Anda di halaman 1dari 18

PENGELOLAAN SUMBER DAYA ALAM

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila

Dosen Pengampu: Muhammad Yasmin,SH., M.Kn.

Oleh Kelompok 2:

Pendidikan Bahasa Indonesia Pendidikan Bahasa Inggris

Atiqah Rabbaniyah (0910580223020) Nur Lia (0910580523004)

Andi Nurul Aulia (0910580223006) Aliyah (0910580523014)

Nur Rohmah Auliyah (0910580223018) Ahmad Nazar (0910580523020)

Samsinar (0910580223003) Amalia Kartika (0910580523017)

Zakiah Nur Batoa (0910580223012) Nur Halima M. (0910580523016)

Nur Suci (0910580223014) Muh. Dirga Mubaraq (0910580523011)

Dewi Anjarsari (0910580223017) Kasna (0910580523007)

Nasrah (0910580223019) Juliani Binti Nassir (0910580523022)

Etta (0910580223013) Mariyana Saparang (0910580523013)

Nurul Inriyani (0910580523010)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDENRENG RAPPANG

2023
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami selaku penyusun bisa menyelesaikan makalah yang
berjudul “Pengelolaan Sumber Daya Alam”. Adapun tujuan dari pembuatan
makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan Pancasila.
Penulis juga berharap makalah ini mampu memberikan kontribusi pemikiran dan
wawasan baru terkait pelaksanaan evaluasi belajar dan pembelajaran.

Dengan terselesaikannya makalah ini, penulis mengucapkan terima kasih


kepada pihak-pihak yang senantiasa memberikan dukungan dan diskusi yang
membangun. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan inspirasi bagi
pembaca dalam menyadari betapa kayanya Indonesia, sehingga kemudian muncul
inovasi baru dalam pengelolaan SDA yang lebih baik lagi.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua.

Rappang, 7 Desember 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1

A. Latar Belakang............................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................1
C. Tujuan Penulisan........................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2

A. Pengertian Dasar Sumber Daya Alam..............................................2


B. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Sumber Daya Alam........................................3
C. Pengelolaan Sumber Daya Alam Oleh SDM Indonesia..............................5
D. Peran Kelembagaan Pemerintah Dalam Pengelolaan SDA......................11

BAB III PENUTUP.............................................................................................14

A. Kesimpulan...............................................................................................14
B. Saran..........................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang
menjadikan sumber daya alamnya sebagai salah satu penopang
pertumbuhan ekonomi terbesarnya. Dengan kekayaan alam yang telah
diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa, Indonesia memiliki beragam
jenis dan bentuk kekayaan alam baik itu sumber daya alam yang dapat
diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui. Tidak dapat disangkal
oleh negara manapun bahwa Indonesia memiliki kekayaan alam yang
tersebar di seluruh penjuru baik itu yang ada di laut, maupun yang ada di
permukaan tanah dan yang terdapat di dalam tanah.
Jika kita melihat data-data potensi sumber daya alam yang dimiliki
oleh Indonesia dari berbagai sumber, tentu kiranya mampu dipikirkan
bahwa dengan banyaknya sumber daya alam yang dimiliki seharusnya
akan mampu mewujudkan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia,
namun nyatanya, masih banyak rakyat Indonesia yang masih hidup dalam
tingkat kesejahteraan yang rendah. Inilah kemudian yang melatarbelakangi
penyusun untuk mencari fakta dan data terkait pengelolaan sumber daya
alam di Indonesia khususnya pelibatan rakyat dalam pengelolaan sumber
daya alam tersebut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dasar sumber daya alam?
2. Bagaimana prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya alam?
3. Bagaimana pengelolaan sumber daya alam oleh SDM Indonesia?
4. Apa peran kelembagaan pemerintah dalam pengelolaan SDA?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian dasar sumber daya alam.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya alam.
3. Untuk mengetahui.
4. Untuk mengetahui peran kelembagaan pemerintah dalam mengelola
sumber daya alam oleh SDM Indonesia.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dasar Sumber Daya Alam

Sumber Daya Alam (SDA) berarti sesuatu yang ada di alam yang berguna
dan mempunyai nilai dalam kondisi di mana kita menemukannya. Tidak
dapat dikatakan SDA apabila sesuatu yang ditemukan tidak diketahui
kegunaannya sehingga tidak mempunyai nilai atau sesuatu yang berguna
tetapi tidak tersedia dalam jumlah besar dibanding permintaannya
sehingga ia dianggap tidak bernilai. Secara ringkasnya sesuatu dikatakan
SDA apabila memenuhi tiga syarat yaitu, 1) sesuatu itu ada, 2) dapat
diambil dan 3) bermanfaat. Dengan demikian pengertian SDA mempunyai
sifat dinamis dalam arti peluang sesuatu benda menjadi sumber daya selalu
terbuka. Pemahaman mengenai SDA akan semakin jelas jika dilihat
menurut jenisnya berdasarkan wujud fisiknya SDA dapat dibedakan
menjadi 4 klasifikasi yaitu:

 Sumber daya lahan


 Sumber daya hutan
 Sumber daya air
 Sumber daya mineral

Sedangkan berdasarkan proses pemulihannya SDA dibedakan menjadi tiga


klasifikasi (Alen, 1959) yaitu :

 Sumber daya alam yang tidak dapat habis (inexhaustible natural


resources), seperti : udara, energy matahari, dan air hujan.
 Sumber daya alam yang dapat diganti atau diperbaharui dan
dipelihara (renewable resources), seperti air di danau/sungai,
kualitas tanah, hutan dan margasatwa.
 Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (non-renewable
resources/ irreplaceable atau stock natural resources), seperti :
batubara, minyak bumi, dan logam.

Dalam penggunaannya, SDA yang dapat diperbarui terdapat saling


melengkapi atau komplementer saling menggantikan substitusi atau dapat
bersifat netral. Kajian tentang hubungan diantara berbagai penggunaan
istilah ini akan sangat bermanfaat pada saat membahas masalah
kebijaksanaan dalam pengelolaan SDA.

2
Ruang lingkup SDA mencakup semua pemberian alam di bawah atau di
atas bumi baik yang hidup maupun yang tidak hidup. Pengertian SDA
meliputi semua sumber daya dan sistem yang bermanfaat bagi manusia
dalam hubungannya dengan teknologi, ekonomi dan keadaan sosial
tertentu. Definisi ini berkembang dan sekarang mencakup sistem ekologi
dan lingkungan. Setelah lepas dari alam yang dikuasai oleh manusia maka
sumber daya tersebut disebut barang-barang sumber (resource
commodity). Dari definisi tersebut menjadi jelas bahwa yang kita ketahui
mengenai SDA tergantung pada keadaan yang kita warisi, tingkat
teknologi saat ini maupun yang akan datang serta kondisi ekonomi
maupun preferensi pasar ( Howe, 1979).

B. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Sumber Daya Alam

Pemanfaatan sumber daya alam dikelola oleh beberapa pihak yaitu


pemerintah dan swasta. Pemanfaatan sumber daya alam harus
mengutamakan prinsip optimal dan efisien. Optimal artinya dapat
menghasilkan yang terbaik dengan memanfatkan sumber daya alam yang
ada efisien dalam penggunaan sumber daya alam dalam batas-batas
kelestarian sumber daya alam. Hal ini dikarenakan sumber daya alam yang
tersedia sekarang tidak hanya diperuntukkan untuk generasi sekarang saja,
tetapi juga diperuntukkan untuk generasi yang akan datang. Karena
Indonesia masih merupakan negara berkembang, Indonesia masih
mengalami berbagai macam hambatan-hambatan dalam proses
pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam Indonesia yang masih
kurang. Beberapa hambatan-hambatan umum yang dihadapi Indonesia
dalam pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam adalah kurangnya
tenaga ahli dalam bidang sumber daya alam, mahalnya sarana prasarana
untuk pengelolaan sumber daya alam, dan transportasi ke daerah sumber
daya alam tersebut mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan.

Prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya alam :

1. Optimal

Seluruh sumber daya alam yang terkandung di dalam bumi Indonesia ini
merupakan milik negara dan harus dipergunakan untuk kepentingan dan
kemakmuran rakyat. Optimalisasi pengelolaan sumber daya alam ini
mutlak harus dilakukan. Optimalisasi sumber daya alam dapat berupa
pemanfaatan sumber daya alam dengan cara mengambil kekayaan alam
secara menyeluruh dengan memaksimalkan keuntungan dan
meminimalkan kerugian dengan tetap memperhatikan keberlanjutan

3
sumber daya alam tersebut dikemudian hari. Pengambilan sumber daya
alam harus dilakukan secara bijaksana dan arif dengan menerapkan asas
pembangunan keberlanjutan.

Pembangunan keberlanjutan adalah pembangunan yang dilakukan untuk


memenuhi kebutuhan masa kini mengganggu kebutuhan generasi masa
mendatang. Dengan demikian, generasi yang akan datang juga dapat
merasakan dan menikmati kekayaan alam yang kita rasakan saat ini.
Cadangan minyak bumi di Indonesia yang semakin hari semakin menipis.

Sehingga perlu dilakukan langkah-langkah penghematan penggunaan


minyak bumi. Di sisi lain, masyarakat Indonesia masih sangat
menggantungkan hidupnya pada ketersediaan bahan bakar minyak.
Masyarakat Indonesia sudah terbiasa menggunakan bensin untuk bahan
bakar kendaraannya. Pada bidang industri, mesin-mesin pabrik pada
umumnya digerakkan menggunakan solar atau bensin yang semuanya
diperoleh dari pengolahan minyak bumi.

Langkah yang telah dilakukan pemerintah adalah adanya kebijakan


konversi minyak tanah ke gas. Masyarakat yang biasanya memasak
menggunakan kompor minyak tanah diberikan subsidi oleh pemerintah
berupa kompor gas. Hal ini dilakukan karena ketersediaan sumber daya
alam gas bumi di Indonesia masih sangat melimpah sehingga untuk
mengurangi konsumsi minyak bumi. Upaya untuk melakukan
penghematan bahan bakar minyak adalah dengan penggunaan energi
alternatif. Sumber energi alternatif tersebut antara lain biosolar. Sumber
energi alternatif tersebut akan mengurangi penggunaan sumber energi
tidak dapat diperbaharui, seperti minyak bumi dan batubara. Penggunaan
sumber energi alternatif juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan
dan efek negatif pada sumber daya alam, seperti air, udara, hutan, dan lain-
lain.

2. Lestari

Lestari adalah upaya pengelolaan sumber daya alam beserta ekosistemnya


dengan tujuan mempertahankan sifat dan bentuknya. Prinsip lestari dalam
pengelolaan sumber daya alam adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk
menjaga SDA yang ada. Sumber daya alam harus senantiasa dikelola
secara seimbang untuk menjamin keberlanjutan pembangunan nasional.

4
Contoh penerapan konsep lestari dalam pengelolaan SDA adalah:

 Menggunakan pupuk alami atau organik


 Penggunaan pupuk pestisida sesuai kebutuhan
 Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/ perbukitan)
 Pelestarian udara
 Pelestarian hutan
 Pelestarian flora dan fauna
 Pelestarian laut dan pantai
C. Pengelolaan Sumber Daya Alam Oleh SDM Indonesia
Mengapa harus orang Indonesia yang mengelola Sumber Daya Alam
(SDA) di negara mereka sendiri? Itulah yang kemudian selalu
dipertanyakan oleh orang-orang, maka berdasarkan data dan informasi
yang kami kumpulkan, berikut kami sajikan alasan-alasan yang akan
menjawab pertanyaan tersebut.
1. Adanya Hukum yang Mengatur Hal Tersebut
Dalam konteks pengeloalaan sumber daya alam, sumber politik
hukumnya adalah ketentuan Pasal 33 UUD 1945 yang memuat
mengenai Perekonomian Nasional. Dari ketentuan inilah kemudian
dibuat undang-undang organik sebagai aturan pelaksana dari Pasal
33 UUD 1945. Selain ketentuan dalam Pasal 33 UUD 1945,
politik hukum pengelolaan sumber daya alam tercermin pula dalam
putusan-putusan MK. Hal ini dikarenakan kelahiran MK bertujuan
untuk mengawal konstitusi terutama untuk menjaga agar tidak ada
undang-undang yang melanggar UUD. Selain itu, bentuk
pengawalan konstitusi yang dilakukan MK adalah dengan
memberikan penafsiran terhadap konstitusi karena MK selain
memiliki kewenangan sebagaimana diatur dalam Pasal 24C UUD
1945, MK juga memiliki fungsi yang merupakan derivasi dari
kewenangannya itu. Salah satu fungsi MK adalah sebagai penafsir
konstitusi (The Final Interpreter of The Constitution). Oleh karena
itu, sudah menjadi suatu keniscayaan bahwa putusan-putusan MK
terkait pengelolaan sumber daya alam menjadi politik hukum yang
harus dijadikan pedoman bagi pembentuk undang-undang dalam
proses legislasi nasional.

5
Kebijakan perekonomian nasional negara kita tertuang pada
Pasal 33 UUD 1945 menyatakan:
1) Perekonoman disusun sebagai usaha bersama berdasar
atas asas kekeluargaan.
2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan
yang menguasai hajat hidup orang banya dikuasai oleh
negara.
3) Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di
dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk
sebesar-besar kemakmuran rakyat.
4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas
demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi
berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan
kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.
5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini
diatur dalam undang-undang.
Pasal 33 UUD 1945 juga memuat sistem ekonomi kerakyatan.
Artinya rakyatlah sebagai pemegang kedaulatan di bidang ekonomi.
Yang menjadi fokus dalam ekonomi kerakyatan adalah
pembebasan rakyat dari kemiskinan, kebodohan, ketergantungan
dan ketidakadilan. Meskipun pada dasarnya sistem ekonomi
kerakyatan ini mirip dengan ciri sistem ekonomi sosialis, namun
yang menjadikannya berbeda adalah adanya Pancasila yang ada
dalam Pembukaan UUD 1945 berfungsi sebagai ruh dan spirit
yang menjiwai demokrasi ekonomi yang termuat dalam Pasal 33
UUD 1945 sehingga tercipta suatu harmoni dan keseimbangan
antara kepentingan individu dan kepentingan nasional
(masyarakat) dengan memberikan pada negara kemungkinan
untuk melakukan campur tangan sepanjang diperlukan bagi
terciptanya tata kehidupan berbangsa dan bernegara yang sesuai
dengan prinsip-prinsip Pancasila dan sesuai dengan tujuan negara
dalam melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum,
mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD
1945.

6
2. Urgensi Pembangunan Berkelanjutan
Sebenarnya apa yang dimaksud dengan pembangunan
berkelanjutan tersebut? Yang dimaksud dengan pembangunan
berkelanjutan adalah proses pembangunan yang bisa
memaksimalkan sumber daya alam yang disediakan. Pembangunan
berkelanjutan juga memiliki arti pembangunan yang mampu
memenuhi kebutuhan dari generasi saat ini tanpa membahayakan
kesehatan dan keselamatan generasi mendatang hanya demi
memenuhi kebutuhan sendiri. Artinya adalah pembangunan
ekonomi selalu memanfaatkan sumber daya alam dan membuat
generasi mendatang bisa melanjutkan pembangunan yang sudah
dijalankan saat ini.

Pembangunan berkelanjutan (Emil Salim, 1990) bertujuan


meningkatkan kesejahteraan masyarakat, untuk memenuhi
kebutuhan dan aspirasi manusia. Pembangunan yang berkelanjutan
pada hakikatnya ditujukan untuk mencari pemerataan
pembangunan antargenerasi di masa kini maupun masa mendatang.
Menurut KLH (1990) pembangunan, yang pada dasarnya lebih
berorientasi ekonomi, dapat diukur keberlanjutannya berdasarkan
tiga kriteria. Yaitu: (1) Tidak ada pemborosan penggunaan sumber
daya alam atau depletion of natural resources; (2) Tidak ada polusi
dan dampak lingkungan lainnya; (3) Kegiatannya harus dapat
meningkatkan useable resources ataupun replaceable resource.

Senada dengan konsep di atas, Sutamihardja (2004), menyatakan


sasaran pembangunan berkelanjutan mencakup pada upaya untuk
mewujudkan terjadinya, pertama, pemerataan manfaat hasil-hasil
pembangunan antar generasi (intergeneration equity) yang berarti
bahwa pemanfaatan sumber daya alam untuk kepentingan
pertumbuhan perlu memperhatikan batas-batas yang wajar dalam
kendali ekosistem atau sistem lingkungan serta diarahkan pada
sumber daya alam replaceable dan menekankan serendah mungkin
eksploitasi sumber daya alam irreplaceable. Kedua, safeguarding
atau pengamanan terhadap kelestarian sumber daya alam dan
lingkungan hidup yang ada dan pencegahan terjadi gangguan
ekosistem dalam rangka menjamin kualitas kehidupan tetap baik
bagi generasi mendatang. Ketiga, pemanfaatan dan pengelolaan
sumberdaya alam semata untuk kepentingan mengejar
pertumbuhan ekonomi demi kepentingan pemerataan pemanfaatan

7
sumberdaya alam yang berkelanjutan antargenerasi. Keempat,
mempertahankan kesejahteraan rakyat (masyarakat) yang
berkelanjutan baik masa kini maupun masa yang mendatang (inter
temporal). Kelima, mempertahankan manfaat pembangunan
ataupun pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan yang
mempunyai dampak manfaat jangka panjang ataupun lestari
antargenerasi. Keenam, menjaga mutu ataupun kualitas kehidupan
manusia antargenerasi sesuai dengan habitatnya.

Dari sisi ekonomi Fauzi (2004), setidaknya ada tiga alasan utama
(faktor) mengapa pembangunan ekonomi harus berkelanjutan.
Faktor pertama menyangkut alasan moral. Generasi kini menikmati
barang dan jasa yang dihasilkan dari sumber daya alam dan
lingkungan, sehingga secara moral perlu untuk memerhatikan
ketersediaan sumber daya alam tersebut untuk generasi mendatang.
Kewajiban moral tersebut mencakup tidak mengekstraksi sumber
daya alam yang dapat merusak lingkungan, serta dapat
menghilangkan kesempatan bagi generasi mendatang untuk
menikmati layanan serupa.

Faktor kedua, menyangkut alasan ekologi, Keanekaragaman hayati


misalnya, memiliki nilai ekologi yang sangat tinggi, oleh karena itu
aktivitas ekonomi semestinya tidak diarahkan pada kegiatan
pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan semata yang pada
akhirnya dapat mengancam fungsi ekologi.

Faktor ketiga, yang menjadi alasan perlunya memperhatikan aspek


keberlanjutan adalah alasan ekonomi. Alasan dari sisi ekonomi
memang masih terjadi perdebatan karena tidak diketahui apakah
aktivitas ekonomi selama ini sudah atau belum memenuhi kriteria
keberlanjutan, seperti kita ketahui, bahwa dimensi ekonomi
berkelanjutan sendiri cukup kompleks, sehingga sering aspek
keberlanjutan dari sisi ekonomi ini hanya dibatasi pada pengukuran
kesejahteraan antargenerasi(intergeneration welfare maximization).

Berdasarkan penjelasan diatas, poin yang kemudian ingin kami


sampaikan bahwa keberlanjutan pengelolaan SDA dapat lebih
dipahami oleh orang lokal yang memiliki pengetahuan mendalam
tentang lingkungan, budaya, dan kebutuhan masyarakat setempat.
Selain itu, melibatkan orang Indonesia dalam pengelolaan SDA
dapat mendukung pembangunan berkelanjutan karena mereka akan
cenderung memprioritaskan keberlanjutan jangka panjang daripada

8
pihak asing yang mungkin memiliki kepentingan ekonomi yang
lebih besar .
3. Kemakmuran Dan Kelangsungan Hidup Rakyat Indonesia
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat masih ada sebanyak 25,9 juta
orang miskin di Indonesia per akhir Maret 2023. Meski cukup
banyak, namun orang miskin ini sudah berkurang 460 ribu orang
dibandingkan akhir September 2022, yakni sebanyak 26,36 juta
orang. Sekretaris Utama BPS Atqo Mardiyanto mengatakan secara
persentase jumlah orang miskin ini sebesar 9,36 persen atau turun
0,21 persen dari September 2022 sebesar 9,57 persen.
Adapun besaran garis kemiskinan ini ditetapkan sebagai batasan
pengeluaran masyarakat. Jika, pengeluaran masyarakat di bawah
Rp550 ribu per bulan, maka masuk dalam kategori orang miskin.
Berdasarkan wilayahnya, penduduk miskin terbanyak masih berada
di pedesaan. Per Maret 2023, jumlah orang miskin di perdesaan
tercatat sebanyak 14,16 juta orang atau turun 12,22 persen
dibandingkan September 2022 sebanyak 14,38 juta orang miskin.
Sedangkan, jumlah orang miskin di perkotaan tercatat sebanyak
11,74 juta orang di akhir Maret 2023. Realisasi ini turun 7,29
persen dari 11,98 juta orang miskin di September 2022.
Persentasenya turun, tapi tetap saja angkanya masih cukup
fantastik untuk seukuran negara dengan SDA yang melimpah.
Seharusnya fakta ini sudah cukup untuk menyadarkan kita betapa
tidak makmurnya rakyat Indonesia, oleh karena itu salah satu jalan
untuk terus mengurangi angka ini adalah dengan memberikan
kesempatan kepada rakyat kita untuk berkontribusi dalam
pengelolaan SDA. Sehingga ini tidak hanya akan berdampak
secara individu saja tetapi mencakup masyarakat yang lebih luas.
Penyebab kemiskinan dapat terjadi karena kondisi alamiah dan
ekonomi, kondisi struktural dan sosial, serta kondisi kultural
(budaya). Kemiskinan alamiah dan ekonomi timbul akibat
keterbatasan sumber daya alam, manusia, dan sumberdaya lain
sehingga peluang produksi relatif kecil dan tidak dapat berperan
dalam pembangunan. Kemiskinan struktural dan sosial disebabkan
hasil pembangunan yang belum merata, tatanan kelembagaan dan
kebijakan dalam pembangunan. Sedangkan kemiskinan kultural
(budaya) disebabkan sikap atau kebiasaan hidup yang merasa
kecukupan sehingga menjebak seseorang dalam kemiskinan.
Penyebab timbulnya kemiskinan berasal dari dalam dan dari luar
penduduk miskin. Penyebab dari dalam diantaranya rendahnya

9
kualitas sumber daya manusia dan sikap individu tersebut.
Sedangkan penyebab dari luar adalah keterbatasan sumber daya
alam, tatanan sosial dan kelembagaan dalam masyarakat, kebijakan
pembangunan, kesempatan kerja yang terbatas dan persaingan yang
menyebabkan terpinggirnya penduduk miskin.

Jenis kemiskinan dapat dibedakan berdasarkan pola waktunya


yaitu: (1) persistent poverty, yaitu kemiskinan yang telah kronis
atau turun temurun yang diantaranya merupakan daerah kritis
sumber daya alam atau terisolasi; (2) cyclical poverty, yaitu
kemiskinan yang mengikuti pola siklus ekonomi secara
keseluruhan. (3) seasonal poverty, yaitu kemiskinan musiman
seperti sering dijumpai kasus-kasus nelayan dan petani tanaman
pangan. (4) accidental poverty, yaitu kemiskinan karena bencana
alam atau dampak dari suatu kebijakan.

Kemiskinan juga dapat dibedakan melalui perbandingan dengan


suatu ukuran tertentu atau dengan anggota/kelompok masyarakat
lainnya. Ukuran kemiskinan absolut dengan menggunakan garis
kemiskinan atau kondisi kondisi tertentu yang mencerminkan
situasi kemiskinan. Sedangkan ukuran kemiskinan relatif dengan
membandingkan dengan jumlah keseluruhan kelompok dan dapat
digambarkan melalui Kurva Lorentz dan menggunakan Gini Ratio
untuk mengetahui besarnya kesenjangan.

Strategi pengentasan kemiskinan yang dikemukakan oleh Bank


Dunia, bahwa setiap dekade strategi pengentasan kemiskinan
mengalami perkembangan mulai dari penciptaan lapangan kerja,
peningkatan pendapatan, pengembangan kesehatan dan pendidikan,
perlindungan sampai dengan pemberdayaan kaum miskin.

Strategi memerangi kemiskinan yang dikemukakan oleh Gunnar


Adler Karlsson yang dikutip Andre Bayo Ala (1981) meliputi: (1)
strategi dalam jangka pendek yaitu memindahkan sumberdaya-
sumberdaya kepada kaum miskin dalam jumlah yang memadai.
Perbaikan keadaan kemiskinan dalam jangka pendek diantaranya
menciptakan kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan, dan
memperbaiki distribusinya; (2) Strategi jangka panjang dengan
menumbuhkan swadaya setempat. Perbaikan dalam jangka panjang
dengan memperbaiki dan memenuhi harkat hidup secara individual
dan sosial yang bermartabat.

10
Strategi Pengentasan Kemiskinan yang dilaksanakan oleh
Pemerintah dapat dibagi menjadi dua bagian besar, pertama
melindungi keluarga dan kelompok masyarakat yang mengalami
kemiskinan sementara, dan kedua membantu masyarakat yang
mengalami kemiskinan kronis dengan memberdayakan dan
mencegah terjadinya kemiskinan baru. Strategi tersebut selanjutnya
dituangkan dalam tiga program yang langsung diarahkan pada
penduduk miskin yaitu: (1) penyediaan kebutuhan pokok; 2)
pengembangan sistem jaminan sosial; dan 3) pengembangan
budaya usaha. Selain itu penduduk miskin mempunyai strategi
sendiri untuk menanggulangi kemiskinannya. Strategi yang
ditempuh yaitu dengan pinjam dari lembaga informal, menambah
jam kerja, anggota keluarga ikut bekerja, merantau atau berhemat.

D. Peran Kelembagaan Pemerintah Dalam Pengelolaan SDA


Untuk mewadahi pelibatan rakyat dalam pengelolaan SDA, pemerintah
telah membentuk beberapa kelembagaan pengelolaan SDA yang
melibatkan partisipasi rakyat didalamnya, yaitu:
1) Lembaga Operator

Lembaga operator merupakan lembaga yang secara langsung


melaksanakan pengelolaan terhadap sumber daya alam. Kegiatan yang
dilakukan, meliputi: pengambilan sumber daya alam, pengolahan, dan
pemasaran. Bentuk-bentuk dari lembaga operator, adalah: BUMN, BUMS,
dan Koperasi. Untuk memahami seluk beluk ketiga bentuk lembaga
tersebut, mari kita pelajari uraian berikut.

a. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)


BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya
dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung berasal dari
kekayaan negara yang dipisahkan. BUMN adalah badan usaha yang
menjadi kepemilikan negara sehingga modal dan keuntungan yang didapat
menjadi milik negara. BUMN dapat berbentuk Perum (Perusahaan
Umum), dan Persero (Perusahaan Perseroan). Sektor penting yang dikelola
BUMN meliputi pertanian, perkebunan, kehutanan, manufaktur,
pertambangan, keuangan, pos dan telekomunikasi, transportasi, listrik,
industri, dan perdagangan serta konstruksi. Secara umum, BUMN
memiliki peran sebagai berikut:

1. Mengelola cabang-cabang produksi yang menguasai hajat hidup


orang banyak.

11
2. Sebagai pengelola bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya secara efektif dan efisien.
3. Sebagai alat bagi pemerintah untuk menunjang kebijaksanaan di
bidang ekonomi.
4. Menyediakan lapangan kerja bagi masyarakat sehingga dapat
menyerap tenaga kerja.

b. BUMS (Badan Usaha Milik Swasta)


Adalah badan usaha yang didirikan oleh pihak swasta untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dan berorientasi untuk mendapatkan keuntungan.
BUMS dapat dibedakan menurut bentuk hukumnya menjadi 4:
a. Badan usaha perseorangan
b. Persekutuan firma (Fa)
c. Persekutuan komanditer (CV/ Commanditaire Vennotschaap)
d. Perseroan Terbatas (PT)

c. Koperasi
Koperasi adalah organisasi bisnis yang dimiliki dan dioperasikan oleh
beberapa orang untuk kepentingan anggotanya. Kegiatan koperasi
dilandasi oleh prinsip gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan asas
kekeluargaan. Peran koperasi antara lain :

1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan


ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan serta aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan
manusia dan masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama atas asas kekeluargaan
dan demokrasi ekonomi.

2) Lembaga Regulator
Lembaga regulator adalah lembaga yang berwenang menyusun
kebijakan dan peraturan. Terbagi atas 2, yaitu:
a. Pemerintah Pusat

12
Pemerintah pusat memiliki wewenang untuk membuat
peraturan dan juga regulasi agar perekonomian berjalan dengan
baik.
b. Pemerintah Daerah
Pemerintah daerah sendiri memiliki wewenang untuk membuat
kebijakan pengelolaan SDA di wilayahnya, ini termasuk hak
otonomi daerah.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain:
Sumber Daya Alam (SDA) berarti sesuatu yang ada di alam yang
berguna dan mempunyai nilai dalam kondisi di mana kita menemukannya.
Sesuatu dikatakan SDA apabila memenuhi tiga syarat yaitu, 1) sesuatu itu
ada, 2) dapat diambil dan 3) bermanfaat. SDA juga dikelompokkan dalam
beberapa jenis berdasarkan wujud fisik dan proses pemulihannya.
Adapun prinsip-prinsip pengelolaan SDA ada dua yaitu optimal
dan lestari. Kemudian pada bagian selanjutnya dibahas mengenai
mengapa harus orang Indonesia yang mengelola Sumber Daya Alam
(SDA) di negara mereka sendiri. Terdapat tiga alasan utama yaitu:
1. Adanya hukum yang mengatur hal tersebut
2. Urgensi pembangunan berkelanjutan
3. Kemakmuran dan kelangsungan hidup rakyat Indonesia
Juga disajikan fakta dan data yang mendukung ketiga alasan tersebut.
Pada bagian terakhir pembahasan terdapat peran kelembagaan
pemerintah dalam mendukung perlibatan rakyat untuk pengelolaan SDA,
yang mana pada kelembagaan ini kemudian rakyat dapat berkontribusi di
dalamnya. Ada dua jenis lembaga, yaitu lembaga operator dan lembaga
regulator.

B. Saran
Sebuah materi yang esensial diperlukan pemahaman yang khusus,
jadi diharapkan kepada mahasiswa untuk dapat memahami lebih
mendalam dan dapat memberikan ide-ide baru terkait pengelolaan SDA di
Indonesia agar melibatkan rakyat sebagai pemilik dan pengelola
sebenarnya. Menyadari bahwa penulis masih tahap belajar, maka
diharapkan pula kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini bisa lebih
baik lagi.

14
DAFTAR PUSTAKA

Solihin, M. A., & Sudirja, R. (2007). Pengelolaan sumber daya alam secara
terpadu untuk memperkuat perekonomian lokal. Jurnal Solihin, 8.

Rachman, I. N. (2016). Politik Hukum Pengelolaan Sumber Daya Alam Menurut


Pasal 33 UUD 1945. Jurnal Konstitusi, 13(1), 195-212.

https://bappeda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/pembangunan-ekonomi-
dalam-konsep-pembangunan-berkelanjutan-68 (diakses tanggal 7 Desember 2023)

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20230717133317-532-974408/259-juta-
orang-ri-masih-hidup-miskin-per-maret-2023 (diakses tanggal 7 Desember 2023)

https://djpb.kemenkeu.go.id/kanwil/sulteng/id/data-publikasi/berita-terbaru/2830-
memahami-kembali-strategi-pengentasan-kemiskinan-di-indonesia-sebagai-
sumber-penerimaan-negara.html (diakses tanggal 7 Desember 2023)

https://adjar.grid.id/amp/542780036/prinsip-prinsip-pengelolaan-sumber-daya-
alam-di-indonesia?page=all (diakses tanggal 7 Desember 2023)

15

Anda mungkin juga menyukai