“ASEAN”
Disusun Oleh :
Tahun 1960-an merupakan masa-masa yang sulit bagi negara di Asia Tenggara. Ada
sejumlah perselisihan yang terjadi baik secara internal maupun eksternal. Apa saja sih
konfliknya?
Asia Tenggara merupakan tempat yang strategis sehingga beberapa negara di kawasan ini
menjadi basis blok untuk Timur dan Barat, seperti di negara Vietnam dan Filipina. Selain itu,
konflik militer juga terjadi di negara lain seperti Laos, Vietnam, dan Kamboja. Ada pula
konflik bilateral yang terjadi antara Indonesia dan Malaysia, serta Kamboja dan Vietnam.
ASEAN juga memiliki struktur organisasi, yang juga dilansir dari Setnas-asean.id, yakni
sebagai berikut.
Sekretariat ASEAN dipimpin oleh Sekretaris Jenderal, yang diangkat oleh Konferensi
Tingkat Tinggi ASEAN untuk periode lima tahun. Sekretaris Jenderal dipilih dari warga
negara anggota ASEAN berdasarkan rotasi menurut urutan abjad nama negara dalam
bahasa Inggris. Tugas Sekretaris Jenderal meliputi:
Membantu pelaksanaan berbagai kesepakatan/keputusan ASEAN;
Memantau dan melaporkan perkembangan capaian ASEAN kepada KTT
ASEAN;dan
Menyampaikan pandangan dan sikap ASEAN kepada eksternal sesuai pedoman
kebijakan dan mandatnya.
7. Komite Wakil Tetap ASEAN, yakni forum para Duta Besar/Wakil Tetap negara anggota
ASEAN yang diakreditasikan ke ASEAN dan berkedudukan di Jakarta, Indonesia.
8. Sekretariat Nasional, yakni pumpunan kegiatan (focal point) tingkat nasional setiap
negara ASEAN yang memiliki tugas menyimpan informasi mengenai urusan ASEAN,
mengoordinasikan pelaksanaan keputusan ASEAN, serta memajukan identitas dan
kesadaran ASEAN.
9. Komisi Antarpemerintah untuk HAM ASEAN (ASEAN Intergovernmental Commission
on Human Rights/AICHR), yakni Badan HAM ASEAN yang bertugas memajukan dan
melindungi HAM seluruh masyarakat di ASEAN.
Sekretaris Jenderal dipilih dalam KTT (Konferensi Tingkat Tinggi)ASEAN dan hanya
menjabat Sekjen selama 5 tahun. Sekjen ASEAN yang pertama adalah H.R. Darsono yang
berasal dari Indonesia. H.R. Darsono menjabat sebagai Sekjen ASEAN pertama dari tahun
1976 sampai tahun 1978. Saat ini, Sekjen ASEAN dijabat oleh Lim Jock Hoi dari Brunei
Darussalam untuk masa jabatan 2018 – 2022.
D. Peran Indonesia Dalam ASEAN
Indonesia merupakan salah satu negara yang tergabung dalam organisasi internasional
Perhimpunan Bangsa-Bangsa di kawasan Asia Tenggara atau ASEAN (Association of
Southeast Asian Nation). Tak heran jika peran Indonesia dalam ASEAN terbilang cukup
penting.
Bersama 4 negara lain yakni Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand, Indonesia turut
mendirikan ASEAN pada tanggal 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. Hal itu ditandai
dengan penandatanganan Deklarasi Bangkok yang dilakukan masing-masing Menteri Luar
Negeri.
Hingga saat ini total sudah ada 10 negara yang turut menjadi bagian dari kawasan Asia
Tenggara selain 5 negara pendiri, yaitu Brunei Darussalam, Vietnam, Laos, Myanmar, dan
Kamboja.
Dengan diwakili oleh Menteri Luar Negeri Adam Malik, visi Indonesia adalah membentuk
ASEAN yang mampu membuat kawasan Asia Tenggara berdiri di atas kaki sendiri dan
mempertahankan diri dari pengaruh negatif di luar kawasan.
Komunitas yang juga disebut ASC (Asean Security Community) ini akhirnya ditandatangani
di Senggigi, Lombok pada 12 September 2003.
4. Penengah Konflik
Sementara peran Indonesia di bidang politik disebut dalam buku 'PKn Harmoni
Berkebangsaan' karya Rani R Moediarta, yakni menjadi penengah dalam konflik dan perang
sipil di Kamboja.
Kala itu, Indonesia mengundang empat fraksi Kamboja yang bertikai untuk melakukan
pertemuan di Jakarta. Mereka membahas perdamaian dan pemulihan hubungan. Setelah itu,
pertemuan berlanjut ke Konferensi Paris untuk Kamboja yang diikuti oleh 19 negara.
Menariknya, Indonesia dan Prancis menjadi pemimpin konferensi tersebut. Dari pertemuan
itulah dihasilkan keputusan pembentukan Dewan Nasional Kamboja demi mengakhiri
konflik.
Beberapa perannya di antara lain mendukung gerakan zona bebas nuklir di kawasan negara-
negara anggota Association of South East Asian Nations (ASEAN) serta mendukung
terselenggaranya ASEAN Free Trade Area (AFTA) di kawasan negara anggota ASEAN.
6. Kerja Sama Produksi Makanan Halal
Sebagai negara dengan mayoritas muslim terbanyak di kawasan ASEAN, Indonesia turut
membangun kerja sama dengan Singapura, Malaysia, dan Brunei Darussalam dalam
penanganan dan produksi makanan daging halal.
Kerja sama 4 negara ini menghasilkan sebuah pedoman persatuan kementerian terkait
produksi makanan halal. Ini merupakan wujud peran Indonesia dalam ASEAN di bidang
ekonomi.
Sebab, tujuan dibuatnya pedoman tersebut tak lain untuk menaungi produksi bahan makanan
dan minuman halal yang diperdagangkan antar negara ASEAN.
Tujuannya, agar semakin banyak karya-karya orang Indonesia yang memperkaya budaya di
kawasan Asia Tenggara.
2. Menjalin kerja sama di bidang pembangunan dan percepatan pemajuan ekonomi, antara
lain, perluasan perdagangan, investasi, kepariwisataan, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
bidang pendidikan;