Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

ASEAN

KELOMPOK :

 DEPA
 PILIA
 NURHAYATI

SMA NEGERI 1 WANASALAM


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdullilahhirabil’alamin puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT,


karena atas rahmat-Nya penulisan makalah " ASEAN " dalam mata pelajaran ini.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Penulis mengakui bahwa dalam penulisan
makalah ini banyak kekurangan, hal ini disebabkan keterbatasan dan kemampuan penulis.
Namun penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Pada akhirnya, makalah ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan menambah
wawasan bagi semua pihak pada umumnya, dan bagi penulis pada khususnya.
Wasalammualaikum Wr.Wb.

Wanasalam, September 2021


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah...............................................................................
1.2 Kerangka Masalah........................................................................................
1.3 Tujuan dan maksud penyusunan masalah....................................................
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................
2.1Sejarah berdirinya ASEAN................................................................................
2.2 Prinsip-prinsip ASEAN.....................................................................................
2.3Simbol dan arti dari logo ASEAN......................................................................
2.4Tujuan berdirinya ASEAN ................................................................................
2.5Tujuan dibentuknya Piagam Asean (Asean Chartered)....................................
2.6Struktur dalam ASEAN.....................................................................................
2.7Sistem pelaksanaan ASEAN.............................................................................
2.8Prospek ke depan ASEAN................................................................................
BAB III PENUTUP...............................................................................................
3.1 Kesimpulan................................................................................................
3.2 Saran..........................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................... 
BAB I
PENDAHULUAN
1.1            Latar Belakang Masalah
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) yang pada awal pembentukannya
pada tahun 1967, lebih ditujukan pada kerjasama yang berorientasi politik untuk mencapai
perdamaian dan keamanan di kawasan Asia Tenggara, dalam perjalanannya berubah menjadi
kerjasama regional dengan memperkuat semangat stabilitas ekonomi dan sosial di kawasan
Asia Tenggara, antara lain melalui percepatan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial dan
budaya dengan tetap memperhatikan kesetaraan dan kemitraan, sehingga menjadi landasan
untuk terciptanya masyarakat yang sejahtera dan damai. ASEAN yang resmi terbentuk pada
tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand adalah merupakan kerjasama regional
didirikan oleh lima negara di kawasan Asia Tenggara yaitu; Filipina, Indonesia, Malaysia,
Singapura dan Thailand berdasarkan kesepakatan ”Deklarasi Bangkok” yang ditanda tangani
secara bersama-samadan isinya sebagai berikut :
”Membentuk suatu landasan kokoh dalam meningkatkan kerjasama regional di
kawasan Asia Tenggara dengan semangat keadilan dan kemitraaan dalam rangka
menciptakan perdamaian, kemajuan dan kemakmuran kawasan.”
Sejak awal didirikan ASEAN bercita-cita mewujudkan Asia Tenggara
bersatusehingga keanggotaan ASEAN terus mengalami perluasan menjadi sepuluh
negaraanggota yaitu Filipina, Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Brunei
Darussalamtahun 1984, Vietnam tahun 1995, Laos tahun 1997, Myanmar tahun 1997,
danCambodia tahun 1999. Pada saat yang bersamaan kawasan Asia Tenggara menghadapi
persoalan-persoalan baru yang muncul baik secara internal maupun eksternal.
1.2              Kerangka Permasalahan
Dari uraian latar belakang tersebut di atas dapat dirumuskan permasalahan
1. Bagaimana sejarah berdirinya ASEAN ?
2. Apa prinsip-prinsip ASEAN ?
3. Apa Simbol dan arti dari logo ASEAN ?
4. Apa saja tujuan berdirinya ASEAN ?
5. Apa Tujuan dibentuknya Piagam Asean (Asean Chartered) ?
6. Bagaimana struktur dalam ASEAN ?
7. Bagaimana sistem pelaksanaan ASEAN ?
8. Apa prospek ke depan ASEAN ?
1.3            Tujuan dan Maksud Penyusunan Masalah
1. Untuk mengetahui sejarah berdirinya ASEAN.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip ASEAN.
3. Untuk mengenal simbol dan arti dari Logo ASEAN.
4. Untuk mengetahui tujuan berdirinya ASEAN.
5. Untuk mengetahui apa saja tujuan dari Piagam ASEAN.
6. Mengetahui struktur keorganisasian dalam ASEAN.
7. Mengetahui proses pelaksanaan ASEAN.
8. Mengetahui prospek ke depan dari ASEAN.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 SEJARAH BERDIRINYA ASEAN
ASEAN adalah kepanjangan dari Association of South East Asia Nations. ASEAN
disebut juga sebagai Perbara yang merupakan singkatan dari Perhimpunan Bangsa-Bangsa
Asia Tenggara. Gedung sekretarian ASEAN berada di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan,
Indonesia. ASEAN didirikan tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok. ASEAN diprakarsai oleh 5
menteri luar negeri dari wilayah Asia Tenggara, yaitu Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina
dan Singapura
1. Perwakilan Indonesia : Adam Malik
2. Perwakilan Malaysia : Tun Abdul Razak
3. Perwakilan Thailand : Thanat Koman
4. Perwakilan Filipina : Narcisco Ramos
5. Perwakilan Singapura : S. Rajaratnam

2.2 Prinsip Utama ASEAN


Prinsip-prinsip utama ASEAN digariskan seperti berikut:
 Menghormati kemerdekaan, kesamaan, integritas dan identitas nasional semua negara
 Setiap negara memiliki hak untuk menyelesaikan permasalahan nasionalnya tanpa ada
campur tangan dari luar
 Penyelesaian perbedaan atau perdebatan antar negara dengan aman
 Menolak penggunaan kekuatan dan kekerasan
 Meningkatkan kerjasama yang efektif antara anggota
ASEAN dikukuhkan oleh lima negara pengasas; Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura
dan Thailand di Bangkok Proses pembentukan ASEAN dibuat dalam sebuah
penandatanganan perjanjian yang dikenal dengan nama “Deklarasi Bangkok”. Adapun yang
bertanda tangan pada Deklarasi Bangkok tersebut adalah para menteri luar negeri saat itu,
yaitu Bapak Adam Malik (Indonesia), Narciso R. Ramos (Filipina), Tun Abdul Razak
(Malaysia), S. Rajaratnam (Singapura), dan Thanat Khoman (Thailand). Pada tanggal 8
Januari 1984, seminggu setelah mencapai kemerdekaannya, negara Brunei masuk menjadi
anggota ASEAN. 11 tahun kemudian, tepatnya tanggal 28 Juli 1995. Laos dan Myanmar
menjadi anggota dua tahun kemudianya, yaitu pada tanggal 23 Juli 1997. Walaupun Kamboja
sudah menjadi anggota ASEAN bersama sama Myanmar dan Laos, Kamboja terpaksa
menarik diri disebabkan masalah politik dalam negara tersebut. Namun, dua tahun kemudian
Kamboja kembali masuk menjadi anggota ASEAN pada 30 April 1999.

2.3 LOGO ASEAN 

Logo ASEAN membawa arti ASEAN yang stabil, aman, bersatu dan dinamik. Warna logo
ada 4 yaitu biru, merah, putih dan kuning. Warna tersebut merupakan warna utama lambang
negara-negara ASEAN. Warna biru melambangkan keamanan dan kestabilan. Merah
bermaksud semangat dan dinamisme sedangkan putih menunjukkan ketulenan dan kuning
melambangkan kemakmuran. Sepuluh tangkai padi melambangkan cita-cita pelopor
pembentuk ASEAN di Asia Tenggara, yaitu bersatu dan bersahabat. Bulatan melambangkan
kesatuan ASEAN. \

Anggota-anggota Asean

Anggota ASEAN yang dulunya hanya lima negara di Asia tenggara, sekarang telah menjadi
sepuluh negara, yaitu sebagai berikut

 Filipina negara pendiri


 Indonesia negara pendiri
 Malaysia negara pendiri
 Singapura negara pendiri
 Thailand negara pendiri
 Brunei Darussalam bergabung pada 7 Januari 1984
 Vietnam bergabung pada 28 Juli 1995
 Laos bergabung pada 23 Juli 1997
 Myanmar bergabung pada 23 Juli 1997
 Kamboja bergabung pada 16 Desember 1998

Bisa dikatakan saat ini anggota ASEAN adalah hampir semua negara wilayah asia tenggara,
kecuali Timor leste dan papua nugini
Alasan Mengapa negara Timor Leste belum bergabung ?
Seperti yang telah kita tahu bahwa Timor Leste dulunya adalah negara bagian dari Republik
Indonesia. oleh ASEAN saat ini negara Timor Lestes mendapat status pemerhati dalam
Asean, setelah mendapat banyak protes dari negara negara Anggota ASEAn yang tidak
mendukung Timor leste untuk masuk menjadi anggota ASEAN, yang berdasar rasa hormat
kepada negara Indonesia.
Sejak restorasi kemerdekaan Timor-Leste pada Mei 2002, ASEAN telah banyak membantu
Timor-Leste. Timor-Leste telah diundang untuk hadir dalam beberapa pertemuan ASEAN.
Meskipun begitu, Timor-Leste masih tetap berstatus observer. Mantan Menlu Timor Leste
yang sekarang menjadi Presiden, Ramos Horta, pernah menyatakan tidak berminat menjadi
anggota ASEAN, karena Timor-Leste dinilai bukan negara Asia (Tenggara), melainkan
negara Pasifik atau Australia. Berbeda dengan rekannya Xanana Gusmao yang menyatakan
bahwa akan lebih menguntungkan bagi Timor Leste apabila berafiliasi dengan ASEAN
dibandingkan dengan apabila bergabung dengan Pacific Islands Forum.
Perkembangan terakhir mengindikasikan bahwa Timor-Leste sangat berminat untuk menjadi
anggota ASEAN. Bahkan Pemerintah Timor-Leste melalui Kementerian Luar Negerinya
telah menargetkan bahwa Timor-Leste akan menjadi anggota ASEAN pada tahun 2012, hal
ini sangat didukung oleh pemerintah Indonesia juga negara-negara anggota ASEAN lainnya
seperti Filipina, Malaysia, Thailand, Singapura dan lain-lain. Hal ini dapat dilihat bahwa
Pemerintah Timor-Leste juga telah membuka Sekretariat Nasional ASEAN di Dili pada awal
bulan Februari 2009, dimana sekretariat ini akan berfungsi untuk mempersiapkan tahapan-
tahapan menjadi keanggotaan ASEAN.

2.4 TUJUAN DIBENTUKNYA ASEAN


Tujuan terbentuknya ASEAN tercantum dalam naskah Deklarasi Bangkok, antara lain
sebagai berikut.
1. Mempercepat pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, serta pengembangan kebudayaan di
kawasan ASEAN melalui usaha bersama dalam semangat dan persahabatan untuk
memperkukuh landasan sebuah masyarakat bangsa-bangsa Asia Tenggara yang sejahtera dan
damai.
2. Meningkatkan perdamaian dan stabilitas regional dengan jalan menghormati keadilan dan
ketertiban hukum di dalam negara-negara di kawasan ASEAN. Selain itu, juga mematuhi
prinsip-prinsip Piagam PBB.
3. Meningkatkan kerja sama yang aktif serta saling membantu satu dengan yang lain di dalam
menangani masalah kepentingan bersama yang menyangkut berbagai bidang. Misalnya, di
bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, teknik, ilmu pengetahuan, dan administrasi.
4. Saling memberikan bantuan dalam bentuk sarana pelatihan dan penelitian dalam bidang
pendidikan, profesional, teknik, dan administrasi.
5. Meningkatkan kerja sama yang lebih efektif dalam meningkatkan penggunaan pertanian
serta industri, perluasan perdagangan komoditas internasional, perbaikan sarana
pengangkutan dan komunikasi, serta peningkatan taraf hidup mereka.
6. Memelihara kerja sama yang lebih erat dan bergabung dengan organisasi internasional dan
regional lainnya untuk menjajaki segala kemungkinan saling bekerja sama secara lebih erat di
antara mereka sendiri.

2.5 TUJUAN DIBENTUKNYA PIAGAM ASEAN (ASEAN CHARTERED).


Tahun 2007 bisa dikatakan bersejarah bagi ASEAN. Kawasan ini memiliki tampilan
baru. Ada harapan ASEAN akan terstruktur dan tersistematis.Semua itu ditandai dengan
ditandatanginya Piagam ASEAN (ASEAN Charter) sebagai kerangka “konstitusi bersama”
ASEAN. Keberadaan sebuah piagam agar bisa lebih mengikat negara-negara anggota
sebenarnya sudah cukup lama dikumandangkan di kalangan pemikir ASEAN. Akan tetapi,
baru pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN tahun 2003 di Bali, keinginan ASEAN
untuk memiliki sebuah piagam bersama itu mulai dikonkretkan. Ibarat sebuah perusahaan
yang harus memiliki status hukum yang jelas, apakah itu perseroan terbatas (PT) atau
perusahaan dagang (PD), ASEAN sebagai organisasi regional yang sudah berusia 40 tahun
ini memang sudah seharusnya punya status hukum. Idealnya, dengan adanya status hukum
itu, ASEAN lebih punya keleluasaan untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, khususnya
kalangan pebisnis. Dia (ASEAN) juga bisa memiliki aset, visi, dan misi, serta alat/perangkat
untuk mewujudkan visi dan misinya tersebut. Piagam ASEAN memang tidak otomatis akan
mengubah banyak hal di ASEAN. Malah, piagam itu sesungguhnya makin mengekalkan
banyak kebiasaan lama. Misalnya, pengambilan keputusan di ASEAN tetap dengan cara
konsensus dan KTT ASEAN menjadi tempat tertinggi untuk pengambilan keputusan jika
konsensus tidak tercapai atau jika sengketa di antara anggota terjadi. Meski demikian, piagam
tersebut hadir di saat yang pas, yaitu ketika kawasan Asia Tenggara ini terus berubah dan
negara-negara ASEAN semakin memperluas cakupan kerja sama yang lebih kukuh ke Asia
Timur (Jepang, Korea Selatan, dan China), Asia Tengah (India), serta ke selatan (Australia
dan Selandia Baru). Juga, KTT Asia Timur yang diselenggarakan beriringan dengan KTT
ASEAN.
Tujuan dibentuknya Piagam Asean adalah sebagai berikut
1.      Permudah kerja sama
Adanya Piagam ASEAN secara organisatoris akan membuat negara anggota ASEAN
relatif akan lebih terikat kepada berbagai kesepakatan yang telah dibuat ASEAN. Secara
teoretis, piagam itu akan semakin mempermudah kerja sama yang dibuat ASEAN dengan
mitra-mitra dialognya. Jika pada masa lalu mitra ASEAN terkadang mengeluh bahwa
kesepakatan yang telah dibuat dengan ASEAN ternyata hanya dilaksanakan dan dipatuhi oleh
beberapa negara anggota ASEAN, kini kekhawatiran itu bisa dikurangi. Mekanisme kerja
yang lebih jelas di ASEAN seperti tertuang dalam Piagam ASEAN itu juga akan
mempermudah mitra-mitra atau calon-calon mitra yang ingin berurusan dengan ASEAN.
Begitu pula bila di kemudian hari terjadi persengketaan, Piagam ASEAN telah membuat
pengaturan umum untuk penyelesaian sengketa itu. Lebih penting lagi secara politis, ASEAN
kini menegaskan dirinya sebagai organisasi yang menghormati serta bertekad untuk
menjunjung tinggi hak asasi manusia (HAM) dan nilai-nilai demokrasi. Piagam meminta
ASEAN menghargai HAM. Meski saat ini pelaksanaan kedua hal itu masih jauh dari ideal,
setidaknya ASEAN sudah mengakui bahwa penghormatan atas HAM dan demokrasi sebagai
nilai-nilai dasar, sama seperti umumnya negara maju. Dengan demikian, hambatan psikologis
untuk bekerja sama dengan negara-negara ASEAN seperti sering terdengar selama ini dari
beberapa negara maju, setidaknya sudah bisa dikurangi meski hambatan belum sepenuhnya
bisa dihapuskan.
2.      Tantangan internal
Keberhasilan ASEAN melahirkan sebuah piagam bersama tidak otomatis bermakna
ASEAN yang semakin solid. Tantangan terbesar justru berada di lingkungan internal ASEAN
sendiri, khususnya bagaimana agar benar-benar bisa mengimplementasikan piagam itu
sehingga ASEAN menjadi kekuatan yang menyatu dan tidak terpecah belah.Bagaimanapun,
kehadiran Piagam ASEAN, yang di dalamnya mengharuskan para anggota mematuhi apa-apa
yang sudah diputuskan bersama oleh ASEAN, akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi
beberapa pihak. Mereka ini sebenarnya menaruh keberatan atas keputusan bersama itu. Meski
demikian, Piagam ASEAN memang telah didesain sedemikian rupa sehingga tidak terlalu
keras terhadap para anggotanya yang belum bisa menaati kesepakatan-kesepakatan yang telah
dibuat.Celah-celah untuk kompromi yang sering kali diistilahkan banyak kalangan sebagai
cara ASEAN (the ASEAN way) masih banyak diakomodasi di dalam piagam tersebut. Di
bidang ekonomi, misalnya, Piagam ASEAN menjamin hak negara-negara anggota untuk
berpartisipasi secara fleksibel dalam pelaksanaan komitmen-komitmen ekonomi di ASEAN.
Begitu pula dalam pelaksanaan prinsip-prinsip “politik” ASEAN, seperti khususnya
demokrasi dan penghormatan dan jaminan atas hak-hak asasi manusia, asas yang fleksibel
tetap dipertahankan.Satu hal penting dalam Piagam ASEAN yang memang sudah selayaknya
dilakukan adalah menjadikan organisasi ini sebagai organisasi yang berorientasi pada rakyat
atau bukan organisasi birokrat semata. Dengan demikian, dibuka bahkan didorong
kesempatan lebih besar kepada warga masyarakat ASEAN untuk berinteraksi satu sama lain
dengan lebih intens.Pergaulan rakyat ASEAN di kawasan regional dan internasional itu tentu
akan berkontribusi positif kepada kerja sama ASEAN dengan mitra-mitranya di seluruh
kawasan.
3.      Langkah paling maju
Ada tiga rencana ASEAN yang dituliskan di piagam itu. Tiga hal itu adalah
menginginkan lahirnya Komunitas Ekonomi ASEAN, Komunitas Keamanan ASEAN, dan
Komunitas Sosial Budaya ASEAN.Jangan skeptis dulu dengan rencana pembentukan
komunitas itu. Atau jangan melihat realitas sekarang jika ingin menilai prospek pembentukan
tiga jenis komunitas itu. ASEAN bisa saja tidak terlihat berwibawa, melihat realitas sekarang,
dengan mayoritas anggotanya punya masalah tersendiri yang tergolong berat. Beberapa di
antaranya bahkan masih tergolong negara paria.Sesungguhnya, rencana pembentukan
komunitas itu merupakan refleksi dari tajamnya visi para pemikir ASEAN. Piagam itu
disusun para pakar atau figur terkenal di ASEAN. Wakil dari Indonesia adalah mantan
Menteri Luar Negeri Ali Alatas.Mantan Menteri Luar Negeri Ali Alatas terkesan jengkel
dengan analisis pengamat yang relatif selalu skeptis melihat ASEAN. “Mereka itu kadang
genit, ya,” demikian kalimat lucu dari Ali Alatas mengomentari piagam yang disambut dingin
oleh pengamat.
4.      Piagam merefleksikan pandangan jauh ke depan.
Bahkan, piagam secara tersirat akan membuat ASEAN malu jika tidak bisa memenuhinya
di kemudian hari. Inilah sumbangsih para pemikir ASEAN. Ini merupakan bukti bahwa para
pakar ASEAN tidak dungu, tetapi punya sudut pandang yang strategis menuju masa depan.
Hal ini diperkuat lagi dengan rencana pemerintah ASEAN, yang pada November lalu, di
Singapura, sudah menandatangani deklarasi pembentukan Komunitas Ekonomi ASEAN pada
tahun 2015. Bahkan, pada tahun 2008 sudah ada langkah untuk mewujudkan komunitas
ekonomi ini. Tujuan akhirnya adalah aliran barang, jasa, warga yang relatif lebih bebas di
ASEAN. Ini strategis mengingat contoh empiris, negara kaya di dunia menjadi makmur
karena mobilitas itu. Para teknokrat ekonomi dan para figur terkenal ASEAN sudah memberi
contoh soal penyusunan langkah ke depan. Sekarang ini, eksekusinya ada di lingkungan
pemerintah di ASEAN yang sarat problem, bahkan masih suka menyiksa rakyat. Apakah
junta Myanmar tahu piagam, atau lebih percaya piagam ketimbang paranormal? Ini hanya
contoh kecil. Tetapi sudahlah, semoga waktu akan mengubah perangai dan perilaku sebagian
pemerintahan di ASEAN, yang juga masih sering sekadar berkomitmen dan tidak bertindak
nyata. Setidaknya mereka masih mau menorehkan sejarah baru dengan menandatangani
Piagam ASEAN dan juga cetak biru Komunitas Ekonomi ASEAN 2015
5.      Strategis
Piagam itu sendiri dinilai strategis karena akan menjadi landasan hukum yang menjamin
integrasi politik, sosial, ekonomi, budaya, keamanan, demokratisasi, perlindungan hak asasi,
dan pelestarian lingkungan.Pembuatan piagam merupakan terobosan penting dalam sejarah
ASEAN, yang selama 40 tahun lebih bersifat peguyuban. Dalam menghadapi tantangan 40
tahun kedua, ASEAN memang membutuhkan pijakan hukum yang lebih jelas dalam
membangun blok politik dan ekonomi.

2.6 STRUKTUR ASEAN


Struktur organisasi ASEAN telah mengalami perkembangan dan penyempurnaan sejak
pembentukannya sampai sekarang.

1) Sebelum KTT pertama di Bali 1979


Struktur organisasi ASEAN sebelum KTT di Bali adalah sebagai berikut :- Sidang Tahunan
Para Menteri- Standing Committee- Komite-komite Tetap dan Khusus- Secretariat nasional
ASEAN pada setiap ibu kota Negara-negara anggota ASEAN.
2) Sesudah KTT di Bali 1979
Setelah berlangsung KTT ASEAN di Bali tahun 1976, struktur organisasi ASEAN
mengalami perubahan, yaitu sebagai berikut :
1. Pertemuan para kepala pemerintah (Summit Meeting). Pertemuan ini merupakan
kekuasaan tertinggi dalam ASEAN.
2. Sidang tahunan menteri-menteri luar negeri ASEAN (Annual Ministerial Meeting).
3. Sidang para menteri ekonomi.
4. Sidang para menteri non-ekonomi.
5. Standing Committee.
6. Komite-komite ASEAN.

3) Sekertariat ASEAN (ASEAN Secretariat)


Pejabat yang pernah menjadi Sekretariat Jenderal Sekretariat ASEAN adalah sebagai berikut:
 -HR. Dharsono Indonesia (1977-1978)
 Umarjani Notowijono Indonesia (1978-1979)
 Datok Ali Bin Abdullah Malaysia (1979-1980)
 Narciso G Reyes Filipina (1980-1982)
 Chan Kai Yu Singapura (1982-1984)
 Pan Wannamethee Thailand (1984-1986)
 Roderick Yong Brunai Darusalam (1986-1989)
 -Rusli Noor Indonesia (1989-1993)
 Datok Ajit Singh Malaysia (1993-1998)
 -Rodolf Certeza Severio, Jr Filipina (1998-2002)
 -Ong Keng Yong Singapura (2003-sekarang)

Tugas dari sekretariat ASEAN pada saat ini adalah selain bertanggung jawab atas
pelaksanaan tugas-tugas yang ditetapkan oleh Sidang Tahunan para Menteri Luar Negeri dan
Standing Committee juga juga bertugas menyelaraskan, memperlancar serta memonitor
kemajuan pelaksanaan kegiatan ASEAN dan bertindak sebagai badan administrative untuk
membantu peningkatan implementasi secara efektif proyek-proyek dan kegiatan-kegiatan
ASEAN.
Secretariat ASEAN juga berfungsi sebagai jalur komunikasi resmi antara ASEAN dengan
organisasi-organisasiregional/Internasional.Perkembangan ASEAN.Berdasarkan Deklarasi
Bangkok tanggal 8 Agustus 1967 sebenarnya latar belakang pembentukan ASEAN, adalah
bersifat politik, seperti terlihat dalam konsideran Deklarasi sebagai berikut :

Mengingat :
Bahwa Negara Asia Tenggaralah yang sama-sama bertanggung jawab untuk memperkuat
stabilitas ekonomi dan sosial budaya kawasan ini dan menjamin pembangunan nasional
mereka yang berlangsung secara damai dan progresif dan bahwa mereka telah bertekat untuk
menjaga stabilitas dan keamanan mereka dari campur tangan pihak luar dalam segala bentuk
manifestasinya demi memelihara identitas nasional mereka sesuai dengan cita-cita dan
aspirasi-aspirasi rakyat mereka.

Menyatakan :
bahwa semua pangkalan militer asing bersifat sementara dan hanya berada dengan
persetujuan Negara-negara yang bersangkutan serta tidak dimaksudkan untuk digunakan
secara langsung atau tidak langsung untuk melakukan subversi terhadap kemerdekaan dan
kebebasan nasional Negara-negara dikawasan ini atau merugikan proses pembangunan
nasional mereka yang berlangsung dengan tertib.

Pada KTT ASEAN di Bali tanggal 23-24 Februari telah ditandatangani 3 dokumen penting
yang berikut :
1. Daclaration of ASEAN Concord (Deklarasi Kesepakatan ASEAN).
2. Treaty of Amity and Cooperation in South east Asia (Perjanjian Persahabatan dan
Kerjasama di Asia Tenggara).
3. Agreement on the Establishment of ASEAN Secretariat (Perjanjian Pembentukan
ASEAN Sekretaria).

Dalam deklarasi kesepakatan ASEAN ditegaskan bahwa mereka terikat pada Deklarasi-
deklarasi Bandung, Bangkok, Kuala Lumpur serat piagam PBB dan berusaha untuk membina
perdamayan kemajuan, kemakmuran dan kesejahteraan rakyat negara-negara anggota serta
berikhtiar untuk memantapkan hasil-hasil ASEAN dan pemperluas kerjasama ASEAN dalam
bidang-bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik.Sebagai kerangka kerjasama ASEAN
mereka menetapkan bidang kegiatan : politik, ekonomi, sosial, keamanan dan perbaikan
mekanisme ASEAN.

Dalam mengadakan perjanjian mereka berpedoman pada azas-azas :

1. Saling menghormati kemerdekaan, kedaulatan-kedaulatan persamaan keutuhan


wilayah dan kepribadian nasional dari semua bangsa.
2. Hak setiap Negara untuk melangsungkan kehidupan nasionalnya bebas dari campur
tangan, subversi atau tekanan dari luar.
3. Tidak campurtangan mengenai urusan dalam negeri satu sama lain.
4. Penyelesaian perselisihan atau persengketaan dengan cara-cara damai.
5. Penolakan ancaman dengan kekerasan atau penggunaan kekerasan.
6. Kerjasama yang efektif antara mereka.

KTT ASEAN ke-II di Kuala Lumpur 4-5 Agustus 1977,


pada pokoknya telah meninjau hasil kerja dan kemajuan secara umum yang dicapai ASEAN
selama 10 tahun sejak berdirinya tahun 1967.Kerjasama ASEAN Dalam Bidang
Ekonomi.Sejak KTT Bali tahun 1976, para menteri ekonomi ASEAN meningkatkan kegiatan
dan sampai saat ini banyak kemajuan yang telah dicapai dalam bidang kerjasama ekonomi
ASEAN.

Pedoman pelaksanaan dibidang kerjasama ekonomi terdapat dalam Deklarasi Kesepakatan


ASEAN yang menyatakan bahwa dalam rangka kerjasama di bidang ini, beberapa program
kegiatan telah disetujui, antara lain meliputi :
1. Komoditi utama, terutama pangan dan energi.
2. Kerjasama bidang Industri.
3. Kerjasama bidang Perdagangan.
4. Pendekatan bersama atas persoalan komoditi internasional dan persoalan ekonomi
diluar kawasan ASEAN.
5. Mekanisme kerjasama ekonomi ASEAN.
Dalam kerjasama ASEAN dalam bidang ekonomi dilakukan dalam sektor-sektor
sebagaiberikut :
- Sektor Perdagangan dan Pariwisata.
- Sektor Pangan, Pertanian dan Kehutanan.
- Sektor Industri, Pertambangan dan Energi.
Kerjasama ASEAN Dalam Bidang Sosial Budaya.
Didalam Deklarasi Kesepakatan ASEAN khusus untuk bidang Sosial Budaya ditetapkan
kerangka kerjasama sebagai berikut :

Sosial
1. Kerjasama dalam bidang pembangunan nasional, dengan menekankan pada
kesejahteraan golongan berpendapatan rendah dan penduduk pedesaan, melalui
perluasan kesempatan kerja yang produktif dengan pembayaran yang wajar.
2. Bantuan bagi ikut sertanya secara aktif semua sector dan lapisan masyarakat ASEAN
terutama kaum wanita dan pemuda, dalam usaha-usaha pembangunan.
3. Intensifikasi dan perluasan kerjasama yang telah ada dalam menanggulangi masalah
perkembangan penduduk didalam wilayah ASEAN dan dimana mungkin, menyusun
strategi baru dalam bekerjasama dengan badan-badan internasional yang bersangkutan.
4. Intensifikasi kerjasama antara Negara-negara anggota sebagaimana juga dengan badan-
badan internasional yang berhubungan dengan itu dalam pencegahan dan pemberantasan
penyalagunaan narkotika dan pengedaran obat bius secara tidak sah.

Kebudayaan dan Penerangan


1. Diperkenalkannya pelajaran mengenai ASEAN, Negara-negara anggotanya dan bahasa-
bahasa nasionalnya sebagai bagian dari kurikulum di sekolah-sekolah dan lembaga-
lembaga pendidikan lainnya di negara-negara anggota.
2. Bantuan kepada para cendikiawan, penulis, artis dan wakil masa media ASEAN untuk
memungkinkan mereka memainkan peranan yang aktif dalam memupuk rasa
kepribadian dan persahabatan regional.
3. Menyebar luaskan pengkajian masalah-masalah Asia Tenggara melalui kerjasama yang
lebih erat antara lembaga-lembaga nasional.

Dana ASEAN (ASEAN Fund).


Disamping anggaran rutin untuk perbelanjaan ASEAN secretariat, masih ada suatu biaya
untuk keperluan proyek-proyek ASEAN diluar anggaran rutin yang disebut “Dana
ASEAN”.Sebagaimana tercantum dalam pasal II ayat 1 dan 2 Agroement for the
Estabilishmsent of a Fund the association of South East Asean Nations yang ditandatangani
oleh wakil-wakil 5 negara ASEAN pada tanggal 17 Desember 1969, maka setiap Negara
anggota diwajibkan membayar (menyediakan) 1 juta US $ untuk dana pembiayaan proyek-
proyek ASEAN.Dana ini diwajibkan disimpan dimasing-masing Negara anggota sendiri,
dalam suatu rekening bank yang disebut “ASEAN Fund National Account Indonesia” di bank
Indonesia.

2.7 Implementation of the ASEAN COMMUNITY


Untuk menjawab analisis mengenai prospek ASEAN Community, ada baiknyajika kita
mengetahui beberapa kerjasama terkait dengan pilar komunitasnya.
1.      Komunitas Keamanan ASEAN (ASEANSecurity Community/ ASC)
Komunitas Keamanan ASEAN memberikan mekanisme pencegahan danpenanganan konflik
secara damai. Hal ini dilakukan antara lain melaluikonsultasi bersama untuk membahas
masalah-masalah politik-keamanankawasan seperti keamanan maritim, perluasan kerjasama
pertahanan, sertamasalah-masalah keamanan non-tradisional (kejahatan lintas
negara,kerusakan lingkungan hidup dan lain-lain). Dengan derajat kematangan yangada,
ASEAN diharapkan tidak lagi menyembunyikan masalah-masalah dalamnegeri yang
berdampak pada stabilitas kawasan dengan berlindung padaprinsip-prinsipnon-
interference.Pencapaian Komunitas Keamanan ASEANmelalui Rencana Aksi yang termuat
dalam Vientiane Action Programme (VAP) diwujudkan melalui sejumlah komponen yang
terdiri dari political,development, sharing and shaping of norms,conflict preventio,conflict
resolution,dan post-conflict peace building .Implementasi Rencana Aksi Komunitas
Keamanan ASEAN, di dalam komponen shaping and sharing of norms´ ditandai terutama
dengan upayaperumusan Piagam ASEAN. Sesuai dengan Cebu Declaration on theBlueprint
of the ASEAN Charter
yang disahkan pada KTT ke-12 ASEAN,penyusunan Piagam ASEAN dilakukan oleh High
Level Task Force on theDrafting of ASEAN Charter (HLTF) dan ditargetkan untuk
diselesaikansebelum KTT ke-13 ASEAN di Singapura, bulan Nopember 2007.Piagam
ASEAN akan mengubah ASEAN sebagai suatu rule based organization. Hal ini dibutuhkan
mengingat selama ini, karakter ASEANsebagai sebuah asosiasi yang bersifat longgar tidak
lagi dirasakan cukupmengakomodasi potensi kerjasama dan menanggapi tantangan
integrasikawasan dan globalisasi.
1.      Komunitas Keamanan ASEAN (ASEANSecurity Community/ASC)
Komunitas ini ditujukan untuk mempercepat kerjasama politik keamanandi ASEAN untuk
mewujudkan perdamaian di kawasan, termasuk denganmasyarakat internasional. Komunitas
Keamanan ASEAN bersifat terbuka,berdasarkan pendekatan keamanan komprehensif, dan
tidak ditujukanuntuk membentuk suatu pakta pertahanan / aliansi militer, maupunkebijakan
luar negeri bersama (common foreign policy).Komunitas Keamanan ASEAN juga mengacu
kepada berbagai instrumenpolitik ASEAN yang telah ada sepertiZone Of Peace, Freedom
And Neutrality(ZOPFAN),Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia(TAC),
danTreaty on Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone(SEANWFZ) selain menaati Piagam
PBB dan prinsip-prinsip hukuminternasional terkait lainnya.Mekanisme koordinasi antar
badan-badan sektoral ASEAN yangmenangani Komunitas Keamanan ASEAN dilakukan
melalui ASEANSecurity Community Coordinating Conference(ASCCO). Pertemuan ke-
1ASCCO pada bulan September 2006, menekankan percepatanimplementasi Rencana Aksi
Komunitas Keamanan ASEAN di bidangconflict resolution, post conflict peace
building,good governance,combating corruptionserta promosi dan perlindungan HAM. Selain
itu,disepakati perlunya memperhatikan isuhuman security.

Beberapa perkembangan mengenai implementasi Rencana AksiKomunitas Keamanan


ASEAN adalah sebagai berikut:
1. Piagam ASEAN
2. Traktat Bantuan Hukum Timbal Balik di Bidang Pidana (Treaty onMutual Legal
Assistance in Criminal Matters/MLAT)
3. Konvensi ASEAN tentang Pemberantasan Terorisme (ASEAN
1. Convention on Counter Terrorism/ACCT)
4. ASEANDefence Ministers Meeting (ADMM)
5. Rencana Pembentukan Traktat Ekstradisi ASEAN
6. Penyelesaian Sengketa Laut China Selatan

2. Kawasan Damai, Bebas Dan Netral (Zone Of Peace, Freedom And Neutrality
Declaration/ZOPFAN)
Pedoman pelaksanaan ZOPFAN dirumuskan lebih lanjut pada April 1972,sebagai berikut :
a. Observance of the Charter of the United Nations, the Declaration on the Promotionof
World Peace and Cooperation of the Bandung Declaration of 1955, the Bangkok
Declaration of 1967 and the Kuala Lumpur Declaration of 1971;
b. Mutual respect for the independence, sovereignty, equality, territorial integrity and
national identity of all nations within and without the region;
c. The right of every state to lead its national existence free from external
interference,subversion or coercion;
d. Non-interference in the internal affairs of zonal states;
e. Refraining from inviting or giving consent to intervention by external powers
indomestic or regional affairs of zonal states;
f. Settlement of differences or disputes by peaceful means in accordance with
theCharter of the United Nations;
g. Renunciation of the threat, or use of force in the conduct of international relations;
h. Refraining from the use of armed forces for any purposes in the conduct of
international relations except for individual or collective self-defence in
accordancewith the Charter of the United Nations;
i. Abstention from involvement in any conflict of powers outside the zone from
enteringinto any agreement which would be inconsistent with the objectives of the
zone
j. The absence of foreign military bases in the territories of zonal states
k. Prohibition of the use, storage, passage or testing of nuclear weapons and their
components within the zone
l. The right to trade freely with any country or international agency irrespective of
differences in socio-political systems
m. The right to receive aid freely for the purpose of strengthening national
resilienceexcept when the aid is subject to conditions inconsistent with the objectives
of thezone and
n. Effective regional cooperation among the zonal states.
3.      Traktat Persahabatan dan Kerjasama (Treaty Of AmityAndCooperation/TAC)PRINSIP
ASEAN = Perjanjian Persahabatan dan Kerjasama (Treaty of Amity and Cooperation)
(Bali,1976) :
1. Saling menghormati kemerdekaan,kedaulatan, dan integritas wilayahsemua bangsa
2. Setiap negara berhak memelihara keberadaannya dari campur tangan, subversi,
kekerasan dari kekuatan luar
3. Tidak mencampuri urusan dalam negeri lain
4. Menyelesaikan perbedaan pendapat dan pertikaian dengan jalandamai
4. Menolak ancaman penggunaan kekerasan
5. Kawasan Bebas Senjata Nuklir Di Asia Tenggara (South-East AsiaNuclear Weapon
Free Zone/SEANWFZ)

4. Forum Regional ASEAN (ASEAN Regional Forum/ARF) ASEAN Regional Forum (ARF)
diprakarsai oleh ASEAN pada tahun1994, sebagai forum untuk saling tukar pandangan dan
informasi baginegara-negara Asia-Pasifik mengenai masalah masalah politik dankeamanan,
baik regional maupun internasional/ Sasaran yang hendak dicapai melalui ARF adalah
mendorong saling percaya (confidence building measures) melalui transparansi danmencegah
kemungkinan timbulnya ketegangan maupun konflik dikawasan Asia Pasifik.
Proses kerjasama ARF terbagi atas 3 tahap yaitu tahap Confidence Building Measure,
(CBMs), Preventive Diplomacy (PD) dan Conflict Resolution(CR). Saat ini, ARF melangkah
ke tahap kedua sambil tetap melaksanakan tahap pertama. Dalam kaitan tersebut pertemuan
ISG,berubah nama menjadi ISG CBMs and PD.
6. Upaya Pembentukan Mekanisme HAM ASEAN
7. Kerjasama di Bidang Pemberantasan Kejahatan Lintas Negara,Hukum, Imigrasi dan
Kelembagaan antar Parlemen

2.      Komunitas Ekonomi ASEAN (ASEAN Economic Community/AEC)


1.      Kerjasama di Sektor Industri ASEAN Industrial Cooperation (AICO) yang
ditandatangani pada bulan April 1996 dan berlaku efektif pada bulan Nopember 1999
merupakan insiatif kerjasama di sektor industri yang saat ini terus dikembangkan.AICO
merupakan skema kerjasama antara dua atau lebih perusahaan dikawasan ASEAN dalam
pemanfaatan berbagai sumber daya yang dimilikioleh masing-masing perusahaan, dalam
rangka memproduksi suatu barang yang bertujuan meningkatkan daya saing perusahaan
ASEAN. AICO menyediakan prasarana untuk menerapkan prinsip economic of scale and
scopeyang didukung oleh pajak yang rendah untuk meningkatkantransaksi di ASEAN,
menumbuhkan kesempatan investasi dari dalam dan luar ASEAN, serta menciptakan
pasar regional yang lebih besar.Perusahaan perusahaan yang memanfaatkan skema
kerjasama ini antara lain akan mendapatkan preferensi berupa pengenaan bea masuk
hingga5%. AICO diharapkan akan mendorong kerjasama industri antar negara ASEAN
dan mendorong investasi pada industri berbasis teknologi dankegiatan yang memberikan
nilai tambah pada produk industri. AICO jugamemberikan kesempatan luas kepada
perusahaan di negara ASEAN untuk saling bekerjasama guna menghasilkan produk
dengan menikmatipreferensi tarif. Insentif lain yang juga diberikan kepada perusahaan
yangbekerjasama dalam payung AICO berupa akreditasi kandungan lokal serta insentif
non-tarif lainnya yang dapat diberikan oleh masing-masing Negara anggota.
2.      Kerjasama di Sektor Perdagangan
1.      AFTA (ASEAN Free Trade Area)
Momen penting pengembangan kerjasama di bidang ekonomi dicapaipada 1992 ketika
ASEAN menyepakati Kerangka Persetujuanmengenai Peningkatan Kerjasama Ekonomi
ASEAN (Framework Agreement on Enhancing ASEANEconomic Cooperationyangberfungsi
sebagai payung bagi semua bentuk kerjasama ekonomiASEAN di masa mendatang. Pada
tahun yang sama, ASEAN jugamenyepakati pembentukan Kawasan Perdagangan Bebas
ASEAN(AFTA).Pembentukan AFTA ditujukan untuk meningkatkan daya tarik ASEAN
sebagai basis produksi melalui pengembangan pasar regional.AFTA diwujudkan dengan cara
menghilangkan hambatan-hambatan perdagangan, berupa tarif maupun non tariff dalam
waktu 15 tahun kedepan terhitung tanggal 1 Januari 1993 dengan menggunakan skema
Common Effective Preferential Tarif (CEPT) sebagai mekanisme utamanya. Pembentukan
AFTA sebagai kelompok ekonomi regional tidak bertentangan dengan sistem perdagangan
global (sistem GATT)yang ada, tetapi justru akan menunjang secara komplementer system
global tersebut.Berdasarkan pasal XXIV GATT, negara anggota GATT diperkenankan
membentuk suatu wilayah perdagangan bebas (freetrade area) dan suatu customs unionatas
dasar aturan-aturan khusus yang tidak merugikan negara-negara di luar wilayah tersebut.Di
tingkat regional, pelaksanaan CEPT-AFTA diawasi, dikoordinir dan dikaji ulang oleh Dewan
AFTA (AFTACouncil)yang anggotanya terdiri dari para Menteri Perdagangan ASEAN yang
dalam tugasnya dibantu oleh Pejabat Senior Ekonomi ASEAN (SEOM). Dewan AFTA
diserahi tugas untuk membantu mencari penyelesaian terhadap berbagai sengketa
perdagangan yang terjadi di antara negara-negaraASEAN dan bertanggung jawab kepada
Pertemuan ASEAN Economic Ministers (AEM).Dalam perkembangannya, pelaksanaan
AFTA telah mengalamibeberapa kali percepatan. Pada tahun 1995 disepakatiAgenda of
Greater Economic Integrationyang antara lain berisi komitmen untuk mempercepat
pemberlakuan AFTA dari 15 tahun menjadi 10 tahun,atau yang semula tahun 2008 menjadi
2003. Pada KTT ke-6 ASEANdi Hanoi, para Pemimpin ASEAN menetapkanStatement of
Bold Measuresyang juga berisikan komitmen mereka terhadap AFTA dankesepakatan untuk
mempercepat pemberlakuan AFTA dari tahun 2003menjadi tahun 2002 bagi enam negara
penandatangan skema CEPT,yaitu Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, Filipina,
Singapura danThailand.

2.      FTA (Perdagangan Bebas dengan Mitra Wicara)


Disamping berupaya mewujudkan integrasi ekonomi ASEAN, negara-negara anggota
ASEAN juga tetap mempertahankan sifat terbukaterhadap negara-negara lain dengan
menjalin kerjasama di berbagaibidang. KTT ASEAN+3 (China, Jepang, Korea) yang
diselenggarakanbersamaan dengan penyelenggaraan KTT Informal ke-3 ASEAN diManila
tanggal 27-28 Nopember 1999 menghasilkan Joint Statement on Cooperation in East
Asiasebagai wujud komitmen ASEAN dalammengembangkan kerjasama dengan Mitra
Wicara.Jadwal pencapaian FTA masing-masing adalah: dengan China(ASEAN-6 tahun 2010,
CLMV tahun 2015), India (Brunei, Indonesia,Malaysia, Singapore dan Thailand tahun 2011,
CLMV dan Philippinestahun 2016), Jepang (2012), Korea (ASEAN-6 tahun 2010,
Vietnamtahun 2016, dan CLM tahun 2018).
3. Kerjasama di Sektor Jasa
4. Kerjasama di Sektor Investasi
5. Kerjasama di Sektor Komoditi dan SDA
6. Kerjasama di Sektor Usaha Kecil dan Menengah
7. Kerjasama Ekonomi Sub-Regional
8. Kerjasama Pembangunan ASEAN
3.      Komunitas Sosial-Budaya ASEAN (ASEAN Socio-Cultural Community/ASCC)
Pelaksanaan kerjasama fungsional ASEAN dalam upaya mencapai KomunitasSosial Budaya
ASEAN disesuaikan dengan VAP 2004-2010. Pelaksanaan danpemantauan implementasi
Rencana Aksi Komunitas Sosial Budaya ASEANdilakukan oleh badan-badan ASEAN terkait
serta dicerminkan dalam laporanSekretaris Jenderal ASEAN kepada KTT
ASEAN.Kerjasama sosial budaya mencakup bidang-bidang kebudayaan,
penerangan,pendidikan, lingkungan hidup, ilmu pengetahuan dan teknologi,
penangananbencana alam, kesehatan, ketenagakerjaan, pembangunan sosial,
pengentasankemiskinan, pemberdayaan perempuan, kepemudaan, penanggulangannarkoba,
peningkatan administrasi dan kepegawaian publik, serta YayasanASEAN.

2.8  Prospek ASEAN COMMUNITY


- Sebagai badan perhimpunan bangsa-bangsa di Asia Tenggara, eksistensi ASEAN
(Association of Souteast Asian Nation)telah memperlihatkan peran vitalnya selama
41tahun
- sejak didirikan melalui Deklarasi Bangkok di Thailand, 8 Agustus 1967.Meski cita-
cita yang diidealkan ± khususnya dalam konteks menjamin stabiltaskawasan ± belum
sepenuhnya terealisasi, ASEAN telah menjadi wadah strategis yangmampu
mewujudkan kerja sama antar bangsa sehingga memungkinkan tertanamnyaspirit
kebersamaan dan saling percaya.Pada tahun 2003, eksistensi ASEAN mulai
menunjukkan komitmennya sebagaiperhimpunan yang peka dalam merespon
fenomena global yang sedang melanda negara-negara di dunia. Dibuktikan dengan
diselenggarakannya KTT ASEAN di Bali, 7 Oktober 2003. Pada waktu itu para
kepala pemerintahan kesepuluh negara anggotamenandatangani Deklarasi
Kesepakatan Bali II(Bali Concord II).Dalam deklarasi itutercantum sebuah keputusan
bersama untuk membentuk suatu Komunitas ASEAN yangditargetkan pada tahun
2020.Komunitas ASEAN tersebut terdiri atas Komunitas Keamanan
ASEAN,Komunitas Ekonomi ASEAN dan Komunitas Sosial-Budaya ASEAN.
Dengan terbentuknya Komunitas ASEAN tersebut diharapkan masyarakat Asia
Tenggara tidak gagap dalam menghadapi pasar barang, jasa, dan tenaga kerja global
yang begitu bebas.Namun demikian, pembentukan Komunitas ASEAN yang semula
ditargetkan pada tahun 2020 itu, pada KTT di Cebu, Filipina, Januari 2007, ternyata
dipercepat menjadi 2015.Keputusan ini layak diapresiasi mengingat target yang
dicanangkan sebelumnyapada Bali Concord II terlalu lama. Di samping itu keputusan
tersebut juga menunjukkankuatnya komitmen di antara negara-negara anggota dalam
upaya mewujudkanmasyarakat dilingkungan Asia Tenggara lebih baik di masa-masa
yang akandatang.Masa depan ASEAN, bagaimana ASEAN enam tahun ke depan?
Komunike bersama para menteri luar negeri ASEAN di Phuket, 20 Juli 2009,
menyatakan, ASEAN akan berkiprah secara global dan turut berperan dalam dunia
yangsemakin terintegrasi, memperkuat peran Sekretariat ASEAN dan badan-badan
yang diamanatkan Piagam ASEAN menjelang terwujudnya Komunitas ASEAN
2015.Shared valued baru, ASEAN sebagai sentra kendali, adalah pilihan politik. Hard
choicesdalam buku Donald Emmerson mengungkap perlunya kelihaian ASEAN
untuk mengurai tantangan internal secara nyata serta mengayunkan langkah ke luar,
regionalisme baruini, di tengah proses integrasi, keamanan, dan tuntutan
demokrasi.Uraian tantangan internal guna mewujudkan komunitas ASEAN telah
ditulisdengan baik dalam cetak biru tiga pilar utama komunitas ASEAN. Tantangan
besar kedepan adalah implementasinya.
Di samping itu, berikut ialah gasis besar tantangan ASEAN Community 2015 :
1.      Tantangan Political-Security Community (APSC)Tantangan ke depan bagi ASEAN
dalam implementasi komponen´shaping and sharing of norms´dari Komunitas Keamanan
ASEAN, antara lain adalahperumusan sebuah traktat ekstradisi ASEAN
(ASEANextradition treaty) yangjuga telah diamanatkan dalam BaliConcord 1976. Dalam
hal ini, para pejabattinggi ASEAN di bidang hukum (ASLOM) dalam pertemuannya yang
ke-11 diSiem Reap, Kamboja, bulan Januari 2007 telah menyepakati
pembentukankelompok kerja (working group) untuk memulai proses perumusan
traktatdimaksud.Walau beberapa target capaian dalam komponen ´conflict prevention´
dan´shaping and sharing of norms´telah diraih, ASEAN perlu untuk
mendorongpencapaian komponen-komponen Rencana Aksi Komunitas Keamanan
ASEANlainnya, terutama dalam komponen´political development´(antara lain
terkaitdengangood governance,combatting corruptiondan promosi dan
perlindunganHAM),´conflict resolution´, dan´post-conflict peace building´.Hal ini
telahdicermati dalam ASEANSecurity Community Coordinating Conference(ASCCO)
ke-1 di Jakarta, bulan September 2006.
2.      Tantangan ASEAN Economic Community (AEC)Pembentukan AEC dituntut untuk
menciptakan sebuah kawasan ASEAN yangstabil, makmur, dan berdaya saing tinggi.
AEC akan menciptakan bebasnya arusbarang, jasa, investasi dan aliran modal yang lebih
bebas, pembangunan ekonomi yang setara serta dapat mengurangi kesenjangan sosial
ekonomi pada tahun 2020.Imlementasi AEC menjadikan ASEAN sebagai suatu pasar
tunggal dan basisproduksi, mengubah keanekaragaman yang menjadi karakter kawasan,
menjadi peluang bisnis yang saling melengkapi serta membuat ASEAN menjadi
lebihdinamis dan menjadi segmen yang lebih kuat sebagai bagian dari rantai pasok global
(global supply chain)tak akan berjalan dengan semudah membalikkantelapak tangan.
Tantangan terberat menurut kami ialah efektivitas AEC untuk menjadikan ASEAN
sebagai kawasan yang mempunyai daya saing tinggi dengantingkat pembangunan
ekonomi yang merata dan terintegrasi dalam ekonomiglobal.Tantangan lain ialah,
kemampuan AEC untuk memberikan peluang bagi negaraASEAN untuk memperluas
cakupan skala ekonomi, mengurangi kemiskinan dankesenjangan sosial ekonomi,
meningkatkan daya tarik sebagai tujuan bagiinvestor dan wisatawan, mengurangi biaya
transaksi perdagangan, memperbaikifasilitas perdagangan dan bisnis, serta meningkatkan
daya saing sektor UKM.Disamping itu, pembentukan AEC juga dituntut memberikan
kemudahan danpeningkatan akses pasar intra-ASEAN serta meningkatkan transparansi
danmempercepat penyesuaian peraturan-peraturan dan standarisasi domestik.

3.      Tantangan ASEAN Socio-Cultural Community (ASCC)Dalam mewujudkan Komunitas


Sosial-Budaya ASEAN 2015, terdapat beberapatantangan dan peluang yang dihadapi,
antara lain:
a.       Koordinasi antar badan-badan sektoral ASEAN
Isu-isu sosial-budaya yang beragam dan bersifat lintas sektoral memerlukan suatukoordinasi
yang efektif sehingga program badan-badan sektoral dapat terlaksanadengan baik. Sejak
tahun 2006 telah diupayakan fungsi koordinasi yang lebihmenyeluruh melalui
penyelenggaranSocial Coordinating Conference onASEANSocio-Cultural Community(SOC-
COM).
b. ASEAN awarenessdi kalangan masyarakat ASEAN
ASEAN perlu melakukan upaya untuk menumbuhkan ASEAN
Awareness danrasa kepemilikan ASEAN oleh masyarakatnya. Pencapaian Komunitas Sosial-
Budaya ASEAN akan menunjang perwujudan Komunitas Keamanan ASEAN danKomunitas
Ekonomi ASEAN. Upaya peningkatan ASEANawarenessperludilaksanakan dengan :
i.           Menjadikan kalangan pemuda sebagai sasaran utama mengingat ´rasa kekitaan´ASEAN
(we feeling) harus ditumbuhkan sejak dini. Generasi muda akanmewarisi dan
merasakan manfaat terbentuknya Komunitas Sosial BudayaASEAN 2015.
ii.           Menjadikan ASEAN sebagai organisasi yang berorientasi pada masyarakat(people-
centred organization), sehingga kegiatannya dapat langsung dirasakanmanfaatnya oleh
masyarakat luas. Selain itu, ASEAN perlu mempertimbangkanaspirasi masyarakat
dalam proses pengambilan keputusan.
c. Kawasan ASEAN Bebas Narkoba 2015(A Drug Free ASEAN2015)
Pada akhir dekade 1990-an, para pemimpin ASEAN melihat adanya kecenderungan yang
mengkhawatirkan dan bersifat jangka panjang mengenai bahaya peningkatan peredaran dan
penyalahgunaan narkoba di kawasan ASEAN.Sebagai upaya untuk menanggulanginya, pada
tahun 2000 disepakati Bangkok Declaration in Pursuit of Drug FreeASEAN. Hal ini
ditegaskan kembali dalamRencana Aksi Komunitas Sosial Budaya padaVientiane Action
Programme(VAP), yaitu mewujudkan suatu kawasan ASEAN Bebas Narkoba 2015.
Dalamkaitan ini, perlu dilakukan upaya bersama dalam menyelaraskan strategi danlangkah
nasional di negara anggota ASEAN.
d. Penanggulangan bahaya wabah penyakit menular
Pada akhir dekade 1990-an, wabah penyakit SARS menjalar ke kawasan AsiaTenggara.
Sementara sejak awal penyakit flu burung. Untuk itu, ASEAN perlumengantisipasi terjadinya
ancaman pandemi penyakit menular. Sebagai langkahpreventif, ASEAN telah membangun
networking dengan negara di luar kawasandan organisasi internasional.Misalnya, dalamstock
piling antiviral drugs and personnel protective equipment di salah satu negara ASEAN.
Selain itu, kekhawatiran terhadap meningkatnyapenderita HIV/AIDS di kawasan telah
mendorong para Pemimpin ASEAN untuk menyepakati ASEAN Commitment on HIV/AIDS.
e. Kesetaraan Gender, Pemajuan dan Perlindungan Wanita
Tantangan bagi kerjasama ASEAN di bidang wanita disebabkan oleh adanyaperbedaan
sistem politik dan kebijakan masing-masing negara anggota ASEAN.Oleh karenanya, dalam
menghadapi tantangan ini, negara-negara anggota ASEANperlu berupaya untuk membentuk
persamaan persepsi dan prinsip-prinsip dasar dalam pemajuan kerjasama regional di bidang
wanita. Sejauh ini, ASEAN telahmemiliki 4 deklarasi terkait isu wanita yaitu:
i. Declaration on the Advancement of Women inASEAN, 1988;
ii. Declaration on HIV and AIDS, 2001;
iii. Declaration against Trafficking in Persons Particularly Women and Children,2004; dan
iv. Declaration on the Elimination of Violence against Women
(DEVAW), tahun 2004. Selain itu juga telah tersusunWork Plan on WomensAdvancement
and Gender Equality (2005-2010)serta Work Plan toOperationalizethe Declaration on the
Elimination of Violence against Women in ASEAN.

Peran Indonesia dalam Mewujudkan ASEAN Community


Dalam pembentukan Komunitas ASEAN, Indonesia memainkan peran utama (leading role)
sebagai salah satu perumus Komunitas ASEAN dan penggagas konsepKomunitas Keamanan
ASEAN. ASEAN yang dulunya asosiasi bersifat longgar kinisedang beralih menjadi
organisasi yang lebih terarah dan terintegrasi. Selain itu,Indonesia juga memainkan peran
aktifnya pada saat menjadi Ketua Panitia Tetap(Pantap) ASEAN tahun 2003 yang
menghasilkan pembentukan Komunitas ASEAN padaKTT ke-9 ASEAN di Bali.Sebagai
penggagas dan perumus Komunitas ASEAN, Indonesia perlumemastikan bahwa rencana
kegiatan yang mendorong terwujudnya Komunitas ASEANdapat terealisasi. Dalam
menindaklanjuti konsep Komunitas ASEAN, Indonesia terusmemainkan peran aktifnya
dalam implementasiPlan of Action(PoA) danViantianneAction Programme(VAP) yang
dihasilkan dalam KTT ke-10 ASEAN di Vientiane, Laostahun 2004.Departemen Luar Negeri
sebagaifocal point dalam kerjasama ASEAN saat initengah berupaya keras untuk
menumbuhkan dan memperkuat ´rasa kekitaan´ (we feeling)di kalangan masyarakat
Indonesia. Komitmen ini diwujudkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan sosialisasi mengenai
ASEAN dan perkembangan menuju Komunitas ASEANmelalui penyelenggaraan
seminar,roundtable discussion, dialog interaktif, work shop,festival film ASEAN, dan lain-
lain. Melalui kegiatan-kegiatan tersebut, diharapkanmasyarakat Indonesia dapat lebih
mengenal ASEAN dan merasakan manfaat, sertamempunyai rasa memiliki dari pembentukan
Komunitas ASEAN.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
ASEAN merupakan wujud nyata kerjasama regional negara-negara di AsiaTenggara.
ASEAN telah mengalami perkembangan pesat dan tengah berubah dari sebuahperhimpunan
negara-negara di kawasan Asia Tenggara yang longgar menjadi suatuorganisasi yang lebih
terstruktur, terintegrasi menuju perwujudan komunitas tunggal.Perkembangan ini telah
menandai makin solidnya jalinan kerjasama antar anggota untuk menciptakan cara pandang
dan visi yang sama.Pada Visi ASEAN 2020, yang disepakati di Kuala Lumpur tahun
1997,disebutkan mengenai cita-cita ASEAN untuk menjadi suatu komunitas negara-
negaraAsia Tenggara yang terbuka, damai, stabil dan sejahtera, saling peduli, diikat
bersamadalam kemitraan yang dinamis di tahun 2020. Visi ini lebih ditegaskan melalui
BaliConcord II yang dihasilkan pada KTT ke-9 ASEAN di Bali tahun 2003 yang
menyepakati pembentukan Komunitas ASEAN (ASEAN Community).Pembentukan
Komunitas ASEAN merupakan upaya ASEAN untuk lebihmempererat integrasinya dalam
menghadapi perkembangan konstelasi politik internasional.
Saran
Untuk menghadapi berbagai tantangan yang dihadapi oleh ASEAN Community
dimasa kini dan mendatang, baik besar maupun kecil, jawabannya ialah merujuk
padakomitmen tiap negara anggota dalam mengoptimalkan peranan dan eksistensi mereka
didalam keluarga besar ASEAN.Implementasi dari Piagam ASEAN ialah penting bagi
eksistensi organisasiregional ini. Transformasi ASEAN yang usianya mencapai 42 tahun
kiranya dapatdiwujudkan dengan adanya Piagam ASEAN ini. Untuk itu, diperlukan
sinergisitas antar negara-negara anggota untuk menghilangkan hambatan-hambatan
kerjasama darieksternal maupun internal.Untuk mempercepat berlakunya Piagam ASEAN
ini, negara-negara anggotaASEAN diharapkan dapat segera melakukan ratifikasi.
DAFTAR PUSTAKA
ASEAN Selayang Pandang , DIREKTORAT JENDERAL KERJASAMA
ASEANDEPARTEMEN LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA 2007.
CPF. Luhulima,dkk, Masyarakat Asia Tenggara Menuju Komunitas ASEAN 2015
Pustaka Pelajar, Yogyakarta; 2008.T. May Rudy, Administrasi dan Organisasi Internasional,
PT. Refika Aditama,Bandung, 2005.
THE ASEAN CHARTER, 2007.http://www.kompas.com. Edisi Selasa 11 Agustus 2009,
Djauhari Oratmangun Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN, Departemen Luar Negeri RI.
Diakses pada Sabtu, 21Nopember 2009
http://www.scribd.com/doc/52477259/mGVVaakalah-ASEAN-COMMUNITY

Anda mungkin juga menyukai