DIPERBARUI
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Lingkungan dan SDA
Dosen Pengampu:
Larasati Widoningtyas, M.Pd
Disusun oleh:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd. Aziz, M.Pd.I., selaku Rektor UIN Sayyid Ali
Rahmatullah Tulungagung yang telah memberikan kesempatan kepada
kami untuk menempuh pendidikan di UIN Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagung.
2. Bapak Dr. H. Dede Nurrohman, M.Ag., selaku Dekan fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh
belajar dan pengalaman kepada kami.
3. Ibu Dr. Binti Nur Asiyah, M.Si selaku Koordinator Program Studi
Ekonomi Syariah yang selalu memberi semangat dan motivasi kepada
kami.
4. Ibu Larasati Widoningtyas, M.Pd. selaku Dosen Pengampu mata kuliah
Ekonomi Lingkungan dan SDA kelas ES-6C yang telah memberikan tugas
dan pengarahan kepada kami.
5. Semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
A. Model Penggunaan Optimal Sumber Daya Alam yang Dapat Diperbarui ........ 3
A. Studi Kasus....................................................................................................... 12
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 18
B. Saran ................................................................................................................. 19
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sumber Daya Alam (Natural Resources) adalah segala unsur lingkungan
(biotik maupun abiotik) yang bermanfaat dan digunakan oleh manusia untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginannya, baik kebutuhan primer yang bersifat
lahiriah (sandang, pangan dan papan), kebutuhan sekunder yang bersifat
batiniah (estetika) maupun kebutuhan tersier dan seterusnya yang lebih
bersifat hobi atau pengembangan bakat. Sumber daya alam merupakan semua
komponen yang ada alam sekitar yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai
kepentingan dan kebutuhan hidup manusia agar dapat bertahan hidup dan
lebih sejahtera.
1
yang beregenerasi cepat seperti tumbuhan dan binatang tidak dikelola dengan
baik, laju konsumsi sumber daya tersebut dapat melebihi laju regenerasinya,
sehingga pada akhirnya akan punah.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana model penggunaan optimal sumber daya alam yang dapat
diperbarui?
2. Bagaimana masalah pemilikan bersama?
3. Bagaimana kepadatan sebagai kasus pengelolaan sumber daya milik
umum?
4. Bagaimana pencemaran sebagai kasus dari masalah pengelolaan
sumber daya milik umum?
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui model penggunaan optimal sumber daya alam yang
dapat diperbarui.
2. Untuk mengetahui masalah pemilikan bersama.
3. Untuk mengetahui kepadatan sebagai kasus pengelolaan sumber daya
milik umum.
4. Untuk mengetahui pencemaran sebagai kasus dari masalah
pengelolaan sumber daya milik umum.
1
Warda Murti dan Sri Maya, Pengelolaan Sumber Daya Alam, (Bandung: Widina Bhakti
Persada, 2021), hlm. 49—55
2
BAB II
PEMBAHASAN
2
M. Suparmoko, Ekonomi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Suatu Pendekatan Teoritis,
(Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2008), hlm. 123
3
Ibid.
3
Gambar 1.1
4
Ibid., hlm. 124
4
sumber daya alam yang dapat diperbarui atau pertumbuhannya sama
dengan nol. Titik Xm merupakan jumlah populasi yang mampu
menghasilkan laju pertumbuhan sumber daya alam yang tertinggi
sekaligus menunjukkan tingkat pengambilan yang maksimum yang dapat
dipertahankan secara berkelanjutan. Keadaan pada titik Xm ini disebut
dengan ―hasil maksimum yang berkelanjutan‖ (maximum sustainable
yield = MSY).5
Gambar 1.2
Jumlah Populasi Sumber Daya Alam Pulih Sebagai Fungsi dari Waktu
5
Ibid., hlm. 125
5
produksi pada setiap tingkat populasi tertentu seperti yang digambarkan
pada Gambar 9.3.6
Gambar 1.3
6
Ibid., hlm. 126
6
Pengambilan Sumber Daya Alam secara Optimal dengan Biaya sebagai Fungsi Jumlah
Produksi
Keterangan:
TC : biaya pengambilan
TR : penerimaan total
Gambar 1.4
Titik ekstrim lain adalah lokasi penangkapan YA*. Dalam hal ini ikan
mudah ditangkap meskipun populasinya sedikit atau harga ikan mahal
sekali. Jumlah ikan lama-lama akan punah karena tingkat pengambilan
lebih besar dari pada tingkat pertumbuhannya. Kasus yang lebih umum
lokasi pengambilan YB*. Selama garis lokasi penangkapan memotong
kurva pertumbuhan sumber daya ikan g (X) dari bawah, maka hasil
pengambilan dan laju pertumbuhan akan saling mengoreksi bila terjadi
penyimpangan dari keseimbangan:7
7
Ibid., hlm. 128
7
Artinya produksi ikan lebih besar dari pada pertumbuhan populasi
ikan jika populasi ikan sama dengan XB*; produksi sama dengan
pertumbuhan jika populasi ikan sebesar XB*; dan produksi ikan lebih
kecil dari pada laju pertumbuhannya jika populasi lebih rendah dari pada
XB*. Jadi sesungguhnya tidak ada di antara kasus-kasus itu yang
merupakan MSY optimal. MSY hanya merupakan rekomendasi dari para
ahli biologi dan para ahli lainnya yang berhubungan dengan pengelolaan
sumber daya alam ikan.
8
Ibid., hlm. 130
8
menghasilkan produk barang sumber daya akan yang rendah pula
jumlah.9
Eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam milik umum
dapat diatasi dengan beberapa cara. Cara yang paling sederhana adalah
mendefinisikan hak pengasuhan atau hak kepemilikan sumber daya alam
tersebut dan mempercayakan pengelolaannya kepada kehendak masing-
masing penguasa yang bersangkutan. Cara pengawasan yang lain dapat
berupa penerapan pembatasan alat tangkap ikan per kapal. Cara yang lain
lagi adalah dengan pembatasan jumlah ikan yang ditangkap.
9
Ibid.
9
Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa kapasitas dari fasilitas
publik itu tidak dapat ditambah begitu saja dalam jangka pendek sebagai
respon terhadap perubahan permintaan. Biaya bagi suatu kesesakan dapat
dilukiskan sebagai suatu penurunan dalam hal kesediaan untuk
membayar bagi penggunaan fasilitas publik apabila dampak negatif itu
mempengaruhi fungsi guna konsumen.10 Dampak negative yang
ditimblkan ialah berkurang kesediaan untuk membayar bagi jasa fasilitas
tersebut. Jadi biaya bagi suatu kesesakan dapat dilukiskan sebagai suatu
penurunan dala kesediaan untuk membayar bagi penggunaan fasilitas
public apabila dampak negative itu memepengaruhi tingkat kepuasan
konsumen. Biaya fasilitas pulik itu semula dipikul oleh pemerintah tetapi
kemudian dilimpahkan kepada yang menggunakan fasilitas public
tersebut melalui pungutan. Tanpa adanya kesessakan maka tingkat
penggunaan sosial yang optimum ialah saat manfaat marginal sama
dengan biaya marginal yang mencakup biaya kesesakan. Apabila diangap
bahwa kesesakan itu mempengaruhi semua pemakai dan pungutan yang
sama dikenakan terhadap semua pemakai pula maka setiap pemakai akan
memikul biaya rata-rata dan bukan biaya marginal. Jadi sebenarnya
keunikan dalam penggunaan sda milik umum itu bukanlah pada
penggunaannya yang berlebihan tetapi disebabkn oleh kegagalan untuk
memperhitungkan seluruh biaya marginal yang dikenakan dalam suatu
sistem yakni kelebihan manfaat penggunaan pendekatan dengan biaya
marginal diatas biaya rata-rata.
10
Almahdi Syahza, Buku Ajar Ekonomi Sumberdaya Manusia dan Alam,
(Pekanbaru: UR Press, 2017), Hlm. 97
10
D. Pencemaran Sebagai Kasus Dari Masalah Pengelolaan Sumber Daya
Milik Umum
Lingkungan, udara dan air yang luas (lautan dan danau) serta
pemandangan merupakan sumberdaya alammilik umum yang sering
dipakai sebagai tempat membuang limbah.Namun penggunaan
lingkungan ini telah dibatasi dengan aturan aturan yang resmi dari
pemerintah. Dalam hal kesesakan, konflik terjadi antar para pemakai
fasilitas publik.
11
Ibid
11
STUDI KASUS
A. Studi Kasus
Emisi Kendaraan
12
bagi pencemaran udara. Transportasi yang berupa kendaraan bermotor
adalah penyumbang emisi karbon monoksida (CO) terbesar di Jakarta.
Sekaligus memicu meningkatnya polusi udara dari tahun ke tahun.
Pergerakan Angin
Musim Kemarau
Kualitas udara yang kurang baik dan terus memburuk di Jakarta juga
terpengaruh oleh musim kemarau. Kemarau panjang yang terjadi
sepanjang tahun 2023 ini memang sangat terasa dampaknya. Salah
satunya yaitu berimbas pada penurunan kualitas udara di bumi kita.
Pembangkit Listrik
Kegiatan Industri
13
serta bekerja setiap hari. Keberadaan pabrik-pabrik dengan berbagai
barang yang mereka produksi juga berpotensi menghasilkan limbah.
14
Citizen Lawsuit
15
memiliki andil yang sama besar guna mencegah memburuknya kualitas
udara di ibukota. Kerja sama antara masyarakat dan pemerintah dalam
menerapkan solusi-solusi ramah lingkungan adalah perwujudan dari
upaya untuk menghadirkan kualitas udara yang lebih baik bagi Jakarta
serta mencegah memburuknya polusi udara.
B. Analisis Kasus
16
C. Tanggapan Kelompok dan Saran
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Dalam kaitannya dengan sumber daya alam yang dapat diperbaharui
populasi sumber daya alam itu dapat dikembangkan secara alami
sehingga hal ini akan menambah nilai Royal di dan dapat dianggap
sebagai deviden karena menyimpan satu-satuan sumber daya alam
sebagai cadangan. Jumlah optimal cadangan dan hasil produksi
tergantung pada besarnya biaya produksi dan penerimaannya.
2. Eksploitasi yang berlebihan terhadap sumber daya alam milik umum
dapat diatasi dengan beberapa cara. Cara yang paling sederhana
adalah mendefinisikan hak pengasuhan atau hak kepemilikan sumber
daya alam tersebut dan mempercayakan pengelolaannya kepada
kehendak masing-masing penguasa yang bersangkutan. Cara
pengawasan yang lain dapat berupa penerapan pembatasan alat
tangkap ikan per kapal. Cara yang lain lagi adalah dengan pembatasan
jumlah ikan yang ditangkap.
3. Kesesakan (congestion) dapat dipandang sebagai saling terganggunya
setiap individu yang sama-sama menggunakan fasilitas publik
(umum). Kesesakan diartikan sebagai suatu keadaan dimana setiap
satuan sumber daya alam yang digunakan nilainya menjadi berkurang
karena saling terganggunya masing masing perusahaan dalam situasi
yang berdeasakan. Kesesakan menimbulkan akibat yang negatif
terhadap manfaat tiap satuan produk yang dihasilkan.
4. Lingkungan, udara dan air yang luas (lautan dan danau) serta
pemandangan merupakan sumberdaya alammilik umum yang sering
dipakai sebagai tempat membuang limbah.Namun penggunaan
lingkungan ini telah dibatasi dengan aturan aturan yang resmi dari
pemerintah. Dalam hal kesesakan, konflik terjadi antar para pemakai
fasilitas publik. Dalam hal pencemaran maka akan timbul suatu
kerugian sosial bersih dari penggunaan sumber daya alam itu.
18
B. Saran
Dengan memahami konsep Pengelolaan Sumber Daya yang Dapat
Diperbarui. Dengan harapan melalui pembahasan yang lebih luas dan
mendalam, sebagai mahasiswa serta masyarakat dapat menangkap
dengan jelas pesan-pesan yang telah disampaikan serta melalui aksi nyata
mampu ikut serta berperan dalam mengelola sumber daya alam yang
dapat diperbariu dengan tepat dan baik dalam berkegiatan ekonomi
maupun dalam kegiatan sehari-hari hingga berdampak dalam menjaga
kelestarian dan ketersediaan sumber daya alam dan encegahnya dari
kontaminasi/pencemaran sumber daya alam yang mungkin terjadi serta
memberikan dampak yang positif bagi perekonomian dan kelestarian
alam secara berkelanjutan.
19
DAFTAR PUSTAKA
Murti, Warda dan Sri Maya. (2021). Pengelolaan Sumber Daya Alam.
Bandung: Widina Bhakti Persada
20
PENGELOLAAN
SUMBER DAYA
ALAM YANG
DAPAT
DIPERBARUI.
ANGGOTA
KELOMPOK
GAMBAR 1.4
KETERANGAN:
TC : BIAYA PENGAMBILAN
Y : JUMLAH PRODUKSI BARANG SUMBER DAYA ALAM
X :JUMLAH CADANGAN SUMBER DAYA ALAM
TR : PENERIMAAN TOTAL
B. MASALAH KEPEMILIKAN BERSAMA
Titik penangkapan untuk sumber daya alam milik umum adalah pada
garis YA**, YB** dan YC** (pada Gambar 1.4). untuk suatu jumlah
populasi ikan tertentu, jumlah produksi akan lebih tinggi dalam hal
pemilikan sumber daya alam secara umum dibanding di bawah
pemilikan individu. Perpotongan antara garis penerimaan TR dengan
titik persamaan marginal (dc / dy = p – ρ).
Penggunaan lingkungan telah dibatasi dengan aturan aturan yang resmi dari
pemerintah. Dalam hal kesesakan, konflik terjadi antar para pemakai fasilitas
publik. Informasi mengenai dampak dari keputusan mereka merupakan umpan
balik bagi para pemakai fasilitas itu melalui pasar.