Anda di halaman 1dari 9

LANDASAN YURIDIS SISTEM

PENDIDIKAN NASIONAL

DISUSUN OLEH :

SELVIANA CANDRA DEWI ( 6135164718 )


BINTANG MUDA ( 6135165162 )
FIRMANDA SOERYA .P ( 6135161482 )
A. Landasan Yuridis / Hukum Pendidikan di
Indonesia

Landasan yuridis pendidikan Indonesia adalah


seperangkat konsep peraturan perundang-undangan yang
menjadi titik tolak system pendidikan Indonesia.
Kata landasan dalam hukum berarti melandasi atau
mendasari atau titik tolak. Sementara itu kata hukum dapat
dipandang sebagai aturan baku yang patut ditaati. Landasan
hukum pendidikan dapat diartikan peraturan baku sebagai
tempat berpijak atau titik tolak dalam melaksanakan kegiatan-
kegiatan pendidikan
B. Telaah Yuridis Peraturan perundang-
undangan yang mengatur pendidikan
Dari sekian banyak peraturan perundangan yang
mengatur pendidikan, beberapa peraturan perundangan yang
sering banyak dibicarakan dan menjadi polemik atau issu
krusial di masyarakat, antara lain adalah :

1. konsep pelaksanaan pendidikan di indonesia


2. Pendanaan pendidikan
3. Kompetensi guru dan konselor
4. Desentralisasi pendidikan
5. Ujian Nasional
1. Konsep Pelaksanaan Pendidikan di Indonesia

Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan


Indonesia menganut konsep pendidikan sepanjang hayat,
yaitu pendidikan yang terus menerus dalam lahir sampai akhir
hayat. Sehingga pendidikan berlangsung tidak hanya di
sekolah tapi juga di masyarakat dan keluarga, dalam Undang-
Undang Sisdiknas disebut pendidikan formal, nonformal, dan
informasl sebagaimana disebut dalam pasal 13 ayat (1).
2. Pendanaan Pendidikan

Walaupun dalam amandemen UUD RI 1945 pasal 31 ayat


(4) telah menegaskan bahwa negara memprioritaskan
anggaran pendidikan sekurang-kurangnya 20% dari anggaran
pendapatan dan belanja negara serta dari anggaran
pendapatan dan belanja daerah untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan akan tetapi dengan berbagai
alasan dan pertimbangan sampai saat ini APBN kita belum
mencapai 20%. Di daerah alokasi dana pendidikan yang masuk
dalam APBD sangat bervariatif, tetapi kebanyakan belum
sampai 20% dari APBD. Yang memprihatinkan ada beberapa
daerah yang menggratiskan biaya pendidikan namun tidak
diberangi dengan penambahan anggaran di APBD dengan
cukup.
3. Kompetensi Guru / Konselor
dicermati pada pasal 39 UU Nomor 20 tahun 2003
tentang Sisdiknas yang berbunyi : pendidik merupakan tenaga
profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan
proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada
perguruan tinggi.
Proses transformasi ilmu dan pengetahuan akan berjalan
sesuai fungsinya apabila guru menjalankan tugas dan
tanggung jawabnya secara profesional. Guru dituntut untuk
memiliki kompetensi dan dedikasi dalam menjalankan
profesinya. Guru sebagai sebuah profesi pada masa sekarang
ini terjadi penguatan dalam kedudukan sosial dan eksternal,
bahkan terjadi penguatan kedudukan dalam hal proteksi
jabatan dan diperkuat oleh Undang-Undang dan status
hukum.
4.Desentralisasi Pendidikan
pasal 50 ayat (4) disebutkan bahwa pemerintah
kabupaten / kota berkewajiban mengelola satuan pendidikan
yang berbasis keunggulan lokal.
Jika setiap pasal dalam Undang-Undang Sisdiknas
tersebut dapat dilaksanakan secara baik dan konsekuen, maka
lambat laun kemelut-kemelut yang mengitari dunia
pendidikan kita selama ini dapat di atasi dan diantisipasi. Oleh
karena itu, untuk merealisasikan semua itu memerukan
dukungan dan kerja sama dari semua pihak, baik yang terlibat
langsung maupun tidak. Selain itu, otonomi juga berimplikasi
pada pengembangan pendidikan keagamaan di Indonesia.
Otonomi pendidikan ini lebih ditekankan pada pembentukan
strategi dalam menghadapi tantangan modernitas. Munculnya
otonomi daerah sekaligus otonomi pendidikan memberikan
kerja keras bagi pemerintah daerah dalam menentukan arah
pendidikan ke depan.
5. Ujian Nasional

tentang kelulusan Pasal 72 ayat (1) d menyebutkan


bahwa peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan
pada pendidikan dasar dan menengah setelah memenuhi
empat persyaratan. Pertama, telah menyelesaikan seluruh
program pembelajaran. Kedua, memperoleh nilai minimal
untuk pelajaran agama, akhlak mulia, kewarganegaraan dan
berkepribadian, estetika, jasmani dan kesehatan. Ketiga dan
keempat lulus ujian sekolah dan lulus ujian nasional.
TARARENGKYU

Anda mungkin juga menyukai