Anda di halaman 1dari 23

UPAYA MELESTARIKAN LINGKUNGAN HIDUP MELALUI PROGRAM

ADIWIYATA DI SMPN 2 DEPOK

MAKALAH
Tugas Ini di Ajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Nilai Mata Kuliah Hukum Lingkungan
Dosen Pengampu Nining, S.H.,M.H

DI SUSUN OLEH :
DIANA YULIAWATI 191010200405

UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS HUKUM
JUNI 2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang. Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “ Upaya Melestarikan Lingkungan Hidup
di Kota Surabaya ” Ini tepat Pada waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini guna untuk memenuhi tugas yang telah di
berikan. Selain itu makalah ini juga berfungsi untuk menambah wawasan tentang “ Upaya
Melestarikan Lingkungan Hidup ” bagi para pembaca juga penulis.
Saya mengucapkan terimakasih kepada bapak/ibu dosen selaku yang telah memberikan
tugas ini sehingga saya dapat menambah wawasan dan pengetahuan sesuai dengan bidang studi
yang saya tekuni.
Saya juga mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membagi
Sebagian pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Saya
menyadari bahwa makalah yang saya tulis ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan proposal ini.

12 Juni 2022

Diana Yuliawati

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR………………………………………………………………..ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………iii
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………..1
1.1 Latar Belakang……………………………………………………………………..1
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………….3
1.3 Tujuan...……………………………………………………………………………3
1.4 Manfaat…………………………………………………………………………….3
BAB II PEMBAHASAN……………………………………………………………...4
2.1 Ekologi Sebagai Basis Lingkungan………………………………………………...4
2.2 Pelestarian Lingkungan Hidup……………………………………………………..7
2.3 Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup di Sekolah………………………………….8
2.4 Program Adiwiyata……………………………………………………………….12
2.5 Sumber Belajar…………………………………………………………………...15
BAB III PENUTUP………………………………………………………………….18
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………………….18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….20

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan negara dengan nomor urut keempat dalam besarnya jumlah
penduduk setelah China, India, dan Amerika Serikat. Menurut data statistik dari BPS bahwa
angka rata-rata peningkatan pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia dalam sepuluh tahun
terakhir adalah 32 juta jiwa atau 1,21% pertahunnya. Maka kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa jumlah penduduk indonesia pertahunnya meningkat 2,6 juta penduduk. Dan kita dapt
mengetahui bahwa Jumlah Penduduk Indonesia tahun 2013 adalah sebesar 248 juta jiwa. Dan
jumlah penduduk Indonesia tahun 2014 mencapai 250,6 juta jiwa.
Peningkatan penduduk yang sangat tinggi di Indonesia akan berdampak luas, termasuk
juga dampak bagi ekologi atau lingkungan hidup. Hal itu dapat mengganggu keseimbangan,
bahkan merusak ekosistem yang ada. Dengan jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, membuat
tekanan terhadap lingkungan hidup menjadi sangat besar. Paling tidak, 40 juta penduduk
hidupnya tergantung pada keanekaragaman hayati di pantai dan perairan. Selain masalah
peningkatan penduduk, semakin banyaknya terjadi urbanisasi karena orang-orang desa yang
dulunya kecukupan pangan namun tidak menikmati pembangunan mulai berbondong-bondong
pindah ke kota. Semakin banyaknya orang-orang desa yang mencari pekerjaan di wilayah
Jabodetabek membuat wilayah Jabodetabek mengalami peningkatan jumlah penduduk yang
tinggi.
Ujung dari semua peningkatan penduduk itu adalah kerusakan lingkungan hidup
dengan segala dampak, seperti ikut menurunnya kualitas pemukiman dan lahan yang
ditelantarkan, serta hilangnya fungsi ruang terbuka dan juga pembangunan yang semakin
banyak dilakukan di kotakota besar. Usaha melestarikan lingkungan hidup dari pengaruh
dampak pembangunan adalah salah satu usaha yang perlu dijalankan. Pengelolaan lingkungan
yang baik dapat mencegah kerusakan lingkungan akibat suatu proyek pembangunan.
Pembangunan merupakan kegiatan yang tidak dapat dihentikan karena pembangunan
terkait dengan upaya meningkatkan kesejahteraan penduduk. Namun demikian, karena
pembangunan umumnya memanfaatkan sumber daya alam sementara sumberdaya alam
memiliki keterbatasan maka perlu kebijakan suatu pembangunan yang berwawasan
lingkungan.
Dengan semakin banyaknya pembanguan di kota-kota besar maka akan semakin
berkurang pula lahan di Indonesia yang tersisa. Misalnya saja sudah banyaknya dibangun
gedung-gedung yang tinggi di perkotaan. Pengaruh pembangunan kota kepada lingkungan
adalah lebih besar daripada pengaruh pembangunan desa. Pengaruhnya adalah karena
pembangunan kota mengubah keadaan fisik lingkungan alam menjadi lingkungan buatan
manusia. Dalam kota, keadaan lingkungan alam sulit dipertahankan kelestarian dalam wujud
aslinya, sehingga lahirlah lingkungan buatan manusia.
Dengan memperhatikan ruang lingkup suatu kota dan fungsinya dalam pembangunan
wilayah, maka lingkungan alam diubah menjadi lingkungan buatan manusia. Perubahan ini
terpaksa dilakukan untuk menampung jumlah penduduk per kilometer persegi yang jauh lebih
besar dibandingkan dengan keadaan di desa. Manusia sebagai mahuk hidup selalu berinteraksi

1
dengan lingkungannya. Adanya interaksi antara manusia dan lingkungannya, mengakibatkan
terjadinya ketidakseimbangan ekologi seperti kerusakan tanah, pencemaran lingkungan, dan
sebagainya. Keadaan ini semakin diperbesar dengan adanya penggalian dan pemanfaatan
sumber-sumber alam untuk menunjang kehidupan manusia akibat pertumbuhan penduduk
yang cepat.
Dari semua mahluk hidup, manusialah yang paling mampu beradaptasi dengan
lingkungannya, baik itu lingkungan fisik maupun biotik. Manusia, hewan, tumbuhan-
tumbuhan sebagai penghuni bumi ini selalu mengusahakan adanya keseimbangan ekologi
untuk kelestarian masing-masing. Semakin manusia terancam oleh merosotnya kualitas
lingkungan (misal oleh adanya eksploitasi penduduk dan eksploitasi teknologi) semakin giat ia
berusaha untuk memulihkan keseimbangan lingkungan.
Untuk melestarikan lingkungan hidup maka harus ada pengelolaan lingkungan hidup
supaya lingkungan hidup tetap terawat. Pengelolaan lingkungan hidup dalam UUD No 4 Tahun
1982 Tentang Ketentuanketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 1 ayat 2
pengelolaah lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfaatan, penataan,
pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan dan pengembangan lingkungan hidup.
Permasalahan lingkungan hidup saat ini bukan menjadi tanggung jawab pemerintah
saja, akan tetapi segenap elemen masyarakat memiliki peran dan tanggung jawab yang sama.
Satu diantara elemen masyarakat yang berperan penting dalam hal ini adalah lembaga
pendidikan. Untuk pelestarian lingkungan manusia mulai menyadari perlunya penghijauan
tanah-tanah gundul, perbaikan lingkungan hidup, kebersihan lingkungan hidup terutama di
lingkungan tempat kita belajar yaitu sekolah. Lingkungan sekolah merupakan wadah belajar
dan pembentukan karakter dan perilaku anak untuk mengembangkan berbagai aspek
menyangkut pengembangan sikap, pengetahuan maupun keterampilan. Lingkungan sekolah
yang ideal adalah sekolah yang mampu menciptakan suasana aman, nyaman, rapi, asri, dan
kondusif yang dapat memperlancar proses kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Sekolah merupakan salah satu tempat bagi kita untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan sehingga bisa bermanfaat bagi masa depan. Sebagai salah satu lembaga formal
dalam bidang pendidikan, sekolah harus bisa menjadi tempat yang aman dan nyaman bagi
siswa untuk belajar. Lingkungan yang kondusif tentu akan menambah minat belajar siswa.
Lingkungan merupakan sumber pelajaran yang sangat kaya sesuai dengan tuntutan
kurikulum. Ada dua bentuk lingkungan belajar, yakni yang pertama lingkungan atau tempat
yang sengaja didesain untuk proses belajar siswa seperti laboratorium, perpustakaan, ruang
internet dan lain sebagainya. Kedua, lingkungan yang tidak didesain untuk proses pembelajaran
akan tetapi keberadaanya dapat dimanfaatkan, misalnya halaman sekolah, taman sekolah,
kantin, kamar mandi, dan lain sebagainya. Kedua bentuk lingkungan ini dapat dimanfaatkan
oleh setiap guru karena memang selain memiliki informasi yang sangat kaya untuk
mempelajari materi pelajaran, juga dapat secara langsung dijadikan tempat belajar setiap siswa.
Karena sekolah merupakan tempat kita belajar dan bermain pada saat istirahat, oleh karena itu
lingkungan sekolah harus selalu bersih dan rapi.

Sekolah yang terlihat indah, rapih, bersih, sehat, aman dan nyaman ini tidak terlepas
dari bagaimana sekolah tersebut bisa mengelola sekolah dengan baik dan ini juga bergantung

2
dari kerja sama semua pihak yang ada di sekolah tersebut (guru, siswa, karyawan, orang tua).
Jika kita berada di lingkungan sekolah yang bersih akan terasa nyaman bila berada di
lingkungan sekolah dan semua itu bisa meningkatkan motivasi belajar siswa, guru juga dapat
melaksanakan tugas mengajarnya dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah


Dari pembahasan masalah tersebut, maka penulis merumuskan masalah yang dibahas adalah
bagaimana kegiatan upaya pelestarian lingkungan hidup melalui program Adiwiyata dijadikan
sebagai sumber belajar bagi peserta didik ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok.
2. Untuk mengetahui bagaimana kegiatan pelestarian lingkungan hidup sebagai sumber belajar
bagi peserta didik.

1.4 Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Menambah ilmu pengetahuan dalam upaya melestarikan Lingkungan Hidup di Sekolah melalui
Program Adiwiyata.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi SMP Negeri 2 Depok, sebagai informasi baru dan pedoman dalam kegiatan belajar
mengajar agar proses belajar sesuai dengan yang diharapkan.
b. Bagi pendidik, hasil penelitian ini diharapakan dapat memeberikan informasi dan masukan
kepada guru bahwa cara melestarikan lingkungan hidup itu bisa dijadikan sebagai sumber
belajar bagi peserta didik, jadi siswa bisa diajak belajar di luar kelas supaya di dalam kelas
tidak membosankan dan mendapat suasana baru.
c. Bagi siswa, dengan cara melestarikan lingkungan hidup melalui Program Adiwiyata bisa
dijadikan sebagai sumber belajar bagi peserta didik dalam meningkatkan kecintaan siswa
terhadap lingkungan.

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Ekologi Sebagai Basis Ilmu Lingkungan
Ilmu lingkungan (environmental science) adalah ilmu yang mempelajari tentang
lingkungan hidup. Ilmu lingkungan relatif masih baru (tahun 1960-an) dan mulai pesat
berkembang setelah Konferensi Lingkungan Hidup diselenggarakan di Stockholm, Swedia,
pada tahun 1972. Lingkungan hidup didefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang memepengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesjahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Dengan
menermati definisi ini, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar unsur-unsur yang
dipelajari dalam ekologi tercakup dalam komponen atau unsur lingkungan hidup.
Ilmu lingkungan merupakan perpaduan konsep dan asas berbagai ilmu (terutama
ekologi), yang bertujuan untuk mempelajari dan memecahkan masalah yang menyangkut
hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Dengan demikian, ilmu lingkungan
merupakan penjabaran dari ekologi sehingga tidak dapat dipisahkan dengan ekologi.
Dalam lingkungan yang lebih spesifik, ilmu lingkungan dapat dikatakan sebagai ilmu
terapan dari ekologi. Artinya, ekologi yang merupakan ilmu murni (dasar), diterapkan pada
berbagai masalah kehidupan yang pada umumnya disebabkan oleh aktivitas manusia. Dengan
pemahaman ilmu lingkungan, yang ditunjang tumbuhnya etika, kearifan, dan kepedulian
lingkungan bagi semua pihak, maka kualitas lingkungan hidup tidak makin rusak dan tercemar.
Kuaitas lingkungan yang serasi dan seimbang akan dapat dicapai hanya dengan melalui
pengeolaan lingkungan hidup yang baik dan benar.
Ekologi adalah ilmu tentang rumah tangga makhluk hidup (oikos=rumah tangga),
maksudnya adalah ilmu tentang hubungan timbalbalik antara makhluk hidup dengan
sesamanya dan dengan benda-benda mati di sekitarnya. Dalam pengertian makhluk hidup ini
termasuk manusia sebagai salah satu jenis makhluk hidup. Ilmu lingkungan belum lama ini
dikenal, dikembangkan dengan ekologi sebagai dasar. Kalau ekologi mempelajari susunan
serta fungsi seluruh makhluk hidup dan komponen kehidupan lainnya, maka ilmu lingkungan
mempelajarai tempat dan peranan manusia diantara makhluk hidup dan komponen kehidupan
lainnya. Jadi ilmu ligkungan dapat dikatakan sebagai ekologi terapan (applied ecology) yakni
bagaimana menerapkan berbagai prinsip dan ketentuan ekologi itu dalam kehidupan manusia,
atau ilmu yang mempelajari bagaimana manusia harus menempatkan dirinya dalam ekosisitem
atau dalam lingkungan hidupnya.
A. Arti Lingkungan Hidup
Menurut Undang-Undang No.23 Tahun 1997 lingkungan hidup adalah kesatuan ruang
dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lain. Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk melestarikan fungsi
lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pengembangan, pemeliharaan,
pemulihan, pengawasan, dan pengendalian lingkungan hidup.
Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan dan
makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi

4
kelangsungan peri kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.
Pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu dalam pemanfatan, penataan,
pemeliharaan, pengawasan, pengendalian, pemulihan, da pengembangan lingkungan hidup.
Lingkungan hidup dapat didefinisikan sebagai berikut:
1. Daerah tempat sesuatu makhluk hidup berada.
2. keadaan atau kondisi yang melingkupi suatu makhluk hidup.
3. keseluruhan keadaan yang meliputi suatu makhluk hidup atau sekumpulan makhluk hidup,
terutama berikut ini:
a. Kombinasi dan berbagai kondisi fisik di luar makhluk hidup yang memengaruhi
pertumbuhan, perkembangan, dan kemampuan makhluk hidup untuk bertahan hidup.
b. Gabungan dari kondisi sosial dan budaya yang berpengaruh pada keadaan suatu individu
makhluk hidup atau suatu perkumpulam komunitas makhluk hidup.
Istilah „lingkungan‟ dan „lingkungan hidup‟ atau „lingkungan hidup manusia‟
seringkali digunakan silih berganti dalam pengertian yang sama. Apabila lingkungan hidup itu
dikaitkan dengan hukum atau aturan pengelolaannya, batasan wilayah pengelolaan dalam
lingkungan tersebut harus jelas. Secara khusus, kita sering menggunakan istilah lingkungan
hidup untuk menyebutkan segala sesuatu yang berepengaruh terhadap kelangsungan hidup
segenap makhluk hidup di bumi.

B. Unsur-Unsur Lingkungan Hidup


1. Unsur hayati (Biotik) Unsur hayati (biotik) adalah unsur lingkungan hhidup yang terdiri atas
makhluk hidup, seperti manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika berada di
kebun sekolah maka lingkungan hayatinya didominasi tumbuhan. Tetapi, jika di dalam kelas,
maka lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
2. Unsur Sosial Budaya Unsur sosial budaya adalah lingkungan sosial dan budaya yang dibuat
manusia, yaitu sistem, nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial.
3. Unsur Fisik (Abiotik) Unsur fisik (Abiotik) merupakan unsur lingkungan hidup yang terdiri
atas benda-benda tidak hidup, seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain.
Lingkungan hidup bagi bangsa Indonesia tidak lain merupakan Wawasan Nusantara,
yang menempati posisi silang antara dua benua dan dua samudera dengan iklim tropis dan cuca
serta musim yang memberikan kondisi alamiah dan kedudukan dengan peranan strategis yang
tinggi nilainya, tempat bangsa Indonesia menyelenggarakan kehidupan bernegara dalam segala
aspeknya. Lingkungan hidup jika tidak dijaga akan rusak. Misalnya sering membuang sampah
sembarangan lambat laun menyebabkan banjir. Salah lain lingkungan hidup di Indonesia saat
ini diantaranya penebangan hutan secara liar/pembalakan hutan; polusi air dari limbah industri
dan pertambangan, polusi udara di daerah perkotaan, asap dan kabut dari kebakaran hutan,
pembuangan sampah tanpa pemisahan/pengolahan.

5
C. Lingkungan Hidup dan Pembangunan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan merupakan kegiatan yang tidak dapat dihentikan karena pembangunan
terkait dengan upaya meningkatkan kesejahteraan penduduk. Namun demikian, karena
pembangunan umumnya memanfaatkan sumberdaya alam sementara sumberdaya alam
memiliki keterbatasan maka perlu kebijakan suatu pembangunan yang berwawasan
lingkungan.
Kebijakan pembangunan berwawasan lingkungan adalah pembangunan yang tidak
merusak lingkungan hidup. Pembangunan berwawasan lingkungan hidup adalah upaya sadar
dan terencana yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya ke dalam proses
pembangunan untuk menjamin kesejahteraan dan mutu hidup dimasa sekarang dan masa yang
akan datang. Pada hakikatnya, dalam pembangunan berwawasan lingkungan hidup, setiap
anggota masyarakat memiliki kewajiban untuk memelihara kelestarian fungsi lingkungan
hidup serta mencegah dan menanggulangi pencemaran dan perusakan lingkungan hidup.
1. Arti Penting Lingkungan Bagi Kehidupan
Kualitas lingkungan atau mutu lingkungan merupakan kemampuan lingkungan hidup
untuk mendukung perikehidupan dan makhluk hidup lainnya sehingga dapat memungkinkan
manusia dan makhluk hidup lainnya untuk hidup sehat, damai dan sejahtera. Kualitas
lingkungan bersifat holistik, yaitu memandang keseluruhan komponen dalam lingkungan hidup
sebagai suatu satu kesatuan. Kualitas lingkungan hidup dapat dibedakan berdasarkan biofisik,
sosial-ekonomi, dan budaya.
Kualitas lingkungan biofisik adalah lingkungan simbiosis antara lingkungan abiotik
dan biotik. Kualitas lingkungan sosial-ekonomi yaitu terdiri atas manusia baik secara individu
maupun kelompok yang berada di luar diri kita. Standar kualitas lingkungan sosial-ekonomi
yang baik jika kehidupan manusia secara ekonomi sejahtera, tidak kekurangan sandang,
pangan, papan, pendidikan, dan kebutuhan lainnya.
Kualitas lingkungan budaya adalah segala kondisi baik yang berupa materi (benda)
maupun non-materi yang dihasilkan oleh manusia melalui aktivitas, kreativitas dan diciptakan
yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia.
2. Bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup
Bentuk-bentuk kerusakan lingkungan hidup diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Rusaknya hutan, salah satunya adalah akibat dari penebangan kayu liar atau pembakaran
hutan untuk pembukaan lahan hutan tanaman industri dan perkebunan yang tidak terkendali.
2. Pencemaran lingkungan hidup, yaitu masuknya makhluk hidup, zat, energi, dan atau
komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun
samapai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak bisa berfungsi lagi
dalam menunjang pembangunan berkelanjutan.
3. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan Pemanfaatan atau eksploitasi sumber daya
alam yang dilakukan secara berlebihan atau kurang bijaksana akan menimbulkan berbagai
masalah lingkungan hidup. Seharusnya pemanfaatan sumber daya alam dilakukan dengan
memperhatikan dan menerapkan asas-asas pelestarian lingkungan hidup.

6
D. Kelembagaan dan Peraturan Perundang-undang Tentang Lingkungan Hidup di Indonesia
Untuk mencegah dan menanggulangi kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup,
pemerintah tidak hanya memasukkan aspek lingkungan hidup dalam GBHN (Garis-Garis
Besar Haluan Negara), tetapi juga membentuk institusi atau lembaga yang membidangi
lingkungan hidup. Respons pemerintah dapat dilihat dari:
1. Sejak tahun 1973, aspek lingkungan hidup masuk dalam GBHN.
2. Pada tahun 1978, dibentuk Menteri Negara Pengawasan Pembangunan dan Lingkungan
Hidup (PPLH).
3. Pada tahun 1982, Menteri Negara PPLH diubah menjadi Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup (KLH).
4. Pada tahun 1993, Menteri Negara KLH diubah menjadi Menteri Negara Lingkungan Hidup
(LH).
5. Di setiap Provinsi masalah Lingkungan Hidup dikoordinasikan oleh Biro Bina Lingkungan
Hidup (BLH). Sejak tahun 1998 biro BLH diganti menjadi Bapedalda (Badan Pengendalian
Dampak Lingkungan Daerah).
6. Pada tahun 1990, dibentuk Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (Bapedal) Pusat, yang
bertugas mengkoordinasikan pencegahan dan penanggulangan kerusakan dan pencemaran
lingkungan secara Nasional.

2.2 Pelestarian Lingkungan Hidup


Setiap kegiatan atau proyek pembanguan memerlukan lokasi dan lokasi ini dapat
merupakan ekosistem atau bagian suatu ekosistem. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kegiatan
akan mengakibatkan dampak atau gangguan terhadap komponen-komponen ekosistem itu
(lingkungan). Artinya, dampak proyek pembangunan tidak mungkin ditiadakan atau
dihilangkan secara total. Usaha melestarikan lingkungan dari pengaruh dampak pembangunan
adalah salah satu usaha yang perlu dijalankan. Pengelolaan lingkungan yang baik dapat
mencegah kerusakan lingkungan akibat suatu proyek pembangunan. Upaya yang dapat
dilakukan adalah memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif sehingga
kerusakan dan pencemaran yang timbul dapat ditoleransi oleh lingkungan. Untuk
mewujudkannya adalah dengan pengelolaan lingkungan yang berasaskan pelestarian
lingkungan. Untuk itu, diperlukan pemahaman tentang konsep ekosistem, asas ekologi atau
lingkungan, dan pengetahuan lainnya yang berkaitan dengan lingkungan hidup.
Perlu diperhatikan bahwa pelestarian lingkungan hidup mengandung dua pengertian, yaitu:
1) Yang dilestarikan adalah fungsi lingkungan hidup itu sendiri. Suatu lingkungan bisa saja
berubah karena adanya pembangunan, tetapi fungsi lingkungan itu tetap dipertahankan.
Misalnya, suatu areal yang ditumbuhi pohon-pohonan akan dibangun kawasan industri. Pohon
boleh ditebang, tetapi dalam perencanaan harus disediakan areal terbuka dan lokasi untuk
tanaman penhijauan. Dalam hal ini, fungsi pohonpohon yang ditebang menjelang
pembangunan, digantu oleh areal terbuka dan pohon tanaman penghijauan setelah proyek
berjalan.

7
2) Yang dilestarikan adalah lingkungan itu sendiri, ansich. Sebagai contoh adalah keberadaan
Hutan Lindung, Taman Nasional, dan Cagar Alam, yang harus tetap dipertahankan (tidak boleh
diganggu). Artinya, kegiatan pembangunan tidak boleh dilakukan di lingkungan itu karena
fungsinya tidak mungkin dilestarikan dengan adanya kegiatan pembangunan.
Kita telah mengetahui bahwa lingkungan hidup sangat penting bagi kelangsungan
hidup manusia. Bayangkan, apa yang terjadi jika lingkungan hidup di sekitar kita rusak. Tentu
kelangsungan hidup manusia akan terganggu. Oleh karena itu, kita harus memperlakukan
lingkungan hidup dengan baik. Kita harus dapat menghargai lingkungan kita dengan menjaga
dan melestarikan kebersihan lingkungan hidup.
Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menjaga dan melestarikan lingkungan kita
agar tetap bersih dan nyaman. Kita harus mecoba dari hal yang kecil, seperti membuang
sampah pada tempatnya, mengurangi penggunaan kantong sampah plastik, menghemat kertas,
menggurangi penggunaan listrik yang berlebihan, menjauhi produk-produk yang dapat
merusak lingkungan, berhenti merokok, menanam pohon di lingkungan sekitarm ke sekolah
dengan bersepeda, dan masih banyak lagi.
2.3 Upaya Pelestarian Lingkungan Hidup di Sekolah
Sekolah yang terlihat indah, rapi, bersih, sehat, aman, dan nyaman ini tidak terlepas
dari bagaimana sekolah tersebut bisa mengelola sekolah dengan baik dan ini juga bergantung
dari kerja sama semua pihak yang ada di sekolah tersebut (guru, siswa, karyawan, orang tua
siswa) keadaan sekolah yang bersih dan nyaman merupakan idaman setiap orang yang berada
di lingkungan sekolah dan akan merasa nyaman bila berada di lingkungan sekolah dan semua
itu bisa meningkatkan motivasi belajar siswa, guru juga dapat melaksanakan tugas
mengajarnya dengan baik. Untuk mewujudkan sekolah yang rapi, indah, bersih, sehat, aman,
dan nyaman dengan melakukan:
a. Menjaga Kebersihan Lingkungan
Manusia berkewajiban menjaga kelestarian lingkungannya, manusia baik sendiri maupun
kelompok yang berhasil dalam usaha menyelamatkan lingkungannya disebut penyelamat
lingkungan. Lingkungan yang diselamatkan bukan hanya lingkungan yang sudah rusak, tetapi
juga lingkungan yang masih baik. Selain penyelamat lingkungan ada juga orang-orang yang
berupaya merintis, terciptanya lingkungan hidup yang bersih dan sehat. Perintis lingkungan
hidup adalah suatu kegiatan yang menghasilkan dan mengembangkan lingkungan hidup tanpa
pamrih dan kegiatan itu memberi pengaruh pada yang lain atau masyarakat sekitarnya. Semua
kegiatan perints lingkungan bertujuan untuk melestarikan lingkungan hidup.
Lingkungan yang bersih berarti bebas dari sampah, baik sampah dalam bentuk padat, cair,
maupun gas. Oleh karena itu, marilah kita sama-sama turut serta dalam upaya menjaga,
merawat, dan melestarikan lingkungan hidup kita mulai dari sekarang dan dimulai dari hal-hal
kecil yang dapat dilakukan demi kepentingan bersama.
Kebersihan lingkungan meliputi:
1. Kebersihan Lingkungan Sekolah Sekolah merupakan tempat kita belajar dan bermain pada
saat istirahat, oleh karena itu lingkungan sekolah harus selalu bersih dan rapi. Misalnya dengan
membentuk regu piket kelas dikelas yang dilakukan setiap hari secara bergiliran. Dan juga

8
sekolah menggerakan semua personil sekolah untuk melakukan kegiatan kebersihan
dilingkungan sekolah (guru, siswa, karyawan) yang dilakukan satu kali dalam seminggu.
2. Kebersihan Tempat Ibadah Tempat ibadah harus betul-betul dijaga kebersihannya dan
kesuciannya karena tempat tersebut adalah tempat dimana kita melakukan kontrak dengan
Tuhan (berdoa). Menjaga kebersihan dan kesucian tempat ibadah adalah merupakan tuags dan
tanggung jawab kita bersama. Hal yang dapat dilakukan untuk menjaga kebersihan tempat
ibadah adalah sama hal nya dengan kelas musholla/msjid juga harus dibuatkan regu piket yang
bertugas membersihakan musholla/masjid.
b. Menanam dan Merawat Tumbuhan
Selain sekolah terlihat indah, bersih, sehat, aman, dan nyaman, sekolah juga harus
menciptakan suasana sekolah menjadi sejuk. Suasana yang sejuk dapat ditunjukkan dengan
adanya banyak tumbuhan yang tumbuh dan ditanam di lingkungan sekitar sekolah. Dengan
demikian sekolah tersebut terlihat sejuk dan juga banyaknya tumbuhan yang ditanam dan diatur
sedemikian rupa ini juga dapat mengatur sirkulasi udara dengan baik dan sehat. Kita bisa
mengajak siswa untuk ikut serta dalam menanam pohon di sekolah dan juga sekaligus
mengajak siswa untuk turut merawat pohon tersebut dengan menyiram pohon dan melarang
siswa mencabut pohon, memetik bunga dan lain sebagainya.
Misalnya menanam bunga yang cocok ditanam di sekolah untuk memperindah keadaan
sekolah yaitu menanam bungan mawar, anggrek dan lain sebagainya. Bila sekolah memiliki
lahan yang cukup luas bisa dimanfaatkan dengan menanam bunga yang cocok untuk
pekarangan. Pekarangan yang ditanami berbagai macam bunga selainsedap dipandang mata
juga menjadi tempat untuk melahirkan pecinta alam di masa yang akan datang.
Fungsi dan peranan penghijauan di sekolah diantaranya:
1. pengatur lingkungan (mikro) vegetasi akan menimbulkan lingkungan setempat sejuk,
nyaman dan segar.
2. Keindahan (estetika), dengan terdapatnya unsurunsur penghijauan yang direncakan secara
baik dan menyeluruh akan menambah keindahan sekolah.
3. Rekreasi dan pendidikan (edukatif).
c. Terampil Mendaur Ulang
Daur ulang (recycling) adalah proses mengambil kembali material mentah untuk
digunakan kembali. Melakukan daur ulang berarti lebih memilih melakukan proses
pengumpulan dan penggunaan kembali material-material daripada membuangnya menjadi
sampah. Kegiatan mendaur ulang limbah ini adalah kegiatan yang sangat bak, mengingat alam
pun melakukannya secara alamiah.
Benda-benda yang terbuat dari berbagai macam logam, kaca, kertas koran bekas,
sampai sendok plastik dapat didaur ulang. Pada intinya, proses daur ulang mengambil kembali
material asal dan menggunakannya kembali untuk membuat produk-produk baru. Secara
umum, menggunakan material hasil daur ulang untuk membuat produk-produk baru
membutuhkan biaya dan energi lebih sedikit dibandingkan menggunakan material baru.

9
d. pengelolaan sampah dan pengolahannya
Sampah adalah barang/material sisa yang tidak diinginkan dari hasil akhir sebuah
proses tertentu. Secara umum sampah dapat dibagi menjadi daua, yaitu sampah organik (bisa
disebut sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Sampah basah adalah sampah
yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, dan lain-lain. Sedangkan
sampah kering, seperti kertas, plastik, kaleng, dan lain-lain tidak dapat terurai secara alami.
Jika sampah tidak dikelola dengan baik atau dibuang pada tempatnya akan menyebabkan
berbagai masalah salah satunya adalah banjir.
Hal-hal yang prlu dilakukan untuk mengatasi masalah banjir antara lain:
1. Penyimpanan Sampah
Yang dimaksud penyimpanan sampah ialah penampungan sampah yang sifatnya sementara
sebelum sampah tersebut dibuang pada tempat semestinya. Bentuk penyimpanan sampah
berbentuk lubang. Sampah dimasukkan ke dalam lubang, setelah lubang penuh dengan sampah
kemudian ditimbun dengan tanah.
2. Pengumpulan Sampah
Yang dimaksud pengumpulan sampah ialah pengumpulan sampah dari bak-bak sampah yang
ada di setiap tempat. Barang-barang dipilih antara yang kotor dan siap dipilah kembali, dan
dibedakan antara yang brwarna dan tidak berwarna.
3. Pembuangan Sampah
Maksud tempat pembuangan sampah adalah tempat pembuangan sampah terakhir setelah
dikumpulkan dari tempat-tempat pengumpulan. Jadi maksudnya pembuangan sampah adalah
setiap sampah yang sudah dikumpulkan di bak-bak sampah yang tersedia di setiap unit kelas
baru dikumpulkan dan di buang di temapat terakhir.
4. Pengolahan Sampah Sederhana
Pengomposan bisa menjadi salah satu alternatif dalam pengolahan sampah. Pengomposan
adalah cara pembuatan kompos dengan mengolah sampah organik (sampah yang berasal dari
makhluk hidup). Memang pengomposan ini menimbulkan masalah seperti bau berair, atau
menghasilkan belatung. Ada dua cara pengomposan yang kita kenal, pengomposan alami dan
pengomposan buatan.
Cara pengomposan alami:
1. Galilah lubang secukupnya dengan kedalaman minimal 1 meter.
2. Masukkan sampah organik ke dalam lubang.
3. Lapisi sampah trsebut dengan jerami.
4. Tutupah galian dengan tanah.
5. Bila telah mencapai tujuh hari, bukalah galian tersebut.
6. Sampah siap digunakan sebagai kompos.

10
Sedangkan dalam pengomposan buatan, kita menggunakan sebuah reaktor mini dan
bakteri. Di dalam reaktor inilah, sampah akan diurai oleh bakteri. Secara sederhana cara
pengomposan buatan adalah sebagai berikut:
1. Campurkan sampah organik dan bakteri
2. Masukkan adonan tersebut ke dalam sebuah reaktor mini
3. Biarkan selama 5-7 hari
4. Kompos siap digunakan Selain cara-cara diatas ada beberapa hal kreatif dan efektif yang
bisa kita lakukan yaitu menerapkan prinsip 4R, replace (mengganti), reduce (mengurai), re-uce
(memakai), dan recycle (daur ulang).
1. Replace (ganti dengan barang ramah lingkungan)
Gantilah barang-barang sekali pakai dengan barang yang lebih tahan lama. Misalnya ganti
memakai kantong plastik dengan keranjang bila berbelanja dan jangan pergunakan styrofoam
karena kedua bahan ini tidak bsa didegradasi secara alami.
2. Reduce (kurangi sampah)
Membawa tas belanja sendir saat berbelanja. Membeli kemasan isi ulang untuk sampo dan
sabun.
3. Re-use (gunakan sisa sampah yang masih bisa dipakai)
Coba cara-cara berikut ini:
1. memanfaatkan botol-botol bekas untuk wadah
2. memanfaatkan kantong plastik bekas kemasan belanja untuk pembungkus
3. memanfaatkan pakaian atau kain-kain batik bekas untuk kerajinan tangan, kain-kain bekas
yang sudah tidak terpakai bisa dijadikan pembungkus sendal supaya tampilannya lebih menarik
dengan ditempelin kain batik.
4. Recycle (daur ulang sampah)
1. Daur ulang sendiri memang tidak mudah karena kadang dibutuhkan teknologi dan
penanganan khusus. Adapun cara yang dapat dilakukan adalah:
1. mengumpulkan kertas, majalah, dan surat kabar bekas untuk didaur ulang
2. mengumpulkan sisa-sisa kaleng atau botol gelas untuk didaur ulang. Seperti kaleng bekas
minuman bisa dijadikan pot bunga hiasan di kelas.
3. mengumpulkan bungkus plastik bekas seperti bungkus kopi good day, rinso dan lain
sebagainya, yang bisa dijadikan tas, tempat tissue dan lain-lain.
e. Mengurangi Pemanasan Global
Cara yang dapat kita lakukan untuk mencegah pemanasan global ke tingkat yang lebih parah,
adalah sebagai berikut:

11
1. Menghemat penggunaan energi. Hindarilah penggunaan energi berlebihan yang akan
menguras sumber energi yang tersedia. Misalnya, mematikan lammpu ruangan jika tidak
diperlukan.
2. Penanaman pohon muda yang memiliki tingkat pertumbuhan cepat dalam jumlah banyak
secepatnya.
3. Pengelolaan sampah di lingkungan sekitar. Ini bisa dilakukan dengan usaha pendauran ulang
atau dengan cara dekomposting.
2.4 Program Adiwiyata
Kerusakan lingkungan hidup sebagian besar disebabkan oleh ulah manusia. Perilaku
hidup manusia yang lalai, egois dan tidak bertanggung jawab dalam mengeksploitasi
lingkungannya termasuk sering diabaikannya kepentingan pelestarian lingkungan hidup di
tingkat pengambil keputusan menandakan adanya masalah degradasi moral. Moral yang buruk
mengakibatkan kondisi lingkungan hidup semakin kritis dan akhirnya merugikan manusia itu
sendiri. Permasalahan lingkungan hidup tidak dapat dipisahkan secara teknis semata, namun
yang lebih penting adalah pemecahan yang dapat mengubah mental serta kesadaraan akan
pengelolaan lingkungan. Untuk mengatasi dampak kerusakan lingkungan hidup diperlukan
suatu perubahan sikap dan perilaku pada masyarakat serta perbaikan moral melalui pendidikan.
Pendidikan sangat mempengaruhi perkembangan fisik, daya jiwa (akal, rasa dan
kehendak), sosial dan moralitas manusia serta merupakan alat terpenting untuk menjaga diri
dan memelihara nilai-nilai positif. Tentunya dengan pengaruh yang ditimbulkan pendidikan ini
memberikan dampak pada bertambahnya pengetahuan dan keterampilan serta akan menolong
dalam pembentukan sikap yang positif. Pendidikan memberikan peluang kepada masyarakat
untuk melakukan suatu tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi pertumbuhan atau
perkembangan jiwa, watak, atau kemampuan fisik mereka melalui lembaga-lembaga
pendidikan yang dengan sengaja mentransformasikan warisan budayanya, yaitu pengetahuan,
nilai-nilai dan keterampilan-keterampilan dari generasi ke generasi. Semua pihak diharapkan
dapat turut serta melakukan penyelamatan dan pelestarian lingkungan hidup dengan
mengembangkan sikap, bentuk-bentuk perilaku, kemampuan sosial dan kemampuan individu
yang mencintai lingkungan.
Pendidikan lingkungan hidup di sekolah merupakan salah satu dari penerapan
pendidikan karakter. Pendidikan karakter dan pendidikan lingkungan hidup menanamkan nilai-
nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi pengetahuan (kognitif), kesadaran atau
kemauan (afektif), dan tindakan (psikomotor) untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut.
Program Adiwiyata adalah salah satu program Kementrian Negara Lingkungan Hidup dalam
rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga sekolah dalam upaya
pelestarian lingkungan hidup. Dalam pelaksanaannya Kementrian Negara Lingkungan Hidup
bekerjasama dengan para steakholder, menggulirkan Program Adiwiyata ini dengan harapan
dapat mengajak warga sekolah melaksanakan proses belajar mengajar materi lingkungan hidup
dan turut berpartisipasi melestarikan serta menjaga lingkungan hidup di sekolah dan sekitarnya.
Program adiwiyata ini merupakan program yang sangat potensi menumbuhkan kesadaran
mengenai perlindungan lingkungan hidup.
Adiwiyata sangat memiliki dampak terhadap sekolah yang mendapatkan gelar adiwiyata
tersebut,diantara lain adalah:

12
1. Sekolah dapat Lebih berperan aktif dalam menciptakan kawasan yang peduli dengan
lingkungan
2. Sekolah bisa menciptakan siswa - siswa yang sadar akan lingkungan
3. Sekolah bisa berperan dalam semua kegiatan dalam rangka mengurangi global warming
4. Sekolah bisa menjadi sarana penyalur pendidikan lingkungan secara praktek langsung
Bukan hanya Sekolah, siswa pun juga mendapatkan dampak yang positif karena program ini
seperti :
1. Siswa dapat membiasakan agar membuang sampah pada tempatnya
2. Siswa dapat mengerti pentingnya memilah - milah sampah
3. Siswa dapat mengerti bahwa barang bekas bukan hanya untuk dibuang tapi juga dapat
dimanfaatkan.
Berdasarkan Undang-Undang yang mengatur Program Adiwiyata adalah Peraturan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Program Adiwiyata pasal 1, yang dimaksud Adiwiyata adalah sekolah yang baik dan ideal
sebagai tempat memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang
dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan cita-cita
pembangunan berkelanjutan. Program Adiwiyata adalah salah satu program kerja berlingkup
nasional yang dikelola oleh Kementerian Negara Lingkungan Hidup dalam rangka
mewujudkan pengembangan pendidikan lingkungan hidup.
Adapun penilaian Program Adiwiyata dilakukan oleh tim peninjau lapangan yang
ditetapkan oleh Sekertaris Menteri Negara Lingkungan Hidup, dan anggota tim peninjau
lapangan terdiri dar wakil: Kementrian Negara Lingkungan Hidup, Departemen Pendidikan
Nasional, Perguruan Tinggi, Lembaga Swadaya Masyarakat Tingkat Pusat yang bergerak di
Bidang Pendidikan Lingkungan Hidup. Sekolah Adiwiyata yang dinilai, wajib memenuhi
kriteria sebagai berikut:
1. Memiliki kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan.
2. Memiliki dan melaksanakan kurikulum sekolah berbasis lingkungan.
3. Melaksanakan kegiatan sekolah berbasis partisipatif.
4. Memiliki sarana dan prasarana pendukung sekolah yang ramah lingkungan.
2.5 Program Adiwiyata di SMPN 2 Depok
a. Implememtasi Program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok
Program sekolah Adiwiyata merupakan bentuk komitmen pemerintah terhadap
pengelolaan dan perlindungan lingkungan melalui pendidikan. Kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah yaitu melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 tahun 2013
diterjemahkan menjadi program sekolah Adiwiyata. Implementasi program tersebut terdapat
alur, alur yang dilakukan oleh SMP Negeri 2 Depok terdiri dari sosialisasi oleh Badan
Lingkungan Hidup (BLH) dan Dinas Pendidikan Kota Depok, pembentukan tim Adiwiyata di
sekolah, menyusun kajian lingkungan dan rencana aksi, penilaian oleh tim BLH dan

13
penghargaan sekolah Adiwiyata. Penerapan program sekolah Adiwiyata memiliki kriteria yang
dilihat dari komponen dan standarnya. Komponennya antara lain:
(1) Kebijakan berwawasan lingkungan serta rencana kegiatan dan anggaran sekolah yang mana
diaplikasikan di dalam ruang lingkup sekolah berupa adanya visi, misi dan tujuan sekolah yang
memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,
(2) Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan dimana guru atau pendidik berkompetensi
sehingga dalam penyampaian pembelajaran lingkungan hidup dapat dipahami dan
dilaksanakan oleh peserta didik,
(3) Kegiatan lingkungan perlindungan berbasis partisipatif dimana SMP Negeri 2 Depok
menerapkan kegiatan melalui kegiatan komposter, berkebun dan program 4R yang mana
seluruh kegiatan tersebut melibatkan seluruh warga sekolah, (4) Pengelolaan sarana pendukung
ramah lingkungan yang mana SMP Negeri 2 Depok dalam penyediaan sarana prasarana berupa
raung terbuka hijau (green house) dan tempat daur ulang.
b. Faktor Pendukung dan Penghambat Dalam Penerapan Program Adiwiyata di SMPN 2 Depok
Faktor pendukung dalam implementasi program Adiwiyata di SMP Negeri 2 Depok,
tenaga pendidik memiliki jenjang pendidikan tinggi. Hal ini mendorong akan keberhasilan
dalam penerapan program sekolah Adiwiyata dan berbagai metode dalam pembelajaran akan
lebih banyak dengan melibatkan peserta didik lebih aktif dalam kelas dan di luar kelas. Adanya
keterlibatan pihak wali murid dan pemerintah membuat penerapan program sekolah Adiwiyata
berjalan dengan lancar. Seperi hasil kompos yang sudah jadi dijual kembali pada wali murid
yang ingin membeli. Namun saat pelaksanaan ada wali murid yang tidak setuju jika anaknya
ikut kegiatan bersih-bersih di sekolah, karena anaknya dirumah saja tidak pernah melakukan
kegiatan bersih-bersih. Adapun kendala lain yaitu kurang bekerja samanya seluruh warga
sekolah dalam menjalankan program Adiwiyata, dikarenakan ada petugas kebersihan yang
bertugas bersih-bersih jadi para guru tidak semuanya ikut berpartisipasi dalam kegaiatan
program Adiwiyata.
Dalam hal ini mewujudkan sekolah yang bersih, sehat, dan rapi. Bagi para siswa, kegiatan
partisipasi mendukung program Adiwiyata, di anataranya;
1. Piket kelas
2. Mengadakan kegiatan Jum‟at bersih
3. Kegiatan kebersihan yang diikuti ekstrakurikuler
4. Membawa tempat makan dan minum dari rumah
5. Ikut serta dalam pengolahan kompos
6. Mendaur ulang sampah-sampah
7. Kegiatan bakti sosial
8. Kegiatan berkebun
9. Mengikuti ROMLI (Rombongan Lillahi Ta‟ala) dalam memanfaatkan TOGA (Tanaman
Obat Keluarga)

14
Kegiatan Adiwiyata harus didukung seluruh warga sekolah, misal pemilihan sampah
organik dan anorganik. Tempat-tempat sampah yang tersebar, di sudut-sudut sekolah hingga
di depan kelas pun sudah terbagi sesuai jenis sampahnya. Secara otomatis siswa terbina
memilih sampah. Penghematan listrik dan penggunaan air juga melatuh siswa agar tidak boros.
Pembinaan lingkungan hidup di lingkungan sekolah dilakukan para siswa dengan menanam
tanaman obat-obatan, misal kunyit, jahe, dan lainlain. Peran guru PLH (Pendidikan
Lingkungan Hidup) sebagai pembimbing akan lingkungan hidup juga penting.
Kerjasama Adiwiyata dilakukan dengan pihak pengelola kantin sekolah, seperti
menyediakan makanan dan minuman juga peralatan yang ramah lingkungan. Dukungan dari
pihak komite sekolah, khususnya orang tua siswa berjalan baik. Mereka memberikan saran dan
solusi terkait program Adiwiyata.

2.6 Sumber Belajar


Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sehingga hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Menurut pengertian secara psikologis, belajar
merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari interaksi
dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahanperubahan tersebut
akan nayata dalam seluruh aspek tingkah laku. Sumber pelajaran adalah segala sesuatu yang
dapat dipergunakan sebagai tempat dimana bahan pengajaran bisa didapatkan. Sumber
pelajaran dapat berasal dari masyarakat dan kebudayaannya, perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi serta kebutuhan didik. Sumber pelajaran sesungguhnya banyak sekali terdapat
dimana pun seperti: sekolah, pusat kota, pedesaan, benda mati, lingkungan, toko dan
sebagainya.
Menurut Roestiyah N.K dalam buku strategi belajar mengajar, mengatakan bahwa sumber-
sumber belajar itu adalah:
1. Manusia
2. Buku/perpustakaan
3. Media massa (majalah, surat kabar, radio, tv, dan lain-lain)
4. Lingkungan alam, sosial, dan lain-lain
5. Alat pelajaran (buku pelajaran, peta, gambar, kaset, tape, papan tulis, kapur, spidol, dan lain-
lain
6. Museum (tempat penyimpanan benda-benda kuno). Menurut Sudirman N. Dkk dalam buku
strategi belajar mengajar mengemukakan macam-macam sumber belajar sebagai berikut :
1. Manusia
2. Bahan (materialis)
3. Lingkungan (Setting)
4. Alat dan perlengkapan (tool and equipment)

15
5. Aktivitas (Activities)
A. Jenis Sumber Belajar
AECT (Assocition for Education and Communication Teches) menyatakan bahwa sumber
belajar (learning rsesources) adalah sumber, baik berupa data, orang, dan wujud tertentu yang
dapat digunakan oleh siswa dalam belajar, baik secara terspisah maupun secara terktrol
sehingga mempermudah siswa dalam mencapai tujuan belajar mencapai kompetensi tertentu.
Sumber belajar adalah bahan-bahan yang dimanfaatkan dan diperlukan dalam proses
pembelajaran, berupa teks, medie cetak, media elektronik, narasumber, lingkungan sekitar, dan
sebagainya. Sumber belajar berfungsi untuk membantu optimalisasi belajar. Optimalisasi hasil
belajar ini dapat dilihat tidak hanya dari belajar, tetapi juga dilihat dari proses pembelajaran
yang berupa interaksi siswa dengan berbagai sumber belajar yang dapat memberikan
rangsangan untuk belajar dan mempercepat pemahaman serta penguasaan ilmu yang dipelajari.
B. Fungsi Sumber Belajar
Secara umum, sumber belajar memiliki fungsi berikut.
1. Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan cara :
(a) mempercepat laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih baik
(b) Menugrangi beban guru dalam menyajikan informasi sehingga dapat lebih banyak membina
dan mengembangkan gairah.
2. Memberikan kmungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual, dengan cara:
(a) mengurangi kontrol guru yang kurang dan tradisonal;
(b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya.
3. Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara :
(a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis;
(b) pengembangan bahan pengajaran yang ditandai oleh penelitian.
4. Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan :
(a) meningkatkan kemampuan sumber belajar;
(b) penyajian informasi dan bahan secara lebih konkret.
5. Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu :
(a) mengurangi kesenjangan antara pembelajaran yang bersifat vebal abstrak dengan realitas
yang sifatnya konkret;
(b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.
6. Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan menyajikan informasi yang
mampu menembus batas geografis. Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggmbarkan tentang
alasan dan arti penting sumber belajar, untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil
pembelajaran siswa.

16
Dengan demikian, sumber belajar dapat dikategorikan sebagai berikut:
a. Tempat atau lingkungan alam sekitar, yaitu dimana saja sesorang siswa dapat melakukan
belajar atau proses perubahan tingkah laku, tempat itu dapat dikategorikan sebagai tempat
belajar, yang berarti sumber belajar. Misalnya, perpustakaan, pasar, museum, sungai, gunung,
tempat pembuangan sampah, kolam ikan, dan sebagainya.
b. Benda, yaitu segala benda yang memungkinkan terjadinya perubahan tingkah laku bagi
siswa maka benda itu dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya, situs, candi, benda
peninggalan lainnya.
c. Orang, yaitu siapa saja yang memiliki keahlian tertentu yang bisa mengajarkan sesuatu
kepada siswa maka yang bersangkutan dapat dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya,
guru, ahli geologi, polisi, dan ahli-ahli lainnya.
d. Bahan, yaitu segala macam buku yang dapat dibaca secara mandiri oleh siswa. Buku dapat
dikategorikan sebagai sumber belajar. Misalnya, buku pelajaran, buku teks, kamus,
ensiklopedi, fiksi, dan sebagainya.
e. Peristiwa dan fakta yang sedang terjadi, mislanya kerusuhan, bencana, dan peristiwa lainnya
yang adapat dijadikan sebagai sumber belajar.
Sumber belajar akan menjadi bermakna bagi siswa atau guru apabila sumber belajar
diorganisasi melalui rancangan yang memungkinkan seseorang dapat memanfaatkannya
sebagai sumber belajar. Jika tidak tempat atau lingkungan alam sekitar, benda, orang, dana atu
buku tidak berarti apa-apa.

17
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Indonesia merupakan negara dengan nomor urut keempat dalam besarnya jumlah
penduduk setelah China, India, dan Amerika Serikat. Menurut data statistik dari BPS bahwa
angka rata-rata peningkatan pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia dalam sepuluh tahun
terakhir adalah 32 juta jiwa atau 1,21% pertahunnya. Maka kita dapat mengambil kesimpulan
bahwa jumlah penduduk indonesia pertahunnya meningkat 2,6 juta penduduk. Dan kita dapt
mengetahui bahwa Jumlah Penduduk Indonesia tahun 2013 adalah sebesar 248 juta jiwa. Dan
jumlah penduduk Indonesia tahun 2014 mencapai 250,6 juta jiwa.
Peningkatan penduduk yang sangat tinggi di Indonesia akan berdampak luas, termasuk
juga dampak bagi ekologi atau lingkungan hidup. Hal itu dapat mengganggu keseimbangan,
bahkan merusak ekosistem yang ada. Dengan jumlah penduduk sebesar 225 juta jiwa, membuat
tekanan terhadap lingkungan hidup menjadi sangat besar. Paling tidak, 40 juta penduduk
hidupnya tergantung pada keanekaragaman hayati di pantai dan perairan. Selain masalah
peningkatan penduduk, semakin banyaknya terjadi urbanisasi karena orang-orang desa yang
dulunya kecukupan pangan namun tidak menikmati pembangunan mulai berbondong-bondong
pindah ke kota. Semakin banyaknya orang-orang desa yang mencari pekerjaan di wilayah
Jabodetabek membuat wilayah Jabodetabek mengalami peningkatan jumlah penduduk yang
tinggi.
Ilmu lingkungan (environmental science) adalah ilmu yang mempelajari tentang
lingkungan hidup. Ilmu lingkungan relatif masih baru (tahun 1960-an) dan mulai pesat
berkembang setelah Konferensi Lingkungan Hidup diselenggarakan di Stockholm, Swedia,
pada tahun 1972. Lingkungan hidup didefinisikan sebagai kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang memepengaruhi
kelangsungan peri kehidupan dan kesjahteraan manusia serta makhluk hidup lain. Dengan
menermati definisi ini, maka dapat disimpulkan bahwa sebagian besar unsur-unsur yang
dipelajari dalam ekologi tercakup dalam komponen atau unsur lingkungan hidup.
Ilmu lingkungan merupakan perpaduan konsep dan asas berbagai ilmu (terutama
ekologi), yang bertujuan untuk mempelajari dan memecahkan masalah yang menyangkut
hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Dengan demikian, ilmu lingkungan
merupakan penjabaran dari ekologi sehingga tidak dapat dipisahkan dengan ekologi.
Dalam lingkungan yang lebih spesifik, ilmu lingkungan dapat dikatakan sebagai ilmu
terapan dari ekologi. Artinya, ekologi yang merupakan ilmu murni (dasar), diterapkan pada
berbagai masalah kehidupan yang pada umumnya disebabkan oleh aktivitas manusia. Dengan
pemahaman ilmu lingkungan, yang ditunjang tumbuhnya etika, kearifan, dan kepedulian
lingkungan bagi semua pihak, maka kualitas lingkungan hidup tidak makin rusak dan tercemar.
Kuaitas lingkungan yang serasi dan seimbang akan dapat dicapai hanya dengan melalui
pengeolaan lingkungan hidup yang baik dan benar.
Setiap kegiatan atau proyek pembanguan memerlukan lokasi dan lokasi ini dapat
merupakan ekosistem atau bagian suatu ekosistem. Hal ini menunjukkan bahwa setiap kegiatan
akan mengakibatkan dampak atau gangguan terhadap komponen-komponen ekosistem itu

18
(lingkungan). Artinya, dampak proyek pembangunan tidak mungkin ditiadakan atau
dihilangkan secara total. Usaha melestarikan lingkungan dari pengaruh dampak pembangunan
adalah salah satu usaha yang perlu dijalankan. Pengelolaan lingkungan yang baik dapat
mencegah kerusakan lingkungan akibat suatu proyek pembangunan. Upaya yang dapat
dilakukan adalah memaksimalkan dampak positif dan meminimalkan dampak negatif sehingga
kerusakan dan pencemaran yang timbul dapat ditoleransi oleh lingkungan. Untuk
mewujudkannya adalah dengan pengelolaan lingkungan yang berasaskan pelestarian
lingkungan. Untuk itu, diperlukan pemahaman tentang konsep ekosistem, asas ekologi atau
lingkungan, dan pengetahuan lainnya yang berkaitan dengan lingkungan hidup.

19
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta,
2006.
BPS, “Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Usia”, www.data.go.id, 12 Mei 2015
Bahcri, Samsu l. T. Bachtiar, Ahmad Yani, Geografi Untuk Kehidupan Seri Negara-Negara
dam Budayanya. Jakarta: Unggul Permana Selaras, 2008.
Bunga Rampai, Perundangan Lingkungan Hidup. Tangerang: Pustaka Widyatamm, Cet.
Kedua, 2006.
Dwi,Yanti Rahmah, Sjamsir Sjamsuddin, Riyanto, “Implementasi Program Sekolah Adiwiyata
(Studi Kasus pada SDN Manukan Kulon III/540 Kota Surabaya)”, Jurnal Administrasi Publik
(JAP), Vol 2, No 4, Hal 753-757
Faisal, Sanapiah. Format-Format Penelitian Sosial. Jakarta: Rajawali Pres, 2008.
Fathurrohman, Pupuh dan M. Sobry Sutikno. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Refika
Aditama, 2011.
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia, 2011.
Irwan, Zoer‟aini Djamal. Prinsip-Prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan dan Pelestariannya.
Jakarta: Remaja Rosdakarya, 2012.
Eddy Karden Sontang Manik. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta: Djambatan, Cet.
Ketiga, 2009.

20

Anda mungkin juga menyukai