Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MEMORI

Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan

Dosen Pengampu: Bapak Mohammad Chablul Chaq, M.Psi

Disusun Oleh:

Nurlely Hidayati 1860211221003


Yahya Arwa Zamzami 1860211221016

PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SAYYID ALI RAHMATULLAH

TULUNGAGUNG

2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT yang mana
dalam penyelesaian makalah ini, penulis selalu diberi kesehatan dan kekuatan,
sehingga dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tidak lupa sholawat
serta salam kita curahkan kepada junjungan kita, nabi akhiruz zaman, Nabi
Muhammad SAW.

Makalah ini dengan judul “Memori” disusun untuk memenuhi tugas


mata kuliah Psikologi Pendidikan yang di bimbing oleh Bapak Mohammad
Chablul Chaq, M.Psi pada program studi Tadris Fisika Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung.

Keberhasilan penulisan makalah ini tidak lepas dari dukungan berbagai


pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:

1. Prof. Dr. H. Maftukhin, M.Ag., selaku Rektor Universitas Islam Negeri


Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung, yang telah menyelenggarakan
pendidikan hinggga mampu menghasilkan lulusan yang professional
dan inovatif.
2. Dr. H. Ahmad Muhtadi Anshor, M.Ag., selaku Wakil Rektor 1 Bidang
Akademik dan Pengembangan Lembaga yang telah mengelola
kebijakan akademik sehingga menjadikan penyelenggaraan pendidikan
dan pengajaran berjalan dengan baik.
3. Prof. Dr. Hj. Binti Maunah, M.Pd.I., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu KeguruanUniversitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah
Tulungagungyang telah mendorong dan memotivasi mahasiswa FTIK
khususnya penulis untuk bisa mengikuti perkuliahan dengan
sebaikbaiknya.
4. Dr. Hj. Luluk Atirotu Zahroh, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu
Keguruan yang menjadi teladan bagi mahasiswa. Khususnya Prodi
Tadris Fisika untuk rajin dan semangat dalam pembelajaran.

ii
5. Muhammad Luqman Hakim Abbas, S.Si. M.Pd., selaku koordinator
Prodi Tadris Fisika yang telah memberikan arahan dan support bagi
mahasiswa Tadris Fisika
6. Bapak Mohammad Chablul Chaq, M.Psi, selaku Dosen Pengampu
yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan koreksi dalam
penyusunan makalah ini.
7. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih banyak


kelemahan dan kekurangan dari berbagai sisi. Oleh karena itu, penulis
memohon maaf dan mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
demi kesempurnaan penulis ke depan.

Tulungagung, 04 Oktober 2022

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN COVER........................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ............................................................................................... 1
1.3. Tujuan Penulisan ................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
2.1. Definisi Memori .................................................................................................. 3
2.2. Struktur Memori.................................................................................................. 4
2.3. Jenis-Jenis Memori ............................................................................................. 6
2.4. Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Memori........................................................ 8
2.5. Lupa .................................................................................................................... 8
2.6. Strategi Memori ................................................................................................ 10
2.7. Hubungan Memori Dengan Belajar .................................................................. 11
BAB III PENUTUP .......................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 13
B. Saran ..................................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 15

iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Setiap manusia tentu memiliki otak yang mengendalikan seluruh fungsi
tubuh manusia, termasuk mengendalikan pergerakan, perasaan sensasi, dan
pikiran. Secara garis besar, otak dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu otak
besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum), dan batang otak (brain stem).
Bagian-bagian tersebut masih dibagi lagi menjadi bagian yang lebih kecil.
Ruang antar bagian dibatasi oleh cairan otak (cerebrospinal fluid), sementara
bagian luarnya terlindungi oleh tiga lapis selaput otak (meninges), dan tulang
tengkorak (Supradewi, 2010).
Otak memiliki kemampuan mengendalikan segala aspek kehidupan
secara fisik dan psikis, secara sadar maupun tidak. Fungsi otak erat
hubungannya dengan memori atau ingatan. Memori dapat mengingat berbagai
macam informasi, mengingat materi yang diberikan dosen, mengingat nama
seorang teman, namun tidak jarang terjadi kegagalan pada memori.

Makalah ini dilatar belakangi oleh pentingnya pengetahuan dan


informasi mengenai memori, yang meliputi aspek-aspek penting dalan ingatan,
bagaimana informasi masuk ke ingatan kita, bagaimana proses menyimpan
informasi, mengapa terjadi lupa serta pengaruh memori terhadap pola belajar.

1.2.Rumusan Masalah
1. Apa definisi memori?
2. Apa saja struktur memori?
3. Apa saja jenis-jenis memori?
4. Apa saja faktor-faktor yang memengaruhi memori?
5. Apa itu lupa?
6. Bagaimana strategi memori?
7. Apa hubungan memori dan belajar?

1
1.3.Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi memori.
2. Untuk mengetahui apa saja struktur memori.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis memori.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi memori.
5. Untuk mengetahui apa itu lupa.
6. Untuk mengetahui strategi memori.
7. Untuk mengetahui hubungan memori dengan belajar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1.Definisi Memori
Memori atau ingatan adalah sebagai proses pada saat manusia
mengodekan, menyimpan, dan menarik kembali informasi yang telah lampau
(Feldman, 2011). Para ahli memberikan bermacam-macam pengertian tentang
memori, dalam kamus lengkap psikologi (Chaplin, 1999), memori diartikan
sebagai:
1. Fungsi yang terlibat dalam mengenang atau mengalami lagi
pengalaman masa lalu.
2. Keseluruhan pengalaman masa lampau yang dapat diingat kembali.
3. Satu pengalaman masa lalu yang khas.
Menurut Kartono (1990), memori atau ingatan adalah kemampuan untuk
mencamkan, menyimpan, dan mereproduksi kembali hal-hal yang pernah
diketahui. Walgito (1997) menyatakan bahwa memori adalah kemampuan jiwa
untuk memasukkan (learning), menyimpan (retention), dan menimbulkan
kembali (remembering) hal-hal yang telah lampau. Morgan dkk. (1986)
mendefinisikan memori sebagai proses encoding (pengkodean), storage
(penyimpanan), dan retrieval (pemanggilan Kembali) apa yang pernah
dipelajari sebelumnya. Bruno (1987) menyatakan bahwa memori adalah proses
mental yang meliputi pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali
informasi dan pengetahuan yang semuanya terpusat dalam otak.1
Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, memori mempunyai tiga
proses yaitu: mengkode, menyimpan, dan menimbulkan kembali. Pada proses
pengkodean, input sensori diterima dan ditransformasikan ke dalam sebuah
bentuk atau kode yang dapat disimpan. Pada proses penyimpanan, informasi
yang sudah dalam bentuk kode tersebut disimpan dalam struktur memori. Pada
proses penimbulan, informasi yang telah ditimbulkan berusaha untuk
ditimbulkan kembali ketika dibutuhkan.

1
Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan. (Depok: RajaGrafindo Persada, 2021), hlm. 119-120

3
2.2.Struktur Memori
Setruktur memori terbagi menjadi tiga sistem, yaitu: sistem ingatan
sensorik (sensory memory), sistem ingatan jangka pendek atau short term
memory (STM), dan sistem ingatan jangka panjang atau long term memory
(LTM). Informasi (yaitu stimulus dari lingkungan) terlebih dahulu melalui
sensory storage, lalu melewati short term memory, dan akhirnya berakhir pada
long term memory. Ketiga penyimpanan memori tersebut ditandai oleh ciri-ciri
struktural seperti berapa banyak informasi yang dapat disimpan (kapasitas) dan
berapa lama informasi tersebut disimpan (Siegler, dalam Byrnes, 1996).
a. Sensory Storage
Merupakan komponen pertama sistem memori yang bertemu
langsung dengan informasi yang masuk melalui salah satu atau
kombinasi dari pancaindra dalam waktu yang terbatas. Menurut Neisser
(dalam Eggen dan Kauchak, 1997) menyatakan sensory memory is the
information store that briefly holds stimuli form the environment until
they can be attended to and further processed (memori sensorik adalah
penyimpanan informasi yang secara singkat menahan rangsangan dari
lingkungan sampai mereka dapat diperhatikan dan diproses lebih lanjut).
Berdasarkan eksperimen yang telah dilakukan, kapasitas sensory
memory sangat terbatas. Misalnya, bila disajikan 12 item, subjek hanya
mampu menyimpan 40% dari item tersebut dan disimpan hanya 250
milidetik sampai 4 detik (Solso, 1998). Bila informasi yang masuk tidak
mengalami pemrosesan yang lebih lanjut maka informasi tersebut akan
hilang.
Informasi didalam sensory storage agar dapat diteruskan ke dalam
short term memory dibutuhkan perhatian. Perhatian adalah upaya mental
berupa konsentrasi pada peristiwa-peristiwa sensoria tau mental (Solso,
1998). Menurut Calfee (dalam Slavin, 1991), ada tiga aspek perhatian,
yaitu:

4
1) Ketajaman dan sensitive atau respektif terhadap stimulus.
2) Kemampuan memblok sebagian stimulus dan sensitif terhadap
stimulus dan berkonsentrasi.
3) Kemampuan memfokuskan pikiran pada satu tugas.

Ada beberapa cara untuk menimbulkan perhatian siswa. Salah


satunya dengan menggunakan isyarat mengindikasikan bahwa
informasi tersebut “penting”. Sebagian guru menaikkan atau
menurunkan nada suara untuk memberi tanda pada bagian informasi
yang penting. Sebagian lain melakukannya dengan memberi Gerakan
isyarat atau melakukan pengulangan pada saat menyampaikan beberapa
informasi.

b. Short Term Memory


Informasi yang berada pada sensory storage dan mendapatkan
perhatian kemudian akan ditransfer menuju short term memory (STM)
atau disebut juga dengan memori kerja (working memory). Eggen dan
Kauchak (1997) menyatakan bahwa working memory is the information
store that retains informations as the person consciously works with it
(memori kerja adalah penyimpanan informasi saat orang tersebut secara
sadar bekerja dengannya).
Dari pengertian tersebut, komponen ini memiliki fungsi penting
sebagai penyimpanan kedua setelah sensory memory. Ada dua ciri
penting yang dimiliki memori kerja, yaitu: menyaring informasi yang
masuk, dan kapasitas serta durasinya terbatas, karena tanpa rehearsal
(latihan) informasi hanya dapat bertahan sekitar 5 item hingga 9 item
selama sekitar 10 hingga 20 detik pada orang dewasa (E. Gagne, dalam
Eggen dan Kauchak, 1997). Tapi menurut Solso (1998), kapasitas STM
adalah tujuh item dengan durasi penyimpanan selama 10 hingga 30
detik.

5
Supaya informasi tersebut dapat bertahan lama dalam memori,
informasi harus dimasukkan kedalam long term memory dan untuk itu
diperlukan strategi memori (Slavin, 1991). Untuk itu, guru harus
mengalokasikan waktu untuk pengulangan atau latihan selama
pemberian pelajaran. Mengajarkan terlalu banyak informasi dalam
waktu yang terlalu cepat akan menjadikan kurang efektif.
c. Long Term Memory
Long term memory (LTM), atau disebut juga dengan memori jangka
panjang, merupakan bagian dari sistem memori yang dapat menyimpan
informasi dalam masa yang lama. Kapasitas LTM ini terdapat dua
asumsi. Asumsi yang pertama menyatakan bahwa kapasitas LTM tidak
terbatas (Solso, 1998). Sementara asumsi kedua berkeyakinan bahwa
informasi mengenai objek disimpan secara terpisah-pisah. Misalnya,
informasi seperti nama objek, bentuk objek, semua disimpan pada
tempat yang terpisah. Informasi dapat juga hilang atau terlupakan karena
tergantikan oleh tambahan bongkahan informasi baru (displacement)
(Solso, 1995).

2.3.Jenis-Jenis Memori
Menurut pakar teori pemrosesan informasi, membagi LTM menjadi tiga
bagian, yaitu: episodic memory, semantic memory, dan procedural memory
(Slavin, 1991).

6
1. Episodic Memory (Memori Episodik)
Memori episodik merupakan memori yang menerima dan
menyimpan peristiwa-peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada
waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi sebagai referensi otobiografi
(dalam Syah, 2005). Jadi memori episodik adalah memori tentang
pengalaman personal atau sebuah gambaran mental tentang hal-hal yang
ditangkap oleh pancaindra.
Segala sesuatu yang terjadi kemarin, pergi kemana saja, dan apa saja
yang ditangkap oleh pancaindra akan tersimpan kedalam memori
episodik. Bila kita mengingat apa yang terjadi kemarin, apa yang kita
makan semalam, dan mengingat waktu SMA, maka itu sesungguhnya
tengah merecall informasi yang disimpan dalam episodic memory.
2. Semantic Memory (Memori Semantik)
Semantic memory berisi fakta-fakta dan informasi umum tentang
apa yang kita ketahui, baik itu konsep, prinsip atau aturan-aturan dan
bagaimana cara menggunakannya, serta keterampilan problem solving
(penyelesaian masalah) dan strategi belajar yang kita gunakan. sebagian
besar hal-hal yang kita pelajari di sekolah atau kampus disimpan dalam
sematic memory.2
3. Procedural Memory (Memori Prosedural)
Procedural memory menunjukkan pada knowing how (mengetahui
caranya), yaitu memori mengenai cara melaksanakan sejumlah tindakan
dan keterampilan. Seperti halnya kemampuan mengendarai sepeda
motor atau bersepeda, hal tersebut adalah contoh keterampilan yang
disimpan dalam procedural memory.

2
Nyayu Khodijah, Psikologi Pendidikan. (Depok: RajaGrafindo Persada, 2021), hlm. 125

7
2.4.Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Memori
Kuat lemahnya daya ingat seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor.
Salah satunya adalah kondisi fisik tubuh. Diantara kondisi fisik tubuh yang
sangat berpengaruh pada daya ingat adalah kelelahan, kurang tidur, dan sakit.
Hal ini disebabkan ketika dalam kondisi tersebut biasanya individu mengalami
kemunduran kemampuan mental yang disebabkan oleh gangguan fisik tadi.

Faktor lain yang memengaruhi daya ingat seseorang adalah usia. Ingatan
yang paling kuat terjadi pada masa anak-anak, yaitu pada usia 10-14 tahun.
Sedangakan orang yang sudah lanjut usia akan mengalami kesulitan jika
diminta untuk mengingat apa yang sudah dipelajarinya ataupun dialaminya,
karena gejala yang sering ditemui sekarang ini adalah pikun.

2.5.Lupa
Sering kali orang mengalami gangguan dalam mengingat yang disebut
dengan lupa. Biasanya apa yang telah kita pelajari dengan tekun atau peristiwa
yang pernah dialami pada akhirnya sukar untuk diingat kembali dan mudah
terlupakan. Gulo dan Reber (dalam Syah, 2005) mendefinisikan lupa sebagai
ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang pernah dipelajari atau
dialami. Dengan demikian, tidak berarti apa yang sudah kita pelajari atau kita
alami itu hilang, hanya saja informasi tersebut terlalu lemah untuk ditimbulkan
kembali.

Kelupaan dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Berkaitan dengan


faktor-faktor yang menyebabkan lupa, ada tiga teori, yaitu: decay theory,
interference theory, loss of retrieval cue theory.

1. Decay Theory
Memandang bahwa kekuatan rekaman akan bertambah melemah
jika tidak dilatih lebih jauh atau jika tidak diaktivasi untuk masa yang
lama. Dengan demikian, jika informasi yang disimpan didalam long
term memory dalam waktu yang lama tidak diulang-ulang, maka juga
akan terlupakan, karena jejak-jejak memori telah lama tidak ditimbulkan
kembali dalam alam kesadaran. Di sinilah diperlukan pengulangan-

8
pengulangan agar apa yang sudah dipelajari tidak sampai lupa. Semakin
sering diulang maka semakin kita terhindar dari lupa akan apa yang
sudah kita pelajari.
2. Interference Theory
Kelupaan dapat disebabkan oleh berkembangnya hubungan
interferensi antara informasi dalam memori dengan informasi yang
dipelajari, jadi kesan-kesan terdahulu menggangu reproduksi kesan-
kesan yang baru. Gangguan ini terbagi menjadi dua, yaitu: gangguan
proaktif (proactive interference) dan gangguan retroaktif (retroactive
interference) (Byrnes, 1996). Bila informasi yang baru dipelajari
menyebabkan kesulitan mengingat informasi yang lama disebut
retroactive interference. Bila mana informasi yang lama turut campur
pada proses penyimpanan informasi baru disebut proactive interference.
Seorang siswa akan mengalami gangguan proaktif apabila materi
pelajaran lama yang sudah tersimpan dalam memori menggangu
masuknya materi pelajaran yang baru. Peristiwa ini bisa terjadi apabila
siswa tersebut mempelajari sebuah materi pelajaran yang sangat mirip
dengan materi pelajaran yang pernah dikuasainya dalam tenggang waktu
yang singkat. Dalam hal ini, materi yang baru saja dipelajari akan sulit
diingat.
Sebaliknya, seorang siswa akan mengalami gangguan retroaktif
apabila materi pelajaran baru membawa konflik dan gangguan terhadap
pemunculan kembali materi yang telah lebih dulu tersimpan dalam
memori. Dalam hal ini, materi pelajaran yang lama akan sulit diingat
atau dimunculkan kembali.
3. Loss Of Retrieval Cue Theory
Kelupaan disebabkan pelemahan hubungan antara retrieval cue
(pemulihan sinyal) dengan record (catatan). Dengan demikian,
hubungan antara cue dan memori yang tersimpan juga memengaruhi
kelupaan.

9
Selain ketiga teori tersebut, lupa juga disebabkan karena item informasi
yang diterima hilang sebelum masuk ke long term memory (Syah, 2005).
Seperti yang sudah diketahui, penyimpanan yang paling lama adalah dalam
long term memory. Jadi jika sebuah informasi yang telah melewati sensory
register dan short term memory, akan tetapi tidak diteruskan ke long term
memory maka informasi tersebut akan terlupakan.

2.6.Strategi Memori
Meski kemampuan memori terbatas, akan tetapi dapat ditingkatkan
seoptimal mungkin. Ada banyak cara untuk mengoptimalkan fungsi memori,
cara ini disebut sebagai strategi memori. Dengan kata lain, strategi memori
adalah strategi yang digunakan untuk memudahkan dalam mengingat
informasi dengan baik-baik.

Byrnes menyebutkan bahwa strategi memori ada lima, yaitu: rehearsal,


organisasi, elaborasi, method of loci, dan metode kata kunci (key word method).
Akan tetapi, menurut Craig dan Kermis membagi strategi memori menjadi
enam strategi yang berkembang dengan urutan sebagai berikut:

1. Rehearsal
Strategi memori dengan cara mengulang-ulang informasi sesering
mungkin sehingga dapat disimpan didalam memori. Awalnya anak-anak
mengulang secara sederhana yaitu mengulang secara individu, perlahan-
perlahan strategi rehersal menjadi lebih efisien, yaitu mereka mulai
mengulang beberapa item bersamaan dalam satu kelompok.
2. Organisasi
Organisasi adalah strategi memori dengan cara menyusun bahan-
bahan yang ingin diingat kedalam sub-sub kelompok dan hierarki sub
kelompok informasi. Strategi memori organisasi adalah kemampuan
mengorganisasi. Anak-anak kecil cenderung menghubungkan kata-kata
dengan asosiasi sederhana, tergantung pada kedekatan dalam kata-kata
yang disajikan. Anak-anak lebih besar mengorganisasi kedalam ciri-ciri
umum seperti apel, pir, anggur adalah sebuah buah.

10
3. Elaborasi Semantik
Elaborasi adalah strategi untuk menciptakan makna apa pun
terhadap bahan yang akan diingat, misalnya dengan membentuk image
mental keterkaitan antara satu bahan dengan bahan yang lain. Bila kita
mempelajari memori anak terhadap kalimat atau paragraph, mereka
sering mengingat apa yang sebenarnya dikatakan pada mereka juga apa
yang mereka simpulkan dari sebuah pernyataan, inilah yang disebut
elaborasi semantik.
4. Mental imagery (Bayangan Mental)
Strategi memori dengan cara membentuk bayangan mental tentang
hal yang hendak dihafal. Terkadang anak-anak dapat diajarkan untuk
mengingat bahan pelajaran yang tidak biasa denhan membentuk
bayangan mental.
5. Retrieval
Sering kali, bila anak mencoba mengucapkan sebuah kata, mereka
harus mencari ingatan mereka terhadap huruf tertentu dari kata tersebut,
biasanya adalah huruf pertama dari kata tersebut.
6. Script
Memori tentang peristiwa-peristiwa rutin dapat diorganisasi dalam
bentuk script, tanpa harus disimpan secara terpisah-pisah.

2.7.Hubungan Memori Dengan Belajar


Para ahli sepakat bahwa terdapat hubungan yang erat antara memori dan
belajar (Syah, 2005). Karena memori sesungguhnya adalah fungsi mental yang
bekerja menangkap informasi dari stimulus, menyimpannya, dan
mengungkapkan Kembali jika informasi diperlukan. Sedangkan proses belajar
yang kita ketahui adalah sebuah proses yang melibatkan pengolahan dan
penyimpanan informasi, dan hasil belajar bisa diketahui dari pengungkapan
kembali apa yang telah diketahui oleh siswa. Dengan demikian, dalam belajar
dibutuhkan kemampuan memori guna menyerap materi yang diterima,
menyimpan, dan menimbulkan kembali saat menjawab soal ujian.

11
Hubungan antara memori dan belajar dapat dijelaskan pada contoh
berikut. Ketika siswa mempelajari tentang bahasa arab, mula-mula informasi
akan masuk kedalam sistem paling awal siswa, yaitu sensory storage. Bila
siswa menaruh perhatian kepada informasi tersebut maka informasi tersebut
akan diteruskan kedalam short term memory. Selanjutnya, jika informasi
tersebut diulang-ulang dirumah maka informasi akan dimasukkan kedalam
long term memory. Suatu saat, ketika ujian atau ditanya orang lain, maka
informasi tersebut akan dimunculkan kembali. Proses penyimpanan informasi
dalam memori adalah salah satu proses yang ditempuh oleh siswa ketika
belajar. Dengan demikian, memori merupakan salah satu fungsi yang penting
dalam belajar.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Memori atau ingatan adalah sebagai proses pada saat manusia
mengodekan, menyimpan, dan menarik kembali informasi yang telah lampau
(Feldman, 2011). Memori terbagi menjadi tiga sistem, yaitu: sensory storage,
short term memory (STM), dan long term memory (LTM). Informasi yang
masuk ditangkap oleh pancaindra akan masuk kedalam sensory storage. Jika
informasi tersebut mendapatkan perhatian akan diteruskan menuju short term
memory, kemudian jika informasi tersebut diulang-ulang maka akan masuk
kedalam long term memory.
Didalam long term memory (LTM) terbagi menjadi tiga bagian, yaitu:
episodic memory, semantic memory, dan procedural memory. memori episodik
adalah memori tentang pengalaman personal atau sebuah gambaran mental
tentang hal-hal yang ditangkap oleh pancaindra. Memori semantik adalah
memori yang menyimpan informasi yang sebagian besar hal-hal yang kita
pelajari disekolah. Procedural memory adalah memori mengenai cara
melaksanakan sejumlah tindakan dan keterampilan.
Faktor yang mempengaruhi kuat lemahnya daya ingat seseorang ada
banyak, salah satunya adalah kondisi tubuh. Tubuh yang kurang fit dapat
mempengaruhi terhadap daya ingat seseorang. Selain kondisi tubuh usia juga
berpengaruh terhadap daya ingat seseorang, semakin tua seseorang maka daya
ingat semakin melemah. Sering sekali orang mengalami gangguan ingatan atau
yang sering disebut lupa. Menurut Gulo dan Reber (dalam Syah, 2005)
mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat
sesuatu yang pernah dipelajari atau dialami. Lupa dipengaruhi oleh tiga faktor,
yaitu: decay theory, interference theory, loss of retrieval cue theory.

13
Memori dapat ditingkatkan seoptimal mungkin, mengoptimalkan fungsi
memori disebut juga strategi memori. Strategi memori sebagai berikut:
rehearsal, organisasi, elaborasi semantik, mental imagery, retrieval, script.
Memori dengan belajar memiliki hubungan yang sangat erat, karena
kemampuan memori guna menyerap materi yang diberikan, disimpan, dan
ditimbulkan kembali saat kita ujian atau ditanya orang lain.

B. Saran
Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna. Maka dari pada itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun terhadap pembaca guna untuk penyusunan makalh kedepannya
yang lebih baik lagi.

14
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, Novita. 2022. Mengenal Otak dan Bagian Otak-Otak Kita.
https://yankes.kemkes.go.id/view_artikel/75/mengenal-otak-dan-bagian-
bagian-otak-kita. Diakses pada 07 Oktober 2022 pukul 04.03.

Khodijah, Nyayu. 2021. Psikologi Pendidikan. Depok. Rajagrafindo Persada.

Zardi, Aisyah. 2013. Makalah Memori. Malang. Universitas Brawijaya.

15

Anda mungkin juga menyukai