Makalah
Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Belajar dan Pembelajaran
Yang Dibina oleh Oktavia Sulistina, S.Pd.,M.Pd
Disusun oleh :
Kelompok 1 / Offering C15
Ahmad Ridlotul Adha 180321614501
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teori pemrosesan informasi ini didasari oleh asumsi bahwa pembelajaran
merupakan faktor yang sangat penting dalam perkembangan. Dalam perkembangan
dan pelajaran terjadi proses informasi untuk diolah menjadi hasil belajar. Dalam
pemrosesan informasi terjadi interaksi antara kondisi eksternal dan kondisi
intermal. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk
mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu. Sedangkan
kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang mempengaruhi individu
dalam proses pembelajaran. Informasi adalah pengetahuan yang didapat dari
pembelajaran, pengalaman atau instruksi. Berbagai pemahaman tentang belajar
telah banyak dikemukakan oleh para ahli dari berbagai aliran.
Paparan ini mencoba menyajikan pemahaman tentang belajar dari sudut
pandang teori pemrosesan ínformasi. Proses belajar menurut teori ini meliputi
kegiatan menerima, menyimpan dan mengungkapkan kembali informasi-informasi
yang telah diterima. Belajar tidaklah hanya apa yang anda lihat, yang penting
bagaimana proses kognitif itu terjadi dalam diri pembelajar.
Teori kognitif lebih menekankah pada proses belajar daipada hasil
belajarnya .Proses belajar tidak hanya skeedar melibatkan hubungan antara
stimulus dan respon melakukan tigkah laku seseorag ditentukan oleh perspsi serta
pehamannya tentang situasi yang berhubungan dengan tujuan belajarnnya. Teori
belajar kognitif ini merupakan teori belajar umum yang dapat diterapkan materi
apapun termasuk juga dalam pembeljaran.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan sistem pemrosesan informasi?
2. Apakah yang dimaksud dengan atensi?
3. Apakah yang dimaksud dengan presepsi?
4. Apakah yang dimaksud dengan model memori ganda?
5. Apakah yang dimaksud dengan penyimpanan pada memori jangka panjang?
6. Apakah yang dimaksud dengan pengambilan dan lupa pada memori jangka
panjang?
7. Apakah yang dimaksud dengan mental imagery?
8. Apakah yang dimaksud dengan instructional application?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sistem pemrosesan informasi.
2. Untuk mengetahui pengertian atensi.
3. Untuk mengetahui pengertian presepsi.
4. Untuk mengetahui pengertian model ingatan ganda.
5. Untuk mengetahui pengertian penyimpanan pada memori jangka panjang.
6. Untuk mengetahui pengertian pengambilan dan lupa pada memori jangka
panjang.
7. Untuk mengetahui pengertian mental imagery.
8. Untuk mengetahui pengertian instructional application.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1.1 Asumsi
Asumsi menurut KBBI adalah dugaan yang diterima sebagai dasar. Ahli
teori pemrosesan informasi menantang gagasan yang melekat dalam behaviorisme,
dan juga kurang peduli dengan kondisi eksternal dan lebih fokus pada internal yang
mengintervensi antara rangsangan dan respon. Peserta didik adalah pencari aktif
dan pengolah informasi, berbeda dengan behavior yang menurutnya peserta didik
merespon ketikda ada rangsangan yang diterima.
Gerakan mata saccadic merupakan gerakan mata dari kata ke kata ketika
kita membaca. Gerakan mata pada saat membaca memberikan informasi yang
penting tentang cara pikiran kita bekerja untuk menyelesaikan tugas kognitif setiap
harinya. Gerakan mata saccadic bertujuan untuk membawa pusat retina pada posisi
kata yang akan kita baca. Pada sebuah penelitian gerakan mata saccadic
menunjukkan suatu pola yang dapat diprediksi. Sebagai contoh, ketika mata
bergerak dalam gerakan saccadic biasanya mata akan bergerak pada spasi antar kata
atau antar kalimat. Mata akan bergerak cepat jika kata yang dibaca sering dipakai
atau kata yang digunakan dapat diprediksi dalam sebuah kalimat. Sebaliknya,
gerakan mata saccadic akan pendek pendek jika kata yang digunakan jarang
digunakan atau kata yang baru terdengar. Gerakan mata saccadic ini juga dapat
menjadi indikasi apakah seseorang sebagai pembaca yang baik atau yang kurang
baik. Penelitian juga menunjukkan bahwa wawasan kognitif seseorang akan
berpengaruh pada pola dan kecepatan gerakan mata saccadic (Damawanti & Yanti,
2013).
2.3 Persepsi
Individu paling mungkin untuk melihat pola visual pada Gambar 2.3f
sebagai satu pola geometris tumpang tindih yang lain daripada beberapa pola
geometris berbentuk tidakteratur. Prinsip penutupan berarti bahwa orang mengisi
pola atau pengalaman yang tidak lengkap.
Meskipun ada garis yang hilang pada pola yang ditunjukkan pada Gambar
2.3g, orangcenderung menyelesaikan polanya dan melihat gambar yang bermakna.
Banyak konsep yang terkandung dalam teori Gestalt relevan dengan persepsi kita.
Kata-kata yang bermakna lebih mudah dipelajari daripada suku kata yang
tidak masuk akal (nonsense). Sehubungan dengan kesamaan, hal yang lebih serupa
satu sama lain akan semakin sulit untuk dipelajari. Adanya kesamaan dalam makna
atau suara dapat menyebabkan kebingungan. Misalnya seseorang yang diminta
mempelajari beberapa sinonim seperti bahagia, senang, dan riang mungkin akan
gagal mengingat beberapa di antaranya, tetapi sebaliknya dapat mengingat kata-
kata yang memiliki makna sama tetapi tidak ada dalam daftar, seperti gembira.
Lain halnya dengan suku kata yang nonsense, kebingungan terjadi ketika huruf
yang sama digunakan di posisi yang berbeda (xqv, khq, vxh, qvk). Lamanya waktu
yang memisahkan uji studi dapat bervariasi dari pendek (praktik massal) hingga
lebih lama (praktik terdistribusi). Suatu praktik yang didistribusikan menghasilkan
pembelajaran yang lebih baik (Underwood, 1961 dalam Schunk, Dale H.).
Dalam model two store memory, stimulus yang diperhatikan dan dirasakan
akan ditransfer ke memori jangka pendek (bekerja). Work Memory (WM) adalah
ingatan kita akan kesadaran langsung. WM melakukan dua fungsi penting yaitu
pemeliharaan dan pengambilan informasi yang masuk dan dipertahankan dalam
keadaan aktif untuk waktu yang singkat dan sedang dikerjakan dengan dilatih atau
terkait dengan informasi yang diambil dari memori jangka panjang (LTM)
(Unsworth & Engle, 2007) dalam Schunk, Dale H.). Ketika siswa membaca teks,
WM memegang beberapa detik kata-kata terakhir atau kalimat yang mereka baca.
Siswa mungkin mencoba mengingat poin tertentu dengan mengulanginya beberapa
kali (latihan) atau dengan menanyakan bagaimana hal itu berkaitan dengan topik
yang dibahas sebelumnya dalam buku (berhubungan dengan informasi dalam Long
Time Memory). Sebagai contoh lain, asumsikan bahwa seorang siswa mengalikan
45 dengan 7. WM memegang angka-angka ini (45 dan 7), bersama dengan produk
5 dan 7 (35), angka yang dibawa (3), dan jawabannya (315). Informasi dalam WM
(5 7?) Dibandingkan dengan pengetahuan yang diaktifkan dalam LTM (5 7 35).
Juga diaktifkan dalam LTM adalah algoritma multiplikasi, dan prosedur ini
mengarahkan tindakan siswa. Penelitian telah memberikan gambaran yang cukup
rinci tentang operasi WM. Durasi WM terbatas: Jika tidak ditindaklanjuti dengan
cepat, informasi dalam WM meluruh. Dalam penelitian klasik (Peterson &
Peterson, 1959), peserta diberi suku kata yang tidak masuk akal (mis., Khv), setelah
itu mereka melakukan tugas aritmatika sebelum mencoba mengingat suku kata.
Tujuan dari tugas aritmatika adalah untuk mencegah peserta didik berlatih kembali
suku kata, tetapi karena jumlahnya tidak harus disimpan, mereka tidak mengganggu
penyimpanan suku kata dalam WM. Semakin lama peserta menghabiskan waktu
untuk kegiatan yang mengganggu, yang lebih miskin adalah mereka mengingat
suku kata yang tidak masuk akal. Temuan ini menyiratkan bahwa WM rapuh,
informasi hilang dengan cepat jika tidak dipelajari dengan baik. Jika, misalnya,
Anda diberi nomor telepon untuk dihubungi tetapi terganggu sebelum dapat
menelepon atau menuliskannya, Anda mungkin tidak dapat mengingatnya.
Kapasitas WM juga terbatas: Hanya dapat menampung sedikit informasi. Miller
(1956) mengemukakan bahwa kapasitas WM adalah tujuh plus atau minus dua
item, di mana item adalah unit yang bermakna seperti kata, huruf, angka, dan
ekspresi umum. Seseorang dapat meningkatkan jumlah informasi dengan
memotong, atau menggabungkan informasi dengan cara yang bermakna. Nomor
telepon 555-1960 terdiri dari tujuh item, tetapi dapat dengan mudah dibagi menjadi
dua sebagai berikut: "Triple 5 ditambah tahun Kennedy terpilih sebagai presiden."
Organisasi. Teori dan penelitian Gestalt menunjukkan bahwa materi yang tertata
dengan baik lebih mudah dipelajari dan diingat ((Katona, 1940) dan Miller (1956)
dalam Schunk, Dale H.) berpendapat bahwa pembelajaran ditingkatkan dengan
mengklasifikasikan dan mengelompokkan sebagian (kecil) informasi ke dalam
potongan-potongan yang terorganisir. Memori penelitian menunjukkan bahwa
ketika item yang akan dipelajari tidak terorganisir, orang sering memaksakan
pengorganisasian pada materi, yang memfasilitasi penarikan kembali (Matlin, 2009
dalam Schunk, Dale H.). Materi yang terorganisir akan lebih mudah diingat karena
item terhubung satu sama lain secara sistematis. Salah satu cara untuk mengatur
materi adalah dengan menggunakan hierarki ke mana potongan informasi
diintegrasikan. Gambar 5.5 menunjukkan hierarki sampel untuk hewan.
Skema. Skema adalah struktur yang mengatur informasi dalam jumlah besar ke
dalam sistem yang bermakna. Skema mencakup pengetahuan umum tentang situasi
(Matlin, 2009 dalam Schunk, Dale H.). Skema adalah rencana yang kita pelajari
dan gunakan selama interaksi lingkungan kita. Unit yang lebih besar diperlukan
untuk mengatur proposisi yang mewakili sampel informasi menjadi keseluruhan
yang koheren (Anderson, 1990 dalam Schunk, Dale H.). Bartlett menemukan
bahwa ketika cerita diulang, mereka berubah dengan cara yang dapat diprediksi.
Informasi yang tidak dikenal diberikan, beberapa detail disimpan, sehingga cerita
menjadi lebih seperti pengalaman peserta. Mereka mengubah informasi yang
masuk agar sesuai dengan skema yang sudah ada sebelumnya. Urutan yang tertata
dengan baik dapat direpresentasikan sebagai skema. Salah satu jenis skema adalah
"pergi ke restoran." Langkah-langkahnya terdiri dari kegiatan seperti duduk di
meja, melihat-lihat menu, memesan makanan, dilayani, mengambil hidangan,
menerima tagihan, meninggalkan tip, dan membayar tagihan. Skema penting
karena menunjukkan apa yang diharapkan dalam suatu situasi. Orang-orang
mengenali masalah ketika kenyataan dan skema tidak cocok.
Sifat dasar, proposisi adalah unit informasi terkecil yang dapat dinilai benar
atau salah. Proposisi adalah unit dasar pengetahuan dan makna dalam LTM
(Anderson, 1990; Kosslyn, 1984; Norman & Rumelhart, 1975 dalam Schunk,
2012). Contoh proposisi: Deklarasi kemerdekaan ditandatangani pada tahun 1776,
2+2=4, karakter utama dipperkenalkan di awal cerita.
Materi atau informasi yang tertata dengan baik atau terorganisir lebih
mudah untuk dihubungkan dengan jaringan memori yang sudah ada sebelumnya
daripada materi yang tidak tertata dengan baik (Anderson, 1990 dalam Schunk,
2012). Elaborasi, atau proses menambahkan informasi ke materi yang akan
dipelajari, meningkatkan penyimpanan karena dengan mengelaborasi informasi
pelajar dapat menghubungkannya dengan sesuatu yang mereka ketahui. Melalui
penyebaran aktivasi, materi yang diuraikan dapat dengan cepat dihubungkan
dengan informasi dalam memori.
Skema.
2.6.1 Mengingat
2.6.3 Melupakan
Lupa terjadi saat otak tidak mampu mendapat akses informasi dalam
memori atau bahkan kehilangan informasi. Terdapat gangguan retroaktif dan
proaktif yang bergantung pada sumber atau informasi yang dipelajari. Gangguan
retroaktif jika semua sampel mempelajari hal yang sama sedangkan gangguan
proaktif jika salah satu sampel mempelajari informasi, sedangkan sampel lain tidak
memberi usaha apapun.
Mental Imagery adalah pusat dari stui LTM (Long Term Memory). Bagian
ini membahas bagaimana informasi diwakili dalam gambar dan perbedaan individu
dalam kemampuannya untuk menggunakan citra/gambaran. Representasi dari
informasi mental imagery mengacu pada representasi mental dari pengatuhuan
visual termasuk sifat fisik dari objek atau peristiwa yang tidak eksis atau diwakili
(Schunk, 2012).
1. Advance Organizers
Penyelenggara yaitu kerangka pendukung bagi informasi baru, bukan hanya
sebuah makna pengenalan pelajaran belaka. Advance Organizer merupakan
hook (cantelan), scaffolding (kerangka pendukung) intelektual, bagi materi-
materi belajar selanjutnya, membantu siswa untuk melihat ‘gambar besar’ dari
berbagai hal yang dipresentasikan.
2. Kondisi Belajar, Salah satu teori instruksional yang paling terkenal
berdasarkan prinsip kognitif dirumuskan oleh Robert Gagné (1985). Teori ini
melibatkan kondisi belajar, atau keadaan yang berlaku ketika belajar terjadi
(Ertmer, Driscoll, & Wager, 2003). Dua langkah sangat penting.
A. Menentukan Jenis Hasil Belajar.
Keterampilan intelektual termasuk aturan, prosedur, dan konsep
termasuk pengetahuan procedural atau produksi. Jenis pengetahuan ini
digunakan dalam berbicara, menulis, membaca, memecahkan masalah
matematika, dan menerapkan prinsip ilmiah untuk masalah.
Informasi Verbal, Informasi verbal, atau pengetahuan deklaratif, adalah
pengetahuan bahwa ada sesuatu yang terjadi. Informasi verbal
mengandung fakta atau prosa yang dihubungkan secara bermakna
Strategi Kognitif, adalah proses kontrol eksekutif seperti menerapkan
strategi pemecahan masalah
Ketrampilan Motorik, dikembangkan melalui peningkatan bertahap atau
terus menerus melalui praktek yang disengaja.
Atitude atau sikap adalah keyakinan internal yang mempengaruhi
tindakan dan mencerminkan karakteristik seperti kemurahan hati,
kejujuran, dan komitmen terhadap hidup sehat. Guru dapat mengatur
kondisi untuk belajar keterampilan intelektual, informasi verbal, strategi
kognitif, dan keterampilan motorik, tetapi sikap yang dipelajari secara
tidak langsung melalui pengalaman dan eksposur untuk hidup dan
simbolis (televisi, videotaped) model.
3. Beban Kognitif
Sebagai hasil dari instruksi pembatasan memori kerja harus dirancang agar
memori kerja mampu memproses instruksi, karena unsur-unsur informasi
harus diproses, serta cara yang dirancang, membebankan beban kognitif
(CL) pada pelajar. Untuk pemahaman yang baru dimulai, beban seharusnya
tidak melebihi kapasitas memori kerja yang terbatas. Jadi teori beban
kognitif (CLT) memperhatikan langkah-langkah yang dapat diambil untuk
mengontrol beban kognitif dan konstruksi skema (Schunk, 2012).
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan