PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN
(Ingatan, Belajar, Berpikir)
Dosen Pengajar : Imam Suprabowo, M.Pd.I
Disusun Oleh :
Lailatul Imtichanah (20120710002)
Lutfi Abdul Aziz (20120710006)
Baiq Silawati (20120710012)
2013/2014
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
Kata Pengantar
Alhamdulillah, puji serta syukur selayaknyalah kita panjatkan kehadirat Allah SWT
yang karena ke-Maha Murahan-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
dalam rangka memenuhi tugas pada mata kuliah Pengantar Psikologi. Dengan harapan bahwa
penulis serta pembaca dapat sama-sama memperoleh pengetahuan yang cukup tentang
beberapa peristiwa-peristiwa kejiwaan yang sering terjadi dalam diri manusia, yangmana
dalam makalah ini kami membahas mengenai ingatan (memory), belajar, dan juga berpikir.
1. Kedua orang tua penulis yang hingga saat ini tak bosan-bosannya memberikan
dukungan dalam berbagai bentuk.
2. Bapak Imam Suprabowo, atas setiap kesabaran beliau dalam mendidik penulis.
3. Teman-teman KKI 2012, yang bukan saja menjadi teman seperjuangan, kini
menjelma menjadi keluarga.
Demikianlah, pada akhirnya setiap ikhtiar ini akan kembali pada Allah. Penulis
menyadari, makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Maka dari itu, penulis menunggu
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan tulisan ini.
Penulis
Page 2
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
Daftar Isi
B. Belajar ........................................................................................................................ 18
C. Berpikir ....................................................................................................................... 30
Kesimpulan ....................................................................................................................... 38
Page 3
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
BAB I
PENDAHULUAN
Sebagaimana kita ketahui, manusia merupakan makhluk yang berjiwa, dan adanya
jiwa dalam diri manusia itu sendiri direfleksikan dalam bentuk perilaku, aktivitas manusia.
Kemampuan kejiwaan manusia itu sendiri dibedakan atas tiga golongan besar, yaitu:
Pembagian kemampuan manusia menjadi tiga golongan besar ini yang sering dikenal
sebagai pembagian yang trichotomis.1
Sebagaimana telah disebutkan diatas tadi, kemampuan jiwa manusia itu ada tiga, dan
salah satunya kemampuan kognisi, yaitu kemampuan yang berhubungan dengan pengenalan.
Sedangkan untuk prosesnya antara lain yaitu yang berkaitan dengan ingatan, belajar, dan
berpikir. Proses tersebut timbul sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh organism,
sehingga kemudian organism pun akan merespon stimulus yang mengenainya. Untuk lebih
jelasnya akan kami kemukakan mengenai masing-masing proses kognisi tersebut secara lebih
rinci.2
1
Prof. Dr. Bimo Walgito. Pengantar Psikologi Umum. (Yogyakarta:C.V Andi Offset.2005). hlm:97
2
Ibid
Page 4
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
BAB II
PEMBAHASAN
A. INGATAN (MEMORI)
1. Definisi memory
3
Drs. Irwanto, Drs.Hema Elia, Drs.Antonius Hadisoepadma, Dra.MJ. Retno priyani, Drs.Yohanes Bagus
Wismanto, Cosmas Fernandes, SVD, MA. Psikologi Umum.(Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.1991).Hlm:
142
4
Prof.Dr. Bimo Walgito. Pengantar Psikologi Umum.Edisi ke-5. (Yogyakarta: Penerbit Andi. 2005). Hlm: 162
5
Dakir. Dasar-Dasar Psikologi. (Yogyakarta: Kaliwangi Offset. 1986). Hlm: 60
6
Drs .H.Ahmad Fauzi. Psikologi Umum. (Bandung: Pustaka Setia. 1997). Hlm: 50
7
Robert S.Feldman. Pengantar Psikologi (Understanding Psychology). ( Jakarta: Salemba Humanika. 2012).
Hlm: 257
Page 5
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
2. Jenis memori
a. Memori sensoris
Ketiga jenis memori ini saling berhubungan dengan erat.informasi akan selalu
ditetrima ke dalam memori sensoris kemudian sejumlah tertentu akan diteruskan ke
dalam memori jangka pendek dan yang lain hilang. Dari memori jangka pendek ada
8
Laura A.King. The Science Of Psychology An Apreciiative View. (Jakarta: Salemba Humanika. 2012). Hlm: 396
Page 6
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
proses seleksi lagi untuk diteruskan ke memori jangka panjang yang tidak diteruskan
juga akan dilupakan.9
Memasukkan (learning)
Menyimpan (retention)
Mengeluarkan kembali (remembering)
Proses Encoding
9
Drs. Irwanto,dkk. Op.cit. hal 143-144
10
Prof.Dr. Bimo Walgito. Op.cit. hal 164
11
Laura A.King, Op.cit. hal 397
Page 7
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
Adalah suatu proses mengubah sifat suatu informasi ke dalam bentuk yang sesuai
dengan sifat-sifat memori organisme.
Pada saat mata kita melihat sesuatu atau telinga mendengar sesuatu ,
informasi dari indra-indra itu akan diubah dalam bentuk implus-implus neural dan
di hantar kebagian tertentu di otak. Proses ini berlangsung dalam waktu
sepersekian detik.sinar yang mengenai retina diterima oleh reseptor yang ada
kemudian sinar itu ditransformasi ke dalam implus-implus neural dan dikirim ke
otak.
Informasi yang telah diterima oleh otak kemudia dikenai oleh suatu proses
yang disebut control processes yaitu suatu proses yang mengatur laju dan
mengalirnya informasi. Dan informasi yang di simpan dalam memori sensoris
dianggap sebagai bahan mentah yang jumlahnya sangat banyak. Kemudian
memori tersebut diseleksi menurut beberapa cara dalam control processes.
Page 8
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
Chanyol ataupun Luhan dalam peristiwa itu maka kita melakukan imagery
coding.12
Selain itu juga ada beberapa peroses yang mendukung terjadinya encoding
ingatan yaitu sebagai berikut:
a. Atensi
b. Tingkat pemerosesan
12
Drs. Irwanto,dkk. Op.cit. hal 144-146
Page 9
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
c. Elaborasi
d. Imajinasi
Page
10
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
Salah satu cara yang paling baik untuk membuat ingatan khas adalah
dengan menggunakan imajinasi mental (Murray, 2007 Quinn and Mc
Connel, 2006).
Adalah suatu proses yang mengendapkan informasi yang diterima dalam suatu
tempat tertentu.
13
Laura A.King. Op.cit. hlm: 397-402
Page
11
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
1. Recall yaitu proses mengingat informasi yang dipelajari di masa lalu tanpa
petunjuk yang dihadapkan pada organisme
2. Recognition yaitu proses mengingat informasi yang sudah dipelajari melalui
suatu petunjuk yang dihadapkan pada organisme.
3. Radintegrative proses mengingat dengan menghubungkan berbagai informasi
menjadi suatu konsep cerita yang cukup kompleks.14
Berikut ini ada beberapa cara mengingat kembali hal-hal yang sudah pernah
diketahui sebelumnya:
14
Drs. Irwanto, dkk. Op.cit. Hlm: 146-154
Page
12
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
4. Rekognisi yaitu mengingat kembali suatu hal setelah menjumpai sebagian dari hal
tersebut, misalnya ingat suatu lagu setelah mendengar sebagian dari nada lagu
tersebut.
5. Mempelajari kembali, terjadi kalo kita mempelajari hal yang sama untuk kedua
kalinya, banyak hal-hal yang akan diingat kembali sehingga waktu belajar akan
menjadi lebih singkat.15
4. Lupa
Lupa merupakan suatu gejala dimana informasi yang telah disimpan tidak
dapat ditemukan kembali untuk digunakan.
Lupa dan ingatan dapat diiabaratkan seperti mata uang yang bermuka dua.
Hubungan antara yang diingat dengan apa yang dilupakan merupakan perbandingan
yang terbaik. Artinya, makin bayak yang diingat semakin sedikit yang dilupakan .
begitu sebaliknya. Kemampuan ingatan manusia terbatas, jadi tidak semua yang
disimpan dalam ingatan dapat ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran. Gangguan
dari aspek fsikologis dapat mempengaruhi ingatan dan menyebabkan kelupaan
seperti amnesia. Hal tersebut Karena fungsi fsiologis sangat berpengaruh pada pusat
15
Drs .H.Ahmad Fauzi. Op.cit. Hlm: 52
16
Dakir. Op.cit. Hlm: 66
17
Ibid hal 71
Page
13
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
Berikut adalah beberapa faktor yang mempengaruhi seberapa baik kita dapat
mengambil kembali informasi dari ingatan jangka panjang
a) Kegagalan encoding
b) Kegagalan retrieval
Ada dua macam teori gangguan yaitu gangguan proaktif dan retroaktif.
Ganggguan proaktif terjadi ketika materi yang telah dipelajari lebih dahulu
mempengaruhi mengingat materi yang dipelajari kemudian. Gangguan retroaktif
terjadi ketika bahan yang baru dipelajari sesudahnya mengganggu retrieval
informasi yang dipelajari sebelumnya.
Page
14
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
Salah satu gangguan yag sering kita alami adalah fenomena diujung lidah
(tip of the tongue TOT). ini adalah jenis gangguan retrieval yang diusahakana
terjadi ketika seseorang yakin mereka mengetahui sesuatu, tetapi tidak bisa
menariknya dari ingatan. Orang dalam keadaan TOT biasanya dapat dengann
sukses mengambil karakteristik dari sebuah kata seperti huruf pertamanya atau
jumlah suku kata, tetapi tidak berhasil mengambil kembali kata tersebut .
Page
15
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
atau terlalu terganggu untuk mengkodekan secara elaboratif sesuatu yang harus
kita ingat.
f) Amnesia
1. Decay theory
2. Teori interferensi
18
Laura A.King. Op.cit. Hlm: 434-439
Page
16
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
Menurut teori ini kita akan cenderung melupakan hal-hal yang tidak
menyenangkan. Hal-hal yang mennyakitkan atau tidak menyenamgkan ini
ajkan cenderung ditekan atau tidak diperbolehkan muncul dalam
kesadaran.teori ini didasarkan pada teori psikoanalisis yang dipelopori oleh
sigmund freud, dari teori ini juga jelas beranggapan bahwa informasi yang
telah disimpan masih ada.
6. Teori atropi
Teori ini juga sering disebut teori disense atau teori disuse yaitu suatu
teori mengenai kelupaan yang menitikberatkan pada lama interval. Menurut
teori ini kelupaan terjadi karena jejak-jejak ingatan atau memory traces telah
19
Drs. Irwanto, dkk. Op.cit. hlm: 150-153
Page
17
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
lama tidak ditimbulkan kembali dalam alam kesadaran. Karena yang disimpan
telah lama tidak ditimbulkan maka memory trances makin lama makin
mengendap hingga pada ahirnya orang akan mengalami kelupaan. Teori ini
sebenarnya lebih bersumberpada aspek fsiologis yaitu apabila otot-otot telah
lama tidak digunakan, maka otot-otot terrsebut tidak dapat di gunakan maka
otot tesebut tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik, yang ahirnya
mengalami kelumpuhan, demikian pula halnya dengan ingatan. Exprimenn
ebbinghaus dan borreas (woodworth,1951) lebih menunjukkan keadaan
semacam ini.20
B. BELAJAR
A. PENGERTIAN BELAJAR
Belajar merupakan istilah yang tidak asing lagi dalam kehidupan manusia
sehari-hari. Sehingga sudah cukup banyak definisi mengenai belajar yang telah di
kemukakan oleh para ahli, diantaranya sebagai berikut :
1. Menurut Winkel, Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang
berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman.
2. Menurut Ernest R. Hilgard dalam (Sumardi Suryabrata, 1984:252) belajar
merupakan proses perbuatan yang dilakukan dengan sengaja, yang kemudian
menimbulkan perubahan, yang keadaannya berbeda dari perubahan yang
20
Prof.Dr. Bimo Walgito. Op.cit. Hlm: 175
21
Dakir. Op.cit. hlm: 66
Page
18
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
Page
19
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
Seperti telah dipaparkan di atas banyak definisi yang dikemukakan oleh para
ahli mengenai belajar, sehingga dengan demikian banayak teori yang dikemukakakn
mengenai belajar. Namun demikian teori-teori tersebut dapat dikelompokkan menjadi
beberapa kelompok,yaitu teori yang berorientasi pada aliran behaviorisme dan aliran
kognitif.
Page
20
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
Secara umum terdapat tiga jenis teori belajar yang telah dikenal, yaitu
teori belajar Behavioristik, Kognitif dan teori belajar Konstruktivistik. Namun
pada pembahasan kali ini, akan disampaikan pembahasan mengenai teori belajar
kognitif. Teori belajar ini tidak sama dengan teori belajar behavioristik.
Page
21
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
Teori kognitif lebih mementingkan sebuah proses belajar dari pada hasil
dari belajar itu sendiri. Penganut aliran kognitif mengungkapkan bahwa belajar
bukanlah sekedar melibatkan hubungan diantara respon dan stimulus. Berbeda
dengan model belajar behavioristik yang mempelajari setiap proses belajar hanya
menjadi hubungan stimulus-respon.
Pada model belajar kognitif adalah suatu bentuk teori belajar yang sering
disebut dengan model perseptual. Belajar kognitif menyatakan bahwa perilaku
seseorang ditentukan oleh pendangan serta pemahamannya mengenai situasi yang
berhubungan dengan tujuan belajar mereka. Belajar adalah perubahan pandangan
dan pemahaman yang tidak selalu bisa terlihat sebagai perilaku yang nampak.
Teori belajar kognitif juga menekankan pada bagian-bagian atas situasi
yang saling berkaitan dengan konteks situasi itu sendiri. Membagi-bagi atau
memisahkan situasi atau materi pelajaran kedalam komponen-komponen yang
lebih kecil serta mempelajarinya dengan cara terpisah bisa menyebabkan
kehilangan arti. Pandangan akan teori ini bahwa belajar adalah suatu proses
didalam yang melingkupi memory, retensi, pengolahan informasi, emosi dan
aspek kejiwaan yang lain.
Belajar adalah kegiatan yang melibatkan kompleksnya proses berpikir.
Belajar terjadi antara lain meliputi pengaturan stimulus yang didapat dan
disesuaikan dengan struktur kognitif yang sudah dipunyai dan terbentuk dalam
pikiran seseorang atas dasar pemahaman dan pengalaman. Teori belajar kognitif
menerangkan belajar dengan cara fokus pada perubahan proses jiwa dan struktur
yang terjadi sebagai akibat dari usaha untuk memahami kehidupan. Teori kognitif
yang dipakai untuk menerangkan tugas yang sederhana seperti mengingat nomor
telepon dan kompleks dan memesahkan masalah yang tidak jelas.
Ada empat prinsip dasar teori kognitif yaitu pembelajar aktif dalam usaha
untuk memahami pengalaman, pemahaman bahwa murid meningkatkan
tergantung pada apa yang sudah mereka ketahui, belajar membangun pengertian
dari pada catatan, belajar merupakan perubahan dalam struktur jiwa seseorang.
Page
22
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
Page
23
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
1. Faktor internsik
Yangmana faktor intern ini muncul dari dirinya sendiri berkat motivasi
dirinya dengan berkeinginan untuk belajar tanpa ada suruhan atau motivasi dari
orang lain, tetapi motivasi itu muncul sendiri dari diri pribadi sendiri. Sebab-
sebab faktor intern pendorong belajar ialah :
Motivasi
Minat
Bakat
Keinginan sendiri untuk lebih maju
2. Faktor eksternsik
Faktor ekstern ini ialah yang mana faktor pendorong siswa dalam belajar
ini muncul dari bimbingan oang lain atau motivasi muncul dari orang lain, tidak
dai diri sendiri. Yang mana faktor pendorong siwa ekstern ini muncul dari
berbagai pihak yaitu :
Keluarga
Yang mana faktor keluarga yang banyak memberi motivasi kedalam diri
anak tesebut selagi keluarga itu keluaga yang peduli kepada pendidikan dan
segala macam nya terhadap anak.
Lingkungan masyarakat
Page
24
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
Teman sebaya
Teman sebaya bisa mempengaruhi siswa itu untuk menjadi lebih baik
atau lebih buruk dalam motivasi belajar, karena berkat teman di sekolah lah
yang banyak mempengaruhi siswa untuk lebih baik dan buruk. Apabila
seseoang mendapat teman sebaya yang baik, maka motivasi belajar anak itu
akan lebih baik karena motivasi teman yang baik, begitu pula sebaliknya.
1. Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri individu
dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu. Faktor internal meliputi faktor
fisiologis dan biologis serta faktor psikologis.
Page
25
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
Anak yang memiliki kecacatan fisik (panca indera atau fisik) tidak
akan dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Meskipun juga ada anak
yang memiliki kecacatan fisik namun nilai akademiknya memuaskan.
Kecacatan yang diderita anak akan mempengaruhi psikologisnya,
diantaranya:
b. Faktor psikologis
Motivasi
Page
26
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
Minat
Sikap
Bakat
Page
27
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan sosial
Metode mengajar
Page
28
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
c. Lingkungan keluarga
d. Teman sebaya
Page
29
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
pemarah, dan juga rasa egois sangat besar. Biasanya tejadi kekerasan di
sekolah yang dilakukan oleh teman sebaya atau kawan bermain. Hal tersebut
disebabkan oleh perbedaan atau bahkan persaingan yang menimbulkan sikap
saling mengejek, mendorong, memukul bahkan kekerasan verbal.
C. BERPIKIR
1. Definisi
Sebelum kita membahas lebih jauh tentang sepeti apa dan bagaimana itu
berpikir terlebih dahulu kita akan membahas apa sebenarnya definisi dari berpikir.
Berikut ini beberapa definisi berfikir menurut beberapa ahli:
22
Drs. Agus Sujanto. Psikologi Umum. (cet.XII:2004. Jakarta:Bumi Aksara). Hlm: 56
23
Dakir. Op.cit. Hlm:76
24
Prof. Dr. Bimo Walgito.Op.cit.hlm:195
Page
30
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
Dari beberapa definisi diatas, dapat kita simpulkan bahwa berfikir itu
merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dengan menggunakan akal
dan pengetahuan-pengetahuan yang ia miliki.
2. Proses befikir
Dalam suatu proses berpikir selalu menggunakan symbol, yaitu sesuatu yang
dapat mewakili segala di lingkungan luar, maupun yang ada pada diri kita sendiri,
dalam alam pikiran kita. Salah satu symbol yang biasa digunakan oleh manusia yaitu
kata-kata. Makin banyak hal yang perlu diwakili dalam otak kita, makin banyak pula
kosakata yang harus disimpan dalam otak kita26.
25
KBBI V1.1
26
Sarlito W. Sarwono. Pengantar Psikologi Umum.cet ke-5.(Jakarta:Raja Grafindo Persada.2013). hlm: 112
27
Ibid. hlm:109
Page
31
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
Kemudian, dalam berpikir asosiatif ini sendiri masih terbagi lagi ke dalam
beberapa jenis, yaitu29:
Aosiasi bebas. Satu ide akan menimbulkan ide mengenai hal lain, yaitu hal
apa saja tanpa ada batasnya. Misalnya, ide tentang makanan dapat
merangsang timbulnya beberapa ide, misalnya tentang restoran, dapur,
nasi, anak yatim yang belum sempat diberi makan, atau apa saja.
Asosiasi terkontrol. Satu ide tertentu akan menimbulkan ide mengenai hal
lain dalam batas-batas tertentu saja. Misalnya ide tentang membeli
mobil, akan merangsang ide-ide lain, misalnya tentang harganya,
pajaknya, pemeliharaannya, mereknya, atau modelnya. Tetapi tidak
28
Prof.Dr.Bimo Wagito. Op.cit. hlm: 208-209
29
Sarlito W. Sarwono.Op.cit. hlm: 110
Page
32
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
merangsang tentang hal-hal lain di luar itu, seperti peraturan lalu lintas,
polisi lalu lintas, mertua yang sering meminjam barang-barang puitang
yang belum ditagih, dan lain sebagainya.
Melamun. Mengkhayal bebas, sebebas-bebasnya tanpa batas juga
mengenai hal-hal yang tidak realistis. Misalnya, berkhayal jadi orang kaya,
jadi Superman, atau jadi Putri Salju. Anak kecil sering kali belum dapat
membedakan antara khayalan dan realitas sehingga kalau dia
menceritakan, misalnya tentang sahabat yang ada dalam khayalannya
kepada ibunya, ibu-ibu yang tidak paham akan jiwa anak sering kali
memarahi anaknya dan menganggapnya sebagai pembohong. Di sisi lain,
banyak temuan-temuan penting dalam ilmu pengetahuan yang dimulai
dengan lamunan. Newton misalnya, menemukan teori tentang daya tarik
bumi setelah ia melamun tentang mengapa buah apel bisa jatuh sehingga
menimpa kepalanya.
Mimpi. Ide-ide tentang berbagai hal yang timbul secara tidak disadari pada
waktu tidur. Mimpi ini kadang-kadang terlupakan pada waktu bangun
tidur, tetapi kadang juga masih dapat diingat. Mimpi bisa berupa kilas
balik peristiwa-peristiwa masa lalu, namun bisa juga berupa harapan-
harapan yang tak terpenuhi, atau bahkan tak bermakna sama sekali.
Sigmund Freud, pakar psikoanalisis menilai mimpi sangat penting akrena
berisi dorongan-dorongan dari alam bawah sadar yang tidak dimunculkan
dalam kesadaran karena dilarang oleh super-ego. Freud suka menggali
isi mimpi pasien-pasiennya untuk dianalisis dengan menggunakan teknik
analisis mimpi.
Berpikir artistic. Merupakan proses berpikir yang sangat subjektif. Jalan
pikiran sanagt dipengaruhi oleh pendapat dan pandangan diri pribadi tanpa
menghiraukan keadaan sekitar. Hal ini sering dilakukan oleh para seniman
dalam menciptakan karya-karya seninya.
b. Berpikir terarah. Ini adalah jenis berpikir yang lain, yaitu proses berpikir yang
sudah ditentukan sebelumnya dan diarahkan pada sesuatu, biasanya diarahkan
pada pemecahan suatu persoalan. Jenis berpikir seperti ini disebut juga
berpikir konvergen. Seorang montir misalnya, ketika ia sedang membetulkan
kerusakan mesin, ia mengerahkan semua pengetahuannya tentang mesin itu,
Page
33
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
ditambah lagi dengan membaca manual mesin itu, dan kalau perlu, dia akan
mencari informasi lebih lanjut di internet tentang mesin tersebut. Semua
informasi itu ditujukan pada satu titik, yaitu mencari dimana letak kesalahan
mesin ini. Mengapa mesin ini tiba-tiba tidak mau bekerja? Kalau penyebabnya
sudah ditemukan, maka montir itu tidak sulit lagi untuk memperbaikinya. Hal
itulah yang disebut berpikir konvergen (memusat), yang biasanya diukur
melalui tes-tes IQ (Intelligence Quotient)30.
Sedangkan untuk proses atau tahapan dalam berpikir terarah yaitu sebagai
berikut31:
1) Mengenal masalah
2) Persiapan
Setelah kita mengetahui suatu persoalan dan telah mengetahui seperti apa
persoalan yang dihadapi, maka kemudian kita akan melakukan persiapan-
persiapan berkenaan dengan pemecahan masalah tersebut. Dalam tahap ini,
kita akan mengumpulkan semua data yang ada yang dibutuhkan dalam
menyelesaikan persoalan itu. Selain itu, kita juga akan mengevaluasi
hambatan-hambatan yang mungkin bisa terjadi. Dengan adanya konsep-
konsep pemikiran mengenai masalah yang akan diselesaikan, maka kita
akan memperoleh gambaran mengenai pola pemecahannya.
30
Ibid.hlm:111
31
Linda L. Davidoff. PSIKOLOGI Suatu Pengantar.Edisi ke-2. Jilid 1. Penerjemah Dra.Mari Juniati.
(Jakarta:Erlangga.1988). hlm:381-385
Page
34
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
kebiasaan belajar yang kurang baik, kurangnya minat, dan lain sebagainya.
Setiap kemungkinan ini akan mengarah pada strategi yang berbeda-beda.
Keberhasilan dalam memecahkan masalah sangat tergantung pada
bagaimana menganalisis permasalahan.
3) Pemecahan masalah
4) Evaluasi
Ketika seseorang itu sedang berpikir, maka setelah berpikir dia tidak akan
terlepas dari proses pembentukan atau penarikan kesimpulan. Dalam penarikan
kesimpulan, kita dapat menempuh dengan bermacam-macam cara, yaitu32:
32
Drs. Agus Sujanto.Op.cit.hlm: 61-62
Page
35
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
Yaitu, kesimpulan yang ditarik dengan jalan membandingkan situasi yang satu
dengan situasi yang lain yang sama yang telah dialami sebelumnya. Dilihat dari
jalannya berpikir, maka kesimpulan ini ditarik dari khusus ke khusus.
Sebagai contoh: seorang anak melihat banyak kulit durian di tempat sampah di
halaman rumahnya dan setelah ia masuk ke dalam rumah, ternyata pamannya yang
berasal dari desa datang. Satu bulan kemudian, hal seperti itu terulang kembali, ia
melihat banyak kulit durian di halaman rumahnya, dan ternyata pamannya datang
lagi. Dari kejadian-kejadian itu kemudian si anak mengambil kesimpulan bahwa
jika ia melihat banyak kulit durian di halaman rumahnya, ia mengambil
kesimpulan bahwa pamannya datang. Kesimpulan ini ditarik karena adanya
kesamaan atau adanya analog dari satu peristiwa dengan peristiwa lainnya.
Namun, terkadang karena pengenalan terhadap suatu situasi itu kurang teliti, maka
kesimpulan analog yang muncul juga kurang benar. Misalnya: seorang anak
melihat ibunya tidur pada siang hari karena sedang sakit, kemudian pada lain hari
anak itu melihat ayahnya tidur pada siang hari, sehingga anak itu mengambil
kesimpulan bahwa ayahnya sedang sakit.
b) Kesimpulan induksi
Yaitu kesimpulan yang ditarik dari suatu peristiwa-peristiwa yang khsuus menuju
ke peristiwa-peristiwa yang bersifat umum, atau dengan kata lain menarik
kesimpulan dari khusus menuju umum.
c) Kesimpulan deduksi
Yaitu kesimpulan yang ditarik dari hal yang umum ke hal yang bersifat khusus.
Biasanya penarikan kesimpulan dengan cara deduksi ini banyak digunakan dalam
lapangan hukum.
Page
36
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
Salah satu bentuk penarikan kesimpulan secara deduktif ialah dengan silogisme.
Penarikan kesimpulan dengan silogisme merupakan penarikan kesimpulan yang
tidak langsung, artinya menggunakan perantara. Dalam silogisme, yang dijadikan
perantaraan adalah term tengah. Pendapat yang satu dibandingkan dengan pendapat
yang lain dengan perantaraan pendapat tengah atau term tengah.
Misalnya: a- Manusia suatu saat pasti akan mati, b- Amat adalah manusia. Maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa Amat suatu saat pasti akan mati. Dengan contoh
ini, dapat dikemukakan bahwa dalam silogisme terdapat tiga pendapat, yaitu; 1-
pendapat pertama yang mengandung pengertian umum yang disebut premis mayor,
2- pendapat kedua yang mengandung pengertian khusus yang disebut premis
minor, dan 3- pendapat ketiga yang merupakan kesimpulan. Oleh karena itu, dalam
silogisme, apabila premisnya salah maka kesimpulannya juga akan salah.
Silogisme yang tidak dapat memebrikan kesimpulan yang benar disebut silogisme
semu.
Dalam proses berpikir tidak selalu berlangsung begitu mudah. Sering orang
menghadapi hambatan-hambatan dalam proses berpikirnya. Sederhana atau tidaknya
dalam memecahkan masalah bergantung pada masalah yang dihadapinya. Hambatan-
hambatan yang mungkin timbul dalam proses berpikir dapat disebabkan antara lain
karena (1) data yang kurang sempurna dan kurang valid, sehingga masih banyak data
yang harus diperoleh, (2) data yang ada dalam keadaan confuse, data yang satu
bertentangan dengan data yang lain, sehingga hal ini akan membingungkan dalam
proses berpikir.
33
Ibid.
Page
37
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
BAB III
PENUTUP
Dari sekian banyak penjelasan yang telah dipaparkan diatas, dapat kita ambil
kesimpulan bahwa:
1. Ingatan adalah proses dimana kita mengodekan, menyimpan dan menarik kembali
informasi baik berupa pengalaman maupun pengetahuan yang berkenaan dengan masa
lampau. Belajar ialah proses atau aktivitas yang dilakukan oleh individu dalam rangka
memperoleh informasi hingga akhirnya akan menimbulkan suatu perubahan. Sedangkan
berpikir merupakan suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dengan menggunakan
akal dan pengetahuan-pengetahuan yang ia miliki.
2. Jenis-jenis Ingatan (memori) ada 3 yaitu: (1) Memori sensoris, (2) Memori jangka
pendek, (3) Memori jangka panjang.
3. Proses terjadinya ingatan meliputi tiga tahap antara lain:
Memasukkan (learning)
Menyimpan (retention)
Mengeluarkan kembali (remembering)
4. Proses berpikir terbagi ke dalam 2 jenis, yaitu : 1. Berpikir asosiatif dan 2. Berpikir
terarah.
5. Lupa merupakan suatu gejala dimana informasi yang telah disimpan tidak dapat
ditemukan kembali untuk digunakan.
6. Beberapa teori tentang lupa :
Decay theory
Teori interferensi
Teori retrievel failur
Teori motivated forgetting
Lupa karena sebab-sebab fsiologis
Teori atropi
7. Teori-teori belajar :
Page
38
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
a. Kesimpulan analogi
b. Kesimpulan induksi
c. Kesimpulan deduksi
a. Factor internal : (1) factor fisiologis dan biologis: keadaan tonus jasmani dan keadaan
fungsi jasmani atau fisiologis, dan (2) factor psikologis: Kecerdasan / intelegensi
siswa, motivasi, minat, sikap, dan bakat.
b. Faktor eksternal : factor lingkungan
11. Hambatan-hambatan yang mungkin timbul dalam proses berpikir dapat disebabkan
antara lain karena: (1) data yang kurang sempurna dan kurang valid, dan (2) data yang
ada dalam keadaan confuse, data yang satu bertentangan dengan data yang lain
Page
39
PERISTIWA-PERISTIWA KEJIWAAN (Ingatan, Belajar, Berpikir) 2014
Daftar Pustaka
Davidoff, L.L. 1988. PSIKOLOGI Suatu Pengantar. Edisi ke-2. Jilid 1. Penerjemah:
Dra.Mari Juniati. Jakarta: Erlangga
KBBI V1.1
King L.A. 2012. The Science of Psychology an Apreciiative View. Jakarta: Salemba
Humanika
Sarwono, S.W. 2013. Pengantar Psikologi Umum. cet ke-5. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sujanto, Agus. 2004. Psikologi Umum. cet. XII. Jakarta: Bumi Aksara
Walgito, Bimo. 2005. Pengantar Psikologi Umum. Edisi ke-5. Yogyakarta: Penerbit Andi
Page
40