siswa yang lolos dan layak

menerima PIP.
2.6 Langkah – Langkah Mencairkan Dana PIP Pada Bank Rakyat

Indonesia

1. Penerima KIP melaporkan nomor KIP ke sekolah, SKB (Sanggar Kegiatan

Belajar), PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat), LKP (Lembaga

Kursus Pelatihan).

2. Kemudian sekolah atau lembaga pendidikan akan mencatat informasi

peserta didik ke Dapodik (Data Pokok Pendidikan).

3. Dapodik kemudian akan mengajukan ke Kemendikbud, Kementerian

Agama atau Balai Latihan Kerja (BLK) Kementerian Tenaga Kerja dan

Transmigrasi.

4. Kemendikbud, Kemenag dan Kemnakertrans kemudian akan melakukan

verifikasi sesuai dengan server Dapodik di pusat.

5. Setelah diverifikasi atau disetujui, Kemendikbud, Kemenag dan

Kemnakertrans akan menerbitkan Surat Keputusan (SK) Penetapan

Penerima Manfaat PIP dan akan mengirimkan daftar penerima tersebut ke

Bank Rakyat Indonesia ( BRI )

6. Kemudian Dinas Pendidikan akan mengirimkan surat pemberitahuan dan

daftar penerima manfaat PIP ke sekolah atau lembaga pendidikan lainnya.

7. Pihak sekolah atau lembaga pendidikan lainnya akan memberikan

informasi kepada peserta didik atau orangtua mengenai lokasi dan waktu

pengambilan dana bantuan berdasarkan informasi dari Dinas Pendidikan.


8. Kamu pun sudah bisa mengambil dana bantuan PIP ke BRI dengan

membawa surat pemberitahuan yang sudah diberikan oleh pihak sekolah

atau lembaga pendidikan.

Pengambilan/pencairan dana PIP dilakukan oleh peserta didik/penerima

kuasa di BRI dengan ketentuan sebagai berikut:

Virtual Account

a. Pengambilan langsung oleh peserta didik dengan membawa Surat

Keterangan Kepala Sekolah/Ketua Lembaga. Untuk peserta didik yang

tidak memiliki KTP didampingi oleh guru/kepala sekolah/ orangtua/wali.

b. Pengambilan secara kolektif oleh Kepala Sekolah/Ketua Lembaga

dengan membawa dokumen sebagai berikut:

1. Surat Keterangan Kepala Sekolah/Ketua Lembaga.

2. Fotokopi KTP Kepala Sekolah/Ketua Lembaga dan menunjukan aslinya;

3. Fotokopi SK Pengangkatan Kepala Sekolah/Ketua Lembaga defenitif yang

masih berlaku);

4. Surat Pertanggungjawaban Mutlak (SPTJM)

Rekening Tabungan Sebelum pencairan/pengambilan dana, untuk

rekening tabungan harus dilakukan aktivasi terlebih dahulu oleh peserta

didik, dengan membawa: (1) Surat Keterangan Kepala Sekolah/Ketua

Lembaga dan (2) tanda pengenal (KIP/Kartu Pelajar/Kartu Tanda

Penduduk/Kartu Keluarga/Surat Keterangan dari Kepala Desa/Lurah).

Untuk peserta didik SD dan SMP yang tidak memiliki KTP didampingi

oleh guru/kepala sekolah/orangtua/wali. Setelah aktivasi, dana PIP dapat


langsung diambil/dicairkan oleh peserta didik penerima. Pengambilan

dana dapat dilakukan dengan cara:

a. Pengambilan langsung oleh peserta didik dengan membawa tanda

pengenal seperti: KIP/Kartu Pelajar/Kartu Tanda Penduduk/Kartu

Keluarga/Surat Keterangan dari Kepala Desa/Lurah dan buku tabungan.

b. Pengambilan secara kolektif oleh Kepala Sekolah/Ketua Lembaga

dengan membawa Surat Kuasa dari orang tua/wali (untuk SD/paket A dan

SMP/paket B) atau dari peserta didik (untuk SMA/paket C dan

SMK/Lembaga Kursus) penerima PIP, dengan melampirkan dokumen

sebagai berikut:

1. Fotokopi KTP Kepala Sekolah/Ketua Lembaga dan menunjukkan aslinya;

2. Fotokopi SK Pengangkatan Kepala Sekolah/Ketua Lembaga definitif yang

masih berlaku;

3. Buku tabungan peserta didik yang diambil secara kolektif;

4. Surat Pertanggungjawaban Mutlak (SPTJM).

Selain syarat yang ditetapkan oleh juknis PIP, biasanya pihak bank

penyalur juga meminta tambahan syarat berupa surat kuasa pencairan

PIP dari salah satu orang tua penerima PIP kepada kepala sekolah.

Sementara pihak dinas kabupaten meminta laporan pencairan berupa

daftar koektif penyerahan dana dari kepala sekolah ke sista atau

orangtua siswa

Pengambilan kolektif dapat dilakukan apabila penerima PIP berada di

daerah yang sulit untuk mengakses ke bank/lembaga penyalur (tidak ada


kantor bank/lembaga penyalur di kecamatan sekolah/tempat tinggal

peserta didik), biaya transport pengambilan lebih besar/tidak seimbang

dari bantuan yang akan diterima), atau cuaca buruk/kondisi lingkungan

yang membahayakan siswa.

Dana yang sudah dicairkan oleh penerima kuasa harus segera diberikan

kepada siswa penerima yang bersangkutan paling lambat 5 (lima) hari

kerja setelah pencairan kolektif, dan pelaporan pencairan kolektif

dilakukan paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah pencairan kolektif

ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota.

Bagi penerima PIP dari lembaga Kursus dan Pelatihan, proses pencairan

dilakukan secara kolektif oleh pimpinan lembaga dengan memenuhi

persyaratan pencairan kolektif mengingat durasi pembelajaran relatif

singkat.
2.7 Landasan Hukum

Pelaksanaan PIP berdasarkan pada peraturan perundang – undangan yang

berlaku, sebagai berikut:

1. Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

1945

2. Undang – Undang No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara

3. Undang – Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional

4. Undang – Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerindah

Daerah

5. Undang – Undang No.35 Tahun 2014 tentang Perubahan

Aatas Undang – Undang No.23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak

6. Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar

Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali

diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah No.13 Tahun

2015 tentang perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah

No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

7. Peraturan Pemerintah No.48 Tahun 2008 tentang

Pendanaan Pendidikan

8. Peraturan Pemerintah No.17 Tahun 2010 tentang

Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan,


sebagaimana telah diubah dalam Peraturan Pemerintah

No.66 Tahun 2010

9. Peraturan Presiden No.166 Tahun 2014 tentang Program

Percepatan Penanggulangan Kemiskinnan

10. Peraturan Presiden No.2 Tahun 2015 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional

11. Peraturan Presiden No.14 Tahun 2015 tentang Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan

12. Instruksi Presiden No.7 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan

Program Simpanan Keluarga Sejahtera, Program Indonesia

Pintar, dan Program Indonesia Sehat Untuk Membangun

Keluarga Produktif

2.8 Pemanfaatan Dana PIP

Program PIP ditujukan untuk membangun biaya pribadi peserta didik agar

dapat terus melanjutkan pendidikannya sampai selesai jenjang Pendidikan

Menengah. Dana bantuan diberikan langsung kepada peserta didik ( sekolah

atau SKB atau PKBM atau LKP atau satuan pendidikan non formal lainnya )

untuk pemanfaatan sebagai berikut :

a. Pembelian buku dan alat tulis

b. Pembelian pakaian dan perlengkapan ( sepatu, tas,

dll )

c. Transportasi peserta didik

d. Uang saku peserta didik


e. Biaya kursus atau les tambahan bagi peserta didik

pendidikan formal

f. Biaya praktek tambahan/penambahan biaya Uji

Kompetensi ( UJK ) jika beasiswa UJK tidak

mencukupi atau magang atau peenempatan kerja ke

Dunia Usaha dan Dunia Industry ( DUDI ) bagi

peserta didik pendidikan non formal

Penerima PIP tidak diperkenankan menggunakan dana tersebut untuk

tujuan yang tidak berhubungan dengan kegiatan pendidikan

2.9 Kewajiban Peserta Didik Penerima PIP

Peserta didik penerima PIP memiliki kewajiban sebagai berikut:

• Menggunakan dana PIP sesuai dengan ketentuan pemanfaatan dana

• Terus bersekolah ( tidak putus sekolah ) dengan rajin dan tekun

• Disiplin dalam melaksanakan tugas – tugas sekolah

• Menunjukan kepribadian terpuji dan tidak melakukan perbuatan

yang tercela
BAB III

GAMBARAN UMUM OBYEK PKL

3.1 Sejarah Singkat Bank BRI

3.1.1 Lahirnya BRI (1895)

Bank Rakyat Indonesia (BRI) adalah salah satu bank milik pemerintah yang

terbesar di Indonesia. Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di

Purwokerto, Jawa Tengah oleh Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De

Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der Inlandsche Hoofden atau “Bank Bantuan

dan Simpanan Milik Kaum Priyayi Purwokerto”, suatu lembaga keuangan yang

melayani orang-orang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Lembaga tersebut

berdiri tanggal 16 Desember 1895, yang kemudian dijadikan sebagai hari

kelahiran BRI.

3.1.2 BRI Pasca Kemerdekaan RI (1946)

Pada periode setelah kemerdekaan RI, berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1

tahun 1946 Pasal 1 disebutkan bahwa BRI adalah sebagai Bank Pemerintah

pertama di Republik Indonesia. Dalam masa perang mempertahankan

kemerdekaan pada tahun 1948, kegiatan BRI sempat terhenti untuk sementara

waktu dan baru mulai aktif kembali setelah perjanjian Renville pada tahun 1949

dengan berubah nama menjadi Bank Rakyat Indonesia Serikat.

3.1.3 Peleburan BRI, BKTN, & NHM (1960)


Pada waktu itu melalui PERPU No. 41 tahun 1960 dibentuklah Bank Koperasi

Tani dan Nelayan (BKTN) yang merupakan peleburan dari BRI, Bank Tani

Nelayan dan Nederlandsche Maatschappij (NHM). Kemudian berdasarkan

Penetapan Presiden (Penpres) No. 9 tahun 1965, BKTN diintegrasikan ke dalam

Bank Indonesia dengan nama Bank Indonesia Urusan Koperasi Tani dan Nelayan.

Setelah berjalan selama satu bulan, keluar Penpres No. 17 tahun 1965 tentang

pembentukan bank tunggal dengan nama Bank Negara Indonesia. Dalam

ketentuan baru itu, Bank Indonesia Urusan Koperasi, Tani dan Nelayan (eks

BKTN) diintegrasikan dengan nama Bank Negara Indonesia unit II bidang Rural,

sedangkan NHM menjadi Bank Negara Indonesia unit II bidang Ekspor Impor

(Exim).

3.1.4 BRI Hari Ini (1992)

Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992

dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah menjadi

perseroan terbatas. Kepemilikan BRI saat itu masih 100% di tangan Pemerintah

Republik Indonesia. Pada tahun 2003, Pemerintah Indonesia memutuskan untuk

menjual 30% saham bank ini, sehingga menjadi perusahaan publik dengan nama

resmi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., yang masih digunakan sampai

dengan saat ini.

3.2 Profil PT Bank BRI


Sebagai bank komersial tertua, BRI konsisten memberikan pelayanan kepada

segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan hingga saat ini BRI tetap

mampu menjaga komitmen tersebut di tengah kompetisi industry perbankan

Indonesia. Dengan dukungan pengalaman dan kemampuan yang matang dalam

memberikan layanan perbankan, terutama pada segmen UMKM, BRI mampu

mencatat prestasi selama 10 tahun berturutturut sebagai bank dengan laba

terbesar. Keberhasilan ini adalah hasil kerja keras segenap insan BRI, yang secara

terus menerus menambah kompetensi, berinovasi dan mengembangkan produk

dan jasa perbankan bagi semua segmen bisnis.

Konsisten fokus pada Segmen Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

melalui lebih dari 10.000 unit kerja yang terintegrasi secara online di seluruh

Indonesia menjadikan BRI sebagai salah satu Bank dengan layanan Micro

Banking terbesar di Indonesia dan dunia. BRI juga terus mengembangkan

berbagai produk consumer banking dan layanan institusional bagi masyarakat

perkotaan. Untuk mendukung upaya tersebut, BRI terus mengembangkan jaringan

kerja sehingga kini tercatat sebagai bank terbesar dalam hal jumlah unit kerja di

Indonesia, yaitu berjumlah 10.396 unit kerja termasuk 3 kantor cabang yang

berada di luar negeri, yang seluruhnya terhubung secara real time online.

3.2.1 Daftar Kantor Cabang Bank BRI Di Surabaya


Berikut ini adalah alamat daftar kantor cabang Bank BRI se-Kanwil

Surabaya.

1. KANTOR CABANG BANGKALAN

2. KANTOR CABANG BOJONEGORO

3. KANTOR CABANG GRESIK

4. KANTOR CABANG JOMBANG

5. KANTOR CABANG KRIAN

6. KANTOR CABANG LAMONGAN

7. KANTOR CABANG MOJOKERTO

8. KANTOR CABANG MULYOSARI

9. KANTOR CABANG PAMEKASAN

10. KANTOR CABANG SAMPANG

11. KANTOR CABANG SIDOARJO

12. KANTOR CABANG SUMENEP

13. KANTOR CABANG SURABAYA DIPONEGORO

14. KANTOR CABANG SURABAYA HR. MUHAMMAD

15. KANTOR CABANG SURABAYA JEMUR SARI

16. KANTOR CABANG SURABAYA KALIASIN

17. KANTOR CABANG SURABAYA KAPAS KRAMPUNG


18. KANTOR CABANG SURABAYA KERTAJAYA

19. KANTOR CABANG SURABAYA KUSUMA BANGSA

20. KANTOR CABANG SURABAYA MANUKAN

21. KANTOR CABANG SURABAYA PAHLAWAN

22. KANTOR CABANG SURABAYA RAJAWALI

23. KANTOR CABANG SURABAYA TANJUNG PERAK

24. KANTOR CABANG TUBAN

25. KANTOR CABANG WARU

3.2.2 Visi, Misi, dan Nilai

Visi

Menjadi The Most Valuable Bank di Asia Tenggara dan Home to the

Best Talent
Misi

1. Memberikan yang terbaik

Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan

kepada segmen mikro, kecil, dan menengah untuk menunjang peningkatan

ekonomi masyarakat

2. Menyediakan pelayanan yang prima

Memberikan pelayanan prima dengan fokus kepada nasabah melalui sumber daya

manusia yang profesional dan memiliki budaya berbasis kinerja (performance-

driven culture), teknologi informasi yang handal dan future ready, dan jaringan

kerja konvensional maupun digital yang produktif dengan menerapkan prinsip

operational dan risk management excellence.

3. Bekerja dengan Optimal dan Baik

Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihakpihak yang

berkepentingan (stakeholders) dengan memperhatikan prinsip keuangan

berkelanjutan dan praktik Good Corporate Governance yang sangat baik.

3.3 Struktur Organisasi PT BRI KC KANWIL Surabaya

Untuk membentuk suatu sistem kerja yang kondusif dan menghasilkan kinerja

seluruh kegiatan organisasi agar dapat berjalan dengan baik, maka perlu disusun
suatu struktur organisasi yang menjadi kerangka hubungan antara bagian dan

fungsi yang bermanfaat untuk mengetahui pembagian tugas, wewenang, dan

tanggung jawab masing-masing individu. Dengan adanya pembagian tugas yang

jelas tersebut maka akan mempermudah pimpinan perusahaan mengadakan

pengawasan dan meminta pertanggung jawaban atas tugas yang telah menjadi

tanggung jawab masing-masing.

Struktur dasar dari suatu organisasi bergantung pada ukuran Instansi, sifat

Instansi, dan kerumitan dari masalah-masalah yang dihadapi. Struktur organisasi

dari Plaza BRI Kanwil Surabaya dapat dilihat pada gambar 1.

3.4 Kegiatan Usaha PT. Bank Rakyat Indonesia

PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk merupakan Bank Pemerintah yang

melakukan usaha Bank Umum, seperti Bank-Bank pemerintah lainnya. PT. Bank

Rakyat Indonesia, Tbk memberikan pelayanan kepada masyarakat yang ingin

menggunakan jasa perbankan.

Kegiatan usaha PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk lebih diarahkan

kepada perbaikan ekonomi dan pembayaran ekonomi nasional dengan jalan

melakukan usaha Bank-Bank Umum, yaitu dalam pengumpulan dana bank,

melakukan usaha simpanan da penyaluran dananya dalam bentuk kredit.

Selain itu juga PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk juga memberikan jasa-

jasa perbankan dalam negeri maupun luar negeri. Untuk lebih jelasnya akan

diuraikan produk-produk yang disediakan oleh PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk

yaitu:
1. Usaha Simpanan

Pelayanan yang diberikan adalah usaha yang sangat mendominasi bagi

PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk dan juga merupakan produk yang menjadi

ketetapan untuk ditawarkan kepada masyarakat penabung, usaha ini meliputi:

a. Giro BRI dalam rupiah dan valas (GIROBRI)

b. BRITAMA

c. Simpanan Pedesaan (SIMPEDES)

d. Simpanan Masyarakat Kota (SIMASKOT)

e. Deposito Berjangka BRI (DEPOBRI)

f. Sertifikat Deposito BRI (SERTIBRI)

2. Usaha Jasa bank

PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk ternyata mengantisipasi

kebutuhan masyarakat akan jasa-jasa perbankan untuk mengadakan

transaksi dengan pihak lain, untuk itu PT. Bank Rakyat Indonesia,

Tbk mengeluarkan berbagai jenis produk pelayanan yang dapat

digunakan oleh masyarakat berupa:

a. Dalam Negeri

a) Pengiriman Uang Dalam negeri (Transfer)

b) Inkaso

c) Perantara perdagangan Efek/Saham/Surat-surat Berharga Pasar

Uang

d) Jaminan Bank

e) Safe Deposit Box (SDB)


f) Transaksi Antar Cabang (TAC)

g) Automatic Teller Mechine (ATM)

h) Cek Perjalanan BRI (CEPEBRI)

i) Kliring

b. Luar Negeri

a) Ekspor

b) Impor

c) Transfer Western Union (WU)

d) Jual Beli Valuta Asing, bank Notes, bank Draft, Travellers

Cheque

e) Penagihan (Collection)

f) Jaminan bank

g) Overseas Loan

3. Usaha Pinjaman /Kredit

Usaha pinjaman/kredit kepada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk

dalam bentuk:

a. Kredit Pengadaan Pangan / Pupuk / Cengkeh

b. Koperasi

c. Konstruksi

d. Kretab / Kresun

e. Kredit Kecil Investasi (KKI)/Kredit Modal kerja (KKMK)

f. Pembinaan Peningkatan Pendapatan Petani / Nelayan Kecil (P4K)


g. Kredit Modal kerja Ekspor (KMKE) / Kredit Modal Kerja Impor

(KMKI)

h. KPR (Kredit Kepemilikan Rumah)

i. KKB (Kredit Kendaraan bermotor)

4. Jasa Bank Lainnya

Jasa yang diberikan ini adalah jasa yang tidak termasuk diatas,

melainkan jasa yang diberikan secara khusus oleh PT. Bank Rakyat Indonesia,

Tbk dalam menjawab tantangan yang semakin kompleks yaitu penerimaan setoran

dan penyaluran dana, antara lain:

a. ONH

b. Orang Tua Asuh

c. PT. Taspen

d. BKKBN

e. PT. Pos Indonesia

f. PT. TELKOM

g. PLN

h. TNI Angkatan Darat/POLRI

i. Universitas terbuka

j. Dana Firdaus (Wakaf dan Firdaus)

k. PBB

l. Rekening Telepon, Telex, Faximile

m. Iuran Biaya Hak Penggunaan Frekuensi (BHF)

n. SIM Denda Tilang


BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktek Kerja Lapangan


Praktek Kerja Lapangan ( PKL ) berlangsung sekitar 3 minggu tepatnya

pada tanggal 15 April 2019 sampai dengan 3 Mei 2019. Dalam pelaksanaan

Praktek Kerja Lapangan, saya selaku peserta yang melaksanakan PKL di salah

satu perusahaan dalam bidang perbankan yang bertepatan di BRI Kanwil

Surabaya

Pada tahap awal pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan ini saya

memerlukan waktu dan proses adaptasi serta penyesuaian terhadap perusahaan

tempat melaksanakan kegiatan PKL. Sebelum melaksanakan PKL, peserta

menerima masukan – masukan tentang hal – hal apa saja yang diperbolehkan dan

tidak diperbolehkan selama melakukan PKL. Peserta juga dihimpau untuk

mengikuti aturan berpakaian yang diterapkan oleh BRI KANWIL Surabaya yaitu

pada hari Senin menggunakan casual office look, pada hari Selasa dan Kamis

menggunakan atasan batik dan bawahan celana kain atau rok, pada hari Rabu dan

Jumat menggunakan atasan bebas rapid an bawahan jeans serta diperbolehkan

untuk menggunakan sneakers.

Selama pelaksanaan PKL berlangsung, jam masuk kerja peserta PKL

disesuaikan dengan jam kerja karyawan BRI KANWIL Surabaya yaitu jam kerja

efektif berlaku untuk hari senin s/d jumat pukul 07.30 – 16.30 WIB. Pada

dasarnya proses adaptasi dan penyesuaian peserta PKL pada BRI KANWIL

Surabaya tidak memerlukan waktu yang lama dikarenakan seluruh karyawan

memberikan sambutan hangat dan membangun suasana kekeluargaan sehingga

dalam suasana tersebut dapat memberikan kenyamanan dan semangat kerja yang

tinggi bagi peserta PKL untuk melaksanakan PKL dengan rasa antusias dan rasa
tanggung jawab serta memberikan semua kemampuan untuk melaksanakan tugas

yang diberikan dengan sebaik – baiknya.

Pada karyawan BRI KANWIL Surabaya selalu memberikan bimbingan,

pengarahan, serta mengevaluasi atas hasil kerja dan kinerja peserta PKL, dalam

hal ini peserta PKL mendapatkan pengarahan dan bimbingan dari orang – orang

yang kompeten pada bidangnya masing – masing. Hal tersebut sangat membantu

peserta PKL dalam menjalankan tugas yang diberikan dan dapat menimba

pengalaman dalam dunia kerja yang sebenarnya. Pengalaman yang diperoleh

dapat menjadikan bekal dalam mempersiapkan diri untuk memasuki dunia kerja

selepas dari bangku perkuliahan.

Kegiatan PKL antara lain sebagai berikut:

No. HARI & TANGGAL URAIAN AKTIVITAS UNIT/BAGIAN

1. Senin, 15 April 2019 • Doa pagi dan briefing pagi OJL

• Pengenalan lingkungan

tempat kerja dan

pengarahan Praktek Kerja

Lapangan ( PKL )

• Membantu menginput data

KAP bulan Maret 2019

• Membuat Surat Pengantar

2. Selasa, 16 April 2019 • Doa pagi dan briefing pagi OJL


• Membantu pengarsipan data

transaksi

• Rekapitulasi bad data bulan

Maret 2019 KW Surabaya

• Rekap report CIF ganda

posisi Maret 2019 KW

Surabaya

3. Rabu, 17 April 2019 LIBUR PEMILU

4. Kamis, 18 April 2019 • Doa pagi dan briefing pagi OJL

• Pengarsipan data

pembukuan

5. Jumat, 19 April 2019 LIBUR NASIONAL

6. Senin, 22 April 2019 • Doa pagi dan briefing pagi OJL

• Menginput data setiap

wilayah per tahun

7. Selasa, 23 April 2019 • Doa pagi dan briefing pagi OJL

• Memfilter data PIP yang

belum cair untuk cabang

Mojokerto dan Sidoarjo


8. Rabu, 24 April 2019 • Doa pagi dan briefing pagi OJL

• Memfilter data PIP yang

belum cair untuk cabang

Gresik

9. Kamis, 25 April 2019 • Doa pagi dan briefing pagi OJL

• Menginput SPT PPh 23

10. Jumat, 26 April 2019 • Doa pagi dan briefing pagi OJL

• Menginput dan memfilter

data PIP yang belum cair

11. Senin, 29 April 2019 • Doa pagi dan briefing pagi OJL

• Mengedit kurs valuta asing

untuk masing – masing

kantor cabang

• Memfilter PIP belum cair

untuk cabang Bojonegoro

• Mengarsip data pembukuan

12. Selasa, 30April 2019 • Doa pagi dan briefing pagi OJL

• Pengarsipan pembukuan

untuk bulan April 2019


• Menginput dan memfilter

data PIP yang belum cair

untuk cabang Jombang

13. Rabu, 1 Mei 2019 LIBUR NASIONAL

14. Kamis, 2 Mei 2019 • Doa pagi dan briefing pagi OJL

• Pengkinian data untuk

petani

15. Jumat, 3 Mei 2019 • Doa pagi dan briefing pagi OJL

• Pengkinian data untuk

petani

4.2 Pembahasan Hasil Praktek Kerja Lapangan ( PKL )

4.2.1 Prinsip dan Ketentuan Umum PIP

Prinsip pelaksanaan PIP, ialah sebagai berikut:

a) Efisien, yaitu harus diusahakan dengan menggunakan dana

dan daya yang ada untuk mencapai sasaran yang ditetapkan

dalam waktu sesingkat – singkatnya dan dapat dipertanggung

jawabkan
b) Efektif, yaitu harus sesuai dengan kebutuhan yang telah

ditetapkan dan dapat memberikan manfaat sebesar – besarnya

sesuai dengan sasaran yang telah ditetapkan

c) Transparan, yaitu menjamin adanya keterbukaan yang

memungkinkan masyarakat dapat mengetahui dan

mendapatkan informasi mengenai PIP

d) Akuntabel, yaitu pelaksanaan kegiatan dapat

dipertanggungjawabkan

e) Kepatutan, yaitu penjabaran program/kegiatan harus

dilaksanakan secara realitas dan proposional

f) Manfaat, yaitu pelaksanaan program / kegiatan sejalan dengan

prioritas nasional

Ketentuan umum untuk melaksanakan PIP, adalah :

• Program Indonesia Pintar ( PIP ) adalah bantuan berupa

uang tunai dari pemerintah yang diberikan kepada peserta

didik yang orang tuanya tidak dana tau kurang mampu

membiayai pendidikannya, sebagai kelanjutan dan

perluasan sasaran dari program Bantuan Siswa Miskin (

BSM )

• Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha

mengembangkan potensi diri melalui proses pembelajaran

yang tersedia pada jalur, jenjang, jenis pendidikan tertentu


• Kartu Indonesia Pintar, adalah kartu yang diberikan kepada

anak dari keluarga pemegang Kartu Perlindungan Sosial (

KPS ) atau Kartu Keluarga Sejahtera ( KKS ) sebagai

penanda atau identitas untuk mendapatkan manfaat PIP

• Pemangku kepentingan adalah pihak – pihak yang memiliki

komitmen dan kepentingan terhadap kemajuan pendidikan

baik formal maupun non formal

Jenjang Alokasi Penyaluran (%) Pencairan (%)

Total 17.927.208 10.146.304 56,60 % 8.239.437 81,21 %

SD 10.360.614 6.352.106
61,31% 6.094.161 95,94%
SMP
4.369.968 2.385.837 54,60% 2.145.276 89,92%
SMA
1.367.559 466.215 34,09% 0 0,00%

SMK 1.829.167 942.146 51,51% 0 0,00%


( Tabel diatas merupakan status penyaluran dan pencairan tahun 2019 source:

kemendikbud )

4.2.2 Dampak PIP belum dicairkan

Factor yang menyebabkan adanya gangguan dalam

pencairan dana PIP adalah dikarenakan banyak siswa yang belum


memenuhi syarat untuk melakukan pencairan dana PIP, maka dana PIP

peserta didik tersebut masih terparkir di bank penyalur. Dan adapun

alasan yang mengungkapkan bahwa banyaknya orang tua siswa dan

juga peserta didik PIP yang mengantri untuk melakukan pencairan dana

PIP yang menyebabkan petugas bank kewalahan sehingga prosesnya

berlangsung lama.

Jika dana PIP yang telah cair namun belum dicairkan oleh

orang tua siswa sesuai dengan jatuh tempo yang berlaku, maka dana

tersebut akan menumpuk di bank penyalur dan nantinya akan

dikembalikan ke kas negara. Dampak yang dirasakan oleh penyalur

bank jika peserta PIP tidak mencairkan dana dikarenakan syarat –

syaratnya masih belum dipenuhi adalah adanya tekanan yang dirasakan

bank penyalur baik oleh pemerintah maupun orang tua siswa yang telah

memenuhi persyaratan untuk mencairkan dana PIP milik anaknya.

Pemerintah memiliki target yang harus dicapai pada PIP ini. Dana yang

menumpuk di bank penyalur jika tidak diambil oleh peserta PIP pun

nantinya akan dikembalikan ke kas negara. Oleh karena itu, harapannya

agar orangtua siswa mau berkoordinasi dengan bank penyalur dan juga

sekolah agar proses PIP ini dapat berjalan sesuai dengan target.

4.2.3 Tata Cara Mencairkan Dana PIP

Pengambilan/pencairan dana PIP dilakukan oleh peserta

didik/penerima kuasa di BRI dengan ketentuan sebagai berikut:


Virtual Account

a. Pengambilan langsung oleh peserta didik dengan membawa Surat

Keterangan Kepala Sekolah/Ketua Lembaga. Untuk peserta didik yang

tidak memiliki KTP didampingi oleh guru/kepala sekolah/

orangtua/wali.

b. Pengambilan secara kolektif oleh Kepala Sekolah/Ketua Lembaga

dengan membawa dokumen sebagai berikut:

• Surat Keterangan Kepala Sekolah/Ketua Lembaga.

• Fotokopi KTP Kepala Sekolah/Ketua Lembaga dan

menunjukan aslinya;

• Fotokopi SK Pengangkatan Kepala Sekolah/Ketua

Lembaga defenitif yang masih berlaku);

• Surat Pertanggungjawaban Mutlak (SPTJM)

Rekening Tabungan Sebelum pencairan/pengambilan dana, untuk

rekening tabungan harus dilakukan aktivasi terlebih dahulu oleh peserta

didik, dengan membawa: (1) Surat Keterangan Kepala Sekolah/Ketua

Lembaga dan (2) tanda pengenal (KIP/Kartu Pelajar/Kartu Tanda

Penduduk/Kartu Keluarga/Surat Keterangan dari Kepala Desa/Lurah).

Untuk peserta didik SD dan SMP yang tidak memiliki KTP didampingi

oleh guru/kepala sekolah/orangtua/wali. Setelah aktivasi, dana PIP

dapat langsung diambil/dicairkan oleh peserta didik penerima.

Pengambilan dana dapat dilakukan dengan cara:


a. Pengambilan langsung oleh peserta didik dengan membawa tanda

pengenal seperti: KIP/Kartu Pelajar/Kartu Tanda Penduduk/Kartu

Keluarga/Surat Keterangan dari Kepala Desa/Lurah dan buku tabungan.

b. Pengambilan secara kolektif oleh Kepala Sekolah/Ketua Lembaga

dengan membawa Surat Kuasa dari orang tua/wali (untuk SD/paket A

dan SMP/paket B) atau dari peserta didik (untuk SMA/paket C dan

SMK/Lembaga Kursus) penerima PIP, dengan melampirkan dokumen

sebagai berikut:

1. Fotokopi KTP Kepala Sekolah/Ketua Lembaga dan menunjukkan aslinya;

2. Fotokopi SK Pengangkatan Kepala Sekolah/Ketua Lembaga definitif yang

masih berlaku;

3. Buku tabungan peserta didik yang diambil secara kolektif;

4. Surat Pertanggungjawaban Mutlak (SPTJM).

Pengambilan kolektif dapat dilakukan apabila penerima PIP berada di daerah

yang sulit untuk mengakses ke bank/lembaga penyalur (tidak ada kantor

bank/lembaga penyalur di kecamatan sekolah/tempat tinggal peserta didik),

biaya transport pengambilan lebih besar/tidak seimbang dari bantuan yang

akan diterima), atau cuaca buruk/kondisi lingkungan yang membahayakan

siswa.
Dana yang sudah dicairkan oleh penerima kuasa harus segera diberikan

kepada siswa penerima yang bersangkutan paling lambat 5 (lima) hari kerja

setelah pencairan kolektif, dan pelaporan pencairan kolektif dilakukan paling

lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah pencairan kolektif ke Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota.

Bagi penerima PIP dari lembaga Kursus dan Pelatihan, proses pencairan

dilakukan secara kolektif oleh pimpinan lembaga dengan memenuhi

persyaratan pencairan kolektif mengingat durasi pembelajaran relatif singkat

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan bab – bab sebelumnya dan berdasarkan pengamatan

selama mengikuti Praktek Kerjs Lapangan pada perusahaan PT.BRI

Kanwil Surabaya dengan judul laporan PKL yaitu Pengaruh PIP belum

dicairkan terhadap PT.BRI Kanwil Surabaya, maka penulis dapat menarik

kesimpulan :

1. Dengan tidak adanya kerjasama antara pihak sekolah

dengan pihak bank, maka Program Indonesia Pintar melalui

KIP yang diselenggarakan oleh pemerintah tidak akan

berjalan dengan baik dan sesuai


2. Masih banyak orangtua peserta PIP yang masih belum

mencairkan uangnya di bank penyalur

5.2 Saran

Penulis tidak dapat memberikan saran karena kinerja dari BRI Kanwil

Surabaya sudah sangat baik. Terlepas dari perihal yang penulis tidak

ketahui.

DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Tabungan

https://www.cermati.com/artikel/kartu-indonesia-pintar-apa-itu-manfaat-

dan-siapa-berhak-menerima

https://indonesiapintar.kemdikbud.go.id/

http://sahabatgtk.blogspot.com/2018/02/cara-dan-syarat-pencairan-dana-

pip.html

https://www.kompasiana.com/ronnyyuliafrezaspd/557ceccd949373796a80

ba37/permendikbud-nomor-12-tahun-2015-tentang-program-indonesia-

pintar-pip?page=all

https://pip.kemdikbud.go.id/index/summary

Putri, Marisa Diana. 2018. Kualitas Penyaluran Bantuan Dana Program

Indonesia Pintar di Kota Pekanbaru. Pekanbaru.


Saraswati, Lilis Novia. 2017. Implementasi Kebijakan Program Indonesia

Pintar ( PIP ) Pada Jenjang Sekolah Dasar di Kecamatan Sungai Pinang

Kota Samarinda. Samarinda.

Setyawati, Saras. 2018. Efektivitas Program Kartu Indonesia Pintar ( KIP )

Bagi Siswa SMK di Kecamatan Jeruklegi Kabupaten Cilacap ( Studi

Permendikbud No.2 Tahun 2015 Tentang Program Indonesia Pintar.

Kabupaten Cilacap

DAFTAR KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

DI PT.BANK RAKYAT INDONESIA KANWIL SURABAYA

PADA TANGGAL 15 APRIL 2019 S/D 3 MEI 2019

Nama: Violita Adriani

NPM: 1613010087
No. HARI & TANGGAL URAIAN AKTIVITAS UNIT/BAGIAN

1. Senin, 15 April 2019 • Doa pagi dan briefing pagi OJL

• Pengenalan lingkungan

tempat kerja dan

pengarahan Praktek Kerja

Lapangan ( PKL )

• Membantu menginput data

KAP bulan Maret 2019

• Membuat Surat Pengantar

2. Selasa, 16 April 2019 • Doa pagi dan briefing pagi OJL

• Membantu pengarsipan data

transaksi

• Rekapitulasi bad data bulan

Maret 2019 KW Surabaya

• Rekap report CIF ganda

posisi Maret 2019 KW

Surabaya

3. Rabu, 17 April 2019 LIBUR PEMILU

4. Kamis, 18 April 2019 • Doa pagi dan briefing pagi OJL

• Pengarsipan data
pembukuan

5. Jumat, 19 April 2019 LIBUR NASIONAL

6. Senin, 22 April 2019 • Doa pagi dan briefing pagi OJL

• Menginput data setiap

wilayah per tahun

7. Selasa, 23 April 2019 • Doa pagi dan briefing pagi OJL

• Memfilter data PIP yang

belum cair untuk cabang

Mojokerto dan Sidoarjo

8. Rabu, 24 April 2019 • Doa pagi dan briefing pagi OJL

• Memfilter data PIP yang

belum cair untuk cabang

Gresik

9. Kamis, 25 April 2019 • Doa pagi dan briefing pagi OJL

• Menginput SPT PPh 23

10. Jumat, 26 April 2019 • Doa pagi dan briefing pagi OJL

• Menginput dan memfilter

data PIP yang belum cair

11. Senin, 29 April 2019 • Doa pagi dan briefing pagi OJL
• Mengedit kurs valuta asing

untuk masing – masing

kantor cabang

• Memfilter PIP belum cair

untuk cabang Bojonegoro

• Mengarsip data pembukuan

12. Selasa, 30April 2019 • Doa pagi dan briefing pagi OJL

• Pengarsipan pembukuan

untuk bulan April 2019

• Menginput dan memfilter

data PIP yang belum cair

untuk cabang Jombang

13. Rabu, 1 Mei 2019 LIBUR NASIONAL

14. Kamis, 2 Mei 2019 • Doa pagi dan briefing pagi OJL

• Pengkinian data untuk

petani

15. Jumat, 3 Mei 2019 • Doa pagi dan briefing pagi OJL

• Pengkinian data untuk

petani
Yang Mengetahui,

( Satyo Dwi Cahyono )

Anda mungkin juga menyukai