Memori
Disusun oleh :
KELOMPOK 9
FAKULTAS PSIKOLOGI
2021
Abstrak
Memori menjadikan manusia menjadi makhluk sejarah. Menurut Plato, memori berasal dari
alam ide yang abadi, yang terlepas dari matreri. Ketika manusia lahir, memori dipanggil
kembali melalui penginderaan/pengalaman. Prinsip pengembangan memori, antara lain,
mencakup asosiasi, gambaran, dan lokasi. Memori melewati tiga proses: (1) perekaman,
yakni pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkit saraf internal; (2) penyimpanan,
yaitu menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita, dalam bentuk apa, dan di
mana; dan (3) pemanggilan, artinya mengingat lagi, yakni menggunakan informasi yang
disimpan. Memori juga dikaitkan dengan proses aktif seseorang di dalam mencari,
menyimpan/ mengorganisasikan, dan menyebarluaskan informasi yang ada di luar dirinya
untuk ditemukan kembali oleh para pencari informasi. Apa yang dicari tersebut adalah
informasi yang membantu seseorang dalam memperlancar kehidupannya, baik untuk urusan
praktis maupun keilmuan. Dalam hal ini, terdapat dua macam memori yang terlibat: memori
internal dalam diri seseorang dan memori eksternal yang umumnya terdapat dalam literatur
dan pangkalan data atau memori orang lain terutama memori para pakar, karena dalam
memori tersebut terkandung atau tersimpan beragam informasi yang berbentuk pengetahuan,
pemahaman, kebijaksanaan atas suatu ilmu yang diinginkan dan dibutuhkannya. Memori
adalah tempat komoditas disimpan. Dengan demikkian, memori merupakan sumber energi
pemikiran, sumber fakta, sumber data, sumber pengetahuan, juga sumber kebijaksanaan.
Memory makes humans into historical creatures. According to Plato, memory comes from the
eternal realm of ideas, which are independent of matter. When humans are born, memory is
recalled through sensing/experience. The principles of memory development, among others,
include associations, images, and locations. Memory goes through three processes: (1)
recording, namely recording information through sensory receptors and internal neural
circuits; (2) storage, namely determining how long the information is with us, in what form,
and where; and (3) calling, which means remembering again, that is, using stored
information. Memory is also associated with a person's active process in finding,
storing/organizing, and disseminating information that is outside himself to be found again
by information seekers. What is sought is information that helps a person in facilitating his
life, both for practical and scientific matters. In this case, there are two kinds of memory
involved: internal memory within a person and external memory which is generally found in
literature and databases or other people's memory, especially the memory of experts, because
in that memory is contained or stored various information in the form of knowledge,
understanding. , wisdom on a knowledge that he wants and needs. Memory is where
commodities are stored. Thus, memory is a source of thought energy, a source of facts, a
source of data, a source of knowledge, as well as a source of wisdom.
Alhamdulillah, segala puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas
limpahan karunia, rahmat, dan ridho-Nya lah kami mampu menyelesaikan makalah yang
ditulis untuk tugas kelompok mata kuliah Psikologi Umum. Adapun materi makalah yang
kami buat berjudul “Memori”.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan wawasan kepada banyak orang
mengenai “Memori”. Serta memberikan informasi kepada pembaca mngenai “Memori” yang
ditinjau dari sudut pandang psikologi.
Karena keterbatasan keterampilan serta pengetahuan kami, pasti banyal kekurangan yang
terdaapat dalam maklah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharap ketersediaan pembaca
untuk memberikan kritik serta saran yang membangun agar kami dapaat menjadi lebih baik
kedepannya.
Penyusun
DAFTAR ISI
Daftar Gambar
BAB 1
PENDAHULUAN
Manusia memiliki memori (ingatan) yang kemampuan dan kapsitasnya sangat besar.
Akan tetapi, tidak semua orang memanfaatkan kapasitas tersebut seoptimal mungkin. Banyak
lrang yang memanfaatkan memori ini sekadarnya saja. Sehingga banyak ruang-ruang dalam
memori tersebut yang tidak terisi dan tidak diperlakukan dengan baik. Memori memiliki fungsi
yang penting bagi manusia. Jika kita melakukan aktifitas berpikir atau menalar, maka sebagian
besar kita menggunakan fakta dari memori. Kita menggunakan konsep waktu dengan
menghubung-hubungkan masa sekarang dengan maasa lalu dengan membuat perencanaan
untuk masa yang akan datang. Hal tersebut dimungkinkan dengan adanya fasilitas fungsi
memori kita yang kuat yang dapat disesuaikan dalam berbagai situasi. Oleh karena memori
inilah manusia dapat dikatakan makhluk bersejarah. Manusia tidak hanyaa ditentukan dengan
pengaruh proses yang terjadi saat ini, tapi berkembang dalam sejarah masa lalu yang
dimilikinya, yang tersimpan dalam memori, yang sewaktu-waktu dapat dihidupkan kembali.
Pentingnya pemahaman mengenai memori atau ingatan manusia untuk kebutuhan manusia
sendiri dalam melakukan kegiatan akademik maupun non akademik, untuk itu makalah ini
membahas teori-teori yang berkaitan dengan memori.
1.1. Rumusan Masalah
Berdasarkan laatar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam makalah ini
dijelaskan sebagai berikut:
Berdasarkan rumusan masaalah di atas, maka tujuan dalam makalah sebagai berikut:
Menurut tujuan pembahasan di atas, maka manfaat dalam makalah ini sebagai berikut:
PEMBAHASAN
Schlessinger dan Grover (1976, dalam Rakhmat, 2000:62) mengatakan bahwa memori
adalah sistem yang sangat berstruktur,yang menyebabkn organisme sanggup merekam fakta
gtentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya. Telaah
tentang memori banyak diberikan oleh psikologi, terutama psikologi kognitif yang sebagian
mengadaptasi dari bidaang kajian informatika, terutama yang menerangkan proses
pengolahan informasi.
Menurut tinjauan kognitif, memori ialah kekuatan jiwa untuk menerima, menyimpan,
dan mereproduksikan kesan-kesan. jadi, ada tiga unsur dalam perbuatan ingatan. Yaitu
menerima kesan-kesan, menyimpan, dan mereproduksikan. Adanya kemampuan untuk
mengingat ini berarti ada suatu indikasi bahwa manusi mampu untuk menyimpan dan
meimbulkan dari sesuatu yang pernah dialami. Namun, tidak berarti bahwa semua yang
pernah dialami itu akan tetaap tinggal seluruhnya daalam ingatannya.
Secara etimologi, memori atau memory (Inggris), memoire (Prancis) adalah keberadaan
tentang pengalaman masa lampau yang hidup kembali, catatan yang berisi penjelasan, alat
yang dapat menyimpan dan merekam informasi.
Ilmu psikologi mendefenisikan memori sebagai sebuah proses pengkodean, penyimpanan dan
pemanggilan kembali informasi (retrieval) oleh manusia dan organisme lainnya. Pengkodean
berkaitan dengan persepsi awal dan pengenalan.
1. ingatan disebut luas dan cepat (immediate memory span), apabila dalam waktu yang
singkat sanggup memasukkan banyak item (pengetahuan-pengetahuan) dari luar dan lengkap
serta cepat tersimpan dalam jiwa sebagai bahan-bahan dalam ingatan. Cepat dan luas ingatan
pada manusia semakin bertambah sehubungan dengan bertambahnya umur dan latihan atau
praktik.
2. ingatan disebut lama dan teguh, yaitu fungsi menyimpan atau retensi yang lama waktunya
dan tidak mengalami perubahan-perubahan terhadap pengetahuan yang disimpannya. Retensi
pengetahuan yang terletak di dalam otak manusia dipikirkan sebagai memory traces,
semacam engram atau bekas-bekas kesan, semacam tusukan pada plat-pat hitam. Semakin
kuat tusukan, maka semakin kuat retensinya.hal ini dapat terjadi apabila pengetahuan yang
diperoleh dengan stimulus yang kuat atau jelas, persepsinya jugaa jelas sehingga
mengesankan.
3. Ingatan disebut setia dan siap, yaitu fungsi mengingat kembali pengetahuan-pengetahuan
dari retensi dengaan siap siaga (sewaktu-waktu) dan tidak mengalami perubahan-perubahan
(setia).
Pada saat melihat sesuatu atau telinga mendengar sesuatu, informasi dari indera-
indera akan diubah dala bentuk impuls-impuls neural dan dihantar ke bagian tertentu di otak.
Proses ini berlangsung dalam waktu sepersekian detik. Sinar yang mengenai retina diterima
oleh reseptor-reseptor yang ada kemudian sinar tersebut diitransformasikanbentuknya ke
dalam impuls-impuls neural dan dikirim ke otak.
Inforamasi yang masuk melalui indera dan disimpan dalam ingatan sensori dapat
dianggap sebagai bahan mentah yang jumlahnya banyak sekali. Jumlah yang banyaak itu
akan diseleksi menurut beberapa cara dalam control proceses (proses-proses pengendalian).
Pertama, informasi yang masuk akan dirujukkan ke gudang informasi dalam ingatan jangka
panjang. Pada ingatan jangka panjang, pola-pola informasi yang masuk dibandingkan dengan
pola-pola yang telah ada seblumnya. Dengan demikian, akan terpilih inforamasi yang telah
dikenal atau yang memiliki makna. Kedua, mekanisme lain yang digunakan untuk
menyeleksi informasi adalah attention (perhatian. Perhatian ini menyaring informasi yang
masuk ke dalam ingatan jangka pendek sehingga hanya sebagian kecil yang boleh lewat.
Pengkodean dalam ingatan jangka panjang terbagi dua, yaitu: ingatan deklaratif
Tahap kedua dari ingatan adalah penyimpanan atau (retention) apa yang telah
dipelajari. Apa yang telah dipelajari biasanya akan tersimpan dalam bentukn jejal-jejak
(traces) dan bisa ditimbulkan kembali. Jejak-jejak tersebut biasa disebut dengan memory
traces. Walaupun disimpan namun jika tidak sering digunakan, maka memory traces tersebut
bisa sulit untuk ditimbulkan kembali bahkan juga hilang, dan ini yang disebut dengan
kelupaan. Oleh karena itu, penyimpanan informasi adalah mekanisme penting dalam ingatan.
Menimbulkan kembali ingatan yang sudah disimpan dapat ditempun dengan (1)
mengingat kembali (to recall) dan (2) mengenal kembali (to recognize). Dari pendapat ahli di
atas dapat disimpulkan bahwa ada tiga tahap mengingat, yaitu tahap pemasukan informasi
dan pesan-pesan ke dalam ingatan, tahap penyimpanan ingatan dan tahap mengingat kembali.
Jadi recall memory adalah kemampuan menimbulkan ingtan kembali cengan cara mengingat
kembali. Atau bisa diartikan juga sebagai kegiatan individu untuk mengingat kembali
informasi yang telah disimpan di dalam ingatannya.
2.4. PROSES PENGUKURAN MEMORI
Richardson-Klavenh dan Bjork (1988, hal.477) merumuskan tes-tes ingatan langsung sebagai
tugas-tugas yang perintahnya mengacu pada peristiwa-peristiwa sasaran dalam sejarah
pribadi subjek, yaitu yang menunjuk pada konteks ruang dan waktu (jam, tanggal, atau
lingkungan ddi mana peristiwa tersebut terjadi). Peristiwa-peristiwaa khas yang menjadi
sasaran tersebut dapat berupa penyajian daftar kata-kata, penyajian daftar gambar-gambar,
penyajian daftar kalimat-kalimaat maupun bisa bisa juga peristiwa yang terjadi dalam sejarah
kehidupan subjek.
a) Tes Rekognisi
b) Tes Recall
Dalam tes recall, subjek diminta untuk memproduksi stimulus-stimulus yang terdapat
dalam peristiwa sasaran. Atau dengan kata lain, pada tahap pengetesan ingatan maka
subjek diminta menghasilkan stimulus-timulus yang telah disajikan dalam tahap
beljar. Tes recall dapat dilakukan tanpa bantuan tanda-tanda maupun dengan bantuan
tandaa-tanda (cued-recall).satu contoh penggunaan tes recall dapat ditemukan dalam
penelitian tentang pengaruh kebisingan terhadap ingatan jangka pendek (Etsem,
Sugiyatno, &Pudjono, 1994). Sejumlah kata-kata yang tak bermakna yang masing-
masing terdiri dari 3 huruf disajikan kepada subjek. Untuk mencegah subjek
menghafalkan (rehearsal) stimulus yang disajikan, maka sesudah satu kata tak
bermakna ditayangkan, subjek diberi tugas menghitung mundur. Selanjutnya barulah
subjek diminta untuk menuliskan kembali kata tak bermakna tadi.
Mengingat dapaat dibantu dengan tandaa-tanda, tanda-taandaa yang dipakai untuk
membantu me-recall dapat merupakan bagian-bagian dari stimulus yang telah
disajikan oleh Shimamura dan Squire (1984; Eksp. 1) mengenai ingatan terhdap
pasangan kata pada penderita amnesia. Pada tahap belajar, 12 pasangan kata disajikan
kepada 8 pecandu alkohol yang menderita sindrom Korsakoff. Salah satu pasangan
kata tersebut misalnya “STAIR-DIAMOND”. Masing-masing pasangan kata disajikan
selama 3 detik. Antara 2 sampai 4 menit sesudah penyajian keduabelas pasangan kata
selesai, kepada subjek disajikan kata “STAIR” dan mereka diminta kembali
mengingat pasangan kaatanya.
Tanda-tanda yang dipakai embantu mengingat bisa juga merupakan tanda-tanda yang
berhubungan dengan stimulus yang disajikan pada tahap belajar (extralist cues).
Hubungan antara tanda-tanda dan stimulus sasran dapat berdasarkan kesamaan makna
(semantik) atau kemiringan tulisan serta bunyinya (graphemic). Contoh penelitian
yanng menggunakan teknik recall dengan bantuan kata yang punya maknaa sama dan
kata yang bersifat graphemis dilakukan Blaxton seperti dikutip oleh Roediger,
Weldon dan Challis (1989). Dalam penelitian Blaxton tersebut, salah satu kata yang
harus diigat adalah kata “HEMLOCK”. Pada tahap tes mengingat, maka subjek kan
diberi kata “POISON” (maknanya sama dengan Hemlock) atau kata “HAMHOCK”
(tulisan dan maknanya sama dengan Hemlock) dan subjek diminta untuk mengingat
kata-kata yang telah dipelajari.
B. Tes Ingatan Tidak Langsung (Implisit)
tes ingatan tidak langsung dirumuskan sebagai tugas-tugas yang mengharuskan subek
melakukan kegiatan-kegiatan kognitif atau motorik, sementara perintah-perintah tes
tersebut hanya mengacu pada tugas yang sedang dihadapi dan tidak mengacu pada
peristiwa yang sebelumnya tidak dialami oleh subjek. Atau dengan kata lain, pada
tahap pengetesan ingatan su bjek tidak diinstruksikan untuk menggunakan tahapan
belajar sebagai acuan.
Dalam kategori ini, tugas-tugas yang diberikan biasnya berfungsi utuk memerinci
struktur-struktur dan proses-proses yang dipakai dalam mengambil kembali
pengetahuan yang bersifat permanen. Tes-tes yang mengukur pengetahuan faktual
dan konseptual misalnya menugaskan kepada subjek untuk mengingat kembali
pengetahuan umum, menyebutkan anggota-anggota satu kategori semantik,
menyebutkan kata lain yang berasosiasi dengan satu kata tertentu, memverifikasi
kenaggotaan satu kategori, menggolong-golongkan stimulus-timulus. Salah satu
contoh adalah penelitian yang dilakukan oleh Shimamura dan Squire
(1984; Eksp. 3) menegenai proses belajar asosiasi kata. 12 pasangan kata disajikan
kepada 8 penderita sindrom Korsakoff. Salah satu pasangan kata tersebut adalah
“TABLE-CHAIR”. Selanjutnya subjek diminta menilai apakah kedua kata
tersebut berhubungan erat atau tidak. Kemudian eksperimenter akan menyebutkan
satu kata, misalnya “TABLE”, dan subjek diminta mengatakan satu kata pertama
yang terlintas dalam pikiran subjek pada saat itu yang berasosiasi dengan kata
“TABLE”.
GAMBAR
GAMBAR
Dari sensory memory, informasi disandi dan mengalir ke dalam Short Term
Memory (STM) yang terdiri dari hanya sebagian kecil informasi yang secara aktif
digunakan. Kemampuan dalam menyimpan informasi juga cenderung singat,
hanyaa 30 detik tanpa dilakukan pengulangan, yang melibatkan pemrosesan
informasi yang dilakukan pada tataraan conscious.
Setelah itu informasi akan kembali terjadi penyandian dan mengalir pada Long
Term Memory (LTM). Long Term Memory memiliki kemampuan yang tak
terbatas dan dapat menyimpan informasi dalam waktu yang lama serta teratur.
Yang nantinya bisa dimunculkan kembali jika diperlukan.
2.6. BENTUK-BENTUK PENYIMPANAN INFORMASI
a) Sensory Memory
Proses penyimpanan memori melalui jalur saraf-saraf sensori yang berlangsung
dalam jangka pendek. Informasi yang diperoleh dari panca indera (pengelihatan,
perabaan, penciuman, pendengaran, dan pengecapan) hanya mampu bertahan selama
1 atau 2 detik. Pernyataan ini didukung oleh Rathus, yang menyatakan bahwa
informasi yang pertama kali diterima dari lingkungan dan diperoleh mellui pancra
indera hanya mampu bertahan 1detik. Informasi yang diterima dengan indera
penglihatan hanya mampu bertahan seperempat detik (Santrock, 2005).
Suatu proses penyimpanan memori sementara. Ingatan jangka pendek disebut juga
working memory karena informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama ingatan masih
diperlukan. Jika informasi tidakndiulang kembali dalam kurun waktu 30 detik, maka
informasi dalam ingatan jangka pendek akan menghilang.
Suatu proses penyimpanan informasi yang relatif permanen. Reed membagi ingatan
jangka panjang menjadi 3 jenis, yaitu:
D. Keahlian (Expertise)
Keahlian dalam suatu bidang memiliki pengaruh yang sangat besar terhasap ingatan
seseorang. Orang akan dapat mengigat bahan dan informasi baru dengan baik
apabila ia memiliki latar belakang pengetahuan yang cukup baik di bidang tersebut.
Hal ini terjadi karena latar belakang pengetahuan keahlian seseorang dapat menjadi
isyarat mental (mental cues). Isyarat mental ini merupakan bafian dari susunan
pengetahuan yang sudah dipelajari secra teliti dan diorganisasikan dengan baik.
Isyarat mental dapat menimbulkan gambaran yang jelas mengenai suatu objek di
dalam mental seseorang. Serta tidak mudah dikacaukan oleh informasi lain.
H. Stres
Elizabeth Loftus berpendapat bahwa perasaan cemas dapat mempersempit fokus
perhatian seseorang sehingga berbagai peyunjuk penting yang menuntun memori
menjadi hilang. Ketika perasaan cemas sudah membuat kita kehilangan petunjuk-
petunjuk yang berguna, kita akan semakin sulit untuk menyimpan memori ataupun
mengingat kembali apa yang telah tersimpan dalam memori.
3.2. Saran
dalam pembuatan makalah ini kami menyadari bahwa masih terdapat banyak
kekurangan. Semoga para pembaca dapat memahami engan baik maksud yang ingin kami
sampaikan dalam makalah ini.