Anda di halaman 1dari 16

BELAJAR DAN MEMORI

Dosen pengampu:
Susanti Prasetyaningrum.,M.Psi

OLEH :

Siti Hajar Wahyuni 201510230311014


Ade Irma Yolanda 201510230311017
Rafiqah Andini 201510230311022
Rifda Salsabila 201510230311028
Rahmahayati Patria 201510230311029
Wahyu Anisa 201510230311030
Elsara Risky Safitri 201510230311060
Lidya Charolina 201510230311069

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, sert hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Belajar dan Memori ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu
Susanti sebagai Dosen mata kuliah Biopsikologi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
       Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan dan
ilmu pengetahuan kita mengenai bagaimana itu proses belajar dan apa hubungannya dengan
memori. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan
jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik dan saran demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
       Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang
berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................1
BAB 2 PEMBAHASAN.............................................................................................3
BAB 3 KESIMPULAN DAN IMPLIKASI.....................................................................11
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................13
ii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di setiap jenjang pendidikan bahkan ketika sudah tidak menjalankan kegiatan di
rana pendidikan. Belajar adalah hal atau proses yang selalu dilakukan oleh manusia.
Bahkan diri kita sendiri adalah individu yang selalu melakukan apa itu yang disebut
belajar dalam kehidupan kita sehari-hari. Belajar sendiri merupakan proses yang
memerlukan memori dalam setiap prosesnya.
Memori adalah elemen pokok dalam sebagian besar proses kognitif. Tidaklah
mengherankan bahwa memori menjadi subjek penelitian utama para peneliti
terdahulu.Belajar tidak hanya informatif (proses belajar-mengajar) tapi belajar juga
bisa didapatkan dari keadaan dan kepekaan kita terhadap kehidupan. Dalam proses
belajar informatif misalnya, seringkali kita lupa bahkan informasi yang kita dapatkan
dari membaca ataupun mendengar, ataupun kedua-duanya (audio-visual) seringkali
sedikit yang mampu kita presentasikan dalam kata-kata (lisan) bahkan hilang (decay).
Hal itu disebabkan bahwa dalam proses belajar otak mempunyai kecenderungan
mengulang informasi yang baru diterima terutama yang menyita perhatian sehingga
pengalaman sensorik terfiksasi dalam gudang ingatan (memori).
oleh karenanya makalah ini akan dibahas apa itu hubungannya antara belajar dan
memori yang dimiliki oleh manusia. Bagaimana itu peranan memori dalam proses
serta dengan disertai kajian teoritik.

B. Tujuan
Makalah tentang Belajar dan memori adalah untuk menjelaskan serta menjabarkan
bagaikmana hubungan Proses belajar dengan memori.Serta makalah ini dibuat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Biopsikologi.

1
C. Manfaat
1. Menambah pengetahuan tentang proses belajar
2. Mempermudah proses mahasiswa belajar tentang materi yang disajikan
3. Meningkatkan kemampuan menulis dan memahami topik belajar dan memori
4. Pemenuhan tugas

2
BAB II
KAJIAN TEORITIK BELAJAR DAN MEMORI

Memori ataupun ingatan adalah proses memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan kembali
informasi dan pengalaman yang kita peroleh. Menurut Andersen (1997) memori adalah rekaman
pengalaman yang relatif permanen yang mendasari perilaku belajar. Kaitan memori dengan
belajar mengacu pada proses adaptasi perilaku terhadap pengalaman dan memori merujuk pada
rekaman permanen yang mendasari adaptasi tersebut. Proses memori dapat dibagi menjadi tiga
tahap : pengkodean, penyimpanan dan pengambilan kembali informasi-informasi (retrieval).
Adapun letak memori disimpan yaitu pada :
- Hipotalamus
Scoville dan Milner (1957) pada penemuan H.M ( salah satu contoh kasus yang membuka jalan
dan mengubah studi tentang ingatan ) menyimpulkan bahwa hipokampus dan struktur-struktur
yang terkait berperan dalam konsolidasi. Scoville menyimpulkan bahwa :
1. Labektomi temporal medial bilateral :hanya menyimpan ingatan retrogad yang diperoleh selama
periode tidak lama.
2. Hipokampus : menyimpan ingatan secara temporer sampai sapat ditransfer ke sistem
penyimpanan kortikal yang lebih stabil.
Teori kesimpulan tersebut dikenal dengan nama Teori Konsolidasi Standar .ada beberapa teori-
teori terkait hipokampus , yaitu:
O’keefe dan Nadel (1978) teorinya Kognitif Map Theory (teori peta kognitif) tentang fungsi
hipokampus.Dikatakan bahwa hipokampus memiliki peran kritis dalam memperoleh dan
mengingat kembali sebuah episode/peristiwa.
Rudy & Sutherland (1992) , Teori Configural association theory menyebutkan bahwa
hipokampus berperan dalam retensi signifikansi behavioral dari berbagai kombinasi stimuli,
tetapi bukan dari stimuli individu. Contoh : hipokampus menurut teori ini berperan dalam
mengingat sebuah cahaya yang menyorot disebuah konteks tertentu (misalnya dilokasi atau
waktu tertentu)memberikan sinyal makan.
Brown dan Anggleton (2001), mereka mengatakan bahwa hipokampus berperan dalam
3
mengenali tatanan spesial objek, namun yang memiliki peran kunci sebagian besar tugas
pengenalan adalah korteks peririnal.Meskipun ada konseus umum bahwa hipokampus memiliki
peran penting dalam ingatan/memori masih belum ada kesepakatan tentang fungsinya secara
spesifik.
- Korteks peririnal
Penemuan bahwa korteks peririnal memainkan peran yang lebih penting dibandingkan
hipokampus dalam pengenalan objek namun bukan berarti hipokampus tidak memiliki peran
pentingnya dalam ingatan. Dan korteks rinal ini memiliki dua daerah :
1. Korteks entorinal (korteks dalam fisura rinal)
2. Korteks peririnal (korteks diseputar fisura rinal)
Sebuah artikel review oleh Busse dan Saksida (2005) meletakkan peran korteks peririnal dan
hipokampus dalam perspektif. Menurutnya berdasarkan bukti-bukti yang mereka kumpulkan.
Hipokampus memiliki peranan kognisi spesial dan korteks peririnal berperan dalam pengenalan
objek, dan ini juga bukan merupakan satu-satunya fungsi korteks peririnal selain fungsi lainnya
mengkonstruksikan dan memelihara representasi kompleks dari berbagai objek yang berguna
untuk beragam proses ()misal persepsi dan kategorisasi) selain ingatan.

- Nukleus mediodorsal dan otak depan basal terimplikasi dalam ingatan


Nukleus mediodorsal dan otak depan basal terimplikasi depan dalam ingatan kedua fungsi ini
saling keterkaitan. Otak depan basal (daerah garis tengah yang berlokasi tepat diatas
hipokampus) yang merupakan sumber utama asetilkolin otak. Temuan ini berdasarkan temuan
bahwa stroke didaerah otak depan basal dapat menyebabkan amnesia, memunculkan pandangan
bahwa deplesi/ penipisan jumlah asetilkolin merupakan penyeban amnesia alheimer.

4
1. Korteks inferotemporalsual, Daerah-daerah kortek sensori sekunder diduga memainkan peranan
penting dalam menyimpang ingatan sensori. Fungsinya adalah terlibat dalam visual tentang
berbagai objek. Diduga beradaptasi dalam menyimpan ingatan-ingatan tentang pola-pola visual,
bersama-sama dengan korteks perinal (Bussey & Saksida 2005)
2. Amigdala, memiliki peranan penting dalam menyimpan ingatan-ingatan untuk pengalaman-
pengalaman yang memiliki signifikansi emosi. Berdasarkan pendapat & dari
Adolphs,Tranel,Buchanan 2006.
3. Korteks prefrontal, terletak pada posisi anterior terhadap korteks motorik. Ada 2 kemampuan
yang seringkali hilang pada pasien Korteks Prefontal, yaitu:
- defisit atau menurunnya ingatan urutan temporal berbagai kejadian bahkan meskipun mengingat
kejadian atau peristiwa itu sendiri
- defisit dalam working memori (kemampuan dalam mempertahankan ingatan-ingatan yang
relevan selama sebuah tugas sedang dikerjakan).
Selain itu ada Serebelum Dan Striatumi yang juga diduga memiliki andil dalam ingatan.
Jika Serebelum adalah memiliki andil dalam menyimpan ingatan tentang sensori motor yang

5
dipelajari. Sedangkan Striatumi adalah menyimpan tentang ingatan untuk hubungan yang
konsisten antara stimulus dan respons tipe ingatan yang berkembang secara sedikit demi sedikit/
inkremental.

Adapun macam-macam dari teori adalah sebagai berikut :

1. Memori Sensoris
Informasi yang langsung diterima alat indera dan akan hilang dalam waktu satu detik
- Short Term Memory ( memori jangka pendek )
Informasi bertahan 15-25 detik.Disebut juga dengan working memory karena beraktivitas
kita membutuhkan informasi-informasi tertentu yang penggunaannya hanya sesaat.Memori
jangka pendek ini dapat ditingkatkan dengan metode chunking, yaitu membagi-bagi informasi ke
dalam unit-unit tertentu. Misal menghapal NIM: 71060017 menjadi 71-06-0017.
- Long Term Memory ( memori jangka panjang )
Informasi yang relative permanent. Macamnya:

1. Memory deklaratif berisi informasi-informasi faktual, terdiri dari memori semantik dan episodik.
Memori semantik adalah ingatan tentang pengetahuan/fakta-fakta umum, misal tempat beribadah
orang Islam adalah mesjid.Memori episodik adalah ingatan tentang suatu peristiwa tertentu,
misal ingatan kita waktu pertama kali tentang sekolah.
2. Memory prosedural, berisi informasi yang berhubungan dengan keterampilan dan kebiasaan
melakukan sesuatu, misalkan tatacara kita berwudhu.

Mengingat adalah memunculkan kembali informasi tersebut pada saat dibutuhkan.Jika informasi
yang kita butuhkan tersebut tidak dapat dimunculkan kembali secara utuh, maka hal inilah yang
disebut dengan lupa. Adapun beberapa penjelasan yang menyebabkan kita lupa:
- Teori atropi (Decay Teori)
Lupa terjadi karena informasi yang pernah kita simpan tidak pernah lagi
dimunculkan.Akibatnya jejak-jejak memori menjadi rusak atau hilang.
- Teori Interfensi
6
Informasi yang disimpan tidak hilang.Lupa terjadi karena informasi yang ada saling
menghambat atau bercampur aduk.
1.Interfensi proaktif: informasi yang baru masuk sulit dimunculkan karena terhambat oleh informasi
lama yang sudah tersimpan (informasi lama menghambat informasi baru).
2.Interfensi retroaktif: informasi yang sudah lama tersimpan sulit dimunculkan kembali karena
terhambat oleh informasi yang baru masuk (informasi baru menghambat informasi lama).

- Teori Kegagalan Mengingat Kembali (Retrieval Failure Theory)


Informasi yang pernah kita simpan tidak akan hilang. Lupa terjadi jika tidak didapatkan
petunjuk yang cukup untuk memunculkan kembali informasi yang pernah disimpan dalam
memori, misal:
1. Motivated Forgetting, lupa terjadi karena adanya dorongan atau usaha untuk melupakan biasanya
hal-hal/peristiwa-peristiwa yang tidak mengenakkan. Memang ada kecendrungan manusia untuk
tidak mengingat-ingat kembali pengalaman yang kurang menyenangkan/menyakitkan bagi
dirinya.
2. Disfungsi Memori, lupa karena sebab fisiologis yaitu karena proses kimiawi. Proses penuaan atau
proses degenerasi sel otak dan syaraf. Macamnya :
- Amnesia retrograd, yaitu lupa pada informasi-informasi yang telah lalu. Misal lupa pada nama
sendiri, nama orang-orang terdekat, alamat rumah dan lain-lain.
- Amnesia anterograd, lupa pada informasi yang baru saja masuk. Misal lupa bahwasanya tadi baru
saja makan.
- Penyakit alheimer, lupa karena kerusakan sel otak secara progresif akibat kekurangan at
neurotransmitter yang disebut Ach (Asetilkolin).
- Sindrom korsakof, lupa karena minum alkohol dalam jangka waktu lama sehingga kekurangan
vitamin B1.

7
Gangguan dalam Memori
Pusat terjadinya memory adalah di Hippocampus.Oleh karenanya ketika Hippocampus
mengalami kerusakan maka mengakibatkan gangguan pada memori seperti amnesia (retrograde
dan anterograde), Korsakoff dan Alzheimer. Kerusakan pada otak akan terlihat perubahannya
secara organis seperti gambar yang tertera di bawah ini. Terlihat bahwa ada plak pada area brain
yang mengalami kerusakan.Demikian juga dengan brain yang mengalami kemuncuran fungsi
terlihat lebih jauh jarak koneksinya antara saru selaput dengan selaput lainnya seperti yang
tertera pada gambar brain di bawah ini.Hal ini menunjukkan bahwa degeneration, ageing,
disfunction brain atau disease berkaitan dengan brain plasticity.

Kasus Belajar dan Memori


Contoh kasus belajar dan memori yang ini di ambil adalah tentang memori jangka pendek.
Dan ini terjadi pada hari yang sama dimana saya belajar PUM 2 tentang memori. Seperti biasa,
stelah presentasi selesai, dosen memberikan feedback kepada kami. Kak Indri menjelaskan
kembali tentang memori. Baik dari pengertian, jenis, dan yang lainnya yang masih berhubungan

8
dengan memori. Ketika itu, kak Indri memberikan tampilan slide yang berisi tulisan nama-nama
hewan, buah dan pohon/bunga (kalau saya tidak salah, saya agak lupa). Kemudian, kami diberi
waktu dalam beberapa menit untuk menghapal apa-apa saja nama yang ada di slide tersebut.
tiba-tiba, nama saya dipanggil oleh kak Indri, saya tidak terlalu konsentrasi, sehingga saya hanya
bisa mengingat nama-nama di kolom pertama, 1 nama hewan di kolom kedua dan ketiga pada
baris terakhir.

Dari pengalaman tersebut, menunjukan bahwa hubungan memori dengan belajar sangat
berkaitan. Bisa juga disimpulkan bahwa proses belajar tidak bisa langsung menggunakan memori
dengan sekali melihat atau membaca sekalipun. Sangkut pautnya dengan memori yaitu kita
hanya bisa mengingat bagian depan atau bagian akhirnya saja. (berdasarkan pengalaman Lucy
Gabriel disalah satu blognya)

Learning

PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PEMAHAMAN MAHASISWA


MELALUI PENERAPAN PROBLEM-BASED LEARNING

Belajar Berdasarkan Masalah atau Problem Based Learning (PBL) adalah suatuproses
pembelajaran yang diawali dari masalah-masalah yang ditemukan dalam suatulingkungan
pekerjaan (Pusdiklat, 2004). Dengan pendekatan tersebut mahasiswa tidakhanya dijejali dengan
konsep-konsep yang abstrak tetapi juga mahasiswa banyakdibekali kemampuan untuk
mengaplikasikan konsep yang diterimanya dalam lingkungannyata yang ada di sekitarnya.
Dengan demikian diharapkan mahasiswa memilikikemampuan yang memadai dalam memahami
materi statistika secara utuh. PBL merupakan metode belajar yang menggunakan masalah
sebagai langkahawal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru. Metode ini
jugaberfokus pada keaktivan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik tidaklagi
diberikan materi belajar secara satu arah seperti pada metode pembelajarankonvensional. Dengan
metode ini, diharapkan peserta didik dapat mengembangkanpengetahuan mereka secara mandiri,
seperti terdapat pada kutipan berikut.

9
Dalam metode PBL, peserta didik diberikan suatu permasalahan. Kemudiansecara
berkelompok (sekitar lima hingga delapan orang), mereka akan berusaha untukmencari solusi
atas permasalahan tersebut. Untuk mendapatkan solusi, merekadiharapkan secara aktif mencari
informasi yang dibutuhkan dari berbagai sumber.
Informasi dapat diperoleh dari bahan bacaan (literatur), narasumber, dan lain
sebagainya.Dalammengatasi permasalahan. PBL juga memberikan bekal kepada peserta didik
tentangbagaimana cara belajar memahami permasalahan dan memecahkannya sehingga
pesertadidikbenar-benar mampu memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang otentik.Untuk
meningkatkan minat belajar dan pemahaman mahasiswa terhadap materiperkuliahan Statistika
Lanjut perlu dilakukan dengan menggunakan pendekatanlangsung, dalam arti
rancanganpembelajaran diterapkan untuk memperolehkebermaknaannya. Untuk itu langkah-
langkah implementasi tersebut dikembangkansesuai model penelitian tindakan kelas
sebagaimana yang disarankan Kemmis danMcTaggart. Proses penelitian ini dilakukan secara
cyclic dengan memperhatikan plan,implementation, monitoring, and reflection (Kemmis &
McTaggart, 1988). Dengan model siklus tersebut tahap-tahap di atas dikembangkan secara
terusmenerus sampai diperoleh metode pembelajaran yang paling efektif dan palingmenjamin
akan keberhasilannya. Secara operasional penelitian tindakan ini dibagi kedalam siklus-siklus.
Setiap siklus dilakukan proses perencanaan, implementasi,monitoring, dan refleksi tindakan.
Dengan cara ini diharapkan tindakan yang dilakukansemakin lama semakin baik dan akhirnya
ditemukan tindakan yang paling tepat berupametode pembelajaran yang paling efektif.

10
BAB III
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

A. Kesimpulan:
Memori atau ingatan adalah proses memasukan, menyimpan, dan mengeluarkan kembali
informasi maupun pengalaman yang kita peroleh.
Proses memori dapat dibagi 3 tahap;
1. Pengkodean
2. Penyimpanan
3. Pengambilan kembali informasi (retrieval)

Letak memori disimpan yaitu pada;

- Hipotalamus
- Korteks peririnal yang memiliki 2 daerah
a. Korteks entorinal (korteks dalam fisura rinal)
b. Korteks peririnal (korteks diseputar fisura rinal)
- Nucleus mediodorsal dan otak depan basal terimplikasi dalam ingatan
a. Korteks inferotempoporalsual
b. Amigdala
c. Korteks prefrontal

Adapun jenis memori;

- Short term memory(memori jangka pendek), informasi yang bertahan 15-25detik


- Long term memory(memori jangka panjang), informasi yang relative permanen seperti
fakta-fakta umum dan kebiasaan yang biasa dilakukan sehari-hari.

Adapun beberapa teori penyebab kita bisa lupa;


1. Teori atropi (Decay Teori)
Lupa terjadi informasi yang disimpan tidak pernah dimunculkan lagi setelah kita
menyimpannya.

2. Teori interfensi
Lupa terjadi karena informasi yang ada saling menghambat atau tercampur aduk tapi
tidak hilang.
-interfensi proaktif, informasi lama menghambat informasi baru
-interfensi retroaktif, informasi baru menghambat informasi lama

11
3. Teori kegagalan mengingat kembali (Retrieval Failure Theory)
Lupa terjadi karena kita tidak mendapatkan petunjuk yang cukup untuk memunculkan
kembali informasi yang pernah disimpan di memori. Missal;
- Motivated forgetting adalah lupa yang terjadi karena adanya dorongan atau usaha untuk
melupakan sesuatu.
- Disfungsi memori adalah lupa karena proses kimiawi. Biasanya proses penuaan atau
degenerasi sel otak dan syaraf, misalnya amnesia retrograd, anterograd, penyakit
alheimer, atau sindrom korsakof.

B. Implikasi

Memori dan Belajar sangat erat kaitannya.Topik dalam makalah kami yang membahas
tentang belajar dan memori merupakan sebuah hubungan yang erat. Dalam makalah kami
membahas tentang belajar yang dihubungkan dengan bagaimana memori terlibat dalam
proses belajar dan bagaimana memori dalam otak.

12
Daftar Pustaka

Penick S, Solomon R. 1991. Hippocampus context and conditioning. Behav.


Neurosci.105(5):611–17

Port R, Romano A, Patterson M. 1986. Stimulus duration discrimination in the rabbit: effects of
hippocampectomy on discrimination and reversal learning. Physiol. Psychol. 4 (3–
4):124–29

Muhson Ali 2009PENINGKATAN MINAT BELAJAR DAN PEMAHAMAN MAHASISWA


MELALUI PENERAPAN PROBLEM-BASED LEARNING, Volume 39, Nomor 2,
November 2009, hal. 171-182

13

Anda mungkin juga menyukai