Anda di halaman 1dari 2

Bagaimana penerapan belajar teknis, belajar praktis, dan belajar

emansipatoris dalam teori humanistik ?

Menurut Habermas, belajar baru akan terjadi jika ada interaksi antara individu
dengan lingkungannya. Lingkungan belajar yang dimaksud adalah lingkungan alam
maupun lingkungan social, sebab antara keduanya tidak dapat dipisahkan.
Menurut teori humanistik, tujuan belajar adalah untuk memanusiakan manusia.
Proses belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan
dirinya sendiri. Siswa dalam proses belajarnya harus berusaha agar lambat laun ia
mampu mencapai aktualisasi diri dengan sebaik-baiknya. Teori belajar ini beruaha
memahami prilaku balajar dari sudut pandang pelakunya, bukan dari sudut pandang
pengamatannya.
Dengan pandangannya yang demikian, ia membagi tiga tipe balajar menjadi tiga,
yaitu : 1) belajar teknis (technical learning), 2) belajar praktis (practical learning),
3) belajar emansipatoris (emancipatory learning).
a. Belajar Teknis (Technical Learning)
Yang dimaksud dengan belajar teknis adalah belajar bagaimana seseorang dapat
berinterkasi dengan lingkungan alamnya secara benar. Pengetahuan dan
ketrampilan apa yang dibutuhkan dan perlu dipelajari agar mereka dapat menguasai
dan mengelola lingkungan alam sekitarnya dengan baik.
b. Belajar Praktis (Practical Learning)
Yang dimaksud dengan belajar praktis adalah belajar bagaimana seseorang dapat
berinteraksi dengan lingkungan sosialnya, yaitu dengan orang-orang di sekelilingnya
dengan baik. Kegiatan belajar lebih mengutamakan terjadinya interaksi yang
harmonis antara sesama manusia. Pemahaman dan ketrampilan seseorang dalam
mengelola lingkungan alamnya tidak dapat dipisahkan dengan kepentingan manusia
pada umumnya. Interaksi yang benar antara individu dengan lingkungan alamnya
hanya akan tampak dari kaitan atau relevansinya dengan kepentingan manusia.
c. Belajar Emansipatoris (Emancipatory Learning)
Belajar emansipatoris menekankan upaya agar seseorang mencapai suatu
pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau
transformasi budaya dalam lingkungan sosialnya. Dengan pengertian demikian
maka dibutuhkan pengetahuan dan ketrampilan serta sikap yang benar untuk
mendukung terjadinya transformasi kultur tersebut. Pemahaman dan kesadaran
terhadap transformasi kultural inilah yang oleh Habermas dianggap sebagai tahap
belajar yang paling tinggi, sebab transformasi kultural adalah tujuan pendidikan yang
paling tinggi.
Dalam prakteknya teori humanistic ini cenderung mengarahkan siswa untuk berpikir
induktif, mementingkan pengalaman, serta membutuhkan keterlibatan siswa secara
aktif dalam proses belajar.
Berikan contoh konkret di lapangan !
Misalkan dalam pelajaran IPA dengan menggunakan teori humanistik, sebelum
menyampaikan materi guru menjelaskan akan pentingnya materi bagi siswa untuk
mengetahuinya. Guru juga menerangkan manfaat dari mempelajari ilmu tersebut
dengan memberikan contoh-contoh akan pentingnya dan manfaatnya dalam
kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa tertarik dan termotivasi untuk
mempelajarinya. Hal ini akan membantu lancarnya proses pembelajaran
selanjutnya.
Selama proses pembelajaran diharapkan guru tidak monoton memberikan materi
dengan berceramah panjang lebar sehingga siswa merasa jenuh dan bosan dalam
kelas. Tapi guru memberikan ruang bagi siswa untuk ikut aktif dalam proses
pembelajaran tersebut. Guru bisa memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya
dan memberikan kritik atas materi yang guru berikan, juga mereka bebas
mengeluarkan pendapatnya dengan memberikan apresiasi atas apa yang mereka
ungkapkan. Guru juga bisa memberikan waktu bagi siswa untuk berdiskusi
mengenai materi.

Anda mungkin juga menyukai