Anda di halaman 1dari 32

MANUSIA DAN LINGKUNGAN

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pembelajaran IPS SD


yang diampu oleh Bapak Angga Setiawan, M.Pd.

Disusun Oleh Kelompok 1 :

Vinda Yulia Permatasari (2286206005)


` Ima Dwi Aryanti (2286206015)
Eka Nur Fatmasari (2286206018)
Umi Fadhilah (2286206038)
Fara Rewindi Rizkyandevi (2286206060)
Nizar Sufyan Arif (2286206094)

IV B

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PGRI TRENGGALEK
2024
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Rahmat serta
karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
“Manusia dan Lingkungan” ini tepat pada waktunya.
Berbagai hambatan dalam menyusun makalah ini dapat teratasi berkat bantuan semua
pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu, membimbing, dan memberikan dukungan kepada penulis. Melalui
kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Angga Setiawan M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pembelajaran IPS SD
karena telah memberikan bimbingan dalam mengerjakan makalah.
2. Orang tua yang senantiasa memberikan dukungan kepada penulis.
3. Anggota kelompok yang sudah bekerja sama dalam penyusunan makalah ini.
Makalah ini berisikan materi tentang Manusia dan Lingkungan. Penulis menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, penulis berharap makalah ini akan memberi manfaat bagi pembaca atau
mahasiswa baru yang nantinya ingin belajar mengenai pembelajaran IPS SD. Semoga Allah
SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.

Trenggalek, 10 Maret 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................................. ii


DAFTAR ISI ............................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................. 2
C. Tujuan ................................................................................................................................ 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................................... 3
A. Saling Ketergantungan Antara Manusia dan Lingkungan ................................................ 3
B. Dampak Perubahan dan Kerusakan Lingkungan Terhadap Kehidupan Manusia ........... 12
C. Sumber Daya Alam, Pemeliharaan dan Pengelolaan Lingkungan .................................. 18
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 26
A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 26
B. Saran ................................................................................................................................ 27
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 28

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dan lingkungan memiliki hubungan ketergantungan yang sangat erat dan
merupakan termasuk unsur yang tidak dapat dipisahkan. Lingkungan merupakan tempat hidup
dan tempat manusia berinteraksi setiap harinya (Rokhmani, T. A., 2016). Lingkungan juga
merupakan salah satu unsur dalam proses pendidikan. Manusia dan lingkungan memiliki
hubungan yang saling berkaitan dan membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Sehingga
secara prinsip manusia harus memperhatikan lingkungan agar tidak terjadi kerusakan terhadap
lingkungan tersebut. Namun, semakin tingginya tingkat peradaban, manusia seolah-oleh
semakin meminggirkan kondisi lingkungan bahkan cenderung acuh tak acuh terhadap
lingkungan, padahal lingkungan merupakan elemen yang sangat penting bagi manusia.
Kualitas lingkungan sangat dipengaruhi oleh manusia. Lingkungan yang bersih, sehat,
dan asri tentu lebih nyaman untuk ditinggali dibandingkan dengan lingkungan yang kotor dan
gersang. Bersih atau kotornya lingkungan tersebut sangat dipengaruhi oleh manusia yang
berada di lingkungan itu. Lingkungan hidup menyediakan kebutuhan-kebutuhan hidup
manusia. Begitupun sebaliknya, kehidupan manusia sangat tergantung pada tersedianya sumber
daya alam yang memadai dalam lingkungan hidup. Manusia dan lingkungan hidup selalu terjadi
interaksi timbal balik, manusia mempengaruhi lingkungan dan sebaliknya manusia dipengaruhi
oleh lingkungan hidupnya. Dalam kondisi ini, lingkungan hidup perlu diatur dan dikelola
dengan baik sehingga dapat memberikan manfaat yang optimal. Lingkungan memiliki peran
yang sangat penting untuk menunjang kehidupan manusia dalam mencapai kualitas hidup yang
lebih baik. Upaya untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi sangat
penting untuk dilakukan agar manusia mampu mengelola dan menjaga lingkungan dengan baik
(Maisyarotul, H. A., 2014).
Kerusakan pada lingkungan hidup dapat mengakibatkan terjadinya perubahan pada sifat-
sifat lingkungan serta unsur-unsur lingkungan yang dapat berakibat pada fungsi lingkungan dan
arti penting lingkungan bagi kehidupan menjadi terganggu, bahkan tak lagi dapat berfungsi
sebagaimana mestinya (Anggi, T. S., 2018). Kerusakan yang diakibatkan atas perbuatan
manusia, antara lain: longsor, banjir, kebakaran hutan dan lahan, pencemaran udara,
pencemaran sungai, pencemaran tanah, rusaknya ekosistem dan masalah lainnya. Masalah lain
misalnya kerusakan akibat tangan manusia seperti penebangan pohon yang berlebihan dan
penggundulan hutan karena keserakahan manusia menyebabkan terjadinya longsor ketika
1
musim hujan. Pemanasan global harunya menjadi perhatian khusus bagi Masyarakat karena
dapat mengancam kehidupan manusia, oleh karena itu manusia harus mampu mengurangi
dampak dan kerusakan dengan menanam seribu pohon untuk mengurangi kecepatan global.
Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu
yang dilakukan untuk melestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi perencanaan,
pemanfaatan, pengendalian, pemeliharaan, pengawasan, dan penegakan hukum. Pemecahan
masalah mengenai pengelolaan dan pemeliharaan lingkungan merupakan tanggungjawab
semua sektor, salah satunya yaitu sektor pendidikan. Dalam hal ini pemerintah beserta staf-
stafnya membentuk menteri lingkungan hidup yang bertugas untuk mengatasi masalah
lingkungan hidup.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah tertera diatas, penulis merumuskan
beberapa rumusan masalah, sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep saling ketergantungan antara manusia dan lingkungan ?
2. Bagaimana dampak perubahan dan kerusakan lingkungan terhadap kehidupan
manusia ?
3. Bagaimana pengertian dari sumber daya alam, pemeliharaan dan pengelolaan
lingkungan ?
C. Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah diatas, makalah ini disusun untuk mengetahui dan
mendeskripsikan, mengenai:
1. Konsep saling ketergantungan antara manusia dan lingkungan.
2. Dampak perubahan dan kerusakan lingkungan terhadap kehidupan manusia.
3. Pengertian dari sumber daya alam, pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan.

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Saling Ketergantungan Antara Manusia dan Lingkungan


Sejak masa prasejarah nenek moyang kita sudah mampu berpikir sebagaimana umat
manusia saat ini, yang dikenal dengan nama homo sapiens, yaitu penduduk yang mempunyai
kemampuan merefleksikan bagaimana dunia sekelilingnya mempengaruhi kehidupannya
dalam sehari-hari. Lingkungan hidup merupakan suatu sistem kehidupan yang terdiri atas
kesatuan ruang dengan semua pengada (entitas), serta memiliki tata keadaan yang saling
berkaitan. Lingkungan hidup memiliki fungsi sebagai penyangga peri kehidupan yang sangat
penting bagi kelangsungan setiap makhluk termasuk manusia. Hubungan manusia dengan alam
adalah salah satu topik paling penting dan kompleks dizaman kita. Disatu sisi, manusia adalah
bagian dari alam, produk evolusi yang rumit. Manusia telah menjadi kekuatan paling dominan
diplanet ini, dengan dampak yang mendalam pada biosfer, atmosfer, dan geologi (Rajlakshmi,
G., 2016). Lingkungan hidup merupakan bagian yang mutlak dari kehidupan manusia, yaitu
suatu sistem kehidupan dimana terdapat campur tangan manusia terhadap tatanan ekosistem.
Dalam suatu lingkungan hidup yang baik akan terjalin suatu interaksi yang harmonis dan
seimbang antara unsur-unsur lingkungan hidup. Stabilitas keseimbangan dan keserasian
interaksi antar unsur lingkungna tersebut tergantung pada usaha manusia, karena manusia
adalah unsur lingkungan yang paling dominan dalam mempengaruhi lingkungan, sebaliknya
lingkunganpun mempengaruhi manusia sehingga terdapat hubungan interrelasi antara manusia
dan lingkungan hidupnya.
Manusia sebagai salah satu bagian dari alam merupakan bagian utama dari lingkungan.
Kegiatan-kegiatan seperti : pembangunan jembatan, perkembangan penduduk, reklamasi
pantai, perubahan fungsi lahan, pembangunan jalan tol merupakan aktivitas yang dapat
merubah fungsi lingkungan menjadi meningkat, stabil atau menuruun kualitasnya. Demi
menjaga kualitas lingkungan yang berkesinambungan, maka manusia harus dapat menjaga
kelestarian fungsi dan mendayagunakan sumber daya alam secara bertanggung jawab.
Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan
mahkluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta mahkluk hidup lainnya (Desy, S.,
dkk., 2020).

3
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia sebagai bagian dari alam, memiliki
tanggung jawab untuk menjaga keseimbangan lingkungan hidup demi kelangsungan hidupnya
sendiri dan makhluk hidup lainnya. Interaksi antara manusia dan lingkungan hidup merupakan
hal yang kompleks dan penting untuk dipahami. Kegiatan manusia seperti pembangunan
infrastruktur dan perubahan fungsi lahan dapat berdampak pada kualitas lingkungan, sehingga
diperlukan tindakan yang bertanggung jawab untuk menjaga kelestarian fungsi lingkungan dan
mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan. Lingkungan hidup bukan hanya mencakup
unsur-unsur fisik, tetapi juga perilaku manusia yang mempengaruhi kesejahteraan semua
makhluk hidup. Oleh karena itu, perlindungan dan pelestarian lingkungan hidup merupakan
kunci untuk mencapai keberlanjutan dan kesejahteraan bagi manusia dan ekosistem secara
keseluruhan.
1. Manusia dan Lingkungan Hidup
Manusia pada awal sejarahnya hidup di bumi dalam keselarasan alamiah yang sangat
wajar, tetapi penguasaannya akan alam pikiran, membuatnya mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang memungkinkan seolah-olah menjadi penguasa dalam
kehidupannya. Disamping itu kemampuannya telah pula menciptakan relung asalnya, sehingga
terjadilah perubahan dari lingkungan hidup alam menjadi lingkungan hidup buatan . selain itu
berkembang pula kebudayaan manusia yang mengembangkan kehidupan yang melahirkan
pranata sosial, baik dalam pemenuhan kebutuhan bersama maupun dalam persaingan. Oleh
karena itu lingkungan hidup harus dilihat sebagai suatu kesatuan yang selaras dan seimbang
antara lingkungan hidup alam. Manusia memerlukan sumber daya alam untuk kelangsungan
hidupnya di bumi ini. Kebutuhan ini akan terus meningkat sehingga lingkungan akan
mengalami perubahan karena terus menerus baik secra kuantitas maupun secara kualitas.
Keterkaitan antara manusia dan lingkungan hidup memiliki hubungan yang sangat erat.
Manusia hidup bergantung pada lingkungan, dan pada saat yang sama, manusia juga
mempengaruhi kehidupan lingkungan. Secara aktif, manusia merupakan faktor dominan yang
mampu memanipulasi dan memodifikasi habitatnya (lingkungan sekitar).
Penaklukan manusia terhadap lingkungan alam, nampaknya tidak memperhatikan
kelestarian dari alam itu sendiri. Hal ini menunjukkan bahwa manusia tidak sepenuhnya sadar
akan fungsinya terhadap lingkungan. Manusia sebagai satu bagian dari alam merupakan bagian
utama dari lingkungan yang kompleks (Desy, S., dkk., 2020). Hubungan antara manusia dengan
lingkungan sirkuler, kegiatannya yang sedikit, namun dilakukan oleh berbagai individu akan
mengubah lingkungannya. Perubahan lingkungan itu pada saatnya akan mempengaruhi
4
manusia secara perlahan-lahan. Manusia dalam ekosistem adalah mahkluk yang dominan,
karena manusia dapat merubah ekosistem, mempercepat evolusi ataupun sebagai mahkluk
pengotor, walaupun peranan manusia sama dengan mahkluk hidup lainnya, yaitu sebagai
konsumen. Manusia, seperti halnya semua mahkluk hidup berinteraksi dengan lingkungan
hidupnya. Ia mempengaruhi lingkungan hidupnya dan sebaliknya ia dipengaruhi oleh
lingkungan hidupnya. Manusia seperti adanya, yaitu fenotipenya, terbentuk oleh interaksi
antara genotipe dan lingkungan hidupnya. Genotipe itupun tidaklah konstan, melainkan terus
menerus mengalami perubahan karena adanya mutasi pada gen dalam kromosomnya. Baik
mutasi spontan maupun mutasi karena pengaruh lingkungan. Nampaknya, manusia modern
terbentuk oleh lingkungan hidupnya. Manusia tidak dapat berdiri sendiri di luar lingkungan
hidupnya. Manusia tanpa lingkungan hidupnya adalah abstraksi belaka (Ilmawati, F. I. & Ikke,
Y. D. P., 2018).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manusia sebagai bagian dari alam memiliki
hubungan yang sangat erat dengan lingkungan hidupnya. Seiring dengan perkembangan ilmu
dan pengetahuan teknologi, manusia telah berhasil menguasai lingkungan alam dan
menciptakan lingkungan buatan. Namun, penaklukan ini sering kali tidak memperhatikan
kelestarian lingkungan alam itu sendiri, sehingga menunjukkan kurangnya kesadaran akan
fungsi manusia terhadap lingkungan. Hubungan antara manusia dan lingkungan bersifat
sirkuler, diamana perubahan yang dilakukan oleh manusia akan kembali mempengaruhi
manusia itu sendiri. manusia sebagai mahkluk dominan dalam ekosistem memiliki tanggung
jawab besar dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Kesadaran akan pentingnya
ketergantungan manusia terhadap lingkungan hidupnya serta perlunya menjaga kelestarian
alam menjadi suatu hal yang sangat penting dalam menjaga kelangsungan hidup manusia dan
keberlangsungan ekosistem secara keseluruhan.
2. Masyarakat dan Kebudayaan
Istilah masyarakat dan kebudayaan tidak dapat didefinisikan secara pasti dan
mengandung argumentasi yang tidak ada putus-putusnya. Masyarakat dan kebudayaan
mempunyai hubungan yang erat antara satu sama lainnya. Dalam kehidupan nyata keduanya
tidak dapat dipisahkan, ibarat dua sisi dari mata uang yang sama, tidak ada masyarakat tanpa
kebudayaan, dan sebaliknya tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah
pendukungnya (Fredian, T. N., 2015). Dimana masyrakat merupakan suatu sekumpulan
penduduk yang saling berinteraksi dalam suatu wilayah tertentu dan terikat oleh peraturan-
peraturan yang berlaku di dalam wilayah tersebut. Artinya, masyarakatlah yang menciptakan
5
dan melestarikan baik budaya warisan nenek moyang maupun budaya baru yang tumbuh
dengan seiring berjalannya waktu. Sehingga dari sinilah terjadi perubahan-perubahan isi atau
definisi dari kebudayaan. Secara etimologi kebudayaan diambil dari akar budaya yang berasal
dari bahasa sansekerta. Dari akar Budhi-tunggal, jamaknya adalah buddhayah yang diartikan
budi, atau akal, atau akal budi atau pikiran. Setelah mendapat awalan ke- dan akhiran -an
menjadi kebudayaan yang berarti hal ihwal tentang alam pikiran manusia (Santri, S., 2015).
Kebudayaan akan selalu berhubungan dengan masyarakat, segala hal yang berkembang dan
muncul di masyarakat terlahir dari suatu kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri.
Kebudayaan merupakan segala hal yang mencakup pola berpikir, bertindak serta merasakan
pada perilaku yang terjadi di masyarakat (Soerjono, S., 2014).
Kebudayaan tidak diwariskan secara biologis, melainkan hanya mungkin diperoleh
dengan cara belajar dan kebudayaan tersebut diperoleh dari manusia sebagai anggota
masyarakat. Hampir semua tindakan manusia merupakan kebudayaan. Luasnya bidang
kebudayaan menimbulkan adanya telahan mengenai apa sebenarnya isi dari kebudayaan itu.
Perbedaan wilayah alam yang dapat dilihat dari bentang lahannya menimbulkan hal yang
khusus dalam penentuan perkembangan kebudayaanya. Dalam setiap wilayah kebudayaan
memang berbeda-beda, namun perbedaan-perbedaan pokok tersebut berasal dari variasi, tema
yang bersifat universal, misalnya: bahasa, religi, ekonomi, hukum dan teknologi. Karena
bersifat universal maka merupakan hal yang bersifat potensial bagi interaksi diantara para
penduduk. Terdapat tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal (Soerjono, S., 2014).
a) Bahasa
Bahasa merupakan alat perwujudan kebudayaan dari manusia yang digunakan sebagai
alat komunikasi yang saling berhubungan dalam bentuk lisan, tulisan maupun gerakan tertentu
yang memiliki tujuan untuk menyampaikan maksud dan tujuan tertentu. Penggunaan bahasa
sebagai alat komunikasi dapat membantu manusia dalam menyesuaikan diri dengan adat
istiadat, tata krama, tingkah laku masyarakat dan berbaur dengan masyarakat lainnya.
b) Sistem ilmu pengetahuan
Pengetahuan menjadi sesuatu yang diketahui manusia tentang benda, sifat maupun
kondisi keadaan. Pengetahuan dalam hal konteks kebudayaan dimiliki oleh semua kelompok
masyarakat melalui intuisi, pengalaman, gagasan berfikir, logika dan hal lainnya yang berkaitan
dari perolehan yang bersifat empiris. Pengetahuan ini dibagi menjadi pengetahuan tentang
lingkungan sekitarnya, pengetahuan tentang manusia itu sendiri, pengetahuan tentang tingkah
laku dan aktivitas manusia serta pengetahuan mengenai ruang dan waktu.
6
c) Organisasi sosial
Organisasi sosial merupakan kumpulan dari beberapa individu sosial yang dibentuk oleh
masyarakat baik secara hukum maupun tidak sebagai bentuk kesamaan tujuan, saran
partisispasi, pembangunan masyarakat dan sebagainya. Kondisi manusia yang merupakan
mahkluk sosial menjadi dasar utama terbentuknya kelompok-kelompok atau organisasi sosial
sebagai usaha mencapai tujuan yang sama.
d) Sistem peralatan hidup dan teknologi
Salah satu komponen penting pada suatu kebudayaan yaitu adanya peralatan
perlengkapan hidup dan teknologi sebagai pelengkap untuk mempermudah dalam memenuhi
kehidupan. Masyarakat tradisional yang hidup dengan sistem agraris secara umum paling
sedikit mengenal terdapat sedikit delapan macam teknologi tradisional berupa alat-alat
produktif, senjata, alat penghasil api, makanan, pakaian, tempat berlindung, alat transportasi.
e) Sistem mata pencaharian hidup
Mata pencaharian merupakan bentuk aktivitas masyarakat sebagai media guna memenuhi
kebutuhan pokok bagi manusia, sehingga menjadi kebiasaan dan melahirkan kebudayaan yang
ada pada masyarakat tersebut, seperti berburu dan mengumpulkan makanan, bercocok tanam,
peternakan, perikanan, perdagangan.
f) Sistem religi
Sistem religi merupakan unsur kebudayaan yang penting bagi manusia. Perkembangan
pengetahuan, sejarah, adat istiadat masyarakat pasti secara bersamaan akan muncul dengan
kepercayaan atau agama sebagai penyeimbang dan pelengkap pada sistem kebudayaan atau
masyarakat.
g) Kesenian
Dalam unsur kebudayaan kesenian mengacu pada ekspresi dari manusia sehingga
menghasilkan suatu karya yang memiliki kesan indah, selaras, memiliki nilai dan lainnya,
meliputi seni patung/pahat, relief, lukisan dan gambar, rias, vokal, musik, bangunan,
kesusastraan dan drama.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa bahwa masyarakat dan kebudayaan memiliki
keterkaitan yang tak terpisahkan. Masyarakat, sebagai sekumpulan individu yang saling
berinteraksi dalam suatu wilayah dan terikat oleh peraturan yang berlaku, merupakan wadah
bagi kebudayaan untuk berkembang. Kebudayaan, sebagai hasil dari interaksi manusia dalam
masyarakat, mencakup pola berpikir, bertindak, dan merasakan perilaku yang terjadi dalam
masyarakat. Pentingnya peran kebudayaan ini tercermin dalam tujuh unsur kebudayaan
7
universal, seperti bahasa, sistem ilmu pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup
dan teknologi, sistem mata pencaharian hidup, sistem religi, dan kesenian. Setiap unsur
kebudayaan memiliki perannya masing-masing dalam membentuk identitas dan kehidupan
masyarakat, mulai dari komunikasi hingga pemenuhan kebutuhan hidup dan ekspresi seni. Oleh
karena itu, pemahaman tentang keterkaitan antara masyarakat dan kebudayaan sangat penting
dalam memahami dinamika dan perkembangan suatu kelompok manusia serta bagaimana
mereka berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya.
3. Konsep Kebudayaan dalam Geografi
Kata Geografi pertama ditemukan oleh Erastosthenes (193-276 SM), melalui karyanya
yang berjudul Geographika. Geografis sendiri berasal dari bahasa Yunani yaitu geo berarti bumi
dan graphein berarti menulis atau menjelaskan. Secara bahasa geografi berarti menjelaskan atau
menggambarkan tentang bumi. Istilah geografi mulai digunakan di Indonesia sebagai suatu
mata pelajaran di sekolah pada tahun 1972 berdasarkan kesepakatan Seminar Pengajaran Ilmu
Bumi yang diselenggarakan di Semarang. Geografi merupakan ilmu pengetahuan yang
mempelajari fenomena-fenomena geosfer (litorfer, atmosfer, hidrosfer, biosfer, dan
antroposfer) yang mencakup aspek fisik dan sosial, objek yang terdapat di dalam bumi,
dipermukaan bumi, dan di atas bumi meliputi persamaan, perbedaan, perubahan-perubahan
hubungan antar objek yang dikaji dengan pendekatan kelingkungan, kewilayahan dan
keruangan (Eka, P. S., dkk., 2021).
Budaya pada hakekatnya adalah identitas dan jiwa yang akan terus hidup bersama
masyarakat. Budaya akan tetap hidup dan terus berkembang pada suatu masyarakat dari waktu
ke waktu, dari generasi ke generasi. Budaya yang cocok pada suatu masyarakat akan terus
dilestarikan, namun budaya yang tidak cocok dengan masyarat akan terlupakan. Budaya dapat
didefinisikan dalam berbagai bentuk dan tujuan yang sangat luas. Budaya dapat diartikan
sebagai suatu paket petunjuk yaitu: 1) budaya individu merupakan anggota sosial; 2) budaya
menceritakan tentang masyarakat dalam memandang dunia; 3) masyarakat mendalami budaya
secara emosional; dan 4) budaya juga mengajarkan hubungan manusia dengan manusia lain,
manusia dengan alam, dan manusia dengan mahkluk supranatural (Eka, P. S., dkk, 2021).
Geografi budaya mempelajari interaksi lingkungan fisik dan tradisi serta masyarakat di
dalamnya. Geografi budaya berfokus pada analisa kebudayaan yang dihasilkan, dijalankan, dan
dipelihara oleh suatu kelompok masyarakat. Kebudayaan tersebut antara lain bahasa, tradisi,
kesenian, struktur ekonomi, agama, pemerintahan dan fenomena budaya yang begitu bervariasi
dan tersebar di suatu wilayah. Geografi budaya berupaya mengkaji hasil budidaya manusia,
8
perbedaan antar komunitas, cara hidup (way of life) dengan ciri khas wilayah masing-masing.
Geografi budaya juga menganalisis persebaran budaya, kenampakan budaya dan perubahan-
perubahan yang terjadi pada area budaya (culture area) (Eka, P. S., dkk., 2021).
Geografi budaya pertama kali muncul pada abad ke-20 sebagai studi akademis dan
sebagai alternatif teori determinis yang percaya bahwa lingkungan merupakan pengendali
manusia dan perkembangannya. Geografi digagas oleh Carl O Sauer merupakan penggagas
kajian geografi budaya dari University of California, Barkeley dan juga dikenal sebagai bapak
Geografi Budaya. Sejarah geografi budaya berawal dari hasil analisis seorang Botanis Inggris
Charles Darwin, yang mengemukakan The Evolution Theory atau dikenal dengan teori evolusi
yang termuat dalam karyanya yang berjudul The Origin of Specvies by Means of Natural
Selection. Teori evolusi manusia-seleksi alam, meyakini bahwa manusia beradaptasi
(menyesuaikan diri) dengan lingkungannya sehingga pada taraf tertentu manusia dibentuk oleh
lingkungan fisik dan alam. Friedrick Leplay juga meyakini bahwa lingkungan fisik menentukan
terciptanya mata pencaharian manusia dan organisasi kemasyarakatan. Lingkungan fisik
merupakan tempat tinggal, bekerja dan berkeluarga. Sementara di Amerika Elsworth
Huntingtong mengatakan bahwa sejarah iklim selama berabad-abad mempengaruhi keagungan
juga runtuhnya peradaban Benua Eropa. Hal ini disampaikan dalam karyanya yang berjudul
The Pulse of The Earth tahun 1907. Pada tahun 1915 Elaworth Huntington kembali
mengeluarkan karyanya berjudul Civilization and Climate yang menjelaskan bahwa maju dan
mundurnya sebuah peradaban dipengaruhi oleh respon manusia terhadap iklim yang ada pada
wilayah tersebut. Sebagai contoh karena iklim di Eropa lebih bervariasi daripada di Asia, maka
secara fisik orang Eropa lebih besar daripada orang-orang Asia. Iklim di Eropa kurang ramah
dan tidak menguntungkan sehingga mendorong orang untuk memenuhi berbagai kebutuhan
hidupnya. Berbeda sekali dengan iklim di Asia dengan musim-musim yang seragam. Hal ini
berpengaruh kepada sikap dan tindakan penduduk Asia kurang mempunyai semangat untuk
berjuang.
Disisi lain Carl Sauer geograf Amerika menjelaskan bahwa geografi budaya adalah lawan
dari geografi determinisne. Menurut Carl Sauerunit studio gegografi adalah landscape. Interaksi
antara lingkungan fisik (landscape alami) dengan manusia menciptakan budaya. Artinya,
landscape membentuk kebudayaan manusia dan perkembangannya (budaya dan manusia) pun
dipengaruhi oleh wilayah/landscape dimana manusia itu tinggal. Bangsa-bangsa yang
bertempat tinggal di daerah bermusim dingin seperti Eropa, mempunyai semangat juang yang
tinggi tetapi lemah dalam intelegensinya, dam keterampilan sehingga mereka harus berjuang
9
secara terus menerus secara bebas (demokrasi), hal ini menimbulkan lemahnya organisasi
politik dan kemampuannya untuk mengatur rumah tangganya. Sedangkan penduduk di Asia di
lain pihak intelegensinya dan kemampuan unggul dalam tempramen, tetapi tidak mempunyai
semangat juang yang tinggi sehingga mereka terus menerus sebagai subjek dari perbudakan.
Sebaliknya, masyrakat Yunani mempunyai karakter dari kedua-duannya karena posisi tempat
tinggal mereka secara geografis berada di tengah-tengahnya.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pentingnya studi geografi budaya dalam
memahami interaksi antara lingkungan fisik dan kebudayaan manusia. Geografi budaya
merupakan cabang ilmu yang mempelajari bagaimana tradisi dan masyarakat di suatu wilayah
terbentuk, dijalankan, dan dipelihara. Berawal dari pemikiran Carl O Sauer yang menekankan
bahwa landscape atau lingkungan fisik merupakan pembentuk utama kebudayaan manusia,
studi ini menolak konsep determinisme lingkungan. Sejarah geografi budaya juga mencakup
sumbangan pemikiran dari tokoh-tokoh seperti Charles Darwin, Friedrich Leplay, dan Elsworth
Huntington, yang mengembangkan gagasan tentang hubungan antara lingkungan fisik dan
perkembangan kebudayaan manusia. Dalam konteks ini, pemahaman tentang geografi budaya
membantu dalam mengidentifikasi perbedaan, kesamaan, dan perubahan dalam kebudayaan di
berbagai wilayah, serta menyediakan wawasan tentang bagaimana lingkungan fisik
memengaruhi cara hidup dan pola pikir manusia.
4. Environmentalism
Dalam geografi ada suatu pedekatan yang dikenal dengan environmentalisme, yang
berperan penting dalam difusi dan alkuturasi kebudayaan. Istilah environmentalisme dapat
digunakan untuk mengelompokkan suatu pemikiran yang beranggapan bahwa perilaku sosial-
budaya dari mahkluk hidup adalah ditentukan oleh berbagai faktor yang sangat kompleks, tetapi
dalam proses pembentukannya adalah lebih ditentukan oleh lingkungan alam habitatnya.
Dengan kata lain bahwa berbagai gagasan serta perilaku sosial mahkluk manusia yang muncul
dan berkembang lebih disebabkan oleh kondisi lingkungan mereka (Mutria, F., 2023). Penganut
pemahaman enviromentalisme sebagian besar berpendapat bahwa pada dasarnya perbedaan
perilaku sosial dari mahkluk hidup, bentuk fisik dan kewajiban adalah karena mereka itu hidup
dalam suatu wilayah yang memiliki iklim yang berbeda. Pendekatan envitonmentalisme
didukung oleh beberapa tokoh Jean Bodin, Charles Darwin, dan E. Huntington, dan beberapa
ahli lainnya. Pendekatan ini memiliki paham bahwa alam mempengaruhi hidup manusia. Alam
memiliki karakteristik yang berbeda atau bervariasi. Variasi-variasi kondisi alam dapat
menciptakan ciri manusia yang beragam baik kondisi fisik, mental, kecerdasan, kerajinan/etos
10
kerja, dan pola hidup yang khas. Pada akhir abad ke -19, teori evolusi melalui adaptasi terhadap
lingkungannya, nampaknya mampu menjelaskan mengapa masyarakat manusia mampu
berkembang secara individu. Pada periode ini, penekanan-penekanan pada geografi telah
berubah pada studi tempat tinggal ke studi di lingkungan.
Para penganut environmentalisme merupakan individu atau kelompok yang sangat peduli
terhadap isu-isu lingkungan dan memiliki pandangan yang kuat terhadap pentingnya
melestarikan alam dan menghormati ekosistem (Yeni, S. L., 2018). Gerakan environmentalisme
berfokus pada berbagai aspek lingkungan, termasuk pelestarian keanekaragaman hayati,
pengurangan emisi gas rumah kaca, konservasi sumber daya air dan energi, pengelolaan limbah,
dan pelindungan habitat alami. Salah satu pendekatan utama dalam gerakan environmentalisme
adalah mengubah pola pikir dan gaya hidup masyarakat agar lebih ramah lingkungan. Selain
itu, gerakan environmentalisme juga berupaya untuk mengatasi masalah ekonomi dan sosial
terekait dengan lingkungan dan juga bertujuan untuk melindungi hak-hak masyarakat adat dan
komunitas lokal yang seringkali terdampak oleh eksploitasi sumber daya alam dan degradasi
lingkungan. Secara keseluruhan, environmentalisme merupakan gerakan yang berkomitemen
untuk mencapai keseimbangan antara pembangunan manusia dan perlindungan lingkungan.
Ahli-ahli geografi sangat berhati-hati terhadap keadaan lingkungan yang rumit, walaupun
alasan-alasan tersebut berasal dari lingkungan fisik, tetapi pengaruh terhadap manusia sangatlah
nyata, namun mereka sekarang mencoba menjawab bagaimana suatu masyarakat tertentu
pertama kali menanggapi lingkungan sekitarnya, dan mengeksploitasi sumber dayanya.
Disinilah mulai berkembang pandangan yang lebih canggih untuk memperbarui perhatiannya
terhadap penelitian faktor-faktor lingkungan alam secara utuh.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendekatan environmentalisme dalam studi
geografi menekankan pengaruh lingkungan alam terhadap perilaku sosial, budaya, dan fisik
manusia serta masyarakat secara keseluruhan. Penganut environmentalisme memandang bahwa
lingkungan alam memainkan peran kunci dalam pembentukan karakteristik manusia dan
masyarakat. Gerakan environmentalisme bertujuan untuk melestarikan alam, mengubah pola
pikir dan gaya hidup yang ramah lingkungan, serta melindungi hak-hak masyarakat lokal. Para
ahli geografi juga berupaya memahami bagaimana masyarakat merespons lingkungan dan
mengeksploitasi sumber daya alam. Pendekatan ini mencerminkan komitmen untuk mencapai
keseimbangan antara pembangunan manusia dan perlindungan lingkungan.

11
B. Dampak Perubahan dan Kerusakan Lingkungan Terhadap Kehidupan Manusia
Di era sekarang kehidupan manusia bergantung pada keadaan lingkungan berupa sumber
daya alam. Sumber daya alam yang paling penting bagi manusia adalah udara, air dan tanah
(Afrianti, 2015). Adanya sumber daya yang dibutuhkan manusia merupakan sesuatu hal yang
bersifat pasti. Hal ini dikarenakan sejak lahir hingga akhir hayat, manusia selalu membutuhkan
segala hal yang disediakan oleh alam. Manusia membutuhkan udara untuk bernapas, air untuk
kehidupan, dan sebagai komponen terbesar dari tubuh manusia, dan tanah merupakan tempat
manusia dapat melakukan berbagai aktivitas. Manusia membutuhkan banyak air, udara dan
tanah dalam keadaan yang baik, semua itu dapat terwujud apabila kondisi lingkungannya dalam
keadaan baik (Markus, K. S., 2015).
Namun pada saat sekarang kondisi lingkungan hidup, telah mengalami perubahan bahkan
mengalami kerusakan. Kerusakan lingkungan hidup terjadi akibat adanya pertambahan
penduduk dan adanya perkembangan zaman. Pertambahan penduduk mempengaruhi keadaan
alam, dan semakin banyak penduduk yang tinggal disuatu daerah maka semakin besar pula
kebutuhan hidup (Hasibuan, M., 2016). Adanya pertumbuhan atau perkembangan manusia
secara pesat membawa berbagai dampak yang buruk terhadap kondisi keadaan lingkungan
secara berkelanjutan. Dimana manusia memiliki kecenderungan sifat untuk mengeksploitasi
sumber daya alam secara berlebihan. Selain itu kerusakan lingkungan hidup terjadi karena
kurangnya kesadaran manusia dalam menjaga lingkungan, aktivitas dalam kehidupan sehari-
hari masyarakat sebenarnya memiliki berbagai dampak negatif terhadap keseimbangan tatanan
lingkungan. Tingkah laku manusia yang tidak bertanggungjawab yang seringkali menggar
aturan tata lingkungan yang ada, dapat mengakibatkan perubahan keseimbangan tatanan
lingkungan (Afrianti, N., 2020).
Salah satu dari berbagai peristiwa yang menyebabkan perubahan dan kerusakan
lingkungan yang terjadi di belahan dunia ini adalah sejarah tragedi kepone. Sejarah atau
peristiwa ini dipakai sebagai ilustrasi untuk menggambarkan bagaimana manusia dapat
mempengaruhi lingkungan hidup seperti kualitas air, udara dan tanah dimana keberadaannya
sangat terhantung pada unsur-unsur tersebut. Tindakan manusia yang dapat merubah
lingkungan, antara lain penebangan hutan, padang rumput dijadikan ladang, bendungan
dibangun untuk menampung air, kota-kota didirikan.
Secara esensial, keseimbangan lingkungan alam dan cara pandang manusia telah berubah
tidak hanya dalam topik-topik pembahasan, tetapi juga materi sosial yang berkaitan, mulai dari
skop domestik sampai pada isu-isu internasional. Meskipun demikian, bagi ahli geografi
12
dampak manusia terhadap lingkungan alam sesungguhnya lebih banyak bila dibandingkan
dengan kaitan isu-isu sosial, seperti : kemiskinan, bencana alam, penjarahan hutan lindung,
eksploitasi sumber daya alam secara berlebihan, masalah tenaga kerja, dan biaya-biaya yang
harus dikeluarkan secara pribadi.
Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa kehidupan manusia bergantung pada
kelestarian lingkungan, yang menyediakan sumber daya alam vital seperti udara, air dan tanah.
Kualitas air, udara, dan tanah ini sangat penting bagi kelangsunggan hidup manusia. Namun
kondisi lingkungan saat ini mengalami kerusakan dan perubahan. Faktor utama penyebabnya
adalah pertumbuhan populasi dan perkembangan zaman yang meningkatkan kebutuhan hidup
dan eksploitasi sumber daya alam, kurangnya kesadaran manusia dalam menjaga lingkungan,
serta aktivitas sehari-hari yang menghasilkan dampak negatif. Kesimpulnnya manusia harus
bertanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan lingkungan, kelangsungan hidup manusia
bergantung pada kelestarian alam.
Perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat, pertumbuhan ekonomi di
berbagai negara mengakibatkan berbagai pemborosan sumber daya alam yang berakibat
pemerosotan kualitas lingkungan. Seperti dibuangnya limbah suatu pabrik ke sungai. Pada saat
ini, terjadinya kemerosotan lingkungan sudah menjangkau ke berbagai segi kehidupan. Sebagai
contohnya, antara lain: terjadinya mutasi gen manusia terselubung, hujan asam, dampak rumah
kaca, penipisan lapisan ozon yang meningkat.
1. Mutasi Gen Manusia Terselubung
Istilah mutasi berasal dari kata mutatus yang berasal dari bahasa latin yang berarti
perubahan. Mutasi didefinisikan sebagai perubahan materi genetik (DNA) yang bisa diwariskan
secara genetis pada keturunannya. Mutasi juga dinyatakan menjadi suatu perubahan yang
bersifat secara mendadak, dan bersifat turun-menurun sebagai akibat dari penyesuaian diri
terhadap perubahan lingkungan. Dalam teori evolusi, proses mutasi merupakan perubahan baku
yang menyebabkan terjadinya variasi-variasi gen dari makhluk hidup, sehingga menyebabkan
bentuk makhluk hidup tidak tetap dari waktu ke waktu. Gen manusia, merupakan unit dasar
pewarisan genetik yang diturunkan dari orangtua kepada keturunannya. Gen memiliki
keterikatan dengan kromosom, dimana manusia memiliki 23 kromosom dan memiliki 20.000
hingga 25.000 gen dalam kromosomnya. Dengan adanya Gen maka, sifat fisik yang dimiliki
oleh individu merupakan hasil turunan dari orang tuanya.
Adanya berbagai perubahan yang terjadi dari masa ke masa pada lingkungan tempat
tinggal manusia, memiliki dampak terhadap mutasi yang terjadi kepada gen manusia. Mutagen
13
merupakan zat asing yang berasal dari luar tubuh atau lingkungan yang masuk ke dalam tubuh
dan kemudian mengubah gen serta DNA. Adanya pengaruh lingkungan terhadap proses
perubahan gen, memiliki pengaruh yang cukup signifikan. Lingkungan yang kurang baik secara
keseluruhan, seperti zat polusi, zat kimia, asap rokok, serta berbgai pencemaran dapat
mempengaruhi ekspresi gen yang menimbulkan dampak negatif terhadap manusia. Isu
lingkungan yang dapat mempengaruhi mutasi terhadap gen manusia diperkuat dengan
berubahnya kondisi iklim. Berubahnya kondisi iklim ini disebabkan oleh ulah manusia sendiri
yang tentunya berdampak terhadap manusia yang lainnya. Berubahnya kondisi iklim, memiliki
dampak buruk terhadap kesehatan manusia terutama terhadap kondisi gen. Faktor-faktor iklim
berpengaruh terhadap risiko penularan penyakit tular vektor seperti DBD, Chikungunya,
Malaria, Leptospirosis, Filariasis dan lain-lain (Susilawati, 2021).
Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa mutasi adalah perubahan materi genetik
(DNA) yang dapat diwariskan kepada keturunan. Mutasi dapat terjadi secara spontan atau
disebabkan oleh faktor eksternal seperti mutagen (zat asing) dan perubahan lingkungan.
Perubahan lingkungan memiliki dampak signfikan terhadap mutasi gen manusia. Pencemaran
asap rokok dan zat kimia dapat mengubah ekspresi gen dan menimbulkan dampak
negatif.perubahan iklim juga dapat meningkatkan resiko mutasi gen dan penyakit vektor seperti
DBD, Chikungunya, Malaria dan lain-lain. Kesimpulnanya, menjaga lingkungan yang baik dan
sehat penting untuk mencegah mutasi gen dan penyakit yang terkait dengannya.
2. Hujan Asam
Hujan asam adalah istilah yang merujuk pada turunnya senyawa asam dari atmosfer ke
bumi dalam berbagai bentuk, seperti hujan, salju, partikulat, gas, dan uap. Fenomena ini
memiliki dampak negatif pada bumi. Hujan asam pertama kali diidentifikasi oleh Ducros pada
tahun 1845. Kemudian, ahli kimia Inggris Robert Angus Smith melakukan penelitian lebih
lanjut pada tahun 1852 dan menghubungkan sumber hujan asam dengan emisi industri. Smith
juga mengamati efek lingkungan awal yang diakibatkan oleh hujan asam. Penelitian Smith
sempat terlupakan hingga pertengahan abad ke-20. Pada masa itu, pengamatan mulai
menghubungkan polusi udara dengan pengendapan sulfat (SO4 2−) dan senyawa kimia lainnya
di atmosfer. Hal ini terjadi di dekat pabrik peleburan logam di Sudbury, Ontario, Kanada, dan
kemudian di lokasi lain di Eropa, Amerika Utara, dan Australia (Benjamin, A. B., dkk, 2014).
Hujan asam ialah turunnya asam dalam bentuk hujan. Hal ini terjadi apabila asam di udara
larut dalam butir-butir air di awan. Jika hujan turun dari awan itu, air hujan bersifat asam. Hujan
asam dapat pula terjadi karena hujan turun melalui udara yang mengandung asam sehingga
14
asam itu terlarut kedalam air hujan dan turun ke bumi. Hujan asam dapat terjadi di daerah yang
sangat jauh dari sumber pencemaran. Masalah hujan asam terjadi dilapisan atmosfir rendah,
yaitu di troposfir. Asam yang terkandung dalam hujan asam ialah asam sulfat (H2SO4) dan
asam nitrat (HNO)3, keduanya merupakan asam kuat. Asam sulfat berasal dari gas SO2 dan
asam nitrat dari gas NO.
Hujan asam diakibatkan oleh belerang (sulfur) yang merupakan pengotor dalam bahan
bakar fosil serta nitrogen di udara yang bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida
dan nitrogen oksida. Air hujan yang asam tersebut akan meningkatkan kader keasaman tanah
dan air permukaan yang terbukti berbahaya bagi kehidupan ikan dan tanaman. Beberapa hal
yang dapat menjadi penyebab hujan asam adalah, sebagai berikut : Sulfur dan nitrogen,
pencemaran udara, aktivitas manusia. Hujan asam juga berdampak terhadap kesehatan, hutan,
pertanian, ekosistem akuatik dan material.
Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa hujan asam adalah turunnya senyawa
asam dari atmosfer ke bumi dalam berbagai bentuk, seperti hujan, salju, partikulat, gas dan uap.
Hujan asam disebabkan oleh belerang (sulfur) dalam bahan bakar fosil dan nitrogen di udara
bereaksi dengan oksigen membentuk sulfur dioksida dan notrogen oksida. Selain itu juga
disebabkan oleh aktivitas manusia, seperti pembakaran bahan bakar fosil, industri dan
transfortasi. Sehingga hujan asam dapat memberikan beberapa dampak bagi lingkungan, seperti
meningkatkan keasaman tanah dan air permukaan, berbahaya bagi kehidupan tanaman, serta
berdampak terhadap kesehatan, hutan, pertanian, ekosistem akuatik dan juga material.
3. Dampak Rumah Kaca
Green house effect atau lebih kita kenal dengan sebutan efek rumah kaca adalah sebuah
kondisi dimana suhu dari sebuah benda permukaan langit, seperti planet dan bintang,
meningkat secara drastis (Riza, P., 2019). Meningkatnya suhu ini disebabkan karena adanya
perubahan kondisi dari komposisi serta keadaan atsmosfir yang mengelilingi benda langit
tersebut. Jika bumi tidak memiliki gas rumah kaca, maka suhu dibumi akan terlalu dingin untuk
kehidupan makhluk di dalamnya. Sebagai contoh, planet mars tidak memiliki gas rumah kaca,
sehingga suhu disana berada disekitar -30℃. Jika suhu yang sama terjadi di bumi, tentu saja
tidak ada makhluk hidup dapat hidup di bumi. Meningkatnya konsentrasi gas-gass rumah kaca
diakibatkan berbagai aktivitas manusia yang memicu pancaran gas tersebut ke atmosfir.
Dengan adanya pancaran gas ini, maka konsentrasinya di lapisan atmosfir bumi akan semakin
tinggi. Kondisi ini akan mengakibatkan sinar matahari yang dipantulkan oleh permukaan bumi
akan sulit lewat dan menjadi terperangkap di permukaan bumi.
15
Pengaruh masing-masing gas rumah kaca terhadap terjadinya efek rumah kaca
bergantung pada besarnya kadar gas rumah kaca di atmosfer. Peningkatan kadar gas rumah
kaca akan meningkatkan efek rumah kaca yang dapat menyebabkan terjadinya pemanasan
global. Adapun gas-gas yang terdapat dalam rumah kaca adalah, sebagai berikut :
a) CO2 (Karbon Dioksida)
CO2 adalah gas rumah kaca terpenting penyebab pemanasan global yang sedang
ditimbun di atmosfer karena kegiatan manusia. Sumbangan utama manusia terhadap jumlah
karbon dioksida dalam atmosfer berasal dari pembakaran bahan bakar fosil, yaitu minyak bumi,
batu bara, dan gas bumi. Pembukaan lahan baru pertanian dan penggundulan hutan juga
meningkatkan jumlah karbon dioksida di dalam atmosfer. Dampak dari meningkatnya CO2 di
atmosfer antara lain : meningkatnya suhu permukaan bumi, naiknya permukaan air laut,
timbulnya berbagai penyakit pada manusia dan hewan.
b) H2O (Uap Air)
Uap air merupakan penyumbang terbesar bagi efek rumah kaca. Uap air tidak terlihat dan
harus dibedakan dari awan dan kabut yang terjadi ketika uap membentuk butir-butir air. Jumlah
uap air dalam atmosfer berada di luar kendali manusia dan dipengaruhi terutama oleh suhu
global. Jika bumi menjadi lebih hangat, jumlah uap air di atmosfer akan meningkat karena
naiknya laju penguapan. Ini akan meningkatkan efek rumah kaca dan pemicu naiknya
pemanasan global.
c) O3 (Ozon)
Ozon terdapat secara alami di atmosfer (troposfer, stratosfer). Di troposfer, ozon
merupakan zat pencemar hasil sampingan yang terbentuk ketika sinar matahari bereaksi dengan
gas buang kendaraan bermotor. Ozon pada troposfer dapat mengganggu kesehatan manusia,
hewan dan tumbuh-tumbuhan.
Dampak rumah kaca terjadi karena meningkatnya lapisan gas, terutama gas CO2 yang
menyelubungi bumi, gas tersebut berasal dari berbagai kegiatan manusia. Terutama
pembakaran fosil (minyak bumi, batu bara dan gas). Selimut gas rumah kaca ini, mengakibatkan
refleksi batik sinar panas dari matahari membalik memantul kembali ke bumi. Akibat dari
dampak rumah kaca ini, adalah naiknya suhu bumi atau perubahan iklim global. Selain itu, jika
terjadi hujan di pegunungan atau daratan tinggi daerah yang rendah akan terkena banjir karena
air hujan tidak bisa mengalir ke laut.
Akibat utama dari adanya efek rumah kaca yang paling memungkinkan adalah
peningkatan suhu bumi yang semakin meningkat dari waktu kewaktu. Dari peningkatan suhu
16
tersebut dapat mengakibatkan hal lain yang lebih besar. Salah satu akibatnya adalah terjadinya
perubahan iklim. Akibat dari efek rumah kaca ini dapat terjadi di masa depan, mengingat
kenaikan suhu rata-rata dapat mencapai 2℃ dalam 30 tahun terakhir. Akibat lain dari efek
rumah kaca adalah naiknya permukaan air laut yang terjadi akibat mencairnya es di kutub-kutub
bumi. Saat terjadi pemanasan secara global sebagai akibat dari efek rumah kaca, binatang akan
cenderung bermigrasi ke tempat yang lebih baik. Selain itu, efek rumah kaca juga menyebabkan
tumbuhan mengubah arah pertumbuhannya dan tumbuh di tempat yang memiliki karakteristik
yang mirip dengan tempat tumbuh sebelumnya.
Dengan penjelasan diatas penulis menyimpulkan bahwa efek rumah kaca adalah kondisi
dimana suhu permukaan planet meningkat drastis akibat perubahan komposisi dan keadaan
atmosfernya. Terdapat 3 gas yang terdapat dalam rumah kaca, antara lain CO2 (Karbon
dioksida), H2O (Uap air), dan O3 (Ozon). Efek rumah kaca memiliki dampak positif dan
negatif. Peningkatan aktivitas manusia meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca, yang
menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim. Hal ini dapat mengakibatkan berbagai
dampak negatif bagi manusia dan lingkungan.
4. Lubang Lapisan Ozon
Lapisan ozon adalah lapisan bawah statosfer. Menurut para ahli, senyawa ozon dapat
menyerap radiasi jahat dari sinar matahari sehingga ketika mencapai bumi, sinar matahari
tersebut tidak lagi berbahaya bagi manusia dan makhluk hidup lainnya (Laode, M. S. & Andri,
G. W., 2014). Ozon yang terdapat pada lapisan statosfer yang dikenal dengan nama lapisan
ozon adalah kumpulan ozon yang terjadi dari hasil proses alamiah photolysis. Lapisan ozon ini
berada pada ketinggian 10-48 km di atas permukaan bumi. Penipisan lapisan ozon menjadi
masalah penting karena setiap penipisan lapisan ozon sebesar 10% akan menyebabkan kenaikan
intensitas sinar ultraviolet (UV) B sebesar 20%. Tingginya UV- B bisa menimbulkan katarak
mata, kanker kulit, penurunan kekebalan tubuh, memusnahkan plankton dan menghambat
pertumbuhan tanaman. Demikian juga vaksinasi terhadap sejumlah penyakit akan menjadi
kurang berhasil guna. Dengan lebih banyak radiasi gelombang pendek UV-B maka akan
memicu reaksi kimiawi di atmosfer bawah. Hal ini dapat mengakibatkan penambahan jumlah
reaksi fotokimia yang menghasilkan asap beracun, terjadinya hujan asam dan berakibat naiknya
ganguan saluran pernafasan.
Lapisan ozon berfungsi sebagai penahan 99% sinar ultraviolet yang diradiasikan atau
dipancarkan oleh matahari. Lapisan ozon mengalami kerusakan oleh bahan kimia, seperti halon
(terutama untuk pemadam kebakaran) dan CFC (Chlorflourcarbon) yang dihasilkan oleh
17
aerosol (gas penyemprot minyak wangi), mesin pendingin (refrigenerator, air conditioner), dan
proses pembuatan plastik atau karet (foam) untuk berbagai keperluan. Jika lapisan ozon
mengalami kerusakan terjadi lubang-lubang maka sinar ultraviolet akan masuk langsung ke
bumi.
Lapisan ozon sangat bermanfaat bagi segala kehidupan di bumi karena ia berfungsi
sebagai pelindung makhluk hidup yang ada di bumi dengan cara menyerap hampir 90% radiasi
sinar ultraviolet B (UV-B) yang dipancarkan oleh matahari. Apabila lapisan ozon semakin
menipis akan mengakibatkan beberapa hal, antara lain : lapisan ozon akan membentuk lubang
sehingga menambah banyaknya sinar UV yang mencapai bumi, gunung-gunung es di kutub
akan mencair yang mengakibatkan naiknya permukaan udara laut, menyebabkan pemanasan
global, dan lain sebagainya. Dalam memelihara lapisan ozon, usaha yang dapat dilakukan
untuk pencegahan dan penanggulangan penipisan lapisan ozon, antara lain : mengurangi atau
tidak mengggunakan lagi produk-produk rumah tangga yang mengandung zat-zat yang dapat
merusak lapisan pelindung bumi, mengganti kebutuhan alat-alat yang berpotensi menghasilkan
zat-zat perusak ozon dengan alternatif lain yang lebih ramah lingkungan, tidak membakar hutan
maupun menebang pohon secara liar, diperlukan atau melakukan upaya meningkatkan
kesadaran dan berpartisipasi aktif masyarakat dalam program perlindungan lapisan ozon.
Dari penjelasan diatas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa lapisan ozon adalah
lapisan bawah statosfer yang menyerap radiasi ultraviolet (UV) berbahaya dari sinar matahari.
Penipisan ozon dapat disebabkan oleh bahan kimia seperti CFC dan halon. Sehingga
memberikan dampak yang signifikan, seperti katarak mata, kanker kulit, penurunan kekebalan
tubuh, kerusakan planton, hambatan pertumbuhan tanaman dan kegagalan vaksinasi. Lapisan
ozon penting untuk melindungi bumi dari UV-B. Sehingga diperlukan upaya yang kolektif
untuk melindunginya.

C. Sumber Daya Alam, Pemeliharaan dan Pengelolaan Lingkungan


Pengertian sumber daya alam adalah segala kandungan yang terdapat dalam biosfer,
sebagai sumber energi potensial, baik yang tersembunyi di litosfer (tanah), hidrosfer (air), dan
atmosfer (udara) yang dapat menjadi dimanfaatkan untuk memenuhi keperluan secara langsung
atau tidak langsung (Marualam, MT. S, dkk., 2021). Dapat dinyatakan sumber daya alam adalah
segala sesuatu yang ada disekitar manusia yang bukan dibuat oleh manusia, dan yang ada
dipermukaan bumi, baik didarat, laut atau air dan diudara, yang dapat langsung digunakan untuk
memenuhi keperluan manusia dan organisme lain atau secara tidak langsung. Selanjutnya
18
bahwa pengertian sumber daya alam adalah kekayaan alam yang berupa benda mati dan
makhluk hidup yang ada di muka bumi dan dapat dimanfaatkan untuk memenuhi keperluan
manusia (Bonarja, P., dkk., 2021). Disebutkan pula bahwa sumber daya alam adalah unsur
lingkungan yang terdiri atas sumber daya alam hayati, sumber daya non hayati, dan sumber
daya buatan yang merupakan salah satu aset yang dapat digunakan untuk memenuhi keperluvn
hidup manusia. Sebagai modal dasar pembangunan sumber daya alam harus dimanfaatkan
secara maksimal namun dengan cara yang tidak merusak, sebaliknya harus dipilih cara-cara
yang dapat memelihara dan mengembangkan modal dasar tersbut agar dapat dimanfaatkan
secara maksimal. Manfaat yang lebih besar untuk pengembangan lebih lanjut di masa depan
(Lora, E. N., dkk., 2021).
Sumber daya alam mempunyai peran dalam memenuhi keperluan manusia. Untuk
memudahkan pengkajian, pemanfaatan sumber daya alam dibagi berdasarkan karakteristiknya,
yaitu sumber daya alam hayati dan nonhayati (Otto, S., 2014).
1) Sumber Daya Alam Hayati
Sumber daya alam hayati (biotik): merupakan sumber daya alam yang berupa makhluk
hidup. Misalnya: hewan, tumbuhan, mikroba, dan manusia.
Contoh sumber daya alam hayati meliputi: tanaman, pertanian dan perkebunan, hewan,
ternak, dan perikanan
2) Sumber daya alam non hayati
Sumber daya alam non hayati (abiotik): merupakan sumber daya alam fisik, yaitu sumber
daya alam yang berupa benda-benda mati. Misalnya: udara, tanah, air, mineral, dan bahan
bakar fosil.
Pemeliharaan lingkungan adalah upaya untuk menjaga kelestarikan dan keseimbangan
lingkungan hidup. Pelestarian lingkungan hidup merupakan kewajiban seluruh umat manusia.
Baik atau buruknya kualitas lengkungan bergantung pada tanggungjawab setiap individu
terhadap upaya pemeliharaan lingkungan. Rasa tanggungjawab yang dimiliki oleh setiap
individu untuk memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan perlu untuk dikembangkan.
Tanggungjawab yang tinggi terhadap pemeliharaan lingkungan merupakan nilai yang harus
dilestarikan dan dimiliki oleh setiap individu. Melestarikan lingkungan hidup merupakan
kebutuhan yang tidak bisa ditunda lagi dan bukan hanya menjadi tanggungjawab setiap insan
di bumi. Setiap orang harus melakukan usaha untuk menyelamatkan lingkungan hidup disekitar
kita sesuai dengan kapasitasnya masing-masing. Sekecil apapun usaha yang kita lakukan sangat

19
besar manfaatnya bagi terwujudnya bumi yang layak bagi kehidupan di masa depan (Ahmad,
T., 2014).
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya sistematis dan terpadu yang dilakukan untuk
melestarikan fungsi lingkungan hidup dan mencegah terjadinya pencemaran atu kerusakan
lingkungan hidup yang meliputi perencanaan, pemaanfaatan, pengendalian, pemeliharaan,
pengawasan, dan penegakan hukum. Pengelolaan lingkungan hidup merupakan suatu Upaya
untuk melestarikan fungsi lingkungan yang meliputi kebijakan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian lingkungan hidup.
Lingkungan memiliki cakupan yang sangat luas. Tidak hanya manusia, hean, tumbuh-
tumbuhan atau benda-benda bersifat fisik, lingkungan mencakup berbagai hal dari yang bersifat
biotik, organik, anorganik hingga sosial. Lingkungan hidup baik faktor biotik atau abiotic
berpengaruh dan dipengaruhi manusia. Segala yang adadilingkungan dapat dimanfaatkan oleh
manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia karena memiliki daya dukung. Daya
dukung lingkungan adalah kemampuan lingkungan untuk mendukung perikehidupan manusia
dan mahkluk hidup lainnya dan keseimbangan antar keduanya.
Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa sumber daya alam adalah segala
kandungan yang terdapat dalam biosfer, baik yang tersembunyi maupun yang tersembunyi di
litosfer, hidrosfer dan atmosfer yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi keperluan manusia
secara langsung atau tidak langsung. Sumber daya alam mencakup dua kategori, yaitu hayati
(biotik) dan non-hayati (abiotik). Pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan hidup sangat
penting untuk menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup. Sehingga
tanggungjawab indidvidu terhadap pemeliharaan lingkungan sangatlah penting dan merupakan
kewajiban bersama. Pengelolaan lingkungan melibatkan upaya sistematis dan terpadu untuk
melestarikan fungsi lingkungan dan mencegah pencemaran atau kerusakan lingkungan,
sehingga melibatkan proses perencanaan, pengawasan, pemeliharaan, pemulihan dan
penegakan hukum.
1. Perangkat Manajemen Pengelolaan Lingkungan
Perangkat Manajemen Lingkungan merupakan pendekatan yang dibuat untuk mengelola
lingkungan baik di tingkat perusahaan / proyek hingga tingkat yang cukup tinggi pemerintah
yaitu nasional maupun internasional. Melalui pendekatan yang tersruktur ini, perusahaan dan
pemerintahan dapat mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengurangi dampak dampak negatif
terhadap lingkungan dari kegiatan ekonomi mereka. Ditingkat perusahaan atau proyek,
perangkat ini membantu dalam merancang strategi yang berkelanjutan, mematuhi regulasi
20
lingkungan, dan meningkatkan efisiensi sumber daya. Sementara itu, ditingkat pemerintahan,
perangkat ini menjadi landasan untuk pembuatan kebijakan yang lebih baik, memastikan
keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
Pengeloaan lingkungan harus berupa perencanaan, pelaksanaan, pemeriksaan, dan
pelaksanaan kegiatan pengelola (manajer) dan badan pengatur yang terekait dengan lingkungan
hijau atau kombinasi unsur lingkungan hijau dan coklat (Adrie, F. A., 2021). Definisi umum
mengenai konsep pengelolaan lingkungan tetap sulit dipahami, terlepas dari pemahaman umum
yang diperoleh dari konsep lingkungan dan pengelolaan di atas. Sistem manajemen lingkungan
adalah sistem dan basis data yang mengintegrasikan prosedur dan proses untuk pelatihan
personil, memantau, meringkas, dan melaporkan informasi kinerja lingkungan, khususnya pada
pemangku kepentingan internal dan eksternal perusahaan/instansi. Sistem informasi
manajemen lingkungan adalah solusi teknologi informasi untuk melacak data lingkungan untuk
perusahaan sebagai bagian dari keseluruhan sistem manajemen lingkungan. Standar terbanyak
yang digunakan dalam sisitem manajemen lingkungan adalah Internasional Organization or
Standardization (ISO) 14001, termasuk Eco-Management and Audit Scheme (EMAS) (Adrie,
F. A., 2021).
Dalam manajemen lingkungan terdapat dua macam lingungan yaitu, lingkungan internal
dan lingkungan eksternal. Lingkungan internal merupakan lingkungan di dalam lokasi
pabrik/fasilitas produksi. Hal itu termasuk kondisi kerja, dampak yang diterima karyawan di
lingkungan kerjanya, fasilitas kesehatan, APD, asuransi karyawan dan lainnya. Sedangkan
lingkungan elsternal merupakan lingkungan di luar lokasi pabrik/fasilitas produksi akni segala
sesuatu yang dapat berdampak pada lingkungan sekitar, termasuk masyarakat sekitar lokasi
pabrik, dan pihak yang mewakilinya (pemerintah, pelanggan, investor / pemilik). Kegiatan
terkait komunikasi dan relasi dengan masyarakat, upaya penanganan pembuangan limbah ke
saluran umum, memperhatikan keseimbangan ekologi serta ekosistem di sekitar pabrik, dan
lainnya.
Tujuan dari sitem manajemen lingkungan adalah untuk meningkatkan kepatuhan dan
mengurangi limbah. Kepatuhan merupakan suatu tindakan untuk mencapai dan
mempertahankan standar hukum minimal. Dengan ketidak patuhan, perusahaan mungkin
terkena denda, intervensi pemerintah atau mungkin tidak dapat beroperasi. Pengurangan limbah
melampaui kepatuhan untuk mengurangi dampak lingkungan. Sistem Manajemen Lingkungan
membantu mengembangkan, menerapkan, mengelola, mengoordinasikan, dan memantau

21
kebijakan lingkungan. Pengurangan limbah dimulai pada tahap desain melalui pencegahan
polusi dan minimalisasi limbah. Di akhir siklus hidup, sampah dikurangi dengan daur ulang.
Dari penjelasan di atas penulis dapat menarik kesimpulan bahwa perangkat manajemen
lingkungan adalah pendekatan terstruktur yang digunakan untuk mengelola dampak negatif
terhadap lingkungan dari kegiatan ekonomi, baik di tingkat perusahaan/proyek maupun di
tingkat pemerintahan nasional dan internasional. Pengelolaan lingkungan melibatkan
perencanaan, pelaksanaan, dan pemantauan kegiatan oleh manajer dan badan pengatur terkait,
dengan fokus pada kepatuhan terhadap standar hukum dan pengurangan limbah melalui
pencegahan polusi, minimalisasi limbah, dan daur ulang. Sistem Manajemen Lingkungan
berperan sebagai sistem dan basis data yang mengintegrasikan prosedur dan proses untuk
pelaporan kinerja lingkungan, dengan standar yang umum digunakan seperti ISO 14001. Dalam
manajemen lingkungan, terdapat dua jenis lingkungan, yaitu lingkungan internal (di dalam
lokasi pabrik/fasilitas produksi) dan lingkungan eksternal (di luar lokasi pabrik/fasilitas
produksi), yang memerlukan perhatian dalam upaya menjaga keseimbangan ekologi dan
ekosistem. Oleh karena itu, manajemen lingkungan memainkan peran kunci dalam memastikan
kelangsungan ekonomi yang berkelanjutan seiring dengan pelestarian lingkungan.
a. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)
Analisis mengenai dampak lingkungan atau disingkat (AMDAL) adalah studi yang
memperkirakan dan menilai dampak penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan terhadap
lingkungan hidup. AMDAL juga bertujuan untuk memperkirakan dampak positif negatif suatu
kegiatan terhadap lingkungan hidup, dan menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan
keputusan tentang izin usaha atau kegiatan. Manfaat dari AMDAL dapat melindungi
lingkungan hidup dari dampak negatif kegiatan manusia manusia, mendukung pembangunan
berkelanjutan, meningkatkan kualitas pengambilan keputusan, dan meningkatkan partisipasi
masyarakat dalam pengelolaan lingkungan hidup. Kelemahan AMDAL yaitu kurangnya tenaga
ahli AMDAL yang berkualitas dan masih adanya celah untuk manipulasi data dan informaasi
dalam dokumen AMDAL (Otto, S, 2014).
Analisis mengenai dampak lingkungan hidup atau disingkat (AMDAL) merupakan suatu
dokumen yang berisikan analisis mengenai dampak dari kegiatan yang berkaitan dengan
lingkungan. AMDAL untuk pertama kalinya lahir dengan dicetuskannya undang-undang
mengenai lingkungan hidup yang disebut National Environmental Policy Act (NEPA) oleh
Amerika Serikat oleh tahun 1969. NEPA mulai berlaku pada tanggal 1 januari 1970. Pasal 102
(2) (C) dalam undang-undang ini menyatakan bahwa semua usulan legislasi dan aktivitas
22
pemerintah federal yang besar yang diperkirakan akan mempunyai dampak penting terhadap
lingkungan diharuskan disertai laporan Environmental Impact Assessmen (Analisis Dampak
Lingkungan). AMDAL sebagai dasar pertama sistem perizinan usaha akan berpengaruh besar
terhadap izin lingkungan yang akan dikeluarkan oleh pemerintah. Kemudian akan berlanjut
kepada izin usaha atau kegiatan. Boleh dikatakan AMDAL adalah peran utama penentu baik
buruknya kualitas izin lingkungan dan izin kegiatan. Tata laksana pelaksanaan AMDAL
menurut Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 mengatakan bahwasannya dalam
pelaksanaan AMDAL harus melalui tahapan-tahapan diantaranya setiap usaha atau kegiatan
yang berdampak penting terhadap lingkungan hidup wajib memiliki AMDAL. (Sumadi, K. Y.,
2017). Terkait hal tersebut tujuan dan sasaran AMDAL adalah untuk menjamin suatu usaha
atau kegiatan Pembangunan agar dapat berjalan secara berkesinambungan tanpa merusak
lingkungan hidup. Adapun beberapa cara atau prosedur untuk memperoleh izin AMDAL adalah
sebagai berikut:
a) Proses penapisan (seleksi), untuk menentukan apakah suatu rencana kegiatan wajib
menyusun AMDAL atau tidak.
b) Proses pengumuman, dilalukan oleh instansi yang bertangung jawab dan pemrakarsa
kegiatan.
c) Proses pelingkupan, berguna untuk menentukan lingkup permasalahan dan
mengidentifikasi beragai dampak.
d) Proses penyusunan, dalam hal ini (AMDAL) dan selanjutnya menuju kepersetujuan
kelayakan klingkungan
Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
(AMDAL) adalah sebuah dokumen yang berisi analisis dampak suatu kegiatan terhadap
lingkungan. AMDAL pertama kali dibuat di Amerika Serikat dengan NEPA (National
Environmental Policy Act) pada tahun 1969. Selain itu AMDAL adalah instrumen penting
untuk memastikan kelestarian lingkungan dalam proses pembangunan. AMDAL membantu
pemerintah dalam mengambil keputusan terkait izin usaha atau kegiatan dengan
mempertimbangkan dampaknya terhadap lingkungan. Prosedur AMDAL yaitu meliputi
penapisan, pengumuman, pelingkupan, penyusunan AMDAL dan persetujuan kelayakan
lingkungan. Tujuan dari AMDAL adalah Menjamin suatu usaha atau kegiatan pembangunan
berjalan berkelanjutan tanpa merusak lingkungan. Tata laksana pelaksanaan AMDAL diatur
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012.
b. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
23
Dalam Undang-Undang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (UUPPLH),
UKL-UPL diartikan sebagai pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha atau kegiatan yang
tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan izin usaha atau kegiatan. Izin lingkungan berdasarkan pasal
1 angka 35 UU No. 3 Tahun 2009 tentang pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup
(UUPPLH) adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan usaha atau kegiatan
yang wajib dalam rangka mewujudkan pengelolaan dan perlindungan lingkungan hidup sebagai
syarat untuk memperoleh izin usaha dan izin melakukan kegiatan. UKL-UPL merupakan suatu
instrument yang diharapkan dapat menjadi pencegah terjadinya pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup, dimana dalam penerapan UKL-UPL merupakan salah satu prasyarat untuk
memperoleh isin lingkungan seperti tertuang dalam peraturan pemerintah Nomor 27 tahun 2012
tentang izin lingkungan (Anton, S. S., dkk, 2016). Upaya pengelolaan lingkungan (UKL)
menjadi kunci untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kelestarian alam.
Menghadapi berbagai permasalahan lingkungan seperti pencemaran, perubahan iklim, dan
degradasi sumber daya alam, diperlukan langkah-langkah strategis dan terpadu untuk menjaga
kelestarian lingkungan bagi generasi sekarang dan masa depan.
Penjelasan UUPPLH 2009 dijelaskan juga mengenai perbedaan mendasar dengan
UUPPLH 1997 adalah tentang adanya penguatan yang terdapat dalam Undang-Undang ini yaitu
tentang prinsip-prinsip perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang dilaksanakan
pada tata kelola pemerintah yang baik karena setiap proses dalam perumusan dan penerapan
terhadap instrumen pencegahan pencemaran atau kerusakan lingkungan hidup serta melakukan
penanggulangan dan penegakan hukum wajib untuk mengintegrasikan aspek transparansi,
partisipasi, akuntabilitas, dan keadilan (Slamet, S., 2020). Lingkungan hidup merupakan salah
satu anugerah Tuhan Yang Maha Esa yang wajib dilestarikan dan dikembangkan
kemampuannya agar tetap dapat menjadi sumber penunjang hidup bagi manusia dan makhluk
hidup lainnya demi kelangsungan dan peningkatan kualitas hidup itu sendiri. Lingkungan hidup
adalah ruang atau tempat yang dihuni oleh manusia bersama makhluk hidup lainnya. Manusia
dan makhluk hidup lainnya tentu memiliki keterkaitan sendiri dalam proses kehidupan, saling
berinteraksi, dan membutuhkan satu sama lain. Kehidupan yang ditandai dengan interaksi dan
saling ketergantungan secara teratur merupakan tatanan ekosistem yang didalamnya
mengandung esensi penting, dimana lingkungan hidup sebagai satu kesatuan yang tidak dapat
dipisahkan (Muchamad, H. & Made, W., 2019).

24
Kejahatan atau tindak pidana lingkungan hidup terdapat dalam berbagai peraturan
perundang-undangan selain UUPPLH dan KUHP. Oleh karena itu, kecermatan dari para
penegak hukum, terutama penyidik, penuntut umum dan hakim sangat diperlukan dalam
menemukan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan tindak pidana lingkungan
hidup dalam berbagai macam peraturan perundang-undangan itu. Dengan kata lain, peraturan
perundang-undangan mana yang akan digunakan, tergantung pada sumber daya apa tindak
pidana lingkungan hidup itu dilakukan. Perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup pada
hakikatnya adalah upaya menerapkan prinsip–prinsip ekologi dalam kegiatan manusia terhadap
atau yang berdimensi lingkungan hidup (Ahmad, M., 2019)
Upaya Pemantauan lingkungan (UPL) adalah kegiatan yang dilakukan secara sistematis
dan berkelanjutan untuk mengamati, mengukur, dan menganalisis kualitas lingkungan. Upaya
ini bertujuan untuk:
a) Mengetahui kondisi lingkungan: Pemantauan membantu kita memahami kondisi terkini
lingkungan, termasuk tingkat pencemaran, kualitas air, dan kesehatan ekosistem.
b) Melacak perubahan: Dengan memantau data dari waktu ke waktu, kita dapat melacak
perubahan kondisi lingkungan dan mengidentifikasi tren yang mungkin berbahaya.
c) Mengevaluasi efektivitas kebijakan: Pemantauan membantu kita mengevaluasi efektivitas
kebijakan dan program pengelolaan lingkungan.
d) Mendeteksi dini masalah lingkungan: Pemantauan memungkinkan deteksi dini masalah
lingkungan sehingga dapat diambil tindakan pencegahan yang tepat.
Dengan demikian penulis menyimpulkan bahwa UKL-UPL merupakan instrumen
penting dalam mewujudkan pembangunan berwawasan lingkungan. Manfaatnya sangatlah
besar, dan keberhasilannya akan membantu menjaga kelestarian lingkungan bagi generasi
sekarang dan masa depan. instrument seperti UKL-UPL penting dalam upaya pencegahan
kerusakan lingkungan dan mengendalikan dampak penting terhadap lingkungan hidup,
sedangkan upaya pemantauan lingkungan (UPL) diperlukan untuk memantau kondisi
lingkungan secara sistematis dan berkelanjutan dan mendeteksi dini masalah lingkungan. UKL-
UPL sangat diperlukan dalam melakukan izin usaha atau kegiatan, karena UKL-UPL
merupakan prasyarat untuk memperoleh izin usaha dan izin melakukan kegiatan. Karena
dengan adanya UKL-UPL membantu menjaga kelestarian lingkungan bagi generasi sekarang
dan masa depan. Kesimpulannya semua upaya ini bertujuan untuk mencapai keseimbangan
antara kebutuhan manusia dan kelestarian alam demi kualitas hidup yang baik bagi generasi
sekarang dan masa depan.
25
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hubungan antara manusia dan lingkungan hidupnya adalah sangat kompleks dan saling
terkait. Manusia sebagai bagian dari alam memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga
keseimbangan lingkungan untuk kelangsungan hidupnya sendiri dan makhluk hidup lainnya.
Lingkungan hidup bukan hanya mencakup unsur-unsur fisik, tetapi juga perilaku manusia yang
mempengaruhi kesejahteraan semua makhluk hidup. Lingkungan memiliki makna yang sangat
berarti terhadap kehidupan manusia. Lingkungan sendiri merupakan tempat manusia hidup dan
tumbuh berkembang. Lingkungan memberi sumber-sumber penghidupan manusia, seperti
tanah yang subur untuk ditanami dan perairan yang bisa dimanfaatkan. Adanya lingkungan juga
mempengaruhi sifat, karakter dan perilaku manusia yang mendiaminya. Pentingnya
pemahaman tentang keterkaitan antara masyarakat dan kebudayaan dalam memahami dinamika
dan perkembangan suatu kelompok manusia serta bagaimana mereka berinteraksi dengan
lingkungan sekitarnya. Dalam ilmu geografi melalui sudut pandang kewilayahan, geografi
membantu dalam mengidentifikasi perbedaan, kesamaan, dan perubahan dalam kebudayaan di
berbagai wilayah, serta menyediakan wawasan tentang bagaimana lingkungan fisik
memengaruhi cara hidup dan pola pikir manusia. Pendekatan environmentalisme dalam studi
geografi menekankan pengaruh lingkungan alam terhadap perilaku sosial, budaya, dan fisik
manusia serta masyarakat secara keseluruhan, dengan tujuan untuk mencapai keseimbangan
antara pembangunan manusia dan perlindungan lingkungan.
Kehidupan manusia bergantung pada kelestarian lingkungan, yang menyediakan sumber
daya alam, seperti udara, air dan tanah. Namun, kondisi lingkungan saat ini mengalami
kerusakan dan perubahan. Kerusakan lingkungan merujuk pada perubahan negatif yang terjadi
dalam kondisi keseimbangan alam dan ekosistem akibat aktivitas manusia atau faktor alam. Hal
ini mencakup sejumlah perubahan yang dapat memiliki dampak yang signifikan terhadap
keseimbangan alam dan keberlanjutan lingkungan. Kerusakan lingkungan disebabkan oleh
pertumbuhan populasi, perkembangan zaman, eksploitasi sumber daya alam, kurangnya
kesadaran manusia dalam menjaga lingkungan, dan aktivitas sehari-hari yang menghasilkan
dampak negatif. Oleh karena itu, manusia harus bertanggungjawab untuk menjaga dan
melestarikan lingkungan. Pada saat ini, terjadinya kemerosotan lingkungan sudah menjangkau
ke berbagai segi kehidupan, misalnya: 1). Mutasi gen manusia terjadi akibat perubahan
lingkungan, seperti zat polusi, zat kimia, asap rokok, serta perubahan iklim, yang menyebabkan
26
dampak negatif pada kesehatan manusia. 2). Hujan asam disebabkan oleh aktivitas manusia
seperti pembakaran bahan bakar fosil dan industri sehingga menyebabkan keasaman tanah dan
permukaan air. 3). Efek rumah kaca terjadi karena peningkatan konsentrasi gas rumah kaca di
atmosfer, terutama CO2, H2O dan O3 yang dapat menyebabkan pemanasan global dan
perubahan iklim. 4). Penipisan lapisan ozon disebabkan oleh bahan kimia seperti CFC dan
halon, yang dapat menyebabkan peningkatan intensitas sinar ultraviolet B (UV-B) yang
berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan.
Sumber daya alam memegang peran penting dalam memenuhi kebutuhan manusia dan
organisme lain. Sumber daya alam terbagi menjadi dua kategori utama, yaitu hayati (biotik)
dan non-hayati (abiotik), dan penting untuk dikelola dengan baik untuk menjaga
keberlangsungan hidup manusia dan lingkungan. Pengelolaan lingkungan hidup melibatkan
perangkat manajemen lingkungan yang terstruktur, seperti Internasional Organization or
Standardization (ISO) 14001, untuk meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dari
kegiatan ekonomi. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) menjadi instrumen
penting dalam pengambilan keputusan terkait izin usaha atau kegiatan, sementara Upaya
Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) diperlukan untuk
memastikan kegiatan tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup. Semua upaya ini
bertujuan untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan manusia dan kelestarian alam,
dengan memperhatikan prinsip perlindungan lingkungan hidup untuk generasi sekarang dan
masa depan. Dengan demikian, pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup menjadi
kunci dalam memastikan kelangsungan hidup dan kualitas hidup yang baik bagi manusia dan
makhluk hidup lainnya.

B. Saran
Dalam makalah ini, penulis menyadari bahwa ada begitu banyak hal yang harus
dilengkapi demi perkembangan kemampuan penulis dan para pembaca, oleh karena itu segala
bentuk masukan atau saran dan usulan yang bersifatnya mendukung penulis makalah ini sendiri
melainkan demi menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai konsep saling
ketergantungan antara manusia dan lingkungan,dampak perubahan dan kerusakan lingkungan
terhadap kehidupan manusia, dan juga pengertian dari sumber daya alam, pemeliharaan dan
pengelolaan lingkungan.

27
DAFTAR PUSTAKA

Afrianti. (2015). Pentingnya Menjaga Kelestarian Lingkungan Hidup Bagi Kehidupan


Manusia. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 1(1), 54-60.
Aini, M. H. (2014) Penguasaan Konsep Lingkungan dan Sikap Peduli Lingkungan Siswa SMA
Adiwiyata Mandiri di Kabupaten Mojokerto. Berkala Ilmiah Pendidikan Biologi
(BioEdu) 3(3), 479-484.
Assa, A. F. (2021). Manajemen Lingklungan. Moeka Publishing: Jakarta
Astuti, R. T. (2016). Pendidikan lingkungan hidup: Strategi pembelajaran untuk mewujudkan
sekolah berwawasan lingkungan. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran, 2(2), 1293-1302.
Black, B. A., Lamarque, J. F., Shields, C. A., Elkins-Tanton, L. T., & Kiehl, J. T. (2014). Acid
rain and ozone depletion from pulsed siberian traps magmatism. Geology, 42(1), 67-70.
Farhaeni, M. (2023). Etika Lingkungan, Manusia dan Kebudayaan. CV Budi Utama:
Yogyakarta.
Guha, R. (2016). The Anthropocene: A History of the Human Impact on the Planet. Penguin
Books : London.
Handoko, M., & Warka, M. (2019). Kedudukan Otoritas Jasa Keuangan Terhadap Putusan
Mahkamah Konstitusi Nomor 25/PUU-X11/2014. Mimbar Keadilan, 12(1), 13-20
Imron, I. F., & Puspitarini, I. Y. D. (2018). Hubungan Interelansi Manusia dan Lingkungan
nya. Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Internasional English Institute of Indonesia:
Mojokerto.
Lestari, Y. S. (2018). Environmentalism dan Green Politics: Pembahasan Teoritis. Jurnal
Community, 2(2), 188-200.
Mahyani, A. (2019). Harmoni Hak Pistole Dengan Ketentuan Fasilitas Narapidana. Jurnal Ilmu
Hukum, 15(1), 38
Malayu, H. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. PT Bumi Aksara: Jakarta.
Nainggolan, L. E., Purba B., & Sudarmanto, E. (2021). Ekonomi Sumber Daya Manusia.
Yayasan Kita Menulis: Medan.
Nasdian, F. T. (2015). Sosiologi Umum. Yayasan Pustaka Obor Indonesian: Jakarta.
Novi, A. (2020). Analisis pengaruh perilaku manusia terhadap kerusakan lingkungan di Kota
Padang. Jurnal Ilmiah Pendidikan Geografi, 8(2), 152-160.
Pratama, R. (2019). Efek Rumah Kaca Terhadap Bumi. Buletin Utama Teknik, 14(2), 120-126.
Purba, B,. Albra, W., & Rahman, A. (2021). Ekonomi Publik. Yayasan Kita Menulis: Medan.
Safitri, D., Putra, F. F., & Marini, A. (2020). Ekolabel dan Pendidikan Lingkungan Hidup. PT
Pustaka Mandiri: Tangerang.
Sahar, S. (2015). Pengantar Antropologi: Integrasi Ilmu dan Agama. Cara Baca: Makassar.
Sallata, M. K. (2015). Analisis pengaruh pencemaran lingkungan terhadap kesehatan
masyarakat di Kota Palu. Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat, 7(2), 72-78.

28
Sari, E. P., Budijanto., & Susilo, S. (2021). Tradisi Sekura Cakak Buah Masyarakat Adat
Saibatin Lampung Barat dalam Kaca Mata Geografi. Guepedia: Jakarta.
Sihaloho, A. T. (2018) Kerusakan Lingkungan Hidup. Universitas Negeri Jakarta: Jakarta.
Simarmata, M. MT., Sudarmanto, E., & Lora, I. K. (2021). Ekonomi Sumber Daya Alam.
Yayasan Kita Menulis: Medan.
Sinery A.S, Angrianto R, Rahawarin Y. Y, Peday H.F.Z. (2016). Potensi dan Strategi
Pengelolaan Hutan Lindung Wosi Rendani. Deepublish: Yogyakarta.
Soekanto, S. (2014). Sosiologi Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Soemarwato, O. (2014). Analisis Mengenai Dampak Lingkungan. Gadjah Mada University
Prees: Yogyakarta.
Suhartono, S. (2020). Hukum Positif Problematik Penerapan dan Solusi Teoritiknya. DiH:
Jurnal Ilmu Hukum, 15(2), 201-211
Susilawati, (2021). Dampak perubahan iklim terhadap kesehatan. Electronic Journal Scientific
of Environmental Health And Disease, 2(1), 25-31.
Syarif, L. M. & Wibisana, A. G. (2014). Hukum Lingkungan. Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia : Jakarta.
Taufiq, A., (2014). Upaya pemeliharaan lingkungan oleh Masyarakat di kampung sukadaya
kabupaten subang. Jurnal Pendidikan Geografi (GEA), 14(2), 125-129
Yakin, S. K. (2017). Analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) sebagai instrumen
pencegahan pencemaran dan perusakan lingkungan. Badamai Law Journal, 2(1), 113-
132

29

Anda mungkin juga menyukai