Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH PKN

“ASEAN”

Disusun Oleh :

1. Muhammad Farhan Khoirudin


2. Asyita Sri Astuti
3. Vinondang Novelia Malau
4. Dea Listiningsih
5. Roma Putri br. Simangunsong
6. Gempita Damayanti
7. Juwita Anggini
8. Nuryanti

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


KABUPATEN MUARO JAMBI
SMA NEGERI 4 MUARO JAMBI
TAHUN AJARAN 2021/2022
A. Sejarah Terbentuknya ASEAN
ASEAN adalah singkatan dari Association of Southeast Asian Nations yang merupakan
organisasi ekonomi dan geopolitik khusus untuk negara-negara di wilayah Asia Tenggara.
Sejarah berdirinya ASEAN diawali karena beberapa kesamaan negara-negara pendirinya
serta konflik yang terjadi saat itu.

Tahun 1960-an merupakan masa-masa yang sulit bagi negara di Asia Tenggara. Ada
sejumlah perselisihan yang terjadi baik secara internal maupun eksternal. Apa saja sih
konfliknya?
Asia Tenggara merupakan tempat yang strategis sehingga beberapa negara di kawasan ini
menjadi basis blok untuk Timur dan Barat, seperti di negara Vietnam dan Filipina. Selain itu,
konflik militer juga terjadi di negara lain seperti Laos, Vietnam, dan Kamboja. Ada pula
konflik bilateral yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia, serta Kamboja dan Vietnam.

Permasalahan-permasalahan ini berdampak pada stabilitas pertahanan dan ekonomi di


negara-negara Asia Tenggara. Akhirnya, beberapa pemimpin berinisiatif untuk menciptakan
suasana aman dan damai untuk kawasan Asia Tenggara dengan membentuk ASEAN.

Negara Pendiri ASEAN


Berdirinya ASEAN diawali dari pertemuan 5 menteri luar negeri perwakilan dari negara-
negara Asia Tenggara. Pertemuan ini dilaksanakan di Bangkok, Thailand pada 5 hingga 8
Agustus 1967. Pengesahan berdirinya ASEAN termuat dalam Deklarasi Bangkok atau yang
disebut juga sebagai Deklarasi ASEAN.
Berikut adalah lima negara pendiri ASEAN beserta nama perwakilannya:
1. Indonesia: Adam Malik (Menteri Luar Negeri Indonesia)
2. Malaysia: Tun Abdul Razak (Wakil Perdana Mentero Malaysia)
3. Singapura: Sinnathamby Rajaratnam (Menteri Luar Negeri Singapura)
4. Filipina: Narciso Ramos (Menteri Luar Negeri Filipina)
5. Thailand: Thanat Koman (Menteri Luar Negeri Thailand)
B. Struktur

ASEAN juga memiliki struktur organisasi, yang juga dilansir dari Setnas-asean.id, yakni
sebagai berikut.

1. Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN, yakni pertemuan tingkat tinggi para kepala


negara/pemerintahan negara anggota.
2. Dewan Koordinasi ASEAN (ASEAN Coordinating Council), yakni pertemuan para
menteri luar negeri negara anggota ASEAN sebagai koordinator Dewan
Masyarakat ASEAN.
3. Dewan Masyarakat ASEAN (ASEAN Community Council), yakni pertemuan para
Menteri yang membidangi tiga pilar Masyarakat ASEAN, yaitu Pilar Politik-Keamanan,
Pilar Ekonomi, dan Pilar Sosial-Budaya.
4. Pertemuan Badan-Badan Sektoral Tingkat Menteri (ASEAN Sectoral Ministerial
Bodies), yakni pertemuan para menteri yang membidangi setiap sektor
kerjasama ASEAN.
5. Pertemuan tingkat Pejabat Tinggi ASEAN (ASEAN Senior Officials’ Meeting), yakni
pertemuan para pejabat tinggi di bawah tingkat menteri negara anggota ASEAN yang
membidangi setiap sektor kerjasama ASEAN.
6. Sekretariat ASEAN, yakni organ ASEAN yang berfungsi meningkatkan koordinasi
antarbadan dan komite di ASEAN; koordinasi ASEAN dengan pihak eksternal, termasuk
orgnisasi internasioanl; serta implementasi berbagai kegiatan dan proyek dalam kerangka
kerja sama ASEAN secara lebih efektif.

Sekretariat ASEAN dipimpin oleh Sekretaris Jenderal, yang diangkat oleh Konferensi
Tingkat Tinggi ASEAN untuk periode lima tahun. Sekretaris Jenderal dipilih dari warga
negara anggota ASEAN berdasarkan rotasi menurut urutan abjad nama negara dalam
bahasa Inggris. Tugas Sekretaris Jenderal meliputi:
 Membantu pelaksanaan berbagai kesepakatan/keputusan ASEAN;
 Memantau dan melaporkan perkembangan capaian ASEAN kepada KTT
ASEAN;dan
 Menyampaikan pandangan dan sikap ASEAN kepada eksternal sesuai pedoman
kebijakan dan mandatnya.

7. Komite Wakil Tetap ASEAN, yakni forum para Duta Besar/Wakil Tetap negara anggota
ASEAN yang diakreditasikan ke ASEAN dan berkedudukan di Jakarta, Indonesia.
8. Sekretariat Nasional, yakni pumpunan kegiatan (focal point) tingkat nasional setiap
negara ASEAN yang memiliki tugas menyimpan informasi mengenai urusan ASEAN,
mengoordinasikan pelaksanaan keputusan ASEAN, serta memajukan identitas dan
kesadaran ASEAN.
9. Komisi Antarpemerintah untuk HAM ASEAN (ASEAN Intergovernmental Commission
on Human Rights/AICHR), yakni Badan HAM ASEAN yang bertugas memajukan dan
melindungi HAM seluruh masyarakat di ASEAN.

C. Daftar Nama Sekjen ASEAN


ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) didirikan pada tanggal 8 Agustus 1967
di Bangkok Thailand, namun badan Sekretariat ASEAN baru dibentuk pada bulan Februari
1976 yang pada saat itu berkantor di Departemen Luar Negeri Indonesia. Kantor Sekretariat
ASEAN saat ini yang beralamat di Jalan Sisingamaraja 70A Jakarta Selatan Indonesia
diresmikan oleh Presiden Soeharto pada tahun 1981.

Sekretariat ASEAN berfungsi untuk mengkordinasi badan-badan yang terdapat di ASEAN


dan lebih efektif menerapkan proyek dan kegiatan ASEAN. Sekretariat ASEAN dipimpin
oleh seorang Sekretaris Jenderal dan dibantu oleh 4 wakil Sekretaris Jenderal. Semenjak
didirikan, ASEAN telah dijabat oleh 14 Sekretaris Jenderal (Sekjen).

Sekretaris Jenderal dipilih dalam KTT (Konferensi Tingkat Tinggi)ASEAN dan hanya
menjabat Sekjen selama 5 tahun. Sekjen ASEAN yang pertama adalah H.R. Darsono yang
berasal dari Indonesia. H.R. Darsono menjabat sebagai Sekjen ASEAN pertama dari tahun
1976 sampai tahun 1978. Saat ini, Sekjen ASEAN dijabat oleh Lim Jock Hoi dari Brunei
Darussalam untuk masa jabatan 2018 – 2022.
D. Peran Indonesia Dalam ASEAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang tergabung dalam organisasi internasional
Perhimpunan Bangsa-Bangsa di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN (Association of
Southeast Asian Nation). Tak heran jika peran Indonesia dalam ASEAN terbilang cukup
penting.
Bersama 4 negara lain yakni Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand, Indonesia turut
mendirikan ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. Hal itu ditandai
dengan penandatanganan Deklarasi Bangkok yang dilakukan masing-masing Menteri Luar
Negeri.

Hingga saat ini total sudah ada 10 negara yang turut menjadi bagian dari kawasan Asia
Tenggara selain 5 negara pendiri, yaitu Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan
Kamboja.

Peran Indonesia dalam ASEAN


1. Penggagas Lahirnya ASEAN
Peran Indonesia dalam ASEAN yang paling penting adalah menjadi salah satu penggagas
lahirnya organisasi ini.

Dengan diwakili oleh Menteri Luar Negeri Adam Malik, visi Indonesia adalah membentuk
ASEAN yang mampu membuat kawasan Asia Tenggara berdiri di atas kaki sendiri dan
mempertahankan diri dari pengaruh negatif di luar kawasan.

2. Penyelenggara KTT ASEAN pertama di Bali


Melansir situs resmi ASEAN, pada 23-24 Februari 1976, Indonesia telah menjadi tuan rumah
Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pertama yang berlangsung di Bali.

3. Penggagas Pembentukan Komunitas Keamanan ASEAN


Dalam buku 'PKN Pend Kewarganegaraan' terbitan Grasindo, tertulis bahwa Indonesia juga
turut meluncurkan gagasan untuk membentuk komunitas keamanan ASEAN.

Komunitas yang juga disebut ASC (Asean Security Community) ini akhirnya ditandatangani
di Senggigi, Lombok pada 12 September 2003.
4. Penengah Konflik
Sementara peran Indonesia di bidang politik disebut dalam buku 'PKn Harmoni
Berkebangsaan' karya Rani R Moediarta, yakni menjadi penengah dalam konflik dan perang
sipil di Kamboja.

Kala itu, Indonesia mengundang empat fraksi Kamboja yang bertikai untuk melakukan
pertemuan di Jakarta. Mereka membahas perdamaian dan pemulihan hubungan. Setelah itu,
pertemuan berlanjut ke Konferensi Paris untuk Kamboja yang diikuti oleh 19 negara.

Menariknya, Indonesia dan Prancis menjadi pemimpin konferensi tersebut. Dari pertemuan
itulah dihasilkan keputusan pembentukan Dewan Nasional Kamboja demi mengakhiri
konflik.

5. Mewakili ASEAN dalam Perdamaian Dunia


Selain menjadi penengah konflik di negara kawasan ASEAN, Indonesia juga turut berperan
dalam perdamaian dunia yakni melalui hubungan internasional.

Beberapa perannya di antara lain mendukung gerakan zona bebas nuklir di kawasan negara-
negara anggota Association of South East Asian Nations (ASEAN) serta mendukung
terselenggaranya ASEAN Free Trade Area (AFTA) di kawasan negara anggota ASEAN.
6. Kerja Sama Produksi Makanan Halal
Sebagai negara dengan mayoritas muslim terbanyak di kawasan ASEAN, Indonesia turut
membangun kerja sama dengan Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam dalam
penanganan dan produksi makanan daging halal.

Kerja sama 4 negara ini menghasilkan sebuah pedoman persatuan kementerian terkait
produksi makanan halal. Ini merupakan wujud peran Indonesia dalam ASEAN di bidang
ekonomi.

Sebab, tujuan dibuatnya pedoman tersebut tak lain untuk menaungi produksi bahan makanan
dan minuman halal yang diperdagangkan antar negara ASEAN.

7. Mengusulkan Adanya Pentas Seni Antar Negara


Sementara itu, peran Indonesia dalam ASEAN di bidang sosial dan budaya ialah
mengusulkan adanya pementasan kesenian atau budaya negara-negara ASEAN.

Tujuannya, agar semakin banyak karya-karya orang Indonesia yang memperkaya budaya di
kawasan Asia Tenggara.

E. Keuntungan Indonesia dengan Bergabung Dalam ASEAN


Menurut Sekretariat Nasional ASEAN - Indonesia yang dilansir dari setnas-asean.id, ada tiga
manfaat kerjasama ASEAN bagi Indonesia meliputi:

1. Menciptakan stabilitas, perdamaian, dan keteraturan di kawasan ASEAN sehingga dapat


melanjutkan pembangunan di segala bidang dan dapat mendorong Indonesia menjadi negara
yang lebih maju;

2. Menjalin kerja sama di bidang pembangunan dan percepatan pemajuan ekonomi, antara
lain, perluasan perdagangan, investasi, kepariwisataan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
bidang pendidikan;

3. Sebagai wadah bagi Indonesia dalam memperjuangkan kepentingan nasional di kawasan


Asia Tenggara dan kepentingan bersama di forum internasional;

Anda mungkin juga menyukai