Anda di halaman 1dari 30

Belajar dan Pembelajaran

TEORI PEMROSESAN
INFORMASI

( Kelompok 4 )

Oleh:
MOH.RAFLI R. YUSUF
SILVANI RAHMAN
SRI NURJANINGSIH IBRAHIM
ADING
BAB I

PENDAHULUAN

Proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi
(encoding), diikuti dengan penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri dengan
mengungkapkan kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrieval).
Ingatan terdiri dari struktur informasi yang terorganisasi dan proses penelusuran bergerak secara
hirarkhis, dari informasi yang paling umum dan inklusif ke informasi yang paling umum dan
rinci, sampai informasi yang diinginkan diperoleh.

Teori pemrosesan informasi didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran merupakan faktor
yang sangat penting dalam perkembangan.Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari
pembelajaran. Dalam pembelajaran terjadi proses informasi, untuk diolah sehingga
menghasilkan bentuk hasil belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antar
kondisi-kondisi internal dan kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri
individu yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam
individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi
individu dalam proses pembelajran. Tahapan proses pembelajran meliputi delapan fase yaitu
motifasi, pemahaman, pemerolehan, penyimpanan, ingatan kembali, generalisasi, perlakuan,dan
umpan teori pemrosesan informasi.

Informasi adalah pengetahuan yang didapat dari pembelajaran, pengalaman atau instruksi.
Dalam beberapa hal pengetahuan tentang situasi yang telah dikumpulkan atau diterima melalui
proses komunikasi, pengumpulan intelejen dan didapatkan dari berita, juga disebut informasi.
Makalah ini memfokuskan pada teori pemrosesan informasi sebagai pengetahuan yang
didapatkan dari pembelajaran.

Salah satu teori kognitif yang menjelakan proses belajar pada diri seseorang yang
berkenaan dengan tahap-tahap proses pengolahan informasi adalah teori pemrosesan informasi.
Menurut teori ini pemrosesan belajar tidak berbeda halnya dengan proses menerima, menyimpan
dan mengungkapkan kembali dengan informasi-informasi yang telah diterima sebelumnya.
Gejala-gejala tentang belajar dapat dijelaskan jika proses belajar itu dianggap sebagai proses
transformasi masukan menjadi keluaran.

Adanya beberapa teori belajar dalam belajar dan pembelajaran. Salah satunya adalah teori
sibernetik. Teori sibernetik ini adalah teori yang terbaru dari teori-teori lainnya. Teori sibernetik
berasumsi bahwa tidak ada satu jenispun cara belajar yang ideal untuk segala situasi.karena cara
belajar sangat ditentukan oleh system informasi.Dengan teori sibernetik ini dapat mempermudah
perolehan pengetahuan baru yang rinci. Namun dari kelebihan itu semua, teori sibernetik
mempunyai kelemahan yaitu kurang memperhatikan akan proses belajar.

Selain itu, teori belajar yang dikemukakan Robert M. Gagne juga merupakan perpaduan
yang seimbang antara behaviorime dan kognitivisme, yang berpangkal pada teori pemrosesan
informasi. Gagne menggunakan matematika sebagai medium untuk menguji dan
mengembangkan teori belajarnya.

Berbagai pemahaman tentang belajar telah banyak dikemukakan oleh para ahli dari
berbagai aliran. Paparan ini mencoba menyajikan pemahaman tentang pembelaajran dari sudut
pandang teori pemrosesan informasi dan teori-teori menurut para ahli lainnya. Proses belajar
menurut teori ini meliputi kegiatan menerima, menyimpan dan mengungkapkan kembali
informasi-informasi yang telah diterima. Belajar tidaklah hanya apa yang anda lihat, yang
penting bagaimana proses kognitif itu terjadi dalam diri pembelajar.
BAB II
URAIAN MATERI

2.1 Konsep Dasar Teori Pemrosesan Informasi

Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan
pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak. Teori ini
menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam
waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi belajar tertentu yang
dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui beberapa indera.

Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antar kondisi-kondisi internal dan
kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan
untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan kondisi
eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu dalam proses
pembelajran. Tahapan proses pembelajran meliputi delapan fase yaitu motifasi, pemahaman,
pemerolehan, penyimpanan, ingatan kembali, generalisasi, perlakuan,dan umpan teori
pemrosesan informasi.

Pengetahuan yang diproses dan dimaknai dalam memori kerja disimpan pada memori
panjang dalam bentuk skema-skema teratur secara tersusun.Tahapan pemahaman dalam
pemrosesan informasi dalam memori kerja berfokus pada bagaimana pengetahuan baru yang
dimodifikasi.Urutan dari penerimaan informasi dalam diri manusia dijelaskan sebagai berikut :
pertama manusia menangkap informasi dari lingkungan melalui organ-organ sensorisnya yaitu
mata, telinga, hidung, dsb. Beberapa informasi disaring pada tingkat sensoris, kemudian sisanya
dimasukkan dalam ingatan jangka pendek. Ingatan jangka pendek mempunyai kapasitas
pemeliharaaan informasi yang terbatas sehingga kandungannya harus diproses secara sedemikian
rupa (misalnya dengan pengulangan atau pelatihan), jika tidak akan lenyap dengan cepat.

Bila diprses, informasi dari ingatan jangka pendek dapat ditransfer dalam ingatan jangka
panjang. Ingatan jangka panjang merupakan hal penting dalam proses belajar. Karena ingata
jangka panjang merupakan tempat penyimpanan informasi yang factual. (disebut pengetahuan
deklaratif) dan informasi bagaimana cara mengerjakan sesuatu.
Tingkat pemrosesan stimulus informasi diprses dalam berbagai tingkat kedalaman secara
bersamaan bergatung kepada karakternya. Semakin dalam suatu informasi dioalah, maka
informasi tersebut akan semakin lama diingat. Sebagai contoh, informasi yang mempunyai
imajinasi visual yang kuat atau banyak berasosiasi dengan pengetahuan yang telah ada akan
diproses secara lebih dalam. Demikian juga informasi yang sedang diamati akan lebih dalam
diproses dari pada stimuliatau kejadian lain diluar pengamtan. Dengan kata lain, manusia akan
lebih mengingat hal-hal yang mempunyai arti bagi dirinya atau hal-hal yang menjadi
perhatiannya kerana hal-hal tersebut diproses secara lebih mendalam dari pada stimuli yang tidak
mempunyai arti atau tidak menjadi perhatiannya.

2.2 Teori-Teori Pemrosesan Informasi

Belajar pada hakekatnya merupakan suatu proses alami. Setiap orang memiliki rasa ingin
tahu tentang suatu hal atau juga banyak hal, dan untuk memenuhi rasa ingin tahu tersebut
terjadilah belajar. orang yang membutuhkan sesuatu pengetahuan akan berupaya keras untuk
memperoleh informasi atau pengetahuan tersebut. Karenanya belajar akan menjadi efektif bila
bahan ajar sesuai dengan kebutuhan dan harapan orang tersebut (siswa) serta ia diberikan
kesempatan untuk bertanggung jawab atas bejar sendiri.

Dalam teori belajar seseorang, menurut teori pemrosesan informasi terdapat efek eksternal
yang mempengaruhi, yaitu :

a. Kejadian eksternal bisa mempromosikan belajar dan memori jangka waktu yang sangat
singkat sebelum sesuatu disimpan. Proses yang terjadi dalam pembelajaran berkaitan dengan
memasukkan stimulus yang relevan kedalam belajar. Tahapan persiapan ini terdiri atas :
pertama kewaspadaan terhadap rangsang yang disebut sebagai perhatian. Kedua persepsi
selektif, merupakan proses penyaringan dan pengorganisasian yang sangat penting dari
rangsang, yang membawa pada seluruh penyimpanan dari ciri rangsang yang relevan dalam
STM. Dari sinilah informasi yang telah ditransformasikan kembali (diberi kode) untuk bias
masuk kedalam LTM.
b. Untuk belajar, pertama pembelajar haruslah menerima stimulus artinya panca indra mereka
harus diarahkan pada sumber stimulasi dan mereka harus siap menerimanya. Memberikan
perhatian merupakan langkah awal dalam belajar yang dapat dideteksi dengan mengamati apa
yang dilihat atau didengarkan oleh pembelajar. Stimulasi eksternal yang menghasilkan
kewaspadaan bias dilakukan dengan berbagai cara , misalnya membuat keadaan menjadi lebih
terang atau mengeraskan suara. Secara umum membuat perubahan tiba-tiba, baik
meningkatkan maupun menurunkan, merupakan stimulus yang efektif untuk membuat
pembelajar waspada.
c. Persepsi selektif bias diarahkan dengan intruksi verbal atau bentuk stimulasi lainnya.
Misalnya, pada teks bacaan persepsi selektif bias diarahkan dengan membuat garis bawah
atau cetak miring pada kata tertentu yang harus diperhatikan.
Adapun implikasi dari teori pemrosesan informasi terhadap kegiatan pembelajaran adalah
sebagai berikut :
a. Model pemrosesan informasi dari belajar dan ingatan memiliki signifikasi yang besar bagi
perancanaan dan desain pembelajaran dalam proses pendidikan. Belajar dimulai dengan
pemasukan stimulus dari resptor dan diakhiri dengan umpan balik yang mengikuti
performance pembelajar. Diantara kejadian-kejadian ini ada beberapa tahapan dari
pemrosesan internal. Pembelajran tidak hanya merupakan proses sederhana dari penyajian
stimulus eksternal yang berbeda, yang mempengaruhi beberapa proses belajara yang berbeda.
b. Secara keseluruhan stimulasi yang diberkan kepada pembelajar selama pembelajaran
berfungsi mensuport yang terjadi pada pembelajaran. Kejadian eksternal yang disebut
pembelajaran bisa mendukung proses internal dengan mengaktifkan mental set (keadaan
mental) yang mempengaruhi perhatian dan persepsi selektif. Kejadian eksternal bisa
meningkatkan proses internal dengan memberi pengorganisasian yang dibuat oleh pembelajar.
Pembelajar juga memantapkan pengoperasian proses pengendali tindakan , seperti harapan
akan hasil performance.
Manfaat dari teori pemrosesan informasi antara lain yaitu :

a. Membantu terjadinya proses pembelajaran sehingga individu mampu beradaptasi pada


lingkungan yang selalu berubah
b. Menjadikan strategi pembelajaran dengan menggunakan cara berpikir yang berorientasi pada
proses lebih menonjol,
c. Kapabilitas belajar dapat disajikan secara lengkap
d. Prinsip perbedaan individual terlayani.
Adapun hambatan dalam teori pemrosesan informasi ini yaitu :

a. Tidak semua individu mampu melatih memori secara maksimal


b. Proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung
c. Tingkat kesulitan mengungkap kembali informasi-informasi yang telah disimpan dalam
ingatan
d. Kemampuan otak tiap individu tidak sama.
Adanya beberapa teori belajar dalam belajar dan pembelajaran, diantaranya adalah :

2.2.1 Teori Sibernetik

Menurut teori sibernetik belajar adalah pengolahan informasi. Sekilas, teori ini mempunyai
kesamaan dengan teori kognitif yang mementingkan proses. Proses memang penting dalam teori
sibernetik, namun yang lebih penting lagi adalah system informasi yang diproses. Informasi
inilah yang akan menentukan proses. Asumsi lain teori sibernetik adalah bahwa tidak ada satu
proses belajar yang ideal untuk segala situasi, dan yang cocok untuk semua siswa. Sebab cara
belajar sangat ditentukan oleh system informasi. Oleh karena itu, sebuah informasi mungkin
akan dipelajari seorang siswa dengan satu macam proses belajar, dan informasi yang sama itu
mungkin akan dipelajari siswa lain melalui proses belajar yang berbeda.

Hakekat manajemen pembelajaran berdasarkan teori belajar sibernetik adalah usaha guru
untuk membantu siswa mencapai tujuan belajarnya secara efektif dengan cara memfungsikan
unsur-unsur kognisi siswa, terutama unsur fikiran untuk memahami stimulus dari luar melalui
proses pengolahan informasi. Proses pengolahan informasi adalah sebuah pendekatan dalam
belajra yang mengutamakan berfungsinya memory. Model proses pengolahan informasi
memandang memori manusia seperti computer yang mengambil tau mendapatkan informasi,
mengelola dan mngubahnya dalam bentuk da nisi, kemudian menyimpannya dan menampilkan
kembali informasi pada saat dibutuhkan.

Teori-teori tersebut pada umumnya berpijak pada 3 asumsi yaitu :

a. Bahwa antara stimulus dan respon terdapat suatu seri tahapan pemrosesan informasi dimana
pada masing-masing tahapan dibutuhkan sejumlah waktu tertentu.
b. Stimulus yang diproses melalui tahapan-tahapan tadi akan dialami perubahn bentuk ataupun
isinya.
c. Salah satu dari tahapan mempunyai kapasitas yang terbatas.
Dari ketiga sumsi tersebut dikembangkan teori tentang komponen struktur dan pengatur alur
pemrosesan informasi (proses control).

Komponen pemrosesan informasi dipilih berdasarkan perbedaan fungsi kapasitas, bentuk


informasi, serta proses terjadinya lupa. Ketiga komponen tersebut adalah :

a. Sensory Receptor (SR)


Merupakan sel tempat pertama kali informasi diterima dari luar. Di dalam SR informasi
ditangkap dalam bentuk as-linya, bertahan dalam waktu sangat singkat, dan informasi tadi
mudah terganggu atau berganti.

b. Working Memory (WM)


Diasumsikan mampu menangkap informasi yang diberi perhatian oleh individu.
Karakteristik WM adalah memi-liki kapasitas terbatas (informasi hanya mampu bertahan kurang
lebih 15 detik tanpa pengulangan) dan informasi dapat disandi dalam ben-tuk yang berbeda dari
stimulus aslinya. Artinya agar informasi dapat bertahan dalam WM, upayakan jumlah informasi
tidak melebihi kapasitas disamping melakukan pengulangan.

c. Long Term Memory (LTM)


Diasumsikan; 1) berisi semua pengetahuan yang telah dimiliki individu, 2) mempunyai
kapasitas tidak terbatas, 3) sekali informasi disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah ter-
hapus atau hilang. Persoalan lupa pada tahapan ini disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan
memunculkan kembali informasi yang diperlukan.

Teori sibernetik mendeskripsikan tindakan belajar merupakan proses in-ternal yang


mencakup beberapa tahapan. Sembilan tahapan dalam peristiwa pembelajaran sebagai cara-cara
eksternal yang berpotensi mendukung proses-proses internal dalam kegiatan belajar adalah :

a. Menarik perhatian
b. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa
c. Merangsang ingatan pada pra syarat belajar
d. Menyajikan bahan peransang
e. Memberikan bimbingan belajar
f. Mendorong unjuk kerja
g. Memberikan balikan informative
h. Menilai unjuk kerja
i. Meningkatkan retensi dan alih belajar
Dalam bentuknya yang lebih praktis, teori sibernetik telah dikembangkan oleh beberapa
tokoh diantaranya: Landa dalam pendekatan yang disebut algoritmuk dan heuristic), Pask dan
Scott (dengan pembagian siswa tipe menyeluruh atau wholist dan tipe serial serialist).

1. Teori Belajar Menurut Landa


Menurut lanad, ada dua macam proses berfikir, diantaranya :
a. Proses berfikir algoritmik, yaitu proses berfikir sistematis, tahap demi tahap, linear,
konvergen, lurus menuju kesatu target tujuan tertentu.
b. Care berfikir heoristik, yaitu cara berfikir devergen, menuju beberapa target tujuan
sekaligus. Memahami suatu konsep yang mengandung arti ganda dan penafsiran biasanya
menuntut seseorang unutk menggunakan cara berfikir heuristik.
Proses belajar akan berjalan dengan baik jika apa yang hendak dipelajari atau masalah
yang hendak dipecahkan diketahui ciri-cirinya. Suatu materi lebih tepat disajikan dalam urutan
teratur, linier, sekuensial.Materi lainnya lebih tepat disajikan dalam bentuk terbuka dan memberi
keleluasaan kepada siswa untuk berimajinasi dan berfikir.

2. Teori Belajar Menurut Pask dan Scott


Menurut Pask dan Scott, ada dua macam cara berfikir yaitu cara berfikir serialis dan
berfikir wholist atau menyeluruh. Pendekatan serialis yang dikemukakanya memiliki kesamaan
dengan pendekatan algoritmik. Sedangkan cara berfikir menyeluruh (wholist) adalah berfikir
yagn cenderung melompat kedepan, langsung ke gambaran lengkap sebuah system informasi.
Teori sibernetik sebagai teori belajar dikritik karena lebih menekankan pada system
informasi yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana proses belajar berlangsung dalam diri
individu sangat ditentukan oleh system informasi yang dipelajari teori ini memandang manusia
sebagai pengolahan informasi, pemikir dan pencipta. Sehingga diasumsikan manusia mampu
mengolah, menyimpan, dan mengorganisasikan informasi.

Kelebihan dari teori sibernetik :

a. Cara berfikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol.


b. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis
c. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap.
d. Adanya keterarahan seluruh kegiatan kepada tujuan yang ingin dicapai
e. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya.
f. Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-masing individu
g. Balikan informative memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang
telah dicapai dibandingkan dengan unjuk ker-ja yang diharapkan.
Sedangkan kekurangan dari teori sibernetik adalah terlalu menekankan pada sistem
informasi yang dipelajari, dan kurang memperhatikan bagaimana proses belajar. Tidak secara
langsung membahas tentang proses belajar sehingga menyulitkan dalam penerapan. Ulasan teori
ini cenderung ke dunia psikologi dan informasi dengan moncoba melihat mekanisme kerja otak.
Karena pengetahuan dan pemahaman akan mekanisme ini sangat terbatas pula kemampuan
untuk menerapkan teori ini.

2.2.2. Teori Gagne


Pembelajaran menurut Gagneadalah seperangkat proses yang bersifat internal bagi setiap
individu sebagai hasil transformasi rangsangan yang berasal dari persitiwa eksternal di
lingkungan individu yang bersangkutan (kondisi). Agar kondisi eksternal itu lebih bermakna
sebaiknya diorganisasikan dalam urutan persitiwa pembelajaran (metode atau perlakuan). Selain
itu, dalam usaha mengatur kondisi eksternal dierlukan berbagai rangsangan yang dapat diterima
oleh panca indra, yang dikenal dengan nama media dan sumber belajar.

Belajar merupakan proses yang memungkinkan manusia memodifikasi tingkah lakunya


secara permanen, sedemikian hingga modifikasi yang sama tidak akan terjadi bila pada situasi
baru. Pengamat akan mengetahui tentang terjadinya proses belajar pada orang yang diamati bila
pengamat itu memperhatikan perubahan tingkah laku.kematangan menurut gagne, bukanlah
belajar, sebab perubahan tingkah laku terjadi, dihasilkan dari pertumbuhan sturkutur dan diri
manusia itu.

Dengan demikian belajar terjadi bila individu meresppons terhadap stimulus yang
datangnya dari luar, sedangkan kematangan datangnya memang dari dalam diri orang itu,.
Perubahan tingkah laku yang tetap sebagai hasil belajar harus terjadi bila orang tersebut
berinteraksi dengan lingkungan.

Suciati dan Irawan menjelaskan sembilan peristiwa pembelajaran Gagne dalam bentuk
bagan sebagai berikut :

N Peristiwa Belajar Penjelasan


o
1 Menimbulkan minat Peserta didik tidak selalu siap
. dan memusatkan dan fokus pada awal
perhatian pembelajaran. Guru perlu
menimbulkan minat dan perhatian
anak didik melalui penyampaian
sesuatu yang baru, aneh,
kontradiktif atau kompleks
2 Menyampaikan Hal ini dilakukan agar peserta
. tujuan pembelajaran didik tidak menebak-nebak apa
yang diharapkan dari dirinya oleh
guru. Mereka perlu mengetahui
unjuk kerja apa yang akan
digunakan sebagai indikator
penguasaan pengetahuan atau
keterampilan
3 Mengingat kembali Banyak pengetahuan baru yang
. konsep/prinsip yang merupakan kombinasi dari konsep,
telah dipelajari yang prinsip atau informasi yang
merupakan prasyarat sebelumnya telah dipelajari, untuk
memudahkan mempelajari materi
baru
4 Menyampaikan Dalam menjelaskan materi
. materi pembelajaran pembelajaran, menggunakan
contoh, penekanan untuk
menunjukkan perbedaan atau
bagian penting, baik secara verbal
maupun menggunakanfitur
tertentu (warna, huruf miring,
garisbawahi, dsb)
5 Memberikan Biimbingan diberikan melalui
. bimbingan atau pertanyaan-pertanyaan yang
pedoman untuk belajar membiimbing proses/alur pikir
peserta didik. Perlu diperhatikan
agar bimbingan tidak diberikan
secara berlebihan
6 Memperoleh unjuk Peserta didik diminta untuk
. kerja peserta didik menunjukkan apa yang telah
dipelajari, baik untuk myakinkan
guru maupun dirinya sendiri
7 Memberikan umpan Umpan balik perlu diberikan
. balik tentang kebenaran untuk membantu peserta didik
pelaksanaan tugas mengetahu sejauh mana kebenaran
atau unjuk ekrja yang dihasilkan
8 Mengukur/mengeval Pengukuran hasil belajar dapat
. uasi hasil belajar dilakukan melalui tes maupun
tugas. Perlu diperhatikan validitas
dan reliabilitas tes yang diberikan
dari hasil observasi guru
9 Memperkuat Referensi dapat ditingkatkan
. referensi dan transfer melalui latihan berkali-kali
belajar menggunakan prinsip yang
dipelajari dalam konteks yang
berbeda. Mondisi/situasi pada saat
transfer belajar diharapkan terjadi,
harus berbeda. Memecahkan
masalah dalam suasana di kelas
akan sangat berbeda dengan
susasana riil yang mengandung
resiko

Gagne mengidentifikasi adanya 8 (delapan) fase dalam belajar, yakni:

a. Fase motivasi (motiaioan phase)Agar terjadi proses belajar seseorang (siswa) harus diberi
motifasi belajar. Yaitu dalam bentuk insentif. Motifasi ini memungkinkan siswa berusaha
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
b. Fase pengenalan (apprehending phase).Pada fase ini siswa menyadari adanya stimulus yang
muncul dari situasi belajar. Siswa dapat melihat stimulus-stimulus tersebut dan sifat-sifatnya.
Apa yang dilihat siswa, akan diberi kode secara unik oleh setiap siswa dan akan dicatat dalam
pikirannya. Hal ini biasa terjadi dala proses belajar mengajar. Bila guru melihat isi pelajaran
berbeda dengan yang dilihat siswa, dan setiap siswa mungkin saja berbeda prese[sinya satu
dengan lainnya.

c. Fase perolehan (acquisition phase).Ini merupakan fase mendapatkan fakta, keterampilan,


konsep atau prinsip yang dipelajari. Pemilikan pengetahuan dapat ditentukan dengan
mengamati atau mengukur apa yang telah dimilikinya itu. Hal ini perlu dilakukan didalam
proses belajar mengajar agar supaya guru dapat mengetahui apa yang telah dimiliki dan apa
belum dimiliki.

d. Fase retensi (retention phase). Dalam fase ini, kemampuan baru yang telah diperoleh
dipertahankan atau diingat. Sarana menyimpan bagi manusia adalah ingatan (memory).
Penelitian mengindifikasi bahwa terdapat dua tipe memori jangka pendek (short term
memory) dan memory jangka panjang (log term memory). Memory jangka pendek
mempunyai kapasitas terbatas, dan hanya bertahan dalam waku singkat. Banyak orang dapat
menahan (menyimpan) tujuh atau delapan indormasi berbeda dalam memory selama tiga
pukuh detik , dan ini disimpan dalam pikiran secara permanen.

Gagne mendeskripsikan beberapa cirri yang mungkin dimilki fase ini, sebagai berikut :

1) Apa yang telah dipelajari mungkin tersimpan didalam suatu bentuk yang permanen, tetap
intens selama bertahun-tahun, seperti tersimpan dalam suatu pita magnet ajaib.

2) Beberapa hal yang dipelajari mungkin memudar sedikit demi sedikit sejalan dengan
berlalunya waktu.

3) Gudang ingatan mungkin mengalami pencampuradukan dalam arti ingatan yang baru
mengaburkan (atau mungkin menghapus) yang terlebih dulu karena mereka bercampur
baur.

e. Fase memanggil kembali (retrieval phase).Yaitu kemampuan memanggil ke luar (call out)
informasi yang telah dimilki dan disimpan dalam memory. Proses memanggil kembali
informasi ini adalah sangat tidak teliti (imprecise), tidak teratur (disorganized) dan malahan
penuh rahasia (mystical). Kadang-kadang informasi yang diinginkan, misalnya nama,tidak
dapat dipanggil keluar dari memori atas permintaan seseorang, tetapi kemdian mungkin saja
keluar pada saat orang itu memikirkan sesuatu yang tidak ada kaitan dengan nama tadi. Ada
informasi yang tersimpan dalam pikiran (memori) begitu dalamnya, sehingga diprlukan
teknikkhusus, misalnya dengan ragsangan elektrik atau hipnotis untuk mengeluarkannya.

f. Fase generalisasi (generalization phase).Mendapatkan kembali apa yang telah dipelajari,


tidak selalu terjadi pada situasi atau konteks yang sama. Oleh karena itu, generalisasi
diperlukan dan merupakan fase kritis dalam belajar. Pengungkapan kembali terhadap
informasi yang sudah dipelajari dan kemudian diaplikasikan ke konteks baru yang berbeda
disebut transfer belajar.

g. Fase penampilan (performance phase). Dalam fase ini, siswa menampilkan tindakan/tingkah
laku yang mereflekasikan apa yang sudah iya pelajari. Tingkah laku baru yang ditampilkan
sebagai hasil belajar ini, penting bagi siswa karena akan memberikan kepuasan, dan
selanjutnya akan mendorongnya untuk belajar lebih lanjut. Fase ini memberikan gambaran
apakah tujuan belajar telah tercapai atau belum.

h. Fase umpan balik (feed back phase). Tingkah laku baru yang ditampilkan siswa menunjukan
bahwa iya telah mencapai tujuanbelajarnya. Umpan bali tentang penampilan ini penting bagi
siswa. Umpan balik terhadap penampilan yang berhasil mencapai tujuan belajar akan tetapi
penguatan (reinforcement) bagi siswa.

Adapun implikasi teori gagne dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut :

a. Mengontrol perhatian siswa


b. Memberikan informasi kepada siswa mengenai hasil belajar yang diharapkan guru
c. Merangsang dan meningkatkan kembali kemampuan-kemampuan siswa
d. Penyajian stimuli yang tak bisa dipisahkan dari tugas belajar
e. Memberikan bimbingan belajar
f. Memberikan umpan balik
g. Memberikan kesempatan pada siswa untuk memeriksa hasil belajar yang telah dicapai
h. Memberikan kesempatan untuk berlangsungnya transfer of learnig
i. Memberikan kesempatan untuk melakukan praktek dan penggunaan kemampuan yang baru
diberikan.
2.3 Penerapan Teori-Teori Pemrosesan Informasi Dalam Pembelajaran

Pada hakikatnya model pembelajaran dengan pemprosesan/pengolahan informasi


didasarkan pada teori belajar kognitif. Model pembelajaran tersebut berorientasi pada
kemampuan siswa memproses informasi dan sistem yang dapat memperbaiki kemampuan belajar
siswa. Pemrosesan/pengolahan informasi menunjuk kepada cara-cara mengumpulkan/menerima
stimulus dari lingkungan, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep-
konsep dan pemecahan masalah serta menggunakan simbol-simbol verbal dan nonverbal. Model
tersebut berkenan dengan kemampuan memecahkan masalah dan kemampuan berpikir produktif,
serta berkenaan dengan kemampuan intelektual umum.

Model proses informasi meliputi beberapa strategi pembelajaran, yaitu:

1. Mengajar induktif, bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir dan membentuk


teori.
2. Latihan inquiry; tujuan dan prinsipnya sama dengan strategi mengajar induktif, bedanya
hanya terletak pada segi proses mencari dan menemukan informasi yang diperlukan.
3. Inquiry keilmuan; bertujuan untuk mengajarkan sistem penelitian dalam disiplin ilmu, dan
diharapkan memperoleh pengalaman dalam domain-domain lainnya.
4. Pembentukan konsep; bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berpikir induktif,
mengembangkan konsep dan kemampuan analisis.
5. Model pengembangan; bertujuan untuk mengembangkan intelegensi umum, terutama berpikir
logis, disamping untuk mengembangkan aspek sosial dan moral.
6. Advanced organizer model; bertujuan untuk mengembangkan kemampuan memproses
informasi yang efisien untuk menyerap dan menghubungkan satuan ilmu pengetahuan secara
bermakna.

Model proses belajar yang dikembangkan oleh Gagne didasarkan pada teori pemrosesan
informasi, yaitu sebagai berikut :

1. Rangsangan yang diterima panca indera akan disalurkan ke pusat syaraf dan diproses sebagai
informasi.
2. Informasi dipilih secara selektif, ada yang dibuang, ada yang disimpan dalam memori jangka
pendek, dan ada yang disimpan dalam memori jangka panjang.
3. Memori-memori ini tercampur dengan memori yang telah ada sebelumnya, dan dapat diungkap
kembali setelah dilakukan pengolahan.
2.4 Penerapan Teori Pemrosesan Informasi Dalam Kurikulum

Teori belajar pengolahan informasi termasuk dalam lingkup teori kognitif yang
mengemukakan bahwa belajar adalah proses internal yang tidak dapat diamati secara langsung
dan merupakan perubahan kemampuan yang terikat pada situasi tertentu. Namun memori kerja
manusia mempunyai kapasitas yang terbatas. Menurut Gagne, untuk mengurangi muatan memori
kerja bentuk pengetahuan yang dipelajari dapat berupa; proposisi, produksi, dan mental
images.Teori Gagne dan Briggs mempreskripsikan adanya 1) kapabilitas belajar, 2) peristiwa
pembelajaran, dan 3) pengorganisasian/urutan pembelajaran.

Keunggulan strategi pembelajaran yang berpijak pada teori pemrosesan informasi adalah:

1. Cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol


2. Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis
3. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap
4. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai
5. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya
6. Kontrol belajar (content control, pace control, display control, dan conscious cognition
control) memungkinkan belajar sesuai dengan irama masing-masing individu (prinsip
perbedaan individual terlayani).
7. Balikan informatif memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja yang
telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.

Dengan demikian aplikasi teori pemrosesan informasi dalam kurikulum dapat diterapkan
dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran


b. Menentukan materi pembelajaran
c. Mengkaji system informasi yang terkandung dalam materi pembelajran
d. Menentukan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan system informasi tersebut.
e. Menyusun materi pelajaran dalam urutan yang sesuai dengan system informasinya.
f. Menyajikan materi dan membimbing siswa belajar dengan pola yang sesuai dengan urutan
materi pelajaran.

2.5 Tujuan Teori Pemrosesan Informasi Dalam Pembelajaran

Tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan teori belajar pemrosesan informasi, antara lain
:
1. Untuk membantu terjadinya proses belajar sehingga individu mampu beradaptasi pada
lingkungan yang selalu berubah.
2. Untuk menjadikan strategi pembelajaran dengan menggunakan cara berpikir yang berorientasi
pada proses lebih menonjol.
3. Agar kapabilitas belajar dapat disajikan secara lengkap
4. Untuk melayani prinsip perbedaan individual
5. Untuk melatih memori secara maksimal
6. Untuk keterarahan seluruh kegiatan belajar
7. Agar terjadi transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya

2.6 Sistim Assesment

Istilah asesmen (penilaian) proses dan hasil belajar merupakan suatu kegiatan guru selama
rentang pembelajaran yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian
kompetensi peserta didik yang memiliki karakteristik individual yang unik . Dalam rangka
pengambilan keputusan tersebut, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai
dasar pengambilan keputusan. Data yang diperoleh guru selama pembelajaran berlangsung
dijaring dan dikumpulkan melalui prosedur dan alat penilaian yang sesuai dengan kompetensi
atau indikator yang akan dinilai. Dari proses ini, diperoleh potret/profil kemampuan peserta didik
dalam mencapai sejumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang dirumuskan dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan masing-masing.

Dari rumusan tentang pengertian asesmen proses dan hasil belajar tersebut di atas, nampak
jelas bahwa ada 4 komponen penting dalam asesmen proses dan hasil belajar, yaitu:

1. Pelacakan terhadap kompetensi siswa mencakup proses dan hasil belajar. Asesmen proses
dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung pada setiap pertemuan dan beberapa
pertemuan berikutnya (dilakukan pada awal, pertengahan atau akhir pertemuan). Hasil
asesmen proses memberikan gambaran tentang kompetensi siswa (sementara) pada pertemuan
tersebut. Hasil pemantauan kompetensi sementara ini menjadi bahan acuan bagi guru dalam
menentukan langkah pembelajaran berikutnya.
2. Kompetensi siswa sebagai tujuan pembelajaran hakikatnya adalah kesatuan utuh (holistik)
pengetahuan, ketrampilan serta nilai-nilai dan sikap yang dapat ditampilkan siswa dalam
berpikir dan bertindak. Oleh karena itu asesmen harus mencakup ranah kognitif, afektif dan
psikomotor.
3. Assesmen dilakukan selama rentang pembelajaran; maknanya bahwa assesmen merupakan
satu kesatuan integral dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran, bukan bagian yang
terpisah dari pembelajaran.
4. Pengambilan keputusan dalam asesmen didasarkan pada karakteristik siswa secara individual.
Oleh karena itu guru harus menggunakan berbagai data/informasi yang diperoleh dari
berbagai teknik dan instrumen asesmen sesuai dengan karakteristik masing-masing siswa,
baik teknik tes maupun non tes.

Alasan perlunya melakukan asesmen, adalah untuk: (1) mendiagnosa kekuatan dan
kelemahan pembelajaran, (2) memantau kemajuan belajar, (3) memberi atribut pemberian nilai,
dan (4) menentukan efektivitas pengajaran.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan 4 hal pokok terkait dengan tindakan
asesmen, yaitu:

1. Asesmen merupakan kegiatan mengumpulkan informasi karakteristik siswa yang dilakukan


secara sistematis
2. Tujuan utama proses asesmen dalam pendidikan adalah untuk menginterpretasikan perbedaan
dalam pola-pola belajar siswa
3. Asesmen dapat membantu pengajar memfokuskan diri pada strategi mengajar yang efisien
dan tepat
4. Asesmen pada dasarnya merupakan proses yang berlangsung terus-menerus.

2.6.1 Tujuan Assesment Dalam Proses Hasil Belajar

Balitbang Depdiknas secara rinci menyatakan bahwa tujuan asesmen proses dan hasil
belajar adalah:

a. Untuk mengetahui tingkat pencapai kompetensi selama dan setelah proses pembelajaran
berlangsung.
b. Untuk memberikan umpan balik bagi peserta didik agar mengetahui kekuatan dan
kelemahannya dalam proses pencapaian kompetensi.
c. Untuk memantau kemajuan dan mendiagnosis kesulitan belajar yang dialami peserta didik
sehingga dapat dilakukan pengayaan dan remedial.
d. Untuk umpan balik bagi guru dalam memperbaiki metode, pendekatan, kegiatan, dan sumber
belajar yang digunakan.
e. Untuk memberikan pilihan alternatif penilaian kepada guru.
f. Untuk memberikan informasi kepada orang tua dan komite sekolah tentang efektivitas
pendidikan.

2.6.2 Teknik Assesment Dalam Proses dan Hasil belajar

Untuk mengumpulkan informasi tentang kemajuan belajar siswa dapat dilakukan dengan
teknik tes maupun non tes, baik untuk mengakses proses belajar maupun hasil belajar. Teknik
mengumpulkan informasi tersebut pada prinsipnya adalah cara asesmen kemajuan belajar peserta
didik terhadap pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar. Asesmen suatu kompetensi
dasar dilakukan berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil belajar, baik berupa domain
kognitif, afektif, maupun psikomotor.

a. Teknik Tes
Teknik tes meliputi tes lisan, tes tertulis dan tes perbuatan. Khusus tes tertulis, ragamnya
meliputi : tes essay atau disebut juga tes subyektif dan tes obyektif, yang terdiri dari tes isian,
salah-benar, menjodohkan dan pilihan ganda.
Tes essay atau tes uraian adalah bentuk tes berupa soal-soal yang masing-masing
mengandung permasalahan dan menuntut penguraian sebagai jawabannya. Materi tes yang
dipilih adalah materi yang sekiranya cocok untuk tes essay. Tes ini dibedakan menjadi 2 yaitu:
tes uraian jawaban singkat yaitu tes yang meminta jawaban panjangnya sekitar satu dua kalimat
dan tes uraian jawaban luas/panjang.
Tes obyektif terdiri dari pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang harus
dijawab atau dipilih dari beberapa alternatif jawaban dengan cara menulisnya, atau mengisi
jawaban pendek tanpa menguraikan. Tes ini disebut obyektif karena skor yang diberikan relatif
tidak dipengaruhi oleh faktor subyektif penilai. Ragam tes obyektif meliputi tes isian
(Completion Test), Tes Salah-Benar (True False Test), Tes Menjodohkan (Matching Test), dan
Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice Test).Dll.
BAB III

KESIMPULAN

Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan
pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak. Teori ini
menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat diingat dalam
waktu yang cukup lama.
Adanya beberapa teori belajar dalam belajar dan pembelajaran, diantaranya adalah:
1. Teori Sibernetik. Menurut teori sibernetik belajar adalah pengolahan informasi. Sekilas,
teori ini mempunyai kesamaan dengan teori kognitif yang mementingkan proses. Proses
memang penting dalam teori sibernetik, namun yang lebih penting lagi adalah system
informasi yang diproses.
2. Teori Gagne. Pembelajaran menurut Gagneadalah seperangkat proses yang bersifat
internal bagi setiap individu sebagai hasil transformasi rangsangan yang berasal dari
persitiwa eksternal di lingkungan individu yang bersangkutan (kondisi).
Tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan teori belajar pemrosesan informasi, antara lain :
1) Untuk membantu terjadinya proses belajar sehingga individu mampu beradaptasi pada
lingkungan yang selalu berubah. 2) Untuk menjadikan strategi pembelajaran dengan
menggunakan cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol.
Istilah asesmen (penilaian) proses dan hasil belajar merupakan suatu kegiatan guru selama
rentang pembelajaran yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian
kompetensi peserta didik yang memiliki karakteristik individual yang unik . Dalam rangka
pengambilan keputusan tersebut, diperlukan data sebagai informasi yang diandalkan sebagai
dasar pengambilan keputusan.
DAFTAR PUSTAKA

Arjuna. 2011. TeoriPemrosesanInformasiSibernatik. (online). Dapatdiakses di


http://arjunabelajar.wordpress.com/2011/12/01/teori-pemrosesan-informasi-
sibernetik/.Diaksespadatanggal 1 Maret 2014

Anonim. 2012. TeoriPemrosesanInformasi.(online).Tersedia di alamat web


http://blogzulkifli.wordpress.com/2011/06/08/teori-pemrosesan-informasi/.
Diaksespadatanggal 2 Maret 2014

Budiningsih.Asih. 2005.BelajardanPembelajaran. Yogyakarta : FIP UNY

Dahar, Ratna Willis. 2007.TeoriBelajar. Jakarta. Erlangga Press

Hamzah B. Uno. 2006. OrientasiBaruDalamPsikologiPembelajaran. Jakarta :BumiAksara

Putra, Yovan. 2008. MemoridanPembelajaranEfektif.Bandung :YramaWidya

Sanjaya,Wina.2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, cet.7,


Jakarta: Kencana.
Slamaeto.2008.Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta: Rineka Cipta
Suciati.2005. TeoriBelajardanMotivasi.Jakarta :Universitas Terbuka (PAU-PPAI-UT)

SuciatidanIrwan.P. 2006.TeoriBelajardanMotivasi.Jakarta :Depdiknas. Dirjen. PAU

Sutikno, Sobry.2013.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta : Holistica.


Winataputra.Udin.2007.Teori Belajar dan Pembelajaran.Universitas Terbuka
SOAL EVALUASI

Pilihlah salah satu jawaban dibawah ini yang tepat!


1. Teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan
kembali pengetahuan dari otak adalah konsep dari . . .
a. Teori Humanistik d. Teori Motivasi
b. Teori Konstruktivistik e. Teori Kecerdasan Majemuk
c. Teori Pemrosesan Informasi
Jawaban C
2. Salah satu pencetus teori pemrosesan informasi (Information Processing Learning Theory)
adalah . . .
a. Robert Milis Gagne d. Lefrancois
b. Anderson e. Robert S. Siegler
c. Bob Siegler
Jawaban A
3. Proses memasukkan informasi kedalam memori dikenal dengan istilah
a. Atensi d. Retrieval
b. Pengulangan e. Encoding
c. Elaborasi
Jawaban E
4. Memori yang mempertahankan informasi dunia dalam bentuk sensoris aslinya hanya selama
beberapa saat disebut...
a. Memori jangka panjang d. Memori jangka pendek
b. Memori sensoris e. Working memory
c. Memori sematik
Jawaban B
5. Memori jangka panjang dibagi menjadi 3 bagian, diantaranya yaitu
a. Memori sensoris, sensori reseptor dan working memory
b. Memori sematik, memori episodic dan short-term memory
c. Memori episodic, memori sensoris dan memori procedural
d. Memori sematik, memori episodic dan memori procedural
e. Memori sensoris, working memory dan memori sematik
Jawaban D
6. Salah satu bagian dari memori jangka panjang yang menyimpan fakta dan pengetahuan umum
adalah memori
a. Sematik c. Procedural e. Memori kerja
b. Sensoris d. Episodik
Jawaban A
7. Hasil akhir dari proses memori sering disebut sebagai...
a. Encoding c. Retrieval e. Pengulangan
b. Atensi d. Elaborasi
Jawaban C
8. Dibawah ini yang bukan merupakan sistem sensoris manusia yang bersifat sensitif terhadap
beragam perangsang yang berlimpah adalah...
a. Pendengaran c. Gerakan e.Sentuhan
b. Penglihatan d. Penciuman
Jawaban C
9. Interpretasi seseorang terhadap rangsangan disebut
a. Presepsi c. Persuasif e. Stimulus
b. Respons d. Motivasi
Jawaban A
10. 1) Mengajar induktif 4) Pembentukan konsep
2) Latihan inquiry 5) Latihan belajar
3) Belajar individu
Berdasarkan pernyataan diatas yang termasuk strategi pembelajaran model proses
informasi yaitu...
a. 1,5 dan 3 c. 2 dan 5 e. 3,4 dan 5
b. 1,2, dan 4 d. 1,3 dan 5
Jawaban B
11. Urutan yang tepat dalam proses pengolahan informasi dalam ingatan dimulai dari
a. Presepsi, retrieval dan encodingd.
b. Encoding, storage dan retrieval
c. Stimulasi, penglihatan dan respon
d. Elaborasi, storage dan encoding
e. Retrieval, encoding dan storage
Jawaban B
12. Memori episodik adalah bagian memori jangka panjang yang bertugas menyimpan
a. Gambaran dari pengalaman-pangalaman pribadi
b. Informasi tentang bagaimana melakukan sesuatu
c. Fakta
d. Pengetahuan umum
e. Informasi yang panjang
Jawaban A
13. Teori belajar pengolahan informasi termasuk dalam lingkup teori
a. Teori belajar behavioristik d. Teori belajar sosio-kultural
b. Teori belajar neuro-sciece e. Teori belajar humanistik
c. Teori belajar kognitif
Jawaban C
14. Berikut ini adalah keunggulan dari strategi pembelajaran yang berpijak pada teori
pemrosesan informasi, kecuali
a. Cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol
b. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap
c. Penyajian pengetahuan tidak memenuhi aspek ekonomis
d. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapai
e. Tidak adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya
Jawaban C
15. The domains of Learning , yaitu kemampuan belajar manusia terbagi dalam lima kategori,
diantaranya adalah
a. Keterampilan motorik dan informasi verbal
b. Sikap dan passion
c. Informasi nonverbal dan kemampuan menghafal
d. Kemampuan intelektual
e. Keterampilan sensoris
Jawaban A
16. Salah satu tahapan dalam peristiwa pembelajaran yang diasumsikan sebagai cara-cara
eksternal yang berpotensi mendukung proses-proses internal dalam kegiatan belajar,
kecuali
a. Memaksa siswa untuk memahami pelajaran
b. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa
c. Merangsang ingatan pada prasyarat belajar
d. Mendorong untuk bekerja
e. Memberikan bimbingan belajar
Jawaban A
17. Menurut Gagne, untuk mengurangi muatan memori kerja bentuk pengetahuan yang dipelajari
dapat berupa
a. Ilmu alam d. Pengetahuan religius
b. Motivasi diri dan produksi e. Lukisan
c. Proposisi, produksi, dan mental images
Jawaban C
18. Menurut Robert S. Siegler ada tiga karakteristik utama pendekatan pemrosesan informasi,
yaitu
a. Proses berpikir dan keterampilan
b. Keterampilan dan sikap
c. Modifikasi diri dan keterampilan
d. Motivasi dan mekanisme pengubah
e. Proses berpikir, mekanisme pengubah dan modifikasi diri
Jawaban E
19. Yang bukan merupakan aplikasi teori pemrosesan informasi dalam kurikulum dapat
diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut
a. Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran
b. Mengacak materi pelajaran sesuai yang ingin diajarkan
c. Menentukan materi pembelajaran
d. Menyusun materi pelajaran dalam urutan yang sesuai dengan sistem informasinya
e. Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi pelajaran
Jawaban B
20. Untuk membantu terjadinya proses belajar sehingga individu mampu beradaptasi pada
lingkungan yang selalu berubah serta melatih memori secara maksimal adalah tujuan dari
a. Pembelajaran teori pemrosesan informasi
b. Pembelajaran teori behavioristik
c. Pembelajaran motivasi
d. Pembelajaran konstruktivistik
e. Pembelajaran humanistic
Jawaban A
21. Salah satu tujuh rumpun model pemrosesan informasi yaitu model berfikir induktif,
maksudnya adalah
a. Untuk pengembangan proses mental induktif dan penalaran akademik
b. Untuk meningkatkan kemampuan mengingat
c. Untuk mengembangkan penalaran induktif, juga untuk perkembangan dan analisis
konsep
d. Untuk mengajar sistem penelitian dari suatu disiplin tetapi juga diharapkan untuk
mempunyai efek dalam kawasan-kawasan lain
e. Untuk menghadapi penalaran kausal dan untuk lebih fasih dan tepat dalam mengajukan
pertanyaan, membentuk konsep dan hipotesis
Jawaban A
22. Penilaian atas proses dan hasil belajar yang merupakan suatu kegiatan guru selama rentang
pembelajaran yang berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang pencapaian kompetensi
peserta didik, dikenal dengan istilah
a. Tes c. Pengukuran e. Assesment
b. Evaluasi d. Pembelajaran
Jawaban E
23. Alasan perlu dilakukannya assessment diantaranya ;
1) Mengetahui kemampuan guru
2) Mendiagnosa kekuatan dan kelemahan pembelajaran
3) Memantau kemajuan belajar
4) Memberi atribut pemberian nilai
5) Menentukan efektivitas pengajaran
Pernyataan diatas yang sesuai dengan alasan untuk dilakukan assessment adalah
a. 1, 3 dan 5 c. 2, 3, 4 dan 5 e. 4 dan 1
b. 1, 2 dan 3 d. 1 dan 5
Jawaban C
24. Untuk mengetahui tingkat pencapai kompetensi selama dan setelah proses pembelajaran
berlangsung merupakan tujuan dari
a. Pengukuran c. Ujian e. Pembelajaran
b. Assesment d. Tes
Jawaban B
25. Di bawah ini adalah ragam teknik yang dapat digunakan dalam assesmen, kecuali
a. Penilaian unjuk kerja d. Penilaian diri
b. Penilaian sikap e. Penilaian finansial
c. Penggunaan portofolio
Jawaban E
26. Jenis penilaian yang memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mendemonstrasikan
pengetahuan, dan keterampilan yang mereka miliki, disebut
a. Penilaian diri d. Penilaian portofolio
b. Penilaian sikap e. Penugasan
c. Penilaian untuk kerja
Jawaban C
27. Pengembangan produk pada assessment roduk meliputi tiga tahap, yaitu
a. Tahap Pembuatan produk, tahap penjualan produk
b. Tahap persiapan, tahap pembuatan produk dan tahap penilaian produk
c. Tahap persiapan, tahap pembuatan dan tahap penjualan produk
d. Tahap pembuatan produk, tahap penilaian produk dan tahap penjualan produk
e. Tahap penilaian produk, tahap penjualan produk
Jawaban B
28. 1) Penilaian langsung dan spesifik
2) Penilaian tidak langsung dan holistic
3) Penilaian sosial-afektif
4) Penilaian kognitif
5) Penilaian social-emosional
Berdasarkan data diatas, yang termasuk jenis assessment diri adalah
a. 3, 4, 5 c. 2, 3, 4 e. 1, 4, 5
b. 1, 3, 5 d. 1, 2, 3
Jawaban D
29. Asesmen sikap dapat dilakukan dengan beberapa cara, kecuali . . .
a. Observasi perilaku d. Skala sikap
b. Pertanyaan langsung e. Memberikan ujian tertulis
c. Catatan anekdot
Jawaban E
30. Berikut ini yang bukan merupakan posedur assesmen proses dan hasil belajar adalah
a. Pemetaan standar kompetensi
b. Penetapan kriteria ketuntasan belajar
c. Penetapan indikator pencapaian kompetensi
d. Penetapan teknik asesmen
e. Pembuatan RPP dan silabus
Jawaban E

Kerjakan soal-soal berikut!


1. Sebutkan dan jelaskan tiga taraf struktural sistem informasi !
Jawab :
Sensory atau intake register: informasi masuk ke sistem melalui sensory
register, tetapi hanya disimpan untuk periode waktu terbatas.
Working memory: pengerjaan atau operasi informasi berlangsung di working
memory, dan disini berlangsung berpikir yang sadar. Kelemahan working
memory sangat terbatas kapasitas isinya dan memperhatikan sejumlah kecil
informasi secara serempak.
Long-term memory, yang secara potensial tidak terbatas kapasitas isinya sehingga
mampu menampung seluruh informasi yang sudah dimiliki peserta didik.
Kelemahannya adalah betapa sulit mengakses informasi yang tersimpan di dalamnya.
2. Tuliskan asumsi yang mendasari teori-teori pemrosesan informasi !
Jawab :
- Hakekat sistem memori manusia
- Cara bagaimana pengetahuan digambarkan dan disimpan dalam memori
3. Jelaskan perbedaan memori episodik dan memori sematik !

Jawab :
Memori episodik, yaitu bagian memori jangka panjang yang menyimpan gambaran
dari pengalaman-pangalaman pribadi kita.
Memori semantik, yaitu suatu bagian dari memori jangka panjang yang menyimpan
fakta dan pengetahuan umum.
4. Sebutkan dan tuliskan tiga bagian dari memori jangka panjang !
Jawab : Memori episodic, memori sematik dan memori procedural.
5. Jelaskan tujuan pembelajaran dengan memanfaatkan teori belajar pemrosesan informasi !
Jawab :
Untuk membantu terjadinya proses belajar sehingga individu mampu beradaptasi
pada lingkungan yang selalu berubah.
Untuk menjadikan strategi pembelajaran dengan menggunakan cara berpikir yang
berorientasi pada proses lebih menonjol.
Agar kapabilitas belajar dapat disajikan secara lengkap
Untuk melayani prinsip perbedaan individual
Untuk melatih memori secara maksimal
Untuk keterarahan seluruh kegiatan belajar
Agar terjadi transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnya.
6. Tuliskan tahapan proses pembelajaran informasi menurut Gagne !
Jawab : - Motivasi - Ingatan kembali
- Pemahaman - Generalisasi
- Pemerolehan - Perlakuan
- Penyimpanan - Umpan balik
7. Sebutkan dan tiga diantaranya strategi pembelajaran yang berpijak pada teori pemrosesan
informasi !
Jawab : - Cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol
- Penyajian pengetahuan memenuhi aspek ekonomis
- Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap
8. Sebutkan dan jelaskan langkah-langkah penerapan teori pemrosesan informasi dalam
kurikulum !
Jawab : - Menentukan tujuan-tujuan pembelajaran
- Menentukan materi pembelajaran
- Mengkaji sistem informasi yang terkandung dalam materi pelajaran
- Menentukan pendekatan belajar yang sesuai dengan sistem informasi tersebut
(apakah algoritmik atau heuristik)
- Menyusun materi pelajaran dalam urutan yang sesuai dengan sistem informasinya
- Menyajikan materi dan membimbing siswa belajar dengan pola yang sesuai dengan
urutan materi pelajaran.

9. Tuliskan 5 kemampuan belajar manusia menurut Gagne !


Jawab : - Ketrampilan motorik - Strategi kognitif
- Informasi verba l- Sikap
- Kemampuan intelektual
10. Jelaskan salah satu tujuan pembelajaran yang memanfaatkan teori belajar pemrosesan
informasi !
Jawab : Untuk membantu terjadinya proses belajar sehingga individu mampu beradaptasi
pada lingkungan yang selalu berubah.
11. Sebutkan strategi model pembelajaran proses informasi !
Jawab : - Mengajar induktif
- Latihan inquiry
- Inquiry keilmuan
- Pembentukan konsep
- Model pengembangan
- Advanced organizer model
12. Jelaskan mengapa perlunya dilakukan assessment dalam setiap pembelajaran!
Jawab : - Untuk mendiagnosa kekuatan dan kelemahan pembelajaran
- Untuk memantau kemajuan belajar
- Untuk memberi atribut pemberian nilai
- Untuk menentukan efektivitas pengajaran
13. Tuliskan salah satu tujuan asesmen proses dan hasil belajar adalah menurut Balitbang
Depdiknas !
Jawab : Adapaun tujuan assessment proses dan hasil belajar adalah untuk mengetahui
tingkat pencapai kompetensi selama dan setelah proses pembelajaran
berlangsung.
14. Sebutkan dan tuliskan ujuh ragam teknik assessment proses dan hasil belajar !
Jawab : Penilaian unjuk kerja, penilaian sikap, penilaian tertulis, penilaian proyek,
penilaian produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.

15. Jelaskan salah satu tekhnik assessment proses dan hasil belajar !
Jawab : Salah satu tekhnik assessment proses adalah penugasan. Penugasan adalah
penilaian yang berbentuk pemberian tugas yang mengandung penyelidikan
(investigasi) yang harus selesai dalam waktu tertentu.

Anda mungkin juga menyukai