Dosen Pengampu
Dyah Afifah Andari, M. Pd
Disusun Oleh:
Kelompok 6
Bismillahirrahmanirrahim.
Alhamdulillahirabbil’alamin.
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Teori
Pemrosesan Informasi”. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas mata kuliah
Teori Belajar Dan Pembelajaran. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada
baginda Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman
kebodohan menuju zaman dimana kita dapat membedakan mana yang hak dan mana
yang batil.
Kami harap makalah ini dapat memberikan pemahaman yang luas mengenai
teori pemrosesan informasi. Melalui kesempatan ini kami mengucapkann terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses penyusunan makalah
ini, segala upaya telah kami lakukan untuk menyempurnakan makalah ini namun,
bukan tidak mungkin dalam penulisan makalah ini masih terdapat kesalahan dan
kekurangan. Oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang dapat
dijadikan masukan dalam menyempurnakan makalah lain dimasa yang akan datang.
Semoga makalah ini bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita
semua serta menjadi sumbangan pemikiran bagi pihak yang membutuhkan,
khususnya bagi kami sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai.
Penyusun
DAFTAR IS
i
IKATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan.................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
A. Kesimpulan.......................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Belajar adalah kunci yang paling utama dalam setiap usaha pendidikan. Jadi
tanpa belajar sesungguhnya tidak pernah ada pendidikan.perubahan serta kemampuan
untuk berubah adalah batasan serta makna yang terkandung di dalam belajar. Konsep
dasar belajar merupakan kegiatan yang berproses dalam memaknai unsur yang
fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Hal ini
berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
bergantung pada proses belajar siswa saat disekolah maupun lingkungan keluarga
(Isti’adah, 2020). Tujuan belajar adalah untuk mendapatkan ilmu pengetahuan,
menanamkan konsep keterampilan dan membentuk sikap (Suzana dan Jayanto, 2020).
Teori merupakan kumpulan prinsip-prinsip yang disusun secara sistematis.
Prinsip tersebut berusaha menjelaskan hubungan-hubungan antara fenomena-
fenomena yang ada. Teori adalah suatu kerangka kerja konseptual untuk mengatur
pengetahuan. Dengan adanya teori belajar dan pembelajaran guru dapat
memanfaatkan teori belajar dan pembelajaran untuk menjadi guru yang professional.
Misalnya dalam merumuskan tujuan pembelajaran yang tepat, emilih strategi yang
sesuai, memberikan bimbingan atau konseling, memfasilitasi dan memotivasi belajar
peserta didik, menciptakan iklim belajar yang kondusif, berintraksi dengan siswa
secara tepat dan memberi penilaian secara adil terhadap hasil pembelajaran. Setiap
masalah tidak dapat dipecahkan oleh teori tetapi tanpa adanya teori, kita tidak akan
tahu arah kemana dan di mana harus dimulai. Ada berbagai macam teori belajar yang
dikemukakan oleh ahli. Dalam hal ini, penulis akan mengkaji salah satu teori belajar,
yaitu teori belajar pemerosesan informasi.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah
pada makalah ini adalah sebagai berikut:
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penulisan dalam makalah ini adalah:
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Pengetahuan awal
b. Tujuan dari sebuah rancagan yang mengacu pada kognitif
c. Terjadinya respon balik (feedback)
3
Komponen pemrosesan informasi dipilah berdasarkan perbedaan fungsi,
kapasitas, bentuk informasi, serta proses terjadinya lupa. Ketiga komponen tersebut
adalah :
4
pada bidang psikologi dari Brown University gelar Prof. Didapatkan ketika
mengajar di Connecticut Collage For Women dari tahun 1940-1949.
Demikian juga ketika di Penn State University dari tahun 1945-1946 dan
terakhir diperolehnya dari Florida State University. (Suryana et al., 2022).
Menurut Warsita dalam Zulfah dan Mukhoiyaroh, (2022) Robert M.
Gagne mendefinisikan belajar sebagai mekanisme di mana seorang menjadi
anggota masyarakat yang berfungsi kompleks. Kompetensi tersebut meliputi
keterampilan, pengetahuan, sikap (perilaku) dan nilai-nilai yang dibutuhkan
manusia, sehingga belajar merupakan hasil dari berbagai perilaku yang
selanjutnya disebut kompetensi. Siswa memproleh kemampuan tersebut
melalui rangsangan dan lingkungan, proses kognitif.
Robert M. Gagne menjelaskan ada beberapa cara dalam proses belajar
berlangsung dari pemrosesan informasi ini:
a. Informasi ditangkap dan diterima oleh panca indera, kemudian diteruskan
ke pusat saraf dan diproses sebagai informasi.
b. Ada proses penyaringan sehingga informasi yang diproses disimpan secara
singkat. Ada yang menjadi memori jangka panjang, bahkan ada yang
terbuang sia-sia.
c. Informasi yang masuk kedalam ingatan mengalami pencampuran dengan
ingatan yang sudah ada sebelumnya, dan setelah itu pengelaman tersebut
dapat diungkapkan kembali setelah mengalami pengolahan (Budi, 2022).
5
belajarnya. Teori ini menyakini bahwa belajar merupakan sisitem mengelola
informasi, namun demikian sistem informasi yang dimaksud menjadi bahan
yang akan dipelajari oleh sisiwa sehingga ia menjadi lebih penting (Zulfah
dan Mukhoiyaroh, 2022).
2. Atkison
Menurut Atkison dalam Suryana et al., (2022), orang mengambil
informasi melalui panca indra. Menerima informasi pertama melalui indera
yang disebut memori sensorik (sensory memory). Informasi dari indera visual
berlangsung kurang dari 1 detik dalam memori sensorik, sedangkan informasi
dari indera pendengaran berlangsung selama 3-4 detik. Jika kita mengabaikan
informasi tersebut, maka informasi itu akan hilanh. Namun, dngan hati-hati,
informasi tersebut diteruskan ke dalam memori jangka pendek dan dapat
disimpan hingga 15 detik. Jika kita tidak mengulanginya kita akan kehilangan
informasi yang akan kita peroleh. Namun ketika pengulangan terjadi,
informasi dapat diteruskan ke memori jangka panjang (long-term memory).
6
2. Seleksi respon sebagai keputusan
Pada fase seleksi terdapat berbagai kemungkinan pilihan respon yang perlu
diberikan terhadap stimulus, dan pilihan respon tersebut disesuaikan dengan
kondisi lingkungan. Berbagai kemungkinan bentuk gerakan diprogram untuk
merespon rangsangan yang terjadi. Fase pemilihan respon dimulai ketika fase
pertama memberikan informasi tentang jenis stimulus yang masuk. Selain itu,
tugas memilih respons ini adalah menentukan gerakan yang akan dilakukan
sesuai dengan stimulus. Tahap ini mirip dengan mekanisme konversi antara
input sensorik dan output motorik.
3. Pemrograman respon sebagai aksi
Dalam pemrograman reaksi, organisasi tugas sistem motorik adalah dasar
dari reaksi dinamis. Sebelum memicu respons dinamis dalam respons,
program respons memperhitungkan bentuk stimulus yang diidentifikasi pada
langkah sebelumnya. Saat tahapan proses pemrosesan informasi berlangsung,
pola rencana perjalanan terbentuk dalam ingatan. Pola perencanaan yang
berinteraksi dengan lingkungan yang merangsang pada akhirnya menjadi
respon motorik, seperti yang ditunjukkan individu.
7
Menurut Robert S. Siegler ada tiga karakteristik utama pendekatan
pemrosesan informasi, yaitu :
8
1) Atensi
Atensi adalah mengonsentrasikan dan memfokuskan sumber daya
mental. Salah satu keahlian penting dalam memerhatikan adalah
seleksi. Atensi bersifat selektif karena sumber daya otak terbatas
(Mangels, Piction, & Craik, 2001).
2) Pengulangan (rehearsal)
Pengulangan (rehearsal) adalah repitisi informasi dari waktu ke waktu
agar informasi lebih lama berada di dalam memori. Pengulangan akan
bekerja dengan baik apabila murid perlu menyandikan dan mengingat
daftar item untuk periode waktu yang singkat.
3) Pemrosesan mendalam
Setelah diketahui bahwa pengulangan (rehearsal) bukan cara yang
efisien untuk menye-diakan informasi untuk memori jangka panjang
(Fergus Craik dan Robert Lockhart 1972) menyatakan bahwa kita
dapat memproses informasi pada berbagai level.
4) Elaborasi
Elaborasi adalah ekstensivitas pemrosesan memori dalam penyandian.
Jadi saat anda menyajikan konsep demokrasi kepada murid, mereka
kemungkinan mengingatnya dengan lebih baik jika mereka diberi
contoh lebih bagus dari demokrasi. Mencari contoh adalah cara yang
bagus utuk mengelaborasi informasi. Misalnya, referensi diri (self-
reference) adalah cara yang efektif untuk mngelaborasi informasi.
5) Mengkonstruksi citra (imaji)
Ketika kita mengkonstruksi citra dari sesuatu, kita sedang
mengelaborasi informasi. Allan Paivio (1971, 1986) percaya bahwa
memori disimpan melalui satu atau dua cara: sebagai kode verbal atau
sebagi kode citra/imaji. Paivio mengatakan bahwa semakin detail dan
unik dari suatu kode citra, maka semakin baik memori anda dalam
9
mengigat informasi itu. Para peneliti telah menemukan bahwa
mengajak anak untuk menggunakan imaji guna mengingat informasi
verbal adalah cara yang baik bagi anak yang lebih tua ketimbang anak
yang lebih muda (Schneider & pressley, 1997).
6) Penataan
Apabila murid menata (mengorganisasikan) informasi ketika mereka
menyediakanya, maka memori mereka akan banyak terbantu. Semakin
tertata imformasi yang disampaikan, semakin mudah untuk
mengingatnya. Ini terutama berlaku jika menata imformasi secara
hirarkis atau menjelaskannya. Chunking (“pengemasan”) adalah
strategi penataan memori yang baik, yakni dapat mengelompokan atau
“mengepak” informasi menjadi unit-unit “higherorder” yang dapat
diingat sebagai satu tunggal. Chunking dilakukan dengan membuat
sejumlah besar informasi menjadi lebih mudah dikelola dan lebih
bermakna.
b. Otomatisasi
Otomatisasi adalah kemampuan untuk memproses informasi dengan
sedikit atau tanpa usaha . Peristiwa ini terjadi karena pertambahan usia
dan pengalaman individu sehingga otomatis dalam memproses informasi,
yaitu cepat dalam mendeteksi kaitan atau hubungan dari peristiwa-
peristiwa yang baru dengan peristiwa yang sudah tersimpan pada memori
dan akhirnya akan menemukan ide atau pengetahuan baru dari setiap
kejadian.
c. Konstruksi Strategi
Konstruksi strategi adalah penemuan prosedur baru untuk memproses
informasi. Dalam hal ini Siegler menyatakan bahwa anak perlu
menyandikan informasi kunci untuk suatu problem dan
10
mengkoordinasikan informasi tersebut dengan pengetahuan sebelumnya
yang relevan untuk memecahkan masalah.
d. Generalisasi
Untuk melengkapi mekanisme pengubah, maka manfaat dari langkah
ketiga yaitu konstruksi strategi akan terlihat pada proses generalisasi, yaitu
kemampuan anak dalam mengaplikasikan konstruksi strategi pada
permasalahan lain. Pengaplikasian itu melalui proses transfer, yaitu suatu
proses pada saat anak mengaplikasikan pengalaman dan pengetahuan
sebelumnya untuk mempelajari atau memecahkan problem dalam situasi
yang baru.
3. Modifikasi Diri
Modifikasi diri dalam pemrosesan informasi secara mendalam tertuang dalam
metakognisi, yang berarti kognisi atau kognisi atau mengetahui tentang
mengetahui, yang di dalamnya terdapat dua hal yaitu pengetahuan kognitif
dengan aktivitas kognitif.
Pengetahuan kognitif melibatkan usaha monitoring dan refleksi pada
pemikiran seseorang pada saat sekarang, sedangkan aktivitas kognitif terjadi
saat murid secara sadar menyesuaikan dan mengelola strategi pemikiran
mereka pada saat memecahkan masalah dan memikirkan suatu tujuan.
Berkaitan dengan modifikasi diri Deanna Kuhn mengatakan metakognisi
harus lebih difokuskan pada usaha untuk membantu anak menjadi pemikir
yang lebih kritis, terutama di sekolah menengah. Baginya ketrampilan
kognitif terbagi dua, yaitu mengutamakan kemampuan murid untuk
mengenali dunia, dan ketrampilan untuk mengetahui pengetahuannya sendiri.
Michael Pressly dan rekan - rekannya seperti yang telah dikutip Santrock,
mereka telah mengembangkan model metakognitf yang disebut model
pemrosesan informasi yang baik. Model ini menyatakan bahwa kognisi yang
kompeten adalah hasil dari sejumlah faktor yang saling berinteraksi.
11
E. Implikasi Teori Pemrosesan Informasi
12
c. Akuisisi, yaitu individu memberi makna atau mempersepsikan semua
informasi yang sampai kepadanya sehingga terjadi proses penyimpanannya
dalam ingatan siswa.
d. Penahanan yaitu menahan informasi atau hasil belajar untuk penggunaan
jangka panjang. Ini adalah proses memori jangka panjang
e. Memori, d. H. Melepaskan kembali informasi yang tersimpan ketika ada
stimulus
f. Generalisasi, yaitu menggunakan hasil belajar untuk tujuan tertentu
g. Reifikasi perubahan perilaku individu akibat perlakuan yaitu belajar
h. Umpan balik, yaitu orang yang melakukannya. Implikasi teori yang tidak
benar dalam keadaan pembelajaran memberikan akibat sebuah tahap
pembelajaran kurang menyenangkan untuk peserta didik tersebut yaitu guru
sebagai peran utama dalam memberikan ilmu, serta memiliki hubungan
komunikasi langsung dalam satu arah, agar terlatihnya dalam menentukan apa
yang hendak dipelajari oleh siswa.
13
b. Stimulasi menyeluruh yang diberikan kepada siswa selama belajar memiliki
fungsi mampunya mendukung apa yang terjadi di dalam pembelajaran.
Kejadian diluar lingkungan mampu memberikan dukungan proses dalam diri
dengan menghidupkan keadaan mental yang memberikan pengaruh terhadap
perhatian dalam persepsi selektif. Hal yang terjadi diluar mampu memberikan
peningkatan tahap dari dalam dengan memberikan hal yang terencana yang
diciptakan oleh pendidik. Disini guru juga menetapkan. Pengopersian dalam
proses mengambil tindakan, seperti harapan akan hasil belajar.
1. Kelebihan Teori Pemrosesan Informasi Dalam teori ini membantu agar siswa
dapat meningkatkan efektifnya dalam mengolah informasi serta berpikir pada
saat pembelajaran. Dalam teori ini guru maupun siswa meski memiliki
kreatifan saat memberikan pelajaran kepada siswa. Dengan teori ini membuat
suasana belajar menjadi lebih menarik sehingga siswa akan mudah mengingat
maupun mengerti dari pembelajaran yang di sampaikan.(Slamet Riyadi,
2011).
2. Kelemahan Teori Pemrosesan Informasi
14
a. Penyampaian pembelajaran melalui teori ini meski menggunakan alat agar
terbantu yang bisa menarik perhatian siswa pada saat pembelajaran agar
tidak merasa jenuh serta memudahkan siswa mengingat.
b. Dalam hal ini siswa tidak menyeluruh mengingat maka meski di latih
agar bisa meninggat maupun berpikir dengan maksimal
c. Pada kemampuan siswa dalam memahami berbeda-beda.
15
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Dalam pemrosesan informasi memliki beberapa para ahli salah satunya yaitu
Robert Gagne, dia mendefenisikan belajar asalah sebuah bagian dari proses yang
sifatnya terdapat dalam diri seseorang setiap individu ini adalah hasiil dari perubahan
sebuah rangsangan berasal dari sebuah kejadian diluar dari lingkungan seseorang
tersebut. Teori pemrosesan informasi ini mengatakan bahwa beberapa informasi bisa
di Kelola dalam ingatan kerja setiap saat.
Dan terdapat bagian-bagian yang memberikan beban terhadap memori kerja
ini dapat menyebabkan turunnya dari efektif nya pengolahan informasi. Jika sebagai
yang menerima meski memberikan perhatian dalam menghubungkan secara mental
dua maupun lebih dari informasi yang terkait contoh, teks dan diagram, tahap itu
memungkinkan meletakkan suatu hal yang tak seharunya ada dalam memori kerja
yang terbatas serta akan terhambatnya mendapatkan informasi. Proses pemanggilan
kembali informasi dalam memori diawali dengan proses penyediaan informasi
(encoding), dilanjutkan dengan penyimpanan informasi (stroge) dan diakhiri dengan
pengungkapan kembali informasi yang tersimpan dalam memori (retrival). Dan
proses ini lebih kepada mengatur tahap tahap yang terdapat pada memori. membuat
daya pengingat menjadi dua, ingatan waktu pendek serta ingatan lebih panjang.
Kemudian tampak bahwa dalam sebuah memori hanya ada yang mampu menampung
informasi untuk jangka waktu tertentu. Semua informasi yang diperoleh bisa
tersimpan dalam ingatan. Akan tetapi tidak segala informasi itu bisa bertahan lama
dalam ingatan atau hilang karena ada beberapa yang mempengaruhinya. Saat
16
seseorang mendapatkan informasi, secara tidak langsung otak akan memproses
informasi itu.
DAFTAR PUSTAKA
17