Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH CURRENT RATIO, TOTAL ASSET TURNOVER,


DAN DEBT TO ASSET RATIO TERHADAP RETURN ON ASSET
PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2019-
2021

Disusun Oleh:
1. 125210087 – Theodore Benedict Alvin T

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TARUMANAGARA
JAKARTA
OKTOBER 2022
ABSTRAK

PENGARUH CURRENT RATIO, TOTAL ASSET TURNOVER, DAN DEBT


TO ASSET RATIO TERHADAP RETURN ON ASSET PADA PERUSAHAAN
MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK
INDONESIA PERIODE 2019-2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat, dan karunia-Nya lah sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi yang berjudul
“PENGARUH CURRENT RATIO, TOTAL ASSET TURNOVER, DAN DEBT TO ASSET RATIO
TERHADAP RETURN ON ASSET PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN
YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2019-2021”. Proposal skripsi
ini diajukan kepada Program Studi S1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Tarumanagara sebagai tugas akhir untuk Mata Kuliah Metode Penelitian penulis.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang
bersangkutan yang telah membimbing, mendukung, dan memberikan semangat kepada penulis
karena dengan merekalah proposal skripsi ini dapat diselesaikan. Pihak-pihak tersebut yakni
kepada yang terhormat:

1. Bapak Prof. Dr. Ir., Agustinus Purna Irawan, M.T., M.M., I.P.U., ASEAN Eng., selaku
Rektor Universitas Tarumanagara.
2. Bapak Dr. Sawidji Widoatmodjo, S.E., M.M., MBA, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Tarumanagara.
3. Bapak Hendro Lukman, S.E., M.M., Ak., CPMA., CA., CPA (Aust)., selaku Ketua Jurusan
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara.
4. Ibu Elsa Imelda, S.E., M.Si., Ak., CA., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara.
5. Ibu Dr. Herlin Tundjung Setijaningsih, S.e., Ak., M.Si, CA., selaku dosen mata kuliah
Metode Penelitian yang telah membimbing serta membantu penulis dalam proses
penyelesaian proposal skripsi ini.
6. Seluruh dosen pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tarumanagara yang telah
membimbing dan membantu penulis dalam proses penyelesaian proposal skripsi ini.
7. Kedua orang tua, saudara, dan keluarga penulis, yang telah memberikan motivasi, dukungan
doa dan moral, serta mendorong penulis dalam proses penyelesaian proposal skripsi ini.
8. Para sahabat dan teman-teman penulis, yang selalu membantu, menyemangati dan
menghibur penulis dalam proses penyelesaian proposal skripsi ini.
9. Teman-teman Mahasiswa Akuntansi angkatan 2021 Universitas Tarumanagara lainnya yang
menjadi teman seperjuangan penulis.
10. Pihak-pihak lain yang secara langsung ataupun tidak yang telah membantu dalam proses
penyelesaian proposal skripsi ini.

Penulis sadar bahwa penulisan proposal skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis sangat menghargai segala kritik dan saran yang membangun guna memperbaiki
dan menyempurnakan proposal skripsi ini. Harapan penulis, semoga proposal skripsi ini dapat
memberikan informasi dan bermanfaat bagi pembacanya, terutama bagi para mahasiswa
Universitas Tarumanagara dalam penyusunan proposal penelitian di masa mendatang.

Jakarta, Oktober 2022

Penulis
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Permasalahan
1. Latar Belakang Masalah
Dalam masa globalisasi yang besar dan memudahkan perkembangan ekonomi di
dunia ini, yang menghubungkan banyak perusahaan besar di dunia untuk berbagai macam
kerja sama dan juga persaingan yang sengit, untuk mencapai dan menciptakan nilai
perusahaan yang tinggi, dengan maksud untuk memperoleh laba yang maksimum dengan
cara mengelola sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan dengan efektif dan efisien.
Laba yang menjadi tujuan utama tiap perusahaan ini, biasanya di dapat dari hasil penjualan
barang dan jasa perusahaan. Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba yaitu dengan menggunakan rasio profitabilitas. Rasio ini mengukur
kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba dari penjualan maupun investasinya
yang dapat dilihat melalui keefektifitasan perusahaan tersebut dalam manajemennya. Rasio
ini sangat diperhatikan oleh para investor, karena dengan rasio ini para investor dapat
melihat kelancaran dan kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh keuntungan yang
dapat mempengaruhi pembagian deviden serta harga pasar saham perusahaan tersebut bagi
para investor.
Dalam penelitian ini penulis akan mengukur profitabilitas menggunakan Return On
Asset (ROA). ROA menunjukkan hasil (return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam
perusahaan (Kasmir, 2017). Semakin tinggi ROA menunjukkan efisiensi dan efektivitas
pengelolaan aset yang berarti semakin baik (Hanafi, 2015:42), atau dapat diartikan semakin
tinggi nilai ROA perusahaan, maka semakin baik juga penggunaan asset oleh perusahaan
tersebut untuk menghasilkan keuntungan.
Untuk mengetahui kebaikan suatu perusahaan dalam penggunaan asetnya ini dapat
diukur dengan Current Ratio, Total Asset Turnover, dan Debt To Asset Ratio. Current
Ratio atau Rasio Lancar adalah rasio yang menggambarkan kemampuan suatu perusahaan
untuk membayar kewajiban jangka pendek atau hutang Current Liabilities. Apabila tingkat
current ratio besar, maka artinya perusahaan akan efektif dalam menghasilkan yang
mengakibatkan laba yang didapat meningkat sehingga profitabilitas meningkat, dan
terdapat pengaruh Current ratio terhadap profitabilitas.
Total Asset Turnover Ratio (TATO) merupakan perbandingan antara penjualan
bersih dengan total aktiva dalam suatu perusahaan, sehingga semakin besar nilai TATO
maka semakin efisien pula penggunaan seluruh aktiva (perputaran aktiva) perusahaan
untuk menunjang kegiatan penjualan dan meraih keuntungan, yang mempengaruhi
profitabilitas suatu perusahaan.
Debt To Asset Ratio (DAR) adalah rasio yang menunjukkan perbandingan jumlah
aset suatu perusahaan dengan jumlah hutang perusahaan, yang dimana menunjukkan
jumlah aset yang dibiayai oleh hutang perusahaan, yang berpengaruh terhadap
profitabilitas perusahaan.
2. Identifikasi Masalah
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi profitabilitas suatu perusahaan.
Faktor-faktor tersebut dapat diukur menggunakan rasio keuangan. Rasio keuangan seperti
Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), Debt To Asset Ratio (DAR), dapat
digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel terhadap profitabilitas
perusahaan atau Return On Asset (ROA).
Beberapa penelitian terdahulu juga menunjukkan hasil yang berbeda-beda, hal
tersebut seperti yang diungkapkan oleh beberapa peneliti antara lain; hasil pengujian
penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Joana L. Saragih (2021), dalam penelitiannya
menunjukan bahwa Current Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On
Asset, Total Asset Turnover berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return On
Asset, Debt To Asset Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return On
Asset, dan Current Ratio, Total Asset Turnover dan Debt To Asset Ratio secara bersama-
sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset.
Penelitian menurut Trisha Wanny, Jenni, Lau Yeni, Merrisa, Erlin, Isna Asdiani
Nasution (2019), dalam penelitiannya menunjukan bahwa Total Asset Turnover
berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return on Asset, Debt to Equity Ratio
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return on Asset, Current Ratio tidak
berpengaruh signifikan terhadap Return on Asset, dan Total Asset Turnover, Debt to Equity
Ratio, dan Current Ratio berpengaruh terhadap Return on Asset.
Penelitian menurut Feibi Teresa Budiang, Sifrid S. Pangemanan, Natalia Y. T.
Gerungai (2017), dalam penelitiannya menunjukan bahwa Perputaran Total Aset memiliki
pengaruh positif terhadap ROA, Perputaran Piutang memiliki pengaruh positif terhadap
ROA, Perputaran Persediaan tidak memiliki pengaruh terhadap ROA.

3. Batasan Masalah
Batasan masalah perlu ditetapkan agar penelitian yang dilakukan oleh peneliti lebih
terarah dan tidak menyimpang dari inti pokok penelitian. Dalam penelitian ini, terdapat
batasan masalah yang perlu diperhatikan, yaitu:
a. Variabel Penelitian
Variabel Independen dalam pengungkapan Return On Asset (ROA) yang diteliti
sebanyak tiga variabel yaitu Rasio Lancar (Current Ratio/CR), Perputaran Total Aktiva
(Total Asset Turnover/TATO), dan Rasio hutang terhadap Aset (Debt to Asset
Ratio/DAR). Variabel dependen yang digunakan adalah Tingkat Pengembalian Aset
(Return On Asset/ROA).

b. Industri Penelitian
Sektor yang diteliti dalam penelitian ini hanya dalam Perusahaan Makanan dan
Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

c. Sumber Data Penelitian


Sumber data penelitian adalah data sekunder yang diambil dari website
https://www.idx.co.id/ selama periode 2019 hingga 2021

4. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan yang sudah diungkapkan beserta dengan identifikasi
dan pembatasnya, maka rangkuman rumusan masalah yang akan dibahas terdiri dari
sebagai berikut :
a. Apakah Current Ratio mempengaruhi ROA pada perusahaan makanan dan minuman
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
b. Apakah Total Asset Turnover mempengaruhi ROA pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
c. Apakah Debt To Asset Ratio mempengaruhi ROA pada perusahaan makanan dan
minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

B. Tujuan dan Manfaat Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan perumusan masalah maka tujuan
penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Menguji pengaruh Current Ratio terhadap Return On Asset pada perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
b. Menguji pengaruh Total Asset Turnover terhadap Return On Asset pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
c. Menguji pengaruh Debt To Asset Ratio terhadap Return On Asset pada perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang ingin diberikan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber referensi bagi para peneliti
lain untuk penelitian mereka selanjutnya dan/atau dijadikan sebagai pembanding untuk
penelitian selanjutnya.

b. Bagi Perusahaan
Untuk Manajer Perusahaan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan untuk
lebih memperhatikan kondisi perusahaan terhadap besarnya profitabilitas, sehingga
dapat meningkatkan pertumbuhan dari perusahaan sendiri dalam rangka meningkatkan
profitabilitas perusahaan.
c. Bagi Investor
Bagi investor dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan untuk berinvestasi serta sebagai gambaran untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi Return on Asset pada perusahaan.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Gambaran Umum Teori


1. Teori Pecking Order Hypothesis / Teori Urutan Pendanaan
Teori pecking order dikenalkan oleh Donaldson (1961) dalam survei perusahaan di
Amerika Serikat, akan tetapi penamaan pecking order theory diberikan oleh Myers (1984),
berdasarkan pengembangan teori alternatif oleh Myers yang sekarang lebih kita kenal
dengan nama pecking order theory, melalui tulisannya yang berjudul “The Capital
Structure Puzzle”, yang menyatakan bahwa ada semacam tata urutan pecking order bagi
perusahaan dalam keputusan pendanaannya. Teori pecking order ini tidak mengambil
struktur modal yang optimal sebagai titik awal, melainkan menegaskan bahwa perusahaan
lebih menyukai untuk menggunakan modal sendiri yang berasal dari dalam perusahaan
daripada modal sendiri yang berasal dari luar perusahaan.
Teori pecking order dapat menjelaskan kita mengapa perusahaan yang memiliki
tingkat keuntungan tinggi justru memiliki tingkat hutang yang kecil, karena sesuai dengan
konsep teori ini perusahaan memiliki dana internal (dana yang didapat dari hasil operasi
perusahaan) yang cukup sehingga tidak menerbitkan hutang, yang mengakibatkan tingkat
hutang perusahaan tersebut kecil, serta perusahaan lebih menyukai pendanaan internal
daripada pendanaan eksternal. Berdasarkan konsep teori ini juga, perusahaan yang
memiliki tingkat keuntungan yang rendah atau kurang profitable akan cenderung
mempunyai tingkat hutang yang lebih besar karena dua alasan, yaitu dana perusahaan tidak
cukup, dan hutang merupakan sumber eksternal yang lebih disukai. Jika pendanaan internal
yang dimiliki oleh perusahaan tidak cukup untuk operasional perusahaannya, maka
perusahaan mungkin atau tidak memperoleh pembiayaan eksternal yang memberikan
risiko yang paling rendah untuk meminimalkan adanya biaya tambahan.

2. Teori Sinyal
Teori sinyal (signalling theory) pertama kali dikemukakan oleh Spence (1973)
dalam penelitiannya yang berjudul “Job Market Signalling”. Teori sinyal melibatkan dua
pihak yaitu pihak manajemen dan pihak investor luar untuk memberikan sinyal. Dalam
teori ini manajemen berusaha untuk memberikan sinyal (informasi) kepada investor,
sehingga investor dapat mengambil keputusan berdasarkan sinyal (informasi) yang telah
diterima.
Pada dasarnya penerapan teori sinyal dalam perusahaan digunakan untuk
menjelaskan kepada pihak luar atas dasar pemanfaatan laporan keuangan di dalam
perusahaan untuk memberikan sinyal yang positif maupun negatif kepada pemakainya.
Penerapan kebijakan dan standar akuntansi yang baik akan memberikan sinyal atau
informasi bahwa perusahaan telah transparan atas laporan keuangannya dan telah
mengikuti kebijakan akuntansi yang berlaku. Hal ini akan menjadi sinyal positif bagi para
investor atau pihak luar, dengan adanya sinyal tersebut maka kemungkinan bertambahnya
investor ke dalam perusahaan meningkat serta meningkatkan juga kemungkinan
perusahaan dalam menambahkan aset perusahaannya dengan investasi-investasi dari pihak
luar tersebut.

3. Teori Laporan Keuangan menurut PSAK


Laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.
1 Tahun 2015, Laporan Keuangan adalah penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan
kinerja keuangan suatu entitas dan memiliki tujuan untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang
bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomik.
Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan
perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara misalnya, sebagai
laporan arus kas, atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain serta materi penjelasan
yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Disamping itu juga termasuk
skedul dan informasi tambahan yang berkaitan dengan laporan tersebut, misalnya,
informasi keuangan segmen industri dan geografis serta pengungkapan pengaruh
perubahan harga.
Tujuan laporan keuangan menurut PSAK adalah menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan
yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Tujuan laporan keuangan menurut Kasmir (2017), berikut ini beberapa tujuan
pembuatan atau penyusunan laporan keuangan, yaitu:
1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki
perusahaan pada saat ini;
2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki
perusahaan pada saat ini;
3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada saat
periode tertentu;
4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan
perusahaan dalam suatu periode tertentu;
5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva,
pasiva, dan modal perusahaan;
6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode;
7. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan;
8. Informasi keuangan lainnya.

B. Definisi Konseptual Variabel


Definisi konseptual adalah unsur penelitian yang menjelaskan tentang karakteristik
sesuatu masalah yang hendak diteliti. Berdasarkan landasan teori yang telah dijabarkan di atas,
dapat dikemukakan definisi konseptual masing-masing variabel.
1. Current Ratio
Menurut Kasmir (2017) rasio lancar atau current ratio merupakan rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Current Ratio untuk
menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan
aset lancar yang tersedia (Syahyunan 2013:93).
Hery (2015:179), berpendapat bahwa berdasarkan hasil perhitungan rasio,
perusahaan yang memiliki rasio lancar yang kecil mengindikasikan bahwa perusahaan
tersebut memiliki modal kerja (aset lancar) yang sedikit untuk membayar kewajiban jangka
pendeknya. Dalam praktik, standar rasio lancar yang baik adalah 200% atau 2:1.
2. Total Asset Turnover
Menurut Syaifullah (2014:177), Total Asset Turnover menunjukkan kemampuan
manajemen mengelola seluruh investasi (aktiva) guna menghasilkan penjualan. Semakin
besar rasio ini semakin baik karena perusahaan tersebut dianggap efektif dalam mengelola
asetnya (Sinaga 2014:242).
Sartono (2015:120), menyatakan bahwa perputaran total aktiva, menunjukkan
bagaimana efektivitas perusahaan menggunakan keseluruhan aktiva untuk menciptakan
penjualan dan mendapatkan laba.
3. Debt To Asset Ratio
Menurut Hery (2017), Debt To Asset Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar aset sebuah perusahaan yang dibiayai oleh hutang atau seberapa
besar hutang sebuah perusahaan tersebut berpengaruh terhadap pembiayaan asset.
Menurut Kasmir (2017:112), Debt To Asset Ratio merupakan rasio yang digunakan
untuk melihat atau membandingkan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan total
aktiva yang dimiliki perusahaan, atau dengan kata lain yaitu melihat berapa besar aktiva
perusahaan yang didanai oleh hutang.
4. Return On Asset
Menurut Hery (2015:228), Return on asset merupakan rasio yang menunjukkan
seberapa besar kontribusi aset dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini
digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari
setiap rupiah dana yang tertanam dalam total asset”.
Menurut Sudana (2011:22), menyatakan bahwa “Return on asset menunjukkan
kemampuan perusahaan dagang menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk
menghasilkan laba setelah pajak. Rasio ini penting bagi pihak manajemen untuk
mengevaluasi efektivitas dan efisiensi manajemen perusahaan dalam mengelola seluruh
aktiva perusahaan. Semakin besar return on asset, berarti semakin efisien penggunaan
aktiva perusahaan atau dengan kata lain dengan jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan
laba yang lebih besar dan sebaliknya”.

C. Kaitan Antara Variabel-Variabel


1. Pengaruh Current Ratio terhadap Return On Asset
Current ratio merupakan salah satu rasio likuiditas, yaitu rasio yang bertujuan
untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Suatu perusahaan yang mampu membayar belum tentu mampu memenuhi
segala kewajiban keuangan yang harus dipenuhi. Sebab proporsi atau distribusi dari aktiva
lancar yang tidak menguntungkan, misalnya jumlah persediaan relatif tinggi dibandingkan
dengan ramalan tingkat penjualan yang akan datang, akibatnya tingkat perputaran
persediaan rendah menunjukkan adanya over investment dalam persediaan tersebut atau
adanya saldo piutang yang besar yang mungkin sulit untuk ditagih. Apabila aktiva lancar
yang dimiliki perusahaan lebih kecil dibanding hutang lancar, maka perusahaan akan
mengalami kesulitan dalam mengoperasikan perusahaannya. Hal ini dikarenakan modal
kerja yang terlalu banyak dan mengakibatkan banyak dana yang menganggur, sehingga
dapat menurunkan laba. Jika sebuah perusahaan mengalami kesulitan keuangan,
perusahaan akan mulai membayar tagihan–tagihannya (hutang usaha) secara lebih lambat,
meminjam dari bank, dan seterusnya. Jika kewajiban lancar meningkat lebih cepat dari
aktiva lancar, rasio lancar akan turun, dan hal ini pertanda adanya masalah.
Perusahaan menjaga likuiditas perusahaan dengan mengelola aktivanya dengan
baik. Sehingga tidak ada indikasi dana menganggur (idle cash) karena akan mengurangi
tingkat profitabilitas perusahaan, akibatnya ROA juga akan semakin kecil. Likuiditas yang
tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar yang akan memberi pengaruh yang
tidak baik terhadap profitabilitas. Rasio lancar yang rendah menunjukkan likuiditas jangka
pendek yang rendah, rasio lancar yang tinggi menunjukkan kelebihan aktiva lancar
(likuiditas tinggi dan risiko rendah), tetapi mempunyai pengaruh yang tidak baik terhadap
profitabilitas perusahaan. Dapat dikatakan bahwa semakin tinggi Current Ratio atau
likuiditas perusahaan maka kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba semakin
rendah. Semakin tinggi CR maka semakin rendah tingkat ROA, perbandingan terbalik
antara profitabilitas dengan likuiditas, Namun semakin rendah CR juga mempunyai
pengaruh yang tidak baik terhadap profitabilitas. Maka dapat disimpulkan bahwa CR yang
terlalu tinggi maupun CR yang terlalu rendah mempunyai pengaruh yang tidak baik
terhadap profitabilitas, masing–masing mempunyai risiko.

2. Pengaruh Total Asset Turnover terhadap Return On Asset


Total Assets Turnover merupakan rasio antara jumlah aktiva yang dipakai dengan
jumlah penjualan yang didapatkan selama periode tertentu. Rasio ini adalah untuk
mengukur seberapa jauh aktiva yang sudah digunakan dalam kegiatan atau menunjukkan
berapa kali aktiva berputar dalam periode tertentu. Jika dalam menganalisis rasio ini selama
beberapa periode menunjukkan suatu trend yang cenderung meningkat, memberikan
gambaran bahwa semakin efisien penggunaan aktiva sehingga meningkat (Sawir, 2010).
Sedangkan TATO dipengaruhi oleh besar-kecilnya penjualan dan total aktiva, baik aktiva
lancar maupun aktiva tetap. Karena itu, TATO dapat diperbesar dengan menambah aktiva
pada satu sisi dan pada sisi lain diusahakan agar penjualan dapat meningkat relatif lebih
besar dari peningkatan aktiva atau dengan mengurangi penjualan disertai dengan
pengurangan relatif terhadap aktiva. Semakin tinggi angka perputaran aktiva, semakin
efektif perusahaan mengelola asetnya. Semakin besar TATO akan semakin baik karena
semakin efisien seluruh aktiva yang digunakan untuk menunjang kegiatan penjualan.
Profitabilitas yang meningkat karena dipengaruhi oleh TATO (Brigham dan Houston,
2001). Dengan demikian sangat dimungkinkan bahwa hubungan antara TATO dengan
profitabilitas adalah positif.

3. Pengaruh Debt To Equity Ratio terhadap Return On Asset


Debt to Asset Ratio (DAR) adalah rasio yang mengukur tingkat penggunaan hutang
(leverage) terhadap total Assets yang dimiliki oleh masing-masing perusahaan. Secara
matematis DAR adalah perbandingan antara total hutang atau total debts dengan total aset.
Kebijakan pendanaan yang tercermin dalam Debt To Asset Ratio (DAR) sangat
mempengaruhi pencapaian laba yang diperoleh perusahaan. Semakin tinggi DAR akan
mempengaruhi besarnya laba (Return On Asset) yang dicapai oleh perusahaan. DAR
merupakan salah satu dari rasio leverage, dari sudut pandang manajemen keuangan, rasio
leverage keuangan merupakan salah satu rasio yang banyak dipakai untuk meningkatkan
profitabilitas perusahaan. Rasio leverage membawa implikasi penting dalam pengukuran
risiko finansial perusahaan. Terdapat pengaruh negatif pada leverage keuangan yakni
bahwa profitabilitas perusahaan berkurang sebagai akibat dari penggunaan hutang
perusahaan yang besar, sehingga dapat menyebabkan biaya tetap yang harus ditanggung
lebih besar dari operating income yang dihasilkan hutang tersebut. Perusahaan dengan laba
bertumbuh akan memperkuat hubungan DAR dengan profitabilitas yaitu dimana
profitabilitas meningkat seiring dengan DAR yang rendah. Semakin tinggi DAR
menunjukkan semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar, hal ini sangat
memungkinkan menurunkan kinerja perusahaan, karena tingkat ketergantungan dengan
pihak luar semakin tinggi. Maka pengaruh antara DAR dengan Profitabilitas adalah negatif,
(Brigham dan Houston, 2001).
D. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu menjadi perbandingan bagi penelitian ini, dalam kaitannya dengan
penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya. Pembahasan mengenai
penelitian tersebut dimaksudkan untuk memberikan gambaran atas penjelasan kerangka
berpikir dalam penelitian ini. Dalam melakukan penelitian ini penulis mengacu pada penelitian
terdahulu yang mempunyai beberapa persamaan dan perbedaan mengenai metode yang
digunakan oleh peneliti terdahulu dengan penelitian sekarang.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No. Nama Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian


Peneliti

1. Joana.L.Saragih (2021) Pengaruh Current Ratio, Variabel Independen: 1. Current Ratio


Total Asset Turnover, dan Current Ratio berpengaruh negatif
Debt to Asset Ratio Total Asset Turnover dan tidak signifikan
terhadap Return On Asset Debt to Asset Ratio terhadap Return On
pada Perusahaan Makanan Asset.
dan Minuman yang
Terdaftar di Bursa Efek Variabel Dependen: 2. Total Asset Turnover
Indonesia Return On Asset berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap Return on
Asset.

3. Debt to Asset Ratio


berpengaruh positif
dan tidak signifikan
terhadap Return On
Asset.

4. Current Ratio, Total


Asset Turnover dan
Debt to Asset Ratio
secara bersama-sama
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap Return On
Asset

2. Trisha Wanny, Jenni, Pengaruh Total Asset Variabel Independen: 1. Total Asset Turnover
Lau Yeni, Merrisa, Turnover, Debt to Equity Total Asset Turnover berpengaruh positif
Erlin, Isna Asdiani Ratio dan Current Ratio Debt to Equity Ratio dan signifikan
Nasution terhadap Return On Asset Current Ratio terhadap Return on
(2019) pada Perusahaan Property Asset.
dan Real Estate
Variabel Dependen: 2. Debt to Equity Ratio
Return On Asset berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap Return on
Asset.

3. Current Ratio tidak


berpengaruh
signifikan terhadap
Return on Asset.

4. Total Asset Turnover,


Debt to Equity Ratio,
dan Current Ratio
berpengaruh
terhadap Return on
Asset.
3. Feibi Teresa Budiang, Pengaruh Perputaran Total Variabel Independen: 1. Perputaran Total
Sifrid S. Pangemanan, Aset, Perputaran Piutang Perputaran Total Aset Aset memiliki
Natalia Y. T. Gerungai dan Perputaran Persediaan Perputaran Piutang pengaruh positif
(2017) terhadap Return On Asset Perputaran Persediaan terhadap Return On
pada Perusahaan Sub Asset.
Sektor Perdagangan Eceran
yang Terdaftar di Bursa Variabel Dependen: 2. Perputaran Piutang
Efek Indonesia Return On Asset memiliki pengaruh
positif terhadap
Return On Asset.

3. Perputaran
Persediaan tidak
memiliki pengaruh
terhadap Return On
Asset.
4. Aminar Sutra Dewi Pengaruh CAR, BOPO, Variabel Independen: 1. Capital Adequacy
NPL, NIM, dan LDR Capital Adequacy Ratio mempunyai
Terhadap ROA Pada Ratio (CAR) pengaruh negatif
Perusahaan di Sektor BOPO yang tidak
Perbankan yang Terdaftar Non Performing Loan signifikan terhadap
di BEI Periode 2012-2016 (NPL) Return On Assets.
Net Interest Margin
(NIM) 2. BOPO mempunyai
Loan to Deposit Ratio pengaruh negatif
(LDR) yang signifikan
terhadap Return On
Assets.
Variabel Dependen:
Return On Asset 3. Non Performing
(ROA) Loan mempunyai
pengaruh negatif
yang signifikan
terhadap Return On
Assets.

4. Net Interest Margin


mempunyai
pengaruh negatif
yang tidak
signifikan terhadap
Return On Assets.

5. Loan to Deposit
Ratio mempunyai
pengaruh positif
yang signifikan.
5. Dirvi Surya Abbas Pengaruh Current Ratio, Variabel Independen: 1. Current Ratio
(2017) Account Receivable Current Ratio (CR) berpengaruh positif
Turnover, Inventory Account Receivable dan signifikan
Turnover, Total Asset Turnover (RTO) terhadap Return on
Turnover dan Debt To Inventory Turnover Asset.
Equity terhadap Return on (ITO)
Asset (Pada Perusahaan Sub Debt to Equity (DER) 2. Account Receivable
Sektor Otomotif dan Total Asset Turnover Turnover
Komponen yang Terdaftar (TATO) berpengaruh negatif
di Bursa Efek Indonesia dan signifikan
Periode 2011-2014) Variabel Dependen: terhadap Return on
Return On Asset Asset
(ROA)
3. Inventory Turnover
berpengaruh negatif
dan tidak signifikan
terhadap Return On
Asset.

4. Debt To Equity
berpengaruh negatif
dan signifikan
terhadap Return On
Asset.

5. Total Asset
Turnover
berpengaruh Positif
dan signifikan
terhadap Return On
Asset.
E. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori yang sudah dijelaskan sebelumnya,
untuk menguji hubungan Current Ratio, Total Asset Turnover, dan Debt To Asset Ratio
terhadap Return On Asset, maka dapat ditarik sebuah gambaran kerangka hipotesis dan
hipotesis penelitian sebagai berikut :

Gambar 2.1
Perumusan Hipotesis

H1 : Current Ratio berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Return On Asset pada
perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2019-
2021.
H2 : Total Asset Turnover berpengaruh positif dan signifikan terhadap Return On Asset
pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2019-2021.
H3 : Debt To Asset Ratio berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap Return On Asset
pada perusahaan makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode
2019-2021.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan suatu rancangan penelitian untuk mengetahui metode
dan prosedur yang telah digunakan oleh penulis. Penentuan metode dan pendekatan dalam
suatu penelitian sangatlah penting. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan
kuantitatif. Menurut Sugiyono (2017: 8) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan
sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk
meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan.
Sesuai dengan tingkat ekspalansi (level explanation), maka penelitian ini dapat
dikategorikan sebagai penelitian asosiatif. Penelitian asosiatif adalah penelitian yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Sugiyono, 2009).
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini ialah data sekunder.

B. Populasi Teknik Penelitian Sampel dan Ukuran Sampel


Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah data dari perusahaan makanan
dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2019 sampai dengan
2020. Penelitian ini menggunakan perusahaan makanan dan minuman dengan data terbaru
sehingga dapat mewakili keadaan saat terkini. Teknik pemilihan sampel dalam penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono (2010) purposive sampling
merupakan teknik untuk menentukan sampel penelitian dengan beberapa pertimbangan
tertentu yang bertujuan agar data yang diperoleh nantinya bisa lebih representatif. Berikut
kriteria dan karakteristik dari pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Perusahaan Makanan dan Minuman yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
dari tahun 2019 sampai dengan 2021.
2. Perusahaan Makanan dan Minuman yang mempunyai laporan keuangan yang lengkap.
3. Perusahaan Makanan dan Minuman yang laporan keuangannya tidak mengalami kerugian.
4. Perusahaan Makanan dan Minuman yang laporan keuangannya terbit pada tanggal 31
Desember dan telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP).
5. Perusahaan Makanan dan Minuman yang memiliki laporan keuangan yang semua mata
uangnya dalam rupiah (RP)

C. Operasional Variable dan Instrumen


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 2 variabel, yaitu variabel dependen
(variabel terikat) dan variabel independen (variabel bebas). Variabel dependen adalah variabel
yang terpengaruhi oleh suatu variabel (variabel bebas) atau pengaruh lain, dan tidak dapat
berdiri sendiri. Dalam penelitian ini variabel dependen yang digunakan adalah Return On Asset
(ROA). Variabel Independen adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi penyebab
berubahnya atau timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel independen yang
digunakan adalah Current Ratio (CR), Total Asset Turnover (TATO), dan Debt to Asset Ratio
(DAR). Penelitian ini terdiri dari variabel dependen dan variabel independen yang dapat diukur
sebagai rumus sebagai berikut:

1. Variabel Dependen
Menurut Sekaran & Bougie (2016:73), variabel dependen adalah variabel yang
menjadi minat utama peneliti dimana variabel tersebut dipengaruhi oleh variabel
independen (variabel bebas). Dalam penelitian ini variabel dependen adalah digunakan
adalah Return On Asset (ROA).
Return On Asset adalah kemampuan perusahaan dalam menggunakan aktivanya
untuk memperoleh laba. ROA (Return On Asset) merupakan rasio yang menunjukkan hasil
(return) atas jumlah aktiva yang digunakan dalam perusahaan. ROA digunakan untuk
mengukur efektivitas dari keseluruhan operasional perusahaan. ROA diperoleh dari
seberapa besar jumlah pengembalian (return) atas investasi yang dihasilkan oleh
perusahaan, dengan membandingkan laba bersih usaha setelah pajak dengan total aset.
Laba yang digunakan untuk mengukur rasio ini adalah laba bersih setelah pajak atau EAT
(Earning After Tax). Sedangkan Riyanto (2008:336) menyatakan ROA adalah kemampuan
dari modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan
netto.
Rumus untuk menghitung Return On Asset:
ROA = Earning After Tax X 100%
Total Aktiva

2. Variabel Independen
Menurut Sekaran & Bougie (2016:74) Variabel independen adalah variabel yang
mempengaruhi variabel dependen baik secara positif maupun negatif. variabel independen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio, Total Asset Turnover dan Debt
To Asset Ratio.
a. Current Ratio
Menurut S. Munawir (2010), Rasio lancar (Current ratio) adalah perbandingan
antara jumlah aktiva lancar dengan hutang lancar, rasio ini menunjukan bahwa nilai
kekayaan lancar (yang segera dapat dijadikan uang) ada sekian kali hutang jangka
pendek. Dengan kata lain Current Ratio adalah rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban atau hutang jangka pendek (Current
Liabilities) yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan, atau bisa
dikatakan sebagai seberapa banyak aktiva lancar (Current Asset) yang dapat digunakan
untuk menutupi kewajiban jangka pendek (Current Liabilities) yang segera jatuh tempo
di dalam perusahaan. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar,
semakin tinggi juga kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya.
Rasio ini diukur dengan satuan persentase (%).
Rumus untuk menghitung Current Ratio adalah:

CR = Current Asset X 100%


Current Liabilities
b. Total Asset Turnover
Total Asset Turnover adalah perbandingan antara penjualan dengan total aktiva
suatu perusahaan, yang menjelaskan tentang kecepatan perputaran total aktiva dalam
satu periode tertentu. Total Asset Turnover menggambarkan tingkat efisiensi
pemakaian aktiva perusahaan dalam menghasilkan volume penjualan tertentu sesuai
catatan atas laporan keuangan. Rasio Total Asset Turnover menunjukan perputaran
jumlah aset diukur dari volume penjualan. Rasio ini diukur dengan satuan kali.
Rumus untuk menghitung Total Asset Turnover adalah:

TATO = Penjualan
Total aktiva

c. Debt to Asset Ratio


Menurut Brigham & Houston (2013) Debt To Asset Ratio adalah rasio leverage
yang menunjukkan berapa persen aset perusahaan yang disediakan oleh kreditur.
Dengan kata lain Debt To Asset Ratio adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
perbandingan antara total hutang dan total aktiva suatu perusahaan, atau bisa
dikatakan sebagai, seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai atau ditanggung dengan
hutang perusahaan atau seberapa besar hutang perusahaan mempengaruhi pengelolaan
aktiva perusahaan. Rasio ini diukur dengan satuan persentase (%).
Rumus untuk menghitung Debt to Asset Ratio:

DAR = Total Utang X 100%


Total Aktiva

D. Analisis Data
Dalam penelitian ini pengujian variabel Dependen dan variabel Independen
menggunakan analisis statistik yaitu dengan menggunakan software Eviews dan Microsoft
Excel. Software Eviews ini digunakan untuk mengolah data dan menganalisis data yang
akan diteliti.

1. Analisis Regresi Linier Berganda


Untuk menganalisis penelitian ini mengenai pengaruh Current Ratio, Total Asset
Turnover, dan Debt To Asset Ratio, terhadap Return On Asset maka digunakan analisis
statistik regresi berganda. Analisis statistik regresi berganda digunakan untuk melihat
kaitan antara variabel dependen dan beberapa variabel independen. Persamaan untuk
menganalisis data penelitian ini adalah sebagai berikut :

Y = a+b1x1+b2x2+b3x3
Dimana:

Y = Return On Asset (Variabel dependen atau variabel terikat)

a = konstanta

X1 = Current Ratio

X2 = Total Asset Turnover

X3 = Debt To Asset Ratio

2. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t)


Uji t digunakan untuk menguji kemaknaan koefisien regresi parsial masing-
masing variabel bebas. Pengambilan keputusan berdasarkan perbandingan nilai t hitung
masing-masing koefisien regresi dengan nilai tabel (nilai kritis) sesuai dengan tingkat
signifikansi yang digunakan. Kriteria pengambilan keputusan adalah :
a) H0 : β = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel
independen (X) terhadap variabel dependen (Y) Return On Asset, Current Ratio,
Total Asset Turnover, dan Debt To Asset Ratio secara parsial tidak berpengaruh
terhadap variabel Return On Asset.
b) Ha : β ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel independen (X)
terhadap variabel dependen (Y). Current Ratio, Total Asset Turnover, dan Debt To
Asset Ratio secara parsial berpengaruh terhadap variabel Return On Asset.

3. Uji Signifikansi Simultan (F)


Uji statistik F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara
bersama-sama simultan mempengaruhi variabel dependen (Ghozali, 2018:98).
Hipotesis nol (H0) yang akan diuji adalah apakah semua parameter secara simultan
sama dengan nol, atau:
a) H0 : b1 = b2 = b3 = ... = bk = 0
Artinya, apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen. Sedangkan hipotesis alternatif (Ha) adalah
tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, atau:
b) Ha : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ ... ≠ bk ≠ 0
Artinya semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas
yang signifikan terhadap variabel dependen. Sedangkan kriteria pengujiannya
adalah : Apabila signifikansi F-hitung ≤ tingkat signifikansi (α = 0,05), maka H0
ditolak dan Ha diterima. Apabila signifikansi F-hitung > tingkat signifikansi (α =
0,05), maka H0 diterima dan Ha ditolak.

E. Asumsi Analisis Data


Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data melalui
penelitian kepustakaan (library research). Penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan
mempelajari berbagai jurnal, buku, literatur, dan sumber informasi lainnya, yang dapat
bermanfaat untuk penelitian ini. Lokasi penelitian ini dilakukan pada sektor perusahaan
makanan dan minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan cara mengakses
website internet, yaitu www.idx.co.id yang merupakan website resmi dari Bursa Efek
Indonesia (BEI).
Data yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia (BEI) diolah dengan menggunakan
Microsoft Excel. Setelah selesai diolah datanya, selanjutnya akan dimasukkan ke dalam
software Eviews data yang dikumpulkan tersebut berupa data sekunder, yang merupakan angka
untuk dimasukkan ke dalam software Eviews.
Penelitian ini akan melakukan pengujian data Deskriptif dan juga pengujian Asumsi
Klasik.
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik adalah persyaratan statistik yang harus dipenuhi pada analisis
regresi linear berganda yang berbasis ordinary least square (OLS). Tujuan pengujian
asumsi klasik ini adalah untuk memberikan kepastian bahwa persamaan regresi yang
didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias dan konsisten. Jenis uji klasik
terdiri dari:
1) Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2018: 161) uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah
pada suatu model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi
normal. Apabila suatu variabel tidak berdistribusi secara normal, maka hasil uji statistik
akan mengalami penurunan. Pada uji normalitas data dapat dilakukan dengan
menggunakan uji One Sample Kolmogorov Smirnov yaitu dengan ketentuan apabila
nilai signifikansi diatas 5% atau 0,05 maka data memiliki distribusi normal. Sedangkan
jika hasil uji One Sample Kolmogorov Smirnov menghasilkan nilai signifikan dibawah
5% atau 0,05 maka data tidak memiliki distribusi normal.
Untuk menguji dengan lebih akurat, diperlukan alat analisis Eviews dengan
menggunakan uji normality test atau histogram. Apabila probabilitas lebih besar dari
5% maka data akan berdistribusi normal (Winarno, 2015).

2) Uji Heteroskedastisitas
Menurut Ghozali (2018: 137) uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam suatu model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Apabila terjadi sebaliknya
varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tidak sama disebut
heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi adanya masalah heteroskedastisitas dapat
menggunakan metode analisis grafik. Uji yang digunakan dalam mengidentifikasi
masalah heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan uji white. Dalam pengujian
dengan Eviews dilakukan dengan melihat Probabilitas Obs R-Square. Apabila nilai
probabilitas Obs R-Square lebih kecil dari taraf signifikan 5% maka persamaan regresi
tidak mengalami heteroskedastisitas (Winarno, 2015).

3) Uji Multikolinearitas
Menurut Ghozali (2018:107) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji
apakah suatu model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independent). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel
independen. Jika independen variabel berkorelasi dengan sempurna, maka disebut
multikolinearitas sempurna yang berarti ada hubungan linear yang “sempurna” (pasti)
diantara beberapa atau semua independen variabel dari model regresi. Jika
multikolinearitas kurang sempurna, koefisien regresinya walaupun tertentu, memiliki
standard error yang besar, yang artinya koefisien-koefisien tersebut tidak dapat
diestimasi dengan akurat. Uji Multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai
R2 dan t statistik yang signifikan. Apabila R2 yang tinggi hanya diikuti oleh sedikit
nilai statistik yang signifikan maka mengidentifikasikan adanya masalah
Multikolinearitas yaitu dengan melihat correlation matric, apabila angka korelasi lebih
kecil dari 0,8 maka dapat dikatakan bahwa data terbebas Multikolinearitas (Wahyudi
2016:143)

4) Uji Autokorelasi
Menurut Ghozali (2018:111) uji autokorelasi ini dimaksudkan untuk menguji
apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antar kesalahan pengganggu
(residual) pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Apabila terjadi
korelasi maka terdapat problem autokorelasi. Model regresi yang dianggap baik apabila
terlepas dari autokorelasi. Dalam mendeteksi data apakah terdapat autokorelasi dapat
dilakukan dengan beberapa cara salah satunya adalah dengan menggunakan metode
Durbin Watson (DW test).

5) Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalah cabang ilmu statistika yang dipergunakan untuk menguji
kebenaran suatu pernyataan secara statistik dan menarik kesimpulan apakah menerima atau
menolak pernyataan tersebut. Tujuan dari uji hipotesis adalah untuk menetapkan suatu
dasar sehingga dapat mengumpulkan bukti yang berupa data-data dalam menentukan
keputusan apakah menolak atau menerima kebenaran dari pernyataan atau asumsi yang
telah dibuat, sehingga dapat diketahui bahwa kejadian tersebut terjadi bukan karena suatu
kebetulan.
1) Uji t-test
Menurut Ghozali (2018:98), uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa
jauh pengaruh satu variabel penjelas atau independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Dalam melakukan Uji T, memiliki kriteria
sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikansi >0,05 maka H0 ditolak (koefisien regresi tidak signifikan).
Artinya secara parsial variabel independen tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap variabel dependen.
2. Jika nilai signifikansi <0,05 maka H0 diterima (koefisien regresi signifikan).
Artinya secara parsial variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen.
2) Uji Anova
Uji Anova adalah bentuk khusus dari analisis statistik yang banyak digunakan
dalam penelitian eksperimen. metode analisis ini dikembangkan oleh R.A Fisher. Uji
Anova digunakan untuk menguji apakah variabel independen secara bersama-sama
simultan mempengaruhi variabel dependennya (Ghozali. 2018:98). Hipotesis nol dari
uji Anova adalah bahwa data adalah simple random dari populasi yang sama sehingga
memiliki ekspektasi mean dan varians yang sama. Sebagai contoh penelitian
perbedaan perlakuan terhadap sampel pasien yang sama. Hipotesis nol nya adalah
semua perlakuan akan memiliki efek yang sama. Dalam melakukan Uji F, memiliki
kriteria sebagai berikut:

1. Apabila F hitung > Ftabel, maka H1 diterima (α = 5%).


2. Apabila F hitung < Ftabel, maka H1 ditolak (α = 5%).
Daftar Pustaka
Abbas, Dirvi Surya. 2017. "Pengaruh Current Ratio, Account Receivable Turnover, Inventory
Turnover, Total Asset Turnover dan Debt To Equity terhadap Return on Asset (Pada
Perusahaan Sub Sektor Otomotif dan Komponen yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode 2011-2014)." Competitive Jurnal Akuntansi dan Keuangan 55 - 72.
Agnes, Sawir. 2010. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Bringham. 2001. Manajemen Keuangan Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Bringham, Eugene F, and Joel F Houston. 2013. Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi 11
Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Budiang, Feibi Teresa, and dkk. 2017. "Pengaruh Perputaran Total Aset, Perputaran Piutang, dan
Perputaran Persediaan Terhadap ROA Pada Perusahaan Sub Sektor Perdagangan Eceran
Yang Terdaftar di BEI." Jurnal EMBA Vol.5 No.2 1956 - 1966.
Bursa Efek Indonesia. n.d. Laporan Keuangan Tahunan Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id dan
Fact Book www.idx.co.id.
Dewi, Aminar Sutra. 2017. "Pengaruh CAR, BOPO, NPL, NIM, dan LDR Terhadap ROA Pada
Perusahaan di Sektor Perbankan yang Terdaftar di BEI Periode 2012-2016." Jurnal Pundi,
Vol. 01, No. 03 223 - 236.
Ghozali, Iman. 2017. Analisis Multivariat dan Ekonometrika: Teori Konsep dan Aplikasi dengan
Eviews 10. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Iman. 2018. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 20. Semarang:
Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hanafi, and Halim. 2012. Analisis Laporan Keuangan (UPP) . Yogyakarta: (UPP) STIM YKPM.
Hanafi, Mamduh M. 2015. Manajemen Keuangan. Edisi pertama. Cetakan kedelapan.
Yogyakarta: BPFE YOGYAKARTA.
Harahap, Sofyan Syafri. 2015. Analisis krisis atas laporan keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.
Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan Pendekatan Rasio Keuangan. Yogyakarta: Tri Atmodjo
CAPS.
Hery. 2017. Teori Akuntansi: Pendekatan Konsep dan Analisis. Jakarta: PT. Grasindo.
Horne, James C, and John M Wachowicz. 2016. Prinsip Prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta:
Penerbit Salemba Empat.
Irfani, Agus. 2020. Manajemen Keuangan Dan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustama Utama.
Kasmir. 2017. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Munawir, S. 2010. Analisis Laporan Keuangan. Edisi keempat. Yogyakarta: Liberty.
Poltak, Sinaga. 2014. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi. Medan: CV. Mitra.
Prastowo, D, and R Juliaty. 2010. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Kedua. Yogyakarta: YKPN.
Saragih, Joana L. 2021. "Pengaruh Current Ratio, Total Assets Turnover, Dan Debt To Assets
Ratio Terhadap Return On Assets Pada Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar
di Bursa Efek Indonesia." JRAK – Vol. 7 No. 1 49 - 57.
Sartono. 2015. Manajemen Keuangan. Cetakan ke 6. Yogyakarta: BPFE YOGYAKARTA.
Sekaran, Uma, and Roger Bougie. 2016. Research Methods For Business: A Skill Building
Approach, 7th Edition. New Jersey: Wiley.
Sudana, I Made. 2011. Manajemen Keuangan Perusahaan: Teori & Praktik. Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Sudarmanto, Eko, and dkk. 2021. Pasar Uang dan Pasar Modal. Sumatera Utara: Yayasan Kita
Menulis.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, Arief, and Edi Untung. 2016. Panduan Praktis Dasar Analisis Laporan Keuangan.
Jakarta: PT. Grasindo.
Sulistyanto, H Sri. 2008. Manajemen Laba (Teori & Model Empiris). Jakarta: Grasindo.
Supriadi, Iman. 2020. Metode Riset Akuntansi. Surabaya: Deepublish.
Syahyunan. 2013. Manajemen Keuangan I Perencanaan Analisis dan Pengendalian Keuangan.
Medan: USU Press.
Syaifullah, Hamli. 2014. Buku Praktis Akuntansi Biaya & Keuangan. Jakarta: Laskar Aksara.
Wahyudi, Setyo Tri. 2016. Konsep dan Penerapan Ekonometrika menggunakan Eviews. Jakarta:
Rajawali Pers.
Wanny, Trisha, and dkk. 2019. "Pengaruh TATO, DER, dan Current Ratio terhadap ROA pada
Perusahaan Property dan Real Estate." RISET & JURNAL AKUNTANSI Volume 3 Nomor
2 139 - 152.
Warsono. 2003. Manajemen Keuangan Perusahaan, Edisi 5. Malang: Bayumedia Publishing.
Widarjono, Agus. 2013. Ekonometrika: Pengantar dan Aplikasinya. Jakarta: Ekonosia.
Winarno, Wing Wahyu. 2013. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan EViews. Yogyakarta:
UPP STIM YKPN.

Anda mungkin juga menyukai