PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan kemampuan pendidik, mereka harus
memiliki dasar empiris yang kuat untuk mendukung profesi mereka sebagai
pengajar. Kenyataan yang ada, kurikulum yang selama ini diajarkan di sekolah
menengah kurang mampu mempersiapkan siswa untuk masuk ke perguruan
tinggi. Kemudian kurangnya pemahaman akan pentingnya relevansi
pendidikan untuk mengatasi masalah-masalah sosial dan budaya, serta
bagaimana bentuk pengajaran untuk siswa dengan beragam kemampuan
intelektual.
Jerome S. Bruner, seorang peneliti terkemuka, memberikan beberapa
gambaran tentang perlunya teori pembelajaran untuk mendukung proses
pembelajaran di dalam kelas, serta beberapa contoh praktis untuk dapat
menjadi
bekal
persiapan
profesionalitas
para
guru.
bagaimana
caranya
siswa
memperoleh
pengetahuan
dan
masyarakat sekitarnya. Akan hal itu, perlu adanya penjelasan dan pembahasan
terkait dengan teori pembelajaran. Agar lebih spesifik dan terfokus, dalam
makalah ini akan hanya akan menguraikan dan menjelaskan satu dari beberapa
teori pembelajaran yang sudah ada, yaitu pada Teori Pembelajaran Kognitivif.
Dari penjelasan ini nantinya diharapkan bisa memberikan pemahaman yang
utuh dan dapat diterapkan dalam proses pembelajaran. Dengan berbekal
pemahaman yang utuh terkait teori pembelajaran yang dijadikan sebagai
pemahaman dasar dalam pembelajaran diharapkan siswa dapat menerima
pembelajaran yang akan kita sampaikan dengan baik.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan tentang belajar menurut teori kognitif?
2. Apakah Teori Pengolahan Informasi itu?
3. Apakah Teori Belajar Kontruktivisme itu?
4. Apakah makna lupa dan ingat dalam belajar?
C. Tujuan
1. Mengetaui pandangan tentang belajar menurut teori kognitif.
2. Mengetahui tentang teori pengolahan informasi.
3. Mengetahui tentang teori belajar kontruktivisme.
4. Mengetahui makna lupa dan ingat dalambelajar.
BAB I
PENDAHULUAN
itu
juga
dia
memutuskan
apa
yang
sedang
diamatinya,
datang dari luar. Dengan kata lain, aktivitas belajar pada diri manusia
diekankan pada proses internal dalam berpikir, yakni proses pengolahan
informasi.
Kegiatan pengolahan informasi yang berlangsung di dalam kognisi itu
akan menentukan perubahan perilaku seseorang. Bukan sebaliknya, jumlah
informasi atau stimulus yang mengubah perilaku. Demikian pula kinerja
seseorang yang diperoleh dari hasil belajar tidak tergantung pada jenis dan
cara pemberian stimulus yang berada di sekelilingnya. Oleh karena itu, teori
belajar kognitif menekankan pada caracara seseorang menggunakan
pikirannya untuk belajar, mengingat , dan menggunakan pengetahuan yang
telah diperoleh dan disimpan di dalam pikirannya secara efektif.
Teori belajar konstruktivistik menyatakan bahwa pendidik tidak dapat
memberikan pengetahuan kepada peserta didik. Sebaliknya, peserta didik
harus mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri.
Peran pendidik adalah :
1. Memperlancar proses pengkonstruksian pengetahuan
dengan
cara
menyadari
dan
secara
sadar
tersebut.
W
S
Z
N
T
L
6
dikendalikan
oleh
stimulus
dari
luar
sehingga
seseorang
terbatas selama dalam beberapa detisk. Ini adalah bagian daya ingat yang
menjadi tempat penyimpanan informasi yang saat itu sedang dipikirkan.
Daya ingat kerja (Working Memory) adalah tempat pikiran
mengolah informasi, mengorganisasikannya untuk disimpan atau dibuang
dan menghubungkannya dengan informasi lain. Informasi yang msuk ke
dalam STM dapat berasal dari STSS atau dari LTM. Informasi yang
berasal dari STSS dan LTM kadang-kadang masuk secara bersamaan.
Misalnya, ketika seseorang melihat burung perkutut, STSS mengirim
bayangan burung perkutut ke dalam STM. Dalam waktu yang sama, orang
itu secara tidak sadar mencari informasi tentang burung-burung di dalam
LTM nya untuk mengidentifikasi tentang burung perkutut. Bersama
pengenalan itu mungkin muncul banyak informasi tentang burung
perkutut, ingatan pengalaman masa lalu tentang burung perkutut atau
perasaan tentang burung perkutut yang semuanya disimpan dalam daya
ingat jangka panjang tetapi dibawa kedalam kesadaran (daya ingat kerja)
oleh pengolahan pikiran anda tentang penglihatan burung perkutut
tersebut.
Salah satu cara untuk menyimpan informasi kedalam STM adalah
memikirkan, mengingatnya secara berulang-ulang atau memngucapkannya
secara terus menerus. Proses mempertahankan informasi di dalam STM
melalui pengulangan disebut rehersal. Rehersal ini penting dalam belajar
karena semakin lama informasi itu disimpan di dalam STM , semakin
besar peluangnya untu k dialihkan ke dalam LTM.
Tanpa rehersal,
informasi itu mungkin tidak akan berada didalam STM selama lebih dari
30 detik. Namun karena STM memiliki kapasitas terbatas dalam
menyimpan informasi, maka informasi itua dapat hilang karena tergeser
oleh informasi lainya.
Dalam proses pembelajaran di kelas, pendidik harus memberi
waktu kepada peserta didik agar memiliki kesempatan untuk melakukan
rehersal. Mengajar terlalu banyak informasi dan terlalu cepat tidak akan
efektif karena peserta didik tidak memilik kesempatan melakukan rehersal
pada setiap bagian informasi yang harus disimpan di dalam memorinya.
pada
ingatan
jangka
pendek,
perlu
dilakukan
proses semantic atau imagery coding. Dalam proses ini arti dari informasi
dianalisis lebih jauh lagi. Misalnya saat kita mendengar seseorang yang
mengatakan, Atun dihina oleh Nana sampai sakit hati, maka kita tidak
hanya mengerti arti masing-masing kata dalam kalimat tersebut, tetapi kita
juga berusaha mengerti apa yang terjadi sebenarnya dari keseluruhan
kalimat tersebut. Sebaliknya bila kita mendengar kata-kata lain yang
unsurnya sama, seperti Nana dihina Atun sampai sakit hati, maka kita
tahu bahwa yang terjadi sekarang berbeda dari yang pertama. Dalam kedua
kalimat tersebut kalau kita mengingat arti dari kata-kata dalam
keseluruhan kalimat itu, maka kita sedang melakukan semantic coding;
tetapi kalau kita membayangkan reaksi dari Atun atau Budi dalam
peristiwa itu, maka kita melakukan imagery coding.
Jadi, ingatan jangka panjang akan melakukan penyaringan
informasi berdasarkan arti dari informasi tersebut, makna, keadaan emosi,
gambaran akibat dan sebagainya, oleh karena itu penyimpanan informasi
dapat berlangsung secara permanen.
Tujuan sebuah informasi dimasukkan ke dalam memori jangka
panjang adalah untuk Anda ingat selamanya. Hebatnya, ingatan yang telah
tersimpan dalam ingatan jangka panjang bisa anda munculkan kembali
saat Anda menginginkannya. Kemampuan mengenang atau menarik
ingatan kembali ini disebut recall memory. Ketika seseorang yang anda
sayangi pergi dari sisi anda, mungkin anda akan mengingat kembali
kenangan-kenangan yang tersimpan dalam memori jangka panjang Anda.
Anda dapat mengingat dengan sangat detil bahkan tanpa Anda sadari
bahwa Anda telah menyimpan informasi tersebut. Anda mungkin
mengenang tempat di mana Anda menghabiskan waktu dengan orang
tersebut dengan mengingat pemandangan, bau dan bahkan perasaan
dengan akurasi yang mengejutkan.
a. Ingatan Deklaratif dan IngatanProsedural
10
11
ingatan
tentang
peristiwa-peristiwa, sedangkan
ingatan
12
13
tujuan
belajar
dan
karakteristik
peserta
didik
yang
menggunakannya.
b. Pembuatan (Generativity). Strategi belajar yang efektif yaitu yang
memungkinkan seseorang mengerjakan kembali materi yang telah
dipelajari dan membuat sesuatu menjadi baru.
c. Pemantauan yang efektif (efektive Monitoring), yaitu peserta didik
mengetahui kapan dan bagaimana cara menerangkan strategi
14
15
5. Recite
Pada langkah kelima ini, siswa diminta untuk mengingat kembali
informasi yang telah dipelajari dengan menyatakan butir-butir penting
dengan nyaring dan dengan menanyakan serta menjawab pertanyaanpertanyaan.
6. Review
Pada langkah terakhir ini siswa diminta untuk membaca catatan
singkat (inti sari) yang telah dibuatnya. Buatlah hubungan seluruh butir
catatan, dan pusatkan pertanyaan pada pertanyaaan-pertanyaan anda
sendiri.
D. Lupa dan ingat
Setiap orang pasti pernah megalami lepas ingatan (lupa),
terkadang seseorang pernah mendapat atau mengetahui tentang
16
meski
demikian
ada
beberapa
cara
untuk
diajarkan
membaca.
b).
Menggunakan
metode
dalam
belajar
tidak
luput
dari
peristiwa
17
BAB III
PENUTUP
18
A.
Kesimpulan
Teori belajar kognitif memandang belajar sebagai proses
pemfungsian unsur-unsur kognisi, terutama unsur pikiran,
untuk dapat mengenal dan memahami stimulus yang datang
dari luar.
Ada 3 komponen dalam pengolahan informasi yaitu STSS,
STM & WM, dan LTM.
Teori
belajar
kontruktifisme
menyampaikan
perubahan
dan interferensi
DAFTAR PUSTAKA
19
pada
tanggal
15
November
2013.
penelitiantindakankelas.blogspot.com.
Baharuddin
dan
Esa
Nur
Wahyuni.
2007.
Teori
Belajar
dan
PT.
Indeks
20