Anda di halaman 1dari 5

TEORI PEMROSESAN INFORMASI BERBANTUAN MEDIA

Robert. M Gagne dan Richard Chatham Atkinson

1. Pendahuluan
Berpikir adalah salah satu kemampuan yang harus diajarkan oleh guru kepada siswa.
Banyak sekali aktivitas atau profesi manusia yang tergantung pada kemampuan yang satu ini.
Berpikir hanya dapat dilakukan oleh manusia, tidak oleh makhluk lain. Tidak heran jika
kemampuan berpikir disebut sebagai kemampuan yang membuat kita menjadi manusia.
Sejak dulu manusia begitu tertarik untuk mempelajari dirinya sendiri. Salah satunya adalah
bagaimana sebenarnya proses berpikir itu terjadi. Manfaat bagi guru ketika memahami proses
berpikir pada manusia, ia dapat memaksimalkan pengajaran untuk para siswanya.
Belajar didefinisikan sebagai perubahan perilaku seseorang dalam situasi tertentu yang
disebabkan oleh “pengalaman berulang” terhadap situasi tersebut. Dalam tinjauan psikologi
kognitif belajar diartikan sebagai The process of acquiring knowledge (proses memperoleh
pengetahuan). Pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman hidup yang dialami oleh si
pelajar agar menjadi mandiri. Belajar erat kaitannya dengan pengembangan kognitif
(penguasaan intelektual), afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) dan psikomotorik
(keterampilan bertindak atau berprilaku). Dalam pandangan pakar psikologi belajar
kognitifis, keberhasilan belajar di ukur oleh kematangan kognisi si pelajar, dalam hal ini otak
sebagai organ tubuh yang berkaitan dengan intelejensi, menjadi sangat dominan sebagai
pusat memori.

2. Teori Pemrosesan Informasi dalam Pembelajaran


Model pembelajaran pemrosesan informasi adalah model pembelajaran yang
menitikberatkan pada aktivitas yang terkait dengan kegiatan proses atau pengolahan
informasi untuk meningkatkan kapabilitas siswa melalui proses pembelajaran. Model ini
lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik. Model ini berdasarkan teori belajar
kognitif sehingga model tersebut berorientasi pada kemampaun siswa memproses informasi
dan sistem yang dapat memperbaiki kemampuan tersebut. Pemrosesan informasi menunjuk
kepada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan, mengorganisasi data,
memecahkan masalah, menemukan konsep-konsep, dan pemecahan masalah, serta
menggunakan symbol-simbol verbal dan non verbal. Model ini berkenaan dengan
kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan berpikir produktif, serta berkenaan
dengan kemampuan intelektual umum (general intellectual ability).
Teori pembelajaran pemrosesan informasi adalah bagian dari teori belajar sibernetik.
Secara sederhana pengertian belajar menurut teori belajar sibernetik adalah pengolahan
informasi. Dalam teori ini, seperti psikologi kognitif mengkaji proses belajar penting dari
hasil belajar namun yang lebih penting dari kajian proses belajar itu sendiri adalah sistem
informasi, sistem informasi inilah yang pada akhirnya akan menentukan proses belajar.

a. Teori Pemrosesan Informasi Menurut Robert M. Gagne


Berdasarkan kondisi internal dan eksternal, Gagne menjelaskan bagaimana proses belajar
itu terjadi. Model proses belajar yang dikembangkan oleh Gagne didasarkan pada teori
pemrosesan informasi, yaitu sebagai berikut :
1) Rangsangan yang diterima panca indera akan disalurkan ke pusat syaraf dan diproses
sebagai informasi.
2) Informasi dipilih secara selektif, ada yang dibuang, ada yang disimpan dalam memori
jangka pendek, dan ada yang disimpan dalam memori jangka panjang.
3) Memori-memori ini tercampur dengan memori yang telah ada sebelumnya, dan dapat
diungkap kembali setelah dilakukan pengolahan.

Seperangkat proses yang bersifat internal yang dimaksud oleh Gagne adalah kondisi
internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan
terjadinya proses kognitif dalam diri individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah
rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.
Proses informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi (encoding),
diikuti dengan penyimpanan informasi (stroge) dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali
informas-informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrival). Teori belajar pemerosesan
informasi mendeskripsikan tindakan belajar merupakan proses internal yang mencakup
beberapa tahapan.
Encoding adalah proses memasukkan informasi ke dalam memori. Sistem syaraf
menggunakan kode internal yang merepresentasikan stimulus eksternal. Dengan cara ini
representasi objek/kejadian eksternal dikodekan menjadi informasi internal dan siap
disimpan.
Stroge adalah informasi yang diambilkan dari memori jangka pendek kemudian
diteruskan untuk diproses dan digabungkan ke dalam memori jangka panjang. Namun tidak
semua informasi dari memori jangka pendek dapat disimpan. Kunci penting dalam
penyimpanan di memori jangka panjang adalah adanya motivasi yang cukup untuk
mendorong adanya latihan berulang hal-hal dari memori jangka pendek.
Retrieval adalah hasil akhir dari proses memori. Mengacu pada pemanfaatan informasi
yang disimpan. Agar dapat diambil kembali, informasi yang disimpan tidak hanya tersedia
tetapi juga dapat diperoleh karena meskipun secara teoritis informasi yang disimpan tersedia
tetapi tidak selalu mudah untuk menggunakan dan menempatkannya.
Teori ini ditemukan oleh Gagne yang didasarkan atas hasil riset tentang faktor-faktor
yang kompleks pada proses belajar manusia. Penelitiannya diamksudkan untuk menemukan
teori pembelajaran yang efektif. Analisanya dimulai dari identifikasi konsep hirarki belajar,
yaitu urut-urutan kemampuan yang harus dikuasai oleh pembelajar (peserta didik) agar dapat
mempelajari hal-hal yang lebih sulit atau lebih kompleks.

b. Teori Pemrosesan Informasi Menurut Atkinson dan Shiffrin

Proses Informasi pada Manusia merupakan teori bagaimana manusia menerima,


menyimpan, mengintegrasikan, mengambil dan menggunakan informasi. Sejak penemuan
pertama komputer, psikolog telah menggambarkan secara pararel hubungan antara komputer
dan pikiran manusia, berbasis pemodelan memori (ingatan). Pemodelan yang mendominasi
pada era 1970an dan 1980an adalah 3 komponen sistem pemrosesan informasi oleh Atkinson
dan Shiffrin tahun 1968 yang terinpirasi oleh arsitektur perangkat keras komputer. Model
pemrosesan informasi menurut Atkinson dan Shiffrin ini mendasarkan pada konsep memori
dengan tiga bentuk simpanannya yaitu :
1) Sensory Memory (SM)
Informasi masuk ke dalam sistem pengolah informasi manusia melalui berbagai
saluran sesuai dengan inderanya. Sistem persepsi bekerja pada informasi ini untuk
menciptakan apa yang kita pahami sebagai persepsi. Karena keterbatasan kemampuan
dan banyaknya informasi yang masuk, tidak semua informasi bisa diolah. Informasi yang
baru saja diterima ini disimpan dalam suatu ruang sementara (buffer) yang disebut
sensory memory. Durasi suatu informasi dapat tersimpan di dalam sensory memory ini
sangat singkat, kurang dari 1/2 sekon untuk informasi visual dan sekitar 3 sekon untuk
informasi audio. Tahap pemrosesan informasi tahap pertama ini sangat penting karena
menjadi syarat untuk dapat melakukan pemrosesan informasi di tahap berikutnya,
sehingga perhatian pembelajar terhadap informasi yang baru diterimanya ini menjadi
sangat diperlukan. Pembelajar akan memberikan perhatian yang lebih terhadap informasi
jika informasi tersebut memiliki fitur atau ciri khas yang menarik dan jika informasi
tersebut mampu mengaktifkan pola pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya (prior
knowledge).
2) Short-term Memory (STM) atau \"Working Memory\"
Short-term memory atau working memory berhubungan dengan apa yang sedang
dipikirkan seseorang pada suatu saat ketika menerima stimulus dari lingkungan. Durasi
suatu informasi tersimpan di dalam short-term memory adalah 15 – 20 sekon. Durasi
penyimpanan di dalam short-term memory ini akan bertambah lama, bisa menjadi sampai
20 menit, jika terdapat pengulangan informasi. Informasi yang masuk ke dalam short-
term memory berangsur-angsur menghilang ketika informasi tersebut tidak lagi
diperlukan. Jika informasi dalam short-term memory ini terus digunakan, maka lama-
kelamaan informasi tersebut akan masuk ke dalam tahapan penyimpanan informasi
berikutnya, yaitu long-term memory.
3) Long-term Memory (LTM)
Long-term memory merupakan memory penyimpanan yang relatif permanen, yang
dapat menyimpan informasi meskipun informasi tersebut mungkin tidak diperlukan lagi.
Informasi yang tersimpan di dalam long-term memory diorganisir ke dalam bentuk
struktur pengetahuan tertentu, atau yang disebut dengan schema. Schema
mengelompokkan elemen-elemen informasi sesuai dengan bagaimana nantinya informasi
tersebut akan digunakan, sehingga schema memfasilitasi akses informasi di waktu
mendatang ketika akan digunakan (proses memanggil kembali informasi). Dengan
demikian, keahlian seseorang berasal dari pengetahuan yang tersimpan dalam bentuk
schema di dalam long-term memory, bukan dari kemampuannya untuk melibatkan diri
dengan elemen-elemen informasi yang belum terorganisasi di dalam long-term memory
(Merrienboer dan Sweller, 2005).
Penyimpanan informasi dalam long-term memory dapat diumpamakan seperti
peristiwa yang terjadi pada penulisan data ke dalam disket atau hardisk komputer atau
pun perekaman suara ke dalam kaset. Kapasitas penyimpanan dalam long-term memory
ini dapat dikatakan tak terbatas besarnya dengan durasi penyimpanan seumur hidup.
Kapasitas penyimpanan disebut tak terbatas dalam arti bahwa tidak ada seseorang pun
yang pernah kekurangan “ruang” untuk menyimpan informasi baru, berapa pun umur
orang tersebut. Durasi penyimpanan seumur hidup diartikan sebagai informasi yang
sudah masuk di dalam long-term memory tidak akan pernah hilang, meskipun bisa saja
terjadi informasi tersebut tidak berhasil diambil kembali (retrieval) karena beberapa
alasan.
3. Permasalahan
1. Pemrosesan informasi menunjuk kepada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari
lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep-konsep,
dan pemecahan masalah, serta menggunakan symbol-simbol verbal dan non verbal.
Symbol-simbol seperti apa yang dimaksud. Jelaskan !
2. Teori pembelajaran pemrosesan informasi adalah bagian dari teori belajar sibernetik.
Secara sederhana pengertian belajar menurut teori belajar sibernetik adalah pengolahan
informasi. Dari penjelasan diatas jelaskanlah seberapa penting sisitem informasi dalam
proses pembelajaran !
3. Kita ketahui bahwa durasi suatu informasi dapat tersimpan di dalam sensory memory ini
sangat singkat, kurang dari 1/2 sekon untuk informasi visual dan sekitar 3 sekon untuk
informasi audio sedangkan tahap pemrosesan informasi sensory memory ini sangat
penting karena menjadi syarat untuk dapat melakukan pemrosesan informasi di tahap
berikutnya, menurut anda bagaimanakah kita mengatasi jika kita gagal menggunakan
durasi tersebut dalam mengikuti proses pembelajaran ?

Anda mungkin juga menyukai