TESIS
Oleh :
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Indonesia”.
junjungan alam Baginda Nabi Muhammad SAW yang kita harapkan syafa’atnya
dalam proses penyusunan tesis ini tidak lepas dari bantuan banyak pihak baik
yang terlibat secara langsung maupun tak langsung. Oleh karena itu, penulis
1. Sumber inspirasi, kekuatan, penyemangat hidup yaitu Kedua orang tua saya
Bapak Irpan Taufik Pulungan dan Almh. Ibu Asni Lubis, terimakasih atas
do’a, nasehat, dukungan dan kasih sayangnya yang telah diberikan selama ini.
i
ii
Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Triono Eddy S.H., M.Hum, sebagai Direktur Pascasarjana
4. Bapak Dr. Hazmanan Khair, MBA., sebagai Ketua Program Studi Magister
5. Ibu Dr. Eka Nurmala Sari, S.E., Ak., CA sebagai pembimbing I yang telah
penulisan tesis.
6. Bapak Assoc. Prof. H. Muis Fauzi Rambe, S.,E M.M sebagai pembimbing II
Sumatera Utara yang telah banyak membantu penulis dalam menempuh studi
selama ini.
8. Nurmah Fudzah S.M, Anggita Putri Lubis, S.M, Munadia Istiqamah, S.M,
dan Khana Saputri S.M, yang selalu menemani selama saya dalam
9. Teman - teman kelas B Magister Manajemen terima kasih atas waktu dan
pengetahuan, pengalaman,
dan referensi. Penulis memohon kepada Allah SWT dan berharap
Penulis
PENDAHULUAN
perubahan tersebut agar dapat terus bertahan dan berkembang seiring dengan
perubahan yang disebabkan oleh perubahan zaman termasuk didalamnya akibat dari
dalam memahami dan mengikuti perubahan zaman pada era globlalisasi ini.
Bursa Efek Indonesia atau Indonesian Stock Exchange (IDX) merupakan pasar
modal yang ada di indonesia. Bursa Efek Indonesia memiliki peranan penting sebagai
sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi, yang merupakan salah satu alternatif
tambahan modal dengan cara go public yaitu kegiatan penawaran saham atau efek
lainnya yang dilakukan oleh emiten (perusahaan yang go public) kepada masyarakat
berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar Modal dan Peraturan pelaksanaanya,
Qoribulloh (2013)
terjadi dan harus dapat bersaing dengan perusahaaan lainnya, karena itulah setiap
1
2
mengambil keputusan, keakuratan dan kestabilan suatu perusahaan dapat dilihat dari
sistem yang digunakan dari sumber daya yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan,
Dari bebagai sektor industri yang terdaftar di BEI, sektor industri yang menjadi
obyek penelitian adalah sektor industri Kimia yang merupakan salah satu sektor yang
tergolong membutuhkan dana yang tidak sedikit dikarenakan pada umumnya industri
jenis ini membutuhkan alat-alat dan mesin berteknologi canggih yang memerlukan
biaya yang cukup tinggi untuk memiliki aset tersebut serta perawatannya dimasa
mendatang.
Dalam upaya untuk mencapai tujuan itu, perusahaan harus dapat beroperasi
secara lancar dan dapat mengkombinasikan semua sumber daya yang ada, sehingga
dapat mencapai laba yang optimal. Kelangsungan hidup perusahaan dipengaruhi oleh
perusahaan dan merupakan indikator utama atas aktivitas perusahaan. Perusahaan yang
lebih efisien. Menurut (Kasmir, 2015) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk
memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih. Menurut (Julita et al., 2017)
current ratio merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang lancar.
Semakin besar aktiva lancar maka akan semakin tinggi rasio lancar. Bagi investor
membayar hutang-hutang jangka pendek pada saat ditagih, sehingga dapat menilai
keamanan atas dana yang akan diinvestasikan. Kemampuan membayar tersebut akan
Laba adalah sebagai berikut: “Laba (earnings) atau laba bersih (net income)
sementara pos-pos dalam laporan merinci bagaimana laba didapat”. Laba merupakan
salah satu faktor untuk menilai baik buruknya kinerja perusahaan. Selain itu juga usaha
yang sering dilakukan oleh perusahaan agar perkembangan bisnisnya berjalan dengan
pendapatan diatas biaya sebagai imbalan menghasilkan barang dan jasa selama satu
periode akuntansi.
aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk
4
mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap dana
dengan menggunakan total aset yang dimiliki. (Kasmir, 2016:201). Selain itu kinerja
keuangan perusahaan juga dapat dilihat dari ratio aktifitasnya.Dari hasil pengukuran
dengan rasio aktifitas ini, akan terliat apakah perusahaan ini lebih efisien dalam
mengelola aktifitas yang dimiliki. Rasio yang digunakan untuk mengukur rasio
aktifitas yaitu total asset turn over, perputaran total aktiva (total asset turnover)
merupakan analisis laporan keuangan yang angkanya dihitung: penjualan bersih dibagi
Tabel 1.1
Data Laba Bersih pada Perusahaan Sub Sektor Kimia yang
Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2016 – 2021
Dari tabel I.1 diatas, data yang diperoleh dari perusahaan Sub Sektor Kimia yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) diketahui bahwa rata-rata keseluruhan setiap
tahunnya sebesar 23.962.349. Jika di lihat dari rata-rata pertahunnya pada perusahaan
Sub Sektor Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) setiap tahunnya
5
cenderung mengalami penurunan hal ini dapat dilihat pada tahun 2017 sebesar 18.424.
121 dibanding tahun 2016 sebesar 20.491.757. Di tahun 2018 sebesar 22.363.014 kem
udian pada tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 21.361.497 akan tetapi pada
tahun 2020 mengalami peningkatan sebesar 28.663.022 dan tahun 2021 juga mengalam
i peningkatan sebesar 32.470.681. Sedangkan jika dilihat dari rata-rata industri terdapat
4 (empat) perusahaan yang berada di bawah rata-rata yaitu INCI sebesar 16.356.470, B
RPT sebesar 245.268, DPNS sebesar 9.069.167, dan TPIA sebesar 160.031, dan ada 3
(tiga) perusahaan di atas rata-rata yaitu EKAD sebesar 108.490.477, ACID sebesar 30.
169.011 dan UNIC sebesar 24.611.695. Dimana datanya berhubungan dengan laba
bersih, mengalami kenaikan laba perusahaan secara terus menerus. Hal ini
menunjukkan bahwa laba yang di inginkan perusahaan sudah sesuai dengan harapan,
Return On Asset (ROA) juga salah satu indikator penting untuk menentukan nilai
prospek suatu perusahaan dimasa yang akan datang karena Return On Asset (ROA)
perusahaan menjadi sumber dana yang dibutuhkan perusahaan. Aktiva yang dapat
dijadikan agunan untuk menambah hutang dari pihak investor guna menambah modal.
Selain menjadikan aktiva tetap sebagai agunan, aktiva tetap juga bisa menambah modal
perusahaan dengan cara menjual aktiva yang tidak produktif atau sudah tidak layak
pakai contohnya mobil yang sering rusak. Hal ini dapat membantu perusahaan untuk
pendanaan modal juga dapat menggunakan total aktiva (Rambe et al., 2017).
6
Berikut ini tabel Total Aktiva pada perusahaan Sub Sektor Kimia yang terdaftar
Tabel 1.2
Data Total Aktiva pada Perusahaan Sub Sektor Kimia yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2016-2021
Dari tabel I.2 diatas, data yang diperoleh dari perusahaan Sub Sektor Kimia yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) diketahui bahwa rata-rata keseluruhan setiap
tahunnya sebesar 379.133.525. Jika di lihat dari rata-rata pertahunnya pada perusahaan
setiap tahunnya cenderung mengalami kenaikan, dimana pada tahun 2016 sebesar 316.
tahun 2020 sebesar 429.219.501 dan tahun 2021 juga mengalami peningkatan sebesar
457.947.031. Sedangkan jika dilihat dari rata-rata industri terdapat 5 (lima) perusahaan
yang berada di atas rata-rata yaitu INCI sebesar 387.585.320, BRPT sebesar 467.409.5
76, EKAD sebesar 624.401.923, DPNS sebesar 543.950.851 dan ACID sebesar 385.23
9.354. Kemudian ada 2 (dua) perusahaan di bawah rata-rata yaitu TPIA sebesar 121.81
4.250 dan UNIC sebesar 309.717.47. Besarnya jumlah aktiva dapat memperbesar
7
volume penjualan apabila total aktiva ditingkatkan atau diperbesar. Kondisi ini
kontribusi yang tinggi pada peningkatan laba sehingga dapat disimpulkan bahwa
Dengan menaiknya aktiva dapat dijadikan laba ikut menaik sehingga tujuan
jangka pendek perusahaan tercapai, aktivitas perusahaan menjadi meingkat dan tujuan
jangka panjang dapat terwujud. Sehingga untuk dapat mengatasi hal tesebut perusahaan
tingkat laba, mengatasi persaingan yang semakin tajam antara perusahaan sejenis, serta
perlu adanya kebijaksanaan dari pimpinan perusahaan dalam menetapkan suatu standar
penjualan bersihnya, maka pendapatan yang diperoleh meningkat, sehingga laba yang
didapat besar pula. Dan untuk melihat keberhasilan suatu perusahaan dapat diukur
Berikut ini tabel Penjualan pada perusahaan Sub Sektor Kimia yang terdaftar di
Tabel 1.3
Data Penjualan pada Perusahaan Sub Sektor Kimia yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2016-2021
Dari tabel I.3 diatas, data yang diperoleh dari perusahaan Sub Sektor Kimia yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) diketahui bahwa rata-rata keseluruhan setiap
tahunnya sebesar 297.294.287. Jika di lihat dari rata-rata pertahunnya pada perusahaan
Sub Sektor Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) setiap tahunnya
cenderung mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat pada tahun 2017 sebesar 267.2
80.741 dibanding tahun 2016 sebesar 234.455.767. Di tahun 2018 meningkat sebesar
305.846.301, kemudian pada tahun 2019 sebesar 315.052.233, pada tahun 2020 mengal
ami penurunan sebesar 292.208.269 dan tahun 2021 kembali mengalami peningkatan
sebesar 368.922.314. Sedangkan jika dilihat dari rata-rata industri terdapat 4 (empat)
perusahaan yang berada di atas rata-rata yaitu INCI sebesar 314.613.474, EKAD sebes
ar 631.084.930 ACID sebesar 684.383.696, dan UNIC sebesar 327.532.564. Ada 3 (tig
a) perusahaan di bawah rata-rata yaitu BRPT sebesar 2.578.668 dan TPIA sebesar 2.08
9.899.
yang terjadi belum mampu memberikan kontribusi sumber pendanaan bagi perusahaan.
masih belum bisa menghasilkan laba yang maksimal dikarenakn tingginya beban bunga
yang harus dibayarkan perusahaan setiap tahunnya atas kenaikan jumlah hutang.
Apabila hal ini terus berlanjut maka perusahaan akan sulit dalam memanfaatkan
penjualan sebagai sumber pendanaan karena masih memiliki hutang dan beban bunga
Berikut ini tabel Persediaan pada perusahaan Sub Sektor Kimia yang terdaftar di
Tabel 1.4
Data Persediaan pada Perusahaan Sub Sektor Kimia yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2016-2021
KODE PERSEDIAAN
N RATA -
EMITE
O 2016 2017 2018 2019 2020 2021 RATA
N
Dari tabel I.4 diatas, data yang diperoleh dari perusahaan Sub Sektor Kimia yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) diketahui bahwa rata-rata keseluruhan setiap
tahunnya sebesar 88.084.601. Jika di lihat dari rata-rata pertahunnya, setiap tahunnya
cenderung mengalami peningkatan hal ini dapat dilihat pada tahun 2017 sebesar 84.21
2.002 dibanding tahun 2016 sebesar 75.650.615. Di tahun 2018 meningkat sebesar 91.
236.956, pada tahun 2019 sebesar 93.110.157, pada tahun 2020 mengalami penurunan
menjadi sebesar 77.130.036 dan tahun 2021 kembali mengalami peningkatan sebesar
perusahaan yang berada di bawah rata-rata persediaan tersebut yaitu INCI sebesar 40.2
82.011, BRPT sebesar 280.910, DPNS sebesar 41.171.123, dan TPIA sebesar 654.252,
dan ada 3 (tiga) perusahaan di atas rata-rata yaitu EKAD sebesar 157.865.516, ACID s
perusahaan. Hal ini terkait dengan tingkat likuiditasnya, semakin tinggi penjualan
dengan asumsi pennjualan yang dilakukan dengan tunai ataupun penjualan secara
kredit yang dapat ditagih tepat waktu, maka likuiditas akan semakin tinggi dikarenakan
penjualan mencakup kas, piutang, dan persediaan perusahaan yang merupakan unsur
Semakin cepat perputaran persediaan, maka semakin kecil jumlah modal kerja
tertentu yang diperoleh dari penjualan persediaan sehingga semakin tinggi tingkat
dapat dijual pada jangka waktu dan jumlah yang diharapkan. Sebaliknya, semakin
lambat perputaran persediaan, maka makin besar jumlah jumlah modal kerja yang
diinvestasikan dalam persediaan dan semakin besar pula risiko kerugian yang mungkin
dialami perusahaan sehingga semakin rendah tingkat profitabilitas yang diperoleh dari
Total assets turnover merupakan rasio antara jumlah aktiva yang digunakan
dengan jumlah penjualan yang diperoleh selama periode tertentu. Rasio ini mengukur
seberapa baik efisiensi seluruh aktiva perusahaan digunakan untuk menunjang kegiatan
penjualan. Apabila rasio ini cenderung meningkat kondisi ini memberikan gambaran
perusahaan yang biasa di kenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan.
11
Penjualan jasa (fee), bunga, depiden, royalty, dan sewa. Penjualan pendapatan
merupakan hal yang sangat penting, karena pendapatan itu yang menjadi obyek atas
kegiatan perusahaan (Alpi & Gunawan, 2018). Aset yang rendah pada tingkat
tertanam pada asset tersebut. Semakin tinggi tingkat perputaran asset menunjukkan
return yang diperoleh perusahaan akan meningkat (Napitupulu, Febrianti, Barbun, &
Malau, 2019).
Rasio likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan hubungan antara kas dan
aset lancar perusahaan lainnya dengan kewajiban lancarnya (Brigham & Houston,
2010). Likuiditas merupakan salah satu aspek keuangan yang sangat penting untuk
dianalisis.
kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangan pada saat di tagih (Muslih, 2019). Ada beberapa alat
ukur yang digunakan untuk mengukur rasio likuiditas yaitu Current Ratio, Quick Ratio,
Cash ratio, dan Net Working Capital Ratio. dari penelitian ini rasio likuiditas diukur
dengan menggunakan Current Ratio. Rasio lancar (Current Ratio) adalah ukuran yang
Rasio Lancar merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui
kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek, oleh karena itu rasio tersebut
menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh aktiva
yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo
12
hutang (Wahyuni, 2017). Perusahaan yang likuid adalah perusahaan yang mampu
Berikut tabel aktiva lancar perusahaan sub Kimia yang terdaftar di Bursa Efek
Tabel 1.5
Data Aktiva Lancar pada Perusahaan Sub Sektor Kimia yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2016-2021
KODE
N AKTIVA LANCAR RATA -
EMIT
o EN 2016 2017 2018 2019 2020 2021 RATA
118.743.36 191.492 .982 232.370.8
1 INCI
7
303.788.390
.
203.255.907 235.888.392 300.178.023
16
2 BRPT 728.773 1.786.196 2.042.975 1.828.133 2.056.677 3.564.431 2.001.198
337.644.08 482.587.2
3 EKAD
3
413.617.087 461.472.621 486.522.278 552.493.858 643.773.422
25
174.907.37 190.709.8
4 DPNS
7
181.198.774 192.296.998 185.274.219 184.653.012 225.928.824
67
717.149.70 578.675.5
5 ACID
4
422.532.126 686.777.211 537.425.264 579.393.962 528.774.976
41
152.606.37 177.036.3
6 UNIC
5
154.870.392 176.402.109 159.674.594 183.171.159 235.493.664
82
7 TPIA 692.526 1.125.660 1.395.717 1.389.124 1.502.145 2.926.390 1.505.260
RATA - 214.638.88 238.341.5
RATA 6 211.274.089 253.397.939 225.052.788 248.451.315 277.234.247 44
Sumber : https://www.idx.co.id/tahun 2016-2021 (Data diolah)
Dari tabel I.5 diatas, data yang diperoleh dari perusahaan Sub Sektor Kimia yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) diketahui bahwa rata-rata keseluruhan setiap
tahunnya sebesar 238.341.544. Jika di lihat dari rata-rata pertahunnya setiap tahunnya
cenderung mengalami peningkatan, pada tahun 2016 sebesar 214.638.886, tahun 2017
sebesar 211.274.089, di tahun 2018 naik menjadi sebesar 253.397.939, kemudian pada
tahun 2019 mengalami penurunan sebesar 225.052.788 akan tetapi pada tahun 2020
mengalami peningkatan sebesar 248.451.315 dan tahun 2021 juga mengalami peningka
tan sebesar 277.234.247. Sedangkan jika dilihat dari rata-rata industri terdapat 5 (lima)
perusahaan yang berada di bawah rata-rata aktiva lancar tersebut yaitu INCI sebesar 23
2.370.816, BRPT sebesar 2.001.198, DPNS sebesar 190.709.867, UNIC sebesar 177.03
13
6.382, dan TPIA sebesar 1.505.260. Ada 2 (dua) perusahaan di atas rata-rata yaitu, EK
dan efisien dari aktiva lancar akan dapat membantu perusahaan dalam meningkatkan
laba operasi yang kemudian menjadi tambahan modal perusahaan. Hutang lancar yang
diperoleh dengan menggunakan aktiva lancar sebagai agunan dapat menambah moal
diharapkan laba operasi meningkat dan hutang yang dimiliki perusahan dapat
berkurang.
Berikut tabel mengenai Hutang Lancar perusahaan Sub Sektor Kimia yang
Tabel 1.6
Data Hutang Lancar pada Perusahaan Sub Sektor Kimia yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2016-2021
KOD
N E HUTANG LANCAR RATA –
o EMIT 2016 2017 2018 2019 2020 2021 RATA
EN
1 INCI 20.420.038 28.527.518 63.071.077 56.103.890 63.454.190 119.543.694 58.520.068
2 BRPT 544.566 1.627.327 1.168.410 1.105.635 1.099.536 1.132.850 1.113.054
EKA
3 D
69.110.450 91.524.721 91.381.683 70.337.529 68.166.758 82.981.081
78.917.037
4 DPNS 11.533.925 18.832.789 24.857.084 8.536.205 885.861 23.888.996 14.755.810
266.837.33
5 ACID 276.341.289 198.217.020 182.749.220 217.673.718
5
213.017.466
225.806.008
6 UNIC 51.644.818 60.458.859 66.564.069 38.851.588 37.344.463 47.757.509 50.436.884
7 TPIA 987.601 970.431 680.250 783.962 863.813 931.799 869.643
RATA -
RATA 61.511.812 57.165.524 61.495.970 56.198.932 62.664.565 69.893.342 61.488.358
Sumber : https://www.idx.co.id/tahun 2016-2021 (Data diolah)
Dari tabel I.6 diatas, data yang diperoleh dari perusahaan Sub Sektor Kimia yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) diketahui bahwa rata-rata keseluruhan setiap
tahunnya sebesar 61.488.358. Jika di lihat dari rata-rata pertahunnya pada perusahaan
14
Sub Sektor Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) setiap tahunnya
cenderung mengalami peningkatan pada tahun 2016 sebesar 61.511.812, tahun 2017
sebesar 57.165.524, di tahun 2018 sebesar 61.495.970, pada tahun 2019 mengalami
penurunan menjadi sebesar 56.198.932. pada tahun 2020 kembali naik menjadi sebesar
62.664.565, dan meningkat kembali pada tahun 2021 sebesar 69.893.324. Sedangkan
jika dilihat dari rata-rata industri terdapat 5 (lima) perusahaan yang berada di bawah
rata-rata Hutang Lancar tersebut yaitu INCI sebesar 58.520.068, BRPT sebesar 1.113.0
54, DPNS sebesar 14.755.810, UNIC sebesar 50.436.884 dan TPIA sebesar 869.643,
dan ada 2 (dua) perusahaan di atas rata-rata yaitu dan EKAD sebesar 78.917.037 dan A
CID sebesar 225.806.008. Dapat disimpulkan bahwa Hutang Lancar perusahaan Sub
Sektor Kimia cenderung meningkat hal ini mungkin disebabkan karena kurang
menggunakan aktiva lancar dengan efektif maka perusahaan akan mampu membayar
Hal ini sesuai dengan penelitian Herlin (2013) yang melakukan penelitian
perputaran persediaan maka laba operasi semakin meningkat ini membuktikan bahwa
Dari masalah masalah tersebut penulis akan membuat suatu kajian yang lebih
medalam mengenai masalah tersebut yang berbentuk karya ilmiah dengan judul “
ebagai Variabel Intervening Pada Perusahaan Sub Sektor Kimia yang terdaftar
1. Masih banyak perusahaan yang mengalami penurunan laba bersih yang cukup
laba bersih.
maka peneliti membatasi masalah yang menjadi topik dari penelitian hanya Inventor
y Turnover, Total Assets Turnover, Current Ratio dan Return On Asset pada laporan
keuangan Perusahaan Subsektor Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia peride
2016 – 2021.
on Assets ?
7. Apakah Current Ratio mampu memediasi total assets turnover ratio terhadap
Return on Assets?
Tujuan penelitian pada umumnya untuk menjawab rumusan masalah yang ada.
Return on Assets.
Return on Assets.
Current Ratio.
Current Ratio.
Assets.
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi
2. Manfaat Praktis
Secara Praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan
penelitian serupa.
BAB 2
LANDASAN TEORITIS
hasil operasional perusahaan dalam kurun waktu periode tertentu, laba yang didapat
operasi perusahaan. Semakin besar rasio ini, maka profitabilitas perusahaan semakin
baik.
Return On Asset merupakan salah satu rasio profitabilitas yang digunakan untuk
memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Rasio ini merupakan rasio terpenting diantara
rasio profitabilitas yang ada. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja perusahaan
semakin baik, karena return semakin besar. (Nuriyani dan Rachma, 2017)
diperoleh dari operasi perusahaan (net operating income) dengan jumlah investasi atau
aktiva yang digunakan untuk menghasilkan keuntungan tersebut (net operating assets).
Sementara itu hasil pengembalian investasi atau lebih dikenal dengan nama
Return on Investment (ROI) atau Return on Assets merupakan rasio yang menunjukkan
hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA juga
18
19
Disamping itu, hasil pengembalian investasi dari seluruh dana perusahaan, baik
modal pinjaman maupun modal sendiri. Semakin kecil (rendah) rasio ini, semakin
kurang baik, demikian pula sebaliknya. Artinya rasio ini digunakan untuk mengukur
keseluruhan aktiva yang tersedia didalam perusahaan. (Syamsuddin, 2012, hal. 63),
Assets merupakan rasio yang mengukur efektivitas perusahaan dalam mengelola aktiva
besar nilai rasio maka semakin baik bagi perusahaan, dan sebaliknya semakin kecil
yang berasal dari modal pinjamanm maupun modal sendiri. Semakin tinggi ROA
sekarang
20
4.Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri
Aset perusahaan terdiri dari aset lancar dan aset tidak lancar. Dengan
menghitung ROA kita dapat mengetahui besarnya aset lancar dan tidak lancar
suatu perusahaan serta aset mana yang paling besar yang menyumbang
bagi perusahaan.
tahunnya. Apakah laba tahun ini meningkat atau menurun dibanding dengan
tahun lalu.
secara efektif atau tidak. Jika berhasil mencapai target yang telah ditentukan untuk
beberapa periode berarti manajemen perusahaan telah bekerja secara efektif dan
efesien. Namun sebaliknya, jika gagal atau tidak berhasil mencapai target yang telah
ditentukan maka ini akan menjadi pelajaran evaluasi manajemen untuk periode yang
akan datang. Dari teori diatas dapat disimpulkan bahwa ROA digunakan untuk
Besarnya ROA akan berubah apabila profit margin atau asset turnover ada
pimpinan perusahaan dalam hal ini adalah manajer keuangan dapat menggunakan salah
1. Turn over dari operating asset, yaitu merupakan ukuran tentang sampai seberapa
jauh aktiva ini telah dipergunakan didalam kegiatan perusahaan atau menunjukkan
beberapa kali operating asset berputar dalam satu periode tertentu, biasanya
satutahun.
2. Profit margin, besarnya keuntungan operasi yang dinyatakan dalam persentase dan
jumlah penjualan bersih. Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang
dapat mempengaruhi Return on Assets ada dua yaitu (Riyanto, 2010, hal. 37):
22
sales.
of operating assets tersebut dapat ditentukan dengan membagi net sales dengan
operating assets.
menjadi lababersih.
tertentu.
Besarnya Return On Assets akan berubah jika perubahan pada profit margin atau
Assets dengan turnover adalah kebijakan investasi dana dalam berbagai aktiva, baik
aktiva lancar maupun aktiva tidak lancar. Dengan demikian maka pimpinan perusahaan
dapat menggunakan salah satu atau keduanya dalam usaha untuk memperbesar tingkat
Return On Assets.
ibagi total asset. Jika Return On Assets bernilai negatif artinya total asset yang digunak
an tidak menghasilkan keuntungan dan ditinjau dari nilai standar ROA yang baik yaitu
harus diatas 5,98%. Jika nilai tersebut diatas 5,98% berarti nilai ROA dapat dikategorik
23
an baik, dan sebaliknya jika nilai ROA berada dibawah 5,98% berarti nilai ROA terseb
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa indikator Return On Ass
ets (ROA) yang baik dan sehat bagi sebuah perusahaan ialah Return On Assets yang m
enghasilkan angka positif dan berada diatas 5,98%. Karena dengan begitu artinya perus
yang tersedia didalam perusahaan, semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan
rasio yang menunjukkan seberapa banyak laba bersih yang bisa diperoleh dari seluruh
kekayaan yang dimiliki perusahaan. Karena itu digunakan angka laba setelah pajak dan
yang diperoleh dari operasinya perusahaan dengan jumlah investasi atau aktiva yang
ProfitAfterTax
Return On Asset (ROA)= (Syamsuddin, 2012, hal. 78)
TotalAssets
Net Income
Return On Asset (ROA)= (Darmadji dan Hendy, 2011, hal. 158)
TotalAssets
mampu perusahaan memperoleh laba yang optimal dilihat dari posisi aktivanya.
24
laba dalam memanfaatkan aktiva yang digunakan dalam kegiatan operasi. Semakin
dalam menghasilkan laba. Hal ini mempengaruhi investor dalam memprediksi laba dan
Persediaan merupakan unsur dari aktiva lancar yang merupakan unsur yang
aktif dalam operasi perusahaan yang secara terus-menerus diperoleh, diubah dan
dagangan tersebut dimiliki oleh perusahaan dan langsung siap untuk dijual dalam
belum siap untuk dijual dan perlu diolah terlebih dahulu. (Hery, 2012, hal.224)
“Persediaan merupakan investasi yang paling besar dalam aktiva lancar untuk
proses produksi, penjualan secara lancar, persediaan bahan mentah dan barang dalam
proses diperlukan untuk menjamin kelancaran proses produksi, sedangkan barang jadi
harus selalu tersedia sebagai ”buffer stock” agar memungkinkan perusahaan memenuhi
good) yang masih ada diperusahaan dalam rangka proses bisnis perusahaan. (Muhardi,
2013, hal.19)
Perputaran persediaan yang relatif pelan sering kali merupakan tanda dari
barang yang berlebihan, jarang digunakan, atau tidak dipakai dalam persediaan. Agar
persediaan dan juga untuk mendapatkan indikasi likuiditas persediaan, maka perlu
barang dagangannya dan menunjukkan hubungan antara barang yang diperlukan untuk
hal.78)
Perputaran persediaan adalah berapa kali barang dijual dan diadakan kembali
harga pokok penjualan dengan persediaan rata – rata yang dimiliki oleh perusahaan
selama satu periode tertentu. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa jauh
perputaran persediaan, maka semakin singkat atau semakin baik waktu rata – rata
2014,hal.1447).
persediaan, maka dapat disimpulkan bahwa perputaran persediaan adalah rasio yang
menunjukkan berapa kali dana yang tertanam dalam arti persediaan yang dijual dan
Ada tiga bentuk utama dari persediaan perusahaan yaitu persediaan bahan
mentah, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi. Sekalipun ketiga
macam persediaan ini biasanya tidak diperlihatkan secara terpisah dalam neraca
perusahaan, tetapi pemahaman atas ciri – ciri dari masing masing macam persediaan
1) Persediaan bahanbaku
3) Persediaan barangjadi
Persediaan bahan baku terdiri atas bahan baku dasar yang dibeli dari
bahan baku adalah besi, kayu, bahan bakar minyak atau komponen
manufaktur seperti kabel atau bahan yang tidak diproduksi sendiri oleh
27
perusahaan.
Persediaan barang dalam proses sebagian terdiri atas barang jadi yang
Persediaan barang jadi terdiri aas barang yang proses produksinya telah selesai
tetapi belum dijual. Tujuan persediaan barang jadi adalah untuk memisahkan
4) Persediaan kas
Hal ini karna persediaan kas yang dimiliki perusahaan secara sederhana
piutang.
untuk di proses menjadi barang jadi dan akhirnya barang jadi atau produk
Persediaan barang dalam proses terdiri dari keseluruhan barang – barang yang
28
Persediaan barang jadi adalah persediaan barang – barang yang telah selesai di
proses oleh perusahaan, tetapi masi belum terjual. (Syamsuddin, 2011, hal,
281
mempunyai efek yang langsung terhadap keuntungan perusahaan. Hal ini dikarenakan
mempunyai jumlah cukup besar dan akan sangat berpengaruh dalam memperoleh
keuntungan.
bahwa tingkat penjualan yang tinggi pada perusahaan. Dengan tingkat perputaran
persediaan yang tinggi berarti risiko kerugian dan biaya terhadap persediaan dapat
diminimalkan.
untuk mengukur berapa kali dana tertanam dalam persediaan akan diputar dalam satu
periode atau berapa lama (dalam hari) rata-rata persediaan tersimpan di gudang
sehingga akhirnya terjual (Hery, 2016, hal.13). Adapun manfaat perputaran persediaan
sebagai berikut :
1. Untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan berputar dalam
satuperiode.
terjual.
3. Untuk menilai efektif tidaknya aktivitas penjualan persediaan barang dagang yang
persediaan yang optimal dan mengelola persediaan secara maksimal, oleh karena itu
perlu diketahui beberapa faktor yang dapat mempengaruhi persediaan agar perusahaan
proses produksi.
yangdirencanakan.
8. Biaya penyimpanan dan resiko penyimpanan digudang. (Riyanto, 2013, hal, 74)
30
semakin banyak jumlah persediaan yang harus diadakan, dengan anggapan faktor
lainnya tetap. Dengan kata lain, semakin besar fluktuasi permintaan yang tidak
2. Lead time. Semakit tidak pasti lead time untuk pengganti atau pemesanan
semakin banyak persediaan yang diperlukan, dengan asumsi faktor lainnya tetap.
Persediaan merupakan salah satu pos modal kerja yang cukup enting karena
kebanyakan modal usaha berasal dari perusahaan. pada perusahaan industri, persediaan
tersebut dapat berupa barang mentah, barang dalam proses, maupun barang jadi.
pemborosan atau tidak efisien, sedangkan jika persediaan terlalu sedikit akan
persediaan barang dalam proses dan persediaan barang jadi harus dipertahankan untuk
Persediaan ditunjukkan pada barang – barang yang tersedia untuk dijual dalam
kegiatan bisnis, untuk itu persediaan harulah diukur untuk melihat realisasi dari
31
Penjualan
Inventory turnover = (Hery, 2016, hal.183)
rata−ratapersediaan
berikut:
Hargapokokpenjualan
Perputaran Persediaan =
Persediaanrata−rata
hal.204)
Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan berarti resiko dan biaya terhadap
Total Assets Turnover atau rasio perputaran aktiva merupakan salah satu dari
aset.Perputaran aktiva yang lambat menunjukkan bahwa aktiva yang dimiliki terlalu
Total Asset Turnover adalah rasio pengelola aktiva terakhir yang mengukur
perputaran seluruh asset perusahaan dan dihitung dengan membagi penjualan dengan
total asset dan mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah.
perusahaan. Perputaran aktiva yang lambat menunjukkan bahwa aktiva yang dimiliki
hal. 187). Total Asset Turnover adalah rasio yang mengukur bagaimana seluruh aktiva
seluruh asset atau investasi untuk menghasilkan penjalan”. Total Assets Turnover ini
memprediksi laba yang akan di dapatkan perusahaan karena total aktiva dan penjualan
berkaitan langsung dalam menghasilkan laba. (Sugiono & Untung, 2016, hal. 118)
digunakan untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang akan dihasilkan dari setiap
rupiah dana yang tertanam dalam total asset”. (Hery, 2018, hal. 143)
Dari pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa total asset turnover
adalah perbandingan antara penjualan bersih atau net sales dengan total aktiva yaitu
akumulasi dari aktiva tetap dan aktiva lancar. Ativa tetap terdiri dari tanah, bangunan,
mesin, dan lain-lain yang memiliki umur ekonomis lebih dari satu 23 tahun sedangkan
33
aktiva lancar terdiri dari kas, piutang, dan lain-lain yang memiliki umur ekonomis
efektifitas perusahaan dalam mengelola perputaran komponen atau elemen aktiva itu
sendiri.
Ada tujuan dan manfaat yang dimiliki rasio aktivitas secara keseluruhan :
1. Untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam total aset berputar
dalam satu periode, atau berapa besar tingkat penjualan yang dapat dicapai dari
perusahaan dan dapat pula membandingkan hasil ini dengan pengukuran rasio beberapa
Beberapa tujuan yang akan dicapai perusahaan dari penggunaan rasio aktivitas
antara lain:
1. Untuk mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau
berapa kali dana yang ditanam dalam piutang ini berputar dalam satu periode.
2. Untuk menghitung hari rata-rata penagihan piutang, dimana hasil penagihan ini
ditagih.
34
4. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam modal kerja berputar
5. Untuk mengukur berapa kali dana yang ditanamkan dalam aktiva tetap berputar
Jadi dari penjelasan tujuan rasio diatas dapat disimpulkan bahwa rasio
aktivitas sangat memiliki tujuan yang penting dalam perusahaan dalam mengelola
semua aktivitas.
Menurut Jumingan (2014, hal. 20) faktor yang memppengaruhi Total Assets
1. Sales (pejualan)
Sales (penjualan), yaitu total jumlah yang dibebankan kepada pelanggan atas
barang yang dijual perusahaan, baik meliputu penjualan tunai maupun penjualan
secara kredit
2. Total aktiva
Aktiva yaitu sebuah kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan, yang
35
dimaksud dengan kekayaan ini adalah sumber daya yang dapat berupa benda
atau hak yang dikuasai dan yang sebelumnya diperoleh perusahaan melalui
a. Aktiva lancar
yaitu jenis aset yang dapat digunakan dalam jangka waktu dekat, biasanya satu
tahun. Contoh aset lancar antara lain adalah kas, piutang, investasi jangka
1) Kas
2) Surat berharga
3) Wesel tagih
4) Piutang dagang
b. Aktiva tetap
yaitu benda yang dianggap sebagi sumber daya atau harta yang dimiliki oleh
1) Tanah
2) Bangunan
3) Akumulasi penyusutan
4) Mesin
Turnover ini lebih penting bagi kreditur dan pemilik perusahaan, karena hal ini akan
36
aktiva dalam satu periode tertentu. Rasio ini salah satu dari rasio aktivitas, yang
Total asset turnover dapat diukur dengan membandingkan total pendapatan atau
total penjualan dengan total aktiva. Rumus total asset turnover dapat dirumuskan
Penjualan
Total Asset Turnover (TATO) =
Total aktiva
menghasilkan penjualan, dan semakin besaar rasio ini semakin efektif pengelolaan
Total Asset Turn Over dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
Penjualan
Total Asset Turnover =
Total aktiva
Besarnya hasil perhitungan rasio ini akan semakin baik, karena hasil
dapat lebih cepat berputar sehingga akan lebih cepat dalam memperoleh laba.
Current ratio merupakan rasio yang digunakan untuk melihat tingkat likuiditas
sesuai waktu jatuh tempo. Current Ratio (CR) merupakan rasio yang merupakan untuk
Selain itu Current Ratio (Rasio Lancar) dapat dimaknai sebagai rasio yang
jangka pendeknya yang segera jatuh tempo dengan menggunakan total aset lancar yang
kewajiban lancar. Current Ratio menunjukkan sampai sejauh mana kewajiban lancar
ditutupi oleh aset yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat
Dari pengertian para ahli diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa current
ratio atau rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur likuiditas perusahaan dalam
membayar hutang jangka pendek dengan cara membandingkan aset lancar dengan
kewajiban lancar.
membayar kewajiban lancar perusahaan. Current ratio dihitung sebagai hasil bagi
antara besarnya aktiva lancar dengan hutang lancar. Maka ada beberapa faktor yang
aktiva lancar yang dimiliki perusahaan dan berapa besar persentase hutang lancar
38
perusahaan (Syamryn, 2012). Ada banyak faktor yang mempengaruhi ukuran rasio
usaha) secara lambat, meminjam bank, dan seterusnya. Jika kewajiban lancar me
ningkat lebih cepat dari aktiva, rasio lancara akan menurun, dalam hal ini pertanda
adanya maslaah. Karena current ratio merupakan indikator tunggal terbaik sampai
sejauh mana klaim dari kreditor jangka pendek telah ditutup oleh aktiva-aktiva yang
tujuan dan manfaat yang mempengaruhi current ratio tersebut. Tujuan rasio lancar atau
jangka pendek yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan dari aktiva
ratio adalah bagian dari liquiditas, seorang menejer harus dapat memperhitungkan
perusahaan yang akan jatuh tempo. Current ratio dapat dihitung dengan rumus
Aktiva lancar
CR =
Utang lancar
Cara lain yang dapat digunakan untuk mengukur rasio lancar yaitu (Hery,
2020):
Aset lancar
Rasio Lancar =
Kewajiban lancar
Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah dapat dikatakan bahwa
perusahaan kurang modal untuk membayar hutang. Namun, apabila hasil pengukuran
rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan baik. Hal ini dapat saja terjadi karena kas
pernah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya yang memiliki relevansi dengan
penelitian ini. Kajian Penelitian yang relevan dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Kerangka konseptual adalah suatu hubungan atau kaitan antara konsep satu
terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti. Kerangka konseptual ini
gunanya untuk menghubungkan atau menjelaskan secara panjang lebar tentang suatu
topik yang akan dibahas. Kerangka ini didapat dari ilmu atau teori yang dipakai sebagai
landasan teori yang dipakai sebagai landasan teori yang dihubungkan dengan variabel
yang diteliti.
43
sesuai sebagai proyeksi dari kinerja keuangan perusahaan adalah Return On Asset.
Persediaan merupakan salah satu kekayaan perusahaan yang cukup lancar karena
diperoleh atau diproduksi dan dijuala secara terus menerus sehingga memiliki
memperoleh keuntungan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan begitu
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Surya dkk (2017) yang
Total Asset Turnover merupakan salah satu rasio aktivitas yang digunakan untuk
Semakin tinggi total asset turnover maka menunjukkan semakin efektif perusahaan
modal kerja dengan penjualan, serta banyaknya penjualan yang diperoleh suatu
unit usaha untuk setiap rupiah modal kerja. Rasio Total Asset Turnover merupakan
ukuran seberapa jauh aktiva yang telah dipergunakan dalam kegiatan atau
menunjukkan berapa kali aktiva berputar dalam periode tertentu. Apabila dalam
dipengaruhi oleh besar kecilnya penjualan dan total aktiva, baik lancar maupun
aktiva tetap.
Oleh karena itu, total asset turnover dapat diperbesar dengan menambah aktiva
pada satu sisi dan pada sisi lain diusahakan agar penjualan dapat meningkat relatif
lebih besar dari peningkatan aktiva atau dengan mengurangi penjualan disertai
Hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Indra Satria (2016) menyimpulkan
Persediaan sering kali merupakan bagian aktiva lancar yang cukup besar.
pengembalian melalui penjualan kepada pelanggan. Hal ini sesuai bahwa semakin
besar perputaran persediaan, maka semakin baik karena semakin cepat kembalinya
dana yang tertanam dalam persediaan atau berapa kali jumlah barang sediaan
diganti dalam satu tahun. Semakin tinggi tingkat perputaran persediaan maka
45
semakin cepat kembalinya dana yang tertanam pada persediaan. Dengan demikian
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Putri Yeni Maharani
Total Asset Turnover dapat digunakan untuk memprediksi return on asset karena
total aset dan penjualan merupakan komponen dalam menghasilkan laba. Pengaruh
rasio total asset turnover terhadap return on asset adalah semakin cepat tingkat
perputaran asetnya, maka laba bersih yang dihasilkan akan semakin meningkat
Current ratio dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan mampu
dapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of
safety) suatu perusahaan. Semakin tinggi current ratio suatu perusahaan berarti
semakin kecil (Saragih, 2015). Disimpulkan bahwa Total Asset Turnover tidak
Current ratio adalah suatu perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban
lancar. rasio ini merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk
perbandingan aktiva lancar dan kewajiban lancar semakin tinggi pula kemampuan
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sudana (2015) bahwa
current ratio digunakan untuk membandingkan aktiva lancar dengan hutang lancar
tinggi juga selalu baik karena menunjukkan bahwa terdapat aktiva lancar yang
keuntungan.
Current Ratio
merupakan rasio antara jumlah harga pokok barang yang dijual dengan nilai rata-
rata persediaan yang dimiliki oleh perusahaan. Hal ini sesuai dengan teori Kasmir
maka semakin baik karena semakin cepat kembalinya dana yang tertanam dalam
persediaan atau berapa kali jumlah barang sediaan diganti dalam satu tahun.
Current ratio adalah suatu perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar.
rasio ini merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui
47
aktiva lancar dan kewajiban lancar semakin tinggi pula kemampuan perusahaan
Ratio
asetnya dan semakin baik tingkat efisiensi penggunaan aktiva dalam menunjang
telah dihasilkan oleh perusahaan tersebut, dan dapat digunakan sebagai dasar
pengambilan keputusan.
Current ratio adalah suatu perbandingan antara aktiva lancar dan kewajiban lancar.
rasio ini merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui
aktiva lancar dan kewajiban lancar semakin tinggi pula kemampuan perusahaan
Inventory Tu
rnover
48
Current Return on
Ratio Assets
Total Asset
Turnover
2.4 Hipotesis
dan masalah penelitian akan disajikan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Jawaban
diperoleh melalui pengumpulan data dan hanya sebatas pada teori-teori yang relavan.
yang dinyatakan dalam hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, sebagai berikut:.
Assets ?
7. Apakah Current Ratio mampu memediasi Total Asset Turnover terhadap Return
on Assets?
49
BAB 3
METODE PENELITIAN
(Juliandi et al., 2015). Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui pengaruh
A5-A6, Ps. Merah Bar., Kec. Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara 20214.
yaitu pada bulan Maret sampai September 2022. Adapun jadwal penelitian dapat
50
51
Tabel 3.1
Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Bulan
Maret Mei Juni Juli Agustus September
2022 2022 2022 2022 2022 2022
Penyusunan
1 proposal tesis
2 Bimbingan
proposal tesis
3 Seminar
Proposal tesis
4 Perbaikan
proposal tesis
5 Pengolahan
data dan
analisis data
6 Penyusunan
tesis
7 Seminar hasil
tesis
8 Bimbingan
tesis
9 Sidang meja
hijau
3.3.1. Populasi
Populasi merupakan totalitas dari seluruh unsur yang ada dalam sebuah
wilayah penelitian (Juliandi et al., 2015). Selain itu populasi adalah wilayah
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 sampai tahun 2021 yang
52
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 sampai tahun 2021.
Tabel 3.2
Populasi Perusahaan Subsektor Kimia
di Bursa Efek Indonesia tahun 2016-2021
Kode
No Nama Perusahaan
Emiten
1 AGII Aneka Gas Industri, Tbk
2 BRPT Barito Pasific, Tbk
3 BUDI Budistarch & Sweetener, Tbk
4 DPNS Duta Pertiwi Nusantara, Tbk
5 EKAD Ekadharma International, Tbk
6 ETWA Eterindo Wahanatama, Tbk
7 INCI Intan Wijaya International, Tbk
8 MDKI Emdeki Utama, Tbk
9 MOLI Madusari Murni Indah, Tbk
10 ACID Indo Acitama, Tbk
11 TPIA Chandra Asri Petrochemical, Tbk
12 UNIC Unggul Indah Cahaya, Tbk
Sumber : www.sahamok.com
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak 7 sampel perusahaan Subsektor Kimia
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periodetahun 2016 - 2021. Perusahaan yang
Tabel 3.3
Sampel Perusahaan Subsektor Kimia
di Bursa Efek Indonesia tahun 2016 – 2021
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
Penelitian yang akan dilakukan ini menggunakan dua jenis variabel yaitu
terikat yang digunakan adalah Return On Asset. Sedangkan variabel bebas dalam
penelitian ini meliputi Perputaran persediaan, perputaran modal dan Current Ratio.
54
1. Variabel Dependen
perusahaan, semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan suatu perusahaan. Cara
ProfitAfterTax
Return On Asset (ROA)=
TotalAssets
2. Variabel Independen
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2011: 39).
a. Inventory Turnover
Cost of sales
Inventory turnover =
Average Inventory
55
atau total penjualan dengan total aktiva. Rumus total asset turnover dapat
Cost of sales
Total Asset Turnover =
Total assets
c. Current Ratio
ratio adalah bagian dari liquiditas, seorang menejer harus dapat memperhitungkan
perusahaan yang akan jatuh tempo. Current ratio dapat dihitung dengan rumus
Current Asset
Current Ratio =
Current liabilities
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian data kuantitatif
merupakan data yang berbentuk angka- angka bukan berbentuk kalimat, seperti
Sumber data dalam penelitian ini yaitu data sekunder, yaitu data yang
diperoleh dari Bursa Efek Indonesia berupa laporan keuangan baik laporan neraca
maupun laporan laba rugi untuk tahun 2016 sampai tahun 2021.
56
dengan mendokumentasi dari laporan keuangan perusahaan sub sektor otomotif dan
komponen dari tahun 2016 sampai dengan tahun 2021 mengenai variabel yang akan
diteliti yaitu Inventory turnover, total asset turover, Current Ratio dan Return On
Asset.
Model regresi yang baik yaitu yang memiliki distribusi data normal atau mend
ekati normal dan juga harus bebas dari asumsi klasik (multikolinieritas, heterokedast
d. Uji Normalitas
Juliandi (2013, hal. 169) pengujian normalitas data dilakukan untuk melihat
distribusi normal atau tidak. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal maka
8. Uji Multikoliniearitas
model regresi memiliki hubungan linier yang sempurna atau mendekati sempurna (k
oefisien korelasinya tinggi atau bahkan 1). Model regresi yang baik seharusnya tida
lerance dan (Variance Inflasi Factor/VIP), jika nilai Tolerance lebih besar dari 0,1 at
57
au nilai VIP lebih kecil dari 10, maka dapat disimpulkan tidak terjadi multikolinearit
9. Uji Heterokedastisitas
aan varian dari residual pengamatan yang satu ke pengamatan yang lainnya. Apabila
afik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan resid
lihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPR
ED di mana sumbu Y adalah yang telah diprediksi dan sumbu X residual (Y prediks
h sebagai berikut
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik membentuk suatu pola yang teratur
2) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar tidak teratur maka t
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode analisis
dan data yang diperoleh analisa melalui teori-teori yang berkaitan dengan penelitian
sehingga dapat ditarik kesimpulan dan dapat di uji secara terukur, apakah suatu hipo
58
tesis dapat diterima atau ditolak. Berikut alat analisis yang dipergunakan dalam pene
operasional.
sebagai berikut :
lainnya.
sebagai berikut :
Struktur : Z = ρ zx 1 X 1 + ρ zx 2 X 2+ ρ y ε 1
Y = ρ yx1 X 1 + ρ yx2 X 2+ ρ yz Z + ρ y ε 2
Inventory Turnover
(X1) ᵨY X 1 ρYε 1
(Z)
Total Asset Turnover ᵨz X 2
(X2)
Inventory Tur
nover (X1)
ᵨY X 1
ᵨz X 1
ᵨz X 2
ᵨY X 2
Total Asset
Turnover
(X2)
60
H α : ρ x y = ρ x y = ……….. ρy x k ≠ 0
1 2
H 0 : ρ x y = ρ x y = ……….. ρy x k = 0
1 2
Hα : ρx y >0
1
H0 : ρx y <0
1
Menurut Ghozali (2018, hal 251) uji sobel digunakan untuk menghitung niali
variabel mediasi yang berdsitribusi secara normal. Variabel mediasi atau variabel
intervening akan mempengaruhi antar variabel bebas dan variabel terikat. Untuk
Keterangan :
ab
z=
sab
Nilai zhitung akan dibandingkan dengan nilai zmutlak dengan nilai zmutlak sebesar
1,96. Apabila nilai zhitung > zmutlak maka dapat disimpulkan terjadi pengaruh mediasi
dan jika zhitung < zmutlak maka tidak terjadi pengaruh mediasi.
terikat.
r √ n−2
t= (Sugiyono, 2016:184)
√ 1−r 2
Keterangan:
t = Nilai t hitung
r = Koefisien korelasi
n = Jumlah sampel
a) Bentuk Pengujian
H0 ditolak jika jika :thitung > ttabel atau -thitung < -ttabe
Uji F dikenal dengan uji simultan yaitu uji untuk melihat bagaimana
terikatnya. Atau untuk menguji apakah model regresi yang akan kita buat baik
atau signifikan atau tidak signifikan. Uji F dapat dihitung dengan menggunakan
R ²/k
Fh= 2
(1−R )/(n−k−1)
Keterangan :
n = Jumlah sampel
a) Bentuk Pengujian
63
variabel y
Terima H0 Tolak H0
variasi nilai variabel terikat dipengaruhi oleh nilai variabel bebas. Nilai koefisien
determinasi adalah antara 0 dan 1. Apabila nilai R-square semakin mendekati satu
maka semakin besar pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat. Rumus
Keterangan:
KD = Koefisien Determinasi
Data dari penelitian ini adalah data yang sekunder dimana data ini terbagi atas
variable independen dan variabel dependen. Data tersebut diperoleh dari laporan keua
ngan perusahaan subsektor Kimia yang menjadi sampel penelitian. Yaitu sejak tahun
aset. “ Return On Asset atau Return On Total Asset merupakan rasio yang
menunnjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang di gunakan dalam perusahaan.
ROA juga merupakan suatu ukuran tentang efektivitas manajemen dalam mengelola
Tabel 4.1
Return On Assets Perusahaan Sub Sektor Kimia Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2016-2021
KODE RETURN ON ASSETS RATA -
NO EMITE
2016 2017 2018 2019 2020 2021 RATA
N
1 INCI 3.708 5.449 4.261 3.407 6.760 2.161 4.291
2 BRPT 10.885 5.457 3.437 1.913 1.840 3.203 4.456
3 EKAD 12.909 9.563 8.678 7.994 8.866 9.308 9.553
4 DPNS 3.380 1.933 2.911 1.238 0.757 6.273 2.749
5 ACID 1.542 2.711 5.640 5.496 4.869 3.086 3.891
6 TPIA 14.095 9.564 5.745 0.685 1.434 3.043 5.761
7 UNIC 9.309 5.333 7.310 5.182 11.515 19.832 9.747
RATA - RATA 7.975 5.716 5.426 3.702 5.149 6.701 5.778
Sumber : Bursa Efek Indonesia (BEI) data diolah
64
65
pertahun dari perusahaan Subsektor Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (B
EI) sebesar 5,778. Dibawah ini dapat dilihat grafik dari nilai Return On Assets dari
tabel diatas :
0,025
0,020
0,015
0,010
0,005
0,000
2016 2017 2018 2019 2020 2021
RETURN ON ASSETS
Gambar 4.1
Grafik Return On Assets
Dari grafik diatas dapat dilihat nilai Return on Assets perusahaan Subsektor
Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2016 – 2021. Untuk
perusahaan yang memiliki nilai Return on Assets yang paling tinggi yaitu UNIC
terjadi pada tahun 2021. Dan untuk perusahaan yang memiliki nilai Return On Assets
yang paling rendah yaitu perusahaan dengan kode DPNS yang terjadi pada tahun
2020.
a perusahaan tersebut mampu untuk mengelola seluruh aktiva yang dimiliki perusaha
an sehingga menghasilkan laba bersih yang tinggi. Jika nilai Return On asset rendah
iva yang dimiliki sehingga menyebabkan nilai return on asset mejadi rendah.
66
Variabel Bebas (X1) dalam penelitian ini adalah Perputaran Persediaan. Perput
aran Persediaan merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana
yang tertanam dalam persediaan dapat dijual dan dibeli kembali dalam satu periode.
Persediaan menunjukkan beberapa kali persediaan diganti dalam waktu satu tahun.
Dengan demikian, tingkat perputaran persediaan yang tinggi berarti resiko kerugian
Tabel 4.2
Inventory Turnover Perusahaan Sub Sektor Kimia Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2016-2021
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat dari rata-rata keseluruhan pertahun dari
perusahaan subsektor Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) sebesar 5,5
64. Dibawah ini dapat dilihat grafik dari nilai Inventory turnover diatas.
67
0,014
0,012
0,010
0,008
0,006
0,004
0,002
0,000
2016 2017 2018 2019 2020 2021
INVENTORY TURNOVER
Gambar 4.2
Grafik Inventory Turnover
Dari grafik diatas dapat dilihat nilai Inventory Turnover perusahaan Subsektor
Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2016 – 2021. Untuk
perusahaan yang memiliki nilai Inventory Turnover yang paling tinggi yaitu INCI
yang terjadi pada tahun 2020. Dan untuk perusahaan yang memiliki nilai Inventory
Turnover yang paling rendah yaitu perusahaan dengan kode ACID yang terjadi pada
tahun 2020. Selain itu dapat dilihat juga bahwa ACID merupakan perusahaan yang
selalu memiliki nilai Inventory Turnover yang paling rendah di setiap tahunnya.
persediaan berputar dalam satu tahun dan ini menandakan efektifitas manajemen
persediaan.
Variabel Bebas (X2) dalam penelitian ini adalah Total Asset Turnover (TATO).
Total Asset Turnover merupakan rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur bag
68
aimana seluruh aktiva yang dimiliki perusahaan digunakan untuk operasional perusa
haan. Rasio ini menggambarkan hubungan antara tingkat operasi perusahaan (Sales) d
engan Asset yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasi perusahaan tersebut.
Total Asset Turnover yang rendah dapat diartikan bahwa penjualan bersih perusahaan
lebih rendah atau lebih kecil dari operating asset perusahaan. jika perputaran aktiva p
Berikut ini adalah hasil perhitungan Total Asset Turnover pada perusahaan Sub
Sektor Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2016-2021.
Tabel 4.3
Total Asets Turnover Perusahaan Sub Sektor Kimia Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2016-2021
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat rata-rata Total Asset Turnover keseluru
han pertahun dari perusahaan subsektor Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
(BEI) sebesar 0,721. Dibawah ini dapat dilihat grafik dari nilai Total Assets turnover
diatas.
69
0,002
0,001
0,000
2016 2017 2018 2019 2020 2021
TATO
Gambar 4.3
Grafik Total Assets Turnover
Dari grafik diatas dapat dilihat nilai Total Asset Turnover perusahaan
Subsektor Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2016 – 2021.
Untuk perusahaan yang memiliki nilai Total Assets Turnover yang paling tinggi
hampir setiap tahunnya yaitu UNIC dengan nilai tertinggi berada pada tahun 2018.
Dan untuk perusahaan yang memiliki nilai Total Assets Turnover yang paling rendah
yaitu perusahaan dengan kode DPNS yang terjadi pada tahun 2020. Selain itu dapat
dilihat juga bahwa DPNS merupakan perusahaan yang selalu memiliki nilai Total
Variable Bebas (Z) dalam penelitian ini adalah likuiditas yang berfokus pada
Current Ratio yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur aktiva lancar dibagi hutan
n jangka pendek perusahaan yang segera jatuh tempo. Rasio lancer merupakan ukuran
yang peling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi jangka pend
ek. Oleh karena itu, rasio ini menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditur jangka
70
pendek dipenuhi oleh aktiva yang diperkirakan menjadi utang tunai dalam periode ya
Sub Sektor Kimia yang terdaftar di Bursa efek Indonesia (BEI) periode 2016-2021.
Tabel 4.4
Current Ratio Perusahaan Sub Sektor Kimia Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2016-2021
Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat rata-rata Current Ratio keseluruhan per
tahun dari perusahaan subsektor Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) s
ebesar 9,473. Dibawah ini dapat dilihat grafik dari nilai Current Ratio diatas.
0,250
0,200
0,150
0,100
0,050
0,000
2016 2017 2018 2019 2020 2021
CURRENT RATIO
Gambar 4.4
Grafik Current Ratio
71
Dari grafik diatas dapat dilihat nilai Current Ratio perusahaan Subsektor
Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2016 – 2021. Untuk
perusahaan yang memiliki nilai Current Ratio yang paling tinggi hampir setiap
tahunnya yaitu DPNS dengan nilai tertinggi berada pada tahun 2020. Dan untuk
perusahaan yang memiliki nilai Current Ratio yang paling rendah yaitu perusahaan
dengan kode TPIA yang terjadi pada tahun 2016. Selain itu dapat dilihat juga bahwa
TPIA merupakan perusahaan yang selalu memiliki nilai Current Ratio yang paling
Apabila nilai Current Ratio tinggi maka perusahaan mampu atau memiliki da
na untuk memenuhi kewajibannya sedangkan nilai Current Ratio rendah maka perusa
haan tersebut akan sulit dalam memenuhi kewajibannya, rasio yang tinggi menunjukk
an adanya kelebihan aktiva lancar dan mencerminkan perusahaan yang likuiditas nam
klasik untuk mendeteksi adanya penyimpangan dari asumsi pada regresi berganda.
Adapun uji asumsi klasik yang digunakan meliputi uji normalitas, uji
a. Uji Normalitas
mengikuti atau mendekati distribusi normal. Pengujian normalitas data penelitian ini
dengan melihat kurva normal probability plot. Berikut adalah gambar grafik normal
probability plot.
72
Gambar 4.5
Grafik Normal P-Plot Return On Assets
Berdasarkan grafik normal p-plot di atas, dapat dilihat bahwa titik-titik
mengikuti dan menyebar di garis diagonal. Maka dari itu, grafik normal p-plot
dilakukan analisis data atau pengujian hipotesis dengan teknik statistik yang relevan.
b. Uji Multikolinieritas
variabel independen dalam model regresi. Jika pada model regresi terjadi
multikolinieritas, maka koefisien regresi tidak dapat di taksir dan nilai standard error
menjadi tidak terhingga. Untuk melihat ada tidakknya multikolinieritas dalam model
regresi dapat dilihat dari Nilai tolerance dan Varience Inflance Factor (VIF). Apabila
nilai VIF kurang dari 5 serta nilai tolerance kurang dari atau mendekati angka 1 maka
Tabel 4.5
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Dari data pada tabel di atas, dapat diketahui bahwa nilai VIF untuk variabel In
ventory Turnover (X1) sebesar 1,135, Total Assets Turnover (X2) sebesar 1,177 dan
Current Ratio (Z) sebesar 1.164. Dari masing – masing variabel yang diuji nilai VIFn
ya, tidak ada variabel independen maupun variabel intervening yang nilainya lebih da
ri 10. Demikian juga nilai tolerance pada variable Inventory Turnover (X1) sebesar 0,
881, Total Assets Turnover (X2) sebesar 0,850 dan Current Ratio sebesar 0,859. Dari
masing-masing variabel yang diuji nilai tolerance kurang dari 1. Dari hasil uji yang ad
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini digunakan agar mengetahui adanya ketidaksamaan varians dari residua
l satu pengamatan ke pengamatan lain dalam sebuah model regresi. Bentuk pengujian
yang digunakan dengan metode informal atau grafik scatterplot. Dasar analisis:
74
1) Jika ada pola tertentu, seperti titik yang membentuk pola yang teratur (bergelom
kedastisitas.
2) Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan angka 0 pada
Gambar 4.6
Uji Heterokedasitas Return On Assets
Dari gambar 4.6 diatas terlihat bahwa tidakk ada pola yang jelas, serta titik-
titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini dapat disimpulkan
Statistik deskriptif yang akan dijelaskan dalam penelitian ini terdiri atas jumlah
sampel, nilai minimum, nilai maksimum, nilai rata-rata (mean), dan standar deviasi
Tabel 4.6
Deskriptif Variabel Penelitian
Descriptive Statistics
Valid N (listwise) 42
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan nilai jumlah data laporan keuangan (N)
adalah sebanyak 42, dan menunjukkan nilai minimum, maksimum, mean dan standar
deviasi semua variable penelitian dari tahun 2016 – 2021 di jelaskan sebagai berikut :
1) Variabel Inventory Turnover (X1) memiliki nilai minimum sebesar 1,895 dan
nilai maximum 11,612 dengan nilai rata – rata sebesar 5,56371 dan nilai
2) Variabel Total Assets Turnover (X2) memiliki nilai minimum 0,239 dan nilai
maksimum 1,482 dengan nilai rata – rata sebesar 0,73293 dan nilai standar
3) Variabel Current Ratio (Z) memiliki nilai minimum sebesar 0,701 dan nilai
maksimum sebesar 208,445 dengan nilai rata – rata 9,47271 dan nilai standar
4) Variabel Return On Assets (Y) memiliki nilai minimum sebesar 0,685 dan
nilai maksimum sebesar 19,832 dengan nilai rata – rata sebesar 5,77600 dan
Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linier berganda, atau analisis
jalur adalah pengguna analisis regresi untuk menaksir hubungan kasualitas antara
variabel (model casual) yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan teori dan
menentukan pola hubungan antara tiga atau lebih variabel dan tidak dapat digunakan
Tabel 4.7
Hasil Analisis R-Square Sub-Struktur 1
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the
Square Estimate
1 .375a .141 .097 30.140414
a. Predictors: (Constant), Total Assets Turnover, Inventory Turnover
Sumber : Hasil olahan SPSS
Tabel 4.8
Hasil Uji Regresi Sub-Struktur Persamaan 1
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) 48.484 16.145 3.003 .005
Inventory -2.855 1.619 -.268 -1.764 .086
1 Turnover
Total -31.551 14.641 -.328 -2.155 .037
Assets
Turnover
a. Dependent Variable: Current Ratio
Sumber : Hasil olahan SPSS
ut :
Keterangan :
an Total Assets Turnover bernilai konstan atau sama dengan 0 maka Current
3. Koefisien Total Assets Turnover sebesar -31,551, artinya jika Total Assets Tur
nover ditingkatkan 100%, maka Current Ratio akan menurun sebesar -31,551.
Sedangkan dari tabel Model Summary di atas nilai Adjusted R Square adalah
0.097. Nilai ini dapat digunakan untuk menentukan nilai koefisien jalur
berikut:
(Z)
Total Asset
Turnover pzx2 = -31,551
(X2)
Gambar 4.7
Diagram jalur Substruktur Persamaan 1
Tabel 4.9
78
Tabel 4.10
Hasil Uji Regresi SubStruktur Persamaan 2
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized T Sig.
Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) .978 2.236 .437 .664
Inventory .134 .210 .098 .638 .527
Turnover
1
Total Assets 5.636 1.933 .454 2.916 .006
Turnover
Current Ratio -.008 .020 -.064 -.411 .684
a. Dependent Variable: Return On Assets
Sumber : Hasil Olahan SPSS
berikut :
Keterangan :
rnover, Total Assets Turnover dan Current Ratio bernilai konstan atau sama
3. Koefisien Total Assets Turnover sebesar 5,636, artinya jika Total Assets Tur
636.
4. Koefisien Current Ratio sebesar -0,008, artinya jika Current Ratio ditingkat
Sedangkan dari tabel Model Summary di atas nilai Adjusted R Square adalah
0,156. Nilai ini dapat digunakan untuk menentukan nilai koefisien jalur
berikut:
Inventory Turn
over (X1)
PyX1 = 0,134
ᵨyᵉ2 = 0,919
PzX1 = -2,855
Return On
Current ratio PyZ = -0,008
(Z) Aset (Y)
PzX2 = -31,551
Gambar 4.8
Diagram Jalur Subsutruktur Persamaan 2
Uji sobel digunakan untuk menghitung niali variabel mediasi yang berdsitribusi
secara normal. Variabel mediasi atau variabel intervening akan mempengaruhi antar
Ratio
Tabel 4.11
Hasil Regresi Persamaan Inventory Turnover dan Current Ratio
terhadap Return on Assets
dengan cara mengkalikan nilai koefisien Current Ratio terhadap Return on Asssets
dan hasil dari perkalian koefisien tersebut dibandingkan dengan nilai koefisien dari
sebesar 0,134
sebesar -2,855
c. Koefisien regresi Current Ratio (Z) terhadap Return on Assets (Y) sebesar -
0,008
Dari hasil perkalian diatas dapat dijelaskan bahwa nilai koefisien regresi
dari Inventory Turnover terhadap Return on Assets nilai koefisien sebesar 0,134
Tabel 4.12
Hasil Regresi Inventory Turnover dan Current Ratio
terhadap Return on Assets
a : -2,855
b : -0,008
Sa : 1,619
Sb : 0,020
Sab = √ b 2 Sa 2+a 2. Sb 2+ Sa 2. Sb 2
√
= (−0,008)2 (1,619)2 +(−2,855)2 (0,020)2 +(1,619)2 (0,020)2
= √ 0,00016775+0,00326041+0,00104846
= √ 0,00447662
= 0,066908
ab 0 , 02284
z= S = 0,066908 = 0,34136
ab
kecil dari zmutlak 1,96 (0,341 < 1,96) dengan tingkat signifikansi 5%, maka dapat
82
Current Ratio
Tabel 4.13
Hasil Regresi Persamaan Total Assets Turnover dan Current Ratio
terhadap Return on Assets
Ratio mampu memediasi Total Assets Turnover terhadap Return on Assets yaitu
dengan cara mengkalikan nilai koefisien Current Ratio terhadap Return on Asssets
dan hasil dari perkalian koefisien tersebut dibandingkan dengan nilai koefisien dari
Total Assets Turnover terhadap Return on Assets, hasil nya sebagai berikut:
a. Koefisien regresi Total Assets Turnover (X2) terhadap Return on Assets (Y)
sebesar 5,636.
b. Koefisien regresi Total Asset Turnover (X1) terhadap Current Ratio (Z)
sebesar -31,551.
c. Koefisien regresi Current Ratio (Z) terhadap Return On Assets (Y) sebesar -
0,008.
Dari hasil perkalian diatas dapat dijelaskan bahwa nilai koefisien regresi
dari Total Assets Turnover terhadap Return On Assets sebesar 5,636 menunjukkan
terhadap return on assets dengan Current Ratio sebagai variabel mediasi, besarnya
0,008)= 0,252408.
Tabel 4.14
Hasil Regresi Total Assets Turnover dan Current Ratio
terhadap Return on Assets
a : -31,551
b : -0,008
Sa : 14,641
Sb : 0,020
Sab = √ b 2 Sa 2+a 2 Sb 2+ Sa 2 Sb 2
√
= (−0,008)2 (14,682)2 +(−31,551)2 (0,020)2+(14,682)2 (0,020)2
= √ 0,0137959119+ 0,3981862404+0,08622444
= √ 0,4982066
= 0,7058375
ab 0,252408
𝑧 = S = 0,7058375 = 0,358
ab
84
kecil dari nilai zmutlak 1,96 (0,358 < 1,96) dengan tingkat signifikansi 5%, maka
dapat disimpulkan bahwa Current Ratio tidak memediasi pengaruh Total Assets
iabel independen dalam mempengaruhi variabel independen. Alasan lain uji t dilakuk
an yaitu menguji apakah variabel bebas (X) secara individual terdapat hubungan yang
signifikan atau tidak terhadap variabel terikat (Y). Hasil pengujian statistik t pada per
samaan 1 untuk variabel Inventory Turnover (X1), dan Total Assets Turnover (X2) ter
hadap Current Ratio (Z) dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.15
Hasil Uji Parsial (Uji t) Substruktur Persamaan 1
Coefficientsa
Untuk kriteria uji t dilakukan pada tingkat α = 5% (0,05) dengan dua arah dan
nilai dk = n – 2 = (42 - 2) = 40 maka diperoleh nilai t tabel 2,021 (data t tabel terlam
mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak terhadap Current Ratio. Dari data
thitung = -1,764
ttabel = 2,021
Terima H0
Tolak H0 Tolak H0
Gambar 4.9
Kurva Pengujian Hipotesis 1
o, diperoleh nilai -thitung > -ttabel (-1,764 > -2,021) dan nilai signifikan sebesar 0,086 >
terhadap Current Ratio pada Perusahaan Subsektor Kimia yang terdaftar di Bursa
parsial mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak terhadap Current Ratio.
Dari data diatas maka dapat diperoleh hasil uji t sebagai berikut :
thitung = -2,155
ttabel = 2,021
Terima H0
Tolak H0 Tolak H0
Gambar 4.10
Kurva Pengujian Hipotesis 2
Berdasarkan hasil uji t pengaruh Total Assets turnover terhadap Current Rat
io, diperoleh nilai thitung<ttabel (-2,155 < -2,021) dan nilai signifikan sebesar 0,037 <
terhadap Current Ratio pada Perusahaan Subsektor Kimia yang terdaftar di Bursa
Untuk hasil uji t untuk substruktur persamaan 2 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
87
Tabel 4.16
Hasil Uji t Substruktur Persamaan 2
Coefficientsa
Model Unstandardized Standardized T Sig.
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta
(Constant) .978 2.236 .437 .664
Inventory Turnover .134 .210 .098 .638 .527
1
Total Assets Turnover 5.636 1.933 .454 2.916 .006
Current Ratio -.008 .020 -.064 -.411 .684
a. Dependent Variable: Return On Assets
Sumber : Hasil olahan SPSS
mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak terhadap Return On Assets. Dari
thitung = 0,638
ttabel = 2,021
Terima H0
Tolak H0 Tolak H0
Gambar 4.11
Kurva Pengujian Hipotesis 3
Berdasarkan hasil uji t pengaruh Inventory Turnover terhadap Return On As
sets, diperoleh nilai thitung<ttabel (0638 < 2,021) dan nilai signifikan sebesar 0,527 >
parsial mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak terhadap Return On Assets.
Dari data diatas maka dapat diperoleh hasil uji t sebagai berikut :
thitung = 2,916
ttabel = 2,021
Terima H0
Tolak H0 Tolak H0
Gambar 4.12
Kurva Pengujian Hipotesis 4
89
Assets, diperoleh nilai thitung>ttabel (2,916 > 2,021) dan nilai signifikan sebesar 0,006
< 0,05, artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil tersebut dapat
mempunyai hubungan yang signifikan atau tidak terhadap Return On Assets. Dari
thitung = -0,411
ttabel = 2,021
Terima H0
Tolak H0 Tolak H0
Gambar 4.13
Kurva Pengujian Hipotesis 5
diperoleh nilai thitung>ttabel (-0,411 > -2,021) dan nilai signifikan sebesar 0,684 > 0,05,
90
bahwa secara parsial Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Return O
n Assets pada Perusahaan Subsektor Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Uji simultan (Uji F) dilakukan untuk melihat bagaimana pengaruh semua variab
le inependen secara bersama – sama terhadap variable terhadap varibel dependen. Dar
i hasil pengolahan yang dilakukan dapat diperolah hasil uji F untuk substruktur 1 yait
u sebagai berikut:
Tabel 4.14
Hasil Uji F Substruktur 1
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 5801.565 2 2900.783 3.193 .052b
1 Residual 35429.338 39 908.445
Total 41230.904 41
a. Dependent Variable: Current Ratio
b. Predictors: (Constant), Total Assets Turnover, Inventory Turnover
Sumber : Hasil olahan SPSS
Berdasarkan hasil tabel diatas maka dapat dilihat bahwa Fhitung < Ftabel (3,193 < 3,
24) dengan nilai signifikan 0,052 > 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulka
n bahwa variabel Inventory Turnover dan Total Assets Turnover secara bersama – sa
Tabel 4.15
Hasil Uji F Substruktur 2
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Regression 149.695 3 49.898 3.527 .024b
1 Residual 537.671 38 14.149
Total 687.366 41
a. Dependent Variable: Return On Assets
91
Berdasarkan hasil tabel diatas maka dapat dilihat bahwa Fhitung > Ftabel (3,527 > 2.
85) dengan nilai signifikan 0,024 < 0,05. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulka
n bahwa variabel Inventory Turnover, Total Assets Turnover dan Current Ratio secara
4.2. Pembahasan
Analisis hasil temuan penelitian ini adalah hasil analisis mengenai hasil tem
uan penelitian ini terhadap kesesuian teori, pendapat, maupun penelitian terdahulu y
ang telah dikemukakan sebelumnya serta pola perilaku yang harus dilakukan untuk
mengatasi hal tersebut. Berikut adalah pembahasan dalam analisis penelitian ini
o, diperoleh nilai -thitung > -ttabel (-1,764 > -2,021) dan nilai signifikan sebesar 0,086 >
terhadap Current Ratio pada Perusahaan Subsektor Kimia yang terdaftar di Bursa
akan mempengaruhi terjadinya penurunan Current Ratio. Hal ini sesuai dengan data
yang ada dimana penjualan dan persediaan terus mengalami peningkatan tiap
tahunnya tetapi hutang lancar perusahaan juga tetap mengalami kenaikan. Hal ini
mungkin bisa disebabkan karena masih adanya hutang dagang kepada pemasok dan
92
hutang - hutang lainnya yang harus dibayar tetapi perusahaan belum melakukan
penerimaan uang untuk penjualan barang dan jasa yang belum terealisir.
Dari hal diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi suatu persediaan maka
persediaan yang ada. Demikian juga hubungannya dengan Current Ratio dimana
pendapatan yang tinggi tidak menambah aktiva lancar sehingga jumlah hutang lancar
menurun.
Dalam teori menurut Kasmir (2013, hal 180) menyatakan bahwa semakin tinggi
menunjukkan perusahaan bekerja secara efisien dan likuid persediaan semakin baik.
secara tidak efisien atau tidak produktif dan banyak persediaan yang menumpuk.
terhadap Current Ratio. Hal ini sejalan dengan pelitian yang dilakukan Roy Budiharjo,
dkk (2016) dan Nainggolan (2020) yang menyatakan bahwa Inventory Turnover tida
oleh Susi (2017), Amrina (2018) yang mengatakan bahwa Inventory Turnover
Ratio, diperoleh nilai thitung<ttabel (-2,155 < -2,021) dan nilai signifikan sebesar
0,037 < 0,05, artinya H0 ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil tersebut
dapat disimpulkan bahwa secara parsial Total Assets Turnover tidak berpengaruh
penurunan makan tidak akan berpengaruh terhadap Current Ratio. Hal ini dapat
dilihat pada data yang ada dimana penjualan dan total aktiva perusahaan
penurunan. Ini terjadi kemungkinan karena adanya hutang jangka panjang yang
segera jatuh tempo yaitu sebagian atau seluruh hutang jangka panjang yang
dalam memprediksi laba yang akan di dapatkan perusahaan karena total aktiva
Untung, 2016, hal. 118). Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Haslita Nisa
diperoleh nilai thitung<ttabel (0638 < 2,021) dan nilai signifikan sebesar 0,527 > 0,05,
94
bahwa secara parsial Inventory Tunrover tidak berpengaruh signifikan terhadap Retur
n On Assets pada Perusahaan Subsektor Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tentu akan berpengaruh terhadap nilai Return on Asset perusahaan. Hal ini sesuai
dengan data yang diperoleh dimana Inventory Turnover mengalami kenaikan akan
tetapi Return On Assets perusahaan tetap mengalami penurunan. Begitu juga dengan
perusahaan belum mampu mengolah persediaan yang ada untuk memperoleh laba.
perusahaan dan jenis perusahaan. Tingkat perputaran persediaan yang rendah dapat
persediaan yang tinggi menunjukkan dana dan investasi pada persediaan efektif
menghasilkan laba.
erja, hal ini dapat dipahami persediaan merupakan faktor penting dalam menentukan
sar perushaaan tidak bisa memperoleh keuntungan yang disebabkan proses produksi a
kan terganggu.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Kun Muflihati (2015), Irman dan I
swara (2019) dan Surya , dkk (2017) yang menyatakan bahwa secara parsial Inventor
penelitian bertentangan dengan penelitian Oktary, dkk (2015), Ilahi (2019), Martha
dan Saryadi (2020) dan Hariyono & Yolanda (2017) yang menyatakan bahwa secara
ssets, diperoleh nilai thitung>ttabel (2,916 > 2,021) dan nilai signifikan sebesar 0,006 <
maka Return On Assets juga akan mengalami peningkatan ataupun penurunan. Hal
ini sesuai dengan data yang diperoleh dimana Total Assets Turnover mengalami
yang ada menunjukkan penjualan dan total asset mengalami kenaikan akan tetapi
laba perusahaan mengalami penurunan hal ini terjadi karena banyaknya laba yang
Menurut Hery (2017) “Total Assets Turnover merupakan rasio yang digunakan
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Alpi & Gunawan (2018), Priyanto
& Handika (2022),Shavab (2020), Mawarsih, dkk (2020) dan Sipahutar & Sanjaya (2
019) yang menyatakan ada pengaruh siginifikan Total Assets Turnover terhadap Retu
96
rn On Assets. Berbeda dengan penelitian Khassanah (2021) dan Gultom , dkk (2020)
yang menyatakan bahwa Total Assets Turnover tidak berpengaruh terhadap Return on
Assets.
diperoleh nilai thitung>ttabel (-0,411 > -2,021) dan nilai signifikan sebesar 0,684 > 0,05,
bahwa secara parsial Current Ratio tidak berpengaruh signifikan terhadap Return O
n Assets pada Perusahaan Subsektor Kimia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
tentu akan berpengaruh terhadap Return On Asset. Dapat dilihat bahwa aktiva
juga mengalami kenaikan, hal ini mungkin karena banyaknya hutang – hutang
jangka pendek yang belum dibayarkan perusahaan. Menurut Yudiana (2013) “ Cur
rent Ratio yang tinggi mengidikasikan jaminan yang baik bagi kreditor jangka yang
angka pendeknya. Current Ratio yang tinggi akan berpengaruh negatif terhadap ke
mampuan memperoleh laba karena sebagian modal kerja tidak berputar atau menga
lami pengangguran.”
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang telah
dilakukan oleh Gultom, dkk (2020) yang menyatakan bahwa Current Ratio tidak
Marbun (2016), Alpi & Gunawan (2018), dan Indriyani , dkk (2017) yang
97
Assets.
atio
Current Ratio adalah perkalian antara nilai Inventory Turnover terhadap Current
Ratio sebesar -2,855 dengan nilai Current Ratio terhadap Return On Assets sebesar -
0,008 (-2,855 x -0,008 = 0,023). Maka pengaruh total yang diperoleh adalah pengaruh
sebesar 0,134 dan pengaruh tidak langsung sebesar 0,023 yang berarti bahwa nilai
pengaruh langsung lebih besar dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung (0,134
> 0,023). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Current Ratio tidak mampu memediasi
Begitu juga dengan hasil perhitungan uji sobel test sebelumnya, dimana
diperoleh nilai z sebesar 0,341 lebih kecil dari zmutlak 1,96 (0,341 < 1,96) dengan
tingkat signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa Current Ratio tidak mampu
t Ratio
98
Total Assets Turnover terhadap Return On Assets sebesar 5,636. Sedangkan pengaruh
tidak langsung Total Assets Turnover terhadap Return On Assets melalui Current
Ratio adalah perkalian antara nilai Total Assets Turnover terhadap Current Ratio
sebesar -31,551 dengan nilai Current Ratio terhadap Return On Assets sebesar -0,008
(-31,551 x -0,008 = 0,252). Maka pengaruh total yang diperoleh adalah pengaruh
sebesar 5,636 dan pengaruh tidak langsung sebesar 0,252 yang berarti bahwa nilai
pengaruh langsung lebih besar dibandingkan dengan pengaruh tidak langsung (5,636
> 0,252). Sehingga dapat disimpulkan bahwa Current Ratio tidak mampu memediasi
Begitu juga dengan hasil perhitungan menggunakan uji sobel test, dimana
diperoleh nilai z sebesar 0,358 lebih kecil dari nilai zmutlak 1,96 (0,358 < 1,96)
dengan tingkat signifikansi 5%, maka dapat disimpulkan bahwa Current Ratio tidak
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data melalui uji yang dilakuka pada penelitian ini me
ngenai pengaruh Inventory Turnover dan Total Asset Turnover terhadap Return on A
ssets dengan Current Ratio sebagai variabel intervening pada perusahaan Subsektor K
imia yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, maka kesimpulan yang dapat diambil yai
2016-2021.
periode 2016-2021.
periode 2016-202.
2016-2021.
2016-202.
99
100
5.2 Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka saran-saran yang dapat diberikan pada pen
2. Untuk pihak perusahaan, melihat dari jumlah Current Ratio yang diperoleh
dari data laporan keuangan perusahaan terlihat bahwa Current Ratio memiliki
nilai rasio yang rendah. Ini menggambarkan perusahaan kurang efektif dalam
Ratio. Serta didukung dengan hasil spss yang menunjukkan ada pengaruh dan
lancarnya sehingga laba perusahaan akan terus meningkat dari tahun ketahun.
3. Untuk pihak perusahaan, melihat dari jumlah Total Assets Turnover yang
diperoleh dari data laporan keuangan perusahaan terlihat bahwa Total Assets