9
terus menerus (persistence) individu menuju pencapaian tujuan. Intensitas
menunjukan seberapa keras seseorang berusaha. Tetapi intensitas tinggi
tidak selalu mengarah pada hasil kinerja yang baik, kecuali usaha
dilakukan dalam arah yang menguntungkan organisasi. Karenanya harus
dipertimbangkan kualitas usaha maupun intensitasnya.
Motivasi menurut Feriyanto& Triana (2015:71) adalah suatu
sugesti atau dorongan yang muncul karena diberikan oleh seseorang
kepada orang lain atau dari diri sendiri. Dorongan itu dimaksudkan agar
orang tersebut menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya.
Sementara McCormick (1985) dalam Mangkunegara (2013)
mendefinisikan motivasi sebagai kondisi yang berpengaruh
membangkitkan, mengarahkan, dan memelihara perilaku yang
berhubungan dengan lingkungan kerja.
Dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja adalah sebuah dorongan
dengan memberikan energi positif demi mencapai hasil yang optimal.
3. ERG Theory
Clayton Alderfer berargumen bahwa ada tiga kelompok
kebutuhan inti yaitu:
a. Eksistensi (existence): berhubungan dengan kebutuhan untuk
mempertahankan keberadaan seseorang dalam hidupnya. Dikaitkan
dengan penggolongan dari Maslow, ini berkaitan dengan kebutuhan
fisik dan keamanan.
b. Hubungan (relatedness): Kelompok hubungan adalah hasrat yang
dimilikiuntuk memelihara hubungan antarpribadi yang penting.
Hasrat sosial dan status menuntut interaksi dengan orang-orang lain,
dan hasrat ini segaris dengan kebutuhan sosial Maslow.
c. Pertumbuhan (growth): Suatu hasrat intrinsik untuk perkembangan
pribadi, mencakup komponen intrinsik dari katagori penghargaan
Maslow dan karakteristik yang mencakup kepada aktualisasi diri.
4. Teori X dan Teori Y
Teori ini dikemukakan oleh Douglas McGregor, yaitu dengan
mengajukan dua pandangan yang berbeda tentang manusia, negatif
dengan tanda label X dan positif dengan tanda label Y.
Teori X (negatif) didasarkan pada pola pikir konvensional yang
ortodoks, dan menyorot sosok negatif manusia. Sebagai berikut:
- Malas dan tidak suka bekerja
- Kurang bisa bekerja keras, menghindari tanggung jawab
- Mementingkan diri sendiri, dan tidak mau peduli pada orang lain
- Kurang suka menerima perubahan
2. Upah/Gaji
Kepuasan kerja merupakan fungsi dari jumlah absolut dari gaji yang
diterima, derajat sejauh mana gaji memenuhi harapan tenaga kerja,
dan bagaimana gaji diberikan. Yang penting ialah sejauh mana gaji
yang diterima dirasakan adil.
3. Promosi
Kesempatan untuk dipromosikan nampaknya memiliki dampak dalam
kepuasan kerja. Hal ini disebabkan promosi mengambil beberapa
bentuk yang berbeda dan memiliki keanekaragaman dari yang
menyertai kompensasi. Contohnya, apabila seorang karyawan naik
jabatan, gaji karyawan tersebut juga naik sesuai dengan jabatannya
dan kepuasan kerja karyawan tersebut juga meningkat.
4. Supervisi
Hubungan antara atasan dan bawahan bisa disebut dengan hubungan
fungsional dan keseluruhan (entity). Hubungan fungsional
mencerminkan sejauh mana atasan membantu bawahan, untuk
memuaskan nilai-nilai pekerjaan yang penting bagi karyawan.
5. Kelompok kerja
Hubungan yang ada antar pekerja adalah hubungan ketergantungan
sepihak yang bercorak fungsional. Kepuasan kerja yang ada pada para
pekerja timbul karena mereka, dalam jumlah tertentu, berada dalam
satu ruangan, sehingga mereka dapat saling berinteraksi, dalam artian
kebutuhan sosialnya terpenuhi. Rekan kerja memberikan sumber-
sumber semangat, kenyamanan, nasihat dan bantuan kepada karyawan
individu. Kelompok kerja yang baik dapat membuat pekerjaan
menjadi menyenangkan.
c. Trust (kepercayaan)
Kepercayaan menunjukkan harapan positif satu orang terhadap orang
lain dalam situasi yang melibatkan resiko. Kepercayaan berarti
menempatkan nasib pada orang lain atau kelompok.
3. Dukungan organisasional
Meliputi dukungan dari perusahaan yang berupa penyediaan fasilitas
seperti pelatihan dan pengembangan, peralatan dan teknologi, standar
kerja, manajemen, serta rekan kerja dalam organisasi.
Motivasi Kerja(X1)
Faktor Hygiene
Faktor Motivasi
(Sutrisno, 2009)
Kinerja Karyawan (Y)
Kepuasan Kerja(X2)
Kualitas dari hasil
Pekerjaan Itu Sendiri Kuantitas dari hasil
Upah/Gaji Ketepatan waktu dari hasil
Promosi Kehadiran
Supervisi Kemampuan bekerja sama
Rekan Kerja (Mathis dan Jackson,
Kondisi Kerja
(Priansa, 2014) 2006)
Komitmen Organisasi
(X3)
Komitmen Afektif
Komitmen Kelanjutan
Komitmen Normatif
(Wibowo, 2014)