Anda di halaman 1dari 13

PENDEKATAN PEMPROSESAN INFORMASI

1. SIFAT PENDEKATAN PEMROSESAN INFORMASI


A. Informasi, Memori, Dan Pemikiran

Pendekatan pemrosesan informasi adalah pendekatan kognitif di mana anak mengolah


informasi, memonitornya, dan menyusun strategi berkenaan dengan informasi tersebut. Inti dari
pendekatan ini adalah proses memori dan proses berpikir. Menurut pendekatan ini, anak secara
bertahap mengembangkan kapasitas untuk memproses informasi, yang memungkinkan mereka
untuk bisa mendapatkan pengetahuan dan keahlian yang kompleks.

Behaviorisme dan model asosiatif belajar adalah kekuatan yang dominan dalam psikologi
sampai tahun 1950-an dan 1960-an, ketika banyak psikologi mulai mengakui bahwa mereka tidak
dapat menjelaskan pembelajaran anak-anak tanpa mengacu pada psoses mental, seperti memori
dan berpikir. Istilah psikologi kognitif menjadi label untuk pendekatan yang berusaha untuk
menjelaskan perilaku dengan memeriksa proses mental. Meskipun sejumlah faktor mendorong
pertumbuhan psikologi kognitif, tidak ada yang lebih penting daripada perkembangan komputer.

Secara sederhana analogi sistem pemrosesan informasi aktif yang dikemukakan oleh
psikologi kognitif untuk menggambarkan hubungan antara kognisi dengan otak adalah dengan
melihat sistem kerja komputer yang seakan-akan menjelaskan bagaimana kognisi manusia bekerja
dengan menganalogikan hardware sebagai otak fisik dan software sebagai kognisi.

B. Sumber Kognitif : Kapasitas Dan Kecepatan Pemrosesan Informasi

Kemampuan pengolahan informasi meningkat, dipengaruhi oleh kenaikan kapasitas dan


kecepatan pemrosesan. Kenaikan kapasitar yaitu mengingat satu topik atau dimensi atau berbagai
masalah sedangkan kecepetan pemprosesan yaitu seberapa cepat dalam mengelola informasi.
Kedua karateristik kapasitas dan kecepatan ini sering disebut sebagai sumber daya kognifik dan
memiliki pengaruh penting pada memori dan pemecahan masalah. Biologis dan pengalaman
memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan sumber kognitif (Bjorklund, 2011).

Kecepatan pemrosesan informasi sering mempengaruhi apa yang dapat mereka lakukan
dengan informasi tersebut. Kecepatan anak dalam memproses informasi terkait dengan kopetensi
mereka dalam berpikir (Bjorklund,2005, 2011). Umumnya proses yang cepat dihubungkan dengan
kinerja yang baik pada tugas-tugas kognitif. Namun, beberapa kopetensi untuk kecepatan proses
yang lebih lambat dapat dicapai melalui strategi yang efektif.

Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses belajar dari pada hasil belajar.
Belajar tidak sekedar melibatkan antara stimulus dan respon, akan tetapi belajar merupakan
perubahan persepsi dan pemahaman yang tidak selalu dapat terlihat sebagai tingkah laku yang
nampak, dan belajar merupakan suatu proses internal yang mencakup ingatan, retensi, pengolahan
informasi, emosi, dan aspek- aspek kejiwaan lainnya. Belajar merupakan aktivitas yang
melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks. Proses belajar terjadi antara lain mencakup
pengaturan stimulus yang diterima dan menyesuaikannya dengan struktur kognitif yang sudah
dimiliki dan terbentuk di dalam pikiran seseorang berdasarkan pemahaman dan pengalaman-
pengalaman sebelumnya. Selain itu, teori kognitif mengatakan bahwa tingkah laku seseorang
ditentukan oleh persepsi serta pemahamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan
belajarnya.

C. Mekanisme Perubahan

Tiga mekanisme perubahan menurut Robert Siegler (1998) bekerja sama untuk
menciptakan perubahan dalam tererampilan kignitif:

a) Pengodean ( encoding )

Pengodean adalah proses di mana informasi akan disimpan dalam memori. Seiring
berubahanya keterampilan kognisi anak, maka mereka akan mampu untuk melakukan pengodean
terhadap informasi yang relevan dan dapat mengabaikan informasi yang tidak relevan. Namun,
anak membutuhkan waktu dan usaha untuk melatih pengodean ini, agar dapat pengodean secara
otomatis. Sebagai contoh, untuk anak usia 4 tahun, huruf S yang ditulis dalam tulisan melengkung
yang berbeda bentuknya dari huruf S yang dicetak. Namun, anak usia 10 tahun telah belajar untuk
mengodekan fakta relevan bahwa keduanya adalah huruf S dan mengabaikan perbedaan relevan
dalam bentuknya.
b) Otomatisitas ( Automaticy )

Otomatisitas mengacu pada kemampuan untuk memproses informasi dengan sedikit usaha
atau tidak ada usaha. Ketika pengolahan informasi menjadi lebih otomatis, kita dapat
menyelesaikan tugas dengan lebih cepat dan menangani lebih dari satu tugas pada satu waktu (
Mayer, 2008 ).

c) Pengembangan strategi ( Strategy Construction )

Pengembangan strategi adalah pembuatan prosedur baru untuk memproses informasi.

2. PERHATIAN
A. Pengertian Perhatian

Perhatian adalah pemusatan sumber daya mental. Proses perhatian melibatkan pemusatan
pikiran dan tugas tertentu sambil berusaha mengabaikan stimulus lain yang mengganggu atau tidak
relevan. Para ahli psikologi membagi perhatian ini kedalam tipe-tipe, yaitu:

 Perhatian yang terus menerus adalah kemampuan untuk mempertahankan perhatian


pada stimulus pilihan dalam priode waktu yang lebih lama
 Perhatian selektif adalah berkonsentrasi pada aspek spesifik dari pengalaman yang
relevan dan mengabaikan pengalaman yang tidak relevan. Berkonsentrasi pada satu
suara diantara suara-suara lain dalam suatu ruangan yang bising, atau restoran yang
ramai, merupakan contoh perhatian selektif.
 Perhatian terbagi adalah konsentrasi pada beberapa aktivitas secara bersamaan. Jika
anda mendengarkan music atau televisi, sambil membaca artikel ini, anda
melakukan perhatian terbagi.
B. Perubahan Perkembangan

Perkembangan adalah suatu perubahan fungsional yang bersifat kualitatif, baik dari fungsi-
fungsi fisik maupun mental sebagai hasil keterkaitannya dengan pengaruh lingkungan.

Perkembangan terjadi dalam kehidupan manusia karena hasil dari proses pematangan
fungsi psikis dan fisik dan kemudian juga dapat di dukung pula oleh faktor lingkungan.
3. MEMORI
A. Pengertian Memori

Ingatan atau sering disebut memory adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan
otak dalam pengambilan informasi. Ingatan akan dipelajari lebih mendalam di psikologi kognitif
dan ilmu saraf. Pada umumnya para ahli memandang ingatan sebagai hubungan antara pengalaman
dengan masa lampau. Apa yang telah diingat adalah hal yang pernah dialami, pernah
dipersepsinya, dan hal tersebut pernah dimasukkan kedalam jiwanya dan disimpan kemudian pada
suatu waktu kejadian itu ditimbulkan kembali dalam kesadaran. Ingatan merupakan kemampuan
untuk menerima dan memasukkan (learning) atau pengodean, menyimpan (retention) dan
menimbulkan atau pengambilan kembali apa yang pernah dialami (remembering).

B. Pengodean

Dalam bahasa sehari-hari, pengodean memiliki banyak kesamaan dangan perhatian dan
pembelajaran. Pengodean terdiri atas sejumlah proses :

 Pengulangan Pengulangan(Rehearsal) ,mengulang informasi secara sadar untuk


meningkatkanb lamanya informasi tinggal dalam memori.
 Pemrosesan mendalam Pernyataan tentang tingkat teori pemrosesan menyatakan bahwa
pemrosesan ingatan terjadi di kontinum dari dangkal sampai dalam, dengan pengolahan
yang lebih dalam akan menghasilkan memori yang lebih baik. Para peneliti telah
menemukan bahwa orang mengingat informasi lebih baik ketika mereka memprosesnya
secara mendalam ( Otten, Henson, & Rugg, 2001 ).
 Elaborasi adalah luasnya pemrosesan informasi yang terlibat dalam pengodean.
 Pembentukan gambar Ketika kita membangun sebuah citra dari sesuatu, maka kita
malakukan penguraian informasi. Allan Paivio (1971, 1986) berpendapat bahwa memori
disimpan dengan salah satu dari dua cara yaitu, sebagai kode verbal atau sebagai kode
gambar berupa gambar label atau gambar mental. Semakin rinci dank has kode gambar,
maka semakin baik memori dalam mengingat informasi.
 Organisasi Menyajikan informasi dengan secara terorganisasi maka akan mudah untuk
mengingatnya terutama jika mengatur informasi secara hierarki atau garis besar.
 Pemotongan (chunking) adalah strategi pengorganisasian memori yang menguntungkan
yang melibatkan pengelompokan. Proses pemotongan bekerja dengan membuat sejumlah
informasi besar lebih mudah dikelola dan lebih bermakna.

C. Penyimpanan

Ingatan disimpan dalam tiga sistem penyimpanan informasi, yaitu memori sensori (sensory
memory), memori jangka pendek (short term memory), dan memori jangka panjang (long term
memory).

a) Memori sensoris adalah ingatan yang berkaitan dengan penyimpanan informasi sementara
yang dibawa oleh pancaindera.
b) Memori jangka pendek atau sering disebut dengan short-term memory atau working
memory adalah suatu proses penyimpanan memori sementara, artinya informasi yang
disimpan hanya dipertahankan selama informasi tersebut masih dibutuhkan. Ingatan jangka
pendek adalah tempat kita menyimpan ingatan yang baru saja kita pikirkan. Ingatan yang
masuk dalam memori sensoris diteruskan kepada ingatan jangka pendek. Ingatan jangka
pendek berlangsung sedikit lebih lama dari memori sensoris, selama anda menaruh
perhatian pada sesuatu, anda dapat mengingatnya dalam ingatan jangka pendek.

Memori jangka pendek dibagi menjadi 3 yaitu :

 Putaran fonologi, Menyimpan dan mengingat kembali kata-kata yang saat itu
sedang dipikirkan. Baddeley (1975) dalam penelitiannya, meminta partisipan
mengingat kembali beberapa daftar pendek berisi kata-kata secara berurutan. Ia
menemukan bahwa partisipan mampu mengingat kata-kata yang mereka sebutkan
dalam dua detik. Kesimpulannya, putaran fonologi dapat menyimpan kata dengan baik
dalam dua detik.
 Memori kerja visuospasial, Menyimpan informasi visual dan spasial, termasuk citra
visual. Seperti lingkaran fonologi memori kerja visuospasial memiliki kapasitas
terbatas. Putaran fonologi dan memori kerja visuospasial memeiliki fungsi
independen.
 Eksekutif pusat, Mengintegrasikan informasi tidak hanya dari lingkaran fonologi
dan memori kerja visuospasial, tetapi juga dari memori jangka panjang.

c) Memori Jangka Panjang

Memori jangka panjang (long term memory) adalah suatu proses memori atau ingatan yang
bersifat permanen, artinya informasi yang disimpan sanggup bertahan dalam waktu yang sangat
panjang. Kapasitas yang dimiliki ingatan jangka panjang ini tidak terbatas. Memori jangka panjang
adalah gundangnya informasi yang dimiliki oleh manusia. Ingatan jangka panjang berisi
informasi dalam kondisi psikologis masa lampau, yaitu semua informasi yang telah disimpan,
tetapi saat ini tidak sedang dipikirkan.

Informasi yang disimpan dalam ingatan jangka panjang diduga dapat bertahan dalam waktu
yang panjang bahkan selamanya. Kehilangan ingatan pada ingatan jangka panjang ini hanya
dimungkinkan apabila seseorang mengalami kerusakan fungsional dari sistem ingatannya.

Isi Memori Jangka Panjang sebagaimana jenis memori yang berbeda bias dibedakan
menurut seberapa lamamemori itu berlangsung, memori bias dibedakan berdasarkan isinya.
Memori jangka panjang dibagi menjadi dua subtype yaitu,

a) Memori Deklaratif adalah ingatan sadar informasi, seperti fakta-fakta atau peristiwa
tertentu yang dapat dikomunikasikan secara verbal. Memori deklaratif disebut
“mengetahui bahwa” (versus “mengetahui bagaimana”) dan baru-baru ini diberi label
“memori eksplisit” (versus “memori implisit”). Memori deklaratif terbagi menjadi dua
bagian yaitu:
b) Memori prosedural adalah pengetahuan non-deklaratif dalam bentuk keterampilan dan
operasi kognitif. Memori non-deklaratif tidak dapat diingat secara sadar, setidaknya tidak
dalam bentuk pristiwa fakta tertentu.
Menggambarkan informasi dalam memori ada tiga teori utama, yaitu jaringan, skema, dan
jejak yang tidak jelas.

 Teori jaringan, teori yang menggambarkan bagaimana informasi dalam memori diatur dan
terhubung, mereka menekankan simpul dalam jaringan memori.
 Teori skema, teori yang didasarkan pada premis bahwa ketika kita membangun informasi,
kita menyatukannya dengan informasi yang sudah ada dalam pikiran kita. Dan yang
dimaksud dengan skema adalah informasi konsep, pengetahuan, informasi tentang pristiwa
yang sudah ada dalam pikiran seseorang.
 Skrip, skema untuk sebuah kejadian. Skrip sering mengandung informasi tentang ciri-ciri
fisik, orang, dan kejadian khas, jenis informasi yang membantu ketika mencari tahu apa
yang terjadi disekitarnya.
 Teori yang tidak jelas, yaitu variasi lain dari bagaimana individu merekonstruksi ingatan
mereka. Pernyataan bahwa memori yang paling baik dipahami dengan mempertimbangkan
dua jenis representasi memori :

1. Jejak memori verbatim, yang terdiri atas rincian yang tepat.

2. Jejak tidak jelas, atau inti, yang merupakan ide sentral dari informasi.

Dalam teori ini, memori anak lebih baik dikaitkan dengan jejak kabur yang dibuat dengan
mengekstraksi inti n informasi.

D. Pengambilan Kembali dan Lupa

Pemanggilan kembali, ketika kita mendapatkan kembali sesuatu dari “bank data” pikiran,
kita menggeledah bilik memori untuk menemukan informasi yang relevan. Seperti halnya
pengodean, pencarian ini bisa otomatis atau bisa juga membutuhkan usaha.

Lupa merupakan suatu kegagalan pemanggilan kembali karena kurangnya petunjuk


pemanggilan kembali yang efektif.
4. KEAHLIAN

Keahlian disini berhubungan dengan kemampuan kita untuk mengingat informasi baru
tentang subjek. Kemampuan kita untuk mengingat informasi suatu subjek bergantung apa yang
telah kita ketahui tentangnya (Carver & Klahr, 2001; Ericson & yang lainnya, 2006; Keil 2006).
Sebagai contoh, kemampuan seorang siswa untuk menceritakan apa yang ia lihat ketika ia berada
di perpustakaan sebagian besar ditentukan oleh apa yang telah ia ketahui tentang perpustakaan,
seperti dimanakah letak buku dengan topic tertentu dan cara meminjam buku. Apabila
pengetahuannya akan perpustakaan sangat sedikit, siswa tersebut akan memiliki lebih banyak
kesulitan dalam meceritakan apa yang ada di sana. Salah satu alasan mengapa anak mengingat
lebih sedikit ketimbang orang deawasa adalah karena mereka kurang ahli dalam banyak bidang.

1. Keahlian dan Pembelajaran

Mempelajari perilaku dan proses pikiran para ahli bisa memberikan kita wawasan tentang
cara membimbing para siswa untuk menjadi pelajar yang lebih efektif. Menurut Dewan Penelitian
Nasional(1999),mereka lebih baik daripada pemula dalam hal berikut:

 Mendeteksi fitur dan pola bermakna informasi


 Mengumpulkan lebih banyak konten pengetahuan dan mengaturnya dengan cara
menunjukkan pemahaman tentang topic
 Mendapatkan kembali aspek pengetahuan yang penting dengan sedikit usaha.
 Beradaptasi pendekatan dengan situasi baru
 Menggunakan stratetegi yang efektif

2. Pola Organisasi yang Bermakna

Di dalam mendeteksi fitur dan pola organisasi yang berarti ini para ahli lebih baik dalam
memperhatikan fitur – fitur penting dari masalah dan konteks yang mungkin diabaikan oleh para
pemula (Bransford & yang lainnya, 2006). Para ahli juga memiliki pengingatan kembali yang lebih
baik akan informasi dalam bidang keahlian mereka.
3. Organisasi dan Kedalaman Pengetahuan

Pengetahuan para ahli diatur di sekitar idea tau konsep penting lebih baik bila dibandingkan
dengan pengetahuan para pemula (National Research Council, 1999). Ini memberi para ahli
pemahaman yang jauh lebih mendalam akan pengetahuan dibandingkan yang dimiliki para pemula
(Bransford &yang lainnya, 2006; Simon, 2001; Voss & yang lainnya, 1984). Para ahli bidang
tertentu biasanya memiliki jaringan informasi yang jauh lebih terelaborasi tentang bidang tersebut
dibandingkan para pemula. Informasi yang mereka hadirkan dalam memori mempunyai lebih
banyak titik temu, lebih banyak keterkaitan, dan organisasi hierarki yang lebih baik.

4. Pemanggilan Cepat

Pengambilan kembali informasi yang relevan dapat dilakukan dengan banyak usaha,
sedikit usaha, atau tanpa usaha sama sekali (National Research Council, 1999). Para ahli
mendapatkan mendapatkan kembali informasi dalam cara yang hamper tanpa usaha dan otomatis,
sementara para pemula mengembangkan banyak usaha untuk mendapatkan kembali informasi.
Sebagai contoh, para pembaca yang sudah ahli bisa dengan cepat menandai kata-kata dari sebuah
kalimat dan paragraf namun kemampuan para pembaca yang masih pemula untuk mengkodekan
kata – kata masih belum lancar, sehingga mereka harus mengalokasikan banyak perhatian.

5. Keahlian Adaptif

Pertanyaan penting lainnya adalah apakah beberapa cara dalam menata pengetahuan adalah
lebih baik ketimbang cara lainnya dalam rangka membantu orang lebih fleksibel dan beradaptai
dengan situasi baru (Dewan Riset Nasional,,hlm.33).Ahli adaptif dapat melakukan pendekatan
terhadap situasi baru dengan fleksibel dari pada selalu menanggapi dengan rutinitas tetap dan
kaku(Gambrell,Malloy,dan Anders-Mazzoni,2007).

6. Strategi

Para ahli menggunakan strategi yang efektif dalam memahami informasi dalam bidang
keahlian mereka dan dalam mengajukannya. Adapun beberapa strategi efektif yang bisa
dikembangkan siswa untuk menjadi ahli dalam pembelajaran:
a. Menyebarkan dan mengonsolidasi pembelajaran

Proses belajar siswa akan banyak tertolong apabila dosen bicara dengan mereka tentang
arti penting dari review atas apa yang telah mereka pelajari. Contohnya seperti pembelajaran yang
membutuhkan periode yang lebih lama seperti mempersiapkan UAS,bagi siswa yang
mepersiapkan ujian akan mendapatkan manfaat dari distribusi pembelajaran selama periode yang
lebih lama daripada hanya pembelajaran yang tergesa – gesa yang cenderung menghasilkan
memori jangka pendek yang diproses secara dangkal, bukanya secara mendalam.

b. Mengajukan pertanyaan untuk diri sendiri

Strategi pengajuan pertanyaan untuk diri sendiri ini bisa membantu anak dalam mengingat
informasi.Ketika anak menanyai diri mereka sendiri tentang apa yang telah mereka baca atau
tentang satu kegiatan,mereka memperluas jumlah asosiasi dengan informasi yang mereka
butuhkan untuk diambil.

c. Mencatat dengan baik

Mencatat adalah strategi yang bagus untuk menjadikan anak ahli dalam pembelajaran
karena hal ini akan memberikan manfaat untuk mereka. Adapun beberapa strategi pencatatan yang
bagus yaitu ringkasan, menulis garis besar, peta konsep. Ketiga strategi pencatatan tersebut
membantu anak – anak memgevaluasi ide yang paling penting untuk diingat.

d. Menggunakan sistem studi

Sistem studi yang baru dikembangkan untuk menjadikan anak ahli dalam pembelajaran
adalah PQ4R yang merupakan singkatan dari Preview, Question, Read, Reflect,
Recitedan Review.

1) Preview adalah memberitahu siswa untuk secara singkat menyurvei materi guna
mendapatkan organisasi secara keseluruhan.

2) Question berarti mendorong siswa mananyai diri mereka sendiri tentang materi
tersebut.

3) Read berarti mendorong siswa untuk membaca dan menjadi pembaca yang aktif.

4) Reflect berarti mendorong siswa untuk bersikap analitis dalam belajar.


5) Recite berarti Mendorong siswa untuk membuat pertanyaan mengenai materi tersebut.

6) Review berarti memeberitahu siswa untuk membaca lagi seluruh materi dan
mengevaluasi apa yang mereka ketahui.

7. Memperoleh Keahlian

Dalam memperoleh keahlian, maka ada dua hal yang harus menjadi perhatian, yaitu:

a. Latihan dan motivasi

Latihan yang disengaja adalah syarat untuk menjadi seorang ahli atau pakar. Ini bukan
hanya satu jenis latihan. Ini meliputi latihan tugas pada level kesulitan yang tepat untuk individual,
memberikan umpan balik informasi, mengizinkan kesempatan untuk repitisi, dan mengizinkan
koreksi kesalahan (Ericson, 1996). Latihan yang panjang itu membutuhkan motivasi yang besar.

b. Bakat

Sejumlah psikolog yang mempelajari keahlian berpendapat bahwa keahlian bukan hanya
membutuhkan latihan dan motivasi tetapi juga bakat(Hunt,2006;Strenberg,2009) meskipun
deminkian bakat yang dibawa tidak akan berhasil tanpa adanya motivasi dan latihan.

5. METAKOGNISI

Pengetahuan metakognitif bisa dibedakan dari aktivitas metakognitif. Pengetahuan


metakognitif melibatkan pemantauan dan refleksi pemikiran terbaru seseorang. Ini mencakup
pengetahuan factual, seperti pengetahuan tentang tugas, tujuan diri sendiri dan pengetahuan
strategis, seperti bagaimana kita menggunakan prosedur tersebut dalam menyelesaikan suatu
masalah. Aktivitas metakognitif terjadi ketika para siswa secara sadar menyesuaikan dan mengatur
strategi pemikiran mereka selama menyelesaikan permasalahan dan pemikiran yang memiliki
maksud tertentu (Ferrari & Sternberg, 1998;Khun,dan lainnya, 1995).
Seorang ahli dalam pemikiran anak-anak, Denna Khun berpendapat bahwa metakognisi
seharusnya merupakan fokus dari usaha untuk membantu anak-anak pemikir kritis yang lebih baik,
terutama dalam tingkat menengah pertama dam menengah atas. Ketrampilan kognitif urutan
pertama memungkinkan anak-anak untuk mengetahui tentang dunia (dan telah merupakan fokus
utama dari program pemikran kritis), dan ketrampilan kognitif urutan kedua-ketrampilan meta
pengetahuan- yang melibatkan pengetahuan tentang diri sendiri dan orang lain.

1. Perubahan Perkembangan

Banyak studi perkembangan yang diklasifikasikan sebagai “metakognitif” memfokuskan


pada meta memori, atau pengetahuan tentang mamori. Ini mencakup pengetahuan umum tantang
memori, seperti pengtahuan bahwa tes pengenalan lebih mudah ketimbang tes mengingat. Pada
usia lima atau enam tahun, anak biasanya mengetahui bahwa item yang familiar lebih mudah untuk
dipelajari ketimbang item yang kurang dikenal, bahwa daftar pendek lebih mudah ketimbang
mengingat dan bahwa lupa lebih mungkin terjadi seiring dengan berjalannya waktu (lyon &
Flavell, 1993).

2. Model Pemrosesan Informasi yang Baik

Para ahli yakin bahwa ada tiga langkah utama untuk menjadikan kognisi anak-anak
menjadi baik, yaitu:

a. Anak-anak diajarkan oleh orang tua atau guru untuk menggunakan strategi tertentu.
Semakin sering anak-anak diberikan stimulasi intelektual baik disekolah maupun dirumah maka
akan memperbanyak strategi spesifik yang akan mereka temui dan mereka pelajari.

b. Guru dapat menunjukkan persamaan dan perbedaan dalam banyak strategi dalam
bidang tertentu.Seperti matematika ,yang memotivasi siswa untuk melihat fitur berbagi startegi
yang berbeda.Hal ini menyebabkan relasional yang lebih baik.

c. Siswa mengenali manfaat umum dari penggunaan strategi yang nantinya


menghasilkan pengetahuan strategi umum. Mereka berusaha menggabungkan hasil pembelajaran
yang dirasa berhasil dengan hasil pembelajaran dengan usaha yang mereka kerahkan dalam
mengevaluasi, memilih dan memantau penggunaan strategi (pengetahuan dan aktivitas
metakognitif).

2. Strategi dan Regulasi Metakognitif

Kunci dari pendidikan adalah membantu para siswa mempelajari strategi yang kaya yang
nantinya dapat menghasilkan solusi dari sebuah masalah.Kebanyakan anak mendapatkan
keuntungan dari menggunakan beberapa startegi dan menjelajahi mana yang bekerja dengn baik
kapan dan di mana.Sebagai contoh guru dapat memperagakan startegi untuk siswa mengajukkan
pertanyaan yang membantu pemikiran panduan siswa dalam berbagai bidang konten. Dengan
latihan, para siswa belajar untuk menjalankan strategi tersebut dengan lebih mudah dan lebih cepat.
Latihan berarti para siswa meggunakan strategi yang efektif secara terus menerus sampai mereka
benar-benar dapat melakukannya secara otomatis. Untuk menjalankan strategi dengan efektif
mereka harus menyimpan strategi tersebut dalam jangka panjang, dan latihan. Para pelajar juga
harus termotivasi untuk menjalankan strategi ini, jadi upaya yang penting untuk membantu para
siswa mengembangkan strategi adalah setelah strategi dipelajari, mereka biasanya membutuhkan
lebih banyak waktu untuk mempelajarinya sebelum dapat menggunakannya secara efisien.

Anda mungkin juga menyukai