Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH KOMODITI KAMBING

DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH PENGANTAR


PETERNAKAN

Rafie Muhammad Azziz


(200110180311)
Sinsin Dwi Shintya
(200110180052)
Siti Fatimah
(200110180078)
Tamamil Thalib
(200110180142)
Tasha Aini
(200110180053)
Zahra Nurmalasari
(200110180078)
Zuhruvi Husna
(200110180137)

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
JATINANGOR
2018

1
KATA PENGANTAR
Puji serta syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena berkat ridho dan rahmat-
Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat pada waktunya. Makalah
pengantar peternakan ini membahas tentang “Komoditi Kambing”.

Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, karena telah
membawa umat islam dari zaman kegelapan menuju zaman penuh ilmu pengetahuan.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas dari ibu Dr. Drh Hj Endang Drh Hj Endang
Yuni, M.Sc. Ag. Selaku dosen mata kuliah Pengantar Peternakan.

Semoga Allah SWT, melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua. Kami
harap semoga pembahasan yang ada dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi diri sendiri,
teman – teman, dan siapapun yang akan membacanya.

Kami sadar bahwa masih ada kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami
mengharapkan adanya kritik serta saran untuk memperbaiki makalah selanjutnya. Atas
kesalahan serta kekurangan dalam penulisan makalah ini kami ucapkan mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Jatinangor, Oktober 2018

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………….. i


DAFTAR ISI……………………………………………………………….. ii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Definisi dan Penjelasan Peternakan Tradisional .............................. 1
1.2. Definisi dan Penjelasan Peternakan Semi Tradisional ..................... 2
1.3. Definisi dan Penjelasan Peternakan Maju/ Skala Industri ................ 3
1.4. Definisi dan Penjelasan Skala Usaha Kambing ................................ 4
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Produksi Peternakan ......................................................................... 6
2.2. Contoh-contoh produk olahan hasil ternak ....................................... 8
2.3. Cara Pengolahan Produk Ternak ...................................................... 13
2.4. Lingkungan Peternakan .................................................................... 14
BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan ....................................................................................... 23
DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 : Daftar Satuan Ternak......................................................................... 6

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Definisi dan Penjelasan Peternakan Tradisional
Peternakan tradisional merupakan motif usaha peternakan yang hanya di tunjukan
untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, peternakan tradisional memiliki jumlah
ternak yang sedikit, input teknologi rendah, tenaga kerja keluarga dan profit sedang.
(sebagai tabungan).
Dalam usaha ternak kambing secara tradisional masih bersifat sambilan, belum
dikelola secara profresional dan tidak memperhitungkan keuntungan. Dalam hal
pakan, tenak tradisional kambing belum menggunakan konsentrat buatan pabrik,
akan tetapi masih mengadalkan hijauan yang didapatkan di alam. Untuk pengobatan
penyakit pada kambing masih menggunakan cara-cara dan obat tradisional.
1.2. Definisi dan Penjelasan Peternakan Semi Tradisional
Usaha peternakan semi tradisional adalah motif usaha peternakan yang lebih
unggul daripada usaha peternakan tradisional, usaha ini selain di tujukan untuk
memenuhi kebutuhan hidup keluarga juga di tujukan untuk di jual ke pasar. Dalam
usaha peternakan semi tradisional mempunyai ciri-ciri jumlah ternak yang sedikit,
input teknologi mulai tinggi, tenaga kerja keluarga dan profit sedang.

1.3.Definisi dan Penjelasan Peternakan Maju/ Skala Industri


Usaha peternakan maju/skala indrustri adalah motif usaha peternakan modern
yang padat modal dan teknologi sudah sangat maju dengan pengolahan menejemen
ilmiah. usaha peternakan modern ini di tujukan untuk memenuhi permintaan
konsumen dengan keimbalan keuntungan yang besar.
1.4 Definisi dan Penjelasan Skala Usaha Kambing

Sektor peternakan di indonesia memiliki potensi dan peluang yang cukup besar
untuk di kembangkan, sehingga potensi dan peluang tersebut perlu diantisipasi secara
optimal.salah satu jenis ternak yang cukup potensial untuk di kembangkan adalah
ternak kambing, namun peranan ternak kambing di indonesia sebagai penghasil
kambing dalam menunjang penyediaan kebutuhan daging nasional masih rendah,
tidak lebih dari 5 % dari komponen kebutuhan daging yang ada. meskipun demikian
ternak kambing merupakan komponen penting dalam usaha ternak rakyat, karena

1
pemeliharaan kambing dapat membantu subsistensi ekonomi rakyat dengan
pemanfaatan sumber daya alam yang tersedia di sekitar. populasi ternak kambing di
indonesia mencapai 12.456.402 ekor yang tersebar di berbagai wilayah, populasi
tersebut terbesar di pulau jawa yang mencapai 6.802.631 ekor dari populasi nasional.
total ekspor kambing tahun 2000 mencapai 497.900 ekor dimana 359.032 ekor
kambing tersebut berasal dari pulau jawa. Kondisi demikian menunjukan bahwa
ternak kambing memberikan prospek yang cukup bagus sebagai komoditas ekspor,
salah satu wilayah yang memiliki potensi untuk pengembangan peternakan adalah
provinsi Sulawesi Barat. Kambing juga salah satu komoditas unggulan yang dapat
memenuhi kebutuhan protein hewani.produksi yang di hasilkan dari kambing yaitu:
daging,susu,kulit,buludan kotoran sebagai pupuk. pemeliharaan ternak ini lebih
banyak di pedesaan dalam skala yang relatif kecil dengan rataan jumlah kepemilikan
sebanyak 3 - 5 ekor. keadaan ini menunjukan bahwa ternak kambing di indonesia
belum mendapatkan perhatian yang besar dalam hal peningkatan potensinya sebagai
pemasok daging untuk dapat ditingkatkan kepada skala produksi yang secara
ekonomis optimal.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Produksi Peternakan
2.1.1 Jenis produk yang dihasilkan
a. Daging
Daging kambing sangat digemari bangsa-bangsa di Timur Tengah,
India, Cina, Asia Tenggara dan Afrika. Daging kambing memiliki ciri
khas, yaitu hampir tidak memiliki lemak dibawah kulit. Kelebihan
lemaknya ditimbun sebagai lemak yang tersebar diantara serat daging.
Susunan karkas kambing yang terdiri dari daging, tulang dan lemak.
Kelezatan daging kambing disebabkan oleh kandungan lemaknya yang
melebihi komposisi khusus , yang membuat rasa gurihnya lebih dominan
ketika dimasak, terutama bila dibakar. Ratio protein dan lemak daging
kambing tinggi, yaitu 1 : 8.
b. Susu
Susu kambing adalah susu yang diperoleh dengan jalan pemerahan
seekor kambing perah atau yang lebih dilakukan secara teratur, terus
menerus dan hasilnya berupa susu segar murni tanpa dicampur, dikurang
atau ditambah sesuatu.
2.1.2 Koefisien teknis usaha peternakan
a. Satuan ternak
Satuan ternak (ST) yaitu ukuran yang digunakan untuk ternak yang
konsumsi pakannya setara dengan konsumsi pakan seekor sapi betina
dewasa. Satuan ternak pada kambing yaitu :
Tabel 1 daftar satuan ternak kambing
Jenis ternak Kelompok umur Umur Satuan ternak

kambing Dewasa >1 tahun 0,14


Muda 0,5 – 1 tahun 0,07
Anak < 0,5 tahun 0,035

3
b. Tingkat penggunaan sumber daya
Sumber daya alam hewani adalah sumber daya alam yang
didapatkan dari hewan-hewan yang sifatnya dapat diperbaharui yaitu
dengan cara mengembangbiakan ternak.
Peternakan di Indonesia cukup banyak salah satunya yaitu ternak
kambing. Kambing termasuk kelompok hewan ternak sedang. Kambing
telah banyak berkembang diberbagai daerah. Perkembangbiakan dan
budidaya kambing didasari dengan pengaruh kebudayaan, sehingga ada
beberapa orang yang mengatakan bahwa peternakan jenis ini adalah
peternakan kebudayaan.
Untuk memanfaatkan sumber daya genetik yang tak ternilai yang
berpotensi besar untuk dimanfaatkan menjadi bibit unggul, langkah awal
yang harus dilakukan adalah identifikasi plasma nutfah yang dimiliki.
Salah satu kekayaan plasma nutfah adalah kambing.
Tingkat penggunaan sumber daya kambing di indonesia sangat
penting untuk mendapatkan bibit yang unggul. Sudah terlihat jelas
populasi kambing di indonesia rata-rata meningkat 2,2 – 4,3%
pertahunnya, dan hampir 60% kambing yang berkembang di Indonesia
terdapat di Pulau Jawa.
c. Angka kelahiran
Dalam 24 bulan (dua tahun), seekor induk akan beranak 3 kali. Bila
rata-rata jumlah anak sekelahiran (liter size) 1,67 ekor maka induk
kambing tersebut dapat melahirkan anak sapihan sebanyak 1,67 x 3 ekor,
yaitu 5 ekor. Rata-rata kambing beranak 1-2 ekor perkelahiran, Kambing
bunting selama 150 hari.
d. Pertambahan bobot badan harian
Salah satu kriteria yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan
adalah dengan pengukuran bobot badan. Berat badan merupakan suatu
kriteria pengukuran yang penting pada seekor hewan dalam menentukan
perkembangan pertumbuhannya, dan juga merupakan salah satu dasar
pengukuran untuk produksi disamping jumlah anak yang dihasilkan dalam
menentukan nilai ekonominya (Wandito, 2011). Pertambahan bobot badan

4
adalah kemampuan ternak untuk mengubah zat-zat nutrisi yang terdapat
dalam pakan menjadi daging. Pertambahan bobot badan merupakan salah
satu peubah yang dapat digunakan untuk menilai kualitas bahan makanan
ternak. Thalib (2004), menyatakan bahwa pertambahan bobot badan
ternak ruminansia sangat dipengaruhi oleh kualitas dan kuantitas pakan,
maksudnya penilaian pertambahan bobot badan ternak sebanding dengan
ransum yang dikonsumsi. Sedangkan menurut National Research Council
(2006) pertambahan bobot badan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain total protein yang diperoleh setiap harinya, jenis ternak, umur,
keadaan genetis lingkungan, kondisi setiap individu dan manajemen tata
laksana. Cheeke (1999) menyatakan bahwa kualitas dan kuantitas pakan
sangat mempengaruhi pertambahan bobot badan. Pertambahan bobot
badan harian pada jantan lebih efesien dalam mengubah makanan bahan
kering menjadi bobot tubuh dibanding ternak betina. Hal ini dikarenakan
adanya hormon testoteron (dihasilkan oleh testis). Sekresi testoteron yang
tinggi rnenyebabkan sekresi androgen tinggi sehingga mengakibatkan
pertumbuhan yang lebih cepat terutama setelah munculnya sifat-sifat
kelamin sekunder pada ternak jantan (Soeparno, 1998). Kambing jantan
sebagai penghasil daging atau untuk dijadikan bibit, perlu mencapai bobot
badan yang maksimal saat dipotong atau digunakan untuk pejantan. Hal
tersebut dapat dicapai bila protein dan energi ransum yang dikonsumsi
mencukupi kebutuhan (National Research Council, 2006).

Pertambahan bobot badan harian kambing Marica dihitung dengan


menggunakan rumus:
PBBH = B – A/L
Keterangan :
B = bobot badan akhir
L = lama pemeliharaan
A = bobot badan awal Secara umum Rata-rata penanambahan bobot
badan harian pada kambir berkisar antara 22,52 g/e/hari

5
e. Produksi susu rata-rata
Produksi susu rata- rata pada kambing dengan bobot 45 kg dan
konsumsi hijauanserta konsentrat 1 kg, mampu menghasilkan 2 – 2,5 liter
per ekor per hari.
f. Sex ratio
Jumlah anak jantan lebih diprioritaskan dibandingkan dengan anak
betina. Meningkatnya jumlah kelahiran anak jantan, berpotensi
meningkatkan perbaikan penampilan pertumbuhan dan meningkatkan
berat potong serta penjualan daging sebesar 20%. Anak betina lebih
dominan untuk pembibitan dan sebagai ternak perah.
g. Depresiasi tahunan bangunan
Untuk memulai suatu usaha diperlukan bangunan yang guna untuk
malakukan suatu usaha peternakan kambong ini. Kandang merupakan
salah satu bangunan yang penting dalam hal ini. Bangunan kandang
kambing terbuat dari bahan kayu kokoh dan mampu bertahan kurang lebih
15 tahun.
h. Umur mesin
Umur mesin dalam pencacahan rumput antara 2 – 3 tahun.
Sedangkan alat tranfortasi bisa cukup lama dalam hal usha ini, antara 10
lebih.
i. Pemakaian bahan bakar
Pemakaian bahan bakar hanya digunakan pada saat transfortasi
yangndigunakan dan mesin choper yang setiap hari digunakan.
2.1.3 Kandungan gizi dan harga produk ternak kambing
1. Daging kambing
Daging kambing merupakan salah satu sumber protein hewani
penting bagi manusia. Setiap 100 g daging kambing mengandung 27 gram
protein, 143 kkal, lemak cukup rendah sebesar 75 mg. Harga daging
kambing berkisar antara Rp. 90.000,- / kg.
2. Susu kambing
Kambing mengandung mineral yang lengkap untuk kesehatan
tubuh, diantaranya mengandung air 83 – 87,5 %, Hidrat arang 4,6%, energi

6
KCL 67%, protein 3,3 – 4,9%, Lemak 4,0 – 7,3 %, Ca 129 mg dan P 106
mg. Untuk harga susu kambing lebih tinngi dibandingkan dengan susu
sapi, harganya bisa mencapai Rp. 30.000,- /liter.
2.2. Contoh-contoh produk olahan hasil ternak
a. Pemanfaatan daging Kambing

sate kambing

sop kambing

gulai kambing

7
b. Pemanfaatan susu Kambing

susu kambing

lulur susu kambing

sabun susu kambing

8
hand body lotion
c. Pemanfaatan tanduk Kambing

pipa rokok

gelang ukir

9
d. Pemanfaatan kulit Kambing

jaket
e. Pemanfaatan kotoran Kambing

pupuk organik

2.3 Cara Pengolahan Produk Ternak

Resep Kambing Guling Sedap Mantap


Bahan utama yang di perlukan:
a. Kambing muda 1 ekor
b. Bahan untuk bumbu oles
c. Bawang putih sebanyak 250 gr, lembutkan
d. Ketumbar sebanyak 250 gr, lembutkan
e. Biji pala sebanyak 1 sendok teh, lembutkan

10
f. Lada bubuk sebanyak 1,5 sendok makan
g. Garam sebanyak 2,5 sendok makan
h. Kecap inggris sebanyak 250 ml
i. Gula merah sebanyak 200 gr
j. Kecap manis sebanyak 500 ml
k. Minyak goreng sebanyak 75 ml
l. Bahan untuk saus
m. Bawang merah sebanyak 250 gr, rajang halus
n. Kecap manis sebanyak 250 ml
o. Tomat sebanyak ½ kg, potong kecil kotak
p. Jeruk limau sebanyak 8 bh
q. Cabe rawit sebanyak 200 gr, potong panjang
r. Daun jeruk sebanyak 20 helai

Cara membuat kambing guling Sedap


Membuat bumbu olesan : Campurkan semua bahan dan bumbu, aduk hingga
menjadi satu, masukan wadah dan sisihkan.
Untuk membuat kambing guling, bulu-bulu kambing bersihkan terlebih dahulu,
potong tubuh bagian yang tidak di butuhkan, bersihkan daging kambing dengan air
bersih dan mengalir. Setelah bersih kemudian badian tubuh yang akan di panggang
olesi dengan bahan olesan lalu diamkan terlebih dahulu selama 2 jam agar
bumbunya meresap.
Gantung tubuh kambing yang telah memakai bumbu dengan bentuk horizontal di
atas bara api atau di atas alat panggang dengan jarak 50 cm.
Sambil di putar dan olesi dengan menggunakan sisa bumbu olesan hingga matang.
Membuat saus kambing : Campurkan bumbu saus hingga jadi satu bumbu, aduk
hingga jadi satu.
Setelah daging kambing matang, potong daging kambing sesuai selera, letakan di
atas piring saji bersama dengan sausnya.
2.4 Lingkungan Peternakan

Sederhananya lingkungan peternakan merupakan suatu tempat atau lokasi


dimana terdapat suatu peternakan serta keadaan disekitarnya yang berimbas pada
peternakan tersebut. Dalam beternak apapun, terutama dalam komoditi kambing
tentu banyak hal yang mesti dipertimbangkan oleh calon peternak untuk membuka
suatu usaha peternakan agar proses berjalannya usaha berjalan dengan lancar dan
sesuai dengan harapan yang diinginkan, pada umumnya hal-hal yang

11
dipertimbangkan oleh calon peternak kambing adalah bagaimana cara perawatan
kambing, dimana lahan peternakan kambing itu bisa dibangun, dan bagaimana cara
pemasaran komoditas kambing di kawasan tersebut, namun dalam dunia peternakan
faktor faktor yang mencakup dalam peternakan secara lebih lengkap digolongkan
menjadi 2, yaitu faktor makro dan faktor mikro. Tentu dalam beternak tidak serta
merta segala hal yang telah direncanakan bisa terwujud dengan mudah tanpa adanya
ujian, baik itu dalam bentuk halangan, rintangan maupun ancaman sekalipun.
A. Faktor Lingkungan Makro
Faktor makro merupakan faktor-faktor dalam usaha peternakan yang
memiliki dampak yang besar kepada peternakan kambing itu sendiri. Faktor-
faktor tersebut antara lain:
1. Iklim
a. Suhu Udara
Menurut Smith dan Mangkuwidjojo (1988) bahwa daerah nyaman
bagi kambing berkisar antara 18 dan 300C. Peningkatan suhu terjadi
sejalan dengan peningkatan besarnya radiasi matahari yang diterima.
Namun demikian, diduga bahwa beban panas yang lebih kecil dialami
oleh kambing yang dipelihara di bawah naungan (atap). Kondisi ini
terlihat dari kemampuan naungan (atap) untuk memperbaiki
lingkungan mikro dalam kandang naungan (atap), yaitu menurunkan
suhu dan radiasi matahari.
b. Kelembapan
Tingkat kelembaban dari lingkungan mempunyai dampak yang
signifikan terhadap pada rata-rata panas yang hilang dari ternak,
terutama pada suhu lingkungan yang tinggi. Dalam suhu psikometris
hal tersebut memungkinkan penggambaran dari rasio kelembaban,
derajat kejenuhan, atau kelembaban absolut. Ketika lingkungan dan
memberikan pengaruh terhadap suhu sekeliling dari tubuh ternak,
evaporasi hanyalah nilai rata-rata dari panas yang hilang. Jika
lingkungan tersebut seharusnya menjadi jenuh, kemudian sesuai
dengan hukum fisika terhadap transfer panas tidak akan menyebabkan
hilangnya panas (Esmay. 1982).

12
Kelembaban nisbi suatu wilayah adalah penentu utama bagi tipe
ruminansia kecil yang sesuai dengan wilayah tersebut. Kambing
cenderung untuk hidup lebih baik pada iklim yang lebih kering
sedangkan kambing yang dipelihara di wilayah basah cenderung lebih
mudah mati karena infeksi parasit atau oleh penyakit lain daripada
yang dipelihara di wilayah kering (Wodzicka et al., 1993).
c. Sinar Matahari dan Kecepatan Angin
Unsur-unsur iklim lainnya yang diduga mempunyai aspek
terhadap kemampuan berproduksi kambing adalah radiasi matahari
dan kecepatan pergerakan angin. Radiasi matahari yang langsung dan
secara terus menerus di siang hari, bagaimanapun akan mempengaruhi
suhu tubuh kambing perah dan ternak-ternak lainnya. Sedangkan
kecepatan pergerakan angin lebih berperan terhadap penguapan air
tubuh di dalam pengaturan suhu tubuh. Suhu udara yang tinggi dengan
kelembaban udara yang tinggi akan dapat meningkatkan derajat
penguapan air tubuh bila disertai dengan pergerakan angin yang lebih
cepat. Sebaliknya dalam keadaan suhu dan kelembaban udara yang
tinggi tanpa disertai dengan pengerahan angin yang lebih cepat akan
berakibat pada derajat penguapan air tubuh yang tidak berjalan
sempurna lagi (Siregar. 1997).
Pakan dan iklim adalah faktor-faktor yang paling dominan dari
pengaruh lingkungan terhadap produksi. Faktor iklim yang terpenting
adalah suhu dan kelembaban, tetapi angin dan sinar matahari
mempengaruhi kombinasi suhu dan kelembaban yang dibutuhkan
untuk produksi yang optimum. Ternak yang dipelihara dengan cara
ditambatkan biasanya terkena sinar matahari langsung, dan tampaknya
menderita karena cekaman panas.
Ciri ternak tropis adalah berbulu tipis yang berarti rendahnya
perlindungan terhadap panas. Namun, bulu yang menutupi tubuh
kambing tropis memberikan perlindungan yang memadai terhadap
pengaruh langsung sinar matahari, dan memberikan manfaat untuk
pengaturan panas oleh ternak yang berjemur di panas matahari.

13
Pancaran sinar matahari sampai kira-kira 800 kkal/m2 jam
memberikan beban panas terbesar yang diterima oleh permukaan
tubuh ternak, dimana permukaannya tertutupi oleh bulu. Sebagian
energi dipantulkan sebagai pancaran gelombang pendek (Wodzicka et
al., 1993).
2. Edafik
Dalam faktor ini peternakan dapat dibangun dengan menyesuaikan
konsep usaha peternakan yang dimiliki masing-masing peternak,
umumnya faktor edafik adalah faktor yang terfokus pada kondisi air dan
tanah, baiknya jika peternakan kambing dibangun di lahan yang mudah
dalam mendapatkan air atau dengan kata lain mudah untuk mendapatkan
sumber air, sehingga tidak menyulitkan peternak itu sendiri, untuk kondisi
tanah mungkin jika mengambil konsep menanam rumput untuk ternak itu
sendiri maka dipilihlah lahan yang subur, dan yang terpenting hindari dari
lahan yang tanahnya mengandung sumber penyakit yang dapat merugikan
bagi peternakan kambing.
3. Biotik
a. Jenis Tanaman
Jenis rumput pakan ternak kambing yang dipakai sebagai pakan
ternak akan mempunyai ciri – ciri diantaranya :
 Bisa dipanen saat umur yang relatif tidak terlalu tua ( sebelum
berbunga ) agar mendapat kandungan gizi yang tinggi
 Mempunyai palatabilitas yang baik
 Berwarna hijau, tumbuh sedikit merunduk, daun bertekstur halus,
batang bisa melengkung dan mudah merebah.
 Bisa ditanam di wilayah tanah yang subur
 Mempunyai batang tanaman yang lebih gemuk, warna bisa
mengkilap, ketika ditekan akan mengeluarkan cairan seperti air.
Untuk golongan rumput pakan ternak sebagai hijauan bisa kita
bedakan menjadi 2 golongan yaitu :
 Rumput potong : Merupakan golongan rerumputan yang akan
tumbuh tinggi secara vertikal, punya banyak anakan, responsive

14
pada pemupukan yang akan diberikan serta produksi per satuan
luas yang relatif agak tinggi. Contoh : rumput jenis pennisetum
purpureum, rumput jenis euchlaena mexicana, rumput jenis
panicum maximum, satria spcelata, sudan grass, panicum
coloratum.
 Rumput gembala : Merupakan golongan rumput yang bisa
tumbuh secara mendatar dan bisa menjalar ( stolon ) , untuk akar
cukup kuat dan dalam, tahan kekeringan, serta tahan diinjak
kaki manusia. Contoh : rumput jenis brachiaria mutica,
paspalum dilatatum, brachiaria brizantha, digitaria decumbens,
brachiaria ruziziensis, dan juga rumput jenis chloris gayana.

Jenis rumput pakan ternak kambing yang sangat disukai ternak


kambing harus bisa dipahami oleh peternak untuk dapat membuat
kambing yang kita pelihara atau kita ternak dapat tumbuh secara
optimal.

b. Fauna Liar
Tidak dapat disepelekan, jika keberadaan hewan liar di sekitar
lingkungan pun mesti menjadi perhatian lebih saat beternak
komoditi apapun terlebih kambing. Lokasi peternakan mesti aman
dari ancaman fauna liar yang dapat membahayakan bagi kambing,
seperti ular, serigala, anjing hutan, babi hutan dll
4. Teknologi
a. Mekanis
Faktor teknologi mekanis pun mungkin bisa menjadi pilihan ketika
kita telah memulai usaha dan memiliki keuntungan lebih sehingga
dapat menggunakan atau memberdayakan teknologi mekanis untuk
mempermudah dalam pekerjaan dan perawatan kambing itu sendiri.
beberapa teknologi mekanis yang digunakan dalam ternak kambing
yaitu bentuk kandang panggung, alat perah susu kambing perah,dll.
Dengan menggunakan teknologi mekanis tentu usaha peternakan
kambing akan lebih mudah, efisien dalam waktu, menghemat tenaga,

15
dan uang karena tidak perlu menggunakan banyak pegawai karena
beberapa pekerjaan mampu dilakukan oleh alat.
b. Kimia
Teknologi kimia dalam ternak kambing mungkin sudah tidak asing
lagi, dimana biasanya peternak pun sering melakukannya. Beberapa
diantara adalah penggunaan bahan kimia untuk mengolah limbah
kambing menjadi pupuk, pengolahan pakan menjadi amoniasi,
penggunaan obat-obatan tertentu baik untuk menjaga kesehatan
kambing ataupun untuk mengobati kambing yang telah terjangkit
penyakit, yang salah satunya adalah vaksin.
c. Biologis
Saat berbicara tentang teknologi biologis, tentu teknologi ini
berkaitan erat dengan penggunaan mahluk hidup tertentu dalam
teknologi tersebut. teknologi biologis yang paling populer adalah
Inseminasi Buatan (IB), teknologi IB tentu sangat baik bagi ternak
kambing dan juga peternaknya, dengan IB maka peternak dapat
memperoleh bibit kambing yang unggul, jauh dari terjangkitnya
penyakit bawaan, efisien waktu, dan banyak lagi keuntungan yang
dapat diperoleh oleh peternak. Selain IB teknologi biologis lainnya
yang cukup populer dalam komoditi ternak kambing ialah fermentasi
pakan, dengan konsep menggunakan mikroorganisme tertentu yang
dapat mengawetkan pakan agar tahan dengan jenjang waktu tertentu.
d. Teknologi Informasi dan Komunikasi
Tentu saja faktor teknologi menggunakan media informasi dan
komunikasi di era modern ini memiliki dampak yang signifikan, tidak
dapat dipungkiri di jaman serba Online ini yang segala hal bisa kita
temukan dan peroleh di jejaring internet, dengan menggunakan media
informasi dan komunikasi sebagai alat bantu baik dalam pencarian
informasi ataupun digunakan sebagai media pemasaran akan sangat
menguntungkan bagi peternak kambing, dimana segalanya bisa
diperoleh dengan instan dan efisien dalam waktu.

16
5. Ekonomi Finansial
a. Pasar dan Pemasaran
Faktor pasar dan pemasaran merupakan faktor paling vital dalam
menjalankan suatu usaha, melihat kondisi pasar adalah menjadi hal
yang paling utama agar produk yang akan dipasarkan sesuai dengan
kebutuhan pasar sehingga memudahkan dalam hal pemasaran. Dalam
hal ternak kambing upaya pemilihan lokasi yang sesuai dengan
kebutuhan pasar akan kambing atau produk yang dihasilkan dari
kambing harus sesuai, sehingga tidak menyulitkan dalam
pemasarannya, walaupun dalam pemasaran dapat dilakukan dengan
bantuan media informasi dan komunikasi, namun dalam upaya
pemasaran yang mencakup transportasi pun perlu sesuai, pemasaran
yang terlalu jauh akan merugikan peternak kambing, dimana dana
pengiriman yang dikeluarkan akan besar, juga akan memakan waktu
lama dalam pemasaran, maka dari itu lokasi peternakan baiknya
seimbang dengan lokasi pasar dan memudahkan dalam pemasaran.
b. Komunikasi
Adanya komunikasi yang erat dengan pihak-pihak tertentu yang
dapat membantu dalam mengembangkan usaha ternak kambing tentu
sangat diperlukan, faktor manusia tidak dapat hidup dan berdiri sendiri
adalah jawaban yang tepat, maka agar usaha lebih mudah dalam
pengembangannya diperlukan komunikasi antar pihak yang terjalin
dengan baik.
6. Sosial Budaya
a. Pengadaan tenaga kerja
Sudah menjadi keharusan, apabila kita membangun suatu
peternakan di suatu daerah, maka sebagai imbalan terhadap warga
sekitarnya adalah dengan cara mempekerjakan warganya, faktor ini
tidak dapat diremehkan karena berkaitan langsung dengan penduduk
setempat.

17
b. Adat istiadat
Dengan kita membangun suatu peternakan di suatu daerah, maka
kita tidak bisa mengabaikan kebiasaan dan adat istiadat penduduk
sekitar, kita tidak boleh melakukan hal yang bertentangan dengan adat
istiadat warga sekitar, hal ini pun perlu dilakukan demi menjaga usia
peternakan agar bertahan lama , serta menjalin hubungan yang baik
dengan warga sekitar.
B. Faktor Lingkungan Mikro

Dalam faktor mikro, meliputi semua sifat teknis komoditi dalam aspek
produksi, reproduksi, dan pengelolaan ( Breeding, Feeding, and Management
). Dalam hal ini tentu menitik beratkan pada mutu kerja dan pengetahuan
peternak atau pengelola usaha peternakan kambing itu sendiri, dimana dalam
pelaksanaannya tentu akan memerlukan banyak pengetahuan dan
keterampilan yang memadai agar usaha peternakan kambing tidak putus di
tengah jalan.
Dalam aspek reproduksi atau pengembangbiakan(Breeding), faktor-
faktor penting yang perlu dimiliki adalah pengetahuan akan ternak kambing,
dimana dalam proses pengembangbiakan diperlukan induk dan pejantan yang
baik dan memenuhi standar mutu untuk dikawinkan, selain itu ada teknologi
Inseminasi Buatan yang dapat mengetahui mutu bibit melalui proses
penelitian, selain itu perawatan induk disaat fase bunting pun perlu dilakukan
dengan baik dan benar, semua itu dilakukan agar memperoleh hasil atau bibit
yang unggul demi kebaikan usaha peternakan kambing.
Dalam aspek pemberian pakan (Feeding), perlu memiliki pengetahuan
yang luas, pemberian pakan tidaklah asal-asalan, dimana pemberian pakan
merupakan proses yang vital untuk keberlangsungan ternak kambing itu
sendiri, untuk memperoleh kambing yang sehat serta unggul, tentu faktor
pemberian pakan menjadi hal yang perlu sangat diperhatikan, dimana jika
pemberian pakan tidak memperhatikan sumber pakan, kehigienisan pakan,
dan karakteristik pakan yang baik untuk dikonsumsi ternak kambing maka
kemungkinan besar ternak kambing dijangkiti penyakit tertentu yang pastinya
akan mempersingkat usia ternak kambing.

18
Dalam aspek pengelolaan (Management), tentu keterampilan menjadi
poin utama, memperhatikan kondisi lingkungan dimana ternak itu berada,
disiplin dalam perawatan, kebersihan kandang perlu dijaga, itu merupakan
beberapa contoh dalam pengelolaan. Pada umumnya pengelolaan suatu usaha
peternakan merupakan suatu kedisiplinan peternak dalam menjalankan
kebiasaan wajib terhadap peternakan dan komoditi ternak kambingnya,
dimana tidak melewatkan setiap detail dalam perawatan dan pengelolaan
akan berimbas pada majunya suatu usaha, karena pasar pun bisa menilai,
peternakan yang baik adalah peternakan yang memiliki pengelolaan yang
hebat.
C. Ancaman Lingkungan Usaha
Ancaman lingkungan perubahan mendadak yang tidak diramaikan
dari factor makro, ancaman usaha ternak kambing dapat terlihat dari
produksi pakan menurun dimusim kemarau, banyaknya pesaing usaha
yang sama, penyakit pada kambing dan ketidakstabilan harga kambing
berakibat pada perekonomian peternak. Serta masih banyak kelemahan
dalam usaha ternak kambing seperti ternologi masih
tradisional,pengetahuan peternak masih rendah, belum menyediakan
obat-obatan dan keterbatasan modal

19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kambing merupakan hewan ternak yang banyak dipelihara dan di ambil manfaatnya
oleh para peternak. Salah satu pemanfaatnya adalah produk-produk yang dihasilkan
oleh kambing yaitu daging dan susunya. Usaha kambing di pengaruhi oleh koefesien
teknis usaha, lingkungan makro dan mikro serta ancaman lingkungan.

20
DAFTAR PUSTAKA
Devendra, C., dan Burns Marca.1994. Produksi Kambing Di Daerah Tropis. ITB.

Sarwono, B. 2010. Beternak Kambing Unggul. Jakarta : Penebar Swadaya.

Sarwono, B. 2009. Penggemukan Kambing Potong. Jakarta : Penebar Swadaya.

Resep Nasional. 2013. Resep Cara Membuat Kambing Guling Sedap Mantap. Diambil
dari : https://www.resepnasional.com/resep-cara-membuat-kambing-guling-sedap-
mantap/

21

Anda mungkin juga menyukai