Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PENGORGANISASIAN PEMROSESAN

INFORMASI DALAM INGATAN MANUSIA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Psikologi Pendidikan


Dosen Pengampu : Prof. Dr. Novianty Djafri, S.Pd.I, M.Pd.I

Oleh :

Luthfiana Haidari (NIM : 131422057)

JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022-2023
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pengorganisasian
Pemrosesan Informasi Dalam Ingatan Manusia” ini dengan tepat waktu.

Adapun tujuan dan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang
diberikan oleh Dosen kami ibu Prof. Dr. Novianty Djafri, S.Pd.I, M.Pd.I pada mata kuliah
Psikologi Pendidikan. Selain itu, Makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Pengorganisasian Pemrosesan Informasi Dalam Ingatan Manusia bagi para
pembaca dan juga penulis.

Penulis meyakini bahwa makalah ini masih ada kekurangan dari kualitas atau Ilmu
pengetahuan yang dikuasai. Oleh karena itu penulis memohon kritik dan saran yang
membangun untuk menyempurnakan pembuatan makalah dimasa mendatang.

Gorontalo, 30 November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................i

DAFTAR ISI...........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................1

A. Latar Belakang................................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2

C. Tujuan.............................................................................................................................3

BAB 2 PEMBAHASAN.........................................................................................................4

A. Model Pengolahan Informasi........................................................................................4

B. Penyebab Ingat Dan Lupa.............................................................................................10

C. Strategi Memori............................................................................................................17

D. Faktor Membuat Informasi Bermakna.........................................................................20

BAB III PENUTUP..............................................................................................................22

A. Kesimpulan...................................................................................................................22

B. Saran.............................................................................................................................22

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................23

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia disebut sebagai makhluk paling sempurna dibandingkan dengan ciptaan


Tuhan Yang lainnya. Di sebut makhluk sempurna karena manusia dikaruniai fisik yang
bagus akal dan fikiran sebagai modalitas utama dalam proses berpikir dan berperilaku dan
hati nurani sebagai pusat kendali dari perasaan manusia dan hampir semua hal yang tidak
dimiliki makhluk lainnya

Kemampuan mengingat pada manusia memiliki fungsi penting dalam kehidupan


manusia, terutama untuk memecahkan masalah yang kita hadapi sehari-hari. Ketika
manusia melakukan aktivitas berpikir dan bernalar, kebanyakan manusia menggunakan
fakta dari kemampuannya untuk mengingatnya. Manusia menggunakan konsep waktu
dengan menghubungkan masa kini dan masa lalu serta merencanakan masa depan. Hal ini
dimungkinkan dengan adanya fitur memori yang kuat yang dapat beradaptasi dengan
situasi yang berbeda. Karena kemampuan mengingat manusia ini, bisa dikatakan sebagai
makhluk bersejarah. Ini berarti makhluk yang tumbuh dalam sejarah masa lalu yang tidak
ditentukan oleh pengaruh proses apa yang terjadi sekarang, tetapi masih ada dan dapat
hidupkan kapan saja.

Pengorganisasian informasi berkaitan dengan bagaimana seseorang menerima


sebuah informasi, mempersepsi, mengorganisasi, menyimpan dalam bentuk ingatan dan
memanggil kembali informasi yang tersimpan dalam ingatan tersebut saat dibutuhkan.
Pengorganisasian informasi merupakan bidang kajian dari psikologi kognitif yang mengkaji
tentang sesuatu yang berkaitan dengan bagaimana kita memperoleh informasi mengenai
dunia, bagaimana informasi tersebut direpresentasikan dan ditransformasikan sebagai

1
pengetahuan, bagaimana informasi itu disimpan dan bagaimana pengetahuan tersebut
digunakan untuk mengarahkan perhatian dan perilaku kita (Solso, 1991).

Pengolahan informasi erat kaitannya dengan sumber informasi yang di dapat


melalui panca indra, akal berita yang benar dan intuisi hati atau ilham. Proses
pengorganisasian informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi diikuti
dengan penyimpanan informasi, dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi-
informasi yang telah disimpan dalam ingatan Model pengolahan informasi menargetkan
pada kemampuan individu dalam mengolah informasi yang dapat meningkatkan dan
memperbaiki kemampuannya.

Pengolahan informasi mengacu pada metode mengumpulkan/menerima rangsangan


dari lingkungan sekitar, mengorganisasikan data, memecahkan masalah, menemukan
konsep, dan menggunakan simbol linguistik dan visual. Dan penerapan pengolahan
informasi dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan cara guru dapat membuat topik
pembelajaran yang menarik untuk menarik perhatian siswa, dan guru dapat membantu
siswa mengingat mata pelajaran yang diajarkan. lebih efektif jika siswa memiliki minat
yang besar dan keinginan yang kuat untuk mengulang apa yang telah dipelajarinya.

Kemampuan manusia untuk mengingat sesuatu disebut dengan memory atau


ingatan. Perdebatan tentang ingatan manusia akan sangat menarik mengingat fungsinya
yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Manusia perlu mengoptimalkan potensi fitrah manusia untuk dapat


mengaktualisasikan diri dalam kehidupan dengan cara belajar segala sesuai yang ada di
sekitar lingkunganya. Belajar merupakan kegiatan yang kompleks. belajar adalah
seperangkat kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan melalui pengolahan
informasi, menjadi kapabilitas baru

B. Rumusan Masalah

2
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumusakan
menjadi beberapa rumusan masalah antara lain sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan Model Pengolahan Informasi?
2. Apa Penyebab Ingat Dan Lupa?
3. Apa yang dimaksud dengan Strategi Memori?
4. Apa saja Faktor Membuat Informasi Bermakna?

C. Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu:


1. Untuk mengetahui bagaimana Model Pengolahan Informasi.
2. Untuk mengetahui apa Penyebab Ingat Dan Lupa.
3. Untuk mengetahui apa itu Strategi Memori
4. Untuk mengetahui apa saja Faktor Membuat Informasi Bermakna

3
BAB II
PEMBAHASAN

A Model Pengolahan Informasi

Pengolahan informasi erat kaitannya dengan proses belajar. Pengolahan informasi


merupakan kemampuan psikis atau mental berupa mengamati, melihat, menyangka,
memperhatikan, berpikir, mempertimbangkan, dan menilai. Sedangkan di dalam belajar
sendiri melibatkan tiga proses yang berlangsug hampir bersamaan, yaitu memperoleh
informasi baru, transformasi, dan menguji relevansi dan ketepatan pengetahuan (Dahar,
1989).
Proses terjadinya pengorganisasian informasi diawali dengan masuknya sebuah
stimulus informasi yang berupa benda, suara, maupun gambar visual melalui panca indera
manusia. Stimulus tersebut selanjutnya diteruskan oleh syaraf sensoris menuju ke pusat
susunan syaraf (otak) yang berperan sebagai pusat kesadaran.

Model pemrosesan informasi ditekankan pada pengambilan, penguasaan, dan


pemrosesan informasi. Model ini lebih memfokuskan pada fungsi kognitif peserta didik.
Model ini didasari oleh teori belajar kognitif (Piaget) dan berorientasi pada kemampuan
peserta didik memproses informasi yang dapat memperbaiki kemampuannya. Pemrosesan
Informasi merujuk pada cara mengumpulkan/menerima stimuli dari lingkungan,
mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep, dan menggunakan simbol
verbal dan visual.

Informasi yang masuk ke dalam otak tersebut kemudian diproses dalam otak sehingga
individu tersebut mengerti, menyadari, menafsirkan, dan menilai stimulus yang diterima
tersebut. Jika stimulus yang masuk mendapat perhatian dan dianggap bermakna maka akan
diingat dan disimpan di dalam memori manusia, sedangkan stimulus yang tidak mendapat

4
perhatian maka akan dengan cepat dilupakan. Jadi perhatian terhadap suatu objek tertentu
menjadi syarat awal kesediaan seseorang menyimpan sebuah informasi.

Perhatian dibagi menjadi tiga jenis: yang pertama adalah involuntary yakni perhatian
yang tidak dikehendaki dikarenakan suatu stimulus itu sangat mengganggu kesadaran
seseorang dan sesungguhnya dia tidaklah menginginkan hal tersebut. Dalam kasus ini,
perhatian didapatkan pada basis dari intensitas dari stimulus itu, seperti; suara yang
keras/bising, cahaya yang benderang, dan sebaginya. Yang kedua
adalah nonvoluntary yakni perhatian yang tidak disnegaja atau disebut juga perhatian yang
secara spontan terjadi bila seorang tertarik terhadap suatu stimulus tertentu yang dirasa
menarik untuk dirinya. Dalam situasi ini seseorang ingin menolak/melawan stimulus
tertentu namun perhatiannya tertarik terhadap stimulus tersebut karena stimulus tersebut
memiliki suatu keuntungan untuk dirinya. Dan yang terakhir adalah voluntary yakni
perhatian yang disengaja karena seseorang dengan penuh kesadaran mengarahkan perhatian
pada objek tertentu. Contohnya wanita yang ingin membeli produk kometik, maka dia akan
dengan sengaja memperhatikan keunggulan dan kekurangan suatu produk kosmetik agar
mereka tidak salah memilih dalam mengambil keputusan untuk membeli produk kosmetik
tersebut.

(1) Belajar dengan menerima saja (reception learning): si pelajar hanya menyerap bahan-
bahan yang tersedia baginya sehingga di masa yang akan datang ia bisa memproduksi
kembali.

(2) Belajar dengan menemukan seseuatu (discovery learning): si pelajar menemukan sendiri
materi yang harus dipelajari. Ia tidak hanya menyerap, tetapi mengorganisasi dan
mengintegrasikan materi-materi yang dipelajarinya ke dalam struktur kognitifnya.
Pengulangan dari discovery learning meningkatkan kemampuan penemuan dari individu
yang bersangkutan.

5
(3) Belajar dengan menghafal (rote learning): si pelajar mengingat-ingat bahan yang dipelajari
secara verbatim, yaitu sebagai rangkaian kata-kata.

(4) Belajar dengan mengartikan (meaningful learning): si pelajar berada dalam situasi yang
mengandung setidak-tidaknya dua sifat, yakni (a) bahan yang akan dipelajari secara
potensial mempunyai arti; (b) si pelajar sudah mempunyai kecenderungan berpikir untuk
menghubungkan informasi-informasi atau konsep-konsep baru yang struktur kognitif yang
sudah ada dan relevan.

1. Model Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang paling penting dalam implementasi


kurikulum. Untuk mengetahui efektifitas dan efisiensi pembelajaran, dapat diketahui melalui
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran tersebut
seorang pengajar sudah seharusnya mengetahui bagaimana membuat kegiatan pembelajaran
berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan pembelajaran. Untuk mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif dan efisien diperlukan adanya suatu inovasi untuk
mengembangkan model – model pembelajaran yang dilakukan oleh pengajar. Model-model
pembelajaran biasanya disusun berdasarkan berbagai prinsip atau teori pengetahuan. Para ahli
menyususun model pembelajaran berdasarkan prinsip-prinsip pendidikan, teori-teori
psikologis, sosiologis, psikiatri, analisis sistem, atau teori-teori lain. Model dimaknai sebagai
suatu objek atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan sesuatu hal. Sesuatu yang
nyata dan dikonversi untuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif, (Meyer, 1985).

2. Model pembelajaran Pengolahan/Pemprosesan Informasi

Model ini berlandaskan teori belajar kognitif, yang dimana berorientasi pada
kemampuan siswa memproses informasi dan sistem-sistem yang dapat memperbaiki
kemampuannya. Menurut Oemar Hamalik (2011: 128-129) Pemrosesan informasi tersebut
merujuk bagaimana cara-cara atau menerima informasi stimuli dari lingkungan,

6
mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan konsep-konsep, serta menggunakan
simbol-simbol verbal dan non verbal. Kemudian menurut Syaiful sagala (2012,74) informasi
yang diberikan dalam bentuk energy fisik tertentu (sinar untuk bahan tertulis, bunyi untuk
bahan ucapan, tekanan untuk sentuhan, dll) diterima oleh reseptor yang peka terhadap tanda
dalam bentuk-bentuk tertentu. Pada model ini, mengutamakan bagaimana membantu siswa
agar mampu berpikir produktif, memecahkan masalah dengan kemampuan intelektual yang
telah dimiliki oleh peserta didik.

Pengelolahan informasi dalam sebuah proses pembelajaran dapat ditekankan pada:

1) guru membimbing para peserta didik dalam penerimaan stimulus dengan cara bagaimana
membuat topik pembelajaran yang menarik bagi peserta didik agar menjadi perhatian
peserta didik

2) guru menyusun metode pembelajaran yang membuat peserta didik lebih mudah mengingat
materi pelajaran yang diajarkan, misalnya menggunakan gambar visual, grafik, kode-kode
atau singkatan-singkatan yang dapat mempermudah peserta didik dalam menyimpan materi
pelajaran di dalam ingatan mereka.

3) Meningkatkan motivasi belajar peserta didik karena mengingat akan lebih efektif apabila
peserta didik memiliki minat yang besar dan motivasi yang kuat untuk mengulang kembali
materi pelajaran yang sudah dipelajari.

3. Langkah Langkah Model Pengolahan Informasi

Model pemprosesan informasi pada dasarnya menitikberatkan pada cara-cara memperkuat


dorongan-dorongan internal (datang dari dalam diri) untuk memahami dunia dengan cara
menggali dan mengordinasikan data, merasakan adanya masalah dan mengupayakan jalan
pemecahannya. Beberapa model dalam kelompok ini memberikan kepada para siswa sejumlah
konsep, sebagian lagi menitikberatkan pada pembentukan konsep dan pengetesan hipotesis,

7
dan sebagian lainnya memusatkan perhatian pada pengembangan kemampuan kreatif.
Beberapa model sengaja dirancang untuk memperkuat kemampuan intelektual umum.

Menurut Rusman (2014:140) pembelajaran pemrosesan informasi ada Sembilan


langkah yang harus diperhatikan oleh seorang pendidikan, yakni sebagai berikut.

1. Melakukan tindakan untuk menarik perhatian siswa;


2. Memberikan informasi mengenai tujuan pembelajaran dan topic yang akan dibahas;
3. Merangsang siswa untuk memulai aktivitas pembelajaran;
4. Menyampaikan isi pembelajaran sesuai dengan topic yang telah direncanakan;
5. Memberikan bimbingan bagi aktivitas siswa dalam pembelajaran;
6. Memberikan penguatan pada perilaku pembelajaran;
7. Memberikan feedback terhadap perilaku yang ditunjukkan siswa;
8. Melaksanakan penilaian proses dan hasil;
9. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya dan menjawab berdasarkan
pengalamannya.

Menurut surya (2004) dalam syaiful sagalas (2012: 74) memiliki beberapa rumpun
model pemrosesan informasi, yaitu: (1) model berpikir induktif, (2) Model latihan inkuiri,
(3) inkuiri ilmiah, (4) penemuan konsep, (5) pertumbuhan konsep, (6) Model piñata
lanjutan, (7) memori. Macam-macam model pemrosesan informasi di atas akan dibahas
secara lengkap sebagai berikut. :

1) Berpikir Induktif

Model ini merupakan karya besar Hilda taba. Ia juga termasuk salah satu pencetus
model pengembangan kurikulum yang bernama model pengembangan kurikulum Hilda
taba. Model berpikir induktif ini beranggapan bahwa kemampuan berpikir seseorang itu
tidak dengan sendirinya berkembang dengan baik jika proses pembelajaran dikembangkan

8
tanpa memperhatikan kesesuaian dengan kebutuhan berpikir seseorang. Kemampuan
berpikir harus diajarkan melalui pendekatan khusus yang memungkin peserta didik terampil
dalam berpikir. Model berpikir induktif ini merupakan suatu strategi mengajar yang
dikembangkan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik mengubah informasi.
Kemudian model ini dikembangkan atas dasar, (1) kemampuan berpikir dapat diajarkan, (2)
berpikir merupakan suatu transaksi aktif antara individu dengan data, dan (3) proses
berpikir merupakan suatu urutan tahapan yang beraturan.

2) Latihan Inkuri
Model latihan inkuiri dicetuskan oleh richard suchman. Menurutnya bahwa model
ini digunakan untuk melatih peserta didik agar bisa melakukan penelitian, menjelaskan
fenomena, dan memecahkan masalah secara alamiah (saiful sagalas, 2014: 76). Tujuan
utama model ini adalah bagaimana agar peserta didik agar bisa memformulasikan masalah
yang menarik, misterius, serta menantang agar peserta didik bisa berpikir ilmiah.

3) Inkuri Ilmiah

Model inkuri ilmiah ini dipelopori oleh Josep J. Schwab. Model Inkuiri Ilmiah
bertujuan agar peserta didik agar bisa meneliti, menjelaskan fenomena dan memecahkan
masalah secara ilmiah serta mengajarkan bagaimana cara melakukan pencarian dan
perenungan tentang pilihan-pilihan dan alternative-alternatif yang harus dihadapi manakala
memmikirkan makna pendidikan, hakikat sains, dan karakter pemikiran pendidikan.

4) Model Penemuan Konsep

Model penemuan konsep ini dipelopori oleh Jerome Bruner. Model ini berangkat
dari suatu pandangan bahwa lingkungan memiliki manusia yang beragam. Peserta didik
harus bisa membedakan, mengkatagorikan, dan menamakan semua itu sehingga
menemukan suatu konsep. Jadi model penemuan konsep adalah suatu pendekatan yang

9
bertujuan membantu siswa memahami konsep tertentu. Model ini bisa diterapkan pada
semua umur, mulai dari anak-anak sampai pada dewasa

Menurutnya bahwa belajar memiliki tiga proses, yaitu: (1) memperoleh informasi
baru; (2) mentransformasi pengetahuan; (3) menguji relevansi dan ketepatan ilmu
pengetahuan.

5) Pertumbuhan Kognitif

Model ini dipelopori oleh jean piaget dkk. Model ini menegaskan bahwa
perkembangan kognitif sebagian besar dipengaruhi oleh manipulasi dan interaktif aktif
peserta didik dengan lingkungannya dimana pengetahuan datang dari tindakannya. Melalui
interaksi dengan lingkungan, struktur kognitif akan selalu berkembangan pengalaman dan
berubah terus menerus selama interaksi itu belangsung. Cara ini akan membantu peserta
didik agar meninmgkatkan pertumbuhan intelektualnya yang dimulai dari proses reflektif
sampai pada peserta didik mampu memikirkan kejadian potensial dan secara mental
mampu mengeksplorasi kemungkinan akibatnya.

B. Penyebab Ingat Dan Lupa

1. Ingatan

Orang yang dapat mengingat sesuatu kejadian, ini berarti kejadian yang diingat itu
pernah dialami, atau dengan kata lain kejadian itu pernah dimasukkan ke dalam jiwanya,
kemudian disimpan dan pada suatu waktu kejadian itu ditimbulkan kembali dalam
kesadaran. Dengan demikian ingatan itu merupakan kemampuan yang berkaitan dengan
kemampuan untuk menerima atau memasukkan (learning), menyimpan (retention), dan
menimbulkan kembali (remembering) hal-hal yang telah lampau.

10
Secara sederhana, Irwanto mendefinisikan ingatan sebagai kemampuan untuk
menyimpan informasi sehingga dapat digunakan lagi di masa yang akan datang. menurut
Walgito, Ingatan adalah kemampuan psikis untuk memasukan, menyimpan, dan
menimbulkan kembali hal-hal yang lampau . Sebagai suatu proses, memori menunjukkan
suatu mekanisme dinamik yang diasosiasikan dengan penyimpanan (storing), pengambilan
(retaining), dan pemanggilan kembali (retrieving) informasi mengenai pengalaman yang
lalu. Santrock mendefinisikan ingatan sebagai retensi informasi yang telah diterima melalui
tahap : penkodean (encoding), penyimpanan (storage), dan pemanggilan kembali
(retrieval). Penelitian ini menggunakan definisi ingatan menurut Santrock, yaitu informasi-
informasi yang berasal dari lingkungan dan informasi ini akan diproses melalui tahapan :
penkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali sehingga informasi yang masuk tidak
terbuang secara sia-sia. Menurut Schelessinger dan Groves, Ingatan adalah system yang
berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan
menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya.

Ingatan timbul dalam berbagai jenis :

a) Ingatan kepada sesuatu, seperti nama orang tercantik di suatu kelas. Di sini yang
ingin direproduksikan hanya sebahagian ingatan itu. Hal itu dilakukan juga pada
waktu ujian yang menggunakan metode esei.

b) Rekoleksi, yaitu mengingat kembali sebuah peristiwa masa lampau secara lengkap,
seperti yang dilakukan oleh seorang tertuduh yang menjawab semua pertanyaan dari
hakim atas semua perilakunya dala kejahatan yang telah dilakukannya.

c) Rekognisi, yaitu mengenal kembali sesuatu hal, benda atau orang setelah sebahagian
dari padanya kelihatan atau kedengaran kembali, seperti melihat seorang anak
teringat kembali kepada bapaknya; karena anak tersebut serupa benar dengan
bapaknya.

11
d) Mempelajari kembali sesuatu, untuk memperlihatkan bahwa ada sisa ingatan yang
tinggal biarpun telah lama sesuatu it dipelajari.

e) Menggali kesadaran rentang ingatan.

Ada beberapa macam system ingatan yaitu :

a. Ingatan Jangka Pendek

Ingatan jangka pendek atau sering disebut dengan short-term


memory atau working memory adalah suatu proses penyimpanan memori sementara,
artinya informasi yang disimpan hanya dipertahankan selama informasi tersebut masih
dibutuhkan. Ingatan jangka pendek adalah tempat kita menyimpan ingatan yang baru saja
kita pikirkan. Ingatan yang masuk dalam memori sensoris diteruskan kepada ingatan jangka
pendek. Ingatan jangka pendek berlangsung sedikit lebih lama dari memori sensoris,
selama anda menaruh perhatian pada sesuatu, anda dapat mengingatnya dalam ingatan
jangka pendek.

Dari ingatan jangka pendek ini, ada sebagian materi yang hilang, sebagian lagi
diteruskan ke dalam ingatan jangka panjang. Jika kita mengingat kembali akan suatu
informasi, informasi dari ingatan jangka panjang tadi akan dikembalikan ke ingatan jangka
pendek. Misal, pada nomor telepon yang telah anda ulang terus sampai anda bisa
menuliskannya, dan nomor tersebut akan tetap tersimpan dalam memori anda selama anda
aktif memikirkannya. Jika anda berhenti memberikan perhatian pada itu, maka akan
terhapus dalam waktu 10-20 detik. Dalam rangka untuk mengingat sesuatu berikutnya, otak
mentransfernya ke memori jangka panjang. Proses mengingat nomor telepon, pada
kenyataannya, suatu cara untuk memindahkan nomor dari memori jangka pendek ke
memori jangka panjang.

12
Ingatan jangka pendek terdiri dari tiga unit terpisah; putaran fonologi (phonological
loop), gambaran penglihatan-ruang (visuo-spatial sketchpad), dan pelaksana pusat (central
executive).

b. Ingatan Jangka Panjang

Ingatan jangka panjang (long term memory) adalah suatu proses memori atau ingatan
yang bersifat permanen, artinya informasi yang disimpan sanggup bertahan dalam waktu
yang sangat panjang. Kapasitas yang dimiliki ingatan jangka panjang ini tidak terbatas.
Memori jangka panjang adalah gundangnya informasi yang dimiliki oleh manusia. Ingatan
jangka panjang berisi informasi dalam kondisi psikologis masa lampau, yaitu semua
informasi yang telah disimpan, tetapi saat ini tidak sedang dipikirkan.

Informasi yang disimpan dalam ingatan jangka panjang diduga dapat bertahan dalam
waktu yang panjang bahkan selamanya. Kehilangan ingatan pada ingatan jangka panjang
ini hanya dimungkinkan apabila seseorang mengalami kerusakan fungsional dari sistem
ingatannya.

Proses masuknya informasi ke dalam ingatan jangka panjang tetap melalui tahap
memori sensoris. Pada tahap ini informasi dari luar yang diterima oleh indera diubah
menjadi impuls-impuls neural sesuai dengan masing-masing fungsi indera, kemudian
impuls-impuls neural yang mengandung informasi ini diteruskan ke ingatan jangka pendek.
Setelah informasi masuk ke dalam ingatan jangka pendek, di seleksi sedemikian rupa mana
yang dianggap penting dan tidak, kemudian diteruskan ke ingatan jangka panjang.

Jadi, ingatan jangka panjang akan melakukan penyaringan informasi berdasarkan arti
dari informasi tersebut, makna, keadaan emosi, gambaran akibat dan sebagainya, oleh
karena itu penyimpanan informasi dapat berlangsung secara permanen.

2. Lupa

13
Lupa merupakan istilah yang sangat populer di masyarakat. Dari hari ke hari dan
bahkan setiap waktu pasti ada orang-orang tertentu yang lupa akan sesuatu, entah hal itu
tentang peristiwa atau kejadian di masa lampau atau sesuatu yang akan dilakukan, mungkin
juga sesuatu yang baru saja dilakukan. Fenomena dapat terjadi pada siapapun juga, tak
peduli apakah orang itu anak-anak, remaja, orang tua, guru, pejabat, profesor, petani dan
sebaginya. (syaiful Bahri Djamarah, 2008: 206)
Soal mengingat dan lupa biasanya juga ditunjukkan dengan satu pengertian saja,
yaitu retensi, karena memang sebenarnya kedua hal tersebut hanyalah memandang hal yang
satu dan sama dari segi berlainan. Hal yang diingat adalah hal yang tidak dilupakan, dan hal
yang dilupakan adalah hal yang tidak diingat.
Lupa ialah peristiwa tidak dapat memproduksikan tanggapan-tanggapan kita, sedang
ingatan kita sehat. adapula yang mengartikan lupa sebagai suatu gejala di mana informasi
yang telah disimpan tidak dapat ditemukan kembali untuk digunakan.

Lupa (forgetting) ialah hilangnya kemampuan untuk menyebut atau memproduksi


kembali apa-apa yang sebelumnya telah kita pelajari. Secara sederhana, Gulo dan Reber
mendefinisikan lupa sebagai ketidakmampuan mengenal atau mengingat sesuatu yang
pernah dipelajari atau dialami. Dengan demikian, lupa bukanlah peristiwa hilangnya item
informasi dan pengetahuan dari akal kita

Ada beberapa factor penyebab lupa yaitu :


a. Aktivitas yang terlalu padat
b. Kejenuhan
c. Umur yang sudah tua
d. Menonton film porno
e. Sering di tunda tunda
f. Otak yang sudah capek

Adapun orang sering lupa ingatan sering juga di sebut dengan AMNESIA. Pandangan
islam mengenai lupa merupakan hal yang wajar karena ada hadist yang mengatakan semua
penyakit pasti ada obatnya, kecuali penyakit lupa. Dalam psikologi, lupa temasuk gejala

14
sensorik (otak ) karena lupa berhubungan dengan fungsi saraf sensorik di dalam otak, Jika
suatu otak berkata tanpa henti niscaya dia akan mengalami kelelahan dan ini bisa
menyebabkan seseorang menjadi lupa.

Kemudian ada beberapa alasan mengapa orang bisa lupa yaitu :

a) Merosot karena tidak terpakai, Ada asumsi yang sudah lama yang mengatakan
bahwa belajar meninggalkan jejaknya dalam otak berupa perubahan fisik yang
sebelumnya tidak ada di sana. Dengan berlalunya waktu, proses yang berlaku dalam
otak mengakibatkan jejak jejaknya makin terkikis yang menyebabkan mundurnya
daya mengingat.

b) Gangguan. Untuk mempelajari materi baru, memori materi lama agak terganggu.
Instruktur komunikasi yang akrab dengan istilah ilmu komunikasi merasa semakin
lupa dengan istilah komunikasi ketika mengingat nama-nama mahasiswa baru. Oleh
karena itu, dia tidak mencoba untuk menghafal nama mahasiswa barunya lagi. Di
sisi lain, beberapa orang terhalang untuk mempelajari sesuatu yang baru karena
materi lama yang telah mereka pelajari.

c) Represi :Pengalaman masa lalu yang sengaja dipendam kuat-kuat agar tidak
dikenang. Misalnya, merasa bersalah atas pembunuhan karakter yang dilakukan
oleh seseorang yang tidak tahu apa-apa selain dirinya sendiri dan Tuhan. Terlepas
dari kebebasannya, tindakannya tidak dapat disangkal dan rasa bersalah sangat
ditekan. Pada akhirnya, rasa bersalah meremas jiwanya, dan dia meminta maaf
kepada mereka yang menyakiti emosinya.

d) Penyaringan. Untuk memberi gambaran tentang proses ingatan, telah disusun satu
teori oleh D.E. Brent yang dinamai Teori Saringan. Satu peristiwa, seperti pencurian
di layar kaca menyampaikan kesan-kesanya kepada penonton melalui mata dan
kadangkadang juga telinganya. Semua kesan itu masuk ke dalam suatu tempat
penyimpan jangka pendek. Disini banyak kesankesan itu hilang, tidak banyak lagi

15
yang tinggal tanpa diproses terlebih dahulu. Pengolahan itu tidak sembarangan saja,
tetapi diarahkan oleh sebuah saringan yang mengistimewakan sebahagian yang lain
kesan-kesan itu dari pada sisanya. Saringan tidak membebani memori. Hanya
bagian relevan yang diproses yang dipilih dari tayangan ini. Tayangan yang difilter
hanya dimasukkan untuk penghematan jangka panjang.

Menurut Ebbinghaus ada anggapan dari beberapa ahli tentang proses ingatan,
bahwa di balik proses itu ada satu ide tentang mekanik kehidupan jiwa dalam bentuk
asosiasi dari pusat rangsangan dari kulit otak yang ada. Asosiasi ini dikenal semenjak
Aristoteles, sebagai prinsipprinsip gangguan antara ruang dan waktu, artinya apa yang
dipelajari pada waktu dan tempat yang bersamaan akan terikat menjadi satu untuk
sementara waktu. Tanggapan yang timbul bersamaan dalam kesadaran mempunyai
kecenderungan untuk memproduksikan satu sama lain.

a) Lupa dapat terjadi karena sebab gangguan konflik antara item-item informasi atau
materi yang ada dalam system memori siswa. Dalam interference theory (teori
mengenai gangguan), gangguan konflik ini terbagi menjadi dua, yaitu: a) practice
interference; b) retroactive interference.Seorang siswa akan mengalami gangguan
proactive apabila materi pelajaran lama yang sudah tersimpan dalam subsistem akal
permanennya mengganggu masuknya materi pelajaran baru. Peristiwa ini bisa
terjadi apabila siswa tersebut mempelajari sebuah materi pelajaran yang sangat
mirip dengan materi pelajaran yang telah dikuasainya dalam tenggang waktu yang
pendek.

Dalam hal ini materi yang baru saja dipelajari akan sangat sulit diingat atau
diproduksi kembali.Sebaliknya, seorang siswa akan mengalami ganguan retroactive
apabila materi pelajaran baru materi yang baru kita pelajari tidak dapat masuk ke
dalam ingatan, karena terhambat oleh materi lain yang sudah terlebih dahulu di
pelajari . Dalam hal ini, materi pelajaran lama akan sangat sulit diingat atau
diproduksi kembali. Dengan kata lain siswa tersebut lupa akan materi peajaran lama
itu.

b) Lupa yang di akibatkan represi. Tanggapan-tanggapan atau isi jiwa yang di tekan
kedalam ketidak sadaran

16
c) Lupa dapat terjadi karena sebab perubahan sikapdan minat siswa terhadap proses
dan situasi belajar tertentu. Jadi, meskipun seorang siswa telah mengikuti proses
belajar-mengajar dengan tekun dan serius, tetapi karena sesuatu hal sikap dan minat
siswa tersebut menjadi sebaliknya (seperti karena ketidaksenangan terhadp guru)
maka materi pelajaran itu akan mudah terlupakan.

d) Law of disuse, lupa dapat terjadi karena sebab materi pelajaran yang telah dikuasai
tidak pernah digunaakan atau dihafalkan siswa. Menurut asumsi sebagian ahli,
materi yang diperlakukan demikian akan masuk ke alam bawah sadar atau mungkin
juga bercampur aduk dengan materi pelajaran baru
e) Lupa yang terjadi karena sebab perubahan urat syaraf otak. Seorang siswa yang
terserang penyakit tertentu seperti keracunan, kecanduan alcohol, dan geger otak
akan kehilangan ingatan ata item-item informasi yang ada dalam memori
permanennya.

C. Strategi Memori
Memori adalah kemampuan seseorang untuk menerima, menyimpan atau
memelihara informasi sepanjang waktu, dan memproduksi kembali informasi/pengetahuan
yang disimpan pada saat tertentu. Contohnya suatu saat bila mahasiswa mengikuti ujian
semester maka mereka akan diberi soal oleh sang dosen, setiap pertanyaan akan dijawab
oleh mahasiswa sesuai dengan materi yang telah diterima selama masa kuliah. Kemampuan
mahasiswa untuk menjawab pertanyaan dosen secara benar tersebut merupakan peristiwa
untuk menimbulkan kembali pengalaman yang telah dialami. Apa yang telah dialami
manusia tidak seluruhnya hilang, tetapi disimpan dalam jiwanya dan apabila suatu waktu
dibutuhkan dapat dimunculkan kembali.

Dengan demikian ingatan adalah gejala psikologi yang berhubungan dengan masa
lampau, berhubungan dengan yang pernah diamati dan dialami. Ingatan juga meliputi
kemampuan untuk menerima (encoding), menyimpan/perekaman (retention/storage), dan

17
menimbulkan/pemanggilan (remembering/retrieval) kembali srimulus yang pernah dialami
dan diamati. Oleh karenanya maka definisi dari ingatan (memory) adalah kekuatan jiwa
untuk menerima, menyimpan dan mereproduksi kesan-kesan yang telah lampau.

Jadi proses terjadinya memori mulai stimulus diterima oleh paca indera hingga
informasi tersebut dimunculkan kembali dibagi kedalam tiga tahap:

1) Menerima informasi (encoding):


Sebagaimana penjelasan sebelumnya proses encoding ini bisa terjadi secara sengaja
maupun tidak disengaja. Proses encoding ini butuh beberapa waktu dan bisa berbeda-beda
kecepatannya untuk masing-masing individu. Contohnya orang dengan tingkat kecerdasan
tinggi akan lebih cepat menyerap informasi jika dibandingkan dengan orang yang tingkat
kecerdasan lebih rendah yang mungkin membutuhkan waktu lebih lama.

2) Menyimpan informasi (storage)


Storage adalah penyimpanan informasi yang didapat yang telah diproses dalam proses
enconding sebelumnya. Setiap proses belajar akan meninggalkan jejak-jejak dalam diri
seseorang dan jejak ini akan disimpan sementara dalam ingatan dan dapat ditimbulkan
kembali saat dibutuhkan. Sistem penyimpanan ini terbagi menjadi tiga jenis memori yakni
apakah informasi yang masuk hanya masuk dalam pencatatan indera sebagai ingatan
sekilas (sensory memory), ataukah masuk ke dalam memori jangka pendek (short term
memory), atau bahkan bisa masuk ke dalam memori jangka panjang (long term memory).
Informasi yang disimpan ini ini bisa mudah menghilang apabila tidak sering digunakan,
dan apabila jejak memori tersebut hilang maka memori akan cukup sulit untuk
dikembalikan atau terjadi kelupaan.

3) Memanggil kembali (retrieval)


Adalah proses pemanggilan kembali atau mengingat kembali informasi yang telah disimpan
sebelumnya. Proses ini merupakan suatu proses mencari informasi di dalam otak,
menemukan kembali informasi yang tersimpan di dalam memori untuk selanjutnya

18
digunakan kembali pada waktu diperlukan. Cara yang digunakan untuk mengembalikan
ingatan yang tersimpan yaitu melalui proses berikut:

 Recall: yaitu proses mengingat kembali informasi dari masa lalu tanpa petunjuk yang ada
pada individu. Misalnya mengingat nama orang yang saat itu tidak berada di depannya.
 Recognize: yaitu proses mengenali informasi yang pernah disimpan melalui petunjuk
seperti jejak jejak pada ingatan individu. Proses ini bisa berlangsung dengan cepat atau
berjalan beberapa saat.

 Redintegrative: yaitu proses mengingat tentang suatu kompleks cerita yang panjang. Proses
ini yang memberikan respon pada manusia dapat menceritakan suatu kejadian dengan
runtut. Misalnya menceritakan isi buku yang telah dibacanya.

Manusia memiliki kemampuan untuk mengingat dan menimbulkan kembali segala


yang tersimpan yang pernah dialami. Namun tidak semua yang pernah dialami itu akan
tetap tinggal seluruhnya dalam ingatannya karena ingatan merupakan kemampuan yang
bersifat terbatas, hal inilah yang biasanya disebut dengan lupa atau kegagalan seseorang
didalam menggali atau mengingat kembali informasi yang telah disimpan di gudang
ingatan (Solso;1968). Adapun beberapa penyebab orang mengalami kegagalan dalam
mengingat kembali informasi yang ada diantaranya:
1) Decay Theory: (teori kerusakan), bahwa lupa dapat terjadi karena informasi yang
pernah disimpan di dalam ingatan tidak pernah atau jarang digunakan, sehingga
mengalami kerusakan (hilang dengan sendirinya).

2) Interference Theory: (teori halangan), bahwa lupa terjadi karena interferensi atau
terhalang oleh informasi yang lain:

 Retroactive Inhibition: Apabila informasi baru menghalangi seseorang untuk


mengingat informasi lama.

19
 Proactive Inhibition: Apabila informasi yang lama menghalangi seseorang untuk
mengingat informasi yang baru.

3) Cue-Dependent Forgetting Theory: lupa terjadi disebabkan oleh terlalu jauh letak /
lemah isyarat sesuatu yang ingin diingat kembali oleh seseorang.

D. Faktor Membuat Informasi Bermakna

Pengolahan informasi memfokuskan perhatian pada bagaimana siswa


memperhatikan peristiwa-peristiwa lingkungan, mengkodekan informasiinformasi untuk
dipelajari, dan menghubungkannya dengan pengetahuan yang ada dalam memori, dan
menariknya kembali pada saat dibutuhkan (Shuell, 1986). Prinsip dari teori tersebut adalah
manusia merupakan pemproses informasi. Pikiran merupakan sebuah sistem pengolahan
informasi, kognisi adalah serangkaian proses mental, dan pembelajaran adalah penguasaan
representasi mental.

Pengolahan informasi bukan nama dari sebuah teori tunggal tetapi sebuah nama
generik yang diaplikasikan pada perspektif-perspektif teoritis yang berkenaan dengan
serangkaian dan pelaksanaan peristiwa kognitif. Berbagai penelitian tentang pengolahan
informasi telah dilakukan oleh berbagai peneliti, mereka mengeksplorasi pembelajaran,
memori, pemecahan masalah, persepsi visual dan auditori, perkembangan kognitif dan
kecerdasan buatan. Penelitianpenelitian tersebut dimaksudkan agar mampu memberi
kontribusi positif dalam perkembangan dunia pendidikan.

Ada beberapa factor yang membuat sebuah informasi bermakna. Terutama kita
sebagai guru, harus melakukan tugas terpenting, diantaranya; membuat informasi bermakna
bagi siswa dengan menyajikan secara jelas dan terorganisir; dengan menghubungkannya ke

20
informasi yang sudah ada dan yang ada dalam pikiran para peserta didik atau siswa.

Pembelajaran hafalan versus bermakna, pembelajaran hafalan (rote learning)


merujuk pada pengingatan fakta atau hubungan yang pada dasarnya adalah sembarangan.
Sedangkan, pembelajaran bermakna merupakan pengelolaan informasi baru ke dalam
pikiran yang terkait dengan adanya pengetahuan yang telah dipelajari sebelumnya.
Teori skema, teori yang menyatakan bahwa informasi disimpan kedalam memori jangka
panjang didalam skemata (jaringan fakta-fakta dan konsep-konsep yang saling terkait),
yang memberikan struktur untuk memahami informasi baru.

Ausubel menggunakan istilah advanced organizers artinya kesadaran siswa terhadap


struktur pengetahuan yang sedang dimilikinya sehingga informasi baru dapat dikaitkan
dengan pengetahuan sebelumnya. Advanced organizers diartikan juga sebagai kerangka isi
pengait. Saat ini, pengertian advanced organizers mungkin dianggap sebagai alat yang
dapat dipakai untuk memberikan suatu bahan pendahuluan (preview) terhadap bahan yang
dipelajari agar dapat membantu siswa mengorganisasi, mengingat, dan mengkaitkan
dengan pengetahuan sebelumnya terhadap pengetahuan baru yang akan dipelajari.

E. Metakognisi

Istilah metakognisi (metacognition) pertama kali diperkenalkan oleh John Flavell


pada tahun 1976. Metakognisi terdiri dari imbuhan “meta” dan “kognisi”. Meta merupakan
awalan untuk kognisi yang artinya “sesudah” kognisi. Penambahan awalan “meta” pada
kognisi untuk merefleksikan ide bahwa metakognisi diartikan sebagai kognisi tentang
kognisi, pengetahuan tentang pengetahuan atau berpikir tentang berpikir

Baker & Brown, Gagne dalam Mulbar mengemukakan bahwa metakognisi memiliki
dua komponen, yaitu (a) pengetahuan tentang kognisi, dan (b) mekanisme pengendalian
diri dan monitoring kognitif21. Sedangkan menurut Flavell, sebagaimana dikutip oleh
Livingstone metakognisi terdiri dari pengetahuan metakognisi (metacognitive knowledge)

21
dan pengalaman atau regulasi metakognisi (metacognitive experiences or regulation) 22.
Pendapat yang serupa juga dikemukakan oleh Huitt bahwa terdapat dua komponen yang
termasuk dalam metakognisi, yaitu (a) apa yang kita ketahui atau tidak ketahui, dan (b)
regulasi bagaimana kita belajar.

a) Pengetahuan metakognisi

Pengetahuan metakognisi menurut Flavell mengacu pada pengetahuan yang diperoleh


tentang proses-proses kognitif yaitu pengetahuan yang dapat digunakan untuk mengontrol
proses kognitif. Flavell lebih lanjut membagi pengetahuan metakognisi menjadi tiga
variabel yaitu

1. Variabel Individu

Pengetahuan tentang variabel individu mengacu pada pengetahuan tentang persons,


manusia (diri sendiri dan juga orang lain) memiliki keterbatasan dalam jumlah informasi
yang dapat diproses. Dalam variabel individu ini tercakup pula pengetahuan bahwa kita
lebih paham dalam suatu bidang dan lemah di bidang lain. Demikian juga pengetahuan
tentang perbedaan kemampuan anda dengan orang lain.

2. Variabel Tugas

Pengetahuan tentang variabel tugas mencakup pengetahuan tentang tugas-tugas(task),


yang mengandung wawasan bahwa beberapa kondisi sering menyebabkan seseorang
lebih sulit atau lebih mudah dalam memecahkan suatu masalah atau menyelesaikan
suatu tugas.

3. Variabel Strategi

Variabel strategi mencakup pengetahuan tentang strategi, pengetahuan tentang


bagaimana melakukan sesuatu atau bagaimana mengatasi kesulitan.

22
Metakognisi berkaitan dengan ketiga tipe pengetahuan yaitu: (1) Pengetahuan
deklaratif yang mengacu kepada pengetahuan tentang fakta dan konsep-konsep yang
dimiliki seseorang atau faktor-faktor yang mempengaruhi pemikirannya dan perhatiannya
dalam memecahkan masalah, (2) Pengetahuan prosedural adalah pengetahuan bagaimana
melakukan sesuatu, bagaimana melakukan langkah-langkah atau strategi-strategi dalam
suatu proses pemecahan masalah, (3) Pengetahuan kondisional yang mengacu pada
kesadaran seseorang akan kondisi yang mempengaruhi dirinya dalam memecahkan masalah
yaitu: kapan suatu strategi seharusnya diterapkan, mengapa menerapkan suatu strategi dan
kapan strategi tersebut digunakan dalam memecahkan masalah

b) Pengalaman Metakognisi (metacognitive experimences)

Flavell mengemukakan pengalaman atau regulasi metakognisi adalah pengaturan kognisi


dan pengalaman belajar seseorang yang mencakup serangkaian aktivitas yang dapat
membantu dalam mengontrol kegiatan belajarnya. Pengalaman-pengalaman metakognisi
melibatkan strategi-strategi metakognisi atau pengaturan metakognisi. Strategi-strategi
metakognisi merupakan proses-proses yang berurutan yang digunakan untuk mengontrol
aktivitas-aktivitas kognitif dan memastikan bahwa tujuan kognitif telah dicapai. Proses-
proses ini terdiri dari perencanaan dan pemantauan aktivitas-aktivitas kognitif serta evaluasi
terhadap hasil aktivitas-aktivitas ini.

ketiga proses dalam strategi metakognisi sebagai berikut :

1. Proses Perencanaan

Proses perencanaan merupakan keputusan tentang berapa banyak waktu yang digunakan
untuk menyelesaikan masalah tersebut, strategi apa yang akan dipakai, sumber apa yang
perlu dikumpulkan, bagaimana memulainya, dan mana yang harus diikuti atau tidak
dilaksanakan lebih dulu.

2. Proses Pemantauan

23
Proses pemantauan merupakan kesadaran langsung tentang bagaimana kita melakukan
suatu aktivitas kognitif. Proses pemantauan membutuhkan pertanyaan seperti: adakah ini
memberikan arti?, dapatkah saya untuk melakukannya lebih cepat?.

3. Proses Evaluasi

Proses evaluasi memuat pengambilan keputusan tentang proses yang dihasilkan


berdasarkan hasil pemikiran dan pembelajaran. Misalnya, dapatkah saya mengubah
strategi yang dipakai?, apakah saya membutuhkan bantuan?

24
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari penulisan makalah ini dapat diambil kesimpulan bahwa pengorganisasian
informasi berkaitan dengan bagaimana seseorang menerima sebuah informasi,
mempersepsi, mengorganisasi, menyimpan dalam bentuk ingatan dan memanggil kembali
informasi yang tersimpan dalam ingatan tersebut saat dibutuhkan. Proses terjadinya
pengorganisasian informasi diawali dengan masuknya sebuah stimulus informasi yang
berupa benda, suara, maupun gambar visual melalui panca indera manusia (encoding).
Stimulus tersebut selanjutnya diteruskan oleh syaraf sensoris menuju ke pusat susunan
syaraf (otak) yang berperan sebagai pusat kesadaran untuk diingat (retention/storage).
Informasi yang masuk ke dalam otak tersebut kemudian diproses dalam otak sehingga
individu tersebut mengerti, menyadari, menafsirkan, dan menilai stimulus yang diterima
tersebut untuk ditimbulkan kembali (remembering/retrieval).

Pengolahan informasi erat kaitannya dengan proses belajar. Dimana pelajar


menerima sebuah informasi melalui panca indera, kemudian mereka menyerap informasi
tersebut dan mengorganisasikan materi-materi yang dipelajarinya ke dalam struktur
kognitifnya sehingga mereka mengingat bahan yang dipelajari, dan selanjutnya
menghubungkan informasi-informasi atau konsep-konsep baru ke dalam struktur kognitif
yang sudah ada dan relevan.

B. Saran
Dari pembahasan diatas, menunjukan bahwa pemahaman tentang Pengorganisasian
Pemrosesan Informasi Dalam Ingatan Manusia. Penulis menyadari bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan, kedepannya penulis akan lebih fokus dan detail dalam
menjelaskan tentang makalah diatas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat

25
dipertanggung jawabkan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi perbaikan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta, Prenadamedia Group)
Cet ke 3, Maret 2014.

Akyas Azhary, Psikologi Umum Dan Perkembangan, (Bandumg: Mizan Media Utama, 2004

Aminah Rehalat,“Model Pembelajaran Pemrosesan Informasi”, JPIS, Jurnal. Pendidikan Ilmu


Sosial , Volume 23, No. 2, Edisi Desember 2014

26

Anda mungkin juga menyukai