Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

PENERAPAN PENGOLAHAN INFORMASI DALAM


PROSES PEMBELAJARAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Akhir Modul 3

Oleh
Hasti Prastikasari, S.Pd.

PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALAM JABATAN


UNIVERSITAS KANJURUHAN MALANG
2019
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses belajar telah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan
manusia. Proses ini dapat berlangsung kapan saja dan dimana saja, baik di sekolah,
maupun di lingkungan rumah. Berkaitan dengan hal tersebut, proses belajar juga tidak
lepas dari teori-teori yang mendukung pelaksanaannya. Menurut Slameto (2013),
belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memeroleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Untuk mendapatkan sesuatu, seseorang harus melakukan usaha agar apa
yang diinginkan dapat tercapai. Usaha tersebut dapat berupa kerja mandiri
maupun kerja kelompok dalam suatu interaksi.

Seiring dengan perkembangan zaman, teori belajar yang menjadi landasan


dalam proses belajar juga mengalami perkembangan. Mengapa topik ini perlu dibahas
dalam belajar dan pembelajaran? Tentu kita tahu jawabannya. Perkembangan zaman
menuntut pendidik untuk menciptakan kondisi belajar yang telah diintegrasikan
dengan prinsip-prinsip pembelajaran demi tercapainya tujuan belajar.

Selain mengetahui teori belajar yang menjadi tumpuan dalam proses


pembelajaran, ada hal lain yang perlu diperhatikan, yakni tentang bagaimana peserta
didik memproses apa yang mereka pelajari. Seseorang yang belajar pasti
memanfaatkan dan melibatkan pikirannya untuk merima dan memproses informasi
yang diterimanya. Hal tersebut menuntut seorang pendidik untuk mampu memahami
teori pengolahan informasi. Dengan mengetahui teori-teori belajar dan pengolahan
informasi, seorang pendidik akan mampu memahami bagaimana peserta didiknya
mengolah informasi-informasi yang didapatnya.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep pengolahan informasi?
2. Bagaimana teori pengolahan informasi dan penerapannya dalam pembelajaran?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui konsep pengolahan informasi
2. Mengetahui teori pengolahan informasi dan penerapannya dalam pembelajaran

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Pengolahan Informasi


1. Pengertian Informasi
Informasi adalah adalah pengetahuan yang didapat dari pembelajaran,
pengalaman atau instruksi. Selain itu, pengetahuan tentang situasi yang telah
dikumpulkan atau diterima melalui proses komunikasi dan pengumpulan
pengetahuan yang didapatkan dari berita, juga disebut informasi. Teori lain
mendefiisikan informasi sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelejaran,
pengalaman, dan instruksi.

Penyerapan informasi dilakukan olah akal manusia. Akal akan menyimpan


informasi dalam bentuk ingatan/ memori. Menurut Ellis dan Hunt (1993), ingatan
atau memori adalah pada proses penyimpanan atau pemeliharaan informasi yang
telah diperoleh seorang individu sepanjang masa. Hampir semua aktivitas manusia
baik yang bersifat kognitif, afektif maupun psikomotor pasti melibatkan ingatan.
Oleh karena itu ingatan menjadi hal yang sangat penting dalam berbagai proses
yang dialami manusia.

Tahapan penerimaan informasi dalam diri manusia dijelaskan sebagai


berikut: pertama, manusia menangkap informasi dari lingkungan melalui organ-
organ sensorisnya yaitu: mata, telinga, hidung, lidah, dan kulit. Beberapa
informasi disaring pada tingkat sensoris, kemudian sisanya dimasukkan dalam
ingatan jangka pendek. Ingatan jangka pendek mempunyai kapasitas
pemeliharaan informasi yang terbatas sehingga kandungannya harus diproses
secara sedemikian rupa (misalnya dengan pengulangan atau pelatihan), jika tidak
maka akan lenyap dengan cepat.

Bila diproses, informasi dari ingatan jangka pendek dapat ditransfer dalam
ingatan jangka panjang. Maka ingatan jangka panjang merupakan hal penting
dalam proses belajar. Karena ingatan jangka panjang merupakan tempat
penyimpanan informasi yang faktual (disebut sebagai pengetahuan deklaratif) dan
informasi bagaimana cara mengerjakan sesuatu

Teor lain mengatakan, memori kerja atau jangka pendek adalah sistem
penyimpanan yang menampung lima hingga sembilan potongan informasi setiap

3
saat. Informasi masuk ke memori kerja dari rekaman indera maupun memori
jangka panjang. Pengulangan adalah proses pemanggilan kembali informasi
untuk menempatkannya ke dalam memori kerja.

Sedangkan memori jangka panjang adalah bagian sistem memori dimana


sejumlah besar informasi disimpan dalam kurun waktu yang tidak terhingga. Teori
pembelajaran kognitif menekankan pentingnya membantu siswa menghubungkan
informasi yang sedang dipelajari dengan informasi yang ada dalam memori jangka
panjang.

Ketiga bagian memori jangka panjang adalah rekaman episodik, yang


menyimpan ingatan kita tentang pengalaman pribadi; memori semantik, yang
menyimpan fakta dan pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu. Skemata
adalah jaringan gagasan-gagasan yang terkait untuk menuntut pemahaman dan
tindakan kita. Informasi yang masuk dengan tepat di dalam skema yang terbentuk
dengan baik lebih mudah dipelajari daripada informasi yang tidak dapat begitu
diakomodasi.

Terdapat beberapa faktor yang berperan dalam ingatan jangka panjang.


Tidak mengherankan, salah satu ialah sejauh mana siswa mempelajari bahan
sejak awal (Bahrick & Hall, 1991). Menarik dicatat bahwa dampak kemampuan
pada ingatan tidak jelas (Semb & Ellis, 1994). Siswa yang berkemampuan yang
lebih tinggi mempunyai nilai yang lebih baik pada akhir pelajaran tetapi sering
melupakan yang telah mereka pelajari dengan persentase yang sama dengan
siswa yang berkemampuan lebih rendah.

Ada beberapa teori-teori alternative menurut Atkinson & Shiffrin, diantaranya


teori tingkat pengolahan berpendapat bahwa pebelajar hanya akan mengingat hal-
hal yang mereka olah. Siswa mengolah informasi ketika mereka memanipulasinya,
melihatnya dari sudut pandang yang berbeda, dan menganilisisnya. Teori kode
ganda lebih jauh mengusulkan pentingnya menggunakan pengkodean visual
maupun verbal untuk mempelajari potongan-potongan informasi.

2. Pengolahan Informasi
Pengolahan informasi berarti adanya pandangan tertentu ke arah studi
individu. Pusat perhatiannya adalah cara bagaimana orang mempersepsi,
mengorganisasi, dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima setiap

4
hari dari lingkungan sekeliling. Teori pengolahan informasi berbeda dengan teori
belajar yang khas dalam tiga hal:
a. Bukan hanya tentang teori
b. Terdapat pandangan filosofis dan kognitif
c. Derajat penekanannya pada soal belajar

Teori pemrosesan informasi ini merupakan teori kognitif tentang belajar yang
menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan
dari otak (Slavin, 2000: 175). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang
memeroleh sejumlah informasi yang diingat dalam jangka waktu pendek maupun
waktu yang cukup lama. Pada proses pembelajaran, seorang pendidik perlu
menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang dapat memudahkan semua
informasi diproses dalam otak melalui beberapa indera.

Model pemrosesan informasi beranggapan bahwa anak-anak mempunyai


kemampuan yang lebih terbatas dan berbeda dengan orang dewasa. Anak-anak
tidak dapat menyerap banyak informasi, kurang sistematis dalam hal informasi apa
yang diserap, tidak banyak mempunyai strategi untuk mengatasi masalah, tidak
mempunyai banyak pengetahuan mengenai dunia yang diperlukan untuk memahami
masalah, dan kurang mampu memonitor kerja proses kognitifnya.

Perkembangan anak yang optimal merupakan tujuan para psikolog


perkembangan, maka sangat relevan jika individu-individu yang berkecimpung
dibidang ini melakukan penelitian yang tujuanya bermuara pada meningkatkan
kemampuan pemrosesan informasi.

Salah satu teori kognitif yang menjelaskan proses belajar pada diri seseorang
yang berkenaan dengan tahap-tahap proses pengolahan informasi adalah teori
pemrosesan informasi. Menurut teori ini proses belajar tidak berbeda halya dengan
proses menerima,menyimpan dan mengungkapken kembali dengan informasi-
informasi yang telah diterima sebelumnya.

Teori pengolahan informasi tidak memperlukan belajar sebagai titik pusat


penelitian yang utama. Belajar itu hanyalah merupakan salah satu proses yang
diselidiki dan antara kegiatan belajar dan sub-sub ranah lain dari psikologi kognitif
tetap tidak jelas (Anderson, 1980).

5
B. Teori Pengolahan Informasi dan Penerapannya dalam Pembelajaran

Penerapan teori pengolah informasi dalam pembelajaran berasal dari asumsi


bahwa memori manusia itu suatu system yang aktif, yang menyeleksi,
mengorganisasi, dan mengubah menjadi sandi informasi dan keterampilan bagi
penyimpannya untuk dipelajari. Para ahli teori kognitif berasumsi bahwa belajar yang
berhasil sangat bergantung pada tindakan belajar daripada hal-hal yang ada
dilingkungan.

Komponen belajar menurut teori pengolah informasi seperti dipaparkan bada


bagain awal bahwa komponen belajar adalah sebagai berikut:
1. Perhatian ditujukan pada stimulus
2. Pengkodean stimulus
3. Penyimpanan dan mendapatkan kembali (retrival).

Tidak seperti teori belajar yang lain, teori pengolahan informasi sebagai suatu
bidang pengetahuan tidak diterjemahkan secara langsung untuk keperluan
pelaksanaan kurikulum. Penerapannya di kelas cenderung menggunakan suatu
konstruk tertentu, konsep, asas, atau kaidah dalam suatu mata pelajaran tertentu.
Misalnya konsep skema dan penggunaan elaborasi telah dipakai dalam mengajarkan
membaca. Sedangkan hasil-hasil dari penelitian pemecahan masalah deiterapkan
dalam pelajaran sains dan matematika.

Materi ajar dan soal latihan yang diberikan di kelas erat kaitannya dengan teori
pengolahan informasi yang secara langsung berkesinambungan dengan proses
kognitif. Menurut teori ini, pada pengelolaan belajar di kelas, harus dicari tahu
perbedaan antar individu, Kesiapan peserta didik untuk belajar, dan motivasi peserta
didik mengikuti pelajaran di kelas. Teori pengolahan informasi memberikan persepektif
baru dalam pengelolaan pembelajaran yang akan menghasilkan belajar yang efektif,
yang terutama dalam hal proses kognitif dalam pembelajaran yang meliputi:
1. Mengajarkan pemecahan masalah
2. Konteks sosial untuk belajar.

Mengembangkan rencana pembelajaran di kelas juga merupakan bentuk


pengembangan dalam pembelajaran. Dengan begitu, peserta didik akan mendapat
informasi yang terstruktur dari pendidik. Arti penting rancagan pembelajaran dalam
pengolahan informasi meliputi makna logis dan psikologi. Selanjutnya, makna logis

6
pengetahuan itu diubah menjadi makna psikologi. Makna logis ialah hubungan antara
lambang, konsep, dan aturan mengenai bidang ajaran. Sedangkan Makna psikologis
ialah hubungan antara lambang, konsep, dan aturan dengan struktur kognitif siswa.

7
BAB III
KESIMPULAN

Dari pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengolahan informasi


mengandung pengertian tentang bagaimana individu mempersepsi, mengorganisasi,
dan mengingat sejumlah besar informasi yang diterima individu dari lingkungan.
Pengolahan informasi merupakan perluasan dari bidang kajian ranah psikologi kognitif.
Psikologi kognitif sebagai upaya untuk memahami mekanisme dasar yang
mengatur cara berpikirnya orang (Anderson, 1980). Perbedaan antara teori belajar dan
teori pengolahan informasi adalah pada derajat penekanan pada soal belajar. Teori
pengolahan informasi memberikan persepektif baru dalam pengelolaan pembelajaran
yang akan menghasilkan belajar yang efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Anderson, 1980. Cognitive Psychology and Its Implication. San Francisco: W.H. Freeman

Atkinson, R. C., & Shiffrin, R. M. (1968). Chapter: Human memory: A proposed system and
its control processes. In Spence, K. W., & Spence, J. T. The psychology of learning and
motivation (Volum 2). New York: Academic Press. hh. 89–195.

Bahrick, H. P., & Hall, L. K. (1991). Lifetime maintenance of high school mathematics content.
Journal of Experimental Psychology: General, 120(1), hh.20-33.

Hunt, R.R., & Ellis, H.C. 2000. Fundamental of Cognitive Psychology. 7th ed.
London: McGraw-Hill.

Semb, G. B., Ellis, J. A., & Montague, W. E. (1990). Long-term memory for knowledge taught
in school (Tech. Rep. NPRDC TR-91-1). San Diego: Navy Personnel Research and
Development Center.

Slameto. 2013. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Cipta.

Robert E. Slavin. 2000. Educational Psychology: Theory and Practice.Pearson Education.


New Jersey.

Anda mungkin juga menyukai