SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Sarjana (S1)
Fakultas Ekonomi Universitas Semarang
Disusun oleh :
SITI NUR HASANAH
NIM. B.131.15.0152
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEMARANG
2019
ABSTRAK
vii
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of liquidity, solvency,
profitability on stock returns with dividend policy as an intervening variable in
manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange for the period
2013-2017.
The sampling technique used in this study was purposive sampling with the
following criteria: (1) companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2013-
2017. (2) companies that distribute dividends in a row during 2013-2017. The data
needed in this study was taken from www.idx.co.id and Capital Market Directory
(ICMD). There are 19 companies that meet the sampling criteria. The analytical tool
used is multiple regression analysis, classic assumption test which consists of
normality test data, multicollinearity test, heteroscedasticity test, and autocorrelation
test.
Based on the results of this study, it shows that CR, DER, ROA, DPR do not
affect stock returns. CR and ROA affect dividend policy. DER does not affect
dividend policy. Dividend policy failed to be intervening.
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh
di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2017)” dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun
sebagai salah satu syarat dalam rangka menyelesaikan Program Strata Satu (S1) pada
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala hormat dan ketulusan hati
2. Bapak Yohanes Suhardjo, SE, Msi, Ak, CA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Semarang.
Universitas Semarang.
ix
6. Segenap staf pengajar dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Semarang
skripsi ini.
7. Keluargaku tercinta, Bapak Abdul Nasir dan Ibu Zum Zaroh yang ada di
Surga. Kakak – kakak ku Mbak Nur, Mas Joko, Mas Udin, Mbak Menik
Mbak Candra, Mas Tri, Mbak Rida, Mas Wito dan Adik ku Rara.
menyemangati.
Angga dan yang tidak bisa saya sebutkan satu-persatu terima kasih atas
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah
Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan berbagai pihak
Penulis
x
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“don’t be afraid to try. Do your best, because the results will not betray the process”
PERSEMBAHAN
Orang tua dan seluruh keluarga tercinta yang selalu memberikan doa dan
dukungan.
xi
BAB I
PENDAHULUAN
usahanya secara efisien dan efektif serta faktor di luar perusahaan ekonomi,
Menurut (Tjiptono, 2006) Pengertian pasar modal adalah pasar untuk berbagai
instrumen keuangan jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam
Pasar modal merupaan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun istitusi lain
Pasar modal dapat juga berfungsi sebagai lembaga perantara. Fungsi ini
pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak
1
2
yang mempunyai kelebihan dana. Disamping itu, pasar modal dapat mendorong
terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka
pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternatif investasi yang
return relatif besar adalah sektor-sektor yang paling produktif yang ada di pasar.
Dengan demikian, dana yang berasal dari investor dapat digunakan secara
pengembalian (return) berupa capital gain dan dividen yield (Mathis, 2001). Hal
memiliki kinerja tidak baik. Salah satu alat untuk menganalisis harga saham
perusahaan dan sebagai suatu alternatif untuk menguji apakah informasi keuangan
keuangan tersebut adalah rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan
rasio aktivitas. Alat ukur rasio keuangan meliputi Current Ratio, Quick Ratio,
3
Debt Equity Ratio, Debt Ratio, Net Profit Margin, Total Asset Turnover, Return
dalam perusahaan manufaktur, maka berikut adalah data empiris yang dapat
disajikan:
Grafik 1.1
Tahun 2008-2017
1.5
0.5
0
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017
-0.5
Dari grafik 1.1 dapat diketahui bahwa return saham perusahaan manufktur
penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya return saham dapat
dipengaruhi oleh likuiditas (Aida, 2017), solvabilitas (Farda dan Aniek, 2016) dan
Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER), Return on Assets (ROA), Earnings per
Debt to Equity Ratio (DER), Current Ratio (CR), Total Aset Turn Over (TATO),
dan Price Earning Ratio (PER) sebagai indikator pengukur kinerja keuangan
berpengaruh terhadap perubahan return saham. Sedangkan ROA, TATO, dan PER
property and real estate di BEI periode tahun 2011-2014. Penelitian ini
menggunakan Net Profit Margin (NPM), Debt to Equity Ratio (DER), Cash Ratio
(CR), Total Aset Turn Over (TATO), dan volume perdagangan sebagai indikator
periode tahun 2005-2009. Penelitian ini menggunakan Current Ratio (CR), Debt
to Equity Ratio (DER), Total Aset Turn Over (TATO), Return on Assets (ROA),
dan Price Earning Ratio (PER) sebagai indikator pengukur kinerja keuangan
memiliki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap perubahan return saham.
ROA dan PER memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap return saham.
Sedangkan TATO memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap return
saham.
Penelitian ini menggunakan Current Ratio (CR), Debt to Equity Ratio (DER),
Total Aset Turn Over (TATO), Return on Assets (ROA), sebagai indikator
perubahan CR, DER, dan ROA tidak mempengaruhi return saham. Sedangkan
masih banyak terdapat hasil perbedaan penelitian (research gap) mengenai kinerja
keuangan terhadap return saham, hal tersebut terjadi karena tidak semua kinerja
Tidak
Signifikan Signifikan
Farda dan Aniek (2016) signifikan
positif positif
negatif
Tidak Tidak
Erdianza dan Suwardi (2017) signifikan signifikan
negatif positif
Tidak Tidak
Signifikan
Farkhan dan Ika (2013) signifikan signifikan
positif
positif positif
Tidak Tidak Tidak
Angga (2017) signifikan signifikan signifikan
positif negatif negatif
sebelumnya adalah rasio yang digunakan hanya CR, DER, dan ROA serta
untuk menginteraksi hubungan antara CR, DER, ROA terhadap return saham dan
yang akan dibagikan akan berkaitan dengan besarnya return saham yang akan
2013-2017).
8
terdaftar di BEI.
- Tujuan
deviden
9
deviden
- Manfaat
1. Bagi Emiten
2.Bagi Investor
3. Bagi Penulis
TINJAUAN PUSTAKA
unsur penting bagi investor dan pelaku bisnis karena informasi pada hakekatnya
menyajikan keterangan, catatan atau gambaran baik untuk keadaan masa lalu, saat
ini maupun keadaan masa yang akan datang bagi kelangsungan hidup suatu
perusahaan dan bagaimana pasaran efeknya (Bisara, 2015). Menurut Zainudin dan
positif, maka diharapkan pasar dapat memberikan reaksi. Reaksi pasar ditunjukan
perilaku pemakai informasi. Salah satu informasi yang dapat dijadikan sinyal
adalah pengumuman yang dilakukan oleh suatu emiten. Pengumuman ini nantinya
11
12
Komponen return meliputi (Halim, 2005 dalam Antara, 2012): (1). Capital
gain / loss, yaitu selisih antara harga beli dengan harga jual saham yang dibeli
oleh investor pada suatu sekuritas. (2). Yield, yaitu hasil investasi yang didapatkan
dapat dijelaskan dengan signalling theory. Dalam penelitian ini rasio keuangan
yang digunakan berupa NPM, DER, CRA, DPR, dan TAT. Dengan menggunakan
pola harga saham tidak dapat diprediksi (unpredictable) karena bergerak secara
acak (random walk) (Samsul,2002). Harga saham bergerak secara acak berarti
bahwa fluktuasi harga saham tergantung pada informasi baru (new information)
yang akan diterima, tetapi informasi tersebut tidak diketahui kapan akan
diterimanya sehingga informasi baru dan harga saham itu disebut unpredictable.
Apakah informasi bersifat buruk (bad news) ataukah kabar baik (good news).
Harga saham yang bergerak secara random merupakan kosekuensi yang dari
reaksi para investor yang saling berkompetensi untuk mendapatkan informasi baru
13
Dengan kata lain teori ini menyatakan bahwa harga saham bergerak ke arah yang
acak dan tidak dapat diperkirakan. Akan tetapi tidak ada satupun pihak yang dapat
terus menerus menebak dengan benar harga saham pada esok hari, karena
informasi esok hari tidak dapat diketahui pada hari ini. Perkiraan harga saham
(Samsul,2002).
bahwa harga saham bergerak secara acak (random) atau fluktuatif, tidak dapat
diprediksi tergantung pada informasi baru yang diterima. Menurut samsul (2002),
harga saham yang tidak dapat diprediksi (unpredictable) berarti bahwa fluktuasi
harga saham tergantung pada informasi baru (new information) yang akan
diterima, tetapi informasi tersebut tidak dapat diketahui kapan akan diterimanya.
Informasi yang diterima bisa berupa informasi baru (good news) dan informasi
buruk (bad news). Good news bisa berupa penjulan yang meningkat tajam,
penurunan suku bunga kredit, dan perluasan usaha (ekspansi). Penjualan yang
meningkat tajam yang berati kenaikan laba yang besar berpengaruh pula terhadap
kenaikan harga saham. Kenaikan harga saham hal inilah yang menjadi minat
meningkat maka harga saham akan meningkat hal ini akan berpengaruh pada
Bad news berarti bahwa informasi akan berdampak negatif terhadap harga
saham, yaitu bisa berupa kenaikan drastis tingkat suku bunga bank, kenaikan
drastis harga bahan bakar, kenaikan inflasi yang tajam, dan pabrik emiten yang
terbakar habis, selain itu harga saham juga dipengaruhi oleh analisis fundamental.
dan informasi yang bersifat teknikal diperoleh dari dari luar perusahaan, seperti
ekonomi, politik, financial, dan faktor lainnya. Informasi yang diperoleh dari
memperkirakan harga saham dimasa yang akan datang dengan cara mengestimasi
sehingga diperoleh taksiran harga saham (Suad Husnan, 2005). Dari laporan
asset akan mendorong perusahaan menjadi lebih besar. Semakin besar suatu
perusahaan akan menarik investor untuk membeli saham pada perusahaan tersebut
maka harga saham akan meningkat dan return yang dihasilkan akan semakin
besar.
saham karena return saham merupakan salah satu indikator untuk mengetahui
dilakukan beberapa kelompok saham melalui suatu portofolio yang disebut return
16
saham. Menurut Hartono (2010) dalam Carlo (2014) menyatakan ada dua jenis
return saham, yaitu return realisasi yang merupakan return yang telah terealisasi,
yang dianalisis dengan dasar data historis, dan return ekspektasi merupakan yang
Return Realisasi merupakan return yang telah terjadi dan telah dihitung
berdasarkan data historis. Return realisasi sangat penting karena merupakan salah
satu alat pengukuran perusahaan. Return realisasi ini juga dapat digunakan dalam
penentuan return ekspketasi dan resiko di masa yang akan datang. Return
ekspektasi adalah return yang diharapkan akan diterima oleh investor di masa
yang akan datang (Alexander dan Destriana, 2013). Sedangkan expected return
adalah return yang diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa yang akan
datang, jadi sifatnya belum terjadi. Perhitungan return ekspektasi dengan model
pasar dilakukan dengan dua tahap, yaitu: (1) Dengan membentuk model
ekspektasi dengan menggunakan data realisasi selama periode estimasi dan (2)
kepemilikan suatu perusahaan. Setiap pemegang saham berhak atas bagian laba
berupa dividen yang merupakan bagian laba perusahaan yang diterima investor
baik berupa uang tunai, saham, ataupun properti dan capital gain yang merupakan
17
selisih antara harga pembelian dengan harga jual (Rosa, 2002 dalam Phardono dan
Christiawan, 2004). Return saham dapat di tulis rumus rumus sebagai berikut :
Keterangan :
1. Rasio Likuiditas
rasio likuiditas dapat dihitung berdasarkan informasi modal kerja pos-pos aktiva
dipenuhi.” Menurut Fred Weston dalam Kasmir (2012:129) adalah “Rasio yang
memenuhi kewajiban financialnya (utang) jangka pendek pada saat sudah jatuh
tempo, sehingga likuiditas sering disebut dengan short term liquidity. Analisis
kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih
secara keseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang
tersedia untuk menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.
Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat
tersebut maka dapat disimpulkan bahwa current ratio merupakan rasio yang
19
pendeknya (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dengan menggunakan aktiva
yang dimaksud termasuk kas, piutang, surat berharga, dan persediaan. Dari
aktiva lancar tersebut, persediaan merupakan aktiva lancar yang kurang likuid
dibanding dengan yang lain. Akan tetapi bila current ratio terlalu tinggi ini akan
tidak berputar.
2. Rasio Solvabilitas
sehingga berdampak pada ketidakpastian harga saham Rasio ini dicari dengan
seluruh ekuitas. Dalam penelitian ini Debt to Equity Ratio digunakan sebagai
alat analisis dalam melihat dan mengukur solvabilitas. Rumus untuk mencari
debt to equity ratio dapat digunakan perbandingan antara total hutang dengan
berasal dari utang semakin besar digunakan untuk mendanai ekuitas yang ada.
Semakin besar DER akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin
perusahaan.
3. Rasio Profitabilitas
ada di laporan keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba
rugi. Pengukuran dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi agar terlihat
modal sendiri.”
dengan penjualan, total aktiva maupun modal sendiri. Sebagai alat analisis
ahli menurut Mamduh Hanafi return on assets (2004 : 83) adalah “Rasio yang
(ROA) menunjukan seberapa banyak laba yang bisa dihasilkan dari seluruh
laba dan kekayaan perusahaan. Analisis rasio ROA merupakan teknik analisis
keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi
kepada pemegang saham dalam bentuk deviden atau akan ditahan untuk
perusahaan dapat terbagi dalam beberapa jenis, yaitu: Dividen tunai (cash
dividen), yaitu dividen yang dibagikan kepada pemegang saham dalam bentuk
uang tunai dan dikenai pajak pada tahun pengeluarannya. Dividen ini yang paling
kepada para pemegang saham dalam bentuk saham perusahaan sehingga jumlah
23
menjadi modal saham yang pada dasarnya tidak mengubah jumlah modal sendiri.
Namun demikian cash flow perusahaan tidak terganggu karena perusahaan tidak
perlu mengeluarkan uang tunai. Peristiwa ini dilakukan jika posisi kas perusahaan
atau likuiditas diperlukan oleh perusahaan. Investor dalam hal ini akan memiliki
lebih banyak saham tetapi laba per lembar saham lebih rendah. Proporsi pemilikan
rumus :
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Sampel
Peneliti Variabel dan metode
NO dan HASIL PENELITIAN
dan Tahun Analisis
Periode
24
Penelitian
6
perusahaan
food and
beverage CR, DER, ROA, EPS CR,DER,ROA,EPS
Aida
1 yang menggunakan regresi linier berpengaruh positif
(2017)
terdaftar di berganda. terhadap return saham.
BEI,
periode
2011-1015.
7
perusahaan
manufaktur
DER dan CR berpengaruh
sektor food
terhadap return saham,
Farda dan and ROA, DER, CR, TATO,
sedangkan ROA,
2 Aniek beverage PER menggunakan regresi
TATO,PER tidak
(2016) yang linier berganda.
berpengaruh pada return
terdaftar di
saham.
BEI,
periode
2009-2014.
45
perusahaan
NPM, DER, CR tidak
Erdianza sektor
NPM, DER, CR, TATO berpengaruh terhadap
dan property
3 menggunakan regresi linier return saham, sedangkan
Suwardi dan real
berganda. TATO berpengaruh
(2017) estate,
terhadap return saham.
periode
2011-2014.
8
perusahaan
sektor food
and CR, DER, TATO tdak
beverage CR, DER, TATO, berpengaruh terhadap
FARKHAN
4 yang ROA,PER menggunakan return saham sedangkan
(2013)
terdaftar di regresi linier berganda. ROA dan PER berpengaruh
BEI, terhadap return saham.
periode
tahun 2005
-2009.
25
7
perusahaan CR, ROA, ROE, DER
manufaktur CR,ROA,ROE,DER,TATO tidak berpengaruh pada
Angga
5 yang menggunakan uji regresi return saham. Sedangkan
(2017)
terdaftar linier berganda. TATO berpengaruh
JII, periode terhadap return saham.
2007-2011
20
perusahaan CR tidak berpengaruh
manufaktur ROA, ROA, kebijakan terhadap return saham,
Riawan
6 yang deviden menggunakan uji ROA dan kebijakan
(2016)
terdaftar regresi linier berganda. deviden berpengaruh
JII, periode terhadap return saham.
2010-2013
48
perusahaan
manufaktur Likuiditas, leverage dan
Likuiditas, leverage dan
Winda yang profitabilitas berpengaruh
7 profitabilitas menggunakan
(2013) terdaftar terhadap kebijakan
uji regresi linier berganda.
BEI, deviden.
periode
2010-2012
31
CR dan ROE berpengaruh
perusahaan
terhadap kebijakan
manufaktur CR, ROE, return saham,
deviden, CR tidak
Susanti yang kebijakan deviden
8 berpengaruh terhadap
(2016) terdaftar di menggunakan uji regresi
return saham, ROE
bei periode linier berganda.
berpengaruh terhadap
tahun
return saham.
2010-2014
Sumber : rangkuman dari berbagai jurnal
melunasi hutang jangka pendek. Jika likuiditas yang dihasilkan oleh suatu
kewajiban yang sudah jatuh tempo, maka akan berpengaruh terhadap harga
26
saham. Parwati & Sudiartha (2016), rasio likuiditas diukur menggunakan current
ratio. Current ratio menunjukkan besarnya kewajiban lancar yang ditutup dengan
aktiva yang diharapkan akan konversi menjadi kas dalam jangka pendek. Semakin
jangka pendeknya.
Hal ini berbeda dengan penelitian Thrisye dan Simu (2013), bahwa current
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Pada sisi lain, suatu
perusahaan yang memiliki current ratio terlalu tinggi bukan berarti memiliki
kinerja yang bagus. Current ratio yang tinggi, yang berarti likuiditas yang tinggi
bersangkutan. Sebaliknya jika CR terlalu tinggi belum tentu baik, karena pada
kondisi tertentu hal tersebut menunjukkan banyak dana perusahaan yang tidak
27
disebabkan oleh adanya piutang yang tak tertagih dan persediaan yang belum
terjual, yang tentunya tidak dapat digunakan secara cepat untuk membayar hutang
modalnya melalui pembelian saham perusahaan dengan nilai aktiva lancar yang
Ratio berpengaruh positif terhadap return saham. Dari berbagai uraian di atas
besar (Yuliantari dan Sujana, 2014). Informasi DER akan mempengaruhi kinerja
perbandingan antara debt dengan total equity (Thrisye dan Simu, 2013). Dari
28
hutang ditambah dengan bunganya. Hal ini membawa dampak pada menurunya
harga saham, return saham akan menurun sehingga investor tidak responsif
terhadap informasi ini dalam pengambilan keputusan investasi pada saham yang
mungkin dikarenakan adanya krisis keuangan global (Thrisye dan Simu, 2013).
Penelitian yang dilakukan oleh Farda dan Aniek (2016) Debt to Equity Ratio
ada akibat penggunaan hutang. Dari berbagai uraian di atas maka dapat di
simpulkan bahwa.
dengan menggunkan modal sendiri, sehingga ROA ini sering disebut sebagai
saham. Hal ini berarti salah satu faktor penting lain yang harus diketahui oleh para
calon investor, yaitu return on assets (ROA), dimana rasio ini menggambarkan
tingkat laba yang diperoleh perusahaan dengan tingkat investasi yang ditanamkan.
29
Rasio ini diperoleh dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan total modal
laba yang tinggi, maka permintaan akan saham meningkat dan selanjutnya akan
semakin meningkat maka return saham juga akan meningkat. Di sisi lain tingat
ROA yang tinggi akan berdampak pada rendahnya tingkat penggunaan dana
eksternal. Hal ini disebabkan perusahaan yang memiliki profitabilitas yang tinggi
akan mempunyai dana internal yang besar, sehingga ROA berpengaruh positif
terhadap return saham. Penelitian yang dilakukan oleh Farkhan (2013) ROA
berpengaruh terhadap return saham. Dari berbagai uraian di atas maka dapat di
simpulkan bahwa.
outflow, maka semakin kuat posisi likuiditas berarti semakin besar kemampuan
meningkat.
et. al. (1998) dalam Suharli dan Oktorina (2005) perusahaan mempunyai peluang
investasi tidak menguntungkan serta arus kas bebas yang tinggi. Rozef (1982)
dikutip oleh Suharli dan Oktorina (2005), menyatakan bahwa perusahan yang
yang sering digunakan adalah Debt to Equity Ratio (DER). DER digunakan
sebagai faktor penentu dalam penelitian Suharli dan Oktorina (2005). Rasio ini
yang ditunjukkan oleh beberapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk
kewajibannya dan rasio yang semakin rendah akan menunjukkan semakin tinggi
pertimbangan investor untuk berinvestasi, Semakin kecil nilai DER maka akan
semakin baik karena nilai DER yang kecil menandakan bahwa perusahaan tidak
terlalu bergantung pada hutang dan akan memberikan deviden kepada pemegang
saham sehingga return saham akan semakin meningkat. Dari berbagai uraian di
profit atau laba. Perusahaan yang dapat membukukan profit tinggi maka
dapat menciptakan profit atau laba besar berarti perusahaan dapat menciptakan
pendanaan internal bagi perusahaan sendiri. Setelah ada dana tersebut, maka
perusahaan akan menggunakan untuk ditahan menjadi laba ditahan dan dibagikan
kepada para pemilik sebagai dividen. Menurut Suharli (2007) menyatakan bahwa
perusahaan apabila hendak membayar dividen. Dividen adalah bagian dari laba
32
bersih yang dihasilkan perusahaan, oleh karena itu dividen akan dibagikan jika
membukukan laba maka perusahaan tersebut dapat memilih untuk menahan laba
dan Houston (2001), teori “bird in the hand” dapat dijelaskan dengan
diharapkan dari keuntungan modal karena komponen hasil dividen risikonya lebih
kecil dari komponen keuntungan modal (capital gain). Berdasarkan uraian di atas,
semakin tinggi juga dividen yang dibagikan. Riawan (2016) menemukan bahwa
tinggi ROA dengan kebijakan deviden yang tinggi pula maka return saham akan
semakin meningkat. Dari berbagai uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa.
Pembagian dividen yang meningkat tiap periodenya akan sulit dicapai oleh
yang akan dibagikan akan berkaitan dengan besarnya return saham yang akan
berdasarkan besar atau rendahnya laba yang diperoleh perusahaan. Riawan (2016)
berinvestasi, sehingga semakin tinggi kebijakan deviden maka return saham akan
semakin meningkat. Dari berbagai uraian di atas maka dapat di simpulkan bahwa.
penelitian dan landasan teori yang dikemukakan di atas maka hubungan antara
variabel dalam penelitan ini dapat dijelaskan dalam sebuah kerangka pemikiran
mengenai pengaruh Current Ratio (CR), Debt to Eqity Ratio (DER) dan Return
variabel intervening yang akan dijelakan pada gambar 2.1. pada gambar tersebut
Intervening.
34
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
H1
CR
(X1)
H4
H2
H6
ROA
(X3)
H3
BAB III
METODE PENELITIAN
atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas Sugiyono (2014). Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah return saham. Cara mengukur return
saham adalah selisih antara harga saham saat ini (closing price pada periode t)
dengan harga saham periode sebelumnya (closing price pada periode t-1) dibagi
dengan harga saham periode sebelumnya (closing price pada periode t-1)
………………………………..………………… (1)
Keterangan:
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau
35
36
current ratio, yaitu perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar. Semakin
...................................................................................................................(2)
jangka panjangnya. Menurut Darsono dan Ashari (2005 : 54) Rasio sovabilitas
........................................................................................(3)
37
laba bersih dengan total assets. Jika return on assets semakin meningkat, maka
Mertha 2016).
…………………………...…….......…………(4)
laba ditahan dan kas yang tersedia bagi perusahaan, tetapi distribusi keuntungan
…………..................……………..………….......……..(5)
38
Tabel 3.1
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2013 sampai 2017 yang berjumlah 161
perusahaan.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
tertentu (Sugiyono,2014).
sampel.
40
tahun 2013-2017.
tahun 2013-2017.
2017 adalah 123 perusahaan, yang konsisten membagikan deviden dari tahun
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
berupa data laporan keuangan perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek
Data yang didapat dari hasil penelitian ini adalah data kuantitatif, yang
selanjutnya akan dianalisis sesuai dengan jenisnya. Data kuantitatif adalah data
gambaran tentang variabel-variabel dalam penelitian ini yang dilihat dari rata-rata
(mean), nilai maksimum dan minimum, jumlah data, dan standar deviasi.
Uji asumsi klasik dilakukan untuk memastikan bahwa sampel yang diteliti
autokorelasi.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel bebas
dan variabel terikat memiliki distribusi normal. Metode regresi yang baik adalah
penelitian ini pengujian normalitas dilakukan denga uji statistik non parametik
1. Apabila nilai probabilitas > 0,05 atau 5 persen, maka distribusi normal.
2. Apabila nilai probabilitas < 0,05 atau 5 persen, maka distribusi data tidak
normal.
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel bebas
dan variabel terikat memiliki distribusi normal. Metode regresi yang baik adalah
penelitian ini pengujian normalitas dilakukan denga uji statistik non parametik
1. Apabila nilai probabilitas > 0,05 atau 5 persen, maka distribusi normal.
2. Apabila nilai probabilitas < 0,05 atau 5 persen, maka distribusi data tidak
normal.
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linier
Ghozali, 2016).
Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat satu (first order
antar variabel bebas (independen) dalam sebuah model regresi. Model regresi
yang baik seharusnya memiliki variabel independen yang tidak saling berkorelasi.
berkorelasi satu sama lain, ketika korelasi antar variabel independen sangat tingg
dengan menggunakan tolerance value dan variance inflation factor (VIF). Jika
nilai tolerance value > 0.10 dan VIF < 10, maka tidak terjadi multikolinearitas
(Ghozali, 2012).
pengamatan lain (Ghozali, 2016). Jika variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokesdastisitas dan jika berbada
atau tidak terjadi heterokedastisitas (Ghozali, 2016). Salah satu metode yang
Dalam uji glejser nilai absolut residual diregres terhadap variabel bebas (Ghozali,
2016). Kriteria tidak terjadi heterokedastisitas apabila tidak ada indikasi terjadi
heteroskedasititas.
heteroskedasititas.
Y1 = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + e....................................................................(6)
Y2 = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4Y1 + e........................................................(7)
Dimana:
(a) : konstanta
X1 : Likuiditas (CR)
X2 : Solvabilitas (DER)
X3 : Profitabilitas (ROA)
e : error
disebut tidak signifikan bila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana Ho
diterima (Ghozali, 2016). Metode pengujian hipotesis yang diajukan adalah uji
berikut ini:
47
Jika nilai signifikan lebih besar dari 0,05, maka tidak terdapat
Jika nilai signifikan lebih kecil dari 0,05, maka terdapat pengaruh
koefisien determinasi adalah antara 0 (nol) dan 1 (satu). Nilai (R2) yang kecil
variabel dependen amat terbatas. Nilai yang mendekati satu berarti variabel-
goodness of fit, yaitu ketepatan fungsi regresi sampel dalam menaksir nilai aktual.
Jika nilai signifikansi F < 0,05, maka model regresi dapat digunakan untuk
menggunakan statistik F adalah jika nilai signifikansi F < 0,05, maka hipotesis
jalur) digunakan untuk menganilisis pola hubungan antar variabel dengan tujuan
variabel bebas terhadap variabel terikat. Analisis jalur dimulai dengan menyusun
model hubungan antar variabel yang dalam hal ini disebut diagram jalur
melalui sebuah variabel mediasi secara signifikan mampu sebagai mediator dalam
Sp2p3 = √
t=
BAB IV
mentah menjadi barang siap pakai. Perusahaan manufaktur saat ini berkembang
sangat pesat setiap tahunnya baik dari segi laporan keuangan maupun saham yang
menguntungkan setiap tahunnya yang nantinya akan menarik para investor untuk
manufaktur setiap tahun juga mengalami kenaikkan karena banyak investor yang
Pada bab ini akan dibahas tahap-tahap pengolahan data yag kemudian
50
51
yang bisa dijadikan sampel.Adapun jumlah sampel akhir yang digunakan dalam
Tabel 4.1
Spesifikasi Sampel
yang dipublikasikan dalam website tahun 2013 sampai tahun 2017 diperoleh
Gambaran atau deskripsi dari suatu data ini dilihat dari jumlah sampel, nilai
Tabel 4.2
STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
normal perlu dihilangkan beberapa outlier. Outlier dilakukan sebayak 2 kali yang
pertama menghilangkan data nomor 1, 3, 5, 12, 15, 17, 19, 20, 28, 34, 36, 47, 55,
57, 58, 60, 66, 74, 75, 76, 77, 79, 81, 82, 91, 92, 93, 94, 95 dan yang kedua
menghilangkan data pada nomor 3, 6, 11, 16, 17, 21, 25, 27, 32, 33, 41, 42, 47,
55, 56, 61. Berikut pada tabel 4.3 adalah perubahan statistik deskriptif setelah
outlier dihilangkan.
Tabel 4.3
STATISTIK DESKRIPTIF
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Dari 50 sampel data DPR, nilai minimum sebesar 5 yang dimiliki oleh
Trisula International Tbk dengan nilai maksimum 256 yang dimiliki oleh
83,86928. Standart deviasi yang lebih kecil dari mean menunjukan data yang
kurang bervariasi.
2. Return Saham
Dari 50 sampel data return saham, nilai minimum sebesar -62 yang
dimiliki oleh Astra Otoparts Tbk dengan nilai maksimum 75 yang dimiliki oleh
menerangkan return saham, rata-rata sebesar 5,7 dan standart deviasi 25,3355.
Standart deviasi yang lebih besar dari mean menunjukan data yang bervariasi.
3. Likuiditas (CR)
Dari 50 sampel data CR, nilai minimum sebesar 122,86 yang dimiliki oleh
Astra International Tbk dengan nilai maksimum 379,23 yang dimiliki oleh
Standart deviasi yang lebih kecil dari mean menunjukan data yang kurang
bervariasi.
54
4. Solvabilitas (DER)
Dari 50 sampel data DER, nilai minimum sebesar 0,25 yang dimiliki oleh
Kalbe Farma Tbk dengan nilai maksimum 1,44 yang dimiliki oleh Indah Kiat
Pulp & Paper Tbk. Kemampuan perusahaan yang go public dalam menerangkan
DER, rata-rata sebesar 0,6586 dan standart deviasi 0,25473. Standart deviasi yang
5. Profitabilitas (ROA)
Dari 50 sampel data (ROA), nilai minimum sebesar 2,25 yang dimiliki
oleh Astra Otoparts Tbk dengan nilai maksimum 24,09 yang dimiliki oleh
Standart deviasi yang lebih kecil dari mean menunjukan data yang kurang
bervariasi.
dengan kriteria pengujian adalah jika probability value > 0,05 maka data
terdistribusi normal dan jika probability value< 0,05 maka data terdistribusi tidak
normal. Berikut disajikan hasil uji normalitas data penelitian model penelitian
yang pertama dengan variabel dependen DPR terlihat dalam tabel berikut :
55
Tabel 4.4
Hasil Uji Normailitas Model I
N 50
Mean .0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 68.77465037
Absolute .085
Most Extreme Differences Positive .085
Negative -.065
Kolmogorov-Smirnov Z .600
Asymp. Sig. (2-tailed) .865
Berdasarkan Tabel 4.4 maka dapat dilihat nilai Asymp. Sig (2-tailed)
sebesar 0,865 karena lebih besar dari dari 0,05 maka data terdistribusi normal
Tabel 4.5
Hasil Uji Normailitas Model II
N 50
Mean .0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 24.14493097
Absolute .056
Most Extreme Differences Positive .056
Negative -.047
Kolmogorov-Smirnov Z .396
Asymp. Sig. (2-tailed) .998
Berdasarkan Tabel 4.5 maka dapat dilihat nilai Asymp. Sig (2-tailed)
sebesar 0,998 karena lebih besar dari dari 0,05 maka data terdistribusi normal
linier ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan
penelitian ini menggunakan uji durbin watson. Pada model persamaan ini
terdapat 3 variabel independen. Sampel yang diuji dalam penelitian ini sebayak 50
57
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi Model I
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson
Square Estimate
a
1 .572 .328 .284 70.98188 1.832
persamaan ini diperoleh nilai Durbin watson sebesar 1.832. Dimana nilai 1,6739 <
1.832 < 4-1,6739 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi dalam
regresi ini.
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi Model II
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson
Square Estimate
persamaan ini diperoleh nilai Durbin watson sebesar 1.399. Dimana nilai 0< 1.399
< 1.4206 maka dapat disimpulkan bahwa terjadi autokorelasi dalam regresi ini.
Maka peneliti melakukan pengobatan dengan uji Run Test dengan hasil sebagai
berikut :
Tabel 4.8
Hasil Uji Autokorelasi Model II
Runs Test
Unstandardized
Residual
a. Median
Sumber : Data Sekunder yang diolah SPSS 21
persamaan ini diperoleh nilai Asymp. Sig. (2-tailed) sebesar 0,086 dimana nilai
tersebut lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
dilihat dari (1) nilai tolerance dan lawannya (2) variance inflation factor (VIF).
independen yang dipilih yang tidak dijelaskan oleh varibel independen lainnya.
Jadi nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =
multikolonieritas adalah nilai tolerance < 0,10 atau sama dengan nilai VIF >10
deviden sebagai variabel dependen dapat dilihat dari tabel 4.9 berikut :
Tabel 4.9
Hasil Uji Multikolonieritas Model I
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Berdasarkan hasil pada Tabel 4.9 dapat dijelaskan bahwa dalam model
dan nilai tolerance di atas 0,10. Hasil perhitungan nilai Tolerance variabel
likuiditas, solvabilitas, profitabilitas menunjukan hasil lebih dari 0,10 yaitu 0,485;
0,685; 0,596 dan hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) sebesar
2,064; 1,520; 1,167 tidak ditemukannya variabel independen yang memiliki VIF
multikolonieritas.
Tabel 4.10
Hasil Uji Multikolonieritas Model II
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Berdasarkan hasil pada Tabel 4.10 dapat dijelaskan bahwa dalam model
dan nilai tolerance di atas 0,10. Hasil perhitungan nilai Tolerance variabel
61
likuiditas, solvabilitas, profitabilitas menunjukan hasil lebih dari 0,10 yaitu 0,485;
0,658; 0,596 dan hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) sebesar
2,064; 1,520; 1,677 tidak ditemukannya variabel independen yang memiliki VIF
lebih dari 10 , sehingga dapat dijelaskan menurut pengujian model kedua terbebas
dengan menggunakan Uji Glesjer. Analisis yang dilakukan yaitu dengan melihat
signifikansinya jika diatas 0,05, maka dapat disimpulkan model regresi tidak
Tabel 4.11
Hasil Uji Heterokedastisitas Model I
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
probability value (Sig) untuk variabel independen X2 menunjukan nilai lebih kecil
peneliti melakukan transformasi data dengan cara LN pada variabel dependen dan
Tabel 4.12
Hasil Uji Heterokedastisitas Model I
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.
Coefficients
dari probability value (Sig) untuk semua variabel independen menunjukan nilai
(0,243).
Tabel 4.13
Hasil Uji Heterokedastisitas Model II
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
dari probability value (Sig) untuk semua variabel independen menunjukan nilai
(0,385).
Tabel 4.14
Analisis Regresi Model I
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
Dari tabel model I dapat diketahui bahwa tidak semua variabel independen
variabel yang tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap DPR yaitu solvabilitas
0.082.
2,192 satuan.
b. nilai koefisien regresi DER sebesar 0,823 bernilai positif, artinya apabila
DER meningkat sebesar satu satuan, maka DPR akan meningkat sebesar
0,823 satuan.
66
c. nilai koefisien regresi ROA sebesar 1,401 bernilai positif, artinya apabila
ROA meningkat sebesar satu satuan, maka DPR akan meningkat sebesar
1,401 satuan.
Tabel 4.15
Analisis Regresi Model II
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
Return Saham = 2,264 – 0,678 CR – 0,999 DER + 0,344 ROA – 0,018 DPR + e
b. nilai koefisien regresi DER sebesar 0,999 bernilai negatif, artinya apabila
DER menurun sebesar satu satuan, maka return saham akan meningkat
c. nilai koefisien regresi ROA sebesar 0,344 bernilai positif, artinya apabila
ROA meningkat sebesar satu satuan, maka return saham akan meningkat
d. nilai koefisien regresi DPR sebesar 0,018 bernilai negatif, artinya apabila
DPR menurun sebesar satu satuan, maka return saham akan meningkat
sampai dengan hipotesis tiga yang menggunakan metode analisis linier berganda.
Pengujian ini dimaksudkan ada atau tidaknya pengaruh dari likuiditas, solvabilitas
variabel intervening. Ketepatan fungsi regresi dalam menaksir nilai aktual dapat
diukur Goodness of fit yang secara statistik dapat diukur dari nilai statistik F, nilai
Tabel 4.16
Uji Signifikan Model I
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
DPR.
Hasil pengujian parsial model II dapat dilihat pada tabel 4.17 berikut :
69
Tabel 4.17
Uji Signifikan Model II
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.
Coefficients
menjelaskan variasi dependen yang sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu
Tabel 4.18
Uji Determinasi (R²) Model I
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
a
1 .608 .369 .328 .45463
diperoleh adalah 0.328. Keadaan ini menunjukan bahwa variabel independen CR,
DER, ROA memberi kontribusi pengaruh sebesar 32,8 persen terhadap tingkat
variabel DPR. Sedangkan sisanya 68,2 persen dipengaruhi oleh variabel lain yang
Tabel 4.19
Uji Determinasi (R²) Model II
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
a
1 .373 .139 -.011 .41556
diperoleh adalah -0.011. Menurut Gujarati (2003) jika dalam uji empiris didapat
adjusted R square negatif, maka nilai adjusted R square dianggap bernilai nol.
Keadaan ini menunjukan bahwa variabel independen CR, DER, ROA dan DPR
4.2.5.2 Uji F
Tabel 4.20
Uji F Model I
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Total 15.073 49
F tabel = F ( k ; n-k)
= F ( 3 ; 50-3)
= F ( 3 ; 47)
= 2,80
sebesar 0.000, F hitung sebesar 8,975 dan F tabel sebesar 2,80. Dengan ketentuan
bahwa nilai signifikan kurang dari 0.05 dan nilai F hitung lebih besar dari pada
nilai F tabel atinya bahwa ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas secara
simultan terhadap variabel dependen. Dengan kata lain CR, DER, ROA secara
Tabel 4.21
Uji F Model II
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Total 4.614 27
F tabel = F ( k ; n-k)
= F ( 4 ; 50-4)
= F ( 3 ; 46)
= 2,57
sebesar 0,464, F hitung sebesar 0,929 dan F tabel sebesar 2,57. Dengan ketentuan
73
bahwa nilai signifikan lebih dari 0.05 dan nilai F hitung lebih kecil dari pada nilai
F tabel atinya bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas
secara simultan terhadap variabel dependen. Dengan kata lain CR, DER, ROA,
Gambar 4.1
Analisis Jalur
-0,678
CR 0,794 0,927
(X1)
-2,192
-0,999
1,401
ROA
(X3)
0,344
Gambar 4.1 menunjukan besaran nilai koefisien jalur untuk masing – masing
variabel. Besarnya pengaruh variabel lain terhadap variabel DPR diperoleh dari
√1- 0,369 = 0,794, sedangkan nilai besarnya pengaruh variabel lain terhadap
variabel return saham diperoleh dari √1 – 0,139 = 0,927. Dari persamaan model I
74
a. Pada model I, nilai untuk variabel CR negatif 2,192, DER positif 0,823,
ROA positif 1,401. DER dan ROA menunjukan adanya hubungan yang
searah, artinya jika DER dan ROA meningkat maka DPR akan meningkat
b. Pada model II, nilai untuk variabel CR negatif 0,678, DER negatif 0,999,
artinya jika ROA meningkat maka return saham akan meningkat dengan
asumsi variabel lain konstan. CR dan DER bernilai negatif maka apabila
c. Pada model II, nilai untuk variabel DPR negatif 0,018. DPR bernilai
pengaruh langsung -0,678 lebih kecil dari pengaruh tidak langsung sebesar
0,999. Maka pengaruh total yang diberikan DER terhadap return saham : -
nilai pengaruh langsung -0,999 lebih kecil dari pengaruh tidak langsung
0,344. Maka pengaruh total yang diberikan ROA terhadap return saham :
nilai pengaruh langsung 0,344 lebih besar dari pengaruh tidak langsung
yang dikembangkan oleh Sobel (1982) dan dikenal dengan uji Sobel
uji sobel :
76
a.Current Ratio
Sp2p3 = √
= √
=√
=√
= 0,8756
t=
= 0,4499
Sp2p3 = √
= √
=√
=√
= 2,5578
t=
=
77
= -0,0057
b. Return On Asset
Sp2p3 = √
= √
=√
=√
= 1,8323
t=
= -0,0137
Tabel 4.22
Sobel Test
Sobel Test
Variabel Hasil
statistik
Tidak signifikan sebagai
CR 0,4499 < 2,01
mediasi (Intervening)
Tidak signifikan sebagai
DER -0,0057 < 2,01
mediasi (Intervening)
Tidak signifikan sebagai
ROA -0,0137 < 2,01
mediasi (Intervening)
78
4.3 Pembahasan
terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2013 -2017.
lancar dengan hutang lancar belum mampu membrikan signal positif kepada para
minat investor dalam berinvestasi karen investor lebih memperhatikan rasio –rasio
mengakibatkan harga saham yang turun dan return saham yang rendah. Hal ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Angga (2017) dan Farkhan dan Ika
(2013).
Pada penelitian ini CR berpengaruh negatif terhadap return saham hal ini
menunjukan bahwa CR yang tinggi belum tentu kondisi perusahaan sedang baik.
Hal ini dapat terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. Hasil penelitian
saham perusahaan.
terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2013 -2017.
79
yang memiliki prospek keberanian yang baik untuk menggunakan hutang yang
tinggi dalam struktur modalnya, maka proporsi hutang yang semakin tinggi akan
kebangkrutan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Erdianza
Pada penelitian ini DER berpengaruh negatif terhadap return saham hal ini
menunjukan bahwa semakin tinggi DER maka investor akan semakin rendah
terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2013 -2017.
terhadap return saham. Besarnya ROA yang tercermin dalam perbandingan laba
bersih dengan total asset belum mampu membrikan signal positif kepada para
minat investor dalam berinvestasi mengakibatkan harga saham yang turun dan
return saham yang rendah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
2013 -2017.
hal ini menunjukan bahwa CR yang tinggi belum tentu kondisi perusahaan sedang
baik. Hal ini dapat terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. Hal ini
deviden lebih kecil dikarenakan laba yang diperoleh digunakan untuk menutup
kewajiban dimasa lalu. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Winda
dapat membayar deviden atau meningkatkan deviden. Dengan tingginya laba yang
diperoleh perusahaan tersebut akan semakin tinggi pula ketersediaan kas dalam
kepada pemegang saham. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Riawan (2016).
terhadap return saham pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2013 -2017.
saham menurun . Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Ratna
(2015).
82
intervening.
analisis jalur dan sobel test. Melalui uji tersebut menunjukan bahwa DPR tidak
return saham perusahaan pada saat CR, DER, ROA rendah. Dalam penelitian ini
berinvestasi. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Susanti (2016).
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian yang dibahas pada bab sebelumnya adalah
sebagai berikut:
83
84
5.2. SARAN
sebagai berikut:
yaitu nilai R² pada dependen return saham masih sangat rendah yaitu sebesar
13,9% berarti masih ada 86,1% variabel independen yang tidak diteliti dalam
dilakukan perbaikan agar hasilnya menjadi lebih baik maka untuk penelitian
selanjutnya perlu:
Brigham, Eugene, F., dan Houston, J.F. 2014. Dasar-dasar Manajemen Keuangan,
Edisi 11-Buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
Farda (2016). Pengaruh ratio keuangan terhadap return saham pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI.
Farkan dan Ika (2012). Pengaruh ratio keuangan terhadap return saham pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI sektor Food and
beverage
Raningsih & Putra Dwiana (2015). Pengaruh Rasio-Rasio Keuangan Dan Ukuran
Perusahaan Pada Return Saham. E-Jurnal Akuntansi.
Riawan (2016). Peran profitabilitas dan likuiditas serta deviden payout ratio
terhadap return saham.
Susanti (2016). Penagruh CR dan ROE terhadap return saham dengan kebijakan
deviden sebagai variabel intervening pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014.
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
N 50
Mean .0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 68.77465037
Absolute .085
Most Extreme Differences Positive .085
Negative -.065
Kolmogorov-Smirnov Z .600
Asymp. Sig. (2-tailed) .865
50
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 50
Mean .0000000
Normal Parametersa,b
Std. Deviation 24.14493097
Absolute .056
Most Extreme Differences Positive .056
Negative -.047
Kolmogorov-Smirnov Z .396
Asymp. Sig. (2-tailed) .998
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson
Square Estimate
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson
Square Estimate
a
1 .303 .092 .033 24.91983 1.399
a. Median
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized t Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig. Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.
Coefficients
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized t Sig.
Coefficients
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
a
1 .608 .369 .328 .45463
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 .373a .139 -.011 .41556
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Total 15.073 49
Total 4.614 27