Anda di halaman 1dari 29

Jumat, 18 Maret 2016

MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN TENTANG


INGATAN
MAKALAH PSIKOLOGI PENDIDIKAN
TENTANG INGATAN
Oleh kelompok V:
Asrial
Harmilang
Nuraeni
Dosen: Drs.SYARDIMAN SYARIF. M.Pd
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI) AL-GAZALI BARRU
TAHUN AKADEMIK 2014-2015

Kata Pengantar

Segala puja dan puji kita persembahkan hanya kepada Allah Subhanahu Wa
Ta’ala yang telah menunjukkan kepada kita jalan yang lurus untuk mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat. Salawat dan salam kita hadapkan kepada
nabi kita dan junjungan kita Muhammad SAW. Yang selalu menuntun kita dalam
berfikir dan berbuat untuk kebaikan, serta salam Ta’zim untuk segala dosen kita
yang telah melimpahkan ilmu pengetahuannya kepada kita, khususnya kepada saya
dan rekan saya yang telah berhasil menyusun dan menulis makalah ini.

Atas jasa semua pihak kami mengucapkan terima kasih. Sebagai orang yang
bertanggung jawab atas makalah ini, mengharapkan masukan dan pembetulan dari
pembaca yang budiman. Atas segala perhatian dari semua pihak kami
mengucapkan terima kasih. Penulis berdoa kehadirat Illahi semoga makalah ini ada
manfaatnya bagi agama, bangsa dan ilmu pengetahuan.

Barru, 20 maret 2014

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Psikologi pendidikan adalah studi yang sistematis terhadap proses dan faktor-faktor
yang berhubungan dengan pendidikan. Sedangkan pendidikan adalah proses pertumbuhan
yang berlangsung melalui tindakan-tindakan belajar (Whiterington, 1982:10). Dari batasan di
atas terlihat adanya kaitan yang sangat kuat antara psikologi pendidikan dengan tindakan
belajar. Karena itu, tidak mengherankan apabila beberapa ahli psikologi pendidikan
menyebutkan bahwa lapangan utama studi psikologi pendidikan adalah soal belajar. Dengan
kata lain, psikologi pendidikan memusatkan perhatian pada persoalan-persoalan yang
berkenaan dengan proses dan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan belajar.
Ingatan atau memori telah menjadi salah satu pokok bahasan dalam psikologi
kognitif. Psikologi kognitif adalah pendekatan psikologi yang memusatkan perhatian pada
cara kita merasakan, mengolah, menyimpan dan merespons informasi.

B. RUMUSAN MASALAH
Sesuai tugas yang diberikan dosen mata kuliah psikologi pendidikan semester tiga, bahwa
tujuan penulisan psikologi pendidikan semester tiga, bahwa tujuan penulisan ini untuk
memenuhi tugas pelajaran psikologi pendidikan serta untuk menambah nilai psikologi
pendidikan. Serta memberikan masukan kepada para mahasiswa/ mahasiswi STAI
ALGAZALI BARRU tentang bagaimana ingatan yang terdapat pada diri setiap
individu,untuk mengetahui bagaimana itu ingatan, bagaimana cara memperkuat ingatan, dan
faktor apa yg dapat mempengaruhi ingatan.

BAB II
PEMBAHASAN

INGATAN

A.Pengertian Ingatan
1.Ingatan menurut para ahli;
De Porter & Hernacki (dalam Afiatin 2001) menjelaskan bahwa memori atau
ingatan adalah suatu kemampuan untuk mengingat apa yang telah diketahui. Seseorang dapat
mengingat sesuatu pengalaman yang telah terjadi atau pengetahuan yang telah dipelajari pada
masa lalu. Kegiatan seseorang untuk memunculkan kembali atau mengingat kembali
pengetahuan yang dipelajarinya pada masa lalu dalam ilmu psikologi disebut recall memory.
Santrock mendefinisikan ingatan sebagai retensi informasi yang telah diterima
melalui tahap : penkodean (encoding), penyimpanan (storage), dan pemanggilan kembali
(retrieval). Penelitian ini menggunakan definisi ingatan menurut Santrock, yaitu informasi-
informasi yang berasal dari lingkungan dan informasi ini akan diproses melalui tahapan :
penkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali sehingga informasi yang masuk tidak
terbuang secara sia-sia. Menurut Schelessinger dan Groves, Ingatan adalah system yang
berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan
menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya.
Irwanto mendefinisikan ingatan sebagai kemampuan untuk menyimpan informasi
sehingga dapat digunakan lagi di masa yang akan datang.
Walgito mendefinisikan ingatan adalah kemampuan psikis untuk memasukan,
menyimpan, dan menimbulkan kembali hal-hal yang lampau . Sebagai suatu proses, memori
menunjukkan suatu mekanisme dinamik yang diasosiasikan dengan penyimpanan (storing),
pengambilan (retaining), dan pemanggilan kembali (retrieving) informasi mengenai
pengalaman yang lalu.
Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (dalam Matlin, 1998)ingatan adalah
bagian penting dari semua proses kognitif, karena informasi dapat disimpan hingga sewaktu-
waktu digunakan.

2. Ingatan
Secara teoritis, ada 3 aspek yang berkaitan dengan berfungsinya ingatan, yakni
(1) menerima kesan,
(2) menyimpan kesan, dan
(3) memproduksi kesan.
Mungkin karena fungsi-fungsi inilah, istilah “ingatan” selalu didefinisikan sebagai kecakapan
untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan.
Kecakapan merima kesan sangat sentral peranannya dalam belajar. Melalui kecakapan inilah,
subjek didik mampu mengingat hal-hal yang dipelajarinya.
Dalam konteks pembelajaran, kecakapan ini dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, di
antaranya teknik pembelajaran yang digunakan pendidik. Teknik pembelajaran yang disertai
dengan penampilan bagan, ikhtisar dan sebagainya kesannya akan lebih dalam pada subjek
didik. Di samping itu, pengembangan teknik pembelajaran yang mendayagunakan “titian
ingatan” juga lebih mengesankan bagi subjek didik, terutama untuk material pembelajaran
berupa rumus-rumus atau urutan-urutan lambang tertentu. Contoh kasus yang menarik adalah
mengingat nama-nama kunci nada g (gudeg), d (dan), a (ayam), b (bebek) dan sebagainya.
Hal lain dari ingatan adalah kemampuan menyimpan kesan atau mengingat. Kemampuan ini
tidak sama kualitasnya pada setiap subjek didik. Namun demikian, ada hal yang umum terjadi
pada siapapun juga : bahwa segera setelah seseorang selesai melakukan tindakan belajar,
proses melupakan akan terjadi. Hal-hal yang dilupakan pada awalnya berakumulasi dengan
cepat, lalu kemudian berlangsung semakin lamban, dan akhirnya sebagian hal akan tersisa
dan tersimpan dalam ingatan untuk waktu yang relatif lama.
Untuk mencapai proporsi yang memadai untuk diingat, menurut kalangan psikolog
pendidikan, subjek didik harus mengulang-ulang hal yang dipelajari dalam jangka waktu
yang tidak terlalu lama. Implikasi pandangan ini dalam proses pembelajaran sedemikian rupa
sehingga memungkinkan bagi subjek didik untuk mengulang atau mengingat kembali
material pembelajaran yang telah dipelajarinya. Hal ini, misalnya, dapat dilakukan melalui
pemberian tes setelah satu submaterial pembelajaran selesai.
Kemampuan reproduksi, yakni pengaktifan atau prosesproduksi ulang hal-hal yang telah
dipelajari, tidak kalah menariknya untuk diperhatikan. Bagaimanapun, hal-hal yang telah
dipelajari, suatu saat, harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan tertentu subjek didik,
misalnya kebutuhan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dalam ujian ; atau untuk
merespons tantangan-tangan dunia sekitar.
Pendidik dapat mempertajam kemampuan subjek didik dalam hal ini melalui pemberian
tugas-tugas mengikhtisarkan material pembelajaran yang telah diberikan.

3. Penyimpanan
Informasi yang telah diubah akan dipertahankan pada tahap penyimpanan.
Penyimpanan adalah suatu proses mengendapkan atau menyimpan informasi yang diterima
dalam suatu tempat tertentu. Penyimpanan ini sudah sekaligus mencakup kategorisasi
informasi sehingga tempat informasi disimpan sesuai dengan kategorinya. Penyimpanan
informasi merupakan mekanisme penting dalam ingatan meliputi:
1. Mengingat dapat terjadi dalam beberapa bentuk. Bentuk yang paling sederhana adalah
mengingat sesuatu apabila sesuatu itu dikenakan pada indera. Bentuk ini disebut rekognisi.
Misalnya, kita mengingat wajah kawan, komposisi musik, lukisan, dan sebagainya.
2. Bentuk mengingat yang lebih sukar adalah recall. Kita me-recall sesuatu apabila kita sadar
bahwa kita telah mengalami sesuatu di masa yang lalu,tanpa mengenakan sesuatu itu pada
indera kita. Misalnya, kita me-recall nama buku yang telah selesai kita baca minggu lalu.
3. Lebih sukar lagi ialah mengingat dengan cukup tepat untuk memproduksi bahan yang
pernah dipelajari. Misalnya anda mengenal kembali (rekognisi) sebuah nyanyian dan ingat
juga bahwa anda pernah mempelajari nyanyian itu (recall), tetapi apakah anda
menyanyikannya kembali (reproduksi)?
4. Bentuk mengingat yang keempat ialah melakukan (performance) kebiasaan-kebiasaan
yang sangat otomatis.
Apabila kita melakukan rekognisi, recall, reproduksi ataupun performance, pertama-tama kita
harus memperoleh materinya. Memperoleh materi merupakan langkah pertama dalam
keseluruhan proses yang bertitik puncak pada mengingat.Suatu bentuk memperoleh materi
tertentu dikaitkan dengan tiap bentuk mengingat. Untuk merekognisi dan me-recall,
seseorang harus mempersepsi, sedangkan untuk memperoduksi, seseorang harus membentuk
kebiasaan. Karena itu, seseorang perlu belajar.
Ada beberapa cara untuk mengingat kembali hal-hal yang sudah pernah diketahui
sebelumnya.
1. Rekoleksi, yaitu menimbulkan kembali ingatan suatu peristiwa, lengkap dengan segala
detail dan hal-hal yang terjadi di sekitar tempat peristiwa yang terjadi pada masa lalu.
Misalnya: seorang pria mengingat peristiwa pertama kali ia pergi dengan seorang gadis.
2. Pembauran ingatan, hampir sama dengan rekoleksi, tetapi ingatannya hanya timbul kalau
ada hal yang merangsang ingatan itu. Misalnya dalam contoh di atas ingatan timbul setelah
pria tersebut secara kebetulan berjumpa kembali dengan gadis yang bersangkut.
3. Memanggil kembali ingatan, yaitu mengingat kembali suatu hal, sama sekali terlepas dari
hal-hal lain di masa lalu. Misalnya, mengingat sajak. Yang diingat di sini hanya sajaknya
saja, tetapi pada suatu saat apa saja yang dipelajari untuk pertama kalinya, tidak diperhatikan
lagi.
4. Rekognisi, yaitu mengingat kembali suatu hal setelah menjumpai sebagian dari hal
tersebut. Misalnya ingat suatu lagu, setelah mendengar sebagian dari nada lagu tersebut.
5. Mempelajari kembali, terjadi kalau kita mempelajari hal sama untuk kedua kalinya,
bhanyak hal-hal yang akan diingat kembali, sehingga tempo belajar dapat menjadi jauh lebih
singkat.
B.Jenis-Jenis Ingatan (Memori)
Ingatan atau memori telah menjadi salah satu pokok bahasan dalam psikologi
kognitif. Psikologi kognitif adalah pendekatan psikologi yang memusatkan perhatian pada
cara kita merasakan, mengolah, menyimpan dan merespons informasi.
Menurut Richard Atkinson dan Richard Shiffrin (dalam Matlin, 1998), ingatan
disimpan dalam tiga sistem penyimpanan informasi, yaitu memori sensori (sensory memory),
memori jangka pendek (short term memory), dan memori jangka panjang (long term
memory).
1. Memori Sensoris
Memori sensoris adalah ingatan yang berkaitan dengan penyimpanan informasi
sementara yang dibawa oleh pancaindera. Setiap pancaindera memiliki satu macam memori
sensoris. Memori Sensoris adalah informasi sensoris yang masih tersisa sesaat setelah
stimulus diambil. Jadi, di dalam diri manusia ada beberapa macam sensori-motorik, yaitu
sensori-motorik visual (penglihatan), sensori-motorik audio (pendengaran), dan sebagainya.
Memori sensorik cukup pendek, dan biasanya akan menghilang segera setelah apa yang kita
rasakan berakhir. Sebagai contoh, ketika anda melihat. Kita melihat ratusan hal ketika
berjalan selama beberapa menit. Meskipun perhatian tertuju oleh sesuatu yang anda lihat, itu
segera terlupakan oleh sesuatu yang lain yang menarik perhatian anda di antara sekian
banyak yang ditangkap indera penglihatan.
Ketika kita mendengar sesuatu, melihat sesuatu, atau meraba sesuatu, informasi-
informasi dari indera-indera itu diubah dalam bentuk impuls-impuls neural (bentuk neuron)
dan dikirim ke bagian-bagian tertentu dari otak. Proses tersebut berlangsung dalam
sepersekian detik.
Sebenarnya memori sensoris berkapasitas besar untuk menyimpan informasi, akan
tetapi yang disimpan tersebut cepat sekali menghilang, dikatakan bahwa informasi tersebut
akan menghilang setelah sepersepuluh detik, lalu akan menghilang sama sekali setelah lewat
dari satu detik.
Keberadaan memori sensoris mempunyai peran yang penting dalam hidup manusia.
Orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu harus diingat. Dengan
begitu ada proses seleksi dari kesadaran, mana informasi yang diperlukan dan mana yang
tidak.

2. Ingatan Jangka Pendek


Ingatan jangka pendek atau sering disebut dengan short-term
memoryatau working memory adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya
informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan.
Ingatan jangka pendek adalah tempat kita menyimpan ingatan yang baru saja kita pikirkan.
Ingatan yang masuk dalam memori sensoris diteruskan kepada ingatan jangka pendek.
Ingatan jangka pendek berlangsung sedikit lebih lama dari memori sensoris, selama anda
menaruh perhatian pada sesuatu, anda dapat mengingatnya dalam ingatan jangka pendek.
Dari ingatan jangka pendek ini, ada sebagian materi yang hilang, sebagian lagi
diteruskan ke dalam ingatan jangka panjang. Jika kita mengingat kembali akan suatu
informasi, informasi dari ingatan jangka panjang tadi akan dikembalikan ke ingatan jangka
pendek. Misal, pada nomor telepon yang telah anda ulang terus sampai anda bisa
menuliskannya, dan nomor tersebut akan tetap tersimpan dalam memori anda selama anda
aktif memikirkannya. Jika anda berhenti memberikan perhatian pada itu, maka akan terhapus
dalam waktu 10-20 detik. Dalam rangka untuk mengingat sesuatu berikutnya, otak
mentransfernya ke memori jangka panjang. Proses mengingat nomor telepon, pada
kenyataannya, suatu cara untuk memindahkan nomor dari memori jangka pendek ke memori
jangka panjang.
Jumlah informasi yang bisa disimpan dalam memori jangka pendek sangat terbatas.
Hanya lima hingga sembilan informasi saja yang dapat berada dalam memori jangka pendek
sekaligus. Setiap kali anda memberikan perhatian ke informasi baru yang berasal dari memori
sensorik, Anda harus mendorong keluar sesuatu yang telah anda perhatikan sebelumnya.
Misalnya, jika ada sesuatu yang mengganggu konsentrasi anda ketika berlatih mengulang
nomor telepon sebelum informasi nomor tersebut mencapai ke memori jangka panjang, maka
informasi akan terlempar keluar dan anda harus melihat dan mengingat kembali.
Ingatan jangka pendek terdiri dari tiga unit terpisah; putaran fonologi (phonological
loop), gambaran penglihatan-ruang (visuo-spatial sketchpad), dan pelaksana pusat (central
executive).
Putaran fonologi menyimpan dan mengingat kembali kata-kata yang saat itu sedang
dipikirkan. Baddeley (1975) dalam penelitiannya, meminta partisipan mengingat kembali
beberapa daftar pendek berisi kata-kata secara berurutan. Ia menemukan bahwa partisipan
mampu mengingat kata-kata yang mereka sebutkan dalam dua detik. Kesimpulannya, putaran
fonologi dapat menyimpan kata dengan baik dalam dua detik.
Gambaran penglihatan-ruang adalah ketika kita membentuk citra/gambaran mental
tentang sesuatu. Gambaran penglihatan-ruang juga berperan dalam tugas-tugas spasial,
misalnya mencari jalan memutar dan menentukan jarak.
Ingatan jangka pendek bukan hanya sebuah tempat penyimpanan ingatan sementara,
tetapi juga lokasi berpikir secara aktif, tempat menyaring, memilah, dan menggabungkan
informasi lama dengan informasi yang baru, lalu mengambil keputusan. Proses ini disebut
penemuan mental. Penemuan mental merupakan salah satu fungsi terpenting dalam ingatan
jangka pendek. Misalnya, bayangkan sebuah segitiga, lingkaran, dan empat persegi panjang.
Gabungkan ketiganya, gambarlah objek yang anda ciptakan tersebut. Kini, secara mental
anda telah menciptakan objek baru yang meungkin menyerupai atau tidak menyerupai objek
yang anda kenal. Proses kreatif ini merupakan versi sederhana seorang seniman atau musisi
dalam menciptakan karyanya.

3. Ingatan Jangka Panjang


Ingatan jangka panjang (long term memory) adalah suatu proses memori atau ingatan
yang bersifat permanen, artinya informasi yang disimpan sanggup bertahan dalam waktu
yang sangat panjang. Kapasitas yang dimiliki ingatan jangka panjang ini tidak terbatas.
Memori jangka panjang adalah gundangnya informasi yang dimiliki oleh manusia. Ingatan
jangka panjang berisi informasi dalam kondisi psikologis masa lampau, yaitu semua
informasi yang telah disimpan, tetapi saat ini tidak sedang dipikirkan.
Informasi yang disimpan dalam ingatan jangka panjang diduga dapat bertahan dalam
waktu yang panjang bahkan selamanya. Kehilangan ingatan pada ingatan jangka panjang ini
hanya dimungkinkan apabila seseorang mengalami kerusakan fungsional dari sistem
ingatannya.
Proses masuknya informasi ke dalam ingatan jangka panjang tetap melalui tahap
memori sensoris. Pada tahap ini informasi dari luar yang diterima oleh indera diubah menjadi
impuls-impuls neural sesuai dengan masing-masing fungsi indera, kemudian impuls-impuls
neural yang mengandung informasi ini diteruskan ke ingatan jangka pendek. Setelah
informasi masuk ke dalam ingatan jangka pendek, di seleksi sedemikian rupa mana yang
dianggap penting dan tidak, kemudian diteruskan ke ingatan jangka panjang.
Sebelum masuk ke ingatan jangka panjang, informasi yang telah disaring pada ingatan
jangka pendek, perlu dilakukan proses semantic atauimagery coding. Dalam proses ini arti
dari informasi dianalisis lebih jauh lagi. Misalnya saat kita mendengar seseorang yang
mengatakan, “Atun dihina oleh Nana sampai sakit hati”, maka kita tidak hanya mengerti arti
masing-masing kata dalam kalimat tersebut, tetapi kita juga berusaha mengerti apa yang
terjadi sebenarnya dari keseluruhan kalimat tersebut. Sebaliknya bila kita mendengar kata-
kata lain yang unsurnya sama, seperti “Nana dihina Atun sampai sakit hati”, maka kita tahu
bahwa yang terjadi sekarang berbeda dari yang pertama. Dalam kedua kalimat tersebut kalau
kita mengingat arti dari kata-kata dalam keseluruhan kalimat itu, maka kita sedang
melakukan semantic coding; tetapi kalau kita membayangkan reaksi dari Atun atau Budi
dalam peristiwa itu, maka kita melakukan imagery coding.
Jadi, ingatan jangka panjang akan melakukan penyaringan informasi berdasarkan arti
dari informasi tersebut, makna, keadaan emosi, gambaran akibat dan sebagainya, oleh karena
itu penyimpanan informasi dapat berlangsung secara permanen.
Tujuan sebuah informasi dimasukkan ke dalam memori jangka panjang adalah untuk
Anda ingat selamanya. Hebatnya, ingatan yang telah tersimpan dalam ingatan jangka panjang
bisa anda munculkan kembali saat Anda menginginkannya. Kemampuan mengenang atau
menarik ingatan kembali ini disebut recall memory. Ketika seseorang yang anda sayangi
pergi dari sisi anda, mungkin anda akan mengingat kembali kenangan-kenangan yang
tersimpan dalam memori jangka panjang Anda. Anda dapat mengingat dengan sangat detil
bahkan tanpa Anda sadari bahwa Anda telah menyimpan informasi tersebut. Anda mungkin
mengenang tempat di mana Anda menghabiskan waktu dengan orang tersebut dengan
mengingat pemandangan, bau dan bahkan perasaan dengan akurasi yang
mengejutkan. Ingatan jangka panjang itu di bagi menjadi dua bagian diantaranya yaitu;
a)Ingatan Deklaratif dan Ingatan Prosedural
Dalam upaya memanggil kembali ingatan dari Ingatan jangka panjang dibedakan
menjadi dua, yaitu ingatan jangka panjang eksplisit (ingatan deklaratif) dan ingatan jangka
panjang implisit (prosedural). Ingatan jangka panjang eksplisit (ingatan deklaratif) adalah
ingatan yang kita munculkan kembali ke kesadaran untuk digunakan dengan sengaja, artinya
ketika berusaha mengingat sesuatu kita melakukannya dengan sadar. Wilayah dari otak
dimana ingatan deklaratif disimpan adalah lobus temporal. Ada dua bentuk dasar ingatan
deklaratif: episodik dan semantik. Ingatan Episodic dihubungkan dengan waktu tertentu dan
tempat, dan bisa dianggap kenangan pribadi, seperti pengalaman dari peristiwa tertentu.
Ingatan Semantic adalah memori yang berkaitan dengan penyimpanan informasi faktual yang
tidak terkait dengan pengalaman tertentu.
Ingatan jangka panjang implisit (ingatan prosedural) adalah kebalikan dari ingatan
eksplisit, yaitu ingatan yang memungkinkan kita mengerjakan sesuatu tanpa harus berpikir.
Contohnya saat kita berjalan atau berbicara, dalam aktivitas ini kita tidak lagi direpotkan
bagaimana kita me-recall ingatan jangka panjang kita tentang kata-kata, cara merangkai kata,
arti kata, cara melangkah, dan lain sebagainya, hal ini berjalan secara otomatis tanpa harus
menghadirkan kesadaran dari kita.
Ingatan prosedural tidak mudah untuk dijelaskan. Ingatan prosedural ini tidak hanya
dimiliki manusia, melainkan dimiliki oleh semua makhluk yang mempunyai kemampuan
belajar, misalnya binatang yang mengingat bagaimana caranya melakukan akrobat di sirkus.
Dengan ingatan prosedural tanpa sadar dan berpikir kita bisa melakukan sesuatu. Ingatan
prosedural digunakan dalam hal-hal seperti naik sepeda, belajar mengetik, belajar memainkan
alat musik atau belajar berenang. Kita dapat mengendarai mobil dari satu tempat ke tempat
lain sepanjang hari tanpa menyadari proses mengemudi hampir sepanjang waktu, dan benar-
benar aman. Sekali sebuah ingatan prosedural telah dilatih secara mental atau dipraktekkan
secara fisik sampai dengan kuat dalam ingatan jangka panjang, bisa tahan sangat lama.
Sebagai contoh, anda masih bisa naik sepeda setelah terakhir kali anda melakukannya
bertahun-tahun yang lalu.
b.Ingatan Episodik dan Ingatan Semantik
Para ahli di bidang ingatan ini membagi ingatan jangka panjang menjadi ingatan
episodik dan ingatan semantik. Ingatan episodik adalah ingatan tentang peristiwa-peristiwa,
sedangkan ingatan semantik adalah ingatan atau pengetahuan kita tentang fakta-fakta.
Ingatan episodik (tentang peristiwa) dan ingatan semantik (fakta) diolah di ingatan
bagian otak yang berbeda. Adalah Tulving, seorang ahli di bidang ingatan, membuat sebuah
eksperimen untuk mengetahui bagian otak yang mengolah ingatan episodik dan ingatan
semantik. Dalam eksperimennya, emas radioaktif disuntikkan ke dalam aliran darahnya
sendiri. Lebih dari 250 detektor radiasi ditempatkan di sekitar kepalanya, sehingga bisa
diamati ke mana saja darah yang mengandung radioaktif tersebut mengalir di dalam otaknya.
Ia menemukan bahwa ketika mengingat peristiwa-peristiwa dalam hidupnya, bagian depan
otaknya menjadi lebih aktif, sedangkan ketika ia mengingat fakta-fakta, bagian belakang
otaknyalah yang lebih aktif.Namun demikian, dalam penelitiannya yang terbaru, Tulving
menemukan hubungan di antara kedua ingatan jangka panjang ini. Salah satu
kemungkinannya adalah ingatan semantik berasal dari ingatan episodik. Misalnya saja jika
anda ingat bahwa dua hari yang lalu anda kehujanan (ingatan episodik; peristiwa kehujanan),
maka dengan sendirinya anda juga akan mengetahui bahwa dua hari yang lalu itu hujan
(ingatan semantik; fakta hujan). Ini menunjukkan bahwa fakta-fakta (ingatan semantik) akan
lebih mudah diingat jika kita mengingat atau menghubungkannya dengan suatu pengalaman
atau peristiwa (ingatan episodik).Ingatan episodik dan ingatan semantik memiliki perbedaan
cara kerjanya dalam menyimpan dan mengorganisasikan informasi. Ingatan episodik
menyimpan informasi dalam bentuk gambaran (bayangan) yang diorganisasikan berdasarkan
pada kapan dan di mana peristiwa-peristiwa terjadi. Sedangkan ingatan semantik menyimpan
informasi dalam dalam bentuk jaringan hubungan ide yang telah dianalisis.
C.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Ingatan
Telah disebutkan sebelumnya bahwa diduga ingatan yang telah masuk ke dalam
ingatan jangka panjang akan bertahan lama bahkan selamanya, dan manusia memiliki
kemampuan untuk mengenang atau memanggil kembali ingatan tersebut saat dibutuhkan.
Namun tidak berarti bahwa semua yang pernah dialami itu akan masuk dan tinggal
seluruhnya dalam ingatan. Ada faktor-faktor yang ternyata dapat mempengaruhi daya kerja
ingatan, antara lain :

 Faktor usia, ingatan paling tajam pada diri manusia kurang-lebih pada masa kanak-
kanak (10-14 tahun) dan ini berlaku untuk ingatan yang bersifat mekanis yakni ingatan untuk
kesan-kesan penginderaan. Sesudah usia tersebut kemampuan untuk mencamkan dalam
ingatan juga dapat dipertinggi akan tetapi untuk kesan-kesan yang mengandung pengertian
(daya ingatan logis) dan ini berlangsung antara usia 15-50 tahun.
 Kondisi fisik, misalnya kelelahan, sakit dan kurang tidur dapat menurunkan daya
kerja atau prestasi ingatan.
 Faktor emosi. Dalam hal ini seseorang akan mengingat sesuatu lebih baik, apabila
peristiwa-peristiwa itu menyentuh perasaan-perasaan, sedangkan kejadian yang tidak
menyentuh emosi seringkali diabaikan.
 Minat dan Motivasi. Dalam pengalaman sehari-hari, kita sering mengamati remaja
yang tidak lupa suatu lirik lagu walaupun dalam bahasa asing. Orang-orang yang sering
bepergian, mempunyai ingatan tentang ilmu bumi yang jauh lebih baik daripada yang tidak
pernah kemana-mana. Artinya disini seseorang yang mengingat segala sesuatu tentang hal
yang disukainya jauh lebih baik dari pada hal yang tidak disukainya. Jelaslah minat sangat
meningkatkan motivasi dan pada gilirannya akan meningkatkan daya ingat. Menurut Kurt
Lewin (1890-1947), seorang psikolog jerman, minat dan motivasi berarti konsentrasi energi
(forces) pada sektor (region) tertentu dalam kesadaran. Konsentrasi energi inilah yang
menyebabkan suatu hal tidak begitu saja dilupakan.
D.Metode Mengingat
Teknik ingatan adalah teknik memasukkan segala informasi yang kita peroleh ke
dalam otak sesuai dengan cara kerja otak. Pada dasarnya otak sangat menyukai dengan hal-
hal seperti, sesuatu yang tidak masuk akal dan berlebihan, penuh warna, multi sensori atau
melibatkan seluruh panca indera, menggunakan asosiasi, imajinasi, humor, simbol dan lain
sebagainya. Semakin kita bisa menggunakan hal- hal tersebut, semakin maksimal pula
kemampuan mengingat kita.

Adapun beberapa metode mengingat, diantaranya yaitu:

a. Metode pengulangan
Informasi yang di ulang-ulang akan semakin di ingat. Untuk salah satu strategi
peningkatan kemampuan memori adalah mengulang-ulang kembali. Ini selaras dengan teori
pembiasaan.

b. Teknik Asosiasi
Teknik asosiasi atau cantolan adalah bagaimana cara kita mengasosiasikan berbagai
hal dalam memori kita. Kita dapat menggunakan asosiasi sederhana untuk mengingat
potongan-potongan informasi. Selain itu, teknik ini juga untuk mengajarkan daftar informasi
yang panjang, terutama saat kita ingin mengingat informasi dengan urutan tertentu.

c. Sistem Mata Rantai


Yang di maksud dengan Sistem mata rantai adalah Informasi yang akan di ingat harus
mempunyai hubungan dengan yang lain . Metode ini juga disebut dengan metode cerita,
sebab dengan cerita ada item-item yang dihubungkan secara berurutan baik dari depan
maupun dari belakang dan akan mudah diingat.

d. Sistem Loci atau Lokasi


Dengan metode ini, kita bisa mengasosiasikan informasi yang ingin kita ingat dengan
lokasi tertentu. Kita dapat mengingat informasi dengan mudah jika kita meletakkannya di
tempat tertentu.

e. Total Story Technique (TST)


Teknik ini dilakukan dengan cara membuat cerita singkat dari hal-hal yang akan kita
hafalkan. Misalnya kita akan berbelanja di supermarket untuk membeli beras, shampo, susu,
permen karet, pembersih lantai, telur, kecap, keju, saos tomat, tisu. Daripada berusaha
menghafalnya, lebih baik Anda membuat cerita untuk hal-hal ini menjadi Dewi Sri
(merupakan legenda dewi padi yang menggambarkan beras) sedang keramas (shampo)
sambil mandi susu. Sedangkan di luar, si Mbok yang sedang mengunyah permen karet sambil
mengepel (permbersih lantai) sudah menyiapkan telur rasa kecap bertabur keju dan saos
tomat yang lembut seperti tisu.

f. Total Word Technique (TWT)


Pada teknik ini informasi yang ingin diingat diubah menjadi singkatan-singkatan atau jika
informasi yang akan diingat merupakan kata-kata asing, dapat diubah menjadi kata-kata yang
kedengarannya hampir sama. Teknik ini sering disebut juga dengan istilah jembatan keledai.
Setelah itu, baru dibuat cerita agar dapat diterima oleh otak kanan.Misalnya, ketika harus
menghafal 8 planet mulai dari yang terdekat matahari. Urutannya adalah Merkurius, Venus,
Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptunus. Jika menghafalnya terasa sulit, bisa diubah
menjadi kalimat "Mengendarai Vespa Bukan Mainan, Judi Sahabat Urip Nekad".

g. Total Number Technique (TNT)


Teknik ini digunakan untuk mengingat angka-angka. Karena otak kanan tidak
mengenal angka atau tulisan, maka perlu dibuat cerita agar dapat dikenali otak kanan.
Misalnya, Anda harus mengingat angka 212.007.217.080.205. Anda dapat mengubahnya
menjadi cerita seperti Wiro Sableng (212) dan James Bond (007), keduanya (2) sedang
mengikuti upacara kemerdekaan (1708) pada hari pendidikan nasional (0205).
Meningkatkan Ingatan
E. Cara untuk Meningkatkan Ingatan
a. Relaksasi secara teratur
Salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan ingatan adalah berusaha
mengendorkan ketegangan seluruh otot tubuh sebelum mempelajari sesuatu yang baru.
Menurut ahli, relaksasi otot dapat mengurangi kecemasan yang sering dirasakan seseorang
ketika berusaha mempelajari hal baru.
b. Dengarkan musik klasik
Menurut Dr. Frances Ranscher dan Dr. Gordon Show, peneliti dari Universitas
California, AS, orang yang sering mendengarkan musik klasik akan mengalami peningkatan
kemampuan penalaran. Menurut penulis The Mozart Effect, Don Campbell, mendengarkan
musik klasik juga akan membantu ingatan dan pembelajaran.
c. Menata pikiran
Membentuk urutan informasi (mengelompokkan informasi) akan membuat sesuatu
lebih mudah diingat. Ini juga akan mempermudah otak untuk mengingat kembali apa yang
telah dipelajari dan diketahui.
d. Jaga kesehatan
Tentu, gangguan kesehatan dapat mengganggu ingatan. Sebuah penelitian
menunjukan bahwa dalam periode 25 tahun, pria penderita hipertensi akan kehilangan
kemampuan kognitif hingga dua kali lipat dibandingkan pria bertekanan darah normal.
Penelitian juga menunjukkan bahwa pada usia 70-an, seseorang tidak akan mudah mengalami
penurunan kemampuan kognitif jika mereka tetap aktif secara fisik.
e. Tantanglah diri sendiri
Otak memproduksi senyawa kimia neurotransmitter yang membawa pesan antar-sel
yang terlibat dalam ingatan. Ketersediaan neurotransmitter ini akan meningkat apabila otak
sering digunakan untuk menyelesaikan tantangan yang menuntut pemecahan masalah.

f. Cukup tidur
Kurang tidur dapat mengurangi kemampuan seseorang untuk mengingat informasi
yang kompleks. Penelitian di Universitas de Lille, Prancis, mengindikasikan bahwa otak
memerlukan tidur untuk mempertahankan kemampuan mengingat informasi yang kompleks.
g. Makan secukupnya, kurangi lemak, perbanyak minum
Pilih makanan yang rendah lemak dan rendah kalori, serta memperbanyak minum air
putih. Air putih dapat membantu pencernaan dan pernapasan, meningkatkan kapasitas
pembawaan oksigen dalam darah, serta mempertahankan kesehatan sel.
h. Libatkan emosi
Pasalnya, peningkatan ingatan tentang suatu kejadian terkait erat dengan peningkatan
emosi. Dan pengalaman yang melibatkan emosi akan lebih mudah diingat daripada
pengalaman biasa.
i. Kembangkan ketajaman indera
Cobalah praktikkan keterampilan pengamatan dan belajar memperhatikan sesuatu
dengan menggunakan seluruh indera kita. Jika ingin mengingat sesuatu, berhentilah sejenak,
perhatikan dan catat apa yang ingin kita lihat.
j. Kembangkan sikap mental positif
Gantilah setiap sikap mental negatif atau kritik terhadap diri sendiri menjadi sikap
yang positif, karena hal itu akan menimbulkan rasa percaya diri yang berpengaruh positif
terhadap daya ingat.
k. Olahraga teratur
Selain meningkatkan kekuatan fisik, olahraga juga dapat membantu fungsi ingatan
kita dengan menjamin suplai oksigen dan darah ke otak. Olahraga juga menstimulus endorfin,
yaitu neurotransmitter yang terkait dengan perasaan senang, yang dapat meningkatkan
keceriaan dan menjadi pemicu untuk pembelajaran dan ingatan.
l. Istirahat cukup
Yang tak kalah penting adalah istirahat cukup. Supaya fungsi otak bisa maksimal,
otak membutuhkan istirahat untuk mengendapkan dan mengkonsolidasikan ingatan. Istirahat
yang dibutuhkan otak bervariasi, tergantung pada kerumitan dan kebaruan informasi, serta
pengalaman orang yang bersangkutan. Cara yang baik adalah memberi waktu istirahat otak 3
hingga 10 menit setelah otak beraktivitas selama 10 hingga 50 menit.
BAB III
PENUTUP

A.KESIMPULAN

Dari hasil makalah kami yang telah diuraikan pada bab pembahasan masalah dapatlah
disimpulkan hal-hal berikut:
1.Secara teoritis, ada 3 aspek yang berkaitan dengan berfungsinya ingatan, yakni
(1) menerima kesan,
(2) menyimpan kesan, dan
(3) memproduksi kesan.
2.jenis-jenis ingatan dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu, Memori sensoris, ingatan jangka
pendek dan ingatan jangka panjang.
3.beberapa faktor yang mempengaruhi ingatan seseorang yakni, faktor usia, kondisi fisik,
factor emosi, minat dan motivasi.

B.SARAN

Dengan adanya makalah psikologi pendidikan ini yang membahas masalah ingatan dapat
bermanfaat untuk siapapun yang membacanya, dan dapat memperkuat ingatan para
pembaca.
Makalah yang kami buat ini tidaklah mendekati kesempurnaan, jadi kami harap dari para
pembaca dapat memberikan masukan jika makalah ini memilikih kekurangan.

DAFTAR PUSTAKA

Fauzi, Ahmad.Drs. H. 1999psikologi penidikan Bandung: Penerbit: Pustaka Setia.


www.Internet.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia adalah mahluk Tuhan yang sempurna, dan
kelebihan manusia dibandingkan dengan makhluk
Tuhan lainnya adalah manusia memiliki kemampuan
untuk mengingat sesuatu namun banyak manusia yang
tidak memanfaatkan kemampuannya tersebut dengan
sebaik mungkin dan hanya memanfaatkan kemampuan
tersebut sekedarnya saja.
Memori atau kemampuan mengingat memiliki
kedudukan yang sangat pentig dalam proses belajar,
para siswa akan mudah belajar jika dia memiliki
kapasitas memori yang baik dan jika kemampuan ini di
gunakan dengan baik maka bisa dipastikan siswa
tersebut akan dapat dengan mudah meyerap dan
mengingat pelajaran yang di berikan oleh bapak ibu
guru.

B. Rumusan Masalah
Untuk mempermudah pembaca memahami isi
makalah ini, maka penulis merumuskan ruusan masalah
sebagai berikut:
1. Apa yang di maksud dengan memori?
2. Apa saja struktur dan jenis memori?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi memori?
4. Apa hubungan antara memori dan belajar bagi para
siswa?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Memori
Ada beberapa definisi menurut para ahli tentang
memori, yaitu:
Memori yang biasanya kita artikan sebagai ingatan
itu sesungguhnya adalah fungsi mental yang
menangkap informasi dari stimulus, dan ia merupakan
storage system, yakni sistem penyimpanan informasi
dan pengetahuan yang terdapat di dalam otak
manusia.”[1]Di sini, memori merupakan sistem kerja
otak manusia untuk menangkap dan menyimpan
pengetahuan.
Menurut Eric Jensen dan Karten Mar kowiz
(2003:21), ingatan merupakan suatu proses
biologi,yakni informasi diberi kode dan dipanggil
kembali.Pada dasarnya,menurut Jensen,ingatan adalah
sesuatu yang membentuk jati diri manusia dan
membedakan manusia dari makhluk lain.Ingatan
memberi manusia titik –titik rujukan pada masa lalu dan
perkiran pada masa depan.[2]
Semua pengetahuan, baik pengetahuan indra
maupun pengetahuan akal (pikiran),yang masuk ke
dalam kesadaran jiwa kita, kemudian disimpan oleh jiwa
kita, kemudian disimpan oleh jiwa kita. Jiwa kita
mempunyai kesanggupan untuk menyimpan
pengetahuan untuk beberapa lama,bahkan sampai
seumur hidup ; dan mengeluarkan kembali pengetahuan
tadi sewaktu – waktu di butuhkan. Fungsi jiwa yang
demikian ini disebut ingatan atau memori (memory).[3]
Ingatan atau memori adalah sebuah fungsi dari
kognisi yang melibatkan otak dalam pengambilan
informasi.[4]
Ada tiga ciri yang terkandung dalam memori, yaitu:
fungsi, pengalaman/informasi, dan spesifikasi. Memori
melibatkan fungsi dari suatu sistem yang dapat
difungsikan, sehingga memerlukan alat atau tempat
untuk melaksanakan fungsi untuk merekam. Memori
juga melibatkan informasi yang diperoleh melalui suatu
aktivitas, sehingga informasi yang didapat akan menjadi
suatu pengalaman yang disimpan pada suatu tempat.
Tidak semua informasi atau pengalaman yang akan
dapat direkam dengan baik, hanya informasi-informasi
yang memiliki kekhususan (kesan tertentu) yang dapat
disimpan. Jadi, memori merupakan suatu proses kerja
yang melibatkan alat-alat atau tempat untuk menerima,
menyimpan, dan mengingat kembali informasi-informasi
yang memiliki kekhususan.
Mengingat merupakan pengetahuan sekarang
tentang pengalaman masa lampau Memori dalam
pengertian ini lebih menekankan pada kemampuan
kognitif seseorang, yaitu kemampuan untuk
menyebutkan atau menghafal suatu kegiatan yang
pernah dilakukan pada masa lalu.[5]
Memori ialah proses mental yang meliputi
pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali
informasi dan pengetahuan yang semuanya terpusat
dalam otak. semua aktivitas memori berpusat di otak
dan ada tiga kegiatan dalam memori, yaitu:[6]
a) Pengkodean. Pada tahap awal informasi-informasi
yang diterima terlebih dahulu diberi kode atau tanda
atau pengelompokkan.
b) Penyimpanan. Setelah informasi tersebut diberi
kode, kemudian diteruskan ke tempat penyimpanan. Di
tempat penyimpanan informasi akan bertahan di
dalamnya sampai suatu saat dibutuhkan untuk
dimunculkan kembali. Tiak semua informasi yang
diterima dapat disimpan. Waktu penyimpanan
tergantung pada kualitas dan kapasitas tempat yang
dimiliki otak masing-masing individu.
c) Pemanggilan kembali. Pada tahap ini, informasi-
informasi yang telah disimpan tadi dipanggil sesuai
dengan kebutuhan, walaupun tidak semua informasi
yang diterima dan disimpan dapat dipanggil kembali,
karena sebagian atau bahkan semua informasi yang
disimpan dapat hilang atau tertutup oleh informasi yang
lainnya.
Ingatan didefinisikan sebagai kecakapan untuk
menerima, menyimpan, dan mereproduksi kesan-kesan.
Definisi ini sama dengan definisi dari Bruno, hanya
terdapat perbedaan pada tahap ketiga. Bruno
menggunakan istilah pemanggilan kembali, sedangkan
Suryabrata menggunakan istilah mereproduksi kesan.
Istilah mereproduksi kesan mengandung pengertian
yang lebih dalam dan luas, karena mereproduksi adalah
melakukan (membuat) reproduksi; menghasilkan
(memproduksi) ulang; menghasilkan (mengeluarkan)
kembali (Pusat Bahasa Diknas).[7]
Ingatan merupakan hubungan antara pengalaman
dengan masa lalu. Proses manusia memunculkan
kembali tiap kejadian pengalaman pada masa lalunya,
membutuhkan kemampuan mengingat kembali yang
baik. Dengan kemampuan mengingat pada manusia,
maka ini menunjukan bahwa manusia mampu
menerima, menyimpan dan menimbulkan kembali
pengalaman-pengalaman yang dialaminya.
Menimbulkan kembali pengalaman-pengalaman yang
pernah dialami, sama halnya dengan memunculkan
kembali sesuatu yang pernah terjadi dan tersimpan
dalam ingatan. Jadi, memori adalah keseluruhan proses
fungsi mental yang berpusat di otak untuk memunculkan
kembali pengetahuan tertentu tentang pengalaman
masa lalu melalui tahapan
menangkap/menerima,memberi kode, menyimpan,
mereproduksi, dan memanggil/memunculkan kembali.

B. Struktur memori
Struktur sistem akal manusia terdiri atas tiga
subsistem, yakni: sensory register, short term memory,
dan long term memory.[8]
a) Sensory storage (memori sensoris/sensory register)
Bagian ini merupakan tempat pertama yang dilalui, yaitu
organ-organ penerima informasi yang terdiri dari panca
indera manusia. Pada tahap ini semua informasi akan
diterima oleh panca indera. Karena keterbatasan panca
indera, maka tidak semua informasi yang diterima akan
dapat disimpan untuk diteruskan ke shor term memory.
b) Short term memory
Short term memory merupakan tempat penyimpanan
sementara informasi yang telah diterima oleh sensory
storage. Informasi-informasi yang ada pada short term
memory tidak akan bisa bertahan lama.
c) Long term memory
Informasi yang telah sampai pada short term memory
akan diteruskan ke long term memory, tetapi hanya
sebagian kecil saja dari informasi yang diterima bisa
sampai ke long term memory. Informasi-informasi yang
ada di long term memory inilah yang nantinya akan
dapat dimunculkan kembali sebagai suatu pengetahuan.
Jadi, ada tiga bagian memori yang terlibat dalam
proses memori, yaitu memori sensoris, memori jangka
pendek (short term memori), dan memori jangka
panjang (long term memori). Informasi akan selalu
diterima oleh memori sensoris, kemudian sejumlah
tertentu akan diteruskan ke dalam memori jangka
pendek dan yang lain hilang. Informasi di memori jangka
pendek akan mengalami proses seleksi untuk
diteruskan ke memori jangka panjang, sedangkan yang
tidak diteruskan akan dilupakan.

C. Jenis memori
Di tinjau dari sudut jenis informasi dan pengetahuan
yang disimpan ,memori manusia itu terdiri atas dua
macam:[9]
1. Semantic memory (memori semantic), yaitu memori
khusus yang menyimpan arti-arti atau pengertian-
pengertian.
2. Episodic memory (memori episodic), yaitu memori
khusus yang menyimpan informasi tentang peristiwa-
peristiwa.
Ada tiga jenis memori yang tersimpan pada long term
memory, yaitu:
a. Memori semantik
Memori ini menyimpan tentang pengertian suatu
obyek yang diketahui seseorang baik berupa kata,
konsep, peraturan, maupun ide-ide abstrak. Memori ini
penting bagi seseorang untuk menerapkan informasi
yang telah diketahuinya dalam memecahkan masalah-
masalah yang dihadapinya.
b. Memori episodik
Memori inilah yang menyimpan informasi tentang
peristiwa-peristiwa masa lalu, sehingga seseorang
dapat mengingat kembali kejadian-kejadian yang
pernah dialaminya. Ketika seseorang mengingat masa
sekolahnya di sekolah dasar, maka orang tersebut
sedang menggunakan informasi yang tersimpan dalam
memori episodiknya. Memori episodik merupakan
pengalaman personal, sebuah gambaran mental
tentang hal-hal yang dilihat atau didengar.
c. Memori prosedural
Ingatan prosedural adalah ingatan yang disimpan
setelah melakukan kegiatan atau keahlian yang
dipelajari.Misalnya ingatan Anda tentang belajar naik
motor,memancing,atau mengendarai mobil yang belum
lama Anda jalankan.Ingatan ini terkait dengan segala
sesuatu yang sifatnya ara melakukan sesuatu.[10]

D. Faktor yang mempengaruhi memori


Kuat atau lemahnya memori seseorang dipengaruhi
oleh banyak faktor. Salah satunya adalah kondisi fisik.
Faktor lain yang juga mempengaruhi ingatan adalah
usia.
Kemampuan mengingat seseorang dipengaruhi oleh
beberapa faktor yang menyebabkan seseorang
mengalami kesulitan untuk mengingat suatu informasi
yang diterimanya. Kondisi fisik seperti sakit dapat
menyebabkan kesulitan untuk mengingat, karena pada
saat sakit kondisi jasmani sedang mengalami gangguan.
Selain itu, usia juga merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi ingatan seseorang. Anak-anak
akan lebih mudah menerima dan menyimpan informasi
dibandingkan dengan orang yang telah berusia lanjut.
Tidak semua informasi yang diterima oleh panca
indera diteruskan ke sensory storage, dari storage
informasi juga tidak semuanya dapat diteruskan ke short
term memory, demikian juga informasi yang sampai ke
short term memory dapat disimpan di long term
memory. Walaupun informasi telah sampai di long term
memory, tetapi tidak semua informasi dapat
dimunculkan kembali. Inilah yang dinamakan lupa.
Lupa merupakan gejala psikis yang dialami oleh
manusia normal.Lupa dialami oleh manusia karena
pernah mengingat sesuatu.Artinya,pada suatu waktu
sudah pernah menyimpan informasi di dalamnya
memorinya,tetapi informasi yang dimaksud jarang
dibangkitkan dan dikomunikasikan,sementara setiap
hari terjadi pemasukan informasi dan terbentuk pula
penumpukan informasi.Karena padatnya informasi
didalam memori,ada informasi yang hilang,yang sudah
tidak mampu diingat kembali alias lupa.[11]
Dilihat dari sebab-sebabnya,lupa dapat dibagi
dua,yaitu sebagai berikut:
1 Lupa karena hilangnya daya ingat terhadap
informasi yang dimaksudkan,artinya tanpa disengaja
atau tidak menyadarinya bahwa informasi yang
dimaksud kurang memperoleh perhatian.
2 Lupa dengan sebab di sengaja,sebagai lupa yang
dipenuhi kepura-puraan.Lupa yang disengaja
merupakan upaya jiwa untuk menghilangkan informasi
tetentu yang ada dalam ingatanya,tetapi bukanberarti
dapat melupakannya secara absolute,karena bisa saja
informasi itu semakin kuat memperlihatkan diri
memperlihatkan diri dalam kehidupannya.[12]
Ada beberapa faktor yang menyebabkan kita
melupakan satu atau beberapa informasi :
· Tidak penting
Alasan paling umum mengapa suatu informasi
dilupakan adalah karena informasi itu tidak penting.
· Gangguan
Gangguan disini adalah rangsangan lain yang muncul
bersamaan denagn tahap pemrosesan ingatan.
· Kerusakan
Kerusakan pada engram atau hubungan saraf yang
terjadi saat suatu kejadian di rekam dalam pikiran
merupakan penyebab orang menjadi lupa .
· Tekanan
Ingatan yang ditekan yaitu ketika ingatan didorong kea
lam bawah sadar, adalah semacam mekanisme
pertahananbuilt-in yang membantu sesseorang
menghadapi trauma emosional.
· Stress
Kinerja ingatan akan menapai titik puncak, jika berada
dalam tingkatan stress yang memadai. Sebaliknya
kinerja ingatan akan menurun jika stres berlebihan atau
kronis.[13]

Selain tersebut di atas ada juga beberapa faktor


yang lain yang menyebabkan lupa. ada enam faktor
penyebab lupa, yaitu:[14]
1) gangguan konflik antara item-item informasi atau
materi yang ada dalam sistem memori siswa.
2) tekanan terhadap item yang telah ada baik sengaja
ataupun tidak.
3) Perubahan situasi lingkungan antara waktu belajar
dengan waktu mengingat kembali.
4) perubahan sikap dan minat siswa terhadap proses
dan situasi belajar tertentu.
5) materi pelajaran yang telah dikuasai tidak pernah
digunakan atau dihafalkan siswa.
6) perubahan urat syaraf otak.
Informasi yang baru diterima mengganggu informasi
yang lama atau sebaliknya informasi yang baru
terganggu oleh informasi yang lama. Dalam hal
informasi yang baru mengganggu informasi yang lama,
maka informasi yang lama akan sulit diingat atau
dimunculkan. Dalam hal informasi baru terganggu oleh
informasi lama, maka yang akan terjadi adalah informasi
yang baru akan sulit diterima atau disimpan. Hal ini bisa
terjadi karena jarak waktu antara informasi baru dan
informasi lama relatif dekat.
Informasi yang ada tertekan oleh keadaan psikis.
Informasi yang diterima mungkin menyenangkan,
menyedihkan, atau menyusahkan, sehingga informasi
tersebut hilang atau berusaha dihilangkan.
Perubahan situasi lingkungan saat menerima
informasi yang berbeda dengan situasi saat mengingat
juga menyebabkan informasi tersebut susah untuk
diingat. Siswa yang hanya menerima materi di kelas,
kemungkinan besar akan susah mengingatnya kembali
jika sudah ada di lapangan.
Sikap dan minat siswa yang kurang senang
terhadap informasi yang diterima akan menyebabkan
informasi yang diterima akan terlupakan.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa informasi yang
tidak pernah digunakan akan mudah hilang, walaupun
dapat dimunculkan kembali apabila diberi pancingan.
Kondisi fisik juga turut menyebabkan terjadi lupa, seperti
sakit.
Ada beberapa hal yag bisa dilakukan untuk
memudahkan kita dalam mengigat, hal tersebut di kenal
dengan strategi memori.
Individu-individu berbeda-beda dalam
kemampuannya mengingat, tetapi tiap orang dapat
meningkatkan kemampuan mengingatnya dengan
pengaturan kondisi yang lebih baik dan penggunaan
metode yang lebih tepat.[15]
Kemampuan memori manusia terbatas dan berbeda-
beda antara satu dengan orang lainnya. Namun
demikian, ada cara-cara tertentu yang dapat ditempuh
seseorang agar mudah mengingat suatu informasi,
antara lain dengan menjaga kondisi fisik agar selalu
sehat dan bugar, menciptakan suasana dan ruang yang
tepat untuk belajar, dan sebagainya.
Strategi rehearsal ditempuh dengan memperbanyak
latihan atau pengulangan suatu informasi. Strategi
organisasi dilakukan dengan menyusun informasi-
informasi yang diterima dalam kelompok-kelompok
tertentu. Strategi elaborasi dilakukan dengan
menciptakan makna tertentu terhadap informasi yang
diterima. Strategi of loci dilakukan dengan cara
menggunakan tempat-tempat tertentu yang telah dikenal
untuk membantu mengingat. Strategi kata kunci
dilakukan dengan menggunakan kata-kata tertentu yang
sama untuk mengingat informasi.

E. Hubungan antara memori dan belajar


Hubungan antara belajar, memori, dan pengetahuan
itu sangat erat dan tidak mungkin dipisahkan”.[16]
Memori adalah keseluruhan proses fungsi mental
yang berpusat di otak untuk memunculkan kembali
pengetahuan tertentu tentang pengalaman masa lalu
melalui tahapan menangkap/menerima, memberi kode,
menyimpan, mereproduksi, dan
memanggil/memunculkan kembali; sedang belajar
merupakan proses perubahan perilaku seseorang yang
dilakukan dengan sengaja untuk memperoleh sesuatu
yang baru baik pengetahuan, sikap, maupun
keterampilan. Belajar melibatkan semua panca indera
dan fungsinya untuk menerima materi pelajaran,
kemudian mengolah dan menyimpannya. Suatu saat
informasi harus dapat dimunculkan kembali apabila
dibutuhkan. Hasil dari proses belajar yang dilakukan
dapat diketahui dari kemampuan seseorang untuk
memunculkan kembali materi pelajaran yang telah
dipelajari.

BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai


berikut:
1. Memori adalah fungsi mental yang menangkap
informasi dari stimulus, dan ia merupakan storage
sistem, yakni sistem penyimpanan informasi dan
pengetahuan yang terdapat di dalam otak manusia.
2. Struktur memori terdiri dari tiga bagian, yaitu sensory
storage, short term memory, dan long term memory.
Sensory storage merupakan bagian penerima informasi,
short term memory merupakan tempat penyimpanan
sementara informasi yang diterima, dan long term
memory merupakan tempat penyimpanan memori yang
nantinya akan dimunculkan kembali saat dibutuhkan.
3. Faktor yang mepengaruhi kuat atau lemahnya
memori seseorang bisa berasal dari dalam diri bisa juga
berasal dari luar diri.
4. Kemampuan memori manusia terbatas dan berbeda-
beda antara satu dengan orang lainnya. Namun
demikian, ada cara-cara tertentu yang dapat ditempuh
seseorang agar mudah mengingat suatu informasi,
antara lain dengan menjaga kondisi fisik agar selalu
sehat dan bugar, menciptakan suasana dan ruang yang
tepat untuk belajar, dan sebagainya.
5. Memiliki memori yang baik akan sangat membantu
siswa dalam mengigat pelajaran yang telah di pelajari,
karena itu memori memiliki hubungan yang sangat erat
dengan belajar.

DAFTAR PUSTAKA

Syah, Muhibbin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan


pendekatan baru. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Suryabrata, Sumadi. 2010. Psikologi Pendidikan.
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.
Fudyartanta, Ki. 2011. Psikologi Umum. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Mahmud,H. 2010. Psikologi Pendidikan. Bandung: CV
Pustaka Setia.
Marliany, Rosleny. 2010. Psikologi Umum. Bandung: CV
Pustaka Setia.
MEMORY
Makalah Ini Di susun Untuk Memenuhi Tugas Pada mata
kuliah
“psikologi pendidikan”
Dosen pengampu:
Moh.Irfan Burhani

KELAS:B
Disusu Oleh:
Ajifa Miftachun nikmah (9321 270 13)

JURUSAN TARIYAH PRODI PENDIDIKAN AGAMA


ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

KEDIRI 2014
[1] Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan
pendekatan baru(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2004),96.
[2] Mahmud, Psikologi Pendidikan (Bandung: CV.
Pustaka Setia, 2010), 128.
[3]Ki Fudyartanta, Psikologi Umum (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2011),313.
[4] Rosleny Marliany, Psikologi Umum, terj. Mursidin
(Bandung: Pustaka Setia, 2010),215
[5] Ahmad Fauzi, Psikologi Umum, (Bandung : Pustaka
Setia, 2004), 50.
[6] Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan
baru.,96
[7] Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan,(Jakarta :
PT RajaGrafindo Persada, 2013), 44.
[8] Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan
baru.,97.
[9] Ibid.,98.
[10] Mahmud, Psikologi Pendidikan.,130
[11] Rosleny Marliany, Psikologi Umum.,217
[12] Ibid
[13] Mahmud, Psikologi Pendidikan.,164
[14] Syah,Psikologi Pendidikan dengan pendekatan
baru.,158
[15] Suryabrata, Psikologi Pendidikan.,54
[16] Syah, Psikologi Pendidikan dengan pendekatan
baru.,72

Anda mungkin juga menyukai