Kata Pengantar
Segala puja dan puji kita persembahkan hanya kepada Allah Subhanahu Wa
Ta’ala yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus untuk mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Salawat dan salam kita hadapkan kepada
nabi kita dan junjungan kita Muhammad SAW. Yang selalu menuntun kita dalam
berfikir dan berbuat untuk kebaikan, serta salam Ta’zim untuk segala dosen kita
yang telah melimpahkan ilmu pengetahuannya kepada kita, khususnya kepada saya
dan rekan saya yang telah berhasil menyusun dan menulis makalah ini.
Atas jasa semua pihak kami mengucapkan terima kasih. Sebagai orang yang
bertanggung jawab atas makalah ini, mengharapkan masukan dan pembetulan dari
pembaca yang budiman. Atas segala perhatian dari semua pihak kami
mengucapkan terima kasih. Penulis berdoa kehadirat Illahi semoga makalah ini ada
manfaatnya bagi agama, bangsa dan ilmu pengetahuan.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor
yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan
yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar (Whiterington, 1982:10). Dari batasan di
atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan
belajar. Karena itu, tidak mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan
menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah soal belajar. Dengan
kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang
berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar.
Ingatan atau memori telah menjadi salah satu pokok bahasan dalam psikologi
kognitif. Psikologi kognitif adalah pendekatan psikologi yang memusatkan perhatian pada
cara kita merasakan, mengolah, menyimpan dan merespons informasi.
B. RUMUSAN MASALAH
Sesuai tugas yang diberikan dosen mata kuliah psikologi pendidikan semester tiga, bahwa
tujuan penulisan psikologi pendidikan semester tiga, bahwa tujuan penulisan ini untuk
memenuhi tugas pelajaran psikologi pendidikan serta untuk menambah nilai psikologi
pendidikan. Serta memberikan masukan kepada para mahasiswa/ mahasiswi STAI
ALGAZALI BARRU tentang bagaimana ingatan yang terdapat pada diri setiap
individu,untuk mengetahui bagaimana itu ingatan, bagaimana cara memperkuat ingatan, dan
faktor apa yg dapat mempengaruhi ingatan.
BAB II
PEMBAHASAN
INGATAN
A.Pengertian Ingatan
1.Ingatan menurut para ahli;
De Porter & Hernacki (dalam Afiatin 2001) menjelaskan bahwa memori atau
ingatan adalah suatu kemampuan untuk mengingat apa yang telah diketahui. Seseorang dapat
mengingat sesuatu pengalaman yang telah terjadi atau pengetahuan yang telah dipelajari pada
masa lalu. Kegiatan seseorang untuk memunculkan kembali atau mengingat kembali
pengetahuan yang dipelajarinya pada masa lalu dalam ilmu psikologi disebut recall memory.
Santrock mendefinisikan ingatan sebagai retensi informasi yang telah diterima
melalui tahap : penkodean (encoding), penyimpanan (storage), dan pemanggilan kembali
(retrieval). Penelitian ini menggunakan definisi ingatan menurut Santrock, yaitu informasi-
informasi yang berasal dari lingkungan dan informasi ini akan diproses melalui tahapan :
penkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali sehingga informasi yang masuk tidak
terbuang secara sia-sia. Menurut Schelessinger dan Groves, Ingatan adalah system yang
berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan
menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya.
Irwanto mendefinisikan ingatan sebagai kemampuan untuk menyimpan informasi
sehingga dapat digunakan lagi di masa yang akan datang.
Walgito mendefinisikan ingatan adalah kemampuan psikis untuk memasukan,
menyimpan, dan menimbulkan kembali hal-hal yang lampau . Sebagai suatu proses, memori
menunjukkan suatu mekanisme dinamik yang diasosiasikan dengan penyimpanan (storing),
pengambilan (retaining), dan pemanggilan kembali (retrieving) informasi mengenai
pengalaman yang lalu.
Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (dalam Matlin, 1998)ingatan adalah
bagian penting dari semua proses kognitif, karena informasi dapat disimpan hingga sewaktu-
waktu digunakan.
2. Ingatan
Secara teoritis, ada 3 aspek yang berkaitan dengan berfungsinya ingatan, yakni
(1) menerima kesan,
(2) menyimpan kesan, dan
(3) memproduksi kesan.
Mungkin karena fungsi-fungsi inilah, istilah “ingatan” selalu didefinisikan sebagai kecakapan
untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan.
Kecakapan merima kesan sangat sentral peranannya dalam belajar. Melalui kecakapan inilah,
subjek didik mampu mengingat hal-hal yang dipelajarinya.
Dalam konteks pembelajaran, kecakapan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, di
antaranya teknik pembelajaran yang digunakan pendidik. Teknik pembelajaran yang disertai
dengan penampilan bagan, ikhtisar dan sebagainya kesannya akan lebih dalam pada subjek
didik. Di samping itu, pengembangan teknik pembelajaran yang mendayagunakan “titian
ingatan” juga lebih mengesankan bagi subjek didik, terutama untuk material pembelajaran
berupa rumus-rumus atau urutan-urutan lambang tertentu. Contoh kasus yang menarik adalah
mengingat nama-nama kunci nada g (gudeg), d (dan), a (ayam), b (bebek) dan sebagainya.
Hal lain dari ingatan adalah kemampuan menyimpan kesan atau mengingat. Kemampuan ini
tidak sama kualitasnya pada setiap subjek didik. Namun demikian, ada hal yang umum terjadi
pada siapapun juga : bahwa segera setelah seseorang selesai melakukan tindakan belajar,
proses melupakan akan terjadi. Hal-hal yang dilupakan pada awalnya berakumulasi dengan
cepat, lalu kemudian berlangsung semakin lamban, dan akhirnya sebagian hal akan tersisa
dan tersimpan dalam ingatan untuk waktu yang relatif lama.
Untuk mencapai proporsi yang memadai untuk diingat, menurut kalangan psikolog
pendidikan, subjek didik harus mengulang-ulang hal yang dipelajari dalam jangka waktu
yang tidak terlalu lama. Implikasi pandangan ini dalam proses pembelajaran sedemikian rupa
sehingga memungkinkan bagi subjek didik untuk mengulang atau mengingat kembali
material pembelajaran yang telah dipelajarinya. Hal ini, misalnya, dapat dilakukan melalui
pemberian tes setelah satu submaterial pembelajaran selesai.
Kemampuan reproduksi, yakni pengaktifan atau prosesproduksi ulang hal-hal yang telah
dipelajari, tidak kalah menariknya untuk diperhatikan. Bagaimanapun, hal-hal yang telah
dipelajari, suatu saat, harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan tertentu subjek didik,
misalnya kebutuhan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam ujian ; atau untuk
merespons tantangan-tangan dunia sekitar.
Pendidik dapat mempertajam kemampuan subjek didik dalam hal ini melalui pemberian
tugas-tugas mengikhtisarkan material pembelajaran yang telah diberikan.
3. Penyimpanan
Informasi yang telah diubah akan dipertahankan pada tahap penyimpanan.
Penyimpanan adalah suatu proses mengendapkan atau menyimpan informasi yang diterima
dalam suatu tempat tertentu. Penyimpanan ini sudah sekaligus mencakup kategorisasi
informasi sehingga tempat informasi disimpan sesuai dengan kategorinya. Penyimpanan
informasi merupakan mekanisme penting dalam ingatan meliputi:
1. Mengingat dapat terjadi dalam beberapa bentuk. Bentuk yang paling sederhana adalah
mengingat sesuatu apabila sesuatu itu dikenakan pada indera. Bentuk ini disebut rekognisi.
Misalnya, kita mengingat wajah kawan, komposisi musik, lukisan, dan sebagainya.
2. Bentuk mengingat yang lebih sukar adalah recall. Kita me-recall sesuatu apabila kita sadar
bahwa kita telah mengalami sesuatu di masa yang lalu,tanpa mengenakan sesuatu itu pada
indera kita. Misalnya, kita me-recall nama buku yang telah selesai kita baca minggu lalu.
3. Lebih sukar lagi ialah mengingat dengan cukup tepat untuk memproduksi bahan yang
pernah dipelajari. Misalnya anda mengenal kembali (rekognisi) sebuah nyanyian dan ingat
juga bahwa anda pernah mempelajari nyanyian itu (recall), tetapi apakah anda
menyanyikannya kembali (reproduksi)?
4. Bentuk mengingat yang keempat ialah melakukan (performance) kebiasaan-kebiasaan
yang sangat otomatis.
Apabila kita melakukan rekognisi, recall, reproduksi ataupun performance, pertama-tama kita
harus memperoleh materinya. Memperoleh materi merupakan langkah pertama dalam
keseluruhan proses yang bertitik puncak pada mengingat.Suatu bentuk memperoleh materi
tertentu dikaitkan dengan tiap bentuk mengingat. Untuk merekognisi dan me-recall,
seseorang harus mempersepsi, sedangkan untuk memperoduksi, seseorang harus membentuk
kebiasaan. Karena itu, seseorang perlu belajar.
Ada beberapa cara untuk mengingat kembali hal-hal yang sudah pernah diketahui
sebelumnya.
1. Rekoleksi, yaitu menimbulkan kembali ingatan suatu peristiwa, lengkap dengan segala
detail dan hal-hal yang terjadi di sekitar tempat peristiwa yang terjadi pada masa lalu.
Misalnya: seorang pria mengingat peristiwa pertama kali ia pergi dengan seorang gadis.
2. Pembauran ingatan, hampir sama dengan rekoleksi, tetapi ingatannya hanya timbul kalau
ada hal yang merangsang ingatan itu. Misalnya dalam contoh di atas ingatan timbul setelah
pria tersebut secara kebetulan berjumpa kembali dengan gadis yang bersangkut.
3. Memanggil kembali ingatan, yaitu mengingat kembali suatu hal, sama sekali terlepas dari
hal-hal lain di masa lalu. Misalnya, mengingat sajak. Yang diingat di sini hanya sajaknya
saja, tetapi pada suatu saat apa saja yang dipelajari untuk pertama kalinya, tidak diperhatikan
lagi.
4. Rekognisi, yaitu mengingat kembali suatu hal setelah menjumpai sebagian dari hal
tersebut. Misalnya ingat suatu lagu, setelah mendengar sebagian dari nada lagu tersebut.
5. Mempelajari kembali, terjadi kalau kita mempelajari hal sama untuk kedua kalinya,
bhanyak hal-hal yang akan diingat kembali, sehingga tempo belajar dapat menjadi jauh lebih
singkat.
B.Jenis-Jenis Ingatan (Memori)
Ingatan atau memori telah menjadi salah satu pokok bahasan dalam psikologi
kognitif. Psikologi kognitif adalah pendekatan psikologi yang memusatkan perhatian pada
cara kita merasakan, mengolah, menyimpan dan merespons informasi.
Menurut Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (dalam Matlin, 1998), ingatan
disimpan dalam tiga sistem penyimpanan informasi, yaitu memori sensori (sensory memory),
memori jangka pendek (short term memory), dan memori jangka panjang (long term
memory).
1. Memori Sensoris
Memori sensoris adalah ingatan yang berkaitan dengan penyimpanan informasi
sementara yang dibawa oleh pancaindera. Setiap pancaindera memiliki satu macam memori
sensoris. Memori Sensoris adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat setelah
stimulus diambil. Jadi, di dalam diri manusia ada beberapa macam sensori-motorik, yaitu
sensori-motorik visual (penglihatan), sensori-motorik audio (pendengaran), dan sebagainya.
Memori sensorik cukup pendek, dan biasanya akan menghilang segera setelah apa yang kita
rasakan berakhir. Sebagai contoh, ketika anda melihat. Kita melihat ratusan hal ketika
berjalan selama beberapa menit. Meskipun perhatian tertuju oleh sesuatu yang anda lihat, itu
segera terlupakan oleh sesuatu yang lain yang menarik perhatian anda di antara sekian
banyak yang ditangkap indera penglihatan.
Ketika kita mendengar sesuatu, melihat sesuatu, atau meraba sesuatu, informasi-
informasi dari indera-indera itu diubah dalam bentuk impuls-impuls neural (bentuk neuron)
dan dikirim ke bagian-bagian tertentu dari otak. Proses tersebut berlangsung dalam
sepersekian detik.
Sebenarnya memori sensoris berkapasitas besar untuk menyimpan informasi, akan
tetapi yang disimpan tersebut cepat sekali menghilang, dikatakan bahwa informasi tersebut
akan menghilang setelah sepersepuluh detik, lalu akan menghilang sama sekali setelah lewat
dari satu detik.
Keberadaan memori sensoris mempunyai peran yang penting dalam hidup manusia.
Orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu harus diingat. Dengan
begitu ada proses seleksi dari kesadaran, mana informasi yang diperlukan dan mana yang
tidak.
Faktor usia, ingatan paling tajam pada diri manusia kurang-lebih pada masa kanak-
kanak (10-14 tahun) dan ini berlaku untuk ingatan yang bersifat mekanis yakni ingatan untuk
kesan-kesan penginderaan. Sesudah usia tersebut kemampuan untuk mencamkan dalam
ingatan juga dapat dipertinggi akan tetapi untuk kesan-kesan yang mengandung pengertian
(daya ingatan logis) dan ini berlangsung antara usia 15-50 tahun.
Kondisi fisik, misalnya kelelahan, sakit dan kurang tidur dapat menurunkan daya
kerja atau prestasi ingatan.
Faktor emosi. Dalam hal ini seseorang akan mengingat sesuatu lebih baik, apabila
peristiwa-peristiwa itu menyentuh perasaan-perasaan, sedangkan kejadian yang tidak
menyentuh emosi seringkali diabaikan.
Minat dan Motivasi. Dalam pengalaman sehari-hari, kita sering mengamati remaja
yang tidak lupa suatu lirik lagu walaupun dalam bahasa asing. Orang-orang yang sering
bepergian, mempunyai ingatan tentang ilmu bumi yang jauh lebih baik daripada yang tidak
pernah kemana-mana. Artinya disini seseorang yang mengingat segala sesuatu tentang hal
yang disukainya jauh lebih baik dari pada hal yang tidak disukainya. Jelaslah minat sangat
meningkatkan motivasi dan pada gilirannya akan meningkatkan daya ingat. Menurut Kurt
Lewin (1890-1947), seorang psikolog jerman, minat dan motivasi berarti konsentrasi energi
(forces) pada sektor (region) tertentu dalam kesadaran. Konsentrasi energi inilah yang
menyebabkan suatu hal tidak begitu saja dilupakan.
D.Metode Mengingat
Teknik ingatan adalah teknik memasukkan segala informasi yang kita peroleh ke
dalam otak sesuai dengan cara kerja otak. Pada dasarnya otak sangat menyukai dengan hal-
hal seperti, sesuatu yang tidak masuk akal dan berlebihan, penuh warna, multi sensori atau
melibatkan seluruh panca indera, menggunakan asosiasi, imajinasi, humor, simbol dan lain
sebagainya. Semakin kita bisa menggunakan hal- hal tersebut, semakin maksimal pula
kemampuan mengingat kita.
a. Metode pengulangan
Informasi yang di ulang-ulang akan semakin di ingat. Untuk salah satu strategi
peningkatan kemampuan memori adalah mengulang-ulang kembali. Ini selaras dengan teori
pembiasaan.
b. Teknik Asosiasi
Teknik asosiasi atau cantolan adalah bagaimana cara kita mengasosiasikan berbagai
hal dalam memori kita. Kita dapat menggunakan asosiasi sederhana untuk mengingat
potongan-potongan informasi. Selain itu, teknik ini juga untuk mengajarkan daftar informasi
yang panjang, terutama saat kita ingin mengingat informasi dengan urutan tertentu.
f. Cukup tidur
Kurang tidur dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk mengingat informasi
yang kompleks. Penelitian di Universitas de Lille, Prancis, mengindikasikan bahwa otak
memerlukan tidur untuk mempertahankan kemampuan mengingat informasi yang kompleks.
g. Makan secukupnya, kurangi lemak, perbanyak minum
Pilih makanan yang rendah lemak dan rendah kalori, serta memperbanyak minum air
putih. Air putih dapat membantu pencernaan dan pernapasan, meningkatkan kapasitas
pembawaan oksigen dalam darah, serta mempertahankan kesehatan sel.
h. Libatkan emosi
Pasalnya, peningkatan ingatan tentang suatu kejadian terkait erat dengan peningkatan
emosi. Dan pengalaman yang melibatkan emosi akan lebih mudah diingat daripada
pengalaman biasa.
i. Kembangkan ketajaman indera
Cobalah praktikkan keterampilan pengamatan dan belajar memperhatikan sesuatu
dengan menggunakan seluruh indera kita. Jika ingin mengingat sesuatu, berhentilah sejenak,
perhatikan dan catat apa yang ingin kita lihat.
j. Kembangkan sikap mental positif
Gantilah setiap sikap mental negatif atau kritik terhadap diri sendiri menjadi sikap
yang positif, karena hal itu akan menimbulkan rasa percaya diri yang berpengaruh positif
terhadap daya ingat.
k. Olahraga teratur
Selain meningkatkan kekuatan fisik, olahraga juga dapat membantu fungsi ingatan
kita dengan menjamin suplai oksigen dan darah ke otak. Olahraga juga menstimulus endorfin,
yaitu neurotransmitter yang terkait dengan perasaan senang, yang dapat meningkatkan
keceriaan dan menjadi pemicu untuk pembelajaran dan ingatan.
l. Istirahat cukup
Yang tak kalah penting adalah istirahat cukup. Supaya fungsi otak bisa maksimal,
otak membutuhkan istirahat untuk mengendapkan dan mengkonsolidasikan ingatan. Istirahat
yang dibutuhkan otak bervariasi, tergantung pada kerumitan dan kebaruan informasi, serta
pengalaman orang yang bersangkutan. Cara yang baik adalah memberi waktu istirahat otak 3
hingga 10 menit setelah otak beraktivitas selama 10 hingga 50 menit.
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Dari hasil makalah kami yang telah diuraikan pada bab pembahasan masalah dapatlah
disimpulkan hal-hal berikut:
1.Secara teoritis, ada 3 aspek yang berkaitan dengan berfungsinya ingatan, yakni
(1) menerima kesan,
(2) menyimpan kesan, dan
(3) memproduksi kesan.
2.jenis-jenis ingatan dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu, Memori sensoris, ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang.
3.beberapa faktor yang mempengaruhi ingatan seseorang yakni, faktor usia, kondisi fisik,
factor emosi, minat dan motivasi.
B.SARAN
Dengan adanya makalah psikologi pendidikan ini yang membahas masalah ingatan dapat
bermanfaat untuk siapapun yang membacanya, dan dapat memperkuat ingatan para
pembaca.
Makalah yang kami buat ini tidaklah mendekati kesempurnaan, jadi kami harap dari para
pembaca dapat memberikan masukan jika makalah ini memilikih kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA
B. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah pembaca memahami isi
makalah ini, maka penulis merumuskan ruusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa yang di maksud dengan memori?
2. Apa saja struktur dan jenis memori?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi memori?
4. Apa hubungan antara memori dan belajar bagi para
siswa?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Memori
Ada beberapa definisi menurut para ahli tentang
memori, yaitu:
Memori yang biasanya kita artikan sebagai ingatan
itu sesungguhnya adalah fungsi mental yang
menangkap informasi dari stimulus, dan ia merupakan
storage system, yakni sistem penyimpanan informasi
dan pengetahuan yang terdapat di dalam otak
manusia.”[1]Di sini, memori merupakan sistem kerja
otak manusia untuk menangkap dan menyimpan
pengetahuan.
Menurut Eric Jensen dan Karten Mar kowiz
(2003:21), ingatan merupakan suatu proses
biologi,yakni informasi diberi kode dan dipanggil
kembali.Pada dasarnya,menurut Jensen,ingatan adalah
sesuatu yang membentuk jati diri manusia dan
membedakan manusia dari makhluk lain.Ingatan
memberi manusia titik –titik rujukan pada masa lalu dan
perkiran pada masa depan.[2]
Semua pengetahuan, baik pengetahuan indra
maupun pengetahuan akal (pikiran),yang masuk ke
dalam kesadaran jiwa kita, kemudian disimpan oleh jiwa
kita, kemudian disimpan oleh jiwa kita. Jiwa kita
mempunyai kesanggupan untuk menyimpan
pengetahuan untuk beberapa lama,bahkan sampai
seumur hidup ; dan mengeluarkan kembali pengetahuan
tadi sewaktu – waktu di butuhkan. Fungsi jiwa yang
demikian ini disebut ingatan atau memori (memory).[3]
Ingatan atau memori adalah sebuah fungsi dari
kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan
informasi.[4]
Ada tiga ciri yang terkandung dalam memori, yaitu:
fungsi, pengalaman/informasi, dan spesifikasi. Memori
melibatkan fungsi dari suatu sistem yang dapat
difungsikan, sehingga memerlukan alat atau tempat
untuk melaksanakan fungsi untuk merekam. Memori
juga melibatkan informasi yang diperoleh melalui suatu
aktivitas, sehingga informasi yang didapat akan menjadi
suatu pengalaman yang disimpan pada suatu tempat.
Tidak semua informasi atau pengalaman yang akan
dapat direkam dengan baik, hanya informasi-informasi
yang memiliki kekhususan (kesan tertentu) yang dapat
disimpan. Jadi, memori merupakan suatu proses kerja
yang melibatkan alat-alat atau tempat untuk menerima,
menyimpan, dan mengingat kembali informasi-informasi
yang memiliki kekhususan.
Mengingat merupakan pengetahuan sekarang
tentang pengalaman masa lampau Memori dalam
pengertian ini lebih menekankan pada kemampuan
kognitif seseorang, yaitu kemampuan untuk
menyebutkan atau menghafal suatu kegiatan yang
pernah dilakukan pada masa lalu.[5]
Memori ialah proses mental yang meliputi
pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali
informasi dan pengetahuan yang semuanya terpusat
dalam otak. semua aktivitas memori berpusat di otak
dan ada tiga kegiatan dalam memori, yaitu:[6]
a) Pengkodean. Pada tahap awal informasi-informasi
yang diterima terlebih dahulu diberi kode atau tanda
atau pengelompokkan.
b) Penyimpanan. Setelah informasi tersebut diberi
kode, kemudian diteruskan ke tempat penyimpanan. Di
tempat penyimpanan informasi akan bertahan di
dalamnya sampai suatu saat dibutuhkan untuk
dimunculkan kembali. Tiak semua informasi yang
diterima dapat disimpan. Waktu penyimpanan
tergantung pada kualitas dan kapasitas tempat yang
dimiliki otak masing-masing individu.
c) Pemanggilan kembali. Pada tahap ini, informasi-
informasi yang telah disimpan tadi dipanggil sesuai
dengan kebutuhan, walaupun tidak semua informasi
yang diterima dan disimpan dapat dipanggil kembali,
karena sebagian atau bahkan semua informasi yang
disimpan dapat hilang atau tertutup oleh informasi yang
lainnya.
Ingatan didefinisikan sebagai kecakapan untuk
menerima, menyimpan, dan mereproduksi kesan-kesan.
Definisi ini sama dengan definisi dari Bruno, hanya
terdapat perbedaan pada tahap ketiga. Bruno
menggunakan istilah pemanggilan kembali, sedangkan
Suryabrata menggunakan istilah mereproduksi kesan.
Istilah mereproduksi kesan mengandung pengertian
yang lebih dalam dan luas, karena mereproduksi adalah
melakukan (membuat) reproduksi; menghasilkan
(memproduksi) ulang; menghasilkan (mengeluarkan)
kembali (Pusat Bahasa Diknas).[7]
Ingatan merupakan hubungan antara pengalaman
dengan masa lalu. Proses manusia memunculkan
kembali tiap kejadian pengalaman pada masa lalunya,
membutuhkan kemampuan mengingat kembali yang
baik. Dengan kemampuan mengingat pada manusia,
maka ini menunjukan bahwa manusia mampu
menerima, menyimpan dan menimbulkan kembali
pengalaman-pengalaman yang dialaminya.
Menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang
pernah dialami, sama halnya dengan memunculkan
kembali sesuatu yang pernah terjadi dan tersimpan
dalam ingatan. Jadi, memori adalah keseluruhan proses
fungsi mental yang berpusat di otak untuk memunculkan
kembali pengetahuan tertentu tentang pengalaman
masa lalu melalui tahapan
menangkap/menerima,memberi kode, menyimpan,
mereproduksi, dan memanggil/memunculkan kembali.
B. Struktur memori
Struktur sistem akal manusia terdiri atas tiga
subsistem, yakni: sensory register, short term memory,
dan long term memory.[8]
a) Sensory storage (memori sensoris/sensory register)
Bagian ini merupakan tempat pertama yang dilalui, yaitu
organ-organ penerima informasi yang terdiri dari panca
indera manusia. Pada tahap ini semua informasi akan
diterima oleh panca indera. Karena keterbatasan panca
indera, maka tidak semua informasi yang diterima akan
dapat disimpan untuk diteruskan ke shor term memory.
b) Short term memory
Short term memory merupakan tempat penyimpanan
sementara informasi yang telah diterima oleh sensory
storage. Informasi-informasi yang ada pada short term
memory tidak akan bisa bertahan lama.
c) Long term memory
Informasi yang telah sampai pada short term memory
akan diteruskan ke long term memory, tetapi hanya
sebagian kecil saja dari informasi yang diterima bisa
sampai ke long term memory. Informasi-informasi yang
ada di long term memory inilah yang nantinya akan
dapat dimunculkan kembali sebagai suatu pengetahuan.
Jadi, ada tiga bagian memori yang terlibat dalam
proses memori, yaitu memori sensoris, memori jangka
pendek (short term memori), dan memori jangka
panjang (long term memori). Informasi akan selalu
diterima oleh memori sensoris, kemudian sejumlah
tertentu akan diteruskan ke dalam memori jangka
pendek dan yang lain hilang. Informasi di memori jangka
pendek akan mengalami proses seleksi untuk
diteruskan ke memori jangka panjang, sedangkan yang
tidak diteruskan akan dilupakan.
C. Jenis memori
Di tinjau dari sudut jenis informasi dan pengetahuan
yang disimpan ,memori manusia itu terdiri atas dua
macam:[9]
1. Semantic memory (memori semantic), yaitu memori
khusus yang menyimpan arti-arti atau pengertian-
pengertian.
2. Episodic memory (memori episodic), yaitu memori
khusus yang menyimpan informasi tentang peristiwa-
peristiwa.
Ada tiga jenis memori yang tersimpan pada long term
memory, yaitu:
a. Memori semantik
Memori ini menyimpan tentang pengertian suatu
obyek yang diketahui seseorang baik berupa kata,
konsep, peraturan, maupun ide-ide abstrak. Memori ini
penting bagi seseorang untuk menerapkan informasi
yang telah diketahuinya dalam memecahkan masalah-
masalah yang dihadapinya.
b. Memori episodik
Memori inilah yang menyimpan informasi tentang
peristiwa-peristiwa masa lalu, sehingga seseorang
dapat mengingat kembali kejadian-kejadian yang
pernah dialaminya. Ketika seseorang mengingat masa
sekolahnya di sekolah dasar, maka orang tersebut
sedang menggunakan informasi yang tersimpan dalam
memori episodiknya. Memori episodik merupakan
pengalaman personal, sebuah gambaran mental
tentang hal-hal yang dilihat atau didengar.
c. Memori prosedural
Ingatan prosedural adalah ingatan yang disimpan
setelah melakukan kegiatan atau keahlian yang
dipelajari.Misalnya ingatan Anda tentang belajar naik
motor,memancing,atau mengendarai mobil yang belum
lama Anda jalankan.Ingatan ini terkait dengan segala
sesuatu yang sifatnya ara melakukan sesuatu.[10]
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
KELAS:B
Disusu Oleh:
Ajifa Miftachun nikmah (9321 270 13)
KEDIRI 2014
[1] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan
pendekatan baru(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004),96.
[2] Mahmud, Psikologi Pendidikan (Bandung: CV.
Pustaka Setia, 2010), 128.
[3]Ki Fudyartanta, Psikologi Umum (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2011),313.
[4] Rosleny Marliany, Psikologi Umum, terj. Mursidin
(Bandung: Pustaka Setia, 2010),215
[5] Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, (Bandung : Pustaka
Setia, 2004), 50.
[6] Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan
baru.,96
[7] Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,(Jakarta :
PT RajaGrafindo Persada, 2013), 44.
[8] Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan
baru.,97.
[9] Ibid.,98.
[10] Mahmud, Psikologi Pendidikan.,130
[11] Rosleny Marliany, Psikologi Umum.,217
[12] Ibid
[13] Mahmud, Psikologi Pendidikan.,164
[14] Syah,Psikologi Pendidikan dengan pendekatan
baru.,158
[15] Suryabrata, Psikologi Pendidikan.,54
[16] Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan
baru.,72