Anda di halaman 1dari 121

PENGARUH KARAKTERISTIK PERUSAHAAN DAN

CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PUBLIKASI


SUSTAINABILITY REPORT
(Studi Empiris Perusahaan-Perusahaan Industri Pertambangan yang Listed
(GO-Public) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2011-2013)

SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
pada Universitas Negeri Semarang

Oleh
Mulyaningsih
NIM 7211411015

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian

pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 21 Januari 2015

Mengetahui,

Jurusan Akuntansi Pembimbing

Drs. Fachrurozie, M.Si. Dr. Muhammad Khafid, S.Pd., M.Si.


NIP 196206231989011001 NIP 197510101999031001

ii
PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Rabu

Tanggal : 04 Februari 2015

Penguji I Penguji II Penguji III

Linda Agustina, SE, M.Si Henny Murtini, SE, M.Si Dr. Muhammad Khafid, S.Pd, M.Si
NIP 197708152000122001 NIP 197603172008122001 NIP 197510101999031001

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ekonomi

Dr. S. Martono, M.Si


NIP 1966030819890111001

iii
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-

benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain,

baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang

terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.

Apabila di kemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya

tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

Semarang, 04 Februari 2015

Mulyaningsih
NIM 7211411015

iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO :

 “All our dreams can come true, if we have the courage to persue
them” (Walt Disney Company).
 “Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia, berlarilah tanpa
lelah sampai engkau meraihnya” (Nidji-Laskar Pelangi).

PERSEMBAHAN :

 Bapak Anwari dan Ibu Waisah yang selalu mendo’akan


dan memberikan yang terbaik bagi saya.
 Kakakku Siti Maryam, M.Si., Mohammad Soleh, dan
adikku Muhammad Agus Setiawan dan Muhammad
Zakaria Akbar Falah yang selalu memberikan dukungan
kepada saya.
 Sugiono Pamungkas yang selalu memberikan motivasi
kepada saya dalam menyelesaikan skripsi.
 Teman-teman “Djarum Foundation” Beswan Djarum 29
yang memberikan semangat kepada saya.
 Teman-teman Akuntansi A 2011

v
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayah-Nya, karena penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh

Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance terhadap Publikasi

Sustainability Report pada Perusahaan-perusahaan Industri Pertambangan yang

terdaftar di BEI periode 2011-2013” Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi

ini telah mandapatkan bantuan, dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak,

maka dengan rasa hormat penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum, Rektor Universitas Negeri Semarang.

2. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang.

3. Drs. Fachrurrozie, M.Si, Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi

Universitas Negeri Semarang.

4. Dr. Muhammad Khafid, S.Pd, M.Si, Dosen Pembimbing yang telah berkenan

memberikan bimbingan, pengarahan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi

ini.

5. Linda Agustina, SE, M.Si, Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan

sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Henny Murtini, SE, M.Si, Dosen Penguji II yang telah memberikan masukan

sehingga skripsi ini menjadi lebih baik.

7. Kiswanto,SE., M.Si, Dosen Wali Akuntansi A 2011 yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dan motivasi selama penulis menimba ilmu di

Universitas Negeri Semarang.

vi
8. Seluruh Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dan bantuan selama penulis

menimba ilmu di Universitas Negeri Semarang.

9. Seluruh staf dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang

yang telah membantu dalam proses perkuliahan.

10. Semua pihak-pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi

ini.

Dalam penyusunan skripsi ini, masih banyak kekurangan.Oleh karena

itu, penulis mengharapkan segala kritik dan saran.Penulis berharap semoga

skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.

Semarang, Januari 2015

Penulis

vii
SARI

Mulyaningsih.2015. “Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate


Governance terhadap Publikasi Sustainability Report pada Perusahaan-perusahaan
Industri Pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia”. Skripsi. Jurusan
Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.Pembimbing: Dr.
Muhammad Khafid, S.Pd., M.Si

Kata Kunci : Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Dewan Direksi,


Komite Audit, Governance Committee, Sustainability Report.

Sustainability report adalah laporan sukarela untuk menyajikan laporan


tanggung jawab perusahaan aspek sosial, ekonomi, lingkungan. Tercatat ada
sekitar 47,1% perusahaan industri pertambangan yang membuat laporan
keberlanjutan secara sukarela. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
pengaruh profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan, dewan direksi, komite audit,
dan governance committee terhadap publikasi sustainability report.
Populasi penelitian ini adalah seluruh perusahaan industri pertambangan
terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2011-2013. Teknik pengambilan sampel
dengan purposive sampling. Sampel yang masuk kriteria sebanyak 17
perusahaan. Unit analisis sampel untuk tahun 2011-2013 sebanyak 51 annual
report. Metode analisis data penelitian ini yaitu regresi logistik.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa variabel profitabilitas, ukuran
perusahaan, dan governance committee, berperan positif terhadap publikasi
sustainability report. Leverage, dewan direksi, dan komite audit tidak
berpengaruh terhadap publikasi sustainability report.
Saran untuk penelitian selanjutnya dengan memperhatikan kualitas isi
pengungkapan dari publikasi sustainability report sesuai pedoman GRI. Selain
itu sebaiknya menggunakan pengukuran yang berbeda sebagai proksi dari
variabel atau mempertimbangkan faktor ekonomi, seperti perubahan kurs tingkat
bunga, atau tingkat inflasi untuk menghasilkan penelitian yang lebih baik.

viii
ABSTRACT

Mulyaningsih, 2015. “ The Influence of Company Characteristics and Corporate


Governance on Sustainability Report Disclosure on Mining Industry
Companies Listed in Indonesia Stock Exchange Period of 2011-2013”. Final
Project. Accounting Department. Faculty of Economics. Semarang State
University. Advisor: Dr. Muhammad Khafid, S.Pd., M.Si

Keywords: Profitability, Leverage, Company Size, Board of Directors, Audit


Committee, Governance Committee, Sustainability Report.

Sustainability report is a voluntary report to present corporate


responsibility on social, economy, and environment aspects. There are about
47.1% of the company's mining industry makes voluntary sustainability
reporting. The purpose of this study was to determine the effect of profitability,
leverage, size of the company, the board of directors, audit committee, and
governance committee toward sustainability report publication.
The population of the study is the entire mining industry companies listed
in Indonesia Stock Exchange from 2011 to 2013. Using purposive sampling
technique, the study collected data from 17 companies. There are 51 annual
reports as unit of analysis in 2011-2013. This study used logistics regression as
an analysis method.
The results show that the variable profitability, firm size, and governance
committee, contribute positively to the publication of sustainability report.
Leverage, the board of directors and audit committee does not affect the
sustainability report publication.
Future research should pay attention to the quality of sustainability
report disclosure based on GRI guidelines. And then use a different
measurements as a proxy of variables or consider economic factors, such as
exchange rate, interest rate, or the rate of inflation to produce better research.

ix
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii

PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... iii

PERNYATAAN .............................................................................................. iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v

PRAKATA ...................................................................................................... vi

SARI ................................................................................................................ viii

ABSTRACT..................................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................. x

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah.......................................................................... 1

1.2. Rumusan Masalah .................................................................................. 9

1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................... 10

1.4. Manfaat Penelitian ................................................................................. 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori ....................................................................................... 12

x
2.1.1. Teori Stakeholder ....................................................................... 12

2.1.2. Teori Legitimasi ........................................................................ 14

2.1.3. Corporate Social Responsibility (CSR) ...................................... 16

2.1.4. Konsep Keberlanjutan dan Triple Bottom Line........................... 17

2.2. Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) ..................................... 19

2.2.1. Definisi Sustainability Report ..................................................... 19

2.2.2. Prinsip-prinsip Pengungkapan Sustainability Report ................ 21

2.2.3. Pengungkapan dalam Sustainability Report ............................... 22

2.3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Sustainability Report .................... 23

2.4. Penelitian Terdahulu .............................................................................. 37

2.5. Kerangka Pemikiran Teoritis ................................................................. 41

2.6. Pengembangan dan Perumusan Hipotesis .............................................. 42

2.6.1. Pengaruh Profitabilitas terhadap publikasi Sustainability

Report.......................................................................................... 42

2.6.2. Pengaruh Leverage terhadap publikasi Sustainability Report .... 43

2.6.3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap publikasi Sustainability

Report ......................................................................................... 44

2.6.4. Pengaruh Dewan Direksi terhadap publikasi Sustainability

Report.......................................................................................... 45

2.6.5. Pengaruh Komite Audit Terhadap publikasi Sustainability

Report.......................................................................................... 46

2.6.6. Pengaruh Governance Committee Terhadap publikasi

Sustainability Report................................................................... 47

xi
BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan Desain Penelitian ................................................................... 49

3.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ............................. 49

3.3. Variabel Dependen ................................................................................ 51

3.3.1. Sustainability Report................................................................... 51

3.4. Variabel Independen ............................................................................... 52

3.4.1. Profitabilitas ................................................................................ 52

3.4.2. Leverage...................................................................................... 52

3.4.3. Ukuran Perusahaan...................................................................... 52

3.4.4. Dewan Direksi............................................................................. 53

3.4.5. Komite Audit............................................................................... 53

3.4.6. Governance Committee............................................................... 54

3.5. Metode Pengumpulan Data ................................................................... 57

3.6. Metode Analisis Data ............................................................................ 57

3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif ........................................................ 58

3.6.2. Regresi Logistik .......................................................................... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


4.1. Hasil Penelitian ...................................................................................... 64

4.1.1. Statistik Deskriptif ..................................................................... 64

4.1.2. Hasil Analisis Regresi Logistik .................................................. 72

4.1.3. Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model .................................. 76

4.1.4. Hasil Uji Kelayakan Model Regresi ........................................... 78

4.1.5. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian .......................................... 79

xii
4.2. Pembahasan ............................................................................................ 82

4.2.1. Pengaruh Profitabilitas terhadap publikasi

Sustainability Report .................................................................. 82

4.2.2. Pengaruh Leverage terhadap publikasi

Sustainability Report .................................................................. 83

4.2.3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap publikasi

Sustainability Report .................................................................. 84

4.2.4. Pengaruh Dewan Direksi terhadap publikasi

Sustainability Report .................................................................. 85

4.2.5. Pengaruh Komite Audit terhadap publikasi

Sustainability Report .................................................................. 87

4.2.6. Pengaruh Governance Committee terhadap publikasi

Sustainability Report .................................................................. 88

BAB V PENUTUP

5.1. Simpulan ................................................................................................ 90

5.2. Saran ...................................................................................................... 92

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 93

LAMPIRAN .................................................................................................... 99

xiii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu ...................................................... 38

Tabel 3.1 Prosedur Penentuan Sampel Penelitian ........................................... 50

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian ........................................ 55

Tabel 4.1 Hasil Analisis Kelas Frequency Sustainability Report ................... 65

Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Profitabilitas .......................................... 66

Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif Leverage ................................................ 67

Tabel 4.4 Hasil Analisis Deskriptif Ukuran Perusahaan................................ 68

Tabel 4.5 Hasil Analisis Deskriptif Dewan Direksi....................................... 69

Tabel 4.6 Hasil Analisis Deskriptif Komite Audit......................................... 70

Tabel 4.7 Hasil Analisis Kelas Frequency Governance Committee .............. 72

Tabel 4.8 Hasil Analisis Regresi Logistik .................................................... 73

Tabel 4.9 Iteration History............................................................................. 76

Tabel 4.10 Model Summary ............................................................................. 77

Tabel 4.11 Hosmer and Lemeshow Test .......................................................... 78

Tabel 4.12 Variables In The Equation ............................................................. 79

Tabel 4.13 Ringkasan Hasil Uji Hipotesis ....................................................... 81

xiv
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Triple Bottom Line ....................................................................... 18

Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Teoritis ....................................................... 41

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Pedoman Dokumentasi .............................................................. 99

Lampiran 2 Data Perusahaan Industri Pertambangan yang terdaftar di BEI 101

Lampiran 3 Daftar Perusahaan yang Tidak Terpakai Sampel ....................... 104

Lampiran 4 Daftar Perusahaan Sampel.......................................................... 108

Lampiran 5 Daftar Perusahaan Sampel Beserta Annual Report dan

Sustainability Report .................................................................. 109

Lampiran 6 Pengukuran Sustainability Report ............................................. 113

Lampiran 7 Pengukuran Profitabilitas .......................................................... 115

Lampiran 8 Pengukuran Leverage ................................................................. 117

Lampiran 9 Pengukuran Ukuran Perusahaan ................................................ 119

Lampiran 10 Pengukuran Dewan Direksi ...................................................... 121

Lampiran 11 Pengukuran Komite Audit ....................................................... 123

Lampiran 12 Pengukuran Governance Committee ....................................... 125

Lampiran 13 Hasil Tabulasi Penelitian ......................................................... 127

Lampiran 14 Hasil Output SPSS 21.0 ........................................................... 129

xvi
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perusahaan didirikan dengan tujuan utama adalah mencari laba atau

keuntungan yang sebesar-besarnya guna mengembangkan kegiatan perusahaan

menjadi lebih baik. Namun, perusahaan yang menjalankan aktivitas selain

menghasilkan keuntungan juga harus membantu memecahkan masalah-masalah

sosial terkait. Hal itu karena masyarakat semakin menyadari dampak sosial dan

lingkungan dan menuntut perusahaan agar berupaya mengatasinya. Hampir 70%

kerusakan lingkungan di Indonesia disebabkan oleh perusahaan pertambangan

(Bangkapos.com, 28 September 2012).

Data Jatam menunjukkan sedikitnya aktivitas sepuluh perusahaan

pertambangan diduga telah merusak dan mencemari sungai-sungai di Kalimantan,

Jawa Timur, Papua, dan Sumatra Selatan. Lima di antaranya adalah perusahaan

tambang berskala raksasa (Kabar24.com, 28 Mei 2012). Kasus lain adalah PT

Newmont Nusa Tenggara yang melakukan pembuangan tailing ke laut, aktivitas

penambangan batubara yang dilakukan oleh PT CMS Kaltim Utama sebagai

kontraktor dari PT Cahaya Energi Mandiri yang dinilai merugikan warga baik dari

sisi moril maupun material (Mongabay.co.id 04 Februari 2014).

Beberapa hal tersebut mengindikasikan kurangnya kepedulian perusahaan

terhadap lingkungan, serta informasi mengenai tanggung jawab sosial perusahaan

terhadap masyarakat sekitar. Informasi mengenai dampak aktivitas ekonomi,

1
2

sosial dan lingkungan perusahaan dapat diungkapkan melalui sustainability report

sebagai laporan sukarela yang disajikan secara terpisah dari annual report.

Sustainability report merupakan alat untuk memenuhi kewajiban perusahaan yang

melaporkan kinerjanya dalam tiga aspek yaitu sosial, ekonomi, dan lingkungan

(Jalal 2007).

Isu lingkungan memang beberapa waktu terakhir ini terlihat begitu seksi.

Sampai-sampai, sejumlah perusahaan yang bisnisnya bersinggungan langsung

dengan aspek lingkungan melabeli dirinya dengan gerakan menjaga

kelestarian alam. Mereka mengemasnya melalui kegiatan corporate social

responsibility (CSR). Ini kalau perusahannya menyadari persoalan sosial dan

lingkungan merupakan bagian tanggung jawab kelangsungan perusahaan di masa

depan (Edward 2011).

Kegiatan corporate social responsibility (CSR) didukung pemerintah

dengan menerbitkan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas (PT) yang mengungkap berbagai ketentuan tentang

pendirian PT. Pasal 74 dalam Undang-Undang ini membahas tentang tanggung

jawab sosial dan lingkungan dengan tujuan mewujudkan pembangunan ekonomi

berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang

bermanfaat bagi PT itu sendiri, komunitas setempat dan masyarakat pada

umumnya (Anke, 2009).

Menurut UU No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, perusahaan

harus melakukan tanggung jawab sosial sebagai bentuk pertanggungjawaban atas

aktivitas perusahaan. Aktivitas tersebut juga perlu dilaporkan melalui laporan


3

tanggung jawab sosial yang disajikan dalam annual report, atau perusahaan dapat

menyajikan laporan tanggung jawabnya melalui sustainability report sebagai

laporan yang terpisah dari annual report. Sustainability report dapat dijadikan

sebagai bentuk transparansi perusahaan dalam mengungkapkan informasi

dampak aktivitasnya.

The Global Reporting Initiative (GRI) yang berlokasi di Belanda dan

pemegang otoritas lain di dunia, berusaha mengembangkan “framework for

sustainability reporting”, dan versi terakhir dari pedoman pelaporan yang telah

dihasilkan dinamakan G3 Guidelines (Dilling, 2009). Semakin meningkatnya

jumlah organisasi-organisasi maupun perusahaan-perusahaan global yang

mengadopsi G3 Guidelines. Perusahaan-perusahaan yang telah menerbitkan

sustainability report berdasar G3 guidelines disyaratkan memenuhi tipe-tipe

standar pelaporan, yakni: profil organisasi, indikator kinerja, dan pendekatan

manajemen (GRI 2009B).

Pengungkapan Sustainability Report merupakan bentuk komitmen

perusahaan dalam mempublikasikan laporan keberlanjutan. Laporan ini

memberikan informasi tentang pertanggungjawaban perusahaan terhadap

lingkungan dan sosial. Laporan ini disusun berdasarkan Pedoman Sustainability

Report Global Reporting Initiative (GRI). Sustainability report mempunyai

standar pengungkapan yang mencerminkan keseluruhan aktivitas sosial

perusahaan. Dalam hal ini, sustainability report berbeda dengan laporan

keuangan. Melalui sustainability report, kinerja perusahaan bisa langsung dinilai

oleh pemerintah, masyarakat, organisasi lingkungan, media massa,


4

khususnya para investor dan kreditor (bank) karena investor maupun kreditor

(bank) tidak mau menanggung kerugian yang disebabkan oleh adanya kelalaian

perusahaan tersebut terhadap tanggung jawab sosial dan lingkungannya (Anke,

2009).

Menurut NCSR (2014), tercatat ada sekitar 42 perusahaan yang membuat

laporan keberlanjutan dengan mengacu pada standar pelaporan yang dikeluarkan

oleh the Global Reporting Initiative (GRI). Bila dilihat berdasarkan sektor

industri, pembuat laporan keberlanjutan oleh perusahaan dari sektor tambang

masih relatif kecil. Masih banyak perusahaan tambang yang tidak membuat

laporan keberlanjutan, padahal perusahaan dari sektor manufaktur, jasa dan

perbankan sudah mulai membat laporan keberlanjutan.

Banyak hal harus dilakukan untuk dapat mewujudkan pembangunan yang

bertanggung jawab terhadap lingkungan dan berkelanjutan. Perkembangan

pengetahuan dan teknologi tidak hanya dituntut untuk memberikan kontribusi

terhadap pertumbuhan ekonomi, tetapi juga dapat membantu dalam memecahkan

masalah terkait risiko dan ancaman keberlanjutan dari hubungan sosial,

lingkungan dan perekonomian (GRI, 2006).

Pengungkapan laporan keberlanjutan (sustainability report) semakin

mendapat perhatian dalam praktek bisnis global dan menjadi salah satu kriteria

dalam menilai tanggung jawab sosial suatu perusahaan. Para pemimpin

perusahaan-perusahaan dunia semakin menyadari bahwa pengungkapan laporan

yang lebih komprehensif (tidak hanya sekedar laporan keuangan) akan


5

mendukung strategi perusahaan. Selain itu dapat menunjukkan komitmen mereka

terhadap sustainable development (CSR Quest dalam Dilling, 2009).

Publikasi sustainability report di Indonesia dan beberapa negara lain masih

bersifat voluntary, artinya tidak ada aturan yang mewajibkan seperti halnya pada

penerbitan financial reporting (Utama dalam Suryono, 2011). Di tengah sulitnya

kondisi perekonomian, manajemen sebuah perusahaan mungkin akan tergoda

untuk mengesampingkan masalah keberlanjutan (sustainability). Semua upaya

difokuskan agar perusahaan dapat bertahan hidup dalam kondisi pasar dimana

permintaan menurun dan biaya keuangan semakin tinggi. Oleh karena itu,

sustainability sebuah perusahaan “tidak hanya‟ terbatas pada memperhatikan

dampak dari operasi perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat.

Sustainability harus menjadi bagian integral dari perencanaan jangka pendek dan

perancangan strategi jangka panjang sebuah perusahaan. Krisis ekonomi global

telah membuat masyarakat menjadi lebih curiga terhadap perusahaan. Perusahaan-

perusahaan yang mengabaikan norma-norma sosial akan kehilangan niat baik dari

para konsumen, pekerja dan pihak regulator (Bary 2013). Meskipun demikian,

minat perusahaan untuk mengungkapkan sustainability report tidak berkurang.

Tuntutan masyarakat akan peran perusahaan dalam memberikan manfaat

mendorong perusahaan untuk memberikan informasi yang transparan, akuntabel,

serta praktik tata kelola perusahaan yang semakin baik (good corporate

governance) (Utama, 2006).

Di luar negeri penelitian mengenai Sustainability Report sudah banyak

dilakukan. Penelitian mengenai sustainabilty report juga mulai berkembang di


6

Indonesia. Tingginya permintaan tentang publikasi Sustainability Report oleh

stakeholder membuat penelitian mengenai Sustainability Report ini menarik

untuk diteliti, mengingat Sustainability Report merupakan isu yang masih baru

meskipun perkembangannya sudah mulai banyak. Beberapa peneliti terdahulu

telah meneliti mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi publikasi

Sustainability Report. Namun, dalam pengujian tentang faktor yang

mempengaruhi publikasi Sustainability Report menunjukan hasil yang tidak

konsisten.

Dilling (2009) menganalisis apakah terdapat perbedaan antara perusahaan

yang mempublikasikan sustainabilty report dengan yang tidak, melalui

karakteristik-karakteristik perusahaan. Karakteristik-karakteristik perusahaan

dalam penelitian Dilling (2009) adalah tipe industri, kinerja keuangan,

pertumbuhan jangka panjang, struktur modal, corporate governance, serta lokasi

perusahaan-perusahaan didirikan. Hasil penelitian menunjukan perusahaan yang

memiliki karakteristik profitabilitas yang tinggi, bergerak di sektor pertambangan,

dan memiliki pertumbuhan jangka panjang yang kuat berpengaruh terhadap

pembuatan Sustainability Report.

Hasil penelitian lain ditunjukan oleh Yu Yi (2010) yang menguji

pengaruh profitabilitas, ukuran perusahaan, leverage, pertumbuhan, dan tipe

industri terhadap publikasi Sustainability Report di Hongkong. Hasil penelitian

tersebut menunjukkan ukuran perusahaan dan leverage berpengaruh terhadap

publikasi sustainability report. Sedangkan profitabilitas, pertumbuhan, dan tipe

industry berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report.


7

Berbeda dengan hasil penelitian Suryono dan Prastiwi (2011) menunjukkan

bahwa likuiditas, leverage, aktivitas, dan governance committee tidak

berpengaruh pada publikasi Sustainability Report, sedangkan profitabilitas,

ukuran perusahaan dan corporate governance (komite audit dan dewan direksi)

berpengaruh signifikan terhadap publikasi Sustainability Report.

Luthfia (2012) melakukan penelitian dimana variabel independen yang

digunakan adalah kinerja keuangan, ukuran perusahaan, struktur modal, dan

corporate governance. Variabel kinerja keuangan diproksikan melalui

profitabilitas, likuiditas, leverage, dan aktivitas perusahann. Corporate

governance diproksikan melalui komite audit, dewan direksi dan governance

committee. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel independen

leverage, ukuran perusahaan, dewan direksi, dan governance committee

berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report dan variabel

independen profitabilitas, likuiditas, aktivitas perusahaan, komite audit dan

struktur modal tidak berpengaruh terhadap publikasi Sustainability Report

Hasil berbeda juga ditunjukkan oleh hasil penelitian Idah (2013), dimana

variabel independen yang digunakan adalah karakteristik perusahaan dan

corporate governance. Variabel Corporate governance diproksikan melalui

dewan komisaris, komite audit, dewan direksi dan governance committee.

Karakteristik perusahaan diproksikan melalui profitabilitas, likuiditas, leverage,

aktivitas perusahan, dan ukuran perusahaan. Hasil dari penelitian

menunjukkan bahwa variabel independen dewan direksi, governance

committee, profitabilitas, dan ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap


8

publikasi Sustainability Report dan variabel independen dewan komisaris,

komite audit, likuiditas, leverage, dan aktivitas perusahaan tidak berpengaruh

terhadap publikasi Sustainability Report

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, peneliti tertarik meneliti

kembali mengenai publikasi Sustainability Report. Penelitian ini mencoba

menguji kembali pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance

terhadap Publikasi Sustainability Report. Namun, penelitian sebelumnya masih

menggunakan sampel dari semua jenis perusahaan kecuali perusahaan

keuangan sehingga hasilnya bersifat general dan tidak spesifik, maka penulis

dalam penelitian ini menggunakan sampel perusahaan-perusahaan industri

pertambangan yang terdaftar di BEI. Peneliti mengangkat sektor pertambangan

karena sektor pertambangan berkaitan eksploitasi sumber daya alam yang

berhubungan erat dengan limbah dan pencemaran lingkungan sehingga memiliki

tingkat risiko industri dan lingkungan yang tinggi. Lingkungan bekas tambang

tidak bisa dikembalikan seperti 100% lingkungan awal sebelum kegiatan

pertambangan. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian

“Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap

Publikasi Sustainability Reporting (Studi Empiris Perusahaan-Perusahaan

Industri Pertambangan yang Listed (Go-Public) di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Periode 2011-2013)”.
9

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah Profitabilitas berpengaruh positif terhadap Publikasi Sustainability

Report?

2. Apakah Leverage berpengaruh negatif terhadap Publikasi Sustainability

Report?

3. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Publikasi

Sustainability Report?

4. Apakah Dewan Direksi berpengaruh positif terhadap Publikasi

Sustainability Report?

5. Apakah Komite Audit berpengaruh positif terhadap Publikasi

Sustainability Report?

6. Apakah Governance Committee berpengaruh positif terhadap Publikasi

Sustainability Report?
10

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk

mendapatkan bukti secara empiris dan menganalisis terhadap hal-hal berikut:

1. Pengaruh Profitabilitas terhadap Publikasi Sustainability Report

2. Pengaruh Leverage terhadap Publikasi Sustainability Report

3. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Publikasi Sustainability Report

4. Pengaruh Dewan Direksi terhadap Publikasi Sustainability Report

5. Pengaruh Komite Audit terhadap Publikasi Sustainability Report

6. Pengaruh Governance Committee terhadap Publikasi Sustainability Report

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari hasil penelitian ini dibagi dua yaitu manfaat secara teoritis

dan manfaat secara empiris yaitu:

1.4.1. Secara Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi para

akademisi dalam mengembangkan penelitian dimasa yang akan datang, serta

penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi khususnya di bidang

akuntansi mengenai publikasi Sustainability Report.

1.4.2. Secara Empiris

1. Bagi perusahaan, dapat sebagai pertimbangan dalam pembuatan

kebijaksanaan perusahaan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya

pada stakeholders sehingga tercipta sustainability perusahaan dan

dapat mempublikasikan sustainability report sebagai bahan evaluasi

dan komunikasi kepada stakeholder.


11

2. Bagi investor, sebagai wacana untuk mempertimbangkan aspek-aspek

yang perlu diperhatikan dalam investasi sehingga tidak terpaku pada

ukuran moneter saja.

3. Bagi pemerintah selaku regulator, sebagai bahan masukan terhadap

efektivitas penerapan UU No.40 Tahun 2007 oleh perusahaan di

Indonesia.
12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Teori Stakeholder

Teori stakeholder merupakan teori yang menjelaskan bagaimana manajemen

perusahaan memenuhi atau mengelola harapan para stakeholder.Teori stakeholder

menekankan akuntabilitas organisasi jauh melebihi kinerja keuangan atau

ekonomi sederhana. Teori ini menyatakan bahwa organisasi akan memilih secara

sukarela mengungkapkan informasi tentang kinerja lingkungan, sosial

danintelektual mereka, melebihi dan di atas permintaan wajibnya, untuk

memenuhi ekspektasi sesungguhnya atau yang diakui oleh stakeholder (Deegan,

2004).

Menurut Gray, et al. (1995) kelangsungan hidup perusahaan tergantung

pada dukungan stakeholder dan dukungan tersebut harus dicari sehingga aktivitas

perusahaan adalah untuk mencari dukungan tersebut. Semakin powerful

stakeholder, maka semakin besar usaha perusahaan untuk beradaptasi.

Pengungkapan sosial dianggap sebagai bagian dari dialog antara perusahaan

dengan stakeholder-nya.

Para stakeholder membutuhkan berbagai informasi terkait dengan aktivitas

perusahaan yang digunakan dalam pengambilan keputusan. Oleh karena tumbuh

kembang perusahaan bergantung pada dukungan dari para stakeholder-nya, maka

perusahaan akan berusaha untuk memberikan berbagai informasi yang bermanfaat

12
13

bagi stakeholder dalam mengambil keputusan. Pengungkapan informasi dapat

dibagi menjadi dua yakni yang sifatnya wajib (mandatory) dan sukarela

(voluntary). Salah satu bentuk pengungkapan sukarela yang berkembang pesat

saat ini yaitu sustainability report. Menurut Ghozali dan Chariri (2007) melalui

sustainability report (pengungkapan sosial dan lingkungan) perusahaan dapat

memberikan informasi yang lebih cukup dan lengkap berkaitan dengan kegiatan

dan pengaruhnya terhadap kondisi sosial masyarakat dan lingkungan.

Publikasi sustainability report yang bersifat sukarela merupakan kebijakan

suatu perusahaan untuk mengungkapkan informasi lebih transparan mengenai

aktivitas perusahaan terhadap dampak sosial, ekonomi dan lingkungannya.

Adanya kinerja yang baik dari perusahaan serta besar kecilnya suatu perusahaan

memungkinkan untuk mengungkapkan informasi mengenai dampak sosial,

ekonomi dan lingkungannya. Di samping itu, perusahaan dengan struktur

corporate governance yang baik, memilki kemungkinan besar untuk

mengungkapkan laporan-laporan bersifat sukarela. Adanya struktur corporate

governance, meliputi dewan direksi, komite audit, dan governance committee

diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan

perusahaan untuk pengungkapan suatu laporan. Pengaruh corporate governance

dinilai mampu meningkatkan publikasi sustainability report yang berdasarkan

pembangunan berkelanjutan. Di samping itu, publikasi sustainability report

sebagai salah satu bentuk perwujudan prinsip good corporate governance yaitu

transparan dalam pengungkapan informasi yang dibutuhkan oleh stakeholder.


14

2.1.2. Teori Legitimasi

Lindblom(1995) dalam Gray et al. (1995) menyatakan bahwa teori

legitimasi merupakan suatu kondisi atau status yang ada ketika suatu sistem nilai

perusahaan kongruen dengan sistem nilai dari sistem sosial yang lebih besar di

mana perusahaanmerupakan bagiannya. Ketika suatu perbedaan yang nyata atau

yang potensial ada antara kedua sistem nilai tersebut, maka akan muncul ancaman

terhadap legitimasi perusahaan.

Legitimasi organisasi dapat dilihat sebagai sesuatu yang diinginkan atau

dicari perusahaan dari masyarakat. Dengan demikian, legitimasi dapat dikatakan

sebagai manfaat atau sumber potensial bagi perusahaan untuk bertahan hidup.

Ketika ada perbedaan antara nilai-nilai perusahaan dengan nilai-nilai yang dianut

perusahaan dengan nilai-nlai masyarakat, legitimasi perusahaan akan berada pada

posisi terancam (Lindbiom (dalam Ghozali dan Chariri, 2007)). Perbedaan yang

terjadi ini antara nilai-nilai perusahaan dengan nilai-nilai sosial masyarakat sering

dinamakan ”legitimacy gap” dan dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan

untuk melanjutkan kegiatan usahanya. Legitimacy gap menurut Wartol dan

Mahon (dalam Ghozali dan Chariri, 2007) dapat terjadi karena tiga alasan :

1. Ada perubahan dalam kinerja perusahaan tetapi harapan masyarakat terhadap

kinerja perusahaan tidak berubah;

2. Kinerja perusahaan tidak berubah tetapi harapan masyarakat terhadap kinerja

perusahaan telah berubah;


15

3. Kinerja perusahaan dan harapan masyarakat terhadap kinerja perusahaan

berubah ke arah yang berbeda, atau ke arah yang sama tetapi waktunya

berbeda.

Perusahaan dengan kinerja baik, berusaha untuk mengungkapkan

informasi lebih. Perusahaan dengan rasio profitabilitas, likuiditas, leverage

dan aktivitas yang baik memiliki kemungkinan untuk mengungkapkan informasi

yang bersifat sukarela. Besar kecilnya suatu perusahaan juga memberikan peran

terhadap pengungkapan yang masih bersifat sukarela. Semakin besar perusahaan,

semakin mungkin untuk mengungkapkan informasi yang bersifat sukarela karena

ukuran perusahaan sering dijadikan sebagai sorotan masyarakat dalam kegiatan

ekonomi, lingkungan dan sosialnya. Adanya informasi lebih mengenai

karakteristik perusahaan, maka semakin mungkin untuk melakukan

pengungkapan sustainability report (Suryono dan Prastiwi, 2011).

Perusahaan berusaha memonitor nilai-nilai perusahaan dan nilai-nilai

sosial masyarakat dan mengidentifikasi kemungkinan munculnya gap tersebut.

Walaupun perlu diingat keberadaan dan besarnya legitimacy gap bukanlah hal

yang mudah untuk ditentukan. O’donovan (dalam Luthfia 2012) menyarankan

ketika terdapat perbedaan, perusahaan harus mampu mengubah nilai sosial atau

persepsi terhadap perusahaan sebagai taktik legitimasi. Jadi untuk mengurangi

legitimacy gap, perusahaan harus mengidentifikasi aktivitas yang berada dalam

kendalinya. Adapun cara atau media yang efektif untuk mendapatkan legitimasi

dari masyarakat adalah dengan mempublikasikan sustainability report yang

merepresentatifkan tanggung jawab lingkungan dan sosial perusahaan. Perusahaan


16

yang terus berusaha untuk memperoleh legitimasi melalui pengungkapan,

berharap pada akhirnya akan terus-menerus eksis.

2.1.3. Corporate Social Responsibility (CSR)

Menurut The World Business Council for Sustainable Development

(WBCSD) CSR adalah komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi

pembangunan ekonomi berkelanjutan, melalui kerjasama dengan para karyawan

serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun

masyarakat umum untuk meningkatkan kualitas kehidupan dengan cara yang

bermanfaat bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan.

Di Indonesia, kewajiban perusahaan untuk melaksanakan CSR diatur

dalam beberapa peraturan atau perundangan seperti Undang-Undang Nomor 40

Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) dalam Pasal 74 (1) yang

menyatakan bahwa perseroan yang menjalankan kegiatan usaha di bidang

dan/atau berkaitan dengan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab

sosial dan lingkungan. Selain itu, juga terdapat dalam Undang-Undang Nomor 25

Tahun 2007 tentang Penanaman Modal (UUPM) yaitu pada Pasal 15 (b) yang

menyatakan bahwa setiap penanam modal wajib melaksanakan tanggung jawab

sosial perusahaan dan pada Pasal 16 yang menyatakan bahwa setiap penanam

modal bertanggungjawab menjaga kelestarian lingkungan hidup dan menciptakan

keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kesejahteraan pekerja (Purwanto,

2011).
17

2.1.4. Konsep Keberlanjutan dan Triple Bottom Line

Keberlanjutan perusahaan adalah suatu pendekatan bisnis dalam

menciptakan nilai pemegang saham secara jangka panjang dengan menggunakan

peluang-peluang yang ada dan mengelola risiko yang diukur dari segi ekonomi,

lingkungan dan pembangunan sosial. Pemimpin perusahaan berkelanjutan

meningkatkan nilai jangka panjang pemegang saham dengan cara menyusun

strategi dan manajemen mereka untuk mengusahakan dengan terus menerus pasar

potensial bagi keberlanjutan produk dan jasa sedangkan dalam waktu yang sama

dengan sukses mengurangi dan menghindari biaya dan risiko berkelanjutan

(Akbar, 2008).

Menurut Suryono (2011), di dalam sustainability ada prinsip-prinsip yang

terkait dengan hak asasi manusia, standar bagi pekerja seperti penghapusan

diskriminasi dalam pekerjaan, hal-hal yang terkait dengan lingkungan seperti

pemakaian prinsip kehati-hatian, tanggung jawab lebih besar pada lingkungan,

maupun mengembangkan teknologi ramah lingkungan.

Elkington (1998) memberi pandangan bahwa perusahaan yang ingin

berkelanjutan haruslah memerhatikan 3P, yaitu:

1) profit untuk meningkatkan pendapatan perusahaan,

2) people untuk memberikan kesejahteraan kepada karyawan dan

masyarakat, serta

3) planet untuk menjaga dan meningkatkan kualitas alam serta

lingkungan di mana perusahaan tersebut beroperasi.


18

Dalam gagasan tersebut, perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung

jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu aspek ekonomi yang

direfleksikan dalam kondisi finansialnya saja, namun juga harus memerhatikan

aspek sosial dan lingkungannya.Konsep “3P” ini kemudian diilustrasikan dalam

bentuk segi tiga sebagai berikut :

Corporate sustainability and the triple bottom line approach (Elkington, 1998)

Gambar 2.1 Triple Bottom Line

Konsep 3P dianggap sebagai pilar utama dalam membangun bisnis

berkelanjutan, serta untuk mewujudkan pembangunan berkelanjutan. Tujuan dari

pembangunan berkelanjutan adalah untuk memenuhi kebutuhan generasi

sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang dalam

memenuhi kebutuhan mereka. Sebagai kekuatan penting dalam masyarakat,

organisasi dalam bentuk apapun memiliki sebuah peran penting dalam


19

pencapaian tujuan ini (Commission on Environment and Development dalam

GRI, 2006).

2.2. Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report)

2.2.1. Definisi Sustainability Report

Saat ini perusahaan secara sukarela mulai menyusun laporan setiap tahun

yang dikenal dengan sustainability report yang dirintis dari konsep sustainable

development. Menurut GRI (dalam Dilling, 2009) mendefinisikan sustainability

report sebagai praktik dalam mengukur dan mengungkapkan aktivitas perusahaan,

sebagai tanggung jawab kepada stakeholder internal maupun eksternal mengenai

kinerja organisasi dalam mewujudkan tujuan pembangunan berkelanjutan.

Sustainability report merupakan sebuah istilah umum yang dianggap

sinonim dengan istilah lainnya untuk menggambarkan laporan mengenai dampak

ekonomi, lingkungan, dan social, misalnya triple bottom line, laporan

pertanggungjawaban perusahaan, dan lain sebagainya. Laporan Keberlanjutan

yang disusun berdasarkan Kerangka Pelaporan GRI mengungkapkan keluaran dan

hasil yang terjadi dalam suatu periode laporan tertentu dalam konteks komitmen

organisasi, strategi, dan pendekatan manajemennya (GRI, 2006).

Menurut World Business Council for Sustainable Development (WBCSD)

menjelaskan manfaat yang didapat dari sustainability report antara lain :

1. Sustainability report memberikan informasi kepada stakeholder (pemegang

saham, anggota komunitas lokal, pemerintah) dan meningkatkan prospek

perusahaan, serta membantu mewujudkan transparansi;


20

2. Sustainability report dapat membantu membangun reputasi sebagai alat yang

memberikan kontribusi untuk meningkatkan brand value, market share, dan

loyalitas konsumen jangka panjang;

3. Sustainability report dapat menjadi cerminan bagaimana perusahaan

mengelola risikonya;

4. Sustainability report dapat digunakan sebagai stimulasi leadership thinking

dan performance yang didukung dengan semangat kompetisi;

5. Sustainability report dapat mengembangkan dan menfasilitasi

pengimplementasian dari sistem manajemen yang lebih baik dalam mengelola

dampak lingkungan, ekonomi, dan sosial;

6. Sustainability report cenderung mencerminkan secara langsung kemampuan

dan kesiapan perusahaan untuk memenuhi keinginan pemegang saham untuk

jangka panjang.

7. Sustainability report membantu membangun ketertarikan para pemegang

saham dengan visi jangka panjang dan membantu mendemonstrasikan

bagaimanameningkatkan nilai perusahaan yang terkait dengan isu sosial dan

lingkungan.

Perusahaan yang menyusun sustainability reporting akan memberi

kemudahan bagi pemakai informasi untuk mengetahui apakah perusahaan sudah

transparan dalam menyusun kebijakan yang berorientasi pada lingkungan,

manajemen, karyawan, masyarakat dan alam. GRI membuat sustainability report

guideline yang memberi petunjuk pembuatan laporan dengan memperhatikan

aspek ekonomi, sosial dan lingkungan (Admin KeuLSM, 2013).


21

2.2.2. Prinsip-Prinsip Pengungkapan Sustainability Report

Pengungkapan Sustainability Report yang sesuai dengan GRI (Global

Reporting Index) harus memenuhi beberapa prinsip. Prinsip - prinsip ini

tercantumdalam GRI-G3 Guidelines, yaitu:

a. Keseimbangan

Sustainability Report sebaiknya mengungkapkan aspek positif dan negatif

dari kinerja suatu perusahaan agar dapat menilai secara keseluruhan kinerja

dari perusahaan tersebut.

b. Dapat dibandingkan

Sustainability Report berisi isu dan informasi yang ada sebaiknya dipilih,

dikompilasi, dan dilaporkan secara konsisten.Informasi tersebut harus

disajikan dengan seksama sehingga memungkinkan para stakeholder untuk

menganalisis perubahan kinerja organisasi dari waktu ke waktu.

c. Akurat

Informasi yang dilaporkan dalam Sustainability Report harus cukup akurat

dan rinci sehingga memungkinkan stakeholder untuk menilai kinerja

organisasi.

d. Urut waktu

Pelaporan Sustainability Report tersebut harus terjadwal dan informasi yang

ada harus selalu tersedia bagi para stakeholder.

e. Kesesuaian

Informasi yang diberikan dalam Sustainability Report harus sesuai dengan

pedoman dan dapat dimengerti serta dapat diakses oleh stakeholder.


22

f. Dapat dipertanggungjawabkan

Informasi dan proses yang digunakan dalam penyusunan laporan harus

dikumpulkan, direkam, dikompilasi, dianalisis, dan diungkapkan dengan tepat

sehingga dapat menetapkan kualitas dan materialitas informasi.

2.2.3. Pengungkapan dalam Sustainability Report

Pengungkapan standar dalam Sustainability Report menurut GRI-G3

Guidelines terdiri dari :

a. Ekonomi

Menyangkut dampak yang dihasilkan perusahaan pada kondisi ekonomi dari

stakeholder dan pada sistem ekonomi di tingkat lokal, nasional, dan global.

b. Lingkungan

Menyangkut dampak yang dihasilkan perusahaan terhadap makhluk di bumi,

dan lingkungan sekitar termasuk ekosistem, tanah, udara, dan air.

c. Hak Asasi Manusia

Adanya transparansi dalam mempertimbangkan pemilihan investor dan

pemasok/kontraktor. Dalam melaksanakan kegiatannya, perusahaan harus

senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku

kepentingan lainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

d. Masyarakat

Memusatkan perhatian pada dampak organisasi terhadap masyarakat dimana

mereka beroperasi, dan mengungkapkan bagaimana risiko yang mungkin

timbul dari interaksi dengan lembaga sosial lainnya.


23

e. Tanggung jawab produk

Berisi pelaporan produk yang dihasilkan perusahaan dan layanan yang secara

langsung mempengaruhi pelanggan, yaitu kesehatan dan keamanan, informasi

dan pelabelan, pemasaran, dan privasi.

f. Sosial

Berisi kegiatan sosial yang dilakukan oleh perusahaan, apa saja yang sudah

dilakukan dan bagaimana kegiatan tersebut dilakukan.

2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Publikasi Sustainability Report

Adams (2002) dalam Setthasakko arreya (2013) menjelaskan bahwa

faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan sosial dan lingkungan yang

diteliti dalam literatur sebelumnya telah dibagi menjadi tiga kategori:

1. Karakteristik Perusahaan

Ukuran perusahaan dan kelompok industri muncul menjadi variabel

penting yang mempengaruhi tingkat dan kualitas pengungkapan Umumnya,

perusahaan besar, memiliki kinerja ekonomi yang baik dan beroperasi di

industri lingkungan yang-sensitif lebih cenderung untuk mengungkapkan

informasi sosial dan lingkungan.

2. Faktor Kontekstual Umum

Sifat dan tingkat pengungkapan dipengaruhi adanya perbedaan di negara-

negara, khususnya budaya, tingkat peraturan yang menuntut tanggung jawab

sosial dan lingkungan, dan kekuatan dari kelompok pengawas. Studi

sebelumnya menemukan bahwa perusahaan memberikan laporan


24

keberlanjutan terutama untuk meringankan kekhawatiran dari pemerintah dan

pemangku kepentingan lain seperti kreditor dan pemegang saham.

Pengungkapan lingkungan juga ditemukan meningkat seiring pemberitaan

peristiwa lingkungan yang negatif atau terjadinya denda dan tuntutan hukum

lembaga perlindungan lingkungan.

3. Faktor Kontekstual Internal

Tidak banyak penelitian sebelumnya yang meneliti hal ini. Faktor-faktor

yang diteliti dalam literatur sebelumnya sampai saat ini adalah proses internal

etika, sosial dan lingkungan pelaporan dan sikap terhadap pengaruh

keefektifan pengungkapan, kualitas, kuantitas dan komprehensif pelaporan

perusahaan (Adams, 2002). Selain itu, ada hubungan positif antara

keberadaan komite pelaporan sosial perusahaan dan jumlah pengungkapan

sosial (Cowen et al, 1987).

Berdasarkan grand theory dalam penelitian ini, yaitu teori stakeholder dan

teori legitimasi, diikuti dengan faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan

sosial dan lingkungan yang diteliti dalam literatur sebelumnya, maka dapat

disimpulkan faktor-faktor yang diduga mempengaruhi publikasi Sustainability

Report yaitu :

1. Karakteristik Perusahaan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2006), karakteristik adalah ciri-

ciri khusus; mempunyai sifat khas (kekhususan) sesuai dengan perwatakan

tertentu yang membedakan sesuatu (orang) dengan sesuatu yang lain.

Karakteristik perusahaan merupakan ciri-ciri khusus yang melekat pada


25

perusahaan, menandai sebuah perusahaan dan membedakannya dengan

perusahaan lain.

Menurut Mirfazil dan Nurdiono (2007) dampak lingkungan perusahaan

tergantung pada jenis atau karakteristik perusahaan. Karakteristik perusahaan

yang menghasilkan dampak lingkungan hidup yang tinggi akan menuntut

pemenuhan tangung jawab lingkungan yang tinggi pula.

Karakteristik perusahaan dapat menjelaskan variasi luas pengungkapan

sukarela dalam laporan tahunan, karakteristik perusahaan merupakan prediktor

kualitas pengungkapan (Lang and Lundholm, 1993 dalam Rosmasita, 2007).

Setiap perusahaan memiliki karakteristik yang berbeda antara entitas yang satu

dengan yang lain. Karakteristik perusahaan dapat berupa ukuran perusahaan

(size), leverage, basis perusahaan, jenis industri, serta profil dan karakteristik

lainnya (Marwata, 2001). Berikut ini proksi karakteristik perusahaan yang

diduga memiliki hubungan dengan publikasi Sustainability Report :

a. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan entitas dalam

menghasilkan laba pada tingkat penjualan, aset, dan ekuitas (Kamil dan

Herusetya, 2012). Tingkat profitabilitas yang tinggi pada perusahaan akan

meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang menghasilkan

profit tinggi akan membuka lini atau cabang yang baru, kemudian cenderung

memperbesar investasi atau membuka investasi baru terkait dengan perusahaan

induknya. Tingkat profit yang tinggi akan menandakan pertumbuhan perusahaan

pada masa yang akan datang. Pertumbuhan perusahaan memerlukan


26

pengungkapan yang lebih luas dalam memenuhi kebutuhan informasi sesuai

kebutuhan masing-masing pengguna (Suryono dan Prastiwi, 2011).

Menurut Almilia (2008), perusahaan yang memiliki tingkat profitabilitas

tinggi cenderung untuk mengungkapkan informasi lebih banyak karena ingin

menunjukkan kepada publik dan stakeholder bahwa perusahaan memiliki

tingkat profitabilitas tinggi dibandingkan dengan perusahaan lain. Beberapa

pengukuran dalam menghitung rasio profitabilitas:

1. Laba Bersih atas Penjualan ( Net Profit Margin / NPM)

Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba melalui penjualan. Cara menghitung NPM adalah dengan

membandingkan laba bersih dengan penjualan bersih.

Menurut Kasmir (2002) menyatakan bahwa perusahaan dikatakan

baik jika NPM yang dimiliki oleh perusahaan diatas rata-rata industri

pada umumnya yakni di atas 20%.

2. Pengembalian Atas Total Aktiva ( Return On total Asset/ ROA)

Pengembalian atas total aktiva dihitung dengan membagi laba

bersih sebelum bunga dan pajak terhadap rata- rata total aktiva.

Rasio ini menilai efektivitas dan intensitas aktiva dalam

menghasilkan laba.
27

EBIT
ROA =
Total Aktiva

Menurut Kasmir (2002), rata-rata industry untuk ROA adalah 30%.

Perusahaan dikatakan baik jika mampu mencapai ROA di atas

rata-rata industri.

3. Pengembalian Atas Total Ekuitas (Return On total Equity/ ROE )

Pengembalian atas total ekuitas dihitung dengan rata-rata

ekuitas pemegang saham. Rasio ini digunakan untuk

menunjukkan kemampuan modal sendiri dalam menghasilkan

keuntungan yang tersedia bagi pemegang saham.

EAT
ROE =
Total Aktiva

Menurut Kasmir (2002), perusahaan dikatakan baik jika ROE yang

dimiliki oleh perusahaan diatas rata-rata industri pada umumnya

yakni di atas 40%.

b. Likuiditas

Aktiva likuid (liquid asset) adalah aktiva yang diperdagangkan dalam suatu

pasar yang aktif sehingga akibatnya dapat dengan cepat diubah menjadi kas

dengan menggunakan harga pasar yang berlaku (Brigham dan Houston, 2009).

Menurut Almilia (2007), tingkat likuiditas yang tinggi akan menunjukkan

kuatnya kondisi keuangan perusahaan. Perusahaan semacam ini cenderung untuk

melakukan pengungkapan informasi yang lebih luas kepada pihak luar karena
28

ingin menunjukkan bahwa perusahaan itu kredibel. Rasio likuiditas yang sering

digunakan:

1. Rasio Lancar (Current Ratio/ CR)

Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek. Dengan kata

lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi

kewajiban jangka pendek atau hutang lancarnya.

Asset lancar
CR =
Kewajiban lancar

2. Rasio Cepat (Quick Ratio/Acid Test ratio)

Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan

perusahaan dalam memenuhi atau membayar kewajiban atau utang

lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan

(Kasmir, 2002).

Aktiva Lancar − Persediaan


=
Kewajiban Lancar

c. Leverage

Rasio leverage dapat diartikan sebagai besarnya aktiva perusahaan yang

didanai dengan pendanaan dari pihak luar. Rasio leverage menggambarkan

bagaimana suatu perusahaan dapat membayar semua kewajibannya baik yang

jangka pendek maupun jangka panjang (Brigham dan Houston, 2009). Tingkat
29

rasio leverage yang semakin tinggi menyebabkan peluang yang semakin besar

bagi perusahaan untuk melanggar kontrak utang sehingga memicu manajer

dalam melaporkan laba sekarang yang lebih tinggi dibandingkan laba di masa

mendatang (Anggraini, 2008).

Menurut Belkoui dan Karpik (1989), keputusan untuk mengungkapkan

informasi sosial, akan diikuti pengeluaran untuk pengungkapan yang dapat

menurunkan pendapatan. Artinya, leverage memberikan respon yang buruk

bagi para stakeholder.

Ada beberapa pengukuran yang digunakan dalam menghitung leverage,

yaitu:

1. Rasio Hutang Terhadap Aktiva ( Debt to Asset Ratio/ DAR)

Rasio hutang terhadap aktiva dihitung dengan membagi total

hutang terhadap total aktiva. Rasio ini mengukur jumlah aktiva

yang didanai dengan hutang.

Total utang
(DAR) =
Total Aktiva

2. Rasio Hutang Terhadap Ekuitas (Debt to Equity Ratio /DER)

Rasio hutang terhadap ekuitas dihitung dengan membagi total

hutang dengan total ekuitas. Rasio ini menggambarkan kemampuan

modal sendiri dalam menjamin hutang.


30

Total utang
(DER) =
Total Ekuitas

3. Rasio Kelipatan Pembayaran Bunga (Time Interest Earned Ratio)

Rasio kelipatan pembayaran bunga dihitung dengan membagi jumlah

laba sebelum bunga dan pajak dengan beban bunga. Rasio ini

digunakan untuk menunjukkan kemampuan laba sebelum bunga dan

pajak untuk membayar beban bunga.

EBIT
=
Beban Bunga

d. Aktifitas Perusahaan

Rasio aktivitas mengukur tingkat efektivitas perusahaan dalam

memanfaatkan sumber-sumber daya yang dimiliki. Tingginya rasio aktivitas

perusahaan mencerminkan kemampuan dana yang tertanam dalam perputaran

seluruh aktivanya pada suatu periode tertentu (Setiawan, 2005 dalam Suryono

dan Prastiwi, 2011). Semakin tinggi rasio mancerminkan semakin baik

manajemen mengelola aktivanya, yang berarti semakin efektif perusahaan dalam

penggunaan total aktiva. Semakin efektif tindakan-tindakan perusahaan dalam

pengeloaan dana, maka perusahaan akan memiliki kecenderungan untuk

mencapai kondisi keuangan yang semakin stabil dan kuat. Kondisi keuangan

yang semakin kuat merupakan cerminan upaya yang dilakukan perusahaan untuk

mencari dukungan stakeholder dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya


31

(Suryono dan Prastiwi, 2011). Aktivitas perusahaan dapat dihitung dengan

menggunakan bebarapa analisis rasio, yaitu:

1. Rasio Perputaran Persediaan (ITO = Inventory Turnover)

Rasio perputaran persediaan atau Inventory turnover ratio

mengukur efisiensi pengelolaan persediaan barang dagangan. Rasio

ini merupakan indikasi yang cukup populer untuk menilai efisiensi

operasional, yang memperlihatkan seberapa baiknya manajemen

mengontrol modal yang ada pada persediaan.

Penjualan ( )
=
Inventory

2. Rasio Perputaran Total Aktiva ( TAT = Total Assets Turnover)

Rasio Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turnover) ini

menunjukan efektivitas penggunaan seluruh harta perusahaan

dalam rangka menghasilkan penjualan atau menggambarkan

berapa rupiah penjualan bersih yang dapat dihasilkan oleh setiap

rupiah yang diinvestasikan dalam bentuk harta perusahaan.

Penjualan ( )
=
Total Aset
32

e. Ukuran Perusahaan

Ukuran suatu perusahaan dapat mempengaruhi luas pengungkapan

informasi perusahaan. Secara umum perusahaan besar akan mengungkapkan

informasi lebih banyak daripada perusahaan kecil. Perusahaan besar umumnya

memiliki jumlah aktiva yang besar, penjualan besar, skill karyawan yang baik,

sistem informasi yang canggih jenis produk yang banyak, struktur kepemilikan

yang lengkap, sehingga memungkinkan dan membutuhkan tingkat

pengungkapan secara luas (Luthfia 2012). Perusahaan besar mempunyai biaya

informasi yang rendah, kompleksitas dan dasar kepemilikan yang lebih luas

dibanding perusahaan kecil sehingga perusahaan besar cenderung

mengungkapkan informasi yang lebih luas (Rosmasita dalam Suryono dan

Prastiwi, 2011). Ukuran perusahaan sering diukur dengan menggunakan

jumlah karyawan, nilai total aset, volume penjualan, dan penjualan bersih

(Adikara, 2011).

f. Tipe Industri

Tipe industri dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu industri high-

profile dan low-profile. Perusahaan yang termasuk dalam industri yang high-

profile akan memberikan informasi sosial lebih banyak dibandingkan perusahaan

yang low-profile. Hal ini dikarenakan masyarakat umumnya lebih sensitif

terhadap industri high-profile karena kelalaian perusahaan dalam penanganan

proses produksi dan hasil produksi dapat membawa akibat yang fatal bagi

masyarakat sehingga perusahaan lebih sensitif terhadap keinginan konsumen.


33

Sedangkan perusahaan yang low-profile tidak terlalu mendapat sorotan luas dan

lebih ditoleransi masyarakat luas manakala melakukan kesalahan.

Roberts (1992) dalam Hackston dan Milne (1996) mendefinisikan industri

yang high-profile sebagai industri yang memiliki visibilitas konsumen, risiko

politis yang tinggi, atau menghadapi persaingan yang tinggi. Preston (1977)

dalam Hackston dan Milne (1996) mengatakan bahwa perusahaan yang memiliki

aktivitas ekonomi yang memodifikasi lingkungan, seperti industri ekstraktif,

lebih mungkin mengungkapkan informasi mengenai dampak lingkungan

dibandingkan industri yang lain.

2. Corporate Governance

Komite Nasional Kebijakan Governance (2006) mendefinisikan Corporate

Governance dengan pencapaian keberhasilan usaha dan juga cara untuk

memantau kinerja pencapaian sasaran keberhasilan usaha tersebut. Corporate

Governance diperlukan untuk mengurangi permasalahan keagenan antara

pemilik dan manajer (Rustiarini, 2012).

Menurut OECD (Organization for Economic Cooperation and

Development), corporate governance merupakan suatu sistem untuk

mengarahkan dan mengendalikan perusahaan. Terdapat beberapa prinsip dalam

implementasi good corporate governance (GCG).

Menurut pedoman umum good corporate governance Indonesia, terdapat

lima prinsip utama yang terkandung dalam good corporate governance yaitu

transparency, accountability, responsibility, independency serta fairness. Lima

prinsip utama yang terkandung dalam good corporate governance tersebut yang
34

akan dijabarkan sebagai berikut :

1) Transparency (keterbukaan informasi), yaitu keterbukaan dalam

melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam

mengemukakan informasi materiil dan relevan mengenai perusahaan,

termasuk tentang kegiatan CSR.

2) Accountability (akuntabilitas), yaitu kejelasan fungsi, struktur, sistem dan

pertanggungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan

terlaksana secara efektif.

3) Responsibility (pertanggungjawaban), yaitu kesesuaian di dalam

pengelolaan perusahaan dengan prinsip korporasi yang sehat serta peraturan

perundangan yang berlaku.

4) Independency (kemandirian), yaitu suatu keadaan di mana perusahaan

dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh atau

tekanan dari pihak manajemen yang tidak sesuai dengan peraturan dan

perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

5) Fairness (kesetaraan dan kewajaran), yaitu perlakuan yang adil dan setara

di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan

perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.

Proksi Corporate Governance yang diduga memiliki hubungan dengan

publikasi Sustainability Report:

a. Komite Audit

Komite audit merupakan komite yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai

penghubung antara dewan direksi dan audit ekternal, internal auditor serta
35

anggota independen, yang memiliki tugas untuk memberikan pengawasan

auditor, memastikan manajemen melakukan tindakan korektif yang tepat

terhadap hukum dan regulasi (Jati, 2009 dalam Suryono dan Prastiwi, 2011).

Berdasarkan keputusan Bapepam Nomor Kep-643/BL/2012 disebutkan

bahwa komite audit mengadakan rapat secara berkala paling kurang satu kali

dalam 3 (tiga) bulan. Rapat dilaksanakan untuk melakukan koordinasi agar

efektif dalam menjalankan pengawasan laporan dan pelaksanaan corporate

governance perusahaan agar menjadi semakin baik (Suryono dan Prastiwi, 2011).

b. Dewan Komisaris

Menurut Mulyadi (2002) dewan komisaris merupakan wakil dari para

pemegang saham yang berfungsi mengawasi pengelolaan perusahaan yang

dilakukan oleh manajemen dan mencegah pengendalian yang terlalu banyak di

tangan manajemen. Dewan komisaris bertanggung jawab untuk menentukan

apakah manajemen telah memenuhi tanggung jawab mereka dalam

mengembangkan dan menyelenggarakan pengendalian intern.

Teori Coller dan Gregory (1999) dalam Sembiring (2006) menyatakan bahwa

semakin besar jumlah anggota dewan komisaris, semakin mudah untuk

mengendalikan Chief Executives Officer (CEO) dan semakin efektif dalam

memonitor aktivitas manajemen. Dikaitkan dengan pengungkapan tanggung

jawab sosial, maka tekanan terhadap manajemen juga akan semakin besar

mengungkapkannya.

c. Dewan Direksi
36

Dewan direksi/dewan direktur merupakan seseorang yang ditunjuk untuk

memimpin Peseroan Terbatas (PT), dapat berasal dari seseorang yang memiliki

perusahaan tersebut ataupun orang profesional yang ditunjuk oleh pemilik usaha.

Dewan direksi bertindak sebagai aspek sistem pengendalian dalam suatu

perusahaan, memiliki peran ganda yaitu sebagai monitoring dan pengambil

keputusan (Fama dan Jensen, dalam Dilling, 2009).

Dalam penerapannya, pelaksanaan GCG sangat bergantung pada fungsi-

fungsi dari dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak yang mengurus

perusahaan. Direksi sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab

secara penuh dalam mengelola perusahaan. Semakin tinggi frekuensi rapat

antara anggota dewan direksi, mengindikasikan semakin seringnya komunikasi

dan koordinasi antar anggota sehingga lebih mempermudah untuk mewujudkan

good corporate governance (Suryono dan Prastiwi, 2011).

d. Governance Committee

Suryono (2011) menjelaskan bahwa penciptaan good corporate

governance suatu perusahaan dapat diwujudkan salah satunya melalui

pembentukan dan penunjukkan anggota governance commitee yang kompeten

dan berkualitas. Governance committee adalah komite yang terdiri dari beberapa

anggota dewan direksi. Gagasan pembentukan komite ini pada awalnya,

merupakan keharusan bagi perusahaan berdasarkan Undang-Undang Sarbanes-

Oxley 2002 di Amerika Serikat. Tujuan dari governance committee adalah

melakukan pengawasan terhadap efektivitas pengendalian internal perusahaan

atas laporan keuangan. Hidayah (2008) dalam Suryono (2011) menjelaskan


37

bahwa Pemerintah Indonesia telah melakukan beberapa upaya untuk mendorong

penerapan GCG, antara lain membentuk Komite Nasional Kebijakan Corporate

Governance (KNKCG) yang telah mengeluarkan Pedoman GCG dan pada tahun

2004, KNKCG diubah menjadi Komite Nasional Kebijakan Governance

(KNKG).

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti hanya mengambil enam variabel

independen yaitu Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan, Dewan Direksi,

Komite Audit, serta Governance Committee. Penelitian ini melanjutkan dari

beberapa penelitian sebelumnya dengan beberapa perubahan dan eliminasi

variable serta menggabungkan peneliti-peneliti Sustainability Report terdahulu

berdasarkan research gap.

2.4 Penelitian Terdahulu

Di luar negeri penelitian mengenai Sustainability Report sudah banyak

dilakukan. Penelitian mengenai sustainabilty report juga mulai berkembang di

Indonesia. Tingginya permintaan tentang publikasi Sustainability Report oleh

stakeholder membuat penelitian mengenai Sustainability Report ini menarik

untuk diteliti, mengingat Sustainability Report merupakan isu yang masih baru

meskipun perkembangannya sudah mulai banyak.

Beberapa peneliti terdahulu telah meneliti mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi publikasi Sustainability Report. Namun, dalam pengujian tentang

faktor yang mempengaruhi publikasi Sustainability Report menunjukan hasil


38

yang tidak konsisten. Beberapa penelitian terdahulu terkait dengan publikasi

Sustainability Report yang akan diteliti, antara lain sebagai berikut:

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian

1 Dilling Sustainability X1 :Sectors,


Penelitian X3 dan X5
(2009) Reporting: X2 : Long-Term Tidak
What Are Growth, berpengaruh
The X3 : Corporate terhadap
Characteristics Governance, Publikasi
Of Corporations X4 : Financial Sustainability
That Provide Performance, Report
High Quality X5 : Locations sedangkan X3,
Sustainability X4, dan X5
Reports. berpengaruh
terhadap
Publikasi
Sustainability
Report
2 Yu Yi Research On X1 : Firm Size, X2, X4 dan X5
(2010) Sustainability X2 : Profitabilitas, Tidak
Reporting In Hong X3 : Leverage berpengaruh
Kong X4 : Growth terhadap
Oportunities, publikasi
X5 : Industry Sustainability
Report
sedangkan
X1 dan X3
berpengaruh
positif terhadap
publikasi
Sustainability
Report
39

No Nama Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian

3 Suryono (2011) Pengaruh X1 :Penelitian


Profitabilitas, X2, X3, X4, dan
Karakteristik X2 : Likuiditas, X8
Perusahaan Dan X3 : Leverage Tidak
corporate X4 : Aktivitas berpengaruh
Governance Perusahaan, terhadap
Terhadap Praktik X5 : Ukuran publikasi
pengungkapan Perusahaan Sustainability
Sustainability X6 : Komite Report
Report Audit sedangkan
X7 : Dewan X1, X4, X5 dan
Direksi X6 berpengaruh
X8 : Governance positif terhadap
Committee publikasi
Sustainability
Report
4 Khaula (2012) Pengaruh Kinerja X1 : Profitabilitas, X1, X2, X4,
Keuangan, Ukuran X2 : Likuiditas, X 7 dan X8
perusahaan, X3 : Leverage Tidak
Struktur Modal X4 : Aktivitas berpengaruh
Dan Perusahaan, terhadap
Corporate X5 : Total Aset publikasi
Governance X6 : Jumlah Sustainability
Terhadap Karyawan Report
Publikasi X7 : Struktur X3 berpengaruh
Sustainability Modal negatif terhadap
Report X8 : Komite publikasi
Audit Sustainability
X9 : Governance Report
Committee sedangkan
X5, X6, X9 dan
X10 berpengaruh
positif terhadap
publikasi
Sustainability
Report
40

No Nama Peneliti Judul Variabel Hasil Penelitian

5 Setthasakko- Influence Factors X1 :Penelitian


Initiation X1, X2, dan X3
arreya To Develop from Company berpengaruh
(2013) Sustainability Chair/ Board of terhadap
Report : A Case Directors/ Parent publikasi
Study Of Thailand Company Sustainability
X2 : Supporting Report
Organizational
Design
X3 : Attitudes
Towards Social
and Environmental
Disclosure

6 Idah Corporate X1 : Dewan X1, X2, X6, X7,


(2013) Governance dan Komisaris, dan X8
Karakteristik X2 : Komite Audit, Tidak
Perusahaan Dalam X3 : Dewan berpengaruh
Pengungkapan Direksi terhadap
Sustainability X4 : Governance publikasi
Report Comittee Sustainability
X5 : Profitabilitas Report
X6 : Likuiditas sedangkan
X7 : Leverage X3, X4, X5 dan
X8 : Aktifitas X9 berpengaruh
Perusahaan positif terhadap
X9 : Ukuran publikasi
Perusahaan Sustainability
Report

7 Shamil, dkk. The influence of X1 : Board Size, X1 dan X3


(2014) board X2 : Board Berpengaruh
characteristics on Independence, positif terhadap
sustainability X3 : Dual publikasi
reporting Leadership Sustainability
X4 : Board with Report
female directors, X4 berpengaruh
X5 : Ethnically negatif terhadap
Diverse Boards publikasi
Sustainability
Report
41

2.5 Kerangka Pemikiran Teoritis

Penelitian ini mengungkapkan beberapa faktor yang diduga berpengaruh

terhadap publikasi Sustainability Report, antara lain: profitabilitas, leverage,

ukuran perusahaan, dewan direksi, komite audit, dan governance committee.

Berdasarkan uraian landasan teoritis, serta untuk pemahaman lebih baik

mengenai variabel-variabel yang diduga mempengaruhi publikasi Sustainability

Report, maka penelitian ini menggunakan model kerangka pemikiran sebagai

berikut:

Profitabilitas

H1 (+)
Leverage
H2 (-)

Ukuran Perusahaan
H3 (+)

H4 (+)
Corporate Governance
Publikasi Sustainability Report
(Ukuran Dewan Direksi)
H5 (+)
Corporate Governance
H6 (+)
(Ukuran Komite Audit)

Corporate Governance

(Governance Committee)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Teoritis


42

2.6 Pengembangan dan Perumusan Hipotesis

2.6.1 Pengaruh Profitabilitas terhadap Publikasi Sustainability Report

Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham

Mahmud dan Halim (2007) dalam Widianto (2011)). Perusahaan yang memiliki

kemampuan kinerja keuangan yang baik, akan memiliki kepercayaan yang tinggi

untuk menginformasikan kepada stakeholder-nya, karena perusahaan mampu

menunjukkan kepada mereka bahwa perusahaan dapat memenuhi harapan mereka

terutama investor dan kreditor. Akibatnya, perusahaan dengan tingkat

profitabilitas yang tinggi akan cenderung untuk melakukan pengungkapan melalui

Sustainability report, karena profitabilitas merupakan salah satu indikator kinerja

yang harus diungkapkan dalam Sustainability report.

Publikasi Sustainability report ini dilakukan dalam rangka

pertanggungjawaban kepada stakeholder untuk mempertahankan dukungan

mereka dan juga untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka. Selain itu

pengungkapan Sustainability report juga dapat digunakan sebagai media

komunikasi dengan para stakeholder, yang ingin memperoleh keyakinan tentang

bagaimana profit dihasilkan perusahaan. Informasi ini terutama penting bagi

stakeholder selain investor dan kreditor yang biasanya dimotivasi oleh

kepentingan ekonomi atau financial.

Beberapa hasil penelitian yang melihat hubungan atau pengaruh kinerja

keuangan dengan atau terhadap pengungkapan menunjukkan dukungan atas

logika di atas. Dilling (2009) menemukan hubungan positif antara laba dengan
43

pengungkapan Sustainability report. Oleh karena itu, dapat diasumsikan hipotesis

sebagai berikut :

H1 : Profitabilitas berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability

Report.

2.6.2 Pengaruh Leverage terhadap publikasi Sustainability Report

Semakin tinggi tingkat leverage, maka akan ada kecenderungan

perusahaan berusaha untuk melaporkan profitabilitasnya agar tetap tinggi. Hal ini

dikarenakan, tingkat profitabilitas yang tinggi akan mencerminkan kondisi

keuangan perusahaan yang kuat sehingga dapat meyakinkan perusahaan dalam

memperoleh pinjaman dari para stakeholder-nya. Bahkan, semakin tinggi tingkat

leverage semakin besar kemungkinan perusahaan akan melanggar perjanjian

kredit, sehingga akan berusaha untuk melaporkan laba sekarang lebih tinggi. Para

stakeholder perusahaan, akan lebih percaya dan memilih untuk menginvestasikan

dananya pada perusahaan-perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang sehat

dan baik. Hal ini berarti, manajer perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi

harus mengurangi biaya-biaya (termasuk biaya untuk mengungkapkan laporan

sosial dan lingkungan).

Pengungkapan informasi sosial dan lingkungan dapat dilakukan

perusahaan salah satunya melalui pembuatan sustainability report. Informasi

sosial lingkungan yang diberikan sebenarnya cenderung digunakan sebagai bentuk

respon dari perusahaan atas tekanan, baik dari pemerintah ataupun publik agar
44

mengungkapkan dampak dari aktivitas-aktivitas bisnis yang telah dilakukan

perusahaan (Guthrie dan Parker (1990) dalam Ghozali dan Chariri (2007)).

Menurut Megginson (1997) dalam Widianto (2011) mengatakan leverage

memiliki pengaruh yang negatif terhadap profitabilitas. Hal ini diakibatkan karena

struktur modal dengan pembiayaan utang, akan memperkecil tingkat profitabilitas

yang dicapai, karena total modal yang relatif tinggi akan membawa biaya, yang

berarti meningkatnya kesulitan keuangan. Sehingga perusahaan mengurangi

pelaporan yang bersifat sukarela seperti halnya Sustainability report, karena

pelaporan itu akan membutuhkan waktu yang tidak sebentar serta biaya yang

cukup besar. Oleh karena itu asumsi yang kedua dari penelitian ini yaitu :

H2 : Leverage berpengaruh negatif terhadap publikasi Sustainability Report.

2.6.3 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap publikasi Sustainability

Report

Semakin besar suatu perusahaan akan semakin disorot oleh para

stakeholder. Dalam kondisi demikian perusahaan membutuhkan upaya yang lebih

besar untuk memperoleh legitimasi stakeholder dalam rangka menciptakan

keselarasan nilai-nilai sosial dari kegiatannya dengan norma perilaku yang ada

dalam masyarakat. Oleh karena itu semakin besar perusahaan akan semakin

berkepentingan untuk mengungkap informasi yang lebih luas. Pengungkapan

yang luas ini dimaksudkan untuk, antara lain: mendidik dan menginformasikan

para stakeholder tentang tujuan atau maksud organisasi untuk meningkatkan

kinerjanya; mengubah persepsi organisasi, tanpa mengubah kinerja aktual


45

organisasi; mengalihkan atau memanipulasi perhatian dari isu-isu penting ke isu-

isu lain yang berhubungan; atau mengubah ekspektasi eksternal tentang kinerja

organisasi. Hal-hal tersebut dilakukan dalam rangka menyelaraskan aktivitas

perusahaan dengan norma perilaku dalam sistem sosial masyarakat sebagai suatu

wujud legitimasi perusahaan (Dowling dan Pfeffer (1975) dalam Ghozali dan

Chariri (2007)).

Beberapa penelitian sebelumnya Dilling (2009) dan Suryono (2011)

menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap

pengungkapan Sustainability report. Hal ini karena semakin besar ukuran

perusahaan maka semakin besar pula informasi yang terkandung di dalamnya,

sehingga perusahaan terdorong untuk melakukan praktik pengungkapan

Sustainability report. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:

H3 : Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability

Report.

2.6.4 Pengaruh Dewan Direksi Terhadap publikasi Sustainability Report

Keefektifan pengawasan dalam aktivitas perusahaan dapat dipengaruhi

oleh bagaimana dewan direksi dibentuk dan diorganisir. Kinerja dewan yang baik

akan mampu mewujudkan good corporate governance bagi perusahaan. Dalam

penerapannya, pelaksanaan GCG sangat bergantung pada fungsi-fungsi dari

dewan direksi yang dipercaya sebagai pihak yang mengurus perusahaan. Direksi

sebagai organ perusahaan bertugas dan bertanggung jawab secara penuh dalam

mengelola perusahaan. Semakin tinggi frekuensi rapat antara anggota dewan


46

direksi, mengindikasikan semakin seringnya komunikasi dan koordinasi antar

anggota sehingga lebih mempermudah untuk mewujudkan good corporate

governance (Suryono dan Prastiwi, 2011). Informasi yang diungkapkan

perusahaan tidak hanya informasi mengenai keuangan, tetapi juga mengenai

kinerja sosial dan lingkungan dalam suatu laporan keberlanjutan (sustainability

reporting). Apabila corporate governance di perusahaan tersebut sudah berjalan

baik, yang tercermin dari seringnya komunikasi dalam rapat dewan, maka akan

semakin besar kemungkinan perusahaan dalam mengungkapkan kinerjanya.

Penelitian Suryono dan Prastiwi (2011) juga berhasil menemukan bahwa dewan

direksi berpengaruh terhadap praktik pengungkapan Sustainability Report. Oleh

karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:

H4 : Dewan direksi berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability

Report.

2.6.5 Pengaruh Komite Audit Terhadap publikasi Sustainability Report

Komite audit merupakan salah satu dewan pengawasan dari sistem

corporate governance. Komite audit memiliki peran yang penting dalam

mengkoordinasikan anggota-anggotanya agar dapat menjalankan tugas secara

efektif dalam hal pengawasan laporan keuangan, pengendalian internal, dan

pelaksanaan GCG perusahaan (Luthfia, 2012). Berdasarkan keputusan Bapepam

Nomor Kep-643/BL/2012 disebutkan bahwa komite audit mengadakan rapat

sekurang-kurangnya sama dengan ketentuan minimal rapat dewan komisaris yang

ditetapkan anggaran dasar perusahaan. Semakin berkualitas komite audit, maka


47

mereka akan semakin dapat memahami makna strategis dari pengungkapan

informasi dan apa yang dibutuhkan stakeholder secara luas (Suryono dan

Prastiwi, 2011).

Penelitian Suryono dan Prastiwi (2011) menunjukkan bahwa komite audit

yang diproksikan dengan jumlah rapat berpengaruh secara signifikan terhadap

pengungkapan Sustainability Report. Merujuk pada teori stakeholder, perusahaan

ingin memenuhi harapan para stakeholder dengan membuat Sustainability Report

yang mendeskripsikan mengenai aktivitas perusahaan dibidang sosial dan

masyarakat sekitar. Oleh karena itu, komite audit dibentuk untuk membantu

manajemen dalam mempublikasikan sustainability report yang sangat dibutuhkan

oleh stakeholder untuk mendapat legitimasi dari masyarakat. Oleh karena itu,

dapat diasumsikan hipotesis sebagai berikut :

H5 : Komite Audit berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability

Report.

2.6.6 Pengaruh Governance Committee Terhadap publikasi Sustainability

Report

Governance committee adalah komite yang terdiri dari beberapa anggota

dewan direksi. Penciptaan good corporate governance suatu perusahaan dapat

diwujudkan salah satunya melalui pembentukan dan penunjukkan anggota

governance committee yang berkompeten dan berkualitas. Hasil penelitian yang

dilakukan oleh Dilling (2009), menunjukkan bahwa governance committee

berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan sustainability report. Luthfia


48

(2012) mengemukakan bahwa adanya prinsip responsibilitas dalam pencapaian

good corporate governance, maka governance committee sebagai komite

penunjang pelaksanaan good corporate governance maka komite ini dapat

merekomendasikan pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan melalui

sustainability report. Oleh karena itu, penelitian ini mengasumsikan bahwa:

H6 : Governance committee berpengaruh positif terhadap publikasi

Sustainability Report.
49

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dimana data yang

digunakan yaitu laporan keuangan tahunan (annual report) perusahaan industri

pertambang dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2011-2013 .Jenis

data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data yang

digunakan berasal dari annual report dan sustainability report perusahaan di BEI

dari tahun 2011 sampai dengan 2013. Sumber-sumber data dapat diperoleh di

website Bursa Efek Indonesia (BEI) dan website resmi perusahaan.

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang

mempunyai karakteristik tertentu (Indriantoro dan Supomo, 2002). Populasi

penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan Industri Pertambangan yang listed

go public di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013. Populasi dalam penelitian

ini sebanyak 44 perusahaan Industri Pertambangan yang terdaftar di BEI periode

tahun 2011-2013.

Sampel adalah bagian dari elemen–elemen populasi (Indriantoro dan

Supomo, 2002:115). Teknik pemilihan sampel berdasarkan purposive sampling

dengan tujuan mendapatkan sampel yang representatif sesuai dengan kriteria

yang ditentukan.

49
50

Adapun kriteria yang digunakan untuk memilih sampel pada penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan Industri Pertambangan yang listed go public di BEI.

2. Perusahaan Industri Pertambangan yang menerbitkan laporan tahunan di

BEI untuk periode yang berakhir 31 Desember 2011-2013.

3. Perusahaan Industri Pertambangan yang mempublikasikan Sustainability

Report terpisah dari annual report untuk variable dummy 1.

4. Perusahaan Industri Pertambangan yang menampilkan data secara lengkap

untuk menganalisis pengaruh karakteristik perusahaan dan Corporate

Governance terhadap publikasi Sustainability Report.

Tabel 3.1 Prosedur Penentuan Sampel penelitian

Identifikasi perusahaan Jumlah


Jumlah Perusahaan Industri Pertambangan yang terdaftar di 44
BEI periode tahun 2011-2013
Jumlah Perusahaan yang tidak menerbitkan annual report (15)
berturut-turut di BEI
Jumlah perusahaan yang tidak menampilkan data lengkap (12)
Jumlah sampel perusahaan industry pertambangan yang dapat 17
dianalisis dalam penelitian ini.
Tahun pengamatan (tahun) 3
Jumlah sampel total dalam penelitian (unit analisis) 51
Sumber : data sekunder yang diolah, 2014
51

3.3. Variabel Dependen

3.3.1. Sustainability Report

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah praktik pengungkapan

Sustainability report oleh suatu perusahaan. Sustainability report merupakan

laporan yang berisi praktik dalam mengukur dan mengungkapkan aktivitas sosial

dan lingkungan perusahaan, sebagai tanggung jawab kepada stakeholder internal

dan eksternal mengenai kinerja organisasi dalam mewujudkan tujuan

pembangunan berkelanjutan (GRI, 2006).

Sustainability report juga digunakan oleh institusi pemerintah misalnya

dari pihak kementerian lingkungan untuk membuat penilaian atas kinerja

perusahaan terhadap lingkungan dalam setiap pelaporan organisasi.Seperti halnya

di Indonesia, peraturan dalam pengungkapan CSR dapat ditemukan dalam aturan

yang dikeluarkan oleh Bapepam dan Undang-undang nomor 40/2007 tentang

Perseroan Terbatas.Pengungkapan laporan keberlanjutan dalam aturan yang telah

ditetapkan berupa laporan yang berdiri sendiri, meskipun masih banyaknya

pengimplementasian CSR yang diungkapkan bersamaan dengan laporan tahunan

suatu perusahaan (Widianto, 2011). Variabel ini diukur dengan menggunakan

variabel dummy, nilai 1 untuk perusahaan yang melakukan publikasi

Sustainability report dan 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan publikasi

Sustainability report.
52

3.4. Variabel Independen

3.4.1. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan laba dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham

(Mahmudah dan Abdul Halim dalam Almilia, 2007). Profitabilitas dalam

penelitian ini diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA) :

EBIT
ROA =
Total Aktiva

3.4.2. Leverage

Leverage merupakan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban

keuangannya baik jangka pendek maupun jangka panjang jika suatu perusahaan

dilikuidasi. Rasio leverage menggambarkan kontribusi pemilik (pemodal atau

pemegang saham) dibandingkan dengan dana yang berasal dari kreditor.

Penelitian ini menggunakan rasio Debt Equity Ratio (DER) untuk mengukur

leverage :

Total utang
(DER) =
Total Ekuitas

3.4.3. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yang

ditentukan dari jumlah karyawan, total aktiva, total penjualan, atau peringkat

indeks (Hackston dan Milne (1996) dalam Ratnasari (2011)). Dalam penelitian

ini, indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat ukuran perusahaan adalah
53

nilai log of total asset yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan karena

ukuran perusahaan merupakan cerminan besar kecilnya perusahaan yang tampak

dalam nilai total asset perusahaan pada neraca akhir tahun.

= log

3.4.4. Dewan Direksi

Realisasi perencanaan tertulis yang jelas mengenai tanggung jawab

perusahaan dapat dipublikasikan melalui Sustainability report. Sustainability

report merupakan laporan yang lebih menunjukkan keseriusan perusahaan untuk

membuktikan aktivitas sosial dan lingkungan perusahaan dikarenakan terpisah

dari annual report. Selain itu dewan direksi merupakan salah satu komponen

dalam mewujudkan GCG sehingga dewan direksi perlu mempublikasikan

informasi mengenai tanggung jawab sesuai dengan salah satu prinsip GCG yaitu

accountability. Variabel Dewan Direksi diukur dengan melihat frekuensi rapat

selama periode 1 tahun, dapat dilihat dalam laporan tahunan. Semakin tinggi

frekuensi rapat antara anggota dewan direksi, mengindikasikan semakin seringnya

komunikasi dan koordinasi antar anggota sehingga lebih mempermudah untuk

mewujudkan good corporate governance (Suryono dan Prastiwi, 2011)

3.4.5. Komite Audit

Menurut Jati (dalam Suryono, 2011), komite audit merupakan komite

yang ditunjuk oleh perusahaan sebagai penghubung antara dewan direksi dan
54

audit eksternal, internal auditor serta anggota independen, yang memiliki tugas

untuk memberikan pengawasan auditor, memastikan manajemen melakukan

tindakan korektif yang tepat terhadap hukum dan regulasi. Variabel ini diukur

dengan melihat frekuensi rapat antara anggota komite audit. Frekuensi rapat

akan mencerminkan keefektifan dalam komunikasi dan koordinasi antara anggota

komite audit untuk mewujudkan good corporate governance.

3.4.6. Governance Committee

Governance committee adalah komite yang terdiri dari beberapa anggota

dewan direksi (Willey dalam Luthfia, 2012). Komite ini bertugas untuk

mengembangkan dan merekomendasi kepada dewan, pedoman dalam

pelaksanaan dan etika corporate governance. Governance Committee diukur

dengan variabel dummy, yaitu nilai 1 untuk perusahaan yang sudah membentuk

governance committee, dan 0 untuk perusahaan belum membentuk governance

committee.

Ringkasan variabel dan pengukuran masing-masing variabel dijelaskan

dalam tabel sebagai berikut:


55

Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel Penelitian

No Nama Definisi Pengukuran Variabel Skala


Variabel Operasional Data
1. Dependen: Laporan mengenai Nilai 1 untuk Nominal
Publikasi dampak ekonomi, perusahaan yang
Sustainability lingkungan, dan mempublikasikan
Report sosial yang disajikan sustainability report
terpisah dari laporan dan 0 untuk perusahaan
keuangan dan yang tidak
laporan tahunan. mempublikasikan
sustainability report.
Ya=1
Tidak=0
2. Leverage Rasio yang mengukur Total utang Rasio
(DER) =
kemampuan Total Ekuitas

perusahaan dalam
memenuhi kewajiban
jangka panjang
3. Ukuran Ukuran perusahaan Nilai log of total asset Rasio
Perusahaan merupakan ukuran yang dimiliki oleh
mengenai besar masing-masing
kecilnya suatu perusahaan
perusahaan.
4. Dewan Dewan direksi Frekuensi rapat Rasio
Direksi merupakan dewan direksi
bagian perseroan
yang bertanggung
jawab penuh
terhadap
kepengurusan
perseroan untuk
56

No Nama Definisi Pengukuran Variabel Skala


Variabel Operasional Data
kepentingan dan
tujuan perseroan
serta mewakili
perseroan baik di
dalam maupun di
luar pengadilan,
sesuai dengan
peraturan
perundang-
undangan

5. Komite Audit komite audit Frekuensi rapat Rasio


merupakan komite audit
komite yang ditunjuk
oleh perusahaan
sebagai penghubung
antara dewan direksi
dan audit eksternal,
internal auditor serta
anggota independen,
yang memiliki tugas
untuk memberikan
pengawasan auditor,
memastikan
manajemen
melakukan tindakan
korektif
yang tepat terhadap
hukum dan regulasi
57

No Nama Definisi Pengukuran Variabel Skala


Variabel Operasional Data
6. Governance Komite yang terdiri Ya=1 Nominal
Committee dari Tidak=0
beberapa anggota
dewan direksi

3.5. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode dokumenter, karena data yang dikumpulkan berupa data sekunder yaitu

annual report dan sustainability report perusahaan tahun 2011-2013 yang

diterbitkan di BEI. Selain itu juga dilakukan penelusuran berbagai jurnal, karya

ilmiah, artikel, dan berbagai buku referensi sebagai sumber data dan acuan dalam

penelitian ini. Data penunjang lainnya diperoleh melalui website masing-masing

perusahaan.

3.6. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

teknik analisis kuantitatif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan cara menganalisis

suatu permasalahan yang diwujudkan dengan kuantitatif. Dalam penelitian ini,

analisis kuantitatif dilakukan dengan cara mengkuantifikasi data-data penelitian

sehingga menghasilkan informasi yang dibutuhkan dalam analisis.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik

(logistic regression) dengan bantuan SPSS 21. Dalam analisis regresi logistik,

tidak memerlukan uji asumsi klasik (Ghozali, 2011). Regresi logistik dipilih
58

karena dalam penelitian ini variabel bebas merupakan campuran antara variable

metric dan non-metric, dan variabel terikat merupakan variable dichotomous

yaitu bersifat dummy (mempublikasikan Sustainability report atau tidak

mempublikasikan Sustainability report).

3.6.1. Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif mempunyai tujuan untuk mengetahui

gambaran umum dari semua variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Tabel

statistik deskriptif menunjukkan nilai mean, nilai minimal dan maksimal

serta standar deviasi semua variabel tersebut. Nilai minimum digunakan

untuk mengetahui jumlah terkecil data yang bersangkutan. Nilai maksimum

digunakan untuk mengetahui jumlah terbesar data yang bersangkutan. Mean

digunakan untuk mengetahui rata-rata data yang bersangkutan. Standar deviasi

digunakan untuk mengetahui seberapa besar data yang bersangkutan bervariasi

dari rata-rata serta untuk mengidentifikasi dengan standar ukuran dari setiap

variabel.

Governance committee dan sustainability report tidak diikutsertakan

dalam perhitungan descriptive statistics karena variabel-variabel tersebut

memiliki skala nominal. Skala nominal merupakan skala pengukuran kategori

atau kelompok. Angka ini hanya berfungsi sebagai label kategori semata tanpa

nilai intrinsic. Oleh karena itu, tidak tepat apabila menghitung nilai rata-rata

(mean) dan standar deviasi dari variabel tersebut (Ghozali, 2011). Jadi, uji

statistik yang sesuai dengan skala nominal adalah uji statistik yang

mendasarkan counting, seperti modus dan frekuensi


59

3.6.2. Regresi Logistik

Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi

logistik (logistic regression), yaitu dengan melihat pengaruh karakteristik

perusahaan (profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan) dan corporate

governance (dewan direksi, komite audit, governance committee) terhadap

publikasi sustainability report. Alat analisis regresi yang digunakan jika variabel

terikat merupakan skala nominal adalah regresi logistik. Regresi logistik tidak

memerlukan uji normalitas, heteroskedasitas, dan uji asumsi klasik pada

variabel dependent-nya (Ghozali, 2011). Regresi logistik dipilih karena

penelitian ini memiliki variabel dependent yang dichotomous (Subramaniam

dalam Suryono, 2011) dan variabel independen yang bersifat kombinasi antara

metric dan non metric (nominal).

Variabel dependen atau variabel terikat yang digunakan dalam model

merupakan variabel dichotomous, karena perusahaan diklasifikasikan sebagai

peusahaan yang mempublikasikan sustainability report atau tidak

mempublikasikan sustainability report. Variabel independen atau veriabel bebas

yang digunakan dalam penelitian ini yang bersifat metrik adalah tingkat

profitabilitas, leverage, ukuran perusahaan serta frekuensi rapat antara anggota

dewan direksi, dan frekuensi rapat antara anggota komite audit. Variabel

independen atau variabel bebeas yang digunakan dalam penelitian ini yang

bersifat non-metric adalah ada tidaknya pembentukan governance committee

yang juga merupakan variabel dichotomous (perusahaan membentuk governance

committee dan perusahaan tidak membentuk governance committee).


60

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran teoritis yang

telah ada sebelumnya, maka model persamaan regresi logistik yang diajukan

dalam penelitian ini, yaitu :

Logit (KODE) = α + β1 (ROA) - β2 (DER) + β3 (LNTA)+ β4 (DD) +

β5 (KA) + β6 (GC)

Keterangan:

Logit (KODE) = Variabel dummy, kategori perusahaan apakah membuat

Sustainability report (nilai 1) dan yang tidak (nilai 0).

a = Konstanta

ROA = Profitabilitas yang diproksikan melalui perhitungan ROA.

DER = Leverage yang diproksikan melalui perhitungan DER.

LNTA = Total asset yang diproksikan melalui log total asset.

DD = Dewan direksi yang diproksikan melalui frekuensi rapat Dewan Direksi.

KA = Komite Audit yang diproksikan melalui frekuensi rapat Komite Audit.

GC = Variabel dummy, keberadaan governance committee

(nilai 1 untuk perusahaan yang memiliki dan nilai 0 untuk yang

tidak memiliki governance committee/komite GCG).

Hasil output SPSS yang diperoleh, akan dilakukan analisis pengujian

model regresi logistik melalui beberapa tahapan. Tahapan - tahapan tersebut :

1. Menilai Model Regresi

Regresi logistik merupakan regresi yang telah mengalami

modifikasi, sehingga karakteristik yang ada juga tidak sama lagi dengan
61

model regresi sederhana atau berganda. Oleh karena itu, penentuan

signifikansi juga berbeda dengan regresi berganda, yaitu kesesuaian model

(goodness of fit) dengan dilihat dari R2 ataupun F test. Penilaian model

regresi logistik dilihat dengan pengujian Hosmer and Lemeshow’s

Goodness of Fit Test. Pengujian ini dilakukan untuk melakukan penilaian

mengenai model yang dihipotesiskan agar data empiris sesuai atau

cocok dengan model. Jika nilai Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit

Test statistic sama dengan atau kurang dari 0,05, maka hipotesis nol

ditolak. Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara model dengan

observasinya. Dengan demikian, model Goodnes Fit tidak baik, karena

model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai statistik

Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit Test lebih besar dari 0,05 maka

hipotesis nol tidak dapat ditolak yang berarti model mampu memprediksi

nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena cocok

dengan data observasinya (Ghozali, 2011). Hipotesis tersebut dapat

dinyatakan sebagai berikut :

Ho = Model yang dihipotesiskan fit dengan data.

H1 = Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data.

2. Menilai Overall Model Fit

Menilai keseluruhan model (overall model fit) dengan

menggunakan Log Likehood value (nilai –2LL), yaitu dengan cara

membandingkan antara nilai -2LL pada awal (block number=0), model

ini hanya memasukkan konstanta dengan nilai -2LL. Pada bagian


62

selanjutnya yaitu Block Number=1, model memasukkan konstanta dan

variabel independent. Kesimpulannya bila nilai -2LL Block Number=0

> dari pada nilai Block Number=1, maka menunjukkan model regresi

yang baik. Log likehood pada regresi logistik, mirip dengan pengertian

“Sum of Square Error” pada model regresi, hal ini mengindikasikan

penurunan nilai log likehood menunjukkan model yang semakin baik

atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data..

3. Menguji Hipotesis

Pengujian ini dilakukan untuk menguji seberapa jauh semua

variabel bebas yang dimasukkan dalam model mampu memberikan peran

variabel terikat. Menurut Metallia (Suryono, 2011) menyatakan

bahwa koefisien regresi ditentukan sebagai analisis pengujian hipotesis

dengan beberapa kriteria, yaitu:

a. Tingkat signifikansi (α) yang digunakan sebesar 5%, maka ada

peluang sekitar 95% yakin bahwa keputusannya tepat. Pada tingkat

signifikansi (α) sebesar 5 % hipotesis diterima, berarti hipotesis

memiliki probabilitas kesalahan 5% (0,05).

b. Kriteria penerimaan atau penolakan hipotesis didasarkan pada nilai p-

value:

1) Jika p-value lebih besar daripada (α) maka hipotesis

ditolak, hal tersebut berarti variabel tersebut tidak

berpengaruh terhadap publikasi sustainability report oleh

perusahaan.
63

2) Jika p-value lebih kecil daripada (α) maka dapat disimpulkan

hipotesis diterima yang berarti variabel tersebut

berpengaruh terhadap publikasi sustainability report oleh

suatu perusahaan.
90

BAB V

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan pada

bab sebelumnya, kesimpulan dari penelitian ini adalah:

1. Hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan variabel profitabilitas

berpengaruh positif terhadap publikasi Sustainability Report artinya

perusahaan dengan tingkat profitabilitas tinggi akan mendorong para

manajer melakukan publikasi informasi yang lebih untuk meyakinkan

investor dan kreditor terhadap profitabilitas perusahaan termasuk

publikasi sustainability report.

2. Hasil pengujian hipotesis kedua dengan variabel leverage tidak

berpengaruh negative terhadap publikasi sustainability report. Tidak

adanya pengaruh Leverage terahadap publikasi Sustainability Report

kemungkinan disebabkan perusahaan yang memiliki leverage tinggi

cenderung akan mengurangi biaya-biaya pelaporan sukarela termasuk

biaya mempublikasikan sustainability report.

3. Hasil pengujian hipotesis ketiga, Ukuran Perusahaan berpengaruh positif

terhadap publikasi Sustainability Report artinya semakin besar suatu

perusahaan, maka akan semakin mendapat perhatian dari para

stakeholder. Dalam hal tersebut, perusahaan berupaya untuk

90
91

mendapatkan legitimasi dari para stakeholder dengan mengungkapakan

informasi yang lebih, baik bersifat wajib maupun sukarela.

4. Hasil pengujian hipotesis keempat, dewan direksi tidak berpengaruh

positif terhadap publikasi sustainanbility report. Tidak adanya pengaruh

dewan direksi terhadap publikasi sustainability report diindikasikan

disebabkan frekuensi rapat antara anggota dewan direksi tidak

mencerminkan adanya komunikasi yang baik dalam hal keterbukaan

informasi mengenai sustainability report. Indikasi yang kedua, pihak

manajemen (direksi) lebih mementingkan kepentingan pemegang saham

daripada tujuan perusahaan yang berdampak tidak maksimalnya

pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan.

5. Hasil pengujian hipotesis kelima, komite audit tidak berpengaruh positif

terhadap publikasi sustainability report. Tidak adanya pengaruh komite

audit terhadap publikasi sustainabilitiy report diindikasikan disebabkan

dalam setiap pertemuan rapatnya komite audit lebih fokus hanya pada

kualitas laporan keuangan daripada sustainability report yang masih

bersifat voluntary.

6. Hasil pengujian hipotesis keenam, governance committee berpengaruh

positif terhadap publikasi sustainability report artinya governance

committee dapat memberikan rekomendasi berupa inisiatif untuk

melakukan pengungkapan sosial lingkungan yang lebih dalam

mewujudkan salah satu prinsip good corporate governance yaitu

transparency.
92

5.2 Saran

Saran yang dapat penulis berikan dalam penelitian ini berdasarkan

hasil penelitian dan pembahasan adalah sebagai berikut:

1. Pemerintah

Evaluasi efektifitas pelaksanaan Undang-Undang No 40 Tahun 2007

tentang Perseroan Terbatas, dimana selain perusahaan harus melakukan

tanggung jawab sosial sebagai bentuk pertanggungjawaban atas aktivitas

perusahaan, tetapi perusahaan juga harus membuat dan mempublikasikan

atau mengungkapkan laporan keberlanjutan (sustainability report).

2. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI)

Melakukan pelatihan atau seminar bagi para direksi perusahaan karena

sustainability report pada saat sekarang ini menempati posisi yang sama

pentingnya juga dengan pengungkapan informasi seperti yang

diungkapkan dalam laporan keuangan.

3. Akademisi

Peneliti selanjutnya diharapkan memperhatikan kualitas isi pengungkapan

dari publikasi sustainability report sesuai standar pelaporan keberlanjutan

atau pedoman Global Reporting Initiatives (GRI). Selain itu sebaiknya

menggunakan pengukuran yang berbeda sebagai proksi dari variabel atau

mempertimbangkan faktor ekonomi, seperti tingkat inflasi, tingkat bunga,

atau perubahan kurs untuk menghasilkan penelitian yang lebih baik.


93

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Gita Nuurismaila. 2008. Pengungkapan Sustainability Report Tahun 2006


pada Enam Perusahaan di Industri Pertambangan. Skripsi. Bogor:
Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.
repository.ipb.ac.id. Diakses tanggal 03 Desember 2014.

Alwi,Hasan. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi 3. Jakarta : Balai


Pustaka

Anke, Fri Medistya. 2009. “ Analisis Penerapan Sustainability Report


Berdasarkan Global Reporting Initiative (GRI) pada PT Semen Gresik
(Persero), Tbk”. Diakses tanggal 03 November 2014.

Almilia, Luciana dan Ikka Retrinasari. 2007. “Analisis Pengaruh Karakteristik


Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan
Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ”, Proceeding
Seminar Nasional FE Universitas Trisakti Jakarta. 9 Juni 2007.

Almilia, Luciana Spica dan Vieka Devi. 2007. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Prediksi Peringkat Obligasi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar
di Bursa Efek Jakarta.Proceeding Seminar Nasional manajemen SMART.
Universitas Kristen Maranatha Bandung. 3 Maret 2007. (Online) at
journal.uii.ac.id. Diakses tanggal 03 November 2014.

Almilia, Luciana Spica. 2008. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengungkapan


Sukarela Internet Financial and Sustainability Reporting. Dalam Jurnal
Akuntansi dan Auditing Indonesia Vol. 12 No. 2 Desember 2008. STIE
Perbanas Surabaya. Surabaya. On line at journal.uii.ac.id. Diakses tanggal
03 November 2014.

Adikara, Yoga Nata. 2011. Pengaruh Karakteristik Perusahaan Terhadap


Pengungkapan Tanggungjawab Sosial Dalam Laporan Tahunan
Perusahaan Yang Terdaftar Di BEI. Skripsi Akuntansi. UNDIP

Adimulya. 2013. Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan Institusional


dan Kepemilikan Asing terhadap Praktik Pengungkapan Sustainability
Report Perusahaan-perusahaan yang Listed (Go-Public) di BEI. Skripsi
S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro
Semarang.

Admin KeuLSM, “Ekonomi & Lingkungan: Tentang Sustainability Reporting”,


http://keuanganlsm.com/article/umum/tentang-sustainabilityreporting/. 6
Mei 2013. Diakses tanggal 3 November 2014
94

Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan. Peraturan Bapepeam-LK


No.IX.I.5 dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam-LK Nomor: Kep-
643/BL/20012 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja
Komite Audit.

BangkaPos.com. 2012. 70 persen Kerusakan Lingkungan akibat Sektor Tambang.


Jumat, 28 September 2012. http://bangka.tribunnews.com/2012/09/28/70-
persen-kerusakan-lingkungan-akibat-tambang. Diakses tanggal 3
November 2014

Bary, Xavier. 2013 “Mengapa Bisnis Perlu Menerapkan Sustainability”, Diambil


dari www.pa-
international.org/pa.../Article%20Sustainability%20(BHS).doc. Diakses
tanggal 3 November 2014

Belkaoui, A. and Karpik, P.G. (1989), “Determinants Of The Corporate Decision


To Disclose Social Information”, Accounting, Auditing & Accountability
Journal, Vol. 2 No. 1, pp. 36-51.

Brigham dan Houston, “Fundamentals of Financial Management, Dasar-dasar


Manajemen Keuangan”, Buku 1 Edisi 10, Salemba Empat, Jakarta, 2009.

Chariri, A dan Nugroho, Firman Aji, “Retorika dalam Pelaporan CSR: Analisis
Semiotik Atas Sustainability Reporting PT. Aneka Tambang Tbk”

Dilling, “Sustainability Reporting In A Global Context: What Are The


Characteristics Of Corporatons That Provide High Quality Sustainability
Reports- An Empirical Analysis”, dalam International Business &
Economics Research Journal. Vol.9, No.1., New York Institute of
Technology, Canada, 2009.

Deegan, C. 2004. Financial Accounting Theory. Australia: McGraw-Hill.

Edward. 2011. Curhat Sang Menteri: Dari Lingkungan Rusak Hingga CSR yang
Disembunyikan. On line at news.bisnis.com. Diakses tanggal 3 November
2014

Elkington, John. (1998). Cannibals with Forks, The Triple Bottom Line of
Twentieth Century Business. Capstone, Oxford. Dalam
http://books.google.com. Diakses pada tanggal 4 Desember 2014.

Ghozali Imam, “Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS 19”,
Cetakan VI, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang, 2012.
95

Ghozali Imam, dan A Chariri.2007.“Teori Akuntansi”. Badan Penerbit Universitas


Diponegoro, Semarang.

Global Report Initiative, “Sustainability Reporting Guideliness, Version 3.0”,


Netherland, 2006.

GRI 2009B. 2009. Briefing paper : Sustainability Reporting 10 Years on. Dalam
http://www.globalreporting.org. Diakses pada tanggal 3 November 2014.

Gray, R.H., Kouhy, R., and Lavers, S. 1995a. Corporate Social and
Environmental Reporting: A Review of the Litertaure and a Longitudinal
Study of UK Disclosore. Accounting, Auditing, and
AccountabilityJournal, Vol. 8 No. 2, pp. 47-77.

Hackston, David and Markus J. Milne, 1996. “Some Determinants of Social an


Environmental Disclosure in New Zealand Companies”, Accounting,
Auditing and Accountability Journal, Vol. 9 No. 1, p. 77-100.

Hidayah, Erna. 2008. “Pengaruh Kualitas Pengungkapan Informasi terhadap


Hubungan Antara Penerapan Corporate Governance dengan Kinerja
Perusahaan di BEJ”. dalam Jurnal Akuntansi. Vol.12,No.1,Juni
2008:5364.

Idah. 2013. “ Corporate Governance dan Karakteristik Perusahaan dalam


pengungkapan Sustainability Reporting”. Dalam Acoountig Analysis
Journal Vol.2, No. 3, Juni:2013.

Indriantoro, dan Supomo, 2002.Metodologi Penelitian Bisnis untuk Akuntansi dan


Manajemen, Edisi Pertama, BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta.

Jalal. 2007. Tentang Laporan Keberlanjutan Perusahaan, Lingkar Studi CSR.


Jakarta, on line at www.csrindonesia.com. Diakses tanggal 3 November
2014

Kabar24.com. 2012. 5 Raksasa Tambang Rusak sungai Indonesia. Senin, 28 Mei


2012.http://www.kabar24.com/nasional/read/20120528/9/38122/5-raksasa-
tambang-rusak-sungai-indonesia. Diakses tanggal 3 November 2014

Kamil, Ahmad dan Herusetya, Antonius, “Pengaruh Karakteristik Perusahaan


terhadap Luas Pengungkapan Kegiatan CSR”, Media Riset Akuntansi,
Vol.2, No.1. Februari 2012.

Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
96

______. 2011. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Komite Nasional Kebijakan Governance.2006. Pedoman Umum Good Corporate


Governance. Jakarta: KNKG.

Lasmaria. 2013. Pengaruh Stakeholder Enggagement terhadap Pengungkapan


Sustainability Report Perusahaan-perusahaan yang Listed (Go-Public) di
BEI. Skripsi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro Semarang.

Luthfia, Khaula. 2012. Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan,


Struktur Modal, dan Corporate Governance terhadap Publikasi
Sustainability Report Perusahaan-perusahaan yang Listed (Go-Public) di
BEI. Skripsi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas
Diponegoro Semarang.

Marwata. 2001. Hubungan Antara Karakteristik Perusahaan dan Kualitas


Ungkapan Sukarela Dalam Laporan Tahunan Perusahaan Publik di
Indonesia. Siposium Nasional Akuntansi IV.

Meek, Gary K., Clare B. Robert, dan Sidney J. Gray, 1995. Factors Influencing
Voluntary Annual Report Disclosures by U. S., U. K., and Continental
European Multinational Corporations. Journal of International Business
Studies, Vol. 26, Third Quarter, h:555-572.

Mirfazli, Edwin dan Nurdiono. 2007. “Evaluasi Pengungkapan Informasi


Pertanggungjawaban Sosial pada Laporan Tahunan Perusahaan dalam
Kelompok Aneka Industri yang Go Publik di BEJ”. Jurnal Akuntansi dan
Keuangan. Vol.12, No.1, Januari 2007.

Mongabay.co.id. 2014. Limbah Tambang Rusak Lingkungan, Warga Desak


Pemkot Samarinda. Senin, 24 Februari 2014.
http://www.mongabay.co.id/2014/02/24/limbah-tambang-rusak-
lingkungan-warga-desak-pemkot-samarinda/. Diakses 3 November 2014

Mulyadi. 2002. Auditing: Jilid 1 Edisi Enam. Jakarta: Salemba Empat.

Munawir. 2005. Analisa laporan keuangan. Liberty, Yogyakarta.

NCSR. 2014. Sustainabiliity Reports by Company. http://isra.ncsr-


id.org/category/sustainability-reports/by-company/ Diakses tanggal 3
November 2014

Organization for Economic Co-operation and Development. 2004. OECD


Principles of Corporate Governance. Paris: OECD Publication Service.
97

Purwanto,Agus, “Pengaruh tipe Industri, Ukuran Perusahaan, Profitabilitas,


terhadap CSR. Jurnal Akuntansi & Auditing. Vol 8 No.1, November 2011

Puspitaningrum. 2013. Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap


pengungkapan internet financial and Sustainability Reporting (IFSR).
Skripsi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unibraw.

Ratnasari, Yunita. 2011. Pengaruh Corporate Governance terhadap Luas


Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan di Dalam
Sustainability Report. Skripsi S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Diponegoro Semarang.

Rosmasita, Hardhina. 2007.“Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pengungkapan


Sosial dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur di BEJ“. Skripsi
S1 Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Islam
Indonesia.Yogyakarta.

Rustiarini, Ni Wayan. 2012. Komite Audit dan Kualitas Audit: Kajian


Berdasarkan Karakteristik, Kompetensi, dan Aktivitas Komite Audit.
Jurnal Universitas Mahasaraswati Denpasar

Sembiring, E. R. 2005.Karakteristik Perusahaan dan Pengungkapan Tanggung


Jawab Sosial: Study Empiris pada Perusahaan yang Tercatat di Bursa
Efek Jakarta. Dalam Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo, 15–16
September 2005.

Setthasakko -arreya, Napphasom dan Watchaneeporn. 2013. Influence Factors to


Develop Sustainability Report: A Case Study of Thailand. Proceedings of
8th Annual London Business Research Conference Imperial College,
London, UK, 8 - 9 July, 2013

Suryono, Hari dan Andri Prastiwi. 2011. Pengaruh Karakteristik Perusahaan


dan Corporate Governnce Terhadap Praktik Pengungkapan Sustainability
Report. Dalam Simposium Nasional Akuntansi XIV. Banda Aceh, 21-22
Juli 2011.

Undang-Undang Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007


(http://www.bapepam.go.id/reksadana/files/regulasi/UU%2040%2020072
0Perseroan%20Terbatas.pdf) Diakses 3 November 2014.

Utama. 2006. Praktek Pengungkapan Sosial pada Laporan Tahunan Perusahaan di


Indonesia. Dalam Simposium Nasional Akuntansi 3.
98

Widianto, Hari Suryono, “Pengaruh Profitabilitas, Likuiditas, Leverage,


Aktivitas, Ukuran Perusahaan dan Corporate Governance Terhadap
Praktik Pengungkapan Sustainability Report”, 2011.

Wijayanti, Valentina. 2011. “Pengaruh Dewan Direksi, Komisaris Independen dan


Struktur Kepemilikan Terhadap Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial
Perusahaan (CSR Disclosure)”, http://www.lib.stekpi.ac.id. Diakses 4
Desember 2014.

Wahyuningtyas dan Nughrahanti, “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance


terhadap Pengungkapan CSR”, 2012.

World Business Council for Sustainable Development (WBCSD). 2005.


Corporate Social Responsibility.
http://www.wbcsd.org/Pages/eNews/eNewsDetails.aspx?ID Diakses 3
November 2014.

Yu Yi, Tang Fuk dan Chan Ka. 2010. Research on Sustainability Reporting in
Hongkong. Hongkong Baptist University.
99

LAMPIRAN 1

PEDOMAN DOKUMENTASI

Nama Perusahaan :

Kode Perusahaan :

Sektor Industri :

Tanggal Listing :

Publikasi Sustainability Report: YA TIDAK

DATA TAHUN
NO
ANNUAL REPORT 2011 2012 2013

1 Profitabilitas
 ROA
 EBIT
 Total aktiva

2 Leverage
 DER
 Total Kewajiban
 Total Ekuitas

3 Ukuran Perusahaan
 Total Aset

4 Dewan Direksi
 Frekuensi Rapat
Dewan Direksi
100

DATA TAHUN
NO
ANNUAL REPORT 2011 2012 2013

5 Komite Audit
 Frekuensi Rapat
Komite Audit

6 Governance Committee
 YA
 TIDAK

Keterangan :
ROA : Return On Assets
EBIT : Earnings Before Interst and Tax
DER : Debt to Equity Ratio
101

LAMPIRAN 2

Daftar Perusahaan Industri Pertambangan yang Terdaftar di BEI

Tanggal
NO NAMA KODE Sektor Industri Listing

1 Adaro Energy Tbk ADRO Pertambangan Batubara 16/07/08


2 Aneka Tambang (Persero) ANTM Pertambangan 27/11/97
Tbk Logam&Mineral
3 Atlas Resources tbk ARII Pertambangan Batubara 08/11/11
4 ATPK Resources Tbk ATPK Pertambangan Batubara 17/04/02
5 Baramulti Suksessarana BSSR Pertambangan Batubara 08/11/12
Tbk
6 Bayan Resources Tbk BYAN Pertambangan Batubara 12/08/08
7 Benakat Integra Tbk BIPI Pertambangan 11/02/10
Minyak&Gas Bumi
8 Berau Coal Energy Tbk BRAU Pertambangan Batubara 19/08/10
9 Borneo Lumbung Energi BORN Pertambangan Batubara 26/11/10
& Metal Tbk
10 Bumi Resources Tbk BUMI Pertambangan Batubara 30/07/90
11 Central Omega Resources DKFT Pertambangan 21/11/97
Tbk Logam&Mineral
12 Cita Mineral Investindo CITA Pertambangan 20/03/02
Tbk Logam&Mineral
13 Citatah Tbk CTTH Pertambangan Batu- 07/03/96
batuan
14 Citra Kebun Raya Agri CKRA Pertambangan 19/05/99
Tbk Logam&Mineral
15 Darma Henwa Tbk DEWA Pertambangan Batubara 26/09/07
16 Delta Dunia Makmur Tbk DOID Pertambangan Batubara 15/06/01
17 Elnusa Tbk ELSA Pertambangan 06/02/08
102

Tanggal
NO NAMA KODE Sektor Industri Listing

Minyak&Gas Bumi
18 Energi Mega Persada Tbk ENRG Pertambangan 07/06/04
Minyak&Gas Bumi
19 Garda Tujuh Buana Tbk GTBO Pertambangan Batubara 09/07/09
20 Golden Eagle Energy Tbk SMMT Pertambangan Batubara 29/02/00
21 Golden Energy Mines Tbk GEMS Pertambangan Batubara 17/11/11
22 Harum Energy Tbk HRUM Pertambangan Batubara 06/10/10
23 Indo Tambangraya Megah ITMG Pertambangan Batubara 18/12/07
Tbk
24 Indo Setu Batubara CPDW Pertambangan Batubara 20/06/11
Resources Tbk
25 J Resources Asia Pasific PSAB Pertambangan 01/12/07
Tbk Logam&Mineral
26 Medco Energi MEDC Pertambangan 12/10/94
International Tbk Minyak&Gas Bumi
27 Mitra Investindo Tbk MITI Pertambangan Batu- 16/07/97
batuan
28 Mitrabara Adiperdana Tbk MBAP Pertambangan Batubara 10/07/14
29 Perdana Karya Perkasa PKPK Pertambangan Batubara 11/07/07
30 Petrosea Tbk PTRO Pertambangan Batubara 21/05/90
31 Radiant Utama Interinsco RUIS Pertambangan 12/07/06
Tbk Minyak&Gas Bumi
32 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI Pertambangan 30/04/03
Minyak&Gas Bumi
33 Resource Alam Indonesia KKGI Pertambangan Batubara 01/07/91
Tbk
34 Samindo Resources Tbk MYOH Pertambangan Batubara 27/07/00
35 SMR Utama Tbk SMRU Pertambangan 10/10/11
103

Tanggal
NO NAMA KODE Sektor Industri Listing

Logam&Mineral
36 Surya Esa Perkasa Tbk ESSA Pertambangan 01/02/12
Minyak&Gas Bumi
37 Tambang Batubara Bukit PTBA Pertambangan Batubara 23/12/02
Asam Tbk
38 Timah (Persero) Tbk TINS Pertambangan 19/10/95
Logam&Mineral
39 Toba Bara Sejahtra Tbk TOBA Pertambangan Batubara 06/12/12
40 Vale Indonesia Tbk INCO Pertambangan 16/05/90
Logam&Mineral
41 Exploitasi energi CNKO Pertambangan Batu- 20/11/01
Indonesia Tbk batuan
42 Sigmagold Inti Perkasa TMPI Pertambangan 26/11/95
Tbk Logam&Mineral
43 Sugih Energy Tbk SUGI Pertambangan 19/06/02
Minyak&Gas Bumi
44 Apexindo Pratama Duta APEX Pertambangan 07/10/02
Tbk Minyak&Gas Bumi
LAMPIRAN 3

Daftar Perusahaan yang Tidak Terpakai Sebagai Sampel

Tidak Tidak menerbitkan Annual Annual Report

mempublikasikan Report berturut-turut kurang lengkap


NO NAMA KODE
Sustainability atau tidak dapat
2011 2012 2013
Report dianalisis

1 Apexindo Pratama Duta Tbk APEX v v

2 Atlas Resources tbk ARII v v

3 ATPK Resources Tbk ATPK v v

4 Baramulti Suksessarana Tbk BSSR v v

5 Benakat Integra Tbk BIPI v v

6 Borneo Lumbung Energi & BORN v v

104
Tidak Tidak menerbitkan Annual Annual Report

mempublikasikan Report berturut-turut kurang lengkap


NO NAMA KODE
Sustainability atau tidak dapat
2011 2012 2013
Report dianalisis

Metal Tbk

7 Cita Mineral Investindo Tbk CITA v v

8 Citra Kebun Raya Agri Tbk CKRA v v

9 Delta Dunia Makmur Tbk DOID v v

10 Exploitasi Energi Indonesia


CNKO v v
Tbk

11 Garda Tujuh Buana Tbk GTBO v v

12 Golden Eagle Energy Tbk SMMT v v

13 Golden Energy Mines Tbk GEMS v v

14 Harum Energy Tbk HRUM v v

105
Tidak Tidak menerbitkan Annual Annual Report

mempublikasikan Report berturut-turut kurang lengkap


NO NAMA KODE
Sustainability atau tidak dapat
2011 2012 2013
Report dianalisis

15 J Resources Asia Pasific Tbk PSAB v v

16 Mitra Investindo Tbk MITI v v

17 Mitrabara Adiperdana Tbk MBAP v v v v

18 Perdana Karya Perkasa PKPK v v

19 Radiant Utama Interinsco


RUIS v v v v
Tbk

20 Ratu Prabu Energi Tbk ARTI v v

21 Resource Alam Indonesia


KKGI v v
Tbk

22 Samindo Resources Tbk MYOH v v

106
Tidak Tidak menerbitkan Annual Annual Report

mempublikasikan Report berturut-turut kurang lengkap


NO NAMA KODE
Sustainability atau tidak dapat
2011 2012 2013
Report dianalisis

23 Sigmagold Inti Perkasa Tbk TMPI v v v

24 SMR Utama Tbk SMRU v v

25 Sugih Energy Tbk SUGI v v

26 Surya Esa Perkasa Tbk ESSA v v

27 Toba Bara Sejahtra Tbk TOBA v v

Jumlah 27 7 5 3 17

107
108

LAMPIRAN 4

PERUSAHAAN SAMPEL

(Perusahaan Industri Pertambangan yang Listed di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2011-2013)

NO NAMA PERUSAHAAN KODE

1 Adaro Energy Tbk ADRO

2 Aneka Tambang (Persero) Tbk ANTM

3 Bayan Resources Tbk BYAN

4 Berau Coal Energy Tbk BRAU

5 Bumi Resources Tbk BUMI

6 Central Omega Resources Tbk DKFT

7 Citatah Tbk CTTH

8 Darma Henwa Tbk DEWA

9 Elnusa Tbk ELSA

10 Energi Mega Persada Tbk ENRG

11 Perdana Karya Perkasa PKPK

12 Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG

13 Medco Energi International Tbk MEDC

14 Petrosea Tbk PTRO

15 Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PTBA

16 Timah (Persero) Tbk TINS

17 Vale Indonesia Tbk INCO


LAMPIRAN 5

DAFTAR PERUSAHAAN SAMPEL BESERTA ANNUAL REPORT DAN SUSTAINABILITY REPORT

Kode Perusahaan yang mempublikasikan Annual Perusahaan yang mempublikasikan


No Tahun
Perusahaan Report di Bursa Efek Indonesia SustainabilityReport
1 ADRO 2011 V V
2 ANTM 2011 V V
3 BYAN 2011 V -
4 BRAU 2011 V -
5 BUMI 2011 V -
6 DKFT 2011 V -
7 CTTH 2011 V -
8 DEWA 2011 V -
9 ELSA 2011 V -
10 ENRG 2011 V -
11 PKPK 2011 V -
12 ITMG 2011 V V
13 MEDC 2011 V V

109
Kode Perusahaan yang mempublikasikan Annual Perusahaan yang mempublikasikan
No Tahun
Perusahaan Report di Bursa Efek Indonesia SustainabilityReport
14 PTRO 2011 V V
15 PTBA 2011 V V
16 TINS 2011 V V
17 INCO 2011 V -
18 ADRO 2012 V V
19 ANTM 2012 V V
20 BYAN 2012 V -
21 BRAU 2012 V -
22 BUMI 2012 V -
23 DKFT 2012 V -
24 CTTH 2012 V -
25 DEWA 2012 V -
26 ELSA 2012 V -
27 ENRG 2012 V -
28 PKPK 2012 V -
29 ITMG 2012 V V
30 MEDC 2012 V V

110
Kode Perusahaan yang mempublikasikan Annual Perusahaan yang mempublikasikan
No Tahun
Perusahaan Report di Bursa Efek Indonesia SustainabilityReport
31 PTRO 2012 V V
32 PTBA 2012 V V
33 TINS 2012 V V
34 INCO 2012 V -
35 ADRO 2013 V V
36 ANTM 2013 V V
37 BYAN 2013 V -
38 BRAU 2013 V -
39 BUMI 2013 V -
40 DKFT 2013 V -
41 CTTH 2013 V -
42 DEWA 2013 V -
43 ELSA 2013 V -
44 ENRG 2013 V -
45 PKPK 2013 V -
46 ITMG 2013 V V
47 MEDC 2013 V V

111
Kode Perusahaan yang mempublikasikan Annual Perusahaan yang mempublikasikan
No Tahun
Perusahaan Report di Bursa Efek Indonesia SustainabilityReport
48 PTRO 2013 V V
49 PTBA 2013 V V
50 TINS 2013 V V
51 INCO 2013 V V

112
113

LAMPIRAN 6

PENGUKURAN SUSTAINABILITY REPORT

Kode YA=1
No Tahun
Perusahaan TIDAK=0
1 ADRO 2011 1
2 ANTM 2011 1
3 BYAN 2011 0
4 BRAU 2011 0
5 BUMI 2011 0
6 DKFT 2011 0
7 CTTH 2011 0
8 DEWA 2011 0
9 ELSA 2011 0
10 ENRG 2011 0
11 PKPK 2011 0
12 ITMG 2011 1
13 MEDC 2011 1
14 PTRO 2011 1
15 PTBA 2011 1
16 TINS 2011 1
17 INCO 2011 0
18 ADRO 2012 1
19 ANTM 2012 1
20 BYAN 2012 0
21 BRAU 2012 0
22 BUMI 2012 0
23 DKFT 2012 0
24 CTTH 2012 0
114

Kode YA=1
No Tahun
Perusahaan TIDAK=0
25 DEWA 2012 0
26 ELSA 2012 0
27 ENRG 2012 0
28 PKPK 2012 0
29 ITMG 2012 1
30 MEDC 2012 1
31 PTRO 2012 1
32 PTBA 2012 1
33 TINS 2012 1
34 INCO 2012 0
35 ADRO 2013 1
36 ANTM 2013 1
37 BYAN 2013 0
38 BRAU 2013 0
39 BUMI 2013 0
40 DKFT 2013 0
41 CTTH 2013 0
42 DEWA 2013 0
43 ELSA 2013 0
44 ENRG 2013 0
45 PKPK 2013 0
46 ITMG 2013 1
47 MEDC 2013 1
48 PTRO 2013 1
49 PTBA 2013 1
50 TINS 2013 1
51 INCO 2013 1
115

LAMPIRAN 7

PENGUKURAN PROFITABILITAS

Kode Return on Assets


No Tahun Keterangan
Perusahaan (ROA)
1 ADRO 2011 0,18 Di atas rata-rata
2 ANTM 2011 0,17 Di atas rata-rata
3 BYAN 2011 0,18 Di atas rata-rata
4 BRAU 2011 0,19 Di atas rata-rata
5 BUMI 2011 0,08 Di bawah rata-rata
6 DKFT 2011 0,18 Di atas rata-rata
7 CTTH 2011 0,01 Di bawah rata-rata
8 DEWA 2011 -0,04 Di bawah rata-rata
9 ELSA 2011 -0,01 Di bawah rata-rata
10 ENRG 2011 0,02 Di bawah rata-rata
11 PKPK 2011 0,05 Di bawah rata-rata
12 ITMG 2011 0,46 Di atas rata-rata
13 MEDC 2011 0,08 Di bawah rata-rata
14 PTRO 2011 0,18 Di atas rata-rata
15 PTBA 2011 0,36 Di atas rata-rata
16 TINS 2011 0,18 Di atas rata-rata
17 INCO 2011 0,19 Di atas rata-rata
18 ADRO 2012 0,11 Di atas rata-rata
19 ANTM 2012 0,20 Di atas rata-rata
20 BYAN 2012 0,04 Di bawah rata-rata
21 BRAU 2012 0,00 Di bawah rata-rata
22 BUMI 2012 -0,08 Di bawah rata-rata
23 DKFT 2012 0,26 Di atas rata-rata
116

Kode Return on Assets


No Tahun Keterangan
Perusahaan (ROA)
24 CTTH 2012 0,01 Di bawah rata-rata
25 DEWA 2012 -0,12 Di bawah rata-rata
26 ELSA 2012 0,05 Di bawah rata-rata
27 ENRG 2012 0,05 Di bawah rata-rata
28 PKPK 2012 -0,05 Di bawah rata-rata
29 ITMG 2012 0,40 Di atas rata-rata
30 MEDC 2012 0,07 Di atas rata-rata
31 PTRO 2012 0,12 Di bawah rata-rata
32 PTBA 2012 0,31 Di atas rata-rata
33 TINS 2012 0,10 Di atas rata-rata
34 INCO 2012 0,04 Di bawah rata-rata
35 ADRO 2013 0,06 Di bawah rata-rata
36 ANTM 2013 -0,01 Di bawah rata-rata
37 BYAN 2013 -0,04 Di bawah rata-rata
38 BRAU 2013 -0,03 Di bawah rata-rata
39 BUMI 2013 -0,11 Di bawah rata-rata
40 DKFT 2013 0,27 Di atas rata-rata
41 CTTH 2013 0,01 Di bawah rata-rata
42 DEWA 2013 -0,17 Di bawah rata-rata
43 ELSA 2013 0,08 Di bawah rata-rata
44 ENRG 2013 0,14 Di atas rata-rata
45 PKPK 2013 -0,02 Di bawah rata-rata
46 ITMG 2013 0,23 Di bawah rata-rata
47 MEDC 2013 0,08 Di bawah rata-rata
48 PTRO 2013 0,05 Di bawah rata-rata
49 PTBA 2013 0,21 Di atas rata-rata
50 TINS 2013 0,10 Di atas rata-rata
51 INCO 2013 0,02 Di bawah rata-rata
117

LAMPIRAN 8

PENGUKURAN LEVERAGE

Kode Debt to Equity


No Tahun Keterangan
Perusahaan Ratio (DER)
1 ADRO 2011 1,32 Di bawah rata-rata
2 ANTM 2011 0,41 Di bawah rata-rata
3 BYAN 2011 1,22 Di bawah rata-rata
4 BRAU 2011 2,93 Di atas rata-rata
5 BUMI 2011 5,26 Di atas rata-rata
6 DKFT 2011 0,12 Di bawah rata-rata
7 CTTH 2011 1,87 Di atas rata-rata
8 DEWA 2011 0,29 Di bawah rata-rata
9 ELSA 2011 1,30 Di bawah rata-rata
10 ENRG 2011 1,83 Di atas rata-rata
11 PKPK 2011 1,49 Di bawah rata-rata
12 ITMG 2011 0,46 Di bawah rata-rata
13 MEDC 2011 2,02 Di atas rata-rata
14 PTRO 2011 1,37 Di bawah rata-rata
15 PTBA 2011 0,41 Di bawah rata-rata
16 TINS 2011 0,43 Di bawah rata-rata
17 INCO 2011 0,37 Di bawah rata-rata
18 ADRO 2012 1,23 Di bawah rata-rata
19 ANTM 2012 0,54 Di bawah rata-rata
20 BYAN 2012 1,70 Di atas rata-rata
21 BRAU 2012 7,87 Di atas rata-rata
22 BUMI 2012 17,75 Di atas rata-rata
23 DKFT 2012 0,11 Di bawah rata-rata
24 CTTH 2012 2,32 Di atas rata-rata
118

Kode Debt to Equity


No Tahun Keterangan
Perusahaan Ratio (DER)
25 DEWA 2012 0,61 Di bawah rata-rata
26 ELSA 2012 1,10 Di bawah rata-rata
27 ENRG 2012 2,00 Di atas rata-rata
28 PKPK 2012 1,27 Di bawah rata-rata
29 ITMG 2012 0,49 Di bawah rata-rata
30 MEDC 2012 2,15 Di atas rata-rata
31 PTRO 2012 1,83 Di atas rata-rata
32 PTBA 2012 0,50 Di bawah rata-rata
33 TINS 2012 0,34 Di bawah rata-rata
34 INCO 2012 0,36 Di bawah rata-rata
35 ADRO 2013 1,11 Di bawah rata-rata
36 ANTM 2013 0,71 Di bawah rata-rata
37 BYAN 2013 2,48 Di atas rata-rata
38 BRAU 2013 23,97 Di atas rata-rata
39 BUMI 2013 -24,12 Di bawah rata-rata
40 DKFT 2013 0,10 Di bawah rata-rata
41 CTTH 2013 0,13 Di bawah rata-rata
42 DEWA 2013 0,65 Di bawah rata-rata
43 ELSA 2013 0,91 Di bawah rata-rata
44 ENRG 2013 0,61 Di bawah rata-rata
45 PKPK 2013 1,06 Di bawah rata-rata
46 ITMG 2013 0,44 Di bawah rata-rata
47 MEDC 2013 1,82 Di atas rata-rata
48 PTRO 2013 1,58 Di bawah rata-rata
49 PTBA 2013 0,55 Di bawah rata-rata
50 TINS 2013 0,61 Di bawah rata-rata
51 INCO 2013 0,33 Di bawah rata-rata
119

LAMPIRAN 9

PENGUKURAN UKURAN PERUSAHAAN

Kode Log natural of


No Tahun Total Asset
Perusahaan Total Asset
1 ADRO 2011 5,658,961,000 15,55
2 ANTM 2011 15,201,235,077 23,44
3 BYAN 2011 1,596,247,562 21,19
4 BRAU 2011 2,059,239,000 14,54
5 BUMI 2011 7,368,121,749 22,72
6 DKFT 2011 1,301,283,445,488 27,89
7 CTTH 2011 218,251,524,639 26,11
8 DEWA 2011 406,125,904,000 19,82
9 ELSA 2011 4,389,950,000 15,29
10 ENRG 2011 17,354,833,906 23,58
11 PKPK 2011 471,838,283,186 26,88
12 ITMG 2011 1,578,474,000 14,27
13 MEDC 2011 2,587,397,459 21,67
14 PTRO 2011 377,298,000 12,84
15 PTBA 2011 11,510,262,000 16,26
16 TINS 2011 6,569,807,000 15,7
17 INCO 2011 2,421,362,000 14,7
18 ADRO 2012 6,692,256,000 15,72
19 ANTM 2012 19,708,540,946 23,7
20 BYAN 2012 1,909,104,988 21,37
21 BRAU 2012 2,148,128,000 14,58
22 BUMI 2012 7,354,327,207 22,72
23 DKFT 2012 1,535,650,131,037 28,06
24 CTTH 2012 261,438,526,210 26,29
120

Kode Log natural of


No Tahun Total Asset
Perusahaan Total Asset
25 DEWA 2012 439,475,800 19,9
26 ELSA 2012 4,294,557,000 15,27
27 ENRG 2012 2,072,350,845 21,45
28 PKPK 2012 396,379,847 19,8
29 ITMG 2012 1,491,224,000 14,22
30 MEDC 2012 2,655,840,704 21,7
31 PTRO 2012 529,742,000 13,18
32 PTBA 2012 12,728,981,000 16,36
33 TINS 2012 6,130,320,000 15,63
34 INCO 2012 2,333,080,000 14,66
35 ADRO 2013 6,733,787,000 15,72
36 ANTM 2013 21,865,117,391 23,81
37 BYAN 2013 1,566,788,853 21,17
38 BRAU 2013 2,001,022,000 14,51
39 BUMI 2013 7,003,908,115 22,67
40 DKFT 2013 1,595,227,650,833 28,1
41 CTTH 2013 326,960,068,946 26,51
42 DEWA 2013 365,758,029 19,72
43 ELSA 2013 4,370,964,000 15,29
44 ENRG 2013 2,318,647,634 21,56
45 PKPK 2013 361,548,802 19,71
46 ITMG 2013 1,392,140,000 14,15
47 MEDC 2013 2,531,679,470 21,65
48 PTRO 2013 509,242,000 13,14
49 PTBA 2013 11,677,155,000 16,27
50 TINS 2013 7,883,294,000 15,88
51 INCO 2013 2,281,119,000 14,64
121

LAMPIRAN 10

PENGUKURAN DEWAN DIREKSI

Kode Frekuensi Rapat


No Tahun Keterangan
Perusahaan Dewan Direksi
1 ADRO 2011 7 Di bawah rata-rata
2 ANTM 2011 41 Di atas rata-rata
3 BYAN 2011 11 Di bawah rata-rata
4 BRAU 2011 5 Di bawah rata-rata
5 BUMI 2011 4 Di bawah rata-rata
6 DKFT 2011 9 Di bawah rata-rata
7 CTTH 2011 12 Di bawah rata-rata
8 DEWA 2011 11 Di bawah rata-rata
9 ELSA 2011 40 Di atas rata-rata
10 ENRG 2011 52 Di atas rata-rata
11 PKPK 2011 12 Di bawah rata-rata
12 ITMG 2011 19 Di bawah rata-rata
13 MEDC 2011 20 Di atas rata-rata
14 PTRO 2011 4 Di bawah rata-rata
15 PTBA 2011 21 Di atas rata-rata
16 TINS 2011 23 Di atas rata-rata
17 INCO 2011 17 Di bawah rata-rata
18 ADRO 2012 7 Di bawah rata-rata
19 ANTM 2012 48 Di atas rata-rata
20 BYAN 2012 11 Di bawah rata-rata
21 BRAU 2012 2 Di bawah rata-rata
22 BUMI 2012 3 Di bawah rata-rata
23 DKFT 2012 12 Di bawah rata-rata
24 CTTH 2012 12 Di bawah rata-rata
122

Kode Frekuensi Rapat


No Tahun Keterangan
Perusahaan Dewan Direksi
25 DEWA 2012 10 Di bawah rata-rata
26 ELSA 2012 47 Di atas rata-rata
27 ENRG 2012 45 Di atas rata-rata
28 PKPK 2012 12 Di bawah rata-rata
29 ITMG 2012 18 Di bawah rata-rata
30 MEDC 2012 20 Di atas rata-rata
31 PTRO 2012 5 Di bawah rata-rata
32 PTBA 2012 27 Di atas rata-rata
33 TINS 2012 41 Di atas rata-rata
34 INCO 2012 17 Di bawah rata-rata
35 ADRO 2013 9 Di bawah rata-rata
36 ANTM 2013 52 Di atas rata-rata
37 BYAN 2013 11 Di bawah rata-rata
38 BRAU 2013 9 Di bawah rata-rata
39 BUMI 2013 1 Di bawah rata-rata
40 DKFT 2013 12 Di bawah rata-rata
41 CTTH 2013 12 Di bawah rata-rata
42 DEWA 2013 23 Di atas rata-rata
43 ELSA 2013 43 Di atas rata-rata
44 ENRG 2013 40 Di atas rata-rata
45 PKPK 2013 12 Di bawah rata-rata
46 ITMG 2013 15 Di bawah rata-rata
47 MEDC 2013 20 Di atas rata-rata
48 PTRO 2013 12 Di bawah rata-rata
49 PTBA 2013 42 Di atas rata-rata
50 TINS 2013 57 Di atas rata-rata
51 INCO 2013 19 Di bawah rata-rata
123

LAMPIRAN 11

PENGUKURAN KOMITE AUDIT

Kode Frekuensi Rapat


No Tahun Keterangan
Perusahaan Komite Audit
1 ADRO 2011 23 Di atas rata-rata
2 ANTM 2011 13 Di bawah rata-rata
3 BYAN 2011 11 Di bawah rata-rata
4 BRAU 2011 7 Di bawah rata-rata
5 BUMI 2011 15 Di atas rata-rata
6 DKFT 2011 4 Di bawah rata-rata
7 CTTH 2011 3 Di bawah rata-rata
8 DEWA 2011 12 Di bawah rata-rata
9 ELSA 2011 43 Di atas rata-rata
10 ENRG 2011 7 Di bawah rata-rata
11 PKPK 2011 4 Di bawah rata-rata
12 ITMG 2011 12 Di bawah rata-rata
13 MEDC 2011 7 Di bawah rata-rata
14 PTRO 2011 4 Di bawah rata-rata
15 PTBA 2011 36 Di atas rata-rata
16 TINS 2011 51 Di atas rata-rata
17 INCO 2011 4 Di bawah rata-rata
18 ADRO 2012 23 Di atas rata-rata
19 ANTM 2012 17 Di atas rata-rata
20 BYAN 2012 8 Di bawah rata-rata
21 BRAU 2012 5 Di bawah rata-rata
22 BUMI 2012 7 Di bawah rata-rata
23 DKFT 2012 11 Di bawah rata-rata
24 CTTH 2012 3 Di bawah rata-rata
124

Kode Frekuensi Rapat


No Tahun Keterangan
Perusahaan Komite Audit
25 DEWA 2012 23 Di atas rata-rata
26 ELSA 2012 12 Di bawah rata-rata
27 ENRG 2012 9 Di bawah rata-rata
28 PKPK 2012 4 Di bawah rata-rata
29 ITMG 2012 12 Di bawah rata-rata
30 MEDC 2012 4 Di bawah rata-rata
31 PTRO 2012 4 Di bawah rata-rata
32 PTBA 2012 48 Di atas rata-rata
33 TINS 2012 22 Di atas rata-rata
34 INCO 2012 4 Di bawah rata-rata
35 ADRO 2013 24 Di atas rata-rata
36 ANTM 2013 15 Di atas rata-rata
37 BYAN 2013 8 Di bawah rata-rata
38 BRAU 2013 12 Di bawah rata-rata
39 BUMI 2013 11 Di bawah rata-rata
40 DKFT 2013 12 Di bawah rata-rata
41 CTTH 2013 12 Di bawah rata-rata
42 DEWA 2013 12 Di bawah rata-rata
43 ELSA 2013 19 Di atas rata-rata
44 ENRG 2013 8 Di bawah rata-rata
45 PKPK 2013 4 Di bawah rata-rata
46 ITMG 2013 12 Di bawah rata-rata
47 MEDC 2013 5 Di bawah rata-rata
48 PTRO 2013 4 Di bawah rata-rata
49 PTBA 2013 57 Di atas rata-rata
50 TINS 2013 44 Di atas rata-rata
51 INCO 2013 5 Di bawah rata-rata
125

LAMPIRAN 12

PENGUKURAN GOVERNANCE COMMITTEE

Kode YA=1
No Tahun
Perusahaan TIDAK=0
1 ADRO 2011 0
2 ANTM 2011 1
3 BYAN 2011 1
4 BRAU 2011 0
5 BUMI 2011 0
6 DKFT 2011 0
7 CTTH 2011 0
8 DEWA 2011 0
9 ELSA 2011 0
10 ENRG 2011 0
11 PKPK 2011 0
12 ITMG 2011 0
13 MEDC 2011 0
14 PTRO 2011 1
15 PTBA 2011 1
16 TINS 2011 0
17 INCO 2011 1
18 ADRO 2012 0
19 ANTM 2012 1
20 BYAN 2012 1
21 BRAU 2012 0
22 BUMI 2012 0
23 DKFT 2012 0
24 CTTH 2012 0
126

Kode YA=1
No Tahun
Perusahaan TIDAK=0
25 DEWA 2012 0
26 ELSA 2012 0
27 ENRG 2012 0
28 PKPK 2012 0
29 ITMG 2012 0
30 MEDC 2012 0
31 PTRO 2012 1
32 PTBA 2012 1
33 TINS 2012 0
34 INCO 2012 1
35 ADRO 2013 0
36 ANTM 2013 1
37 BYAN 2013 1
38 BRAU 2013 0
39 BUMI 2013 0
40 DKFT 2013 0
41 CTTH 2013 0
42 DEWA 2013 0
43 ELSA 2013 0
44 ENRG 2013 0
45 PKPK 2013 0
46 ITMG 2013 0
47 MEDC 2013 0
48 PTRO 2013 1
49 PTBA 2013 1
50 TINS 2013 0
51 INCO 2013 1
127

LAMPIRAN 13

HASIL TABULASI PENELITIAN

No. Kode PSR ROA DER LNTA DD KA GC


1 ADRO 1 0,18 1,32 15,55 7 23 0
2 ANTM 1 0,17 0,41 23,44 41 13 1
3 BYAN 0 0,18 1,22 21,19 11 11 1
4 BRAU 0 0,19 2,93 14,54 5 7 0
5 BUMI 0 0,08 5,26 22,72 4 15 0
6 DKFT 0 0,18 0,12 27,89 9 4 0
7 CTTH 0 0,01 1,87 26,11 12 3 0
8 DEWA 0 -0,04 0,29 19,82 11 12 0
9 ELSA 0 -0,01 1,30 15,29 40 43 0
10 ENRG 0 0,02 1,83 23,58 52 7 0
11 PKPK 0 0,05 1,49 26,88 12 4 0
12 ITMG 1 0,46 0,46 14,27 19 12 0
13 MEDC 1 0,08 2,02 21,67 20 7 0
14 PTRO 1 0,18 1,37 12,84 4 4 1
15 PTBA 1 0,36 0,41 16,26 21 36 1
16 TINS 1 0,18 0,43 15,7 23 51 0
17 INCO 0 0,19 0,37 14,7 17 4 1
18 ADRO 1 0,11 1,23 15,72 7 23 0
19 ANTM 1 0,20 0,54 23,7 48 17 1
20 BYAN 0 0,04 1,70 21,37 11 8 1
21 BRAU 0 0,00 7,87 14,58 2 5 0
22 BUMI 0 -0,08 17,75 22,72 3 7 0
23 DKFT 0 0,26 0,11 28,06 12 11 0
24 CTTH 0 0,01 2,32 26,29 12 3 0
25 DEWA 0 -0,12 0,61 19,9 10 23 0
128

No. Kode PSR ROA DER LNTA DD KA GC


26 ELSA 0 0,05 1,10 15,27 47 12 0
27 ENRG 0 0,05 2,00 21,45 45 9 0
28 PKPK 0 -0,05 1,27 19,8 12 4 0
29 ITMG 1 0,40 0,49 14,22 18 12 0
30 MEDC 1 0,07 2,15 21,7 20 4 0
31 PTRO 1 0,12 1,83 13,18 5 4 1
32 PTBA 1 0,31 0,50 16,36 27 48 1
33 TINS 1 0,10 0,34 15,63 41 22 0
34 INCO 0 0,04 0,36 14,66 17 4 1
35 ADRO 1 0,06 1,11 15,72 9 24 0
36 ANTM 1 -0,01 0,71 23,81 52 15 1
37 BYAN 0 -0,04 2,48 21,17 11 8 1
38 BRAU 0 -0,03 23,97 14,51 9 12 0
39 BUMI 0 -0,11 -24,12 22,67 1 11 0
40 DKFT 0 0,27 0,10 28,1 12 12 0
41 CTTH 0 0,01 0,13 26,51 12 12 0
42 DEWA 0 -0,17 0,65 19,72 23 12 0
43 ELSA 0 0,08 0,91 15,29 43 19 0
44 ENRG 0 0,14 0,61 21,56 40 8 0
45 PKPK 0 -0,02 1,06 19,71 12 4 0
46 ITMG 1 0,23 0,44 14,15 15 12 0
47 MEDC 1 0,08 1,82 21,65 20 5 0
48 PTRO 1 0,05 1,58 13,14 12 4 1
49 PTBA 1 0,21 0,55 16,27 42 57 1
50 TINS 1 0,10 0,61 15,88 57 44 0
51 INCO 1 0,02 0,33 14,64 19 5 1
129

LAMPIRAN 14

HASIL OUTPUT SPSS 21.0

ANALISIS STATISTIK DESKRIPTIF

Hasil Analisis Deskriptif Kelas Frequency Sustainability Report

SR
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid .00 27 52.9 52.9 52.9
1.00 24 47.1 47.1 100.0
Total 51 100.0 100.0

Hasil Analisis Deskriptif Profitabilitas, Leverage, Ukuran Perusahaan,

Dewan Direksi, dan Komite Audit

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

ROA 51 -.17 .46 .0949 .13131


DER 51 -24.12 23.97 1.6120 5.50167
LNTA 51 12.84 28.10 19.2463 4.60857
DD 51 1.00 57.00 20.2745 15.49203
KA 51 3.00 57.00 14.4314 13.34954
Valid N (listwise) 51
130

Hasil Analisis Deskriptif Kelas Frequency Governance Committee

GC
Valid Cumulative
Frequency Percent Percent Percent
Valid .00 37 72.5 72.5 72.5
1.00 14 27.5 27.5 100.0
Total 51 100.0 100.0

ANALISIS REGRESI LOGISTIK

Hasil Uji Kesesuaian Keseluruhan Model (Overall Model Fit)

Iteration Historya,b,c
-2 Log Coefficients
Iteration likelihood Constant
Step 0 1 70.524 -.118
2 70.524 -.118
a. Constant is included in the model.
b. Initial -2 Log Likelihood: 70.524
c. Estimation terminated at iteration number
2 because parameter estimates changed by
less than .001.

Model Summary
-2 Log Cox & Snell Nagelkerke
Step likelihood R Square R Square
a
1 37.878 .473 .631
a. Estimation terminated at iteration number 6
because parameter estimates changed by less than
.001.
131

Hasil Uji Kelayakan Model Regresi (Hosmer and Lemeshow Goodness of Fit

Test)

Hosmer and Lemeshow Test


Step Chi-square df Sig.
1 13.172 8 .106

Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)


a
Step 1 ROA 10.469 4.492 5.432 1 .020 35205.317
DER -.087 .102 .722 1 .395 .917
LNTA .251 .105 5.723 1 .017 .778
DD .020 .026 .590 1 .442 1.020
KA .023 .042 .313 1 .576 1.024
GC(1) 1.969 .967 4.148 1 .042 7.162
Constant 2.508 2.270 1.221 1 .269 12.282
a. Variable(s) entered on step 1: ROA, DER, LNTA, DD, KA, GC.

Anda mungkin juga menyukai