Anda di halaman 1dari 7

Tugas Akhir Modul 3

Aplikasi Teori Belajar Dan Pembelajaran

PENGORGANISASIAN INFORMASI/PENGETAHUAN DALAM INGATAN MANUSIA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna. Secara bahasa
manusia berasal dari bahasa Sansekerta “manu”, manusia dalam bahasa Latin
adalah “mens” yang berarti berpikir, berakal budi. Secara umum manusia berarti
makhluk yang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain). Dalam kehidupan
sehari-hari manusia menggunakan akal untuk berpikir mencari segala informasi
atau pengetahuan yang ia butuhkan. Setiap pengetahuan dan informasi yang
dicari menciptakan sebuah pengalaman. Pengalaman itu semakin hari semaki
bertambah dan mempengaruhi kehidupan manusia ke depannya. Untuk tetap bisa
belajar dari pengalaman-pengalaman yang pernah terlewati maka manusia
membutuhkan adanya memori atau ingatan.
Dalam kehidupan manusia, memori atau ingatan sangat. Dengan adanya
memori, kita menggunakan konsep waktu dengan menghubungkan masa
sekarang dengan pengalaman di masa lalu untuk harapan di masa depan. Hal ini
menunjukkan betapa pentingnya kita mengorganisasikan pengetahuan dalam
ingatan manusia. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang
bagaimana individu mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah
besar informasi yang diterima individu dari lingkungan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang didapatkan adalah
sebagai berikut.
1. Bagaimana konsep model pengolahan informasi?
2. Apa saja tahap-tahap Daya Ingat (Memori)?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi daya ingatan manusia?
4. Bagaimana cara pengorganisasian informasi dalam memori manusia?
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep model pengolahan informasi
2. Mengetahui tahap-tahap daya ingat (memori)
3. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi ingatan manusia
4. Mengetahui cara pengorganisasian informasi dalam memori manusia
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Model Pengolahan Informasi


Untuk menjelaskan proses pengolahan informasi, para ahli telah
merumuskan beberapa model pengolahan informasi. Model pengolahan informasi
pada umumnya terdiri dari beberapa tahapan yang merepresentasikan tahapan
pengolahan informasi. Model pengolahan informasi terdiri dari tiga elemen penting,
yaitu penyimpanan informasi, proses kognitif, dan kognisi eksekutif.
a. Penyimpanan informasi
Penyimpanan informasi merujuk pada tempat dimana informasi disimpan.
Pada umumnya, ruang penyimpanan informasi terdiri dari tiga macam memori
seperti perekaman sensorik, memori jangka pendek, dan memori jangka
panjang. Proses pengolahan informasi diawali dengan diterimanya stimuli
yang berasal dari lingkungan kemudian masuk ke dalam memori sensorik
melalui organ-oran sensorik. Kemudian, informasi mentah tersebut ditransfer
ke memori prosesor dengan bantuan perhatian dan persepsi. Dalam memori
prosesor, informasi mentah ini kemudian dikoding dan dimasukkan ke dalam
memori jangka panjang untuk disimpan. Memori jangka panjang inilah yang
kita kenal sebagai ingatan
Dalam memori jangka panjang terdapat tiga bagian yang diperuntukkan untuk
menyimpan tiga macam memori yaitu memori semantik, memori pengumpulan
kembali, dan memori operasional. Memori semantik sebagian besar
menyimpan informasi verbal seperti konsep, prinsip, dan generalisasi.
Sementara itu, memori pengumpulan kembali merekam berbagai kejadian,
fenomena, waktu, dan tempat yang menimbulkan  efek mendalam.
Sedangkan, memori operasional adalah bagian memori yang menyimpan
keterampilan serta informasi metodologis.
b. Proses kognitif
Proses kognitif adalah kegiatan mental yang membantu informasi untuk
dikirim dari satu memori ke memori yang lain. Proses kognitif terdiri dari
berbagai proses seperti perhatian, persepsi, repetisi, pengkodean, dan
pemanggilan kembali. Dalam proses kognitif, stimulus atau informasi mentah
yang dipilih diantara informasi lainnya dinamakan dengan perhatian. Informasi
mentah ini kemudian diubah ke dalam bentuk informasi yang penuh arti
melalui persepsi.
Beberapa bagian informasi yang ingin disimpan selamanya kemudian
ditransfer dari memori prosesor ke memori jangka panjang melalui
serangakain proses pengulangan atau repetisi. Melalui proses pengkodean,
informasi kemudian ditransfer ke memori jangka panjang dan disimpan di
sana. Ketika informasi tersebut ingin digunakan kembali, maka dilakukan
proses pemanggilan kembali terhadap informasi yang diinginkan dan
ditransfer ke memori prosesor untuk digunakan.
c. Kognisi eksekutif atau informasi kognisi
Kognisi eksekutif memelihara penyimpanan informasi dan proses kognitif agar
dapat bekerja dalam harmoni  selama proses pengolahan informasi. Kognisi
eksekutif memiliki kualitas individu, mengendalikan pembelajaran individu, dan
mengarahkan proses kognitif yang disebut dengan perhatian, persepsi, dan
repetisi, pengkodean, dan pemanggilan kembali dengan informasi kognisi
individu.

B. Tahap-tahap Daya Ingat


Sebelum seseorang mengingat suatu informasi atau sebuah kejadian
dimasa lalu, ada beberapa tahapan yang harus dilalui ingatan tersebut untuk dapat
muncul kembali. Atkinson (2000) berpendapat bahwa, para ahli psikologi membagi
tiga tahapan ingatan, yaitu:
1. Penyandian (encoding) adalah pemasukan pesan dalam ingatan, dibagi
menjadi tiga macam:
a. Penyandian akustik, informasi yang di sandikan dalam memori, memasuki
penyandian tertentu dan informasi yang diterima terdiri dari butiran-betiran
verbal seperti angka, huruf dan kata
b. Penyandian visual, yakni informasi yang disandikan dalam memori
berdasarkan apa yang dilihat.
c. Penyandian makna, dalam penyandian ini materi verbal didasarkan pada
makna disetiap kata. Penyandian ini terjadi jika butir itu adalah kata yang
terisolasi, tetapi akan lebih jelas jika butir-butir itu adalah kalimat. Dengan
begitu ingatan disimpan dalam bentuk jaringan-jaringan diseluruh bagian
otak sesuai dengan pengkodeannya.
2. Penyimpanan (storage), yaitu penyimpanan informasi dalam ingatan,
diperkirakan proses ini berjalan dengan sendirinya tanpa pengarahan
langsung dari subjek dan biasanya sangat sukar untuk melupakannya.
3. Pemanggilan (retrieval), memanggil kembali apa yang telah disimpan atau
proses mendapatkan informasi yang disimpan, seperti membawa kembali
pengalaman masa lalu.

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Daya Ingat


Proses mengingat atau memori banyak dipengaruhi oleh berberapa factor
(Ahmadi, 2004) yaitu:
1. Faktor Individu
Proses mengingat dipengaruhi dari dalam individu seperti sifat, keadaan
jasmani, keadaan rohani dan umur. Mengingat akan lebih efektif apabila
individu memiliki minat yang besar, motivasi yang kuat, memiliki metode
tertentu dalam pengamatan dan pembelajaran, dan memiliki kondisi fisik dan
kesehatan yang baik.
2. Faktor objek yang diingat
Sesuatu yang memiliki organisasi dan struktur yang jelas, mempunyai arti,
mempunyai keterkaitan dengan individu, mempunyai intensitas rangsangan
yang cukup kuat lebih mudah diingat oleh seseorang.
3. Faktor Lingkungan. Proses mengingat akan lebih efektif apabila ada
lingkungan yang menunjang dan terhindar dari adanya gangguan-gangguan.
Sedangkan Suharnan menjelaskan ada beberapa faktor yang mempengaruhi
ingatan yaitu:
1. Efek posisi serial (the serial psition effects)
Sejumlah informasi, item atau objek yang disajikan secara berurutan
mempengaruhi ingatan seseorang. Item-item atau objek yang berada pada
posisi atau urutan bagian awal (depan) dan juga akhir (belakang) akan
cenderung di ingat lebih baik daripada item-item atau objek yang berada di
urutan tengah. Informasi atau item-item yang terletak dibagian awal akan lebih
dulu memasukkan ingatan jangka pendek sehingga memungkinkan dilakukan
pengulangan di dalam pikiran secara memadai untuk kemudian dipindahkan
dalam ingatan jangka panjang. Bagi informasi yang terletak di tengah, urutan
ketika memasuki ingatan jangka pendek bersamaan waktunya dengan proses
pengulangan informasi dibagian depan, sehingga hanya sedikit kapasitas bagi
pengulangan kembali informasi yang terletak di tengah, dengan demikian
informasi tersebut belum sampai dipindahkan ke ingatan jangka panjang. Dan
informasi di akhir bagian masih berada pada ingatan jangka pendekpada
waktu di-recall.
2. Keahlian (expertise)
Orang akan lebih mudah mengingat informasi baru dengan baik apabila
memiliki latar belakang pengetahuan yang cukup baik dibidang tersebut.
3. Pemberian kode khusus (encoding specificity)
Prinsip pemberian kode khusus adalah seseorang akan mudah mengingat
kembali suatu peristiwa yang terjadi hanya jika sesuai dengan bekas yang
ditemukan didalam ingatannya.
4. Emosi dan efek
Pertama,”Pollyanna Principles” yaitu suatu informasi yang secara emosi
menyenangkan biasanya diproseslebih efesien dan tepat daripada informasi
yang mengandung kesedihan. Kedua, kesamaan suasana hati (mood
congruence) yaitu ingatan menjadi lebih baik juga bahan yang di pelajari sama
dengan suasana hati yang berlangsung pada saat itu.

D. Pengorganisasian informasi dalam ingatan manusia


Informasi atau pngetahuan dapat bertahan lama atau singkat dalam
ingatan manusia tergantung oleh factor-faktor yang sudah disebutkan di atas.
Dalam pengumpulan informasi dan pengetahuan dapat dilakukan dengan belajar.
Proses belajar bisa memberikan pengalaman yang dapat diingat oleh seseorang.
Secara konseptual, proses belajar jika dipandang dari pendekatan kognitif, bukan
sebagai perolehan informasi yang berlangsung satu arah dari luar ke dalam diri,
melainkan sebagai pemberian makna kepada pengalamannya melalui proses
asimilasi dan akomodasi yang bermuara pada pemutahkiran struktur kognitifnya.
Kegiatan belajar lebih dipandang dari segi prosesnya dari pada segi
perolehan pengetahuan dari fakta- fakta yang terlepas-lepas. Keterlibatan
langsung diri kita dalam proses pencarian informasi dan pengetahuan dapat
mengaktifkan system memori. Dari pengalaman itulah informasi dan pengetahuan
selalu ada dalam ingatan kita. Sebagai contoh, di sekolah saya mengajarkan
materi nama-nama negara di Asia Tenggara yang merupakan anggota ASEAN
dengan menggunakan lagu “Balonku” yang sudah digubah liriknya. Dari
pengalaman itulah siswa saya dapat memperoleh informasi tentang hal tersebut.
Setelah bertahun-tahun berlalu siswa yang terkesan akan lagu itu mampu
menyanyikan kembali lagu tersebut. Pengalaman berkesan itu lah yang mampu
bertahan dalam memori siswa.
BAB III
Penutup

A. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa
Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang
diterima individu dari lingkungan yang bersangkutan .Pemrosesan informasi
adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan,
dan pemanggilan kembali pengetahuan dari suatu otak
Pada dasarnya manusia adalah makhluk yang komplek. Manusia dibekali
dengan akal untuk dapat berpikir. Manusia memiliki akal pikiran untuk menghadapi
masa depan. Berbekal pengalaman yang pernah dilalui, manusia dapat melewati
setiap masalah yang ada di depan. Pengalaman yang ada dalam ingatan dapat
memberikan informasi dan pengetahuan yang dibutuhkan. Pengalaman manusia
dibentuk dari proses belajar yang terjadi setiap hari. Proses belajar tidak hanya
terjadi di sekolah, tetapi dapat di mana saja selama manusia itu mau
menggunakan akal pikiran. Ingatan manusia memiliki banyak informasi yang bisa
dimunculkan kembali saat dibutuhkan.

B. Saran
Semoga penulisan makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca pada
umumnya,dan juga penulis khususnya. Makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat saya
harapkan untuk perbaikan ke depannya
.

Anda mungkin juga menyukai