Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PENCEMARAN SAMPAH TERHADAP KELESTARIAN LAUT INDONESIA

Oleh Kelompok I:
- Siti Israwati (19061009)
- Yusri Mahendra (19061006)
- Muh.Ulit (20061019)
- Iksan Randa Manuli (19061011)
- Rati
- Iskandar

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERIKANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LUWUK
LUWUK
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segalah rahmat dan
karunia-Nya yang telah diberikan,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mata
kuliah dasar-dasar amdal tentang pencemaran sampah terhadap pelestarian laut
indonesia. Adapun tujuan disusunnya makalah ini adalah sebagai syarat untuk
memenuhi tugas mata kuliah dasar-dasar amdal. Tersusunnya makalah ini tentu
bukan karena buah kerja keras kami semata, melainkan juga atas bantuan dari
berbagai pihak, untuk itu kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang membantu terselesaikannya makalah ini, diantaranya :
1. Ibu Yanti Mutalib, S.Pi, M.Si.., selaku dosen pengampuh mata kuliah dasar-
dasar amdal
2. Anggota kelompok I, yang telah bekerja sama dengan baik.
3. Orang tua, kerabat, sahabat, dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa kami
sebutkan satu persatu.

Kami sangat menyadari bahwa makalah ini masihlah jauh darisempurna. Untuk
itu, kami menerima dengan terbuka semua kritik dan saran yang mebangun agar
makalah ini bisa tersusun lebih baik lagi.kami berharap semoga makalah ini
bermanfaat untuk kita semua.

luwuk, 25 April 2022

penulis

ii
DAFTAR ISI
SAMPUL.....................................................................................................................i
KATA PENGANTAR..............................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1Latar belakang................................................................................................1
1.2Rumusan masalah...........................................................................................3
1.3 tujuan penulis................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Penyebab Pencemaran Laut Indonesia..........................................................4
2.1.1 Dampak Aktivitas Manusia Terhadap Tingkat Pencemaran Laut...........5
2.1.2 Dampak Pencemaran Air Laut Akibat Sampah.....................................6
2.2 Upaya Mengatasi Pencemaran Laut Indonesia.............................................8
2.2.1 Langkah-langkah penanggulangan pencemaran.....................................9
BAB II PENUTUP
3,1 Kesimpulan .................................................................................................12
3.2 Saran ...........................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laut adalah salah satu dari 17 tujuan dari Sustainable Development Goals (SDGs)
atau pembangunan berkelanjutan (2015-2030) yang diukur dengan menyeimbangkan
tiga dimensi pembangunan berkelanjutan yaitu lingkungan, sosial dan ekonomi. Laut
adalah salah satu ekosistem perairan yang memiliki kemampuan untuk
mempertahankan kelestarian ekosistem yang berguna sebagai penampungan akhir
dari segala jenis limbah air yang dihasilkan dari aktivitas manusia. Laut menerima
bahan- bahan yang terbawa oleh air dari daerah pertanian, limbah rumah tangga,
sampah, bahan buangan dari kapal, tumpahan minyak, dan bahan buangan lainya.
(Rifqie, 2021)
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar didunia yang juga merupakan
negara dengan biota laut dan keluasan bahari yang diakui secara internasional. Hal
tersebut selaras dengan Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari pulau-
pulau. Jumlah pulau-pulau yang dimiliki Indonesia yaitu sebanyak 17.504 pulau
(Badan Pusat Statistik, 2016). Secara geopolitik Indonesia memiliki peran yang
sangat strategis karena berada di antara benua Asia dan Australia, serta diantara
Samudera Pasifik dan Samudera Hindia (Yoshua, 2017: 97). Merujuk pada data yang
ada, sumber daya pesisir merupakan sumber dan pusat biodeversitylaut tropis terkaya
di dunia, dimana 30% hutan bakau dunia ada di Indonesia; 30% terumbu karang
dunia ada di Indonesia, 60% konsumsi protein hewani yang berasal dari sumber daya
perikanan, sedangkan 90% ikan berasal dari perairan pesisir dalam yang berjarak 12
mil laut dari garis pantai,(Mutawalli, 2021).
Indonesia setiap tahunnya mengalami permasalahan lingkungan hidup yang
dampaknya seakan kasat mata, untuk itu Indonesia menanggapi permasalahan

1
lingkungan ini dengan mulai mengadopsi konsep pertanggung jawaban negara (state
responsibility). Dengan mengadopsi konsep tersebut dapat menunjukkan menjadi
bentuk pertanggungjawaban negara terhadap pencemaran yang mengakibatkan injury
bagi negara sendiri. Pelestarian fungsi lingkungan hidup adalah rangkaian upaya
untuk memelihara kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup.
Kekayaan keanekaragaman hayati dan sumber daya alam Negara Indonesia yang
melimpah, wajib dilindungi oleh negara dan hukum. Permasalahan-permasalahan
lingkungan hidup yang muncul merupakan bencana.(Mutawalli, 2021)
Laut dianggap sebagai tempat pembuangan akhir bagi kehidupan manusia, namun
hal itu diabaikan oleh manusia karena laut memiliki volume air yang cukup besar dan
memiliki kemapuan untuk mengencerkan segala jenis zat yang dirasa tidak akan
menimbulkan dampak sama sekali. Terdapat suatu ekosistem kehidupan di dalam laut
yang harus dilestarikan yang memiliki kemampuan untukmempertahankan suatu
keseimbangan dan salah satu kebutuhan manusia. Kelestarian air laut apabila
tercemar oleh zat-zat yang ditimbulkan oleh limbah manusia secara terus-menerus
dengan volume yang besar dalam konsentrasi yang tinggi, maka dapat menyebabkan
rusaknya keseimbangan laut, rusaknya keseimbangan laut dapat berdampak pada
kelestarian alam dan terjadi dampak global untuk selanjutnya.(Ramadhan, 2018)
Dalam mewujudkan hak keadilan atas sumber daya alam dan lingkungan hidup
ini, maka perlu dilaksanakan secara terpadu dan terintegrasi antara lingkungan laut,
darat, dan udara. Hal ini sejalan dengan amanat Pasal 2 huruf d Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup,
yang mengatakan bahwa perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup harus
dilaksanakan berdasarkan asas tanggung jawab negara; kelestarian dan keberlanjutan;
keserasian dan keseimbangan; keterpaduan; manfaat; kehati-hatian; keadilan;
ekoregion; keanekaragaman hayati; pencemar membayar; partisipatif; kearifan lokal;
tata kelola pemerintahan yang baik; dan otonomi daerah. Selain itu juga harus
diselenggarakan berdasarkan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan

2
lingkungan sebagaimana dimuat dalam bagian menimbang dari Undang-Undang
Nomor 32 Tahun 2009 (Purnama.W, 2018: 124). Perlindungan.(Mutawalli, 2021)

1.2 Rumusan Masalah


Rumusan masalah dari makalah dituliskan sebagai berikut:
a. Penyebab pencemaran laut?
b. Bagaimana upaya mengtasi pencemaran laut?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah dituliskan dengan sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui tentang penyebab pencemaran laut
b. Untuk memahami tentang cara mengatasi pencemaran laut

3
BAB II
PEMBAHASAN

Pencemaran sampah dalam laut di Indonesia merupkan permasalahan yang


dihadapi Indonesia dan menjadi faktor utama permasalahan pencemaran di laut
Indonesia, diman laut dilindungi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan dan
memecahkan masalah-masalah yang ada untuk saat ini dan untuk keberlangsungan
kehidupan di masa depan. Pencemaran sampah dapat berasal dari sampah yang
dihasilkan oleh manusia yang dibuang ke sungai yang selanjutnya mengalir akan
bermuara ke laut atau aktivitas manusia yang secara langsung membuang sampah ke
laut. Sampah laut (Marine Debris) merupakan bahan padat peristen yang sengaja atau
tidak sengaja dibuang dan ditinggalkan di lingkungan laut(CSIRO, 2914).
Pencemaran sampah di laut dapat berasal dari beberapa faktor sampah, seperti
sampah plastik, sampah kayu, sampah logam, sampah dari bahan organik, dan
terdapat banyak sampah lainya yang dapat mencemari laut.(Ramadhan, 2018)

2.1 Penyebab Pencemaran Laut Indonesia


Lingkungan hidup dalam kaitan dengan pembangunan sudah mulai dikenal di
kalangan pemerintahan di dunia ini pada tahun 1972, dan sejak itu mulai dirintis
berbagai langkah pengemban- gan pola pembangunan yang tidak merusak lingkungan
(Emil Salim, 1990). Meskipun demikian, pada kenyataannya masih ban- yak terlihat
aktivitas yang mengakibatkan pencemaran lingkungan, di darat maupun di laut,
Indonesia merupakan negara yang berada diperingkat dua dunia penghasil sampah
plastik ke laut yang mencapai 187,2 juta ton. Laut yang dianggap sebagai tempat
pembuangan akhir bagi kehidupan manusia, namun hal itu diabaikan oleh manusia
karena laut memiliki volume air yang cukup besar dan memiliki kemapuan untuk
mengencerkan segala jenis zat yang dirasa tidak akan menimbulkan dampak sama
sekali. Kelestarian air laut apabila tercemar oleh zat-zat yang ditimbulkan oleh
limbah manusia secara terus-menerus dengan volume yang besar dalam konsentrasi

4
yang tinggi, maka dapat menyebabkan rusaknya keseimbangan laut, rusaknya
keseimbangan laut dapat berdampak pada kelestarian alam dan terjadi dampak global
untuk selanjutnya. Indonesia merupakan negara kepulauan yang dikelilingi oleh laut,
yang secara langsung kehidupan manusia akan berlangsung bersamaan dengan
kebutuhan dari laut. Permasalahan sampah di laut Indonesia dapat melibatkan
beberapa faktor penyebab seperti budaya dan kebijakan pemerintah. Budaya
masyarakat yang tidak semuanya sadar akan kelestarian lingkungan akan membuang
sampah dengan sembarangan, seperti membuang sampah di sungai secara langsung
yang akan mengakibatkan sampah mencemari air sungai yang akan terus mengalir ke
laut dan sampah akan terbawa aliran sungai kelaut. Sedangkan ada Tempat
Pembuangan Sampah yang disediakan oleh pemerintah bagi warga masyarakat untuk
membuang sampah, namun hal itu menjadi persoalan karena tidak semua masyarakat
membuang sampah di Tempat Pembuangan Sampah yang disediakan pemerintah, hal
tersebut tidak terlepas dari kebijakan pemerintah yang tidak mewajibkan
masyarakatnya untuk membuang sampah di Tempat Pembuangan Sampah yang
disediakan oleh pemerintah.
2.1.1 Dampak Aktivitas Manusia Terhadap Tingkat Pencemaran Laut
Sampah yang dihasilkan dari aktivitas manusia secara langsung maupun
tidak langsung akan mencemari lingkungan. Seperti sampah yang berdada dalam
beberapa bagian laut di Indonesia yang tercemar oleh sampah dengan berbagai
macam jenis sampah yang ada, sampah-sampah yang berada dilaut berasal dari
beberapa fator yaitu sampah terbawa oleh aliran sungai yang bermuara ke laut,
sebagian manusia yang tidak memperhatiak tentang kelestarian lingkungan
seperti air mereka membuang sampah mereka kesungai yang akan mengalir
sampai bermuara ke laut sehingga sampah akan terbawa dan akan tercampur di
laut yang akan berakibat dengan pencemaran air laut dengan berbagai macam
sampah yang bercampur dengan berbagai kandungan didalamnya bahkan
kandungan berbahaya. Selanjutnya adalah sampah yang dibuang secara langsung
oleh manusia kedalam laut, hal ini merupakan tindakan yang tidak perduli

5
dengan kelestarian lingkungan, dimana keletarian lingkungan dalam laut yang
meliputi ekosistem laut dan biota laut akan tercemar dengan adanya berbagai
macam sampah yang berada di laut.
Sampah yang dapat mencemari laut dapat berasal dari berbagai macam
sampah seperti sampah plastik, sampah organik, sampah kayu, sampah logam,
dan masih banyak sampah lainya yang terapat dilaut. Sejak tahun 1820 yaitu
ketika dimulainya revolusi industri di Eropa, berakibat pada produksi plastik
yang naik secara signifikan dan digunakan oleh manusia dalam berbagai
kebutuhan hidup manusia, yang digunakan dan setelah itu tidak akan digunakan
lagi dan hanya menjadi sampah. Sampah yang dihasilkan masyarakat termasuk
sampah plastik yang tidak dapat dihindarkan adanya di laut Indonesia. Sampah
plastik yang terkumpul dalam beberapa titik di laut dikenal dengan zona
konvergensi, Zona konvergensi adalah daerah laut yang luas sebagai tempat
bertemunya arus dingin dan panas samudera yang dapat mengakibatkan sampah
yang terus mengalir dalam laut dapat terperangkap dan terkumpul dalam zona
ini, kumpulan sampah yang ada terdiri dari kepingan sampah-sampah plastik
yang tenggelam di dalam lau atau kepingan-kepingan sampah yang mengapung
di permukaan air laut.
2.1.2 Dampak Pencemaran Air Laut Akibat Sampah
Dampak pencemaran sampah di laut indonesia akan berdampak pada konteks
global, karena Indonesia merupkan negara kepulauan dengan dikelilingi laut
yang sebagian tercemar oleh sampah dari aktifitas manusia yang tentunya akan
berakibat pada perairan air laut yang berdampak langsung pada laut samudera
dunia yang secara global dengan secara langsung akan ikut tercemar oleh
sampah. Samudera Pasifik termasuk kedlam zona konergen yang memungkinkan
terjadi adanya kumpulan sampah yang terperangkap, sehingga dengan hal ini
dapat berpengaruh terhadap konteks global karena Samudera pasifik adalah
samudera yang berdhadapan langsung dengan negara Jepang dan Amerika.

6
Sampah plastik merupakan sampah tidak dapat terlepas dari kehidupan
manusia setiap harinya. Plastik terbuat dari bahan polimer sintesis yang dibuat
dengan melalui proses polimerisasi yang mempunyai sifat tidak dapat
terdegradasi dan tidak terurai, sehingga sampah plastik tersebut menjadi faktor
yang berpengaruh atau bahkan membahayakan bagi lingkungan Apabila
pembuangan sampah plastik ke laut secara-terus menerus dan tidak terkendali
oleh manusia akan berdampak pada lingkungan yang merugikan dalam air laut
untuk jangka panjang. Secara global, laut Indonesia tercemar oleh sampah,
dimana 60%-80% dari sampah tersebut adalah sampah plastik dari keseluruhan
sampah yang berada dilaut, dengan adanya sebagian sampah plastik dilaut maka
dapat merusak ekosistem laut dan rantai makanan atau biota laut yang dapat
dimakan oleh hewan-hewan dilaut.
Sampah plastik akan berdampak pada lingkungan seperti sampah plastik dapat
membunuh terumbu karang, karena terumbu karang akan tertimbun oleh sampah
dan tidak dapat tumbuh serta berkembang biak dengan baik, atau bahkan dapat
mati. Adapun sampah plastik yang menimbun di dasar laut akan menahan air
untuk sulit teresap kedalam tanah dan sirkulasi udara dalam tanah akan dapat
terhambat. Penumpukan sampah didasar laut juga akan berpengaruh terhadap
terumbu karang, terumbu karanang adalah tempat perlindungan bagi hewan-
hewan laut maupun biota laut serta dapat berfungsi untuk melindungi pantai dari
erosi apabila terdapat gelombang laut tinggi, apabila terumbu karang tertutupi
sampah maka hewan-hewan laut tidak memiliki tempat untuk perlindungan
sehingga akan rentan terhadap kematian yang menyebabkan terjadinya
kelestarian ekosistem dan boiota laut.
Hewan-hewan dilaut seperti ikan, penyu, lumba-lumba, dan hewan lainya,
akan ikut tercemar, hal tersebut dapat terjadi karena hewan-hewan laut tersebut
dapat menganggap sampah di laut adalah sebagai makanan yang akan dimakan
oleh hewan laut, dimana terdapat kemungkinan bahwa sampah plastik terbuat
dari bahan kimia yang dapat terserap oleh hewan yang dapat meracuni hewan

7
tersebut dan akan berakibat akan matinya hewan laut tersebut, ketika hewan mati
dilaut maka hewan tersebut akan menjadi bangkai yang didalam tubuh hewan
tersebut terdapat sampah seperti sampah plastik yang tidak dapat terurai maka
akan dapat meracuni hewan-hewan lainya. Sehingga kelestarian hewan-hewan
lau akan berkurang dan bahkan bisa punah, dan berakibat pada hewan-hewan
lainya sebagai hewan pengurai maupun hewan-hewan dalam urutan rantai
makanan yang dapat berdampak. Tidak hanya sampah plastik, adapun samaph
logam yang masuk kedalam laut, sampah logam merupakan sampah yang berasal
dari sampah yang memiliki kandungan minyak yang banyak dibuang ke laut
melalui daerah aliran sungai, sampah ini memungkinkan adanya kandungan
logam didalamnya dengan konsentrasi rendah maupun tinggi yang dapat
mencemari ekosistem dan biota laut.
2.2 Upaya Mengatasi Pencemaran Laut Indonesia
Pencemaran laut akibat sampah menjadi polemik di Indonesia, dengan
menerapkan konsep Sustainable Development Goals saat ini dalam nawacita dalam
rangka untuk pembangunan berkelanjutan dalam lingkungan khusunya kelestarian
laut Pemerintah Indonesia berjanji untuk mengurangi ssampah khususnya sampah
plastik sampai dengan 70% di tahun 2025 dan tidak ada lagi pembuangan sampah
yang dibuang ke alam maupun kesungai yang pada akhirnya akan bermuara kelaut.
Pengendalian dan penanganan sampah akan lebih baik dilakukan bersama-sama,
bukan hanya dilakukan pemerintah saja yang memang berkewajiban uuk menangani
itu sera melestarikan lingkungan khusunya ekosistem laut dan seisinya, tetapi
masyarakat juga harus ikut andil atau berpartisiipasi dengan berbagai hal yang dapat
dilakukan tentunya yang utama adalah kesadaran tentang kelestarian lingkungan
untuk pembangunan berkelanjutan dan kebutuhan dimasa depan lebih baik.
Kelestarian lingkungan ekosistem laut sangat penting adanya penanganan
pencemaran sampah, kelestarian lingkungan yang baik dan bersih dapat berdampak
baik seluruh kehidupan manusia, seperti pemanfaatan laut apabila laut tehidar dari
pencemaran sampah, karena laut dapat dimanfaatkan sebagai ekowisata bahari,

8
ekowisata bahari adalah kegiatan wisata pesisir dan laut yang dikembangkan dengan
pendekatan konservasi laut, sehingga wisatawan tidak hanya dapat menikmati
keindahan atau mengamati laut baik dari terumbu karang atau melihat berbagai
macam hewan laut, tetapi wisatawan diajak atau dapat ikut serta dalam melestarikan
ekosistem dilaut.
2.2.1 Langkah-langkah penanggulangan pencemaran
1) Koordinasi antar instansi pemerintah dan kepolisian dalam menuntaskan
suatu kasus. Koordinasi ini sangat penting dilakukan agar pencemaran yang
terjadi dapat diselesaikan. Oleh karena itu diharapkan tidak terkesan
penanggulangan pencemaran laut bersifat sektoral dimana hanya segelintir
pihak/instansi yang berfungsi.
2) Menjaga kelestarian lingkungan laut karena sebagian masyarakat sangat
bergantung pada laut. Pencemaran laut akibat tumpahan minyak terus terjadi
dan merata di selurun perairan sehingga menimbulkan kekhawatiran bagi
para nelayan dan masyarakat luas. Oleh karena itu, monitoring/pengawasan
menjadi sangat penting untuk mencegah dan menanggulangi bahaya
pencemaran laut dari tumpahan minyak.
3) Menerapkan pengelolaan lingkungan berbasis masyarakat (community based
management). Masyarakat memiliki adat istiadat, nilai-nilai sosial dan
kebiasaan yang berbeda satu sama lain. Oleh karena itu, perlu
memperhatikan masyarakat dan kebudayaannya, baik sebagai bagian dari
subjek maupun objek pengelolaan
4) Beberapa teknik penanggulangan minyak yang telah ada antara lain spraying
chemical dispersants, slick- lickers, loating boom. Hal yang penting untuk
diperhatikan pada aspek ini adalah pentingnya penguasan prosedur dan
teknik-teknik penanggulangan tumpahan minyak oleh pelaksana lapangan.
Berkaitan dengan perlengkapan kapal, UU 17/2008 menjelaskan
perlengkapan kapal dalam operasi maupun penanggulangan kecelakaan

9
(termasuk tumpahan minyak). Para produsen migas sudah memiliki
produsedur kerja dan fasilitas penanggulangan tumpahan minyak yang
cukup memadai untuk digunakan dalam penerapan Tier 1 dan Tier 2 yang
dilakukan secara inter-connection di bawah koordinasi Administrator
Pelabuhan.
5) Pemerintah melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM
215/AL.506/ PHB-87 tentang Pengadaan Fasilitas Penampungan Limbah
dari Kapal telah mewajibkan kepada setiap pelabuhan untuk menyediakan
fasiltas penampungan limbah dari kapal. Keputusan Menteri Perhubungan
ini merupakan upaya melindungi kelestarian lingkungan laut dan sebagai
tindak lanjut atas ratiikasi Marpol 73/78. Hal ini dinyatakan dalam
pertimbangannya bahwa sebagai tindak lanjut dari pengesahan atas
Konvensi tersebut, perlu menetapkan peraturan tentang Pengadaan Fasilitas
Penampungan Limbah dari Kapal. Keputusan ini kemudian lebih dipertegas
dalam PP 21/2010 tentang perlindungan lingkungan maritim, dalam pasal 17
ayat 1 dan 2 bahwa setiap pelabuhan wajib memenuhi persyaratan untuk
mencegah timbulnya pencemaran yang bersumber dari kegiatan di
pelabuhan termasuk di terminal khusus. Persyaratan dimaksud antara lain
tersedianya fasilitas penampungan limbah, dan penampungan sampah.
Dengan demikian menjadi kewajiban bagi setiap pelabuhan dan terminal
untuk menyediakan fasilitas dimaksud dank arena itu pelu langkah
pengawsan dan penegakan peraturan.
6) Perlu adanya keterkaitan dengan pemerintah provinsi dan pemerintah
kabupaten/kota untuk perwujudan perlindungan lingkungan maritim selain
adanya sanksi yang tegas bagi kasus pencemaran laut. Selain itu pula,
pengawasan dalam pelaksanaan pengaturan dan sosialisasi perlu
dilaksanakan secara terpadu. Disamping itu, perlu harmonisasi peraturan
perundang-undangan dalam pelaksanaanya agar dapat sejalan dengan

10
keinginan untuk menciptakan road map guna mewujudkan clean ocean dan
sejalan pula dengan ocean policy,(Rifqie, 2021).

11
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Laut adalah salah satu dari 17 tujuan dari pembangunan berkelanjutan yang
diukur dengan menyeimbangkan tiga dimensi pembangunan berkelanjutan yaitu
lingkungan, sosial dan ekonomi. Laut dianggap sebagai tempat pembuangan akhir
bagi kehidupan manusia karena volume air yang cukup besar dan memiliki kemapuan
untuk mengencerkan segala jenis zat yang dirasa tidak akan menimbulkan dampak
sama sekali. Kelestarian laut tidak akan selalu terjaga karena adanya pencemaran air
laut dengan sampah dari aktifitas manusia. Pencemaran sampah di laut dapat berasal
dari beberapa faktor sampah, seperti sampah plastik, sampah kayu, sampah logam,
sampah dari bahan organik, dan terdapat banyak sampah lainya yang dapat
mencemari laut.
3.2 Saran
karena sampah adalah tanggung sama seluruh manusia dan harus diatasi bersama
dalam rangka pembangunan berkelanjutan demi keberlanjutan ekosistem laut dan
untuk keberlanjutan kehidupan dimasa depan dan menjadi sumber penunjang
kehidupan masyarakat indonesia.

12
DAFTAR PUSTAKA

Mutawalli, M. (2021). Tanggung Jawab Negara Terhadap Pencemaran Laut dari


Limbah Buangan Pltu Dikawasan Pesisir Pantai. YUDISIA : Jurnal
Pemikiran Hukum Dan Hukum Islam, 12(1), 1.
https://doi.org/10.21043/yudisia.v12i1.9341

Ramadhan, W. (2018). Dampak pencemaran air laut akibat sampah kelestaraian laut
di indonesia. Jurnal Universitas Muhammadiyah, May, 1–13.

Rifqie, D. (2021). Kajian Pencemaran Laut dari Kapaldalam Rangka Penerapan PP


Nomor 21 Tahun 2010 Tentang.

13

Anda mungkin juga menyukai