Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PENGANTAR PSIKOLOGI
PROSES KOGNISI DAN MEMORI

NENTI PUSPITA DEWI


NIM : 32321009
PROGRAM STUDI : ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS HUKUM DAN
SOSIAL

UNIVERSITAS MATHLAUL ANWAR


UNMA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT karena atas rahmatNya, kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan lancar.

Pada kesempatan kali ini, penyusun ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1. Dosen pembimbing
2. Orang tua yang selalu member dukungan kepada penyusun baik dalam hal moriil maupun
materiil,
3. Teman-teman yang memberikan dukungan dan bantuan dalam proses penyelesaian
makalah ini, dan
4. Semua pihak yang turut serta bekerja sama dalam proses penyusunan makalah ini.

Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan pada bagan-bagian tertentu dalam
makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran dari berbagai kalangan sangat kami butuhkan untuk
proses penyempurnaan makalah yang kami susun ini.
Akhirnya, kami berharap makalah yang telah kami susun ini dapat bermanfaat bagi
semua pihak.

Penyusun

Nenti Puspita dewi


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………….


DAFTAR ISI …………………………………………………………………………..
BAB I
PENDAHULUAN ……………………………………………………………………..
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………….
1.3 Tujuan ……………………………………………………………………………...
BAB II
PEMBAHASAN ………………………………………………………………………
2.1 Pengertian Memori ………………………………………………………………...
2.2 Jenis-jenis Memori ………………………………………………………………..
1. memori Sensorik ……………………………………………………………….
2. Short Term Memory (memori jangka pendek) ………………………………...
3. Long Term Memory (memory jangka panjang) ……………………………........
2.3 Faktor Faktor yang Berpengaruh dalam Ingatan ………………………………
1.    Ingatan jangka pendek (STM) ………………………………………………
2.    Efek posisi serial (the serial position effect) …………………………………
3.     Ingatan jangka panjang (STM) ……………………………………………..
4.     Keahlian (expertise) ………………………………………………………….
5.     Pemberian kode khusus (encoding specificity) ……………………………..
6.     Emosi atau afek ……………………………………………………………..
7.     Very-long-term memory (VLTM) …………………………………………..
8.     Stres …………………………………………………………………………..
9.    Kondisi fisik yang lelah ………………………………………………………
2.4 Strategi untuk Meningkatkan Kinerja Ingatan ………………………………...
1.      imajeri visual ...................................................................................................
2.      organisasi ........................................................................................................
3.      mediasi ...........................................................................................................
4.      simbol ............................................................................................................
5.      pendekatan multi – model ...............................................................................

BAB III

PENUTUP ....................................................................................................................

3.1 Kesimpulan ……………………………………………………………………...


3.2 Saran …………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN

Dalam perkembangan kognisi manusia, ingatan atau memori merupakan salah satu
aspek kognisi yang memang sangat penting.1 Tanpa daya ingat atau memori, kita
tidak dapat berkomunikasi. Tanpa daya ingat, kita tidak dapat mengenal diri kita atau
orang lain dengan baik.
Memori adalah penyimpanan informasi yang didapat untuk dapat diingat kembali
kemudian. Penyimpanan informasi yang didapat dilakukan paling sedikit dua cara
yaitu ingatan jangka pendek dan ingatan jangka panjang. Ingatan jangka pendek atau
memori jangka pendek berlangsung beberapa detik hingga jam sedangkan ingatan
jangka panjang atau memori jangka panjang dipertahankan dalam harian hingga
tahunan.
Menurut Healey dan Hasher (2009), aspek-aspek dari memori cenderung
mengalami kemunduran seiring bertambahnya usia. Karena itu, memori jangka
pendek menjadi bagian penting terhadap daya ingat seseorang, saat seseorang
memasukkan sebuah informasi atau rangsangan kedalam memori jangka pendek dan
terus mengulangnya, maka informasi tersebut akan masuk kedalam proses
selanjutnya yaitu memori jangka panjang. Saat informasi itu diperlukan, seseorang
dengan mudah mengingat kembali (recall), karena informasi tersebut telah disimpan
kemudian dikembalikan dari memori jangka panjang ke memori jangka pendek.2
Keberhasilan di usia lanjut yaitu harus bisa mengurangi proses kemunduran
memori yang akan terjadi dan berusaha agar dapat beradaptasi terhadapnya. Dengan
ditingkatkannya memori jangka pendek pada usia muda, bukan tidak mungkin
masalah tentang menurunnya daya ingat pada usia selanjutnya bisa diatasi.2
Dalam prosesnya memori akan dipengaruhi oleh tingkat perhatian, minat,
konsentrasi, emosi dan kelelahan. Informasi yang memiliki muatan emosi cenderung
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang disebut dengan memori dalam kajian psikologi kognisi?
2. Apasaja bentuk model-model memori?
3. Apasaja yang menjadi faktor yang berpengaruh dalam ingatan manusia?
4. Bagaimana strategi untuk meningkatkan kinerja ingatan?
5. Tes yang bagaimana yang digunakan dalam mengukur ingatan manusia?

1.3 Tujuan
1. Mengetahui dan memahami memori dalam kajian Psikologi Sosial.
2. Mengetahui model-model memori
3. Mengetahui factor-faktor yang berpegaruh dalam ingatan manusia
4. Mengetahui strategi untuk meningkatkan kinerja ingatan.
5. Memahami tes yang digunakan dalam mengukur suatu ingatan.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Memori


Memori adalah elemen pokok dalam sebagian besar proses kognitif. Memori sempat
diabaikan ketika dunia psikologi Amerika terobsesi dengan behaviorisme. Tren dalam penelitian
memori menarik minat para psikolog eksperimental, yang mengembangkan model-model rumit
tentang representasi mental, mengenai bagaimana informasi disimpan dan diambil kembali.
Salah satu model memori yang paling bertahan lama adalah model yang dibuat oleh William
James, meskipun model tersebut telah mengalami modifiksi-modifikasi penting. Model memori
dari William James menyatakan bahwa memori bersifat dikotomi, manusia mengamati sejumlah
objek, informasi memasuki memori dan kemudian hilang, sedangkan beberapa informasi
menetap di memori selamanya.

2.2 Jenis-Jenis Memori


Menurut Atkinson dan Shiffin, memori dapat dinedakan menjadi tiga macam, yaitu memori
sensoris, memori jangka pendek (short term memory) dan memori jangka panjang (long term
memory).
1.      Memori Sensorik
Memori sensorik adalah proses penyimpanan informasi sementara yang dibawa oleh
pancaindera kita. Setiap panca indra memiliki satu memori sensorik, jadi dalam diri manusia
memiliki lebih dari satu macam memori sensorik, antara lain memori sensorik audio, memori
sensorik visual, dan lain sebagainya.memori sensorik juga dikatakan sebagai proses
penyimpanan memori melalui jalur syaraf-syaraf sensoris yang berlangsung dalam jangka waktu
yang sangat pendek.

2.      Short Term Memory (memori jangka pendek)


Memori jangka pendek atau sering disebut juga dengan short term memori adalah suatu proses
penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang disimpan dipertahankan selama
informasi tersebut masih dibutuhkan.
3.      Long Term Memory (memory jangka panjang)
Long term memory ialah suatu proses penyimpanan informasi yang relatif permanen.

2.3 Faktor Faktor yang Berpengaruh dalam Ingatan


Faktor-faktor yang mempengaruhi ingatan diantaranya yaitu :
1.      Ingatan jangka pendek (STM)
Ingatan yang disimpan di dalam STM berlangsung kurang dari 30 detik. Jika disajikan
secara serial maka jumlah aitem yang dapat disimpan dalam STM adalah antara 2 sampai 5
aitem. Secara umum STM memiliki kapasitas mengingat objek berkisar 7 aitem, atau antara 5
sampai dengan 9 aitem. Informasi yang disimpan dalam STM biasanya berupa kode auditori
(bunyi), tetapi dapat pula menggunakan kode semantik dan visual.

2.      Efek posisi serial (the serial position effect)


Sejumlah informasi (aitem atau objek) yang disajikan secara berurutan akan
mempengaruhi ingatan seseorang. Aitem-aitem atau objek-objek yang berada pada posisi atau
urutan bagian awal (depan) dan juga akhir (belakang) akan cenderung diingat lebih baik daripada
aitem-aitem atau objek-objek yang berada pada urutan di tengah. Karena informasi atau aitem-
atem yang terletak di bagian awal akan lebih dulu memasuki ingatan jangka pendek, sehingga
memungkinkan dilakukan pengulangan di dalam pikiran secara memadai untuk kemudian
dipindahkan ke dalam ingatan jangka panjang. Bagi informasi yang terletak diurutan tengah,
ketika memasuki ingatan jangka pendek bersamaan waktunya dengan proses pengulangan
informasi di bagian depan, sehingga hanya sedikit kapasitas bagi pengulangan kembali informasi
yang terletak di tengah. Dengan demikian informasi yang terletak di tengah urutan belum sampai
dipindahkan ke ingatan jangka panjang. Sementara itu, informasi yang terletak di bagian akhir
cenderung diingat lebih baik, sebab informasinya masih berada pada ingatan jangka pendek pada
waktu di-recall.
3.      Ingatan jangka panjang (STM)
Ingatan jangka panjang ini meliputi proses penyimpanan informasi yang bersifat lebih
permanen (berlangsung lebih lama dari beberapa menit sampai waktu yang tidak terbatas). Selain
itu, informasi akan disimpan dalam bentuk maknanya atau semantik.
4.      Keahlian (expertise)
Keahlian dalam suatu bidang memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap ingatan
seseorang. Orang akan dapat mengingat bahan dan informasi baru dengan baik apabila ia
memiliki latarbelakang pengetahuan yang cukup baik di bidang tersebut. Hal ini terjadi karena
latar belakang pengetahuan keahlian seseorang dapat menjadi isyarat mental (mental cues).
Isyarat mental ini merupakan bagian dari susunan pengetahuan yang sudah dipelajari secara teliti
dan diorganisasikan dengan baik. Isyarat mental dapat menimbulkan gambaran yang jelas
mengenai suatu objek di dalam mental atau pikiran seseorang. Selain itu, isyarat mental juga
memiliki sifat yang lebih menonjol, sehingga tidak mudah dikacaukan oleh informasi yang lain.
5.      Pemberian kode khusus (encoding specificity)
Prinsip pemberian kode khusus ialah seseorang akan mudah mengingat kembali suatu
peristiwa yang terjadi hanya jika sesuai dengan bekas yang ditemukan di dalam ingatannya.
Dengan kata lain, orang akan mengingat kembali informasi dengan lebih baik jika situasinya
sama dengan situasi pada waktu ia melakukan proses pemberian kode sebelumnya. Suatu
informasi yang disimpan dalam bentuk makna atau semantik akan diingat kembali lebih efektif
apabila tugas yang diminta juga berbentuk makna, dan bukan intonasinya.
6.      Emosi atau afek
Aktivitas mengingat juga dipengaruhi oleh keadaan emosi seseorang. Pertama, dalam
mengingat kata-kata maka orang cenderung mengingat lebih baik pada kata-kata yang
menyenangkan daripada kata-kata yang menyedihkan. Fenomena ini disebut Pollyanna
principles, yaitu satuan informasi yang secara emosi menyenangkan biasanya diproses lebih
efisien dan tepat daripada informasi yang mengandung kesedihan. Kedua, kesamaan suasana hati
(mood congruence), yaitu ingatan menjadi lebih baik jika bahan yang dipelajari sama dengan
suasana hati yang berlangsung pada saat ini. Ketiga, ketergantungan dengan suasana hati (state
dependence). Ketergantungan ini terjadi apabila seseorang mengingat informasi lebih baik dalam
suasana hati sekarang yang sesuai dengan suasana hati pada saat bahan itu pertama kali dipelajari
atau diterima.
7.      Very-long-term memory (VLTM)
Very long term memory adalah ingatan yang berlangsung lebih dari tiga bulan lamanya.
Jenis ingatan ini sebenarnya merupakan perluasan dari jenis ingatan jangka pendek dan ingatan
jangka panjang. Khusus ingatan jangka panjang dapat berlangsung dari satu menit sampai
dengan seumur hidup. Pemikiran ini terlalu luas, sehingga sebagian ahli psikologi mencoba
memahami informasi yang disimpan di dalam ingatan untuk jangka waktu yang sangat panjang.
Sebab, perbedaan interval waktu (satu hari, satu minggu, satu bulan, satu tahun, dan puluhan
tahun) akan mempengaruhi ketepatan mengingat kembali.
8.      Stres
Elizabeth Loftus berpendapat bahwa perasaan cemas dapat mempersempit fokus
perhatian seseorang sehingga berbagai petunjuk penting yang menuntun memori menjadi hilang.
Ketika perasaan cemas sudah membuat kita kehilangan petunjuk-petunjuk yang berguna, kita
akan semakin sulit untuk menyimpan memori ataupun mengingat kembali apa yang telah
tersimpan dalam memori.
9.      Kondisi fisik yang lelah
Kondisi fisik yang lelah juga sangat mempengaruhi daya serap informasi yang masuk,
dengan demikian secara langsung mempengaruhi kemampuan mengingat. Para ahli mengetahui
bahwa pikiran dan tubuh saling mempengaruhi satu sama lain. Kondisi fisik yang lelah bisa
disebabkan oleh waktu istirahat yang kurang atau jam belajar yang terlalu panjang.

2.4 Strategi untuk Meningkatkan Kinerja Ingatan


Secara garis bersar daya mengingat/ kapasitas ingatan setiap orang dapat ditingkatkan,
paling sedikit penggunaanya dapat dioptimalkan melalui latihan – latihan dan strategi – strategi
tertentu. Mnemonics adalah penggunaan strategi atau teknik –teknik yang dapat di pelajari guna
membantu kinerja ingatan. Berbagai strategi dan teknik untuk membantu meningkatkan kinerja
ingatan seseorang telah diajukan oleh ahli psikologi. Beberapa strategi dan teknik yang dianggap
penting akan dikemukakan di dalam suatu uraian singkat.
1.      imajeri visual
Pertama, menggunakan imajeri mental (gambaran mengenai suatu di dalam pikiran). Cara
ini dianggap paling efektif bila dibandingkan dengan cara – cara yang lain. Misalnya, mengingat
kata kerbau, maka orang dapat membayangkan di dalam pikirannya mengenai gambar kerbau di
buku atau seekor kerbau berada di sawah; mengingat suatu peristiwa, orang dapat melakukannya
dengan membayangkan kembali peristiwa itu di dalam pikirannya.
2.      organisasi
Kedua, mengorganisasikan informasi sehingga membentuk suatu tatanan dan pola
tertentu, misalnya berupa serial atau hirarkis. Organisasi serial dapat di pergunakan ketika ketika
seseorang harus mengingat banyak kejadian. Ia dapat menyusun secara urutan kejadian. Kejadian
itu sesuai dengan waktu kejadian, dari yang sudah lama sampai kejadian yang paling baru atau
sebaliknya. Dapat pula dengan herarkis, yaitu membagi materi yang diingat kedalam beberapa
pokok bahasan, kemudian bagian demi bagian dan sub – sub bagian yang lebih kecil, seperti
pohon bercabang.
3.      mediasi
Ketiga, adalah menggunakan mediasi / perantara. Cara ini dilakukan dengan
menambahkan kata – kata atau gambar didalam materi yang akan diingat. Misalnya, kata
”cerdas”, agar dapat lebih diingat dengan cara penambahan kata ini dengan ”solusi cerdas”. Juga,
mediasi dapat dilakukan dengan membuat singkatan. Misalnya Kelompok Kerja disingkat
”pokja”.
Sekarang ada kecenderungan orang – orang membuat singkatan sebagai mediasi ingatan
dengan cara memenggal dua / tiga huruf di bagian belakang yang ada serangkaian kata – kata
atau infomasi yang dapat di ingat. Oleh karena itu, terdapat berbagai macam cara orang membuat
mediasi yang dapat membantu ingatannya, maka di waktu mendatang perlu di lakukan penelitian
– penelitian untuk menguji mana jenis mediasi yang paling efektif.
4.      simbol
Keempat, adalah mengganti simbol terhadap objek yang ingin diingat, misalnya mengganti
simbol huruf dengan simbol angka / sebalinya. Misalnya, agar seseorang lebih mudah mengingat
tanggal kelahirannya yang ditulis dengan kata – kata: ”saya lahir pada hari senin, tanggal dua
belas, bulan juli, tahun seribu sembilan ratus dua puluh dua”, dapat di ganti dengan huruf abjad
”2/12/1922, atau sesuai dengan urutan huruf abjad ”babgaibb”.
5.      pendekatan multi – model.
Kelima, pendekatan multi model. Pendekatan ini lebih ditujukan kepada orang – orang
yang mengalami kekurangan daya ingat (memory deficit), pendekatan ini menekankan bahwa
untuk meningkatkan daya ingat seseorang harus memperhatikan kondisi fisiknya, sikap terhadap
ingatan, konteks sosial, menggunakan manipulasi mental – mental pengulangan, perhatian
terfokus pada rincian isyarat, menggunakan kode sematik, dan melibatkan aspek – aspek
emosional terhadap bahan yang ingin diingat.
2.5 Teori tentang Lupa
Memori sangat tergantung pada persepsi atau pengalaman,sehingga pengalaman-
pengalaman itu sendiri meninggalkan jejak di otak kita.Masing-masing memori dalam setiap
kepala mempunyai kapasitas yang berbeda(individual differences). Beberapa pengalaaman yang
tidak meninggalkan impresi tertentu umumnya tidak disimpan sehingga muncul kelupaan. Kita
dapat memahami bahwa ingatan tidak hanya kemampuan untuk menyimpan apa yang telah
pernah dialaminya saja,tetapi juga kemampuan untuk menerima(encoding),menyimpan(storage)
dan menimbulkan kembali(retrieval).
Ada 4 teori tentang lupa :
1.      Decay Theory
Teori ini beranggapan bahwa memori menjadi semakin aus dengan berlalunya waktu bila
tidak pernah diulang kembali(rehearsal).Informasi yang disimpan dalam memori akan
meninggalkan jejak-jejak(Memori Traces) yang bila dalam jangka waktu lama tidak ditimbulkan
kembali dalam alam kesadaran,akan rusak atau menghilang.Teori ini juga di sebut atropi atau
teori desense.sehingga sangat jelas bahwa teori ini menitikberatkan pada lama interval yang
menunjukan tentang lamanya waktu antara pemasukan bahan sampai ditimbulkannya kembali
bahan itu. Sebagai contoh kasus Mahasiswa yang belajar hanya pada malam kuis,ia akan
mengalami kelupaan jikalau bahan-bahan kuis tersebut tidak di baca kembali pada semester-
semester berikutnya
2.      Teori interferensi
Teori ini beranggapan bahwa informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka
panjang masih ada dalam gudang memori(tidak mengalami keausan),akan tetapi jejak-jejak
ingatan saling bercampur aduk,mengganggu satu sama lain.Bisa jadi bahwa informasi yang baru
diterima mengganggu proses mengingat informasi yang lama,tetapi bisa juga terjadi
sebaliknya.Jelas bahwa teori ini menitikberatkan pada isi interval yaitu aktivitas-aktivitas yang
terdapat atau yang mengisi interval.aktivitas-aktivitas yang mengisi interval akan merusakan atau
mengganggu jejak ingatan sehingga kemungkinan individu akan mengalami kelupaan.
3.      Teori retrieval
Failure Informasi yang sudah disimpan dalam memori jangka panjang selalu ada,tetapi
kegagalan untuk mengingat kembali tidak disebabkan oleh interferensi.Kegagalan untuk
mengingat kembali lebih disebabkan tidak adanya petunjuk yang memadai.dengan demikian,bila
syarat tersebut dipenuhi(di sajikan petunjuk yang tepat),maka informasi tersebut tentu dapat
ditelusuri dan diingat kembali. Contoh kasusnya apabila kita mengingat nada lagu tetapi tidak
dapat menyanyikannya dan tidak tahu apa judulnya,ketika lagu itu sedikit saja di nyanyikan oleh
orang lain maka kita dapat lancar menyanyikan kembali lagu tersebut.
4.      Teori Motivated
Forgetting Kita akan cenderung berusaha melupakan hal-hal yang tidak
menyenangkan.Hal-hal yang menyakitkan atau cenderung tidak menyenangkan ini akan di tekan
atau tidak di perbolehkan muncul dalam kesadaran.Teori ini didasarkan teori psikoanalisis yang
di pelopori oleh Sigmund Freud.Jelas bahwa teori ini juga beranggapan bahwa informasi yang
telah disimpan masih selalu ada. Contoh kasusnya jika seseorang patah hati sehingga
menimbulkan trauma yang dalam namun ego berkembang untuk mengubah pandangan id yang
sedang terguncang,seseorang mulai mencari kesibukan sehingga lupa akan hal-hal yang dapat
membuat id terguncang lagi.Ego pun menetralkan id dan superego sehingga dari keterpurukan
seseorang dapat lupa akan ingatan yang menyakitkan. 5. Lupa karena sebab-sebab fisiologis Para
peneliti sepakat bahwa setiap penyimpanan informasi akan disertai berbagai perubahan fisik
yang disebut engram.gangguan pada engram ini akan mengakibatkan lupa yang disebut
amnesia.Bila yang dilupakan adalah berbagai informasi yang telah disimpan beberapa waktu
yang lalu,yang bersangkutan dikatakan menderita amnesia retrogard.Bila yang dilupakan adalah
informasi yang baru saja di terimanya,ia dikatakan menderita amnesia anterogard.karena proses
lupa pada kedua kasus ini erat hubungannya dengan factor-faktor biokimiawi otak. Misalnya
karena kecelakaan sehingga menyebabkan lupa ingatan.

2.6 Pengukuran Ingatan


1.      Tes ingatan langsung ( eksplisit)
Tes ingatan ini langsung mengacu pada peristiwa- peristiwa sasaran dalam sejarah
pribadi subjek,yang menaruh pada konteks ruang dan waktu. Misal : tanggal,hari, jam/ tempat
dan lingkungan peristiwa.
2.      Tes ingatan tidak langsung ( implisit )
merupakan tugas –tugas yang mengharuskan subjek melakukan aktifitas-aktifitas kognitif
atau motorik. Misal: tes pengetahuan prosedural (mengukur perubahan perfonmasi yang di
akibatkan oleh latihan – latihan ,misal ;menelusuri jejak satu lampu yang bergerak pada satu trek
bundar dan menggambar melalui kaca. Tes yang menyangkut perkembangan ketrampilan
kognisi, misal; membaca teks yang hurufnya di tulis terbalik.

Bentuk Ingatan Eskplisit Dan Implisit


Graf dan schacter ( 1985 ) serta schacter (1987) menjelaskan bahwa ingatan eksplisit
akan terungkap jika performansi dalam satu tugas membutuhkan ingatan atau rekoleksi sadar
pengalaman- pengalaman masa lalu. Sedangkan ingatan implisit akan terungkap jika pengalaman
– pengalaman terdahulu memperlancar performansi dalam satu tugas yang tidak membutuhkan
ingatan atau rekolasi sadar dan di sengaja terhada pengalaman- pengalaman tadi.istilah ingatan
eksplisit dan implisit merupakan konsep-konsep deskriptif yang terutama dengan pengalaman
psiklogis seseorang pada saat mengambil informasi dari ingatan.
Menurut Schacter ingatan implisit dengan ingatan a sadar ( unconscious memory ) yang
di kemukakan oleh Freud, Janet ,Breuer maupun prince atau ingatan tanpa kesadaran ( unawarre
memory, memory without anwarenees ) misalnya, dalam kasus janet pasien yang menderita
amnesia histeris sebagai akibat truma emosi.

A.    Tes Ingatan Langsung/Ekspisit


Tes ingatan langsung sebagai tugas –tugas yang di perintahnya mengacu kepada
peristiwa-peristiwa sasaran dalam sejah pribadi subjek, yaitu yang menunjuk pada konteks ruang
dan waktu.peristiwa-peristiwa khas yang menjadi sasaran tersebut dapat berupa penyajian daftar
kata-kata, penyajian daftar gambar-gambar, kalimat-kalimat maupun bisa juga berupa peristiwa
yang terjadi dalam sejarah kehidupan subjek.
Tes ingatan langsung dapat berbentuk (a) tes rekognisi (recognition) dan (b) tes recall,
baik yang free-recall maupun cued-recall.
1.      Tes rekognisi
Dalam tes rekognisi, subjek diminta untuk membedakan antara stimulus-stimlus yang ada
pada saat terjadinya peristiwa sasaran dengan stimulus-stimulus yang tak ada pada saat peristiwa
sasaran berlangsung.Dengan kata lain, subjek diminta mengenali kembali apakah stimulus yang
ada pada tahap belajar.
2.      Tes recall
Dalam tes recall, subjek diminta untuk memproduksi stimulus-stimulusyang terdapat
dalam peristiwa sasaran.Atau dengan kata lain,pada tahap pengetesan ingatan maka subjek
diminta menghasilkan kembali stimulus-stimulus yang telah disajikan dalam tahap belajar. Tes
recall dapat dilakukakan tanpa bantuan tanda – tanda maupun dengan bantuan tanda- tanda
(cued-recall ).

B.     Tes Ingatan Tidak Langsung( Implisit )


Tes ingatan tidak langsung dirumuskan sebagai tugas-tugas yang mengharuskan subjek
melakukan kegiatan-kegiatan kognitif atau motorik, sementara perintah-perintah tes tersebut
hanya mengacu pada tugas yang sedang dihadapi dan tidak mengacu pada peristiwa sebelumnya.
Dalam tes ingtan tidak langsung tugas-tugas yang harus di selesaikan tidak mengarah subjek
untuk mengacu pada peristiwa yang sebelumnya dialami oleh subjek.dengan kata lain, pada
tahap pengetesan ingatan subjek tidak di instruksikan untuk menggunakan tahapan belajar
sebagai acuan.

Richardson-Klavehn dan Bjork (1988). Menggolongkan tes ingatan tidak langsung ke


dalam empat bentuk,yakni (a) tes-tes pengetahuan factual,leksikal danperseptual, (b) tes
pengetahuan prosedural termasuk didalamnya tes pemecahanmasalah dan performansi
ketrampilan, (c) pengukuran respon evaluatif, dan (d) pengukuran perubahan perilaku seperti
respons neurofisiologis dan kondisioning.
1.      Tes-tes pengetahuan konseptual, factual, leksikal dan perseptual
Dalam katagori ini tugas-tugas yang di berikan biasanya berfungsi untuk memerinci
struktur-struktur dan proses-proses yang dipakai dalam mengambil kembali pengetahuan yang
bersifat permanen. Tes-tes yang mengukur pengetahuan faktual dan konseptual misalnya
menugaskan kepada subjek untuk mengingat kembali pengetahuan umum,menyebutkan anggota-
anggota satu katagori semantik,menyebutkan kata lain yang berasosiasi dengan satu kata
tertentu,dan menggolongkan stimulus-stimulus.salah satu contoh adalah mengenai proses belajar
asosiasi kata, misalnya TABLE, dan subjek diminta mengatakn satu kata pertama yang melintas
dalam fikiran subjek pada saat itu yang berasosiasi dengan kata TABLE.
Dalam tes pengetahuan leksikal maka tugasnya dapat mencakup menentukan bahwa satu
barisan huruf merupakan satu kata, menyebut dan melafalkan kata, menghasilkan satu kata dari
satu definisi,melengkapi kata dari satu stem,serta mengeja kata-kata yang berhuruf lain tapi
berbunyi sama. Secara umum dalam tugas-tugas pengetahuan konseptual, faktual, leksikal dan
perseptual variabel yang di ukur ialahketepatan/ akurasi atau latensi(waktu reaksi) dari respon
yang benar.Pengalaman melihat satu stimulus di masa lalu biasanya akan meningkatkan
ketepatan dan atau mengurangi latensi jawaban yang benar. Gejala tersebut oleh Cofer disebut
sebagai priming langsung ( direct/repetition priming).

2.      Tes- tes pengetahuan prosedural


Pengetahuan prosedural akan meliputi tes-tes belajar ketrampilan dan pemecahan
masalah. Tes-tes ini akan mengukur perubahan performansi yang di akibatkan oleh latihan-
latihan.tes ini dapat mencakup tugas-tugas perseptual-motor seperti menelusuri jejak satu lampu
yang bergerak pada satu trek bundar (pursuit rotor) dan menggambar lewat kaca (mirror-
drawing). Tugas-tugas yang menyangkut perkembangan ketrampilan kognitif seperti
proofreading dan membacateks yang hurufnya ditulis terbalik.Tugas-tugas pemecahan masalah
meliputi memecahkan jigsaw puzzle, dan Tower of Hanoi puzzle.

3.      Respon evaluatif


Penelitian seseorang terhadap satu objek dapat di pengaruhi oleh penampilan objek
tersebut sebelumnya. Hasil penelitian menunjukan bahwa eksposisi terhadap satu stimulus akan
meningkatkan preferensi afektif terhadap stimulus tersebut (mere exposure effect).pertimbangan
dan keputusan kognitif juga di pengaruhi oleh eksposisi stimulus.

4.      Pengukuran perubahan perilaku


Pengaruh penyajian stimulus di masa yang lalu juga dapat di tunjukkan dengan adanya
perubahan respons fisiologis seperti GRS (Galvanic Skin Respons) dan Event-Related Potentials
(ERP). Pengukuran condisioning kejapan mata kelinci juga di katagorikan sebagai tes ingtan tak
langsung sebab kondisioning menunjukkan akuisisi/perolehan satu respons perilaku terhadap
satu atimulus yang pada awalnya bersifat netral.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dari uraian tentang memori atau ingatan diatas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa
memori adalah suatu daya ingat yang sangat penting bagi manusia dan keadaannya sangat perlu
untuk dikembangkan untuk proses berfikir manusia. Memori bukan hanya tempat penyimpanan
informasi, tapi memori bekerja dengan beberapa komponen yang yang lain seperti sensor
inderawi dalam upaya pemerolehan informasi pengolahan infromasi serta penyimpanan
informasi baik yang dilakukan secara sistematis (umumnya secara sadar) maupun secara spontan.
Teori-teori memori menjelaskan cara kerja memori dari proses encoding, storage, hingga
retrieval. Dari cara kerja memori tersebut kemudian dipaparkan jenis-jenis memori yaitu memori
sensorik, memori jangka pendek, dan memori jangka panjang.

3.2 Saran
Memandang pentingnya suatu memori, mungkin selayaknya kita perlu untuk
mengembangkan memori yang ada pada otak kita. Hal ini akan bendampak positif dalam
kehidupan keseharian dalam lingkungan bermain, bermasyarakat, atau yang lebih penting untuk
saan ini adalah dilingkungan belajar. Dan makalah ini kiranya dapat bermanfaat bagi penyusun
khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA

Schacter, D.L. (1987) Implicit memory: History and Current status. Journal of experimental
psychology: learning, memory and cognitive

Anda mungkin juga menyukai