Anda di halaman 1dari 9

I Gede Ambara Wijaya

TEORI PENGOLAHAN INFORMASI DALAM MEMORI MANUSIA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar
hanya dialami oleh siswa sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses
belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa mempelajari sesuatu yang ada di lingkungan sekitar.
Lingkungan yang dipelajari oleh siswa berupa keadan alam, benda-benda atau hal-hal yang
dijadikan bahan belajar.

Dari zaman dahulu, para ilmuwan terus mengembangkan teori – teori belajar sebagai temuan
mereka untuk mengembangkan pemikiran belajar mereka. Era globalisasi telah membawa
berbagai perubahan yang memunculkan adanya teori – teori belajar yang baru guna
menyempurnakan teori – teori yang telah ada sebelumnya. Akan tetapi, kita sebagai insan tak
bisa bertolak dengan adanya teori belajar yang telah ada sebelumnya. Adapun teori belajar
selalu bertolak dari sudut pandangan psikologi belajar tertentu.

Maka psikologi dalam pendidikan menjadi berkembang sangat pesat. Dengan bermunculnya
teori – teri yang baru akan menyempurnakan teori – teori yang sebelumnya. Berbagai teori
belajar dapat dikaji dan diambil manfaat dengan adanya teori tersebut. tentunya setiap teori
belajar memiliki keistimewaan tersendiri. Bahkan, tak jarang dalam setiap teori belajar juga
terdapat kritikan – kritikan untuk penyempurnaan teori tersebut. dalam hal ini, penulis akan
mengkaji salah teori belajar pengolahan informasi.
I Gede Ambara Wijaya

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud teori pengolahan informasi ?


2. Apa yang dimaksud sistem memori manusia ?
3. Bagaimanakah komponen belajar ?
4. Apa saja aplikasi teori pengolahan informasi dalam belajar ?

1.3 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kulah Belajar dan Pembelajaran serta untuk
menambah wawasan pengetahuan tentang Teori Pengolahan Informasi dalam Memori
Manusia.
I Gede Ambara Wijaya

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Teori pengolahan informasi


Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu
dari lingkungan. Hal yang demikian juga dapat dikatakan bahwa penggolahan informasi dapat
dikatakan sebagai bagaimana respon individu terhadap informasi yang di berikan oleh
lingkungan di sekitarnya.

Menurut Anderson, 1980 “belajar itu hanyalah merupakan salah satu proses yang diselidiki dan
antara kegiatan belajar dan sub-sub ranah lain dari psikologi kognitif tetap tidak jelas.
Namun demikian, penelitian pengolahan informasi memberikan sumbangan atas pengertian
proses belajar. Dari pernyataan Anderson tersebut dapat kita simpulkan bahwa antara belajar
dan pengolahan informasi adalah dua aspek yang saling melengkapi.

Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang sangat
penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari pembelajaran.
Berdasarkan temuan riset linguistik, psikologi, antropologi dan ilmu komputer, dikembangkan
model berpikir. Pusat kajiannya pada proses belajar dan meng-gambarkan cara individu
memanipulasi simbol dan memproses informasi. Model belajar pemrosesan informasi Anita E.
Woolfolk (Parkay & Stanford, 1992) disajikan melalui skema yang dikutip berikut ini.
Model belajar pemrosesan informasi ini sering pula disebut model kognitif information
processing, karena dalam proses belajar ini tersedia tiga taraf struktural sistem informasi, yaitu:

1) Sensory atau intake register: informasi masuk ke sistem melalui sensory register, tetapi
hanya disimpan untuk periode waktu terbatas. Agar tetap dalam sistem, informasi masuk ke
working memory yang digabungkan dengan informasi di long-term memory.

2) Working memory: pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working memory, dan di
sini berlangsung berpikir yang sadar. Kelemahan working memory sangat terbatas kapasitas
isinya dan memperhatikan sejumlah kecil informasi secara serempak.
I Gede Ambara Wijaya

3) Long-term memory, yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga mampu
menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki peserta didik. Kelemahannya adalah betapa
sulit mengakses informasi yang tersimpan di dalamnya.

Diasumsikan, ketika individu belajar, di dalam dirinya berlangsung proses kendali atau
pemantau bekerjanya sistem yang berupa prosedur strategi mengingat, untuk menyimpan
informasi ke dalam long-term memory (materi memory atau ingatan) dan strategi umum
pemecahan masalah (materi kreativitas).

Adapun tokoh lain yang menjelaskan teori ini:

1. Robert Gagne
Robert M. Gagne, Menurut gagne belajar dipandang sebagai proses pengolahan informasi,
Gagne adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan amerika yang terkenal dengan
penemuannya berupa condition of learning. Gagne pelopor dalam instruksi pembelajaran yang
dipraktekkannya dalam training pilot AU Amerika. Ia kemudian mengembangkan konsep Robert
M Gagne, Jerome Seymour Bruner, Albert Bandura dan Lev Vygotsky merupakan tokoh-tokoh
penting yang telah mencetuskan berbagai teori pembelajaran dan memberi sumbangan yang
besar dalam dunia pendidikan. Teori informasi psikologi muncul dari temuan dan modifikasi dari
teori matematika, yang disusun oleh para peneliti untuk menilai dan meninngkatkan
penggiriman pesan. Pembelajaran di kelas merupakan teori proses informasi yang berkaitan
secaara langsung dengan proses kognitif. Teori informasi memberikan persfektif baru pada
pengolahan pembelajaran yang akan menghasilkan belajar yang efektif.

Edgar Dale mengemukakan tentang Kerucut Pengalaman (Cone of Experience). Kolaborasi


Robert Gagne dengan Leslie Briggs telah menggabungkan keahlian psikologi pembelajaran
dengan bakat dalam desain sistem yang membuat konsep desain pembelajaran menjadi
semakin hidup dan berkembang sesuai harapan. Robert Gagne merupakan salah satu tokoh
pencetus teori ini. Teori ini memandang bahwa belajar adalah proses memperoleh informasi,
mengolah informasi, menyimpan informasi, serta mengingat kembali informasi yang dikontrol
I Gede Ambara Wijaya

oleh otak. (Pada titik ini sejarah psikologi mencatat pertama kalinya sejak jaman filsafat Yunani
terjadi penolakan total terhadap konsep soul dan mind.

2.2 Sistem memori manusia


Konsepsi lama tentang memori manusia adalah bahwa memori itu semata-mata hanya
tempat penyimpanan informasi dalam waktu yang lama. Jadi memori adalah koleksi potongan-
potongan kecil informasi yang terlepas-lepas dan tidak saling berkaitan.

Berdasar penjelasan-penjelasan tersebut kita dapat berpandangan bahwa memori itu adalah
sebuah wadah yang berisi data-data, dimana data-data tersebut belum tentu saling berkaitan.
Di mulai tahun 1960-an memori manusia dipandang sebagai suatu struktur yang rumit untuk
mengolah dan mengorganisasi semua pengetahuan, demikian menurut Naisser, 1967. Ada juga
yang mengatakan memori adalah merupan gudang yang pasif, tetapi merupakan suatu yang
aktif memilih data penginderaan mana yang akan di olahnya, mengubah data data menjadi
informasi yang bermakna dan menyimpan infotmasi itu untuk digunakan di waktu kemudian. Hal
ini berarti memori juga dapat dikatankan sebagai suatu alat yang berfungsi untuk menangkap,
mengolah dan menggunakannya di lain waktu ketika di butuhkan. Memori merupakan suatu
sistem yang rumit dengan banyak tahapannya dan saling berinteraksi. Ini berarti dalam memori
terdapat interaksi-interaksi antara data-data dan lapisan-lapisan atau tahapan-tahapan yang
ada di dalamnya.

Sebagian besar model-model yang dikembangkan tahun 1960-an mengajukan tiga struktur
memori yaitu:
1. Pencatatan penginderaan (Sensoric Memori)
2. Penyimpanan Jangka Pendek (working memory)
3. Penyimpanan Jangka Panjang (Long Term Memory)
2.3 Komponen belajar
Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar ada tiga tahapan yaitu:
1. mengarahkan perhatian ke stimulus
2. mengkode stimulus
3. penyimpanan dan pemanggilan informasi.

a. Perhatian ke stimulus
I Gede Ambara Wijaya

Pengolahan sistem informasi dalam memori manusia diawali ketika isyarat fisik diterima
pencatat sensori melalui indera (visual, audio maupun kenestik ). Isyarat fisik ini disimpan
sebenta di sebut ikon dan memori audio disebut peniru bunyi (echo). Jenis retensi isyarat yang
ke tiga disebut taktil atau haptik, untuk retensi ini belum banyak penelitian yang di lakukan.
Peranan perhatian ada dua peran perhatian dalam sistem pengolahan informasi yaitu:
1) pengolahan informasi secara otomatik, peran perhatian terhadaap hal-hal yang sudah
sedemikian luasnya sehingga berlangsung tanpa kendali secara sadar dan tidak memerlukan
perhatian khusus. Misalnya pengenalan pola-pola yang sudah diketahui seperti pola perkalian 1
x 10. B) pros deliberate
2) peranan perhatian untuk mengolah informasi yang memerlukan usaha sadar yang dilakukan
secara terkosentrasi, yaitu untuk mengenal informasi yang diperlukan untuk pola-pola yang
belum diketahui (baru)
2. Mengkode stimulus
Apakah stimulus akan diolah sebagai informasi aktif atau akan lebih lanjut atau tidak sampai
memori jangka panjang sebagai memori inaktif, maka di perlukan pengkodean yaitu mengubah
stimulus sehingga dapat di simpan sehingga pada waktu lain dapat dimunculkan kembali
dengan mudah. Ada dua cara pengkodean yaitu: gladi pelihara atau gladi primer dan gladi
elaboratif. Pengulangan terhadap informasi yang ingin diingat ini adalah salah satu contoh gladi
pelihara. Kebalikannya gladi elaboratif adalah mengubah melalui berbagai cara yaitu:

a) diganti dengan lambang lain (subsitusi)

b) dilengkapi dengan informasi tambahan untuk memudahkan mengingatnya.

Contoh mengenai hal tersebut seperti pada hal di bawah ini: Mengasosiasikan pohon korma
(informasi baru) dengan pohon korma sawit (informasi lama) ini adalah contoh gladi elaboratif.
3. Penyimpanan dan retrival
Pengkodean dimaksudkan untuk menyimpan informasi guna disimpan dalam memori jangka
panjang untuk dapat di ingat kembali sewaktu-waktu diperlukan. Untuk proses ini sangat
bergantung bagai mana informasi itu disimpan dan bagaimana hubungan informasi itu dengan
informasi sebelumnya dari memori jangka panjang. Gladi pelihara dan gladi elaboratif ke
duanya dapat membantu individu dalam mengingat informasi dalam waktu yang akan datang.
Sistem mnemonik adalah cara untuk memudahkan kembali meliputi: akronim, catatan, kartu
I Gede Ambara Wijaya

pengisyaratan, titian ingatan, penggunaan kata-kata frase untuk mengingat not-not yang
terletak pada garis-garis paranada dan seterusnya.

2.4 Aplikasi Teori Pengolahan Informasi Dalam Belajar


Penerapan teori pengolahan informasi dalam belajar berasumsi bahwa meemori
manusia itu suatu sistem yang aktif, yang mampu menyeleksi, mengorganisasi dan mengubah
menjadi suatu sandi-sandi informasi dan keterampilanbagi penyimpananya untuk di pelajari.
Dalam hal ini individu diartikan sebagai suatu objek yang memiliki kemampuan untuk
menghasilkan suatu penyleksian, pengorganisasian danpengubahan terhadap informasi yang di
dapat menjadi suatu sandi-sandi yang berguna untuk memudahkan individu dalam proses
belajar yang akan dijalani dirinya. hal yang esensial dari pembelajaran adalah
a. Membimbing untuk menerima stimulus
b. Memperlancar pengkodean
c. Memperlancar penyimpanan dan retrival
Melihat dari komponen tersebut sudah pasti ketiganya merupakan suatu satu kesatuan yang
harus dilakukan secara berutan dan akan selalu mempengaruhi hasil yang akan di dapat atau
hasil belajar dari peserta didik itu sendiri.
1. Membimbing peserta didik dalam penerimaan stimulus
Sistem memori dapat melakukan proses seleksi atas stimulus-stimulus yang akan
diperhatikannya, ini juga dapat dikatakan bahwa sistem memori manusia memiliki suatu aplikasi
filterasi terhadap stimulus-stimulus yang di perhatikannya. Kegiatan pembelajaran yang dapat
dilakukan berkaitan dengan memberikan bimbingan perhatian peserta didik terhadap
penerimaan stimulus antara lain:
a. Memusatkan perhatian ke stimulus-stimulus tertentu yang di pilih.
b. Mengenali secara awal stimulus dengan kode-kode tertentu.

Tujuan dengan pemberian kerangka ini atau advance organize yaitu untuk membantupeserta
didik untuk mengetahui dan memperhatikan hal-hal penting dari material atau bahan pelajaran
yang baru. Adapun yang mengatakan bahwa advance organizer juga berguna untuk
memberikan kerangka konseptual untuk belajar. Selain itu melalui advance organizer akan
menjadi suatu penghubung antara simpanan informasi peserta didik pada waktu sekarang
dengan dengan belajar yang baru. Melalui hal ini juga dapat di gunakan sebagai jembatan
I Gede Ambara Wijaya

antara kognitif lama dan struktur kognitif yang akan diperoleh, sehingga melalui advance
organizer dapat memperlancar proses mengkode pada peserta didik.

Membahas mengenai advance organizer, ada dua jenis organizer yang disampaikan (mayer:
19979) yaitu:
a. Organizer Ekspositorik yaitu memberikan mekanisme untuk membuat hubungan logis dalam
materi baru.
b. Organizer komparatif yaitu memberikan mekanisme untuk menghunbungkan informasi yang
baru dan tidak di kenal dengan pengetahuan yang sudah ada.

2. memperlancar pengkodean
Pengkodean berfungsi untuk menyiapkan informasi baru untuk di simpan kedalam memori
jangka panjang.proses ini menghendaki adanya tranformasi informasi menjadi kode ringkasan
guna memudahkan dan mengingat kembali di waktu kemudian mengenai informasi tersebut.
Ada dua rancangan yang berbeda yang dapat memudahkan pengkodean yaitu dengan
memberikan pengisyaratan, elaborasi, dan cara titian ingatan sebagai pembantu untuk
menyusun sandi atau kode-kode guna memudahkan dalam proses penyimpanan pada memori
kerja peserta didik.

3. memperlancar penyimpanan dan retrival

Norman dan Bobrow, mengemukakan dua tahapan dalam melaksanakan penelusuran, yaitu:
· Tahap pertama : menetapkan informasi yang diinginkan atau yang ingin dimunculkan dari
dalam ingatan (retrival).
· Tahap kedua : penelusuran yang sebenarnya yaitu dapat dikatakan hal yang mencakup
tindakan peninjauan kembali struktur ingatan dan informasi-informasi yang terkait di dalamnya,
sampai informai yang diinginkan didapatkan atau di munculkan kembali.
I Gede Ambara Wijaya

BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada penjelasan-penjelasan di atas kami dapat menarik beberapa
kesimpulan antaranya:
1. Pengolahan informasi mengandung pengertian tentang bagaimana seorang individu
mempersepsi, mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu
dari lingkungan.
2. Terdapat tiga unsur struktur memori yaitu: Pencatatan penginderaan (Sensoric Memori),
Penyimpanan Jangka Pendek (working memory), dan Penyimpanan Jangka Panjang (Long
Term Memory)
3. Terdapat tiga tahapan belajar dalam teoti pengolahan informasi yaitu; Perhatian ke stimulus,
Mengkode stimulus, dan memperlancar penyimpanan dan retrival.

Anda mungkin juga menyukai